ekspose sosialisasi amdal pt. ras
TRANSCRIPT
SOSIALISASIANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUPUSAHA PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN
KELAPA SAWITKEC. PAGAI UTARA, KEC. SIPORA SELATAN, KEC. SIPORA
UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
PROPINSI SUMATERA BARATLuas ± 14.000 Ha
SK. BUPATI KEPULAUAN MENTAWAI NO. 188.45-205/2010
PT RAJAWALI ANUGRAH SAKTI
PT ALAS CONSULTANTS(PT ALAS SANGGORO YASA CONSULTANTS)
Pekan Baru, 2011
PERUMAHAN PADANG HIJAU BLOK F-3 DESA SUMBER MELATI DISKI KEC SUNGGAL, KAB DELI SERDANG, SUMATERA UTARA
Jl. Sengked, Kampus IPB-Dramaga Bogor 16680, Telp (0251) 8621133 (hunting), Fax (0251) 8621137Website : http://www.adisanggoro.or.id Email: [email protected]
I. PEMRAKARSA KEGIATAN
Nama Perusahaan : PT. RAJAWALI ANUGRAH SAKTI
Alamat : PERUMAHAN PADANG HIJAU BLOK F-3 DESA SUMBER MELATI DISKI KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG, SUMATERA UTARA
Direktur Utama : MANASJE KORNIAWAN
II. KONSULTAN PENYUSUN
Nama Perusahaan : PT. ALAS SANGGORO YASA CONSULTANS
Alamat : Sengked, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Telp. (0251) 8621133; Fax (0251) 8621137 Email : [email protected]
Direktur Utama : NGADIONO
NO RUTE SARANA WAKTU
1 Jakarta – Padang
Pesawat Udara
1 Jam 25 Menit
2Padang –
Tua Pejat - Sikakap
Pesawat Udara
15 – 30 Menit
Kapal Laut (Ambu-Ambu)
10 – 12 Jam
3Tua Pejat–
Lokasi Areal
Motor; Perahu
Boat; Jalan Setapak
Dekat Lokasi Areal
Masyarakat Sejahtera (Kimbun), Pengusaha
Untung, Kebun Kelapa Sawit Berkelanjutan
Kawasan Produksi (kawasan Efektif) 70 %
Kawasan Sosial 20 %
Kawasan Ekologi 10 %
Kelola Produksi, Kelola Ekologi dan Kelola Sosial Pilihan Teknologi
Industri Hilir
LF
Pro
d.
Pro
fit
LF E
kolo
giPl
anet
LF S
osia
l
Peopl
e
K - Landscaping – Tipologi Sawit – Produksi, Ekologi dan Sosial Budaya
Manaj.
Kawasan
Perkebunan Kelapa Sawit
Lestari (L)
• 26/Permentan/OT.140/2/2007 Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan
• 633/Kpts/OT.140/2004 Pedoman Kriteria & Klasifikasi Kimbun
• 627/Kpts-II/1998 Ketentuan Penetapan Harga Pembelian TBS Kelapa Sawit Produksi Petani
UU 5/1984 PerindustrianUU 32/2009 PPLHUU 18/2004 PerkebunanUU NO. 40 TAHUN 2007UU NO. 32 TAHUN 2009PP 27/1999 AMDAL
Kesatuan (K) Pengelolaan (P) Perkebunan25-30 Ha 800 - 1000 Ha (Afdeling) Administratur Pabrik Kelapa Sawit 30, 45, 60 ton TBS/Jam
Kriteria Penentuan Kawasan Lindung (Kepres No. 32 Tahun 1990) :1. Kawasan hutan yang mempunyai kelerengan, kepekaan jenis tanah dan intensitas hujan
dengan skoring sama dengan dan atau lebih besar dari 175 sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 837/Kpts/Um/II/1980 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung
2. Kawasan hutan dengan kelerengan lebih dari 25 % dan atau dengan kelerengan lebih besar dari 15 % untuk tanah yang peka terhadap erosi
3. Kawasan hutan dengan ketinggian sama dengan atau lebih besar dari 2.000 (dua ribu) meter dari permukaan laut.
4. Kawasan hutan bergambut di hulu sungai dan rawa dengan ketebalan lebih dari 3 (tiga) meter
5. Kawasan hutan dengan radius atau jarak sampai dengan :a. 500 (lima ratus) meter dari tepi waduk atau danaub. 200 (dua ratus) meter dari tepi mata air dan kiri kanan sungai di daerah rawac. 100 (seratus) meter dari kiri kanan tepi sungai d. 50 (lima puluh) meter dari kiri kanan tepi anak sungaie. 2 (dua) kali kedalaman jurang dari tepi jurangf. 130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang tertinggi dan pasang terendah dari tepi pantai
6. Buffer zone atau kawasan penyangga hutan lindung dan atau kawasan hutan konservasi7. Kawasan pelestarian plasma nutfah8. Kawasan perlindungan satwa liar9. Kawasan cagar budaya dan atau ilmu pengetahuan10. Kawasan rawan terhadap bencana alam
NO PRINSIP KRITERIA
IKOMITMEN TERHADAP
TRANSPARANSI
1. Dokumen perusahaan tersedia secara umum, kecuali jika dokumen tersebut dilindungi oleh kerahasiaan komersial atau bilamana pengungkapan informasi tersebut akan berdampak negatif terhadap lingkungan atau sosial
IIMEMENUHI HUKUM DAN
PERATURAN YANG BERLAKU
1. Adanya kepatuhan terhadap semua hukum dan peraturan yang berlaku baik lokal, nasional maupun Internasional yang telah diratifikasi.
2. Hak untuk menguasai dan menggunakan tanah dapat dibuktikan dan tidak dituntut secara sah oleh komunitas lokal dengan hak-hak yang dapat dibuktikan.
3. Penggunaan Lahan untuk Kelapa Sawit tidak mengurangi hak berdasarkan hukum dan hak tradisional pengguna lain tanpa persetujuan terlebih dahulu dari mereka.
IIIKOMITMEN TERHADAP KELAYAKAN EKONOMI
DAN KEUANGAN
1. Terdapat rencana manajemen yang diimplementasikan yang ditujukan untuk mencapai keamanan ekonomi dan keuangan dalam jangkapanjang.
NO PRINSIP KRITERIA
IV
PENGGUNAAN PRAKTIK TERBAIK DAN TEPAT OLEH
PERKEBUNAN DAN PABRIK
1. Prosedur operasi didokumentasikan secara tepat dan diimplementasikan dan dipantau secara konsisten.
2. Praktek-praktek mempertahankan kesuburan tanah, atau bilamana mungkin meningkatkan kesuburan tanah, sampai pada tingkat yang memberikan hasil optimal dan berkelanjutan
3. Praktek-Praktek meminimalisasi dan mengendalikan erosi dan degradasi tanah.
4. Praktek-praktek mempertahankan kualitas dan ketersediaan air permukaan dan air tanah
5. Hama, penyakit, gulma dan spesies introduksi yang berkembang cepat (invasif) dikendalikan secara efektif dengan menerapkan teknik Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang memadai
6. Bahan kimia pertanian digunakan dengan cara yang tidak membahayakan kesehatan dan lingkungan. Tidak ada penggunaan propilaktik (pencegahan) daripada pestisida, kecuali dalam kondisi khusus sebagaimana dimuat dalam panduan praktk terbaik Apabila bahan kimia pertanian yang digunakan tergolong sebagai Tipe 1A atau 1B WHO atau bahan-bahan yang termasuk dalam daftar Konvensi Stockholm atau Konvensi Rotterdam, maka perkebunan secara aktif mencari alternatif dan proses ini dokumentasikan.
7. Rencana kesehatan dan keselamatan kerja didokumentasikan, disebarluaskan dan diimplementasikan secara efektif.
8. Seluruh staf, karyawan, petani dan kontraktor harus terlatih secara memadai.
NO PRINSIP KRITERIA
V
TANGGUNG JAWAB LINGKUNGAN DAN
KONSERVASI KEKAYAAN ALAM DAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI
1. Aspek manajemen perkebunan dan pabrik, termasuk replanting yang menimbulkan dampak lingkungan diidentifkasi, dan rencana-rencana untuk mengurangi/mencegah dampak negatif dan mendorong dampak positif dibuat, diimplementasikan dan dimonitor untuk memperlihatkan kemajuan yang kontinu.
2. Status spesies-spesies langka, terancam, atau hampir punah dan habitat dengan nilai konservasi tinggi, jika ada di dalam perkebunan atau yang dapat terkena dampak oleh manajemen kebun dan pabrik harus diidentifikasi dan konservasinya diperhatikan dalam rencana dan operasi manajamen.
3. Limbah dikurangi, didaur ulang, dipakai kembali, dan dibuang dengan cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan secara lingkungan dan sosial
4. Efisiensi penggunaan energi dan penggunaan energi terbarukan dimaksimalkan.
5. Penggunaan api untuk pemusnahan limbah dan untuk penyiapan lahan, guna penanaman kembali dihindari kecuali dalam kondisi spesifik, sebagaimana tercantum dalam kebijakan tanpa-bakar ASEAN atau panduan lokal serupa.
6. Rencana-rencana untuk mengurangi pencemaran dan emisi, termasuk gas rumah kaca, disusun, diimplementasikan dan dimonitor.
NO PRINSIP KRITERIA
VI
TANGGUNG JAWAB KEPADA PEKERJA,
INDIVIDU-INDIVIDU DAN KOMUNITAS DARI KEBUN
DAN PABRIK
1. Aspek manajemen perkebunan dan pabrik termasuk replanting yang mempunyai dampak sosial diidentifikasi dengan cara partisipatif dan rencana penanganan dampak negatif dan pengembangan dampak positif disusun, dilaksanakan dan dimonitor untuk menunjukkan perbaikan yang berkelanjutan.
2. Terdapat metode terbuka dan transparan untuk komunikasi dan konsultasi antara pihak perkebunan dan/atau pabrik, masyarakat lokal, dan kelompok lain yang terkena dampak atau berkepentingan.
3. Terdapat sistem yang disepakati dan didokumentasikan bersama untuk mengurus keluhan danketidakpuasan, yang diimplementasikan dan diterima oleh semua pihak.
4. Setiap perundingan menyangkut kompensasi atas kehilangan haklegal atau hak adat dilakukan melalui system terdokumentasi yang memungkinkan komunitas adat dan stakeholder lain memberikan pandangan pandangannya melalui institusi perwakilan mereka sendiri.
5. Upah dan persyaratan-persyaratan kerja bagi karyawan dan karyawan dari kontraktor harus selalu memenuhi paling tidak standar minimum industri atau hukum, dan sesuai untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak
NO PRINSIP KRITERIA
6. Perusahaan menghormati hak seluruh karyawan untuk membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja sesuai dengan pilihan mereka dan untuk tawar menawar secara kolektif. Ketika hak kebebasan berkumpul dan mengeluarkan pendapat secara kolektif dibatasi oleh hukum, maka perusahaan memfasilitasi pendamping yang tidak berpihak, gratis dan melakukan tawar menawar bagi seluruh karyawan.
7. Anak-anak tidak dipekerjakan dan dieksploitasi. Pekerjaan yang dilakukan oleh anak-anak hanya diperbolehkan pada perkebunan keluarga, di bawah pengawasan orang dewasa dan tidak mengganggu program pendidikan mereka. Anak-anak tidak bolehterpapar oleh kondisi kerja membahayakan
8. Segala bentuk diskriminasi berdasarkan ras, kasta, kebangsaan, agama, cacat, jender, orientasi seksual, keanggotaan serikat, afiliasi politik atau umur, dilarang
9. Kebijakan untuk mencegah pelecehan seksual dan berbagai bentuk kekerasan terhadap perempuan dan untuk melindungi hak reproduksinya, disusun dan diaplikasikan.
10.Pihak perkebunan dan pabrik kelapa sawit berurusan secara adil dan transparan dengan petani dan bisnis lokal lainnya.
11.Perkebunan dan pabrik berkontribusi terhadap pembangunan lokal yang berkelanjutan bilamana dianggap memadai.
NO PRINSIP KRITERIA
VII
PENGEMBANGAN PERKEBUNAN BARU
SECARA BERTANGGUNG JAWAB
1. Dilakukan analisis Dampak Sosial dan Lingkungan hidup secara komprehensif dan partisipasif sebelum membangun Kebun atau operasi baru memperluas perkebunan yang sudah ada dan hasilnya dimasukkan ke dalam perencanaan, pengelolaan dan operasi
2. Menggunakan survai tanah dan informasi topografi untuk merencanakan lokasi pengembangan perkebunan baru dan hasilnya digabungkan ke dalam perencanaan dan operasi
3. Penanaman baru sejak November 2005 tidak dilakukan di hutan primer atau setiap areal yang dipersyaratkan untuk memelihara atau meningkatkan satu atau lebih Nilai Konservasi Tinggi (High Conservation value)
4. Penanaman berlebihan pada lahan yang curam, dan atau ditanah marjinal serta rapuh (mudah longsor) harus dihindari.
5. Tidak ada penanaman baru dilakukan di tanah masyarakat lokal tanpa persetujuan terlebih dahulu dari mereka, yang dilakukan melalui suatu sistem yang terdokumentasi sehingga memungkinkan masyarakat adat dan masyarakat lokal serta para pihak lainnya bisa mengeluarkan pandangan mereka melalui institusi perwakilan mereka sendiri.
6. Masyarakat Setempat diberikan Kompensasi atas setiap pengambilalihan lahan dan pelepasan hak yang disepakati dengan persetujuan sukarela yang diberitahukan sebelumnya dan kesepakatan yang telah dirundingkan
7. Dilarang membuka perkebunan baru dengan membakar, kecuali dalam keadaan khusus sebagaimana dalam ASEAN Guidelines atau regional Best Pratices lainnya
VIII
KOMITMEN TERHADAP PERBAIKAN TERUS-
MENERUS PADA WILAYAH UTAMA
AKTIVITAS
1. Perkebunan dan pabrik kelapa sawit secara teratur memonitor dan mengkaji ulang aktifitas mereka dan mengembangkan dan mengimplementasikan rencana aksi yang memungkinkan adanya perbaikan nyata yang kontinu pada operasi-operasi utama.
ARAH PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKATVISI – MISI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT :
PENGELOLAAN AGROINDUSTRI KELAPA SAWIT LESTARI (PRODUKSI-EKOLOGI-SOSIAL)
TIPOLOGI AREAL; TIPOLOGI SOSIAL; TIPOLOGI OTORITAS :(KARAKTERISTIK LOKAL)
STRATEGIPROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UMPAN BALIK
TIPOLOGI AREAL TIPOLOGI SOSIAL TIPOLOGI OTORITAS
TIPOLOGI AREAL KELOLA USAHA KELOLA KAWASAN
TIPOLOGI SOSIAL KELOLA USAHA KELOLA KELEMBAGAAN
TIPOLOGI OTORITAS KELOLA KAWASAN KELOLA KELEMBAGAAN
STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKATPerkebunan Plasma
KEGIATAN BERDASARKAN STRATEGI KELOLA :NO STRATEGI KEGIATAN
1 KELOLA KAWASAN
INVENTARISASI & IDENTIFIKASI AREAL Identifikasi data dan informasi yg lebih mendalam untuk menyusun rencana
pemberdayaan (SOSIAL-EKONOMI-BUDAYA). PENCADANGAN AREAL Penyediaan Lahan, untuk dimanfaatkan dalam pemberdayan masyarakat. PEMETAAN AREAL Pemetaan Areal bagi kegiatan Pemberdayaan Masyarakat. PENETAPAN AREAL RENCANA KELOLA AREALKegiatan Rehabilitasi; Kegiatan konservasi; Kegiatan Pemanfaatan Areal.
2 KELOLA USAHA
PENGEMBANGAN USAHA Identifikasi Potensi; Jenis Usaha Potensial; Penyusunan Rencana Usaha
Kelompok; Pemberdayan Usaha. PENINGKATAN DAYA SAING Menciptakan Sistem Kelola Usaha yang Efisien PENGEMBANGAN KEMITRAAN
3KELOLA
KELEMBAGAN
PEMAHAMAN POKOK KETENTUAN (ATURAN KELEMBAGAAN) Hubungan Masyarakat dengan areal (Aksesibilitas Masyarakat); Mekanisme
Pengaturan Pemanfaatan Areal; bentuk Aturan; Ketentuan Aturan Formal. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN Pengembangan Organisasi dan Tata Hubungan kerja; penguatan fungsi
kelompok; Pembentukan Organisasi Mandiri; Penguatan Dinamika Kelompok.
OPTIMALISASI PERAN PARA PIHAK
ISU ASPEK SKENARIO
Kebijakan
1.Sarana dan Prasarana
a. Meningkatkan sarana dan prasarana ekonomi
b.Meningkatkan sarana dan prasarana perkebunan, penunjang kegiatan UP Kelapa Sawit dan kegiatan masyarakat di sekitar areal
2. Aksesibilitas
a. Menciptakan insentif untuk membangun inisiatif masyarakat
b.Peningkatan pemahaman dan komitmen thdp pemberdayaan masyarakat
c.Meningkatkan peran serta masyarakat mulai dari aspek perencanaan sampai pengendalian dan dalam proses perumusan kebijakan
d.Memberikan bagian/share langsung bagi masyarakat dari nilai manfaat SDA (kegiatan UP Kelapa Sawit) yang dikelola secara baik
e.Pendampingan untuk memunculkan inisiatif, inovasi dan aspirasi masyarakat
f. Mengembangkan tata kelola SDA berbasis kemitraan
g.Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam hal teknologi, modal dan kelembagaan
h.Mengembangkan investasi untuk diversifikasi komoditi perkebunan yang layak dikembangkan bagi maysarkat
i.Pemetaan komunitas (sumberdaya alam, sosial ekonomi, dan kelembagaan) di dalam dan sekitar areal kegiatan UP Kelapa Sawit
j.Pembentukan kapital (aset, sumberdaya alam, uang) bagi masyarakat
3.Kelembagaan dan Organisasi
a.Mendorong terbentuknya kelembagaan kemitraan antara Pemerintah, Masyarakat dan Perusahaan (Public Society Private Partnership, PSPP)
ISU ASPEK SKENARIO
Sosial Ekonomi
1. Sarana dan Prasarana a.
Menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di sekitar areal (areal kegiatan UP Kelapa Sawit) yang berbasis komunitas lokal
2. Aksesibilitas
a. Mengkomunikasikan informasi yang jelas, benar dan terkini dalam bidang sosial ekonomi
b. Melakukan kajian-kajian sosial ekonomi secara partisipatif
c. Menggali dan menumbuhkembangkan sumberdaya, pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat
d. Mengembangkan insentif untuk meningkatkan mobilitas penduduk miskin
e. Pendampingan dalam optimalisasi kuantitas, peningkatan kualitas, kontinuitas dan keunggulan produk
f. Memfasilitasi pengembangan pola/skim kredit berbasis kemitraan
g. Menggali sumber-sumber potensi alternatif sebagai sumber pendapatan
3. Kelembagaan dan Organisasi
a. Memfasilitasi pengembangan kemitraan
b. Mendorong Kelembagaan masyarakat berperan aktif dalam menggerakkan perekonomian lokal
d. Meningkatkan sinergitas kegiatan lintas sektoral di berbagai tingkat pemerintahan
ISU ASPEK SKENARIO
Kelemba-gaan
1. Sarana dan Prasarana a. Membangun pusat data dan informasi berbasis komunikasi dan teknologi
2. Aksesibilitas
a. Membangun sistem kontrol dalam implementasi program pemberdayaan
b. Membangun sistem pendampingan untuk memperkuat kelembagaan masyarakat
c. Mengembangkan teknologi tepat guna berbasis komunitas
d. Merumuskan peran dan tanggung jawab yang jelas antar stakeholder dalam pengelolaan SDA di areal proyek (areal kegiatan UP kelapa Sawit)
e. Merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan pengakuan hak-hak masyarakat di dalam kawasan perkebunan terutama di kawasan konservasi
f. Mengembangkan program pemberdayaan masyarakat berbasis karakteristik dan kondisi lingkungan setempat
g. Menyamakan persepsi antar para pihak dalam pemberdayaan masyarakat dalam kerangka Penglolaan Lestari.
h. Melibatkan forum-forum komunikasi yang ada di berbagai tingkatan dalam proses penetapan kebijakan program dan komitmen pembiayaan
3.Kelembagaan dan Organisasi
a. Memfasilitasi pembentukan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di desa atau antar-desa sebagai mitra usaha bagi kegiatan UP Kelapa Sawit
b. Meningkatkan kapasitas kelembagaan melalui pendidikan dan pelatihan
c. Membangun komunikasi intensif antar stakeholder
d. Mendorong dan menciptakan kondisi terbentuknya kelembagaan usaha produktif maysarakat
ISU ASPEK SKENARIO
Sumber Daya Manusia
1. Sarana dan Prasarana
a.Membentuk dan menguatkan sentra-sentra pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM bagi masyarakat di sekitar areal proyek (areal kegiatan UP Kelapa Sawit)
b. Memfasilitasi pembangunan sarana pendidikan dan penyediaan tenaga pendidik (lintas sektor)
2. Aksesibilitas
a.Meningkatkan kapasitas karyawan yang terlibat dalam kegiatan UP kelapa Sawit terkait dengan pemberdayaan masyarakat
b. Menggali potensi pendanaan untuk mendukung pendidikan dan pelatihan
c. Meningkatkan kemampuan kelompok-kelompok masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat
3. Kelembagaan dan Organisasi
a. Menempatkan karyawan secara proporsional sesuai kompetensi dan beban kerja, baik kuantitas maupun kualitas
b. Mengembangkan sistem penghargaan dan insentif
Sumberdaya Alam (SDA)
1. Sarana dan Prasarana
a. Membangun sentra-sentra kegiatan rehabilitasi, produksi dan konservasi
b. Membangun pusat data dan informasi tentang kondisi SDA
2. Aksesibilitas a. Meningkatkan kegiatan rehabilitasi, produksi dan konservasi SDA berbasis komunitas
3. Kelembagaan dan Organisasi b. Melengkapi peraturan pelaksanaan undang-undang bagi
pengelolaan SDA
NO PENGATURAN DUKUNGAN REGULASI
1.PERIZINAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (ASPEK ON FARM)
UNDANG-UNDANG
UU No. 29 Tahun 1956UU No. 23 Tahun 1997UU No. 18 Tahun 2004UU No. 5 Tahun 1984UU No. 32 Tahun 2009
PERATURAN PEMERINTAH PP No. 40 Tahun 1996
INSTRUKSI PRESIDEN INPRES No. 1 Tahun 1986
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN DAN MENTERI DEPARTEMEN TERKAIT
PERMENTAN No. 26/Permentan/OT.140/2007
KEPMEN PERTANIAN No. 786/Kpts/KB.120/10/2007
KEPMEN PERTANIAN 633/Kpts/OT.140/10/2004
KEPMEN KEHUTANAN No. 250/Kpts-II/1996
KEPMEN PERTANIAN No. 124/Kpts/HK0.050/2/1994
INSTRUKSI MENEG AGRARIA No. 8/1994
KEPUTUSAN BERSAMA MENHUT, MENTAN & KEPALA BADAN PERTAHANAN NASIONAL No. 364/Kpts-II/1990; No. 519/Kpts/hk.050/7/1990/; No. 23/VIII/1990
KEPMEN PERTANIAN No. 232/Kpts/KB.510/4/1990
KEPMEN PERTANIAN No. 167/Kpts/KB.110/3/1990
KEPMEN PERTANIAN No. 342/Kpts/OT.120/5/1988
KEPMEN PERTANIAN No. 333/Kpts/KB.50/6/1986
PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI & MENTERI PERTANIAN No. 8/1969; No. 2/Pert/OP/8/1969
PERATURAN MENTERI AGRARIA No. 4/1961
√
√
√
√
NO PENGATURAN DUKUNGAN REGULASI
1.PERIZINAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
DIREKTUR JENDERAL DEPARTEMEN PERTANIAN DAN DEPARTEMEN TERKAIT
KEP.DIRJEND PERKEBUNAN No. 14.a/KB.740/Sk/Dijbun/03/1991
KEP.DIRJEND PERKEBUNAN No. 29/KB.110/SK/DJ-Bun/4/1990
PERATURAN DIRJEND AGRARIA No. 4/1968
2.PENANAMAN MODAL PADA AGROINDUSTRI KELAPA SAWIT
KEPUTUSAN PRESIDEN/INSTRUKSI PRESIDEN
KEPRES No. 115/1998
KEPRES No. 97/1993
INPRES No. 34/1992
3. INDUSTRI KELAPA SAWIT UNDANG-UNDANG UU No. 5/1984
4.PENETAPAN HARGA PATOKAN EKSPOR (HPE)
PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN
Permendag 25/M-DAG/PER/12/2005Permendag 35/M-DAG/PER/12/2005Permendag 05/M-DAG/PER/2/2006Permendag 05/M-DAG/PER/2/2006Permendag 17/M-DAG/PER/3/2006Permendag 21/M-DAG/PER/5/2006Permendag 22/M-DAG/PER/6/2006Permendag 26/M-DAG/PER/7/2006Permendag 29/M-DAG/PER/8/2006Permendag 30/M-DAG/PER/9/2006Permendag 32/M-DAG/PER/10/2006Permendag 35/M-DAG/PER/11/2006Permedag 38/M-DAG/PER/12/2006Permendag 41/M-DAG/PER/12/2006Permendag 07/M-DAG/PER/2/2007Permendag 12/M-DAG/PER/3/2007Permendag 16/M-DAG/PER/4/2007
NO PENGATURAN DUKUNGAN REGULASI
4.PENETAPAN HARGA PATOKAN EKSPOR (HPE)
PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN
Permendag 20/M-DAG/PER/5/2007
Permendag 24/M-DAG/PER/6/2007
Permendag 28/M-DAG/PER/7/2007
Permendag 32/M-DAG/PER/8/2007
Permendag 35/M-DAG/PER/8/2007
Permendag 39/M-DAG/PER/9/2007
Permendag 45/M-DAG/PER/10/2007
Permendag 46/M-DAG/PER/11/2007
Permendag 48/M-DAG/PER/12/2007
Permendag 02/M-DAG/PER/1/2008
Permendag 05/M-DAG/PER/2/2008
Permendag 09/M-DAG/PER/3/2008
Permendag 13/M-DAG/PER/4/2008
Permendag 18/M-DAG/PER/5/2008
Permendag 22/M-DAG/PER/6/2008
Permendag 26/M-DAG/PER/7/2008
Permendag 34/M-DAG/PER/8/2008
Permendag 36/M-DAG/PER/9/2008
Permendag 49/M-DAG/PER/10/2008
NO PENGATURAN DUKUNGAN REGULASI
4.PENETAPAN HARGA PATOKAN EKSPOR (HPE)
PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN
61/M-DAG/PER/12/2009
58/M-DAG/PER/11/2009
6/M-DAG/PER/10/2009
49/M-DAG/PER/9/2009
37/M-DAG/PER/8/2009
32/M-DAG/PER/7/2009
17/M-DAG/PER/5/2009
18/M-DAG/PER/5/2009
11/M-DAG/PER/3/2009
09/M-DAG/PER/2/2009
36/M-DAG/PER/9/2010
29/M-DAG/PER/7/2010
21/M-DAG/PER/5/2010
19/M-DAG/PER/4/2010
15/M-DAG/PER/3/2010
06/M-DAG/PER/2/2010
NO PENGATURAN DUKUNGAN REGULASI
5.PENETAPAN PUNGUTAN EKSPOR (PE)
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
Pemenkeu 666/KMK.017/1996Permenkeu 300/KMK.01/1997Permenkeu 622/KMK.01/1997Permenkeu 242/KMK.01/1998Permenkeu 324/KMK.01/1998Permenkeu 334/KMK.017/1998Permenkeu 335/KMK.017/1998Permenkeu 66/KMK.017/2001Permenkeu 92/PMK.02/2005Permenkeu 130/PMK.010/2005Permenkeu 30/PMK.02/2006Permenkeu 51/PMK.02/2006Permenkeu 88/PMK.010/2006Permenkeu 61/PMK.011/2007Permenkeu 83/PMK.02/2007Permenkeu 94/PMK.011/2007Permenkeu 09/PMK.011/2008Permenkeu 72/PMK.011/2008Permenkeu 159/PMK.011/2008
6. MENSTABILKAN HARGA JUAL TBS PETANI KEBUN
KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN& PERKEBUNAN; PERATURAN MENTERI PERTANIAN
KEPMEN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN NO. 627/Kpts-II/1998 jo. PERMENTAN NO. 395/Kpts/OT.140/11/2005
√
No.
VarietasAsal Induk
(Hasil Persilangan)
Produktivitas
Populasi Anjuran
(Pokok/Ha)SK Menteri
TBS (Ton/Ha/Thn) CPO (Ton/Ha/Thn)
Alluvial
Gambut Dangka
l
Gambut
Dalam
Alluvial
Gambut Dangka
l
Gambut
Dalam
1AA-DPTopaz 3
Dura Deli x Psifera Ekona
28,1 24,3 21,1 7 5,6 4,8 135 - 145No.57/Kpts/SR.120/1/2004
2AA-DPTopaz 2
Dura Deli x Psifera Ghana
28 24,5 20,6 7,4 5,9 4,9 135 - 145No.58/Kpts/SR.120/1/2004
3AA-DP Topaz 1
Dura Deli x Psifera Nigeria
28,7 26,6 21,4 7,2 6,2 4,9 135 - 145No.59/Kpts/SR.120/1/2004
4AA-DP Topaz 4
Dura Deli x Psifera Yangambi
25,1 24,2 19,3 6,5 6 4,6 135No.60/Kpts/SR.120/1/2004
5 D x P - TS1Dura Deli x Psifera Avros
25,2 - - 7,5 - - 135No.245/Kpts/SR.120/6/2005
6 D x P - TS2Dura Deli x Psifera Ekona BT37 & BT76
25,2 - - 7,6 - - 135No.246/Kpts/SR.120/6/2005
7 D x P - TS3Dura Deli x Psifera Ghana BT146 & BT166
25 - - 6 - - 135No.247/Kpts/SR.120/6/2005
FAKTOR LINGKUNGAN KETERANGAN1 Letak Geografis 13LU - 12LS2 Topografi
a. Ketinggian Tempat 0-500 m dpl; Optimum: 4-200 m dplb. Kemiringan Lereng ≤ 35%
3 Iklima. Curah Hujan 2.000 mm/tahun Menyebar Merata Sepanjang Tahun
b. Intensitas Cahaya Matahari Cukup (Sunny Location) atau 75% terkena Cahaya Penuh
c. Lama Penyinaran (Jam/Tahun) ≥ 1.600 dengan Rata-Rata 4-7 Jam/Hari
d. Kelembaban (RH) Udara 74-80%
e. Suhu Harian 22-25C (Minimum) dan 29-32C (Maksimum), 24-28C (Optimum)5 Edafik
a. Tekstur Tanah Lempung Liat Berpasir (50% Pasir; 10-20% Debu; 30-50% Liat)b. Jenis Tanah Aluvial, dengan Sebaran:
1) Kesuburan Agak-Tinggi: Hapludand; Haplaquand dan Andaquept2) Kesuburan Sedang: Eutropept, Dystropept, Hapludult dan Tropopsamment3) Kesuburan Agak Rendah: Hapluhumult; Hapluquult dan Tropofluvent5) Kesuburan Rendah: Paleaquult, Paleudult, Palehumult dan Kandiudult
c. Drainase dan Aerase Tanah Baikd. Kemasaman (pH) Tanah 5,0 - 7,0e. Kelembaban (RH) Tanah 60 - 75%f. Solum Efektif Dalam (Tidak kurang dari 60 cm)
Sumber: Hasan, H., (2003)
FAKTOR PEMBATASINTENSITAS FAKTOR PEMBATAS
Tanpa (0) Ringan (1) Sedang (2) Berat (3)
1 t - Temperatur C- Rata-Rata Temperatur Tahunan 24 - 28 29 - 32 33 - 34 > 34
23 - 22 21 - 20 < 20
2 l - Ketinggian di atas permukaan laut (m dpl) 0 - 200 200 - 300 300 - 400 > 400
3 Ketersediaan Airk – Jlh. Bulan Kering (Bln) < 2 2 - 3 3 - 4 > 4h - Curah Hujan Tahunan (mm) 1.750 – 3.000 3.000 – 4.250 1.250 – 1.500 > 4.250
1.500 – 1.750 < 1.2504 Lingkungan Perakaran
d – Drainase baik, sedang agak terhambat, agak cepat cepat, terhambat sangat buruk, tergenang, sangat cepat, sangat terhambat
tex - Tekstur Lapisan Atas
lempung berpasir, lempung liat berpasir, lempung berliat,
lempung liat berdebu, lempung berdebu
Liat, pasir berlempung, liat berpasir, lempung berpasir,
lempung
liat berdebu, pasir berlempung
berbatu, berpasir, liat berat, struktur masif
s - Kedalaman Efektif/Solum (cm) > 100 100 – 75 75 – 50 < 505 Sifat Penyangga
ktk - Kapasitas Tukar Kation (meq/100 gr) > 16 10 – 16 5 – 10 < 5n - pH (Lapisan Atas) 5,0 - 6,0 4,0 – 5,0 3,5 - 4,5 < 3,5
6,0 – 6,5 6,5 – 7,0 > 7,06 Terrain
w - Bentuk Wilayah/Fisiografi datar - berombak berombak - bergelombang bergelombang - berbukit berbukit - bergunung- Kelerengan (%) 0 - 8 8 - 15 15 - 25 > 25b - Batuan Permukaan(%) < 3 3 – 15 15 – 40 > 40- Singkapan Batuan (%) < 3 3 – 15 15 – 25 > 25
7 x - Salinitas(mmhos/cm) < 1 1 - 3 3 - 6 > 6
Sumber: (CSR-FAO, 1983), dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Marihat – Medan (1994)
2. KAPASITAS OLAH PABRIK KELAPA SAWIT
1. PROYEKSI PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR SAWIT
PTBS = LHGU x FLET X P
PTBS = LHGU x 70% X 23,80 Ton TBS/Ha/Tahun
Keterangan:PTBS : Produksi TBS Sawit (Ton TBS /Tahun)LHGU : Luas HGU yang dimiliki (Luas menurut konsesi) (Ha)FLET : Faktor Luas Efektif Tertanam (%) = 70%P : Produksi Rata-Rata TBS sawit (Ton TBS/Ha/Tahun) = 23,80 Ton TBS/ Ha/Tahun
• Kapasitas 30 Ton TBS/Jam atau 30 Ton TBS/Jam x 6000 Jam/Thn = 180.000 Ton TBS/Thn• Kapasitas 45 Ton TBS/Jam atau 45 Ton TBS/Jam x 6000 Jam/Thn = 270.000 Ton TBS/Thn• Kapasitas 60 Ton TBS/Jam atau 60 Ton TBS/Jam x 6000 Jam/Thn = 360.000 Ton TBS/Thn• Kapasitas 90 Ton TBS/Jam atau 90 Ton TBS/Jam x 6000 Jam/Thn = 540.000 Ton TBS/Thn
3. KEBUTUHAN JUMLAH UNIT PABRIK KELAPA SAWIT
N(PKS) =PTBS
Kap. PKS x JEGPKS
N(PKS) =PTBS
Kap. PKS x 6.000 Jam/TahunKeterangan:N(PKS) : Jumlah Unit PKS (Unit) Kap.PKS : Kapasitas Olah PKS (Ton TBS/Jam)PTBS : Produksi TBS Sawit (Ton TBS/Tahun) JEGPKS : Jam Efektif Giling PKS (Jam/Tahun)
LUAS (HA) PRODUKSI TBS KAPASITAS JUMLAH UNIT PKS
5.000 83.300 TON TBS/TAHUN 30 TON TBS/JAM = 180.000 TON TBS/THN
1 UNIT PKS 30 TON TBS/JAM
10.000 166.600 TON TBS/TAHUN 30 TON TBS/JAM = 180.000 TON TBS/THN
1 UNIT PKS 30 TON TBS/JAM
15.000 249.900 TON TBS/TAHUN 30 TON TBS/JAM = 180.000 TON TBS/THN
2 UNIT PKS 30 TON TBS/JAM ATAU 1 UNIT PKS 45 TON TBS/JAM
No. URAIAN SATUAN NILAI ASUMSI
1 Jumlah Hari Dlm Setahun Hari 365
2 Jumlah HK Pabrik Dlm Setahun HK 300
3 Jumlah Jam Kerja Pabrik dlm Sehari Jam Kerja 20
4 Kapasitas Mesin
a. Kapasitas Terpasang
Ton TBS/Jam 45
Ton TBS/Hari 900
Ton TBS/Thn 270.000
b. Kapasitas Normal (85% dari Terpasang)
Ton TBS/Jam 38
Ton TBS/Hari 765
Ton TBS/Thn 229.500
5 Rata-Rata Potensi Produksi Kebun (Ton TBS/Ha/Tahun) 21,57
6 Faktor Koreksi Potensi Produksi Kebun % 80
7 Kebutuhan Luas Kebun UP Kelapa Sawit Ha 11.411
8Areal Efektif Tertanam UP Kelapa Sawit (Kebun Inti- Perusahaan)
Ha 8.927
9 Areal PIR Kelapa Sawit Ha 2.484
10Total Areal Pembangunan Kebun (Kebun Inti-
Perusahaan dan PIR)
Ha 11.411
11 Periode Pentahapan Pembangunan UP Kelapa Sawit Tahun 4
12 Luasan Pembangunan Kebun per Periode (rata-rata) Ha 2.853
NO. JENIS KEGIATAN VOLUME (HOK/Ha)
1 Pembukaan Lahan 35
2 Pembibitan Pre Nursery 301
3 Pembibitan Main Nursery 635
4 Penanaman Kelapa Sawit 52
5 Penanaman LCC 52
6 Pemeliharaan TBM 1 66
7 Pemeliharaan TBM 2 60
8 Pemeliharaan TM (Tahun ke-3 s/d ke-25) 214
9 Pemanenan (Tahun ke-3 s/d ke-25) 590
Kebutuhan Tenaga Kerja
HOK Ha/25 Tahun 2.004
HOK/Ha/Tahun 80
OK/Ha 0,4
Uraian Satuan Biaya Investasi (Rp.Juta/Ha)
Prosentase Thdp Biaya Total (%)
I. Biaya Investasi Kebun A. Biaya Investasi Tanaman
1. Sertifikasi dan Konsultan 1,92 3,33 2. Land Clearing 8,26 14,31 3. Penyiapan Lahan II 4,03 6,99 4. Pembibitan 2,23 3,86 5. Penanaman Kelapa Sawit 6,78 11,76 6. Penanaman LCC 2,28 3,96 7. Biaya Pemeliharaan TBM I 3,51 6,09 8. Biaya Pemeliharaan TBM II 3,29 5,71 9. Biaya Pemeliharaan TM 1 4,26 7,39
Total Biaya Investasi Tanaman 36,56 63,40B Investasi Sarana-Prasarana Kebun 0,00
1. Pembangunan Jalan dan Parit Lingkar Kebun 5,04 8,75 2. Pembangunan Jembatan 0,55 0,96 3. Bangunan Rumah dan Bangunan Prasarana Kebun 1,16 2,01 4. Pengadaan Alat Transportasi 0,68 1,18 5. Pengadaan Inventaris Kantor Kebun 0,23 0,40
Total Biaya Investasi Sarana-Prasarana 7,66 13,29Total Investasi Kebun 44,22 76,69
II. Biaya Investasi PKS 0,00 1. Pembangunan Pabrik 9,27 16,08 2. Pembangunan Jalan 0,03 0,06 3. Bangunan Rumahdan Bangunan Prasarana PKS 3,74 6,49 4. Pengadaan Alat Transportasi PKS 0,36 0,63 5. Pengadaan Inventaris Kantor PKS 0,04 0,07
Total Investasi PKS 13,44 23,31Total Investasi Satu UP-B/P 57,66 100,00
Biaya pembangunan Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit diperkirakan sebesar Rp. 57,66 juta per hektar dengan struktur biaya sebagai berikut :
No Kegiatan Biaya/Ha (Rp) %1 Perencanaan, Sertifikasi, Land Clearing & Lahan 14.210.000 24,612 Pembibitan, Penanaman Sawit & LCC 11.290.000 19,583 Pemeliharaan TBM I, TBM II, TM 1 11.060.000 19,194 Pembangunan Jalan, Parit, Jembatan Kebun 5.590.000 9,705 Pembangunan Rumah, Kantor, Alat Transportasi 2.070.000 3,59
SUB TOTAL (Investasi Kebun Kelapa Sawit) 44.220.000 76,676 Pembangunan Pabrik & Jalan Pabrik PKS 9.300.000 16,147 Pembangunan Prasarana, Transport, Kantor PKS 4.140.000 7,19
TOTAL 57.660.000 100,00
Harga TBS produksi Kebun Sawit: Rp. 800,- per kg dengan struktur sebagai berikut :
H = ER + C + FRRp. 800,- =
100 %Rp. 160,- +
20 %Rp. 400,- +
50 %Rp. 240,-
30 %
L* 70 %
Harga/Nilai Kegiatan/ Sektoral
H Rp 217,27 M
Pembelian oleh PKS
VOLUME TBS271.581,80 Ton /Thn
EFF. AREA11.411 Ha
IUP KEBUN & PKS 14.000Ha
PEMERINTAH
MASYARAKAT
SWASTAEkonomi Kerakyatan Kebun Berkelanjutan – Masy. Sejahtera – Pengusaha Untung
Sedang
Kecil
100 %
V* 23,8 Ton/ha/Thn
h* Rp. 800/kg TBS
= + +
PAD, Dana Perimbangan (Pemerintah)
APBD
ER Rp 43,45 M
C Rp 108,63 M
FR Rp 65,18 M
20 % 50 % 30 %
Economic RentKewajiban Ekonomi
terhadap Negara
CostBiaya Keg., Tenaga
Kerja, SarPras
Finansial RentKeuntungan
Usaha/Kegiatan= + +
Biaya Kegiatan = Pendapatan Wilayah
(Masyarakat)PDRB
Kuntungan Usaha (IUP
Kebun)
1
1 – (C1.C2)K =
Besar
KELAYAKAN SOSIAL
KONTRIBUSI TERHADAP PEMBANGUN AN DAERAH
PROFIL WILAYAH IUP PT. RAJAWALI ANUGRAH SAKTIPAKET KEGIATAN PEMBANGUNAN KEBUN DAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
FISIK-KIMIA; BIOLOGI-EKOSISTEM; SOSIAL-EKONOMI; SOSIAL-BUDAYA; KESEHATAN MASYARAKAT
PEMBERDAYAANI P M SOSBUD
MATA PENCAHARIAN - PENATAAN BATAS
- PEMBANGUNAN JALAN
- PEMBANGUNAN KEBUN DAN PKS
- PENGADAAN BIBIT
- PENYIAPAN LAHAN
- PENANAMAN
- PEMELIHARAAN TANAMAN
- PEMANENAN TBS
- PENGAMANAN KEBUN
- PEMBINAAN PERTANIAN MENETAP
- PEMBINAAN SOSEKBUDKESMAS
EFF. MULTIPLIER
C2
PROSEN KEUNTUNGAN YANG DIMANFAATKAN KEMBALI DI
LOKASI KEGIATAN
C1
PROSEN KEBUTUHAN PEMBANGUNAN WILAYAH YG DAPAT
DIPENUHI DI LOKASI KEGIATAN
PEMBANGUNAN DI MENTAWAI VS PEMBANGUNAN MENTAWAI – DESENTRALISASI
C S R
- PENDIDIKAN - KESEHATAN - DAYA BELI
- STRUKTUR SOSBUD - PRANATA SOSBUD - PROSES SOSBUD
Corporate Social Responsibility
C1 = 0 %C2 = 0 %K = 1
C1 = 60 %C2 = 40 %K = 1,3
C1 = 40 %C2 = 60 %K = 1,3
C1 = 100 %C2 = 100 %K =
S
K = 1____________
1 – C1 C2
KEDUDUKAN/ TUJUAN & FOKUS
AMDAL
AMDAL bagian integral dari Studi Kelayakan Kegiatan Pembangunan
AMDAL bertujuan menjaga keserasian hubungan antara berbagai kegiatan agar dampak dapat
diperkirakan sejak awal perencanaan
AMDAL berfokus pada analisis: Potensi masalah, Potensi konflik, Kendala SDA,
Pengaruh kegiatan sekitar terhadap proyek
Dengan AMDAL, pemrakarsa dapat menjamin bahwa proyeknya bermanfaat bagi masyarakat,
aman terhadap lingkungan
1
22
3 3
44
1
BAGI PEMERINTAH
• Bahan bagi pengambilan keputusan kelayakan lingkungan PT. SWASTISIDDHI AMAGRA
• Sebagai tolok ukur dalam monitoring dan evaluasi UP Kelapa Sawit
BAGI PEMRAKARSA
• Input untuk menyusun desain teknis rencana kegiatan UP Kelapa Sawit• Komitmen perusahaan untuk melaksanakan pengelolaan perkebunan
yang akrab lingkungan dan akrab sosial • Mencari solusi bagi masalah-masalah yang akan dihadapi di masa
mendatang
BAGI MASYARAKAT
• Masyarakat dapat mengetahui perubahan lingkungan yang akan terjadi dan dapat memanfaatkan kesempatan yang menguntungkan serta menghindarkan kerugian yang akan terjadi
• Dapat turut serta dalam setiap kegiatan pengusahaan perkebunan kelapa sawit sesuai dengan kemampuan dan keahliannya
• Menambah pengetahuan tentang arti pentingnya lingkungan, sehingga masyarakat dapat bekerjasama dengan pihak Perkebunan kelapa sawit
DAMPAK PENTING HIPOTETIK
PENGUMPULAN DATA
PRAKIRAAN DAMPAK (IMPACT PREDICTION)
EVALUASI DAMPAK (IMPACT EVALUATION)
PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
RONA LINGKUNGAN HIDUP
KA-ANDAL
ANDAL
ANDAL
RKL
RPL
Metode Pelingkupan
Metode Pengumpulan Data
Metode Prakiraan Dampak
Metode Evaluasi Dampak
Prinsip Pengelolaan Lingkungan Hidup
PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL)Prinsip Pemantauan
Lingkungan Hidup
ANDAL
UU 32 TAHUN 2009 PP 27 TAHUN 1999 PERMEN-LH NO 8 TAHUN 2006
1. AKTE PENDIRIAN PT. RAJAWALI ANUGRAH SAKTI NO. 01 DIDEPAN NOTARIS SOEPARNO SH. PADA TANGGAL 1 FEBRUARI 2008. SUSUNAN PENGURUS :I. KOMISARIS UTAMA : IWANII. KOMISARIS : SOEBARKAT PRANOTO
MICHAELIII. DIREKTUR : MANASJE KORNIAWANIV. KEDUDUKAN : KABUPATEN DELI SERDANG
2. RAPAT UMUM LUAR BIASA PARA PEMEGANG SAHAM PT RAJAWALI ANUGRAH SAKTI NO. 14 DI DEPAN NOTARIS SOEPARNO SH, TANGGAL 17 JUNI 2010. SUSUNAN PENGURUS:I. KOMISARIS UTAMA : SOEBARKAT PRANOTOII. KOMISARIS : MICHAELIII. DIREKTUR UTAMA : MANASJE KORNIAWANIV. DIREKTUR : IWANV. KEDUDUKAN : KABUPATEN DELI SERDANG
KODEKAWASAN
HUTAN DAN PERAIRAN
LUAS
HA %
APLAreal
Penggunaan Lain
14.000 100
JUMLAH 14.000 100
KODE KETERANGAN
Sungai
Desa / Kampung
Batas Areal PT. RAJAWALI ANUGRAH SAKTI
KODE KELAS LERENGLUAS
HA %
Datar (0 – 8 %) 6.684 47,7
Landai (8 – 15 %) 3.492 24,9
Agak Curam (15 – 25 %) 3.387 24,2
Curam (25 – 40 %) 343 2,5
Sangat Curam ( > 40 %) 93 0,7
JUMLAH 14.000 100
KODE GEOLOGILUAS
HA %
Batuan Sedimen 5.395 39
Batuan Malihan 1.312 9
Batuan Sedimen 7.294 52
JUMLAH 14.000 100
KODE JENIS TANAHLUAS
HA %
Tanah Glei 2.239 16
Latosol 3.274 23
Podsolik 5.631 40
Litosol 2.856 20
JUMLAH 14.000 100
KODEDAERAH ALIRAN
SUNGAI (DAS)
LUAS
HA %
Betumonga 1.727 12,3
Sabeugukgung 1.856 13,3
Sibagau 1.594 11,14
Sigici 857 6,1
Simabai 1.436 10,3
Simatobe 3.788 27,1
Sipasosoat 1.129 8,1
Tatiri 1.613 11,5
JUMLAH 14.000 100
KODE SISTEM LAHAN
LUAS
HA %
Air Hitam Kanan 3.276 23
Dolokparlajanan 1.755 13
Kahayan 1.759 13
Kajapah 588 4
Pulau Rotan 2.848 20
Sungai Aur 3.774 27
JUMLAH 14.000 100
KODEDAYA
DUKUNG PERLAKUAN
LAHAN
LUAS
HA %
Kawasan Lindung 93 1
Kawasan Produksi Terbatas
2.669 19
Kawasan Produksi
Bebas11.238 80
JUMLAH 14.000 100
KODEKECAMATAN
DESALUAS
HA %
SIPORA UTARA
Desa Matobe
3.427 24
Desa
Saurenu 611 4
SIPORA SELATA
N
Desa Siuban
465 3
Desa Mara 1.026 7
Desa Nem Nem Leu
1.586 11
Desa
Beriulau 1.161 8
Desa Bosua
724 5
PAGAI UTARA
Bulatmong
a 5.000 36
J U M L A H14.00
0 100
NO URAIAN LUAS (HA)
A AREAL PENCADANGAN 20.000 %
A1KAWASAN LINDUNG 1.938 9,69%
Lereng Lahan D ≥ 25% 848 4,24%
Rawa -
0,00%
Sempadan Sungai 1.030 5,15%
Danau -
0,00%
Mata Air 60 0,30%
A2KAWASAN SOSIAL 388 1,94%
Sempadan Jalan Poros 388 1,94%
BAREAL FEKTIF BRUTO (A-(A1+A2))
17.674 88,37%
B1Badan Sungai 621 3,51%
B2Sarana Prasarana 708 4,01%
Base Camp (1Avd=2 Ha) 16 0,09%
PKS (1 Unit: 45 Ton TBS/Jam)
20 0,11%
Jalan Utama (5m/Ha; 10m) 100 0,57%
Jalan Kontrol (5m/Ha; 8m) 80 0,45%
Jalan Produksi (40m/Ha; 9m)
400 2,26%
Parit Lingkar Kebun (8m/Ha; 2m)
32 0,18%
Persemaian 60 0,34%
B3KEBUN PLASMA (20%*B)
3.535 20,00%
AREAL EFEKTIF TERTANAM
12.810 72,48%
LUAS AREAL PERMOHONAN PT. RAJAWALI ANUGRAH SAKTI, KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI, PROVINSI SUMATERA BARAT, LUAS AREAL + 14.000 HA
( - )
( - )
ANALISIS PENGGUNAAN
& LANDSCAPING AREAL
LANDSCAPING
ANALISIS AREAL EFEKTIF
KAWSAN HUTAN DAN PERAIRANPROV. SUMATERA BARAT
Areal Penggunaan Lain (APL) = 14.000 Ha
KAWASAN LINDUNG : 1.290 Ha (9%)1. Lereng > 25% = 432 Ha2. Rawa = 0 Ha3. Sempadan Sungai = 821 Ha4. Mata Air = 37 Ha
KAWASAN SOSIAL : 289 Ha (2 %)Sempadan Jalan Poros = 289 Ha
AREAL EFEKTIF BRUTO12.421 Ha (89%)
WORKING AREA = 14.000 HaAreal Penggunaan Lain (APL) = 14.000 Ha
AREAL EFEKTIF TERTANAM = 8.927 HA (64%) (+ 298 Blok/30Ha)
( - )
RTRW KAB. KEPULAUAN MENTAWAIHutan Produksi (HP) = 3.755 HaIndustri = 63 HaPemukiman = 3.622 HaPerkebunan = 4.448 HaPertanian = 2.072 Ha
AREALEFEKTIF TDK PROD. : 1.010 Ha (7%)1. Base Camp = 16 Ha2. PKS = 20 Ha3. Jalan Utama = 70 Ha 4. Jalan Kontrol = 56 Ha5. Jalan Produksi = 280 Ha6. Parit Lingkar Kebun = 22 Ha7. Persemaian = 60 Ha8. Badan Sungai = 486 Ha
( - )
KEBUN PLASMA / PIR (Permentan No.26/Permentan/OT-40/2/2007) 20% = 2.484 Ha
AREAL USAHA PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT. RAJAWALI ANUGRAH SAKTIKABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI PROVINSI SUMATERA BARAT
TOTAL LUAS AREAL + 14.000 HA
RANCANGAN KEBUN PLASMA
KESEPAKATAN KEBUN PLASMA
PEMRAKARSA (PT. SGPP)1. Pembangunan Kebun Plasma;2. Pembiayaan (Sampai TBM);3. Kemitraan (Kontrol; Akses; Penjualan);4. Penerimaan TBS Kebun Plasma;5. Kelembagaan (UNIT PIR).
MASYARAKAT PLASMA1. Kebun Plasma Masyarakat (Distribusi Blok Kebun);2. Pembiayaan (TM-Panen);3. Penjualan TBS Ke PKS Inti;4. Kelembagaan (Koperasi Tani Plasma).5. Pengembangan KIMBUN
POLA KEMITRAANPIR (INTI – PLASMA)
UNIT KEBUN PLASMA1. Agronomi Kebun;2. Sarana & Prasarana;3. Kelompok Tani
UNIT TBS PIR1. Panen TBS;2. Sarana & Prasarana;3. Control TBS
( PIR&INTI)4. Penjualan TBS.
UNIT KEUANGAN1. Distribusi Hasil Penjualan
TBS;2. Simpan Pinjam3. Akses Bank (PIR&INTI)
PPL KEBUNPERUSAHAAN INTI
PERMENTAN NO. 26/OT.140/2007TENTANG IZIN USAHA PERKEBUNAN
UU NO 18 TAHUN 2004TENTANG PERKEBUNAN
PKS INTI
627/Kpts-II/1998PENETAPAN HARGA PEMBELIAN TBS
EVALUASI POLA KEMITRAAN
PERUSAHAAN INTIKELAPA SAWIT
PT. SIBERUT GOLDEN PLANTAION PRATAMA
PEMERINTAH PEMERINTAH MASYARAKAT PLASMAKELAPA SAWIT
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
PERMENTAN NO. 633/OT.140/2004TENTANG KRITERIA DAN KLASIFIKASI KIMBUN
PEMBANGUNAN AGROINDUSTRI KELAPA AWIT BERKELANJUTANKAWASAN INDUSTRI MASYARAKAT KEBUN PLASMA
KELESTARIAN FUNGSI EKOLOGI (KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN)
KELESTARIAN FUNGSI SOSIAL(MASYARAKAT SEJAHTERA)
KELESTARIAN FUNGSI PRODUKSI(PENGUSAHA UNTUNG)
TAHAP PRA KONSTRUKSI
1. Kelayakan, Sosialisasi & AMDAL
2. Perencanaan Tenaga Kerja
3. Mobilisasi alat-alat berat
TAHAP KONSTRUKSI
1. Penataan Areal Proyek
2. Penyiapan Lahan
3. Pembibitan (Pre & Main Nursery)
4. Penanaman (LCC & Kelapa Sawit)
5. Pemeliharaan TBM I – TM I
6. Pembangunan Infrastruktur (Jalan Jembatan dan Gorong- Gorong, Perumahan)7. Pembangunan PKS + IPAL
TAHAP OPERASI
1. Pemeliharaan TM Kelapa Sawit
2. Pemanenan
3. Pemeliharaan Infrastruktur Sarana & Prasarana
4. Pengolahan CPO
5. Pengendalian Air Limbah PKS
6. Pengamanan Areal IUP Kelapa
Sawit
7. Pembinaan Masyarakat (Kelola
Sosial)
8. Pelestarian Areal UP Kelapa Sawit
9. Penyuntikan Mati kelapa Sawit
10. Ameliorasi Lahan ({enyiapan Lahan Replanting)
11. Penanaman Replanting
PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
Pada dasarnya, ada dua macam hasil olahan utama TBS di pabrik yaitu minyak
sawit yang merupakan hasil pengolahan daging buah dan minyak inti sawit
yang dihasilkan dari ekstraksi inti sawit. Secara ringkas, tahap-tahap proses
pengolahan TBS sampai dihasilkan minyak adalah sebagai berikut :
1. Pengangkutan TBS ke Pabrik;
2. Perebusan TBS;
3. Perontokan dan Pelumatan Buah;
4. Pemerasan atau Ekstraksi Minyak Sawit;
5. Pemurnian dan Penjernihan Minyak Sawit (CPO);
6. Pengeringan dan Pemecahan Kulit ;
7. Pemisahan Inti Sawit dari Tempurung;
8. Hidrosiklon (PKO).
Penerimaan TBS
Proses Sterilisasi
Proses Perontokan
Buah Sawit
Proses Pelumatan
EKSTRAKSICPO Kotor
Proses Pemurnan
Biji Sawit Ampas/Serat
CPO Jernih Hidrosiklon
Pemecahan Biji
Digunakan untuk bahan bakar boilerCangkangPalm Kernel
Tandan Kosong
Limbah Padat Limbah Cair
Digunakan untuk pupuk tanaman dan bahan bakar boiler
Pembuangan sesuai ketentuan
pemerintah
ASAP
Air Kondensasi
AIR
PROSES FUNGSI LIMBAH
SterilisasiMempermudah Perontokan; Mengurangi Kadar Air, Inaktifikasi Enzim Lipase
Limbah Cair PanasKebisingan
Perontokan Pemisahan Buah Limbah PadatKebisinbgan
Pelumatan Menghancurkan Daging Buah Kebisingan
Ekstraksi Minyak
Pemisahan Minyak dan Daging Buah Limbah Padat, Limbah Cair Panas
Pemurnian Pembersihan Minyak Limbah Cair Panas, Limbah Padat, Kebisingan
LAYOUT PKS KAPASITAS 30 TON TBS/JAM
DESKRIPSI LAYOUT PKS KAPASITAS 30 TON TBS/JAM
LAYOUT PKS KAPASITAS 30 TON TBS/JAM
1. Air Limbah Menurut Neraca Bahan Pengolahan : setiap 1 ton minyak bersih yang dihasilkan, menghasilkan 2,44 ton air limbah komposisi : 2,30 ton air; 0,12 ton NOS (padatan bukan minyak) dan 0,02 ton minyak
2. BOD Air Limbah Pabrik ± 25.000 – 40.000 ppm masih lebih tinggi dari peraturan yg berlaku (500 ppm), namun demikian air limbah tersebut bebas dari bahan racun dan bersifat biodegradable
3. Tiga Fase Pengolahan Limbah:
Persiapan Air Drab yg dibuang oleh pabrik dipompa ke Bak Pengutipan Minyak (Drab Minyak) dinetralkan dengan alkali utk menaikan pH menjadi 7 Air limbah dipompa ke menara pendingin utk menurunkan suhu menjadi 45o C – 50o C agar bakteri dapat hidup air limbah dingin dialirkan ke kolam pembiakan dg penambahan bakteri
Perombakan Anaerob Prinsip : menurunkan BOD dg bantuan bakteri dalam kolam yang dalam, tanpa ada aerasi Bakteri akan menambah bahan organik menjadi gas metan dan karbondioksida menggunakan 2 kolam seri kolam terakhir memiliki waktu penahanan hidrolis yg lebih lama
Perombakan Aerob Prinsip: Katalisator bakteri akan mengoksidasi bahan organik pada kolam aerasi terbuka Menurunkan BOD sampai fase air limbah sudah dapat dilepaskan ke sungai pengolahan melalui 3 fase tersebut mampu menurunkan BOD yang semula 25.000 ppm menjadi 100 – 200 ppm
PROSES INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PKS
KOLAM PENAMPUNGAN MINYAK (FAT FIT)
LAGOON (DEOILENG)
NETRALISASI
DIGESTER
AERASI (DIFFUSI)
KOLAM ANAEROBIK
KOLAM SEDIMENTASI
ENGINE
BAKTERI
DIMANFAATKAN KEMBALI;
DIBUANG KE SUNGAI
Bahan beracun dan berbahaya (B3) adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun yidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia, serta makhluk hidup lainnya
Klasifikasi B3 menurut sifatnya :1. mudah meledak 9. berbahaya2. pengoksidasi 10. korosif3. sangat mudah sekali menyala 11. bersifat iritasi4. sangat mudah menyala 12. berbahaya bagi lingkungan5. mudah menyala 13. karsinogenik6. amat sangat beracun 14. teratogenik7. sangat beracun 15. mutagenik8. beracun
Klasifikasi B3 menurut penggunaannya :• B3 yang dapat dipergunakan 2. B3 yang dilarang dipergunakan• B3 yang terbatas digunakan
Sumber : Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
Tata Cara Pengelolaan Pestisida : Pemeriksaan dan pengawasan terhadap jenis, mutu, dan jumlah pestisida,
wadah pembungkus dan warna penandaan label serta publikasi pestisida Pemeriksaan dan pengawasan terhadap bahan-bahan, alat-alat yang digunakan
atau dihasilkan dalam pengelolaan residu pestisida Pemeriksaan dan pengawasan bahan-bahan yang mengandung residu pestisida Pemeriksaan kesehatan tenaga pengelola pestisida Pengawasan kegiatan pembuangan dan pemusnahan limbah pestisida Pengamanan penggunaan pestisida Bimbingan pengelolaan pestisida melalui penyuluhan, pendidikan dan latihan Pencatatan dan pelaporan tentang pelaksanaan pengelolaan pestisida
Pada prinsipnya penggunaan pestisida merupakan langkah terakhir jika langkah-langkah yang lain sudah tidak dapat mengendalikan populasi hama dan penyakit tanaman. Pengendalian akan lebih diutamakan secara hayati antara lain menggunakan predator seperti burung elang, burung hantu dan kelelawar, untuk itu akan dialokasikan lahan yang merupakan habitat para predator tersebut, seperti pohon yang besar dan tinggi, tanaman bambu.
RENCANA KEGIATAN
PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
TAHAP PRA KONSTRUKSI
TAHAP KONSTRUKSI
TAHAP OPERASI
RONA LINGKUNGAN
HIDUP
FISIK KIMIA
BIOLOGI
SOSIAL EKONOMI BUDAYA
KESEHATAN
MASYARAKAT
EVALUASI DAN
KLASIFIKASI DAMPAK PENTING
1
Kelestarian Fungsi
Produksi
2
Kelestarian Fungsi
Ekologis
3
Peningkatan Kesejahte-
raan Masyarakat
Sekitar Areal
4
Kontribusi Usaha
Perkebunan Kelapa Sawit
terhadap Pembangu-nan Daerah
DAMPAK POTENSIAL
TAHAP PRA KONSTRUKSI
Fisik KimiaBiologi
SosekbudKesmas
TAHAP KONSTRUKSI
Fisik KimiaBiologi
SosekbudKesmas
TAHAP OPERASI
Fisik KimiaBiologi
SosekbudKesmas
TAHAP PASCA OPERASI
Fisik KimiaBiologi
SosekbudKesmas
Analisis Dampak
Potensial Keg.
Matriks Interaksi
dan Diagram
Alir Dampak
Identifikasi Dampak
Potensial
DAMPAK PENTING
HIPOTETIK
TAHAP PRA KONSTRUKSI
Fisik KimiaBiologi
SosekbudKesmas
TAHAP KONSTRUKSI
Fisik KimiaBiologi
SosekbudKesmas
TAHAP OPERASI
Fisik KimiaBiologi
SosekbudKesmas
TAHAP PASCA
OPERASI
Fisik KimiaBiologi
SosekbudKesmas
Metode Interaksi/ Diskusi
Pakar/Ahli
Evaluasi Dampak
Analisis Dampak Penting
Hipotetik Keg.
Keterkaitan dan
Kepentingan Dampak
Klasifikasi dan
Prioritas Baku Mutu
Analisis Prioritas Dampak Penting
Analisis Holistik dan Keterkaitan
Dampak Penting
Pemusatan dan Bobot Dampak Penting
Evaluasi Dampak Penting
METODOLOGI BAKU MUTU PERATURAN PERUNDANGAN
PRIORITAS DAMPAK PENTING HIPOTETIK
KOMPONEN FISIK KIMIA 1. Sub Komponen Fisik
Kimia Tanaha. Kesuburan Lahanb. Erosivitasc. Kebakaran Lahan
2. Sub Komponen Hidrologi dan Kualitas Aira. Morfologi Sungaib. Kualitas Permukaan
Air Sungai3. Sub Komponen Iklim dan
Kaulitas Udaraa. Suhu Udarab. Kebisingan
KOMPONEN BIOLOGI
4. Sub Komponen Foraa. Keaneka. Florab. Habitat Florac. Flora Endemik, d. Biota Air
5. Sub Komponen Faunaa. Struk & Pot Vegetasib. Vegetasi Dilindungic. Vegetasi Nir Kayud. Peningkatan HPT
KOMPONEN SOSEKBUD6. Sub Komponen Demografi7. Sub Komponen Sosial
Ekonomi8. Sub Komponen Sosial
BudayaKOMPONEN KESEHATAN
MASY.9. Sub Komponen Gizi
Masyarakat10.Sub Komponen Penyakit
Dominan11.Sub Komponen Sapras
kesehatan
TAHAPAN KEGIATAN IUP KELAPA
SAWIT
TAHAP PRA KONSTRUKSI
K1 = Sosialisasi Rencana Kegatan
K2 = Penerimaan Tenaga Kerja
K3 = Mobilisasi Peralatan
TAHAP KONSTRUKSI
K4 = Penataan Areal Proyek
K5 = Penyiapan Lahan
K6 = Pembibitan
K7 = Penanaman
K8 = Pemeliharan TBM I – TM I
K9 = Pembangunan Bangunan
K10 = Pembangunan PKS
TAHAP OPERASI
K11 = Pemeliharaan TM
K12 = Pemanenan
K13 = Pemeliharaan Sar-Pras
K14 = Pengolahan CPO
K15 = Pengendalian Limbah PKS
K16 = Pengaman Areal IUP Sawit
K17 = Pembinaan Masyarakat
K18 = Pelestarian Areal
K19 = Suntik Mati Kelapa Sawit
K20 = Ameliorasi Lahan
K21 = Penanaman Replanting
X = Ada Dampak (Interaksi
Komponen Lingkungan dengan
Komponen Kegiatan)
NO KOMPONEN LINGKUNGAN
KOMPONEN KEGIATAN UP KELAPA SAWIT PT. SIBERUT GOLDEN PLANTATION
PRA KONTRUKSI KONTRUKSI OPERASI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
A KOMPONEN FISIK - KIMIA
1. Sub Komponen Fisik Kimia Tanah
a. Kesuburan Tanah √ √ √ √ √ √ √ √
b. Erosivitas Tanah √ √ √ √ √ √
c. Kualitas Lahan Basah √
d. Potensi Kebakaran Lahan √
2. Sub Komponen Hidrologi dan Kualitas Air
a. Morfologi Sungai √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
b. Kualitas Air Permukaan Sungai √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Sub Komponen Iklim dan Kualitas Udara
a. Suhu Udara √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
b. Kebisingan √ √ √ √ √ √
B KOMPONEN BIOLOGI
1. Sub Komponen Flora
a. Keanekaragaman Flora √ √ √ √ √ √ √
b. Habitat Flora √ √ √ √ √ √ √ √
c. Flora Endemik, Langka, Dilindungi √ √ √ √ √ √ √ √
d. Biota Air √ √ √ √ √
2. Sub Komponen Fauna
a. Struktur dan Potensi Vegetasi √ √ √ √ √ √ √ √
b. Vegetasi Dilindungi √ √ √ √ √ √
c. Vegetasi Nir Kayu √ √ √ √ √ √ √
d. Peningkatan HPT √ √ √ √ √ √ √
TAHAPAN KEGIATAN IUP KELAPA
SAWIT
TAHAP PRA KONSTRUKSI
K1 = Sosialisasi Rencana Kegatan
K2 = Penerimaan Tenaga Kerja
K3 = Mobilisasi Peralatan
TAHAP KONSTRUKSI
K4 = Penataan Areal Proyek
K5 = Penyiapan Lahan
K6 = Pembibitan
K7 = Penanaman
K8 = Pemeliharan TBM I – TM I
K9 = Pembangunan Bangunan
K10 = Pembangunan PKS
TAHAP OPERASI
K11 = Pemeliharaan TM
K12 = Pemanenan
K13 = Pemeliharaan Sar-Pras
K14 = Pengolahan CPO
K15 = Pengendalian Limbah PKS
K16 = Pengaman Areal IUP Sawit
K17 = Pembinaan Masyarakat
K18 = Pelestarian Areal
K19 = Suntik Mati Kelapa Sawit
K20 = Ameliorasi Lahan
K21 = Penanaman Replanting
X = Ada Dampak (Interaksi
Komponen Lingkungan dengan
Komponen Kegiatan)
NO KOMPONEN LINGKUNGAN
KOMPONEN KEGIATAN UP KELAPA SAWIT PT. SIBERUT GOLDEN PLANTATION
PRA KONTRUKSI KONTRUKSI OPERASI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
C KOMPONEN SOSEKBUDKESMAS
1. Sub Komponen Demografi
a. Persebaran Penduduk √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
b. Gangguan Lalu Lintas Masyarakat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
c. Konflik Kepemilikan Lahan √ √
2. Sub Komponen Sosial Ekonomi Masyarakat
a. Aksesibilitas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
b. Mata Pencaharian
Kesempatan Bekerja √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Peluang Berusaha √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
c. Kualitas Hidup Masyarakat
Tingkat Pendapatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Taraf Hidup √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tingkat Pendidikan √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Sub Komponen Sosial Budaya Masyarakat
a. Sikap dan Persepsi Masyarakat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
b. Kelembagaan Masyarakat √ √ √ √ √ √ √
c. Nilai Budaya/Pranata Sosial √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
d. Konflik Sosial √ √ √ √
4. Sub Komponen Kesehatan Masyarakat
a. Status Gizi Masyarakat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
b. Jenis Penyakit Dominan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
c. Sarana - Prasarana Kesehatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
KELESTARIAN FUNGSI EKOLOGIS
KEGIATAN USAHA PERKEBUNAN DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (UP KELAPA SAWIT)PT. SWASTISIDDHI AMAGRA
Sosiali-sasi
Peneri maan
TK
Mobilisasi Alat Berat
Konflik Lahan
Sikap & Persepsi Masyarakat
Peluang Kerja dan Berusaha
Aksesi-bilitas
Erosi
Sedimentasi
Kualitas Air
Biota Perairan
Gangguan Lalulintas
Keselamatan Masy.
Tk. Pendapatan
Tingkat Pendidikan
Taraf Hidup
Mobilitas dan Persebaran Penduduk
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SETEMPAT
KONTRIBUSI IUP KLP.SAWIT THD PEMBANGUNAN DAERAH
KELESTARIAN FUNGSI PRODUKSI
Pranata Sosial/ Adat Istiadat
Analisis
Analisis
Satwaliar DilindungiStruktur Vegetasi
Vegetasi Dilindungi
Potensi Tanaman Kehidupan
Iklim Mikro
Analisis
Sikap & Persepsi Masyarakat
Peluang Kerja dan Berusaha
PRA KONSTRUKSI KONSTRUKSI OPERASI
Hidrologi
Kebakaran Lahan Perkebunan
Tata Batas
Penyia-pan Lahan
Pembi-bitan
Kualitas Daya Dukung Lahan
Sifat Fisika Tanah
Sifat Kimia Tanah
Pena-naman
Pemeliharaan TBM
Pembangunan Bangunan
Perusahaan
Pembangunan PKS & IPAL
Pemeli-haraan
TM
Pema-nenan
Pemeliharaan Sarana-
Prasarana
Pengo-lahan CPO
Pengen-dalian
Limbah
Penyuntikan Mati kelapa Sawit Tua
Ameliorasi lahan (Penyiapan
Lahan)
Penanaman Replanting
Pengamanan Areal Proyek
Pembinaan & Pengembangan
Masyarakat
Pelestarian Areal
R O N A L I N G K U N G A N H I D U P S A A T S T U D I D I L A K S A N A K A N
Subsidensi
NO PERATURAN PENGATURAN TENTANG
1PermenLH-05 Tahun
2009Pengelolaan Limbah di Pelaburan
2PermenLH-06 Tahun
2009Laboratorium Lingkungan
3PermenLH-07 Tahun
2009Ambang Batas Kebisingan Kendaraan Bermotor Tipe Baru
4PermenLH-08 Tahun
2009Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/Atau Kegiatan
Pembangkit Listrik Tenaga Termal
5PermenLH-09 Tahun
2009Baku Mutu Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan
Pengolahan Obat Tradisional/Jamu
6PermenLH-10 Tahun
2009Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan
Industri Oleokimia Dasar
7PermenLH-11 Tahun
2009Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan Atau Kegiatan
Peternakan Sapi dan Babi
8PermenLH-12 Tahun
2009Pemanfaatan Air Hujan
9PermenLH-13 Tahun
2009Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Usaha dan
Atau Kegiatan Minyak dan Gas Bumi
NO PERATURAN PENGATURAN TENTANG
10PermenLH-18 Tahun
2009Tata Cara Perijinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun
11PermenLH-28 Tahun
2009Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau dan atau
Waduk
12PermenLH-30 Tahun
2009
Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun Oleh Pemerintah Daerah
13PermenLH-31 Tahun
2009
Pembinaan dan Pengawasan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan, Ekolabel, Produksi Bersih dan Teknologi
Berwawasan Lingkungan di Daerah
14PermenLH-32 Tahun
2009
Pembinaan dan Pengawasan Penerapan Standar Nasional Indonesia dan Standar Kompetensi Bidang Pengelolaan
Lingkungan Hidup di Daerah
15PermenLH-33 Tahun
2009Tata Cara Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
Komponen Lingkungan
Metoda Pengumpulan Data
Metoda Analisis Data Fakta Baku Mutu
A. Fisik Kimia
1. Erosi Tanah
Lokasi : menurut jenis tanah dan penutupan vegetasi
A = Erosi (ton/ha/tahun) S = faktor sudut lereng (%) R = faktor erosifitas hujan C = faktor penggunaan/penutupan lahan K = faktor kepekaan (erodibilitas) tanah P = faktor pengelolaan/konservasi tanah L = faktor panjang lereng (m) Sumber : TBE, Ditjen RRL, 1986
Keterangan : 1 ton/ha/tahun = 0,1 mm/th lapisan tanah
Pengambilan sampel : ring sampel (sifat fisik tanah) dan komposit (sifat kimia tanah)
2. Sedimentasi
Lokasi : inlet dan outlet Sungai Malakopa, Matobat, Bakatmonga, Taikako dan Cempungan
SDR = laju penghantaran sedimen (%) S = rata-rata kelas lereng (%) A = luas DAS (ha) a = 0,868322 b = 0,201882 = koefisien Manning (0,029)
i
Kedalaman Tanah (cm)
Kelas Erosi (ton/ha/tahun)
1 2 3 4 5
> 90 >480 180-480 60-180 15-60 <15
60 – 90 >180 60–180 15–60 8–15 <8
30 – 60 >60 15–60 8–15 4–8 <4
< 30 >50 8–15 4–8 2–4 <2
A = R x K x L x S x C x P
S (1 –aA-b) SDR = --------------- 2 ( S + 50)
Komponen Lingkungan
Metoda Pengumpulan Data
Metoda Analisis DataFakta Baku Mutu
2. Sedimentasi (Lanjutan)
Pengamatan langsung di sungai (kekeruhan dan debit sungai)
Qs = laju sedimentasi DAS (ton/hari) E = laju erosi (ton/ha/tahun) Ai = luas areal efektif diusahakan (ha)
Sumber : Fandeli, 1992
Analisa di laboratorium (kualitas air)
BS = beban sedimen (ton/m3 = gr/liter)
3. Kualitas Air
Lokasi : inlet dan outlet Sungai Malakopa, Matobat, Bakatmonga, Taikako dan Cempungan
Pengamatan langsung di lapangan : kecerahan, pH, DO, BOD, alkalinitas, nekton dan karbondioksida
Sumber : Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/ 1990
Pengukuran langsung : kecerahan, pH, nekton
Analisis laboratorium : plankton, benthos dan kualitas air
Reaksi kimia : DO, BOD, Alkalinitas dan Karbondioksida
Analisis kualitas air dilakukan di Laboratorium Limnologi Fak. Perikanan IPB
Skala Kategori Rentang Nilai (g/l)
5 Sangat Baik 0
4 Baik 0 – 10
3 Sedang 10 – 25
2 Jelek 25 – 50
1 Sangat Jelek > 52
Parameter Satuan Maksimum Diperbolehkan
A. Fisika
1. TSS mg/l 1.500
2. Kejernihan m 1,25
3. Suhu oC 30
B. Kimia
1. Kesadahan mg/l 500
2. pH - 6,5 – 9
3. BOD mg/l 5
4. DO mg/l 4
SDR x E x Ai Qs = -------------------- 365
Qs (ton/hari) BS = ---------------------- Debit (m3/hari)
Komponen Lingkungan
Metoda Pengumpulan Data
Metoda Analisis DataFakta Baku Mutu
4. Iklim Mikro Lokasi : Hutan Primer, LOA dan Non Hutan Membandingkan suhu dan
kelembaban antar penutupan vegetasi
Kriteria Kelembaban Udara
Sumber : Fandeli, 1992
Kriteria Kualitas Suhu Udara
Sumber : Fandeli, 1992
iPengukuran suhu dan kelembaban di lapangan secara langsung
B. Biologi
Lokasi : Hutan Primer, LOA dan Non Hutan
Kemantapan Vegetasi
Sumber : Samingan, 1990
Pengamatan jalur transek
Skala Kategori Rentang Nilai (oC)
5 Sangat Baik 21 – 27
4 Baik 16 – 20
3 Sedang 28–30 atau 11–15
2 Jelek 31–35 atau 6–10
1 Sangat Jelek > 35 atau < 5
Skala Kategori Rentang Nilai (%)
5 Sangat Baik 56 – 74
4 Baik 51–55 atau 75–79
3 Sedang 46–50 atau 80–56
2 Jelek 40–45 ata 85–100
1 Sangat Jelek < 40 atau > 100
Skala Kategori Rentang Nilai H’
4 Sangat Baik > 2,0
3 Baik 1,5 – 2,0
2 Buruk 1,0 – 1,5
1 Sangat Buruk < 1,0
Jumlah Individu Suatu Jenis Kerapatan : ------------------------------------------- (Individu/ha) Luas Seluruh Plot
Jumlah Individu Suatu JenisKerapatan Nisbi : ---------------------------------------- (KN dalam %) Jumlah Seluruh Jenis
Basal Areal Suatu Jenis Dominansi : ------------------------------------ (m3/ha) Luas Seluruh Plot
Komponen Lingkungan
Metoda Pengumpulan Data
Metoda Analisis DataFakta Baku Mutu
iIS : Indeks Kesamaan Komunitas (Index of Similarity)W : Indeks Nilai Penting yang sama atau lebih kecil dari jenis-jenis vegetasi yang sama di kedua komunitas yang dibandingkanA : Jumlah Indeks Nilai Penting Komunitas AB : Jumlah Indeks Nilai Penting Komunitas B
Potensi Tegakan
Keterangan : Potensi tegakan jenis komersial per hektar pohon berdiameter 30 cm ke atas
i D : Indeks Keanekaragaman Shanonni : Indeks Nilai Penting suatu jenisN : Jumlah Indeks Nilai Penting dari seluruh jenis
i J : Indeks KeseragamanH : Indeks Keanekaragaman spesies ShanonH maks : ln S (S = jumlah spesies)
Kriteria Hutan Produksi Alam Produktif
Jumlah individu pohon > 25 batang/haJumlah individu tiang > 75 batang/haJml individu pancang > 200 batang/haJumlah individu semai > 400 batang/ha Sumber : SK Menhut No. 475/Kpts-II/IV/1998
Skala Kategori Potensi (m3/ha)
4 Sangat Baik > 30
3 Baik 20 – 30
2 Buruk 10 – 19
1 Sangat Buruk < 10
Dominansi Suatu Jenis Dominansi Nisbi : ------------------------------------ (DN dalam %) Dominansi Seluruh Jenis Jumlah Petak Terisi Suatu JenisFrekuensi : ---------------------------------------------- Luas Seluruh Plot
Frekuensi Suatu JenisFrekuensi Nisbi : ---------------------------------- (FN dalam %) Frekuensi Seluruh Jenis
Indeks Nilai Penting = KN + DN + FN
2 W IS = ----------- x 100 % A + B
ni D = - [ pi. ln pi], pi = -----
N
H J = ------------ H maks
A = Petak pengukuran semai( 2 m x 2 m) B = Petak pengukuran pancang ( 5 m x 5 m) C = Petak pengukuran tiang ( 10 m x 10 m) D = Petak pengukuran pohon ( 20 m x 20 m)
Jumlah Batang
Komponen Lingkungan
Metoda Pengumpulan Data
Metoda Analisis DataFakta Baku Mutu
i BA : luas bidang dasar (m2) N : jumlah pohon (batang/ha) Tb : tinggi bebas cabang 0,7 : konstanta faktor bentuk pohon i
2. Potensi Vegetasi Nir Kayu dan Eksistensi Flora Dilindungi
Lokasi dan analisis data sama dengan parameter Struktur dan Potensi Vegetasi
3. Eksistensi Satwaliar Dilindungi
Lokasi : Hutan Primer, LOA dan Non Hutan INP sama seperti pd vegetasi
H’ : Indeks Keanekaragaman Shanon ni : INP suatu jenis N : Jumlah INP dari seluruh jenis
Pengamatan langsung : metoda IPA (burung), jalur transek (mamalia dan reptilia)Tidak langsung (jejak, tanda lain)Wawancara
Skala Kategori Rentang Nilai H’
5 Sangat Baik > 0,72
4 Baik 0,54 – 0,71
3 Sedang 0,36 – 0,53
2 Jelek 0,18 – 0,35
1 Sangat Jelek 0,00 – 0,17
ni H’ = - [ pi. ln pi ] = ------
N
Volume Tegakan Pohon (m3/hektar) = BA x Tb x N x 0,7
Beberapa Jenis Vegetasi Nir Kayu dan Flora Dilindungi
Kualitas Satwaliar
Jenis Vegetasi Nama Latin Peraturan Perlindungan
Sagu Metroxylon sagu SK Mentan No. 54/Kpts/Um/2/1975
Rotan Calamus rattan SK Mentan No. 54/Kpts/Um/2/1975
Melinjo Gnetum gnemon SK Mentan No. 54/Kpts/Um/2/1975
Pinang Pentace spp. SK Mentan No. 54/Kpts/Um/2/1975
Komponen Lingkungan
Metoda Pengumpulan Data
Metoda Analisis DataFakta Baku Mutu
i i
Beberapa Jenis Satwaliar Dilindungi
4. Biota Perairan
Lokasi : inlet dan outlet Sungai Malakopa, Matobat, Bakatmonga, Taikako dan Cempungan
N : kelimpahan ( plankton/l ) C : volume air tersaring (cc) n : jumlah individu spesies ke-I D : volume air 1 tetes (cc) A : luas gelas penutup (mm2) E : volume air yang disaring (untuk benthos adalah luas bukaan dredge 20 x 20 cm2) B : luas lapangan pandang (mm2)
Kualitas Biota Perairan
Pengamatan visual
Wawancara dengan penduduk
Data Sekunder
Skala Kategori Rentang Nilai H’
5 Sangat Baik > 0,72
4 Baik 0,54 – 0,71
3 Sedang 0,36 – 0,53
2 Jelek 0,18 – 0,35
1 Sangat Jelek 0,00 – 0,17
A C 1 N = n x ----- x ----- x ----- B D E
No Jenis Satwaliar Nama Latin Peraturan Perlindungan
1 Owa bilai Hylobates klosii PP No. 7 Tahun 1999
2 Monyet Kera Macaca fascicularis IUCN
3 Elang rawa katak Circus aeruginosus PP No. 7 Tahun 1999
4 Beo Gracula religiosa robusta PP No. 7 Tahun 1999
5 Tupai tanah Tupaia tana CITES
Komponen Lingkungan
Metoda Pengumpulan Data
Metoda Analisis DataFakta Baku Mutu
i H’ : Indeks Keanekaragaman Shanon ni : Jumlah spesies individu ke-i N : Jumlah semua individu i
C. Sosial Ekonomi Budaya
1. Konflik Pemilikan Lahan (Hak Ulayat)
Lokasi : Kampung di Kec. Sikakap, Pagai Utara dan Pagai Selatan
Batas-batas hak ulayat hasil wawancara dan observasi
dipetakan dalam peta Batas Hak Ulayat iObservasi, Wawancara
2. Peluang Bekerja dan Berusaha
Lokasi : Kampung di Kec. Sikakap, Pagai Utara dan Pagai Selatan
P = peluang bekerja dan berusaha (%) D = jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan T = jumlah tenaga kerja yang tersedia
Observasi, Wawancara
Sampel : purposive
3. Tingkat Pendapatan dan Taraf Hidup
Lokasi : Kampung di Kec. Sikakap, Pagai Utara dan Pagai Selatan
Y = pendapatan rata-rata perkapita Rp/th)y = total pendapatan keluarga (Rp/th)A = jumlah anggota keluarga (jiwa)
Observasi, Wawancara
Sampel : purposive
Skala Kategori Rentang Nilai (%)
5 Sangat Tinggi 40
4 Tinggi 36 – 40
3 Sedang 31 – 35
2 Rendah 25 – 30
1 Sangat Rendah < 25
Skala Kategori Rentang Nilai (kg beras)
5 Sangat Tinggi 480
4 Tinggi 380 – 480
3 Sedang 240 – 380
2 Rendah 100 – 240
1 Sangat Rendah < 100
ni H’ = - [ pi. ln pi ] = ------
N
D P = ------ x 100 % T
y Y = ------ A
Komponen Lingkungan
Metoda Pengumpulan Data
Metoda Analisis DataFakta Baku Mutu
4. Tingkat Pendidikan
Lokasi : Kampung di Kec. Sikakap, Pagai Utara dan Pagai Selatan
Untuk mengetahui tingkat pendidikan salah satunya dapat
dilihat dari banyaknya sarana pendidikan
Observasi,Wawancara
Sampel : purposive
5. Mobilitas & Persebaran Penduduk
Lokasi : Kampung di Kec. Sikakap, Pagai Utara dan Pagai Selatan
Untuk mengetahui tingkat mobilitas dan persebaran
penduduk dapat dilihat dari banyaknya migrasi per 1000
pendudukObservasi,Wawancara
Sampel : purposive
D. Kesehatan Masyarakat
1. Sanitasi, Status Gizi, dan Kondisi Kesehatan Masyarakat
Lokasi : Kampung di Kec. Sikakap, Pagai Utara dan Pagai Selatan
K = % ase penderita sakit/kurang gizi (%)S = jumlah penderita sakit/kurang giziJ = jumlah penduduk suatu wilayah
Observasi,WawancaraSampel : purposive
Skala Kategori Rentang Nilai
3 Tinggi Ada SD dan SLTP
2 Sedang Hanya ada SD
1 Rendah Tidak ada SD dan SLTP
Skala Kategori Migrasi / 1000 Jiwa
5 Sangat Tinggi > 200
4 Tinggi 101 – 200
3 Sedang 51 – 100
2 Rendah 21 – 50
1 Sangat Rendah < 20
Skala Kategori Rentang Nilai K (%)
5 Sangat Tinggi < 25
4 Tinggi 25 – 30
3 Sedang 31 – 35
2 Rendah 36 – 40
1 Sangat Rendah 40
S K = ------ x 100 % J
Komponen Lingkungan
Metoda Pengumpulan Data
Metoda Analisis DataFakta Baku Mutu
2. Tenaga Medis dan Fasilitas Kesehatan
Lokasi : Kampung di Kec. Sikakap, Pagai Utara dan Pagai Selatan
Untuk mengetahui tingkat ketersediaan tenaga medis
dan fasilitas kesehatan dapat dilihat dari jumlahnya per
1000 pendudukObservasi, Wawancara
Sampel : purposive
Skala Kategori Rentang Nilai
3 Tinggi > 1 orang
2 Sedang 1 orang
1 Rendah Tidak ada
i
Unit Lahan : Lereng = 0 - 8 %, Tanah = Podsolik, Intensitas Hujan = I1 PT DONGIN PRABHAWA
PARAMETER PDKOMPONEN KPLT Prakiraan Dampak per Kegiatan Jml Jml Jml TOTAL
No. LINGKUNGAN KP DKP KPT NM (%) (A) KPT NM (%) KPLT(B) (A-B)
1 2 3 4 5 6 7 8A 9A 8B 9B 8C 9C 8D 9D 8E 9E 8F 9F 8G 9G 8H 9H 8i 9i 8J 9J 10 11 12 13 14 FISIKA-KIMIA
1 EROSI 2 1 3 1 3 1 4 1 TANAH 5 1 5 10 50 5 3 -2 3 -2 3 -2 4 1 13 40 30 3 -2
2 Beban 4 1 4 1 3 1 4 1
sedimentasi 4 1 4 10 40 4 4 0 4 0 3 -1 4 1 15 40 37.5 4 0
3 Kualitas air 4 1 4 1 4 1 4 1
4 1 4 10 40 4 4 0 4 0 4 0 4 0 16 40 40 4 0
4 Iklim mikro 5 1
4 1 4 10 40 4 5 1 5 10 50 5 1
Prakiraan Dampak
(K1) = Pembebasan Lhn (K2) = Pemb. Camp KP = Kualitas Parameter Per Kegiatan
1 = Sangat buruk 1 = 00-10 % 6 = 51-60 % (K3) = Bloking Areal (K4) = Pemb. Jalan DKP = Derajat Kepentingan Parameter
2 = Buruk 1 = Penting 2 = 11-20 % 7 = 61-70 % (K5) = Peny. Lahan (K6) = Penanaman KPT = Kualitas Parameter Terbobot KP DKP
3 = Sedang 2 = Tidak penting 3 = 21-30 % 8 = 71-80 % (K7) = Pemb. Pabrik & IPAL & Pemeliharaan NM = Nilai Maksimum
4 = Baik 4 = 31-40 % 9 = 81-90 % (K8) = Penanaman KPLT = Kualitas Parameter Lingk. Terbobot
5 = Sangat baik 5 = 41-50% 10 = 91-100% (K9) = Pengangkutan Hasil PD = Prakiraan Dampak KPLT PD
(K10) = Pengolahan Limbah *) = Terkait dengan Desa Sekitar
KONDISI RONA KONDISI DENGAN PROYEK
SKALA KUALITAS
PARAMETER
DERAJAT KEPENTI-
NGAN PARAMETER
KOMPONEN KEGIATAN
K10
Kolom 2 ; 8A - 8J Kolom 3 ; 9A - 9J
SKALA KUALITAS PARA-
METER LINGK. TERBOBOT
Kolom 04 & 8A s/d 8J
MATRIK PRAKIRAAN DAMPAK
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9
TANPA KEGIATAN :TANPA KEGIATAN : DENGAN KEGIATAN:DENGAN KEGIATAN:
Prakiraan Dampak :Prakiraan Dampak :ANALISIS DAMPAK
LINGKUNGAN (ANDAL)
Analisis
Persebaran dampak luas (seluruh areal
efektif)
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) :
Tujuan : mengurangi laju erosi tanah
Kegiatan :
Menanami daerah berlereng curam
Penanaman jenis pohon cepat tumbuh
Lokasi : areal-areal yang rawan erosi
EROSIDampak Turunan
Sedimentasi, Kualitas Air, Biota
Perairan
EROSIDampak Turunan
Sedimentasi, Kualitas Air, Biota
Perairan
KEGIATAN PENYEBAB
Penyiapan lahan, pemeliharaan TBM,
pemeliharaan TM dan pemanenan
KEGIATAN PENYEBAB
Penyiapan lahan, pemeliharaan TBM,
pemeliharaan TM dan pemanenan
Sungai-sungai sekitar areal UP
Kelapa Sawit
Sungai-sungai sekitar areal UP
Kelapa Sawit
L O K A S I D A M P A KL O K A S I D A M P A K
BAKU MUTU EROSI : Sangat Kecil (skala 5) : < 4 ton/Ha/thn Kecil (skala 4) : 4-8 ton/Ha/thn Sedang (skala 3) : 8-15 ton/Ha/thn Besar (skala 2) : 15-60 ton/Ha/thn Sangat Besar (skala 1) : >60 ton/Ha/thn(Fandeli, 1992, Dirjen RRL, 1986)
BAKU MUTU EROSI : Sangat Kecil (skala 5) : < 4 ton/Ha/thn Kecil (skala 4) : 4-8 ton/Ha/thn Sedang (skala 3) : 8-15 ton/Ha/thn Besar (skala 2) : 15-60 ton/Ha/thn Sangat Besar (skala 1) : >60 ton/Ha/thn(Fandeli, 1992, Dirjen RRL, 1986)
ENAM KRITERIADAMPAK PENTING :
1. Jumlah manusia ter-kena dampak
2. Luas sebaran dampak3. Lama dan intensitas
dampak berlangsung
ENAM KRITERIADAMPAK PENTING :
1. Jumlah manusia ter-kena dampak
2. Luas sebaran dampak3. Lama dan intensitas
dampak berlangsung
4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL) :
Indikator : padatan Tersuspensi (TSS)
Tujuan : efektivitas pengelolaan erosi
Kegiatan : Pengambilan contoh air di sungai untuk pengukuran residu total (TSS) dan BOD
Parameter (I-2) : Nilai BOD maksi-mal : 5 mg/l, residu padatan : 0 g/l = sangat baik, 1-10 g/l = baik, 11-25 g/l = sedang, 26-50 g/l = buruk, > 50 g/l = sangat buruk
Lokasi : Sungai di Wil Studi
TANPA KEGIATAN:TANPA KEGIATAN: DENGAN KEGIATAN:DENGAN KEGIATAN:
Prakiraan Dampak :Prakiraan Dampak :ANALISIS DAMPAK
LINGKUNGAN (ANDAL)
Analisis
Intensitas dampak yang terjadi besar
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) :
Tujuan : memerptahankan keberadaan vegetasi dilindungiKegiatan : Perlindungan jenis vegetasi dilindungi, Penanaman pengayaan pada kawasan
lindung dan sepanjang jalan dan parit kebun Lokasi : penanaman pengayaan dilakukan pada kawasan lindung dan pinggir jalan/parit
VEGETASI DILINDUNGIDampak Turunan
Keberadaan Satwaliar Dilindungi
VEGETASI DILINDUNGIDampak Turunan
Keberadaan Satwaliar Dilindungi
KEGIATAN PENYEBAB
Penyiapan lahan lahan perkebunan kelapa
sawit
KEGIATAN PENYEBAB
Penyiapan lahan lahan perkebunan kelapa
sawit
Seluruh Areal UP Kelapa Sawit
Seluruh Areal UP Kelapa Sawit
L O K A S I D A M P A KL O K A S I D A M P A K
BAKU MUTU KEMANTAPAN VEGETASI :
Sangat Baik (skala 4) : H’ > 2,0 Baik (skala 3) : H’ = 1,5 – 2,0 Buruk (skala 2) : H’ = 1,0 – 1,5 Sangat Buruk (skala 1) : H’ < 1,0
(Sumber : Samingan, 1990)
BAKU MUTU KEMANTAPAN VEGETASI :
Sangat Baik (skala 4) : H’ > 2,0 Baik (skala 3) : H’ = 1,5 – 2,0 Buruk (skala 2) : H’ = 1,0 – 1,5 Sangat Buruk (skala 1) : H’ < 1,0
(Sumber : Samingan, 1990)
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL) :
Indikator : Kerapatan vegetasi
Tujuan : efektivitas pengelolaan kawasan lindung serta pinggir jalan & parit kebun
Kegiatan : Inventarisasi vegetasi pada Kawasan Lindung
Parameter (II-1) : Kerapatan strata pohon < 25 bt/Ha, tiang < 75 bt/Ha, pancang < 200 bt/Ha, semai < 1000 bt/Ha (Nilai H’ = 1,5)
Lokasi : kawasan lindung serta pinggir jalan dan parit kebun
ENAM KRITERIADAMPAK PENTING :
1. Jumlah manusia ter-kena dampak
2. Luas sebaran dampak3. Lama dan intensitas
dampak berlangsung
ENAM KRITERIADAMPAK PENTING :
1. Jumlah manusia ter-kena dampak
2. Luas sebaran dampak3. Lama dan intensitas
dampak berlangsung
4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
TANPA KEGIATAN:TANPA KEGIATAN: DENGAN KEGIATAN:DENGAN KEGIATAN:
Prakiraan Dampak :Prakiraan Dampak :ANALISIS DAMPAK
LINGKUNGAN (ANDAL)
Analisis
Jumlah manusia yang terkena dampak besar
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) :
Tujuan : menjaga jaringan jalan yg adaKegiatan : Menjaga dan memelihara jalan yg ada secara periodik setiap tahun Peningkatan pengamanan kebun Lokasi : jalan kebun yang berhubungan dengan pemukiman
AKSESIBILITASDampak Turunan
Peluang Bekerja dan Berusaha, Tingkat
Pendapatan, dan Tingkat Pendidikan
AKSESIBILITASDampak Turunan
Peluang Bekerja dan Berusaha, Tingkat
Pendapatan, dan Tingkat Pendidikan
KEGIATAN PENYEBAB
Penyiapan Lahan
KEGIATAN PENYEBAB
Penyiapan LahanKampung di
sekitar areal UP Kelapa Sawit
Kampung di sekitar areal UP
Kelapa Sawit
L O K A S I D A M P A KL O K A S I D A M P A K
BAKU MUTU AKSESIBILITAS : Sangat Baik (5) : tersedia jalan antar kabupaten Baik (4) : tersedia jalan antar Kec. Sedang (3) : tersedia jalan antar
kampung Buruk (2) : tersedia jalan antar dusun Sangat Buruk (1) : tersedia jalan setapak antar dusun/kampung ( Sumber : Fandeli, 1992)
BAKU MUTU AKSESIBILITAS : Sangat Baik (5) : tersedia jalan antar kabupaten Baik (4) : tersedia jalan antar Kec. Sedang (3) : tersedia jalan antar
kampung Buruk (2) : tersedia jalan antar dusun Sangat Buruk (1) : tersedia jalan setapak antar dusun/kampung ( Sumber : Fandeli, 1992)
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL) :
Indikator : tk kesejahteraan masyarakat
Tujuan : efektivitas pengelolaan aksesibilitas
Kegiatan : Penyebaran kuesioner minimal 60% dari kepala keluarga yang ada
Parameter (III-4) : baik = kesejaheraan meningkat, buruk = kesejahteraan tetap atau berkurang dari rona awal
Lokasi : Kampung-kampung di sekitar areal UP Kelapa Sawit
ENAM KRITERIADAMPAK PENTING :
1. Jumlah manusia ter-kena dampak
2. Luas sebaran dampak3. Lama dan intensitas
dampak berlangsung
ENAM KRITERIADAMPAK PENTING :
1. Jumlah manusia ter-kena dampak
2. Luas sebaran dampak3. Lama dan intensitas
dampak berlangsung
4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
TANPA KEGIATAN:TANPA KEGIATAN: DENGAN KEGIATAN :DENGAN KEGIATAN :
Prakiraan Dampak :Prakiraan Dampak :ANALISIS DAMPAK
LINGKUNGAN (ANDAL)
Analisis
Intensitas dampak kesehatan
masyarakat : kecil
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) :
Tujuan : meningkatkan kesehatan masy.Kegiatan : Bantuan obat-obatan di tiap posyandu di kampung-kampung binaan Pembangunan MCK dan prasarana air bersih di kampung-kampung binaanLokasi : Kampung-kampung di sekitar areal UP Kelapa Sawit
KESEHATAN MASYARAKAT
Dampak Turunan : Sanitasi Lingkungan,
Tenaga Medis dan Fasilitas Kesehatan
KESEHATAN MASYARAKAT
Dampak Turunan : Sanitasi Lingkungan,
Tenaga Medis dan Fasilitas Kesehatan
KEGIATAN PENYEBAB
Penyiapan lahan, pengelolaan limbah
PKS, dan pembinaan masyarakat
KEGIATAN PENYEBAB
Penyiapan lahan, pengelolaan limbah
PKS, dan pembinaan masyarakat
Desa-desa di sekitar areal UP
Kelapa Sawit
Desa-desa di sekitar areal UP
Kelapa Sawit
L O K A S I D A M P A KL O K A S I D A M P A K
BAKU MUTU KESEHATAN MASYARAKAT
Tinggi (skala 3) : paramedis > 1 orang Sedang (skala 2) : paramedis = 1 orang Rendah (skala 1) : paramedis > 1 orang (Sumber : Fandeli, 1992)
BAKU MUTU KESEHATAN MASYARAKAT
Tinggi (skala 3) : paramedis > 1 orang Sedang (skala 2) : paramedis = 1 orang Rendah (skala 1) : paramedis > 1 orang (Sumber : Fandeli, 1992)
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL) :
Indikator : tingkat kesehatan & jumlah tenaga medis & fasilitas kesehatanTujuan : efektivitas pengelolaan kesehatan masyarakatKegiatan : kuesioner, wawancara dengan masyarakat, data sekunderParameter (I-2) : baik jika tk kesehatan masyarakat, kualitas/kuantitas tenaga medis dan fasilitas kesehatan mening-kat, buruk jika kondisinya sama/turunLokasi : Kampung sekitar areal UP Kelapa Sawit
ENAM KRITERIADAMPAK PENTING :
1. Jumlah manusia ter-kena dampak
2. Luas sebaran dampak3. Lama dan intensitas
dampak berlangsung
ENAM KRITERIADAMPAK PENTING :
1. Jumlah manusia ter-kena dampak
2. Luas sebaran dampak3. Lama dan intensitas
dampak berlangsung
4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
No. BOBOT KOMPONEN LINGKUNGANKondisi Rona Lingkungan Hidup
Tanpa Terbobot Dengan Terbobot
1 12 Banjir dan Kekeringan X-1 (X-1*Bobot) Y-1 (Y-1*Bobot)
2 11 Erosi X-2 (X-2*Bobot) Y-2 (Y-2*Bobot)
3 10 Sedimentasi X-3 (X-3*Bobot) Y-3 (Y-3*Bobot)
4 9 Subsidensi Lahan X-4 (X-4*Bobot) Y-4 (Y-4*Bobot)
5 8 Kebakaran Lahan X-5 (X-5*Bobot) Y-5 (Y-5*Bobot)
6 7 Habitat satwaliar X-6 (X-6*Bobot) Y-6 (Y-6*Bobot)
7 6 Eksistensi satwaliar X-7 (X-7*Bobot) Y-7 (Y-7*Bobot)
8 5 Vegetasi dilindung X-8 (X-8*Bobot) Y-8 (Y-8*Bobot)
9 4 Eksistensi nir kayu X-9 (X-9*Bobot) Y-9 (Y-9*Bobot)
10 3 Kualitas air X-10 (X-10*Bobot) Y-10 (Y-10*Bobot)
11 2 Biota perairan X-11 (X-11*Bobor) Y-11 (Y-11*Bobor)
12 1 Iklim mikro X-12 (X-12*Bobot) Y-12 (Y-12*Bobot)
J U M L A H X Y
No. BOBOT KOMPONEN LINGKUNGANKondisi Rona Lingkungan Hidup
Tanpa Terbobot Dengan Terbobot
1 7 Daya Dukung Lahan X-1 (X-1*Bobot) Y-1 (Y-1*Bobot)
2 6 Agroklimat & Iklim Mikro X-2 (X-2*Bobot) Y-2 (Y-2*Bobot)
3 5 Aksesiblitas X-3 (X-3*Bobot) Y-3 (Y-3*Bobot)
4 4 Sikap masyarakat terhadap UP Kelapa Sawit X-4 (X-4*Bobot) Y-4 (Y-4*Bobot)
5 3 Konflik lahan X-5 (X-5*Bobot) Y-5 (Y-5*Bobot)
6 2 Erosi X-6 (X-6*Bobot) Y-6 (Y-6*Bobot)
7 1 Sedimentasi X-7 (X-7*Bobot) Y-7 (Y-7*Bobot)
J U M L A H X Y
No. BOBOT KOMPONEN LINGKUNGANKondisi Rona Lingkungan Hidup
Tanpa Terbobot Dengan Terbobot
1 9 Sikap masyarakat terhadap UP Kelapa Sawit X-1 (X-1*Bobot) Y-1 (Y-1*Bobot)
2 8 Konfik lahan X-2 (X-2*Bobot) Y-2 (Y-2*Bobot)
3 7 Eksistensi nir kayu X-3 (X-3*Bobot) Y-3 (Y-3*Bobot)
4 6 Aksesibilitas X-4 (X-4*Bobot) Y-4 (Y-4*Bobot)
5 5 Pendapatan X-5 (X-5*Bobot) Y-5 (Y-5*Bobot)
6 4 Peluang kerja dan berusaha X-6 (X-6*Bobot) Y-6 (Y-6*Bobot)
7 3 Taraf hidup X-7 (X-7*Bobot) Y-7 (Y-7*Bobot)
8 2 Kesehatan X-8 (X-8*Bobot) Y-8 (Y-8*Bobot)
9 1 Pendidikan X-7 (X-9*Bobot) Y-9 (Y-9*Bobot)
J U M L A H X Y
No. BO-BOT KOMPONEN LINGKUNGANKondisi Rona Lingkungan Hidup
Tanpa Terbobot Dengan Terbobot
1 8 Aksesibilitas X-1 (X-1*Bobot) Y-1 (Y-1*Bobot)
2 7 Peluang Kerja dan Berusaha X-2 (X-2*Bobot) Y-2 (Y-2*Bobot)
3 6 Pendapatan Maysarakat X-3 (X-3*Bobot) Y-3 (Y-3*Bobot)
4 5 Taraf Hidup X-4 (X-4*Bobot) Y-4 (Y-4*Bobot)
5 4 Pendidikan X-5 (X-5*Bobot) Y-5 (Y-5*Bobot)
6 3 Kesehatan X-6 (X-6*Bobot) Y-6 (Y-6*Bobot)
7 2 Mobilitas dan Persebaran Penduduk X-7 (X-7*Bobot) Y-7 (Y-7*Bobot)
8 1 Sikap dan Persepsi Masyarakat X-8 (X-8*Bobot) Y-8 (Y-8*Bobot)
J U M L A H X Y
YPerubahan/Selisih : ---------- x 100 % = Pn (%) XKeterangan : X1 – Xn : Kondisi Rona Lingkungan Tanpa KegiatanY1 – Yn : Kondisi Rona Lingkungan Dengan Kegiatan X : Jumlah Kualitas Parameter Lingkungan Terbobot (KPLT) Tanpa Kegiatan Y : Jumlah Kualitas Parameter Lingkungan Terbobot (KPLT) Dengan Kegiatan Pn (%) : Presentase Perubahan/Selisih KPLT antara Dengan dan Tanpa Kegiatan
Dengan kriteria Pn (%) sebagai berikut : < 45 % Sangat Besar - P45 % s/d 65 % Besar - P65 % s/d 85 % Sedang - TP85 % s/d 100 % Kecil - TP 100 % Tidak Berdampak100 % s/d 115 % Kecil + TP115 % s/d 130 % Sedang + TP130 % s/d 145 % Besar + P > 145 % Sangat Besar + P
I. PENDAHULUAN1. Latar Belakang2. Tujuan dan Manfaat3. Peraturan Perundang-undangan4. Kebijakan Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup
II. RUANG LINGKUP STUDI1. Lingkup Rencana Kegiatan yang akan ditelaah dan alternatif komponen rencana kegiatan2. Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal3. Pelingkupan
III. METODA STUDI1. Metoda Pengumpulan Data dan
Analisis Data2. Metoda Prakiraan Dampak Penting3. Metoda Evaluasi Dampak Besar dan Penting
IV. PELAKSANAAN STUDI 1. Pemrakarsa 2. Konsultan Penyusun Studi Amdal 3. Biaya Studi 4. Waktu Pelaksanaan Studi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN1. Latar Belakang3. Tujuan dan Manfaat2. Peraturan
II. RENCANA USAHA ATAU KEGIATAN1. Identitas Pemrakarsa dan Penyusun ANDAL2. Uraian Rencana Usaha atau Kegiatan3. Aletenatif yang Dikaji dalam AMDAL4. Keterkaitan Rencana Usaha dengan Kegiatan Lain di Sekitarnya
III. RONA LINGKUNGAN HIDUP1. Komponen Fisik-Kimia2. Komponen Biologi3. Komponen Sosial Ekonomi Budaya4. Komponen Kesehatan Masyarakat
IV. RUANG LINGKUP STUDI 1. Dampak Penting yang Ditelaah 2. Wilayah Studi dan Batas Waktu
Kajian
V. PRAKIRAAN DAMPAK PENTING 1. Penentuan Dampak
Penting
2. Pendugaan Dampak Penting
VI. EVALUASI DAMPAK PENTING 1. Telaahan terhadap Dampak
Penting 2. Pemilihan Alternatif Terbaik
3. Telahaan Sebagai Dasar Pengelolaan4. Rekomendasi Penilaian Kelayakan Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN1. Latar Belakang2. Informasi Singkat Studi ANDAL3. Tujuan & Kegunaan Pengelolaan Lingkungan
II. PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN1. Pendekatan Teknologi2. Pendekatan Sosial Ekonomi3. Pendekatan Instituai
III. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN1. Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting2. Tolok Ukur Dampak3. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingk. Hidup4. Pengelolaan Lingkungan Hidup
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup 6. Periode Pelaksanaan Pengelolaan
7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Informasi Singkat Rencana Pengelolaan Lingkungan
3. Tujuan dan Kegunaan Rencana Pemantauan Lingkungan
II. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
1. Dampak Penting Yang akan Dipantau
2. Sumber Dampak yang akan Dipantau
3. Parameter Lingkungan yang Dipantau
4. Sasaran Rencana Pemantauan
5. Metoda Pemantauan
6. Institusi Pemantauan Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR ISI RKL DAFTAR ISI RPL
Terima Kasih