faktor2 yang mempengaruhi lemak susu

3
BERBAGAI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KADAR LEMAK SUSU SAPI PERAH PENDAHULUAN Akhir-akhir ini semakin banyak susu dari peter- nak sapi perah yang ditampung oleh koperasi untuk disalurkan ke pabrik-pabrik pengolahan susu . Dalam hal ini, pabrik pengolahan susu mengingin- kan kadar lemak susu yang tinggi . Hal ini perlu disadari para peternak sapi perah khususnya dalam upaya memperluas dan memperlancar pemasaran susunya . Pada zaman penjajahan Hindia Belanda, sudah ada ketentuan mengenai kadar lemak susu yang dituangkan dalam "milk codex" . Dalam "milk codex" itu antara lain ditetapkan bahwa, susu yang dipasarkan ke konsumen haruslah mempunyai kadar lemak susu minimal 2,7% . Dewasa ini setelah ber- dirinya pabrik-pabrik pengolahan susu di Indonesia, kadar lemak susu yang diinginkan semakin tinggi . Misalnya preferensi pabrik pengolahan susu yang terclapat di Bandung clan Surabaya pada tahun 1976, menginginkan kadar lemak susu minimal 3,25% (9) . Agar peternak sapi perah mampu mem- produksi susu dengan kadar lemak susu yang lebih tinggi, perlu diketahui terlebih dahulu beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar lemak susu . Faktor-faktor tersebut antara lain adalah jenis sapi perah yang dipelihara, umur sapi perah, jenjang laktasi, interval pemerahan, keadaan iklim setempat dan ransum yang diberikan . Tulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peternak sapi perah dalam upaya lebih memperlancar pemasaran susu- nya di waktu-waktu yang akan datang . 1 . Jenis Sapi Perah . Kadar lemak susu sapi perah berbeda antara satu jenis dengan jenis lainnya . Pada umumnya semakin tinggi kemampuan berproduksi susu sapi perah, akan semakin rendah kadar lemak susunya . Pada Tabel 1 . terlihat bahwa, di antara beberapa jenis sapi perah, sapi perah Friesian-Holstein mem- punyai kemampuan berproduksi susu yang paling tinggi namun dengan kadar lemak susu yang lebih rendah . Kecuali di daerah Sumatra Utara yang memeli- hara sapi Hissar, sapi perah yang dipelihara di Sori Basya Balai Penelitian Ternak, Bogor Tabal 1 . Procluksi clan Kadar Lernak Susu dari Beberapa Jenis Sapi Perah . Sumber data : Eckles (2) . Indonesia adalah sapi Friesian-Holstein clan pera- nakannya . Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Wiyono dkk. (10) di beberapa daerah pemeli- haraan sapi perah di Jawa Barat didapat bahwa, kadar lemak susu sapi perah di daerah Pengalengan rata-rata 3,77%, di daerah Lembang berkisarantara 3,44 - 3,74%, di daerah kodya Bandung berkisar 3,35- 3,43% clan di daerah Sukabumi berkisar 3,66 - 3,85% . Kadar lemak susu dari sapi perah yang dipelihara di beberapa daerah tadi, sudah lebih tinggi dari kadar lemak susu yang ditetapkan dalam "milk codex" maupun kadar lemak susu yang di- inginkan oleh pabrik pengolahan susu yang terda- pat di Bandung clan Surabaya pada tahun 1976 . 2 . Umur Sapi Perah Produksi susu sapi perah pada umumnya men- capai puncak tertinggi pada umur sekitar 6 - 8 tahun . Artinya, sejak umur laktasi pertama sampai pada laktasi berikutnya pada umur 6 - 8 tahun, produksi susu akan mengalami peningkatan dan setelah umur tersebut barulah terjadi penurunan . Kadar lemak susupun mengalami perubahan, wa- laupun perubahan ini kecil . Perubahan yang terjadi sekitar 0,03% dari satu laktasi ke laktasi berikutnya clan perubahan ini berlangsung terus sampai terca- pai puncak produksi susu (5) . Melihat kepada kecil- nya pengaruh umur terhadap kadar lemak susu, berarti bahwa faktor umur tidak perlu dipermasa- 13 Jenis sapi perah Produksisusu (kg/laktasi) Kadar lemak susu 1%) Friesian-Holstein 4096 3,8 Jersey 3232 5,4 Guernsey 3711 4,0 Ayrshire 3178 4,0 Brown Swiss 2719 4,0

Upload: oman-setiyanto

Post on 21-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

KESMAVET

TRANSCRIPT

Page 1: Faktor2 Yang Mempengaruhi Lemak Susu

BERBAGAI FAKTOR YANG MEMPENGARUHIKADAR LEMAK SUSU SAPI PERAH

PENDAHULUANAkhir-akhir ini semakin banyak susu dari peter-

nak sapi perah yang ditampung oleh koperasi untukdisalurkan ke pabrik-pabrik pengolahan susu .Dalam hal ini, pabrik pengolahan susu mengingin-kan kadar lemak susu yang tinggi . Hal ini perludisadari para peternak sapi perah khususnya dalamupaya memperluas dan memperlancar pemasaransusunya .

Pada zaman penjajahan Hindia Belanda, sudahada ketentuan mengenai kadar lemak susu yangdituangkan dalam "milk codex" . Dalam "milkcodex" itu antara lain ditetapkan bahwa, susu yangdipasarkan ke konsumen haruslah mempunyai kadarlemak susu minimal 2,7% . Dewasa ini setelah ber-dirinya pabrik-pabrik pengolahan susu di Indonesia,kadar lemak susu yang diinginkan semakin tinggi .Misalnya preferensi pabrik pengolahan susu yangterclapat di Bandung clan Surabaya pada tahun1976, menginginkan kadar lemak susu minimal3,25% (9) . Agar peternak sapi perah mampu mem-produksi susu dengan kadar lemak susu yang lebihtinggi, perlu diketahui terlebih dahulu beberapafaktor yang dapat mempengaruhi kadar lemak susu .Faktor-faktor tersebut antara lain adalah jenis sapiperah yang dipelihara, umur sapi perah, jenjanglaktasi, interval pemerahan, keadaan iklim setempatdan ransum yang diberikan . Tulisan ini diharapkandapat menambah pengetahuan peternak sapi perahdalam upaya lebih memperlancar pemasaran susu-nya di waktu-waktu yang akan datang .

1 . Jenis Sapi Perah .Kadar lemak susu sapi perah berbeda antara

satu jenis dengan jenis lainnya . Pada umumnyasemakin tinggi kemampuan berproduksi susu sapiperah, akan semakin rendah kadar lemak susunya .Pada Tabel 1 . terlihat bahwa, di antara beberapajenis sapi perah, sapi perah Friesian-Holstein mem-punyai kemampuan berproduksi susu yang palingtinggi namun dengan kadar lemak susu yang lebihrendah .

Kecuali di daerah Sumatra Utara yang memeli-hara sapi Hissar, sapi perah yang dipelihara di

Sori BasyaBalai Penelitian Ternak, Bogor

Tabal 1 . Procluksi clan Kadar Lernak Susu dariBeberapa Jenis Sapi Perah .

Sumber data : Eckles (2) .

Indonesia adalah sapi Friesian-Holstein clan pera-nakannya. Menurut penelitian yang telah dilakukanoleh Wiyono dkk. (10) di beberapa daerah pemeli-haraan sapi perah di Jawa Barat didapat bahwa,kadar lemak susu sapi perah di daerah Pengalenganrata-rata 3,77%, di daerah Lembang berkisarantara3,44 - 3,74%, di daerah kodya Bandung berkisar3,35- 3,43% clan di daerah Sukabumi berkisar 3,66- 3,85%. Kadar lemak susu dari sapi perah yangdipelihara di beberapa daerah tadi, sudah lebihtinggi dari kadar lemak susu yang ditetapkan dalam"milk codex" maupun kadar lemak susu yang di-inginkan oleh pabrik pengolahan susu yang terda-pat di Bandung clan Surabaya pada tahun 1976 .

2 . Umur Sapi PerahProduksi susu sapi perah pada umumnya men-

capai puncak tertinggi pada umur sekitar 6 - 8tahun . Artinya, sejak umur laktasi pertama sampaipada laktasi berikutnya pada umur 6 - 8 tahun,produksi susu akan mengalami peningkatan dansetelah umur tersebut barulah terjadi penurunan .Kadar lemak susupun mengalami perubahan, wa-laupun perubahan ini kecil . Perubahan yang terjadisekitar 0,03% dari satu laktasi ke laktasi berikutnyaclan perubahan ini berlangsung terus sampai terca-pai puncak produksi susu (5) . Melihat kepada kecil-nya pengaruh umur terhadap kadar lemak susu,berarti bahwa faktor umur tidak perlu dipermasa-

13

Jenis sapi perah Produksisusu(kg/laktasi)

Kadarlemak susu

1%)

Friesian-Holstein 4096 3,8Jersey 3232 5,4Guernsey 3711 4,0Ayrshire 3178 4,0Brown Swiss 2719 4,0

Page 2: Faktor2 Yang Mempengaruhi Lemak Susu

lahkan dalam pencapaian kadar lemak susu yanglebih tinggi .

Sapi perah yang baru melahirkan akan mem-punyai kadar lemak susu yang tinggi . Akan tetapi,dengan meningkatnya produksi susu sampaidengan sekitar 6 - 8 minggu laktasi, kadar lemaksusu akan mengalami penurunan dan akan mening-kat kembali pada akhir laktasi . Peningkatan iniadalah sekitar 0,5 - 1,5% dibandingkan dengankadar lemak susu pada permulaan laktasi (1) .

Sapi perah yang diperah dua kali sehari denganinterval pemerahan yang sama terjadi juga peru-bahan dalam kadar lemak susu, walaupun perubahan ini kecil . Dalam pencatatan produksi susu yangdilakukan oleh American Jersey Cattle Club ter-nyata bahwa kadar lemak susu pada pemerahanpagi hari adalah 5,23% dan pada pemerahan sorehari 5,50% (2) . Apabila interval pemerahan dilaku-kan pada waktu yang tidak sama, misalnya peme-rahan pagi pada jam 5 .00 dan pemerahan sore padajam 19 .00, maka kadar,lemak susu akan lebih tinggipada pemerahan pagi . Dengan demikian, kadarlemak susu akan lebih tinggi pada interval peme-rahan yang lebih singkat . Perbedaan kadar lemaksusu dengan interval pemerahan yang tidak samadapat mencapai 0,5 - 1,0% (2) .

Unsur-unsur iklim seperti suhu dan kelembab-an udara akan dapat mempengaruhi kadar lemaksusu sapi perah . Hasil penelitian pada 6 pasangkembar identik sapi perah Friesian-Holstein mem-berikan kesimpulan kadar lemak susu yang berbedasebagai akibat dari perbedaan suhu udara. Masing-masing pasangan kembar tadi dipisahkan dankemudian dipelihara di pulau Fiji dan di SelandiaBaru dengan suhu udara rata-rata, masing-masing23,8 dan 12,20 C . Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa, kadar lemak susu sapi perah yang dipeliharadi Selandia Baru lebih tinggi dari kadar lemak sususapi perah yang dipelihara di pulau Fiji (7) . Hal inisesuai pula dengan hasil penelitian yang dilaporkanoleh Hancock (3) yang telah menganalisa 240 rekorproduksi susu sapi perah Friesian-Holstein di Ame-rika Serikat . Dari hasil penelitian tersebut disimpul-kan bahwa, pada bulan-bulan Juni dan Juli suhuudaranya lebih tinggi, maka kadar lemak susu lebihrendah dibandingkan dengan kadar lemak susupada bulan-bulan lainnya .

14

SONBASYA: Berbagai faktor yang mempengaruhi kadar lemak susu sapiperah

3 . Jenjang Laktasi

4. Interval Pemerahan

5 . Keadaan Iklim .

Di negara-negara yang mempunyai 4 musim,terdapat juga perbedaan dalam kadar lemak susuini . Pada musim gugur dan musim dingin, kadarlemak susu lebih tinggi dari pada musim-musimlainnya (1) . Analog dengan keadaan ini dapat puladiperkirakan keadaan kadar lemak susu dari sapi-sapi perah yang dipelihara di Indonesia; yang mem-punyai musim huja.n dan musim kemarau . Padamusim hujan, kadar lemak susu yang diperolehakan lebih tinggi dibandingkan dengan kadar lemaksusu yang diperoleh pada musim kemarau .

6 . Ransum Yang Diberikan .Di antara faktor-faktor yang telah dikemukakan

di atas, ransum yang diberikan mempunyai penga-ruh yang terbesar terhadap kadar lemak susu sapiperah . Kadar lemak susu yang ~endah pada sapi-sapi perah dengan pemberian ransum tertentu,telah menjadi masalah selama beberapa tahun yanglalu . Keadaan ini biasanya diperkirakan sebagaiakibat dari pemberian ransum yang jumlah konsen-tratnya terlalu banyak dan jumlah hijauan yangterbatas . Menurut hasil penelitian yang telah dila-kukan di Stasiun Percobaan California (8), menge-nai pengaruh perimbangan antara konsentratdengan hijauan terhadap kuantitas _ dan kualitassusu yang diproduksikan sapi perah menunjukkanbahwa pemberian 10% konsentrat dengan 90% haydalam ransum, akan menurunkan produksi susurata-rata, tetapi kadar lemak susu masih beradadalam keadaan normal . Akan tetapi, apabila ransumitu terdiri dari 100% konsentrat, produksi susurata-rata meningkat, namun kadar lemak susumenurun secara drastis .

Ransum sapi perah dengan jumlah konsentratyang terlalu banyak dan hijauan yang terbatas akanberakibat pada penurunan produksi saliva, sehinggapH rumen menjadi rendah . Keadaan ini menyebab-kan perbedaan komposisi asam-asam lemak ter-bang dalam rumen sehingga produksi asam asetatmenjadi berkurang . Seperti diketahui, asam asetatyang dibentuk dalam rumen merupakan "Precur-sor" (bahan baku) utama pembentukan lemak susu .Dengan demikian, apabila produksi asam asetatdalam rumen berkurang, akan mengakibatkan ka-dar lemak susu yang rendah

Asam asetat yang terbentuk dalam rumen teru-tama adalah hasil fermentasi serat kasar . Olehkarena itu, pemberian ransum yang mengandungserat kasar yang rendah dan banyak karbohidratyang mudah dicerna atau difermentasi, akan me-nyebabkan penurunan kadar lemak susu dan penu-runan ini dapat mencapai 50% dari kadar lemaksusu yang normal pada sapi perah (4) .

Page 3: Faktor2 Yang Mempengaruhi Lemak Susu

Pemberian ransum dalam bentuk pellet jugaakan berakibat pada waktu fermentasi yang lebihsingkat dalam rumen, sehingga lemak susu akanmengalami penurunan (6) .

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkanbahwa, faktor utama yang mempengaruhi kadarlemak susu sapi perah adalah ransum yang diberikan dan keadaan iklim . Kesulitan mendapatkanrumput yang mencukupi pada musim kemarau diIndonesia dan di daerah tropis pada umumnya,jangan berakibat pemberian rumput atau hijauanpada sapi perah laktasi dikurangi dengan menam-bahkan pemberian konsentrat untuk menutupikekurangan pemberian rumput tadi . Keadaanini akan menyebabkan kadar lemak susu yangsudah menurun akan lebih menurun lagi .Sebaiknya peternak-peternak sapi perah diIndonesia dapat menyusun suatu formularansum yang sesuai untuk kadar lemak susuyang tinggi, terutama pada musim kemarau,tanpa berakibat pada penurunan produksi susuyang tinggi . Formula ransum yang disusun harusselalu memperhatikan perimbangan yang opti-mum antara pemberian rumput atau hijauandengan konsentrat .

WARTAZOA Vol. 1 No . 2, Oktober 19163

DAFTAR PUSTAKA

1 . Davis, R .V . 1982. Modern Dairy CattleManagement . Prentice-Hall, Inc .,Englewood Cliffs, N .J .

2 . Eckles, C .H . 1956 . Dairy Cattle and MilkProduction, 5th Ed . The McMillan Coy.,New York.

3 . Hancock, J . 1954. The Direct Influence ofClimate on Milk Production . J.DairySci. Abstract. 16 : 89 .

4 . James, C .W ., D .E . Bauman and C .L . Davis.1981 . Methylmaloni c Acid in Low-FatMilk Syndrome. J Dairy Sci. 4 : 649 .

5 . King, J.O.L . 1978 . Dairy Cattle . Dalam TheCare and Management of Farm Ani-mals . 2nd Ed. Bailliere Tindall, London .

6 . McCullough, M .E . 1973. Optimum Feedingof Dairy Animals for Meat and Milk .2nd Ed . The University of GeorgiaPress, Athens .

7 . Payne, W.J .A and J . Hancock . 1957 . TheDirect Effect of Tropical Climate onPerformance of European Type Cattle .Production, Emp . J . Agric . 25 : 321 .

8 . Ronning, M . and R .C . Laben . 1966. Res-ponse of Lactating Cows to Free ChoiceFeeding of Milled Diets Containing from10 to 100 % Concentrates . J. Dairy Sci.,No. 49 : 1080 .