perencanaan strategis dinas pertanian kota serang dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan...
TRANSCRIPT
PERENCANAAN STRATEGIS DINAS PERTANIAN
KOTA SERANG DALAM MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN NELAYAN DI KARANGANTU
Skripsi
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Diajukan Oleh:
Haikal Hasaba Adam
NIM : 6661130740
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, OKTOBER 2017
ABSTRAK
Haikal Hasaba Adam. 6661130740. Strategic Planning of Dinas Pertanian Kota
Serang in Improving Fishermen's Welfare in Karangantu. State Administration
Science Program. Faculty of Social Science and Political Science. Supervisor I:
Dr.Ipah Ema Jumiati, M.Si. Supervisor II: Drs.Atto'ullah. M.Si.
Karangantu is the only fishery potential that is in Serang and it is the second
largest contributor after Tax, but many problems in the welfare of fishermen in
reefs. One of them is the problem in the . Strategic Planning of Dinas Pertanian
Kota Serang in Improving Fishermen's Welfare in Karangantu. Lack of
preparation of each employee in preparing and reviewing resntra, Less
competence of existing employees at the Serang City Agriculture Office, vision
and mission that only prioritize from agriculture alone, Less appropriate target of
the main program of the agriculture department that empower coastal economy
and empowerment of coastal women, and barriers to the program evaluation
process. This study uses the theory of Allison and Kaye (2005: 332) is a good and
correct Strategic Planning Process. The method used is qualitative descriptive.
Data collection techniques used were interviews, observation and documentation.
The results showed that the strategic planning of the agricultural service is still
lacking because the program is not maximally implemented, limited human
resources and budget depreciated. Suggestions that can be given by the
researchers is to increase the competence of employees through the training so
that each can work well, in addition each employee is given an understanding of
the strategic plan.
KEYWORDS: Strategic Planning, Fishermen Karangantu
ABSTRAK
Haikal Hasaba Adam. 6661130740. Perencanaan Strategis Dinas Pertanian Kota
Serang dalam Meningkatkan Kesejahteraan Nelayan di Karangantu. Program
Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dosen
Pembimbing I: Dr.Ipah Ema Jumiati, M.Si. Dosen Pembimbing II: Drs.Atto’ullah.
M.Si.
Karangantu merupakan potensi perikanan satu satunya yang berada di serang
selain itu merupakan penyumbang kedua terbesar setelah Pajak, akan tetapi
banyak persoalan dalam kesejahteraan nelayan di karangantu sendiri. Salah
satunya adalah persoalan didalam perencanaan strategis Dinas Pertanian maupun
eksternalnya yaitu pada nelayanya. Kurangnya persiapan dari setiap pegawai
dalam menyusun maupun mereview resntra, Kurang kompetensi pegawai yang
ada di Dinas Pertanian Kota Serang, visi dan misi yang hanya memprioritaskan
dari pertanian saja, Kurang tepat sasaranya program utama dari dinas pertanian
yaitu pemberdayaan perekonomian masyarakat pesisir serta pemberdayaan wanita
pesisir, dan hambatan pada proses evaluasi program. Penelitian ini menggunakan
teori dari Allison and Kaye (2005:332) yaitu Proses Perencanaan Strategis yang
baik dan benar. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa perencanaan strategis dinas
pertanian masih kurang karena belum maksimalnya pelaksanaan program, SDM
yang terbatas serta anggaran yang disusutkan. Saran yang dapat diberikan oleh
peneliti adalah tingkatkan kompetesnsi pegawai lewat pelatihan-pelatihan agar
setiap dapat bekerja dengan baik, selain itu setiap pegawai diberikan pemahaman
tentang rencana strategis
KATA KUNCI : Perencanaan Strategis, Nelayan Karangantu
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulilah, Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan segala Rahmat, Hidayah, Kelancaran dan Kemudahan
sehingga dapat terselesaikanya penulisan Skripsi ini, Shalawat serta Salam
tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi Besar kita Nabi Muhammad SAW.
Penulisan Skripsi yang Berjudul Perencanaan Strategis Dinas Pertanian
dalam Meningkatkan Kesejahteraan Nelayan di Karangantu, sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana (S1) di Program Studi Ilmu Administrasi
Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dengan rahmat Allah SWT meskipun
banyak rintangan, halangan yang dihadapi dalam proses penyusunannya, namun
pada akhirnya penulis dapat menyelesaikanya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sedalam dalamnya kepada
Ayah dan Mamah tercinta, Serta sahabat-sahabat saya dan semua dosen yang dari
awal perkuliahan sampai saat ini tidak hentinya membimbing saya dan membantu
dalam proses penyusunan Skripsi ini.
Terlepas dari segala kekurangan yang ada, penulis berharap semoga
Skripsi ini dapat memberikan manfaat. Oleh karna itu dengan penuh ketulusan
hati, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang tiada henti kepada yang
terhormat.
ii
1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
2. Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si.m Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
3. Rahmawati, S.Sos. M.Si Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
4. Imam Mukhroman, S.Sos., M,Si Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik
5. Kandung Sapto Nugroho., S.Sos, M.Si Wakil Dekan III Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
6. Listyaningsih, S.Sos., M.Si Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara III
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
7. Riswanda, Ph.d Sekertaris Prodi Ilmu Administrasi Negara III Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
8. Dr.Ipah Ema Jumiati, M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan dengan saya dan memotivasi saya untuk
menyelesaikan Skripsi
9. Drs. Atto’ulah, M.Si Dosen Pembimbing II saya yang telah banyak
memberikan motivasi kepada saya untuk menyelesaikan Skripsi
10. Diah Purnomowati, SH Kepala Bidang Perikanan, yang senantiasa
membantu memberikan arahan serta wawancara awal dan sebagai informan
dalam menyelesaikan Skripsi ini
iii
11. Dr.Mustari Kasi bidang Pemberdayaan Nelayan Kecil yang telah membantu
saya dalam mendapatkan data data yang saya perlukan dalam
menyelesaikan Skripsi imi
12. Keuda Orangtua saya yang tercinta yang senantiasa memebrikan doa, kasih
sayang dan support kepada saya dalam menyelesaikan Skripsi ini,
Terimakasih banyak kepada kalian yang tak terhingga untuk kalian semoga
Allah seslau membuat kalian sehat dan bahagia
13. Kedua adik adik saya yang telah memotivasi diri saya dalam mengerjakan
Skripsi ini
14. Saya berterimakasih kepada Tante dan Om saya yang 3 tahun ini telah
merawat saya dan memberikan motivasi kepada saya dalam mengerjakan
Skripsi ini.
15. Sahabat-Sahabat saya yaitu Aan Burhanudin, Firda Amalia, Murni Agustini,
Geng Alimun, Lab Multimedia dan Fotografi yang selalu memotivasi saya
untuk bisa menyelesaikan Skripsi ini, dan Faradila Saphira yaitu orang yang
menjadi motivasi saya dalam mengerjakan skripsi ini dan memberikan
semangat, dan juga orang yang sangat penting dalam hidup saya
Serta Semua pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, Peneliti
ucapkan terimakasih yang sebanyak banyaknya. Semoga amal baik yang telah
diberikan kepada Peneliti mendapat limpahan yang setimpal dari Allah SWT dan
senantiasa Skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi Peneliti dan umumnya
bagi semua pihak
iv
Akhirnya kata kesempurnaan adalah milik Allah, tiada yang sempurna. Untuk itu
kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan, semoga penulisan ini
memberikan manfaat, amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Serang, Agustus 2017
Haikal Hasaba Adam
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
BAB I :
PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................................. 23
1.3 Batasan Masalah....................................................................................... 23
1.4 Rumusan Masalah..................................................................................... 23
1.5 Tujuan Penelitian...................................................................................... 24
1.6 Manfaat Penelitian.................................................................................... 24
1.7 Sistematika Penulisan................................................................................ 25
BAB II :
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR
PENELITIAN................................................................................................ 27
2.1 Konsep Perencanaan................................................................................. 27
2.1.1 Perencanaan................................................................................ 28
2.1.1.1 Pengertian Perencanaan................................................ 28
2.1.1.2 Fungsi, Tujuan dan Manfaat Perencanaan.................... 34
2.1.1.3 Unsur dan Prosedur Perencanaan................................. 36
2.1.1.4 Lingkup & Jenis Perencanaan...................................... 39
2.1.1.5 Kendala pada Perencanaan.......................................... 42
2.2 Strategi...................................................................................................... 44
2.3 Konsep Perencanaan Strategis................................................................... 47
2.3.1 Proses Perencanaan Strategis........................................................ 52
2.4 Kesejahteraan............................................................................................ 56
2.5 Penelitian Terdahulu.................................................................................. 59
2.6 Kerangka Berfikir...................................................................................... 60
2.7 Asumsi Dasar............................................................................................ 64
BAB III :
METODOLOGI PENELITIAN.................................................................... 65
3.1 Metode Penelitian...................................................................................... 65
3.2 Fokus Penelitian......................................................................................... 66
3.3 Lokasi Penelitian......................................................................................... 67
3.4 Instrumen Penelitian................................................................................... 67
3.5 Informan Penelitian.................................................................................... 68
3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data............................................. 70
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ...........................................................70
3.6.1.1 Sumber Data Primer........................................................71
3.6.1.2 Sumber Data Sekunder.................................................. 75
3.7 Teknik Pengelolaan dan Analisis Data....................................................... 76
3.8 Uji Keabsahan Data................................................................................... 80
3.9 Jadwal Penelitian....................................................................................... 81
BAB IV :
HASIL PENELITIAN.................................................................................... 83
4.1 Gambaran Umum Kota Serang.................................................................. 83
4.2 Gambaran Umum Dinas Pertanian Kota Serang.......................................100
4.2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Dinas Pertanian Kota Serang ...........100
4.3 Visi Misi, Tujuan ,Sasaran dan Kebijakan Dinas Pertanian Kota Serang.....112
4.4 Deskripsi Data.............................................................................................. 123
4.4.1 Operasional Konsep.......................................................................123
4.5 Analisis Data............................................................................................ ....124
4.6 Reduksi Data (Data Reduction)................................................................ 126
4.7 Daftar Informan......................................................................................... 127
4.8Perencanaan Strategis Dinas Pertanian Kota Serang dalam Meningkatkan
aaaaKesejahteraan Nelayan ........................................................................... 129
4.9 Penyajian Data ...................................................................................... 160
4.10 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 161
BAB V
PENUTUP ................................................................................................... 182
5.1 Kesimpulan............................................................................................ 182
5.2 Saran ..................................................................................................... 185
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Luas Perairan Laut Banten Tahun 2015..........................................3
Tabel 1.2 Perkembangan PDRB di Kota Serang (Juta Rupiah) Khususnya di
Bidang Pertanian, Kelautan dan Perikanan Tahun 2012-2015........6
Tabel 1.3 Rencana Program Dinas Pertanian Kota Serang Khususnya di
Bidang Kelautan dan Perikanan......................................................8
Tabel 1.4 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin Kota Serang Tahun 2012
– 2015 ............................................................................................10
Tabel 1.5 Keluarga Pra Sejahtera – Keluarga Sejahtera Pada Tingkat (
I,II,III,III+) Di Kota Serang Tahun 2015 ......................................11
Tabel 1.6 Jumlah Masyarakat Sejahtera dan Pra Sejahtera bidang Ekonomi
di Kasemen Tahun 2013 -2015 .....................................................12
Tabel 1.7 Visi dan Misi, Strategi, Sasaran, serta Arah kebijakan Dinas
Pertanian Kota Serang ...................................................................16
Tabel 1.8 Daftar DiklatPIM Pegawai Dinas Pertanian, Kelautan dan
Perikanan Kota Serang Tahun 2016 ..............................................17
Tabel 1.9 Data Nama-Nama Pegawai Dinas Pertanian Kota Serang
Khususnya Bidang Perikanan .......................................................19
Tabel 1.10 Bidang Penyusun Rencana Strategis di Dinas Pertanian Kota
Serang ...........................................................................................20
Tabel 2.1 Kerangka Berfikir .........................................................................63
Tabel 3.1 Informan Peneliti 2017 .................................................................67
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ...................................................................74
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ..........................................................................81
Tabel 4.1 Luas Wilayah Kota Serang menurut Kecamatan ..........................85
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Serang
pada Kecamatan.............................................................................86
Tabel 4.3 Produk Unggulan tiap Kecamatan Kota Serang ...........................87
Tabel 4.4 Kategori Nelayan dan Jumlah Nelayan .........................................89
Tabel 4.5 Data Koperasi ................................................................................90
Tabel 4.6 Data KUB di Kelurahan Banten ...................................................91
Tabel 4.7 Kriteria Teknis Kelautan dan Perikanan di Karangantu tahun
2016................................................................................................99
Tabel 4.8 Program Utama Dinas Pertanian Khususnya Bidang Perikanan..158
Tabel 4.9 Kegiatan Pemantauan dan Pengevaluasian dari Dinas
Pertnaian......................................................................................164
Tabel 4.10 Julmah dan Komposisi pegawai menurut status pada Dinas
Pertanian Kota Serang Tahun 2016..............................................169
Tabel 4.11 Visi, Misi, Strategi, Sasaran serta Arah Kebijakan Dinas
Pertanian Kota Serang................................................................. 171
Tabel 4.12 Tabel Analisis SWOT Permasalahan Faktor Internal dan
Eksternal di Dinas Pertanian Kota ..............................................174
Tabel 4.13 Daftar Jumlah Pegawai Dinas Pertanian Kota Serang dalam
Mengikuti Diklat PIM tahun 2016...............................................176
Tabel 4.14 Daftar Kegiatan Dinas Pertanian Kota Serang Tahun 2016......177
Tabel 4.15 Persentase Pengeluaran perkapita menurut daya beli masyarakat
pada kelompok makanan dan non makanan di Kota Serang.....178
Tabel 4.16 Rencana Program Dinas Pertanian Kota Serang Khususnya
Bidang Kelautan dan Perikanan ................................................179
Tabel 4.17 Program Kegiatan Dinas Pertanian Kota Serang bidang Perikanan
Tahun 2016 – 2017 ................................................................... 181
Tabel 4.18 Kegiatan Pemantauan dan Pengevaluasian dari Dinas
Pertanian.....................................................................................184
Tabel 4.19 Hasil Penelitian .........................................................................185
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terbentang dari
Sabang sampai Merauke, yang tersusun dalam ribuan pulau besar dan kecil,yang
terhubung oleh berbagai selat dan laut, saat ini Pulau Indonesia yang terdaftar
berjumlah 17.509 pulau dengan garis pantai sepanjang 80.000 km dan luas laut
sekitar 3,1 juta km, (0,3 juta km perairan teritorial; dan 2.8 juta km perairan
nusantara) 62 % dari luas teritorianya. Wilayah pesisir dan lautan Indonesia terkenal
dengan kekayaan dan keanekaragaman sumber daya alamnya, baik sumberdaya yang
dapat pulih seperti hutan mangrove, perikanan dan terumbu karang maupun sumber
daya yang tidak dapat pulih seperti minyak bumi, gas serta mineral atau bahan
tambang lainya)
Pembangunan di bidang pesisir dan kelautan menjadi sangat penting, kerena
sumber daya alam, di daratan mulai menipis dan melimpahnya kekayaan sumber daya
kelautan dan pesisir yang dimiliki Indonesia. ini merupakan salah satu pertimbangan
peralihan dari negara terestrial menjadi negara maritim, maka dari itu sudah saatnya
diperlukan perubahan yang mengacu pada pembangunan yang tidak semata mata
mengejar pertumbuhan ekonomi semata, namun para pemangku ketimpangan dapat
secara adil dan tetap menjaga terpeliharanya daya dukung dan kualitas lingkungan
2
secara seimbang menuju pembangunan yang berkelanjutan untuk generasi dimasa
yang akan datang.
Berlakunya otonomi daerah melalui Undang Undang Nomor 32 tahun 2004,
maka provinsi mempunyai wewenang untuk mengatur dan mengkoordinasikan
menggunakan sumberdaya pesisir dalam batas 12 mil laut dari garis pangkal kearah
perairan indonesia. kewenangan daerah dalam pengelolaan wilayah pesisir juga
diatur dan di cantumkan dalam pasalnya yaitu Pasal 18 Undang Undang Nomor 32
Tahun 2004 memberikan kewenangan untuk melakukan ekplorasi, ekploitasi,
konservasi dan mengatur sumber daya alam seperti melakukan penyusunan rencana
tataruang, mengatur dan menyediakan bantuan kepada pemerintah pusat dalam
melaksanakan undang undang dan kedaulatan nasional, tidak hanya provinsi yang
diberikan kewenangan untuk mengeksploitasi dan mengelola daerah kabupaten dan
kota juga mendapatkan ¼ dari kewenangan provinsi berikut.
Dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia Banten adalah salah satu Provinsi
yang dulunya merupakan bagian dari provinsi Jawa Barat namun sejak tahun 2000,
dengan keputusan Undang Undang Nomor 23 tahun 2000 tentang pembentukan
Provinsi Banten, Pusat pemerintahan berada di Serang, sebagian Provinsi baru,
Banten memiliki potensi yang dapat didayagunakan dan dimanfaatkan secara optimal
untuk dijadikan modal salah satu potensi yang ada di Banten adalah potensi kelautan
yang sangat melimpah diantaranya terumbu karang , lumput laut dan ikan laut
3
Potensi kelautan yang besar di Provinsi Banten ini memiliki perairan laut
yang luas dan letak geografis yang strategis. karena memiliki perairan laut yang luas
juga diuntungkan oleh letak geografisnya maka menjadi penting untuk
memandapatkan sumber daya alam dan mengelola potensi kelautan sehingga Banten
mampu mengembangkan potensi kelautan yang di miliki khususnya di daerah karang
antu yang menjadi salah pelabuhan yang cukup besar dan berpotensi untuk menjadi
poros maritim di indonesia berikut adalah Tabel 1.1 luas perairan yang ada di
Provinsi Banten.
Tabel 1.1
Luas Perairan Laut Banten Tahun 2015
No
Kabupaten/Kota
Luas perairan (���)
Samudra
Indonesia
Laut
Jawa
Selat
Sunda
Total
1
2
3
4
5
6
Kab.Lebak
Kab. Pandegelang
Kab.Serang
Kab.Tanggerang
Kota Cilegon
Kota Serang
676,51
349,28
-
-
-
-
-
-
487,66
377,40
-
18,75
-
1.352,72
193,14
-
185,00
-
676,51
1.702,00
680,80
377,40
185,00
74,00
(Sumber:Badan Pusat Statistik, 2015)
Di lihat di atas potensi kelautan di Banten sangat besar maka penting untuk
mengelola seluruh hasil laut yang menjadikan sebagai salah satu sumber pendapatan
4
daerah juga sebagai salah satu penghidupan masyarakat sekitar, Akan tetapi masih
banyak masyarakat kita yang belum bisa mengembangkan potensinya tersebut
Otonomi daerah yang telah berjalan selama ini meskipun mampu
menghasilkan banyak perubahan namun disadari bahwa perjalanan ke arah
pelaksanaan yang optimal masih jauh dan membutuhkan serangkaian usaha perbaikan
diberbagai sektor. Demikian halnya di Kota Serang pelaksanaan pembangunan
selama ini masih dirasakan belum menunjukan tercapainya tujuan dan sasaran
pembangunan yang baik, dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat terutama
dimasyarakat nelayan serta mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bersih,
mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas serta mewujudkan pertumbuhan
ekonomi yang berkesinambungan sehingga mewujudkan keseimbangan lingkungan.
Pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan nasional merupakan pencapaian
pembangunan daerah (kabupaten dan kota). Dengan demikian tanggungjawab kinerja
untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut menjadi kewajiban bersama antara
pemerintahan pusat dan daerah. Mengukur tingkat pencapaian pembangunan daerah
tidak semata hanya menunjukan bagi persoalan yang masih di hadapi tapi yang perlu
ditindaklanjuti di masa yang akan datang, lebih dari itu juga menunjukan peran
daerah dalam mendukung keberhasilan pembangunan dalam sudut pandang
kewilayahan yang lebih luas.
5
Pembangunan di daerah salah satunya bisa di wujudkan dengan pertumbuhan
ekonomi yang berkesinambungan di daerah tersebut, yaitu misalnya dengan
peningkatan dan pemanfaatan potensi kelautan yang nantinya dapat menyumbangkan
PAD serta dapat membangun pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.
Kota Serang adalah salah satu dari delapan kabupaten/kota yang ada di
Provinsi Banten yang mempunyai kedudukan sebagai pusat pemerntahan sesuai
dengan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang pembentukan Kota Serang
memiliki luas wilayah seluas 266,74 Km2 atau sekitar 2.84% dari luas wilayah
Provinsi Banten, Kota Serang terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu Kecamatan Curug,
Walantaka, Cipocok Jaya, Serang, Taktakan, dan Kasemen.
Dalam rangka pembangunan Kota Serang, pemerintah Kota Serang salah
satunya membuat organisasi/instansi pemerintah yang dinamakan Dinas Pertanian,
Kota Serang yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian daerah melalui
penciptaan iklim usaha dan investasi yang kondusif bagi berkembangnya usaha kecil
menengah dan koperasi, serta yang mampu mengoptimalkan pemanfaatan
sumberdaya alam dan sosial secara berkelanjutan
Dalam upaya pemerintah meningkatkan pertumbuhan perekonomian
khususnya Nelayan di Kota Serang diperlukan Perencanaan Strategis, serta Program
yang dikhususkan untuk mengembangkan potensi daerahnya, yang dilakukan oleh
Dinas Pertanian Kota Serang untuk bisa mengembangkan potensi daerah terutama di
6
daerah pesisir Kota Serang serta mendapatkan menyumbangkan pendapatan asli
daerah yang cukup besar, Perencanaan tersebut dapat dilakukan dengan melihat
kondisi dari potensi yang di miliki oleh Kota Serang. Perkembangan perekonomian
Kota Serang dari tahun 2012 sampai tahun 2015, dilihat dari Perkembangan PDRB
Kota Serang mengalami peningkatan, dapat kita lihat di tabel 1.2 yaitu :
Tabel 1.2
Perkembangan PDRB di Kota Serang (juta rupiah) khususnya di bidang
Pertanian, Kelautan dan Perikanan
Tahun 2012 - 2105
Kategori 2012 2013 2014 2015
Pertanian,
Kelautan dan
Perikanan
831 108,56 883 585, 73 916 711, 30 935 203,02
Sumber BPS Kota Serang, 2015
Berdasarkan tabel 1.2 perkembangan Pendapatan khususnya di bidang
pertanian, kelutan dan perikanan Kota Serang terus mengalami kenaikan pada tahun
2012 ke tahun 2013 meningkat 0,8 persen yaitu dari 831 108,56 menjadi 883 585,73
dan pada tahun 2013 ke 2014 mengalami kenaikan sebesar 1,2 persen menjadi 916
711,30. Kemudian meningkat pada tahun 2015 sebesar 0,94% menjadi 935 203,02.
Dalam kesimpulan di atas Pendapatan Daerah dari tiap tahun sangat
meningkat. di Kota Serang memang keseluruhan dari wilayahnya adalah agraris dan
hanya satu wilayah yang potensi nya berada di maritim yaitu di Kecamatan Kasemen
tepatnya di Karangantu Kota Serang, memang maritim bukan salah satu penghasil
pendapatan terbesar di Kota Serang akan tetapi wilayah tersebut adalah wilayah yang
7
ditetapkan sebagai Pelabuhan Perikanan Nusantara bedasarkan surat Menteri
Pertanian Nomor 311/Kpts/Org/5/1978 di sahkan dan ditetapkan sebagai Pelabuhan
Perikanan Nusantara dengan luas 2,809 Ha.
Organisasi dapat menyiapkan perubahan secara proaktif tidak hanya sekedar
bersifat reaktif tetapi bersifat produktif dan inovatif perencanaan strategis di buat atas
dasar perhitungan yang mendalam menganai potensi peluang dan kendala yang
mungkin terjadi, Perencanaan Program diperlukan dalam rangka mengelola
keberhasilan. perncanan Program akan megarahkan organisasi atau instansi untuk
menyusun strategi yang berorientasi pada hasil melalui optimalisasi kapabilitaas dan
sumber daya yang dimiliki serta mengoptimalkan visi dan misi yang telah di buat
Penetapan visi dan misi sebagian besar dari rencana strategis, merupakan
suatu langkah yang penting dalam perjalanan suatu organisasi, visi dan misi tidak
hanya penting dalam waktu bekerja, tetapi juga pada kehidupan organisasi
selanjutnya, kehidupan organsisasi sangat dipengaruhi oleh berbagai macam masalah
baik itu eksternal maupun internal, oleh karenanya visi dan misi juga harus
disesuaikan dengan perubahan tersebut dan jika memang perlu visi dapat d ubah dan
disempurnakan
Perencanaan strategis merupakan proses yang berorientasi pada hasil yang
ingin dicapai selama kurun waktu sampai lima tahun dengan memperhitungkan
potensi peluang dan kendala yang dimiliki, yang dihadapi dan yang mungkin sering
8
timbul, dalam hal ini instansi pemerintah dapat memberdayakan sumberdaya yang
dimiliki serta pemanfaatan kondisi lingkungan strategis organisasi sehingga dapat
terus melakukan perubahan ke arah perbaikan dan penyempurnaan sehingga secara
adaptif mampu bertahan dalam lingkungan yang berubah dengan cepat
Dalam upaya pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian
serta kesejahteraan masyaraka pesisir di Karangantu Banten, diperlukan perencanaan
strategis dalam menyelesaikan permasalahan di masyarakat Karangantu. Berikut
adalah tabel 1.3 tentang Rencana Strategi Dinas Pertanian Kota Serang:
Tabel 1.3
Rencana Program Dinas Pertanian Kota Serang Khususnya di Bidang Kelautan
dan Perikanan
No Rencana Program Tahun 2013 – 2018 Sudah terlaksana dan Belum
Terlaksana
1. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Sudah Terlaksana
2 Program Pengendalian Sumberdaya perikanan dan
Kelautan
Belum Terlaksana
3. Program Pengembangan Budidaya Perikanan Belum Terlaksana
4. Program Peningkatan Kesadaran dan Penegekan Hukum
dalam Pendayagunaan Sumberdaya Laut
Sudah Terlaksana
5. Program Pengembangan Perikanan laut Belum Terlaksana
6. Program Pengembangan sistem Penyuluhan Perikanan Sudah Terlaksana
7. Program Optimalisasi Pengelolaan dan pemasaran
Produksi Perikanan
Belum Teraksana
8. Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan
dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan
Belum terlaksana
9
9. Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, air
payau dan air tawar
Sudah Terlaksana
10. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana perikanan
dan kelautan
Sudah Terlaksana
( Sumber Renstra Tahun 2013 - 2018 Dinas Pertanian Kota Serang)
Program yang disusun ini merupakan upaya untuk mendukung pada
pencapaian RPJMD Kota Serang Tahun 2014 – 2018, yaitu “ Meningkatkan
Perekonomian daerah melalui Penciptaan iklim usaha dan investasi yang kondusif
bagi kelembagaan usaha kecil menengah dan koperasi, serta industri yang mampu
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan sosial secara berkelanjutan”
Akan tetapi dari kesepuluh Program yang dijalankan oleh Dinas Pertanian, Kelautan
dan Perikanan Kota Serang hanya beberapa program kerja yang di jalankan, seperti
Penyuluhan tentang sumber daya ikan, sedangkan yang lainya belum tercapai dengan
maksimal.
Berdasarkan data yang diperloleh dari Dinas Pertanian, Kota Serang
mempunyai banyak potensi yang dapat dikembangkan untuk bisa mengembangkan
dan memanfaatkan potensi daerah, potensi pengembangan Kelautan dan Perikanan
Kota Serang pada kawasan kawasan yang mempunyai nilai strategis dengan Rencana
Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kota Serang periode tahun 2014 sampai 2018
yaitu Kawasan perikanan tangkap yang berada di Kecamatan Kasemen Karangantu
Kota Serang yang digunakan untuk kawasan wisata, pemukiman perdagangan,
10
investasi dan kawasan strategis yang berpotensial mengalihkan fungsi lahan pertanian
untuk budidaya lainya yang bernilai tinggai dan berpotensial
Kesulitan melepas diri dari kemiskinan karena mereka dilanda oleh beberapa
keterbatasan dibidang kualitas sumber daya manusia, akses dan penguasaan
teknologi, pasar, dan modal. Kebijakan dan implementasi program-program
pembangunan untuk masyarakat dikawasan pesisir hingga saat ini masih belum
optimal dalam memutus mata rantai kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan
mereka.
Tabel 1.4
Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin Kota Serang Tahun 2012 – 2015
No
Tahun
Garis Kemiskinan
Penduduk Miskin di Kota Serang
Jumlah Persentase
1 2012 224.904 34.693 5,70
2 2013 236.039 36.748 5,92
3 2014 242.227 36.176 5,70
4 2015 255.615 40.190 6,25
(Sumber: BPS Kota Serang, 2016)
Hal ini disebabkan oleh kebijakan pembangunan yang belum bersungguh-
sungguh dan persoalan sosial, ekonomi, dan budaya yang terjadi pada masyarakat
nelayan cukup kompleks, sehingga penyelesainnya tidak seperti membalikkan telapak
tangan. Berikut ini dalam tabel 1.5 adalah Data Garis Kemiskinan dan Penduduk di
11
Kota Serang Menurut Kelasifikasi Masyarakat Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera
dalam 4 Klasifikasi yaitu ( I, II, III, III+ ) :
Tabel 1.5
Jumlah Keluarga Pra Sejahtera – Keluarga Sejahtera pada Tingkat ( I, II, III,
III+) Di Kota Serang Tahun 2015
No
Kecamatan
Pra-
Sejahtera
Persentase Keluarga Sejahtera
Jumlah I II III III+
1. Curug 1 278 2 120 5 793 2 849 504 12 544
2. Walantaka 1 221 2 174 7 815 6 511 956 18 677
3. Cipocok Jata 1 450 3 154 6 157 7 104 1 112 18 977
4. Serang 5 212 8 420 15 762 10 801 5 395 45 590
5. Tak Takan 1 663 5 441 6 041 6 950 848 20 943
6. Kasemen 5 134 7 571 6 054 1 784 790 20 142
7. Kota Serang 15 958 28 880 47 622 35 999 10 420 139 879
(Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Serang, 2015)
Dalam tabel 1.5 tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kota Serang
memiliki tingkat Kesejahteraan yang rendah terutama pada Kota Serang yang
pertama yaitu memiliki nilai masyarakat Pra-Sejahtera sebanyak 5 212 dan jumlah
masyarakat I 8 420, jumlah masyarakat tingkat II yaitu 15 762, Jumlah Masyarakat
Tingkat III adalah 10 810 dan Jumlah Masyarakat di tingkat III+ 5 395. Selain itu
tempat kedua yaitu Kecamatan Kasemen yang memiliki masyarakat Pra Sejahtera
yaitu 5 134, dan jumlah pada tingkat I adalah 7 571, jumlah pada tingkat II yaitu 6
12
054, Jumlah pada tingkat III yaitu 1 784 dan pada tingkat III+ adalah 790 . Maka
dapat di simpulkan dari keseluruhan data yaitu tingkat kesejahteraan masyarakat di
Kota Serang sangat tinggi.
Tabel 1.6
Jumlah Masyarakat Sejahtera dan Prasejahtera bidang Ekonomi di Kasemen
Tahun 2013 - 2015
No Tahun Persentase
Sejahtera Pra - Sejahtera
1 2013 768 5 602
2 2014 772 5 603
3 2015 790 5 134
(Sumber:BPS Kota Serang Tahun 2015)
Dapat kita lihat pada tabel 1.6 di atas bahwa jumlah masyarakat sejahtera pada
bidang ekonomi meningkat dari tahun 2013 dengan masyarakat sejahtera sebanyak
768 dan meningkat pada tahun 2014 yaitu sebanyak 2014 dan naik signifikan pada
tahun 2015 yaitu sebanyak 790 akan tetapi pada masyarakat pra sejahtera tidak
mengalami penurunan pada 2013 sampai 2014 tapi pada tahun 2015 menurun dari 5
603 sampai ke 5 134. ini menggambarkan bahwa masyarakat sejahtera di kasemen
meningkat
Kesejahteraan dalam pembangunan sosial ekonomi, tidak dapat didefinisikan
hanya berdasarkan konsep materialis dan hedonis, tetapi juga memasukkan tujuan-
tujuan kemanusiaan dan kerohanian. Tujuan-tujuan tersebut tidak hanya mencakup
masalah kesejahteraan ekonomi, melainkan juga mencakup permasalahan
persaudaraan manusia dan keadilan sosial ekonomi, kesucian kehidupan, kehormatan
13
individu, kehormatan harta, edamaian jiwa dan kebahagiaan, serta keharmonisan
kehidupan keluarga dan masyarakat.
Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat digambarkan oleh jumlah
pendapatan atau penghasilan dari masyarakat tersebut. Semakin besar tingkat
pendapatan suatu masyarakat berarti tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut juga
akan semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat pendapatan
suatu masyarakat maka tingkat kesejahteraannya pun akan semakin rendah.
Penghitungan pendapatan masyarakat sangat sulit untuk dilakukan pada suatu survei
atau sensus. Oleh sebab itu maka untuk menghitung tingkat pendapatan atau
penghasilan suatu masyarakat selama ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan
terhadap jumlah pengeluaran terutama pengeluaran rumah tangga dalam masyarakat
tersebut. Pengeluaran rumah tangga yang dimaksud dibedakan menurut jenisnya,
yaitu pengeluaran rumah tangga untuk makanan dan pengeluaran rumah tangga untuk
non makanan. Melalui kedua jenis pengeluaran tersebut dapat diketahui jumlah
pendapatan dari rumah tangga bersangkutan. Selain dapat mengetahui jumlah
pendapatan rumah tangga dari suatu masyarakat dapat pula diketahui pola konsumsi
dari masyarakat.
Faktor utama dari tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk adalah daya beli,
sehingga apabila daya beli menurun, maka berdampak pada menurunnya kemampuan
untuk memenuhi pelbagai kebutuhan hidup yang menyebabkan tingkat kesejahteraan
menurun. Pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu indikator yang dapat
14
memberikan gambaran keadaan kesejahteraan penduduk. Semakin tinggi pendapatan,
maka porsi pengeluaran akan bergeser dari pengeluaran untuk makanan ke
pengeluaran untuk bukan makanan. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan
tahun 1997 masih diyakini telah berakibat pada pola pengeluaran rumah tangga
khususnya yang berpendapatan rendah. Perubahan pola konsumsi tersebut terjadi
karena adanya penurunan standar hidup secara drastis akibat meningkatnya
hargaharga kebutuhan rumah tangga yang memaksa mereka khususnya yang
berpendapatan rendah untuk melakukan tindakan dengan melakukan tindakan dengan
memberikan prioritas pada pengeluaran untuk makanan.
Upaya Dinas Pertanian Kota Serang dalam membuat perencanaan untuk
meningkatkan dan mengembangkan potensi yang berada di wilayah Karangantu
melalui penciptaan program seperti Pemberdayaan Ekonomi masyarakat pesisir yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Karangantu akan tetapi
potensi belum dilaksanakan secara maksimal sehingga masyarakat pun tidak bisa
meningkatkan kesejahteraannya, karena masih terdapat masalah – masalah atau
hambatan yang dihadapi sehingga hal tersebut membuat kurang maksimalnya
perencanaan strategis yang dibuat oleh Dinas Pertanian Kota Serang dalam
meningkatkan kesejahteraan di masyarakat Karangantu, Hal tersebut dapat dilihat
pada penjelasan berikut.
Bedasarkan observasi awal yang peneliti lakukan, ditemukan permasalahan
yaitu Pertama, Observasi awal peneliti menemukan permasalahan pada Pra Persiapan
15
pegawai dalam merumuskan melaksanakan Rencana Strategis, Serta kurangnya
pemahaman pegawai dalam merencanakan program utama dari Dinas Pertanian Kota
Serang, Programnya yaitu Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat Pesisir dan
Pemberdayaan Wanita pesisir di Karangantu, Peneliti mewawancarai Bidang PEP dan
mengungkapkan bahwa dalam persiapan perencanaan program masyarakat pesisir
terkendala pada Pegawainya yang kurang menilai isu isu selain itu anggaran yang
kurang menyebabkan keterlambatan dari pelaksanaan program tersebut dan ketika
bidang PEP ingin mereview Rencana Strategis dengan tujuan apakan sama apa yang
dituliskan pada Renacana Straetgis dengan pelaksanaanya akan tetapi ada beberapa
hambatan dalam proses perencanan itu, yaitu masalah SDMnya kesiapan SDM dalam
menilai isu isu di lapangan seperti apa dan apa kendalanya, bahkan ada juga yang
kurang memaham isi yang terkandung dari Rentra Stategis ini. Peneliti kemudian
meneukan permasalah yang Kedua, bersumber dari observasi awal yang dilakukan
penliti yang dilakukan pada hari jumat, 7 januari 2017, Menurut Bapak Mustari
sebagai Kasi di Bidang Pemberdayaan Nelayan Kecil perencanaan yang di buat oleh
Dinas Pertanian, Kota Serang dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dalam
realisasinya banyak terdapat halangan yang dihadapi yaitu Kurang berjalanya
program serta Penyusunan rencana strategi program yang kurang tepat dan kurang
berjalan scara optimal, serta pemaparan visi dan misi yang hanya berfokuskan pada
bidang pertanian saja. selain itu tidak adanya strategi yang di gunakan unuk
meningkatkan produkitifias serta peningkatan kesejahteraan nelayan melalui program
pemerintah daerah:
16
Tabel 1.7
Visi, Misi, Strategi, Sasaran serta Arah Kebijakan Dinas Pertanian Kota Serang No Rincian Penjelasan
1 Visi
“ Terwujudnya Kota
Serang Madani sebagai
Kota Pendidikan yang
bertumpu pada potensi
Perdagangan ,Jasa
Pertanian Serta Budaya
“REVITALISASI PERTANIAN” Pemerintah Kota Serang
2014 -2018 menjelaskan bahwa pada periode ini,
pemerintahan kota serang bertujuan untuk merevitalisasi
pertanian dengan alasan pertanian adalah potensi ekologis
ekonomis kora serang namun pelaku usahanya masuk dalam
kategori kantung kantung kemiskinan kedua sektor pertanian
mudah menyerap tenaga kerja dengan latar belakang
intelektual
2 Misi “Tertatanya Sistem
Agribisnis yang kuat
menuju Pertanian yang
berdayasaing dan
Berkelanjutan
Terdapat 4 pilar utama yaitu TERTATA : Memiliki makna
bahwa aktifitas pertanian yang selama ini berlangsung,
AGRIBISNIS : Memiliki makna pertanian dalam sebuah
sistem transaksi dengan mekanisme BERDAYA SAING :
Memiliki makna kualitas produk yang secara proporsional
memiliki kualitas itnggi BERKELANJUTAN : Proses
pengelolaan sumberdaya alam sebagai sumberdaya ekonomi
yang lestari didukung dengan teknologi dan budaya arif lokal
3 Strategi Meningkatkan Kapabilitas dan Akuntabilitas Kinerja Dinas
Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Serang, Meningkatkan
Kualitas dan Produktifitas Pertanian, Perternakan, Kehutanan,
Kelautan dan Perikanan serta pangan, Menigkatkan
Kesejahteraan Petani Melalui Kemandirian Petani
4 Kebijakan Mewujudkan Sistem Tata Kelola Tugas dan Fungsi Dinas
Pertanian yang Efektif dan Efisien, Menginisiasi sistem
agribisnis skala kota yang adil dan berkelanjutan dan
Menempatkan Petani dan Nelayan sebagai Pelaku Pasar Aktif
5 Arah Kebijakan Mengembangkan dan meningkatkan Kapasitas, Kualitas dan
Produktifitas Pertanian dan Pangan
(Sumber: Renstra Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Serang)
Dapat dilihat di tabel 1.7 Bedasarkan Visi, Misi, serta Tujuan yang telah
ditetapkan guna tercapainya kelancaran serta mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan
misi yang ditetapkan, Strategi pada dasarnya bersifat grand design, yang sebagai
salahs satu cara untuk merespon isu isu strategis akan tetapi ada beberapa poin yang
berkaitan dengan kelautan dan perikanan dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan
Penyusunan Arah Kebijakan Dinas Pertanian Kota Serang dalam pengelolaan
sumber daya alam sebagai sumber daya ekonomi mendasarkan pada kebijakan misi
yang ke yaitu Meningkatkan Perekonomian daerah melalui penciptaan iklim usaha
17
dan investasi yang kondusif bagi berkembangnya usaha kecil menengah dan koperasi,
serta industri yang mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sosial
secara berkelanjutan.
Selanjutnya peneliti menemukan permasalah yaitu pada Perencanaan yang
dibuat oleh Dinas Pertanian Kota Serang masih kurangnya kompetensi dari setiap
pegawai di Dinas Pertanian Kota Serang, dimana setiap pegawai dituntut profesional
untuk melaksanakan rencana strategis yang efektif, Kompetensi pegawai ini dinilai
dari bagaimana mereka ikut serta dalam berbagai program dan dalam penyusunan
rencana, dalam penyusunan rencana pegawai harus mengetahui keadaan lapangan
seperti apa dan apa saja kendala yang dihadapi serta program apa saja yang dianggap
kurang maksimal, dapat dilihat tabel 1.8 dibawah ini kometensi yang dinilai dari
DIKLAT dimana banyak pegawai yang tidak mengikuti DIKLAT Kepemimpinan
tersebut:
Tabel 1.8
Daftar DiklatPIM Pegawai Dinas Pertanian Kota Serang tahun 2016
Aspek
Fokus
Jumlah SKPD di
Dinas Pertanian
Kelautan dan
Perikanan
Pejabat yang telah
mengikuti DIKLAT
PIM 2016
Persentase
dari
Keseluruhan
Pegawai
Pengelolaan
Kepegawaian
Daerah Kota
Serang
Tingkat Kompetisi SDM
dalam Menyelenggarakan
Tugas SKPD yang Relevan
55 Orang
Total yang
mengikuti DIKLAT
PIM Sebanyak 32
Orang dari 55
Orang
63,3%
(Sumber, Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Serang 2016 – 2017 )
18
Diklatpim merupakan pendidikan dan pelatihan yang ditujukan untuk
meningkatkan kompetensi kepemimpinan para peserta diklat. Sebelum menguraikan
lebih lanjut kompetensi kepemimpinan yang diharapkan dari diklatpim, terlebih
dahulu akan diuraikan definisi kepemimpinan. Menurut Peraturan Kepala LAN
Nomor 10, 11, 12, dan 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan
dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat I, II, III, dan IV, tujuan penyelenggaraan
Diklatpim adalah membentuk kompetensi kepemimpinan para pejabat struktural
eselon I, II, III, dan IV. Perbedaan kompetensi kepemimpinan diantara jenjang
diklatpim tersebut adalah Diklatpim Tingkat I membentuk kompetensi kepemimpinan
visioner, Diklatpim Tingkat II membentuk kompetensi kepemimpinan strategis,
Diklatpim Tingkat III membentuk kompetensi kepemimpinan taktikal, dan Diklatpim
Tingkat IV membentuk kompetensi kepemimpinan operasional.
Dengan demikian diharapkan setiap pegawai yang telah diberikan
DIKLATPIM tersebut bisa memberikan kontribusi yang lebih dalam meningkatkan
pelayanan di pemerintahan serta dapat merumuskan visi dan misi organisasi dan
menjabarkannya dalam program organisasi, Mampu merumuskan strategi kebijakan
yang efektif untuk mewujudkan visi dan misi organisasi, Mampu melakukan
kolaborasi secara internal dan eksternal dalam mengelola organisasi, Mampu
melakukan inovasi, Mampu mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya yang
dimiliki.
19
Tabel 1.9
Data Nama-Nama Pegawai Dinas Pertanian Kota Serang Khususnya di Bidang
Perikanan
No Nama Pangkat Jabatan Pendidikan
1. Diyah Purnomowati, SH. IV a Kabid Perikanan Hukum
2. Drs Mustari IVa Kasi Permberdayan Nelayan Kecil -
3. Ismet Yunani, SP IIId Kasi Bidang Pembudidayaan Ikan Pertanian
4. Rahmat Budiyono S.Hut III c Kasi Bina Usaha Perikanan Kehutanan
Sumber: Renstra Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Serang
Dari Tabel 1.5 terlihat bahwa pegawai yang berada dibidang Kelautan dan
Perikanan sebagian besar menempuh pendidikan di Pertanian dan Kehutanan jadi
dapat di simpukan bahwa Para pegawai yang di tempatkan di bisang Kelautan dan
Perikanan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
Karena ketika peneliti melakukan obsservasi awal peneliti menemukan
permasalahan yaitu ketidak tahuan pegawai terhadap apa itu rencana strategi serta
masih ada beberapa pegawai yang tidak bisa mengoprasikan peraatan yang tersedia.
Selain itu banyak para pegawai yang ridak masuk tepat waktu, Individu merupakan
bagian dari organisasi yang sangat penting dan juga merupakan bagian dari pelaksana
yang tentunya akan berdamapak terhadap pelaksanaan strategis. Demikian halnya
dengan individu-individu yang terlibat dalam pelaksanaan rencana strategi di Dinas
Pertanian Kota Serang yang biasa disebut dengan Pegawai. pegawai tentunya
merupakan modal pokok dalam suatu organisasi karena berhasil tidaknya suatu
20
organisasi dalam mencapai tujuanya tergantung dari pada pegawainya yang akan
melaksanakan peran dan tugasnya masing masing.berikut pada tabel 1.6 yang
menggambarkan bidang bidang yang berkoordinasi menyusun rencana strategis di
Dinas Pertanian Kota Serang.
Tabel 1.10
Bidang Penyusun Rencana Strategis di Dinas Pertanian
Kota Serang
No Bidang Nama Jabatan
1. Bidang Perikanan Diyah Purnomowati, SH, Kepala
Bidang
2. Bidang Peternakan Ir.Siswati,MM Kepala
Bidang
3. Bidang Pertanian Udi Suwardi, SE Kepala
Bidang
4. Bidang Kehutanan dan
Perkebunan
Muh Aminudin, S.Pd, M.Si Kepala
Bidang
5. Bidang Pangan Andriyani SP, M.Si Kepala
Bidang
(Sumber : Revisi Renstra Dinas Pertanian,Kelautan dan Perikanan Kota Serang 2013-
2018)
Dari tabel 1.6 di atas terlihat hampir semua pegawai yang latar belakang
pendidikanya tidak sesuai dengan jabatanya dan yang seharusnya setiap bidang yang
digeluti oleh setiap pegawai harus sesuai dengan latar belakang pendidikanya.
Kemudian peneliti melakukan observasi awal yaitu dengan wawancara pada
jumat 27 januari 2017 menurut Eko Setyagama, S.Hut Pelaksana Bidang Penyusunan
Evaluasi dan Pelaporan, perencanaan strategi yang dibuat oleh Dinas Pertanian Kota
Serang terdapat permasalahan yaitu Kurangnya Penerapan Perencanaan Program
Dinas Pertanian Kota Serang dalam pemberdayaan pengembangan pembudidayaan
21
ikan serta program opimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan,
Prorgram ini sangat bermanfaat bagi pada nelayan khususnya di Karangantu sendiri
karena Program pengembangan pembudidayaan perikanan sangat membantu
mendorong perekonomian nelayan ketika masa paceklik, masa paceklik nelayan tiba
ketika musim hujan tiba tepat pada bulan 1 sampai bulan 3, yang menyebabkan
nelayan tidak melaut selama kurang lebih 3 bulan, Program pemerintah yaitu
pengembangan pembudidayaann perikanan ditujukan untuk nelayan ketika masa
paceklik tiba mempunyai kegiatan yaitu membudidayakan ikan akan tetapi kurangnya
sosialisasi program pemerintah serta kurnagnya pendanaan untuk melakukan program
tersebut menjadikan kendala dalam pelaksanaan program tersebut, Program tersebut
menjadi prioritas utama dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat
pesisir akan tetapi masih banyak kendala dalam penerapanya diantaranya adalah
kurang tepat sasaran seperti bantuan mesin kapal yang tidak tepat dan pengganitan
alat tangkap ikan yang dilarang Serta, Kurangya partisipasi masyarakat terutama para
wanita dimana Dinas Kelautan, Kelautan dan Perikanan Kota Serang membuat
rencana Program tentang pemberdayaan perempuan di Karangantu, Program ini
masih dalam tahap sosialisasi terhadap masyarakat nelayan di karangantu, program
ini di respon positif dari masyarakat nelayan di karangantu, program mempunyai
tujuan yaitu membentuk masyarakat yang sejahtera dalam pemberdayaan perempuan,
serta memberikan arahan ketika masa paceklik tiba, arahan disini dalam bentuk
pemberlajaran tentang pembuatan olahan ikan yang diharapan bisa meningkatkan
perekonomian ketika masa paceklik tiba, akan tetapi program ini kurang berjalan
22
dengan lancar karena banyak dari istri dari nelayan yang enggan untuk ikut program
tersebut.
Terakhir peneliti melakukan observasi awal yaitu mengenai bagaimana
pemantauan serta pengevaluasian program yang sudah dijalankan, wawancara singkat
Kabid Bidang PEP menurut beliau Kurang berjalanya proses evaluasi ketika program
itu sudah dilaksanakan, Evaluasi merupakan Proses yang paling penting karena
dengan adanya evaluasi program, maka kita akan mengetahui apakah program yang
sudah dilaksanakan tersebut sudah sesuai dengan capaian target atau belum serta
dengan mengevaluasi kita bisa mengukur serta menilai apakah program tersebut
sudah berjalan dengan efisien atau belum, dan untuk evaluasi perencaan itu dalam
kurun waktu satu tahun, akan tetapi banyak dari pegawai dari kita kurang bersuara
ketika mengadakan pengeevaluasian itu, padahal evaluasi itu penting karena untuk
menilai bagaimana program yang dijalankan apakan sudah mencapai terget atau
belum. Pak encep sebagai Pelaksana Penyuluhan di Bidang Kelautan dan Perikanan
beliau mengatakan bahwa ketika dari pihak dinas melakukan program penyuluhan
tidak ada orang dari pihak dinas Pertaian, Kelautan dan Perikanan serta dari bepeda
kota serang selaku instansi yang memantau jalanya kegiatan.
Bedasarkan Uraian Latar Belakang di atas, masalah – masalah atau kendaa-
kendala yang ditemukan dalam upaya peningkatan kesejahteraan nelayan di Karang
Antu Kota Serang Banten diharapkan bisa di atasi dengan baik. Dengan latar
belakang yang telah di paparkan di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian
23
dengan judul : “Perencanaan Strategis Dinas Pertanian Kota Serang dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Nelayan di Karangantu Kota Serang”
1.2 Identifikasi Masalah
1. Persiapan Perencanaan Program yang kurang serta Pemahaman Pegawai
Mengenai Perencanaan Strategis
2. Visi dan Misi serta Strategi yang dibuat hanya Memfokuskan pada Pertanian
3. Kurangnya Kompetensi pegawai
4. Kurang tepat sasaranya Program Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat
Pesisir dan Pemberdayaan Wanita Pesisir
5. Hambatan pada Pengevaluasian Perencanaan Strategis
1.3 Batasan Masalah
Dari uraian – uraian diatas dalam latar belakang masalah dan identifikasi
mesalah, peneliti memiliki keterbatasan kemampuan dan berfikir secara menyeluruh,
oleh krna itu peneliti mencoba membatasi penelitianya pada “ Dinas Pertanian Kota
Serang dalam Menignkatkan Kesejahteraan Nelayan di Karangantu
1.4 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah,
bagaimana Penusunan Rencana Strategi Dinas Pertanian Kota Serang dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Nelayan di Karangantu
24
1.5 Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah penelitian ini di lakukan dengan tujuan
untuk mengetahui bagaimana Rencana Strategi Dinas Pertanian Kota Serang
Meningkatkan Kesejahteraan Nelayan di Karangantu Kota Serang.
1.6 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a) Diharapkan Rencana Strategi dari Dinas Pertanian Kota Serang dapat
menyelesaikan permasalahan Kesejahtaraan masyarakat di Karangantu
Serang Banten
b) Diharapkan dapat menjadi suatu bahan masukan yang positif bagi
Pemerintahan Kota Serang terutama di Dinas Pertanian Kota Serang
dalam hal menangani Kesejahteraan yang berada di Karangantu serta
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kota Serang mampu
menyelesaikan permasalah kesejahteraan di Karangantu
c) Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
masyarakat sendiri yang membaca penelitian ini
2 Manfaat Teoritis
a) Diharapkan dapat menjadi bahan untuk teori pengembangan Ilmu
Administrasi Negara, Khususnya mengenai pelayanan public dan
kinerja pegawai.
25
b) Diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran atau saran terhadap
Dinas Pertanian Kota Serang dalam meningkatkan kesejahteraan
nelayan di karangantu
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Dalam Bab ini memuat materi dasar yang akan di uraikan pada bab
bab ini selanjutnnya mengenai masalah dan uraian pembahasan, yang
berisikan latar belakang masalah, tujuan penelitian, menfaat penelitian dan
sistematika penuliasan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ASUSMSI DASAR PENELITIAN
Pada bab ini peneliti memaparkan teori teori ahli yang relevan serta
harus singkron antara permasalahan dan teori yang di pakai. setelah
memaparkan teori, lali membuat kerangka berfikir yang menggambarkan
alur pemikiran peneliti sebagai kelanjutan dari deskripsi teori, serta
mengansumsikan penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitin mencakup beberapa uraian penjelasan mengenai
metodologi penelitian, instrumen penelitian, populasi penelitian dan
26
sample penelitian, teknik pengelolaan dan analisis data, serta tempat dan
waktu penelitian tersebut di laksanakan
BAB IV HASIL PENELITIAN / LAPORAN PENEITIAN
Pada bab ini di paparkann mengenai deskripsi objek penelitian
mencakup lokasi penelitian, struktur organisasi dan lain lain, sebagaimana
yang berhubungan dengan objek penelitian, kemudian pada bab ini di
jelaskan deskripsi data yang sudah di olah dari data mentah menjadi
data jadi dengan teknik analisis data. lali memaparkan mengenai pengujian
interpeltasi hasil penelitian, kemudian pembahasan lebih lanjut terhadap
analisis data
BAB V PENUTUP
Pada bab ini memuat penjelasan mengenai kesimpulan yang di
lengkapkan secara singkat, jelas dan mudah di pahami, kemudian saran
yang berisi rekomendasi penelitian terhadap bidang yang di teliti baik
secara teoritis maupun praktis.
27
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR
PENELITIAN
2.1 Konsep Perencanaan
Perencanaan dapat ditemua pada banyak buku, baik yang membahas tentang
menajemen maupun di bidang administrasi dan kepemimpinan. Dengan kata lain
uraian tentang pengertian perencanaan berikut ini, adalah salahs atu konsep perencaan
menurut Nawawi, H. 2003:29 “Perencanaan adalah proses pemilihan dan
penetapan tujuan, strategi, metode, anggaran dan standar keberhasilan suatu
kegiatan”
Pengertian ini menunjukan bahwa perencanaan merupakan proses atau
rangkaian beberapa kegiatan yang saling berhubungan dan memilih salah satu di
antara beberapa alternatif tantang tujuan yang akan dicapai oleh sebuah perusahaan
atau pemerintahan. Kemudian memilih strategi dan metode untuk mencapai tujuan
tersebut, diiringi dengan memilih dan menetapkan kriteria tolak ukur untuk menilai
tingkat keberhasilan organisasi/perusahaan dalam pencapaian tujuanya dengan
mengimplementasikan strategi dan metode yang telah dipilih.
28
2.1.1 Perencanaan
2.1.1.1 Pengertian Perencanaan
Secara etimologis, perencanaan berasal dari kata rencana, yang berarti
rancangan atau rangka suatu yang akan di kerjakan. dari pengertian sederhaan
tersebut, dapat diuraikan beberapa komponen penting yaitu, tujuan (apa yang hendak
di capai), Kegiatan( tindakan yang merealisasikan tindakan), waktu (kapan kegiatan
tersebut dilakukan). Apa yang di rencanakan tentu saja merupakan tindakan pada
masa depan. Dengan demikian, suatu perencanaan bisa dipahami sebagai renpons
atau reaksi terhadap masa depan.
Secara empiris, perencanaan pada dasarnya merupakan salah satu fungsi
manajemen yang digunakan oleh orang, unit atau lembaga untuk mengkaji dan
memecah suatu persoalan. adapun fungsi perencanaan dapat dirumuskan. Pertama
Sebagai pedoman Pelaksana Kedua dapat mengadakan perkiraan pelaksanaan yang
akan dilalui Ketiga memilih alternatif Keempat alat tandar untk mengadakan
pengawasan kelima menjawab Kebutuhan masyarakat untuk mencapai tujuan
tertentu.
Sebuah rencana pada dasarnya merupakan sekumpulan dugaan dugaan
datang masa depan karena penetapan prioritas – proritas memerlukan perkiraan yang
tek tentu mengenai kemungkinan hasil hasilnya, manfaat – manfaat dan biaya –
biayanya. Tidak ada formula untuk meramalkan masa depan yang terbaik, yang bisa
29
kita lakukan adalah mencari persamaan dimasa lalu, meskipun seandainya masa
depan bisa di ramalkan, perencanaan tetap rumit dengan tidak adanya tujuan yang
satu dan tetap. Rencana merupakan alat pengkoordinasian yang baik. Perencanaan
adalah proses manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya, Sebelum
manajer dapat mengorganisasi, mengarahkan atau mengawasi, terlebih dahulu mereka
membuat rencana yang memberikan pedoman dan arah organisasi.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mengidentifikasian tujuan
organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan
rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari
semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi – fungsi lain seperti
perorganisasian, pengarahan an pengawasan tidak akan berjalan dengan lancar.
Rencana dapet berupa rencana informal dan rencana formal. Rencana
informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama
anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana informal adalah rencana tertulis yang
harus di laksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal
merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya setiap anggotaharus
mengetahui dan enjaankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi
ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan
Perencanaan juga merupakan fungsi dasar atau fungsi undamental dalam
menajemen yang di tunjukan pada masa depan yang penuh ketidakpastian, oleh karna
30
itu setiap instansi/perusahaan harus mempunyai perencanaan yang matang dalan
mencapai tujuanya. Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan
membuat serta menggunakan asumsi – asumsi masa yang akan datang dengan jalan
menggambarkan dan merumuskan kegiatan – kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai hasil yang diperlukan
Dari pengertian di atas digambarkan bahwa perencanaan dihubungkan
dengan masalah memilih tujuan dan cara yang bai untuk mencapai tujuan. Pendapat
lain mengatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan kegiatan
kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut G.R Terry (1986) Mengemukakan Bahwa Planning berarti memiliki dan
menghubungkan dengan kenyataan, dalam membayangkan dan merumuskan tindakan
yang di anggap perlu untuk mencapai hasi yang diinginkan.
Siagian mendefinisikan Planning sebagai keseluruhan proses pemkiran dan
penentuan secara matang untuk hal – hal yang akan di kerjakan pada masa yang akan
datang dalam rangka pencapaian tujuan yang di tentukan. Menurut Conyers dan Hills
(dalam Arsyad, 2002), perencanaan adalah“ suatu proses yang berkesinambungan
yang mencakup keputusan keputusan atau pilihan pilihan berbagai alternatif
penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu pada masa yang
akan datang”
31
Bedasarkan definisi di atas, ada empat elemen dasar perencanaan yaitu :
1. Merencanakan berarti memilih
2. Perencanaan merupakan alat pengalikasian sumber daya
3. Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan
4. Perencanaan berorientasi pada masa depan
Dari batasan tersebut terkandung pemikiran bahwa perencanaan tidak lahir
dengan sendirinya, tetpi merupakan hasil pemikiran yang bersumber pada hasil
penelitian dan juga perencanaan merupakan ramalan masa depan, sehinggka
mempermudah usaha yang akan dilakukan di dalam mencapai tujuan.
Dari Pengeritan tersebut dapar disimpulkan bahwa perencanaan adalah
kegiatan yang akan laksanakan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan dan
dalam perencanaan itu terkandung beberapa unsur, diantaranya sejulah kegiatan yang
ditetapkan sebelumnya, adanya proses, hasil yang ingin dicapai, dan menyangkut
masa depan dalam waktu tertentu.
Pelaksanaan dan pengawasan termasuk pemantauan, penilaian, dan
pelaporan merupakan unsur yang tidak bisa di lepaskan dari perencanaan dalam
perencanaa diperlukan pengawasan agar tidak terjadi penyimpangan pentimpangan.
Bedasarkan pendapat para ahli yang diungkapkan di atas jelas bahwa perencanaan di
anggap suatu proses, suatu fungsi dan suatu keputusan dalam pemilihan alternatif
untuk mencapai tujuan, perencanaan terdiri dari dua elemen penting yaitu sasaran
dan rencana itu sendiri.
32
Sasaran adalah hal yang hendak dicapai oleh individu, group ataupun
seluruh organisasi. saaran seing pula disebut tujuan, sasaran memandu manajemen
pembuat keputusan dan membuat kritria untuk mengukur suatu pekerjaan.sasaran
dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang d nyatakan dan sasaran rill.
sasaran yang dinyatakan adalah sasaran yang dinyatakan oleh organsisasi. sasaran
seperti ini dapat dilihat di piagam perusahaan/organisasi, laporan tahunan,
pengumuman humas, atau pernyataan publik yang di buat oleh manajemen.Seringkali
sasaran yang dinyatakan ini bertentangan denan kenyataan yang ada dan membuta
hanya untuk memeuhi tuntutan Stakholder perusahaan. sedangkan riil adalah sasara
yang benar – benar di inginkan oleh perusahaan/ organisasi. sasaran riil hanya dapat
diketahui dari tindakan tindakan oerganisasi beserta anggotanya.
Rencana / Plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk
mencapai tujuan. rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya dan tindakan
tindakan penting lainya, rencana dibagi bedasarkann cakupan, jangka waktu,
kehususan dan frekuansi penggunaannya, Bedasarkan cakupannya , rencana dibagi
menjadi rencana strategi dan rencana oprasional, rencana strategi adalah rencana
umumyang dilakukan di seluruh lapisan organisasi sedangkan rencana oprasional
adalah rencana – rencana yang mengatur kegiatan sehari –hari anggita
organisasi.bedasarkan jangka waktunya, rencan dapat dibagi menjadi rencana jangka
panjang dan pendek, rancana jangka panjang umumnya didefinisikan sebagai rencana
dengan jangka waktu tiga tahun, rencana jangka pendek adalah rencana yang
33
memiliki jangka waktu satu tahun. semebtara rencana yang berada di antara keduanya
di katakan memeiliki intermediate time frame. menurut kehususannya rencana dibagi
menjadi rencana reaksonal dan spesifik, rencana reaksinal adalah rencana yang
memberikan guidenes secara umum dan mendetail.
Lebih spesifik, MintzBerg mendefinisikan perencanaan sebagai berikut :
“ ... (a) perencanaaan berarti pemikiran maju; (b) perencanaan berarti
pengambilan keputusan; (c) perencanaan berarti pengambilan keputusan
terintegrasi; dan (d) perencanaan berarti proses terformulasi untuk
menghasilkan hasil yang terartukulasi, dalam bentuk sistem yang terintegrasi
dalam keputusan – keputusan yang ada.
Selanjutnya Salam berpendapat Perencanaan adalah usaha membuat suatu
pilihan tindakan dari berbagai alternatif yang mungkin dapat tersedia yang meliputi
strategi, kebijakan, program, proyek dan prosedur dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.
Allison dan Kaye (2004: 28) disebut rencana bila tidak menegaskan tujuan
utama dan metode prioritas yang dipilih orgaisasi, menurutnya perencanaaan strategi
itu mencakup pemilihan prioritas tertentu membuta keputusan tentang tujuan dan
sarana, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. sedangkan Bryson
(2007:24) mengatakan bahwa perencanaan strategis adalah salah satu cara untuk
membantu organisasi dan komunitas mengatasi lingkungan mereka yang telah
berubah, artinya dengan perencanaan strategis dapat membantu organisasi dalam
merupmuskan dan memecahkan masalah yang sadang dihadapi
34
2.1.1.2 Fungsi Tujuan dan Manfaat Perencanaan
Penyelenggaraan program dan proyek pembangunan tentunya harus dilakukan
dengan suatu perencanaan yang matang, sehingga dapat 33 memperkecil pemborosan
sumber-sumber, hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Siagian bahwa
”Agar pembangunan dapat berhasil dengan lebih baik dibutuhkan perencanaan.
Sebab dengan perencanaan berfungsi sebagai pedoman kerja, dapat memusatkan
perhatian dan tindakan, sehingga dapat mengurangi pemborosan. Perencanaan
dapat menjadi penghubung antara masa kini dan masa yang akan datang, yang
memungkinkan penggunaan sumber- sumber sebaik mungkin dalam mengabdi
kepada tujuan yang diinginkan”.
Abdurahman mengatakan bahwa tujuan perencanaan adalah supaya
manajemen berhasil dengan kebijakasanaan yang telah ditentukan Sedangkan
Siswojoherdjodiputro menyatakan bahwa Adapun tujuan utama daripada perencanaan
adalah obyektif. Termasuk pula perencanaan adalah metode-metode dan prosedur-
prosedur untuk menilai input dan output untuk merinci secara statistik sifat dari
keadaan mendatang
Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan banyak tujuan
perencanaan.yaitu“Untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer
membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan,
memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk
menghadapinya”
35
Menurut Robbins dan Coulter (Amelia, 2010). ada beberapa tujuan
perencanaan, yaitu :
1. Untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan
nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang mereka
harus capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan
individual akan bekerja sendiri-sendiri secara sembarangan, sehingga kerja
organisasi kurang efesien.
2. Untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat
rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan,
memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk
menghadapinya.
3. Untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan
terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan.
Selain itu, dengan rencana seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan
menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam
perusahaan/organisasi. Untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan
dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevaluasian.
Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana
36
dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat
menilai kinerja perusahaan/organisasi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan perencanaan
adalahmempermudah upaya pencapaian hasil yang diharapkan, menetapkan
pemilihan berbagai alternatif, memperjelas kegiatan, menentukan metode oprasional
dalam meramalkan keadaan yang akan datang dan menciptakan keterpaduan,
keseimbangan sumber dana dan daya/tenaga.
Selanjutnya, Aji dan Sirait (2002) menyatakan bahwa banyak jugamanfaat
yang diperoleh dengan adanya perencanaan, yaitu :
1. Terhindar pemborosan waktu, uang dan tenaga.
2. Dimungkinkan dilakukan pemulihan dari berbagai alternatif-alternatif
3. Dimungkinkan perubahan-perubahan yang perlu
4. Dimungkinkan evaluasi terhadap tindakan yang dilaksanakan karenatujuan
dan cara mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.1.1.3 Unsur dan Prosedur Perencanaan
Lebih lanjut Sarwoto (2001:25) unsur-unsur dalam Pembangunan secara
umum adalah sebagai berikut :
1. Unsur tujuan (tujuan-tujuan obyektif) yaitu perumusan yang telah jelas
dan terperinci mengenai tujuan yang telah ditetapkan untuk dicapai
37
2. Unsur kebijaksanaan yaitu metode atau cara untuk mencapai tujuan yang
hendak dicapai
3. Unsur prosedur, meliputi pembagian tugas serta hubungannya (vertikal
dan horizontal) antara masing-masing anggota kelompok secara
terperinci
4. Unsur progres (kemajuan) dalam planning dari ini ditentukan standar-
standar mengenai segala sesuatu yang akan dicapai
5. Unsur program, dalam unsur ini tidak hanya menyimpulkan planning
keseluruhannya, sehingga merupakan kesatuan rencana, melainkan juga
dalam rangka perencanaan seluruhnya itu harus menyusun secara urutan
urutan dari pentingnya macam-macam proyek atau rencana kerja dari
planning itu.
Dengan unsur-unsur perencanaan yang dijadikan sebaga pedoman maka dapat
diketahui mengenai cara atau metode pembagian tugas dan batas kegiatan dalam
pelaksanaan rencana kerja. Dalam pelaksanaan rencana, masalah stabilitas perlu
mendapat perhatian karena tanpa stabilitas pelaksanaan rencana tidak mungkin akan
terlaksana dengan baik.
Sedangkan Menurut Manullang (1992:74) berpendapat bahwa suatu rencana
mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
38
1. Tujuan
Unsur utama dari suatu rencana adalah tujuan. Harus jelas pada setiap
rencana apa yang menjadi tujuan. Tujuan itu dapat bersifat material, dapat
pula bersifat moral. Bersifat material misalnya mencari keuntungan sebesar-
besarnya, besifat moral misalnya perusahaan bertujuan mensukseskan
program pemerintah di bidang sandang-pangan atau bertujuan memberi
kesempatan kerja kepada anggota masyarakat yang menganggur dan
sebagainya.
2. Politik
Politik merupakan salah satu unsur yang ada dalam suatu rencana.
Poitik itu merupakan peraturan-peraturan atau pedoman-pedoman yang
digariskan bagi tindakan organisasi, untuk mencapai tujuan dengan hasil yang
baik
3. Prosedur
Suatu rencana harus juga memuat prosedur, yakni urutan-urutan
pelaksanaaan yang harus dituruti oleh seseorang dalam melakukan suatu
tindakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
4. Budget
Budget merupakan suatu anggaran, yakni ikhtisar dari hasil-hasil yang
diharapkan untuk dicapai dan pengeluaran-pengeluaran yang diperlukan untuk
39
mencapai hasil tersebut, yang dinyatakan dalam angka. Budget itu ada
berbagai macam, tetapi yang terpenting adalah budget produks
5. Program
Program adalah campuran dari pada politik, prosedur, dan budget,
yang dimaksudkan untuk menetapkan suatu rangkaian tindakan-tindakan
untuk waktu yang akan datang.
2.1.1.4 Lingkup & Jenis Perencanaan
Perencanaan sebagai salah satu fungsi pokok manajemen pasti
dilakukan oleh manajer pada semua tingkatan, meski skala atau lingkup
rencananya berbeda sesuai dengan level manajerialnya. Kendati menyusun
rencana yang sifat dan lingkupnya berbeda, setiap manajer harus
mengkoordinasikan rencananya dengan rencana yang bersifat lebih luas agar
tidak terjadi kontradiksi penetapan tujuan antar unit kerja dan antar bagian
yang lebih tinggi. Memilahkan lingkup rencana tersebut adalah untuk
membentuk sebuah mata rantai Sarana -Tujuan yang menghubungkan antara
aktifitas organisasi sehari-hari dengan pencapaian tujuan secara keseluruhan.
Mata rantai Sarana-Tujuan tersebut dibentuk dalam level perencanaan adalah
sbb:
1. Rencana Strategis yang merupakan perencanaan jangka panjang yang bersifat
umum dan di dalamnya mencakup pengembangan missi organisasi, serta
40
tujuan-tujuan pokok yang akan dicapai organisasi secara keseluruhan. Top
Level Manajer adalah yang bertanggu jawab dan berkepentingan dengan
perencanaan ini.
2. Rencana Taktis merupakan rencana yang menjabarkan Rencana Strategik
menjadi rencana dengan target-target spesifik yang harus dicapai oleh setiap
divisi. Oleh karenanya memuat tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana
cara melakukannya dan siapa yang bertanggungjawab pada setiap divisinya.
Yang bertanggungjawab untuk mengidentifikasikan tindakan-tindakan taktis
spesifik yang harus disusun dalam Rencana taktis ini adalah Manajer tingkat
menengah yang membawahi divisi-divisi spesifik.
3. Rencana Operasional merupakan rencana jangka pendek atau rencana
tahunan yang merupakan jabaran lebih rinci dari Rencana Strategik per-unit
kerja. Rencana Operasional adalah blueprint rencana tindakan sesungguhnya
dari setiap unit kerja dalam satu tahun kerja, oleh karenanya juga disebut
sebagai Rencana Sekali Pakai (Single-use Plans) . Di dalam rencana
operasional tercakup aktifitas apa yang harus dilakukan, jadwal kerja,
penanggungjawab, dll. Anggaran penerimaan dan belanja organisasi juga
termasuk dalam katagori ini
4. Rencana Kontijensi. Rencana ini adalah rencana yang dikembangkan sebagai
antisipasi jika rencana semula yang telah dibuat ternyata gagal mencapai
tujuan atau bahkan tidak dapat dilaksanakan kerena berbagai sebab.
Organisasi-organisasi besar biasanya memiliki rencana kontinjensi, karena
41
bagaimanapun telitinya seorang manajer dalam mempertimbangkan berbagai
aspek dalam perencanaannya, situasi lingkungan bisa berubah.
5. Contuinuining or Ongoing Plans, adalah bentuk rencana yang dibuat untuk
kepentingan beberapa tahun dengan kemungkinan revisi atau pembaruan
secara periodik. Yang termasuk Ongoing Plans ini adalah :
1. Kebijakan, yang merupakan arahan umum yang harus diikuti oleh para
manajer manakala menangani masalah yang berkaitan dengan wilayah-
wilayah penting dalam pembuatan keputusan (misalnya kebijakan
kepegawaian dan pengelolaan sumberdaya manusia, kebijakan kenaikan
upah/gaji, dlsb)
2. Prosedur, yakni petunjuk langkah demi langkah yang menjelaskan
bagaimana suatu aktifitas harus dilakukan. Prosedur memberikan
standarisasi penanganan untuk aktivitas-aktivitas yang dilakukan secara
berulang (misalnya tentang prosedur penilaian kerja, prosedur pembuatan
laporan keuangan, prosedur pemesanan barang, dll).
3. Aturan, yakni pernyataan yang secara explicit memberikan batasan pada
karyawan tantang apa yang boleh atau tidak boleh mereka lakukan saat
bekerja (misalnya larangan absen atau bahkan datang terlambat ke tempat
kerja, dll, aturan-aturan yang secara explicit juga dicantumkan pada saat
calon karyawan menandatangani kontrak kerja, dll).
42
2.1.1.5 Kendala Pada Perencanaan
Agar rencana yang telah dibuat dapat terlaksana dengan efektif,
manajer harus mampu mengidentifikasikan beberapa kendala potensial dalam
perencanaan dan berusaha mengatasinya. Kendala-kendala tersebut
umumnya adalah :
1. Ketidakmampuan membuat Rencana atau Rencana yang tidak cukup Baik.
Tentu saja tidak semua manajer otomatis memiliki kemampuan membuat
perencanaan. Faktor penyebabnya adalah kurangnya pengalaman, pendidikan
atau bahkan karena diajari atau tidak memiliki pengetahuan tentang
bagaimana membuat rencana yang benar.
2. Kurangnya Komitmen dalam proses pembuatan rencana. Mengembangkan
sebuah rencana adalah pekerjaan yang membutuhkan pemikiran yang cukup
banyak dan menyita waktu. Kebanyakan manajer beralasan mereka tidak
cukup punya waktu untuk mengikuti proses pembuatan rencana yang cukup
panjang, atau bahkan mereka tidak membuat rencana yang memadai karena
sebenarnya mereka takut gagal tidak mencapai yang mereka targetkan dalam
rencana tersebut.
3. Lemahnya informasi. Karena yang menjadi dasar dari sebuah rencana adalah
informasi, maka bagaimanapun canggihnya seorang manajer dalam teknik
pembuatan rencana, namun apabila informasi yang digunakan dalam
penyusunan rencana tersebut kurang memadai (informasi kurang akurat,
43
kurang lengkap, basi), maka rencana tersebut juga akan kurang bermutu atau
bahkan rencana yang gagal.
4. Terlalu berfokus pada masa kini. Kegagalan mempertimbangkan efek jangka
panjang sebuah rencana karena terlalu menekankan pada penanganan
persoalan-persoalan jangka pendek, justru dapat menyebabkan kegagalan
organisasi mempersiapkan masadepan. Seorang manajer seharusnya
memiliki gambaran besar dalam benaknya tentang masa depan dan sasaran-
sasaran jangka panjang yang ingin diraih saat menyusun sebuah rencana.
5. Terlalu mengandalkan diri pada unit/Bagian Perencanaan. Banyak
organisasi/perusahaan yang memiliki bagian perencanaan atau bagian
perencanaan dan pengembangan tersendiri. Bagian ini yang melakukan
penelitian, studi, membangun model, percobaan, dll, tapi sesungguhnya tidak
mengembangkan perencanaan itu sendiri. Hasil dari bagian ini hanyalah
merupakan alat bantu yang dapat dimanfaatkan oleh manajer dalam membuat
rencana, apalagi menyusun sebuah rencana organisasi tetaplah tanggung-
jawab manajer.
6. Memusatkan perhatian pada faktor-faktor yang dapat dikuasainya.
Kebanyakan manajer hanya berkonsentrasi pada hal-hal yang paling dikuasai
dan menghindarkan diri hal yang kurang dikuasasi karena khawatir dianggap
kurang mampu. Misalnya memusatkan perhatian pada pembuatan gagasan-
gagasan dan ide-ide baru, namun mengabaikan bagaimana cara menjadikan
44
gagasan/ide tersebut teraplikasikan karena kurang menguasai operasional
organisasinya.
Kendala-kendala tersebut pastilah dapat diatasi manakala manajer
menginginkan sebuah rencana berkualitas yang tersusun. Cara termudah dan
termurah tentu saja melalui komunikasi yang efektif dengan karyawan dan
melibatkan mereka dalam penyusunan rencana. Komunikasi yang efektif menjamin
manajer memperoleh informasi yang berkualitas, dan melibatkan karyawan dalam
proses pembuatan rencana akan memperluas dan memperdalam perspektif rencana itu
serta mengurangi resiko kurang ketidak-berhasilan rencana tersebut saat dilaksanakan
2.2 Strategi
Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana dikemukakan oleh para
ahli dalam bukunya karya mereka masing masing. Kata strategi berasal dari kata
Stratos atau tentara dan ego atau pemimpin. Suatu strategi mempunyai dasar atau
skema untuk mencapai sasaran yang di tuju. Jadi pada dasarnya strategi merupakan
alat untuk mencapai tujuan
Menurut Marrus (2002:56) Strategi di definisikan sebagai suatu proses
penentuan rencana para para pemimpin puncak yng berfokus pada tujuan jangka
panjang organisasi. di sertai penyusunan cara atau upaya bagaimana agar bertujuan
dapat dicapai. Strategi di formulasikan dengan baik akan membantu penyusunan dan
pengalikasian sumber daya yang d miliki pemerintah menjadi suatu bentuk yang unik
dan dapat bertahan. Strategi yang baik disusun bedasarkan kemampuan internal dan
45
kelemahan, antisipasi perubahan dalam lingkungan, serta kesatuan pergerakan yag
dilakukan oleh mata – mata musuh.
Menurut Hasibuan (dalam Hasibuan, 2008:37) strategi ialah “Strategi pada
dasarnya adalah penentuan cara yang harus ditempuh agar kemungkinan memperoleh
hasil yang maksimal, efektif dan dalam waktu yang relatif singkat serta tepat menuju
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan”. Sedangkan menurut Arifin (dalam
Hasibuan, 2008) Strategi ialah “Strategi pada dasarnya adalah merupakan suatu
kerangka rencana dan tindakan yang disusun dan dipersiapkan dalam suatu rangkaian
pertahapan yang masing- masing merupakan jawaban yang optimal terhadap
tanggapan-tanggapan baru yang mungkin terjadi sebagai akibat dari langkah
sebelumnya dan keseluruhan proses ini terjadi dalam suatu arah tujuan yang telah di
tetapkan sebelumnya.”
Untuk melihat apakah strategi yang telah ditentukan tepat atau tidak, baik
pada tingkat organisasi maupun bisnis yang ditangani, tidak hanya terletak pada
akuratnya analisis strategik yang dilakukan dan tepatnya pilihan yang dijatuhkan pada
satu alternatif yang diperkirakan akan mendukung keseluruhan upaya untuk mencapai
tujuan dan berbagai sasaran serta mengembang misi yang telah ditentukan, melainkan
terutama dan pada analisis terakhir terjadi pada waktu strategi tersebut
diimplementasikan (Siagian, 2010).
46
Menurut Suwarjono dalam bukunya “Manajemen Strategis”, karena strategi
adalah suatu alat untuk mencapai tujuan baik yaitu tujuan organisasi atau perusahaan,
maka strategi memiliki beberapa sifat antara lain :
1. Menyatu (unifed) yaitu menyatukan seluruh bagian-bagian dalam organisasi
atau perusahaan.
2. Menyeluruh (comprehensive) yaitu mencakup seluruh aspek dalam suatu
organisasi atau perusahaan.
3. Integral (integrated) yaitu seluruh strategi akan cocok/sesuai dari
seluruhtingkatan (corporate, business, and functional).
Menurut Ansoff, Strategi adalah ketentuan untuk dasar penyusunan keputusan
dan penetapan garis pedoman. Sedangkan Quinn menyatakan bahwa strategi adalah
suatu pola (pattern) atau rencana yang mengintegrasikan sasaran-sasaran utama
(major goals) organisasi, kebijakan-kebijakan dan serangkaian pelaksanaannya dalam
keseluruhan perpaduan (a cohesive whole). Seanjutnya Quinn mengemukakan pula
bahwa strategi memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Strategi meliputi unsur sasaran-sasaran (goals) terpenting yang akan dicapai,
kebijakan-kebijakan yang penting yang mengarahkan pelaksanaan dan
langkah-langkah pelaksanaan untuk mewujudkan sasaran-sasaran tersebut;
2. Mewujudkan beberapa konsep dan dorongan yang memberikan hubungan
(kohesi), keseimbangan dan fokus;
47
3. Strategi mengutarakan sesuatu yang tidak dapat diduga semulaatau sesuatu
yang tidak dapat diketahui.
2.3 Konsep Perencanaan Strategi
Rencana atau perencanan merupakan suatu konsep untuk mencapai tujuan
atau rancangan awal apa – apa saja yang di lakukan oleh sebuah organisasi.
Perencanaan dapat membantu kita dalam melakukan evaluasi sekalipun dalam
perjalananya mengalami kendala, dan hambatan, hal tersebut sangat membantu
sebuah organisasi dalam mencapai tujuan. Sedangkan strategi merupakan cara
mencapai tujuan perusahaan atau organisasi yang dapa mempengaruhi
keberlangusngan sebuah perusahaan atau organisasi dalam menghadapi lingkungan
jangka panjang. Dar masing-masing definisi antara rencana perencanaan dalam
strategi, maka secara keseluruhan rencana strategis atau perencanaan strategis adalah
konsep untuk mencapai tujuan baik jangka panjangmaupun ajngka pendek
Pendapat lain mengenai Perencanaan Strategis di jabarkan oleh David (2004:
9-13) menatakan bahwa dalam perecanaan strategis, aspek-aspek yang perlu dilihat
yaitu:
1. Pernyataan Visi dan Misi, di mana pernyataan visi merupakan langkah pertama
dalam perencanaan strategis, Sedangkan misi adalah pertanyaan tujuan jangka
panjang yang membedakan suatu bisnis dari bisnis serupa lainnya yang
mengidentifikasi lingkup operasi-operasi perusahaan dalam hal produk dan pasar
48
2. Peluang dan ancaman eksternal, yang merujuk pada peristiwa dan tren ekonomi,
sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, hukum, pemerintahan, teknologi,
dan persaingan yang dapat menguntungkan atau merugikan suatu organisasi
secara berarti di masa depan. Sehingga dalam hal ini, peluang dan ancaman
merupakan hal yang di luar kendali suatu organisasi.
3. Kekuatan dan Kelemahan Internal, yang merupakan segala kegiatan dalam
kendali organisasi yang bisa dilakukan dengan sangat baik atau buruk. Kekuatan
dan kelemahan tersebut ada dalam kegiatan manajemen, pemasaran,
keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta
sistem informasi manajemen di setiap perusahaan.
4. Tujuan Jangka Panjang, sebagai hasil tertentu yang perlu dicapai organisasi
dalam memenuhi misi utamanya untuk keberhasilan organisasi karena tujuan
menentukan arah, membantu dala melakukan evaluasi, menciptakan sinergi,
menunjukkan prioritas, memusatkan koordinasi, dan menjadi dasar perencanaan,
pengorganisasian, pemotivasian, serta pengendalian kegiatan yang efektif
5. Strategi, yang merupakan cara untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang.
Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis disversifiksi,akuisisi,
pengembangan produk, penetrasi pasar rasionalisasi karyawan, divestasi,
likuidasi dan joint venture.
6. Sasaran Tahunan, yang merupakan tolak ukur jangka pendek yang harus
dicapaiorganisasi untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjangnya.
49
7. Kebijakan , yang merupakan cara mencapai sasaran tahunan. Dalam hal ini
kebijakan berupa pedoman, aturan-aturan, dan prosedur yang ditetapkan untuk
mendukung usaha-usaha mencapai tujuan-tujua yang ditetapkan.
Pendefinisian lain mengenai Rencana Strategi dijabarkan dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah mengatakan bahwa rencana
strategis SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang disingkat Renstra SKPD
adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun.
Lebih jelas dalam BAB VI pasal 85 ayat 1 dan 2 mengatakan bahwa Renstra
SKPD harus memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan dan
juga disusun sesuai dengan tugas dan fungsi serta berpedoman kepada RPJMD
Daerah dan bersifat indikatif. Dalam penyusunannya Renstra SKPD diatur dalam
Permendagri No. 54 Tahun 2010 pasal 89 mengatakan bahwa renstra disusun dengan
tahapan yaitu:
1. Persiapan Penyusunan Renstra SKPD
2. Penyusunan Rencana Renstra SKPD
3. Penyusunan Rancangan Akhir Renstra SKPD
4. Penetapan Renstra SKPD.
50
Pendapat lain mengenai proses perencanaan strategis diungkapkan oleh
Bryson (2004: 43) yang memaparkan sepuluh tahapan dalam proses perencanaan
strategis yaitu sebagai berikut:
1. memulai dan menyepakati proses perencanaan strategis
2. mengidentifikasi mandat organisasi memperjelas misi organisasi dan nilai-
nilai
3. menilai envirinment eksternal dan internal untuk mengidentifikasikekuatan,
kelemahan, dan ancaman oportunities
4. Mengidentifikasi isu-isu strategis yang dihadapi organisasi
5. merumuskan strategi untuk mengelola isu-isu
6. meninjau dan mengadopsi strategi atau rencana strategis
7. Membentuk visi organisasi yang efektif
8. mengembangkan proses implementasi yang efektif
9. meninjau kembali strategi dan proses perencanaan yang strategis
Dari beberapa faktor diatas dapat disimpukan bahwa dalam tahapan proses
rencana strategi harus memperhatikan segala aspek yaitu baik dari aspek organisasi
dan aspek lingkungan serta mengdiagnosa isu-isu strategis itu sendiri yang akan
membuat rencana dan melaksanakannya. Intinya dalam tiap tahapan proses
perencanaan strategis hasil bertitik akhir pada hasil yang sesuai dengan kesepakatan
awal. Kini banyak sekal perencanaan strategis yang dibuat dengan begitu baik
sehinggka menimbulkan ketidaksesuaian antara perencanaan strategis dengan kondisi
di lapangan sehingga perencanaan yang dibuat diawal akan berjalan dengan sia sia
dan akan merugikan banyak pihak dan jika rencana strategis dipaksakan akan
menimbulkan masalah baru.
51
Allison dan Kaye (2004: 13-18) yang menyatakan tahap-tahap dasar proses
perencanaan strategis yaitu sebagai berikut:
1. Bersiap-siap yaitu untuk menyiapkan sedia bagi perencanaan strategis.
2. Rancangan rumusan misi dan rumusan visi
3. Menilai lingkungan Menyepakati prioritas-prioritas dengan produk strategi
umum, strategi jangka panjang, san sasaran khusus
4. Penulisan Rencana Strategis dengan hasil produk Rencana Strategis
5. Melaksanakan Rencana Strategis
6. Memantau dan mengevaluasi.
Di sebutkan sebelumnya oleh Bryson yang mana perencanaan strategis harus
melihat kondisi lapangan dan asek aspek lainya agar perencanan yang di buat tidak
sia sia, selain itu dari penjelasan diatas Allison dan kaye mnjelaskan bahwa dalam
tahapan-tahapan yang disebutkan diatas setiap tahapannya dilakukan untuk
menggodog rencana yang nantinya akan dilaksanakan sampai dievaluasi. dari proses
bersiap untuk menyiapkan perencanan strategis, proses ini bersifat umum yang ke dua
rumusan visi dan misi dalam proses ini menjelaskan bahwa keana tujuan organisasi
tersebut dan membuat tujuan jangka panjang maupun pendek, yang ketiga adalah
proses mendiagnosa dari setiap lingkungan yang akan dibuatkan perencanaan dari
perencaan jangka panjang maupun pendek dan memantau sekaligus mengevaluasi
setia kegiatan perencaanaan strategis, dimana evaluasi ini adalah proses pemantauan
kembali bila ada kejanggalan atau ketidaksesuaian perencanaan strategis. Proses
52
perencanaan yang sukses tentunya akan dapat menopang organisasi dalam mencapai
kesepakatan tentang hasil akhir dan memiliki tujuan yang jelas
2.3.1 Proses Perencanan Strategis
Proses perencanaan strategis apapun akan bermanfaat hanya jika proses
perencanaan strategis membantu berpikir dan bertindak secara strategis kepada orang-
orang penting pembuat keputusan. Perencanaan strategis bukanlah tujuan dalam
perencanaan strategis itu sendiri, tetapi semata-mata merupakan kumpulan konsep
untuk membantu para pemimpin membuat keputusan penting dan melakukan
tindakan penting. Bahkan, jika suatu proses perencanaan strategis menimbulkan
kesulitan dalam cara berpikir dan bertindak strategis, proses perencanaan harus
dikesampingkan bukan pemikiran dan tindakannya.
Bryson (2007:55) mengemukakan delapan langkan dalam proses perencanaan
strategis, proses ini lebih tertib, bersifat hati-hati dan partisipatif. Langkah-langkah
tersebut adalah :
1. Memrakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan strategis. Tujuan
langkah pertama adalah menegosiasikan kesepakatan dengan orang- orang
penting pembuat keputusan (decision makers) atau pembentuk opini (opinion
leaders) internal dan eksternal tentang seluruh upaya perencanaan strategis
dan langkah perencanaan yang terpenting.
53
2. Mengidentifikasi mandate organisasi. Mandat formal dan informal yuang
ditempatkan pada organisasi adalah keharusan yang dihadapi organisasi.
3. Memperjelas misi dan nilai-nilai organisasi. Misi organisasi yang berkaitan
erat dangan mandatnya, menyediakan raison de’etre-nya, pembenaran sosial
bagi keberadaannya, mengurangi konflik, dan merencanakan masa depan
4. Menilai lingkungan eksternal : peluang dan ancaman Tim perencanaan harus
mengeksplorasi lingkungan di lingkungan organisasi untuk mengidentifikasi
peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi.
5. Menilai lingkungan internal : kekuatan dan kelemahan Untuk mengetahui
kekuasaan dan kelemahan internal, organisasi dapat memantau sumber daya
(inputs), strategi sekarang (process), dan kinerja (outputs).
6. Mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi organisasi. Lima unsur pertama
dari proses secara bersamaan melahirkan unsur keenam, identifikasi isu
strategis persoalan kebijakan penting yan mempengaruhi mandat, misi, dan
nilai-nilai dalam organisasi.
7. Merumuskan strategi untuk mengelola isu-isu strategi didefinisikan sebagai
pola tujuan, kebijakan, program, tindakan keputusan, atau alokasi sumber
daya yang menegaskan bagaiman organisasi, apa yang dikerjakan organisasi,
mengapa organisasi haru mengerjakan hal itu. Strategi dapat berbeda karena
tingkat, fungsi, da kerangka waktu.
54
8. Menciptakan visi organisasi yang efektif bagi masa depan langkah terakhir
dalam proses perencanaan, organisasi mengembangka deskripsi mengenai
bagaimana seharusnya organisasi itu sehingga berhasi mengimplementasikan
strateginya dan mencapai seluruh potensinya Deskripsi tersebut merupakan
visi keberhasilan. Delapan langkah ini harus mengarah kepada tindakan, hasil,
dan evaluasi. Ditekankan juga bahwa tindakan, hasil, dan penilaian evaluatif
harus muncu ditiap-tiap langkah dalam proses. Dengan kata lain,
implementasi dan evaluasi tidak harus menunggu hingga akhir, tetapi harus
menjadi bagian yang menyatu dari proses dan terus menerus.
Sedangkan Proses Perencanaan Strategis menurut Michael Allison and Jude
Keye terdapat 5 tahapan dalam proses perencanaan strategis yaitu :
1. Bersiap Siap
Perencanaan strategis lebih bermanfaat bila ada orang yang tepat di dalam
organisasi yang mampu melaksanakan ide tersebut serta organisasi dalam
kondisi siap. serta menyepakati tujuan, sasaran guna dalam mempersiapkan
untuk perumusan rencana strategis, ada beberapa syarat untuk sukses dalam
sebuah organisasi yaitu:
1. Komitment dan dukungan dari manajemen puncak atau pimpinan, serta
ketua sub bagian yang menggeluti bidangnya masing masing
2. Komitmen untuk menjelaskan peran-peran dan harapan bagi semua
peserta dalam proses perencanaan, termasuk siapa yang membuat
kebijakan itu serta siapa yang akan bertanggung jawab atas usulan tersebut
55
3. Sekurang kurangnya kepala sub bagian dan sekurang kurangnya pelaksana
yang bersedia secara aktif dalam membuat keputusan
4. Komitmen sumber daya organisassi secukupnya untuk merampungkan
proses perencanaan
2. Mempertegas Visi dan Misi
Visi dan misi merupakan tujuan jangka panjang, dan mau dibawa kemanakah
organisasi ini dalam mempertegas visi misi ini menujukan bahwa setiap visi
dan misi harus mempunyai maksud, tujuan serta nilai yang terkandung,
maksud itu berarti mengapa organisasi ini ada dan apa yang ingin di capai dari
organsisasi ini, tujuan apa yang mau dituju dan apakah tujuan itu relevan
dengan keadaan di lapangan, nilai prinsip atau keyakinan yang membimbing
para anggota organisasi sewaktu mereka mengejar maksud dan tujuan
tersebut.
3. Menilai lingkungan ( Internal dan Ekternal)
definisi perencanaan strategis yang diberikan menekankan pentingnya
memfokuskan ke masa depan dalam konteks lingkungan yang terus berubah
ubah, selain menilai dari dalam lingkungan organisasi kita juga perlu untuk
menilai lingkungan luar, karena menganalisis dari keuatan dan kelemahan
internal serta peluang yang akan terjadi dan sekaigus ancaman yang kan di
hadapi.
56
4. Menyepakati Prioritas
Pendekatan-pendekatan yang luas perlu diambil strategi dan hasil umum dan
khusus yang harus di usahakan baik itu tujuan jangka pendek, menengah dan
panjang sekaligus, strategi, tujuan dan sasaran dapat muncil dari diri
perseorangan, proses ini merupakan tahap yang menilai dari keadaan
lingkungan dan karena bersifat dinamis pasti banyak pemahama yang
membuat goyah dari penetapan prioritas ini
5. Memantau dan mengevaluasi
Proses perencanaan strategis itu tidak pernah betul selesai ada siklus dan
periode kegiatan yang lebih intensif atau kurang intensif, tetapi proses
bersikap tanggap terhadap lingkungan yang berubah itu berjalan terus, setiap
organisasi harus memilih waktu yang pas dalam merencanakan dan
mengevaluasi.
2.4 Kesejahteraan
Menurut Aisyah Dahlan dalam Suharto (2002: 65),kesejahteraan diartikan
sebagai berikut:
“Sejahtera ialah bila keluarga itu dapat dipenuhi semua kebutuhan-
kebutuhannya, baik itu kebutuhan jasmani maupun rohani secara seimbang.
Kebutuhan jasmani antara lain: makan, pakaian, perumahan, dan kesehatan.
Kebutuhan rohani Pengertian kesejahteraan dengan kebahagiaan walaupun
secara maknawi sulit dibedakan. Kesejahteraan berasal dari kata
“sejahtera” yang dipakai untuk suatu yang kongkret, riil, materiil, dan
intelek, sedangkan ‘kebahagiaan’ berasal dari kata bahagia yang dipakai
dalam suatu yang abstrak bersifat immateriil atau inenlyk, rohaniah, jelasnya
57
kalau sejahtera adalah untuk material jasmaniah (ulterlyk) sedangkan
bahagia immaterial”
Dari maksud istilah diatas maka sejahtera merupakan suatu keadaan yang baik
menyangkut kebahagiaan dan ketentraman hidup keluarga berupa kesehatan,
ketentraman, kedamaian, harapan masa depan, dan sebagainya. Senada dengan
pendapat tersebut pengertian kesejahteraan yang dikemukakan oleh Sutari Imam,
Bernadib dalam Suharto (2002: 69) adalah
“Sejahtera ialah bila keluarga itu dapat dipenuhi semua kebutuhan-
kebutuhannya,baik itu kebutuhan jasmani maupun rohani secara seimbang.
Kebutuhan jasmaniantara lain: makan, pakaian, perumahan, dan kesehatan.
Kebutuhan rohani”
kesejahteraan sosial di Indonesia berdasarkan pada paham “demokrasi
ekonomi” yang bertumpu pada kemakmuran masyarakat, bukan pada kemakmuran
seseorang. Dimana dalam konteks demokrasi ekonomi, kesejahteraan sosial berdasar
pada “hak sosial rakyat”, yaitu tiap-tiap warga negara berhak akan pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dari titik tolak ini, jelas bahwa
penghidupan yang layak tidak terpisah dari pekerjaan, jelas pula dengan rumusan
tentang “hak sosial rakyat” ini bahwa kehidupan yang layak tidaklah bersifat
filantropis tetapi adalah hasil dari pemberdayaan (empowerment) rakyat agar mampu
bekerja dan memperoleh pekerjaan:
Menurut Segal dan Brzuzy (1998 : 8) kesejahteraan sosial diartikan sebagai
berikut:“Kesejahteraan sosial adalah kondisi sejahtera dari suatu masyarakat.
58
Kesejahteraan sosial meliputi kesehatan, keadaan ekonomi, kebahagiaan, dan
kualitas hidup rakyat.
Friedlander (1968 : 13) merumuskan konteks kesejahteraan sosial sebagai
berikut:
“Kesejahteraan sosial adalah sistem terorganisir dari pelayanan-pelayanan
dan lembaga-lembaga sosial yang dimaksudkan untuk membantu individu-
individu dan kelompok-kelompok agar mencapai tingkat hidup dan
kesehatan yang memuaskan, dan hubungan personal dan sosial yang
memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan seluruh
kemampuannya dan untuk meningkatkan' kesejahteraannya sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan keluarga dan masyarakatnya.
Pada umumnya tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dilihat memalui
indikator kemiskinan, dimana apabila sebagian besar masyarakat tidak memenuhi
indikator kemiskinan kama dapet di artikan bahwa masyarakat tersebut tidak di
kategorikan sebagai masyarakat miskin alias sejahtera
Kesejahteraan atau sejahtera dapat memiliki empa arti pertama adalah istilah
umum, Kesejahteraan menunjuk keadaan yang baik, kondisi manusia dimana orang
orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai, kedua dalam
keadaan ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda. sejahtera
memiliki arti khusus resmi dan teknikal seperti dalam istilah fungsi kesejahteraan
sosial. Ketiga dalam kebijakan sosial, kesejahteraan sosial menunjukan ke jangkauan
pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. ini adalah istilah yang di gunakan
ide negara sejahtera, keempat di amerika serikat kesejahteraan menunjukan ke uang
yang di bayarkan oleh pemerinth kepada orang yang membutuhkan seperti bantuan
59
finansial, tetapi tidak dapat bekerja, atau yang keadaanya pendapatanya yang di
terima untuk memenuhi dasar ketidak cukupan.
Menurut Pasal I, Undang Undang Republik Indonesia Nomer 11 Tahun 2009
Tentang Kesejahteraan Sosial. Kesejahteraan sosial adalah kondisi dimana
terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup
yang layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungsi
sosialnya
2.5 Penelitian Terdahulu
Untuk bahan pertimbangan dalam penelitian ini dicatumkan hasil penelitian
terdahulu yang pernah dibaca. Penelitian terdahulu ini bermanfaat dalam
mengelolaatau memecahkan masalah yang timbul dalam rencana strategi dalam
meningkatkan kesejahrataan masyarakat pesisir. walaupun lokusnya tidak sama
dengan penelitian peneliti akan tetapi sangat mebantu untuk menjadi bahan referensi
bagi peneliti: berikut adalah penelitian yang telah dibaca oleh peneliti.
Kajian penelitian tentang Perencanaan Strategis Dinas Pertanian, Kelautan
dan Perikanan Kota Serang dalam Meningkatkan Kesejahteraan Nelayan di
Karangantu sejauh ini tema yang peneliti usung yang peneliti ketahui belum ada yang
meneliti, Adapun penelitian dengan tema hampirsama perna di lakukan oleh Laulatul
Alya pada tahun 2015 yiitu tentang Perencanan Strategis BPTPM dalam
meningkatkan ivestasi di koa serang dan penelitian dari Fani Mutia Hanum pada
60
Tahun 2015 tentang Impelementasi Rencana Strategis Pengembangan dan Pelestarian
Destinasi Wisata Cagar Budaya Banten Lama di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi Banten
Persamaan dan Perbedaan dalam penelitian yang ditulis peneliti dengan
dengan dilakukan oleh Lailatul alya dan Fani Mutia Hanum penelitiannya sama sama
mengenai perncanaan strategis akan tetapi lokus, topik, lokasi dan aspek penelitian
berbeda, Perencanaan Strategis Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Serang
dalam Meningkatkan Kesejahteraan Nelayan di Karangantu dpat dipertanggung
jawabkan keaslianya secara ilmiah dan apabila terdapat kesaaan adaah pada kajian
pustaka atau teori yang mendasari penelitian ini
2.6 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir adalah pemahaman yang paling mendasar yang mendukung
pemahaman selanjutnya. Suatu tolak ukur yang mudah adala apakah kita telah
memahami pemahaman yang paling mendasar tersebut, atau pertanyaan sebelum itu
apakah kita mengetahui pemahaman yang mendasari pemahaman-pemahaman
selanjutnya.Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang diidentifikasikan sebagai masaah penting
(Sugiyono, 2005:65) Alur pemikiran penelitian ini terdiri dari permasalahan yang
muncul dalam latar belakang masalah yang dirangkum dalam latar belakang masalah,
61
kemudian rumusan masalah penelitian yang dianalisis dengan penggunaan teori yang
relevan dengan penelitian ini untuk mencapai tujuan dari pelaksanaan penelitian ini.
Faktor penyebab kemiskinan nelayan dapat berupa fluktuasi musim ikan, pada
saat tidak musim menangkap ikan nelayan mengkhadapi kesulitan kesulitan ekonomi
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Ketimpangan sistem bagi hasil dan dampak
negatif motorisasi, menyebabkan semakin tua terpuruknya nelayan kecil. faktor
penyebab kemiskinan pada masyarakat pesisir yaitu berupa rendanya tingkat
pendidikan nelayan, sehingga rumah tangga nelayan sangat terbatas dan mengakses
peluang – peluang kerja yang tersedia khususnya peluang kerja di luar sektor
perikanan. kemiskinan nelayan di sebabkan oleh perangkap hutang akibat irama
musim ang tidak menentu sering kali tumahtanggan nelayan miskin terus menjual
asset produksi untuk memenuhi kebutuhanya sehari hari dan menutup hutang yang
tak kunjung usai
Maka dari itu pemerintah sebagai pelayan masyarakat dituntut untuk bisa
menyelesaikan permasalah yang ada, pelaksanaaan pembangunan masih dirasa
kurang optimal yang dilakukan oleh pemerintah kota serang, pencapaian tujuan
pembangunan merupakan pemcapaian pembangunan daerah, dengan pembangunan
bisa diwujudkan denan pertumbuhan ekonomi yang berkseinambungan di daerah
tersebut misalkan dengan memanfaatkan hasil potensi daerah sehingga menghasilkan
produk domestik yang bisa bersaing di pasar lokal. Dinas Pertanian Kelautan dan
Perikanan Kota Serang yang bertujuan untuk untuk meningkatkan perekonomian
62
daerah melalui penciptaan iklim usaha dan investasi yang kondusif bagi
berkembangnya usaha kecil menengah dan koperasi, serta yang mampu
mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sosial secara berkelanjutan
Namun ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Dinas Pertanian Kelautan
dan Perikanan terutama pada rancana strategi yang di gunakan oleh instansi tersebut
yaitu visi misi serta program yang dijalan kan selama 5 tahun hanya memprioritaskan
sektor pertanian saja akan tetapi dilihat dari potensi kelautan di Serang dan Karang
antu mempunyai pelabuhan yang ditetapkan sebagai PPN yaitu Pelabuhan Perikanan
Nasional sejak tahun 2009 akan tetapi masih banyak masyarakat yang kurang
sejahtera, yang kedua adalah kurangnya skil dan krampilan dari setiap pegawainya
dan juga kurangnya sarana dan prasarana guna menjunjang opreisonal lembanga. ini
merupakan permasalahn internah yang harus segera diselesaikan agar program dan
kebijakan yang di berikan berguna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
Karangantu
Dalam penelitian ini peneliti mengunakan Teori Michael Allison and Jude
Kaye yaitu tentang proses perencanan strategis yang dibagi menjadi 5 tahapan yaitu
Berisap – Siap, Mempertegas visi dan misi, mnilai lingkungan, menetapkan prioritas
– prioritas dan Memantau serta Mengevaluasi n.berikut adalah tabel 2.1 yang
menunjukan bagan kerangka berfikir:
63
Tabel 2.1
Bagan Kerangka Berfikir
Permasalahan :
1. Persiapan Perencanaan Program yang kurang serta Pemahaman
Pegawai Mengenai Perencanaan Strategis
2. Visi dan Misi serta Strategi yang dibuat hanya Memfokuskan pada
Pertanian
3. Kurangnya Kompetensi pegawai
4. Kurang tepat sasaranya Program Pemberdayaan Perekonomian
Masyarakat Pesisir dan Pemberdayaan Wanita Pesisir
5. Hambatan pada Pengevaluasian Perencanaan Strategis
Aspek yang peru di perhatikan dalam perumusan perencanaan strategis
Menurut Michael Allison and Jude Kaye (2004: 13-18)
1. Pra Persiapan
2. Mempertegas Visi dan Misi
3. Menilai Lingkungan ( Ekternal dan Internal)
4. Menyepakati Prioritas-Prioritas
5. Memantau dan Mengevaluasi Rencana Strategis
Terlaksananya Rencana Straegis dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Pesisir di Karang Antu Kota Serang
64
2.7 Asumsi Dasar
Asumsi dasar merupakan sebuah persepsi awal penelitian terhadap objek yang
diteliti. Asumsi yang di simpulkan didasarkan pada apa yang diamati oleh peneliti di
lapangan yaitu semakin terciptanya rencana strategi yang baik serta strategi yang
dilakukan oleh Dinas Pertanian Kota Serang dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Karangantu Kota Serang khususnya masyarakat pesisir dan
akan mengatasi isu-isu yang memperhambat serta hambatan yang ditemukan seperti
visi dan misi, faktor internal dan ekternal, sasaran dan tujuan jangka panjang serta
kebijakan yang akan dilakukan selain itu keberhasilan dari rencana strategi sert
strategi yang tepat akan terciptanya program yang bermutu bagi masyarakat serta
masyarakat pun terbantu dengan program yang dilakukan.
65
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Dalam penelitian yang berjudul Perencaanaan Strategis Dinas Pertanian,
Keautan dan Perikanan Kota Serang dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan di
Karangantu, di dalam suatu penelitian terdapat satu prosedur kerja yang dipandu oleh
suatu metode tertentu yang disebut metode penelitian. Sugiyono I (2011:9), Metode
penelitian merupakan satu kesatuan sistem dalam penelitian yang terdiri dari prosedur
dan teknik yang akan digunakan dalam penelitian.Prosedur mengarahkan urutan –
urutan yang akan dilakukan, sedangkan teknik penelitian memberkan alat atau cara
apa yang di butuhkan dalam pelaksanaan penelitian, dalam Penelitian ini Peneliti
menggunakan metode penelitian Kualitatif, yang mana Metode penelitian ini adalah
Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah
(Sugiyono,2011:6),
Data atau informasi harus ditelusuri seluas – liuasnya dan sedalam mungkin
sesuai dengan variasi yang ada. Hanya dengan cara demikian peneliti mapu
endeskripsikan fenomena yang diteliti secara utuh. Penelitian kualitatif tidak
bermaksud untuk menggambarkan karakteristik populasi, melaikan lebih fokus pada
representasi terhadao fenomena sosial yang ada.
66
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berbentuk deskriptif,
yaitu memberikan gambaran ataupun penjelasan yang tepat mengenai permasalah
yang dihadapi, dimaa bertujuan membuat desktipsi atau suatu fenomena sosial / alam
secara sistematis, faktual dan akurat. Dalam Penelitian ini peneliti sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, studi
dokumentasi, studi pustaka. Dalam penelitian ini peneliti ingin menggambarkan atau
menjelaskan Perencanaan Strategis Dinas Pertanian Kota Serang dalam
Meningkatkan Kesejahteraan di Karangantu
Gambaran kenyataan dari kejadian yang diteliti atau dilakukan terhadap
variabel mandiri atau tunggal, yaitu tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel lain. Selain itu juga terbatas pada usaha
mengungkap suatu permasalahan sehingga bersifat sekedar untuk mengungkap fakta
dan memberikan gambaran secara oebjektif tentang keadaan dari objek yang diteliti
3.2 Fokus Penelitian
Penelitian ini berjudul Perencanaan Strategis Dinas Pertanian, Kelautan dan
Perikanan Kota Serang dalam meningkatkan Kesejahteraan nelayan di Karangantu,
dengan fokus penelitian Perencanaan Strategis Dinas Pertanian Kota Serang
67
3.3 Lokasi Penelitian
Lokaso penelitian ini di lakukan di Dinas Pertanian Kota Serang, Peneliti juga
akan melakukan penelitian di Pelabuhan Karangantu, UPT Dinas terkait, TPI di
Karangantu.
3.4 Instrumen Penelitian
Menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena
itu peneliti sebagai Instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif
siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun kelapangan, Selanjutnya Nasution
(1988) dalam Sugiyono (2012;60) menyatakan:
“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada
menjadikanmanusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah
bahwa,segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah,
Fokus penelitian, Prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan
hasil yang diharapkan itu semua tidak dapat ditentukan secara pasti dan
jelassebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang
penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu,tidak
ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang
dapat mencapainya”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif maka isntrumennya adalah
peneliti itu sendiri. Peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan orang yang
menelaah dan mengeksplorasi seluruh ruang secara cermat, tertib dan leluasa dan
bahkan adanya yang menyebutnya Key Instrument. Konsep Humas instrumen adalah
sebagai alat yang dapat mengungkap fakta yang berada di lapangan dan tidak adal
lagi data yang paling tepat untuk mengungapkan penelitian itu sendiri selain peneliti
68
tersebut. Akan tetap ada beberapa cara untuk mengumpulkan data dengan alat seperti
video kaset atau kamera dan itu baergantung pada si penelitinya tersebut.
3.5 Informan Penelitian
Seorang informan yang baik adalah seseorang yang ampu menangkap,
memahami dan memenuhi permintaan peneliti, memiliki kemampuan freflektif, dan
bersifat artikulatif dan menyempatkan waktu untuk melakuan wawancara pada orang
yang sangat berperan dalam penelitianya tersebut. Pada penelitian Kualitatif peneliti
memasuki situasi sosial terentu, melakkan obeservasi dan wawancara kepada orang –
orang yang di pandang tahu situasi sosial. Penentuan informan dalam penelitian ini
menggunakan Purposive sampling yaitu tektink pengambian sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu, pertimabngan tertentu ini misalnya orang tersebut
yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai
penguasa sehingga memudahkan peneliti menjelajahi situasi sosial yang diteliti.
Penelitian tentag Rencana Strategi Dinas Pertanian Kota Serang dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir di Karangantu, penelitian ini
menggunakan teknik Perposive sampling Karna peneliti mempertimabangkan
beberapa pihak tersebut yang akan menjadi informan. Pertimbangan tersebut adalah
pihak yang membuat Perencanaan Strategi dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Pesisir di Karangantu Kota Serang, Serta Dinas dan pihak terkait yang
69
memiliki keterkaitan dengan perencanaan strategis yang berhubungan dengan
penelitian tersebut.
Informan terbagi menjadi dua kriteria yaitu Key Informan dan Secondary
Informan. Key Informan Merupakan pihak yang mempunyai kewenangan langsung
dalam perencanaan strategis tersebut, Sedangkan Secondary Informan adalah
informan yang tidak terlibat secara langsung namun memiliki pengetahuan atau
informasi terkait program tersebut.
Tabel 3.1 Informan Peneliti 2017
No Informan Kode
Informan
Fungsi dan Peran
Informan
1. Dinas Pertanian, Kelautan dan
Perikanan Kota Serang
I1 Instansi Penyusun
dan Pelaksana
Kebijakan di Bidang
Kelautan dan
Perikanan a) Kepala Bidang Kelautan dan
Perikanan
I1-1
b) Kepala Seksi Pemberdayaan Nelayan
Kecil
I1-2
c) Kepala Bidang Penyusunan, Evaluasi
dan Pelaporan
I1-3
d) Pelaksana Sub Bagian Penyusunan, I1-4
70
Evaluasi dan Pelaporan
e) Kepala Penyuluhunan Perikanan di
Karangantu
I1-5
2. PPN Karangantu I2 Unit Pelaksana
Teknis yang besifat
melaksanakan teknis
operasional a ) Kepala Bagian Pelaksana I2-1
3. Badan Perencanaan dan Pembangunan
Daerah (Bappeda) Kota Serang
I3
a) Kepala Bidang Perekonomian I3-1
4. Nelayan/Masyarakat
a) Ketua KUB
b) Ketua Nelayan
c) Masyarakat
I4 Objek Penelitain
5. LSM / Organisasi Sosial
a) KUB
b) Koperasi
c) Kelompok Nelayan
I5 Secondary Informan
Sumber Peneliti 2017
71
3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data yang merupakan kombinasi dari beberapa
teknik yaitu:
3.6.1.1 Sumber Data Primer
Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari sumbernya dan masih
bersifat mentah karna belum di olah melalui:
1. Pengamatan /Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap
fenomena – fenomena yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti langsung terjun
kelokasi penelitian dan melakukan pengamatan langsung terhadap objek – objek yang
diteliti, kemudian dari pengamatan tersebut melakukan pencatatan data-data yang
diperoleh yang berkaita dengan aktivitas penelitian.
Selain itu obeservasi merupakan kegiatan yang meliputi pencatatan secara
sistematik kejadian perilaku, objek- objek yang dilihat dan hal- hal yang di perlukan
dalam mendukung penelitian yang sedang di lakukan.Konsep yang di kemukakan
72
oleh Faisal dalam Sugiyono ( 2009:226) yang mengklasifikasikan observasi sebagai
berikut:
1. Observasi Berpatisipasi
2. Observasi yang secara terang terangan
3. Observasi yang tidak tersruktur
Berdasarkan pengklasifikasian observasi diatas, observasi yang dilakukan
oleh peneliti dalam penelitian ini adalah observasi terang terangan, dimana peneliti
dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data,
bahwa peneliti sedang melakukan penelitian.Sehingga pihak yang di teliti mengetahui
sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. sehingga timbul dari rasa percaya
dari pihak – pihak yang di teliti kepada peneliti.
2 Wawancara
Salah satu metode pengumpulan data adalah dengan jalan wawancara, yaitu
mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden. Cara inilah
yang banyak dilakukan di Indonesia belakangan ini.
Wawancara merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap survey. Tanpa
wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan
jalan bertanya langsung kepada responden. Data semacam itu merupakan tulang
punggung suatu penelitian survey
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab
sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian
(Lerbin,1992 dalam Hadi, 2007). Tanya jawab ‘sepihak’ berarti bahwa pengumpul
73
data yang aktif bertanya, sermentara pihak yang ditanya aktif memberikan jawaban
atau tanggapan. Dari definisi itu, kita juga dapat mengetahuibahwa Tanya jawab
dilakukan secara sistematis, telah terencana, dan mengacu pada tujuan penelitian
yang dilakukan
Wawancara dilakukan dengan cara mempersiapkan terlebih dahulu berbagai
keperluan yang dibutuhkan yaitu sampel informan, kriteria informan dan pedoman
wawancara yang disusun dengan rapih dan terlebih dahulu dipahami peneliti, sebelum
melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Menerangkan kegunaan serta tujuan dari penelitian
2. Menjelaskan alasan mengapa informan terpilih untuk diwawancarai
3. Menentukan strategi dan taktik wawancara
4. Mempersiapkan pencatat data wawancara
Hal-hal tersebut bertujuan untuk memberikan motivasi kepada informan untuk
melakukan wawancara dengan menghindari keasingan serta rasa curiga informan
untuk memberikan keterangan dengan jujur. Selanjutnya, peneliti mencatat
keterangan-keterangan yang diperoleh dengan cara pendekatan kata- kata dan
merangkainya kembali dalam bentuk kalimat. Jadi, dapat disimpulkan wawancara
terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama meliputi perkenalan, memberikan gambaran
singkat proses wawancara dan membangun hubungan saling percaya. Tahap kedua
merupakan tahap terpenting dengan diperolehnya data yang berguna. Tahap terakhir
adalah ikhtisar dari respon informan dan memungkinkan konfirmasi atau adanya
informasi tambahan.
74
Pedoman wawancara digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teori yang
digunakan oleh peneliti.Pedoman wawancara yang di buat berdasarkan teori David
(2004) mengenai aspek yang harus dilihat dalam Perencanaan strategis, Pedoman
wawancaranya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara
No Dimensi Indikator Pertanyaan Kode
Informan
1. Pra Persiapan Keterkaitan
manajer puncak
dalam perumusan
Perencanaan
Program
Pra Persiapan dapat menilai
bagaimana persiapan dari Dinas
Pertanian Kota Serang dalam
Merencanakan Program
I1- I1-5
I1- I1-5
2. Visi dan Misi Bagaimana
Pemnentuan
sebuah visi dan
misi apakah sudah
sesuai atau tidak
Bagaimana visi dan misi yang dibuat
dan apakah visi dan misi tersebut
sudah sejalan dengan program atau
belum
I1- I1-5
3.
Menilai
Lingkungan
1) Ekternal
2) Internal
Dalam aspek dapat menilai aspek
internal dan eksternal selain itu
menilai kendala yang dihadapi dinas
baik di dalam organiasasi atau luar
organisasi dan menilai dari potensi
yang dimiliki dinas dan potensi apa
yang dimiliki dari wilayah
karangantu
I1- I1-5
I1 – I2-1
4. Menyepakati
prioritas
1)Strategi inti Menyepakati Prioritas yaitu
bagaimana dinas menganalisis
program program dan menilai potensi
serta kendala yang dihadapi pada
program yang diprioritaskan
I1-1 – I1-5
75
5
Memantau dan
mengevaluasi
Renncana
Strategis
1)Proses
pemantauan dari
setiap program
yang dijalankan
dan pengevaluasian
program
Proses pemantauan dari program
yang dijalankan, dari siapa saja yang
terlibat dalam proses pemantauan dan
bagaimana proses dari
pengevaluasian program
I1, I1-1 - I1-5,I3
(Sumber : Peneliti 2017)
3.6.1.2 Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder ini merukapan sumber data yang diperoleh melalui
kegiatan studi literatur atau studi kepustakaan dan dokumentasi mengenai data yang
diteliti.
1. Studi Kepustakaan
Pengumpulan data ini diperoleh dari berbagai refrensi yang relevan dengan
penelitian yang dijalankan dan teknik ini bedasarkan text books maupun jurnal ilmiah
2. Studi Dokumentasi
Studi dokuentasi, yakni data yang bersumber dari dokumen yang resmi dan
relevan dengan permasalahan yang akan diteliti Selanjutnya sumber data yang
diperlukan dalam penelitian ini langsung dari informan penelitian.dalam hal ini data
primer diambil melalui wawancara sedangkan data sekunder adalah data yang tidak
langsung berasal dari dari informan. Oleh karena itu, dalam Penelitian ini data
76
sekunder diperoleh dari data - data dan dokumen yang relevan mengenai masalah
yang diteliti. data data tersebut adalah data yang diperlukan dalam menyelesaikan
masalah tersebut dan masalah yang di bahas dalam masalah ini.
Menurut Sugiyono (2008 : 83) studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode obsevasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan
kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan /
menggunakan studi dokumen ini dalam metode penelitian kualitatifnya hal senada
diungkapkan Bogdan (seperti dikutip Sugiyono) “in most tradition of qualitative
research, the phrase personal document is used broadly lo refer to any first person
narrative produce by an individual which describes his or her own actions,
experience, and beliefs”.
Dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi
penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto) dokumentasi, dan karya-
karya monumental, yang semua itu memberikan informasi bagi proses penelitian.
Dokumentasi. Dilakukan dengan bahan-bahan tertulis seperti dokumen atau foto
3.7 Teknik Pengelolaan dan Analisis Data
Pada penelitian kualitatif analisis data dilakukan mulai saat pengumpulan
sampai selesai saat pengumpulan data. Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono,36
20011) dalam analisis kualitatif, data yang muncul berupa kata-kata dan bukan
rangkaian angka. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis secara
77
deskriptif kualitatif dengan mengutamakan pengungkapan melalui keterangan yang
didukung dan ditunjang dengan data sekunder. Data dikelompokkan agar lebih
mudah nantinya untuk menyaring data yang dibutuhkan dan yang tidak. Setelah
dikelompokkan, data tersebut dijabarkan dalam bentuk teks agar lebih mudah
dimengerti, setelah itu penulis menarik kesimpulan dari data tersebut sehingga dapat
menjawab pokok permasalahan penelitian.
Untuk menganalisa berbagai fenomena di lapangan dilakukan langkah-
langkah (Sugiyono,2011: 40) sebagai berikut :
1. Pengumpulan data informasi melalui wawancara, observasi langsung dan
dokumentasi
2. Reduksi data Proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
transformasi data kasar yang muncul dari catatan lapangan. Langkah ini
bertujuan untuk memilih informasi mana yang sesuai dan tidak sesuai
ndengan masalah penelitian.
3. Penyajian Data Setelah data direduksi, langkah menganalisis selanjutnya
adalah penyajian (Display) data. Penyajian data diarahkan agar data hasil
reduksi terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin
mudah dipahami. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian
naratif. Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan
sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna
tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan dan membuat
78
hubungan antarfenomena untuk memakna apa yang sebenarnya terjadi dan
apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian. Display data
yang baik merupakan satu langkah penting menuju tercapainya analisis
kualitatif yang valid dan handal
4. Tahap akhir adalah menarik kesimpulan dilakukan secara cermat dengan
melakukan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan
sehingga data-data yang teruji validitasnya.
Kegiatan dalam menganalisis data terkait dnegan data itu mungkin telah
dimunculkan dalam beragam cara yaitu observasi, wawancara, intisari, dokumen, pita
rekaman dan bisa melalui pencatatan, pengetikan, penyuntingan, atau alih tulis, tetapi
analisis kualitatif tetap menggunakan kata kata yang biasanya disusun dalam text
yang diperluas, analisis data dalam penellitian kualitatif yang di lakukansejak
memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah di lapangan
Penelitian Kualitatif ini pada dasarnya mengadopsi ketiga alat analisis
kulaitatif tersebut, namun penggunaannya disesuaikan dengan kondisi lapangan,
dalam konteks terapan, penelitian ini lebih banyak berupa mengemukakan dan
memberikan penjelasan atau deskripsi mengenai fenomena terkait. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengikuti teknik analisis
data kualitatif mengikuti konsep yang dikemukakan Irawan dalam bukunya
Metodelogi Penelitian Administrasi (2005:27) yang terdiri dari langkah-langkah yang
sistematis dimulai dari pengumpulan data mentah, transkip data, pembuatan koding,
79
kategorisasi data, penyimpulan sementara, triangulasi dan yang terakhir yaitu
Penyimpulan akhir.
Gambar 3.1 Model Analisis Data Miles & Hubberman
Dari gambar diatas dapat dillihat bahwa prosesnya, peneliti akan melakukan
kegiatan berulang secara terus, dari ketiga hal utama tersebut
Jadi, dalam analisis data pada penelitian kualitatif bersifat induktif (grounded)
dapat diartikan bahwa kesimpulannya penelitian adalah dengan cara
mangabstaraksikan data-data empiris yang dikumpulkan dari lapangan dan mencari
pola-pola yang terdapat di dalam data-data tersebut. Karena itu analisis data dalam
penelitian kualitatif tidak perlu menunggu sampai seluruh proses pengumpulan data
selesai dilaksanakan. Analisis itu dilaksanakan secara paralel pada saat pengumpulan
data dan dianggap selesai manakala peneliti merasa telah memiliki data sampai
tingkat “titik jenuh” atau reliable (data yang didapat telah seragam dan telah
Data Colectiom Display Data
Reduksi Data Verifikasi
80
menemukan pola aturan yang peneliti cari). Maka, tidak heran bila dalam penelitian
kualitatif dapat berlangsung berbulan-bulan
Maksud dari analisis data adalah untuk penyederhanaan data ke dalam
formula yang sederhana dan mudah dibaca serta mudah diinterpretasikan. Maksudnya
analisis data disisi tidak saja memberikan kemudahan interpretasi tetapi mampu
memberikan kejelasan makna dari setiap fenomena yang diamati sehingga implikasi
yang lebih luas dari hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan simpulan akhir
penelitian.
3.8 Uji Keabsahan Data
Dalam penelitian ini teknik untuk menguji keabsahan data yang digunakan
adalah dengan triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dan triangulasi yang
digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik/triangulasi berbagai cara.
Triangulasi sumber artinya pengujian data dilakukan dengan cara mengecek
data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, kemudian data yang telah
diperoleh dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang
selanjutnya dimintakan kesepakatan dengan sumber data tersebut.
Selanjutnya triangulasi yang digunakan adalah triangulasi teknik/triangulasi
berbagai cara artinya menguji data dilakukan dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama namun dengan teknik yang berbeda. Dalam triangulasi teknik,
peoses triangulasi dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
Uji keabsahan melalui triangulasi dilakukan karena dalam penelitian kualitatif, untuk
81
menguji keabsahan informasi tidak dapat dilakukan dengan alat-alat uji statistic.
Begitu pula materi kebenaran tidak diuji berdasarkan kebenaran alat sehingga
substansi kebenaran tergantung pada kebenaran intersubjektif. Oleh karena itu,
sesuatu yang dianggap benar apabila kebenaran itu mewakili kebenaran orang banyak
atau kebenaran stakeholder.
82
3.9 Jadwal Penelitian
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
(Sumber: Peneliti 2017)
No
2016 2017
Kegiatan
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
1
Pengajuan Judul
2
Perizinan dan
Observasi awal
3 Penyusunan
Proposal Skripsi
4 Seminar Proposal
Skripsi
5
Proses Pencarian
data di lapangan
6 Pengolahan data
7
Penyusunan
Laporan hasil
Penelitian
8
Sidang Laporan
Skripsi
9
Revisi Laporan
Skripsi
82
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Kota Serang
Kota Serang merupakan pemekaran dari Kabupaten Serang yang terbentuk
pada tanggal 10 Agustus 2007 bedasarkan Undang-Undang No. 32 tahun 2007 secara
geografis Kota Serang terletak diantara 5099’ – 6022’ Lintang Selatan dan 106o7' –
106o25' Bujur Timut. Apabila diukur dengan menggunakan koordinat sistem
Universal Transfer Mercator (UTM) Zone 48E, Wilayah Kota Serang terletak pada
koordinat 618.000m sampai dengan 638.600 dari Barat ke Timur dan 9.337. 725 m
sampai dengan 9.312.475m dari Utara ke Selatan. Jarak terpanjang menurut garis
lurus dari Utara ke Selatan adalah sekitar 21,7 Km dan jarak terpanjang dari Barat ke
Timur adalah sekitar 20 Km. Dengan bentang alam sebagaimana tersebut di atas,
Kota Serang memiliki luas wilayah mencapai 266,74 km2 atau sekitar 3,08% dari
luas wilayah Provinsi Banten.
Serang merupakan pusat pemerintahan yang ada dibanten, semua
pemerintahan yang ada dibanten itu berpusat pada Kota Serang, selain itu Kota
Serang menjadi salah satu Kota yang paling berpegnaruh pada penyumbangan PAD
terbesar di Banten, Berikut ini adalah Gambar 1 yang menunjukan Peta Kota Serang:
83
(Gambar 4.1, Peta Kota Serang)
Kota Serang adalah Ibukota Provinsi Banten, yang terletak dibagian Utara
Provinsi Banten, berbatasan langsung dengan Kabupaten Serang dibatas bagian Barat,
Timur, dan Selatannya, serta terkoneksi langsung dengan Laut Jawa dibagian
Utaranya. Dengan posisinya yang strategis ini maka Kota Serang menjadi salah satu
titik pertumbuhan terpenting di Provinsi Banten mengingat wilayahnya yang dilalui
Jalan Tol Jakarta Merak dengan dua pintu keluar di bagian Timur dan Barat Kota
Serang, serta berbatasan langsung dengan padatnya lalu lintas Laut Jawa yang dimasa
depan akan dapat dimanfaatkan bagi kepentingan daerah.
Kota Serang memiliki kawasan pesisir yang membentang sepanjang batas
Utara Kota Serang di Teluk Banten Kecamatan Kasemen yang terkoneksi langsung
dengan Laut Jawa. Kawasan pesisir ini merupakan kawasan yang memiliki nilai
strategis secara ekonomi sejak era Kesultanan Islam Banten pada abad ke-15 hingga
84
saat ini. Karenanya, kawasan ini juga memiliki nilai historis yang tinggi dengan
eksistensi sejumlah situs cagar budaya yang banyak tersebar di kawasan ini.
Sedangkan kawasan pegunungan terbentang dibatas sebelah Barat di Kecamatan
Taktakan, yang berbatasan dengan Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Waringin
Kurung, Kecamatan Kramatwatu di Kabupaten Serang.
Sesuai dengan karakteristik kedua kawasan di atas maka wilayah Kota Serang
sebagian merupakan dataran rendah dengan bentangan pesawahan yang cukup luas
dan produktif serta kawasan budidaya perikanan yang potensial di sebelah Utaranya.
Sementara sebagian kawasan lainnya berkarakteristik sebagai daerah perbukitan yang
secara alamiah merupakan kawasan perkebunan dan kehutanan yang juga masih
memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan di masa depan.
Kota Serang secara topografis sebagian besar (99%) terdiri dari daratan
rendah yang memiliki ketinggian kurang dari 500 meter di atas permukaan laut
(mdpl). Dengan karakteristik alamnya ini maka secara fisiografis sebagian besar
lahan di Kota Serang adalah lahan datar dengan iklim tropis yang khas sebagaimana
daerah yang terletak di sekitar pantai utara Laut Jawa, dengan suhu udara berkisar
antara 23,30C - 33,20C, rata-rata tingkat evaporasi sebesar 4,1 mm dan kelembaban
udara 84%, serta tekanan udara sekitar 1.010,8 hPa. Karenanya, curah hujan di Kota
Serang terbilang cukup tinggi dengan ukuran tertinggi dalam sebulan mencapai 70
mm atau rata-rata curah hujan berkisar antara 1500 – 2000 mm/tahun
85
Berdasarkan jenis tanahnya, sebagian besar (61%) tanah di wilayah Kota
Serang adalah tanah padsolik yang tersebar merata di seluruh bagian Kota. Demikian
pula dengan jenis tanah alluvial (±21%) dan regosol (±16%) yang juga tersebar di
bagian Barat hingga Timur, serat Utara hingga Selatan Kota Serang. Sementara
secara hidrologis sumber air di Kota Serang berasal dari aliran Sungai Cibanten dan
saluran induk irigasi Pamarayan Barat. Di samping itu sebagian masyarakat
menggunakan air sumur meski pada beberapa lokasi kualitas air tanah di wilayah
Kota Serang kurang layak kualitasnya untuk dikonsumsi.administratif Kota Serang
dibagi dalam 6 Kecamatan dan 66 Kelurahan/Desa Berikut tabel 4.1 yang
menggambarkan luas wilayah Kota Serang Menurut Kecamatan.
Tabel 4.1
Luas Wilayah Kota Serang menurut Kecamatan
No Kecamatan Jumlah Kelurahan Luas (Km) Persentase
(%)
1 Curug
10 49,60 18,59
2 Walantaka
14 48,48 18,18
3 Cipocok Jaya
8 31,54 11,82
4 Serang
12 25,88 9,70
5 Taktakan
12 47,88 17,95
6 Kasemen
10 63,36 23,75
Jumlah
66 266,74 100
(Sumber: BPS Kota Serang, Kota Serang dalam Bentuk Angka,2015)
86
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, Kecamatan Kasemen merupakan kecamatan
dengan wilayah terluas yaitu sekitar 63,36 Km2 atau sekitar 23,75% dari luas wilayah
Kota Serang. Sementara kecamatan dengan luas wilayah paling sempit adalah
Kecamatan Serang yang hanya sekitar 9,7% dari luas wilayah Kota Serang, atau
sekitar 25,88 Km2. Dalam konteks demografi, jumlah penduduk Kota Serang
mengalami laju pertumbuhan yang cukup tinggi, yaitu mencapai sebesar 7,23 % per
tahun.
Kecamatan yang laju pertumbuhan penduduknya relatif tinggi adalah
Kecamatan Serang yaitu 8,03%. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah seiring
dengan berkembangnya Kota Serang sebagai kawasan pemukiman bagi kaum urban
commuter yang bekerja di DKI Jakarta dan sekitarnya. Berikut tabel 4.2 yang
menggambarkan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Serang tahun 2010-2013 per
Kecamatan.
Tabl 4.2
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk 2010 - 2014 – 2015
No
Kecamatan
Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan
Penduduk
2010 2014 2015 2010-2015 2014-2015
1 Curug 47.308 49.665 50.112 1,15 0,90 2 Walantaka 75.672 85.390 87.697 2,95 2,67 3 Cipocok
Jaya 80.930 97.128 101.208 4,48 4,17
4 Serang 208.017 220.052 222.448 1,34 1,08 5 Taktakan 78.184 85.878 87.618 2,28 2,01 6 Kasemen 87.674 97.988 94.062 1,41 1,15
Jumlah 577.785 631.101 643.205 2,15 1,90
(Sumber: BPS Kota Serang,2015)
87
Bedasarkan Tabel 4.2 Kecamatan Cipocok Jaya Kecamatan dengan
pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan penduduk terbanyak yaitu 1001.208
jiwa dan laju pertumbuhan 2010 – 2015 4.48 dan untuk tahun 2014 -2015 sebesar
4.17 sementara Kecamatan Curug dan Serang merupakan Kecamatan dengan
Pertumbuhan dan Laju Pertumbuhan yang paling rendah yaitu untuk Kecamatan
Curug sebesar 1,15 dari tahun 2010 sampai 2015 sementara Kecamatan Serang
sebesar 1,34 dari tahun 2010 sampai 2015.
Kota Serang memiliki beberapa produk unggulan asli daerah yang pantas
dibanggakan dari sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, industri dan perikanan.
Produk – produk unggulan ini sangat berperan terhadap pertumbuhan perekonomian
Kota Serang berikut tabel 4.3 yang menggambarkan produk unggulan Kota Serang.
Tabel 4.3
Produk Unggulan tiap Kecamatan Kota Serang No Kecamatan Produk Unggulan
1 Curug Sapi Potong, Domba, Kambing, Ayam Petelur,
Bakso Ikan, Batu Bata
2 Walantaka Anyaman Bambu, Kripik Singkong, Kacang Tanah,
ItikManila,Puyuh
3 Cipocok Jaya Industri Tempe, Buah Buahan, Batik Banten,
Meubelair
4 Serang
Sate bandeng, Wisaata Kuliner, Pusat perdagangan
Umum, Wisata Belanja
88
5 Taktakan Sapo Potong, Kerbau, Indusri Emping, Pengrajin
Emas, dan Perak, Perkebunan dan buahbuahan, Roti
6 Kasemen Wisata Ziarah danBudaya, Wisata alam, Wisata
Kuliner Laut, Lumbng Padi/Beras, Perikanan Laut
dan Tambak
(Sumber: BAPPEDA Kota Serang, 2015)
Bedasarkan tabel 4.3 di atas produk unggulan Kasemen sangat beragam tetapi
dominana adalah Wisata Ziatah dan Wisata alam, akan tetapi Wisaata dan produk
yang paling besar pada Kecamatan Kasemen adalah Perikanan Laut dan Tambak,
Dengan Produk – Produk unggulan yang ditawarkan diharapkan Kasaemen menjadi
sentral penghasil perikanan laut yang memiliki hasil dan menyumbang pendapatan
PAD yang besar agar dapat menjadikan masyarakatat Kasemen yang sejahtera.
Kasemen Meliliki luas 56,36 Km dan memiliki penduduk sebesar 92.988
jiwa, Kasemen merupakan salah satu kecamatan kedua terbesar di Kota Serang, Kota
ini terletak di Kota Kuno Banten yang dahulunya merupakan pusat pemerintahan
Kesultanan Banten, Kasemen mempunyai wilayah kecamatan terbagi menjadi 10
Kelurahan, 70 Kelurahan dan 247 Rt.
Kasemen juga merupakan kecamatan yang memiliki Kelurahan yang
mempunyai potensi perikanan yang sangat besar dan memiliki Pelabuhan bertaraf
Nasional satu satu nya di banten, ada 3 kelurahan yang mayoritas penduduknya
bekerja sebagai nelayan yaitu Kelurahan Banten, Kelurahan Margaluyu dan
Kelurahan Sawahluhur Sementara Kelurahan yang memiliki Potensi Perikanan
89
tangkap yaitu berada di Kelurahan Banten dan Sawahluhur yang memiliki garis
pantai sepanjang 10 Km, tidak terlalu panjang memang akan tetapi memiliki potensi
perikanan yang sangat banyak dalam pengembangan usaha penangkapan ikan
mengingat mayoritas masyarakat bermata pencaharian sebagai Nelayan dan Pemasar
Ikan, di Karangantu sendiri mempunyai 94 KUB dan Memiliki 4 Koperasi yang tidak
menutup kemungkinan akan terbentuk Koperasi baru karena banyaknya KUB yang
ada di Karangantu Berikut adalah Kategori Nelayan dan Jumlah Nelayan di
Karangantu
Tabel 4.4
Kategori Nelayan dan Jumlah Nelayan di Kecamatan Kasemen No Kelurahan Jumlah Nelayan Kategori Nelayan
2013 2014 2015 Nelayan
Tangkap
Pembudidayaan
Tambak
1. Banten 413 470 489 √
2. Margaluyu 325 389 406 √
3. Sawahluhur 265 310 314 √
Jumlah 1.093 1.179 1.209
(Sumber : Kecamatan Kasemen 2015)
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas peneliti dapat mengetahui bahwa tingkat jumlah
nelayan dari tahun ketahun mengalami kenaikan pada desa banten sendiri pada tahun
2013 jumlah nelayanya adalah 413 orang nelayan dan naik pada tahun 2014 yaitu 470
dan pada tahun 2015 menjadi 489 nelayan begitu juga dengan sawahluhur dan
margaluyu akan tetapi tempat terbanyak nelayan ada di kelurahan Banten.
Berikut ini adalah tabel 4.5 yaitu data Koperasi yang berada di Karangantu.
90
Tabel 4.5
Data Koperasi di Karangantu
No Sebelum Perubahan Setelah
Perubahan
Nama
Koperasi
Nama
Ketua
Alamat Koperasi Jenis
Bantuan
Mesin kapal,
Motor
nelayan(unit)
Jenis Bantuan
Mesin Kapal,
Motor
Nelayan(Unit)
1 KUD Mina Bhakti
Nazarudin Jln. Pelelangan Ikan Teluk Banten Karangantu- BTN Mina Bhakti Blok A2.30 Kel Banten Kec. Kasemen
46 29
2 Koperasi Perikanan Genau Bahari
Muhammad Sughanda
Jln Pelelangan Perum Mina Bhakti Karangantu Kel Banten kec Kasemen
34 26
3 Koperasi Nelayan Ar-Rahman
Antu Tohir Jln Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu Kel Banten Kec Kasemen
31 25
4 Koperasi Nelayan Al-Barokah
H,Sahibe Jln Pelelangan Ikan Karangantu Kelurahan Banten Kec Kasemen
14 20
Jumlah 125 100
(Sumber: Dinas Pertanian Kota Serang : 2016)
KUB perikanan tangkap merupakan bagian dari kelembagaan pelaku utama
perikanan yaitu perkumpulam dari para nelayan, pembudidayaan ikan dan
pengolahan ikan yang terikat secara informal atas dasar keserasian dan kebutuhan
bersama serta di dalam lingkungan perngaruh dan pimpinan seorang ketua kelompok
sebagai pelaku utama kelautan dan perikanan, KUB atau Kelompok Usaha Bersama
merupakan usaha badan non hukum yang berupa kelompok yang dibentuk oleh
91
nelayan berdasarkan hasil kesepakatan dari seluruh anggota yang dilandasi oleh
keinginan bersama untuk berusaha meningkatkan pendapatan anggota dalam lingkup
usaha perikanan tangkap.Berikut ini adalah Tabel 4.6 yaitu data KUB yang berada di
Karangantu yang berjumlah 94 KUB.
Tabel 4.6
Data KUB di Kelurahan Banten dan Sawah luhur Kecamatan Kasemen
No Nama KUB/Pengurus Jabatan Jumlah
Anggota
Jumlah Kapal/
Perahu
1 Harapan Bahari
Darja Suganda Warim
Ketua Sekertaris Bendahara
20
10
2 Lembayung Sukma Taufik Nurwanto Wahyudi
Ketua Sekertaris Bendahara
8
8
3 Bawal I Kadma Endang Suryadi
Ketua Sekertaris Bendahara
11
11
4 Bawal II Warca Rawijah Uswad
Ketua Sekertaris Bendahara
11
11
5 KEMBUNG M.Mulus Hardi Ahmad
Ketua Sekertaris Bendahara
10
10
6 SAMUDRA M.Yunus Alimmudin
Ketua Sekertaris
20 8
7 NELAYAN MANDIRI Yasin Maksum Dedi.S
Ketua Sekertaris Bendahara
9
9
8 TENGGIRI Kona Ismail Lukman
Ketua Sekertaris Bendahara
15 9
92
9 SEMBILANG II Adi Alex Ridi
Ketua Sekertaris Bendahara
17 0
10 JAGAT LAUT M,Yusuf Yayan Supiyan Sugara
Ketua Sekertaris Bendahara
9 0
11 Nusantara I Budin Gunawan Asrin\ Bustaming
Ketua Sekertaris Bendahara
14 5
12 Nusantara II Ahmad Suwandi Warlim Masjaya
Ketua Sekertaris Bendahara
12 3
13 Muara Laut Nurjaya Sugianto Tarmin
Ketua Sekertaris Bendahara
11 11
14 PUTRA BAHARI Widri Duri Kinati
Ketua Sekertaris Bendahara
14 14
15 SINAR JAYA INDAH Sudirman Karya Mi’ang
Ketua Sekertaris Bendahara
14 14
16 PUTRA PANTAI Munadi Jumadi Nawe
Ketua Sekertaris Bendahara
19 5
17 Laut Biru Kartama Uripahmudi Rukman
Ketua Sekertaris Bendahara
16 3
18 Putra Laut Madi Juli Sayuti
Ketua Sekertaris Bendahara
19 5
19 Banyu Asin Suheri Muhamad Nurdin
Ketua Sekertaris Bendahara
10 10
93
20 Banyu Biru Raswan Matiubi sumandi
Ketua Sekertaris Bendahara
10 10
21 Kepiting Suparno Suhemi Sukur iluyas
Ketua Sekertaris Bendahara
14 9
22 Putra Kepiting Tarsono Indra aziz
Ketua Sekertaris Bendahara
13 3
23 SEMBILANG I Rasta Duka H mustakim
Ketua Sekertaris Bendahara
18 1
24 Sederhana Bahari Hasim Warlim suadi
Ketua Sekertaris Bendahara
12 3
25 Lautan Biru Romli Asep Romdani
Ketua Sekertaris Bendahara
9 1
26 Sembilang III Waslih Agus salim Waryono
Ketua Sekertaris Bendahara
17 0
27 Bago Juju Kholik Rahmat
Ketua Sekertaris Bendahara
15 13
28 KEDUKANG Toto Nardi Darjo
Ketua Sekertaris Bendahara
17 11
29 Putra Bahari Suwanto Ramli Husin
Ketua Sekertaris Bendahara
8 8
30 Putra Nelayan Hadi Ruswanti Wasari Wasjud
Ketua Sekertaris Bendahara
9 8
31 Kali Cengkok Msarip
Ketua
11
10
94
Sukama M. to’at
Sekertaris Bendahara
32 Tunul Indah Madi Rudi Nasrudin
Ketua Sekertaris Bendahara
10 10
33 Tongkol Wata Tb, ayip oarman
Ketua Sekertaris Bendahara
11
11
34 Layur Halmi Darmawan Tarmin
Ketua Sekertaris Bendahara
8
8
35 Muara Laut Nujaya Sugianto tarmin
Ketua Sekertaris Bendahara
12
4
36 Bondolan Wartono Darmin taram
Ketua Sekertaris Bendahara
10 8
37 Cari Milik Buang Nasrudin Mulyadi
Ketua Sekertaris Bendahara
7 3
38 Binrtang Tiga M satibi Rasad Erlang
Ketua Sekertaris Bendahara
9 8
39 Timbul Jaya Tarmudji Kardi Madyudi
Ketua Sekertaris Bendahara
11 12
40 Laksamana Bahari Mahmud Sumin Sili
Ketua Sekertaris Bendahara
10 10
41 Ubur –Ubur Tatang Irwan Zaenudin Sopian
Ketua Sekertaris Bendahara
8 2
42 Gurita Rojali Sabar
Ketua Sekertaris
9 9
95
Duan Bendahara 43 Samudra Jaya
Darna Kusuma Masdi
Ketua Sekertaris Bendahara
10 10
44 Dedik Amirudin Sanin
Ketua Sekertaris Bendahara
10 10
45 Bondolan Wartono Darmin Taram
Ketua Sekertaris Bendahara
10 10
46 Banyu Biru Suhemi Ilham Hidayat
Ketua Sekertaris Bendahara
12 1
47 Sedayu Mizwat Tarma Warta
Ketua Sekertaris Bendahara
10 6
48 Mutiara Ali Imran Anwar Jayadi
Ketua Sekertaris Bendahara
11 -
49 Sinar samudra Nazarudin Yudi Rohman
Ketua Sekertaris Bendahara
9 -
50 Krapu Yono Rawu Nuryana
Ketua Sekertaris Bendahara
10 -
51 Lintas Samudra Ketua Sekertaris Bendahara
10 1
52 KAKAP Ketua Sekertaris Bendahara
10 10
53 Cahaya banten Ketua Sekertaris Bendahara
10 0
54 Ganau Bahari
Ketua Sekertaris Bendahara
12 12
96
55 Gemilang Ketua Sekertaris Bendahara Ketua Sekertaris Bendahara
10 10
56 MinaMandiri Ketua Sekertaris Bendahara
11 11
57 Tunggal Pratiwi Ketua Sekertaris Bendahara
10 9
58 Mandiri bersama Ketua Sekertaris Bendahara
12 0
59 Usaha Mandiri Ketua Sekertaris Bendahara
10 10
60 Hasil laut Ketua Sekertaris Bendahara
14 0
61 Persaudaraan Ketua Sekertaris Bendahara
16 0
62 Cahaya bahari Ketua Sekertaris Bendahara
13 0
63 Sinar Sejahtera Ketua Sekertaris Bendahara
10 0
64 Rizki Samudra Ketua Sekertaris Bendahara
10 0
65 Sinar Santosa Ketua Sekertaris Bendahara
10 0
66 Sinar Bahagia Ketua Sekertaris Bendahara
14 0
67 Sinar Laut Ketua Sekertaris Bendahara
15 0
68 Mina Jaya Ketua Sekertaris Bendahara
14 0
69 Bubu Bersama Ketua 10 0
97
Sekertaris Bendahara
70 Bubu Sesama Ketua Sekertaris Bendahara
10 0
71 Kerang Madu Ketua Sekertaris Bendahara
14 0
72 Nelayan Pribumi Ketua Sekertaris Bendahara
11 0
73 Putra Mandiri Ketua Sekertaris Bendahara
10 0
74 Putera Pesisir Ketua Sekertaris Bendahara
14 0
75 Ikan Banyar Ketua Sekertaris Bendahara
10 00
76 Cumi Ketua Sekertaris Bendahara
13 0
77 Banyu Abang Ketua Sekertaris Bendahara
11 0
78 Bawal Putih Ketua Sekertaris Bendahara
12 0
79 Putra nelayan Ketua Sekertaris Bendahara
12 0
80 Ikan Pari Ketua Sekertaris
Bendahara
10 0
81 Terang Bulan
Ketua Sekertaris
Bendahara
13 0
82 Belanak Ketua Sekertaris
Bendahara
10 0
83 Sri rahayu Ketua Sekertaris
Bendahara
12 0
84 Sri Maju Ketua Sekertaris
11 0
98
Bendahara 85 Jaya Laksamana Ketua
Sekertaris Bendahara
13 0
86 Margaluyu Ketua Sekertaris
Bendahara
14 0
87 Mandiri jaya Ketua Sekertaris
Bendahara
10 0
88 Ambon Jaya Ketua Sekertaris
Bendahara
12 0
89 Cahaya Cengkok Ketua Sekertaris
Bendahara
12 0
90 Udang Ketua Sekertaris
Bendahara
10 0
91 Tunas Muda Pesisir Ketua Sekertaris
Bendahara
10 0
92 Tegar Sehajtera Ketua Sekertaris
Bendahara
13 0
93 GEMILANG Ketua Sekertaris
Bendahara
10 10
94 Mina Mandiri Ketua Sekertaris
Bendahara
11 11
(Sumber:Dinas Pertanian Kota Serang, 2017)
99
Berikut ini adalah tabel 4.7 yaitu Kriteria Teknis Kelautan Perikanan di Karangantu
Kota Serang.
Tabel 4.7
Kriteria Teknis Kelautan dan Perikanan di Karangantu tahun 2016
No Kriteria Teknis Satuan
1 Kriteria Umum
a. Panjang Garis Pantai b. Luas Laut c. Lus Perairan Umum
10 Km 74.08 Km 125 Km
2 Kriteria Teknis Perikanan tangkap
a. Produksi Perikanan Tangkap b. Jumlah Pelabuhan Perikanan Nusantara c. Jumlah tempat Pelelangan Ijab / TPI d. Jumlah Kapal Mendarat e. Jumlah Nelayan
2.458 TON (Harian 6.734 Kg) 1 Unit (3Ha) 1 Unit (450m) 18.040 Unit 2.481 Orang
3 Kriteria Perikanan Budidaya
a. Produksi Perikanan Budidaya b. Luas Baku Budidaya c. Jumlah Pembudidaya ikan(laut,
Payau,Tawar d. Jumlah Balai Benih air Tawar
1.829.89 TON 818 Ha 571 ( 20 Orang, 259 Orang, 256 Orang) 1 Unit
4 Kriteria Pengawasan
a. Jumlah Pokmaswas b. Jumlah Kasus Destructif Fishing
1 Kelompok, 18 Kordinator 0 Kasus
5 Kriteria Pengolah dan Pemasar
a. Jumlah Unit Pengelola b. Jumlah Tenaga Kerja c. Jumlah pemasar Ikan d. Jumlah Pabrik es e. Jumlah Pasar Ikan f. Docking Kapal g. Bengkel
126 Pengolah 4,927 orang 294 Pemasar 1 Unit 1 Unit 4 Unit 1 Unit
( Sumber : Dinas Pertanian Kota Serang 2017)
100
4.2 Gambaran Umum Dinas Pertaian Kota Serang
4.2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Dinas Pertanian Kota Serang
Sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi yang diemban oleh Dinas Pertanian
Kelautan dan Perikanan Kota Serang yang merupakan unsur pendukung tugas
Walikota yang bertugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah
di bidang Pertanian dan Kelautan Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kelautan dan
Perikanan Kota Serang terdiri atas
Susunan Organisasi
1. Kepala Dinas
2. Sekertariat, Membawahkan:
a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b) Sub Bagian Keuangan
c) Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.
3. Bidang Pertanian, Membawahkan:
a) Seksi Produksi Tanaman Pangan
b) Seksi Produksi Hortikultura
c) Seksi Sarana Prasarana Pertanian
4. Bidang Peternakan, Membawahkan:
a) Seksi Produksi Peternakan
b) Seksi Kesehatan Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat
Veteriner
c) Seksi Bina Usaha Peternakan
101
5. Bidang Perikanan, Membawahkan:
a) Seksi Budidaya Perikanan
b) Seksi Pemberdayaan Nelayan Kecil
c) Seksi Bina Usaha Perikanan
6. Bidang Perkebunan, Membawahkan
a) Seksi Pembenihan dan Perlindungan
b) Seksi Produksi
c) Seksi Pengolahan dan Pemasaran
7. Bagian Pangan, Membawahkan
a) Seksi Pengembangan Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
b) Seksi Pengembangan Cadangan dan Distribusi Pangan
c) Seksi Pengembangan Konsumsi dan Keamanan Pangan
8. UPT
9. Kelompok Jabatan Fungsional
1) Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, mengendalikan dan
mengkoordinasikan seluruh kegiatan penyelenggaraan tugas dan fungsi Badan sesuai
dengan visi, misi dan program Walikota di bidang pelayan perizinan di Daerah
sebagaimana terjabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.
Untuk menjalankan tugas pokok sebagaimana tersebut, Kepala Dinas mempunyai
fungsi:
102
1. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan pemerintahan daerah di
bidang pertanian peternakan perikanan perkebunan dan pangan
2. Pelaksanaan kebijakan sesuai dengan pertanian peternakan perikanan
perkebunan dan pangan
3. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pertanian peternakan perikanan
perkebunan dan pangan
4. Pelaksanaan evalusasi dan pelaporan dibidang pertanian peternakan perikanan
perkebunan dan pangan
5. Pelaksanaan administrasi Dinas sesuai dengan bidang pertanian peternakan
perikanan perkebunan dan pangan
6. Pengelolaan UPT
7. Pelaksanaan tugas lain diberikan walikota sesua dengan lingkup tugas dan
fungsinya
2) Sekertariat
Sekertarian mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan di bidang
umum dan kepegawaian, keuangan, program, evaluasi dan pelaporan, untuk
menjalankan tugas sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) Sekertariat mempunyai
fungsi:
1. penatausahaan urusan umum dan kepegawaian
2. penatausahaan urusan keuangan
3. penatausahaan urusna program, evaluasi dan pelaporan
4. Pengoordinasan dalam penyusunan perencanaan Dinas
103
5. Pengoordinasan pelaksanaan tugas bidang–bidang dan UPT di lingkungan
Dinas
6. Sekertariat dipimpin oleh seorang sekertaris yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas dan fungsi Sekertariat di bidang administrasi umum dan administrasi
kepegwaian, uraian tugas Sub Bagian Umum dan Kepegwaian yaitu:
1. Melakukan penyusunan program dan rencana kegiatan sub bagaian umum dan
kepegawaian
2. Melakukan pengelolaan urusan surat menyurat / tata naska Dinas
3. Melakukan pengelolaan urusan rumah tangga, perpustakaan, kearsipan,
keprotokolan, dan kehumasan Dinas
4. Melakukan pembinaan dan pengambangan pegawai sesuai dengan peraturan
perundanga undangan yang berlaku
5. Melakukan pelayanan administrasi kepegawaian Dinas sesuai dengan
peraturan perundang undangan yang berlaku
6. Melakukan fasilitasi penilaian persntasi kerja pegawai Dinas sesuai ketentuan
perundang undangan yang berlaku
7. Melakukan fasilitasi Pemerosesan persentasi kerja pegawai Dinas sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
8. Melakukan Penyusuanan Rencana Kebutuhan Barang Dinas
104
9. Melaksanakan Pengamanan dan Pemeliharaan barang milik daerah yang
dalam penguasaan SKPD
10. Melaksanakan pemgangunan, pengadaan atau rehabilitasi sarana prasarana
fisik di lingkungan Dinas
11. Mengumpulkan dan mengolah data mengenai kebutuhan perlengkapan kantor
di lingkungan Dinas
12. Melaksanakan pengadaan perlengkapan kantor di lingkungan Dinas
13. Melaksanakan distribusi perlengkapan kantor di lingkungan Dinas
14. Menegndalikan distribusi perlengkapan kantor di lingkungan Dinas
15. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh Kepala Bagian Sub
bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada sekertariat
4) Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan
fungsi sekertariat dibidang administrasi keuangan, uraian tugas Sub Bagian Keuangan
adalah:
1. Melakukan penyusunan program dan rencana program Sub Bagian Keuangan
2. Melakukan pembinaan penata usahanan keuangan Dinas
3. Melakukan penatausahaan angaran Dinas sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku
4. Melakukan pengelolaan kas Dinas sesuai dengan perarutaran perundang-
undangan yang berlaku
105
5. Melakukan penatausahaan pendapatan yang berasal dari retribusi sesuai
dengan ketentuan peraturan-perundang undangan yang berlaku
6. Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada
di bawah tanggung jawab kepada sekertaris
5) Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan
Sub bagian program, evaluasi dan pelaporan mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas dan fungsi Sekertariat dibidang perencanaan program, evaluasi dan
pelaporan, Uraian tugas Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan sebgai berikut:
1. Melakukan penyusunan program dan rencana kegiatan sub bagian Program,
Evaluasi dan Pelaporan
2. Melakukan pengkoordinasian penyusunan rencana program dan kegiatan
Dinas meliputi Rencana Strategis, Rencana Kerja, Indikator Kinerja Utama,
Rencana Kerja dan Anggaran, Penetapan Kinerja
3. Melakukan pengumpulan dan pengadministrasian usulan RK/RKPA dari unti-
unit kerja dan hasil pembagahasn internal dinas
4. Melakukan usulan unit-unit kerja dan hasil pembahasan internal Dinas
5. Melakukan Moniotring evaluasi dan pelaporan terhadap realilasasi atau
pelaksanaan program dan unti dinas
6. Sub Bagian program, Evaluasi dan Pelaporan dipimpin oleh seorang Kepala
Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekertaris
106
6) Bidang Pertanian
Mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas Dinas dalam lingkup
produksi tanaman pangan, produksi hortikultura sarana prasarana pertanian. untuk
menyelengarakan tugas sebgaimana tersebut pada ayat satu bidang pertanian
mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan Produksi tanaman pangan
2. Penyelengaraan Produksi Hortikultura
3. Penyelenggaraan sarana prasarana pertanian
4. Pelapon dibidang produksi tanaman pangan, produksi Holtikultura dan Sarana
pertanian
5. Bidang Pertanian dipimpin oleh seorang Kepada Bidang yang berada di
bawah dan bertanggung jawab Kepada Dinas Melaui Sekertaris
7) Seksi Produksi Tanaman Pangan
Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang Pertanian
yang berkenaan dengan produksi tanaman pangan, uraian tugas Produksi dan Pangan
yaitu:
1. Melakukan Penyusunan tugas, rencana permasalahan dan regulasi sebagai
bahan penyusunan rencana strategis serta rencana kerja dan anggaran dinas
2. Melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan, pedoman dan
petunjuk teknis yang berkaitan dengan produksi
3. Melakukan Koordinasi penyiapan dan pelaksanaan pembinaan dan pemberian
bimbingan teknis dibidang produksi tanaman pangan
107
4. Kegiatan Seksi Tanaman pangan dan melaksanakan tugas lain sesuai dengan
bidang tugasnya
5. Seksi produksi tanaman pengan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang pertanian
8) Bidang Peternakan
Bidang Peternakan mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas dinas
dalam lingkup produksi peternakan, kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat
veteriner bina usaha peternakan, untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat satu bidang peternakan mempunyai fungsi yaitu:
1. Penyelenggara urusan produksi peternakan
2. Penyelengara urusan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner
3. Bidang Peternakan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dan
bertanggung jawab kepala dinas melalui sekertaris
9) Seksi Produksi
Seksi Produksi Peternakan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
dan fungsi Bidang Peternakan yang berkenaan dengan produksi peternakan.
10) Seksi kesehatan hewan dan masyarakat Veteriner
Seksi kesehatan hewan dan masyarakat Veteriner mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas dan fungsi bidang peternakan yang berkenaan dengan
kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, Seksi kesehatan hewan dan
108
kesehatan masyarakat veteriner dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada
dibawah dan bertanggun jawab kepada Kepala Bidang Peternakan.
11) Seksi Bina Usaha Peternakan
Seksi Bina Usaha Peternakan mempunyai tugas melaksanakan sebgaian tugas
dan fungsi bidang peternakan yang berkenaan dengan bina usaha.
12) Bidang Perikanan
Bidang perikanan mempunyai tugas menyelengarakan sebgaian tugas dinas
dalam lingkup budidaya perikanan, pemberdayaan nelayan kecil dan bina usaha,
mempunyai fungsi penyelenggaraan budidaya perikanan, penyelengaraan buna usaha
perikanan dan bertanggun jawab kepada Kelapa Dinas melalui Sekertaris.
13) Seksi Budidaya Perikanan
Mempunyai tugas melaksanakan sebgaian tugas dan fungsi perikanan yang
berkenaan dengan budidaya perikanan mempunyai fungsi yaitu melakukan
penyusunan rencana kegiatan seksi budidaya perikanan bedasarkan tugas
permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan rencana strategis serta rencana
kerja dan anggaran dinas
14) Seksi Pemberdayaan Nelayan
Mempunyai tugas untuk memberdayakan nelayan kecil sebagaimana fungsi
bidang perikanan yang berkenaan dengan nelayan kecil. melakukan penyusunan
rencana kegiatan seksi pemberdayaan nelayan kecil bedasarkan tugas, melaksanakan
109
pengelolaan pemberdaaan nelayan kecil dan bertanggung jawab kepada kepala bidang
perikanan.
15)Seksi Bina Usaha Nelayan
Mempunyai tugas melaksanakan sebagaian tugas dan fungsi bidang perikanan
yang berkenaan dengan bina usaha perikanan salah satu fungsi dari seksi tersebut
adalah melakukan penyusunan rencana kegiatan seksi bina perikanan bedasarkan
tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan rencana strategis serta
rencana kerja dan anggaran dinas, Melakukam pengembangan kelembagaan usaha
pengolahan dan pemasaran ikan. Seksi bina usaha nelayan dipimpin oleh seorang
kepala seksi yang berada dibawah dan bertnaggung jawab kepada Kepala Dinas
Bidang perikanan.
16) Bidang Perkebunan
Mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi dinas dalam
lingkup pembenihan dan perlindungan, produksi, pengolahan dan pemasaran, salah
satu fungsi di bidang perkebunan adalah menyelenggarakan pembenihan dan
perlindungan perkebunan, penyelenggaraan produksi perkebunan, menyelenggarakan
pengolahan san pemasaran perkebunan, Bidang Perkebunan dipimpin oleh seorang
Kepala Bidang yang bertanggung jawab kepada Kepala dinas melalui Sekertaris.
17) Seksi Pembenihan dan perlindungan
Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Bidang
perkebunan yang berkenaan dengan pembenihan dan perlindungan, salah satu
fungsinya adalah melakukan rencana kegiatan seksi pembenihan dan perlindungan
110
bedasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai bahan penyusunan rencana
straetgis serta rencana kerja dan anggaran dinas, melakukan perencanaan,
pemeliharanaan, pengelolaan dan pengawasan hutan kota, seksi pembenihan dan
perlindungan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada kepala bidang perkebunan.
18) Seksi Produksi
Mempunyai tugas melakukan sebagai tugas dan fungsi di bidang perkebunan
yang berkenaan dengan produksi serta mempunyai tugas melakukan penyusunan
rencana kegiatan seksi produksi bedasarkan tugas, permasalahan dan regulasi sebagai
bahan penyusunan rencana strategis serta rencana kerja dan anggaran dinas,
melakukan pembinaan dan informasi hasil akibat serangan OPT feomena iklim dan
penetapan tindakan pengendalian, seksi produksi dipimpin oleh seorang kepala seksi
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang perkebunan.
19) Seksi Pengolahan dan Pemasaran
Mempunyai tugas melakukan sebagian tugas dan fungsi di bidang perkebunan
yang berkenaan dengan pengolahan dan pemasaran serta mempunyai fungsi
melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep kebijakan pedoman dan petunjuk
teknis yang berkaitan dengan pengolahan dan pemasaran.
20) Bidang Pangan
Mempunyai tugas menyelenggarakan sebgaian tugas dan fungsi dinas dalam
lingkup pengembangan dan ketersediaan dan kerawanan pangan, pengembangan
cadangan dan distribusi pangan pengembangan konsumsi dan keamanan pangan.
111
serta mempunyai tugas penyelenggaraan pengembangan ketersediaan dan kerawanan
pengan, menyelenggarakan pengembangan cadangan dan distribusi pangan,
pelaporan dibidang pengembangan ketersediaan dan kerawanan pangan,
pengembangan cadangan dan distribusi pangan, bidang pembinaan pangan dipimpin
oleh seorang kepala bidang yang bertanggung jawab kepada kepala Dinas melalui
sekertaris.
21) Seksi Pengembagnan Ketersediaan dan Kerawanan pangan
Mempunyai tugas nelaksanakan sebagian tugas dan fungsi bidang pangan
yang berkenaan dengan pengembangan ketersediaan dan kerawanan pangan tugas dan
fungsi bidang tersebut adalah melakukan penyiapan bahan penyusunan konsep
kebijakan pedoman dan petunjuk teknis berkaitan dengan pengembangan
ketersediaan dan kerawanan pangan, melakukan penyiapan bahan pengembangan
jaringan informasi ketersediaan pangan, seksi pengembangan ketersedaiaan dan
kerawanan pangan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada kepala bidang pangan.
22) Seksi Pengembangan Cadangan dan distribusi Pangan
Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi bidang pangan
berkenaan dengan pengembangan dan distribusi pangan salah satu fungsi
pengembangan cadangan dan distribuasi pangan adalah melakukan penyiapan bahan
penyusunan konsep kebijakan pedoman dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan
pengembangan cadangan dan distribusi pangan, melakukan penyiapan pengumpukan
data harga pangan ditingkat produsen dan konsumen untuk harga panel. Seksi
112
pengembangan cadangan dan distribusi Pangan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
yang berada dibawah dan beranggun jawab kepada Kepala bidang perkebunan
24) Seksi Pengembangan Konsumsi dan Keamanan Pangan
Mempunyai tugas melaksanakan sbegaian tugas dan fungsi dibidang pangan
yang berkenaan dengan keamnan pangan mempunyai tugas yaitu melakukan
penyiapan pemanfaatan lahan pekarangan untuk ketahanan pangan keluarga,
melaksanakan upaya peningkatan konsumsi pangan beragam, bergizim seimbang dan
aman kepada masyarakat, melakukan penyiapan fasilitas peningkatan keamanan dan
mutu pangan, seksi pengembangan konsumsi dan keamanan pangan dipimpin oleh
seorang kepala seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala
bidang pangan.
4.3 Visi dan Misi, Tujuan, Sasaran dan Kebijakan Dinas Pertanian Kota Serang
Visi adalah pandangan yang jauh kedepan, kemana dan bagaimana Dinas
Pertanian Kota Serang menjalankan perananya dalam kurun waktu 5 tahun kedepan.
Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan masa depan. sejalan dengan paradigma
baru pemerintahan dalam era reformasi, perlu dilakukan upaya dalam menyisasti
tuntutan perubahan iklim dalam menghadapi efek global. Untuk itu Dinas Pertanian
Kota Serang dituntut untuk senantiasa meningkatkan kinerja dan profesionalisme
serta secara proaktif melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang telah diatur dalam
peraturan Walikota Serang, Mengacu semangat pencapaian visi dan misi Kota Serang
pada tahun 2013 -2018 yaitu “ Terwujudnya Kota Serang Madani Sebagai Kota
113
Pendidikan yang Bertumpu pada Potensi Perdagangan, Jasa, Pertanian dan
Budaya”
Adapun pembangunan pertanian di Kota Serang, termasuk didalamnya
Pertanian pangan, Hortikultura, Peternakan, Kehutanan dan Perkebunan, Perikanan
dan Kelautan sub-sub sektor pendukungnya. Menjadi tanggung jawab empat pilar,
yaitu pemerintah, Akademisi, Dunia Usaha dan Masyarakat, Dari Hasil pencermatan
terhadap kondisi sektor pertanian Kota Serang dan Berbagai isu strategis, Misi
pembangunan pertanian Kota Serang dapat dirumuskan sebagai Berikut:
”Tertatanya Sistem Agribisnis yang Kuat Menuju Pertanian yang Berdayasaing
dan Berkelanjutan”
Pada Visi Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Serang 2013 – 2018
terdapat 4 kunci pilar yaitu “ Tertata, Agribisnis, Berdayasaing dan
Berkelanjutan” yang masing masing memiliki makna sebagai berikut:
Tertatanya :Memiliki makna bahwa pertanian yang selama ini berlangsung
Sudah menginisiasi membangun simpul- simpul Aktivitas :
pertanian sebagai sebuah sistem agribisnis, namun didukung oleh
keterkaitan yang kuat antara simpul produksi, simpul besar dan
simpul distribusi.
Agribisnis :Memiliki makna pertanian dalam sebuah sistem transaksi dengan
mekanisme pasar produk pertanian yang memiliki keterkaitan ke
sektor hulu dan hilir
114
Berdaya Saing :Memiliki makna kualitas produk secara proporsional memiliki nilai
kualitas tinggi melalui berbagai bentuk perlakukan dan kebijakan
Berkelanjutan :Memiliki makna proses pengelolaan sumberdaya alam sebagai
sumberdaya ekonomi yang lestari dengan dukungan teknologi dan
budaya kearifan lokal.
Guna mewujudkan visi sebagai berikut di atas, disusunlah sejumlah misi sebagai
berikut:
1. Meningkatkan Kapabilitas dan Akuntabilias Kinerja Dinas Pertanian Kelautan
dan Perikanan Kota Serang.
2. Meningkatkan Kapasitas, Kualitas, dan Produktivitas Pertanian, Kelautan dan
Perikanan serta Pangan.
3. Meningkatkan Kesejahteraan Petani Melalui Kemandirian Petani.
Tujuan dan Sasaran mengacu pada misi yang telah ditetapkan, maka tujuan
yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun adalah sebagai
berikut:
Misi 1 : Meningkatkan Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pertanian
Kelautan dan Prikanan Kota Serang
Tujuan dari misi 1 adalah meningkatkan profesionalsime, akuntabilitas kinerja
dan kapasitas Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Serang dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.
115
Sasaran dari Misi 1 adalah :
1. Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia Dinas Pertanian Kota
Serang dalam hal Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan
Pengendalian Pembangunan pertanian sesuai dengan tuntutan profesi
serta perkembangan pengetahuan sosial dan teknologi.
2. Tersedianya sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas dan fungsi Dinas Pertanian secara proporsional
dengan menyesuaikan kemajuan,keterampilan, dan teknologi yang ada
3. Terukurnya kinerja Dinas Pertanian Kota Serang melalui sistem yang
regulatif dan bersifat nasional.
Misi 2 Meningkatkan Kapasitas, Kualitas dan Produktivitas Pertanian,
Peternakan, Keutanan dan Perkebunan, Kelautan dan Perikanan, Serta Pangan
Tujuan dari misi ke 2 ini adalah meningkatkanya kuantitas dan kualitas produk
pertanian melalui peningkatan sinergitas dan efektifitas program yang dilaksanakan.
Sasaran dari Misi 2 adalah:
1. Kualitas dan Kuantitas produk pertanian yang mampu bersaing di pasar lokak
2. Produktivitas pertanian yang terjaga dan terkelola dengan baik
3. Ketersediaan pangan yang memadai dan proporsional
Misi 3 Meningkatkan Kesejahteraaan Petani Melalui Kemandirian Petani
Tujuan dari misi 3 ini adalah membaiknya kesejahteraan petani yang tidak hanya
dinilai dari peningkatan nilai tukarnya saja, namun juga dinilai dari aspek
kemandiriannya.
116
Sasarannya dari misi ke 3 adalah kemampuan petani dalam proses penentuan
komoditas, teknologi dan sistem transaksi yang akan diterapkan.
Strategi dan Kebijakan
Strategi pada dasarnya lebih bersifat grand design, sebagai salah satu cara
atau pola yang dirancang untuk merespon isu-isu strategis yang dihadapi dan untuk
mencapai visi dan misi dan sasaran instasnsi dengan kata lain strategi merupakan
suatu cara atau pola untuk mewujudkan atas misi yang ditetapkan.
Penyusunan arah kebijakan Dinas Pertanian Kota Serang 2013 – 2018 dalam
pengelolaan sumber daya alam sebagai sumber daya ekonomi mendaksarkan pada
kebijakan dari misi yang 4 (menigkatkan perekonomian daerah melalui iklim usaha
dan investasi yang kodusif bagi berkembangnya usaha kecil menegah dan koperasi,
serta industri yang mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sosial
secara berkelanjutan)
Misi 1 Meningkatkan Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pertanian
Kealutan dan Perikanan
Strategi yang di tempuh untuk mengimplementasikan misi ini adalah:
1. Pengembangan potensi sumberdaya manusia Dinas Pertanian Kota Serang
2. Penambahan sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Kota Serang secara
proporsional
3. Penyusunan kelembagaan sebagai tolak ukur kinerja Dinas Pertanian yang
regulatif, aplikatif dan akuntabel
117
Arah Kebijakan dari misi ini mewujudkan sistem tata kelola tugas dan fungsi Dinas
Pertanian Kelautan dan Perikanan yang efektif dan efisien
Misi 2 Meningkatkan Kapasitas, Kualitas dan Produktifitas Pertanian,
Peternakan, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan serta Pangan
Strategi untuk mengeimplementasi Misi ini adalah :Pengembangan sistem agribisnis
yang selama ini terbentuk melalui berbagai macam pendekatan dan modifikasi
permodelan. Sedangkan arah kebijakan dari Misi ini adalah menginisiasi sistem
agribisnis modern skala kota yang adil dan berkelanjutan.
Misi 3 Meningkatkan Kesejahteraan Petani
Strategi yang ditempuh untuk mengimplementasikan misi ini adalah dengan
peningkatan kapasitas petani melalui berbagai macam pendekatan dan difusi
informasi yang acceptable, Sedangkan arah Kebijakannya adalah menempatkan
petani sebagai pelaku pasar yang aktif dan memiliki posisi tawar yang baik
4.4 Renstra (Rencana Strategis) Dinas Pertanian Kota Serang 2013-2018
Perencaanaaan strategis merupakan suatu sistem yang dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik spesifik organisasi. Perencanaan Strategis dijadikan
instrumen yang akan membantu pemimpin organisasi dalam mengelola dan
mengalokasikan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan organiasi.
118
Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah juga sangat diperlukan adanya
perencanaan strategis baik itu untuk daerah secara umum atau untuk masing-masing
perangkat daerah. Rencana Strategis atau disingkat Renstra adalah dokumen
perencanaan yang dibuat daerah untuk periode 5 tahun. Sedangkan Renstra SKPD
adalah doumen perencanaan SKPD untuk 5 tahun. Renstra ini disusun dan menjadi
bagian dari RPJMD Kota Serang dalam satuan yang lebih spesifik guna mendorong
terwujudnya visi dan misi pembangunan Kota Serang dalam kerangka perencanaan
pembangunan yang strategis dan terintegrasi sesuai dengan amanah Undang-Undang
Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)
Dinas Pertanian Kota Serang adalah salah satu SKPD yang merupakan bagian
dari Pemerintah Kota Serang, yang memiliki kewajiban untuk menyusun Rencana
Strategi Dinas Pertanian Kota serang yang di susun dan dirumuskan setiap lima
tahun.
Perencanaan Strategis menentukan arah suatu organisasi untuk 5 tahun
kedepan, bagaimana cara mengarahkannya dan bagaimana mengevaluasi
keberhasilan dan ketidakberhasilannya. Secara umum Rensra Dinas Pertanian Kota
Serang merupakan salah satu perangkat dasar pengukuran kinerja atas pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat di bidang pertanian kelautan dan perikanan di
Kota Serang. Rencana Strategis Dinas Pertanian juga digunakan sebagai dasar
penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Oleh karena itu
muatan utama rencana strategi adalah semua program dan kegiatan yang
dilaksanakan oleh Dinas dalam konteks akuntabilitas kinerja dan manajerial yang
119
mencakup kegiatan yang dibiayai dengan dana APBD, dana dekonsentrasi, serta
sumber dana lain yang tidak meningkat. Rencana Strategis akan menjadi tolak ukur
penilaian pertanggungjawaban Kepala Dinas pada setiap akhir tahun anggaran.
Landasan Hukum yang digunakan dalam Penyusunan Rencana Strategis
Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Serang Tahun 2013 -2018 :
1. Landasan Idiil : Pancasila
2. Landasan Konstitusional : Undang Undang Dasar 1945
3. Landasan Operasional :
1. Undang – Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman
2. Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1997 tentang Peternakan dan Keswam
3. Undang – Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
4. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Kauangan Negara
5. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nsional
6. Undang – Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Peikanan
7. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
8. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah
9. Undang – Undang Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah
10. Undang – Undang Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standart Pelayanan Minimal
120
11. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang
12. Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2007 tentang Ketahanan Pangan
13. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada
Masyarakat
14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten dan Kota
15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun2007 tentang Pengelolaan Uang
Negara/Daerah
16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelengaraan Pemerintahan Daerah
17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah
18. Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah
19. Peratutran Menteri dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan keuangan Daerah.
121
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan
dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Serang.
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah.
22. Peraturan Menteri Pertanian No. 65 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Ketahanan Pangan.
23. Peraturan Menteri Pertanian No. 50 Tahun 2010 Tentang Pedoman
Pengembangan Kawasan Pertanian.
24. Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 9 tahun 2008 tentang Pembentukan dan
Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Serang
25. Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan
Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Serang
26. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pembentukan dan susunan
Organsiasi Dinas Daerah Kota Serang
27. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 tentang RPJMD Kota Serang Tahun
2014 – 2018
28. Peraturan Walikota Serang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan
Tata Kerja Dinas Pertanian Kota Serang
122
29. Peraturan Walikota Serang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan dan
Peraturan Walikota Nomor 38 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi
Lembaga Teknis Daerah Kota Serang
30. Peraturan Walikota Serang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
peraturan Waliota Nomor 34 Tahun 2014 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan
Rincian Tugas Dinas Pertaian, Kelautan dan Perikanan Kota Serang
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Serang
disusun dengan maksud menyediakan acuan kerja penyelenggaraan pembangunan
pertaniandi Kota Serang selama rentang waktu lima tahun serta secara umum
bertujuan untuk:
1) Menjamin Konsitensi Perencanaan dan Pemilahan Program dan Kegiatan
sesuai dengan Prioritas serta kebutuhan daerah
2) Menjamin Komitmen pada program dan kegiatan yang sudah disepakati
secara partisipatif antar semua pemangku kepentingan pembangunan
pertanian
3) Memperkuat landasan penentuan program dan kegiatan tahunan secara
kronologis dan berkelanjutan
4) Menyediakan Tolak banding dalam pengukuran kinjerja Kepala Dinas
Tujuan dari Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pertanian Kota Serang tahun 2013
– 2018 adalah Sebagai Berikut:
1) Sinkronisasi Tujuan, Sasaran, program dan kegiatan Dinas Pertanian Kota
Serang dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Serang
123
2) Sebagai acuan bagi Dinas Pertanian Kota Serang dalam Menyusun Rancana
Kerja Tahunan Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Serang
3) Memberikan arah, Tujuan Pembangunan yang akan dicapai secara terpadu
dan efektif guna mewujudkan visi dan misi Dinas Pertanian, Kelautan dan
Perikanan Kota Serang yang merupakan Implementasi dari visi dan misi Kota
Serang.
4) Sebagai bahan evaluasi dan penilaian dalam melaksanakan tugas dan fungsi
Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Serang sebagai Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang melayani masyarakat Kota Serang dibanding
Pertanian
4.4 Deskripsi Data
4.4.1 Operasional Konsep
Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data yang telah di
dapatkan dari hasil observasi penelitian di lapangan. Penelitian ini mengenai, data
yang peneliti dapatkan lebih banyak berupa kata-kata yang peneliti dapatkan melalui
proses wawancara dalam penelitian ini kata– kata yang diamati dan di wawancarai
merupakan sumber data utama, sumber data utama di catat dalam catatan tertulis atau
melalui alat perekam yang peneliti gunakan selama proses wawancara berlangsung.
Peneliti menggunakan teori dalam Perencanaan Strategis menurut Michael
Allison and Jude Kaye(2005:223) yang mengemukakan tantangan atau hambatan
dalam Perencanaan Strategis yaitu meliputi Besiap siap, Menegaskan Visi dan Misi,
124
Menyepakati Prioritas, Memantau dan Mengevaluasi. Teori tersebut memberikan
visualisasi yang berguna atas masalah-masalah penting yang terdapat dalam sebuah
perencanaan strategis. perencanaan strategis tidak mengimplementasikan dirinya
dirinya sendiri. Orang menggunakan perencanaan Strategis untuk memperkuat dan
melanjutkan prestasi organisasi harus menghadapi lima hambatan kunci menuju
perencanaan strategis. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode. penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif sehingga data yang
diperoleh bersifat deskriptif berbentuk kata dan kalimat dari hasil wawancara
mendalam, hasil observasi dan studi dokumentasi.
4.5 Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model
analisis data menurut Miles dan Huberman, yaitu :
1) Pertama pengumpulan data (data collection). Pengumpulan data yaitu
proses pengumpulan data penelitian . ini merupakan tahap awal yang harus
dilakukan peneliti agar peneliti dapat memperoleh informasi mengenai
masalah-masalah yang terjadi di lapangan. Pada penelitian mengenai
Perencanaan Strategis Dinas Pertanian Kota Serang dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Nelayan di Karangantu ini dalam tahap pengumpulan data
dilakukan dengan review dokumentasi Profil Dinas Pertanian dan Rencana
Strategi, Profil umum Kota Serang, BAPPEDA Kota Serang dalam hal ini
yang mengevaluasi Renstra, wawancara, observasi, pengumpulan data
125
melalui kajian pustaka dan dokumentasi. Ha ini dilakukan agar data yang
didapatkan dalam penelitian ini valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
2) Langkah selanjutnya yang kedua yaitu reduksi data (data reduction).
Reduksi data artinya merangkum atau memilih hal-hal yang pokok dan
memfokuskan hal yang penting, dicari tema dan polanya dengan demikian
data yang sudah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya
dan memudahkan pula dalam menyajikan data. Dalam penelitian .dalam
tahap reduksi data dilakukan dengan cara membaca ulang data-data, dan
memilih data-data yang sesuai dengan fokus penelitian dan kemudian
berpengaruh dalam penyajian data saat datavtersebut disajikan.
3) Kemudian langkah selanjutnya yang ketiga adalah penyajian data (data
display). Penelitian mengenai mengenai Perencanaan Strategis Dinas
Pertanian Kota Serang dalam Meningkatkan Kesejahteraan Nelayan di
Karangantu, ini dalam tahap penyajian data dalam penelitian kualitatif
dilakukan secara sistematis dan dalam bentuk uraian yang singkat, bagan,
kategori, dan disajikan berupa teks naratif. Dengan mendisplay data dapat
mudah dipahami masalah-masalah apa yang terjadi.
4) Langkah terakhir atau keempat yaitu melakukan penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Dalam penarikan kesimpulan didukung dengan bukti-bukti yang
kuat berupa data yang valid dan temuan dilapangan. Dengan
menghubungkan hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan data-
126
data yang ada kemudian dapat ditarik sebuah kesimpulan yang dapat
dipertanggung jawabkan.
4.6 Reduksi Data (data reduction)
Analisis dilakukan selama penelitian berlangsung, kemudian data yan
diperoleh dilakukan reduksi data (data reduction) untuk mendapatka tema dan
polanya serta diberikan kode-kode pada aspek tertentu berdasarkan jawaban-jawaban
yang sama dan berkaitan dengan pembahasan permasalahan penelitian serta
dilakukan kategorisasi. Untuk memudahkan proses reduksi data, peneliti melakukan
kodefikasi identitas informan untuk membedakan temuan-temuan di lapangan. Dalam
menyusun jawaban penelitian, peneliti memberikan kode sebagai berikut :
1) Kode Q menunjukan daftar Pertanyaan
2) Kode Q, Q, Q, dan seterusnya adalah menunjukan daftar urutan pertanyaan
3) Kode I meunjukan informan
4) Kode I1-1 I1-6 menunjukan daftar urutan informan dan kategori Dinas
Pertanian Kota Serang
5) Kode I2 menunjukan daftar urutan informan dan kategori UPT Kec.
Karangantu
6) Kode I3 menunjukan informan Nelayan di Karangantu
7) Kode I4 menunjukan kode unutk Masyarakat Karangantu
8) Kode I5 menunjukan Kode utuk LSM / Organisasi sosial
127
Setelah memberi kode- kode pada aspek tertentu yang berkaitan dengan
masalah penelitian sehingga tema dan polanya ditemukan, maka di lakukan
kategorisasi berdasarkan jawaban-jawaban yang ditemukan dari penelitian di
lapangan dengan membaca dan menelaah jawaban-jawaban tersebut. Analisa data
yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa kategori dengan
beberapa dimensi yang dianggap sesuai dengan permasalahan penelitian dan
kerangka teori yang telah diuraikan sebelumnya. Dimana dimesi tersebut mengacu
pada perencanaan strategis menurut Bryson (2007:227).
4.7 Daftar Informan
Pada penelitian mengenai Perencanaan Strategis Dinas Pertanian Kota
Serang dalam Meningkatkan Kesejahteraan Nelayan di Karangantu, peneliti
menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling merupakan
metode penentuan informan dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu
disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan. Adapun informan-informan yang
peneliti tentukan, merupakan orang orang yang menurut peneliti memiliki informasi
yang dibutuhkan dalam penelitian ini, karena mereka (informan) dalam
kesehariannya senantiasa berurusan dengan permasalahan yang sedang diteliti
Informan dalam penelitian ini adalah instansi terkait baik Dinas Pertanian Kota
Serang maupu SKPD terkait dan pihak-pihak lain yang terlibat. Adapun SKPD yang
terkait diantaranya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Serang
128
dan UPT Kec. Karangantu, Organisasi /LSM, Dinas Pertanian Kelautan dan
Perikanan Kota Serang.
Untuk memudahkan peneliti dalam penulisan, maka peneliti memberikan
kode untuk masing-masing informan, kode tersebut yaitu I1 untuk pihak Dinas
Pertanian Kota Serang, I2 untuk pihak dari PPN. Karangantu I3 Badan Perencanaan
dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Serang,dan I4 untuk Nelayan. I5 untuk
Masyarakat dan I6 LSM/Organisasi Sosial Berikut daftar informan yang dapat dilihat
pada penjelasan berikut ini:
1) I1-1 Diyah Purnomowati, SH (48Th), sebagai Kepala Bidang Perikanan di
Dinas Pertanian Kota Serang
2) I1-2 Drs. Mustari (44Thn), Sebagai Kasi Bidang Pemberdayaan Nelayan
Kecil di Dinas Pertanian Kota Serang
3) I1-3 Hj. Nurmainah SE, M.Si (41Thn), Sebagai Kepala Bidang Penyusunan,
Evaluasi dan Pelapioran di Dinas Pertanian Kota Serang
4) I1-4 Eko Setyagama, S.Hut (36Th), Sebagai Kasi Bidang Penyusunan,
Evaluasi dan Pelaporan di Dinas Pertanian Kota Serang
5) I1 – 5 Encep Hendri (34 Thn), Sebagai Penyuluh Perikanan
6) I2 Amir Saripudin,SP (35th), Sebagai Pengelola Pelabuhan Perikanan
Nusantara di Karangantu
7) I3 Nur Nurul Setiarini (37thn), Sebagai Kabid Perekonomian BAPPEDA
8) I4-1 Pak Suroso (47Th,) Sebagai Masyarakat Nelayan di Karangantu
9) I4-2 Pak Widri (47Th), Sebagai Ketua Nelayan di Karangantu
129
10) I5 Pak Rasta (35Th), Sebagai Ketua KUB Gemilang I di Karangantu
4.8 Perencanaan Strategis Dinas Pertanian Kota Serang dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Nelayan di Karangantu
Perencanaan Strategis Dinas Pertanian Kota Serang dalam menginkatkan
kesejahteraan, dalam penelitain ini peneliti menggunakan teori Perencanaan Strategis
menurut Michael Allison and Jude Kaye (2013:320) yang bertujuan untuk
mengetahui bagaimana proses perencanaan yang baik meliputi dari Pra Persiapan,
Mempertegas Visi dan Misi, Menilai Lingkungan, Menyepakati prioritas-Prioritas
dan Pemantauan serta Pengevaluasian, dengan harapan, teori yang digunakan dalam
penelitian ini bisa menjawab dari permasalahan pada Perencanaan Strategis.
1. Pra Persiapan
Pra Persiapan bagaimana orang orang yang didalam organisasinya tersebut
bisa mempersiapakan apa saja yang ingin dicapai melalui Rencana Strategis, dan
bagaimana kesiapan dari para aparatur ketika membuat Rencana Strategis. Proses ini
menjadi kunci penting dalam membuka gerbang untuk mencapai tujuan organisasi
Sebab Proses Pra Persiapan adalah langkah awal untuk membuat Rencana Strategis
serta Perencanaan Strategis akan lebih bermanfaat jika ada orang orang yang tepat di
dalamnya, yang dapat merumuskan Perencanaan dan Kebijakan dengan baik dan
dalam kondisi siap.
130
Proses Pra Perancanaan merupakan bagian awal dari Perumusan Perencanaan
Strategis serta para setiap SKPD harus menilai bagaimana isu strategis yang ada
dilapangan dan harus mencocokan dengan visi dan misi yang sudah di tetapkan,
Setiap SKPD harus di tuntut siap dalam menilai isu isu strategis yang ada di
lapangan agar Perencanaan yang dibuat akan sesuai dan apa yang di cita citakan akan
terwujud. Demikian halnya dengan Pra Persiapan yang ada di Dinas Pertanian Kota
Serang bagaimana kesiapan pegawainya dalam proses Pra Perencanan, Pegawai
merupakan modal pokok dalam suatu organisasi karena berhasil atau tidaknya suatu
Perecanaan Serta Pelaksanaan dalam organisasi dalam mencapai tujuanya itu
tergantung dari setiap pegawainya yang akan melakukan Perumusan Perencanaan
Strategis serta Melaksanaan peran dan tugas nya masing masing.
Selain itu dalam pra persiapan hal yang sangat menunjang dari proses pra
persiapan adalah megenai anggaran yang disediakan dalam melaksanakan program
dari Dinas Pertanian dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan karena anggran
faktor sangat vital dalam melaksanakan program dalam mengingkatkan
kesejahteraan, dalam hal ini pada program utama dari Dinas Pertnaian Khususnya
pada bidang Perikanan hal yang menjadi kendala adalah masalah anggaran yang
kurang sehingga ketika pelaksanaan program terjadi masalah
Individu mempunyai kemampuannya masing masing dalam menangani
masalah masalah yang ada di lingkungan eksternal maupun internal dan bagaimana
mereka menilai permasalahn itu yang nanti akan menjadi bahan untuk menjadi tolak
ukur dalam merencanakan Rencana Strategis dengan begitu ketika setiap individu
131
yang dapat menilai kondisi lapangan serta isu-isu stetrgis makan ketika
melakasanakan Rancangan Perencanan mereka sudah siap dalam merumuskan.
Begitu juga halnya individu yang terlibat dalam Perencanaan maupun Pelaksanaan
Perencanaan Strategis di Dinas Pertanian Kota Serang dalam hal ini bagaimana
Persiapan dari seluruh pegawai dalam perencanaan serta dalam melaksanakan
Perencanaan, Kesiapan ini yang menjadi sedikit masalah yang pertama dalam diskusi
awal dengan Pihak Dinas Pertanian Kota Serang mengenai Bagaimana Kesiapan dari
Para pegawai dalam merencanaakan program dan keisapan mereka dalam
melaksanakan Program yang dibuat.
Berdasarkan hasil temuan dilapangan, peneliti dapat mengetahui bahwa, pada
wawancara I1-1 Kepala Bidang Perikanan Dinas Pertanian Kota Serang mengatakan
bahwa :
”Yang terlibat dalam proses pra perencanaan dalam merencanakan program
adalah dari Kepala Bidang Perikanan beserta bawahnya, selain itu para
penyuluh beserta nelayan supaya program yang akan dijalankan bisa sesuai
dengan harapan dari para nelayan, sehingga program yang dinas buat bisa
meningkatkan tingkat kesejahteraan dari nelayan, akan tetapi kendala dari
pra persiapan ini adalah kurangnya pemahaman dari setiap pegawai
mengenai rencana strategis”. (Sumber: Wawancara dengan Ibu Diyah Purnomowati SH, pada Hari Kamis/15 Juni 2017 pukul 11.00 WIB di Dinas Pertanian Kota Serang)
Berdasarkan wawancara di atas peneliti dapat mengetahui bahwa, siapa saja
yang terlibat dalam perumusan perencanaan yaitu dari Kabid bidang perikanan
beserta bawahannya selain itu diikutsertakan juga para penyuluh dan perwakilan
132
nelayan, Pertanyaan sama yang diutarakan II-2 Kasi Bidang Pemberdayaan Nelayan
Kecil, Dinas Pertanian Kota Serang:
“Kalau Kesiapan dari dinas sendiri dalam menghadapi Renstra itu
sebenarnya belum ada kesiapan karena memang perubahan renstra total itu
pada tahun besok, tahun 2018 dengan digantikannya walikota/Kepala Daerah
yang baru dan nanti kita sesuaikan visi dan misi dari walikota yang baru,
kalau untuk kesiapan misalnya dalam mengevaluasi, mengreview Renstra itu
yang saya lihat adalah kurangnya komitmen dari setiap pegawai misalnya
dalam menilai isu dilapangan sehingga ketika melaksalakan persiapan
perumusan perencanaan program setiap pegawai tidak dapat membuat
perencanaan program yang kurang baik .(Sumber: Wawancara dengan Bapak Drs.Mustari, pada Hari Jumat/16 Juni 2017 pukul 09.00 WIB di Dinas Pertanian Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat mengetahui bahwa,
persiapan dari perubahan renstra sebenarnya akan dilakukan seiring dengan
digantikanya kepala daerah yang baru, selain itu ada beberapa kendala dari komitmen
pegawainya pada proses perencanaan contohnya adalah kurang kesiapan dalam
menilai isu dilapangan, Kemudian I1-3 Kepala Bidang Program Evaluasi dan
Pelaporan.
“Kesiapan dari Dinas Pertanian sendiri belum ada persiapan karena memang
perubahan perombakan renstra keseluruhan itu ketika penggantian
walikotanya, jadi belum ada persiapan untuk kesana, sebenarnya pas awal
tahun Bidang PEP ini pernah mereview Renstra tapi hanya BAB V dan BAB
VI saja karena itu mengenai capaian kinerja dan program, ada juga BAB I
tapi hanya menjelaskan tentang isu strategis dan perubahan nama-nama
pegawai, karena di Dinas Pertanian ini semuanya hasil dari mutasi jadi
kebanyakan baru disini, selain itu sangat pentingnya dari perispan dalam
merencanakan karena dari proses perencanaan ini kita bisa melihat serta
menilai kondisi sebelumnya dilapangan, sehingga permasalahan yang ada
dilapangan seblumnya dapat diatasi.” (Sumber: Hj Nurmainah, Kepala Bidang PEP Dinas Pertanian Kota Serang, 26 juli 2017, jam 10.45 WIB.
133
Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat mengetahui bahwa, belum
adanya kesiapan dari dinas untuk merencanakan perubahan renstra seluruhnya karena
perubahan renstra diikuti dengan ddigantinya kepemimpinan kepala daerah, akan
tetapi upaya dari dinas dalam membenahi renstra sementara adalah mereview renstra
yang dilaksanakan pada bulan januari 2017 di Dinas Pertanian Kota Serang, tidak
semua di review akan tetapi hanya bab V dan bab VI yang direview karena berkenaan
dengan kinerja pegawainya, Selanjutnya peneliti mewawancarai informan I3, Kepala
Bidang Perekonomian BAPPEDA
“Kalau yang saya lihat sendiri di setiap Dinas sendiri kurang dalam
persiapannya dari hal apa yang harus dilakukan ketika masa perencanaan,
apa saja isu yang strategis yang ada di lapangan, dan menilai apa saja hal
hal yang memperhambat jalannya perencanaan strategis selain itu SDMnya
saya melihat ketika BAPPEDA melalukan pengevaluasian setiap per triwulan,
ini tidak hanya dinas pertanian saja mungkin ini bagi semua dinas di Kota
Serang, kendalaya itu adalah SDMnya, karena mungkin yang saya lihat
adalah capaian kinerjanya serta apakah sesuai dengan program renstra atau
tidak, di Dinas Pertanian sendiri yang saya apresiasi adalah bidang PEPnya
mereka itu sangat kompeten menurut saya dan mereka paham tentang Renstra
dan Komunikasi dengan kami BAPPEDA sangat baik terutama pada
program” ( Sumber: Wawancara dengan Indah Nurul Setiarini Kepala Bagian Perekonomian BAPPEDA, 26 Juli 2017, pukul 11.09 WIB di BAPPEDA Kota Serang.
Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat mengetahui bahwa,
kurangnya persiapan dalam merencanakan akan tetapi apresiasi penuh terhadap
bidang PEP yang sangat kompeten dibidangnya serta dapat melihat apa saja yang
kurang di perencanan strategis maupun pada programnya yang telah dijalankanya
134
Dari Pernyataan di atas, hasil observasi yang peneliti lakukan, dalam hal
prapersiapan dan juga bagaimana komitmen pegawai khususnya masih kurang, dan
juga Renstra itu diubah ketika walikota baru dilantik dan menyesuaikan dengan visi
dan misi dari walikota baru, pegawainya kurang dalam hal mengevaluasian serta
ketika mereview renstra mereka kebanyakan kurang paham tentang resntra karena
memang mereka adalah hasil dari mutasi dan ketika menemukan lingkungan baru
tantangan baru mereka kurang paham, pra persiapan merupakan poin yang penting
dalam pembuatan renstra karena dalam pra persiapan sendiri merupakan kerangka
awal untuk menilai, mengevaluasi dan memantau apa saja potensi dan keunggulan
dari setiap wilayah dan dari situ menyusun perencanaan yang baik, memang dalam
proses pra persiapan ini pegawai adalah bagian dari penting dalam proses pra
persiapan karena pegawai yang mengetahui bagaimana kodisi di lapangan serta yang
menilai lingkungan apakah potensi dari setiap wilayah yang mereka kerjakan dan apa
saja kendala yang mereka hadapi dalam proses pelaksanaan, maka dari itu pegawai
penting dalam persiapan awal serta siapa saja yang menjadi orang orang yang
berperan dalam panitia pembuatan renstra
Mengenai aspek Pra Persiapan, Peneliti memberikan pertanyaan Kepada I1-1
yaitu Kepala Bidang Perikanan di Dinas Pertanian Kota Serang, yang mengatakan
bahwa kurangnya waktu yang disediakan untuk mempersiapkan perencanaan strategis
, sebagaimana yang dikatakan oleh I1-1 yaitu:
“Di dinas pertanian ini kendala dalam pra persiapan dalam Perencanan
Strategis atau mereview Rencana Strategis adalah waktu, review itu adalah
tugasnya dari bidang PEP akan tetapi dilibatkanya juga setiap bidang untuk
135
memberikan masukan untuk setiap program yang dijalankan, akan tetapi
masalah waktu yang sangat sempit yang mengakibatkan kita tidak dapat
melakukan review itu, selain waktu sumber daya manusia yang kita miliki
sangat sedikit sehingga ketika kepala bidang dan staf bidang melakukan
kunjungan ke dinas lain tidak ada yang membackup ketika ada review dari
rencana strategis maupun dari review program yang dijalankan” (Sumber wawancara dengan Ibu Diyah Purnomowati, SH pada hari Kamis 15 juni 2017 Pukul 11.15 WIB di Dinas Pertnaian Kota Serang
Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat mengetahui bahwa tidak
hanya permasalahn dari SDM, Anggaran tapi masalah waktu juga menjadi
terkendalanya persiapan untuk perencanaan strategis atau pun perencanaan program
dimana ketika bidang PEP melakukan review kegiatan dan melibatkan kabid, akan
tetapi masalah waktu yang menyebabkan ketika review kegiatan itu hampir semua
kabid beserta stafnya absen. Hal yang sama yang diutarakan oleh I1-2 Kasi Bidang
Pemberdayaan Nelayan Kecil memang terdapat kendala SDM yang dihadapi oleh
Dinas Pertanian Kota Serang
“Memang dalam pembuatan renstra itu banyak pihak yang terlibat dari
BAPPEDA, BPKAD mereka yang memberikan arahan dalam perumusan, dan
pengevaluasian renstra dalam komunikasi mungkin kita sangat baik akan
tetapi dalam pelaksaannya ini masih kurang, yang saya lihat adalah kenapa
SDMnya kurang karena di Dinas Pertanian sendiri dibantu oleh TKS Tanaga
Kerja Sukarela jadi sebagian dari pekerjaan kami dibantu TKS itu agar
pelaksaanannya berjalan dengan lancar, Rencana Startegis dibuat 5 tahun
dan program yang kita lakukan harus mengacu pada Renstra itu dan juga
ketika pengevaluasian pelaporan yang dilakukan Bidang PEP juga harus
berjalan dengan baik akan tetapi ketika bidang PEP melakukan pelaporan
kegiatan setiap triwulan setiap bidang agak kurang tanggap ketika mengenai
tantang capaian kinerja seritap program” (Sumber: Wawancara dengan Drs.Mustari , pada 25 juli 2017 pukul 10.50 WIB, di Dinas Pertanian Kota Serang)
136
Bedasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat megnetahui bahwa peneliti
menyimpulkan bahwa penyusunan serta pelaksanaan rencana strategis masih
terkendalam hambatan hambatan, terutama pada SDMnya dan kendala pada masalah
waktu yang menyebabkan ketidakhadiran setiap kabit dalam merumuskan
perencanaan stratgis koordinasi ke sertiap Instansi lain yang mengurusi mengenai
Renstra yaitu BAPPEDA dan BPKAD itu terjanin sangat baik, Kemudian peneliti
melakukan wawancara selanjutnya kepada I1-4 Pelaksana Program Evaluasi dan
Pelaporan Dinas Pertanian beliau menyatakan bahwa:
“Kenapa harus ada proses pra persiapan, proses pra perencanaan sangat
penting dalam menilai kondisi dan isu-isu lapangan, sehingga ketika
membuat atau merumuskan perencanaan strategis, program yang dibuat
strategi yang dibuat dapat sesuai dengan keadaan dilapangan, Kendala
dalam pelaksanaan Renstra dan evaluasi masalah SDMnya, terutama di
bidang PEPnya, bayangkan saja semua rencana semua pelaksanaan dan
pengevaluasian bidang PEP yang bertanggung jawab akan tetapi lihat dari
sumber daya manusianya, dalam bidang PEP sendiri terdiri dari 3 pegawai
yang salah satunya adalah TKS, dan juga ketika kita melakukan pelaporan
setiap triwulan yang dimana setiap bidang harus mengumpulkan capaian
kinerja dan apakah kinerja selama 3 bulan itu sesuai dengan target yang
dituliskan di Renstra atau malah diluar targetnya, akan tetapai kurang
tanggap dari setiap bidang ketika dari bidang PEP sendiri meminta semua
pelaporannya, ini merupakan kendala dalam pelaporan dalam hal ini adalah
pengevaluasian”(Sumber: Wawancara dengan Bapak Eko Setyagama, S,Hut pelaksaana Program Evaluasi dan Pelaporan, Pada 19 Juli 2017 Pukul 09.25 WIB di Dinas Pertanian Kota Serang
Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti dapat mengetahui bahwa proses
pra persiapan sangat penting karena proses tersebut dapat menjadikan tolak ukur
Rencana Strategis, sebelum dan perencanan strategis yang akan dibuat sehingga
ketika kita dapat menilai kondisi dilapagnan dan ketika pembautan Perencanaan
diharapkan strategi yang dibuat dan kebijakan yang dibuat dapat sesuai dengan
137
harapan dan menjadikan masyarakat nelayan yang mandiri dan sejahtera. Demikian
juga yang disampaikan oleh I1-3 yaitu Kabid Program Evlauasi dan Program Dinas
Pertanian Kota Serang beliau megnatakan seperti ini:
“Dalam renstra sendiri menjadi kendala yang menjadi masalah yang
memang di setiap Dinas juga sama yaitu masalah SDMnya, dan masalah
anggaran yang diberikan kepada setiap dinas, baik dalam perencanaan
program pelaksanaan dan pengevaluasian, banyak pegawai sendiri yang
kurang memahami tentang Rencana Strategisnya jadi mereka hanya tahu
tentang program yang mereka jalankan tanpa melihat apakah sudah seusai
dengan renstra itu atau tidak, selain itu anggaran yang diberikan menjadi
masalah dalam melaksanakan program”( Sumber,Wawancara dengan Bu Nurmainah SE.M,Si. pada 20 juli 2017 pukul 09.24 WIB di Dinas Pertanian Kota Serang
Bedasarkan hasil wawancara di atas, dalam setiap perencanaan program kerja
disetiap organisasi proses pra persiapan adalah proses yang dianggap paling awal
dalam menilai lingkungan dan melihat potensi yang ada serta melhat apa saja yang
menjadi isu yang terjadi di lapangan agar dalam penyusunan kerangka Perencanaan
strategis berjalan dengan lancar dan apa yang diharapkan berjalan dengan baik dan
program yang dijalankan dapat berjalan dengan baik. Dengan siap-nya pegawai
dalam merencanakan strategis maka semua kan berjalan dengan semestinya.
Proses Pra Persiapan dengan aparatur nya yang siap dalam merencanakan
maka akan terciptanya Perencanaan Strategis yang baik dan program yang dijalankan
dapat bermanfaat baik pada Dinas Pertanian sendiri maupun pada Masyarakat. Dari
hasil wawancara di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pra persiapan dari
Setiap Pegawai Dinas Pertanian kota Serang masih kurang dan dilihat dari
pemahaman yang juga kurang yang mengakibatkan kurang baiknya tingkat kesadaran
138
dari setiap pegawain untuk memahami dari Rencana Strategi, bahwa penyusunan
serta pelaksanaan rencana strategis masih terkendalam hambatan hambatan, terutama
pada SDMnya dan kendala pada masalah waktu yang menyebabkan ketidakhadiran
setiap kabit dalam merumuskan perencanaan stratgis koordinasi ke sertiap Instansi
lain yang mengurusi mengenai Renstra yaitu BAPPEDA dan BPKAD itu terjanin
sangat baik, dalam hal prapersiapan dan juga bagaimana komitmen pegawai
khususnya masih kurang, dan juga Renstra itu diubah ketika walikota baru dilantik
dan menyesuaikan dengan visi dan misi dari walikota baru, pegawainya kurang dalam
hal mengevaluasian serta ketika mereview renstra mereka kebanyakan kurang paham
tentang resntra karena memang mereka adalah hasil dari mutasi dan ketika
menemukan lingkungan baru tantangan baru mereka kurang paham, pra persiapan
merupakan poin yang penting dalam pembuatan renstra karena dalam pra persiapan
sendiri merupakan kerangka awal untuk menilai, mengevaluasi dan memantau apa
saja potensi dan keunggulan dari setiap wilayah dan dari situ menyusun perencanaan
yang baik, memang dalam proses pra persiapan ini pegawai adalah bagian dari
penting dalam proses pra persiapan karena pegawai yang mengetahui bagaimana
kodisi di lapangan serta yang menilai lingkungan apakah potensi dari setiap wilayah
yang mereka kerjakan dan apa saja kendala yang mereka hadapi dalam proses
pelaksanaan, maka dari itu pegawai penting dalam persiapan awal serta siapa saja
yang menjadi orang orang yang berperan dalam panitia pembuatan renstra
139
2. Mempertegas Visi dan Misi
Visi dan misi merupakan suatu rangkaian yang menyatakan cita-ita atau
impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai dimasa depan, Visi
merupakan pernyataan want to be dari organisasi. Visi juga merupakan hal yang
sangat krusial bagi setiap organiasi, karena untuk menjamin atau pandangan tentang
tujuan dari organisasi pada jangka panjang, Visi juga terdapat nilai-nilai, aspirasi
serta kebutuhan organisasi dimasa depan jika misi merupakan produk yang dihasilkan
dalam hal ini adalah program yang akan dijalankan jika di organisasi dan program
tersebut bisa berdayaguna untuk setiap masyarakat dan misi juga merupakan suatu
kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organiasi.
Adapun visi dan misi dari Dinas Pertanian Kota Serang adalah Tertatanya
Sistem Agribisnis yang Kuat Menuju Pertanian yang Berdaya saing dan
Berkelanjutan” serta misinya adalah Tertata, Agribisnis, Berdaya saing dan
Berkelanjutan. Dapat diketahui bahwa visi yang telihat jelas hanya lebih menonjolkan
pada pertanian saja padahal di Dinas Pertanian Kota Serang terdapat beberapa bidang,
selain itu pula yang menyebabkan lebih dominannya pertanian di Dinas tersebut
adalah karena visi dan misi dari kepala daerah sekarang lebih menonjolkan dari sisi
pertnian saja.
Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan
petunjuk garis besar cara pencapaian dari Visi. salah satu alasan utama untuk
menyusun rencana strategis adalah berlandaskan dari visi dan misi yang dibuat serta
visi dan misi juga mempunyai fokus utama dalam yang harus dicapai, Masalah fokus
140
adalah kebutuhan atau peluang yang ingin dipecahkan atau diperbaiki, Sebuah proses
Perencanaan Strategis membantu organisasi dalam memfokuskan pada tujuannya.
Memang visi dan misi merupakan panutan dalam menjalankan program program
yang akan dijalankan, dan bila terjadi ketidakserasian antara visi dan misi yang tertera
di rencana strategis dengan program yang dijalankan yang menyebabkan tidak
sinkronya atau tidak matchnya antara program yang dilaksanakan dengan visi dan
misi yang tercantum. Inilah yang menjadi kendala di Dinas Pertanian Kota Serang
dimana visi dan misinya hanya memfokuskan pada bidang pertanian saja sedangkan
di dalamnya banyak bidang yang juga menjadi prioritas, yang seharusnya setara
dengan semua bidangnya
Masalah ini kemudian diperkuat dengan hasil wawancara peneliti dengan
beberapa informan. terkait dengan hasil tersebut maka dalam lingkungan Dinas
Pertanian Kota Serang sendiri menurut Kepala Bidang Perikanan Dinas Pertanian
Kota Serang selaku I1-1 Mengungkapkan bahwa :
“Kenapa visi dan misi hanya memprioritaskan pertanian saja, saya kurang
tahu tentang hal tersebut karena saya adalah hasil dari mutasi dan saya baru
masuk tahun ini, tapi menurut saya hal utama kenapa Dinas Pertanian Kota
Serang ini hanya memprioritaskannya hanya pertanian saja karena program
yang dilakukan hanya sebatas pada masyarakat pesisirnya saja tidak terlibat
langsung ke laut, selain itu semua urusan kelautan itu sudah diambil alih oleh
Provinsi dan mungkin saja visi dan misi dari walikota saat ini memang
memfokuskan hanya pertanian saja, dan harapannya adalah untuk tahun
2018 dapat setara antara perikanan dan Pertanian”. (Sumber: Wawancara dengan Ibu Diyah Purnomowati SH, pada 15 juni 2017 di Dinas Pertanian Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti mengetahui bahwa Kabid dari
bidang perikanan yaitu Bu Diyah Purnomowati tidak mengetahui secara rinci kenapa
141
visi dan misi yang ada di dinas pernaian kota serang ini hanya memfokuskan pada
pertanian saja. Hal yang hampir sama yang diutarakan I1-4 Pelaksana Program
Evaluasi dan Pelaporan Dinas Pertanian Kota Serang mengenai kenapa visi dan misi
hanya memprioritaskan kepada pertanian yaitu :
“Apa visi dan misi dari Dinas ini sudah sesuai data atau belum, dan kenapa
visi dan misi hanya memprioritaskan dari pertanian saja, visi dan misi dari
Dinas Pertanian ini menurut saya sudah cocok karena visi dan misi dinas ini
pula mengacu pada visi dan misi dari kepala daerah dan kenapa lebih
memprioritaskan dari pertanian saja, sebenarnya maksud dari Dinas
pertanian itu adalah rumpun hijau yang dimana mencakup dari keseluruhan
bidang di Dinas Pertanian, memang banyak orang mengira kenapa Dinas
pertanian, tapi di dalamnnya ada beberapa bidang, maka dari itu maksud
dari Dinas Pertanian ini lebih memprioritaskan pertanian saja karena visi
dan misi dari dinas pun mengacu dari visi dan misi dari kepala daerah, selain
itu juga misi yang kita jalankan dan program yang kita jalankan khususnya
bidang perikanan hanya sekedar di lingkup pesisirnya saja tidak terjun
langsung kelaut”( Sumber. Wawancara Pak Eko Setyagama S.Hut pada 19 juli 2017 di Dinas Pertanian Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat mengetahui bahwa, visi
dan misi dari dinas pertanian mengacu pada visi dan misi dari kepala derahnya dan
banyak orang mengira kenapa di dinas pertanian terdiri dari beberapa macam bidang
kerena di Dinas Pertanian ini merupakaan suatu rumpun hijau dimana semua bidang
mengenai pangan, kelautan, perikanan, kehutanan, perkebunan dan pertanian semua
menjadi satu kesatuan yaitu dinas pertanian.
Berdasarkan dari keseluruhan hasil wawancara diatas maka dapat di
simpulkan bahwa ketidakfokusan dari Dinas Pertanian Kota Serang yang hanya
memperioritaskand untuk pertanian bukan tanpa alasan, Dinas Pertanian Kota Serang
hanya memfokuskan bagian pertanian saja dikarenakan Visi dan Misi dari Dinas
142
pertanian kota Serang menikuti dari Visi dan Misi Kepala Daerahnya maka dari itu
Fokus dari Kepala Daerah sendiri memfokuskan dari Pertanian saja akan tetapi tidak
mengabaikan dari bidang bidang selain Pertanian sendiri. Berdasarkan hasil
wawancara diatas peneliti dapat menyimpulkan hasil wawancara diatas bahwa visi
dan misi dari dinas pertanian kot serang memfokuskan visi dan misi kepada pertanian
saja dikarenakan visi dan misi dari dinas pertanian mengacu pada misi kepala daerah
yang dimana lebim memprioritaskan pertanian dan agribisnis tapi program, sasaran
dan kebijakan untuk perikanan kelautan sendiri tidak diabaikan, ada beberapa visi dan
misi dari dinas pertania kota serang untuk meniingkatkan kesejahteraan masyarakat
pesisir
3 Menilai Lingkungan (Internal dan Eksternal)
Tidak ada suatu organisasi yang berada di sebuah ruang hampa. Definisi
perencanaan strategis yang diberikan merupakan pentingnya memfokuskan organisasi
itu kearah masa depan dalam konteks lingkungan yang dinamis serta
memperthitungkan beberapa kendala yang akan di hadapi diantaranya kekuatan
politik, ekonomi, sosial, teknologi, demografi, dan hukum. selain menilai aspek
eksternal perlu pula menilai dari aspek internal organisasi bagaimana kreatifitas dan
kompetensi pegawainya serta SDM yang mendukung seperti sarana dan prasarana.
Dalam menilai aspek internal kompetensi dari pegawai yang sangat
diperlukan dalam membuat Rencana Strategis serta pelaksanaannya baik dari
komitmennya serta inisiatif dari pegawainya, selain itu juga sarana dan prasarana
143
yang mendukung menjadi aspek penting dalam menunjang proses perencanaan
strategis. Perhatian pegawai harus memfokuskan pada isu, konflik dan preferensi
dalam proses hirarki organisasi. Individu merupakan bagian penting dalam organisasi
dan juga merupakan bagian dari pelaksanaan yang akan berdampak kepada
pelaksanaan strategis
Di dalam Dinas Pertanian Kota Serang memiliki beberapa kendala yaitu
komptensi pegawai yang dibuktikan dengan data diklat pegawai dimana pegawai
yang berjumlah 53 orang yang mengikuti diklat hanya 32 orang selain itu banyaknya
tenaga TKS yang menjadi pembantu dalam melaksakanan program dari Dinas
Pertanian ada sekitar 24 orang yang menjadi TKS di dinas pertanian kota serang,
selain itu juga kendala yang dihadapi adalah masalah anggaran yang menjadikan
program dari Dinas tidak berjalan, akan tetapi sarana dan prasarana dari Dinas
Pertanian Kota Serang sendiri sudah cukup baik dibuktikan dari banyaknya pegawai
yang sudah mahir dalam menggunakan komputer serta dinas pertanian pula
memberikan pelatihan kepada pegawainya yaitu bimtek dan pelatihan-pelatihan
menginput anggaran.
Lalu aspek eksternal organisasi bagaimana dalam Perencanaan Strategis serta
pelaksanaan Rencana Strategis tidak lepas dari pengaruh lingkungan luar, dalam
perencanaan strategis bagaimana dalam merencanakan apakah ada stakeholder yang
ikut terlibat dalam penyusunan renstra atau apakah ada masyarakat yang ikut dalam
merumuskan Rencana Strategis atau dalam Perencanaan Strategis itu hanya dari
instansi terkait saja dan hanya berdasarkan data yang diperoleh untuk merencanakan
144
strategis dan bagaimana pengaruh jika ada orang yang masuk dalam merencanakan
rumusan strategi itu, selain dalam perencanaan strategis dalam pelaksanaanya pun,
apakah terdapat pihak luar yang terlibat juga dalam pelaksanaan strategis. Demikian
halnya dengan Dinas Pertanian Kota Serang, dalam menilai aspek lingkungan baik
internal dan eksternal
Dalam aspek eksternal di Dinas Pertanian sendiri dalam merencanakan
Rencana Strategis sudah melibatkan dari berbagai kelompok masyarakat baik dari
pihak nelayan ataupun pada pihak petani, adapun kendala yang dihadapi adalah
ketidakberlanjutan kegiatan yang sudah direncakana serta pertisipasi masyarakat
untuk andil dalam merumuskan Perencanaan Strategis, selain itu kurangnya
pengetahuan dalam menilai potensi dari wilayahnya sendiri.
Dalam aspek internal pegawai merupakan modal pokok dalam suatu organiasi
kerena berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan tergantung pada
pegawai yang akan melaksanakan peran dan tugasnya masing-masing. Setiap
pegawai memiliki kemampuan terbatas untuk menangani masalah-masalah dalam
organisasi. Demikian juga dengan Dinas Pertanian Kota Serang dalam aspek internal
kompetensi pegawai dan pemahaman tentang Rencana Strategis menjadi kendala
dalam merumuskan maupun melaksanakan rencana strategis dalam konteks ekternal
siapa saja yang terlibat dalam merencanakan strategis terutama dalam penyususunan
program utama dari Bidang Perikanan yaitu Pengembangan Perekonomian
Masyarakat Pesisir dan Program Masyarakat Wanita Pesisir, Terkait mesalah tersebut
145
menurut Kepala Bidang Perikanan Dinas Pertanian Kota Serang selaku I1-1
mengungkapkan bahwa:
“Apa upaya Dinas untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan yaitu dengan
mengadakan pembinaan, bantuan dan penyuluhan hukum, pembinaan. dan
juga memberikan bantuan kepada nelayan serta wanita pesisir. wanita pesisir
itu adalah istri nelayan, bantuan dalam hal ini adalah pemberian mesin
kapan dan alat tangkap diberikan kepada koperasi, jika pembinaan wanita
nelayan masih bersifat perorangan, selain itu juga bantuan kapal dan alat
tangkap juga ada yang diberikan dari Kementrian Kelautan Perikanan serta
rencana program dalam 2017 ini adalah membuat kampung nelayan, rencana
program ini berasal dari KKP akan tetapi dalam penerapannya di lapangan
pemberian mesin kapal dan pemberian masih kurang tepat sasaran karena
dari kelompok nelayan sendiri yang seharusnya berbadan hukum untuk dapat
diberikan mesin dan alat tangkap, serta koperasi Karangantu kurang aktif,
aktifpun jika ada bantuan atau hibah yang diberikan dari dinas. kalau untuk
kompetensi dari pegawai sendiri dirasa kurang kompeten yang dinilai dari
latar belakang pendidikan.“(Sumber: Wawancara dengan Ibu Diyah Purnomowati SH pada 15 Juni 2017 di Dinas Pertanian Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat mengetahui bahwa, upaya
dari Dinas Pertanian dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan adalah
pemberdayaan masyarakat pesisir, bantuan kapal, penyuluhan hukum serta
pemberdayaan masyarakat pesisir, selain itu ada rencana untuk membuat kampung
nelayan yang akan diadakan di Karangantu Kota Serang, dimana Perencanaan ini
dilibatkan dari pihak KKP (Kementrian Kelautan Perikanan) dan perwakilan nelayan.
Hal yang hampir sama yang diutarakan oleh I1-2 Kasi Bidang Pemberdayaan Nelayan
Kecil mengenai masalah kopmetensi pegawai dan pemahaman tentang rencana
strategis yang ada di Dinas Pertanian Kota Serang yaitu :
“Sama halnya dengan instansi lainya, permasalahan SDM merupakan hal
biasa dihadapi disetiap instansi pemerintahan, untuk kompetensi di Dinas
Pertanian ini khususnya di bidang Perikanan memang kurang baik, karena
146
tidak ada pegawai/staf di bidang Perikanan yang seharusnya Kasi harus
mempunyai bawahan atau staf pegawai dalam menujang pekerjaannya,
memang dalam Dinas Pertanian ini kurangnya SDM kalau sarana dan
prasarana sudah sangat menunjang. dan disini juga dibantu oleh TKS tenaga
kerja sukarela, ada sekitar 24 TKS yang membantu dalam pelaksanaan di sini
serta kekurangan penyuluh perikanan, dan kurangnya pemahaman tentang
renstra yang mengakibatkan kendala direnjanya, jadi banyak kekurangan di
Dinas Pertanian ini dan diharapkan untuk tahun selanjutnya kekurangan ini
dapat diselesaikan dan satu lagi permasalah dalam perencanan atau
melaksanakan renstra yaitu terbatasnya anggaran yang diberikan” (Sumber: Wawancara dengan Drs.Mustari pada 16 juni 2017 di Dinas Pertanian Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat mengetahui bahwa
kendala dalam perencanaan strategis adalah di sumber daya manusianya akan tetapi
sarana dan prasarana yang ada di Dinas Pertnaian sangatlah menunjang, selain itu
Dinas pertanian kota serang juga dibantu oleh 24 tenaga kerja sukarela. Hal yang
serupa yang diutarakan oleh I1-3 Yaitu Pelaksana Program Evaluasi dan Pelaporan
beliau mengatakan bahwa:
“Mengapa sumber daya manusia yang menjadi kendala di dinas Pertanian
ini, karena didalam dinas Pertanian ini terdiri dari 4 bidang dan setiap
bidang mempunyai kepala bidang dan di bawah kepala bidang ada kasi
bidang, setelah kasi seharusnya ada staf untuk membantu pelaksanaan
program atau pelaksanaan rencana strategis dari dinas, akan tetapi
realitanya tidak ada staf di dinas Pertanian ini yang ada hanyak tenaga kerja
sukarela atau TKS, pada bagian Program Evaluasi dan Pelaporan atau PEP,
bidang PEP hanya diisi dengan 3 SDM yang salah satunya adalah TKS, yang
mengakibatkan kinerja bagian PEP ini menjadi double dan sedangkan
dengan SDM yang seadanya, ada beberapa tugas dari PEP mengenai renstra
yaitu mereview restra dengan tujuan mencocokan apakah program dari
Dinas Pertanian sudah sesuai dengan program dan visi misi yang tercantum
atau malah menyimpang, akan tetapi tugas itu pun terbengkalai karena
kekurangan SDM nya dan ada permasalahan kedua yaitu komunikasi yang
agak buruk dengan setiap bidang, sebenarnya bukan buruk akan tapi kurang
terjalin,, sebagai contoh ketika kita melakukan Pelaporan Kinerja Kegiatan
yaitu pelaporan kinerja setiap triwulan yang dimana setiap bidang
memberikan pelaporan keigiatanya dan akan diperiksa oleh bagian PEP dan
147
mengkoordinasikan kepada BAPPEDA dalam rapat pengevaluasian, akan
tetapi kurang kesadaran dari setiap bidang untuk memberikan program yang
sudah terlaksana dan pada akhrinya tertunda, ini merupakan hal yang sangat
tidak baik untuk organisasi karena ini memang menyangkut kreadibilitas dari
Dinas Pertanian sendiri”(Sumber: Wawancara dengan Bapak Eko Setyagama S.Hut pada 20 juli 2017 di Dinas Pertanian Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat mengetahui bahwa
mengapa sumber daya manusia yang menjadi kendala dalam merumuskan proses
perencanaan strategis sedangkan sarana dan prasarana sangat menunjang, karena
sedikitnya pegawai dan tenaga kerja sukarela yang menjadi penunjang untuk
melakukan pelaksanaan Perencanaan Strategisnya terutama pada bagian PEP yang
hanya di isi 3 orang yang salah satunya dalah TKS, selain itu pada Hal serupa yang
diutarakan oleh I3 Kepala Bidang Perekonomian BAPPEDA Kota Serang
mengatakan bahwa :
“Bagaimana BAPPEDA selaku pembuat perencanan serta yang mempunyai
wewenang untuk merencanakan program, dari BAPPEDA hanya sebagai
fasilitator dan sebagai pemantau kinjerja dari setiap dinas dan mensetujui
jika ada rencana program baru dan dicocokan pada rencana stratgisnya,
terkait masalah sumberdaya manusia di setiap dinas memang ini sangat
dipermasalahkan setiap instansi tentunya, tidak hanya Dinas Pertanian saja
akan tetapi semua Dinas juga masalah ini tak terlepas dari permasalahan
utama di setiap organisasi, serta kekurangan nya selain SDM yang sangat
kurang adalah anggaran yang seadanya kerena memang penganggaran tahun
ini sangat disusutkan yang mengakibatkan semua program juga
disusutkan”(Sumber: Wawancara Ibu Nur Nurul Setiarini, pada 26 juli 2017 di BAPPEDA Kota Serang)
Bedasarkan dari hasil wawancara di atas, peneliti dapat mengetahui bahwa
BAPPEDA menajdikan fasilitator kepada dinas-dinas ketika mempunyai beberapa
program baru harus dirumuskan dan BAPPEDA juga harus megnanalisis apakah
148
perencanaan yang dibuat sudah sesuai atau tidak dengan rencana stratgis yang sudah
ditetapkan selain itu, memantau setiap pelaksanaan program yang sedang
dilaksanakan dan mengevaluasi setiap program yang sudah dilaksanakan, ada
beberapa kendala yaitu pada sumber daya manusianya, permasalahan utama dinas
adalah masalah sumber daya manusianya, dimana ketidakpahaman para aparatur
terhadap rencana strategis yang dibuat, dan kompetensi dan komunikasi yang terjadi
di dalam pelaksanaan rencana strategi masih kurang baik yaitu dengan ditandai
dengan kurangnya pemahaman para pegawai tentang rencana strategis, kurangnya
SDM di bidang tertentu dan TKS yang mendominasi jalanya kegiatan organisasi,
serta komunikasi dalam setiap bidang kurang baik sehingga dalam review renstra dan
dalam pelaksanaan renstra menjadi tidak maksimal
Apabila hal masalah internal organisasi ini tidak segera ditangani, maka akan
mempengaruhi keberhasilan dari pelaksananan rencana strategisnya. oleh karenanya
pelaksanaan renstra baik juga harus didukung dengan SDM yang mendukung juga,
bukan hanya SDM aparatur saja akan tetapi sarana dan prasarana yang menunjang
sehingga ketika pelaksanaan strategis ini dapat berjalan dengan baik dan tidak terjadi
kendala-kendala.
Demikian juga dalam aspek eksternal yang bisa mempengaruhi jalanya
Rencana Strategis dan juga bisa menjadi permasalahan utama bagi organiasi maka
dari itu aspek ekstenal juga bisa mempengaruhi jalanya suatu organisasi dan
bagaimana sikap dari luar organisasi yang berperan dalam pembuatan Renstra atau
pengevaluasian setiap program-program, serta menilai bagaimana kondisi luar dari
149
organisasi akapah program yang dibuat sudah sesuai rencana atau tidak. Begitu juga
dengan Dinas Pertanian Kota Serang dalam pembuatan Renstra atau pelaksanaan
Rencana Strategis apakah dari pihak luar terlibat dalam pembuatan atau pelaksanaan
terutama dalam peningkatan nelayan di Karangantu, Peneliti mewawancarai I3 Kabid
Perkonomian di BAPPEDA Kota Serang beliau mengatakan bahwa
“Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan renstra, Kami pasti terlibat untuk
menyusun rencana, pemantauan pelaksana dan pengevaluasian rencana
strategis, jadi setiap bidang PEP di instansi dinas pun harus memiliki
koordinasi yang baik dengan BAPPEDA, bukan hanya renstra akan tetapi
program Dinas pun kami ikut pemantauan serta pengevaluasian. dan ada
pula hambatan ketika pengevaluasian renstra yaitu ketidakpahaman para
instasnsi dalam penyusunan renstra serta target yang tidak sesuai dengan apa
yang harus dicapai yang terakhir adalah kendala pada anggaran”(Sumber: Wawncara dengan Ibu Indah Nurul Setiarini tanggal 26 juli 2017 di BAPPEDA Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat mengetahui bahwa,
keterlibatan BAPPEDA dalam merencanakan Strategis menjadi sangat penting karena
BAPPEDA lah yang mensahkan, memantau serta mengevaluasi dari setiap program
yang dijalani dari setiap Dinas yang ada, serta koordinasi dengan bidang PEP harus
terjamin dengan sangat baik, Peneliti juga mewawancarai Nelayan yang berada di
karangantu salah satunya adalah Ketua Nelayan dalah hal ini Ketua Pemilik Kapal
beliau mengumgkapkan ada beberapa program yang kurang tepat sasaran salah
satunya adalah pembagian kapal dan mesin kapan, menurut beliau kurang tepat
sasaran dan harus dikaji ulang serta nonaktifnya koperasi yang ada di karangantu,
berikut wawancara bersama beliau:
“Apakah program dari pemerintah sampai pada masyarakat nelayan ini dan
apa saja wujud dari program pemerintah itu. Kalau untuk program yang kami
150
telah rasakan adalah penyuluhan hukum, pemberdayaan perekonomian
masyarakat pesisir dan untuk tahun 2017 ada program pemberdayaan wanita
pesisir, akan tetapi bentuk pemberdayaannya adalah pemberian bantuan
hibah dari pemerintah yaitu mesin kapal yang baru kami terima adalah
sekitar 20 dan alat tangkap berupa jaring sekitar 80 yang sekarang
barangnya berada di Ketua KUB GELIMANG I, sebenarnya programnya
sangat bagus dalam peningkatan kesejahteraan pada nelayan karena memang
nelayan masih jauh sekali dari sejahtera. ketika saat itu ada program wanita
masyarakat pesisir yang mana para istri nelayan disuruh mempunyai
produksi sendiri agar membantu perekonomian ketika masa paceklik tiba
akan tetapi programnya itu hanya berjalan sekali saja dan tidak ada lagi,
kalau untuk antusias warganya sebenarnya bagaimana instansi itu bisa
mengajak para wanita disini dan juga kami berharap tahun depan
programnya juga bukan hanya penyuluhan hukum akan tetapi pebersihan alat
tangkap yang dilarang karena apa kami di sini sangat menghawatirkan jika
alat tangkap itu terus di pergunakan karena bersifat buruk kepada ekosistem
ikan di laut, dan jika ada pembuatan rencana program kami tetap diundang
ke dinas akan tetapi programnya belum terlaksana dan tidak jarang kita
melakukan MUSREMBANG di Kecamatan untuk apa yang diaspirasikan oleh
para nelayan bisa tersalurkan” (Sumber: Wawancara dengan Pak Widri selaku Ketua Nelayan Tangkap, pada tanggal 16 juni 2017 di Karangantu Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat megnetahui bahwa, ada
beberapa program yang sudah di jalankan akan tetapi hanya sekali dikarenakan
mungkin dari pembiayaanya yaitu pada pemberdayaan wanita pesisir dimana
pemberdayaan ini bertujuan untuk membantu dari pekerjaan dari para nelayan ketika
masa paceklik tiba dan ketika para nelayan tidak melaut sehingga penghasilan serta
pendapatan dari nelayan pun akan naik sehingga kesejahteraan pun akan meningkat,
selain itu dari nelayan pun mengharapkan alat tangkap yang dilarang itu segera
dihapuskan dan diganti yang baru, Hal serupa yang diutarakan oleh Pak Rasta selaku
Ketua KUB GEMILANG I, berikut wawancara peneliti bersama Paka Rasta :
“Siapa saja yang terlibat mengikuti proses perencanaan strategis dan dimana
pelaksanaan MUSREMBANG tersebut, yang ikut serta dalam pembuatan
151
rencana stretegi maupun mereview rencana strategi adalah perwakilan
kelompok nelayan baik dari jurangan maupun ABK atau anak buah kapal
selain itu MUSREMBANG diadakan ketika adanya permasalah antara
nelayan dengan nelayan atau perselisihan serta pemberian bantuan seperti
mesin kapal dan jaring, itu kami rundingkan bersama dan mencari jalan
keluar bersama, adapun ketika dari pemerintah meminta untuk datang untuk
memberikan aspirasi, dari pihak nelayan hanya perwakilanya saja dan
Pertanyaannya sudah sejaherta belum para nelayan, tidak ada nelayan yang
bisa dikatakan sejahtera, karena pendapatan yang didapat tidak menentu,
Ketika ada program pemerintah itu kita sangat antusias akan tetapi dalam
mengurangi kesejahteraan kita tidak akan bisa sejahtera, bentuk bantuan dan
hibah dari pemerintah adalah pemberian kapal, mesin dan alat tangkap dan
penyuluhan hukum, akan tetapi menurut kami nelayan pemberian alat
tangkap nelayan tidak sesuai dengan target dimana yang seharusnya yang
mendapatkan kapal itu adalah kelompok Nelayan tangkap akan tetapi yang
mendapatkan nya adalah budidaya ikan jadi kurang tepat sasaran bantuanya,
dan kalau ada rencana program itu sebenarnya kita diundang untuk
menyumbang aspirasi dari nelayan akan tetapi kita adakan MUSREMBANG
antar kecamatan terlebih dahulu dan kita wakilkan sebagai perwakilan
nelayan dan berharap apa yang kita aspirasikan dapat terealisasi, program
yang kami mau adalah pelarangan alat tangkap nelayan seperti centrang dan
macan itu di tiadakan dan di ganti dengan alat tangkap yang baru akan tetapi
sampai saat ini belum ada bantuan penggantian alat tanggap yang dilarang
itu”(Sumber: Wawancara Pak Rasta sebagai Ketua KUB GEMILANG I di Karangantu Kota Serang).
Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat mengetahui yang terlibat
dalam pembuatan perencanaan itu hanya perwakilan dari setiap nelayan saja yang
bertujuan untuk memberikan aspirasi dari nalayan apa saja yang dibutuhkan oleh
nelayan, sebelumnya juga nelayan mengadakan musrembang yang bertujuan
mengumpulkan aspirasi dari setiap nelayan agar seiap aspirasi terbsut bisa didengar
oleh pemerintah, Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
menilai lingkungan dari aspek lingkungan, Dinas Pertanian Kota Serang memiliki
kekurangan dalam penyusunan maupun dalam pelaksanaan nya adalah Sumber Daya
Manusianya yang masih kurang kompeten serta banyaknya TKS Tenaga Kerja
152
Sukarela dibanding pegawai PNS serta komitmen dan pemahaman tentang rencana
strategis masih kurang, dalam setiap organisasi atau unit kerja terdiri dari sumberdaya
yang sangat mendukung kelancaran pelaksanaan dan pencapaian tujuan organisasi.
Sumber daya manusia merupakan pegawai atau karyawan yang mutlak harus ada dan
perlu pengembangan, Tanpa unsur manusia, maka tujuan organisasi yang telah
ditentukan tidak akan tercapainya sebagaimana yang diharapkan. Kerja sama tidak
akan terwujud dan alat alat hanya akan merupakan benda mati dan waktu yang
terbuang percuma apabila hal tersebut tidak terpenuhi dengan pegawai yang memiliki
ketrampilan yang sesuai dibutuhkan. Maka dari itu sumber daya manusia sangat lah
penting dalam keberhasilan baik dalam perencanaan pelaksanaan hingga
pengevaluasian didalam Dinas Pertanian Kota Serang itu sendiri memiliki PNS
sebanyak 26 orang dan dibantu oleh TKS Tenaga Kerja Sukarela
Berdasarkan Hasil Wawancara diatas bahwa peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa faktor internal yaitu upaya dari Dinas Pertanian dalam
meningkatkan kesejahteraan nelayan adalah pemberdayaan masyarakat pesisir,
bantuan kapal, penyuluhan hukum serta pemberdayaan masyarakat pesisir, selain itu
ada rencana untuk membuat kampung nelayan yang akan diadakan di Karangantu
Kota Serang, dimana Perencanaan ini dilibatkan dari pihak KKP (Kementrian
Kelautan Perikanan) dan perwakilan nelayan selain itu kendala dalam perencanaan
strategis adalah di sumber daya manusianya akan tetapi sarana dan prasarana yang
ada di Dinas Pertnaian sangatlah menunjang, selain itu Dinas pertanian kota serang
juga dibantu oleh 24 tenaga kerja sukarela, BAPPEDA menajdikan fasilitator kepada
153
dinas-dinas ketika mempunyai beberapa program baru harus dirumuskan dan
BAPPEDA juga harus megnanalisis apakah perencanaan yang dibuat sudah sesuai
atau tidak dengan rencana stratgis yang sudah ditetapkan selain itu, memantau setiap
pelaksanaan program yang sedang dilaksanakan dan mengevaluasi setiap program
yang sudah dilaksanakan, ada beberapa kendala yaitu pada sumber daya manusianya,
permasalahan utama dinas adalah masalah sumber daya manusianya, dimana
ketidakpahaman para aparatur terhadap rencana strategis yang dibuat, dan kompetensi
dan komunikasi yang terjadi di dalam pelaksanaan rencana strategi masih kurang baik
yaitu dengan ditandai dengan kurangnya pemahaman para pegawai tentang rencana
strategis, kurangnya SDM di bidang tertentu.
Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa peneliti dapat menarik kesimpulan
bahwa Faktor internal salah satunya adalah keterlibatan BAPPEDA dalam
merencanakan Strategis menjadi sangat penting karena BAPPEDA lah yang
mensahkan, memantau serta mengevaluasi dari setiap program yang dijalani dari
setiap Dinas yang ada, serta koordinasi dengan bidang PEP harus terjamin dengan
sangat baik. ada beberapa program yang sudah di jalankan akan tetapi hanya sekali
dikarenakan mungkin dari pembiayaanya yaitu pada pemberdayaan wanita pesisir
dimana pemberdayaan ini bertujuan untuk membantu dari pekerjaan dari para nelayan
ketika masa paceklik tiba dan ketika para nelayan tidak melaut sehingga penghasilan
serta pendapatan dari nelayan pun akan naik sehingga kesejahteraan pun akan
meningkat, selain itu dari nelayan pun mengharapkan alat tangkap yang dilarang itu
segera dihapuskan dan diganti yang baru dan yang terlibat dalam pembuatan
154
perencanaan itu hanya perwakilan dari setiap nelayan saja yang bertujuan untuk
memberikan aspirasi dari nalayan apa saja yang dibutuhkan oleh nelayan, sebelumnya
juga nelayan mengadakan musrembang yang bertujuan mengumpulkan aspirasi dari
setiap nelayan agar seiap aspirasi terbsut bisa didengar oleh pemerintah.
4. Menyepakati Prioritas-Prioritas
Proses menyepakati prioritas yaitu bagian yang merupakan suatu proses
dalam menilai bagaimana proses perencanaan strategis dan apa saja yang menjadi
prioritas utama dalam rencana strategisnya, selain itu proses ini juga menentukan apa
yang harus dilakukan untuk kedepanya dan mengkaji perencanaan strategis dari tahun
ketahun, apakah program yang sudah menjadi prioritas utama sudah mencapai target
atau belum, serta dalam menyepakati prioritas ini setiap organisasi dapat menilai
bagaimana strategi, tujuan dan sasaran yang telah dibuat. Pada penelitian ini peneliti
meneliti tentang bagaimana rencana strategi Dinas Pertanian Kota Serang dalam
meningkatkan kesejahteraan Nelayan di Karangantu, dan menilai apa saja yang
menjadi prioritas utama atau Program utama di Bidang Perikanan dalam
meningkatkan Kesejahteraan nelayan, dalam Proram utamanya Dinas Pertanian Kota
Serang khususnya di bidang perikanan ada dua prioritas utama yang atau program
utama yang mengkhususkan dalam peningkatan kesejahteraan nelayan itu sendiri
diantaranya adalah Pengembangan Perekonomian Masyarakat Pesisir dan
Pemberdayaan Wanita Pesisir yang dimana pelaksanaan program tersebut sudah dari
Tahun 2015 sampai sekarang akan tetapi ada beberapa kendala internal organisasinya
155
maupun ekternal di lapangannya, Berikut adalah wawancara bersama Kabid
Perikanan Dinas Pertanian Kota Serang yaitu Bu Diyah Pornomowati SH selaku I1-1
beliau mengatakan bahwa :
“Apa saja prioritas utama pada bidang perikanan dan program apa saja,
prioritas dari dinas Pertanian adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
nelayan di Karangantu dengan dua program utama yaitu peningkatan
kesejahteraan nelayan upayanya adalah pemberian bantuan atau hibah
berupa Motor Viat dan alat-alat kepada Kelompok Pengolah dan Pemasar
atau POKLASAR, selain itu juga untuk Nelayan sendiri kita memberikan
Bantuan Kapal, Mesin kapal diatas 5 GT dan alat tangkap selain itu juga
penyuluhan dan Pembinaan Wanita pesisir, akan tetapi ada permasalahan di
lapangan adalah bantuan yang diberikan kepada wanita pesisir seharusnya
perkelompok akan tetapi kenyataan dilapangan para wanita pesisir masih
banyak yang perorangan sehingga sulit bagi kita untuk memberikan bantuan
atau hibah, dan bentuk dari penyuluhan hukum itu dalah penjelasan tentang
alat tangkap apa saja yang dilarang”(Sumber:Wawancara dengan Ibu Diyah Purnomowati SH pada 21 Juli 2017 di Rumah Ibu Diyah Purnomowati SH)
Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat mengetahui bahwa
priotitas utama pada bidang perikanan adalah meningkatkan kesejahteraan nelayan di
karangantu kota serang dengan dua program utama adalah program pemberdayaan
perekonomian masyarakat pesisir dan pemberdayaan wanita pesisir, serta
memberikan bantuan kepada POKLASAR berupa motor untuk transportasi, selain itu
ada program yang akan diluncurkan oleh KKP yaitu Kampung nelayan yang akan
segera direncakan dan akan segera dilaksanakan programnya. Hal sama yang
diutarakan oleh I1-2 yaitu Bapak Drs.Mustari mengenai prioritas utama Dinas
Pertanian yaitu:
“Siapa saja yang terlibat dalam perencaan dua program tersebut dan apa
hasil dan apakah program tersebut sudah berjalan atau belum, yang terlibat
dalam perumusan perencanaan program tersebut adalah setiap pegawai yang
ada dibidang perikanan dan mengikut sertakan Bidang PEP untuk
156
memberitahukan kepada BAPPEDA agar mensahkan dari program tersebut,
program ini sudah dilaksanakan dari tahun 2015 sampai sekarang, Prioritas
utama dalam Dinas Pertanian adalah ke Pertanian di Kota Serang, jika di
bidang perikanan sendiri Programnya hanya pemberdayan perekonomian
pesisir dan wanita pesisir, dikarenakan laut telah diambil oleh provinsi maka
Dinas Pertanian yang dulunya Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan
hanya mempunyai 2 program prioritas dan program ini sudah kami jalankan
selama 2 tahun, ada 7 program dan 10 kegiatan di dinas pertanian ini
mengenai masalah nelayan dan peningkatan kesejahteraan nelayanya,
memang ada kendala dalam pelaksanaanya pertama dari internalnya yaitu
masalah SDM sumberdaya Penyuluh di Dinas Pertanian sangat Kurang
sehingga menylitkan dalam pelaksanaan program sedangkan pada
eksternalnya banyak nelayan nelayan yang belum berkelompok terutama
pada wanita pesisir karena program utama di bidang ini adalah salah
satunya pemberdayan wanita pesisir”(Sumber: wawancara Bapak Drs.Mustari pada 21 juli 2017 di Dinas Pertanian Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti mengetahui bahwa, yang terlibat
dalam pembuatan rencana program untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan adalah
setiap pegawai yang ada dibidang perikanan saja dan ada ada dua prioritas utama dari
bidang perikanan adalah program pemberdayaan perekonomian masyarakat pesisir
dan pemberdayaan wanita pesisir, selain itu ada 7 program dan 10 kegiatan yang
dilaksanakan untuk menunjang dari progarm utama tersebut, Dari pernyataan di atas
telah diuraikan bahwa prioritas utama di Dinas Pertanian Kota Serang adalah di
Sektor pertanian dan pada bidang Perikanan ada 2 Prioritas utama adalah
Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat Pesisir dan Pemberdayan Wanita pesisir
yang dimana ada kendala pada Kelompak Wanita pesisir yang belum tebentuk dan
pada Dinas Pertanian masih Kurang Sumber Daya Penyuluhnya. Kemudian
Pernyataan yang sama juga dengan yang diuarakan I3 Yaitu Ibu Indah Nurul Setiarini
Sebagai Kabid Perkonomian BAPPEDA Kota Serang, mengatakan bahwa
157
“Mengapa hanya dua program utama saja, karena dilihat dari visi dan misi
dari kepala daerah juga dimana visi dan misi yang kepala daerah usung
adalah mengenai masalah pertanian dan kenapa hanya dua program yang
diutamakan karena ada 7 program dan 10 kegiatan tersebut hanya meliputi
dari penyuluhan dan pemantauan untuk bidang perikanan bukan pesisir
hanya menangani pembududayaan ikan saja, untuk masyarakat pesisir hanya
dua program utamanya saja, Untuk tahun ini memang prioritas utama untuk
meningkatkan kesejahteraan nelayan adalah pengembangan pertanian di
Kota Serang yang sesuai dengan Visi dan Misi dari walikota serang, dan
untuk Dinas Pertanian sendiri khususnya bidang Perikanan ada dua program
utama yaitu pemberdayan perekonomian masyarakat pesisir dan
pemberdayan wanita nelayan serta tahun 2017 ini ada dari KKP Kementrian
Kelautan Perikanan dan Dinas Kelautna Perikanan Provinsi yaitu Kampung
Nelayan yang sedang dikaji sampai sekarang”( Sumber: Wawancara Ibu Indah Nurul Setiarini Sebagai Kabid Perkonomian BAPPEDA Kota Serang pada 26 juli 2017 di BAPPEDA Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti mengetahui bahwa, ada
beberapa program dari bidang perikanan yaitu 7 program dan 10 kegiatan yang
diantaranya 2 dari 7 program mengacu pada program peningkatan perekonomian
masyarakat pesisir dan program tersbut adalah pemberdayaan perekonomian
masyarakat pesisir dan pemberdayaan wanita pesisir. Hal sama yang diutarakan oleh
Eko Setyaguna S.Hut, Pelaksana Program Evaluasi dan Pelaporan Dinas Pertanian
mengatakan bahwa:
“Untuk Program dan Prioritas Utama dari Dinas Pertanian ini adalah
pengembangan sektor pertanian dan untuk program dari bidang perikanan
ada 7 program dan 10 kegiatan yang dimana ada prioritas utama yaitu
Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Wanita Pesisir, pelaksanaan
kedua progaram tersebut masih terkendala ketika pemberian bantuan dan
hibah karena belum banyak kelompok yang berbadan hukum sehingga
menyulitkan kita dari dinas untuk memberikan hibah, serta ketika
pemberdayaan wanita pesisir terkendalanya adalah penyuluhan yang kurang
dan antusias dari para wanita nelayannya sendiri”(Sumber: Wawancara Bapak Eko Setyagama S.Hut sebagai Pelaksana Program Evaluasi dan Pelaporan Dinas Pertanian Kota Serang pada 25 juni 2017 di Dinas Pertanian Kota Serang)
158
Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat mengetahui bahwa
prioritas utama pada Dinas Pertanian Kota Serang adalah sektor pertanian serta
khususnya dibidang perikanan sendiri ada dua program utama yaitu pemberdayaan
perekonomian masyarakat pesisir dan pemberdayaan wanita pesisir yang
pelaksanaanya ada beberapa kendala diantaranya kurangnya sumber daya penyuluh di
Dinas Kota Serang sendiri dan belum banyaknya kelompok nelayan sehingga
menyulitkan dalam pemberian bantuan atau hibah. Berikut ini adalah Tabel 4.8
Program Prioritas di Dinas Pertanian Kota Serang khususnya di Bidang Perikanan
Tabel 4.8
Tabel Program Utama Dinas Pertanian Khususnya Bidang Perikanan No Program Bentuk Bantuan
Hibah Penyuluhan Mesin Kapal
diatas 5 GT
Box Ikan Alat Tangkap/ lainya Penyuluhan Hukum
Penyuluhan Wanita Pesisir
1 Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat Pesisir
75 Buah dibagi /
Triwulan
47 Buah 80 Buah √ -
2 Pemberdayaan Wanita Pesisir
2 Buah Motor Viar - √
(Sumber: Dinas pertanian Kota Serang 2016)
Berdasarkan Tabel 4.8 yaitu Tabel diatas ada 2 prioritas utama yaitu
pemberdayaan perekonomian masyarakat pesisir yang ditujukan untuk masyarakat
nelayan dalam bentuk hibah berupa Mesin Kapal diatas 5GT sebanyak 75 buah / 3
bulan, Box ikan sebanyak 47 buah dan alat tangkap sebanyak 80 buah selain itu
bentuk pemberdayaan dari wanita pesisir dalam bentuk bantuan hibah seperti alat
159
tangkap atau lainya berupa 2 motor viar dan penyuluhan bagi wanita pesisir bentuk
dari penyuliuhan ini membuat produk dari hasil perikanan.
Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
prioritas Program bahwa Dinas Pertanian Kota Serang Khususnya Bidang Perikanan
memiliki 2 Prioritas utama yaitu Program pemberdayaan perekonomian masyarakat
pesisir dan pemberdayaan wanita pesisir dimana bentuk dari Program tersebut adalah
Bantuan berupa Mesin Kapal, Box Ikan Alat Tangkap ataupun Motor serta
Penyuluhan Hukum dan Penyuluhan Wanita pesisir yang bertujuan untuk membuat
hasil produksi ikan yang akan dimanfaatkan para wanita pesisir atau bisa dibilang
istri dari nelayan untuk membantu perekonomian sehingga mampu meningkatkan
kesejahteraan nelayan . priotitas utama pada bidang perikanan adalah meningkatkan
kesejahteraan nelayan di karangantu kota serang dengan dua program utama adalah
program pemberdayaan perekonomian masyarakat pesisir dan pemberdayaan wanita
pesisir, serta memberikan bantuan kepada POKLASAR berupa motor untuk
transportasi, selain itu ada program yang akan diluncurkan oleh KKP yaitu Kampung
nelayan yang akan segera direncakan dan akan segera dilaksanakan programnya
5. Memantau dan Evaluasi
Salah satu persoalan dalam pengelolaan sumber daya manusia dalam
organisasi serta kurang tepat sasarannya suatu program yang dilaksanakan adalah
pemantauan program serta evaluasi program, ketidaktepatan dalam melakukan
evaluasi program akan berdamapak pada hasil (outcome) yang didapatkan
160
perencanaan yang akan dibuat selanjutnya pun akan tidak tepat sasaran, begitu pula
dengan pemantauan, merupakan hal yang penting dalam berhasil atau tidaknya
program dan apakah program yang dijalankan sesuai dengan apa yang direncanakan
atau tidak.
Evaluasi pada dasarnya dilakukan untuk mengetahu sejauh mana kadar
profesionalisme pegawai serta apakah semua sudah sesuai dengan tupoksinya
masing-masing, Evaluasi merupakan kegiatan yang menilai hasil yang diperoleh
selama kegiatan pemantauan berlangsung. Lebih dari itu evaluasi juga menilai hasil
atau program yang telah dicapai dan tindakan selanjutnya yang diperlukan dengan
tujuan untuk melihat tingkat keberhasilan pengelolaan kegiatan, melalui kajian
terhadap manajemen dan output pelaksanaannya serta permasalahanya yang dihadapi,
untuk selanjutnya menjadi bahan evaluasi kinerja program dan kegiatan selanjutnya.
Salah satu bentuk manajemen pelaksanaan serta permasalahan yang dihadapi
yang dimaksudkan adalah memberi kesimpulan dalam bentuk umpan balik sehingga
dapat terus mengarahkan visi, misi dan sasaran yang telah ditetapkan selain itu
evaluasi dilakukan menbandingkan antara yang terjadi dengan yang direncanakan
mengkaitkan dengan kondisi lingkungan yang ada dan arah evaluasi bukan pada
apakah informasi yang telah disediakan benar atau salah, tetapi lebih di arakan pada
perbaikan diperlukan. Begitu pula dengan Dinas Pertanian Kota Serang dimana ada
beberapa kendala dalam pengevaluasian maupun review renstra, peneliti
mewawancarai salah satu Bidang yang mempunyai tugas merencanakan
161
pengevaluasian dan pelaporan adalah bidang PEP, peneliti mewawancarai I1-4 yaitu
Eko Setyagama S.Hut mengatakn bahwa :
“Apa saja yang dievaluasi dan Siapa saja yang terlibat dalam
pengevaluasian rencana strategis maupun program keigatan, yang terlibat
dalam pemantauan maupun pengevaluasain adalah dari pihak dinas sendiri
terutama bidang PEP, dan bidang terkait serta BAPPEDA dalam
merumuskan atau memantau evaluasi program, Jika berbicara mengenai
pemantauan dan evaluasi dari bidang PEP sendiri untuk evaluasi program
kegiatan mempunyai nama kegiatan evaluasi adalah EvLap atau Evaluasi
Lapangan yang diadakan per triwulan yaitu 3 bulan sekali dan itu pun hanya
bentuk pelaporan kegiatannya saja, dan kendala pada proses evaluasi
lapangan ini adalah yaitu ketidaksesuaian dengan renja/renstra dan ketika
melaksanakan evaluasi lapangan itu ada beberapa kendala yang dihadapi
adalah ketidakpekaan setiap bidang dengan pengevaluasian program ini
komunikasi vertikal yang kurang baik di setiap bidang, dan ketika
pengevaluasian itu pula tidak melibatkan dari petani atau nelayan hanya
berupa data yang akurat dari atas.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Eko Setyagama S.Hut pada 19 nuli 2017 di Dinas Pertanian Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat mengetahui bahwa yang
dievaluasi adalah program yang sudah dijalankan selama triwulan pertama atau
selama per 3 bulan selain itu yang terlibat dalam pemantauans serta pengevaluasian
program ataupun review rencana strategis adalah Bidang PEP dan bidang terkait di
dinas pertanian serta BAPPEDA yang memantau, pengevaluasian program, dari
bidang PEP sendiri ada program yang dinamakan EvLap yaitu evaluasi lapangan
yang diadakan pertiga bulan sekali yang bertujuan untuk menselaraskan apakah
program tersbut sudah sesuai dengan rencan strategis atau tidak, Hal yang sama
diutarakan oleh Bu Nurmainah SE. M.Si Sebagai Kabid Program, Evaluasi dan
Pelaporan Dinas Pertanian Kota Serang
“Apakah manfaat dari evaluasi lapangan tersebut, manfaat dari evaluasi
lapagnan adalah untuk mengukur apakah program yang dijalankan sudah
162
seusai dengan yang tercantum pada rencana strategis atau belum,
pelaksanaan evaluasi lapangan tersebut di Dinas Pertnian Kota Serang,
Evaluasi Progaram itu dinamakan Evaluasi Lapangan yang biasa disebut
evaluasi lapangan yang dilaksanakan pertriwulan atau setiap 3 bulan oleh
Dinas Pertanian lalu disampaikan kepada BAPPEDA yang berisi kegiatan
selama tiga bulan itu dan mencocokan dengan rencana strategis, kendala
yang dihadapi adalah ketidaksesuaian program yang dijalankan dengan
renja/renstra serta hambatanya adalah SDMnya dimana ketidakpahaman
tentang pengevaluasian serta ketidakpekaan setiap bidang ketika dari bidang
PEP meminta hasil dari kegiatan kegitan yang sudah dilakukan”(Sumber : Wawancara Ibu Nurmainah SE, M.Si pada 20 juli 2017 di Dinas Pertanian Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat mengetahui bahwa,
manfaat dari evaluasi lapangan itu adalah untuk mengukur apakah program yang
telah dijalankan selama 3 bulan sudah sesuai dengan targetnya yang ada di renstra
atau tidak, selain itu masalah ketidakpahaman para pegawai mengenai evaluasi
program yang dilakukan dan kurangnya kepekaan dari setiap bidang dalam
pengumpulan pelaporan dari hasil kegiatan agar bidang PEP dapat mengevaluasi dari
kinerja serta program yang telah dilaksanakan, Hal sama yang diutarakan oleh Kabid
Bidang Perekonomian BAPPEDA Kota Serang mengenai bagaimana evaluasi yang
dilakukan BAPPEDA dalam pelaksanaan Rencana Strategis berikut wawancaranya :
“Bagaimana menurut saya ketika mendengar ada evaluasi yang dijalankan
jadwalkan selama 3 bulan, sangat bagus karena evaluasi bertujuan untuk
mengetahui apakah prgram ini berjalan dengan semestinya atau tidak, maksa
dari itu setiap instansi terutama dibidang PEP harus mempunyai beban lebih
untuk mengevaluasi dari program yang dijalankan, untuk BAPPEDA sendiri
pasti terlibat dalam pengevaluasian tersebut akan tetapi mngenai evaluasi,
pada kenyataanya sebenarnya untuk setiap SKPD tidak menjamin semua
pegawainya paham tentang renstra dan ketika pengoreksian anggaran
kegiatan ketika pengevalausian banyak program yang tidak sesua dengan apa
yang tercantum di rencana strategi tersebut padahal acuan dari program dan
sasaran berada di rencana starteginya itu, dan kenadala selanjutnya adalah
ketidakapahaman SDM ketika menjalankan atau mengevaluasi renstra
163
terutama pada bagian PEPnya, sebenarnya dari BAPPEDA sendiri sudah
melakukan koordinasi di setiap SKPD terutama dibidang PEPnya yang
menyerukan bahwa setiap program kegiatan harus mengacu pada Renstra
yang dibuat serta ketika pengevaluasian renja semua pegawai harus paham
dengan apa yang sudah dilakukan, kalau untuk pengevaluasian program itu
setauh tiga kali atau pertriwulan itu mesih membahas tentang capaian serta
kinerja yang telah dijalankan” (Sumber :Wawancara dengan Ibu Indah Nurul di Kabid Perekonomian pada tanggal 25 juli 2017 di BAPPEDA Kota Serang
Bedasarkan dari hasil wawancara di atas, peneliti mengetahui bahwa, manfaat
dari pengevaluasian adala bagaimana bisa mengukur apakah program yang dijalankan
sudah sesuai dengan apa yang diharapkan atau tidak dan BAPPEDA pun ikut serta
dalam pengevaluasian program tersebut namun pada pemantauan serta
pengevalauasian baik rencana strategi ataupun pelaksanaanya masih terkendala dari
ketidaksesuaian program yang dijalankan dengan program yan tercantum di
Perencanaan Strategis, serta masalah Sumber Daya Manusia yang dirasa masih
kurang memahami serta ketika pelaksanaan Evaluasi disetiap bidang, masih kurang
kepekaan dari setiap bidang atas kinerjanya. Padahal kegiatan Pemantauan serta
Pengevalauasian Program sangat penting dalam mengukur apakah dalam kegiatannya
tejadi kedala dan bagaimana cara untuk mengatasi permaslah tersebut . Berikut ini
adalah Tabel 4.9 dari Program / Kegiatan yang berhunbungan dengan Memantau dan
Mengevaluasi
164
Tabel 4.9
Kegiatan Pemantauan dan Pengevaluasian dari Dinas Pertnaian
NO. NAMA KEGIATAN PENYELENGGARA
1. Penyusunan Rencana Kerja Bidang PEP di Dinas Pertnaian Kota Serang
2. Bimtek Aktif Bidang PEP di Dinas Pertnaian Kota Serang
3. Pelatihan Evaluasi dan Akuntansi Pemerintah Daerah Bidang PEP di Dinas Pertnaian Kota Serang
(Sumber: Dinas Pertanian Kota Serang 2016)
Berdasatkan hasil wawancara diatas bahwa evaluasi adalah program yang
sudah dijalankan selama triwulan pertama atau selama per 3 bulan selain itu yang
terlibat dalam pemantauans serta pengevaluasian program ataupun review rencana
strategis adalah Bidang PEP dan bidang terkait di dinas pertanian serta BAPPEDA
yang memantau, pengevaluasian program, dari bidang PEP sendiri ada program yang
dinamakan EvLap yaitu evaluasi lapangan yang diadakan pertiga bulan sekali yang
bertujuan untuk menselaraskan apakah program tersbut sudah sesuai dengan rencan
strategis atau tidak, selain itu evaluasi lapangan itu adalah untuk mengukur apakah
program yang telah dijalankan selama 3 bulan sudah sesuai dengan targetnya yang
ada di renstra atau tidak, selain itu masalah ketidakpahaman para pegawai mengenai
evaluasi program yang dilakukan dan kurangnya kepekaan dari setiap bidang dalam
pengumpulan pelaporan dari hasil kegiatan agar bidang PEP dapat mengevaluasi dari
kinerja serta program yang telah dilaksanakan dan pengevaluasian adala bagaimana
bisa mengukur apakah program yang dijalankan sudah sesuai dengan apa yang
diharapkan atau tidak dan BAPPEDA pun ikut serta dalam pengevaluasian program
165
tersebut namun pada pemantauan serta pengevalauasian baik rencana strategi ataupun
pelaksanaanya masih terkendala dari ketidaksesuaian program yang dijalankan
dengan program yan tercantum di Perencanaan Strategis, serta masalah Sumber Daya
Manusia yang dirasa masih kurang memahami serta ketika pelaksanaan Evaluasi
disetiap bidang, masih kurang kepekaan dari setiap bidang atas kinerjanya. Padahal
kegiatan Pemantauan serta Pengevalauasian Program sangat penting dalam mengukur
apakah dalam kegiatannya tejadi kedala dan bagaimana cara untuk mengatasi
permaslah tersebut
4.9 Penyajian Data
Pembahasan pada penyajian data(Data Display) merupakan hasil analisis dan
fakta yang peneliti temukan di lapangan. Peneliti menggunakan Teori Perencanaan
Strategis menurut Allison and Kaye (2005:322) yang mengemukakan tentang
bagaimana proses perencanaan strategis yang baik.
4.10 Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan penelitian merupakan isi dari hasil analisis data dan fakta yang
peneliti dapatkan dilapangan serta disesuaikan dengan Teori yang digunakan dalam
penelitian ini, Peneliti menggunakan Teori Allison and Kaye (2005:322) yang
mengemukakan tentang bagaimana proses perencanan strategis yang baik dan apa
saja yang harus diperhatikan dalam pembuatan perencanaan ataupun pelaksanaanya,
yaitu meliputi Pra Persiapan, Mempertegas Visi dan Misi, Menilai
166
Lingkungan(internal eksternal), Menyepakati Prioritas Prioritas dan Pemantauan dan
Pengevaluasian.
Perencanaan Strategis merupakan suatu sistem yang dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik spesifik organisasi. Perencanaan Strategis dijadikan
instrumen yang akan membantu pimpinan organisasi dalam mengelola dan
mengalokasikan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan
organisasi. Dalam penyelenggaraannya pemerintah daerah juga sangat diperlukan
adanya perencanaan strategis baik itu untuk daerahnya secara umum atau untuk
masing-masing perangkat daerah. Rencana Strategis atau disingkat Renstra adalah
dokumen perncanaan yang dibuat daerah untuk periode 5 tahun
Dinas Pertanian Kota Serang merupakan saah satu SKPD yang merupakan
bagian dari Pemerintah Kota Serang, yang memiliki kewajiban untuk menyusun
Rencana Stategis Dinas Pertanian Kota Serang Tahun 2013 – 2018 sebagai dokumen
perencanaan strategis yang disusun dan dirumuskan setiap Lima tahun (Perencanaan
Strategis jangka menengah) Dinas Pertanian Kota Serang merupakan salah satu unit
pelayanan di Kota Serang yang terbentuk pada tahun 2006 yang dahulu adalah Dinas
Pertnaian dan selanjutnya pada Tahun 2012 menganti nama menjadi Dinas Pertanian,
Kelautan dan Perikaan dan tahun 2017 Sekarang mengganti naman menjadi Dinas
Pertanian Kota Serang bedasarkan PP Nomor 23 tentang Otonomi daerah.
Perencanaan Strategis ini menggambarkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, dan
Kebijakan serta program dan kegiatan yang realistis, dan semua itu yang diharapkan
mencapai target dan prediksi capaian yang diharapkan dimasa depan, perencanaan
167
strategis menentukan arah suatu organisasi untuk 5 tahun kedepan, bagaimana cara
mengarahkannya dan bagaimana mengevaluasi keberhasilan dan ketidakberhasilan
serta apa saja yang menjadi penghambat jalanya perencanaan program itu. Secara
umum Renstra Dinas Pertanian Kota Serang merupakan salah satu perangkat dasar
pengkuran kinerja atas pelayanan yang diberikan pada masyarakat di bidang
perikanan terutama pada kesejahteraan Nelayan di Karangantu Kota Serang. ada
beberapa proses atau tahapan dalam perencanan strategis menurut Allison and
Kaye(2005:332) yang harus diperhatikan dalam proses baik dari perumusan maupun
dalam pelaksanaan rencana strategis, sehingga nantinya diharapkan proses
Perencanaan Strategis itu dapat ditetapkan oleh setiap instansi-instansi dan hal-hal
yang harus diperhatikan dalam merumuskan serta dalam melaksanakan hingga
mengevaluasi dari Rencana Strategis agar bisa berjalan dengan baik dan setiap
kendala yang muncul dapat diatasi secara efektif sehingga perencanaan strategis yang
dibuat dapat berjalan secara optimal dan dapat mencapai tujuan dari perencanan
strategis tersebut. Adapun temuan yang didapatkan dalam penelotoan mengenai
Perencanaan Strategis Dinas Pertanian Kota Serang dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Nelayan di Karangantu yakni sebagai berikut:
1. Pra Persiapan
Pra Persiapan adalah tentang bagaimana orang orang yang didalam
organisasinya tersebut bisa mempersiapakan apa saja yang ingin dicapai melalui
Rencana Strategis, dan bagaimana kesiapan dari para aparatur ketika membuat
168
Rencana Strategis. Proses ini menjadi kunci penting dalam membuka gerbang untuk
mencapai tujuan organisasi. Sebab Proses Pra Persiapan adalah langkah awal untuk
membuat Rencana Strategis serta Perencanaan Strategis akan lebih bermanfaat jika
ada orang orang yang tepat di dalamnya, yang dapat merumuskan Perencanaan dan
Kebijakan dengan baik dan dalam kondisi siap.
Untuk menciptakan perencanaan strategis yang baik maka ketika dalam proses
pra persiapan perencanaan setiap pegawai harus sudah bisa menilai apa saja isu
strategis dan konflik yang terjadi ketika pelaksanaan perencanaan strategis, selain itu
juga dalam perumusan perecnanaan strategis harus diisi dengan orang orang yang
tepat dalam merencanakan sehingga ketika dalam proses perencanaan strategis dapat
mendapatkan strategi serta kebijakan yang sesuai dengan keadaan dilapangan. Sering
kali dalam persiapan merencanakan banyak orang orang yang tidak siap dan kurang
kompeten dalam merumuskan perencanan strategis yang mengakibatkan ketika pada
pelaksananaannya program yang dijalankan akan tidak sesuai dengan harapan. Selain
itu juga dukungan dari berbagai pihak juga sangat dibutuhkan dalam Perencanaan
Strategis karena pihak dari luar lah yang bisa mendukung dalam perumusan
permasalahan sehigga apa yang direncanakan sesuai dnegan apa yang diharapkan.
Pada temuan lapangan terlihat pada persiapan pada sumber daya manusianya
di Dinas Pertanian Kota Serang kurang terlihat ketika ditanya mengenai bagaimana
keisapan dari setiap pegawai mengenai permusan perencanaan strategis dan
bagaimana sikap pegawai ketika mereview rencana strategis, selain itu juga
kurangnya kesiapan dari pegawai juga dipengaruhi oleh kurangnya SDM yang berada
169
di Dinas Pertanian dan lebih banyak TKS Tenaga Kerja Sukarela yang bekerja di
Dinas Pertanian Kota Serang, yang telah disinggung diatas bahwa perencanan yang
baik juga harus mempunyai orang yang tepat dalam merencanakannya. Dilihat dari
kondisi Dinas Pertanian sekarang yang masih kurang SDMnya, dapat dilihat pada
tabel 4.10 yaitu Daftar Daftar nama Pegawai yang berdada di Dinas Pertanian Kota
Serang
Tabel 4.10
Julmah dan Komposisi pegawai menurut status pada Dinas Pertanian Kota
Serang Tahun 2016
No Status
Pegawai
Golongan Jumlah
I II III IV
1. Pegawai Negri Sipil(PNS)
- 1 40 13 54
2. Tenaga Kerja Sukarela (TKS)
- - - - 24
1 40 13 78 (Sumber: Bidang PEP, Dinas Petnaian Kota Serang)
Berdasarkan Tabel 4.10 tersebut terlihat Pegawai Dinas Pertaian Kota Serang
pada tahun 2016 memiliki jumlah tenaga kerja sukarela sebanyak 24 orang dan
pegawai yang memmpunyai golongan sebanyak 54 orang, dimana dari keseluruhan
TKS yang berada di dinas pertnaian disebar di dinas maupun ke UPT atau untuk
tenaga pembantu pada penyuluhan perikanan, keterlibatan TKS ini tidak diimbangi
oleh pembekalan pelatihan untuk para TKS yang mengakibatkan kurangnya
pengetahuan dari pata TKS sendiri.
170
2. Mempertegas Visi dan Misi
Visi dan misi merupakan suatu rangkaian yang menyatakan cita-cita atau
impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai dimasa depan, Visi
merupakan pernyataan want to be dari organisasi. Visi juga merupakan hal yang
sangat krusial bagi setiap organiasi karena untuk menjamin atau pandangan tentang
tujuan dari oirganisasi pada jangka panjang, Visi juga terdapat nilai-nilai, aspirasi
serta kebutuhan organisasi dimasa depan jika misi merupakan produk yang di
hasilkan dalam hal ini adalah program yang akan dijalankan jika di organisasi dan
program tersebut bisa berdayaguna untuk setiap masyarakat dan misi juga merupakan
suatu kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organiasi.
Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula
memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian dari Visi. salah satu alasan utama
untuk menyusun rencana strategis adalah berlandaskan dari visi dan misi yang dibuat
serta visi dan misi juga mempunyai fokus utama dalam yang harus dicapai. Dalam isi
perencanaan strategis Dinas Pertanian Kota Serang memiliki permasalahan yaitu
berfokuskanya visi dan misi nya ke pertanian saja padahal didalamnya ada beberapa
program yang mengacu pada bidang perikanan selain itu juga program yang
dilaksanakan tidak sesuai dengan apa yang tercantum pada visi dan misinya berikut
adalah tabel 4.11 yang merpakan visi dan misi dari Dinas Pertanian Kota Serang
171
Tabel 4.11
Visi, Misi, Strategi, Sasaran serta Arah Kebijakan Dinas Pertanian Kota Serang No Rincian Penjelasan 1 Visi
“ Terwujudnya Kota Serang Madani sebagai Kota Pendidikan yang bertumpu pada potensi
Perdagangan ,Jasa Pertanian Serta Budaya
“REVITALISASI PERTANIAN” Pemerintah Kota Serang 2014 -2018 menjelaskan bahwa pada periode ini, pemerintahan kota serang bertujuan untuk merevitalisasi pertanian dengan alasan pertanian adalah potensi ekologis ekonomis kora serang namun pelaku usahanya masuk dalam kategori kantung kantung kemiskinan kedua sektor pertanian mudah menyerap tenaga kerja dengan latar belakang intelektual
2 Misi “Tertatanya Sistem Agribisnis yang kuat
menuju Pertanian yang berdayasaing dan
Berkelanjutan
Terdapat 4 pilar utama yaitu TERTATA : Memiliki makna bahwa aktifitas pertanian yang selama ini berlangsung, AGRIBISNIS : Memiliki makna pertanian dalam sebuah sistem transaksi dengan mekanisme BERDAYA SAING : Memiliki makna kualitas produk yang secara proporsional memiliki kualitas itnggi BERKELANJUTAN : Proses pengelolaan sumberdaya alam sebagai sumberdaya ekonomi yang lestari didukung dengan teknologi dan budaya arif lokal
3 Strategi Meningkatkan Kapabilitas dan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Serang, Meningkatkan Kualitas dan Produktifitas Pertanian, Perternakan, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan serta pangan, Menigkatkan Kesejahteraan Petani Melalui Kemandirian Petani
4 Kebijakan Mewujudkan Sistem Tata Kelola Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian yang Efektif dan Efisien, Menginisiasi sistem agribisnis skala kota yang adil dan berkelanjutan dan Menempatkan Petani dan Nelayan sebagai Pelaku Pasar Aktif
5 Arah Kebijakan Mengembangkan dan meningkatkan Kapasitas, Kualitas dan Produktifitas Pertanian dan Pangan
(Sumber: Renstra Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Serang) Dapat dilihat pada tabel 4.11 pada renstra Dinas Pertanian Kelautan dan
Perikanan yang sekarang menjadi Dinas Pertanian bahwa tidak ada pemaparan visi
dan misi yang mengacu pada bidang perikanan serta strategi yang dibuat hanya
memfokuskan pada pertanian saja, Ketika mewawancarai Eko Setyagama S.Hut
mengatakan bahwa kota serang merupakan kota yang tidak memiliki laut tapi hanya
mempunyai garis pantai sepanjang 10Km, maka dapat disimpulkan bahwa Visi dan
Misi, Strategi yang dibuat hanya memprioritaskan pada pertanian saja, sebenarnya
ketika awal tahun 2017 Dinas Pertanian Kota Serang mereview Renstra dan hasilnya
172
adalah hanya bab V dan bab VI saja akan tetapi ketika melihat review renstra BAB V
dan BAB VI ketika peneliti melihat tidak ada perubahan dalam Visi dan Misi karena
menurut Bu Nurmainah SE, M.Si Visi dan Misi tidak mungkin diubah karena Visi
dan Misi itu mengikuti dari Visi dan Misi dari kepala daerahnya. Oleh karena dalam
melaksanakan setiap pelaksanaan program harus sesuai dengan visi dan misi karena
memang acaun dari program tersebut adalah Visi dan Misi.
3.Menilai Lingkungan
Proses Menilai Lingkungan dalam konteks ini bagaimana dapat menilai dua
aspek tepenting dalam berjalanya Perencanaan Strategis yaitu faktor internal dan
eksternal, dalam menilai aspek internal kompetensi dari pegawai yang sangat
diperlukan dalam membuat rencana strategis serta pelaksanaanya baik dari
komitmenya serta inisiatif dari pegawainya selain itu juga sarana prasarana yang
mendukung menjadi aspek penting dalam menunjang proses perencanaan strategis.
Perhatian pegawai harus memfokuskan pada isu, konflik dan preferensi dalam proses
hirarki oraganisasi. Individu merupakan bagian penting dalam organisasi dan juga
merupakan bagian dari pelaksanan yang akan berdampak kepada pelaksanaa strategi
Lalu aspek eksternal organisasi bagaimana dalam perencanaan strategis serta
pelaksanaan rencana strategis tidak lepas dari pengaruh lingkungan luar, dalam
perencanaan strategis bagaimana dalam merencanakan apakah ada stakeholder yang
ikut terlibat dalam penyusunan Renstra atau apakah ada masyarakat yang ikut dalam
merumuskan rencana strategi atau dalam Perencanaan Strategis itu hanya dari
173
instansi terkait saja dan hanya berdasarkan data yang diperoleh untuk merencanakan
Strategis dan bagaimana pegnaruh jika ada orang yang masuk dalam merencanakan
rumusan Strategi
Pada hasil wawancara peneliti melihat bahwa Perencanaan Strategis Dinas
Pertanian Kota Serang dalam upaya Peningkatan Kesejahteraan Nelayan di
Karangantu masih terbentur dengan kendala SDM dari faktor internal baik dari
kompetensi dan anggaran yang dikeluarkan sangat minim yang mengakibatkan
program dari Dinas Pertanian Kota Serang Khususnya Bidang Perikanan tidak
optimal akan tetapi pada sarana dan prasarana dalam pelaksanaan program sudah
sangat menunjang akan tetapi para pegawai yang kurang memanfaatkan kondisi yang
ada selain itu memang sudah baik ketika pembuatan perencanaan stretegis atau
pembautan Rencana program yang dimana diikut sertakan para nelayan dan para
petani untuk andil dalam mencurahkan aspirasi mereka akan tetapi kurangnya
pengetahuan dari nelayan yang menyebabkan potensi yang ada di wilayahnya kurang
dioptimalkan, memang sudah membuat Perencanaan Strategis dengan melihat faktor
internal dan eksternal dengan mengunakan analisis SWOT, Dinas Pertanian Kota
Serang memiliki tantangan dan peluang baik dari internal dan ekternal yang
digambarkan pada tabel 4.12 berikut:
174
Tabel 4.12
Tabel Analisis SWOT Permasalahan Faktor Internal dan Eksternal di Dinas
Pertanian Kota Serang
Internal
Eksternal
STRENGHT (Kekuatan) WEAKNESS ( Kelemahan )
• Program Program Dinas yang baik untuk meningkatkan kesejahteraan Nelayan
• Koordinasi dengan SKPD lain terjalin dengan baik
• Tersedianya Sarana dan Prasarana
• Banyaknya dukungan Pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan Nelayan
• Memiliki Potensi Perikanan • Kemampuan keterampilan
Nelayan yang baik.
• Terbatasnya personil teknis yang terlatih diBidang Perikanan dan Tenaga Penyuluh Perikanan
• Kurang Kompetensi Pegawai di Dinas Pertanian
• Terbatasnya angaran untuk malaksanakan program kegiatan
• Rendahnya daya beli nelayan
OPPORUNITY
(Peluang) Strategi S –O Strategis W -O
• Memiliki Potensi Perikanan yang cukup banyak
• Kebijakan dan Program yang mendukung
• Terdapat TPI yang menjadi Pusat Perdangangan
• Dukungan Dari SKPD lain yang baik
• Diklat Pegawai dalam pelaksanaannya belum maksimal
• Terdapat Pasar ekpor dan impor
-Meningkatkan sosialisasi dan pembinaan tentang program program kepada Nelayan dalam memanfaarkan Sumber Daya Alam guna meningkatkan Kesejahteraan Nelayan (S1,O1,O2) -Optimalisasi Sumber Daya untuk melakukan Pembinaan/Penyuluhan guna meningkatkan Kinerja aparatur(S2,O5) -Meningkatkan Koordinasi, daya dukung dan Singkronisasi Perencanaan Dinas (S2,S4,O3) -Peningkatan Sarana dan Prasarana untuk menjunjang Kegiatan (S3,O3) -Pengembangan komoditas unggul yang berorientasi pasar(S1,O2,O6)
-Meningkatkan kemampuan dan kualitas aparatur dalam melakukan kinerja serta dalam meningkatkan pembinaan dan penyuluhan pada Nelayan (W1,W2,O3) -Meningkatkan daya beli masyarakat serta memberikan pemberdayaan pada nelayan kecil sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan(W4,O1,O3,O6) -Keterlambatan pada alokasi anggaran yang menyebabkan mundurnya jadwal pelaksanaan kegiatan(W3,O1,O4)
175
TREAT (Ancaman )
Strategi S-T
Strategi W-T
• Belum dibentuknya Kelompok kelompok nelayan yang berbadan hukum
• Capaian Program yang kurang optimal
• Masih kurangnya mutu dari hasil dari tangkapan ikan
• Nelayan masih belumbisa memanfaatkan sumber daya alam secara maksimal
• -Mensosialisasikan prorgam pemerintah serta membentuk kelompok nelayan dengan tujuan mudah untuk mendata ketika memberikan bantuan atau hibah(S1,S4,T1,T2)
• -Meningkatkan hasil perikanan agar mempunyai daya beli yang tinggi dan akan berdampak baik terhadap kesejahteraan nelayan(S5,S6,T3)
• Mengoptimalkan sumber dayaalam dengan bantuan dari pemerintah agar tingkat dari kesejahteraan nelayan baik(S1,S5,S6,T3,T5)
• Mengoptimalkan koordinasiserta meningkatkan ketrampilan aparatur dalam memberikan pemberdayaan nelayan (W1,T2)
• Meningkatkan daya beli masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya alam agar bisa memiliki nilai yang tinggi yang akan berdampak pada keejahteraan nelayan (W3,T1,T3,T4)
(Sumber: Peneliti 2017)
Pada Tabel 4.12 di atas, Dalam upaya peningkatan kesejahteraan nelayan serta
tercapainya misi pada periode 2013-2018, Dinas Pertanian Kota Serang menyusun
rencana strategis guna mencapai tujuan dan sasaran, peneliti memberikan kesimpulan
dalam aspek Menilai Lingkungan ( Eksternal dan Internal ) yaitu dengan
menggunakan analisis SWOT untuk melihat faktor faktor apa saja yang menjadi
kekuatan dari Dinas maupun dari nelayan sendiri serta hambatan-hambatan yang
dihadapi ketika pelaksanaan prorgam dan apa saja hambaran yang datang dari luar
organisasi, dengan demikian dalam proses analisis lingkungan dengan teknik
menganalisis SWOT Dinas Pertanian Kota Serang pada pelaksanaannya masih terjadi
kendala yang peneliti temukan, faktor paling utama yang menghambat perencanaan
176
strategis adalah faktor Manusianya atau Sumber Daya Manusia selain itu Anggaran
yang sangat minim yang mengakibatkan pelaksanaan yang kurang optimal.
Selain itu pada kompetensi pegawai yang dapat dilihat dari Diklat pegawai,
diklat yang diadakan pada tahun 2016 lalu, pegawai di dinas pertnaian kota serang
yang mengikuti dari Diklat PIM sebanyak 32 orang dari 55 orang, dapat dilihat pada
tabel 4.13 dibawah ini
Tabel 4.13
Daftar jumlah pegawai Dinas Pertanian Kota Serang dalam mengikuti Diklat
PIM pada tahun 2016
Aspek Fokus Jumlah
SKPD di
Dinas
Pertanian
Kota Serang
Pejabat yang
telah
mengikuti
DIKLAT
PIM Tahun
2016
Persentasi
dari
keseluruhan
Pegawai
Pengelolaan Kepegawaian Daerah Kota
Serang
Tingkat Komptensi SDM
dalam menyelenggarakan Tugas SKPD yang
relevan
54 orang
Total yang mengikuti DIKLAT
PIM sebanyak 32 orang dari 54
Orang
74,6%
(Sumber: Dinas Pertanian Kota Serang 2016-2017) Berdasarkan Tabel 4.13 mengenai daftar pegawai yang mengikuti diklat PIM
mempunyai persentase sebanyak 74,6 % hasil tersebut menandakan diklat yang
dilakukan oleh dinas pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan rasa
kepemimpinan dari dalam diri pegawai serta mengkatkan kompetensi dari pegawai
sudah melebihi 50% dimana jumlah pegawai yang ada di Dinas Pertanian Kota
Serang sebanyak 54 orang dan yang mengikuti Diklat PIM sebanyak 32 orang, berarti
177
sudah sekitar 50% lebih pegawai dinas sudah mengikuti diklat PIM tersebut. Selain
itu juga terdapat Diklat yang dilakukan oleh bidang PEP di Dinas Pertnaian Kota
Serang yaitu dapat dilihat pada tabel 4.14 dibawah ini:
Tabel 4.14
Daftar Kegiatan Dinas Pertanian Kota Serang Tahun 2016
NO. NAMA KEGIATAN PENYELENGGARA
1. Penyusunan Rencana Kerja Bidang PEP di Dinas Pertnaian Kota Serang
2. Bimtek Aktif Bidang PEP di Dinas Pertnaian Kota Serang
3. Evaluasi dan Akuntansi Pemerintah Daerah Bidang PEP di Dinas Pertnaian Kota Serang
(Sumber: Bidang PEP, Dinas Pertanian Kota Serang, 2016)
Berdasarkan tabel 4.14 diatas peneliti dapat megnetahui bahwa, ada beberapa
kegiatan yang dilakukan bidang PEP dalam mengingkatkan kompetensi dari pegawai
yang ada di dinas pertanian yaitu penyusunan rencana kerja, Bimtek aktif dan
pelatihan evaluasi dan akuntasni daerah, contoh nyata pada Rencana penyusunan
Kerja yaitu dalam bentuk diskusi yang dilakukan semua bidang di tempat rapat,
teknisnya seperti pembekalan terhadap pegawai mengenai bagaimana perencanakan
program serta dapat menjadi program yang unggul selain itu pelatihan evaluasi,
pelatihan evaluasi ini dalam bentuk pelaporan oleh bidang PEP. Selanjutnya dalah
tabel yang menunjukan rata rata dan persentase pengeluraan perkapita kelompok daya
beli masyarakat menurut kelompok makanan dan non makanan, tabel 4.15 dapat
dilihat sebagai berikut:
178
Tabel 4.15
Tabel persentae pengeluaran perkapita menurut daya beli masyarakat pada
kelompok makanan dan non makanan di Kota Serang
Kelompok
Rata rata Pengeluaran dalam bentuk Tahun
Jumlah
2015 2016 Makanan 445,919 442,435 888,216
Non Makanan 496,463 493,362 989,786 (Sumber: BPS Kota Serang dalam bentuk angka Tahun 2016)
Dapat dilihat pada tabel 4.15 bahwa tingkat daya beli masyarakat di Kota
Serang cenderung menurun dari tahun 2015 sampai 2016, untuk kelompok makanan
rata rata pengeluaran tahun 2015 yaitu sebanyak 445,919 dan pada tahun 2016
sebanyak 442,435 dengan jumlah keseluruhan 888,216, sedangkan pada kelompok
nonmakanan untuk tahun 2015 sebanyak 496,463 dan pada tahun 2016 yaitu
sebnayak 493,362 dengan jumlah keseluruhan adalah 989,786, kesimpulanya untuk
daya beli masayarat di kota serang pada tahun 2015 sampai 2016 menurun.
4.Menyepakati Prioritas-Prioritas
Proses menyepakati prioritas adalah bagian yang merupakan suatu proses
dalam menilai bagaimana proses perencanaan strategis dan apa saja yang menjadi
prioritas utama dalam rencana strategis atau pun apda programnya, selain itu proses
ini juga menentukan apa yang harus dilakukan untuk kedepanya dan mengkaji
perencaan strategis dari tahun ke tahun, apakah program yang sudak menjadi prioritas
utama sudah mencapai target atau belum, serta dalam menyepakati prioritas ini setiap
179
organisasi dapat menilai bagaimana strategi, tujuan serta sasaran yang telah dibuat.
Pada penelitian ini peneliti meneliti tentang bagaimana rencana strategis dinas
pertanian kota serang dalam mengingkatkan kesejahteraan nelayan di karangantu, dan
menilai apa aja yang menjadi prioritas utama atau protam utama dibidang pertanian
dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan, dalam program utamanya dians pertanian
kota serang khususnya bidang perikanan ada dua prioritas utama yang menjadi fokus
utama dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dibuat peneliti, bahwa dapat ditarik
kesimpulan bahwa ketika pembuatan perencanaan program, setiap SKPD harus
membuat apa saja yang harus dilakukan dan program apa saja yang akan dilakukan
dan apakah program yang akan dilaksanakan sudah sesuau dengan targetan yang ada
direncana strategis atau belum, selain itu bagaimana setiap pegawai menilai isu-isu di
lapangan dan menilai kondisi lapangan, dan bagaimana kondisi dilapangan
Dari data yang peneliti dapat dari dinas petanian kota serang ada beberapa
program Program yang capaiannya kurang optimal, berikut adalah tabel 4.16
Tabel 4.16
Rencana Program Dinas Pertanian Kota Serang Khususnya di Bidang Kelautan
dan Perikanan
No Rencana Program Tahun 2013 – 2018 Sudah terlaksana dan Belum
Terlaksana
1. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Sudah Terlaksana
2 Program Pengendalian Sumberdaya perikanan dan
Kelautan
Belum Terlaksana
3. Program Pengembangan Budidaya Perikanan Belum Terlaksana
180
4. Program Penignkatan Kesadaran dan Penegekan Hukum
dalam Pendayagunaan Sumberdaya Laut
Sudah Terlaksana
5. Program Pengembangan Perikanan laut Belum Terlaksana
6. Program Pengembangan sistem Penyuluhan Perikanan Sudah Terlaksana
7. Program Optimalisasi Pengelolaan dan pemasaran
Produksi Perikanan
Belum Teraksana
8. Program Pemberdayaan Masyrakat dalam Pengawasan
dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan
Belum terlaksana
9. Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, air
payau dan air tawar
Sudah Terlaksana
10. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana perikanan
dan kelautan
Sudah Terlaksana
( Sumber Renstra Tahun 2013 - 2018 Dinas Pertanian Kota Serang, 2017)
Berdasarkan pada tabel 4.16 peneliti dapat mengetahui bahwa ada beberapa
program yang belum terlaksana dengan optimal salah satunya adalah progam
pengembagnan perikanan laut dimana proggramnya adalah pemberhantian alat
tangkapp yang dilarang, dan beberapa program yang sudah dilaksanakan adalah
diantaranya program utama dari dinas pertanian kota serang khususnya di bidang
perikanan. Adapun program tambahan yang akan dicantumkan adalah program
pemberdayaan wanita pesisir yang ditujuan untuk para istri nelayan di karangantu.
Berdasarkan pembahasan diatas telah diuraikan bahwa Perenanaan Strategis
Dinas Pertanian Kota Serang dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan sudah
181
melaksanakan beberapa program dengan baik akan tetapi ada beberapa kendala pada
program utama salahs satunya ketidakberlanjutan program wanita pesisir.
Tabel 4.17
Program Kegiatan dari Dinas Pertanian Kota Serang di Bidang
Perikanan tahun 2016-2017
No. Nama Program Kegiatan Pendanaan Sasaran
1. Pengendalian Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
• Perencanaan Produk Perikanan
• Pemantauan, Pemasaran produk perikanan
Dinas Pertanian Kota Serang
Nelayan Perikanan tangkap dan Petani pembudidayaan Ikan
2. Program Optimalisasi Pemasukan dan Pengelolaan Kelautan
• Optimalisasi hasil perikanan
Dinas Pertanian Kota Serang
Nelayan
3. Program Pengembangan Perikanan
• Pembinaan Program Perikanan
• Pengembangan kawasan budidaya airtawar
Dinas Pertnaian Kota Serang
Petani Budidaya perikanan air tawar
4. Program Pengembangan Perikanan Tangkap
• Pendampingan pada kelompok nelayan tangkap
• Pengembangan lembaga usaha perikanan tangkap
Dinas Pertanian Kota Serang
Nelayan
5. Program Pengembangan sistem perikanan
• Sistem Pengembangan Perikanan
• Kajian Penyuluhan
Dinas Pertanian Kota Serang
Petani budidaya perikanan air tawar
6. Program Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat Pesisir
• Pembinaan Kelompok Ekonomi masyarakat Pesisir
• Pemberian Hibah dari pemerintah
Dinas Pertanian dan Kementrian Kelautan dan Perikanan
Nelayan
182
7. Program Peningkatan Kesadaran Penegakan hukum dan pembudidayaan laut
• Penyuluhan hukum terhadap nelayan
• Dan penyuluhan tentang sumber daya laut
Dinas Pertanian Kota Serang
Nelayan
8. Rencana Program Pemberdayaan Wanita Pesisir
• Penyuluhan pambuatan produk ikan
• Pemberian bantuan Kepada POKLASAR
Dinas Pertanian Kota Serang
Istri Nelayan
(Sumber: Bidang PEP, Dinas Pertanian Kota Serang, 2017)
5. Memantau dan Mengevaluasi
Proses dimana setiap seitap kinerja pegawai dan apakah program yang sudah
dijalankan sudah sesuai dengan target atau belum, maka dari itu ada salah satu proses
yang memberikan pembenhan serta menilai apa yang menjadi kendala baik dalam
kinerja pegawai maupun pada program yang sudah dijalankan yaitu dengan
pengevaluasian program dan tanggap terhadap pemahaman terbaik organisasai
tentang lingkungan internal dan eksternal, begitu pula dengan pemantauan yang
merupakan hal penting dalam melakukan pemantauan setiap setahuan sekali pada
rencana strategis dan program yang dilakukan apakah rencana stratgis itu butuh untuk
direvisi atau tidak, atau pada program apakah prgram tersebut sudah merujuk apda
rencana strategis atau belum.
183
Berdasarkan hasil wawancara yang telah di urankan makan peneliti dapat
menarik kesimpulan bahwa di dinas pertanian kota serang dalam pengevaluasian
perncanaan strategis maupun pengevelauasian program terdapat kenadala yang
dihadapi diantaranya ketidakpekaan para pegawai ketika proses pelaksanaan
pengevaluasain program dimana bidang PEP membuat Evlap pertiga bulan untuk
menilai apakah kinerja setiap pegawai baik atau tidak dan bagaimana program yang
sudah dijalankan sudah sensuai dengan taerget dari rencana strategis atau belum, akan
tetapi koordinasi yang baik pada bidang PEP dengan SKPD lain dalam rproses
pemantuan dan pengevaluasian. Selain itu banyak dari pegawai pegawai yang ada di
dinas pertanian kota serang tidak memahami betul tentang perencanaan strategis yang
seharusnya seitap pegawai mengetahui betul apa itu perencaan strategis, selain itu
masalah waktu yang menyebabkan proses pemantauan dan pengevaluasian menjadi
terlambat, masalah waktu dini maksudnya tidak semua bidang mengikuti dari proses
pengevaluasain program sehingga apa yang menjadi kenadala.
Selain itu pada proses pemantauan kegiatan memang berjalan dengan baik
ditandai dengan ikut sertanya KKP (Kementerian Keluatan Perikanan) dalam
memantau jalanya program dari dinas pertanian kota serang, dan kendala pada ketika
pengevaluasian kadang program yang dijalankan tidak sesuai dengan saasaran dan
target yang ada direncana strategis sehingga menyebabkan ketidaksesuaian program
dengan sasaran diperencanaan strategis di dinas pertanian kota serang. Berikut adalah
Hasil Kegiatan dan Evaluasi Program yaitu tabel 4.18
184
Tabel 4.18
Kegiatan Pemantauan dan Pengevaluasian dari Dinas Pertnaian
NO. NAMA KEGIATAN PENYELENGGARA
1. Penyusunan Rencana Kerja Bidang PEP di Dinas Pertnaian Kota Serang
2. Bimtek Aktif Bidang PEP di Dinas Pertnaian Kota Serang
3. Evaluasi dan Akuntansi Pemerintah Daerah Bidang PEP di Dinas Pertnaian Kota Serang
(Sumber: Dinas Pertanian Kota Serang 2016)
Berdasarkan Tabel diatas bahwa, Kegiatan dari dinas pertanian kota serang dalam
memantau maupun mengevaluasi yaitu dalam bentuk 3 kegiatan yaitu penyusunan
Rencana Kerja, Bimtek Aktif, Evaluasi dan Akuntasi Pemrintah daerah
Untuk memudahkan penetili dalam penelitian ini maka peneliti membuat tabel
Hasil Penelitian yang berisi tentang hasil temuan lapangan dengan malalui indikator
yaitu pra Perencanaan, Mempertegas Visi dan Misi, Menilai Lingkungan (internal
dan Eksternal), Menyepakati Prioritas dan Pemantauan dan Pengevaluasian. Berikut
adalah tabel 4.18 yaitu tentang tabel Hasil Penelitian sebagai berikut:
185
Tabel 4.19
Hasil Penelitian
No. Indikator Hasil Penelitian Kategori
1. Pra Persiapan • Masih Kurangnya Persiapan Pegawai dalam Merencanakan Program dan Menreview Rencana Strategis
• Rendahnya Pemahaman tentang Rencana Strategis
Belum Baik
2. Mempertegas Visi dan Misi
• Visi dan Misi yang hanya memperioritaskan pada pertanian saja dimana visi dan misi tersebut mengikuti dari visi dan misi kepala daerah
Baik
3. Menilai Lingkungan
Aspek Internal
• Kompetensi pegawai di dinas pertanian kota serang masih kurang di lihat dari keikut sertaan mereka dalam diklat dan kegiatan dinas
• Sarana dan Prasarana yang baik untuk menunjang kegiatan dari dinas pertnaian kota serang
• Terhambat pengalokasian dana yang menyebabkan kurang maksimalnya bantuan dan hibah
Aspek Eksternal
• Masih banyaknya kelompok nelayan yang belum berbadan hukum
• Program yang kurang tepat sasaran
• Keikutsertaan nelayan dalam pembuatan rencana strategi atau pun rencana program
Belum Baik
186
• Baiknya Koordinasi dengan SKPD lain
4. Menyepakati Prioritas-Prioritas
• Kurang Maksimalnya program utama dari Dinas Pertanian Kota serang yaitu pemberdayaan Perekonomian masyarakat pesisir
• Kurang tepat sasaran bantuan yang diberikan kepada nelayan
• Program wanita pesisir yang tidak berlanjut
Belum Baik
5. Pemantuan dan
Pengevaluasi • Pemantauan yang baik dari
dinas pertanian yang dibantu dari Kementrian Kelautan Perikanan
• Proses evaluasi yang terkendala dengan ketidak sesuaian program yang dijalankan dengan perencanaan strategis
• Kurangnya tanggapnya setiap bidang di dinas pertnaian dalam pengevaluasian dalam bentuk pelaporan kegiatan
• Komunikasi vertikal yang berjalan kurang baik ketika proses pengevaluasian program
Belum Baik
(Sumber: Peneliti 2017)
182
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa
Perencanaan Strategis Dinas Pertnaian Kota Serang dalam Meingkatkan
Kesejahteraan Nelayan di Karangantu belum Maksimal, hal ini dikarenakan
beberpa kendala yang dihadapi diantaranya adalah:
a) Dalam aspek Pra Persiapan kendala pertama adalah ketidaksiapan dari
pegawai dalam merencanakan perencanaan strategis maupun pada
perencanan program dimana para pegawai tidak mampu melihat dari
kondisi di lapangan baik internal maupun pada eksternal, selain itu
ketidakpahaman pegawai tentang perencanaan strategis selain itu juga,
masalah waktu yang menyebabkan terkendalanya perisapan dari pegawai
dinas.
b) Dalam aspek mempertegas visi dan misi, visi dan misi hanya
memprioritaskan pada bidang pertnaian saja dikarenakan visi dan misi dari
dinas pertanian mengacu pada visi dan misi dari kepala daerahnya, dan
strategi dan program yang dibuat hanya seadanya, maksudnya adalah
program yang dibuat kanya untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan
saja contoh dalam bentuk hibah seperti bantuan kapal, bantuan alat
tangkap berupa jaring.
183
c) Dalam aspek Menilai Lingkungan(Internal dan Eksternal) pada aspek
internal, yaitu pada kompetensi pegawai Dinas Pertnaian kota serang yang
masih kurang, dapat dilihat dari keikut sertaan pegawai pada Diklat
pegawai dan kegiatan yang diadakan oleh bidang PEP, Masih kurangnya
tenaga kerja PNS di dinas pertanian kota serang ditandai dengan tidak
adanya pelaksana di bagian perikanan, yang ada hanya Tenaga Kerja
Sukerala yang mengganti dari tim pelaksana ada sekitar 24 TKS yang
membantu pelaksanaan dari dinas pertanian kota serang, Pada faktor
eksternal adalah masih banyaknya nelayan yang belum berbadan hukum
yang mengakibatkan pemberian hibah atau bantuan berupa mesin kapal
maupun jaring nalayan tidak tepat sasaran. Akan tetapi koordinasi dengan
SKPD lain dilakukan oleh Dinas sangat baik.
d) Dalam aspek menyepakati prioritas–prioritas berkaitan dengan program
yang utama dari bidang perikanan yaitu kurang maksimalnya program
pemberdayan perekonomian masyarakat pesisir, pemberdayaan tersebut
dalam bantuk penyuluhan dan pemberian mesin kapal dan jaring nelayan,
akan tetapi pengalokasiannya yang kurang tepat sasaran. Selain itu
ketidakberlanjutan program wanita pesisir yang bertujuan untuk membantu
perekonomian dengan wujud membuat produk dari hasil tangkapan ikan
seperti nuget ikan, akan tetapi berhenti dan tidak dilanjutkan dikarenakan
masalah anggaran dan penyuluh yang terbatas.
e) Dalam aspek pemantauan dan pengevaluasian, berkaitan pemantauan yang
dilakukan oleh dinas berjalan sudah baik dengan diikutsertakanya KKP
184
yaitu Kementrian Kelautan dan Perikanan dalam pelaksanaan program
pemerintah akan tetapi dalam pengevaluasian programnya yang kurang
baik yang dilakukan oleh dinas pertnaian kota serang, salah satunya adalah
ketidaksesuaian program dengan rencana stratgis yang buat selain itu
program tidak sesuai dengan capaian target dari rencana stratgis dari dinas
pertanian kota serang, lalu kurangnya komunikasi vertikal ketika
pelaksanaan evaluasi maksudnya adalah ketika bidang PEP memberikan
surat pelaporan kinerja setiap bidang menghiraukan sehingga terjadi
keterlambatan dari pengevaluasiannya.
5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian di atas maka
peneliti memberikan saran agar Perencanaan Strategis Dinas Pertanian Kota
Serang dalam Meningkatkan Kesejahteraan nelayan di Karangantu berjalan
dengan maksimal”.
1. Melakukan pengkajian terhadap isu-isu strategis serta pelatihan secara
rutin dalam rangka meningkatkan kinerja PNS atau pun Tenaga Kerja
Sukerela agar setiap aparatur pemerintah yang ada di Dinas Pertnian Kota
Serang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
2. Perlu koordinasi yang baik dengan setiap SKPD lain agar ketika terjadi
masalah dan perubahan rencana strategi bisa dapat diperbaiki sesuai
dengan tujuan dari Dinas Pertanian kota serang.
185
3. Melakukan pendataan terhadap seitap nelayan yang belum memiliki
kelompok yang berbadan hukum agar setiap bantuan yang akan diberikan
dinas agar tepat sasaran dan dapat berdaya guna untuk kegiatan nelayan
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan nelayan.
4. Dalam menilai lingkungan harus benar benar menilai betul apa saja yang
menjadi kelebihan dan kelemahan dari dinas serta memaksimalkan sarana
dan prasarana yang ada, dalam menilai faktor eksternal bagaimana cara
memberdayakan potensi dari wilayahnya dengan memberikan
pengetahuan bagi para nelayan.
5. Dalam menyepakati prioritas harus menilai dari faktor apa saja yang
menjadi kekuatan dari program tersebut, kelemahan dari program tersebut,
peluangnya dan ancaman apa saja yang akan terjadi ketika melaksanakan
program tersebut.
6. Perlu adanya komunikasi vertikal yang baik antara bidang PEP dengan
bidang yang lain seperti biang Perikanan, Pangan, peternakan, Pertanian
dan Perkebunan ketika proses pengevaluasian yang dilakukan oleh Bidang
PEP.
Daftar Pustaka
Sumber Buku :
Allison, Michael; Kaye, Jude. 2004. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi
Nirlaba. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Arsyad. A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo
Bryson, Jhon. 2007. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
David, R, Fred. 2004. Strategic Manajemen. Jakarta: Salemba Empat
Manullang, M. 1992. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia
Nasrudin, Edin. 2015. Manajemen Pelayanan Publik. Jakarta: Pustaka Setia
Siagian. S. 2010. Manajemen Strategis. Jakarta: Bumi Aksara
Stephanie, K Marrus. 2002. Desain Penelitian Manajemen Stratgik.
Jakarta. Gramedia Pustaka Utama
Terry, G.R. dan Rue, Leslie W. 2010. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta:
Bumi Aksara.
Dokumen:
Dinas Pertanian Kota Serang (2016). Rencana Strategis Dinas Pertanian Kota
Serang, Serang: Dinas Pertanian Kota Serang.
Badan Pusat Statistik Kota Serang. (2016). Kota Serang dalam Bentuk angka
Tahun 2015, Serang : BPS
Sumber Lain :
Tammzt. 2012, Pengertian Perencanaan Strategis.
https://tamzt.wordpress.com/2012/18/3- perencanaan strategis. di akses pada
tanggal 8 januari 2017
Aliya, Lailatul. 2015. Perencanaan Strategis Badan Pelayanan Terpadu dan
Penanaman Modal (BPTPM) Dalam Meningkatkan Investasi Di Kota Serang
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Pratoro Andi. 2015 Skripsi Tentang Implementasi Perencanaan Strategis,
Repository.fisip-untirta.ac.id/ di akses pada 21 febuari 2017
Member Check
Nama : Eko Setyagama. S.Hut
Pekerjaan : Pelaksana Bagian Penyusunan, Evaluasi dan Pelaporan
Peneliti : Apa saja upaya-upaya program sudah dilaksanakan oleh Dinas
Pertanian Kota Serang dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan
di karangantu
Pak Eko : Rencana program yang sudah dibuat yaitu bantuan mesin kapal
dan sudah terealisasi sebanyak kurang lebih 75 kapal untuk tahun
2016 selain itu alat tangkap sebanyak kurang lebih 85 buah. Selain
itu kita memberi bantuan motor viar kepada POKLASAR,
sebenarnya ada 7 program dan 10 kegiatan yang dikhususkan
untuk karangantu kota serang.
Peneliti : Siapa saja yang terlibat dalam pembentukan maupun review dari
Perencanaan Strategis tersebut
Pak Eko : Yang terlibat dalam dalam penyusunan renstra adalah semua
bidang di Dinas Pertanian serta setiap Kasi dan Staffnya, dari pihak
luar dinas pertnaian sendiri berkoordinasi dengan BAPPEDA,
SETDA dan DPKAD dan untuk para petani dan nelayan kita tidak
libatkan dalam proses penyusunan rencana strategis karena kita
membuat rencana strategis bedasarkan data yang kami peroleh dari
Kementerian yang sudah valid.
Peneliti : Kapan dilaksanakannya penyusunan renstra ataupun review
renstra
Pak Eko : Untuk pelaksanaan penyusunan renstra itu setiap 5 tahun sekali.
Dibarengi dengan penggantian Kepala Daerah, kalau untuk
mereview renstra itu satu tahun sekali, akan tetapi bidang PEP baru
bisa mereview renstra tahun 2017 ini dikarenakan di bidang PEP
ini sangat kekurangan SDM.
Peneliti : Apa saja kendala dalam penyusunan rencana strategis dan
kendala dalam melaksanakan rencana strategis
Pak Eko : Kendala yang paling utama dalam proses penyusunan maupun
pelaksanaan renstra adalah masalah SDMnya , sumberdaya disini
bisa dilihat masih kurang kompeten, dapat dilihat di bagian PEP,
kita mempunyai pegawai hanya 3 orang dan 1 orang adalah TKS (
tenaga kerja sukarela), semua urusan tentang renstra bidang PEP
yang menangani akan tetapi pekerjaan yang luar biasa besarnya
tentang kemajuan dinas akan tetapi diisi dengan 3 SDM dan bukan
dari bidang yang ditekuninya. Jika dalam pelaksanaannya kendala
yang ke dua adalah anggaran yang diberikan pusat kepada dinas
pertanian ini yang sangat minim sehingga program yang kita
jalankan kurang maksimal
Peneliti : Bagaimana keisapan pegawai dalam menjalankan atau persiapan
penyusunan renstra dan kenapa harus ada persiapan dalam
penyusunan renstra
Pak Eko : Kesiapan pegawai sebetulnya sudah siap akan tetapi kurangnya
pemahaman tentang apa itu rencana stratgis, memang dari bidang
PEP, Kenapa harus ada proses pra persiapan, proses pra
perencanaan sangat penting dalam menilai kondisi dan isu-isu
lapangan, sehingga ketika membuat atau merumuskan perencanaan
strategis, program yang dibuat strategi yang dibuat dapat sesuai
dengan keadaan dilapangan, Kendala dalam pelaksanaan Renstra
dan evaluasi masalah SDMnya, terutama di bidang PEPnya,
bayangkan saja semua rencana semua pelaksanaan dan
pengevaluasian bidang PEP yang bertanggung jawab akan tetapi
lihat dari sumber daya manusianya, dalam bidang PEP sendiri
terdiri dari 3 pegawai yang salah satunya adalah TKS, dan juga
ketika kita melakukan pelaporan setiap triwulan yang dimana
setiap bidang harus mengumpulkan capaian kinerja dan apakah
kinerja selama 3 bulan itu sesuai dengan target yang dituliskan di
Renstra atau malah diluar targetnya, akan tetapai kurang tanggap
dari setiap bidang ketika dari bidang PEP sendiri meminta semua
pelaporannya, ini merupakan kendala dalam pelaporan dalam hal
ini adalah pengevaluasian
Peneliti : Mengapa Visi dan Misi dari dinas pertanian kota serang hanya
berfokuskan pada pertanian saja
Pak Eko : Apa visi dan misi dari Dinas ini sudah sesuai data atau belum, dan
kenapa visi dan misi hanya memprioritaskan dari pertanian saja,
visi dan misi dari Dinas Pertanian ini menurut saya sudah cocok
karena visi dan misi dinas ini pula mengacu pada visi dan misi dari
kepala daerah dan kenapa lebih memprioritaskan dari pertanian
saja, sebenarnya maksud dari Dinas pertanian itu adalah rumpun
hijau yang dimana mencakup dari keseluruhan bidang di Dinas
Pertanian, memang banyak orang mengira kenapa Dinas pertanian,
tapi di dalamnnya ada beberapa bidang, maka dari itu maksud dari
Dinas Pertanian ini lebih memprioritaskan pertanian saja karena
visi dan misi dari dinas pun mengacu dari visi dan misi dari kepala
daerah, selain itu juga misi yang kita jalankan dan program yang
kita jalankan khususnya bidang perikanan hanya sekedar di lingkup
pesisirnya saja tidak terjun langsung kelaut.
Peneliti : Kenapa SDM yang sangat menjadi kendala dalam dinas pertnaian
ini
Pak Eko : Mengapa sumber daya manusia yang menjadi kendala di dinas
Pertanian ini, karena didalam dinas Pertanian ini terdiri dari 4
bidang dan setiap bidang mempunyai kepala bidang dan di bawah
kepala bidang ada kasi bidang, setelah kasi seharusnya ada staf
untuk membantu pelaksanaan program atau pelaksanaan rencana
strategis dari dinas, akan tetapi realitanya tidak ada staf di dinas
Pertanian ini yang ada hanyak tenaga kerja sukarela atau TKS,
pada bagian Program Evaluasi dan Pelaporan atau PEP, bidang
PEP hanya diisi dengan 3 SDM yang salah satunya adalah TKS,
yang mengakibatkan kinerja bagian PEP ini menjadi double dan
sedangkan dengan SDM yang seadanya, ada beberapa tugas dari
PEP mengenai renstra yaitu mereview restra dengan tujuan
mencocokan apakah program dari Dinas Pertanian sudah sesuai
dengan program dan visi misi yang tercantum atau malah
menyimpang, akan tetapi tugas itu pun terbengkalai karena
kekurangan SDM nya dan ada permasalahan kedua yaitu
komunikasi yang agak buruk dengan setiap bidang, sebenarnya
bukan buruk akan tapi kurang terjalin,, sebagai contoh ketika kita
melakukan Pelaporan Kinerja Kegiatan yaitu pelaporan kinerja
setiap triwulan yang dimana setiap bidang memberikan pelaporan
keigiatanya dan akan diperiksa oleh bagian PEP dan
mengkoordinasikan kepada BAPPEDA dalam rapat
pengevaluasian, akan tetapi kurang kesadaran dari setiap bidang
untuk memberikan program yang sudah terlaksana dan pada
akhrinya tertunda, ini merupakan hal yang sangat tidak baik untuk
organisasi karena ini memang menyangkut kreadibilitas dari Dinas
Pertanian sendiri
Peneliti : Apa saja prioritas utama Dinas Pertanian dalam meningkatkan
kesejahteraan nelayan
Pak Eko : Untuk Program dan Prioritas Utama dari Dinas Pertanian ini
adalah pengembangan sektor pertanian dan untuk program dari
bidang perikanan ada 7 program dan 10 kegiatan yang dimana ada
prioritas utama yaitu Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
dan Wanita Pesisir, pelaksanaan kedua progaram tersebut masih
terkendala ketika pemberian bantuan dan hibah karena belum
banyak kelompok yang berbadan hukum sehingga menyulitkan
kita dari dinas untuk memberikan hibah,serta ketika pemberdayaan
wanita pesisir terkendalanya adalah penyuluhan yang kurang dan
antusias dari para wanita nelayannya sendiri
Peneliti : Bagainama Evaluasi yang dijalankan oleh Dinas Pertanian sendiri
dalam mengevaluasi program yang sudah dijalankan dan siapa saja
yang terlibat dalam proses pengevaluasian
Pak Eko : Apa saja yang dievaluasi dan Siapa saja yang terlibat dalam
pengevaluasian rencana strategis maupun program keigatan, yang
terlibat dalam pemantauan maupun pengevaluasain adalah dari
pihak dinas sendiri terutama bidang PEP, dan bidang terkait serta
BAPPEDA dalam merumuskan atau memantau evaluasi program,
Jika berbicara mengenai pemantauan dan evaluasi dari bidang PEP
sendiri untuk evaluasi program kegiatan mempunyai nama
kegiatan evaluasi adalah EvLap atau Evaluasi Lapangan yang
diadakan per triwulan yaitu 3 bulan sekali dan itu pun hanya
bentuk pelaporan kegiatannya saja, dan kendala pada proses
evaluasi lapangan ini adalah yaitu ketidaksesuaian dengan
renja/renstra dan ketika melaksanakan evaluasi lapangan itu ada
beberapa kendala yang dihadapi adalah ketidakpekaan setiap
bidang dengan pengevaluasian program ini komunikasi vertikal
yang kurang baik di setiap bidang, dan ketika pengevaluasian itu
pula tidak melibatkan dari petani atau nelayan hanya berupa data
yang akurat dari atas
MEMBER CHECK
Nama : Diyah Purnomowati, SH
Pekerjaan : Kabid Perikanan di Dinas Pertanian Kota Serang
Peneliti : Apa saja upaya-upaya program sudah dilaksanakan oleh Dinas
Pertanian Kota Serang dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan
di karangantu
Bu Diyah :untuk Upaya dinas dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan
adalah mengadakan bantuan dan penyuluhan hukum, pembinaan.
Bantuan juga diberikan kepada wanita pesisir yaitu istri nelayan,
untuk sekarangini usaha yang dilakukan wanita pesisir masih
bersifat perorangan padahal bantuan atau hhibah diberikan kepada
kelompok POKLASAR serta bantuan dapat dari kementerian
kelautan dan perikanan berupa mesin kapal dan alat tangkap, kalau
bentuk dari penyuluhan hukum adalah alat tangkap ikan yang
dilarang
Peneliti : Siapa saja yang terlibat dalam pembentukan maupun review dari
Perencanaan Strategis tersebut
Bu Diyah : yang terlibat dalam penyusunan rencana stratgis yaitu setiap
bidang di dinas pertanian kota serang dan setiap staff yang ada di
dinas pertanian ini selain itu juga kita libatkan dari pihak luar yaitu
BAPPEDA yang berfungsi mengesahkan jika ada program baru
atau mengevaluasi dari jalanya penyusunan strategis. Dan para
nelayan dan petani juga kita libatkan, tidak semua nelayan yang
kita undang akant tetapi hanya perwakilannya saja.
Peneliti :Mengapa visi dan misi dari dinas pertanian hanya
memprioritaskan pertanian saja
Bu Diyah :mengapa visi dan misi hanya memprioritaskan pertanian saja, saya
kurang tahu tentang hal tersebut karena saya adalah hasil dari
mutasi dan saya baru masuk tahun ini, tapi menurut saya hal utama
kenapa Dinas Pertanian Kota Serang ini hanya
memprioritaskannya hanya pertanian saja karena program yang
dilakukan hanya sebatas pada masyarakat pesisirnya saja tidak
terlibat langsung ke laut, selain itu semua urusan kelautan itu sudah
diambil alih oleh Provinsi dan mungkin saja visi dan misi dari
walikota saat ini memang memfokuskan hanya pertanian saja, dan
harapannya adalah untuk tahun 2018 dapat setara antara perikanan
dan Pertanian
Peneliti : Kapan dilaksanakanya proses penyusunan rencana strategis
maupun review rencana strategis
Bu Diyah : Dilaksanakanya penyusunan rencana strategis itu dibarengi
dengan penggantian dari kepala daerah yaitu 5 tahun sekali akan
tetapi untuk review rencana strategis dilaksanakan setiapa satu
tahun sekali yaitu tahun sekarang tahun 2017
Peneliti : Apa saja yang menjadi kendala dalam penyusunan rencana
strategis
Bu Diyah : kendala yang pertama menurut saya adalah anggaran dan yang
kedua adalah waktu, kenapa anggaran karena anggaran yang
menajdi tolak ukur maksimal atau tidaknya setiap program yang
dijalankan, selain itu masalah anggaran menjadi momok dari dinas
pertanian ini karena pemberian anggaran dari pusat yang terbatas
serta banyaknya pembiayaan dari dinas sendiri yam mempunyai 6
bidang, selain itu waktu, ketika kita berada di posisi yang tidak
memnungkinkan kita menjalakan 2 kegitan, kita kekurangan SDM
di dinas pertanian ini.
Peneliti : Program apa saja yang menjadi prioritas utama pada bidang
perikanan ini
Bu Diyah : sebenarnya ada 7 program dan 10 kegiatan akan tetapi yang
menjadi prioritas utama pada dinas pertanian ini adalah
pemberdayaan perekonomian masyarakat pesisir dan
pemberdayaan wanita pesisir. Kedua program tersebut sudah kita
jalanakan, bentuk dari pemberdayaan perekonomian masyarakat
pesisir adalah bantuan kapal dan bantuan alat tangkap nelayan
selain itu kita memberikan bantuan berupa motor viar dan box ikan
kepada POKLASAR kalau untuk wanita pesisir kita memberikan
penyuluhan tentang pembuatan produk dari oalhan ikan akan tetapi
berhenti ditangah jalan dikarenakan kekurangan dana
Peneliti :Bagaimana SOP dalam pengajuan perencanaan program di dinas
pertanian kota serang
Bu Diyah : bidang yang mengurus perencanaan adalah bidang PEP, lalu PEP
mengajukan kepada BAPPEDA apakah program tersebut cocok
dan sesuai dengan rencana strategis atau tidak, awalnya setiap
kepala seksi membuat perencanaan program kegiatan yang
diusulkan oleh kepala bidang kemudian semua perencanaan
program tersebut diserahkan kepada bidang PEP untuk diurus ke
BAPPEDA.
Peneliti : Bagaimana Evaluasi yang dijalankan oleh dinas pertnaian ini dan
apakah dilibatkan nelayan dalam mengevaluasi program ini
Bu Diyah : upaya bidang perikanan dan kepala seksi penyuluhan perikanan
yang bertugas di karangantu, melaksanakan pemantauan serta
evaluasi kepada masyarakat pesisir tetang peraturan nelayan
nelayan dan masyarakat pesisir contohnya alat tangkap nelayan
yang dilarang yaitu berupa centrang, kalau untuk pengevaluasian
setiap bidang pasti ada yaitu setiap triwulan sekali atau 3 bulan
sekali dan tidak dilibatkan dari nelayan.
Peneliti : potensi apa saja yang dimiliki oleh karangantu
Bu Diyah : Potensi yang dimiliki dari karangantu sendiri adalah rajungan dan
kerang hijau, sebenarnya banyak sekali potensi yang dimiliki oleh
karangantu akan tetapi kurang dimaksimalkan oleh masyarakatnya
MEMBER CHECK
Nama : Hj. Nurmainah SE.M.Si
Pekerjaan : Kabid Penyusunan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP)
Peneliti : Apa saja persiapan dari dinas pertanian dalam penyusunan
rencana strategis
Bu Nurmainah : Kesiapan dari Dinas Pertanian sendiri belum ada persiapan karena
memang perubahan perombakan renstra keseluruhan itu ketika
penggantian walikotanya, jadi belum ada persiapan untuk kesana,
sebenarnya pas awal tahun Bidang PEP ini pernah mereview
Renstra tapi hanya BAB V dan BAB VI saja karena itu mengenai
capaian kinerja dan program, ada juga BAB I tapi hanya
menjelaskan tentang isu strategis dan perubahan nama-nama
pegawai, karena di Dinas Pertanian ini semuanya hasil dari mutasi
jadi kebanyakan baru disini, selain itu sangat pentingnya dari
perispan dalam merencanakan karena dari proses perencanaan ini
kita bisa melihat serta menilai kondisi sebelumnya dilapangan,
sehingga permasalahan yang ada dilapangan seblumnya dapat
diatasi.
Peneliti : Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan rencana strategis
Bu Nurmainah : yang terlibat dalam penyusunan rencana strategis yaitu semua
bidang dan kabid serta dari eksternal yaitu BAPPEDA yang
berperan dalam memantau jalanya proses penyusunan perencanaan
strategis selain itu para nelayan yang diwakilkan oleh ketua
nelayan yang bertujuan untuk menampung aspirasi dan mendengar
apa yang mereka butuhkan mengenai visi dari dinas pertanian dan
misi dari walikota
Peneliti : Bagaimana Koordinasi dari dinas pertanian dengan dinas dinas
terkait dalam penyusunan ataupun mereviwe renstra
Bu Nurmainah : untuk koordinasi dengan pihak eksternal kita berjalan dengan
baik terutama BAPPEDA terkait perencanaan strategis, dan BKD
yaitu untuk meningkatkan kompetensi pegawainya.
Peneliti : Apa yang menjadi kenadala dalam proses pemantauan dan
pengevaluasian
Bu Nurmainah : yang menajadi kendala dalam proses pemantauan dan evaluasi
yaitu masalah waktu dan SDMnya, dilihat dari pemahaman tentang
rencana strategis para pegawai kurang memahami tentang apa itu
renstra, maka dari itu dari bidang PEP memberikan pegnetahuan
tantang rencana strategis dan bagaimana pembuatan dan
palaksanaan yang benar, kalau untuk evaluasi perogram itu setiap 3
bulan sekali, kalau untuk pemantauan yang terlibat bukan hanya
dari dinas akan tetapi dari pihak luar pun terlibat salah satunya
adalah KKP ( Kementerian Kelautan Perikanan).
Peneliti : Apa yang menjadi program prioritas di bidang Perikanan
Bu Nurmainah : yang menjadi program prioritas pada bidang perikanan adalah
program pemberdayaan perekonomian pesisir dan pemberdayaan
wanita pesisir.
MEMBER CHECK
Nama : Drs.Mustari
Pekerjaan : Seksi Pemberdayaan Nelayan Kecil
Peneliti :Apakah rencana strategis yang dibuat sudah sesuai dengan apa
yang diharapkan dan apakah sudah berjalan dengan lancar
Pak Mustari :rencana strategis yang dibuat sudah berjalan dengan lancar
walaupun ada beberapa kendala yang dihadapi. Salah satunya
adalah SDM yang menjadi masalah utama di dinas ini, selain itu
banyak nya TKS ( tenaga kerja sukarela ) yang bekerja disini dan
juga yang sangat membantu dari proses pelaksanaan program.
Peneliti : Upaya apa saja dari bidang perikanan untuk mengingkatkan
kesejahteraan nelayan di karangantu
Pak Mustari : Upaya dinas dalam mengingkatkan kesejahteraan nelayan adalah
program perekonomian masyarakat pesisir dan pemberdayaan
wanita pesisir bentuk real dari program tesebut adalah masih
sebatas bantuan bantuan seperti mesin kapal, alat tangpap dan box
pengisi ikan akan tetapi ada kendala dalam program tersebut yaitu
para nelayan masih banyak yang belum berbadan hukum yang
menjadi kendala untuk memberikan hibah ini
Peneliti : Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan perencanaan strategis
Pak Mustari : Memang dalam pembuatan renstra itu banyak pihak yang terlibat
dari BAPPEDA, BPKAD mereka yang memberikan arahan dalam
perumusan, dan pengevaluasian renstra dalam komunikasi
mungkin kita sangat baik akan tetapi dalam pelaksaannya ini masih
kurang, yang saya lihat adalah kenapa SDMnya kurang karena di
Dinas Pertanian sendiri dibantu oleh TKS Tanaga Kerja Sukarela
jadi sebagian dari pekerjaan kami dibantu TKS itu agar
pelaksaanannya berjalan dengan lancar, Rencana Startegis dibuat 5
tahun dan program yang kita lakukan harus mengacu pada Renstra
itu dan juga ketika pengevaluasian pelaporan yang dilakukan
Bidang PEP juga harus berjalan dengan baik akan tetapi ketika
bidang PEP melakukan pelaporan kegiatan setiap triwulan setiap
bidang agak kurang tanggap ketika mengenai tantang capaian
kinerja seritap program, selain itu dari pihak nelayan juga
diikutsertakan dalam penyusunan renstra.
Peneliti : Bagaimana persiapan dari dinas untuk menyusun rensta ini
Pak Mustari : Kalau Kesiapan dari dinas sendiri dalam menghadapi Renstra itu
sebenarnya belum ada kesiapan karena memang perubahan renstra
total itu pada tahun besok, tahun 2018 dengan digantikannya
walikota/Kepala Daerah yang baru dan nanti kita sesuaikan visi
dan misi dari walikota yang baru, kalau untuk kesiapan misalnya
dalam mengevaluasi, mengreview Renstra itu yang saya lihat
adalah kurangnya komitmen dari setiap pegawai misalnya dalam
menilai isu dilapangan sehingga ketika melaksalakan persiapan
perumusan perencanaan program setiap pegawai tidak dapat
membuat perencanaan program yang kurang baik.
Peneliti : Apa yang menjadi kendala dalam proses perumusan perencanaan
strategis.
Pak Mustari : Sama halnya dengan instansi lainya, permasalahan SDM
merupakan hal biasa dihadapi disetiap instansi pemerintahan, untuk
kompetensi di Dinas Pertanian ini khususnya di bidang Perikanan
memang kurang baik, karena tidak ada pegawai/staf di bidang
Perikanan yang seharusnya Kasi harus mempunyai bawahan atau
staf pegawai dalam menujang pekerjaannya, memang dalam Dinas
Pertanian ini kurangnya SDM kalau sarana dan prasarana sudah
sangat menunjang. dan disini juga dibantu oleh TKS tenaga kerja
sukarela, ada sekitar 24 TKS yang membantu dalam pelaksanaan di
sini serta kekurangan penyuluh perikanan, dan kurangnya
pemahaman tentang renstra yang mengakibatkan kendala
direnjanya, jadi banyak kekurangan di Dinas Pertanian ini dan
diharapkan untuk tahun selanjutnya kekurangan ini dapat
diselesaikan dan satu lagi permasalah dalam perencanan atau
melaksanakan renstra yaitu terbatasnya anggaran yang diberikan
Peneliti : Program apa saja yang menjadi prioritas utama pada bidang
perikanan mengenai peningkatan kesejahteraan nelayan di
karangantu dan siapa saja yang terlibat dan apakah hasilnya sudah
memuaskan atau belum
Pak Mustari :Program prioritas yaitu pemberdayaan perekonomian masuyarakat
pesisir dan pemberdayaan wanita pesisir, Siapa saja yang terlibat
dalam perencaan dua program tersebut dan apa hasil dan apakah
program tersebut sudah berjalan atau belum, yang terlibat dalam
perumusan perencanaan program tersebut adalah setiap pegawai
yang ada dibidang perikanan dan mengikut sertakan Bidang PEP
untuk memberitahukan kepada BAPPEDA agar mensahkan dari
program tersebut, program ini sudah dilaksanakan dari tahun 2015
sampai sekarang, Prioritas utama dalam Dinas Pertanian adalah ke
Pertanian di Kota Serang, jika di bidang perikanan sendiri
Programnya hanya pemberdayan perekonomian pesisir dan wanita
pesisir, dikarenakan laut telah diambil oleh provinsi maka Dinas
Pertanian yang dulunya Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan
hanya mempunyai 2 program prioritas dan program ini sudah kami
jalankan selama 2 tahun, ada 7 program dan 10 kegiatan di dinas
pertanian ini mengenai masalah nelayan dan peningkatan
kesejahteraan nelayanya, memang ada kendala dalam
pelaksanaanya pertama dari internalnya yaitu masalah SDM
sumberdaya Penyuluh di Dinas Pertanian sangat Kurang sehingga
menylitkan dalam pelaksanaan program sedangkan pada
eksternalnya banyak nelayan nelayan yang belum berkelompok
terutama pada wanita pesisir karena program utama di bidang ini
adalah salah satunya pemberdayan wanita pesisir
MEMBER CHECK
Nama : Indah Nurul Setiarini
Pekerjaan : Kabid Perekonomian BAPPEDA
Peneliti : Bagaimana perisapan dinas dalam penyusunan rencana startgis
Bu Indah : Kalau untuk persiapan sendiri belum ada karena persiapan
perusmusan renstra itu diikuti dengan penggantian kepala daerah,
akan tetapi kalau yang saya lihat sendiri di setiap Dinas sendiri
kurang dalam persiapannya dari hal apa yang harus dilakukan
ketika masa perencanaan, apa saja isu yang strategis yang ada di
lapangan, dan menilai apa saja hal hal yang memperhambat
jalannya perencanaan strategis selain itu SDMnya saya melihat
ketika BAPPEDA melalukan pengevaluasian setiap per triwulan,
ini tidak hanya dinas pertanian saja mungkin ini bagi semua dinas
di Kota Serang, kendalaya itu adalah SDMnya, karena mungkin
yang saya lihat adalah capaian kinerjanya serta apakah sesuai
dengan program renstra atau tidak, di Dinas Pertanian sendiri yang
saya apresiasi adalah bidang PEPnya mereka itu sangat kompeten
menurut saya dan mereka paham tentang Renstra dan Komunikasi
dengan kami BAPPEDA sangat baik terutama pada program.
Peneliti : Siapa saja yang terlibat dalam proses perumusan rencana strategis
maupun review rencana strategis
Bu Indah :Terlibat dalam pembuatan renstra, Kami pasti terlibat untuk
menyusun rencana, pemantauan pelaksana dan pengevaluasian
rencana strategis, jadi setiap bidang PEP di instansi dinas pun
harus memiliki koordinasi yang baik dengan BAPPEDA, bukan
hanya renstra akan tetapi program Dinas pun kami ikut
pemantauan serta pengevaluasian. dan ada pula hambatan ketika
pengevaluasian renstra yaitu ketidakpahaman para instasnsi dalam
penyusunan renstra serta target yang tidak sesuai dengan apa yang
harus dicapai yang terakhir adalah kendala pada anggaran.
Peneliti : Bagaimana BAPPEDA selaku pembuat perencanan serta yang
mempunyai wewenang untuk merencanakan program
Bu Indah :BAPPEDA selaku pembuat perencanan serta yang mempunyai
wewenang untuk merencanakan program, dari BAPPEDA hanya
sebagai fasilitator dan sebagai pemantau kinjerja dari setiap dinas
dan mensetujui jika ada rencana program baru dan dicocokan pada
rencana stratgisnya, terkait masalah sumberdaya manusia di setiap
dinas memang ini sangat dipermasalahkan setiap instansi tentunya,
tidak hanya Dinas Pertanian saja akan tetapi semua Dinas juga
masalah ini tak terlepas dari permasalahan utama di setiap
organisasi, serta kekurangan nya selain SDM yang sangat kurang
adalah anggaran yang seadanya kerena memang penganggaran
tahun ini sangat disusutkan yang mengakibatkan semua program
juga disusutkan
Peneliti : Kenapa hanya ada 2 prioritas program yang dijalankan
Bu Indah : Mengapa hanya dua program utama saja, karena dilihat dari visi
dan misi dari kepala daerah juga dimana visi dan misi yang kepala
daerah usung adalah mengenai masalah pertanian dan kenapa
hanya dua program yang diutamakan karena ada 7 program dan 10
kegiatan tersebut hanya meliputi dari penyuluhan dan pemantauan
untuk bidang perikanan bukan pesisir hanya menangani
pembududayaan ikan saja, untuk masyarakat pesisir hanya dua
program utamanya saja, Untuk tahun ini memang prioritas utama
untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan adalah pengembangan
pertanian di Kota Serang yang sesuai dengan Visi dan Misi dari
walikota serang, dan untuk Dinas Pertanian sendiri khususnya
bidang Perikanan ada dua program utama yaitu pemberdayan
perekonomian masyarakat pesisir dan pemberdayan wanita nelayan
serta tahun 2017 ini ada dari KKP Kementrian Kelautan Perikanan
dan Dinas Kelautna Perikanan Provinsi yaitu Kampung Nelayan
yang sedang dikaji sampai sekarang
Peneliti : Bagaimana evaluasi yang dijalakan apakah pihak dari BAPPEDA
diikut sertakan
Bu Indah : Dari BAPPEDA ikut serta dalam proses pengevaluasian dan
evaluasi yang dijalankan jadwalkan selama 3 bulan, sangat bagus
karena evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah prgram ini
berjalan dengan semestinya atau tidak, maksa dari itu setiap
instansi terutama dibidang PEP harus mempunyai beban lebih
untuk mengevaluasi dari program yang dijalankan, untuk
BAPPEDA sendiri pasti terlibat dalam pengevaluasian tersebut
akan tetapi mngenai evaluasi, pada kenyataanya sebenarnya untuk
setiap SKPD tidak menjamin semua pegawainya paham tentang
renstra dan ketika pengoreksian anggaran kegiatan ketika
pengevalausian banyak program yang tidak sesua dengan apa yang
tercantum di rencana strategi tersebut padahal acuan dari program
dan sasaran berada di rencana starteginya itu, dan kenadala
selanjutnya adalah ketidakapahaman SDM ketika menjalankan atau
mengevaluasi renstra terutama pada bagian PEPnya, sebenarnya
dari BAPPEDA sendiri sudah melakukan koordinasi di setiap
SKPD terutama dibidang PEPnya yang menyerukan bahwa setiap
program kegiatan harus mengacu pada Renstra yang dibuat serta
ketika pengevaluasian renja semua pegawai harus paham dengan
apa yang sudah dilakukan, kalau untuk pengevaluasian program itu
setauh tiga kali atau pertriwulan itu mesih membahas tentang
capaian serta kinerja yang telah dijalankan
MEMBER CHECK
Nama : Pak Widri
Pekerjaan : Ketua Nelayan Tangkap
Peneliti : Sudah Berapa lama Bapak menajadi nelayan di karangantu ini
Pak Widri : kurang lebih sekitar 10 tahunan, dari dulu hidup di pesisir dan
karena dulu orang tua saya nalayan jadi saya ikut menjadi nelayan
Peneliti : Apa bapak sudah merasakan program pemerintah, bentuknya
seperti apa
Pak Widri : sebenarnya lebih ke bantuan dan penyuluhan kalau untuk di
karangantu, bantuanya seperti mesin kapal diatas 5GT dan alat
tangkap berupa jaring
Peneliti : menurut bapak apakah semua bantuan tersebut sudah seusai
dengan keadaan di sini dan apakah bantuan tersebut sudah
terealisasi
Pak Widri : menurut saya kurang sesuai dikarenakan pemerintah belum punya
data tentang siapa siapa saja yang berkah menerima bantuan, dan
juga ketidaksesuaian dari bantuan, contoh saya merupakan ketua
nelayan tangkap yang seharusnya diberikan mesin kapal akan
tetapi malah diberikan alat tangkap dan sebaliknya orang yang
pembudidayaan ikan malah dikasih mesin kapal sehingga tidak
sesuai dengan apa yang kita harapkan
Peneliti : Apa dari nelayan sendiri sering mengikuti evaluasian program di
dinas ataupun penyusunan rencana kerja
Pak Widri : Sering kita diundang ke dinas untuk menyalurkan aspirasi
nelayan dan apa saja butuh nelayan, akan tetapi kita mengadakan
MUSREMBANG untuk memnentukan siapa yang mewakili
nelayan dan menyumbang keluh kesah kepada dinas
Peneliti : Bagaimana Partisipasi Masyarakat dengan diadakanya program
pemerintah tersebut/
Pak Widri : sangat antusias sekali baik dari nelayan maupun masyarakat yang
bukan nelayan, ada salah satu kegitaan dari istri nelayan yaitu
pemberdayaan wanita pesisir yang bertujuan untuk membuat
produkd dari hasil tangkap guna memberikan nilai lebih dan untuk
membantu para suami ketika tidak melaut, akan tetapi program
tersebut berhenti dikarnakan dana yang terbatas padahal antusias
warga disini banyak.
Wawancara Bersama Diyah Purnomowaty SH,
Sebagai Kabid. Perikanan di Dinas Pertanian Kota Serang
Pada Hari Rabu 12 Juli 2017 jam 09.50 WIB
di Dinas Pertanian Kota Serang
Wawancara Bersama Eko Setyagama S.Hut,
Sebagai Pelaksana PEP di Dinas Pertanian Kota Serang
Pada Hari Jumat 14 Juli 2017 Jam 10.43 WIB
di Dinas Pertanian Kota Serang
Wawancara Bersama Drs. Mustari
Sebagai Kasi Pemberdayaan Nelayan Kecil di Dinas Pertanian Kota Serang
Pada Hari Senin 12 Juni 2017 Jam 10.30 WIB
di Dinas Pertanian Kota Serang
Wawancara Bersama Budi Muhaimin
Sebagai Kasi Budidaya Ikan di Dinas Pertanian Kota Serang
pada Hari Senin 12 Juni 2017 jam 11.05 WIB
di Dinas Pertanian Kota Serang
Wawancara Bersama Pak Suroso,Nelayan Tangkap
Sebagai Nelayan
Pada tanggal 23 Mei 2017 di Desa Karang Mulya
Karangantu Kota Serang
Wawa
ncara Bersama Pak Widri, Ketua Kelompak
Sebagai Ketua Kelompok Nelayan Tangkap
Nelayan Tangkap Pada Tanggal 15 Juni 2017 di
Desa Karang Mulya, Karangantu Kota Serang
Wawancara Bersama Pak Amir Syaripudin, Kabid
Sebagai Kebid Umum di UPT Karangantu
Perekonomian di UPT Karangantu Kota Serang
Wawancara Bersama Pak Rasta, Ketua KUB
Sebagai Ketua KUB GEMILANG I
GEMILANG I pada tanggal 16 Juli 2017
Di Desa Karang Mulya, Karangantu Kota Serang
Wawancara Bersama Indah Nurul Setiarini
Sebagai Kabid Perekonomian di BAPPEDA
Pada hari Jumat 30 Juni Jam 11.20 WIB
di Kantor BAPPEDA Kota Serang
Wawancara Bersama Hj. Nurmainah SE., M.S.i
Sebagai Kabid PEP di Dinas Pertanian Kota Serang
Pada Hari Senin 24 Juli 2017 Jam 11.40 WIB
di Dinas Pertanian Kota Serang