lesson study artikel

53
A. PENDAHULUAN Isu tentang pendidikan di Indonesia masih hangat untuk diperdebatkan, dari serangkaian pergantian kurikulum yang terjadi, hingga menerapkan Kurikulum 2013 belum menunjukkan perubahan yang signifikan terutama yang menyangkut masalah kualitas pembelajaran serta dalam mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi bagi para mahasiswa. Kualitas pendidikan di Indonesia sangat rendah, hal ini dikarenakan hasil laporan United Nasional Development Program mengindikasikan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relative rendah. Sadar akan hasil-hasil pendidikan yang belum memadai, maka banyak upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk melakukan perbaikan. Upaya tersebut diantaranya, melakukan perubahan atau revisi kurikulum secara berkeseinambungan, program penataan kerja pendidik, proyek peningkatan kualifikasi guru dan dosen dan masih banyak program lain dilakukan untuk perbaikan hasil-hasil pendidikan tersebut. Dalam rangka meningkatkan Mutu Pendidikan, Pemerintah dan DPR RI telah mensahkan Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Undang-Undang tersebut memuat peyelenggaraan pendidikan dan pembinaan guru agar profesional. Seorang pendidik dikatakan 1

Upload: ike-ikram

Post on 20-Nov-2014

170 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

Penelitian Lesson Study yang diadakan khususnya dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa melalui rancangan masalah kontekstual

TRANSCRIPT

Page 1: Lesson study artikel

A. PENDAHULUAN

Isu tentang pendidikan di Indonesia masih hangat untuk diperdebatkan, dari

serangkaian pergantian kurikulum yang terjadi, hingga menerapkan Kurikulum 2013

belum menunjukkan perubahan yang signifikan terutama yang menyangkut masalah

kualitas pembelajaran serta dalam mengembangkan kemampuan berpikir tingkat

tinggi bagi para mahasiswa. Kualitas pendidikan di Indonesia sangat rendah, hal ini

dikarenakan hasil laporan United Nasional Development Program mengindikasikan

bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relative rendah. Sadar akan hasil-hasil

pendidikan yang belum memadai, maka banyak upaya yang telah dilakukan oleh

Pemerintah Indonesia untuk melakukan perbaikan. Upaya tersebut diantaranya,

melakukan perubahan atau revisi kurikulum secara berkeseinambungan, program

penataan kerja pendidik, proyek peningkatan kualifikasi guru dan dosen dan masih

banyak program lain dilakukan untuk perbaikan hasil-hasil pendidikan tersebut.

Dalam rangka meningkatkan Mutu Pendidikan, Pemerintah dan DPR RI telah

mensahkan Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Undang-

Undang tersebut memuat peyelenggaraan pendidikan dan pembinaan guru agar

profesional. Seorang pendidik dikatakan profesional jika mereka mempunyai

kompetensi (pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial). Kompetensi tersebut

antara lain dapat tercermin pada: memahami gaya belajar dan kesulitan belajar,

menguasai teori dan prinsip belajar, merancang, melaksanakan pembelajaran,

mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran, menguasai substansi bidang ilmu,

meningkatkan kualitas pembelajaran dan menguasai serta memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Dari lain pihak, ada beberapa temuan

tentang pengajaran yang ada di Indonesia berdasarkan hasil penelitian Sato

(Manuharawati, 2009). Temuan-temuan tersebut antara lain: (1) banyak pendidik di

Indonesia tidak memiliki inisiatif untuk belajar, (2) banyak pendidik membuat

perangkat pembelajaran sendirian tanpa mengkomunikasikan ke teman sejawat atau

ahli lain, sehingga perangkat yang dihasilkan sedikit sekali mendapatkan masukan

dari teman sejawat, (3) banyak pendidik belajar sendiri untuk memantapkan

1

Page 2: Lesson study artikel

penguasaan materi pembelajaran, sehingga dimungkinkan terjadi salah konsep sangat

besar, (4) banyak pendidik tidak ingin dicermati oleh orang lain di dalam kelas,

sehingga guru tidak tahu kesalahan atau kekurangannya dalam pembelajaran. Dari

hasil pengamatan, temuan-temuan Sato tersebut, juga terjadi di Jurusan Matematika

Universitas Cokroaminoto Palopo, khususnya pada rumpun matematika terapan,

dalam hal ini penerapan dalam teori ekonomi.

Salah satu masalah atau topik pendidikan yang belakangan ini menarik untuk

diperbincangkan yaitu tentang Lesson Study, yang muncul sebagai salah satu

alternatif guna mengatasi masalah praktik pembelajaran yang selama ini dipandang

kurang efektif. Seperti dimaklumi, bahwa sudah sejak lama praktik pembelajaran di

Indonesia pada umumnya cenderung dilakukan secara konvensional yaitu melalui

teknik komunikasi oral. Praktik pembelajaran konvesional semacam ini lebih

cenderung menekankan pada bagaimana pendidik mengajar (teacher-centered) dari

pada bagaimana mahasiswa belajar (student-centered), dan secara keseluruhan

hasilnya dapat kita maklumi yang ternyata tidak banyak memberikan kontribusi bagi

peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran mahasiswa. Untuk merubah

kebisaaan praktik pembelajaran dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran

yang berpusat kepada mahasiswa memang tidak mudah, terutama di kalangan

pendidik yang tergolong pada kelompok laggard (penolak perubahan/inovasi). Dalam

hal ini, Lesson Study tampaknya dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif guna

mendorong terjadinya perubahan dalam praktik pembelajaran di Indonesia menuju ke

arah yang jauh lebih efektif.

Konsep dan praktik Lesson Study pertama kali dikembangkan oleh para guru

pendidikan dasar di Jepang, yang dalam bahasa Jepangnya disebut dengan istilah

kenkyuu jugyo. Adalah Makoto Yoshida, orang yang dianggap berjasa besar dalam

mengembangkan kenkyuu jugyo di Jepang. Keberhasilan Jepang dalam

mengembangkan Lesson Study tampaknya mulai diikuti pula oleh beberapa negara

lain, termasuk di Amerika Serikat yang secara gigih dikembangkan dan dipopulerkan

oleh Catherine Lewis yang telah melakukan penelitian tentang Lesson Study di

2

Page 3: Lesson study artikel

Jepang sejak tahun 1993. Sementara di Indonesia pun saat ini mulai gencar

disosialisasikan untuk dijadikan sebagai sebuah model dalam rangka meningkatkan

proses pembelajaran siswa, bahkan pada beberapa sekolah sudah mulai dipraktikkan.

Meski pada awalnya, Lesson Study dikembangkan pada pendidikan dasar, namun saat

ini ada kecenderungan untuk diterapkan pula pada pendidikan menengah dan bahkan

pendidikan tinggi.

Lesson Study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran, tetapi

merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran

yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan,

dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil

pembelajaran. Lesson Study bukan sebuah proyek sesaat, tetapi merupakan kegiatan

terus menerus yang tiada henti dan merupakan sebuah upaya untuk mengaplikasikan

prinsip-prinsip dalam Total Quality Management, yakni memperbaiki proses dan

hasil pembelajaran siswa secara terus-menerus. Lesson Study merupakan kegiatan

yang dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society)

yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran

individual maupun manajerial. Mulyana (2008) memberikan rumusan tentang Lesson

Study sebagai salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian

pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip

kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.

Lesson Study pada hakekatnya merupakan salah satu upaya signifikan untuk

meningkatkan kualitas, profesionalisme dosen (pendidik) serta mengembangkan salah

satu kemampuan mahasiswa dalam memfasilitasi proses pembelajaran yang

dirancang sebagai bagian penting dari internal quality assurance terhadap kompetensi

pedagogi dan profesionalisme pendidik yang disinergikan dengan karakter mahasiswa

ataupun sesuai dengan masalah kontekstual yang diberikan. Mata kuliah Matematika

Ekonomi sengaja dipilih dari berbagai keterampilan yang dapat dikategorikan sebagai

hard-skills ataupun dapat mengembangkan kemampuan berpikir mahasiswa. Mata

kuliah ini secara luas mengkaji tentang konsep-konsep matematika yang berhubungan

3

Page 4: Lesson study artikel

dengan masalah ekonomi dan memberikan permasalahan yang kontekstual agar

mahasiswa merasakan manfaat langsung setelah mempelajari setiap materi yang

diberikan. Menilik dari berbagai deskripsi dan fakta tentang mata kuliah mata kuliah

Matematika Ekonomi, maka ada beberapa hal mendasar dan signifikan yang

seharusnya dilaksanakan dan bersifat baik, yakni urgensnya suatu kebutuhan akan

pembelajaran yang kolaboratif (collaborative learning) yang dapat mengembangkan

kemampuan berpikir mahasiswa dalam memecahkan permasalahan yang kontekstual.

Mengingat outcomes dalam mata kuliah ini adalah bukan hanya terjadi integrasi yang

harmonis antara mahasiswa secara individual, namun yang manjadi poin utama

adalah proses kolaborasi antar mahasiswa dengan pendidik diharapkan bisa terjadi

secara signifikan melalui kerjasama antar individu atau antar kelompok dan setiap

komponen-komponen pendukung terlaksananya pembelajaran tersedia, dalam hal ini

komponen pendukung yang dimaksud yakni (1) Design Pembelajaran yang telah

dirancang, (2) Media pembelajaran bersifat kontekstual, (3) Hand Out setiap

pertemuan, (4) Alat evaluasi berupa saran-saran mengenai kekurangan pembelajaran

di setiap pertemuan.

Kenyataan yang terjadi melalui pengamatan awal khususnya para mahasiswa

Program Studi Pendidikan Matematika kurang memiliki pengetahuan awal baik

mengenai konsep-konsep matematika maupun hakikat pembelajaran kolaboratif

sehingga cenderung timbul sifat individualism yang tidak mendukung keberhasilan

proses pembelajaran. Ini disebabkan mahasiswa yang telah terbisaa bekerja secara

individu dan lebih menguntungkan mahasiswa yang mempunyai kemampuan awal

yang baik, sehingga mahasiswa yang kemampuan sedang atau rendah merasa

tertinggal dengan kemampuan mahasiswa yang berkemampuan tinggi. Hal ini

mengisyaratkan bahwa dalam pembelajaran seorang pendidik dituntut dapat

mengembangkan sebuah pembelajaran baik dari segi model, pendekatan, metode agar

mahasiswa yang berkemampuan sedang dan rendah saling bekerjasama dengan

mahasiswa yang berkemampuan tinggi sehingga tercipta pembelajaran aktif, inovatif,

kreatif dan bermanfaat. Sedangkan, isu mutakhir dalam pembelajaran matematika

4

Page 5: Lesson study artikel

saat ini adalah mengembangkan High-Order Thinking Skills (HOTS) dan

menjadikannya sebagai tujuan utama dalam pembelajaran matematika. Pernyataan ini

antara lain didukung oleh The National Education Association Research Division

(Ennis, 1993:1) dengan mengungkapkan bahwa “student acquisition of high-order

thinking skills is now a nation goal”. Sejalan dengan pendapat tersebut, harapan yang

ingin dicapai dalam pembelajaran matematika khususnya di setiap jenjang sekolah di

Indonesia adalah setiap mahasiswa mempunyai kemampuan berpikir matematis,

khususnya berpikir matematis tingkat tinggi. Kemampuan itu diperlukan mahasiswa,

terkait dengan kebutuhan para mahasiswa untuk memecahkan masalah yang

dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, kemampuan berpikir

matematis terutama yang menyangkut doing math (aktivitas matematika) perlu

mendapatkan perhatian khusus dalam proses pembelajaran matematika. Selain

mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dalam penelitian ini kemampuan

berpikir kritis sangat didukung jika instrument atau permasalahan-permasalahan yang

diberikan bersifat nyata (kontekstual). Penggunaaan masalah kontekstual

memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan pola berpikir yang lebih kompleks

karena melibatkan pengetahuan matematika formal dan informal. Melalui masalah

kontekstual, mahasiswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir

kritis yang dimilikinya dan berkaitan proses berpikir. De Corte (Anggo, 2011). Ketika

masalah matematika disajikan dengan menggunakan konteks tertentu, maka

pemecahan yang dilakukan mahasiswa mungkin saja tidak menggunakan prosedur

matematika formal, tetapi menggunakan prosedur informal berdasarkan pengetahuan

yang sudah dimilikinya tentang konteks tersebut. Agar dapat dipecahkan dengan

menggunakan prosedur matematika formal, maka mahasiswa harus menterjemahkan

konteks tersebut ke dalam model matematika.

Merefleksi kondisi dan persoalan pembelajaran pada mata kuliah Matematika

Ekonomi, ada beberapa persoalan mendasar yang bisa diformulasikan: (1)

Keterbatasan pengetahuan mahasiswa baik dalam tataran konsep dan praktek tentang

pembelajaran kolaboratif, (2) minimnya sharing of experience (saling berbagi

5

Page 6: Lesson study artikel

pengalaman) diantara mahasiswa, (3) merefleksi proses pembelajaran selama ini mata

kuliah Matematika Ekonomi miskin akan pengalaman langsung bagi mahasiswa

mengenai manfaat setiap materi yang diajarkan bagi kehidupan sehari-hari, (4)

kurang mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa (mahasiswa).

Sehingga, kondisi tersebut harus diupayakan untuk diperbaiki. Upaya tersebut

dilakukan diantaranya melalui perbaikan proses pembelajaran. Lesson Study dapat

dijadikan jembatan untuk meniti kearah cita-cita proses pembelajaran yang ideal

sebagaimana tercantum dalam Standar Nasional Pendidikan. Oleh karena itu, sudah

saatnya pendidik melakukan inovasi yang efektif dan efisien untuk mendorong

mahasiswa belajar secara kolaboratif dan memenuhi kebutuhan masyarakat, belajar

yang akan menuntun mereka mendapatkan kecakapan dalam mengikuti proses

pembelajaran serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam

menyikapi setiap permasalahan yang diberikan. Artinya secara teoritis, dalam

pembelajaran matematika dapat mengakomodasi kebutuhan mahasiswa sesuai

kemampuan berpikirnya dalam memahami materi.

Dalam penelitian ini, dengan menerapkan konsep Lesson Study dalam mata

kuliah Matematika Ekonomi diharapkan kualitas pembelajaran baik dari segi proses

pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dapat berkembang sedikit

demi sedikit. Kualitas pembelajaran yang diharapkan adalah terjadi interaksi antara

pendidik dan mahasiswa yang didukung oleh design pembelajaran yang telah

dirancang sebelumnya (tahap Plan) yang telah direvisi untuk diterapkan pada saat

pembelajaran (tahap Do) dan kekurangan-kekurangan pada saat pembelajaran (tahap

See), Hand Out yang bercirikan masalah kontekstual, serta alat evaluasi berupa saran-

saran perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya yang masih dianggap kurang efektif.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Supriyanto (2005) yang lebih

fokus pada aktivitas mahasiswa diperoleh hasil bahwa kegiatan Lesson Study

mendorong mahasiswa agar belajar secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan

dengan menerapkan Lesson Study dalam beberapa tahap, yakni: (1) membentuk tim,

(2) menentukan tujuan pembelajaran, (3) merencanakan pembelajaran, (4)

6

Page 7: Lesson study artikel

mengumpulkan fakta-fakta dari proses pembelajaran, (5) menganalisis fakta-fakta

pada pembelajaran dan (6) mengulangi proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian diatas, dengan melihat penelitian-penelitian terdahulu

serta kajian-kajian dan fakta-fakta yang terjadi, maka peneliti bermaksud

megimplementasikan konsep Lesson Study dalam mengembangkan kemampuan

berpikir kritis melalui masalah kontekstual khususnya pada mata kuliah Matematika

Ekonomi.

B. METODE PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu Kegiatan

Kegiatan Lesson Study ini bertempat di KampusvIII Universitas Cokroaminoto

Palopo Program Studi Pendidikan Matematika yang disetting sebagai kelas

perkuliahan mata kuliah matematika ekonomi. Adapun waktu kegiatan pelaksanaan

Lesson Study berlangsung selama 4 bulan yang terdiri dari 4 siklus kegiatan, dimana

masing-masing siklus dilaksanakan dengan tahapan Plan, Do dan See. Waktu

kegiatan Lesson Study disajikan pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Waktu kegiatan Lesson Study

Siklus Plan Do See

I Jumat, 21 Maret 2014 Selasa, 25 Maret 2014 Selasa, 25 Maret 2014

II Rabu, 2 April 2014 Selasa, 8 April 2014 Selasa, 8 April 2014

III Jumat, 9 Mei 2014 Selasa, 20 Mei 2014 Selasa, 20 Mei 2014

IV Minggu, 13 Juli 2014 Selasa, 15 Juli 2014 Selasa, 15 Juli 2014

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk

menggambarkan apa adanya tentang perkembangan kemampuan berpikir kritis

mahasiswa melalui pemberian masalah kontekstual. Masalah kontekstual yang

7

Page 8: Lesson study artikel

diberikan sebelumnya telah dirancang dengan mengikuti tahapan kegiatan Lesson

Study.

3. Fokus Penelitian

Fokus penelitian yang ditetapkan berfungsi mengarahkan peneliti sehingga dapat

mencurahkan perhatian secara jelas tentang hal-hal yang semestinya diteliti agar

pertanyaan penelitian dapat dijawab dengan sebaik-baiknya. Untuk menjawab

pertanyaan penelitian dengan baik, maka fokus penelitian ini diarahkan untuk

menelusuri perkembangan kemampuan berpikir kritis mahasiswa melalui pemberian

masalah kontekstual yang sebelumnya telah mengikuti tahapan-tahapan kegiatan

Lesson Study. Komponen kemampuan berpikir kritis yang akan diungkap yaitu (1)

fase memicu kejadian (konflik kognitif), (2) eksplorasi (menggali atau menemukan),

(3) menarik kesimpulan serta (4) klasifikasi dan resolusi.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis adalah

peneliti sendiri. Dalam hal ini peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpul

data, penganalisis, penafsir data, dan akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian.

Peneliti sebagai instrumen akan mempermudah menggali informasi yang menarik

meliputi informasi: lain dari yang lain, yang tidak direncanakan sebelumnya, yang

tidak diduga terlebih dahulu, atau yang tidak lazim terjadi. Pada penelitian ini juga

digunakan instrumen pendukung lainnya yaitu rekaman video. Rekaman video

berguna untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dilakukan mahasiswa dalam

mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang sebelumnya diberikan masalah

kontekstual yang telah dirancang dengan mengikuti tahanapan Lesson Study

5. Rancangan Penelitian

Secara umum, urutan langkah-langkah rinci Lesson Study sejak penyusunan (Plan)

sampai dengan terjadinya pengembangan kemampuan berpikir kritis mahasiswa

adalah sebagai berikut:

8

Page 9: Lesson study artikel

a. Tahap Persiapan (Plan)

Pada tahap persiapan dilakukan pertemuan awal dengan tim Lesson Study setelah

sebelumnya dilakukan persiapan-persiapan. Adapun langkah-langkahnya:

1) Dosen model mempresentasikan maksud dan tujuan serta signifikansi dari

Lesson Study bagi peningkatan profesionalisme pedagogik dosen.

2) Dosen model menyusun/merancang scenario pembelajaran.

3) Dosen model mempresentasikan satuan ajar perkuliahan (SAP) serta tujuan

yang hendak dicapai dan scenario pembelajaran yang dipilih sebagai chapter

design serta memberikan permasalahan bersifat kontekstual dalam

mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Dari aktivitas

Persiapan Lesson Study yang meliputi kegiatan identifikasi masalah

pembelajaran, analisis masalah pembelajaran tersebut dari sisi materi ajar,

teaching material, serta alternative strategi pembelajaran yang mungkin

diterapkan dan penyusunan rencana pembelajaran. Hasil perencanaan

pembelajaran terlampir dalam satuan ajar perkuliahan (SAP) mata kuliah

matematika ekonomi

4) Tim memberikan masukan dan saran terkait dengan kegiatan yang akan

dilaksanakan. Lembar observasi dikembangkan berdasarkan aspek-aspek

penting pedagogis berdasarkan kompetensi yang hendak dicapai, berkembang

menurut kebutuhan dalam setiap siklus.

5) Dosen model bersama tim melakukan perbaikan, membuat kesepakatan dari

aktifitas pembelajaran berdasarkan SAP serta komitmen waktunya bersama.

Termasuk teknis untuk melakukan rekaman proses sehingga seluruh aktivitas

terdokumentasi dan menjadi layak sebagai sumber pelengkap bahan

pembelajaran dalam kegiatan refleksi.

b. Tahap Pelaksanaan (Do)

Pada tahap pelaksanaan ini, seorang observer bertugas untuk merekam aktivitas

yang terjadi selama kegiatan Open Lesson dilakukan secara menyeluruh

9

Page 10: Lesson study artikel

kemudian akan dilakukan editing pada beberapa kejadian yang dianggap penting.

Sementara dosen observer yang lain mengamati aktivitas mahasiswa. Secara

umum langkah kegiatan sebagai berikut:

1) Dosen pelaksana melaksanakan proses perkuliahan mulai kontrak belajar

sampai dengan pertemuan berikutnya.

2) Dosen observer membuat catatan tentang komentar atau diskusi yang

dilakukan mahasiswa.

3) Dosen observer membuat catatan tentang situasi dimana mahasiswa

melakukan kerjasama atau memilih untuk tidak melakuakan kerjasama.

4) Dosen observer mencari contoh-contoh bagaimana terjadinya proses aktivitas

berpikir kritis melalui diskusi dan aktivitas belajar yang dilakukan mahasiswa.

5) Dosen observer membuat catatan tentang variasi pemecahan masalah

mahasiswa secara individual atau kelompok, termasuk pengambilan strategi

pemecahan masalah.

c. Tahap Refleksi (See)

Kegiatan ini dilaksanakan segera setelah selesai pembelajaran. Hal ini

dimaksudkan agar setiap kejadian yang diamati dan dibuktikan pada saat

mengajukan pendapat atau saran terjaga akurasinya karena setiap orang dipastikan

masih mengingat dengan baik rangkaian aktivitas yang dilakukan di kelas.

Langkah-langkah dalam refleksi sebagai berikut:

1) Dosen model dan dosen observer merefleksi temuan-temuan selama

pembelajaran berlangsung, dalam hal ini seluruh aktivitas kegiatan dikaji

secara menyeluruh terhadap bukti-bukti yang sudah didokumentasikan.

2) Dosen model diberikan kesempatan untuk berbicara paling awal, yakni

mengomentari proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Pada

kesempatan itu, dosen model tersebut harus mengemukakan apa yang telah

terjadi di kelas yakni kejadian apa yang sesuai harapan, kejadian apa yang

tidak sesuai harapan dan apa yang berubah dari rencana semula.

10

Page 11: Lesson study artikel

3) Berikutnya dosen observer diberikan kesempatan memberikan komentar

tambahan dan memberikan pendapat mengenai perbaikan pembelajaran

kedepannya.

4) Setelah masukan-masukan yang dikemukakan observer dianggap cukup,

selanjutnya notulen merangkum atau menyimpulkan hasil diskusi yang telah

dilakukan.

6. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan melalui rekaman video pada

setiap siklus dan hasil pengamatan langsung peneliti (dosen model) yaitu dengan

melakukan rekaman video saat open class berlangsung dan berdasarkan pengamatan

para dosen observer dengan menggunakan lembar observasi. Sedangkan teknik

validasi yang digunakan adalah perpanjangan pengamatan di setiap siklus.

Langkah-langkah pengumpulan dan validasi data, dilakukan sebagai berikut:

a. Mengambil data melalui rekaman video (RV) pada saat pembelajaran

berlangsung (open class).

b. Data siklus pertama hingga siklus keempat dibuatkan transkrip dan

dikategorisasi berdasarkan konponen-komponen yang telah ditetapkan.

c. Melakukan reduksi, abstraksi, transformasi, dan pengkategorian pada data

siklus pertama hingga siklus keempat.

d. Data setiap siklus dibandingkan. Semua data yang terkait dengan tujuan

penelitian yang konsisten dijadikan acuan untuk melakukan analisis data.

7. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data

sampai penarikan kesimpulan. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, yang ditandai

dengan data yang sudah jenuh. Langkah-langkah analisis data, dilakukan sebagai

berikut:

a. Menelaah data yang telah diperoleh dari rekaman video pada saat open class.

b. Reduksi data adalah kegiatan yang mengacu kepada proses menyeleksi,

memfokuskan, mengabstraksikan, dan mentransformasikan data mentah.

11

Page 12: Lesson study artikel

Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan dengan membuat rangkuman

yang terdiri dari: inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan

tujuan penelitian. Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah perpanjangan pengamatan, sebagaimana dijelaskan pada bagian ketiga

dari langkah-langkah pengumpulan dan validasi data.

c. Penyajian data yang meliputi pengklasifikasian dan identifikasi data, yaitu

menuliskan kumpulan data yang terorganisir dan terkategori sehingga

memungkinkan untuk menarik kesimpulan dari data tersebut. Dalam

penelitian ini, data hasil rekaman video pembelajaran dari masing-masing

subjek yang direduksi kemudian dikategorikan berdasarkan komponen-

komponen pada setiap aspek yang diamati. Hal ini dimaksudkan agar

informasi yang diperoleh dengan mudah dapat disimpulkan.

d. Pemaparan data dan penafsiran data, yaitu data valid sebagaimana dijelaskan

pada bagian keempat dari langkah-langkah pengumpulan dan validasi data

dipaparkan kemudian ditafsirkan untuk mendapatkan kesimpulan berdasarkan

tujuan penelitian.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Pelaksanaan Lesson Study

Pada bagian ini, akan dijelaskan gambaran pelaksanaan Lesson Study yang terdiri dari

empat siklus. Setiap siklus akan menjelaskan tentang kegiatan perencanaan (Plan),

Pelaksanaan (Do) dan Refleksi Pelaksanaan (See). Setiap kegiatan Lesson Study

mengacu pada rancangan masalah kontekstual yang akan digunakan dalam

mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa, selain itu komponen yang

mendukung berkembangnya kemampuan berpikir kritis mahasiswa yaitu: (1) Design

pembelajaran, (2) Satuan Ajar Perkuliahan yang disesuaikan dengan tujuan yang akan

dicapai, (3) Masalah kontekstual yang memungkinkan mahasiswa untuk berpikir

secara kritis, (4) Hand Out yang bercirikan masalah kontekstual, (5) Media

pembelajaran yang digunakan dan (6) alat evaluasi mengenai pemahaman mahasiswa

12

Page 13: Lesson study artikel

selama pembelajaran berlangsung. Gambaran kegiatan Lesson Study setiap siklus

diapaparkan sebagai berikut:

a. Siklus Pertama Kegiatan Lesson Study

Tindakan dalam siklus pertama diawali dengan menerapkan pembelajaran

menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share. Tujuannya

adalah agar mahasiswa saling bekerjasama dalam kegiatan pembelajaran.

Kerjasama yang dimaksud adalah terjadi diskusi antar mahasiswa dalam

kelompok tersebut yang diawali dengan menggali kemampuan awal mahasiswa

untuk berpikir mengenai permasalahan yang akan diberikan. Pemilihan anggota

kelompok dibagi secara heterogen dengan menempatkan mahasiswa yang

berkemampuan tinggi disetiap kelompok tersebut. Selain itu, pendekatan yang

digunakan agar mahasiswa memahami apa yang dipelajari adalah pendekatan

kontekstual, yang diartikan bahwa setiap permasalahan yang diberikan mahasiswa

terkait dengan kehidupan nyata. Kemudian komponen pendukung terlaksananya

pembelajaran pada siklus pertama yang dijadikan rancangan awal yaitu (1) Satuan

Acuan Pembelajaran (SAP), (2) Design pembelajaran dan (3) Media

Pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan oleh satu dosen model

yang bertugas untuk mengajar dan menjadi fasilitator pembelajaran dan beberapa

dosen observer yang mengati proses pembelajaran.

1) Tahapan Perencanaan (Plan)

Tahapan awal yang dilakukan pada siklus pertama adalah tahapan pelaksanaan

(Plan) yang dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2014. Tahapan pelaksanaan

(Plan) dimulai dengan menyusun rancangan pembelajaran yang akan

dilaksanakan berdasarkan pada data awal kondisi mahasiswa yang disampaikan

berdasarkan pengalaman beberapa dosen pengampuh mata kuliah matematika

ekonomi yang juga berperan sebagai dosen observer pada pelaksanaan kegiatan

Lesson Study ini. Rancangan pembelajaran dibuat dengan memfokuskan pada

penekanan pengembangan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Tema materi

13

Page 14: Lesson study artikel

yang akan dipaparkan pada siklus pertama adalah aplikasi teori fungsi dalam

ekonomi. Rancangan awal yang dibuat adalah bagaimana mahasiswa menemukan

istilah penawaran, permintaan dan keseimbangan pasar dengan memberikan

masalah yang bersifat kontekstual serta rancangan tersebut mampu menggali

kemampuan berfikir kritis mahasiswa mengenai permasalahan ekonomi yang

berkaitan dengan penawaran, permintaan dan keseimbangan pasar. Berdasarkan

rancangan yang dibuat, terdapat beberapa revisi/perbaikan mengenai komponen

yang didiskusikan dengan dosen pengamat yang terkait dengan satuan acuan

pembelajaran (SAP), design pembelajaran dan media pembelajaran pada tahapan

plan ditunjukkan pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Diskusi Tahapan Perencanaan (Plan) pada Siklus Pertama

No Hal yang didiskusikan

Perencanaan (Plan) Revisi

1

Design Pembelajaran

Perencanaan awal mengenai design pembelajaran awalnya menggunakan model pembelajaran langsung. Ini dikarenakan pengetahuan mahasiswa yang masih bersifat kompetisi dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil diskusi, model pembelajaran yang akan digunakan adalah model pembelajaran kooperatfif dengan menggunakan tipe Think Pair Share (TPS).

2 Dalam design pembelajaran, tujuan yang akan dicapai mahasiswa adalah

“Melalui kegiatan menganalisa kondisi harga barang di pasar, mahasiswa mampu mengaplikasikan keterkaitan masalah fungsi penawaran, permintaan dan keseimbangan harga dengan cara pemecahan masalah pada lembar kerja setelah diskusi”

Berdasarkan hasil diskusi tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan terlalu banyak sehingga diubah menjadi

Melalui kegiatan menganalisa kondisi harga barang di pasar, mahasiswa mampu mengaplikasikan keterkaitan masalah fungsi penawaran dengan cara pemecahan masalah pada lembar kerja setelah diskusi

Hal ini dikarenakan kondisi kemampuan awal mahasiswa yang belum terbentuk mengenai masalah ekonomi yang terkait dengan konsep fungsi. Sehingga hanya masalah fungsi penawaran yang

14

Page 15: Lesson study artikel

No Hal yang didiskusikan

Perencanaan (Plan) Revisi

dikaji.

3

Rencana awal pada pembelajaran siklus pertama mengikuti setiap fase-fase model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan setiap tahapan berpikir, berpasangan dan berbagi termuat didalam fase fase pembelajaran kooperatif

Berdasarkan hasil diskusi, langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe think pair share digabungkan guna mengefisienkan waktu

4

Media Pembelajaran

Rancangan awal media yang diberikan dalam menyajikan permasalahan ekonomi dibuat dengan menggunakan power point yang memuat konsep-konsep yang membantu mahasiswa mencermati apa yang akan dipelajari.

Berdasararkan hasil diskusi, media yang memuat konsep-konsep saja, tidak akan menggali kemampuan berpikir mahasiswa. Sehingga pada media pembelajaran power point ditambahkan permasalahan yang bersifat kontekstual yang dijadikan langkah awal bagi mahasiswa untuk mengkonstruk pemahaman dan pengalaman belajarnya yang disesuaikan dengan masalah yang diberikan.

5

Rancangan awal mengenai Tugas individu dan tugas kelompok masing-masing berbeda

Berdasarkan hasil diskusi, tugas individu dan kelompok digabungkan, selain berguna untuk mengefisienkan waktu, juga berguna agar mahasiswa saling bekerjasama memecahkan setiap permasalahan

6Evaluasi

Pemahaman

Rancangan awal mengenai evaluasi pemahaman mahasiswa setalah pembelajaran menggunakan masalah yang bersifat abstrak yang tujuannya untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa

Berdasarkan hasil diskusi, untuk menggali pemahaman mahasiswa mengenai topik permasalahan yang dipelajari cukup dengan menuliskan secara kualitatif mengenai hal-hal apa yang mereka pahami serta hal-hal apa yang mereka tidak pahami.

Berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa dosen pengamat maka revisi pada

tahap perencanan (Plan) pada siklus pertama difokuskan pada design

pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi pemahaman mahasiswa.

2) Tahapan Pelaksanaan (Do)

15

Page 16: Lesson study artikel

Tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama ini dilaksanakan pada

tanggal 25 Maret 2014, kelas yang dijadikan sebagai kelas penelitian adalah kelas

VI E yang berjumlah 20 mahasiswa. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan

dosen model membuka perkuliahan dengan memberikan materi awal melalui

gambaran keadaan pasar yang ada di Kota Palopo dan mengajak mahasiswa untuk

mengajukan pendapat mereka mengenai masalah awal yang diberikan. Tujuannya

agar mahasiswa antusias dan mulai mengkritisi permasalahan awal yang

diberikan. Secara umum, hanya ada beberapa mahasiswa yang mengungkapkan

pendapatnya mengenai permasalahan yang diberikan. Sedangkan, beberapa

mahasiswa lainnya hanya memperhatikan pendapat temannya tersebut.

Langkah selanjutnya, dosen model mulai mengaitkan konsep fungsi dengan

masalah perekonomian, namun ada beberapa mahasiswa yang mempunyai

kemampuan awal yang rendah mengenai fungsi. Sehingga, dosen model

berinisiatif memberikan beberapa contoh pemecahan masalah fungsi dengan

menggambarkan grafik fungsi, metode eliminasi dan substitusi. Pada tahapan

kegiatan inti pembelajaran yakni mengajak mahasiswa untuk berpikir dan

berdiskusi secara berpasangan dengan memberikan masalah kontekstual, hal yang

terjadi adalah beberapa mahasiswa kurang aktif dengan kelompoknya baik dalam

memikirkan masalah yang diberikan maupun pada saat berdiskusi.

Langkah terakhir (kegiatan penutup), dosen model memberikan evaluasi

pemahaman dengan memberikan mahasiswa untuk mengungkapkan apa yang

mereka pahami mengenai materi yang diberikan dan hal-hal apa yang perlu

didiskusikan sebagai kekurangan dari pembelajaran tersebut.

3) Tahapan Refleksi (See)

Tahap Refleksi (See) atau evaluasi pembelajaran dilakukan langsung setelah tahap

pelaksanaan (do) selesai dilakukan. Pada tahap See, tim Lesson Study

mendiskusikan semua kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahap pelaksanaan.

16

Page 17: Lesson study artikel

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh dosen observer pada tahap

pelaksanaan terdapat beberapa saran, antara lain:

a) Pada awal pembelajaran, tujuan pembelajaran tidak diungkapkan. Sehingga

mahasiswa belum memiliki pemahaman awal mengenai materi yang

disajikan.

b) Manajemen waktu yang dilaksanakan oleh dosen model masih kurang tertata

dengan baik dan tidak sesuai dengan fase-fase pembelajaran yang telah

dirancang sebelumnya. Serta tidak semua kegiatan yang direncanakan dalam

tahap plan terlaksana.

c) Ada beberapa mahasiswa yang tidak disiplin dalam mengikuti perkuliahan,

ini terlihat dari beberapa mahasiswa yang datang terlambat. Serta, tercatat

beberapa mahasiswa tidak memperhatikan pemaparan dosen model saat

kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini diidentifikasikan karena

motivasi awal mahasiswa dalam pembelajaran sangat kurang.

d) Kerjasama tim belum maksimal, saat memaparkan pendapat, saat diskusi

kelompok dalam memecahkan masalah, tidak semuanya serius dalam

mengikuti diskusi, ada beberapa mahasiswa dalam kelompok terlihat sibuk

dengan urusannya sendiri dan tidak terlibat dalam diskusi. Hanya satu

kelompok saja yang berdiskusi secara optimal.

e) Masalah kontekstual yang diberikan, kurang mengkaji kemampuan siswa

dalam berpikir secara kritis. Ini diidentifikasikan karena mahasiswa masih

kurang paham mengenai masalah ekonomi yang terkait langsung dengan

konsep matematika khususnya pada materi teori fungsi.

Berdasarkan hasil diskusi dari tim Lesson Study, maka perlu melakukan

pembenahan dan perencanaan pembelajaran yang lebih matang untuk siklus

kedua, agar pelaksanaan Lesson Study ini berjalan dengan baik dan mampu

mencapai tujuan yang direncanakan

.

17

Page 18: Lesson study artikel

b. Siklus Kedua Kegiatan Lesson Study

Pelaksanaan kegiatan siklus kedua lebih difokuskan pada peningkatan

kemampuan berpikir kritis mahasiswa mulai dari memahami permasalahan awal

dan mengkritisi setiap langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan serta

peningkatan kedisiplinan mahasiswa mulai dari ketepatan waktu kehadiran

perkuliahan. Siklus kedua dilaksanakan satu kali dengan mengangkat tema

pembelajaran yang berkaitan dengan pajak. Hal yang diinginkan terjadi adalah

mahasiswa mampu mengkritisi pentingnya pajak bagi pemerintah dan mampu

mengkritisi yang mana contoh pajak persatuan dan persentase dalam kehidupan

sehari-hari.

1) Tahapan Perencanaan (Plan)

Tahap perencanaan dalam siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 2 April 2014.

Tahap ini diawali dengan perbaikan media pembelajaran yang akan dilaksanakan

berdasarkan refleksi siklus pertama. Pada siklus pertama lebih difokuskan

keterlaksanaan pembelajaran dan kurang mengkaji setiap langkah-langkah

pembelajaran yang dilakukan, serta difokuskan pada kedisiplinan mahasiswa baik

ketepatan waktu masuk perkuliahan. Berdasarkan rancangan yang dibuat dalam

siklus kedua, direncanakan mengangkat tema pajak dalam teori ekonomi. Dalam

rancangan yang dibuat, terdapat beberapa revisi/perbaikan mengenai komponen

yang didiskusikan dengan dosen pengamat yang terkait dengan media

pembelajaran yang akan disajikan pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Diskusi Tahapan Perencanaan (Plan) pada Siklus Kedua

No Hal yang didiskusikan

Perencanaan (Plan) Revisi

1 Media Pembelajaran

Gambaran awal untuk mengungkapkan materi yang akan dipelajari masih rancu. Ini dikarenakan ada kemungkinan mahasiswa memberikan jawaban

gambaran awal sudah sesuai dengan materi yang akan dipelajari

18

Page 19: Lesson study artikel

No Hal yang didiskusikan

Perencanaan (Plan) Revisi

yang kurang tepat. Sehingga tim pengamat memberikan saran agar mengubah masalah awal tersebut

2 Penyajian grafik bersifat abstrak Grafik direvisi berdasarkan keadaan keuangan penjual dan pembeli yang terjadi dipasar (transaksi jual-beli) dan disajikan diawal pembelajaran

3 Tujuan pembelajaran yang diungkap kurang mengacu pemahaman mahasiswa

Setelah direvisi tujuan pembelajaran secara spesifik mengungkapkan isu mengenai kegunaan pajak jika berprofesi sebagai wiraswasta

4

Fase Pembelajaran

Menyajikan secara langsung pengertian pajak

Setelah direvisi, pengertian pajak diungkapkan secara langsung oleh mahasiswa setelah diberikan gambaran awal dan grafik

5 Rumus-rumus dijelaskan langsung dosen model

Mahasiswa menarik kesimpulan sendiri mengenai bebrapa konsep rumus yang diberikan melalui grafik

6Masalah

Kontekstual

Permasalahan yang abstrak dikerjakan langsung mahasiswa

Untuk mengefisienkan waktu, permasalahan yang abstrak dijadikan bahan refleksi secara individu.

Berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa dosen pengamat maka revisi pada

tahap perencanan (Plan) pada siklus kedua difokuskan pada mengembangkan

kemampuan berpikir kritis mahasiswa dengan mengefisienkan pembelajaran dan

memperhatikan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan.

2) Tahapan Pelaksanaan (Do)

Tahapan pelaksanaan siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 8 April 2014 di

ruang M.1 Prodi Pendidikan Matematika. Sesuai dengan jadwal perkuliahan serta

perencanaan dalam siklus kedua. Kegiatan perkuliahan dimulai dengan membuka

perkuliahan dilanjutkan dengan memberikan gambaran awal yang bertujuan untuk

19

Page 20: Lesson study artikel

mengajak mahasiswa untuk mengungkapkan pendapatnya berdasarkan

pemahaman awal mereka. Setelah terjawab, dosen model mengungkapkan isu

mengenai pentingnya pembelajaran, kemudian menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai selama perkuliahan berlangsung. Setelah

menyampaikan tujuan pembelajaran, dosen model mengajak mahasiswa

mengkritisi kembali grafik yang dipaparkan dan mengajak mereka untuk

berdiskusi secara kelompok mengenai kesimpulan yang mereka peroleh dengan

mengamati permasalahan yang diberikan dalam grafik. Pelaksanaan diskusi

berlangsung sekitar 20 menit, dimana beberapa mahasiswa mengungkapkan

pendapat mereka. Setelah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk

mengungkapkan idenya, dosen model kembali memberikan masalah yang

berkaitan dengan kondisi matematis dan memberikan kesempatan kepada

mahasiswa untuk mendiskusikan kembali pemecahan masalahnya. Hal yang

terjadi adalah mahasiswa kurang terlatih dalam memecahkan masalah secara

matematis, sehingga dosen model memberikan beberapa arahan kepada

mahasiswa secara individu dan berkelompok mengenai langkah pemecahan

masalahnya.

Diakhir pertemuan, dosen model kembali memberikan evaluasi pemahaman yang

sama dengan siklus pertama yakni memberikan kesempatan kepada mahasiswa

untuk mengungkapkan sendiri pemahamannya mengenai materi yang dipelajari

hari ini.

3) Tahapan Refleksi (See)

Tahap refleksi dari kegiatan siklus kedua dilaksanakan setelah pelaksanaan siklus

tersebut berakhir. Pada tahap refleksi, tim Lesson Study mendiskusikan semua

kekurangan-kekurangan pada tahap pelaksanaan (Do). Berdasarkan pengamatan

yang dilakukan oleh observer beberapa hal yang digaris bawahi adalah

a) Ada sebagian besar mahasiswa masih kurang memperhatikan pemaparan

dosen model diawal pembelajaran, ada juga sibuk dengan aktivitasnya

20

Page 21: Lesson study artikel

sendiri mengakibatkan mahasiswa tidak mampu saling berbagi (share)

dengan teman kelompoknya.

b) Ada beberapa mahasiswa yang mempunyai kemampuan rendah masih

kurang termotivasi mengikuti perkuliahan dan cenderung menunggu

jawaban dari mahasiswa lainnya.

c) Mahasiswa terkadang ingin mendengarkan arahan dari dosen pembimbing,

terkadang ingin menulis pula. Sehingga tim observer memberikan saran

untuk membagikan slide pada media pembelajaran atau membagikan hand

out materi yang akan diajarkan disertai dengan lembar kerja mahasiswa.

Sementara hal-hal yang sudah mengalami peningkatan pada siklus kedua adalah

a) Tampak jumlah mahasiswa yang datang terlambat mengalami penurunan

yang signifikan pada awalnya hampir sebagian besar terlambat.

b) Motivasi mahasiswa pada siklus kedua mengalami peningkatan, ini

dikarenakan diawal pembelajaran mahasiswa diberikan masalah awal yang

terkait langsung dengan pengalamannya, khususnya dalam teori ekonomi

dan berkaitan dengan masalah pajak.

c) Masalah kontekstual yang diberikan, sudah mulai mengkaji kemampuan

mahasiswa dalam berpikir secara kritis. Ini diinkasikan Ada beberapa

mahasiswa sudah mampu mengkritisi masalah kontekstual yang diberikan,

meskipun belum termasuk berpikir secara kritis karena cenderung

mengkritisi kemampuan matematisnya dan mengajukan pendapatnya sesuai

dengan teori yang ada.

d) Kerjasama tim sudah mulai menunjukkan adanya peningkatan, meskipun

masih ada beberapa mahasiswa yang masih menunggu jawaban dari

kelompok lain atau mahasiswa yang diaanggap mampu dalam matematika.

e) Evaluasi pemahaman untuk mahasiswa sudah cukup dalam hal

pengembangan pemahaman mahasiswa dengan mengungkapkan pemahaman

mereka terhadap materi yang diajarkan.

21

Page 22: Lesson study artikel

Berdasarkan hasil dari diskusi tim Lesson Study, maka perlu melakukan

pembenahan dan perencanaan pembelajaran dengan lebih menekankan

peningkatan aktivitas berpikir mahasiswa yang lebih baik untuk siklus ketiga

serta membuat beberapa perubahan keterlaksanaan pembelajaran dengan

menyediakan Hand Out bagi mahasiswa, agar pelaksanaan Lesson Study ini

berjalan dengan baik dan mampu mencapai tujuan yang direncanakan.

c. Siklus Ketiga Kegiatan Lesson Study

Kegiatan siklus ketiga difokuskan pada aktivitas berpikir kritis mahasiswa dengan

merancang masalah kontekstual yang lebih mengacu pada kemampuan menarik

kesimpulan secara logis. Hal yang mendukung terlaksananya siklus ketiga adalah

dengan membuatkan Hand Out yang berisi konsep materi dan contoh pemecahan

masalah. Tema materi yang diangkat adalah aplikasi turunan dalam teori

ekonomi, mengingat mahasiswa sudah mempunyai kemampuan awal mengenai

konsep turunan pada mata kuliah kalkulus. Sementara kekurangan pada siklus

kedua diusahakan mengalami perubahan menjadi lebih baik.

1) Tahapan Perancangan (Plan)

Tahap perencanaan dalam siklus ketiga dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2014.

Tahap ini diawali dengan perbaikan media pembelajaran dan pembuatan Hand

Out khususnya pada materi aplikasi turunan yang akan dilaksanakan berdasarkan

refleksi siklus kedua. Pada siklus ketiga lebih difokuskan peningkatan aktivitas

berpikir kritis mahasiswa dengan merancang masalah kontekstual yang lebih

mengacu pada kemampuan menarik kesimpulan secara logis dan keterlaksanaan

pembelajaran yang mengacu mahasiswa untuk berpikir secara kritis. Berdasarkan

rancangan yang dibuat dalam siklus ketiga dengan mengangkat tema biaya

produksi yang terkait dengan konsep turunan. Dalam rancangan yang dibuat,

terdapat beberapa revisi/perbaikan mengenai komponen yang didiskusikan

dengan dosen pengamat yang terkait dengan media pembelajaran, Hand Out dan

pelaksanaan pembelajaran yang akan disajikan pada tabel 3.3

22

Page 23: Lesson study artikel

Tabel 3.3 Diskusi Tahapan Perencanaan (Plan) pada Siklus Ketiga

No Hal yang didiskusikan

Perencanaan (Plan) Revisi

1

Media Pembelajaran

Belum ada gambar yang sesuai dengan materi biaya produksi

Berdasarkan revisi dosen pengamat, untuk mengkaji pemahaman awal mahasiswa menggunakan gambar kontekstual mengenai perusahaan

2

Hand Out

Rancangan awal tidak memberikan gambaran tujuan materi yang akan diajarkan

Berdasarkan revisi dosen pengamat, Hand Out dilengkapi dengan tujuan pembelajaran dan disingkronkan dengan media pembelajaran

3

Pemecahan Masalah

Masalah yang diberikan bersifat abstrak dan kontekstual

Berdasarkan pengamatan sebelumnya, mahasiswa sudah mampu mengkonstruk sendiri permasalahan yang bersifat kontekstual, sehingga masalah kontekstual yang diberikan sedikit diubah menjadi masalah abstrak.

Berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa dosen pengamat maka revisi pada

tahap perencanan (Plan) pada siklus ketiga difokuskan pada mengembangkan

kemampuan berpikir kritis mahasiswa dengan memperhatikan aktivitas

mahasiswa dan mengefisienkan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan.

2) Tahapan pelaksanaan (Do)

Tahapan pelaksanaan siklus ketiga dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2014 di

ruang M.2 Prodi Pendidikan Matematika. Sesuai dengan jadwal perkuliahan serta

perencanaan dalam siklus ketiga. Kegiatan perkuliahan dimulai dengan membuka

perkuliahan dilanjutkan dengan memberikan gambaran awal yang bertujuan untuk

mengajak mahasiswa untuk mengungkapkan pendapatnya berdasarkan

pemahaman awal mereka dan hampir sama dengan siklus kedua. Setelah

terjawab, dosen model mengungkapkan isu mengenai pentingnya pembelajaran,

kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai selama

23

Page 24: Lesson study artikel

perkuliahan berlangsung. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran, dosen

model mengajak mahasiswa mengkritisi pentingnya mengetahui kondisi pasar

yang terkait dengan konsep turunan dan mengajak mereka untuk berdiskusi secara

kelompok mengenai kesimpulan yang mereka peroleh dengan mengamati

permasalahan yang diberikan. Pelaksanaan diskusi berlangsung sekitar 20 menit,

dimana beberapa mahasiswa mengungkapkan pendapat mereka. Setelah

memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengungkapkan idenya, dosen

model kembali memberikan masalah yang berkaitan dengan kondisi matematis

dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendiskusikan kembali

pemecahan masalahnya. Hal yang terjadi adalah mahasiswa kurang terlatih dalam

memecahkan masalah secara matematis, sehingga dosen model memberikan

beberapa arahan kepada mahasiswa secara individu dan berkelompok mengenai

langkah pemecahan masalahnya.

Diakhir pertemuan, dosen model kembali memberikan evaluasi pemahaman yang

sama dengan siklus pertama dan kedua yakni memberikan kesempatan kepada

mahasiswa untuk mengungkapkan sendiri pemahamannya mengenai materi yang

dipelajari hari ini dan memberikan masalah tambahan dengan memberikan

kesempatan kepada mahasiswa membuat soal tersendiri dan setelah itu teman

sebangkunya mengerjakan masalah yang diberikan oleh mahasiswa lainnya.

Sehingga setiap mahasiswa mempunyai masalah yang berbeda.

3) Tahapan Refleksi (See)

Tahap refleksi dari kegiatan siklus kedua dilaksanakan setelah pelaksanaan siklus

tersebut berakhir. Pada tahap refleksi, tim Lesson Study mendiskusikan semua

kekurangan-kekurangan pada tahap pelaksanaan (Do). Berdasarkan pengamatan

yang dilakukan oleh observer beberapa hal yang digaris bawahi adalah

a) Ada beberapa mahasiswa yang ingin bertanya, namun kurang mampu

mengkonstruk pertanyaan yang ingin ditanyakan dan hanya menunggu

jawaban dari mahasiswa lainnya.

24

Page 25: Lesson study artikel

b) Ada kecenderungan mahasiswa tidak mengikuti instruksi dosen model dalam

hal bekerjasama dalam diskusi kelompok.

c) Dalam pelaksanaan pembelajaran hubungan timbal balik antara mahasiswa

dengan mahasiswa itu sendiri tidak terlaksana, dikarenakan tidak diberikan

kesempatan kepada mahasiswa saling mengkritisi hasil pemecahan masalah

Sementara hal-hal yang sudah mengalami peningkatan pada siklus ketiga adalah

a) Mahasiswa sudah antusias dalam mengikuti pembelajaran ini

diidentifikasikan karena masalah awal yang membangkitkan motivasi belajar

siswa yang langsung terkait dengan pengalaman mahasiswa yang bersifat

kontekstual

b) Pemberian bimbingan arahan kepada mahasiswa sudah cukup efektif karena

mahasiswa yanga walnya kurang mampu, hingga diakhir pembelajaran

sudah mampu memecahkan sendiri permasalahan yang diberikan.

c) Hand Out yang dibagikan ke mahasiswa sangat membantu keterlaksanaan

pembelajaran sehingga kedepannya tetap membuatkan Hand Out.

d) Masalah kontekstual yang diberikan, sudah mulai mengkaji kemampuan

mahasiswa dalam berpikir secara kritis. Ini diidentifikasikan Ada beberapa

mahasiswa sudah mampu mengkritisi masalah kontekstual yang diberikan,

meskipun belum termasuk berpikir secara kritis karena cenderung

mengkritisi kemampuan matematisnya

e) Ada beberapa mahasiswa yang mempunyai kemampuan rendah sudah mulai

bekerjasama meskipun kemampuannya dalam memecahkan masalah secara

individu masih rendah.

f) Evaluasi dengan mengungkapkan saran perbaikan pembelajaran yang

diungkapkan mahasiswa menunjukkan pembelajaran yang tercapai pada

hari ini sangat efektif dan sudah cukup dalam hal pengembangan

pemahaman mahasiswa dengan mengungkapkan pemahaman mereka

terhadap materi yang diajarkan.

25

Page 26: Lesson study artikel

Berdasarkan hasil dari diskusi tim Lesson Study, dengan melihat pebaikan-

perbaikan pada siklus sebelumnya, mengalami peningkatan yang signifikan.

Perencanaan pada siklus keempat lebih mengacu pada perbaikan-perbaikan pada

siklus sebelumnya yang masih dianggap kurang. Sementara kemampuan berpikir

kritis mahasiswa sudah mulai berkembang dalam hal menarik kesimpulan dan

ketika mahasiswa dihadapkan pada permasalahan yang mengacu kemampuan

eksplorasi. Beberapa hal pada siklus ketiga yang mengalami perubahan akan tetap

dipertahankan dengan tetapa mengacu pada pembuatan Hand Out bagi

mahasiswa, agar pelaksanaan Lesson Study ini berjalan dengan baik dan mampu

mencapai tujuan yang direncanakan serta pemberian masalah kontekstual yang

mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa.

d. Siklus Keempat Kegiatan Lesson Study

Kegiatan siklus keempat sama dengan siklus ketiga difokuskan pada aktivitas

berpikir kritis mahasiswa dengan merancang masalah kontekstual yang lebih

mengacu pada kemampuan menarik kesimpulan secara logis. Hal yang

dipertahankan terlaksananya siklus keempat adalah dengan membuatkan Hand

Out yang berisi konsep materi dan contoh pemecahan masalah. Tema materi yang

diangkat adalah masih aplikasi turunan dalam teori ekonomi, mengingat

mahasiswa sudah mempunyai kemampuan awal mengenai konsep turunan pada

mata kuliah kalkulus. Sementara kekurangan pada siklus ketiga diusahakan

mengalami perubahan menjadi lebih baik dengan memperhatikan instruksi dosen

model.

1) Tahapan Perancangan (Plan)

Tahap perencanaan dalam siklus ketiga dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 2014.

Tahap ini diawali dengan perbaikan media pembelajaran dan pembuatan Hand

Out khususnya pada materi aplikasi turunan yang akan dilaksanakan berdasarkan

refleksi siklus ketiga. Pada siklus keempat sama dengan siklus ketiga lebih

difokuskan peningkatan aktivitas berpikir kritis mahasiswa dengan merancang

26

Page 27: Lesson study artikel

masalah kontekstual yang lebih mengacu pada kemampuan menarik kesimpulan

secara logis dan keterlaksanaan pembelajaran yang mengacu mahasiswa untuk

berpikir secara kritis. Berdasarkan rancangan yang dibuat dalam siklus keempat

dengan mengangkat tema struktur pasar. Dalam rancangan yang dibuat, terdapat

beberapa revisi/perbaikan mengenai komponen yang didiskusikan dengan dosen

pengamat yang terkait dengan media pembelajaran, Hand Out dan pelaksanaan

pembelajaran yang akan disajikan pada tabel 3.4

Tabel 3.4 Diskusi Tahapan Perencanaan (Plan) pada Siklus Keempat

No Hal yang didiskusikan

Perencanaan (Plan) Revisi

1

Media Pembelajaran

Merancang video kontekstual yang dikondisikan

Berdasarkan revisi tim pengamat, boleh menggunakan video tetapi tetap fokus pada hand out yang bersifat kontekstual dan tetap memberikan stimulus pemahaman bagi mahasiswa

2 Keterangan penyajian grafik tidak dituliskan

Saran tim pengamat agar setiap grafik diberikan keterangan agar memudahkan mahasiswa dalam berpikir

3

Fase Pembelajaran

Masalah kontekstual yang diberikan lebih menekankan kerjasama kelompok

Berdasarkan revisi tim pengamat, masalah yang diberikan dilengkapi instruksi yang jelas dan penguatan untuk tugas lanjutan.

Berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa dosen pengamat maka revisi pada

tahap perencanan (Plan) pada siklus keempat difokuskan pada mengembangkan

kemampuan berpikir kritis mahasiswa dengan memperhatikan aktivitas

mahasiswa dan mengefisienkan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan.

2) Tahapan pelaksanaan (Do)

Tahapan pelaksanaan siklus keempat dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2014 di

ruang M.2 Prodi Pendidikan Matematika. Sesuai dengan jadwal perkuliahan serta

27

Page 28: Lesson study artikel

perencanaan dalam siklus keempat. Kegiatan perkuliahan dimulai dengan

membuka perkuliahan dilanjutkan dengan memberikan gambaran awal yang

bertujuan untuk mengajak mahasiswa untuk mengungkapkan pendapatnya

berdasarkan pemahaman awal mereka dan hampir sama dengan siklus kedua dan

ketiga. Setelah terjawab, dosen model mengungkapkan isu mengenai pentingnya

pembelajaran, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

selama perkuliahan berlangsung. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran,

dosen model mengajak mahasiswa mengkritisi pentingnya mengetahui kondisi

pasar yang terkait dengan konsep turunan dan mengajak mereka untuk berdiskusi

secara kelompok mengenai kesimpulan yang mereka peroleh dengan mengamati

permasalahan yang diberikan. Pelaksanaan diskusi berlangsung sekitar 20 menit,

dimana beberapa mahasiswa mengungkapkan pendapat mereka. Setelah

memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengungkapkan idenya, dosen

model kembali memberikan masalah yang berkaitan dengan kondisi matematis

dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendiskusikan kembali

pemecahan masalahnya. Hal yang terjadi adalah mahasiswa kurang terlatih dalam

memecahkan masalah secara matematis, sehingga dosen model memberikan

beberapa arahan kepada mahasiswa secara individu dan berkelompok mengenai

langkah pemecahan masalahnya.

Diakhir pertemuan, dosen model kembali memberikan evaluasi pemahaman yang

sama dengan siklus sebelumnyayakni memberikan kesempatan kepada mahasiswa

untuk mengungkapkan sendiri pemahamannya mengenai materi yang dipelajari

hari ini serta saran perbaikan pembelajaran kedepannya.

3) Tahapan Refleksi (See)

Tahap refleksi dari kegiatan siklus kedua dilaksanakan setelah pelaksanaan siklus

tersebut berakhir. Pada tahap refleksi, tim Lesson Study mendiskusikan semua

kekurangan-kekurangan pada tahap pelaksanaan (Do). Berdasarkan pengamatan

yang dilakukan oleh observer beberapa hal yang digaris bawahi adalah

28

Page 29: Lesson study artikel

a) Ada mahasiswa yang berkemampuan rendah masih kurang mampu aktif

bertanya, bekerjasama dan memecahkan masalah serta cenderung kurang

aktif dalam pembelajaran.

b) Dalam satu kelompok, hamper setiap mahaiswa mempunyai kemampuan

yang rendah sehingga pembagian kelompok kedepannya diusahakan

mengacu pada tingkat pengetahuan mahasiswa.

Sementara hal-hal yang sudah mengalami peningkatan pada siklus keempat

adalah

a) Mahasiswa sudah mulai mengikuti instruksi dari dosen model dalam hal

bekerjasama dalam pembelajaran, baik dalam diskusi maupun dalam

memaparkan hasil pemecahan masalah.

b) Mahasiswa sudah mampu menarik kesimpulan yang logis berdasarkan

permasalahan yang diberikan dan sudah ada peningkatan berfikir secara

kritis, meskipun itu terjadi secara individual saja.

c) Evaluasi dengan mengungkapkan saran perbaikan pembelajaran yang

diungkapkan mahasiswa menunjukkan pembelajaran yang tercapai pada

hari ini sangat efektif.

Berdasarkan hasil dari diskusi tim Lesson Study, dengan melihat pebaikan-perbaikan

pada siklus sebelumnya, mengalami peningkatan yang signifikan. Sementara

kemampuan berpikir kritis mahasiswa sudah mulai berkembang dengan memberikan

masalah kontekstual yang disertai dengan petunjuk yang dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis mahasiswa setapak demi setapak.

Secara umum, keberhasilan pelaksanaan Lesson Study yang tujuannya

mengembangkan kemampuan berpikir kritis melalui pemberian masalah kontekstual

mengalami peningkatan baik dari segi pelaksanaan maupun perbaikan pembelajaran,

diantaranya:

29

Page 30: Lesson study artikel

a) Sebagian besar mahasiswa sudah memiliki pemahaman dan kesadaran akan

kedisiplinan dan signifikansi kerjasama dalam kelompok karena mereka

sangat menyadari bahwa setiap tema pembelajaran yang diberikan terkait

dengan kondisi masyarakat yang terjadi dan berhubungan dengan konsep

matematika. Hal ini dibuktikan dengan keseriusan beberapa mahasiswa yang

diamati setiap siklus baik secara individual maupun secara berkelompok

dalam mempresentasikan atau memaparkan pendapatnya.

b) Guru model telah berhasil memberikan gambaran awal melalui masalah

kontekstual dan memberi isu mengenai tujuan mempelajari materi tersebut,

serta berhasil memotivasi mahasiswa dalam pemberian penguatan berkenaan

dengan masalah kontekstual yang rancang dalam mengembangkan

kemampuan berpikir kritis. Hal ini diidentifikasi dengan antusiasme

mahasiswa dalam pembelajaran, meskipun masih ada beberapa mahasiswa

yang belum mampu secara matematis

c) Kekurangannya dalam pelaksanaan kegiatan Lesson Study ini, bagi

mahasiswa yang terlihat kurang aktif dalam perkuliahan maupun dalam

diskusi kelompok, meskipun dilakukan berbagai cara diantaranya dengan

memasukkan mahasiswa tersebut kedalam kelompok yang aktif dalam

belajar atau kelompok yang mahasiswanya tergolong mampu membantu

teman kelompoknya. Akan tetapi, pada dasarnya maksud dari aktivitas

tersebut sudah efektif dan sudah ada sedikit peningkatan, hanya saja

mahasiswa yang tergolong pasif tersebut setelah diidentifikasi memang

sudah memiliki track record yang kurang memuaskan baik pada perkuliahan

matematika ekonomi maupun pda perkuliahan yang lainnya (jarang

berpartisipasi dalam perkuliahan dan sering mengabaikan tugas-tugas)

sehingga tidak mampu menunjukkan kemampuan berpikirnya.

2. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan dalam pelaksanaan Lesson Study dapat dideskripsikan sebagai

berikut:

30

Page 31: Lesson study artikel

a. Dalam merancang masalah kontekstual dan terkait langsung dalam

mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa kurang maksimal. Hal

ini disebabkan karena rancangan pembelajaran tidak diuji cobakan di kelas

lain sebagai bahan pertimbangan dan sebagai kajian awal.

b. Permasalahan selanjutnya kemampuan berpikir kritis tidak dikaji dengan

menggunakan pedoman wawancara, mengingat waktu yang digunakan tidak

mampu dikondisikan sehingga informasi mengenai berkembangnya

kemampuan berpikir kritis mahasiswa hanya digambarkan secara umum.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan pelaksanaan pembelajaraan yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa:

a) Pelaksanaan pembelajaran selama kegiatan Lesson Study dirasakan cukup efektif

dalam mata kuliah matematika ekonomi, dikarenakan mata kuliah ini dirancang

sebuah permasalahan yang kontekstual dengan memberikan beberapa kontribusi

langsung bagi mahasiswa, yakni: (1) Design pembelajaran, (2) Media

pembelajaran bersifat kontekstual, (3) Hand Out setiap pertemuan, (4) Alat

evaluasi berupa saran-saran mengenai kekurangan pembelajaran di setiap

pertemuan.

b) Kegiatan Lesson Study yang dilaksanakan pada umumnya berjalan lancar, namun

beberapa kendala yang terjadi berkaitan dengan kemampuan awal mahasiswa

menjadikan permasalahan tersendiri yang harus dihadapi.

c) Kemampuan berpikir kritis yang mengalami pengembangan dengan adanya

rancangan masalah kontekstual melalui Lesson Study meliputi:

a. Konflik kognitif, yang terlihat dari mahasiswa yang mengalamai

peningkatan selama setiap siklus dan semakin terlihat pada saat menerapkan

kemampuan berpikirnya untuk memahami dan menyelesaikan permasalahan

yang dihadapkan.

31

Page 32: Lesson study artikel

b. Eksplorasi, mengalami peningkatan setiap siklusnya. Hal ini

diidentifikasikan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk

memahami, menggali dan menemukan penyelesaian masalah yang

dihadapkan.

c. Menarik kesimpulan, mengalami peningkatan setiap siklusnya. Hal ini

dikarenakan beberapa mahasiswa mengembangkan keterampilan personal

mereka dengan berani untuk mengungkapkan apa yang mereka peroleh

dengan mengedepankan fakta dan konsep yang mereka miliki.

2. Saran

Mengacu kepada deskripsi pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka

berikut akan dikemukakan beberapa saran antara lain:

a. Perlunya alokasi waktu yang lebih memadai, sehingga pelaksanaan Lesson

Study lebih memadai, sehingga pelaksanaan Lesson Study dapat berlangsung

lebih maksimal, khususnya dalam mengembangkan kemampuan berpikir

kritis melalui rancangan masalah kontekstual

b. Untuk penelitian yang relevan, agar meneliti kembali mengenai

pengembangan kemampuan berpikir kritis mahasiswa melalui rancangan

masalah kontekstual dengan mengkaji secara kualitatif melalui wawancara

dengan beberapa subjek penelitian

c. Temuan lain dalam penelitian ini, adalah: (1) beberapa mahasiswa masih

kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam

memecahkan masalah kontekstual, ini diidentifikasikan bahwa kemampuan

awal mahasiswa tersebut sangat kurang. Sehingga direkomendasikan untuk

melakukan penelitian kualitatif dengan eksploratif untuk mengungkapkan

kemampuan berpikir subjek rendah dalam memecahkan masalah

kontekstual; (2) kegiatan Lesson Study dengan 4 siklus pelaksanaan, sangat

minim informasi yang diperoleh khususnya dalam mengungkapkan fokus

penelitian dalam hal ini kemampuan berpikir kritis. Sehingga

32

Page 33: Lesson study artikel

direkomendasikan untuk penelitian mengenai Lesson Study selanjutnya

menggunakan lebih dari 4 siklus.

E. DAFTAR PUSTAKA

Anggo, Mustamin. 2011. Pemecahan Masalah Matematika Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Metakognisi Siswa. Jurnal Nasional Volume 01 Nomor 02. ISSN: 2088-2157.

Ennis, Robert H & Weir, Eric. 1985. The Ennis-Weir Critical Thinking Essay Test. International Journal. Midwest Publications

_____________. 1993. Critical Thinking Assessment. Journal Volume 32 number 3. College of Education Ohio State University

Manuharawati. 2009. Implementasi Lesson Study pada Mata Kuliah Analisis Real I. Proseding Seminar Nasional (310-316). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Mulyana. 2008. Mengembangkan Soal Terbuka (Opend-Ended) Dalam Pembelajaran Matematika. Proseding Seminar Nasional (457-479). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Supriyanto, Bambang. 2005. Penerapan Lesson Study Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Mata Kuliah Matematika Ekonomi. Tesis. Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

33