makalah faktor2 yang mempengaruhi persalinan

33
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN“ ini dapat terselesaikan. Untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat Dr. Dr. Dr Hafizurrachman MPH, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis memohon saran dan kritik dari para pembaca yang sifatnya membangun. Jakarta, Agustus 201 Penulis

Upload: dian-herina-al-fahruddin

Post on 26-Jan-2016

1.169 views

Category:

Documents


134 download

DESCRIPTION

Makalah Faktor2 Yang Mempengaruhi Persalinan

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR

YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN“ ini dapat terselesaikan.

            Untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada

yang terhormat Dr. Dr. Dr Hafizurrachman MPH, yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

            Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu penulis memohon saran dan kritik dari para pembaca

yang sifatnya membangun.

           

                                                                                   

Jakarta, Agustus 201

                                                                                                Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................

BAB 1 .. PENDAHULUAN............................................................................

1.1        Latar belakang..........................................................................

1.2        Rumusan masalah.....................................................................

1.3        Tujuan.......................................................................................

1.3.1 Tujuan Umum..................................................................

1.3.2 Tujuan Khusus.................................................................

BAB 2    PEMBAHASAN...............................................................................

2.1    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERSALINAN.....................................................................

2.1.1   Power..........................................................................

2.1.2   Passage.......................................................................

2.1.3   Passanger....................................................................

2.1.4   Psikologis...................................................................

2.1.5   Penolong.....................................................................

BAB 3    PENUTUP.........................................................................................

3.1    Kesimpulan...................................................................................

3.2    Saran......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Persalinan adalah suatu proses fisiologik yang memungkinkan

serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan

janinnya melalui jalan lahir. Ini di definisikan sebagai pembukaan serviks

yang progresif, dilatasi atau keduanya, akibat kontraksi rahim teratur yang

terjadi sekurang-kurangnya setiap 5 menit dan berlangsung sampai 60 detik.

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani

komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu atau janin. Bila diambil

keputusan untuk melakukan campur tangan ini harus dipertimbangkan

dengan hati-hati. Tiap campur tangan bukan saja membawa keuntungan

potensial, tetapi juga resiko potensial pada sebagian besar kasus,

penanganan yang terbaik dapat berupa “observasi yang cermat”

Kematian ibu banyak disebabkan oleh infeksi Nifas yaitu infeksi luka

jalan lahir. Seperti Toxemia 19,2%, Hemorrhage 14,4%, infeksi 23,4%, Non

Abortus 12,8%, Abortion 10,6% dan yang lainnya 43,0%. Kebanyakan

kematian ibu dapat dicegah,misalnya kematian akibat perdarahan dengan

pertolongan tepat dan cepat dan dengan persediaan darah yang

cukup,Toxaemia dengan prenatal care (perawatan dan pengawasan sebelum

melahirkan), yang teliti,infeksi dengan kebersihan badan, pertolongan

aseptis dan dengan antibiotika,dapat menurunkan angka kematian ibu.

Seorang bidan harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab

persalinan sehingga diharapkan dalam memberikan asuhan kebidanan pada

proses persalinan dapat memperhatikan faktor-faktor tersebut.

1.2        RUMUSAN MASALAH :

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan?

2.      Apa saja kelainan-kelainan yang terjadi pada power,passage dan passenger?

1.3        TUJUAN :

1.3.1  Tujuan umum:

1.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang memperngaruhi persalinan.

2.      Untuk mengetahui kelainan-kelainan yang terjadi pada kehamilan.

1.3.2  Tujuan khusus:

1.      Untuk mengetahui bagaimana pengaruh power pada persalinan

2.      Untuk mengetahui bagaimana pengaruh passage pada persalinan.

3.      Untuk mengetahui bagaimana pangaruh passenger pada persalinan.

4.      Untuk mengetahui pengaruh psikologis  pada persalinan.

5.      Untuk mengetahui peran penolong dalam persalinan.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN

          2.1.1     POWER (KEKUATAN HIS DAN MENGEJAN)

Seperti yang telah dikemukakan bahwa kekuatan yang mendorong janin

dalam persalinan ialah: his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan

aksi dari ligament. Keempat kekuatan tersebut bekerja sama dengan baik dan

sempurna.

A.    HIS (KONTRAKSI UTERUS)

1.      Pengertian His:

His adalah Kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dengan

baik dan sempurna dengan sifat-sifat:

1.      Kontraksi simetris

2.      Fundus dominan

3.      Relaksasi

Pada waktu kontraksi otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal

dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan

kantung amnion kearah segmen bawah rahim dan serviks.

2.    Macam-Macam His:

a.      His pendahuluan

Pada bulan terakhir dari kehamilan sebelum persalinan dimulai,sudah ada

kontraksi rahim yang disebut His pendahuluan atau his palsu,yang sebetulnya

hanya merupakan peningkatan daripada interaksi dari Braxton Hicks.

His pendahuluan ini tidak teratur dan menyebabkan nyeri diperut bagian bawah

dan lipat paha tidak menyebabkan nyeri yang memancar dari pinggang ke perut

bagina bawah seperti his persalinan.

His pendahuluan tidak bertambah kuat dengan majunya waktu pertentangan

dengan his persalinan yang makin lama makin kuat yang paling penting ialah

bahwa his pendahuluan tidak mempunyai pengaruh pada serviks.

b.      His Persalinan

Walaupun His itu suatu kontraksi dari otot-otot rahim yang fisiologis akan

tetapi bertentangan dengan kontraksi fisiologis lainnya bersifat nyeri.

Nyeri ini mungkin disebabkan oleh anoxia dari sel-sel otot-otot waktu

kontraksi,tekanan pada ganglia dalam serviks karena kontraksi atau regangan dan

tarikan pada peritoneum waktu kontraksi.

Menurut faalnya his persalinan dapat dibagi dalam:

1.      His pembukaan (kala I):

His yang menimbulkan pembukaan dari serviks

2.      His pengeluaran (kala II):

His yang mendorong anak keluar. His pengeluaran biasanya disertai dengan

keinginan mengejan.

3.      His pelepasan uri (kala III) yang melepaskan uri

4.      His pengiring (kala IV):

Kontraksi lemah,masih sedikit nyeri,pengecilan rahim dalam beberapa jam atau

hari.

Dalam mengawasi persalinan hendaknya selalu dibuat daftar catatan tentang

his pada status wanita tersebut. Catatan tersebut  memuat tentang:

1.      Frekuensi: adalah jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau per

10 menit

2.      Amplitudo (intensitas): adalah kekuatan his diukur dalam mmHg. Dalam

praktek,kekuatan his hanya dapat di raba secara palpasi apakah sudah kuat atau

masih lemah

3.      Aktifitas His: adalah frekuensi x Amplitudo diukur dengan unit Montevideo.

4.      Durasi His: adalah lamanya setiap his berlangsung diukur dengan

detik,misalnya selama 40 detik.

5.      Datangnya His: apakah datangnya sering,teratur, atau tidak

6.      Interval: adalah masa relaksasi

Pace Maker adalah pusat koordinasi his yang berada pada uterus di sudut

tuba dimana gelombang his berasal. Dari sini gelombang his bergerak ke dalam

dan kebawah dengan kecepatan 2 cm tiap detik mencakup seluruh otot-otot uterus.

His yang sempurna mempunyai kekuatan paling tinggi di fundus uteri

disebut fundus dominan. Oleh karena serviks tidak mempunyai otot-otot yang

banyak,maka pada setiap his terjadi keluhan pada serviks:

·         Tertarik dan mendatar (effacement)

·         Membuka (dilatasi)

B.     TENAGA MENGEJAN

Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah tenaga yang

mendorong anak keluar selain his terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot

dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra abdominal. Tenaga

ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita BAB tapi jauh lebih kuat lagi.

Rupanya waktu kepala sampai pada dasar panggul,timbul suatu reflex yang

mengakibatkan bahwa pasien menutup glottisnya,mengkontraksikan otot-otot

perutnya dan menekan diafragmanya ke bawah.

Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil kalau pembukaan sudah lengkap

dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim. Tanpa tenaga mengejan ini anak tidak

dapat lahir,misalnya pada penderita yang lumpuh otot-otot perutnya, persalinan

harus dibantu dengan forceps

Tenaga mengejan ini juga melahirkan plasenta setelah plasenta lepas dari

dinding lahir

2.1.2     PASSAGE

A.    Bagian-Bagian Panggul:

1.      Bagian keras panggul wanita terdiri dari dan berfungsi:

a.       Panggul besar (pelvis mayor)

1)      Menyangga isi abdomen

b.      Panggul keci (pelvis minor)

1)      Membentuk  jalan lahir

2)      Tempat alat genitalia

2.      Bagian lunak panggul wanita berfungsi:

a.       Membentuk lapisan dalam jalan lahir

b.      Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi yang normal saat hamil

maupun saat kala nifas

c.       Saat persalinan,berperan dalam proses kelahiran dan kala uri.

B.     Tulang Panggul

Gambar 2.1 tulang panggul

(http://www.lusa.web.id)

1.      Tulang pangkal paha (os Coxae)

   Terdiri dari tiga buah tulang yang berhubungan satu sama lainnya pada

asetabulum,yaitu mangkok tempat dari kepala tulang paha (kaput femoris),ketiga

tulang tersebut adalah tulang usus (os ilium),tulang duduk (os ischium),dan tulang

kemaluan (os pubis).

a.       Tulang usus (os ilium)

1)      Merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan

belakang panggul.

2)      Batas atasnya merupakan penebalan tulang yang disebut Crista iliaka

3)      Ujung depan dan belakang Crista iliaka menonjol: spina iliaka anterior

superiordan spina iliaka posterior superior.

4)      Terdapat tonjolan memanjang di bagian dalam tulang usus yang membagi pelvis

mayor dan minor disebut linea innominata atau linea terminalis

5)      Linea terminalis merupakan bagian dari PAP.

b.      Tulang duduk (os ischium)

1)      Terdapat disebelah bawah tulang usus

2)      Pinggir belakangnya menonjol spina ischiadika

3)      Pinggir bawah tulang duduk sangat tebal,yang mendukung badan saat duduk

disebuttuber ischiadikum

c.       Tulang kemaluan (os pubis)

1)      Terdapat disebelah bawah dan depan tulang usus

2)      Dengan tulang duduk dibatasi foramen abturatorium

3)      Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus: ramus

superior os pubis

2.      Tulang kelangkang (os sacrum)

Berbentuk segitiga dengan lebar dibagian atas dan mengecil bagian bawah.

Tulang kelangkang terletak diantara kedua tulang pangkal paha yang terdiri dari:

1)      5 ruas tulang yang berhubungan erat

2)      Permukaan depan licin dengan kelengkungan dari atas kebawah dan dari kanan

maupun kiri.

3)      Dikanan dan kiri, garis tengah terdapat lubang yang akan dilalui saraf foramina

sakralia anterior

4)      Tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pinggang ruas ke 5

5)      Tulang kelangkang paling atas mempunyai tonjolan besar kedepan

disebutpromontorium

6)      Kesamping tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pangkal paha

melaluiartikulasio sacro iliaka

7)      Kebawah tulang kelangkang berhubungan dengan tulang tungging

3.      Tulang tungging (os Coccygis)

1)      Bentuk segitiga dengan ruas 3-5 buah dan bersatu

2)      Pada saat persalinan tulang tungging dapat didorong kebelakang sehingga

memperluas jalan lahir

(sumber: Ida Bagus Gde Manuaba;67-68)

C.    Bidang dan ukuran panggul

Gambar 2.2 bidang panggul

(www.wikipedia.org)

Di bagi menjadi 4 bidang:

1.      Pintu atas panggul

Batas-batasnya ialah promontorium,sayap sacrum,linea innominata, ramus

superior ossis pubis dan pinggir atas simpisis:

a.       Ukuran muka belakang :11 cm

b.      Ukuran melintang: Indonesia 12,5cm. eropa 13,5 cm

c.       Ukuran serong: 13 cm

2.      Bidang Luas Panggul

Batas-batasnya ialah antar pertengahan simpisis menuju pertemuan tulang

belakang ke dua dan ketiga.

a.       Ukuran muka belakang: 12,75 cm

b.      Ukuran melintang: 12,5 cm

3.      Bidang sempit panggul

Batas-batasnya ialah membentang setinggi tepi bawah simpisis menuju

kedua spina ischiadika dan memotong tulang kelangkang setinggi 1-2 cm diatas

ujungnya

a.       Ukuran muka belakang: 11,5cm

b.      Ukuran melintang: 10 cm

c.       Diameter: 5 cm

4.      Pintu bawah panggul

Batas-batasnya ialah segitiga depan tuber ischiadika dengan dibatasi arcus

pubis,segitiga belakang tuber ischiadika dibatasi oleh ligamentum

sacrotuberosum kanan dan kiri

a.       Ukuran muka belakang: 11,5 cm

b.      Ukuran melintang: 10,5 cm

c.       Diameter:7,5 cm

(sumber: unversitas pandjajaran Bandung;19-22)

D.    Bentuk panggul

Gambar 2.3 bentuk panggul

(www.wikipedia.org)

1.      Panggul Gynecoid

a.       Bentuk ini adalah yang khas bagi wanita

b.      Diameter sagitalis posterior hanya sedikit lebih pendek dari diameter sagitalis

anterior.

c.       Batas samping segmen posterior membulat dan segmen anterior juga membulat

dan luas.

d.      Diameter transversa kira-kira sama panjangnya dengan diameter anterior

superior hingga bentuk P.A.P mendekati bentuk lingkaran (bulat)

2.      Panggul android

a.       Diameter sagitalis posterior jauh lebih pendek dari diameter sagitalis anterior.

b.      Batas samping segmen posterior tidak membulat dan membentuk sudut yang

runcing dengan pinggir samping segmen anterior.

c.       Segmen anterior sempit dan berbentuk segitiga.

d.      Dinding samping panggul convergen,spina ischiadika menonjol,arcus pubis

sempit.

3.      Panggul anthropoid

a.       Diameter antero posterior darr P.A.P lebih besar dari diameter tranversa hingga

bentuk P.A.P lonjong kedepan.

b.      Bentuk segmen anterior sempit dan runcing.

c.       Incisura ischiadika major luas.

d.      Dinding samping covergen,sacrum letaknya agak ke belakang,hingga ukuran

e.       antero posterior besar pada semua bidang panggul

4.      Panggul platypelloid

a.       Bentuk ini sebetulnya panggul ginecoid yang picak;diameter antero posterior

kecil,diameter tranversa biasa.

b.      Segmen anterior lebar

c.       Sacrum melengkung

d.      Incisura ischiadika lebar.

(sumber:universitas pandjajaran Bandung:41-42)

2.1.3     PASSENGER

A.    JANIN

1.      Kepala Janin dan Ukurannya

Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin.

Biasanya apabila kepala janin sudah lahir,maka bagian-bagian lain dengan mudah

menyusul kemudian.

Gambar 2.4 tulang tengkorak

(www.wikipedia.org)

a.      Tulang tengkorak

1)      Bagian muka dan tulang-tulang dasar tengkorak.

a)      Os nasalis (tulang hidung)

b)      Os maksilaris (tulang rahang atas)

c)      Os mandibularis (tulang rahang bawah)

d)     Os Zygomaticum (tulang pipi)

2)      Bagian tengkorak

a)      Os frontalis (tulang dahi)

b)      Os parietalis (tulang ubun-ubun)

c)      Os temporalis (tulang pelipis)

d)     Os occipitalis (tulang belakang kepala)

3)      Sutura

a)      Sutura sagitalis (sela panah)

b)      Sutura coronaria (sela mahkota)

c)      Sutura Lambdoidea (sela lambda)

d)     Sutura frontalis (sela dahi)

4)      Ubun-Ubun (fontanel)

a)      Ubun-ubun besar (fontanel mayor)=bregma

b)      Ubun-ubun kecil (fontanel minor)

5)      Daerah-daerah

a)      Sinciput (depan kepala)

b)      Vertex (puncak kepala)

c)      Occiput (belakang kepala)

b.    Ukuran kepala

1)      Ukuran Diameter

a)      Diameter Suboccipito-Bregmatika: 9,5 cm

b)      Diameter Suboccipito-Frontalis :11 cm

c)      Diameter Occipito-Frontalis : 12cm (letak puncak kepala)

d)     Diameter Mento-occipitalis : 13,5 cm (letak dahi)

e)      Diameter submento-Bregmatika: 9,5 cm

f)          Diameter Biparietalis : 9 cm

g)      Diameter bitemporalis : 8 cm

2)      Ukuran Lingkaran

a)      Circumferensia Fronto-Occipitalis : 34 cm

b)      Circumferensia Mento-occipitalis : 35 cm

c)      Circumferensia SubOccipito-bregmatika: 32  cm

2.      Postur Janin Dalam Lahir

a.       Sikap (Habitus)

Sikap menunjukan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin,

biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam sikap fleksi diman

kepala,tulang punggung dan kaki dalam keadaan fleksi,serta lengan bersilang di

dada

b.      Letak janin (situs)

Letak janin adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu,

misalnya letak lintang dimana sumbu janin tegak lurus pada sumbu ibu, letak

membujur dimana sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu: ini bisa letak

kepala,atau letak sungsang

c.       Presentasi

Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada dibawah

rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam. Misalnya

presentasi kepala,presentasi bokong,presentasi bahu,dll.

d.      Bagian terbawah janin

Sama dengan presentasi hanya lebih diperjelas istilahnya.

e.       Posisi

Posisi merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin

apakah sebelah kanan,kiri,depan atau belakang terhadap sumbu ibu (maternal

pelvis). Misalnya pada letak belakang kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK) kiri

depan,UUK kanan belakang.

(sumber: universitas pandjajaran Bandung;185-192)

B.     PLASENTA

1.      Pengertian plasenta

     Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat

pertukaran zat antara ibu dan anak dan sebaliknya. Jiwa anak tergantung pada

plasenata,baik tidaknya anak tergantung pada baik buruknya faal plasenta.

Pada penampang sebuah plasenta, yang masih melekat pada dinding rahim

Nampak bahwa plasenta terdiri dari 2 bagian,yaitu:

a.       Bagian yang terdiri dari jaringan anak disebut: piring penutup atau membrane

chorii,yang dibentuk oleh amnion, pembuluh-pembuluh darah janin,chorion dan

villi.

b.      Bagian yang terbentuk oleh jaringan ibu disebut: piring deciduas atau piring

basal yang terdiri dari decidua compacta dan sebagian dari deciduas

spongiosa,yang kelak ikut  lepas dengan plasenta.

2.      Faal plasenta

a.       Plasenta sebagai tempat pertukaran zat:

Mula-mula makanan bagi janin diambil dengan penghancuran dan absorpsi dari

decidua,dan kemudian dari darah ibu.

Zat yang dibutuhkan oleh janin seperti zat hydrat arang,zat lemak, zat

protein,vitamin dan mineral diambil dari darah ibu. Ada juga bukti bahwa zat-zat

immune ibu dapat masuk ke dalam darah anak. Sebaliknya zat sampah seperti

CO2 dan ureum dibuang kedalam darah ibu

b.      Plasenta dapat menghasilkan hormone:

1)      Steroid hormone: estrogen dan progesterone

2)      Protein hormone: Human Chorionic Gonadotropin Hormone (HCG), Human

Plasental Lactogen Hormone (HPL), Human Chorionic Thyrotropin Hormon

(HCT), Human Chorionic Corticotropin Hormon (HCCT)

3)      Releasing Hormon: TSH releasing hormone dan LH/FSH releasing hormone.

c.       Plasenta sebagai Barrier

1)      Barrier mekanis physis terhadap erythrocyte,kuman dan molekul besar.

Plasenta menghalangi masuknya kuman yang terdapat dalam darah ibu kedalam

janin,tapi virus sedemikian kecilnya hingga tidak dapat terhalang oleh plasenta.

2)      Barrier kimiawi

Beberapa zat yang masuk kedalam syncitium dirubah,seperti insulin yang berasal

dari ibu.

(sumber:Obstetri Fisiologi;109-119)

C.    AIR KETUBAN

1.      Pengertian air ketuban

     Air ketuban berada dalam ruangan  amnion. banyaknya kadang-kadang sangat

berbeda. Ruangan amnion berisi 1 liter air ketuban,kalau banyaknya lebih dari 2

liter dinamakanPolyhydramnion  atau Hydramnion. kalau terlalu sedikit,kurang

dari 500cc disebutoligohidramnion.

     Air ketuban untuk sebagaian besar terdiri dari air tapi mengandung juga sedikit

ureum, protein, asam urine, gula, garam-garam malahan juga enzim-enzim. Sifat-

sifat air ketuban seperti jernih atau keruhnya,banyaknya dan susunannya dapat

dipergunakan untuk pengenalan keadaan janin dengan cara amnioskopi.

2.      Faal air ketuban adalah:

a.       Memungkinkan anak bergerak dengan bebas dan tumbuh dengan bebas

kesegala jurusan karena tekanan pada anak sama pada semua bagiannya. Hal ini

sangat penting karena seandainya anak tertekan oleh alat sekitarnya maka

pertumbuhan tentu terganggu.

b.      Untuk melindungi anak terhadap pukulan-pukulan dari luar dan ibu terhadap

gerakan-gerakan anak. Kalau air ketuban berkurang,pergerakan anak dirasakan

nyeri oleh ibu.

c.       Mempertahankan suhu yang tetap bagi anak.

d.      Waktu persalinan membuka serviks dengan mendorong selaput janinke dalam

ostium uteri. Bagian selaput anak yang diatas ostium uteri yang menonjol waktu

his disebut ketuban, dan ketuban inilah yang membuka serviks.

(sumber:Obstetri Fisiologi;120-121)

2.1.4     PSIKIS (PSIKOLOGIS)

Banyaknya wanita normal bisa merasakan kegairahan dan kegembiraan

disaat merasa kesakitan awal menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini

berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas

“kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau

memproduksi anaknya. Khususnya rasa lega itu berlangsung bila kehamilannya

mengalami perpanjangan waktu. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian

bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum

pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata.

Psikologis meliputi :

·         Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual

·         Pengalaman bayi sebelumnya

·         Kebiasaan adat

·         Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

2.1.5     PENOLONG

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani

komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini proses

tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi

proses persalinan.

2.2     KELAINAN-KELAINAN PADA POWER,PASSENGER DAN

PASSAGE

2.2.1     Kelainan His

1. Inertia Uteri

         His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal yang

terbagi menjadi :

a.       Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya sudah lemah

b.      Inertia uteri sekunder: His pernah cukup kuat tapi kemudian melemah

Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, bagian

terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah

His yang lemah dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu maupun janin

sehingga memerlukan konsultasi atau merujuk penderita ke rumah sakit,

puskesmas atau ke dokter spesialis.

2. Tetania uteri

         His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat kesempatan

reaksi otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi :

Persalinan Presipitatus yaitu Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam.

Akibat mungkin fatal :

a.       Terjadi persalinan tidak pada tempatnya

b.      Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam persalinan

c.       Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan, inversio uteri

d.      Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai kematian janin dalam

rahim

3. Inkoordinasi otot rahim

         Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan sulitnya

kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran janin

dari dalam rahim.

2.2.2     Kelainan pada jalan lahir

1. Serviks

a. Serviks yang kaku

Terdapat pada primi tua primer atau sekunder. Serviks yang mengalami banyak

cacat perlukaan atau (sikatrik)

b. Serviks gantung

Ostium uteri eksternum terbuka lebar, namun ostium uteri internum tidak terbuka.

Ostium uteri internum terbuka, namun ostium uteri eksternum tidak terbuka

c. Edema serviks

Terutama karena kesempitan panggul, serviks terjepit antara kepala dan jalan lahir

sehingga terjadi gangguan sirkulasi darah dan cairan yang menimbulkan edema

serviks

2. Vagina

Kelainan vagina yang dapat menggangu perjalanan persalinan yaitu:

Vagina septum: trans vaginal septum vagina,longitudinal septum vagina tumor pada vagina

3. Himen dan Perineum

         Kelainan pada himen imperforata, atau himen elastik pada perineum terjadi

kekakuan sehingga memerlukan episiotomi yang luas.

2.2.3     Kelainan genetik

a.       Kelainan bentuk dan besar janin : anensefalus, hidrosefalus, janin makrosomia

b.      Kelainan pada letak kepala : presentasi puncak, presentasi muka, presentasi dahi

dan kelainan oksiput

c.       Kelainan letak janin : letak sungsang, letak lintang, letak mengolak, presentasi

rangkap ( kepala tangan, kepala kaki, kepala tali pusat )

BAB 3

PENUTUP

3.1     SIMPULAN

5 P sangat menentukan apakah suatu persalinan secara fisik dapat

diprediksi akan berjalan lancar atau tidak, meskipun yang paling berperan utama

adalah : power, passage, passanger. Tetapi bukan berarti bahwa psykologis ibu

hamil dan faktor penolong tidak ikut menentukan.

3.2     SARAN

Bagi Penolong persalinan lebih memperhatikan kesehatan ibu hamil

dengan mengutamakan 4 P (power,passenger,passage,psykis) , terutama pada

persalinan, dan dapat melakukan pendekatan dengan baik agar dapat menjaga

hubungan baik antara ibu dan petugas kesehatan, selain itu bidan harus memantau

dan mengantisipasi kejadian atau kelainan yang bisa terjadi pada ibu dan bayi

pada saat persalinan

Demikian makalah ini kami buat, sebagaimana pepatah mengatakan “tiada

gading yang tak retak”. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari

para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Daftar pustaka

Prawiroharjo Sarwono.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka

Manuaba, Ida Bagus Gde.1998.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan

Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.Jakarta: Buku Kedokteran EGC,

Padjajaran Universitas,Obstetric Fisiologi,Bandung