efektivitas penggunaan multimedia interaktif pada...

237
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI HIDROKARBON UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: MUNIROTUS SA’ADAH NIM. 11150162000057 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 23-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

    PADA MATERI HIDROKARBON UNTUK MENUMBUHKAN

    KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KEPERCAYAAN

    DIRI SISWA

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

    untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh:

    MUNIROTUS SA’ADAH

    NIM. 11150162000057

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2020

  • i

  • ii

  • iii

  • iv

    PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI

    HIDROKARBON UNTUK MENUMBUHKAN

    KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KEPERCAYAAN

    DIRI SISWA

    ABSTRAK

    Munirotus Sa’adah, “Efektivitas Penggunaan Multimedia Interaktif pada

    Materi Hidrokarbon untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis dan

    Kepercayaan Diri Siswa”, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.

    Berdasarkan hasil PISA Tahun 2018, Indonesia berada di peringkat 71 dari 79

    negara partisipan dengan memperoleh hasil dibawah rata-rata internasional. Hal

    tersebut terjadi karena beberapa faktor, salah satunya yaitu siswa Indonesia

    memiliki keterampilan berpikir kritis yang rendah dan kurangnya kepercayaan diri

    dalam menyelesaikan soal-soal berpikir tingkat tinggi. Penelitian ini bertujuan

    untuk mengetahui apakah penggunaan multimedia interaktif pada materi

    Hidrokarbon efektif untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kritis dan

    kepercayaan diri siswa. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 dan

    XI IPA 3 yang berjumlah masing-masing 24 dan 25 siswa pada kelas kontrol dan

    eksperimen. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment dengan

    Nonrandomized Control Group Pretest-Pottest Design. Instrumen penelitian yang

    digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa adalah soal tes esai

    dan lembar observasi. Sedangkan pengumpulan data kepercayaan diri siswa

    menggunakan angket. Data dianalisis menggunakan SPSS versi 22. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktif pada materi Hidrokarbon

    efektif untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kritis dan kepercayaan diri siswa

    yang dibuktikan dengan hasil uji hipotesis Independent Sample T-Tes yang

    menunjukkan adanya perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan eksperimen baik

    dalam hasil tes keterampilan berpikir kritis maupun hasil angket kepercayaan diri

    siswa.

    Kata Kunci: Hidrokarbon, kepercayaan diri, keterampilan berpikir kritis,

    multimedia interaktif.

  • v

    ABSTRACT

    Munirotus Sa’adah "Efectivity Interactive Multimedia Use for

    Hydrocarbon Chapter to Make Grow Student’s Critical Thinking

    Skills and Self-confidence", Chemistry Education Department,

    Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State

    Islamic University Jakarta, 2019.

    Based on PISA 2018 results, Indonesia ranked 71 out of 79 participant countries

    with results below the international average. This happens due to several factors,

    one of which is that Indonesian students have low critical thinking skills and lack

    of confidence to solving high-order thinking test. This study aims to determine

    whether the use of interactive multimedia on hydrocarbon chapter is effective to

    make grow critical thinking skills and student self-confidence. Sample in this study

    were students of XI IPA 2 and XI IPA 3 with 24 and 25 students each control and

    experimental classes. The research method is Quasi Experiment with

    Nonrandomized Control Group Pretest-Pottest Design. The research instrument

    used to measure students' critical thinking skills is essay test questions and

    observation sheets based on indicators of critical thinking skills. While collecting

    student self-confidence data is using a questionnaire. Data were analyzed by SPSS

    version 22. The results showed that the use of interactive multimedia on

    Hydrocarbon chapter was effective to make grow critical thinking skills and student

    self-confidence as evidenced by the results of Independent Sample T-Test

    hypothesis which showed an difference average between control and experimental

    classes both in the results of critical thinking skills test and the results of student

    self-confidence questionnaire.

    Keywords: Critical thinking skill, hydrocarbon, interactive multimedia, self

    confidence.

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmaanirrahiim,

    Alhamdulillaahi rabbil ‘alamiin. Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa

    Ta’ala yang telah memberikan limpahan rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis,

    sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Efektivitas

    Penggunaan Multimedia Interaktif pada Materi Hidrokarbon untuk Menumbuhkan

    Keterampilan Berpikir Kritis dan Kepercayaan Diri Siswa”. Shalawat serta salam

    semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad

    Shollallaahu Alaihi Wasallam beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya

    hingga akhir zaman.

    Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelas

    Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan

    Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam menyelesaikan skripsi

    ini tentunya tidak terlepas dari bantua, bimbingan serta dukungan dari berbagai

    pihak. Dengan tulus ikhlas dan rendah hati penulis mengucapkan terimakasih

    kepada:

    1. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

    Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Dr. Hj. Siti Suryaningsih, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah

    memberikan waktu, ilmu, bimbingan, motivasi, serta saran yang

    membangun dengan penuh keikhlasan dan kesabaran kepada penulis dalam

    penyusunan skripsi ini hingga akhir.

    4. Buchori Muslim, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah

    memberikan waktu, ilmu, bimbingan, motivasi, serta saran yang

    membangun dengan penuh keikhlasan dan kesabaran kepada penulis dalam

    penyusunan skripsi ini hingga akhir.

  • vii

    5. Salamah Agung, Ph.D., selaku dosen pembimbing akademik yang telah

    memberikan bimbingan, waktu, dan juga perhatian kepada penulis selama

    masa perkuliahan.

    6. Dedi Irwandi, M.Si., selaku dosen validasi instrumen yang telah

    memberikan waktu, ilmu, kritik, dan saran selama proses validasi

    instrumen.

    7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang

    sangat berharga kepada penulis selama masa perkuliahan.

    8. Abdurrohim, S.Pd., selaku guru kimia kelas XI dan XII IPA di SMA Al-

    Hasra Depok yang telah membimbing dan membantu penulis dalam

    pelaksanaan validasi empirik dan penelitian di sekolah.

    9. Adik-adik kelas XI IPA 2, XI IPA 3, XII IPA 2, dan XII IPA 3 yang telah

    mendukung dan membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah.

    10. Kedua orang tua tercinta, Ibu Siti Fatimah dan Bapak Abdul Mujib (Alm.)

    yang senantiasa mendoakan, melimpahkan kasih sayang, serta memberikan

    dukungan moril maupun materil kepada penulis. Dan terimakasih juga telah

    menjadi motivator terbesar penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    11. Adik penulis, Himmatul Khoiriyah yang selalu mendoakan dan

    memberikan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan proses

    pembuatan skripsi ini.

    12. Sahabat terbaik penulis, Zaqiyatul Ningsih yang selalu mendengarkan keluh

    kesah, yang setia mendampingi dan memotivasi penulis dari masa awal

    kuliah hingga kami dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini bersama.

    13. Teman-teman seperjuangan penulis, Alusti, Anjar, Muthia, Rizkia, Aditya,

    Rizqa, Lathifa, Jihan, Aulia, Dimas, dan Iman yang telah menemani penulis

    dalam melewati suka dan duka selama mengerjakan skripsi.

    14. Teman-teman Pendidikan Kimia angkatan 2015, khusunya teman-teman

    P.Kimia 2015 B yang telah memberikan banyak cerita suka dan duka selama

    masa studi hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  • viii

    15. Teman-teman bimbingan bu asih dan pak buchori yang telah berbagi

    kesabaran, pengalaman, motivasi, dan dukungan dalam menyelesaikan

    skripsi ini.

    16. Sahabat SMA penulis, Lulus Sholihatin yang telah menemani dan

    memotivasi penulis dalam melewati masa-masa sulit dalam menyelesaikan

    skripsi ini.

    17. Sahabat penulis, Fryska, Nur, Habiba, dan Bella yang selalu menghibur

    penulis dalam melewati masa-masa sulit dalam menyelesaikan skripsi ini.

    18. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang turut

    membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

    Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan hati semua pihak yang

    turut membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi ini. penulis menyadari bahwa

    skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

    kritik dan saran mengenai penelitian ini yang sifatnya membangung. Semoga

    skripsi ini memberikan manfaat bagi banyak pihak khususnya bagi pendidikan di

    masa depan. Aamiin.

    Jakarta, 19 Januari 2020

    Penulis

    Munirotus Sa’adah

  • ix

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.........................................................i

    LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................ii

    SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI.....................................................iii

    ABSTRAK ........................................................................................................... .iv

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL..................................................................................................xi

    DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii

    DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii

    BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 7

    C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 8

    D. Rumusan Masalah ................................................................................ 8

    E. Tujuan Penelitian.................................................................................. 9

    F. Manfaat Penelitian................................................................................ 9

    BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................... 11

    A. Deskripsi Teoritik ...................................................................................... 11

    1. Efektivitas Pembelajaran ................................................................11

    2. Multimedia Interaktif .....................................................................13

    3. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ...............................................18

    4. Kepercayaan Diri Siswa .................................................................26

    5. Materi Hidrokarbon ........................................................................30

    B. Hasil Penelitian Relevan .................................................................... 35

    C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 36

    D. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 39

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 40

    A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 40

    B. Metode dan Desain Penelitian .................................................................. 40

    C. Prosedur Penelitian .................................................................................... 41

    D. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 43

  • x

    E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 43

    F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 44

    G. Teknik Analisis Data...........................................................................49

    H. Hipotesis Statistik ............................................................................... 52

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 54

    A. Hasil Penelitian .................................................................................. 54

    1. Data Hasil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa .............................54

    2. Data Hasil Kepercayaan Diri Siswa ...............................................64

    B. Pembahasan ........................................................................................ 73

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 96

    A. Kesimpulan......................................................................................... 96

    B. Saran ................................................................................................... 96

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 98

    LAMPIRAN ....................................................................................................... 107

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Kriteria dan Indikator Berpikir Kritis ....................................................23

    Tabel 2.2. Jumlah atom C, rumus molekul dan nama alkana ................................31

    Tabel 3.1. Nonrandomized Control Group Pretest–Posttest Design. ....................41

    Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data .....................................................................44

    Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis .................................45

    Tabel 3.4. Hasil uji validitas butir soal ..................................................................46

    Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Observasi Keterampilan Berpikir Kritis ....................48

    Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Kepercayaan Diri ........................................................49

    Tabel 3.7 Interpretasi Skor .....................................................................................50

    Tabel 4.1 Data Hasil Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Ekperimen ....54

    Tabel 4.2 Persentase Indikator Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen .......55

    Tabel 4.3 Persentase Indikator Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen .....56

    Tabel 4.4 Persentase Indikator Hasil Observasi Kelas Kontrol dan Eksperimen ..58

    Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ...............59

    Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ..............60

    Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ............61

    Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen...........61

    Tabel 4.9 Hasil Uji-t Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ...............................62

    Tabel 4.10 Hasil Uji-t Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ...........................63

    Tabel 4.11 Data Hasil Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Ekperimen ..64

    Tabel 4.12 Persentase Indikator Kepercayaan Diri Hasil Pretest AKelas Kontrol

    dan Eksperimen ................................................................................ 65

    Tabel 4.13 Persentase Indikator Kepercayaan Diri Hasil Posttest Angket Kelas

    Kontrol dan Eksperimen ...................................................................66

    Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ...........68

    Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ...........69

    Tabel 4.16 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ..........70

    Tabel 4.17 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen .........70

    Tabel 4.18 Hasil Uji-t Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen .............................71

    Tabel 4.19 Hasil Uji-t Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen .............................72

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ..............................................................................38

    Gambar 3.1 Prosedur Penelitian.............................................................................42

    Gambar 4.1. Jawaban siswa kelas eksperimen ......................................................78

    Gambar 4.2. Jawaban siswa kelas kontrol .............................................................78

    Gambar 4.3. Jawaban siswa kelas eksperimen ......................................................80

    Gambar 4.4. Jawaban siswa kelas kontrol .............................................................80

    Gambar 4.5. Jawaban siswa kelas eksperimen ......................................................81

    Gambar 4.6. Jawaban siswa kelas kontrol .............................................................82

    Gambar 4.7. Jawaban siswa kelas eksperimen ......................................................83

    Gambar 4.8. Jawaban siswa kelas kontrol .............................................................83

    Gambar 4.9. Jawaban siswa kelas eksperimen ......................................................85

    Gambar 4.10. Jawaban siswa kelas kontrol ...........................................................85

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. RPP Kelas Kontrol ..........................................................................108

    Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen ....................................................................118

    Lampiran 3. Lembar Validasi Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis ..............129

    Lampiran 4. Soal Keterampilan Berpikir Kritis (Uji Coba) .................................139

    Lampiran 5. Analisis Butir Soal Uji Validitas dan Reliabilitas ...........................143

    Lampiran 6. Soal Pretest dan Posttest Keterampilan Berpikir Kritis (Kelas Kontrol

    dan Eksperimen) ............................................................................ 149

    Lampiran 7. Kunci Jawaban Soal Berpikir Kritis ................................................153

    Lampiran 8. Pedoman Penskoran dan Pedoman Penilaian ..................................156

    Lampiran 9. Kisi-kisi Lembar Observasi Keterampilan Berpikir Kritis ..............158

    Lampiran 10. Lembar Observasi Keterampilan Berpikir Kritis ..........................159

    Lampiran 11. Kisi-kisi Angket Kepercayaan Diri ...............................................160

    Lampiran 12. Angket Kepercayaan Diri Siswa ...................................................162

    Lampiran 13. Hasil Soal Tes Keterampilan Berpikir Kritis.................................164

    Lampiran 14. Hasil Pretest Kelas Eksperimen berdasarkan Indikator KBK .......166

    Lampiran 15. Hasil Pretest Kelas Kontrol berdasarkan Indikator KBK .............168

    Lampiran 16. Hasil Posttest Kelas Eksperimen berdasarkan Indikator KBK .....170

    Lampiran 17. Hasil Posttest Kelas Kontrol berdasarkan Indikator KBK ............172

    Lampiran 18. Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen (Soal

    KBK)...............................................................................................174

    Lampiran 19. Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen (Soal

    KBK) ..............................................................................................176

    Lampiran 20. Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen (Soal

    KBK) ..............................................................................................177

    Lampiran 21. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen (Soal

    KBK) ............................................................................................. 178

    Lampiran 22. Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen (Soal

    KBK) ..............................................................................................180

    Lampiran 23. Hasil Uji Hipotesis Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen (Soal

    KBK) ..............................................................................................181

    Lampiran 24. Hasil Observasi Kelas Eksperimen berdasarkan Indikator KBK....182

    Lampiran 25. Hasil Observasi Kelas Kontrol berdasarkan Indikator KBK ........ 184

    Lampiran 26. Hasil Uji Hipotesis Data Lembar Observasi Keterampilan Berpikir

    Kritis............................................................................................... 186

  • xiv

    Lampiran 27. Hasil Pretest Kelas Eksperimen berdasarkan Indikator Kepercayaan

    Diri................................................................................................. 187

    Lampiran 28. Hasil Pretest Kelas Kontrol berdasarkan Indikator Kepercayaan

    Diri................................................................................................. 189

    Lampiran 29. Hasil Posttest Kelas Eksperimen berdasarkan Indikator Kepercayaan

    Diri................................................................................................. 191

    Lampiran 30. Hasil Posttest Kelas Kontrol berdasarkan Indikator Kepercayaan

    Diri................................................................................................. 193

    Lampiran 31. Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen (Angket

    Kepercayaan Diri) .......................................................................... 195

    Lampiran 32. Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

    (Angket Kepercayaan Diri) ............................................................ 197

    Lampiran 33. Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen (Angket

    Kepercayaan Diri) .......................................................................... 198

    Lampiran 34. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen (Angket

    Kepercayaan Diri) .......................................................................... 199

    Lampiran 35. Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

    (Angket Kepercayaan Diri) ............................................................ 201

    Lampiran 36. Hasil Uji Hipotesis Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen (Angket

    Kepercayaan Diri) ...........................................................................202

    Lampiran 37. Surat Permohonan Izin Validasi Instrumen oleh Dosen Ahli .......203

    Lampiran 38. Surat Permohonan Izin Melakukan Uji Validasi Empirik .............204

    Lampiran 39. Surat Izin Penelitian ......................................................................205

    Lampiran 40. Surat Keterangan telah Melakukan Validasi Empirik ...................206

    Lampiran 41. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ..............................207

    Lampiran 42. Dokumentasi ..................................................................................208

    Lampiran 43. Lembar Uji Referensi....................................................................210

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Persaingan yang terjadi pada abad 21 menumbuhkan kompetisi antar

    bangsa di dunia sehingga menuntut adanya pengembangan kualitas sumber

    daya manusia. Dalam persaingan abad 21, aspek penentu paling tinggi terletak

    pada kualitas pendidikan pada suatu negara. Majunya suatu bangsa dipengaruhi

    oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri, karena pendidikan yang tinggi

    dapat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas (Lestari, 2014). Sani &

    Manggala (2015) mengungkapkan Saat ini, Indonesia telah mengikuti asesmen

    berskala internasional sebagai upaya pendidikan Indonesia dalam bersaing

    dengan negara-negara di dunia yaitu Programme for International Student

    Assessment (PISA)

    Peringkat Indonesia pada PISA yang menilai keterampilan dan

    kemampuan siswa masih tergolong dibawah rata-rata. Hasil penilaian

    kemampuan sains yang telah dilakukan oleh tim PISA pada tahun 2018

    menunjukkan bahwa Indonesia masih berada pada peringkat 71 dari 79 negara

    yang ikut berpartisipasi dengan memperoleh nilai rata-rata 396 (Kemendikbud,

    2019). Indonesia sejak mengikuti penilaian PISA dari tahun 2000, 2003, 2006,

    2009, 2012, 2015, dan 2018 tercatat berturut-turut berada pada peringkat 38,

    38, 50, 60, 64, 62, dan 71 pada penilaian kemampuan sains dengan jumlah

    negara peserta berturut-turut 41, 40, 56, 65, 65, 69, dan 79 (OECD, 2018). Dari

    hasil tersebut terlihat bahwa sejak 18 tahun Indonesia menjadi peserta dalam

    PISA peningkatan pendidikan Indonesia tidak memberikan dampak signifikan.

    Dari tahun ke tahun skor Indonesia dalam bidang sains tidak mengalami

    kenaikan yang signifikan (Pratiwi, 2019).

    Berdasarkan analisis hasil PISA yang dilakukan oleh Kertayasa (2019)

    menunjukkan bahwa rendahnya prestasi siswa di Indonesia dalam kompetisi

  • 2

    PISA disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu lemahnya

    kemampuan pemecahan masalah soal level tinggi, sistem evaluasi di Indonesia

    yang masih menggunakan soal level rendah, siswa terbiasa memperoleh dan

    menggunakan pengetahuan matematika dan sains formal di kelas, kurang

    tersedianya soal-soal PISA dalam bahasa Indonesia, dan belum adanya website

    di Indonesia yang secara khusus menggunakan PISA online. Nurwantoro,

    Yunarti, & Widyastuti (2015) mengemukakan bahwa soal-soal yang digunakan

    dalam studi PISA merupakan soal yang terdiri dari masalah-masalah

    kontekstual dalam kehidupan sehari-hari untuk mengukur kemampuan berpikir

    tingkat tinggi. Dalam menghadapi soal-soal ini siswa dituntut untuk berpikir

    kritis dalam menjawab soal-soal PISA. Sehingga dapat dikatakan berdasarkan

    hasil studi PISA menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa

    Indonesia masih tergolong rendah. Oleh karena itu menjadi perhatian khusus

    bagi pemerintah dan para pendidik di Indonesia untuk dapat menumbuhkan

    keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran di sekolah.

    Keterampilan berpikir kritis menjadi suatu kebutuhan yang mutlak bagi

    siswa abad 21 ini sebagaimana yang dinyatakan dalam Kemendikbud Nomor

    21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

    Kurikulum 2013 menyebutkan enam keterampilan berpikir dan bertindak yang

    harus dimiliki siswa, yaitu keterampilan berpikir kreatif, produktif, kritis,

    mandiri, dan komunikatif. Begitupun dengan pernyataan pada Peraturan

    Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 menegaskan bahwa

    kemampuan berpikir kritis diperlukan agar siswa dapat mengelola dan

    memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu

    berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Sejalan dengan itu, Husnidar (2014)

    berpendapat bahwa mengajarkan dan mengembangkan kemampuan berpikir

    kritis dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting untuk dikembangkan di

    sekolah agar siswa mampu dan terbiasa menghadapi berbagai permasalahan di

    sekitarnya. Hal ini menjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis merupakan

    salah satu keterampilan yang penting untuk dikembangkan mulai dari jenjang

    pendidikan yang paling dasar.

  • 3

    Selain keterampilan berpikir kritis, rendahnya hasil studi PISA juga

    mempengaruhi kepercayaan diri siswa. Hal tersebut diungkapkan Islami,

    Nahadi, & Anna (2015) bahwa pada penilaian PISA 2006 pernah dilakukan

    survey kepercayaan diri siswa Indonesia dan hasilnya menujukkan bahwa

    siswa Indonesia masih memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah. Selain

    hasil survey tersebut, Yuliyahya (2016) juga menegaskan bahwa rendahnya

    hasil PISA di bidang sains juga dapat dipengaruhi oleh rendahnya kepercayaan

    diri siswa dalam mengerjakan soal-soal yang disediakan oleh tim PISA karena

    tipe soal PISA tergolong ke dalam soal berpikir tingkat tinggi yang nantinya

    siswa akan menjumpai kesulitan-kesulitan dalam mengerjakan soal sehingga

    yang dibutuhkan siswa adalah percaya diri dalam menyelesaikan soal-soal

    tersebut karena keberhasilan dan kegagalan yang dicapai siswa dipengaruhi

    oleh motivasi, kepercayaan diri, dan keyakinan akan usaha yang mereka

    lakukan. Pernyataan tersebut dipertegas oleh Pritama (2018) bahwa faktanya

    masih banyak siswa Indonesia yang masih tidak yakin dengan kemampuan

    yang dimilikinya dan kurang percaya diri. Mereka merasa selalu kesulitan

    dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Hal ini terlihat ketika guru meminta siswa

    untuk menjawab pertanyaan, siswa cenderung pasif dan tidak mau menjawab

    pertanyaan dari guru walaupun sebenarnya siswa mampu menjawab

    pertanyaan tersebut

    Hal serupa dijumpai oleh peneliti ketika melakukan observasi pada bulan

    Februari 2019 saat pelaksanaan kegiatan PLP (Pengenalan Lapangan

    Persekolahan) ketika mengajar salah satu mata pelajaran sains, peneliti

    mengamati bahwa masih banyak siswa yang kurang percaya diri yang

    menyebabkan hasil belajarnya kurang baik. Sebagai contohnya siswa sering

    merasa kurang percaya diri untuk mengerjakan soal di depan kelas, kurang

    percaya diri dengan jawabannya sendiri, dalam penampilan, dalam menjawab

    soal lisan yang diberikan oleh guru, dalam mempresentasikan hasil belajar, dan

    merasa orang lain lebih mampu dari pada dirinya. Hal ini ditandai ketika

    peneliti mengajukan pertanyaan seputar materi pelajaran, tidak ada yang berani

    menjawab jika tidak ditunjuk langsung oleh peneliti. Perilaku ini

  • 4

    menggambarkan bahwa siswa menganggap pelajaran sains merupakan salah

    satu mata pelajaran yang menakutkan dan menyebabkan hasil belajar sains

    siswa menjadi rendah.

    Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat dua hal penting yang

    bisa digarisbawahi yaitu keterampilan berpikir kritis siswa dan kepercayaan

    diri siswa. Kedua hal tersebut menjadi penting dimiliki oleh masing-masing

    peserta didik dalam belajar ilmu sains karena dengan menumbuhkan kedua hal

    tersebut, pendidik dapat melatih kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-

    soal sains yang disediakan oleh PISA sehingga hasil penilaian Indonesia sedikit

    demi sedikit akan semakin meningkat. Dalam upaya menumbuhkan kedua hal

    tersebut, pendidik perlu menciptakan suasa pembelajaran yang aktif dengan

    didukung oleh media pembelajaran yang sesuai.

    Berdasarkan pembelajaran pada abad 21, untuk menghadapi perubahan

    dunia yang semakin cepat, ilmu sains perlu dipadukan dengan bidang

    teknologi. Hal ini didukung oleh pernyataan dari Carin (1993, hlm. 113) bahwa

    pada era persaingan abad 21 ini dibutuhkan manusia yang dapat menguasai

    bidang teknologi dan ilmu sains untuk dapat memahami perkembangan dunia

    yang berubah semakin pesat. Meskipun sains dan teknologi memiliki

    perbedaan, namun antara sains dan teknologi memiliki kaitan yang erat. Sejak

    abad ke-17 hingga sekarang menunjukkan bahwa dengan perkembangan

    teknologi memicu perkembangan sains, dan begitu pula dengan perkembangan

    sains dapat memicu terciptanya kemajuan teknologi (Poedjiadi, 2010, hlm. 63).

    Syamsuar & Reflianto (2018) mengemukakan bahwa dunia pendidikan

    saat ini mulai disibukkan untuk menyiapkan generasi yang mampu bertahan

    dalam kompetisi di era industri 4.0. Menristekdikti (2020) menjelaskan bahwa

    dalam menghadapi era revolusi industri 4.0, ada beberapa hal yang harus

    dipersiapkan, salah satunya yaitu mempersiapkan sistem pembelajaran yang

    lebih inovatif. Untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif dan terampil

    terutama dalam aspek data literacy, technological literacy and human literacy.

    Saat ini, menyiapkan semua sistem pendidikan yang ditujukan untuk

  • 5

    memaksimalkan kemampuan yang dimiliki generasi milinieal tentunya tidak

    bisa lepas dengan peralatan teknologi terkini. Oleh karena itu solusi dalam

    bidang pendidikan yang berkaitan dengan tantangan di era revolusi industri 4

    akan selalu berkaitan dengan kesiapan sumber daya manusia dan sarana

    prasarana sebagai pengguna Information and Communication of Technology

    (ICT).

    Begitu pula dalam pembelajaran, Syamsuar & Reflianto (2018)

    menjelaskan bahwa untuk melibatkan dan mengajar siswa millennial secara

    efektif, sistem sekolah harus dilengkapi dengan prasyarat sumber daya manusia

    yang memiliki kemampuan berkaitan dengan penggunaan peralatan teknologi.

    Kemampuan yang dimaksud yaitu kemampuan dalam menggunakan ICT

    sehingga mampu mendampingi dan mengajarkan siswa dengan memanfaatkan

    ICT. Memiliki ketrampilan ICT juga harus diiringi dengan pemahaman bahwa

    ICT untuk dimanfaatkan dalam memperoleh hasil belajar yang positif.

    International Education Advisory Board (2017) mengungkapkan bahwa setiap

    guru yang ada, tidak dikecualikan dari kebutuhan akan keterampilan tersebut,

    pengembangan untuk semua pendidikan sangat penting untuk memastikan

    teknologi digunakan dengan mudah di dalam pembelajaran dan mampu

    mempermudah penyelenggaraan pendidikan. Peralatan yang memadai tidak

    akan berguna jika tidak diiringi dengan sumber daya manusia yang mampu

    memanfaatkannya. Yuniani, Ardianti, & Rahmadani (2019) menyebutkan

    bahwa Salah satu cara penggunaan teknologi dalam pembelajaran yaitu

    pemanfaatan sumber daya teknologi sebagai media dalam proses pembelajaran.

    Salah satunya yaitu penggunaan multimedia interaktif.

    Miarso (2004, hlm. 465) menjelaskan bahwa pada multimedia interaktif,

    siswa tidak hanya memperhatikan penyajian atau objek, tetapi dipaksa

    berinteraksi selama mengikuti pembelajaran. Pernyataan tersebut didukung

    oleh riset yang dilakukan oleh Computer Technology Research (CTR),

    hasilnya menyatakan bahwa orang hanya mampu mengingat 20% dari yang

    dilihat dan 30% dari yang didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50% dari

  • 6

    yang dilihat dan didengar dan 80% dari yang dilihat, didengar, dan dilakukan

    sekaligus (Munir, 2012, hlm. 6). Dari hasil riset tersebut dapat dilihat bahwa

    persentase paling tinggi yaitu orang dapat mengingat dari apa yang di lihat, di

    dengar, dan di lakukan sekaligus. Hal tersebut senada dengan fungsi dari

    multimedia interaktif yang memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah

    keterlibatan organ tubuh seperti telinga (Audio), mata (visual), dan tangan

    (kinetik). Keterlibatan berbagai organ ini membuat informasi yang

    disampaikan menjadi lebih mudah di ingat dan dimengerti (Arsyad, 2011, hlm.

    8-9). Oleh karena itu, berdasarkan hasil riset oleh CTR dan beberapa

    keunggulan tersebut, pemanfaatan multimedia interaktif pada proses

    pembelajaran dirasa perlu karena mampu meningkatkan daya ingat siswa

    karena siswa dapat melihat, mendengar, dan mengoperasikan multimedia

    interaktif secara bersamaan.

    Pemanfaatan multimedia interaktif dapat memudahkan siswa untuk

    memahami konsep-konsep sains yang bersifat abstrak (Fransisca, et.al, 2011).

    Salah satu ilmu sains yang memiliki konsep-konsep yang bersifat abstrak yaitu

    mata pelajaran Kimia. Mempelajari ilmu kimia berarti mempelajari konsep-

    konsep dan fakta-fakta yang bersifat abstrak (Sirhan, 2007). Fenomena yang

    ada dalam ilmu kimia itu bisa dilihat secara langsung menggunakan indera

    penglihatan, namun gejala-gejala yang terjadi pada materi, dan struktur pada

    ilmu kimia, tidak dapat dilihat secara langsung oleh indera penglihatan (Sari,

    2013). Hal inilah yang menyebabkan banyak siswa yang menganggap bahwa

    pelajaran kimia itu sulit. Akan tetapi tidak semua materi dalam pelajaran kimia

    bersifat abstrak, karena disisi lain, ada beberapa materi yang sangat kontekstual

    terhadap kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran dikatakan abstrak ketika

    berhubungan dengan materi konsep.

    Berdasarkan wawancara peneliti terhadap beberapa peserta didik tingkat

    SMA pada bulan Februari 2019 menunjukkan bahwa materi Hidrokarbon

    adalah salah satu materi konsep yang dianggap sulit oleh peserta didik.

    pernyataan ini sesuai dengan pernayataan dari Sari (2013) yang juga

  • 7

    mengatakan bahwa materi Hidrokarbon merupakan materi konsep kimia yang

    tergolong sulit karena hampir semua materi Hidrokarbon berisi materi abstrak

    yang harus dipahami secara nyata dan mendalam. Kebanyakan peserta didik

    masih memiliki kemampuan analisis rendah dalam memecahkan persoalan

    yang berhubungan dengan materi Hidrokarbon. Oleh karena itu, multimedia

    interaktif ini bisa menjadi solusi untuk diterapkan pada materi Hidrokarbon.

    Dengan multimedia interaktif, peserta didik dapat memahami pelajaran dan

    mendorong peserta didik untuk berpikir lebih kritis dan nyata melalui konten

    yang ada di dalam multimedia interaktif. Sejalan dengan penyataan Syahdiani,

    Kardi, & Sanjaya (2015) bahwa dengan bantuan multimedia interaktif, siswa

    akan diberikan pengalaman yang nyata atas apa yang dipelajarinya. Selain itu,

    melalui multimedia interaktif ini siswa dapat menumbuhkan rasa percaya diri

    siswa dengan tidak lagi menganggap bahwa pelajaran kimia adalah pelajaran

    yang sulit. Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Daniswari & Putri (2015)

    bahwa media interaktif dapat meningkatkan kepercayaan diri yang didukung

    dengan konten variatif yang tersedia dalam media interaktif seperti contoh

    dalam kehidupan sehari-hari, suara, video, game, maupun gambar-gambar

    animasi yang interaktif.

    Berdasarkan masalah-masalah tersebut, peneliti terdorong untuk

    melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Penggunaan Multimedia

    Interaktif pada Materi Hidrokarbon untuk Menumbuhkan Keterampilan

    Berpikir Kritis dan Kepercayaan Diri Siswa”.

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang diangkat dalam

    penelitian ini adalah :

    1) Hasil PISA 2018 menunjukkan bahwa rata-rata hasil kemampuan sains

    siswa Indonesia masih tergolong dibawah rata-rata internasional. Hal

    tersebut menempatkan Indonesia pada peringkat 71 dari 79 negara yang

    berpartisipasi.

  • 8

    2) Rendahnya kemampuan siswa Indonesia pada hasil PISA dipengaruhi oleh

    beberapa faktor salah satunya yaitu rendahnya keterampilan berpikir kritis

    siswa dan kurangnya percaya diri siswa dalam menyelesaikan soal-soal

    berpikir tingkat tinggi.

    3) Masih jarang penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi yang

    diterapkan pada pembelajaran sains.

    4) Banyak peserta didik yang menganggap bahwa mata pelajaran kimia

    merupakan pelajaran sulit dan abstrak untuk dipelajari.

    5) Banyak peserta didik masih memiliki kemampuan analisis rendah dalam

    memahami materi konsep pada pelajaran kimia, salah satunya yaitu materi

    Hidrokarbon.

    C. Pembatasan Masalah

    Untuk memfokuskan obyek dari suatu penelitian maka dibutuhkan batasan

    masalah. Adapun dalam penelitian ini, masalah di batasi pada:

    1) Bahan ajar multimedia interaktif yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah multimedia interaktif yang dikembangkan oleh Nazalin dan Ali

    Muhtadi (2016)

    2) Materi kimia yang diterapkan pada penelitian ini adalah materi

    Hidrokarbon pada KD 3.1 dan 4.1.

    3) Teori berpikir kritis menggunakan teori dari Robert Ennis (2011)

    4) Teori kepercayaan diri menggunakan teori dari Albert Baldwin (1999)

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan Uraian diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai

    berikut:

    1. Apakah multimedia interaktif pada materi Hidrokarbon efektif dalam

    menumbuhkan keterampilan berpikir kritis siswa?

    2. Apakah multimedia interaktif pada materi Hidrokarbon efektif dalam

    menumbuhkan kepercayaan diri siswa?

  • 9

    E. Tujuan Penelitian

    Adapun Tujuan dari Penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui apakah penggunaan multimedia interaktif pada materi

    hidrokarbon efektif dalam menumbuhkan keterampilan berpikir kritis

    siswa.

    2. Untuk mengetahui apakah penggunaan multimedia interaktif pada materi

    hidrokarbon efektif dalam menumbuhkan kepercayaan diri siswa.

    F. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu manfaat baik bagi

    kalangan akademisi maupun umum. Beberapa manfaat dalam penelitian ini

    yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

    1) Manfaat teoritis

    Penelitian ini bermanfaat untuk memperkenalkan sumber belajar

    yang interaktif kepada para pendidik dalam upaya menumbuhkan

    keterampilan berpikir kritis dan kepercayaan diri siswa. Selain itu

    penelitian ini diharapkan mampu mencetak input yang kreatif, inovatif dan

    terampil.

    2) Manfaat praktis

    a. Manfaat bagi siswa

    Adanya media pembelajaran multimedia interaktif dapat

    meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kepercayaan diri

    siswa melalui konten yang disajikan secara interaktif sehingga siswa

    dengan mudah dapat memahami konsep materi.

    b. Manfaat bagi guru

    Penggunaan multimedia interaktif dapat memberikan kemudahan

    bagi guru dalam menyampaikan materi pelajaran serta dapat

    meningkatkan kompetensi paedagogi guru. Selain itu guru juga

    dapat memberikan pengalaman belajar lebih konkret kepada siswa

    yang diberikan melalui multimedia interkatif.

  • 10

    c. Manfaat bagi sekolah

    Menciptakan pembelajaran yang kondusif serta mengefektifkan

    penggunaan teknologi komputer sebagai media pembelajaran yang

    modern.

  • 11

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Deskripsi Teoritis

    1. Efektivitas Pembelajaran

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), efektivitas berasal dari

    kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu

    kata efektif juga dapat diartikan dengan memberikan hasil yang

    memuaskan. Efektivitas pembelajaran merupakan keterkaitan antara tujuan

    dan hasil yang diperoleh.

    Menurut Sudjana (2010, hlm. 50) efektivitas dapat diartikan sebagai

    tindakan keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat

    membawa hasil belajar secara maksimal. Keefektifan proses pembelajaran

    berkenaan dengan jalan, upaya teknik dan strategi yang digunakan dalam

    mencapai tujuan secara optimal, tepat dan cepat. Hal tersebut sejalan dengan

    pernyataan Trianto (2009, hlm. 20) Efektivitas pembelajaran merupakan

    keterkaitan antara tujuan dan hasil yang diperoleh. Salah satu upaya yang

    dapat dilakukan oleh guru dalam mengefektifkan kegiatan pembelajaran

    adalah dengan menentukan model pembelajaran atau media pembelajaran

    yang sesuai dengan keadaan peserta didik. berbeda dengan pernyataan

    Rusman (2011, hlm. 325) yang mengungkapkan bahwa pembelajaran dapat

    dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru kepada siswa

    membentuk kompetensi siswa, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang

    ingin dicapai secara optimal. Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan

    siswa secara aktif, karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran

    dan pembentukan kompetensi.

    Menurut Rohmawati (2015), Efektivitas pembelajaran adalah ukuran

    keberhasilan dari suatu proses interaksi antar siswa maupun antara siswa

  • 12

    dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran.

    Pendapat ini sejalan dengan Hamalik (2005, hlm.171) yang mengemukakan

    bahwa pembelajaran dikatakan efektif jika memberikan kesempatan belajar

    sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar. Dengan

    menyediakan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya

    diharapkan siswa dapat mengembangkan potensinya dengan baik.

    Berdasarkan pendapat yang diungkapkan dari beberapa ahli maka

    peneliti dapat menyimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran adalah

    pembelajaran yang memberikan perubahan positif terhadap keberhasilan

    siswa dengan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan

    memungkinkan siswa untuk dapat mengembangkan kemampuannya.

    Dalam penelitian ini, efektivitas pembelajaran ditunjang dengan

    penggunaan multimedia interaktif yang dapat membantu guru untuk

    mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

    Seorang guru dituntut untuk dapat mengembangkan program

    pembelajaran yang optimal, sehingga terwujud proses pembelajaran yang

    efektif dan efisien. Belajar merupakan proses yang sangat penting dilakukan

    oleh siswa, karena tanpa adanya hasil belajar yang memadai mereka akan

    kesulitan dalam menghadapi berbagai tantangan dalam masyarakat. Suatu

    media bisa dikatakan efektif jika prestasi belajar yang diinginkan dapat

    dicapai dengan menggunakan media yang tepat guna. Hasil pembelajaran

    yang baik haruslah bersifat menyeluruh, artinya bukan hanya sekedar

    penguasaan pengetahuan semata-mata, tetapi juga dampak dalam perubahan

    sikap dan tingkah laku secara terpadu. Perubahan ini sudah tentu harus dapat

    dilihat dan diamati, bersifat khusus dan operasional, dalam arti mudah

    diukur.

    Guru yang efektif adalah guru yang menemukan cara dan selalu

    berusaha agar anak didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata pelajaran

    dengan presentasi waktu belajar akademik yang tinggi dan pelajaran

    berjalan tanpa menggunakan teknik yang memaksa, negatif, atau hukuman.

  • 13

    Selain itu guru yang efektif adalah orang-orang yang dapat menjalin

    hubungan yang simpatik dengan para siswa, menciptakan lingkungan kelas

    yang mengasuh, penuh perhatian, memiliki suatu rasa cinta belajar,

    menguasai sepenuhnya bidang studi mereka dan dapat memotivasi siswa

    untuk bekerja tidak sekedar mencapai suatu prestasi namun juga menjadi

    anggota masyarakat yang pengasih. (Trianto, 2009, hlm. 20-21)

    2. Multimedia Interaktif

    Media, bentuk jamak dari perantara, merupakan sarana komunikasi

    yang merujuk pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber

    dan sebuah penerima (Sharon, Deborah, & James, 2012, hlm. 7). Media

    dapat digunakan dalam proses pembelajaran yang disebut dengan media

    pembelajaran. Miarso (2004, hlm. 458) menjelaskan media pembelajaran

    adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat

    merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga

    dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja. Media

    pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu (1) media

    penyaji; (2) media objek; (3) media interaktif.

    Sedangkan menurut Sharon, Deborah, & James (2012, hlm. 7) media

    merupakan kategori yang sangat luas: teks, audio, visual, video, perekayasa,

    dan orang-orang. Di dalam tiap-tiap kategori ini terdapat banyak jenis

    format media. Format media mencakup, sebagai misal, papan tulis, penanda

    (visual dan teks, slide powerpoint (teks dan visual), CD (suara dan musik),

    DVD (video), dan multimedia komputer (audio, teks, dan video). Dalam

    penelitian ini, peneliti bermaksud untuk menggunakan multimedia berbasis

    komputer. Menurut Ariyus (2009, hlm 2) multimedia berasal dari dua kata

    yaitu multi dan media. Multi berarti banyak dan media biasa diartikan alat

    untuk menyampaikan atau membuat sesuatu, perantara, alat pengantar,

    suatu bentuk komunikasi seperti surat kabar, majalah, atau televisi. Apabila

    dikaitkan dengan pemrosesan komputer, media dianggap sebagai alat yang

    menampilkan teks, gambar, grafik, suara, musik, dan sebagainya. sistem

  • 14

    multimedia yang dimaksud disini adalah suatu teknologi yang

    menggabungkan berbagai sumber media seperti teks, grafik, suara, animasi,

    video, dan sebagainya, yang disampaikan dan dikontrol oleh sistem

    komputer secara interaktif.

    Naseer (2013, hlm. 1) mengungkapkan bahwa multimedia adalah

    kombinasi dari komputer dan video yang merupakan kombinasi dari tiga

    elemen, yaitu suara gambar, teks, atau kombinasi dari dua media input atau

    output data berupa audio (suara dan musik). Sejalan dengan pernyataan

    Munir (2012, hlm. 4) yang menjelaskan bahwa multimedia adalah sebuah

    program untuk penyampaian konten digital secara keseluruhan dengan

    menggunakan kombinasi terpadu antara teks, audio, gambar dua dimensi

    (2D) dan tiga dimensi (3D), video, dan animasi. Menurut Naseer (2013,

    hlm. 16-19), Multimedia dibagi menjadi sembilan jenis yaitu: 1) multimedia

    interaktif; 2) multimedia hiperaktif; 3) multimedia linear/squential; 4)

    multimedia presentasi pembelajaran; 5) multimedia pembelajaran mandiri;

    6) multimedia kits; 7) hypermedia; 8) media interaktif; dan 9) virtual reality.

    Dari jenis-jenis multimedia yang diungkapkan oleh Naseer (2013, hlm.

    16-19), peneliti berfokus pada penggunaan multimedia interaktif. Menurut

    Munir (2012, hlm. 110) Multimedia interaktif adalah suatu tampilan

    multimedia yang dirancang oleh designer agar tampilannya memenuhi

    fungsi menginformasikan pesan dan memiliki interaktifitas kepada

    penggunanya (user). Pemanfaatan multimedia sangatlah banyak

    diantaranya untuk media pembelajatan, game, film, medis, militer, bisnis,

    olahraga, iklan/promosi, dan lain-lain. Bila pengguna mendapatkan

    keleluasaan dalam mengontrol multimedia tersebut, maka hal ini disebut

    nultimedia interaktif. Sedangkan menurut Naseer (2013, hlm. 16)

    Multimedia interaktif adalah media yang terdiri dari banyak komponen atau

    media yang saling terintegrasi yang mampu berinteraksi dengan

    penggunanya. Pengguna atau user dapat mengontrol secara penuh mengenai

    apa dan kapan elemen multimedia akan ditampilkan. Contoh: Game, CD

    interaktif, aplikasi program, virtual reality, dan lain-lain.

  • 15

    Interaktif yang dimaksud yaitu komunikasi timbal balik antara

    komputer dan user. Input data yang diberikan oleh user dapat direspon

    komputer sehingga memunculkan interaksi. Menurut Miarso (2004)

    terdapat tiga macam interaksi yang dapat diidentifikasi, yaitu: (1) siswa

    berinteraksi dengan sebuah program, misalnya mengisi blanko; (2) siswa

    berinteraksi dengan mesin, misalnya mesin pembelajaran, simulator,

    laboratorium bahasa, atau terminal komputer; (3) mengatur interaksi antar

    siswa secara teratur tetapi tidak terprogram, misalnya permainan pendidikan

    atau simulasi.

    Menurut Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Standar Nasional

    Pendidikan proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

    secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa

    untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

    prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

    perkembangan fisik serta psikologis siswa. Berdasarkan aturan-aturan di

    atas, maka pembelajaran dapat dikatakan interaktif apabila pembelajaran

    tersebut aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan bagi siswa.

    Menurut Munir (2012, hlm. 111) mengartikan multimedia interaktif

    sebagai sebuah frase yang menggambarkan gelombang baru dari piranti

    lunak komputer terutama yang berkaitan dengan bagian informasi.

    Komponen multimedia ini ditandai oleh kehadiran teks, gambar, suara,

    animasi, dan video. Beberapa atau semua komponennya diatur dalam

    beberapa program yang koheren. Komponen interaktif mengacu pada

    proses pemberdayaan pengguna untuk mengontrol lingkungan biasanya

    dnegan komputer. Dengan adanya interaktivitas, pengguna dapat terlibat

    dalam konten navigasi dan dalam proses komunikasi.

    Program, peserta didik, dan sistem beradaptasi menyatu yang

    selanjutnya mampu mengubah reaksi untuk bertemu dengan komponen

    yang lain. Namun demikian, tingkatan interaksi dalam pengembangan

    multimedia interaktif masih relatif baru yang hingga kini masih dalam riset

    dan pengembangan. Berdasarkan pengertian di atas maka peneliti dapat

  • 16

    menyimpulkan bahwa multimedia pembelajaran interaktif adalah suatu

    pembelajaran yang menggunakan komputer sebagai media dalam

    menyajikan materi dengan membuat dan menggabungkan audio, animasi,

    teks, grafik, gambar dan terjadi hubungan timbal balik antara komputer

    dengan pengguna melalui alat-alat perantara (keyboard, mouse, dan

    sebagainya) untuk mendapatkan respon secara aktif, kreatif, efektif dan

    menyenangkan bagi siswa (Purwanto & Kusnandar, 2005, hlm. 121).

    Dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia dapat

    memadukan media-media dalam proses pembelajaran, maka proses

    pembelajaran akan berkembang dengan baik, sehingga membantu pendidik

    menciptakan pola penyajian yang interaktif. Menurut Munir (2012, hlm.

    113-114) kelebihan menggunakan multimedia interaktif dalam

    pembelajaran diantaranya:

    1) Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif.

    2) Pendidik akan selalu dituntut untuk kreatif inovatif dalam mencari

    terobosan pembelajaran.

    3) Mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, musik, animasi

    gambar atau video dalam satu kesatuan yang saling mendukung guna

    tercapainya tujuan pembelajaran.

    4) Menambah motivasi peserta didik selama proses belajar mengajar

    hingga didapatkan tujuan pembelajaran yang diinginkan.

    5) Mampu memvisualisasikan materi yang selama ini sulit untuk

    diterangkan hanya sekedar dengan penjelasan ataua alat peraga yang

    konensional.

    6) Melatih peserta didik lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu

    pengetahuan.

    Dalam pengembangan multimedia hendaknya memperhatikan fungsi

    multimedia sebagai berikut (Munir, 2012, 116):

    1) Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering

    mungkin;

  • 17

    2) Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju

    kecepatan belajarnya sendiri;

    3) Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang koheren dan

    terkendalikan;

    4) Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna

    dalam bentuk respon baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan,

    percobaan dan lain-lain.

    Berdasarkan kelebihan dan fungsi multimedia yang dimiliki

    multimedia interaktif maka pembelajaran di kelas dapat dipadankan dengan

    multimedia interaktif. Dengan demikian, pembelajaran di kelas akan dapat

    lebih menarik dan juga bermakna bagi siswa. Siswa dapat berinteraksi

    dengan media yang kaya isi dan bisa menyesuaikan kecepatan belajar

    masing-masing. Pembelajaran tidak terbatas hanya di ruang kelas akan

    tetapi dapat dilakukan di luar kelas.

    Menurut Munir (2012, hlm. 60) proses pembelajaran berbasis

    multimedia bergantung pada model pembelajaran yang digunakan. Model

    pembelajaran dengan menggunakan multimedia adalah sebagai berikut:

    1) Praktik dan Latihan (Drill and Practice) adalah program yang

    menyediakan serangkaian soal atau pertanyaan yang biasanya

    ditampilkan secara acak. Tujuan program ini yaitu untuk melatih

    pengguna sehingga memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau

    memperkuat penguasaan suatu konsep.

    2) Tutorial adalah program yang dalam penyampaian materinya dilakukan

    secara tutorial sebagaimana layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru

    atau instruktur. Program ini berisi informasi yang disajikan dengan

    teks, gambar baik diam atau bergerak, dan grafik.

    3) Permainan (games) adalah program yang menyediakan bentuk

    permainan yang mengacu pada proses pembelajaran dimana dapat

    terjadi aktifitas belajar sambil bermain.

  • 18

    4) Simulasi adalah program yang mecoba menyamai proses dinamis yang

    terjadi di dunia nyata, misalnya untuk simulasi pesawat terbang dimana

    pengguna seolah-olah melakukan aktifitas menerbangkan pesawat

    terbang.

    5) Percobaan atau eksperimen adalah program yang menyediakan

    serangkaian peralatan dan bahan, kemudian pengguna bisa melakukan

    percobaan sesuai petunjuk yang ada.

    Berdasarkan model-model penyajian multimedia diatas, Pada penelitian

    ini peneliti menggunakan multimedia interaktif yang dikembangkan oleh

    Nazalin & Muhtadi (2011) dengan model penyajian kombinasi antara

    tutorial, percobaan atau eksperimen, dan permainan, karena didalam

    multimedia interaktif ini disajikan materi berupa tulisan, gambar, video, dan

    animasi juga terdapat fitur yang bisa digunakan pengguna untuk melakukan

    percobaan. Selain itu, multimedia interaktif juga menyediakan games untuk

    refleksi pengguna setelah mempelajari materi yang ada di dalam multimedia

    interaktif.

    3. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

    a. Pengertian Berpikir Kritis

    Berpikir adalah proses yang dinamis yang dapat dilukiskan

    berdasarkan proses atau jalannya yang terdiri dari tiga langkah, yaitu

    pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan

    kesimpulan atau pembentukan keputusan (Suryabrata, 2010, hlm. 55).

    Menurut Reason dalam Sanjaya (2011, hlm. 132) berpikir (Thinking)

    adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat

    (remembering) dan memahami (comprehending).

    Ada beberapa definisi dari berpikir, diantaranya adalah :

    1) Suatu kondisi yang letak hubungannya diantara bagian

    pengetahuan yang ada dalam diri seseorang dan dikontrol oleh

    akal. Jadi akal sebagai kekuatan yang mengendalikan pikiran.

  • 19

    Dengan kata lain berpikir berarti meletakkan hubungan diantara

    bagian pengetahuan (mencakup segala konsep, gagasan dan

    pengertian yang telah dimiliki oleh manusia) yang diperoleh

    manusia.

    2) Berpikir melibatkan kegiatan memanipulasi dan mentransformasi

    informasi dalam memori. Tujuan berpikir adalah untuk membentuk

    konsep, menalar, berpikir secara kritis, membuat keputusan,

    berpikir secara kreatif dan memecahkan masalah.

    3) Berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan operasi-

    operasi mental, seperti induksi, deduksi, klasifikasi dan penalaran.

    Berpikir merupakan kemampuan untuk menganalisis, mengkritik

    dan mencapai kesimpulan berdasarkan inferensi atau judgment

    yang baik.

    Kesimpulan dari beberapa pengertian di atas adalah berpikir

    merupakan aktivitas psikis terhadap suatu hal atau persoalan dan tetap

    berupaya untuk memecahkannya, dengan cara menghubungkan satu

    persoalan dengan lainnya sehingga mendapatkan jalan keluarnya.

    Dengan demikian, segala aktivitas berpikir selalu bertolak dari

    adanya persoalan yang dihadapi oleh seorang individu dengan tetap

    memperhatikan proses berpikir. Bentuk proses berpikir yang dilakukan

    oleh setiap orang pun pasti tidaklah sama, akan tetapi disesuaikan

    dengan persoalan yang sedang dihadapi. Pada proses berpikir tersebut,

    seseorang sebenarnya tidak diam atau pasif, tetapi jiwanya aktif

    berusaha mencari penyelesaian masalah. Untuk itu proses berpikir lebih

    tepat jika dikatakan bersifat dinamis, bukan statis atau pasif, dan

    mekanistis sebagaimana yang sering dipersepsikan orang.

    Ennis (1996) mengemukakan “critical thinking is a process, the

    goal of which is to make reasonable decision about what to believe and

    what to do.” Berpikir kritis adalah suatu proses yang tujuannya adalah

    untuk membuat keputusan yang masuk akal tentang apa yang diyakini

    dan apa yang harus dilakukan. Setiap orang pasti akan selalu

  • 20

    mengambil keputusan dalam hidupnya, sehingga berpikir kritis sangat

    penting dimiliki oleh setiap individu. Sedangkan menurut Facione

    (2011), berpikir kritis adalah sebuah proses pembuatan keputusan

    beralasan berdasarkan pertimbangan bukti yang tersedia, menganalisis

    dan mengevaluasi argumen dari berbagai sudut pandang. Berpikir kritis

    yang ideal dimulai dengan pemahaman berpikir kritis menjadi tujuan

    dan penilaian pengaturan diri yang menghasilkan interpretasi, analisis,

    evaluasi, dan kesimpulan

    Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli,

    diantaranya adalah :

    1. Menurut John Chaffe, berpikir kritis didefinisikan sebagai berpikir

    untuk menyelidiki secara sistematis proses berpikir itu sendiri.

    Maksudnya tidak hanya memikirkan dengan sengaja, tetapi juga

    meneliti bagaimana kita dan orang lain menggunakan bukti dan

    logika.

    2. Menurut Dacey dan Kenny, pemikiran kritis adalah “The ability to

    think logically, to apply this logical thinking to the assessment of

    situations, and to make good judgments and decision” yang berarti

    kemampuan berpikir secara logis, dan menerapkannya untuk

    menilai situasi dan membuat keputusan yang baik.

    3. Menurut Gerhand berpikir kritis merupakan suatu proses kompleks

    yang melibatkan penerimaan dan penguasaan data, analisis data,

    evaluasi data dan mempertimbangkan aspek kualitatif dan

    kuantitatif, serta membuat seleksi atau membuat keputusan

    berdasarkan hasil evaluasi.

    4. Menurut Seriven dan Paul berpikir kritis merupakan sebuah proses

    intelektual dengan melakukan pembuatan konsep, penerapan,

    melakukan sintesis, dan atau mengevaluasi informasi yang

    diperoleh dari observasi, pengalaman, refleksi, pemikiran atau

    komunikasi sebagai dasar untuk meyakini dan melakukan suatu

    tindakan.

  • 21

    5. Menurut Robert Ennis, salah satu ahli yang sudah terkenal bagi

    perkembangan tradisi berpikir kritis. Definisi yang dikemukan oleh

    Ennis bahwa berpikir kritis adalah pemikir yang masuk akal dan

    reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti

    dipercaya dan dilakukan.

    Berdasarkan pada beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa

    yang dimaksud dengan keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan

    untuk berpikir secara logis, reflektif, sistematis dan produktif yang

    diaplikasikan dalam menilai situasi untuk membuat pertimbangan dan

    keputusan yang baik.

    Sudarma (2013, hlm. 41) menjelaskan bahwa dengan memiliki

    keterampilan berpikir yang baik, maka seseorang dapat memecahkan

    masalah yang terjadi dalam kehidupannya baik di tempat bermain

    maupun di rumah. Adapun tujuan dari berpikir kritis adalah untuk

    mendapatkan pemahaman yang mendalam. Melalui pemahaman ini,

    maka seseorang dapat mengungkapkan makna dari suatu kejadian

    (Johnson, 2011, hlm. 185).

    b. Indikator Berpikir Kritis

    Berpikir kritis dapat dicapai dengan lebih mudah apabila seseorang

    itu mempunyai di disposisi dan kemampuan yang dapat dianggap

    sebagai sifat dan karakteristik pemikir yang kritis. Berpikir kritis dapat

    dengan mudah diperoleh apabila seseorang memiliki motivasi atau

    kecenderungan dan kemampuan yang dianggap sebagai sifat dan

    karakteristik berpikir kritis. Sesorang yang berpikir kritis memiliki

    karakter khusus yang dapat diidentifikasi dengan melihat bagaimana

    seseorang menyikapi suatu masalah. Informasi atau argument karakter-

    karakter tersebut tampak pada kebiasaan bertindak, beragumen dan

    memanfaatkan intelektual dan pengetahuannya. Berpikir kritis

    merupakan suatu bagian dari kecakapan praktis, yang dapat membantu

    seorang individu dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Oleh sebab

  • 22

    itu kemampuan berpikir kritis ini mempunyai karakteristik tertentu

    yang dapat dilakukan dan dipahami oleh masing-masing individu.

    Ennis (1995, hlm. 4) mengatakan bahwa terdapat enam elemen

    dasar dalam berpikir kritis, yang dapat disingkat menjadi pendekatan

    FRISCO (focus, reasons, inference, situation, clarity and overview).

    1) Focus

    Pada aspek ini, siswa dituntut untuk fokus terhadap berbagai

    situasi untuk mengetahui inti dari suatu permasalahan. Adapun

    cara yang harus dilakukan siswa adalah dengan menanyakan pada

    diri sendiri apa yang sedang terjadi? Apa yang coba dibuktikan?.

    Dengan fokus, pikiran siswa akan lebih terarah sehingga tidak

    memikirkan hal yang menyimpang.

    2) Reasons

    Alasan merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh siswa

    untuk membuat suatu kesimpulan atau keputusan. Pada aspek ini,

    ketika mengambil sebuah keputusan atau kesimpulan, siswa harus

    mengetahui alasan dalam mengambil suatu keputusan atau

    kesimpulan tersebut, dan menentukan apakah alasan tersebut dapat

    diterima atau tidak.

    3) Inference

    Pada aspek ini, dalam mengambil sebuah keputusan siswa

    dituntut untuk mempertimbangkan keputusan tersebut dan menilai

    kesimpulan yang diambil dalam suatu tindakan.

    4) Situation

    Pada aspek ini, ketika siswa mengambil sebuah keputusan,

    siswa harus mempertimbangkan situasi yang sesuai terhadap apa

    yang akan diputuskan dan dilakukan.

    5) Clarity

    Clarity merupakan kejelasan/penjelasan yang sangat dibutuhkan

    untuk memahami sesuatu. Pada aspek ini siswa dituntut untuk

    menyampaikan kesimpulan atau keputusan yang telah dibuat

  • 23

    dengan jelas dan mudah dipahami atau dimengerti oleh orang lain

    sehingga apa yang dilakukan mudah diterima dan dianggap benar.

    6) Overview

    Kemampuan dasar yang keenam adalah overview atau meninjau

    kembali. Overview dilakukan untuk mengoreksi kesimpulan,

    keputusan maupun hal-hal yang telah dilakukan. Pada aspek ini

    siswa dituntut untuk meninjau kembali kesimpulan atau keputusan

    yang telah dibuat.

    Selanjutnya Ennis mengidentifikasi 12 indikator berpikir kritis

    yang dikelompokkan ke dalam lima aspek terdapat dalam Tabel 2.2

    (Ennis dalam Poedjiadi, 2005)

    Tabel 2.1 Kriteria dan Indikator Berpikir Kritis

    Aspek Indikator Penjelasan

    Memberikan

    penjelasan

    sederhana

    1. Memfokuskan

    Pertanyaan

    Pada indikator ini, siswa

    dituntut untuk fokus terhadap

    berbagai situasi atau masalah

    untuk dapat melihat poin

    penting, isu, pertanyaan

    maupun masalah yang harus

    diidentifikasi dengan cara

    merumuskan pertanyaan-

    pertanyaan

    2. Menganalisis

    Argumen

    Pada indikator ini, siswa

    dituntut untuk menganalisis

    suatu argumen dengan cara

    mengidentifikasi suatu alasan

    (sebab) yang dinyatakan.

    3. Bertanya dan

    Menjawab

    Pertanyaan

    Pada indikator ini, siswa

    menjawab pertanyaan

    dengan menuangkan dalam

    penjelasan yang sederhana.

    Membangun

    Keterampilan

    Dasar

    4. Mempertimbangkan

    kredibilitas suatu

    sumber

    Pada indikator ini, siswa akan

    berlatih menerapkan

    kemampuan menyeleksi

    informasi dan menentukan

  • 24

    Aspek Indikator Penjelasan

    sumber yang relevan dan

    tidak relevan. Kemampuan

    ini sangat penting agar siswa

    tidak terkecoh dengan

    informasi/sumber yang tidak

    berguna yang dapat

    mengganggu.

    5. Mengobservasi dan

    Mempertimbangkan

    Hasil Observasi

    Mengidentifikasi hal-hal

    yang kita lihat dan dengar.

    Kesimpulan 6. Membuat deduksi

    dan

    mempertimbangnkan

    hasil deduksi

    Pada indikator ini, siswa

    mampu dalam menafsirkan

    suatu data untuk membuat

    sebuah kesimpulan. Dalam

    menyimpulkan suatu

    peristiwa dengan cara

    deduksi seharusnya

    dilakukan dengan cara yang

    sederhana, sehingga dapat

    digunakan dengan mudah

    dalam menafsirkan suatu

    peristiwa.

    7. Membuat induksi

    dan mempertim-

    bangnkan hasil

    induksi

    Pada indikator ini, siswa

    mampu membuat kesimpulan

    berdasarkan fakta yang

    ditemukan. Siswa dilatih

    untuk membuat langkah-

    langkah penyelesaian

    masalah beserta alasan yang

    mendukung, kemudian siswa

    dapat menarik sebuah

    kesimpulan berdasarkan ide-

    ide yang telah dikumpulan.

    8. Membuat dan

    mempertimbangkan

    hasil pertimbangan

    Pada indikator ini, siswa

    membuat dan

    mempertimbangakan nilai

    keputusan bedasarkan fakta

    dilakukan dengan teliti,

    karena harus bisa

  • 25

    Aspek Indikator Penjelasan

    membedakan mana yang

    merupakan fakta dan bukan

    fakta.

    Membuat

    Penjelasan

    Sederhana

    9. Mendefinisikan

    Istilah

    Pada indikator ini, siswa

    mampu dalam bertindak

    dengan memberikan

    penjelasan lebih lanjut

    terhadap peristiwa yang

    diberikan. Mengidentifikasi

    suatu suatu istilah adalah

    suatu usaha yang dilakukan

    untuk memberikan arti dari

    suatu kata-kata yang telah

    ada sebelumnya.

    10. Mengidentifikasi

    asumsi-asumsi

    Asumsi adalah keyakinan

    yang secara jelas diterima

    dan dianggap benar oleh

    pembicara atau peneliti tetapi

    mereka tidak menyatakan

    atau membuatnya eksplisit.

    Sehingga dalam

    mengidentifikasi asumsi,

    siswa memerlukan penalan

    mengenai suatu peristiwa

    yang disajikan.

    Strategi dan

    Taktik

    11. Memutuskan suatu

    tindakan

    Pada indikator ini, siswa

    dituntut untuk mampu

    menyeleksi berbagai kriteria

    yang dapat dijadikan sebuah

    solusi dalam menyelesaikan

    suatu permasalahan.

    12. Berinteraksi dengan

    orang lain

    Pada indikator ini, siswa

    mampu untuk berdiskusi

    dengan sesama anggota

    kelompok dengan baik dan

    melaporkan hasil diskusi

    yang telah dilakukan didepan

    kelas.

  • 26

    Berdasarkan tabel aspek kelompok berpikir kritis di atas, maka

    indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang akan digunakan peneliti

    yang disesuaikan dengan konten yang terdapat pada multimedia interaktif.

    Adapun indikator yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    1) Memfokuskan pertanyaan

    2) Menganalisis argumen

    3) Bertanya dan menjawab pertanyaan

    4) Membuat dan menentukan hasil pertimbangan

    5) Mempertimbangkan suatu definisi

    6) Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi

    7) Menenetukan suatu tindakan

    8) Berinteraksi dengan orang lain

    4. Kepercayaan Diri Siswa

    a. Pengertian Kepercayaan Diri

    Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa manusia

    bahwa tantangan hidup apapun harus di hadapi dengan berbuat sesuatu.

    Kepercayaan diri itu lahir dari kesadaran bahwa jika memutuskan untuk

    melakukan sesuatu, sesuatu itu pula yang harus dilakukan. Kepercayaan

    diri itu akan datang dari kesadaran seorang individu bahwa individu

    tersebut memiliki tekad untuk melakukan apapun, sampai tujuan yang

    ia inginkan tercapai.

    Kepercayaan diri merupakan atribut yang paling berharga pada diri

    seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Dikarenakan dengan

    kepercayaan diri, seseorang mampu mengaktualisasikan segala potensi

    dirinya. Kepercayaan diri diperlukan baik oleh seseorang anak maupun

    orangtua, secara individual maupun kelompok. Untuk mendefinisikan

    kepercayaan diri peneliti mengutip pendapat para ahli dari beberapa

    buku seperti Ghufron & Risnawati (2011, hlm. 35), berpendapat

  • 27

    “kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang penting

    pada seseorang, tanpa adanya kepercayaan diri akan banyak

    menimbulkan masalah pada diri seseorang”.

    Menurut Yoder & Procter (1998, hlm. 4), Kepercayaan diri adalah

    ekspresi atau ungkapan yang penuh semangat dan mengesankan dan

    dalam diri seseorang untuk menunjukkan adanya harga diri,

    menghargai diri sendiri, dan pemahaman terhadap dirinya sendiri.

    Sedangkan menurut Cox (2002) kepercayaan diri secara umum

    merupakan bagian penting dan karakteristik kepribadian seseorang

    yang dapat memfasilitasi kehidupan seseorang. Lebih lanjut dikatakan

    pula bahwa kepercayaan diri yang rendah akan memiliki pengaruh

    negatif terhadap penampilan seseorang. Mc Clelland (1987) juga

    menjelaskan; “kepercayaan diri merupakan kontrol internal terhadap

    perasaan seseorang akan adanya kekuatan dalam dirinya, kesadaran

    akan kemampuannya, dan bertanggung jawab terhadap keputusan yang

    telah ditetapkannya”. Kepercayaan diri adalah sesuatu yang harus

    mampu menyalurkan segala yang kita ketahui dan segala yang kita

    kerjakan. Kepercayaan diri itu lahir dari kesadaran bahwa jika

    memutuskan untuk melakukan sesuatu, sesuatu itu pula yang harus

    dilakukan. Hal tersebut berbeda dengan pendapat Baldwin dan Holmes

    yang menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah ciptaan sosial, hasil

    belajar melalui hubungan dengan orang lain.

    Kepercayaan diri itu akan datang dari kesadaran seorang individu

    bahwa individu tersebut memiliki tekad untuk melakukan apapun,

    sampai tujuan yang ia inginkan tercapai. Berdasarkan penjelasan di atas

    dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah keyakinan untuk

    melakukan sesuatu pada diri subjek sebagai karakteristik pribadi yang

    didalamnya terdapat keyakinan akan kemampuan diri, optimis, objektif,

    bertanggung jawab, rasional dan realistist. Orang yang mempunyai rasa

    percaya diri tinggi akan senantiasa selalu berfikir optimis untuk

  • 28

    berprestasi, disamping itu seseorang mampu memanfaatkan rasa

    percaya diri yang dimilikinya untuk dapat menjalani hidupnya.

    b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri

    Menurut Baldwin & Holmes (1987) ada beberapa faktor yang

    memengaruhi konsep diri seseorang, yaitu:

    1) Orangtua

    Orang tua sangat penting bagi seorang anak, karena merekalah

    kontak sosial awal yang ditemui dan paling berpengaruh sehingga

    apa yang mereka komunikasikan akan lebih berpengaruh dari pada

    informasi lain yang diterima anak sepanjang hidupnya. Orang tua

    memberikan arus informasi yang konstan mengenai diri anak.

    Orang tua juga membantu dalam menetapkan pengharapan serta

    mengajarkan anak bagaimana menilai dirinya sendiri. Pengharapan

    dan penilaian tersebut akan terus terbawa hingga anak menjadi

    dewasa.

    2) Teman Sebaya

    Setelah orang tua kelompok atau teman sebaya cukup

    mempengaruhi konsep diri individu. Penerimaan maupun

    penolakan kelompok teman sebaya terhadap seorang anak akan

    berpengaruh pada konsep diri anak tersebut. Peran yang diukir

    anak dalam kelompok teman sebayanya dapat memberi pengaruh

    yang dalam pada pandangannya tentang dirinya sendiri dan

    peranan ini, bersama dengan penilaian diri yang dimilikinya akan

    cenderung terus berlangsung dalam hubungan sosial ketika

    dewasa.

    3) Masyarakat

    Faktor ini berpengaruh sama seperti orang tua dan teman

    sebaya, karena masyarakat juga memberitahu individu bagaimana

  • 29

    mendefenisikan diri sendiri. Penilaian dan pengharapan

    masyarakat terhadap individu dapat masuk ke dalam konsep diri

    individu dan individu akan berperilaku sesuai dengan pengharapan

    tersebut.

    Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang

    mempengaruhi kepercayaan diri seseorang terjadi bukan hanya karena

    satu faktor, melainkan terdapat banyak faktor yang saling

    berkesinambungan yang berlangsung tidak dalam waktu singkat

    melainkan terbentuk sejak awal masa perkembangan manusia.

    c. Indikator Kepercayaan Diri

    Baldwin (1999) mengungkapkan bahwa terdapat tiga indikator

    kepercayaan diri. Adapun indikator tersebut adalah:

    1. Kepercayaan diri dalam mengaitkan konsep-konsep Biologi

    dengan konsep sains lainnya dengan menggunakan pendekatan

    ilmiah untuk memecahkan masalah

    2. Kepercayaan diri dalam menulis dan mengkritik gagasan inti

    melalui laporan praktikum, serta menggunakan kemampuan

    menganalisis dalam kegiatan praktikum Biologi.

    3. Kepercayaan diri dalam menggunakan konsep Biologi dan dan

    keterampilan-keterampilan Biologi dalam kegiatan sehari-hari

    (aplikasi dalam kehidupan sehari-hari).

    Berdasarkan ketiga indikator yang dikembangkan oleh Baldwin,

    peneliti mengadaptasi indikator tersebut untuk disesuaikan dengan

    mata pelajaran kimia sesuai dengan penelitian yang peneliti ambil.

    Adapun indikator kepercayaan diri oleh Baldwin yang akan peneliti

    pakai adalah sebagai berikut:

    1. Kepercayaan diri dalam memahami konsep-konsep kimia

    2. Kepercayaan diri dalam menulis, mengkritik gagasan, dan

    menganalisis laporan praktikum

  • 30

    3. kepercayaan diri dalam menggunakan konsep kimia dan

    keterampilan kimia dalam kehidupan sehari-hari

    5. Materi Hidrokarbon

    Hidrokarbon adalah senyawa yang memiliki bahan dasar karbon dan

    hidrogen. Sifat-sifat karbon yang unik seperti kemampuan untuk membuat

    rantai yang panjang menyebabkan banyaknya jenis-jenis senyawa

    hidrokarbon. Senyawa-senyawa hidrokarbon dapat pula membentuk

    turunan-turunan atau derivatif lantaran bentuk rantai dan gugusan-gugusan

    yang terbentuk. Nomenklatur untuk jenis-jenis senyawa hidrokarbon itu

    terbagi dua: IUPAC dan trivial. Biasanya, nomenklatur IUPAC digunakan

    untuk keperluan ilmiah/saintifik sementara trivial untuk keperluan

    komersial. Terdapat tiga golongan hidrokarbon: alkana, alkena, dan alkuna

    (alkadiena).

    a. Keunikan Atom Karbon

    Atom karbon mempunyai nomor atom 6, sehingga dalam sistem

    periodik terletak pada golongan IVA dan periode 2. Keadaan tersebut

    membuat atom karbon mempunyai beberapa keistimewaan sebagai

    berikut.

    1) Atom karbon dapat membentuk empat ikatan kovalen

    2) Atom karbon dapat membentuk rantai karbon

    3) Mempunyai empat elektron valensi

    4) Dapat membentuk ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan

    rangkap tiga

    b. Atom C Primer, Sekunder, Tersier, dan Kuartener

    Macam-macam atom karbon, yaitu atom karbon primer, sekunder,

    tersier, dan kuarterner.

    1) Atom karbon primer, yaitu atom karbon yang terikat langsung pada

    1 atom karbon yang lain.

    2) Atom karbon sekunder, yaitu atom karbon yang terikat langsung

    pada 2 atom karbon yang lain.

  • 31

    3) karbon tersier, yaitu atom karbon yang terikat langsung pada 3

    atom karbon yang lain.

    4) Atom karbon kuarterner, yaitu atom karbon yang terikat langsung

    pada 4 atom karbon yang lain

    c. Penggolongan Senyawa Hidrokarbon

    1) Hidrokarbon alifatik jenuh : hidrokarbon rantai terbuka dengan

    semua atom C mempunyai ikatan tunggal.

    2) Hidrokarbon alifatik tak jenuh : hidrokarbon rantai terbuka dengan

    atom C mempunyai ikatan tunggal dan ikatan rangkap 2 atau 3

    3) Hidrokarbon siklik jenuh : hidrokarbon rantai tertutup dengan

    semua atom C mempunyai ikatan tunggal.

    4) Hidrokarbon siklik tak jenuh : hidrokarbon rantai tertutup dengan

    atom C mempunyai ikatan tunggal dan ikatan rangkap 2 atau 3

    5) Hidrokarbon aromatic : hidrokarbon rantai tertutup dengan atom C

    mempunyai ikatan tunggal dan ikatan rangkap 2 selang seling.

    d. Tata Nama Alkana, Alkena, dan Alkuna

    a) Tata Tama Alkana

    Nama-nama sepuluh alkana dengan jumlah atom karbon 1

    sampai 10 terdapat pada tabel 2.1. hal ini merupakan dasar nama-

    nama seluruh senyawa organik.

    Tabel 2.2. Jumlah atom C, rumus molekul dan nama alkana

    Jumlah Atom C Rumus Molekul Nama

    1 CH4 Metana

    2 C2H6 Etana

    3 C3H8 Propana

    4 C4H10 Butana

    5 C5H12 Pentana

    6 C6H14 Heksana

    7 C7H16 Heptana

    8 C8H18 Oktana

  • 32

    9 C9H20 Nonana

    10 C10H22 Dekana

    Berdasarkan aturan nama diatas, penamaan alkana dapat

    dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

    1) Alkena rantai lurus

    Nama alkena rantai lurus sesuai dengan nama–nama alkana

    diatas

    2) Alkena rantai bercabang

    a) Memilih rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang

    mempunyai cabang terbanyak.

    b) Memberi penomoran dimulai dari salah satu ujung,

    sehingga cabang mendapat nomor terkecil.

    c) Menuliskan nama dimulai dengan nama cabang yang

    disusun menurut abjad, kemudian diakhiri dengan nama

    rantai induk. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan

    angka. Antara angka dengan angka dipisahkan dengan

    tanda koma (,), sedangkan antara angka dengan huruf

    dipisahkan tanda jeda (–).

    b) Tata Nama Alkena

    1) Alkena rantai lurus

    Nama alkena rantai lurus sesuai dengan nama–nama alkana,

    tetapi dengan mengganti akhiran –ana menjadi –ena.

    2) Alkena rantai bercabang

    Urutan penamaan adalah:

    a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang

    mengandung ikatan rangkap.

    b) Memberi nomor, dengan aturan penomoran dimulai dari

    salah satu ujung rantai induk, sehingga ikatan rangkap

    mendapat nomor terkecil (bukan berdasarkan posisi

    cabang).

    c) Penamaan, dengan urutan:

  • 33

    - nomor atom C yang mengikat cabang

    - nama cabang

    - nomor atom C ikatan rangkap

    - nama rantai induk (alkena)

    c) Tata Nama Alkuna

    1) Alkuna rantai lurus namanya sama dengan alkana, hanya

    akhiran “ana” diganti dengan “una”.

    2) Alkuna rantai bercabang

    Urutan penamaan adalah:

    a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang

    yang mengandung ikatan rangkap tiga.

    b) Penomoran alkuna dimulai dari salah satu ujung rantai

    induk, sehingga atom C yang berikatan rangkap tiga

    mendapat nomor terkecil.

    c) Penamaan, dengan urutan:

    - nomor C yang mengikat cabang

    - nama cabang

    - nomor C yang berikatan rangkap tiga

    - nama rantai induk (alkuna)

    e. Isomer

    1. Isomer Struktur : isomer kerangka, posisi

    2. Isomer ruang : isomer geometri

    f. Sifat dan Reaksi Alkana

    1) Semakin banyak atom C, titik didih makin tinggi. Untuk

    hidrokarbon yang berisomer (jumlah atom C sama banyak), titik

    didih makin tinggi apabila rantai C makin panjang (bercabang

    sedikit).

    2) Pada suhu dan tekanan biasa, empat alkana yang pertama (CH4

    sampai C4H10) berwujud gas. Pentana (C5H12) sampai heptadekana

    (C17H36) berwujud cair, sedangkan oktadekana (C18H38) dan

    seterusnya berwujud padat.

  • 34

    3) Jika direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2),

    maka atom-atom H pada alkana mudah mengalami substitusi

    (penukaran) oleh atom-atom halogen.

    4) Alkana dapat mengalami oksidasi dengan gas oksigen, dan reaksi

    pembakaran ini selalu menghasilkan energi. Itulah sebabnya alkana

    digunakan sebagai bahan bakar. Secara rata-rata, oksidasi 1 gram

    alkana menghasilkan energi sebesar 50.000 joule.

    g. Sifat-sifat dan Reaksi Alkena

    1) Sifat Fisis

    Titik leleh dan titik didih alkena hampir sama dengan alkana yang

    sesuai. Pada suhu kamar, suku-suku rendah berwujud gas,suku-

    suku sedang berwujud cair, dan suku-suku tinggi berwujud padat.

    2) Reaksi-reaksi Alkena

    Alkena jauh lebih reaktif daripada alkana karena adanya ikatan

    rangkap. Reaksi alkena terutama terjadi pada ikatan rangkap

    tersebut.

    Reaksi-reaksi alkena sebagai berikut:

    a) Reaksi Adisi (penambahan atau penjenuhan)

    Reaksi adisi, yaitu pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan

    tunggal dengan cara mengikat atom lain. Zat-zat yang dapat

    mengadisi alkena adalah:

    (1) Gas hidrogen (H2)

    (2) Halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2)

    (3) Asam halida (HCl, HBr, HF, dan HI)

    b) Reaksi Pembakaran (oksidasi dengan oksigen)

    c) Reaksi Polimerisasi

    Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-

    molekul sederhana (monomer) menjadi molekul besar

    (polimer).

  • 35

    h. Sifat-sifat dan Reaksi Alkuna

    - Sifat Fisis

    Sifat fisis alkuna sama dengan sifat fisis alkana maupun alkena.

    - Sifat Kimia (Reaksi Alkuna)

    Reaksi-reaksi pada alkuna mirip dengan alkena, hanya berbeda pada

    kebutuhan jumlah pereaksi Alkuna membutuhkan jumlah pereaksi

    dua kali kebutuhan pereaksi pada alkena untuk jumlah ikatan

    rangkap yang sama.

    B. Penelitian Relevan

    Pada penelitian ini peneliti telah melaksanakan penelusuran dan kajian

    sebagai sum