ekspose edisi #4 menilik kinerja bem 2012/2013

20

Upload: lpm-dimensi

Post on 31-Mar-2016

253 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Buletin EKSPOSE Politeknik Negeri Semarang created by LPM Dimensi

TRANSCRIPT

Membuka kembali sebuah bloknot lama, saya menemukan catatan menarik tentang peli-putan acara debat calon presiden dan wakil presiden mahasiswa tanggal 5 April 2012. Acara yang diawali dengan dialog calon pen-

gurus Badan Perwakilan Mahasiswa tersebut terlambat satu jam, dari yang seharusnya dimulai pukul 3 sore, baru dimulai sekitar pukul 4.

Dalam ajang debat tersebut, 3 pasang calon presma dan wapresma saling beradu argumentasi, menjawab pertanyaan yang diajukan dengan idealismenya masing-masing. Masing-masing pasangan juga menyampaikan visi misinya untuk setahun kedepan. Posisi yang diperebutkan memang tak remeh, presiden dan wakil presiden mahasiswa Politeknik Negeri Sema-rang untuk periode 2012-2013.

Presma dan wapresma terpilih nantinya akan memimpin sebuah lembaga vital di kampus yang kita sebut Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). BEM bagi saya merupakan wadah aspirasi ma-hasiswa dan pengemban amanat untuk menciptakan kehidupan kampus yang aktif dan dinamis. Perannya tak main-main.

Kini tak terasa, kepanitiaan Pemira 2013 sudah dalam progres. Kita patut bertanya sejauh manakah kabinet BEM 2012-2013 ini bergerak sesuai peran dan kewajibannya. Sudah tercapaikah misi-misi yang diumbar saat kampanye?

Tak ada tujuan lain selain menjalankan fungsi informasi dan kontrol sosial, DIMENSI mengangkat tema “Menilik Kinerja BEM 2012-2013” untuk edisi bulan November.

Karena perbaikan tak akan didapat dengan hanya mengeluh dibelakang.

Hidup Pers Mahasiswa!

Dari Dapur

Redaksi menerima tulisan, karikatur, ilustrasi, atau foto. Hasil karya merupakan karya asli, bukan terjemahan/saduran atau hasil kopi. Redaksi berhak memilah karya yang masuk dan men-yunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah esensi.Karya dapat langsung dikirim melalui surat elektronik di [email protected] atau dikirim ke alamat kantor redaksi di:Gedung PKM Lama Kavling II (Belakang Bank Jateng) Kampus Politeknik Negeri SemarangJl. Prof. Soedharto Tembalang

Selamat berkarya!

Salurkan Idemu!

PelindungDr. Totok Prasetyo B.Eng, MT

PenasihatGarup Lambang Goro,ST,MT

PembinaDrs Chaerul Shaleh ,M.S.I

Pemimpin UmumDian Adi Pratama

Sekretaris UmumSyaiful Anam

Bendahara UmumAde Ulfa Arsiyana

Pemimpin RedaksiBela Jannahti

Sekretaris RedaksiRatih WidyaningrumRedaktur Pelaksana

Ika Safitriana, Reza Annas Ma’rufRedaktur Bahasa

Vitri Dwi A., Yuniar Cahyani,Editor

Inadinna Fadhliyah, Rifka Shofia A.Reporter

Arum Ambarwati, Dwiki Ilham R., Dyah Palupi, Eka Widyaningrum, Erika Dwi A., Irma Novita,

Ninda Prastika, Nofia Andreana, Nur Ainingsih, Putri Kristianingrum, Septina Budi, Tiara Dian M.

Redaktur FotoIdo Ridwan Fidyanto

FotograferDwiki Lutvi , M. Iftor Hilal, M. Yanuar Nur Adi,

Nurul Rizqia S., Riska Putri S.Redaktur Artistik

Galih AffandiLayouter

Annisa Ayu Lestari, Annissa Permanasari,Hilda Heramita, Imam Agus Yunata,

M. Nur Chafidhin, Sofiyan Arif K.Cyber

Adita Pratiwi, Ahmad GozaliIlustrator

Eka Kurnia SaputraPemimpin LitbangMuhammad RukiyatKepala Divisi PSDM

Vinda Ayu JanuarisqikaStaf PSDM

Anak Agung Maya S.,Bagus Barawonda, Siti Nurfaidah

Kepala Divisi HumasHardani Winata

Staf HumasFieryanti Kamaril Kusumawardhani,

Intan PranitaKepala Divisi Riset

Dyah AriniStaf Riset

Badra Nuraga, Ika Putri Raswati, Upik Kusuma

Pemimpin PerusahaanIrfan Bagus Prasetyo

Sekretaris PerusahaanMiftahul Jannah P.P.

Bendahara PerusahaanMaulida Arta S.

Kepala Divisi PeriklananHaidar Erdi

Kepala Divisi Usaha Non ProdukDhanie Setiarini

Staf Periklanan dan Usaha Non ProdukAliza Rahmawati, Ash Sulcha, Ira Sari Natasya, Miqdar Nafisi, Shella Widayanti, Tiwik Nur H.

Kepala Divisi Desain IklanSiswoyo

Staf Desain IklanEko Prabowo Mukti, Meida Noor Santi

Kepala Divisi Produksi dan DistribusiGassela Dita P.

Staf Produksi dan DistribusiAgus Wijayanto, Anwar Hamid

IND

EKS LAPORAN UTAMA INFOGRAFIS

OPINI

RESENSI bUKU

SKETS

NGEDIMS

SPEAK UP

KAMPUSIANA

5

6,7

1011

11

16 17

18,1914,15

12

89

BEM: “dari Mahasiswa, oleh Mahasiswa, untuk Mahasiswa”

BEM DIMATAMAHASISWA

MY SISTER’SKEEPER

ORMAWABICARA BEM

DIBALIK PROSES MEMPERINDAH POLINES

BEM UNTUK RAKYAT

KELAPKELIPTAKDIR SANG RONGGENG

Presma Wapresma, Mana Janji Manismu?

Pecah Ormawa, BEM kemana?

Polines Menjadi Tuan RumahExpo PMW 2012

Lagi, Mobil Listrik Polines Boyong Piala

13RESENSI FILM

GALERI FOTO

EKSPOSE | EDISI V | NOVEMBER 2012 | 5

LAPORAN UTAMA

Secara garis besar BEM ialah suatu lembaga kemahasiswaan yang menjalankan organisasi

serupa pemerintahan (lem-baga eksekutif ) di perguruan tinggi. BEM dipimpin oleh ketua atau presiden maha-siswa yang dipilih melalui pemilu raya mahasiswa setiap tahunnya. Di Polines sendiri BEM merupakan suatu wadah aspirasi dan aktualisasi suatu gerakan serta ak-tivitas mahasiswa. “BEM itu bukan hanya suatu lembaga intra kampus biasa namun lembaga eksekutif yang men-jalankan roda pemerin-tahan di Polines sesuai dengan hasil Kongres Mahasiswa. Jadi bisa dika-takan, BEM merupakan min-iatur kecil dari sebuah pemer-intahan negara, maka dari itu ada istilah Presiden Mahasiswa atau menteri dalam BEM. Selayaknya pemerintahan, kinerja BEM juga diawasi oleh Badan Perwakilan Mahasiswa atau BPM,” terang Yohanes Yulianto, selaku Wakil Presiden Mahasiswa.

Dalam menjalankan tugasnya BEM mempunyai tiga pilar utama yakni bagian

internal, eksternal dan pejabat setingkat menteri. Bagian in-ternal atau yang biasa disebut bagian dalam negeri biasanya berkaitan dengan internal kampus seperti urusan mahasiswa Polines, dosen, karyawan dan birokrat. Di in-ternal kampus BEM berfungsi

sebagai penampung dan penyalur aspirasi maha-siswa, atau dengan kata lain menjadi jembatan komunikasi antara mahasiswa dengan petinggi Polines. Bagian inter-nal meliputi komunikasi dan informasi,dan pengembangan sumber daya manusia (PSDM).Sedangkan bidang eksternal

berkaitan dengan dunia luar kampus. Bagian Eksternal meliputi sosial politik dan pengabdian masyarakat. “BEM juga menjalankan peran eksternal kampus dalam hal pencitraan nama baik Polines di dunia luar, membuat jarin-gan dan menjalin kerjasama dengan universitas lain atau organisasi di luar kampus,” ungkap Yohanes lagi.

Pilar yang ketiga adalah pejabat setingkat menteri

(PSM). PSM mempunyai enam bagian yang se-cara langsung mem-bawahisemua organ-isasi mahasiswa Polines. Yang pertama bagian

penalaran meliputi UKM PP, UKM PECC,dan UKM

PCC. Lalu bagian kerohani-an Islam membawahi UKM

Jazirah, bagian perekonomian membawahi UKM Kopma dan UKM KWU, bagian minat dan bakat membawahi UKM Sport, UKM Wapalhi, UKM Konsep, dan UKM New PLBS. Sedan-gkan UKM Menwa dan UKM KSR dibawahi oleh bidang KKPM (Keterampilan Khusus Pengabdian Masyarakat –red), dan terakhir UKM Rohkris dibawahi PSM bidang Keroha-nian Kristen.

BEM: “dari Mahasiswa, oleh Mahasiswa, untuk Mahasiswa”

Penulis: Putri Kristianingrum | Dyah Palupi

Di internal kampus BEM berfungsi

sebagai penampung dan penyalur aspirasi mahasiswa,

atau dengan kata lain menjadi jembatan komunikasi antara mahasiswa dengan petinggi

Polines.

“ “

6 | EKSPOSE | EDISI V | NOVEMBER 2012

infografis

Oleh tim riset DIMENSIinfografis

infografis

6 | EKSPOSE | EDISI V | NOVEMBER 2012

Oleh tim riset Dimensi

EKSPOSE | EDISI V | NOVEMBER 2012 | 7

Infografisinfografis

EKSPOSE | EDISI V | NOVEMBER 2012 | 7

8 | EKSPOSE | EDISI V | NOVEMBER 2012

laporan utama

Penulis: Irma Novita | Ika Putri

Mengingat masa kampanye tahun lalu, dimana 3 pasang calon

beradu merebut simpati para mahasiswa. Kini, salah satu dari 3 pasang calon tersebut, yakni pasangan Reza dan Anto, memenangkan pemira dan mendapat kesempatan untuk melaksanakan visi dan misi yang selama kampanye mereka junjung.

Visi dari pasangan nomor dua ini adalah “Menjadi wadah aspirasi mahasiswa dengan mengedepankan idealisme yang berlandaskan intelektualitas dan moralitas.” Sedangkan misi yang mereka tawarkan adalah “Menjalin sinergisitas dengan ormawa yang berkesinambungan; mereposisi peran mahasiswa sebagai motor perubahan bangsa; responsif, proaktif, dan kontirbutif terhadap kondisi sosial kekinian; dan menumbuhkan rasa cinta terhadap almamater”

Dalam tiap kampanye dan ajang debat, Reza juga men-gunggulkan pengalamannya

yang sebel-umnya juga tergabung dalam kepen-gurusan BEM kepemimpi-nan Muchlisin (periode 2011-2012). Visi dan misi serta janji-janji untuk mema-

jukan BEM dan memperbaiki keadaan kemahasiswaan di Polines itulah yang mengantar pasangan Reza-Anto menuju kursi jabatan presma dan wapresma.

Namun kini, sudah seki-tar setengah tahun masa jabatan mereka, masih banyak misi yang belum tercapai. Dalam suatu wawancara, Reza mengeluhkan betapa sulit melaksanakan proker-prokernya.

Sebagai penanggung jawab, Reza merasa dalam melaksan-akan proker-proker tersebut ternyata lebih banyak du-kanya dibandingkan sukanya. “Dibandingkan sukanya, lebih banyak dukanya, untuk setiap proker. Misalnya dalam hal dana. Sebagai pelaksana di lapangan, dituntut untuk pu-nya acara yang bagus, namun kalau dananya kurang atau fasilitas tidak memadahi maka sulit untuk mewujudkan acara yang sukses,” tutur Reza.

Pernyataan Reza tersebut kontradiktif dengan pernyat-aan-pernyataannya semasa kampanye. Pada masa kampa-

nye dan setiap di ajang debat, ia beserta pasangannya, Yo-hanes Yulianto, selalu optimis dan penuh percaya diri.

Dari pihak UKM yang dinaungi BEM pun merasa kini perhatian dari pihak BEM tak seintensif dulu. Menurut Alfa Rikza Musthofa, ketua Komunitas Seni Polines (Konsep), walaupun diawal-awal kepengurusannya kinerja presma dan wapresma memang bagus, namun visi dan misi Presma – wapresma belum sepenuhnya tercapai. “Dulu awal - awalnya setiap ada masalah sering nyamperin ke posko, bantu-bantu, tapi sekarang sudah tidak pernah,” tuturnya.

Bian Anggy Permadi selaku ketua Badan Perwakilan Maha-siswa (BPM) juga merasakan adanya beberapa visi dan misi dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang belum tercapai. “Maksud visi dan misinya sebenarnya baik, tapi untuk pelaksanaanya belum maksimal,” terangnya.

Hal tersebut pun diiya-kan oleh wakil presiden mahasiswa sendiri. Yohanes Yulianto, wapresma periode 2012-2013, mengaku bahwa ia belum merasa puas dengan pencapaiannya. Ia memberi angka 70% untuk penca-paiannya tersebut. Untuk kedepannya ia sudah mempu-nyai rencana strategis di sisa kepengurusan. Semoga tak menjadi sekadar janji manis lagi.

Presma Wapresma, Mana Janji Manismu?

EKSPOSE | EDISI V | NOVEMBER 2012 | 9

laporan utama

Fungsi BEM sendiri ter-hadap ormawa-ormawa adalah sebagai koordi-nator yang membawahi

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Himpunan Maha-siswa Jurusan (HMJ). Di dalam BEM terdapat departemen internal yang menangani HMJ dan PSM yang membawahi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dalam lingkup Polines. Namun apa yang terjadi di kampus kita tercinta ini, sesungguhnya sangat mem-prihatinkan. Masing-masing UKM atau ormawa kini sulit sekali bersatu, terlalu sibuk dengan agenda dan program kerja masing-masing.

“Memang untuk menyatu-kan ormawa-ormawa dengan melakukan kegiatan gabun-gan atau semacamnya sedikit sulit dilakukan, mungkin ini karena setiap UKM ingin mempertahankan eksistensi dan idealismenya yang tinggi. Namun kami dari pihak BEM sendiri menghimbau untuk setiap ormawa yang karakter-istik kegiatannya hampir mirip untuk melakukan kegiatan gabungan agar antara satu ormawa dengan ormawa yang lain terjalin suatu keharmonis-an,” tutur Reza selaku Presiden Mahasiswa periode 2012/2013

Sejauh ini proker (program kerja-red) yang diselengga-

rakan BEM dimana ormawa-ormawa ikut berpartisipasi di dalamnya adalah dalam kegiatan WaRna dan Bakti Masyarakat (BakMas). Selain kedua kegiatan tersebut, BEM dan masing masing Ormawa cenderung melakukan kegia-tannya sendiri- sendiri.

“Untuk tahun ini anggaran dari institusi kepada setiap UKM naik, untuk itu ada tang-gung jawab tersendiri dari se-tiap UKM agar kegiatan yang dilakukannya terbilang besar dan sukses. Untuk merancang suatu kegiatan yang besar ten-tunya butuh persiapan yang matang dari jauh-jauh bulan sebelumnya. Nah kalau mau disisipkan kegiatan gabungan dari ormawa lain tentu ini kan akan sulit dilakukan karena kami harus merevisi semua proker yang sudah dirancang sebelumnya. Tapi kami tidak menutup kemungkinan apabi-la kegiatan gabungan tersebut telah direncanakan sebelum penyusunan program kerja kami, sehingga kami lebih mudah menyesuaikan,” terang Ardi Kurniawan selaku ketua PCC.

Kinerja dari BEM sendiri terhadap ormawa menurut Alvin Kurniawan selaku ketua Kopma sudah cukup bagus dibandingkan BEM tahun lalu. Hal ini dapat dilihat dari

sosialisasi format pengajuan proposal yang cukup jelas sehingga masalah penolakan proposal karena kesalahan for-mat jarang terjadi. “Selain itu perhatian BEM, dalam hal ini khususnya Wapresma (Wakil Presiden Mahasiswa) kepada masing-masing ormawa sudah cukup baik dengan seringnya beliau mengajak diskusi secara informal tentunya mengenai program-program Kopma selanjutnya,” imbuh Alvin.

Hal ini berbeda dengan penuturan Zulvian selaku Litbang UKM PP, menurutnya kinerja BEM belum maksimal karena belum adanya perha-tian untuk masing-masing or-mawa khususnya yang berada di PKM lama.

Tak dapat dipungkiri, PKM lama dan PKM baru memiliki jarak, tak hanya jarak secara visual, namun jarak disini juga berarti gap. Hal ini tentu harus menjadi sorotan utama oleh BEM agar setiap Ormawa da-pat berjalan secara harmonis satu dengan yang lain.

“Semoga pembangunan gedung baru PKM baru ini cepat selesai sehingga semua UKM di PKM lama dapat dipin-dahkan di sini dan nantinya UKM satu dan UKM lainnya akan saling mengenal seh-ingga secara tidak langsung menciptakan keharmonisan antar UKM,” tambah Yohannes Yulianto selaku Wapresma. [nur, tiara]

Pecah Ormawa, BEM kemana?

Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Polines nampaknya masih menjadi sebatas nama.

Penulis: Nur Ainingsih | Tiara Dian

10 | EKSPOSE | EDISI V | NOVEMBER 2012

opini

BEM untuk Rakyat

Oleh:Kanuri,Ketua HME 2012/2013

Mungkin sebagai mahasiswa Politeknik Negeri Semarang, masih ada yang belum mengerti apa fungsi Badan

Eksekutif Mahasiswa kampus kita. Apa hanya sebagai pelengkap prosedur pencairan dana? Untuk pelengkap or-ganisasi di kampus? Atau bahkan untuk menaikkan prestige karena menjadi seorang eksekutif ?

Di mata saya, Badan Eksekutif Ma-hasiswa ibarat pemerintah. Kita semua tahu bahwa pemerintah berkewajiban mensejahterakan rakyatnya. Salah satu-nya dengan cara menjalankan program yang bermanfaat untuk rakyat. Jika rakyat merasa program itu tidak sesuai untuk mereka, maka akan ada kekece-waan atas kinerja pemerintahan.

Padahal sudah menjadi rahasia umum bahwa untuk sebuah proses yang berakhir dengan terpilihnya seorang pemimpin dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sehingga apabila pemimpin yang terpilih tidak sesuai dengan yang diinginkan, rakyat wajib kecewa. Hal tersebutlah yang tidak dapat dipungkiri terjadi di kampus kita tercinta.

Banyaknya program kerja yang dilaksanakan kan demi kemajuan BEM itu sendiri, membuat kita sebagai ‘rakyat’ belum merasa kanapa yang telah dilakukan ‘pemerintah’ demi kesejahteraan. Coba tanyakan pada para fungsionaris ormawa, atau terlebih pada mahasiswa umum saja.

Bagaimana bisa menjadi seorang pengayom apabila proker saja ber-benturan dengan ormawa? Hal ini tidak akan terjadi apabila selalu terjalin suatu komunikasi yang sinergi dan terciptanya koordinasi yang harmonis. Pendampingan cukup oleh BEM kepada ormawa dibawahnya masih sangat dibutuhkan.

EKSPOSE | EDISI V | NOVEMBER 2012 | 11

SKETS

Ngedims

Akhir tahun, Polines gencar bangun gedungHati-hati kena paku!

Hujan tak menghalangi liga ormawa dan liga HMJLapangan becek, no problemo!

Arisan mobil akan digelar di PolinesArisan rumah kapan?

Ormawa PKM lama mengaku belum siap untuk pindah ke PKM baruSempit sih..

12 | EKSPOSE | EDISI V | NOVEMBER 2012

resensi buku

Kelap Kelip Takdir Sang Ronggeng

Judul buku : Ronggeng Dukuh ParukPengarang : Ahmad TohariPenerbit : Gramedia Pustaka

Tahun : 2009

Bodoh, melarat dan sakit. Tiga kata itu amat lekat dengan kondisi Dukuh Paruk. Meski masih

bodoh, melarat dan sakit, pedukuhan ini mulai mengge-liat kehidupannya setelah Srintil seorang perawan cilik dinobatkan menjadi ronggeng baru menggantikan ronggeng terakhir sejak 12 tahun yang lalu.

Srintil melenggang dari satu pentas tayub ke pentas yang lain. Lenggak lenggoknya yang indah menggetarkan hati semua pria. Tak hanya rakyat jelata, pejabat pun in-gin bersama ronggeng muda itu. Tidak terkecuali Rasus, bocah asli dukuh paruk yang sejak kecil menaruh hati pada

srintil. Semakin Srintil terkenal maka semakin jauhlah ia dari jangkauan Rasus. Seorang ronggeng memang tidak dibenarkan mempunyai ikatan dengan seorang pria. Rasus pun undur diri dari kehidupan Srintil serta seluruh kebodo-han yang mengakar di Dukuh Paruk. Seperginya Rasus hati Srintil hancur, perlahan ia berusaha bangkit dengan caranya sendiri. Ronggeng muda itu makin tegar, bermar-tabat dan berani berkata tidak pada keharusan-keharusan yang tidak ia suka. Ia menolak laki-laki yang lapar akan bela-iannya. Keberadaan Rasus pun mulai memudar dalam hati Srintil yang mulai mengeras.

Penderitaan Srintil belum berhenti sampai disitu. Kebo-dohan Dukuh Paruk mem-buatnya terjerembab dalam kelicikan politik ditahun 1965. Srintil yang tak mengerti apa-apa harus menjalani dua tahun kehidupannya sebagai tahanan.

Selepas dari kurungan bui, Srintil bertekad untuk meninggalkan dunia ron-ggeng. Ia ingin memperbaiki citra dirinya menjadi seorang wanita somahan atau ibu rumah tangga seperti wanita kebanyakan.

Harapan muncul ketika Ba-jus, sang priayi, datang. Keso-

panan dan kebaikan hati Bajus membuat Srintil yakin bahwa keinginan baiknya akan segera terwujud. Namun hara-pan Srintil musnah, bajus tak mungkin memenuhi harapan Srintil. Kebaikan Bajus yang berlebihan tak sebanding dengan impian Srintil. Srintil hancur, kehilangan dirinya. Ia tak lagi punya harkat martabat sebagai manusia.

Buku ini adalah penyatuan dari trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jantera Bianglala. Ahmad tohari menyuguhkan setting pedesaan Jawa yang terasa sangat nyata bagi pem-bacanya. Beliau mempunyai cara sendiri dalam menyuguh-kan romantisme Srintil dan Rasus, bukan dengan kata-kata manis nan mendayu. Masalah yang disuguhkanpun merupakan masalah yang umum dijumpai namun tetap saja menggetarkan rasa ingin tahu bagi pembacanya. Kondisi yang dikisahkan juga mengikis anggapan bahwa kehidupan di pedesaan Jawa tidak selalu adem-ayem seperti anggapan kebanyakan orang. Siapa yang menyangka bahwa novel ini sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa asing, namun gaungnya sepi di tanah airnya sendiri.[niar]

Penulis: Yanuar Cahyani

EKSPOSE | EDISI V | NOVEMBER 2012 | 13

resensi film

My Sister’s

Anak adalah anuge-rah dari Tuhan yang ditakdirkan untuk melengkapi kebaha-

giaan suatu keluarga. Namun, bagaimanakah nasib seorang anak bila dilahirkan didunia hanya sebagai “penyedia do-nor” untuk kakaknya? Di film “My Sister’s Keeper” garapan sutradara Nick Cassavetes ini menceritakan kisah tersebut.

Tidak seperti anak-anak yang terlahir di dunia, Ana menerima kenyataan bahwa ia sengaja dilahirkan dari proses bayi tabung hanya sebagai penyambung nyawa untuk kakak perempuannya, Kate

yang telah menderita

leukimia akut. Semanjak balita,

Ana sudah menjadi “penyedia donor”

bagi Kate. Bukan hanya darah yang didonorkan.

Ana juga mendonorkan sumsum tulang belakan-

gnya untuk sang kakak sejak diusia balita, yang tentu saja melalui proses yang menyakit-

kan bagi anak seusianya.

Seiring berjalan wak-tu, kesehatan Kate semakin buruk. Kondis-inya diperpa-

rah dengan gagal ginjal yang menyertai. Situasi tersebut membuat Ana dilema, di-mana kali ini jauh lebih besar dibandingkan memberi darah atau sumsum tulang bela-kangnya. Sudah tentu Kate membutuhkan donor ginjal yang identik agar nyawanya tertolong dan harapan terse-but hanya ada pada Ana.

Pikiran dan hati Ana bergejolak, akhirnya ia memu-tuskan untuk tidak memberi-kan lagi bagian tubuhnya untuk Kate. Bukan karena ia tidak mencintai sang kakak, namun ia sudah tidak mau menjadi “spare part” bagi Kate.

Ia juga ingin memiliki kehidu-pan yang normal seperti anak-anak lainnya yang dapat be-bas beraktivitas, tanpa harus was-was akan kesehatannya akibat kehilangan salah satu ginjalnya.

Keputusan Ana terse-but membuat orang tuanya kecewa, apalagi sang ibu, Sara, yang sangat menyayangi Kate, rela melakukan apapun demi putri kesayangannya tersebut. Karena merasa terancam, Ana menyewa seorang pengacara untuk membelanya untuk me-meperoleh hak atas tubuhnya sendiri. Gugatan tersebut akhirnya dimenangkan oleh Ana, hal tersebut berimbas terhadap keadaan Kate. Pada akhirnya keluarga harus men-erima kenyataan bahwa Kate meninggal dunia.

Secara keseluruhan tidak dapat dipungkiri bahwa film “My Sister’s Keeper” adalah sebuah film yang disajikan secara elegan serta tidak “murahan” sehingga berhasil membuat emosi penonton-nya teraduk-aduk. Film ini mengajarkan kita bahwa dalam hidup terkadang harus mengambil pilihan sulit, yang tidak jarang harus mengor-bankan sesuatu atau sese-orang yang dicintai. [Adita]

Sutradara: NickCasavetesProduser: Curmudgeon FilmsPemeran: Jeremy Leven, Cameron Diaz, Abigail Breslin, Sofia Vassilieva, Alec Baldwin, Jason Patric, Thomas dekker, Emily Deschanel,Joan Cusack

KeeperPenulis: Adita Pratiwi

14 | EKSPOSE | EDISI V | NOVEMBER 2012

speak up

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) adalah organisasi mahasiswa intra kampus yang merupakan lembaga eksekutif di tingkat universitas atau institusi. Dalam melaksanakan program-programnya, umumnya BEM memiliki beberapa departemen. Secara garis besar BEM ialah lembaga kemahasiswaan yang menjalankan organisasi serupa pemer-

intahan (lembaga eksekutif ). Dipimpin oleh ketua atau presiden BEM yang dipilih melalui pemilu mahasiswa setiap tahunnya.

Tujuan utama BEM adalah kesejahteraan mahasiswa yang juga berfungsi sebagi jembatan se-luruh civitas akademika. Mulai dari Organisasi Mahasiswa (ormawa), dosen, karyawan, birokrat dan juga mahasiswa itu sendiri. Apakah kinerja BEM selama ini dalam mewujudkan tugasnya sudah berhasil? Apakah semua ormawa sudah “merasakan” adanya BEM itu sendiri? [tdm]

Esca Dwi Nugroho, HMM

Auris Baihaqi Hanityo, UKMNewPLBS FM

“Harusnya anggota BEM itu sudah punya pengalaman organisasi di Polines biar sedikit tahu organisasi di Polines itu seperti apa jadi bisa lebih mema-hami masalah-masalah apa saja yang sering terjadi di organisasi. Saya rasa kinerjanya juga masih kurang sehingga dampak langsungnya seperti belum terasa. Lebih mempererat silaturahmi dan koordinasi lagi supaya terjadi hubungan yang baik antar ormawa, HMJ, dan BEM.”

“Sering sekali ruangan BEM itu kosong, padahal saya mau meminjam sound, pada kemana anggota-anggotanya? Anggota BEM kurang sosialisasi, saya saja mahasiswa lama tidak tahu siapa ketua BEM apalagi mahasiswa baru, padahal saya anggota ormawa. Saya tidak pernah bertemu ketua BEM, ka-rena sepertinya dia lebih sering ada di PKM baru daripada di PKM lama.”

“Saya ke posko BEM paling cuma naruh proposal saja, itupun kalau dimintai tolong. Kalau menurut saya anak-anak BEM orangnya asyik-asyik kok, bukan karena mereka banyak yang satu prodi sama saya, tapi memang karena personal mereka baik. Kinerjanya juga bagus, kalau ada proker mereka pasti mendukung. Sudah efektif lah kalo menurut saya.”

Noviastuti Istiarini, HIMA

Ardi Kurniawan, UKM PCC

“Anggota-anggota BEM itu menurut saya masih kurang peduli sama or-mawa, papasan saja jarang menegur, paling tidak kan kasih senyum atau basa basi lah. Saya memang tidak hafal anggota-anggotanya karena jarang sekali ngobrol sama mereka, yang saya kenal hanya wapresmanya saja. Dia lebih peduli dibandingkan presmanya, ya mungkin karena presmanya sibuk, dia kan tingkat atas. Sesama anggota PKM baru saja mereka kurang peduli apalagi ke ormawa yang berada di PKM lama. Tapi BEM mengada-kan bakmas yang dapat mempererat hubungan antar ormawa, kalau bisa sering-sering diadakan, supaya kita semua anggota ormawa saling kenal dan merasa seperti satu keluarga.”

Ormawa Bicara BEM

B

Penulis: Fieryanti Kamaril

EKSPOSE | EDISI V | NOVEMBER 2012 | 15

rmSPEAK UP

OSukma S. Pratiwi, UKM Sport

“Kalau masalah proposal itu mereka teliti banget, terlalu perhitungan, salah spasi sedikit saja jadi masalah. Tapi selebihnya orangnya asyik-asyik sih. Sering aku lihat mereka seru banget main PS di poskonya. Saya pribadi tidak pernah merasa dipersulit sama anak-anak BEM.”

Dicky Eka, UKM KWU

“Saya berhubungan sama BEM cuma masalah proposal dan LPK saja. Dan buat saya mereka sudah cukup bagus kinerjanya, saya tidak pernah diper-sulit dan bermasalah dengan BEM. Memang BEM itu tidak berperan secara langsung bagi KWU, tapi dengan tidak dipersulitnya proposal yang kita ajukan, itu sudah cukup membantu bagi KWU.”

“Menurut saya BEM kurang peduli dengan ormawa. Mereka sibuk dengan proker mereka sendiri, padahal tugas mereka salah satunya adalah men-gakrabkan sesama anggota ormawa. Namun yang saya lihat, anak ormawa di PKM baru saja tidak kenal anggota ormawa lain, masih mending ormawa di PKM lama yang setidaknya tegur sapa jika bertemu. Sepertinya BEM hanya mengutamakan ormawa yang berada di PKM baru, padahal ormawa tidak hanya yang ada di PKM baru saja. Saya paling senang dengan proker bakmas yang dibuat oleh BEM, karena semua anggota ormawa dikumpul-kan dan dapat lebih saling mengenal satu sama lain, semoga lebih banyak lagi acara-acara sejenis itu.”

Zulfian Satria, UKM Penilitian Pengembangan

“Saya berhubungan sama BEM itu masalah proposal, yang saya agak jeng-kel ketika saya mengajukan proposal kata sekertarisnya sudah bener, tapi ketika dikoreksi oleh presmanya masih ada yang salah, jadi dikembalikan lagi. Kayak nggak sinkron, padahal sama-sama BEM. Terus saya pengen BEM itu lebih perhatian sama ormawa di PKM lama, misalnya mengadakan rapat diPKM lama, supaya anak-anak ormawa agak ngertilah wajah-wajah anak BEM, supaya agak eksis dikit. Saya juga ingin semua ormawa lebih dekat, meskipun sekadar makan bersama, paling tidak bisa lebih akrab laah.”

Jev N. Hilga, HMM

“Cuma masalah proposal saja saya menghubungi BEM, buat minta tanda tangan dari presma, sayangnya saya sedikit jengkel ketika proposal saya lo-los di BEM tapi kata BPM masih ada yang salah. Akhirnya dikembalikan lagi, itu kan hopeless banget. Lebih diteliti lagilah kalo ada proposal masuk.”

Dewi Margawati Pramesthi, HUMANIA

16 | EKSPOSE | EDISI V | NOVEMBER 2012

kampusiana

Lagi, Mobil Listrik Polines Boyong Piala

Polines, DIMENSI – Sete-lah sukses dengan PML (Polines Mobil Listrik) II pada tahun lalu, Tim

Green Peanut Polines kembali menjuarai ajang Kompetisi Mobil Listrik Indonesia IV yang diselenggarakan di Politeknik Negeri Bandung pada 2-4 November 2012 lalu. Kedua mobil yang diajukan dalam ajang tersebut berhasil men-dapatkan nomor. PML II ber-hasil menyabet juara II untuk kategori efisiensi serta juara III kategori uji tempuh dan PML III berhasil menjadi juara II un-tuk kategori efisiensi sekaligus menjadi juara umum II.

Memang berkembang dari tahun sebelumnya dimana Po-lines hanya mengajukan satu mobil, pada tahun ini Polines

mengajukan dua PML (Polines Mobil Listrik). Tim New Green Peanut yang diketuai oleh Ahmad Zaini (Teknik Konversi Energi 2010) dan dibimbing oleh Drs. Ahmad Supriyadi M.T dan Margana S.T M.T ini terdiri dari dua mobil, yaitu PML II dan PML III. PML II merupa-kan mobil yang dilombakan pada tahun lalu dan berhasil merebut gelar juara I untuk kategori uji tempuh, tahun ini dimodifikasi untuk dilomba-kan lagi.

PML II dan PML III diker-jakan selama kurang lebih 3 bulan, mulai dari tahap desain dasar hingga pembuatan konstruksinya. Kendala yang dialami antara lain pada konstruksinya sendiri. “Dari hasil uji coba dan analisa tim

ternyata sistem roda dan mo-tor controllernya masih sering mengalami trouble, jadi masih perlu dilakukan pembenahan dan penyempurnaan,” ungkap Ahmad Nur Kholidin, salah satu anggota tim New Green Peanut saat diwawancarai pada PMW Expo beberapa hari lalu.

Adapun tujuan dari diada-kannya Kompetisi Mobil Listrik Indonesia ini salah satunya adalah untuk membangkitkan kreativitas dan inovasi maha-siswa dalam bidang teknologi otomatif sebagai pengem-bangan kendaraan yang efisien dan bebas polusi serta Mendukung program pemer-intah di dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). [bangkit]

Penulis: Bangkit Ari Wijaya

EKSPOSE | EDISI V | NOVEMBER 2012 | 17

KAMPUSIANA

Polines, Dimensi (13/11) - Politeknik Negeri Semarang (Polines) terpilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan Expo Program Mahasiswa Wirau-saha (Expo PMW) Politeknik se-Indonesia tahun 2012. Acara digelar pada Kamis (8/11) hingga Sabtu (10/11) lalu bertempat di lingkungan Gedung Tata Niaga Polines. Acara yang merupakan agen-da tahunan Badan Koordinasi Kemahasiswaan (Bakorma) ini bertujuan untuk mendukung adanya PMW di Politeknik se-Indonesia.

“Ini merupakan kali ketiga penyelenggaraan Expo PMW,” tutur Garup Lambang Goro, S.T,M.T selaku Wakil Direktur III Polines. “Sebelumnya Expo diselenggarakan di Manado pada tahun 2010 dan di Politeknik Negeri Malang pada tahun 2011,” lanjutnya.

Sebanyak dua puluh lima Politeknik baik negeri maupun swasta hadir dalam acara tersebut. Diantaranya adalah Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Politeknik Negeri Nusa Utara, serta Politeknik Telkom Bandung. Selama acara berlangsung mereka bermalam di Hotel Plaza yang

telah disiapkan oleh panitia. Expo PMW 2012 ini bisa terbi-lang cukup meriah. Hal ini ter-lihat dari banyaknya pengun-jung yang memenuhi seminar maupun pameran produk PMW dari peserta Expo.

“Acara kali ini memang sengaja kami buat berbeda. Expo dan Seminar kami gabungkan sehingga acara se-makin meriah. Kami juga me-nyelenggarakan lomba foto untuk umum, dengan harapan yang ikut serta dalam acara ini tidak hanya orang Politeknik, namun juga masyarakat luas,” jelas Sumarwoto S.E, M.Si selaku ketua panitia.

Seusai dibuka secara resmi pada Kamis pagi oleh Wagub Jateng, Ibu Rustriningsih, aca-ra dilanjutkan dengan Seminar Enterpreuneur di Ruang Serba Guna Polines. Seminar ini dis-elenggarakan sebanyak tiga kali dengan narasumber yang berbeda. Yaitu pada Kamis pagi, Kamis siang, dan Jumat pagi. Sementara di kantin dan halaman Gedung Tata Niaga berlangsung pameran produk PMW dari para peserta Expo.

Tidak terbatas pada kegiatan tersebut, Expo PMW 2012 juga menyelenggarakan PMW Award. Yaitu sebuah

penghargaan bagi PMW ter-baik Politeknik se-Indonesia. Hasilnya, Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) Jakarta keluar sebagai juara pertama dengan judul PMW “Otak Atik Craft”. Sementara posisi kedua dan ketiga diraih oleh Politeknik Jember dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

Para peserta juga sempat menikmati suasana malam kota Semarang dalam acara wisata kuliner di kawasan Sim-pang Lima pada Kamis malam. Selanjutnya pada hari ketiga para peserta Expo melakukan kunjungan industri kreatif di kota Solo.

“Kami akan mengajak mereka mengunjungi Solo Techno Park, pabrik mobil Es-emka, serta kawasan industri batik,” tutur Pak Marwoto.

Expo PMW 2012 secara resmi ditutup oleh Dr. H. Totok Prasetyo,B.Eng,M.T. pada Jumat sore. Sehingga seusai kunjungan industri di Solo para peserta dapat langsung kembali ke lokasi masing-masing tanpa kembali ke Semarang. Untuk Expo PMW selanjutnya akan diadakan di Politeknik Pertanian Payakum-buh Sumatera Barat. [abr]

Polines Menjadi Tuan RumahExpo PMW 2012

Penulis: Arum Ambarwati