evaluasi peraturan bupati serang nomor 20 tahun …repository.fisip-untirta.ac.id/1307/1/masdi...
TRANSCRIPT
EVALUASI PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 20TAHUN 2017 TENTANG CARA PEMBAGIAN DAN
PENETAPAN RINCIAN ALOKASI DANA DESA, BAGI HASILPAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH, DAN DANA
DESA TAHUN 2017(Studi Kasus: Evaluasi Penggunaan Dana Desa (Pembangunan Desa dan
Pemberdayaan Masyarakat) di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017)
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MemperolehGelar Sarjana Ilmu Administrasi Publik Pada Konsentrasi Kebijakan Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Publik
Oleh :
Masdi
NIM. 6661131561
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018
“Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasasetelah lelah berjuang. Jika engkau taktahan lelahnya belajar. Engkau akan
menanggung perihnya kebodohan”(Imam Asy-Syafi’i)
Skripsi dan kelulusan ini ku persembahkan untuk kedua orangtuaku tercinta
Abah H. Akmad dan Ema Hj. Maswah
pencarian tak berkesudahan akan sebuahperubahan sosial tanpa memutuskan sama sekali
ikatan dengan masa lampau.(K.H. Abdurrahman Wahid)
ABSTRAK
Masdi. NIM. 6661131561. Skripsi . Evaluasi Peraturan Bupati Serang Nomor 20 Tahun 2017Tentang Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil PajakDaerah dan Retribusi Daerah dan Dana Desa Tahun 2017 (Studi Kasus: Evaluasi PenggunaanDana Desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017). Program Studi IlmuAdministrasi Pubik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dosen pembimbing I: Dr.Ayuning Budiarti dan Dosen pembimbing II: Rahmawati., S.Sos., M.Si
Kata Kunci: Evaluasi Kebijakan , Penggunaan, Dana Desa.
Fokus dalam penelitian ini adalah Evalusi Penggunaan Dana Desa di Kecamatan TanaraTahun 2017. Tujuan penelitian untuk mengetahui seberapa besar hasil Evaluasi dariPenggunaan Dana Desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017. Dengan rumusan masalah:seberapa besar hasil Evaluasi Penggunaan Dana Desa Di Kecamatan Tanara Tahun 2017.Teori yang digunakan adalah teori William Dunn. Metode penelitian yang digunakan adalahkuantitatif deskriptif. Pengumpulan data secara Acciden Sampling pada data primer yangterdiri 100 responden. Menggunakan kuesioner dengan 30 pertanyaan yang disi olehresponden. Analisis data dilakukan adalah analisis deskriptif, uji t, dan uji hipotesis. Hasilpenelitian menunjukan Evaluasi Penggunaan Dana Desa di Kecamaan Tanara Tahun 2017dengan hasil baik. Hasil perhitungan menyatakan bahwa t-hitung < t-tabel = (-6.2<1.98) dandidukung hasil sebesar 56.47%. Hal ini di sebabkan kurangnya peran pemerintah desa danmasyarakat desa dalam pembangunan desa, pelaksanaan kegiatan belum memecahkanmasalah masyarakat, Serta ketepatan pemilihan kegiatan yang sesuai karakteristik, potensidan harapan masyarakat. Disarankan perencanaan penggunaan dana desa lebihdimaksimalkan lagi dengan cara menyerap seluruh masukan dan usulan seluruh lapisanmasyarakat, menghidupkan kembali jiwa gotong-royong masyarakat yang sudah hilang dikalangan masyarakat desa, dan menemukan, menggali dan memutuskan karakteristik danpotensi milik desa.
ABSTRACT
Masdi. Student ID Numner. 6661131561. Bachelor Thesis. Evaluation of Serang RegentRegulation Number 20 of 2017 Regarding How to Share and Determine Details of VillageFund Allocation, Regional Tax Revenue Sharing and Regional Retribution and Village Fundsin 2017 (Case Study: Evaluation of Village Fund Use in Tanara District, Serang Regency,2017). Public Administration Science Program. Faculty of Social Science and PoliticalScience. 1st Advisor: Dr. Ayuning Budiarti and 2nd Advisor: Rahmawati., S. Sos., M.Si.
Keywords: Policy Evaluation, Village Funds.
The focus of this study is the Validity of the Use of Village Funds in Tanara District in 2017.The aim of the study was to find out the results of the Evaluation of Village Funds in TanaraDistrict in 2017. The formulation of the problem: how much the Evaluation of Village FundUse in Tanara District 2017. The theory used is the theory of William Dunn. The researchmethod used is quantitative descriptive. Acciden data collection Sampling in primary dataconsisting of 100 respondents. This reseach used questionnaire with 30 questions answeredby the respondent. Data analysis used descriptive text, t test, and hypothesis test. The resultsof the study showed an evaluation of the use of village funds in the district of Tanara in 2017with good results. The calculation results state that t-count <t-table = (-6.2 <1.98) andsupported by results of 56.47%. This research is caused by the lack of the role of the villagegovernment and the village community in village development, the implementation ofactivities has not solved community problems, as well as the accuracy of the selection ofactivities that are in accordance with the characteristics, potentials and expectations of thecommunity. This research recommended that the use of village funds planning be maximizedagain by absorbing all input and proposals from all levels of society, reviving the spirit ofcommunity mutual cooperation that has been lost among the village community, and finding,exploring and deciding the characteristics and potential of village ownership.
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu,
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini yang berjudul
Evaluasi Penggunaan Dana Desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang.
Proposal Penelitian skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat tugas akhir Studi
Strata Satu (S1) untuk mendapat gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Penulis meyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan dan kesempurnaan pada
penyusunan proposal penelitian skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya
dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam memberikan motivasi
dan masukan untuk menambah wawasan terkait bidang yang diteliti oleh penulis.
Oleh sebab itu, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Dr. H. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, sekaligus sebagai
Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah memberikan bimbingan dan
ii
arahan dalam mengembangkan pemikiran kepada penulis dalam
menyelesaikan proposal penelitian ini..
4. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan III
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
6. Ibu Listyaningsih, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
7. Ibu Dr. Arenawati, M.Si., Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
8. Bapak Deden M Haris, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing Akademik
yang telah membimbing kuliah saya dari semester awal sampai
semester akhir ini.
9. Ibu Dr. Ayuning Budiarti, Sebagai Dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah memberikan waktu, tenaga, arahan dan motivasi dalam
menyelesaikan proposal penelitian ini.
10. Kepada seluruh Dosen dan Staff Jurusan Ilmu Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa yang tidak bisa Saya sebutkan satu persatu, yang telah
iii
membekali ilmu selama perkuliahan dan membantu dalam
memberikan informasi selama proses perkuliahan.
11. Kepada Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten
Serang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
12. Kepada Kepala Kecamatan (Camat) yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian.
13. Kepada seluruh Kepala Desa dan jajarannya di Kecamatan Tanara
Kabupaten Serang yang telah memberikan izin dan informasi untuk
melakukan penelitian.
14. Kepada seluruh saudara dan keluarga yang telah mendoakan, memberi
semangat dan motivasi.
15. Teman-teman Angkatan 2013 Ilmu Administrasi Publik selama
menuntut ilmu. Terima kasih atas semua kenangan selama empat tahun
perkuliahan kalian luar biasa.
16. Kepada para sahabatku yang selalu memberikan kebahagiaan,
semangat dan doa yaitu Fachri Ardiansyah, Talita Fitrianti, Nurul
Fazriah Ramadhan, Gita Fauziah, Sony Atmaja, Hanif Rivaldi, Ester
Magdalena, Prasetyo Budiutomo, Najmudin dan Iqlima Rahmawati.
17. Kepada para sahabat seperjuanganku yang menjadi partner dalam
memperoleh Gelar S1 yang selalu ada disaat suka maupun duka yaitu
Aji Dewantoro, Nucky Nugraha, Pindo Prayogi, Eko Nurcahyo,
Ahmad Hidayat, Randi Alifio Yori, Luqman Abdul Ghoni, Agung
Sudrajat, Ahmad Muqimul Haq, Jaka Maulana dan Jaka Permana.
iv
18. Kepada teman-temen kelas C Administrasi Publik 2013 yang telah
menjadi sumber kebahagiaan dan selalu ada disaat duka selama
menjalani perkuliahan yaitu Pindo Prayogi, Aji Dewantoro, Eko
Nurcahyo, Ahmad Hidayat, Ahmad Muqimul Haq, Maulana Aditya
Wilman, Ferdy Ardiansyah, Ali Ulumudin, Akhmad Rohayudin, Jaka
Maulana, serta teman-teman lainnya.
19. Serta semua pihak yang terlibat dalam membantu penulis untuk
memberikan arahan, bimbingan, semangat, dan doa yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa sebagai manusia yang tak luput dari
kesempurnaan yang tentunya memiliki keterbatasan yang terdapat kekurangan
dalam penyusunannya. Oleh sebab itu, penulis meminta maaf apabila ada
kesalahan dan kekurangan dalam penelitian skripsi ini. Penulis mengharapkan
segala masukan baik kritik maupun saran dari pembaca yang dapat membangun
demi penyempurnaan skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu,
Tangerang, 17 Desember 2018
Penulis
Masdi
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
PERSEMBAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xii
DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ......................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................................. 27
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 28
1.4 Rumusan Masalah ..................................................................................... 28
1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 28
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................... 29
vi
1.6.1 Manfaat Teoritis............................................................................... 29
1.6.2 Manfaat Praktis ................................................................................ 29
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................... 3
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Deskripsi Teori.......................................................................................... 33
2.1.1 Kebijakan Publik ............................................................................. 33
2.1.2 Evaluasi Kebijakan .......................................................................... 38
2.1.3 Pengelolaan Keuangan Desa ........................................................... 43
2.1.4 Dana Desa........................................................................................ 46
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 55
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian.................................................................. 56
2.4 Hipotesis Penelitian.................................................................................... 58
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ........................................................... 59
3.2 Fokus Penelitian........................................................................................ 59
3.3 Lokasi Penelitian....................................................................................... 60
3.4 Variabel Penelitian.................................................................................... 60
3.4.1 Definisi Konsep ............................................................................... 60
3.4.2 Definisi Operasional ........................................................................ 61
3.5 Instrumen Penelitian.................................................................................. 62
3.6 Populasi dan Sampel ................................................................................. 65
3.6.1 Populasi ............................................................................................ 65
vii
3.6.2 Sampel.............................................................................................. 65
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...................................................... 68
3.7.1 Uji Validitas ..................................................................................... 69
3.7.2 Uji Reliabilitas ................................................................................. 70
3.7.3 Uji T-test .......................................................................................... 71
3.8 Lokasi dan Jadual Penelitian..................................................................... 72
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian......................................................................... 74
4.1.1 Desripsi Wilayah Kabupaten Serang ............................................... 74
4.1.2 Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................. 78
4.2 Pengujian Persyaratan Statistik .................................................................. 81
4.2.1 Uji Validitas Instrumen.................................................................... 81
4.2.2 Uji Reliabilitas ................................................................................. 83
4.3 Deskripsi Data............................................................................................ 85
4.3.1 Deskripsi Responden........................................................................ 85
4.3.2 Tanggapan Responden ..................................................................... 89
4.4 Pengujian Hipotesis.................................................................................... 134
4.5 Interprestasi Hasil Penelitian...................................................................... 138
4.6 Pembahasan................................................................................................ 140
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 149
5.2 Saran .......................................................................................................... 15
viii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Desa di Indonesia Tahun 2017 ............................................ 1
Tabel 1.2 Realisasi Hasil Dana Desa per Tahun 2016..................................... 8
Tabel 1.3 Rincian Dana Desa Kabupaten Serang Tahun 2017 ........................ 10
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Miskin di 4 (empat) Kecamatan Pantura
Kabupaten Serang ............................................................................................ 13
Tabel 1.5 Rincian Dana Desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017 ................... 14
Tabel 1.6 Realisasi Dana Desa di Desa Tanara Kecamatan Tanara Tahun
2017.................................................................................................................. 15
Tabel 1.7 Realisasi Dana Desa di Desa Pedaleman Kecamatan Tanara
Tahun 2017 ...................................................................................................... 16
Tabel 1.8 Realisasi Dana Desa di Desa Sukamanah Kecamatan Tanara
Tahun 2017 ...................................................................................................... 17
Tabel 1.9 Realisasi Dana Desa di Desa Lempuyang Kecamatan Tanara
Tahun 2017 ...................................................................................................... 17
Tabel 1.10 Realisasi Dana Desa di Desa Tenjoayu Kecamatan Tanara
Tahun 2017 ...................................................................................................... 18
Tabel 1.11 Realisasi Dana Desa di Desa Bendung Kecamatan Tanara
Tahun 2017 ...................................................................................................... 19
Tabel 1.12 Realisasi Dana Desa di Desa Cerukcuk Kecamatan Tanara
Tahun 2017 ...................................................................................................... 20
x
Tabel 1.13 Realisasi Dana Desa di Desa Cibodas Kecamatan Tanara
Tahun 2017 ...................................................................................................... 20
Tabel 1.14 Realisasi Dana Desa di Desa Siremen Kecamatan Tanara
Tahun 2017 ...................................................................................................... 21
Tabel 1.15 Jumlah Operator (Siskeudes) di Kecamatan Tanara ...................... 24
Tabel 1.16 Tingkat Pendidikan Aparatur Desa di Kecamatan Tanara............. 25
Tabel 2.1 Kriteria Evaluasi Kebijakan ............................................................. 41
Tabel 3.1 Skoring Item Instrumen ................................................................... 63
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian ........................................................................ 63
Tabel 3.3 Perhitungan Sampel ......................................................................... 67
Tabel 3.9 Jadwal Penelitian.............................................................................. 73
Tabel 4.1 HasilUji Validitas............................................................................. 82
Tabel 4.2 Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................... 84
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur Kerangka Penelitian ............................................................. 46
Gambar 4.1 peta kecamatan tanara .................................................................. 79
Gambar 4.2 Bagan Struktur Pemerintahan Desa di Kabupaten Serang ........... 80
Gambar 4.3 Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Uji Pihak Kanan.... 137
Gambar 4.4 Katagorisasi Indikator Efektifitas ................................................ 141
Gambar 4.5 Katagorisasi Indikator Efisiensi ................................................... 142
Gambar 4.6 Katagorisasi Indikator Kecukupan ............................................... 143
Gambar 4.7 Katagorisasi Indikator Perataan ................................................... 145
Gambar 4.8 Katagorisasi Indikator Responsivitas ........................................... 146
Gambar 4.9 Katagorisasi Indikator Ketepatan ................................................. 147
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Anggaran Dana Desa Tahun 2015 – 2017...................................... 7
Grafik 4.1 Sebaran Responden Berdasarkan Usia ........................................... 86
Grafik 4.2 Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin............................ 87
Grafik 4.3 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................... 88
Grafik 4.4 Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan................................... 89
xiii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Tanggapan responden mengenai partisipasi masyarakat dalam
musyawarah perencanaan pembangunan (kegiatan pembangunan
infrstruktur, kegiatan pelatihan dan pembinaan masyarakat) desa ................. 91
Diagram 4.2 Tanggapan responden mengenai kegiatan pembangunan
infrastruktur, sesuai hasil musyawarah desa .................................................... 93
Diagram 4.3 Tanggapan responden mengenai kegiatan pelatihan dan
pembinaan masyarakat desa, sesuai hasil musyawarah desa ........................... 94
Diagram 4.4 Tanggapan responden mengenai pelaksanaan kegiatan
pembangunan infrastruktur .............................................................................. 95
Diagram 4.5 Tanggapan responden mengenai pelaksanaan kegiatan
pelatihan dan pembinaan bagi masyarakat desa............................................... 96
Diagram 4.6 Tanggapan Responden Mengenai biaya yang dianggarkan oleh
pemerintah desa di kegiatan pembangunan desa telah sesuai dengan
harapan masyarakat .......................................................................................... 97
Diagram 4.7 Tanggapan responden mengenai volume (lebar dan panjang)
pembangunan infrastruktur desa yang di putuskan oleh pihak desa sesuai
harapan masyarakat desa.................................................................................. 99
Diagram 4.8 Tanggapan responden mengenai sosialisasi dan promosi yang
dilakukan oleh pihak pemerintah desa dalam menarik minat masyarakat
desa untuk ikut serta dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pembinaan
bagi masyarakat desa........................................................................................ 100
xiv
Diagram 4.9 Tanggapan responden mengenai dukungan masyarakat dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur ........................................... 102
Diagram 4.10 Tanggapan responden mengenai dukungan masyarakat dalam
penyelenggaraan kegiatan pelatihan dan pembianaan ..................................... 103
Diagram 4.11 Tanggapan responden mengenai kesesuaian kegiatan
pembangunan infrastruktur dengan masalah (yang benar-benar dibutuhkan)
di masyarakat .................................................................................................. 105
Diagram 4.12 Tanggapan responden mengenai kegiatan pembangunan
infrastruktur mampu memecahkan masalah di masyarakat desa .................... 106
Diagram 3.28 Tanggapan responden mengenai pertanyaan Apakah
pembinaan dan pelatihan sesuai karakteristik desa.......................................... 130
Diagram 3.29 Tanggapan responden mengenai kegiatan pembinaan dan
pelatihan sesuai potensi desa............................................................................ 131
Diagram 4.30 Tanggapan responden mengenai kegiatan pembinaan dan
pelatihan yang diharapankan oleh masyarakat desa......................................... 132
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Desa merupakan representasi dari kesatuan masyarakat hukum terkecil
yang telah ada dan tumbuh berkembang seiring dengan sejarah kehidupan
masyarakat Indonesia dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan
kehidupan Bangsa Indonesia hingga sekarang. Keberadaan desa di seluruh
Indonesia pada Tahun 2017 berjumlah sebagai beikut.
Tabel 1.1
Jumlah Desa di Indonesia Tahun 2017
No KodeProvinsi
Provinsi JumlahDesa
1 11 Aceh 6.497
2 12 Sumatra Utara 5.418
3 13 Sumatra Barat 928
4 14 Riau 1.592
5 15 Jambi 1.399
6 16 Sumatra Selatan 2.859
7 17 Bengkulu 1.341
8 18 Lampung 2.435
9 19 Kepulauan Bangka Belitung 309
10 21 Kepulauan Riau 275
11 32 Jawa Barat 5.321
2
12 33 Jawa Tengah 7.809
13 34 D.I Yogyakarta 392
14 35 Jawa Timur 7.724
15 36 Banten 1.238
16 51 Bali 636
17 52 Nusa Tenggara Barat 995
18 53 Nusa Tenggara Timur 2.996
19 61 Kalimantan Barat 2.031
20 62 Kalimantan Tengah 1.434
21 63 Kalimantan Selatan 1.865
22 64 Kalimantan Timur 841
23 65 Kalimantan Utara 447
24 71 Sulawesi Utara 1.508
25 72 Sulawesi Tengah 1.842
26 73 Selawesi Selatan 2.257
27 74 Selawesi Tenggara 1.917
28 75 Gorontalo 657
29 76 Sulawesi Barat 575
30 81 Maluku 1.198
31 82 Maluku Utara 1.064
32 91 Papua Barat 1.743
33 94 Papua 5.420
Total 74.954
Sumber: http://www.djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2016/11/RINCIAN-ALOKASI-DANA-DESA-TA-2017-UPLOAD.pdf diakses hari Kamis tanggal26 Juli 2018 Pukul 04:34 WIB
3
Dari tabel 1.1 dapat diartikan bahwa keberadaan desa di Indonesia pada
Tahun 2017 berjumlah 74.954 desa yang tersebar di 33 Provinsi menjadikan desa
sebagai potensi pembangunan nasional guna membangun Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) untuk mencapai cita-cita bangsa. Potensi tersebut
adalah dari banyak jumlah desa yang tersebar di seluruh Provinsi dan
Kabupaten/kota yang ada di Indonesia. Dengan keanekaragaman sumberdaya
alam dan budaya miliki desa yang merupakan potensi yang dapat di kembangkan
sebagai modal pembangunan desa membangun Indonesia. Indonesia merupakan
negara tropis dan kepulauan, Indonesia memiliki keanekaragaman sumberdaya
alam dan budaya yang begitu indah merupakan ciri khas yang dimiliki masing-
masing desa.
Potensi desa-desa di Indonesia dibagi menjadi 2 (dua) macam potensi
(Ulumudin, 2018: 4), potensi pertama adalah potensi yang meliputi, tanah air,
iklim/cuaca, flora dan fauna. Sedangkan potensi yang kedua ialah yang meliputi
masyarakat desa, lembaga-lembaga sosial desa dan aparatur desa di seluruh
Indonesia yang dimiliki sangat berbeda-beda karena perbedaan letak geografis dan
keadaan penduduknya yang tidak sama. Oleh karena itu wujud pengakuan negara
terhadap desa, khususnya dalam rangka memperjelas fungsi dan kewenangan
desa, serta memperkuat kedudukan desa dan masyarakat desa sebagai subyek
pembangunan, untuk itu diperlukan kebijakan penataan dan pengaturan mengenai
desa yang diwujudkan oleh Pemerintahan Pusat dengan lahirnya Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
4
Lahirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa,
memberikan banyak keistimewaan kepada desa. Dalam Undang-Undang Desa,
desa di definisikan sebagai desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa, pasal 1 ayat 1).
Otonomi desa merupakan otonomi asli, bulat dan utuh, menurut Undang-
Undang Desa, pasal 18 kewenangan desa meliputi kewenangan dibidang
penyelegaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan
kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan prakarsa
masyarakat hak asal usul, dan adat istiadat desa. Begitu juga selaras dengan
Undang-Undang Pemerintah Daerah Nomor 23 Tahun 2014 pada pasal 371 dan
372 menyatakan bahwa desa di Kabupaten/Kota memiliki kewenangan-
kewenangan, yang diatur oleh perundang-undangan mengenai desa yang di
maksud untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Desa yang otonom akan memberikan ruang gerak yang luas pada
perencanaan pembangunan yang merupakan kebutuhan nyata masyarakat dan
tidak banyak dibebani oleh program-program kerja dari berbagai instansi dan
pemerintah. Apabila otomomi desa benar-benar terwujud, maka tidak akan terjadi
urbanisasi dan migrasi tenaga kerja potensial keluar meningalkan desa. Untuk
5
melakukan otonomi desa, maka segenap potensi desa baik berupa kelembagaan,
sumberdaya alam, manusia dan finansial harus dapat dioptimalkan. Agar
memberikan peluang untuk berkembang secara ekonomi dan pembangunan desa
sesuai dengan potensi yang dimiliki diantaranya adalah memberikan kesempatan
kepada desa untuk mandiri terhadap desanya. Akan tetapi kemandirian desa tidak
terbentuk dengan sedirinya, kemandirian desa harus mempertimbangkan
kemampuan desa dalam hal mencari sumber keuangan desa guna membiayai
penyelenggaran pemerintahan dan pembangunan desa.
Keuangan desa (Widjaja, 2005 : 280) adalah semua hak dan kewajiban
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa yang dinilai dengan uang,
termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban desa. Sumber pendapatan desa (Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa, Pasal 71 ayat 2) bahwa: a. pendapatan asli desa terdiri atas hasil
usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lain
pendapatan asli desa; b. alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN); c. bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota; d.
alokasi dana desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima
Kabupaten/Kota; e. bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota;
f. hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan g. lain-lain
pendapatan desa yang sah.
6
Salah satu sumber pendapatan desa di seluruh desa-desa Indonesia ialah
Dana Desa (DD). Dana Desa (DD) adalah dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan
kegiatan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan
masyarakat. (Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Dana Desa
yang Bersumber dari APBN). Dengan danya Dana Desa (DD) diharapkan desa
dapat berkembang secara lebih optimal dan mampu membangun wilayahnya
sesuai kebutuhan yang ada di wilayah desanya.
Prioritas penggunaan Dana Desa (DD) Tahun 2017 untuk membiayai
pelaksanaan program dan kegiatan di bidang pembangunan desa dan
pemberdayaan masyarakat desa, diutamakan untuk membiayai pelaksanaan
program dan kegiatan yang bersifat lintas bidang terutama bidang kegiatan
BUMDes, BUMDes bersama, embug dan sarana olahraga. (Peraturan Mentri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2017 Tentang perubahan atas Peraturan Mentri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2016 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2017, Pasal 4).
Dengan tujuan umum dana desa (Kementrian keuangan Republik Indonesia, 2017:
14) yaitu: 1. Meningkatkan pelayanan publik di desa, 2. mengentaskan
kemiskinan, 3. memajukan perekonomian desa, 4. mengatasi kesenjangan
pembangunan antar desa, serta 5. memperkuat masyarakat desa sebagai subjek
7
dari pembangunan. Besaran anggaran dana desa untuk desa-desa di Indonesia
Tahun 2015-2017 dapat dilihat sebagai berikut:
Grafik 1.1Anggaran Dana Desa Tahun 2015-2017
Sumber: http://databoks.katadata.co.id di akses pada hari kamis 26 Juli 2018pukul 0:29 WIB
Dari diagram 1.1 diatas dapat digambarkan bahwa pada Tahun 2015, Dana
Desa (DD) dianggarkan sebesar Rp. 20,7 Triliun, dengan rata-rata setiap desa
mendapatkan alokasi sebesar Rp. 280 Juta. Pada Tahun 2016, Dana Desa (DD)
dianggarkan meningkat menjadi Rp 46,98 Triliun dengan rata-rata setiap desa
sebesar Rp 628 Juta dan di Tahun 2017 kembali meningkat menjadi Rp 60 Triliun
dengan rata-rata setiap desa sebesar Rp 800 Juta, artinya desa-desa di seluruh
Indonesia berubah setelah lahirnya Undang-Undang Desa yang terwujud dengan
diberikannya keistimewaan berupa stimulan dana dari APBN dengan nilai yang
fantastik guna kemandirian desa.
0
10
20
30
40
50
60
2015 2016 2017
20.8
46.98
60
8
Sejak digulirkannya Dana Desa (DD) kepada desa-desa di seluruh
Indonesia tercatat telah mewujudkan pembangunan infrastruktur di desa hingga
akhir Tahun 2016 dalam skala nasional sebagai berikut:
Tabel 1.2Realisasi Hasil Dana Dana Desa Per2016
No Dimensi Bentuk Bangunan Volume(Unit/Km)
1 Infrastruktur Jalan Desa 66.884 Km
Jembatan 511,9 Km
Irigasi 12.596 Unit
Drainase 56.998 Km
Pasar Desa 1.819 Unit
Tambatan Perahu 1.373 Unit
Penahan Tanah 38.184 Unit
2 Mck Air Bersih 16.295 Unit
Sumur 14.034 Unit
Mck 37.368 Unit
3 Kesehatan Posyandu 7.254 Unit
Polindes 3.133 Unit
4 Pendidikan Paud 11.296 Unit
Sumber: https://www.detik.com/finance Diakses pada hari kamis tanggal 26Juli 2018 pukul 02:28 WIB
9
Dana Desa (DD) yang diterima desa diharapkan mampu mengatasi
permasalahan-permasalahan desa di Indonesia dan mampu menunjang fasilitaas
umum untuk masyarakat dan mengembangkan potensi-potensi yang ada maupun
yang belum ada di desa. Masalah pelaksanaan kebijakan Dana Desa (DD) pasti
kerap muncul mulai dari kurangnya sosialisasi kepada aparatur desa, sumberdaya
manusia belum siap, waktu pencairan dana dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota atau dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ke desa
mengalami keterlambatan, penggunanaan dana diluar bidang prioritas,
pengeluaran Dana Desa (DD) tidak didukung dengan bukti yang memdai,
kurangnya pengawasan terhadap uang desa, regulasi tentang Dana Desa (DD)
yang berubah-ubah, transparansi yang kurang, dan kurangnya keikutsertaan
masyarakat terhadap pembangunan desa. (Ulumudin, 2018: 6)
Permasalahan pelaksanaan Dana Desa (DD) yang ada harus segera
dicarikan solusinya agar di tahun anggaran mendatang tidak terulang kembali,
masalah yang menjadi temuan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
terhadap desa, pentingnya koordinasi diberbagai lini agar Dana Desa (DD) yang
sudah di terima desa dapat berjalan secara optimal. Dan para aparatur pemerintah
desa dapat secara persuasif mengajak masyarakat untuk ikut serta terhadap semua
proses pembangunan desa, agar Dana Desa (DD) terserap dan pembangunan yang
merata.
10
Kabupaten Serang merupakan salah satu dari Kabupaten di Provinsi
Banten, Kabupaten Serang berada di ujung barat Laut Jawa, berbatasan dengan
Laut Jawa, dan Kota Serang di utara, Kabupaten Tangerang di timur, Kabupaten
Lebak di selatan, dan Kota Cilegon di barat. Dengan wilayah yang luas diperlukan
pembiayaan yang angat besar untuk memajukan dan mengembangkan wilayah
Kabupaten Serang. Dengan adanya Dana Desa (DD) yang tersebar di 326 desa se-
Kabupaten Serang diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan perekonomian
masyarakat Kabupaten Serang. Pada Tahun 2017 desa di seluruh Kabupaten
Serang mendapatkan tranfer Dana Desa (DD) dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1.3
Rincian Dana Desa (DD) Kabupaten Serang Tahun 2017
No Kecamatan Jumlah Desa Pagu Desa Per-Kecamatan T.A
2017 (Rp)
1 Anyar 12 9.246.722.000
2 Bandung 8 6.458.110.000
3 Baros 14 11.149.011.000
4 Binuang 7 5.589.242.000
5 Bojonegara 11 8.471.312.000
6 Carenang 8 6.337.076.000
7 Cikande 13 10.537.290.000
8 Cikesal 17 13.251.215.000
9 Cinangka 14 10.893.362.000
10 Ciomas 11 8.595.715.000
11 Ciruas 15 11.709.448.000
11
12 Gunung Sari 7 5.498.645.000
13 Jawilan 9 7.342.971.000
14 Kibin 9 7.024.922.000
15 Kopo 11 9.406.883.000
16 Kragilan 12 9.368.471.000
17 Kramatwatu 15 11.801.478.000
18 Lebak Wangi 10 7.907.277.000
19 Mancak 14 11.015.246.000
20 Pabuaran 8 6.422.397.000
21 Padarincang 14 11.012.409.000
22 Pamarayan 11 9.045.399.000
23 Petir 15 11.644.785.000
24 Pontang 11 8.562.311.000
25 Pulo Ampel 9 6.939.940.000
26 Tanara 9 7.330.054.000
27 Tirtayasa 14 10.845.705.000
28 Tunjung Teja 9 7.265.844.000
29 WaringinKurung
11 8.576.129.000
Total 326 257.166.094.000
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD)Kabupaten Serang, 2017
Dari tabel 1.3 di atas dapat digambarkan bahwa 326 desa di Kabupaten
Serang mendapatkan transfer dana desa sebesar Rp. 257.166.094.000, kecamatan
yang paling banyak mendapatkan transfer dana desa yakni Kecamatan Cikesal
sebesar Rp. 13.251.215.000 dengan jumlah desa adalah 17 desa. sedangkan
kecamatan yang paling sedikit mendapatkan tranfer dana desa yakni Kecamatan
12
Gunung Sari sebesar Rp. 5.498.645.000 dengan jumlah desa adalah 7 desa saja.
Alokasi dasar dana desa Tahun 2017 di seluruh desa se-Kabupaten Serang adalah
Rp. 720.442.000 jadi dana desa yang diterima desa-desa di Kabupaten Serang
tidak akan kurang dari jumlah tersebut, selain besaran alokasi dasar di setiap
Kabupaten/Kota dana desa juga mempertimbangkan jumlah penduduk, jumlah
penduduk miskin, luas wilayah, dan Indeks Kesulitan Geografis (IKG) di masing-
masing desa.
Kabupaten Serang terdiri dari 29 Kecamatan salah satunya adalah
Kecamatan Tanara. Kecamatan Tanara sangat terkenal daerahnya lantaran
menjadi tanah kelahiran atau kampung halaman Ulama Besar, guru bagi para
Ulama Indonesia, dan guru besar di Kota Makkah, Saudi Arabia ialah Syaikh
Nawawi Al-Bantani. Lokasi tanah kelahiran Syaikh Nawawi Al-Bantani tepatnya
di Desa Tanara dan masih ramai sampai sekarang dikunjungi penjiarah
(wisatawan religi) dari berbagai wilayah, baik dari wilayah sekitar Banten dan
bahkan dari luar wilayah Banten.
Kecamatan Tanara adalah Kecamatan yang letaknya berada diujung
sebelah timur Kabupaten Serang yaitu wilayahnya berbatasan langsung dengan
wilayah Kabupaten Tangerang. Karakteristik wilayah Kecamatan Tanara tidak
jauh berbeda dengan karakteristik wilayah Kecamatan tetangga yaitu Kecamatan
Cirenang, Kecamatan Tirtayasa, dan Kecamatan Pontang sebagai Wilayah Pesisir
Pantai Utara Kabupaten Serang. Berikut ini jumlah penduduk miskin di 4 (empat)
kecamatan di Pantai Utara Kabupaten Serang yaitu Kecamatan Tanara,
Kecamatan Cirenang, Kecamatan Tirtayasa, dan Kecamatan Pontang.
13
Tabel 1.4
Jumlah Penduduk Miskin di 4 (empat) Kecamatan Pantai UtaraKabupaten Serang
No Kecamatan Jumlah Desa JumlahPenduduk
JumlahPenduduk
Miskin1 Tanara 9 39.767 4341
2 Pontang 11 45.245 1538
3 Tirtayasa 14 45.202 1767
4 Carenang 8 34.043 2215
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) KabupatenSerang, 2017
Dari tabel 1.4 di atas dapat digambarkan bahwa Kecamatan Tanara dengan
jumlah penduduk 39.767 jiwa dengan jumlah penduduk miskin 4.341 jiwa yang
tersebar di 9 (sembilan) desa, Kecamatan Pontang dengan jumlah penduduk
45.245 jiwa dengan jumlah penduduk miskin 1.538 jiwa yang tersebar di 11
(sebelas) desa, Kecamatan Tirtayasa dengan jumlah penduduk 45.202 jiwa dengan
jumlah penduduk miskin 1.767 jiwa yang tersebar di 14 (empat belas) desa, dan
Kecamatan Cirenang dengan jumlah penduduk 34.043 jiwa dengan jumlah
penduduk miskin 2.215 jiwa. Artinya Kecamatan Tanara adalah kecamatan
dengan jumlah penduduk miskin terbanyak jika dibandingkan dengan jumlah
penduduk miskin 3 (tiga) kecamatan lainnya yang berada di Pantai Utara
Kabupaten Serang. Oleh karena itu, peneliti memilih lokus penelitian di
Kecamatan Tanara.
Desa-desa di Kecamatan Tanara merupakan desa otonom berdasarkan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, sebagai desa yang otonom,
14
desa-desa tersebut mempunyai wewenangan mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri sesuai kebutuhan dan prioritas desa. Kecamatan Tanara
mempunyai 9 (sembilan) desa, yaitu Desa Tanara, Desa Pedaleman, Desa
Sukamanah, Desa Cerukcuk, Desa Lempuyang, Desa Tenjoayu, Desa Bendung,
Desa Cibodas dan Desa Siremen. Berikut ini rincian besaran dana desa yang di
terima desa-desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017 sebagai berikut:
Tabel 1.5
Rinciana Dana Desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017
Dari tabel 1.5 diatas dapat digambarkan bahwa desa-desa di Kecamatan
Tanara mendapat transfer dana desa sebesar Rp. 7.330.054.000, desa yang paling
banyak mendapat transfer dana desa yakni Desa Siremen yakni sebesar
Desa Pagu Dana Desa TahunT.A 2017
1. Tanara 775.989.000
2. Pedaleman 820.313.000
3. Sukamanah 782.080.000
4. Lempuyang 838.561.000
5. Tenjoayu 806.934.000
6. Bendung 842.721.000
7. Cerukcuk 800.792.000
8. Cibodas 812.553.000
9. Siremen 850.111.000
Total 7.330.054.000
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD)Kabupaten Serang, 2017
15
Rp.850.111.000 dan desa yang paling sedikit mendapat tranfer dana desa yakni
Desa Tanara yaitu Rp. 775.989.000. artinya bahwa desa-desa di Kecamatan
Tanara rata-rata perolehan dana desanya terbilang besar sekitar Rp. 800 jutaan,
menurut hemat Peneliti, penggunaan dana desa di Kecamatan Tanara cukup
mampu mendongrak pembangunan desa di wilayah Kecamatan Tanara, baik
pembangunan desa (infrastruktur) dan pemberdayaan masyarakat (pelatihan dan
pembinaan) sebagai berikut.
Tabel 1.6Realisasi Dana Desa di Desa Tanara Kecamatan Tanara Tahun 2017
No Bidang Besaran Dana (Rp) Presentase (%)
1 Kegiatan pembangunaninfrastruktur desa
732.830.500 94
2 Kegiatan pelatihan bagimasyarakat desa
13.160.000 2
3 Kegiatan pembinaankemasyarakatan
29.998.500 4
Total 775.989.000 100
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) KabupatenSerang, 2017.
Dari tabel 1.6 diatas dapat digambarkan bahwa penggunaan dana desa di
Desa Tanara Kecamatan Tanara Tahun 2017 telah merealisasikan 3 bidang
kegiatan diantaranya yaitu 1) kegiatan pembangunan infrastruktur meliputi:
pembangunan jalan desa dan pembangunan SPAL (saluran pembuangan air
limbah). 2) kegiatan pelatihan bagi masyarakat desa meliputi: pelatihan
usaha/peningkatan ekonomi bagi masyarakat dan pelatihan kelompok tani dan
16
nelayan. 3) kegiatan pembinaan kemasyarakatan meliputi: pembinaan kerukunan
umat beragama.
Tabel 1.7Realisasi Dana Desa di Desa Pedaleman Kecamatan Tanara Th. 2017
No Keterangan Besaran Dana (Rp) Presentase (%)
1 Kegiatan pembangunaninfrastruktur desa
783.563.000 96
2 Kegiatan pelatihan bagimasyarakat desa
5.850.000 1
3 Kegiatan pembinaankemasyarakatan
30.900.000 3
Total 820.313.000 100%
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) KabupatenSerang, 2017.
Dari tabel 1.7 diatas dapat digambarkan bahwa penggunaan dana desa di
Desa Pedaleman Kecamatan Tanara Tahun 2017 telah merealisasikan 3 bidang
kegiatan diantaranya: 1) kegiatan pembangunan infrastruktur meliputi:
pembangunan jalan desa dan pembangunan SPAL (saluran pembuangan air
limbah). 2) kegiatan pelatihan bagi masyarakat desa meliputi: pelatihan kelompok
tani dan nelayan. 3) kegiatan pembinaan kemasyarakatan meliputi: pembinaan
kerukunan umat beragama, pembinaan pemuda dan olah raga, dan pembinaan
keamanan dan ketertiban.
17
Tabel 1.8Realisasi Dana Desa di Desa Sukamanah Kecamatan Tanara Th. 2017
No Keterangan Besaran Dana (Rp) Presentase (%)
1 Kegiatan pembangunaninfrastruktur desa
760.039.500 97
2 Kegiatan pelatihan bagimasyarakat desa
8.335.500 1
3 Kegiatan pembinaankemasyarakatan
13.705.000 2
Total 782.080.000 100%
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) KabupatenSerang, 2017.
Dari tabel 1. 8 diatas dapat digambarkan bahwa penggunaan dana desa di
Desa Sukamanah Kecamatan Tanara Tahun 2017 telah merealisasikan 3 bidang
kegiatan diantaranya: 1) kegiatan pembangunan infrastruktur meliputi:
pembangunan jalan desa dan pembangunan SPAL (saluran pembuangan air
limbah). 2) kegiatan pelatihan bagi masyarakat desa meliputi: pelatihan kelompok
tani dan nelayan. 3) kegiatan pembinaan kemasyarakatan meliputi: pembinaan
kerukunan umat beragama.
Tabel 1.9Realisasi Dana Desa di Desa Lempuyang Kecamatan Tanara Th. 2017
No Keterangan Besaran Dana (Rp) Presentase (%)
1 Kegiatan pembangunaninfrastruktur desa
803.937.000 96.0
2 Kegiatan pelatihan bagimasyarakat desa
11.544.000 1.2
18
3 Kegiatan pembinaankemasyarakatan
23.080.000 2.8
Total 838.561.000 100%
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) KabupatenSerang, 2017.
Dari tabel 1. 9 diatas dapat digambarkan bahwa penggunaan dana desa di
Desa Lempuyang Kecamatan Tanara Tahun 2017 telah merealisasikan 3 bidang
kegiatan diantaranya: 1) kegiatan pembangunan infrastruktur meliputi:
pembangunan jalan desa dan pembangunan SPAL (saluran pembuangan air
limbah). 2) kegiatan pelatihan bagi masyarakat desa meliputi: pelatihan kelompok
tani dan nelayan. 3) kegiatan pembinaan kemasyarakatan meliputi: pembinaan
kerukunan umat beragama.
Tabel 1.10Realisasi Dana Desa di Desa Tenjoayu Kecamatan Tanara Th. 2017
No Keterangan Besaran Dana (Rp) Presentase (%)
1 Kegiatan pembangunaninfrastruktur desa
785.889.000 97
2 Kegiatan pelatihan bagimasyarakat desa
5.445.000 0.6
3 Kegiatan pembinaankemasyarakatan
15.600.000 2.4
Total 806.934.000 100%
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) KabupatenSerang, 2017.
Dari tabel 1.10 diatas dapat digambarkan bahwa penggunaan dana desa di
Desa Tenjoayu Kecamatan Tanara Tahun 2017 telah merealisasikan 3 bidang
19
kegiatan diantaranya: 1) kegiatan pembangunan infrastruktur meliputi:
pembangunan jalan desa dan pembangunan SPAL (saluran pembuangan air
limbah). 2) kegiatan pelatihan bagi masyarakat desa meliputi: pelatihan kelompok
tani dan nelayan. 3) kegiatan pembinaan kemasyarakatan meliputi: pembinaan
kerukunan umat beragama.
Tabel 1.11Realisasi Dana Desa di Desa Bendung Kecamatan Tanara Tahun 2017
No Keterangan Besaran Dana (Rp) Presentase (%)
1 Kegiatan pembangunaninfrastruktur desa
816.899.000 97
2 Kegiatan pelatihan bagimasyarakat desa
13.572.000 1.6
3 Kegiatan pembinaankemasyarakatan
12.250.000 1.7
Total 842.721.000 100%
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) KabupatenSerang, 2017.
Dari tabel 1. diatas dapat digambarkan bahwa penggunaan dana desa di
Desa Bendung Kecamatan Tanara Tahun 2017 telah merealisasikan 3 bidang
kegiatan diantaranya: 1) kegiatan pembangunan infrastruktur meliputi:
pembangunan jalan desa, pembangunan gapura dan pembangunan SPAL (saluran
pembuangan air limbah). 2) kegiatan pelatihan bagi masyarakat desa meliputi:
pelatihan kelompok tani dan nelayan. 3) kegiatan pembinaan kemasyarakatan
meliputi: pembinaan kerukunan umat beragama.
20
Tabel 1.12Realisasi Dana Desa di Desa Cerukcuk Kecamatan Tanara Th. 2017
No Keterangan Besaran Dana (Rp) Presentase (%)
1 Kegiatan pembangunaninfrastruktur desa
770.072.000 96
2 Kegiatan pelatihan bagimasyarakat desa
4.913.000 0.6
3 Kegiatan pembinaankemasyarakatan
25.807.000 3.4
Total 800.792.000 100%
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) KabupatenSerang, 2017.
Dari tabel 1. 12 diatas dapat digambarkan bahwa penggunaan dana desa di
Desa Cerukcuk Kecamatan Tanara Tahun 2017 telah merealisasikan 3 bidang
kegiatan diantaranya: 1) kegiatan pembangunan infrastruktur meliputi:
pembangunan jalan desa dan pembangunan SPAL (saluran pembuangan air
limbah). 2) kegiatan pelatihan bagi masyarakat desa meliputi: pelatihan kelompok
tani dan nelayan. 3) kegiatan pembinaan kemasyarakatan meliputi: pembinaan
kerukunan umat beragama.
Tabel 1.13Realisasi Dana Desa di Desa Cibodas Kecamatan Tanara Tahun 2017
No Keterangan Besaran Dana (Rp) Presentase (%)
1 Kegiatan pembangunaninfrastruktur desa
796.703.000 98.0
2 Kegiatan pelatihan bagimasyarakat desa
5.925.000 0.7
21
3 Kegiatan pembinaankemasyarakatan
9.925.000 1.3
Total 812.553.000 100%
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) KabupatenSerang, 2017.
Dari tabel 1.12 diatas dapat digambarkan bahwa penggunaan dana desa di
Desa Cibodas Kecamatan Tanara Tahun 2017 telah merealisasikan 3 bidang
kegiatan diantaranya: 1) kegiatan pembangunan infrastruktur meliputi:
pembangunan jalan desa dan pembangunan SPAL (saluran pembuangan air
limbah). 2) kegiatan pelatihan bagi masyarakat desa meliputi: pelatihan kelompok
tani dan nelayan. 3) kegiatan pembinaan kemasyarakatan meliputi: pembinaan
ketertiban dan keamanaan.
Tabel 1.14Realisasi Dana Desa di Desa Siremen Kecamatan Tanara Tahun 2017
No Keterangan Besaran Dana (Rp) Presentase (%)
1 Kegiatan pembangunaninfrastruktur desa
774.140.000 91.0
2 Kegiatan pelatihan bagimasyarakat desa
29.500.000 3.4
3 Kegiatan pembinaankemasyarakatan
46.201.000 5.6
Total 850.111.000 100
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) KabupatenSerang, 2017.
Dari tabel 1. 14 diatas dapat digambarkan bahwa penggunaan dana desa di
Desa Siremen Kecamatan Tanara Tahun 2017 telah merealisasikan 3 bidang
22
kegiatan diantaranya: 1) kegiatan pembangunan infrastruktur meliputi:
pembangunan jalan desa dan pembangunan SPAL (saluran pembuangan air
limbah). 2) kegiatan pelatihan bagi masyarakat desa meliputi: pelatihan teknologi
tepat guna dan pelatihan kelompok tani dan nelayan. 3) kegiatan pembinaan
kemasyarakatan meliputi: pembinaan kerukunan umat beragama, pembinaan
keamanaan dan ketertiban dan pembinaan pemuda dan olahraga.
Pedoman pelaksanaan Dana Desa Tahun 2017 pada desa-desa di
Kecamatan Tenara Kabupaten Serang adalah Peraturan Bupati (PERBUP) Serang
Nomor 20 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian
Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Dana
Desa Tahun 2017. Dengan tambahan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia (Permendes) Nomor 4
Tahun 2017 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2017. Namun dalam
pelaksanaannya tidak begitu saja terlepas dari permasalahan-permasalahan. Dalam
obsevasi awal penelitian, peneliti menemukan beberapa permasalahan
pelaksanaan dana desa pada desa-desa di Kecamatan Tanara sebagai berikut.
Pertama, dari tabel di atas dapat digambarkan bahwa realisasi penggunaan
dana desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017 diprioritaskan pada kegiatan dan
program pembangunan infrastruktur desa dan kegiatan pelatihan dan pembinaan
masyarakat desa, yang seharusnya dalam Permendes Nomor 4 Tahun 2017
Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2017 pasal 4 yang berbunyi
bahwa selain penggunaan diprioritaskan membiayai program dan kegiatan
pembangunan desa (infrastruktur) dan pemberdayaan masyarakat (pelatihan dan
23
pembinaan), diprioritaskan juga untuk pembiayaan dalam pelaksanaan program
dan kegitan yang bersifat lintas bidang (BUMDes, BUMDes bersama, embug,
produk unggulan desa atau kawasan desa dan sarana olahraga desa). Akan tetapi
desa-desa di Kecamatan Tanara belum ada yang melaksanakan program dan
kegiatan yang bersifat lintas bidang atau belum mempunyai BUMDes, produk
unggulan desa dan lain-lainnya karena desa- desa di Kecamatan Tanara masih
bingung menetukan potensi yang akan di kelola menjadi program dan kegiatan
yang bersifat lintas bidang (Badan Usaha Milik Desa dan lain-lain). (Hasil
wawancara tidak langsung dengan perwakilan aparatur desa di 4 (empat) desa di
Kecamatan Tanara).
Kedua, lambatnya penyusunan laporan realisasi penggunaan dana desa
berdampak terhadap telatnya tranfer dana desa ke kas desa. Apabila terlambat
menyapaikan laporan realisasi penggunaan dana desa berdampak terlambatnya
tranfer dana desa. Keterlambatan tranfer/pencairan dana desa di Kecamatan
Tanara dikarenakan desa-desa belum memenuhi syarat pencairan dana desa.
Belum terpenuhinya syarat-syarat tersebut karena hanya ada satu operator
(siskeudes) di setiap desa di Kecamatan Tanara. (Hasil wawancara tidak langsung
dengan perwakilan aparatur desa di 4 (empat) desa di Kecamatan Tanara).
24
Tabel 1.15
Jumlah Operator (Siskeudes) di Kecamatan Tanara
Nama Desa Jumlah Operator DanaDesa
1. Tanara 1
2. Pedaleman 1
3. Cerukcuk 1
4. Sukamanah 1
5. Cibodas 1
6. Tenjoayu 1
7. Bendung 1
8. Lempuyang 1
9. Siremen 1
Sumber: Struktur Oraganisasi Desa di KecamatanTanara, 2017
Ketiga, meskipun dalam pengelolaan dana desa pada desa-desa di
Kecamatan Tanara diserahkan luas kepada desa, namun masih ada beberapa
hambatan dan tantangan dari perangkat desa yaitu kesiapan perangkat desa untuk
mengelola dana desa. bahwasanya masih banyak perangkat desa di Kecamatan
Tanara belum paham dengan pengelolan APBDes (Hasil wawancara tidak
langsung dengan perwakilan aparatur desa di 4 (empat) desa di Kecamatan
25
Tanara). Hemat peneliti terkait hal tersebut salah satunya dipengaruhi oleh
pengetahuan atau daya tangkap pemahaman secara mendalam tentang menggali
informasi suatu masalah, itu di dapat saat masa pendidikan (sekolah atau kuliah)
atau tingkat pendidikan perangkat desa sebagai berikut.
Tabel 1.16
Tingkat Pendidikan Aparatur Desa di Kecamatan Tanara
Nama Desa Tingkat Pendidikan
SMA Sarjana
1. Tanara 8 1
2. Pedaleman 9 -
3. Cerukcuk 9 -
4. Sukamanah 8 1
5. Cibodas 9 -
6. Tenjoayu 7 2
7. Bendung 9 -
8. Lempuyang 9 -
9. Siremen 9 -
Sumber: Profil Desa di Kecamatan Tanara, 2017
Berdasarkan tabel 1.16 dapat diketahui bahwa pendidikan yang dimiliki
perangkat desa khususnya bagian operator (siskeudes) dana desa di Desa Tanara,
Desa Pedaleman, Desa Cerukcuk, Desa Bendung, Desa Lempuyang, dan Desa
Siremen yaitu rata-rata hanya lulusan SMA. Kemudia jumlah desa yang memiliki
(siskuedes) dana desa dengan latar belakang pendidikan sarjana yaitu Desa
Tenjoayu dan Desa Sukamanah. Sedangkan Kepala Desa dengan berlatar
belakang pendidikan S-1 (sarjana) tidak ada, semua Kepala Desa berlatar
26
belakang pendidikan SMA. pendidikan perangkat desa (yang rata-rata SMA)
itulah yang menjadi salah satu penyebab masih banyaknya perangkat desa yg
tidak paham pengelolaan APBDes.
Keempat, penggunaan dana desa dipergunakan untuk membiayai program
dan kegiatan pembangunan desa (infrastruktur) dan pemberdayaan masyarakat
desa. realisasi program dan kegiatan berdasarkan usulan warga saat musyawarah
di tingkat dusun/ RW dan musyawarah desa. Namun dalam kegiatan perencanaan
dan pelaksanaannya kerap terkendala dengan tidak adanya dukungan langsung
oleh masyarakat seperti antusias masyarakat hadir dalam musyawarah
pembangunan desa, kegiatan pelatihan dan pembinaan, dan lain-lain. disebabkan
oleh hilangnya sifat-sifat gotong-royong maupun kebersamaan diantara warga
desa yang digantikan oleh amplop/upah atau uang. (Hasil wawancara tidak
langsung dengan perwakilan aparatur desa di 4 (empat) desa di Kecamatan
Tanara). Berdasarkan permasalahan diatas maka judul penelitian ini adalah
“Evaluasi Penggunaan Dana Desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun
2017”
27
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian ini perlunya adanya
identifikasi masalah, dari hasil studi pendahulu penlitian-penelitian
mengidentifikasi masalah-masalah penelitian sebagai berikut:
1. Penggunaan Dana Desa pada desa-desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017
belum sesuai dengan Permendes Nomor: 4 Tahun 2017 Tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2017.
2. Telatnya tranfer Dana Desa pada desa-desa di Kecamatan Tanara Tahun
Anggaran 2017 tidak sesuai dengan (Perbup Serang No. 20 Tahun 2017
Tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Alokasi Dana Desa,
Bagi Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Dana Desa Tahun
2017).
3. Kurang pahamnya perangkat desa dalam pengelolaan Dana Desa pada
desa-desa di Kecamatan Tanara yang disebabkan oleh rata-rata tingkat
pendidikan perangkat desa di dominasi lulusan SMA dan sedikit yang
lulusan S-1 berpengaruh dalam mengelola keuangan desa yang saat ini
dinilai rumit.
4. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam hal memberikan dukungan
langsung pada kegiatan perencanaan pembangunan desadisebabkan oleh
hilangnya nilai gotong-royong sesama warga desa yang digantikan dengan
amplop/upah atau uang.
28
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini dilakukan agar lebih fokus dalam hal
ini peneliti membatasi pada ruang lingkup permasalahan yang difokuskan kepada
“Evaluasi Penggunaan Dana Desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun
2017”.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah Seberapa besar hasil Evaluasi Penggunaan Dana Desa di Kecamatan
Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017.
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui Evaluasi Penggunaan Dana Desa di Kecamatan Tanara Kabupaten
Serang Tahun 2017.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoritis
1. Diharapkan memberikan sumbangsih pemikiran bagi pengembangan ilmu
pengetahuan pada Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa terkait
penelitian mengenai Evaluasi Penggunaan Dana Desa di Kecamatan
Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017.
29
2. Diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang
memiliki kesamaan fokus penelitian.
1.6.2 Manfaat Praktis
1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada
Pimpinan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa
(DPMPD) Kabupaten Serang dan Kecamatan Tanara sebagai
kepanjangan tangan Kabupaten Serang untuk dapat mengevaluasi
Penggunaan Dana Desa (DD) di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang
demi kemandirian desa-desa di Kecamatan Tanara.
2. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai Evaluasi Penggunaan Dana Desa di Kecamatan Tanara
Kabupaten Serang Tahun 2017.
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah :
BAB I: PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang, dimana mengemukakan hal-hal yang
menjadi alasan keterkaitan peneliti terhadap topik atau judul penelitian dan
pentingnya dilakukan penelitian terhadap topik tersebut. Identifikasi masalah
dan pembatasan masalah berisikan aspek permasalahan yang muncul dan
berkaitan.
30
BAB II: DESKRIPSI TEORI
Pada bab ini terdiri ari deskripsi teori, kerangka dan asumsi dasar penelitian.
Deskripsi teori merupakan pendapat ali tentang teori yang berkaitan dengan
Evaluasi Penggunaan Dana Desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang
Tahun 2017. Selanjutnya kerangka berpikir menggambarkan alur pemeikiran
penelitian dalam penelitian ini, yang kemudian coba disimpulkan oleh
penelitian tersebut dalam asumsi dasar penelitian.
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini, penulis menggambarkan tentang metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini, kemudian instrumen penelitian, jelas dan
sumber data, informan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik
pengolahan data dan analisis data, pengujian data serta lokasi dan jadwal
penelitian
BAB IV: HASIL PENELITIAN
Pada bab ini, penelti menguraikan tentang hasil penelitian yang terdiri dari
deskripsi objek penelitian, deskripsi data, kemudian dilakukan
penganalisiskan dan pembahasan mengenai Evaluasi Penggunaan Dana Desa
di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017.
BAB V: PENUTUP
Bab ini memaparkan kesimpulan yang menyimpulkan hasil penelitian secara
singkat, jelas serta sesuai dengan permasalahan dan asumsi dasar penelitian.
31
Secara saran yang berisi masukan dari peneliti terhadap bidang yang diteliti
baik secara teoritis maupun praktis
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
32
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR PENELITIAN
DAN HIPOTESIS
2.1 Deskripsi Teori
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian
sistematis tentang teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis
buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang
diteliti. Beberapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan atau
dideskripsikan, akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila
dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel independen dan satu
dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada empat
kelompok teori, yaitu kelompok teori yang berkenaan dengan tiga
variabel independen dan satu dependen. Oleh karena itu, semakin
banyak variabel yang diteliti, maka akan semakin banyak teori yang
perlu dikemukakan (Sugiyono, 2009:58).
2.1.1 Kebijakan Publik
Definisi kebijakan publik menurut Eystone (1971:18) dalam
Wahab (2012:13) ialah “the relationship of governmental unit to its
environment” (antar hubungan yang berlangsung di antara unit/satuan
pemerintahan dengan lingkungannya). Demikian pula definisi menurut
Wilson (2006:154) dalam Wahab (2012:13) yang merumuskan kebijakan
32
33
publik sebagai berikut:
“The actions, objectives and pronouncements of governments onparticular matters, the steps they take (or fail to take) toimplement them,and the explanations they give for what happens(or does not happen)” (tindakan-tindakan, tujuan-tujuan danpernyataan-pernyataan pemerintah mengenai masalah-masalahtertentu, langkah-langkah yang telah/sedang diambil (atau gagaldiambil) untuk diimplementasikan dan penjelasan-penjelasanyang diberikan oleh mereka mengenai apa yang telah terjadi (atautidak terjadi).
Definisi lain, yang tak kalah luasnya, dikemukakan oleh Dye
dalam Wahab (2012:14) yang menyatakan bahwa kebijakan publik ialah
“whatever governments choose to do or not to do” (pilihan tindakan apa
pun yang dilakukan atau tidak ingin dilakukan oleh pemerintah).
Sedangkan, pakar Inggris, W.I. Jenkins (1978:15) dalam Wahab
(2012:15) merumuskan kebijakan publik adalah sebagai berikut:
“A set of interrelated decisions taken by a political actor orgroup of actors concerning the selection of goals and the meansof achieving them within a specified situation where thesedecisions should, in principle, be within the power of these actorsto achieve” (serangkaian keputusan yang saling berkaitan yangdiambil oleh seorang aktor politik atau sekelompok aktor,berkenaan dengan tujuan yang telah dipilih beserta cara-carauntuk mencapainya dalam suatu situasi. Keputusan-keputusan itupada prinsipnya masih berada dalam batas-batas kewenangankekuasaan dari para aktor tersebut).
Chief J. O. Udoji, seorang pakar dari Nigeria (1981) dalam
Wahab (2012:15), telah mendefinisikan kebijakan publik sebagai “an
santioned course of action addressed to a particular problem or group
of related problems that affect society at large” (suatu tindakan
bersanksi yang mengarah pada suatu tujuan tertentu yang saling
35
berkaitan dan memengaruhi sebagian besar warga masyarakat).
Pakar Perancis, Lemieux dalam Wahab (2012:15) merumuskan
kebijakan publik sebagai berikut:
“The product of activities aimed at the resolution of publicproblems in the environment by political actors whoserelationship are structured. The entire process evolves overtime” (produk aktivitas-aktivitas yang dimaksudkan untukmemecahkan masalah-masalah publik yang terjadi di lingkungantertentu yang dilakukan oleh aktor-aktor politik yanghubungannya terstruktur. Keseluruhan proses aktivitas ituberlangsung sepanjang waktu).
Definisi lain mengenai kebijakan publik menurut Friedrich
(1969:79) dalam Agustino (2008:7) adalah sebagai berikut:
“Serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan oleh seseorang,kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentudimana terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dankemungkinan-kemungkinan (kesempatan-kesempatan) dimanakebijakan tersebut diusulkan agar berguna dalam mengatasinyauntuk mencapai tujuan yang dimaksud”.
Sedangkan, Anderson (1984:3) dalam Agustino (2008:7)
memberikan pengertian atas definisi kebijakan publik, dalam bukunya
Public Policy Making, adalah serangkaian tindakan yang mempunyai
maksud/tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang aktor
atau sekelompok aktor yang berhubungan dengan suatu permasalahan
atau suatu hal yang diperhatikan.
Laswell dan Kaplan dalam Subarsono (2011:3) berpendapat
bahwa kebijakan publik hendaknya berisi tujuan, nilai-nilai, dan
36
praktika-praktika sosial yang ada dalam masyarakat.
Menurut Agustino (2008:8) beberapa karakteristik utama dari
suatu kebijakan publik adalah sebagai berikut:
1) Pada umumnya kebijakan public perhatiannya ditujukan
pada tindakan yang mempunyai maksud atau tujuan
tertentu daripada perilaku yang berubah atau acak.
2) Kebijakan publik pada dasarnya mengandung bagian atau
pola kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pemerintah
daripada keputusan yang terpisah-pisah.
3) Kebijakan publik merupakan apa yang sesungguhnya
dikerjakan oleh pemerintah dalam mengatur perdagangan,
mengontrol inflasi, atau menawarkan perumahan rakyat.
4) Kebijakan publik dapat berbentuk positif maupun negatif.
Secara positif, kebijakan melibatkan beberapa tindakan
pemerintah yang jelas dalam menangani suatu
permasalahan; secara negatif, kebijakan publik dapat
melibatkan suatu keputusan pejabat pemerintah untuk
tidak melakukan suatu tindakan atau tidak mengerjakan
apapun, padahal dalam konteks tersebut keterlibatan
pemerintah amat diperlukan.
5) Kebijakan publik, paling tidak secara positif didasarkan
pada hukum dan merupakan tindakan yang bersifat
memerintah.
37
Michael Howlet dan M. Ramesh (1995:11) dalam Subarsono
(2011:13) menyatakan bahwa proses kebijakan publik terdiri dari lima
tahapan sebagai berikut:
a. Penyusunan Agenda (Agenda Setting)
Penyusunan agenda yakni suatu proses agar suatu masalah
bias mendapat perhatian dari pemerintah.
b. Formulasi Kebijakan (Policy Formulation)
Formulasi kebijakan yakni proses perumusan pilihan-pilihan
kebijakan oleh pemerintah.
c. Pembuatan Kebijakan (Decision Making)
Pembuatan kebijakan yakni proses ketika pemerintah memilih
untuk melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan sesuatu
tindakan.
d. Implementasi Kebijakan (Policy Implementation)
Implementasi kebijakan yaitu proses untuk melaksanakan
kebijakan supaya mencapai hasil.
e. Penilaian/Evaluasi Kebijakan (Policy Evalution)
Evaluasi kebijakan yakni proses untuk memonitor dan menilai
hasil atau kinerja kebijakan.dipandang sebagai suatu kegiatan
fungsional, artinya evaluasi kebijakan.
38
2.1.2 Evaluasi Kebijakan
Menurut Lester dan Stewart dalam Agustino (2008:185) evaluasi
ditujukan untuk melihat sebagian-sebagian kegagalan suatu kebijakan
dan untuk mengetahui apakah kebijakan dan untuk mengetahui apakah
kebijakan yang telah dirumuskan dan dilaksanakan dapat menghasilkan
dampak yang diinginkan.
Evaluasi kebijakan menurut Dye dalam Parsons (2006:547)
adalah pemeriksaan yang objektif, sistematis dan empiris terhadap efek
dari kebijakan dan program publik terhadap tergetnya dari segi tujuan
yang ingin dicapai.
Berbeda dengan evaluasi kebijakan dalam arti yang lebih spesifik
menurut Dunn (2003:608) yaitu:
“Berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai ataumanfaat hasil kebijakan. Ketika hasil kebijakan padakenyataannya mempunyai nilai, hal ini karena hasil tersebutmemberi sumbangan pada tujuan atau sasaran. Dalam hal ini,dapat dikatakan bahwa kebijakan atau program telah mencapaitingkat kinerja yang bermakna, yang berarti bahwa masalah-masalah kebijakan dibuat jelas atau diatasi”.
Menurut Agustino (2008:188-189), fungsi evaluasi kebijakan
adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi kebijakan harus memberi informasi yang valid dan
dipercaya mengenai kinerja kebijakan. kinerja kebijakan yang
dinilai dalam evaluasi kebijakan melingkupi:
39
a. Seberapa jauh kebutuhan, nilai, dan kesempatan telah dapat
dicapai melalui tindakan kebijakan/program. Dalam hal ini
evaluasi kebijakan mengungkapkan seberapa jauh tujuan-
tujuan tertentu telah dicapai.
b. Apakah tindakan yang ditempuh oleh implementing
agencies sudah benar-benar efektif, responsif, akuntabel,
dan adil. Dalam bagian ini evaluasi kebijakan harus juga
memerhatikan persoalan-persoalan hak azasi manusia
ketika kebijakan itu dilaksanakan. Hal ini diperlukan oleh
para evaluator kebijakan karena jangan sampai tujuan dan
sasaran dalam kebijakan publik terlaksana, tetapi ketika itu
diimplementasikan banyak melanggar perikehidupan
warga.
c. Bagaimana efek dan dampak dari kebijakan itu sendiri.
Dalam bagian ini evaluator kebijakan harus dapat
memberdayakan output dan outcome yang dihasilkan dari
suatu implementasi kebijakan. ketajaman penglihatan ini
yang diperlukan oleh publik ketika melihat hasil evaluasi
kebijakan, sehingga fungsinya untuk memberi informasi
yang valid dan dapat dipercaya menjadi realisasi dari
perwujudan right to know bagi warga masyarakat.
40
2. Evaluasi kebijakan berfungsi memberi sumbangan pada
klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari
pemilihan tujuan dan target.
3. Evaluasi kebijakan berfungsi juga untuk memberi sumbangan
pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan lainnya,
termasuk bagi perumusan masalah maupun pada rekomendasi
kebijakan.
Pendekatan-pendekatan evaluasi kebijakan menurut Dunn
(2003:613) adalah sebagai berikut:
a. Evaluasi Semu
Evaluasi semu adalah pendekatan yang menggunakan metode-
metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid
dan dapat dipercaya mengenai hasil kebijakan, tanpa berusaha
untuk menanyakan tentang manfaat atau nilai dari hasil-hasil
tersebut terhadap individu, kelompok, atau masyarakat secara
keseluruhan. Asumsi utama dari evaluasi semu adalah bahwa
ukuran tentang manfaat atau nilai merupakan sesuatu yang
dapat terbukti sendiri atau tidak kontroversial.
b. Evaluasi Formal
Evaluasi formal merupakan pendekatan yang menggunakan
metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid dan
cepat dipercaya mengenai hasil-hasil kebijakan tetapi
mengevaluasi hasil tersebut atas dasar tujuan program kebijakan
41
yang telah diumumkan secara formal oleh pembuat kebijakan dan
administrator program. Asumsi utama dari evaluasi formal adalah
bahwa tujuan dan target diumumkan secara formal adalah
merupakan ukuran yang tepat untuk manfaat atau nilai kebijakan .
c. Evaluasi Keputusan Teoritis
Evaluasi keputusan teoritis adalah pendekatan yang
menggunakan metode-metode deskriptif untuk mengahasilkan
informasi yang dapat dipertanggungjwabkan dan valid mengenai
hasil-hasil kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh berbagai
macam pelaku kebijakan.
Dunn menggambarkan kriteria-kriteria evaluasi kebijakan sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Kriteria Evaluasi Kebijakan
Tipe Kriteria Pertanyaan Ilustrasi
Efektivitas Apakah hasil yang diinginkan telah
dicapai?
Unit Pelayanan
Efisiensi Seberapa banyak usaha diperlukan
untuk mencapai hasil yang
diinginkan?
Unit biaya
Manfaat bersih
Rasio cost-benefit
42
Kecukupan Seberapa jauh pencapaian hasil yang
diinginkan memecahkan masalah?
Biaya tetap
Efektivitas tetap
Perataan Apakah biaya manfaat didistribusikan
dengan merata kepada kelompok-
kelompok yang berbeda?
Kriteria Pareto Kriteria
Kaldor-Hicks Kriteria
Rawls
Responsivitas Apakah hasil kebijakan memuaskan
kebutuhan, preferensi, atau nilai
kelompok-kelompok tertentu?
Konsistensi dengan
survei warga negara
Ketepatan Apakah hasil (tujuan) yang diinginkan
benar-benar berguna atau bernilai?
Program publik harus
merata dan efisien
Sumber : Dunn, 2003:610
Sedangkan, Suchman dalam Winarno (2007:230) mengemukakan enam
langkah dalam evaluasi kebijakan, yakni:
a. Mengidentifikasi tujuan program yang akan dievaluasi
b. Analisis terhadap masalah
c. Deskripsi dan standarisasi
d. Pengukuran terhadap tingkatan perubahan yang terjadi
e. Menentukan perubahan yang diamati merupakan akibat dari
kegiatan tersebut atau karena penyebab yang lain
f. Beberapa indikator untuk menentukan keberadaan suatu dampak.
Berdasarkan pemaparan teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa
Evaluasi Kebijakan adalah pemeriksaan yang objektif, sistematis dan empiris
terhadap efek dari kebijakan dan program publik terhadap targetnya dari segi
43
tujuan yang ingin dicapai. Dengan kriteria efektifitas, efisiensi, kecukupan,
pemerataan, resvonsivitas, dan ketepatan.
2.1.3 Pengelolaan Keuangan Desa
Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai
dengan uang, serta barang/uang yang dijadikan millik desa terkait dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban. Pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan
kegiatan yang meliputi perencanan, penganggaran, penata-usahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan desa. Gambaran rincian proses
siklus pengelolaan keuangan desa adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2
Siklus Pengelolaan Keuangan Desa
Sumber: Deputi Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah, 2015
Perencanaan
Penganggaran
Pelaksanaan
Penatasusahaan
Pelaporan
Pertanggung
jawaban
SiklusPengelolaan
keuangan desa
44
1. Perencanaan
Secara umum, perncanaan keuangan adalah kegiatan untuk
memperkirakan pendepatan dan belanja dalam kurun waktu
tertentu dimasa yang akan datang. Perencanaan keuangan desa
dilakaukan setelah tersusun RPJM Desa dan RKP Desa yang
menjadi dasar unntuk menyusun APBDesa yang merupakan
hasil dari perncanaan keuangan desa.
2. Penganggaran
Setelah RKP Desa ditetapkan maka dilanjut proses penyusunann
APBDesa. Rencana Kegiatan dan Rencana Anggarana Biaya
yang telah ditetapkan dalam RKP Desa dijadikan pedoman
dalam proses penganggaran keuangan tahunan pemerintahan
desa, yang ditetapkan untuk menyelenggarakan program dan
kegiatan yang menjadi kewenangan desa.
3. Pelaksanaan
Pelksanaan dalam pengelolaan keuangan desa merupakan
implementasi atau eksekusi dari anggaran pendapatan dan
belanja desa, termasuk dalam pelaksanaan diantaranya adalah
proses pengadaan barang dan jasa serta proses pembayaran.
Tahap pelaksanaan adalah rangkaian kegiatan untuk
melaksanakan APBDesa dalam satu tahun anggaran yang
dimulai dari 1 januari hingga 31 Desember. Atas dasar
APBDesa dimaksud disusunlah Rencana Anggaran Biaya
45
(RAB) untu setiap kegiatan yang menjadi dasar pengajuan Surat
Permintaan Pembayaran (SPP). Pengadaan barang dan jasa,
penyusunan buku kas pembantu kegiatan dan perubahan
APBDesa adalah kegiatan yang berlangsung pada tahap
pelaksanaan.
4. Penatausahaan
Penatausahaan merupakan rangkaian kegiatan yang dilakuakan
secara sistematis (teratur dan masuk akal/logis) dalam bidang
keuangan berdasarkan prinsip, standar, serta prosedur tertentu
sehingga informasi aktual (informasi yang sesungguhnya)
berkenaan dengan keuangan dapatsegera diperoleh. Tahapan ini
merupakan proses pencatatan seluruh transksi keuangan yang
terjadi dalam satu tahun anggaran. Lebih lanjut, kegiatan
penatausahaan APBDesa. Hasil dari penatausahaan adalah
laporan yang dapat digunakan untuk pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan itu sendiri.
5. Pelaporan
Pelaporan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan
hal-hal yang berhubungan denganhasil pekerjaan yang telah
dilakukan selama satu periode tertentu sebagai bentuk
pelaksanaan tanggungjawab atas tugas dan wewenang yang
diberikan laporan merupakan suatu bentuk penyajian data dan
informasi mengenai suatu kegiatan ataupun keadaan yang
46
berkenaan dengan adanya suatu tanggungjawab yang
ditugaskan. Pada tahap ini, pemerintah desa menyusun laporan
realisasipelaksanaan APBDesa setiap semester yang
disampaikan pada Bupati/Walikota.
6. Pertanggungjawaban
Pertanggungjaawaban pengelolaan keuangan desa dilakuan
setiap akhir tahun anggaran disampaikan kepada
Bupati/Walikota dan di dalam Forum Musyawarah Des
2.1.4 Dana Desa
Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan
belanja negara yang diperuntukan bagi desa yang ditranfer melalui anggaran
pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pemberdayaan
masyarakat.
Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang dana desa terdapat
sebagai berikut:
Pertama adalah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Pada pasal 71 ayat (1), yang
berbunyi:
“Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajibanDesa yang dapat dinilai dengan uang serta segalasesuatu berupa uang dan barang yang berhubungandengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa”.
47
Dapat dijabarkan isi kandungan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa Pada pasal 71 ayat (1) mengenai keuangan desa bahwa semua hak dan
kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta sesuatu berupa uang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa. kandungan “hak dan
kewajiban desa” adalah sesuatu yang menimbulkan pendapatan, belanja dan lain-
lain pendapatan desa.
Penjabaran “pendapatan desa” di pertegas dalam undang-undang Nomor 6
Tahun 2014 Tentang Desa pasal 72 ayat 1 yang berbunyi:
a pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset,swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lainpendapatan asli Desa;
b alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negarac bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah
Kabupaten/Kotad alokasi dana Desa yang merupakan bagian dari dana
perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota;
e bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah Kabupaten/Kota;
f hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihakketiga; dan
g lain-lain pendapatan Desa yang sah.
Dapat dijabarkan isi kandungan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa Pada pasal 72 ayat 1 mengenai pendapatan desa bahwa dari 7 (tujuh) poin
tersebut dalah sumber pendapatan desa guna penyelenggaraan pemerintahan desa.
Pada poin huruf (b) yaitu “alokasi anggaran pendapatan dan belanja negara”
artinya bahwa alokasi bersumber dari APBN langsung ke desa dengan
mengektifkan program yang berbasis desa secara merata.
48
Kedua adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2014 Tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara, PP No. 8 Tahun 2016 tentang dana desa yang bersumber dari APBN
pasal 1 ayat (2) berbunyi:
Dapat dijabarkan bahwa dana desa merupakan dana stimulan dari pemerintah
pusat yang diperuntukan bagi desa yang ditranfer melalui APBD kabupaten/kota
dan digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan guna melayani masyarakat
desa dalam urusan di kantor desa seperti pengurusan administrasi kependudukan
dan lain-lain, kemudian pelaksanan pembangunan desa guna mempermudah akses
kebutuhan dasar masyarkat seperti jalan desa, MCK dan lain-lain, kemudian
pembinaan kemasyarakatan guna mengembalikan jiwa atau kesadaran budaya
berdesanya yang telah lama hilang seperti gotongroyong, riungan dan lain-lain.
Kemudian yang terakhir adalah pemberdayaan masyarakat guna mengembangkan
potensi yang sudah ada dan belum ada. Potensi sumberdaya: potensi sumberdaya
alam, potensi sumberdaya manusia dan lain-lainnya.
Ketiga Pedoman Pelaksanaan Dana Desa di Kabupaten Serang Tahun
2017 adalah Peraturan Bupati Serang Nomor 20 Tahun 2017 Tentang Tata Cara
Pembagian dan Penetapan Rincian Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak Daerah
“dana desa adalah dana yang bersumber dari anggaranpendapatan dan belanja negara yang diperuntukan bagidesa yang ditranfer melalui anggaran pendapatan danbelanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untukmembiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaanpembangunan, pembinaan kemasyarakatan, danpemberdayaan masyarakat”.
49
dan Retribusi Daerah dan Dana Desa Tahun 2017, pedoman teknis ini berisi 12
bab dan 25 pasal didalamnya. Pada bab 1(satu) menjelaskan ketentuan umum
Perbup, pada bab 2 (dua ) menjelaskan pasal 2 (dua) mengenai ruang lingkup
perbup, pada bab 2 (dua) pasal 3 (tiga) menjelaskan informasi berkaitan dengan
pelaksanaan tranfer dana ke desa, berbunyi:
Pasal 3
(1) Bupati menginformasikan Rincian ADD, BHPRDdan DD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2kepada Kepala Desa.
(2) Rincian ADD, BHPRD dan DD diinformasikandalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari setelahKebijakan Umum Anggaran dan Prioritas PlafonAnggaran Sementara disepakati Bupati bersamaDPRD.
(3) Informasi dari Bupati sebagaimana dimaksudpada ayat (1) menjadi bahan penyusunanRancangan APB Desa.
(4) Kepala Desa wajib menginformasikan kegiatan-kegiatan yang bersumber dari ADD, BHPRD danDD pada media papan pengumuman yang ada dikantor pemerintah desa, untuk diaksesmasyarakat dan lembaga masyarakat desasetempat.
(5) Tim Pelaksana Kegiatan Desa dalammelaksanakan kegiatan berupa fisik yangbersumber dari ADD, BHPRD dan DD wajibmembuat papan kegiatan dan/atau prasastisederhana sebagai bahan informasi kepadamasyarakat yang paling sedikit memuat namakegiatan, jumlah dana, sumber dana dan waktupelaksanaan.
Dapat dijabarkan dari pasal 3 Perbup Serang Nomor: 20 Tahun 2017 dari 5 (lima)
ayat tersebut menjelaskan keberadaan dana transfer (ADD, BHPRD dan DD) di
APBD kabupaten dan siap ditranfer ke desa langsung dan menjelaskan apa yang
harus dilakukan desa mengenai penyusunan RAPBDes, soasialisi penggunaan dan
50
transfaransi penggunaan dana trasfer kepada masyarakat.
Pada Bab 3 (tiga ) pasal 3 (tiga) menjelaskan pengalokasian dana desa.
pengalokasian dana desa adalah bedasarkan alokasi dasar dan alokasi formula.
Alokasi dasar artinya pemberian dana dari pemerintah secara merata kepada desa
di seluruh Indonesia sedangkan aloaksi formula artinya di hitung berdasarkan:
jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan indeks kesulitan
geografis (IKG). Kemudian pada Bab 5 (lima) menjelaskan mekanisme
penyaluran, syarat dan waktu penyaluran dana desa. penyaluran secara bertahap:
tahap I pada bulan Maret sebesar 60% (enam puluh per seratus); dan tahap II pada
bulan November sebesar 40% (empat puluh per seratus). Dengan syarat dan
waktu penyaluran rincian dana desa tahap I dilakukan setelah Kepala Desa
menyampaikan:
A Peraturan Desa tentang APBDesa;B Peraturan Desa tentang Pertanggungjawaban
APBDesa;C Laporan Realisasi Anggaran DD atas penggunaan Sisa
Dana BHPRD dengan realisasi penggunaan palingsedikit 70% (tujuh puluh per seratus);
D Laporan Realisasi Anggaran APBDesa triwulan IV;dan
E Laporan penggunaan DD tidak termasuk SiLPA DDtahun sebelumnya
Batas waktu Kepala Desa dalam hal menyampaikan syarat penyaluran dana desa
tahap I adalah paling lambat mingggu ketiga bulan Maret tahun anggaran
berikutnya. Dan kemudian Penyaluran dana desa tahap II dilakukan setelah
Kepala Desa menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran Dana Desa Tahap I
dengan realisasi penggunaan paling sedikit 50 % (lima puluh per seratus) yang
disampaikan paling lambat Minggu ketiga bulan Agustus.
51
Keempat yaitu Peraturan Mentri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2017 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi
Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa
Tahun 2017, Prioritas penggunaan dana desa Tahun 2017 adalah:“untuk
membiayai pelaksanaan program dan kegiatan di bidang pembangunan desa dan
pemberdayaan masyarakat”. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan
kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat
Desa, sedangkan Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan,
sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan
sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan
yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.
penjelasan lebih lengkap mengenai penggunaan dana desa adalah pasal 5 dan
pasal 7 (Permendes Nomor: 4 Tahun 2017). Pasal 5 (Permendes Nomor: 4 Tahun
2017) adalah penejelasan penggunaan dana desa tahun 2017 di bidang
pembangunan desa yang berbunyi:
Pasal 5
Dana Desa digunakan untuk membiayai pembangunan Desayang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatDesa, peningkatan kualitas hidup manusia sertapenanggulangan kemiskinan dengan prioritas penggunaan DanaDesa diarahkan untuk pelaksanaan program dan kegiatanPembangunan Desa, yang meliputi antara lain:
a Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaansarana prasarana dasar untuk pemenuhan kebutuhan:
1 lingkungan pemukiman
2 transportasi;
52
3 energi; dan
4 informasi dan komunikasi
b Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaansarana prasarana pelayanan sosial dasar untuk pemenuhankebutuhan:
1 kesehatan masyarakat; dan
2 pendidikan dan kebudayaan.
c Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaansarana prasarana ekonomi untuk mewujudkan LumbungEkonomi Desa yang meliputi
1 usaha ekonomi pertanian berskala produktif untukketahanan pangan;
2 usaha ekonomi pertanian berskala produktif yangdifokuskan pada kebijakan satu Desa satu produkunggulan yang meliputi aspek produksi, distribusi danpemasaran; dan usaha ekonomi berskala produktiflainnya yang difokuskan pada kebijakan satu Desa satuproduk unggulan yang meliputi aspek produksi,distribusi dan pemasaran.
d Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaansarana prasarana lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan:
1 kesiapsiagaan menghadapi bencana alam;
2 penanganan bencana alam;
3 penanganan kejadian luar biasa lainnya; dan
4 pelestarian lingkungan hidup.
d Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaansarana prasarana lainnya yang sesuai dengan kebutuhan Desadan ditetapkan dalam Musyawarah Desa.
Sedangkan pasal 7 (Permendes Nomor: 4 Tahun 2017) menjelasan
penggunaan dana desa tahun 2017 di bidang pemberdayaan masyarakat yang
berbunyi:
53
Pasal 7
Dana Desa digunakan untuk membiayai program dan kegiatanbidang Pemberdayaan Masyarakat Desa yang ditujukan untukmeningkatkan kapasitas dan kapabilitas masyarakat Desadengan mendayagunakan potensi dan sumberdayanya sendirisehingga Desa dapat menghidupi dirinya secara mandiri.Kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa yang diprioritaskanmeliputi antara lain:
a peningkatan partisipasi masyarakat dalam prosesperencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunanDesa;
b pengembangan kapasitas masyarakat Desa;
c pengembangan ketahanan masyarakat Desa;
d pengembangan sistem informasi Desa;
e dukungan pengelolaan kegiatan pelayanan sosial dasar dibidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan perempuan dananak, serta pemberdayaan masyarakat marginal dan anggotamasyarakat Desa penyandang disabilitas;
f dukungan pengelolaan kegiatan pelestarian lingkunganhidup;
g dukungan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam,penanganan bencana alam serta penanganan kejadian luarbiasa lainnya;
h dukungan permodalan dan pengelolaan usaha ekonomiproduktif yang dikelola oleh BUMDesa dan/atau BUMDesaBersama;
i dukungan pengelolaan usaha ekonomi oleh kelompokmasyarakat, koperasi dan/atau lembaga ekonomi masyarakatDesa lainnya;
j pengembangan kerjasama antar Desa dan kerjasama Desadengan pihak ketiga; dan
k bidang kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa lainnyayang sesuai dengan analisa kebutuhan Desa dan ditetapkandalam Musyawarah Desa
54
Kelima adalah Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor: 113
Tentang Pengelolaan Keuangan Desa tedapat mekanisme proses penyusunan
APBDesa. Mekanisme penyusunan APBDesa sebagai berikut.
Gambar 2.3 Mekanisme Penyusunan APBDesa
Sumber: Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor: 113Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
55
Dengan tujuan umum Dana Desa (Kementiran Keuangan Republik Indonesia,
2017:19): Meningkatkan pelayanan publik di desa, mengentaskan kemiskinan,
memajukan perekonomian desa, mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa,
serta memperkuat masyarakat desa sebagai subjek dari pembangunan
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan
oleh Peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik
Skripsi, Tesis, penelitian terdahulu bisa dijadikan referensi peneliti untuk
menganalisis bagaimana penelitian yang yang peneliti lakukan, adapun penelitian
ini mendapatkan sumber penelitian terdahulu sebagai berikut: pertama, penelitian
menurut Ali Ulumudin, S.AP (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2018) dalam
Skripsinya dengan judul Evaluasi Pengelolaan Dana Desa di Desa Puser
Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang Tahun 2016 menyebutkan bahwa hasil
penelitian menunjukan bahwa Evaluasi Pengelolaan Dana Desa di Desa Puser
Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang Tahun 2016 berjalan dengan baik yakni
tepat sasaran dan tepat penggunaanya.
Sedangkan penelitian menurut Rospiah, S.Sos (Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa, 2014) dalam Skripsinya dengan judul Evaluasi Alokasi Dana
Desa di Kecamatan Balaraja Kabupaten Tangerang menyebutkan bahwa hasil
penelitian menunjukan bahwa Evaluasi Alokasi Dana Desa di Kecamatan Balaraja
Kabupaten Tangerang Tahun 2012 berjalan dengan baik yaitu dengan mencapai
angka 62,66% dari hipotesis awal yang dibuat peneliti yaitu minimal 65%.
56
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian
Kerangka berpikir dalam penelitian ini menggambarkan alur
pemikiran peneliti mengenai fokus penelitian yaitu Evaluasi Penggunaan
Dana Desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017, dalam
pelaksanaan dana desa terdapat beberapa masalah, yaitu: Penggunaan
Dana Desa pada desa-desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017 belum sesuai
dengan Permendes Nomor: 4 Tahun 2017 Tentang Prioritas Penggunaan
Dana Desa Tahun 2017. Telatnya tranfer Dana Desa pada desa-desa di
Kecamatan Tanara Tahun Anggaran 2017 tidak sesuai dengan (Perbup
Serang No. 20 Tahun 2017). Kurang pahamnya perangkat desa dalam
pengelolaan Dana Desa pada desa-desa di Kecamatan Tanara yang
disebabkan oleh rata-rata tingkat pendidikan perangkat desa di dominasi
lulusan SMA dan sedikit yang lulusan S-1 berpengaruh dalam mengelola
keuangan desa yang saat ini dinilai rumit. Kurangnya partisipasi
masyarakat dalam hal memberikan dukungan langsung pada kegiatan
perencanaan pembangunan desadisebabkan oleh hilangnya nilai gotong-
royong sesama warga desa yang digantikan dengan amplop/upah atau
uang.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori evaluasi
kebijakan menurut William N. Dunn. Dunn (2003:610) menggambarkan
kriteria-kriteria evaluasi kebijakan diantaranya yaitu efektivitas, efisiensi,
kecukupan, perataan, responsivitas dan ketepatan. Berdasarkan teori Dunn
tersebut, dapat diketahui bagaimana Evaluasi Penggunaan Dana Desa (DD) di
Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017. Untuk mempermudah
57
memahami alur berpikir, peneliti menggambarkan kerangka berpikir sebagai
berikut:
Gambar 2.3Alur Kerangka Berpikir
Identifikasi masalah :1. Penggunaan Dana Desa pada desa-desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017
belum sesuai dengan Permendes Nomor: 4 Tahun 2017 Tentang PrioritasPenggunaan Dana Desa Tahun 2017.
2. Telatnya tranfer Dana Desa pada desa-desa di Kecamatan Tanara TahunAnggaran 2017 tidak sesuai dengan (Perbup Serang No. 20 Tahun 2017).
3. Kurang pahamnya perangkat desa dalam pengelolaan Dana Desa pada desa-desa di Kecamatan Tanara yang disebabkan oleh rata-rata tingkat pendidikanperangkat desa di dominasi lulusan SMA dan sedikit yang lulusan S-1berpengaruh dalam mengelola keuangan desa yang saat ini dinilai rumit.
4. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam hal memberikan dukungan langsungpada kegiatan perencanaan pembangunan desadisebabkan oleh hilangnya nilaigotong-royong sesama warga desa yang digantikan dengan amplop/upah atauuang.
Pedoman Dana Desa Tahun 2017:1. Peraturan Bupati Serang Nomor 20 Tahun 2017 Tentang Tata
Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Alokasi Dana Desa,Bagi Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Dan Dana DesaTahun 2017.
2. Peraturan Mentri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal DanTransmigrasi Nomor 4 Tahun 2017 Tentang Tentang PenetapanPrioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2017.
Penggunan Dana Desa di Kecamatan Tanara KabupatenSerang Tahun 2017 sudah dilaksanakan sesuai kebutuhan dankeinginan masyarakat.
Teori evaluasi kebijakan Dunn (2003:601) :
EfektifitasEfisiensiKecukupanPerataanResponsivitasKetepatan
Sumber: Peneliti, 2018
58
2.4 Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:64), hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara,
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
masalah penelitian, belum menjadi jawaban yang empiris.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hipotesis deskriptif.
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
deskriptif. Adapun, hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
Ha : Evaluasi Penggunaan Dana Desa (DD) di Kecamatan
Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017 > 65% dari nilai
ideal 100%
Sedangkan, pernyataan hipotesis dalam penelitian ini secara lebih jelas
dirumuskan sebagai berikut:
1 Ho : µ ≤ 65%.
Hipotesis Nol : Evaluasi Penggunaan Dana Desa di Kecamatan
Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017 kurang dari
atau sama dengan 65% dari nilai ideal 100%.
2 Ha : µ > 65%
Hipotesis Alternatif : Evaluasi Penggunaan Dana Desa di Kecamatan
Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017 lebih
dari 65% dari nilai ideal 100%
59
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Dalam penelitian Evaluasi Penggunaan Dana Desa (DD) di
Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017, peneliti
menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Penelitian deksriptif adalah penelitian yang bertujuan
mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya
(Irawan, 2006:4.9). Menurut Sugiyono (2009:8), metode penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.
3.2 Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian Evaluasi
Kebijakan Dana Desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang. Dengan
demikian landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
teori Kebijakan Publik, teori Evaluasi Kebijakan, teori Kebijakan Dana
Desa (DD) dan lain-lainnya guna menguatkan dasar pemikiran dalam
penelitian ini.
60
3.3 Lokasi Penelitian
Dalam peneitian “Evaluasi Penggunaan Dana Desa (DD) di Kecamatan
Tanara Kabupaten Serang” ini, penetapan lokasi terdapat di daerah
Kecamatan Tanara Kabupaten Serang, dengan membandingkan jumlah
penduduk miskin dengan 4 (empat) kecamatan di wilayah Pantai Utara
Kabupaten Serang (lihat Tabel 1.4). Jumlah penduduk Kecamatan Tanara
39.767 jiwa dengan jumlah penduduk miskin 4.341 jiwa yang tersebar di 9
(sembilan) desa, kemudian Kecamatan Pontang dengan jumlah penduduk
45.245 jiwa dengan jumlah penduduk miskin 1.538 jiwa yang tersebar di 11
(sebelas) desa, Kecamatan Tirtayasa dengan jumlah penduduk 45.202 jiwa
dengan jumlah penduduk miskin 1.767 jiwa yang tersebar di 14 (empat
belas) desa, dan Kecamatan Cirenang dengan jumlah penduduk 34.043 jiwa
dengan jumlah penduduk miskin 2.215 jiwa. Artinya Kecamatan Tanara
adalah kecamatan dengan jumlah penduduk miskin terbanyak jika
dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin 3 (tiga) Kecamatan lainnya
yang berada di Pantai Utara Kabupaten Serang.
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Definisi Konsep
Variabel dalam penelitian ini adalah evaluasi kebijakan publik,
kebijakan publik yang dimaksud adalah kebijakan Dana Desa (DD)
dengan lokus penelitian pada desa-desa di Kecamatan Tanara Kabupaten
Serang. Sehingga peneliti menetukan teori yang dapat menguji kebijakan
61
Dana Desa (DD) berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti
pada tahap observasi lapangan. Bedasarkan permasalahan di lapangan
maka peneliti memutuskan untuk menggunakan teori kriteria evaluasi
kebijakan menurut William. N Dunn, untuk mengetahui pelaksanaan
kebijakan Dana Desa (DD) di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang.
Kriteria evaluasi (Dunn, 2003: 610) yaitu:
1. Efektifitas,
2. Efisiensi,
3. Kecukupan,
4. Perataan,
5. Responsivitas
6. Ketepatan.
Dari enam indikator tersebut dapat dijabarkan kedalam sub indikator yang
kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan pada instrumen penelitian
untuk mengukur pelaksanaan Dana Desa (DD) di Kecamatan Tanara
Kabupaten Serang.
3.4.2 Definisi Oprasional
Adapun pada penelitian Evaluasi Penggunaan Kebijakan Dana
Desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang yang menjadi variabel
adalah evaluasi kebijakan dana desa teori yang digunakan adalah indikator
evaluasi kebijakan menurut Dunn. Seperti yang dijelaskan sebelumnya
maka setiap indikator yang kemudian dijabarkan menjadi sub indikator
yang kemudian dijadikan pertanyaan pada instrumen penelitian.
62
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur tingkat keberhasilan Dana Desa dan mengukur mana saja
yang indikator yang tidak berhasil mendominasi Dana Desa. Secara
spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono,
2009:102). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk
kuesioner, dengan jumlah variabel sebanyak satu variabel atau variabel
mandiri. Sedangkan, skala pengukuran instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang
akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap
item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari
sangat positif sampai sangat negatif (Sugiyono, 2009:93). Jawaban dari
setiap item instrumen diberi skor sebagai berikut:
63
Tabel 3.1
Skoring Item Instrumen
Pilihan
Jawaban
Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : Sugiyono (2009:94).
Berikut ini, instrumen penelitian Evaluasi Dana Desa di
Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017 :
Tabel 3.2
Instrumen Penelitian
Variabel Dimensi Sub Indikator No. Item
Evaluasi
Kebijakan
1. Efektifitas 1. Perencanaan penggunaan
dana desa
2. Pencapaian pelaksanaan
pembangunan
1,2,3,4,5
2. Efisiensi 1. Usaha yang dilakukan
pemerintah desa.
2. Usaha yang dilakukan
masyarakat desa
6,7,8,9,10
3.Kecukupan
1. Kecukupan di kegiatan
pembangunan
infrastruktur desa
11,12,13,14,15
64
2. Kecukupan di kegiatan
pelatihan dan pembinaan
4. Perataan 1. Perataan biaya dan
manfaat dalam
pembangunan
infrastruktur
2. Perataan biaya dan
manfaat dalam
pelatihan dan
pembinaan
masyarakat
16,17,18,19,20
5.Responsivitas 1. Responsivitas
masyarakat dalam
kegiatan pembangunan
infrastruktur desa
2. Responsivitas
masyarakat dalam
kegiatan pelatihan dan
pembinaan
21,22,23, 24
6. Ketepatan 1. Ketepatan di bidang
pembangunan desa
2. Ketepatan di bidang
pemberdayaan
masyarakat
25,26,27,28,29,30
Sumber : Analisis Konsep Peneliti, 2018.
65
3.6 Populasi dan Sampel
3.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian datarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2009:80). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan, maka peneliti mengambil populasi yaitu masyarakat pada 9
(sembilan) desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017 yang berjumlah
39.767 jiwa.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel
itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(Sugiyono, 2009:81). Oleh karena itu, Untuk menetukan ukuran sampel
dalam penelitian ini maka digunakan rumus ”Slovin” (Sugiyono, 2006:
57). Dengan jumlah populasi (N) sebanyak 39.767 jiwa dari 9 (desa) di
Kecamatan Tanara dan menetapkan taraf kesalahan (e) sebesar 10%.
Berikut ini rumus menentukan ukuran sampel menurut Slovin:
66
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Kelonggaran atau ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang dapat ditolerir misalnya, 2%, 5%, 10%
Diketahui:
N = 39.767
e = 10%
Ditanya: n?
Jawab:
n > N > 39.767
1+ Ne2 1 + (39.767)(0,1)
2
> 39.767
1 + 397,67
> 39.767
397,67
> 99,9
≈ 100
67
Adapun teknik sampling yang digunakan untuk mengambil sampel dari jumlah
populasi ini adalah teknik Acidental Sampling. Menurut Nanang Martono (2010:
70) Acidental Sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
data.
Tabel 3.3
Perhitungan Sampel
No. Populasi Desa Jumlah Perhitungan Hasil
Akhir
1. Tanara 2.576 2.576 x 100% = 0,07 x 100 39.767
7
2. Pedaleman 5.415
5.415 x 100% = 0,14 x 100 39.767
14
3. Sukamanah 2.840 2.840 x 100% = 0,07 x 100 39.767
7
4. Tenjo ayu 4.467 4.467 x 100% = 0,11 x 100 39.767
11
5. Bendung 4.909
4.909 x 100% = 0,12 x 100 39.767
12
6. Lempuyang 7.411
7.411 x 100% = 0,19 x 100 39.767
19
7. Cibodas 4.104 4.104 x 100% = 0,10 x 100 39.767
10
8. Siremen 3.980 3.980 x 100% = 0,10 x 100
39.767
10
9. Cerukcuk 4.065 4.065 x 100% = 0,10 x 100 39.767
10
Jumlah ∑ 39.767 100
Sumber: Analis Peneliti, 2018
68
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Menurut Bungin (2009:164-168), pengolahan data adalah kegiatan
lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan. Pada penelitian
kuantitatif pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui
tahap memeriksa (editing), proses pemberian identitas (coding), dan proses
pembeberan (tabulating).
1. Editing, adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti
selesai menghimpun data di lapangan. Kegiatan ini menjadi
penting karena kenyataannya bahwa data yang terhimpun
kadang kala belum memenuhi harapan peneliti, ada
diantaranya kurang atau terlewatkan, tumpang tindih,
berlebihan bahkan terlupakan. Oleh karena itu, keadaan
tersebut harus diperbaiki melalui editing ini.
2. Coding, setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan
berikutnya adalah mengklasifikasi data-data tersebut melalui
tahapan coding. Maksudnya bahwa data yang telah diedit
tersebut diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada
saat dianlisis.
3. Tabulasi (Proses Pembeberan), adalah bagian terakhir dari
pengolahan data. Maksud tabulasi adalah memasukan data
pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta
menghitungnya.
69
Setelah pengolahan data selesai dilakukan, maka tahap
selanjutnya yaitu analisis data. Dalam penelitian kuantitatif, maka
kegiatan dalam analisis data adalah megelompokkan data berdasarkan
variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti serta
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
3.7.1 Uji Validitas
Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data
yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang
diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
(Sugiyono, 2009:121). Untuk menguji validitas instrumen, peneliti
menggunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut:
√
70
Keterangan:
R = Koefisien korelasi product moment
N = Jumlah sampel
∑xy = Jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan
∑x = Jumlah skor dalam sebaran X
∑y = Jumlah skor dalam sebaran Y
∑x2
= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
∑y2
= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
3.7.2 Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2009:121), instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek
yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Adapun, pengujian
reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha
Cronbach, yaitu perhitungan yang dilakukan dengan menghitung rata-
rata interkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam kuesioner.
Variabel dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 0.30
(Purwanto, 2007:181). Dengan dilakukan uji reliabilitas, maka akan
menghasilkan suatu instrumen yang benar-benar tepat atau akurat dan
mantap. Apabila koefisien reliabilitas instrumen yang dihasilkan lebih
besar, berarti instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang cukup baik.
Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:
71
(
)(
)
Keterangan:
N = Jumlah butir
= Variasi butir
= Variasi total
3.7.3 Uji T-test
Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dalam
penelitian ini menggunakan uji T karena variabel penelitian dalam
penelitian ini bersifat tunggal. Untuk melakukan pengujian hipotesis
deskriptif menggunakan t-test satu sampel dan menggunakan uji pihak
kanan. Menurut Sugiyono (2009:164-165), uji pihak kanan digunakan
apabila hipotesis nol (Ho) berbunyai “lebih kecil atau sama dengan (≤)”
dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “lebih besar (>)”. Pengujian
hipotesis deskriptif ini menggunakan rumus t-test sebagai berikut:
√
72
Keterangan:
t = Nilai t yang dihitung
= Nilai rata-rata
= Nilai yang dihipotesiskan
S = Simpangan baku
N = Jumlah anggota sampel
3.8 Lokasi dan Jadwal Penelitian
Lokasi yang diambil oleh peneliti yang juga tempat dilakukannya
penelitian adalah di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang, yang terdiri
dari 9 (sembilan) desa: Desa Tanara, Desa Pedaleman, Desa Tenjoayu,
Desa Sukamanah, Desa Lempuyang, Desa Cerukcuk, Desa Bendung,
Desa Cibodas dan Desa Siremen. Sedangkan waktu yang digunakan
selama penelitian ini adalah bulan Juli 2018 sampai bulan Desember
2018, lebih jelasnya urutan waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 3.4
berikut:
73
Tabel 3.4
Jadwal Penelitian
Sumber: Peneliti, 2019
No Kegiatan
Tahun
2017 -2018 2019
Des- April Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Januari
1 Observasi Awal
2 Pengurusan
Perizinan
3 Tahap
Penyusunan
Proposal
Penelitian
4 Seminar Proposal
5 Revisi Proposal
6 Pengolahan Dan
Analisis Data
7 Penyusunan
Laporan Akhir
8 Sidang Skripsi
9 Revisi Laporan
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Deskripsi objek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian
yang meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan deskripsi wilayah
Kabupaten Serang dan deskripsi wilayah Kecamatan Tanara. Hal tersebut
dipaparkan di bawah ini.
4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Serang
Kabupaten Serang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Banten.
Ibukotanya adalah Ciruas namun saat ini pusat pemerintahannya masih berada di
wilayah Kota Serang. Kabupaten ini berda diujung Barat Laut Pulau Jawa,
berbatasan dengan Laut Jawa, dan Kota Serang di Utara, Kabupaten Tangerang di
Timur, Kabupaten Lebak di Selatan dan Kota Cilegon di Barat.
Secara geografis Kabupaten Serang mempunyai kedudukan yang sangat
strategis karena berada dijalur utama penghubung Lintas Jawa-Sumatra,
Kabupaten Serang juga dilintasi Jalan Negara Lintas Jakarta-Merak, serta dilintasi
Jalur Kereta Api Lintas Jakarta-Merak dan Kabupaten Serang merupakan wilayah
transit perhubungan darat antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatra.
75
Luas wilayah Kabupaten Serang adalah 1.467, 35 km2
secara geografis
terletak posisi koordinat antara 10507’ - 105
022’ Bujur Timur dan 5
050’ – 6
021’
Lintang Selatan. Sebelah Utara: berbatasan dengan Laut Jawa dan Kota Serang,
Sebelah Selatan: berbatasan dengan Kabupaten Tangerang. Secara Topografi,
Kabupaten Serang merupakan wilayah daratan rendah dan pegunungan dengan
ketinggian antara 0 sampai 1.778 meter diatas permukaan laut. Fisiografi
Kabupaten Serang dari arah utara ke selatan terdiri wilayah rawa pasang surut,
rawa musiman, daatan, perbukitan dan pegunungan. Bagian Utara merupakan
wilayah yang datar dan tersebar luas sampai ke pantai, kecuali sekitar Gunung
Sawi, Gunung Terbang, dan Gunung Batusipat. Di bagian Selatan sampai Barat,
Kabupaten Serang berbukit dan bergunung antara lain sekitar Gunung Kencana,
Gunung Karang, dan Gunung Gede. Hampir seluruh daratan Kabupaten Serang
merupakan daerah subur karena tanahnya sebagian besar tertutup oleh tanah
endapan Alluvial dan Batu Vulkanis Kuarter. Potensi tersebut ditambah banyak
terdapat pula sungai-sungai yang besar yaitu Sungai Ciujung, Cidurian, Cibanten,
Cipaseuran, Cipasang dan Anyar, yang mendukung kesuburan daerah-daerah
pertanian di Kabupaten Serang.
Kabupaten Serang terdiri atas 29 Kecamatan yaitu Kecamatan Anyer,
Bandung, Baros, Bojonegara, Carenang, Cikande, Cikeusal, Cinangka, Ciomas,
Ciruas, Gunungsari, Jawilan, Kibin, Kopo, Kragilan, Kramatwatu, Lebak Wangi,
Mancak, Pabuaran, Padarincang, Pamarayan, Petir, Pontang, Pulo Ampel, Tanara,
Tirtayasa, Tanjung Teja, Dan Waringin Kurung, yang dibagi lagi atas sejumlah
76
desa, Pusat Pemerintahan berada di Kecamatan Ciruas. Pada tanggal 17 Juli 2007
Kabupaten Serang dimekarkan menjadi Kota Serang dan Kabupaten Serang.
Kondisi lahan di Kabupaten Serang terbagi menjadi dua baian yaitu
kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan budidaya sebagian besar
penggunaan lahanya terdiri atas persawahan yaitu seluas 54.145,40 Ha yang
terdiri sawah tadah hujan seluas 31.079 Ha, sawah irigasi seluas 23.066,40 Ha
yang sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Serang bagian Utara yang
membentang mulai dari Kecamatan Kramatwatu bagian Utara, Kasemen,
Pontang, Lebak Wangi, Tirtayasa dan Tanara. Tegalan seluas 39.912,35 Ha
tersebar di seluruh Kabupaten Serang, perkebunan campuran seluas 39.159,10 Ha
yang sebagian besar berada di daerah Kabupaten Serang bagian selatan
diantaranya Kecamatan Petir, Tanjung Teja, Baros, Curug, Pabuaran,
Padarincang, Ciomas, Gunungsari, Mancak dan Cinangka, perkampungan seluas
20.121,97 Ha yang tersebar di seluruh Kabupaten Serang, perumahan seluas 8.680
Ha, dan jasa seluas 3.305,26 Ha sebagian besar terkosentrasi di wilayah ibukota
Kabupaten Serang dan Kramatwatu, sehingga luas lahan budidaya secara
keseluruhan sejumlah 106.043,01 Ha.
Kawasan lindung di Kabupaten Serang tersebar di seluruh wilayah yang
meliputi Sempadan Sungai dan Sempadan Pantai, sedangkan kawasan lindung
selain Sempadan Sungai dan Pantai, terdapat wilayah Serang Selatan dan Utara di
wilayah Ciomas, Padarincang, Mancak dan Kramatwatu, sedangkan di wilayah
Utara terdapat di Kecamatan Bojonegara dan Puloampel. Perkembangan yang
terjadi terhadap keberadaan hutan lindung ini mengalami penurunan, sehingga
77
diperkirakan telah terjadi penyusutan luas hutan lindung 4.361,79 Ha dari
17.906,61 Ha menjadi tinggal 13.544,82 Ha.
Kabupaten Serang memiliki lahan pertanian yang sangat luas yang
dikelola oleh masyarakat, memberikan hasil pertanian yang beragam seperti buah-
buahan: pisang, mangga, ramutan dan durian untuk konsumsi lokal dan memasok
kebutuhan buah di Kota Jakarta. Kabupaten Serang juga memeiliki perkebunan
rakyat yang menghasilkan kelapa, kacang tanah, melinjo, kopi, cengkeh, lada,
karet, vanili, kakao dan jenis rempah-repah yang lain untuk kebutuhan lokal serta
lebih banyak untuk memasok kebutuhan Kota Jakarta.
Disektor industri, terdapat dua Zona Industri, yaitu Zona Industri Serang
Barat dan Zona Industri Serang Timur. Zona Indusri Serang Barat terletak di
Kecamatan Bojonegara, Puloampel dan Kramatwatu dengan luas total 4.000 Ha
berda di sepanjang Pantai Teluk Banten untuk pengembangan industri mesin,
logam dasar, kimia, maritim dan pelabuhan. Sedangakan Zona Industri Serang
Timur terletak di Kecamatan Cikande, Kibin, Kragilan, dan Jawilan dengan luas
kawasan industri 1.115 Ha. Terdapat beberapa kawasan industri seperti Nikomas
Gemilang, Indah Kiat dan Cikande Modern.
Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Serang memiliki
sumberdaya yang sangat potensial, kekayaan dan sumberdaya laut lainya memiliki
nilai ekonomis dan strategi dalam perekonomian Lokal, Regional, Nasional Dan
Internasional, di bagian Serang Utara terdapat Pulau Tunda, Pantai Lontar dan di
bagian Serang Selatan terdapat Pantai Anyer.
78
4.1.2 Deskripsi Lokasi Penelitian
Kecamatan Tanara memiliki luas 53,19 Km2
dari luas Kabupaten Serang
dengan batas-batas Kecamatan sebagai berikut:
Sebelah Utara : Laut Jawa.
Sebelah Selatan : Kecamatan Carenang.
Sebelah Barat : Kecamatan Mekar Baru (Kabupaten Tangerang).
Sebelah Timur : Kecamatan Tirtayasa.
Kecamatan Tanara terletak pada jarak 30 km dari Ibukota Kabupaten
Serang dan Kota Provinsi Banten. Bentuk Topografi Wilayah Kecamatan Tanara
sebagian besar merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata kurang dari
4 meter dari permukaan laut. Secara adminirasi wilayah Kecamatan Tanara terdiri
dari 9 desa yaitu Desa Tanara, Pedaleman , Tenjoayu, Sukamanah, Bendung,
Lemuyang, Cerukcuk, Siremen, dan Cibodas yang terdiri dari 45 Dusun, 30
Rukun Warga (RW) dan 107 Rukun Warga (RT) dengan jumlah penduduk 40.014
jiwa, yang terdiri dari penduduk dengan jenis laki-laki sebanyak 20.758 jiwa dan
penduduk dengan jenis wanita sebanyak 19.256 jiwa.
79
Gambar 4.1
Peta Kecamatan Tanara
4.1.3 Deskripsi Desa-Desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang
Desa-desa di Kecamatan Tanara merupakan desa otonom berdasarkan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, sebagai desa yang otonom,
desa-desa tersebut mempunyai wewenangan mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri sesuai kebutuhan dan prioritas desa. Kecamatan Tanara
merupakan salah satu dari kecamatan yang berada di daerah Kabupaten Serang
yang mempunyai 9 (sembilan) desa, yaitu Desa Tanara, Desa Pedaleman, Desa
Sukamanah, Desa Cerukcuk, Desa Lempuyang, Desa Tenjoayu, Desa Bendung,
80
Desa Cibodas dan Desa Siremen. Berikut ini gambar bagan struktur pemerintah
desa di Kabupaten Serang.
Gambar 4. 2
Bagan Struktur Pemerintahan Desa di Kabupaten Serang
Sumber: Struktur Pemerintahan Desa Tanara Kecamatan Tanara, 2018
Sekertaris Desa
Bendahara
Kaur Keuangan
Kaur Perencanaan & Pelaporan
Kaur Umum
Kepala Desa
Ketua RW
dan RT
Kasi. Pemb & PMD
Kasie Pemerintahan
Kasi Kemasyarakatan
81
4.2 Pengujian Persyaratan Statistik
4.2.1 Uji Validitas Instrumen
Dalam penelitian ini, hal yang dilakukan pertamakali adalah melakukan uji
validitas instrumen, karena hal tersebut dimaksudkan untuk kecermatan dan
ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan suatu fungsi alat ukurnya serta
digunakan untuk valid tidaknya suatu kuisioner. Ke-valid-an instrumen dapat
menggambarkan bahwa suatu instrumen benar-benar mampu mengukur variabel
yang akan diukur dalam peneltian serta mampu menunjukan kesesuaian antar
konsep dengan hasil pengukuran, adapun rumus yang digunakan adalah
menggunakan statistik korelasi Product Moment dengan bantuan SPSS Statistic
versi 16.0 dengan hasil sebagai berikut:
√
Keterangan:
R = Koefisien korelasi product moment
N = Jumlah sampel
∑xy = Jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan
∑x = Jumlah skor dalam sebaran X
∑y = Jumlah skor dalam sebaran Y
∑x2
= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
∑y2
= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
82
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Instrumen
No Pernyataan Nilai r R tabel Kesimpulan
1 Q1 0.272 0.195 Valid
2 Q2 0.539 0.195 Valid
3 Q3 0.803 0.195 Valid
4 Q4 0.342 0.195 Valid
5 Q5 0.850 0.195 Valid
6 Q6 0.417 0.195 Valid
7 Q7 0.566 0.195 Valid
8 Q8 0.861 0.195 Valid
9 Q9 0.849 0.195 Valid
10 Q10 0.798 0.195 Valid
11 Q11 0.626 0.195 Valid
12 Q12 0.489 0.195 Valid
13 Q13 0.885 0.195 Valid
14 Q14 0.846 0.195 Valid
15 Q15 0.869 0.195 Valid
16 Q16 0.889 0.195 Valid
17 Q17 0.684 0.195 Valid
18 Q18 0.459 0.195 Valid
19 Q19 0.238 0.195 Valid
83
20 Q20 0.684 0.195 Valid
21 Q21 0.591 0.195 Valid
22 Q22 0.622 0.195 Valid
23 Q23 0.626 0.195 Valid
24 Q24 0.489 0.195 Valid
25 Q25 0.846 0.195 Valid
26 Q26 0.801 0.195 Valid
27 Q27 0.869 0.195 Valid
28 Q28 0.877 0.195 Valid
29 Q29 0.527 0.195 Valid
30 Q30 0.280 0.195 Valid
Sumber: Data Primer Diolah, 2018
Adapun dari kriteria item butir instrumen yang digunakan adalah
apabila r hitung r tabel, maka item atau butir instrumen dinyatakan valid,
dan jika r hitung < r tabel, maka item atau butir instrumen dinyatakan tidak
valid. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa semua instrumen adalah
valid.
4.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrumen atau alat ukur, maka
peneliti melakukan uji reliabilitas dimana instrumen yang dilakukan uji
reliabilitas adalah intrumen yang dinyatakan valid sedangkan instrumen yang
tidak valid maka tidak bisa dilakukan uji reliabuliltas menggunakan rumus
84
alpha cronbach sebesar 0.956. Jika kita mengacu pada Siegel yang
menggunakan pedoman reliability instrumen adalah sebesar 0.30 artinya 0.956
dari 0.30 sehingga instrumen yang diuji dapat reliabel.
Rumus alpha cronbach
(
)(
)
Keterangan:
N = Jumlah butir
= Variasi butir
= Variasi total
Tabel 4.2
Uji Reliabilitas Instrumen
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.956 30
Sumber: Data primer diolah, 2018
Dari hasil reliabilitas pada penelitian ini diperoleh hasil menyatakan
Reliabel, karena memiliki nilai Alpha Cronbach sebesar 0.956 yang artinya
lebih besar dari pada 0.30. Nilai tersebut diambil dari jumlah hitung 30
instrumen yang menjadi hasil hitungan penelitian.
85
4.3 Deskripsi Data
4.3.1 Deskripsi Responden
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat desa di Kecamatan
Tanara. Dimana berjumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini sebanyak
100 orang. Dalam mengisi kuiseoner, responden diminta memberikan identitas
diri sebagai penunjang data.
Demografi responden dibagi kedalam: 1) Usia, 2) Jenis kelamin, 3)
Pendidikan, dan 4) Pekerjaan. Masing-masing diuraikan sebagai berikut:
1) Usia
Hasil perhitungan umur responden menunjukan bahwa umur responden
didominasi usia 31 s/d 45 Tahun yaitu sebanyak 60 responden (60%). Adapun
rincian sebaran responden berdasarkan umur secara lengkap disajikan pada grafik
4.1 di bawah ini.
86
Grafik 4.1
Sebaran Responden Berdasarkan Usia
Sumber: Data diolah peneliti, 2018
2) Jenis Kelamin
Hasil penghitungan terhadap jenis kelamin responden menunjukan ada
sebanyak 91 orang responden laki-laki (91%) dan 9 orang responden perempuan
(9%). Rincian sebaran responden berdasarkan jenis kelamin secara lengkap
disajikan pada grafik 4.2 dibawah ini.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2 2
1
0
1
3
1
2
0
3
10
5
8
4
10
5
7
8
2 2
1
3
7
6
4
1
2
Usia 20 s/d 30 Th.
Usia 31 s/d 45 Th.
Usia lebih dari 45 Th.
87
Grafik 4.2
Sebaran Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: data diolah tahun 2018.
3) Pendidikan
Hasil penghitungan terhadap pendidikan responden menunjukan bahwa
pendidikan responden didominasi oleh tingkat pendidikan SD/Sederajat yaitu
sebanyak 44 responden (44%). Adapun rincian sebaran responden berdasarkan
pendidikan secara lengkap disajikan grafik 4.3 di bawah ini.
0
2
4
6
8
10
12
14
7
11 11
7
11
10
14
10 10
0
3
0 0
1
0
5
0 0
Laki-laki
Perempuan
88
Grafik 4.3
Sebaran Responden Tingkat Pendidikan
Sumber: data primer yang diolah peneliti, 2018
4) Pekerjaan
Hasil penghitungan terhadap pekerjaan responden menunjukan bahwa
pekerjaan lain-lain (seperti: buruh, nelayan, petani, dan wiraswasta dan lain-lain)
pekerjaan petani mendominasi jumlah responden yaitu sebanyak 57 atau 57%.
Adapun rincian sebaran responden berdasarkan pekerjaan secara lengkap
disajikan grafik 4.4 di bawah ini.
0
2
4
6
8
10
12
4 4
2
6
3
7
8
3
7
0
2
3
4 4
2
0
3
1
3
8
2
1
5
11
2
4
2
SD
SMP
SMA
89
Grafik 4.4
Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
4.3.2 Tanggapan Responden Atas Kuesioner
Mengingat bahwa jenis dan analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, maka data yang diperoleh tidak
hanya berbentuk kalimat (pernyataan) dari hasil kuisioner, akan tetapi juga
dengan menjelaskan dari hasil penelitian yang berbentuk angka yang kemudian
diolah. Selanjutnya peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil kuesioner
responden yaitu masyarakat desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang
dengan jumlah responden sebanyak 100 orang melalui 30 item pertanyaan.
Enam indikator yang dikemukakan oleh William Dunn yang dapat
mementukan keberhasilan dari evaluasi kebijakan, yaitu: 1) indikator
efektivitas dengan sub-indikator perencanaan penggunaan dan pencapaian
pelaksanaan kegiatan. 2) indiktor efisiensi dengan sub-indikator usaha yang
dilakukan pemerintah desa dan usaha yang dilakukan masyarakat desa. 3)
0
10
20
30
40
50
60
Petani Nelayan Pedagang Buruh Wiraswasta
57
34
2
7 3
90
indikator kecukupan dengan sub-indikator kecukupan dalam kegiatan
pembangunan infrastruktur dan kecukupan dalam kegiatan pelatihan dan
pembinaan masyarakat. 4) indikator perataan dengan sub-indikator perataan
biaya manfaat di kegiatan pembangunan infrastruktur dan perataan biaya dan
manfaat di kegiatan pelatihan dan pembinaan masyarakat desa. 5) indikator
responsivitas dengan sub-indikator respon masyarakat dalam manfaat kegiatan
pembangunan infrastruktur dan respon masyarakat dalam manfaat kegiatan
pelatihan dan pembinaan. 6) indikator ketepatan dengan sub-indikator
ketepatan penggunaan dalam kegiatan pembangunan infrastruktur dan
ketepatan penggunaan dalam kegiatan pelatiahan dan pembinaan masyarakat.
Untuk lebih lengkapnya dibawah ini adalah pemaparan evaluasi
penggunaan dana desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017 terkait dengan
keenam indikator dari teori william dunn yang di temukan di lapangan:
a. Efektivitas
Indikator tersebut terdiri dari 3 sub-indikator yang masing-masing
indikator adalah:
91
1) Perencanaan penggunaan dana desa
Diagram 4.1
Tanggapan responden mengenai partisipasi masyarakat dalam musyawarah
perencanaan pembangunan (kegiatan pembangunan infrstruktur, kegiatan
pelatihan dan pembinaan masyarakat) desa.
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan diagram 4.1 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “bagaimana partisipasi masyarakat
dalam penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan desa?”. 11
responden atau 11% menjawab kurang baik, 33 responden atau 33% menjawab
sangat baik dan mayoritas responden menjawab baik sebanyak 56 responden atau
56%. Sedangkan jawaban responden yang paling sedikit adalah jawaban sangat
tidak baik yaitu sebanyak 0 atau 0%. Maka dapat diketahui bahwa partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan desa
yang merupakan perencanaan realisasi penggunaan dana desa di Kecamatan
Tanara Tahun 2017 adalah baik partisipasinya.
0
10
20
30
40
50
60
Sangat
baikbaik Kurang
baikSangat
Tidak
baik
33
56
11
0
92
Hal tersebut dapat diartikan bahwa masyarakat desa mengerti pentingnya
sebuah penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan desa guna
merencanakan pembangunan desa yang mengedepankan aspirasi dan masukan
dari masyarakat. Dalam sebuah penyelenggaraan musyawarah perencanaan
pembangunan desa mayarakat datang ke tempat dimana masyarakat berkumpul
dalam hal ini semua desa di Kecamatan Tanara menggunakan gedung kantor desa
sebagai tempat penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan desa.
kemudian setelah datang di tempat penyelenggaraan musyawarah perencanaan
pembangunan desa, masyarakat desa ikut dikenankan dalam menyampaikan
aspirasi atau masukan dalam hal pembangunan desa seperti pembangunan jalan
lingkungan, sarana dan prasarana masyarakat dan fasilitasi kegiatan pelatihan dan
pembinaan. Kemudian setelah proses penyampaian asprasi dan masukan dari
masyarakat pihak pemerintah desa memilih kembali dari sekian banyak aspirasi
dan masukan masyarakat dalam penyelenggaraan musyawarah perencanaan
pembangunan desa, yang menjadi prioritas pembangunan di desa. Dari hasil
jawaban masyarakat adalah “baik” dalam hal partisipasi masyarakat desa di
Kecamatan Tanara dalam penyelenggaraan musyawarah perencanaan
pembangunan desa, artinya masyarakat desa di Kecamatan Tanara sudah berusaha
ikut datang dan menyampaikan aspirasi dan masukan dalam sebuah perencanaan
pembangunan di tingkat desa guna mewujudkan cita-cita masyarakat desa di
Kecamatan Tanara.
93
Diagram 4.2
Tanggapan responden mengenai kegiatan pembangunan infrastruktur, sesuai
hasil musyawarah desa
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan diagram 4.2 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “apakah kegiatan pembangunan
infrastruktur, sesuai hasil musyawarah desa?”. 37 responden atau 37% menjawab
kurang sesuai, 8 responden atau 8% menjawab sangat sesuai dan mayoritas
responden menjawab sesuai sebanyak 55 responden atau 55%. Sedangkan
jawaban responden yang paling sedikit adalah jawaban sangat tidak sesuai yaitu
sebanyak 0 atau 0%. Maka dapat diketahui bahwa kegiatan pembangunan
infrastruktur yang merupakan realisasi penggunaan dana desa di Kecamatan
Tanara adalah sesuai hasil musyawarah desa. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan
pembangunan infrastruktur, sesuai dari hasil musyawarah desa walaupun tidak
semua aspirasi dan masukan terealisi.
0
10
20
30
40
50
60
Sangat
sesuaiSesuai Kurang
sesuaiSangat
tidak
sesuai
8
55
37
0
94
Diagram 4.3
Tanggapan responden mengenai kegiatan pelatihan dan pembinaan masyarakat
desa, sesuai hasil musyawarah desa
Sumber: Data diolah peneliti, 2018
Berdasarkan diagram 4.3 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100 responden atau
yang menjawab pertanyaan “Apakah kegiatan pelatihan dan pembinaan
masyarakat desa, sesuai hasil dari musyawarah desa?”. 24 responden atau 24%
menjawab sangat tidak sesuai, 31 responden atau 31% menjawab sangat sesuai
dan mayoritas responden menjawab sesuai sebanyak 33 responden atau 33%.
Sedangkan jawaban responden yang paling sedikit adalah jawaban tidak sesuai
yaitu sebanyak 12 atau 12%. Maka dapat diketahui bahwa kegiatan pelatihan dan
pembinaan masyarakat desa yang merupakan realisasi penggunaan dana desa di
Kecamatan Tanara adalah sesuai dari hasil musyawarah desa. Hal ini menunjukan
bahwa kegiatan pembinaan dan pelatihan, sesuai hasil keputusan dari musyawarah
desa walaupun tidak semua aspirasi dan masukan terealisi dalam pembangunan
desa.
0
5
10
15
20
25
30
35
Sangat
sesuaiSesuai Kurang
sesuaiSangat
tidak
sesuai
31 33
12
24
95
2) Pencapaian pelaksanaan kegiatan
Diagram 4.4
Tanggapan responden mengenai pelaksanaan kegiatan pembangunan
infrastruktur
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan diagram 4.4 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “bagaimana pelaksanaan kegiatan
pembangunan infrastruktur?”. 10 responden atau 10% menjawab sangat tidak
baik, 34 responden atau 34% menjawab baik dan mayoritas responden menjawab
tidak baik sebanyak 56 responden atau 56%. Sedangkan jawaban responden yang
paling sedikit adalah jawaban sangat tidak baik yaitu sebanyak 0 atau %. Maka
dapat diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur yang
merupakan realisasi penggunaan dana desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017
adalah pelaksanaanya kurang baik dikarenakan pada saat pelaksanaan
pembangunan infrastruktur desa, terkadang pemilik tanah mempermasalahkan
atau tidak bersedia atau ingin dibeli tanahnya untuk dipakai menjadi tempat atau
0
10
20
30
40
50
60
Sangat
baikbaik Kurang
baikSangat
Tidak
baik
0
34
56
10
96
lokasi pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur desa akibatnya
pelaksanaan kegiatan infrastruktur desa berjalan kurang baik.
Diagram 4.5
Tanggapan responden mengenai pelaksanaan kegiatan pelatihan dan
pembinaan bagi masyarakat desa
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan diagram 4.5 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “bagaimana pelaksanaan kegiatan
pelatihan dan pembinaan bagi masyarakat desa?. 27 responden atau 27%
menjawab baik, 32 responden atau 32% menjawab kurang baik dan mayoritas
responden menjawab sangat tidak baik sebanyak 40 responden atau 40%.
Sedangkan jawaban responden yang paling sedikit adalah jawaban sangat baik
yaitu sebanyak 1 atau 1%. Maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan
pelatihan dan pembinaan bagi masyarakat desa yang merupakan realisasi
penggunaan dana desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017 adalah sangat tidak baik.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Sangat
baikBaik Tidak
baiksangat
tidak
baik
1
27
32
40
97
Hal ini menunjukan bahwa pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pembinaan
bagi masyarakat desa telah berjalan pelaksanaanya akan tetapi pelaksanaan
kegiatan khususnya dalam kegitan pelatihan hanya sekedar teori atau penyuluhan
saja tanpa dibarengi praktek dan pemberian modal untuk usaha yang di gelutinya.
Akibatnya pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pembinaan desa dinilai sangat
tidak baik oleh masyarakat.
b. Efisiensi
Indikator tersebut terdiri dari 2 sub-indikator yang masing-masing
indikator adalah:
1) Usaha yang dilakukan Pemerintah Desa.
Diagram 4.6
Tanggapan Responden Mengenai biaya yang dianggarkan oleh
pemerintah desa di kegiatan pembangunan desa telah sesuai dengan
harapan masyarakat
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018.
0
10
20
30
40
50
60
Sangat
sesuaiSesuai Kurang
sesuaiSangat
tidak
sesuai
4
29
60
7
98
Berdasarkan diagram 4.6 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “apakah biaya yang dianggarkan oleh
pemerintah desa di kegiatan pembangunan desa telah sesuai dengan harapan
masyarakat?”. 7 responden atau 7% menjawab sangat tidak sesuai, 29 responden
atau 29% menjawab sesuai dan mayoritas responden menjawab kurang sesuai
sebanyak 60 responden atau 60%. Sedangkan jawaban responden yang paling
sedikit adalah jawaban sangat sesuai yaitu sebanyak 4 atau 4%. Maka dapat
diketahui bahwa biaya yang dianggarkan oleh pemerintah desa di kegiatan
pembangunan desa yang merupakan realisasi penggunaan dana desa di Kecamatan
Tanara Tahun 2017 adalah tidak sesuai harapan masyarakat.
Hal ini menunjukan bahwa biaya yang dianggarkan oleh pemerintah desa
di kegiatan pembangunan desa telah mendapat tanggapan negatif dari masyarakat
desa di sebabkan harapan masyarakat desa dalam pembiyaan pembangunan desa
menilai bahwa pemerintah desa sebagai fasiltator pembiayaan pembangunan desa
seharusnya merampungkan terlebih dahulu pembangunan infrastruktur dasar desa
untuk Tahun Anggaran 2017 seperti jalan lingkungan yang setiap hari masyarakat
gunakan untuk berktivitas, namun pemerintah desa pada Tahun Anggaran 2017
juga membiayai pelaksanaan pembinaan kemasyarakatan yang menurut
masyarakat desa tidak perlu di laksanakan seperti kegiatan pembinaan kerukunan
beragama karena agama yang dianut masyarakat desa di Kecamatan Tanara tidak
beragam hanya menganut agama yang sama yaitu Islam, jadi harapan masyarakat
desa mengenai pembiayaan pembangunan meniadakan pembiayaan bagi kegiatan
99
yang tidak perlu untuk dilaksanakan dan kemudian pembiayaannya dialihkan
untuk pembangunan infrstruktur dasar desa.
Diagram 4.7
Tanggapan responden mengenai volume (lebar dan panjang)
pembangunan infrastruktur desa yang di putuskan oleh pihak desa
sesuai harapan masyarakat desa
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan diagram 4.7 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “Apakah volume (lebar dan panjang)
pembangunan infrastruktur desa yang di putuskan oleh pihak desa sesuai harapan
masyarakat desa?”. 23 responden atau 23% menjawab kurang sesuai, 27
responden atau 27% menjawab sangat tidak sesuai dan mayoritas responden
menjawab sesuai sebanyak 43 responden atau 43%. Sedangkan jawaban
responden yang paling sedikit adalah jawaban sangat sesuai yaitu sebanyak 7 atau
7%. Maka dapat diketahui bahwa volume (lebar dan panjang) yang di putuskan
oleh pihak pemerintah desa dalam pembangunan infrastruktur desa yang
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Sangat
sesuaiSesuai Kurang
sesuaiSangat
tidak
sesuai
7
43
23 27
100
merupakan realisasi penggunaan dana desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017
adalah sesuai harapan masyarakat desa. Hal ini menunjukan bahwa volume (lebar
dan panjang) pembangunan infrastruktur desa yang di putuskan oleh pihak desa
telah mendapat tanggapan positif artinya masyarakat desa menilai bahwa volume
pembangunan infrastruktur sesuai harapan masyarakat desa, misalnya keinginan
lebar jalan desa agar masuk kendaraan roda empat dan itu direalisasikan.
Diagram 4.8
Tanggapan responden mengenai sosialisasi dan promosi yang
dilakukan oleh pihak pemerintah desa dalam menarik minat
masyarakat desa untuk ikut serta dalam pelaksanaan kegiatan
pelatihan dan pembinaan bagi masyarakat desa
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan diagram 4.8 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “Apakah sosialisasi dan promosi yang
dilakukan oleh pihak pemerintah desa dalam menarik minat masyarakat desa
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Sangat
baikbaik Kurang
baikSangat
Tidak
baik
4
29 27
40
101
untuk ikut serta dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pembinaan bagi
masyarakat desa?”. Maka dapat diketahui bahwa sosialisasi dan promosi yang
dilakukan oleh pihak pemerintah desa dalam menarik minat masyarakat desa
untuk ikut serta dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pembinaan bagi
masyarakat desa yang merupakan realisasi penggunaan dana desa di Kecamatan
Tanara Tahun 2017 adalah sangat tidak baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dari
27 responden atau 27% menjawab tidak baik, 29 responden atau 29% menjawab
baik dan mayoritas responden menjawab sangan tidak baik sebanyak 40
responden atau 40%. Sedangkan jawaban responden yang paling sedikit adalah
jawaban sangat sesuai yaitu sebanyak 4 atau 4%.
Hal ini menunjukan bahwa sosialisasi dan promosi yang dilakukan oleh
pihak pemerintah desa dalam menarik minat masyarakat desa untuk ikut serta
dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pembinaan bagi masyarakat desa telah
mendapat tanggapan negatif artinya bahwa sosialisasi atau pemberian informasi
kepada masyarakat dari pihak pemerintah desa dalam menarik minat masyarakat
desa untuk ikut serta dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pembinaan bagi
masyarakat desa hanya lewat media komunikasi dengan cara telpon dan sms ke
ketua RT dan RW bukan lewat poster besar disetiap persimpangan dan lewat
pengeras suara di setiap musolah yang berda dilingkungan tempat tinggal
masyarakat desa.
102
2) Usaha yang dilakukan masyarakat desa
Diagram 4.9
Tanggapan responden mengenai dukungan masyarakat dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan diagram 4.9 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “baagaimana dukungan masyarakat
dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur?”. 19 responden atau 19%
menjawab baik, 34 responden atau 34% menjawab kurang baik dan mayoritas
responden menjawab sangat tidak baik sebanyak 43 responden atau 43%.
Sedangkan jawaban responden yang paling sedikit adalah jawaban sangat baik
yaitu sebanyak 4 atau 4%. Maka dapat diketahui bahwa dukungan masyarakat
dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur yang merupakan realisasi
penggunaan dana desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017 adalah sangat tidak baik.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Sangat
baikbaik Kurang
baikSangat
Tidak
baik
4
19
34
43
103
Hal ini menunjukan bahwa dukungan masyarakat dalam pelaksanaan
kegiatan pembangunan infrastruktur hanya memberi konsumsi semata kepada
pekerja pembangunan infrastruktur. Untuk dukungan uang dan tenaga dalam
pembangunan infrastruktur masyarakat juga mengetahui jika pekerjaan
pembangunan infrastruktur ada anggaranya untuk pekerja.
Diagram 4.10
Tanggapan responden mengenai dukungan masyarakat dalam
penyelenggaraan kegiatan pelatihan dan pembianaan
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan diagram 4.10 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “bagaimana dukungan masyarakat
dalam penyelenggaraan kegiatan pelatihan dan pembinaan bagi masyarakat?”. 29
responden atau 29% menjawab baik, 31 responden atau 31% menjawab sangat
kurang baik dan mayoritas responden menjawab kurang baik sebanyak 40
responden atau 40%. Sedangkan jawaban responden yang paling sedikit adalah
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Sangat
baikbaik Kurang
baikSangat
Tidak
baik
0
29
40
31
104
jawaban sangat baik yaitu sebanyak 0 atau 0%. Maka dapat diketahui bahwa
dukungan masyarakat dalam penyelenggaraan kegiatan pelatihan dan pembianaan
bagi masyarakat yang merupakan realisasi penggunaan dana desa di Kecamatan
Tanara Tahun 2017 adalah kurang baik.
Hal ini menunjukan bahwa dukungan masyarakat dalam penyelenggaraan
kegiatan pelatihan dan pembinaan bagi masyarakat hanya ikut serta menjadi
peserta semata pada penyelenggaraan kegiatan pelatihan dan pembianaan bagi
masyarakat desa. Untuk dukungan uang dan tenaga dalam penyelenggaraan
kegiatan pelatihan dan pembianaan bagi masyarakat, masyarakat juga mengetahui
jika penyelenggaraan kegiatan pelatihan dan pembianaan bagi masyarakat ada
anggaranya.
c. Kecukupan
Indikator tersebut terdiri dari 2 sub-indikator yang masing-masing
indikator adalah:
105
1) Kecukupan dibidang pembangunan infrastruktur desa
Diagram 4. 11
Tanggapan responden mengenai kesesuaian kegiatan pembangunan
infrastruktur dengan masalah (yang benar-benar dibutuhkan) di
masyarakat
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan diagram 4.11 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “Apakah kegiatan pembangunan
infrastruktur sudah sesuai dengan masalah (yang benar-benar dibutuhkan) di
masyarakat?”. 8 responden atau 8% menjawab sangat sesuai, 38 responden atau
38% menjawab sesuai dan mayoritas responden menjawab kurang sesuai
sebanyak 46 responden atau 46%. Sedangkan jawaban responden yang paling
sedikit adalah jawaban sangat sesuai yaitu sebanyak 8 atau 8%. Maka dapat
diketahui bahwa kegiatan pembangunan infrastruktur sudah sesuai dengan
masalah (yang benar-benar dibutuhkan) di masyarakat yang merupakan realisasi
penggunaan dana desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017 adalah kurang sesuai.
0
10
20
30
40
50
Sangat
sesuaiSesuai Kurang
sesuaiSangat
tidak
sesuai
8
38
46
8
106
Hal ini menunjukan bahwa kegiatan pembangunan infrastruktur sudah
sesuai dengan masalah (yang benar-benar dibutuhkan) di masyarakat telah
mendapat tanggapan negatif dari masyarakat desa karena masalah yang dihadapi
masyarakat yang mayoritas bermatapencaharian sebagi petani dan nelayan masih
belum terpenuhi seperti akses untuk mengangkut hasil panen petani dan nelayan
belum tersentuh pembangunan infrastruktur, jalan masih berupa tanah dan
dermaga atau taambatan perahu belum tersedia.
Diagram 4.12
Tanggapan responden mengenai kegiatan pembangunan
infrastruktur mampu memecahkan masalah di masyarakat desa
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan diagram 4.12 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “Apakah dengan adanya kegiatan
pembangunan infrastruktur mampu memecahkan masalah di masyarakat?”. 19
responden atau 19% menjawab sangat tidak mampu, 31 responden atau 31%
menjawab mampu dan mayoritas responden menjawab kurang mampu sebanyak
05
101520253035404550
sangat
mampumampu kurang
mampusangat
tidakmampu
4
31
46
19
107
46 responden atau 46%. Sedangkan jawaban responden yang paling sedikit adalah
jawaban sangat mampu yaitu sebanyak 4 atau 4%. Maka dapat diketahui bahwa
dengan adanya kegiatan pembangunan infrastruktur yang merupakan realisasi
penggunaan dana desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017 adalah tidak mampu
memecahkan masalah di masyarakat desa.
Hal ini menunjukan bahwa kemampuan kegiatan pembangunan
infrastruktur dalam memecahkan masalah di masyarakat telah mendapat
tanggapan negatif dikarenakan apa yang benar-benar yang menjadi permasalahan
di masyarakat desa belum terpenuhi seperti jalan menuju persawahan dan ladang
petani, lumbung desa, dan dermaga atau tambatan perahu untuk nelayan. Untuk
realisasi pembangunan infrastruktur desa Tahun Anggaran 2017 hanya pada
pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan lingkungan dan saluran
pembuangan air limbah di lingkungan tempat tinggal masyarakat desa semata
disebabkan terbatasnya dana dan prioritas penggunaan dana yang diprioritaskan
untuk pembangunan infrastruktur dasar yang ada di lingkungan masyarakat desa.
108
2) Kecukupan dibidang pelatihan dan pembinaan bagi masyarkat
Diagram 4.13
Tanggapan responden mengenai kegiatan Pembinaan dan pelatihan
sesuai dengan masalah yang dihadapi masyarakat
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan diagram 4.13 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “Apakah kegiatan Pembinaan dan
pelatihan sesuai dengan masalah yang dihadapi masyarakat?”. 21 responden atau
21% menjawab sesuai, 35 responden atau 35% menjawab kurang sesuai dan
mayoritas responden menjawab sangat tidak sesuai sebanyak 40 responden atau
40%. Sedangkan jawaban responden yang paling sedikit adalah jawaban sangat
sesuai yaitu sebanyak 4 atau 4%. Maka dapat diketahui bahwa kegiatan
Pembinaan dan pelatihan yang merupakan realisasi penggunaan dana desa di
Kecamatan Tanara Tahun 2017 adalah sangat tidak sesuai dengan masalah yang
dihadapi masyarakat.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Sangat
sesuaiSesuai Kurang
sesuaiSangat
tidak
sesuai
4
21
35
40
109
Hal ini menunjukan bahwa kesesuaian kegiatan pembinaan dan pelatihan
dengan masalah yang dihadapi masyarakat telah mendapat tanggapan sangat
negatif dari masyarakat dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan
masyarakat desa adalah sudah sesuai dengan mayoritas pekerjaan masyarakat desa
yakni petani dan nelayan, namun dalam pelaksanaan pelatihan hanya dibekali
dengan teori saja atau penyuluhan saja tanpa praktek langsung dan pemodalan
untuk usaha yang digelutinya. Menurut masyarakat desa, praktek langsung dan
fasilitas modal untuk usaha yang digeluti itu yang penting untuk mengembangkan
usahanya karena masyarakat desa seering terkendala dari segi permodalan atau
kekurangan modal saat memulai usahanya atau dengan kata lain pelaksanaan
kegiatan pelatihan bagi masyarakat sangat tidak sesuai masalah yang dihadapi
masyarakat desa.
Sedangkan pelaksanaan kegiatan pembinaan kemasyarakatan di
Kecamatan Tanara Tahun 2017 adalah pembinaan kerukunan beragama yang
dinilai masyarakat desa sebagai kegiatan yang tidak perlu dilaksanakan karena
masyarakat desa di Kecamatan tanara semua memeluk satu agama yang sama
yaitu islam, jadi kegiatan pembinaan kerukunan umat beragama di setiap desa di
kecamatan tanara sangat tidak sesuai dengan masalah yang dihadapi masyarakat
desa.
110
Diagram 4.14
Tanggapan responden mengenai kegiatan pembinanaan dan
pelatihan memberikan solusi bagi permasalah yang dihadapi
masyarakat
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan diagram 4.14 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “Apakah kegiatan pembinanaan dan
pelatihan memberikan solusi bagi permasalah yang dihadapi masyarakat?”. 22
responden atau 22% menjawab setuju, 28 responden atau 28% menjawab kurang
setuju dan mayoritas responden menjawab sangat tidak setuju sebanyak 39
responden atau 39%. Sedangkan jawaban responden yang paling sedikit adalah
jawaban sangat setuju yaitu sebanyak 11 atau 11%.. Maka dapat diketahui bahwa
kegiatan pembinanaan dan pelatihan yang merupakan realisasi penggunaan dana
desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017 adalah sangat tidak memberikan solusi
bagi permasalah yang dihadapi masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan
pembinanaan dan pelatihan memberikan solusi bagi permasalah yang dihadapi
masyarakat telah mendapat tanggapan sangat negatif dari masyarakat dikarenakan
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Sangat
SetujuSetuju Kurang
SetujuSangat
Tidak
Setuju
11
22
28
39
111
dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan masyarakat desa adalah sudah sesuai
dengan mayoritas pekerjaan masyarakat desa yakni petani dan nelayan, namun
dalam pelaksanaan pelatihan hanya dibekali dengan teori saja atau penyuluhan
saja tanpa praktek langsung dan pemodalan untuk usaha yang digelutinya.
Menurut masyarakat desa, praktek langsung dan fasilitas modal untuk usaha yang
digeluti itu yang penting untuk mengembangkan usahanya karena masyarakat
desa seering terkendala dari segi permodalan atau kekurangan modal saat
memulai usahanya atau dengan kata lain pelaksanaan kegiatan pelatihan bagi
masyarakat sangat tidak sesuai masalah yang dihadapi masyarakat desa..
Sedangkan Pelaksanaan kegiatan pembinaan kemasyarakatan di
Kecamatan Tanara Tahun 2017 adalah pembinaan kerukunan beragama yang
dinilai masyarakat desa sebagai kegiatan yang tidak perlu dilaksanakan karena
masyarakat desa di Kecamatan tanara semua memeluk satu agama yang sama
yaitu islam, jadi kegiatan pembinaan kerukunan umat beragama di setiap desa di
kecamatan tanara sangat tidak sesuai dengan masalah yang dihadapi masyarakat
desa.
112
Diagram 4.15
Tanggapan responden mengenai kegiatan pembinaan dan pelatihan
sudah menciptakan trobosan inovasi baru dan pembaruan di
masyarakat
`Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan diagram 4.15 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “Apakah kegiatan pembinaan dan
pelatihan sudah menciptakan trobosan inovasi baru dan pembaruan di
masyarakat?”. 23 responden atau 23% menjawab setuju, 30 responden atau 30%
menjawab tidak setuju dan mayoritas responden menjawab sangat tidak setuju
sebanyak 43 responden atau 43%. Sedangkan jawaban responden yang paling
sedikit adalah jawaban sangat sesuai yaitu sebanyak 4 atau 4%. Maka dapat
diketahui bahwa kegiatan pembinaan dan pelatihan yang merupakan realisasi
penggunaan dana desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017 adalah sangat tidak
setuju mengenai kegiatan pembinaan dan pelatihan sudah menciptakan trobosan
inovasi baru dan pembaruan di masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan
pembinaan dan pelatihan sudah menciptakan trobosan inovasi baru dan
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Sangat
SetujuSetuju Kurang
SetujuSangat
Tidak
Setuju
4
23
30
43
113
pembaruan di masyarakat telah mendapat tanggapan sangat negatif karena
pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pelatihan hanya berjalan sebatas teori
semata tanpa adanya praktek dan fasilitas permodalan.
d. Perataan
Indikator tersebut terdiri dari 2 sub-indikator yang masing-masing
indikator adalah:
1) Perataan dibidang pembangunan infrastruktur desa
Diagram 4. 16
Tanggapan responden mengenai penyelenggaraan musyawarah perencanaan
pembangunan desa, undangan disebar merata kepada masyarakat (perwakilan
per-RT/RW)?
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018.
Berdasarkan diagram 4.16 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “Apakah undangan penyelenggaraan
musyawarah perencanaan pembangunan desa disebar merata di masyarakat
(perwakilan per-RT/RW)?”. 21 responden atau 21% menjawab merata, 36
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
sangat
meratamerata kurang
meratasangat
tidak
merata
0
21
36
43
114
responden atau 36% menjawab kurang merata dan mayoritas responden
menjawab sangat tidak merata sebanyak 43 responden atau 43%. Sedangkan
jawaban responden yang paling sedikit adalah jawaban sangat merata yaitu
sebanyak 0 atau 0%. Maka dapat diketahui bahwa undangan penyelenggaraan
musyawarah perencanaan pembangunan desa disebar sangat tidak merata di
masyarakat (perwakilan per-RT/RW).
Hal ini menunjukan bahwa undangan penyelenggaraan musyawarah
perencanaan pembangunan desa disebar merata di masyarakat (perwakilan per-
RT/RW) telah mendapat penilaian negatif oleh masyarakat dikarenakan undangan
atau pemberitahuan penyelenggaraan musyawarah desa hanya samapai kepada
ketua RT dan RW artinya undangan tidak langsung disebar ke masyarakat desa
tetapi melalui ketua RT dan RW yang menyebabkan sangat tidak merata.
Diagram 4. 17
Tanggapan responden mengenai kegiatan pembangunan infrastruktur secara
merata dianggarkan dan dilaksanakan pada setiap RT/RW
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
sangat
merata
merata kurang
merata
sangat
tidak
merata
4
27
42
27
115
Berdasarkan diagram 4.17 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “Apakah kegiatan pembangunan
infrastruktur secara merata dianggarkan dan dilaksanakan pada setiap RT/RW?”.
27 responden atau 27% menjawab merata, 27 responden atau 27% menjawab
sangat tidak merata dan mayoritas responden menjawab kurang merata sebanyak
42 responden atau 42%. Sedangkan jawaban responden yang paling sedikit adalah
jawaban sangat merata yaitu sebanyak 4 atau 4%. Maka dapat diketahui bahwa
kegiatan pembangunan infrastruktur kurang merata dianggarkan dan dilaksanakan
pada setiap RT/RW.
Hal ini menunjukan bahwa kegiatan pembangunan infrastruktur kurang
merata dianggarkan dan dilaksanakan pada setiap RT/RW telah mendapat
penilaian negatif dikarenakan kegiatan pembangunan infrastruktur dilaksanakan
bertahap setiap tahun anggaran jadi kegiatan pembangunan infrastruktur menurut
penilaian masyarakat desa kurang merata dianggarkan pada setiap RT atau RW.
116
Diagram 4. 18
Tanggapan responden mengenai keikutserta masyarakat perwakilan per-RT/RW)
dalam bekerja bersama (gotong-royong) pada kegiatan pembangunan
infrastruktur.
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan diagram 4.18 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “Apakah masyarakat (perwakilan per-
RT/RW) ikut serta gotong-royong dalam kegiatan pembangunan infrastruktur?”.
24 responden atau 24% menjawab sangat antusias, 31 responden atau 31%
menjawab kurang antusias dan mayoritas responden menjawab antusias sebanyak
45 responden atau 45%. Sedangkan jawaban responden yang paling sedikit adalah
jawaban sangat tidak antusias yaitu sebanyak 0 atau 0%. Maka dapat diketahui
bahwa masyarakat (perwakilan per-RT/RW) ikut serta gotong-royong dalam
kegiatan pembangunan infrastruktur adalah antusias.
Hal ini menunjukan bahwa antusias masyarakat (perwakilan per-RT/RW)
ikut serta gotong-royong dalam kegiatan pembangunan infrastruktur telah
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Sangat
baik
baik Kurang
baik
Sangat
Tidak
baik
24
45
31
0
117
mendapat tanggapan positif dari masyarakat desa karena infrastruktur yang baik di
lingkungan tempat tinggalnya berupa tindakan membawa bahan bangunan
infrasturktur yang digunakan, namun mereka sadar bahwa semua itu sudah ada
anggaranya.
2) Perataan dibidang pelatihan dan pembinaan bagi masyarakat desa
Diagram 4. 19
Tanggapan responden mengenai sebaran undangan kepada masyarakat perwakilan
per RT/RW dalam kegiatan pembinaan dan pelatihan
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan diagram 4.19 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “Apakah undangan kegiatan
pembinaan dan pelatihan disebar merata di seluruh masyarakat perwakilan per-
RT/RW?”. 10 responden atau 10% menjawab sangat merata, 24 responden atau
24% menjawab merata dan mayoritas responden menjawab kurang merata
sebanyak 62 responden atau 62%. Sedangkan jawaban responden yang paling
sedikit adalah jawaban sangat tidak merata yaitu sebanyak 4 atau 4%. Maka dapat
0
10
20
30
40
50
60
70
sangat
merata
merata kurang
merata
sangat
tidak
merata
10
24
62
4
118
diketahui bahwa undangan kegiatan pembinaan dan pelatihan disebar kurang
merata di seluruh masyarakat perwakilan per-RT/RW.
Hal ini menunjukan bahwa pesebaran undangan kegiatan pembinaan dan
pelatihan kepada masyarakat perwakilan per-RT/RW telah mendapat penilaian
negatif dikarenakan undangan atau pemberitahuan penyelenggaraan pelatihan dan
pembinaan hanya samapai kepada ketua RT dan RW artinya undangan tidak
langsung disebar ke masyarakat desa tetapi melalui ketua RT dan RW yang
menyebabkan sangat tidak merata.
Diagram 4. 20
Tanggapan responden mengenai kesediaan peserta setelah mengikuti kegiatan
pemberdayaan masyarakat kegiatan pembinaan dan pelatihan mensosialisaiskan
dan mempraktekan kepada masyarakat yg bukan peserta.
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan diagram 4.20 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “Apakah bapak/ibu/saudara/i setelah
mengikuti kegiatan pemberdayaan masyarakat kegiatan pembinaan dan pelatihan
0
10
20
30
40
50
60
sangat
bersedia
bersedia kurang
bersedia
sangat
tidak
bersedia
10
51
15
24
119
bersedia mensosialisaiskan/praktekan kepada masyarakat lainnya?”. 15 responden
atau 15% menjawab tidakt bersedia, 24 responden atau 24% menjawab sangat
tidak bersedia dan mayoritas responden menjawab bersedia sebanyak 51
responden atau 51%. Sedangkan jawaban responden yang paling sedikit adalah
jawaban sangat bersedia yaitu sebanyak 10 atau 10%. Maka dapat diketahui
bahwa peserta setelah mengikuti kegiatan pemberdayaan masyarakat kegiatan
pembinaan dan pelatihan bersedia mensosialisaiskan/praktekan kepada
masyarakat lainnya adalah bersedia.
Hal ini menunjukan bahwa peserta setelah mengikuti kegiatan
pemberdayaan masyarakat kegiatan pembinaan dan pelatihan bersedia
mensosialisaiskan/praktekan kepada masyarakat lainnya telah mendapat
tanggapan positif dari masyarakat artinya masyarakat desa sadar bahwa
pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pelatihan harus tersampaikan kepada
masyarakat lain untuk mengetahuinya dengan cara ngobrol bersama di warung
kopi atau tempat berkumpul masyarakat desa lainnya.
e. Responsivitas
Indikator tersebut terdiri dari 2 sub-indikator yang masing-masing
indikator adalah:
120
1) Responsivitas (tanggapan/penilaian) masyarakat dibidang
pembangunan infrastruktur desa.
Diagram 4.21
Tanggapan responden mengenai manfaat penyelenggaraan musyawarah
perencanaan pemebangunan desa
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan diagram 4.21 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “Apakah masyarakat puas dengan
manfaat penyelenggaraan musyawarah perencanaan pemebangunan desa?”. 27
responden atau 27% menjawab kurang puas, 32 responden atau 32% menjawab
puas dan mayoritas responden menjawab sangat puas sebanyak 33 responden atau
33%. Sedangkan jawaban responden yang paling sedikit adalah jawaban sangat
tidak puas yaitu sebanyak 8 atau 8%. Maka dapat diketahui bahwa masyarakat
sangat puas dengan manfaat penyelenggaraan musyawarah perencanaan
pemebangunan desa.
0
5
10
15
20
25
30
35
Sangat
Puas
Puas Kurang
Puas
Sangat
tidak
puas
33 32
27
8
121
Hal ini menunjukan bahwa kepuasan masyarakat dengan manfaat
penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan desa telah mendapat
penilaian positif dari masyarakat desa artinya masyarakat desa bahwa sadar
mengenai manfaat penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan guna
perubahan desanya masing-masing.
Diagram 4.22
Tanggapan responden mengenai manfaat pembangunan infrastruktur
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan diagram 4.22 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “Apakah masyarakat puas dengan
manfaat pembangunan infrastruktur?”. 23 responden atau 23% menjawab kurang
puas, 32 responden atau 32% menjawab sangat puas dan mayoritas responden
menjawab puas sebanyak 37 responden atau 37%. Sedangkan jawaban responden
yang paling sedikit adalah jawaban sangat tidak puas yaitu sebanyak 8 atau 8%.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Sangat
Puas
Puas Kurang
Puas
Sangat
tidak
puas
32
37
23
8
122
Maka dapat diketahui bahwa kepuasan masyarakat dengan manfaat pembangunan
infrastruktur adalah puas.
Hal ini menunjukan bahwa kepuasan masyarakat dengan manfaat
pembangunan infrastruktur telah mendapat tanggapan positif dari masyarakat desa
artinya bahwa masyarakat desa merasakan manfaat kegiatan infrastruktur yang
ada di lingkungan tempat tinggalnya.
2) Responsivitas (tanggapan/penilaian) masyarakat di kegiatan
pelatihan dan pembinaan bagi masyarakat desa
Diagram 4.23
Tanggapan responden mengenai manfaat kegiatan pembinaan kemasyarakatan
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat
Puas
Puas Kurang
Puas
Sangat
tidak
puas
8
38
46
8
123
Berdasarkan diagram 4.23 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “Apakah masyarakat puas dengan
manfaat kegiatan pembinaan kemasyarakatan?”. 8 responden atau 8% menjawab
sangat puas, 38 responden atau 38% menjawab puas dan mayoritas responden
menjawab kurang puas sebanyak 46 responden atau 46%. Sedangkan jawaban
responden yang paling sedikit adalah jawaban sangat tidak puas yaitu sebanyak 8
atau 8%. Maka dapat diketahui bahwa kepuasan masyarakat dengan manfaat
kegiatan pembinaan kemasyarakatan yang merupakan realisasi penggunaan dana
desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017 adalah tidak puas.
Hal ini menunjukan bahwa kepuasan masyarakat puas dengan manfaat
kegiatan pembinaan kemasyarakatan telah mendapat tanggapan negatif dari
masyarakat desa dikarenakan kegiatan pembinaan kemasyarakatan menurut
masyarakat desa merupakan kegiatan yang tidak perlu dilaksanakan seperti
kegiatan pembinaan kerukunan beragama sebab agama yang di peluk masyarakat
desa sama yakni agama islam dan menurut masyarakat itu tidak perlu untuk
dilaksanakan.
124
Diagram 4.24
Tanggapan responden mengenai manfaat kegiatan pelatihan bagi masyarakat desa
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan diagram 4.24 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan Apakah masyarakat puas dengan
manfaat kegiatan pelatihan bagi masyarakat desa?. 19 responden atau 19%
menjawab sangat tidak puas, 31 responden atau 31% menjawab puas dan
mayoritas responden menjawab kurang puas sebanyak 46 responden atau 46%.
Sedangkan jawaban responden yang paling sedikit adalah jawaban sangat puas
yaitu sebanyak 4 atau 4%. Maka dapat diketahui bahwa kepuasan masyarakat
dengan manfaat kegiatan pelatihan bagi masyarakat desa yang merupakan
realisasi penggunaan dana desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017 adalah tidak
puas.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Sangat
Puas
Puas Kurang
Puas
Sangat
tidak puas
4
31
46
19
125
Hal ini menunjukan bahwa kepuasan masyarakat dengan manfaat kegiatan
pelatihan bagi masyarakat desa telah mendapat tanggapan negatif dari masyarakat
desa dikarenakan kegiatan pelatihan bagi masyarakat desa hanya sebatas teori saja
atau penyuluhan semata tanpa memperaktekan langsung di lapangan dan tidak ada
fasilitas permodalan. memperaktekan langsung di lapangan dan tidak ada fasilitas
permodalan merupakan keinginan masyarakat desa untuk keberlanjutan usaha
yang digeluti masyarakat desa.
f. Ketepatan
Indikator tersebut terdiri dari 2 sub-indikator yang masing-masing
indikator adalah:
1) Ketepatan penggunaan dibidang pembangunan infrastruktur desa
Diagram 4.25
Tanggapan responden mengenai ke-sesuai-an kegiatan pembangunan infrastruktur
desa dengan karakteristik desa
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Sangat
sesuai
Sesuai Kurang
sesuai
Sangat
tidak
sesuai
3
21
42
34
126
Berdasarkan diagram 4.25 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan Apakah kegiatan pembangunan
infrastruktur desa sesuai dengan karakteristik desa?. 21 responden atau 21%
menjawab sesuai, 34 responden atau 34% menjawab sangat tidak sesuai dan
mayoritas responden menjawab tidak sesuai sebanyak 42 responden atau 42%.
Sedangkan jawaban responden yang paling sedikit adalah jawaban sangat sesuai
yaitu sebanyak 3 atau 3%. Maka dapat diketahui bahwa kegiatan pembangunan
infrastruktur yang merupakan realisasi penggunaan dana desa di Kecamatan
Tanara Tahun 2017 adalah tidak sesuai karakteristik desa.
Hal ini menunjukan bahwa kesesuaian kegiatan pembangunan
infrastruktur dengan karakteristik desa telah mendapat tanggapan negatif dari
masyarakat desa dikarenakan karakateristik desa adalah sektor pertanian dan
nelayan namun akses aktivitas dan pengangkutan hasil pertanian dan nelayan
belum tersentuh infrastruktur seperti jalan menuju sawah, ladang, tambak dan
dermaga dan tambatan perahu.
127
Diagram 4.26
Tanggapan responden mengenai ke-sesuai-an pembangunan infrstruktur desa
dengan potensi yang dimiliki desa
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan diagram 4.26 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “Apakah kegiatan pembangunan
infrastruktur desa sesuai dengan potensi desa?”. 22 responden atau 22%
menjawab sesuai, 28 responden atau 28% menjawab kurang sesuai dan mayoritas
responden menjawab sangat tidak sesuai sebanyak 38 responden atau 38%.
Sedangkan jawaban responden yang paling sedikit adalah jawaban sangat sesuai
yaitu sebanyak 12 atau 12%. Maka dapat diketahui bahwa kegiatan pembangunan
infrastruktur yang merupakan realisasi penggunaan dana desa di Kecamatan
Tanara Tahun 2017 adalah sangat tidak sesuai potensi desa.
Hal ini menunjukan bahwa kesesuaian kegiatan pembangunan
infrastruktur dengan potensi desa telah mendapat tanggapan negatif dari
masyarakat desa dikarenakan pembangunan infrastruktur desa untuk Anggaran
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Sangat
sesuai
Sesuai Kurang
sesuai
Sangat
tidak
sesuai
12
22
28
38
128
Tahun 2017 masih memenuhi kebutuhan infratruktur dasar seperti jalan
lingkungan desa dan sarana pembuangan air llimbah, mengenai pembangunan
infrastruktur desa sesuai potensi desa belum ada kegiatan sebab desa belum
mengetahui secara pasti potensi yang dimiliki desa.
Diagram 4.27
Tanggapan responden mengenai pertanyaan Apakah kegiatan pembangunan
infrastruktur sesuai yang diharapankan oleh masyarakat desa
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan diagram 4.27 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “Apakah kegiatan pembangunan
infrastruktur desa sesuai harapan masyarakat desa?”. 23 responden atau 23%
menjawab sesuai, 30 responden atau 30% menjawab tidak sesuai dan mayoritas
responden menjawab sangat tidak sesuai sebanyak 43 responden atau 43%.
Sedangkan jawaban responden yang paling sedikit adalah jawaban sangat sesuai
yaitu sebanyak 4 atau 4%. Maka dapat diketahui bahwa kegiatan pembangunan
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Sangat
sesuai
Sesuai Kurang
sesuai
Sangat
tidak
sesuai
4
23
30
43
129
infrastruktur yang merupakan realisasi penggunaan dana desa di Kecamatan
Tanara Tahun 2017 adalah sangat tidak sesuai yang diharapkan masyarakat desa.
Hal ini menunjukan bahwa ke-sesuai-an kegiatan pembangunan
infrastruktur dengan harapan masyarakat desa telah mendapat tanggapan negatif
dari masyarakat dikarenakan masyarakat berharap bahwa kegiatan pembangunan
infrastruktur dilaksanakan pada kegiatan pembangunan infrastruktur dasar desa
misal jalan lingkungan desa dan sarana dan prasarana desa dan pembangunan
infrastruktur mendukung akses pengangkutan hasil panen dan produksi usaha
yang digeluti yaitu sektor pertanian dan nelayan, namun keterbatasan anggaran
pada setiap tahunnya agar kegiatan pembangunan infrastruktur dilaksanakan
bertahap pada setiap tahun anggaran berjalan dan tahun anggaran tahun
mendatang, hal ini yang membuat tanggapan dan penilaian negatif dari
masyarakat desa mengenai kegiatan pembangunan infrastruktur desa.
130
2) Ketepatan penggunaan dibidang pelatihan dan pembinaan bagi
masyarakat desa
Diagram 4.28
Tanggapan responden mengenai pertanyaan Apakah pembinaan dan pelatihan
sesuai karakteristik desa
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan diagram 4.28 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “Apakah kegiatan pelatihan dan
pembinaan bagi masyarakat desa sesuai dengan karakteristik desa?”. 21 responden
atau 21% menjawab sesuai, 37 responden atau 37% menjawab kurang sesuai dan
mayoritas responden menjawab sangat tidak sesuai sebanyak 42 responden atau
42%. Sedangkan jawaban responden yang paling sedikit adalah jawaban sangat
sesuai yaitu sebanyak 0 atau 0%. Maka dapat diketahui bahwa kegiatan pelatihan
dan pembinaan bagi masyarakat desa yang merupakan realisasi penggunaan dana
desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017 adalah sangat tidak sesuai dengan
karakteristik desa.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Sangat
sesuai
Sesuai Kurang
sesuai
Sangat
tidak
sesuai
0
21
37
42
131
Hal ini menunjukan bahwa kesesuaian kegiatan pelatihan dan pembinaan
bagi masyarakat desa dengan karakteristik desa telah mendapat tanggapan negatif
dari masyarkat desa dikarenakan kegiatan pelatihan seperti pelatihan kelompok
tani dan nelayan sedah sesuai namun kebanyakan dari masyarakat desa sebagai
ekonomi menengah kebawah artinya masyarakat desa bukan pemilik lahan dan
tambak, dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan hanya teori atau penyuluhan
semata tanpa ada pelatian praktik langsung dan fasilitas permodalan untuk usaha
yang di deluti. Sedangkan kegiatan pembinaan kemasyarakatan seperti pembinaan
kerukunan umat beragama tidak sesuai dengan agama yang dianut masyarakat
desa, yang menganut satu agama yang sama yaitu agama Islam.
Diagram 4.29
Tanggapan responden mengenai kegiatan pembinaan dan pelatihan sesuai potensi
desa
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Sangat
sesuai
Sesuai Kurang
sesuai
Sangat
tidak
sesuai
0
26
43
31
132
Berdasarkan diagram 4.29 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “Apakah kegiatan pelatihan dan
pembinaan bagi masyarakat desa sesuai dengan potensi desa?”. 26 responden atau
26% menjawab sesuai, 31 responden atau 31% menjawab sangat tidak sesuai dan
mayoritas responden menjawab kurang sesuai sebanyak 43 responden atau 43%.
Sedangkan jawaban responden yang paling sedikit adalah jawaban sangat sesuai
yaitu sebanyak 0 atau 0%. Maka dapat diketahui bahwa kegiatan pelatihan dan
pembinaan bagi masyarakat desa yang merupakan realisasi penggunaan dana desa
di Kecamatan Tanara Tahun 2017 adalah kurang sesuai dengan potensi yang
dimiliki desa.
Hal ini menunjukan bahwa kesesuaian pelatihan dan pembinaan bagi
masyarakat desa dengan potensi desa telah mendapat tanggapan negatif dari
masyarakat desa dikarenakan kegiatan pelatihan seperti pelatihan kelompok tani
dan nelayan sedah sesuai namun pelatihan hanya teori atau penyuluhan semata
tanpa ada pelatian praktik langsung dan fasilitas permodalan untuk usaha yang
digeluti. Sedangkan kegiatan pembinaan kemasyarakatan seperti pembinaan
kerukunan umat beragama tidak sesuai potensi yang dimiliki yakni disektor
pertanian dan bahari seharusnya kegaitan pembinaan diarahkan bagi anak muda
untuk melirik potensi yang dimilik guna meneruskan dan menciftakan trobosan-
trobosan di bidangnya masing-masing.
.
133
Diagram 4.30
Tanggapan responden mengenai kegiatan pembinaan dan pelatihan yang
diharapankan oleh masyarakat desa
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018.
Berdasarkan diagram 4.30 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 100
responden atau yang menjawab pertanyaan “Apakah kegiatan pelatihan dan
pembinaan bagi masyarakat desa sesuai dengan harapan masyarakat desa?”. 7
responden atau 7% menjawab sangat tidak sesuai, 39 responden atau 39%
menjawab sesuai dan mayoritas responden menjawab kurang sesuai sebanyak 64
responden atau 64%. Sedangkan jawaban responden yang paling sedikit adalah
jawaban sangat sesuai yaitu sebanyak 0 atau 0%. Maka dapat diketahui bahwa
kegiatan pelatihan dan pembinaan bagi masyarakat desa yang merupakan realisasi
penggunaan dana desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017 adalah kurang sesuai
dengan harapan masyarakat desa.
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat
sesuai
Sesuai Kurang
sesuai
Sangat
tidak sesuai
0
39
64
7
134
Hal ini menunjukan bahwa ke-sesuai-an kegiatan pelatihan dan pembinaan
bagi masyarakat desa dengan harapan masyarakat desa telah mendapat tanggapan
negatif dari masyarakat desa dikarenakan kegiatan pelatihan seperti pelatihan
kelompok tani dan nelayan sedah sesuai namun dalam pelaksanaan kegiatan
pelatihan hanya teori atau penyuluhan semata tanpa ada pelatian praktik langsung
dan fasilitas permodalan untuk usaha yang di deluti. Sedangkan kegiatan
pembinaan kemasyarakatan seperti pembinaan kerukunan umat beragama tidak
sesuai dengan agama yang dianut masyarakat desa di Kecamatan Tanara, yang
menganut agama yang sama yaitu agama Islam artinya agama yang dianut tidak
beragam jadi kegiatan pembinaan kerukunan umat beragama tidak harus
dilaksanan atau dianggarkan lebih baik untuk untuk pelaksanaan kegiatan lainya
yang dianggap sesuai harapan masyarakat yakni fasilitas modal usaha yang
digeluti.
.
4.4 Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai hipotesis diantaranya sebagai
berikut:
“Evaluasi Penggunaan Dana Desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang
Tahun 2017 kurang dari atau sama dengan 65% dari nilai ideal yaitu 100%.”
135
Pengujian hipotesis yang dimaksud untuk mengetahui tingkat signifikasi
dari hipotesis yang diajukan. Berdasarkan metode penlitian, maka pada tahap
pengujian hipotesis penelitian ini, peneliti menggunakan T-test satu sempel.
Adapun perhitunganya tersebut sebagai berikut:
Berdasarkan data yang dperoleh, maka skor ideal yang diperoleh adalah
4 x 30 x 100 = 12.000 (4 sama dengan nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang
diajukan pada responden. Kriteria skor berdasarkan pada skala Likert, 30 = jumlah
item pernyataan yang diajukan kepada responden. 100 = (jumlah sampel yang
dijadikan responden). Lalu rata-ratanya yaitu 12.000 : 100 = 120.
Evaluasi penggunaan Dana Desa di Kecamatan Tanara Kabupaten serang
Tahun 2017 nilai yang dihipotesiskan yaitu tertinggi 65% dari nilai ideal 100%.
Artinya bahwa 0,65 x 12.000 = 7.800 dibagikan dengan jumlah sampel yang
menjadi responden 100 = 78.
Hipotesis statistiknya dapat dirumuskan sebagai berikut: Ho untuk
memprediksi μ lebih besar atau sama dengan 65% dari skor ideal paling tinggi.
Sedangkan Ha rendah atau kurang dari 65% dari skor ideal yang diharapkan. Atau
dapat ditulis dengan rumus :
Ho = μ < 65% ≥0,65 x 12000 : 100 = 78
136
Diketahui:
X = 6777 : 100 = 67.77
0 = 65% = 0,65 x 12.000 : 100 = 78
s = 16,5 (Dilihat dari std. Deviation di SPSS)
n = 100
Ditanya: t?
Jawab:
t =
Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel dengan
derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 100 – 1 = 99 dan taraf kesalahan α = 5% untuk
uji satu pihak (one tail test) karena harga thitung lebih kecil dari pada ttabel atau Ho
( < 1,98) maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Hipotesis yang menyatakan bahwa Ho: Evaluasi Penggunaan Dana Desa
di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017 kurang dari atau sama
dengan 65% (Ho ≤ 65%.) dari nilai ideal 100% dan Ha: Evaluasi Penggunaan
137
Dana Desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017 lebih dari 65%
(Ha > 65%) dari nilai ideal 100%. Maka Evaluasi Penggunaan Dana Desa di
Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017 dengan hasil kurang baik
(dengan prediksi paling tinggi 65%) dari yang diharapkan dapat diterima, atau
tidak terdapat perbedaan antara yang diduga dalam populasi dengan data yang
terkumpul. Dari perhitungan populasi/sampel ditemukan bahwa Evaluasi
Penggunaan Dana Desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017, yaitu :
Jadi, telah diketahui bahwa hasil Evaluasi penggunaan dana desa di Kecamatan
Tanara Tahun 2017 adalah sebesar 56,47%.
Gambar 4.3
Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Uji Pihak Kanan
-6.2
-1.98
0
1.98
6.2
56,47% 65%
Daerah
Penerimaan
Ho Daerah
Penolakan
Ho
138
Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa t hitung ternyata jatuh pada
daerah Ho dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. t hitung pada penelitian
ini diperoleh dari hasil perhitungan populasi/sampel pada Evaluasi Penggunaan
dana desa Dana Desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017
sebesar 56,47%, Hal ini membuktikan bahwa Ho: Evaluasi Penggunaan Dana
Desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017 kurang dari atau sama
dengan 65% (Ho ≤ 65%.) dari nilai ideal 100% “diterima” dan Ha: Evaluasi
Penggunaan Dana Desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017
lebih dari 65% (Ha > 65%) dari nilai ideal 100 “ditolak”.
4.5 Interpretasi Hasil Penelitian
Pengertian interpretasi dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah pemberian
kesan, pendapat atau pandangan teoritis terhadap sesuatu. Hipotesis dalam
penelitian ini adalah Evaluasi penggunaan Dana Desa di Kecamatan Tanara
Kabupaten Serang Tahun 2017 paling tinggi 65 persen dari nilai ideal. Kemudian
peneliti menyebarkan kuisioner kepada responden yaitu masyarakat desa di
Kecamatan Tanara Kabupaten Serang sebanyak 100 responden. Peneliti mencoba
menginterpretasikan data hasil temuan di lapangan mengenai Evaluasi
Penggunaan Dana Desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah yang
dibuat oleh peneliti adalah Seberapa besar hasil Evaluasi Penggunaan Dana Desa
di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017. Dalam penelitian untuk
139
menjawab rumusan masalah ini, dapat dilihat dari perhitungan dengan
menggunakan rumus t-test satu sampel dengan hasil t hitung sebesar 56,47 persen
maka yang diterima adalah hipotesis nol (Ho) yang menyebutkan Evaluasi
Penggunaan Dana Desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017
kurang dari 65 persen.
Sehingga interpretasi yang tepat untuk menjawab rumusan masalah adalah
Hasil Evaluasi Penggunaan Dana Desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang
Tahun 2017 sebesar 56.47%, maka Penggunaan Dana Desa di Kecamatan Tanara
Kabupaten Serang Tahun 2017 belum sesuai kebutuhan, keinginan dan harapan
masyarakat desa.
Hal tersebut dapat dilihat pada kategori berikut :
Kategori instrumen :
Sangat Tidak Baik
Kurang Baik
Baik
Sangat Baik
3.000 6.000 9.000 12.000
6.777
Dari kategori instrumen yang diperoleh dihasilkan dari perhitungan Sangat
tidak baik 3.000, Kurang baik 6.000, Baik 9.000, dan Sangat baik 12.000. Maka
nilai yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan kuisioner menghasilkan nilai
6.777 yang termasuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati kategori
kurang baik sehingga masih perlu lagi peningkatan-peningkatan dalam segala hal
140
yang membantu proses penggunaan dana desa di Kecamatan Tanara. Hal ini juga
penting karena mengingat Efektivitas, Efisiensi, Kecukupan, Perataan,
Responsivitas, dan juga Ketepatan dalam penggunaan dana desa yang masih
kurang dan harus diperbaiki agar tujuan dari pada realisasi dan manfaat
penggunaan dana desa di Kecamatan Tanara ini dapat dirasakan dan sesuai
harapan masayarakat desa bisa tercapai.
4.6 Pembahasan
Evaluasi Penggunaan Dana Desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang
Tahun 2017 menunjukan hasil perhitungan yang variatif. Dilihat dari teori yang
dipakai dalam penelitian ini yaitu menggunakan teori evaluasi menurut Willliam
Dunn yang mempunyai enam dimensi penting dalam mengukur sejauh mana
evaluasi berjalan dengan baik yang diantaranya yaitu: Efektivitas, Efisiensi,
Kecukupan, Perataan, Responsivitas, dan Ketepatan.
1. Indikator Efektivitas
Dalam indikator ini terdapat 5 butir pertanyaan. Dalam indikator ini
nilainya 64.5%, hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator kejelasan
tujuan yang hendak dicapai, yakni 4 x 5 x 100 = 2000 ( 4= nilai tertinggi dari item
pernyataan yang ada menurut skala likert, 5 = jumlah item pernyataan yang ada,
dan 100 = jumlah responden yang ada). Setelah menemukan skor ideal kemudian
dibagikan dengan skor rill yang diisi oleh responden yaitu sebesar 1.290 : 2000 =
0,6450 x 100% = 64,5 %.
141
Gambar 4.3
Kategorisasi Indikator Efektivitas
Sangat Tidak Baik
Tidak Baik
Baik
Sangat Baik
25% 50% 75% 100%
64,5%
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan gambar 4.3 diatas menunjukan bahwa efektivitas penggunaan
dana desa pada desa-desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017
berada pada kategori baik. Indikator Efektivitas penggunaan dana desa berkaitan
dengan dengan tanggapan masyarakat desa mengenai perencanaan pembangunan
desa dan pencapaian pelaksanan pembangunan desa artinya bahwa masyarakat
desa mengerti dan sadar pentingnya sebuah penyelenggaraan musyawarah
perencanaan pembangunan desa guna merencanakan pembangunan desa yang
mengedepankan aspirasi dan masukan dari masyarakat, namun pencapaian
pelaksanaan pembangunan desa belum berjalan dengan baik dan harus dibenahi
untuk mencapai efektifitas penggunaan dana desa yang maksimal atau sangat
baik, seperti perizinan hak guna tanah dari masyarakat desa untuk pembangunan
infrastruktur. Dan penyelenggaraan pelatihan dan pembinaan berupa penyuluhan
atau teori saja, dan tidak mengarah pada penyelenggaraan pelatihan dan
pembinaan bagi masyarkat desa yang bersinambungan.
142
Penilaian peneliti dari hasil tanggapan atau jawaban dan sikap atau
tingkah laku berorganisasi pemerintah desa sebagai pamong dan penyelenggara
pembangunan desa (sebagai salah satu penentu arah) penggunan dana desa, saat
peneliti melakukan observasi, dan saat melakukan pendalaman informasi guna
penyebaran kuesioner ke masyarakat mengenai indikator efektivitas penggunaan
dana desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017 dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.3 Penilaian (Rangking) 9 Desa Terkait Efektivitas Penggunaan Dana
Desa di Kecamatana Tanara Tahun 2017
Peringkat Nama Desa Keterangan
1 Tanara Perencanaan pembangunan desa sangat baik
Pencapaian kegiatan, sangat baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, baik
Pelayanan kepada masyarakat, sangat baik
2 Pedaleman Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, sangat baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, sangat baik
Pelayanan kepada masyarakat, sangat baik
3 Sukamanah Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
143
Kerjasama antar pegawai, baik
Pelayanan kepada masyarakat, baik
5 Tenjoayu Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, kurang baik
Pelayanan kepada masyarakat, baik
6 Siremen Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, baik
7 Lempuyang Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, buruk
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, baik
8 Cibodas Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, buruk
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, buruk
144
9 Cerukcuk Perencanaan pembangunan desa, buruk
Pencapaian kegiatan, buruk
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, buruk
Sumber: Diolah peneliti dari hasil observasi, 2018
2. Indikator efisiensi
Dalam indikator ini terdapat 5 butir pertanyaan, dengan nilai
presentasenya 52,75%, hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indicator
efisiensi , yakni 4 x 5 x 100 = 2000 ( 4 = nilai tertinggi dari item pernyataan yang
ada menurut skala likert, 5 = jumlah item pernyataan yang ada, dan 100 = jumlah
responden yang ada). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan
skor rill yang diisi oleh responden yaitu sebesar 1.055 : 2000 = 0,5275 x 100% =
52,75%.
Gambar 4.4
Kategorisasi Indikator Efisiensi
Sangat Tidak Baik
Kurang Baik
Baik
Sangat Baik
25% 50% 75% 100%
52,75%
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
145
Berdasarkan gambar 4.4 diatas menunjukan bahwa efisensi penggunaan
dana desa pada desa-desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017
berada pada kategori kurang baik. Indikator efisiensi penggunaan dana desa
berkaitan dengan dengan tanggapan masyarakat desa mengenai usaha yang
dilakukan pemerintah desa dan usaha yang dilakukan masyarakat desa disebabkan
bahwa usaha atau tindakan yang dilakukan pemerintah desa dianggap kurang,
oleh karena itu harus di benahi terkait penggunaan dana desa seperti keputusan
anggaran pembangunan desa sesuai dengan harapan masyarakat desa, dan
tindakan menarik minat masyarakat dalam membangunan desa. sedangkan usaha
atau tindakan yang dilakukan masyarakat desa seperti dukungan pada
pembangunan desa sebab masyarakat beranggapan bahwa pelaksanaan
pembangunan desa sudah ada anggarannya.
Penilaian peneliti dari hasil tanggapan atau jawaban dan sikap atau
tingkah laku berorganisasi pemerintah desa sebagai pamong dan penyelenggara
pembangunan desa (sebagai salah satu penentu arah) penggunan dana desa, saat
peneliti melakukan observasi, dan saat melakukan pendalaman informasi guna
penyebaran kuesioner ke masyarakat mengenai indikator efisiensi penggunaan
dana desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017 dalam tabel
sebagai berikut:
146
Tabel 4.4 Penilaian (Rangking) 9 Desa Terkait Efisiensi Penggunaan Dana
Desa di Kecamatana Tanara Tahun 2017
Peringkat Nama Desa Keterangan
1 Tanara Perencanaan pembangunan desa sangat baik
Pencapaian kegiatan, sangat baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, baik
Pelayanan kepada masyarakat, sangat baik
2 Sukamanah Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, sangat baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, sangat baik
Pelayanan kepada masyarakat, sangat baik
3 Pedaleman Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, baik
Pelayanan kepada masyarakat, baik
5 Siremen Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, kurang baik
Pelayanan kepada masyarakat, baik
147
6 Tenjoayu Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, baik
7 Lempuyang Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, buruk
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, baik
8 Cibodas Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, buruk
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, buruk
9 Cerukcuk Perencanaan pembangunan desa, buruk
Pencapaian kegiatan, buruk
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, buruk
Sumber: Diolah peneliti dari hasil observasi, 2018
148
3. Indikator kecukupan
Dalam indikator ini terdapat 5 butir pertanyaan. Dalam indikator ini nilai
presentasenya 59,37%, hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator
kecukupan, yakni 4 x 5 x 100 = 2000 ( 4= nilai tertinggi dari item pernyataan
yang ada menurut skala likert,5 = jumlah item pernyataan yang ada, dan 100 =
jumlah responden yang ada). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan
dengan skor rill yang diisi oleh responden yaitu sebesar 1048 : 2000 = 0,524 x
100% = 52,24%.
Gambar 4.5
Kategorisasi Indikator Kecukupan
Sangat Tidak Baik
Kurang Baik
Baik
Sangat Baik
25% 50% 75% 100%
52,24
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan gambar 4.5 diatas menunjukan bahwa kecukupan penggunaan
dana desa pada desa-desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017
berada pada kategori kurang baik. Indikator efisiensi penggunaan dana desa
berkaitan dengan dengan tanggapan masyarakat desa mengenai usaha yang
dilakukan pemerintah desa dan usaha yang dilakukan masyarakat desa disebabkan
bahwa pelaksanaan kegiatan/ program belum memecahakan permasalahan di
149
masyarakat dan pelaksanaan kegiatan belum memberikan solusi bagi
permasalahan di masyarakat desa.
Penilaian peneliti dari hasil tanggapan atau jawaban dan sikap atau
tingkah laku berorganisasi pemerintah desa sebagai pamong dan penyelenggara
pembangunan desa (sebagai salah satu penentu arah) penggunan dana desa, saat
peneliti melakukan observasi, dan saat melakukan pendalaman informasi guna
penyebaran kuesioner ke masyarakat mengenai indikator kecukupan penggunaan
dana desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017 dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 4. 5 Penilaian (Rangking) 9 Desa Terkait Kecukupan Penggunaan
Dana Desa di Kecamatana Tanara Tahun 2017
Peringkat Nama Desa Keterangan
1 Tanara Perencanaan pembangunan desa sangat baik
Pencapaian kegiatan, sangat baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, baik
Pelayanan kepada masyarakat, sangat baik
2 Pedaleman Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, sangat baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, sangat baik
Pelayanan kepada masyarakat, sangat baik
150
3 Sukamanah Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, baik
Pelayanan kepada masyarakat, baik
5 Tenjoayu Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, kurang baik
Pelayanan kepada masyarakat, baik
6 Siremen Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, baik
7 Lempuyang Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, buruk
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, baik
8 Cibodas Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, buruk
151
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, buruk
9 Cerukcuk Perencanaan pembangunan desa, buruk
Pencapaian kegiatan, buruk
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, buruk
Sumber: Diolah peneliti dari hasil observasi, 2018
4. Indikator perataan
Dalam indikator ini terdapat 5 butir pertanyaan. Dalam indikator ini nilai
presentasenya 58.3%, hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator
perataan, yakni 4 x 5 x 100 = 2000 ( 4= nilai tertinggi dari item pernyataan yang
ada menurut skala likert, 5 = jumlah item pernyataan yang ada, dan 100 = jumlah
responden yang ada). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan
skor rill yang diisi oleh responden yaitu sebesar 1.166 : 2000 = 0,583 x 100% =
58.3%
Gambar 4.6
Kategorisasi Indikator Perataan
Kategori instrumen :
Sangat Tidak Baik
Kurang Baik
Baik
Sangat Baik
25% 50% 75% 100%
58.30%
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
152
Berdasarkan gambar 4.6 diatas menunjukan bahwa perataan penggunaan
dana desa pada desa-desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017
berada pada kategori kurang baik. Indikator perataan penggunaan dana desa
berkaitan dengan dengan tanggapan negatif dari masyarakat desa mengenai
perataan manfaat biaya yang diberikan masyarakat desa dalam membangun desa
belum maksimal dan perataan manfaat biaya yang diperoleh masyarakat dari
dampak pembangunan desa belum maksimal.
Penilaian peneliti dari hasil tanggapan atau jawaban dan sikap atau
tingkah laku berorganisasi pemerintah desa sebagai pamong dan penyelenggara
pembangunan desa (sebagai salah satu penentu arah) penggunan dana desa, saat
peneliti melakukan observasi, dan saat melakukan pendalaman informasi guna
penyebaran kuesioner ke masyarakat mengenai indikator perataan penggunaan
dana desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017 dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.6 Penilaian (Rangking) 9 Desa Terkait Perataan Penggunaan Dana
Desa di Kecamatana Tanara Tahun 2017
Peringkat Nama Desa Keterangan
1 Pedaleman Perencanaan pembangunan desa sangat baik
Pencapaian kegiatan, sangat baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, baik
Pelayanan kepada masyarakat, sangat baik
2 Tanara Perencanaan pembangunan desa, baik
153
Pencapaian kegiatan, sangat baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, sangat baik
Pelayanan kepada masyarakat, sangat baik
3 Tenjoayu Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, baik
Pelayanan kepada masyarakat, baik
5 Sukamanah Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, kurang baik
Pelayanan kepada masyarakat, baik
6 Siremen Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, baik
7 Lempuyang Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, buruk
Penggunaan dana sesuai prioritas
154
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, baik
8 Cibodas Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, buruk
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, buruk
9 Cerukcuk Perencanaan pembangunan desa, buruk
Pencapaian kegiatan, buruk
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, buruk
Sumber: Diolah peneliti dari hasil observasi, 2018
5. Indikator Responsivitas
Dalam indikator ini terdapat 4 butir pertanyaan. Dalam indikator ini nilai
presentasenya 65,56%, hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator
penyususnan program yang tepat, yakni 4 x 4 x 100 = 1.600 ( 4= nilai tertinggi
dari item pernyataan yang ada menurut skala likert, 4= jumlah item pernyataan
yang ada, dan 100 = jumlah responden yang ada). Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor rill yang diisi oleh responden yaitu sebesar
1.049 : 1600 = 0,6556 x 100% = 65,56%
155
Gambar 4.7
Kategorisasi Indikator Responsivitas
Kategori instrumen :
Sangat Tidak Baik
Kurang Baik
Baik
Sangat Baik
25% 50% 75% 100%
65,56%
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan gambar 4.7 diatas menunjukan bahwa responsivitas
masyarakat dalam penggunaan dana desa pada desa-desa di Kecamatan Tanara
Kabupaten Serang Tahun 2017 berada pada kategori baik. Indikator reponsivitas
dalam penggunaan dana desa berkaitan dengan tanggapan positif dari masyarakat
desa mengenai puas dengan manfaat dari pelaksanaan perencanaan artinya dalam
perencanaan pembangunan desa masyarakat desa menuangkan aspirasi dan
masukan untuk pembangunan desa, dan puas dengan manfaat dari pelaksanaan
pembangunan desa seperti jalan lingkungan yang tidak becek dan mempermudah
untuk kegiatan aktivitas sehari-hari.
Penilaian peneliti dari hasil tanggapan atau jawaban dan sikap atau
tingkah laku berorganisasi pemerintah desa sebagai pamong dan penyelenggara
pembangunan desa (sebagai salah satu penentu arah) penggunan dana desa, saat
peneliti melakukan observasi, dan saat melakukan pendalaman informasi guna
penyebaran kuesioner ke masyarakat mengenai indikator responsivitas
156
penggunaan dana desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.7 Penilaian (Rangking) 9 Desa Terkait Responsivitas Penggunaan
Dana Desa di Kecamatana Tanara Tahun 2017
Peringkat Nama Desa Keterangan
1 Tanara Perencanaan pembangunan desa sangat baik
Pencapaian kegiatan, sangat baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, baik
Pelayanan kepada masyarakat, sangat baik
2 Pedaleman Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, sangat baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, sangat baik
Pelayanan kepada masyarakat, sangat baik
3 Sukamanah Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, baik
Pelayanan kepada masyarakat, baik
5 Tenjoayu Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
157
Kerjasama antar pegawai, kurang baik
Pelayanan kepada masyarakat, baik
6 Siremen Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, baik
7 Lempuyang Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, buruk
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, baik
8 Cibodas Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, buruk
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, buruk
9 Cerukcuk Perencanaan pembangunan desa, buruk
Pencapaian kegiatan, buruk
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, buruk
Sumber: Diolah peneliti dari hasil observasi, 2018
158
6. Indikator Ketepatan
Dalam indikator ini terdapat 6 butir pertanyaan. Dalam indikator ini nilai
presentasenya 49,37%, hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator
tersedianya sarana dan prasarana yakni 4 x 6 x 100 = 2400 ( 4= nilai tertinggi dari
item pernyataan yang ada menurut skala likert, 6 = jumlah item pernyataan yang
ada, dan 100 = jumlah responden yang ada). Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan skor rill yang diisi oleh responden yaitu sebesar
1.185 : 2400 = 0,4937 x 100% = 49,37%
.
Gambar 4.8
Kategorisasi Indikator Ketepatan
Sangat Tidak Baik
Kurang Baik
Baik
Sangat Baik
25% 50% 75% 100%
49,37%
Sumber: Data diolah Peneliti, 2018
Berdasarkan gambar 4.8 diatas menunjukan bahwa ketepatan penggunaan
dana desa pada desa-desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017
berada pada kategori kurang baik. Indikator ketepatan penggunaan dana desa
berkaitan dengan dengan tanggapan negatif dari masyarakat desa mengenai
ketepatan pembangunan desa sesuai karakteristik desa, potensi desa, karena masih
159
banyak desa di Kecamatan Tanara belum mengetahui karakter desa dan potensi
desa artinya desa-desa di Kecamatan Tanara ketidakpastian potensi yang mana
untuk dikelola untuk menghasislkan summbangan dana menuju desa mandiri.
Penilaian peneliti dari hasil tanggapan atau jawaban dan sikap atau
tingkah laku berorganisasi pemerintah desa sebagai pamong dan penyelenggara
pembangunan desa (sebagai salah satu penentu arah) penggunan dana desa, saat
peneliti melakukan observasi, dan saat melakukan pendalaman informasi guna
penyebaran kuesioner ke masyarakat mengenai indikator ketepatan penggunaan
dana desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017 dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.8 Penilaian (Rangking) 9 Desa Terkait Ketepatan Penggunaan Dana
Desa di Kecamatana Tanara Tahun 2017
Peringkat Nama Desa Keterangan
1 Tanara Perencanaan pembangunan desa sangat baik
Pencapaian kegiatan, sangat baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, baik
Pelayanan kepada masyarakat, sangat baik
2 Tenjoayu Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, sangat baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, sangat baik
160
Pelayanan kepada masyarakat, sangat baik
3 Pedaleman Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, baik
Pelayanan kepada masyarakat, baik
5 Sukamanah Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, kurang baik
Pelayanan kepada masyarakat, baik
6 Lempuyang Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, baik
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, baik
7 Siremen Perencanaan pembangunan desa, baik
Pencapaian kegiatan, buruk
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, baik
8 Cerukcuk Perencanaan pembangunan desa, baik
161
Pencapaian kegiatan, buruk
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, buruk
9 Cibodas Perencanaan pembangunan desa, buruk
Pencapaian kegiatan, buruk
Penggunaan dana sesuai prioritas
Kerjasama antar pegawai, buruk
Pelayanan kepada masyarakat, buruk
Sumber: Diolah peneliti dari hasil observasi, 2018
162
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yakni tentang Evaluasi
Penggunaan Dana Desa di Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Tahun 2017,
maka peneliti dapat mengambil kesimpulan yaitu:
Bahwa “Evaluasi Penggunaan Dana Desa di Kecamatan Tanara Kabupaten
Serang Tahun 2017” dengan hasil kurang baik yaitu mencapai angka 56,47% dari
hipotesis awal yang dibuat oleh peneliti yaitu minimal 65%. Hal ini disebabkan
kurangnya usaha tindakan yang dilakukan pemerintah desa dalam mengajak
masyarakat desa untuk ikut serta membangun desa, kemudian pelaksanaan
kegiatan belum mampu memecahkan masalah masyarakat desa, pelaksanaan
kegiatan belum sesuai dengan karakteristik desa dan potensi desa yang diharapkan
masyarakat desa. Serta belum tepatnya pemilihan kegiatan yang sesuai
karakteristik desa, potensi desa dan harapan masyarakat desa.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dan oleh karena evaluasi penggunaan dana
desa di Kecamatan Tanara Tahun 2017 dengan hasil kurang baik, maka peneliti
menyarankan seluruh penyelengara pemerintahan desa dan masyarakat desa di
163
Kecamatan Tanara dalam hal penggunaan dana desa untuk menghasilkan,
pencapaian dan manfaat yang maksimal guna pembangunan desa. diantaranya:
1. Bagi masyarakat desa, aktif ikut serta masyarakat desa dalam
pembangunan desa seperti ikut serta dalam penyelengaraan perencanaan
pembangunan desa guna menyerap seluruh masukan dan usulan dan aktif
ikut serta pada setiap kegiatan pembangunan desa baik itu kegiatan
pembangunan infrastruktur maupun penyelenggaraan pembinaan dan
pelatihan.
2. Bagi pemerintah desa, tindakan pemerintah desa agar
memupuk/menghidupkan jiwa gotong-royong di masyarakat desa guna
mengembalikan jiwa partisipasi masyarakat yang sudah hilang di kalangan
masyarakat desa dengan cara hidupkan kembali kegiatan-kegiatan
berkerja-bersama yang melibatkan masyarakat seperti gotong-royong
bersih-bersih kampung, riuangan dan rembug warga.
3. Sinergi penyelenggara pemerintahan desa kepada masyarakat desa perlu
dimaksimalkan kembali dengan cara kunjungan kerja ke RT dan RW
(blusukan) agar mengetahui masalah yang benar-benar dirasakan oleh
masyarakat guna mencarikan solusi pemecahanya yang tepat sesuai
harapan masyarakat desa.
4. Penggunaan dana desa pada umumnya belum dikatakan tepat dan sesuai
dengan karakteristik dan potensi yang diharapankan masyarakat desa,
maka saranya adalah pihak penyelenggara pemerintahan desa lebih
bersinergi dan berkoordinasi dengan cara melaksanakan kegiatan
164
musyawarah desa untuk meneliti, menemukan, menggali, mencari dan
memutuskan apa yang menjadi karakteristik desa dan potensi desa yang
dimiliki desa guna tercapainya ketepatan penggunaan dana desa yang
sesuai dengan kebutuhan desa dan masyarakatnya agar lebih efektif,
efesien dan bersinambungan membangun desa.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: alfabeta
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Komunitas Ekonomi
dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainya. Jakarta: Kencana
Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Eko, Sutoro dkk. 2014. Desa Membangun Indonesia. Yogyakarta: Forum
Pengembangan Pembaharuan Desa (FPPD).
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2017. Buku Pintar Dana Desa Untuk
Kesejahteraan Rakyat. Jakarta: Kementerian Keuangan
Republik Indonesia.
Nugroho D. Riant, 2009. Public Policy Edisi Kedua. Jakarta: PT Elex Media
Nurcholis, Hanif. 2011. Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintah Desa.
Jakarta: Erlangga
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Subarsono, 2011. Analisis Kebiijakan Publik Konsep, Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Wahab, Solihin Abdul. 2012. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Penyusunan
Model-Model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi Aksara
Winarno, B. 2007. Kebijakan Publik Teori dan Proses. Yogyakarta:
Media Persada.
Dokumen-Dokumen:
Undang-Undang Nomor: 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
Undang-Undang Nomor: 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor: 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang
Bersumber dari APBN.
Peraturan Pemerintah Nomor: 8 Tahun 2016 Tentang perubahan kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor: 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang
Bersumber dari APBN.
Peraturan Bupati Serang Nomor: 20 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Pembagian
dan Penetapan Rincian Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah dan Dana Desa Tahun 2017.
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor: 22 Tahun 2016 Tentang Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2017.
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor: 4 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: 22 Tahun 2016 Tentang
Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2017.
Sumber lain:
http://www.djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2016/11/RINCIAN-
ALOKASI-DANA-DESA-TA-2017-UPLOAD.pdf
Diakses Pada Hari Kamis Tanggal 26 Juli 2018 Pukul 04:34 WIB.
http://databoks.katadata.co.id Diakses Pada Hari Tanggal Kamis 26 Juli 2018
Pukul 0:29 WIB.
https://www.detik.com/finance Diakses Pada Hari Kamis Tanggal 26 Juli 2018
Pukul 02:28 WIB.
Rospiah. 2014. Evaluasi Alokasi Dana Desa di Kecamatan Balaraja
Kabupaten Tangerang Tahun 2012. Universitas Sultan Agung Tirtayasa
Serang: Skripsi yang tidak dipublikasikan
Ulumudin, Ali. 2018. Evaluasi Pengelolaan Dana Desa di Desa Puser
Kecamatan Tirtayasa Tahun 2016. Universitas Sultan Agung Tirtayasa
Serang: Skripsi yang tidak dipublikasikan.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Masdi
Tempat/ Tanggal Lahir : Tangerang, 24 Juni 1993
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Anak Ke : 4 dari 5 bersaudara
Alamat Lengkap : Kampung Pangarengan RT. 03/01 Desa Pangarengan
Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang, Banten
Nomor Hand phone : 083807928589
Alamat E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan : 1. SDN KAMPUNG BARU 1999-2005
2. SMPN 1 KEMIRI 2005-2008
3. SMAN 26 KABUPATEN TANGERANG 2008-2011