faktor-faktor yang mempengaruhi...

111
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN SISTEM RESI GUDANG OLEH PETANI PADI DI KECAMATAN PALASAH, KABUPATEN MAJALENGKA, JAWA BARAT Oleh : DONI KURNIAWAN A14104083 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Upload: lamdung

Post on 15-Feb-2018

240 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN SISTEM RESI GUDANG OLEH PETANI PADI

DI KECAMATAN PALASAH, KABUPATEN MAJALENGKA, JAWA BARAT

Oleh : DONI KURNIAWAN

A14104083

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

RINGKASAN DONI KURNIAWAN . Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Resi Gudang oleh Petani Padi di Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Di bawah bimbingan NUNUNG KUSNADI

Pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan nasional dengan tujuan mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Peranan pembangunan pertanian terhadap pembangunan nasional diantaranya diwujudkan dalam penyediaan bahan pangan dan merupakan syarat penting bagi keberhasilan pembangunan di Indonesia. Kebijakan pangan nasional yang menciptakan beras sebagai mental bangsa, sebaliknya terjadinya tekanan harga (paradoks produktivitas) membuktikan bahwa kebijakan pangan tersebut belum memihak pada petani, berdampak pada peningkatan kemiskinan di kalangan petani padi. Sistem Resi Gudang (SRG) yang dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 2003, merupakan alternatif peningkatan pendapatan petani melalui penundaan penjualan (peningkatan harga jual) dan kemudahan akses permodalan. Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat sebagai daerh pengembangan melalui Koperasi Unit Desa (KUD) Trisula sebagai pengelola, sebaliknya tidak seluruh masyarakat petani padi ikut menerapkan sistem ini. Sehingga perlu dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan Sistem Resi Gudang oleh Petani Padi tersebut, analisis juga dilakukan untuk melihat manfaat penerapannya bagi petani padi.

Penarikan sampel dilakukan dengan metode sampel random terbatas, dengan jumlah polulasi sebanyak 7.708 KK petani padi. Jumlah sampel sebanyak 60 jiwa, dibagi menjadi kelompok petani SRG sebanyak 30 jiwa, dan kelompok petani non SRG sebanyak 30 jiwa. Analisis dilakukan berdasarkan data hasil wawancara dan pengamatan, serta data sekunder terkait dari hasil pengambilan data. Model yang digunakan untuk menganalisis adalah model regresi linear berganda, sedangkan analisi manfaat penerapan Sistem Resi Gudang menggunakan pendkatan struktur usahatani.

Lahan sawah di daerah penelitian seluas 2.315 hektar dari total wilayah seluas 38,69 km2, dengan mata pencaharian dominan adalah sektor pertanian sebesar 7.708 KK. Kelembagaan lumbung pangan dengan jumlah anggota sebanyak 1.225 jiwa didukung oleh penerapan Sistem Resi Gudang KUD Trisula tersebut. Pengelola gudang memiliki lantai jemur dengan kapasitas 15 ton per bulan, dan gudang penyimpanan dengan kapasitas 100-150 ton per bulan. Rata-rata penjualan Gabah dan beras oleh Rice Milling Unit sebesar 85.965 Kg tahun 2008-2009 ke berbagai pasar beras dan Dolog Cirebon. Sedangkan koperasi simpan pinjam Trisula sebagai badan permodalan anggota koperasi, dengan bentuk kredit berupa uang tunai, modal usahatani, dan saprodi.

Keputusan petani padi dalam menerapkan SRG dinyatakan dalam persentase alokasi SRG, yaitu persentase penyimpanan gabah dari total produksi

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

padi. Persentase alokasi SRG tersebut merupakan variabel tidak bebas (Y), sedangkan variabel bebas (Xi) merupakan faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap penerapan SRG oleh petani padi responden, antara lain ciri individu responden yang terdiri dari tingkat umur responden (X1), tingkat pendidikan formal responden (X2), ukuran atau jumlah tanggungan keluarga (X3), dan tingkat pengeluaran konsumsi bahan pangan keluarga (X4). Faktor tingkat pengalaman responden terdiri dari tingkat pengalaman usahatani (X5), tingkat pengalaman akses kredit (X6), dan tingkat pengalaman penundaan penjualan komoditas gabah (X7). Faktor Ciri usahatani responden terdiri dari luas lahan garapan (X8), dan status penguasaan lahan (D1). Faktor ciri eksternal terdiri dari keikutsertaan responden dalam penyuluhan pertanian (X9). Persamaan model regresi linear berganda yang didapat dari hasil analisis adalah Y = 49,3 - 0,190 X1 + 0,11 X2 + 0,60 X3 - 0,0273 X4 + 0,285 X5 - 2,81 X6 - 0,157 X7 + 0,00188 X8 + 1,59 X9 - 17,4 D1. Nilai statistik uji F sebesar 3,24 dengan nilai peluang sebesar 0,01. Sedangkan Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 63,0 persen. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata antara lain faktor luas lahan garapan dan status penguasaan lahan.

Luas lahan garapan rata-rata petani padi responden sebesar 7.040 m2, rata-rata luas lahan garapan kelompok petani SRG sebesar 9.436 m2, sedangkan pada kelompok petani non SRG sebesar 4.643 m2. Produksi padi rata-rata petani padi responden sebesar 3.058 kilogram. Selanjutnya pada kelompok petani padi SRG sebesar 4.134 kilogram, sedangkan pada kelompok petani Non SRG sebesar 1.950 kilogram. Hasil produksi padi tersebut dialokasikan untuk beberapa keperluan, antara lain alokasi jual langsung, alokasi penyimpanan SRG, alokasi konsumsi pangan keluarga, dan alokasi simpanan keluarga petani responden. Pada kelompok petani SRG penerimaan usahatani padi lebih besar dari pada kelompok petani Non SRG, selisih penerimaan pada kedua kelompok kelompok tersebut sebesar Rp 2.508.000,-. Biaya Tunai pada kelompok petani Non SRG lebih besar Rp 372.000,- dari pada kelompok petani SRG. Selisih biaya ini berasal dari perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani responden. Dari hasil struktur pendapatan usahatani padi, menunjukkan bahwa petani SRG memiliki pendapatan lebih tinggi dibandingkan dengan petani Non SRG. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Sistem Resi Gudang memiliki kemampuan menghasilkan penerimaan tunai yang lebih baik.

Sistem Resi Gudang di kecamatan Palasah, kabupaten Majalengka mudah diterapkan oleh petani padi dan sesuai dengan karakteristik masyarakat petani. Jika mempertimbangkan hasil analisis, Sistem Resi Gudang dapat diterapkan di seluruh daerah Indonesia.

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN SISTEM RESI GUDANG OLEH PETANI PADI

DI KECAMATAN PALASAH, KABUPATEN MAJALENGKA, JAWA BARAT

Oleh : DONI KURNIAWAN

A14104083

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Judul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Resi Gudang oleh Petani Padi di Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat

Nama : Doni Kurniawan NRP : A14104083

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Skripsi

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 195809081984031002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr.Ir. Didy Sopandie,M.Agr NIP. 1957122219820310021

Tanggal Kelulusan :

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG

BERJUDUL “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENERAPAN SISTEM RESI GUDANG DI KECAMATAN PALASAH,

KABUPATEN MAJALENGKA, JAWA BARAT” ADALAH KARYA

SENDIRI DAN BELUM DIAJUKAN DALAM BENTUK APAPUN

KEPADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN. SUMBER INFORMASI

YANG BERASAL ATU DIKUTIP DARI KARYA YANG DITERBITKA N

ATAU TIDAK DITERBITKAN DARI PENULIS LAIN TELAH

DISEBUTKAN DALAM TEKS DAN DICANTUMKAN DALAM DAFTAR

PUSTAKA DI BAGIAN AKHIR SKRIPSI INI.

Bogor, Agustus 2009

Doni Kurniawan A14104083

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Nganjuk, Jawa Timur pada tanggal 5 September

1985. Anak pertama dari tiga bersaudara keluarga Bapak Sukidi dan Ibu Susilomaningsih. Tahun 2004 penulis lulus dari SMU Negeri 2 Nganjuk dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada program studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian.

Selama masa perkuliahan penulis aktif kelembagaan antara lain pengurus asrama TPB, Rohani Islam program studi, pengurus team Volley ball TPB, pengurus Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) Fakultas Pertanian tahun 2006-2007, dan ketua Mahasiswa Ikatan Daerah, dan juga pernah mendapatkan beasiswa Peningkatan Pretasi Akademik (PPA). Prestasi kelembagaan yang pernah diraih penulis salah satunya adalah sebagai perintis usaha mandiri BEM Fakultas Pertanian.

Selanjutnya, penulis juga bekerja paruh waktu semasa kuliah di beberapa lembaga dan perusahaan antara lain PT. Tricipta Tatagraha yang bergerak di bidang pengembangan perumahan sebagai staff pengembangan, PT. Chierack Farm Mandiri yang bergerak di bidang perikanan sebagai manajer operasional, PT. Alas Consultant sebagai staff analist Agribisnis, Lembaga Swadaya Masyarakat di Bogor dan Pelabuhanratu yang bergerak di bidang pengembangan masyarakat petani sebagai fasilitator (LATIN, PENALAHATI, YAYASAN MANDIRI WANGI, dan YAYASAN PALAPA BUMI PERTIWI). Prestasi pekerjaan yang didapat oleh penulis antara lain sebagai pendiri usaha komputer, pengembangan desa mandiri ekowisata di Pelabuhanratu, pengembangan SMP Plus Pertanian di Pelabuhanratu, pengembangan kredit union di Pelabuhanratu. Penulis juga pernah membuat karya tulis antara lain dokumen sosialisasi CDM (Clean Development Mechanism) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, dokumen strategi pengembangan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat, dokumen strategi pengembangan lembaga permodalan bagi petani perspektif pembangunan ekonomi kerakyatan dan Pembangunan Berkelanjutan.

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Resi Gudang oleh Petani Padi di Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Manajemen, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi petani padi dalam menerapkan Sistem Resi Gudang dan manfaat yang diperoleh petani padi dalam menerapkan Sistem Resi Gudang di daerah penelitian. Tujuan penerapan Sistem Resi Gudang di Indonesia adalah meningkatkan posisi tawar petani melalui peningkatan harga jual komoditi dan kemudahan akses permodalan bagi petani. Penerapan Sistem Resi Gudang di Indonesia merupakan salah satu bentuk pembangunan Sistem Agribisnis yang kompetitif.

Skripi ini tersusun secara sistematis sebagai berikut: 1) Pendahuluan berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian; 2) Tinjauan Pustaka berisi tentang Sistem Resi Gudang, dan tinjauan empirik penelitian; 3) Kerangka Pemikiran berisi tentang kerangka teori penelitian, dan kerangka konseptual; 4) Metode Penelitian berisi tentang lokasi dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, metode penarikan sampel, dan metode pengolahan data; 5) Keadaan Umum Daerah Penelitian berisi tentang keadaan wilayah, keadaan penduduk, dan keadaan petani padi; 6) Penerapan Sistem Resi Gudang Petani Padi berisi tentang penerapan Sistem Rei Gudang di daerah penelitian, dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penepan Sistem Resi Gudang oleh petani padi; 7) Manfaat Penerapan Sistem Resi Gudang Bagi Petani berisi tentang usahatani padi dan analisis manfaat penerapan Sistem Resi Gudang bagi petani padi melalui pendekatan struktur usahatani; dan 8) Kesimpulan dan Saran.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan, sebaliknya penulis mengharapkan saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan berbagai bentuk bimbingan. Bogor, Agustus 2009

Doni Kurniawan A14104083

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ............................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xiv I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1 1.2 Perumusan Masalah ................................................................................ 6 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 7 1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................................... 8

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Resi Gudang 2.1.1 Pelaku dan Kelembagaan dalam Resi Gudang ............................. 9 2.1.2 Bentuk Resi Gudang dan Komoditasnya .................................... 11 2.1.3 Pola, Sasaran, dan Manfaat Sistem Resi Gudang ....................... 13 2.2 Model Penerapan Sistem Resi Gudang di Indonesia ............................ 13 2.3 Tinjauan Empirik Penyimpanan Gabah ................................................ 15 2.4 Tinjauan Empirik Kesiapan Masyarakat Petani ................................... 17 2.5 Tinjauan Empirik Pemasaran Gabah .................................................... 18 2.6 Tinjauan empirik Kredit ....................................................................... 21

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.2 Kerangka Teori ..................................................................................... 24 3.1.1 Konsep Penyimpanan Komoditi Pertanian ................................. 24 3.1.2 Konsep Faktor Kesiapan dan Penerapan Teknologi ................... 26 3.1.3 Konsep Adopsi Inovasi dan Penerapan Teknologi ..................... 29 3.1.4 Konsep Usahatani ....................................................................... 30 3.1.5 Konsep Tataniaga Pertanian ....................................................... 36 3.1.6 Konsep Kredit ............................................................................. 38 3.2 Kerangka Konseptual ........................................................................... 41

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 44 4.2 Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 44 4.3 Metode Penarikan Sampel .................................................................... 45 4.4 Metode Pengolahan Data ...................................................................... 46 4.4.1 Analisis Pendapatan Usahatani ................................................... 46

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

4.4.2 Analisis Regresi Linear Berganda .............................................. 47 4.4.3 Pengujian-pengujian Model Regresi .......................................... 49 4.4.4 Batasan Operasional dan Satuan Pengukuran ............................ 50 4.4.5 Hipotesis Penelitian .................................................................... 53

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Keadaan Wilayah di Kecamatan Palasah ............................................. 56 5.2 Keadaan Penduduk dan Mata Pencaharian ........................................... 56 5.3 Keadaan Petani Padi di Kecamatan Palasah ......................................... 59

VI PENERAPAN SISTEM RESI GUDANG PETANI PADI 6.1 Koperasi Unit Desa (KUD) Trisula ...................................................... 63 6.2 Karakteristik Petani Padi Responden Dalam Penerapan Sistem Resi

Gudang ......................................................................................................... 67 6.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Resi Gudang oleh

Petani Padi ............................................................................................ 75

VII MANFAAT PENERAPAN SISTEM RESI GUDANG BAGI PETANI PADI

7.1 Usahatani padi di Kecamatan Palasah .................................................. 82 7.2 Struktur Produksi Padi Petani Responden ............................................ 83 7.3 Struktur Penerimaan Usahatani Padi Petani Responden ...................... 83 7.4 Struktur Biaya Usahatani Padi Petani Responden ................................ 84 7.5 Struktur Pendapatan Usahatani Padi Petani Responden ....................... 85

VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan ........................................................................................... 87 8.2 Saran ..................................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 89

LAMPIRAN ..................................................................................................... 92

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Rata-rata Konsumsi Energi Per Kapita Per Hari Berdasarkan

Jenis Komoditas di Indonesia Tahun 1999-2006 .............................................. 2

2 Sentra Produksi Komoditas Unggulan Tanaman Pangan

di Kabupaten Majalengka ................................................................................. 5

3 Jumlah Penduduk Per Desa Berdasarkan Jenis kelamin dan

Penduduk Petani di Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka,

Jawa Barat Tahun 2007 ................................................................................... 57

4 Jenis Mata Pencaharian Penduduk Per Kepala Keluarga (KK)

di Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat Tahun 2007 ...... 58

5 Status Penguasaan Lahan Petani per Kepala Keluarga (KK)

di Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat Tahun 2007 ...... 59

6 Tingkat Pendidikan Formal Penduduk di Kecamatan Palasah,

Kabupaten Majalengka, Jawa Barat Tahun 2007............................................ 60

7 Kegiatan Lumbung Pangan di Kecamatn Palasah,

Kabupaten Majalengka, Jawa Barat Tahun 2007............................................ 61

8 Jumlah Penjualan Komoditas Gabah dan Beras KUD Trisula ....................... 66

9 Jumlah Petani Padi Berdasarkan Tingkat Umur ............................................. 67

10 Jumlah Petani Padi Berdasarkan Tingkat Pendidikan..................................... 68

11 Jumlah Petani Padi Berdasarkan Tanggungan Keluarga ................................ 69

12 Jumlah Petani Padi Berdasarkan Tingkat Konsumsi Pangan.......................... 70

13 Jumlah Petani Padi Berdasarkan Pengalaman Usahatani Padi ....................... 71

14 Jumlah Petani Padi Berdasarkan Tingkat Pengalaman Akses Permodalan .... 71

15 Jumlah Petani Padi Berdasarkan Tingkat Pengalaman

Penundaan Penjualan ...................................................................................... 72

16 Jumlah Petani Padi Berdasarkan Luas Lahan ................................................. 73

17 Jumlah Petani Padi Berdasarkan Keikutsertaan Dalam

Penyuluhan Pertanian ...................................................................................... 74

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

18 Jumlah Petani Padi Berdasarkan Status Penguasaan Lahan ........................... 74

19 Hasil Dugaan Model Regresi Linear Berganda

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan

Sistem Resi Gudang oleh Petani Padi Responden .......................................... 82

20 Rata-rata Jumlah (Kilogram) Alokasi Produksi Padi

Kelompok Petani Responden .......................................................................... 83

21 Penerimaan Usahatani Padi Per Hektar .......................................................... 84

22 Struktur Biaya Usahatani Padi Per Hektar ...................................................... 85

23 Struktur Pendapatan Usahatani Padi Per Hektar ............................................. 86

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Skema Sistem Resi Gudang Bergaransi ......................................................... 15

2 Pola Pemasaran Gabah dan Beras di Kabupaten Karawang, Jawa Barat ...... 19

3 Pola Pemasaran Gabah dan Beras di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur ........... 20

4 Saluran Tata Niaga Padi dari Petani sampai ke Konsumen ........................... 20

5 Hubungan antara Biaya penyimpanan dan Lama Penyimpanan .................... 24

6 Sistem Pemasaran Sederhana ......................................................................... 37

7 Siklus Perkreditan .......................................................................................... 39

8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Resi Gudang,

Manfaat Penerapan Sistem Resi Gudang oleh Petani Padi ,

di Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat ......................... 43

9 Mekanisme Pengembangan Sistem Resi Gudang KUD Trisula .................... 63

10 Jalur Tataniaga Sistem Resi Gudang KUD Trisula ....................................... 65

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Diagram Ringkasan Penelitian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan

Sistem Resi Gudang oleh Petani Padi di Kecamatan Palasah, Kabupaten

Majalengka, Jawa Barat ................................................................................. 92

2 Data Faktor-faktor Dugaan yang mempengaruhi Penerapan Sistem Resi

Gudang oleh Petani Padi ................................................................................ 93

3 Struktur Produksi Usahatani Padi Petani Responden .................................... 94

4 Struktur Penerimaan Usahatani Padi Petani Responden ................................ 95

5 Struktur Biaya Usahatani Padi Petani Responden ......................................... 96

6 Struktur Pendapatan Usahatani Padi Petani Responden ................................ 97

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan nasional

dengan tujuan mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Indonesia memiliki

kekayaan sumber daya alam sebagai suatu keunggulan dan dasar pembangunan

pertanian. Proses pembangunan pertanian menyeluruh yang dikenal sebagai

pembangunan sistem agribisnis secara bertahap dan konsisten akan menjadikan

sebuah negara berdaya saing.

Peranan pembangunan pertanian terhadap pembangunan nasional

diantaranya diwujudkan dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB),

penyerapan tenaga kerja, perolehan devisa, pemeratan hasil pembangunan,

pelestarian lingkungan, dan penyediaan bahan pangan. Ketersedian pangan yang

beragam, kualitas pangan yang baik, cukup dalam jumlah, terjangkau dalam

waktu dan tempat merupakan syarat penting bagi keberhasilan pembangunan di

Indonesia.

Masyarakat Indonesia majemuk dalam etnis, bahasa, agama, dan juga

dalam pangan. Kehidupan masyarakat pedesaan di Indonesia sesungguhnya

terdapat tradisi menganekaragamkan konsumsi pangan, selanjutnya menurut

Usman, S. 2004 bahwa masyarakat telah dilanda oleh budaya pangan (mentality

rice) dimana konsumsi pangan sangat didominasi oleh beras. Budaya pangan ini

terjadi melalui sebuah proses, dan tidak hanya dipengaruhi oleh persoalan

personal (rasa atau selera), budaya pangan tumbuh dan berkembang juga

dipengaruhi oleh pilihan kebijakan pembangunan pertanian nasional. Tabel 1

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

menjelaskan bahwa komoditas padi-padian menduduki peringkat pertama

konsumsi energi per kapita pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2006.

Tabel 1 Rata-rata Konsumsi Energi Per Kapita Per Hari berdasarkan Jenis Komoditas di Indonesia Tahun 1999-2006 No Komoditas 1999 2002 2003 2004 2005 2006

1 Padi-padian 1.066,50 1.039,91 1.035,07 1.024,08 1.009,13 992,93

2 Umbi-Umbian 60,73 55,43 55,62 66,91 56,01 51,08

3 Ikan 36,04 42,53 46,91 45,05 47,59 44,56

4 Daging 20,07 35,01 41,71 39,73 41,45 31,27

5 Telur dan Susu 24,39 39,63 37,83 40,47 47,17 43,35

6 Sayur-sayuran 32,28 37,44 40,95 38,80 38,72 40,20

7 Kacang-kacangan 52,40 71,66 63,93 62,24 69,97 64,42

8 Buah-buahan 32,71 40,75 42,75 41,61 39,85 36,95

9 Minyak dan Lemak 205,90 246,66 241,70 236,67 241,87 234,50

10 Beverage stuffs 103,35 120,00 115,54 114,75 110,73 103,69

11 Rempah-rempah 15,42 18,28 15,89 16,41 19,25 18,81

12 Jenis-jenis makanan 28,76 41,66 39,60 40,16 52,84 48,14

13 Prepared food 170,78 198,09 212,31 219,09 233.08*) 216.83*)

14 Minuman Beralkohol 0,04 0,09 0,09 0,09 - -

15 Tembakau - - - - - -

TOTAL 1.849,36 1.987,13 1.989,89 1.986,06 2.007,65 1.926,74

Keterangan : *) Termasuk didalamnya minuman beralkohol Sumber : Tabel 5. Data Konsumsi. Badan Pusat Statistik, 2007

Kebijakan pangan nasional diarahkan untuk peningkatan produksi beras.

Salah satu intrumen kebijakan di bidang perberasan adalah kebijaksanaan harga

dasar gabah. Tujuan kebijakan ini diantaranya untuk menjaga harga dasar gabah

cukup tinggi dan merangsang produksi, sehingga pada akhirnya dapat

meningkatkan pendapatan petani. Indonesia terus berusaha mendorong

peningkatan produksi beras dalam negeri dan mengelola stok beras nasional.

Produksi beras dalam negeri amat penting untuk menghindari tingginya risiko

ketidakstabilan harga dan suplai beras dari pasar dunia.

Rataan produksi padi di Indonesia meningkat pada periode 1995-1997 dan

pada periode 2004-2005 sebesar 32.252.000 ton dan 34.174.000 ton. Pada periode

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

1998-1999, terjadi penurunan produksi padi yang bersamaan dengan krisis

ekonomi. Selama tahun 2002-2007 telah terjadi perubahan dalam kenaikan harga

dasar gabah dalam negeri. Pada tahun 2002 Harga Pembelian Pemerintah (HPP)

sebesar Rp 1725,-/kg GKG (Seribu Tujuh Ratus Dua Puluh Lima Rupiah per

Kilogram gabah kering giling) di gudang Bulog. Pada tahun 2005, HPP sebesar

Rp 1765,- /Kg GKG (Seribu Tujuh Ratus Enam Puluh Lima Rupiah per Kilogram

Gabah Kering Giling) di tempat penyimpanan, atau Rp 1740,-/Kg GKG (Seribu

Tujuh Ratus Empat Puluh Rupiah per Kilogram Gabag Kering Giling) di

penggilingan. Pada tahun 2007 harga pembelian gabah kering giling (GKG) dalam

negeri adalah Rp 2575,- (Dua Ribu Lima Ratus Tujuh Puluh Lima Rupiah) per

kilogram di penggilingan, atau Rp 2600,- (Dua Ribu Enam Ratus Rupiah) per

kilogram di gudang Bulog.

Menurut Bungaran Saragih 2000 bahwa kebijakan-kebijakan pangan

dalam sistem pembangunan pertanian nasional belum berpihak pada petani,

terbukti dengan adanya paradoks produktivitas. Pembangunan irigasi, perbaikan

teknologi, subsidi input dan kredit secara tidak langsung mengakibatkan tekanan

harga. Peningkatan produksi pertanian tidak diimbangi oleh peningkatan

permintaan produk pertanian, dimana peningkatan produksi pertanian dapat

merugikan petani. Harga relatif pertanian yang menurun mencerminkan

profitabilitas yang relatif turun dibandingkan dengan non-pertanian dan

berdampak pada penurunan nilai tukar petani dan peningkatan kemiskinan di

kalangan petani, khususnya petani padi.

Disamping itu, subsistem usahatani di Indonesia cenderung didominasi

oleh usaha berskala kecil, bervariasi dalam hal kuantitas dan kualitas dengan

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

karakteristik sumberdaya petani yang rendah dalam luas lahan garapan, rendah

dalam penguasaan teknologi, rendah dalam akses permodalan, rendah dalam akses

informasi harga dan pasar.

Dalam proses meningkatkan pendapatan petani melalui upaya peningkatan

harga gabah salah satu alternatif yang dilakukan adalah melalui penyimpanan

gabah, hal ini dimaksudkan untuk menunda penjualan pada saat panen raya.

Peningkatan harga jual gabah atau beras terjadi akibat mekanisme permintaan dan

penawaran pasar, dimana pada jangka waktu tertentu setelah panen raya akan

terjadi peningkatan permintaan. Pada fase tersebut harga jual akan meningkat, dan

diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani padi.

Alternatif penyimpanan gabah harus didukung oleh mekanisme

pembiayaan atau kredit bagi petani. Salah satu program alternatif yang mampu

dilaksanakan dalam sebuah kelembagaan petani adalah Sistem Resi Gudang.

Sistem ini dilaksanakan untuk meningkatkan harga jual komoditas, dan untuk

memperoleh kredit bagi petani dengan komoditas hasil pertanian sebagai

agunannya.

Sistem Resi Gudang mulai diterapkan pada tahun 2003, melalui Badan

Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Daerah yang dijadikan

percontohan Resi Gudang untuk berbagai komoditas, adalah Sumatera Utara,

Sumatera Barat, Bangka Belitung, Jawa Barat, Sulawesi Utara, Jawa Timur, Jawa

Tengah.

Jawa Barat merupakan daerah sentra produksi padi utama. Lima daerah

sentra produksi padi di Indonesia berdasarkan data jumlah produksi tahun 2006

menurut Badan Pusat Statistik adalah Jawa Barat (9.500.551 ton), Jawa Timur

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

(9.365.294,7 ton), Jawa Tengah (8.729.291 ton), Sulawesi Selatan (3.365.509

ton), dan Sumatera Utara (3.007.636 ton).

Kabupaten Majalengka bagian dari wilayah Jawa Barat yang menjadikan

pertanian sebagai sektor perekonomian utama. Palasah merupakan salah satu

kecamatan yang berada di Kabupaten Majalengka dan menjadi salah satu daerah

sentra produksi padi sawah seperti ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 2 Sentra Produksi Komoditas Unggulan Tanaman Pangan di

Kabupaten Majalengka

No Komoditas Unggulan Daerah Sentra Produksi

1 Padi sawah

Kertajati, Jatitujuh, Ligung, Sumberjaya, Palasah, Jatiwangi, Dawuan, Kadipaten, Panyingkiran, Majalengka, Cigasong, Maja, Sukahaji, Rajagaluh, Sindangwangi dan Leuwimunding

2 Padi Ladang Kertajati, Majalengka, Cikijing, Lemahsugih

3 Jagung Argapura, Banjaran, Talaga, Cikijing, Cingambul, Bantarujeg,

Lemahsugih, Majalengka

4 Kedelai Jatiwangi, Dawuan, Majalengka, Panyingkiran, Cigasong, Palasah, Ligung, Kertajati, Sukahaji

5 Kacang Tanah Majalengka, Panyingkiran, Palasah, Ligung, Talaga, Cikijing,

Bantarujeg, Lemahsugih

6 Ubi Jalar Argapura, Maja, Cigasong, Majalengka, Sukahaji

Sumber : Tabel Sentra Produksi Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura. www.diperta-majalengka.go.id (data pada tabel hanya diambil komoditas pangan)

Kecamatan Palasah salah satu daerah pengembangan Sistem Resi

Gudang melalui sebuah Koperasi Tani (Koptan) Trisula sebagai pengelola.

1.2 Perumusan Masalah

Menurut Bappebti 2006 bahwa Perkembangan Sistem Resi Gudang

mampu meningkatkan efisiensi sektor agroindustri. Produsen maupun sektor

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

komersial telah mampu mengubah sediaan bahan mentah dan setengah jadi

menjadi produk yang diperjualbelikan secara luas. Hal ini dimungkinkan karena

Resi Gudang dapat diperjualbelikan dan dipertukarkan.

Penerapan Resi Gudang di Indonesia diharapkan mampu untuk

menggerakkan perekonomian nasional, dan mendorong pertumbuhan sektor

ekonomi kerakyatan, meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup petani serta

memperkuat peranan komoditas nasional. Undang-undang yang mengatur tentang

Resi Gudang, yaitu Undang-undang No. 9 Tahun 2006 diharapkan dapat

menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif dengan tersedianya dan tertatanya

sistem pembiayan perdagangan yang efektif. Sistem Resi Gudang dapat

mendorong pengembangan sektor pertanian dan pedagangan, terutama dalam

meningkatkan daya saing komoditas di pasar lokal maupun pasar internasional.

Pelaksanaan Sistem Resi Gudang oleh petani padi di Koperasi Tani Trisula

merupakan bagian usaha Koperasi Unit Desa Trisula. Pengelolaan Sistem Resi

Gudang dibagi dalam beberapa fungsi antara lain: bagian gudang berfungsi untuk

mengelola penyimpanan, dan pengolahan komoditas gabah dari para petani

anggota, bagian penjualan berfungsi untuk melakukan penjualan gabah atau beras,

dan Koperasi Simpan Pinjam Trisula berfungsi sebagai penyedia kredit bagi

petani anggota. Akses kredit bagi petani anggota berupa uang tunai, kredit

usahatani padi berupa biaya usahatani padi (pengolahan lahan, pengairan, dan

upah tenaga kerja), serta input usahatani padi (benih, saprodi, dan obat-obatan),

dengan mekanisme kredit oleh petani anggota dilakukan melalui Sistem Resi

Gudang. Penerapan Sistem Resi Gudang di kecamatan Palasah memberikan

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

peluang untuk peningkatan nilai tukar, dan kemudahan akses kredit bagi petani

padi.

Sistem Resi Gudang diharapkan dapat diterapkan di berbagai daerah

Indonesia. Pada kenyataanya, di Kecamatan Palasah sebagai salah satu daerah

pengembangan, tidak seluruh masyarakat petani padi ikut menerapkan Sistem

Resi Gudang. Sehingga perlu dilakukan analisis untuk melihat faktor-faktor yang

mempengaruhi petani padi menerapkan Sistem Resi Gudang. Selain itu perlu

dilakukan analasis untuk melihat manfaat Sistem Resi Gudang bagi petani padi di

daerah penelitian. Penelitian dilakukan dengan permasalahan:

1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi petani padi menerapkan Sistem

Resi Gudang di Kecamatan Palasah?

2. Manfaat apa yang diperoleh petani padi dalam menerapkan Sistem

Resi Gudang di Kecamatan Palasah?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian memiliki beberapa tujuan, antara lain:

1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi petani padi

menerapkan Sistem Resi Gudang di Kecamatan Palasah;

2. Menganalisis manfaat yang diperoleh petani padi dalam menerapkan

Sistem Resi Gudang di Kecamatan Palasah.

1.4 Kegunaan Penelitian

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi beberapa lapisan masyarakat,

antara lain:

1. Penulis, untuk menambah kemampuan menganalisa pengetahuan dan

wawasan mengenai anlisis kemungkinan penerapan Sistem Resi

Gudang gabah oleh petani di daerah penelitian;

2. Pengelola resi gudang, sebagai bahan masukan untuk pengembangan

Sistem Resi Gudang;

3. Petani, sebagai bahan masukan untuk pengembangan usahatani padi;

4. Akademisi dan peneliti, khususnya di dalam pengembangan penelitian

mengenai Sistem Resi Gudang.

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Resi Gudang

Resi Gudang yang tercantum dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 2006

merupakan dokumen bukti kepemilikan atas komoditas yang disimpan di gudang.

Dokumen diterbitkan oleh pihak yang melakukan kegiatan jasa pergudangan

(pengelola gudang), secara khusus menggunakan gudang dan diberi kewenangan

untuk menerbitkan dokumen atau resi.

Gudang merupakan semua ruangan yang tidak bergerak dan tidak dapat

dipindahkan, digunakan khusus sebagai tempat penyimpanan komoditas yang

dapat diperdagangkan secara umum. Dengan demikian Sistem Resi Gudang

adalah kegiatan yang berkaitan dengan penerbitan, pengalihan, penjaminan, dan

penyelesaian transaksi resi gudang.

2.1.1 Pelaku dan Kelembagaan dalam Resi Gudang

Pelaku utama yang terdapat dalam pelaksanaan Sistem Resi Gudang antara

lain pemegang resi merupakan pemilik komoditas yang telah menerima

pengalihan dari pemilik komoditas atau pihak lain, sehingga pemegang resi ini

merupakan penjual dan pembeli komoditi yang disimpan di gudang. Kedua,

pengelola gudang merupakan pihak yang menerbitkan resi gudang yang bertugas

melakukan penyimpanan, pemeliharaan dan pengawasan komoditas yang

disimpan oleh pemilik komoditas.

Lembaga-lembaga yang memegang peranan penting dalam mendukung

eksistensi dan kredibilitas Sistem Resi Gudang diantaranya: (1) Pengelola

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Gudang, (2) Badan Pengawas Sistem Resi Gudang, dan (3) Lembaga Penilaian

Kesesuaian. Pengelola gudang merupakan pihak yang melakukan usaha

pergudangan, baik gudang milik sendiri maupun milik orang lain. Oleh karena itu,

pengelola gudang harus berbentuk Perseroan Terbatas yang telah memperoleh

persetujuan sebagai penerbit resi gudang dari Pengawas. Segala proses

penyimpanan, pemeliharaan dan pengawasan komoditas yang disimpan oleh

pemilik menjadi tanggung jawab pengelola gudang.

Sebagai penerbit resi gudang, keberadaan pengelola gudang sangat

diperlukan dalam pengembangan Sistem Resi Gudang. Pengelola gudang harus

dapat memberikan keyakinan kepada masyarakat dan pengguna resi gudang

bahwa resi gudang yang diterbitkan sesuai dengan keadaan komoditas yang

disimpan di gudang.

Lembaga sertifikasi mutu merupakan lembaga terakreditasi yang

melakukan serangkaian kegiatan untuk menilai atau membuktikan bahwa

persyaratan tertentu yang berkaitan dengan produk, proses, dan sistem terpenuhi.

Lembaga ini akan mengeluarkan sertifikat untuk komoditas yang memuat nomor

dan tanggal penerbitan sertifikat, identitas pemilik komoditas, jenis dan jumlah

komoditas, sifat komoditas, metode pengujian mutu komoditas, tingkat mutu dan

kelas komoditas, jangka waktu mutu komoditas, serta bertanggung jawab terhadap

kesesuaian antara kondisi komoditas dengan data yang tercantum dalam sertifikat.

Pengawas Sistem Resi Gudang merupakan unit organisasi di bawah

menteri yang diberi wewenang untuk melakukan pembinaan, pengaturan dan

pengawasan pelaksanaan Sistem Resi Gudang. Tugas, fungsi, dan kewenangan

pengawas dilaksanakan oleh Bappebti yang selama ini telah melakukan tugas

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

pembinaan, pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan perdagangan komoditi

berjangka.

Penanggung merupakan badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas yang

telah memperoleh persetujuan dari Menteri. Bertugas melakukan pengalihan resi

di bursa berjangka. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berfungsi

menerima resi gudang sebagai jaminan atas pinjaman atau hutang pemilik resi

gudang. Bursa berjangka komoditi merupakan salah satu tempat transaksi

komoditi resi gudang.

Notaris merupakan lembaga yang terlibat dalam proses pengesahan hak

jaminan atas hutang yang dibuat antara pemilik resi dan perbankan. Penerima hak

jaminan hutang memberitahukan perjanjian pengikatan hak jaminan hutang yang

dibuat kepada pengelola gudang. Selain itu, notaris juga terlibat dalam

mengesahkan penyimpanan komoditas di gudang yang dikelola oleh pengelola

gudang.

2.1.2 Bentuk Resi Gudang dan Komoditasnya

Terdapat dua bentuk resi gudang, yaitu resi gudang yang dapat

diperdagangkan dan resi gudang yang tidak dapat diperdagangkan. Resi gudang

yang dapat diperdagangkan merupakan suatu resi gudang yang memuat perintah

penyerahan komoditas kepada pihak yang memegang resi gudang tersebut atau

atas suatu perintah pihak tertentu yang disebut sebagai Resi Atas Perintah.

Sedangkan resi gudang yang tidak dapat diperdagangkan didefinisikan merupakan

resi gudang yang memuat ketentuan bahwa komoditas yang dimaksud hanya

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

dapat diserahkan kepada pihak yang namanya telah ditetapkan dan disebut sebagai

Resi Atas Nama.

Resi harus memuat sekurang-kurangnya hal sebagai berikut : (1) judul

resi; (2) bentuk resi, yaitu resi atas perintah dan resi atas nama; (3) lokasi gudang

dimana komoditas disimpan; (4) tanggal penerbitan; (5) nomor penerbitan; (6)

waktu jatuh tempo; (7) biaya penyimpanan; (8) jumlah, deskripsi, spesifikasi asal

dan mutu komoditas; (9) tanda tangan pengelola gudang; dan (10) jumlah

pembayaran dimuka dan kewajiban pemegang resi. Resi atas perintah selain

memenuhi persyaratan di atas harus memuat pula tanggal pengalihan dan

penyampaian laporan pengalihan.

Berdasarkan UU Nomor 9 Tahun 1996 tentang Resi Gudang dan Peraturan

Pemerintah Nomor 36 Tahun 2007 tentang Resi Gudang, yang termasuk ke dalam

komoditi Resi Gudang adalah setiap benda bergerak yang dapat disimpan dalam

jangka waktu tertentu dan diperdagangkan secara umum dan paling sedikit

memenuhi persyaratan sebagai berikut : (1) memiliki daya simpan minimal 3

(tiga) bulan; (2) memenuhi standar mutu tertentu; dan (3) jumlah minimum

komoditas yang disimpan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 26/M-

DAG/PER/6/2007 mengenai penetapaan delapan komoditi pertanian sebagai

komoditas yang dapat disimpan di gudang dalam penyelenggaraan Sistem Resi

Gudang yang diterbitkan pada tanggal 29 Juni 2007 adalah: Gabah, Beras, Kopi

(biji), Kakao (biji), Lada (biji), Karet, Rumput laut dan , Jagung (pipil).

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

2.1.3 Pola, Sasaran, dan Manfaat Sistem Resi Gudang

Pola Resi Gudang adalah sistem pendanaan atau pembiayaan yang

menggunakan komoditi sebagai aset yang dijadikan jaminan bagi pihak pemberi

dana. Tujuan dikembangkannya Sistem Resi Gudang adalah untuk menyediakan

alternatif pendanaan bagi pelaku usaha sehingga dapat meningkatkan kemampuan

usahanya.

Sasaran dari resi gudang adalah koperasi, UKM dan kelompok tani yang

hidupnya bergantung pada sektor agribisnis, dimana karakter pelaku usaha

tersebut pada umumnya (1) tidak memiliki agunan, (2) akses pembiayaan yang

rendah,(3) terbatasnya informasi harga dan permintaan, (4) posisi tawar yang

rendah, dan (5) membutuhkan dukungan kemudahan modal kerja.

Manfaat Sistem Resi Gudang dapat dirumuskan sebagai berikut: (1)

Memperpanjang masa penjualan hasil produksi petani, (2) Sebagai agunan

penyedia dana, (3) Mewujudkan pasar fisik dan pasar berjangka yang lebih

kompetitif, (4) Mengurangi peran pemerintah dalam stabilisasi harga di bidang

komoditi, (5) Memberikan kepastian nilai minimum dari komoditi yang dijadikan

agunan.

2.2 Model Penerapan Sistem Resi Gudang di Indonesia

Model resi gudang dapat dikelompokkan menjadi tiga, pertama adalah

model "Regulated Elevator Company". Perusahaan yang disebut elevator adalah

kelompok perusahaan yang terdiri dari pedagang biji-bijian, perusahaan dagang,

dan koperasi petani yang terdaftar dan diawasi oleh badan atau lembaga

pemerintah. Perusahaan tersebut diwajibkan memberikan pelayanan penyimpanan

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

kepada umum, dan pemerintah menyediakan jasa atau menunjuk pihak swasta

untuk melakukan inspeksi dan sortasi kualitas dan kuantitas dari komoditas yang

disimpan di gudang. Model ini memiliki keunggulan finansial dan praktis

dibandingkan model lainnya. Selain karena perusahaan dagang mempunyai jalur

distribusi yang luas sehingga dapat mencangkup wilayah geografis yang luas.

Kedua adalah model "General Warehousing", merupakan pergudangan

umum dimana operatornya menerima penyimpanan produk dan berbagai komoditi

lain dan tidak terlibat dalam perdagangan. Model ini melibatkan diri dalam

pengembangan pergudangan di lapangan (field warehousing) dengan memberikan

jasa manajemen kepada gudang-gudang milik petani, pedagang, dan industri

manufaktur.

Ketiga adalah model "Private Trader". Model jasa ini hanya dapat

diberikan oleh perusahaan-perusahaan besar yang memiliki " credit-rating" tinggi,

sehingga umumnya pihak tertentu yang akan menjadi jaminan bagi para kreditor.

Pemerintah dalam hal ini dapat mendorong para pengusaha besar untuk

memberikan pelayanan pergudangan berdasarkan model ini.

Model resi gudang yang dikembangkan di Indonesia adalah model Resi

Gudang bergaransi. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi

(Bappebti) Departemen Perdagangan mendefinisikan resi gudang bergaransi

sebagai bukti penyimpanan komoditas yang diagunkan dan telah diregistrasi oleh

Lembaga Penjamin Penyelesaiaan untuk memperoleh penjaminan pembiayaan

atas transaksi-transaksi impor-ekspor atau beli-kembali dimana agunan tersebut

dikelola oleh pengelola gudang dan pelunasan kewajiban dijamin dari penjualan

komoditas fisik.

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Gambar 1 menjelaskan skema pemanfaatan Resi Gudang bergaransi.

Untuk dapat memanfaatkan skema ini, para produsen termasuk petani, kelompok

tani, prosesor, dan eksportir yang selanjutnya menyimpan komoditas mereka di

perusahaan pergudangan yang mengeluarkan Resi Gudang. Resi gudang tersebut

diregistrasi oleh Lembaga Penjamin Penyelesaian yang kemudian menerbitkan

resi gudang bergaransi yang selanjutnya dapat digunakan sebagai agunan

pembiayaan atau diperdagangkan.

Gambar 1 Skema Sistem Resi Gudang Bergaransi Sumber : Badan Pengawas Perdagangan Berhangka Komoditi (Bappebti) Departemen Perdagangan, 2005 2.3 Tinjauan Empirik Penyimpanan Gabah

Hasil penelitian Abdullah dalam Thahir (1991) tentang biaya pengeringan

gabah menyebutkan bahwa biaya pengeringan berkisar antara Rp 3-11 per

kilogram dan intensif pengeringan tersebut tidak menarik petani. Dari penelitian

tersebut diketahui bila kualitas padi yang dikeringkan ditingkatkan dari gabah

kering panen sampai gabah kering simpan, akan memberikan insentif kepada

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

petani dengan B/C ratio sebesar 2,6. Apabila kualitas padi ditingkatkan hingga

menjadi kering giling, maka B/C ratio turun 1,0. Sedangkan bila petani

menggunakan mesin pengering, maka biaya pengeringan dan penjemuran adalah

Rp 20,5 per kilogram. Penelitian ini dibataskan pada analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi penerapan Sistem Resi Gudang oleh Petani Padi dengan

pendekatan model regresi linear berganda dan analisis manfaat penerapan Sistem

Resi Gudang dengan pendekatan struktur usahatani, biaya pengeringan dan

penjemuran tidak menjadi tanggung jawab petani padi.

Hasil penelitian Uceu Noorsanti Dahlia (1998) tantang analisis

peningkatan pendapatan petani padi melalui penyimpanan gabah di Kabupaten

Indramayu dan Kabupaten Karawang Jawa Barat, menunjukkan bahwa

penyimpanan gabah yang paling menguntungkan adalah selama tiga bulan.

Efisiensi tertinggi untuk setiap penyimpanan satu ton gabah terjadi pada

penyimpanan selama tiga bulan dengan B/C ratio sebesar 5.0, sehingga

penyimpanan yang paling efisien dalam peningkatan pendapatan petani adalah

selama tiga bulan.

Penerapan Sistem Resi Gudang di daerah penelitian proses penyimpanan

dilakukan oleh bagian pergudangan, dan keikutsertaan petani padi dalam koperasi

tani merupakan sebuah syarat keharusan. Keikutsertaan petani dalam kelompok

tani merupakan salah satu faktor yang diduga dalam analisis model regresi linear

berganda tersebut. Lama penyimpanan yang terjadi diserahkan pada mekanisme

pengelolaan Sistem Resi Gudang di daerah penelitian. Analisis efisiensi tidak

dilakukan pada penelitian ini, tetapi analisis manfaat penerapan Sistem Resi

Gudang ini dilakukan dengan pendekatan struktur usahatani yaitu manfaat

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

ekonomi penerapan Sistem Resi Gudang oleh petani padi. Tingkat pendapatan

dianalisis dengan membandingkan antara kelompok petani padi Sistem Resi

Gudang dan kelompok petani padi non Sistem Resi Gudang.

2.4 Tinjauan Empirik Kesiapan Masyarakat Petani

Hasil penelitian Dwi Ratna Rahmawati (2005) tentang kesiapan

masyarakat petani, yaitu faktor kesiapan masyarakat petani dan strategi

pengembangan agropolitan menunjukkan terdapat tiga variabel yang berpengaruh

nyata terhadap kesiapan masyarakat dalam mengembangkan agropolitan, pada

selang kepercayaan 95 persen yaitu variabel luas lahan, dan jumlah penduduk.

Sedangkan pada selang kepercayaan 80 persen adalah variabel jumlah tanggungan

keluarga. Berdasarkan hasil log-likehood sebesar -18.001 menghasilkan statistik

G sebesar 14.444 dengan nilai P sebesar 0.071. Hasil perhitungan statistik Pearson

dan Deviance sebesar 0.483 dan 0.246 maka nilai P tersebut lebih besar dari α =

20 persen, sehingga model tersebut cukup layak.

Penelitian ini memilki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan Dwi

Ratna Rahmawati (2005), yaitu menganalisis faktor yang mempengaruhi

pengembangan penerapan suatu sistem baru dan petani sebagai obyek penelitian.

Pada penelitian ini, analisis menggunakan model regresi linear berganda, luas

lahan garapan dan jumlah tanggungan menjadi salah satu faktor yang diduga

berpengaruh terhadap penerapan Sistem Resi Gudang tersebut.

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

2.5 Tinjauan Empirik Pemasaran Gabah

Sistem pemasaran merupakan bagian penting dari mata rantai komoditas

sejak diproduksi sampai ke tangan konsumen. Sistem pemasaran juga dapat

menentukan efisiensi suatu tata niaga komoditas termasuk pangan. Pemasaran

yang menimbulkan biaya tinggi akan berdampak bukan saja mengurangi surplus

produsen, tetapi juga akan membebani konsumen. Dalam pemasaran pangan,

terdapat berbagai variasi dalam jumlah agen-agen atau panjangnya rantai

pemasaran.

Pola pemasaran pangan atau hasil pertanian pada umumnya selalu

mengalami perubahan dan perkembangan seiring dengan pertumbuhan dan

perkembangan yang terjadi pada struktur produksi dan konsumsi. Pola pemasaran

hasil pertanian juga mempunyai kaitan erat dengan perkembangan ekonomi,

karena pemasaran pangan merupakan salah satu subsistem perekonomian secara

keseluruhan. Sistem pemasaran yang efisien sangat dibutuhkan pada pasar

komoditas hasil pertanian dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan surplus

produsen maupun konsumen.

Berkaitan dengan pola pemasaran gabah dan beras, hingga saat ini pola

pemasaran gabah dan beras di tingkat petani tidak mengalami perubahan yang

berarti. Terlepas dari keunikan pola pemasaran gabah dan beras di berbagai

daerah Indonesia, namun ada satu hal yang secara prinsip sama, yaitu rentannya

posisi tawar petani dalam menjual gabah dan beras. Dengan kondisi tersebut,

petani selama ini lebih berperan sebagai penerima harga, sementara penentu harga

dominan dilakukan oleh para pedagang.

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Hasil penelitian Sidik dan Purnomo (1991) yang dilakukan di Kabupaten

Karawang, Jawa Barat menunjukkan sekurang-kurangnya ada enam pola

pemasaran gabah atau beras yang banyak dilakukan oleh petani dan pelaku pasar

lain sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2 Pola Pemasaran Gabah dan Beras di Kabupaten Karawang, Jawa Barat

Hasil studi Agusman (1991) yang dilakukan di Kabupaten Ngawi Jawa

Timur, menunjukkan rantai pemasaran gabah dan beras yang relatif lebih

seragam.

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Gambar 3 Pola Pemasaran Gabah dan Beras di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur

Natawidjaja (2001) dan Rusastra et al. (2003) menunjukkan bahwa

kebiasaan petani untuk menjual gabahnya secara tebasan atau melalui pedagang

pengumpul masih tetap berlangsung.

Gambar 4 Saluran Tata Niaga Padi dari Petani sampai ke Konsumen

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Pada penelitian ini, sistem pemasaran komoditas dilakukan oleh bagian

penjualan. Komoditas yang dipasarkan adalah Gabah Kering Giling (GKG) dan

beras, petani anggota tidak melakukan penjualan langsung, petani anggota hanya

melakukan penyimpanan komoditas di pergudangan. Penelitian saluran pemasaran

gabah atau beras yang dilakukan oleh Sidik dan Purnomo (Penelitian di

Kawarang, Jawa Barat), Agusman (Penelitian di Ngawi, Jawa Timur), dan

Rusastra et al. menunjukkan saluran pemasaran yang biasa dilakukan oleh petani

padi adalah ke pedagang pengumpul.

2.6 Tinjauan Empirik Kredit

Penelitian yang dilakukan oleh Rachmina (1994) dinyatakan bahwa

kebijaksanaan Paket Januari atau Pakjan (1990) telah mampu mendorong akses

pengusaha industri terhadap kredit formal. Selanjutnya, dari analisis permintaan

melalui pendekatan langsung dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

berpengaruh nyata terhadap permintaan kredit yaitu tingkat bunga, omzet, dan

kelompok bank. Terdapat perkembangan atas penelitian ini dibandingkan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Rachmina. Komponen akses kredit menjadi salah

satu faktor yang diperhitungkan dalam penerapan Sistem Resi Gudang oleh petani

padi tersebut.

Gani (2007) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan kredit serta penilaian kredit bank yang ideal dengan

studi kasus industri kecil dan kerajinan rumah tangga (IKKR). Penelitian tersebut

menjelaskan bahwa faktor-faktor yang menjadi pertimbangan debitur untuk

mengambil kredit adalah prosedur kredit, suku bunga, kinerja karyawan, periode

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

angsuran, lokasi, jam atau hari buka kas, sistem pelayanan, kredibilitas bank, dan

kecanggihan teknologi. Alat analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif

dengan menggunakan metode deskriptif analitik, serta analisis kuantitatif dengan

metode analisis fungsi permintaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka

atribut kredit bank yang ideal menurut pengusaha IKKR adalah kredit dengan

suku bunga rendah, prosedur sangat cepat dan mudah dengan nilai agunan yang

rendah, jam atau hari buka kas sering, sistem pelayanan dan kinerja karyawan

baik, periode angsuran baik, lokasi sangat strategis, teknologi yang cukup

canggih, dan kredibilitas bank yang baik. Pada penelitian ini, analisis

menggunakan model regresi berganda, berbeda dengan penelitian kredit yang

dilakukan oleh Gani. Kemudahan kredit pada Sistem Resi Gudang merupakan

faktor yang diperhitungkan dalam penerapan oleh petani padi tersebut. Faktor jasa

pinjaman (bunga), periode angsuran yang konsisten, prosedur cepat, nilai agunan

yang mudah merupakan layanan kemudahan akses kredit yang diterima petani

padi dalam penerapan Sistem Resi Gudang.

Wicaksono (2007) didalam penelitiannya menjelaskan bahwa faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap penyaluran kredit pertanian oleh BRI Indonesia adalah

variabel produk domestik bruto sektor pertanian dan variabel tingkat

pengembalian kredit bermasalah sektor pertanian di BRI. Sedangkan variabel

tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia tidak berpengaruh secara nyata.

Metode penelitian menggunakan model ekonometrika pada tingkat signifikansi 95

persen.

Alamsyah (2007) menjelaskan bahwa karakteristik individu debitur

Kupedes sektor agribisnis yang mengalami kemacetan atau penunggakan dalam

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

pembayaran kredit sebagian besar berada pada usia produktif, berpendidikan SD,

memiliki jumlah tanggungan keluarga sebanyak tiga orang, mengikuti pembinaan

dari petugas BRI, dan memiliki rumah yang berjarak sekitar dua sampai empat

kilometer dengan BRI. Adapun karakteristik usaha debitur Kupedes sektor

agribisnis yang mengalami kemacetan atau penunggakan dalam pembayaran

kredit sebagian besar memiliki pengalaman usaha antara 3-6 tahun, memiliki

jangka waktu pengembalian kredit 24 bulan, menyatakan tidak keberatan dengan

beban bunga, dan memiliki omzet per bulan Rp. 1.000.000 sampai Rp. 2.000.000.

Pada penelitian ini, kemudahan akses kredit menjadi bagian penting dalam

penerapan Sistem Resi Gudang. Pinjaman diberikan kepada petani anggota yang

menyimpan komoditasnya di gudang, berupa modal usahatani, dan input pertanian

(benih, saprodi, dan obat-obatan).

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Teori

3.1.1 Konsep Penyimpanan Komoditi Pertanian

Sebagian produksi pertanian dan pemasarannya sangat dipengaruhi oleh

faktor musim. Periode tanaman pada umumnya hanya meliputi beberapa waktu

sepanjang tahun. Sebaliknya komoditas pertanian dijual sepanjang tahun untuk

memenuhi permintaan konsumen. Limbong dan Sitorus (1985) mengemukakan

bahwa sistem pemasaran dari hasil pertanian harus tersedia sepanjang tahun.

Dalam proses penyediaan atau alokasi komoditas terdapat dua macam biaya yang

harus diperhitungkan yaitu biaya yang diperlukan untuk menyediakan fasilitas

penyimpanan (gudang) dan biaya risiko perubahan harga selama proses

penyimpanan. Gambar 5 menunjukkan hubungan antara biaya penyimpanan dan

lamanya penyimpanan. Proses penyimpanan komoditas akan mempengaruhi

mutu. Mutu dan nilai dari suatu komoditas akan meningkat melalui penyimpanan

atau sebaliknya.

Gambar 5 Hubungan antara Biaya penyimpanan dan Lama Penyimpanan ( Limbong dan Sitorus, 1985)

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Gambar 5.a. menunjukkan mutu dan nilai komoditas yang menurun dengan

penyimpanan yang semakin lama. Sedangkan gambar 5.b. menunjukkan mutu dan

nilai komoditas yang meningkat dengan penyimpanan sampai waktu tertentu dan

setelah itu mutunya mulai menurun.

Beras adalah bahan pangan dominan untuk masyarakat Indonesia, dan

ketersediaan bahan pangan ini diperlukan setiap tahunnya. Sebaliknya usahatani

padi dipengaruhi oleh keadaan iklim, sehingga dalam proses penyedian pangan

ini diperlukan sistem penyimpanan yang baik. Dalam penerapan Sistem Resi

Gudang, proses pengelolaan penyimpanan komoditas gabah atau beras menjadi

tanggung jawab bagian pergudangan. Mutu komoditas penyimpanan dikelola oleh

bagian pergudangan, sebaliknya petani penyimpan komoditas tidak dibebankan

risiko atas proses penyimpanan. Tujuan dalam penerapan Sistem Resi Gudang

adalah menjamin harga jual yang tinggi, dengan poses penyimpanan (penundaan)

komoditas yang baik, yang didasarkan pada pernyataan Limbong dan Sitorus

(1985) tentang hubungan biaya penyimpanan dan lama penyimpanan tersebut.

Menurut Dahl dan Hammond (1977), semakin lama waktu penyimpanan

maka semakin besar pula risikonya. Terdapat dua risiko yang harus diperhatikan

dalam melakukan penyimpanan, yaitu risiko terhadap penyusutan fisik dari

produk dan risiko terhadap perubahan harga. Penyusutan fisik dapat disebabkan

oleh faktor alam, kebakaran, pencurian, gangguan serangga atau gangguan

lainnya. Sedangkan risiko terhadap harga disebabkan perubahan harga yang

terjadi terus menerus sehingga harga yang akan terjadi tidak dapat diperkirakan.

Setiap usaha yang dilakukan dipengaruhi oleh banyak faktor

ketidakpastian. Dalam upaya pengembangan pertanian nasional diperlukan

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

pengembangan keunggulan komparatif menuju keunggulan kompetitif (berdaya

saing tinggi), yaitu pengembangan kelembagaan, kepastian harga jual komoditi,

dan pengembangan teknologi berkelanjutan. Program Sistem Resi Gudang

merupakan alternatif upaya menuju pengembangan pertanian yang berdaya saing,

yang dilakukan dengan sistem yang baik. Dalam proses penyimpanan komoditas

yang dikelola oleh bagian pergudangan diharapkan mampu untuk mengurangi

risiko yang terjadi, yaitu risiko penyusutan fisik komoditas dan risiko perubahan

harga tersebut.

3.1.2 Konsep Faktor Kesiapan dan Penerapan Teknologi

3.1.2.1 Umur

Menurut Mardikanto (1993) seperti dikutip oleh Kasup (1998) bahwa

umur seseorang mempunyai hubungan dengan kapasitas belajarnya, dan

berpengaruh terhadap kematangan seseorang baik fisik maupun mental. Kapasitas

belajar seseorang pada umumnya berkembang cepat pada umur 20 tahun dan

semakin berkurang hingga pada puncaknya sampai umur sekitar 50 tahun.

Pelaku dalam penerapan Sistem Resi Gudang gabah adalah masyarakat

petani. Proses pembelajaran Sistem Resi Gudang sangat diperlukan dalam

menunjang kesiapan masyarakat petani sampai menerapkannya. Proses belajar ini

dipengaruhi oleh umur. Sehingga umur merupakan salah satu faktor penting

dalam penerapan Sistem Resi Gudang tersebut.

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

3.1.2.2 Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang sangat mempengaruhi dalam hal

pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Muhibinsyah (1995) seperti dikutip oleh

Kasup (1998) menyebutkan bahwa pendidikan merupakan sebuah proses

menumbuhkembangkan seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui suatu

pengajaran. Suhardiyono ( 1992) seperti dikutip oleh Kasup (1998) menambahkan

bahwa para ahli pendidikan mengenal tiga sumber pengetahuan bagi setiap orang,

yaitu (1) pendidikan informal, yaitu proses pendidikan panjang yang diperoleh

dan dikumpulkan seseorang berupa pengetahuan, ketrampilan, sikap hidup, dan

segala sesuatu pengalaman pribadi sehari-hari dari kehidupan di dalam

masyarakat, (2) pendidikan formal, yaitu struktur dari sistem pendidikan atau

pengajaran yang kronologis dan berjenjang lembaga pendidikan, mulai dari

prasekolah sampai ke perguruan tinggi, (3) pendidikan nonformal adalah

pengajaran sistematis yang diorganisir di luar pendidikan formal bagi sekelompok

orang untuk memenuhi keperluan khusus seperti penyuluhan pertanian.

Mardikanto (1993) seperti dikutip oleh Kasup (1998) mengatakan bahwa

kapasitas belajar seseorang merupakan kemampuannya untuk menerima

rangsangan atau pengalaman baru yang dipengaruhi oleh keadaan fisik, keadaan

psikis (umur, dan tingkat pendidikan), maupun lingkungan sosial budaya

masyarakat. Selanjutnya, ditambahkan bahwa tingkat pendidikan seseorang

mempengaruhi kapasitas belajarnya, karena ada kegiatan tertentu yang

memerlukan tingkat pengetahuan tertentu pula untuk dapat memahaminya.

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang,

maka semakin baik pula pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya semakin cepat

dalam proses penyerapan pengalaman baru. Usahatani di Indonesia didominasi

oleh usaha skala kecil, beragam dalam kualitas dan kuantita komoditas yang

dihasilkan, dan karakteristik sumberdaya patani yang rendah, salah satunya adalah

tingkat pendidikan yang rendah.

Berbagai program pengembangan pertanian yang harus diperhatikan

adalah kemudahan dalam penerapannya, sehingga mampu untuk dilaksanakan

oleh masyarakat petani Indonesia sesuai dengan karakeristiknya. Begitu juga

dalam penerapan Sistem Resi Gudang ini, tingkat pendidikan diharapkan tidak

menjadi penghambat dalam proses penerapannya. Tingkat pendidikan menjadi

salah satu faktor penting, sebagai indikator kemudahan dalam penerapan.

3.1.2.3 Pengalaman

Menurut Siagian (1983) seperti dikutip oleh Kasup (1998) yang dimaksud

dengan pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang diperoleh seseorang dari

peristiwa-peristiwa yang dilalui dalam perjalanan hidupnya. Menurut Soedijanto

(1993) seperti dikutip oleh Kasup (1998), daya belajar seseorang ditentukan oleh

dua faktor yang selalu terdapat bersama-sama yaitu : (1) faktor mekanisme belajar

dan kematangan otak, organ-organ sensual, otot dari organ-organ tersebut dan

lainnya, (2) faktor akumulasi pengalaman dan bentuk-bentuk belajar lainnya.

Stan Kosen (1986) seperti dikutip oleh Kasup (1998) mengatakan bahwa

dalam mengambil suatu keputusan tentang berbagai masalah, seseorang sangat

dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman di masa lampau, kecakapan persepsi

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

dan asumsi mengenai situasi tertentu. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan

oleh Sukartawi ( 1986) seperti dikutip oleh Kasup (1998) bahwa petani yang baru

belajar (pemula) dan petani yang sudah berpengalaman akan berbeda dalam hal

kecepatan melakukan proses adopsi inovasi.

Pengalaman merupakan faktor yang berkorelasi positif dengan umur,

semakin bertambah umur seseorang akan meningkatkan pengalamannya.

Sebaliknya tingkat pendidikan sulit untuk dijadikan indikator utama dalam

penelitian pertanian, dengan karakteristik sumberdaya petani yang rendah

tersebut. Dalam penerapan Sistem Resi Gudang tingkat pengalaman merupakan

faktor yang harus diperhatian, menjadi indikator penting bagi kesiapan adopsi

inovasi program baru seperti penerapan Sistem Resi Gudang tersebut.

3.1.3 Konsep Adopsi Inovasi dan Penerapan Teknologi

Menurut Rogers dan Shoemaker (1971) seperti dikutip oleh Kasup (1998),

adopsi inovasi adalah suatu proses pengambilan keputusan melalui proses mental

sejak seseorang mengetahui adanya inovasi sampai mengambil keputusan untuk

menerima ataupun menolaknya dan memberikan pengakuan atas keputusannya

tersebut. Adopsi adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seseorang

terhadap suatu inovasi sejak mengenal, menaruh minat, menilai sampai

menerapkan, sedangkan inovasi adalah gagasan, tindakan atau teknologi,

termasuk barang yang dianggap baru oleh seseorang (Levis, 1996 seperti dikutip

oleh Kasup, 1998).

Soekartawi (1986) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

penerapan teknologi baru adalah faktor sosial, faktor kebudayaan, faktor personal

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

dan faktor situasional. Faktor sosial terbagi menjadi anggota keluarga, tetangga,

klik sosial, kelompok referensi, kelompok formal dan status sosial. Faktor

personal terdiri dari umur, pendidikan, dan karakteristik psikologi. Faktor-faktor

situasional terdiri dari pendapatan rumah tangga, ukuran usahatani, status

kepemilikan lahan, prestise masyarakat, sumber-sumber informasi dan jenis

inovasi.

Sistem Resi Gudang merupakan sebuah program alternatif baru dalam

upaya pengembangan pertanian Indonesia. Inovasi baru ini dapat dinilai

keberhasilannya, jika mampu diterapkan oleh masyarakat petani di Indonesia.

faktor ukuran keluarga, umur, pendidikan, ukuran usahatani (luas lahan garapan),

dan status penguasaan lahan menjadi faktor penting yang diprediksi

mempengaruhi penerapan Sistem Resi Gudang, sesuai dengan konsep adopsi

inovasi dan penerapan teknologi tersebut.

3.1.4 Konsep Usahatani

Usahatani merupakan organisasi dari alam, tenaga kerja, modal dan

pengololan yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian (Baachtiar

Riva’i 1960). Sedangkan menurut Soehardjo dan Patong (1973), usahatani adalah

suatu kegiatan yang mengorganisasikan alam, tenaga kerja dan modal yang

ditujukan kepada produksi di bidang pertanian. Organisasi ini dalam

pelaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh seseorang atau

sekumpulan orang, segolongan sosial, baik yang terikat genologis, politis maupun

territorial sebagai pengelolanya. Penerapan Sistem Resi Gudang berhubungan erat

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

dengan usahatani. Pelaku sistem merupakan petani dan produk yang dihasilkan

merupakan komoditas pertanian.

3.1.4.1 Ciri-ciri Usahatani di Indonesia dan Tujuan Pelaksanaan Usahatani

Soekartawi et al (1986) mengungkapkan pada umumnya ciri-ciri usahatani

di Indonesia adalah berlahan sempit, modal relatif kecil, pengetahuan petani yang

masih terbatas serta kurang dinamis, dan rendahnya pendapatan petani. Lahan

yang sempit merupakan cerminan terbatasnya sumberdaya dasar tempat petani

berusahatani. Terlebih lagi, lahan petani kecil umumnya tidak subur dan

terpencar-pencar dalam beberapa petak. Selain itu, mereka menghadapi pasar dan

harga yang tidak stabil dan tidak cukup menerima dukungan penyuluhan.

Petani memiliki tujuan dalam melaksanakan usahatani. Usahatani yang

memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan keluarga disebut usahatani pencukup

kebutuhan keluarga (subsistence farm). Di sisi lain, usahatani yang berjalan

didasari tujuan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya disebut usahatani

komersial (commercial farm). Ciri-ciri usahatani di Indonesia merupakan salah

satu persoalan dan faktor penyebab tidak berkembangnya pertanian di Indonesia.

Sistem Resi Gudang merupakan alternatif untuk menjawab persoalan ini. Kredit

usaha dapat diberikan kepada petani dengan agunan yang mudah (komoditas yang

disimpan), sehingga dapat membantu petani dalam meningkatkan modal

usahanya. meningkatkan harga jual dengan adanya mekanisme penyimpanan

komoditas pertanian, pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani.

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

3.1.4.2 Faktor-faktor Produksi dalam Usahatani

Keberhasilan usahatani dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor-

faktor pada usahatani itu sendiri (intern) dan faktor-faktor di luar usahatani

(ektern) (Hermanto, 1989). Adapun faktor intern antara lain petani pengelola,

tanah usahatani, tenaga kerja, modal, jumlah keluarga, dan kemampuan petani

dalam mengaplikasikan penerimaan keluarga. Di sisi lain, faktor ekternal yang

berpengaruh pada keberhasilan usahatani adalah teknologi, tersedianya sarana

transportasi dan komunikasi, aspek-aspek yang menyangkut pemasaran hasil dan

bahan usahatani (harga hasil, harga saprodi, dll), fasilitas kredit, dan sarana

penyuluhan bagi petani.

Hermanto (1989) menyatakan empat unsur pokok atau faktor-faktor

produksi dalam usahatai yaitu pertama lahan. Lahan usahatani dapat berupa tanah

pekarangan, tegalan, sawah, dan sebagainya. Lahan yang digunakan dalam

usahatani dapat diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dengan membeli,

menyewa, menyakap, negara, warisan, wakaf, atau membuka lahan sendiri.

Faktor kedua adalah tenaga kerja. Tenaga kerja menjadi pelaku dalam

usahatani menyelesaikan berbagai macam kegiatan produksi. Tiga jenis tenaga

kerja antara lain tenaga kerja manusia, tenaga kerja ternak, tenaga kerja makanik.

Tenaga kerja manusia dibedakan atas tenaga kerja pria, wanita, dan anak-anak.

Kerja manusia dipengaruhi oleh umur, pendidikan, keterampilan, pengalaman,

tingkat kecukupan, tingkat kesehatan, dan faktor alam seperti ilkim, dan kondisi

lahan usahatani. Jika terjadi kekurangan tenaga kerja, petani memperkerjakan

buruh yang berasal dari luar keluarga dengan memberi balas jasa atau upah.

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Sehingga, sumber tenaga kerja dalam usahatani dapat berasal dari dalam dan luar

keluarga.

Ukuran tenaga dalam perhitungan tenaga kerja usahatani pada umumnya

menggunakan ukuran setara jam pria atau hari pria dengan menggunakan faktor

konversi. Hal ini disebabkan karena tenaga kerja berbeda dalam keahlian,

kekuatan, dan pengalaman, sedangkan pekerjaan dalam berusahatani pun berbeda-

beda. Adapun konversi tenaga kerja adalah dengan membandingkan tenaga kerja

pria sebagai ukuran baku, yaitu: 1 HOK = 1 hari kerja pria (HKP), 1 HOK wanita

= 0.8 HKP, 1 HK ternak = 2 HKP, dan 1 HOK anak = 0.5 HKP.

Faktor ketiga adalah modal. Modal adalah barang atau uang yang bersama-

sama dengan faktor produksi lain menghasilkan barang-barang baru, yaitu produk

pertanian. Modal dapat berupa tanah, bangunan, alat-alat pertanian, tanaman,

ternak, bahan-bahan pertanian, piutang di bank, dan uang tunai. Penggunaan

modal berfungsi membantu meningkatkan produktivitas dan menciptakan

kekayaan serta pendapatan usahatani. Modal dalam suatu usahatani digunakan

untuk membeli sarana produksi serta pengeluaran selama kegiatan usahatani

berlangsung. Sumber modal dapat diperoleh dari milik sendiri, pinjaman atu

kredit (kredit bank, kerabat, dan lain-lain), warisan, usaha lain, atau kontrak sewa.

Faktor keempat adalah pengelolaan atau manajemen. Manajemen adalah

keampuan untuk mencukupi keinginan manusia di dunia yang rentan akan risiko

dan ketidakpastian. Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani menentukan,

mengorganisir, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasai

sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang

diharapkan. Pemahaman prinsip teknik dan ekonomis menjadi syarat bagi

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

pengelola. Pengenalan prinsip teknik dan ekonomis menjadi syarat bagi pengelola.

Pengenalan dan pemahaman prinsip teknik meliputi: (1) perilaku cabang usaha

yang diputuskan, (2) perkembangan teknologi, (3) tingkat teknologi yang

dikuasai, (4) cara budidaya atu alternatif lain berdasarkan pengalaman lain.

Sedangkan prinsip ekonomis terdiri dari: (1) penentuan perkembangan harga, (2)

kombinasi cabang usaha, (3) pemasaran hasil, (4) pembiayaan usahatani, (5)

penggolongan modal dan pendapatan, (6) ukuran-ukuran keberhasilan yang lazim.

Panduan penerapan kedua prinsip tersebut tercermin dari keputusan yang diambil

agar tidak menjadi tanggungan pengelola. Kesediaan risiko tergantung kepada: (1)

tersedianya modal, (2) status petani, (3) umur, (4) lingkungan usaha, (5)

perubahan posisi, (6) pendidikan, (7) pengalaman petani.

3.1.4.3 Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan usahatani dengan

biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Soeharjo dan Patong (1973)

menyatakan bahwa tujuan uatama dari analisis pendapatan usahatani adalah

menggambarkan keadaan sekarang suatu kegiatan usahatani dan menggambarkan

keadaan usahatani yang akan datang.

Penerimaan usahatani adalah nilai uang yang diterima dari penjualan

produk usahatani. Penerimaan usahatani dikategorikan menjadi tiga, yaitu (1)

hasil penjualan produk yang akan dijual, (2) hasil penjualan produk sampingan,

dan (3) produk yang dikonsumsi rumah tangga selama melakukan kegiatan

usahatani.

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Biaya yang dimasukkan dalam pendapatan usahatani dibagi menjadi dua,

yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai adalah biaya yang

dibayarkan secara tunai oleh petani dalam proses produksi, contohnya biaya

pembelian pupuk, obat-obatan, bibit, pajak, dan biaya tenaga kerja luar keluarga.

Biaya yang diperhitungkan adalah biaya yang digunakan petani untuk menghitung

pendapatan di mana asset petani ikut dimasukkan, meliputi penyusutan modal dan

alat-alat, biaya tenaga kerja keluarga, sewa lahan dan lain-lain. Jumlah biaya tunai

dan biaya diperhitungkan merupakan total biaya yang dikeluarkan petani.

Pendapatan usahatani dibedakan menjadi pendapatan tunai usahatani dan

pendapatan total usahatani. Pendapatan tunai usahatani adalah selisih selisih

antara penerimaan tunai usahatani dengan biaya tunai usahatani. Penerimaan tunai

dan biaya tunai tidak mencakup yang berbentuk benda nilai produk usahatani

yang dikonsumsi tidak dihitung sebagai penerimaan tunai usahatani dan nilai kerja

yang dibayar dengan benda tidak dihitung sebagai pengeluaran tunai usahatani

(Soekartawi, el al. 1986). Pendapatan total usahatani adalah selisih antara

penerimaan total dengan biaya total yang dikeluarkan.

3.1.4.4 Imbangan Penerimaan dan Biaya

Salah satu ukuran efisiensi pendapatan adalah penerimaan untuk setiap

biaya yang dikeluarkan ( Revenue-Cost ratio atau RC ratio). Rasio penerimaan

atas biaya menunjukkan berapa besarnya penerimaan yang akan diperoleh dari

setiap biaya yang dikeluarkan dalam produksi usahatani. Dengan analisis ini dapat

diketahui apakah suatu usahatani menguntungkan atau tidak. Nilai R/C ratio lebih

besar dari satu ini menunjukkan bahwa setiap penambahan satu satuan biaya akan

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

mendapatkan suatau tambahan penerimaan yang lebih besar dari satu satuan

penerimaan dan usahatani ini dikatakan efisien. Sebaliknya, nilai R/C ratio lebih

kecil dari satu artinya penambahan biaya satu satuan biaya akan menghasilkan

penerimaan kurang dari satu satuan penerimaan dan usahatani ini dikatakan tidak

efisien.

Penerapan Sistem Resi Gudang bertujuan salah satunya untuk

meningkatkan nilai tawar petani, sehingga dapat meningkatkan pendapatannya.

Konsep usahatani berkaitan erat dengan Sistem Resi Gudang, pada prinsipnya

penerapan Sistem Resi Gudang harus memberikan manfaat kepada petani, melalui

pemahaman konsep usahatani, analisis manfaat bagi petani dalam penerapan

Sistem Resi Gudang dapat dilakukan.

3.1.5 Konsep Tataniaga Pertanian

Pemasaran merupakan salah satu metode untuk dapat menyampaikan suatu

produk ke tangan konsumen yang tepat. Philip Khotler (2005) dalam Manajemen

Pemasaran mendefinisikan pemasaran sebagai proses sosial melalui proses

tersebut individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan

produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan manajemen

merupakan suatu seni dalam menjual produk. Sehingga manajemen tataniaga

merupakan seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta mendaparkan,

mempertahankan, dan menambahkan jumlah pelanggan melalui penciptaan,

penyampaian, dan pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul. Gambar 6

menjelaskan tentang sistem pemasaran yang sederhana bagaimana suatu barang

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

dan jasa yang ada ditangan produsen biasa sampai ditangan pembeli dan

bagaimana pembeli memiliki keinginan untuk memperoleh barang dari produsen.

Gambar 6 Sistem Pemasaran Sederhana

Berdasarkan Limbong dan Sitorus (1985), pemasaran (tataniaga) pertanian

mencakup segala kegiatan dan usaha yang berhubungan dengan perpindahan hak

milik dan fisik dari barang-barang hasil pertanian dan barang-barang kebutuhan

usaha pertanian dari tangan produsen ke tangan konsumen, termasuk di dalamnya

kegiatan-kegiatan tertentu yang menghasilkan perubahan bentuk dari barang yang

ditujukan untuk lebih mempermudah penyalurannya dan memberikan kepuasan

yang lebih tinggi kepada konsumennya. Sistem Resi Gudang berhubungan erat

dengan tataniaga pertanian. Adanya proses pemindahan hak milik dan hak fisik

dari komoditas hasil pertanian sampai ke tangan konsumen. Komoditas pertanian

dihasilkan oleh petani, dan proses tataniaga dilakukan oleh pengelola gudang Resi

Gudang, komoditas sampai pada konsumen dengan harga jual yang sesuai

sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.

Industri (Kumpulan

Penjual)

Pasar (kumpulan Pembeli)

Komunikasi

Barang/Jasa

Uang

Informasi

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

3.1.6 Konsep Kredit

Dalam kehidupan sehari-hari, kata kredit bukan merupakan kata yang

asing bagi masyarakat. Kata kredit tidak saja dikenal oleh masyarakat di kota-

kota besar, tetapi sampai di desa-desa pun kata kredit tersebut sudah sangat

populer. Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya

bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan sanggup memenuhi

segala sesuatu yang telah dijanjikan. Apa yang telah dijanjikan itu dapat berupa

barang, uang, atau jasa (Suyatno, 2007).

Kata kredit berasal dari bahasa latin credere yang berarti kepercayaan.

Kepercayaan yang dimaksud di dalam perkreditan adalah di antara si pemberi dan

si penerima kredit. Kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang atau barang)

dengan balas prestasi (kontra prestasi) yang akan terjadi pada waktu mendatang

(Simorangkir, 2004).

Apabila dibedakan menurut sumbernya, kredit dapat dibedakan menjadi

kredit formal dan non formal. Kredit formal adalah kredit yang berasal dari

lembaga keuangan formal, baik lembaga yang berciri bank atau bukan bank.

Sedangkan kredit non-formal adalah kredit yang berasal dari lembaga keuangan

non-formal, seperti pelepas uang atau rentenir, pedagang atau tengkulak, pengijon,

keluarga dan sebagainya (Rachmina, 1994).

Bank yang pedomannya adalah memperoleh hasil yang setinggi-tingginya

dari yang dipinjamkan tanpa mempersoalkan penggunaan kredit yang

diberikannya disebut pemberian kredit berdasarkan privat ekonomi. Pertimbangan

utama baginya ialah pinjaman pokok bersama tingkat bunga yang tinggi dibayar

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

kembali tepat pada waktunya. Bank komersial dalam memberikan kredit pada

umumnya bertitik tolak dari segi sosial ekonomi (Simorangkir, 2004).

Pemberian kredit dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan, maka bank

hanya boleh meneruskan simpanan masyarakat kepada nasabahnya dalam bentuk

kredit, jika merasa yakin bahwa nasabah yang akan menerima kredit itu mampu

dan mau mengembalikan kredit yang telah diterimanya. Dari faktor kemampuan

dan kemauan tersebut, tersimpul unsur keamanan (safety) dan sekaligus juga

unsur keuntungan (profitability) dari suatu kredit. Kedua unsur tersebut saling

berkaitan (Suyatno, 2007).

Siklus perkreditan dimulai sejak pengajuan permohonan kredit hingga

akhirnya disetujui, dicairkan, diawasi, dan pelunasan kredit. Gambar 7

menunjukkan siklus perkreditan tujuh langkah.

Gambar 7 Siklus Perkreditan Dendawijaya, 2000

Dari gambar 7 dapat dijelaskan bahwa langkah perkreditan meliputi: (1)

calon debitur atau nasabah mengajukan permohonan kredit kepada pihak atau

badan yang memberikan kredit, (2) kemudian surat permohonan tersebut

7b. Tambahan

kredit

1. Permohonan

kredit

2. Analisis kredit

3. Persetujuan

kredit

4. Perjanjian

kredit

5. Pencairan

kredit

6. Pengawasan

kredit

7a. Pelunasan

kredit

7c. Kredit

bermasalah

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

dianalisis apakah disetujui atau tidak, (3) atas laporan analisis kredit tersebut,

persetujuan kredit dilakukan oleh suatu komite yang dibentuk direksi yang disebut

“komite kredit”, (4) selanjutnya perjanjian kredit dipersiapkan notaris publik yang

ditunjuk oleh bank atau dipilih oleh calon nasabah, (5) setelah berbagai

persyaratan dipenuhi oleh debitor bank akan mencairkan kredit, (6) pengawasan

kredit dilakukan setelah kredit cair, pengawasan ini merupakan satu kunci utama

untuk mengetahui dari keberhasilan pemberian kredit, (7a) dalam kondisi ideal,

nasabah akan dapat memenuhi kewajibannya terhadap bank sesuai dengan

kesepakatan yang dimuat dalam perjanjian kredit dan nasabah dapat (mampu atau

mau) membayar angsuran pokok pinjaman, (7b) bagi nasabah yang berhasil dalam

menjalankan usahanya, maka nasabah tersebut akan datang kembali ke bank untuk

mambicarakan kemungkinan memperoleh penambahan kredit bagi perluasan

usaha, (7c) perkembangan pemberian kredit yang paling tidak menggembirakan

bagi pihak bank adalah apabila kredit yang diberikannya ternyata menjadi kredit

yang bermasalah, debitor gagal untuk memenuhi kewajibannya membayar

angsuran pokok kredit.

Kemudahan akses kredit diperlukan dalam menunjang usaha pertanian, di

dalam penerapan Sistem Resi Gudang kredit usaha ini dilakukan dengan jaminan

komoditas yang disimpan di gudang, dan pelunasan kredit dilakukan setelah

komoditas terjual. Di dalam Penerapan Kredit Usaha Resi Gudang dikenakan

biaya pengelolaan dan bunga sesuai peraturan dalam Sistem Resi Gudang.

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

3.2 Kerangka Konseptual

Sistem Resi Gudang di Indonesia diharapkan dapat diterapkan oleh

seluruh masyarakat petani, dengan tujuan meningkatkan pendapatan petani.

Rentannya penerimaan harga jual yang relatif rendah oleh petani, rendahnya

kemudahan akses permodalan menjadi permasalahan penting yang harus dihadapi.

Usahatani di Indonesia didominasi oleh usaha beskala kecil dan beragam dalam

kualitas dan kuantitas, dengan karakteristik sumberdaya petani yang rendah.

Keberhasilan penerapan Sistem Resi Gudang sangat ditentukan oleh

kemudahan proses penerapan, dan sesuai dengan karakteristik pertanian tersebut.

Sistem Resi Gudang yang dilaksanakan di daerah penelitian, merupakan salah satu

daerah pengembangan, dengan komoditas gabah. Sistem Resi Gudang yang

dikelola oleh Koperasi Unit Desa (KUD) Trisula sudah berlangsung lama dengan

sebutan Sistem Tunda Jual, petani anggota tergabung dalam Koperasi Tani

(Koptan) yang terbagi menjadi beberapa kelompok di desa masing-masing.

Sebaliknya, tidak semua masyarakat petani di kecamatan Palasah ikut menerapkan

Sistem Resi Gudang tersebut.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi penerapan Sistem Resi Gudang oleh petani padi. Faktor-faktor

penduga dianalisis dengan model regresi linear berganda, faktor-faktor yang

diduga mempengaruhi penerapan Sistem Resi Gudang antara lain: ciri individu

responden (karakteristik responden), tingkat pengalaman responden, ciri usahatani

responden, dan ciri eksternal responden.

Ciri individu responden atau karakteristik responden antara lain: tingkat

umur, tingkat pendididkan formal, ukuran keluarga (jumlah tanggungan keluarga),

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

dan pengeluran konsumsi keluarga. Tingkat pengalaman responden terdiri atas:

tingkat pengalaman usahatani yaitu, berapa tahun responden berkecimpung dalam

usahatani. Tingkat tingkat pengalamana kredit yaitu, berapa kali dalam setahun

terakhir responden mengakses kredit permodalan. Tingkat pengalaman tunda jual

yaitu, berapa tahun responden sudah melakukan penundaan jual atas hasil

panennya. Ciri usahatani responden terdiri atas: luas lahan garapan, dan status

penguasaan lahan. Sedangkan ciri eksternal responden yang diduga berpengaruh

antara lain: keikutsertaan responden dalam penyuluhan pertanian yang telah

diadakan, serta keikutsertaan responden dalam kelompok tani.

Analisis juga dilakukan untuk melihat manfaat yang dapat dirasakan petani

padi dalam menerapkan Sistem Resi Gudang tersebut. Pendekatan yang dipakai

adalah pendekatan analisis pendapatan usahatani. Kerangka konseptual penelitian

penerapan Sistem Resi Gudang di kecamatan Palasah, kabupaten Majalengka,

Jawa Barat dapat dilihat pada gambar 8 sebagai berikut.

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Gambar 8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Resi Gudang, Manfaat Penerapan Sistem Resi Gudang oleh Petani Padi , di Kecamatan Palasah,

Kabupaten Majalengka, Jawa Barat

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka,

Propinsi Jawa Barat dengan waktu pengambilan data pada bulan Juni 2008.

Lokasi ini dipilih secara sengaja dengan pertimbangan bahwa kecamatan Palasah

merupakan daerah pengembangan Sistem Resi Gudang melalui KUD Trisula yang

beralamat di Desa Cisambeng, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka.

Penerapan Sistem Resi Gudang di Kecamatan Palasah ini adalah komoditas padi,

salah satu komoditas pertanian pangan unggulan yang tersebar di 15 kecamatan

sebagai sentra produksi padi Kabupaten Majalengka.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan petani.

Petani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah petani padi yang menerapkan

dan tidak menerapkan Sistem Resi Gudang. Wawancara dilakukan dengan

menggunakan daftar pertanyaan dalam bentuk kuesioner. Pengamatan langsung

dilakukan di KUD Trisula untuk melihat secara detail penerapan Sistem Resi

Gudang. Wawancara dilakukan kepada pengelola gudang dengan menggunakan

daftar pertanyaan dalam bentuk kuesioner. Data sekunder diperoleh melalui

laporan-laporan tertulis dari media massa, lembaga dan instansi yang terkait

dengan penelitian ini seperti Bappebti, Depertemen Perdagangan, Biro Pusat

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Statistik, Departemen Pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka, dan

lain-lain.

4.3 Metode Penarikan Sampel

Penarikan sampel dilakukan dengan metode sampel random berstrata,

kelompok sampel dibagi menjadi kelompok petani padi SRG (petani padi yang

menerapkan Sistem Resi Gudang) dan kelompok petani padi non SRG (yang tidak

menerapkan Sistem Resi Gudang). Jumlah populasi petani padi di Kecamatan

Palasah sebesar 7.708 kepala keluarga.

Jumlah petani padi yang tergabung dalam Koperasi Tani (Koptan) Trisula

sebesar 405, terbagi menjadi 27 kelompok tani tersebar di seluruh desa. Sebesar

7.303 petani padi tidak tergabung dalam Koperasi Tani tersebut. Jumlah sampel

yang diambil dihitung dengan rumus Slovin (dalam Umar, 1999) sebagai berikut:

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian (kesalahan pengambilan

sampel yang masih ditolerir)

Jumlah minimal sampel yang diambil menggunakan rumus Slovin tersebut

sebesar 45 petani padi (N = 7.708, e = 15 persen), dan sampel yang diambil dalam

penelitian ini sebesar 60 petani padi. Dibagi menjadi dua kelompok sampel

dengan jumlah yang sama, yaitu 30 petani padi SRG dan 30 petani padi non SRG.

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Rata-rata jumlah anggota masing-masing kelompok koperasi tani sebesar

15 petani padi, dengan jumlah anggota terbanyak sebesar 35 petani padi.

Pengelola Sistem Resi Gudang tidak mempunyai daftar lengkap anggota, karena

yang bertanggung jawab langsung kepada pengelola tersebut adalah masing-

masing ketua kelompok. Beberapa tahap dilakukan dalam penarikan sampel

kelompok petani SRG, agar tetap dapat mewakili populasi. Pertama penarikan

sampel random, kelompok tani yang dipilih sebesar 15 kelompok tani, kemudian

masing-masing kelompok tani dilipih 2 petani padi sebagai responden. Sedangkan

penarikan sampel untuk petani non SRG dilakukan dengan sebuah ketentuan,

yaitu kesamaan desa tempat tinggal kelompok petani SRG tersebut.

4.4 Metode Pengolahan Data

Analisis kualitatif dan kuantitatif dilakukan berdasarkan data primer dan

sekunder dari hasil pengambilan data. Analisis kualitatif digunakan untuk melihat

penerapan Sistem Resi Gudang di tempat penelitian dan beberapa hal terkait yang

diuraikan secara deskriptif. Data Kuantitatif disajikan dengan menggunakan tabel

data frekuensi dan persentase. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan alat

hitung atau kalkulator dan dengan bantuan komputer, yaitu menggunakan

software Microsoft Excel 2007 dan software Minitab Release 14 for windows.

4.4.1 Analisis Pendapatan Usahatani

Usahatani adalah kegiatan ekonomi yang ditujukan untuk menghasilkan

keluaran atau penerimaan dengan masukan atau korbanan berupa fisik, tenaga

kerja dan modal. Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dan total

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

pengeluaran. Pendapatan dalan hal ini dibedakan menjadi dua, yaitu pendapatan

atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Penerimaan total adalah nilai

produk total uasahatani dalam jangka waktu tertentu. Pengeluaran total adalah

nilai semua korbanan yang dikeluarkan dalam proses produksi.

Pendapatan atas biaya tunai dapat dituliskan sebagai berikut:

Keterangan :

П Tunai = pendapatan tunai atau keuntungan tunai usahatani

TR = penerimaan total usahatani

Bt = biaya tunai

Perhitungan pendapatan atas biaya total adalah sebagai berikut:

Keterangan :

П Total = pendapatan total atau keuntungan total usahatani

BT = biaya total (biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan)

4.4.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis model regresi linear berganda yang dilakukan bertujuan untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan Sistem Resi Gudang

oleh petani padi di daerah penelitian. Faktor yang diduga berpengaruh, yaitu ciri

individu responden (karakteristik responden) yang terdiri dari tingkat umur

responden, tingkat pendidikan formal responden, ukran keluarga (jumlah

tanggungan keluarga), dan tingkat pengeluran konsumsi bahan pangan keluarga.

П tunai = TR - Bt

П total = TR - BT

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Faktor tingkat pengalaman responden terdiri dari tingkat pengalaman

usahatani, tingkat pengalaman akses kredit, dan tingkat pengalaman penundaan

penjualan komoditas gabah. Faktor Ciri usahatani responden terdiri dari luas lahan

garapan, dan status penguasaan lahan. Faktor ciri eksternal terdiri dari

keikutsertaan responden dalam penyuluahan pertanian. Persamaan regresi untuk

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan Sistem Resi Gudang oleh

petani padi adalah:

Keterangan :

Y = Persentase (%) Alokasi SRG (jumlah penyimpanan per produksi padi)

X1 = Umur Responden (Tahun)

X2 = Tingkat Pendidikan formal responden (Skala)

X3 = Ukuran keluarga atau jumlah tanggungan keluraga (Jiwa)

X4 = Pengeluaran konsumsi bahan pangan keluarga (kg GKG)

X5 = Tingkat pengalaman usahatani (Tahun)

X6 = Tingkat pengalaman akses permodalan (kali/tahun)

X7 = Tingkat pengalaman penundaan penjualan komoditas (tahun)

X8 = Luasan lahan garapan (m2)

X9 = Keikutsertaan responden dalam penyuluhan pertanian (kali/tahun)

D1 = Dummy penguasaan lahan (1 = milik, milik serta sewa; 0 = selain

milik, hanya sewa)

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9 +

b10D1 + ε

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

a = Konstanta

bi = Nilai koefisien variabel bebas ke-i

ε = Error term

Pengukuran ketepatan model hasil analisis salah satunya menggunakan

nlai koefisien determinan (R2), bertujuan untuk mengukur proporsi keragaman

(variasi) total dalam variabel tidak bebas (Y) yang dapat dijelaskan oleh bariabel-

variabel bebas (Xi) secara bersama-sama dan menunjukkan besarnya sumbangan

variabel bebas (Xi) terhadap variabel tidak bebas (Y). Sedangkan koefisien

korelasi berganda (R) akar dari R2, mengukur keeratan hubungan linear diantara

variabel tidak bebas (Y) dan semua variabel bebas (X i) dalam model tersebut.

Dimana:

R2 = Koefisien determinan

JKR = Jumlah kuadrat regresi

JKL = Jumlah kuadrat total

4.4.3 Pengujian-pengujian Model Regresi

Pengujian-pengujian yang dilakukan dalam hal ini adalah pengujian model

penduga dan terhadap parameter regresi. Pengujian terhadap model penduga,

tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah model penduga yang

diajukan sudah layak untuk menduga parameter dalam fungsi regresi.

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel yang

dimasukkan dalam model (Xi) berpengaruh nyata dalam menjelaskan karagaman

total dari variabel tidak bebas (Y). Hipotesis yang digunakan adalah:

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Ho : Semua variabel bebas (Xi) secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap

variabel tidak bebas (Y)

Hi : Semua variabel bebas (Xi) secara bersama-sama mempengaruhi variabel

tidak bebas (Y) atau paling tidak terdapat satu variabel bebas yang

berpengaruh terhadap variabel tidak bebas (Y).

Dengan kriteria Uji F : Ho ditolak jika F hitung ≤ F tabel, Ho diterima jika F

hitung > F tabel.

Uji t ditujukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas

(X i) berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas (Y). Hipotesis yang

digunakan adalah:

Ho : bi = 0

Hi : bi ≠ 0;

Dengan kriteria uji t adalah Ho ditolak jika t hitung ≤ t tabel, dan Ho diterima jika

t hitung > t tabel.

4.4.4 Batasan Operasional dan Satuan Pengukuran

Batasan-batasan dari istilah yang dipakai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Petani Padi adalah petani yang berusaha dalam bidang pertanian padi yang

menerapkan Sistem Resi Gudang dan yang tidak menerapkan Sistem Resi

Gudang.

2. Produksi Padi adalah seluruh hasil padi dalam bentuk gabah kering giling

yang didapat dari luas lahan tertentu yang diukur dengan satuan kilogram.

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

3. Harga Produk adalah harga jual padi berupa gabah yang diukur dengan satuan

rupiah per kilogram

4. Penerimaan Usahatani adalah hasil perkalian antara produksi padi dan harga

produk, yang dinyatakan dengan satuan rupiah.

5. Biaya Tunai adalah pengeluaran dari petani padi yang dibayar dengan alat

pembayaran uang, mulai dari awal penanaman padi sampai dengan pasca

panen, termasuk biaya jasa penyimpanan dan kredit Sistem Resi Gudang.

Dinyatakan dengan satuan rupiah.

6. Pendapatan Kotor adalah penerimaan Usahatani padi yang dikurangi dengan

biaya tunai.

7. Biaya Diperhitungkan adalah pengeluaran untuk pemakaian input milik

sendiri dan pemakaian tenaga kerja dalam keluarga berdasarkan tingkat upah

yang berlaku.

Dalam analisis model regresi linear berganda, faktor yang diduga

berpengaruh dijelakan sebagai berikut:

1. Umur (X1)

merupakan angka yang menunjukkan usia petani responden sejak dilahirkan

hingga tahun dilaksanakannya penelitian, satuan yang digunakan adalah

tahun.

2. Tingkat pendidikan formal (X2)

Merupakan tingkat pendidikan formal petani, satuan yang digunakan adalah

skala (angka 1= tidak tamat SD/Sederajat; 2= tamat SD/Sederajad; 3= tamat

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

SLTP; 4= tamat SLTA; 5= tamat diploma atau sarjana muda; dan 6= tamat

sarjana atau pasca sarjana)

3. Ukuran keluarga atau jumlah tanggungan keluarga (X3)

Merupakan angka yang menunjukkan jumlah anggota keluarga yang tinggal

bersama dan masih menjadi tanggungan biaya petani responden, diukur

dengan satuan jiwa.

4. Pengeluaran konsumsi bahan pangan keluarga (X4)

Merupakan angka yang menunjukkan alokasi konsumsi bahan pangan

berupa gabah untuk konsumsi keluarga yang dihitung dari produksi padi,

dan diukur dengan satuan kilogram.

5. Tingkat pengalaman usahatani (X5)

merupakan angka yang menunjukkan lamanya responden berkecimpung

secara aktif dalam usahatani hingga tahun dilakukannya penelitian, satuan

yang digunakan adalah tahun.

6. Tingkat pengalaman kredit usahatani (X6)

merupakan angka yang menunjukkan lamanya responden dalam mengakses

permodalan atau kredit usahatani, satuan yang digunakan adalah kali per

tahun.

7. Tingkat pengalaman penundaan penjualan komodita gabah atau

penyimpanan gabah (X7)

merupakan angka yang menunjukkan lamanya responden dalam melakukn

penundaan penjualan komoditas gabah atau penyimpanan gabah hingga

tahun dilakukannya penelitian, satuan yang digunakan adalah tahun.

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

8. Luas lahan garapan (X8)

merupakan luas lahan untuk usahatani padi yang dikuasai petani baik dalam

status sebagai lahan milik atau lahan selain milik, dan satuan yang

digunakan adalah meter persegi.

9. Keikutertaan responden dalam penyuluhan pertanian (X9)

merupakan angka yang menunjukkan berapa kali responden mengikuti

penyuluhan pertanian dalam tahun dilakukan penelitian, satuan yang

digunakan adalah kali per tahun

10. Dummy penguasaan lahan (D1)

merupakan nilai dummy yang menunjukkan penguasaan lahan, 1= lahan

milik, lahan milik serta sewa; 0= selain lahan milik, hanya lahan sewa.

4.4.5 Hipotesis Penelitian

Ditinjau dari fungsi yang menyatakan hubungan antara persentase alokasi

Sistem Resi Gudang (jumlah penyimpanan per produksi bersih) oleh petani padi

terhadap variabel-variabel faktor yang dipilih, maka hipotesis penelitian ini

adalah:

1. Variabel bebas (Xi) yang berhubungan positif dengan varibel tidak bebas (Y)

antara lain:

a. Variabel umur responden (X1), tingkat pendidikan formal (X2), tingkat

pengalaman responden (tingkat pengalaman usahatani (X5), tingkat

pengalaman akses permodalan atau kredit (X6), dan tingkat pengalaman

penyimpanan gabah atau tunda jual (X7)). Semakin bertambahnya umur

responden, semakin bertambahnya pengalaman responden, dan semakin

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

tingginya tingkat pendidikan responden maka akan meningkatkan

kemudahan dalam penerapan Sistem Resi Gudang yang dinyatakan dalam

bentuk persentase alokasi SRG (jumlah penyimpanan per produksi bersih)

tersebut.

b. Variabel luas lahan garapan (X8). Semakin luas lahan garapan akan

menghasilkan poduksi lebih besar, sehingga persentase alokasi SRG

(jumlah penyimpanan per produksi bersih) akan semakin besar juga.

c. Variabel keikutsertaan responden dalam penyuluhan pertanian (X9), dan

dummy keikutsertaan responden dalam kelompok tani (D2). Semakin aktif

responden dalam kelompok tani dan penyuluhan pertanian, akan

menambah pengetahuan pertanian, sehingga diduga berhubungan positf

terhadap variabel tidak bebas (Y) tersebut.

2. Variabel bebas (Xi) yang berhubungan negatif dengan varibel tidak bebas

(Y) antara lain:

a. Faktor ukuran keluarga atau jumlah tanggungan keluarga (X3), dan tingkat

pengeluaran bahan pangan keluarga (X4). Semakin besar ukuran keluarga

dapat meningkatkan pengeluaran bahan pangan keluarga, sehingga akan

mengurangi persentase alokasi SRG (jumlah penyimpanan gabah per

produksi bersih).

b. Dummy status penguasaan lahan (D1). Responden dengan lahan milik atau

responden dengan lahan milik serta lahan sewa akan lebih rendah risiko

biaya sewa lahan, dibandingkan dengan responden hanya dengan lahan

sewa, atau responden dengan selain lahan milik. Sehingga responden

dengan lahan sewa saja akan memperbesar alokasi SRG (jumlah

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

penyimpanan gabah per produksi bersih) untuk membayar biaya sewa

tersebut.

3. Variabel bebas (Xi) yang berpengaruh nyata dengan varibel tidak bebas (Y)

antara lain: tingkat pengeluaran bahan pangan keluarga (X4), tingkat

pengalaman responden (tingkat pengalaman usahatani (X5), tingkat

pengalaman akses permodalan atau kredit (X6), tingkat pengalaman

penyimpanan gabah atau tunda jual (X7)), luas lahan garapan (X8), dan

keikutsertaan responden dalam penyuluhan pertanian (X9).

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5.1 Keadaan Wilayah di Kecamatan Palasah

Wilayah Kecamatan Palasah terdiri atas 13 Desa, 35 Dusun, 82 Rukun

Warga (RW), dan 295 Rukun Tetangga (RT). Ketinggian Kecamatan Palasah dari

permukaan laut 36 meter. Berdasarkan administrasi, wilayah Kecamatan Pasalah

berbatasan dengan Kecamatan Ligung (bagian utara), Kecamatan Sumberjaya dan

Leuwimunding (bagian timur), Kecamatan Sukahaji dan Rajagaluh (bagian

selatan), dan Kecamatan Jatiwangi (bagian barat). Berdasarkan keadaan geografis,

terletak pada 108o16 BB 108o17 BB, 6o40 LU dan 6o47 LS.

Luas wilayah Kecamatan Palasah adalah 38,69 km2, terdiri dari lahan

sawah dan darat. Lahan sawah teknis seluas 1.254 hektar, lahan sawah setengah

teknis seluas 371 hektar, lahan sawah sederhana seluas 225 hektar, lahan sawah

tadah hujan seluas 225 hektar, sehingga total luas lahan sawah adalah 2.315

hektar. Sedangkan lahan darat yang terdiri dari pekarangan, tegalan dan kolam

total luas totalnya adalah 1.586 hektar. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar penggunaan lahan di kecamatan Palasah adalah usaha pertanian. Komoditas

yang diusahakan pada lahan sawah adalah padi, padi gogo, jagung, kedelai,

kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, cabe, terung, dan ketimun.

5.2 Keadaan Penduduk dan Mata Pencaharian

Berdasarkan Badan dan Penyuluhan Pertanian (BPP) tahun 2007 total

penduduk kecamatan Palasah sebanyak 48.700 jiwa (23.867 penduduk laki-laki,

24.884 penduduk perempuan). Jumlah penduduk terbanyak adalah Desa Waringin

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

(7.293 jiwa), sedangkan yang terendah adalah Desa Sindangwasa (2.218 jiwa).

Tabel 3 menunjukkan jumlah penduduk per desa berdasarkan jenis kelamin dan

penduduk petani di kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat tahun

2007.

Tabel 3 Jumlah Penduduk Dan Petani Per Desa Berdasarkan Jenis kelamin di Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat Tahun 2007

No Desa KK (Orang)

Jenis Kelamin Jumlah Petani (orang)

Laki-laki Perempuan Penduduk Petani KK Tani

1 Palasah 952 1.643 1.661 3.304 1.588 743

2 Pasir 891 1.299 1.442 2.741 1.256 574

3 Sindanghaji 1.418 2.261 2.368 4.629 2.420 829

4 Cisambeng 1.121 2.028 2.051 4.079 1.765 508

5 Sindangwasa 634 1.076 1.142 2.218 930 273

6 Keramat 938 1.521 1.553 3.074 1.269 334

7 Waringin 2.174 3.694 3.599 7.293 3.313 1.149

8 Buniwangi 749 1.472 1.565 3.037 1.214 365

9 Enggalwangi 926 1.457 1.598 3.055 1.445 561

10 Majasuka 731 1.245 1.416 2.661 1.146 445

11 Weragati 1.237 1.891 1.979 3.870 2.855 728

12 Trajaya 1.351 2.194 2.243 4.437 2.226 505

13 Tarikolot 1.432 2.086 2.267 4.302 2.689 552

Total 14.554 23.867 24.884 48.700 24.116 7.566

Sumber: Tabel jumlah penduduk, Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Palasah. 2007

Penduduk di kecamatan Palasah sebagian besar bermata pencaharian di

sektor pertanian (24.116 jiwa, atau 7.566 Kepala Keluarga). Desa Waringin

memiliki jumlah penduduk petani terbanyak yaitu 3.313 jiwa atau 1.149 kepala

keluarga, sedangkan Desa Sindangwasa memiliki jumlah penduduk petani

terendah (930 jiwa atau 273 kelapa keluarga). Mata pencaharian lain penduduk di

Kecamatan Palasah menyebar pada sektor perdagangan, jasa, swasta dan lainnya.

Tabel 4 menunjukkan jenis mata pencaharian setiap desa per kepala keluarga

(KK) di Kecamatan Palasah, yaitu sektor pertanian (7.708 KK), sektor

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

perdagangan (1.233 KK), sektor jasa (1.407), sektor swasta, PNS, pensiunan (828

KK), dan sektor lain (4.093 KK).

Tabel 4 `Jenis Mata Pencaharian Penduduk Per Kepala Keluarga (KK) di

Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat Tahun 2007

No Desa

Jenis Mata Pencaharian Per KK

Sektor Sektor Sektor Swasta, PNS Sektor Jumlah

Pertanian Perdagangan Jasa Pensiunan Lain 1 Palasah 752 53 102 62 286 1.255

2 Pasir 596 69 78 49 221 1.013

3 Sindanghaji 841 126 132 84 397 1.580

4 Cisambeng 534 114 106 67 317 1.138

5 Sindangwasa 282 54 68 41 178 623

6 Keramat 336 76 83 53 517 1.065

7 Waringin 1.153 163 172 108 199 1.795

8 Buniwangi 376 64 93 43 216 792

9 Enggalwangi 564 67 98 49 231 1.009

10 Majasuka 459 71 94 45 336 1.005

11 Weragati 732 112 112 78 416 1.450

12 Trajaya 516 136 131 71 396 1.250

13 Tarikolot 567 128 138 78 383 1.294

Jumlah 7.708 1.233 1.407 828 4.093 15.269 Sumber: `Tabel Jenis Mata Pencaharian, Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Palasah.

2007

Jumlah penduduk setiap desa rata-rata memiliki komposisi yang sama atas

jenis mata pencaharian, sektor pertanian merupakan jenis mata pencaharian yang

terbanyak di setiap desa di kecamatan Palasah dengan total jumlah sebesar 7708

kepala keluarga. Sedangkan sektor swasta, PNS, dan pensiunan merupakan jenis

mata pencaharian yang paling sedikit di setiap desa di kecamatan Palasah dengan

total jumlah sebanyak 828 kepala keluarga. 54 persen (1250 hektar) luas lahan

sawah digunakan untuk budidaya tanaman utama, yaitu komoditas padi. Sehingga

mata pencaharian penduduk di Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Jawa

Barat mayoritas sebagai petani padi.

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

5.3 Keadaan Petani Padi di Kecamatan Palasah

Menurut status penguasaan lahan patani di kecamatan Palasah dapat

dibedakan menjadi lahan pemilik, lahan peggarap, lahan sewah, lahan sakap, dan

buruh tani. Tabel 5 menunjukkan status peguasaan lahan petani di kecamatan

Palasah tahun 2007.

Tabel 5 Status Penguasaan Lahan Petani per Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat Tahun 2007

No Desa Pemilik Pemilik Penggarap (KK) Buruh Tani

Jumlah (KK) (KK) Penggarap (KK) Sakap Sewa (KK)

1 Palasah 222 183 87 97 154 743

2 Pasir 171 141 68 75 119 574

3 Sindanghaji 247 204 58 108 173 790

4 Cisambeng 151 125 60 66 106 508

5 Sindangwasa 81 67 32 35 57 272

6 Keramat 99 82 39 44 70 334

7 Waringin 342 283 135 150 239 1.149

8 Buniwangi 108 90 43 48 6 295

9 Enggalwangi 167 138 66 73 117 561

10 Majasuka 132 109 52 58 94 445

11 Weragati 217 179 86 95 151 728

12 Trajaya 150 124 59 66 106 505

13 Tarikolot 154 136 65 72 115 542

Jumlah 2.241 1.861 850 987 1.507 7.446

Sumber: Tabel Status Penguasaan Lahan, Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Palasah. 2007

Status penguasaan lahan penduduk per KK di kecamatan Palasah sebagai

pemilik lahan berjumlah 2.241 KK, sebagai pemilik penggarap berjumlah 1.861

KK, sebagai buruh tani berjumlah 1.507 KK, sebagai penggarap sakap dan sewa

masing-masing berjumlah 850 KK dan 987 KK. Jumlah penduduk per KK sebagai

pemilik lahan yang terbanyak adalah desa Waringin. Pada umumnya penduduk

petani di kecamatan Palasah untuk menambah lahan garapan budidaya padi,

melakukan sewa tahunan pada lahan bengkok (lahan milik negara, yang dikuasai

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

oleh Pemerintah Desa). Sehingga jika memperhatikan tabel di atas jumlah

penduduk petani per KK dalam menguasai lahan mayoritas sebagai pemilik,

pemilik sekaligus penggarap, dan penggarap sewa.

Kecamatan Palasah memiliki jumlah penduduk menurut mata pencaharian

sebagai petani yang terbanyak. Para petani di kecamatan Palasah mayoritas terjun

ke sektor pertanian dikarenakan faktor budaya, yaitu dikenalkan oleh Orang Tua

rata-rata sejak berumur 10 tahun. Terhimpitnya keadaan ekonomi masyarakat,

memaksa untuk tidak mengutamakan pendidikan. Mayoritas pendidikan formal

yang masyarakat di kecamatan Palasah adalah Sekolah Dasar (SD). Tabel 6

menunjukkan tingkat pendidikan formal penduduk di kecamatan Pasalah tahun

2007.

Tabel 6 Tingkat Pendidikan Formal Penduduk di Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat Tahun 2007

No Desa Tingkat Pendidikan (Orang) Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 (Orang)

1 Palasah 587 592 163 297 11 52 7 1.595 3.304

2 Pasir 383 474 81 286 9 43 3 1.685 2.964

3 Sindanghaji 851 847 80 368 23 64 6 2.378 4.617

4 Cisambeng 782 459 106 408 21 63 7 1.941 3.787

5 Sindangwasa 459 518 57 235 16 47 5 886 2.223

6 Keramat 516 513 69 289 12 51 3 1.541 2.994

7 Waringin 1.124 1.823 725 462 39 119 13 2.489 6.794

8 Buniwangi 638 731 94 316 22 74 5 1.141 3.021

9 Enggalwangi 579 729 111 327 26 81 4 1.188 3.045

10 Majasuka 455 536 87 349 31 85 4 1.114 2.661

11 Weragati 516 632 123 406 34 122 7 2.039 3.879

12 Trajaya 792 836 341 593 42 156 9 1.808 4.577

13 Tarikolot 762 785 247 487 56 196 8 1.812 4.353

Jumlah 8.444 9.475 2.284 4.823 342 1.153 81 21.617 48.219

Keterangan : 1) Tidak Tamat SD, 2) Tamat SD, 3) Tidak Tamat SMP, 4) Tamat SMP,

5) Tidak Tamat SMA, 6) Tamat SMA, 7) Perguruan Tinggi, 8) Lainnya Sumber: Tabel Status Tingkat Pendidikan, Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan

Palasah. 2007

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Tingkat pendidikan formal mayoritas penduduk di kecamatan Palasah

adalah pendidikan SD sebanyak 17919 jiwa (9.475 tamat SD, 8.444 tidak tamat

SD). Sedangkan tingkat pendidikan dengan jumlah terendah adalah pendidikan

perguruan tinggi, yaitu sebanyak 81 jiwa. Pertanian merupakan sektor

perekonomian utama di kecamatan Palasah khususnya pertanian pangan, yaitu

komoditas padi. Komoditas padi (gabah) kemudian disimpan disetiap lumbung

pangan desa atau kelurahan. Lumbung pangan (gabah) yang berada di setiap desa

atau kelurahan tersebut sudah berjalan lama. Tabel 7 menunjukkan kegiatan

lumbung pangan di kecamatan Palasah tahun 2007.

Tabel 7 Kegiatan Lumbung Pangan di Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat Tahun 2007

No Lokasi Desa Nama Pengurus Jumlah Keadaan 2007 Klasifikasi

atau Kelurahan Lumbung (Ketua) Anggota Pangan (Ton) Uang (Rp) Lumbung

1 Sindang Haji Sejahtera Warma 120 12,00 Sederhana

2 Tarikolot Saluyu Warsa 60 3,00 Sederhana

3 Tarikolot Sribukti Casta 20 5,60 Sederhana

4 Tarikolot Bahagia Mulya 25 5,00 Maju

5 Trajaya Bahagia Udin Uyi 75 7,50 Maju

6 Palasah Minggu T. Ombana 50 15,00 Maju

7 Palasah Jahalaksana E. Mistari 180 24,00 39.850.000 Maju

8 Waringin Susukan Jero Rustam 125 1,30 Sederhana

9 Pasir Sri Rahayu Kardata 60 8,00 19.500.000 Maju

10 Majasuka Mulya Mukti Arsa 89 8,70 Maju

11 Cisambeng Sukawera Adris 56 25,00 Maju

12 Pasir Srima'mur Dartam 60 6,00 Maju

13 Cisambeng Sinarjaya Karim 40 5,50 Maju

14 Buniwangi Sejahtera H. Abdal Rosid 44 16,80 Maju

15 Karamat Mitra Saluyu Dadang Iskandar 50 7,50 3.000.000 Maju

16 Sindangwasa Mitra Sawargi Abd. Rohman 28 2,70 Maju

17 Weragati Sigatra Kamsa 33 4,00 Maju

18 Enggalwangi Tani Mukti Dakman 70 17,00 Maju

19 Weragati Cimuntang N. Sartam 40 8,00 Maju

Sumber: Tabel Perkembangan Lumbung Pangan, Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Palasah. 2007

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Lumbung pangan yang ada di kecamatan Pasalah berkembang atas dasar

kebersamaan di antara penduduk petani. Berbagai kegiatan lain dilaksanakan oleh

masing-masing lumbung pangan setiap musim tanam. Dengan adanya lumbung

pangan ini kebutuhan masyarakat petani dapat terpenuhi, seperti dalam

menghadapi masa paceklik (masa dimana petani tidak memperoleh penghasilan),

petani dapat mengambil simpanan gabah untuk memenuhi kebutuhannya.

Pada perkembangan saat ini, keberadaan lumbung pangan (gabah)

didukung oleh adanya KUD Trisula. Berdirinya KUD ini didasari oleh adanya niat

kebersamaan untuk menyelesaikan permasalahan petani di kecamatan Palasah.

Permasalahan yang dihadapi petani, pertama adalah kesulitan dalam akses saprodi

dan tingginya harga saprodi seperti pupuk dan pestisida, kedua adalah kesulitan

dalam akses permodalan, dan ketiga adalah tidak seimbangnya antara penerimaan

usahatani dan pengeluarannya, harga jual padi yang diterima petani tidak

menutupi biaya yang dikeluarkan. Dalam usaha memenuhi kebutuhan uang tunai,

petani menjual langsung komoditasnya dengan harga rendah kepada pedagang

(tengkulak). KUD mengembangkan Sistem Tunda Jual atau Sistem Resi Gudang

(SRG) tujuan pelaksanaan SRG, yaitu meningkatkan harga jual padi (gabah), dan

menyediakan kredit saprodi dan uang tunai kepada petani.

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

BAB VI PENERAPAN SISTEM RESI GUDANG PETANI PADI

6.1 Sistem Resi Gudang di Koperasi Unit Desa (KUD) Trisula

Koperasi Unit Desa (KUD) Trisula berada di Desa Cisambeng, Kecamatan

Palasah, Kabupaten Majalengka. Koperasi Unit Desa berdiri pada tahun 1983

dengan nomor Badan Hukum: 5567/BH/KWH.10. Bidang usaha terdiri dari Unit

Resi Gudang, Unit Saprodi, Unit Listrik, Unit RM (Rice Milling), Unit

Peternakan, Unit Perikanan. Dalam memenuhi kebutuhan modal para anggota,

KUD Trisula mendirikan Koperasi Simpan Pinjam (KSP), pada tahun 2004

dengan Nomor Badan Hukum: 518/Kep.58/Kop. UKM dan PM Tgl 5 Agustus

2004.

Mayoritas anggota Koperasi Tani (Koptan) merupakan petani yang

menyebar di kecamatan Palasah, bahkan di seluruh kecamatan yang ada di

Kabupaten Majalengka. Gambar 9 menjelaskan mekanisme kerja KUD Trisula

dalam pengembangan Sistem Resi Gudang.

Keterangan: LP : Lumbung Pangan

Gambar 9 Mekanisme Pengembangan Sistem Resi Gudang KUD Trisula

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Bagian pergudangan KUD Trisula bertugas melakukan pengelolaan

penyimpanan gabah. Proses pengelolaan meliputi, penimbangan dan pemeriksaan

kualitas gabah yang akan disimpan, pencatatan dokumen resi sesuai dengan fisik

gabah yang disimpan oleh masing-masing anggota petani, pengeringan atau

penjemuran, pengolahan gabah menjadi beras, sampai pada pengepakan beras.

Dalam proses pengelolaan penyimpanan terdapat beberapa sarana pendukung,

antara lain lantai jemur, gudang penyimpanan, mesin pengering, plendor (alas

simpan, timbangan, pengatur suhu ruang, mesin pengolah gabah, alat ukur kadar

air, dan alat ukur sampel gabah. Kapasitas lantai jemur dengan luas 500 m2

sebesar 15 ton per bulan, sedangkan untuk gudang penyimpanan gabah A1 dan A2

masing-masing sebesar 100-150 ton per bulan. Gudang beras memiliki kapasitas

simpan sebesar 200 ton per bulan. Rata-rata penyimpanan yang terjadi setiap

bulannya sebesar setengah dari kapasitas gudang tersebut.

Biaya pengelolaan atas penyimpanan gabah sebesar satu persen per bulan

dari total penyimpanan dengan rata-rata lama penyimpanan adalah 3 bulan, selain

itu petani anggota tidak dikenakan biaya penyusutan atas komoditas yang

disimpan. Harga jual dengan Sistem Resi Gudang lebih besar dari pada harga

tengkulak, yaitu Rp 2.800,- (Dua Ribu Delapan Ratus Rupiah) per kg pada tahun

2008 musim tanam pertama, sedangkan harga tengkulak berkisar Rp 2.000- Rp

2.400. Rice Milling Unit (RMU) merupakan bagian dari pengelola gudang yang

bertugas untuk menimbang, memeriksa kualitas, dan bagian pemasaran

(penjualan). Rice Milling Unit telah menjalin kontrak kerja sama dengan Sub

DIVRE Dolog Cirebon, baik berupa gabah (GKG) maupun beras. Selain itu RMU

melakukan penjualan beras ke berbagai pasar di Jawa Barat, dan untuk anggota

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

koperasi sendiri. Gambar 10 menunjukkan jalur tataniaga gabah dan beras KUD

Trisula .

Gambar 10 Jalur Tataniaga Sistem Resi Gudang KUD Trisula

Gabah disimpan oleh petani anggota di gudang penyimpanan, dan dikelola

oleh bagian gudang. Dipasarkan di berbagai tempat, seperti Dolog Cirebon, pasar

beras, dan anggota koperasi sendiri. Berbeda dengan hasil penelitian Sidik dan

Purnomo (1991), Agusman (1991), Rusastra et al. (2003) tentang pola pemasaran

gabah di Karawang Jawa Barat dan Ngawi Jawa Timur, pada saat ini telah terjadi

perubahan pola pemasaran gabah dan beras, petani tidak menjual komoditasnya ke

pedagang pengumpul lagi, melalui penerapan Sistem Resi Gudang petani padi

dapat meningkatkan posisi tawarnya. Rata-rata jumlah penjualan yang dilakukan

per bulan pada tahun 2008-2009 sebesar 85.965 kg. Rata-rata harga jual gabah

kering giling sebesar Rp 2.800,- (Dua Ribu Delapan Ratus Rupiah), sedangkan

untuk harga jual beras sebesar Rp 4.000,- (Empat Ribu Rupiah) untuk dolog

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Cirebon, dan Rp 4.800,- (Empat Ribu Delapan Ratus Rupiah) untuk pasar beras.

Jumlah penjualan setiap bulan dijelaskan pada tabel 8 sebagai berikut.

Tabel 8 Jumlah Penjualan Komoditas Gabah dan Beras KUD Trisula

No Jalur Tataniaga Nilai Rata-rata

(Kg/Bln) 1 Dolog Cirebon (MT 1) Gabah Kering Giling (GKG) 214.850 Beras 193.908 2 Pasar Beras (MT 2, MT 3) Cipinang 120.000 Bandung 40.000 Karawang 20.000 Bogor 8.000 3 Anggota Koperasi (Beras) 5.000

RATA-RATA 85.965

Musim Tanam 1 (MT1) : Mei - Juli 2008 Musim Tanam 1&2 (MT1&MT2) : Oktober 2008 - Januari 2009

Koperasi Simpan Pinjam bertugas sebagai badan pembiayaan anggota

koperasi. Kredit disetujui setelah diterimanya dokumen resi dari pengelola

gudang. Kredit kepada anggota koperasi berupa uang tunai, modal usahatani, dan

saprodi dengan jasa pinjaman sebesar 2 persen per bulan.

Sistem Resi Gudang yang dikenal oleh anggota koperasi sebagai Sistem

Tunda Jual merupakan bentuk dukungan dan solusi atas permasalahan pertanian

di kecamatan Palasah. Solusi yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan anggota, yaitu dengan memberikan kemudahan akses kredit saprodi,

dan peningkatan harga jual komoditas padi.

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

6.2 Karakteristik Petani Padi Responden dalam Penerapan Sistem Resi Gudang

Petani padi responden dibagi menjadi dua kelompok, yaitu petani padi

yang menerapkan Sistem Resi Gudang (Petani SRG) dan petani padi yang tidak

menerapkan Sistem Resi Gudang (Petani Non-SRG). Karakteristik petani padi

responden yang diuraikan meliputi: tingkat umur, tingkat pendidikan formal,

jumlah tanggungan keluarga, tingkat pengeluaran konsumsi pangan keluarga,

tingkat pengalaman usahatani, tingkat pengalaman askes permodalan, tingkat

pengalaman penundaan penjualan komoditas, luas lahan, keikutsertaan dalam

penyuluhan pertanian, dan status penguasaan lahan.

6.2.1 Tingkat Umur Responden

Tingkat umur petani responden dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu

kelompok umur 0-14 tahun, kelompok umur 15-60 tahun, dan kelompok umur

diatas 60 tahun. Jumlah petani dan pesentasi berdasarkan tingkat umur dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 9 Jumlah Petani Padi Responden Berdasarkan Tingkat Umur

No Tingkat Umur Petani SRG Petani Non-SRG Keseluruhan

Tahun Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 0-14 0 0,00 0 0,00 0 0,00

2 15-60 23 76,67 23 76,67 46 76,67

3 > 60 7 23,33 7 23,33 14 23,33

Jumlah 30 100,00 30 100,00 60 100,00

Sebanyak 23 orang (76,67 persen) pada selang umur 15-60 tahun baik

kelompok petani SRG maupun pateni Non-SRG. Selanjutnya pada selang diatas

60 tahun sebanyak 7 orang (23,33 persen) baik kelompok petani SRG maupun

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

petani Non-SRG. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata petani padi responden

adalah berada pada umur produktif.

6.2.2 Tingkat Pendidikan Formal Petani Padi Responden

Tingkat pendidikan formal dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu tidak tamat

SD, tamat SD, tamat SLTP, tamat SLTA, Diploma atau Sarjana Muda, dan

Sarjana atau Pasca Sarjana. Jumlah petani padi resonden berdasarkan tingkat

pendidikan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 10 Jumlah Petani Padi Responden Berdaasrkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Petani SRG Petani Non SRG Keseluruhan

Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 Tidak Tamat SD -

- -

- -

-

2 Tamat SD 9

30,00 9

30,00 18

30,00

3 Tamat SLTP 18

60,00 15

50,00 33

55,00

4 Tamat SLTA 2

6,67 5

16,67 7

11,67

5 Diploma atau Sarjana Muda 1

3,33 1

3,33 2

3,33

6 Sarjana atau Pasca Sarjana -

- -

- -

-

Jumlah 30

100,00 30

100,00 60

100,00

Sebanyak 33 persen petani padi responden berpendidikan SLTP, sebanyak

18 persen pada kelompok petani SRG dan 15 persen pada kelompok petani Non

SRG. Sedangkan petani padi responden yang tidak tamat SD dan tingkat Sarjana

atau Pasca Sarjana berjumlah nol pada masing-masing kelompok petani. Sehingga

dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan petani padi responden tergolong baik.

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

6.2.3 Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga dihitung dari jumlah anak yang masih

ditanggung oleh keluarga. Tabel berikut ini memperlihatkan jumlah petani padi

responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga.

Tabel 11 Jumlah Petani Padi Responden Berdasarkan Tanggungan Keluarga

No

Jumlah Tanggungan Petani SRG Petani Non SRG Keseluruhan

Keluarga (Jiwa) Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 0 11 36,67 13 43,33 24 40,00

2 1 9 30,00 15 50,00 24 40,00

3 2 8 26,67 2 6,67 10 16,67

4 3 2 6,67 - - 2 3,33

Jumlah 30 100,00 30 100,00 60 100,00

Sebaran jumlah tanggungan keluarga pada masing-masing kelompok

petani padi responden beragam. Sebanyak 30% petani SRG dan 50% persen

petani Non SRG memiliki jumlah tanggungan keluarga satu jiwa. Sedangkan pada

jumlah tanggungan keluarga 3 jiwa hanya terdapat pada kelompok petani SRG

sebanyak 6,67 persen.

6.2.4 Tingkat Konsumsi Pangan

Tingkat konsumsi pangan adalah jumlah gabah (Kg) per musim panen

yang dialokasikan untuk bahan konsumsi keluarga. Tabel berikut ini

memperlihatkan jumlah petani padi responden berdasarkan tingkat konsumsi

pangan tersebut.

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Tabel 12 Jumlah Petani Padi Responden Berdasarkan Tingkat Konsumsi Pangan

No Konsumsi Pangan Petani SRG Petani Non SRG Keseluruhan

(kg/musim panen) Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 < 251 2 6,67 7 23,33 9 15,00

2 251 - 500 17 56,67 16 53,33 33 55,00

3 501 - 750 8 26,67 5 16,67 13 21,67

4 751 - 1000 2 6,67 2 6,67 4 6,67

5 > 1000 1 3,33 - - 1 1,67

Jumlah 30 100,00 30 100,00 60 100,00

Mayoritas petani padi responden memiliki tingkat konsumsi sebesar 251-

500 Kg per musim panen, sebanyak 56,67 persen petani SRG dan 53,33 persen

petani Non SRG pada tingkat konsumsi pangan tersebut. Sedangkan pada tingkat

konsumsi pangan sebesar lebih dari satu ton hanya terdapat pada kelompok petani

SRG sebanyak 3,33 persen.

6.2.5 Tingkat Pengalaman Usahatani

Tingkat pengalaman usahatani merupakan lamanya petani berkecimpung

dalam usahatani padi yang dihitung dengan satuan tahun. Tabel berikut ini

menunjukan sebaran jumlah petani padi responden berdasarkan pengalaman

usahatani padi. Sebaran jumlah petani padi responden beragam, sebanyak 33,33

persen petani SRG telah berkecimpung dalam usahatani padi 21 sampai 30 tahun,

sedangkan pada petani Non SRG sebanyak 20,20 persen. Pada tingkat

pengalaman usahatani padi lebuh dari 50 tahun hanya terdapat pada petani Non

SRG sebanyak 3,33 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa petani padi

responden telah lama berkecimpung dalam usahatani padi tersebut.

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Tabel 13 Jumlah Petani Padi Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani Padi

No Tingkat Pengalaman Petani SRG Petani Non SRG Keseluruhan

Usahatani (Tahun) Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 < 11 4 13,33 6 20,00 10 16,67

2 11 20 7 23,33 4 13,33 11 18,33

3 21 - 30 4 13,33 6 20,00 10 16,67

4 31 - 40 10 33,33 6 20,00 16 26,67

5 41 - 50 5 16,67 7 23,33 12 20,00

6 > 50 - - 1 3,33 1 1,67

Jumlah 30 100,00 30 100,00 60 100,00

6.2.6 Tingkat Pengalaman Akses Permodalan

Tingkat pengalaman akses permodalan merupakan jumlah kredit yang

dilakukan oleh petani padi responden dalam satu tahun. Kredit yang dimaksud

adalah kredit modal usahatani maupun kredit selain untuk modal usahatani. Tabel

berikut menunjukkan jumlah petani padi responden berdasarkan tingkat

pengalaman akses kredit dalam setahun terakhir.

Tabel 14 Jumlah Petani Padi Responden Berdasarkan Tingkat Pengalaman Akses Permodalan

No Tingkat Pengalaman Petani SRG Petani Non SRG Keseluruhan

Akses Pemodalan (kali/tahun)

Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 < 2 13 43,33 27 90,00 40 66,67

2 2 - 3 11 36,67 1 3,33 12 20,00

3 4 - 5 4 13,33 1 3,33 5 8,33

4 ≥ 6 2 6,67 1 3,33 3 5,00

Jumlah 30 100,00 30 100,00 60 100,00

Sebaran tingkat pengalaman akses permodalan pada masing-masing

kelompok petani beragam, selanjutnya sebanyak 36,67 persen petani SRG dan

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

3,33 persen petani Non SRG telah melakukan kredit sebesar dua sampai tiga kali

per tahun. Sedangkan mayoritas petani padi responden melakukan kredit sebesar

satu kali, sebanyak 43,33 persen petani SRG dan 90,00 persen petani Non SRG

tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa akses kredit yang dilakukan petani padi

responden tergolong rendah.

6.2.7 Tingkat Pengalaman Penundaan Penjualan

Tingkat pengalaman penundaan penjualan merupakan berapa kali petani

padi responden telah melakukan kegiatan penundaan penjualan gabah selama

berkecimpung dalam usahatani padi. Tabel berikut menunjukkan sebaran jumlah

petani padi responden berdasarkan tingkat pengalaman penundaan penjualan

tersebut.

Tabel 15 Jumlah Petani Padi Responden Berdasarkan Tingkat Pengalaman Penundaan Penjualan

No Tingkat Pengalaman Petani SRG Petani Non SRG Keseluruhan

Penundaan Penjualan (kali) Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 < 11 14 46,67 10 33,33 24 40,00

2 11 20 8 26,67 9 30,00 17 28,33

3 21 30 5 16,67 4 13,33 9 15,00

4 31 40 2 6,67 2 6,67 4 6,67

5 > 40 1 3,33 5 16,67 6 10,00

Jumlah 30 100,00 30 100,00 60 100,00

Sebaran jumlah petani padi responden beragam pada masing-masing

kelompok petani, selanjutnya mayoritas petani padi reponden melakukan

penundaan penjualan sebesar kurang dari 11 kali, pada petani SRG sebanyak

46,67 persen dan 33,33 persen pada petani Non SRG. Sehingga dapat dikatakan

bahwa tingkat pengalaman penundaan penjualan cukup rendah jika dihubungkan

dengan tingkat pengalaman usahatani padi.

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

6.2.8 Luas Lahan

Luas lahan merupakan luas lahan garapan dalam hektar. Tabel berikut

menunjukkan sebaran jumlah petani padi responden berdasarkan luas lahan

garapan.

Tabel 16 Jumlah Petani Padi Responden Berdasarkan Luas Lahan

No Luas Lahan Petani SRG Petani Non SRG Keseluruhan

(Ha) Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 < 0,5 9 30,00 23 76,67 32 53,33

2 0,5-0,9 11 36,67 5 16,67 16 26,67

3 1-1,4 4 13,33 1 3,33 5 8,33

4 1,5-2 4 13,33 1 3,33 5 8,33

5 > 20000 2 6,67 - - 2 3,33

Jumlah 30 100,00 30 100,00 60 100,00

Sebaran jumlah petani padi responden berdasarkan luas lahan beragam.

Sebanyak 30,00 persen petani SRG dan 76,67 persen memiliki luas lahan kurang

dari 0,5 hektar, sedangkan pada luas lahan 0,5 hektar sampai satu hektar

sebanyak 36,67 persen pada petani SRG selanjutnnya pada petani Non SRG hanya

sebanyak 16,67 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa luas lahan garapan

petanipadi responden cukup kecil.

6.2.9 Keikutsertaan Dalam Penyuluhan Pertanian

Keikutsertaan dalam penyuluhan pertanian menupakan peran serta petani

padi responden dalam kegiatan penyuluhan pertanian yang dinyatakan dalam

berapa banyak penyuluhan pertanian yang telah diikuti selama satu tahu terakhir.

Tabel berikut ini menunjukkan sebaran jumlah petani padi responden berdasarkan

keikutsertaan dalam penyuluhan pertanian.

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Tabel 17 Jumlah Petani Padi Responden Berdasarkan Keikutsertaan Dalam Penyuluhan Pertanian

No Keikutsertaan Penyuluhan Petani SRG Petani Non SRG Keseluruhan

Pertanian (kali/tahun) Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 < 2 20 66,67 30 100,00 50 83,33

2 2 - 3 3 10,00 - - 3 5,00

3 4 - 5 4 13,33 - - 4 6,67

4 5 - 6 - - - - - -

5 > 6 3 10,00 - - 3 5,00

Jumlah 30 100,00 30 100,00 60 100,00

sebaran jumlah petani padi responden berdasarkan keikutsertaan dalam

penyuluhan pertanian tidak beragam. Mayoritas petani padi responden berperan

dalam penyuluhan pertanian sebanyak kurang dari 2 kali dalam setahun, yaitu

sebanyak 66,67 persen petani SRG dan 100,00 persen petani Non SRG. Sehingga

dapat dikatakan bahwa keikutsertaan petani padi responden dalam keikutsertaan

penyuluhan pertanian adalah rendah.

6.2.10 Status Penguasaan Lahan

Status penguasaan lahan merupakan status lahan garapan pada petani padi

responden, status ini meliputi lahan milik, dan lahan sewa. Status penguasaan

Tabel berikut menunjukkan sebaran jumlah petani padi responden berdasarkan

status lahan tersebut.

Tabel 18 Jumlah Petani Padi Responden Berdasarkan Status Penguasaan Lahan

No Dummy Penguasaan Petani SRG Petani Non SRG Keseluruhan

Lahan Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 Milik/Milik dan Sewa 8 26,67 9 30,00 17 28,33

2 Sewa 22 73,33 21 70,00 43 71,67

Jumlah 30 100,00 30 100,00 60 100,00

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Sebanyak 26,67 persen petani SRg dan 30,00 persen petani Non SRG

dengan status penguasaan lahan milik, atau milik dan sewa. Sedangkan pada

status penguasaan lahan sewa, jumlah petani pada msing-masing kelompok petani

lebih banyak, yaitu 73,33 persen pada petani SRG dan 70,00 persen pada petani

Non SRG.

6.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Resi Gudang oleh Petani Padi Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi penerapan Sistem Resi Gudang

oleh petani padi, dianalisis dengan pendekatan model regresi linear berganda.

Keputusan petani padi dalam menerapkan Sistem Resi Gudang dinyatakan dalam

persentase alokasi SRG, yaitu persentase penyimpanan gabah dari total produksi.

Petani SRG melakukan penyimpanan gabah dengan nilai rata-rata sebesar

1.384 kg atau sebesar 40,03 persen dari produksi padi. Persentase alokasi SRG

tersebut merupakan variabel tidak bebas (Y).

Variabel bebas (Xi) merupakan faktor-faktor yang diduga berpengaruh

terhadap penerapan Sistem Resi Gudang oleh responden petani padi. Faktor-faktor

tersebut meliputi tingkat umur responden (X1), tingkat pendidikan formal

responden (X2), ukuran keluarga atau jumlah tanggungan keluarga (X3), dan

tingkat pengeluran konsumsi bahan pangan keluarga (X4), tingkat pengalaman

usahatani (X5), tingkat pengalaman akses permodalan (X6), tingkat pengalaman

penundaan penjualan komoditas (X7), luas lahan garapan (X8), keikutsertaan

responden dalam penyuluhan pertanian (X9), dummy penguasaan lahan (D1).

Persamaan model regresi linear berganda yang didapat dari hasil analisis

adalah Y = 49,3 - 0,190 X1 + 0,11 X2 + 0,60 X3 - 0,0273 X4 + 0,285 X5 - 2,81

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

X6 - 0,157 X7 + 0,00188 X8 + 1,59 X9 - 17,4 D1. Nilai statistik uji F sebesar 3,24

dengan nilai peluang sebesar 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor

yang diduga berpengaruh nyata terhadap persentase alokasi SRG dengan taraf

kepercayaan sebesar 95 persen. Tabel 19 menunjukkan hasil analisis model

tersebut.

Tabel 19 Hasil Dugaan Model Regresi Linear Berganda Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Resi Gudang oleh Petani Padi Responden

Variabel Koefisien SE-Koefisien T-Hitung Peluang VIF

Konstanta 49,35 21,78 2,27 0,04

X1 Umur Responden -0,19 0,47 -0,4 0,69 3,50

X2 Tingkat Pendidikan formal responden 0,11 5,06 0,02 0,98 1,60

X3 Ukuran keluarga atau jumlah tanggungan keluraga 0,60 4,75 0,13 0,90 2,70

X4 Pengeluaran konsumsi bahan pangan keluarga -0,03 0,02 -1,29 0,21 2,80

X5 Tingkat pengalaman usahatani 0,28 0,44 0,64 0,53 4,60

X6 Tingkat pengalaman akses permodalan -2,81 2,48 -1,14 0,27 2,10

X7 Tingkat pengalaman penundaan penjualan -0,16 0,31 -0,5 0,62 2,00

X8 Luasan lahan 0,002 0,00 3,32 0,00 1,70

X9 Keikutsertaan responden dalam penyuluhan pertanian 1,59 0,84 1,89 0,07 2,30

D1 Status penguasaan lahan -17,37 7,35 -2,36 0,03 1,40

R² = 63,0% R²(adj) = 43,6% F-hitung = 3,24 Peluang = 0,013

Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 63,0 persen, sedangkan nilai

koefisien terkoreksi (R2 Adj) sebesar 43,6 persen. Hal ini menunjukkan bahwa

persentase alokasi SRG dapat dijelaskan bersama-sama sebesar 63,0 persen oleh

faktor umur, tingkat pendidikan formal responden, jumlah tanggungan keluarga,

tingkat pengeluaran konsumsi pangan, tingkat pengalaman usahatani, tingkat

pengalaman akses permodalan, tingkat pengalaman penundaan penjualan

komoditas, luas lahan, keikutsertaan responden dalam penyuluhan pertanian, dan

status penguasaan lahan dan sebesar 37,0 persen dijelaskan oleh faktor lain diluar

model.

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Variabel umur responden (X1) tidak berpengaruh nyata dengan nilai

peluang sebesar 0,69 taraf kepercayaan sebesar 95 persen dan berhubungan

negatif terhadap variabel tidak bebas (Y). Nilai koefisien regresi linear pada

variabel ini sebesar -0,19 sehingga dengan penambahan umur responden sebesar

satu tahun, akan menurunkan persentase alokasi SRG sebesar 0,19 persen.

Variabel tingkat pendidikan formal responden (X2) tidak berpengaruh

nyata dengan nilai peluang sebesar 0,98 taraf kepercayaan sebesar 95 persen dan

berhubungan positif terhadap variabel tidak bebas (Y). Nilai koefisien regresi

linear pada variabel tingkat pendidikan formal sebesar 0,11 sehingga dengan

penambahan tingkat pendidikan sebesar satu tingkatan akan meningkatkan

persentase alokasi SRG sebesar 0,11 persen. Hasil analisis sesuai dengan hipotesis

awal, bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, akan meningkatkan kemudahan

penerapan Sistem Resi Gudang. Mempertimbangkan sebaran jumlah petani

responden berdasarkan tingkat pendidikan, hal ini dapat disimpulkan bahwa

penerapan Sistem Resi Gudang tidak dibatasi oleh rendahnya tingkat pendidikan

petani.

Variabel jumlah tanggungan keluarga (X3) tidak berpengaruh nyata

dengan nilai peluang sebesar 0,90 taraf kepercayaan sebesar 95 persen dan

berhubungan positif dengan variabel tidak bebas (Y). Nilai koefisien regresi linear

variabel jumlah tanggungan keluarga sebesar 0,60 sehingga dengan peningkatan

jumlah tanggungan keluarga sebesar satu jiwa akan meningkatkan persentase

alokasi SRG sebesar 0,60 persen. Hasil analisis berbeda dengan hipotesis awal

bahwa semakin tinggi tanggungan keluarga akan menurunkan persentase alokasi

SRG, karena sebagian produksi padi dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

pangan keluarga. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah

tanggungan keluarga akan mengakibatkan semakin tingginya pengeluaran diluar

konsumsi pangan, dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut petani padi responden

meningkatkan alokasi penyimpanannya.

Variabel tingkat pengeluaran konsumsi pangan (X4) tidak berpengaruh

nyata dengan nilai peluang sebesar 0,21 pada taraf kepercayaan sebesar 95 persen

dan berhubungan negatif terhadap variabel tidak bebas (Y). Hasil analisis sesuai

dengan hipotesis awal, bahwa semakin tinggi tingkat pengeluaran konsumsi

pangan akan menurunkan persentase alokasi SRG. Nilai koefisien regresi linear

pada variabel tingkat pengeluaran konumsi pangan sebesar -0,03 sehingga dengan

peningkatan pengeluaran konsumsi pangan sebesar satu kilogram akan

menurunkan persentase alokasi SRG sebesar 0,03 persen.

Variabel tingkat pengalaman usahatani (X5) tidak berpengaruh nyata

dengan nilai peluang sebesar 0,53 taraf kepercayaan sebesar 95 persen dan

berhubungan positif terhadap variabel tidak bebas (Y). Hasil analisis sesuai

dengan hipotesis awal bahwa semakin tinggi tingkat pengalaman usahatani, maka

akan meningkatkan kemudahan penerapan Sistem Resi Gudang. Nilai koefisien

regresi linear pada variabel tingkat pengalaman usahatani sebesar 0,28 sehingga

dengan bertambahnya tingkat pengalaman usahatani sebesar satu tahun akan

meningkatkan persentase alokasi SRG sebesar 0,28 persen.

Variabel tingkat pengalaman akses permodalan (X6) tidak berpengaruh

nyata dengan nilai peluang sebesar 0,27 taraf kepercayaan sebesar 95 persen, dan

berhubungan negatif terhadap variabel tidak nyata(Y). Hasil analisis berbeda

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

dengan hipotesis awal bahwa semakin bertambahnya tingkat pengalaman akses

permodalan akan meningkatkan kemudahan penerapan Sistem Resi Gudang.

Nilai koefisien regresi linear pada variabel tingkat pengalaman akses

permodalan sebesar -2,81 sehingga dengan penambahan tingkat pengalaman akses

permodalan sebesar satu kali akan menurunkan persentase alokasi SRG sebesar

2,81 persen. Hal ini menunjukkan bahwa, terdapat alternatif lain diluar Sistem

Resi Gudang yang dapat diakses oleh petani padi responden, Sistem resi Gudang

ini belum menjadi pilihan utama petani padi responden, dan diperlukan upaya

sosialisasi untuk meningkatkan peran Sistem Resi Gudang ini.

Variabel tingkat pengalaman penundaan penjualan komoditas (X7) tidak

berpengaruh nyata dengan nilai peluang sebesar 0,62 taraf kepercayaan sebesar 95

persen, dan berhubungan negatif terhadap variabel tidak bebas (Y). Terdapat

kesamaan hasil analisis variabel ini dengan variabel tingkat pengalaman akses

permodalan, yang berbeda dengan hipotesis awal bahwa semakin tinggi tingkat

pengalaman diduga akan meningkatkan kemudahan penerapan sistem Resi

Gudang. Nilai koefisien regresi linear pada varibel ini sebesar -0,16 sehingga

dengan bertambahnya tingkat pengalaman penundaan penjualan komoditas

sebesar satu kali akan menurunkan persentase alokasi SRG sebesar 0,16 persen.

Variabel luas lahan (X8) berpengaruh nyata dengan nilai peluang sebesar

0,00 taraf kepercayaan sebesar 95 persen dan berhubungan positif terhadap

variabel tidak bebas (Y). Nilai koefisien regresi linear pada variabel luas lahan

sebesar 0,002 sehingga dengan peningkatan luas lahan sebesar satu satu meter

persegi akan meningkatkan persentase alokasi SRG sebesar 0,002 persen.

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Variabel keikutsertaan responden dalam penyuluhan pertanian (X9)

berpengaruh nyata dengan nilai peluang sebesar 0,07 taraf kepercayaan sebesar 95

persen, dan berhubungan positif terhadap variabel tidak bebas (Y). Hasil analisis

sesuai dengan hipotesis awal, bahwa semakin aktif responden dalam penyuluhan

pertanian maka akan meningkatkan kemudahan penerapan Sistem Resi Gudang.

Nilai koefisien regresi linear variabel keikutsertaan responden dalam penyuluhan

pertanian sebesar 1,59 sehingga dengan peningkatan keeikutsertaan penyuluhan

pertanian sebesar satu kali akan meningkatkan persentase alokasi SRG sebesar

1,59 persen.

Variabel dummy pengusaan lahan (D1) berpengaruh nyata dengan nilai

peluang sebesar 0,03 taraf kepercayaan sebesar 95 persen, dan berhubungan

negatif terhadap variabel tidak bebas (Y). Hasil analisis sesuai dengan hipotesis

awal, bahwa untuk petani lahan milik dan sewa lebih kecil risiko dari pada petani

dengan lahan sewa saja, sehingga untuk memenuhi biaya sewa lahan, petani

memperbesar alokasi penyimpanan SRG. Nilai koefisien regresi linear variabel

dummy penguasaan lahan sebesar -17,37 sehingga penguasaan lahan hanya sewa,

atau selain milik akan memberikan persentase alokasi SRG lebih besar dari pada

pengusaan lahan milik atau lahan milik dan sewa sebesar 8,585 persen. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa penerapan Sistem Resi Gudang ini diduga dapat

mendorong petani padi responden untuk meningkatkan skala usahatani tradisional

ke komersial yang tujuannya maksimalisasi keuntungan.

Penerapan Sistem Resi Gudang gabah di daerah penelitian yang

dinyatakan dalam persentase alokasi SRG (persentase penyimpanan gabah dari

total produksi padi) oleh kelompok petani SRG dipengaruhi oleh beberapa faktor

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

dugaan dengan analisis model regresi linear berganda tersebut. Faktor-faktor yang

berpengaruh nyata antara lain faktor tingkat pengeluaran konsumsi pangan (X4),

faktor keikutsertaan reponden dalam penyuluhan pertanian (X8), faktor luas lahan

(X9), dan faktor status status penguasaan lahan (D1).

Keberhasilan penerapan Sistem Resi Gudang harus diikuti peningkatan

sosialisasi program Sistem Resi Gudang, salah satunya karena karakteristik petani

sangat padi responden yang beragam. Hasil analisis menyatakan bahwa faktor

tingkat pengalaman akses permodalan, dan faktor tingkat pengalaman penundaan

penjualan berhubungan negatif dengan variabel tidak bebas. Pola usahatani

tradisional yang telah lama dilaksanakan mempengaruhi keberhasilan penerapan

Sistem Resi Gudang, peran pengembangan kelembagaan diharapkan sebagai

bentuk sosialisasi peningkatan peran Sistem Resi Gudang bagi petani padi.

Faktor status penguasaan lahan juga berhubungan negatif terhadap variabel

tidak bebas (Y), hal ini mengindikasikan bahwa penerapan Sistem Resi Gudang

diindikasikan dapat mengubah pola usahatani tradisional menjadi pola usahatani

komersial.

Penerapan Sistem Resi Gudang di daerah penelitian juga mengindikasikan

bahwa sistem ini sesuai dengan karakteristik sumberdaya petani. faktor tingkat

pendidikan yang rendah, dan tingkat pengalaman yang rendah tidak menjadi

kendala dalam penerapan Sistem Resi Gudang di daerah penelitian.

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

BAB VII MANFAAT PENERAPAN SISTEM RESI GUDANG BAGI PETANI PA DI

Konsep penerapan Sistem Resi Gudang adalah mampu memberikan

peningkatan harga jual dan kemudahan kredit modal usahatani kepada masyarakat

yang hidupnya tergantung pada sektor pertanian. Masyarakat petani yang

dimaksud dengan karkteristik sebagai berikut: 1) pelaku terbatas dalam informasi

harga dan permintaan komoditas, 2) akses permodalan yang rendah, 3) posisi

tawar yang rendah, 4) kepemilikan agunan yang rendah. Pada penelitian ini,

analisis manfaat penerapan Sistem Resi Gudang dilakukan dengan pendekatan

struktur usahatani.

7.1 Usahatani Padi di Kecamatan Palasah

Masyarakat petani di kecamatan Palasah membudidayakan komoditas padi

hanya sebanyak 2 kali dalam setahun, sedangkan musim tanam ketiga

dimanfaatkan untuk budidaya komoditas palawija. Terdapat beberapa

permasalahan yang dihadapi petani padi di daerah penelitian. Permasalahan

pertama adalah rendahnya akses permodalan, tidak tersedianya modal tunai untuk

memulai usahatani. Salah satu alternatif yang dilakukan dalam pemenuhan modal

tunai usahatani dengan meminjam kepada tengkulak, dengan rata-rata jasa

pinjaman sebesar 10 persen per bulan.

Permasalahan kedua adalah kurangnya ketersediaan air untuk usahatani,

hal ini mengkibtkan meningkatnya biaya pengairan yang harus dikeluarkan. Di

daerah penelitian, memerlukan biaya sebesar Rp 3.500.000,- (Tiga Juta Lima

Ratus Ribu Rupiah) setiap pembuatan sumber air.

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

7.2 Struktur Produksi Padi Petani Responden

Luas lahan rata-rata petani padi responden sebesar 7.040 m2, rata-rata luas

lahan kelompok petani SRG sebesar 9.436 m2, sedangkan pada kelompok petani

non SRG sebesar 4.643 m2. Luas rata-rata petani padi responden ini terdiri dari

lahan milik sebesar 3.528 m2, dan lahan sewa sebesar 3.512 m2. Luas rata-rata

kelompok petani SRG lebih besar dari kelompok petani non SRG sebesar 4.793

m2.

Produksi padi rata-rata petani padi responden sebesar 3.058 kilogram.

Selanjutnya pada kelompok petani padi SRG sebesar 4.134 kilogram, sedangkan

pada kelompok petani Non SRG sebesar 1.950 kilogram. Hasil produksi padi

tersebut dialokasikan untuk beberapa keperluan, antara lain alokasi jual langsung,

alokasi penyimpanan SRG, alokasi konsumsi pangan keluarga, dan alokasi

simpanan keluarga petani responden. Rata-rata alokasi produksi padi ditunjukkan

pada tabel 20 sebagai berikut.

Tabel 20 Rata-rata Jumlah (Kilogram) Alokasi Produksi Padi Kelompok Petani Responden

No Alokasi Petani SRG Petani Non SRG Keseluruhan

1 Jual Langsung 427 507 467

2 SRG 1.384 - 672

3 Konsumsi 522 403 463

4 Simpanan Keluarga 1.046 643 845

7.3 Struktur Penerimaan Usahatani Padi Petani Responden

Struktur penerimaan usahatani padi di daerah penelitian terbagi menjadi

penerimaan tunai dan penerimaan total. Penerimaan tunai petani responden

berasal dari alokasi jual langsung dan alokasi SRG, dengan harga jual masing

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

masing-masing sebesar Rp 2.300,- dan Rp 2.800,-. Pada alokasi SRG harga jual

lebih besar Rp 500,- dari pada harga jual langsung. Hal ini mengindindikasikan

bahwa penerapan Sistem Resi Gudang sesuai dengan konsepnya, yaitu untuk

menjamin harga jual yang lebih tinggi dari pada harga pasar. Tabel berikut

menujukkan struktur penerimaan usahatani padi per hektar.

Tabel 21 Penerimaan Usahatani Padi Per Hektar

Keterangan Nilai (Rp)

Petani SRG Petani Non SRG Penerimaan Tunai Jual Langsung (Rp 2300,-/Kg) 2.880.000 4.478.000 Jual SRG (Rp 2800,-/Kg) 4.106.000 -

TOTAL 6.986.000 4.478.000 Penerimaan Diperhitungkan Bahan Konsumsi Keluarga (Rp 2300,-/Kg) 1.272.000 1.996.000 Simpanan Keluarga (Rp 2300,-/Kg) 2.549.000 3.185.000

TOTAL 3.821.000 5.181.000 Total Penerimaan 10.807.000 9.659.000

Pada kelompok petani SRG penerimaan usahatani padi lebih besar dari

pada kelompok petani Non SRG, selisih penerimaan pada kedua kelompok

kelompok tersebut sebesar Rp 2.508.000,-. Hal ini karena komponen alokasi

produksi yang terbesar pada kelompok petani Non SRG adalah pada penerimaan

diperhitungkan, yaitu bahan pangan keluarga dan simpanan keluarga sebesar Rp

5.181.000,-. Berbeda dengan kelompok petani SRG, sebesar 6.986.000,- adalah

penerimaan tunai dari komponen jual langsung dan SRG.

7.4 Struktur Biaya Usahatani Padi Petani Responden

Struktur biaya usahatani petani responden terdiri dari biaya tunai dan biaya

total. Biaya tunai terdiri dari biaya tenaga kerja luar keluarga, biaya operasional

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

atau biaya pengangkutan panen, biaya kredit, biaya sewa lahan, dan biaya

penyimpanan SRG. Biaya kredit merupakan biaya atas input benih dan saprodi,

biaya pengolahan lahan, serta biaya jasa kredit yang dibayarkan pada saat panen.

Pada kelompok petani SRG jasa kredit sebesar 2 persen per bulan, sedangkan

pada kelompok petani non SRG sebesar 10 persen per bulan. Biaya sewa lahan

masing-masing kelompok sama sebesar Rp 700,- per meter persegi, sedangkan

biaya jasa penyimpanan komoditas di gudang SRG sebesar 1 persen per bulan,

dengan rata-rata penyimpanan sebesar 3 bulan. Tabel berikut menunjukkan

struktur biaya usahatani padi per hektar.

Tabel 22 Struktur Biaya Usahatani Padi Per Hektar

Keterangan Nilai (Rp)

Petani SRG Petani Non SRG Biaya Tunai 6.799.000 7.171.000 Biaya Diperhitungkan 775.000 775.000 Total Biaya 7.574.000 7.946.000

Biaya Tunai pada kelompok petani Non SRG lebih besar Rp 372.000,- dari

pada kelompok petani SRG. Selisih biaya ini berasal dari perbedaan bunga kredit

yang diterima oleh petani responden. Bunga kredit pada petani SRG lebih kecil

dari pada kelompok petani Non SRG.

7.5 Sruktur Pendapatan Usahatani Padi Petani Responden

Struktur pendapatan usahatani petani responden di dearah penelitian

merupakan pendapatan tunai. Pendapatan tunai didapat dari pengurangan

penerimaan tunai dengan biaya tunai. Tabel berikut menunjukkan struktur

pendapatan usahatani padi per hektar.

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Tabel 23 Struktur Pendapatan Usahatani Padi Per Hektar

NO ASPEK ANALISIS KELOMPOK PETANI

PETANI SRG PETANI NON SRG

Produksi Padi 4.382 4.200

STRUKTUR PENERIMAAN

Penerimaan Tunai

Jual Langsung (Rp 2300,-/Kg) 2.880.000 4.478.000

Jual SRG (Rp 2800,-/Kg) 4.106.000 -

TOTAL 6.986.000 4.478.000

Penerimaan Diperhitungkan

Bahan Konsumsi Keluarga (Rp 2300,-/Kg) 1.272.000 1.996.000

Simpanan Keluarga (Rp 2300,-/Kg) 2.549.000 3.185.000

TOTAL 3.821.000 5.181.000

TOTAL PENERIMAAN 10.807.000 9.659.000

STRUKTUR BIAYA

Biaya Tunai

Borongan Tandur-Panen 1.840.000 1.966.000

Tenaga Kerja Luar Keluarga 795.000 795.000

Operasional 60.000 60.000

Biaya Tunai (Kredit Dibayar Panen)

Input (Bibit, Pupuk, dan Pestisida) 960.000 960.000

Operasional (Pengairan, dan Pengangutan) 1.600.000 1.600.000

Jasa Kredit 203.000 768.000

Biaya Sewa Lahan 1.222.000 1.022.000

Biaya Jasa Penyimpanan Gudang 119.000 -

TOTAL 6.799.000 7.171.000

Biaya Diperhitungkan

Input (Pupuk Kandang) 15.000 15.000

Tenaga Kerja Keluarga 360.000 360.000

Penyusutan Alat Pertanian 400.000 400.000

TOTAL 775.000 775.000

TOTAL BIAYA 7.574.000 7.946.000

PENDAPATAN USAHATANI (TUNAI) 187.000 (2.693.000)

Dari hasil struktur pendapatan usahatani padi, menunjukkan bahwa petani

SRG memiliki pendapatan lebih tinggi dibandingkan dengan petani Non SRG.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Sistem Resi Gudang memiliki kemampuan

menghasilkan penerimaan tunai yang lebih baik.

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi petani padi dalam menerapkan Sistem Resi

Gudang adalah luas lahan garapan dan status penguasaan lahan. Sedangkan

faktor lain yang tidak mempengaruhi adalah tingkat umur, tingkat pendidikan

formal, jumlah tanggungan keluarga, pengeluaran konsumsi bahan pangan

keluarga, tingkat pengalaman usahatani, tingkat pengalaman akses

permodalan, tingkat pengalaman penundaan penjualan, dan keikutsertaan

dalam penyuluhan pertanian.

2. Manfaat Sistem Resi Gudang bagi petani padi yaitu memberikan harga jual

gabah yang diterima petani lebih tinggi, dan Sistem Resi Gudang ini sebagai

sumber kredit yang lebih murah. Sehingga dalam pendekatan struktur

usahatani, petani yang menerapkan Sistem Resi Gudang memiliki pendapatan

yang lebih tinggi dari pada petani yang tidak menerapkan Sistem Resi

Gudang.

8.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, diberikan beberapa saran, yaitu:

1. Berdasarkan hasil analisis, bahwa luas lahan dan status penguasaan lahan

sewa berpengaruh nyata terhadap penerapan Sistem Resi Gudang. Petani

dapat memperluas lahan garapan dengan melakukan sewa lahan. Sehingga

dapat meningkatkan pendapatan usahatani padi.

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang penerapan Sistem Resi Gudang ini,

dengan menggunakan pendekatan analisis yang berbeda dengan penelitian ini,

dan dapat juga dilakukan pada komoditas dan daerah penelitian yang berbeda.

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Riani Budi. 2007. Penerapan Teknologi System of Rice Intensification di

Desa Margahayu Tasikmalaya. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ashari. 2007. Resi Gudang Alternatif Pemasaran Pertanian. Warta Penelitian dan

Pengembangan Pertanian. Vol 9. No 4 : 7-8.

BPS. 2007. Rata-rata Konsumsi Energi Per Kapita Per Hari Berdasarkan Jenis

Komoditas di Indonesia Tahun 1999-2006. Data Konsumsi. Badan

Pusat Statistik. Jakarta.

Bappebti. 2007. Sistem Resi Gudang. www.bappebti.go.id [3 Maret 2008].

_______. 2007. Persyaratan dan Tata Cara untuk Memperoleh Persetujuan

sebagai Gudang dalam Sistem Resi Gudang. Peraturan Bappebti.

Departemen Perdagangan. Jakarta.

Dahlia, Uceu Noorsanti. 1998. Analisis Peningkatan Pendapatan Petani Padi

Melalui Penyimpanan Gabah di Kabupaten Indramayu dan Kabupaten

Karawang, Jawa Barat. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Dep-KUKM. 2006. Petunjuk Teknis Skim Pendanaan Komoditas Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah. Peraturan MenNeg KUKM. Jakarta.

DirJen-PP. 2007. Pelaksanaan Undang-Undang No 9 Tahun 2006 Tentang Sistem

Resi Gudang. Peraturan Pemerintah. Depertemen Hukum dan HAM

RI. Jakarta.

_________. 2006. Undang-Undang No 9 Tahun 2006 Tentang sistem Resi

Gudang. Departemen Hukum dan HAM RI. Jakarta.

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Departemen Pertanian. 1990. Monitoring dan Evaluasi, Proyek-proyek

Pembangunan Pedesaan. Departemen Pertanian RI. Jakarta.

Gunawan et al. 2007. Pedoman Penyajian Karya Ilmiah. IPB Press. Bogor.

Hernanto Fadholi. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hayami Yujiro dan Masao Kikuchi. 1987. Dilema Ekonomi Desa. Suatu

Pendekatn Ekonomi Terhadap Perubahan Kelembagaan di Asia.

Yayasan Obor Indonesia. Jakarta

Limbong, W.H & Panggabean Sitorus. 1985. Pengantar Tataniaga Pertanian.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Rahmawati, Dwi Ratna. 2005. Faktor Kesiapan Masyarakat Petani dan Startegi

Pengembangan agropolitan (Studi Kasus Kecamatan Pakis,

Kecamatan Grabag, Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang

Jawa Tengah. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rukmana, Rahmat. 2005. Akselerasi Pembangunan Agribisnis Kabupaten

Majalengka. www.diperta-majalengka.com [3 Maret 2008].

Richard & Panos. 1996. Using Warehouse Receipts in Developing and Transition

Economies. Finance & Development. United States.

Sawit, M. Husain. 2006. Indonesia Dalam Tatanan Perubahan Perdagangan

Beras Dunia. Pusat Analisis dan Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian. Bogor.

Soekartawi et al. 1985. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan

Petani Kecil. UI-Press. Jakarta.

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Saragih, Bungaran. 2000. Agribisnis Sebagai Landasan Pembangunan Ekonomi

Indonesia dalam Era Millenium Baru. Pusat Studi Pembangunan

Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Tambunan, Tulus T.H. 2003. Perkembangan Sektor Pertanian Di Indonesia.

Ghalia Indonesia. Jakarta

Walpole, Ronald E. 1995. Pengantar Statistika Edisi 3. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Wilfrid & Frank. 1991. Pengantar Analisis Statistik Edisi 4. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta.

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Lampiran 1 Diagram Ringkasan Penelitian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Resi Gudang oleh Petani Padi di Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Lampiran 2 Data Faktor-faktor Dugaan yang mempengaruhi Penerapan Sistem Resi Gudang oleh Petani Padi

Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 D11 72,22 58 2 0 500 43 3 4 11.200 16 1

2 75,00 63 2 2 750 48 4 4 18.200 20 1

3 13,79 60 2 0 750 40 1 1 8.960 3 1

4 10,71 30 2 0 200 20 2 20 1.750 0 1

5 37,50 40 2 1 500 30 2 30 6.300 0 1

6 18,18 44 2 1 500 20 3 20 4.900 5 0

7 38,52 56 2 0 700 38 5 20 12.800 0 1

8 50,00 45 2 1 300 25 1 25 9.800 0 1

9 21,88 35 3 1 300 10 3 10 7.000 0 1

10 21,88 55 1 2 600 16 3 16 11.900 0 1

11 37,50 43 2 2 500 6 3 6 21.560 0 1

12 16,67 60 1 0 300 40 1 5 3.500 0 1

13 23,78 65 2 0 850 45 6 5 16.800 12 1

14 11,76 68 1 2 1100 30 1 20 4.200 2 1

15 35,34 50 2 0 300 15 5 4 5.600 0 0

16 37,50 39 3 2 400 15 1 15 7.000 0 1

17 16,67 61 2 1 500 41 1 41 10.500 0 1

18 25,00 65 2 2 500 45 2 40 5.600 4 1

19 14,77 45 1 3 950 25 5 25 5.600 5 1

20 34,72 62 2 0 600 40 3 40 9.800 3 1

21 22,75 46 4 2 700 32 6 20 18.200 5 1

22 44,44 28 2 1 300 3 1 3 4.900 0 0

23 86,84 47 2 0 400 38 3 2 19.600 0 0

24 53,13 63 1 0 500 40 1 10 7.000 0 0

25 37,50 45 1 1 400 20 1 2 4.200 0 0

26 37,50 40 2 2 250 3 1 3 3.500 0 1

27 34,21 60 2 0 400 40 1 30 4.200 0 0

28 37,50 50 1 1 750 40 3 2 9.100 0 0

29 0,00 40 1 1 300 20 1 16 1.400 0 1

30 54,55 55 1 3 550 35 1 30 28.000 0 1

NoY = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9 + b10D1 + b11D2 + ε

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Lampiran 3 Struktur Produksi Usahatani Padi Petani Responden Luas Lahan Kotor Tandur&Panen Bersih Jual Konsumsi Simpanan Simpan

m² 1 2 (1-2) Langsung Pangan Keluarga Gudang SRG1 11.200 4.500 900 3.600 - 500 500 2.600 2 18.200 5.000 1.000 4.000 - 750 250 3.000 3 2.800 1.200 240 960 360 250 350 - 4 8.960 2.900 580 2.320 1.000 750 250 320 5 8.960 3.500 700 2.800 1.800 750 250 - 6 3.500 1.400 280 1.120 420 350 350 - 7 1.750 700 140 560 - 200 300 60 8 6.300 3.000 600 2.400 500 500 500 900 9 4.900 2.750 550 2.200 300 500 1.000 400 10 12.800 6.100 1.220 4.880 1.000 700 1.300 1.880 11 9.800 2.500 500 2.000 - 300 700 1.000 12 7.000 3.200 640 2.560 1.000 300 700 560 13 7.000 4.000 800 3.200 2.000 400 600 200 14 11.900 5.600 1.120 4.480 1.500 600 1.400 980 15 21.560 10.000 2.000 8.000 3.000 500 1.500 3.000 16 3.500 1.200 240 960 360 400 200 - 17 2.800 1.300 260 1.040 440 600 - - 18 1.750 800 160 640 140 500 - - 19 2.940 1.200 240 960 260 200 500 - 20 9.800 3.000 600 2.400 400 300 1.700 - 21 3.500 1.500 300 1.200 - 300 700 200 22 1.400 500 100 400 - 250 150 - 23 2.800 1.200 240 960 460 300 200 - 24 10.500 3.500 700 2.800 300 800 1.700 - 25 16.800 8.200 1.640 6.560 1.500 850 2.650 1.560 26 4.200 2.000 400 1.600 600 300 700 - 27 4.200 1.700 340 1.360 - 1100 100 160 28 3.500 1.000 200 800 - 250 550 - 29 4.200 2.000 400 1.600 600 350 650 - 30 3.500 1.200 240 960 160 200 600 - 31 4.900 2.300 460 1.840 - 800 1.040 - 32 1.400 600 120 480 - 300 180 - 33 5.600 2.900 580 2.320 - 300 1.200 820 34 5.600 2.500 500 2.000 - 400 1.600 - 35 7.000 3.000 600 2.400 - 400 1.100 900 36 10.500 4.500 900 3.600 - 500 2.500 600 37 4.200 1.600 320 1.280 - 600 680 - 38 5.600 2.500 500 2.000 - 500 1.000 500 39 5.600 2.200 440 1.760 - 950 550 260 40 9.800 4.500 900 3.600 - 600 1.750 1.250 41 18.200 8.900 1.780 7.120 - 700 4.800 1.620 42 4.900 2.250 450 1.800 - 300 700 800 43 19.600 9.500 1.900 7.600 - 400 600 6.600 44 7.000 3.200 640 2.560 - 500 700 1.360 45 4.200 2.000 400 1.600 - 400 600 600 46 3.500 1.400 280 1.120 - 250 450 420 47 4.200 1.900 380 1.520 - 400 600 520 48 4.200 2.000 400 1.600 200 700 700 - 49 4.200 2.000 400 1.600 600 200 800 - 50 4.200 2.000 400 1.600 700 400 500 - 51 18.200 9.000 1.800 7.200 4.200 550 2.450 - 52 9.100 4.200 840 3.360 - 750 1.350 1.260 53 1.400 600 120 480 - 300 180 - 54 2.800 1.200 240 960 200 300 460 - 55 700 250 50 200 - 200 - - 56 9.800 3.500 700 2.800 1.000 300 1.500 - 57 1.750 750 150 600 - 500 100 - 58 2.800 1.200 240 960 - 350 610 - 59 1.400 600 120 480 - 300 180 - 60 28.000 13.750 2.750 11.000 3.000 550 1.450 6.000

Alokasi Produksi (Kg)Produksi Padi (Kg)No

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Lampiran 4 Struktur Penerimaan Usahatani Padi Petani Responden TOTAL

Jual Langsung SRG Total (I) Konsumsi Pangan Simpanan Keluarga Total (II) PENERIMAAN (Rp)2.300 2.800 2.300 2.300 (I+II)

1 - 7.280.000 7.280.000 1.150.000 1.150.000 2.300.000 9.580.000 2 - 8.400.000 8.400.000 1.725.000 575.000 2.300.000 10.700.000 3 828.000 - 828.000 575.000 805.000 1.380.000 2.208.000 4 2.300.000 896.000 3.196.000 1.725.000 575.000 2.300.000 5.496.000 5 4.140.000 - 4.140.000 1.725.000 575.000 2.300.000 6.440.000 6 966.000 - 966.000 805.000 805.000 1.610.000 2.576.000 7 - 168.000 168.000 460.000 690.000 1.150.000 1.318.000 8 1.150.000 2.520.000 3.670.000 1.150.000 1.150.000 2.300.000 5.970.000 9 690.000 1.120.000 1.810.000 1.150.000 2.300.000 3.450.000 5.260.000

10 2.300.000 5.264.000 7.564.000 1.610.000 2.990.000 4.600.000 12.164.000 11 - 2.800.000 2.800.000 690.000 1.610.000 2.300.000 5.100.000 12 2.300.000 1.568.000 3.868.000 690.000 1.610.000 2.300.000 6.168.000 13 4.600.000 560.000 5.160.000 920.000 1.380.000 2.300.000 7.460.000 14 3.450.000 2.744.000 6.194.000 1.380.000 3.220.000 4.600.000 10.794.000 15 6.900.000 8.400.000 15.300.000 1.150.000 3.450.000 4.600.000 19.900.000 16 828.000 - 828.000 920.000 460.000 1.380.000 2.208.000 17 1.012.000 - 1.012.000 1.380.000 - 1.380.000 2.392.000 18 322.000 - 322.000 1.150.000 - 1.150.000 1.472.000 19 598.000 - 598.000 460.000 1.150.000 1.610.000 2.208.000 20 920.000 - 920.000 690.000 3.910.000 4.600.000 5.520.000 21 - 560.000 560.000 690.000 1.610.000 2.300.000 2.860.000 22 - - - 575.000 345.000 920.000 920.000 23 1.058.000 - 1.058.000 690.000 460.000 1.150.000 2.208.000 24 690.000 - 690.000 1.840.000 3.910.000 5.750.000 6.440.000 25 3.450.000 4.368.000 7.818.000 1.955.000 6.095.000 8.050.000 15.868.000 26 1.380.000 - 1.380.000 690.000 1.610.000 2.300.000 3.680.000 27 - 448.000 448.000 2.530.000 230.000 2.760.000 3.208.000 28 - - - 575.000 1.265.000 1.840.000 1.840.000 29 1.380.000 - 1.380.000 805.000 1.495.000 2.300.000 3.680.000 30 368.000 - 368.000 460.000 1.380.000 1.840.000 2.208.000 31 - - - 1.840.000 2.392.000 4.232.000 4.232.000 32 - - - 690.000 414.000 1.104.000 1.104.000 33 - 2.296.000 2.296.000 690.000 2.760.000 3.450.000 5.746.000 34 - - - 920.000 3.680.000 4.600.000 4.600.000 35 - 2.520.000 2.520.000 920.000 2.530.000 3.450.000 5.970.000 36 - 1.680.000 1.680.000 1.150.000 5.750.000 6.900.000 8.580.000 37 - - - 1.380.000 1.564.000 2.944.000 2.944.000 38 - 1.400.000 1.400.000 1.150.000 2.300.000 3.450.000 4.850.000 39 - 728.000 728.000 2.185.000 1.265.000 3.450.000 4.178.000 40 - 3.500.000 3.500.000 1.380.000 4.025.000 5.405.000 8.905.000 41 - 4.536.000 4.536.000 1.610.000 11.040.000 12.650.000 17.186.000 42 - 2.240.000 2.240.000 690.000 1.610.000 2.300.000 4.540.000 43 - 18.480.000 18.480.000 920.000 1.380.000 2.300.000 20.780.000 44 - 3.808.000 3.808.000 1.150.000 1.610.000 2.760.000 6.568.000 45 - 1.680.000 1.680.000 920.000 1.380.000 2.300.000 3.980.000 46 - 1.176.000 1.176.000 575.000 1.035.000 1.610.000 2.786.000 47 - 1.456.000 1.456.000 920.000 1.380.000 2.300.000 3.756.000 48 460.000 - 460.000 1.610.000 1.610.000 3.220.000 3.680.000 49 1.380.000 - 1.380.000 460.000 1.840.000 2.300.000 3.680.000 50 1.610.000 - 1.610.000 920.000 1.150.000 2.070.000 3.680.000 51 9.660.000 - 9.660.000 1.265.000 5.635.000 6.900.000 16.560.000 52 - 3.528.000 3.528.000 1.725.000 3.105.000 4.830.000 8.358.000 53 - - - 690.000 414.000 1.104.000 1.104.000 54 460.000 - 460.000 690.000 1.058.000 1.748.000 2.208.000 55 - - - 460.000 - 460.000 460.000 56 2.300.000 - 2.300.000 690.000 3.450.000 4.140.000 6.440.000 57 - - - 1.150.000 230.000 1.380.000 1.380.000 58 - - - 805.000 1.403.000 2.208.000 2.208.000 59 - - - 690.000 414.000 1.104.000 1.104.000 60 6.900.000 16.800.000 23.700.000 1.265.000 3.335.000 4.600.000 28.300.000

NoPENERIMAAN DIPERHTUNGKAN (Rp)PENERIMAAN TUNAI (Rp)

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Lampiran 5 Struktur Biaya Usahatani Padi Petani Responden

Luas Lahan TKLK Operasional Sub-Total Input TKK Penyusutan Sub-Total Input Operasional Jasa Sub-Total Usahatani Sewa Lahan Jasa Gudang SRG

m² a b c (a+b+c)1 11.200 890.400 67.200 957.600 16.800 403.200 448.000 868.000 1.075.200 1.792.000 229.376 3.096.576 4.922.176 1.960.000 218.400 7.100.576 2 18.200 1.446.900 109.200 1.556.100 27.300 655.200 728.000 1.410.500 1.747.200 2.912.000 372.736 5.031.936 7.998.536 1.633.333 252.000 9.883.869 3 2.800 222.600 16.800 239.400 4.200 100.800 112.000 217.000 268.800 448.000 215.040 931.840 1.388.240 653.333 - 2.041.573 4 8.960 712.320 53.760 766.080 13.440 322.560 358.400 694.400 860.160 1.433.600 183.501 2.477.261 3.937.741 1.960.000 26.880 5.924.621 5 8.960 712.320 53.760 766.080 13.440 322.560 358.400 694.400 860.160 1.433.600 688.128 2.981.888 4.442.368 1.960.000 - 6.402.368 6 3.500 278.250 21.000 299.250 5.250 126.000 140.000 271.250 336.000 560.000 268.800 1.164.800 1.735.300 816.667 - 2.551.967 7 1.750 139.125 10.500 149.625 2.625 63.000 70.000 135.625 168.000 280.000 35.840 483.840 769.090 - 5.040 774.130 8 6.300 500.850 37.800 538.650 9.450 226.800 252.000 488.250 604.800 1.008.000 129.024 1.741.824 2.768.724 758.333 75.600 3.602.657 9 4.900 389.550 29.400 418.950 7.350 176.400 196.000 379.750 470.400 784.000 100.352 1.354.752 2.153.452 1.061.667 33.600 3.248.719 10 12.800 1.017.600 76.800 1.094.400 19.200 460.800 512.000 992.000 1.228.800 2.048.000 262.144 3.538.944 5.625.344 606.667 157.920 6.389.931 11 9.800 779.100 58.800 837.900 14.700 352.800 392.000 759.500 940.800 1.568.000 200.704 2.709.504 4.306.904 910.000 84.000 5.300.904 12 7.000 556.500 42.000 598.500 10.500 252.000 280.000 542.500 672.000 1.120.000 143.360 1.935.360 3.076.360 758.333 47.040 3.881.733 13 7.000 556.500 42.000 598.500 10.500 252.000 280.000 542.500 672.000 1.120.000 537.600 2.329.600 3.470.600 - 16.800 3.487.400 14 11.900 946.050 71.400 1.017.450 17.850 428.400 476.000 922.250 1.142.400 1.904.000 243.712 3.290.112 5.229.812 1.633.333 82.320 6.945.465 15 21.560 1.714.020 129.360 1.843.380 32.340 776.160 862.400 1.670.900 2.069.760 3.449.600 441.549 5.960.909 9.475.189 4.704.000 252.000 14.431.189 16 3.500 278.250 21.000 299.250 5.250 126.000 140.000 271.250 336.000 560.000 268.800 1.164.800 1.735.300 - - 1.735.300 17 2.800 222.600 16.800 239.400 4.200 100.800 112.000 217.000 268.800 448.000 215.040 931.840 1.388.240 653.333 - 2.041.573 18 1.750 139.125 10.500 149.625 2.625 63.000 70.000 135.625 168.000 280.000 134.400 582.400 867.650 - - 867.650 19 2.940 233.730 17.640 251.370 4.410 105.840 117.600 227.850 282.240 470.400 225.792 978.432 1.457.652 196.000 - 1.653.652 20 9.800 779.100 58.800 837.900 14.700 352.800 392.000 759.500 940.800 1.568.000 752.640 3.261.440 4.858.840 - - 4.858.840 21 3.500 278.250 21.000 299.250 5.250 126.000 140.000 271.250 336.000 560.000 71.680 967.680 1.538.180 - 16.800 1.554.980 22 1.400 111.300 8.400 119.700 2.100 50.400 56.000 108.500 134.400 224.000 107.520 465.920 694.120 - - 694.120 23 2.800 222.600 16.800 239.400 4.200 100.800 112.000 217.000 268.800 448.000 215.040 931.840 1.388.240 - - 1.388.240 24 10.500 834.750 63.000 897.750 15.750 378.000 420.000 813.750 1.008.000 1.680.000 806.400 3.494.400 5.205.900 - - 5.205.900 25 16.800 1.335.600 100.800 1.436.400 25.200 604.800 672.000 1.302.000 1.612.800 2.688.000 344.064 4.644.864 7.383.264 3.593.333 131.040 11.107.637 26 4.200 333.900 25.200 359.100 6.300 151.200 168.000 325.500 403.200 672.000 322.560 1.397.760 2.082.360 - - 2.082.360 27 4.200 333.900 25.200 359.100 6.300 151.200 168.000 325.500 403.200 672.000 86.016 1.161.216 1.845.816 - 13.440 1.859.256 28 3.500 278.250 21.000 299.250 5.250 126.000 140.000 271.250 336.000 560.000 268.800 1.164.800 1.735.300 - - 1.735.300 29 4.200 333.900 25.200 359.100 6.300 151.200 168.000 325.500 403.200 672.000 322.560 1.397.760 2.082.360 - - 2.082.360 30 3.500 278.250 21.000 299.250 5.250 126.000 140.000 271.250 336.000 560.000 268.800 1.164.800 1.735.300 - - 1.735.300 31 4.900 389.550 29.400 418.950 7.350 176.400 196.000 379.750 470.400 784.000 376.320 1.630.720 2.429.420 - - 2.429.420 32 1.400 111.300 8.400 119.700 2.100 50.400 56.000 108.500 134.400 224.000 107.520 465.920 694.120 326.667 - 1.020.787 33 5.600 445.200 33.600 478.800 8.400 201.600 224.000 434.000 537.600 896.000 114.688 1.548.288 2.461.088 1.306.667 68.880 3.836.635 34 5.600 445.200 33.600 478.800 8.400 201.600 224.000 434.000 537.600 896.000 430.080 1.863.680 2.776.480 - - 2.776.480 35 7.000 556.500 42.000 598.500 10.500 252.000 280.000 542.500 672.000 1.120.000 143.360 1.935.360 3.076.360 - 75.600 3.151.960 36 10.500 834.750 63.000 897.750 15.750 378.000 420.000 813.750 1.008.000 1.680.000 215.040 2.903.040 4.614.540 - 50.400 4.664.940 37 4.200 333.900 25.200 359.100 6.300 151.200 168.000 325.500 403.200 672.000 322.560 1.397.760 2.082.360 980.000 - 3.062.360 38 5.600 445.200 33.600 478.800 8.400 201.600 224.000 434.000 537.600 896.000 114.688 1.548.288 2.461.088 - 42.000 2.503.088 39 5.600 445.200 33.600 478.800 8.400 201.600 224.000 434.000 537.600 896.000 114.688 1.548.288 2.461.088 - 21.840 2.482.928 40 9.800 779.100 58.800 837.900 14.700 352.800 392.000 759.500 940.800 1.568.000 200.704 2.709.504 4.306.904 - 105.000 4.411.904 41 18.200 1.446.900 109.200 1.556.100 27.300 655.200 728.000 1.410.500 1.747.200 2.912.000 372.736 5.031.936 7.998.536 2.286.667 136.080 10.421.283 42 4.900 389.550 29.400 418.950 7.350 176.400 196.000 379.750 470.400 784.000 100.352 1.354.752 2.153.452 1.143.333 67.200 3.363.985 43 19.600 1.558.200 117.600 1.675.800 29.400 705.600 784.000 1.519.000 1.881.600 3.136.000 401.408 5.419.008 8.613.808 4.573.333 554.400 13.741.541 44 7.000 556.500 42.000 598.500 10.500 252.000 280.000 542.500 672.000 1.120.000 143.360 1.935.360 3.076.360 1.633.333 114.240 4.823.933 45 4.200 333.900 25.200 359.100 6.300 151.200 168.000 325.500 403.200 672.000 86.016 1.161.216 1.845.816 980.000 50.400 2.876.216 46 3.500 278.250 21.000 299.250 5.250 126.000 140.000 271.250 336.000 560.000 71.680 967.680 1.538.180 - 35.280 1.573.460 47 4.200 333.900 25.200 359.100 6.300 151.200 168.000 325.500 403.200 672.000 86.016 1.161.216 1.845.816 980.000 43.680 2.869.496 48 4.200 333.900 25.200 359.100 6.300 151.200 168.000 325.500 403.200 672.000 322.560 1.397.760 2.082.360 980.000 - 3.062.360 49 4.200 333.900 25.200 359.100 6.300 151.200 168.000 325.500 403.200 672.000 322.560 1.397.760 2.082.360 980.000 - 3.062.360 50 4.200 333.900 25.200 359.100 6.300 151.200 168.000 325.500 403.200 672.000 322.560 1.397.760 2.082.360 980.000 - 3.062.360 51 18.200 1.446.900 109.200 1.556.100 27.300 655.200 728.000 1.410.500 1.747.200 2.912.000 1.397.760 6.056.960 9.023.560 3.430.000 - 12.453.560 52 9.100 723.450 54.600 778.050 13.650 327.600 364.000 705.250 873.600 1.456.000 186.368 2.515.968 3.999.268 2.123.333 105.840 6.228.441 53 1.400 111.300 8.400 119.700 2.100 50.400 56.000 108.500 134.400 224.000 107.520 465.920 694.120 - - 694.120 54 2.800 222.600 16.800 239.400 4.200 100.800 112.000 217.000 268.800 448.000 215.040 931.840 1.388.240 - - 1.388.240 55 700 55.650 4.200 59.850 1.050 25.200 28.000 54.250 67.200 112.000 53.760 232.960 347.060 - - 347.060 56 9.800 779.100 58.800 837.900 14.700 352.800 392.000 759.500 940.800 1.568.000 752.640 3.261.440 4.858.840 2.286.667 - 7.145.507 57 1.750 139.125 10.500 149.625 2.625 63.000 70.000 135.625 168.000 280.000 134.400 582.400 867.650 - - 867.650 58 2.800 222.600 16.800 239.400 4.200 100.800 112.000 217.000 268.800 448.000 215.040 931.840 1.388.240 - - 1.388.240 59 1.400 111.300 8.400 119.700 2.100 50.400 56.000 108.500 134.400 224.000 - 358.400 586.600 - - 586.600 60 28.000 2.226.000 168.000 2.394.000 42.000 1.008.000 1.120.000 2.170.000 2.688.000 4.480.000 573.440 7.741.440 12.305.440 - 504.000 12.809.440

STRUKTUR BIAYANo

BIAYA TUNAI BIAYA DIPERHITUNGKAN Kredit SRGTOTAL

Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPANrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44737/A09dku.pdf · sebagai mental bangsa, ... perbedaan bunga kredit yang diterima oleh petani

Lampiran 6 Struktur Pendapatan Usahatani Padi Petani Responden

Tunai Diperhitungkan Total Usahatani Non-Padi Non- UsahataniTunai Total Tunai Total

1 1.047.424 1.432.000 2.479.424 261.856 619.856 213.300 - 475.156 833.156

2 (73.369) 889.500 816.131 (18.342) 204.033 549.900 - 531.558 753.933 3 (996.573) 1.163.000 166.427 (249.143) 41.607 - - (249.143) 41.607 4 (2.034.221) 1.605.600 (428.621) (508.555) (107.155) - 600.000 91.445 492.845 5 (1.567.968) 1.605.600 37.632 (391.992) 9.408 - 750.000 358.008 759.408

6 (1.314.717) 1.338.750 24.033 (328.679) 6.008 200.000 1.500.000 1.371.321 1.706.008

7 (470.505) 1.014.375 543.870 (117.626) 135.968 - 750.000 632.374 885.968 8 555.593 1.811.750 2.367.343 138.898 591.836 - 3.000.000 3.138.898 3.591.836 9 (1.058.969) 3.070.250 2.011.281 (264.742) 502.820 - 2.240.000 1.975.258 2.742.820

10 2.166.069 3.608.000 5.774.069 541.517 1.443.517 666.000 480.000 1.687.517 2.589.517 11 (1.741.404) 1.540.500 (200.904) (435.351) (50.226) - - (435.351) (50.226)

12 528.767 1.757.500 2.286.267 132.192 571.567 500.000 1.200.000 1.832.192 2.271.567

13 2.215.100 1.757.500 3.972.600 553.775 993.150 - - 553.775 993.150 14 170.785 3.677.750 3.848.535 42.696 962.134 - 150.000 192.696 1.112.134 15 2.539.711 2.929.100 5.468.811 634.928 1.367.203 200.000 3.000.000 3.834.928 4.567.203 16 (636.050) 1.108.750 472.700 (159.013) 118.175 - 2.600.000 2.440.988 2.718.175

17 (812.573) 1.163.000 350.427 (203.143) 87.607 - - (203.143) 87.607

18 (410.025) 1.014.375 604.350 (102.506) 151.088 - - (102.506) 151.088 19 (827.802) 1.382.150 554.348 (206.951) 138.587 - 1.500.000 1.293.050 1.638.587 20 (3.179.340) 3.840.500 661.160 (794.835) 165.290 - - (794.835) 165.290 21 (723.730) 2.028.750 1.305.020 (180.933) 326.255 100.000 - (80.933) 426.255

22 (585.620) 811.500 225.880 (146.405) 56.470 100.000 750.000 703.595 906.470

23 (113.240) 933.000 819.760 (28.310) 204.940 - - (28.310) 204.940 24 (3.702.150) 4.936.250 1.234.100 (925.538) 308.525 - - (925.538) 308.525 25 (1.987.637) 6.748.000 4.760.363 (496.909) 1.190.091 - - (496.909) 1.190.091 26 (376.860) 1.974.500 1.597.640 (94.215) 399.410 - - (94.215) 399.410 27 (1.085.756) 2.434.500 1.348.744 (271.439) 337.186 - - (271.439) 337.186

28 (1.464.050) 1.568.750 104.700 (366.013) 26.175 - - (366.013) 26.175

29 (376.860) 1.974.500 1.597.640 (94.215) 399.410 - - (94.215) 399.410 30 (1.096.050) 1.568.750 472.700 (274.013) 118.175 - - (274.013) 118.175 31 (2.049.670) 3.852.250 1.802.580 (512.418) 450.645 - - (512.418) 450.645 32 (912.287) 995.500 83.213 (228.072) 20.803 - - (228.072) 20.803

33 (1.106.635) 3.016.000 1.909.365 (276.659) 477.341 - - (276.659) 477.341

34 (2.342.480) 4.166.000 1.823.520 (585.620) 455.880 - - (585.620) 455.880 35 (89.460) 2.907.500 2.818.040 (22.365) 704.510 - - (22.365) 704.510 36 (2.171.190) 6.086.250 3.915.060 (542.798) 978.765 - - (542.798) 978.765 37 (2.736.860) 2.618.500 (118.360) (684.215) (29.590) - - (684.215) (29.590)

38 (669.088) 3.016.000 2.346.912 (167.272) 586.728 - - (167.272) 586.728

39 (1.320.928) 3.016.000 1.695.072 (330.232) 423.768 - - (330.232) 423.768 40 (152.404) 4.645.500 4.493.096 (38.101) 1.123.274 - - (38.101) 1.123.274 41 (4.474.783) 11.239.500 6.764.717 (1.118.696) 1.691.179 150.000 - (968.696) 1.841.179 42 (744.235) 1.920.250 1.176.015 (186.059) 294.004 - - (186.059) 294.004 43 6.257.459 781.000 7.038.459 1.564.365 1.759.615 - - 1.564.365 1.759.615

44 (473.433) 2.217.500 1.744.067 (118.358) 436.017 - - (118.358) 436.017

45 (870.716) 1.974.500 1.103.784 (217.679) 275.946 - - (217.679) 275.946 46 (126.210) 1.338.750 1.212.540 (31.553) 303.135 - - (31.553) 303.135 47 (1.087.996) 1.974.500 886.504 (271.999) 221.626 - 450.000 178.001 671.626 48 (2.276.860) 2.894.500 617.640 (569.215) 154.410 - - (569.215) 154.410

49 (1.356.860) 1.974.500 617.640 (339.215) 154.410 - - (339.215) 154.410

50 (1.126.860) 1.744.500 617.640 (281.715) 154.410 - 1.200.000 918.285 1.354.410 51 (1.383.060) 5.489.500 4.106.440 (345.765) 1.026.610 150.000 - (195.765) 1.176.610 52 (1.995.191) 4.124.750 2.129.559 (498.798) 532.390 - - (498.798) 532.390 53 (585.620) 995.500 409.880 (146.405) 102.470 - - (146.405) 102.470

54 (711.240) 1.531.000 819.760 (177.810) 204.940 - - (177.810) 204.940

55 (292.810) 405.750 112.940 (73.203) 28.235 - - (73.203) 28.235 56 (4.086.007) 3.380.500 (705.507) (1.021.502) (176.377) - - (1.021.502) (176.377) 57 (732.025) 1.244.375 512.350 (183.006) 128.088 - 700.000 516.994 828.088 58 (1.171.240) 1.991.000 819.760 (292.810) 204.940 - - (292.810) 204.940 59 (478.100) 995.500 517.400 (119.525) 129.350 150.000 - 30.475 279.350

60 13.060.560 2.430.000 15.490.560 3.265.140 3.872.640 - - 3.265.140 3.872.640

NoPENDAPATAN USAHATANI PADI (Rp/Musim) STRUKTUR PENDAPATAN PETANI PADI (Rp/Bln)

Jumlah TotalUsahatani Padi