evaluasi pembelajaran - hasil instrumet tes

42
BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah kurikulum. Walaupun dalam tatanan kurikulum evaluasi berada di urutan terakhir, evaluasi berperan penting untuk menentukan sukses atau tidaknya proses pembelajaran yang dilakukan selama ini sekaligus mempengaruhi proses pembelajaran selanjutnya. Kata evaluasi berasal dari bahasa inggris “evaluation” yang beraarti proses penilaian. Jika direfleksikan dengan fungsinya di dalam proses pembelajaran maka bisa diambil pengertian evaluasi merupakan suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran. Kita sendiri telah sebenarnya telah banyak sekali mengalami manfaat evaluasi pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan di sekolah dasar, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi membuat kita dianggap layak untuk berada pada level sekarang. Hal ini dikarenakan hasil dari evaluasi yang kita lakukan telah memenuhi batas minimum dari tujuan yang telah disusun di awal. Adapun yang masih belum memenuhi batas minimum opsi remedial bisa dilakukan, dan ini merupakan salah satu tujuan evaluasi pembelajaran. Kita kembali lagi ke definisi evaluasi pembelajaran. Dari definisi yang ada di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa 1

Upload: ahm

Post on 17-Jan-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

evaluasi pembelajaran

TRANSCRIPT

Page 1: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah kurikulum.

Walaupun dalam tatanan kurikulum evaluasi berada di urutan terakhir, evaluasi berperan

penting untuk menentukan sukses atau tidaknya proses pembelajaran yang dilakukan selama

ini sekaligus mempengaruhi proses pembelajaran selanjutnya. Kata evaluasi berasal dari

bahasa inggris “evaluation” yang beraarti proses penilaian. Jika direfleksikan dengan

fungsinya di dalam proses pembelajaran maka bisa diambil pengertian evaluasi merupakan

suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai

keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran.

Kita sendiri telah sebenarnya telah banyak sekali mengalami manfaat evaluasi

pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan di sekolah dasar, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi

membuat kita dianggap layak untuk berada pada level sekarang. Hal ini dikarenakan hasil

dari evaluasi yang kita lakukan telah memenuhi batas minimum dari tujuan yang telah

disusun di awal. Adapun yang masih belum memenuhi batas minimum opsi remedial bisa

dilakukan, dan ini merupakan salah satu tujuan evaluasi pembelajaran.

Kita kembali lagi ke definisi evaluasi pembelajaran. Dari definisi yang ada di atas

dapat kita ambil kesimpulan bahwa ada beberapa poin penting yang dapat diambil dari

rumusan definisi tersebut. Berikut ini sedkit penjabaran tentang poin-poin yang harus ada di

dalam suatu evaluasi.

Evaluasi merupakan proses berkelanjutan, hal ini berarti evaluasi adalah proses yang

berlangsung terus menerus baik sebelum melakukan proses belajar mengajar atau sesudah

proses belajar mengajar bahkan evaluasi juga harus dilakukan selama proses belajar mengajar

berlangsung.

Pengumpulan dan penafsiran informasi, hal ini berarti evaluasi harus memiliki tujuan

tertentu untuk apa sebuah evaluasi dilakukan.

Untuk menilai keputusan-keputusan, hal ini berarti harus ada standar pengukuran

tertentu untuk menyatakan apakah evaluasi proses pembelajaran telah sesuai atau belum

sehingga dapat memberikan keputusan yang sesuai dengan data dan informasi yang

dikumpulkan.

1

Page 2: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

Secara umum ada 2 evaluasi yang harus dilakukan dalam mengevaluasi pembelajaran.

Yang pertama adalah evaluasi yang dilakukan siswa yakni berupa proses dan hasil (masih

ingat kan komponen kurikulum). Dan yang kedua adalah evaluasi yang harus dilakukan oleh

guru yakni berupa evaluasi diri sendiri. menjadi salah satu tanggung jawab dari seorang guru

tentunya untuk terus mengevaluasi dirinya sendiri dalam melakukan proses mengajar.

Menurut Zainal Arifin (2006) dalam mengolah data hasil tes, ada empat langkah

pokok yang harus ditempuh diantaranya :

a. Menskor, yaitu memberi skor pada hasil tes yang dapat dicapai oleh peserta didik.

b. Mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai dengan norma tertentu.

c. Mengkonversi skor standar ke dalam nilai, baik berupa huruf atau angka.

d. Melakukan analisis soal, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda.

Dari penjelasan diatas, untuk mengetahui evaluasi pembelajaran kami melakukan

observasi dengan uji soal (tes) ke SMA Negeri 1 Parongpong. Maka dari itu kami mencoba

untuk menyusun laporan ini.

B. Tujuan

Tujuan dari pengujian soal dan analisis soal yaitu untuk mengetahui soal-soal mana

yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali, serta soal-soal mana yang baik

untuk dipergunakan selanjutnya. Soal yang baik adalah soal yang sudah mengalami beberapa

uji coba dan revisi, yang didasarkan atas analisis empiris dan rasional.

C. Profil Sekolah

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Parongpong

Alamat Sekolah : Jl. Cihanjuang Rahayu no. 39 Lembang, Kab. Bandung Prov.

Jawa Barat kode pos 40559

Jumlah Siswa : 346 Siswa

Jumlah Tenaga Pengajar : 43 orang

SMA Negeri 1 Parongpong memiliki visi yang menggambarkan profil sekolah yang

diinginkan di masa datang, yaitu :

2

Page 3: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

Terwujudnya sekolah yang CANTIK, Lulusan yang Cerdas, Lingkungan yang Asri, Aman

dan Nyaman, Warga Sekolah yang Taqwa, Inovatif, dan Kreatif serta mampu bersaing di era

globalisasi.

Untuk mencapai VISI tersebut, SMAN 1 Parongpong mengembangkan misi sebagai Berikut:

1) Memberdayakan tenaga pendidik dan kependidikan yang memenuhi standar yang

ditetapkan.

2) Membina dan menjaga SDM agar tetap berwawasan wiyata mandala dan ketahanan

sekolah sebagai pendukung terciptanya kegiatan belajar mengajar yang efektif dan

efisien serta hasil pembelajaran yang optimal.

3) Menanamkan kedisiplinan melalui budaya bersih, budaya tertib, dan budaya kerja.

4) Melaksanakan pembinaan dan ketaqwaan dengan melibatkan seluruh komponen

Sekolah yang terintegrasi dalam proses pembelajaran.

5) Menumbuhkan penghayatan terhadap budaya daerah sehingga menjadi salah satu

sumber kearifan berperilaku dan bermasyarakat.

6) Menumbuhkan inovasi dalam kehidupan sehari hari yang dapat menunjang

pengembangan profesionalisme.

7) Memberdayakan seluruh komponen sekolah dan mengoptimalkan sumber daya

sekolah dalam mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.

3

Page 4: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

BAB II

PENGOLAHAN SKOR

A. Skor Mentah

Instrumen tes yang diujikan adalah pada mata pelajaran PAI. Jumlah soal yang diujikan

adalah sebanyak 40 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal essay.

No. Soal Bentuk Soal Bobot St

1-40 Pilihan Ganda 1 40

41 Uraian 6 60

42 Uraian 2 20

43 Uraian 2 20

44 Uraian 4 40

45 Uraian 6 60

Jumlah St 240

Uji instrumen tes dilakukan di:

Sekolah : SMA Negeri 1 Parongpong

Kelas : XD

Jumlah siswa : 24 orang

Berikut daftar skor mentah uji instrumen tes geografi kelas XD SMA Negeri 1 Parongpong

No Nama Skor Skor

PG Essay Mentah

1 Agus Suparman 28 140 168

2 Amatulloh Nafisah 27 130 157

3 Asep Wendi 28 70 98

4 Dandi Handika 20 45 65

5 Dewi Anggraeni 19 95 114

4

Page 5: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

6 Disa Samsudin 21 40 61

7 Dony Abdulmajid 21 10 26

8 Ega Albiyuna 16 100 126

9 Fajar Kurniawan 26 50 68

10 Fitriya Anggraeni 18 80 101

11 Nine Febrianti 21 95 121

12 Novia Rusti 26 100 128

13 Pury Septiani 28 90 119

14 Regi Dhevariza 29 10 27

15 Risma Apriliani 17 80 102

16 Rizki Saeful 22 20 39

17 Rosmiati Nur 19 100 128

18 Sinta Widiyani 28 80 104

19 Siti Hadibah 24 130 156

20 Tanti Yunita 26 110 135

21 Wildan Hermawan 25 60 85

22 Yuyun Yulinar 25 52 76

23 Nanda Octaviani 24 0 20

24 Geryn Nuryana 20 70 94

B. Menentukan Nilai Siswa

1. Penilaian Acuan Patokan (PAP)

Pendekatan ini lebih menitikberatkan pada apa yang dapat dilakukan oleh siswa dan

bukan membandingkan seorang siswa dengan teman sekelasnya, melainkan dengan suatu

kriteria atau patokan yang spesifik. Misalnya kriteria yang digunakan 75% atau 80%. Bagi

siswa yang kemampuannya dibawah kriteria yang telah diterapkan ditanyakan tidak berhasil

dan harus mendapatkan remidial. Tujuan dari Penilaian Acuan Patokan adalah untuk

mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang ditetapkan sebagai kriteria

5

Page 6: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

keberhasilannya. Penilaian Acuan Patokan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas

hasil belajar sebab siswa diusahakan untuk mencapai standar yang telah ditentukan.

Rata-rata Ideal

X = 12

. X

X = 12

. 240 = 120

Simpangan Baku (Standar Deviasi)

S = 13

. X

S = 13

. 120 = 40

a) Skala Empat (0-4)

Pedoman konversi yang digunakan dalam mengubah skor mentah menjadi skor standar

skala empat pada penilaian acuan patokan adalah :

+ 1,5 (sd) = 120 + 1,5 . 40 = 120 + 60 = 180

+ 0,5 (sd) = 120 + 0,5 . 40 = 120 + 20 = 140

-0,5 (sd) = 120 – 0,5 .40 = 120 – 20 = 100

-1,5 (sd) = 120 – 1,5 .40 = 120 – 60 = 60

A = 240 – 180

B = 179 – 140

C = 139 – 100

D = 99 – 60

6

Page 7: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

Dibawah 59 = E

Jadi, siswa yang memperoleh skor mentah kurang dari 59 maka nilainya E (tidak lulus), siswa

yang memperoleh skor mentah dari 99 – 60 maka nilainya adalah D, siswa yang memperoleh

skor mentah antara 139 – 100maka nilainya C, skor mentah dari 179 – 140 maka nilainya B,

dan siswa yang memperoleh skor mentah antara 240 – 180 maka siswa tersebut memperoleh

nilai A.

b) Skala Sepuluh (0-10)

+ 2,25 (sd) = 120 + 2,25 . 40 = 120 + 90 = 210 10

+ 1,75 (sd) = 120 + 1,75 . 40 = 120 + 70 = 190 9

+ 1,25 (sd) = 120 + 1,25 . 40 = 120 + 50 = 170 8

+ 0,75 (sd) = 120 + 0,75 . 40 = 120 + 30 = 150 7

+ 0,25 (sd) = 120 + 0,25 . 40 = 120 + 10 = 130 6

- 0,25 (sd) = 120 - 0,25 . 40 = 120 - 10 = 110 5

- 0,75 (sd) = 120 - 0,75 . 40 = 120 - 30 = 90 4

- 1,25 (sd) = 120 - 1,25 . 40 = 120 - 50 = 70 3

- 1,75 (sd) = 120 - 1,75 . 40 = 120 - 70 = 50 2

- 2,25 (sd) = 120 - 2,25 . 40 = 120 - 90 = 30 1

c) Skala Seratus (0-100)

T skor = 50 + ( x−xs ) 10

x = skor mentah

x = rata-rata

7

Page 8: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

s = simpangan baku

NO NAMA

SISWASKALA 0-100

1Agus Suparman 50 + ( 168−120

40 ) 10 = 62,00

2Amatulloh Nafisah 50 + ( 157−120

40 ) 10 = 59,25

3Asep Wendi 50 + ( 98−120

40 ) 10 = 44,50

4Dandi Handika 50 + ( 65−120

40 ) 10 = 36,25

5Dewi Anggraeni 50 + ( 114−120

40 ) 10 = 48,50

6Disa Samsudin 50 + ( 61−120

40 ) 10 = 35,25

7Dony Abdulmajid 50 + ( 26−120

40 ) 10 = 26,50

8Ega Albiyuna 50 + ( 126−120

40 ) 10 = 51,50

9Fajar Kurniawan 50 + ( 68−120

40 ) 10 = 37,00

10Fitriya Anggraeni 50 + ( 101−120

40 ) 10 = 45,25

11Nine Febrianti 50 + ( 121−120

40 ) 10 = 50,25

12Novia Rusti 50 + ( 128−120

40 ) 10 = 52,00

13Pury Septiani 50 + ( 119−120

40 ) 10 = 49,75

14Regi Dhevariza 50 + ( 27−120

40 ) 10 = 26,75

15Risma Apriliani 50 + ( 102−120

40 ) 10 = 45,50

8

Page 9: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

16Rizki Saeful 50 + ( 39−120

40 ) 10 = 29,75

17Rosmiati Nur 50 + ( 128−120

40 ) 10 = 52,00

18Sinta Widiyani 50 + ( 104−120

40 ) 10 = 46,00

19Siti Hadibah 50 + ( 156−120

40 ) 10 = 59,00

20Tanti Yunita 50 + ( 135−120

40 ) 10 = 53,75

21Wildan Hermawan 50 + ( 85−120

40 ) 10 = 41,25

22Yuyun Yulinar 50 + ( 76−120

40 ) 10 = 39,00

23Nanda Octaviani 50 + ( 20−120

40 ) 10 = 25,00

24Geryn Nuryana 50 + ( 94−120

40 ) 10 = 43,50

2. Penilaian Acuan Norma (PAN)

Dalam Penilaian Acuan Norma, makna angka seorang siswa ditemukan dengan cara

membandingkan hasil belajarnya dengan hasil belajar siswa lainnya dalam suatu kelompok

atau kelas. Tujuan dari Penilaian Acuan Norma adalah untuk membedakan siswa atas

kelompok-kelompok tingkat kemampuan, muali dari yang terendah sampai yang tertinggi.

Secara ideal, pendistribusian tingkat kemapuan dalam satu kelompok menggambarkan suatu

kurva normal.

Data

168 26 119 156 157 126 27 135

98 68 102 85 65 101 39 76

114 121 128 20 61 128 104 94

9

Page 10: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

Nilai Tertinggi = 168

Nilai Terrendah = 20

Rentang

R = 168 – 20

R = 148

Jumlah Kelas

Jk = 1 + 3,3 log 24

Jk = 1 + 3,3 . 1,38

Jk = 5,55 ≈ 6

Panjang Interval

Pi = RJk

= 148

6 = 24,67 = 25

Banyak Kelas

Bk = RPi

= 14825

= 5,92 ≈ 6

Tabel Distribusi

Kelas Interval Turus F x f.x x² f.x²

20 – 44 IIII 4 32 128 1024 4096

45 – 69 III 3 57 171 3249 9747

70 – 94 III 3 82 328 6724 20172

10

Page 11: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

95 - 119 IIIII I 6 107 642 11449 68694

120 - 144 IIIII 5 132 660 17424 87120

145 - 169 III 3 157 471 24649 73947

Σ 24 2400 263776

Mean

x = Σ fx

f

= 240024

= 100

Standar Deviasi (Sd)

Sd = √ Σ fx2−¿¿¿¿

= √263776−¿¿¿¿

= √ 263776−24000023

= √1033,75

= 32,15

a) Skala Empat (0-4)

x + 1,5 x sd = 100 + 1,5 (32,15) = 148,225

x + 0,5 x sd = 100 + 0,5 (32,15) = 116,075

11

Page 12: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

x - 0,5 x sd = 100 - 0,5 (32,15) = 83,925

x - 1,5 x sd = 100 - 1,5 (32,15) = 51,775

A = 240 – 148,225

B = 148,225 – 116,075

C = 116,075 – 83,925

D = 83,925 – 51,775

Dibawah 51,775 = E

Jadi, siswa yang memperoleh skor mentah kurang dari 51,775 maka nilainya E (tidak lulus),

siswa yang memperoleh skor mentah dari 99 – 60 maka nilainya adalah D, siswa yang

memperoleh skor mentah antara 139 – 100maka nilainya C, skor mentah dari 179 – 140 maka

nilainya B, dan siswa yang memperoleh skor mentah antara 240 – 180 maka siswa tersebut

memperoleh nilai A.

b) Skala Sepuluh (0-10)

x + 2,25 x sd = 100 + 2,25 (32,15) = 172,3375 10

x + 1,75 x sd = 100 + 1,75 (32,15) = 156,2625 9

x + 1,25 x sd = 100 + 1,25 (32,15) = 140,1875 8

x + 0,75 x sd = 100 + 0,75 (32,15) = 124,1124 7

x + 0,25 x sd = 100 + 0,25 (32,15) = 108,0375 6

x - 0,25 x sd = 100 – 0,25 (32,15) = 91,9625 5

x - 0,75 x sd = 100 - 0,75 (32,15) = 75,8875 4

x - 1,25 x sd = 100 - 1,25 (32,15) = 59,8125 3

x - 1,75 x sd = 100 - 1,75 (32,15) = 43,7375 2

12

Page 13: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

x - 2,25 x sd = 100 - 2,25 (32,15) = 27,6625 1

c) Skala Seratus (0-100)

T skor = 50 + ( x−xs ) 10

x = skor mentah

x = rata-rata

s = simpangan baku

NO NAMA

SISWASKALA 0-100

1Agus Suparman 50 + ( 168−100

32,15 ) 10 = 71,10

2Amatulloh Nafisah 50 + ( 157−100

32,15 ) 10 = 67,70

3Asep Wendi 50 + ( 98−100

32,15 ) 10 =49,40

4Dandi Handika 50 + ( 65−100

32,15 ) 10 =39,20

5Dewi Anggraeni 50 + ( 114−100

32,15 ) 10 =54,30

6Disa Samsudin 50 + ( 61−100

32,15 ) 10 =37,90

7Dony Abdulmajid 50 + ( 26−100

32,15 ) 10 =27,00

8Ega Albiyuna 50 + ( 126−100

32,15 ) 10 =58,00

9Fajar Kurniawan 50 + ( 68−100

32,15 ) 10 =40,10

10Fitriya Anggraeni 50 + ( 101−100

32,15 ) 10 =50,30

11Nine Febrianti 50 + ( 121−100

32,15 ) 10 =56,50

13

Page 14: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

12Novia Rusti 50 + ( 128−100

32,15 ) 10 =58,70

13Pury Septiani 50 + ( 119−100

32,15 ) 10 =55,90

14Regi Dhevariza 50 + ( 27−100

32,15 ) 10 =27,30

15Risma Apriliani 50 + ( 102−100

32,15 ) 10 =50,60

16Rizki Saeful 50 + ( 39−100

32,15 ) 10 =31,10

17Rosmiati Nur 50 + ( 128−100

32,15 ) 10 =58,70

18Sinta Widiyani 50 + ( 104−100

32,15 ) 10 =51,20

19Siti Hadibah 50 + ( 156−100

32,15 ) 10 =67,40

20Tanti Yunita 50 + ( 135−100

32,15 ) 10 =60,80

21Wildan Hermawan 50 + ( 85−100

32,15 ) 10 =45,40

22Yuyun Yulinar 50 + ( 76−100

32,15 ) 10 =42,60

23Nanda Octaviani 50 + ( 20−100

32,15 ) 10 =26,00

24Geryn Nuryana 50 + ( 94−100

32,15 ) 10 =48,20

C. Daftar Rekapitulasi Uji Instrumen PAI

Kelas : XD

Mata Pelajaran : PAI

Sekolah : SMAN 1 Parongpong

14

Page 15: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

No Nama SKOR PAP PAN

MENTAH 4 10 100 4 10 100

1 Agus Suparman 168 B 7 62,00 A 9 71,10

2 Amatulloh Nafisah 157 B 7 59,25 A 9 67,70

3 Asep Wendi 98 D 4 44,50 C 5 49,40

4 Dandi Handika 65 D 2 36,25 D 3 39,20

5 Dewi Anggraeni 114 C 5 48,50 C 6 54,30

6 Disa Samsudin 61 D 2 35,25 D 3 37,90

7 Dony Abdulmajid 26 E 1 26,50 E 1 27,00

8 Ega Albiyuna 126 C 5 51,50 B 7 58,00

9 Fajar Kurniawan 68 D 2 37,00 D 3 40,10

10 Fitriya Anggraeni 101 C 4 45,25 C 5 50,30

11 Nine Febrianti 121 C 5 50,25 B 6 56,50

12 Novia Rusti 128 C 5 52,00 B 7 58,70

13 Pury Septiani 119 C 5 49,75 B 6 55,90

14 Regi Dhevariza 27 E 1 26,75 E 1 27,30

15 Risma Apriliani 102 C 4 45,50 C 5 50,60

16 Rizki Saeful 39 E 1 29,75 E 1 31,10

17 Rosmiati Nur 128 C 5 52,00 B 7 58,70

18 Sinta Widiyani 104 C 4 46,00 C 5 51,20

19 Siti Hadibah 156 B 7 59,00 A 9 67,40

20 Tanti Yunita 135 C 6 53,75 B 7 60,80

21 Wildan Hermawan 85 D 3 41,25 C 4 45,40

22 Yuyun Yulinar 76 D 3 39,00 D 4 42,60

23 Nanda Octaviani 20 E 1 25,00 E 1 26,00

24 Geryn Nuryana 94 D 4 43,50 C 5 48,20

15

Page 16: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

BAB III

VALIDITAS DAN RELIABILITAS

A. Validitas

Validitas sering diartikan dengan kesahihan. Suatu alat ukur disebut memiliki validitas

bilamana alat ukur tersebut isinya lanyak mengukur obyek yang seharusnya diukur dan sesuai

dengan kriteria tertentu (Thoha, 1990). Artinya ada kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi

pengukuran dan sasaran pengukuran.

Menurut Grondlund (Ibrahim & Wahyuni, 2012) validitas mengarah kepada ketepatan

interpretasi hasil penggunan suatu prosedur evaluasi sesuai dengan tujuan pengukurannya.

Validitas merupakan suatu keadaan apabila suatu instrument evaluasi dapat mengukur apa

yang sebenarnya harus diukur secara tepat. Suatu alat ukur hasil belajar matematika

dikatakan valid apabila alat ukur tersebut benar-benar mengukur hasil belajar

matematika.Validitas alat ukur tidak semata-mata berkaitan dengan kedudukan alat ukur

sebagai alat, tetapi terutama pada kesesuaian hasilny, sesuai dengan tujuan penyelanggaraan

alat ukur (Surapranata, 2004).

Validitas tes perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas tes dalam kaitannya dengan

mengukur hal yang seharusnya diukur. Nunnaly (Surapranata, 2004) menyatakan bahwa

pengertian validitas senantiasa dikaitkan dengan penelitian empiris dan pembuktian-

pembuktiannya bergantung kepada macam validitas yang digunakannya. Anastasi

(Surapranata, 2004) mengemukakan bahwa validitas adalah suatu tingkatan yang menyatakan

bahwa suatu alat ukur telah sesuai dengan apa yang diukur. Para pengembang tes memiliki

tanggung jawab dalam memuat tes yang benar-benar valid dan reliabel. Oleh karena itu

validitas dapat digunakan dalam memeriksa secara langsung seberapa jauh suatu alat telah

berfungsi.

16

Page 17: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

Jenis-jenis Validitas :

a. Validitas Isi (Content Validity)

Validitas isi (Content Validity) adalah ketepatan suatu alat ukur ditinjau dari isi alat ukur

tersebut. Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas isi apabila isi atau materi atau bahan

alat ukur tersebut betul-betul merupakan bahan yang representatif  terhadap bahan

pembelajaran yang diberikan. Artinya, isi alat ukur diperkirakan sesuai dengan apa yang

telah diajarkan berdasarkan kurikulum.

b. Validitas Konstruk (construct Validity)

Validitas konstruk (Construct Validity) berkaitang dengan konstruksi atau konsep bidang

ilmu yang akan diuji validitas alat ukurnya. Validitas konstruk merujuk pada kesesuaian

antara hasil alat ukur dengan kemampuan yang ingin diukur. Pembuktian adanya validitas

konstruk alat ukur matematika pada dasarnya merupakan usaha untuk menunjukan bahwa

skor yang dihasilkan suatu alat ukur matematika benar-benar mencerminkan konstruk yang

sama dengan kemampuan yang dijadikan sasaran pengukurannya.

Validitas kontruk dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan memasangkan butir-butir soal

dengan tujuan-tujuan tertentu yang dimaksudkan untuk mengungkap tingkatan aspek kognitif

tertentu pula. Seperti halnya dalam validitas isi, untuk menentukan tingkatan validitas

konstruk, penyusunan butir soal dapat dilakukan dengan mendasarkan diri pada kisi-kisi alat

ukur.

c. Validitas Ukuran

Validitas ukuran/norma/standar alat ukur matematika menunjuk pada pengertian seberpa

jauh siswa yang sudah diajarkan dalam bidang matematika menunjukan kemampuan yang

lebih tinggi dari dapa yang belum diajarkan. Sebagai contoh, siswa yang telah diajarkan

tentang materi aljabar akan mempunyai kemampuan penguasaan terhadap materi aljabar yang

lebih dari siswa yang belum diajarkan.

Validitas ukuran dapat diuji dengan cara dua kelompok siswa diuji dengan alat ukur yang

sama. Kelompok pertama telah diajarkan materi yang dialat ukurkan, sedangkan kelonpok

kedua belum diajarkan materi itu. Perbedaan nilai rata-rata kedua kelompok itu diuji dengan

teknik T-tes untuk mengetahui signifikansi perbedaan nilai rata-rata tersebut.

17

Page 18: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

d. Validitas Sejalan (Concurrent Validity)

Validitas sejalan atau validitas sama saat menunjuk pada pengertian apakah tingkat

kemampuan seorang pada suatu bidang yang diteskan mencerminkan atau sesaui dengan

skor bidang yang lain yang mempunyai persamaan karakteristik.

Validitas sejalan diuji dengan mengorelasikan antara hasil tes yang diuji dengan hasil tes

bidang lain yang sekarakteristik. Sebagai contoh, akan diuji validitas sejalan tes penguasaan

kosakata secara aktif reseptif. Penguasaan kosakata secara aktif reseptif mempunyai

penguasaan kosakata terse but kemudian dikorelasikan dengan nilai tes menulis yang telah

diperoleh sebelumnya. Tinggi rendah koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan

tersebut akan menentukan tinggi randahnya tingkat validitas sejalan tes penguasaan kosakata

yang diuji.

e. Validitas Empiris (Empirical Validity)

Valisitas ini biasanya menggunakan teknik statistik, yaitu analisis korelasi. Hal ini bertujuan

untuk mencari hubungan antara skor tes dengan suatu kriteria tertentu yang merupakan suatu

tolok ukur diluar tes yang bersangkutan. Namun kriteria tersebut harus relevan dengan diluat

tes yang bersangkutan.

PERHITUNGAN VALIDITAS UJI COBA INSTRUMEN TES

No Nama Ganjil(X) Genap(Y) x y x2 y2 xy

1 Agus Suparman 15 13 3,7917 0,833333 14,37699 0,69444

4

3,15975

2 Amatulloh Nafisah 15 12 3,7917 -0,1667 14,37699 0,02778

9

-0,63208

3 Asep Wendi 13 15 1,7917 2,8333 3,210189 8,02758

9

5,076424

4 Dandi Handika 10 10 -1,2083 -2,1667 1,459989 4,69458

9

2,618024

5 Dewi Anggraeni 9 10 -2,2083 -2,1667 4,876589 4,69458

9

4,784724

6 Disa Samsudin 10 11 -1,2083 -1,1667 1,459989 1,36118 1,409724

18

Page 19: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

9

7 Dony Abdulmajid 8 8 -3,2083 -4,1667 10,29319 17,3613

9

13,36802

8 Ega Albiyuna 13 13 1,7917 0,8333 3,210189 0,69438

9

1,493024

9 Fajar Kurniawan 9 9 -2,2083 -3,1667 4,876589 10,0279

9

6,993024

10 Fitriya Anggraeni 10 11 -1,2083 -1,1667 1,459989 1,36118

9

1,409724

11 Nine Febrianti 12 14 0,7917 1,8333 0,626789 3,36098

9

1,451424

12 Novia Rusti 13 15 1,7917 2,8333 3,210189 8,02758

9

5,076424

13 Pury Septiani 14 15 2,7917 2,8333 7,793589 8,02758

9

7,909724

14 Regi Dhevariza 8 9 -3,2083 -3,1667 10,29319 10,0279

9

10,15972

15 Risma Apriliani 10 12 -1,2083 -0,1667 1,459989 0,02778

9

0,201424

16 Rizki Saeful 8 11 -3,2083 -1,1667 10,29319 1,36118

9

3,743124

17 Rosmiati Nur 15 13 3,7917 0,8333 14,37699 0,69438

9

3,159624

18 Sinta Widiyani 10 14 -1,2083 1,8333 1,459989 3,36098

9

-2,21518

19 Siti Hadibah 13 13 1,7917 0,8333 3,210189 0,69438

9

1,493024

20 Tanti Yunita 13 12 1,7917 -0,1667 3,210189 0,02778

9

-0,29868

21 Wildan Hermawan 11 14 -0,2083 1,8333 0,043389 3,36098

9

-0,38188

22 Yuyun Yulinar 11 13 -0,2083 0,8333 0,043389 0,69438

9

-0,17358

23 Nanda Octaviani 9 11 -2,2083 -1,1667 4,876589 1,36118 2,576424

19

Page 20: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

9

24 Geryn Nuryana 10 14 -1,2083 1,8333 1,459989 3,36098

9

-2,21518

Σ 269 292 0,0008 -0,00077 121,9583 93,3333

9

70,16679

x 11,2083 12,1667

Perhitungan validitas instrumen tes dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi

Product Moment, yaitu dengan mengkorelasikan jumlah skor soal ganjil dengan soal genap,

berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka diperoleh data Product Moment dengan angka

simpangan sebagai berikut:

Koefisien produk moment :

rxy = ∑ xy√¿¿¿

∑ xy = 70,1668 ∑ x2 = 121,95 ∑ y2 = 93,39

rxy = ∑ xy√¿¿¿

= 70,1668

√(121,95 )(93,39)

= 70,1668

√11388,91

= 70,1668106,71

= 0,65

Koefisien korelasi di atas di uji tingkat signifikansinya dengan rumus:

t

=

r √n−2

√1−r2

20

Page 21: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

maka:

t

=

0 ,65√24−2

√1−(0 , 65 )2

t =

0 ,65 . 4 ,69

√1−0 ,4225

=

3 ,0485

√0 ,5775

= 4,016

Dari hasil perhitungan data hasil uji validitas instrumen tes dengan menggunakan rumus

korelasi Product Moment dengan Angka Simpangan dan kemudian diuji tingkat

signifikansinya, sehingga diperoleh data pada tabel berikut:

R Kriteria t-hitung t-tabel Keterangan

0,65 Kuat 4,016 1,714 Signifikan

B. Reliabilitas

Anastasia dan Susana (1997) menyebutkan bahwa Reliabilitas adalah sesuatu yang

merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang

dengan tes yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir

ekuivalen (equivalent items) yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda.

Menurut Sukardi (2008: 43) relaibelitas adalah karakter lain dari evaluasi. Reliabelitas juga

dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan.

Suatu instrument evaluasi dikatakan mempunyai nilai reliabelitas tinggi, apabila tes yang

dibuat mempunyai hasil konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Groth-Marnat

(2008) mendefinisikan reliabilitas suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya

prediksi, dan akurasi. Menurut Sugiyono (2007), instrumen yang reliabel adalah instrumen

yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data

yang sama.

21

Page 22: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

Untuk Mengukur Reliabilitas Instrumen Digunakan Teknik Split Half Dari Product

Moment dengan Angka Simpangan. Dari perhitungan validitas diketahui r = 0,65

Berikut perhitungan realibilitas dengan teknik split half dari Product Moment dengan Angka

Simpangan:

rnn=2 r1. 2

1+(n−1 )r1 . 2

Maka :

rnn=2 r1. 2

1+(n−1 )r1 . 2

rnn=(2)(0 , 65 )

1+(2−1)(0 , 65 )

rnn=0 ,78

Instrumen tes dikatakan reliabel jika r hitung > r table pada taraf signifikansi 0,05 dengan

dk = n-2. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dilihat bahwa r hitung > r table

(0,78 > 0.404) maka, berdasarkan kriteria tersebut dapat dikatakan bahwa instrumen tes

objektif yang digunakan reliabel.

22

Page 23: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

BAB IV

ANALISIS KUALITAS BUTIR SOAL

A. Tingkat Kesukaran Soal

Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran

suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat

dikatakan bahwa soal tersebut baik. Kemudian mengambil 27% skor dari atas yang disebut

kelompok atas dan 27% skor dari bawah sebagai kelompok bawah serta 46% sisanya

disisihkan.

Menghitung Nilai Tingkat Kesukaran Soal

Keterangan :

TK = Tingkat Kesukaran

WL = Jumlah Yang Menjawab Salah Kelompok Bawah

WH = Jumlah Yang Menjawab Salah Kelompok Atas

nL = Jumlah Kelompok Bawah

nH = Jumlah Kelompok Atas

Jadi tingkat kesukaran setiap soal adalah sebagai berikut :

NO.

SOAL

TINGKAT KESUKARAN NO.

SOAL

TINGKAT KESUKARAN

1 612

×100 %=50,00 % 21 212

×100 %=16,67 %

2 812

×100 %=66,67 % 22 012

×100 %=0 %

3 1012

×100 %=83,33 % 23 712

×100 %=58,33 %

23

RUMUS :

TK=(WL+WH )(nL+nH )

x100 %

Page 24: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

4 1012

×100 %=83,33 % 24 312

×100 %=25,00 %

5 312

×100 %=25,00 % 25 712

×100 %=58,33 %

6 112

×100 %=8,33 % 26 212

×100 %=16,67 %

7 212

×100 %=16,67 % 27 312

×100 %=25,00 %

8 112

×100 %=8,33 % 28 112

×100 %=8,33 %

9 412

×100 %=33,33 % 29 212

×100 %=16,67 %

10 712

×100 %=58,33 % 30 112

×100 %=8,33 %

11 412

×100 %=33,33 % 31 512

×100 %=41,67 %

12 312

×100 %=25,00 % 32 912

×100 %=75,00 %

13 012

×100 %=0 % 33 1112

×100 %=91,67 %

14 212

×100 %=16,67 % 34 912

×100 %=75,00 %

15 112

×100 %=8,33 % 35 312

×100 %=25,00 %

16 1012

×100 %=83,33 % 36 512

×100 %=41,67 %

17 1112

×100 %=91,67 % 37 1012

×100 %=83,33 %

18 912

×100 %=75,00 % 38 612

×100 %=50,00 %

19 512

×100 %=41,67 % 39 712

×100 %=58,33 %

20 412

×100 %=33,33 % 40 912

×100 %=75,00 %

Adapun kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal adalah ;

a) Jika jumlah presentase sampai dengan 27% termasuk Mudah

24

Page 25: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

b) Jika jumlah presentse 28% - 72% termasuk Sedang

c) Jika kumlah presentase 73% - 100% termasuk Suka

Berdasarkan kriteria di atas, maka hasil perhitungan tingkat kesukaran soal dapat ditafsirkan

seperti berikut :

Tabel Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

NO.

SOAL

TINGKAT

KESUKARAN

PENAFSIRAN

TINGKAT

KESUKARAN

NO.

SOAL

TINGKAT

KESUKARAN

PENAFSIRAN

TINGKAT

KESUKARAN

1 50 % Sedang 21 16, 67 % Mudah

2 66, 67 % Sedang 22 0 % Mudah

3 83,33 % Sukar 23 58,33 % Sedang

4 83,33 % Sukar 24 25 % Mudah

5 25 % Mudah 25 58,33 % Sedang

6 8,33 % Mudah 26 16, 67 % Mudah

7 16, 67 % Mudah 27 25 % Mudah

8 8,33 % Mudah 28 8,33 % Mudah

9 33,33 % Sedang 29 16, 67 % Mudah

10 58,33 % Sedang 30 8,33 % Mudah

11 33,33 % Sedang 31 41,67 % Mudah

12 25 % Mudah 32 75 % Sukar

13 0 % Mudah 33 91,67 % Sukar

14 16, 67 % Mudah 34 75 % Sukar

15 8,33 % Mudah 35 25 % Mudah

16 83,33 % Sukar 36 41,67 % Sedang

17 91,67 % Sukar 37 83,33 % Sukar

18 75 % Sukar 38 50 % Sedang

19 41,67 % Sedang 39 58,33 % Sedang

20 33,33 % Sedang 40 75 % Sukar

25

Page 26: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

Tabel Klasifikasi Soal Berdasarkan Proporsi Tingkat Kesukarannya.

TINGKAT KESUKARAN NO. SOAL JUMLAH

Mudah P 27%5,6,7,8,12,13,14,15,21,22,

24,26,27,28,29,30,31,3518

Sedang1,2,9,10,11,19,20,23,25

36,38,3912

Sukar P 73%3,4,16,17,18,32,33,34,37,4

010

B. Daya Pembeda (Discriminating Power)

Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu

mebedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan pesertaa didik yang

belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan criteria tertentu.

Keterangan :

DP = Daya Pembeda

WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah

WH = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas

n = 27% x jumlah sample

Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut dapat digunakan kriteria yang

dikembangkan oleh Ebel, sebagai berikut :

26

RUMUS :

DP=[(WL−WH )n ]

Page 27: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

Index of discrimination item evaluation

a) 0,40 and up : Very goods items

b) 0,30 – 0,39 : Reasonably good, but possibly subject to improvement

c) 0,20 – 0,29 : Marginal items, usually needing and being subject to improvement

d) Below – 0,19 : Poor items, to be rejected or improved by revision

NO.

SOAL

TINGKAT

KESUKARAN

KRITERIA NO.

SOAL

TINGKAT

KESUKARAN

KRITERIA

1 0,67 Very good items 21 0, 33 Reasonably good items

2 0,33 Reasonably good items 22 0 Poor items

3 0 Poor items 23 0,17 Poor items

4 0,33 Reasonably good items 24 0,5 Very good items

5 0,5 Very good items 25 0,5 Very good items

6 -0,17 Poor items 26 0 Poor items

7 0,33 Reasonably good items 27 0,5 Very good items

8 0,17 Poor items 28 0,17 Poor items

9 0,67 Very good items 29 0,33 Reasonably good items

10 -0,5 Poor items 30 0,17 Poor items

11 0,67 Very good items 31 0,5 Very good items

12 0,5 Very good items 32 -0,17 Poor items

13 0 Poor items 33 -0,17 Poor items

14 0,33 Reasonably good items 34 0,5 Very good items

15 0,17 Poor items 35 0,17 Poor items

16 0 Poor items 36 0,5 Very good items

17 0,17 Poor items 37 0 Poor items

18 0,17 Poor items 38 0,33 Reasonably good items

19 0,5 Very good items 39 -0,17 Poor items

20 0,67 Very good items 40 0,17 Poor items

BAB IV

27

Page 28: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

PENUTUP

A. SIMPULAN

Pada  uji coba yang dilakukan oleh kami terdapat simpulan bahwa soal yang kami buat

teruji validitas dan reliabilitasnya. Untuk validitasnya terdapat soal yang valid dan ada

yang tidak. Dari data Penilaian Acuan Norma (PAN) ditarik  simpulan 3 orang siswa

memiliki nilai sangat baik, 6 orang siswa memiliki nilai baik , 7 orang siswa memiliki

nilai cukup, 4 orang siswa memiliki nilai kurang baik, 4 orang siswa memiliki nilai

sangat kurang baik. Dan untuk Penilaian Acuan Patokan (PAP) diperoleh simpulan 3

orang siswa memiliki nilai baik (B/LULUS), 10 orang siswa memiliki nilai cukup

(C/LULUS), 7 orang siswa memiliki nilai kurang baik(D/TIDAK LULUS), dan 4 orang

siswa memiliki nilai sangat kurang baik (E/TIDAK LULUS). Kemudian soal yang valid

berjumlah 14 dan 26 soal lainnya tidak valid.

B. SARAN

Perlunya persiapan yang matang dalam menentukan soal yang akan dibuat. Setiap soal

yang akan di uji harus dianalisis dengan waktu yang cukup dan dengan pemeriksaan

yang berulang. Sehingga soal itu berkualitas dan berbobot.

DAFTAR PUSTAKA

28

Page 29: Evaluasi Pembelajaran - Hasil Instrumet Tes

Aini,Latifah. 2013. Teknik Pengolahan Skor Hasil Evaluasi. [Online]. Tersedia:

http://ainilatifah.blogspot.com/2013/04/teknik-pengolahan-skor-hasil-evaluasi.html.

[Diakses: 21 November 2013].

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Futriana, Merlita. 2012. Validitas dan Reliabilitas. [Online]. Tersedia:

http://merlitafutriana0.blogspot.com/p/validitas-dan-reliabilitas.html. [Diakses: 21

November 2013].

Hamim, Nurham. 2013. Pengertian Validitas dan Jenis-Jenis Validitas. [Online]. Tersedia:

http ://hamimnurham.wordpress.com/2013/05/02/pengertian-validitas-dan-jenis-jenis-

validitas/. [Diakses: 21 November 2013].

Rahmat, Cece. 2005. Pengukuran Dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV Andira.

29