fakultas kedokteran gigi universitas · pdf filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas...

60
PENGARUH GIGI IMPAKSI MOLAR KETIGA RAHANG BAWAH TERHADAP KETEBALAN ANGULUS MANDIBULA BERDASARKAN JENIS KELAMIN (Di RSGM FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar Periode Januari-Oktober 2013) Made Ayu Dani Paramaputri NPM : 09.8.03.81.41.1.5.018 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR DENPASAR 2014

Upload: doxuyen

Post on 02-Feb-2018

252 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

i

PENGARUH GIGI IMPAKSI MOLAR KETIGA RAHANG BAWAH

TERHADAP KETEBALAN ANGULUS MANDIBULA

BERDASARKAN JENIS KELAMIN

(Di RSGM FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar Periode Januari-Oktober

2013)

Made Ayu Dani Paramaputri

NPM : 09.8.03.81.41.1.5.018

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

DENPASAR

2014

Page 2: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

ii

PENGARUH GIGI IMPAKSI MOLAR KETIGA RAHANG BAWAH

TERHADAP KETEBALAN ANGULUS MANDIBULA

BERDASARKAN JENIS KELAMIN

(Di RSGM FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar Periode Januari-Oktober

2013)

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar

Oleh :

Made Ayu Dani Paramaputri

NPM : 09.8.03.81.41.1.5.018

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Hendri Poernomo, drg., M.Biotech Drg, Durra Mufida

NPK. 827 003 222 NPK. 827 808 302

Page 3: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

iii

Tim Penguji skripsi Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar telah meneliti dan mengetahui cara pembuatan

skripsi dengan judul : “PENGARUH GIGI IMPAKSI MOLAR KETIGA

RAHANG BAWAH TERHADAP KETEBALAN ANGULUS MANDIBULA

BERDASARKAN JENIS KELAMIN (Di RSGM FKG Universitas Mahasaraswati

Denpasar Periode Januari-Oktober 2013)” yang telah dipertanggung jawabkan oleh

calon sarjana yang bersangkutan pada tanggal 25 Februari 2014. Maka atas nama Tim

Penguji skripsi Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Mahasaraswati Denpasar dapat mengesahkan.

Denpasar, 25 Februari 2014

Tim Penguji Skripsi

FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar

K e t u a,

Hendri Poernomo, drg., M.Biotech

NPK. 827 003 222

Anggota : Tanda Tangan

1. Drg, Durra Mufida 1. ……………….

NPK. 827 808 302

2. Putu Sulistiawati Dewi, drg. 2..……………….

NPK. 827 408 303

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Mahasaraswati Denpasar

Putu Ayu Mahendri Kusumawati, drg., M.Kes., FISID

NIP. 19590512 198903 2 001

Page 4: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“PENGARUH GIGI IMPAKSI MOLAR KETIGA RAHANG BAWAH

TERHADAP KETEBALAN ANGULUS MANDIBULA BERDASARKAN

JENIS KELAMIN (Di RSGM FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar Periode

Januari-Oktober 2013)”.

Penulis menyusun skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar. Dalam

penulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu

pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya,

kepada yang terhormat :

1. drg. Hendri Poernomo, M.Biotech, selaku pembimbing I dan selaku

penguji atas bimbingan, pengarahan, masukan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

2. drg, Durra Mufida, selaku pembimbing II dan selaku penguji atas segala

bimbingan, petunjuk dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. drg. Putu Sulistiawati Dewi, selaku penguji atas segala masukan dan saran

yang diberikan pada skripsi ini.

4. drg. Putu Ayu Mahendri Kusumawati, M.Kes., FISID, selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar.

5. Kepala Laboratorium Radiologi yang telah mengizinkan penulis dalam

melakukan penelitian dan menggunakan data di Laboratorium Radiologi

untuk menyelesaikan skripsi ini.

Page 5: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

v

6. Seluruh civitas akademik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Mahasaraswati Denpasar, staf, dosen dan karyawan yang telah

memberikan bantuan kepada penulis secara langsung maupun tidak

langsung.

7. Terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda atas doa dan dukungannya.

8. Ninik tercinta yang sudah memberikan doa.

9. Suami tercinta dan anak tersayang terimakasih atas doa, dukungan,

kesabaran serta semangat yang tak henti-hentinya diberikan.

10. Kakak dan adik tersayang atas dukungan, doa dan semangat

11. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman: Prita, Ari, Alyn,

Desiyana, Helmyn, Eka, dan teman-teman angkatan Carabelli 2009 yang

tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak membantu

dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi penyempurnaan skripsi

ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan

semua pihak yang memerlukannya.

Denpasar, 25 Februari 2014

Penulis

Page 6: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

vi

PENGARUH GIGI IMPAKSI MOLAR KETIGA RAHANG BAWAH

TERHADAP KETEBALAN ANGULUS MANDIBULA

BERDASARKAN JENIS KELAMIN

(Di RSGM FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar Periode Januari-Oktober

2013)

Abstrak

Fraktur pada mandibula sering terjadi pada praktek kedokteran gigi. Fraktur

biasanya terjadi di daerah angulus mandibula tepat di daerah yang terdapat gigi

impaksi. Dampak yang ditimbulkan dari fraktur mandibula, yaitu hilangnya

keseimbangan, terputusnya komponen neurovascular dan cedera pada jaringan

disekitar fraktur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya

perbedaan ketebalan tulang angulus mandibula antara kelompok yang memiliki gigi

impaksi dengan kelompok yang tidak memiliki gigi impaksi dan jenis kelamin

berdasarkan radiografis. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik menggunakan

40 sampel foto rontgen panoramik. Dari hasil penelitian terdapat perbedaan rata-rata

antara pasien yang memiliki gigi impaksi dan tanpa gigi impaksi yaitu 1,4418. Pada

pasien impaksi gigi molar ketiga menurut jenis kelamin menunjukkan perbedaan

rerata ketebalan angulus mandibula sebesar 1,1935 pada laki-laki dan 1,1620 pada

perempuan serta pada pasien tanpa impaksi menunjukkan nilai rerata ketebalan

angulus mandibula sebesar 1,4805 pada laki-laki dan 1,4030 pada perempuan.

Berdasarkan perhitungan T-test ditemukan bahwa perbedaan ketebalan angulus pada

pasien impaksi dan tanpa impakai terdapat perbedaan yang bermakna (ρ<0,05) begitu

juga antara jenis kelamin terdapat perbedaan yang bermakna (ρ<0,05). Berdasarkan

hasil penelitian dan analisis data dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya perbedaan

signifikan ketebalan angulus mandibula berdasarkan kelompok pasien gigi impaksi

molar ketiga rahang bawah dan kelompok pasien tanpa gigi impaksi molar ketiga

rahang bawah, serta jenis kelamin.

Kata kunci : Angulus mandibula, kelompok impaksi, kelompok tanpa impaksi,

jenis kelamin, radiografis

Page 7: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

vii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................... i

Halaman Persetujuan Pembimbing ........................................................................... ii

Halaman Persetujuan Penguji dan Pengesahan Dekan ............................................. iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................................ vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4

D. Hipotesis ........................................................................................................ 5

E. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 6

A. Anatomi Mandibula ...................................................................................... 6

1. Corpus Mandibula ................................................................................... 6

2. Ramus Mandibula ................................................................................... 7

B. Fraktur Angulus Mandibula .......................................................................... 8

C. Pencabutan Gigi Impaksi Molar Ketiga Bawah ............................................ 11

D. Radiografi Panoramic.................................................................................... 16

E. Coreldraw X6 ................................................................................................ 18

BAB III METODE PENELITIAN............................................................................ 22

A. Rancangan Penelitian .................................................................................... 22

B. Populasi Dan Sampel .................................................................................... 22

1. Populasi ................................................................................................... 22

2. Sampel ..................................................................................................... 22

C. Identifikasi Variabel ...................................................................................... 23

D. Definisi Operasional...................................................................................... 23

E. Instrument Penelitian .................................................................................... 24

Page 8: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

viii

F. Jalannya Penelitian ........................................................................................ 24

G. Analisis Data ................................................................................................. 25

H. Alur Penelitian .............................................................................................. 26

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................ 27

A. Karakteristik Sampel ..................................................................................... 27

B. Analisis Data Statistic ................................................................................... 27

BAB V PEMBAHASAN .......................................................................................... 30

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 35

A. Simpulan ....................................................................................................... 35

B. Saran .............................................................................................................. 35

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 37

LAMPIRAN .............................................................................................................. 40

Page 9: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi mandibula .............................................................................. 7

Gambar 2.2 Regio mandibula dan frekuensi fraktur mandibula .............................. 10

Gambar 2.3 Klasifikasi dari molar tiga bawah impaksi ........................................... 12

Gambar 2.4 Setelah dilakukan penjahitan................................................................ 15

Gambar 2.5 Radiografis Panoramik ......................................................................... 17

Gambar 3.1 Cara mengukur ketebalan angulus ....................................................... 25

Gambar 3.2 Alur penelitian ...................................................................................... 26

Page 10: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil uji rerata ketebalan angulus mandibula berdasarkan

keadaan gigi molar ketiga ....................................................................... 27

Tabel 4.2 Hasil uji rerata ketebalan angulus mandibula berdasarkan

jenis kelamin ........................................................................................... 28

Tabel 4.3 Hasil uji normalitas terhadap ketebalan angulus mandibula ................... 28

Tabel 4.4 Hasil uji homogenitas terhadap ketebalan angulus mandibula ............... 29

Tabel 4.5 Hasil uji Independent T-Test terhadap ketebalan angulus mandibula ..... 29

Page 11: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil penelitian pada kelompok pasien gigi impaksi

molar ketiga rahang bawah .................................................................. 40

Lampiran 2 Hasil penelitian pada kelompok pasien tanpa gigi impaksi

molar ketiga rahang bawah .................................................................. 41

Lampiran 3 Rontgen foto panoramik gigi impaksi molar ketiga bawah .................. 42

Lampiran 4 Rontgen foto panoramik tanpa impaksi molar ketiga bawah ............... 43

Lampiran 5 Hasil uji normalitas terhadap keadaan gigi molar ketiga

rahang bawah ....................................................................................... 44

Lampiran 6 hasil uji T-Test terhadap keadaan gigi molar ketiga rahang bawah ..... 45

Page 12: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fraktur pada mandibula sering terjadi di kedokteran gigi. Fraktur biasanya

terjadi di daerah angulus mandibula tepat di daerah yang terjadi gigi impaksi.

Fraktur terjadi secara tiba-tiba ataupun terjadi pada saat dilakukannya

pembedahan di daerah tersebut, oleh karena itu dokter gigi dituntut untuk

mengurangi resiko terjadinya fraktur mandibula yang lebih parah.

Mandibula adalah tulang rahang bawah pada manusia dan berfungsi

sebagai tempat menempelnya gigi geligi rahang bawah. Mandibula berhubungan

dengan basis cranial dengan adanya temporo-mandibular joint dan di sangga oleh

otot-otot pengunyah (Pearce 2009). Fraktur mandibula yaitu terjadi suatu tekanan

yang cukup besar yang mengakibatkan tulang mandibula menjadi fraktur,

biasanya pada daerah yang secara anatomis relatif lemah. Akibat langsungnya

adalah hilangnya keseimbangan, terputusnya komponen neurovascular dan cedera

pada jaringan disekitar fraktur (Pederson 1996).

Pencabutan gigi molar ketiga membutuhkan perencanaan yang akurat dan

ketrampilan bedah. Dari prosedur pembedahan secara umum, kita mengetahui

bahwa komplikasi mungkin saja terjadi. Dalam literatur, diungkapkan frekuensi

komplikasi setelah pencabutan gigi molar tiga berkisar antara 2,6% sampai

Page 13: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

2

30,9%. Spektrum komplikasi berkisar antara efek samping yang tidak berbahaya

seperti nyeri dan pembengkakan sampai kerusakan saraf, fraktur mandibula dan

infeksi yang membahayakan (Hapsari 2009).

Daerah mandibula yang sering terjadi fraktur adalah daerah subkondilus,

mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian, fraktur mandibula

sering terjadi pada daerah angulus mandibula, karena posisi angulus mandibula

tersebut yang secara anatomis gigi molar ketiga bawah terletak dekat dengan

anguslus mandibula, yaitu sudut mandibula yang menghubungkan ramus dan

korpus mandibula (Pederson 1996). Fraktur disebabkan juga karena kondisi

tulang angulus mandibula lebih tipis dibandingkan dengan daerah mandibula

lainnya. Hal tersebut memperkuat dugaan adanya hubungan dari impaksi molar

ketiga rahang bawah terhadap komplikasi terjadinya fraktur mandibula, dalam hal

ini fraktur angulus mandibula (Watanabe dkk. 2009).

Menurut penelitian Tevepaugh dkk. (1995) yang dilakukan di Jepang

menunjukkan bahwa dari 73 pasien dengan gigi impaksi molar ketiga bawah

apabila mengalami trauma, 30 pasien terjadi fraktur pada angulus mandibula. Dari

28 pasien yang tidak memiliki gigi impaksi molar ketiga bawah, apabila terjadi

trauma hanya 3 pasien yang terjadi fraktur angulus mandibula. Peneliti ini

menyimpulkan bahwa, pasien yang memiliki gigi impaksi molar ketiga bawah

memiliki kemungkinan sekitar 3,8 kali lebih besar terjadi fraktur angulus

mandibula dari pada pasien yang tidak memiliki gigi impaksi molar ketiga bawah.

Page 14: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

3

Penelitian biomekanis dan epidemologi mendukung hipotesis bahwa

keberadaan molar ketiga berhubungan dengan peningkatan resiko fraktur pada

angulus mandibula karena terjadi kehilangan kualitas dan kekuatan tulang pada

daerah ini. Gejala ini paling nyata ketika molar ketiga mengalami impaksi,

sedangkan keparahan impaksi dan letak gigi tersebut memiliki sedikit pengaruh

terhadap fraktur angulus mandibula (Watanabe dkk. 2009).

Radiografi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis dan menentukan letak anatomi jaringan rongga mulut (Afsar dkk.

1998). Perkembangan mutakhir dalam ilmu pencitraan diagnostik (Imaging

diagnostic radiography sciences) di bidang kedokteran, memungkinkan peneliti

mengenal perubahan struktur dan biofisik secara lebih efektif. Ketepatan

pengukuran radiografi yang objektif merupakan faktor penting untuk memperoleh

diagnosis serta penentuan rencana perawatan dengan tepat (Hanna Bachtiar

2009). Radiografi panoramik menghasilkan foto rontgen yang dapat

memperlihatkan gambaran struktur fasial termasuk mandibula dan maksila

beserta struktur pendukungnya. Foto rontgen ini dapat digunakan untuk

mengevaluasi gigi impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigi

geligi, mendeteksi penyakit dan mengevaluasi trauma. Untuk menentukan

keadaan gigi dan jaringan pendukungnya secara keseluruhan dalam satu rontgen

foto untuk menentukan urutan erupsi gigi dan fraktur rahang baik mandibula

maupun maksila. Kata lain radiografi panoramik merupakan pemeriksaaan yang

Page 15: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

4

memperlihatkan keadaan serta hubungan maksila dan mandibula secara

keseluruhan dalam satu radiografi (Afsar 1998).

Oleh karena itu, seorang dokter gigi harus mengerti dan memahami

anatomi dalam rongga mulut agar tidak terjadi kekeliruan dalam melakukan suatu

pencabutan gigi impaksi. Melalui tulisan ini penulis berharap dapat mencegah

terjadinya fraktur angulus mandibula dengan cara mengatahui ketebalan tulang

angulus mandibula melalui radiografis panoramik.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas didapat suatu rumusan masalah, yaitu:

Apakah ada perbedaan ketebalan tulang angulus mandibula berdasarkan

kelompok yang memiliki gigi molar ketiga impaksi dengan kelompok yang tidak

memiliki gigi impaksi molar ketiga dan berdasarkan jenis kelamin dilihat secara

radiografis?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui ketebalan tulang angulus mandibula berdasarkan radiografis dari

pasien RSGM FKG UNMAS Denpasar periode Januari-Oktober 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui adanya perbedaan ketebalan tulang angulus mandibula

antara kelompok yang memiliki gigi impaksi dengan kelompok yang tidak

memiliki gigi impaksi bila dilihat berdasarkan radiografi.

Page 16: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

5

b. Untuk mengetahui adanya perbedaan ketebalan tulang angulus mandibula

antara jenis kelamin laki – laki dengan perempuan bila dilihat berdasarkan

radiografi.

D. Hipotesis

1. Adanya perbedaan ketebalan tulang angulus mandibula antara kelompok yang

memiliki gigi molar impaksi dengan kelompok yang tidak memiliki gigi

impaksi bila dilihat berdasarkan radiografi.

2. Adanya perbedaan ketebalan tulang angulus mandibula antara jenis kelamin

laki – laki dan perempuan bila dilihat berdasarkan radiografi.

E. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini penulis berharap dapat membantu mahasiswa

kedokteran gigi maupun tenaga medis untuk menentukan ketebalan tulang

angulus mandibula sebelum dilakukanya pencabutan gigi impaksi molar ketiga

rahang bawah.

Page 17: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Mandibula

Mandibula merupakan tulang terkuat dan terbesar pada tulang wajah

berbentuk seperti tapal kuda (dengan gigi geligi rahang bawah) dan ramus.

Tulang mandibula memiliki permukan anterior dan posterior dan memiliki batas

superior dan inferior. Permukaan bagian luar dibatasi oleh garis tengah simfisis

menti, yang merupakan garis sambungan kedua sisi bagian mandibula. Berbatas

dengan garis tengah, permukaan anterior terdapat tonjolan triangular,

protuberansia mentale pada tulang dagu. Bagian yang cekung kedalam dinamakan

frosa mentalis, terletak sebelah lateral pada daerah mentalis, terletak pada

permukaan lateral mandibula, pada bagian inferior premolar kedua, batas tengah

diantara bagian bawah tulang mandibula dan ridge alveolar (Tedyasihto 2012).

Terdapat dua bagian mandibula menurut Dixon (1993) yaitu:

1. Corpus madibula, melengkung seperti tapal kuda dan mempunyai tepi

bawah yang merupakan subkutan. Tepi atasnya, processus alveolaris,

mempunyai gigi bawah. Permukaan luar, merupakan origo dari beberapa

mandibula facialis dan pada setiap sisinya terdapat celah foramen mentale

yang mengarah keatas dan kebawah apeks premolar kedua. Permukaan

Page 18: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

7

dalamnya, berhubungan dengan dasar cavum oris, lingual, submandibularis

dan sublingualis dan beberapa otot termasuk diafragma cavum oris.

2. Ramus mandibula, pada kedua sisi membentuk lempengan tulang vertical

dengan permukaan dalam dan luar, mempunyai dua processus pada bagian

superior. Didepannya, yaitu processus coronoideus merupakan daerah

perlekatan mandibula temporali. Dibelakang, yaitu processus condylaris,

bersendi dengan ostemporalae pada articulation temporomandibularis. Pada

permukaan dalam bagian tengahnya terdapat foramen mandibula, yang

merupakan celah posterior dari canalis alveolaris inferior yang berjalan

melalui tulang yang berakhir didepan foramen mentale. Dibelakang dan

dibawah foramen mandibula, permukaan dalam ramus biasanya kasar karena

merupakan daerah insersi mandibula pterygoideus medialis. Daerah ini

dikenal sebagai angulus mandibula, seperti pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Anatomi mandibula (Putz 2006)

Page 19: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

8

B. Fraktur Angulus Mandibula

Angulus mandibula yaitu sudut yang dibentuk antara body dan ramus dari

mandibula. Pada orang dewasa angulus mendibula lebih tajam dan lebih luas pada

bayi baru lahir dan orang tua (Dauber 2007). Angulus mandibula adalah

permukaan antara tepi belakang ramus mandibula dan tepi bawah korpus

mandibula. Angulus mandibula terletak subkutan dan mudah diraba pada dua

sampai tiga jari dibawah lobus aurikularis (Setyo 2006). Angulus mandibula

adalah wilayah segitiga yang dibatasi oleh perbatasan anterior dari otot masseter

dengan lampiran posterior dan lebih tinggi dari otot masseter (biasanya didistal

molar ketiga). Daerah ini dapat menjadi ratak sekunder karena kecelakaan

kendaraan, serangan, jatuh, kecelakaan olah raga dan penyebab lainya (Barrera

2012).

Fraktur didefinisikan sebagai deformitas linear atau terjadinya

ketidakseimbangan tulang yang disebabkan oleh trauma. Fraktur dapat terjadi

akibat trauma atau karena proses patologis. Fraktur akibat trauma dapat terjadi

perkelahian, kecelakaan lalulintas, kecelakaan kerja, luka tembak, jatuh maupun

trauma saat pencabutan gigi. Fraktur patologis dapat terjadi karena kekuatan

tulang berkurang akibat adanya kista, tumor jinak atau ganas pada rahang,

osteogenesis imperfecta, osteomyelitis, osteomalacia, atrofi tulang secara

menyeluruh atau osteoporosis nekrosis atau metabolic bone disease. Akibat

adanya proses patologis tersebut, fraktur dapat terjadi secara spontan seperti

waktu bicara, makan atau mengunyah (Okeson 1993).

Page 20: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

9

Fraktur mandibula juga dijelaskan terdapat hubungan antara arah garis

fraktur dan efek dari gangguan otot pada fragmen fraktur. Fraktur mandibula

menguntungkan ketika otot cenderung menarik fragmen tulang bersama-sama dan

tidak menguntungkan ketika fragmen tulang di pisahkan oleh otot. Patah tulang

ini cenderung terjadi di daerah body (Barrera 2012).

Fraktur angulus mandibula terjadi di wilayah segitiga antara perbatasan

anterior masseter dan penyisipan posterosuperior dari masseter. Fraktur tulang ini

terjadi di distal molar ketiga (Barrera 2012)

Menurut Karasutisna dkk. (2003), efek kerja otot pada fragmen fraktur

merupakan hal yang penting untuk di gunakan sebagai dasar klasifikas fraktur

angulus dan body. Fraktur angulus dapat diklasifikasikan sebagai vertically

favorable atau unfavorable dan horizontally favorable atau unfavorable. Otot-otot

yang melekat pada ramus yaitu messeter, temporal dan pterigoid medialis akan

memindahkan segmen fraktur keatas dan medial bila fraktur tersebut vertically

atau horizontally unfavorable. Kebalikannya, otot-otot yang sama akan

menstabilkan fragmen tulang pada fraktur vertically atau horizontally favorable.

Menurut Thapliyal (2010) fraktur dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Berdasarkan region-regio pada mandibula yaitu: body, simfisis, sudut,

ramus, prossesus koronoid, prosessus kondilaris, prosessus alveolar.

Fraktur yang terjadi dapat pada satu, dua atau lebih pada region mandibula

ini (lihat gambar 2.2).

Page 21: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

10

Gambar 2.2 Regio mandibula dan frekuensi fraktur mandibula berdasarkan

region (Thapliyal 2010)

2. Berdasarkan ada tidaknya gigi. Klasifikasi berdaarkan gigi pasien penting

diketahui karena akan menentukan jenis terapi yang akan kita ambil.

Dengan adanya gigi, penyatuan fraktur dapat dilakukan dengan jalan

pengikatan gigi dengan menggunakan kawat. Berikut derajat fraktur

mandibula berdasarkan ada tidaknya gigi:

a. Fraktur kelas 1: gigi terdapat pada kedua sisi fraktur, penanganan pada

fraktur kelas 1 ini dapat melalui interdental wiring (memasang kawat

pada gigi).

b. Fraktur kelas 2: gigi hanya terdapat pada salah satu fraktur.

c. Fraktur kelas 3: tidak terdapat gigi pada kedua sisi fraktur, pada

keadaan ini dilakukan melalui open reduction, kemudian dipasangkan

plate and screw, atau bisa juga dengan cara intermaxillary fixation.

Page 22: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

11

C. Pencabutan Gigi Impaksi Molar Ketiga Bawah

Kasus-kasus gigi impaksi sering dijumpai dalam praktek dokter gigi

sehari-hari. Pengertian gigi impaksi bermacam-macam tetapi artinya hampir

sama. Pada prinsipnya gigi impaksi adalah gigi yang tidak dapat erupsi

seluruhnya atau sebagian karena tertutup oleh tulang atau jaringan lunak atau

keduanya (Firmansyah 2008). Semua jenis gigi dapat memiliki kemungkinan

untuk tidak dapat tumbuh. Tersering adalah gigi molar ketiga rahang bawah dan

rahang atas, gigi kaninus dan gigi premolar. Pada umumnya gigi molar ketiga

akan tumbuh menembus gusi pada awal usia 18-20 tahun karena 28 gigi

permanen lainnya sudah tumbuh keseluruhannya, sehingga gigi molar ketiga

sering sekali tidak memperoleh cukup tempat untuk tumbuh karena tertahan oleh

gigi molar kedua didepannya. Sehingga gigi molar ketiga akan tumbuh sebagian

atau salah arah. Keadaan semacam ini dikenal dengan sebutan gigi tertanam atau

gigi impaksi (Coen 2012).

Klasifikasi dari molar tiga bawah impaksi menurut Firmansyah (2008):

1. Berdasarkan angulasi: mesioangular, horizontal, vertical, atau distoangular,

buccoversion, linguoversion.

2. Berdasarkan hubungan terhadap tepi anterior ramus. Kelas 1 bila mesiodistal

gigi impaksi terletak seluruhnya pada daerah anterior dari tepi anterior ramus

mandibula. Kelas 2 bila gigi impaksi lebih ke posterior sehingga kira-kira

separuh gigi terbenan dalam ramus. Kelas 3 gigi terletak seluruhnya di dalam

ramus.

Page 23: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

12

3. Berdasarkan hubungan dalam bidang oklusal kelas A bila permukaan oklusal

gigi impaksi setinggi bidang oklusal molar dua. Kelas B bila permukaan

oklusal gigi impaksi terletak diantara permukaan oklusal dan garis servikal

dari molar 2. Kelas C bila permukaan oklusal gigi impaksi dibawah garis

servikal gigi molar 2.

Gambar 2.3 Klasifikasi dari molar tiga bawah impaksi (Laub 2013)

Gigi molar ketiga rahang bawah impaksi dapat menggangu fungsi

pengunyahan dan sering menyebabkan berbagai komplikasi. Komplikasi yang

terjadi dapat berupa resopsi patologis gigi yang berdekatan, terbentuknya kista

folikuler, rasa sakit neuralgik, perikoronitis, bahaya fraktur rahang akibat lemahnya

rahang dan berdasarkan gigi anterior akibat tekanan gigi impaksi ke anterior.

Adanya komplikasi yang diakibatkan gigi impaksi maka perlu dilakukan tindakan

pencabutan. Pencabutan dianjurkan jika ditemukan akibat yang merusak atau

kemungkinan terjadinya kerusakan pada struktur sekitarnya dan jika gigi benar-

benar tidak berfungsi. Upaya pengeluaran gigi impaksi terutama pada gigi molar

Page 24: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

13

ketiga rahang bawah dilakukan dengan tindakan pembedahan yang disebut dengan

odontektomi (Dwipayanti dkk. 2009).

Menurut Pederson (1996) ada 6 tahap untuk pencabutan gigi molar ketiga rahang

bawah impaksi, yaitu:

1. Sedasi, persyaratan pertama untuk keberhasilan pembedahan gigi impaksi

adalah pasien yang rileks dan anastesi lokal yang efektif atau pasien yang

teranastesi dengan baik. Pemberian sedatif oral tertentu pada sore hari

sebelum dan satu jam sebelum pembedahan merupakan teknik yang bisa

diterima. Sering kali anastesi umum merupakan pilihan yang cocok untuk

pembedahan impaksi.

2. Desain flap, ada pendapat bahwa persyaratan kedua untuk pembedahan

impaksi adalah flap yang didisain dengan baik dan ukurannya cukup. Flap

mandibula yang sering digunakan adalah envelope tanpa insisi tambahan,

direfleksikan dari leher molar pertama dan molar kedua tetapi dengan

perluasan distal kearah lateral atau bukal kedalam region molar ketiga. Aspek

lingual mandibula dihindari untuk mencegah cedera pada nervous lingualis.

Flap serupa digunakan pada lengkung rahang atas, tetapi diletakkan diatas

tuberositas sedangkan perluasan distalnya tetap ke lateral atau bukal. Jalan

masuk menuju molar ketiga impaksi yang dalam pada kedua lengkung rahang

sering diperoleh dengan insisi serong tambahan ke anterior.

3. Pengambilan tulang, pengambilan tulang mandibula terutama dilakukan

dengan bur dan dibantu dengan irigasi saluran saline. Teknik yang bisa

Page 25: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

14

digunakan adalah membuat parit sepanjang bukal dan distal mahkota dengan

maksud melindungi crista oblique externa namun tetap bisa mendapatkan

jalan masuk yang cukup kepermukaan akar yang akan dipotong.

4. Pemotongan yang terencana, gigi yang impaksi biasanya dipotong-potong.

Kepadatan dan sifat tulang mandibula menjadikan pemotongan terencana

pada kebanyakan gigi impaksi menjadi sangat penting apabila ingin diperoleh

arah pengeluaran yang tidak terhalang. Tindakan ini harus dilakukan secara

hati-hati untuk menghindari fraktur dinding alveolar lingual atau

tertembusnya bagian tersebut dengan bur karena ada kemungkinan terjadi

cedera nervous lingualis. Dasar pemikiran dari pemotongan adalah

menciptakan ruang yang bisa digunakan untuk mengungkit dan mengeluarkan

segmen mahkota atau sisa akar.

5. Tindakan sesudah pencabutan gigi, sesudah gigi impaksi berhasil

dikeluarkan dengan baik, sisa-sisa folikel dibersihkan seluruhnya. Kegagalan

melakukan hal ini bisa mengakibatkan penyembuhan yang lama atau

perkembangan patologis dari sisa epitel odontogenik. Setelah folikel

dibersihkan, alveolus diirigasi dengan saline dan diperiksa dengan teliti. Yang

penting bekenaan dengan impaksi gigi bawah adalah kondisi bundel

neurovascular alveolaris inferior yang sering terjadi pada kedalaman alveolus.

Semua potongan gigi dan serpihan tulang juga serpihan periosteu dan mukosa

harus dihilangkan. Tepi-tepi tulang harus dihaluskan dengan bur dan kikir

tulang. Penjahitan dilakukan terutama untuk menstabilkan jaringan terhadap

processus alveolaris dan terhadap aspek distobukal molar kedua didekatnya.

Page 26: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

15

Foto sinar-X dibuat sesudah operasi selesai untuk kasus-kasus yang sulit

dimana ada kemungkinan terjadi fraktur mandibula atau cedera struktur

sekitarnya.

Gambar 2.4 Setelah dilakukan penjahitan

6. Intruksi pasca bedah, tekankan perlunya meminum obat analgesik sebelum

rasa sakit timbul, seperti juga aplikasi dingin untuk mengontrol

pembengkakan. Obat-obat pengontrol rasa sakit sesudah pembedahan

biasanya lebih potent daripada yang diresepkan sesudah pencabutan dengan

tang. Puncak rasa sakit sesudah pembedahan impaksi adalah selama

kembalinya sensasi daerah operasi sedangkan pembengkakan maksimal

biasanya terjadi 24 jam pasca pencabutan.

7. Tindak lanjut, kontrol dilakukan pada saat melepas jahitan, biasanya hari

keempat atau kelima sesudah operasi pada kunjungan ini daerah operasi

diperiksa dengan teliti yaitu mengenai penutupan mukosa dan keberadaan

beku darah.

Page 27: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

16

D. Radiografi Panoramik

Untuk menentukan diagnosa dan rencana perawatan yang tepat terhadap

suatu penyakit atau kelainan gigi dan mulut, diperlukan pemeriksaan yang

lengkap dan teliti terhadap penderita mulai dari anamnesa, gejala penyakit, dan

gejala obyektif sehingga dapat menentukan diagnosa yang tepat. Untuk

mendapatkan diagnose yang tepat, banyak sarana penunjang yang diperlukan.

Dalam bidang kedokteran gigi, salah satu sarana penunjang adalah pemeriksaan

dengan foto rontgen. Peranan foto rontgen sangat besar, diantaranya dalam

membantu menetukan macam dan rencana perawatan yang akan dilakukan.

Banyak macam cara pemeriksaan foto rontgen dibidang kedokteran gigi, antara

lain: intra oral meliputi periapikal, bite wing, oklusal dan ekstra oral meliputi

panoramik, waters, TMJ, postero anterior (Epsilawati dkk. 2011).

Pada praktek dokter gigi radiografi tengkorak dan wajah digunakan untuk

menentukan kecepatan dan besar pertumbuhan wajah, untuk mendiagnosa posisi

gigi-gigi yang belum erupsi termasuk gigi molar yang impaksi, untuk mengetahui

besar dan hubungan kista rongga mulut dan gigi, untuk melihat adanya infeksi

sinus.

Radiografi panoramik adalah sumber sinar-X dan film berputar disekitar

pasien sehingga radiografi yang diperoleh dapat memberikan gambaran yang

kontinu dari lengkung gigi dan tulang pendukungnya dari regio articulation

temporomandibularis satu ke region lainya. Gambaran panoramik ini sangat

Page 28: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

17

bermanfaat untuk prosedur survai menyeluruh dan dapat dibuat dengan sangat

cepat (Dixon 1993). Seperti gambar 2.5 dibawah ini.

Gambar 2.5 Radiografis panoramik (RSGM FKG UNMAS 2013)

Gambar radiografi panoramik memberikan gambaran kondilus, ramus, dan

badan mandibula dalam satu foto. Gambaran ini biasanya penting untuk

mengevaluasi kondilus yang mengalami erosi tulang yang luas, pertumbuhan atau

patahan dari fraktur kondilaris dan subkondilaris pada kedua sisi sehingga bisa

langsung dilakukan perbandingan antara kondilus kanan dan kiri. Hal ini sangat

bermanfaat untuk mendiagnosa fraktur kondilus. Sedangkan perbadingan sendi

penting dalam hubunganya dengan pertumbuhan yang abnormal, seperti yang

diperlihatkan pada agenesis kondilaris, hyperplasia, atau hipoplasia serta

ankilosis. Selain itu, pada foto panoramik terlihat region prosesus (Epsilawati

dkk. 2011).

Page 29: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

18

Pada radiografi panoramik terdapat kelebihan dan kekurangan. Kelebihan

dari radiografi panoramik adalah memperoleh gambaran daerah yang luas hingga

seluruh jaringan yang berada didalam focal trough (Image Layer), walaupun

penderita tidak dapat membuka mulut, gambaran foto panoramik mudah

dimengerti sehingga foto ini berguna untuk bahan pendidikan, pergerakan sesaat

dalam arah vertical hanya merusak gambaran pada bagian tertentu saja, tidak

seluruh gambaran mengalami distorsi, mudah membandingkan struktur anatomi

pada kedua sisi rahang. Kekurangan radiografi panoramik adalah gambaran foto

yang dihasilkan kurang detail dan jika salah satu sisi rahang membengkak atau

terjadinya keadaan yang patologis, gambar yang dihasilkan tidak jelas

dibandingkan dengan rontgen foto proyeksi lateral oblique (Eisler) (Whites 2002).

E. Coreldraw X6

Coreldraw adalah salah satu editor grafis yang berbasis vector yang dibuat

oleh corel, sebuah perusahaan perangkat lunak yang bermarkas di Ottawa

Kanada. Beberapa aplikasi yang ada diantaranya adalah Quick start, table, smart

drawing tools, save as template, dan lain sebagainya.

1. Fasilitas dasar coreldraw

a. Quick start, pertama kali perangkat lunak coreldraw diaktifkan, sistem

akan menampilkan kotak dialog welcome. Pada kotak dialog ini, lembar

proses yang dapat diaktifkan yaitu quick start, what’s new, learning tools,

gallery, updates.

Page 30: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

19

b. Hints, berada pada sisi kanan kotak dialog utama sistem. Fasilitas ini

memberikan petunjuk apa dan bagaimana memproses suatu obyek gambar

atau teks.

c. Menu bar, berada pada bagian atas kotak dialog utama sistem. Sistem

menu coreldraw menggunakan standar sistem operasi windows yang

sangat memudahkan pemakaian.

d. Standard toolbar, terletak dibawah menu bar. Pada standard toolbar,

sistem meletakkan simbol proses cepat.

e. Property bar, adalah fasilitas tambahan yang muncul setelah memilih

salah satu alat dalan fasilitas toolbox. Tujuannya untuk mempermudah

pemakaian alat fasilitas toolbox terpilih. Property bar biasanya berada

dibawah standard toolbar.

f. Toolbox, biasanya terletak pada sebelah kiri. Sistem meletakkan toolbox

seperti memberi tanda lipatan pada sisi kanan bawah alat fasilitas toolbox

yang memiliki sub-alat. Untuk menampilkan daftar sub-alat tersebut dapat

dilakukan dengan mengklik dan menahan simbol alat yang bersangkutan.

g. Status bar, sistem meletakkan berbagai informasi pada baris status yang

terdapat pada sisi bawah kotak dialog utama. Informasi tersebut berkenaan

dengan obyek gambar atau teks dan atau alat proses terpilih.

h. Color palette, atau kotak warna terletak di bagaian paling kanan kotak

dialog utama. Untuk memeberi warna pada obyek gambar atau teks cukup

melakukan klik seperti biasa, sedangkan untuk memeberi warna pada garis

klik kanan pada warna yang dipilih dalam kotak warna.

Page 31: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

20

i. Dialog box, sistem coreldraw akan meletakkan sejumlah piliha proses dari

fasilitas yang komplek pada suatu kotak dialog. Fasilitas yang

bersangkutan dapat diatur melalui kotak dialog tersebut. Misalnya,

pengubahan format obyek gambar dari vektor ke bitmap melalui menu

bitmaps submenu convert to bitmap.

j. Docker, sistem meletakkan sejumlah kotak dialog fasilitas yang dianggap

sering digunakan dalam bentuk tetap pada sisi kanan kotak dialog. Format

tersebut disebut docker. Fasilitas ini dapat ditampilkan melalui menu

windows submenu docker.

k. Fixed/Floating Toolbar, salah satu keistimewaan dari sistem coreldraw,

yaitu fasilitas toolbox kotak warna, menu bar, standard toolbar, dan atau

property bar yang dapat digeser dan ditempatkan disembarang lokasi.

2. Operasi Dasar

Obyek garis, pada sistem coreldraw, obyek garis dapat dibentuk melalui curve

tool yang ada pada fasilitas toolbox. Adapun sub-alat pada fasilitas curve tool

berupa:

a. Freehand tool: alat ini dingunakan untuk membentuk beragam garis lurus

atau garis yang tidak beraturan.

b. Bezier tool: alat ini digunakan untuk membentuk beragam garis lurus dan

garis yang tidak beraturan secara bersamaan.

c. Artistic media tool: alat ini digunakan untuk membentuk garis obyek

artistik. Dalam menentukan bentuk garis artistik tersebut, gunakan simbol

Page 32: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

21

yang ada disisi kiri fasilitas property bar, lalu tentukan spesifikasi

konfigurasinya pada sisi kanan.

d. Pen tool: pemakaian pen tool hamper serupa dengan pemakaian Bezier

tool.

e. Polyline tool: pemakaian polyline tool hamper sama dengan freehand

tool.

f. 3 point curve tool: alat ini digunakan untuk membentuk garis melingkar

dengan mudah dan cepat.

g. Connector tool: alat ini digunakan untuk menghubungkan beberapa obyek

gambar. Misalnya, membentuk garis peghubung alur diagram.

h. Dimension tool: alat ini digunakan untuk membentuk garis dimensi

vertikal, horizontal, diagonal dan sebagainya. Untuk membentuk garis

dimensi horizontal atau vertikal secara otomatis digunakan simbol auto

aimension tool yang terdapat disisi kiri fasilitas property bar ketika alat

ini aktif.

Pada skripsi ini penulis menggunakan dimension tool untuk mengukur angulus

mandibula yang merupakan salah satu fasilitas untuk membantu mengetahui ukuran

panjang, lebar dan kemiringan dari sebuah gambar. Dimension tool juga berfungsi

untuk menggambarkan sebuah garis bantu yang berfungsi mengukur panjang garis

yang akan diukur oleh dimension tool tersebut. Dimension tool ini memiliki sub-tool

yaitu horizontal, vertikal, slanted dimension tool yang mampu menganalisis gambar.

Page 33: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross

sectional.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh hasil rontgen foto

panoramik gigi impaksi molar ketiga dari pasien yang dirujuk ke bagian

radiologi laboratorium RSGM FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar

periode Januari-Oktober 2013.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara stratifaid random

sampling pada pasien yang memiliki atau tanpa gigi impaksi molar ketiga

rahang bawah di RSGM FKG Unmas Denpasar. Besar sampel penelitian

ditentukan dengan teknik Gay dan Diehl (Husein Umar 2003), jika penelitian

berupa deskriptif, maka minimum sampel yang dapat digunakan 10% populasi

dan untuk populasi yang relatif kecil minimum 20% populasi. Jumlah

populasi 200 foto maka diambil sampel 20% minimum sampel yang

digunakan yaitu 40 foto. Sampel dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu

40 foto panoramik dari pasien yang memiliki gigi impaksi molar ketiga

rahang bawah, 40 foto panoramik dari pasien yang tidak memiliki gigi

Page 34: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

23

impaksi molar ketiga bawah, selanjutnya 40 sampel foto di bagi menurut jenis

kelamin.

C. Identifikasi Variabel

1. Variabel bebas : gigi impaksi molar ketiga rahang bawah, gigi molar

ketiga rahang bawah tanpa impaksi dan jenis kelamin.

2. Variabel terikat : ketebalan tulang angulus mandibula dan gambaran

radiografi.

D. Definisi Operasional

1. Ketebalan Angulus Mandibula

Ketebalan angulus mandibula diidentifikasi menggunakan gambaran

radiografi. Pengukuran ketebalan angulus mandibula dilakukan pada kedua

sisi rahang dan dinyatakan dalam satuan millimeter.

2. Gambaran Radiografi

Gambaran radiografi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

radiografi dengan proyeksi panoramik. Pada interpretasi, angulus mandibula

tampak lebih radiolusen dibandingkan dengan daerah disekitarnya.

3. Kelompok Keadaan Molar Ketiga Bawah

Sampel dibagi menjadi 2 berdasarkan kelompok yang memiliki gigi

impaksi molar ketiga rahang bawah dengan kelompok yang tidak memiliki

gigi impaksi molar ketiga bawah. Kelompok sampel tersebut diketahui

berdasarkan gambaran radiografi panoramik.

Page 35: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

24

4. Jenis Kelamin

Sampel dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, yaitu laki-laki dan

perempuan. Jenis kelamin diketahui berdasarkan pengakuan pasien.

E. Instrumen Penelitian

Ada pun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Hasil foto rontgen panoramik

2. Corel Draw X6

3. Pensil

4. Pulpen

5. Penghapus

6. Form penelitian, untuk mencatat hasil penelitian

F. Jalannya Penelitian

1. Mengumpulkan sampel penelitian berupa hasil radiografi dengan proyeksi

panoramik.

2. Memilah sampel berdasarkan kelompok keadaan gigi molar ketiga bawah.

Kemudian masing-masing kelompok dipilah kembali berdasarkan jenis

kelamin laki-laki dan perempuan.

3. Memeriksa dan membaca hasil radiografi pada Corel Draw X6.

4. Menentukan sumbu horizontal (titik A), yaitu membuat titik di Processus

Condylaris sejajar dengan tepi kiri ramus mandibula

5. Menentukan sumbu vertikal (titik B), yaitu membuat titik di Protuberantina

Mentalis sejajar dengan tepi tulang body

Page 36: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

25

6. Menghubungkan garis pertemuan titik A dan titik B dinamakan titik C

7. Menentukan garis horizontal dengan titik sumbu D, yaitu membuat titik di

Processus Coronoideus sejajar dengan tepi kanan ramus mandibula

8. Menentukan garis vertikal dengan titik sumbu E, membuat titik tepat di garis

median di kontak oklusi gigi bawah sejajar dengan kontak oklusi gigi bawah

9. Pertemuan titik D dan titik E dinamakan titik F

10. Setelah hubungan titik C dan F diperoleh, tarik garis sejajar dengan titik

tersebut. Garis diukur dengan menggunakan Corel Draw X6

11. Hasil pengukuran di catat pada form penelitian.

Gambar 3.1 cara mengukur ketebalan angulus

G. Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini disajikan secara deskriptif, data diolah

kemudian dianalisi menggunakan SPSS Windows dengan nilai signifikansi 0,05.

Analisis untuk menentukan perbedaan ketebalan angulus mandibula pada gigi

impaksi dan tanpa impaksi molar ketiga rahang bawah dan jenis kelamin

menggunakan independent T-Test.

Page 37: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

26

H. Alur Penelitian

Gambar 3.2 Alur penelitian

Mencari sampel penelitian berupa hasil radiografi

dengan proyeksi panoramik

Sampel dipilah berdasarkan keadaan

molar ketiga bawah dan jenis kelamin

Dengan impaksi molar ketiga Tanpa impaksi molar ketiga

Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki

Membaca dan memeriksa hasil

radiografi

Menentukan jarak titik C dan titik F

Pengukuran ketebalan angulus mandibula

menggunakan Corel Draw X6

Analisis data hasil

pengukuran

Page 38: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah hasil rontgen foto panoramik dari pasien

RSGM FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar periode Januari-Oktober 2013

yang berjumlah 80 sampel. Data hasil penelitian dikelompokkan keadaan molar

ketiga rahang bawah dan jenis kelamin.

B. Analisis Data Statistik

Penelitian mengenai ketebalan tulang angulus mandibula berdasarkan

radiografi pada pasien RSGM FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar periode

Januari-Oktober 2013 diperoleh hasil uji statistik sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil uji rerata (dalam mm) ketebalan tulang angulus mandibula

berdasarkan keadaan gigi molar ketiga

Gigi N Mean SD Std. Error

Mean

Skor Impaksi 40 1,1777 0,04954 0,00783

Tanpa impaksi 40 1,4418 0,07764 0,01227

Keterangan tabel:

N : Jumlah sampel

SD : Standar Deviation

Berdasarkan tabel 4.1 Sampel radiografi panoramik yang berjumlah 80, terdiri

atas 40 sampel impaksi yang memiliki rata-rata sebesar 1,1777 dan 40 sampel tanpa

impaksi yang memiliki rata-rata sebesar 1,4418

Page 39: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

28

Tabel 4.2 Hasil uji rerata (dalam mm) ketebalan tulang angulus mandibula

berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin N Mean SD

Impaksi laki-laki 20 1,1935 0,05204

Perempuan 20 1,1620 0,04250

Tanpa impaksi laki-laki 20 1,4805 0,06947

Perempuan 20 1,4030 0,06618 Keterangan tabel:

N : Jumlah sampel

SD : Standar Deviation

Berdasarkan tabel 4.2 sampel radiografi panoramik yang berjumlah 80, terdiri

atas 40 sampel impaksi menunjukkan nilai rerata ketebalan angulus mandibula

sebesar 1,1935 pada 20 orang laki-laki dan 1,1620 pada 20 orang perempuan serta 40

sampel tanpa impaksi menunjukkan nilai rerata ketebalan angulus mandibula sebesar

1,4805 pada 20 orang laki-laki dan 1,4030 pada 20 orang perempuan.

Tabel 4.3 Hasil uji normalitas terhadap ketebalan angulus mandibula

K-SZ Sig.

Impaksi 0,710 0,694

Tanpa impaksi 1,162 0,134

Keterangan tabel:

K-SZ : Kolmogorov-Smirnov Z

Sig : significant

Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada uji normalitas dengan menggunakan

uji one-sample Kolmogorov-Smirnov Z didapatkan hasil dari significant dari

kelompok impaksi dan tanpa impaksi lebih besar dari 0,05 sehingga data masing-

masing kelompok tersebut berdistribusi normal. Setelah data berdistribusi normal

dilanjutkan uji homogenitas untuk data impaksi dan tanpa impaksi.

Page 40: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

29

Tabel 4.4 Hasil uji homogenitas terhadap ketebalan angulus mandibula

Levene's Test for Equality of Variances

F Sig.

Impaksi 1,172 0,286

Tanpa impaksi 0,759 0,389

Keterangan tabel:

F : Levene Statistic

Sig : Significant

Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada uji homogenitas dengan

menggunakan uji Levene’s didapat hasil dari significant dari kelompok impaksi

adalah 0,286 dan tanpa impaksi adalah 0,389. Hasil dari significant tersebut lebih

besar dari 0,05 sehingga data tersebut homogen. Setelah data berdistribusi normal dan

homogen dilanjutkan uji Independent T-Test untuk data impaksi maupun tanpa

impaksi dan data jenis kelamin.

Table 4.5 Hasil uji Independent T-Test terhadap ketebalan angulus mandibula

Jenis kelamin t sig Mean

difference Rerata

Impaksi Laki-laki 2,097 0,043 0,03150 1,1935

Perempuan 2,097 0,043 0,03150 1,1620

Tanpa impaksi Laki-laki 3,612 0,001 0,07750 1,4805

Perempuan 3,612 0,001 0,07750 1,4030

Keterangan tabel:

T : T-test

Sig : significant

Page 41: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

30

Dari analisis data Independent T-test diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.5

dapat dilihat bahwa nilai signifikansi adalah <0,05 maka Ho ditolak, artinya bahwa

ada perbedaan antara rata-rata ketebalan angulus mandibula berdasarkan kelompok

impaksi dan tanpa impaksi. Begitu pula dengan kedua rerata ketebalan angulus

mandibula berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan

yang bermakna.

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan 80 sampel dari hasil rontgen foto panoramik pada

pasien RSGM FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar periode Januari-Oktober

2013 dibagi menjadi 2 variabel yang berbeda masing-masing 40 sampel. Jika

penelitian berupa deskriptif, maka minimum sampel yang dapat digunakan 10%

populasi dan untuk populasi yang relatif kecil minimum 20% populasi (Husein Umar

2003).

Jumlah populasi sebesar 200 foto rontgen panoramik, diambil sampel sebesar

20%, maka dapat diperoleh sampel sebanyak 40 foto rontgen panoramik di masing-

masing variable, sehingga jumlah sampel keseluruhan berjumlah 80 foto. Sampel

penelitian dipilih dengan menggunakan metode simple random sampling, alasan

menggunakan metode tersebut agar peneliti dapat menghemat waktu, tenaga, biaya

dan desain metode yang sederhana. Metode stratifaid random sampling digunakan

untuk memperkecil variabilitas sampel dan mendapatkan proporsi yang berbeda

sesuai strata dalam sampel dan dalam populasi (Budiarto 2004).

Page 42: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

31

Pada penelitian ini menentukan sampel dengan cara membagi dua kelompok

dengan kedaan gigi molar ketiga dan jenis kelamin. Kelompok pertama berjumlah 40

sampel dengan keadaan gigi impaksi molar ketiga rahang bawah pada kedua sisi dan

kelompok kedua berjumlah 40 sampel dengan keadaan tanpa gigi impaksi molar

ketiga rahang bawah pada kedua sisi. Kemudian masing-masing kelompok di bagi

menjadi 20 sampel berdasarkan jenis kelamin. Jenis kelamin di ketahui dari

pengakuan pasien.

Dari hasil penelitian terhadap ketebalan tulang angulus mandibula

berdasarkan keadaan gigi molar ketiga terdapat perbedaan rata-rata. Seperti yang

dapat dilihat pada tabel 4.1 dimana rata-rata pada pasien yang memiliki gigi impaksi

molar ketiga rahang bawah di kedua sisi, yaitu 1,1777 mm sedangkan rata-rata pada

pasien yang tidak memiliki gigi impaksi molar ketiga di kedua sisi, yaitu 1,4418 mm

sehingga diperoleh selisih sebesar 0,2641 mm. Hal ini terjadi karena terjadi

kehilangan kualitas dan kekuatan tulang pada daerah ini. Kejadian ini paling nyata

ketika molar ketiga mengalami impaksi, sedangkan keparahan impaksi dan letak gigi

tersebut memiliki sedikit pengaruh terhadap fraktur angulus mandibula (Watanabe

dkk. 2009)

Hasil pengukuran terhadap ketebalan angulus mandibula berdasarkan jenis

kelamin terlihat perbedaan rata-rata pada masing-masing kelompok. Seperti yang

dapat dilihat pada tabel 4.2 dimana rata-rata pada pasien laki-laki yang memiliki gigi

impaksi, yaitu 1,1935 mm sedangkan rata-rata pada pasien perempuan yang memiliki

gigi impaksi, yaitu 1,1620 mm terdapat perbedaan 0,0315 mm, begitu pula dengan

kelompok yang tidak memiliki gigi impaksi rata-rata pada laki-laki, yaitu 1,4805 mm

Page 43: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

32

dan rata-rata pada perempuan, yaitu 1,4030 mm jadi terdapat selisih rata-rata sebesar

0,0775 mm. Penurunan ketebalan tulang kortikal ditemukan pada angulus mandibula,

yang diukur dalam radiograf panoramik dan dibandingkan antara laki-laki dan

perempuan. Hasil juga menunjukkan bahwa kepadatan mineral tulang berkurang

dapat mengubah bentuk tulang, dan menyebutkan bahwa osteoporosis mandibula juga

berhubungan dengan perubahan tulang angulus mandibula (Watanabe dkk. 2009).

Wanita usia 70 tahun mengalami 50% resorbsi tulang angulus mandibula dan

mencapai sekitar 100% resorbsi pada usia 90 tahun (ardakani dan Niafar 2004).

Dengan demikian, penulis yakin bahwa tulang madibular juga mengalami perubahan

bentuk selama perkembangan osteoporosis pada hasil penelitian ini juga diamati

bahwa adanya dampak molar ketiga rahang bawah di angulus mandibula yang

mengurangi ketebalan korteks di daerah tulang angulus mandibula (Watanabe dkk.

2009). Hasil penelitian yang didapat didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Xie et al. (1997) yang menyatakan bahwa rata-rata ketebalan tulang angulus

mandibula lebih besar pada pria dibandingkan pada wanita.

Hasil pengukuran ketebalan angulus mandibula berdasarkan jenis kelamin

menggunakan Independent T-test terlihat hasil yang signifikan pada masing-masing

kelompok. Seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.5 dimana nilai signifikan pada

kelompok yang memiliki gigi impaksi molar ketiga rahang bawah pada laki-laki yaitu

0,043 dan pada perempuan yaitu 0,043. Nilai signifikan pada kelompok yang tidak

memiliki gigi impaksi molar ketiga rahang bawah pada laki-laki yaitu 0,001 dan pada

perempuan yaitu 0,001. Dapat dilihat nilai signifikan adalah <0,05, itu artinya

terdapat perbedaan yang signifikan terhadap ketebalan tulang angulus mandibula

Page 44: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

33

berdasarkan gigi impaksi dan tanpa impaksi molar ketiga rahang bawah dilihat pada

jenis kelamin.

Penelitian yang dilakukan oleh Fuselier (2002) pada 1210 pasien,

menunjukkan bahwa pada pasien yang memiliki gigi impaksi molar ketiga rahang

bawah terjadi fraktur angulus mandibula lebih dari 2 kali lipat dibandingkan dengan

pasien yang tidak memiliki gigi impaksi molar ketiga. Ugboko (2000) tidak setuju

dengan pernyataan tersebut, mungkin karena mereka menyelidiki kelompok etnis

kulit hitam yang terbukti secara ilmiah memiliki lebih banyak masa tulang

dibandingkan populasi penelitian lainnya.

Penelitian yang di lakukan oleh Takada et al. (2006) menggunakan gambar

3D yang diperoleh dengan CT, mempelajari struktur mikro tulang angulus mandibula

dan tidak menemukan perbedaan dalam struktur mikro tulang pada pasien dengan dan

tanpa gigi impaksi molar ketiga rahang bawah. Hasil penelitian menunjukan bahwa

pada mandibula yang mengalami impaksi gigi sebagian, kekuatan difokuskan pada

daerah apikal gigi dan ditransmisikan ke arah angulus mandibula, mengakibatkan

fraktur pada daerah ini.

Secara statistik, penelitian mengenai ketebalan angulus mandibula

berdasarkan gigi impaksi molar ketiga rahang bawah dengan tanpa impaksi gigi

molar ketiga rahang bawah dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan, penelitian ini berbanding terbalik oleh penelitian yang dilakukan

Watanabe dkk. (2009) dari 80 sampel menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

yang signifikan pada kelompok wanita tanpa gigi impaksi dan dengan gigi impaksi

Page 45: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

34

molar ketiga rahang bawah. Begitu juga dengan kelompok laki-laki tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara yang memiliki gigi impaksi dan tidak.

Berdasarkan penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa ada perbedaan

ketebalan angulus mandibula berdasarkan kelompok keadaan gigi impaksi dan jenis

kelamin, ini berarti diperlukan teknik khusus dalam melakukan pengambilan gigi

impaksi molar ketiga rahang bawah pada laki-laki maupun pada perempuan. Dengan

mengetahui ketebalan tulang angulus mandibula maka kegagalan dalam pencabutan

gigi impaksi dapat diminimalisir. Hasil penelitian menunjukkan ketebalan angulus

mandibula pada gigi impaksi yaitu 1,10-1,29 mm dan hasil penelitian menunjukan

ketebalan angulus mandibula pada gigi tanpa impaksi yaitu 1,32-1,57 mm dengan

demikian diperlukan teknik khusus pada pengambilan gigi impaksi molar ketiga

rahang bawah yaitu dengan teknik odontektomi parsialis.

Odontektomi parsialis gigi molar ketiga rahang bawah pada kondisi impaksi

yang sangat dalam sebaiknya dibuatkan perencanaan untuk memotong dan

mengangkat mahkota serta membiarkan sisa akar agar tetap tertinggal di dalam

soketnya. Odontektomi parsialis dianjurkan dengan alasan bahwa hanya dengan

memotong mahkota saja tidak akan menganggu bagian akar yang letaknya sangat

dekat dengan struktur nervus alveolaris inferior. Kontra indikasi dari teknik ini yaitu

ketika daerah sekitar gigi sedang mengalami infeksi, pada gigi yang goyang tidak

boleh dilakukan teknik ini karena sisa akar yang tertinggal dapat menjadi benda asing

yang kemudian mengalami infeksi dan gigi yang mengalami impaksi horisontal

sejajar dengan alur nervus alveolaris inferior, karena pemotongan pada gigi tersebut

dapat membahayakan saraf itu sendiri (Alim 2009). Beberapa penelitian

Page 46: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

35

menunjukkan bahwa akar vital akan tetap vital dengan perubahan degeneratif yang

minimaal. Biasanya akar gigi akan tertutup oleh osteosementum. Tektik penyisaan

akar kurang lebih 3 mm dibawah crest tulamg sepertinya dapat dilakukan dan terjadi

pembentukan tulang pada sisa akar yang tersisa (Pogrel 2007).

Page 47: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

36

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Gigi Impaksi Molar

Ketiga Rahang Bawah Terhadap Ketebalan Angulus Mandibula Berdasarkan Jenis

Kelamin (Di RSGM FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar Periode Januari-

Oktober 2013)” dan analisis data dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil penelitian ini

sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa adanya perbedaan signifikan

ketebalan angulus mandibula berdasarkan kelompok pasien gigi impaksi molar ketiga

rahang bawah dan kelompok pasien tanpa gigi impaksi molar ketiga rahang bawah,

serta jenis kelamin. Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai signifikan dari

kelompok gigi impaksi yaitu 0,043 pada laki-laki maupun perempuan, begitu juga

dengan kelompok tanpa impaksi yaitu 0,001 pada laki-laki dan perempuan sehingga

terdapat perbedaan yang bermakna (ρ<0,05) ketebalan angulus mandibula

berdasarkan kelompok keadaan gigi molar ketiga rahang bawah dan jenis kelamin

pada periode Januari-Oktober 2013.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh, penulis dapat memberikan saran sebagai

berikut :

1. Sebaiknya dilakukan pengukuran ketebalan tulang angulus mandibula

sebelum melakukan odontektomi agar risiko fraktur pada tulang tersebut

dapat dihindari.

Page 48: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

37

2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi masukan bagi seluruh

masyarakat agar dapat memahami secara jelas dampak dari pencabutan gigi

impaksi

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai ketebalan tulang angulus

mandibula pada gigi impaksi dan tanpa impaksi gigi molar ketiga rahang

bawah dengan menambah kriteria sampel agar data yang didapat lebih

akurat.

Page 49: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

38

DAFTAR PUSTAKA

Afsar, A., Haas DA., Rossouw E., Wood R.E. 1998, „Radiographic localization of

mandibular anesthesia landmarks‟, J. Oral Surg. Oral Med. Oral Pathol. Oral

Radiol. Endod, vol. 86, hlm. 234.

Alim, N.M. 2009, „Odontektomi parsial secara terencana pada molar ketiga

rahang bawah‟, J. Dentofasial,vol. 8, no. 1, hlm. 55-62.

Ardakani, W.L., Niafar, N. 2004, „Evaluation of changes in the mandibular

angular cortex using panoramic images‟, J. Contemp. Dental Pract., vol. 5,

hlm. 1-15.

Barrera, J.E. 2012, Maret 23-last update, Mandibular Angle Fractures

[Homepage of medscape], [Online]. Available:

emedcine.medscape.com/article/868517-overview#a0103 [18 Juni 2013].

Budiarto, E. 2004, Metodologi Penelitian Kedokteran, Ed. Ke-1, EGC, Jakarta.

Ceon, P.D. 2012, September 12-last update, Operasi Gigi Geraham ke-3

Tertanam (Wisdom Tooth Removal) [Homepage of coenpramonoprof],

[Online]. Available: coenpramonoprof.com/pages/operasi-gigi-geraham-ke-3-

tertanam-wisdom-tooth-removal.html [19 Februari 2013].

Dauber, W. 2007, Januari 17-last update, Pocket Atlas Of Human Anatomy:

Founded By Heinz Feneis [Homepage of google], [Online]. Available:

http://books.google.co.id/books?id=UZaAPHZk-

JsC&printsec=frontcover&dq=pocket+atlas+of+human+anatomy&hl=en&sa=

X&ei=6YW7Uq3YDMe3rgfg44H4AQ&redir_esc=y#v=onepage&q=pocket

%20atlas%20of%20human%20anatomy&f=false [18 Juni 2013].

Dixon A.D. 1993, Anatomi Untuk Kedokteran Gigi, Ed. Ke-5, EGC, Jakarta.

Dwipayanti, A., Adriatmoko, W., Rochim, A. 2009, „Komplikasi post

Odontektomi gigi molar ketiga rahang bawah impaksi‟, Jurnal PDGI, vol. 58,

no. 2, hlm. 20-24.

Epsilawati, L., Firman, R.N. 2011, „Diagnosa kelainan sendi temporomandibular

Page 50: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

39

dengan memanfaatkan panoramik foto‟, Majalah Kedokteran Gigi Universitas

Padjajaran, vol. 2, hlm. 39-44.

Firmansyah, D., Iman, T.S. 2008, „Fraktur patologis mandibula akibat komplikasi

Odontektomi gigi molar ketiga bawah‟, Indonesian Journal of Dentistry, vol.

15, no. 3, hlm. 192-195

Fusilier, J.C., Ellis, E.E., Dodson, T.B. 2002, „Do mandibular third molars alter

therisk of angle fracture?‟, J. Oral MaxillofacSurg, vol. 60, hlm. 514-518.

Hanna, B.L., Menik, P., Budi Utomo, Susworo R. 2009, „Converting conventional

radiographic examination data of trabecular bone pattem values into density

measurement values using intraoral digital images‟, J. Oral Radiology, vol.

25, no. 2, hlm. 129-134.

Hapsari, D.R. 2009, „Komplikasi langka akibat pembedahan gigi molar ketiga‟,

Terjemahan Jurnal Bedah Mulut, vol. 8, hlm. 11-14.

Husen Umar 2003, Metodologi Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, PT.

Gramedia Pustaka, Jakarta.

Karasutrisna, T., Kasim, A., Arumsari, A., Vyati, E.I., Darianto, D.K. 2003,

„Fraktur berganda mandibula dengan luka luar yang dirawat dengan fiksasi

plat interosseus‟, Majalah Kedokteran Gigi, vol. 3, hlm. 379-381.

Laub, D.R. Desember 12-last update, Facial Trauma, Mandibular Fractures,

[Homepage of medscape], [Online], Available:

http://emedicine.medscape.com/article/1283150-overview, [18 Maret 2013].

Okeson, J.P. 1993, „Functional anatomy and biomechanics of the masticatory

system in management of temporomandibular disorder and occlusion‟,

Journal Oral Maxillofac Surg., vol. 42, hlm. 13-21.

Pearce, E.C. 2009, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, ed. Ke-32, PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Pedersen, G.W. 1996, Buku Ajar Praktis Bedah Mulut (Oral Surgery), Ed. Ke-1,

EGC, Jakarta.

Page 51: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

40

Pogrel, M.A. 2007, „Partial odontectomy‟, J. Oral Maxillofac Surg., vol. 19, hlm.

85-91.

Putz, R., Pabst, R. 2006, Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Penerjemah: dr. Y.

Joko Suyono, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.

Setyo, S., Hardjowasito, W. 2006, „Penanganan fraktur mandibula pada anak

dengan pemasangan arch-bar.‟, Majalah Kedokteran Universitas Brawijaya,

vol. 12, hlm. 39-41.

Takada, H., Abe, S., Mitarashi, S., Saka, H., Ide, Y. 2006, „Three-dimensional

bone microstructures of the mandibular angle using micro-CT and finite

element analysis: relationship between partially impacted mandibular third

molar and angle fractures‟, J. Dental Traumatol, vol. 22, hlm. 18-24.

Tedyasihto, B. 2012, Buku Ajar Implantologi Mulut Teori dan Praktek,EGC,

Jakarta.

Thapliyal, C.G., Sinha C.R., Menon, C.P., Chakranarayana, S.L.C.A. 2010,

Desember 12-last update, Management Of Mandibular Fractures [Homepage

Of medind], [Online], Available:

http://medind.nic.in/maa/t08/i3/maat08i3p218.pdf [18 Maret 2013].

Ugboko, V.L., Oginni, F.O., Owotabe, F. 2000, „An investigation into the

relationship between mandibular third molars and angle fracture in nigerians‟,

Journal Maxillofac Surg., vol. 38, hlm. 427-429.

Watanabe, P.C.A., Alonso, M.B.C.C., Monterio, S.A.C.,Tiossi, R., Issa, J.P.M.

2009,„Morphodigital study of bone quality in the mandibular angle in patiens

with third molar impacted‟, Japanese Association OfAnatomis, vol. 84, hlm.

246-252.

Whites, E. 2002, Essentials of Dental Radiography and Radiology, Ed. Ke-3,

Churchill Livingstone, New York.

Xie, Q., Wolf, J., Tilvis, R., Ainamo, A. 1997, „Resoprtion of mandibular canal

wall in the edentulous aged population‟, J. Prosthet Dental, vol. 77, hlm. 596-

600.

Page 52: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

41

LAMPIRAN 1

HASIL PENELITIAN PADA KELOMPOK PASIEN YANG MEMILIKI GIGI

IMPAKSI MOLAR KETIGA RAHANG BAWAH

NO JENIS

KELAMIN

MR ML MRL

1 ♂ 1,12 1,15 1.13

2 ♂ 1,14 1,16 1.15

3 ♂ 1,21 1,20 1.20

4 ♂ 1,17 1,20 1.18

5 ♂ 1,15 1,11 1.13

6 ♂ 1,22 1,24 1.23

7 ♂ 1,14 1,12 1.13

8 ♂ 1,13 1,13 1.13

9 ♂ 1,24 1,21 1.22

10 ♂ 1,32 1,27 1.29

11 ♂ 1,15 1,24 1.19

12 ♂ 1,24 1,24 1.24

13 ♂ 1,03 1,23 1.13

14 ♂ 1,28 1,26 1.27

15 ♂ 1,23 1,20 1.21

16 ♂ 1,13 1,01 1.15

17 ♂ 1,21 1,22 1.21

18 ♂ 1,22 1,24 1.23

19 ♂ 1,28 1,26 1.27

Page 53: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

42

20 ♂ 1.18 1,19 1.18

21 ♀ 1,23 1,25 1.24

22 ♀ 1,11 1,12 1.11

23 ♀ 1,15 1,13 1.14

24 ♀ 1,24 1,25 1.24

25 ♀ 1,22 1,20 1.21

26 ♀ 1,17 1,20 1.19

27 ♀ 1,19 1,17 1.18

28 ♀ 1,17 1,20 1.18

29 ♀ 1,09 1,11 1.10

30 ♀ 1,12 1,18 1.15

31 ♀ 1.11 1.13 1.14

32 ♀ 1.14 1.07 1.10

33 ♀ 1.20 1.15 1.17

34 ♀ 1.14 1.08 1.11

35 ♀ 1.10 1.13 1.12

36 ♀ 1.17 1.19 1.18

37 ♀ 1.21 1.18 1.19

38 ♀ 1.12 1.16 1.14

39 ♀ 1.15 1.17 1.16

40 ♀ 1.20 1.19 1.19

LAMPIRAN 2

HASIL PENELITIAN PADA KELOMPOK PASIEN YANG TIDAK MEMILIKI

GIGI IMPAKSI MOLAR KETIGA RAHANG BAWAH

Page 54: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

43

NO JENIS

KELAMIN

MR ML MRL

1 ♂ 1,52 1,54 1.53

2 ♂ 1,49 1,42 1.46

3 ♂ 1,40 1,40 1.40

4 ♂ 1,52 1,61 1.56

5 ♂ 1,58 1,50 1.54

6 ♂ 1,51 1,48 1.49

7 ♂ 1,40 1,52 1.46

8 ♂ 1,34 1,38 1.36

9 ♂ 1,50 1,56 1.53

10 ♂ 1,,32 1,35 1.33

11 ♂ 1,53 1,50 1.51

12 ♂ 1,44 1,47 1.45

13 ♂ 1,55 1,59 1.57

14 ♂ 1,50 1,57 1.53

15 ♂ 1,37 1,45 1.41

16 ♂ 1,46 1,48 1.47

17 ♂ 1,41 1,42 1.41

18 ♂ 1,53 1,57 1.55

19 ♂ 1,56 1,54 1.55

20 ♂ 1,44 1,56 1.50

21 ♀ 1,41 1,42 1.41

Page 55: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

44

22 ♀ 1,35 1,39 1.37

23 ♀ 1,40 1,41 1.40

24 ♀ 1,36 1,34 1.35

25 ♀ 1,59 153 1.56

26 ♀ 1,53 1,52 1.52

27 ♀ 1,55 1,53 1.54

28 ♀ 1,43 1,37 1.40

29 ♀ 1,45 1,41 1.43

30 ♀ 1,38 1,40 1.39

31 ♀ 1.41 1.39 1.40

32 ♀ 1.37 1.33 1.35

33 ♀ 1.35 1.33 1.34

34 ♀ 1.37 1.40 1.38

35 ♀ 1.33 1.36 1.34

36 ♀ 1.42 1.41 1.41

37 ♀ 1.39 1.44 1.41

38 ♀ 1.35 1.36 1.35

39 ♀ 1.32 1.33 1.32

40 ♀ 1.38 1.40 1.39

Page 56: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

45

LA

MP

IRA

N 3

Page 57: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

46

LA

MP

IRA

N 4

Page 58: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

47

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

impaksi Tanpaimpaksi

N 40 40

Normal Parametersa,b

Mean 1.1777 1.4418

Std. Deviation .04954 .07762

Most Extreme

Differences

Absolute .112 .184

Positive .112 .184

Negative -.068 -.122

Kolmogorov-Smirnov Z .710 1.162

Asymp. Sig. (2-tailed) .694 .134

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

jeniskelamin N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

impaksi laki-laki 20 1.1935 .05204 .01164

prempuan 20 1.1620 .04250 .00950

non impaksi laki-laki 20 1.4805 .06947 .01553

prempuan 20 1.4030 .06618 .01480

Page 59: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

48

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

impaksi

Equal variances assumed 1.172 .286 2.097 38 .043 .03150 .01502 .00109 .06191

Equal variances not

assumed

2.097 36.542 .043 .03150 .01502 .00105 .06195

non impaksi

Equal variances assumed .759 .389 3.612 38 .001 .07750 .02145 .03407 .12093

Equal variances not

assumed

3.612 37.911 .001 .07750 .02145 .03406 .12094

Page 60: FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS · PDF filepenulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. ... mentalis dan angulus mandibula. Menurut beberapa penelitian,

49