bab ii tinjauan pustaka a. pembangunan pertanian dalam ...repository.ump.ac.id/5633/3/melda senja...

22
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi Menurut Amalia (2007) Pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat. Dimana kenaikan pendapatan perkapita merupakan suatu pencerminan dari timbulnya perbaikan dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat. Tujuan utama pembangunan ekonomi adalah menciptakan tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang setinggi-tingginya, akan tetapi diikuti dengan pemberantasan kemiskinan, penanggulangan ketimpangan pendapatan, penyediaan lapangan kerja, pendidikan yang lebi baik, peningkatan standar kesehatan dan nutrisi, perbaikan kondisi lingkungan hidup, pemerataan kesempatan, pemerataan kebebasan individual, dan penyegaran kehidupan budaya. Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) nya, cara menghitung Produk Domestik Bruto (PDB) adalah sebagai berikut: 1. Cara pengeluaran Yang dihitung adalah nilai produksi yang diciptakan oleh faktor produksi yang dimiliki seluruh warga negara yang bersangkutan berarti tidak termasuk pendapatan warga negara itu diluar negeri. 2. Cara pendapatan Yang dihitung adalah pendapatan faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017

Upload: hoangdan

Post on 28-Apr-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembangunan Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi

Menurut Amalia (2007) Pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu

proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat

meningkat. Dimana kenaikan pendapatan perkapita merupakan suatu

pencerminan dari timbulnya perbaikan dalam kesejahteraan ekonomi

masyarakat. Tujuan utama pembangunan ekonomi adalah menciptakan tingkat

pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang setinggi-tingginya, akan

tetapi diikuti dengan pemberantasan kemiskinan, penanggulangan

ketimpangan pendapatan, penyediaan lapangan kerja, pendidikan yang lebi

baik, peningkatan standar kesehatan dan nutrisi, perbaikan kondisi lingkungan

hidup, pemerataan kesempatan, pemerataan kebebasan individual, dan

penyegaran kehidupan budaya. Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu

negara dapat dilihat dari tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) nya, cara

menghitung Produk Domestik Bruto (PDB) adalah sebagai berikut:

1. Cara pengeluaran

Yang dihitung adalah nilai produksi yang diciptakan oleh faktor

produksi yang dimiliki seluruh warga negara yang bersangkutan berarti

tidak termasuk pendapatan warga negara itu diluar negeri.

2. Cara pendapatan

Yang dihitung adalah pendapatan faktor-faktor produksi yang

digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017

8

3. Cara produksi

Yang dihitung adalah nilai produksi yang diciptakan oleh faktor

produksi yang ada disuatu negara tanpa membedakan apakah faktor

produksi itu milik orang luar negeri atau warga negara itu sendiri.

Manfaat yang bisa diperoleh dari pembangunan ekonomi diantaranya

adalah: meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB), mengurangi tingkat

pengangguran, meningkatnya kemakmuran, pengelolaan alam yang lebih baik,

dan modal yang terkumpul bisa dijadikan untuk membuka usaha mikro

khususnya untuk masyarakat pedesaan. Sedangkan kerugian-kerugian yang

dari pembangunan ekonomi adalah: terjadinya perubahan struktural sosial,

politik, dan budaya, adanya perubahan tata kerja yang tradisional bergeser ke

semi tradisional sampai masuk ke tataan kerja yang bersifat modern,

memerlukan modal yang lebih banyak untuk memperbaiki sistem

perekonomian secara nasional, adanya teknologi baru yang terkadang justru

menjadi kendala bagi negara berkembang untuk dapat langsung mengadopsi

teknologi terkini yang ditawarkan pasar dunia.

Bangsa Indonesia pada usia lebih dari setengah abad sudah seharusnya

mencapai kedewasaan untuk mampu melihat faktor-faktor yang akan

mengganggu keberlanjutan pembangunan nasional. Pembangunan ekonomi

yang bersifat berkelanjutan harus terkonsep secara utuh dan lengkap jangan

sampai membiarkan bertumbuhnya bibit-bibit baru masalah yang dikemudian

hari menjadi penghambat berlanjutnya pembangunan. Pembangunan ekonomi

berkelanjutan adalah pembangunan yang harus terus berlanjut, yang tidak

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017

9

mengandung kemungkinan berhenti mendadak, tanpa diantisipasi. (Mubiyarto,

2010)

Pembangunan ekonomi yang seimbang untuk negara berkembang seperti

negara Indonesia sebaiknya mempertimbangkan 3 aspek yaitu:

1. Keseimbangan antara pertambahan produksi bahan makanan dan

perkembangan penduduk.

2. Keseimbangan penyebaran penduduk.

3. Keseimbangan antara produksi agraris dan industri.

Memperjelas point ketiga tentang keseimbangan antara produksi agraris

dan industri menjadi titik dimana harus mengedepankan pembangunan

dibidang pertanian tanpa harus mengorbankan sektor yang lainnya.

Memprioritaskan bukan berarti mengesampingkan keberlanjutan pembangunan

dari sektor lain, semuanya harus seirama dan saling melengkapi karena satu

sektor saja tidak mungkin bisa berjalan sendiri tanpa dibantu oleh sektor yang

lainnya. Yuwono, dkk (2011) Pembangunan pertanian juga dikatakan sebagai

pembangunan ekonomi disektor pertanian karena pertanian memang

merupakan sektor dalam kehidupan ekonomi dan pengertian pertanian sendiri

mengandung tekanan unsur ekonomi. Pertanian adalah usaha manusia melalui

kehidupan tumbuhan dan hewan untuk dapat lebih baik dalam memenuhi

kebutuhannya, dan ini adalah suatu usaha ekonomi.

Meskipun pembangunan pertanian dapat dipandang sebagai pembangunan

ekonomi disektor pertanian, tetapi ada yang mengemukakan bahwa

pembangunan pertanian tidak hanya dapat dipandang dari segi ekonomi saja,

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017

10

karena pembangunan pertanian meliputi juga aspek sosial kelembagaan,

teknologi, terutama yang menyangkut negara-negara yang sedang berkembang.

Dari pengertian keduanya antara pembangunan pertanian dan

pembangunan ekonomi tentu ada keterkaitan yang sangat erat dimana

keduanya sangat memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan

suatu bangsa, sebagai tolak ukur apakah negara tersebut termasuk dalam

kategori negara maju, negara berkembang, atau bahkan negara miskin.

Kompleks indikator pembangunan juga tergantung pada tingkat perkembangan

urbanisasi, modernisasi, dan industrialisasi. Makin berkembang suatu

masyarakat, makin terperinci dan makin sophisticated indikator pembangunan.

Penerapan pengukuran indikator ini erat kaitannya dengan ketersediaan data

statistik dan pelayanan pemerintah yang efisien dan mendalam. Pengukuran

yang lebih spesifik dan mendalam hanya dapat dikembangkan oleh pakar yang

mendalami adat istiadat setempat.

Jadi pembangunan pertanian akan menyangkut berbagai hal yang

dibicarakan dalam pembangunan ekonomi. Meski tidak semuanya, ditambah

dengan hal-hal diluar yang dibicarakan dalam pembangunan ekonomi nasional

masuk dalam pembangunan pertanian, seperti inflasi, stabilitas ekonomi,

moneter, meskipun bukan mempengaruhi proses pembangunan pertanian.

Diluar lingkup pembangunan ekonomi, pembangunan pertanian menyangkut

tradisi petani, budaya, kelembagaan masyarakat tani dan lain-lain aspek sosial

budaya yang biasanya tidak dibicarakan dalam pembangunan ekonomi.

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017

11

Terkait beberapa hal yang harus dicapai dalam pembangunan pertanian

yang dalam hal ini berhubungan langsung dengan pembangunan ekonomi

secara nasional terdapat tiga komponen dasar yang harus dibina, yaitu petani,

komoditas hasil pertanian dan wilayah pembangunan dimana kegiatan

pertanian berlangsung (Cahyono,1983). Pembinaan terhadap petani diarahkan

sehingga menghasilkan peningkatan pendapatan petani. Pengembangan

komoditas hasil pertanian diarahkan benar-benar berfungsi sebagai sektor yang

menghasilkan bahan pangan, bahan ekspor dan bahan baku bagi industri.

Pembinaan wilayah pertanian ditunjukkan agar dapat menunjang pembangunan

wilayah seutuhnya dan tidak terjadi ketimpangan antar wilayah. Kebijaksanaan

dasar pembangunan pertanian mencakup aspek produksi, faktor-faktor

produksi, pemasaran dan kelembagaannya bahkan kemungkinan dukungan

yang kuat terhadap pembangunan industri.

B. Sektor Pertanian di Indonesia

Pertanian merupakan kebudayaan yang pertama kali dikembangkan

manusia sebagai respons terhadap tantangan kelangsungan hidup yang

berangsur menjadi sukar karena semakin menipisnya sumber pangan dialam

bebas akibat laju pertambahan manusia. Menurut Soekartawi (2010) agar

sasaran pembangunan pertanian tetap mampu mempunyai kontribusi yang

nyata dalam perekonomian Indonesia, maka harus ada upaya-upaya yang

dilaksanakan, upaya-upaya tersebut ialah:

1. Tetap mempertahankan prinsip keunggulan komparatif.

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017

12

2. Terus meningkatkan keterampilan masyarakat setempat yang memadai

dalam memantapkan jenis industri pengelolaan hasil pertanian yang telah

dikenal.

3. Terus meningkatkan bahan baku yang berkesinambungan.

4. Terus menyediakan fasilitas kredit dan fasilitas pelayanan yang memadai.

Didalam buku-buku atau tulisan-tulisan sering membahas mengenai

pembagian pertanian kedalam sub-sub yang telah ditentukan sebagai berikut

Mubiyarto (1989) dan Nurmala, dkk (2012):

1. Lahan Pertanian Basah

Lazimnya disebut dengan sawah. Ciri-ciri umum dari sawah adalah

sebagai berikut:

a. Dari setiap petak sawah dibatasi oleh pematang. Pematang tersebut ada

yang lurus dan ada pula yang berbelok.

b. Permukaannya selalu datar atau topografinya rata meskipun didaerah

bergunung-gunung atau berbukit.

c. Biasa diolah atau dikerjakan pada kondisi jenuh air atau berair.

d. Kesuburannya lebih stabil daripada lahan kering sehingga

memungkinkan diolah secara intensif tanpa adanya penurunan

produktivitas yang drastis.

e. Secara umum produktivitasnya lebih tinggi daripada lahan kering.

f. Sawah umumnya mempunyai sumber perairan yang relatif teratur

kecuali sawah tadah hujan. Tanaman yang utama diusahakan adalah

padi sawah.

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017

13

Contohnya: sawah irigasi teknis, sawah setengah irigasi teknis, sawah

irigasi pedesaan, sawah tadah hujan, sawah rawa, sawah rawa pasang

surut, sawah lebak, tambak, dan kolam.

2. Lahan Pertanian Kering

Lahan pertanian kering secara umum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Produktitivitas tanah umumnya rendah.

b. Topografi bervariasi dari datar, berbukti dan bergunung.

c. Tidak dibatasi oleh pematang antar satu petak dengan petak lainnya.

Batas lahan berupa pohon/tanaman tahunan yang permanen atau batas

buatan.

d. Tingkat erosi umumnya tinggi, terutama jika tidak ada upaya

pelestarian yang berupa sengkedan atau tidak ada tumbuhan (vegetasi).

e. Tidak dapat diusahakan secara intensif seperti sawah, karena

persediaan air sangat terbatas ketika tidak ada curah hujan, kecuali

untuk lahan kering yang dekat dengan sumber air dapat diusahakan

secara terus-menerus.

f. Umumnya hanya diusahakan pada musim hujan sedangkan pada

musim kemarau diabaikan.

Lahan pertanian kering dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu:

a. Pekarangan

Pekarangan adalah lahan pertanian yang ada disekitar rumah,

umumnya ada didepan rumah yang dibatasi oleh pagar tanaman hidup

atau pagar mati yang mempunyai hubungan fungsional dengan rumah

tempat tinggal. Dipekarangan biasanya ditanami bermacam-macam

bunga, sayuran, tanaman obat dan juga tanaman buah-buahan.

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017

14

b. Tegalan

Tegalan umumnya tidak dibatasi oleh pematang tetapi oleh tanaman

disudut-sudut batas petakan tegalan tang bersangkutan. Keadaan

topografinya berkisar dari datar sampai bergelombang.

c. Kebun/Perkebunan

Lahan pertanian kering yang umumnya ditanami tanaman tahunan

secara permanen, baik yang bersifat monokultur atau campuran..

Tanaman yang biasa ditanam secara monokultur atau tunggal adalah

karet, coklat, teh, kelapa sawit dan tebu. Sedangkan tanaman yang

ditanam dalam bentuk kebun campuran adalah buah-buahan, kelapa,

kopi dan kayu-kayuan. Perkebunan ini didapatkan didaerah-daerah

bermusim panas didekat khatulistiwa.

d. Ladang

Berladang merupakan cara bertani yang berpindah-pindah atau tidak

menetap. Setelah ladang tersebut menunjukkan produktivitasnya

menurun maka petani meninggalkan untuk beberapa tahun yang

kemudian hari dibuat kembali.

e. Penggembala ternak (pengangonan)

Penggembala ternak ini biasanya dimiliki secara kelompok sebagai

tempat penggembalaan atau pengangonan ternak secara individual atau

kelompok yang ada dilokasi tertentu biasanya dipinggir hutan dan jauh

dari pemukiman penduduk.

f. Hutan

Dapat dimasukkan sebagai lahan pertanian kering yang berfungsi

sebagai sumber mata pencaharian penduduk atau untuk menjaga

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017

15

kelestarian sumber air didaerah hulu sungai agar debit air sungai tidak

terganggu khususnya pada musim kemaru.

Pengelompokkan hutan yang sudah dikenal masyarakat umum adalah

sebagai berikut:

1. Hutan lindung yang berfungsi memberikan perlindungan terhadap air,

tata air, serta lingkungannya.

2. Hutan suaka alam yang berfungsi memberikan perlindungan terhadap

binatang, untuk keperluan pengetahuan & kebudayaan.

3. Hutan produksi yaitu hutan yang memberikan manfaat produksi kayu

dan hasil hutan yang lain, berdasarkan prinsi-prinsip pengelolaan hutan

yang berlaku, yang mengenai prinsip kekekalan hasil.

4. Hutan wisata, yaitu hutan yang menyediakan keindahan alamnya untuk

kepentingan pariwisata.

C. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kondisi perekonomian secara keseluruhan akan berpengaruh sangat besar

terhadap semua orang di negara manapun tanpa terkecuali, perubahan kondisi

perekonomian dilaporkan secara meluas oleh media, bahkan sulit untuk

membaca surat kabar tanpa melihat laporan terbaru tentang statistik

perekonomian. Statistik tersebut kemungkinan mengukur pendapatan total

semua orang dalam perekonomian (Gross Domestic Product-GDP atau

Produk Domestik Bruto-PDB), tingkat kenaikan harga rata-rata (inflasi),

presentase tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan (pengangguran), jumlah

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017

16

pembelanjaan ditoko-toko (penjualan rintel) atau ketidakseimbangan

perdagangan antara suatu negara dengan negara-negara lain didunia (defisit

perdagangan). Menurut Mankin, dkk (2012) mengungkapakan dalam bukunya

bahwa pengertian Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai pasar dari

keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi disuatu negara pada periode

tertentu. Pada Produk Domestik Bruto (PDB) menggunakan harga pasar untuk

menjumlahkan berbagai jenis produk menjadi satu ukuran nilai dalam kegiatan

ekonomi, harga pasar mencerminkan nilai barang-barang tersebut.

Mengerucut pada pengertian Produk Domestik Regioanl Bruto (PDRB)

menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Brebes tahun 2016

mengartikan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan

nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan

diwilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas

ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor

produksi yang dimiliki residen atau non residen. Penyusunan Produk

Domestik Bruto (PDRB) dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu

pendekatan produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang disajikan atas harga

berlaku dan harga konstan (rill). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

atas dasar harga berlaku atau dikenal PDRB nominal disusun berdasarkan

harga yang berlaku pada periode perhitungan, dan bertujuan untuk melihat

struktur perekonomian. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (rill)

disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan tujuannya untuk mengukur

pertumbuhan ekonomi.

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017

17

Data pendapatan nasional adalah salah satu indikator makro yang dapat

menunjukkan kondisi perekonomian nasional setiap tahun. Manfaat yang

dapat diperoleh dari data ini antara lain adalah:

1. PDRB harga berlaku (nominal) menunjukkan kemampuan sumber daya

ekonomi yang dihasilkan oleh suatu wilayah. Nilai PDRB yang besar

menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga

sebaliknya.

2. PDRB harga konstan (rill) dapat digunakan untuk menunjukkan laju

pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap kategori dari tahun

ke tahun.

3. Distribusi PDRB harga berlaku menurut lapangan usaha menunjukkan

struktur perekonomian atau peranan setiap kategori ekonomi dalam suatu

wilayah. Kategori-kategori ekonomi yang mempunyai peranan besar

menunjukkan basis perekonomian suatu wilayah.

4. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDB dan

PNB per satu orang penduduk.

5. PDRB per kapita atas dasar konstan berguna untuk mengetahui

pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu negara.

Perubahan tahun dasar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

selama sepuluh tahun terakhir mengalami banyak perubahan hal ini terjadi

akibat tataan global dan lokal yang sangat berpengaruh terhadap

perekonomian nasional. Krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008,

penerapan perdagangan bebas antara China-ASEAN (CAFTA), perubahan

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017

18

sistem pencatatan perdagangan internasional dan meluasnya jasa layanan

pasar modal merupakan contoh perubahan yang perlu diadaptasi dalam

mekanisme pencatatan statistik nasional. Salah satu bentuk adaptasi

pencatatan nasional adalah melakukan perubahan tahun dasar PDB Indonesia

dari tahun 2000 ke 2010. Perubahan tahun dasar PDB dilakukan seiring

dengan mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang

tertuang dalam 2008 System of National Accounts (SNA 2008) melalui

penyusunan kerangka Supply and Use Tables (SUT). Perubahan tahun dasar

PDB dilakukan secara bersamaan dengan perhitungan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Provinsi untuk menjaga konsistensi hasil perhitungan.

D. Kontribusi Sektor Pertanian

Kontribusi adalah sumbangsih atau peran, atau keikutsertaan seseorang

dalam suatu kegiatan tertentu Anonim (2016) sedangkan dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia tahun (2007) mengartikan kata kontribusi sebagai iuran

kepada perkumpulan atau sumbangan kepada sesuatu hal yang dibutuhkan

dalam kurun waktu tertentu. Kontribusi bermakna peran dalam keikutsertaan

terhadap sesuatu. Kontribusi juga bisa diartikan sebagai keikutsertaan,

melibatkan diri, atau memberi sumbangan (baik uang, tenaga, maupun

pikiran).

Jika dikaitkan dengan kontribusi sektor pertanian berarti sejauh mana

sektor pertanian andil peran dalam segala aspek yang ada keterkaitan dengan

pembangunan perekonomian suatu negara, memberikan sumbangan yang

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017

19

nyata dari produk-produk yang dihasilkan dalam sektor pertanian dan sudah

tentu hasil akhirnya memberikan pendapatan Produk Domestik Bruto (PDB)

bagi negara yang ditempatinya. Peranan sektor pertanian terhadap

perekonomian suatu negara tercermin dari besarnya presentase kontribusi

sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), tetapi dapat pula

ditunjukkan oleh besarnya devisa yang diperoleh dari sektor pertanian dalam

periode tertentu.

Menurut Nurmala, dkk (2012) terdapat beberapa peranan sektor pertanian

dalam perekonomian makro diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Penghasil produk-produk ekspor yang dinyatakan dengan nilai devisa

sektor pertanian pada periode tertentu. Contoh produk ekspor komoditi

pertanian yang terkenal sejak zaman penjajahan Belanda yaitu karet, kopi,

rempah-rempah, kopra, rotan, dan udang.

2. Penghasil bahan baku industri khususnya agroindustri seperti industri ban

mobil, kayu lapis, industri mebel, alat-alat kesehatan dan kedokteran, atau

industri kecantikan kosmetika dan jamur-jamuran.

3. Penghasil bahan pangan dunia, bahan papan, dan bahan sandang (serat,

kapas, bulu domba dan lain-lain).

4. Sebagai alat membangun hubungan ekonomi antarnegara baik secara

bilateral atau unilateral dan juga sebagai alat menjalin hubungan

persahabatan antarnegara disuatu kawasan seperti ASEAN, NAFTA,

APEC, dan ACFTA.

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017

20

5. Sebagai alat menjaga stabilitas perekonomian rakyat dan stabilitas

pemerintah seperti beras di Indonesia, roti di negara-negara Eropa dan

daging di negara-negara dingin.

6. Sebagai alat ketahanan pangan nasional terutama jika ada perang

antarbangsa atau suatu negara dikenai embargo ekonomi secara

internasional

E. Location Quotient (Kuosien Lokasi)

Location Quotient (kuosien lokasi) atau disingkat LQ adalah suatu

perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor/industri disuatu daerah

terhadap besarnya peranan sektor/industri tersebut secara nasional. Ada

banyak variabel yang bisa dibandingkan, tetapi yang umumnya adalah nilai

tambah (tingkat pendapatan). Rumusnya adalah sebagai berikut (Tarigan,

2005)

LQ = Xi/PNB

Xi/PDRB

Dimana Xi = Nilai tambah sektor i disuatu daerah

PDRB = Produk Domestik Regional Bruto daerah tersebut

Xi = Nilai tambah sektor i secara nasional

PNB = Produk Nasional Bruto atau GNP

Istilah wilayah nasional dapat diartikan untuk wilayah induk/wilayah

atasan. Misalnya, apabila diperbandingkan antara kabupaten dengan provinsi,

maka provinsi memegang peran sebagai wilayah nasional, dan seterusnya.

Apabila LQ > 1 artinya peranan sektor tersebut lebih menonjol daripada

peranan sektor itu secara nasional. Sebaliknya, apabila LQ < 1 maka peranan

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017

21

sektor itu didaerah tersebut lebih kecil daripada peranan sektor tersebut secara

nasional. LQ > 1 menunjukkan bahwa peranan sektor i cukup menonjol

didaerah tersebut dan seringkali sebagai petunjuk bahwa daerah tersebut

surplus akan produk sektor i dan mengekspornya ke daerah lain. Daerah itu

hanya mungkin mengekspor produk ke daerah lain atau luar negeri karena

mampu menghasilkan produk tersebut secara lebih murah atau lebih efisien.

Atas dasar itu LQ > 1 secara tidak langsung memberi petunjuk bahwa daerah

tersebut memiliki keunggulan komparatif untuk sektor i dimaksud.

Menggunakan LQ sebagai petunjuk adanya keunggulan komparatif

dapat digunakan bagi sektor-sektor yang telah lama berkembang, sedangkan

bagi sektor yang baru atau sedang tumbuh apalagi yang selama ini belum

pernah ada, LQ tidak dapat digunakan karena produk totalnya belum

menggambarkan kapasitas rill daerah tersebut. Adalah lebih tepat untuk

melihat secara langsung apakah komoditi itu memiliki prospek untuk

diekspor atau tidak, dengan catatan terhadap produk tersebut tidak diberikan

subsidi atau bantuan khusus oleh daerah yang bersangkutan melebihi yang

diberikan daerah-daerah lainnya.

F. Regresi Linear Sederhana

Regresi atau peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara

sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi dimasa yang akan datang

berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar

kesalahannya dapat diperkecil (Ridwan dan Sunarto, 2014). Regresi

mengemukakan tentang keingintahuan apa yang terjadi dimasa depan untuk

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017

22

memberikan kontribusi menentukan keputusan yang terbaik. Kegunaan

regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan atau

memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui.

Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional

atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel

terikat (Y).

Setelah melakukan tahapan anlisis regresi data diuji dilanjutkan

dengan uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistic

menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan

analisis grafik dan uji statistik. (Ghozali, 2013).

1. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan

melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi

dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian

hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya

untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan

melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif

dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus

diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis

diagonal. Jika residual normal, maka garis yang menggambarkan data

sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017

23

2. Analisis Statistik

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalu tidak hati-hati secara

visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh

sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik.

Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan

skewness dari residual. Nilai statistik untuk skewness dapat dihitung

dengan rumus:

Zskewness =

Sedangkan untuk kurtosis dapat dihitung dengan rumus:

Zkurtosis =

Dimana N adalah jumlah sampel, jika nilai Z hitung > Z tabel, maka

distribusi tidak normal.

Tahapan Analisis Regresi:

Penggunaan regresi linear sederhana didasarkan pada asumsi diantaranya:

1. Model regresi harus linear dalam parameter.

2. Variabel bebas tidak berkorelasi dengan disturbance term (Error).

3. Nilai distrubance term sebesar 0 atau dengan simbol sebagi berikut: E

(U/x) = 0.

4. Varian untuk masing-masing error term (kesalahan) konstan.

5. Tidak terjadi autokorelasi.

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017

24

6. Model regresi dispesifikasikan secara benar. Tidak terdapat bias

spesifikasi dalam model yang digunakan dalam analisis empiris.

Persamaan regresi dirumuskan (Ridwan dan Sunarto, 2014) :

Ŷ = a + bX

Dimana:

Ŷ = (baca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan

X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk

diprediksikan

a = Nilai konstan harga Y jika X = 0

b = Nilai arah sebagai penenu ramalan (rediksi) yang

menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan

(-) variabel Y

G. Penelitian Terdahulu

Banyak penelitian tentang kontribusi sektor pertanian terhadap Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) ataupun terhadap perkembangan ekonomi

disuatu daerah dan suatu negara yang dilakukan oleh sebagian orang di negara

Indonesia maupun diluar negara Indonesia. Berikut adalah beberapa hasil

penelitian mengenai kontribusi/peranan sektor pertanian terhadap

perkembangan ekonomi yang dalam hal ini konteksnya adalah Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB):

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyowati, Nuning Staf Pengajar

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian UNS (2012) tentang

“Analisis Peran Sektor Pertanian di Kabupaten Sukoharjo” adalah

berdasarkan hasil analisis LQ diketahui bahwa sektor yang merupakan

basis di Kabupaten Sukoharjo adalah sektor pertanian, sektor listrik, gas

dan air bersih dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor pertanian

di Kabupaten Sukoharjo merupakan sektor basis dengan nilai rata-rata LQ

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017

25

sebesar 1,00. Nilai ini menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan

sektor yang mandiri dimana sektor ini mampu mencukupi kebutuhan

wilayah lokal dan surplus produksinya mampu diekspor keluar wilayah

Kabupaten Sukoharjo. Posisi sebagai sektor pertanian mampu berkinerja

dengan baik dalam mendukung perekonomian wilayah Sukoharjo.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Rompas, Jui dkk (2015) tentang “Potensi

Sektor Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di

Kabupaten Minahasa Selatan” mendapatkan hasil yaitu Menurut hasil

perhitungan Location Quotient (LQ) sub sektor yang merupakan basis

pada Kabupaten Minahasa adalah sub sektor perkebunan dan sub sektor

tanaman bahan makanan. Sub sektor yang menjadi basis berarti menjadi

acuan untuk pengembangan pertumbuhan perekonomian daerah.

Berdasarkan hasil perhitungan untuk melihat pengaruh sektor pertanian

terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Minahasa Selatan dengan

menggunakan analisis regresi sederhana dari hasil analisis tersebut sektor

pertanian mempunyai hubungan positif dengan korelasi cenderung kurang

terhadap penyerapan tenaga kerja, hal tersebut juga akan mempengaruhi

tingkat pengangguran di Minahasa Selatan .

3. Penelitian oleh Nurjayanti, Eka Dewi (2012) menerangkan tentang

“Kontribusi Sektor Pertanian dalam Perekonomian Wilayah Kabupaten

Pati”, dimana hasil analisis Location Quotient (LQ) selama tahun 2008-

2011 selalu menjadi sektor basis dalam perekonomian di wilayah ini. Nilai

LQ selama tahun 2008-2011 relatif stabil dengan nilai LQ rata-rata selama

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017

26

empat tahun penelitian sebesar 1,62. Ini berarti sektor pertanian di

Kabupaten Pati selain mampu memenuhi kebutuhan wilayah Kabupaten

Pati juga mampu mengekspor keluar wilayah Kabupaten Pati.

Kemampuan sektor pertanian menjadi sektor basis terhadap perekonomian

di Kabupaten Pati selama 2008-2011 didukung oleh keadaan geografis

Kabupaten Pati yang mempunyai ketinggian permukaan bumi yang cukup

bervariasi, sehingga cukup sesuai untuk tempat tumbuh berbagai jenis

tanaman.

4. Penelitian oleh Agustono (2013) tentang “Analisis Sektor Pertanian

Ditinjau dari Peran Terhadap Pertumbuhan dan Stabilitas Produk

Domestik Regional Bruto di Provinsi Jawa Tengah” medapatkan nilai

LQ>1. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki kemampuan

mengekspor ke wilayah luar Jawa Tengah. Sektor pertanian melalui ekspor

berperan bagi pertumbuhan PDRB di Jawa Tengah, melalui pendapatan

yang dibayarkan oleh masyarakat luar Jawa Tengah terhadap produk

pertanian Jawa tengah. Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki

resiko paling rendah dibanding dengan sektor non pertanian. Dengan

demikian sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peluang yang

paling tinggi untuk memperoleh PDRB yang diharapkan yaitu sebesar

91%. Maka dapat disimpulkan bahwa sektor pertanian termasuk sektor

kunci sebagai mesin bagi pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah

5. Penelitian yang dilakukan oleh Syaifudin, Arif (2013) tentang “Strategi

Pengembangan Sektor Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan dalam

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017

27

Upaya Peningkatan PDRB Kabupaten Pati” bahwa sub sektor tanaman

pangan yang memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif

di tiap kecamatan di Kabupaten Pati dapat dijadikan sebagai penyedia

bahan baku untuk industri pertanian sehingga dapat memberikan nilai

tambah dari produksi-produksi pertanian dan dapat memacu pertumbuhan

ekonomi daerah serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Rahman, Zahara A (2012) tentang

“Agricultural Research and Development in Malaysia” menjelaskan

bahwa kontribusi pertanian terhadap perekonomian Malaysia

telah menurun secara signifikan selama bertahun-tahun, tapi pemerintah

terus berupaya untuk mengembangkan sektor pertanian sebagai sektor

yang penting dan strategis. Produksi pangan yang cukup bagi penduduk

dapat dilihat dalam Kebijakan Pertanian Nasional Pertama (NAP1) tahun

1984-1991 dan kemudian dalam Kebijakan Pertanian Nasional Ketiga

(NAP3), 1998-2010 NAP1 ditujukan untuk mencapai setidaknya 80 persen

tingkat swasembada. Makanan pokok bagi Negara Malaysia, menurun dari

91 persen pada tahun 1972 menjadi 72 persen pada tahun 2005 terutama

disebabkan oleh peningkatan populasi dan pengurangan daerah pertanian

karena perubahan penggunaan non-pertanian lebih selama kurun waktu

tersebut. Mengingat ini, NAP3 lagi bertujuan untuk meningkatkan

produksi pangan dalam negeri dan sumber makanan strategis untuk

menjamin pasokan yang memadai dan akses ke aman, bergizi dan

berkualitas tinggi makanan dengan harga yang terjangkau

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017

28

7. Penelitian yang dilakukan oleh Amrinto, Lorna E yang berjudul “The

Worlds of Agriculture in Asia: Agricultural and Economic Development”

dalam penelitian ini, pertumbuhan ekonomi dianalisis dengan

menggunakan data tahunan selama periode 1961-2012 dengan variabel

dummy dispesifikasikan kepada Negara Korea Selatan. Klasifikasinya

berupa pertanian berbasis transformasi , dan urban korea, yang ditentukan

berdasarkan kriteria Bank Dunia yang mengklasifikasi negara ketiga dunia

pertanian yang dituangkan dalam laporan pembangunan 2008. Variabel

pada data PDB perkapita, nilai tambah pertanian dan ekspor barang dan

jasa diperoleh dari Dunia Bank 2012. Data time series plot menunjukkan

bahwa variabel ekonomi makro memiliki tren yang meningkat selama

periode 1961-2012. Tahunan rata-rata PDB riil per kapita untuk Korea dari

1961-2012 adalah US $ 8.441. Ini mengikuti tren umum mencapai

tertinggi pada tahun 2012 (US $ 21.226) dan terendah pada tahun 1961

(US $ 1.467). Nilai tambah pertanian tahunan dengan 2005 = 100, 1961-

2012 memiliki rata-rata US $ 19670000000 dengan nilai maksimum US $

29050000000 disimpan di 2009. Variabel ini juga diikuti tren yang

meningkat selama periode analisis. Kenyataannya memang jumlah ekspor

barang dan jasa juga diikuti tren kenaikan sejak tahun 1980 dengan rata-

rata US $ 108.500.000.000. Ekspor tertinggi barang dan jasa dicatat pada

tahun 2012 ketika negara diekspor total US $ 548.480.000.000 secara riil.

Pengamatan termurah untuk ekspor adalah pada tahun 1961, ketika secara

riil, negara yang mengekspor hanya US $ 219.770.000.

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017