etnomusikologi dari penyunting · mengajar gitar klasik barat di lembaga pendidikan masyarakat...

154
Etnomusikologi, Nomor 10 Tahun 5 Oktober 2009 ISSN: 1858-4721 DARI PENYUNTING Manusia adalah makhluk yang berseni. Artinya manusia itu memerlukan keindahan dalam segenap aspek kehidupannya. Keindahan ini amatlah fungsional. Selain itu seni dapat menyebar dari satu kelompok manusia ke kelompok manusia lain, yang lazim disebut dengan difusi. Penyebaran seni ini bias melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam terbitan nomor 10 tahun 5 kali ini, Etnomusikologi , Jurnal llmu Pengetahun Seni, menekankan kepada aspek seni dalam kehidupan masyarakat berdasarkan kebutuhan. Ada empat penulis yang menyumbangkan pikiran-pikirannya dalam bentuk artikel. Keempat penulis ini adalah para alumni dan dosen di lingkungan Departemen Etnomusikologi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara. Mereka memiliki kapasitas keilmuan di bidang etnomusikologi, dengan kajian kasus-kasus khusus. Dimulai dari pengkajian terhadap Capoeira, sebuah seni bela diri dari Brazil yang dewasa ini berkembang pesat ke seantero dunia, termasuk di Unika Santo Thomas Medan. Ini dikaji oleh Marlan Manik. Dilanjutkan oleh Nikanor Permata Itiniari Sitompul yang mendeskripsikan metode dan teknik mengajar gitar klasik Barat di Lembaga Pendidikan Masyarakat (LPM) Farabi Medan. Kemudian Irwansyah Harahap, seorang dosen senior di Departemen Etnomusikologi USU, menulis masalah gondang Batak Toba di tengah isu glokalitas. Selanjutnya Heristina Dewi mendeskripsikan keberadaan kesenian Jawa dan termasuk persebaran jaran kepang di Sumatera Utara. Akhirnya redaksi mengucapkan, “Selamat menikmati tulisan-tulisan tersebut dan salam kesenian.” Muhammad Takari

Upload: danglien

Post on 23-Mar-2019

296 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Etnomusikologi, Nomor 10 Tahun 5 Oktober 2009 ISSN: 1858-4721

DARI PENYUNTING

Manusia adalah makhluk yang berseni. Artinya manusia itu memerlukan keindahan dalam segenap aspek kehidupannya. Keindahan ini amatlah fungsional. Selain itu seni dapat menyebar dari satu kelompok manusia ke kelompok manusia lain, yang lazim disebut dengan difusi. Penyebaran seni ini bias melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup

Dalam terbitan nomor 10 tahun 5 kali ini, Etnomusikologi, Jurnal llmu Pengetahun Seni, menekankan kepada aspek seni dalam kehidupan masyarakat berdasarkan kebutuhan. Ada empat penulis yang menyumbangkan pikiran-pikirannya dalam bentuk artikel. Keempat penulis ini adalah para alumni dan dosen di lingkungan Departemen Etnomusikologi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara. Mereka memiliki kapasitas keilmuan di bidang etnomusikologi, dengan kajian kasus-kasus khusus.

Dimulai dari pengkajian terhadap Capoeira, sebuah seni bela diri dari Brazil yang dewasa ini berkembang pesat ke seantero dunia, termasuk di Unika Santo Thomas Medan. Ini dikaji oleh Marlan Manik. Dilanjutkan oleh Nikanor Permata Itiniari Sitompul yang mendeskripsikan metode dan teknik mengajar gitar klasik Barat di Lembaga Pendidikan Masyarakat (LPM) Farabi Medan. Kemudian Irwansyah Harahap, seorang dosen senior di Departemen Etnomusikologi USU, menulis masalah gondang Batak Toba di tengah isu glokalitas. Selanjutnya Heristina Dewi mendeskripsikan keberadaan kesenian Jawa dan termasuk persebaran jaran kepang di Sumatera Utara. Akhirnya redaksi mengucapkan, Selamat menikmati tulisan-tulisan tersebut dan salam kesenian.

Muhammad Takari

Etnomusikologi, Nomor 10 Tahun 5 Oktober 2009 ISSN: 1858-4721

DAFTAR ISI

Dari Penyunting i Daftar Isi ii

Capoeira di Unika Santo Thomas Medan: Kajian Perkembangan dan Struktural Marlan Manik

1-76 Sistem Pendidikan Gitar Klasik di LPM Farabi Medan Nikanor

77-124

Gondang Batak Toba di Tengah Isu Glokalitas: Makna, Konteks, dan Diseminasi Budaya Irwansyah Harahap

125-139 Gambaran Umum Seni Pertunjukan Masyarakat Jawa Heristina Dewi

140-174

Etnomusikologi, Nomor 10, Tahun 5, Oktober 2009 ISSN: 1858-4721

CAPOEIRA DI UNIKA SANTO THOMAS MEDAN: KAJIAN PERKEMBANGAN DAN STRUKTURAL

Marlan Manik Sarjana Seni Alumni Etnomusikologi

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

Abstract Throughout this paper, I will be analyze about one Brazzilian self defence dance, called Capoeira, which exist in Rome Catholic University, Santo (Saint) Thomas, in Medan. This study will ge focus in its development (with historical approach) and its musical and dance structural. Then, I will be analyze link between its dance and music. Historically, Capoeira established in Brazil by African slave immigrants in sixteenth century. The Capoeira functionally can be categorize as self defence dance. Capoeira came to Santa Thomas Catholic University Medan in 2004. This devence dance use music accompaniment which called Zum Zum Zum Capoeira Mata Um. The structure muxic anddance based on four meter.

Latar Belakang

Kita semua tahu bahwa Negara Indonesia adalah negara yang kaya akan berbagai jenis kesenian dan kebudayaan yang beragam. Sampai sekarang penelitian dan penggalian kebudayaan masih berlangsung, karena kebudayaan merupakan ciri kepribadian pemiliknya. Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa cultural determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. E. B. Tylor (1871) dalam tulisannya Primitive Culture, mencoba memberikan defenisi mengenai kebudayaan sebagai berikut (terjemahannya): :Kebuda-yaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Kebudayaan mempunyai ciri-ciri khusus yang berbeda dengan yang lain, karena masing-masing bangsa mempunyai latar belakang yang berbeda. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa sifat universal

kebudayaan memungkinkan berwujudnya kebudayaan yang berbeda, tergantung pada pengalaman pendukungnya yaitu masyarakat. Setiap kebudayaan pasti mengalami perubahan atau perkembangan-perkembangan yang kontinu. Tak ada kebudayaan yang statis; setiap kebudayaan mempunyai dinamika. Gerak tersebut merupakan akibat dari gerak masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan. Akulturasi merupakan salah satu contoh gerak kebudayaan. Akulturasi merupakan proses dimana suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu, dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri. Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi (Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi 1964:115).

Salah satu aspek kebudayaan asing tersebut yang masuk melalui proses akulturasi dan kini makin berkembang di negara kita adalah Capoeira. Capoeira adalah seni bela diri dari Brazil yang diciptakan oleh budak Afrika di Brazil pada sekitar tahun 1500-an yang hidup menderita dibawah tekanan majikan. Dengan semangat perjuangan mereka mengadakan perlawanan, mereka berhasil menciptakan jurus bela diri baru yang disebut Capoeira1. Gerakan dalam Capoeira menyerupai tarian dan menitikberatkan pada tendangan. Pertarungan dalam Capoeira biasanya diiringi dengan musik dan nyanyian-nyanyian yang khas. Pada mulanya gerakan dalam Capoeira digunakan untuk menghindari pukulan atau tendangan para majikan namun para budak menyamarkan seni bela diri ini dengan latihan berkedok seni tari dan musik sehingga tidak menimbulkan kecurigaan.

Salah satu ciri kodrati dari emosi manusia, ialah adanya desakan untuk ingin bebas. Dalam hal ini gerakan dalam Capoeira tercipta dari ungkapan yang didominasi oleh emosi dan ekspresi rasa yang selalu ingin bebas berkembang.

Mantle Hood dalam Music The Unknown mengatakan bahwa salah satu tujuan studi etnomusikologi adalah mempelajari semua musik bangsa-bangsadan meliputi musik-musik suku bangsa, musik rakyat, dan musik populer dari dunia Barat, dan hasil cangkokan dari musik-musik tersebut (1963:217). Di manapun kesenian merupakan salah satu perwujudan

1Buka www.berani.co.id artikel berita_koran berani.co.id.Capoeira dan Sejarahnya.

kebudayaan. Semua kesenian dari berbagai kebudayaan, Barat maupun Timur, klasik maupun tidak, dipandang sejajar sebagai pokok penelitian. Cabang-cabang kesenian tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan sejarah. Berbagai lingkungan etnik yang berkembang dari masa ke masa sambil menyerap pengaruh-pengaruh hasil pergaulannya dengan dunia luar.

Mengenai sejarah Capoeira, sebenarnya tidak ada catatan yang jelas. Ada tiga versi yang diyakini banyak orang. Pertama, Capoeira diciptakan di benua Afrika dan dibawa dalam bentuk yang sudah jadi ke tanah Brazil, oleh para budak. Kedua, Capoeira diciptakan oleh orang-orang Afrika dan keturunannya yang tinggal di daerah pedalaman Brazil. Ketiga, Capoeira diciptakan oleh orang-orang Afrika dan keturunannya yang tinggal di daerah perkotaan Brazil.

Versi yang paling diyakini oleh para ahli sejarah adalah teori kedua. Capoeira diciptakan oleh orang-orang Afrika dan keturun-annya yang tinggal di daerah pedalaman Brazil. Tepatnya, mulai abad ke-16 (tahun 1500-an). Orang-orang Afrika yang tingal di sana, terdiri dari suku Yoruba, Dahomei, Hausa, dan Bantu. Kini, wilayah mereka telah menjadi negara Nigeria, Liberia, Angola, Kongo, dan Mozambik. Mereka yang membawa berbagai unsur kebudayaan yang ada di wilayahnya, menggabungkan dan mengolahnya dari sintesis tarian, pertarungan dan alat musik dari berbagai kebudayaan Afrika yang berbeda maka terciptalah Capoeira (http://ms. wikipedia.org/wiki/Capoeira).

Seiring perkembangan waktu, Capoeira mulai dikenal sebagai bela diri yang agresif. Tahun 1888 banyak bekas budak miskin yang menganggur kemudian membentuk geng Capoeira untuk berbuat kejahatan. Pada tahun 1892 Capoeira sempat dilarang oleh pemerintah Brazil karena identik dengan kejahatan. Seiring perkembangan zaman, sekitar tahun 1930 Capoeira mulai merambah dunia akademi. Saat itu Capoeira mulai di legalkan. Capoeira mulai booming setelah masuk di Amerika. Capoeira mulai mendunia dan mulai booming di Indonesia sekitar awal tahun 1990-an. Latar belakang hebohnya olah raga ini berawal dari film layar lebar bertajuk Only The Strong. Film yang di bintangi Mark Dacascos ini menceritakan seorang guru yang berlatar belakang militer, dengan teknik bela diri dan olah raga Capoeira, berhasil membawa perubahan bagi sebuah sekolah yang terkenal dengan kenakalan muridnya.

Dewasa ini Capoeira dipelajari hampir di seluruh dunia, dari Portugal sampai ke Norwegia, dari Amerika Serikat sampai Australia, dari Indonesia sampai ke Jepang. Di Indonesia, kota pertama tempat berkembangnya Capoeira adalah Yogyakarta, dan juga terdapat beberapa kelompok di

Jakarta. Perkembangannya dimulai tahun 1998, perlahan namun pasti Capoeira makin berkembang. Banyak pemain yang berminat mempelajari Capoeira karena lingkungannya yang santai dan gembira, tidak sama dengan disiplin keras yang biasanya terdapat dalam sistem bela diri dari Timur, seperti karate, tae kwondo, pencak silat, whusu, dan lain-lain. Di samping itu para Capoeirista (pemain Capoeira) tidak hanya mempelajari gerakan tarian tetapi juga harus dapat memainkan alat musik serta menyanyi karena keduanya sangat penting. Capoeira kemudian digemari oleh banyak kalangan karena keindahan gerakannya, sisi history budayanya dan dapat menggalang rasa persaudaraan setiap pemain.

Dilihat lebih lanjut, gerakan Capoeira mirip dengan breakdance yaitu sama-sama membutuhkan kekuatan fisik yang menekankan kelenturan, kekuatan, dan kelincahan. Pada dasarnya, Breakdance dan Capoeira mempunyai persamaan dan perbedaan. Salah satu perbedaan utama adalah gerakan breakdance biasa di iringi dengan musik hip hop. Sedangkan sejak awal diciptakan, Capoeira wajib melibatkan tarian, musik, dan lagu.

Belajar Capoeira tidak hanya untuk berlatih gerakannya, tetapi harus mempelajari filosofi, nyanyian, dan memainkan alat musik khas Brazil. Tujuannya adalah agar setiap pemain Capoeira semakin menjiwai Capoeira, di samping menciptakan suasana kekeluargaan sesama anggota. Dari suasana kekeluargaan inilah para anggota dapat menyerap filosofi Capoeira, yaitu Capoeira dalam bahasa Brazil berarti rumput yang rendah. Maksudnya seorang Capoeirista tidak boleh sombong. Mereka harus menghormati orang-orang dan menghindari permusuhan (http://www.capoeirabrasil.com/).

Kelompok-kelompok penggemar Capoeira mulai bermunculan. Medan sebagai salah satu daerah yang perkembangannya cukup pesat menjadi tempat berkembangnya salah satu komunitas Capoeira dan dapat kita jumpai pada UKM Seni Bela Diri Capoeira di Unika St Thomas Medan. Unika St Thomas adalah salah satu perguruan tinggi swasta yang ada di Medan Sumatera Utara. Unika St Thomas adalah singkatan dari Universitas Katolik Santo Thomas yang resmi didirikan pada Tahun Akademik 1986/1987 status Unika Santo Thomas menjadi status Terdaftar, sesuai dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0387/0/1986 tanggal 22 Mei 1986 sampai sekarang masih aktif. Kampusnya terletak di Jalan. Setia Budi, nomor :479F Tanjung Sari Medan2.

2Lihat, Buku Pedoman Universitas Katolik Santo Thomas (2007/2008).

Dalam tulisan ini penulis membahas perkembangan Capoeira di Unika St Thomas Medan yang mayoritas pemainnya adalah kalangan anak muda baik dari tingkat mahasiswa, maupun pelajar. Capoeira sebagai suatu seni bela diri yang identik dengan gerakan-gerakan akrobatik yaitu gerakan yang sangat unik yang memberikan secara bersamaan suatu keindahan dan kekuatan yang juga memberikan keseimbangan mental dan fisik. Salah satu yang membedakan Capoeira dengan bela diri lain dalam permainan Capoeira adalah musik. Musik memiliki hubungan yang erat dalam Capoeira, dimana musik berperan dalam mengiringi dan menentukan karakteristik permainan, misalnya musik yang dimainkan dengan tempo cepat maka gerakan tarian menjadi cepat. Tetapi bila musik yang dimainkan dengan tempo lambat berarti gerakan tarian menjadi penuh trik-trik permainan bawah (ground play). Sehingga membicarakan hubungan musik dengan gerakan tari merupakan satu hal yang menarik, dimana penggabungan antara musik dengan gerak tari merupakan sesuatu hal yang saling mempengaruhi dalam Capoeira.

Capoeira dapat dikelompokkan ke dalam seni bela diri yang di dalamnya terdapat gerak tari yang bersifat hiburan. Dalam penyajiannya para pemain Capoeira harus benar-benar mengerti dan bisa menghayati hal-hal yang terkandung dalam gerakan agar pertunjukan yang disajikan dapat membuat penonton memahami dan mengerti makna gerakan tersebut. Menurut seorang informan Sudung Silalahi (instruktur Capoeira) kecepatan para Capoeirista dalam melakukan gerakan ditentukan oleh musik. Tanpa musik tidak akan ada Jogo3, karena dengan adanya iringan musik, tepukan, dan sorakan dari Capoeirista yang lain dapat memacu semangat pemain saat melakukan ritual permainan atau Jogo dalam Roda4.

Dalam penyajian Capoeira yaitu saat melakukan ritual yang disebut Jogo, gerak tarian dimainkan oleh dua orang Capoeirista secara bergantian yang diiringi suara musik Samba dari ensambel musik tradisional Brazil yang terdiri dari instrumen musik berimbau (single string percussion idiophone), attabaque (membranophone), pandeiro (tamborine membranophone), agogo (percussion idiophone), serta alat musik bantu lainnya. Seiring dengan perkembangan zaman, tidak hanya alat musik ini saja yang digunakan tetapi juga menggunakan alat musik tambahan lainnya seperti gitar, suling, dan lain-lain.

3Permainan dimana dua orang pemain Capoeira melakukan gerak tari. 4Tempat pemain Capoeira melakukan ritual permainan/gerak tari dan

bentuknya suatu lingkaran.

Sebagai salah satu fenomena budaya bangsa, penulis merasa tertarik untuk mengangkat kesenian ini kedalam suatu tulisan ilmiah dengan melihat lebih jauh keberadaan kesenian ini dalam perkembangannya yang sudah mulai diminati generasi-generasi muda sekarang khususnya di Kota Medan dilihat dari semakin banyaknya komunitas-komunitas Capoeira yang bermunculan di Medan.

Adapun yang menjadi pokok permasalahan yang dapat penulis kaji bila dilihat dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas adalah: (a) bagaimana sejarah dan perkembangan Capoeira yang terdapat di Medan khususnya di Unika St Thomas. (b) Bagaimana struktur musik pengiring dalam ritual permainan Capoeira saat melakukan Jogo. (c) Bagaimana hubungan musik dengan gerak tari dalam Capoeira. Teori Koentjaraningrat (1965;135) mengemukakan tentang salah satu faktor yang menyebabkan perubahan kebudayaan, yaitu aculturation. Akulturasi adalah proses dimana suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu, dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa, unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima kedalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Jadi dalam hal ini Capoeira diterima dalam budaya kita dengan proses akulturasi yaitu unsur kebudayaan tersebut berdiri sendiri. Untuk lebih lengkap lagi penulis mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Soekanto (1993;56), yaitu difusi (persebaran kebudayaan) adalah setiap masyarakat pasti mengalami perubahan-perubahan dalam arti luas maupun perubahan dalam arti sempit, perubahan secara lambat atau cepat. Dalam hal ini capoeira diterima di dunia melalui proses difusi yaitu teknologi. Di samping itu juga penulis juga mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Netll (1973:3) yang mengatakan bahwa membicarakan suatu kebudayaan merupakan suatu tradisi lisan, artinya musiknya (seperti halnya cerita rakyat, perumpamaan, metode dalam pemahatan, dan termasuk folklor) diwarisi dengan cara lisan dari mulut ke mulut. Nyanyian dipelajari dengan cara mendengarkan, pembuatan instrumen (alat musik) serta pemainnya mempelajari dengan cara memperhatikan dan mempraktekkan. Hubungan musik dengan gerak tari adalah merupakan suatu fenomena yang berbeda tetapi dapat juga digabungkan dengan aspek yang mendukung. Musik merupakan rangkaian ritmis dan nada sedangkan tarian adalah rangkaian gerak, ritmis dan ruang, dimana fenomena keduanya

merupakan suatu yang berlawanan, yang mana musik merupakan fenomena yang terdengar tetapi tidak terlihat dan tarian merupakan fenomena yang terlihat tapi tidak terdengar (Wimbrayadi 1989:13-14). Merriam (1964:210) mengemukakan: Use than, refers to the situation in which music is employed in human action. Function concerns the reason for its employent and particularly the broader purpose which it serves. Maksud dari pernyataan di atas bahwa penggunaan musik menyangkut situasi kapan musik dipakai dalam kegiatan manusia. Fungsi musik berhubungan dengan suatu alasan pemakaian dan penggunaan secara umum ataupun khusus sehingga musik tersebut dapat melayani kebutuhan manusiaitu sendiri. Teori ini akan penulis terapkan untuk membahas permasalahan yang berkaitan dengan fungsi dan hubungan musik dengan gerak tari Selanjutnya dalam melakukan kajian dalam struktur musik, penulis menggunakan teori yang diungkapkan Netll (1964:145) dalam menganalisis bunyi musikal hal-hal yang terpenting dilakukan adalah melihat aspek ritem, melodi dan bentuk musik. Kemudian Malm (1977:15) menyebutkan bahwa beberapa bagian penting yang harus diperhatikan dalam menganalisis melodi adalah : (1) scale (tangga nada); (2) pitch center (nada pusat); (3) reciting tone (wilayah nada); (4) jumlah nada; (5) penggunaan interval; (6 )pola kadensa; (7)formula melodi; dan (8) kontur. Capoeira dalam Budaya Brazil dan Perkembangannya di Medan

Republik Federal Brazil (Republica Federativa do Brazil) adalah negara paling besar dan paling banyak penduduknya di Amerika Selatan. Negara ini merupakan negara paling timur di Benua Amerika dan berbatasan dengan Pegunungan Andes dan Samudera Atlantik. Nama Brazil diambil dari nama kayu Brazil, sejenis kayu lokal. Brazil merupakan tempat pertanian ekstensif dan hutan hujan tropis. Sebagai bekas koloni Portugal, bahasa resmi Brazil adalah bahasa Portugis. Selain itu, Brazil juga sebagai penghasil kopi terbesar di dunia.

Brazil meraih kemerdekaannya dari Portugis pada 7 September 1822. negara yang terletak di bagian tengah dan timur Amerika Selatan ini menjadi wilayah jajahan Portugis sejak 1494. Pada 1889 sistem pemerintahan Brazil berubah dari monarki menjadi republik5.

5Lihat www.brazil.com/politik brazil. Konstitusi 1988 memberikan kekuasaan

yang besar pada pemerintah federal. Presiden Brazil memegang kekuasaan eksekutif yang besar seperti menunjuk kabinet, dan sebagai kepala negara dan

Brazil merupakan Negara terbesar di kawasan Amerika Selatan baik ditinjau dari segi luas wilayah maupun jumlah penduduknya. Luas wilayah Negara Brazil kurang lebih 8.547.404 juta km2. Adapun secara geografis, Brazil mempunyai batas-batas sebagai berikut :

a. Batas sebelah utara: Venezuela, Guyana (Prancis), Suriname, Kolombia, dan Samudera Atlantik.

b. Batas sebelah Selatan: Samudera Atlantik, Uruguay, Paraguay, Peru, dan Bolivia.

c. Batas sebelah Barat: Paraguay, Peru dan Bolivia. d. Batas sebelah Timur: Samudera Atlantik. Di bagian Utara Brazil terdapat hutan Amazon dan semakin terbuka ke

arah Selatan dengan bukit-bukit dan gunung kecil. Daerah Selatan merupakan pusat populasi dan agrikultur Brazil. Beberapa pegunungan terletak di pesisir Samudera Atlantik yang mencapai 2.900 meter dengan puncak tertinggi Pico da Neblina setinggi 2.994 meter. Sungai-sungai yang terdapat di Brazil antara lain sungai Amazon, Prana`, dan Iguacu dimana terdapat air terjun Iguacu.6.(baca buku Geografi SMU Kelas 3).

Seperti halnya Negara Amerika Serikat, Negara Brazil pun merupakan kuali percampuran (melting pot) di kawasan Amerika Selatan. Hal ini dikarenakan di Negara Brazil banyak terdapat berbagai bangsa dengan latar belakang budaya yang beragam. Namun demikian, secara garis besar penduduk di Negara Brazil terdiri atas orang kulit putih terutama Portugis dan Spanyol yang merupakan penduduk mayoritas, orang-orang Negro, Indian, dan penduduk campuran (Mestizo, Mulato, dan Zambo) yang merupakan hasil perkawinan antara orang kulit putih, Negro dan Indian.

Kebudayaan Brazil banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Eropa latin, terutama Portugis dan Spanyol. Oleh karena itu, region kebudayaan di Negara Brazil, disebut Region Amerika Latin (Latin American Region). Kota-kota penting di Brazil antara lain, Brasilia, Sao Paulo, dan Rio De Janeiro (baca Buku Geografi SMU Kelas 3).

pemerintahan. Presiden dan wakil presiden dipilih bersamaan dalam pemilihan umum 4 tahun sekali. Kongres nasionalnya (Congresso Nacional) adalah sebuah badan bikameral yang terdiri dari Senat Federal (Senado Federal) dan Camara dos Deputados yang masing-masing terdiri dari 81 dan 513 kursi dengan masa jabatan yang berbeda.

6Sejarah dan kebudayaan Negara Brazil. Batas-batas Negara Brazil dan Wilayah Geografisnya.

Bahasa resmi Brazil adalah bahasa Portugis yang dituturkan oleh hampir seluruh penduduknya, hal ini sangat berbeda dengan negar-negara Amerika Selatan lainnya yang menggunakan bahasa Spanyol. Bahasa Portugis merupakan satu-satunya bahasa yang diajarkan disekolah dan digunakan dalam pemerintahan serta media. Bahasa lain yang digunakan adalah berbagai bahasa penduduk asli Brazil serta bahasa para imigran seperti bahasa Inggris, Jerman, Italia, Jepang, dan Korea.

Terkecuali bahasa-bahasa yang digunakan oleh para suku Indian di Brazil, bahasa Portugis adalah satu-satunya bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ditemukan adanya dialek dari wilayah lain manapun. Brazil adalah satu-satunya negara yang berbahasa Portugis di Amerika Selatan.

Terdapat tiga ras dasar penduduk Brazil. Penduduk asli Indian, dan pendatang dari Eropa (terutama Portugis), dan Afrika (mayoritas dari pantai Barat sub-Sahara). Pada abad ke 16 Brazil dihuni oleh beberapa ratus suku asli yang secara rasial sama namun bahasa dan budaya berbeda. Rumpun yang berbicara bahasa Tupi dan bahasa Guarani hidup sepanjang pantai dan di daerah perbatasan pedalaman, melakukan perkawinan antar suku dengan pemukim Portugis. Sementara banyak suku lain yang berbicara bahasa Ge, Arwak. dan Karib, hidup dipedalaman dan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengadakan kontak dengan para pendatang.

Pada awal abad ke 21 suku asli Indian di Brazil berjumlah sekitar 700.000, terbagi dalam kira-kira 215 kelompok dan menggunakan sekitar 170 bahasa yang berbeda. Orang-orang Indian hidup diwilayah seluas 946.452 km persegi, sekitar 11,12% dari total luas Brazil, yang diperuntukkan bagi mereka oleh Pemerintah Federal. Di area ini orang-orang Indian bebas melestarikan gaya hidup mereka.

Diawali pada pertengahan abad ke 16, suku-suku Afrika dibawa ke Brazil untuk dipekerjakan sebagai budak di perkebunan-perkebunan tebu, tambang-tambang emas dan intan serta perkebunan-perkebunan kopi. Proses integrasi yang diawali antara orang-orang Eropa dan orang-orang Indian secara cepat menyebar, termasuk integrasi dengan budak berkulit hitam.

Peta 1: Peta Negara Brazil

sumber; www.brazil.com//peta brazil

Perbauran rasial berlangsung terus sejalan dengan peningkatan

kedatangan imigran dari seluruh penjuru dunia diakhir abad ke 19. Jumlah imigran terbanyak berasal dari Portugal, diikuti oleh Italia, dan Lebanon. Pada pertengahan pertama abad ke 20, sebagai akibat dari peperangan ataupun tekanan ekonomi, sejumlah imigran berdatangan dari barat, tengah dan timur Eropa. Pada tahun 1908, 640 imigran datang dari Jepang. Dikarenakan adanya kecocokan lingkungan sosial jumlah imigran dari Jepang terus menerus bertambah. Hingga tahun 1969 sebanyak 247.312 orang Jepang telah pindah ke Brazil. Saat ini orang-orang keturunan Jepang

di Brazil merupakan kelompok terbesar dibandingkan dengan kelompok serupa di negara lain. Kesenian Rakyat

Kebudayaan Brazil adalah hasil panjang perbauran antara suku Indian asli, pendatang dari Eropa dan Afrika. Unsur-unsur budaya itu telah terserap dalam perilaku dan cara hidup masyarakat Brazil saat ini. Sulit untuk melacak kembali garis-garis batas antar unsur budaya tersebut. Jadi, kesenian rakyat Brazil sungguh merupakan yang terkaya dan paling beragam di muka bumi ini.

Keramik dan Patung sangat banyak ditemukan di timur laut Brazil. Sejumlah besar seniman lokal daerah ini tidak saja dikenal di Brazil namun juga dikalangan seniman di negara lain. Diantaranya adalah Severino, Vitalino dan Ze Cabloco. Karya-karya yang dihasilkan banyak mencerminkan kehidupan nyata serta karakter-karakter religius.

Tarian rakyat Brazil sangat penuh dengan ekspresi artistik dengan kekayaan irama, kostum dan koreografi. Terdapat belasan tarian Brazil dari dramatisasi perang-perang awal antara Portugis dan Indian (Caboclinhos dan Caiapos yang dipertunjukkan di negara bagian Pernambuco dan Alagoas), sampai gambaran peperangan antara kelompok Kristen dan bangsa Moor di semenanjung Iberia (Cavalhada dari Pirenopolis di negara bagian Goias).

Salah satu kesenian rakyat yang berasal dari masyarakat Brazil adalah Capoeira. Capoeira adalah tarian ritual bergaya perang dengan warna musik khas, ditemukan di kota Salvador-Bahia. Tarian ini merupakan perpaduan tarian dan seni beladiri. Capoeira berevolusi dari gaya perkelahian yang berasal dari Angola. Pada awal periode perbudakan sering terjadi perkelahian antara sesama budak kulit hitam dan mereka akan dihukum jika tertangkap oleh majikannya. Oleh karena itu para budak menyamarkan perkelahian mereka dengan musik dan nyanyian. Selama bertahun-tahun Capoeira berkembang menjadi olah raga. Pukulan dilayangkan hanya menggunakan kaki, tumit dan kepala, tanpa menggunakan tangan. Petarung bergerak cepat dengan gerakan roda berputar serta tangan menahan tubuh di lantai. Musik yang mengiringi Capoeira adalah berimbau, Agama

Semenjak penemuan Brazil di tahun 1500 hingga berakhirnya masa kerajaan di tahun 1889, agama resmi adalah Katolik. Namun dengan

diberlakukannya Konstitusi Republik di tahun 1891 Undang Undang Brazil secara tegas memisahkan urusan agama dan negara, menjamin kebebasan beragama secara mutlak.

Saat ini, 73,8% populasi Brazil beragama Katolik. Sedangkan 15,4% menganut Protestan. Sekitar 2,3 juta (1,3%) penduduknya menganut Spiritisme, terbanyak di dunia. Agama-agama lainnya adalah agama-agama tradisional Afrika, Yahudi, dan berbagai agama Asia seperti Buddhisme dan Shinto. Sekitar 28 ribu menganut agama Islam atau sekitar 0,01% dari penduduk Brazil. Negara ini adalah negara dengan penganut Katolik terbanyak di dunia dan penganut agama-agama Asia terbanyak di peradaban Barat. Musik

Dari komposisi klasik Villa-Lobos, suara lembut Bossa Nova hingga ketukan kuat Samba, Brazil telah mengembangkan musik dengan kecanggihan kualitas dan keragaman yang mengagumkan. Ketika para missionaris pendahulu Gereja Roman Katolik pertama-tama datang ke Brazil, orang-orang Indian telah memiliki tarian-tarian ritual disertai instrumen tiup dan perkusi sederhana. Orang-orang Gereja Roman Katolik menggunakan musik untuk menyampaikan berita agama bagi suku Indian, dalam bahasa Tupi. Mereka juga memperkenalkan alat musik seruling dan instrumen gesek.

Musik Afrika diperkenalkan selama abad pertama kolonial dan diperkaya oleh unsur musik Iberia. Salah satu jenis musik terpenting adalah musik yang digunakan para budak kulit hitam, yaitu yang disebut Lundu. Musik ini sangat populer untuk kurun waktu yang lama, bahkan juga dinyanyikan di pengadilan Portugis pada abad ke 19. Sekolah-sekolah musik didirikan di Bahia pada awal abad ke 17 dan musik religius dimainkan di gereja-gereja di seluruh Brazil.

Sebagaimana halnya dengan bentuk-bentuk seni lainnya, kegiatan musik meningkat dengan datangnya keluarga Kerajaan pada tahun 1808. Brasilio Ltibere (1848-1913) adalah komponis Brazil pertama yang menggunakan pola populer nasional dalam musik tingkat tinggi. Komposisi musiknya yang dibuat pada tahun 1869, A Sertaneja (The Country Maiden) hingga kini tetap dimainkan sebagai repertoire piano.

Selama tahun 1930-an, musik populer Brazil di siarkan melalui radio menjadi sarana kuat dalam komunikasi massa. Tiga komponis yang paling dikenal dari periode ini adalah Noel Rosa, Lamartine Babo dan Ary Barroso (1903-1963). Penyanyi utama Barroso, Carmen Miranda, mencapai reputasi

internasional ketika ia tampil dalam film-film seri Hollywood. Pada pertengahan 1960-an, The Girl From Ipanema, merupakan lagu hit terbesar internasional pertama Brazil, membawa kemashyuran bagi komponis Antonio Carlos Tom Jobim (1972-1994) dan penyair penulis lirik Vinicius de Moraes (1913-1979).

Bossa Nova muncul pertama kali di Rio de Janeiro pada akhir tahun 1950-an. Musik ini adalah paduan antara irama samba Brazil dan Jazz Amerika. Sementara pada tahun 1968 muncul aliran Tropikalis yang merupakan paduan musik internasional (seperti irama latin dan rock n roll) dengan irama nasional.

Musik daerah yang populer di Brazil termasuk forro dan frevo dari Timur Laut, chorinho dari Rio de Janeiro dan lambada. Musik populer Brazil yang paling khas adalah samba. Tidak satupun dapat memastikan mengenai asal usul tari samba. Beberapa orang mengatakan bahwa samba dilahirkan di jalan-jalan kota Rio de Janeiro, dengan sentuhan tiga budaya yang berbeda; Portugis dalam nyanyian, Afrika dalam irama dan Indian asli dalam olah kaki yang lincah. Banyak orang juga meyakini bahwa samba adalah tarian berasal dari Afrika, berevolusi dari batuque, musik yang berdasarkan instrumen perkusi dan tepukan tangan7. Dalam bagian ini akan di bahas tentang sejarah dan perkembangan Capoeira yang makin menyebar di seluruh dunia. Apalagi setelah mendapat wadah promosi gratis di film, videoklip, dan video games. Sejarah Capoeira Banyak orang berdebat tentang nenek moyang siapa yang menciptakan Capoeira, Brazil atau Afrika? Tetapi Mestre Capoeira terbesar yang sangat di hormati yaitu Mestre Pastinha mengatakan Capoeira e, Capoeira e, Capoeira e, maksudnya adalah Capoeira adalah Capoeira adalah Capoeira, yaitu Capoeira adalah Capoeira bukan tarian lain, mungkin mirip, mungkin terinspirasi dari sebuah kebudayaan, tetapi Capoeira tetap Capoeira, jadi itu tidak perlu di permasalahkan lagi (Lihat The Little Capoeira Book. Capoeira Nestor,1995) Seperti halnya di Amerika Serikat, di Brazil pun ada juga perbudakan. Para budak dipekerjakan di perkebunan dimana gula dan tembakau adalah tanaman panenan yang utama dan permintaan untuk tenaga kerja / budak sangat besar. Sepanjang sejarah perdagangan budak, diperkirakan lebih dari dua juta para budak telah dibawa ke Brazil dari

7Buka www.brazil.com. Kebudayaan Brazil dan Sejarahnya.

Afrika. Para budak ini datang dari berbagai daerah di Afrika dengan budaya yang berbeda.mereka ditempatkan di tiga pelabuhan utama : Bahia, Recife, dan Rio De Janeiro. Di Rio dan Recife, para budak adalah dari kelompok suku berbeda dan kadang-kadang dari suku bangsa musuh juga, yang membuat para budak ini kesulitan untuk mengorganisir suatu pemberontakan. Kebanyakan para budak di Rio adalah orang-orang dari Bantu, sementara di tempat lain seperti Bahia, para budak datang terutama dari Afrika Barat. Ketika para budak menjadi sadar bahwa kondisi mereka tidak dapat di ubah, bahwa mereka dimaksudkan untuk menjadi pekerja paksa untuk selamanya, mereka mulai untuk melarikan diri. Di Recife, suatu kelompok yang terdiri dari empat puluh orang budak memberontak melawan terhadap tuannya, membunuh semua karyawan kulit putih, dan membakar rumah perkebunan. Mereka kemudian membebaskan diri dan memutuskan untuk mencari suatu tempat dimana mereka bisa bersembunyi dari para pemburu budak. Ketika seorang budak melarikan diri ia akan dikejar oleh pemburu professional bersenjata yang bernama Capitaes-do-mato (kapten hutan). Biasanya Capoeira adalah satu-satunya bela diri yang dipakai oleh budak tersebut untuk mempertahankan diri. Pertarungan mereka biasanya terjadi di lapangan yang ada di hutan yang dalam bahasa Tupi-guarani (salah satu bahasa pribumi di Brazil) di sebut Caa-puera. Beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa inilah asal dari nama seni bela diri tersebut (http://ms.wikipedia.org/wiki/Capoeira). Capoeira Masa di Palmares Mereka pun menuju pegunungan, suatu perjalanan yang memakan waktu berbulan-bulan. Secara kebetulan mereka menemukan tempat yang mereka anggap cukup aman disebabkan karena ditempat ini terdapat banyak pohon palma yang kemudian mereka beri nama Palmares. Di tempat inilah lahir komunitas orang-orang Afrika; suatu komunitas yang bertahan hampir satu abad. Di dalam komunitas inilah bentuk Capoeira yang pertama di kembangkan. Dalam hal ini pengaruh Afrika sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan Capoeira, tidak ada satu pun yang menjelaskan mengenai bentuk asli Capoeira di Afrika. Semuanya ditulis berdasarkan pada spekulasi. Catatan awal mengenai sejarah capoeira sebagai seni bela diri berhubungan dengan perang kira-kira tahun 1770, setelah awal tahun perbudakan.

Di tengah hutan yang mereka sebut Palmares, suku bangsa yang sama-sama asing atau musuh di Afrika bersatu berjuang untuk satu tujuan yang sama. Suatu masyarakat baru telah terbentuk dengan suatu campuran budaya yang sangat kaya. Di lingkungan yang baru ini mereka saling berbagi dan mempelajari tarian, ritual, agama dan permainan masing-masing. Salah satu hasil dari percampuran budaya ini adalah Capoeira dalam bentuk paling awalnya. Palmares mulai mempengaruhi kehidupan di perkebunan ketika semakin banyak para budak melarikan diri. Capoeira menjadi senjata mereka, lambang kebebasan mereka Kehidupan di Palmares, hampir sama dengan seperti kehidupan di desa. Bukan hanya mantan budak yang ada di sana tetapi juga orang-orang kulit putih yang juga tidak setuju dengan perbudakan juga ikut mengungsi. Mereka hidup dari bercocok tanam, hampir sama dengan di penampungan para budak, tetapi di sini mereka bisa hidup tenang, bebas dan hidup lebih sejahtera. Di Palmares juga ada aturan yang sangat ketat, pembunuhan, pencurian, perjinahan juga dilarang, bahkan hukuman bagi pelanggarnya adalah kematian. Hari minggu adalah hari dimana mereka istirahat dan itu digunakan mereka untuk berlatih capoeira. Musik, nyanyian, tarian dan upacara ritual ditambahkan kedalam Capoeira, untuk menyembunyikan fakta bahwa para budak sedang mempraktekkan suatu seni bela diri yang mematikan. Hal ini harus dilakukan karena segala bentuk bela diri dilarang oleh pemerintah Brazil pada waktu itu. Masa kejayaan dari Palmares adalah ketika di pimpin oleh seorang budak dari Alagoas (salah satu wilayah di Brazil) dengan nama Zumbi yang artinya pejuang. Zumbi Dos Palmares menjadi legenda Capoeira. Sosok yang ditakuti oleh setiap tuan tanah. Bahkan Zumbi dianggap sebagai seorang dewa yang tidak bisa dibunuh. Sudah berkali-kali pasukan dikirimkan pemerintah, tetapi tidak ada yang berhasil menghancurkan Palmares. Sampai akhirnya Ekspedisi yang kelima belas (telah gagal empat belas kali) di tahun 1965, dengan kekuatan yang besar dan penuh kemarahan pasukan dari pemerintah meratakan Palmares dengan tanah. Palmares bisa bertahan selama 22 hari, dengan perjuangan yang gigih, karena kalah jumlah dan persenjataan akhirnya Palmares jatuh. Sebagian budak yang tertangkap dikirimkan ke berbagai perkebunan tebu di seluruh Brazil. Sebagian yang berhasil melarikan diri, termasuk Zumbi bersembunyi untuk mengatur pemberontakan lagi. Tetapi terjadi kemalangan, ketika Zumbi dos palmares dikhianati oleh salah satu rekannya dan dibunuh. Kepalanya di pajang di taman kota

Recife. Ini terjadi tanggal 20 November 1965 yang kemudian diperingati setiap tahun oleh seluruh Capoeirista di dunia sebagai Day Of The Black Conciousness. Budak-budak yang tertangkap, mengajarkan Capoeira kepada yang lain. Mereka berlatih setiap ada waktu istirahat dan hari minggu, yaitu hari libur untuk mereka. Namun untuk menyamarkan gerakan Capoeira, mereka menambahkan tarian, nyanyian, dan beberapa ritual lain. Hal ini harus dilakukan karena segala bentuk bela diri dilarang pemerintah pada waktu itu. Malahan Capoeira dengan bentuk yang baru ini menjadi hiburan bagi para penjaga di sana. Capoeira Masa Perbudakan Perjuangan ini diteruskan secara terpisah oleh kelompok-kelompok kecil Capoeirista. Pada tahun 1988 Putri Isabel menandatangani surat abolisi, pelarangan perbudakan di Brazil. Propaganda pemerintah pada saat itu mengangkat Putri Isabel sebagai pahlawan pembebasan budak. Tetapi dibalik itu, penandatanganan surat abolisi terjadi karena berbagai hal. Salah satunya adalah kengototan para budak untuk membebaskan diri yang justru membuat para tuan tanah mengalami banyak kerugian. Dan faktor lain adalah, semakin banyaknya orang yang bergabung dengan kegiatan anti perbudakan. Juga karena desakan dari pihak Kerajaan Inggris yang memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian Brazil. Masalah terhadap capoeirista tidak berhenti disana. Karena perbudakan dilarang, para tuan tanah tidak tertarik lagi pada para budak, mereka lebih memilih para pekerja yang ahli. Hal ini mengakibatkan angka pengangguran yang besar, diantaranya mereka ada yang dipulangkan ke Afrika, tapi sebagian besar dari mereka tetap tinggal di Brazil. Menurut Dr Alo Lolowari dalam sebuah buku aosiologinya mengatakan bahwa faktor mayoritas dan minoritas suatu etnik dalam masyarakat majemuk sangat menentukan eksistensinya, bila kelompok minoritas semakin mayoritas maka mereka kurang disukai, karena: (1) pemilik dan sifat khas/stereotip yang semakin negatif, (2) tidak sebagai pasangan dalam berbagai bentuk interaksi social, (3) sasaran sikap deskriminasi. Banyak yang mengungsi dan hidup di kota sehingga mengakibatkan terciptanya daerah kumuh. Karena tidak ada lowongan pekerjaan di kota, sebagian dari mereka terkelompok pada organisasi kejahatan, dan melakukan hal yang perlu dilakukan untuk bertahan hidup (mencopet, mencuri, memeras, dan lain-lain). Sebagian dari mereka yang masih agak

beruntung diangkat menjadi bodyguard para konglomerat dan elit politik untuk melakukan kegiatan-kegiatan kotor mereka. Dalam melakukan pekerjaan mereka para eks budak ini mengandalkan keahlian mereka yaitu Capoeira. Hal ini menyebab-kan pemerintah antipati terhadap Capoeira. Imagi seorang Capoeirista pada saat itu adalah penjahat dan berandalan kampung. Pada tahun 1890 pemerintahan Brazil mengeluarkan Codigo Penal da Republica dos Estados Unidos do Brazil (Undang-Undang Republika Brasil Serikat) no 402. Isinya melarang segala bentuk pertunjukan Capoeira, segala bentuk latihan dan apapun yang berkaitan dengan Capoeira dengan hukuman 2-6 bulan penjara. Para Capoeirista pada saat itu mengalami banyak kesulitan untuk berlatih. Karena disamping orang yang menyalahgunakan Capoeira, masih banyak Capoeirista lain yang bermain Capoeira untuk menjaga warisan leluhur. Sampai akhirnya para Capoeirista harus berlatih secara sembunyi-sembunyi. Mungkin karena dendam pribadi, para penegak hukum pada masa itu sangat bersemangat sekali dalam memburu Capoeirista. Kalau ada Capoeirista tertangkap, bukan hanya hukuman penjara yang mereka dapatkan, tapi justru yang paling berat adalah hukuman fisik yang diberikan oleh polisi di masa itu. Kalau ingin selamat setelah tertangkap mereka harus menyuap polisi yang menangkap mereka. Sehingga tercipta salah satu toques (irama) berimbau yang fungsinya memberi tahu kalau sedang ada penyergapan. Salah satu faktor yang mempersulit penangkapan Capoeirista adalah, bahwa setiap capoeirista memiliki dua nama, nama dan nickname Capoeira mereka. Seorang Capoeirista dengan nickname-nya sehingga polisi susah mengetahui identitasnya. Tradisi ini sampai sekarang ini masih dilakukan, setiap seorang Capoeirista mengikuti Batizado (inisiasi/pembabtisan) pertama mereka, mereka diberi nickname oleh mestre mereka, biasanya yang ada hubungan-nya dengan mereka. Tahun 1920 Manuel Dos reis Macado, yang terkenal dengan nama Mestre Bimba (1888-1974), salah satu mestre terbesar dan paling dihormati, nekat mendirikan sebuah sekolah Capoeira di Bahia. Hal ini dilakukan karena beliau prihatin melihat kondisi latihan Capoeira yang memprihatinkan. Sebelumnya beliau termasuk salah satu buronan terbesar, karena memperjuangkan legalitas Capoeira. Pada tahun 1936 Mestre Bimba diundang presiden untuk mendemonstrasikan Capoeira dihadapan pemerintah, beliau menunjukkan

nilai karakteristik Capoeira yang tinggi. Dengan tarian, nyanyian, dan nilai kebudayaan yang tingi menggetarkan hati para pembuat Undang-Undang dan membawa Capoeira ke fase baru dalam perjalanannya. Capoeira tidak saja menjadi sebuah kebudayaan, tetapi juga sebuah olah raga nasional Brazil, dan para guru dari Negara tersebut membuat capoeira menjadi terus menerus lebih mendunia. Sebelumnya perlu diketahui bahwa inilah yang menjadi cikal bakal dari aliran dalam perkembangan Capoeira, antara lain sebagai berikut.

Capoeira Regional Mestre bimba mengembangkan aliran baru dalam capoeira yaitu Capoeira regional. Untuk mendemonstrasikan keefektifan dari Capoeiranya, Mestre Bimba menantang berbagai perkumpulan Capoeira dan perkumpulan bela diri lainnya untuk bertarung. Mestre Bimba memenangkan semua pertarungannya, dan mendapatkan perhatian dari publik sehingga sekolahnya menjadi terkenal dan menerima banyak sekali murid. Sekolah ini berkembang dengan pesat sehingga menjadi sekolah pertama yang terdaftar di salah satu departemen pemerintah Brazil, yaitu Departemen Pendidikan, Kesehatan, dan Pengabdian Masyarakat. Pada tahun 1936 sekolah beliau terdaftar dengan nama Centro Cultura Fsica Regional (Pusat Kebudayaan Fisik Regional) yang kemudian, alirannya dikenal sebagai Capoeira Regional. Karakteristik Capoeira Regional adalah, latihan ditempat tertutup dengan pola dan kurikulum latihan yang tertata dan sistematis. Capoeira Regional mengutamakan kekuatan dan kecepatan serta gerakan yang tak terduga dalam aplikasinya.

Capoeira Angola Setelah Mestre Bimba berhasil membawa Capoeira menjadi seni yang diterima oleh masyarakat, banyak mestre-mestre besar di awal revolusi Capoeira yang mulai mengembangkan dan memperkenal-kan Capoeira kepada masyarakat. Salah satunya adalah Vincente Joaquim Ferreira Pastinha, lebih dikenal dengan Mestre Pastinha. Berdua dengan Mestre Bimba, beliau ditempatkan sebagai mestre yang paling dihormati di Capoeira. Pada tahun 1941 beliau mendirikan sebuah sekolah yaitu Centro Esportivo de Capoeira Angola, tempatnya di wilayah Liberdade.

Untuk bisa melegalkan sekolahnya, Mestre Pastinha melakukan pertemuan dengan berbagai sekolah Capoeira dan berbagai pihak kebudayaan. Setelah berjuang bertahun-tahun akhirnya Centro Esportivo de Capoeira Angola dilegalkan tahun 1952, dan didirikan kembali di Peulorinho Plasa. Karakteristik Capoeira Angola adalah pada strategi, taktik, dan ritual. Setiap gerakan lawan harus bisa kita baca, dan sebaliknya kita harus bisa menyamarkan gerakan kita. Tempo yang yang dimainkan dalam Capoeira Angola cenderung lebih lambat, penuh dengan kesabaran, taktik, tipuan, dan kehati-hatian. Capoeira Angola cenderung lebih menjadi hiburan pada saat itu, karena penekanan Capoeira Angola lebih pada kesenangan, bercanda, saling membodohi antar jogador, serta konsep teatrikal yang mewarnai setiap jogo.

Capoeira Atual Para penerus Capoeira Angola maupun Regional masing-masing mendirikan sekolah baru. Ada dari mereka yang masih mempertahankan aliran tersebut. Capoeira Atual adalah salah satu bentuk kemajuan dalam Capoeira bersifat progesif, modern, up to date yang menjadikan Capoeira menjadi satu One Capoeira diawali oleh seorang Mestre, yaitu Mestre No (Norival Moreira de Olivera). Mulainya masa kejayaan Capoeira di dunia adalah pada awal tahun90-an. Only The Strong adalah salah satu jalan Capoeira untuk meraih kepopulerannya di dunia. Gerakannya yang menakjubkan yang ditampilkan di film itu mencuri hati para penontonnya. Sejak itu Capoeira mulai sering muncul di media, seperti film, video klip, iklan, bahkan di video game. Pada TEKKEN 3, Capoeira divisualkanisasikan dengan lebih dahsyat. Bahkan sampai ada orang yang tidak percaya bahwa benar-benar ada bela diri seperti Capoeira. Karakter Eddy Gordo dalam game itu membuat Capoeira lebih terkenal lagi. Sekarang ini Capoeira terdapat di mana-mana. Di luar Brazil, hampir di setiap kota terdapat sekolah-sekolah Capoeira. Masa Perkembangan Capoeira di Brazil Ada beberapa masa perkembangan Capoeira yang akan disoroti dalam diskusi pada bagian ini yang mana akan dapat dipahami dinamika dan perkembangan Capoeira tersebut, antara lain: Capoeira adalah sebuah

tarian yang diidentikkan dengan Brazil, bersama dengan irama samba dan bossa novanya. Capoeira sangat sulit didefenisikan. Suatu tarian? Suatu permainan? Suatu ilmu bela diri? Capoeira adalah gabungan dari itu semua, dan para pemain Capoeira yang disebut Capoeirista meyakini dan menjalankannya.

Bira Almeida, seorang pendekar Capoeira yang dikenal orang dengan sebutan Mestre Acordeon dan melatih di San Fransisco, AS, mengatakan ada tiga teori mengenai asal bentuk kesenian yang melibatkan gerakan, musik, dan unsur-unsur filsafat praktis itu. Ada yang mengatakan Capoeira telah terbentuk di Afrika dan dibawa dalam bentuk yang sudah jadi oleh budak-budak dari tanah Afrika. Teori kedua menyebutkan Capoeira diciptakan orang-orang Afrika dan keturunannya di daerah pedalaman Brazil, sedangkan teori ketiga menyebutkan Capoeira diciptakan orang-orang Afrika di salah satu pusat perkotaan Brazil. Walau pendukung masing-masing teori memberikan argumen yang mendukung dan sudah didiskusikan sejak lama, teori yang paling banyak diterima adalah teori yang kedua bahwa para budak Afrika membawa berbagai unsur kebudayaan dari tanah asalnya, lalu mengolah dan menggabungkannya di tanah Brazil, sehingga terciptalah apa yang disebut Capoeira. Waldeloir Rego seorang sosiolog Brazil dalam bukunya, Capoeira Angola tahun 1968, berpendapat Capoeira diciptakan di Brazil dengan serangkaian gerakan dan irama yang terus diperbaiki dan disesuaikan dengan perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat. Nestor Capoeira, penulis beberapa buku panduan Capoeira, menyebutkan apa yang diyakini oleh sebagian besar Capoeirista bahwa itu merupakan sintesis tarian, pertarungan, dan alat musik dari berbagai kebudayaan berbeda dari berbagai wilayah Afrika. Sintesis itu diciptakan di tanah Brazil, kemungkinan di Salvador, ibu kota Negara bagian Bahia, pada masa perbudakan pada abad ke-19. Semua orang percaya bahwa budak-budak dari Afrika adalah orang-orang yang berperan utama dalam sejarah awal kelahiran Capoeira di Brazil. Budak budak itu adalah orang-orang Yoruba dan Dahomei dari kawasan yang kini menjadi Nigeria dan Liberia, orang Hausa, serta orang Bantu dari Angola, Kongo, dan Mozambik. Pada tahun 1814, Capoeira yang sudah mulai terbentuk dengan bersintesisnya unsur-unsur kebudayaan Afrika yang beragam dan bentuk-bentuk ekspresi kebudayaan Afrika lainnya. Bahkan pada tahun 1892 Capoeira dilarang, pada hal empat tahun sebelumnya perbudakan dinyatakan di hapus. Motif penekanan dan

kemudian pelarangan oleh penguasa tersebut adalah karena Capoeira memberi rasa persatuan di kalangan orang-orang Afrika saat itu, menciptakan sebuah kelompok yang kecil dan juga menciptakan orang-orang dengan kepiawaian yang berbahaya. Pada masa itu Capoeira, terutama yang di Rio de Janeiro dan Recife, adalah bentuk yang penuh dengan kekerasan. Baru pada masa pemerintahan Presiden Getulio Vargas tahu 1930, penguasa mengurangi tekanan pada ekspresi kebudayaan rakyat, termasuk Capoeira. Pendekatan pemerintah Vargas ini yang memudahkan karya Mestre Bimba, yang bertekad memulihkan dan memperbaharui efisiensi dan martabat Capoeira. Dalam perkembangan sejarah Capoeira di Brazil ada dua nama yang berpengaruh. Mereka adalah Mestre Bimba, yang nama aslinya adalah Manuel dos Reis Machado, dan Mestre Pastinha atau Vicente Ferreira Pastinha ( mestre adalah sebutan untuk guru Capoeira yang diperoleh setelah puluhan tahun belajar Capoeira). Mereka masing-masing dianggap sebagai perwujudan dari dua jenis aliran Capoeira yaitu Capoeira Regional dan Capoeira Angola. Mestre Bimba (1899-1974) adalah pendekar yang ternama dan ditakuti di masanya. Menurut Nestor Capoeira dalam Capoeira, Pequeno Manual do Jogador (Editora Record, 2002), Bimba mempunyai sebutan tres pancadas (tiga pukulan), yang merupakan jumlah maksimum pukulan darinya yang bisa ditahan oleh lawannya. Bimba memberikan sumbangan yang cukup besar dalam perkembangan Capoeira. Dia mengembangkan gaya yang disebut sebagai Capoeira Regional, memperbaiki kualitas teknik gerakan yang diajarkan, menciptakan sekuens latihan, dan memperkaya ilmu itu dengan sapuan dari batuque, yaitu suatu ilmu tari-pertarungan keras yang dipelajarinya dari ayahnya, Luiz Candido Machado. Metode pengajaran baru yang diperkenalkannya berdasarkan pada delapan sekuens dari jurus dan tendangan yang sudah ditetapkan untuk dua pemain. Gaya regional lebih sering bersifat akrobatik. Gerakannya dinamis dan mempunyai karakter kecepatan yang cukup tinggi. Gaya regional lebih sering berada di posisi upper. Posisi melayang di udara begitu kental mewarnai gaya regional ini. Adapun Mestre Pastinha (1889-1982) dikenal sebagai tokoh yang berdedikasi mempertahankan dan mengajarkan Capoeira tradisional yang disebut Capoeira Angola. Dia belajar Capoeira dari orang Afrika asal Angola bernama Benedito, yang menurunkan ilmunya pada Pastinha. Beberapa tahun setelah Bimba, Pastinha juga membuka sekolah Capoeira

untuk gaya yang tradisional itu di Pelourinho, kawasan historis Kota Salvador. Pastinha dikenal sebagai filsuf Capoeira karena kegemarannya menggunakan aforisme. Salah satu favoritnya adalah Capoeira e para homen, mulher e menino, so nao aprende quem nao quiser (Capoeira adalah untuk lelaki, perempuan dan anak-anak, yang tidak mempelajarinya hanyalah mereka yang tidak mau), menegaskan keterbukaan ilmu itu bagi siapa pun. Gaya Angola terkesan ortodoks. Gerakannya begitu terkamuflase. Ritmenya pun lambat dan sering berada di posisi lower. Tetapi, walaupun terkesan lambat, gaya jenis ini cukup mematikan. Bagi mereka yang tinggal di Bahia, Negara bagian Brazil sebelah timur laut, Capoeira adalah bagian keseharian mereka. Seperti kata Contra-mestre Duda, Capoeira ada dalam darah kami. Hal itu tidak lepas dari keseharian mereka berlatih Capoeira seperti di lapangan, di pantai, serta di academias (sekolah-sekolah), capoeira bertebaran di seluruh Kota Salvador. Mereka tidak hanya sekedar bermain Capoeira, tetapi mereka mendapat kesempatan mempelajari bagian kebudayaan mereka dengan suka cita karena dedikasi para Capoeirista itu. Menyadari kekayaan budaya yang bisa dimanfaatkan demi masyarakat itulah sekelompok Capoeirista yang bergerak dalam bidang pendidikan jasmani, baik guru maupun mahasiswa, di Bahia membentuk kelompok untuk mengajarkan Capoeira di sekolah-sekolah. Capoeira sebagai kebudayaan, tidak hanya sebagai olah raga. Musik menjadi bagian tak terpisahkan dalam praktek Capoeira. Kata-kata dalam lagu Capoeira mempunyai arti khusus bagi mereka yang mempraktekkannya, bisa cerita historis, filsafat, maupun ejekan dan canda. Untuk menjadi Capoeirista, seseorang juga harus mempelajari bagaimana memainkan alat musik tradisionalnya serta iramanya. Pada tahun 1970-an, capoeira mulai merambah keluar Brazil dan diterima di AS, Eropa, dan kemudian Australia. Menurut Bira Almeida atau Mestre Akordion yang mengajar murid-murid di Amerika di San Fransisco, bagi murid-muridnya, Capoeira adalah seni yang mengagumkan, yang memberikan tantangan fisik dan enigma filosofis dari konteks sosiokultural dan sejarah yang berbeda. Keaslian Capoeira di luar Brazil harus dipertahankan dengan pengetahuan sejarahnya, hormat kepada tradisi dan ritualnya, mengerti filsafatnya, serta penggunaan gerakan yang tepat. Pada tahun 1980-an Capoeira pada masa itu sudah sangat biasa dikalangan kelas bawah, kelas rakyat jelata mulai diterima oleh kelas menengah perkotaan. Awalnya seni itu diterima dan di identifikasikan sebagai sebuah olah raga, dengan penggunaan celana seragam, teknik yang spesifik, metode pengajaran yang ilmiah. Namun semakin lama Capoeira

diterima tidak hanya sebagai suatu ekspresi khas kebudayaan Brazil, diterima tidak hanya oleh kalangan rakyat jelata, namun juga dianggap menjadi bagian dari kelas menengah dan kelas atas. Capoeira menjadi milik seluruh kalangan, menjadi bagian dari ungkapan budaya mereka. Mestre Luiz Renato melihat adanya dua gerakan dalam Capoeira di Brazil saat ini. Yang pertama adalah yang melihat Capoeira hanya sebagai olah raga, dan sebagai seni bela diri. Sedangkan yang lain adalah yang menganggap Capoeira lebih dari sekedar seni ragawi, melainkan sebagai ungkapan budaya mereka. Dalam arus yang terakhir itulah Capoeira ditemukan oleh institusi cultural, ilmiah dan akademis. Pada masa kini Capoeira di ajarkan, dikaji, dan dipraktekkan di berbagai Universitas di seluruh Brazil. Setiap orang terlibat, mahasiswa, pengajar dari Fakultas Pendidikan Jasmani, Sejarah, Arsitektur, dan Biologi. Semua mencoba untuk menyumbang sesuatu pada pengetahuan, memberikan pengetahuan khusus mereka pada Capoeira sehingga terjadi semacam wadah gabungan pengetahuan yang memperkaya Capoeira. Hal lain yang diperhatikannya adalah perkembangan Capoeira di dunia, ketika berbagai penjuru dunia meningkat minat akan Capoeira secara berarti adanya kecenderungan akan McDonali-zation Capoeira atau Franchising Capoeira. Artinya adalah kecenderungan dari mestre Capoeira tertentu untuk memberi hak kepada orang yang tanpa pengetahuan, kemampuan maupun hubungan dengan Capoeira di Brazil untuk mengajarkan Capoeira di negaranya masing-masing. Juga ada kecenderungan orang Brazil yang tak punya latar belakang memadai mengenai Capoeira kemudian mengajarkan Capoeira di Negara lain yang di kunjunginya, serta penyebaran melalui internet. Dalam pengajaran Capoeira, peralihan pengetahuan secara langsung sangat penting. Masa Perkembangan Capoeira di Indonesia Saat ini Capoeira dipelajari hampir diseluruh dunia, dari Portugal sampai ke Norwegia, dari Amerika Serikat sampai ke Australia, dari Indonesia sampai ke Jepang. Di Indonesia Capoeira mulai dikenal banyak orang, disamping kelompok yang ada di Yogyakarta, juga terdapat beberapa kelompok di Jakarta dan beberapa tempat lainnya di Indonesia. Banyak orang yang berminat mempelajari Capoeira karena lingkungannya yang santai dan gembira, tidak sama dengan disiplin keras yang biasanya terdapat dalam sistem bela diri dari Timur seperti karate, taekwondo, pencak silat, wushu, kungfu, dan lain-lain.

Capoeira diperkirakan masuk ke Indonesia pada tahun 1998, perkembangannya sejak kedatangan Simon, mahasiswa Australia yang bisa Capoeira ke Yogyakarta, yaitu kota pertama tempat berkembangnya Capoeira di Indonesia. Bisa di bilang, kota ini merupakan ibu kota Capoeira di Indonesia. Setelah Simon, ada juga Capoeirista yang lain datang ke Yogyakarta dan mengajarkan Capoeira. Tujuan mereka datang ke Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, disamping untuk melakukan studi tour dan juga ingin menjalin persahabatan yang erat diantara kedua negara. Perlahan namun pasti, Capoeira makin berkembang. Kelompok-kelompok pengemar Capoeira mulai bermunculan (http://www.kompas.com). Capoeira sebenarnya merupakan bela diri. Lahir dari kebudayaan, musik, serta bahasa. Namun, tetap intinya adalah bela diri. Sebab, tujuan awal para budak membuat gerakan ini adalah untuk melarikan diri dari penjara dan meraih kebebasan oleh Andrew Wilson, pendiri Capoeira di Indonesia. Andrew yang mendalami Capoeira sejak 1933 di Negara asalnya Brazil, merasa masih banyak yang salah menilai Capoeira. Karena seperti apa pun gerakan yang di pelajari adalah tetap bagian dari bela diri. Artinya mereka yang ingin mempelajari Capoeira harus memperhatikan teknik-teknik gerakan yang ada di setiap levelnya. Sebab dengan menampilkan teknik yang benar, orang akan mendapat manfaat yang optimal. Bukan sekedar gaya dalam setiap pertunjukan, juga pemahaman lebih mendalam mengenai Capoeira itu sendiri. Menyeleraskan gerak, ritme, serta body language merupakan inti dari Capoeira. Seni bela diri ini lahir dari hasil budaya kaum budak Afrika, yang dikembangkan menjadi model sebuah pertunjukan seni. Karena kaum budak tidak bisa mengembangkan ilmu bela diri secara frontal karena di cap pemberontak dan dihukum berat. Kemudian melalui seni gerak dan musik, gerakan-gerakan bela diri tersebut disisipkan secara perlahan-lahan. Lambat laun gerakan ini berevolusi hingga benar-benar membentuk sebuah metode bela diri baru yang mematikan. Namun, bungkusan dari bela diri tersebut terlihat begitu dinamis dan fashionable. Orang pun menikmati seni bela diri ini sebagai sebuah pertunjukan, bukan lagi tampilan gerakan dari martial art. Saat ini, Capoeira pun marak sebagai bagian dari dunia hiburan yang mendunia. Banyak yang mengembangkan Capoeira sebagai sebuah seni yang menarik untuk disaksikan seperti di beberapa tempat yang ada di Indonesia, karena gerakan bela diri ini terlihat gemulai layaknya sebuah tarian. Namun, bermacam aksi yang disuguhkan juga sangat atraktif, termasuk akrobatik maupun dengan jurus-jurus bela dirinya. Sementara itu, musik yang

mengiringi muncul sebagai variasi hiburan yang unik dengan sajian tabuhan perkusi khas Brazil. Meski terlihat menyenangkan dan penuh warna, tak bisa dipungkiri bahwa inti dari Capoeira adalah sebuah olah raga yang keras yang bertujuan untuk bela diri. Kemasan yang menghibur itu menjadi daya tarik, karakteristik yang membuat bela diri ini terasa popular dan lebih menyenangkan untuk dimainkan. Para Capoeirista, juga mesti memahami bagaimana ritme dalam setiap gerakannya. Dalam latihan pun mereka sedikit banyaknya harus mempelajari bahasa serta musik Capoeira. Karena Capoeira berasal dari kebudayaan sehingga mereka harus mempelajari bahasa serta musik yang ada. Bila rutin melakukan latihan, kesehatan serta kebugaran tubuh bisa diperoleh dengan baik. Selain sangat efektif untuk menggantikan latihan fitness, latihan Capoeira juga membentuk tubuh menjadi well tone. Tubuh bukan hanya terlihat atletis, juga memiliki ritmis dinamis yang jauh lebih menarik. Tidak ada batasan umur untuk mempelajari Capoeira. Hanya saja motivasi orang bisa berbeda dalam mempelajari Capoeira. Indikasi ini bisa dilihat dari tiga unsur tersebut yaitu kesenian, akrobatik dan beladiri. Olah raga ini bukan hanya untuk kaum pria. Kaum hawa pun bisa mempelajari Capoeira. Ini terbukti dari begitu banyaknya wanita mempelajari Capoeira dalam rangka program diet dan body shaping. Pada anak usia 4-6 tahun, mereka menggunakan Capoeira dengan fersfektif meningkatkan kemampuan motorik anak: tangan, kaki, kepala, penglihatan periferik. Bagi anak usia 7-11 tahun yang dianggap telah berkembang kemampuan motoriknya, aspek sosial ditambahkan pada aspek fisik sehingga anak belajar kolektivitas : ada yang main musik, ada yang menyanyi, ada yang bermain, ada yang bertepuk tangan, semua terlibat dalam roda de Capoeira. Sekarang Capoeira terdapat dimana-mana. Di Indonesia, hampir setiap kota terdapat komunitas-komunitas Capoeira. Capoeira kemudian digemari oleh banyak kalangan karena keindahan geraknya, sisi historis budayanya dan dapat menggalang persaudaraan. Setiap pemain harus mengenal kemampuan bagian tubuhnya, sehingga ia mampu bergerak dengan cara apa saja. Capoeira memberikan warna tersendiri dalam dunia olah raga khususnya bela diri. Dibandingkan olah raga bela diri lainnya, gerakan Capoeira memang lebih indah dan terkesan hidup.

Capoeira mempunyai ritualnya. Seni ini dipraktekkan dalam sebuah roda, yaitu lingkaran orang yang terlibat, yang sering disebutkan sebagai

gambaran roda kehidupan dengan masing-masing orang memainkan peranannya. Masa Perkembangan Capoeira di Medan Khususnya Unika St Thomas Kota Medan adalah ibukota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian Barat. Sumatera Utara merupakan provinsi multietnik dengan Batak, Nias, dan Melayu sebagai penduduk asli wilayah ini. Sejak dibukanya perkebunan tembakau di Sumatera Timur, pemerintah kolonial Hindia Belanda banyak mendatangkan kuli kontrak yang dipekerjakan diperkebunan. Pendatang tersebut kebanyakan berasal dari etnik Jawa dan Tionghoa.

Penyebaran suku-suku di Sumatera Utara, adalah Suku Melayu di Pesisir Timur, terutama di kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Langkat. Suku Karo di Kabupaten Karo. Suku Batak Toba di Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir. Suku Pesisir di Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga. Suku Mandailing dan Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas, dan Mandailing Natal. Suku Simalungun di Kabupaten Simalungun. Suku Pakpak di Kabupaten Dairi dan Pakpak Bharat. Suku Nias: Pulau Nias. Suku Minangkabau di Kota Medan, Pesisir Barat. Suku Aceh: Kota Medan. Suku Jawa di Pesisir Timur dan Barat. Suku Tionghoa di Perkotaan, Pesisir di Timur dan Barat.

Agama utama yang ada di Sumatera Utara adalah; Islam: terutama dipeluk oleh suku Melayu, suku Mandailing, suku Jawa. Kristen: (Protestan dan Katolik): terutama dipeluk oleh suku Batak dan suku Nias. Hindu: terutama dipeluk oleh keturunan India yang minoritas diperkotaan. Buddha: terutama dipeluk oleh suku Tionghoa di perkotaan. Konghucu: terutama dipeluk oleh suku Tionghoa diperkotaan. Parmalim: dipeluk oleh sebagian suku Batak yang berpusat di huta Tinggi. Animisme masih ada dipeluk oleh mayoritas suku Batak dan Nias, yaitu Pelebegu Parhabonaran dan kepercayaan sejenisnya.

Di samping hal tersebut diatas, kota Medan adalah salah satu pusat pendidikan yang ada di Sumatera. Hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya lembaga-lembaga atau instansi-instansi pendidikan yang berdiri di kota ini. Salah satu dari lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan tersebut adalah Unika St Thomas Medan.

Unika St Thomas adalah salah satu perguruan tinggi swasta yang ada di Medan Sumatera Utara. Unika St Thomas adalah singkatan dari Universitas Katolik Santo Thomas yang resmi didirikan pada Tahun Akademik 1986/1987 status Unika Santo Thomas menjadi status Terdaftar, sesuai

dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0387/0/1986 tanggal 22 mei 1986 sampai sekarang masih aktif. Kampusnya terletak di Jalan. Setia Budi, nomor :479F Tanjung Sari Medan8.

Capoeira diperkirakan masuk ke Medan pada tahun 2004, hal ini diketahui dari salah satu pelatih Capoeira yang bernama Wahid Simanjuntak (alumni Unika St Thomas). Beliau mengatakan bahwa pertama kali mereka mengadakan pertunjukan pada tahun ini meskipun dengan formasi dan tehnik gerakan yang masih sangat sederhana. Perlahan namun pasti Capoeira di Medan mengalami perkembangan dengan makin banyaknya komunitas-komunitas Capoeira yang bermunculan. Hal itu ditandai dengan diterimanya seni bela diri ini menjadi salah satu bagian dari UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) di Unika St Thomas dan sampai sekarang telah berkembang dengan makin banyaknya yang ikut menjadi anggota dalam kegiatan ini. Capoeira Unika St Thomas adalah salah satu grup Capoeira yang sistem belajarnya secara otodidak melalui internet dari grupo-grupo Capoeira yang ada di luar negeri dan sebagian dari grupo yang berada di Indonesia. Sebelum berdiri sebagai sebuah grup Capoeira, Capoeira Unika St Thomas merupakan sekumpulan orang yang berlatih Capoeira dengan tujuan untuk menciptakan sebuah karya seni tari, dan kebetulan koreografernya merupakan orang yang mengerti Capoeira. Berawal dari kegiatan tersebut, maka secara rutin latihan Capoeira mulai dilakukan oleh beberapa orang mahasiswa Unika St Thomas yang kemudian menjadi pendiri dari Ginga Firme Capoeira Medan. Pada awal berdirinya, Ginga Firme Capoeira Medan merupakan nama yang diambil untuk menamakan grup ini. Setelah Ginga Firme Capoeira dijadikan UKM di Unika St Thomas Medan dan akhirnya mendapat fasilitas tempat latihan dilapangan gedung perpustakaan Unika St Thomas dan kadang didalam gedung apabila cuaca tidak mendukung untuk melakukan latihan Capoeira di luar gedung. Atas masukan dari beberapa anggota yang menyarankan agar nama yang digunakan mengambil dari bahasa atau istilah dari bahasa Portugis, yaitu bahasa nasional yang digunakan di Brazil, asal Capoeira, maka nama Capoeira Unika St Thomas di ubah menjadi Ginga Firme Capoeira Medan. Tujuan dari pengambilan nama yang berbahasa nasional Brazil tersebut adalah agar mencerminkan ciri khas dari Capoeira yang memang merupakan kebudayaan asli Brazil. Seiring berjalan dengan waktu, Ginga Firme Capoeira Medan mulai

8Lihat, Buku Pedoman Universitas Katolik Santo Thomas (2007/ 2008).

mempelajari Capoeira secara murni dengan mencoba menjalin hubungan dengan grupo-grupo yang ada di tanah air. Menurut Daniel salah seorang penggiat Capoeira di Medan mengatakan sebelum menjadi asosiasi, mereka hanyalah komunitas yang menamakan diri Capoeira Medan Soul. Kemudian mereka berganti nama menjadi Associacao Ginga Firme Capoeira Medan. Komunitas ini diresmikan 20 Juli 2008 oleh pelatih Capoeira dari Jakarta, yakni Prof. Mola dan pengurus Ginge Firme Jakarta, Magdalena9. Tujuan dari berdirinya Ginga Firme Capoeira Medan salah satunya adalah untuk memasyarakatkan Capoeira itu kepada masyarakat Medan dan sekitarnya sebagai sebuah budaya, seni tari, seni bela diri dan tentu saja sebagai sebuah olah raga yang menyehatkan. Dengan mempelajari Capoeira sebagai sebuah seni budaya, bukan berarti tidak mempelajari dan melestarikan budaya sendiri, karena banyak dari anggota Ginga Firme Capoeira Medan sendiri yang mempunyai basic dari pencak silat, karate, taekwondo, dan lainnya dan masih berlatih hingga saat ini dan banyak juga yang masih mempelajari tarian-tarian tradisional Indonesia serta budaya-budaya asli daerah. Penanggung jawab latihan Ginga Firme Capoeira Medan adalah beberapa anggota dewan yang terdiri dari para pendiri grup dan beberapa senior yang telah dianggap berkompeten untuk membantu anggota lain yang baru bergabung untuk berbagi ilmu. Sistem latihan yang ada di grup ini mengacu pada kurikulum yang telah disepakati bersama oleh anggota dewan penanggung jawab latihan. Karena hingga saat ini Ginga Firme Capoeira Medan belum mempunyai Mestre atau master yang merupakan gelar tertinggi di Capoeira yang merupakan pembimbing utama dalam latihan dan itu merupakan keinginan dari seluruh anggota Ginga Firme Capoeira Medan. Grup ini terus berusaha untuk berlatih sendiri dari beberapa referensi dan bertukar ilmu dengan grupo-grupo yang ada di Indonesia dengan mendatangkan mestre-mestre dari Jakarta sehingga suatu saat nanti bisa berfiliasi dengan grupo Capoeira di Brazil sehingga bisa mempelajari Capoeira sampai pada akarnya. Sejauh ini Ginga Firme Capoeira Medan sudah memiliki sekitar 20 lebih anggota. Motivasi para anggota menekuni Capoeira adalah pada awalnya dari teman ke teman. Namun seiring berjalannya waktu, minat mereka terhadap olah raga ini semakin menjadi karena rasa ketertarikan gerakannya yang unik.

9Wawancara tanggal 20 juli 2008

Umumnya para anggota Capoeira adalah para mahasiswa dan siswa-siswi yang mau menekuni seni beladiri ini berasal dari suku-suku yang ada di Sumatera Utara, seperti suku Batak (Karo, Toba, Simalungun), Nias, dan suku Pakpak. Adapun kegiatan yang pernah dilakukan diluar latihan adalah pertunjukan-pertunjukan komersil dan pertunjukan non komersil. Pertunjukan komersiql biasanya ketika ada event-event tertentu yang mengundang Capoeira sebagai pengisi acara, seperti acara tahun baru di hotel-hotel, launching product, atau event-event yang diadakan perusahaan seperti perusahaan otomotif atau lainnya dengan bekerja sama dengan EO-EO yang ada di Medan. Adapun pertunjukan non komersil biasanya dilakukan untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan seperti ketika terjadi bencana tsunami di Aceh, gempa di Nias, banjir, acara peringatan hari kemerdekaan RI dan sebagainya. Biasanya pertunjukan amal dilakukan dengan berkolaborasi dengan para seniman-seniman yang ada di Medan dan sekitarnya. Bahkan sering pula Ginga Firme Capoeira Medan diundang dalam acara pentas budaya dan kesenian yang diselenggarakan di Medan karena Ginga Firma Capoeira Medan dianggap sebagai komunitas seni yang ada di Medan oleh para seniman Medan. Saat ini Ginga Firme Capoeira mempunyai beberapa tempat latihan di kota Medan, selain dilapangan gedung perpustakaan Unika St Thomas, juga terdapat di Perumahan Royal Sumatera dan di Lapangan Merdeka. Dengan adanya beberapa tempat latihan tersebut Ginga Firme Capoeira Medan berharap akan dapat semakin giat berlatih dan mendalami Capoeira sehingga bisa berfiliasi dengan akar Capoeira dan mempunyai mestre. Menurut para penggiat Ginga Firme Capoeira Medan berharap ke depannya Ginge Firme Capoeira Medan semakin berkembang dan dikelola dengan profesional dan dapat menjadi wujud jalinan kerjasama yang baik antar negara.

Gambar 1: Logo Kerjasama Capoeira Indonesia dengan Brazil

Istilah dan Pengertian Seni Bela Diri Capoeira Capoeira adalah salah satu bentuk seni bela diri yang berasal dari Brazil yang diciptakan oleh budak Afrika di Brazil pada zaman penjajahan. Capoeira sering digambarkan sebagai sebuah budaya. Budaya yang di dalamnya termasuk lagu khas, tarian yang dilakukan, yang memiliki latar belakang sejarah dan juga memiliki tradisi yang terhubung dengannya. Capoeira merupakan perpaduan dari tarian, permainan, dan seni bela diri, dan para pemain Capoeira meyakininya. Capoeira pada masyarakat Brazil, Capoeira merupakan simbol dari sebuah olah raga nasional dan hasil dari kebudayaan mereka yang semakin berkembang dengan diterimanya seni ini di Negara-negara lain. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh dari sejarah dan latar belakang Capoeira diciptakan sebagai ungkapan dan ekspresi dari rasa yang ingin bebas. Sehingga tercipta sebuah gerakan bela diri yang didalamnya ada tarian dan musik.

Seperti yang dikemukakan oleh John Martin seorang penulis dan kritikus yang berasal dari Amerika Serikat menyatakan dalam bukunya yang berjudul The Modern Dance mengemukakan bahwa substansi baku tari adalah gerak. Gerak adalah pengalaman fisik yang paling elementer dalam kehidupan manusia. Gerak tidak hanya terdapat pada denyutan-denyutan di seluruh tubuh manusia untuk tetap dapat bertahan hidup, tetapi gerak juga terdapat pada ekspresi dari segala pengalaman emosional manusia. Gerak-gerak yang ekspresip itu disebut dengan tari.

Oleh karena itu dibawah ini adalah seperangkat pengertian tentang tari yang dikemukakan oleh beberapa tokoh; Curt Such berpendapat bahwa :

Tari adalah seni, meskipun substansi adalah gerak. Tetapi gerakan-gerakan yang terdapat di dalam tari bukanlah realistis, namun gerak yang ekspresif Menurut Susanne K Langer dalam bukunya Problems of Art bentuk ekspresif adalah Suatu bentuk yang dapat mengetarkan perasaan manusia. Adapun gerakan yang indah itu adalah gerakan yang distilir, yang didalamnya terdapat ritme tertentu. Gerak jika diatur berdasarkan ritme tertentu akan menghasilkan suatu keindahan. Tarian capoeira yang merupakan gerakan-gerakan yang diatur berdasarkan gerak akrobatik yang dimainkan dengan ritme tertentu. Ritme tersebut tidak lain adalah musik pengiring Capoeira. Pendapat Danskunst tentang tarian adalah ; gerak-gerak yang diberi bentuk dan ritmis dari badan di dalam ruang. Selain terdapat gerak yang ekspresif, musik untuk mengiringi tarian, dibutuhkan juga ruang untuk mengungkapkan gerakan-gerakan Capoeira tersebut.

Penggunaan musik di dalam tarian didukung lagi dengan pendapat lain yang dikemukakan oleh Pangeran Suryodiningrat, beliau berpendapat bahwa tari adalah: gerak-gerak dari seluruh tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama music, serta mempunyai maksud tertentu.

Tari tradisional terdiri dari tiga kelompok yaitu primitip, klasik dan rakyat. Dari ketiga jenis tersebut maka Capoeira merupakan jenis tarian rakyat. Tetapi meskipun demikian Capoeira terus mengalami perkembangan yang akhirnya tarian ini dapat di klasifikasikan kedalam bentuk tari kreasi baru yang masih bersumber dari materi-materi tradisional. (Baca buku Arifni Netrirosa berjudul Praktek Tari Minang). Jika dilihat tari berdasarkan fungsinya maka pada mulanya Capoeira dikelompokkan pada jenis tarian upacara yang bersifat sakral dan megis namun pada masa sekarang ini Capoeira telah menjadi sebuah tarian pertunjukan yang disebut dengan Consert Dance. Sebab Capoeira menjadi jenis tarian yang dipertunjukkan sebagai hiburan. Beberapa alasan yang dapat mendukung pengelompokan tarian Capoeira kedalam kelompok tarian upacara adalah : 1. Gerak tari imitatif, meniru gerakan alam sekitar. Ada gerakan meniru

gerakan burung Iuna dan permainan yang ditampilkan disertai trik-trik hiburan. Seni bela diri Capoeira merupakan imitatif dari gerakan yang tercipta dari ekspresi seseorang yang ingin bebas dan merdeka dari perbudakan.

2. Ungkapan gerak merupakan ekspresi kehendak jiwa penarinya. Oleh karena itu tidak ada gerakan yang baku pada Capoeira. Para penari

memiliki kebebasan untuk mengekspresikan gerakan, seperti melompat, salto, akrobatik dan lain-lain.

3. Penghayatan tari terbatas pada lingkungan adat dan tradisi yang bersangkutan.

4. Iringan musik baik ritme maupun instrumennya sangat sederhana, terdengar monoton tetapi menggugah suasana.

5. Pada beberapa jenis tarian upacara seperti halnya Capoeira tidak hanya mempertimbangkan kostum, make up, dance group dan tata panggung (sound system, lighting, dan dekorasi karena pada umumnya dilakukan di lapangan terbuka dan adakalanya memang dilakukan di dalam ruangan.

Capoeira biasanya dilakukan secara kolektif (kelompok). Oleh karena itu ditinjau dari jenis tari menurut koreografinya maka Capoeira adalah Group Coreography (Tari kelompok). Dan sampai sekarang tidak pernah mengalami perubahan. Capoeira pada umumnya dimainkan oleh dua orang Capoeirista pada saat Jogo. Namun perlu diketahui bahwa pemain Capoeira sangat sering mengeluarkan istilah akrobatik pada saat wawancara. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu pemain Capoeira bernama Sandy mengatakan bahwa Capoeira adalah merupakan pertunjukan tari dan bela diri yang sangat menonjolkan unsur akrobatik, sebab gerakan Capoeira sangat berkenaan dengan ketangkasan. Di bawah ini adalah kutipan keterangan Sandy (waancara 6 Mei 2007) tentang Capoeira:

Tidak ada batasan umur untuk mempelajari Capoeira. Capoeira nggak monoton, jadi kita nggak bakalan bosan, waktu kita bermain Capoeira, yang perlu kita tekankan adalah kekompakan dan rasa percaya diri yang tinggi, danitu loh, stamina juga harus kuat. Makanya latihannya harus rutin, nggak boleh main-main, biar pertunjukannya bagus waktu berada di lapangan, apalagi sekarang Capoeira terus mengalami perkembangan.

Bagi masyarakat yang merayakan dan memainkannya, Capoeira bukan sekedar tarian akrobatik maupun bela diri, tapi mereka juga harus sedikit banyaknya mempelajari bahasa serta musik dari Capoeira. Capoeira berasal dari kebudayaan sehingga mereka juga harus belajar bahasa dan musik yang ada (Andrew Wilson pendiri Capoeira Indonesia,1993).

Deskripsi Pertunjukan Capoeira Penulisan tentang Capoeira ini dalam bentuk deskriptif. Adapun yang dimaksud deskriptif, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1985:34) adalah menggambarkan apa adanya. Asal kata deskriptif, dari bahasa Inggris yaitu descriptive yang berarti bersifat menyatakan sesuatu dengan memberikan gambaran melalui kata-kata atau tulisan. Jadi dalam penulisan ini nantinya adalah memberikan gambaran dengan tulisan mengenai pertunjukan Capoeira yang terdapat di Unika St Thomas Medan. Capoeira merupakan suatu bentuk atraksi seni pertunjukan yang dapat di analisis, dapat dilihat dari beberapa unsur-unsur terpenting yang terkait pada pertunjukan tersebut. Adapun unsur-unsur yang dimaksud seperti yang dikemukakan Sedyawati (1980:54) bahwa didalam menganlisis suatu bentuk pagelaran perlu diperhatikan hal-hal seperti; materi pertunjukan; waktu dan tempat pertunjukan; pendukung dan perlengkapan pertunjukan yang didalamnya terdapat penyaji pertunjukan. Dan dengan hal tersebut pertunjukan Capoeira dapat dianalisus.

Ruang dan Tempat Penyajian Pertunjukan ini dilaksanakan di Unika St Thomas Medan tepatnya di Gedung pertunjukan maupun di lapangan terbuka yang terdapat di tempat tersebut. Untuk menentukan waktu dalam pertunjukan tergantung pada sipenyaji pertunjukan, dimana waktu pertunjukan dilakukan pada pagi hari, siang,atau malam hari dan tidak terikat pada waktu-waktu tertentu. Akan tetapi mereka lebih memilih waktu sore hari setelah semua pemain Capoeira telah selesai melaksanakan aktifitas pekerjaan sehari-hari mereka. Karena diharapkan para masyarakat maupun mahasiswa setempat juga dapat menikmati pertunjukan tersebut secara keseluruhan tanpa memandang usia. Dengan demikian dapat mendatangkan keuntungan bagi si penyaji pertunjukan. Apabila pertunjukan Capoeira merupakan pesanan dari suatu instansi pemerintah, lembaga masyarakat, atau dipesan panitia suatu kegiatan biasanya arena tempat pertunjukan mereka tidak membuat suatu tempat yang tertutup bagi masyarakat misalnya di lapangan atau ditempat-tempat yang terbuka. Hal ini dikarenakan pertunjukan tersebut ditujukan kepada masyarakat setempat (tontonan gratis). Adapun acara-acara yang sering menampilkan Capoeira adalah pada saat penerimaan mahasiswa baru di Universitas, event-event tertentu yang mengundang capoeira sebagai pengisi acara, seperti acara pagelaran musik, launching produk, dan even-even yang lainnya.

Dalam penyajian Capoeira dikenal suatu istilah yang disebut roda. Roda ini berarti suatu lingkaran manusia yang melambangkan lingkaran kehidupan manusia. Di roda inilah para Capoeirista melakukan permainan serta ritual yang dinamakan jogo. Fungsi roda sendiri adalah sebagai tempat Capoeirista melakukan ritual permainan atau jogo, bisa juga untuk melakukan upacara untuk menyambut mestre baru. Dalam suatu roda, yang menjadi pemimpin disebut batteria. Batteria tersebut memimpin para Capoeirista tersebut untuk bernyanyi ataupun bermain jogo. Selain batteria ada juga suatu baris yang berisi pemain instrumen/musik yang berperan untuk memberi iringan musik saat permainan berlangsung.

Pelaku atau Pemain Capoeira Pelaku dalam pertunjukan Capoeira terdiri dari pemusik dan pemain atau penari. Penari atau pemain Capoeira atau Jogador yang dibutuhkan pada saat permainan (jogo) adalah dua orang, yang kemudian bergantian disusul oleh pemain yang lain untuk berjogo. Para Capoeirista yang berjogo biasanya telah memiliki kemampuan-kemampuan yang dipelajari sebelumnya, dan memiliki stamina yang baik (orang yang terlatih bela diri biasanya memiliki stamina yang cukup baik sehingga mampu untuk melakukan gerakan-gerakan dengan baik). Jogador Capoeira adalah bentuk seni yang terdiri dari gerakan, musik, dan unsur-unsur filsafat praktis. Salah satu inti dari Capoeira adalah jogo atau permainan fisik yang disebut Jogo de Capoeira (permainan Capoeira) atau cukup disebut Jogo. Selama ini menjadi ritual pertarungan, dua capoeiristas (pemain dari Capoeira) saling bergantian menyerang dan bertahan dalam arus konstan sambil belajar dan tata cara yang benar tentang Capoeira. Jogo adalah permainan yang dilakukan oleh para capoeiristas untuk melatih gerakan capoeira, jogo dilakukan di dalam roda.

Batteria ( Pemimpin Jogo) Dalam suatu roda, yang menjadi pemimpin disebut batteria. Batteria tersebut memimpin para capoeirista untuk bernyanyi ataupun bermain jogo. Yang menjadi pemusik dalam pertunjukan Capoeira adalah biasanya Mestre atau pelatih Capoeira yang lebih tinggi tingkatannya. Dalam hal ini pemegang alat musik bisa berdiri atau duduk.

Gambar2: Dua Orang Jogador

Dokumentasi: Marlan Manik, 2009

Gambar3: Pemain Musik Capoeira oleh Seorang

Batteria yaitu Mestre

Dokumentasi: Marlan Manik, 2009.

Gambar 4: Pemain Musik Capoeira Dipimpin oleh Seorang Batteria yaitu Mestre

Dokumentasi: Marlan Manik, 2009.

Benda-benda atau Alat Untuk kebutuhan pertunjukan Capoeira terdapat beberapa benda atau peralatan yang dibutuhkan. Adapun benda-benda atau alat-alat tersebut terdiri dari; abada (kostum Capoeirista), cordao (sabuk atau tingkatan Capoeira), kemudian tempat Capoeirista melakukan jogo yaitu roda.

Gambar 5: Abada (Kostum Capooeirista)

Gambar 6: Cordao (sabuk Capoeira)

Gambar 7: Capoeirista melakukan Jogo di Roda

Musik Pengiring Dalam sebuah pertunjukan Capoeira biasanya di iringi dengan ensambel musik tradisional Brazil, dengan suara beberapa alat musik dengan nada dan lagu khas capoeira. Sebenarnya musik tersebut mengatur ritme, gaya dan energi saat bermain. Pada Capoeira Angola instrumen musik tersebut terdiri dari:

1. Satu berimbau gunga 2. Satu berimbau berra-boi 3. Satu berimbau viola 4. Satu atau dua pandeiros

5. Satu atabaqu 6. Satu agog 7. Satu reco-reco

Sedangkan pada Capoeira Regional instrumen musik tersebut terdiri dari:

1. Satu berimbau 2. Dua pandeiros

Penggunaan Instrumen musik ini juga dipengaruhi oleh filosofi yang dijalankan masing-masing grupo atau komunitas Capoeira yang bersangkutan. Umumnya dimainkan pada sesi sparring (jogo) didalam roda, pemain Capoeira akan berkumpul melingkar dan bernyanyi lagu khusus. Kemudian, semua anggota maju berpasangan secara bergantian untuk saling beradu. Atraksi tersebut berlanjut sambil ditimpali senyum keakraban dan iringan musik Capoeira.

Berimbau merupakan Single String Percussion Instrument, berbentuk busur dan terbuat dari kayu biriba dan kawat dengan cabaa (labu) kering yang telah dikeluarkan bagian dalamnya sebagai resonator, biasanya bunyinya "tung tung tung." Sejarah asal mula berimbau tidak terlalu jelas, namun kemungkinan besar asalnya dari Afrika, karena orang Brazil atau pun Eropa tidak menggunakan busur untuk alat musik.

Bentuk berimbau identik dengan alat-alat yang dimainkan di bagian selatan Afrika.Bahan utama pembuat berimbau adalah busur kayu yang bernama verga. Verga terbuat dari kayu biriba yang banyak tumbuh di Brazil. Panjang verga adalah mulai dari 1,2 sampai 1,5 meter. Verga dilengkapi juga dengan sebuah senar logam yang bernama arame yang diregangkan dengan maksimal dari ujung verga yang satu ke ujung lainnya. Sebagai resonatornya adalah bagian yang disebut cabaca. Sebuah genderang kopong yang menempel di bagian bawah verga. Sejak tahun 1950 Berimbau Brazil selalu diwarnai dengan warna terang, sesuai dengan selera masyarakat Bahia.Yang juga bagian dari berimbau namun terpisah adalah dobrao. Batu kecil atau koin yang digunakan untuk menekan arame untuk mengubah nada. Dobrao batu biasa juga disebut pedra. Selain itu ada juga bvaqueta. Sebuah tongkat metal yang digunakan untuk memukul arame agar menghasilkan bunyi. Sebagai tambahan, digunakan juga caxixi bersama vanqueta untuk menghasilkan bunyi yang berbeda.

Gambar 8: Berimbau Capoeira

Berimbau

(sumber:http://geocities.com/capoeira/berimbau.jpg)

Capoerista membagi berimbau dalam tiga kategori. Yang pertama

yaitu serra boi atau gunga. Ini menghasilkan nada yang paling rendah. Yang kedua adalah medio dengan nada yang menengah. Yang terakhir adalah viola atau violinha yang memiliki nada tertinggi.

A-go-go

Gambar 9: A-go-go

sumber : http://geocities.com/capoeira.semarang/agogo.jpg

Percussion instrument ini terdiri dari iron bells yang akan beresonansi

ketika dipukul dengan pemukul yang terbuat dari besi. Instrumen ini terdiri dari dua bel logam. Sebuah tongkat berada di antara bell tersebut dan kemudian bell akan bergerak untuk membuat suara yang unik. A-go-go lebih jarang ditemukan dalam roda dari pada tiga instrumen lainya, namun itu tetap instrumen musik Capoeira.

Pandeiro

Gambar 10: Pandeiro atau Tamborin

sumber : http://geocities.com/capoeira.semarang/pendeiro.jpg

Pandeiro atau mungkin kita lebih mengenalnya sebagai tamborin, namun ada dua hal penting yang membedakannya dengan tamborin seperti biasanya, yaitu pertama tarikan (tension) pada kepala pandeiro bisa di setting nada rendah atau nada tinggi. Dan kedua untuk kerincingnya lebih kering dan kurang kencang dibanding tamborin biasa. Terdiri dari lingkaran yang terbuat dari kayu yang di cover dengan cymbal yang kecil, dan tengahnya terbuat dari kulit binatang. Atabaque

Gambar 11: Atabaque atau Gendang

sumber: http://geocities.com/capoeira.semarang/atabaque.jpg

Atabaque adalah sebuah conga drum yang dimainkan dengan tangan

(gendang), biasanya tinggi, terbuat dari kayu dan pada bagian yang dipukul

terbuat dari kulit anak sapi. bagian bawahnya terbuka sehingga bisa beresonansi.

Reco-reco

Gambar 12: Dua Reco-reco dan Stiknya

sumber: http://geocities.com/capoeira/reco-reco.jpg

Reco-reco merupakan percussion instrument yang terbuat dari bambu atau kayu dicover oleh bubungan transversal sehingga menimbulkan bunyi seperti garutan atau goresan. Proses Belajar Secara khusus tidak ada sistem pembelajaran untuk seni bela diri Capoeira. Biasanya setiap Capoeirista akan diajari dan dibimbing oleh mestre-mestre atau pelatih Capoeira. Selain itu para Capoeirista yang ingin mempelajarinya bisa melalui internet-internet karena seni bela diri ini telah mendapat wadah penyediaan situs-situs resmi yang bisa diakses bagi yang mau mempelajarinya serta telah mendapat promosi gratis melalui film dan video games. Setiap pemain Capoeira harus mengenal betul kemampuan bagian tubuhnya, sehingga dia mampu bergerak dengan cara apa saja. Karena hal terpenting untuk bisa menguasai Capoeira adalah kemampuan bela diri dan kebiasaan yang diperoleh dengan banyak berlatih. Gerakan dalam Capoeira Menyelaraskan gerak, ritme serta body language merupakan inti dari Capoeira. Gerakan dalam Capoeira di bagi dalam tiga hal yang paling utama dalam aplikasinya, yaitu Ginga, Negativa de role serta Au.

Ginga (Gerakan Dasar) Ginga adalah sebuah gerakan dasar yang wajib dipelajari oleh setiap Capoeirista atau sering dikatakan dengan kuda-kuda. Gerakan ini adalah

langkah kaki yang membentuk sebuah irama seperti tarian. Ginga adalah gerakan-gerakan tubuh yang berkelanjutan dan bertujuan untuk mencari waktu yang tepat untuk menyerang atau mempertahankan diri, yang sering kali adalah menghindarkan diri dari serangan lawan.

Gambar 13: Pemain Capoeira Melakukan Ginga (Gerakan Dasar)

Ginga memiliki tiga level, yaitu:

1) Guarda Baixa: Ginga dengan kuda-kuda rendah. Ini adalah posisi Ginga yang paling rendah. Tangan Capoerista sampai menyentuh tanah. Tulang punggung dicondongkan ke depan sampai perut dan dada menyentuh bagian depan paha. Posisi ini juga sering disebut esquiva de frente (front esquiva). Karena posisinya rendah, gaya potensial pegas dari tubuh capoerista juga besar. Karena itu kuda-kuda ini cocok untuk melakukan inisiatif serangan dengan power optimal.

2) Guarda media: Ginga dengan kuda-kuda menengah. Posisi ini sedikit lebih tinggi daripada guarda biaxa. Hanya beda sedikit kecondongan tulang belakang. Posisi yang average. Maksudnya cukup mudah untuk melakukan serangan, tapi juga cepat dalam melakukan gerakan-gerakan mengelak seperti cocorinha.

3) Guarda alta: Ginga dengan kuda-kuda tinggi. Walaupun namanya kuda-kuda tinggi, posisi ginga ini tidak setinggi yang kita bayangkan. Posisi kaki depan pada 90 derajat dan kaki belakang pada 45 derajat. Posisi tinggi menambah kedinamisan gerak capoerista. Mobilitas gerak dapat lebih maksimal. Mengelak pun dapat dilakukan lebih cepat.

Begitu juga dengan menyerang. Walaupun serangannya cepat, namun energi potensial pegasnya tidak sebesar guarda baixa.

Negativa de Role (Gerakan Bertahan dan Menyerang) Jurus lainnya adalah negativa, yaitu bertahan sambil menaruh tangan di atas kepala dengan posisi mengepal untuk melindungi dari pukulan musuh. Lihat pada gambar dua orang capoeirista melakukan gerakan bertahan dan menyerang.

Gambar 14: Dua Orang Capoeirista Melakukan Gerakan Negativa de Role

Esquiva adalah gerakan menghindar dengan menggerakkan bagian atas badan sambil merunduk.

Gambar 16: Para Capoeirista Saat Melakukan Esqueiva

Masih ada gerakan lai