epidemiologi hepatoma

5
EPIDEMIOLOGI Hepatoma (Hepatocellular Carcinoma/HCC) adalah kanker yang berasal dari sel-sel hati (kanker hati primer). (1) Ia juga dikenali dengan nama lain yaitu kanker hati primer, hepatokarsinoma dan kanker hati. Hepatoma merupakan tipe yang paling umum dari kanker yang berasal dari hati.Di seluruh dunia, kanker hati merupakan sekitar 5,4% dari semua kanker, tetapi kejadian sangat bervariasi di berbagai wilayah dunia. (2) HCC diurut menjadi kanker paling umum di banyak negara (Bosch et al., 1999). Baru-baru ini HCC sudah diketahui sebagai kanker kelima yang paling umum pada laki-laki, kedelapan kanker umum pada wanita dan sekitar 560.000 kasus yang ditemukan per tahun. Lebih dari 80% di antaranya terjadi di negara-negara berkembang. (3) HCC merupakan penyebab kematian ketiga tertinggi di dunia. (4) Lebih dari 85% kasus terjadi di negara dengan tingkat tinggi infeksi HBV kronis. Insiden tertinggi ditemukan di negara-negara Asia (Tenggara Cina, Korea, Taiwan) dan negara-negara Afrika seperti Mozambik, di mana HBV ditularkan secara vertikal. Selain itu, banyak dari populasi yang terkena aflatoksin, yang dikombinasikan dengan infeksi HBV, meningkatkan resiko

Upload: keedie22

Post on 23-Oct-2015

33 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: EPIDEMIOLOGI hepatoma

EPIDEMIOLOGI

Hepatoma (Hepatocellular Carcinoma/HCC) adalah kanker yang berasal dari sel-sel hati

(kanker hati primer).(1) Ia juga dikenali dengan nama lain yaitu kanker hati primer,

hepatokarsinoma dan kanker hati. Hepatoma merupakan tipe yang paling umum dari kanker

yang berasal dari hati.Di seluruh dunia, kanker hati merupakan sekitar 5,4% dari semua kanker,

tetapi kejadian sangat bervariasi di berbagai wilayah dunia.(2) HCC diurut menjadi kanker paling

umum di banyak negara (Bosch et al., 1999). Baru-baru ini HCC sudah diketahui sebagai kanker

kelima yang paling umum pada laki-laki, kedelapan kanker umum pada wanita dan sekitar

560.000 kasus yang ditemukan per tahun. Lebih dari 80% di antaranya terjadi di negara-negara

berkembang.(3) HCC merupakan penyebab kematian ketiga tertinggi di dunia.(4)

Lebih dari 85% kasus terjadi di negara dengan tingkat tinggi infeksi HBV kronis. Insiden

tertinggi ditemukan di negara-negara Asia (Tenggara Cina, Korea, Taiwan) dan negara-negara

Afrika seperti Mozambik, di mana HBV ditularkan secara vertikal. Selain itu, banyak dari

populasi yang terkena aflatoksin, yang dikombinasikan dengan infeksi HBV, meningkatkan

resiko perkembangan kanker hati lebih dari 200 kali lipat dibandingkan dengan populasi yang

tidak terinfeksi maupun terpajan. Puncak kejadian HCC di wilayah ini adalah antara 20 dan 40

tahun, dan dalam hampir 50% kasus, kanker hati dapat muncul dengan tidak adanya sirosis. Di

negara barat kejadian HCC meningkat dengan pesat. Ini tiga kali lipat di Amerika Serikat selama

25 tahun terakhir, tetapi masih jauh lebih rendah (8 – sampai 30 kali lipat) dibandingkan kejadian

di beberapa negara Asia. Dalam populasi Barat HCC jarang berlaku sebelum usia 60, dan di

hampir 90% kasus tumor berkembang pada penderita dengan sirosis.(2)

HCC di Indonesia paling banyak ditemukan pada umur antara 50-60 tahun, laki-laki lima kali

lebuh banyak berbanding perempuan, terdapat 10-20% dari seluruh penyakit hati dan 2-3% dari

Page 2: EPIDEMIOLOGI hepatoma

seluruh pasien yang dirawat di Bagian Ilmu Penyakit Dalam dalam periode 1976-1980. Insidens

HCC di Ujung Pandang didapatkan sebanyak 16,8% dari seluruh penyakit hati yang menahun

yang dirawat pada tahun 1978.(5)

 

ETIOLOGI

Dewasa ini hepatoma dianggap terjadi dari hasil interaksi sinergis multifaktor dan multifasik,

melalui inisiasi, akselerasi dan transformasi dan proses banyak tahapan, serta peran serta banyak

onkogen dan gen terkait, mutasi multigenetik.(6)            Penyebab HCC belum diketahui secara

pasti, beberapa factor yang diduga sebagai penyebabnya adalah infeksi/penyakit hati kronik

akibat virus hepatitis, sirosis, beberapa macam parasit seperti Clonorchis sinensis, predisposisi

herediter, ras dan zat hepatotoksik terutama aflatoksin yang berasal dari makanan yang

tercemar Aspergillus flavus dan obat-obatan.(5)

Hubungan antara infeksi kronik HBV dengan timbulnya HCC terbukti kuat, baik secara

epidemiologis, klinis maupun eksperimental. Umur saat terjadi infeksi merupakan factor resiko

penting, karena infeksi HBV pada usia dini berakibat akan terjadinya persistensi (kronisitas).

Karsinogenisitas HBV terhadap hati mungkin terjadi melalui proses inflamasi kronik,

peningkatan proliferasi hepatosit, integrasi HBV DNA ke dalam DNA sel penjamu, dan aktifitas

protein spesifik-HBV berinteraksi dengan gen hati.(8)

Di wilayah dengan tingkat HBV rendah, HCV merupakan factor resiko penting dari HCC.

Hepatokarsinogenesis akibat infeksi HCV diduga melalui aktifitas nekroinflamasi kronik dan

sirosis hati.(8) Karier HBV dan HCV memiliki resiko yang sangat tinggi dalam perkembangan

kanker hati. Di daerah dimana HBV adalah sering, 90% pasien dengan kanker ini menderita

infeksi HBV positif. Sirosis ditemukan pada lebih dari 80% dari pasien tersebut. Perkembangan

Page 3: EPIDEMIOLOGI hepatoma

HCC terkait dengan integrasi HBV DNA virus ke dalam genom hepatosit sel penjamu dan

mungkin tingkat replikasi virus. Resiko HCC pada HCV setinggi atau lebih tinggi daripada di

HBV meskipun tidak ada integrasi virus. Kanker hati primer juga terkait dengan bentuk-bentuk

sirosis, seperti sirosis alkoholik dan hemokromatosis.(7,8)

Faktor etiologi lain adalah aflatoksin (suatu metabolit dari jamur yang ditemukan di kacang

tanah).(7,8)Aflatoksin B1 (AFB1) merupakan mikotoksin yang diproduksi oleh jamur Aspergillus.

Dari percobaan binatang diketahui bahwa AFB1 bersifat karsinogenik. Salah satu mekanisme

hepatokarsinogenesisnya adalah kemampuan AFB1 menginduksi mutasi pada kodon 249 dari

gen supresor tumor p53.(8)

Meskipun alkohol tidak memiliki kemampuan mutagenik, peminum berat alkohol (>50-70 g/hari

dan berlangsung lama) beresiko untuk menderita HCC melalui sirosis hati alkoholik. Hanya

sedikit bukti adanya efek karsinogenik langsung dari alkohol. Alkoholisme juga meningkatkan

resiko terjadinya sirosis hati dan HCC pada pengidap infeksi HBV atau HCV. Efek hepatotoksik

alkohol bersifat dose-dependent, sehingga asupan sedikit alkohol tidak meningkatkan resiko

terjadinya HCC.(8)