empirisme dan kritisisme

16
Empirisme dan Kritisisme By Dina Haya Sufya

Upload: dina-haya-sufya

Post on 14-Jun-2015

2.123 views

Category:

Education


30 download

DESCRIPTION

Aliran empirisme dan kritsisme dalam filsafat ilmu

TRANSCRIPT

Page 1: Empirisme dan kritisisme

Empirisme dan Kritisisme

ByDina Haya Sufya

Page 2: Empirisme dan kritisisme

Empi

rism

e• Empirisme merupakan sebuah

aliran filsafat yg berpandangan bahwa pengetahuan itu harus dicari dalam atau berhubungan dengan pengalaman

• Pengetahuan dalam pandangan empirisme tdk bersifat a priori (tdk tergantung pada pengalaman indrawi/apa yg tersirat dalam makna ide2 yg sudah diterima) seperti yg tdpt pada pandangan rasionalisme, melainkan a posteriori (pengetahuan yg dpt dicapai hanya dari pengalaman)

Page 3: Empirisme dan kritisisme

Empirisme• Empirisme berasal dari kata Yunani yakni empieria atau

empeiros, yg secara harafiah mengandung arti meraba-raba,pengalaman.

• Pandangan empirisme mendasarkan diri pada asas berpikir yg disebut induksi, karena ia menyimpulkan pengetahuan yg bersifat umum dari data-data pengalaman kongkret

• Empirisme menganut correspondence theory of truth, sesuatu itu benar jika ada korespondensi antara objek yg kita pikirkan dengan objek yg sama yg berada di luar pikiran. Asumsinya adalah bahwa dunia luar itu ada lepas dari pikiran kita tentangnya, sementara tugas pikiran hanyalah menyesuaikan diri dengan objek-objek di luarnya

Page 4: Empirisme dan kritisisme

Empirisme• Jhon Locke adalah salah satu di antara pemikir dari

gugusan empirisme.• Locke dalam ajarannya mengatakan bahwa pikiran

manusia harus diandaikan seperti tabula rasa (kertas kosong), baru dalam proses pengenalannya terhadap dunia luar, pengalaman memberi kesan-kesan (impressions) dalam pikiran.

• Dengan demikian kebenaran dan kenyataan dipersepsi subjek berdasarkan pengalaman.

Page 5: Empirisme dan kritisisme

Empi

rism

e• Francis Bacon (1210-1292 M)• Menurut Francis Bacon bahwa

pengetahuan yang sebenarnya adalah pengetahuan yang diterima orang melalui persentuah inderawi dengan dunia fakta. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan yang sejati. Pengetahuan haruslah dicapai dengan induksi. Kata Bacon selanjutnya : Kita sudah terlalu lama dipengaruhi oleh metode deduktif. Dari dogma-dogma diambil kesimpulan. Itu tidak benar, haruslah kita sekarang memperhatikan yang konkrit mengelompokkan, itulah tugas ilmu pengetahuan.

Page 6: Empirisme dan kritisisme

Empirisme• Thomas Hobbes (1588-1679 M)• Menurut Thomas Hobbes berpendapat

bahwa pengalaman inderawi sebagai permulaan segala pengenalan. Hanya sesuatu yang dapat disentuh dengan inderalah yang merupakan kebenaran. Pengetahuan interlektual (rasio) tidak lain hanyalah merupakan penggabungan data-data inderawi belaka.

Page 7: Empirisme dan kritisisme

Empirisme• David Hume (1711-1776 M)• Solomon menyebut Hume sebagai ultimate skeptic, skeptic tingkat tertinggi. Ia

dibicarakan di sini sebagai seorang skeptis, dan terutama sebagai seorang empiris. Menurut Bertrans Russel, yang tidak dapat diragukan lagi pada Hume ialah seorang skeptis.

• Buku Hume, Treatise of Human Nature (1739 M), ditulisnya tatkala ia masih muda, yaitu tatakala ia berumur dua puluh tahunan bagian awal. Buku itu tidak banyak menarik perhatian orang, karenanya Hume pindah ke subyek lain, lalu ia menjadi seorang yang terkenal sebagai sejarawan. Kemudian pada tahun 1748 M ia menulis buku yang memang terkenal. An Enquiry Concerning Human Understanding. Baik buku Treatise maupun bukuEnquiry kedua-duanya menggunakan metoda Empirisme, sama dengan John Locke. Sementara Locke hanya sampai pada idea yang kabur yang tidak jelas berbasi pada sensasi (khususnya tentang substansi dan Tuhan), Hume lebih kejam.

Page 8: Empirisme dan kritisisme

Empi

rism

e• Herbert Spencer (1820-1903 M)• Filsafat Herbet Spencer berpusat pada teori

evolusi.sembilan tahun sebelum terbitnya karya Darwin yang terkenal, The Origen of Species (1859 M), Spencer sudah menerbitkan bukunya tentang teori evolusi. Empirismenya terlihat jelas dalam filsafatnya tentang the great unknowable. Menurut Spencer, kita hanya dapat mengenali fenomena-fenomena atau gejala-gejala. Secara prinsip pengenalan kita hanya menyangkit relasi-relasi antara gejala-gejala. Di belakang gejala-gejala ada sesuatu yang oleh Spencer disebut yang tidak diketahui (the great unknowable).

• Akhirnya Spencer mengatakan : idea-idea keilmuan pada akhirnya adalah penyajian realistis yang tidak dapat dipahami”. Inilah yang dimaksud dengan the great unknowable,teka-teki besar.[

Page 9: Empirisme dan kritisisme

• Dalam kritisisme Kant, pengetahuan dijelaskan sbg sintesis antara unsur a priori dan a posteriori.

• Kant mengatakan bahwa dalam diri subjek tdpt 2 kemampuan:

1. Kemampuan untuk menerima data-data indrawi yang disebut

sensibility.2. Kemampuan untuk

menghasilkan konsep atau understanding (akal-budi).

Kritisism

e

Page 10: Empirisme dan kritisisme

Kritisisme• Dalam kritisisme Kant, pengetahuan dijelaskan sbg

sintesis antara unsur a priori dan a posteriori. • Kant mengatakan bahwa dalam diri subjek tdpt 2

kemampuan:1. Kemampuan untuk menerima data-data indrawi yang disebut sensibility.2. Kemampuan untuk menghasilkan konsep atau

understanding (akal-budi).

Page 11: Empirisme dan kritisisme

Kritisisme• Pada taraf sensibility apa yang kita tangkap yakni

sebagai penampakan (phenomenon) sudah merupakan paduan antara unsur materi (unsur a posteriori) dan forma ruang-waktu (unsur a priori)

• Adapun data-data indrawi yang kita peroleh dari sensibility kemudian diolah menjadi pengetahuan―ini berlangsung pada taraf understanding

• Understanding tampil dalam bentuk putusan (judgment)

Page 12: Empirisme dan kritisisme

• Pada taraf sensibility apa yang kita tangkap yakni sebagai penampakan (phenomenon) sudah merupakan paduan antara unsur materi (unsur a posteriori) dan forma ruang-waktu (unsur a priori)

• Adapun data-data indrawi yang kita peroleh dari sensibility kemudian diolah menjadi pengetahuan―ini berlangsung pada taraf understanding

• Understanding tampil dalam bentuk putusan (judgment)

Kritisism

e

Page 13: Empirisme dan kritisisme

KRITISISME• Putusan: “Jika air dipanaskan sampai suhu 100ºC

maka akan mendidih” merupakan sintesis antara unsur a posteriori dan a priori.

• Yang memainkan peran sebagai unsur a posteriori adalah elemen-elemen pengalaman: “api membakar bejana berisi air” dan “suhu itu sampai 100º C”, “lalu air mendidih”

• Yang memainkan peran sebagai unsur a priori dalam putusan tersebut adalah kategori kausalitas (jika-maka) yang terdapat dalam akal-budi (understanding)

Page 14: Empirisme dan kritisisme

KRITISISME

• Melalui pemikiran Kant kita dapat melihat bahwa pengetahuan kita tegak dengan dasar “dua kaki”: yakni unsur a priori yang ada di akal-budi dan data-data indrawi yang kita peroleh dari pengalaman (unsur a posteriori)

• Akal-budi tanpa pengalaman adalah kosong,

• pengalaman tanpa akal-budi adalah hampa.

Page 15: Empirisme dan kritisisme

KRITISISME

• Immanuel Kant mengkritik empirisme, ia berpendapat bahwa empirisme harus dilandasi dengan teori-teori dari rasionalisme sebelum dianggap sah melalui proses epistomologi, itu merupakan penjelasan melalui bukunya yang berjudul critique of pure reason (kritik atas rasio murni), selain karyanya tersebut Immanuel Kant juga menulis buku yang menyatakan filsafat kritisisme yaitu adalah kritik atas rasio praktis (etika) yang terakhir adalah kritik atas pertimbangan (judgment).

• Anggapan Kant tentang empirisme, bahwa empirisme (pengalaman) itu bersifat relatif tanpa adanya landasan teori. Konsekuensi dari “ kritik atas rasio murni “ dan kritik atas rasio praktis” menimbulkan adanya dua kawasan yang tersendiri, yaitu kawasan keperluan mutlak di bidang alam dan kawasan kebebasan tingkah laku manusia

Page 16: Empirisme dan kritisisme

Rasionalisme Empirisme Kritisime

bersifat a priori (tdk tergantung pada pengalaman indrawi/apa yg tersirat dalam makna ide2 yg sudah diterima)

a posteriori (pengetahuan yg dpt dicapai hanya dari pengalaman)

pengetahuan dijelaskan sebagai sintesis antara unsur a priori dan a posteriori

bagi Descartes pengetahuan kita tentang dunia luar ditentukan oleh kebenaran yang sudah melekat dalam pikiran subjek (adanya ide2)

menurut Locke pikiran manusia harus diandaikan sebagai tabula rasa (kertas kosong). Baru dalam proses pengenalannya terhadap dunia luar, pengalaman memberi kesan-kesan dalam pikiran

dalam diri subjek terdapat dua kemampuan: sensibility dan understanding (akal-budi)

Adapun data-data indrawi yang kita peroleh dari sensibility kemudian diolah menjadi pengetahuan―ini berlangsung pada taraf understanding. Understanding tampil dalam bentuk putusan (judgment). Pada putusan itu terjadi sintesis antara unsur a posteriori dan a priori.