gerontik eliminasi fix

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menua (menjadi tua) adalah suatu proses secra perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses yang terus – menerus berlanjut secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Usia lanjut adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses alamiah kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Ini merupakan suatu fenomena yang kompleks dan multi dimensional yang dapat diobservasi di dalam satu sel dan berkembang pada keseluruhan sistem. Walaupun hal itu terjadi pada tingkat kecepatan yang berbeda, di dalam parameter yang cukup sempit, proses tersebut tidak tertandingi.

Upload: surya-akhmad-gazali

Post on 26-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gerontik Eliminasi Fix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses secra perlahan-lahan kemampuan

jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi

normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki

kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses yang terus – menerus

berlanjut secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada

semua makhluk hidup.

Usia lanjut adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia, merupakan bagian

dari proses alamiah kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami

oleh setiap individu. Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan

tingkah laku yang dapat diramalkan terjadi pada semua orang pada saat mereka

mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Ini merupakan suatu

fenomena yang kompleks dan multi dimensional yang dapat diobservasi di

dalam satu sel dan berkembang pada keseluruhan sistem. Walaupun hal itu

terjadi pada tingkat kecepatan yang berbeda, di dalam parameter yang  cukup

sempit, proses  tersebut tidak tertandingi.

Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya

tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh.

Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang

sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung

sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan

jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit

demi sedikit, dan terjadi juga pada sistem pencernaan.

Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan, baik secara fisik

maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan

Page 2: Gerontik Eliminasi Fix

kemampuan yang pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagai

bagian dari proses penuaan yang normal, seperti berkurangnya ketajaman

panca indera, menurunnya daya tahan tubuh , lebih mudah terkena konstipasi 

merupakan ancaman bagi integritas orang usia lanjut. Belum lagi mereka masih

harus berhadapan dengan kehilangan peran diri, kedudukan sosial serta

perpisahan dengan orang-orang yang dicintai.

B. Tujuan

Setelah menyelesaikan tugas keperawatan gerontik diharapkan :

1. Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada lansia.

2. Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan

ganguan eliminasi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini

adalah bagaimana asuhan keperawatan pada lansia (Lanjut Usia) dengan

gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi.

Page 3: Gerontik Eliminasi Fix

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

1. Gerontologi

Berbagai istilah berkembang terkait dengan lanjut usia (lansia), yaitu

gerontologi, geriatri, dan keperawatan gerontik.

Gerontologi berasal dari kata Geros : lanjut usia dan Logos : ilmu. Jadi

Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari secara khusus mengenai faktor-

faktor yang menyangkut lanjut usia.

Gerontologi yaitu Ilmu yang mempelajari seluruh aspek menua (Kozier,

1987). Jadi, gerontologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari proses

menua dan masalah yang mungkin terjadi pada lanjut usia (Miller, 1990).

2. Geriatri

Geriatri berasal dari kata Geros : Lanjut usia dan Eatrie :

kesehatan/medikal.

Geriatri yaitu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit

pada lanjut usia

Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari aspek-aspek klinis,

preventif maupun terapeutis bagi klien lanjut usia.

Ilmu yang mempelajari proses menjadi tua pada manusia serta akibat-

akibatnya pada tubuh manusia.

Dengan demikian jelaslah bahwa objek dari geriatri adalah manusia

lanjut usia.

Bagian dari ilmu kedokteran yang mempelajari tentang pencegahan

penyakit dan kekurangan-kekurangannya pada lanjut usia.

Page 4: Gerontik Eliminasi Fix

Geriatri : Cabang ilmu kedokteran (medicine) yang berfokus pada masalah

kedokteran yaitu penyakit yang timbul pada lanjut usia (Black &

Matassari Jacob, 1997).

3. Geriatric Nursing :

a. Praktek keperawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses

menua (Kozier, 1987)

b. Spesialis keperawatan lanjut usia yang dapat menjalankan peranya

pada tiap tatanan pelayanan dengan menggunakan pengetahuan,

keahlian dan keterampilan merawat untuk meningkatkan fungsi

optimal lanjut usia/lansia secara komprehensif. Oleh karena itu,

perawatan lansia yang menderita penyakit (geriatric nursing) dan

dirawat di rumah sakit merupakan bagian dari Gerontic nursing.

4. Proses Menua

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-

lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan

mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan

terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantindes,

1994).

Proses menua merupakan proses yang terus-menerus (berlanjut) secara

alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk

hidup.

Proses menua sertiap individu pada organ tubuh juga tidak sama

cepatnya, adakalanya orang belum tergolong lanjut usia (masih muda)

tetapi kekurangan-kekurangan yang menyolok (Deskripansi). Menurut

undang-undang no. 9 tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan pasdal 8

ayat 2, berbunyi : Dalam istilah sakit termasuk cacat, kelemahan dan

lanjut usia.

Page 5: Gerontik Eliminasi Fix

Berdasarkan pernyataan ini, maka lanjut usia dianggap sebagai semacam

penyakit. Hal ini tidak benar. Gerontologi berpendapat lain, sebab lanjut

usia bukan suatu penyakit melainkan suatu masa/tahap hidup manusia,

yaitu : bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia.

Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya

daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam tubuh maupun

dari luar tubuh. Walaupun demikian memang harus diakui bahwa ada

berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses

menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa,

misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf,

dan jaringan lain sehingga tubuh “mati” sedikit demi sedikit.

Sampai saat ini banyak sekali teori yang menerangkan “proses menua,”

mulai dari teori degeneratif yang didasari oleh habisnya daya cadangan

vital, teori terjadinya atrofi, yaitu : teori yang mengatakan bahwa proses

menua adalah proses evolusi dan teori imunologik, yaitu : teori adanya

produk sampah/waste products dari tubuh sendiri yang makin bertumpuk.

Tetapi seperti diketahui lanjut usia akan selalu bergendengan dengan

perubahan fisiologik maupun psikologik. Yang penting untuk diketahui

bahwa aktivitas fisik dapat menghambat/memperlambat kemunduran

fungsi alat tubuh yang disebabkan bertambahnya umur.

5. Teori-Teori Proses Menua

a. Secara individual

1.) Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda.

2.) Masing-masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda.

3.) Tidak ada satu faktorpun ditemukan untuk mencegah proses menua.

b. Teori-teori biologi

1.) Teori genetik dan mutasi (Somatic Mutatie Theory)

Page 6: Gerontik Eliminasi Fix

Menurut teori ini semua telah terprogram secara genetik untuk

spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari

perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul/DNA

dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai

contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin. (terjadi

penurunan kemampuan fungsional sel).

2.) “Pemakaian dan Rusak” kelebihan usaha dan stres menyebabkan

sel-sel tubuh lelah (terpakai).

3.) Pengumpulan dari pigmen/lemak dalam tubuh yang disebut teori

akumulasi dari produk sisa. Sebagai contoh adanya pigmen

Lipofuchine di sel otot jantung dan sel susunan syaraf pusat pada

orang lanjut usia yang mengakibatkan menganggu fungsi sel itu

sendiri.

4.) Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.

5.) Tidak ada perlindungan terhadap : radiasi, penyakit dan

kekurangan gizi.

6.) Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune Theory)

Didalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat

khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat

tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai

contoh ialah tambahan kelenjar timus yang pada usia dewasa

berinvolusi dan semenjak itu terjadilah kelainan autoimun.

(Menurut Goldteris & Brocklehurst, 1989).

c. Teori immunologik slow virus (Immunology slow virus theory)

Sistem immun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan

masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ

tubuh.

d. Teori stres

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.

regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan

Page 7: Gerontik Eliminasi Fix

internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah

terpakai.

e. Teori radikal bebas

Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal

bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan

organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini meyebabkan sel-

sel tidak dapat regenerasi.

f.Teori rantai silang

Sel-sel yang tua/usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang

kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya

elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.

g. Teori program

Kemampuan organisme untuk menetapakn jumlah sel yang

membelah setelah sel-sel tersebut mati.

6. Teori Kejiwaan Sosial

a. Aktivitas atau kegiatan (Activity Taheory)

1.) Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan

secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia

yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam

kegiatan sosial.

2.)Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari

lanjut usia.

3.)Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar

tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia.

b. Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)

Dasar kepribadian/tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori

ini merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan

bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat

dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya.

Page 8: Gerontik Eliminasi Fix

c. Teori Pembebasan (Disengagement Theory)

Putusnya pergaulan/hubungan dengan masyarakat dan kemunduran

individu dengan individu lainnya. Pada lanjut usia pertama diajukan

oleh Cumming and Henry 1961. teori ini menyatakan bahwa dengan

bertambahnya usia seseorang secara berangsur-angsur mulai

melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari

pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial

lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga

sering terjadi kehilangan ganda (Triple loos), yakni:

1.) Kerhilanhan peran (Loss of Role)

2.) Hambatan kontak sosial (Restraction of Contacts and Relation

Ships)

3.) Berkurangnya komitmen (Redused commitmen to social Mores

and Values).

7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan

Meliputi :

a. Hereditas : Keturunan/genetik

b. Nutrisi : Makanan

c. Status kesehatan

d. Pengalaman hidup

e. Lingkungan

f. Stres

8. Batasan-Batasan Lanjut Usia

Mengenai kapankah orang disebut lanjut usia, sulit dijawab secara

memuaskan. Dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai

batasan umur.

Menurut organisasi kesehatan dunia lanjut usia meliputi :

a. Usia pertenggahan (middle age), ialah kelompok usia 45-59 tahun.

b. Lanjut usia (elderly) : antara 60 dan 70 tahun

Page 9: Gerontik Eliminasi Fix

c. Lanjut usia tua (old) : antara 75 dan 90 tahun.

d. Usia sangat tua (very old) : diatas 90 tahun

Menurut Dra. Ny. Jos masdani (Psikolog UI)

Mengatakan : lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa.

Kedewasaan dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu :

a. Fase iuventus, antara 25 dan 40 tahun

b. Fase verilitas, antara 40 dan 50 tahun

c. Fase praesenium, antara 55 dan 65 tahun

d. Fase senium, antara 65 hingga tutup usia.

D. KOSEP DASAR ELIMINASI

Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolism tubuh baik

yang berupa urine maupun fekal (Tarwoto dan wartonah, 2010).

1. Eliminasi Urine

a. Konsep eliminasi urine

Eliminasi urine normalnya adalah pengeluaran cairan sebagai hasil

filtrasi dari plasma darah diglomerolus. Dari 180 liter darah yang

masuk keginjal untuk difiltrasi, hanya 1-2 liter saja yang dapat

berupa urine, sebagian besar hasil filtrasi akan diserap kembali

ditubulus ginjal untuk dimanfaatkan tubuh.

b. Karakteristik urine normal:

1) Volume berkisar 250-400ml yang dikeluarkan setiap kali

berkemih.

2) Warna normal kekungin-kunginan jernih. Pada dehidrasi warna

kuning gelap atau kuning coklat, sedangkan karena obat urine

dapat berwarna merah atau orange gelap.

Page 10: Gerontik Eliminasi Fix

3) Bau bervariasi tergantung komposisi, bau urine yang aromatic

yang menyengat atau memusingkan timbul karena mengandung

amonik.

4) pH sedikit asam yaitu antara 4,5-8 atau rata-rata 6,0. Namun

demikian, pH dipengaruhi oleh intake makanan. Misalnya urin

pada vegetarian menjadi sedikit basa.

5) Berat jenis 1.003-1.030.

6) Komposiss air 93-97%.

7) Osmolaritas (konsentrasi osmotic) 855-1.335 mOsm/liter

8) Bakteri tidak ada.

c. Komposisi Urine

1) Zat buangan nitrogen seperti urea, kreatinin, amoniak, asam urat

serta urobilin.

2) Hasil nutrient dari metabolism seperti karbohidrat, keton, lemak,

dan asam amino.

3) Ion-ion seperti natrium, klorida, kaliun dan magnesium

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Eliminasi urine

1) Diet dan intake

Jumlah dan tipe makanan mempengaruhi output urine, seperti

protein dan sodium mempengaruhi jumlah urine yang keluar.

2) Respon keinginan awal untuk berkemih

Beberapa masyarakat mempunyai kebiasaan yang mengabaikan

respon awal untuk berkemih dan hanya pada akhir keinginan

berkemih menjadi lebih kuat. Akibatnya urine banyak tertahan

dalam kandung kemih. Masyarakat ini mempunyai kapasitas

kamdung kemih yang lebih dari normal.

3) Gaya hidup

Banyak segi gaya hidup mempengaruhi seseorang dalam hal

eliminasi urine. Tersedianya fasilitas toilet atau kamar mandi

Page 11: Gerontik Eliminasi Fix

dapat mempengaruhi frekuensi eliminasi. Praktek eliminasi

keluarga dapat mempengaruhi tingkah laku.

4) Stress psikologi

Meningkatnya stres seseorang dapat meningkatkan frekuensi

keinginan berkemih. Hal ini karena meningkatnya sensitif untuk

keinginan berkemih dan atau meningkatnya jumlah urine yang

diproduksi.

5) Tingkat aktivitas

Aktifitas sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tonus otot.

Eliminasi urine membutuhkan tonus otot kandung kemih yang

baik untuk tonus spingter internal dan eksternal.

6) Tingkat perkembangan

Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga akan

mempengaruhi pola berkemih. Pada wanita hamil kapasitas

kandung kemihnya menurun karena adanya tekanan dari fetus

atau adanya

7) Kondisi patologis

Saat seseorang dalam keadaan sakit,produksi urinnya sedikit hal

ini disebabkan oleh keinginan untuk minum sedikit.

e. Masalah-masalah eliminasi urine:

1) Retensio urine

Merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih dan

ketidakmampuan pada kandung kemih untuk mengosongkan

kandung kemih. Penyebab distensi kandung kemih adalah urine

yang terdapat dalam kandung kemih melebihi 400 ml normalnya

250-400 ml.

2) Inkontinensia urine

Ketidakmampuan otot sfingter eksternal sementara atau menetap

untuk mengontrol ekskresi urine. Ada dua jenis inkontinensia

Page 12: Gerontik Eliminasi Fix

urina, yaitu, Inkontinensia stres adalah strea yang terjadi pada

saat tekanan intraabdomen meningkat. 

Inkontinensia urgensi adalah inkontinensia yang terjadi saat

klien terdesak ingin berkemih, terjadi akibat ISK bagian bawah

atau spasme kandung kemih.

3) Enuresis. Ketidaksanggupan menahan kemih (mengompol) yang

diakibatkan ketidakmampuan untuk mengendalikan sfingter

eksterna .

f. Perubahan pola berkemih:

1) Frekuensi : meningkatnya frekuensi berkemih tanpa intake cairan

yang meningkat, biasanya terjadi pada sistitis, stres, wanita hamil

2) Urgensi : Perasaan segera ingin berkemih yang biasanya terjadi

pada anak karena kemampuan sfingter untuk mengontrol

berkurang.

3) Disuria : rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih misal, ISK.

4) Poliuri (diuresis) : produksi urine melebihi normal tanpa

peningkatan intake cairan, misal pada pasien DM.

5) Urinari suppression: keadaan ginjal tidak memproduksi urine

secara tiba-tiba. Anuria (urine kurang dari 100 ml/24jam) dan

oliguria (urine berkisar 100-500ml/24jam).

2. Eliminasi fekal

a. Konsep Eliminasi Fekal

Eliminasi fekal sangat erat kaitannya dengan saluran pencernaan.

Saluran pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan

dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan

proses penernaan (pengunyahan, penelanan, dan pencampuran)

dengan enzim dan zat cair dari mulut sampai anus. Organ utama

yang berperan dalam eliminasi fekal adla usus besar. Usus besar

Page 13: Gerontik Eliminasi Fix

memiliki beberapa fungsi utama yaitu mengabsorpsi cairan dan

elektrolit, proteksi atau perlindungan dengan mensekresikan mukus

yang akan melindungi dinding usus dari trauma oleh feses dan

aktivitas bakteri, mengantarkan sisa makanan sampai ke anus

dengan berkontraksi.

Proses eliminasi fekal adalah suatu upaya pengosongan intestin.

Pusat refleks ini terdapat pada medula dan spinal cord. Refleks

defekasi timbul karena adanya feses dalam rectum.

b. Proses Eliminasi

1) Sistem digestif (GIT) bertambah lambat sehingga menyebabkan

sekresi cairan digestif dan peristaltik lamban sehingga terjadi

penurunan kemampuan untuk mengkonsumsi makanan tertentu.

2) Pada lansia banyak makanan yang tidak tercerna dan

kadangkadang tak cukup cairan untuk mencerna sehingga timbul

konstipasi.. konstipasi dapat juga terjadi karena tidak

mengkonsumsi makanan yang memadai/kurang melakukan

latihan fisik.

3) Tidak memadainya konsumsi makanan juga sebagai akibat dari

penurunan respon terhadap tanda-tanda internal terhadap lapar

dan haus, perubahan pada gigi (karena sakit/trauma) sehingga

sulit untuk mengunyah.

4) Keadaan sakit, misalnya : stroke akan menimbulkan kesulitan

untuk mengunyah/menelan.

5) Kadang lupa dalam konsumsi makanan.

6) Penggunaan laksatif yang berlebihan dapat menurunakan

penyerapan vitamin-vitamin tertentu yang larut dalam lemak (A,

D, E, K).

7) Pada umumnya keluhan seperti kembung, perasaan tidak enak

biasanya akibat makanan yang kurang bisa dicernakan akibat :

Page 14: Gerontik Eliminasi Fix

8) Menurunnya fungsi kelenjar pencernaan.

9) Menurunnya toleransi terhadap makanan berlemak.

c. 8.    Konstipasi dapat terjadi karena kurangnya kadar selulosa,

kurangnya nafsu makan akibat gigi sudah lepas.

d.

e. Ø Masalah-masalah umum pada eliminasi Fekal

f. 1.      Konstipasi: gangguan eliminasi yang mengakibatkan adanya

feses yang keras melalui usus besar. Biasanya disebabkan oleh po\la

defekasi yang tidak teratur, penggunaan laksatif dalam jangka waku

yang lama, stress fsikologis, obat-obatan, kuang aktifitas dan usia.

g. 2.      Imfaksi fekal : massa fees yang keras di lipatan rectum yang

diakibatkan oleh retensi dan akumulasi material yang

berkepanjangan. Biasanya disebabkan oleh konstipasi.

h. 3.      Diare : keluarnya feses cairan dan meningkatnya buang air

besar akibat cepatnya kimus melewati usus besar, sehingga usus

besar tidak mempunyai waktu cukup untuk menyerap air. Diare

disebabkan oleh stress fisik, obat-obatan,alergi dan lain-lain.

i. 4.      Inkontinensia alvi : hilangnya kemampuan otot untuk

mengontrol pengeluaaran feses dan gas yang melalui spingter anus

akibat kerusakan fungsi spingter / persarafan didaerah anus.

Penyebabnya karena penyakit neoromuskular, atau tumor spingter

anus eksternal.

j. 5.      Kembung : platus yang berlebihan didaerah intestinal,

sehingga menyebabkan distensi intestinal, dapat disebakan karena

konstipasi, mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gas

dapat berefek anestesi.

k. 6.      Hemoroit : kelebran vena didaerah anus sebagai akibat

peningkatan tekanan darah tersebut. Penyebabnya adalah, konstipasi

kronis, peregangan maksimal saat defekasi, kehamilan, dan

obesitas.