faktor2 perilaku (1)

8
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan (Personal Hygiene) Perilaku dalam penelitian ini adalah perilaku kesehatan yang berhubungan dengan adanya keluhan penyakit kulit sehubungan dengan personal hygiene pada penghuni asrama. Perilaku kesehatan tersebut didasarkan pada tiga faktor domain perilaku yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan. Menurut Subkan (2003) bahwa perilaku manusia terhadap sakit dan penyakit yaitu menyangkut dengan reaksinya baik secara pasif (mengetahui, bersikap dan mempersepsikan penyakit yang ada pada dirinya atau diluar dirinya) maupun aktif (tindakan atau praktik) yang dilakukan sehubungan dengan sakit maupun keluhan kesehatan kulit tersebut. Terbentuknya perilaku baru dimulai dari pengetahuan yang kemudian menimbulkan respon yang lebih jauh yaitu tindakan. Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan yang diuraikan sebagai berikut :

Upload: april-foley

Post on 18-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PRILAKU

TRANSCRIPT

Page 1: Faktor2 perilaku (1)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan (Personal Hygiene)

Perilaku dalam penelitian ini adalah perilaku kesehatan yang berhubungan dengan

adanya keluhan penyakit kulit sehubungan dengan personal hygiene pada penghuni asrama.

Perilaku kesehatan tersebut didasarkan pada tiga faktor domain perilaku yaitu pengetahuan,

sikap, dan tindakan. Menurut Subkan (2003) bahwa perilaku manusia terhadap sakit dan

penyakit yaitu menyangkut dengan reaksinya baik secara pasif (mengetahui, bersikap dan

mempersepsikan penyakit yang ada pada dirinya atau diluar dirinya) maupun aktif (tindakan

atau praktik) yang dilakukan sehubungan dengan sakit maupun keluhan kesehatan kulit

tersebut. Terbentuknya perilaku baru dimulai dari pengetahuan yang kemudian menimbulkan

respon yang lebih jauh yaitu tindakan.

Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon

seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan

kesehatan, makanan serta lingkungan yang diuraikan sebagai berikut :

a. Perilaku seseorang terhadap sakit atau penyakit yaitu bagaimana manusia merespon, baik

secara pasif maupun aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan penyakit dan

sakit tersebut.

b. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan adalah respon seseorang terhadap sistem

pelayanan kesehatan baik yang tradisional maupun modern.

c. Perilaku terhadap makanan adalah respon seseorang terhadap makanan sebagai

kebutuhan vital bagi kehidupan.

d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan adalah respon terhadap lingkungan sebagai

determinan.

Disamping hal tersebut, perilaku kesehatan ada tiga teori yang sering menjadi

acuan dalam penelitian-penelitian kesehatan. Menurut Lawrence Green (1980) dalam

Notoatmodjo (2005), perilaku manusia dalam hal kesehatan dipengaruhi oleh dua faktor

Page 2: Faktor2 perilaku (1)

pokok yaitu faktor perilaku (behavioral factors) dan faktor non-perilaku (non behavioral

factors).

Lawrence Green menganalisis bahwa faktor perilaku sendiri ditentukan oleh tiga

faktor utama, yaitu:

a.  Faktor Predisposisi (predisposing factors), yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau

mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan,

kepercayaan, nilai-nilai, tradisi dan sebagainya.

b.  Faktor-faktor pemungkin (enabling factors), yaitu faktor-faktor yang memungkinkan atau

yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin

adalah sarana  dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan.

c.  Faktor-faktor penguat (reinforcing factors), adalah faktor-faktor yang mendorong dan

memperkuat terjadinya perilaku. Yang dimaksud dengan faktor penguat adalah keluarga,

petugas kesehatan dan masyarakat.

Pada saat promosi kesehatan dilakukan aksinya melalui pemberdayaan masyarakat

bahwa petugas kesehatan membekali sasaran kesehatan (masyarakat) dengan

pengetahuan/informasi yang bermanfaat bagaimana untuk sehat, dan walau ketersediaan

sarana kesehatan memadai, tetapi  tetap diperlukan dukungan dari masyarakat itu sendiri.

Snehandu B. Karr dalam Notoatmojo (2005), mengidentifikasi adanya lima determinan

perilaku, yaitu:

a. Adanya niat, (intention) seseorang untuk bertindak sehubungan objek atau stimulus

diluar dirinya.

b. Adanya dukungan dari masyarakat sekitarnya (social support). Di dalam kehidupan di

masyarakat, perilaku seseorang cenderung memerlukan legitimasi dari masyarakat

sekitarnya. Apabila perilaku tersebut bertentangan atau tidak memperoleh dukungan dari

Page 3: Faktor2 perilaku (1)

masyarakat, maka ia akan merasa kurang atau tidak nyaman, paling tidak untuk

berperilaku kesehatan tidak menjadi gunjingan atau bahan pembicaraan masyarakat.

c. Terjangkaunya informasi (accessibility of information), adalah tersedianya informasi-

informasi terkait dengan tindakan yang akan diambil seseorang.

d. Adanya otonomi atau kebebasan pribadi (personal autonomy) untuk mengambil

keputusan.

e. Adanya kondisi dan situasi yang memungkinkan (action situation). Untuk bertindak

apapun memang diperlukan kondisi dan situasi yang tepat. Kondisi dan situasi yang tepat

mempunyai pengertian yang luas, baik fasilitas yang tersedia  serta kemampuan yang

ada.

Untuk membangun rumah sehat misalnya, jelas sangat tergantung kepada kondisi

ekonomi dari orang yang bersangkutan. Meskipun faktor yang lain tidak ada masalah, tetapi

apabila kondisi dan situasinya tidak mendukung, maka perilaku tersebut tidak akan terjadi.

WHO yang merumuskan determinan perilaku ini sangat sederhana. Dikatakan mengapa

seseorang berperilaku, karena ada empat alasan pokok (determinan), yaitu:

a. Pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling). Hasil pemikiran-pemikiran dan perasaan-

perasaan seseorang atau lebih tepat diartikan pertimbangan-pertimbangan pribadi

terhadap objek atau stimulus, merupakan modal awal untuk bertindak atau berperilaku.

Didasarkan  pertimbangan untung ruginya, manfaatnya dan sumber daya atau uang yang

tersedia dan sebagainya.

b. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai (personnal

references). Di dalam masyarakat, di mana sikap paternalistic masih kuat, maka

perubahan perilaku masyarakat bergantung acuan kepada tokoh masyarakat setempat.

Page 4: Faktor2 perilaku (1)

c. Sumber daya (resources) yang tersedia merupakan pendukung terjadinya perubahan

perilaku. Dalam teori Green, sumber daya ini adalah sama dengan faktor enabling

(sarana, prasarana, fasilitas).

d. Sosio budaya (culture) setempat biasanya sangat berpengaruh terhadap terbentuknya

perilaku seseorang. Hal ini dapat kita lihat dari perilaku tiap-tiap etnis berbeda-beda,

karena memang masing-masing etnis mempunyai budaya yang berbeda yang khas.

Dari uraian ketiga teori di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau

masyarakat tentang kesehatan ditentukan dan dibentuk oleh pengetahuan yang diterima.

Kemudian timbul persepsi dari individu dan memunculkan sikap, niat,

keyakinan/kepercayaan, yang dapat memotivasi dan mewujudkan keinginan menjadi suatu

perbuatan.

Penguatan konsep mulai dari “tahu” menjadi “mau” dan “mampu”, akan terlaksana

apabila ada faktor eksternal yang  turut mempengaruhi situasi di luar diri individu seperti:

dukungan sosial, fasilitas yang tersedia, sarana dan prasarana yang mendukung. Persepsi

untuk proses perubahan perilaku menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (personal

hygiene) adalah penilaian suatu ide atau gagasan baru yang diperkenalkan kepada individu

dan diharapkan untuk diterima dan diproses oleh individu tersebut sehingga memunculkan

sikap individu menerima dan memformulasikan ide tersebut menurut versi dirinya sendiri. 

Perilaku hidup bersih dan sehat (personal hygiene) bukan hal yang baru bagi

masyarakat.  Di tengah kecanggihan teknologi pada masa sekarang, informasi dan

pengetahuan mudah diakses masyarakat. PHBS adalah semua perilaku yang dapat

menjadikan kita hidup sehat. Hidup sehat tidak terbatas dengan melaksanakan sepuluh

indikator saja. Tetapi indikator dengan sepuluh perilaku adalah yang dipilih sebagai penilaian

apakah masyarakat sudah berperilaku hidup bersih dan sehat dan perlu dikembangkan di

tengah masyarakat kita.

Page 5: Faktor2 perilaku (1)

Kerangka Teori

Sumber : Lawrence W. Green (1980) dalam Notoatmodjo (2005).

Predisposing Factor :

Pengetahuan

Sikap

Keyakinan

Kepercayaan Dan

Nilai-Nilai

Tradisi/Budaya

Perilaku Kesehatan

(personal hygiene)

Enabling Factor:

Lingkungan Fisik

Sarana Kesehatan

Reinforsing Factor :

Petugas Kesehatan

Keluarga

Tokoh Masyarakat