ekologi hewan

26
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI Disusun oleh : Kelompok: 9 Asisten: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERO 2015

Upload: dini-astrianis

Post on 19-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ekologi hewan

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI

Disusun oleh :

Kelompok: 9Asisten:

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERO

2015

Page 2: ekologi hewan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum Ekologi sebagai salah satu cabang ilmu biologi yang

mempelajari interaksi atau hubungan pengaruh mempengaruhi dan saling

ketergantungan antara organisme dengan lingkungannya baik secara langsung

maupun tidak langsung terhadap kehidupan makhluk hidup itu. Lingkungan tersebut

artinya segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup yaitu lingkungan biotik

maupun abiotik. Hal-hal yang dihadapi dalam ekologi sebagai suatu ilmu adalah

organisme, kehadirannya dan tingkat kelimpahannya di suatu tempat serta faktor-

faktor dan proses-proses penyebabnya.

Ekologi hewan adalah suatu cabang biologi yang khusus mempelajari

interaksi-interaksi antara hewan dengan lingkungan biotic dan abiotik secara

langsung maupun tidak langsung meliputi sebaran (distribusi) maupun tingkat

kelimpahan hewan tersebut. Sasaran utama ekologi hewan adalah pemahaman

mengenai aspek-aspek dasar yang melandasi kinerja hewan-hewan sebagai individu,

populasi, komunitas dan ekosistem yang ditempatinya, meliputi pengenalan pola

proses interaksi serta faktor-faktor penting yang menyebabkan keberhasilan maupun

ketidakberhasilan organisme-organisme dan ekosistem-ekosistem itu dalam

mempertahankan keberadaannya. Berbagai faktor dan proses ini merupakan

informasi yang dapat dijadikan dasar dalam menyusun permodelan, peramalan dan

penerapannya bagi kepentingan manusia, seperti; habitat, distribusi dan

kelimpahannya, makanannya, perilaku (behavior) dan lain-lain (Pankhurst, 1997).

Tanah adalah salah satu benda alam yang terdapat di permukan kulit bumi,

yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan-

bahan organik, pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang merupakan medium

atau tempat tumbuhnya tanaman dengan sifat-sifat tersebut yang terjadi akibat dari

pengaruh kombinasi faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah

dan lamanya waktu pembentukan. Tanah mempunyai fungsi yang bermacam-

macam.Tanah adalah tempat tinggal dan hidup berbagai organisme baik manusia,

hewan, tumbuhan maupun mikroorganisme.

Tanah dihuni oleh bermacam-macam mikroorganisme, mikroorganisme tanah

seperti bakteri dan jamur sangat mempengaruhi kesuburan tanah, oleh karena itu

Page 3: ekologi hewan

mikroorganisme merupakan salah satu aspek penting yang berperan dalam

pembentukan suatu ekosistem.Mikroorganisme tanah juga bertanggungjawab atas

pelapukan bahan organik dan pendauran unsur hara, dengan demikian

mikroorganisme mempunyai pengaruh terhadap sifat kimia dan fisik tanah.

Selain bakteri, di dalam tanah banyak ditemukan ribuan jenis hewan dan

mikroorganisme, dari yang berukuran sangat kecil (bakteri, fungi dan

protozoa/invisibee mikro-biota) hingga biota yang berukuran sangat besar seperti

cacing tanah, kutu, tikus, kaki seribu dan megafauna yang membentuk ekosistem

tanah bersama tumbuhan yang ada. Aktivitas biologi organismetanah terkonsentrasi

di topsoil. Komponen biologi menempati tempat yang tipisatau halus (<0.5%) dari

total volume tanah dan membuat kurang dari 10% totalbahan organik tanah.

Komponen hidup ini terdiri dari akar tumbuhan dan organisme tanah.

Cacing tanah sering membentuk bagian utama biomassa hewan tanah dandapat

mempresentasikan hampir 50% biomassa hewan tanah di tanah padangrumput, dan

hingga 60% tanah hutan. Cacing tanah dapat memperbaiki penyatuan bahan organik

di bawah permukaan tanah, meningkatkan jumlah air tersimpandalam agregat tanah,

memperbaiki infiltrasi air, aerasi dan penetrasi akar danmeningkatkan aktivitas

mikroorganisme. Partikel tanah yang digerakkan ke berbagai posis oleh akar, cacing

tanah, baik melalui siklus kering atau basah danmelalui kekuatan lain sehingga

membentuk struktur tanah. Produksi kotoranmesofauna juga menyumbang

pembentukan struktur tanah partikel dan ruang-ruangyang terbentuk di antara

partikel.

Metode praktikum cuplikan kuadrat adalah dengan mengamati kerapatan

populasi dari cacing tanah dan pengukuran terhadap faktor lingkungan yaitu suhu

udara dan pH tanah.Sebelumnya, dibuat terlebih dahulu catatan singkat mengenai

area studi seperti jenis habitat dari lapangan rumput yang dikenal dampak pijakan

jenis rumput, jenis tanaman dan lain-lain.Setelah itu, kuadrat (30x30 cm) diletakkan

pada cuplikan atau kuadran sebelum menggali tanah lalu taksiran kasar dibuat

mengenai vegetasi penutupnya.Dari masing-masing cuplikan atau kuadran dilakukan

3 kali ulangan. Pengambilan sampel dilakukan dengan caramenusukkan silinder

sampling ke dalam tanah sedalam 20 cm dari permukaan tanah. Cacing tanah yang

terdapat dalam silinder sampling dikumpulkan dalam kantung plastik lalu dihitung

jumlahnya.Apabila dalam cuplikan terdapat telur-telur cacing tanah (yang berwarna

keputih-putihan, lunak dan bentuknya agak membulat dengan kedua ujungnya agak

Page 4: ekologi hewan

lancip) kumpulkan dan dihitung jumlahnya.Hewan-hwan tanah yang dijumpai dalam

cuplikan dikumpulkan dan dihitung kepadatannya. Pengukuran pH tanah dilakukan

dengan cara melarutkan tanah yang diabil dengan silinder sampling dalam akuadst

pada cawan petri, kemudia diatur mnggunakan kertas pH dan juga dengan

menggunakan alat soil tester. Selanjutnya pengukuran temperature udara dilakuka

dengan menggunakan thermometer celcius.Pengukuran dilakukan 2 kali yaitu

sebelum dan sesudah praktikum. Pengukuran dilakukan dengan cara meletakkan

(menggantungkan thermometer selama 5 menit agar stabil, kemudia dibaca angka

yang ditunjukkan dalam thermometer tersebut).

Ekologi merupakan kajian ilmiah tentang hubungan antara organisme dengan

lingkungan hidupnya.Ekosistem adalah semua organism pada suatu tempat tertentu

yang berinteraksi dengan lingkungan abiotiknya.Tanah merupakan “thriving

ecosystem” dari tumbuhan dan binatang yang memegang peranan penting dalam

tanah. Tumbuhan dan binatang tersebut mampu mengubah komposisi dan struktur

ekosistem tanah dengan berbagai cara (Gershuny, 1986).

B. Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui kerapatan populasi cacing tanah.

Page 5: ekologi hewan

II. DESKRIPSI LOKASI

Lokasi praktikum dan pengambilan sampel dilakukan di dua lokasi. Lokasi

pertama di daerah belakang kampus Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

untuk Acara I.Menghitung Populasi dengan Metode Menangkap–Menandai–

Menangkap Ulang (Capture–Recapture), Acara II. Menaksir Kerapatan Populasi

Hewan dengan Metode Cuplikan Kuadrat dan Acara III. Keragaman Hewan Tanah.

Lokasi ini terletak di ketinggian 101 dpl dengan vegetasi yang beragam. Habitat

berupa lapangan rumput dengan jenis rumput teki (Ciperus rotundus) dan ditumbuhi

oleh pohon jati serta pohon lainnya. Sekitar lokasi pengambilan sampel terdapat pula

beragam tumbuhan perdu dan bebatuan besar maupun kecil. Selain itu, organisme

seperti nyamuk, lalat, serangga dan semut juga ditemui di lokasi. Tanah di lokasi

mempunyai pH 6,2 sehingga tanah di termasuk asamdan suhu 25°C.

Lokasi kedua berada di sungai kecil belakang Lab Riset. Sungai memiliki arus

yang cukup deras dan banyak ditumbuhi oleh beragam tumbuhan herba maupun

pohon. Air di dalam sungai mempunyaikecepatan arus sebesar (diisi nih de, datanya

ga ada di aku)..... Tanah di tempat lokasi memiliki kelembaban yang tinggi karena

lokasinya yang dekat dengan sungai. Berbagai organisme seperti moluska, ikan,

katak, kecebong, anggang-anggang juga ditemukan pada lokasi sungai. Menurut

Odum (1988) bahwa sungai terdapat zona air deras yang merupakan daerah yang

dangkal dengan kecepatan arus cukup tinggi untuk menyebabkan dasar sungai bersih

dari endapan dan materi lain yang lepas sehingga dasarnya padat.Zona ini dihuni

oleh bentos yang beradaptasi khusus atau organisme ferifitik yang dapat melekat atau

berpegang dengan kuat pada dasar yang padatdan oleh ikan yang kuat berenang.

Zona ini umumnya terdapat pada hulu sungai.

Gambar 1. Lokasi Acara I, II dan III

Page 6: ekologi hewan

Gambar 2. Lokasi Acara IV

Page 7: ekologi hewan

III. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam sistem terestrial, biota tanah yang mungkin yang paling sulit untuk

diperkirakan karena tanah adalah media keruh di mana mengindentifikasi kation dari

sebagian besar organisme yang tidak mudah, jumlah organisme besar - bisa ada

ratusan sampai ribuan bahkan jutaan invertebrata, organisme kecil dan morfologi

yang beubah dalam siklus hidup suatu takson, sehingga mereka sering dikategorisasi

oleh ukuran tubuh, metode sampling dan kation mengindentifikasi menghabiskan

waktu dan energi (Sylvain, 2011).

Mikroorganisme yang hidup didalam tanah berperan penting dalam

perubahan-perubahan yang terjadi didalam tanah, salah satunya adalah perubahan

bahan organik menjadi substansi yang akan mnyediakan nutrien bagi pohon-pohon

dan tumbuhan yag berada didalam hutan. Tanpa aktivitas mikroorganisme maka

segala kehidupan dibumi inilambat laut akan terhambat. Ikroorganisme yang

berperan dalam merubah bahan organik menjadi substansi itu adalah baktri,

cendawan, alage, protozoa dan virus (Ardi, 2009).

Organisme Tanah membusukkan banyak senyawa organik, seperti pupuk

kandang, sisa-sisa tanaman, pupuk dan pestisida, mencegah mereka dari memasuki

air dan menjadi polutan.Aktivitas manusia menambah berbagai zat ke lingkungan,

beberapa di antaranya berbahaya atau beracun.Selama konsentrasi tidak lebih besar

dari kemampuan ekosistem untuk menanganinya, mikroorganisme di Tanah dapat

menurunkan atau detoksifikasi banyak zat ini, membuat mereka tidak berbahaya bagi

manusia, hewan, dan lingkungan(Pankhurst, 1997).

Cacing tanah merupakan binatang yang sangat menarik untuk dikaji secara

lebih mendalam. Jumlah cacing tanah ini diperkirakan dapat mencapai 200 - 1000

pounds per acre. Mereka memakan bahan organik dan aprtikel tanah pada saat ia

membuat liang di dalam tanah. Cacing ini mencerna bahan organik dan

mengeluiarkan kotorannya yang kaya hara ke luar tubuhnya.Daur ulang hara seperti

ini dapat membuat tanah menjadi lebih kaya hara tersedia.Selain itu lubang-lubang

cacing tanah ini juga memungkinkan udara dan air menembus tanah dengan lebih

cepat(Pankhurst, 1997).

Sumberdaya air dan nitrogen, keduanya sangat esensial bagi semua

kehidupan, bertahan secara konstan di dalam daurnya; berarti bahwa perubahannya

hanyalah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Siklus air ternyata sangat dinamis,

Page 8: ekologi hewan

karena air dapat berubah dari bentuk uap (gas) menjadi cairan menjadi salju dan

menjadi es. Peranan tanah dalam proses ini adalah melalui infiltrasi, simpanan air,

dan transpirasi. Nitrogen, yang menyusun lebih dari tiga-perempat atmosfer bumi,

harus dirombak menjadi bentuk-bentuk lainnya untuk dapat dimanfaatkan oleh

organisme hidup. Dalam siklus nitrogen, bakteri tanah mampu mengubah nitrogen

menjadi bentuk hara yang tersedia bagi tumbuhan, binatang dan manusia (disebut

proses fiksasi nitrogen secara biologis), sebelum akhirnya N dikembalikan ke

atmosfir (Pankhurst, 1997).

Organisme tanah dapat menguntungkan petani karena mereka memperbaiki

kesuburan tanah dan dapat membantu ketersediaan hara bagi tanaman dan membantu

pengendalian hama penyakit.

• Organisme tanah memerlukan makanan, oksigen, air, dan habitat yang layak

untuk tumbuh.

• Petani dapat memperkaya organisme tanah dengan jalan menyediakan penutup

tanah organik yang cukup, menambah bahan organik ke dalam tanah, memelihara

drainase tanah yang baik, dan menghindari pengolahan tanah yang berlebihan.

• Di bawah permukaan tanah terdapat satu dunia lain yang penuh dengan jasad

hidup atau organisme tanah. Organisme tanah ini berfungsi sebegai tenaga kerja

bagi para petani karena mereka membantu menyediakan ketersediaan hara yang

dibutuhkan tanaman dan memperbaiki struktur tanah (Pankhurst, 1997).

Ada beberapa jenis organisme tanah, diantaranya adalah (Pankhurst, 1997):

1. Pemecah bahan organik seperti slaters (spesies Isopoda), tungau (mites),

kumbang, dan collembola yang memecah-mecah bahan organic yang besar

menjadi bagian-bagian kecil.

2. Pembusuk bahan organik seperti jamur dan bakteri yang memecahkan bahan-

bahan cellular.

3. Organisme bersimbiosis hidup pada/di dalam akar tanaman dan membantu

tanaman untuk mendapatkan hara dari dalam tanah.

4. Mycorrhiza bersimbiosis dengan tanaman dan membantu tanaman untuk

mendapatkan hara posfor, sedangkan rhizobium membantu tanaman untuk

mendapatkan nitrogen.

5. Pengikat hara yang hidup bebas seperti alga dan azotobakter mengikat hara di

dalam tanah.

Page 9: ekologi hewan

6. Pembangun struktur tanah seperti akar tanaman, cacing tanah, ulat-ulat, dan jamur

semuanya membantu mengikat partikel- partikel tanah sehingga struktur tanah

menjadi stabil dan tahan terhadap erosi.

7. Patogen seperti jenis jamur tertentu, bakteri dan nematoda dapat menyerang

jaringan tanaman.

8. Predator atau pemangsa, termasuk protozoa, nematoda parasite dan jenis jamur

tertentu, semuanya memangsa organisme tanah yang lain sebsagai sumber

makanan mereka.

9. Occupant/penghuni adalah jenis organisme tanah yang menggunakan tanah

sebagai tempat tinggal sementara pada tahap siklus hidup tertentu, seperti ulat

(larvae) dan telur cacing.

Page 10: ekologi hewan

IV. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum antara lainkuas, silinder sampling

dengan diameter 4 cm dari bahan plastik (paralon), thermometer, soil tester, kantong

plastik, kertas label, kaca pembesar, penggaris, alat tulis, dan kamera.

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu cacing tanah dan akuades.

B. Metode

Cara kerja yang dilakukan pada tiap praktikum antara lain:

1. Kuadrat (30x30 cm) pada cuplikan/kuadran sebelum menggali tanah dibuat

taksiran kasar mengenai vegetasi penutupnya. Masing-masing

cuplikan/kuadran diambil 3 kali ulangan.

2. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara menusukan silinder sampling ke

dalam tanah sedalam 20 cm dari permukaan tanah sebanyak 3 kali pada

tempat berbeda di dalam satu cuplikan kuadrat.

3. Cacing tanah yang terdapat dalam silinder sampling dikumpulkan dalam

kantung plastik lalu dihitung jumlahnya.

4. Hewan-hewan tanah yang dijumpai dikumpulkan dalam cuplikan dan hitung

kepadatannya.

5. Pengukuran pH tanah dilakukan menggunakan soil tester dan lakukan

pengukuran temperatur udara menggunakan thermometer.

Page 11: ekologi hewan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 3. Cuplikan Tanah dengan Metode Kuadrat

Tabel 1. Hasil Cuplikan Cacing Tanah dengan Metode kuadrat

Cuplikan pH Suhu Tanah (oC) Kelembaban Tanah %

Jumlah

TelurJumlah Individu

Cacing Tanah

1 6,2 25 78% - -

2 6,2 25 78% - -

3 6,2 25 78% - -

Keterangan :

(-)= tidak ditemukan cacing tanah

B. Pembahasan

Ekosistem tanah adalah ekosistem yang merupakan suatu bentangan alam,

tersusun dari bahan-bahan mineral yang merupakan hasil proses pelapukan batu-

batuan dan bahan organik yang terdiri dari organisme tanah dan hasil pelapukan sisa

tumbuhan dan hewan lainnya. Keadaan lingkungan tanah dapat dipandang sebagai

permukaan lahan di atas bumi yang menyediakan substrat bagi kehidupan tumbuh-

tumbuhan dan hewan. Ciri-ciri lingkungan tanah bervariasi menurut letak dan

iklimnya. Tanah juga memiliki kedalaman, sifat-sifat fisik, komposisi kimiawi dan

asal yang berbeda-beda. Ada lima kategori utama unsur tanah, yaitu: partikel,

mineral, bahan organik, air,gas dan jasad hidup. Bakteri, cendawan, algae, protozoa

dan virus secara bersama-sama membentuk kumpulan mikroorganisme yang dapat

mencapai jumlah total sampai bermilyar-milyar organisme per gram tanah. Hewan

Page 12: ekologi hewan

tanah adalah hewan yang hidup di tanah, baik yang hidup di permukaan tanah

maupun yang hidup di dalam tanah. Kehidupan hewan tanah sangat di tentukan oleh

faktor fisika-kimia tanah, karena itu dalam mempelajari ekologi hewan tanah faktor

fisika-kimia tanah selalu diukur. Hewan tanah diklasifikasikan menurut ukuran

tubuhnya, yaitu dibagi dalam dua golongan besar hewan makro tanah dan mikro

tanah. Pengukuran faktor lingkungan abiotik penting dilakukan dalam studi ekologi

hewan tanah karena besarnya pengaruh faktor abiotik itu terhadap keberadaan dan

kepadatan populasi kelompok hewan ini. Pengukuran faktor lingkungan abiotik yang

dilakukan akan bermanfaat untuk mengetahui faktor yang berpengaruh besar

terhadap keberadaan dan kepadatan populasi hewan yang di teliti. Abiotik atau

komponen tak hidup merupakan komponen fisik dan kimia yang merupakan medium

atau subtrat tempat berlangsungnya kehidupan.

Berdasarkan hasil praktikum cuplikan kuadrat kelompok kami tidak

mendapatkan cacing tanah dalam ketiga kali ulangan (9 paralon). Hal ini dapat

disebabkan karena pada saat praktikum pralon yang dimasukkan kedalam tanah

kurang dalam. Faktor lain yang mempengaruhi tidak terdapatnya cacing pada

cuplikan kuadrat yang dibuat yaitu faktor abiotik seperti struktur dan komposisi

tanah, pH tanah, iklim, cahaya matahari, dan suhu. Cacing tanah adalah organisme

tanah yang lebih aktif pada malam hari, hidup pada tanah yang lembab dengan

sirkulasi udara yang bagus. Tanah berpasir dan kering, populasi cacing tanah sangat

sedikit. Cacing tanah dalam berbagai hal mempunyai arti penting, misalnya bagi

lahan pertanian. Lahan yang banyak mengandung cacing tanah akan menjadi subur,

sebab kotoran cacing tanah yang bercampur dengan tanah telah siap untuk diserap

akar tumbuh-tumbuhan. Cacing tanah juga dapat menigkatkan daya serap air

permukaan. Lubang-lubang yang dibuat oleh cacing tanah meningkatkan konsentrasi

udara dalam tanah. Disamping itu pada saat musim hujan lubang tersebut akan

melipatgandakan kemampuan tanah menyerap air. Secara singkat dapat dikatakan

cacing tanah berperan memperbaiki dan mempertahankan struktur tanah agar tetap

gembur. Kelimpahan cacing tanah pada suatu lahan dipengaruhi oleh ketersediaan

bahan organik, keasaman tanah, kelembaban dan suhu atau temperatur. Cacing tanah

akan berkembang dengan baik bila faktor lingkungan tersebut sesuai dengan

kebutuhannya tetapi sistem pertanian manusia akhir-akhir ini yang tergantung penuh

pada penggunaan bahan kimia telah mengusik habitat cacing tanah. Keseimbangan

Page 13: ekologi hewan

lingkungan akan rusak dan berantakan bila cacing tanah sampai mengalami

kepunahan, apalagi bila itu akibat ulah manusia.

Potensi cacing tanah yang cukup penting lainnya adalh sebagai penghasil

pupuk organik yaitu material halus seperti humus dengan kapasitas tukar kation.

Cacing tanah juga dapat menghasilkan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanamah.

Besarnya peranan cacing tanah dalam meningkatkan kesuburan tanah sangat sesuai

diaplikasikan pada pertanian organik (Darmi et al, 2012).

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada cuplikan kuadrat bahwa

tidak ditemukan organisme tanah setelah diadakan pengamatan terhadap tanah yang

diperoleh. Metode cuplikan kuadrat adalah metode analisa vegetasi yang

menggunakan daerah persegi panjang sebagai sampel uniknya.Ukuran yang

digunakan yaitu untuk semak dan pohon digunakan kuadran diameter anti

meter.Metode ini umum digunakan untuk membuat taksiran kerapatan populasi

berbagai hewan Invertebrata.Satuan pencuplikan di area yang diselidiki populasi

hewannya, yaitu kuadrat, bentuknya tidak selalu bujur sangkar.Bagian penting dari

metode ini adalah menentukan besar ukuran tiap satuan cuplikan (ukuran kuadrat),

jumlah cuplikan serta pola penempatan cuplikan-cuplikan tersebut. Prosedur metode

ini meliputi pencacahan individu-individu dari semua cuplikan kuadrat itu,dan dari

angka-angka yang didapat ditentukan purata kerapatan populasi hewannya untuk

mewakili seluruh area yang diselidiki (Arnita, 1990).

Tingkat keberhasilan metode tersebut tergantung pada luas area kuadrat harus

diketahui dengan pasti.Kuadrat-kuadrat itu harus dapat mewakili keseluruhan dari

area yang diselidiki populasinyaJumlah individu dari setiap kuadrat harus dicacah

dengan tepat.Dalam menentukan kerapat populasi, aspek ketepatan (presisi) bukan

prioritas utama.Aspek yang paling penting adalah daya ramalnya (predictability)

harus tinggi dan nirbias (unbiased) (Ewusie, 1990).

Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Pengertian ini

dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu- individu suatu jenis organisme

dapat tersebar luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan

untuk mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya

terpisah. Individu- individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya

dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi

genetik dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi (Riberu, 2002). 

Page 14: ekologi hewan

Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam

bentuk jumlah atau biomassa perunit atau persatuan luas atau persatuan vokume atau

persatuan penangkapan.Kepadatan populasi sangat penting diukur untuk menghitung

produktifitas dan untuk membandingkan kepadartan suatu jenis dengan kepadatan

semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut (Rakhmanda, 2011).Kerapatan

populasi adalah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang (area),

yang umumnya diteliti dan dinyatakan sebagai jumlah (cacah) individu dan biomasa

persatuan luas, persatuan isi( volume) atau persatuan berat medium lingkungan yang

ditempati. Misalnya, 50 individu tikus sawah per hektar, 300 individu keratela sp

(zooplankton) per meter kubik air, 3 ton udang per hektar luas permukaan tambak,

atau 50 individu afik( kutu daun) per daun.

Pengaruh populasi terhadap  komunitas dan ekosistem tidak hanya tergantung

kepada jenis apa dari organisme yang terlibat tetapi tergantung kepada jumlahnya

atau kerapatan populasinya kadang kala penting untuk membedakn kerapatan kasar

dari kerapatan ekologi (kerapatanspesifik).Kerapatan kasar adalah kerapatan yang

didasarkan atas kesatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologi adalah kerapatan

yang didasarkan atas ruang yang benar- benar (sesungguhnya) ditempati

(mikrohabitat). Contoh nya adalah kerapatan afik (kutu daun) per pohon

dibandingkan dengan kerapatan afik per daun.

Kerapatan populasi suatu hewan dapat dinyatakan dalam bentuk kerapatan

mutlak(absolut) dan kerapatan nisbi(relatif). Pada penafsiran kerapatan mutlak

diperoleh jumlah hewan per satuan area, sedangkan pada penafsiran kerapatan nisbi

nisbi hal itu tidak diperoleh, melainkan hanya akan menghasilkan suatu indeks

kelimpahan (lebih banyak atau sedikit, lebih berlimpah atau kurang

berlimpah). Pengukuran kerapatan populasi kebanyakan dilakukan dengan sensus

atau metode menggunakan sample (sampling).

A.   Kerapatan mutlak

       Pengukuran kerapatan mutlak dapat dilakukan dengan cara:

1.    Pencacahan Total (perhitungan menyeluruh)

Metode ini disebut juga sensus yang digunakan untuk mengetahui jumlah

nyata dari individu yang hidup dari suatu populasi. Metode ini biasanya

diterapkan kepada daerah yang sempit pada hewan yang hidupnya

menetap,misalnya porifera dan binatang karang. Metode ini juga dapat

Page 15: ekologi hewan

digunakan untuk menentukan  populasi hewan  yang berjalan lambat, misalnya

jenis hewan dari coelenterata, siput air dan lain- lain.

2.    Metode Sampling (cuplikan)

Metode ini dilakukan dengan pencacahan dilakukan pada suatu cuplikan

(sample), yaitu suatu proporsi kecil dari populasi dan menggunakan hasil

cuplikan tersebut untuk membuat taksiran kerapatan (kelimpahan)

populasi.Pemakaian metode ini bersangkut paut dengan masalah penentuan

ukurann dan jumlah cuplikan, oleh karena itu bersangkut paut pula dengan

metode-metode statistik. Beberapa metode pencuplikan yang digunakan antara

lain:

a. Metode kuadrat

Pencuplikan dilakukan pada suatu luasan yang dapat berbentuk bujur

sangkar, persegi enam, lingkaran dan sebagainya. Prosedur yang umum

dipakai disini adalah menghitung semua individu dari beberapa kuadrat yang

diketahui ukurannya dan mengekstrapolasikan harga rata- ratanya untuk

seluruh area yang diselidiki.

b. Metoda menangkap- menandai- menangkap ulang

Metode ini dinamakan juga dengan “mark-recapture”, metode ini mengambil

tiga asumsi pokok, yaitu: 1. individu- individu yang tidak bertanda maupun

yang bertanda ditangkap secara acak.2. individu- individu yang diberi tanda

mengalami laju mortalitas yang sama seperti yang tidak bertanda 3. tanda-

tanda yang dikenakan pada individu tidak hilang ataupun tidak tampak.

c. Metode removal (pengambilan)

Metode ini umum digunakan untuk menaksir besar populasi mamalia kecil.

Asumsi- asumsi dasar yang digunakan dalm metode pengambilan adalah

sebagai berikut: 1. populasi tetap stasioner selama periode penangkapan.2.

peluang setiap individu populasi untuk tertangkap pada setiap perioda

panangkapan adalah sama.3. probabilitas penangkapan individu dari waktu

selama perioda penangkapan adalah sama.

C. Pengukuran kerapatan nisbi (relatif)

Beberapa diantara pengukuran kelimpahan relatif adalah sebagai berikut :

·    Menggunakan perangkap

·    Menggunakan jala

·    Menghitung jumlah felet faeses

Page 16: ekologi hewan

·   Frekuensi vokalisasi, indeks kelimpahan populasi dinyatakan sebagai frekuensi

bunyi persatuan waktu

·    Tangkaan persatuan usaha

·    Jumlah artifakta

·    Daya makan

·    Kuesioner

·    Sensus tepi jalan

·    Umpan manusia

Parameter populasi merupakan besaran/ukuran yang dapat dijadikan bahan

untuk ditindak lanjuti pada aktivitas management terhadap populasi. Parameter

populasi (parameter demografi) adalah jumlah dan kepadatan, kelahiran dan

kematian, survival, pertumbuhan, struktur umur dan nisbah kelamin (Margian, 1988).

Page 17: ekologi hewan

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kerapatan populasi cacing tanah dapat diketahui dengan menggunakan metode

cuplikan kuadrat. Keanekaragaman hewan tanah dipengaruhi oleh faktor

lingkungan seperti suhu, pH tanah, kelembapan, intensitas cahaya, kondisi tanah

dan ketinggian tempat.

2. Kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembaban mempengaruhi keragaman

hewan tanah.

B. Saran

Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, dipilih tanah yang gembur agar

mendapatkan hasil praktikum yaitu telur cacing yang diinginkan.

Page 18: ekologi hewan

DAFTAR REFERENSI

Ardi, Rio. 2009. Kajian Aktivitas Mikroorganisme Tanah Pada Berbagai Kelerengan dan Kedalaman Hutan Alam. Universitas Sumatera Utara.

Arnita,indriani.1990.Ekologi Umum.Gita Media Press, Jakarta.

Darmi, Rochmah Supriati & Melati Purnama Sari. 2012. Peran Poplasi Cacing Tanah (Pontoscolex corenthrurus Fr. Mull) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kangkung (Ipomea reptans Poir) Organik. Konservasi Hayati (08): 18-26). Biologi FMIPA Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Ewusie J.Y. 1990. Ekologi Tropika.ITB, Bandung.

Margian, Wolf. 1988. General Ecology. Saunders College Pub, New York.

Pankhurst,C.E. 1997. Biodiversity of tanah organisms as an indicator of tanah health. In: Biological Indicators of Tanah Health. CAB International.

Rakhmanda, Andhika. 2011. Estimasi Populasi Gastropoda di Sungai Tambak Bayan Yogyakarta. Jurnal Ekologi Perairan Laboratorium Ekologi Perairan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM. (1): 1-71.

Riberu, Paskalis. 2002. Pembelajaran Ekologi. Jurnal Pendidikan Penabur (01).

Sylvain, Zachary A. and Diana H. Wall. 2011. Linking soil biodiversity and vegetation: implications for a changing planet. American Journal of Botany 98(3): 517–527.