makalah evaluasi tes komp & skla skp

21
Tugas Evaluasi Pembelajaran “Tes Kompetensi Kebahasaan dan Tes Sikap Berbahasa (Skala Sikap)” Oleh Kelompok Tujuh Nama: Aby Fatwa Negara Irma Agustiana Euis Dewi Cahyani Dosen Pengasuh: Dr. Nurhayati M.Pd. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Upload: indri-oktaviana

Post on 05-Dec-2015

39 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

makalah unsri

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Evaluasi Tes Komp & Skla Skp

Tugas Evaluasi Pembelajaran

“Tes Kompetensi Kebahasaan dan Tes Sikap Berbahasa

(Skala Sikap)”

Oleh

Kelompok Tujuh

Nama: Aby Fatwa Negara

Irma Agustiana

Euis Dewi Cahyani

Dosen Pengasuh: Dr. Nurhayati M.Pd.

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sriwijaya

2013

Page 2: Makalah Evaluasi Tes Komp & Skla Skp

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan karuniaNyalah kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “Tes Kompetensi

Kebahasaan dan Tes Sikap Berbahasa (Skala Sikap)”

Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Evaluasi

Pembelajaran karena telah membimbing kami dalam pengerjaan tugas ini dan tak lupa kami

juga mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu

menyelesaikan makalah ini.

Karya manusia tiada yang sempurna, demikian pula dalam penyelesaiannya. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang membangun pada perbaikan makalah ini sangat kami

harapkan demi kesempurnaan tugas-tugas yang akan datang.

Indralaya, Oktober 2013

Penyusun

Page 3: Makalah Evaluasi Tes Komp & Skla Skp

I. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Sebagai suatu pembelajaran, pembelajaran bahasa dilaksanakan untuk mencapai

sejumlah tujuan pembelajaran yang telah diidentifikasi dan dirumuskan berdasarkan telaah

mendalam terhadap kebutuhan yang perlu dipenuhi. Hal ini diupayakan tercapai melalui

serangkaian kegiatan pembelajaran yang secara matang dirancang dan diselenggarakan secara

sungguh-sunguh. Proses pembelajaran dilansanakan dengan menggunakan bahan ajar dan

pelatihan yang terpilih dan disusun secara teliti demi pencapaian tujuan. Upaya memastikan

ketercapaian tujuan yang telah dirumuskan dilakukan dengan melaksanakan ragkaian

evaluasi sebagaimana telah dirancang. Faktor inilah yang mendudukkan evaluasi sebagai

bagian dari desain pembelajaran memiliki fungsi amat penting.

Bermula dari tujuan yang harus dicapai untuk memenuhi sejumlah kebutuhan,

serangkaian kegiatan dirancang dan diselenggarakan. Tujuan pembelajaran, proses kegiatan

pembeljaran, dan evaluasi hasil kegiatan saling terkait dalam satu pola hubungan yang erat.

Suatu komponen penyelenggaraan pembelajaran terdahulu memengaruhi bahkan menentukan

penyenggaraan komponen berikutnya. Dalam pembelajaran bahasa, kemampuan bahasa

reseptif, menyimak dan membaca merupakan komponen dasar yang amat berpengaruh

terhadap ketercapaian komponen kemampouan bahasa produktif berikutnya, dalam hal ini

berbicara dan menulis.

Evaluasi bahasa pada umumnya lebih dikaitkan secara terbatas dengan tingkat

keberhasilan pembelajaran yang telah diselengarakan. Evaluai tingkat keberhasilan berbahasa

seringkali dikaitkan dengan tingkat keberhasilan pembelajaran dalam bentuk nilai yang

diperoleh dari guru pada masa tertentu, terutama di akhir satuan waktu belajar. Meskipun

pemahaman tersebut tidak keliru, pencapaian tingkat keberhasilan pembelajar sebenarnya

hanyalah meruakan sebagian dari tujuan sekaligus kegunaan dari hasil evaluasi.

Bagi komponen penyelenggara pembelajaran nilai yang dicapai pembelajar

merupakan tingkat keberhasilan pembelajaran yang dicapai oleh pembelajar. Bagi guru nilai

merupakan unjuk kerjanya dalam mengelola kegiatan pembelajaran dan interakasi dengan

pembelajar. Maka, akan bijaksana manakala guru memerhatikan tingkat pemahaman

pembelajar tentang materi yang disampaikannya dalam proses layanan pembelajaran. Guru

dapat melakukan telaah terhadap unjuk kerjanya untuk menganalisis tahap perencanaan,

proses layanan pembelajaran,dan pengevaluasian yang dilakukannya. Hasil evaluasi

digunakan sebagai umpan balik bagi komponen awal dan layanan proses pembelajarannya.

Page 4: Makalah Evaluasi Tes Komp & Skla Skp

Selain itu dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, proses evaluasi atau

penilaian dapat dilakukan mealui penilaian nontes. Penilaian nontes dapat diperoleh melalui

berbagai teknik, yaitu penilaian performansi, penilaian proyek, penilaian portofolio, dan

penilaian sikap.

Dalam makalah ini membahas mengenai tes kompetensi kebahasaan yang membahas

mengenai pengetahuan tentang sistem bahasa, struktur, kosakata, dan seluruh aspek

kebahasaan yang ada serta tes kebahasaan sikap (skala sikap).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah apa saja hal-hal yang terkait dengan

kompetensi kebahasaan dan tes kebahasaan sikap (skala sikap).

1.3  Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang terkait dengan kompetensi

kebahasaan dan tes kebahasaan sikap (skala sikap).

Page 5: Makalah Evaluasi Tes Komp & Skla Skp

II. PEMBAHASAN

2.1 Tes Kompetensi Kebahasaan

Tes kompetensi kebahasaan merupakan tes yang dimaksudkan untuk mengungkap

pengetahuan kebahasaan peserta didik. Kompetensi kebahasaan yang dimaksud yakni

pengetahuan tentang sistem bahasa, struktur, kosakata, dan seluruh aspek kebahasaan yang

ada. Ditinjau dari segi komunikatif bahasa, tes kompetensi kebahasaan tidak secara langsung

mengukur kemampuan berbahasa peserta didik karena hanya bertujuan mengukur

pengetahuan aspek-aspek kebahasaan.

Tes kompetensi kebahasaan cenderung bersifat diskret, mungkin interatif tetapi masih

bersifat terisolasi dan artifisial. Maksudnya yakni bentuk-bentuk kebahasaan yang diteskan

itu kecil kemungkinannya ditemui dalam pemakaian bahasa secara nyata. Jadi, tes itu hanya

mengukur pengetahuan peserta didik tentang bentuk-bentuk kebahasaan yang diteskan yang

dianggap mewakili aspek-aspek tertentu.

A. Tes Struktur Tata Bahasa

Struktur bahasa sering diucapkan dengan istilah struktur, tata bahasa, struktur

gramatikal, atau kaidah bahasa. Struktur tata bahasa tersebut mencakup masalah

morfologi dan sintaksis baik secara terpisah maupun bersama-sama. Penyusunan tes

struktur mencakup dua hal, yakni:

1) Bahan Tes Struktur

Pada pemilihan bahan haruslah mewakili bahan yang mencerminkan tujuan tes

pengetahuan tentang struktur yang dilakukan. Untuk itu perlu dilakukan pemilihan

bahaan yang tepat. Pemilihan bahan yang hendak diujikan di sekolah hendaknya

dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:

a. Tingkat dan Jenis sekolah

Denggan tingkat sekolah dimaksudkan apakah peserta didik yang diuji tingkat

sekolah dasar, menengah pertama, atau menengah atas, sedangkan jenis sekolah

menunjuk pada sekolah umum atau kejuruan.

b. Kurikulum dan buku teks

Berdasarkan bahan yang terdapat dalam kurikulum dan buku pelajaran itu akan

lebih baik jika kemudian dibuat deskripsi bahan secara sistematis untuk tiap

semester yang berupa program semester. Dengan adanya deskripsi bahan sangat

Page 6: Makalah Evaluasi Tes Komp & Skla Skp

dimungkinkan penyusunan tes bersifat menyeluruh, dapat mencakup semua bahan

atau aspek-aspek struktur yang diajarkan.

c. Tujuan tes

Jika penyususnan tes dimaksudkan untuk mengukur hasil belajar peserta didik,

kita dapat mendasrkan diri pada kurikulum dan buku-buku pelajaran yang

dipergunakan pada tingkat sekolah yang bersangkutan. Penyusunan tes yang

demikian berlaku baik untuk tes formatif, sumatif maupun tes akhir.

d. Status bahasa yang diajarkan

Status bahasa yang dimaksud adalah apakah itu bahasa ibu, bahasa kedua atau

bahasa asing. Status bahasa yang diajarkan ikut menentukan pemilihan bahan

yang akan diteskan, menentukan sulit atau mudahnya butir-butir tes sesuai dengan

tingkat sekolah peserta didik.

2) Pembuatan Tes Struktur

Pada soal sebaiknya berada dalam konteks atau diusahakan memiliki konteks

sehingga soal tidak terlalu bersifat diskret dan paling tidak bersifat integrative. Contoh

sejumlah tes stuktur yang dimaksud, yakni:

a. Tes struktur dalam teks versus tanpa teks

Soal tes struktur baik untuk morfologi maupun struktur kalimat sebaiknya berada

konteks kalimat dan tidak berdiri sendiri bersifat diskret. Untuk tes morfologi dan

struktur kalimat adalah sebagai berikut:

1. Tes morfologi lewat teks, yakni soal tes misalnya menanyakan ketepatan

bentuk kata dalam penggunaannya dalam konteks kalimat atau wacana

tertentu. Contoh:

Acara reuni yang diselenggarakan di sekolah itu mampu…peserta didik

tamatan terdahulu yang telah sukses dengan peserta didik tamatan yang lebih

kemudian.

A. Menemukan

B. Ditemukan

C. Mempertemukan*)

D. Dipertemukan

Page 7: Makalah Evaluasi Tes Komp & Skla Skp

2. Tes struktur kalimat lewat teks, yakni soal tes dapat menanyakan atau

mengidentifikasi pola struktur kalimat, kalimat yang berpola sama, kalimat

salah, membenarkan kalimat salah, dan lain-lain. Contoh:

Tukang loper koran itu pasti datang sebelum pukul 7.00 setiap hari. Hal itu

telah menjadi kebiasaan dalam pekerjaannya sehingga tidak terasa berat.

Apapun namanya, pekerjaan harus ditekuni dan dicintai.

Kalimat pertama wacana di atas berpola…

A. S-P-O

B. S-P-K*)

C. S-P-O-K

D. S-P-K-K

b. Identifikasi dan Pembetulan Kesalahan Struktur pada Teks

Pada tes struktur ini peserta didik dibelajarkan untuk mengenali,

mengidentifikasi dan kemudian membetulkan kesalahan-kesalahan yang ada pada

teks. Jika memilih tes struktur bentuk ini teks yang dibuat harus singkat, struktur

yang salah harus jelas dan diberi tanda, perintah pengerjaan harus jelas, dan hanya

ada satu jawaban yang benar. Soal tes juga dapat hanya mengidentifikasi

kesalahan saja dan dapat pula mengidentifikasi dan sekaligus menunjukkan

bentuk yang benar.

Contoh jika meminta peserta ujian untuk mengenali kesalahan dan sekaligus

menunjukkan bentuk yang benar, perintah pengerjan soalnya berbunyi.

“Tunjukkanlah bentuk yang salah dan bagaimana yang seharusnya pada teks yang

dicetak tebal dengan memberi tanda silang pada huruf A, B, C, atau D pada

lembar jawab”.

Beberapa oknum bersikap ekstrem karena meolak menerima penyelesaian

konflik antarkelompok itu. Padahal, hampir semua orang yang terlibat sudah

menerima keputusan yang saling menguntungkan itu dengan ikhlas.

a. Sedikit

b. Dan *)

c. Maka.

d. Sejumlah

Page 8: Makalah Evaluasi Tes Komp & Skla Skp

B. Kosa Kata

Penguasaan kosakata dapat dibedakan ke dalam penguasaan yang bersifat reseptif dan

produktif yaitu kemampuan untuk memahami dan mempergunakan kosa kata.

Persoalan yang timbul sewaktu bermaksud mengukur penguasaan kosa kata peserta

didik adalah sebagai berikut:

1. Bahan Tes Kosakata

Pada pemilihan kosakata yang akan diteskan ada beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan yakni:

a. Tingkat dan jenis sekolah

Perbedaan tingkat dan jenis sekolah akan menuntut adanya perbedaan

pemilihan kosakata yang diteskan. Pembedaan kosakata yang diteskan pada

umumnya didasarkan pada buku pelajaran yang dipergunakan untuk masing-

masing tingkat dan kelas yang bersangkutan.

b. Tingkat kesulitan kosakata

Penentuan tingkat kesulitan kosakata itu sendiri tidak mudah dilakukan karena

kriteria atau dasar sistemnya tidak jelas.Oleh karena itu, pertimbangan mudah-

sulitnya suatu kata biasanya bersifat subjektif.

c. Kosakata pasif dan aktif

Kosakata pasif adalah kosakata untuk penguasan reseptif, kosakata yang hanya

untuk dipahami dan tidak mudah untuk dipergunakan. Sedangkan kosakata

aktif adalah kosakata untuk penguasaan produktif, kosakata yang dipergunakn

untuk menghasilkan bahasa dalam kegiatan berkomunikasi.

d. Kosakata umum, khusus dan ungkapan.

Kosakata umum dimaksudkan kosakata yang ada dalam suatu bahasa yang

bukan merupakan istilah-istilah teknis atau kosakata khusus yang dijumpai

dalam berbagai bidang keilmuan.

2. Pembuatan Tes Kosakata, meliputi beberapa hal yakni:

a. Tes pemahaman kosakata dalam konteks

Tes tersebut sering berangkat dari wacana. Kosakata wacana yang dapat

diujikan dapat berwujud sebuah kata, istilah, kelompok kata atau ungkapan.

Page 9: Makalah Evaluasi Tes Komp & Skla Skp

Contoh:

Dengan hati yang bulat ia menerima tawaran untuk bekerja di perusahan itu

karena pekerjaan itu memang telah lama diimpikannya. Kata yang dicetak

miring pada teks diatas bermakna…

A. Utuh.

B. Mantap *)

C. Gembira.

D. Sungguh-sungguh

b. Tes penempatan kosakata dalam konteks

Tes tersebut dapat dikategorikan sebagai tes produktif yaitu mempergunakan

kosakata dalam atau untuk tujuan komunikasi. Dalam tes ini peserta didik

dituntut untuk dapat memilih dan menerapkan kata-kata, istilah atau ungkapan

tertentu dalam suatu wacana secara tepat, atau mempergunakan kata-kata

tersebut untuk mengasilkan suatu wacana. Untuk dapat memilih dan

mempergunakan kata dalam suatu wacana atau untuk menghasilkan wacana

secara tepat, peserta didik dituntut untuk telah memahami makna kata yang

bersangkutan.

c. Identifikasi dan Pembetulan Kesalahan Kosakata dalam Teks

Tes jenis ini analogi dengan tes struktur yang juga mengidentifikasi

dan kemudian membetulkan kesalahan yang ditmukan dalam suatu wacana.

Untuk itu, peserta didik diharapkan mampu menganalisis penggunaan

kosakata yang ada tentang ketepatan atau ketidaktepatan penggunaan dalam

konteks wacana dan kemudian menggantinya dengan kata lain yang tepat.

Jadi, kegiatan ini juga mirip kerja redaktur suatu penerbitan yang mengoreksi

naskah untuk diterbitkan dan karenanya tes bentuk ini sudah bernilai otentik.

Untuk dapat mengerjakan tes kosakata bentuk ini, peserta didik

dituntut untuk melakukan analisis wacana temapat kata tersebut digunakan.

Bahan yang dapat diteskan berupa penggunaan kata secara cermat dalam suatu

wacana.

Page 10: Makalah Evaluasi Tes Komp & Skla Skp

2.2 Skala Sikap

A. Karakteristik Penilaian Sikap

Penilaian sikap adalah penilaian sikap siswa terhadap suatu objek. Penilaian sikap

yang dapat dilakukan terhadap berbagai objek adalah sebagai berikut ini.

1) Sikap terhadap mata pelajaran.

2) Sikap terhadap guru mata pelajaran.

3) Sikap terhadap proses pembelajaran.

4) Sikap terhadap materi pokok-pokok bahasan yang ada.

5) Sikap yang berhubungan dengan nilai-nilai tertentu yang ingin ditanamkan dalam diri

siswa melalui materi tertentu.

6) Sikap yang berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum.

B. Teknik Pengukuran Sikap

Pengukuran penilaian sikap dpat dilakukan dengan berbagai teknik atau cara,

diantaranya observasi perilaku, pertanyaan langsung, laporan pribadi, dan pengunaan skala

sikap.

1) Observasi Perilaku

Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang terhadap

sesuatu hal. Misalnya, siswa yang biasa berkatakata kasar atau tidak sopan dapat dipahami

sebagai kecenderungan sering menerima perlakukan kasar atau mendengar perkataan kasar

dalam kehidupan sehari-harinya. Karenanya, guru dapat melakukan observasi terhadap siswa

tersebut dan hasilnya dijadikan umpan balik dalam pembinaan. Observasi perilaku di sekolah

dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian yang

berkaitan dengan siswa selama di sekolah. Selain itu, dapat digunakan juga daftar cek (check

list) yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dalam diri siswa.

2) Pertanyaan Langsung

Bertanya secara langsung pun dapat dilakukan guru untuk mengetahui pendapat siswa

mengenai sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan siswa tentang bahasa Indonesia yang

menggunakan dialek Betawi yang digunakan siswa dalam berkomunikasi sehari-hari di

lingkungan sekolah. Berdasarkan jawaban dan reaksi siswa dalam memberi jawaban dapat

dipahami sikapnya terhadap objek sikap tertentu.

Page 11: Makalah Evaluasi Tes Komp & Skla Skp

3) Laporan Pribadi

Laporan pribadi pun dapat digunakan. Penggunaan teknik ini, misalnya, siswa diminta

membuat ulasan yang berisi tanggapan atau pandangan tentang pengugunaan bahasa

Indonesia para presenter acara musik di televisi. Berdasarkan ulasan siswa dapat dibaca dan

dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya. Teknik ini agak sukar untuk mengukur

sikap siswa secara klasikal. Guru memerlukan waktu lebih banyak untuk membaca dan

memahami sikap seluruh siswa.

4) Penggunaan Skala Sikap

Ada beberapa model skala yang dikembangkan oleh para pakar. Pada bagian ini akan

diuraikan Skala Diferensiasi Semantik (Semantic Differential Techniques) karena teknik

praktis dan murah diimplementasikan. Kelebihan teknik adalah:

a) dapat digunakan dalam berbagai bidang

b) sederhana dan mudah diimplementasikan.

Langkah-langkah mengembangkannya adalah:

(1) menentukan objek sikap yang akan dikembangkan, misalnya apresiasi sikap tokoh dalam

novel;

(2) memilih dan membuat daftar konsep dan kata sifat yang relevan dengan objek penilaian

sikap, misalnya setuju, tepat, dan penting;

(3) memilih kata sifat yang tepat digunakan dalam skala;

(4) menentukan rentang skala pasangan bipolar dan penskoranya.

Contoh:

APRESIASI TOKOH RANA

dalam novel Supernova karya Dewi Lestari

1. Karena tidak mencintai suaminya, Rana berselingkuh dengan lelaki yang

dicintainya.

5 4 3 2 1

#--------------#--------------#-----------------#------------------#

sangat setuju tidak tahu tidak setuju sangat

setuju tidak setuju

2. Rana berterus terang kepada suaminya bahwa ia mencintai lelaki lain.

5 4 3 2 1

#--------------#--------------#-----------------#------------------#

Page 12: Makalah Evaluasi Tes Komp & Skla Skp

sangat tepat tidak tahu tidak tepat sangat

tepat tidak tepat

3. Rana harus segera memilih antara suami yang tidak dicintainya atau kekasih

yang sangat dicintainya.

5 4 3 2 1

#--------------#--------------#-----------------#------------------#

sangat penting tidak tahu tidak sangat

penting penting tidak penting

Penskoran dan Interpretasi

Penskoran untuk skala tersebut dapat dilakukan dalam rentang 1 s.d 5. Arah paling

kiri adalah paling besar dan menunjukkan sikap positif terhadap tokoh Rana, sedangkan arah

paling kanan adalah paling kecil dan menunjukkan sikap negatif terhadap tokoh Rana. Siswa

yang netral akan memberi tanda centang (√) pada interval skala tengah.

Skor maksimum dalam skala tersebut 3 X 5 = 15

Skor minimum dalam skala tersebut 3 X 1 = 3

Page 13: Makalah Evaluasi Tes Komp & Skla Skp

Daftar Pustaka

Idris, S Nuny. 2012. Evaluasi Dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Di SMA.

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESI

A/196707151991032-NUNY_SULISTIANY_IDRIS/Evaluasi_Pembelajaran_SMA.p

df. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2013.

Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogya

karta: BPFE-Yogyakarta.

Page 14: Makalah Evaluasi Tes Komp & Skla Skp

III.    PENUTUP

Pembelajaran bahasa dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pembelajaran

yang telah diidentifikasi dan dirumuskan berdasarkan telaah mendalam terhadap kebutuhan

yang perlu dipenuhi. Hal ini diupayakan tercapai melalui serangkaian kegiatan pembelajaran

yang secara matang dirancang dan diselenggarakan secara sungguh-sunguh.

Evaluai tingkat keberhasilan berbahasa seringkali dikaitkan dengan tingkat

keberhasilan pembelajara dalam bentuk nilai yang diperoleh dari guru pada masa tertentu,

terutama di akhir satuan waktu belajar. Bagi komponen penyelenggara pembelajaran nilai

yang dicapai pembelajar merupakan tingkat keberhasilan pembelajaran yang dicapai oleh

pembelajar. Bagi guru nilai merupakan unjuk kerjanya dalam mengelola kegiatan

pembelajaran dan interakasi dengan pembelajar. Maka, akan bijaksana manakala guru

memerhatikan tingkat pemahaman pembelajar tentang materi yang disampaikannya dalam

proses layanan pembelajaran. Guru dapat melakukan telaah terhadap unjuk kerjanya untuk

menganalisis tahap perencanaan, proses layanan pembelajaran,dan pengevaluasian yang

dilakukannya. Hasil evaluasi digunakan sebagai umpan balik bagi pendidikan dan layanan

proses pembelajarannya.