tes pengukuran-evaluasi - evaluasi pembelajran di paud

56
Tes Pengukuran Penilaian dan Evaluasi Pendidikan Pendidikan

Upload: al-azhar-indonesia-university

Post on 29-Jan-2018

237 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Tes Pengukuran

Penilaian dan

Evaluasi Pendidikan

Pendidikan

Landasan Hukum

1. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. PP No. 19 Tahun 2005 tentang SNP3. PerMendikanas No. 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi4. Per mendiknas No. 23 tahun 2006

tentang Standar Kompetensi Lulusan 5. Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional No. 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan

Fokus pada, SK, KD dan SI

Penilaian

Tiga Istilah dalam konteks Evaluasi Pendidikan

Beberapa definisi “tes”

Tes meliputi:

tes lisan,

tertulis (bentuk uraian, pilihan ganda, jawaban singkat, isian, menjodohkan, benar-salah), dan

tes perbuatan yang meliputi: kinerja (performance), penugasan (projek) dan hasil karya (produk).

Penilaian non-tes contohnya seperti penilaian sikap, minat, motivasi, penilaian diri, portfolio, life skill.

Tes perbuatan dan penilaian non tes dilakukan melalui pengamatan (observasi).

TES

“ A standard procedure for obtaining a sample of behavior from a specified domain” (Crocker dan Algina )

An instrument or systematic procedure for measuring a sample of behavior (Norman E. Gronlund & R. L. Linn, 1990 )

Cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada siswa pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas.

Tes

A systematic procedure for observing and describing one or more characteristic of a person’s with the aid of either a numerical scale or a category system” (Cronbach, 1970).

Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu.

Digunakan untuk menilai keberhasilan belajar mengajar.

Tujuannya untuk mengetahui tingkat penguasaan testee terhadap pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu yang telah dipelajarinya.

Dapat juga digunakan untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar testee (diagnostic test), tergantung dari tujuan test tersebut.

Sebagai alat pengumpul informasi atau data, tes harus dirancang secara khusus.

1.Bentuk soal tes , 2.Jenis pertanyaan, 3.Rumusan pertanyaan yang diberikan, 4.Pola / sebaran jawabannya 5.Kriteria yang telah ditetapkan. 6.Waktu yang disediakan untuk menjawab7.Pengadministrasian.

Selain itu, aspek yang diteskan pun terbatas. Biasanya meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Kekhususan-kekhususan tersebut berbeda antara tes yang satu dan tes yang lain.

Tes dapat berupa pertanyaan tertulis, wawancara, pengamatan tentang unjuk kerja fisik, checklist, dan lain-lain.

Dalam penggunaannya tes harus:

Valid

Presisi tes dengan P sedang akan memberikan informasi yang lebih teliti dari pada tes yang P besar atau terlalu kecil tidak menggambarakan kondisi riil peserta test.

Konsisten.

12

Kritik Tes

1. Tes seringkali menimbulkan rasa cemas peserta tes, yang justru menghambat siswa mendemonstrasikan kemampuannya.

2. Tes acapkali justru menghukum siswa yang kreatif, karena tes itu selalu menuntut jawaban yang sudah ditentukan pola dan isinya.

3. Tes hanya mengukur hasil belajar yang sederhana. Hampir tidak ada tes hasil belajar yang mampu mengungkapkan tingkah laku siswa secara menyeluruh yang justru menjadi tujuan formal pendidikan.

13

Petunjuk Praktis Tes

1. Pelaksanaan tes termasuk kisi-kisinya hendaknya diberitahu terlebih dahulu kepada peserta tes sebelum melaksanakan tes.

2. Menjelaskan cara menjawab/melaksanakan, petunjuk menjawab/melaksanakan tes jangan dirahasiakan. Hindari petunjuk yang bersifat menjebak.

3. Guru hendaknya memotivasi siswa mengerjakan tes secara baik dan bukannya menakut-nakuti.

4. Tidak memperpanjang waktu atau menyingkat waktu dari yang ditentukan oleh petunjuk tes.

14

Etika Tes

1. Kerahasiaan tes. Hasil tes hanya dapat disampaikan pada orang lain bila ada ijin dari siswa atau orang tua yang bersangkutan.

2. Menempelkan hasil tes dengan identitas jelas peserta tes merupakan pelanggaran terhadap etika.

3. Keamanan tes. Tes merupakan alat pengukur yang hanya dapat digunakan secara professional, tidak boleh digunakan diluar batas ketentuan baik sebelum maupun sesudah tes.

4. Interpretasi hasil tes. Interpretsi hasil tes harus diikuti tanggung jawab professional agar dapat menghindari interpretasi hasil tes secara salah.

5. Penggunaan tes. Tidak ada tes baku yang boleh digunakan diluar prosedur yang ditetapkan.

Pengukuran

Pengukuran

“… Assignment of numerals according to rules” (Tyler, 1971)

“Description of data in term of number” (Guilford, J.P, 1956)

Pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan data atau informasi kuantitatif.

Data hasil pengukuran diperlukan data dalam penilaian

Kegiatan sebelum diadaknnya penilaian. Misalnya untuk menilai keberhasilan dalam mengajar, maka terlebih dahulu dilakukan pengukuran, yaitu mengukur prestasi belajar.

Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai secara kuantitatif.

Pengukuran adalah perbandingan dengan standar

Pengukuran dapat diartikan sebagai pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang didasarkan pada aturan atau formulasi yang jelas.

Belajar “manusia” Konstruk Psikologi

Hasil pengukuran berupa kuantifikasi dari jarak, waktu, jumlah, dan ukuran dsb.

Hasil dari pengukuran dinyatakan dalam bentuk angka yang dapat diolah secara statistik.

Sedangkan pengukuran psikologi merupakan pengukuran dengan obyek psikologis tertentu.

Objek pengukuran psikologi, disebut sebagai psychological attributes, yaitu ciri yang mewarnai atau melandasi perilaku.

konstruk

Perilaku ungkapan atau ekspresi dari ciri tersebut, yang dapat diobservasi.

Namun tidak semua hal yang psikologis dapat diobservasi dibutuhkan indikator-indikator yang memberikan tanda tentang derajat perilaku yang diukur.

Agar indikator-indikator tersebut dapat didefinisikan dengan tepat, dibutuhkan psychological attributes / traits yang disebut konstruk (construct).

Beberapa definisi “penilaian”

Penilaian (assessment)

Proses menentukan nilai dari suatu obyek atau peristiwa dalam suatu konteks situasi tertentu, dalam bentuk interpretasi yang kemudian diakhiri dengan suatu "Judgment“ .

Penilaian

Penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat tes untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.

Menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.

Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).

Kegunaan Penilaian

Strategi dalam proses pemecahan masalah

Cara pengumpulan dan penganalisisan informasi untuk pengambilan keputusan berkaitan dengan semua aspek pembelajaran

Mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik,

Mendiagnosa kesulitan belajar,

Memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan

Penentuan kenaikan kelas.

Penilaian

• Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri.

• Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu sendiri.

Tujuan Penilaian

1)Grading,

2)Seleksi,

3)Mengetahui tingkat kompetensi,

4)Bimbingan,

5)Diagnosis, dan

6)Prediksi.

1. Grading

• Untuk menentukan atau membedakan kedudukan dan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain.

• Menunjukkan kedudukan peserta didik dalam urutan dibandingkan dengan peserta didik anak yang lain.

• Membandingkan anak dengan anak yang lain Penilaian Acuan Norma (norm-referenced assessment).

2. Sebagai alat Seleksi

• Untuk memisahkan antara peserta didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh.

• Menentu kan seseorang dapat masuk atau tidak di sekolah tertentu.

• Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai kompetensi.

3. Sebagai Bimbingan

Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.

Alat Diagnosis:

Penilaian bertujuan mendeteksi kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang perlu remidiasi atau pengayaan.

• Sebagai alat prediksi:• Penilaian bertujuan untuk mendapatkan

informasi yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik.

• Dari keenam tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama dalam penilaian.

Ruang Lingkup Penilaian Hasil

• Domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika - matematika),

• Domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan

• Domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).

• Data hasil penelitian multi kecerdasan menunjukkan bahwa:

• Kecerdasan Bahasa Dan Kecerdasan Logika-Matematika yang termasuk dalam domain kognitif memiliki kontribusi hanya sebesar 5 %.

• Kecerdasan Antarpribadi Dan Kecerdasan Intrapribadi yang termasuk domain afektif memberikan kontribusi yang sangat besar yaitu 80 %.

• Sedangkan Kecerdasan Kinestetik, Kecerdasan Visual-Spatial Dan Kecerdasan Musikal yang termasuk dalam domain psikomotor memberikan sumbangannya sebesar 5 %

Beberapa definisi “evaluasi”

Evaluasi

“… Refer to the act or process to determining the value of something (Brown, 1977).

“… Is the collection and use of information to make decisions about an educational program (Cronbach).

• Evaluasi suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai siswa.

• Evaluasi kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya.

• Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement).

Evaluasi “pengguna”

• Siswa• Guru• Orang Tua• Kepala Sekolah• Pemerintah• Masyarakat Umum

keputusan apakah program tersebut diteruskan, diperbaiki atau diganti.

Komponen yang dievaluasi

KOMPONEN YANG DI EVALUASI

1. Input

Siswa adalah subjek yang menerima pelajaran.

Keragaman Siswa: Pandai, kurang pandai, tidak pandai. Bakat intelektual, Emosional, Social yang berbeda.

Secara teori hal-hal di atas berpengaruh terhadap keberhasilan belajar.

2. Kurikulum dan Bahan Ajar Di Indonesia sentralisasi. Meskipun penyusunan dan pengembangan kurikulum sekolah sudah dilakukan secara cermat dan melibatkan banyak pihak, namun tidak mustahil bahwa di lapangan masih juga dijumpai kelemahan dan hambatan.

Guru harus dapat melakukan evaluasi program, termasuk mengevaluasi materi kurikulum. Untuk mengetahui:

Komponen kurikulum ini antara lain, Kejelasan pedoman untuk dipahami, Kejelasan materi yang terantum dalam GBPP, Urutan penyajian materi, Kesesuaian antara sumber yang disarankan dengan materi

kurikulum dan sebagainya.

3. Guru Guru merupakan komponen penting dalam kegiatan belajar mengajar.

Guru meciptakan suasana kelas yang kondusif untuk pembelajaran.

Perlu terus belajar

4. Sarana, fasilitas, alat dan media pembelajaranSebelum memulai kegiatan mengajar, bahkan pada waktu menyusun rencana mengajar memilih alat yang kira-kira dapat membantu melancarkan dan memperjelas konsep yang diajarkan.

Perhatikan kesesuaiannya dengan perkembangan emosional siswa/ anak didik

Mungkin saja pada waktu menentukan alat pelajaran guru berpikir bahwa pilihannya sudah tepat. Tetapi ternyata di dalam praktek pelaksanaan pengajaran, alat tersebut ternyata kurang atau sama sekali tidak tepat.

5. Lingkungan Ada dua macam lingkungan, yaitu lingkungan manusia dan lingkungan bukan manusia.

Lingkungan manusia bukan hanya kepala sekolah, guru-guru, dan pegawai tata usaha di sekolah itu, tetapi siapa saja yang dengan atau tidak sengaja berpengaruh terhadap tingkat hasil belajar siswa.

Sedangkan lingkungan bukan manusia adalah segala hal yang berada di lingkungan siswa yang secara langsung maupun tidak, berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, misalnya suasana sekolah, halaman sekolah, keadaan gedung dan sarana lain.

Lingkungan Pengaruh lingkungan bukan manusia dapat positif maupun negative. Tatanan perabot kelas yang rapi dapat berpengaruh terhadap kesejukan suasana sehingga siswa dapat belajar dengan tenteram. Sebaliknya suasana yang gaduh di luar kelas dapat mengganggu konsentrasi siswa dan menyebabkan siswa tidak dapat seperti yang diharapkan.

1) kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mengalami /melakukan kegiatan belajar mengajar selama jangka waktu tertentu,

2) sampai di mana keberhasilan suatu metode sistem pembelajaran yang dipergunakan, dan

3) kekurangan serta kelebihan yang diperoleh dari hasil evaluasi dimaksud, dan selanjutnya dapat berusaha untuk mencari alternatif pemecahan/perbaikannya.

PERANAN STATISIKA:

• Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data.

Statistika yang sering digunakan dalam pelaksanaan Evaluasi:

1. Pemusatan data

Mean Median Modus

Standar DeviasiVariansRentang

Tabel-tabel Korelasi

Oct 1, 2017 48

PENGUKURAN PSIKOLOGIS

BEBERAPA KESUKARAN

Beberapa kesukaran dalam pengukuran konstruk psikologis

• Konstruk psikologis bersifat latent / tidak nampak. Kita hanya mengukur indikator/atribut yang belum tentu mewakili kawasan yang sesungguhnya ingin kita ukur.

• Tidak ada pendekatan tunggal yang diterima secara universal

• Seringkali butir-butir yang disusun hanya didasari oleh indikator yang jumlahnya sangat terbatas. Seperti orang buta yang memegang bagian tubuh gajah

• SAMPEL PRILAKU

• Respon subjek sering dipengaruhi oleh variabel-variabel yang kurang relevan, seperti suasana hati, sikon, serta kekeliruan prosedur dll.

• Indikator/atribut yang akan diukur stabilitasnya tidak tinggi, banyak yang gampang berubah

• Hasil pengukuran “cenderung” memiliki kekeliruan

BEBERAPA KARAKTERISTIK SKALA PSIKOLOGIS

• Responnya berupa pernyataan / pertanyaan yang tidak dapat langsung mengungkap atribut yang ingin diukur, melainkan hanya mengungkap indicator atributnya saja.

• Karena hanya mengungkap indicator-indikatornya saja maka sering penterjemahan indicator-indikator tersebut menjadi pertanyaan / pernyataan memunculkan bias,

• Kesimpulan akhir sebagai suatu diagnosis baru akan didapat jika semua butir telah direspon oleh subjek.

Wassalam