endapan skarn
DESCRIPTION
Endapan SkarnTRANSCRIPT
Endapan skarn
Skarn merupakan batuan yang tersusun oleh silikat Ca-Fe-Mg-Mn yang terbentuk
oleh penggantian batuan kaya karbonat selama proses metamorfisme regional ataupun kontak
dan metasomatisme (Einaudi et al., 1981), sebagai respons pada intrusi batuan beku dari
bermacam-macam komposisi. Pada mulanya, istilah skarn pada awalnya digunakan untuk
mengacu asosiasi antara batuan yang berkomposisi calc-silicate dan endapan bijih besi.
Istilah endapan skarn digunakan untuk memerikan skarn yang berasosiasikan mineral-mineral
ekonomis.
Berdasarkan jenis batuan asalnya (protolit), endapan skarn dapat dibagi menjadi dua,
yaitu :
1. Eksoskarn yaitu skarn yang terbentuk pada batuan sedimen di sekitar intrusi
batuan beku
2. Endoskarn yaitu skarn yang terbentuk pada batas atau di dalam batuan beku itu
sendiri,
Berdasarkan jenis mineralnya, skarn dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu skarn
prograde yang terbentuk pada fase awal (T tinggi) dan skarn retrograde yang terbentuk pada
fase pendinginan (T rendah).
A. Mineralogi Endapan Skarn
Berdasarkan mineralnya, ciri mineralogi dari masing-masing jenis skarn :
1. Skarn prograde
Skarn yang terbentuk pada suhu tinggi umumnya dijumpai mineral-mineral
bersuhu tinggi, seperti garnet, klinopiroksen, biotit, humit, montiselit, dll.
2. Skarn retrograde
Skarn yang terbentuk pada suhu rendah umumnya tersusun oleh mineral-mineral
serpentin, amfibol, tremolit, epidot, klorit, kalsit, dll.
Sedangkan berdasarkan jaraknya dari sumber panas, skarn dapat dibagi menjadi skarn
proksimal, yang dekat dengan sumber dan skarn distal, yang jauh dari sumber.
Urat-urat mineralogi skarn dapat juga hadir baik pada intrusi maupun pada sedimen
karbonat. Batuan karbonat dapat berupa batugamping yang kaya akan Ca maupun dolomit
yang kaya akan unsur Mg. Skarn kalsik terbentuk oleh penggantian batugamping dan
menghasilkan alterasi yang kaya akan Ca, seperti garnet (grosularit-andradit), klinopiroksen
(diopsid-hedenbergit), vesuvianit, dan wolastonit. Skarn magnesian terbentuk oleh
penggantian dolomit dan menghasilkan alterasi yang kaya akan Mg, seperti diopsid, forsterit,
dan flogopit. Skarn biasanya menampilkan kumpulan mineral yang komplek dan polifase.
Pembentukan sebagian besar mineral sulfida dan oksida diantaranya magnetit, pirit,
kalkopirit, sfalerit, pirhotit, galena, arsenopirit, yang berasosiasi dengan kehadiran Cu dan
Au. Kalkopirit, pirit, dan magnetit merupakan mineral-mineral sulfida dan oksida utama yang
hadir cukup melimpah. Kalkopirit dan pirit umumnya hadir pada eksoskarn garnet terutama
pada batas dengan hornfels biotitalkali felspar, pada batas eksoskarn garnet- klino-piroksen
dengan eksoskarn klinopiroksen, serta pada batas skarn klino-piroksen dengan marmer.
Sedangkan mineral magnetit, banyak terbentuk pada batas skarn klino-piroksen dengan
marmer.
B. Proses Pembentukan Skarn
Evolusi skarn terjadi melalui tiga tahap proses, yaitu :
1. Skarn Isokimia (prograde isochemical)
Tahap isokimia merupakan ekuivalen dengan pembentukan alterasi potasik-propilitik
sebagai respon atas perpindahan panas konduktif dalam sistem porfiri tembaga. Skarn
isokimia terbentuk ketika intrusi menerobos sedimen karbonatan dengan sedikit atau tanpa
penambahan komponen kimia. Unsur H2O diperoleh dari air magmatik (intrusi), sedangkan
CO2 beasal dari batuan sedimen karbonatan.
Zonasi mineralogi yang terbentuk sebagai respon penurunan suhu, dan penambahan
konsentrasi CO2 (e.g., progresif menjauh dari intrusi) dapat digeneralisasi sebagai berikut :
- Pada dolomit
garnet → piroksen → tremolit → talc/flogopit
- Pada batugamping
garnet → vesuvianit + wolastonit → marmer
Kandungan Fe pada garnet bertambah searah intrusi, dimana rasio Fe : Mg pada piroksen
berkurang.
Pembentukan skarn dikontrol secara dominan oleh suhu dan komposisi batuan dinding
serta tekstur (sistem konduktif). Metamorfisme kontak membentuk zonasi termal alterasi
aureole : silikat Ca-Al/hornfels pada serpih karbonatan atau napal, silikat Ca-Mg pada
dolomit, marmer silikatkalk dan atau wolastonit pada batugamping.
2. Skarn Metasomatik (prograde metasomatic)
Tahap ini dapat disebandingkan dengan pembentukan urat kuarsa stokwork dan alterasi
argilik lanjut suhu tinggi selama eksolusi larutan magmatik dari kristalisasi tubuh porfiri.
Pembentukan skarn isokimia diikuti oleh pembentukan suatu tahap alterasi metasomatik atau
hidrotermal yang dicirikan oleh penggantian H2O, Si, Al, dan Fe, yang dihasilkan dari
pengkristalan intrusi, dengan CO2, Ca, dan Mg dari batuan sedimen karbonatan.
Hydrofracturing saat pendinginan pluton dan sebelumnya terbentuk skarn isokimia/hornfels
diikuti oleh pelepasan air magmatik. Air magmatik mengisi sepanjang kontak intrusi,
rekahan, celah, patahan, kontak sedimen, pre-skarn dike dan sill, dan zona-zona permeabel
yang lain (Meinert, 1992).
Pada fase akhir magmatisme fluida hidrotermal yang didominasi oleh fase gas akan
bergerak dari tubuh intrusi ke arah batuan samping bagian atas. Proses interaksi fluida
hidrotermal dengan batuan samping dan bagian tepi intrusi menghasilkan prograde
anhydrous skarn (kemungkinan diikuti atau bersamaan breksiasi).
3. Retrograde Skarn
Pada tahap ini sangat berhubungan dengan proses pendinginan akibat bercampurnya air
meteorik. Skarn retrograde terbentuk pada fase penurunan suhu dan komposisi cairan menjadi
lebih dominan air meteorik, khususnya pada skarn yang terbentuk pada daerah dangkal.
Alterasi retrograde dicirikan oleh penggantian mineral-mineral anhydrous yang terbentuk
pada fase prograde oleh mineral-mineral hydrous seperti epidot, amfibol, klorit, dan lempung
(pelepasan Ca yang diganti oleh volatil). Tidak seperti skarn metasomatik, skarn retrograde
memilikai kumpulan mineral fase ganda yang komplek.
Seiring penurunan temperatur, fuida hidrotermal akan lebih didominasi oleh uap air, dan
bertanggungjawab terhadap pembentukan retograde hydrous skarn. Fluida pada fase
retrograde ini mempunyai salinitas yang rendah, temperatur 370° - 380°C, terkait dengan
zona pendidihan pada tekanan 20 Mpa, dibawah kondisi hidrostatik (Meinert,et.al.,2003).
Alterasi pada fase retrograde ini, diyakini masih merupakan evolusi dari satu sistem
hidrotermal magmatik pada fase prograde, dikarenakan tidak ada bukti-bukti yang signifikan,
bercampurnya komponen fluida meteorik (Meinert,et.al.,2003).
Fase ini dicirikan oleh hadirnya mineral tremolit-aktinolit dalam jumlah yang banyak,
disertai mineral-mineral talk-anhidrit-kalsit-epidot-garnet-magnetit-pirit.
C. Klasifikasi Skarn Berdasarkan Kandungan Logam
Endapan bijih yang terdapat pada skarn diklasifikasikan sebagai endapan skarn.
Klasifikasi yang umum endapan skarn didasarkan atas dominasi kandungan logamnya,
seperti Cu, Au, Pb-Zn, Fe, Mo, W,dan Sn.
1. Skarn Cu
Skarn Cu umumnya didominasi oleh andradit (Fe-rich) garnet, dan garnet masif yang
terbentuk pada daerah proksimal intrusi, yang semakin menjauh terjadi peningkatan piroksen
(Fe-poor) hingga vesuvianit dan atau wollastonit dekat dengan kontak marmer. Mineral
kalkopirit akan dominan pada daerah proksimal, sedangkan bornit terjadi pada zona alterasi
wolastonit–epidot-aktinolit/tremolit menggantikan garnet. Kehadiran mineral hematit
(specular hematite) mencirikan bahwa terbentuk pada lingkungan oksidasi dangkal.
2. Skarn Au
Skarn Au berasosiasi dengan pluton diorit-granodiorit dan umumnya mengandung
mineralisasi sub ekonomis seperti Cu, Pb, Zn. Pada tipe ini mineral K-feldspar, skapolit,
vesuvianit, apatit, dan Clrich amfibol sangat umum dijumpai. Kehadiran mineral arsenopirit
dan pirhotit sebagai sulfida utama mengindikasikan bahwa mineral ini terbentuk pada
lingkungan reduksi. Sebagian besar Au pada skarn Au terjadi sebagai elektrum. Contoh dari
tipe skarn Au yaitu berada di Red Dome, Australia, Gunung Bijih (Ertsberg) District, Papua,
dan Wabu, Papua.
3. Skarn Pb-Zn
Tipe ini terjadi pada bagian distal dari sumber intrusi, dan umumnya terjadi
penurunan pembentukan mineralogi skarn. Pada tempat tertentu, mineralogi skarn barangkali
tidak ada. Sebagian besar mineral pada skarn Pb-Zn adalah kaya akan mangan (manganese-
rich). Rasio piroksen:garnet dan kandungan mangan pada piroksen makin meningkat dari
arah intrusi.
4. Skarn Fe
Skarn Fe merupakan endapan skarn terbesar, meskipun yang ditambang hanya
kandungan magnetit dengan sedikit kandungan Cu, Co, Ni, dan Au. Skarn ini umumnya
terbentuk pada cekungan busur belakang (back-arc) sampai busur kepulauan yang berasosiasi
dengan intrusi diabas atau diorit kaya Fe.
5. Skarn Mo dan Sn
Skarn tipe ini terbentuk pada lingkungan continental rift dan berasosiasi dengan granit
leucocratic dan high-silica,
6. Skarn W
Skarn W dijumpai pada batolit granodiorit sampai monzonit kuarsa calc-alkaline
tererosi dalam.