eliminasi bab
DESCRIPTION
LP KDM Eliminasi BABTRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
ELIMINASI BAB
A. PENGERTIAN
Elilinasi BAB adalah pengeluaran sisa-sisa metaboloisme yang tidak dibutuhkan oleh tubuh
melalui anus.(Potter, 2006)
Eliminasi alvi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses
yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus. (Tarwoto dan Wartonah (2004) , 48)
B. FISIOLOGI
Proses mencerna makanan:
1. Ingesti: masuknya makanan ke dalam rongga mulut
2. Digesti: mulut-lambung-usus halus-usus besar
3. Absorbsi
4. Metabolisme
5. Ekskresi: defekasi, miksi, diaphoresis, ekspirasi
Defekasi Normal : 1-3x/hari – 3hari sekali
Warna kuning, lembek, berbentuk
Terdiri dari 75% air dan 25% padat
KARAKTERISTIK FESES NORMAL DAN ABNORMALKarakteristik Normal Abnormal Kemungkinan penyebabWarna Dewasa : kecoklatan
Bayi : kekuningan
Pekat / putih Adanya pigmen empedu (obstruksi empedu); pemeriksaan diagnostik menggunakan barium
Hitam Obat (spt. Fe); PSPA (lambung, usus halus); diet tinggi buah merah dan sayur hijau tua (spt. Bayam)
Merah PSPB (spt. Rektum), beberapa makanan spt bit.
Pucat Malabsorbsi lemak; diet tinggi susu dan produk susu dan rendah daging.
Orange atau hijau Infeksi ususKonsistensi Berbentuk, lunak,
agak cair / lembek, basah.
Keras, kering Dehidrasi, penurunan motilitas usus akibat kurangnya serat, kurang latihan, gangguan emosi dan laksantif abuse.
Diare Peningkatan motilitas usus (mis. akibat iritasi kolon oleh bakteri).
Bentuk Silinder (bentuk rektum) dgn Æ 2,5 cm u/ orang dewasa
Mengecil, bentuk pensil atau seperti benang
Kondisi obstruksi rektum
Jumlah Tergantung diet (100 – 400 gr/hari)
Bau Aromatik : dipenga-ruhi oleh makanan
Tajam, pedas Infeksi, perdarahan
yang dimakan dan flora bakteri.
Unsur pokok Sejumlah kecil bagian kasar makanan yg tdk dicerna, potongan bak-teri yang mati, sel epitel, lemak, protein, unsur-unsur kering cairan pencernaan (pigmen empedu dll)
Parasit
Darah
Lemak dalam jumlah besar
Benda asing
Infeksi bakteri
Konsidi peradangan
Perdarahan gastrointestinal
Malabsorbsi
Salah makan
C. ETIOLOGI
1. Stres fisik
2. Obat-obatan
3. Alergi makanan
4. Penyakit kolon
5. Iritasi intestina
(Tarwoto & Wartona, 2004)
Faktor yang mempengaruhi defekasi:
1. Usia
Pada usia bayi control defekasi belum berkembang sedangkan pada usia manula control
defekasi menurun.
2. Diet
Makanan berserat akan mempercepat produksi feses, banyaknya makanan yang masuk ke
dalam tubuh juga mempercepat proses defekasi.
3. Intake cairan
Intake cairan yang kurang akan menyebabkan feses menjadi lebih keras, disebabkan
karena absorpsi cairan meningkat.
4. Aktifitas
Tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma akan sangat membantu proses defekasi.
Gerakan peristaltic akan memudahkan bahan feses bergerak sepanjang kolon.
5. Fisiologis
Keadaan cemas, takut dan marah akan meningkatkan peristaltic, sehingga menyebabkan
diare.
6. Pengobatan
Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan diare dan konstipasi
7. Gaya Hidup
Kebiasaan untuk melatih buang air besar sejak kecil secara teratur, fasilitas buang air
besar dan kebiasaan menahan buang air besar.
8. Prosedur diagnostic
Klien yang akan dilakukan prosedur diagnostic biasanya dipuaskan atau dilakukan klisma
dahulu agar tidak dapat buang air besar kecuali setelah makan.
9. Penyakit
Beberapa penyakit pencernaan dapat menimbulkan diare dan konstipasi
10. Anestesi dan pembedahan
Anestesi unium dapat menghalangi impuls parasimpatis, sehingga kadang-kadang dapat
menyebabkan ileus usus. Kondisi ini dapat berlangsung 24-48 jam.
11. Nyeri
Pengalaman nyeri waktu buang air besar seperti adanya hemoroid fraktur os pubis,
episiotomi akan mengurangi keinginan untuk buang air besar.
12. Kerusakan sensorik dan motorik
Kerusakan spinal card dan injury kepala akan menimbulkan penurunan stimulus sensorik
untuk defekasi
13. Posisi selama defekasi
Posisi jongkok merupakan posisis yang normal saat melakukan defekasi. Toilet modern
dirancang untuk memfasilitasi posisi ini, sehingga memungkinkan individu untuk duduk
tegak kearah depan, mengeluarkan tekanan intra abdomen dan mengeluarkan kontraksi
otot-otot pahanya.
D. MANIFESTASI KLINIK
Tanda Dan Gejala
1. Feces berbentuk cair
2. Meningkatnya peristaltic usus
3. Mual muntah
4. Turgor kulit menurun
5. Lemah dan lelah
E. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
Frekuensi ( Terry & Potter )
Normal: Bervariasi è Bayi 4-6 kali sehari( jika mengkonsumsi ASI) atau 1-3
kali sehari (jika mengkonsumsi susu botol). Orang dewasa setiap hari atau 2-3
kali seminggu.
Abnormal: Bayi lebih dari 6 kali sehari atau kurang dari 1 kali setiap 1-2 hari,
orang dewasa lebih dari 3 kali sehari atau kurang dari 1 kali seminggu.
Penyebabnya: Hipermotilitas.
Perilaku defekasi : pengunaan obat-obatan untuk meningkatkan defekasi,
diantaranya laksatif dan katartik (untuk melunakkan feses dan meningkatkan
peristaltik).
Deskripsi feses :
Warna
Normal : feses bayi berwarna kuning feses orang dewasa berwarna coklat
Abnormal : Putih atau warna tanah liat (Penyebabnya è tidak ada kandungan
empedu; Hitam atau warna ter (melena) (Penyebabnya è pengonsumsian zat besi
atau pendarahan atau saluran GI bagian atas)
Bau
Normal : Bau menyengat è dipengaruhi oleh tipe makanan
Abnormal : Perubahan yang berbahaya (Penyebabnya darah di dalam feses
atau infeksi)
Konsistensi
Normal : Lunak, berbentuk
Abnormal :Cair (Penyebabnya diare, penurunan absorpsi)
Jumlah:
Normal : 100-400 gr/hari, terdiri dari 75% air dan 25% materi padat
Bentuk:
Normal : Menyerupai diameter rectum.
Abnormal : Sempit berbentuk pensil. (Penyebabnya è Obstruksi, peristaltic
yang cepat.)
Unsur-unsur
Normal : Makanan tidak di cerna, bakteri mati, lemak, pigmen empedu,
sel-sel yang melapisi mukosa usus,air.
bnormal : Darah, pus, materi asing, lender,cacing. (Penyebabnya :
Penjarahan interna. Infeksi, materi-materi yang tertelan, iritasi, inflamasi.)
Diet
Diet Makanan berserat akan mempercepat produksi feses, banyaknya makanan
yang masuk ke dalam tubuh juga mempercepat proses defekasi. Makanan-
makanan yang mengandung serat dalam jumlah tinggi (massa)
Cairan
Intake cairan yang kurang akan menyebabkan feses menjadi lebih keras,
disebabkan karena absorpsi cairan meningkat.
Mobilitas dan ketangkasan
mobilitas dan ketangkasan klien perlu dievaluasi untuk menentukan perlu tidaknya
peralatan atau personel tambahan untuk membantu klien.
Stres
emosi klien dapat mengubah frekuensi defekasi secara bermakna. Selama
pengkajian, observasi emosi klien, nada suara, dan sikap yang dapat menunjukkan
perilaku penting yang mengindikasikan adanya stress.
Riwayat pembedahan atau penyakit
Penyakit yang mempengaruhi saluran eliminasi alvi dapat berpengaruh pada
eliminasi alvi.
b. Pemeriksaan fisik ( Terry, Potter )
1) Mulut: Pengkajian meliputi inspaeksi gigi, lidah, dan gusi klien. Gigi yang buruk
atau struktur gigi yang buruk mempengaruhi kemampuan mengunyah, sehingga
berpengaruh pada proses defekasi.
2) Abdomen :
a) Inspeksi : memriksa adanya masa, gelombang peristaltik, jaringan parut, pola
pembuluh darah vena, dan stoma.
b) Auskultasi : bising usus normal terjadi 5-15 detik dan berlangsung ½ sampai
beberapa detik
c) Palpasi : Untuk melihat adanya massa atau area nyeri tekan.
d) Perkusi : Mendeteksi cairan atau gas di dalam abdomen.
3) Rektum : Menginspeksi daerah di sekitar anus dan mempalpasi untuk memeriksa
rectum.
c. Pemeriksaan diagnostic
1. Anuskopi.
2. Prosktosigmoidoskopi.
3. Rongen dengan kontras.
2. Diagnosa
a. Diare b.d peradangan dinding usus halus
Tujuan: Eliminasi Bowel, dengan kriteria hasil pasien memiliki:
Feses berbentuk, BAB sehari sekali- tiga hari
Menjaga daerah sekitar rectal dari iritasi
Tidak mengalami diare
Menjelaskan penyebab diare dan rasional tindakan
Mempertahankan turgor kulit
Intervensi:
Diarhea Management
Evaluasi efek samping pengobatan terhadap gastrointestinal
Ajarkan pasien untuk menggunakan obat antidiare
Instruksikan pasien/keluarga untukmencatat warna, jumlah, frekuenai dan
konsistensi dari feses
Evaluasi intake makanan yang masuk
Identifikasi factor penyebab dari diare
Monitor tanda dan gejala diare
Observasi turgor kulit secara rutin
Ukur diare/keluaran BAB
Hubungi dokter jika ada kenanikan bising usus
Instruksikan pasien untukmakan rendah serat, tinggi protein dan tinggi kalori jika
memungkinkan
Instruksikan untuk menghindari laksative
Ajarkan tehnik menurunkan stress
Monitor persiapan makanan yang aman
b. Konstipasi b.d peradangan dinding usus halus.
Tujuan: Eliminasi Bowel
Mempertahankan bentuk feses lunak setiap 1-3 hari
Bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi
Mengidentifikasi indicator untuk mencegah konstipasi
Intervensi:
Constipation/ Impaction Management
Monitor tanda dan gejala konstipasi
Monior bising usus
Monitor feses: frekuensi, konsistensi dan volume
Konsultasi dengan dokter tentang penurunan dan peningkatan bising usus
Mitor tanda dan gejala ruptur usus/peritonitis
Jelaskan etiologi dan rasionalisasi tindakan terhadap pasien
Identifikasi faktor penyebab dan kontribusi konstipasi
Dukung intake cairan
Kolaborasikan pemberian laksatif
c. Inkontinensia Bowel b/d struktur anus yang tidak komplit.
Tujuan: Bowel continence, dengan kriteria hasil:
BAB teratur, mulai dari setiap hari sampai 3-5 hari
Defekasi lunak, feses berbentuk
Penurunan insiden inkontinensia usus
Intervensi:
Bowel Inkontinence care
Perkirakan penyebab fisik dan psikologi dari inkontimemsia fekal
Jelaskan penyebab masalah dan rasional dari tindakan
Jelaskan tujuan dari managemen bowel pada pasien/keluarga
Diskusikan prosedur dan criteria hasil yang diharapkan bersama pasien
Instruksikan pasien/keluarga untuk mencatat keluaran feses
Cuci area perianal dengansabun dan air lalukeringkan
Jaga kebersihan baju dan tempat tidur
Lakukan program latihan BAB
Monitor efek samping pengobatan
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta : Salemba Medika
NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi dalam
praktek. Jakarta: EGC.
Potter. Patricia A. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 3.
Salemba:Medika.
Willkinson. Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Kozier.
Fundamental of Nursing