faktor faktor yang mempengaruhi...

135
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN PERILAKU MAKAN MENYIMPANG PADA MAHASISWA DI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI OLEH: MELDA SANTI NIM : 108101000057 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M

Upload: trinhhanh

Post on 22-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN

PERILAKU MAKAN MENYIMPANG PADA MAHASISWA DI FAKULTAS

KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2012

SKRIPSI

OLEH:

MELDA SANTI

NIM : 108101000057

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H / 2013 M

Page 2: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN

PERILAKU MAKAN MENYIMPANG PADA MAHASISWA DI FAKULTAS

KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2012

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

(SKM)

OLEH:

MELDA SANTI

NIM : 108101000057

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H / 2013 M

Page 3: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

i

Page 4: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN GIZI

Skripsi, Januari 2013

MELDA SANTI, NIM : 108101000057

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN

PERILAKU MAKAN MENYIMPANG PADA MAHASISWA DI FAKULTAS

KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2012

xxi + 88 halaman, 23 tabel, 2 bagan, 1 grafik, 2 lampiran.

ABSTRAK

Perilaku makan menyimpang (PMM) merupakan sebuah pola makan yang

abnormal yang terkait dengan ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh atau tekanan dalam

diri seseorang yang sehat. Ketidakpuasan terhadap tubuh lebih banyak dialami oleh

remaja perempuan daripada laki-laki. Hal tersebut dikarenakan pada saat mulai

memasuki usia remaja, seorang perempuan cenderung akan mengalami peningkatan

lemak tubuh yang dapat membuat tubuhnya menjadi gemuk, sedangkan laki-laki lebih

menginginkan tubuhnya mengalami peningkatan massa otot. Tujuan dari penelitian ini

diketahuinya faktor–faktor yang mempengaruhi kecenderungan perilaku makan

menyimpang pada mahasiswa di FKIK UIN Jakarta tahun 2012.

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian epidemiologi analitik

dengan desain cross sectional study. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster

sampling 2 tahap dan jumlah sampel sebanyak 185 responden. Teknik pengumpulan

data dilakukan dengan pengisian kuisioner.

Hasil penelitian menunjukkan 54,6% mahasiswa mengalami kecenderungan

PMM. Faktor individu yang berhubungan dengan kecenderungan PMM adalah variabel

citra tubuh, sedangkan faktor lingkungan yang berhubungan dengan kecenderungan

PMM adalah variabel pengaruh keluarga dan teman sebaya.

Saran untuk institusi diharapkan pihak fakultas dapat membuat program

pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

memiliki kecenderungan PMM, memberikan sosialisasi dan promosi mengenai pola

makan yang sehat. Saran untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti lagi

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecenderungan PMM lebih banyak lagi seperti

kemungkinan faktor budaya setempat, genetik, sosial ekonomi, dll serta

mempertimbangkan jumlah responden untuk kuantitatif dan melanjutkan penelitian

dengan memanfaatkan data kuantitatif untuk penelitian kualitatif.

Kata kunci : perilaku makan menyimpang, mahasiswa

Daftar bacaan : 34 (1996-2012)

Page 5: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

COMMUNITY HEALTH STUDY

Specialisation NUTRITION

Underground Thesis, January 2013

MELDA SANTI, NIM: 108101000057

FACTORS - FACTORS AFFECTING THE DISTORTED EATING BEHAVIOR

IN STUDENTS FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES SYARIF

HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA 2012

xxi + 88 pages, 23 tables, 2 charts, 1 graph, 2 attachments.

ABSTRACT

Eating disorder is an abnormal eating patterns associated with dissatisfaction

with body shape or pressure in a person healthy. Dissatisfaction with more body

experienced by adolescent girls than boys. That is because at the start of a teenager, a

woman is likely to experience an increase in body fat can make the body into fat, while

men prefer to have the body to increase muscle mass. The purpose of this research

knowing the factors that influence eating behavior deviant tendencies in students in

FKIK UIN Jakarta in 2012.

This research method uses an analytical approach to the design of

epidemiological studies cross sectional study. Sampling using 2-stage cluster sampling

and sample number as many as 185 respondents. Data was collected by filling the

questionnaire.

The results showed 54.6% of college students have a tendency eating disorder.

Individual factors associated with the tendency of the eating disorder is body image

variables, whereas environmental factors associated with the tendency of the eating

disorder is variable influence of family and peers.

Suggestions for institutions expected the faculty to make health monitoring

programs and psychological counseling especially to students who have a tendency

eating disorder, provide socialization and promotion of a healthy diet. Suggestions for

further research are expected to examine further the factors that influence the propensity

eating disorder more like the possibility of local cultural factors, genetic, social,

economic, etc. and considering the number of respondents to the quantitative and

continue research using quantitative data to qualitative research.

Keywords: eating disorders, students

The reading list: 34 (1996-2012)

Page 6: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

iv

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

Page 7: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

v

Page 8: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

vi

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap : Melda Santi

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 04 Maret 1990

Alamat : Jl.Intan 1, Ds.Cidokom, RT 03/01, Kecamatan Gn.

Sindur, Kabupaten Bogor, 16340

Email : [email protected] / [email protected]

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Golongan darah : AB

Status pernikahan : Belum menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Riwayat Pendidikan :

a. 1995 – 1996 : TK Nurul Ikhlas, Kec.Ciputat, Kabupaten Tangerang.

b. 1996 – 2002 : SDN Ciputat III, Kec.Ciputat, Kabupaten Tangerang.

c. 2002 – 2005 : SMPN 1 Parung, Kec. Parung, Kab. Bogor, Jawa Barat.

d. 2005 – 2008 : SMAN 1 Parung, Kec. Parung, Kab. Bogor, Jawa Barat.

e. 2008 – sekarang : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pengalaman Organisasi :

a. Pengurus OSIS SMPN 1 Parung periode tahun ajaran 2003 - 2004

b. Anggota Paskibra SMPN 1 Parung 2002 – 2005

Page 9: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

vii

Pengalaman Bekerja:

a. Pengalaman Belajar Lapangan I (PBL I) menentukan masalah dan akar masalah

kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Serpong, Tangerang Selatan, Banten pada

tahun 2010.

b. Pengalaman Belajar Lapangan I (PBL II) menentukan solusi masalah yaitu berupa

“Pemberdayaan Masyarakat dengan Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam

Pencegahan Demam Berdarah Dengue” di Kelurahan Serpong, Kecamatan Serpong,

Tangerang Selatan, Banten pada tahun 2011.

c. Praktek Kerja Lapangan (PKL/Magang) untuk menemukan “Gambaran Pelaksanaan

Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD KLB) Gizi Buruk” di Dinas

Kesehatan Kabupaten Bogor pada tahun 2012.

Page 10: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, atas rahmat-Nyalah penulis dapat

menyelesaikan laporan skripsi. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada

Rasulullah Muhammad SAW yang membawa umatnya untuk senantiasa menapaki jalan

yang diridhoi-Nya.

Penulisan skripsi dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Peminatan Gizi pada Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Dalam

penyusunan laporan skripsi ini, penulis sampaikan banyak terima kasih kepada berbagai

pihak diantaranya:

1. Bapak Prof. Dr. (Hc). dr. M.K. Tadjudin, SP. And, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Ir. Febrianti, M.Si, Selaku Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Minsarnawati, SKM, M.Kes, selaku dosen pembimbing fakultas yang telah

banyak membantu penulis dari awal sampai akhir penulisan skripsi.

4. Ibu Yuli Amran, SKM, MKM, selaku dosen pembimbing fakultas yang telah banyak

membantu penulis dari awal sampai akhir penulisan skripsi.

5. Bapak Ahmad Gozali yang selalu memberikan informasi mengenai nilai, jadwal

kuliah, jadwal seminar proposal sampai kepada jadwal sidang skripsi, dll yang

berhubungan dengan program studi Kesehatan Masyarakat.

Page 11: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

ix

6. Keluargaku tercinta, Mama, Papa, uni Mis, uda Heri (Alm), yang selalu memberikan

doa, motivasi, bantuan moril maupun materil.

7. Kakek - nenek, om Adi - tante May, bude - pakde condet, ibu - bapak pologadung,

ibu - ayah ciputat, om Husni - tante Er, om Wazirmen - tante Ros, om Edi - tante

Qori, om Raf - tante Epi, yang selalu memberikan doa, motivasi, bantuan moril

maupun materil.

8. Saudaraku uni Risa, uda Ronal, abang Awi, uni Neng, kak Neng, kak Dewi, kak

Yani, mbak Wie, mbak Rini, Nisya, aa Evan, Putri, Naufal dan lainnya yang tak bisa

disebutkan satu persatu yang juga ikut memberikan doa, motivasi, bantuan moril

maupun materil.

9. Sahabatku seperjuangan Ika Suswanti, Rima Zeinnamira, Oki Oktaviani, Nurmalita

Sani, Resti Ratnawati, Dimiyati Syahidah, Risa sativani dan seluruh teman-teman

angkatan 2008.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang harus dilengkapi

dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis berharap akan adanya penyusunan

yang lebih baik untuk generasi mendatang.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Jakarta, 4 Januari 2013

Penulis

Page 12: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

x

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………………... i

ABSTRAK……………………………………………………………………. ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN…………………………………………… iv

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………... v

RIWAYAT HIDUP PENULIS…………………….…………………………. vi

KATA PENGANTAR………………………………………………………... viii

DAFTAR ISI………………………………………………………………….. x

DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. xv

DAFTAR BAGAN…………………………………………………………… xviii

DAFTAR GRAFIK…………………………………………………………… xix

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xx

DAFTAR SINGKATAN……………………………………………………... xxi

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………… 4

1.3 Pertanyaan Penelitian……………………………………………………... 5

1.4 Tujuan Penelitian.………………………………………………………… 6

1.4.1 Tujuan Umum………………………………………………………. 6

1.4.2 Tujuan Khusus……………………………………………………… 6

1.5 Manfaat Penelitian...……………………………………………………… 7

1.5.1 Bagi Peneliti……………………………………………………….... 7

1.5.2 Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan…………………….. 7

1.6 Ruang Lingkup……………………………………………………………. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………… 9

2.1 Remaja..…………………………………………………………………... 9

2.2 Perilaku…………………………………………………………………… 10

Page 13: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

xi

2.2.1 Batasan Perilaku……………………………………………………. 10

2.2.2 DomainPerilaku……..……………………………………………... 10

2.3 Makan……………….…………………………………………………….. 15

2.1 2.4 Perilaku Makan Menyimpang………………………….......……………... 15

2.4.1 Anorexia Nervosa……………………………………...……………... 17

2.4.2 Bulimia Nervosa……...……………………………………………... 19

2.4.3 Binge Eating Disorder…...………………………………………… 23

2.4.4 Nocturnal Eating Disorder………………………………………… 25

2.5 Faktor yang Mempengaruhi perilaku Makan Menyimpang………………. 26

2.5.1 Jenis Kelamin……………….……………………………………… 26

2.5.2 Pengetahuan………………………………………………………… 26

2.5.3 Rasa Percaya Diri ..………………………………………………… 27

2.5.4 Citra Tubuh ………………………………………………………... 28

2.5.5 Pengaruh Keluarga……………….………………………………… 28

2.5.6 Pengaruh Teman Sebaya…………………………………………… 29

2.5.7 Pelecehan Seksual………………………………………………….. 29

2.5.8 Kekerasan Fisik ...………………………………………………….. 30

2.5.9 Pengaruh Media…..………………………………………………... 30

2.6 Kerangka Teori..………………………………………………………….. 31

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH…..……………. 32

3.1 Kerangka Konsep…………………………………………………………. 32

3.2 Definisi Operasional…...…………………………………………………. 34

3.2 Hipotesis…………………………………………………………………... 36

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN...…………………………………... 37

4.1 Desain Penelitian……………………………..……………….…………... 37

4.2 Lokasi dan Waktu penelitian……………………………………………… 37

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian…………………………………………... 38

4.4 Metode Pengumpulan Data.………………………………………………. 39

4.5 Instrumen Penelitian…………………….………………………………... 40

4.6 Pengolahan Data………………………………………………………….. 41

Page 14: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

xii

4.7 Analisis Data……………………………………………………………… 42

4.8 Penyajian Data…………………………………………………………… 43

BAB V HASIL PENELITIAN……………………………………………….. 44

5.1 Hasil Analisis Univariat…………………………………………………... 44

5.1.1 Gambaran Umum Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Jakarta…….………………………………………

44

5.1.2 Gambaran Kecenderungan Perilaku Makan Menyimpang pada

Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta

Tahun 2012………………………………………………………

45

5.1.3 Gambaran Jenis Kelamin pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta Tahun 2012…………………….

47

5.1.4 Gambaran Pengetahuan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta Tahun 2012……………………

47

5.1.5 Gambaran Rasa Percaya Diri pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta Tahun 2012……….

48

5.1.6 Gambaran Citra Tubuh pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Jakarta Tahun 2012…………………….

49

5.1.7 Gambaran Pengaruh Keluarga pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta Tahun 2012……….

49

5.1.8 Gambaran Pengaruh Teman Sebaya pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta Tahun 2012……….

50

5.1.9 Gambaran Pengaruh Pelecehan Seksual pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta Tahun 2012……….

51

5.1.10 Gambaran Pengaruh Kekerasan Fisik pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta Tahun 2012……….

51

5.1.11 Gambaran Pengaruh Keterpaparan Media pada Mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta Tahun

2012..................................................................................................

52

5.2 Hasil Analisis Bivariat……..……………………………………………... 53

5.2.1 Analisis Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kecenderungan 53

Page 15: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

xiii

Perilaku Makan Menyimpang……………………………………..

5.2.2 Analisis Hubungan antara Pengetahuan dengan Kecenderungan

Perilaku Makan Menyimpang……………………………………

54

5.2.3 Analisis Hubungan antara Rasa Percaya Diri dengan

Kecenderungan Perilaku Makan Menyimpang……………………

55

5.2.4 Analisis Hubungan antara Citra Tubuh dengan Kecenderungan

Perilaku Makan Menyimpang……………………………………

56

5.2.5 Analisis Hubungan antara Pengaruh Keluarga dengan

Kecenderungan Perilaku Makan Menyimpang……………………

57

5.2.6 Analisis Hubungan antara Pengaruh Teman Sebaya dengan

Kecenderungan Perilaku Makan Menyimpang…………………....

58

5.2.7 Analisis Hubungan antara Riwayat Pelecehan Seksual dengan

Kecenderungan Perilaku Makan Menyimpang……………………

59

5.2.8 Analisis Hubungan antara Kekerasan Fisik dengan

Kecenderungan Perilaku Makan Menyimpang……………………

60

5.2.9 Analisis Hubungan antara Pengaruh Media dengan

Kecenderungan Perilaku Makan Menyimpang……………………

61

BAB VI PEMBAHASAN…………………………………………………….. 65

6.1 Keterbatasan Penelitian…………………………………………………… 65

6.2 Kecenderungan Perilaku Makan Menyimpang…………………………… 65

6.3 Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kecenderungan Perilaku Makan

Menyimpang………………………………………………………………

68

6.4 Hubungan antara Pengetahuan dengan Kecenderungan Perilaku Makan

Menyimpang………………………………………………………………

70

6.5 Hubungan antara Rasa Percaya Diri dengan Kecenderungan Perilaku

Makan Menyimpang………………………………………………………

71

6.6 Hubungan antara Citra Tubuh dengan Kecenderungan Perilaku Makan

Menyimpang………………………………………………………………

73

6.7 Hubungan antara Pengaruh Keluarga dengan Kecenderungan Perilaku 76

Page 16: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

xiv

Makan Menyimpang…………………………………………...………….

6.8 Hubungan antara Pengaruh Teman Sebaya dengan Kecenderungan

Perilaku Makan Menyimpang……………………………………………..

77

6.9 Hubungan antara Riwayat Pelecehan Seksual dengan Kecenderungan

Perilaku Makan Menyimpang……………………………………………..

78

6.10 Hubungan antara Kekerasan Fisik dengan Kecenderungan Perilaku

Makan Menyimpang………………………………………………………

80

6.11 Hubungan antara Pengaruh Media dengan Kecenderungan Perilaku

Makan Menyimpang………………………………………………………

81

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN……………………………………… 83

7.1 Simpulan………………………………………………………………….. 83

7.2 Saran……………………………………………………………………… 84

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 86

Page 17: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

xv

DAFTAR TABEL

Nama Tabel Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional.…………………………………………. 34

Table 5.1 Distribusi Frekuensi Mahasiswa Berdasarkan Program Studi

di FKIK UIN Jakarta Tahun 2012……………………………

44

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Mahasiswa yang Mengalami

Kecenderungan Perilaku Makan Menyimpang di FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012……………………...

45

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin

di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012….......

47

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Mahasiswa Berdasarkan Tingkat

Pengetahuan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2012…………………………………………………………

48

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Mahasiswa Berdasarkan Tingkat Rasa

Percaya Diri di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2012…………………………………………………………...

48

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Mahasiswa Berdasarkan Persepsi Citra

Tubuh di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012.

49

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Mahasiswa Berdasarkan Pengaruh

Keluarga di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2012…………………………………………………………...

50

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Mahasiswa Berdasarkan Pengaruh

Teman Sebaya di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2012……………………………………………………

50

Tabel 5.9

Distribusi Frekuensi Mahasiswa Berdasarkan Riwayat

Pelecehan Seksual di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2012................................................................................

51

Tabel 5.10

Distribusi Frekuensi Mahasiswa Berdasarkan Riwayat

Kekerasan Fisik di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

52

Page 18: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

xvi

Tahun 2012…………………………………………………....

Tabel 5.11

Distribusi Frekuensi Mahasiswa Berdasarkan Pengaruh

Media di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012.

52

Tabel 5.12

Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Kecenderungan

PMM pada Mahasiswa di FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2012……………………………………………

53

Tabel 5.13

Tabulasi Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan

Kecenderungan PMM pada Mahasiswa di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2012……………………………..

54

Tabel 5.14

Tabulasi Silang antara Rasa Percaya Diri dengan

Kecenderungan PMM pada Mahasiswa di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2012…………………………......

55

Tabel 5.15

Tabulasi Silang antara Persepsi Citra Tubuh dengan

Kecenderungan PMM pada Mahasiswa di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2012…………………………...

56

Tabel 5.16

Tabulasi Silang antara Pengaruh Keluarga dengan

Kecenderungan PMM pada Mahasiswa di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2012……………………………..

57

Tabel 5.17

Tabulasi Silang antara Pengaruh Teman Sebaya dengan

Kecenderungan PMM pada Mahasiswa di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2012……………………………..

58

Tabel 5.18 Tabulasi Silang antara Riwayat Pelecehan Seksual dengan

Kecenderungan PMM pada Mahasiswa di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2012……………………………..

59

Tabel 5.19

Tabulasi Silang antara Riwayat Kekerasan Fisik dengan

Kecenderungan PMM pada Mahasiswa di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2012……………………………..

60

Tabel 5.20

Tabulasi Silang antara Keterpaparan Media Majalah dengan

Kecenderungan PMM pada Mahasiswa di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2012……………………………..

61

Page 19: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

xvii

Tabel 5.21

Tabulasi Silang antara Keterpaparan Media Televisi dengan

Kecenderungan PMM pada Mahasiswa di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2012……………………………..

62

Tabel 5.22

Tabulasi Silang antara Keterpaparan Media Internet dengan

Kecenderungan PMM pada Mahasiswa di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2012……………………………..

63

Page 20: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

xviii

DAFTAR BAGAN

Nama Bagan Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Teori…………….…...…………………………... 31

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian……………………………….. 33

Page 21: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

xix

DAFTAR GRAFIK

Nama Grafik Halaman

Grafik 5.1 Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Gejala yang

Menunjukkan Kecenderungan Perilaku Makan

menyimpang di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2012………………………………………………...

46

Page 22: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner Penelitian

Lampiran 2 Hasil Analisis Univariat dan Bivariat

Page 23: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

xxi

DAFTAR SINGKATAN

BED : Binge Eating Disorder

CT : Citra Tubuh

DSM-IV : Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder IV

FKIK : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

JK : Jenis Kelamin

KS : Kekerasan Fisik

NAMED : Nasional Assosition of Male with Eating Disorder

NEDC : National Eating Disorder Collaboration

NES : Nocturnal Eating Syndrome

NIMH : National Institute of Mental health

PD : Percaya Diri

PK : Pengaruh Keluarga

PMM : Perilaku Makan Menyimpang

PS : Pelecehan Seksual

PTS : Pengaruh Teman Sebaya

UIN : Universitas Islam Negeri Jakarta

Page 24: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan. Sebagai makhluk hidup manusia

pun membutuhkan makanan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh

karena itu, setiap orang akan senantiasa berusaha mencari makanan untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Setiap tumbuh kembang anak membutuhkan asupan gizi yang

berbeda. Oleh karena itu, setiap orang tua atau tenaga medis perlu memperhatikan aspek

asupan gizi bagi setiap tahap tumbuh kembang anak (Sudarma, 2008). Salah satu fase

yang menentukan baik buruknya tumbuh kembang anak menjadi dewasa adalah pada

saat anak berada pada fase remaja.

Fase remaja merupakan fase dimana seseorang mengalami masa transisi dari

anak-anak menuju dewasa. Dalam kehidupan remaja banyak faktor yang berperan dalam

membentuk kepribadian dan perilaku mereka. Sehingga dapat menyebabkan terjadinya

berbagai perubahan pada diri remaja. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa

remaja dapat berpengaruh terhadap kebiasaan makannya. Remaja sering kurang nyaman

dengan pertumbuhannya yang sangat pesat tersebut, sedangkan di sisi lain mereka ingin

berpenampilan seperti pada umumnya teman sebayanya atau idolanya. Perhatian yang

berlebihan terhadap berat dan bentuk tubuh inilah yang mendorong sebagian besar para

remaja mengalami perilaku makan menyimpang.

Perilaku makan menyimpang (PMM) adalah sebuah pola makan yang abnormal

yang terkait dengan ketidakpuasan atau tekanan dalam diri seseorang yang sehat (Read,

Page 25: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

2

1997 dalam Aini, 2009). Perilaku makan menyimpang dapat terjadi akibat adanya

ketidakpuasan terhadap tubuh yang lebih banyak dialami oleh remaja perempuan

daripada laki-laki. Hal tersebut dikarenakan pada saat mulai memasuki usia remaja,

seorang perempuan lebih mengutamakan penampilan fisik daripada laki-laki.

Berikut dikemukakan beberapa fakta yang menunjukkan adanya ketidakpuasan

terhadap diri remaja diantaranya penelitian yang dilakukan di Amerika serikat

ditemukan lebih dari dua juta orang dimana sebagian besar adalah remaja putri

menderita anorexia nervosa (penurunan berat badan dan jumlah makanan yang

dikonsumsi) atau bulimia nervosa (perilaku makan berlebihan dan kemudian

mengeluarkannya kembali secara paksa) dan lebih dari 20% dari populasi remaja

menderita obesitas. Penelitian lain menunjukkan bahwa 2,6% dari siswa remaja

mengalami binge eating disorder (makan yang berlebihan secara berulang kali), dan

12% remaja mengalami obesitas, sedangkan prevalensi Nocturnal Eating Syndrome

(makan dalam jumlah banyak ketika tidak lapar, pada malam hari dan sulit tidur)

diperkirakan 1,5% dari total populasi dan antara 10-26% dalam keadaan obesitas

(Proverawati, 2010).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Hudson (2007) dalam Erdiantono (2009)

yang melibatkan 2.980 orang dewasa kemudian diberi pertanyaan mengenai perilaku

makan menyimpang, didapatkan 0,9 persen wanita dan 0,3 persen laki-laki melaporkan

dirinya pernah mengalami anoreksia, didapatkan juga 1,5 persen wanita dan 0,5 persen

laki-laki melaporkan dirinya pernah mengalami bulimia. Selain itu juga didapatkan 3,5

persen wanita dan 2 persen laki-laki melaporkan pernah mengalami binge eating

disorders. Di Indonesia sendiri telah ada beberapa penelitian diantaranya adalah

Page 26: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

3

penelitian yang dilakukan oleh Putra (2008) pada siswi SMAN 70 Jaksel menyebutkan

lebih dari 80% responden memiliki kecenderungan perilaku makan menyimpang.

Kecenderungan perilaku makan menyimpang dipengaruhi oleh banyak faktor.

Beberapa penelitian yang membuktikan faktor-faktor tersebut mempengaruhi terjadinya

perilaku makan menyimpang diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh

Gonzalez, et al (2003) menemukan bahwa media massa berperan dalam onset perilaku

makan menyimpang. Penelitian oleh Haines, et al (2006) menyebutkan bahwa ejekan

tentang berat badan berhubungan positif secara signifikan terhadap timbulnya perilaku

makan menyimpang. Penelitian Moore, et al (2002) melaporkan bahwa para penderita

BED mengalami kejadian pelecehan seksual, kekerasan fisik dan bullying oleh teman

sebaya lebih tinggi secara signifikan mempengaruhi perilaku makan menyimpang

daripada objek pembanding yang sehat. Pada kenyataannya PMM dapat menyebabkan

berbagai gangguan fisik yang serius pada perempuan dewasa, perempuan mulai pubertas

atau telah pubertas (Wardlaw, 1999 dalam Aini, 2009).

Perilaku makan menyimpang dapat menggangu beberapa sistem tubuh. Beberapa

efek yang ditimbulkan akibat perilaku makan menyimpang diantaranya adalah suhu

badan menurun disebabkan kehilangan lemak, metabolisme tubuh menurun disebabkan

kekurangan hormon tiroid, angka kecepatan jantung menurun, mudah lelah, mudah

pingsan, sering mengantuk, anemia karena kekurangan asupan zat gizi, kulit kasar,

kering, bersisik dan dingin, jumlah sel darah putih yang rendah disebabkan karena

kurangnya asupan zat gizi, meningkatnya risiko untuk mengalami penyakit infeksi,

tekanan darah rendah, hilangnya masa tulang, menurunnya massa otot, kerusakan pada

gigi dan tidak teraturnya menstruasi.

Page 27: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

4

Melihat dampak yang ditimbulkan dari Perilaku makan menyimpang sangat

berbahaya maka peneliti tertarik untuk melihat kecenderungan perilaku makan

menyimpang yang terjadinya di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK). Pada

kenyataannya di FKIK belum ada penelitian mengenai hal tersebut. Meskipun

mahasiswa FKIK setiap harinya terpapar materi tentang kesehatan dan lebih cenderung

kepada remaja akhir namun tidak menutup kemungkinan juga bisa mengarah pada

kecenderungan perilaku makan menyimpang. Pada dasarnya semua orang baik remaja

ataupun dewasa bisa berperilaku makan menyimpang dan yang perlu diketahui adalah

perilaku makan menyimpang akan berdampak buruk pada diri seseorang jika keadaan

demikian dibiarkan begitu saja.

Setelah dilakukan studi pendahuluan terhadap 20 mahasiswa di kampus FKIK

maka didapat hasil sebanyak 50% mahasiswa menganggap dirinya dalam keadaan

gemuk, 70% makan diwaktu malam hari ketika mereka sulit untuk tidur, 60% makan

dalam jumlah porsi besar ketika sedang tidak lapar dan 30% melakukan olahraga

ekstrim segera setelah makan. Semua data yang dihasilkan ternyata mendekati ciri-ciri

terjadinya perilaku makan menyimpang. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengetahui lebih

lanjut mengenai kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa di FKIK.

1.2 Rumusan Masalah

Perilaku makan menyimpang disebabkan oleh banyak faktor diantaranya adalah

faktor individu dan lingkungan. Adapun dampak dari perilaku makan menyimpang

apabila dibiarkan maka akan mengganggu sistem syaraf otak, sistem pencernaan dan

Page 28: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

5

organ lain sehingga tubuh akan mengalami penurunan fungsional dan akan berlanjut ke

dampak yang sangat serius yaitu dapat menyebabkan kematian.

Mengingat dampak yang ditimbulkan sangatlah berbahaya dan tidak menutup

kemungkinan juga mahasiswa di FKIK dapat mengalami hal tersebut, maka dilakukan

studi pendahuluan terhadap mahasiswa FKIK. Berdasarkan hasil studi pendahuluan

didapat hasil 50% mahasiswa menganggap dirinya dalam keadaan gemuk, 70% makan

diwaktu malam hari ketika mereka sulit untuk tidur, 60% makan dalam jumlah porsi

besar ketika sedang tidak lapar dan 30% melakukan olahraga ekstrim segera setelah

makan. Semua data yang dihasilkan ternyata mendekati ciri-ciri terjadinya perilaku

makan menyimpang. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui faktor –faktor

yang mempengaruhi kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa di

FKIK UIN Jakarta tahun 2012.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimanakah gambaran kecenderungan perilaku makan menyimpang pada

mahasiswa di FKIK UIN Jakarta tahun 2012.

2. Bagaimanakah gambaran faktor individu (jenis kelamin, pengetahuan, rasa percaya

diri dan citra tubuh) pada mahasiswa di FKIK UIN Jakarta tahun 2012.

3. Bagaimanakah gambaran faktor lingkungan (pengaruh keluarga, pengaruh teman

sebaya, pelecehan seksual, kekerasan fisik dan keterpaparan terhadap media) pada

mahasiswa di FKIK UIN Jakarta tahun 2012.

Page 29: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

6

4. Adakah hubungan antara faktor individu (jenis kelamin, pengetahuan, rasa percaya

diri dan citra tubuh) dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang pada

mahasiswa di FKIK UIN Jakarta tahun 2012.

5. Adakah hubungan antara faktor lingkungan (pengaruh keluarga, pengaruh teman

sebaya, pelecehan seksual, kekerasan fisik dan keterpaparan terhadap media) dengan

kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa di FKIK UIN Jakarta

tahun 2012.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahuinya faktor–faktor yang mempengaruhi kecenderungan perilaku

makan menyimpang pada mahasiswa di FKIK UIN Jakarta tahun 2012.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran kecenderungan perilaku makan menyimpang pada

mahasiswa di FKIK UIN Jakarta tahun 2012.

2. Diketahuinya gambaran faktor individu (jenis kelamin, pengetahuan, rasa

percaya diri dan citra tubuh) pada mahasiswa di FKIK UIN Jakarta tahun 2012.

3. Diketahuinya gambaran faktor lingkungan (pengaruh keluarga, pengaruh teman

sebaya, pelecehan seksual, kekerasan fisik dan keterpaparan terhadap media)

pada mahasiswa di FKIK UIN Jakarta tahun 2012.

Page 30: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

7

4. Diketahuinya hubungan antara faktor individu (jenis kelamin, pengetahuan,

rasa percaya diri dan citra tubuh) dengan kecenderungan perilaku makan

menyimpang pada mahasiswa di FKIK UIN Jakarta tahun 2012.

5. Diketahuinya hubungan antara faktor lingkungan (pengaruh keluarga, pengaruh

teman sebaya, pelecehan seksual, kekerasan fisik dan keterpaparan terhadap

media) dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa

di FKIK UIN Jakarta tahun 2012.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah informasi mengenai

kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa, sehingga kejadian

perilaku makan menyimpang yang ada dapat diatasi sedini mungkin.

1.5.2 Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan pihak fakultas,

sehingga dapat lebih memberikan perhatian terhadap kecenderungan perilaku

makan menyimpang yang ada pada mahasiswa FKIK.

1.6 Ruang Lingkup Kegiatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi

kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa. Penelitian ini dilakukan

oleh mahasiswa Peminatan Gizi Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Syarif

Page 31: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

8

Hidayatullah Jakarta dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan desain

studi cross-sectional. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuisioner.

Penelitian ini dilaksanakan di FKIK UIN Jakarta pada bulan Juni - Desember tahun

2012.

Page 32: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Remaja

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa.

Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 12 sampai 24 tahun. Remaja

merupakan tahapan seseorang di mana ia berada di antara fase anak dan dewasa yang

ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologis dan emosi (Effendi dan

Makhfudli, 2009).

Menurut Sarwono (2000) WHO memberikan definisi tentang remaja yang lebih

bersifat konseptual. Definisi tersebut dikemukakan dalam 3 kriteria, yaitu : biologis,

psikologis dan sosial ekonomi, sehingga secara lengkap definisi tersebut berbunyi

remaja adalah suatu masa dimana :

1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seks

sekundernya sampai ia mencapai matang seksual.

2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak

menjadi dewasa.

3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan

yang relatif lebih mandiri.

Suryanah (1996) menggolongkan masa remaja ke dalam 3 periode sesuai dengan

tingkatan usia yaitu masa praremaja usia 12-14 tahun, masa remaja awal usia 14-17

tahun dan masa remaja akhir usia 18-21 tahun.

Page 33: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

10

2.2 Perilaku

2.2.1 Batasan Perilaku

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme

(mahluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis

semua mahluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan

manusia itu berperilaku karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing.

Sehingga yang dimaksud perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau

aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai kegiatan yang sangat luas

sepanjang kegiatan yang dilakukannya, antara lain : berjalan, berbicara, menangis,

tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan seterusnya. Dari uraian ini dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perilaku manusia adalah semua

kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang

tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

2.2.2 Domain Perilaku

Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2003) seorang ahli psikologi

pendidikan, membedakan adanya tiga ranah perilaku, yaitu kognitif (cognitive),

afektif (affective) dan psikomotor (psychomotor). Dalam perkembangan

selanjutnya berdasarkan pembagian domain oleh Bloom ini, dan untuk kepentingan

pendidikan praktis, dikembangakan menjadi tingkat ranah perilaku sebagai berikut:

1. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah melakukan

penginderaan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra

Page 34: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

11

manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

bentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat

yang berbeda-beda secara garis besarnya dibagi dalam enam tingkat

pengetahuan, yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secar benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi

harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini

Page 35: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

12

dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip dan sebagainya dalam situasi lain.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan seseorang untuk menjabarkan suatu

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan pada kemampuan seseorang untuk meletakan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

suatu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian

atau responden (Notoatmodjo, 2003).

Page 36: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

13

2. Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Seperti halnya pengetahuan, sikap terdiri

dari beberapa tingkatan yaitu :

a) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

b) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

c) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah

adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung.

Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan

responden terhadap suatu objek (Notoatmodjo, 2003).

3. Tindakan (practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt

behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan

Page 37: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

14

faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah

fasilitas. Praktek atau tindakan memiliki beberapa tingkatan, diantaranya :

a) Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang

akan diambil adalah merupakan praktek tingkat satu.

b) Respons terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar dan sesuai dengan

contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.

c) Mekanisme (mechanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah

mencapai praktek tingkat tiga.

d) Adopsi (adoption)

Suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya

tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan

tersebut.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan

wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari

atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung

yaitu dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden (Notoatmodjo,

2003).

Page 38: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

15

2.3 Makan

Makan adalah suatu kebutuhan bagi setiap individu untuk menunjang aktivitas

sehari-hari dan mendukung proses metabolisme tubuh. Kebiasaan dan perilaku makan

secara langsung mempengaruhi status gizi seseorang. Tidak sedikit individu yang

mengalami perilaku makan menyimpang, dan hal ini banyak terjadi pada kalangan

perempuan dibandingkan laki-laki (National Institute of Mental Health (NIMH) 2006

dalam Hapsari 2009).

Makan merupakan salah satu hal terpenting yang kita lakukan dan juga dapat

menjadi salah satu hal yang paling menyenangkan. Secara sederhana, motivasi untuk

makan timbul saat terjadi defisit simpanan nutrisi di tubuh dan akan terpuaskan oleh

makanan yang mengisi kembali defisit simpanan nutrisi yang terjadi (Putra, 2008).

2.4 Perilaku Makan Menyimpang

Perilaku makan menyimpang atau yang biasa disebut eating disorders adalah

gangguan perilaku makan yang kompleks dan memberikan efek pada kesehatan fisik

atau mental atau keduanya (Fairburn, 2000 dalam Garrow, 2000 dalam Hapsari, 2009).

Read (1997) dalam Aini (2009) juga menyebutkan perilaku makan menyimpang (PMM)

adalah sebuah pola makan yang abnormal yang terkait dengan ketidakpuasan atau

tekanan dalam diri seseorang yang sehat. Hal ini biasa terjadi karena perhatian yang

berlebihan terhadap berat dan bentuk tubuh.

Mengadaptasi suatu gambaran mental dari tubuh seseorang (citra diri/body

image) adalah suatu ciri dasar perkembangan remaja. Distorsi atau penyimpangan body

image adalah suatu karakteristik inti dari perilaku makan menyimpang pada remaja.

Page 39: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

16

Walaupun perilaku makan menyimpang berhubungan dengan makanan, pola makan dan

berat badan, gangguan tersebut bukanlah mengenai makanan, tetapi mengenai perasaan

dan ekpresi diri (wardlaw, 1999 dalam Aini, 2009).

Perilaku makan menyimpang sangat terkait oleh perilaku diet. Menurut Muda

(2003) diet adalah aturan makan khusus untuk kesehatan dan sebagainya (biasanya atas

petunjuk dokter), berpantang atau menahan diri terhadap makanan tertentu untuk

kesehatan, mengatur kuantitas dan jenis makanan untuk mengurangi berat badan atau

karena penyakit. Hawks (2008) dalam Andea (2010) menyebutkan perilaku diet adalah

usaha sadar seseorang dalam membatasi dan mengontrol makanan yang akan dimakan

dengan tujuan untuk mengurangi dan mempertahankan berat badan.

Perilaku diet ada terdapat dua jenis yaitu perilaku diet sehat dan perilaku diet

tidak sehat. Diet sehat dapat membuat seseorang memiliki tubuh ideal tanpa

mendatangkan efek samping yang berbahaya bagi tubuh, namun diet tidak sehat sering

dilakukan oleh orang-orang yang semata-mata berdiet hanya untuk memperbaiki

penampilan dengan menempuh cara yang tidak sehat untuk menurunkan berat badan

seperti penggunaan obat pencahar, muntah dengan sengaja, berpuasa dan binge eating.

(Kim dan Lennon, 2006 dalam Andea, 2010).

Ketika remaja khususnya remaja perempuan memutuskan untuk berdiet dengan

cara tidak sehat maka akan menimbulkan efek samping bagi tubuh dan akan berdampak

buruk pada kesehatan. Diet tidak sehat lebih cenderung akan mengalami perilaku makan

menyimpang contohnya diet yang berlebihan dengan cara berpuasa terus menerus,

berolahraga setelah makan, menggunakan obat pencahar akan mengganggu metabolisme

makanan dalam tubuh yang apabila keadaan demikian berlangsung lama maka kemudian

Page 40: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

17

akan menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi yang dibutuhkan. Akibatnya, tubuh tidak

lagi mampu memenuhi kebutuhan zat gizi sehingga dapat menyebabkan diantaranya

adalah suhu badan menurun disebabkan kehilangan lemak, metabolisme tubuh menurun

disebabkan kekurangan hormon tiroid, angka kecepatan jantung menurun, mudah lelah,

mudah pingsan, sering mengantuk, anemia karena kekurangan asupan zat gizi, kulit

kasar, kering, bersisik dan dingin, jumlah sel darah putih yang rendah disebabkan karena

kurangnya asupan zat gizi, meningkatnya risiko untuk mengalami penyakit infeksi,

tekanan darah rendah, hilangnya masa tulang, menurunnya massa otot, kerusakan pada

gigi, tidak teraturnya menstruasi dan yang terakhir dapat menyebabkan kematian

(Wardlaw, 1999 dalam Aini, 2009).

Beberapa perilaku makan menyimpang yang terjadi antara lain adalah anorexia

nervosa, bulimia nervosa, binge eating disorder dan nocturnal eating syndrome

(Proverawati, 2010).

2.4.1 Anorexia Nervosa

1. Pengertian

Anorexia Nervosa berasal dari Yunani, anorektos yang artinya tanpa

selera, dan dari bahasa Latin, nervosa yang artinya gangguan emosional

(Proverawati, 2010). Dalam bukunya Sarafino (2006) mengatakan anoreksia

nervosa adalah suatu bentuk penyimpangan perilaku makan yang

mengakibatkan penurunan berat badan dan jumlah makanan yang dikonsumsi

secara drastis serta penurunan berat badan yang tidak sehat (Erdiantono, 2009).

Page 41: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

18

Dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder IV(DSM-

IV) (Wardlaw & Hampl, 2007 dalam Erdiantono, 2009) memberikan kriteria

diagnosis sebagai berikut :

1) Menolak untuk menjaga berat badan pada atau diatas berat badan normal

minimal (contoh: kehilangan berat badan yang memicu pada pemeliharaan

berat badan kurang dari 85% berat badan yang diharapkan, atau gagal

untuk mencapai berat badan yang diharapkan selama periode pertumbuhan,

mengarah pada berat badan kurang dari 85% berat badan yang diharapkan).

2) Memiliki rasa takut yang berlebihan pada kenaikan berat badan atau

menjadi gemuk, walaupun memiliki keadaan underweight.

3) Memiliki gangguan dalam menilai berat badan dan bentuk tubuh,

kumungkinan dikarenakan menilai berat dan bentuk badan sendiri, atau

penyangkalan yang serius terhadap berat badan yang rendah.

4) Amenorrhea (tidak haid), terlewatnya periode menstruasi pada wanita

setelah masa pubertas selama 3 periode menstruasi.

2. Penyebab

Anorexia Nervosa melibatkan interaksi yang bersifat kompleks dari

beberapa faktor diantaranya adalah faktor sosiokultural, faktor psikis, faktor

keluarga dan faktor individu (Proverawati, 2010).

3. Dampak

Anorexia Nervosa dapat berpengaruh terhadap seluruh tubuh penderita,

yaitu (Proverawati, 2010) :

Page 42: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

19

1) Otak dan system syaraf : tidak dapat berfikir jernih, takut gemuk, sedih,

murung, mudah tersinggung, daya ingat jelek, mudah pingsan dan terjadi

perubahan kimia pada otak.

2) Rambut : tipis dan mudah rontok.

3) Jantung : tekanan darah rendah, denyut nadi lambat, berdebar-debar dan

resiko terjadi gagal jantung.

4) Darah : terjadi anemia.

5) Otot dan persendian : otot lemah, persendian rapuh, fraktur dan

osteoporosis.

6) Ginjal : batu ginjal, gagal ginjal.

7) Cairan tubuh : kadar kalium (potassium, magnesium dan sodium rendah).

8) Pencernaan : konstipasi, kembung.

9) Hormon : peiode sekresi terhenti, gangguan kehamilan.

10) Kulit : mudah memar, kulit kering, tumbuh rambut disekujur tubuh, mudah

kedinginan, kulit kuning, kuku mudah patah.

2.4.2 Bulimia Nervosa

1. Pengertian

Bulimia berasal dari bahasa Latin, bous yang artinya sapi atau kerbau,

dan limos yang artinya rasa lapar (Proverawati, 2010). Bulimia dicirikan oleh

makan yang berlebihan. Perilaku makan berlebihan (binge) terdiri atas

konsumsi sejumlah besar makanan berkalori tinggi secara diam-diam dan tidak

terkontrol (atau “terlarang”) selama periode waktu singkat (biasanya kurang

Page 43: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

20

dari dua jam). Sifat makan berlebihan dinetralkan dengan berbagai metode

pengendalian berat badan (pengurasan), termasuk merangsang muntah sendiri,

penyalahgunaan diuretik dan laksatif, serta olahraga yang berlebihan (Wong

,2009).

Bulimia nervosa merupakan salah satu perilaku makan menyimpang

dengan karakteristik mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar kemudian

memuntahkannya kembali dengan paksa (purging) atau menggunakan obat

pencahar atau diuretik, berpuasa atau olahraga yang berlebihan.

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder IV

(DSM-IV), karakteristik penderita bulimia nervosa diantaranya :

1) Episode berulang binge eating dengan karakteristik:

a. Makan dalam periode waktu yang tetap (contoh: tiap 2 jam) dengan

porsi yang lebih besar daripada porsi makan kebanyakan orang dalam

periode dan situasi yang sama.

b. Adanya perasaan tidak dapat mengontrol porsi makan pada saat episode

tersebut berlangsung.

2) Adanya perilaku kompensasi yang berulang kali dilakukan untuk mencegah

kenaikan berat badan seperti: muntah dengan sengaja, penyalahgunaan

laksatif, diuretik, enema atau obat-obatan lainnya, puasa atau olahraga

berlebihan.

3) Episode binge eating dan perilaku kompensasi lainnya berlangsung

setidaknya dua kali semingu dalam tiga bulan.

4) Penilaian diri dipengaruhi oleh bentuk tubuh dan berat badan.

Page 44: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

21

5) Gangguan tersebut tidak terjadi secara ekslusif selama episode anorexia

nervosa.

DSM-IV juga mengklasifikasikan menjadi dua subtipe penderita bulimia

nervosa (Brown, 2005 dalam Hapsari, 2009). Kedua subtipe tersebut, yaitu:

1) Purging type

Selama episode bulimia nervosa, penderita secara reguler melakukan

muntah yang disengaja, penyalahgunaan laksatif, diuresis atau enema.

2) Nonpurging type

Selama episode anoreksia nervosa, penderita secara reguler melakukan

perilaku kompensasi lainnya seperti berpuasa atau latihan fisik secara

berlebihan. Namun tidak secara reguler melakukan muntah yang disengaja,

penyalahgunaan laksatif, diuresis atau enema.

Remaja yang menderita bulimia nervosa juga mempunyai obsesi tentang

tubuh dan makanannya, seperti halnya penderita anorexia nervosa. Namun

remaja penderita bulimia nervosa ini masih dapat mengontrol asupan makanan

dan berat badannya yaitu dengan cara siklus binge-purge, yaitu dorongan untuk

makan dengan porsi makanan yang besar untuk kemudian diikuti dengan

memuntahkan kembali makanan yang telah dimakannya dengan menggunakan

obat pencahar diuretik (Proverawati, 2010).

2. Penyebab

Penyebab terjadinya bulimia nervosa tidaklah tunggal namun terdiri

dari beberapa faktor, antara lain adanya faktor body image yang rendah, faktor

harga diri yang rendah, faktor makanan, faktor penampilan berorientasi pada

Page 45: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

22

profesi, adanya perubahan hidup yang besar (stress) dan faktor biologis

(Proverawati, 2010).

3. Dampak

1) Otak : terjadi depresi, ketakutan terhadap peningkatan berat badan, cemas,

pusing, rasa malu, harga diri rendah.

2) Pipi : bengkak dan sakit.

3) Mulut : gigi berlubang, lapisan enamel gigi terkikis, penyakit gusi, gigi

sensitif terhadap makanan yang panas atau dingin.

4) Tenggorokan dan kerongkongan : luka, iritasi, sobek dan rupture, keluar

darah saat muntah.

5) Otot : mudah lelah.

6) Perut : bisul, luka, dapat rupture, pengosongan lambung tertunda.

7) Kulit : luka berat, kulit kering.

8) Darah : anemia.

9) Jantung : denyut jantung tidak beraturan, otot jantung melemah, gagal

jantung, tekanan darah dan nadi rendah.

10) Cairan tubuh : dehidrasi, kadar potassium, magnesium dan sodium rendah.

11) Intestinal : konstipasi, gerakan usus besar menjadi tidak teratur, kembung,

diare, kram perut.

12) Hormon : periode menjadi tidak teratur.

Page 46: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

23

2.4.3 Binge Eating Disorder

1. Pengertian

Binge Eating Disorder merupakan suatu kondisi dimana seseorang

makan dalam jumlah yang sangat banyak dan merasakan bahwa periode makan

tersebut tidak dapat dikontrol oleh dirinya (Brown, 2005 dalam Erdiantono

2009).

Pada banyak kasus, kebiasaan banyak makan yang berkembang

menjadi binge eating berawal dari masa kanak-kanak, kadang-kadang juga efek

dari kebiasaan makan keluarganya. Normalnya, makanan berhubungan dengan

hal pengasuhan dan cinta kasih. Namun beberapa keluarga mungkin terlalu

berlebihan menggunakan makanan sebagai suatu cara untuk menenangkan atau

menyenangkan anak. Sehingga anak-anak berkembang dengan kebiasaan

banyak makan untuk menenangkan mereka manakala perasaan mereka tertekan

oleh karena mereka tidak mendapatkan cara yang lebih sehat untuk

memperlakukan stres tersebut (Proverawati, 2010).

Menurut DSM-IV (Wardlaw & Hampl, 2007 dalam Erdiantono, 2009)

kriteria diagnosis untuk para penderita BED, yaitu:

1) Adanya episode binge eating yang berulang kali. Episode tersebut ditandai

dengan dua kriteria berikut:

a. Makan dengan periode waktu yang tetap (contoh: tiap 2 jam) dengan

porsi yang jelas lebih besar daripada porsi makan kebanyakan orang

dalam periode dan situasi yang sama.

Page 47: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

24

b. Adanya perasaan tidak dapat mengendalikan porsi makan saat episode

tersebut berlangsung (contoh: merasa tidak dapat berhenti makan, atau

tidak dapat mengendalikan pada atau berapa banyak porsi yang

dimakan).

2) Adanya 3 atau lebih dari 5 gejala berikut:

a. Makan lebih cepat daripada biasanya.

b. Makan hingga merasa tidak nyaman karena kekenyangan.

c. Makan dalam porsi yang besar walaupun secara fisik merasa tidak

lapar.

d. Makan sendirian karena merasa malu akibat jumlah porsi yang

dimakan.

e. Merasa jijik/muak, tertekan atau bersalah terhadap diri sendiri setelah

episode binge-eating tersebut.

3) Merasa sangat kecewa karena tidak mampu mengendalikan porsi makan.

4) Episode binge-eating berlangsung setidaknya 2 hari seminggu dalam 6

bulan.

5) Episode ini tidak terjadi selama riwayat anoreksia nervosa atau bulimia

nervosa.

2. Penyebab

Faktor resiko timbulnya Binge Eating Disorder kemungkinan adalah

adanya faktor makanan, faktor psikologis, pelecehan seksual dan pegaruh

media (Proverawati, 2010).

Page 48: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

25

3. Dampak

Penderita binge eating disorder cenderung mengalami overweight. Hal

ini akan menyebabkan komplikasi bagi kesehatan tubuhnya. Seperti terjadinya

depresi, kecemasan, kepanikan, penyalahgunaan obat-obatan, tekanan darah

tinggi, diabetes tingkat II, penyakit jantung, stroke, dll (Proverawati, 2010).

2.4.4 Nocturnal Eating Syndrome

1. Pengertian

Nocturnal Eating Syndrome merupakan salah satu perilaku makan

menyimpang, dimana seseorang mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar

ketika dalam keadaan tidak lapar, saat larut malam dan sulit tidur. Keadaan ini

semakin meningkat frekuensinya dan seringkali terjadi. Dia mengkonsumsi

makanan yang tidak menyehatkan, makanan yang tidak disukainya, atau

makanan yang belum selesai dimasak (Proverawati, 2010).

2. Penyebab

Penyebab gangguan perilaku makan ini belum dikatehui. Kemungkinan

faktor yang berperan dalam gangguan makan ini adalah kombinasi dari faktor

biologis, genetik dan faktor emosional (Proverawati, 2010).

3. Dampak

Penderita nocturnal eating syndrome cenderung mengalami overweight.

Page 49: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

26

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Makan Menyimpang

Beberapa ahli menyatakan bahwa penyimpangan perilaku makan dipengaruhi

oleh beberapa faktor diantaranya adalah :

2.5.1 Jenis Kelamin

Perilaku makan menyimpang tidak hanya terjadi pada perempuan karena

laki-laki juga dapat mengalami perilaku makan menyimpang. Kejadian tersebut

dikarenakan adanya ketidakpuasan terhadap tubuh yang umumnya banyak dialami

oleh perempuan daripada laki-laki. Bagi perempuan tubuh yang kurus, kecil dan

langsing merupakan bentuk tubuh sempurna (Markey, 2005 dalam Andea, 2010),

sedangkan pada laki-laki akan lebih puas ketika tubuhnya menjadi lebih besar,

lebih tinggi dan berotot (Evans, 2008 dalam Andea,2010).

Fairburn dan Hill (2005) dalam Erdiantono (2009) memperkirakan insiden

anoreksia pada wanita sebesar 8 kasus per 100.000 populasi, sedangkan untuk

laki-laki kurang dari 0,5 kasus per 100.000 populasi per tahun. Dari hasil ini

terlihat bahwa anoreksia nervosa lebih banyak terjadi pada wanita daripada laki-

laki dengan rasio prevalensi kasus pada laki-laki:perempuan sebesar 1:6 sampai

dengan 1:10. Selain itu sebuah penelitian juga mendapatkan hasil bahwa anoreksia

nervosa lebih banyak muncul pada wanita dibandingkan pria, perbandingannya

sekitar 9 dari 10 penderita anoreksia nervosa adalah perempuan.

2.5.2 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah melakukan

penginderaan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra

Page 50: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

27

manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam bentuk

tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003). Berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh Aini (2009) dapat dilihat responden dengan pengetahuan

tinggi banyak yang mengalami kecenderungan perilaku makan menyimpang

sebesar 37,5% dan 31,9% berpengetahuan rendah. Hasil uji statistik

memperlihatkan tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan

kecenderungan perilaku makan menyimpang.

2.5.3 Rasa Percaya Diri

Rasa percaya diri erat kaitannya dengan citra tubuh. Citra tubuh merupakan

persepsi seseorang tentang penampilan fisiknya. Sedangkan rasa percaya diri

adalah persepsi seseorang tentang dirinya sebagai satu kesatuan yang utuh,

perasaan seseorang tentang nilai dirinya sebagai seorang manusia. Rasa percaya

diri yang rendah berkontribusi pada terjadinya penyimpangan pada citra tubuh dan

citra tubuh yang keliru tidak dapat sepenuhnya dikoreksi sebelum masalah rasa

percaya diri dibereskan. Rasa percaya diri yang rendah dapat menyebabkan

permasalahan dalam persahabatan, stress, kecemasan, depresi dan dapat

berpengaruh pada perilaku makan seseorang. Rasa percaya diri yang rendah juga

merupakan salah satu karakteristik primer dari remaja wanita yang mengalami

penyimpangan perilaku makan. Mereka merasa jika mereka tidak dapat mencapai

apa yang diinginkan oleh lingkungan sekitarnya kemudian mereka menjadi ekstrim

Page 51: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

28

untuk berusaha menyesuaikan dengan tuntutan lingkungan sekitar (Eating

Disorders Venture, 2006 dalam Erdiantono, 2009).

2.5.4 Citra Tubuh

Citra tubuh merupakan sebuah persepsi seseorang mengenai tampilan fisik

tubuhnya seperti ukuran tubuhnya, bentuk dan beratnya. Mendukung pengantar

tersebut, selama masa remaja citra tubuh dan rasa percaya diri sangatlah berkaitan,

oleh karena itu kepedulian terhadap citra tubuh jangan dilihat sebagai sesuatu yang

wajar dan normatif bagi para remaja. Ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh

kemungkinan menjadi faktor penyebab menjalani perilaku diet, kelainan perilaku

makan dan penyimpangan perilaku makan. Story dan koleganya menemukan dari

36.000 remaja di Minnesota hanya kurang dari 40% remaja wanita yang puas

terhadap berat badanya. (Brown, 2005 dalam Erdiantono, 2009).

2.5.5 Pengaruh Keluarga

Dinamika keluarga dan pendekatan orang tua kepada anak telah diajukan

sebagai salah satu penyebab penyimpangan perilaku makan. Penelitian

mengindikasikan remaja yang mempersepsikan bahwa kepedulian dan ekspektasi

orang tua yang rendah terhadapnya memiliki risiko untuk mengalami

penyimpangan perilaku makan. Pengaruh ibu juga diargumentasikan sebagai

faktor yang berkontribusi secara negatif. Seorang ibu yang menyampaikan

perhatiannya tentang berat badan dan bentuk tubuh dengan bertindak sebagai role

model, dengan langsung mengkritik atau dengan interaksi makan yang tidak sesuai

Page 52: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

29

menambah kemungkingan timbulnya kejadian penyimpangan perilaku makan

(Fairburn dan Hill dalam Geissler dan Powers, 2005 dalam Putra, 2008).

2.5.6 Pengaruh Teman Sebaya

Penerimaan oleh teman memiliki suatu peran yang penting khususnya pada

waktu remaja dan dewasa muda. Untuk menghindari penolakan atau

ketidaknyamanan penerimaan sosial, remaja dan dewasa muda seringkali

mengikuti nilai-nilai penting penerimaan dan tren di golongan tersebut. Akibatnya,

mereka mulai berpikir agar dirinya dapat diterima di kalangan teman-temannnya

tersebut maka dia harus memiliki tubuh yang kurus dan ideal. Sebanyak 25%

remaja percaya bahwa dengan tubuh yang kurus akan memudahkan mereka

mencari teman dan pasangan (McComb, 2001 dalam hapsari, 2009).

2.5.7 Pelecehan Seksual

Pelecehan seksual dianggap sebagai salah satu pemicu yang dapat

menimbulkan penyimpangan perilaku makan (Tiemeyer, 2007 dalam Putra, 2008).

Penelitian Moore, et al (2002) melaporkan adanya hubungan antara pelecehan

seksual dengan penyimpangan perilaku makan baik pada perempuan kulit putih

maupun pada perempuan kulit hitam.

Sebuah studi menunjukkan pelecehan seksual pada wanita muda memiliki

resiko lebih tinggi mengalami perilaku makan menyimpang (McComb, 2001

dalam Hapsari, 2009).

Page 53: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

30

2.5.8 Kekerasan Fisik

Kekerasan fisik merupakan salah satu faktor yang ikut berperan dalam

terbentuknya perilaku makan menyimpang. Sebuah studi yang dilakukan oleh

Fairburn dan rekan (1999) menemukan bahwa kekerasan fisik yang pernah

berulang kali yang dialami oleh perempuan berhubungan secara signifikan sebagai

salah satu faktor risiko anoreksia nervosa. Perempuan yang pernah mengalami

kekerasan fisik berisiko 4,9 kali lebih tinggi untuk menderita anoreksia nervosa

dan kemudian resiko meningkat menjadi 14,9 kali pada perempuan yang

mengalami kekerasan fisik yang parah secara berulang kali. Penelitian Moore, et al

(2002) melaporkan bahwa para perempuan kulit putih dan kulit hitam penderita

BED mengalami kekerasan fisik lebih tinggi secara signifikan dibandingkan yang

sehat.

2.5.9 Pengaruh media

Media membombardir kita dengan gambar model yang ideal dan ide

bahwa orang yang berpenampilan baik memiliki hidup yang lebih baik dan

banyak keuntungan. Hal tersebut sangatlah tidak representatif terhadap

kenyataan yang ada. Keterpaparan terhadap kesan yang ideal secara terus

menerus dapat manimbulkan rasa ketidakpuasan pada bentuk tubuh sendiri yang

pada akhirnya dapat menyebabkan gejala penyimpangan perilaku makan

(Fairburn & Hill, 2005 dalam Erdiantono, 2009).

Page 54: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

31

2.6 Kerangka Teori

Banyak penelitian yang telah mencoba mengupas penyebab timbulnya

penyimpangan perilaku makan, tetapi secara umum penyimpangan perilaku makan

belum diketahui secara pasti. Teori Krummel (1996) menyatakan bahwa terdapat dua

faktor predisposisi yang mempengaruhi timbulnya penyimpangan perilaku makan, yaitu

faktor lingkungan dan individu. Dalam menyusun kerangka konsep dari penelitian ini

digunakan kerangka teori utama yang diadaptasi dari kerangka teori Krummel tetapi

beberapa variabel ada yang dimodifikasi berdasarkan teori- teori dan hasil penelitian

terdahulu. Adapun kerangka teori penelitian ini dapat dilihat pada bagan 2.1.

Bagan 2.1

Kerangka Teori

Sumber : Krummel (1996), Thompson (2004), Mazzeo (2002), Neumark (1996)

Faktor Individu :

1. Usia

2. Jenis Kelamin

3. Pekerjaan

4. Pangetahuan

5. Rasa Percaya diri

6. Citra Tubuh

Faktor Lingkungan :

1. Anggota keluarga

bermasalah

2. Masalah keluarga

3. Pengaruh keluarga

4. Pelecehan seksual

5. Kekerasan fisik

6. Pengaruh teman sebaya

7. Pengaruh media

8. Ejekan seputar berat badan

9. Bullying oleh teman sebaya

Perilaku Makan

Menyimpang

Page 55: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

32

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori yang ada, peneliti membuat sebuah kerangka konsep

penelitian. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kecenderungan perilaku

makan menyimpang, sedangkan variabel independennya adalah faktor yang

mempengaruhi terjadinya kecenderungan perilaku makan menyimpang. Faktor yang

mempengaruhi kecenderungan perilaku makan menyimpang diantaranya adalah citra

tubuh dan pengaruh keluarga yang diadopsi dari Krummel (1996). Faktor rasa percaya

diri diadopsi dari Thompson (2004). Faktor pelecehan seksual dan kekerasan fisik

diadopsi dari Mazzeo (2002). Faktor jenis kelamin, pengaruh teman dan media diadopsi

dari Neumark (1996).

Adapun beberapa faktor yang tercantum dalam kerangka teori seperti faktor

perilaku diet, usia, pekerjaan, bullying, ejekan seputar berat badan, anggota keluarga

bermasalah dan masalah keluarga tidak diteliti dikarenakan faktor perilaku diet

merupakan sudah menjadi bagian dari PMM. Faktor usia dan pekerjaan bersifat

homogen. Faktor bullying tidak diteliti karena dianggap sudah termasuk kedalam

pengaruh teman sebaya. Faktor anggota keluarga bermasalah dan masalah keluarga juga

tidak diteliti karena dianggap sudah termasuk kedalam variabel pengaruh keluarga.

Faktor ejekan seputar berat badan tidak diteliti karena ejekan seputar berat badan bisa

masuk ke pengaruh keluarga dan teman sebaya. Kerangka konsep dari penelitian ini

dapat dilihat pada bagan 3.1.

Page 56: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

33

Bagan 3.1

Kerangka Konsep Penelitian

Kekerasan fisik

Pengaruh media

Perilaku Makan Menyimpang

Pangetahuan

Jenis kelamin

Pengaruh teman sebaya

Pengaruh keluarga

Citra Tubuh

Rasa Percaya diri

Pelecehan seksual

Page 57: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

34

3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 :

Tabel 3.1

Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat

Ukur Hasil Ukur

Skala

Ukur

Kecenderu

ngan

perilaku

makan

menyimpa

ng

Kebiasaan pola makan

yang abnormal yang

ditandai dengan

dipenuhinya tiga atau

lebih dari kriteria yang

mengarah kepada

penyimpangan perilaku

makan (seperti adanya

ketakutan kenaikan berat

badan, adanya riwayat

binge eating, adanya

perilaku kompensasi

seperti memuntahkan

makanan dengan sengaja,

menggunakan obat

pencahar/diuresis,

melewatkan waktu

makan dan olahraga

berlebihan).

Pengisian

sendiri oleh

responden

Kuisioner 1. Memiliki PMM

2. Normal (Stice, et

al., 2000 dalam

Hapsari, 2009)

Ordinal

Jenis

Kelamin

Perbedaan yang dilihat

berdasarkan perbedaan

biologis.

Pengisian

sendiri oleh

responden

Kuisioner 1. Laki-Laki

2. Perempuan

(Umar, 2011)

Nominal

Pengetahu

an

Hasil dari tahu mengenai

hal-hal yang

berhubungan dengan gizi

dan PMM.

Pengisian

sendiri oleh

responden

Kuisioner 1. Kurang, (jika

skor > median

2. Baik, (jika skor

< median) (Aini,

2009)

Ordinal

Page 58: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

35

Tabel 3.1

Definisi Operasional (Lanjutan)

Variabel Definisi Operasional Cara

Ukur

Alat

Ukur Hasil Ukur

Skala

Ukur

Rasa

percaya

diri

Persepsi seseorang tentang

dirinya sebagai satu kesatuan

yang utuh, perasaan seseorang

tentang nilai dirinya sebagai

seorang manusia.

Pengisian

sendiri

oleh

responden

Kuisioner 1. Rendah

(<median)

2. Tinggi (>median)

(Rosenberg, 1979

dalam Hapsari,

2009)

Ordinal

Citra

tubuh

Persepsi seseorang mengenai

bentuk tubuh dan tampilan

fisik tubuhnya.

Pengisian

sendiri

oleh

responden

Kuisioner 1. Merasa gemuk

2. Tidak merasa

gemuk (Field, et

al., 1999)

Ordinal

Pengaruh

keluarga

Kritik dari orang tua

responden, baik ayah maupun

ibu yang terkait dengan

bentuk tubuh serta adanya

keterlibatan responden dalam

konflik keluarga yang

memicu timbulnya PMM.

Pengisian

sendiri

oleh

responden

Kuisioner 1. Pernah

2. Tidak pernah

(Field, et al.,

2001)

Ordinal

Pengaruh

teman

sebaya

Kritik, sindiran atau ejekan

ataupun tekanan dari teman

sebaya responden yang

berkaitan dengan bentuk

tubuh dan berat badan

responden.

Pengisian

sendiri

oleh

responden

Kuisioner 1. Pernah

2. Tidak pernah

(Field, et al., 2001)

Ordinal

Pelecehan

seksual

Pengalaman/riwayat seksual

yang tidak diinginkan yang

melibatkan kontak verbal atau

fisik yang berkaitan dengan

seksual baik dengan lawan

jenis maupun sesama jenis

yang cenderung menyebabkan

ketidaknyamanan pada diri

responden.

Pengisian

sendiri

oleh

responden

Kuisioner 1. Pernah

2. Tidak pernah

(Moore, et al.,

2002)

Ordinal

Page 59: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

36

Tabel 3.1

Definisi Operasional (Lanjutan)

3.3 Hipotesis

1. Ada hubungan antara faktor individu (jenis kelamin, pengetahuan, rasa percaya diri

dan citra tubuh) dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang pada

mahasiswa di FKIK UIN Jakarta tahun 2012.

2. Ada hubungan antara faktor lingkungan (pengaruh keluarga, pengaruh teman sebaya,

pelecehan seksual, kekerasan fisik dan keterpaparan terhadap media) dengan

kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa di FKIK UIN Jakarta

tahun 2012.

Variabel Definisi Operasional Cara

Ukur

Alat

Ukur Hasil Ukur

Skala

Ukur

3.

Kekerasan

fisik

Pengalaman atau riwayat kontak

fisik yang tidak diinginkan yang

menyebabkan memar atau luka

fisik ringan maupun berat yang

menyebabkan trauma pada

responden.

Pengisian

sendiri

oleh

responden

Kuisioner 1. Pernah

2. Tidak pernah

(Moore, et al.,

2002)

Ordinal

Pengaruh

media

Frekuensi responden mengakses

media massa yang dominan

menyajikan tren, gaya hidup atau

mode baik media cetak maupun

elektronik.

Pengisian

sendiri

oleh

responden

Kuisioner 1. Tidak pernah

2. Jarang (< 1

kali/minggu)

3. Sering (> 1

kali/minggu)

(Field, et al., 1999)

Ordinal

Page 60: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

37

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi analitik dengan desain cross

sectional study. Pengertian kata cross-sectional adalah memotong suatu benda secara

horizontal atau melintang untuk melihat isi atau apa saja yang terdapat di dalam benda

tersebut. Studi cross-sectional sering juga disebut studi prevalensi atau survei, dan

merupakan studi yang paling sederhana. Studi cross-sectional digunakan untuk

mengetahui hubungan antara suatu penyakit dan variabel atau karakteristik yang terdapat

di masyarakat pada suatu saat tertentu (Chandra, 2008). Penelitian cross-sectional

merupakan penelitian non-eksperimental dalam rangka mempelajari dinamika korelasi

antara faktor-faktor resiko dengan efek yang berupa penyakit atau status kesehatan

tertentu, dengan model pendekatan point time. Variabel yang termasuk faktor risiko dan

variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada saat yang sama (Sumantri,

2011).

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada bulan Juni -

Desember 2012.

Page 61: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

38

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi (universe) adalah keseluruhan unit analisis yang karakteristiknya akan

diduga. Sampel adalah sebagian populasi yang ciri-cirinya diselidiki atau diukur (Sabri,

2009). Populasi yang diamati pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FKIK UIN

Jakarta angkatan 2009 s\d 2012 yang berjumlah 1345 orang, sedangkan yang akan

dijadikan sampel merupakan bagian dari seluruh mahasiswa yang ada di FKIK UIN

Jakarta. Jumlah sampel yang dibutuhkan dihitung berdasarkan rumus uji hipotesis beda

dua proporsi (Ariawan, 1998) adalah :

n = {Z1-α/2√2P(1-P) + Z1-β √P1(1-P1) +P2 (1-P2)}2 x deff

(P1 - P2)2

Keterangan :

n : jumlah sampel

Z1-α/2 : tingkat kemaknaan pada α = 5% (Z1-α/2 = 1,96)

Z1-β : kekuatan uji pada 1-β = 90% (Z1-β = 1,28)

P1 : proporsi penderita PMM terhadap perilaku diet tidak baik pada penelitian

sebelumnya yaitu 99,3% (Putra, 2008)

P2 : proporsi penderita PMM terhadap perilaku diet baik pada penelitian sebelumnya

yaitu 76,4% (Putra, 2008)

P : P1+ P2/2

Deff : 2

Maka besar sampel yang dihasilkan adalah :

n = {1,96√2.0,88(1-0,88) + 1,28√0,993(1-0,993) +0,764 (1-0,764)}2 x 2

(0,993 - 0,764)2

n = 84 orang

n = 84 x 2 = 168 orang

Page 62: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

39

Berdasarkan perhitungan, maka besar minimal sampel yang dibutuhkan sebanyak

168 orang. Dengan demikian, untuk mengantisipasi adanya missing jawaban dari

respoden maka peneliti menambahkan jumlah sampel yang dibutuhkan, sehingga jumlah

seluruh sampel yang diambil sebanyak 185 orang. Pengambilan sampel dengan

menggunakan teknik cluster sampling (area sampling) atau sampling daerah 2 tahap.

Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling unitnya terdiri

dari satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam kelompok yang terpilih akan

diambil sebagai sampel. Cara ini dipakai bila populasi dapat dibagi dalam kelompok-

kelompok dan setiap karakteristik yang dipelajari ada dalam setiap kelompok (Nasution,

2003).

Teknik pengambilan sampel pada tahap pertama menentukan kelompok (kelas)

yang akan dijadikan sampel pada tiap prodi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

terdiri dari empat prodi diantaranya Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, Farmasi dan

Kedokteran. Pada tahap kedua, kelompok (kelas) pada tiap prodi yang terpilih akan

diambil lagi beberapa mahasiswa yang ada dalam kelompok-kelompok kecil (kelas)

tersebut dengan menggunakan sampel acak dan mahasiswa dalam kelas tersebut yang

terpilih itulah yang kemudian akan dijadikan sebagai sampel.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan menggunakan kuisioner. Kuisioner

merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar

pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar

pertanyaan tersebut (Umar, 2011).

Page 63: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

40

4.5 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat yang digunakan dalam pengumpulan data

(Notoatmodjo, 2005). Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuisioner. Kuesioner

untuk penelitian ini diadopsi dari penelitian Aini (2009) yang kemudian dimodifikasi

dan disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Pada penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah data tentang kecenderungan

perilaku makan menyimpang, jenis kelamin, pengetahuan, rasa percaya diri, citra tubuh,

perilaku diet, pengaruh keluarga, pengaruh teman sebaya, pelecehan seksual, kekerasan

fisik dan keterpaparan terhadap media. Data kecenderungan perilaku makan

menyimpang dikategorikan kedalam empat kriteria diantaranya anorexia nervosa,

bulimia nervosa, binge eating disorder, nocturnal eating syndrome. Dengan demikian,

semua pertanyaan yang mengarah kepada anorexia nervosa dapat dilihat dari jawaban

responden pada pertanyaan A1 s\d A4 dengan jawaban kadang-kadang dan selalu, untuk

semua pertanyaan yang mengarah kepada bulimia nervosa dapat dilihat dari jawaban

responden pada pertanyaan A5, A6 dan A14 s\d A17 dengan jawaban kadang-kadang

dan selalu, untuk semua pertanyaan yang mengarah kepada binge eating disorder dapat

dilihat dari jawaban responden pada pertanyaan A7 s\d A9 dan A11 s\d A13 dengan

jawaban kadang-kadang dan selalu dan untuk semua pertanyaan yang mengarah kepada

nocturnal eating syndrome dapat dilihat dari jawaban responden pada pertanyaan A10

dengan jawaban kadang-kadang dan selalu. Hasilnya ketika diskoring maka didapatkan

nilai median. Jika > median responden mengalami kecenderungan PMM dan jika <

median responden tidak mengalami PMM.

Page 64: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

41

Data pengetahuan dapat dilihat dari total skor jawaban responden benar.

Pengetahuan kurang jika skor > dari median dan pengetahuan baik jika skor < median.

Data percaya diri dapat dilihat dari total skor jawaban responden. Responden dengan

percaya diri rendah jika skor < dari median dan percaya diri tinggi jika skor > median.

Data citra tubuh dapat dilihat dari total skor jawaban responden. Responden merasa

gemuk jika skor < dari median dan tidak merasa gemuk jika skor > median. Data

pengaruh keluarga dapat dilihat dari total skor jawaban responden. Responden yang

dipengaruhi keluarga jika skor > dari median dan tidak dipengaruhi keluarga jika skor <

median. Data pengaruh teman sebaya dapat dilihat dari total skor jawaban responden.

Responden yang dipengaruhi teman sebaya jika skor > dari median dan tidak

dipengaruhi teman sebaya jika skor < median. Data pengaruh media dapat dilihat dari

jawaban responden antara tidak pernah, jarang dan sering. Responden yang menjawab

jarang dan sering dikategorikan sebagai pernah melihat media massa. Responden yang

pernah melihat media massa jika skor > dari median dan tidak pernah melihat media

massa jika skor < median.

4.6 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dalam beberapa tahap diantaranya :

1. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian kuisioner,

apakah jawaban yang ada di kuisioner sudah lengkap, jelas, relavan dan konsisten.

Page 65: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

42

2. Coding

Coding merupakan proses pemberian kode pada jawaban kuisioner untuk

memudahkan data ketika dimasukkan kedalam komputer. Coding merupakan

kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka.

3. Entry data

Setelah semua isian kuisioner terisi penuh dan benar, dan juga sudah

melewati pengkodingan, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar

dapat dianalisis. Pemrosesan data ini dilakukan dengan cara mengentry data dari

kuisioner ke dalam komputer dengan menggunakan program komputer.

4. Cleaning

Cleaning merupakan proses pengecekan kembali data yang sudah di entry

apakah ada kesalahan atau tidak, sehingga dengan demikian data tersebut telah siap

diolah dan dianalisis.

4.7 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu

analisis univariat dan analisis bivariat.

1. Analisis Univariat

Dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi, untuk mengetahui sebaran

nilai rata-rata, simpangan baku, nilai minimum dan maksimum dari variabel-variabel

yang diukur dalam penelitian.

Page 66: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

43

2. Analisis Bivariat

Pada analisis bivariat dilakukan uji statsistik untuk menguji hipotesis. Uji

hipotesis menggunakan chi-square untuk mengetahui kebermaknaan hubungan antar

variabel secara statistik. Perhitungan Chi-Square dengan rumus :

Keterangan :

X2 = chi-kuadrat

O = nilai hasil pengamatan (observed)

E = nilai yang diharapkan (expected)

4.8 Penyajian Data

Terdapat empat cara untuk menyajikan data, yaitu penyajian data dalam bentuk

tulisan, semitabulasi, tabulasi dan dalam bentuk grafik (Chandra, 2008). Penyajian data

dalam penelitian ini dalam bentuk tulisan dan tabulasi.

Page 67: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

44

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Analisis Univariat

5.1.1 Gambaran Umum Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Jakarta

Penelitian ini mengambil lokasi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Jakarta. Kampus ini berlokasi di Jl. Kertamukti Pisangan, Ciputat

Jakarta Selatan. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta ini

memiliki empat program studi yang terdiri dari program studi Kesehatan

Masyarakat, Farmasi, Keperawatan dan Pendidikan Dokter. Jumlah mahasiswa

hingga akhir periode 2012 ini adalah berjumlah 1345 orang yang terbagi dalam

masing-masing program studi.

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Mahasiswa Berdasarkan Program Studi di FKIK UIN

Jakarta Tahun 2012

Program studi Jumlah mahasiswa Persentase (%)

Kesehatan masyarakat 429 32

Farmasi 369 27

Keperawatan 203 15

Pendidikan Dokter 344 25

Total 1345 100

Sumber: Data Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta

Tahun 2012

Pengambilan Sampel diambil dengan menggunakan metode random atau

acak dengan bantuan tabel acak sehingga diperoleh proporsi sampel dari masing-

Page 68: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

45

masing program studi adalah 67 untuk jurusan kesehatan masyarakat, 57 untuk

jurusan farmasi, 27 untuk keperawatan dan 32 untuk jurusan pendidikan dokter

sehingga total sampel dalam penelitian ini adalah 183 orang. Adapun hasil

perbandingan yang menunjukkan prodi yang lebih banyak mengalami

kecenderungan perilaku makan menyimpang adalah Keperawatan sebesar 63,0%

daripada Kesehatan Masyarakat sebesar 50,7%, Pendidikan Dokter sebesar

53,1% dan Farmasi 56,1%.

5.1.2 Gambaran Kecenderungan Perilaku Makan Menyimpang pada Mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta Tahun 2012

Analisis univariat distribusi frekuensi kecenderungan perilaku makan

menyimpang pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Tahun

2012 diperoleh hasil yang disajikan pada tabel 5.2 berikut ini:

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Mahasiswa yang Mengalami Kecenderungan Perilaku

Makan Menyimpang di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Kecenderungan Perilaku Makan

Menyimpang

Jumlah Sampel (n) Persentase (%)

PMM 100 54.6

Tidak PMM 83 45.4

Total 183 100.0

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui jumlah mahasiswa yang memiliki

kecenderungan perilaku makan menyimpang lebih tinggi (54,6%) dibandingkan

dengan mahasiswa yang tidak memiliki kecenderungan perilaku makan

menyimpang (45,4%).

Page 69: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

46

Berdasarkan ciri-ciri yang mengarah kepada kecenderungan perilaku

makan menyimpang dibagi kedalam empat bagian diantaranya Anorexia

Nervosa, Bulimia Nervosa, Binge Eating Disorder dan Nocturnal Eating

Syndrome. Distribusi mahasiswa berdasarkan 4 kecenderungan perilaku makan

menyimpang dapat dilihat pada grafik 5.1 berikut ini :

Grafik 5.1

Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Gejala yang Menunjukkan

Kecenderungan Perilaku Makan Menyimpang di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Berdasarkan grafik 5.1 dapat diketahui dari ke empat kategori gejala yang

menunjukkan kecenderungan perilaku makan menyimpang ternyata mahasiswa

FKIK UIN lebih banyak yang memiliki kecenderungan Bulimia Nervosa

(69,9%).

56.80%

69.90% 66.10%

45.90%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

AnorexiaNervosa

Bulimia Nervosa Binge EatingDisorder

Nocturnal EatingSyndrome

Page 70: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

47

5.1.3 Gambaran Jenis Kelamin pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Jakarta Tahun 2012

Analisis univariat distribusi frekuensi jenis kelamim pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Tahun 2012 diperoleh hasil yang

disajikan pada tabel 5.3 berikut ini:

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Mahasiswa

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Jenis Kelamin Jumlah Sampel (n) Persentase (%)

Laki-laki 28 15.3

Perempuan 155 84.7

Total 183 100.0

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui mahasiswa yang ikut dalam

penelitian ini lebih banyak perempuan (84,7%) daripada laki-laki (15,3 %).

5.1.4 Gambaran Pengetahuan Mengenai Kecenderungan Perilaku Makan

Menyimpang pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Jakarta Tahun 2012

Analisis univariat distribusi frekuensi pengetahuan Mengenai

Kecenderungan Perilaku Makan Menyimpang pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Tahun 2012 diperoleh hasil yang disajikan pada

tabel 5.4 berikut ini:

Page 71: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

48

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Mahasiswa Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Mengenai

Kecenderungan Perilaku Makan Menyimpang di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui mahasiswa yang memiliki

pengetahuan baik lebih banyak (80,9%) daripada mahasiswa yang memiliki

pengetahuan kurang baik (19,1%).

5.1.5 Gambaran Rasa Percaya Diri pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Jakarta Tahun 2012

Analisis univariat distribusi frekuensi rasa percaya diri pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Tahun 2012 diperoleh hasil yang

disajikan pada tabel 5.5 berikut ini:

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Mahasiswa Berdasarkan Tingkat Rasa Percaya Diri di

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui mahasiswa yang memiliki rasa

percaya diri rendah lebih tinggi (63,9%) daripada mahasiswa yang memiliki rasa

percaya diri tinggi (36,1%).

Penngetahuan Jumlah Sampel (n) Persentase (%)

Pengetahuan kurang 35 19.1

Pengetahuan baik 148 80.9

Total 183 100.0

Tingkat Rasa Percaya Diri Jumlah Sampel (n) Persentase (%)

Percaya Diri Rendah 117 63.9

Percaya Diri Tinggi 66 36.1

Total 183 100.0

Page 72: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

49

5.1.6 Gambaran Citra Tubuh pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Jakarta Tahun 2012

Analisis univariat distribusi frekuensi citra tubuh pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Tahun 2012 diperoleh hasil yang

disajikan pada tabel 5.6 berikut ini:

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Mahasiswa Berdasarkan Persepsi Citra Tubuh di FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui distribusi mahasiswa yang merasa

bahwa dirinya gemuk lebih tinggi (71%) daripada mahasiswa yang tidak merasa

dirinya gemuk (29%).

5.1.7 Gambaran Pengaruh Keluarga pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Jakarta Tahun 2012

Analisis univariat distribusi frekuensi pengaruh keluarga pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Tahun 2012 diperoleh hasil yang

disajikan pada tabel 5.7 berikut ini:

Persepsi Citra Tubuh Jumlah Sampel (n) Persentase (%)

Merasa Gemuk 130 71.0

Tidak Merasa Gemuk 53 29.0

Total 183 100.0

Page 73: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

50

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Mahasiswa Berdasarkan Pengaruh Keluarga di FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui mahasiswa yang tidak dipengaruhi

keluarga lebih tinggi (59,6%) daripada mahasiswa yang dipengaruhi oleh

keluarga (40.4%).

5.1.8 Gambaran Pengaruh Teman Sebaya pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta Tahun 2012

Analisis univariat distribusi frekuensi pengaruh teman sebaya pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Tahun 2012 diperoleh hasil

yang disajikan pada tabel 5.8 berikut ini:

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Mahasiswa Berdasarkan Pengaruh Teman Sebaya di

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui mahasiswa yang tidak dipengaruhi

oleh teman sebaya lebih tinggi (53.6%) daripada mahasiswa yang terpengaruh

oleh teman sebaya (46,4%).

Pengaruh Keluarga Jumlah Sampel (n) Persentase (%)

Pengaruhi 74 40.4

Tidak Pengaruhi 109 59.6

Total 183 100.0

Pengaruh Teman Sebaya Jumlah Sampel (n) Persentase (%)

Dipengaruhi 85 46.4

Tidak dipengaruhi 98 53.6

Total 183 100.0

Page 74: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

51

5.1.9 Gambaran Pengaruh Pelecehan Seksual pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta Tahun 2012

Analisis univariat distribusi frekuensi pengaruh pelecehan seksual pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Tahun 2012 diperoleh hasil

yang disajikan pada tabel 5.9 berikut ini:

Tabel 5.9

Distribusi Frekuensi Mahasiswa Berdasarkan Riwayat Pelecehan Seksual di

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui mahasiswa yang tidak pernah

mengalami pelecehan seksual lebih tinggi (80,9%) daripada mahasiswa yang

pernah mengalami pelecehan seksual (19,1%).

5.1.10 Gambaran Pengaruh Kekerasan Fisik pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta Tahun 2012

Analisis univariat distribusi frekuensi pengaruh kekerasan fisik pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Tahun 2012 diperoleh hasil

yang disajikan pada tabel 5.10 berikut ini:

Riwayat Pelecehan Seksual Jumlah Sampel (n) Persentase (%)

Pernah 35 19.1

Tidak Pernah 148 80.9

Total 183 100.0

Page 75: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

52

Tabel 5.10

Distribusi Frekuensi Mahasiswa Berdasarkan Riwayat Kekerasan Fisik di

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Berdasarkan tabel 5.10 dapat diketahui mahasiswa yang tidak pernah

mengalami riwayat kekerasan fisik lebih tinggi (87,4%) daripada mahasiswa

yang tidak pernah mengalami kekerasan fisik (12,6%).

5.1.11 Gambaran Pengaruh Keterpaparan Media pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta Tahun 2012

Analisis univariat distribusi frekuensi pengaruh keterpaparan media pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Tahun 2012 diperoleh hasil

yang disajikan pada tabel 5.11 berikut ini:

Tabel 5.11

Distribusi Frekuensi Mahasiswa Berdasarkan Pengaruh Media di FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Riwayat Kekerasan Fisik Jumlah Sampel (n) Persentase (%)

Pernah 23 12.6

Tidak Pernah 160 87.4

Total 183 100.0

Jenis Media

Frekuensi Keterpaparan Total

Tidak Pernah Jarang Sering

N % N % N % N %

Majalah 97 53.0 69 37.7 17 9.3 183 100.0

Televisi 56 30.6 92 50.3 35 19.1 183 100.0

Internet 69 37.7 70 38.3 44 24.0 183 100.0

Page 76: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

53

Berdasarkan tabel 5.11 dapat diketahui mahasiswa lebih sering terpapar

media masa berupa internet yaitu sebesar 24% dibandingkan berupa televisi yang

hanya sebesar 19,1% dan majalah yang hanya 9,3%.

5.2 Hasil Analisis Bivariat

5.2.1 Analisis Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kecenderungan Perilaku

Makan Menyimpang

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dengan

kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Tahun 2012 dengan menggunakan uji Chi-

Square disajikan pada tabel 5.12 berikut ini.

Tabel 5.12

Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Kecenderungan PMM pada

Mahasiswa di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Jenis

Kelamin

Kecenderungan PMM Total

Nilai OR P

value Ya Tidak

N % N % N %

Laki-laki 13 46.4 15 53.6 28 100.0 0,677

0,302-1,519 0.458 Perempuan 87 56.1 68 43.9 155 100.0

Jumlah 100 54.6 83 45.4 183 100.0

Berdasarkan tabel 5.12 hasil dari tabulasi silang antara jenis kelamin

dengan kecenderungan PMM pada mahasiswa di FKIK UIN Jakarta tahun 2012

dapat diketahui bahwa perempuan lebih banyak mengalami kecenderungan

perilaku makan menyimpang yaitu sebesar 56,1% daripada laki-laki. Hasil uji

Page 77: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

54

Chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan

kecenderungan PMM pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Jakarta tahun 2012 (P value = 0,458).

5.2.2 Analisis Hubungan antara Pengetahuan dengan Kecenderungan Perilaku

Makan Menyimpang

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan

kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Tahun 2012 dengan menggunakan uji Chi-

Square disajikan pada tabel 5.13 berikut ini.

Tabel 5.13

Tabulasi Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan Kecenderungan PMM

pada Mahasiswa di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Tingkat Pengetahuan

Kecenderungan PMM Total

Nilai OR P

value Ya Tidak

N % N % N %

Pengetahuan kurang 22 62.9 13 37.1 35 100.0 1,519

0,712-3,240 0.370 Pengetahuan baik 78 52.7 70 47.3 148 100.0

Jumlah 100 54.6 83 45.4 183 100.0

Berdasarkan tabel 5.13 hasil tabulasi silang antara tingkat pengetahuan

dengan kecenderungan PMM pada mahasiswa di FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2012 diketahui bahwa mahasiswa yang memiliki pengetahuan

kurang baik lebih tinggi untuk memiliki kecenderungan PMM yaitu sebesar

62,9% dibandingkan mahasiswa yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebesar

Page 78: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

55

54,6%. Hasil uji Chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan antara

pengetahuan dengan kecenderungan PMM pada mahasiswa Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta tahun 2012 (P value = 0,370).

5.2.3 Analisis Hubungan antara Rasa Percaya Diri dengan Kecenderungan

Perilaku Makan Menyimpang

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara rasa percaya diri

dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Tahun 2012 dengan menggunakan uji Chi-

Square disajikan pada tabel 5.14 berikut ini.

Tabel 5.14

Tabulasi Silang antara Rasa Percaya Diri dengan Kecenderungan PMM pada

Mahasiswa di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Rasa percaya Diri

Kecenderungan PMM Total

P

value Ya Tidak

N % N % N % Nilai OR

Percaya Diri Rendah 68 58.1 49 41.9 117 100.0 1,474

0,804-2,704 0.270 Percaya Diri Tinggi 32 48.5 34 51.5 66 100.0

Jumlah 100 54.6 83 45.4 183 100.0

Berdasarkan tabel 5.14 hasil dari tabulasi silang antara rasa percaya diri

dengan kecenderungan PMM pada mahasiswa di FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2012 diketahui bahwa mahasiswa yang memiliki rasa percaya diri

rendah memiliki kecenderungan PMM yaitu sebesar 58,1% dibandingkan dengan

mahasiswa yang memiliki tingkat kepercayaan diri tinggi yaitu sebesar 48,5%.

Page 79: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

56

Hasil uji Chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan antara rasa percaya diri

dengan kecenderungan PMM pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Jakarta tahun 2012 (P value = 0,270).

5.2.4 Analisis Hubungan antara Citra Tubuh dengan Kecenderungan Perilaku

Makan Menyimpang

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan citra tubuh dengan

kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Tahun 2012 dengan menggunakan uji Chi-

Square disajikan pada tabel 5.15 berikut ini.

Tabel 5.15

Tabulasi Silang antara Persepsi Citra Tubuh dengan Kecenderungan PMM pada

Mahasiswa di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Persepsi Citra Tubuh

Kecenderungan PMM Total

Nilai OR P

value Ya Tidak

N % N % N %

Merasa Gemuk 80 61.5 50 38.5 130 100.0 2,640

1,367-5,099 0.006 Tidak Merasa Gemuk 20 37.7 33 62.3 53 100.0

Jumlah 100 54.6 83 45.4 183 100.0

Berdasarkan tabel 5.15 hasil dari tabulasi silang antara persepsi citra

tubuh dengan kecenderungan PMM pada mahasiswa di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2012 diketahui bahwa mahasiswa yang merasa

dirinya gemuk lebih tinggi untuk memiliki kecenderungan PMM yaitu sebesar

61,5% dari pada yang tidak merasa gemuk yang hanya sebesar 37,7%. Hasil uji

Page 80: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

57

Chi-Square menunjukkan ada hubungan antara persepsi citra tubuh dengan

kecenderungan PMM pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Jakarta tahun 2012 (P value = 0,006, dengan OR= 2,640). Hal ini berarti

mahasiswa yang merasa dirinya gemuk memiliki peluang 2,640 kali untuk

memiliki kecenderungan PMM dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak

merasa dirinya gemuk.

5.2.5 Analisis Hubungan antara Pengaruh Keluarga dengan Kecenderungan

Perilaku Makan Menyimpang

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan pengaruh keluarga dengan

kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Tahun 2012 dengan menggunakan uji Chi-

Square disajikan pada tabel 5.16 berikut ini.

Tabel 5.16

Tabulasi Silang antara Pengaruh Keluarga dengan Kecenderungan PMM

pada Mahasiswa di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Pengaruh

Keluarga

Kecenderungan PMM Total

Nilai OR P value Ya Tidak

N % N % N %

Dipengaruhi 33 44.6 41 55.4 74 100.0 0,505

0,277-0,919 0.036 Tidak Dipengaruhi 67 61.5 42 38.5 109 100.0

Jumlah 100 54.6 83 45.4 183 100.0

Berdasarkan tabel 5.16 hasil dari tabulasi silang antara pengaruh keluarga

dengan kecenderungan PMM pada mahasiswa di FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Page 81: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

58

Jakarta tahun 2012 diketahui bahwa mahasiswa yang dipengaruhi keluarga

dengan kecenderungan PMM yaitu sebesar 44,6%, sedangkan yang tidak

dipengaruhi keluarga yaitu sebesar 61,5%. Hasil uji Chi-Square menunjukkan

ada hubungan antara pengaruh keluarga dengan kecenderungan PMM pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta tahun 2012 (P

value = 0,036, dengan OR = 0,505). Hal ini berarti mahasiswa yang dipengaruhi

keluarga memiliki peluang 0,505 kali untuk memiliki kecenderungan PMM

dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak dipengaruhi keluarga.

5.2.6 Analisis Hubungan antara Pengaruh Teman Sebaya dengan

Kecenderungan Perilaku Makan Menyimpang

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan pengaruh teman sebaya

dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Tahun 2012 dengan menggunakan uji Chi-

Square disajikan pada tabel 5.17 berikut ini.

Tabel 5.17

Tabulasi Silang antara Pengaruh Teman Sebaya dengan Kecenderungan PMM

pada Mahasiswa di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Pengaruh Teman

Sebaya

Kecenderungan PMM Total

Nilai OR P

value Ya Tidak

N % N % N %

Dipengaruhi 27 31.8 58 68.2 85 100.0 0,159

0,084-0,304 0.000 Tidak Dipengaruhi 73 74.5 25 25.5 98 100.0

Jumlah 100 54.6 83 45.4 183 100.0

Page 82: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

59

Berdasarkan tabel 5.17 hasil dari tabulasi silang antara pengaruh teman

sebaya dengan kecenderungan PMM pada mahasiswa di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2012 diketahui bahwa mahasiswa yang dipengaruhi

teman sebaya dengan kecenderungan PMM yaitu sebesar 31,8%, sedangkan yang

tidak dipengaruhi teman sebaya yaitu sebesar 74,5%. Hasil uji Chi-Square

menunjukkan ada hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan

kecenderungan PMM pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Jakarta tahun 2012 (P value = 0,000, dengan OR = 0,159). Hal ini berarti

mahasiswa yang dipengaruhi teman sebaya memiliki peluang 0,159 kali untuk

memiliki kecenderungan PMM dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak

dipengaruhi teman sebaya.

5.2.7 Analisis Hubungan antara Riwayat Pelecehan Seksual dengan

Kecenderungan Perilaku Makan Menyimpang

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan riwayat pelecehan seksual

dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Tahun 2012 dengan menggunakan uji Chi-

Square disajikan pada tabel 5.18 berikut ini.

Page 83: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

60

Tabel 5.18

Tabulasi Silang antara Riwayat Pelecehan Seksual dengan Kecenderungan

PMM pada Mahasiswa di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Riwayat

Pelecehan

Seksual

Kecenderungan PMM Total

Nilai OR P

value Ya Tidak

N % N % N %

Pernah 19 54.3 16 45.7 35 100.0 0,982

0,469-2,058 1.000 Tidak Pernah 81 54.7 67 45.3 148 100.0

Jumlah 100 54.6 83 45.4 183 100.0

Berdasarkan tabel 5.18 hasil dari tabulasi silang antara riwayat pelecehan

seksual dengan kecenderungan PMM pada mahasiswa di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2012 diketahui bahwa mahasiswa yang pernah

memiliki riwayat pelecehan seksual dengan kecenderungan PPM yaitu sebesar

54,3%, sedangkan yang tidak pernah memiliki riwayat pelecehan seksual yaitu

sebesar 54,7%. Hasil uji Chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan antara

pengaruh riwayat pelecehan seksual dengan kecenderungan PMM pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta tahun 2012 (P

value = 1,000).

5.2.8 Analisis Hubungan antara Kekerasan Fisik dengan Kecenderungan

Perilaku Makan Menyimpang

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan kekerasan fisik dengan

kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa Fakultas

Page 84: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

61

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Tahun 2012 dengan menggunakan uji Chi-

Square disajikan pada tabel 5.19 berikut ini.

Tabel 5.19

Tabulasi Silang antara Riwayat Kekerasan Fisik dengan Kecenderungan PMM

pada Mahasiswa di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Riwayat

Kekerasan

Fisik

Kecenderungan PMM Total

Nilai OR P

value Ya Tidak

N % N % N %

Pernah 15 65.2 8 34.8 23 100.0 1,654

0,664-4,120 0.387 Tidak Pernah 85 53.1 75 46.9 160 100.0

Jumlah 100 54.6 83 45.4 183 100.0

Berdasarkan tabel 5.19 hasil dari tabulasi silang antara riwayat kekerasan

fisik dengan kecenderungan PMM pada mahasiswa di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2012 diketahui bahwa mahasiswa yang pernah

mengalami kekerasan fisik dengan kecenderungan PMM yaitu sebesar 65,2%

dibandingkan dengan yang tidak pernah mengalami kekerasan fisik yaitu sebesar

53,1%. Hasil uji Chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan antara riwayat

riwayat kekerasan fisik dengan kecenderungan PMM pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta tahun 2012 (P value = 0,387).

Page 85: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

62

5.2.9 Analisis Hubungan antara Pengaruh Media dengan Kecenderungan

Perilaku Makan Menyimpang

Media massa yang mempengaruhi perilaku makan menyimpang dibagi

kedalam tiga bagian yaitu media majalah, televisi dan internet. Berikut

pembagian kategori media :

1. Majalah

Hasil dari analisis bivariat antara keterpaparan media majalah dengan

kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa di FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dapat dilihat pada tabel 5.20.

Tabel 5.20

Tabulasi Silang antara Keterpaparan Media Majalah dengan Kecenderungan

PMM pada Mahasiswa di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Majalah

Kecenderungan PMM Total

Nilai OR P

value Ya Tidak

N % N % N %

Pernah 46 53.5 40 46.5 86 100.0 0,916

0,511-1,641 0.883 Tidak Pernah 54 55.7 43 44.3 97 100.0

Jumlah 100 54.6 83 45.4 183 100.0

Berdasarkan tabel 5.20 hasil dari tabulasi silang antara keterpaparan

media majalah dengan kecenderungan PMM pada mahasiswa di FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012 diketahui bahwa mahasiswa yang

pernah terpapar majalah dengan kecenderungan PMM yaitu sebesar 53,5%

dibandingkan dengan yang tidak pernah terpapar majalah yaitu sebesar

55,7%. Hasil uji Chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan antara

Page 86: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

63

keterpaparan majalah dengan kecenderungan PMM pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta tahun 2012 (P value = 0,883).

2. Televisi

Hasil dari analisis bivariat antara keterpaparan media televisi dengan

kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa di FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dapat dilihat pada tabel 5.21.

Tabel 5.21

Tabulasi Silang antara Keterpaparan Media Televisi dengan

Kecenderungan PMM pada Mahasiswa di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Televisi

Kecenderungan PMM Total

Nilai OR P

value Ya Tidak

N % N % N %

Pernah 72 56.7 55 43.3 127 100.0 1,309

0,697-2,459 0.498 Tidak Pernah 28 50.0 28 50.0 56 100.0

Jumlah 100 54.6 83 45.4 183 100.0

Berdasarkan tabel 5.21 hasil dari tabulasi silang antara keterpaparan

media televisi dengan kecenderungan PMM pada mahasiswa di FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012 diketahui bahwa mahasiswa yang

pernah terpapar televisi dengan kecenderungan PMM yaitu sebesar 56,7%,

sedangkan yang tidak pernah terpapar televisi yaitu sebesar 50%. Hasil uji

Chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan antara keterpaparan media

televisi dengan kecenderungan PMM pada mahasiswa Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta tahun 2012 (P value = 0,498).

Page 87: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

64

3. Internet

Hasil dari analisis bivariat antara keterpaparan media internet dengan

kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa di FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dapat dilihat pada tabel 5.22.

Tabel 5.22

Tabulasi Silang antara Keterpaparan Media Internet dengan

Kecenderungan PMM pada Mahasiswa di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Internet

Kecenderungan PMM Total

Nilai OR P

value Ya Tidak

N % N % N %

Pernah 66 57.9 48 42.1 114 100.0 1,415

0,776-2,581 0.326 Tidak Pernah 34 49.3 35 50.7 69 100.0

Jumlah 100 54.6 83 45.4 183 100.0

Berdasarkan tabel 5.22 hasil dari tabulasi silang antara keterpaparan

media internet dengan kecenderungan PMM pada mahasiswa di FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012 diketahui bahwa mahasiswa yang

pernah terpapar internet dengan kecenderungan PMM yaitu sebesar 57,9%

dibandingkan dengan yang tidak pernah terpapar internet yaitu sebesar

49,3%. Hasil uji Chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan antara

keterpaparan media internet dengan kecenderungan PMM pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta tahun 2012 (P value =

0,326).

Page 88: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

65

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatan Penelitian

Pada penelitian ini memiliki keterbatasan yang memang tidak dapat dihindari

sehingga tidak menutup kemungkinan akan mempengaruhi hasil penelitian.

Keterbatasan tersebut adalah:

1. Pengukuran berat badan dan tinggi badan tidak dilakukan secara langsung untuk

menentukan IMT, dikarenakan jumlah responden yang cukup banyak dengan waktu

yang terbatas, sehingga kemungkinan responden hanya mengingat-ingat berat badan

dan tinggi badan terakhir. Hal ini yang kemudian dapat memungkinkan terjadinya

bias penelitian.

2. Kuisioner penelitian diadopsi dari penelitian sebelumnya dengan sedikit modifikasi

kategori jawaban pada pertanyaan untuk menentukan kecenderungan PMM sehingga

dapat terjadi bias penelitian disebabkan kuisioner penelitian bukan merupakan

intrumen standar.

3. Responden membawa pulang kuisioner penelitian, sehingga kemungkinan bias

penelitian disebabkan kuisioner penelitian bisa saja diisi oleh orang lain.

6.2 Kecenderungan Perilaku Makan Menyimpang

Kecenderungan perilaku makan menyimpang merupakan suatu kondisi dimana

seseorang dalam keadaaan yang mengarah kepada perilaku makan yang tidak normal

yang dapat membahayakan kesehatannya. Perilaku makan menyimpang atau yang biasa

Page 89: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

66

disebut eating disorders adalah gangguan perilaku makan yang kompleks dan

memberikan efek pada kesehatan fisik atau mental atau keduanya (Fairburn, 2000 dalam

Garrow, 2000 dalam Hapsari, 2009). Perilaku makan menyimpang merupakan penyakit

kompleks yang disebabkan oleh kombinasi faktor, termasuk lingkungan, budaya, sosial,

psikologis, emosional, perilaku, individu, keluarga dan faktor biologis (NAMED, 2011).

Dari hasil penelitian, diketahui jumlah responden yang melakukan

kecenderungan perilaku makan menyimpang lebih tinggi yaitu sebesar 54,6%

dibandingkan dengan responden yang tidak melakukan kecenderungan perilaku makan

menyimpang sebesar 45.4%. Kecenderungan perilaku makan menyimpang dalam

penelitian ini bukan berarti responden adalah penderita namun lebih kepada gejala-

gejala yang kemungkinan dapat mendorong mereka mengarah kepada perilaku makan

menyimpang.

Pengkategorian kecenderungan perilaku makan menyimpang yang dimaksud

pada penelitian ini adalah anorexia nervosa, bulimia nervosa, binge eating disorder dan

nocturnal eating syndrome. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa yang memiliki

gejala kecenderungan Anorexia Nervosa sebesar 56,8%, mahasiswa yang memiliki

gejala kecenderungan Bulimia Nervosa sebesar 69,9%, mahasiswa yang memiliki gejala

kecenderungan Binge Eating Disorder (BED) sebesar 66,1% dan mahasiswa yang

memiliki gejala kecenderungan Nocturnal Eating Syndrome (NES) sebesar 45,9%.

Kecenderungan perilaku makan menyimpang berawal dari adanya diet yang

menggunakan cara-cara tidak wajar dalam upaya penurunan berat badan. Alasan dari

beberapa responden melakukan diet sebesar 25,7% menyatakan agar tampak menarik,

Page 90: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

67

12,6% menyatakan saran dari orang tua dan 13,1% saran dari teman. Adapun pertama

kali diet lebih banyak terjadi pada saat kuliah yaitu sebesar 15,3%.

Kecenderungan perilaku makan menyimpang pada penelitian ini lebih tinggi

daripada yang tidak melakukan perilaku makan menyimpang. Hal ini disebabkan karena

responden yang ikut dalam penelitian ini masih termasuk kedalam kategori remaja akhir

yang rata- rata berusia antara 18-21 tahun (Suryanah, 1996). Biasanya remaja yang

tergolong pada kategori remaja akhir masih cenderung memperhatikan penampilan

fisiknya, dimana masih mengalami masa perubahan besar secara biologis, fisik dan

psikologis sehingga rentan terhadap perilaku makan menyimpang. Remaja sering rentan

terhadap tekanan masyarakat dan sering merasa tidak aman, sehingga hal tersebut

menjadi faktor-faktor yang meningkatkan risiko untuk melakukan perilaku diet secara

ekstrim (NEDC, 2012).

Ketika remaja khususnya remaja perempuan mengalami tekanan tersebut

kemudian memutuskan untuk berdiet maka mereka dihadapkan pada dua pilihan cara

untuk berdiet antara diet sehat atau tidak sehat. Diet yang sehat tidak akan menimbulkan

efek samping bagi tubuh, tetapi diet tidak sehat akan berdampak buruk pada kesehatan.

Contohnya diet yang berlebihan dengan cara berpuasa terus menerus, berolahraga

setelah makan, menggunakan obat pencahar akan mengganggu metabolisme makanan

dalam tubuh yang apabila keadaan demikian berlangsung lama maka kemudian akan

menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi yang dibutuhkan. Akibatnya tubuh tidak lagi

mampu memenuhi kebutuhan zat gizi sehingga dapat menyebabkan diantaranya adalah

suhu badan menurun disebabkan kehilangan lemak, metabolisme tubuh menurun

disebabkan kekurangan hormon tiroid, angka kecepatan jantung menurun, mudah lelah,

Page 91: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

68

mudah pingsan, sering mengantuk, anemia karena kekurangan asupan zat gizi, kulit

kasar, kering, bersisik dan dingin, jumlah sel darah putih yang rendah disebabkan karena

kurangnya asupan zat gizi, meningkatnya risiko untuk mengalami penyakit infeksi,

tekanan darah rendah, hilangnya masa tulang, menurunnya massa otot, kerusakan pada

gigi, tidak teraturnya menstruasi dan yang terakhir dapat menyebabkan kematian.

Dengan demikian, untuk mengantisipasi meningkatnya kejadian perilaku makan

menyimpang pada mahasiswa FKIK sebaiknya mahasiswa jangan menganggap bahwa

penampilan fisik adalah yang utama mempengaruhi kepercayaaan diri.

6.3 Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kecenderungan Perilaku Makan

Menyimpang

Pada saat mulai memasuki usia remaja, seseorang perempuan akan mengalami

peningkatan lemak tubuh yang membuat tubuhnya semakin jauh dari bentuk ideal,

sedangkan remaja laki-laki yang mengalami peningkatan lemak tubuh tidak jauh

berbeda dengan perempuan dan akan menjadi lebih puas ketika massa otot yang

meningkat. Perbedaan perubahan fisik ini akan menyebabkan remaja cenderung untuk

mengidealkan bentuk tubuhnya dengan cara mengontrol berat badannya melalui diet.

Gibney, et all (2009) menyatakan bahwa perempuan lebih memberikan perhatiannya

terhadap penurunan berat badan dibandingkan dengan laki-laki.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak ikut dalam

penelitian ini sebesar 84,7% sementara laki-laki hanya 15,3%. Hasil tabulasi silang

antara jenis kelamin dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang menunjukkan

perempuan lebih tinggi memiliki kecenderungan perilaku makan menyimpang sebesar

Page 92: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

69

56,1% dibandingkan dengan laki-laki sebesar 46,4%. Hasil uji Chi-Square menunjukkan

tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kecenderungan perilaku makan

menyimpang pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta

tahun 2012 (P value = 0,458).

Tidak adanya hubungan antara jenis kelamin dengan kecenderungan perilaku

makan menyimpang dimungkinkan karena citra tubuh lebih mempengaruhi perilaku

makan menyimpang. Seperti yang diungkapkan oleh Gibney, et all (2009) bahwa

perempuan lebih memperhatikan penurunan berat badannya, akibatnya perempuan lebih

peka terhadap citra tubuhnya daripada laki-laki. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan

menghubungkan antara jenis kelamin dengan citra tubuh dimana didapatkan hasil bahwa

persentase perempuan yang merasa dirinya gemuk lebih tinggi yaitu sebesar 71,6%

dibandingkan laki-laki sebesar 67,9%. Bagi perempuan yang mengalami kecenderungan

perilaku makan menyimpang dampak yang akan ditimbulkan seperti adanya gangguan

pada periode menstruasi dan gangguan kehamilan.

Hal ini sesuai dengan penelitian lain yang menyatakan bahwa perempuan lebih

tinggi memiliki perilaku makan mnyimpang daripada laki-laki. Penelitian yang

dilakukan Hudson (2007) dalam Erdiantono (2009) didapatkan persentase wanita

sebesar 0,9% dan 0,3% laki-laki. Hal ini terjadi karena adanya ketidakpuasan terhadap

tubuh yang biasa terjadi pada saat seseorang memasuki usia remaja.

Page 93: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

70

6.4 Hubungan antara Pengetahuan dengan Kecenderungan Perilaku Makan

Menyimpang

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang diduga dapat mempengaruhi

perilaku seseorang dalam bertindak. Hasil analisis univariat menunjukkan mahasiswa

berpengetahuan baik sebesar 80,9% dan yang berpengetahuan kurang baik sebesar

19,1%. Berdasarkan hasil analisis tabulasi silang antara pengetahuan dengan

kecenderungan perilaku makan menyimpang diketahui sebanyak 62,9% responden yang

berpengetahuan kurang baik mengalami kecenderungan perilaku makan menyimpang.

Hal ini membuktikan bahwa pengetahuan yang kurang baik akan mempengaruhi

perilaku seseorang sehingga pengetahuan yang rendah akan mempengaruhi seseorang

untuk melakukan perilaku makan menyimpang.

Hasil uji statistik memperlihatkan tidak adanya hubungan antara tingkat

pengetahuan dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang dengan p-value

sebesar 0,370. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Aini (2009) yang

menyatakan tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan kecenderungan perilaku

makan menyimpang.

Notoatmodjo (2003) mengungkapkan bahwa perilaku yang tampak pada

seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal, yang tergolong kedalam

faktor internal adalah berupa kecerdasan, persepsi, motivasi, minat, emosi dan

sebagainya untuk mengolah pengaruh-pengaruh dari luar, sedangkan faktor eksternal

meliputi pengaruh orang lain dan hasil-hasil kebudayaan. Tidak adanya hubungan antara

pengetahuan dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang dalam penelitian ini

kemungkinan disebabkan oleh faktor internal lain seperti persepsi citra tubuh. Hal ini

Page 94: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

71

dapat terlihat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa orang dengan pengetahuan

kurang baik yang memang memiliki kecenderungan perilaku makan menyimpang

ternyata mereka yang merasa gemuk (72,3%) lebih tinggi dibandingkan dengan mereka

yang tidak merasa gemuk (27,7%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang

yang berpengetahuan kurang baik lebih cenderung merasa dirinya gemuk. Hal ini

dikarenakan orang yang memiliki informasi yang kurang akan mempengaruhi hasil

persepsi terhadap suatu objek yang membentuk suatu perilaku. Akibatnya, dalam

penelitian ini orang dengan pengetahuan kurang baik cenderung memiliki persepsi yang

rendah terhadap citra tubuhnya. Oleh karena itu, sebaiknya responden meningkatkan

pengetahuannya sehingga akan meningkatkan pula persepsi terhadap tubuhnya menjadi

lebih baik dan dengan demikian akan terhindar dari kecenderungan perilaku makan

menyimpang.

6.5 Hubungan antara Rasa Percaya Diri dengan Kecenderungan Perilaku Makan

Menyimpang

Rasa percaya diri seseorang dianggap berperan dalam menentukan perilaku

seseorang seperti berpengaruh terhadap perilaku makannya. Rasa percaya diri erat

kaitannya dengan citra tubuh. Rasa percaya diri yang rendah juga merupakan salah satu

karakteristik remaja wanita yang mengalami penyimpangan perilaku makan. Mereka

merasa jika mereka tidak dapat mencapai apa yang diinginkan oleh lingkungan

sekitarnya kemudian mereka berusaha menyesuaikan dengan tuntutan lingkungan sekitar

dengan menempuh cara-cara yang ekstrim (Eating Disorders Venture, 2006 dalam

Erdiantono, 2009). Rasa percaya diri dapat digambarkan dengan harga diri, harga diri

Page 95: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

72

rendah telah diidentifikasi oleh studi penelitian banyak orang sebagai faktor risiko

umum untuk pengembangan gangguan perilaku makan. Harga diri yang kuat telah

diidentifikasi sebagai penting untuk kesejahteraan psikologis dan untuk memperkuat

kemampuan untuk melawan tekanan budaya (NEDC, 2011).

Pada penelitian ini, hasil analisis univariat menunjukkan 63,9% mahasiswa

memiliki tingkat kepercayaan diri rendah. Hasil analisis univariat pada penelitian

Hapsari (2009) juga menunjukkan angka yang besar pada kriteria tingkat kepercayaan

diri rendah sebesar 89,2%. Hasil analisis tabulasi silang antara tingkat kepercayaan diri

dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang menunjukkan mahasiswa dengan

tingkat kepercayaan diri rendah mengalami kecenderungan perilaku makan menyimpang

yaitu sebesar 58,1%. Ketika dilakukan uji Chi-Square didapatkan hasil uji statistik

memperlihatkan tidak adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan

kecenderungan perilaku makan menyimpang dengan p-value sebesar 0,270. Hal ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2009) bahwa menunjukkan tidak

adanya hubungan antara tingkat kepercayaan diri dengan kecenderungan perilaku makan

menyimpang.

Tidak adanya hubungan antara tingkat kepercayaan diri dengan kecenderungan

perilaku makan menyimpang mungkin disebabkan rasa percaya diri yang diukur dalam

penelitian ini merupakan rasa percaya diri secara umum, serta mereka yang memiliki

tingkat kepercayaan diri rendah tidak sepenuhnya disebabkan oleh berat badan atau

bentuk tubuh atau menitik beratkan rasa percaya diri pada tampilan fisik. Namun

menurut Eating Disorder Venture (2006) dalam Putra (2008) rasa percaya diri erat

kaitannya dengan citra tubuh. Jika dikaitkan dengan citra tubuh diketahui bahwa 71%

Page 96: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

73

responden menganggap dirinya gemuk dan hal ini yang kemungkinan dapat menjadi

alasan responden yang merasa gemuk memiliki tingkat kepercayaan diri rendah. Hasil

penyilangan antara variabel percaya diri dengan citra tubuh membuktikan bahwa 73,5%

responden yang dengan tingkat percaya diri rendah merasa dirinya gemuk.

Kemungkinan lain ada tekanan dari luar seperti teman sebaya yang secara tidak

langsung mempengaruhi mereka sehingga mereka merasa tidak percaya diri. Ketika

dibuktikan dengan penyilangan antara variabel percaya diri dengan pengaruh teman

sebaya maka didapatkan hasil adanya hubungan antara kedua variabel tersebut. Dengan

demikian sesuai dengan pendapat Wardlaw (2002) dalam Putra (2008) yang menyatakan

bahwa di usia remaja meupakan usia dimana pengakuan sosial sangat dibutuhkan. Hal

tersebut dapat memperburuk rasa percaya diri mereka dan sebagai jalan pintas mereka

bisa saja mengadopsi cara-cara yang ekstrim untuk dapat segera mengikuti tren yang

ada. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan rasa percaya diri dalam diri responden

yang merasa dirinya rendah diri sehingga dengan demikian responden tidak akan

terpengaruh oleh tekanan dari luar atau dari dalam dirinya sendiri.

6.6 Hubungan antara Citra Tubuh dengan Kecenderungan Perilaku Makan

Menyimpang

Citra tubuh yang buruk dapat berkontribusi pada kesehatan mental dan fisik,

fungsi sosial yang lebih rendah dan pilihan gaya hidup yang buruk. Ketidakpuasan

terhadap bentuh tubuh dapat menyebabkan seseorang melakukan perilaku untuk

mengendalikan berat badan dengan cara ekstrim. Ketidakpuasan bentuk tubuh juga

Page 97: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

74

dikaitkan dengan depresi dan rendah diri dan hal ini ditemukan pada remaja putri di

Australia (NEDC, 2012).

Seperti yang telah dikemukakakn oleh NEDC (2012) dapat disimpulkan bahwa

citra tubuh merupakan sebuah persepsi seseorang mengenai tampilan fisik tubuhnya

seperti ukuran tubuhnya, bentuk dan beratnya. Field (2001) mengemukakan bahwa

terdapat dua karakteristik psikologi individual yang memiliki potensi kuat dalam

membangun citra tubuh yang sah yaitu internalisasi nilai “kurus adalah ideal” dan

perbandingan bentuk tubuh. Thompson (2004) juga membuktikan bahwa internalisasi

nilai “kurus adalah ideal” berhubungan dengan ketidakpuasaan penampilan jangka

pendek pada remaja putri dan mahasiswa terkait media.

Berdasarkan hasil analisis univariat menunjukkan 71,0% mahasiswa merasa

gemuk dan 29,0% mahasiswa tidak merasa gemuk. Jelas terlihat mahasiswa yang

menyebutkan dirinya gemuk lebih banyak daripada yang tidak merasa gemuk.

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara persepsi citra tubuh dengan kecenderungan

perilaku makan menyimpang diketahui 61,5% mahasiswa merasa dirinya gemuk yang

mengalami kecenderungan perilaku makan menyimpang.

Ketika dilakukan uji Chi-Square didapatkan hasil uji statistik memperlihatkan

adanya hubungan yang bermakna antara persepsi citra tubuh dengan kecenderungan

perilaku makan menyimpang dengan p-value sebesar 0,006 dan didapatkan nilai OR =

2,640 (95% CI ; 1,367-5,099) yang artinya responden yang merasa gemuk memiliki

peluang 2,640 kali lebih besar untuk memiliki kecenderungan perilaku makan

menyimpang dibandingkan dengan responden yang tidak merasa dirinya gemuk.

Page 98: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

75

Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Aini (2009) yang

menyebutkan bahwa adanya hubungan antara persepsi citra tubuh dengan

kecenderungan perilaku makan menyimpang. Dalam penelitian yang dilakukan oleh

Aini (2009) menyatakan responden yang merasa dirinya gemuk akan memiliki peluang

sebesar 7,8 kali lebih besar untuk mengalami kecenderungan perilaku makan

menyimpang dibandingkan dengan responden yang tidak merasa dirinya gemuk. Hal ini

juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2009) yang menyatakan

proporsi yang mengalami kecenderungan perilaku makan menyimpang lebih banyak

pada responden yang mengalami distorsi citra tubuh. Serta sesuai pula dengan penelitian

yang dilakukan oleh Fairburn, et al (1998) yang menyatakan bahwa evaluasi diri yang

negatif berhubungan dengan kejadian perilaku makan menyimpang.

Adanya hubungan antara persepsi citra tubuh dengan kecenderungan perilaku

makan menyimpang kemungkinan disebabkan oleh adanya tingkat kepercayaan diri

yang rendah. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh NEDC (2012) bahwa orang

yang merasa dirinya gemuk memiliki rasa percaya diri yang rendah. Hal tersebut dapat

dibuktikan pada hasil penelitian ini ternyata orang yang merasa dirinya gemuk lebih

tinggi memiliki kepercayaan diri rendah sebesar 64,5%. Selain itu kemungkinan teman

sebaya dan media ikut berperan dalam penyebarluasan tren gaya hidup seperti yang

diungkapkan oleh Thompson (2004), dapat dibuktikan dengan menyilangkan antara

pengaruh teman sebaya dengan citra tubuh dan hasilnya membuktikan bahwa ada

hubungan antara kedua variabel tersebut (p-value= 0,000). Ketika media massa

dihubungkan dengan citra tubuh hasilnya juga membuktikan adanya hubungan antara

media massa dengan citra tubuh (p-value= 0,041).

Page 99: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

76

Oleh karena itu, responden perlu meningkatkan penilaian positif pada dirinya dan

rasa kepercayaan dirinya agar tidak memiliki persepsi yang rendah terhadap dirinya

sendiri sehingga tidak akan memiliki kecenderungan perilaku makan menyimpang.

6.7 Hubungan antara Pengaruh Keluarga dengan Kecenderungan Perilaku Makan

Menyimpang

Pengaruh keluarga diduga memegang peranan penting dalam memicu terjadinya

perilaku makan menyimpang. Kadang-kadang keluarga sengaja menciptakan lingkungan

yang mendorong dan memberikan tekanan pada anak-anak untuk menjadi kurus,

menggoda anak tentang kelebihan berat badan, tidak mengizinkan untuk

mengekspresikan perasaan secara terbuka, memiliki harapan harapan terlalu tinggi pada

anak, overprotective dan tidak efektif dalam menangani konflik. Sehingga meningkatkan

risiko anak untuk memiliki gangguan perilaku makan (NAMED, 2011).

Berdasarkan hasil analisis univariat diketahui dari 40,4% mahasiswa terpengeruh

oleh keluarga dan 59,6% tidak terpengaruh oleh keluarga. Hasil tabulasi silang antara

pengaruh keluarga dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang diketahui 44,6%

mahasiswa yang terpengaruh oleh keluarga mengalami kecenderungan perilaku makan

menyimpang. Ketika dilakukan uji Chi-Square didapatkan hasil uji statistik

memperlihatkan adanya hubungan yang bermakna antara pengaruh keluarga dengan

kecenderungan perilaku makan menyimpang dengan p-value sebesar 0,036 dan

didapatkan nilai OR = 0,505 (95% CI ; 0,277-0,919) yang artinya responden yang

terpengaruh oleh keluarga memiliki peluang 0,505 kali lebih besar untuk memiliki

Page 100: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

77

kecenderungan perilaku makan menyimpang dibandingkan dengan responden yang tidak

terpengaruh oleh keluarga.

Hal tersebut telah sesuai dengan penjelasan yang dikemukakan oleh NAMED

(2011) yang menyatakan bahwa keluarga memiliki peranan penting dalam memicu

terjadinya perilaku makan menyimpang. Hal ini sesuai dengan Tiemeyer (2007) dalam

Hapsari (2009) yang juga menyatakan bahwa komentar dari orang tua atau anggota

keluarga lain seputar berat badan atau bentuk tubuh juga memiliki efek yang besar

dalam perannya sebagai pemicu perilaku makan menyimpang. Oleh karena itu,

responden tidak perlu memperhatikan apa yang dikatakan oleh anggota keluarga

terhadap bentuk tubuhnya. Dalam hal ini berarti responden perlu meningkatkan rasa

percaya diri agar tidak terpengaruh oleh keluarga mengenai bentuk tubuh dan berat

badan. Sehingga kecenderungan perilaku makan menyimpang dapat dihindari.

6.8 Hubungan antara Pengaruh Teman Sebaya dengan Kecenderungan Perilaku

Makan Menyimpang

Remaja dan dewasa muda sangat rentan terhadap gangguan perilaku makan,

karena mereka berusaha untuk menemukan identitas mereka ketika mereka beranjak dari

masa kanak-kanak menjadi dewasa. Mereka membandingkan diri mereka dengan orang

lain dan lebih sensitif atas pandangan orang lain terhadap mereka. Mereka ingin

menyesuaikan diri dan dikagumi oleh teman-teman mereka. Mereka sangat menghargai

pendapat rekan-rekan mereka. Akibatnya, remaja sangat ingin di nilai "keren" oleh

orang-orang disekitar mereka (NAMED, 2011).

Page 101: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

78

Dalam penelitian ini, hasil univariat menunjukkan 46,6% pernah terpengaruh

oleh teman sebaya dan 53,6% tidak pernah terpengaruh oleh teman sebaya. Hal tersebut

tidak beda jauh dengan penelitian Hapsari (2009) karena tidak lebih dari 50% responden

pernah mengalami kritik dari teman sebaya. Sedangkan hasil tabulasi silang antara

pengaruh teman sebaya dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang diketahui

responden yang terpengaruh oleh teman sebaya yang mengalami kecenderungan

perilaku makan menyimpang yaitu sebanyak 27 orang responden (31,8%).

Ketika dilakukan uji Chi-Square didapatkan hasil uji statistik memperlihatkan

adanya hubungan yang bermakna antara pengaruh teman sebaya dengan kecenderungan

perilaku makan menyimpang dengan p-value sebesar 0,000 dan didapatkan nilai OR =

0,159 (95% CI ; 0,084-0,304) yang artinya responden yang terpengaruh oleh teman

sebaya memiliki peluang 0,159 kali lebih besar untuk memiliki kecenderungan perilaku

makan menyimpang dibandingkan dengan responden yang tidak terpengaruh oleh teman

sebaya. Penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2009) juga mengemukakan adanya

hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan kecenderungan perilaku makan

menyimpang.

Adanya hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan kecenderungan perilaku

makan menyimpang telah sesuai dengan yang dikemukakan oleh NAMED (2011) yang

menyatakan bahwa remaja ingin sekali terlihat keren diantara teman-temannya. Selain

itu, hal ini sesuai dengan teori Peer Cluster yang memandang pentingnya pengaruh

lingkungan dalam membentuk perilaku seseorang. Dalam perkembangan

kepribadiannya, remaja sangat mendambakan penerimaan dari teman sebayanya.

Penerimaan dari kelompok ini merupakan suatu bagian dari upaya mencari identitas diri

Page 102: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

79

(Sarwono, 2000). Oleh karena itu, responden tidak perlu selalu ingin terlihat sama

dengan teman sebaya. Dalam hal ini berarti responden perlu meningkatkan rasa percaya

diri agar tidak terpengaruh. Sehingga kecenderungan perilaku makan menyimpang dapat

dihindari.

6.9 Hubungan antara Riwayat Pelecehan Seksual dengan Kecenderungan Perilaku

Makan Menyimpang

Pelecehan seksual dianggap sebagai salah satu pemicu yang dapat menimbulkan

penyimpangan perilaku makan (Tiemeyer, 2007 dalam Putra, 2008). Penelitian Moore,

et al (2002) melaporkan adanya hubungan antara pelecehan seksual dengan

penyimpangan perilaku makan baik pada perempuan kulit putih ataupun kulit hitam.

Pada penelitian ini, hasil analisis univariat menunjukkan sebesar 19,1%

mahasiswa pernah mengalami pelecehan seksual dan 80,9% tidak pernah mengalami

pelecehan seksual. Hasil analisis tabulasi silang antara riwayat pelecehan seksual dengan

kecenderungan perilaku makan menyimpang sebesar 54,3% responden dengan adanya

riwayat pelecehan seksual mengalami kecenderungan perilaku makan menyimpang.

Ketika dilakukan uji Chi-Square didapatkan hasil uji statistik memperlihatkan

tidak adanya hubungan antara riwayat pelecehan seksual dengan kecenderungan perilaku

makan menyimpang dengan p-value sebesar 1,000.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2009) yang

menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pelecehan seksual dengan kecenderungan

perilaku makan menyimpang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putra (2008)

Page 103: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

80

juga tidak menemukan adanya hubungan antara pelecehan seksual dengan

kecenderungan perilaku makan menyimpang.

Tidak adanya hubungan antara pelecehan seksual dengan kecenderungan

perilaku makan menyimpang mungkin disebabkan karena pelecehan seksual tidak selalu

menjadi faktor yang terkuat untuk melakukan perilaku makan menyimpang tetapi masih

banyak faktor lain yang mampu mempengaruhi adanya perilaku makan menyimpang

dan dapat dilihat pula jumlah distribusi responden yang mengalami pelecehan seksual

lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang tidak mengalami pelecehan seksual. Selain

itu kemungkinan seperti yang diungkap oleh Mazzeo (2008) perlunya evaluasi lebih

lanjut tentang pengaruh potensial dari fungsi keluarga terhadap hubungan pelecehan

seksual dengan perilaku makan menyimpang.

6.10 Hubungan antara Kekerasan Fisik dengan Kecenderungan Perilaku Makan

Menyimpang

Kekerasan fisik merupakan salah satu faktor yang ikut berperan dalam

terbentuknya perilaku makan menyimpang. Sebuah studi yang dilakukan oleh Fairburn

dan rekan (1999) menemukan bahwa kekerasan fisik yang pernah berulang kali yang

dialami oleh perempuan berhubungan secara signifikan sebagai salah satu faktor risiko

anoreksia nervosa. Moore, et al (2002) melaporkan bahwa para perempuan kulit putih

dan kulit hitam penderita BED mengalami kekerasan fisik lebih tinggi secara

signifikan daripada objek pembanding yang sehat. Moore, et al (2002) juga

mengindikasikan adanya hubungan antara kekerasan fisik pada berbagai tingkat

keparahan dengan binge-eating disorder.

Page 104: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

81

Berdasarkan hasil analisis univariat pada penelitian ini, sebagian besar

mahasiswa tidak pernah mengalami kekerasan fisik yaitu sebesar 87,4%. Hasil analisis

tabulasi penelitian diketahui 65,2% responden dengan adanya riwayat kekerasan fisik

yang mengalami kecenderungan perilaku makan menyimpang.

Ketika dilakukan uji Chi-Square didapatkan hasil uji statistik memperlihatkan

tidak adanya hubungan antara riwayat kekerasan fisik dengan kecenderungan perilaku

makan menyimpang dengan p-value sebesar 0,387. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

sebelumnya pada penelitian-penelitian sebelumnya, salah satunya adalah penelitian yang

dilakukan oleh Aini (2009) karena penelitian sebelumnya mengemukakan tidak adanya

hubungan yang bermakna antara kekerasan fisik dengan kecenderungan perilaku makan

menyimpang.

Tidak adanya hubungan antara kekerasan fisik dengan kecenderungan perilaku

makan menyimpang mungkin disebabkan distribusi responden yang pernah mengalami

kekerasan fisik lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan yang tidak pernah

mengalami kekerasan fisik dan tidak selalu yang mengalami kekerasan fisik memilih

untuk melakukan perilaku makan menyimpang.

6.11 Hubungan antara Pengaruh Media dengan Kecenderungan Perilaku

Makan Menyimpang

Media merupakan sumber utama yang mencerminkan dan memperkuat cita-cita

daya tarik fisik yang menggambarkan karakteristik maskulin dan feminin. Biasanya

wanita cenderung disajikan dalam media sebagai sosok yang langsing, lemah, dan

rentan, sementara pria digambarkan sebagai sosok yang kuat, berotot dan energik

Page 105: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

82

(NAMED, 2011). Orang yang menganggap hal tersebut memiliki risiko lebih besar

terkena ketidakpuasan tubuh yang dapat menyebabkan gangguan perilaku makan yang

mengarah kepada perilaku makan menyimpang.

Dalam sebuah laporan tahun 1999 berjudul, "Laki-laki: Pesan Media Tentang

Maskulinitas". Sebuah organisasi yang meneliti dampak dari media pada anak-anak

menyimpulkan bahwa penggambaran manusia melalui media memperkuat sikap sosial

yang memiliki pranala maskulinitas kekuasaan, kontrol dan dominasi. Gambar

dikomunikasikan melalui media massa seperti televisi, majalah dan iklan yang tidak

realistis, digunakan untuk mencapai citra budaya sehingga dianggap sebagai

'kesempurnaan' namun sebenarnya tidak benar-benar ada. Implikasinya adalah bahwa

jika seseorang meniru selebriti atau membeli produk pengiklan, Anda akan menjadi

sukses, dikagumi dan menarik secara seksual (NAMED, 2011).

Menurut Hasil analisis univariat menunjukkan 9,3% mahasiswa sering terpapar

majalah, 19,1% sering terpapar televisi dan 24,0% sering terpapar internet. Dari semua

media yang ada ternyata mahasiswa lebih sering mengakses internet daripada majalah

dan televisi. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara keterpaparan media dengan

kecenderungan perilaku makan menyimpang didapatkan p-value sebesar 0,883 untuk

media majalah, p-value sebesar 0,498 untuk media televisi dan p-value sebesar 0,326

untuk media internet. oleh karena itu, karena p-value selalu menunjukkan > 0,05 maka

dinyatakan tidak adanya hubungan antara keterpaparan oleh majalah dengan

kecenderungan perilaku makan menyimpang.

Tidak adanya hubungan antara media dengan kecenderungan perilaku makan

menyimpang disebabkan karena menurut hasil penelitian mahasiswa yang menganggap

Page 106: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

83

majalah yang mereka baca tidak pernah membaca majalah yang berkaitan dengan gaya

hidup. Hal ini dapat dilihat dari persentase mahasiswa yang tidak pernah menemukan

majalah mengenai gaya hidup lebih tinggi yaitu sebesar 53%. Begitu pula dengan media

televisi dan internet cenderung lebih tinggi pada mahasiswa yang jarang menemukan

topik yang membahas tentang gaya hidup.

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gonzalez, et al (2003)

yang menemukan bahwa media massa berperan dalam onset perilaku makan

menyimpang dan Field, et al (1999) yang menyatakan media massa berperan dalam

informasi bentuk tubuh ideal kurus yang tidak realistis. Hal tersebut karena pada

kenyataannya media massa pada penelitian ini tidak memiliki hubungan yang dengan

kecenderungan perilaku makan menyimpang.

Page 107: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

84

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

1. Mahasiswa dengan kecenderungan PMM lebih tinggi sebesar 54,6%. Berdasarkan

prodi, mahasiswa prodi keperawatan lebih tinggi memiliki kecenderungan PMM

sebesar 63%.

2. Mahasiswa dengan kecenderungan PMM berdasarkan kriteria Anorexia Nervosa

sebesar 56,8%, Bulimia Nervosa sebesar 69,9%, Binge Eating Disorder (BED)

sebesar 66,1% dan Nocturnal Eating Syndrome (NES) sebesar 45,9%.

3. Gambaran faktor individu diantaranya adalah lebih banyak jumlahnya yang merasa

dirinya gemuk, jenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki-laki, lebih

banyak responden yang berpengetahuan baik dan lebih banyak responden memiliki

rasa percaya diri rendah.

4. Gambaran faktor lingkungan diantaranya adalah lebih banyak responden tidak

dipengaruhi keluarga, dipengaruhi teman sebaya, tidak pernah mengalami pelecehan

seksual, tidak pernah mengalami kekerasan fisik dan sering mengakses internet.

5. Faktor individu yang menunjukkan adanya hubungan dengan kecenderungan PMM

yaitu variabel citra tubuh, sedangkan variabel jenis kelamin, pengetahuan, rasa

percaya diri tidak menunjukkan adanya hubungan dengan kecenderungan PMM.

Variabel citra tubuh tidak berhubungan dengan PMM karena adanya ketidakpuasan

terhadap bentuk tubuh.

Page 108: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

85

6. Faktor lingkungan yang menunjukkan adanya hubungan dengan kecenderungan

PMM yaitu variabel pengaruh keluarga dan pengaruh teman sebaya, sedangkan

variabel pelecehan seksual, kekerasan fisik, keterpaparan media tidak menunjukkan

adanya hubungan dengan kecenderungan PMM. Variabel pengaruh keluarga dan

pengaruh teman sebaya berhubungan dengan PMM karena adanya rasa percaya diri

yang rendah pada diri responden dan adanya keinginan untuk dapat diterima oleh

teman-teman dan keluarga.

7.2 Saran

1. Diharapkan pihak fakultas dapat membuat program pemantauan kesehatan dan

konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang memiliki kecenderungan

PMM.

2. Diharapkan pihak fakultas dapat memberikan sosialisasi dan promosi kesehatan

dengan menggunakan poster dan leaflet gratis mengenai pola makan yang sehat,

membenarkan persepsi mengenai berat badan ideal, meningkatkan toleransi antara

sesama, meningkatkan rasa percaya diri dan menekankan bahwa PMM memiliki

banyak sekali dampak buruk terhadap kesehatan. Sehingga, kemungkinan besar

kejadian PMM dapat dicegah sedini mungkin.

3. Diharapkan penelitian selanjutnya meneliti lagi faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap kecenderungan PMM lebih banyak lagi seperti kemungkinan faktor budaya

setempat, genetik, sosial ekonomi, dll.

Page 109: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

86

4. Diharapkan penelitian selanjutnya mempertimbangkan jumlah responden untuk

kuantitatif dan melanjutkan penelitian dengan memanfaatkan data kuantitatif untuk

penelitian kualitatif.

Page 110: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

86

DAFTAR PUSTAKA

Aini, M.K. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecenderungan Perilaku Makan

Menyimpang Pada Mahasiswi Penghuni Asrama Putri UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2009 (Skripsi). UIN Jakarta. 2009.

Andea, Raisa. Hubungan Antara Body Image dan Perilaku Diet Pada Remaja. (Skripsi).

Fakultas Psikologi Universitas SUMUT. Sumatera Utara. 2010.

Ariawan, Iwan. Besar dan Metode Sampel pada Penelitian Kesehatan. Depok: Jurusan

Biostatistika dan Kependudukan. FKM UI. 1998.

Chandra, Budiman. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : EGC. 2008.

Effendi, Ferry dan Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : Salemba

Medika. 2009.

Erdiantono, S.D. Hubungan Antara Faktor Individu dan Faktor Lingkungan Dengan

Kecenderungan Penyimpangan Perilaku Makan Pada Mahasiswi Jurusan

Administrasi Perkantoran dan Sekretaris, Fisip-UI Tahun 2009, (Skripsi). FKM

UI, Depok. 2009.

Fairburn, C.G. et al. Risk Factors for Binge Eating DisorderA Community-Based, Case-

Control Study. 1998. Dari www.archgenpsychiatry.com . Diakses pada tanggal 01

Juli 2012, pukul 15:00 WIB.

Field, A.E. et al. Relation of Peer and Media Influences to the Development of Purging

Behaviors Among Preadolescent and Adolescent Girls. 1999. Dari

:http://pediatrics.aappublications.org/content/107/1/54.full.pdf+html. Diakses pada

tanggal 29 Desember 2012, pukul 23:00.

______________. Peer, Parent, and Media Influences on the Development of Weight

Concerns and Frequent Dieting Among Preadolescent and Adolescent Girls and

Boys. 2001. Dari:

http://pediatrics.aappublications.org/content/107/1/54.full.pdf+html . Diakses pada

tanggal 29 Desember 2012, pukul 22:50 WIB.

Gibney, et all. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC. 2009.

Gonzalez, M.A. et al., Parental Factors, Mass Media Influences and the Onset of Eating

Disorders in a Prospective Population-Based Cohort, Pediatrics, vol. 111, no. 2,

pp. 315- 320. 2003. Dari:

http://www.pediatricsdigest.mobi/content/111/2/315.full.pdf+html. Diakses pada

tanggal 27 Juni 2012, pukul 10:27 WIB.

Page 111: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

87

Hapsari, Ismira. Hubungan Faktor Personal dan Faktor Lingkungan dengan

Kecenderungan Perilaku Makan Menyimpang Pada Kalangan Model Di OQ

Modelling School Jakarta Selatan Tahun 2009. (Skripsi). FKM UI, Depok. 2009.

Haines, J. et al., Weight Teasing and Disordered Eating Behaviors in Adolescents:

Longitudinal Findings From Project EAT (Eating Among Teens). Pediatrics,

vol.117, no. 2, pp. e209-e215. 2006 Dari:

http://www.pediatricsdigest.mobi/content/117/2/e209.full.pdf+html. Diakses pada

tanggal 27 Juni 2012, pukul 10:28 WIB.

Krummel, D.M. & Penny M. K. (ed). Nutrition in Women’s Health, Aspen Publisher’s

Inc, Maryland. 1996.

Mazzeo, S.E & Dorothy L.E. 2002, “Association Between Childhood Physical and

Emotional Abuse and Disordered Eating Behaviors in Female

Undergraduates: An Investigation of the Mediating Role of Alexithymia and

Depression”, Journal of Counseling Psychology [Online], vol. 49, no. 1, pp. 86-

100. Dari: American Psychological Association, Inc. diakses pada tanggal 3

Desember 2012, pukul 10:05 WIB.

Moore, et. al. Abuse, Bullying, and Discrimination as Risk Factors for Binge Eating

Disorder. 2002. Dari:

http://www.pn.psychiatryonline.org/data/Journals/AJP/3742/1902.pdf . diakses

tanggal 27 juni 2012, 10:28 WIB.

National Assosition of Male with Eating Disorder (NAMED). 2011. Dari:

http://www.namedinc.org/riskfactors.asp. Diakses pada tanggal 29 Desember

2012, pukul 13:05 WIB.

National Eating Disorder Collaboration (NEDC). Risk factors: What causes an eating

disorder?. 2012. Dalam http://www.nedc.com.au/risk-factors. Diakses pada

tanggal 29 Desember 2012, 12:31 WIB.

Nasution, Rozaini. Teknik Sampling. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara. 2003.

Neumark-Sztainer, Dianne, et al. Nutrition Throughout The Life Cycle. Singapore: Mc

Graw Hill. 1996.

Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

2003.

Page 112: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

88

Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Peneitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta : Rineka

Cipta. 2005.

Proverawati, Atikah. Obesitas dan Gangguan Perilaku Makan Pada Remaja.

Yogyakarta : Nuha Medika. 2010.

Putra, Wahyu K.Y. Gambaran dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kecenderungan Penyimpangan Perilaku Makan pada Siswi SMAN 70 Jakarta

Selatan Tahun 2008,(Skripsi). FKM UI, Depok. 2008.

Sabri, Luknis. & Susanto P.H. Statistik Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta : Rajawali Pers.

2009.

Sarafino, Edward P. Health Psychology: Biopsycososial Interaction, fifth edition.

United States of America: John Wilwy & Sons, Inc. 2006.

Sarwono, Sarlino Wirawan. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta : Bulan Bintang. 2000.

Sztainer, D. N. & Peter J.H. 2000, “Weight-Related Behaviors Among Adolescent

Girls and Boys” Archives Pediatrics Adolescent Medicine. vol. 154, pp. 569-577.

Dari: www.archpediatrics.com. Diakses pada tanggal 29 Desember 2012, pukul

17:02 WIB.

Sudarma, Momon. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika. 2008.

Sumantri, Arif. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Kencana. 2011.

Suryanah. Keperawatan Anak untuk Siswa SPK. Jakarta : EGC. 1996.

Umar, Husein. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua. Jakarta :

Rajawali Pers. 2011.

Thompson, J.K. Handbook of Eating Disorders & Obesity. New Jersey: John Wiley &

Sons, Inc. 2004.

Wong, Donna L et al. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Ed.6, Vol. Jakarta : EGC. 2009.

Page 113: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

Identitas responden

1

KUESIONER SURVEI TENTANG FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MAKAN

MENYIMPANG PADA REMAJA DI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN,

UIN SYARIF HIDAYATULLAH, JAKARTA TAHUN 2012

DAFTAR PERTANYAAN PERILAKU MAKAN MENYIMPANG

Item Pertanyaan

Ruang Entry

(Diisi Pengumpul

Data)

A. Kecenderungan Perilaku Makan Menyimpang

A1. Apakah kamu merasa gemuk?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

A2. Apakah kamu merasa takut menjadi gemuk atau bertambah berat badan?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

A3. Apakah berat badan kamu mempengaruhi tingkat kepercayaan diri kamu?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

A4. Apakah bentuk tubuh kamu mempengaruhi tingkat kepercayaan diri kamu?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

A5. Apakah kamu pernah makan dalam jumlah yang amat banyak menurut orang-orang sekitar kamu?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

A6. Apakah kamu pernah merasa tidak dapat berhenti makan atau sulit mengendalikan banyaknya

makanan yang kamu makan?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

A7. Apakah kamu pernah makan lebih cepat dari biasanya?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

A8. Apakah kamu pernah makan sampai kamu merasa kekenyangan?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

A1 [ ]

A2 [ ]

A3 [ ]

A4 [ ]

A5 [ ]

A6 [ ]

A7 [ ]

A8 [ ]

(Salam). Kami Peneliti dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Kami sedang melakukan

penelitian untuk meningkatkan Program gizi dan kesehatan reproduksi remaja. Kami akan bertanya mengenai beberapa hal, termasuk di dalamnya mengenai Pemilihan Makanan, Perilaku Makan Menyimpang dan Seputar

kesehatan Reproduksi. Pengisian kuesioner ini akan berlangsung tidak lebih dari 1 jam. Besar harapan kami anda dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap dan jujur.

Jawaban anda akan kami rahasiakan sehingga tidak seorangpun akan mengetahuinya, Kemudian akan dibawa

dan disimpan, dan hanya beberapa orang dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan sponsor

dari penelitian ini yang diizinkan melihatnya. Setelah penelitian selesai, kuesioner ini akan dimusnahkan. Jawaban anda tidak akan berdampak negatif terhadap proses pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Salam,

Peneliti

LAMPIRAN 1

Page 114: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

Identitas responden

2

Item Pertanyaan

Ruang Entry

(Diisi Pengumpul

Data)

A9. Apakah kamu pernah makan dalam jumlah yang besar ketika kamu tidak merasa lapar?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

A10. Apakah kamu pernah makan dalam jumlah besar pada malam hari ketika dalam keadaan tidak bisa

tidur?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

A11. Apakah kamu pernah makan sendirian karena malu jika terlihat oleh orang lain kamu makan dalam

A9 [ ]

A10 [ ]

A11 [ ]

jumlah banyak?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

A12. Apakah kamu pernah merasa malu /kecewa ketika setelah makan yang berlebihan?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

A13. Apakah kamu pernah merasa sangat marah karena kamu tidak dapat mengendalikan perilaku makan

sehingga berat badan kamu naik lagi?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

A14. Apakah kamu pernah memuntahkan makanan karena untuk mencegah terjadinya kenaikan berat

badan?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

A15. Apakah kamu pernah menggunakan obat pencahar/jamu pelangsing untuk mencegah terjadinya

kenaikan berat badan?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

A16. Apakah kamu pernah berpuasa atau makan kurang dari 2 kali sehari untuk mencegah terjadinya

kenaikan berat badan?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

A17. Apakah kamu pernah berolahraga berlebihan untuk mencegah kenaikan berat badan?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Selalu

B. Pengetahuan gizi tentang Perilaku Makan Menyimpang

B1. Menurut kamu, apakah ada dampak negatif dari berat badan terlalu rendah akibat berdiet?

1. Ada 2. Tidak ada

B2. Menurut kamu, apa dampak negatif dari berat badan terlalu rendah karena berdiet? (jawaban boleh

lebih dari satu)

1. Kulit kering, kasar, bersisik, dingin :

1) Ya 2) Tidak

2. Anemia

1) Ya 2) Tidak

3. Thypus

A12 [ ]

A13 [ ]

A14 [ ]

A15 [ ]

A16 [ ]

A17 [ ]

B1 [ ]

B21 [ ]

B22 [ ]

B23 [ ]

Page 115: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

Identitas responden

3

Item Pertanyaan

Ruang Entry

(Diisi Pengumpul

Data)

1) Ya 2) Tidak

4. Tidak teraturnya menstruasi

1) Ya 2) Tidak

5. Meningkatkan osteoporosis

1) Ya 2) Tidak

6. Kanker

1) Ya 2) Tidak

B3. Menurut kamu, apakah ada dampak negatif dari penggunaan obat pencahar/jamu pelangsing?

1. Ada 2. Tidak ada

B4. Menurut kamu, apa dampak negatif dari penggunaan obat pencahar/jamu pelangsing? (jawaban boleh

lebih dari satu)

B24 [ ]

B25 [ ]

B26 [ ]

B3 [ ]

1. Gangguan pencernaan

1) Ya 2) Tidak

2. Ketidakseimbangan cairan elektrolit

1) Ya 2) Tidak

3. Kanker

1) Ya 2) Tidak

4. Sakit maag

1) Ya 2) Tidak

B5. Menurut kamu, apakah ada dampak negatif dari memuntahkan makanan dengan sengaja setelah

makan?

1. Ada 2. Tidak ada

B6. Menurut kamu, apa dampak negatif dari memuntahkan makanan dengan sengaja setelah makan?

(jawaban boleh lebih dari satu)

1. Kerusakan gigi

1) Ya 2) Tidak

2. Sariawan

1) Ya 2) Tidak

3. Sakit tenggorokan

1) Ya 2) Tidak

4. Kehilangan asam lambung

1) Ya 2) Tidak

B7. Menurut kamu, apakah ada dampak negatif dari olahraga yang berlebihan?

1. Ada 2. Tidak ada

B8. Menurut kamu, apakah dampak negatif dari olahraga yang berlebihan? ? (jawaban boleh lebih dari

B41 [ ]

B42 [ ]

B43 [ ]

B44 [ ]

B5 [ ]

B61 [ ]

B62 [ ]

B63 [ ]

B64 [ ]

B7 [ ]

Page 116: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

Identitas responden

4

Item Pertanyaan

Ruang Entry

(Diisi Pengumpul

Data)

satu)

1. Detak jantung tidak teratur

1) Ya 2) Tidak

2. Anemia

1) Ya 2) Tidak

3. Melambatnya rate metabolism

1) Ya 2) Tidak

4. Gagal ginjal

1) Ya 2) Tidak

C. Rasa percaya diri

C1. Apakah kamu takut bersaing dengan teman sebayamu?

1. Ya 2. Tidak

C2. Ketika pendapat orang lain berbeda dengan orang lain, apakah kamu cenderung tidak mengutarakan

pendapatmu kepada orang lain?

B81 [ ]

B82 [ ]

B83 [ ]

B84 [ ]

C1 [ ]

C2 [ ]

1. Ya 2. Tidak

C3. Apakah kamu lebih suka menyendiri daripada berkumpul dengan orang banyak?

1. Ya 2. Tidak

C4. Apakah kamu sering menganggap sesuatu yang buruk akan terjadi padamu dimasa depan?

1. Ya 2. Tidak

C5. Apakah kamu merasa diri kamu tidak punya kelebihan yang kamu banggakan?

1. Ya 2. Tidak

C6. Apakah kamu merasa diri kamu banyak kekurangan?

1. Ya 2. Tidak

C7. Apakah kamu takut menerima kritik dari orang lain?

1. Ya 2. Tidak

C8. Apakah kamu merasa rendah diri ketika dibandingkan dengan teman sebayamu?

1. Ya 2. Tidak

D. Citra tubuh

D1. Apakah saat ini kamu merasa gemuk?

1. Ya 2. Tidak

D2. Apakah kamu merasa berat badan kamu tidak ideal?

1. Ya 2. Tidak

D3. Apakah kamu merasa tidak puas dengan bentuk tubuh dan berat badan kamu?

C3 [ ]

C4 [ ]

C5 [ ]

C6 [ ]

C7 [ ]

C8 [ ]

D1 [ ]

D2 [ ]

D3 [ ]

Page 117: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

Identitas responden

5

Item Pertanyaan

Ruang Entry

(Diisi Pengumpul

Data)

1. Ya 2. Tidak

E. Riwayat diet

E1. Apakah dalam satu tahun terakhir kamu pernah berdiet?

1. Ya 2. Tidak

E2. Apakah alasan kamu berdiet?

1. Agar lebih sehat

1. Ya 2. Tidak

2. Menurunkan berat badan agar tampil menarik

1. Ya 2. Tidak

3. Mencegah naiknya berat badan

1. Ya 2. Tidak

4. Saran dokter

1. Ya 2. Tidak

5. Nasihat orang tua

1. Ya 2. Tidak

6. Saran dari teman

1. Ya 2. Tidak

E1 [ ]

E21 [ ]

E22 [ ]

E23 [ ]

E24 [ ]

E25 [ ]

E26 [ ]

E3. Berapa kali dalam 1 tahun terakhir kamu berniat melakukan diet?

1. 1-4 kali 2. 5-10 kali 3. >10 kali 4. selalu berdiet

E4. Kapan pertama kali kamu melakukan diet?

1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Kuliah

E5. Dengan cara apa kamu melakukan diet? (jawaban boleh lebih dari satu)

1. Mengurangi konsumsi karbohidrat (nasi, roti, dll)

1) Ya 2. Tidak

2. Mengurangi konsumsi sayuran dan buah-buahan

1) Ya 2. Tidak

3. Mengurangi konsumsi lemak

1) Ya 2. Tidak

4. Mengurangi konsumsi makanan cemilan

1) Ya 2. Tidak

5. Mengurangi porsi makan

1) Ya 2. Tidak

6. Melewatkan 2 waktu makan berturut-turut

1) Ya 2. Tidak

E3 [ ]

E4 [ ]

E51 [ ]

E52 [ ]

E53 [ ]

E54 [ ]

E55 [ ]

E56 [ ]

Page 118: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

Identitas responden

6

Item Pertanyaan

Ruang Entry

(Diisi Pengumpul

Data)

7. Mengkonsumsi obat pencahar/ pelangsing

1) Ya 2. Tidak

8. Memuntahkan isi perut dengan sengaja

1) Ya 2. Tidak

9. Berolahraga setelah makan

1) Ya 2. Tidak

F. Pengaruh keluarga

F1. Apakah keluargamu sering mengkritik bentuk badanmu?

1. Ya 2. Tidak

F2. Apakah keluargamu sangat memperhatikan penampilan fisik?

1. Ya 2. Tidak

F3. Apakah karena kritikan keluargamu, membuat kamu ingin menurunkan berat badan?

1. Ya 2. Tidak

F4. Apakah keluargamu mempengaruhi kamu untuk memiliki bentuk tubuh yang ideal?

1. Ya 2. Tidak

F5. Apakah kamu terpengaruh untuk memiliki bentuk tubuh yang ideal?

1. Ya 2. Tidak

F6. Apakah kamu merasa malu jika memiliki tubuh yang lebih gemuk dibandingkan dengan saudara-

saudaramu?

1. Ya 2. Tidak

E57 [ ]

E58 [ ]

E59 [ ]

F1 [ ]

F2 [ ]

F3 [ ]

F4 [ ]

F5 [ ]

F6 [ ]

F7. Jika kamu berdiet, apakah cara kamu berdiet salah satunya mengikuti kebiasaan salah satu

keluargamu?

1. Ya 2. Tidak

G. Pengaruh teman sebaya

G1. Apakah kamu merasa takut gemuk karena dengan begitu kamu akan merasa berbeda dengan teman

dekatmu?

1. Ya 2. Tidak

G2. Apakah kamu menjaga pola makanmu agar terlihat sama dengan kebanyakan temanmu?

1. Ya 2. Tidak

G3. Apakah temanmu mempengaruhi kamu untuk memiliki bentuk tubuh ideal?

1. Ya 2. Tidak

G4. Apakah kamu menjaga berat badanmu karena mengikuti perilaku teman dekatmu?

1. Ya 2. Tidak

F7 [ ]

G1 [ ]

G2 [ ]

G3 [ ]

G4 [ ]

Page 119: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

Identitas responden

7

Item Pertanyaan

Ruang Entry

(Diisi Pengumpul

Data)

G5. Apakah kamu merasa malu jika memiliki tubuh yang lebih gemuk dibandingkan dengan teman

dekatmu?

1. Ya 2. Tidak

G6. Jika ada temanmu yang memiliki bentuk tubuh ideal, apakah hal ini yang membuatmu ingin

menurunkan berat badan?

1. Ya 2. Tidak

G7. Dalam pandanganmu, apakah temanmu menilai bentuk tubuhmu gemuk?

1. Ya 2. Tidak

H. Kekerasan fisik

H1. Apakah kamu pernah mengalami kekerasan fisik?

1. Pernah 2. Tidak pernah (lanjut ke pertanyaan I1)

H2. Berapa kali kamu mengalami kekerasan fisik?

1. 1 kali 2. 2 kali 3. 3 kali 4. >3 kali

H3. Kapan kamu mengalami kekerasan fisik?

1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Tidak ingat

H4. Siapa yang melakukan tindak kekerasan?

1. Anggota keluarga 2. Saudara 3. Teman/tetangga 4. Oranglain

H5. Apakah kekerasan fisik yang dialami menyebabkan hal-hal berikut?

1. Memar pada tubuh

1. Ya 2. Tidak

2. Perdarahan/luka

1. Ya 2. Tidak

3. Patah tulang

1. Ya 2. Tidak

G5 [ ]

G6 [ ]

G7 [ ]

H1 [ ]

H2 [ ]

H3 [ ]

H4 [ ]

H51 [ ]

H52 [ ]

H53 [ ]

4. Geger otak

1. Ya 2. Tidak

5. Trauma

1. Ya 2. Tidak

6. Lainnya, sebutkan____________________

I. Pelecehan seksual (tidak selalu harus kontak fisik, bisa saja melalui kata-kata/ ejekan mengenai

bentuk tubuh)

I1. Apakah ada riwayat pelecehan seksual?

1. Pernah 2. Tidak pernah (lanjut ke pertanyaan J1)

H54 [ ]

H55 [ ]

H56 [ ]

I1 [ ]

Page 120: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

Identitas responden

8

Item Pertanyaan

Ruang Entry

(Diisi Pengumpul

Data)

I2. Berapa kali kamu mengalami pelecehan seksual?

1. 1 kali 2. 2 kali 3. 3 kali 4. >3 kali

I3. Kapan kamu mengalami pelecehan seksual?

1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Tidak ingat

I4. Siapa yang melakukan tindak pelecehan?

1. Anggota keluarga 2. Saudara 3. Teman/tetangga 4. Oranglain

I5. Apakah bentuk pelecehan yang pernah kamu alami? (jawaban boleh lebih dari satu)

1. Ciuman

1) Ya 2) Tidak

2. Sentuhan terhadap anggota tubuh

1) Ya 2) Tidak

3. Sentuhan terhadap organ intim

1) Ya 2) Tidak

4. Oral seks

1) Ya 2) Tidak

5. Anal seks

1) Ya 2) Tidak

6. Lainnya, sebutkan_________________________

J. Pengaruh media massa

J1. Seberapa sering kamu membaca tabloid/majalah wanita yang bertemakan tren gaya hidup?

1. Tidak pernah 2. 1 kali/minggu 3. > 1 kali/minggu

J2. Seberapa sering kamu menonton televisi yang bertemakan tren gaya hidup?

1. Tidak pernah 2. 1 kali/minggu 3. > 1 kali/minggu

J3. Seberapa sering kamu mengakses situs internet yang bertemakan tren gaya hidup?

1. Tidak pernah 2. 1 kali/minggu 3. > 1 kali/minggu

I2 [ ]

I3 [ ]

I4 [ ]

I51 [ ]

I52 [ ]

I53 [ ]

I54 [ ]

I55 [ ]

I56 [ ]

J1 [ ]

J2 [ ]

J3 [ ]

Page 121: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

Identitas responden

9

DATA PERSONAL RESPONDEN

Daftar Pertanyaan Ruang Entry

(Diisi Pengumpul

Data) A1. Program Studi : 1. Kesmas 2. PSPD 3. Farmasi 4. Keperawatan

A2 Semester : _ _

A3. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

A4. No. Hp : _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

A5. Berat Badan : _ _ Kg

A6. Tinggi Badan : _ _ _ Cm

A7. Jumlah Tanggungan Keluarga :

A8. Pekerjaan Orang Tua :

A8a. Ayah

1. Ibu Rumah Tangga 4. PNS

2. Wiraswasta 5. Karyawan Swasta

3. Buruh 6. Lainnya, sebutkan ___________________________________

A8b. Ibu

1. Ibu Rumah Tangga 4. PNS

2. Wiraswasta 5. Karyawan Swasta

3. Buruh 6. Lainnya, sebutkan ___________________________________

A9. Penghasilan Keluarga :

A9a. Ibu : Rp _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

A9b. Ayah : Rp _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

A10. Pendidikan Terakhir Orang Tua :

A10a. Ibu :

1. Tidak Tamat SD/Tidak Sekolah 2. SMP 3. SMA 4. PT (D1/D2/D3/S1/S2/S3)

A10b. Ayah :

1. Tidak Tamat SD/Tidak Sekolah 2. SMP 3. SMA 4. PT (D1/D2/D3/S1/S2/S3)

A1 [ ]

A2 [ ][ ]

A3[ ]

A5 [ ]

A6[ ][ ][ ]

A8a [ ]

A8b [ ]

A10a [ ]

A10b [ ]

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA

Page 122: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

1. Hasil Analisis Univariat

Frequencies

Frequency Table

PERILAKU MAKAN MENYIMPANG

JENIS KELAMIN

Statistics

183 183 183 183 183 183 183 183 183 183 183 183 183

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Valid

Missing

NKat_PMM

Jenis

Kelamin kat_peng kat_PD kat_CT

pernah

berdiet kat_PK kat_PTS

riw ayat

pelecehan

seksual

pernah

kekerasan

f isik baca majalah

menonton

televisi akses internet

Kat_PMM

100 54.6 54.6 54.6

83 45.4 45.4 100.0

183 100.0 100.0

pmm

tdk pmm

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

kAT_SKOR_ANOREKSIA

79 43.2 43.2 43.2

104 56.8 56.8 100.0

183 100.0 100.0

TIDAK ANOREKSIA

ANOREKSIA

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

KAT_BUL

55 30.1 30.1 30.1

128 69.9 69.9 100.0

183 100.0 100.0

tdk bulimia

bulimia

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

KAT_BED

62 33.9 33.9 33.9

121 66.1 66.1 100.0

183 100.0 100.0

tdk BED

BED

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

KAT_NES

99 54.1 54.1 54.1

84 45.9 45.9 100.0

183 100.0 100.0

tdk NES

NES

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

LAMPIRAN 2

Page 123: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

PENGETAHUAN

PERCAYA DIRI

CITRA TUBUH

PENGARUH KELUARGA

PENGARUH TEMAN SEBAYA

PELECEHAN SEKSUAL

Jenis Kelamin

28 15.3 15.3 15.3

155 84.7 84.7 100.0

183 100.0 100.0

laki-laki

perempuan

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

kat_peng

35 19.1 19.1 19.1

148 80.9 80.9 100.0

183 100.0 100.0

pengetahuan kurang

pengetahuan baik

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

kat_PD

117 63.9 63.9 63.9

66 36.1 36.1 100.0

183 100.0 100.0

PD rendah

PD tinggi

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

kat_CT

130 71.0 71.0 71.0

53 29.0 29.0 100.0

183 100.0 100.0

merasa gemuk

tdk merasa gemuk

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

kat_PK

74 40.4 40.4 40.4

109 59.6 59.6 100.0

183 100.0 100.0

pengaruh kel

tdk pengaruh kel

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

kat_PTS

85 46.4 46.4 46.4

98 53.6 53.6 100.0

183 100.0 100.0

pengaruh PTS

tdk pengaruh PTS

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 124: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

KEKERASAN FISIK

MEDIA MAJALAH

MEDIA TELEVISI

MEDIA INTERNET

2. Hasil Analisis Bivariat

riw ayat pelecehan se ksual

35 19.1 19.1 19.1

148 80.9 80.9 100.0

183 100.0 100.0

pernah

tidak pernah

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

pernah k ekeras an fisik

23 12.6 12.6 12.6

160 87.4 87.4 100.0

183 100.0 100.0

ya

tidak

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

baca majalah

97 53.0 53.0 53.0

69 37.7 37.7 90.7

17 9.3 9.3 100.0

183 100.0 100.0

tidak pernah

1 kali/mgg

> 1 kali/mgg

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

menonton te levisi

56 30.6 30.6 30.6

92 50.3 50.3 80.9

35 19.1 19.1 100.0

183 100.0 100.0

tidak pernah

1 kali/mgg

> 1 kali/mgg

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

akses interne t

69 37.7 37.7 37.7

70 38.3 38.3 76.0

44 24.0 24.0 100.0

183 100.0 100.0

tidak pernah

1 kali/mgg

> 1 kali/mgg

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 125: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

a. JK*PMM

Jenis Kelamin * Kat_PMM Crosstabulation

13 15 28

46.4% 53.6% 100.0%

87 68 155

56.1% 43.9% 100.0%

100 83 183

54.6% 45.4% 100.0%

Count

% w ithin Jenis Kelamin

Count

% w ithin Jenis Kelamin

Count

% w ithin Jenis Kelamin

laki-laki

perempuan

Jenis Kelamin

Total

pmm tdk pmm

Kat_PMM

Total

Chi-Square Tests

.900b 1 .343

.552 1 .458

.896 1 .344

.411 .228

.896 1 .344

183

Pearson Chi-Square

Continuity Correction a

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig.

(2-s ided)

Exact Sig.

(2-s ided)

Exact Sig.

(1-s ided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.

70.

b.

Risk Estimate

.677 .302 1.519

.827 .543 1.261

1.221 .828 1.800

183

Odds Ratio for Jenis

Kelamin (laki-laki /

perempuan)

For cohort Kat_PMM

= pmm

For cohort Kat_PMM

= tdk pmm

N of Valid Cases

Value Low er Upper

95% Confidence

Interval

Page 126: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

b. PENGETAHUAN*PMM

kat_peng * Kat_PMM Crosstabulation

22 13 35

62.9% 37.1% 100.0%

78 70 148

52.7% 47.3% 100.0%

100 83 183

54.6% 45.4% 100.0%

Count

% w ithin kat_peng

Count

% w ithin kat_peng

Count

% w ithin kat_peng

pengetahuan kurang

pengetahuan baik

kat_

peng

Total

pmm tdk pmm

Kat_PMM

Total

Chi-Square Tests

1.178b 1 .278

.804 1 .370

1.192 1 .275

.346 .185

1.171 1 .279

183

Pearson Chi-Square

Continuity Correction a

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig.

(2-s ided)

Exact Sig.

(2-s ided)

Exact Sig.

(1-s ided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.

87.

b.

Risk Estimate

1.519 .712 3.240

1.193 .886 1.605

.785 .494 1.248

183

Odds Ratio for kat_peng

(pengetahuan kurang /

pengetahuan baik)

For cohort Kat_PMM =

pmm

For cohort Kat_PMM =

tdk pmm

N of Valid Cases

Value Low er Upper

95% Confidence

Interval

Page 127: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

c. PD*PMM

kat_PD * Kat_PMM Crosstabulation

68 49 117

58.1% 41.9% 100.0%

32 34 66

48.5% 51.5% 100.0%

100 83 183

54.6% 45.4% 100.0%

Count

% w ithin kat_PD

Count

% w ithin kat_PD

Count

% w ithin kat_PD

PD rendah

PD tinggi

kat_PD

Total

pmm tdk pmm

Kat_PMM

Total

Chi-Square Tests

1.580b 1 .209

1.216 1 .270

1.578 1 .209

.220 .135

1.572 1 .210

183

Pearson Chi-Square

Continuity Correction a

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig.

(2-s ided)

Exact Sig.

(2-s ided)

Exact Sig.

(1-s ided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 29.

93.

b.

Risk Estimate

1.474 .804 2.704

1.199 .895 1.606

.813 .592 1.116

183

Odds Ratio for kat_PD

(PD rendah / PD tinggi)

For cohort Kat_PMM =

pmm

For cohort Kat_PMM =

tdk pmm

N of Valid Cases

Value Low er Upper

95% Conf idence

Interval

Page 128: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

d. CT*PMM

kat_CT * Kat_PMM Crosstabulation

80 50 130

61.5% 38.5% 100.0%

20 33 53

37.7% 62.3% 100.0%

100 83 183

54.6% 45.4% 100.0%

Count

% w ithin kat_CT

Count

% w ithin kat_CT

Count

% w ithin kat_CT

merasa gemuk

tdk merasa gemuk

kat_CT

Total

pmm tdk pmm

Kat_PMM

Total

Chi-Square Tests

8.607b 1 .003

7.673 1 .006

8.626 1 .003

.005 .003

8.560 1 .003

183

Pearson Chi-Square

Continuity Correction a

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig.

(2-s ided)

Exact Sig.

(2-s ided)

Exact Sig.

(1-s ided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 24.

04.

b.

Risk Estimate

2.640 1.367 5.099

1.631 1.125 2.365

.618 .457 .836

183

Odds Ratio for kat_

CT (merasa gemuk /

tdk merasa gemuk)

For cohort Kat_PMM

= pmm

For cohort Kat_PMM

= tdk pmm

N of Valid Cases

Value Low er Upper

95% Confidence

Interval

Page 129: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

e. PK*PMM

kat_PK * Kat_PMM Crosstabulation

33 41 74

44.6% 55.4% 100.0%

67 42 109

61.5% 38.5% 100.0%

100 83 183

54.6% 45.4% 100.0%

Count

% w ithin kat_PK

Count

% w ithin kat_PK

Count

% w ithin kat_PK

pengaruh kel

tdk pengaruh kel

kat_PK

Total

pmm tdk pmm

Kat_PMM

Total

Chi-Square Tests

5.063b 1 .024

4.405 1 .036

5.070 1 .024

.034 .018

5.036 1 .025

183

Pearson Chi-Square

Continuity Correction a

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig.

(2-s ided)

Exact Sig.

(2-s ided)

Exact Sig.

(1-s ided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 33.

56.

b.

Risk Estimate

.505 .277 .919

.725 .541 .974

1.438 1.051 1.966

183

Odds Ratio for kat_

PK (pengaruh kel /

tdk pengaruh kel)

For cohort Kat_

PMM = pmm

For cohort Kat_

PMM = tdk pmm

N of Valid Cases

Value Low er Upper

95% Confidence

Interval

Page 130: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

f. PTS*PMM

kat_PTS * Kat_PMM Crosstabulation

27 58 85

31.8% 68.2% 100.0%

73 25 98

74.5% 25.5% 100.0%

100 83 183

54.6% 45.4% 100.0%

Count

% w ithin kat_PTS

Count

% w ithin kat_PTS

Count

% w ithin kat_PTS

pengaruh PTS

tdk pengaruh PTS

kat_

PTS

Total

pmm tdk pmm

Kat_PMM

Total

Chi-Square Tests

33.526b 1 .000

31.824 1 .000

34.543 1 .000

.000 .000

33.343 1 .000

183

Pearson Chi-Square

Continuity Correction a

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig.

(2-s ided)

Exact Sig.

(2-s ided)

Exact Sig.

(1-s ided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 38.

55.

b.

Risk Estimate

.159 .084 .304

.426 .306 .595

2.675 1.851 3.865

183

Odds Ratio for kat_

PTS (pengaruh PTS

/ tdk pengaruh PTS)

For cohort Kat_PMM

= pmm

For cohort Kat_PMM

= tdk pmm

N of Valid Cases

Value Low er Upper

95% Confidence

Interval

Page 131: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

g. PS*PMM

riw ayat pelecehan seksual * Kat_PMM Crosstabulation

19 16 35

54.3% 45.7% 100.0%

81 67 148

54.7% 45.3% 100.0%

100 83 183

54.6% 45.4% 100.0%

Count

% w ithin riw ayat

pelecehan seksual

Count

% w ithin riw ayat

pelecehan seksual

Count

% w ithin riw ayat

pelecehan seksual

pernah

tidak pernah

riw ayat pelecehan

seksual

Total

pmm tdk pmm

Kat_PMM

Total

Chi-Square Tests

.002b 1 .962

.000 1 1.000

.002 1 .962

1.000 .555

.002 1 .962

183

Pearson Chi-Square

Continuity Correction a

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig.

(2-s ided)

Exact Sig.

(2-s ided)

Exact Sig.

(1-s ided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.

87.

b.

Risk Estimate

.982 .469 2.058

.992 .708 1.390

1.010 .675 1.510

183

Odds Ratio for riw ayat

pelecehan seksual

(pernah / tidak pernah)

For cohort Kat_PMM =

pmm

For cohort Kat_PMM =

tdk pmm

N of Valid Cases

Value Low er Upper

95% Conf idence

Interval

Page 132: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

h. KF*PMM

pernah kekerasan fisik * Kat_PMM Cross tabulation

15 8 23

65.2% 34.8% 100.0%

85 75 160

53.1% 46.9% 100.0%

100 83 183

54.6% 45.4% 100.0%

Count

% w ithin pernah

kekerasan f isik

Count

% w ithin pernah

kekerasan f isik

Count

% w ithin pernah

kekerasan f isik

ya

tidak

pernah kekerasan

f isik

Total

pmm tdk pmm

Kat_PMM

Total

Chi-Square Tests

1.186b 1 .276

.749 1 .387

1.209 1 .272

.371 .194

1.180 1 .277

183

Pearson Chi-Square

Continuity Correction a

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig.

(2-s ided)

Exact Sig.

(2-s ided)

Exact Sig.

(1-s ided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.

43.

b.

Risk Estimate

1.654 .664 4.120

1.228 .881 1.711

.742 .414 1.330

183

Odds Ratio for pernah

kekerasan f isik (ya / tidak)

For cohort Kat_PMM =

pmm

For cohort Kat_PMM = tdk

pmm

N of Valid Cases

Value Low er Upper

95% Confidence

Interval

Page 133: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

i. MAJALAH*PMM

Majalah_baru * kat_pmm Crosstabulation

43 54 97

44.3% 55.7% 100.0%

40 46 86

46.5% 53.5% 100.0%

83 100 183

45.4% 54.6% 100.0%

Count

% w ithin Majalah_baru

Count

% w ithin Majalah_baru

Count

% w ithin Majalah_baru

tidak pernah

pernah

Majalah_baru

Total

tdk pmm pmm

kat_pmm

Total

Chi-Square Tests

.088b 1 .767

.022 1 .883

.088 1 .767

.882 .441

.087 1 .768

183

Pearson Chi-Square

Continuity Correction a

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig.

(2-s ided)

Exact Sig.

(2-s ided)

Exact Sig.

(1-s ided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 39.

01.

b.

Risk Estimate

.916 .511 1.641

.953 .693 1.310

1.041 .798 1.357

183

Odds Ratio for

Majalah_baru (tidak

pernah / pernah)

For cohort kat_pmm

= tdk pmm

For cohort kat_pmm

= pmm

N of Valid Cases

Value Low er Upper

95% Confidence

Interval

Page 134: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

j. TV*PMM

TV_baru * kat_pmm Crosstabulation

28 28 56

50.0% 50.0% 100.0%

55 72 127

43.3% 56.7% 100.0%

83 100 183

45.4% 54.6% 100.0%

Count

% w ithin TV_baru

Count

% w ithin TV_baru

Count

% w ithin TV_baru

tidak pernah

pernah

TV_

baru

Total

tdk pmm pmm

kat_pmm

Total

Chi-Square Tests

.702b 1 .402

.458 1 .498

.701 1 .402

.424 .249

.699 1 .403

183

Pearson Chi-Square

Continuity Correction a

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig.

(2-s ided)

Exact Sig.

(2-s ided)

Exact Sig.

(1-s ided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 25.

40.

b.

Risk Estimate

1.309 .697 2.459

1.155 .831 1.604

.882 .652 1.194

183

Odds Ratio for TV_baru

(tidak pernah / pernah)

For cohort kat_pmm =

tdk pmm

For cohort kat_pmm =

pmm

N of Valid Cases

Value Low er Upper

95% Confidence

Interval

Page 135: FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25945/1/MELDA... · pemantauan kesehatan dan konseling psikologis khususnya pada mahasiswa yang

k. INTERNET*PMM

inte rnet_baru * kat_pmm Crosstabulation

35 34 69

50.7% 49.3% 100.0%

48 66 114

42.1% 57.9% 100.0%

83 100 183

45.4% 54.6% 100.0%

Count

% w ithin internet_baru

Count

% w ithin internet_baru

Count

% w ithin internet_baru

tidak pernah

pernah

internet_baru

Total

tdk pmm pmm

kat_pmm

Total

Chi-Square Tests

1.288b 1 .256

.964 1 .326

1.287 1 .257

.285 .163

1.281 1 .258

183

Pearson Chi-Square

Continuity Correction a

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig.

(2-s ided)

Exact Sig.

(2-s ided)

Exact Sig.

(1-s ided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 31.

30.

b.

Risk Estimate

1.415 .776 2.581

1.205 .878 1.654

.851 .639 1.133

183

Odds Ratio for

internet_baru (tidak

pernah / pernah)

For cohort kat_

pmm = tdk pmm

For cohort kat_

pmm = pmm

N of Valid Cases

Value Low er Upper

95% Confidence

Interval