efisiensi ternak kambing.docx

9
MAKALAH ILMU KEBIDANAN DAN KEMAJIRAN PENINGKATAN EFISIENSI MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADA KAMBING DISUSUN OLEH : NURIZMI SYAM RISWULAN TRESIATY ORIZA MUH. ARDIANSYAH N. NUR ALIF BAHMID MESAK MELJERS ABDUL QADHIR I. U. PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

Upload: nuralifbahmid

Post on 28-Dec-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Efisiensi Ternak Kambing.docx

MAKALAH

ILMU KEBIDANAN DAN KEMAJIRAN

PENINGKATAN EFISIENSI MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN

PRODUKTIFITAS PADA KAMBING

DISUSUN OLEH :

NURIZMI SYAM

RISWULAN

TRESIATY ORIZA

MUH. ARDIANSYAH N.

NUR ALIF BAHMID 

MESAK MELJERS

ABDUL QADHIR I. U.

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Page 2: Efisiensi Ternak Kambing.docx

PENINGKATAN EFISIENSI MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN

PRODUKTIFITAS PADA KAMBING

Perawatan ternak

Perawatan ternak kambing yang dimaksudkan adalah suatu usaha untuk meningkatkan

mutu kambing dengan perlakuan pemeliharaan yang baik. Perlakuan pemeliharaan yang

dimaksud adalah memberi pakan pada kambing, memberi minum kambing, memandikan

kambing serta mencegah penyakit dan mengobati kambing yang sakit.

Pemberian Pakan

Hal pokok yang dibutuhkan ternak untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya dan untuk

produksinya adalah pakan. Setiap ternak tidak akan dapat berproduksi secara maksimal apabila

kebutuhan makanannya tidak tercukupi atau bahkan berlebihan. Maka, hal pertama yang perlu

diperhatikan dalam upaya pemeliharaan ternak adalah pemberian pakan.

Pakan yang diberikan pada ternak kambing berupa konsentrat dan hijauan, serta zat-zat

tambahan berupa mineral.

a. Pemberian konsentrat

Konsentrat adalah suatu campuran pakan yang tinggi kandungan zat makanannya dan

mudah dicerna, dimana kandungan proteinnya tinggi sedangkan kandungan serat kasarnya

lebih rendah. Pemberian konsentrat untuk kambing yaitu 1 kali dalam sehari, yaitu hanya

pada pagi hari. Jumlah pemberiannya rata-rata untuk setiap kambing yaitu 900 gr. Metode

pemberian pakan konsentratnya adalah dengan memberikan 1 gayung kecil pakan konsentrat

untuk setiap kambing tanpa ditimbang dengan pasti.

Fungsi konsentrat selain sebagai pakan tambahan adalah sebagai perangsang bagi ternak

untuk dapat memakan dan mencerna hijauan dalam jumlah yang lebih banyak untuk

digunakan sebagai energi dalam produksi. Konsentrat yang diberikan di pagi hari sebelum

pemberian hijauan dapat membantu mikroba rumen untuk persiapan menyerap zat-zat nutrisi

dari hijauan karena nutrisi yang terkandung dalam pakan konsentrat lebih mudah dicerna

dalam tubuh ternak. Bentuk pakan konsentrat yang diberikan adalah pelet sehingga ternak

kambing dapat lebih mudah untuk memakannya dan tidak beterbangan atau tumpah, yang

dapat meningkatkan efisiensi konsumsi pakan konsentrat.

Page 3: Efisiensi Ternak Kambing.docx

b. Pemberian hijauan

Hijauan berperan sebagai pakan pokok untuk ternak kambing. Sebagian besar

kebutuhan nutrisi untuk ternak kambing dapat dipenuhi dari pemberian hijauan. Kambing

membutuhkan pakan hijauan dengan banyak ragam. Hijauan dari daun-daunan lebih disukai

daripada rumput. Selain itu, kambing juga menyukai limbah dapur (kulit pisang, sisa-sisa

sayuran, ampas kelapa segar), limbah pertanian (daun singkong, batang dan daun ubi jalar,

jerami kacang tanah dan kedelai), limbah industri (dedak padi, dedak jagung, ampas tahu,

bungkil kelapa, bungkil kedelai, bungkil kacang tanah) dan hasil tanaman khusus untuk

ternak (rumput gajah, rumput raja, rumput benggala, rumput setaria, rumput bede, rumput

meksiko, dan berbagai macam kacang-kacangan) serta konsentrat dan hijauan yang

diawetkan.

Frekuensi pemberian hijauan yaitu 2 kali dalam sehari, pada pagi hari setelah pemberian

pakan konsentrat dan pada sore hari pukul 15:00 WIB. Rata-rata jumlah setiap pemberian

hijauan per ekornya yaitu 1 kg, termasuk batang dan daun dari tanaman pakan tersebut.

Pemberian air minum

Kebutuhan air untuk kambing muda relativ lebih besar dari pada kambing yang sudah tua,

begitupun pada suhu lingkungan yang panas. Kebutuhan air bagi tubuh ternak dapat dicukupi

dengan pemberian air minum, air dalam bahan pakan, dan air dari proses metabolism zat pakan

dalam tubuh. Kambing dewasa membutuhkan setiap hari rata-rata 2 liter per kg pakan kering.

Pemberian air minum untuk ternak sebaiknya tidak dibatasi, terutama untuk ternak yang

dipelihara di lingkungan dengan cuaca panas yang suhu di lingkungannya dapat mencapai 30-

32oC. Kekurangan air pada ternak dapat membuat ternak tersebut dehidrasi dan dapat

menurunkan kemampuan reproduksinya serta tidak memenuhi kesejahteraan hewan (animal

welfare).

Pemandian ternak

Pemandian ternak bertujuan untuk membersihkan tubuh ternak dari segala kotoran dan

memperlancar pengeluaran keringat dari kulit ternak tersebut. Tubuh ternak yang bersih juga

dapat mengurangi kontaminasi semen ternak terhadap segala macam bentuk mikroba dan

kotoran yang berasal dari tubuh ternak itu sendiri.

Page 4: Efisiensi Ternak Kambing.docx

Manajemen perkandangan

Kandang adalah sarana mutlak yang harus disediakan dalam pemeliharaan ternak. Kandang

dimanfaatkan ternak sebagai tempat istirahat, berteduh dari cuaca ekstrim, dan melindungi ternak

dari gangguan hewan-hewan lain yang tidak diinginkan, serta memudahkan dalam manajemen

pemeliharaan harian ternak seperti pemberian pakan dan minum, pengawasan kesehatan dan

pengobatan penyakit, juga seleksi. Kandang juga dapat menghemat lahan pemeliharaan,

memudahkan pengumpulan kotoran ternak sehingga lingkungan terpelihara kebersihannya.

Kandang untuk ternak kambing dapat dibuat dari bambu, kayu atau bahan-bahan lain yang

murah dan mudah didapat. Atapnya dapat terbuat dari rumbia, genting, atau ilalang. Hal

terpenting yang harus diperhatikan adalah tenak mendapat sinar matahari dan udara segar yang

cukup. Kandang selalu kering dan konstruksinya dibuat untuk mempermudah pemeliharaan

kebersihannya. Kandang juga sebaiknya dibuat berkolong dengan lantai bercelah agar feses

dapat jatuh melalui celah-celah lantai (celah lantai ± 2 cm), jarak lantai atas dengan lantai bawah

antara 50 – 100 cm. lantai bawah sebaiknya dibuat lubang sebagai penampung dan pengumpul

kotoran. Luas kandang yang dibutuhkan untuk seekor kambing dewasa ± 1 x 1,5 meter.

Perawatan kandang

Perawatan kandang termasuk upaya pencegahan penyakit pada ternak melalui kontaminasi

mikroba-mikroba yang terdapat di kandang. Perawatan kandang juga bertujuan menjaga fasilitas

kandang agar tetap bersih, nyaman bagi ternak, memudahkan pemeliharaan, dan menjaga agar

tidak mudah rusak.

Perawatan kandang yang dapat dilakukan adalah pembersihan kandang bagian atas dan

bawah secara rutin pada pagi hari. Hal ini bertujuan agar ternak dapat nyaman berada di dalam

kandang dan udara dalam kandang tetap segar.

Pencegahan penyakit dan mengobati ternak yang sakit

Pencegahan penyakit lebih baik dari pada mengobati. Upaya-upaya yang dapat dilakukan

untuk mencegah penyakit pada ternak adalah vaksinasi, biosecuriti, dan terutama pemeliharaan

ternak yang baik dan bersih. Penyakit yang sering terjadi pada ternak kambing adalah penyakit

kulit seperti kudis atau luka gores akibat kebiasaan ternak kambing meghantamkan tanduknya ke

dinding kandang. Untuk mengatasinya, dilakukan pemberian obat-obatan pada ternak yang sakit,

Page 5: Efisiensi Ternak Kambing.docx

seperti apabila mengalami luka gores, maka disemprotkan antiseptic spray komersil yaitu

“Gusanex”, untuk penyakit kudis ditangani dengan penyuntikan obat kulit cair yaitu “Ivervet”.

Apabila penyakit yang dialami oleh ternak kambing itu cukup parah, harus dilakukan karantina

pada kambing yang sakit. Upaya pencegahannya hanya sebatas pembersihan rutin pada kandang

kambing dan pemotongan kuku ternak yang sudah panjang menggunakan alat khusus.

Perkawinan Alami

Cara mudah untuk mendapatkan angka kebuntingan yang tinggi adalah dengan sistem

kawin alam. Rasio antara jantan dan betina dalam perkawinan alami ini dapat 1:10 – 1:50 ekor,

bahkan dengan manajemen perkawinan yang baik, jumlah betina dapat ditingkatkan. Di daerah

tropis, siklus birahi pada kambing dapat terjadi sepanjang tahun, sesuai dengan rithme

reproduksinya asalkan kondisi tubuh ternak mendukung terjadinya proses reproduksi. Namun

kelahiran setiap saat sepanjang tahun justru akan mengakibatkan tingginya alokasi waktu petani

untuk mengurus induk dan anak kambing yang baru lahir. Untuk mengatasi hal ini, telah

dilakukan sinkronisasi birahi dan ovulasi secara hormonal menggunakan PGF2α (prostaglandin

analog) atau progesteron sinthetis, dan diperoleh persentase birahi secara serempak mencapai 80

– 100%. Dampak dari banyaknya kambing yang birahi dan kawin secara serempak maka

manajemen pemeliharaan akan lebih mudah dilakukan dan lebih efisien. Di samping itu jumlah

anak yang lahir dalam satuan waktu meningkat dan pada akhirnya pendapatan petani meningkat.

Di samping sinkronisasi secara hormonal, sikronisasi secara biologis dengan menggunakan

pejantan (efek pejantan) lebih murah dan mudah dilaksanakan. Pheromon yang dikeluarkan

pejantan menyebabkan peningkatan sekresi luteinizing hormone (LH) pada betina dalam waktu

sekitar 2 jam. Sekresi LH tersebut kemudian diikuti dengan peningkatan sekresi hormon estrogen

yang menyebabkan terjadinya birahi, dan lonjakan sekresi LH berikutnya menyebabkan ovulasi.

Untuk memperoleh hasil sinkronisasi yang lebih tinggi, ternak betina diisolasi dari ternak

jantan selama 3 – 4 minggu, baik secara fisik, pengelihatan, suara dan bau. Kemudian secara

tiba-tiba ternak betina diintroduksi pada pejantan atau sebaliknya. Dalam waktu 2-8 hari, ternak

betina akan menunjukkan tanda-tanda birahi dan perkawinan terjadi secara normal. Namun

tingkat kebuntingan yang diperoleh relatif rendah (30%). Bagi ternak yang tidak bunting, siklus

birahi berikutnya (20 hari kemudian) akan terjadi secara normal.

Page 6: Efisiensi Ternak Kambing.docx

Inseminasi Buatan

Pemanfaatan teknologi inseminasi buatan (IB) mempunyai kontribusi yang cukup besar

dalam meningkatkan produktivitas ternak dan efisiensi usaha, terutama dalam memanfaatkan

pejantan unggul, dan menurunkan biaya pemeliharaan pejantan.

Teknologi IB berhubungan erat dengan teknik pengenceran semen, penyimpanan,

pendeteksian waktu birahi dan teknis inseminasi. Beberapa jenis pengencer yang telah

dikembangkan untuk mengawetkan semen sapi, kerbau, domba dan kambing adalah laktose, susu

skim dan tris-sitrat. Berbeda halnya pada sapi, IB pada kambing belum banyak dilakukan.

Kesulitan dalam melakukan deposisi semen intra-uterine merupakan salah satu kendala IB pada

kambing. Servik kambing yang berkelok-kelok (berbentuk spiral) menyulitkan alat inseminasi

(insemination gun) dapat masuk sampai ke uterus. Umumnya deposisi semen hanya dapat

dilakukan diluar servik atau dalam vagina sehingga tingkat kebuntingan yang diperoleh masih

rendah yaitu sekitar 30%.

Untuk meningkatkan keberhasilan IB, beberapa inovasi teknologi telah diterapkan di

antaranya dengan melakukan IB pada waktu yang tepat (35-40 jam setelah onset birahi) dan

inseminasi dilakukan 2 kali dalam selang waktu 12 jam. Melalui teknik ini tingkat kebuntingan

yang diperoleh meningkat dari sekitar 30% menjadi 41-56%. Tingkat keberhasilan IB yang lebih

tinggi (70%-80%) diperoleh dengan melakukan IB di dalam uterus, dengan menggunakan alat IB

yang memungkinkan gun IB melewati servik.