evaluasi pelaksanaan lesson study dalam …
TRANSCRIPT
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt
70
EVALUASI PELAKSANAAN LESSON STUDY DALAM MENGIDENTIFIKASI
DAN MENGASESMEN ABK PADA PADA SETTING PENDIDIKAN INKLUSIF
UNTUK ANAK USIA DINI OLEH GURU PAUD DI KAB. JEMBER
Lailil Aflahkul Yaum, S.Pd., M.Pd
[email protected]/ Prodi PLB FIP IKIP PGRI Jember
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat perolehan proses pelaksanaan plan/
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan refleksi kegiatan lesson study dalam
mengidentifikasi dan mengasesmen Anak Berkebutuhan Khusus pada pada setting
pendidikan inklusif untuk Anak Berkebutuhan Khusus Anak Usia Dini (ABK AUD)
oleh guru Pendidkan Anak Usia Dini di Kab. Jember. Pendekatan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif untuk menghasilkan data berupa tulisan atau lisan
mengenai program lesson study dalam mengidentifikasi dan mengasesmen ABK
pada setting pendidikan inklusif untuk ABK AUD oleh guru PAUD di Kabupaten
Jember. Desain penelitian ini menggunakan penelitian evaluasi dengan model
penelitian analisis. Pada berlangsungnya kegiatan pada kegiatan Study lesson study
dalam mengidentifikasi dan mengasesmen ABK AUD pada setting pendidikan
inklusif untuk ABK AUD oleh guru PAUD di Kabupaten Jember diperoleh nilai
kriteria mencapai 83,5% dengan kriteria baik. Sarana dan prasarana pada proses
pembelajaran sebagai media dalam menunjang kegiatan pembelajaran berlangsung
memperoleh 81,5%. Dilihat dari aspek kualifikasi pendidikan guru memperoleh 95 %
artinya telah sesuai dengan nilai standar kualifikasi yaitu S1 dengan latarbelakang
pendidikan pendidikan PGPAUD, dari segi aspek pelatihan guru memperoleh 93,5%
telah mengikuti diklat dan 85% guru telah memperoleh sertifikasi. Ketercapaian
perencanaan pembelajaran telah sesuai dengan standar proses dengan perolehan
86,29% yaitu kriteria baik. Kriteria dengan penilaian baik menunjukkan bahwasannya
pemateri memiliki kualitas kompetensi dalam perencanaan pembelajaran, diantaranya
kemampuan guru memformulasikan goal pembelajaran pada materi telah sesuai
dengan karakteristik ABK. Hasil penelitian menunjukkan mengungkapkan bahwa
dampak dari kegiatan pengelolaan pelaksanaan pembelajaran dalam kegiatan lesson
study dalam mengidentifikasi dan mengasesmen ABK pada setting pendidikan
inklusif untuk ABK AUD oleh Guru Pendidkan Anak Usia Dini di Kab.Jember dalam
kriteria cukup baik.
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt
71
PENDAHULUAN
Kabupaten Jember memiliki 1383 TK/PAUD. Oleh karena itu, setiap desa atau dusun
memiliki TK/PAUD. Namun sekolah tersebut masih belum inklusif dikarenakan minimnya
pengetahuan guru PAUD dalam menangani anak berkebutuhan khusus, persepsi negative
tentang anak berkebutuhan khusus. Pandangan dan persepsi masyarakat tentang anak
berkebutuhan khusus tidak mempunyai kemampuan atau potensi daya guna dalam ikut
berperan dalam proses pembangunan dan dapat melemahkan atau mematikan potensi anak.
Oleh karena itu, dapat di awali dari pendidikan yang paling rendah dengan memupuk dan
menggali potensi anak berkebutuhan khusus melalui Pendidikan Anak Usia Dini. Dalam
meningkatkan potensi anak, maka diperlukan pemahaman dan pengetahuan anak
berkebutuhan khusus pada guru PAUD, sehingga Guru tersebut mampu menangani anak dan
mampu memberikan paradigma baru tentang potensi anak berkebutuhan khusus kepada
masyarakat setempat. Salah satu cara untuk meningkatkan potensi guru dalam menangani
anak berkebutuhan khusus diantaranya melalui Lesson Study. Lesson Study merupakan suatu
salah satu cara untuk dapat meningkatkan kemampuan kegiaatan belajar mengajar guru dan
siswa.
Menurut Susilo, dkk. (2009:3) Lesson Study merupakan suatu bentuk utama
meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengembangan keprofesionalan guru yang dipilih
oleh guru-guru jepang. Lesson Study dilaksanakan dengan tiga bagian atau tahap yaitu
perencanaan (Plan), pelaksanaan (Do), dan refleksi (See). Ketiga tahap tersebut dilakukan
secara berulang (Siklus). Tahap perencanaan (Plan) bertujuan untuk memperoleh hasil
rancangan pembelajaran yang mampu membuat siswa secara aktif, efektif dan
membangkitkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Tahap pelaksaan (Do) untuk
mengimplementasikan rancangan pembelajaran yang telah direncanakan. Tahap refleksi
(See) untuk mengetahui negatif dan positif atau kurang dan lebihnya pelaksanaan
pembelajaran. Serangkaian kegiatan mulai tahap awal hingga akhir yaitu Plan sampai See
dilakukan secara kolaboratif (Susilo, 2009:34-36). Salah satu usaha untuk mengoptimalakan
rencana dan penerapan Penyelenggaraan pendidikan inklusif anak usia dini pada Guru
Pendidikan Anak Usia Dini di Kab. Jember dengan melaksanakan kegiatan Lesson study
Identifikasi dan Asessmen anak berkebutuhan khusus pada guru PAUD di Jember.
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt
72
Menurut Lewis (2011:9) lesson study dapat menjadi acuan untuk membina guru dalam
meningkatkan profesional menganalisis suatu pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam
bentuk Kegiatan pembelajaran berbasis riset serta dapat menemukan inovasi pembelajaran
tertentu. Sedangkan menurut Rusman (2010:384) Lesson study merupakan salah satu model
atau strategi pembinaan profesi pendidik melalui analisis dan pengkajian kegiatan
pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berdasarkan asas-asas kerjasama dan
mutual learning untuk membangun learning community.
Lesson study sebagai strategi peningkatan keprofesionalan tenaga guru di Jepang, saat
ini menyebar ke berbagai Negara maju termasuk Amerika Serikat dan Negara berkembang
termasuk Indonesia. Berikut gambaran umum tentang keunggulan lesson study menurut
Lewis, Perry dan Hurd (2003) dalam (Hendayana, 2006).
Dalam hasil fakta dilapangan bahwasannya guru guru Guru Pendidikan Anak Usia
Dini yang mengikuti program pelaksanaan lesson study dalam mengidentifikasi dan
mengasesmen ABK pada setting pendidikan inklusif untuk ABK AUD di Kab. Jember
cenderung membutuhkan bimbingan atau pengawasan lebih lanjut dalam
mengimplementasikan cara mengidentifkasi dan asesmen ABK sehingga penanganan secara
dini pada ABK juga belum optimal, hal ini terbukti masih adanya beberap guru dalam
kesehariannya sering untuk berkomunikasi dan berkonsultasi yang berkaitan dengan ABK
yang sebenarnya telah dibahas dalam program tersebut, selain itu dari hasil wawancara guru
guru paud masih memerlukan program tambahan dalam meningkatkan kualitas pengetahuan
yang berhubungan dengan Anak berkebutuhan khusus di Sekolah AUD. Hal ini dikarenakan
lesson study yang telah dilaksanakan mempunyai jangka waktu yang cukup relatif pendek
dibandingkan dengan materi yang telah diberikan. Adapun fungsi evaluasi sangat penting
terutama dalam pelaksanaan program pelaksanaan lesson study dalam mengidentifikasi dan
mengasesmen ABK pada setting pendidikan inklusif untuk ABK AUD oleh guru PAUD di
Kabupaten Jember. Fungsi evaluasi dalam program ini adalah untuk mendapat data
pembuktian yang akan memaparkan tingkat kemampuan dan keberhasilan serta kefektifan
dalam seorang guru PAUD dalam mencapai tujuan yang telah diberikan.
Menurut Ngalim, Purwanto, (2004:5) guru dan pengawas pendidikan dalam menilai
kefektifan dalam proses kegiatan belajar mengajar dan metode yang digunakan dalam
mengevaluasi CIPP yaitu Context, Input, Process, Product. Penilaian kompetensi guru
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt
73
PAUD dalam pengelolaan pelaksanaan program pelaksanaan lesson study dalam
mengidentifikasi dan mengasesmen ABK pada setting pendidikan inklusif untuk ABK AUD
oleh guru PAUD di Kabupaten Jember perlu dilakukan dalam lingkup yang lebih luas,
karena selama ini khususnya di Kabupaten Jember diperlukan evaluasi terhadap program
tersebut sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan program selanjutnya,
khususnya peningkatan mutu pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini dalam menangani
anak berkebutuhan khusus anak usia dini. Pengelolaan pembelajaran mencakup semua
kegiatan yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan khusus pengajaran
(menentukan entry behavior siswa, menyusun rencana pelajaran, memberi informasi,
bertanya, menilai dan sebagainya) (Rohani, 2004: 123).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menghasilkan data
berupa tulisan atau lisan mengenai program lesson study dalam mengidentifikasi dan
mengasesmen ABK pada setting pendidikan inklusif untuk ABK AUD oleh guru PAUD di
Kabupaten Jember. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif
digunakan untuk mengungkap proses kegiatan lesson study dalam mengidentifikasi dan
mengasesmen ABK pada setting pendidikan inklusif untuk ABK AUD oleh guru PAUD di
Kab. Jember.
Desain penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan model analisis yaitu peneliti
mengevaluasi pelaksanaan program lesson study dalam mengidentifikasi dan mengasesmen
ABK pada setting pendidikan inklusif untuk ABK AUD oleh guru Pendidikan Anak Usia
Dini di Kab. Jember yang dilihat dari tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan pembelajaran
dan refleksi. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan dan mengetahui pelaksanaan lesson
study dalam mengidentifikasi dan mengasesmen ABK pada setting pendidikan inklusif untuk
ABK AUD oleh guru Pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten Jember. Penelitian ini
dilaksanakan di Kampus IKIP PGRI Jember.
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt
74
Objek penelitian ini adalah program kegiatan lesson study dalam mengidentifikasi dan
mengasesmen ABK pada setting pendidikan inklusif untuk ABK AUD oleh guru Pendidikan
Anak Usia Dini di Kab. Jember yang ditinjau dari komponen proses yang berhubungan
dengan evaluasi Lesson Study.
Teknik menganalisis data digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik
analisis model Miles and Huberman. Berdasarkan paparan yang disampaikan oleh Miles and
Huberman dalam Sugiyono (2013: 337) mengatakan bahwa aktifitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data, yaitu: data reduction, data
display, dan conclusion drawing/verification. Hasil daari data yang dikumpulkan dalam
jumlah yang banyak, sehingga perlu di catat secara rinci dan teliti kemudian untuk dilakukan
reduksi terhadap data yang telah dicatat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kondisi Lingkungan Pembelajaran
Berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh ditinjau dari keadaan lingkungan
Pembelajaran pada kegiatan Study lesson study dalam mengidentifikasi dan mengasesmen
ABK pada setting pendidikan inklusif untuk ABK AUD oleh guru Pendidikan Anak Usia
Dini di Kab. Jember menyatakan dalam kriteria “Baik”. Hasil ini terlihat dari observasi pada
setiap ruang kelas yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, diantaranya. pertama
kondisi dalam setting ruang kelas yang memudahkan peserta untuk berinteraksi, praktik dan
berdiskusi. Kedua setting tempat duduk memudahkan berkomunikasi dalam pemberian
materi dengan peserta lesson study. Ketiga, setting sirkulasi udara dan cahaya yang
mendukung peserta lesson study merasa nyaman.
Hasil observasi pada pengelolaan pembelajaran berdasarkan hasil wawancara
terhadap beberapa peserta lesson study menyatakan bahwa situasi ruang kelas terasa nyaman
dalam pembelajaran. Selain itu, peserta lesson study saat berinteraksi, praktik dan berdiskusi
sebagai dampak dari pengaturan tempat duduk. Namun, beberapa peserta lesson study merasa
pencahayaan ruangan masih perlu di tingkatkan pada saat terjadi hujan. Peserta mengatakan
bahwasannya cahaya lampu masih belum memnuhi dan membantu pencahayaan ruangan
dikarenakan lampu tersebut berdaya rendah.
2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt
75
Manajemen sarana prasarana pendidikan adalah suatu proses pengelolaan sarana
prasarana yang berfungsi dengan baik dapat digugunakan saat kegiatan Kegiatan pengelolaan
pembelajaran berlangsung. Hasil evaluasi terhadap ketersediaan sarana dan prasarana dalam
pengelolaan pembelajaran pada kriteria baik. Hasil ini mendeskripsikan bahwa tersedianya
sarana dan prasarana dalam pengelolaan pembelajaran memadai dalam mengidentifikasi
ABK namun membutuhkan waktu panjang karena terpisahnya antara tempat pembelajaran
dan praktik.
Pelaksanaan pembelajaran lesson study dalam mengidentifikasi dan mengasesmen
ABK pada setting pendidikan inklusif untuk ABK AUD oleh guru Pendidikan Anak Usia
Dini di Kab. Jember sarana dan prasarana yang telah ada telah memenuhi standar sarana dan
prasarana yang ditetapkan dalam dalam mengidentifikasi dan mengasesmen ABK pada
setting pendidikan inklusif tersebut secara akademik. Tersedianya sarana dan prasarana
pembelajaran yang telah tersedia dalam kegiatan pembelajaran, diantaranya: Pertama,
tersedianya saranan perpustakaan dan modul pembelajaran sebagai sumber pembelajaran.
Yang Kedua, tersedianya ruangan laboratorium dan terdapat alat atau media untuk
menunjang pengelolaan pembelajaran saat melakukan praktikum.
Hasil temuan penelitian dalam melaksanakan dalam mengidentifikasi dan
mengasesmen ABK pada setting pendidikan inklusif di sekolah masing masing peserta
lesson study dalam kriteria “Cukup baik”. Hal ini terlihat bahwasannya guru saat melakukan
praktikum di sekolah masih belum semua sekolah mempunyai alat atau sarana atau
ketersediaan media pembelajaran untuk mengdalam mengidentifikasi dan mengasesmen
ABK, akan tetapi jumlah jmedia masih kurang mencukupi dan diperlukan penambahan lagi
dan diperlukan media yang bervariasi dengan kreteria sesuai dengan karakteristik ABK.
B. Komponen Input
1. Karakteristik Guru PAUD di Kabupaten Jember
Hasil yang diperoleh dari penelitian memengungkapkan bahwa, kualifikasi
pendidikan yang sandang oleh guru PAUD di Kab.Jember kriteria “Amat baik”. Kriteria
tersebut sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang ditentukan yaitu minimum diploma 2
(D2) atau sarjana Strata 1 (S1) dengan latarbelakang pendidikan pendidikan PGPAUD, dan
kurang dari 5% sedangkan guru yang belum memenuhi kualifikasi pendidikan yang telah di
ditetapkan. Hasil dari wawancara dengan guru PAUD di Kabupaten Jember mengungkapkan
bahwasannya, belum terpenuhinya kualifikasi pendidikan dikarenakan guru tersebut masih
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt
76
dalam proses atau sedang menempuh pendidikan untuk melakukan menyesuaikan pendidikan
yang telah ditentukan dalam standar kualifikasi pendidikan guru.
Hasil yang telah ditemukan oleh penelitian mengungkapkan bahwa kegiatan seminar,
diklat ataupun pelatihan diklat, yang telah diikuti oleh oleh guru adalah 93,5%, sehingga
karakteristik guru pada aspek pendidikan dan pelatihan dalam kriteria “Baik”. Hasil ini
mengungkapkan bahwa guru PAUD di Kab. Jember mempunyai jiwa pengabdian yang besar
dan selalu ingin mengembangkan profesionalitas dan mengembangkan keilmuannya yaitu
mengikuti berbagai pelatihan atau pendidikann untuk meneyesuiakan diri dalam
berkembangnya ilmu pendidikan yang terbaru baik diselenggaran dari pihak swasta,
pemerintah ataupun KKG. Selain itu, pihak pemerintahan daerah mendukung program
pendidikan PAUD di daerah-daerah.
Hasil dari penelitian yang dilakukan bahwasanya pada tingkat PAUD di Kab. Jember
sertifikasi yang di peroleh oleh guru merupakan bukti standar professional guru pada
ketegori cukup baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar guru Pendidikan Anak
Usia Dini yang telah dinyatakan lulus program sertifikasi dan dengan adanya sertifikasi juga
nerupakan tanda bahwa sudah diakui sebagai tenaga guru professional, dan sebagai
kompensasi dari profesional tersebut, maka guru mendapatkan tunjangan professional.
Dengan demikian, setiap guru yang telah mendapatkan sertfikiasi dan mendapatkan gelar
profesioal harus mempertahankan kemampuan kualitas guru dalam mengajar pada anak.
Namun guru yang belum mendapatkans ertifikasi tersebut, diajukan dalam program tersebut
dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh pemerintah.
2. Administrasi Pembelajaran Lesson Study Dalam mengidentifikasi dan mengasesmen
ABK
Hasil temuan penelitian menggambarkan bahwa perangkat administrasi pembelajaran
lesson study dalam mengidentifikasi dan mengasesmen ABK memperoleh kriteria cukup
baik. Hal tersebut menunjukkkan bahwa administrasi pembelajaran yang direncakan oleh
pemateri sebelum melakukan pembelajaran dan telah sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Kriteria baik menujukkan dan menilai bahwa pemateri memiliki kemampuan
untuk merencanakan dan menyusun indikator pembelajaran dengan baik dan lengkap seperti
materi, alat dalam mengidentifikasi dan mengasesmen ABK, instrumen dalam
mengidentifikasi dan mengasesmen ABK.
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt
77
C. Komponen Proses
1. Perencanaan Pembelajaran Kegiatan Lesson Study
Hasil penilaian terhadap kompetensi perencanaan kegiatan lesson study dalam
mengidentifikasi dan mengasesmen ABK pada setting pendidikan inklusif untuk ABK AUD
oleh guru Pendidikan Anak Usia Dini di Kab. Jember mengungkapkan bahwasannya kegiatan
perencanaan yang dilakukan oleh guru saat pembelajaran yang merupakan rancarangan dari
kegiatan pembelajaran memperoleh kriteria “Baik”. Hal tersebut menunjukkan baik
bahwasannya pemateri memiliki kualitas kompetensi dalam perencanaan pembelajaran,
diantaranya: pertama, kemampuan guru memformulasikan goal pembelajaran pada materi
telah sesuai dengan karakteristik ABK. Kedua, pemateri telah merencanakan bahan ajar
secara sistenmatis, rinci, dan terkonsep sesuai ilmu yang terus berkembang. Ketiga,
penyusunan perencanaan pembelajaran yang efektif merupakan kegiatan yang harus
ditetapkan dalam suatu tujuan kriteria yang ditargetkan dan melakukan pengukuran hasil dari
pencapaian pencapaian pembelajaran yang telah berlangsung. Keempat, penentuan sumber
belajar/ media pembelajaran kepada peserta untuk melakukan pembelajaran terhadap siswa
sesuai dengan karakteristik ABK dalam materi dan strategi pembelajaran.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan Lesson Study
Berdasarkan hasil temuan penelitian dilapangan, Kemampuan pengelolaan
pembelajaran untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran memperoleh kriteria “baik”.
Kriteria baik ini mengungkapkan bahwa pemateri telah memiliki kualitas kompetensi
pengelolaan pembelajaran dalam aspek pelaksanaan pembelajaran berlangsung memiliki
kemempuan yang terpenuhi oleh standar, diantaranya: pertama, aspek penguasaan materi
yang akan disampaikan saat pembelajaran berlangsung. Hal ini terlihat pada saaat menyajikan
materi secara runtun dan rinci serta sistematis mulai dari hal yang paling umum sampai
paling kompleks terkait dengan materi karekteristik ABK; Kedua, aspek implementasi
strategi pembelajaran yang disampaikan yang sangat efektif, hal ini dilihat dari pelaksanaan
yang bersifat kontekstual dan konkrit karena penyampaian materi dosesuaikan dengan
keadaan atau beberapa kasus yang ada di lapangan serta memiliki manfaat dalam
pembelajaran anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif. Ketiga, aspek pemanfaatan
sumber belajar/media dalam pembelajaran. Terlaksananya penyampaian materi secara runtun
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt
78
khususnya keikutsertaan dalam pelibatan peserta untuk membuat media serta memanfaatkan
media pembelajaran/alat identifikasi ABK. Selama ini, pembelajaran dilaksanakan dengan
mempergunakan media yang telah tersedia di sekolah masing-masing peserta. Keempat,
aspek pembelajaran yang merangsanga keterlibatan dan keaktifan peserta lesson study .
Pengaruh dari implementasi pembelajaran yang mengutamakan strategi pembelajaran
Ceramah, dan hanya sedikit dalam praktiknya, hal ini disebabkan pemateri membutuhkan
wawasan yang berkaitan dengan Anak Berkebutuhan Khusus.
3. Penilaian Pembelajaran Kegiatan Lesson Study
Hasil yang diperoleh dari temuan penelitian mengungkapkan kompetensi pemateri
dalam mengelola kegiatan pembelajaran Lesson Study dalam aspek penilaian hasil belajar
mennunjukkan pada level kriteria baik. Artinya peserta mempunyai kemampuan
melaksanakan penilaian hasil dari kegiatan pembelajaran lesson study. Perolehan hasil
tersebut terlilhat dari beberapa indikator penilaian hasil belajar kegiatan Lesson Study , yaitu:
pertama, segi pemateri telah menyusun alat untuk mengevaluasi perolehan kemajuan dan
keberhasilan kegiatan lesson study. Kegiatan perancangan lebih terfokus pada pengukuran
hasil kegiatan lesson study pada segi pengetahuan dan praktik, sedangkan aspek yang lain
cenderung ditiadakan. Kedua, dari segi menggunakan macam-macam strategi dan metode
penilaian untuk memantau perkembangan kemajuan dan hasil kegiatan lesson study dalam
mencapai hasil dari kompetensi tertentu yang telah ditetapkan dalam materi. Kelemahan
yang lain adalah belum mengimplementasikann penilaian portofolio dalam bentuk tugas
terstruktur dan belum dilakukan penilaian secara otentik.
Hasil yang diperoleh dari temuan penelitian mengungkapkan, meskipun perolehan
kompetensi pemateri penilaian hasil kegiatan lesson study pada level kriteria baik, akan tetapi
diperlukan dan dilaksanakan pembinaan serta pelatihan lebih lanjut dan luas agar pada saat
melakukan penilaian hasil kegiatan lesson study dapat menggunakan berbagai metode dan
merancang alat evaluasi untuk menilai perkembangan kemajuan hasil belajar secara
menyeluruh yaitu ketiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
4. Tindak Lanjut Penilaian Pembelajaran
Berdasarkan Hasil yang diperoleh dari temuan penelitian mengungkapkan, perolehan
kompetensi pemateri dalam penilaian pembelajaran lebih lanjut dalam pada level kriteria cukup
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt
79
baik. Kriteria cukup baik menujukkan bahwa penilaian pembelajaran lebih lanjut masih
belum sepenuhnya dilaksanakan. Artinya, masih ada beberapa indikator yang cenderung
belum dilaksanakan oleh pemateri, antaranya: hasil dari penilaian yang efektif belum
memanfaatkan beberapa hasilnya dalam mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, tantangan
dan masalah yang berpotensi untuk meningkatkan profesional untuk menunjang proses
pelaksanaan dalam mengidentifikasi dan mengasesmen ABK. Berdasarkan hasil deskripsi
dan telaah hasil dokumen yang ditemukan, menunukkan bahwa terdapat beberapa hal yang
belum dapat menganalisis kekuatan, kelemahan, tantangan dan berbagai masalah penilaian
hasil kegiatan lesson study dalam mengidentifikasi dan mengasesmen ABK pada setting
pendidikan inklusif untuk ABK AUD oleh guru Pendidikan Anak Usia Dini di Kab. Jember.
5. Komponen Produk
Hasil yang diperoleh dari temuan penelitian mengungkapkan pengaruh dari kegiatan
pengelolaan pembelajaran kegiatan lesson study dalam mengidentifikasi dan mengasesmen
ABK pada setting pendidikan inklusif untuk ABK AUD oleh guru PAUD di Kabupaten
Jember dalam kriteria cukup baik. Hal itu berarti bahwa kegiatan pelaksanaan pengelolaan
pembelajaran belum memberikan dampak yang signifikan terhadap kegiatan di sekolah
peserta masing masing, peneyelesaian kasus dalam mengdalam mengidentifikasi dan
mengasesmen ABK, dan pencapaian ranah afektif siswa disekolah masing masing tergolong
cukup, karena banyak terdapat kendala yang ada dilapangan. Hasil dari analisis yang
diperoleh terhadap komponen penilaian lainnya, rata-rata pencapaiannya pada kreteria cukup
baik. Dari segi ini menyebabkan produk yang dihasilkan oleh beberapa kegiatan pelaksanaan
pembelajaran masih belum mencapai hasil maksimal.
Dengan demikian, memerlukan pembinaan dan pelatihan lebih lanjut dalam
kompetensi guru PAUD sebagai peserta dari kegiatan lesson study dalam mengdalam
mengidentifikasi dan mengasesmen ABK pada setting pendidikan inklusif untuk ABK AUD
oleh guru Pendidikan Anak Usia Dini di Kab. Jember dalam melaksanaan pengelola
pembelajaran. Pelatihan dan Pembinaan tidak hanya meningkatkan kompetensi guru untuk
dapat menangani Anak berkebutuhan Khusus, namun diperlukan lebih yaitu pemenuhan
kebutuhan sarana dan prasana yang diperlukan dalam kegiatan dan pengelolaan pembelajaran
untuk ABK.
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt
80
SIMPULAN
Pada saat berlangsungnya kegiatan lesson study dalam mengidentifikasi dan mengasesmen
ABK pada pada setting pendidikan inklusif untuk ABK AUD oleh guru Pendidikan Anak
Usia Dini di Kab. Jember diperoleh nilai kriteria mencapai 83,5% dengan kriteria baik.
Tersedianya sarana dan prasarana pembelajaran salah satu hal untuk menunjang kegiatan
pelaksanaan pengelolaan pembelajaran memperoleh 81,5%. Dilihat dari aspek kualifikasi
pendidikan guru memperoleh 95 % artinya telah sesuai dengan nilai standar kualifikasi yaitu
S1 dengan latarbelakang pendidikan pendidikan PGPAUD, aspek pelatihan guru memperoleh
93,5% telah mengikuti diklat dan 85% guru telah memperoleh sertifikasi. Ketercapaian
perencanaan pembelajaran telah sesuai dengan standar proses dengan perolehan 86,29%.
Kriteria dengan penilaian baik menunjukkan bahwasannya pemateri memiliki kualitas
kompetensi dalam perencanaan pembelajaran, diantaranya kemampuan guru
memformulasikan goal pembelajaran pada materi telah sesuai dengan karakteristik ABK.
Hasil penelitian menunjukkan mengungkapkan bahwa dampak dari kegiatan pengelolaan
pelaksanaan pembelajaran dalam kegiatan lesson study dalam mengidentifikasi dan
mengasesmen ABK pada pada setting pendidikan inklusif untuk ABK AUD oleh Guru
Pendidkan Anak Usia Dini di Kab.Jember dalam kriteria cukup baik.
.
DAFTAR PUSTAKA
Hendayana, S. 2006. Lesson Study Suatu Strategi untuk Meningkatkan Keprofesionalan
Pendidik (Pengalaman IMSTEP-JICA). Bandung: UPI Press.
Lewis, Catherine C. 2011. Lesson Study Step by Step: How Teacher Learning Communities
Improve Instruction. Portsmouth, NH: Heinemann
M. Ngalim Purwanto. (1990). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Rusman. 2010. Model-Model Pemebelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Ban-
dung: Raja Grafindo Persada
Rohani, Ahmad. 2004.Pengelolaan Pengajaran. Jakarta:PT. Rineka Cipta.Cet. Ke-2
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt
81
Susilo, H., Chotimah, H., Joharmawan, R., Jumiati, Dwitasari, Y,. Sunarjo. 2009. Lesson
Study Berbasis Sekolah Guru Konservatif Menuju Guru Inofatif. Malang: Bayumedia.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.