evaluasi drug related problems pasien hipertensi pada

104
EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA CHRONIC KIDNEY DISEASE STAGE V DI RSUP. DR SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE 2006-2008 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Imelda Christiyanti NIM : 05 8114 102 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

CHRONIC KIDNEY DISEASE STAGE V DI RSUP. DR SARDJITO

YOGYAKARTA PERIODE 2006-2008

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Imelda Christiyanti

NIM : 05 8114 102

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

Page 2: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

ii

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

CHRONIC KIDNEY DISEASE STAGE V DI RSUP. DR SARDJITO

YOGYAKARTA PERIODE 2006-2008

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Imelda Christiyanti

NIM : 05 8114 102

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

Page 3: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA
Page 4: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA
Page 5: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

v

HAL PERSEMBAHAN

Tidak penting berapa kali anda jatuh tetapi yang terpenting

adalah berapa kali anda bangkit kembali (Abraham Lincoln)

Ku persembahkan skripsi ini sebagai hadiah ulang tahun mama dan papaku tersayang, hanya ini yang dapat ku berikan kepada kalian. Tiada yang bisa kulakukan kecuali bersyukur memiliki orang tua yang luar biasa seperti kalian. Doa kalian selalu mengiringi jalanku. I love u my parent.

Kupersembahahkan karyaku ini untuk : Jesus dan Bunda Maria tempatku berkeluh kesah dan memohon

Mamah dan papahku tercinta dan terkasih atas dukungan, didikan dan doanya yang selalu mengantarku tidur dengan nyenyak kakak-kakakku tersayang yang selalu memberi dukungan

Sahabat-sahabatku dan orang-orang yang selalu mendukungku Almamaterku

Page 6: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA
Page 7: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

vi

PRAKATA

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang

Maha Kasih atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

dengan sebaik-baiknya skripsi yang berjudul ” Evaluasi DRPs Pasien Hipertensi

Pada Gagal Ginjal di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

periode 2006-2008”, sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata

Satu Program Studi Ilmu Farmasi (S.Farm).

Semua kelancaran dan keberhasilan penulis dalam menyelesaikan laporan

ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Tuhan”Yesus Kristus”, atas segala limpahan kasih sayang dan

penyertaanNya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini, meskipun

jalanNya bukan jalan kita tetapi Dia selalu punya jalan yang terbaik untuk

kita.

2. Mamah, papah, atas perhatian, dukungan materi serta doanya yang tiada

henti sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan skripsi ini.

3. Ooh-oohku tercinta oh eri, oh doni yang telah banyak memberikan

dukungan materi, perhatian, kasih sayang, serta doa sehingga penulis dapat

menyelesaikan sripsi ini.

4. Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta dan Penguji yang telah memberikan saran dan

masukan selama proses penyusunan skripsi ini.

Page 8: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

vii

5. dr. Fenty M. Kes, SpPK selaku dosen pembimbing yang tidak pernah lelah

dan bosan dalam memberikan arahan dan pendampingan kepada penulis

selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.

6. Yosef Wijoyo, Msi., Apt., selaku dosen penguji yang telah banyak

memberikan saran dan masukan selama proses penyusunan skripsi ini.

7. Fhery Catur Wibowo atas dukungan dan perhatiannya yang pernah begitu

besar, mengajarkan penulis untuk tidak putus asa dan selalu semangat.

8. Teman-teman terbaikku Vita dan Vika yang selalu bersama-sama saling

memberikan dukungan dalam segala hal. Terima kasih atas dukungan dan

persahabatan yang kalian berikan.

9. Teman-teman kos yang selalu memberi semangat dan teman lembur dalam

mengerjakan tugas Monchu, Tara, Widia, Lia, Fani, Siska, Ivon, mba

Nana, Yesika, Cory, Fany terima kasih selalu menemani jika penulis

kesepian di kos.

10. Segenap laboran atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis

menempuh perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Tanpa kalian kami tidak dapat praktikum dengan baik

11. Teman-teman seperjuangan Lina, deta, mbak Maya dalam pengambilan

data di RSUP Dr. Sardjito

12. Teman-teman main Lise, Mariana, Jessica terima kasih atas pertemanan

yang kalian berikan

Page 9: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

viii

13. Teman-temanku Rey, Ike, Deni yang jauh tetapi selalu memberi dukungan

semangat agar penulis tidak putus asa,dukungan jika penulis putus asa dan

selalu meyakinkan akan pertolongan Tuhan

14. Teman-teman KKN Era, Pepy, Jule, Titin, Lia, Made, Troy yang telah

memberi dukungan dan atas pengalaman bersama yang tidak mungkin

dilupakan selama 1 bulan kita bersama.

15. Terima kasih kepada dokter di Sardjito yang bersedia meluangkan

waktunya untuk di wawancara

16. Teman-teman anak FKK dan FST-2005, yang selalu membagi senyum dan

tawa kepada penulis, pasti selalu kurindukan saat bersama kalian.

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Page 10: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA
Page 11: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

x

D A F T A R I S I

Hal

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................................v

PRAKATA ...........................................................................................................vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................................ix

DAFTAR ISI......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................xvii

INTISARI............................................................................................................xxi

ABSTRACT........................................................................................................ xxii

BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................

1

A. Latar Belakang Penelitian..............................................................................1

1. Rumusan Masalah....................................................................................4

2. Keaslian Penelitian......................................................................................5

3. Manfaat Penelitian...................................................................................6

B. Tujuan Penelitian................................................................................ 6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA...........................................................................

8

A. Hipertensi........................................................................................... 8

1. Patogenesis Hipertensi.............................................................................9

2. Tujuan Terapi................................................................................. 10

3. Strategi Terapi............................................................................... 11

4. Sasaran Terapi................................................................................ 12

5. Gejala Klinis................................................................................... 11 12

Page 12: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

xi

6. Obat Antihipertensi........................................................................ 1 13

7. Patogenesis Hipertensi pada Penyakit Ginjal.................................. 17

B. Gagal Ginjal Kronik........................................................................................... 19

1. Definisi.............................................................................................. 19

2. Patogenesis...................................................................................... 20

3. Penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronik............................................... 22

C. Interaksi Obat...................................................................................... 23

D. Drug Related Problems.......................................................................24

1. Terminologi Drug Related Problems............................................. 24

2. Kategori dan Penyebab Umum Drug Related Problems................ 24

E. Keterangan Empiris..........................................................................................26

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN........................................................

27

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................27

B. Definisi Operasional................................................................................28

C. Subjek Penelitian..................................................................................30

D. Bahan Penelitian........................................................................................ 30

E. Lokasi Penelitian..................................................................................30

F. Tata Cara Penelitian.............................................................................30

1. Tahap Orientasi............................................................................. 31

2. Tahap Pengambilan Data............................................................. 31

3. Tahap Penyelesaian Data............................................................. 32

G. Tata Cara Analisis Hasil...................................................................... 32

H. Kesulitan Penelitian............................................................................35

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 36

A. Karakteristik Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal.................................36

1. Berdasarkan kelompok usia.......................................................... 37

2. berdasarkan kelompok jenis kelamin............................................38

Page 13: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

xii

B. Pola Penggobatan Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal…………… 38

1. Obat yang bekerja pada saluran gastrointestinal.............................40

2. Obat yang bekerja pada saluran pernafasan.......................................41

3. Obat yang bekerja pada saluran kardiovaskular.............................41

4. Obat yang bekerja pada neuro-muskular.....................................42

5. Obat untuk hormon......................................................................43

6. Obat yang digunakan sebagai antibiotik.......................................43

7. Obat pada sistem genitor-urinaria..................................................44

8. Obat yang digunakan pada sistem endkrin dan metabolik...................44

9. Obat yang berfungsi sebagai vitamin dan mineral.............................45

10. Obat yang berfungsi sebagai nutrisi............................................ 46

11. Obat untuk dermatologi..................................................................46

12. Obat untuk mata..............................................................................47

13. Obat untuk sistem imunitas...........................................................47

C. Kajian Drug Related Problems..........................................................46

1. Dosis terlalu rendah.......................................................................48

2. Adverse drug reaction.............................................................. 48

3. Dosis terlalu tinggi..................................................................................49

4. Perlu tambahan terapi obat.....................................................................50

D. Outcome Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal........................................50

E. Rangkuman Pembahasan...................................................................51

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................

54

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................56

LAMPIRAN......................................................................................................... 59

BIOGRAFI PENULIS..........................................................................................82

Page 14: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

xiii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Klasifikasi Tekanan darah berdasarkan JNC VII ....................................... 9

Tabel 2 Kombinasi Obat-Obat Hipertensi.............................................................. 17

Tabel 3 Klasifikasi penyakit ginjal kronik berdasar derajat penyakit.................... 20

Tabel 4 Rencana tatalaksana penyakit ginjal kronik sesuai derajatnya………….……23

Tabel 5 Tingkat signifikasi interaksi obat................................................................ 23

Tabel 6 Penyebab-penyebab Drug Related Problems............................................. 25

Tabel 7 Distribusi jumlah kasus chronic kidney disease stage v berdasarkan kelompok usia di RSUP Dr. Sardjito Periode 2006-2008......................

37

Tabel 8 Distribusi jumlah kasus hipertensi pada chronic kidney disease stage v berdasarkan jenis kelamin di RSUP Dr. Sardjito Periode 2006-2008……………………………………………………………………

38

Tabel 9 Distribusi kelas terapi obat kasus hipertensi pada chronic kidney disease stage v l yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Periode 2006-2008.......................................................................................................

39

Tabel 10 Golongan, kelompok, zat aktif yang bekerja pada sistem saluran gastrointestinal yang digunakan untuk terapi pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v di RSUP Dr. Sardjito Periode 2006-2008...............................................................................................

40

Tabel 11 Golongan, kelompok, zat aktif yang bekerja pada sistem saluran pernafasan yang digunakan untuk terapi pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v di RSUP Dr. Sardjito Periode 2006-2008........................................................................................................

41

Tabel 12 Golongan, kelompok, zat aktif yang bekerja pada sistem kardiovaskular yang digunakan untuk terapi pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v di RSUP Dr. Sardjito Periode 2006-2008...............................................................................................

41

Tabel 13 Golongan, kelompok, zat aktif yang bekerja pada neuro-muskular yang digunakan untuk terapi pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v di RSUP Dr. Sardjito Periode 2006-2008...............

42

Tabel 14 Golongan, kelompok, zat aktif yang bekerja pada sistem hormon yang digunakan untuk terapi pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v di RSUP Dr. Sardjito Periode 2006-2008.................................

42

Page 15: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

xiv

Tabel 15 Golongan, kelompok, zat aktif antibiotik yang digunakan untuk terapi pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v di Dr. Sardjito Periode 2006-2008....................................................................

43

Tabel 16 Golongan, kelompok, zat aktif yang bekerja pada sistem genitor-urinaria yang digunakan untuk terapi pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v di RSUP Dr. Sardjito Periode 2006-2008……………………………………………………………………

44

Tabel 17 Golongan, kelompok, zat aktif yang bekerja pada sistem endokrin dan metabolik yang digunakan untuk terapi pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v di RSUP Dr. Sardjito Periode 2006-2008........................................................................................................

44

Tabel 18 Golongan, kelompok, zat aktif yang berfungsi sebagai vitamin dan mineral yang digunakan untuk terapi pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v di RSUP Dr. Sardjito Periode 2006-2008…......

45

Tabel 19 Golongan, kelompok, zat aktif yang berfungsi sebagai nutrisi yang digunakan untuk terapi pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v di RSUP Dr. Sardjito Periode 2006-2008..................................

46

Tabel 20 Golongan, kelompok, zat aktif yang berfungsi sebagai obat dermatologi yang digunakan untuk terapi pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v di RSUP Dr. Sardjito Periode 2006-2008.....................................................................................................

46

Tabel 21 Golongan, kelompok, zat aktif yang berfungsi sebagai obat mata yang digunakan untuk terapi pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v di RSUP Dr. Sardjito Periode 2006-2008...................................

47

Tabel 22 Golongan, kelompok, zat aktif yang berfungsi sebagai obat imunitas yang digunakan untuk terapi pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v l di RSUP Dr. Sardjito Periode 2006-2008....................

47

Tabel 23 Kasus DRPs Dosis Terlalu Rendah untuk Pasien Hipertensi pada chronic kidney disease stage v di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008.................................................

48

Tabel 24 Kasus DRPs Adverse Drug Reaction untuk Pasien Hipertensi pada chronic kidney disease stage v di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008..................................................................................

48

Page 16: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

xv

Tabel 25 Kasus DRPs Dosis Terlalu Tinggi untuk Pasien Hipertensi pada chronic kidney disease stage v di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008..................................................................................

49

Tabel 26 Kasus DRPs Perlu Tambahan Terapi Obat untuk Pasien Hipertensi pada chronic kidney disease stage v di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008..................................................................................

50

Tabel 27 Outcome Pasien Hipertensi pada chronic kidney disease stage v di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008...............................

50

Page 17: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

xvi

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1 Algoritma hipertensi untuk pasien CKD .................................................18

Page 18: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

xvii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kajian DRP’s kasus 1 pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di instalansi rawat inap RSUP Dr. Sardjito yogyakarta periode 2006-2008 ............................................................... 59

Lampiran 2. Kajian DRP’s kasus 2 pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di instalansi rawat inap RSUP Dr. Sardjito yogyakarta periode 2006-2008 ............................................................ 60

Lampiran 3. Kajian DRP’s kasus 3 pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di instalansi rawat inap RSUP Dr. Sardjito yogyakarta periode 2006-2008 ........................................................... 61

Lampiran 4. Kajian DRP’s kasus 4 pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di instalansi rawat inap RSUP Dr. Sardjito yogyakarta periode 2006-2008 .............................................................. 62

Lampiran 5. Kajian DRP’s kasus 5 pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di instalansi rawat inap RSUP Dr. Sardjito yogyakarta periode 2006-2008 ........................................................... 63

Lampiran 6. Kajian DRP’s kasus 6 pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di instalansi rawat inap RSUP Dr. Sardjito yogyakarta periode 2006-2008 .......................................................... 64

Lampiran 7. Kajian DRP’s kasus 7 pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di instalansi rawat inap RSUP Dr. Sardjito yogyakarta periode 2006-2008 ........................................................... 65

Lampiran 8. Kajian DRP’s kasus 8 pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di instalansi rawat inap RSUP Dr. Sardjito yogyakarta periode 2006-2008 ........................................................... 66

Lampiran 9. Kajian DRP’s kasus 9 pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di instalansi rawat inap RSUP Dr. Sardjito yogyakarta periode 2006-2008 .......................................................... 67

Lampiran 10. Kajian DRP’s kasus 10 pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di instalansi rawat inap RSUP Dr. Sardjito yogyakarta periode 2006-2008 .......................................................... 68

Lampiran 11. Kajian DRP’s kasus 11 pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di instalansi rawat inap RSUP Dr. Sardjito yogyakarta periode 2006-2008 .......................................................... 69

Page 19: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

xviii

Lampiran 12. Kajian DRP’s kasus 12 pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v di instalansi rawat inap RSUP Dr. Sardjito yogyakarta periode 2006-2008 .......................................................... 70

Lampiran 13. Kajian DRP’s kasus 13 pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di instalansi rawat inap RSUP Dr. Sardjito yogyakarta periode 2006-2008 .......................................................... 71

Lampiran 14. Kajian DRP’s kasus 14 pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di instalansi rawat inap RSUP Dr. Sardjito yogyakarta periode 2006-2008 .......................................................... 72

Lampiran 15. Kajian DRP’s kasus 15 pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di instalansi rawat inap RSUP Dr. Sardjito yogyakarta periode 2006-2008 ........................................................... 73

Lampiran 16. Kajian DRP’s kasus 16 pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di instalansi rawat inap RSUP Dr. Sardjito yogyakarta periode 2006-2008 .......................................................... 74

Lampiran 17. Kajian DRP’s kasus 17 pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di instalansi rawat inap RSUP Dr. Sardjito yogyakarta periode 2006-2008 ........................................................... 75

Lampiran 18. Kajian DRP’s kasus 18 pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di instalansi rawat inap RSUP Dr. Sardjito yogyakarta periode 2006-2008 ........................................................... 76

Lampiran 19. Kajian DRP’s kasus 1 pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di instalansi rawat inap RSUP Dr. Sardjito yogyakarta periode 2006-2008 ........................................................... 77

Lampiran 20. Kajian DRP’s kasus 20 pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di instalansi rawat inap RSUP Dr. Sardjito yogyakarta periode 2006-2008 .............................................................. 78

Lampiran 21. Kajian DRP’s kasus 21 pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di instalansi rawat inap RSUP Dr. Sardjito yogyakarta periode 2006-2008 .......................................................... 79

Lampiran 22. Kajian DRP’s kasus 22 pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di instalansi rawat inap RSUP Dr. Sardjito yogyakarta periode 2006-2008 ........................................................... 80

Page 20: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

xix

Lampiran 23. Kajian DRP’s kasus 23 pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v di instalansi rawat inap RSUP Dr. Sardjito yogyakarta periode 2006-2008 ........................................................... 81

Page 21: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

xx

INTISARI Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular dimana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Hipertensi merupakan faktor pemicu utama terjadinya penyakit gagal ginjal akut, penyakit ginjal kronis hingga gagal ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien, dan pola pengobatan serta mengevaluasi kerasionalan peresepan pasien hipertensi pada komplikasi chronic kidney disease stage v dengan mengacu pada keenam parameter dalam Drug Related Problems yaitu terapi obat tanpa indikasi, obat yang tidak efektif, dosis terlalu rendah, adverse drug reaction dan dosis terlalu tinggi yang merupakan masalah yang dapat timbul selama pasien diberi terapi di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito periode 2006-2008.

Penelitian ini merupakan penelitian non esksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian secara deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar rekam medis pasien hipertensi dengan chronic kidney disease stage v.

Jumlah kasus yang dianalisis sebanyak 23 pasien. Hasil penelitian yang didapat yaitu persentase kasus laki-laki sebesar 56,5% dan perempuan sebesar 43,5%, pada klasifikasi usia <12 tahun terdapat 4,4%, usia 12-29 tahun terdapat 43,4%, dan usia >40 tahun terdapat 52,2%. Penelitian ini menggunakan 13 kelas terapi dimana tiga kelas terapi terbanyak adalah obat kardiovaskular sebanyak 100%, vitamin dan mineral sebanyak 95,7%, obat neuro muskular dan antibiotik masing-masing sebanyak 60,9%. Jenis Drug Related Problems yang terjadi yaitu dosis terlalu rendah sebanyak 1 pasien 4,3%, dosis terlalu tinggi sebanyak 3 pasien 13%, terapi obat yang menyebabkan adverse drug reaction sebanyak 3 pasien 13%, dan perlu tambahan terapi obat sebanyak 7 pasien 30,4%. Outcome pasien yang membaik sebesar 91,3% dan yang belum membaik sebesar 8,7%. Kombinasi obat hipertensi yang diterima yaitu 1 obat hipertensi 4,3%, 2 obat hipertensi 4,3%, 3 obat hipertensi 43,5%, 4 obat hipertensi 21,7%, 5 obat hipertensi 26,1%

Kata kunci : Hipertensi, Chronic Kidney Disease stage v, DRPs

Page 22: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

xxi

ABSTRACT

Hypertension represent a cardiovascular disease when somebody has an increase of blood pressure above normal and causes the increase of morbidity and mortality. Hypertension represent causes factor primary acute renal failure, chronic renal failure up to renal failure. The goal of this study are to identify the chacarteristic of the patient, and determine medical pattern, and to evaluate the prescribing rationality to hypertension with chronic kidney disease stage v in relevance to six categories in drug therapy problems such as unnecessary drug therapy, need additional drug terapy, ineffective drug, dosage to low, adverse drug reaction and dosage to high which are the problems occured as the patients is being treated at the instalantion ward of the RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta period 2006-2008. The study is done in a non experimental way research plan descriptive evaluation research which have retrospective characteristic. The instrument of this study is medical record of hypertension with cronic kidney disease. All case which analized is 23 cases. Present research, with percent cases men consist 56,5% and female consist 43,5%, at classification patient <12 years old consist 4,4%, 12-29 years old consist 43,4%, and >40 years old consist 52,2%. this study used 13 class therapy which is three most drug class therapy are cardiovascular drug 100%, vitamin and mineral 95,7%, neuro-muscular and antibiotic 60,9%. The type of drug therapy problems that happened which is dosage to low is 1 case 4,3%, dosage to high are 3 cases 13%, adverse drug reaction are 3 cases 13%, and need additional drug terapy are 7 cases 30,4%. The outcome of hypertension with case chronic kidney disease stage v are those who getting better 91,3% and those who not yet recovered 8,7%. Combination hypertension drug with chronic kidney disease stage v are 1 drug hypertension 4,3%, 2 drug hypertension 4,3%, 3 drug hypertension 43,5%, 4 drug hypertension 21,7%, 5 drug hypertension 26,1% Key word : Hypertension, chronic kidney disease stage v, DRPs

Page 23: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

1

BAB I PENGANTAR

A. Latar belakang

Pasien hipertensi banyak ditemukan di masyarakat dan sekalipun telah

diterapi masih banyak yang tekanan darahnya tidak terkontrol. Hal ini

dikarenakan kombinasi obat yang tidak sesuai dan banyak obat-obat yang

mempunyai efek samping dan kontraindikasi. Sehingga diperlukan obat

antihipertensi yang dapat digunakan pada pasien hipertensi yang dapat ditoleransi

dengan baik dan mempunyai efek samping yang minimal sehingga ketaatan

pemakaian juga lebih baik (Tessy, 2001).

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling

umum di masyarakat dan tetap masih menjadi masalah karena meningkatnya

prevalensi hipertensi. Kekerapannya bervariasi namun diperkirakan sekitar 18%.

MONICA (Monitoring of Cardiovascular Trends) Jakarta memperlihatkan angka

yang lebih tinggi. Dari data The National Health and Nutrition Examination

Survey (NHANES) menunjunkan bahwa pada tahun 1999-2000, insidensi pada

orang dewasa adalah sekitar 29-31%. (cit., Fenty, 2008).

Menurut Health Survei for England 2002 yang dilakukan oleh Departemen

Kesehatan negara tersebut, persentase penderita hipertensi pada usia 16-24 tahun

memang masih kecil yaitu antara 10-20 persen. Persentase hipertensi tinggi pada

usia di atas 75 tahun yaitu antara 70-80 persen. Namun semakin bertambah usia,

persentase penyakit hipertensi cenderung mengalami peningkatan.

Page 24: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

2

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi di

masyarakat. Banyak orang yang menderita penyakit tersebut, tetapi tidak

menyadarinya. Penyakit ini berjalan terus seumur hidup dan sering tanpa adanya

keluhan yang khas selama belum ada komplikasi pada organ tubuh. Hipertensi

merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan melainkan hanya dapat

dikontrol, maka diperlukan ketelatenan dan biaya yang cukup mahal. Komplikasi

yang terjadi karena hipertensi salah satunya adalah penyakit ginjal. Hipertensi

merupakan faktor pemicu utama terjadinya penyakit ginjal akut, penyakit ginjal

kronis, hingga gagal ginjal terminal. Sebaliknya saat fungsi ginjal mengalami

gangguan maka tekanan darah pun akan meningkat dan dapat menimbulkan

hipertensi. Hipertensi merupakan penyebab kejadian gagal ginjal tahap kedua

terbanyak setelah diabetes mellitus.

Gagal ginjal Kronik (GGK) merupakan masalah kesehatan dunia dengan

peningkatan insiden, prevalensi, biaya yang tinggi dan "outcome" yang buruk.

Penyakit utama yang berpengaruh pada GGK adalah diabetes (33-40%),

hipertensi (27%) dan glomerulonefritis (11%). Prevalensi hipertensi dalam

menyebabkan GGK menempati urutan kedua, tetapi merupakan penyakit yang

berpotensi dalam menyebabkan kerusakan organ vital terutama jantung, otak dan

ginjal. Terjadinya hipertensi mempercepat kerusakan ginjal dan konsekuensinya

adalah terjadinya gagal ginjal akibat peningkatan tekanan darah. Kira-kira 90%

pasien GGK dengan hipertensi meninggal dalam 12 bulan dari tanda-tanda awal

(Anonim, 2009a).

Page 25: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

3

Untuk membedakan penyakit ginjal menyebabkan naiknya tekanan darah

atau sebaliknya tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Hipertensi dalam

jangka waktu lama menyebabkan gangguan ginjal, terutama pada penyakit ginjal

menahun. Apakah hipertensi yang menyebabkan penyakit ginjal menahun ataukah

penyakit ginjal yang menyebabkan naiknya tekanan darah dan untuk mengetahui

kedua keadaan ini diperlukan adanya catatan medik yang teratur dan panjang

(Tessy, 2001).

Beratnya pengaruh hipertensi pada ginjal tergantung dari tingginya

tekanan darah dan lamanya menderita hipertensi. Makin tinggi tekanan darah

dalam waktu lama makin berat komplikasi yang ditimbulkan. Hubungan antara

hipertensi dan ginjal telah lama diketahui sejak tahun 1836 (Tessy, 2001).

Oleh karena ginjal merupakan organ yang sangat penting dalam eliminasi

berbagai obat sehingga gangguan fungsi ginjal akan menyebabkan gangguan

eliminasi berbagai obat dan mempermudah terjadinya akumulasi dan interaksi

obat. Faktor penting dalam pemberian obat adalah menentukan dosis obat agar

dosis terapeutik dicapai dan menghindari terjadinya efek toksik. Pada gagal ginjal,

farmakokinetik dan farmakodinamik obat akan terganggu sehingga diperlukan

penyesuaian dosis obat yang efektif dan aman bagi tubuh (Nasution dkk., 2001).

Penyesuaian dosis obat pada pasien uremia atau kegagalan ginjal seharusnya

dibuat sesuai dengan perubahan pada farmakodinamik dan farmakokinetik obat

pada individu pasien. Pada pasien uremia, laju ekskresi ginjal menurun,

menyebabkan penurunan pada klirens total tubuh (Shargel and Yu, 1999).

Page 26: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

4

Berdasarkan permasalahan yang sering timbul dalam pemberian obat maka

dilakukan evaluasi tentang Drug Related Problems pada pasien yang mempunyai

riwayat hipertensi pada chronic kidney disease stage v yang meliputi peresepan

yang rasional yaitu tepat dosis, tepat penderita, tepat cara pemberian, terpilih

untuk penyakitnya, tepat secara ekonomis, tepat pemberian informasi, tepat

monitoring efek samping dan tepat evaluasi hasil pengobatan (Prastowo,1995).

Penelitian mengenai pola pengobatan penyakit hipertensi pada chronic

kidney disease stage v dilakukan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, karena RSUP

Dr. Sardjito merupakan rumah sakit pendidikan yang berorientasi di bidang

kesehatan dan pendidikan. Di samping itu, di RSUP Dr. Sardjito penyakit

hipertensi paling banyak dijumpai, yang terdiri dari pasien yang menjalani

perawatan di instalansi rawat inap. Pada umumnya pasien hipertensi yang

menjalani perawatan di instalansi rawat jalan adalah pasien yang menderita

hipertensi ringan atau sedang dan tidak mengalami komplikasi. Pasien rawat inap

biasanya menderita hipertensi berat dan mengalami komplikasi.

1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka perlu dilakukan studi

literature tentang interaksi obat hipertensi pada chronic kidney disease stage v

dengan permasalahan seperti disebutkan di bawah ini.

a. Seperti apa karakteristik kasus hipertensi pada chronic kidney disease stage

v pada Instalansi Rawat Inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode

2006-2008 yang meliputi usia, dan jenis kelamin?

Page 27: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

5

b. Seperti apa pola pengobatan kasus hipertensi pada chronic kidney disease

stage v pada Instalansi Rawat Inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode

2006-2008?

c. Apakah terdapat Drug Related Problems untuk pasien hipertensi pada

chronic kidney disease stage v di Instalansi Rawat Inap di RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta periode 2006-2008, yang meliputi :

1) terapi obat tanpa indikasi?

2) indikasi penyakit yang tidak diberi terapi?

3) pemakaian obat yang tidak efektif?

4) dosis yang diterima pasien kurang?

5) terjadi adverse drug reaction?

6) dosis yang diterima pasien berlebih?

d. Seperti apa outcome pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2006-2008?

2. Keaslian Penelitian

Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang hipertensi pernah

dilakukan oleh Candra (2006) dengan judul Pola Penggunaan Obat Antihipertensi

Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2002.

Penelitian tentang GGK pernah dilakukan oleh Paullin (2005) dengan judul

Kajian Pola Peresepan pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Ditinjau dari Dosis,

Interaksi, Efek Samping dan Kontraindikasi Obat di Instalansi Rawat Inap Rumah

Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian tentang intekasi obat antihipertensi

pernah dilakukan oleh Fitriani (2007) dengan judul Profil Peresepan Dan Evaluasi

Page 28: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

6

Interaksi Obat Antihipertensi Pada Pasien Geriatri di Instalansi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2005. Penelitian ini berbeda dengan

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya karena pada penelitian ini dilakukan

evaluasi DRPs terhadap pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v dan

periode waktu yang digunakan.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai sumber informasi yang

berguna mengenai kerasionalan pengobatan pada pasien hipertensi pada

chronic kidney disease stage v dan pengembangan konsep pelayanan

farmasi klinik di RSUP Dr. Sarjito Yogyakarta.

b. Manfaat praktis

Diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi tenaga

kesehatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan medis terutama dalam

penggunaan obat pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v di

RSUP Dr. Sarjito Yogyakarta.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui masalah yang terjadi dalam

pemberian terapi pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v di RSUP

Dr. Sarjito Yogyakarta periode 2006-2008.

Page 29: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

7

2. Tujuan Khusus

Dimaksudkan tujuan khususnya adalah :

a. mendeskripsikan karakteristik kasus hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sarjito Yogyakarta

periode 2006-2008 meliputi usia,dan jenis kelamin.

b. mendeskripsikan pola pengobatan kasus hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sarjito Yogyakarta

periode 2006-2008.

c. mendeskripsikan kajian Drug Related Problems yang terjadi pada

kasus hipertensi pada chronic kidney disease stage v di Instalansi

Rawat Inap RSUP Dr. Sarjito Yogyakarta periode 2006-2008, yang

meliputi :

1) apakah ada terapi obat tanpa indikasi?

2) apakah ada indikasi penyakit yang tidak diberi terapi?

3) adakah pemakaian obat yang tidak efektif?

4) apakah dosis yang diterima pasien kurang?

5) apakah terjadi adverse drug reaction?

6) apakah dosis yang diterima pasien berlebih?

Page 30: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

8

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. HIPERTENSI

Hipertensi merupakan penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan

darah. Berdasarkan ISH/WHO dan JNC 7 Report 2003. Seseorang dikatakan

menderita hipertensi apabila memiliki tekanan darah >140/90 mmHg. Pada

seseorang yang menderita komplikasi diabetes mellitus serta ginjal kronik maka

pada tekanan darah 130/80 mmHg sudah dikatakan sebagai hipertensi.

Kebanyakan penderita hipertensi tidak memberikan gejala sehingga dikenal juga

sebagai “Silent Disease”. Keadaan hipertensi yang tidak dikendalikan dapat

menimbulkan komplikasi berupa kerusakan organ target.

Batas antara tekanan darah normal dan tekanan darah tinggi tidaklah jelas,

menurut WHO, di dalam guidelines terakhir tahun 1999, batas tekanan darah yang

masih dianggap normal adalah bila tekanan darah >130/85 mmHg, sedangkan bila

lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi dan diantara nilai

tersebut dikategorikan sebagai normal-tinggi (batasan tersebut diperuntukkan bagi

individu dewasa di atas 18 tahun).

Hipertensi, menurut penyebabnya, dibagi menjadi 2 golongan yaitu :

a. Hipertensi esensial atau primer adalah hipertensi yang tidak/belum diketahui

penyebabnya, sekitar 90% penderita hipertensi adalah hipertensi primer.

Page 31: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

9

b. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,

antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid

(hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain-lain.

Tekanan darah dilakukan untuk membantu pengertian dokter dan

pasiennya mengenai bahaya yang berhubungan dengan hipertensi. Kategori

dibawah ini berlaku untuk orang dewasa yang pada saat pemeriksaan tidak minum

obat untuk tekanan darah tinggi.

Tabel I. Klasifikasi Tekanan darah berdasarkan JNC VII Derajat Tekanan sistolik ( mmHg) Tekanan diastolik Normal < 120 dan < 80 mmHg Prehipertensi 120 -139 atau 80 -89 mmHg 1 140 - 159 atau 90 -99 2 > 160 atau > 100

Prehipertensi merupakan keadaan dimana tidak memerlukan medikasi

namun termasuk pada kelompok yang berisiko tinggi untuk menjadi hipertensi,

penyakit jantung koroner dan stroke. Individu dengan prehipertensi tidak

memerlukan medikasi, tapi dianjurkan untuk melakukan modifikasi hidup sehat

yang penting mencegah peningkatan tekanan darahnya (Anonim, 2009b).

1. Patogenesis Hipertensi

Peninggian tekanan darah tidak jarang merupakan satu-satunya tanda pada

hipertensi primer. Bergantung pada tingginya tekanan darah, gejala yang timbul

dapat berbeda-beda. Kadang-kadang hipertensi primer berjalan tanpa gejala dan

baru timbul setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata,

otak, dan jantung.

Page 32: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

10

Gejala seperti sakit kepala, epistaksis, pusing, dan migran dapat

ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi primer meskipun tidak jarang yang

tanpa gejala. Gejala lain yang disebabkan oleh komplikasi hipertensi seperti

gangguan penglihatan, gangguan neurologi, gagal jantung, dan gangguan fungsi

ginjal. Gangguan serebral yang disebabkan oleh hipertensi dapat berupa kejang

atau gejala akibat pendarahan pembuluh darah otak yang berupa kelumpuhan,

gangguan kesadaran bahkan sampai koma (Sausalit, Kapojos, Lubis, 2001).

2. Tujuan Terapi

Tujuan pengobatan hipertensi adalah untuk mencegah terjadinya

morbiditas dan mortalitas akibat tingginya tekanan darah. Ini berarti bahwa

tekanan darah harus diturunkan serendah mungkin yang tidak mengganggu fungsi

ginjal, otak, jantung, maupun kualitas hidup, sambil dilakukan pengendalian

faktor-faktor risiko kardiovaskular lainnya (Setiawati dan Bustami, 1999).

Evaluasi pasien hipertensi mempunyai tiga tujuan: (a) mengidentifikasi

penyebab hipertensi; (b) menilai adanya kerusakan organ target dan penyakit

kardiovaskular, beratnya penyakit, serta respon terhadap pengobatan; (c)

mengidentifikasi adanya faktor resiko kardiovaskular yang lain atau penyakit

penyerta, yang ikut menentukan prognosis dan ikut menentukan panduan

pengobatan (Sausalit dkk, 2001). Pada Chronic Kidney Disease yang terjadi pada

pasien hipertensi perlu dilakukan pencegahan untuk menghambat laju filtrasi

glomerulus yang semakin parah yang dapat semakin memperparah kondisi pasien

dan menyebabkan komplikasi penyakit lain.

Page 33: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

11

3. Strategi Terapi

Strategi penatalaksanaan hipertensi meliputi beberapa tahap yaitu,

memastikan bahwa tekanan darah benar-benar mengalami kenaikan pada

pengukuran berulang kali, menentukan target dalam penurunan tekanan darah,

melakukan terapi non farmakologis meliputi pengamatan secara umum terhadap

pola hidup pasien, kemudian terapi farmakologis meliputi pengoptimalan

penggunaan obat tunggal antihipertensi dalam terapi, bila perlu berikan kombinasi

penggunaan obat antihipertensi, dan melakukan monitoring secara rutin. Terapi

hipertensi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu terapi non farmakologis dan

farmakologis (Greene dan Harris, 1999).

Terapi non farmakologis dilakukan dengan modifikasi pola hidup yang

berguna untuk menurunkan tekanan darah, menambah efektifitas penggunaan obat

antihipertensi dan menurunkan resiko kardiovaskular. Modifikasi utama pola

hidup yang dapat menurunkan tekanan darah antara lain penurunan berat badan

pada kasus obesitas, pengurangan asupan kalium, asupan natrium, dan kalsium,

melakukan kegiatan fisik seperti olahraga ringan, dan mengurangi konsumsi

alkohol (Chobanian dkk., 2003).

Terapi farmakologis dilakukan dengan pemberian obat-obat antihipertensi

secara rasional. Biasanya pemilihan obat antihipertensi terwujud dalam resep

dokter. Peresepan yang rasional meliputi tepat dosis, tepat pasien, tepat penderita,

tepat cara pemberian, tepat jumlah atau frekuensi serta lama pemberian, tepat

secara ekonomis, tepat pemberian informasi, tepat monitoring efek samping obat.

Proses terapi hipertensi membutuhkan waktu yang panjang dan biasanya

Page 34: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

12

pengobatan hipertensi berlangsung seumur hidup. Untuk itu, dibutuhkan strategi

terapi yang tepat dan rasional (Prastowo, 1995).

Pengobatan dengan antihipertensi harus dimulai dengan dosis yang

terendah obat tersebut yang masih efektif menurunkan tekanan darah. Dosis

dinaikkan apabila efek terapeutik yang sesuai belum tercapai. Kombinasi dengan

obat antihipertensi lain diberikan bila tekanan darah masih tetap belum terkendali.

Ganti obat hipertensi dengan golongan lain bila tidak ada respon atau tidak

ditoleransi oleh pasien (Rahardjo, 2001).

4. Sasaran Terapi

Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer.

Berbagai faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tahanan perifer akan

mempengaruhi tekanan darah. Berbagai faktor seperti faktor genetik yang

menimbulkan perubahan pada ginjal dan membran sel, aktivitas saraf simpatik,

dan sistem renin angiotensin yang mempengaruhi keadaan hemodinamik, asupan

natrium dan metabolisme natrium dalam ginjal, serta obesitas dan faktor endotel

mempunyai peranan dalam meningkatkan tekanan darah hipertensi primer.

Sasaran terapi penyakit hipertensi yaitu dengan menurunkan curah jantung dan

tahanan perifer (Sausalit dkk., 2001).

5. Gejala Klinis

Hipertensi dapat merupakan akibat dan penyebab dari GGK. Hipertensi

mungkin merupakan penyakit primer dan menyebabkan kerusakan pada ginjal.

Nefrosklerosis (pengerasan ginjal) menunjukkan adanya perubahan patologis pada

pembuluh darah ginjal sebagai akibat hipertensi. Hipertensi sebagai akibat dari

Page 35: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

13

GGK dikaitkan dengan retensi garam dan air serta akibat dari penurunan perfusi

ginjal sehingga mengaktivasi produksi renin, kemudian angiotensin yang

memperantarai vasokontriksi (Price dan Wilson, 1995).

Penurunan luas area filtrasi pada kerusakan sel glomerulus dapat

menyebabkan perubahan hemodinamik yang dapat meningkatkan tekanan kapiler

glomerulus dan dapat menyebabkan perubahan fungsi dan struktur pada

glomerulus. Proses patologi ini menyebabkan glomeulosklerosis yang berakibat

pada peningkatan tekanan darah. Tekanan darah harus dikontrol pada 130/80

mmHg atau kurang pada pasien dengan penurunan ginjal dan diabetes dan 130/85

mmHg pada pasien non diabetes (Dipiro dkk., 2005).

6. Obat Antihipertensi

Obat-obat yang digunakan untuk terapi hipertensi dapat dibagi dalam

beberapa golongan, yang akan dibicarakan dibawah ini :

a. Diuretik

Penurunan tekanan darah dapat terlihat dengan terjadinya diuresis.

Diuresis menyebabkan penurunan volume plasma dan stroke volume yang akan

menurunkan curah jantung dan akhirnya menurunkan tekanan darah (Saseen dan

Carter, 2005). Obat-obat diuretik yang digunakan dalam terapi hipertensi yaitu :

1) diuretik golongan thiazid

Joint National Committe on Prevention, Detection, Evaluation, and

Treatment of High Blood Presure (JNC VII) merekomendasikan diuretik thiazid

sebagai antihipertensi pilihan pertama dalam terapi hipertensi tanpa penyakit

penyerta. Thiazid merupakan diuretik yang bekeja dengan cara menghambat

Page 36: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

14

reabsorpsi natrium pada tubulus distal. Diuretik thiazid mulai bekerja 1-2 jam

setelah pemberian secara oral dengan durasi selama 12-24 jam. Sebagai contoh

bendrofluazid, klortalidon, klorotiazid, klopamid, indapamid (Yulinah dkk, 2008).

2) diuretik kuat

Dalam terapi hipertensi, diuretik kuat merupakan antihipertensi yang lebih

kuat dibandingkan dengan diuretik thiazid. Diuretik kuat bekerja menurunkan

tekanan darah dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan klorida pada

escending loop henle dan di tubulus distal ginjal. Sebagai contoh yaitu furosemid,

bumetamid, torasemid (Yulinah dkk, 2008).

3) diuretik hemat kalium

Diuretik hemat kalium merupakan antagonis aldosteron. Mekanisme

kerjanya dengan cara berkompetisi dengan aldosteron pada bagian reseptor di

tubulus distal, sehingga dapat menghambat efek aldosteron pada otot halus

arteriola dengan baik, meningkatkan ekskresi garam dan air, mencegah

kehilangan kalium dan ion hidrogen (Lacy dkk., 2006). Jenis diuretik ini

merupakan diuretik lemah. Obat-obat yang termasuk dalam diuretik ini adalah

amilorid, spironolakton, dan triamteren. Penggunaannya terutama pada kombinasi

dengan diuretik lain untuk mencegah atau mengurangi efek hipokalemia dari

diuretik lain (Setiawan dan Bustami, 1999). Diuretik hemat kalium berguna untuk

menghindari terjadinya deplesi kalium yang berlebihan (Benowitz, 2001).

b. Penghambat Adrenergik (beta-bloker)

Mekanisme kerja beta-bloker sebagai antihipertensi masih belum jelas.

Diperkirakan ada beberapa cara pengurangan denyut jantung dan kontraktilis

Page 37: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

15

miokard menyebabkan curah jantung berkurang. Selain itu adrenoreseptor β juga

terletak pada permukaan membran dari sel juxtaglomerular dan penyekat

adrenoreseptor β menghambat pelepasan renin. Obat-obat beta-bloker yang sering

digunakan adalah atenolol, betaksolol, labetolol (Saseen dan Carter, 2005).

c. Vasodilator

Obat antihipertensi golongan ini menurunkan tekanan darah dengan

merelaksasi otot polos vaskuler sehingga menurunkan tahanan vaskuler sistemik

yang menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Penurunan tahanan arteri

menimbulkan respon kompensasi oleh baroreseptor dan sistem saraf simpatis.

Termasuk dalam kelas terapi ini adalah hidralazin dan minoxidil (Benoiwitz,

2001).

d. Penghambat Enzim Konversi Angiotensin (ACE inhibitor)

Penghambat enzim pengkonversi angiotensin dianggap sebagai terapi

kedua setelah diuretik pada kebanyakan pasien hipertensi (Chobanian dkk, 2003).

Penghambat enzim konversi angiotensin bekerja dengan cara menghambat

pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin II. Selain itu juga menghambat

degradasi vasodilator poten yaitu brandikinin (Williams, 2000). Penghambat

enzim pengkonversi angiotensin juga merangsang sintesis dari beberapa substansi

vasodilator termasuk prostaglandin E2 dan protasiklin. Peningkatan brandikinin

akan meningkatkan efek hipotensi dari penghambatan ACE sehingga

menyebabkan batuk kering. Obat-obat yang termasuk dalam golongan ini adalah

kaptopril, benazepril, enalapril maleat (Saseen dan Carter, 2005).

Page 38: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

16

e. Calcium Cannel Bloker (CCB)

Antagonis kalsium bekerja dengan menghambat gerakan ion kalsium yaitu

mengurangi masuknya ion kalsium melalui kanal kalsium lambat ke dalam sel

otot polos, otot jantung dan saraf. Dengan berkurangnya kadar kalsium bebas

dalam sel-sel tersebut menyebabkan berkurangnya kadar kontraksi otot polos

pembuluh darah, kontraksi otot jantung. Penurunan kontraktil otot jantung akan

mengakibatkan penurunan curah jantung. Contoh obat golongan ini adalah

nifedipin, diltiazem, amlodipin, verapamil dan felodipin (Yulinah dkk, 2008).

f. Antagonis Reseptor Angiotensin II

Antagonis Reseptor Angiotensin II mempunyai sifat menghambat yang

mirip dengan ACE inhibitor. Perbedaan obat-obat golongan ini tidak menghambat

pemecahan bradikinin dan kinin-kinin lainnya, sehingga tidak menimbulkan efek

samping batuk kering. Obat-obat yang termasuk dalam golongan ini adalah

lorasartan, valsartan, kandesartan (Anonim, 2000c).

g. Antihipertensi Bekerja di Sentral

Klonidin salah satu obat golongan ini bekerja dengan jalan menstimulasi

reseptor alpha 2 susunan saraf pusat. Stimulasi ini menyebabkan pengurangan

aliran simpatis dari pusat vasomotor di otak dan meningkatkan denyut vagal.

Dipercaya juga bahwa stimulasi perifer dan presinaptik reseptor alpha 2 dapat

menyebabkan pengurangan aktivitas saraf simpatik. Pengurangan aktivitas saraf

simpatis bersamaan dengan peningkatan aktifitas saraf parasimpatis, dapat

Page 39: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

17

menurunkan denyut jantung, dan tahanan perifer. Klonidin sering digunakan

untuk terapi hipertensi berat (Saseen dan Carter, 2005).

Tabel II. Kombinasi Obat-obat Hipertensi diuretik Beta-

bloker CCB ACE

inhibitor Alfa-bloker

Diuretik + - + + Beta-bloker + * - + Antagonis Ca

- * + +

ACE inhibitor

+ - + +

Alfa-bloker + + + + Keterangan: + = sesuai

- = tidak sesuai * = verapamil dan diltiazem kontraindikasi dengan beta-bloker

karena memiliki efek yang sinergis yaitu pada otot dan frekuensi denyut jantung

7. Patogenesis Hipertensi pada Penyakit Ginjal

Tekanan darah merupakan tekanan yang ditimbulkan oleh darah yang

mengalir dalam pembuluh darah arteri dan ginjal berperan pada pengaturan

tekanan darah, salah satu komplikasi hipertensi adalah terjadinya gangguan pada

ginjal. Tekanan darah yang tinggi dapat merusakkan pembuluh darah kecil dalam

ginjal. Pembuluh yang rusak tidak dapat menyaring zat sisa dari darah secara

normal. Adanya hipertensi dapat menyebabkan pembuluh darah pada ginjal

mengkerut, sehingga aliran nutrisi ke ginjal terganggu, dan akibatnya sel-sel pada

ginjal akan rusak. Pada akhirnya akan terjadi gangguan fungsi ginjal.

Sebaliknya, adanya kelainan tertentu pada ginjal dapat menyebabkan hipertensi,

misalnya penyempitan pembuluh arteri di ginjal dikenal dengan sebutan stenosis

arteri renal (Anonim, 2009d).

Page 40: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

18

Gambar 1. Algoritma hipertensi untuk pasien dengan CKD (Dipiro dkk, 2005)

Tekanan darah > 130/80mmHg BP > 15-20/10mmHg ingin dicapai, kombinasi step 1 dan 2

Sasaran BP = <130/80mmHg, atau <125/75mmHg untuk pasien proteinuria

Step 1 Mulai ACEI atau ARB

Cek Scr (Serum creatinin) dan K dalam 1 minggu. Jika Scr atau K naik > 30%,

Bila BP tidak mencapai (<130/80mmHg, atau <125/75mmHg untuk pasien proteunuria)

Step 2 Tambahkan diuretik

Jika CrCl >30ml/min, beri diuretik thiazid Jika CrCl <30ml/min, beri diuretik kuat

BP tidak tercapai

Step 3 Tambahkan long acting CCB, bisa dipertimbangkan pemberian β bloker dosis rendah daripada CCB,pada pasien angina, heart failure atau arrhytmia

BP tidak tercapai

Step 4 Tambahkan β bloker dosis rendah atau α/ β bloker (jika belum digunakan) NOTE: penggunaan β bloker dan nondihidropiridin CCB dihindarkan pada pasien tua dan kondisi tidak normal

Step 4 Tambahkan golongan dari CCB yang lain (seperti dihidropiridin CCB jika agen nondihidropiridin tidak sedang digunakan). NOTE: penggunaan β bloker dan nondihidropiridin CCB sebaiknya dihindarkan pada pasien tua dan kondisi tidak normal

BP tidak tercapai

Tambahkan long acting α-bloker, central α-antagonis, atau vasodilator. NOTE: central α-agonis (clonidin) sebaiknya tidak digunakan dengan β bloker karena kemungkinan besar menyebabkan bradikardi yang parah

baseline pulse >84 baseline pulse <84

Page 41: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

19

B. Gagal Ginjal Kronik (Chronic Kidney Disease)

1. Definisi

Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan

penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup

lanjut, terjadi apabila laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 50ml/menit

(Suhardjono dkk., 2001).

Kriteria penyakit ginjal kronik adalah sebagai berikut :

a. Kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa

kelainan struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi

glomerulus (LFG), dengan manifestasi yaitu: kelainan patologis, terdapat

tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah atau urin,

atau kelainan dalam test pencitraan (imaging tests)

b. Laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 50 ml/ menit/1,73m2 selama 3

bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal (Tessy, 2001).

Klasifikasi penyakit ginjal kronik didasarkan atas dua hal yaitu, atas dasar

derajat (stage) penyakit dan atas dasar diagnosis etiologi. Klasifikasi atas dasar

derajat penyakit, dibuat atas dasar LFG yang dihitung dengan menggunakan

rumus Kockcroft-Gault sebagai berikut :

LFG (ml/menit/1,73m2) =)/(72

)140(

dlmgplasmakreatininx

badanberatxumur−

*) pada perempuan dikalikan 0,85

Page 42: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

20

Tabel III. Klasifikasi penyakit ginjal kronik atas dasar derajat penyakit Derajat Penjelasan LFG (ml/ menit/1,73m2)

1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal ≥ 90 2 Kerusakan ginjal dengan LFG turun ringan 60-89 3 Kerusakan ginjal dengan LFG turun sedang 30-59 4 Kerusakan ginjal dengan LFG berat 15-29 5 Gagal Ginjal terminal (CKD stage v) < 15 atau dialisis

(Tessy, 2001).

2. Patogenesis

Gambaran umum perjalanan gagal ginjal dapat diperoleh dengan melihat

hubungan antara bersihan kreatinin dan kecepatan filtrasi glomerulus (GRF)

sebagai persentase keadaan normal, terhadap kreatinin serum dan kadar nitrogen

urea darah (BUN) dengan rusaknya nefron secara progresif oleh penyakit ginjal

kronik (Price dan Wilson, 1995).

Perjalanan umum gagal ginjal progresif pada stadium paling dini penyakit

ginjal kronik terjadi penurunan cadangan ginjal, pada keadaan dimana basal LFG

masih normal atau meningkat. Kemudian secara perlahan tapi pasti akan terjadi

penurunan fungsi nefron yang progresif, yang ditandai dengan peningkatan kadar

urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar 60%, pasien belum

merasakan keluhan (asimtomatik), tapi sudah terjadi peningkatan kadar urea dan

kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar 30%, mulai terjadi keluhan pada

pasien seperti nokturia, badan lemah, mual, nafsu makan menurun dan penurunan

berat badan. Sampai pada LFG di bawah 30%, pasien memperlihatkan gejala dan

tanda uremia yang nyata seperti anemia, peningkatan tekanan darah, gangguan

metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus, mual, muntah, dan lain sebagainya.

Pasien mudah terkena infeksi seperti infeksi infeksi saluran kemih, infeksi saluran

nafas,maupun infeksi saluran cerna. Juga akan terjadi gangguan keseimbangan air

Page 43: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

21

seperti hipo atau hipervolemia, gangguan keseimbangan elektrolit antara lain

natrium dan kalium. Pada LFG di bawah 15% akan terjadi gejala dan komplikasi

yang lebih serius dimana gagal ginjal stadium akhir ini timbul apabila sekitar 90%

dari massa nefron telah hancur, atau hanya sekitar 200.000 nefron saja yang masih

utuh. Bersihan kreatinin mungkin sebesar 5-10ml per menit atau kurang. Pada

keadaan ini kreatinin serum dan kadar BUN akan meningkat dengan sangat

mencolok sebagi respon terhadap LFG yang mengalami sedikit penurunan. Pada

keadaan ini pasien dikatakan sampai pada stadium gagal ginjal dan sudah

memerlukan terapi pengganti ginjal antara lain dialisis dan transplantasi ginjal

(Price dan Wilson, 1995).

Salah satu yang dipengaruhi karena adanya kerusakan ginjal adalah

terjadinya anemia yang dapat terjadi, karena kerusakan sumsum tulang yang

menyebabkan sel darah merah tidak dapat terbentuk akibat tidak adanya atau

kurangnya eritropoetin, karena rusaknya jaringan ginjal, juga dapat disebabkan

oleh sel darah merah yang abnormal, sehingga mudah rusak atau lisis. Penyebab

lainnya adalah karena penyakit imunologis, defisiensi nutrisi, dan penyakit

sistemik. Faktor lain yang menjadi penyebab anemia GGK adalah pembuatan sel

darah merah yang membutuhkan asupan protein, mineral besi, vitamin B12, asam

folat yang menjadi terhambat akibat adanya racun ureum yang menumpuk dalam

tubuh karena tidak bisa dibuang oleh ginjal yang sakit, serta diakibatkan

terganggunya asupan makanan, berupa nafsu makan yang hilang, mual, muntah,

dan gangguan saluran cernak yang lain. Derajat anemia terkait dengan derajat

kerusakan ginjal, bertambah berat kerusakannya, atau bertambah sedikit sisa

Page 44: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

22

fungsi ginjalnya dan bertambah rendah Hb-nya, makin berat anemianya. Orang

yang tidak mempunyai ginjal atau mulai dialisis dengan sisa fungsi ginjal yang

minim akan paling berat anemianya. Anemia pada penderita GGK mulai terjadi

pada laju filtrasi atau glomerular filtration rate (GFR) yang kurang dari 60 ml/mn

atau kadar kreatinin serum atau darah lebih dari 2-3 mg% (anonim, 2009f).

3. Penatalaksanaan Penyakit Gagal Ginjal

Pengobatan gagal ginjal dapat dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama

terdiri dari tindakan konservatif yang ditujukan untuk meredakan atau

memperlambat gangguan fungsi ginjal progresif dan mencegah atau mengatasi

komplikasi. Tahap kedua yaitu berupa dialisis merupakan pengobatan jika terapi

konservatif tidak efektif. Indikasi pasien untuk mengawali dialisis adalah: adanya

anoreksia, mual, muntah yang menetap, khususnya diikuti dengan penurunan

berat badan, penurunan kadar serum albumin, tidak terkontrolnya hipertensi dan

gagal jantung kongestif, dan gejala neurologi atau pruritus, hiperkalemia, asidosis,

kegagalan terapi konservatif, kelebihan cairan. Kebutuhan untuk dialisis

seharusnya mulai direncanakan suatu waktu klirens kreatinin pasien (Clcr) jatuh

dibawah 15ml/menit (Dipiro dkk, 2005).

Penatalaksanaan penyakit ginjal kronik menurut Tessy, 2001 adalah :

a. terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya

b. pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid (comorbid condition)

c. memperlambat pemburukan (progression) fungsi ginjal

d. pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular

e. pencegahan dan terapi terhadap komplikasi

Page 45: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

23

f. terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal

Tabel IV. Rencana tatalaksana penyakit ginjal kronik sesuai dengan derajatnya Derajat LFG (ml/menit/1,73m2) Rencana tatalaksana

1 ≥90 Terapi penyakit dasar, kondisi komorbid, evaluasi pemburukan (progression) fungsi ginjal, memperkecil resiko kardiovaskuler

2 60-89 Menghambat pemburukan (progression) fungsi ginjal

3 30-59 Evaluasi dan terapi komplikasi 4 15-29 Persiapan untuk terapi pengganti ginjal 5 <15 Terapi pengganti ginjal

(Tessy, 2001).

C. Interaksi Obat

Interaksi obat didefinisikan sebagai respon klinis atau farmakologis yang

muncul dari pemberian kombinasi obat yang berbeda, dimana efek klinis yang

muncul dari dua atau lebih kombinasi obat tersebut dapat diantisipasi dengan

pemberian obat secara tunggal/terpisah (Tatro, 2001).

Tabel V. Tingkat Signifikasi Interaksi Obat

Tingkat signifikasi Keparahan Pelaporan 1 Berat (major) Terbukti 2 Sedang (moderate) Terbukti 3 Ringan (minor) Terbukti 4 Berat/sedang (major/moderate) Mungkin terjadi 5 Ringan (minor) Mungkin terjadi

Tidak ada (any) Tidak terjadi (Tatro, 2001)

Onset terjadinya interaksi obat dapat terbagi menjadi 2, yaitu cepat dan

tertunda. Cepat berarti efek akan terjadi selama 24 jam setelah pemberian obat yang

berinteraksi dan dibutuhkan penanganan segera untuk menghindari efek interaksi

obat. Tertunda berarti efek akan terjadi setelah pemberian obat yang berinteraksi

selama beberapa hari atau minggu (Tatro, 2001).

Page 46: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

24

D. Drug Related Poblems

1. Terminologi Drug Related Problems

Drug Related Problems merupakan suatu kejadian yang tidak diinginkan

yang terjadi pada pasien yang dikarenakan atau diduga karena penggunaan obat

dan kejadian tersebut terjadi pada saat pencapaian efek terapi suatu obat.

Identifikasi DRPs merupakan perhatian dari penilaian keputusan akhir yang

dibuat dalam tahap proses patient care. Diketahui terdapat 7 jenis DRPs yang

dapat disebabkan oleh suatu obat dan harus dicari solusinya dan menjadi tanggung

jawab dari pharmaceutical care (Cipolle, 2004).

Drug Therapy Problems merupakan suatu masalah klinis yang tidak dapat

diselesaikan atau dicegah jika penyebab dari permasalahan yang muncul tidak

diketahui secara jelas. Sangat penting untuk mengetahui dan mengkategorikan

tidak hanya jenis dari DRPs yang terjadi tetapi juga penyebab dari DRPs tersebut

(Cipolle, 2004).

2. Kategori dan Penyebab Umum Drug Related Problems

Seperti pada kebanyakan masalah klinis yang biasa terjadi, DRPs tidak

dapat dipecahkan dan dicegah apabila penyebab dari masalah tersebut tidak

diketahui. Hal ini penting untuk diidentifikasikan tidak hanya pada DRPs, tetapi

juga penyebab lain yang serupa. Praktisi dapat memecahkan atau mencegah

terjadiny DRPs. Penyebab umum terjadinya DRPs dirangkum pada tabel V

(Cipolle, 2004).

Page 47: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

25

Tabel VI. Penyebab-penyebab Drug Related Problems (Cipolle, 2004) No Jenis DRP Contoh Penyebab DRP

1

Terapi obat tanpa indikasi (unnecessary drug therapy)

Ada indikasi obat yang sudah tidak tepat saat itu Terapi dengan dosis toksik Penggunaan obat lebih dari satu dengan kondisi dapat menggunakan terapi tunggal Kondisi pasien lebih baik diterapi non-farmakologi (tanpa obat) Terapi efek samping akibat suatu obat yang sebenarnya dapat digantikan dengan yang lebih aman Kondisi pasien berkaitan dengan penyalahgunaan obat, alkohol,dan merokok

2

perlu tambahan terapi obat (need for additional drug therapy)

Munculnya kondisi medis baru yang membutuhkan tambahan obat baru Terapi untuk mencegah timbulnya risiko atau kondisi medis yang baru atau terapi profilaksis Kondisi medis yang memerlukan farmakoterapi tambahan untuk mencapaisinergisme atau efek adiktif

3 Obat yang tidak efektif (ineffective drug)

Obat yang digunakan tidak efektif atau bukan yang paling efektif Kondisi medis terbiaskan dengan adanya obat Bentuk sediaan obat tidak sesuai Obat tidak efektif terhadap indikasi yang dialami

4 Dosis terlalu rendah (dose too low)

Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk mendapatkan respon yang diinginkan Imterval dosis terlalu rendah untuk dapat mengahasilkan respon yang diinginkan Interaksi obat menurunkan jumlah zat adiktif yang tersedia Durasi obat terlalu singkat untuk menghasilkan respon yang diinginkan

5 Efek samping obat (adverse drug reaction)

Obat diberikan terlalu cepat Pasien memiliki reaksi alergi atau idiosinkrasi terhadap obat Pasien teridentifikasi memiliki risiko terhadap obat tersebut Bioavailabilitas obat diubah oleh interaksi dengan obat lain atau makanan Efek obat diubah karena adanya induksi atau inhibisi enzim, serta pergeseran tempat ikatan Hasil laboratorium dipengaruhi oleh adanya obat

6

Dosis terlalu tinggi (dosage too high)

Dosis terlalu tinggi Konsentrasi obat dalam darah di atas rentang terapi yang diharapkan Dosis obat dinaikkan terlalu cepat Akumulasi obat karena terapi jangka panjang Obat, dosis, rute, frekuensi pemberian atau formulasi kurang sesuai untuk pasien

7 Kepatuhan pasien (compliance)

Pasien gagal menerima obat yang sesuai karena medication error Pasien tidak mematuhi aturan yang ditetapkan baik dengan sengaja maupun karena tidak mengerti Pasien tidak mampu menebus obat karena masalah biaya

Page 48: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

26

E. Keterangan Empiris

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi peresepan pada pasien

hipertensi pada chronic kidney disease stage v di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

periode 2006-2008 yang terkait dengan Drug Related Problems yang merupakan

masalah-masalah yang dapat timbul selama pasien diberi terapi dan diharapkan

dapat memberi gambaran mengenai masalah utama kejadian Drug Related

Problems pada fase administrasi sehingga dapat diaplikasikan untuk mengurangi

kejadian Drug Related Problems pada penggunaan obat hipertensi pada chronic

kidney disease stage v di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

Page 49: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah mengenai evaluasi DRPs pasien hipertensi

pada chronic kidney disease stage v di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta periode 2006-2008 termasuk penelitian non eksperimental dengan

rancangan deskriptif evaluatif, yang bersifat reprospektif. Penelitian bersifat

retrospektif karena data yang digunakan diambil dengan melakukan penelusuran

terhadap dokumen terdahulu yaitu berupa rekam medis pasien hipertensi pada

chronic kidney disease stage v di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta periode 2006-2008. Penelitian merupakan rancangan deskriptif karena

data yang diperoleh dari lembar rekam medis kemudian dievaluasi berdasarkan studi

pustaka, dan dideskripsikan dengan memaparkan kejadian yang ada, kemudian

ditampilkan dalam bentuk tabel. Penelitian non eksperimental merupakan penelitian

yang dilakukan terhadap sejumlah ciri subjek menurut keadaan apa adanya tanpa

adanya manipulasi atau intervensi peneliti ( Pratiknya, 2001).

Page 50: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

28

B. Definisi Operasional

1. Pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v adalah orang yang

didiagnosis hipertensi serta gagal ginjal terminal sehingga harus menjalani

hemodialisis dan menjalani Rawat Inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode

2006-2008.

2. Jumlah pasien yang dimaksud adalah banyaknya orang yang terdiagnosis

hipertensi dan mengalami chronic kidney disease stage v yang teramati di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito pada periode 2006- 2008.

3. Jumlah obat yang dimaksud adalah banyaknya macam obat yang diberikan untuk

pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v di Instalansi Rawat Inap

RSUP Dr. Sarjito periode 2006- 2008.

4. Jenis obat adalah nama dagang maupun nama generik yang diberikan untuk pasien

hipertensi pada chronic kidney disease stage v dalam satu kali periode perawatan

di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito periode 2006-2008.

5. Lembar catatan medik adalah catatan pengobatan dan perawatan pasien yang

memuat data tentang karakteristik pasien meliputi usia, jenis kelamin, alamat,

diagnosis, instruksi dokter, catatan keperawatan, catatan penggunaan obat, hasil

laboratorium, lama perawatan, dan lembar resume pasien dewasa yang menerima

obat hipertensi dan chronic kidney disease stage v di Instalansi Rawat Inap RSUP

Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2006-2008.

Page 51: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

29

6. Karakteristik pasien meliputi distribusi umur, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, dan diagnosis.

7. Karakteristik peresepan obat meliputi macam obat, jenis obat, rute pemberian

obat, aturan pemakaian obat yang meliputi kekuatan obat dan frekuensi

pemakaian obat.

8. Jumlah obat adalah banyaknya jumlah obat yang dikonsumsi oleh pasien selama

perawatan.

9. Dosis obat adalah ukuran banyaknya obat dalam satuan yang diberikan kepada

pasien.

10. Kelas terapi adalah kelompok efek terapi yang diberikan untuk pasien hipertensi

pada chronic kidney disease stage v di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta periode 2006-2008.

11. Kombinasi obat hipertensi adalah jumlah golongan obat hipertensi yang

digunakan oleh pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v selama

menjalani perawatan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

12. Outcome adalah keadaan pada waktu pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v keluar dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

13. Membaik adalah keadaan pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v

pada saat keluar sudah mengalami penurunan tekanan darah dan komplikasi yang

terjadi sudah mengalami penyembuhan.

Page 52: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

30

14. Belum membaik adalah keadaan pasien hipertensi pada chronic kidney disease

stage v saat keluar dari rumah sakit belum mengalami penurunan tekanan darah

dan/ penyembuhan pada komplikasi yang di derita.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan adalah kasus pasien yang dirawat di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito periode 2006-2008. Jumlah kasus dalam

penelitian ini adalah sebanyak 23 kasus.

D. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan adalah lembar rekam medis pasien

hipertensi pada chronic kidney disease stage v di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta periode 2006-2008.

E. Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Instalansi Catatan Medis RSUP Dr. Sardjito, Jalan

Kesehatan No. 1 Sekip Yogyakarta.

F. Tata Cara Penelitian

Jalannya penelitian meliputi tiga tahap yaitu tahap orientasi, tahap

pengambilan data, dan tahap penyelesaian data.

Page 53: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

31

1. Tahap orientasi

Dimulai dengan menentukan masalah yang akan dijadikan bahan penelitian

kemudian mengurus perijinan untuk melihat lembar rekam medis pasien hipertensi

pada chronic kidney disease stage v l di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta periode 2006-2008.

2. Tahap pengambilan data

Pada tahap pengambilan data, terlebih dahulu dilakukan penelusuran data di

Instalansi Catatan Medis RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, kemudian didapatkan data

printout mengenai jumlah pasien, nomor rekam medis, jenis kelamin, usia, lama

perawatan, unit perawatan, diagnosis utama, diagnosis lain, komplikasi, alamat

pasien. Dari data printout didapatkan 26 lembar rekam medis, namun dalam analisis

yang digunakan oleh penulis hanya digunakan 23 kasus dengan menghitung

banyaknya rawat inap pasien yang terjadi pada periode 2006-2008. Pengurangan

jumlah pasien yang diteliti dalam penelitian ini disebabkan karena 2 pasien ternyata

tidak terdiagnosis sebagai pasien hipertensi pada gagal ginjal terminal dan 1 pasien

tidak ditemukan rekam medisnya.

Dari jumlah rekam medis yang digunakan tersebut kemudian data rekam

medis masing-masing kasus ditulis dalam lembar pencatatan. Data yang dikumpulkan

meliputi identitas, diagnosis, anamnesis, pemeriksaan jasmani, hasil laboratorium,

Page 54: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

32

daftar pemberian obat, rencana pengelolaan dan catatan perkembangan, rekam

catatan keperawatan dan ringkasan pemeriksaan.

3. Tahap penyelesaian data

a. Pengolahan data

Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel kemudian dideskripsikan.

Tabel data berisi mengenai karakteristik pasien yang akan dikelompokkan

berdasarkan usia dan jenis kelamin. Pola pengobatan yang menampilkan

distribusi kelas terapi dan kajian mengenai Drug Related Problems yang

dijabarkan dengan metode SOAP (Subjective, Objective, Assessment, Plan).

b.Evaluasi data

Pengelompokan kelas terapi yang digunakan pada analisis kasus berdasarkan

pustaka acuan MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi edisi 7 2007/2008 dan

Informasi Obat Nasional Indonesia 2000. Pembahasan Drug Related Problems

dalam analisis penelitian ini menggunakan pustaka Drug Information Handbook

14th edition, Informasi Obat Nasional Indonesia 2000, MIMS Indonesia

Petunjuk Konsultasi edisi 7 2007/2008, Drug Interaction Facts 1-2, Jurnal

Renal Artery sterosis. Evaluasi yang dilakukan secara per kasus.

G. Tata Cara Analisis Hasil

Analisis data dilakukan dengan melihat karakteristik pasien berdasarkan usia

dan jenis kelamin. Pola pengobatan pasien hipertensi pada chronic kidney disease

Page 55: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

33

stage v dibagi menjadi 13 kelas terapi, kemudian terbagi ke dalam masing-masing

golongan obat, kelompok obat, nama zat aktif dan jenis obat yang digolongkan

berdasarkan pada MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi edisi 7 2007/2008. Kajian

Drug Related Problems dengan metode SOAP pada masing-masing kasus, kemudian

dibuat rangkuman pembahasan Drug Related Problems, dimana pada masing-masing

tabel tersebut dijabarkan nomor kasus, jenis obat, penilaian, dan rekomendasi

terhadap Drug Related Problems yang terjadi. Pada analisis Drug Related Problems

hanya digunakan enam parameter karena keterbatasan dalam penelitian yang tidak

dapat mengawasi pasien maka kepatuhan pasien tidak diikutsertakan. Pada analisis

outcome dengan melihat jumlah pasien yang membaik dan belum sembuh. Pada obat

hipertensi yang digunakan pada pasien chronic kidney disease stage v digunakan

kombinasi obat yang dikelompokkan berdasarkan jumlah obat yang digunakan oleh

masing-masing pasien. Tata cara analisis dilakukan sebagai berikut :

1. Karakteristik pasien

a. Persentase umur pasien dikelompokkan menjadi 3 kelompok usia, yaitu <12

tahun, 12-39 tahun, dan >40 tahun. Masing-masing kelompok dihitung

dengan cara menghitung pasien pada tiap kelompok dibagi dengan jumlah

keseluruhan pasien yang didapat dan dikalikan dengan 100%.

b. Persentase jenis kelamin pasien dikelompokkan menjadi pasien dengan jenis

kelamin laki-laki dan perempuan, dihitung dengan cara menghitung jumlah

Page 56: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

34

pasien pada tiap kelompok jenis kelamin dibagi dengan jumlah keseluruhan

pasien yang didapat dan dikalikan dengan 100%.

2. Persentase kelas terapi obat pada masing-masing tahun dikelompokkan menjadi

13 kelas terapi, dihitung dengan cara membagi antara jumlah pasien pada tiap

kelas terapi per tahun dengan jumlah keseluruhan pasien pada tiap tahun tersebut

kemudian dikalikan 100%. Persentase total kelas terapi dihitung dengan cara

membagi antara jumlah pasien pada tiap kelompok kelas terapi dengan jumlah

keseluruhan kemudian dikalikan 100%.

3. Persentase total jenis zat aktif yang digunakan pada masing-masing kelas terapi

dihitung dengan cara membagi antara jumlah pasien pada tiap jenis zat aktif

dengan jumlah keseluruhan pasien kemudian dikali 100%.

4. Kajian Kajian Drug Related Problems dijelaskan dengan metode SOAP. Pada

bagian Subjective dijabarkan mengenai jenis kelamin, usia, diagnosis, keluhan

utama, perjalan penyakit, kondisi umum, dan keadaan pulang pasien. Bagian

Objective digambarkan dengan tabel mengenai data laboratorium dan tekanan

darah. Sedangkan Drug Related Problems akan dijabarkan pada Assessment yang

kemudian akan dipecahkan melalui Plan.

5. Kajian Drug Related Problems kemudian dirangkum, yaitu dengan

mengelompokkan pasien yang terjadi pada keenam Drug Related Problems

beserta jenis obat dan zat aktifnya disertai penilaian dan rekomendasi terhadap

terjadinya Drug Related Problems.

Page 57: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

35

6. Outcome pasien dikelompokkan menjadi 2 golongan untuk pasien yang membaik

dan belum sembuh, dihitung dengan cara menghitung jumlah kasus pada tiap

kelompok outcome kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan pasien yang

didapat dan dikalikan dengan 100%.

7. Kombinasi obat hipertensi yang diberikan pada pasien dikelompokkan menjadi 5

kelompok, dihitung dengan cara menghitung jumlah kombinasi pada tiap pasien

kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan pasien dan dikalikan dengan 100%.

H. Kesulitan Penelitian

Dalam pengambilan data untuk penelitian ini penulis mengalami beberapa

kesulitan, antara lain penggunaan istilah medis yang sulit dimengerti oleh penulis

karena tidak biasa digunakan dalam dunia Internasional, penggunaan bahasa daerah

dalam catatan medik, dan kurang lengkapnya data yang ada pada rekam medis.

Kesulitan yang lain juga merupakan keterbatasan dalam penelitian ini yaitu

sulit untuk menganalisis kepatuhan pasien karena penulis tidak mengamati jalannya

perawatan pasien tetapi hanya melihat berdasarkan rekam medis dan tidak mengamati

terjadinya penyebab umum timbulnya ketidakpatuhan pasien.

Page 58: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian mengenai kerasionalan pola pengobatan pasien hipertensi pada

chronic kidney disease stage v (CKD st v) di RSUP Dr. Sardjito periode 2006-

2008 dilakukan dengan menelusuri kasus pasien rawat inap. Hasil penelitian

mengenai kerasionalan peresepan pasien hipertensi pada chronic kidney disease

stage v di RSUP Dr. Sardjito periode 2006-2008 dibagi menjadi 4 bagian yaitu

karakteristik pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v, pola

pengobatan pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v, kajian Drug

Related Problem’s dan outcome yang dicapai, kemudian yang akan dirangkum

pada akhir pembahasan. Karakteristik pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v meliputi kelompok usia dan jenis kelamin. Pola pengobatan pasien

hipertensi pada chronic kidney disease stage v meliputi kelas terapi beserta

golongan obat pasien selama dirawat di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito

periode 2006-2008 dan kajian keenam parameter Drug Related Problem’s yang

akan dijelaskan dengan metode SOAP serta dirangkum dalam bentuk tabel dan

berdasarkan kategori Drug Related Problem’s yang terjadi pada tiap kasus.

A. Karakteristik Pasien Hipertensi Pada Chronic Kidney Disease Stage V

Distribusi berdasarkan kelompok usia ditujukan untuk mengetahui

perbandingan antara jumlah pasien pada kelompok-kelompok usia tertentu,

Page 59: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

37

sedangkan distribusi berdasarkan kelompok jenis kelamin dimaksudkan untuk

mengetahui perbandingan jumlah pasien laki-laki dan perempuan yang menderita

penyakit hipertensi pada chronic kidney disease stage v di Instalansi Rawat Inap

RSUP Dr. Sardjito periode 2006-2008.

Berdasarkan kelompok umur, pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v digolongkan menjadi 3 kelompok usia, yaitu kelompok 3 yaitu :

<12 tahun, 12-39 tahun, dan >40 tahun.

1. Berdasarkan kelompok usia

Tabel VII. Distribusi jumlah kasus chronic kidney disease stage v berdasarkan kelompok usia di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito periode 2006-2008

Kelompok Umur (%) Total 2006 2007 2008

< 12 tahun 1 4,4 12-39 tahun 3 6 1 43,4 > 40 tahun 10 2 52,2

Dari data didapatkan penderita chronic kidney disease stage v banyak

diderita diatas umur 40 tahun, hal ini karena chronic kidney disease stage v

kebanyakan disebabkan oleh hipertensi dimana manifestasi timbulnya chronic

kidney disease stage v terjadi setelah beberapa tahun penyebab muncul. Penderita

chronic kidney disease stage v dibawah umur 12 tahun pada umumnya bersifat

congenital/bawaan dan pada penelitian didapatkan 1 pasien yang berumur 12

tahun. Pada usia 12-39 tahun didapatkan 10 pasien yang terkena chronic kidney

disease stage v. Dikaitkan dengan semakin bertambahnya umur maka terjadi

penurunan fungsi organ tubuh termasuk ginjal terutama pada pasien lanjut usia.

Menurut Price & Wilson (1995), pada penyakit gagal ginjal kronik nilai

glomerular filtration rate (GFR) turun dibawah nilai normal sebesar 125ml/menit.

Page 60: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

38

GFR juga turun pada usia lanjut. Sesudah usia 30 tahun GFR menurun dengan

kecepatan 1ml/menit/tahun (Paullin, 2005).

2. Berdasarkan kelompok jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, pasien hipertensi pada chronic kidney disease

stage v di RSUP Dr. Sardjito periode 2006-2008, didapatkan hasil untuk jenis

kelamin perempuan sebanyak 10 pasien dengan persentase sebesar 43,5% dan

untuk laki-laki didapatkan 13 pasien dengan persentase sebesar 56,5%. Hal ini

disebabkan pada laki-laki lebih mudah terkena penyakit kardiovaskular karena

pola dan gaya hidup yang biasanya kurang teratur dan sehat

Tabel VIII. Distribusi jumlah kasus hipertensi pada chronic kidney disease stage v berdasarkan jenis kelamin di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito periode 2006-2008

Jenis kelamin Jumlah Kasus % total 2006 2007 2008

Perempuam 3 6 1 43,5 Laki-laki 8 5 56,5

B. Pola Pengobatan Pasien Hipertensi pada Chronic Kidney Disease Stage V

Obat-obat yang digunakan oleh pasien hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode

2006-2008 dibagi menjadi beberapa kelas terapi. Pada penelitian ini kelas terapi

yang digunakan pada pasien sebanyak 13 kelas terapi, yang kemudian terbagi

kedalam masing-masing golongan obat, kelompok obat, nama zat aktif dan jenis

obat. Pembagian kelas terapi dalam penelitian ini berdasarkan pustaka acuan Drug

Information Handbook dan MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 7

2007/2008, yang disajikan pada tabel dibawah ini.

Page 61: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

39

Tabel IX. Distribusi kelas terapi obat kasus hipertensi pada chronic kidney disease stage v yang dirawat Di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Periode 2006-2007

No Kelas Terapi Jumlah Kasus Persentase (%) tiap tahun

% total

2006 (n=3)

2007 (n=14)

2008 (n=6)

2006 2007 2008

1. Obat sistem gastrointestinal

1 8 2 33,3 57,1 33,3 47,8

2. Obat kardiovaskular 3 14 6 100 100 100 100

3. Obat saluran nafas 1 1 - 33,3 7,14 - 8,7

4. Obat neuro muskular 1 10 3 33,3 71,4 50 60,9

5. Obat hormon 1 1 1 33,3 7,14 16,7 13

6. Obat antibiotik 2 7 5 66,7 50 83,3 60,9

7. Obat sistem genito urinaria

- - 1 - - 16,7 4,3

8. Obat Sistem endokrin - 4 1 - 28,5 16,7 21,7

9. Vitamin dan Mineral 3 13 6 100 92,8 100 95,7

10 Nutrisi - - 1 - - 16,7 4,3

11 Obat dermatologi - 2 1 - 14,3 16,7 13

12 Obat mata - 1 - - 7,14 - 4,3

13 Obat alergi dan sisitem imunitas

- 1 1 - 7,14 16,7 8,7

Kelas terapi yang paling banyak digunakan oleh pasien adalah obat

kardiovaskular, yaitu sebesar 100%. Obat kardiovaskular merupakan obat yang

digunakan untuk menurunkan tekanan darah, dan mengurangi udem yang terjadi

pada pasien chronic kidney disease. Kelas terapi terbanyak kedua adalah obat

golongan vitamin dan mineral, yang digunakan untuk asupan kalsium ke tulang

dan juga untuk mengobati anemia yang ada karena ginjal yang tidak normal

sehingga dalam menghasilkan eritropoetin kurang yang dapat menyebabkan

anemia. Lalu kelas terapi terbanyak ketiga adalah obat neuromuskular dan

antibiotik karena selain menderita hipertensi dan chronic kidney disease stage v

Page 62: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

40

pasien juga didiagnosis penyakit yang lain yang membutuhkan terapi antibiotik

dan neuromuskular.

1. Obat yang bekerja pada saluran gastrointestinal

Tabel X. Golongan, Kelompok, Zat Aktif yang Bekerja pada Sistem Saluran Gastrointestinal yang Digunakan untuk Terapi Pasien Hipertensi pada Chronic Kidney Disease Stage V di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2006-2008

Golongan Zat Aktif Jenis Obat Jumlah Kasus % Total 2006 2007 2008

Antasida, antiulserasi

Ranitidin Ranitidin - 2 - 47,8 Radin® - 6 3

Omeprazole OMZ® 1 1 1 13 Esomeprazole Nexium® - 1 1 8,7 Sukrafat Ulsidex® - 1 - 17,4

Inpepsa ® 1 1 1 Antidiare Loperamide Imodium ® - 1 - 4,3

Attapulgite aktif New Diatabs® - 2 - 8,7 Regulator GIT, antiflatulen dan inflamasi

Metoklopramid Sotatic® - 4 - 17,4 Vometa - 1 - 4,3 Domperidon - 1 - 4,3

Obat saluran cerna yang banyak digunakan adalah golongan

antasida,antiulserasi dengan zat aktif ranitidin. Tukak lambung adalah suatu

kondisi patologis pada lambung, duodenum, esofagus bagian bawah, dan stoma

gastroenterostomi. Tujuan terapi tukak lambung adalah meringankan atau

menghilangkan gejala, mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi yang

serius (hemoragi,perforasi, obstruksi), dan mencegah kekambuhan. Dimana pada

ranitidin cara penyembuhannya adalah dengan cara mengurangi sekresi asam

lambung sebagai akibat hambatan reseptor H2 (Anonim,2000). Golongan kedua

terbanyak adalah antasida, antiulserasi dan Regulator GIT, antiflatulen dan

inflamasi. Sukrafat termasuk golongan antasida tetapi memiliki mekanisme yang

berbeda dengan ranitidin, sukrafat bekerja dengan melindungi mukosa dari

serangan pepsin-asam. Pada golongan regulator GIT, antiflatulen, dan inflamasi

Page 63: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

41

dengan zat aktif metoklopramid yang berfungsi sebagai antiflatulen yang bekerja

di sentral dan perifer (Anonim, 2000).

2. Obat yang bekerja pada sistem saluran pernafasan

Tabel XI. Golongan, Kelompok, Zat Aktif yang Bekerja pada Sistem Saluran Pernafasan yang Digunakan untuk Terapi Pasien Hipertensi pada Chronic Kidney Disease Stage V di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2006-2008

Golongan Zat Aktif Jenis Obat Jumlah Kasus % Total 2006 2007 2008

Obat batuk pilek

Ambroxol 1 1 8,6 Codein 1 4,3 Dextrometrophan DMP® 1 4,3

Golongan yang digunakan adalah obat batuk pilek dan yang paling banyak

digunakan adalah dengan zat aktif ambroxol yang bekerja dengan mempercepat

ekspektorasi dengan mengurangi viskositas sputum (Anonim,2000).

3. Obat yang bekerja pada kardiovaskular

Zat aktif yang banyak digunakan pada sistem kardiovaskular adalah

furosemid yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi

edema perifer pada pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal dan biasanya

diberikan secara intravena dengan mekanisme menghambat reabsorpsi cairan dari

”loop” Henle asending dalam tubulus ginjal dan merupakan diuretik yang kuat

(Neal, 2002).

Golongan kedua terbanyak adalah Antagonis Angiotensin II dengan zat

aktif valsartan yang digunakan untuk pengobatan hipertensi, yang mempunyai

mekanisme mirip dengan penghambat ACE, obat-obat golongan ini tidak

menghambat pemecahan brandikinin dan kinin-kinin lainnya, sehingga tampaknya

tidak menimbulkan batuk kering persisten yang biasanya mengganggu terapi

dengan penghambatan ACE (Anonim,2000).

Page 64: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

42

Tabel XII. Golongan, Kelompok, Zat Aktif yang Bekerja pada Sistem Saluran Kardiovaskular yang Digunakan untuk Terapi Pasien Hipertensi pada Chronic Kidney Disease Stage V di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2006-2008

Golongan Zat Aktif Jenis Obat Jumlah kasus % Total 2006 2007 2008

Antagonis Kalsium

Nifedipine Nifedipine 1 56,5 Adalat Oros® 2 7 3

Diltiazem Diltiazem 2 2 21,7 Herbesser ® 1

Amlodipin Amlodipin 1 21,7 Amdixal® 3 Norvask® 1

Diuretikum Furosemid Furosemid 3 2 100 Lasix® 3 10 5

HCT 6 1 30,4 Antagonis Angiotensin II

Irbesatan Irbesartan 2 30,4 Aprovel® 2 3

Valsartan 11 4 65,2 ACE Inhibitor Captopril 2 3 21,7

Lisinopril Noperten® 1 8 39,1 Penyekat β Bisoprolol 2 1 13 Antihipertensi golongan lain

Metildopa 1 4,4 Terazosin HCl Hytrin® 1 4,4

Hemastatik Tranexamic Acid Kalnex® 1 4,4 Antikoagulan, antiplatelet

Acetylsalicylic acid

Aspilet® 1 4,4

Clopidogrel Plavix® 1 4,4 Antiangina ISDN 1 4,4

4. Obat yang bekerja pada neuro-muskular

Tabel XIII. Golongan, Kelompok, Zat Aktif yang Bekerja pada neuro-muskular yang Digunakan untuk Terapi Pasien Hipertensi pada Chronic Kidney Disease Stage V di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2006-2008

Golongan Zat Aktif Jenis Obat Jumlah Kasus % Total 2006 2007 200

8 Analgesik, antipiretik

Parasetamol Parasetamol 2 8,6 Sistenol® 2 8,6

Tramadol 1 4,3 Asam mefenamat 2 8,6

Preparat Gout Allopurinol 1 7 4 52,1 Antidepresan Alprazolam 1 4,3 Antikonvulsan Fenitoin 1 4,3

Golongan obat yang digunakan pada neuro-muskular adalah paling banyak

adalah preparat gout dengan zat aktif allopurinol biasa digunakan untuk

Page 65: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

43

profilaksis gout dan batu asam urat dan kalsium oksalat di ginjal maupun untuk

mengatasi hiperurecemia (Anonim,2000).

5. Obat untuk hormon

Tabel XIV. Golongan, Kelompok, Zat Aktif yang Bekerja pada sistem hormon yang Digunakan untuk Terapi Pasien Hipertensi pada Chronic Kidney Disease Stage V di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2006-2008

Golongan Zat Aktif Jumlah Kasus % Total 2006 2007 2008

Hormon Kortikosteroid

Metil Prednisolon 1 1 8,6 Dexametason 1 4,3

Golongan obat terbanyak yang digunakan adalah golongan kortikosteroid

dengan mekanisme melalui interaksinya dengan protein reseptor yang spesifik di

organ target (Anonim,2000). Pada golongan kortikosteroid kelompok

antiinflamasi sistemik, zat yang paling banyak digunakan adalah metil

prednisolon.

6. Obat yang digunakan sebagai antibiotik

Tabel XV. Golongan, Kelompok, Zat Aktif Antibiotik yang Digunakan untuk Terapi Pasien Hipertensi pada Chronic Kidney Disease Stage V di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2006-2008

Golongan Zat Aktif Jenis Obat Jumlah Kasus % Total 2006 2007 2008

Kuinolon Ciprofloxacin 2 8,6 Antibiotik golongan lain

Fosfomicin 1 4,3 Trichodazol 1 4,3

Sefalosporin

Ceftriaxone 1 5 4 43,5 Cefadroxil 1 4,3 Metilmicin 1 4,3

Penisilin

Amoxicillin Amoxicillin 2 21,7 Amoxan® 3

Azitromicin 1 1 8,6 Ampicilin 1 1 8,6

β laktam lain Meropemen Tripermen® 1 4,3

Page 66: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

44

Golongan yang paling banyak digunakan adalah sefalosporin, yang

termasuk antibiotik β laktam yang bekerja dengan menghambat sintesis dinding

sel mikroba. Seftriakson termasuk sefalosporin generasi ketiga yang biasanya

aktif terhadap Enterobacteriaceae, termasuk strain penghasil penisilinase

(Anonim,2000). Golongan kedua terbanyak adalah penisilin dengan zat aktif

amoksisilin yang merupakan turunan dari ampisilin yang lebih baik digunakan

secara oral dibandingkan dengan ampisilin. Biasa digunakan untuk profilaksi

endokarditis.

7. Obat pada sistem genitor-urinaria

Tabel XVI.Golongan, Kelompok, Zat Aktif yang Bekerja Pada Sistem Genito-Urinaria Pasien Hipertensi pada Chronic Kidney Disease Stage V di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2006-2008

Golongan Zat Aktif Jenis Obat Jumlah kasus % Total 2006 2007 2008

Obat saluran kemih kelamin golongan lain

Asam aminoesensial

Ketosteril®

1

4,3

Golongan obat yang digunakan adalah obat saluran kemih kelamin golongan

lain yaitu Ketosteril® digunakan untuk terapi insufisiensi ginjal kronik pada

retensi yang terkompensasi atau dekompensasi (Anonim, 2008).

8. Obat yang digunakan pada sistem endokrin dan metabolik

Tabel XVII. Golongan, Kelompok, Zat Aktif yang Bekerja pada Sistem Endokrin dan Metabolik Pasien Hipertensi pada Chronic Kidney Disease Stage V di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2006-2008

Golongan Zat Aktif Jenis Obat Jumlah Kasus % Total 2006 2007 2008

Antihiperlipidemik Simvastatin 1 4,3 Antidiabetik Insulin Humulin® 1 13

RI® 2

Page 67: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

45

Golongan obat yang digunakan paling banyak adalah antidiabetik yaitu RI®

insulin diberikan secara subkutan dengan tujuan untuk mempertahankan kadar

gula darah. Dosis dan frekuensi yang diberikan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin (Anonim, 2000).

9. Obat yang berfungsi sebagai vitamin dan mineral

Tabel XVIII. Golongan, Kelompok, Zat Aktif yang Berfungsi Sebagai Vitamin dan Mineral Pasien Hipertensi pada Chronic Kidney Disease Stage V di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2006-2008

Golongan Zat Aktif Jenis Obat Jumlah Kasus % Total 2006 2007 2008

Vitamin dan Mineral

Neurodex 1 4,3

Multivitamin/dengan Mineral

CaCO3 CaCO3 2 11 5 91,3 Osteocal® 2 1

KCL 1 4,3 Antianemia Viliron 2 8,6 Vitamin B Grahabion 1 4,3 Vitamin Asam Folat 3 13 5 91,3 Cairan dan elektrolit

Natrium Klorida

NaCl 0,9%® 1 5 2 34,7

Glukosa Dekstrosa 5% 1 9 2 52,2

Golongan obat yang paling banyak digunakan adalah multivitamin/ dengan

mineral dan vitamin. Pada pemberian asam folat bertujuan untuk merangsang

pembentukan sel darah merah yang mengalami penurunan karena produksi

hormon eritropoetin berkurang sehingga menyebabkan anemia dan CaCO3

digunakan untuk asupan kalsium ke tulang dan menjaga agar kadar fosfat dan

kalsium tetap seimbang (Anonim, 2009). Golongan kedua terbesar adalah

golongan cairan dan elektrolit. Pada golongan cairan dan elektrolit kelompok

pemberian glukosa secara intravena berupa pemberian dekstrosa 5%. Pemberian

ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan normal atau untuk menggantikan

Page 68: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

46

kekurangan cairan yang cukup besar atau adanya kehilangan cairan yang

berkelanjutan (Anonim, 2000).

10. Obat yang berfungsi sebagai nutrisi

Tabel XIX. Golongan, Kelompok, Zat Aktif yang Berfungsi Sebagai Nutrisi Pasien Hipertensi pada Chronic Kidney Disease Stage V di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2006-2008

Golongan Zat Aktif Jenis Obat Jumlah Kasus % Total 2006 2007 2008

Suplemen dan terapi penunjang

Vitamin K Vitamin K 1 4,3

Golongan yang digunakan adalah suplemen dan terapi penunjang adalah

vitamin K yang diperlukan dalam faktor pembekuan darah untuk mencegah dan

mengobati pendarahan (Anonim, 2000).

11. Obat untuk dermatologi

Tabel XX. Golongan, Kelompok, Zat Aktif yang Berfungsi Sebagai Obat Dermatologi Pasien Hipertensi dengan Komplikasi Chronic Kidney Disease Stage V di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2006-2008

Golongan Zat Aktif Jenis Obat Jumlah Kasus % Total 2006 2007 2008

Anti histamin

Mebhydrolin Napadisylate

Interhistin® 1 4,3

Chlorphenamin CTM 1 4,3 Antiinfeksi Topikal

Gentamicin Gentamicin 1 4,3

Antipruritus Topikal

Calamine Caladine® 2 1 13

Golongan obat yang paling banyak digunakan adalah antipruritus topikal

yang bertujuan untuk mencegah adanya ruam ataupun biang keringat yang dapat

menyebabkan luka.

Page 69: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

47

12. Obat untuk mata

Tabel XXI.Golongan, Kelompok, Zat Aktif yang Berfungsi Sebagai Obat Mata Pasien Hipertensi pada Chronic Kidney Disease Stage V di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2006-2008

Golongan Zat Aktif Jenis Obat Jumlah Kasus % Total 2006 2007 2008

Preparat Mata Lain

Vitamin esensial Matase® 1 4,3

Jenis obat yang digunakan adalah Matase® yang berfungsi untuk

memelihara kesehatan fungsi mata (Anonim, 2008).

13. Obat untuk sistem imunitas

Tabel XXII. Golongan, Kelompok, Zat Aktif yang Berfungsi sebagai Obat Imunitas Pasien Hipertensi pada Chronic Kidney Disease Stage V di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2006-2008

Golongan Zat Aktif Jenis Obat Jumlah Kasus % Total 2006 2007 2008

Imunosupresan Siklofosfamid Siklofosfamid 1 4,3

Jenis obat yang digunakan adalah siklofosfamid, yang berfungsi sebagai

imunosupresan yang dapat menekan sistem imun tubuh untuk merusak DNA

sehingga mengganggu replikasi sel tumor dan untuk terapi leukemia (Anonim,

2000).

C. Kajian Drug Related Problem’s

Pada masing-masing kasus telah dibahas dengan metode SOAP yang

kemudian dirangkum menjadi masing-masing kategori Drug Related Problems,

yaitu adanya terapi obat tanpa indikasi, adanya indikasi penyakit yang tidak

Page 70: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

48

diberikan terapi, ketidakefektifan pemilihan obat, dosis yang kurang, terjadi

adverse drug reaction dan dosis yang berlebih dalam penggunaan obat di RSUP

Dr. Sardjito pada periode 2006-2008.

Pada masing-masing rekam medis akan dijabarkan jenis obat yang

menyebabkan DRPs, kemudian pada masing-masing jenis obat tersebut akan

dibahas bagaimana dan mengapa hal tersebut dapat terjadi sekaligus memberikan

rekomendasi yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada.

1. Dosis terlalu rendah

Tabel XXIII. Kasus DRPs Dosis Terlalu Rendah untuk Pasien Hipertensi pada Chronic Kidney Disease Stage V di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus Jenis Obat Penilaian Referensi Penilaian Dokter 10 Carvedilol

(V-block®) Dosis V-block® sebaiknya ditingkatkan menjadi 12,5mg 2x1,karena pasien hanya menerima 6,25mg 2x1. Sebaiknya dosis untuk pasien ditingkatkan menjadi 12,5mg 2x1 (DIH). Penilaian penulis: dosis yang diberikan sebaiknya ditingkatkan karena pada saat keluar pasien belum mencapai target tekanan darah yang diharapkan

Pemberian V-block terlalu rendah dikarenakan harga obat yang mahal dan pasien menggunakan askeskin sehingga pengobatan tidak dapat maksimal.

(Saseen dan Carter, 2005)

2. Adverse drug reaction

Tabel XXVII. Kasus DRPs Adverse Drug Reaction untuk Pasien Hipertensi pada Chronic Kidney Disease Stage V di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus Jenis Obat Penilaian Referensi 4,5 Asam Mefenamat Kontraindikasi dengan pasien gangguan ginjal.

Sebaiknya asam mefenamat tidak digunakan 8, 11, 18 Diltiazem dan

bisoprolol Penggunaan diltiazem pada kasus 11 sebaiknya dihentikan karena pasien menderita chronic heart failure sehingga sebaiknya digunakan bisoprolol. Pada kasus 8 dan 18 sebaiknya digunakan diltiazem dan penggunaan bisoprolol dihentikan (DIH).

(Saseen dan Carter, 2005)

Page 71: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

49

3. Dosis terlalu tinggi

Tabel XXIV. Kasus DRPs Dosis Terlalu Tinggi untuk Pasien Hipertensi pada Chronic Kidney Disease Stage V di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus Jenis Obat Penilaian Referensi Penilaian Dokter 4 Amoksisilin

Dosis yang diberikan 500mg 3x1, seharusnya untuk pasien dialisis mendapat terapi 500mg/hari. Sebaiknya penggunaannya diturunkan menjadi 500mg/hari

Dosis yang diberikan melebihi dosis yang dianjurkan karena pada pasien menderita glomerulonefritis yang jika tidak cepat ditangani dapat masuk ke ginjal sehingga menyebabkan sepsis. Pada pasien menjalani hemodialisis 3x seminggu sehingga secara bertahap akan dikeluarkan oleh tubuh, dan sampai pada saat keluar dari rumah sakit pasien belum sembuh.

5 Ampisilin

Dosis Ampisilin yang diberikan 1g/6jam terlalu tinggi untuk pasien hemodialisis sebaiknya dikurangi menjadi 500mg/6jam. Sebaiknya dosis yang digunakan diturunkan menjadi 500mg/6jam

Pada pasien menderita glomerulonefritis dan ISK yang perlu penanganan yang cepat agar tidak bertambah parah oleh karena itu diberikan dosis yang cukup tinggi untuk mencegah keparahan dan mengobatinya. Pada pasien menjalani hemodialisis 3x seminggu sehingga secara bertahap akan dikeluarkan oleh tubuh, dan sampai pada saat keluar dari rumah sakit pasien belum sembuh

22 Ampisilin

Dosis yang digunakan 800mg 4x1 terlalu tinggi untuk pasien gangguan ginjal, dosis yang dianjurkan 500mg/6jam Sebaiknya dosis ampisilin diturunkan menjadi 500mg/6jam

Pada pasien menderita demam selama 8 hari sehingga diberikan terapi antibiotik Karena ada indikasi demam tersebut disebabkan karena infeksi bakteri. Dosis yang digunakan tinggi karena demam yang diderita sudah cukup lama sehingga perlu penanganan cepat. Pada pasien menjalani hemodialisis 3x seminggu sehingga secara bertahap akan dikeluarkan oleh tubuh.

(Saseen dan Carter, 2005)

Page 72: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

50

4. Perlu tambahan terapi obat

Tabel XXVI. Kasus DRPs Perlu tambahan terapi obat untuk Pasien Hipertensi pada Chronic Kidney Disease Stage V di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 2006-2008

Kasus Jenis Obat Penilaian Referensi Penilaian Dokter 16 Allopurinol Perlu dilanjutkan penggunaan

allopurinol karena pasien mengalami batu kemih Penilaian penulis: penggunaan allopurinol pada pasien batu kemih bertujuan agar tidak terjadi pembentukan batu baru

4,5,10, 13,14, 23

Aspar-K Perlu tambahan terapi Aspar-K untuk mengatasi hipokalemia Penilaian penulis: karena penambahan kalium dengan makanan tidak dapat dilakukan disebabkan oleh pasien mengalami penurunan nafsu makan sehingga untuk mengatasi hipekalemia dilakukan dengan obat

Pasien sudah mendapat banyak terapi obat dan dari faktor harga Aspar-K tidak masuk dalam daftar askes dan askeskin sehingga dokter tidak meresepkan kepada pasien.

(Saseen dan Carter, 2005)

D. Outcome Pasien Hipertensi pada chronic kidney disease stage v

Tabel XXVIII. Outcome Pasien Hipertensi pada Gagal ginjal terminal di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Periode 2006-2008

Outcome Persentase Membaik 91,3% Belum membaik 8,7%

Outcome pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v yang

membaik adalah sebesar 91,3% dan yang pulang dalam keadaan belum mambaik

sebesar 8,7%. Jumlah pasien yang belum sembuh sebesar 8,7% ini dikarenakan

pulang karena permintaan sendiri (APS) dengan alasan faktor biaya. Pada pasien

yang sembuh mereka mengikuti terapi yang dianjurkan dengan baik dan rutin

menjalani hemodialisis sehingga dapat pulang dalam keadaan baik.

Page 73: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

51

E. Kombinasi Obat Hipertensi yang Digunakan pada Pasien Chronic Kidney Disease Stage V

Banyaknya Kombinasi Obat Jumlah Pasien Persentase (%)

1 1 4,3 2 1 4,3 3 10 43,5 4 5 21,7 5 6 26,1

Pada penggunaan kombinasi obat pasien hipertensi dengan chronic kidney

disease stage v yang paling banyak digunakan adalah 3 kombinasi obat yaitu

sebesar 43,5%. Penggunaan obat hipertensi ini didasarkan pada tingkat keparahan

pasien dan situasi yang terjadi dan dapat digunakan hingga mencapai 5 kombinasi

obat.

F. Rangkuman Pembahasan

Pada penelitian ini, jumlah kasus hipertensi pada chronic kidney disease

stage v sebanyak 23 kasus. Karakteristik kasus hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 2006-

2008 berdasarkan kelompok usia, menunjukkan bahwa persentase kasus hipertensi

pada chronic kidney disease stage v kelompok usia <12 tahun sebesar 4,4%,

kelompok usia 12-39 tahun sebesar 43,4%, dan pada kelompok usia <40 tahun

sebesar 52,2%. Karakteristik kasus hipertensi pada chronic kidney disease stage v

berdasarkan kelompok jenis kelamin, menunjukkan bahwa persentase hipertensi

pada chronic kidney disease stage v pada jenis kelamin laki-laki sebesar 56,5%

dan pada pasien perempuan sebesar 43,5%.

Persentase ketiga besar distribusi kelas terapi kasus hipertensi pada

chronic kidney disease stage v di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta periode 2006-2008 adalah obat kardiovaskular 100%, vitamin dan

Page 74: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

52

mineral 95,7%, obat neuro-muskular dan antibiotik sebesar 60,9%. Pada masing-

masing kelas terapi yaitu obat pada sistem gastrointestinal jenis zat aktif yang

paling banyak digunakan adalah ranitidin 47,8% kemudian sukrafat dan

metoklopramid 17,4%. Pada kelas terapi obat yang bekerja pada sistem

kardiovaskular obat yang paling banyak digunakan adalah furosemid 100% dan

valsartan 65,2%. Pada kelas terapi obat untuk saluran pernafasan yang paling

banyak digunakan adalah ambroksol 8,6%. Pada kelas terapi obat untuk sistem

neuro muskular yang paling banyak digunakan adalah allopurinol 52,1%. Pada

kelas terapi obat untuk hormon yang paling banyak digunakan adalah metil

prednisolon 8,6%. Pada kelas terapi antibiotik yang paling banyak digunakan

adalah seftriakson 43,5% dan amoksisilin 21,7%. Pada kelas terapi obat untuk

sistem genitor urinaria yang digunakan adalah Ketosteril® 4,3%. Pada kelas terapi

obat untuk sistem endokrin dan metabolik yang paling banyak digunakan adalah

insulin 13%. Pada kelas terapi untuk vitamin dan mineral yang paling banyak

digunakan adalah CaCO3 91,3%, asam folat 91,3% dan glukosa 52,2%. Pada kelas

terapi untuk nutrisi yang digunakan adalah vitamin K 4,3%. Pada kelas terapi obat

untuk dermatologi yang paling banyak digunakan adalah kalamine 13%. Pada

kelas terapi obat untuk mata yang digunakan adalah Matase® 4,3%. Pada kelas

terapi obat untuk sistem imun yang digunakan adalah siklofosfamid 4,3%.

Pada analisa terjadinya Drug Related Problems pada masing-masing

pasien maka didapatkan data yang menunjukkan bahwa dosis terlalu rendah

sebanyak 1 pasien 4,3%, dosis terlalu tinggi sebanyak 3 pasien 13%, terapi obat

yang menyebabkan adverse drug reaction sebanyak 3 pasien 13%, dan perlu

Page 75: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

53

tambahan terapi obat sebanyak 7 pasien 30,4%. Pasien hipertensi pada chronic

kidney disease stage v juga diperlukan asupan albumin karena jumlah albumin

dalam tubuh mereka dibawah batas normal yaitu sebanyak 16 pasien 69,6%.

Pemberian terapi albumin ini dapat diberikan dengan makan-makanan yang

mengandung albumin karena albumin berfungsi untuk maintenance cardiac

output dengan meningkatkan tekanan oncotic pada intravaskular dan

menyebabkan mobilisasi cairan dari interstitial ke dalam ruang intravaskular.

Outcome pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v yang membaik

91,3% dan yang belum mambaik 8,7% yang dikarenakan pulang paksa (APS).

Pada pemberian kombinasi obat hipertensi dengan pasien chronic kidney disease

stage v yang menggunakan sebanyak 1 obat adalah sebesar 4,3%, pada 2

kombinasi obat sebesar 4,3%, pada kombinasi 3 obat sebesar 43,5%, pada

kombinasi 4 obat sebesar 21,7%, pada kombinasi 5 obat sebesar 26,1%.

Page 76: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis terhadap data kasus hipertensi pada chronic kidney

disease stage v di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 2006-

2008 dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Karakteristik kasus hipertensi pada chronic kidney disease stage v

berdasarkan kelompok usia paling banyak terjadi pada usia <40 tahun 52,2%

dan berdasarkan jenis kelamin paling banyak terjadi pada laki-laki 56,2%.

2. Pola pengobatan kasus hipertensi pada chronic kidney disease stage v

menggunakan 13 kelas terapi, yaitu obat gastrointestinal, obat

kardiovaskular, obat saluran pernafasan, obat sistem neuro muskular, obat

untuk hormon, antibiotik,obat sistem genitor urinaria, obat sistem endokrin

dan metabolik, vitamin dan mineral, nutrisi, obat dermatologi, obat mata,

obat sistem imun kelas terapi yang paling banyak digunakan adalah obat

kardiovaskular 100%, vitamin dan mineral 95,7%, obat neuro-muskular dan

antibiotik sebesar 60,9%.

3. Pada kasus hipertensi pada chronic kidney disease stage v di Instalansi

Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 2006-2008 terjadi Drug Related

Problems sebagai berikut :

a. dosis terlalu rendah sebanyak 1 pasien 4,3%

b. dosis terlalu tinggi sebanyak 3 pasien 13%

Page 77: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

55

c. terapi obat yang menyebabkan adverse drug reaction sebanyak 3

pasien 13%

d. perlu tambahan terapi obat sebanyak 7 pasien 30,4%

4. Outcome pasien hipertensi pada chronic kidney disease stage v yang

membaik adalah sebesar 78,5% dan yang belum sembuh adalah 21,5%.

5. Kombinasi obat hipertensi yang digunakan pada pasien chronic kidney

disease stage v dapat disajikan sebagai berikut :

a. Menggunakan 1 obat hipertensi sebanyak 1 pasien 4,3%

b. Menggunakan 2 obat hipertensi sebanyak 1 pasien 4,3%

c. Menggunakan 3 obat hipertensi sebanyak 10 pasien 43,5%

d. Menggunakan 4 obat hipertensi sebanyak 5 pasien 21,7%

e. Menggunakan 5 obat hipertensi sebanyak 6 pasien 26,1%

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan penulis dari hasil penelitian ini adalah :

1. bagi RSUP Dr. Sardjito perlu adanya standar terapi untuk penggunaan

obat hipertensi pada chronic kidney disease stage v dan komplikasi

lainnya pada umumnya di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

2. untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan cara prospektif

sehingga dapat mengamati secara langsung keadaan pasien.

Page 78: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

56

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2002, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Anonim, 2008, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, edisi 7, PT. Info Master, Jakarta. Anonim, 2006, Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO), Volume 41, Ikatan

Sarjana farmasi, Jakarta. Anonim, 2009a, Efektifitas Penurunan Tekanan Darah,

http://www.jurnalnet.com/konten.php?nama=BeritaUtama&topik=7&id=459, Diakses tanggal 10 Juni 2009.

Anonim,2009b, High Blood Pressure - Effective Treatments,

http://www.emedicinehealth.com/Classification_Hipertension_Drug/article_em.htm, Diakses tanggal 10 Juni 2009.

Anonim, 2009c, Stages of chronic kidney disease (CKD) , http://www.davita.com/kidney-disease/the-basics/a/92, Diakses tanggal 3 Juni 2009.

Anonim, 2009d, Chronic Heart Failure, http://emedicine.medscape.com/article/238798-overview Diakses tanggal 3 Mei 2009.

Anonim, 2009e, Mekanisme Kerja Ginjal, http://www.sinarharapan.co.id/berita/0705/30/kesra02.html Diakses tanggal 10 Juni 2009.

Benowitz, N.L., 2001, Obat Antihiperteni dalam Katzung, B.G., Farmakologi

Dasar dan Klinik, Edisi I, 269-307, Universitas Airlangga, Jakarta-Salemba Medika.

Candra, 2006, Pola Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Rawat Inap di

Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2002, Tesis, 14-25, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Chobanian, A. V., Bakris, G. L., Black, H. R., Cushman, W. C., Green, L. A., and

Joseph, L.L., 2003, The Seventh Report of the Joint Nasional Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure, The JNC VII Report, http//www.jama-ama-assn.org/cgi/content/full/289.19.2560v1. diakses 20 Februari 2009.

Cipolle, Robert. J., 2004, Pharmaceutical Care Practice : Clinician’s Guide, 172-

190, Mc Graw Hill Company, New York.

Page 79: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

57

DiPiro, J.T., et al., 2005, Pharmacotherapy : A Chronic Kidney Disease:

Therapeutic Approach for the Management of Complication. 6th ed., 185-215, McGraw-Hill, New York.

Fitriani, 2007, Profil Peresepan dan Evaluasi Interaksi Obat Antihipertensi Pada

Pasien Geriatri di Instalansi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2005, Tesis, 30-35, Universitas Sanaat Dharma, Yogyakarta.

Greene, R. J., and Hariss, N. D., 1999, Phatology and Theraupetic for Pharmacist

A Basic for Clinic Pharmacy Practice, Second Edition, 93-114, The Pharmaceutical Press, London

Lacy, CF., Amstrong, L.L., Goldman, M.P., dan Lance, L.L., 2006, Drug

Information Handbook, 14th Edition, AphA. Lexi-Comp’s Martini, F.H., and Timmons, M.J., 1997, Human Anatomy, 2nd Edition, 664, A

Viacom Company Uppersaddle River, Ney Jersey. Paullin, 2005, Kajian Pola Peresepan pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Ditinjau

dari Dosis, Interaksi, Efek Samping dan Kontraindikasi Obat di Instalansi Rawat Inap Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta, Tesis, 30-45, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Pratiknya, A.W., 2001, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan, CV Rajawali, Jakarta. Prastowo, P. C., 1995, Penggunaan Obat Secara Rasional, Warta ISFI Jawa

Tengah, 31-34, edisi XIII. Price, S.A., and Wilson, L.M., 1995, Clinical Concepts of Disease Processes,

diterjemahkan oleh Peter Anugerah, Edisi IV, 766-800, CV EGC, Jakarta. Rahardjo, P. L., 2001, Peran Antagonis Kalsium dalam Penatalaksanaan

Hipertensi, Simposium on Practical Aspect of Hypertension, Sub bagian Ginjal dan Hipertensi, Bagian IPD, 30-35, FKUI, Jakarta.

Saseen, J.J., and Carter, B.L., 2005, Hypertension in DiPiro, J.T., Talbert, R.L.,

Yee, G.c., Matzke, G.r., Wells, B.G., Posey, L.M., (Eds), Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Sixth Edition, 185-213, Appleton ang Lange, USA.

Sausalit, E., Kapojos, E.J., dan Lubis, H.R., 2001, Hipertensi Primer Dalam

Suyono S.(Editor), Ilmu Ajar Penyakit Dalam, Edisi III, 453-464, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Page 80: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

58

Setiawati, A., dan Bustami, Z.S., 1999, Antihipertensi dalam S.D. Ganiswara,

(ed), Farmakologi dan Terapi, edisi IV, 298-314,FK-UI, Jakarta. Shargel L. and Yu., 1999, Applied Biopharmaceuties and Pharmacokinetics, 4th

Edition,530-541, MC Graw Hill, New York. Suhardjono, Lidya A., Kapojos, E.J., dan Sidabutar R.P., 2001, Gagal Ginjal

Kronik, dalam Suyono S.(Editor), Ilmu Ajar Penyakit Dalam, Edisi III, 427-434, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Tatro, D.S., 2001, Drug Interaction Facts, 917, Facts and Comparison, Wolters

Kluwer, St. Louis.

Tessy., dan Agus., 2001, Hipertensi pada penyakit ginjal, dalam Suyono S.(Editor), Ilmu Ajar Penyakit Dalam, Edisi III, 615-617, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Yulinah, E.S., dkk., 2008, ISO Farmakoterapi, 119-133, Ikatan Sarjana Farmasi

Indonesia, Jakarta

Page 81: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

59

Lampiran 1 Tabel XXIX. Kajian DRP’s Kasus 1 Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus 1 No RM 01.22.59.36 (10/02/06-16/02/06) Subjective Perempuan/22tahun, DU: chroinic kidney disease DL: SLE, Hipertensi, riwayat haematemesis et stress Keluhan utama: mens banyak dan lama Kondisi umum: sedang, CM, gizi cukup Keadaan pulang : Belum sembuh Objective

Parameter Tanggal periksa (Februari 2006) 10 11 13 1 15 Nilai Normal Tekanan Darah :

10 :170/110 11: 160/100 13 : 160/110 14 : 160/120 15 : 140/100 16 : 150/100

Hb 4,8 4,8 4,8 11,5-16,5 Hmt 14 - - - - 37-47 Fibrinogen 489 - - - - 200-400 mg/dL Albumin 1,77 - 1,77 - 3,5-5,0 g/dL Total protein 4,38 - - - - 6,3-8,2 g/dL BUN 122,4 127,4 4,38 42 42,8 7-20 mg/dL Creatinin 17,12 17,2 4,38 10,09 10,99 0,7-1,5 mg/dL Asam urat 12,4 12,4 - - 2,5-8,5 mg/dL Natrium 131,4 131 - 132 80 137-145 mmol/L Kalium 6,9 6,9 - - 3,5-5,1 mmol/L Trigliserida 365 - - - - 0-200 mg/dL LE test Positif ANA Test Positif 6,75 (positif bila > 2,4) Suhu 360C pH (AGD) 7,297 Clcr 4,23

Penatalaksanaan Nama Obat Tanggal (Februari 2006)

10 11 12 13 14 15 16 Diet RPRGRK (prot 0,6g/KgBB/hr) √ √ √ √ √ √ Diet RPRK √ Injeksi Lasix 2A/8jam √ √ Infus NaCl 0,9% 20tetes/mnt √ √ √ √ √ Irbesartan 1x300mg √ √ √ √ √ √ √ Inpepsa syrup 3xC1 √ √ √ √ √ √ √ Injeksi Omeprazole 40mg/24jam √ √ √ √ √ √ √ Metil Prednisolon 1A/12jam √ √ √ √ √ √ √ Injeksi Ceftriazon 1g/12jam √ √ √ √ √ √ Asam folat 3x1 √ √ √ CaCO3 3x1 √ √ √ Adalat Oros 1x30mg √ √

Assessment Tidak ditemukannya potensi DRPs

Plan 1. Disarankan untuk makan-makanan yang banyak mengandung protein untuk meningkatkan albumin 2. Melakukan HD rutin

Page 82: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

60

Lampiran 2 Tabel XXX. Kajian DRP’s Kasus 2 Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus 2. No. RM 01.22.68.91 (13/02/06-18/02/06) Subjective Perempuan/26 tahun, DU: chronic renal failure st V ec glomerulonefritis kronis DL: hipertensi stage II, hiperuricemia Keluhan utama: sesak nafas Riwayat penyakit keluarga: hipertensi Kondisi umum: sedang, cm, gizi cukup Keadaan pulang: membaik Objective

Parameter Tanggal (Februari 2006) 13 15 18 Nilai Normal Tekanan darah

Hmt 27,4 - 37-47 13 :140/100 14 : 130/90 15 : 140/100 16 : 140/90 17 : 130/90 18 : 120/60

Leukosit 24,9 - 3,2 103/UL Monosit 7,8 - 0,4 103/UL Eusinofil 6,6 - 0,1 103/UL Basofil 8,1 - 0,1 103/UL BUN 83,1 83,1 94,4 7-20 mg/dL Creatinin 9,47 9,47 9,91 0,7-1,5 mg/dL Asam Urat 14,9 - 2,5-8,5 mg/dL Kalium 5,3 3,5-5,1 mmol/L Suhu 26,70C pH (AGD) 7,346 Clcr 6,11

Penatalaksanaan Nama obat Tanggal (Februari 2006)

13 14 15 16 17 18 Injeksi Lasix 2A/8jam √ √ √ √ √ Asam folat 3x1 √ √ √ √ √ √ CaCO3 3x1 √ √ √ √ √ √ Allopurinol 3x100mg √ √ √ √ √ √ Irbesartan 1x300mg √ √ √ √ √ √ Diet RPRGRK (prot 0,6g/KgBB/hr) √ √ √ √ √ √

Assessment Tidak ditemukannya potensi DRPs

Plan 1. Beri infus O2 untuk mengurangi sesak nafas 2. Lakukan HD rutin

Page 83: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

61

Lampiran 3 Tabel XXXI. Kajian DRP’s Kasus 3 Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus 3. No. RM 01.26.00.28 (10/10/06-14/10/06) Subjective Perempuan/31 tahun, DU: chronic kidney disease DL: hipertensi, hipertensive heart disease Keluhan utama: sesak nafas RPD: riwayat hipertensi sejak sakit ginjal Kondisi umum: sedang, CM, gizi cukup Keadaan pulang: membaik Objective

Parameter Tanggal (Oktober 2006) 10 11 13 Nilai Normal Tekanan darah

Hb 7,5 - 11,5-16,5 10 : 180/120 11 : 180/130 12 : 200/140 13 : 150/110 14 : 140/100

Hmt 23,6 - - 37-47 Leukosit 22,6 - - 3,2 103/UL Monosit 3,8 - - 0,4 103/UL Eusinofil 4,8 - - 0,1 103/UL BUN 46,4 7-20 mg/dL Creatinin 10,71 - 6,12 0,7-1,5 mg/dL Kalium 5,57 5,57 - 3,5-5,1 mmol/ Suhu 36,60C Urine : Protein +3 Bld +1 pH7,3 (AGD) Clcr 5,1

Penatalaksanaan Nama Obat Tanggal (November 2006)

10 11 12 13 14 Diet RPRGRK (prot 1,2g/KgBB/hr) √ √ √ √ √ Infus D5% mikrolini √ √ √ √ √ O2 3lpm √ V √ √ √ √ Injeksi Lasix 2A/8jam √ √ √ √ √ CaCO3 3x1 √ √ √ √ √ Asam folat 3x1 √ √ √ √ √ Adalat Oros 1x30mg (malam) √ √ √ √ √ Noperten 1x10mg (pagi) √ √ √ √ √ Cefadroxil 2x500mg √ √ √ Ambroxol 3x1 √

Assessment Tidak ditemukannya potensi DRPs

Plan 1. Penggunaan lisinopril (noperten®) sebaiknya diberi keterangan setelah hemodialisis

Page 84: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

62

Lampiran 4 Tabel XXXII. Kajian DRP’s Kasus 4 Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus 4. No. RM 01.28.41.85 (23/02/07-03/04/07) Subjective Perempuan/44 tahun, DU: chronic kidney disease DL: Glomerulonefritis, hipertensi st II, riwayat erupsi obat Keluhan Utama : lemas Riwayat penyakit: hipertensi sejak 3 bulan lalu Kondisi umum : sedang, CM, gizi cukup Keadaan pulang: membaik Objective:

Parameter Tanggal (Februari-April 2007) 23 26 1/3 5/3 7/3 20/3 3/4 Nilai Normal Tekanan darah

Hb 9,1 11,5-16,5 23 : 170/100 24, 28 : 140/80 26,27 : 160/90 Maret 01, 05 : 140/80 02: 130/80 06 : 130/80 07: 140/100 09 : 130/90 10,12 : 140/100 13, 18: 130/90 14,15 : 160/100 16,17 : 150/110 20,22 : 160/100 23,24 : 140/90 April 02,03 : 150/100

Hmt 27 - - - - - 27,8 37-47 Leukosit 12,3 - - - - - - 3,2 103/UL Monosit 3,8 - - - - - - 0,4 103/UL Eusinofil 16,9 - - - - - 0,1 103/UL Basofil 0,2 - - - - - - 0,1 103/UL Albumin 3,2 - - - - - - 3,5-5,0 g/dL BUN 63,4 58,9 71,4 47,2 80,3 78,8 71 7-20 mg/dL Creatinin 16,3 8,27 8,2 6,2 11,4 10,5 9 0,7-1,5 mg/dL Glu 180 115 74-106 mg/dL Natrium 128 134 137-145 mmol/L Cl 94 95 98-107 mmol/L Kalium 2,86 3,22 2,99 2,32 3,5-5,1 mmol/L Asam urat 8,7 2,5-8,5 mg/dL Clcr 4,41

Penatalaksanaan -Diet RPRGRK prot 0,6g/KgBB/hr (23/02/07-20/03/07) -Infus NaCl 0,9% 12tpm (23/02/07-28/03/07) -O2 3L/m (24/02/07-01/03/07) -CaCo3 3x1 (23/02/07-03/04/07) -Asam folat 3x1 (23/02/07-03/04/07) -Captropil 3x6,25 (24/02/07) -Irbesartan 1x300 (23/02/07-03/03/07) -Furosemid 1x4tab (23/02/07-24/02/07) -Interhistin 2x1 (01/03/07-24/03/07)

-Shake lotion 2x1 (01/03/07-14/03/07) -Herbesser CD 1x1 (03/03/07-03/04/07) -Amoxicilin 500mg 3x1 (14/03/07-17/03/07) -As. Mefenamat 3x1 (14/03/07-17/03/07) -Noperten 1x10mg (siang) (15/03/07-03/04/07) -Valsartan 1x80 (20/03/07-03/04/07) -Inj Ceftriaxone 1g/12jam (20/03/07-28/03/07) -Diet CAPD (20/03/07-03/04/07) -Gentamicin taf 2x1 (30/03/07-03/04/07)

Assessment : 1. Dosis amoxicilin terlalu tinggi untuk pasien gangguan ginjal. Potensial DRPs : dosis terlalu tinggi (DIH) 2. Penggunaan asam mefenamat kontraindikasi dan tidak boleh digunakan pada pasien gangguan ginjal. Potensial

DRPs : ADR (DIH) 3. Pada pasien jumlah kaliumnya turun sehingga perlu diberi aspar-K. Potensial DRPs : perlu tambahan terapi

obat Plan :

1. Kurangi dosis amoxicilin dengan memberikan pemakaian sebesar 500mg/hari (DIH) 2. Sebaiknya pemakaian asam mefenamat dihentikan (DIH) 3. Penggunaan lisinopril (noperten®) sebaiknya diberi keterangan setelah hemodialisis 4. Sebaiknya diberi aspar-k 1 tablet 3x1 5. Disarankan untuk makan-makanan yang banyak mengandung protein untuk meningkatkan albumin

Page 85: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

63

Lampiran 5 Tabel XXXIII. Kajian DRP’s Kasus 5 Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus 5. No RM 01.29.46.01 (03/05/07-16/05/07) Subjective Perempuan/29 tahun, DU: chronic kidney disease st V ec suspect glomerulonefritis DL: aplasia renal dextra, ISK; Komplikasi: Hipertensi st II, riwayat pre eklamsia Keluhan Utama : lemas Kondisi umum : sedang, CM, gizi kesan kurang Keadaan pulang: membaik Objective

Parameter Tanggal (Mei 2007) 03 05 07 11 14 Nilai Normal Tekanan Darah

Hmt 32,6 - - - - 37-47 03 : 200/110 04 : 220/130 05 : 180/100 07 : 160/90 08 : 190/100 09 : 180/100 10 : 170/100 11 : 120/80 12 : 140/80 13 : 130/80 14 : 130/80 15 : 140/80 16 : 140/90

Albumin 3,03 - - - - 3,5-5,0 g/dL GOT 78 - - - - 15-46 u/L GPT 71 - - - - 13-69 u/L BUN 47,9 73 87 28,6 40,3 7-20 mg/dL Creatinin 6,72 6,9 7,3 3,65 5,61 0,7-1,5 mg/dL Natrium 131 - 137-145 mmol/L Kalium 6,9 2,84 - 3,5-5,1 mmol/L Asam Urat 12,6 - 2,5-8,5 mg/dL Glu 125 - 74-106 mg/dL Suhu 360C Urine : Protein +3 Bld +3 Leu 500 pH 7,331 Clcr 9,75

Penatalaksanaan -Infus NaCl 0,9% (03/05/07,10/05/07-16/05/07) -Metildopa(dopamed) 250mg 3x1 (03/05/07-05/05/07) -Ceftriacone 2x1g (04/05/07-05/05/07) -Asam mefenamat 2x500mg (04/05/07-05/05/07) -Viliron 1x1(04/05/07-05/05/07) -Adalat Oros 1x30mg (malam) (04/05/07-16/05/0) -Valsartan 1x160mg(pagi) (05/05/07-16/05/07) -CaCo3 3x1 (07/05/07-16/05/07) -Asam folat 3x1 (07/05/07-16/05/07)

-Allupurinol 1x100mg (07/05/07-12/05/07) -Injeksi Lasix 1A/8jam (07/05/07-16/05/07) -Diet RPRGRK prot 0,86g/KgBB/hr (05/05/07-16/05/07) -O2 4L/m (07/05/07-16/05/07) -Matase 5mg 1/2tab (09/05/07-16/05/07) -Hct 3x12,5mg (05/05/07) -Injeksi Ceftriazon 1g/12jam (07/05/07-11/05/07) -Injeksi Ampicilin 1g/6jam (12/05/07-16/05/07)

Assessment 1. Asam mefenamat tidak boleh digunakan pada penderita penyakit ginjal. Potensial DRPs : ADR (DIH) 2. Dosis ampicilin terlalu tinggi untuk pasien hemodialisis. Potensial DRPs : dosis terlalu tinggi (DIH) 3. Pada pasien tanggal 11 Mei jumlah kaliumnya turun sehingga perlu diberi aspar-K. Potensial DRPs : perlu

tambahan terapi obat Plan

1. Sebaiknya kurangi frekuensi penggunaan metildopa menjadi 250mg 2x1 2. Kurangi dosis ampicilin dengan pemakaian 500mg/6 jam 3. Sebaiknya diberi aspar-k 1 tablet 3x1 4. Disarankan untuk makan-makanan yang banyak mengandung protein untuk meningkatkan albumin

Page 86: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

64

Lampiran 6 Tabel XXXIV. Kajian DRP’s Kasus 6 Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus 6. No RM 00.44.05.06 (18/04/07-04/05/07) Subjective Laki-laki/54 tahun, DU: chronic kidney disease et causa suspek nefropati diabetika DL: diabetes mellitus II non obese, hipertensi st II, dyspepsia life ulkus Keluhan Utama : lemas RPK: ayah pasien DM dan hipertensi Kondisi umum : lemah, CM, gizi cukup Keadaan pulang: belum sembuh Objective

Parameter Tanggal (April-Mei) 18 19 23 01 Nilai Normal Tekanan Darah

Hematokrit 25,2 - 29,6 37-47 18,19 : 180/100 20 : 145/95 21 : 130/70 22 : 140/80 23 : 145/80 24 : 170/100 25 : 160/90 26 : 140/80 27 : 150/90 28 : 140/90 30 : 150/90 01 : 145/90 02 : 130/90 03 : 150/90 04 : 130/70

Leukosit 19,9 - 3,2 103/UL Monosit 5,5 - 0,4 103/UL Eusinofil 4,3 - 0,1 103/UL Basofil 0,2 - 0,1 103/UL Total protein 5,08 - 4,67 6,3-8,2 g/dL Albumin 2,38 - 2,15 3,5-5,0 g/dL BUN 87,9 32,1 47,8 34,2 7-20 mg/dL Creatinin 12,09 5,65 10,5 61,8 0,7-1,5 mg/dL Asam Urat 12,5 2,5-8,5 mg/dL Glukosa 252 127 74-106 mg/dL Natrium 130 - 132 128 137-145 mmol/L Cl 93 96 97 98-107 mmol/L Suhu 36,50C Clcr 5,82

Penatalaksanaan -Diet RPRGRK prot 0,6g/KgBB/hr (18/04/07-04/05/07) -Diet DM 1800kal (18/04/07-04/05/07) -Nexium 1A dalam 500cc NaCl 0,9% (18/04/07-26/04/07) -O2 3L/m (18/04/07-23/04/07) -Injeksi Lasix 1A/12jam (18/04/07-26/04/07) -Injeksi Lasix 1A/8jam (27/04/07-28/04/07) -Asam folat 3x1 (18/04/07-04/05/07) -CaCO3 3x1 (18/04/07-04/05/07) -Valsartan 1x160mg (18/04/07-04/05/07) -RI 3x6U (18/04/07-23/04/07)

-RI 3x8U (24/04/07-25/04/07) -RI 3x12U (26/04/07-04/05/07) -Noperten 1x10mg (18/04/07) -Ulsidex tab 3x1 (18/04/07) -Radin 1A/12jam (19/04/07-21/04/07, 27/04/07-30/04/07) -Metoklopramid 1A/12jam (19/04/07-20/04/07, 25/04/07- 26/04/07) -Amdixal 1x10mg (25/04/07-04/05/07) -Furosemid 1x1 (pagi) (01/05/07-04/05/07) -Amoxcicilin 3x500mg (03/05/07)

Assessment Tidak ditemukannya potensi DRPs

Plan 1. Penggunaan lisinopril (noperten®) sebaiknya diberi keterangan setelah hemodialisis 2. Disarankan untuk makan-makanan yang banyak mengandung protein untuk meningkatkan albumin

Page 87: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

65

Lampiran 7 Tabel XXXV. Kajian DRP’s Kasus 7 Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus 7. No RM 01.27.25.43 (12/02/07-23/02/07) Subjective Perempuan/37 tahun, DU: chronic kidney disease ec obstructive uropathy post AV-Shunt DL: hipertensi st II dalam terapi, ISK membaik, anemia N-N Keluhan Utama : mual muntah Kondisi umum: baik, CM, gizi cukup Keadaan pulang: membaik Objective

Parameter Tanggal (Februari 2007) 12 19 20 22 Nilai Normal Tekanan Darah

Hb 9,6 11 8 10,1 11,5-16,5 12 : 120/80 13 : 110/80 14 : 130/80 15 : 120/80 16 : 140/90 17 : 150/90 19 : 120/80 20 : 110/70 21 : 150/90 22 : 130/90 23 : 160/80

Hematokrit 28,1 34,5 23,4 29,5 37-47 Leukosit 9 3,8 17,1 17,2 3,2 103/UL Monosit 2 5,7 7,7 7,1 0,4 103/UL Eusinofil 0,6 0,2 9,4 8,8 0,1 103/UL Basofil 0,2 0,0 1,2 0,6 0,1 103/UL MCV 85,9 - - - 76-96 MCH 29 - - - 27-32 BUN 93,4 38,2 56 31,8 7-20 mg/dL Creatinin 15,25 6,51 11,5 6,05 0,7-1,5 mg/dL Asam Urat 7,4 1,9 2,5-8,5 mg/dL Glu 113 208 74-106 mg/dL Natrium 132 135 125 135 137-145 mmol/L Kalium 5,23 3 4,66 3,51 3,5-5,1 mmol/L Cl 93 103 94 96 98-107 mmol/L Suhu 36,80C Urine : Protein +2 Bld +2 Lp +++ Clcr 3,42

Penatalaksanaan -Diet RPRGRK prot 0,6g/KgBB/hr (12/02/07-23/02/07) -Infus D5% mikrolini (12/02/07-23/02/07) -Asam folat 3x1(12/02/07-23/02/07) -CaCO3 3x1 (12/02/07-23/02/07) -Noperten 1x10mg (12/02/07-20/02/07) -Adalat Oros 1x30mg (malam) (12/02/07-23/02/07) -Injeksi Ceftriazone 1g/12jam (12/02/07-20/02/07)

-Furosemid 1x1 (pagi) (13/02/07-19/02/07) -Furosemid 2x1 (20/02/07-23/02/07) -Radin 1x1 (20/02/07-23/02/07) -Valsartan 1x80mg(pagi) (21/02/07-23/02/07) -Kapsul garam1x500mg (19/02/07-23/02/07) -Injeksi ciprofloxaxin 200mg/24jam (21/02/07-22/02/07)

Assessment Tidak ditemukannya potensi DRPs

Plan 1. Penggunaan lisinopril (noperten®) sebaiknya diberi keterangan setelah hemodialisis

Page 88: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

66

Lampiran 8 Tabel XXXVI. Kajian DRP’s Kasus 8 Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus 8. No. RM 01.13.34.18 (23/08/07-29/08/07) Subjective Perempuan/31 tahun, DU: chronic kidney disease et causa suspek nefropati diabetika DL: hipertensi st II Keluhan Utama : mual muntah Kondisi umum:sedang, CM, gizi cukup Keadaan pulang: membaik Objective

Parameter Tanggal (Agustus 2007) 23 Nilai Normal Tekanan Darah

Hemoglobin 5,5 11,5-16,5 23 : 214/140 24 : 160/100 25 : 160/90 27 : 160/100 28 : 170/100

Hematokrit 16,3 37-47 Leukosit 15,6 3,2 103/UL Monosit 4,7 0,4 103/UL Eusinofil 1,5 0,1 103/UL Basofil 0,7 0,1 103/UL Total Protein 6,04 6,3-8,2 g/dL Albumin 3,48 3,5-5,0 g/dL GOT 12 15-46 u/L GPT 25 13-69 u/L BUN 92,9 7-20 mg/dL Creatinin 13,26 0,7-1,5 mg/dL Asam Urat 12,2 2,5-8,5 mg/dL Cl 110 98-107 mmol/L HDL 232 35-85 mg/dL MCV 68,2 76-96 MCH 22,9 27-32 Suhu 360C Clcr 4,85

Penatalaksanaan Nama Obat Tanggal (Agustus 2007)

23 24 25 26 27 28 29 O2 3L/m √ √ √ √ Infus D5% mikrolini √ √ √ √ √ √ Diet RPRGRK (prot 0,6g/KgBB/hr) √ √ √ √ √ √ √ Asam folat 3x1 √ √ √ √ √ √ CaCO3 3x1 √ √ √ √ √ √ √ Valsartan 1x160mg √ √ Injeksi Lasix 1A/12jam √ √ √ √ √ √ √ Diltiazem 3x30mg √ √ √ √ √ Bisoprolol 1x5mg √ √ √ √ √

Assessment 1. Penggunaan diltiazem di kontraindikasikan dengan penggunaan β bloker (bisoprolol). Potensial DRPs : ADR

Plan 1. Sebaiknya penggunaan bisoprolol dihentikan karena kontraindikasi dengan diltiazem 2. Disarankan untuk makan-makanan yang banyak mengandung protein untuk meningkatkan albumin

Page 89: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

67

Lampiran 9 Tabel XXXVII. Kajian DRP’s Kasus 9 Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus 9. No. RM 01.26.58.08 (20/02/07-27/02/07) Subjective Laki-laki/53 tahun, DU: gagal ginjal terminal DL: hipertensi, anemia; komplikasi: akut miokardi infrak anferior Riwayat alergi: panadol, antalgin, dan tranfusi Kondisi umum : sedang, CM Keadaan pulang: membaiks Objective

Parameter Tanggal (Februari 2007) 20 Nilai Normal Tekanan Darah

Hemoglobin 8,6 11,5-16,5 20 : 120/80 BUN 74 7-20 mg/dL 21 :90/60 Creatinin 15 0,7-1,5 mg/dL 22 : 110/70 Natrium 135 137-145 mmol/L 23 : 110/60 Suhu Clcr

36-0C 5,6

24 : 140/70 25 : 120/80 27 : 120/70

Penatalaksanaan Nama Obat Tanggal (Februari 2008)

20 21 22 23 24 25 26 27 Furosemid 1A/12jam √ √ √ √ √ √ √ √ Asam folat 3x1 √ √ √ √ √ √ √ √ Osteocal 3x1 √ √ √ √ √ √ √ √ Viliron 1x1 √ √ √ √ √ √ √ √ Noperten 5mg 1x1 √ √ Aprovel 300 1x1 √ √ Plavix 1x1 √ √ √ √ √ √ √ √ Allupurinol 100mg 2x1 √ √ √ √ ISDN 5mg 3x1 √ √ √ √ √ √ √ √ Impepsa sy 3xC1 √ √ √ √ √ √ √ √ New Diatab 3x1 √ √ Maintate 2,5mg 1x1 √ √ √ √ √ √ √ √ Lansoprasol 1x1 √ √ √ √ √ √ √

Assessment Tidak ditemukannya potensi DRPs

Plan 1. Lakukan diet RPRGRK prot 0,8g/KgBB/hr

Page 90: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

68

Lampiran 10 Tabel XXXVIII. Kajian DRP’s Kasus 10 Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus 10. No. RM 01.25.73.77 (07/06/07-05/07/07) Subjective Laki-laki/22tahun, DU: : chroinic kidney disease on continues ambulatory peritoneal dialysis DL: suspek Tubercolosis dengan terapi adjuvant, congestive heart failure on HD, hipertensi st II, pseuodo aneurisma arteri femoralis sinistra Keluhan Utama : sesak nafas Riwayat penyakit : hipertensi Kondisi Umum : lemah, CM, gizi cukup Keadaan Pulang : membaik Objective

Parameter Tanggal (Juni-juli 2007) 07 12 18 25 30 Nilai Normal Tekanan darah

Hemoglobin 9,4 10,9 11,1 11,5-16,5 07 : 180/110 08 : 170/120 09 : 170/120 11 : 170/100 12 : 150/100 13 : 160/90 14 : 150/90 15 : 140/90 16 : 170/120 18 : 140/110 19,20,21: 160/120 22 : 160/110 23 : 150/110 25,26 : 160/110 27 : 150/90 28 : 160/100 29,30,02 : 150/100 03 : 160/120 04 : 180/120 05 : 150/100

Hematokrit 27,7 37-47 Total protein 5,35 6,3-8,2 g/dL Albumin 2,05 1,84 3,5-5,0 g/dL BUN 92,4 38,9 55,5 64,3 79,6 7-20 mg/dL Creatinin 16,18 8,97 11,48 10,54 11,64 0,7-1,5 mg/dL Asam Urat 9,5 2,5-8,5 mg/dL Natrium 135 139 137-145 mmol/L Kalium 2,66 3,2 3,5-5,1 mmol/L Suhu 360C Clcr 5,1

Penatalaksanaan Diet RPRGRK prot 0,8g/KgBB/hr (07/06/07-05/07/07) O2 NRM 10lpm (07/06/07-17/06/07) Infus D5% 12tpm mikrolini (07/06/07-08/06/07) Azitromicin 1x250mg (07/06/07-05/07/07) Injeksi Ceftriazon 1g/12jam (07/06/07-12/06/07) CaCO3 3x1 (07/06/07-05/07/07)

Asam folat 3x1 (07/06/07-05/07/07) Valsartan 1x160mg (pagi) (07/06/07-05/07/07) Injeksi Lasix 5A drip enchange 4x/24jam (07/06/07-05/07/07) Allopurinol 1x100mg (07/06/07-10/06/07) Adalat Oros 1x30mg (malam) (11/06/07-05/07/07) Meropemen 500mg/24jam (19/06/07-05/07/07) V-block 1x6,25mg (siang) (22/06/07-05/07/07)

Assessment 1. Penggunaan dosis carvedilol (V-block®) dibawah dosis terapi. Potensial DRPs : dosis terlalu rendah (DIH) 2. Pada pasien jumlah kaliumnya turun sehingga perlu diberi aspar-K. Potensial DRPs : perlu tambahan terapi

obat Plan

1. Sebaiknya tambahkan dosis carvedilol (V-block®) menjadi 6,25mg 2x1 dan dosis dapat ditambah menjadi 12,5mg 2x1(DIH)

2. Sebaiknya diberi aspar-k 1 tablet 3x1 3. Disarankan untuk makan-makanan yang banyak mengandung protein untuk meningkatkan albumin

Page 91: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

69

Lampiran 11 Tabel XXXIX. Kajian DRP’s Kasus 11 Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus 11. No. RM 01.30.75.89 (26/07/07-03/08/07) Subjective Laki-laki/40 tahun, DU: chronic kidney disease st V on HD rutin DL: chronic heart failure, hipertensi st II, DM type II Keluhan Utama : sesak nafas Riwayat penyakit: DM, hipertensi sejak 3 bulan yang lalu Kondisi umum : lemah,CM, gizi kesan kurang Keadaan pulang: membaik Objective

Parameter Tanggal (Juli 2007) 26 27 28 30 02 Nilai Normal Tekanan Darah

Hemoglobin 6,3 - 8 8,8 - 11,5-16,5 26 : 190/100 27 : 200/90 28 :210/100 30 : 200/90 31 : 200/100 02 : 200/100 03 : 180/95

Hematokrit 18 - 24,2 27,4 - 37-47 Leukosit 6,8 - 11,4 17,1 - 3,2 103/UL Monosit 7,3 - 7,5 3,6 - 0,4 103/UL Eusinofil 0,8 - 1,8 4,4 - 0,1 103/UL Basofil 0,4 - 0,8 - 0,1 103/UL Albumin 3,19 - - - 3,5-5,0 g/dL BUN 91,1 52,4 - 66 98 7-20 mg/dL Creatinin 13,33 8,24 - 10,83 14,12 0,7-1,5 mg/dL Natrium 136 - 143 137-145 mmol/L Kalium 5,7 - 5,82 3,5-5,1 mmol/L Asam Urat 8,6 2,5-8,5 mg/dL Glu 184 74-106 mg/dL GDN 98 2JPP 202 <140 mg/dL Suhu 360C Clcr 7,3

Penatalaksanaan O2 NRM 8-10L/m (26/07/07-03/08/07) Infus D5% mikrolini (26/07/07-27/07/07) Infus NaCl 0,9% (26/07/07-03/08/07) Diet RPRGRK prot 0,6g/KgBB/hr (26/07/07-03/08/07) Diet DM 1700kal (26/07/07-03/08/07) Asam folat 3x1 (26/07/07-03/08/07) CaCO3 3x1 (26/07/07-03/08/07) Valsartan 1x160mg (Malam) (26/07/07-03/08/07) Injeksi Lasix 1A/8jam (26/07/07-27/07/07)

Lasix 2x1 (28/07/07-03/08/07) Tranfusi PRC (26/07/07) Noperten 10mg 1x1 (27/07/07-02/08/07) Diltiazem 3x30mg (27/07/07-02/08/07) Bisoprolol 1x2,5mg (30/07/07-03/08/07) RI 3x4U (30/07/07-03/08/07) Captopril 3x25mg (03/08/07) Adalat Oros 1x30mg (03/08/07) Caladin 3x1 (03/08/07)

Assessment 1. Penggunaan diltiazem di kontraindikasikan dengan penggunaan β bloker (bisoprolol). Potensial DRPs : ADR

Plan 1. Sebaiknya penggunaan diltiazem dihentikan karena kontraindikasi dengan bisoprolol 2. Sebaiknya captopril digunakan setelah hemodialisis atau bila perlu diberi penambahan dosis 25% - 35% 3. Penggunaan lisinopril (noperten®) sebaiknya diberi keterangan setelah hemodialisis 4. Disarankan untuk makan-makanan yang banyak mengandung protein untuk meningkatkan albumin

Page 92: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

70

Lampiran 12 Tabel XXXX. Kajian DRP’s Kasus 12 Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus 12. No. RM 01.28.13.48 (18/03/07-16/04/07) Subjective Perempuan/41 tahun, DU: chronic kidney disease st V ec suspek GNC DL: congestive heart failure class fungtional II ec suspek HHD, hipertensi stage II Keluhan Utama : sesak nafas Kondisi umum : sedang, CM, gizi baik Keadaan pulang : membaik Objective

Parameter Tanggal (Maret-April 2007) 18 26 03 07 14 Nilai Normal Tekanan Darah

Hemoglobin 8,3 9,9 - 8,8 10,2 11,5-16,5 18 : 150/100 19 : 160/100 20 : 150/90 21 : 180/120 22 : 170/110 23 : 150/90 24 : 140/110 26 : 140/80 27 : 140/100 28 : 140/90 29 : 140/100 30,02 ,03: 140/90 04 : 130/80 05 : 140/80 06 : 110/70 07,09,10 : 130/80 11 : 145/80 12 : 150/70 13,14 : 155/90

Hematokrit 24 30,6 - 28,7 31,9 37-47 Leukosit 12,9 16,4 - - - 3,2 103/UL Monosit 3,2 5,3 - - - 0,4 103/UL Eusinofil 0,5 10,7 - - - 0,1 103/UL Basofil 0,0 0,5 - - - 0,1 103/UL Total Protein 5,96 5,51 - - - 6,3-8,2 g/dL Albumin 2,98 2,8 - - - 3,5-5,0 g/dL BUN 113,6 73,8 28,3 5,7 15,3 7-20 mg/dL Creatinin 24,65 14,81 6,81 2,73 5,27 0,7-1,5 mg/dL Kalium 8,01 5,28 3,3 3,5-5,1 mmol/L Cl 109 2,2 98-107 mmol/L Natrium 136 136 136 137-145 mmol/L Asam Urat 1,7 2,5-8,5 mg/dL Suhu 36,50C Urine : pH 6,5 Protein +3 Bld +1

Penatalaksanaan Diet RPRGRK prot 0,6g/KgBB/hr (18/03/07-20/03/07) Diet RPRGRK prot 1,2/KgBB/hr (21/03/07-6/04/07) O2 3L/m (18/03/07-11/04/07) Infus D5% mikrolini (18/03/07-11/04/07) Injeksi Lasix 1A/8jam (18/03/07-11/04/07) lasix 2x1 (12/04/07-16/04/07) CaCO3 3x1 (18/03/07-16/04/07) Asam folat 3x1(18/03/07-16/04/07) Adalat Oros 1x30mg (18/03/07-20/03/07) Noperten 10mg 1x1(18/03/07-02/04/07)

Amdixal 1x10mg (20/03/07-16/04/07) Valsartan 1x160mg (20/03/07-16/04/07) Irbesartan 1x300mg (20/03/07) Allopurinol 2x100mg (20/03/07) Codein 2x10 (27/03/07-02/04/07) Grahabion 1x1 (28/03/07-16/04/07) Parasetamol 3x500mg (03/04/07-07/04/07) Alprazolam 1x1 (malam) (05/04/07-16/04/07) DMP syp 3x1 (05/04/07-16/04/07) Radin 2x1 (14/04/07-16/04/07)

Assessment Tidak ditemukannya potensi DRPs

Plan 1. Disarankan untuk makan-makanan yang banyak mengandung protein untuk meningkatkan albumin 2. Penggunaan lisinopril (noperten®) sebaiknya diberi keterangan setelah hemodialisis

Page 93: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

71

Lampiran 13 Tabel XXXXI. Kajian DRP’s Kasus 13 Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus 13. No. RM 01.26.61.52 (10/05/07-23/05/07) Laki-laki/30 tahun, DU: chronic kidney disease DL: congestive heart failure, hipertensi st II Keluhan Utama : sesak nafas Riwayat penyakit: hipertensi, sakit jantung Kondisi umum : sesak, sedang, CM, gizi lebih Keadaan pulang: membaik Objective

Parameter Tanggal (Mei 2007) 10 15 19 23 Nilai Normal Tekanan Darah

Hemoglobin 9,9 - - 11,5-16,5 10 : 190/115 11 : 210/150 12 : 190/100 14 : 190/140 15 : 180/120 16 : 170/120 17 : 170/120 18 : 150/90 19 : 160/90 21,22 : 145/90 23 : 160/90

Hematokrit 29,5 - - 37-47 GOT 850 - - 15-46 u/L GPT 770,5 - - 13-69 u/L BUN 81,3 35,3 37,2 23 7-20 mg/dL Creatinin 14,3 8,08 9,17 6,79 0,7-1,5 mg/dL Asam Urat 10,7 2,5-8,5 mg/d Kalium 5,3 2,7 3,26 3,3 3,5-5,1 mmol/L Natrium 138 136 137-145 mmol/ Suhu 36,40+C Urine : pH 6 Protein +4 Clcr 6,67

Penatalaksanaan Diet RPRGRK prot 0,6g/KgBB/hr (10/05/07-23/05/07) O2 3L/m (10/05/07-21/05/07) Infus D5% mikrolini (10/05/07-23/05/07) CaCO3 3x1 (10/05/07-23/05/07) Asam folat 3x1 (10/05/07-23/05/07) Valsartan 1x160mg (10/05/07-23/05/07) HCT 25mg 2x1 (10/05/07-23/05/07)

Injeksi Lasix 1A/12jam (11/05/07-23/05/07) Amdixal 1x10mg (malam) (14/05/07-23/05/07) Allopurinol 1x100mg (15/05/07-17/05/07) Noperten 1x10mg (siang) (18/05/07-23/05/07) lasix 2x1 (19/05/07-23/05/07) ISDN 2x5mg (22/05/07-23/05/07)

Assessment 1. Pada pasien mulai tanggal 15 Mei jumlah kaliumnya turun sehingga perlu diberi aspar-K. Potensial DRPs : perlu

tambahan terapi obat Plan

1. Sebaiknya diberi aspar-K karena pasien mengalami hipokalemia 2. Penggunaan lisinopril (noperten®) sebaiknya diberi keterangan setelah hemodialisis 3. Disarankan untuk makan-makanan yang banyak mengandung protein untuk meningkatkan albumin

Page 94: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

72

Lampiran 14 Tabel XXXXII. Kajian DRP’s Kasus 14 Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus 14. No. RM 01.27.71.17 (07/01/07-20/02/07) Subjective Perempuan/33 tahun, DU: chronic kidney disease st V et nefritik lupus on HD rutin DL: hospital acquired pneumonia, sistemik lupus eritometosis, congestif heart failure, hipertensi st II, ISK Keluhan Utama : penurunan kesadaran Riwayat penyakit: hipertensi sejak sakit ini Kondisi umum : koma Keadaan pulang: membaik Objective

Parameter Tanggal (Januari-Februari 2007) 07 15 19 23 07 13 17 Nilai Normal Tekanan Darah

Hemoglobin 7 7 16,9 8 - 11,5-16,5 07 : 150/100 09 : 130/100 11 : 140/100 12 : 140/100 13 : 140/90 15 : 120/90 16,18,19: 130/90 20 :150/90 22 : 140/100 23,24 : 140/110 25 ,26: 130/100 27 : 130/110 29,30,31 : 140/100 01 :120/90 02 : 140/100 05 ,06,07: 140/90 08,09: 160/90 12 : 130/80 13,15,16 : 140/90 17, 19 : 140/100

Hematokrit 20,4 24 36,1 - 37-47 Albumin 2,16 - 2,1 1,48 3,5-5,0 g/dL GOT 66 - - 15-46 u/L GPT 79 - - 13-69 u/L BUN 107,7 62,7 47,9 65,7 96,4 52,1 7-20 mg/dL Creatinin 7,48 1,9 5,91 5,46 6,06 8,35 4,36 0,7-1,5 mg/dL Asam Urat 11,1 3,2 9,2 2,5-8,5 mg/d Cl 120 108 116 98-107 mmol/L Kalium 7,1 2,2 2,96 3,5-5,1 mmol/L Natrium 147 137-145 mmol/L Suhu 37,10C Urine : Bld +3 Protein Clcr

+3 11,7

Penatalaksanaan Infus D5 %10tpm mikrolini (07/01/07-17/02/07) Diet RPRGRK prot 0,6g/KgBB/hr (07/01/07-20/02/07) CaCO3 3x1 (07/01/07-20/02/07) Asam folat 3x1 (07/01/07-20/02/07) Irbesartan 1x300mg (07/01/07-15/01/07) Adalat Oros 1x30mg (07/01/07-23/01/07) Injeksi Ceftriaxon 1g/12jam (07/01/07-25/01/07) Injeksi radin 1A/12jam (07/01/07-15/01/07) Allopurinol 1x100mg (08/01/07, 07/01/07-25/01/07) HCT 25mg 1x1 (pagi) (15/01/07-23/01/07) Lasix 6A/24jam (15/01/07-20/02/07)

Metil Prednisolon 6-3-0 (18/01/07-20/02/07) Azitromicin 1x500mg (18/01/07-22/01/07) Ambroxol tab 3x1 (19/01/07-02/02/07) Noperten 1x10 (23/01/07-09/02/07) Tripemen 500mg/24jam (26/01/07-08/02/07) Siklofosfamid 2x50mg (29/01/07-08/02/07) Kalnex 1A/8jam (03/02/07-07/02/07) Cepfinon 1g/48jam (09/02/07-20/02/07) Valsartan 1x1 (12/02/07-20/02/07) Radin 1A/24jam (18/01/07-20/02/07)

Assessment 1. Pada pasien mulai tanggal 15 Januari kaliumnya turun sehingga perlu diberi aspar-K. Potensial DRPs : perlu

tambahan terapi obat Plan

1. Sebaiknya diberi aspar-K 1 tablet 3x1. 2. Penggunaan lisinopril (noperten®) sebaiknya diberi keterangan setelah hemodialisis 3. Disarankan untuk makan-makanan yang banyak mengandung protein untuk meningkatkan albumin

Page 95: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

73

Lampiran 15 Tabel XXXXIII. Kajian DRP’s Kasus 15 Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus 15. No. RM 01.23.65.91 (19/09/07-21/09/07) Subjective Laki-laki/62 tahun, DU: gagal ginjal terminal, CAPD Komplikasi: hipertensi, anemia renal Keluhan Utama : gelisah, GGT dengan CAPD Riwayat penyakit: hipertensi Kondisi umum : sedang, CM, gizi baik Keadaan pulang: membaik Objective

Parameter Tanggal (September 2007) 19 Nilai Normal Tekanan Darah

Hemoglobin 9,8 11,5-16,5 19 : 130/90 Hematokrit 29,8 37-47 20 : 120/70 21 : 160/90

Penatalaksanaan

Nama Obat Tanggal (September 2007) 19 20 21

Valsartan 1x1 √ √ √ Asam folat 3x1 √ √ √ Osteocal 2x1 √ √ √ Viliron 1x1 √ √ √ ICS 3x1 √ √ √

Assessment Tidak ditemukannya potensi DRPs

Plan 1. Lakukan HD rutin 2. Lakukan diet RPRGRK prot 0,8g/KgBB/hr

Page 96: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

74

Lampiran 16 Tabel XXXXIV. Kajian DRP’s Kasus 16 Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus 16. No. RM 01.23.65.86 (15/08/07-21/08/07) Subjective Laki-laki/39 tahun, DU: chronic kidney disease DL: hipertensi st II Keluhan Utama : muntah Riwayat penyakit: batu kemih sejak 1 tahun yang lalu Kondisi umum : sedang, CM, gizi baik Keadaan pulang: membaik Objective

Parameter Tanggal (Agustus 2007) 15 Nilai Normal Teknan Darah

Hemoglobin 8,5 11,5-16,5 15,16 : 170/110 18 : 160/120 20 : 150/110 21 : 120/90

Hematokrit 25,1 37-47 Leukosit 19,2 3,2 103/UL Monosit 5,2 0,4 103/UL Eusinofil 5,1 0,1 103/UL Basofil 1,5 0,1 103/UL GPT 158 13-69 u/L BUN 173,6 7-20 mg/dL Creatinin 14,69 0,7-1,5 mg/dL Asam Urat 12 2,5-8,5 mg/d Glu 137 74-106 mg/dL Cl 182,4 98-107 mmol/L Suhu 36,30C Urine : pH 5,5 Protein +3 Bld +3

Penatalaksanaan Nama Obat Tanggal (Agustus 2007)

15 16 17 18 19 20 21 Diet RPRGRK prot 0,6g/KgBB/hr √ √ √ √ √ √ Infus D5 %10tpm mikrolini √ √ √ √ √ √ Inj Metoklopramid 1A/8jam (k/p) √ √ CaCO3 3x1 √ √ √ √ √ √ √ Asam folat 3x1 √ √ √ √ √ √ √ Valsartan 1x80mg √ √ √ √ √ √ √ HCT 25mg 1x1 (pagi) √ √ √ √ √ √ √ Injeksi Lasix 1A/12jam √ √ √ √ √ √ √ Injeksi radin 1A/12jam √ √ √ √ √ Injeksi sotatik √ √ √ √ √ √ Allopurinol 1x100mg √

Assessment 1. Penggunaan allopurinol sebaiknya dilanjutkan karena pasien mengalami batu kemih. Potensial DRPs: perlu

tambahan terapi obat Plan

1. Sebaiknya terapi allopurinol tetap diberikan dengan dosis 1x300mg 2. Dosis metoklopramid (sotatic®) tidak diketahui sehingga tidak dapat menentukan apakah memiliki DRPs atau

tidak 3. Disarankan untuk makan-makanan yang banyak mengandung protein untuk meningkatkan albumin

Page 97: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

75

Lampiran 17 Tabel XXXXV.Kajian DRP’s Kasus 17 Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus 17. No. RM 00.99.08.19 (02/06/07-09/06/07) Subjective Laki-laki/ 68 tahun, DU: gagal ginjal terminal, nefropati diabetic DL: DM lama, post AV Shunt; Komplikasi; hipertensi, anemia Keluhan Utama: mual muntah Riwayat penyakit: DM sejak 30 tahun yang lalu Kondisi umum: sedang, CM Keadaan pulang: membaik Objective

Parameter Tanggal (Juni 2007) 03 Nilai Normal Tekanan Darah

Hemoglobin 6,9 11,5-16,5 02 : 150/80 03 : 150/90 04 : 120/60 05 : 150/80 06,07 : 140/85 08 : 170/90 09 : 180/80

Creatinin 9,75 0,7-1,5 mg/dL Natrium 133 137-145 mmol/L Kalium 6,24 3,5-5,1 mmol/L Total Protein 5,36 6,3-8,2 g/dL Albumin 2,68 3,5-5,0 g/dL Suhu 39,50+C Clcr 7,18

Penatalaksanaan Nama Obat Tanggal (Juni 2007)

02 03 04 05 06 07 08 09 Aprovel 1x300 √ √ √ √ √ √ √ √ Norvask 1x10mg √ √ √ √ √ √ √ √ Furosemid 1x1 √ √ √ √ √ √ √ √ Humulin 30/70 16-0-8 √ √ √ √ √ √ √ √ Sistenol 3x1 √ √ √ √ √ √ √ Kalitake 2x1 √ √ √ √ √ √ √ Vometa 3x1 √ √ √ √ √ √ √ Diet DM 1900kal √ √ √ √ √ √ Trichodazol 3x1 √ √ √ √

Assessment Tidak ditemukannya potensi DRPs

Plan 1. Disarankan untuk makan-makanan yang banyak mengandung protein untuk meningkatkan albumin 2. Diet RPRGRK prot 0,8g/KgBB/hr

Page 98: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

76

Lampiran 18 Tabel XXXXVI. Kajian DRP’s Kasus 18 Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus 18. No. RM 01.37.58.81 (29/10/08-01/11/08) Subjective Laki-laki/48 tahun, DU: chronic kidney disease st V DL: hipertensi st II Keluhan Utama : lemah Kondisi umum : sedang, CM Keadaan pulang : membaik Objective

Parameter Tanggal (Oktober-November 2008) 30 Nilai Normal Tekanan Darah

Hemoglobin 5,2 11,5-16,5 30 : 150/90 31 : 100/90 01 : 140/90

Hematokrit 15,2 37-47 Leukosit 17,7 3,2 103/UL Monosit 3.9 0,4 103/UL Eusinofil 7.,3 0,1 103/UL Basofil 0,7 0,1 103/UL Total Protein 5,7 6,3-8,2 g/dL GOT 14 15-46 u/L BUN 177 7-20 mg/dL Creatinin 20,20 0,7-1,5 mg/dL Asam Urat 10,2 2,5-8,5 mg/d Glukosa 173 74-106 mg/dL Natrium 177 137-145 mmol/L Kalium 6,1 3,5-5,1 mmol/L Suhu 360C Clcr 4,43

Penatalaksanaan Nama Obat Tanggal (Oktober-November 2008)

29 30 31 01 Diet RPRGRK (prot 0,8g/KgBB/hr) √ √ √ √ O2 3L/m √ Infus NaCl 0,9% mikrolini √ √ √ √ Valsartan 1x160mg √ √ √ Asam folat 3x1 √ √ √ √ CaCO3 3x1 √ √ √ √ Adalat Oros 1x30mg √ Bisoprolol 2,5mg 1x1 √ √ √ Diltiazem 3x30mg √ √ √ HCT 1x1 (pagi) √ √ √ √

Assessment 1. Penggunaan diltiazem di kontraindikasikan dengan penggunaan β bloker (bisoprolol). Potensial DRPs : ADR

Plan 1. Sebaiknya penggunaan bisoprolol dihentikan karena kontraindikasi dengan diltiazem 2. Lakukan HD rutin

Page 99: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

77

Lampiran 19 Tabel XXXXVII. Kajian DRP’s Kasus 19 Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal

di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus 19. No. RM 01.32.05.28 (01/11/05-14/11/08) Subjective Laki-laki/46 tahun, DU: chronic kidney disease st V on HD rutin DL: congestif heart failure cf II, DM non obese terkontrol, hipertensi st II Keluhan Utama : sesak nafas dan muntah darah Kondisi umum : lemah, gizi kurang, CM Keadaan pulang: membaik Objective

Parameter Tanggal November 2008) 01 03 09 Niai Normal Tekanan Darah

Hemoglobin 3,1 3,1 5,8 11,5-16,5 01 : 120/70 02 : 105/60 03 : 150/90 04 : 150/80 05 : 150/90 06 : 150/80 07 : 160/80 08 : 150/90 09 : 150/80 11 : 135/70 12 : 150/90 13 165/80 14 : 170/90

Hematokrit 8,8 37-47 Leukosit 11,9 3,2 103/UL Monosit 1,3 0,4 103/UL Eusinofil 0,9 0,1 103/UL Basofil 6,0 0,1 103/UL Total Protein 4,76 4,76 6,3-8,2 g/dL GOT 93,1 15-46 u/L GPT 165,8 13-69 u/L BUN 147,5 147,5 7-20 mg/dL Creatinin 9,42 9,42 8,14 0,7-1,5 mg/dL Asam Urat 9,7 2,5-8,5 mg/d Glukosa 149 74-106 mg/dL Cl 93,8 93,8 98-107 mmol/L Albumin 2 2 3,5-5,0 g/dL Natrium 4,2 137-145 mmol/L Suhu 36,60C Clcr 7,76

Penatalaksanaan Diet RPRGRK prot 1,2-1,6g/KgBB/hr (01/11/08-14/11/08) Asam folat 3x1 (01/11/08-14/11/08) CaCO3 3x1 (01/11/08-14/11/08) Allopurinol 100mg/hari (01/11/08-14/11/08) Injeksi Lasix 1A/8jam (01/11/08-14/11/08) Valsartan 1x160mg(01/11/08-14/11/08) RI 3x4U (01/11/08-14/11/08) Injeksi Ranitidin 1A/12jam (09/11/08-14/11/08) Injeksi vit K 1A/24jam (09/11/08-14/11/08)

Inpepsa sy 3xCI (09/11/08-14/11/08) Infus NaCl 0,9% mikrolini (03/11/08) Diet DM 1700kal (01/11/08-14/11/08) Ketosteril 3x3tab (01/11/08-14/11/08) O2 3L/m (03/11/08) Drip nexium 2A+500cc NaCl (01/11/08) Injeksi OMZ 1A/12jam (03/11/08-11/11/08) Adalat Oros 1x30mg (04/11/08) Injeksi ceftriaxone 1g/12jam (05/11/08-14/11/08)

Assessment Tidak ditemukannya potensi DRPs

Plan 1. Disarankan untuk makan-makanan yang banyak mengandung protein untuk meningkatkan albumin

Page 100: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

78

Lampiran 20 Tabel XXXXVIII. Kajian DRP’s Kasus 20 Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal

di Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus 20. No. RM 01.30.10.49 (24/10/08-01/11/08) Subjective Laki-laki/29 tahun, DU: chronic kidney disease st V DL: hipertensi st I, suspek infeksi saluran kemih, suspek pneumonia Keluhan Utama : sesak nafas dan panas Keadaan umum : tampak sesak, CM, gizi kesan kurang Keadaan pulang: membaik Objective

Parameter Tanggal (Oktober-November 2008) 25 Nilai Normal Tekanan Darah

Hemoglobin 6,1 11,5-16,5 24 : 120/80 25,27,28 : 140/100 29 : 140/110 01 : 130/90

Hematokrit 17,8 37-47 Leukosit 14,6 3,2 103/UL Monosit 10,4 0,4 103/UL Albumin 3,05 3,5-5,0 g/dL BUN 71,5 7-20 mg/d Asam Urat 9,4 2,5-8,5 mg/dL MCV 89,2 76-96 MCH 30,4 27-32 Suhu 360C Clcr 3,78

Penatalaksanaan Nama Obat Tanggal (Oktober-November 2008)

24 25 26 27 28 29 30 31 01 Diet RPRGRK (prot 1,2g/KgBB/hr) √ √ √ √ √ √ √ √ √ O2 3L/m √ √ √ √ √ √ √ √ √ Infus D5 %10tpm mikrolini √ √ √ √ √ √ √ √ √ Iinjeksi Ceftriaxone 1g/12jam √ √ √ √ √ √ √ √ √ Injeksi Lasix 1A/8jam √ √ √ √ √ √ √ √ √ Asam folat 3x1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ CaCO3 3x1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ Allopurinol 100mg/hari √ √ √ √ √ √ √ √ √ Systenol 3x1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ tranfusi PRC durate HD(sesuai jadwal) √ √ √ √ √ √ √ √ √ Azytromycin 500mg √ Captropil 3x25mg √ √ √ √ √ √ √ Diltiazem 3x30mg √ √

Assessment Tidak ditemukannya potensi DRPs

Plan 1. Sebaiknya captopril digunakan setelah hemodialisis atau bila perlu diberi penambahan dosis 25% - 35% 2. Disarankan untuk makan-makanan yang banyak mengandung protein untuk meningkatkan albumin

Page 101: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

79

Lampiran 21 Tabel XXXXIX. Kajian DRP’s Kasus 2I Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus 21. No. RM 01.04.68.74 (09/01/08-12/01/08) Subjective Laki-laki/66 tahun, DU: chronic kidney disease st V on HD rutin DL: congestif heart failure cf II ec susp HHV/IHD, hipertensi st II, CAP cr III Keluhan Utama : sesak nafas Riwayat penyakit: hipertensi Kondisi umum: lemah, sesak nafas, gizi kurang Keadaan pulang: membaik Objective

Parameter Tanggal (Januari 2008) 09 10 Nilai Normal Tekanan Darah

Hemoglobin 9,2 9,2 11,5-16,5 09 : 220/110 10 : 190/90 11 : 140/80

Hematokrit 27,7 - 37-47 Leukosit 19,8 - 3,2 103/UL Monosit 4,5 - 0,4 103/UL Eusinofil 4,7 - 0,1 103/UL Basofil 0,2 - 0,1 103/UL BUN 49,5 21,6 7-20 mg/d Creatinin 10,83 5,31 0,7-1,5 mg/dL Cl 95,6 98-107 mmol/L Suhu 370C Clcr 3,90

Penatalaksanaan Nama Obat Tanggal (Oktober 2008)

09 10 11 12 Diet RPRGRK (prot 1,2g/KgBB/hr) √ √ √ √ O2 4L/m √ √ √ √ Infus D5 %10tpm mikrolini √ √ √ √ injeksi Ceftriaxone 1g/12jam √ √ √ √ Injeksi Lasix 1A/8jam √ √ √ √ Injeksi radin 2A/8jam √ √ √ √ Asam folat 3x1 √ √ √ √ CaCO3 3x1 √ √ √ √ Valsartan 1x160mg √ √ √ √ Adalat oros 1x30mg √ √ √ √

Assessment Tidak ditemukannya potensi DRPs

Plan 1. Lakukan HDrutin 2. Disarankan untuk makan-makanan yang banyak mengandung protein untuk meningkatkan albumin

Page 102: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

80

Lampiran 22 Tabel L. Kajian DRP’s Kasus 22 Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus 22. No. RM. 01.33.28.75 (21/01/08-15/02/08) Subjective Laki-laki/12 tahun, DU: end state renal disease DL: anemia ecepo deficiency, allergy to substaince, hypertension with renal failure Keluhan Utama : demam 8 hari, nyeri perut Kondisi umum: lemah/sedang, CM, tampak pucat Keadaan pulang: membaik Objective

Parameter Tanggal (Januari-Februari 2008) 22 04 Nilai Normal Tekanan Darah

Leukosit 4,1 3,2 103/UL 21 : 150/115 22 : 130/90 23 : 100/70 24 : 140/100 25 : 120/90 26 : 140/90 29 : 130/80 30 : 140/80 01 : 150/100 02,03,04 : 131/74 05 : 150/90 06,08 : 130/90 09 : 150/110 11,12 : 120/90 13 : 155/110 14 : 110/85 15 : 140/105

Monosit 3,9 0,4 103/UL Eusinofil 0,5 0,1 103/UL Basofil 0,4 0,1 103/UL BUN 179,6 167,9 7-20 mg/d Creatinin 11,53 4,99 0,7-1,5 mg/dL Asam Urat 19,7 2,5-8,5 mg/dL Kalium 6,48 3,5-5,1 mmol/L Cl 88,2 98-107 mmol/L TG 260 0-200 mg/dL Albumin 2,21 3,5-5,0 g/dL Natrium 147,1 137-145 mmol/L Suhu 370C HBsAg Positif Clcr 5,79

Penatalaksanaan Ampicilin 4x800mg (21/01/08-28/01/08) Lasix 2x60mg (21/01/08-02/02/08) Captropil 2x12,5mg (26/01/08-15/02/08) Allopurinol 2x300mg (28/01/08-14/02/08) Metilmicin 1x150mg (28/01/08-11/02/08) Cefataxim 2x1g (28/01/08-11/02/08) Dexametason 2x1ampul (pre urtikaria) (28/01/08-4/02/08,11/02/08-13/02/08)

Paracetamol 3x350 (0102/08-14/02/08) CTM 3x1tab (01/02/08-05/02/08,12/02/08-14/02/08) Caladin lotion 3xul (01/02/08-05/02/08) Furosemid 2x60mg (01/02/08-15/02/08) Calsium 2x300mg (04/02/08-08/02/08) KCL tab 2x1 tab (08/02/08-15/02/08) Osteocal 3x500 (11/02/08-15/02/08) Nifedipin 2x10mg (11/02/08-15/02/08)

Assessment 1. Penggunaan dosis antibiotik Ampicilin terlalu tinggi untuk pasien dengan gangguan ginjal. Potensial DRPs :

dosis terlalu tinggi (DIH) Plan

1. Kurangi dosis Ampicilin dengan pemakaian maksimal 500mg/6jam setelah hemodialisis 2. Sebaiknya allopurinol digunakan setelah hemodialisis atau bila perlu diberi penambahan 50% 3. Disarankan untuk makan-makanan yang banyak mengandung protein untuk meningkatkan albumin

Page 103: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

81

Lampiran 23 Tabel LI. Kajian DRP’s Kasus 23 Pasien Hipertensi pada Gagal Ginjal di

Instalansi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode 2006-2008

Kasus 23. No. RM 01.34.52.05 (25/10/08-01/11/08) Subjective Perempuan/51 tahun, DU: chronic kidney disease DL: congestive heart failure, hipertensi Keluhan Utama : sesak nafas sejak sebelum masuk RS Kondisi umum : lemah, CM Keadaan pulang: membaik Objective

Parameter Tanggal (Oktober-November 2008) 25 27 29 01 Nilai Normal Tekanan Darah

Hemoglobin 9,2 - 9,2 7,7 11,5-16,5 25 : 185/120 26,27,28 : 140/90 29 : 145/90 30 : 140/100 31,01 : 120/80

Hematokrit 29,3 - - 22,2 37-47 Leukosit 2,19 - - - 3,2 103/UL Monosit 0,11 - - - 0,4 103/UL Eusinofil 0,05 - - - 0,1 103/UL Basofil 0,03 - - - 0,1 103/UL BUN 59,2 22,3 59 21,7 7-20 mg/dL Creatinin 8,69 2,96 7,19 4,37 0,7-1,5 mg/dL Glukosa 210 - - 74-106 mg/dL Natrium 149,3 147 137-145 mmol/L Kalium 6,42 3,1 2,8 3,5-5,1 mmol/L Cl 112,6 114,3 98-107 mmol/L Asam Urat - - 8,9 - 2,5-8,5 mg/d Suhu 36,7 Clcr 4,47

Penatalaksanaan Nama Obat Tanggal (Oktober-November 2008)

26 27 28 29 30 31 01 Diet RPRGRK (prot 0,6g/KgBB/hr) √ √ √ √ √ √ √ O2 3L/m √ √ √ √ √ Injeksi Lasix 1A/12jam √ √ √ √ √ √ Asam folat 3x1 √ √ √ √ √ √ √ CaCO3 3x1 √ √ √ √ √ √ √ Valsartan 1x160mg √ √ √ √ √ √ √ Injeksi Ceftriazon 1A/12jam √ √ √ √ √ √ √ Injeksi radin 1A/12jam √ √ √ √ √ √ √ Koreksi bicnat 2RL bolus pelan √ √ √ √ √ √ √ Infus NaCl 0,9% mikrolini √ √ √ √ √ √ √ Furosemid 1x1 (pagi) √ √ √ Captopril 3x12,5 √ √ √ Allopurinol 100mg/hari √ √ √

Assessment 1. Pada pasien mulai tanggal 27 Oktober jumlah kaliumnya turun sehingga perlu diberi aspar-K. Potensial DRPs :

perlu tambahan terapi obat Plan

1. Penggunaan lasix pada tanggal 30 dan 31 Oktober sebaiknya dihentikan karena sudah diberi furosemid 2. Disarankan untuk makan-makanan yang banyak mengandung protein untuk meningkatkan albumin

Page 104: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PASIEN HIPERTENSI PADA

82

BIOGRAFI PENULIS

Penulis yang mempunyai nama lengkap Imelda

Christiyanti dilahirkan di Cilacap pada tanggal 3

Januari 1987. Penulis terlahir dari pasangan Wiwin

Widianto dan Marliani Widodo sebagai anak ketiga

dari tiga bersaudara.

Penulis telah menempuh pendidikan di TK Pius

Cilacap pada tahun 1991-1993, SD Pius Cilacap

pada tahun 1993-1999, SLTP Pius Cilacap pada

tahun 1999-2002, SMU Yos Sudarso Cilacap pada

tahun 2002-2005. kemudian penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas

Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2005.

Semasa di bangku kuliah, penulis aktif dalam beberapa kegiatan

kemahasiswaan dan kepanitiaan, antara lain panitia Pelantikan Apoteker Baru

Angkatan XII, panitia Pharmacy Performane 2007, panitia bakti sosial dan

relaunching apotek Sanata Dharma 2008.