equity valuation_indf_tugas uts ansek bismillah 1
TRANSCRIPT
Equity Valuation
Halaman 1 dari 24
Equity Research Team
Hardiatmoko N, Ikhwan P, Moch Yogie S, & Sarah Nabila
Target Harga
8.130 – 8.411
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Laporan Utama
Informasi Saham Rp
Kode saham INDF
Harga saham per 31 Desember 2014 6.750
Harga tertinggi 52 minggu terakhir 7.750
Harga terendah 52 minggu terakhir 6.400
Kapitalisasi pasar selama tahun 2014 (miliar) 59.267,9
Pemegang Saham*
*per 31 Desember 2014
Informasi Industri dan Struktur Bisnis
Industry Sector : Consumer Goods Industry
Industry Sub Sector : Food And Beverages
Dalam dua dekade terakhir, PT Indofood Sukses Makmur Tbk
(INDF) telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan
Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang
mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai
dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi
produk akhir yang tersedia di pasar. Kini Indofood dikenal
sebagai perusahaan yang mapan dan terkemuka di setiap
kategori bisnisnya. Dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya, Indofood memperoleh manfaat dari
ketangguhan model bisnisnya yang terdiri dari lima Kelompok
Usaha Strategis (”Grup”), yaitu Grup Indofood Consumer
Branded Products (CBP), Grup Bogasari, Grup Agribisnis, Grup
Distribusi, dan Grup Budidaya & Pengolahan Sayuran. Pada
Tahun 2014, Grup CBP tetap menjadi kontributor terbesar
terhadap penjualan neto konsolidasi dengan memberikan
kontribusi sebesar 46,9%. Sedangkan sisanya dikontribusikan
oleh Grup lainnya yaitu Bogasari, Agribisnis dan Distribusi
yang masing-masing memberikan kontribusi sebesar 25,2%,
19,9% dan 8,0% terhadap penjualan neto konsolidasi.
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Halaman 2 dari 24
PARAMETER INVESTASI
Kinerja yang Baik di Tengah Kondisi Makro Ekonomi yang Lemah
Di tengah kondisi makro ekonomi Indonesia yang kurang kondusif, harga komoditas yang tetap
rendah terutama CPO, serta turunnya permintaan konsumen seiring dengan naiknya berbagai biaya
akibat melemahnya nilai tukar rupiah, Indofood berhasil meraih kinerja yang baik di tahun 2014.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, sebagian besar Grup berhasil mencatatkan pertumbuhan
penjualan dan laba usaha yang sehat di tahun 2014. INDF membukukan penjualan bersih konsolidasi
sebesar Rp63,59 triliun di tahun 2014, meningkat 14,3% dari Rp55,62 triliun di tahun 2013, laba tahun
berjalan yang dapat distribusikan kepada pemilik entitas induk mencatatkan rekor tertinggi mencapai
hampir Rp3,9 triliun.
Pertumbuhan di Tengah Gejolak Politik
Tahun 2014 merupakan tahun yang penuh dengan gejolak politik di Indonesia. Meriahnya pesta
Pemilihan Umum Presiden yang berakhir dengan terpilihnya Presiden Joko Widodo dengan wakilnya
Jusuf Kalla mengakhiri kegiatan 5 tahunan tersebut. Kebijakan-kebijakan ekonomi yang arahnya pro-
rakyat atau investor asing akan sangat ditunggu-tunggu oleh pengusaha di Indonesia. Pertumbuhan
perekonomian Indonesia pada tahun 2014 sebesar 5.02% melambat dari tahun 2013 yang sebesar
5.58% merupakan hal yang sangat disoroti oleh para ahli ekonomi. Walaupun terjadi perlambatan
pertumbuhan ekonomi, laju inflasi dan suku bunga acuan masih cukup terkendali, dengan inflasi
bulan Desember 2014 sebesar 8.36% atau turun 0.02% YoY. Penyebab dari tingginya tingkat inflasi
tersebut disebabkan oleh kenaikan harga subsidi BBM oleh pemerintah. Dengan kondisi di tengah
gejolak politik, perekonomian Indonesia masih mencetak pertumbuhan walaupun sedikit melambat.
Hal tersebut merupakan sebuah kesempatan emas yang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan
negara yang tetap berkembang dan Indofood dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk
menggenjot pertumbuhan perusahaan.
Ekspansi dan R&D untuk Mendukung Pertumbuhan Masa Depan
Pada tahun 2014, INDF terus melakukan ekspansi dan melakukan R&D terhadap lini produknya di
sebagian besar Grup. Grup CBP terus melakukan R&D dengan mengoptimalkan portofolio produknya
dan meningkatkan portofolio produk premium untuk memenuhi kebutuhan segmen berpenghasilan
menengah yang terus meningkat. Sementara itu, untuk mempertahankan kepemimpinan pasarnya,
Grup Bogasari memperkuat penetrasi distribusinya di tahun 2014 melalui penambahan beberapa
stock point. Grup Agribisnis melakukan ekspansi melalui investasi penanaman baru kelapa sawit
seluas 6,4 ribu hektar dan melakukan penambahan tangki penyimpanan CPO baru dan pabrik
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Halaman 3 dari 24
margarin baru berkapasitas 200 ton per hari di Tanjung Priok. Di pertengahan tahun 2014, Grup
Agribisnis juga melakukan R&D dengan meluncurkan produk baru, Royal Palmia Butter Margarine,
yang merupakan produk kombinasi butter dan margarin yang pertama di Indonesia. INDF melalui
Grup Distribusi juga telah melakukan ekspansi usaha dengan memperluas jaringan distribusinya
melalui penambahan stock point dan meningkatkan jumlah outlet ritel yang dilayani. Grup Distribusi
juga telah meningkatkan kemampuan logistiknya, serta menyempurnakan pelayanannya menjadi
lebih efisiensi dan handal. Melalui kegiatan ekspansi dan R&D yang dilakukan secara masif oleh INDF,
kami percaya bahwa INDF akan terus mencatat pertumbuhan yang positif di masa depan.
Industri Konsumsi yang Tidak Pernah Lesu
Meskipun adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,56% pada tahun 2014, ekonomi
masih didorong oleh konsumsi swasta yang menyumbang lebih dari 50% dari Produk Domestik Bruto.
Pada tahun 2014, Lapangan Usaha Industri Pengolahan memberikan kontribusi terbesar terhadap
total perekonomian sebesar 21,02%, yang mana 17,89% berasal dari Industri Pengolahan Non-Migas
dan 5,32% dari 17,89% merupakan kontribusi terbesar dari Industri Makanan dan Minuman.
Walaupun angka kontribusi industri makanan dan minuman berfluktuatif setiap tahunnya, tetapi
industri ini yang paling tidak pernah lesu dibandingkan dengan industri lainnya. Seiring dengan
kontribusi industri yang selalu menunjukkan angka positif dari tahun ke tahun, INDF yang termasuk
dalam Industri Makanan dan Minuman memiliki pertumbuhan penjualan yang selalu meningkat dari
tahun 2012 – 2014, masing-masing sebesar 9,69%, 10,80%, dan 14,33%,. Selain itu, peningkatan PDB
dari tahun ke tahun berpengaruh positif terhadap daya beli konsumen yang menyebabkan
meningkatnya permintaan terhadap produk perusahaan. Ditambah lagi dengan populasi dari
kelompok usia produktif yang cukup signifikan, di mana pada bulan Agustus 2014 tercatat ada 183
juta penduduk usia produktif dan sekitar 121,9 juta orang diantaranya aktif dalam perekonomian.
Hal ini merupakan kekuatan pendorong dibalik konsumsi yang kuat untuk consumer goods di dalam
negeri. Mempertimbangkan hal di atas, kami memiliki pandangan optimis pada industri konsumsi di
dalam negeri.
Prospek Bisnis
Meskipun Indonesia diperkirakan akan memiliki tingkat inflasi yang moderat di tahun 2015, industri
FMCG diharapkan akan tumbuh. Jumlah penduduk di Indonesia yang terus meningkat dan naiknya
segmen berpenghasilan menengah, akan terus mendukung komitmen INDF dalam memperkuat
kegiatan usahanya di dalam negeri maupun luar negeri. Namun demikian berbagai kebijakan seperti
diberlakukannya MEA, akan menghadirkan berbagai peluang dan juga tantangan. Tingkat persaingan
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Halaman 4 dari 24
diperkirakan akan semakin ketat, mengingat perekonomian Indonesia akan tetap menarik baik bagi
para pemain lokal maupun internasional. Walaupun INDF memandang positif pertumbuhan dan
kinerja di tahun 2015, tetapi INDF juga tetap berhati-hati terhadap kemungkinan naiknya berbagai
biaya, seiring dengan melemahnya nilai tukar rupiah secara lebih lanjut akibat membaiknya
perekonomian AS dan berakhirnya kebijakan stimulus moneternya. Dengan arahan yang jelas dari
INDF untuk mempercepat pertumbuhan secara berkelanjutan, dukungan kebijakan pemerintah
terhadap pembangunan perbaikan fundamental ekonomi, dan populasi 250 juta penduduk
Indonesia, kami percaya prospek usaha INDF akan tetap menjanjikan dan tumbuh cukup cepat di
tahun-tahun mendatang.
Tabel 1: Ringkasan Kinerja
2012 2013 2014 2015P 2016P
Penjualan 50.201,5 55.623,7 63.594,5 70.975,1 79.666,3
Pertumbuhan
Penjualan 9,69% 10,80% 14,33% 11,61% 12,25%
EBIT 6.316,9 4.000,8 6.229,3 6.996,0 7.128,8
Laba Bersih 3.261,2 2.503,8 3.885,4 3.957,8 4.383,8
EPS 371,41 285,16 442,50 450,78 499,29
Pertumbuhan
EPS 5,98% -23,22% 55,18% 1,87% 10,76%
P/E 19,8 25,8 13,6 15,25 18,91
PBV 3,0 2,7 2,3 2,31 1,88
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Halaman 5 dari 24
INFORMASI USAHA
Konsumsi Makanan dan Minuman Jadi Yang Terus Meningkat
Tabel 2: Rata-Rata Pengeluaran per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang (rupiah), 2013 – 2014
Berdasarkan data dari BPS, pengeluaran per kapita sebulan menurut kelompok barang khususnya
untuk makanan dan minuman jadi mengalami peningkatan sebesar 12.47% dari Rp 92.254 menjadi
Rp 103.762 dengan masyarakat desa yang menyumbang pertumbuhan sebesar Rp 10.262 dan
masyarakat kota yang menyumbang Rp 12.335. Perubahan terbesar terjadi pada masyarakat
perkotaan, hal tersebut sejalan dengan masyarakat perkotaan yang lebih sibuk dibandingkan dengan
masyarakat desa. Masyarakat perkotaan tidak memiliki waktu yang cukup untuk memasak makanan
sehingga lebih banyak memilih untuk langsung membeli makanan dan minuman jadi. Tentunya hal
ini memiliki dampak yang signifikan terhadap penjualan dari ICBP.
ICBP (Indofood Consumer Branded Product) merupakan salah satu subsidiaries dari PT Indofood yang
memberikan kontribusi penjualan terbesar di grup Indofood. Kontribusi terbesar penjualan Indofood
Group berasal dari CBP. CBP sendiri menyumbang kontribusi penjualan sebesar 46.9% pada tahun
2014 atau meningkat 2.6% dari tahun 2013. Kontribusi terbesar kedua ditempati oleh Bogasari
Gambar 1: Kontribusi Penjualan INDF
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Halaman 6 dari 24
Gambar 2: Kontribusi Penjualan Grup ICBP
Gambar 3: Top Brand Index Mie Instan
sebesar 25.2% atau menurun sebesar 1.6% dari tahun 2013. Peringkat ketiga ditempati oleh lini
agribisnis Indofood dengan 19.9% atau menurun sebesar 0.8% dari tahun 2013.
ICBP: Sumber Utama Pemasukan
ICBP sebagai kontributor utama pemasukan grup Indofood memiliki produk yang menjadi
andalannya dalam menggenjot pemasukan perusahaan. Produk tersebut adalah produk mi instan.
Produk mi instan memiliki kontribusi sebesar 65.3% penjualan pada tahun 2014 lebih rendah 2.5%
dari tahun 2013. Penurunan tersebut dikarenakan adanya selisih nilai tukar yang tinggi yang
menyebabkan biaya produksi semakin tinggi sehingga menurunkan produksi mi instan.
Walaupun mengalami penurunan kontribusi penjualan, produk mi instan dari ICBP tetap menjadi
pemimpin pangsa pasar dengan lebih dari 75% konsumen di pasar. Persaingan mi instan di pasar
domestik akan diperkirakan semakin ketat. Untuk menanggapi hal tersebut, divisi mi instan ICBP akan
terus berinovasi dengan produk-produk mi instan premiumnya. Salah satu contoh produk mi instan
premium keluaran ICBP adalah mi instan varian rasa nusantara. Varian tersebut ditujukan untuk
konsumen dengan pendapatan menengah. Selain itu, divisi mi instan juga terus menjaga customer
loyalty dengan melakukan berbagai event ke kota-kota maupun desa-desa di Indonesia.
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Halaman 7 dari 24
Posisi kedua untuk kontributor pemasukan ICBP adalah dari produk dairy. Produk dairy menjual
berbagai produk olahan dari susu seperti susu kental manis, susu UHT, krimer, mentega, hingga es
krim. Kontribusi produk dairy dalam penjualan ICBP pada tahun 2014 adalah sebesar 17.5% atau
turun sebesar 1.1% dari tahun 2013. Penurunan tersebut diakibatkan karena ICBP masih mengimpor
bahan baku berupa Skim Milk Powder (SMP) dari Australia. Pada tahun 2014, produksi SMP di
Australia mengalami penurunan yang signifikan dari 224.061 ton pada tahun 2013 ke angka 210.964
ton pada tahun 2014. Penurunan tersebut diakibatkan adanya kondisi cuaca di Australia yang
memburuk sehingga menyebabkan produksi semakin menurun. Kondisi tersebut juga diperparah
dengan melemahnya nilai tukar sehingga semakin membebankan produksi dari divisi dairy ICBP.
Dalam menyiasati hal tersebut, secara terpaksa ICBP menaikkan harga jual dari produk dairynya.
Pada tahun 2015, diharapkan produksi SMP dari Australia akan segera membaik disusul dengan
kondisi cuaca yang semakin membaik. Selain itu, nilai tukar juga akan diperkirakan membaik di awal
tahun 2015. Walaupun begitu, ICBP tetap waspada dengan peningkatan konsumsi produk olahan
susu di Cina yang bisa mengangkat harga SMP di pasaran.
Tabel 3: Tingkat Produksi Produk Dairy Australia (tonnes)
Bogasari: Deceleration
Bogasari merupakan kontributor penjualan kedua terbesar setelah ICBP dengan kontribusi sebesar
25.2% pada tahun 2014 atau menurun sebesar 1.6% dari tahun 2013. Bogasari sejauh ini merupakan
produsen domestik tepung terbesar dengan portofolio produk yang luas.
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Halaman 8 dari 24
Tabel 4: Portofolio Produk Bogasari
Produk-produk Bogasari telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia, sehingga tidak heran jika
produk-produk Bogasari menjadi leader di dalam pasar tepung di Indonesia. Sebagai produsen
tepung terbesar di Indonesia, Bogasari memiliki penggilingan tepung yang berada di Jakarta dan
Surabaya. Gabungan produksi tepung terigu dari kedua penggilingan tersebut adalah sekitar 3.6 juta
metrik ton per tahun. Sementara itu, jika ditotal jumlah dari produksi tepung terigu semua
penggilingan di Indonesia hanya mencapai 10,3 juta metrik ton per tahun, hal tersebut menjadikan
sepertiga produksi tepung terigu dikuasai oleh Bogasari.
Tabel 5: Impor Gandum Indonesia (2012 – 2014)
Bahan baku utama pembuatan tepung terigu adalah gandum. Bahan baku gandum tersebut masih
banyak mengimpor dari Australia (55%), Amerika Serikat (15.9%), dan Kanada (17.8%).
NO COUNTRY OF ORIGIN
2012 (QTY, VALUE) 2013 (QTY, VALUE) SM I-2014 (QTY, VALUE) %
MT 000 USD MT 000 USD MT 000 USD
1 AUSTRAIA 4.420.922
1.482.238
3.791.903
1.381.451
1.906.267
615.425 55
2 UNITED STATES 686.380
256.395
535.335
196.189
549.920
190.005 15,9
3 CANADA 930.619
389.464
1.372.007
546.094
617.903
214.582 17,8
4 UKRAINE 30.506
66.027
304.850
86.709
138.867
39.424 4
5 RUSSIA 34.650
12.611
221.420
65.215
60.490
19.440 1,7
6 INDIA 107.462
34.255
380.375
121.532
177.139
55.124 5,1
7 PAKISTAN 35.897
11.163
4.168
1.288
- - 0
8 TURKEY 1.102
322
38.431
11.991
- - 0
9 KAZAKHSTAN 1.037
351
- - - - 0
10 OTHERS 1.915
1.025
72.020
23.394
17.429
5.054 0,5
TOTAL 6.250.490
2.253.850
6.720.509
2.433.863
3.468.015
1.139.054 100
AVG CIF, USD/MT 360,6 362,2 328,4
GROWTH, YOY (%) 14,2 4,4 7,5 8 5,8 -8
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Halaman 9 dari 24
Gambar 4: Harga Gandum Dunia
Harga gandum sendiri terus mengalami penurunan dari tahun 2013 hingga tahun 2014, bulan Januari
2013 berada pada level USD 335.5 per metric ton dan terakhir pada bulan Desember 2014 harga dari
gandum berada pada USD 223 per metric ton. Tetapi penurunan tersebut bisa saja bersifat sementara
karena faktor cuaca bisa saja mengganggu produksi gandum. Selain faktor cuaca, risiko nilai tukar
bisa saja terjadi. Pelemahan nilai tukar rupiah karena sentimen-sentimen dari luar negeri tidak dapat
dielakkan akan mengganggu impor bahan baku gandum dari luar negeri tersebut.
Tabel 6: Konsumsi Tepung Terigu Penduduk Indonesia (2010 – 2014)
Walaupun begitu, Bogasari agaknya dapat memanfaatkan pertumbuhan konsumsi tepung terigu
domestik yang terus meningkat. Sebagai produsen tepung terigu terbesar, Bogasari dapat menikmati
pertumbuhan pasar yang terus bergerak positif ditambah lagi dengan portofolio Bogasari dan
jaringan distribusi grup Indofood yang luas tentunya akan semakin meningkatkan pangsa pasar
Bogasari.
YEAR 2010 2011 2012 2013 2014
SUBJECT 000 MT
% 000 MT
% 000 MT
% 000 MT
% 000 MT
%
DOMESTIC SUPPLY
3.627
82
4.041
86
4.662
91
5.146
91
2.684
962
IMPORTS 776
18
679
14
480
9
205
9
105
4
TOTAL 4.403
100
4.721
100
5.142
100
5.351
100
2.789
100
WHEAT EQUIVALENT
5.793
6.210
6.766
7.041
3.670
GROWTH % 10,91 7,12 8,93 4,06 5,5
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Halaman 10 dari 24
Gambar 5: Pendapatan Bersih INDF
KEUANGAN INDOFOOD
Pendapatan
Indofood Sukses Makmur, sebagai perusahaan raksasa dalam sektor konsumsi, memperlihatkan
kinerja keuangan yang mapan pada tahun 2014. Indofood mencatatkan pertumbuhan untuk
pendapatan, laba kotor, laba sebelum pajak, dan laba bersih masing-masing sebesar 14%, 25%, 56 %,
dan 55%. Untuk tahun 2015 dan seterusnya, di tengah kondisi ekonomi makro dalam negeri yang
penuh tantangan, Indofood akan terus mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan kinerja
keuangan. Indofood akan terus memanfaatkan kekuatan model bisnis guna menangkap peluang
pertumbuhan jangka panjang.
CBP dan Bogasari Sebagai Penopang Utama Indofood
Dari tahun ke tahun, Indofood CBP serta Bogasari secara konsisten selalu menyumbang pendapatan
tertinggi dari Indofood. Bisa dilihat dari tahun 2012 hingga tahun 2014, Indofood CBP selalu menjadi
penyumpang pendapatan tertinggi Indofood dan selalu mencapai angka di atas 40%, sedangkan
Bogasari menyumbang minimal sebesar 25%. Indofood CBP selaku penopang utama pendapatan
Indofood memiliki produk yang menjadi andalannya dalam menggenjot pemasukkan Indofood
Produk tersebut adalah produk mi instan dengan merk Indomie. Produk mi instan memiliki kontribusi
sebesar 65.3% penjualan pada tahun 2014. Indomie ini memiliki pangsa pasar sebesar 75% pada
tahun 2014, dan kami optimis Indomie tetap akan menjadi pemilik pangsa pasar terbesar untuk
tahun-tahun berikutnya. Sedangkan Bogasari sejauh ini merupakan produsen domestik tepung
terbesar dengan portofolio produk yang luas.
0
20.000.000.000.000
40.000.000.000.000
60.000.000.000.000
80.000.000.000.000
100.000.000.000.000
2012 2013 2014 2015F 2016F 2017F
Net Sales
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Halaman 11 dari 24
Gambar 6: Kontribusi Penjualan Grup Terhadap Perusahaan
Profitabilitas Indofood
Untuk marjin laba kotor tahun 2014, Indofood berhasil membukukan marjin laba kotor sebesar 26,8
%, naik 2,3 % dari tahun 2013. Sedangkan untuk proyeksi 2015 sampai 2017, kami perkirakan marjin
laba kotor Indofood akan menurun disebabkan karena peningkatan harga pokok penjualan Indofood.
Perkiraan peningkatkan harga pokok penjualan Indofood ini disebabkan kondisi makroekonomi
Indonesia yang tidak menentu dan perkiraan nilai tukar Rupiah yang terdepresiasi terhadap Dollar.
Hal tersebut berpengaruh karena sebagian besar bahan baku Indofood berasal dari impor.
Kondisi Keuangan Yang Kokoh
Secara umum rasio gearing yang lebih rendah menunjukkan stabilitas keuangan yang lebih besar.
Namun, tidak serta merta hal tersebut berlaku secara keseluruhan. Karena pinjaman dan kewajiban
bunga tetap lainnya merupakan sebuah cara, dalam hal ini untuk Indofood juga, sebuah perusahaan
untuk meningkatkan nilai perusahaan sehingga meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham,
sehingga rasio gearing optimal sangat ditentukan oleh perusahaan dalam sektornya. Bisa dilihat rasio
gearing Indofood yang meningkat namun tetap stabil yang menjadikan kondisi keuangan Indofood
yang kokoh dan stabilitas yang bagus. Di sisi lain, untuk ukuran likuiditas, yang diwakili oleh current
ratio, menunjukkan bahwa current ratio Indofood yang stabil diatas 1, bahkan diatas 1,5 dan kami
optimis tren positif terus berlanjut sehingga keadaan keuangan Indofood berada dalam tahap yang
aman.
23,0%
23,5%
24,0%
24,5%
25,0%
25,5%
26,0%
26,5%
27,0%
27,5%
2012 2013 2014 2015F 2016F 2017F
Gross Margin
Gambar 7: Gross Margin INDF
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Halaman 12 dari 24
Gambar 8: Rasio Gearing INDF
Gambar 9: Rasio Lancar INDF
Kondisi Arus Kas Bebas Perusahaan
Free Cash Flow merupakan kas yang mampu dihasilkan perusahaan setelah meletakkan uang yang
diperlukan untuk mempertahankan atau memperluas basis aset. Free Cash Flow merupakan ukuran
kinerja yang penting karena memungkinkan perusahaan untuk mengejar kesempatan untuk
meningkatkan nilai pemegang saham. Tanpa uang tunai, sulit untuk mengembangkan produk baru,
melakukan akuisisi, membayar dividen dan mengurangi utang. Berikut ini merupakan Free Cash Flow
dari Indofood pada tahun 2012 hingga tahun 2014:
Tabel 7: Free Cash Flow INDF (2012 – 2014)
2012
(Rp .000,-)
2013
(Rp .000,-)
2014
(Rp .000,-)
CF from
Operating
7.419.046 6.928.790 9.269.318
CAPEX 4.961.700 6.598.300 5.634.600
Free Cash Flow 2.457.346 330.490 3.634.718
0,00
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
2012 2013 2014 2015F 2016F 2017F
Gearing Ratio (NET)
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
2012 2013 2014 2015F 2016F 2017F
Current Ratio
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Halaman 13 dari 24
Tahun 2012, fokus belanja modal dari Indofood adalah membuat perusahaan patungan dengan Asahi
Group untuk memasuki pasar minuman non-alkohol di Indonesia. Selain itu, Indofood juga memiliki
komitmen untuk pembangunan pabrik kelapa sawit melalui anak perusahaannya dengan nilai
kontrak sebesar Rp55.120 miliar dan US$4.872.000 dan melakukan pembelian mesin pabrik untuk
produksi margarin. Total kontrak sebesar Rp5.990.428 miliar dan realisasinya sebesar Rp2.842.423
miliar di akhir tahun 2012.
Pada tahun 2013, Indofood melakukan aktivitas investasi hingga lebih dari Rp14 triliun rupiah, naik
lebih dari 2 kali lipat dari tahun 2012 yang hanya sebesar Rp5.09 triliun, aktivitas investasi tersebut
lebih banyak digunakan untuk investasi pada entitas anak dan asosiasi, serta belanja modal. Pada
akhir tahun 2013, belanja modal yang terealisasikan adalah sebesar Rp1.97 triliun, US$13.61 juta,
EUR9.33 ribu, MYR161.35 ribu, dan JYP33.31 juta. Belanja modal tersebut ditujukan untuk
mengakuisisi perusahaan budidaya dan pengolahan sayuran China Minzhong Food Corporation
Limited (CMFC). Akusisi tersebut dilaksanakan pada bulan Februari dengan membeli 88.88% saham
dari CMFC yang tercatat di SGX. Selain itu, Indofood juga mengakuisisi CMAA. CMAA merupakan
perusahaan gula asal Brazil, Indofood mengakuisisi 50% saham CMAA melalui grup agribisnisnya.
Indofood juga melakukan perusahaan patungan dengan First Pacific Limited dengan rasio 30:70
untuk melakukan investasi atas 34% saham Roxas Holdings Inc. Roxas merupakan perusahaan gula
terintegrasi terbesar di Filipina.
Sedangkan pada tahun 2014, Indofood juga mengakuisisi perusahaan domestik, diantaranya adalah
akuisisi minuman dalam kemasan merek Club, mengakuisisi PT Danone Dairy Indonesia sebesar 100%
melalui Indolakto, dan melalui grup agribisnisnya mengakuisisi 100% kepemilikan dari PT Madusari
Lampung Indah. Walaupun, Indofood melakukan banyak akuisisi di tahun 2014, belanja modal sedikit
menurun dari tahun sebelumnya sebesar Rp963.700 miliar.
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Halaman 14 dari 24
ANALISIS SWOT
Tabel 8: Analisis SWOT
-Kondisi keuangan / finansial yang kuat, dapatdilihat dari perkembangan kepemilikansaham di berbagai perusahaan.
-Memiliki banyak anak perusahaan.
-Brand yang telah dikenal lama olehmasyarakat Indonesia terutama produkIndomie.
-Kepemimpinan Direksi dan Komisaris yangmatang.
-Memiliki Sumber Daya Manusia yang besarsehingga mampu produksi yang besar pula.
-Tenaga kerja yang banyak membuatperusahaan rentan goncanganterhadap penjualan produk yangmenurun.
-Tidak fokus terhadap satu produkkarena Indofood selalu melakukaninovasi dan mengeluarkan produkyang menyebabkan biaya R&D yangcukup tinggi
-Bahan baku Indofood sebagianmasih bergantung pada impor
-Pertumbuhan pasar yang terus meningkat
-Segmentasi pasar yang tidak signifikankarena produk yang dihasilkan terusmenyesuaikan untuk dikonsumsi pria atauwanita, baik tua maupun muda.
-Pemanfaatan e-business dalam membantumengembangkan pangsa pasar danmemperkenalkan produk melalui internetkarena pengguna internet sama denganmasyarakat konsumen.
-Peluang pasar yang besar dalam sistemdistribusi yang mencakup gruppendistribusian produk hingga pasartradisional dengan waktu sesingkat mungkin.
-Terus dihadapi dengan pesaing-pesaing baru dengan jenis produkyang sama.
-Ketidakpastian nilai tukar rupiahterhadap USD, yang dapatmenurunkan laba perusahaan.
STRENGTHS WEAKNESSES
OPPORTUNITIES THREATS
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Halaman 15 dari 24
ANALISIS PORTER
Tabel 9: Analisis Porter
Threat of New Entrants
Besar kecilnya ancaman dari pendatang baru tergantung pada besar kecilnya entry barriers. Industri
makanan dan minuman di Indonesia memiliki entry barrier yang sangat rendah dimana siapapun bisa
masuk untuk ikut menjadi pemain industri ini. Faktor yang menjadikan mudahnya industri ini untuk
dimasuki oleh pemain baru, yaitu permintaan akan makanan dan minuman yang terus meningkat,
yang merupakan pasar yang potensial. Sehingga, potensi masuknya pendatang baru di industri
konsumsi menjadi tinggi.
Threat of Substitute Products
Berdasarkan annual report pada tahun 2014, produk yang menyumbang penjualan terbesar yaitu
consumer branded produk (46,9%) dan Tepung Terigu (25,2%). Meskipun consumer branded product
dari Indofood, khususnya mi instan digemari oleh masyarakat Indonesia, tetapi masih banyak
perilaku konsumen di Indonesia yang tidak loyal terhadap merek tertentu dalam mengonsumsi
produk konsumsi sehari-hari dan selalu ingin mengikuti tren konsumsi makanan tertentu. Sehingga,
terdapat potensi ancaman yang cukup tinggi dalam produk substitusi. Sama halnya dengan mi instan,
tepung terigu yang berbahan baku gandum, pada saat ini harganya terus naik, sehingga ada beberapa
Rivarly Among
Established Firms
−
Threat of New
Entrants
↑
Threat of Substitute Products
↑
Bargaining Power of Suppliers
↑
Bargaining Power of Buyers
−
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Halaman 16 dari 24
produk substitusi yang dapat mengancam produk Bogasari seperti tepung beras, tepung jagung atau
maizena, tepung kue, dan tepung singkong.
Bargaining Power of Suppliers
Indofood merupakan perusahaan yang selalu mengutamakan kualitas dan mutu produk dengan
tujuan mempertahankan para pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain yang dapat
memengaruhi tingkat penjualan perusahaan. Dari segi daya tawar menawar pemasok, Indofood
memiliki beberapa pemasok bahan baku gandum yang semuanya berasal dari luar negeri. Kekuatan
daya tawar pemasok terhadap perusahaan cenderung kuat. Hal ini disebabkan bahan baku gandum
merupakan barang komoditas, sehingga pergerakan harga sangat bergantung pada harga gandum
dunia dan kualitas gandum yang ada di Indonesia juga tidak sebagus dengan kualitas gandum yang
diimpor dari luar negeri. Jadi, Indofood masih sangat bergantung pada gandum luar negeri.
Bargaining Power of Buyers
Apabila dilihat dari kondisi makro, Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi akan produk
makanan dan minuman, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
perkapita masyarakat. Setidaknya, terdapat lebih dari 20 perusahaan yang bermain dalam sektor
industri makanan dan minuman. Sebelum tahun 2006, Indofood merupakan pemain utama bahkan
hampir 90% menguasai pasar di sektornya. Namun, saat ini banyak perusahaan, seperti Wingsfood
dengan produk mi instannya (Mie Sedap) dapat mengurangi konsumen mi instan Indofood. Hal ini
menunjukkan bahwa konsumen dari Indofood dapat mudah berpindah dari produk satu ke produk
lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut, Indofood memiliki strategi distribusi yang menyeluruh agar
konsumen selalu mendapatkan produk-produk Indofood dengan lebih mudah.
Rivarly Among Established Firms
Dalam setiap bisnis yang dijalankan pasti terdapat persaingan, setiap perusahaan pasti akan berusaha
untuk menjadi yang terbaik dan terdepan diantara para pesaingnya agar dapat mempertahankan dan
memperluas pangsa pasar mereka. Indofood merupakan perusahaan consumer goods yang memiliki
usaha dari hulu ke hilir. Hal ini yang menjadikan Indofood menjadi market leader diantara
kompetitornya, diantaranya yaitu: Japfa, Ultra Jaya, dan Mayora.
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Halaman 17 dari 24
PERBANDINGAN INDUSTRI
Tabel 10: Ringkasan Kinerja INDF dan Perusahaan Sejenisnya per 31 Desember 2014 (dalam juta rupiah)
INDOFOOD JAPFA ULTRAJAYA UNILEVER
Pendapatan 63,594,452 24,459,000 3,916,789 34,511,000
Laba kotor 17,049,806 3,426,000 936,990 17,099,000
Laba sebelum pajak 7,208,732 542,549 374,126 7,677,000
Laba bersih 5,146,323 385,000 283,361 5,738,523
Total aset 85,938,885 15,730,000 2,917,084 14,281,000
Total liabilitas 44,710,509 10,440,000 651,987 9,682,000
Total ekuitas 41,228,376 5,290,000 2,265,097 4,599,000
Pertumbuhan [YoY]
Pendapatan [%] 14,3 % 14,2 % 13,2 % 12,21 %
Laba kotor [%] 25,31 % (5,3) % (7,5) % 8,37 %
Laba sebelum pajak 55,7 % (39,4) % (14,05) % 7,23 %
Laba bersih [%] 55,2 % (39,9) % (12,85) % 7,21 %
Profitabilitas
Marjin laba kotor [%] 26,8 % 14% 23,92 % 49,5 %
Marjin laba sebelum pajak [%]
11,3 % 5,2 % 9,55 % 22,25 %
Marjin laba bersih [%] 6,1 % 1,4 % 7,23 % 16,6 %
ROA [%] 6,3 % 2,1 % 9,71 % 54,4 %
ROE [%] 13% 6,8 % 12,51 % 168,8 %
Market multiple
P/E [x] 13,6 30,6 36,87 39,27
P/BV [x] 2,3 1,47 4,04 51,29
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Halaman 18 dari 24
TARGET HARGA
Metodologi Penilaian
Kami menggunakan 2 metode dalam menghitung valuasi dari INDF, yaitu:
1. Present value of cash flow (PVCF)
a. Present value of free cash flow to equity (FCFE)
b. Present value of free cash flow to the firm (FCFF)
2. Relative Valuation
a. Price to Earnings Ratio
b. Price to Book Value Ratio
c. Price to Cash Flow Ratio
d. Price to Sales Rasio
1. Present Value of Cash Flow
a. Free Cash Flow to Equity
FCFE merupakan sisa dari arus kas yang tertinggal bagi pemegang saham setelah memenuhi
seluruh kewajiban keuangan yang meliputi pembayaran hutang, dan setelah dikurangi dana yang
disisihkan untuk memenuhi kebutuhan capital expenditure dan working capital yang dibutuhkan.
Key Assumption:
Kami menggunakan cost of capital dan cost of equity sebesar 11,27% dan 15,43% berdasarkan
asumsi-asumsi berikut:
Tabel 11*: Asumsi Rf* 7,85
Beta* 1,01
Risk premium* 7,5
Cost of Equity 15,43%
*Sumber: Eikon/Thompson-Reuters
Cost of Equity 15,43%
Cost of Debt 9,67%
We 0,48%
Wd 0,52%
Tax 30%
WACC 11,27%
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Halaman 19 dari 24
Estimasi target harga referensi saham untuk tahun 2015-2017 berdasarkan posisi penilaian pada
2014 adalah sebagai berikut:
Tabel 12: Nilai Perusahaan Dihitung Berdasarkan FCFE
Tabel 13: Estimasi Harga Saham
Outstanding Shares 8.780.426.500
Estimated Intrinsic Value 8.130
Market Price (per 31 Des 2014) 6.750
Margin 20,45%
Conclusion Undervalued
Recommendation Buy
b. Free Cash Flow to Firm
Free Cash Flow to Firm adalah ukuran kinerja keuangan yang mengungkapkan sejumlah uang tunai
yang dihasilkan untuk perusahaan, terdiri dari biaya, pajak dan perubahan modal kerja dan investasi
bersih.
Tabel 14: Nilai Perusahaan Dihitung Berdasarkan FCFF
2014 2015P 2016P 2017P Total
FCFE 560.271.608.617 1.353.461.364.956 1.761.314.675.881 2.127.434.561.841
PVIF 1 0,9 0,812 0,731
PV of FCFE 560.271.608.617 1.218.115.228.460 1.430.187.516.815 1.555.154.664.706 4.763.729.018.599
Terminal Value 66.624.619.400.000
ENTERPRISE
VALUE
71.388.348.418.599
2014 2015P 2016P 2017P Total
FCFF 785.713.816.089 1.106.328.155.948 1.603.975.665.048 2.029.077.602.584
PVIF 1 0,899 0,808 0,726
PV of FCFF 785.713.816.089 994.589.012.197 1.296.012.337.359 1.473.110.339.476 4.549.425.505.121
Terminal
Value
69.306.982.160.000
Enterprise
Value
73.856.407.665.121
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Halaman 20 dari 24
Tabel 15: Estimasi Harga Saham
Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan FCFE dan FCFF, didapatkan nilai instrinsik atau nilai wajar saham Indofood
adalah masing-masing Rp8130 untuk FCFE dan Rp8.411 untuk FCFF. Maka dari itu, target harga yang
kami tetapkan untuk Indofood adalah sebesar Rp8130 sampai dengan Rp8.411. Pada tanggal 31
Desember 2014, harga saham Indofood di pasar saham adalah Rp6.750, sehingga menandakan
saham Indofood ini undervalued dan rekomendasi untuk para calon investor adalah buy atau
membeli.
2. RELATIVE VALUATION
a. Price/Earnings
Price/earnings atau yang lebih dikenal dengan earning multiplier model adalah salah satu
pendekatan dalam menghitung present value dari sebuah return di masa depan.
Tabel 16: Price/Earnings INDF dan Industri Terkait
INDF.JK Consumer Non
Cyclicals
Food &
Tobacco
P/E 14,9 21,0 20,5
Secara teori semakin rendah rasio PE maka akan semakin baik nilai dari saham tersebut. Kita lihat
pada rasio PE perusahaan terhadap industri, rasio PE industri lebih besar dibandingkan dengan
PE rasio perusahaan, ini berarti dapat dikatakan bahwa harga saham INDF lebih murah dari pada
industri, begitu juga jika dibandingkan dengan sektor rasio PE INDF lebih kecil, ini berarti harga
saham dari INDF lebih murah jika dibandingkan dengan sektor.
b. Price/Book Value
Penilaian rasio yang digunakan oleh investor untuk membandingkan harga saham per lembar
dengan pendapatan per lembar saham (nilai pasar) untuk buku catatan nilai.
Outstanding Shares 8.780.426.500
Estimated Intrinsic Value 8.411
Market Price (per 31 Des 2014) 6.750
Margin 24,61%
Conclusion Undervalued
Recommendation Buy
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Halaman 21 dari 24
Tabel 17: Price/Book Value INDF dan Industri Terkait
INDF.JK Consumer Non
Cyclicals
Food &
Tobacco
P/BV 2,1 3,9 3,2
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki rasio PBV sebesar 2,1 disimpulkan bahwa untuk saat
ini saham INDF relative undervalued jika dibandingkan dengan industri maupun sektor, karena
memiliki nilai P/BV yang lebih rendah dari industri dan sektor, dengan nilai saham INDF yang
relative undervalued daripada industri dan sektor makan sebaiknya saham INDF di hold or buy.
c. Price/Cash Flow Rasio
Price/Cash Flow Ratio adalah rasio harga saham untuk perusahaan dibagi arus kas per saham
perusahaan.
Tabel 18: Price/Cash Flow INDF dan Industri Terkait
INDF.JK Consumer Non
Cyclicals
Food &
Tobacco
Price/Cash Flow 9,2 14,0 12,6
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa harga saham INDF jika dibandingkan dengan industri lebih
baik karena memiliki nilai P/CF yang lebih kecil, begitu juga jika dibandingkan dengan sektor harga
saham INDF relatif baik karena memiliki P/CF di bawah P/CF sektor.
d. Price/Sales
Rasio price/sales (P/S ratio, atau rasio harga/pejualan) saham adalah indikator valuasi saham
lainnya, yang mirip P/E rasio. P/S rasio mengukur harga saham perusahaan terhadap pejualan
tahunannya.
Tabel 19: Price/Sales INDF dan Industri Terkait
INDF.JK Consumer Non
Cyclicals
Food &
Tobacco
Price/Sales 1 2,1 2,1
Secara teori semakin rendah nilai dari P/S maka akan semakin atraktif suatu saham tersebut, jika
dibandingkan dengan industri dan sektor P/S perusahaan lebih tinggi, maka saham dari
perusahaan kurang atraktif jika dibandingkan dengan industri dan sektor. Dapat kita lihat bahwa
P/S INDF lebih rendah dari pada P/S industri dan sektor.
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Halaman 22 dari 24
Tabel 20: Laporan Laba Rugi Komprehensif
Tabel 21: Laporan Posisi Keuangan
Gambar 10: P/E dan P/BV
Gambar 11: ROA, ROE, Total Aset Turnover, dan
Sustainable Growth Rate
Tabel 22: Rasio-rasio Utama
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
2012 2013 2014 2015P 2016P
P/E PBV
Rp miliar 2012 2013 2014 2015P 2016P 2017P
Pendapatan 50,202 55,624 63,594 70,975 79,666 89,805
HPP (36,610) (42,018) (46,545) (52,440) (59,116) (66,240)
Laba Kotor 13,591 13,606 17,050 18,535 20,550 23,565
Beban Usaha (7,287) (8,547) (10,568) (10,914) (12,566) (14,354)
EBIT 6,878 6,112 7,209 8,523 9,117 10,414
Pre-tax Profit 6,317 4,001 6,229 6,996 7,129 8,562
Tax (1,531) (1,177) (1,828) (2,053) (1,972) (2,466)
Income for the Year 4,779 3,417 5,146 5,471 5,948 6,966
Net Profit 3,261 2,504 3,885 3,958 4,384 5,144
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
0%
5%
10%
15%
20%
2011 2012 2013 2014
Ass
et T
urn
ov
er, S
ust
ain
able
Gro
twth
R
ateR
OA
, RO
E
Return on Equity
Return on Aset
Total Aset Turnover
Sustainable Growth Rate
Rp miliar 2012 2013 2014 2015P 2016P 2017P
Aset
Kas dan setara kas 13,346 13,666 14,158 14,934 18,342 21,269
Deposit waktu 0 3,398 0 0 0 0
Investasi jangka pendek 553 694 665 665 665 665
Piutang usaha 3,641 5,267 4,34 5,377 5,457 6,109
Persediaan 7,786 8,161 8,455 9,364 10,037 10,859
Aset lancar lainnya 910 1,587 15,453 13,409 13,428 13,45
Total aset lancar 26,236 32,772 40,996 43,749 47,929 52,353
Penyertaan saham 2,718 5,301 5,302 6,204 6,602 6,801
Aset tetap 22,77 30,385 31,201 37,138 40,509 42,236
Total aset 59,389 77,611 85,939 89,09 95,04 101,391
Liabilitas dan ekuitas
Hutang jangka pendek 2,614 4,626 5,07 5,07 5,07 5,07
Hutang usaha 3,643 4,851 5,151 5,013 5,728 6,022
Kewajiban jangka pendek
lainnya5,42 9,995 12,451 12,574 13,605 14,576
Total Kewajiban jangka
pendek12,805 19,471 22,682 22,657 24,403 25,667
Hutang jangka panjang 8,354 15,324 16,838 16,838 16,838 16,838
kewajiban jangka panjang
lainnya3,782 4,733 5,191 5,591 5,991 6,241
Total Liabilitas 25,249 39,72 44,711 45,086 47,232 48,746
Total Ekuitas 34,14 37,892 41,228 44,004 47,808 52,645
Total Liabilitas & Ekuitas 59,389 77,611 85,939 89,09 95,04 101,391
2012 2013 2014 2015P 2016P
Pertumbuhan (%)
Pendapatan 9,69% 10,80% 14,33% 11,61% 12,25%
Laba sebelum
pajak 12,58% 7,19% 9,80% 9,86% 8,95%
EBITDA 24,24% 29,41% 29,35% 27,66% 28,81%
Laba Bersih 0,00% 1,06% 1,17% 0,74% 0,99%
Pertumbuhan (%)
Gross Margin 0,271 0,245 0,268 0,261 0,258
Operating
Margin 0,137 0,11 0,113 0,12 0,114
Pretax Margin 0,126 0,072 0,098 0,099 0,09
Net Margin 0,095 0,051 0,069 0,07 0,065
ROA 0,112 0,058 0,076 0,079 0,075
ROE 0,161 0,086 0,129 0,18 0,196
Likuditas (x)
Quick Ratio 1,44 1,26 1,43 1,52 1,55
Current Ratio 2,05 1,68 1,81 1,93 1,96
Solvabilitas (x)
Liabilities to
equity 0,74 1,05 1,08 1,02 0,99
Liabilities to
asset 0,96 1,21 1,09 1,03 0,99
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Halaman 23 dari 24
REFERENSI
Laporan Keuangan:
Laporan Keuangan Tahunan Indofood Sukses Makmur, Tbk Tahun 2012 – 2014 diakses pada
http://www.indofood.com/investor-relation/annual-report
Laporan Keuangan Tahunan Indofood Consumer Branded Products, Tbk Tahun 2014 diakses pada
http://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actions/New_Info_JSX/Jenis_Inform
asi/01_Laporan_Keuangan/04_Annual%20Report//2014/ICBP/ICBP_Annual%20Report_2014.pdf
Website:
http://www.aptindo.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=83:bogasari&catid=38:
anggota&Itemid=53
http://www.aptindo.or.id/pdfs/Merk%20dan%20Spesifikasi%20Tepung%20Terigu.pdf
http://www.aptindo.or.id/pdfs/An%20Overview%20of%20Indonesian%20Wheat%20Flour%20Indust
ry%20Aptindo%20%28August%202014%29.pdf
http://www.beritasatu.com/ekonomi/248255-60-juta-penduduk-usia-produktif-jadi-modal-
indonesia.html
http://www.bi.go.id/en/moneter/inflasi/data/Default.aspx
http://bps.go.id/brs/view/id/1114
http://www.dairyaustralia.com.au/Markets-and-statistics/Production-and-sales/Production-
Summary.aspx
http://www.indexmundi.com/commodities/?commodity=wheat&months=60
http://www.indofood.com
http://www.indonesia-investments.com/id/budaya/demografi/item67
http://kabar24.bisnis.com/read/20130823/79/158486/penduduk-usia-produktif-indonesia-capai-
4498
http://www.kemenperin.go.id/statistik/pdb_share.php
http://www.marketing.co.id/duel-seru-mie-instan-si-seleraku-vs-si-sedap/
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Halaman 24 dari 24
Statement of Authorship
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah terlampir adalah murni hasil pekerjaan
kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini belum pernah digunakan sebagai bahan untuk makalah pada mata ajaran lain kecuali kami
menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk
tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Mata ajaran : Analisis Sekuritas
Judul makalah : “Equity Research PT Indofood Sukses Makmur, Tbk”
Tanggal : 23 Maret 2016
Dosen : Viverita Ph.D
Nama/ NPM :
1. Hardiatmoko Nugrahadi (1306414204)
2. Ikhwan Prasetyo Wibowo (1306452354)
3. Moch Yogie Setiawan (1306411032)
4. Sarah Nabila (1306386434)
Tanda Tangan :
1. Hardiatmoko Nugrahadi 1.
2. Ikhwan Prasetyo Wibowo 2.
3. Moch Yogie Setiawan 3.
4. Sarah Nabila 4.