evaluasi pendidikan non tes

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara formal, pendidikan diselenggarakan di sekolah. Hal itu sering dikenal dengan pengajaran dimana proses belajar mengajar yang melibatkan banyak faktor baik pengajar, pelajar, bahan atau materi, fasilitas maupun lingkungan. Pengajaran dilaksanakan tidak hanya untuk kesenangan atau bersifat mekanis saja tetapi mempunyai misi atau tujuan bersama. Sebagai calon guru atau pendidik kita harus mempunyai pengetahuan, kreatifitas dan wawasan yang luas untuk memahami peserta didik. Selain itu, kita harus mengerti psikologi anak, kemampuan anak, kelemahan anak dan keinginan anak yang mempunyai bakat tertentu. Dengan demikian, kita harus mengetahui tingkat kemampuan dan perkembangan peserta didik. Untuk mengetahui itu semua bisa dilakukan melalui tes ataupun non tes. Tes yang digunakan bisa bermacam- macam sesuai dengan kemampuan dan minat peserta didik. Maka dari itulah kami menyajikan beberapa hal tentang teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan dalam penilaian terhadap anak didik, baik itu tentang kemampuan belajar, sikap, keterampilan, 1

Upload: bagonk-kusudaryanto

Post on 03-Jul-2015

2.605 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Evaluasi Pendidikan Tes & Non Tes

TRANSCRIPT

Page 1: Evaluasi Pendidikan Non Tes

BAB I

PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang

Secara formal, pendidikan diselenggarakan di sekolah. Hal itu sering

dikenal dengan pengajaran dimana proses belajar mengajar yang melibatkan

banyak faktor baik pengajar, pelajar, bahan atau materi, fasilitas maupun

lingkungan. Pengajaran dilaksanakan tidak hanya untuk kesenangan atau

bersifat mekanis saja tetapi mempunyai misi atau tujuan bersama. Sebagai

calon guru atau pendidik kita harus mempunyai pengetahuan, kreatifitas dan

wawasan yang luas untuk memahami peserta didik. Selain itu, kita harus

mengerti psikologi anak, kemampuan anak, kelemahan anak dan keinginan

anak yang mempunyai bakat tertentu.

Dengan demikian, kita harus mengetahui tingkat kemampuan dan

perkembangan peserta didik. Untuk mengetahui itu semua bisa dilakukan

melalui tes ataupun non tes. Tes yang digunakan bisa bermacam-macam

sesuai dengan kemampuan dan minat peserta didik. Maka dari itulah kami

menyajikan beberapa hal tentang teknik dan alat penilaian yang dapat

digunakan dalam penilaian terhadap anak didik, baik itu tentang

kemampuan belajar, sikap, keterampilan, sifat, bakat, minat dan

kepribadian. Adapun teknik yang akan dijelaskan dalam makalah ini adalah

teknik tes dan nontes. Selain itu, tes maupun nontes bisa membantu kita

untuk dapat mengetahui kemampuan juga kelemahan peserta didik yang

menjadi masalah dalam kehidupannya.

B. Rumusam Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan alat penilaian teknik tes?

2. Apa yang dimaksud dengan alat penilaian teknik non-tes?

3. Bagaimana cara penerapan atau praktek penilaian teknik tes dan teknik

non-tes?

1

Page 2: Evaluasi Pendidikan Non Tes

C. Tujuan

1. Untuk memperdalam pemahaman tentang teknik tes

2. Untuk memperdalam pemahaman tentang teknik non-tes

3. Untuk mengetahui bagaimana cara penerapan antara penilaian teknik

tes dan teknik non-tes

4. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Pendidikan

2

Page 3: Evaluasi Pendidikan Non Tes

BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyusunan Alat Penilain Teknik Tes

a. Pengertian Tes dan Non-Tes

Teknik tes atau sistem testing merupakan usaha pemahaman murid

dengan menggunakan alat-alat yang bersifat mengungkap atau mentes.

Sedangkan tes adalah sebagai suatu prosedur yang sistematis untuk

mengobservasi (mengamati) tingkah laku individu melalui skala angka atau

sistem kategori.

Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab atau

pertanyaan yang harus dipilih, selain itu juga bisa berupa tugas yang harus

dilakukan oleh orang yang di tes dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek

perilaku atau memperoleh informasi dari orang yang di tes. Dalam setiap

pertanyaan atau tugas yang diberikan tersebut terdapat jawaban atau

ketentuan yang di anggap benar. Dengan demikian, maka setiap tes akan

menuntut respon atau jawaban dari orang yang di tes (subjek) yang dapat

disimpulkan sebagai trait dari subjek yang sedang dicari informasinya dari

uraian ini tersirat bahwa tes berfungsi sebagai alat (instrumen) ataupun

sebagai cara pengungkap informasi atau pengumpul data tentang sesuatu.

Dalam tes hasil belajar, yang hendak diukur atau dicari informasinya

ialah tingkat kemampuan seorang siswa atau mahasiswa dalam menguasai

bahan pelajaran yang telah diajarkan. Dalam hal ini perlu dibedakan antara

prestasi belajar dan hasil belajar. Hasil belajar meliputi aspek pembentukan

watak seseorang.

Selain dengan cara tes, alat atau cara pengumpulan data dapat pula

dilakukan dengan cara non-tes yang dilaksanakan dalam bentuk wawancara,

observasi, angket atau skala. Tehnik penilaian nontes berarti melaksanakan

penilain dengan tidak mengunakan tes. Tehnik penilaian ini umumnya untuk

menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku,

3

Page 4: Evaluasi Pendidikan Non Tes

sifat, sikap sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain. Yang berhubungan

dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun

secara kelompok.Perbedaan utama antara tes dan non-tes terletak pada tiga

hal, yaitu:

1. Pada tes ada jawaban benar dan salah, sedangkan pada nontes jawaban

benar dan salah sangat kondisional.

2. Hasil pada non-tes lebih bersifat kualitatif, sedangkan tes lebih

kuantitatif (walaupun akhirnya dapat dikualitatifkan).

3. Pelaksana tes adalah orang propesional, sedangkan non-tes tidak

selamanya harus orang propesional

Dalam dunia pendidikan cara non-tes sering digunakan untuk

mengungkap hasil belajar (learning outcome), yang banyak menyangkut

aspek afektif dan pada prestasi belajar (learning achievement),aspek kognitif

dan psikomotor.

b. Langkah-langkah Penyusunan Alat Penilaian Teknik Tes

Dalam mengembangkan atau menyusun sebuah tes hasil belajar supaya

tes tersebut memiliki karakteristik tes yang baik, harus ditempuh sejumlah

langkah-langkah sebagia berikut :

1. Menetapkan tujuan penilaian atau tujuan tes

Setiap orang yang mau melakukan kegiatan penilaian, harus sadar

apa tujuan dia melakukan penilaian tersebut. Artinya keputusan apa

yang akan dia ambil dari dari hasil penilaian tersebut. Secara umum

tujuan kegiatan evaluasi atau keputusan yang dapat di ambil oleh guru

di sekolah dapat dikelompokkan kedalam tes formatif, tes sumatif, tes

diagnostik, tes penempatan atau seleksi.

Tes formatif yaitu evaluasi dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerja atau proses pembelajaran. Hasil dari kegiatan evaluasi ini tidak

dimaksudkan untuk menentukan nilai atau posisi siswa dalam

kelompoknya, melainkan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang

telah dilakukan. Kekurangan atau kelemahan yang ditemukan menjadi

4

Page 5: Evaluasi Pendidikan Non Tes

bahan pertimbangan dalam proses kegiatan berikutnya. Sasaran evaluasi

biasanya berkaitan dengan ketepatan penggunanan metode dan media

pembelajaran, pengaturan atau pengelompokan siswa dalam belajar,

pengeloalaan kelas dan pengaturan waktu.

Tes sumatif yaitu evaluasi dengan tujuan untuk menentukan

keberhasilan yang dicapai oleh siswa. Evaluasi ini dimaksudkan untuk

mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari suatu

pelajaran. Hasil dari evaluasi digunakan untuk menentukan posisi siswa

dalam pelajaran tersebut, seperti untuk menentukan angka nilai dalam

rapot, menentukan kenaikan kelas dan menentukan kelulusan siswa.

Contoh evaluasi ini seperti Ujian Akhir Semester (UAS).

Tes diagnostik yaitu evaluasi dengan tujuan untuk mengidentifikasi

kesulitan yang dihadapi siswa dalam mempelajari suatu pelajaran. Hasil

dari evaluais ini diharapkan diperoleh gambaran kesulitan-kesulitan

yang dihadapi oleh siswa dalam mempelajari mata pelajaran tersebut.

Dengan kata lain, mengidentifikasi materi pelajaran mana yang sulit

dipelajari oleh siswa, sehingga perlu diberi bantuan.

Tes penempatan atau seleksi yaitu evaluasi dengan tujuan untuk

menempatkan siswa dalam posisi yang sesuai dengan kemampuannya.

Hasil evaluasi ini dijadikan dasar untuk mengelompokkan siswa sesuai

dengan tingkat kemampuannya atau sesuai dengan kecenderungan

kelompok mata pelajaran yang diminatinya.

2. Menganalisis dokumen-dokumen

Setelah seorang guru menetapkan tujuan apa yang ingin dicapai

dengan melakukan penilaian tersebut adalah menelaah dokumen-

dokemen. Dokumen yang di maksud adalah :

1) GBPP atau silabus

Tujuan kegiatan ini adalah untuk menelaah materi apa yang

seharusnya sudah disampaikan dalam kurun waktu tertentu (ruang

lingkup pelajaran).

5

Page 6: Evaluasi Pendidikan Non Tes

2) Percana Pelajaran (RP) atau satuan pelajaran

Dengan menganalisi rencana pembelajaran (renpel) atau satuan

pelajaran (satpel) guru akan atau tujuan pelajaran apa saja yang

sudah dirumuskan dalam setiap kegiatan belajar.

3) Program pembelajaran (program mingguan atau bulanan atau

semesteran)

Dengan menganalisis dokumen ini, akan teridentifikasi ruang

lingkup materi pelajaran sampai kurun waktu tertentu. Jadi

dokumen ini akan saling melengkapi dengan silabus atau GBPP

yang ada.

4) Buku sumber

Dengan menganalisi buku sumber yang digunakan, baik buku

sumber yang dijadikan acuan oleh guru maupun buku pegangan

siswa, guru akan mengetahui kedalaman atau keluasan materi yang

menjadi pokok bahan penyusunan soal.

5) Agenda mengajar guru

Guru harus memiliki agenda mengajar. Buku agaenda guru

merupakan dokumen otentik yang dapat dijadikan dasar dalam

penyusunan soal. Dengan menganalisis agenda mengajar yang

dibuat guru, guru sendiri akan tahu materi pelajaran mana yang

nyata-nyata telah diajarkan disuatu kelas.

3. Mengembangkan kisi-kisi

Kisi-kisi adalah format atau matrik yang memuat informasi yang

dapat dijadikan pedoman oleh penulis soal untuk menulis soal atau

merakit soal menjadi tes. Dengan berpedom kepada kisi-kisi ini penulis

soal akan dapat mengahasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes

dan perakit tes dapat menyusun perangkat tes dengan mudah. Dengan

kisi-kisi yang baik walaupun penulis soal berbeda akan dapat

menghasilkan soal-soal yang relatif sama, baik tingkat kedalaman

maupun cakupan materi yang harus diungkap.

6

Page 7: Evaluasi Pendidikan Non Tes

Dalam kisi-kisi terdapat dua komponen utama, yaitu komponen

identitas dan komponen komponen matrik.

Komponen identitas mencakup aspek :

1) Jenis sekolah atau jenjang sekolah

2) Mata pelajaran

3) Kurikulum yang diacu

4) Tingkat kelas

5) Alokasi waktu

6) Jumlah soal

Komponen matrik paling tidak mencakup hal-hal :

1) Komponen yang ingin di ungkap

2) Indikator hasil belajar

3) Tema/konsep/pokok bahasan/sub pokok bahasan

4) Pokok materi soal

5) Bentuk soal

6) Nomor soal

Dalam memilih materi ada beberapa kriteria yang dapat digunakan

adalah:

1) Urgensi yaitu pokok bahasan atau materi yang secara teoritis mutlak

harus dikuasai oleh siswa

2) Kontinuitas yaitu merupakan pokok bahasan lanjutan yang

merupakan pendalaman dari satu atau lebih pokok bahasan yang

sudah dipelajari sebelumnya, baik dalam jenjang yang sama

maupun antar jenjang

3) Relevansi maksudnya pokok bahasan atau materi pelajaran terpilih

harus merupakan pokok bahasan yang diperlukan untuk

mempelajari atau memahami bidang studi lain

7

Page 8: Evaluasi Pendidikan Non Tes

4) Keterpakaian maksudnya pokok bahasan atau materi itu harus

merupakan materi yang memiliki nilai terapan tinggi dalam

kehidupan sehari-hari

Dalam pembuatan kisi-kisi pencantuman komponen-komponen

diatas bukan merupakan suatu yang baku, yang harus seperi itu.

Penyusun kisi-kisi dapat mengurangi atau menambah komponen

tersebut sesuai keperluan atau tujuan tes. Bahkan dalam ulangan yang

sifatnya formatif kisi-kisi tidak perlu dirumuskan. Yang penting soal-

soal yang dibuat harus memiliki keterkaitan kuat dengan indikator hasil

belajar yang telah dirumuskan atau yang dipilih dari silabus yang diacu.

Model cantuman komponen identitas dan komponen matrik diatas

adalah sebagai berikut:

KISI-KISI PENULISAN SOAL TES SUMATIF

Jenis Sekolah : SD

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Tingkat /kelas : V

Semester : Genap

Alokasi Waktu : 90 Menit

Jumlah Soal : 60 soal

No Kompetensi Indikator PB/SPB Pokok Bentuk soal No

Urut Hasil Belajar Tema Materi PG Uraian Soal

4. Menulis soal

Setelah kisi-kisi dibuat, langkah berikutnya adalah menulis soal.

Dalam menulis soal ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu kisi-kisi

dan aturan atau kaidah penulisan soal. Dari kisi-kisi yang harus

8

Page 9: Evaluasi Pendidikan Non Tes

diperhatiksn betul adalah mengenai indikator hasil belajar. Dalam setiap

indikator akan terdapat ranah atau tingkatan kognitif yang ingin

diungkap (misalnya menyebutkan, menjelaskan, memberi contoh,

menghitung, menguraikan dan menyimpulkan)

Hal kedua yang harus diperhatikan adalah kaidah atau aturan

penulisan soal. Kaidah-kaidah penulisan soal merupakan petunjuk atau

pedoman yang perlu diikuti, agar soal yang dihasilkan memiliki mutu

yang baik. Aturan penulisan soal tersebut ada yang berlaku untuk

semua jenis soal (aturan umum), ada juga aturan khusus yang berlaku

untuk jenis soal tertentu. Berikut ini akan diuraikan aturan-aturan

penulisan soal bentuk soal pilihan ganda dan bentuk uraian.

Aturan umum penulisan soal:

1) Gunakan bahasa yang mudah dipahami, jangan berbelit-belit.

Jangan menggunakan bahasa yang hanya berlaku setempat (kecuali

dalam pelajaran bahasa daerah).

2) Jangan mengutip langsung kalimat dari buku. Jika hal ini terjadi

akan mendorong siswa untuk menyontek atau membuka buku.

3) Bila merupakan pandangan seseorang, sebutkan pendapat siapakah

itu.

4) Soal tidak memberi isyarat jawaban bagi soal lain

5) Hindarkan soal yang menanyakan hal-hal yang sepele

6) Hindarkan kebergantungan suatu soal pada soal lain

7) Pokok soal harus dirumuskan secara tegas dan jelas

Selain kaidah atau aturan berlaku untuk semua jenis soal seperti

diatas, setiap jenis soal memiliki kaidah. Untuk soal pilihan ganda

kaidah tersebut adalah :

1) Materi

a. Rumusan soal harus sesuai dengan indikator

b. Pengecoh harus berfungsi, jangan terlalu kelihatan salahnya

9

Page 10: Evaluasi Pendidikan Non Tes

c. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau

paling benar

2) Kontruksi

a. Pokok soal harus dirumuskan secara tegas dan jelas

b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan

pertanyaan yang diperlukan saja

c. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang

benar

d. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif

ganda

e. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi

materi

f. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama

g. Pilihan jawaban jangan mengandung pertanyaan

h. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun

berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut atau

kronologis waktunya

i. Gambar, grafik, tabel, diagram dan sejenisnya yang terdapat

pada soal harus jelas dan berfungsi

j. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya

3) Bahasa

a. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan

kaidah bahasa indonesia

b. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga mudah

dimengerti siswa

c. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal

akan digunakan untuk daerah lain atau nasional

d. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan

merupakan satu kesatuan pengertian

10

Page 11: Evaluasi Pendidikan Non Tes

Kaidah penulis soal uraian, antara lain:

1) Rumusan butir soal harus mengacu pada indikator yang telah

dirumuskan

2) Batasan jawaban atau ruang lingkup yang hendak diukur harus jelas

dan terukur

3) Harus mengunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban

uraian

4) Hindari pertanyaan : siapa, apa, bila

5) Menggunakan bahasa yang baku

6) Menghindari menggunakan kata-kata yang dapat ditafsirkan ganda

7) Buat petunjuk yang jelas bagaimana soal itu dikerjakan

8) Buat kunci jawaban berbarengan dengan membuat soal

9) Buat pedoman penskorannya

5. Analisis rasional

Maksudnya adalah soal yang telah dirumuskan dianalisis kembali,

ditimbang (di judge) baik oleh sendiri maupun oleh orang lain dengan

berpedoman kepada kisi-kisi dan aturan penulisan soal seperti yang

yang telah diuraikan diatas. Untuk menganalisis tersebut dapat

digunakan format berikut ini:

6. Revisi soal

Bila dalam satu rumusan soal terdapat tanda cek (V) pada kolom

TIDAK, maka soal tersebut harus diperbaiki sesuai dengan aspek

tersebut.

7. Merakit soal

Setelah soal diperbaiki sesuai dengan aspek diatas, maka seluruh

soal diorganisasikan kedalam jenis atau kelompoknya.

8. Uji coba lapangan

Setelah soal dianalisis kemudian ditarik berdasarkan kelompoknya,

langkah berikutnya adalah uji coba kepada sekelompok siswa. Uji coba

11

Page 12: Evaluasi Pendidikan Non Tes

ini dilakukan bila soal akan dibakukan dan diguanakan pada kelompok

yang lebih luas.

9. Analisis hasil uji coba (analisi empiris)

Bila soal akan dibakukan, setelah uji coba lapangan soal dianalisis

secara empiris. Hal yang di analisis mencakup analisis butir soal dan

analisis tes secara keseluruhan.

10. Revisi dan perakitan ulang soal

Dari hasil analisis empiris memungkinkan masih adanya beberapa

soal yang tidak valid. Soal-soal tersebut direvisi dan di rakit kembali

menjadi perangkat tes yang baku.

11. Perbanyakan intrumen

Setelah direvisi dan dirakit ulang, akhirnya soal siap untuk

diperbanyak dan digunakan. Agar soal benar-benar terjaga

kerahasiannya, keamanan saat penggandaan harus diperhatikan.

12. Pelaksanaan tes

Setelah digandakan intrumen siap untuk digunakan. Dalam

pelaksanaan tes perlu memperhatikan beberapa hal antara lain:

a. Jumlah peserta dalam satu ruangan

b. Pengawasan

c. Kondisi ruangan

13. Skoring

Langkah berikutnya setelah tes dilaksanakan adalah pengolahan

atau skoring. Dalam skoring, bisa dilakukan secara manual atau dengan

menggunakan program komputer (scenner).

14. Pemanfaatan hasil

Langkah terakhir adalah pemanfaatan hasil tes. Dalam

pemanfaatan hasil tes hal yang perlu diperhatikan adalah tujuan awal tes

itu sendiri, untuk apa tes itu dilakukan. Teknik pengolahan skor akan

tergantung juga pada tujuan tersebut.

12

Page 13: Evaluasi Pendidikan Non Tes

B. Penyusunan Alat Penilaian Teknik Non-Tes

Teknik non-tes sering kali kurang mendapat perhatian para guru, karena

kurang dikenal atau kurang handal dibanding dengan teknik tes. Namun

teknik ini besar kegunaannya sebagai pelengkap dari teknik tes terutama

untuk mengevaluasi hasil belajar yang sukar diukur dengan tes, seperti

kerajinan, ketekunan, kepemimpinan, keterampilan, dll.

Pada umumnya teknik non-tes lebih bermanfaat untuk mendapatkan

gambaran siswa secara keseluruhan/kualitatif. Perbedaannya apabila pada

tes, jawaban siswa dinilai benar atau salah, sedangkan pada teknik non-tes

jawaban siswa dapat bersifat kesesuaian, persetujuan, pilihan, minat,

kecenderungan.

Secara keseluruhan alat pengumpul data dibagi ke dalam dua katagori

yaitu tes dan non-tes.

Untuk mengetahui hasil belajar yang bersifat kognitif (pengetahuan,

pemahaman, dll) lebih tepat digunakan instrument tes. Sedangkan untuk

mengungkap hasil belajar yang bersifat afektif dan psikomotor digunakan

instrument non-tes.

a. Macam-macam bentuk intrumen non-tes

1) Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara komunikasi langsung secara verbal. Sebagai alat penilaian

wawancara mempunyai kelebihan yaitu dapat berkomunikasi langsung

dengan siswa, sehingga siswa dapat mengungkapkan jawaban dengan

lebih bebas dan mendalam. Akan tetapi wawancara juga mempunyai

kelemahan yaitu memerlukan waktu yang relative lebih lama. Misalnya

10 orang siswa yang akan diwawancara, setiap siswa membutuhkan

waktu 15 menit, maka diperlukan waktu selama 150 menit.

Wawancara ada dua macam, yaitu:

1. Wawancara berstruktur, ialah wawancara yang menggunakan

pedoman wawancara berupa angket atau daftar cek.

13

Page 14: Evaluasi Pendidikan Non Tes

2. Wawancara tidak berstruktur, ialah wawancara yang menggunakan

pedoman bebas, dimana orang yang diwawancara harus

memberikan jawaban secara terurai.

2) Kuesioner/Angket

Kuesioner atau sering disebut angket merupakan alat pengumpul

data melalui komunikasi tidak langsung, yaitu melalui tulisan.

Kuesioner ini memiliki kelebihan yaitu bersifat praktis, hemat waktu

dan tenaga. Namun kuesioner juga mempunyai kelemahan yaitu

jawaban yang diberikan seringkali tidak objektif, siswa memberikan

jawaban yang bersifat pura-pura.

Kuesioner ada dua macam, yaitu:

1. Kuesioner berstruktur, ialah model angket yang setiap

pertanyaannya sudah disediakan jawabannya. Siswa tinggal memilih

jawaban mana yang sesuai dengan dirinya.

2. Kuesioner tidak berstruktur, ialah angket yang jawabannya terbuka.

Siswa bisa mengungkapkan jawabannya sendiri.

3) Observasi

Observasi digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau

terjadinya suatu proses kegiatan yang dapat diamati langsung, baik

dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan, seperti tingkah

laku siswa dalam belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain-lain.

Ada tiga jenis observasi yaitu observasi langsung, observasi dengan

menggunakan alat (tidak langsung), dan observasi partisipasi.

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam mengembangkan

penilaian dengan menggunakan teknik observasi diantaranya:

1. Tentukan aspek kegiatan yang akan diobservasi.

2. Tentukan pedoman observasi yang akan digunakan, apakah bentuk

bebas atau berstruktur.

14

Page 15: Evaluasi Pendidikan Non Tes

3. Melaksanakan observasi, mencatat tingkah laku yang terjadi saat

kejadian berlangsung. Cara dan teknik pencatatnya sesuai dengan

format observasi yang digunakan.

4. Mengolah hasil observasi, agar hasilnya lebih efektif dan terarah

hendaknya:

Dilakukan dengan tujuan yang jelas dan direncanakan sebelumnya.

Menggunakan pedoman observasi berupa daftar cek atau skala, atau

model-model pencatat lainnya.

Pencatatan dilakukan selekas mungkin tanpa diketahui peserta

didik yang diobservasi.

Kesimpulan dibuat setelah program observasi selesai dilaksanakan.

4) Studi kasus

Studi kasus pada dasarnya mempelajari individu secara intensif yang

dipandang memiliki kasus tertentu. Misalnya mempelajari anak yang

sangat nakal, sangat rajin, sangat pintar atau sangat lamban dalam

memahami pelajaran. Penekanan utama dalam studi kasus adalah

mencari penyebab mengapa individu tersebut melakukan sesuatu dan

apa pengaruhnya terhadap lingkungan. Kelebihan dari studi kasus

adalah subjek dipelajari secara mendalam dan menyeluruh sehingga

karakter individu tersebut dapat diketahui dengan selengkap-

lengkapnya. Sedangkan kelemahannya yaitu tidak dapat digeneralisasi

dengan individu lain sekalipun memiliki kasus yang hampir sama.

5) Sosiometri

Banyak ditemukan dilingkungan sekolah siswa yang kurang mampu

menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ia nampak murung,

mengasingkan diri, mudah tersinggung bahkan over acting. Kondisi ini

perlu diketahui oleh guru dan mencari upaya untuk memperbaikinya,

karena hal ini dapat menggangu proses belajarnya. Salah satu caranya

15

Page 16: Evaluasi Pendidikan Non Tes

yaitu dengan menggunakan dengan teknik sosiometri. Dengan teknik ini

dapat diketahui posisi siswa dalam hubungan sosialnya dengan siswa

lainnya. Misalnya siswa yang terisolasi dari kelompoknya atau yang

paling disukai oleh teman-temannya.

Sosiometri dapat dilakukan dengan cara menyuruh siswa dikelas

untuk memilih satu atau doa orang teman yang paling disukai ataupun

yang kurang disukainya. Dengan cara tersebut maka dapat diketahui

siswa mana saja yang menghadapi kesulitan dalam penyesuaian diri

dengan lingkungannya, kemudian diberi bantuan.

6) Analisi hasil karya

Hasil karya yaitu salah satu hasil dokumentasi asli yang dibuat oleh

testi (siswa). Dari hasil karya tersebut, guru dapat sesuatu yang berharga

sebagai bagian dari prestasi yang dihasilkan siswa. Hasil karya tidak

hanya berupa benda produk (kerajinan), tapi bisa juga berupa tulisan

(jawaban dari suatu soal). Dengan mengetahui hal tersebut guru dapat

menilai, menganalisa, tentang apa yang dimiliki atau apa kelemahan

yang dialami dari seorang siswa.

7) Catatan kejadian

Catatan kejadian yaitu suatu catatan peristiwa yang dialami oleh

siswa, yang dianggap sangat penting bagi siswa maupun sekolah.

Misalnya saja siswa yang mempunyai prestasi yang luar biasa selain

dalam bidang akademik, contohnya berhasil mencegah tawuran atau

berhasil mencegah terjadinya kebakaran. Tindakan-tindakan positif

tersebut hendaknya dicatat sebagai bahan pertimbangan dalam

pemberian beasiswa, penentuan siswa/mahasiswa teladan, atau yang

sejenis.

16

Page 17: Evaluasi Pendidikan Non Tes

8) Daftar cek

Daftar cek lebih menunjukan sebagai alat daripada sebagai teknik

evaluasi. Daftar cek adalah berupa daftar aktivitas, sifat-sifat, masalah,

jenis kesukaan, dan lain-lain. Di depan setiap butir disediakan kolom

cek (…) yang diisi oleh siswa bersangkutan, atau oleh guru, tergantung

tujuannya.

Contoh daftar cek kegiatan olahraga:

(…) Sepak bola

(…) Bola voli

(…) Bola basket

(…) Bulutangkis

(…) Berenang

Contoh daftar cek untuk menilai kesehatan mental:

(…) Merasa diperhatikan orang lain

(…) Merasa aman, tidak cemas dan gelisah

(…) Dapat tidur nyenyak

(…) Tidak mudah tersinggung

(…) dst.

b. Langkah-langkah pengembangan alat evaluasi non-tes

1. Menentukan aspek apa yang akan diukur. Tetapkan aspek apa yang

akan diungkap. Biasanya aspek belajar yang akan diungkap dengan

non-tes berkenaan dengan ranah afektif dan psikomotor.

2. Menentukan instrument yang akan digunakan sesuai dengan hal

yang telah ditetapkan diatas.

3. Menentukan definisi atau bahasan tentang aspek yang akan

diungkap. Hal ini biasanya berdasarkan atas teori tertentu. Misalnya

kita akan mengungkap keterlibatan siswa dalam diskusi. Rumuskan

apa yang dimaksud dengan keterlibatan itu. Misalnya menurut

pendapat Nana Syaodih (2005) keterlibatan siswa dalam berdiskusi

mencakup kemampuan siswa dalam mengikuti diskusi, yang

17

Page 18: Evaluasi Pendidikan Non Tes

mencakup: keaslian dalam mengungkapkan ide atau gagasan siswa

dan keikutsertaan dalam menyanggah pendapat orang lain. Maka

yang akan dinilai hanya hal itu saja, bukan yang lain.

4. Menentukan format instrument. Misalnya kita akan mengungkap

keterlibatan siswa dalam berdiskusi dengan menggunakan observasi.

Maka format instrument yang digunakan adalah uraian bebas

(essay), skala penilaian (rating skill), pilihan ganda atau daftar cek,

atau yang lainnya.

Hal yang akan lebih dijelaskan dalam hal ini adalah berkenaan

dengan skala. Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat

atau perhatian, yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai

oleh responden yang hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai

dengan kriteria yang digunakan.

Ada dua jenis skala yang sering digunakan, yaitu:

1. Skala sikap

Sikap dapat diartikan sebagai reaksi seseorang terhadap stimulus

yang datang pada dirinya. Jadi skala sikap digunakan untuk

mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu.Hasilnya berupa

katagori sikap, yaitu mendukung, menolak atau netral.

2. Skala penilaian

Skala penilaian mengukur perilaku siswa melalui pernyataan

perilaku pada suatu titik kontinum atau suatu katagori yang

bermakna nilai.

5. Mengembangkan kisi-kisi.

6. Menulis pernyataan yang sesuai dengan kisi-kisi. Lakukan penulisan

atau pembuatan pernyataan.

7. Analisis rasional terhadap pernyataan yang telah dirumuskan. Bisa

dilaukan oleh sendiri atau orang lain yang memiliki keahlian dalam

bidang tersebut.

18

Page 19: Evaluasi Pendidikan Non Tes

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tehnik penilaian nontes berarti melaksanakan penilain dengan tidak

mengunakan tes. Tehnik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian

anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial,

ucapan, riwayat hidup dan lain-lain. Yang berhubungan dengan kegiatan

belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.

Pada umumnya teknik non-tes lebih bermanfaat untuk mendapatkan

gambaran siswa secara keseluruhan atau kualitatif. Perbedaannya apabila

pada tes, jawaban siswa dinilai benar atau salah, sedangkan pada teknik

non-tes jawaban siswa dapat bersifat kesesuaian, persetujuan, pilihan, minat,

kecenderungan.

Sedangkan tes adalah sebagai suatu prosedur yang sistematis untuk

mengobservasi (mengamati) tingkah laku individu melalui skala angka atau

sistem kategori. Teknik tes atau sistem testing merupakan usaha

pemahaman murid dengan menggunakan alat-alat yang bersifat

mengungkap atau mentes.

Dalam tes hasil belajar, yang hendak diukur atau dicari informasinya

ialah tingkat kemampuan seorang siswa atau mahasiswa dalam menguasai

bahan pelajaran yang telah diajarkan. Dalam hal ini perlu dibedakan antara

prestasi belajar dan hasil belajar. Hasil belajar meliputi aspek pembentukan

watak seseorang.

B. Saran

Kami sebagai penyusun pertama-tama mohon maaf apabila dalam

pembuatan makalah ini masih belum mencapai kesempurnaan. Meskipun

demikian, mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan gambaran atau

tambahan ilmu bagi para pembaca. Oleh karena itu, untuk penyempurnaan

makalah ini kami tunggu kritik dan sarannya dari para pembaca.

19

Page 20: Evaluasi Pendidikan Non Tes

Daftar Pustaka

Wahyudin Uyu, dkk. 2006. Evaluasi pembelajaran. Bandung: UPI PRESS.

Sudirman N, dkk. 1990. Ilmu Pendidikan.Bandung: Remaja RosdaKarya.

Setiawan. 2006. Bimbingan dan Konseling. Bandung: UPI PRESS

Www. Google. com

20