gerontik eliminasi fix

49
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menua (menjadi tua) adalah suatu proses secra perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses yang terus – menerus berlanjut secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Usia lanjut adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses alamiah kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Ini merupakan suatu fenomena yang kompleks dan multi dimensional yang dapat diobservasi di dalam satu sel dan berkembang pada keseluruhan sistem. Walaupun hal itu terjadi pada tingkat kecepatan yang berbeda, di dalam parameter yang cukup sempit, proses tersebut tidak tertandingi.

Upload: surya-akhmad-gazali

Post on 27-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gerontik Eliminasi Fix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses secra perlahan-lahan kemampuan

jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi

normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki

kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses yang terus – menerus

berlanjut secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada

semua makhluk hidup.

Usia lanjut adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia, merupakan bagian

dari proses alamiah kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami

oleh setiap individu. Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan

tingkah laku yang dapat diramalkan terjadi pada semua orang pada saat mereka

mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Ini merupakan suatu

fenomena yang kompleks dan multi dimensional yang dapat diobservasi di

dalam satu sel dan berkembang pada keseluruhan sistem. Walaupun hal itu

terjadi pada tingkat kecepatan yang berbeda, di dalam parameter yang  cukup

sempit, proses  tersebut tidak tertandingi.

Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya

tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh.

Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang

sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung

sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan

jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit

demi sedikit, dan terjadi juga pada sistem pencernaan.

Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan, baik secara fisik

maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan

kemampuan yang pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagai

Page 2: Gerontik Eliminasi Fix

bagian dari proses penuaan yang normal, seperti berkurangnya ketajaman

panca indera, menurunnya daya tahan tubuh , lebih mudah terkena konstipasi 

merupakan ancaman bagi integritas orang usia lanjut. Belum lagi mereka masih

harus berhadapan dengan kehilangan peran diri, kedudukan sosial serta

perpisahan dengan orang-orang yang dicintai.

B. Tujuan

Setelah menyelesaikan tugas keperawatan gerontik diharapkan :

1. Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada lansia.

2. Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan

ganguan eliminasi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini

adalah bagaimana asuhan keperawatan pada lansia (Lanjut Usia) dengan

gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi.

BAB II

PEMBAHASAN

Page 3: Gerontik Eliminasi Fix

A. Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

1. Gerontologi

Berbagai istilah berkembang terkait dengan lanjut usia (lansia), yaitu

gerontologi, geriatri, dan keperawatan gerontik.

Gerontologi berasal dari kata Geros : lanjut usia dan Logos : ilmu. Jadi

Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari secara khusus mengenai faktor-

faktor yang menyangkut lanjut usia.

Gerontologi yaitu Ilmu yang mempelajari seluruh aspek menua (Kozier,

1987). Jadi, gerontologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari proses

menua dan masalah yang mungkin terjadi pada lanjut usia (Miller, 1990).

2. Geriatri

Geriatri berasal dari kata Geros : Lanjut usia dan Eatrie :

kesehatan/medikal.

Geriatri yaitu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit

pada lanjut usia

Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari aspek-aspek klinis,

preventif maupun terapeutis bagi klien lanjut usia.

Ilmu yang mempelajari proses menjadi tua pada manusia serta akibat-

akibatnya pada tubuh manusia.

Dengan demikian jelaslah bahwa objek dari geriatri adalah manusia

lanjut usia.

Bagian dari ilmu kedokteran yang mempelajari tentang pencegahan

penyakit dan kekurangan-kekurangannya pada lanjut usia.

Geriatri : Cabang ilmu kedokteran (medicine) yang berfokus pada masalah

kedokteran yaitu penyakit yang timbul pada lanjut usia (Black &

Matassari Jacob, 1997).

3. Geriatric Nursing :

Page 4: Gerontik Eliminasi Fix

a. Praktek keperawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses

menua (Kozier, 1987)

b. Spesialis keperawatan lanjut usia yang dapat menjalankan peranya

pada tiap tatanan pelayanan dengan menggunakan pengetahuan,

keahlian dan keterampilan merawat untuk meningkatkan fungsi

optimal lanjut usia/lansia secara komprehensif. Oleh karena itu,

perawatan lansia yang menderita penyakit (geriatric nursing) dan

dirawat di rumah sakit merupakan bagian dari Gerontic nursing.

4. Proses Menua

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-

lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan

mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan

terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantindes,

1994).

Proses menua merupakan proses yang terus-menerus (berlanjut) secara

alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk

hidup.

Proses menua sertiap individu pada organ tubuh juga tidak sama

cepatnya, adakalanya orang belum tergolong lanjut usia (masih muda)

tetapi kekurangan-kekurangan yang menyolok (Deskripansi). Menurut

undang-undang no. 9 tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan pasdal 8

ayat 2, berbunyi : Dalam istilah sakit termasuk cacat, kelemahan dan

lanjut usia.

Berdasarkan pernyataan ini, maka lanjut usia dianggap sebagai semacam

penyakit. Hal ini tidak benar. Gerontologi berpendapat lain, sebab lanjut

usia bukan suatu penyakit melainkan suatu masa/tahap hidup manusia,

yaitu : bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia.

Page 5: Gerontik Eliminasi Fix

Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya

daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam tubuh maupun

dari luar tubuh. Walaupun demikian memang harus diakui bahwa ada

berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses

menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa,

misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf,

dan jaringan lain sehingga tubuh “mati” sedikit demi sedikit.

Sampai saat ini banyak sekali teori yang menerangkan “proses menua,”

mulai dari teori degeneratif yang didasari oleh habisnya daya cadangan

vital, teori terjadinya atrofi, yaitu : teori yang mengatakan bahwa proses

menua adalah proses evolusi dan teori imunologik, yaitu : teori adanya

produk sampah/waste products dari tubuh sendiri yang makin bertumpuk.

Tetapi seperti diketahui lanjut usia akan selalu bergendengan dengan

perubahan fisiologik maupun psikologik. Yang penting untuk diketahui

bahwa aktivitas fisik dapat menghambat/memperlambat kemunduran

fungsi alat tubuh yang disebabkan bertambahnya umur.

5. Teori-Teori Proses Menua

a. Secara individual

1.) Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda.

2.) Masing-masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda.

3.) Tidak ada satu faktorpun ditemukan untuk mencegah proses menua.

b. Teori-teori biologi

1.) Teori genetik dan mutasi (Somatic Mutatie Theory)

Menurut teori ini semua telah terprogram secara genetik untuk

spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari

perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul/DNA

dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai

contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin. (terjadi

penurunan kemampuan fungsional sel).

Page 6: Gerontik Eliminasi Fix

2.) “Pemakaian dan Rusak” kelebihan usaha dan stres menyebabkan

sel-sel tubuh lelah (terpakai).

3.) Pengumpulan dari pigmen/lemak dalam tubuh yang disebut teori

akumulasi dari produk sisa. Sebagai contoh adanya pigmen

Lipofuchine di sel otot jantung dan sel susunan syaraf pusat pada

orang lanjut usia yang mengakibatkan menganggu fungsi sel itu

sendiri.

4.) Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.

5.) Tidak ada perlindungan terhadap : radiasi, penyakit dan

kekurangan gizi.

6.) Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune Theory)

Didalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat

khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat

tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai

contoh ialah tambahan kelenjar timus yang pada usia dewasa

berinvolusi dan semenjak itu terjadilah kelainan autoimun.

(Menurut Goldteris & Brocklehurst, 1989).

c. Teori immunologik slow virus (Immunology slow virus theory)

Sistem immun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan

masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ

tubuh.

d. Teori stres

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.

regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan

internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah

terpakai.

e. Teori radikal bebas

Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal

bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan

organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini meyebabkan sel-

sel tidak dapat regenerasi.

f.Teori rantai silang

Page 7: Gerontik Eliminasi Fix

Sel-sel yang tua/usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang

kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya

elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.

g. Teori program

Kemampuan organisme untuk menetapakn jumlah sel yang

membelah setelah sel-sel tersebut mati.

6. Teori Kejiwaan Sosial

a. Aktivitas atau kegiatan (Activity Taheory)

1.) Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan

secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia

yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam

kegiatan sosial.

2.)Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari

lanjut usia.

3.)Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar

tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia.

b. Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)

Dasar kepribadian/tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori

ini merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan

bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat

dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya.

c. Teori Pembebasan (Disengagement Theory)

Putusnya pergaulan/hubungan dengan masyarakat dan kemunduran

individu dengan individu lainnya. Pada lanjut usia pertama diajukan

oleh Cumming and Henry 1961. teori ini menyatakan bahwa dengan

bertambahnya usia seseorang secara berangsur-angsur mulai

melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari

pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial

lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga

sering terjadi kehilangan ganda (Triple loos), yakni:

1.) Kerhilanhan peran (Loss of Role)

Page 8: Gerontik Eliminasi Fix

2.) Hambatan kontak sosial (Restraction of Contacts and Relation

Ships)

3.) Berkurangnya komitmen (Redused commitmen to social Mores

and Values).

7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan

Meliputi :

a. Hereditas : Keturunan/genetik

b. Nutrisi : Makanan

c. Status kesehatan

d. Pengalaman hidup

e. Lingkungan

f. Stres

8. Batasan-Batasan Lanjut Usia

Mengenai kapankah orang disebut lanjut usia, sulit dijawab secara

memuaskan. Dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai

batasan umur.

Menurut organisasi kesehatan dunia lanjut usia meliputi :

a. Usia pertenggahan (middle age), ialah kelompok usia 45-59 tahun.

b. Lanjut usia (elderly) ialah antara 60 dan 70 tahun

c. Lanjut usia tua (old) ialah antara 75 dan 90 tahun.

d. Usia sangat tua (very old) ialah diatas 90 tahun

Menurut Dra. Ny. Jos masdani (Psikolog UI)

Mengatakan : lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa.

Kedewasaan dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu :

a. Fase iuventus, antara 25 dan 40 tahun

b. Fase verilitas, antara 40 dan 50 tahun

c. Fase praesenium, antara 55 dan 65 tahun

d. Fase senium, antara 65 hingga tutup usia.

Page 9: Gerontik Eliminasi Fix

D. Konsep Dasar Eliminasi

Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolism tubuh baik

yang berupa urine maupun fekal (Tarwoto dan wartonah, 2010).

1. Eliminasi Urine

a. Konsep eliminasi urine

Eliminasi urine normalnya adalah pengeluaran cairan sebagai hasil

filtrasi dari plasma darah diglomerolus. Dari 180 liter darah yang

masuk keginjal untuk difiltrasi, hanya 1-2 liter saja yang dapat

berupa urine, sebagian besar hasil filtrasi akan diserap kembali

ditubulus ginjal untuk dimanfaatkan tubuh.

b. Karakteristik urine normal:

1) Volume berkisar 250-400ml yang dikeluarkan setiap kali

berkemih.

2) Warna normal kekungin-kunginan jernih. Pada dehidrasi warna

kuning gelap atau kuning coklat, sedangkan karena obat urine

dapat berwarna merah atau orange gelap.

3) Bau bervariasi tergantung komposisi, bau urine yang aromatic

yang menyengat atau memusingkan timbul karena mengandung

amonik.

4) pH sedikit asam yaitu antara 4,5-8 atau rata-rata 6,0. Namun

demikian, pH dipengaruhi oleh intake makanan. Misalnya urin

pada vegetarian menjadi sedikit basa.

5) Berat jenis 1.003-1.030.

6) Komposiss air 93-97%.

7) Osmolaritas (konsentrasi osmotic) 855-1.335 mOsm/liter

8) Bakteri tidak ada.

c. Komposisi Urine

1) Zat buangan nitrogen seperti urea, kreatinin, amoniak, asam urat

serta urobilin.

Page 10: Gerontik Eliminasi Fix

2) Hasil nutrient dari metabolism seperti karbohidrat, keton, lemak,

dan asam amino.

3) Ion-ion seperti natrium, klorida, kaliun dan magnesium

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Eliminasi urine

1) Diet dan intake

Jumlah dan tipe makanan mempengaruhi output urine, seperti

protein dan sodium mempengaruhi jumlah urine yang keluar.

2) Respon keinginan awal untuk berkemih

Beberapa masyarakat mempunyai kebiasaan yang mengabaikan

respon awal untuk berkemih dan hanya pada akhir keinginan

berkemih menjadi lebih kuat. Akibatnya urine banyak tertahan

dalam kandung kemih. Masyarakat ini mempunyai kapasitas

kamdung kemih yang lebih dari normal.

3) Gaya hidup

Banyak segi gaya hidup mempengaruhi seseorang dalam hal

eliminasi urine. Tersedianya fasilitas toilet atau kamar mandi

dapat mempengaruhi frekuensi eliminasi. Praktek eliminasi

keluarga dapat mempengaruhi tingkah laku.

4) Stress psikologi

Meningkatnya stres seseorang dapat meningkatkan frekuensi

keinginan berkemih. Hal ini karena meningkatnya sensitif untuk

keinginan berkemih dan atau meningkatnya jumlah urine yang

diproduksi.

5) Tingkat aktivitas

Aktifitas sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tonus otot.

Eliminasi urine membutuhkan tonus otot kandung kemih yang

baik untuk tonus spingter internal dan eksternal.

6) Tingkat perkembangan

Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga akan

mempengaruhi pola berkemih. Pada wanita hamil kapasitas

Page 11: Gerontik Eliminasi Fix

kandung kemihnya menurun karena adanya tekanan dari fetus

atau adanya

7) Kondisi patologis

Saat seseorang dalam keadaan sakit,produksi urinnya sedikit hal

ini disebabkan oleh keinginan untuk minum sedikit.

e. Masalah-masalah eliminasi urine:

1) Retensio urine

Merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih dan

ketidakmampuan pada kandung kemih untuk mengosongkan

kandung kemih. Penyebab distensi kandung kemih adalah urine

yang terdapat dalam kandung kemih melebihi 400 ml normalnya

250-400 ml.

2) Inkontinensia urine

Ketidakmampuan otot sfingter eksternal sementara atau menetap

untuk mengontrol ekskresi urine. Ada dua jenis inkontinensia

urina, yaitu, Inkontinensia stres adalah strea yang terjadi pada

saat tekanan intraabdomen meningkat. 

Inkontinensia urgensi adalah inkontinensia yang terjadi saat

klien terdesak ingin berkemih, terjadi akibat ISK bagian bawah

atau spasme kandung kemih.

3) Enuresis. Ketidaksanggupan menahan kemih (mengompol) yang

diakibatkan ketidakmampuan untuk mengendalikan sfingter

eksterna .

f. Perubahan pola berkemih:

1) Frekuensi : meningkatnya frekuensi berkemih tanpa intake cairan

yang meningkat, biasanya terjadi pada sistitis, stres, wanita hamil

2) Urgensi : Perasaan segera ingin berkemih yang biasanya terjadi

pada anak karena kemampuan sfingter untuk mengontrol

berkurang.

Page 12: Gerontik Eliminasi Fix

3) Disuria : rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih misal, ISK.

4) Poliuri (diuresis) : produksi urine melebihi normal tanpa

peningkatan intake cairan, misal pada pasien DM.

5) Urinari suppression: keadaan ginjal tidak memproduksi urine

secara tiba-tiba. Anuria (urine kurang dari 100 ml/24jam) dan

oliguria (urine berkisar 100-500ml/24jam).

2. Eliminasi fekal

a. Konsep Eliminasi Fekal

Eliminasi fekal sangat erat kaitannya dengan saluran pencernaan.

Saluran pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan

dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan

proses penernaan (pengunyahan, penelanan, dan pencampuran)

dengan enzim dan zat cair dari mulut sampai anus. Organ utama

yang berperan dalam eliminasi fekal adla usus besar. Usus besar

memiliki beberapa fungsi utama yaitu mengabsorpsi cairan dan

elektrolit, proteksi atau perlindungan dengan mensekresikan mukus

yang akan melindungi dinding usus dari trauma oleh feses dan

aktivitas bakteri, mengantarkan sisa makanan sampai ke anus

dengan berkontraksi.

Proses eliminasi fekal adalah suatu upaya pengosongan intestin.

Pusat refleks ini terdapat pada medula dan spinal cord. Refleks

defekasi timbul karena adanya feses dalam rectum.

b. Proses Eliminasi

1) Sistem digestif (GIT) bertambah lambat sehingga menyebabkan

sekresi cairan digestif dan peristaltik lamban sehingga terjadi

penurunan kemampuan untuk mengkonsumsi makanan tertentu.

2) Pada lansia banyak makanan yang tidak tercerna dan

kadangkadang tak cukup cairan untuk mencerna sehingga timbul

konstipasi.. konstipasi dapat juga terjadi karena tidak

Page 13: Gerontik Eliminasi Fix

mengkonsumsi makanan yang memadai/kurang melakukan

latihan fisik.

3) Tidak memadainya konsumsi makanan juga sebagai akibat dari

penurunan respon terhadap tanda-tanda internal terhadap lapar

dan haus, perubahan pada gigi (karena sakit/trauma) sehingga

sulit untuk mengunyah.

4) Keadaan sakit, misalnya : stroke akan menimbulkan kesulitan

untuk mengunyah/menelan.

5) Kadang lupa dalam konsumsi makanan.

6) Penggunaan laksatif yang berlebihan dapat menurunakan

penyerapan vitamin-vitamin tertentu yang larut dalam lemak (A,

D, E, K).

7) Pada umumnya keluhan seperti kembung, perasaan tidak enak

biasanya akibat makanan yang kurang bisa dicernakan akibat :

a) Menurunnya fungsi kelenjar pencernaan.

b) Menurunnya toleransi terhadap makanan berlemak.

8) Konstipasi dapat terjadi karena kurangnya kadar selulosa,

kurangnya nafsu makan akibat gigi sudah lepas.

c. Masalah-masalah umum pada eliminasi Fekal

1) Konstipasi: gangguan eliminasi yang mengakibatkan adanya

feses yang keras melalui usus besar. Biasanya disebabkan oleh

pola defekasi yang tidak teratur, penggunaan laksatif dalam

jangka waku yang lama, stress fsikologis, obat-obatan, kuang

aktifitas dan usia.

2) Imfaksi fekal : massa fees yang keras di lipatan rectum yang

diakibatkan oleh retensi dan akumulasi material yang

berkepanjangan. Biasanya disebabkan oleh konstipasi.

3) Diare : keluarnya feses cairan dan meningkatnya buang air besar

akibat cepatnya kimus melewati usus besar, sehingga usus besar

tidak mempunyai waktu cukup untuk menyerap air. Diare

disebabkan oleh stress fisik, obat-obatan,alergi dan lain-lain.

Page 14: Gerontik Eliminasi Fix

4) Inkontinensia alvi : hilangnya kemampuan otot untuk

mengontrol pengeluaaran feses dan gas yang melalui spingter

anus akibat kerusakan fungsi spingter / persarafan didaerah

anus. Penyebabnya karena penyakit neoromuskular, atau tumor

spingter anus eksternal.

5) Kembung : platus yang berlebihan didaerah intestinal, sehingga

menyebabkan distensi intestinal, dapat disebakan karena

konstipasi, mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung

gas dapat berefek anestesi.

6) Hemoroit : kelebran vena didaerah anus sebagai akibat

peningkatan tekanan darah tersebut. Penyebabnya adalah,

konstipasi kronis, peregangan maksimal saat defekasi,

kehamilan, dan obesitas.

BAB III

Page 15: Gerontik Eliminasi Fix

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN ELIMINASI

Asuhan keperawatan adalah suatu proses pemecahan masalah yang mengarahkan

perawat dalam memberikan asuhan. Pengkajian merupakan langkah pertama

dalam proses ini yaitu meliputi pengumpulan dan analisa data dan menghasilkan

diagnosa keperawatan. Pengkajian yang berfokus pada keperawatan sangat

penting untuk menetukan diagnosa keperawatan yang dapat menentukan

intervensi dan implementasi keperawatan.

1. Pengkajian

a. Eliminasi urine

1) Urine. Warna : Normal kuning jernih. Bau : Normal aromatik amonia.

Pada overhidrasi  hampir tidak berwarna. Pada dehidrasi orange-

kecoklatan.

2) Jumlah urine bervariasi tergantung intake. Normal 1 x BAK 250-400

ml.

3) Distensi kandung kemih ® inkontinensia (tidak dapat menahan BAK)

4) Frekuensi BAK, tekanan dan desakan.

5) Kondisi-kondisi tertentu misalnya :

a) Disuria, keadaan nyeri waktu BAK.

b) Nokturia, keadaan BAK sering pada malam hari.

c) Enurisis, keadaan sadar BAK (umumnya pada anak-anak)

d) Polyurie, peningkatan jumlah BAK baik frekuensi maupun volume.

e) Oliguri, penurunan jumlah BAK frekuensi/jumlahnya.

f) Anuri, produksi urine <100 /hari.

g) Retensio, ketidakmampuan mengosongkan bladder, misalnya :

karena obstruksi saluran urethra.

b. Eliminasi bowel

1) Status gizi

2) Pemasukan diit

3) Anorexia, tidak dicerna, mual dan muntah.

Page 16: Gerontik Eliminasi Fix

4) Mengunyah dan menelan.

5) Keadaan gigi, rahang dan rongga mulut

6) Auskultasi bising usus.

7) Palpasi apakah perut kembung, fecal.

8) Konstipasi, sudah berapa hari tidak BAB.

9) Keadaan diare.

2. Intervensi

a. Eliminasi Urine

1) Cukupkan cairan masuk 2000-3000 ml/hari.

2) Cegah terjadinya inkontinensia :

a) Jelaskan dan dorong klien untuk BAK tiap 2 jam.

b) Pertahankan penerangan dikamar mandi untuk mencegah jatuh.

c) Observasi jumlah urin

d) Batasi cairan terutama waktu menjelang tidur.

b. Eliminasi Bowel

1) Berikan sikap fowler waktu makan

2) Pertahankan keasaman lambung.

3) Berikan makanan yang tidak membentuk gas

4) Cukup cairan

3. Untuk mencegah sembelit/konstipasi.

a. Awasi kecukupan cairan dalam diit.

b. Dorong untuk melakukan aktivitas

c. Fasilitasi gerak usus dalam mencerna.

d. Berikan kebebasan dan gerak posisi tubuh normal

e. Berikan kecukupan konsumsi serat.

f. Ajarkan latihan kegel.

g. Ajarkan latihan perut.

h. Atur waktu makan dan minum.

i. Atur jumlah makan dan minum.

Page 17: Gerontik Eliminasi Fix

j. Berikan laxatif jika perlu.

FORMAT PENGKAJIAN LANSIA

I. BIODATA

Nama : Ny. P

Umur : 69 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Jalan B.S. Riadi Gg. X Oro-Oro Dowo Malang

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : SD

Penghasilan : -

Suku : Jawa – Indonesia

Agama : Kristen

Status Perkawinan : Kawin

Status Rumah : Milik sendiri

Tanggal Pengkajian : 05 April 2013

II. STATUS KESEHATAN SAAT INI

Sejak lima tahun yang lalu klien mengeluh linu-linu pada bagian ekstrimitas

bawah . Rasa linu-linu pada kedua kaki timbul bila klien melakukan aktivitas

yang berlebihan. Klien juga menderita penyakit hipertensi yang kadang-

kadang kambuh.Dua hari ini klien mengeluh tidak bisa BAB karena intake

makanan klien yang kurang.

III. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU

Klien mengatakan sebelumnya pernah menderita penyakit Difteri dan tetanus.

Tujuh tahun yang lalu klien pernah menderita penyakit jantung koroner dan

pernah dirawat di RS selama 9 hari.

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Page 18: Gerontik Eliminasi Fix

Dalam keluarga klien ada anggota keluarga yang mengalami sakit yang sama

dengan klien yaitu hipertensi . Sementara itu anaknya tidak ada yang

menderita penyakit DM , asma dll.

V. SUMBER / SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN

Klien datang ke dokter jika merasakan ada keluhan yaitu terasa linu- linu

pada kedua kaki,serta jika ada keluhan pusing. Kadang – kadang selain

minum obat dari dokter, klien juga minum ramuan obat tradisional yaitu jamu

asam urat.

VI. TINJAUAN SISTEM

a. Keadaan Umum

Compos Mentis , GCS 4, 5, 6

TTV :

1) TD : 150 / 90 mmHg

2) DN : 74 x / menit

3) RR : 25 x / menit

4) Suhu : 36,5 C

b. Integumen

Tekstur : kulit kehilangan elastisitasnya yaitu keriput, melipat, berkantung

dan kekeringan. Kulit teraba hangat, turgor kembali dalam waktu kurang

dari 2 detik, kebersihan kulit terjaga, tidak ada lesi dan terjadi perubahan

pada rambut.

c. Kepala

Bentuk oval, simetris, warna rambut memutih, penyebaran merata dan

rambut mulai rontok.

d. Sistem Penglihatan

Page 19: Gerontik Eliminasi Fix

Mata tidak simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera agak keruh, pupil

isokor, kornea agak keruh, visus menurun.

a. Sistem Pendengaran

Fungsinya agak berkurang karena proses ketuaan, tidak ada serumen dan

tidak terjadi perdarahan.

b. Mulut dan Tenggorok

Oral hygiene terjaga, bibir kering,warna coklat tua, tidak ada lesi , gigi

tanggal semua,dan lidah bersih.

c. Hidung

Simetris, posisi septum nasi tidak ada lesi, tidak ada perdarahan, dan tidak

terdapat pernapasan cuping hidung.

d. Leher

Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan limfe, serta tidak terjadi

distensi vena jugularis.

e. Payudara

Simetris, tidak terdapat benjolan.

f. Sistem Pernapasan

Inspeksi : Bentuk dada elips dan simetris, tidak terdapat retraksi

interkostal, pernapasan reguler dengan frekuensi 25 x/ menit.

Palpasi : Pada Vokal Fremitus getarannya seimbang antara kanan

dan kiri.

Auskultasi : Suara napas vesikuler , tidak ada ronki, wheezing.

Perkusi : Bunyi paru resonan.

g. Sistem Kardiovaskuler

Inspeksi dan Palpasi : Tidak terdapat pembesaran jantung .

Auskultasi : Bunyi jantung normal : BJ I pada ICS IV linea sternalis

sinistra dan ICS V linea mid clavikula kiri , BJ II Aorta dan BJ II

Pulmonal dan tidak terdapat bunyi murmur.

Perkusi : Tidak terdapat pembesaran jantung .

Page 20: Gerontik Eliminasi Fix

h. Sistem Perkemihan

Tidak terjadi nyeri saat BAK, tidak ada distensi suprapubik , BAK lancar , tidak

terjadi infeksi, frekuensi BAK normal dengan volume BAK 400 ml / hari dan

tidak terjadi inkontinensia urine.

i. Sistem Gastrointestinal

Inspeksi : Bentuk abdomen flat, tidak terdapat luka.

Palpasi : Tidak terdapat pembesaran hati dan limpa, serta terdapat

distensi abdomen.

Auskultasi : Bising usus 3 x / menit.

Perkusi : bunyi abdomen hipertympani

Tidak terdapat nyeri abdomen , kemampuan mengunyah dan menelan kurang.

j. Sistem Lokomotorius

Sikap tubuh agak membungkuk , gaya berjalan pelan, kadang- kadang terdapat

nyeri persendian.

Kekuatan otot : 5 5

5 5

Tidak ada peradangan, edema, dan pembengkakan sendi.

ROM : klien melakukan aktivitas mandiri seperti mandi, makan, jalan- jalan.

k. Sistem Saraf

Tidak terdapat kaku kuduk, muntah dan paralisis. Terkadang terjadi pusing .

dengan GCS : 4, 5,6 , kesadaran compos mentis serta tidak terjadi panas dan

kejang.

l. Sistem Endokrin

Terdapat perubahan warna rambut, tidak mempunyai riwayat DM, dan ada

penurunan fungsi hormon estrogen , tiroid dan paratiroid.

5. POLA AKTIVITAS SEHARI – HARI

a. Makan dan Minum

Ny. P biasanya makan sesuai dengan selera( bisa 2-3 x/ hari ) dengan lauk – pauk

dan sedikit sayur mayur. Klien biasanya menghindari makan yang menyebabkan

timbulnya linu- linu seperti daging , kacang- kacangan, mlinjo, bayam. Biasanya

klien minum air putih sebanyak 3 gelas / hari.

Page 21: Gerontik Eliminasi Fix

b. Istirahat tidur

Klien tidak terbiasa tidur siang. Jika malam hari klien mulai tidur pukul

22.00 sampai 04.00 pagi. Pada saat tidur klien sering terbangun.

c. Eliminasi

Kadang-kadang klien selama 2 hari tidak pernah BAB. Frekuensi BAK

normal dengan volume 400 ml / hari.

d. Personal Hygiene

Klien biasanya mandi 2 x / hari , keramas 2x /minggu, dan berganti pakaian

setiap hari.

6. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL

a. Psikososial

Kemampuan sosialisasi klien tidak ada masalah, hal ini terbukti dengan klien

masih melakukan kegiatan berjualan. Klien juga tidak mengalami masalah dalam

melakukan sosialisasi dengan tetangga disekitar rumah dan lingkungan sekitar.

b. Identifikasi Masalah Emosional

Status emosional klien stabil. Jika diajak bicara sangat kooperatif terutama

tentang masalah kesehatan dirinya dan keluarga.

Jawaban dari pertanyaan I :

Klien tidak mengalami sukar tidur.

Klien tidak gelisah.

Klien tidak pernah murung atau menangis sendiri.

Klien tidak merasa was- was atau kawatir saat berjalan.

c. Spiritual

Agama yang dianut klien dan keluarga yaitu kristen dengan melakukan kegiatan

keagamaan yaitu rutin ke gereja.

7. PENGKAJIAN LINGKUNGAN SOSIAL

a. KATZ Indeks

Page 22: Gerontik Eliminasi Fix

Klien mandiri dalam melakukan aktivitas : makan, kontinensia ( BAK/ BAB ),

menggunakan pakaian, pergi ke toilet , berpindah, mandi dan aktivitas – aktivitas

yang lainnya.

b. Modifikasi dari Barthel Indeks

No. Kriteria Dengan

Bantuan

Mandiri Keterangan

1. Makan 10 Frekuensi : 2 - 3 x / hari

Jumlah : 3 piring

Jenis : lauk pauk

(tahu, tempe) dan sedikit

sayur

2. Minum 10 Frekuensi : 3 - 4 x/ hari

Jumlah : 3 gelas/

hari

Jenis : air putih ,

kadang-kadang minum

susu.

3. Berpindah dari

tempat tidur ke kursi

roda atau sebaliknya.

15

4. Personal toilet 5 Frekuensi 3x/ hari

5. Keluar masuk toilet (

mencuci pakaian ,

menyeka tubuh )

10

6. Mandi 15 Frekuensi 2x/ hari

7. Jalan di permukaan

datar

5

8. Naik turun tangga 10

9. Mengenakan pakaian 10

Page 23: Gerontik Eliminasi Fix

10. Kontrol bowel

( BAB)

10 Kadang-kadang 2 hari sekali,

dengan konsistensi keras.

11. Kontrol Blader

(BAK)

10 Frekuensi sering

Warna : jernih , kuning,

(normal)

12. Olah Raga / latihan 10 Frekuensi : 1x/ hari

Jenis : jalan – jalan

13. Rekreasi /

pemanfaatan waktu

luang.

10 Frekuensi : -

Jenis : santai dengan

keluarga

Keterangan : Skor 130 ( Mandiri )

8. PENGKAJIAN STATUS MENTAL GERONTIK

a. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan SHORT

PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONER ( SPMSQ )

Ajurkan pertanyaan 1-10 dan catat semua jawaban. Catat jumlah kesalahan total

berdasarkan 10 pertanyaan.

Benar Salah No. Pertanyaan Jawaban

1. Tanggal berapa hari ini Tanggal 24

2. Hari apa sekarang ini ? Kamis

3. Apa nama tempat ini ? Oro-oro Dowo

Page 24: Gerontik Eliminasi Fix

4. Dimana alamat Anda ? Jl. B.S. Riadi Gg. X

Oro-Oro Dowo

Malang.

5. Berapa umur Anda ? 69 tahun

6. Siapa nama Presiden Indonesia ? Ibu Megawati

7. Siapa Presiden Indonesia dulu ? Gus Dur

8. Kapan Anda lahir ? Tahun 1935

9. Siapa nama Ibu Anda ? -

10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap

pengurangan 3 dari setiap angka

baru , semua secara menurun.

17 ,selanjutnya benar

Keterangan :

Skor Total : Benar ( 10 ) Fungsi intelektual utuh

b. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE

( Mini Mental Status Exam )

Orientasi

Registrasi

Perhatian

Kalkulasi

Mengingat kembali

Bahasa

No. Aspek

Kognitif

Nilai

Max.

Nilai

Klien

Kriteria

1. Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar tahun, musim,

tanggal, hari, bulan ( Kamis 24 Juni 2004 ,

musim panas )

Dimana kita sekarang berada : di

Indonesia , Propinsi Jawa Timur, Kota

Page 25: Gerontik Eliminasi Fix

Orientasi 5 5 Malang, Rumah Ny. P

2. Registrasi 3 3 Sebutkan nama objek untuk menyatakan

masing- masing objek tersebut, kemudian

tanyakan kembali pada klien ketiga objek

tersebut.

3 Perhatian

dan

Kalkulasi

5 5 Minta klien untuk memulai dari angka 100

kemudian dikurangi 7 hingga lima kali

yaitu : 93, 86, 79, 72, 65.

4. Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga objek

pada No. 2 tadi. Bila benar 1 point untuk

masing – masing objek.

5. Bahasa 9 9 Tunjukkan pada klien suatu benda dan

tanyakan nama pada klien, misal jam

tangan dan pensil. Minta klien untuk

mengulangi kata tidak ada, jika, dan, atau,

tetapi, bila benar berikan point. Mintaklien

untuk mengikuti perintah yang terdiri dari

tiga langkah yaitu : ambil kertas ditangan

Anda, lipat jadi dua dan taruh di lantai ,

perintahkan pada klien untuk menutup mata

, perintahkan pada klien untuk menulis

kalimat dan menyalin gambar.

Interpretasi Hasil :

Skor 24 – 30 : Tidak ada gangguan kognitif.

9. PENGKAJIAN LINGKUNGAN SOSIAL

a. Interaksi dengan masyarakat

Hubungan klien dengan masyarakat sangat baik hal ini dapat diketahui dengan

akrabnya klien dengan tetangga.

Page 26: Gerontik Eliminasi Fix

b. Peran dalam keluarga masyarakat

Klien berperan sebagai ibu rumah tangga dan tinggal bersama anaknya. Aktivitas

klien setiap hari antara lain : berjualan dan membersihkan rumah.

c. Interaksi dengan fasilitas kesehatan

Klien jika merasakan sakit segera pergi ke dokter. Selama ini klien jarang

datang ke Puskesmas.Interaksi klien dengan petugas kesehatan baik dan klien

memahami tentang pentingnya memeriksakan kesehatan secara teratur dan

menjaga kesehatan dengan menghindari makanan pantangan.

10. PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK LANSIA

a. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan

1) Klien bangun dari kursi dengan satu kali gerakan, dan stabil waktu berdiri

pertama kali.

2) Duduk ke kursi

Klien langsung duduk ke kursi dan tidak menjatuhkan diri dikursi, klien

duduk ditengah dan tampak rileks.

3) Menahan dorongan pada sternum

Klien dapat mengerakkan kedua kaki, mampu menyentuh pegangan kursi,

kaki bisa menyentuh lantai.

4) Mata tertutup

Klien mampu berjalan walaupun dengan mata tertutup dengan kekuatan

otot : 5 5

5 5

5) Perputaran leher

Klien mampu mengerakkan leher serta berputar ke kiri dan ke kanan, tidak

pusing , klien dapat mengerakkan kaki dan memegang objek untuk

dukungan.

6) Gerakan menggapai sesuatu

Klien mampu menggapai sesuatu dengan bahu fleksi sepenuhnya dengan

kedua tangan serta memegang sesuatu untuk dukungan.

7) Membungkuk

Page 27: Gerontik Eliminasi Fix

Klien mampu membungkuk untuk mengambil benda seperti bolpoin dari

lantai dan pada waktu berdiri tidak memerlukan bantuan dari orang lain.

b. Komponen gaya berjalan atau gerakan

1) Bila klien diminta untuk berjalan ke tempat yang ditentukan klien bisa

melaksanakan dan langsung malakukan tanpa menggunakan objek sebagai

dukungan.

2) Ketinggian langkah kaki

Pada saat klien mengangkat kaki atau melangkah tampak seperti orang

normal pada umumnya. Kaki tidak diseret dan tidak mengangkat kaki terlalu

tinggi.

3) Kesimetrisan langkah

Langkah kaki klien simetris karena tidak ada kecacatan pada tubuh klien .

4) Penyimpangan jalur saat berjalan

Klien bisa berjalan pada garis lurus dan tidak menyimpang saat berjalan.

5) Berbalik

Pada waktu berbalik klien tidak berhenti tapi langsung berbalik . Klien

berjalan tidak sempoyongan dan bergoyang serta jarang sekali bagi klien

untuk mencari pegangan saat berjalan

6) Kontinuitas langkah kaki

Langkah klien biasa seperti sebagaimana mestinya, tetapi langkah kaki klien

pelan.

11. PENGKAJIAN LINGKUNGAN FISIK

a. Ventilasi Rumah

Ventilasi pada rumah di nilai kurang adekuat , hal ini dapat dilihat pada

keadaan padat dan sempitnya rumah.terdapat jendela 4 buah yaitu pada sisi

depan 4 buah. Serta hanya terdapat 2 buah lubang angin pada ruang tamu.

b. Lantai

Lantai terbuat dari tegel dan ubin semen.

c. Penerangan

Penerangan pada rumah klien dirasa kurang , hal ini dapat dilihat dari pada

malam hari hanya menggunakan lampu TL yang berjumlah 2 buah yaitu pada

ruang tamu dan di ruang dapur.

Page 28: Gerontik Eliminasi Fix

d. Pencahayaan

Di rumah klien pencahayaannya kurang , hal ini dapat terlihat pada siang

atau sore hari ruangan agak gelap dan terasa lembab. Karena sinar

matahari yang masuk sangat minimal .

e. Kamar Mandi / WC

Kamar mandi terletak didalam rumah dengan luas 2 x 1 m. lantai terbuat

dari keramik, serta menggunakan WC duduk. Selain itu dikamar mandi

juga terdapat ventilasi.

f. Lingkungan Perumahan

Lingkungan perumahan kondisinya sangat padat , dengan kondisi jalan

yang sangat sempit kira lebar jalan 2 m . Dimana jalan menuju rumah

sebagian besar telah diaspal dan disemen oleh penduduk. Dan keadaan

topografinya mendatar serta rata.

ANALISA DATA

Nama : Ny. P

Umur : 69 Tahun

No. Data Penunjang Masalah Kemungkinan

Page 29: Gerontik Eliminasi Fix

Penyebab

1. DS :

1. Klien mengatakan 2 hari ini

tidak bisa BAB.

2. Klien mengatakan tidak suka

makan sayur dan hanya minum

air putih sebanyak 3 gelas.

DO :

1. Klien hanya makan nasi dan

sedikit sayur mayur.

2. Bising usus 3 x /menit

3. Perkusi abdomen hypertimpani.

4. TTV :

- TD : 150/90 mmHg

- DN : 74 x / menit

- RR : 25 x / menit

- Suhu : 36,5 C

Gangguan Bowel

Eliminasi ( BAB )

Pemenuhan

kebutuhan gizi tidak

seimbang.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : Ny. P

Umur : 69 tahun

Page 30: Gerontik Eliminasi Fix

No. Tanggal

Muncul

Diagnosa Keperawatan Tanggal

Teratasi

TT.

1. 24 Juni2004 Gangguan Bowel

Eliminasi (BAB) b/d

pemenuhan kebutuhan

gizi tidak seimbang.

- -

Page 31: Gerontik Eliminasi Fix

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Ny. P

Umur : 69 Tahun

Tgl No. Diagnosa

Keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Hasil

Rencana Intervensi

24

Juni

2004

1. Gangguan Bowel

Eliminasi (BAB)

b/d Intake

makanan yang

kurang adekuat.

Tujuan umum :

Setelah dilakukan

intervensi keperawatan

dalam waktu 2 X 24 jam

klien dapat BAB secara

normal.

Tujuan khusus :

1. Klien secara sadar

mau meningkatkan

intake makanan yang

mengandung tinggi

serat.

2. Adanya motivasi dari

klien dan keluarga

untuk meningkatkan

intake makanan klien.

Kriteria hasil :

1. Klien mendapatkan

nutrisi yang cukup

dengan gizi yang

seimbang.

2. Klien dapat BAB

1. Kaji pengetahuan

klien mengenai

pemahaman

tentang nutrisi.

2. Anjurkan klien

makan sayur dan

buah.

3. Anjurkan klien

untuk

meningkatkan

intake cairan

1500 cc yang

dipenuhi secara

bertahap.

4. Anjurkan klien

untuk makan

makanan yang

tidak bergas.

5. Lakukan

auskultasi bising

usus.

Page 32: Gerontik Eliminasi Fix

dengan lancar

maksimal dalam

waktu 2 X 24 jam .

CATATAN KEPERAWATAN

Nama : Ny. P

Umur : 69 Tahun.

No. Tanggal No. Dx Tindakan Keperawatan TT

1. 24 Juni

2004

I 1. Mengkaji tingkat pengetahuan

klien tentang pentingnya nutrisi

yang seimbang.

2. Memberikan penyuluhan mengenai

makanan yang mengandung gizi

seimbang.

3. Menganjurkan klien untuk

meningkatkan intake cairan secara

bertahap.

4. Mengukur TTV

5. Mengobservasi bising usus.

Page 33: Gerontik Eliminasi Fix

EVALUASI

Nama : Ny. P

Umur : 69 Tahun

No.Dx Tanggal 27 Juni 2004

1. S :

a. Klien mengatakan sudah dapat BAB dengan lancar.

b. Klien mengatakan sudah minum sebanyak 5 gelas / hari.

c. Klien mengatakan mau mengkonsumsi sayuran dan buah- buahan.

O :

a. Bising usus 12 X / menit.

b. Makan dengan lauk – pauk dan sayuran.

c. Perkusi abdomen tympani.

A : Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi