efektivitas penggunaan multimedia interaktif pada...
TRANSCRIPT
-
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF
PADA MATERI HIDROKARBON UNTUK MENUMBUHKAN
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KEPERCAYAAN
DIRI SISWA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
MUNIROTUS SA’ADAH
NIM. 11150162000057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
-
i
-
ii
-
iii
-
iv
PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI
HIDROKARBON UNTUK MENUMBUHKAN
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KEPERCAYAAN
DIRI SISWA
ABSTRAK
Munirotus Sa’adah, “Efektivitas Penggunaan Multimedia Interaktif pada
Materi Hidrokarbon untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis dan
Kepercayaan Diri Siswa”, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Berdasarkan hasil PISA Tahun 2018, Indonesia berada di peringkat 71 dari 79
negara partisipan dengan memperoleh hasil dibawah rata-rata internasional. Hal
tersebut terjadi karena beberapa faktor, salah satunya yaitu siswa Indonesia
memiliki keterampilan berpikir kritis yang rendah dan kurangnya kepercayaan diri
dalam menyelesaikan soal-soal berpikir tingkat tinggi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah penggunaan multimedia interaktif pada materi
Hidrokarbon efektif untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kritis dan
kepercayaan diri siswa. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 dan
XI IPA 3 yang berjumlah masing-masing 24 dan 25 siswa pada kelas kontrol dan
eksperimen. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment dengan
Nonrandomized Control Group Pretest-Pottest Design. Instrumen penelitian yang
digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa adalah soal tes esai
dan lembar observasi. Sedangkan pengumpulan data kepercayaan diri siswa
menggunakan angket. Data dianalisis menggunakan SPSS versi 22. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktif pada materi Hidrokarbon
efektif untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kritis dan kepercayaan diri siswa
yang dibuktikan dengan hasil uji hipotesis Independent Sample T-Tes yang
menunjukkan adanya perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan eksperimen baik
dalam hasil tes keterampilan berpikir kritis maupun hasil angket kepercayaan diri
siswa.
Kata Kunci: Hidrokarbon, kepercayaan diri, keterampilan berpikir kritis,
multimedia interaktif.
-
v
ABSTRACT
Munirotus Sa’adah "Efectivity Interactive Multimedia Use for
Hydrocarbon Chapter to Make Grow Student’s Critical Thinking
Skills and Self-confidence", Chemistry Education Department,
Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State
Islamic University Jakarta, 2019.
Based on PISA 2018 results, Indonesia ranked 71 out of 79 participant countries
with results below the international average. This happens due to several factors,
one of which is that Indonesian students have low critical thinking skills and lack
of confidence to solving high-order thinking test. This study aims to determine
whether the use of interactive multimedia on hydrocarbon chapter is effective to
make grow critical thinking skills and student self-confidence. Sample in this study
were students of XI IPA 2 and XI IPA 3 with 24 and 25 students each control and
experimental classes. The research method is Quasi Experiment with
Nonrandomized Control Group Pretest-Pottest Design. The research instrument
used to measure students' critical thinking skills is essay test questions and
observation sheets based on indicators of critical thinking skills. While collecting
student self-confidence data is using a questionnaire. Data were analyzed by SPSS
version 22. The results showed that the use of interactive multimedia on
Hydrocarbon chapter was effective to make grow critical thinking skills and student
self-confidence as evidenced by the results of Independent Sample T-Test
hypothesis which showed an difference average between control and experimental
classes both in the results of critical thinking skills test and the results of student
self-confidence questionnaire.
Keywords: Critical thinking skill, hydrocarbon, interactive multimedia, self
confidence.
-
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Alhamdulillaahi rabbil ‘alamiin. Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta’ala yang telah memberikan limpahan rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Efektivitas
Penggunaan Multimedia Interaktif pada Materi Hidrokarbon untuk Menumbuhkan
Keterampilan Berpikir Kritis dan Kepercayaan Diri Siswa”. Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
Shollallaahu Alaihi Wasallam beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya
hingga akhir zaman.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelas
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam menyelesaikan skripsi
ini tentunya tidak terlepas dari bantua, bimbingan serta dukungan dari berbagai
pihak. Dengan tulus ikhlas dan rendah hati penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Hj. Siti Suryaningsih, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan waktu, ilmu, bimbingan, motivasi, serta saran yang
membangun dengan penuh keikhlasan dan kesabaran kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini hingga akhir.
4. Buchori Muslim, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan waktu, ilmu, bimbingan, motivasi, serta saran yang
membangun dengan penuh keikhlasan dan kesabaran kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini hingga akhir.
-
vii
5. Salamah Agung, Ph.D., selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan, waktu, dan juga perhatian kepada penulis selama
masa perkuliahan.
6. Dedi Irwandi, M.Si., selaku dosen validasi instrumen yang telah
memberikan waktu, ilmu, kritik, dan saran selama proses validasi
instrumen.
7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang
sangat berharga kepada penulis selama masa perkuliahan.
8. Abdurrohim, S.Pd., selaku guru kimia kelas XI dan XII IPA di SMA Al-
Hasra Depok yang telah membimbing dan membantu penulis dalam
pelaksanaan validasi empirik dan penelitian di sekolah.
9. Adik-adik kelas XI IPA 2, XI IPA 3, XII IPA 2, dan XII IPA 3 yang telah
mendukung dan membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah.
10. Kedua orang tua tercinta, Ibu Siti Fatimah dan Bapak Abdul Mujib (Alm.)
yang senantiasa mendoakan, melimpahkan kasih sayang, serta memberikan
dukungan moril maupun materil kepada penulis. Dan terimakasih juga telah
menjadi motivator terbesar penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Adik penulis, Himmatul Khoiriyah yang selalu mendoakan dan
memberikan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan proses
pembuatan skripsi ini.
12. Sahabat terbaik penulis, Zaqiyatul Ningsih yang selalu mendengarkan keluh
kesah, yang setia mendampingi dan memotivasi penulis dari masa awal
kuliah hingga kami dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini bersama.
13. Teman-teman seperjuangan penulis, Alusti, Anjar, Muthia, Rizkia, Aditya,
Rizqa, Lathifa, Jihan, Aulia, Dimas, dan Iman yang telah menemani penulis
dalam melewati suka dan duka selama mengerjakan skripsi.
14. Teman-teman Pendidikan Kimia angkatan 2015, khusunya teman-teman
P.Kimia 2015 B yang telah memberikan banyak cerita suka dan duka selama
masa studi hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
-
viii
15. Teman-teman bimbingan bu asih dan pak buchori yang telah berbagi
kesabaran, pengalaman, motivasi, dan dukungan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
16. Sahabat SMA penulis, Lulus Sholihatin yang telah menemani dan
memotivasi penulis dalam melewati masa-masa sulit dalam menyelesaikan
skripsi ini.
17. Sahabat penulis, Fryska, Nur, Habiba, dan Bella yang selalu menghibur
penulis dalam melewati masa-masa sulit dalam menyelesaikan skripsi ini.
18. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang turut
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan hati semua pihak yang
turut membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi ini. penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran mengenai penelitian ini yang sifatnya membangung. Semoga
skripsi ini memberikan manfaat bagi banyak pihak khususnya bagi pendidikan di
masa depan. Aamiin.
Jakarta, 19 Januari 2020
Penulis
Munirotus Sa’adah
-
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.........................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI.....................................................iii
ABSTRAK ........................................................................................................... .iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 8
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian.................................................................................. 9
F. Manfaat Penelitian................................................................................ 9
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................... 11
A. Deskripsi Teoritik ...................................................................................... 11
1. Efektivitas Pembelajaran ................................................................11
2. Multimedia Interaktif .....................................................................13
3. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ...............................................18
4. Kepercayaan Diri Siswa .................................................................26
5. Materi Hidrokarbon ........................................................................30
B. Hasil Penelitian Relevan .................................................................... 35
C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 36
D. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 40
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 40
B. Metode dan Desain Penelitian .................................................................. 40
C. Prosedur Penelitian .................................................................................... 41
D. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 43
-
x
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 43
F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 44
G. Teknik Analisis Data...........................................................................49
H. Hipotesis Statistik ............................................................................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 54
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 54
1. Data Hasil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa .............................54
2. Data Hasil Kepercayaan Diri Siswa ...............................................64
B. Pembahasan ........................................................................................ 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 96
A. Kesimpulan......................................................................................... 96
B. Saran ................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 98
LAMPIRAN ....................................................................................................... 107
-
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria dan Indikator Berpikir Kritis ....................................................23
Tabel 2.2. Jumlah atom C, rumus molekul dan nama alkana ................................31
Tabel 3.1. Nonrandomized Control Group Pretest–Posttest Design. ....................41
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data .....................................................................44
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis .................................45
Tabel 3.4. Hasil uji validitas butir soal ..................................................................46
Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Observasi Keterampilan Berpikir Kritis ....................48
Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Kepercayaan Diri ........................................................49
Tabel 3.7 Interpretasi Skor .....................................................................................50
Tabel 4.1 Data Hasil Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Ekperimen ....54
Tabel 4.2 Persentase Indikator Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen .......55
Tabel 4.3 Persentase Indikator Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen .....56
Tabel 4.4 Persentase Indikator Hasil Observasi Kelas Kontrol dan Eksperimen ..58
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ...............59
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ..............60
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ............61
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen...........61
Tabel 4.9 Hasil Uji-t Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ...............................62
Tabel 4.10 Hasil Uji-t Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ...........................63
Tabel 4.11 Data Hasil Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Ekperimen ..64
Tabel 4.12 Persentase Indikator Kepercayaan Diri Hasil Pretest AKelas Kontrol
dan Eksperimen ................................................................................ 65
Tabel 4.13 Persentase Indikator Kepercayaan Diri Hasil Posttest Angket Kelas
Kontrol dan Eksperimen ...................................................................66
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ...........68
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ...........69
Tabel 4.16 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ..........70
Tabel 4.17 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen .........70
Tabel 4.18 Hasil Uji-t Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen .............................71
Tabel 4.19 Hasil Uji-t Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen .............................72
-
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ..............................................................................38
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian.............................................................................42
Gambar 4.1. Jawaban siswa kelas eksperimen ......................................................78
Gambar 4.2. Jawaban siswa kelas kontrol .............................................................78
Gambar 4.3. Jawaban siswa kelas eksperimen ......................................................80
Gambar 4.4. Jawaban siswa kelas kontrol .............................................................80
Gambar 4.5. Jawaban siswa kelas eksperimen ......................................................81
Gambar 4.6. Jawaban siswa kelas kontrol .............................................................82
Gambar 4.7. Jawaban siswa kelas eksperimen ......................................................83
Gambar 4.8. Jawaban siswa kelas kontrol .............................................................83
Gambar 4.9. Jawaban siswa kelas eksperimen ......................................................85
Gambar 4.10. Jawaban siswa kelas kontrol ...........................................................85
-
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. RPP Kelas Kontrol ..........................................................................108
Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen ....................................................................118
Lampiran 3. Lembar Validasi Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis ..............129
Lampiran 4. Soal Keterampilan Berpikir Kritis (Uji Coba) .................................139
Lampiran 5. Analisis Butir Soal Uji Validitas dan Reliabilitas ...........................143
Lampiran 6. Soal Pretest dan Posttest Keterampilan Berpikir Kritis (Kelas Kontrol
dan Eksperimen) ............................................................................ 149
Lampiran 7. Kunci Jawaban Soal Berpikir Kritis ................................................153
Lampiran 8. Pedoman Penskoran dan Pedoman Penilaian ..................................156
Lampiran 9. Kisi-kisi Lembar Observasi Keterampilan Berpikir Kritis ..............158
Lampiran 10. Lembar Observasi Keterampilan Berpikir Kritis ..........................159
Lampiran 11. Kisi-kisi Angket Kepercayaan Diri ...............................................160
Lampiran 12. Angket Kepercayaan Diri Siswa ...................................................162
Lampiran 13. Hasil Soal Tes Keterampilan Berpikir Kritis.................................164
Lampiran 14. Hasil Pretest Kelas Eksperimen berdasarkan Indikator KBK .......166
Lampiran 15. Hasil Pretest Kelas Kontrol berdasarkan Indikator KBK .............168
Lampiran 16. Hasil Posttest Kelas Eksperimen berdasarkan Indikator KBK .....170
Lampiran 17. Hasil Posttest Kelas Kontrol berdasarkan Indikator KBK ............172
Lampiran 18. Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen (Soal
KBK)...............................................................................................174
Lampiran 19. Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen (Soal
KBK) ..............................................................................................176
Lampiran 20. Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen (Soal
KBK) ..............................................................................................177
Lampiran 21. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen (Soal
KBK) ............................................................................................. 178
Lampiran 22. Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen (Soal
KBK) ..............................................................................................180
Lampiran 23. Hasil Uji Hipotesis Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen (Soal
KBK) ..............................................................................................181
Lampiran 24. Hasil Observasi Kelas Eksperimen berdasarkan Indikator KBK....182
Lampiran 25. Hasil Observasi Kelas Kontrol berdasarkan Indikator KBK ........ 184
Lampiran 26. Hasil Uji Hipotesis Data Lembar Observasi Keterampilan Berpikir
Kritis............................................................................................... 186
-
xiv
Lampiran 27. Hasil Pretest Kelas Eksperimen berdasarkan Indikator Kepercayaan
Diri................................................................................................. 187
Lampiran 28. Hasil Pretest Kelas Kontrol berdasarkan Indikator Kepercayaan
Diri................................................................................................. 189
Lampiran 29. Hasil Posttest Kelas Eksperimen berdasarkan Indikator Kepercayaan
Diri................................................................................................. 191
Lampiran 30. Hasil Posttest Kelas Kontrol berdasarkan Indikator Kepercayaan
Diri................................................................................................. 193
Lampiran 31. Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen (Angket
Kepercayaan Diri) .......................................................................... 195
Lampiran 32. Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
(Angket Kepercayaan Diri) ............................................................ 197
Lampiran 33. Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen (Angket
Kepercayaan Diri) .......................................................................... 198
Lampiran 34. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen (Angket
Kepercayaan Diri) .......................................................................... 199
Lampiran 35. Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
(Angket Kepercayaan Diri) ............................................................ 201
Lampiran 36. Hasil Uji Hipotesis Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen (Angket
Kepercayaan Diri) ...........................................................................202
Lampiran 37. Surat Permohonan Izin Validasi Instrumen oleh Dosen Ahli .......203
Lampiran 38. Surat Permohonan Izin Melakukan Uji Validasi Empirik .............204
Lampiran 39. Surat Izin Penelitian ......................................................................205
Lampiran 40. Surat Keterangan telah Melakukan Validasi Empirik ...................206
Lampiran 41. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ..............................207
Lampiran 42. Dokumentasi ..................................................................................208
Lampiran 43. Lembar Uji Referensi....................................................................210
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persaingan yang terjadi pada abad 21 menumbuhkan kompetisi antar
bangsa di dunia sehingga menuntut adanya pengembangan kualitas sumber
daya manusia. Dalam persaingan abad 21, aspek penentu paling tinggi terletak
pada kualitas pendidikan pada suatu negara. Majunya suatu bangsa dipengaruhi
oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri, karena pendidikan yang tinggi
dapat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas (Lestari, 2014). Sani &
Manggala (2015) mengungkapkan Saat ini, Indonesia telah mengikuti asesmen
berskala internasional sebagai upaya pendidikan Indonesia dalam bersaing
dengan negara-negara di dunia yaitu Programme for International Student
Assessment (PISA)
Peringkat Indonesia pada PISA yang menilai keterampilan dan
kemampuan siswa masih tergolong dibawah rata-rata. Hasil penilaian
kemampuan sains yang telah dilakukan oleh tim PISA pada tahun 2018
menunjukkan bahwa Indonesia masih berada pada peringkat 71 dari 79 negara
yang ikut berpartisipasi dengan memperoleh nilai rata-rata 396 (Kemendikbud,
2019). Indonesia sejak mengikuti penilaian PISA dari tahun 2000, 2003, 2006,
2009, 2012, 2015, dan 2018 tercatat berturut-turut berada pada peringkat 38,
38, 50, 60, 64, 62, dan 71 pada penilaian kemampuan sains dengan jumlah
negara peserta berturut-turut 41, 40, 56, 65, 65, 69, dan 79 (OECD, 2018). Dari
hasil tersebut terlihat bahwa sejak 18 tahun Indonesia menjadi peserta dalam
PISA peningkatan pendidikan Indonesia tidak memberikan dampak signifikan.
Dari tahun ke tahun skor Indonesia dalam bidang sains tidak mengalami
kenaikan yang signifikan (Pratiwi, 2019).
Berdasarkan analisis hasil PISA yang dilakukan oleh Kertayasa (2019)
menunjukkan bahwa rendahnya prestasi siswa di Indonesia dalam kompetisi
-
2
PISA disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu lemahnya
kemampuan pemecahan masalah soal level tinggi, sistem evaluasi di Indonesia
yang masih menggunakan soal level rendah, siswa terbiasa memperoleh dan
menggunakan pengetahuan matematika dan sains formal di kelas, kurang
tersedianya soal-soal PISA dalam bahasa Indonesia, dan belum adanya website
di Indonesia yang secara khusus menggunakan PISA online. Nurwantoro,
Yunarti, & Widyastuti (2015) mengemukakan bahwa soal-soal yang digunakan
dalam studi PISA merupakan soal yang terdiri dari masalah-masalah
kontekstual dalam kehidupan sehari-hari untuk mengukur kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Dalam menghadapi soal-soal ini siswa dituntut untuk berpikir
kritis dalam menjawab soal-soal PISA. Sehingga dapat dikatakan berdasarkan
hasil studi PISA menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa
Indonesia masih tergolong rendah. Oleh karena itu menjadi perhatian khusus
bagi pemerintah dan para pendidik di Indonesia untuk dapat menumbuhkan
keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran di sekolah.
Keterampilan berpikir kritis menjadi suatu kebutuhan yang mutlak bagi
siswa abad 21 ini sebagaimana yang dinyatakan dalam Kemendikbud Nomor
21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
Kurikulum 2013 menyebutkan enam keterampilan berpikir dan bertindak yang
harus dimiliki siswa, yaitu keterampilan berpikir kreatif, produktif, kritis,
mandiri, dan komunikatif. Begitupun dengan pernyataan pada Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 menegaskan bahwa
kemampuan berpikir kritis diperlukan agar siswa dapat mengelola dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu
berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Sejalan dengan itu, Husnidar (2014)
berpendapat bahwa mengajarkan dan mengembangkan kemampuan berpikir
kritis dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting untuk dikembangkan di
sekolah agar siswa mampu dan terbiasa menghadapi berbagai permasalahan di
sekitarnya. Hal ini menjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis merupakan
salah satu keterampilan yang penting untuk dikembangkan mulai dari jenjang
pendidikan yang paling dasar.
-
3
Selain keterampilan berpikir kritis, rendahnya hasil studi PISA juga
mempengaruhi kepercayaan diri siswa. Hal tersebut diungkapkan Islami,
Nahadi, & Anna (2015) bahwa pada penilaian PISA 2006 pernah dilakukan
survey kepercayaan diri siswa Indonesia dan hasilnya menujukkan bahwa
siswa Indonesia masih memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah. Selain
hasil survey tersebut, Yuliyahya (2016) juga menegaskan bahwa rendahnya
hasil PISA di bidang sains juga dapat dipengaruhi oleh rendahnya kepercayaan
diri siswa dalam mengerjakan soal-soal yang disediakan oleh tim PISA karena
tipe soal PISA tergolong ke dalam soal berpikir tingkat tinggi yang nantinya
siswa akan menjumpai kesulitan-kesulitan dalam mengerjakan soal sehingga
yang dibutuhkan siswa adalah percaya diri dalam menyelesaikan soal-soal
tersebut karena keberhasilan dan kegagalan yang dicapai siswa dipengaruhi
oleh motivasi, kepercayaan diri, dan keyakinan akan usaha yang mereka
lakukan. Pernyataan tersebut dipertegas oleh Pritama (2018) bahwa faktanya
masih banyak siswa Indonesia yang masih tidak yakin dengan kemampuan
yang dimilikinya dan kurang percaya diri. Mereka merasa selalu kesulitan
dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Hal ini terlihat ketika guru meminta siswa
untuk menjawab pertanyaan, siswa cenderung pasif dan tidak mau menjawab
pertanyaan dari guru walaupun sebenarnya siswa mampu menjawab
pertanyaan tersebut
Hal serupa dijumpai oleh peneliti ketika melakukan observasi pada bulan
Februari 2019 saat pelaksanaan kegiatan PLP (Pengenalan Lapangan
Persekolahan) ketika mengajar salah satu mata pelajaran sains, peneliti
mengamati bahwa masih banyak siswa yang kurang percaya diri yang
menyebabkan hasil belajarnya kurang baik. Sebagai contohnya siswa sering
merasa kurang percaya diri untuk mengerjakan soal di depan kelas, kurang
percaya diri dengan jawabannya sendiri, dalam penampilan, dalam menjawab
soal lisan yang diberikan oleh guru, dalam mempresentasikan hasil belajar, dan
merasa orang lain lebih mampu dari pada dirinya. Hal ini ditandai ketika
peneliti mengajukan pertanyaan seputar materi pelajaran, tidak ada yang berani
menjawab jika tidak ditunjuk langsung oleh peneliti. Perilaku ini
-
4
menggambarkan bahwa siswa menganggap pelajaran sains merupakan salah
satu mata pelajaran yang menakutkan dan menyebabkan hasil belajar sains
siswa menjadi rendah.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat dua hal penting yang
bisa digarisbawahi yaitu keterampilan berpikir kritis siswa dan kepercayaan
diri siswa. Kedua hal tersebut menjadi penting dimiliki oleh masing-masing
peserta didik dalam belajar ilmu sains karena dengan menumbuhkan kedua hal
tersebut, pendidik dapat melatih kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-
soal sains yang disediakan oleh PISA sehingga hasil penilaian Indonesia sedikit
demi sedikit akan semakin meningkat. Dalam upaya menumbuhkan kedua hal
tersebut, pendidik perlu menciptakan suasa pembelajaran yang aktif dengan
didukung oleh media pembelajaran yang sesuai.
Berdasarkan pembelajaran pada abad 21, untuk menghadapi perubahan
dunia yang semakin cepat, ilmu sains perlu dipadukan dengan bidang
teknologi. Hal ini didukung oleh pernyataan dari Carin (1993, hlm. 113) bahwa
pada era persaingan abad 21 ini dibutuhkan manusia yang dapat menguasai
bidang teknologi dan ilmu sains untuk dapat memahami perkembangan dunia
yang berubah semakin pesat. Meskipun sains dan teknologi memiliki
perbedaan, namun antara sains dan teknologi memiliki kaitan yang erat. Sejak
abad ke-17 hingga sekarang menunjukkan bahwa dengan perkembangan
teknologi memicu perkembangan sains, dan begitu pula dengan perkembangan
sains dapat memicu terciptanya kemajuan teknologi (Poedjiadi, 2010, hlm. 63).
Syamsuar & Reflianto (2018) mengemukakan bahwa dunia pendidikan
saat ini mulai disibukkan untuk menyiapkan generasi yang mampu bertahan
dalam kompetisi di era industri 4.0. Menristekdikti (2020) menjelaskan bahwa
dalam menghadapi era revolusi industri 4.0, ada beberapa hal yang harus
dipersiapkan, salah satunya yaitu mempersiapkan sistem pembelajaran yang
lebih inovatif. Untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif dan terampil
terutama dalam aspek data literacy, technological literacy and human literacy.
Saat ini, menyiapkan semua sistem pendidikan yang ditujukan untuk
-
5
memaksimalkan kemampuan yang dimiliki generasi milinieal tentunya tidak
bisa lepas dengan peralatan teknologi terkini. Oleh karena itu solusi dalam
bidang pendidikan yang berkaitan dengan tantangan di era revolusi industri 4
akan selalu berkaitan dengan kesiapan sumber daya manusia dan sarana
prasarana sebagai pengguna Information and Communication of Technology
(ICT).
Begitu pula dalam pembelajaran, Syamsuar & Reflianto (2018)
menjelaskan bahwa untuk melibatkan dan mengajar siswa millennial secara
efektif, sistem sekolah harus dilengkapi dengan prasyarat sumber daya manusia
yang memiliki kemampuan berkaitan dengan penggunaan peralatan teknologi.
Kemampuan yang dimaksud yaitu kemampuan dalam menggunakan ICT
sehingga mampu mendampingi dan mengajarkan siswa dengan memanfaatkan
ICT. Memiliki ketrampilan ICT juga harus diiringi dengan pemahaman bahwa
ICT untuk dimanfaatkan dalam memperoleh hasil belajar yang positif.
International Education Advisory Board (2017) mengungkapkan bahwa setiap
guru yang ada, tidak dikecualikan dari kebutuhan akan keterampilan tersebut,
pengembangan untuk semua pendidikan sangat penting untuk memastikan
teknologi digunakan dengan mudah di dalam pembelajaran dan mampu
mempermudah penyelenggaraan pendidikan. Peralatan yang memadai tidak
akan berguna jika tidak diiringi dengan sumber daya manusia yang mampu
memanfaatkannya. Yuniani, Ardianti, & Rahmadani (2019) menyebutkan
bahwa Salah satu cara penggunaan teknologi dalam pembelajaran yaitu
pemanfaatan sumber daya teknologi sebagai media dalam proses pembelajaran.
Salah satunya yaitu penggunaan multimedia interaktif.
Miarso (2004, hlm. 465) menjelaskan bahwa pada multimedia interaktif,
siswa tidak hanya memperhatikan penyajian atau objek, tetapi dipaksa
berinteraksi selama mengikuti pembelajaran. Pernyataan tersebut didukung
oleh riset yang dilakukan oleh Computer Technology Research (CTR),
hasilnya menyatakan bahwa orang hanya mampu mengingat 20% dari yang
dilihat dan 30% dari yang didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50% dari
-
6
yang dilihat dan didengar dan 80% dari yang dilihat, didengar, dan dilakukan
sekaligus (Munir, 2012, hlm. 6). Dari hasil riset tersebut dapat dilihat bahwa
persentase paling tinggi yaitu orang dapat mengingat dari apa yang di lihat, di
dengar, dan di lakukan sekaligus. Hal tersebut senada dengan fungsi dari
multimedia interaktif yang memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah
keterlibatan organ tubuh seperti telinga (Audio), mata (visual), dan tangan
(kinetik). Keterlibatan berbagai organ ini membuat informasi yang
disampaikan menjadi lebih mudah di ingat dan dimengerti (Arsyad, 2011, hlm.
8-9). Oleh karena itu, berdasarkan hasil riset oleh CTR dan beberapa
keunggulan tersebut, pemanfaatan multimedia interaktif pada proses
pembelajaran dirasa perlu karena mampu meningkatkan daya ingat siswa
karena siswa dapat melihat, mendengar, dan mengoperasikan multimedia
interaktif secara bersamaan.
Pemanfaatan multimedia interaktif dapat memudahkan siswa untuk
memahami konsep-konsep sains yang bersifat abstrak (Fransisca, et.al, 2011).
Salah satu ilmu sains yang memiliki konsep-konsep yang bersifat abstrak yaitu
mata pelajaran Kimia. Mempelajari ilmu kimia berarti mempelajari konsep-
konsep dan fakta-fakta yang bersifat abstrak (Sirhan, 2007). Fenomena yang
ada dalam ilmu kimia itu bisa dilihat secara langsung menggunakan indera
penglihatan, namun gejala-gejala yang terjadi pada materi, dan struktur pada
ilmu kimia, tidak dapat dilihat secara langsung oleh indera penglihatan (Sari,
2013). Hal inilah yang menyebabkan banyak siswa yang menganggap bahwa
pelajaran kimia itu sulit. Akan tetapi tidak semua materi dalam pelajaran kimia
bersifat abstrak, karena disisi lain, ada beberapa materi yang sangat kontekstual
terhadap kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran dikatakan abstrak ketika
berhubungan dengan materi konsep.
Berdasarkan wawancara peneliti terhadap beberapa peserta didik tingkat
SMA pada bulan Februari 2019 menunjukkan bahwa materi Hidrokarbon
adalah salah satu materi konsep yang dianggap sulit oleh peserta didik.
pernyataan ini sesuai dengan pernayataan dari Sari (2013) yang juga
-
7
mengatakan bahwa materi Hidrokarbon merupakan materi konsep kimia yang
tergolong sulit karena hampir semua materi Hidrokarbon berisi materi abstrak
yang harus dipahami secara nyata dan mendalam. Kebanyakan peserta didik
masih memiliki kemampuan analisis rendah dalam memecahkan persoalan
yang berhubungan dengan materi Hidrokarbon. Oleh karena itu, multimedia
interaktif ini bisa menjadi solusi untuk diterapkan pada materi Hidrokarbon.
Dengan multimedia interaktif, peserta didik dapat memahami pelajaran dan
mendorong peserta didik untuk berpikir lebih kritis dan nyata melalui konten
yang ada di dalam multimedia interaktif. Sejalan dengan penyataan Syahdiani,
Kardi, & Sanjaya (2015) bahwa dengan bantuan multimedia interaktif, siswa
akan diberikan pengalaman yang nyata atas apa yang dipelajarinya. Selain itu,
melalui multimedia interaktif ini siswa dapat menumbuhkan rasa percaya diri
siswa dengan tidak lagi menganggap bahwa pelajaran kimia adalah pelajaran
yang sulit. Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Daniswari & Putri (2015)
bahwa media interaktif dapat meningkatkan kepercayaan diri yang didukung
dengan konten variatif yang tersedia dalam media interaktif seperti contoh
dalam kehidupan sehari-hari, suara, video, game, maupun gambar-gambar
animasi yang interaktif.
Berdasarkan masalah-masalah tersebut, peneliti terdorong untuk
melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Penggunaan Multimedia
Interaktif pada Materi Hidrokarbon untuk Menumbuhkan Keterampilan
Berpikir Kritis dan Kepercayaan Diri Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang diangkat dalam
penelitian ini adalah :
1) Hasil PISA 2018 menunjukkan bahwa rata-rata hasil kemampuan sains
siswa Indonesia masih tergolong dibawah rata-rata internasional. Hal
tersebut menempatkan Indonesia pada peringkat 71 dari 79 negara yang
berpartisipasi.
-
8
2) Rendahnya kemampuan siswa Indonesia pada hasil PISA dipengaruhi oleh
beberapa faktor salah satunya yaitu rendahnya keterampilan berpikir kritis
siswa dan kurangnya percaya diri siswa dalam menyelesaikan soal-soal
berpikir tingkat tinggi.
3) Masih jarang penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi yang
diterapkan pada pembelajaran sains.
4) Banyak peserta didik yang menganggap bahwa mata pelajaran kimia
merupakan pelajaran sulit dan abstrak untuk dipelajari.
5) Banyak peserta didik masih memiliki kemampuan analisis rendah dalam
memahami materi konsep pada pelajaran kimia, salah satunya yaitu materi
Hidrokarbon.
C. Pembatasan Masalah
Untuk memfokuskan obyek dari suatu penelitian maka dibutuhkan batasan
masalah. Adapun dalam penelitian ini, masalah di batasi pada:
1) Bahan ajar multimedia interaktif yang digunakan dalam penelitian ini
adalah multimedia interaktif yang dikembangkan oleh Nazalin dan Ali
Muhtadi (2016)
2) Materi kimia yang diterapkan pada penelitian ini adalah materi
Hidrokarbon pada KD 3.1 dan 4.1.
3) Teori berpikir kritis menggunakan teori dari Robert Ennis (2011)
4) Teori kepercayaan diri menggunakan teori dari Albert Baldwin (1999)
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan Uraian diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah multimedia interaktif pada materi Hidrokarbon efektif dalam
menumbuhkan keterampilan berpikir kritis siswa?
2. Apakah multimedia interaktif pada materi Hidrokarbon efektif dalam
menumbuhkan kepercayaan diri siswa?
-
9
E. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan dari Penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah penggunaan multimedia interaktif pada materi
hidrokarbon efektif dalam menumbuhkan keterampilan berpikir kritis
siswa.
2. Untuk mengetahui apakah penggunaan multimedia interaktif pada materi
hidrokarbon efektif dalam menumbuhkan kepercayaan diri siswa.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu manfaat baik bagi
kalangan akademisi maupun umum. Beberapa manfaat dalam penelitian ini
yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1) Manfaat teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk memperkenalkan sumber belajar
yang interaktif kepada para pendidik dalam upaya menumbuhkan
keterampilan berpikir kritis dan kepercayaan diri siswa. Selain itu
penelitian ini diharapkan mampu mencetak input yang kreatif, inovatif dan
terampil.
2) Manfaat praktis
a. Manfaat bagi siswa
Adanya media pembelajaran multimedia interaktif dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kepercayaan diri
siswa melalui konten yang disajikan secara interaktif sehingga siswa
dengan mudah dapat memahami konsep materi.
b. Manfaat bagi guru
Penggunaan multimedia interaktif dapat memberikan kemudahan
bagi guru dalam menyampaikan materi pelajaran serta dapat
meningkatkan kompetensi paedagogi guru. Selain itu guru juga
dapat memberikan pengalaman belajar lebih konkret kepada siswa
yang diberikan melalui multimedia interkatif.
-
10
c. Manfaat bagi sekolah
Menciptakan pembelajaran yang kondusif serta mengefektifkan
penggunaan teknologi komputer sebagai media pembelajaran yang
modern.
-
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritis
1. Efektivitas Pembelajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), efektivitas berasal dari
kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu
kata efektif juga dapat diartikan dengan memberikan hasil yang
memuaskan. Efektivitas pembelajaran merupakan keterkaitan antara tujuan
dan hasil yang diperoleh.
Menurut Sudjana (2010, hlm. 50) efektivitas dapat diartikan sebagai
tindakan keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat
membawa hasil belajar secara maksimal. Keefektifan proses pembelajaran
berkenaan dengan jalan, upaya teknik dan strategi yang digunakan dalam
mencapai tujuan secara optimal, tepat dan cepat. Hal tersebut sejalan dengan
pernyataan Trianto (2009, hlm. 20) Efektivitas pembelajaran merupakan
keterkaitan antara tujuan dan hasil yang diperoleh. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan oleh guru dalam mengefektifkan kegiatan pembelajaran
adalah dengan menentukan model pembelajaran atau media pembelajaran
yang sesuai dengan keadaan peserta didik. berbeda dengan pernyataan
Rusman (2011, hlm. 325) yang mengungkapkan bahwa pembelajaran dapat
dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru kepada siswa
membentuk kompetensi siswa, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang
ingin dicapai secara optimal. Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan
siswa secara aktif, karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran
dan pembentukan kompetensi.
Menurut Rohmawati (2015), Efektivitas pembelajaran adalah ukuran
keberhasilan dari suatu proses interaksi antar siswa maupun antara siswa
-
12
dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pendapat ini sejalan dengan Hamalik (2005, hlm.171) yang mengemukakan
bahwa pembelajaran dikatakan efektif jika memberikan kesempatan belajar
sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar. Dengan
menyediakan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya
diharapkan siswa dapat mengembangkan potensinya dengan baik.
Berdasarkan pendapat yang diungkapkan dari beberapa ahli maka
peneliti dapat menyimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran adalah
pembelajaran yang memberikan perubahan positif terhadap keberhasilan
siswa dengan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan
memungkinkan siswa untuk dapat mengembangkan kemampuannya.
Dalam penelitian ini, efektivitas pembelajaran ditunjang dengan
penggunaan multimedia interaktif yang dapat membantu guru untuk
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Seorang guru dituntut untuk dapat mengembangkan program
pembelajaran yang optimal, sehingga terwujud proses pembelajaran yang
efektif dan efisien. Belajar merupakan proses yang sangat penting dilakukan
oleh siswa, karena tanpa adanya hasil belajar yang memadai mereka akan
kesulitan dalam menghadapi berbagai tantangan dalam masyarakat. Suatu
media bisa dikatakan efektif jika prestasi belajar yang diinginkan dapat
dicapai dengan menggunakan media yang tepat guna. Hasil pembelajaran
yang baik haruslah bersifat menyeluruh, artinya bukan hanya sekedar
penguasaan pengetahuan semata-mata, tetapi juga dampak dalam perubahan
sikap dan tingkah laku secara terpadu. Perubahan ini sudah tentu harus dapat
dilihat dan diamati, bersifat khusus dan operasional, dalam arti mudah
diukur.
Guru yang efektif adalah guru yang menemukan cara dan selalu
berusaha agar anak didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata pelajaran
dengan presentasi waktu belajar akademik yang tinggi dan pelajaran
berjalan tanpa menggunakan teknik yang memaksa, negatif, atau hukuman.
-
13
Selain itu guru yang efektif adalah orang-orang yang dapat menjalin
hubungan yang simpatik dengan para siswa, menciptakan lingkungan kelas
yang mengasuh, penuh perhatian, memiliki suatu rasa cinta belajar,
menguasai sepenuhnya bidang studi mereka dan dapat memotivasi siswa
untuk bekerja tidak sekedar mencapai suatu prestasi namun juga menjadi
anggota masyarakat yang pengasih. (Trianto, 2009, hlm. 20-21)
2. Multimedia Interaktif
Media, bentuk jamak dari perantara, merupakan sarana komunikasi
yang merujuk pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber
dan sebuah penerima (Sharon, Deborah, & James, 2012, hlm. 7). Media
dapat digunakan dalam proses pembelajaran yang disebut dengan media
pembelajaran. Miarso (2004, hlm. 458) menjelaskan media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja. Media
pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu (1) media
penyaji; (2) media objek; (3) media interaktif.
Sedangkan menurut Sharon, Deborah, & James (2012, hlm. 7) media
merupakan kategori yang sangat luas: teks, audio, visual, video, perekayasa,
dan orang-orang. Di dalam tiap-tiap kategori ini terdapat banyak jenis
format media. Format media mencakup, sebagai misal, papan tulis, penanda
(visual dan teks, slide powerpoint (teks dan visual), CD (suara dan musik),
DVD (video), dan multimedia komputer (audio, teks, dan video). Dalam
penelitian ini, peneliti bermaksud untuk menggunakan multimedia berbasis
komputer. Menurut Ariyus (2009, hlm 2) multimedia berasal dari dua kata
yaitu multi dan media. Multi berarti banyak dan media biasa diartikan alat
untuk menyampaikan atau membuat sesuatu, perantara, alat pengantar,
suatu bentuk komunikasi seperti surat kabar, majalah, atau televisi. Apabila
dikaitkan dengan pemrosesan komputer, media dianggap sebagai alat yang
menampilkan teks, gambar, grafik, suara, musik, dan sebagainya. sistem
-
14
multimedia yang dimaksud disini adalah suatu teknologi yang
menggabungkan berbagai sumber media seperti teks, grafik, suara, animasi,
video, dan sebagainya, yang disampaikan dan dikontrol oleh sistem
komputer secara interaktif.
Naseer (2013, hlm. 1) mengungkapkan bahwa multimedia adalah
kombinasi dari komputer dan video yang merupakan kombinasi dari tiga
elemen, yaitu suara gambar, teks, atau kombinasi dari dua media input atau
output data berupa audio (suara dan musik). Sejalan dengan pernyataan
Munir (2012, hlm. 4) yang menjelaskan bahwa multimedia adalah sebuah
program untuk penyampaian konten digital secara keseluruhan dengan
menggunakan kombinasi terpadu antara teks, audio, gambar dua dimensi
(2D) dan tiga dimensi (3D), video, dan animasi. Menurut Naseer (2013,
hlm. 16-19), Multimedia dibagi menjadi sembilan jenis yaitu: 1) multimedia
interaktif; 2) multimedia hiperaktif; 3) multimedia linear/squential; 4)
multimedia presentasi pembelajaran; 5) multimedia pembelajaran mandiri;
6) multimedia kits; 7) hypermedia; 8) media interaktif; dan 9) virtual reality.
Dari jenis-jenis multimedia yang diungkapkan oleh Naseer (2013, hlm.
16-19), peneliti berfokus pada penggunaan multimedia interaktif. Menurut
Munir (2012, hlm. 110) Multimedia interaktif adalah suatu tampilan
multimedia yang dirancang oleh designer agar tampilannya memenuhi
fungsi menginformasikan pesan dan memiliki interaktifitas kepada
penggunanya (user). Pemanfaatan multimedia sangatlah banyak
diantaranya untuk media pembelajatan, game, film, medis, militer, bisnis,
olahraga, iklan/promosi, dan lain-lain. Bila pengguna mendapatkan
keleluasaan dalam mengontrol multimedia tersebut, maka hal ini disebut
nultimedia interaktif. Sedangkan menurut Naseer (2013, hlm. 16)
Multimedia interaktif adalah media yang terdiri dari banyak komponen atau
media yang saling terintegrasi yang mampu berinteraksi dengan
penggunanya. Pengguna atau user dapat mengontrol secara penuh mengenai
apa dan kapan elemen multimedia akan ditampilkan. Contoh: Game, CD
interaktif, aplikasi program, virtual reality, dan lain-lain.
-
15
Interaktif yang dimaksud yaitu komunikasi timbal balik antara
komputer dan user. Input data yang diberikan oleh user dapat direspon
komputer sehingga memunculkan interaksi. Menurut Miarso (2004)
terdapat tiga macam interaksi yang dapat diidentifikasi, yaitu: (1) siswa
berinteraksi dengan sebuah program, misalnya mengisi blanko; (2) siswa
berinteraksi dengan mesin, misalnya mesin pembelajaran, simulator,
laboratorium bahasa, atau terminal komputer; (3) mengatur interaksi antar
siswa secara teratur tetapi tidak terprogram, misalnya permainan pendidikan
atau simulasi.
Menurut Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Standar Nasional
Pendidikan proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis siswa. Berdasarkan aturan-aturan di
atas, maka pembelajaran dapat dikatakan interaktif apabila pembelajaran
tersebut aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan bagi siswa.
Menurut Munir (2012, hlm. 111) mengartikan multimedia interaktif
sebagai sebuah frase yang menggambarkan gelombang baru dari piranti
lunak komputer terutama yang berkaitan dengan bagian informasi.
Komponen multimedia ini ditandai oleh kehadiran teks, gambar, suara,
animasi, dan video. Beberapa atau semua komponennya diatur dalam
beberapa program yang koheren. Komponen interaktif mengacu pada
proses pemberdayaan pengguna untuk mengontrol lingkungan biasanya
dnegan komputer. Dengan adanya interaktivitas, pengguna dapat terlibat
dalam konten navigasi dan dalam proses komunikasi.
Program, peserta didik, dan sistem beradaptasi menyatu yang
selanjutnya mampu mengubah reaksi untuk bertemu dengan komponen
yang lain. Namun demikian, tingkatan interaksi dalam pengembangan
multimedia interaktif masih relatif baru yang hingga kini masih dalam riset
dan pengembangan. Berdasarkan pengertian di atas maka peneliti dapat
-
16
menyimpulkan bahwa multimedia pembelajaran interaktif adalah suatu
pembelajaran yang menggunakan komputer sebagai media dalam
menyajikan materi dengan membuat dan menggabungkan audio, animasi,
teks, grafik, gambar dan terjadi hubungan timbal balik antara komputer
dengan pengguna melalui alat-alat perantara (keyboard, mouse, dan
sebagainya) untuk mendapatkan respon secara aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan bagi siswa (Purwanto & Kusnandar, 2005, hlm. 121).
Dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia dapat
memadukan media-media dalam proses pembelajaran, maka proses
pembelajaran akan berkembang dengan baik, sehingga membantu pendidik
menciptakan pola penyajian yang interaktif. Menurut Munir (2012, hlm.
113-114) kelebihan menggunakan multimedia interaktif dalam
pembelajaran diantaranya:
1) Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif.
2) Pendidik akan selalu dituntut untuk kreatif inovatif dalam mencari
terobosan pembelajaran.
3) Mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, musik, animasi
gambar atau video dalam satu kesatuan yang saling mendukung guna
tercapainya tujuan pembelajaran.
4) Menambah motivasi peserta didik selama proses belajar mengajar
hingga didapatkan tujuan pembelajaran yang diinginkan.
5) Mampu memvisualisasikan materi yang selama ini sulit untuk
diterangkan hanya sekedar dengan penjelasan ataua alat peraga yang
konensional.
6) Melatih peserta didik lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu
pengetahuan.
Dalam pengembangan multimedia hendaknya memperhatikan fungsi
multimedia sebagai berikut (Munir, 2012, 116):
1) Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering
mungkin;
-
17
2) Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju
kecepatan belajarnya sendiri;
3) Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang koheren dan
terkendalikan;
4) Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna
dalam bentuk respon baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan,
percobaan dan lain-lain.
Berdasarkan kelebihan dan fungsi multimedia yang dimiliki
multimedia interaktif maka pembelajaran di kelas dapat dipadankan dengan
multimedia interaktif. Dengan demikian, pembelajaran di kelas akan dapat
lebih menarik dan juga bermakna bagi siswa. Siswa dapat berinteraksi
dengan media yang kaya isi dan bisa menyesuaikan kecepatan belajar
masing-masing. Pembelajaran tidak terbatas hanya di ruang kelas akan
tetapi dapat dilakukan di luar kelas.
Menurut Munir (2012, hlm. 60) proses pembelajaran berbasis
multimedia bergantung pada model pembelajaran yang digunakan. Model
pembelajaran dengan menggunakan multimedia adalah sebagai berikut:
1) Praktik dan Latihan (Drill and Practice) adalah program yang
menyediakan serangkaian soal atau pertanyaan yang biasanya
ditampilkan secara acak. Tujuan program ini yaitu untuk melatih
pengguna sehingga memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau
memperkuat penguasaan suatu konsep.
2) Tutorial adalah program yang dalam penyampaian materinya dilakukan
secara tutorial sebagaimana layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru
atau instruktur. Program ini berisi informasi yang disajikan dengan
teks, gambar baik diam atau bergerak, dan grafik.
3) Permainan (games) adalah program yang menyediakan bentuk
permainan yang mengacu pada proses pembelajaran dimana dapat
terjadi aktifitas belajar sambil bermain.
-
18
4) Simulasi adalah program yang mecoba menyamai proses dinamis yang
terjadi di dunia nyata, misalnya untuk simulasi pesawat terbang dimana
pengguna seolah-olah melakukan aktifitas menerbangkan pesawat
terbang.
5) Percobaan atau eksperimen adalah program yang menyediakan
serangkaian peralatan dan bahan, kemudian pengguna bisa melakukan
percobaan sesuai petunjuk yang ada.
Berdasarkan model-model penyajian multimedia diatas, Pada penelitian
ini peneliti menggunakan multimedia interaktif yang dikembangkan oleh
Nazalin & Muhtadi (2011) dengan model penyajian kombinasi antara
tutorial, percobaan atau eksperimen, dan permainan, karena didalam
multimedia interaktif ini disajikan materi berupa tulisan, gambar, video, dan
animasi juga terdapat fitur yang bisa digunakan pengguna untuk melakukan
percobaan. Selain itu, multimedia interaktif juga menyediakan games untuk
refleksi pengguna setelah mempelajari materi yang ada di dalam multimedia
interaktif.
3. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
a. Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir adalah proses yang dinamis yang dapat dilukiskan
berdasarkan proses atau jalannya yang terdiri dari tiga langkah, yaitu
pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan
kesimpulan atau pembentukan keputusan (Suryabrata, 2010, hlm. 55).
Menurut Reason dalam Sanjaya (2011, hlm. 132) berpikir (Thinking)
adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat
(remembering) dan memahami (comprehending).
Ada beberapa definisi dari berpikir, diantaranya adalah :
1) Suatu kondisi yang letak hubungannya diantara bagian
pengetahuan yang ada dalam diri seseorang dan dikontrol oleh
akal. Jadi akal sebagai kekuatan yang mengendalikan pikiran.
-
19
Dengan kata lain berpikir berarti meletakkan hubungan diantara
bagian pengetahuan (mencakup segala konsep, gagasan dan
pengertian yang telah dimiliki oleh manusia) yang diperoleh
manusia.
2) Berpikir melibatkan kegiatan memanipulasi dan mentransformasi
informasi dalam memori. Tujuan berpikir adalah untuk membentuk
konsep, menalar, berpikir secara kritis, membuat keputusan,
berpikir secara kreatif dan memecahkan masalah.
3) Berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan operasi-
operasi mental, seperti induksi, deduksi, klasifikasi dan penalaran.
Berpikir merupakan kemampuan untuk menganalisis, mengkritik
dan mencapai kesimpulan berdasarkan inferensi atau judgment
yang baik.
Kesimpulan dari beberapa pengertian di atas adalah berpikir
merupakan aktivitas psikis terhadap suatu hal atau persoalan dan tetap
berupaya untuk memecahkannya, dengan cara menghubungkan satu
persoalan dengan lainnya sehingga mendapatkan jalan keluarnya.
Dengan demikian, segala aktivitas berpikir selalu bertolak dari
adanya persoalan yang dihadapi oleh seorang individu dengan tetap
memperhatikan proses berpikir. Bentuk proses berpikir yang dilakukan
oleh setiap orang pun pasti tidaklah sama, akan tetapi disesuaikan
dengan persoalan yang sedang dihadapi. Pada proses berpikir tersebut,
seseorang sebenarnya tidak diam atau pasif, tetapi jiwanya aktif
berusaha mencari penyelesaian masalah. Untuk itu proses berpikir lebih
tepat jika dikatakan bersifat dinamis, bukan statis atau pasif, dan
mekanistis sebagaimana yang sering dipersepsikan orang.
Ennis (1996) mengemukakan “critical thinking is a process, the
goal of which is to make reasonable decision about what to believe and
what to do.” Berpikir kritis adalah suatu proses yang tujuannya adalah
untuk membuat keputusan yang masuk akal tentang apa yang diyakini
dan apa yang harus dilakukan. Setiap orang pasti akan selalu
-
20
mengambil keputusan dalam hidupnya, sehingga berpikir kritis sangat
penting dimiliki oleh setiap individu. Sedangkan menurut Facione
(2011), berpikir kritis adalah sebuah proses pembuatan keputusan
beralasan berdasarkan pertimbangan bukti yang tersedia, menganalisis
dan mengevaluasi argumen dari berbagai sudut pandang. Berpikir kritis
yang ideal dimulai dengan pemahaman berpikir kritis menjadi tujuan
dan penilaian pengaturan diri yang menghasilkan interpretasi, analisis,
evaluasi, dan kesimpulan
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli,
diantaranya adalah :
1. Menurut John Chaffe, berpikir kritis didefinisikan sebagai berpikir
untuk menyelidiki secara sistematis proses berpikir itu sendiri.
Maksudnya tidak hanya memikirkan dengan sengaja, tetapi juga
meneliti bagaimana kita dan orang lain menggunakan bukti dan
logika.
2. Menurut Dacey dan Kenny, pemikiran kritis adalah “The ability to
think logically, to apply this logical thinking to the assessment of
situations, and to make good judgments and decision” yang berarti
kemampuan berpikir secara logis, dan menerapkannya untuk
menilai situasi dan membuat keputusan yang baik.
3. Menurut Gerhand berpikir kritis merupakan suatu proses kompleks
yang melibatkan penerimaan dan penguasaan data, analisis data,
evaluasi data dan mempertimbangkan aspek kualitatif dan
kuantitatif, serta membuat seleksi atau membuat keputusan
berdasarkan hasil evaluasi.
4. Menurut Seriven dan Paul berpikir kritis merupakan sebuah proses
intelektual dengan melakukan pembuatan konsep, penerapan,
melakukan sintesis, dan atau mengevaluasi informasi yang
diperoleh dari observasi, pengalaman, refleksi, pemikiran atau
komunikasi sebagai dasar untuk meyakini dan melakukan suatu
tindakan.
-
21
5. Menurut Robert Ennis, salah satu ahli yang sudah terkenal bagi
perkembangan tradisi berpikir kritis. Definisi yang dikemukan oleh
Ennis bahwa berpikir kritis adalah pemikir yang masuk akal dan
reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti
dipercaya dan dilakukan.
Berdasarkan pada beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa
yang dimaksud dengan keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan
untuk berpikir secara logis, reflektif, sistematis dan produktif yang
diaplikasikan dalam menilai situasi untuk membuat pertimbangan dan
keputusan yang baik.
Sudarma (2013, hlm. 41) menjelaskan bahwa dengan memiliki
keterampilan berpikir yang baik, maka seseorang dapat memecahkan
masalah yang terjadi dalam kehidupannya baik di tempat bermain
maupun di rumah. Adapun tujuan dari berpikir kritis adalah untuk
mendapatkan pemahaman yang mendalam. Melalui pemahaman ini,
maka seseorang dapat mengungkapkan makna dari suatu kejadian
(Johnson, 2011, hlm. 185).
b. Indikator Berpikir Kritis
Berpikir kritis dapat dicapai dengan lebih mudah apabila seseorang
itu mempunyai di disposisi dan kemampuan yang dapat dianggap
sebagai sifat dan karakteristik pemikir yang kritis. Berpikir kritis dapat
dengan mudah diperoleh apabila seseorang memiliki motivasi atau
kecenderungan dan kemampuan yang dianggap sebagai sifat dan
karakteristik berpikir kritis. Sesorang yang berpikir kritis memiliki
karakter khusus yang dapat diidentifikasi dengan melihat bagaimana
seseorang menyikapi suatu masalah. Informasi atau argument karakter-
karakter tersebut tampak pada kebiasaan bertindak, beragumen dan
memanfaatkan intelektual dan pengetahuannya. Berpikir kritis
merupakan suatu bagian dari kecakapan praktis, yang dapat membantu
seorang individu dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Oleh sebab
-
22
itu kemampuan berpikir kritis ini mempunyai karakteristik tertentu
yang dapat dilakukan dan dipahami oleh masing-masing individu.
Ennis (1995, hlm. 4) mengatakan bahwa terdapat enam elemen
dasar dalam berpikir kritis, yang dapat disingkat menjadi pendekatan
FRISCO (focus, reasons, inference, situation, clarity and overview).
1) Focus
Pada aspek ini, siswa dituntut untuk fokus terhadap berbagai
situasi untuk mengetahui inti dari suatu permasalahan. Adapun
cara yang harus dilakukan siswa adalah dengan menanyakan pada
diri sendiri apa yang sedang terjadi? Apa yang coba dibuktikan?.
Dengan fokus, pikiran siswa akan lebih terarah sehingga tidak
memikirkan hal yang menyimpang.
2) Reasons
Alasan merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh siswa
untuk membuat suatu kesimpulan atau keputusan. Pada aspek ini,
ketika mengambil sebuah keputusan atau kesimpulan, siswa harus
mengetahui alasan dalam mengambil suatu keputusan atau
kesimpulan tersebut, dan menentukan apakah alasan tersebut dapat
diterima atau tidak.
3) Inference
Pada aspek ini, dalam mengambil sebuah keputusan siswa
dituntut untuk mempertimbangkan keputusan tersebut dan menilai
kesimpulan yang diambil dalam suatu tindakan.
4) Situation
Pada aspek ini, ketika siswa mengambil sebuah keputusan,
siswa harus mempertimbangkan situasi yang sesuai terhadap apa
yang akan diputuskan dan dilakukan.
5) Clarity
Clarity merupakan kejelasan/penjelasan yang sangat dibutuhkan
untuk memahami sesuatu. Pada aspek ini siswa dituntut untuk
menyampaikan kesimpulan atau keputusan yang telah dibuat
-
23
dengan jelas dan mudah dipahami atau dimengerti oleh orang lain
sehingga apa yang dilakukan mudah diterima dan dianggap benar.
6) Overview
Kemampuan dasar yang keenam adalah overview atau meninjau
kembali. Overview dilakukan untuk mengoreksi kesimpulan,
keputusan maupun hal-hal yang telah dilakukan. Pada aspek ini
siswa dituntut untuk meninjau kembali kesimpulan atau keputusan
yang telah dibuat.
Selanjutnya Ennis mengidentifikasi 12 indikator berpikir kritis
yang dikelompokkan ke dalam lima aspek terdapat dalam Tabel 2.2
(Ennis dalam Poedjiadi, 2005)
Tabel 2.1 Kriteria dan Indikator Berpikir Kritis
Aspek Indikator Penjelasan
Memberikan
penjelasan
sederhana
1. Memfokuskan
Pertanyaan
Pada indikator ini, siswa
dituntut untuk fokus terhadap
berbagai situasi atau masalah
untuk dapat melihat poin
penting, isu, pertanyaan
maupun masalah yang harus
diidentifikasi dengan cara
merumuskan pertanyaan-
pertanyaan
2. Menganalisis
Argumen
Pada indikator ini, siswa
dituntut untuk menganalisis
suatu argumen dengan cara
mengidentifikasi suatu alasan
(sebab) yang dinyatakan.
3. Bertanya dan
Menjawab
Pertanyaan
Pada indikator ini, siswa
menjawab pertanyaan
dengan menuangkan dalam
penjelasan yang sederhana.
Membangun
Keterampilan
Dasar
4. Mempertimbangkan
kredibilitas suatu
sumber
Pada indikator ini, siswa akan
berlatih menerapkan
kemampuan menyeleksi
informasi dan menentukan
-
24
Aspek Indikator Penjelasan
sumber yang relevan dan
tidak relevan. Kemampuan
ini sangat penting agar siswa
tidak terkecoh dengan
informasi/sumber yang tidak
berguna yang dapat
mengganggu.
5. Mengobservasi dan
Mempertimbangkan
Hasil Observasi
Mengidentifikasi hal-hal
yang kita lihat dan dengar.
Kesimpulan 6. Membuat deduksi
dan
mempertimbangnkan
hasil deduksi
Pada indikator ini, siswa
mampu dalam menafsirkan
suatu data untuk membuat
sebuah kesimpulan. Dalam
menyimpulkan suatu
peristiwa dengan cara
deduksi seharusnya
dilakukan dengan cara yang
sederhana, sehingga dapat
digunakan dengan mudah
dalam menafsirkan suatu
peristiwa.
7. Membuat induksi
dan mempertim-
bangnkan hasil
induksi
Pada indikator ini, siswa
mampu membuat kesimpulan
berdasarkan fakta yang
ditemukan. Siswa dilatih
untuk membuat langkah-
langkah penyelesaian
masalah beserta alasan yang
mendukung, kemudian siswa
dapat menarik sebuah
kesimpulan berdasarkan ide-
ide yang telah dikumpulan.
8. Membuat dan
mempertimbangkan
hasil pertimbangan
Pada indikator ini, siswa
membuat dan
mempertimbangakan nilai
keputusan bedasarkan fakta
dilakukan dengan teliti,
karena harus bisa
-
25
Aspek Indikator Penjelasan
membedakan mana yang
merupakan fakta dan bukan
fakta.
Membuat
Penjelasan
Sederhana
9. Mendefinisikan
Istilah
Pada indikator ini, siswa
mampu dalam bertindak
dengan memberikan
penjelasan lebih lanjut
terhadap peristiwa yang
diberikan. Mengidentifikasi
suatu suatu istilah adalah
suatu usaha yang dilakukan
untuk memberikan arti dari
suatu kata-kata yang telah
ada sebelumnya.
10. Mengidentifikasi
asumsi-asumsi
Asumsi adalah keyakinan
yang secara jelas diterima
dan dianggap benar oleh
pembicara atau peneliti tetapi
mereka tidak menyatakan
atau membuatnya eksplisit.
Sehingga dalam
mengidentifikasi asumsi,
siswa memerlukan penalan
mengenai suatu peristiwa
yang disajikan.
Strategi dan
Taktik
11. Memutuskan suatu
tindakan
Pada indikator ini, siswa
dituntut untuk mampu
menyeleksi berbagai kriteria
yang dapat dijadikan sebuah
solusi dalam menyelesaikan
suatu permasalahan.
12. Berinteraksi dengan
orang lain
Pada indikator ini, siswa
mampu untuk berdiskusi
dengan sesama anggota
kelompok dengan baik dan
melaporkan hasil diskusi
yang telah dilakukan didepan
kelas.
-
26
Berdasarkan tabel aspek kelompok berpikir kritis di atas, maka
indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang akan digunakan peneliti
yang disesuaikan dengan konten yang terdapat pada multimedia interaktif.
Adapun indikator yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Memfokuskan pertanyaan
2) Menganalisis argumen
3) Bertanya dan menjawab pertanyaan
4) Membuat dan menentukan hasil pertimbangan
5) Mempertimbangkan suatu definisi
6) Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
7) Menenetukan suatu tindakan
8) Berinteraksi dengan orang lain
4. Kepercayaan Diri Siswa
a. Pengertian Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa manusia
bahwa tantangan hidup apapun harus di hadapi dengan berbuat sesuatu.
Kepercayaan diri itu lahir dari kesadaran bahwa jika memutuskan untuk
melakukan sesuatu, sesuatu itu pula yang harus dilakukan. Kepercayaan
diri itu akan datang dari kesadaran seorang individu bahwa individu
tersebut memiliki tekad untuk melakukan apapun, sampai tujuan yang
ia inginkan tercapai.
Kepercayaan diri merupakan atribut yang paling berharga pada diri
seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Dikarenakan dengan
kepercayaan diri, seseorang mampu mengaktualisasikan segala potensi
dirinya. Kepercayaan diri diperlukan baik oleh seseorang anak maupun
orangtua, secara individual maupun kelompok. Untuk mendefinisikan
kepercayaan diri peneliti mengutip pendapat para ahli dari beberapa
buku seperti Ghufron & Risnawati (2011, hlm. 35), berpendapat
-
27
“kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang penting
pada seseorang, tanpa adanya kepercayaan diri akan banyak
menimbulkan masalah pada diri seseorang”.
Menurut Yoder & Procter (1998, hlm. 4), Kepercayaan diri adalah
ekspresi atau ungkapan yang penuh semangat dan mengesankan dan
dalam diri seseorang untuk menunjukkan adanya harga diri,
menghargai diri sendiri, dan pemahaman terhadap dirinya sendiri.
Sedangkan menurut Cox (2002) kepercayaan diri secara umum
merupakan bagian penting dan karakteristik kepribadian seseorang
yang dapat memfasilitasi kehidupan seseorang. Lebih lanjut dikatakan
pula bahwa kepercayaan diri yang rendah akan memiliki pengaruh
negatif terhadap penampilan seseorang. Mc Clelland (1987) juga
menjelaskan; “kepercayaan diri merupakan kontrol internal terhadap
perasaan seseorang akan adanya kekuatan dalam dirinya, kesadaran
akan kemampuannya, dan bertanggung jawab terhadap keputusan yang
telah ditetapkannya”. Kepercayaan diri adalah sesuatu yang harus
mampu menyalurkan segala yang kita ketahui dan segala yang kita
kerjakan. Kepercayaan diri itu lahir dari kesadaran bahwa jika
memutuskan untuk melakukan sesuatu, sesuatu itu pula yang harus
dilakukan. Hal tersebut berbeda dengan pendapat Baldwin dan Holmes
yang menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah ciptaan sosial, hasil
belajar melalui hubungan dengan orang lain.
Kepercayaan diri itu akan datang dari kesadaran seorang individu
bahwa individu tersebut memiliki tekad untuk melakukan apapun,
sampai tujuan yang ia inginkan tercapai. Berdasarkan penjelasan di atas
dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah keyakinan untuk
melakukan sesuatu pada diri subjek sebagai karakteristik pribadi yang
didalamnya terdapat keyakinan akan kemampuan diri, optimis, objektif,
bertanggung jawab, rasional dan realistist. Orang yang mempunyai rasa
percaya diri tinggi akan senantiasa selalu berfikir optimis untuk
-
28
berprestasi, disamping itu seseorang mampu memanfaatkan rasa
percaya diri yang dimilikinya untuk dapat menjalani hidupnya.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri
Menurut Baldwin & Holmes (1987) ada beberapa faktor yang
memengaruhi konsep diri seseorang, yaitu:
1) Orangtua
Orang tua sangat penting bagi seorang anak, karena merekalah
kontak sosial awal yang ditemui dan paling berpengaruh sehingga
apa yang mereka komunikasikan akan lebih berpengaruh dari pada
informasi lain yang diterima anak sepanjang hidupnya. Orang tua
memberikan arus informasi yang konstan mengenai diri anak.
Orang tua juga membantu dalam menetapkan pengharapan serta
mengajarkan anak bagaimana menilai dirinya sendiri. Pengharapan
dan penilaian tersebut akan terus terbawa hingga anak menjadi
dewasa.
2) Teman Sebaya
Setelah orang tua kelompok atau teman sebaya cukup
mempengaruhi konsep diri individu. Penerimaan maupun
penolakan kelompok teman sebaya terhadap seorang anak akan
berpengaruh pada konsep diri anak tersebut. Peran yang diukir
anak dalam kelompok teman sebayanya dapat memberi pengaruh
yang dalam pada pandangannya tentang dirinya sendiri dan
peranan ini, bersama dengan penilaian diri yang dimilikinya akan
cenderung terus berlangsung dalam hubungan sosial ketika
dewasa.
3) Masyarakat
Faktor ini berpengaruh sama seperti orang tua dan teman
sebaya, karena masyarakat juga memberitahu individu bagaimana
-
29
mendefenisikan diri sendiri. Penilaian dan pengharapan
masyarakat terhadap individu dapat masuk ke dalam konsep diri
individu dan individu akan berperilaku sesuai dengan pengharapan
tersebut.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi kepercayaan diri seseorang terjadi bukan hanya karena
satu faktor, melainkan terdapat banyak faktor yang saling
berkesinambungan yang berlangsung tidak dalam waktu singkat
melainkan terbentuk sejak awal masa perkembangan manusia.
c. Indikator Kepercayaan Diri
Baldwin (1999) mengungkapkan bahwa terdapat tiga indikator
kepercayaan diri. Adapun indikator tersebut adalah:
1. Kepercayaan diri dalam mengaitkan konsep-konsep Biologi
dengan konsep sains lainnya dengan menggunakan pendekatan
ilmiah untuk memecahkan masalah
2. Kepercayaan diri dalam menulis dan mengkritik gagasan inti
melalui laporan praktikum, serta menggunakan kemampuan
menganalisis dalam kegiatan praktikum Biologi.
3. Kepercayaan diri dalam menggunakan konsep Biologi dan dan
keterampilan-keterampilan Biologi dalam kegiatan sehari-hari
(aplikasi dalam kehidupan sehari-hari).
Berdasarkan ketiga indikator yang dikembangkan oleh Baldwin,
peneliti mengadaptasi indikator tersebut untuk disesuaikan dengan
mata pelajaran kimia sesuai dengan penelitian yang peneliti ambil.
Adapun indikator kepercayaan diri oleh Baldwin yang akan peneliti
pakai adalah sebagai berikut:
1. Kepercayaan diri dalam memahami konsep-konsep kimia
2. Kepercayaan diri dalam menulis, mengkritik gagasan, dan
menganalisis laporan praktikum
-
30
3. kepercayaan diri dalam menggunakan konsep kimia dan
keterampilan kimia dalam kehidupan sehari-hari
5. Materi Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah senyawa yang memiliki bahan dasar karbon dan
hidrogen. Sifat-sifat karbon yang unik seperti kemampuan untuk membuat
rantai yang panjang menyebabkan banyaknya jenis-jenis senyawa
hidrokarbon. Senyawa-senyawa hidrokarbon dapat pula membentuk
turunan-turunan atau derivatif lantaran bentuk rantai dan gugusan-gugusan
yang terbentuk. Nomenklatur untuk jenis-jenis senyawa hidrokarbon itu
terbagi dua: IUPAC dan trivial. Biasanya, nomenklatur IUPAC digunakan
untuk keperluan ilmiah/saintifik sementara trivial untuk keperluan
komersial. Terdapat tiga golongan hidrokarbon: alkana, alkena, dan alkuna
(alkadiena).
a. Keunikan Atom Karbon
Atom karbon mempunyai nomor atom 6, sehingga dalam sistem
periodik terletak pada golongan IVA dan periode 2. Keadaan tersebut
membuat atom karbon mempunyai beberapa keistimewaan sebagai
berikut.
1) Atom karbon dapat membentuk empat ikatan kovalen
2) Atom karbon dapat membentuk rantai karbon
3) Mempunyai empat elektron valensi
4) Dapat membentuk ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan
rangkap tiga
b. Atom C Primer, Sekunder, Tersier, dan Kuartener
Macam-macam atom karbon, yaitu atom karbon primer, sekunder,
tersier, dan kuarterner.
1) Atom karbon primer, yaitu atom karbon yang terikat langsung pada
1 atom karbon yang lain.
2) Atom karbon sekunder, yaitu atom karbon yang terikat langsung
pada 2 atom karbon yang lain.
-
31
3) karbon tersier, yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 3
atom karbon yang lain.
4) Atom karbon kuarterner, yaitu atom karbon yang terikat langsung
pada 4 atom karbon yang lain
c. Penggolongan Senyawa Hidrokarbon
1) Hidrokarbon alifatik jenuh : hidrokarbon rantai terbuka dengan
semua atom C mempunyai ikatan tunggal.
2) Hidrokarbon alifatik tak jenuh : hidrokarbon rantai terbuka dengan
atom C mempunyai ikatan tunggal dan ikatan rangkap 2 atau 3
3) Hidrokarbon siklik jenuh : hidrokarbon rantai tertutup dengan
semua atom C mempunyai ikatan tunggal.
4) Hidrokarbon siklik tak jenuh : hidrokarbon rantai tertutup dengan
atom C mempunyai ikatan tunggal dan ikatan rangkap 2 atau 3
5) Hidrokarbon aromatic : hidrokarbon rantai tertutup dengan atom C
mempunyai ikatan tunggal dan ikatan rangkap 2 selang seling.
d. Tata Nama Alkana, Alkena, dan Alkuna
a) Tata Tama Alkana
Nama-nama sepuluh alkana dengan jumlah atom karbon 1
sampai 10 terdapat pada tabel 2.1. hal ini merupakan dasar nama-
nama seluruh senyawa organik.
Tabel 2.2. Jumlah atom C, rumus molekul dan nama alkana
Jumlah Atom C Rumus Molekul Nama
1 CH4 Metana
2 C2H6 Etana
3 C3H8 Propana
4 C4H10 Butana
5 C5H12 Pentana
6 C6H14 Heksana
7 C7H16 Heptana
8 C8H18 Oktana
-
32
9 C9H20 Nonana
10 C10H22 Dekana
Berdasarkan aturan nama diatas, penamaan alkana dapat
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Alkena rantai lurus
Nama alkena rantai lurus sesuai dengan nama–nama alkana
diatas
2) Alkena rantai bercabang
a) Memilih rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang
mempunyai cabang terbanyak.
b) Memberi penomoran dimulai dari salah satu ujung,
sehingga cabang mendapat nomor terkecil.
c) Menuliskan nama dimulai dengan nama cabang yang
disusun menurut abjad, kemudian diakhiri dengan nama
rantai induk. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan
angka. Antara angka dengan angka dipisahkan dengan
tanda koma (,), sedangkan antara angka dengan huruf
dipisahkan tanda jeda (–).
b) Tata Nama Alkena
1) Alkena rantai lurus
Nama alkena rantai lurus sesuai dengan nama–nama alkana,
tetapi dengan mengganti akhiran –ana menjadi –ena.
2) Alkena rantai bercabang
Urutan penamaan adalah:
a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang
mengandung ikatan rangkap.
b) Memberi nomor, dengan aturan penomoran dimulai dari
salah satu ujung rantai induk, sehingga ikatan rangkap
mendapat nomor terkecil (bukan berdasarkan posisi
cabang).
c) Penamaan, dengan urutan:
-
33
- nomor atom C yang mengikat cabang
- nama cabang
- nomor atom C ikatan rangkap
- nama rantai induk (alkena)
c) Tata Nama Alkuna
1) Alkuna rantai lurus namanya sama dengan alkana, hanya
akhiran “ana” diganti dengan “una”.
2) Alkuna rantai bercabang
Urutan penamaan adalah:
a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang
yang mengandung ikatan rangkap tiga.
b) Penomoran alkuna dimulai dari salah satu ujung rantai
induk, sehingga atom C yang berikatan rangkap tiga
mendapat nomor terkecil.
c) Penamaan, dengan urutan:
- nomor C yang mengikat cabang
- nama cabang
- nomor C yang berikatan rangkap tiga
- nama rantai induk (alkuna)
e. Isomer
1. Isomer Struktur : isomer kerangka, posisi
2. Isomer ruang : isomer geometri
f. Sifat dan Reaksi Alkana
1) Semakin banyak atom C, titik didih makin tinggi. Untuk
hidrokarbon yang berisomer (jumlah atom C sama banyak), titik
didih makin tinggi apabila rantai C makin panjang (bercabang
sedikit).
2) Pada suhu dan tekanan biasa, empat alkana yang pertama (CH4
sampai C4H10) berwujud gas. Pentana (C5H12) sampai heptadekana
(C17H36) berwujud cair, sedangkan oktadekana (C18H38) dan
seterusnya berwujud padat.
-
34
3) Jika direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2),
maka atom-atom H pada alkana mudah mengalami substitusi
(penukaran) oleh atom-atom halogen.
4) Alkana dapat mengalami oksidasi dengan gas oksigen, dan reaksi
pembakaran ini selalu menghasilkan energi. Itulah sebabnya alkana
digunakan sebagai bahan bakar. Secara rata-rata, oksidasi 1 gram
alkana menghasilkan energi sebesar 50.000 joule.
g. Sifat-sifat dan Reaksi Alkena
1) Sifat Fisis
Titik leleh dan titik didih alkena hampir sama dengan alkana yang
sesuai. Pada suhu kamar, suku-suku rendah berwujud gas,suku-
suku sedang berwujud cair, dan suku-suku tinggi berwujud padat.
2) Reaksi-reaksi Alkena
Alkena jauh lebih reaktif daripada alkana karena adanya ikatan
rangkap. Reaksi alkena terutama terjadi pada ikatan rangkap
tersebut.
Reaksi-reaksi alkena sebagai berikut:
a) Reaksi Adisi (penambahan atau penjenuhan)
Reaksi adisi, yaitu pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan
tunggal dengan cara mengikat atom lain. Zat-zat yang dapat
mengadisi alkena adalah:
(1) Gas hidrogen (H2)
(2) Halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2)
(3) Asam halida (HCl, HBr, HF, dan HI)
b) Reaksi Pembakaran (oksidasi dengan oksigen)
c) Reaksi Polimerisasi
Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-
molekul sederhana (monomer) menjadi molekul besar
(polimer).
-
35
h. Sifat-sifat dan Reaksi Alkuna
- Sifat Fisis
Sifat fisis alkuna sama dengan sifat fisis alkana maupun alkena.
- Sifat Kimia (Reaksi Alkuna)
Reaksi-reaksi pada alkuna mirip dengan alkena, hanya berbeda pada
kebutuhan jumlah pereaksi Alkuna membutuhkan jumlah pereaksi
dua kali kebutuhan pereaksi pada alkena untuk jumlah ikatan
rangkap yang sama.
B. Penelitian Relevan
Pada penelitian ini peneliti telah melaksanakan penelusuran dan kajian
sebagai sum