bab ii tinjauan pustaka a. pembangunan pertanian dalam ...repository.ump.ac.id/5633/3/melda senja...
TRANSCRIPT
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembangunan Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi
Menurut Amalia (2007) Pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu
proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat
meningkat. Dimana kenaikan pendapatan perkapita merupakan suatu
pencerminan dari timbulnya perbaikan dalam kesejahteraan ekonomi
masyarakat. Tujuan utama pembangunan ekonomi adalah menciptakan tingkat
pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang setinggi-tingginya, akan
tetapi diikuti dengan pemberantasan kemiskinan, penanggulangan
ketimpangan pendapatan, penyediaan lapangan kerja, pendidikan yang lebi
baik, peningkatan standar kesehatan dan nutrisi, perbaikan kondisi lingkungan
hidup, pemerataan kesempatan, pemerataan kebebasan individual, dan
penyegaran kehidupan budaya. Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu
negara dapat dilihat dari tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) nya, cara
menghitung Produk Domestik Bruto (PDB) adalah sebagai berikut:
1. Cara pengeluaran
Yang dihitung adalah nilai produksi yang diciptakan oleh faktor
produksi yang dimiliki seluruh warga negara yang bersangkutan berarti
tidak termasuk pendapatan warga negara itu diluar negeri.
2. Cara pendapatan
Yang dihitung adalah pendapatan faktor-faktor produksi yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017
8
3. Cara produksi
Yang dihitung adalah nilai produksi yang diciptakan oleh faktor
produksi yang ada disuatu negara tanpa membedakan apakah faktor
produksi itu milik orang luar negeri atau warga negara itu sendiri.
Manfaat yang bisa diperoleh dari pembangunan ekonomi diantaranya
adalah: meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB), mengurangi tingkat
pengangguran, meningkatnya kemakmuran, pengelolaan alam yang lebih baik,
dan modal yang terkumpul bisa dijadikan untuk membuka usaha mikro
khususnya untuk masyarakat pedesaan. Sedangkan kerugian-kerugian yang
dari pembangunan ekonomi adalah: terjadinya perubahan struktural sosial,
politik, dan budaya, adanya perubahan tata kerja yang tradisional bergeser ke
semi tradisional sampai masuk ke tataan kerja yang bersifat modern,
memerlukan modal yang lebih banyak untuk memperbaiki sistem
perekonomian secara nasional, adanya teknologi baru yang terkadang justru
menjadi kendala bagi negara berkembang untuk dapat langsung mengadopsi
teknologi terkini yang ditawarkan pasar dunia.
Bangsa Indonesia pada usia lebih dari setengah abad sudah seharusnya
mencapai kedewasaan untuk mampu melihat faktor-faktor yang akan
mengganggu keberlanjutan pembangunan nasional. Pembangunan ekonomi
yang bersifat berkelanjutan harus terkonsep secara utuh dan lengkap jangan
sampai membiarkan bertumbuhnya bibit-bibit baru masalah yang dikemudian
hari menjadi penghambat berlanjutnya pembangunan. Pembangunan ekonomi
berkelanjutan adalah pembangunan yang harus terus berlanjut, yang tidak
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017
9
mengandung kemungkinan berhenti mendadak, tanpa diantisipasi. (Mubiyarto,
2010)
Pembangunan ekonomi yang seimbang untuk negara berkembang seperti
negara Indonesia sebaiknya mempertimbangkan 3 aspek yaitu:
1. Keseimbangan antara pertambahan produksi bahan makanan dan
perkembangan penduduk.
2. Keseimbangan penyebaran penduduk.
3. Keseimbangan antara produksi agraris dan industri.
Memperjelas point ketiga tentang keseimbangan antara produksi agraris
dan industri menjadi titik dimana harus mengedepankan pembangunan
dibidang pertanian tanpa harus mengorbankan sektor yang lainnya.
Memprioritaskan bukan berarti mengesampingkan keberlanjutan pembangunan
dari sektor lain, semuanya harus seirama dan saling melengkapi karena satu
sektor saja tidak mungkin bisa berjalan sendiri tanpa dibantu oleh sektor yang
lainnya. Yuwono, dkk (2011) Pembangunan pertanian juga dikatakan sebagai
pembangunan ekonomi disektor pertanian karena pertanian memang
merupakan sektor dalam kehidupan ekonomi dan pengertian pertanian sendiri
mengandung tekanan unsur ekonomi. Pertanian adalah usaha manusia melalui
kehidupan tumbuhan dan hewan untuk dapat lebih baik dalam memenuhi
kebutuhannya, dan ini adalah suatu usaha ekonomi.
Meskipun pembangunan pertanian dapat dipandang sebagai pembangunan
ekonomi disektor pertanian, tetapi ada yang mengemukakan bahwa
pembangunan pertanian tidak hanya dapat dipandang dari segi ekonomi saja,
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017
10
karena pembangunan pertanian meliputi juga aspek sosial kelembagaan,
teknologi, terutama yang menyangkut negara-negara yang sedang berkembang.
Dari pengertian keduanya antara pembangunan pertanian dan
pembangunan ekonomi tentu ada keterkaitan yang sangat erat dimana
keduanya sangat memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan
suatu bangsa, sebagai tolak ukur apakah negara tersebut termasuk dalam
kategori negara maju, negara berkembang, atau bahkan negara miskin.
Kompleks indikator pembangunan juga tergantung pada tingkat perkembangan
urbanisasi, modernisasi, dan industrialisasi. Makin berkembang suatu
masyarakat, makin terperinci dan makin sophisticated indikator pembangunan.
Penerapan pengukuran indikator ini erat kaitannya dengan ketersediaan data
statistik dan pelayanan pemerintah yang efisien dan mendalam. Pengukuran
yang lebih spesifik dan mendalam hanya dapat dikembangkan oleh pakar yang
mendalami adat istiadat setempat.
Jadi pembangunan pertanian akan menyangkut berbagai hal yang
dibicarakan dalam pembangunan ekonomi. Meski tidak semuanya, ditambah
dengan hal-hal diluar yang dibicarakan dalam pembangunan ekonomi nasional
masuk dalam pembangunan pertanian, seperti inflasi, stabilitas ekonomi,
moneter, meskipun bukan mempengaruhi proses pembangunan pertanian.
Diluar lingkup pembangunan ekonomi, pembangunan pertanian menyangkut
tradisi petani, budaya, kelembagaan masyarakat tani dan lain-lain aspek sosial
budaya yang biasanya tidak dibicarakan dalam pembangunan ekonomi.
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017
11
Terkait beberapa hal yang harus dicapai dalam pembangunan pertanian
yang dalam hal ini berhubungan langsung dengan pembangunan ekonomi
secara nasional terdapat tiga komponen dasar yang harus dibina, yaitu petani,
komoditas hasil pertanian dan wilayah pembangunan dimana kegiatan
pertanian berlangsung (Cahyono,1983). Pembinaan terhadap petani diarahkan
sehingga menghasilkan peningkatan pendapatan petani. Pengembangan
komoditas hasil pertanian diarahkan benar-benar berfungsi sebagai sektor yang
menghasilkan bahan pangan, bahan ekspor dan bahan baku bagi industri.
Pembinaan wilayah pertanian ditunjukkan agar dapat menunjang pembangunan
wilayah seutuhnya dan tidak terjadi ketimpangan antar wilayah. Kebijaksanaan
dasar pembangunan pertanian mencakup aspek produksi, faktor-faktor
produksi, pemasaran dan kelembagaannya bahkan kemungkinan dukungan
yang kuat terhadap pembangunan industri.
B. Sektor Pertanian di Indonesia
Pertanian merupakan kebudayaan yang pertama kali dikembangkan
manusia sebagai respons terhadap tantangan kelangsungan hidup yang
berangsur menjadi sukar karena semakin menipisnya sumber pangan dialam
bebas akibat laju pertambahan manusia. Menurut Soekartawi (2010) agar
sasaran pembangunan pertanian tetap mampu mempunyai kontribusi yang
nyata dalam perekonomian Indonesia, maka harus ada upaya-upaya yang
dilaksanakan, upaya-upaya tersebut ialah:
1. Tetap mempertahankan prinsip keunggulan komparatif.
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017
12
2. Terus meningkatkan keterampilan masyarakat setempat yang memadai
dalam memantapkan jenis industri pengelolaan hasil pertanian yang telah
dikenal.
3. Terus meningkatkan bahan baku yang berkesinambungan.
4. Terus menyediakan fasilitas kredit dan fasilitas pelayanan yang memadai.
Didalam buku-buku atau tulisan-tulisan sering membahas mengenai
pembagian pertanian kedalam sub-sub yang telah ditentukan sebagai berikut
Mubiyarto (1989) dan Nurmala, dkk (2012):
1. Lahan Pertanian Basah
Lazimnya disebut dengan sawah. Ciri-ciri umum dari sawah adalah
sebagai berikut:
a. Dari setiap petak sawah dibatasi oleh pematang. Pematang tersebut ada
yang lurus dan ada pula yang berbelok.
b. Permukaannya selalu datar atau topografinya rata meskipun didaerah
bergunung-gunung atau berbukit.
c. Biasa diolah atau dikerjakan pada kondisi jenuh air atau berair.
d. Kesuburannya lebih stabil daripada lahan kering sehingga
memungkinkan diolah secara intensif tanpa adanya penurunan
produktivitas yang drastis.
e. Secara umum produktivitasnya lebih tinggi daripada lahan kering.
f. Sawah umumnya mempunyai sumber perairan yang relatif teratur
kecuali sawah tadah hujan. Tanaman yang utama diusahakan adalah
padi sawah.
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017
13
Contohnya: sawah irigasi teknis, sawah setengah irigasi teknis, sawah
irigasi pedesaan, sawah tadah hujan, sawah rawa, sawah rawa pasang
surut, sawah lebak, tambak, dan kolam.
2. Lahan Pertanian Kering
Lahan pertanian kering secara umum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Produktitivitas tanah umumnya rendah.
b. Topografi bervariasi dari datar, berbukti dan bergunung.
c. Tidak dibatasi oleh pematang antar satu petak dengan petak lainnya.
Batas lahan berupa pohon/tanaman tahunan yang permanen atau batas
buatan.
d. Tingkat erosi umumnya tinggi, terutama jika tidak ada upaya
pelestarian yang berupa sengkedan atau tidak ada tumbuhan (vegetasi).
e. Tidak dapat diusahakan secara intensif seperti sawah, karena
persediaan air sangat terbatas ketika tidak ada curah hujan, kecuali
untuk lahan kering yang dekat dengan sumber air dapat diusahakan
secara terus-menerus.
f. Umumnya hanya diusahakan pada musim hujan sedangkan pada
musim kemarau diabaikan.
Lahan pertanian kering dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu:
a. Pekarangan
Pekarangan adalah lahan pertanian yang ada disekitar rumah,
umumnya ada didepan rumah yang dibatasi oleh pagar tanaman hidup
atau pagar mati yang mempunyai hubungan fungsional dengan rumah
tempat tinggal. Dipekarangan biasanya ditanami bermacam-macam
bunga, sayuran, tanaman obat dan juga tanaman buah-buahan.
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017
14
b. Tegalan
Tegalan umumnya tidak dibatasi oleh pematang tetapi oleh tanaman
disudut-sudut batas petakan tegalan tang bersangkutan. Keadaan
topografinya berkisar dari datar sampai bergelombang.
c. Kebun/Perkebunan
Lahan pertanian kering yang umumnya ditanami tanaman tahunan
secara permanen, baik yang bersifat monokultur atau campuran..
Tanaman yang biasa ditanam secara monokultur atau tunggal adalah
karet, coklat, teh, kelapa sawit dan tebu. Sedangkan tanaman yang
ditanam dalam bentuk kebun campuran adalah buah-buahan, kelapa,
kopi dan kayu-kayuan. Perkebunan ini didapatkan didaerah-daerah
bermusim panas didekat khatulistiwa.
d. Ladang
Berladang merupakan cara bertani yang berpindah-pindah atau tidak
menetap. Setelah ladang tersebut menunjukkan produktivitasnya
menurun maka petani meninggalkan untuk beberapa tahun yang
kemudian hari dibuat kembali.
e. Penggembala ternak (pengangonan)
Penggembala ternak ini biasanya dimiliki secara kelompok sebagai
tempat penggembalaan atau pengangonan ternak secara individual atau
kelompok yang ada dilokasi tertentu biasanya dipinggir hutan dan jauh
dari pemukiman penduduk.
f. Hutan
Dapat dimasukkan sebagai lahan pertanian kering yang berfungsi
sebagai sumber mata pencaharian penduduk atau untuk menjaga
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017
15
kelestarian sumber air didaerah hulu sungai agar debit air sungai tidak
terganggu khususnya pada musim kemaru.
Pengelompokkan hutan yang sudah dikenal masyarakat umum adalah
sebagai berikut:
1. Hutan lindung yang berfungsi memberikan perlindungan terhadap air,
tata air, serta lingkungannya.
2. Hutan suaka alam yang berfungsi memberikan perlindungan terhadap
binatang, untuk keperluan pengetahuan & kebudayaan.
3. Hutan produksi yaitu hutan yang memberikan manfaat produksi kayu
dan hasil hutan yang lain, berdasarkan prinsi-prinsip pengelolaan hutan
yang berlaku, yang mengenai prinsip kekekalan hasil.
4. Hutan wisata, yaitu hutan yang menyediakan keindahan alamnya untuk
kepentingan pariwisata.
C. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kondisi perekonomian secara keseluruhan akan berpengaruh sangat besar
terhadap semua orang di negara manapun tanpa terkecuali, perubahan kondisi
perekonomian dilaporkan secara meluas oleh media, bahkan sulit untuk
membaca surat kabar tanpa melihat laporan terbaru tentang statistik
perekonomian. Statistik tersebut kemungkinan mengukur pendapatan total
semua orang dalam perekonomian (Gross Domestic Product-GDP atau
Produk Domestik Bruto-PDB), tingkat kenaikan harga rata-rata (inflasi),
presentase tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan (pengangguran), jumlah
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017
16
pembelanjaan ditoko-toko (penjualan rintel) atau ketidakseimbangan
perdagangan antara suatu negara dengan negara-negara lain didunia (defisit
perdagangan). Menurut Mankin, dkk (2012) mengungkapakan dalam bukunya
bahwa pengertian Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai pasar dari
keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi disuatu negara pada periode
tertentu. Pada Produk Domestik Bruto (PDB) menggunakan harga pasar untuk
menjumlahkan berbagai jenis produk menjadi satu ukuran nilai dalam kegiatan
ekonomi, harga pasar mencerminkan nilai barang-barang tersebut.
Mengerucut pada pengertian Produk Domestik Regioanl Bruto (PDRB)
menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Brebes tahun 2016
mengartikan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan
nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan
diwilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas
ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor
produksi yang dimiliki residen atau non residen. Penyusunan Produk
Domestik Bruto (PDRB) dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu
pendekatan produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang disajikan atas harga
berlaku dan harga konstan (rill). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
atas dasar harga berlaku atau dikenal PDRB nominal disusun berdasarkan
harga yang berlaku pada periode perhitungan, dan bertujuan untuk melihat
struktur perekonomian. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (rill)
disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan tujuannya untuk mengukur
pertumbuhan ekonomi.
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017
17
Data pendapatan nasional adalah salah satu indikator makro yang dapat
menunjukkan kondisi perekonomian nasional setiap tahun. Manfaat yang
dapat diperoleh dari data ini antara lain adalah:
1. PDRB harga berlaku (nominal) menunjukkan kemampuan sumber daya
ekonomi yang dihasilkan oleh suatu wilayah. Nilai PDRB yang besar
menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga
sebaliknya.
2. PDRB harga konstan (rill) dapat digunakan untuk menunjukkan laju
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap kategori dari tahun
ke tahun.
3. Distribusi PDRB harga berlaku menurut lapangan usaha menunjukkan
struktur perekonomian atau peranan setiap kategori ekonomi dalam suatu
wilayah. Kategori-kategori ekonomi yang mempunyai peranan besar
menunjukkan basis perekonomian suatu wilayah.
4. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDB dan
PNB per satu orang penduduk.
5. PDRB per kapita atas dasar konstan berguna untuk mengetahui
pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu negara.
Perubahan tahun dasar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
selama sepuluh tahun terakhir mengalami banyak perubahan hal ini terjadi
akibat tataan global dan lokal yang sangat berpengaruh terhadap
perekonomian nasional. Krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008,
penerapan perdagangan bebas antara China-ASEAN (CAFTA), perubahan
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017
18
sistem pencatatan perdagangan internasional dan meluasnya jasa layanan
pasar modal merupakan contoh perubahan yang perlu diadaptasi dalam
mekanisme pencatatan statistik nasional. Salah satu bentuk adaptasi
pencatatan nasional adalah melakukan perubahan tahun dasar PDB Indonesia
dari tahun 2000 ke 2010. Perubahan tahun dasar PDB dilakukan seiring
dengan mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang
tertuang dalam 2008 System of National Accounts (SNA 2008) melalui
penyusunan kerangka Supply and Use Tables (SUT). Perubahan tahun dasar
PDB dilakukan secara bersamaan dengan perhitungan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Provinsi untuk menjaga konsistensi hasil perhitungan.
D. Kontribusi Sektor Pertanian
Kontribusi adalah sumbangsih atau peran, atau keikutsertaan seseorang
dalam suatu kegiatan tertentu Anonim (2016) sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia tahun (2007) mengartikan kata kontribusi sebagai iuran
kepada perkumpulan atau sumbangan kepada sesuatu hal yang dibutuhkan
dalam kurun waktu tertentu. Kontribusi bermakna peran dalam keikutsertaan
terhadap sesuatu. Kontribusi juga bisa diartikan sebagai keikutsertaan,
melibatkan diri, atau memberi sumbangan (baik uang, tenaga, maupun
pikiran).
Jika dikaitkan dengan kontribusi sektor pertanian berarti sejauh mana
sektor pertanian andil peran dalam segala aspek yang ada keterkaitan dengan
pembangunan perekonomian suatu negara, memberikan sumbangan yang
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017
19
nyata dari produk-produk yang dihasilkan dalam sektor pertanian dan sudah
tentu hasil akhirnya memberikan pendapatan Produk Domestik Bruto (PDB)
bagi negara yang ditempatinya. Peranan sektor pertanian terhadap
perekonomian suatu negara tercermin dari besarnya presentase kontribusi
sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), tetapi dapat pula
ditunjukkan oleh besarnya devisa yang diperoleh dari sektor pertanian dalam
periode tertentu.
Menurut Nurmala, dkk (2012) terdapat beberapa peranan sektor pertanian
dalam perekonomian makro diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Penghasil produk-produk ekspor yang dinyatakan dengan nilai devisa
sektor pertanian pada periode tertentu. Contoh produk ekspor komoditi
pertanian yang terkenal sejak zaman penjajahan Belanda yaitu karet, kopi,
rempah-rempah, kopra, rotan, dan udang.
2. Penghasil bahan baku industri khususnya agroindustri seperti industri ban
mobil, kayu lapis, industri mebel, alat-alat kesehatan dan kedokteran, atau
industri kecantikan kosmetika dan jamur-jamuran.
3. Penghasil bahan pangan dunia, bahan papan, dan bahan sandang (serat,
kapas, bulu domba dan lain-lain).
4. Sebagai alat membangun hubungan ekonomi antarnegara baik secara
bilateral atau unilateral dan juga sebagai alat menjalin hubungan
persahabatan antarnegara disuatu kawasan seperti ASEAN, NAFTA,
APEC, dan ACFTA.
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017
20
5. Sebagai alat menjaga stabilitas perekonomian rakyat dan stabilitas
pemerintah seperti beras di Indonesia, roti di negara-negara Eropa dan
daging di negara-negara dingin.
6. Sebagai alat ketahanan pangan nasional terutama jika ada perang
antarbangsa atau suatu negara dikenai embargo ekonomi secara
internasional
E. Location Quotient (Kuosien Lokasi)
Location Quotient (kuosien lokasi) atau disingkat LQ adalah suatu
perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor/industri disuatu daerah
terhadap besarnya peranan sektor/industri tersebut secara nasional. Ada
banyak variabel yang bisa dibandingkan, tetapi yang umumnya adalah nilai
tambah (tingkat pendapatan). Rumusnya adalah sebagai berikut (Tarigan,
2005)
LQ = Xi/PNB
Xi/PDRB
Dimana Xi = Nilai tambah sektor i disuatu daerah
PDRB = Produk Domestik Regional Bruto daerah tersebut
Xi = Nilai tambah sektor i secara nasional
PNB = Produk Nasional Bruto atau GNP
Istilah wilayah nasional dapat diartikan untuk wilayah induk/wilayah
atasan. Misalnya, apabila diperbandingkan antara kabupaten dengan provinsi,
maka provinsi memegang peran sebagai wilayah nasional, dan seterusnya.
Apabila LQ > 1 artinya peranan sektor tersebut lebih menonjol daripada
peranan sektor itu secara nasional. Sebaliknya, apabila LQ < 1 maka peranan
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017
21
sektor itu didaerah tersebut lebih kecil daripada peranan sektor tersebut secara
nasional. LQ > 1 menunjukkan bahwa peranan sektor i cukup menonjol
didaerah tersebut dan seringkali sebagai petunjuk bahwa daerah tersebut
surplus akan produk sektor i dan mengekspornya ke daerah lain. Daerah itu
hanya mungkin mengekspor produk ke daerah lain atau luar negeri karena
mampu menghasilkan produk tersebut secara lebih murah atau lebih efisien.
Atas dasar itu LQ > 1 secara tidak langsung memberi petunjuk bahwa daerah
tersebut memiliki keunggulan komparatif untuk sektor i dimaksud.
Menggunakan LQ sebagai petunjuk adanya keunggulan komparatif
dapat digunakan bagi sektor-sektor yang telah lama berkembang, sedangkan
bagi sektor yang baru atau sedang tumbuh apalagi yang selama ini belum
pernah ada, LQ tidak dapat digunakan karena produk totalnya belum
menggambarkan kapasitas rill daerah tersebut. Adalah lebih tepat untuk
melihat secara langsung apakah komoditi itu memiliki prospek untuk
diekspor atau tidak, dengan catatan terhadap produk tersebut tidak diberikan
subsidi atau bantuan khusus oleh daerah yang bersangkutan melebihi yang
diberikan daerah-daerah lainnya.
F. Regresi Linear Sederhana
Regresi atau peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara
sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi dimasa yang akan datang
berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar
kesalahannya dapat diperkecil (Ridwan dan Sunarto, 2014). Regresi
mengemukakan tentang keingintahuan apa yang terjadi dimasa depan untuk
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017
22
memberikan kontribusi menentukan keputusan yang terbaik. Kegunaan
regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan atau
memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui.
Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional
atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel
terikat (Y).
Setelah melakukan tahapan anlisis regresi data diuji dilanjutkan
dengan uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistic
menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan uji statistik. (Ghozali, 2013).
1. Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan
melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi
dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian
hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya
untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan
melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif
dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus
diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
diagonal. Jika residual normal, maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017
23
2. Analisis Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalu tidak hati-hati secara
visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh
sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik.
Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan
skewness dari residual. Nilai statistik untuk skewness dapat dihitung
dengan rumus:
Zskewness =
Sedangkan untuk kurtosis dapat dihitung dengan rumus:
Zkurtosis =
Dimana N adalah jumlah sampel, jika nilai Z hitung > Z tabel, maka
distribusi tidak normal.
Tahapan Analisis Regresi:
Penggunaan regresi linear sederhana didasarkan pada asumsi diantaranya:
1. Model regresi harus linear dalam parameter.
2. Variabel bebas tidak berkorelasi dengan disturbance term (Error).
3. Nilai distrubance term sebesar 0 atau dengan simbol sebagi berikut: E
(U/x) = 0.
4. Varian untuk masing-masing error term (kesalahan) konstan.
5. Tidak terjadi autokorelasi.
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017
24
6. Model regresi dispesifikasikan secara benar. Tidak terdapat bias
spesifikasi dalam model yang digunakan dalam analisis empiris.
Persamaan regresi dirumuskan (Ridwan dan Sunarto, 2014) :
Ŷ = a + bX
Dimana:
Ŷ = (baca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan
X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk
diprediksikan
a = Nilai konstan harga Y jika X = 0
b = Nilai arah sebagai penenu ramalan (rediksi) yang
menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan
(-) variabel Y
G. Penelitian Terdahulu
Banyak penelitian tentang kontribusi sektor pertanian terhadap Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) ataupun terhadap perkembangan ekonomi
disuatu daerah dan suatu negara yang dilakukan oleh sebagian orang di negara
Indonesia maupun diluar negara Indonesia. Berikut adalah beberapa hasil
penelitian mengenai kontribusi/peranan sektor pertanian terhadap
perkembangan ekonomi yang dalam hal ini konteksnya adalah Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB):
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyowati, Nuning Staf Pengajar
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian UNS (2012) tentang
“Analisis Peran Sektor Pertanian di Kabupaten Sukoharjo” adalah
berdasarkan hasil analisis LQ diketahui bahwa sektor yang merupakan
basis di Kabupaten Sukoharjo adalah sektor pertanian, sektor listrik, gas
dan air bersih dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor pertanian
di Kabupaten Sukoharjo merupakan sektor basis dengan nilai rata-rata LQ
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017
25
sebesar 1,00. Nilai ini menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan
sektor yang mandiri dimana sektor ini mampu mencukupi kebutuhan
wilayah lokal dan surplus produksinya mampu diekspor keluar wilayah
Kabupaten Sukoharjo. Posisi sebagai sektor pertanian mampu berkinerja
dengan baik dalam mendukung perekonomian wilayah Sukoharjo.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Rompas, Jui dkk (2015) tentang “Potensi
Sektor Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di
Kabupaten Minahasa Selatan” mendapatkan hasil yaitu Menurut hasil
perhitungan Location Quotient (LQ) sub sektor yang merupakan basis
pada Kabupaten Minahasa adalah sub sektor perkebunan dan sub sektor
tanaman bahan makanan. Sub sektor yang menjadi basis berarti menjadi
acuan untuk pengembangan pertumbuhan perekonomian daerah.
Berdasarkan hasil perhitungan untuk melihat pengaruh sektor pertanian
terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Minahasa Selatan dengan
menggunakan analisis regresi sederhana dari hasil analisis tersebut sektor
pertanian mempunyai hubungan positif dengan korelasi cenderung kurang
terhadap penyerapan tenaga kerja, hal tersebut juga akan mempengaruhi
tingkat pengangguran di Minahasa Selatan .
3. Penelitian oleh Nurjayanti, Eka Dewi (2012) menerangkan tentang
“Kontribusi Sektor Pertanian dalam Perekonomian Wilayah Kabupaten
Pati”, dimana hasil analisis Location Quotient (LQ) selama tahun 2008-
2011 selalu menjadi sektor basis dalam perekonomian di wilayah ini. Nilai
LQ selama tahun 2008-2011 relatif stabil dengan nilai LQ rata-rata selama
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017
26
empat tahun penelitian sebesar 1,62. Ini berarti sektor pertanian di
Kabupaten Pati selain mampu memenuhi kebutuhan wilayah Kabupaten
Pati juga mampu mengekspor keluar wilayah Kabupaten Pati.
Kemampuan sektor pertanian menjadi sektor basis terhadap perekonomian
di Kabupaten Pati selama 2008-2011 didukung oleh keadaan geografis
Kabupaten Pati yang mempunyai ketinggian permukaan bumi yang cukup
bervariasi, sehingga cukup sesuai untuk tempat tumbuh berbagai jenis
tanaman.
4. Penelitian oleh Agustono (2013) tentang “Analisis Sektor Pertanian
Ditinjau dari Peran Terhadap Pertumbuhan dan Stabilitas Produk
Domestik Regional Bruto di Provinsi Jawa Tengah” medapatkan nilai
LQ>1. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki kemampuan
mengekspor ke wilayah luar Jawa Tengah. Sektor pertanian melalui ekspor
berperan bagi pertumbuhan PDRB di Jawa Tengah, melalui pendapatan
yang dibayarkan oleh masyarakat luar Jawa Tengah terhadap produk
pertanian Jawa tengah. Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki
resiko paling rendah dibanding dengan sektor non pertanian. Dengan
demikian sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peluang yang
paling tinggi untuk memperoleh PDRB yang diharapkan yaitu sebesar
91%. Maka dapat disimpulkan bahwa sektor pertanian termasuk sektor
kunci sebagai mesin bagi pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah
5. Penelitian yang dilakukan oleh Syaifudin, Arif (2013) tentang “Strategi
Pengembangan Sektor Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan dalam
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017
27
Upaya Peningkatan PDRB Kabupaten Pati” bahwa sub sektor tanaman
pangan yang memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif
di tiap kecamatan di Kabupaten Pati dapat dijadikan sebagai penyedia
bahan baku untuk industri pertanian sehingga dapat memberikan nilai
tambah dari produksi-produksi pertanian dan dapat memacu pertumbuhan
ekonomi daerah serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Rahman, Zahara A (2012) tentang
“Agricultural Research and Development in Malaysia” menjelaskan
bahwa kontribusi pertanian terhadap perekonomian Malaysia
telah menurun secara signifikan selama bertahun-tahun, tapi pemerintah
terus berupaya untuk mengembangkan sektor pertanian sebagai sektor
yang penting dan strategis. Produksi pangan yang cukup bagi penduduk
dapat dilihat dalam Kebijakan Pertanian Nasional Pertama (NAP1) tahun
1984-1991 dan kemudian dalam Kebijakan Pertanian Nasional Ketiga
(NAP3), 1998-2010 NAP1 ditujukan untuk mencapai setidaknya 80 persen
tingkat swasembada. Makanan pokok bagi Negara Malaysia, menurun dari
91 persen pada tahun 1972 menjadi 72 persen pada tahun 2005 terutama
disebabkan oleh peningkatan populasi dan pengurangan daerah pertanian
karena perubahan penggunaan non-pertanian lebih selama kurun waktu
tersebut. Mengingat ini, NAP3 lagi bertujuan untuk meningkatkan
produksi pangan dalam negeri dan sumber makanan strategis untuk
menjamin pasokan yang memadai dan akses ke aman, bergizi dan
berkualitas tinggi makanan dengan harga yang terjangkau
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017
28
7. Penelitian yang dilakukan oleh Amrinto, Lorna E yang berjudul “The
Worlds of Agriculture in Asia: Agricultural and Economic Development”
dalam penelitian ini, pertumbuhan ekonomi dianalisis dengan
menggunakan data tahunan selama periode 1961-2012 dengan variabel
dummy dispesifikasikan kepada Negara Korea Selatan. Klasifikasinya
berupa pertanian berbasis transformasi , dan urban korea, yang ditentukan
berdasarkan kriteria Bank Dunia yang mengklasifikasi negara ketiga dunia
pertanian yang dituangkan dalam laporan pembangunan 2008. Variabel
pada data PDB perkapita, nilai tambah pertanian dan ekspor barang dan
jasa diperoleh dari Dunia Bank 2012. Data time series plot menunjukkan
bahwa variabel ekonomi makro memiliki tren yang meningkat selama
periode 1961-2012. Tahunan rata-rata PDB riil per kapita untuk Korea dari
1961-2012 adalah US $ 8.441. Ini mengikuti tren umum mencapai
tertinggi pada tahun 2012 (US $ 21.226) dan terendah pada tahun 1961
(US $ 1.467). Nilai tambah pertanian tahunan dengan 2005 = 100, 1961-
2012 memiliki rata-rata US $ 19670000000 dengan nilai maksimum US $
29050000000 disimpan di 2009. Variabel ini juga diikuti tren yang
meningkat selama periode analisis. Kenyataannya memang jumlah ekspor
barang dan jasa juga diikuti tren kenaikan sejak tahun 1980 dengan rata-
rata US $ 108.500.000.000. Ekspor tertinggi barang dan jasa dicatat pada
tahun 2012 ketika negara diekspor total US $ 548.480.000.000 secara riil.
Pengamatan termurah untuk ekspor adalah pada tahun 1961, ketika secara
riil, negara yang mengekspor hanya US $ 219.770.000.
KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN ...,MELDA SENJA DWIGUNA,AGRIBISNIS, UMP 2017