efektivitas pendidikan karakter berbasis layanan … · gelar sarja salah satu i bimbinga ana...
TRANSCRIPT
EFEKBIMBINEXPERI
KTIVITAS PNGAN KLAIENTIAL L
PENDIDIKAASIKAL KO
LEARNINGPE
AN KARAKOLABORAUNTUK M
EDULI SOS
KTER BERATIF DENGMENINGKASIAL
RBASIS LAYGAN PENDEATKAN KA
YANAN EKATAN
ARAKTER
(Studi Pra Eksperimmen pada Sis
Tahunswa Kelas Vn Ajaran 20
VIII A SMP14/2015)
Negeri 13 YYogyakartaa
SKRIPSII
Diaju
Mukan untuk Memenuhi
Pro
PROGRA
FAKULTAU
Memperoleh ogram Stud
Sebasti
N
AM STUDI BJURUSAN
AS KEGURUNIVERSIT
YO
i
Gelar SarjaSalah Satu
di Bimbingaana Pendidi
u Syarat
Oleh
ianus Arme
IM: 121114
BIMBINGAN ILMU PERUAN DANTAS SANATOGYAKAR
2016
n dan Konsikan seling
dy Mario
4009
AN DAN KOENDIDIKAN
ONSELINGG
N ILMU PENN
TA DHARMNDIDIKANN
MA RTA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
"Pada hari aku berseru, Engkaupun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku"
(Mzm. 138)
"Selalu belajar bersyukur dalam keadaan dan situasi apapun"
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini Saya persembahkan bagi.... Tuhan Yesus yang selalu dan senantiasa menemaniku dalam perjuanganku untuk mencapai kesuksesan Sang teladan yang senantiasa menjadi pedoman, pegangan, sumber kekuatan, dan ketenangan dalam setiap alur indah yang saya jalani
selama ini.
Kupersembahkan buat kedua orang tua tercinta, Bapak Yohanes Honat dan Mama Alm. Maria Sabina
Kakak-kakak dan adikku Maria Marentiana Yosefa Du’a Ate
Patrisia Yunita Trisnawati Camelia Selviana Evalinda
Serta semua keluarga yang turut terlibat mendukung kesuksesan saya
Adik saya Emanuel Roberto Semua teman-teman BK angkatan 2012 yang selalu mendukung
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS LAYANAN
BIMBINGAN KLASIKAL KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNINGUNTUK MENINGKATKAN KARAKTER
PEDULI SOSIAL (Studi Pra Experimen pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2014/2015 )
Sebastianus Armedy Mario Universitas Sanata Dharma
2016
Tujuan penelitian ini: (1) mengetahui gambaran tingkat karakter peduli sosial siswa kelas VIII A SMP SMP Negeri 13 Yogyakarta sebelum dan sesudah mendapatkan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning Tahun Ajaran 2014/2015; (2) mengetahui efektivitas pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter peduli sosial siswa kelas VIII A di SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan pra-experimen dengan one-group pretest-posttest design. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyebaran kuesioner Karakter Peduli Sosial dan instrumen validasi program yang disusun oleh peneliti. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta yang berjumlah 34 siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah kategorisasi distribusi normal dan uji t paired sample test.
Temuan penelitian menunjukkan: (1) tingkat karakter peduli sosial siswa kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta sebelum dan sesudah mendapatkan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning Tahun Ajaran 2014/2015 secara umum sangat baik. Namun demikian, masih terdapat beberapa siswa-siswi yang berada dikategori sedang; (2) terdapat peningkatan karakter peduli sosial dengan mean 66,2353 pada pretest dan menjadi 67,9706 pada posttest maka terjadi peningkatan sebesar 1,7353 dan ditinjau dari standar deviasi terjadi penurunan senilai 0,52591 serta nilai signifikansi sebesar 0,112. Maka efektif meningkatkan karakter peduli sosial (3) Berdasarkan instrumen validasi program, layanan ini dipandang sangat baik untuk dilaksanakan hal ini dapat dibuktikan dengan adanya dua aspek penilaian seluruh siswa (100%) dan delapan belas aspek penilaian seluruh siswa lebih dari (90%)
Kata kunci: bimbingan klasikal kolaboratif, experiential learning, karakter peduli
sosial.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE EFFECTIVENESS OF CHARACTER EDUCATION BASED ON THE
COLLABORATIVE CLASS GUIDANCE SERVICE USING THE EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH TO DEVELOP STUDENTS’
SOCIAL COMPASSION (Pre-experimental study on the Eighth Grade students of SMPN 13, Class A Yogyakarta)
Sebastianus Armedy Mario
Sanata Dharma University
2016
The aims of this research are: (1) to describe the level of social compassion
among the eighth grade students of SMPN 13 Yogyakarta before and after the
implementation character education based on collaborative classical guidance service
using the experiential learning approach in the Academic Year of 2014/2015; (2) to
fine out the effectiveness of character education based on collaborative classical
guidance service using the experiential learning approach to develop students’social
compassion among the eighth grade students of SMPN 13 Yogyakarta, Class A,
Academic Year 2014/2015.
The type of this research is quantitative research using pre-experiment
approach with one-group pretest-posttest design. The data gathering method
employed questionnaires of the social compassion and the program validation
instrument by the researcher. The subjects of this research were 34 eighth grade
students of SMPN 13,Class A, Yogyakarta. The Data analysis technique was the
categorization of the normal distribution and the t test paired sample test.
The results show: (1) In general, the level of social compassion among the
eighth grade students of SMPN 13, Class A, Yogyakarta before and after the
implementation of character education based on collaborative class guidance service
using the experiential learning approach in Academic Year of 2014/2015 is
categorized as good; (2) There is an increase of the level of social compassion by
1,7353, from the pre-test mean of 66,2353 and the posttest mean 67,9706. In terms of
standard deviation, there is a decline to 0,52591 and a significance value of 0,112.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Therefore, it is effective to increase the level of social compassion; (3) Based on the
program validation instrument, the service was considered very good to be
implemented, this can be proved by the two aspects of evaluation by all students
(100%) and eighteen aspects of evaluation by all students (90%).
Keywords: bimbingan klasikal kolaboratif, experiential learning, karakter peduli
sosial.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur bagi Allah atas berkat kemurahan dan kelimpahan kasih-Nya,
penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir dengan judul “Efektivitas
Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif
dengan Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Peduli
Sosial (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2014/2015) dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Selama penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak
yang ikut terlibat guna membimbing, mendampingi, dan mendukung setiap proses
yang penulis jalani. Oleh karenanya, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling.
3. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing dengan penuh kesabaran dan ketulusan hati, selalu memberikan
motivasi, saran, dan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Segenap dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas bimbingan dan
pendampingan selama penulis menempuh studi.
5. Stefanus Priyatmoko atas pelayanan yang diberikan dengan ramah dan sabar
selama penulis menempuh studi di Program Studi Bimbingan dan Konseling.
6. Bapa dan alm. mama terima kasih atas segala pengorbanan dan dukungan
kalian selama ini sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dan menjadi
guru seperti yang bapa dan alm. mama inginkan.
7. Ketiga saudari saya terimakasih telah menjadi kakak yang baik dalam hidup
saya dan selalu mendukung serta mendoakan saya untuk segala keberhasilan
saya.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Saudara saya Emanuel Roberto yang bersama dengan saya di Yogyakarta
serta turut membantu mengerjakan skripsi saya dalam menginput data.
9. Untuk sahabat-sahabat terbaik saya Beby, Anyes, dan Rizan yang selalu ada
dalam hari-hari hidup saya di jogja serta saling mendukung satu sama lain
10. Teman-teman semua atas doa, dukungan, semangat dan kebersamaan yang
diberikan selama ini.
11. Semua pihak di SMP Negeri 13 Yogyakarta yang sudah meluangkan
waktunya sehingga saya dapat melakukan penelitian di sekolah terkait.
12. Seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu dalam proses pembuatan
hingga penyelesaian tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan yang
penulis lakukan selama proses pembuatan tugas akhir ini. Oleh karena itu, Penulis
mohon maaf kepada semua pihak yang telah dirugikan atas kesalahan dan kekurangan
tersebut. Penulis juga sadar bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Maka dari
itu, penulis berharap mendapatkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak guna pembenahan, penajaman, dan perkembangan penelitian yang lebih baik.
Akhir kata, atas perhatian dan kesempatan yang diberikan, Penulis ucapkan terima
kasih.
Yogyakarta, Agustus 2016
Sebastianus Armedy Mario
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJIAN PEMBIMBING ...................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................. vii
ABSTRAK ............................................................................................................. viii
ABSTRACT ........................................................................................................... vix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... …xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 7 C. Batasan Masalah ...................................................................................... 7 D. Rumusan Masalah ................................................................................... 8 E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8 F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9 G. Definisi Operasional Variabel .................................................................. 10
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 12 A. Hakikat Pendidikan Karakter ................................................................... 12
1. Pengertian Pendidikan Karakter ......................................................... 12 2. Tujuan Pendidikan Karakter .............................................................. 14
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Nilai–Nilai Pendidikan Karakter ........................................................ 16 4. Prinsip–Prinsip Pendidikan Karakter ................................................. 19
B. Hakikat Experiential Learning ................................................................. 21 1. Pengertian Pendekatan Experiential Learning ................................... 21 2. Kelebihan dan kekurangan Pendekatan Experiential Learning ......... 22 3. Prosedur Pendekatan Experiential Learning ...................................... 23 4. Metode Pembelajaran Experiential Learning ..................................... 24
C. Hakikat Karakter Peduli Sosial ................................................................ 26 1. Pengertian Karakter Peduli Sosial ..................................................... 26 2. Faktor-faktor Pembentuk Peduli Sosial ............................................ 27 3. Faktor-faktor turunnya Peduli Sosial ................................................ 31 4. Upaya meningkatkan Peduli Sosial................................................... 34
D. Hakikat Layanan Bimbingan Klasikal ..................................................... 36 1. Pengertian Layanan Bimbingan Klasikal .......................................... 36 2. Tujuan Layanan Bimbingan Klasikal ............................................... 37 3. Bidang Bimbingan Klasikal .............................................................. 38 4. Bimbingan Klasikal Kolaboratif ....................................................... 40
E. Hakikat Remaja sebagai Pelajar SMP ...................................................... 42 1. Pengertian remaja sebagai pelajar ..................................................... 42 2. Ciri–Ciri Remaja Sebagai Pelajar .................................................... 42 3. Tugas-tugas perkembangan remaja sebagai pelajar .......................... 46
F. Kerangka Berpikir. ......................................................................................... 51 G. Hipotesis Tindakan .................................................................................. 52
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 53 A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 53 B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 55 C. Subjek Penelitian ...................................................................................... 55 D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................... 56 E. Validitas, Relibilitas, dan Uji Normalitas ................................................ 58
1. Validitas ........................................................................................... 58 2. Relibilitas ......................................................................................... 59 3. Uji Normalitas .................................................................................. 61
F. Teknik Analisis Data ................................................................................ 62 BAB IV ASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 67
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 67 1. Gambaran Tingkat Karakter peduli sosial Siswa ............................... 67 2. Efektivitas Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif ...................... 70
B. Pembahasan ............................................................................................. 76 1. Gambaran Tingkat Karakter Peduli Sosial Siswa .............................. 76 2. Efektifitas Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif ....................... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 81 A. Kesimpulan ............................................................................................ 81
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 83 C. Saran ........................................................................................................ 84
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... LAMPIRAN ..............................................................................................................
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Nilai–Nilai Pendidikan Karakter Kategori Positif ................................. 16
Tabel 2.2 Nilai–Nilai Pendidikan Karakter Kategori Negatif ................................ 17
Tabel 3.1 Tabel Desain Penelitian One Group Pretest Posttest Design ................ 48
Tabel 3.2 Waktu Penelitian .................................................................................... 49
Tabel 3.3 Jumlah siswa di SMP Negeri 13 Yogyakarta yang mengikuti layanan 50
Table 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Karakter Peduli Sosial........................................... 52
Tabel 3.5 Kriteria Guilford .................................................................................... 54
Tabel 3.6 Hasil Reliabilitas Kuesioner Karakter Peduli Sosial.............................. 54
Tabel 3.7 Tabel Hasil Uji Normalitas .................................................................... 55
Tabel 3.8 Norma Kategorisasi Subyek Tingkat Peduli Sosial ............................... 57
Tabel 3.9 Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Peduli Sosial Siswa................... 58
Tabel 4.1 Kategorisasi Tingkat Karakter Peduli Sosial Siswa ............................... 60
Tabel 4.2 Uji t Sampel Berpasangan Pretest dan posttest Siswa ........................... 63
Tabel 4.3 Uji t Sampel Berpasangan Pretest dan posttest Siswa ........................... 64
Tabel 4.4 Peningkatan Karakter Peduli Sosial Siswa ............................................ 65
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.3 Fase Pendekatan Experiential Learning ........................................ 23
Gambar 2.4 Proses Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal . 33
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Hasil Uji Normalitas ................................................................ 80
Lampiran 2. Uji t Sampel Berpasangan Pretest dan posttest Siswa ...................... 81
Lampiran 3. Uji t Sampel Berpasangan Pretest dan posttest Siswa ...................... 82
Lampiran 4 Kuesioner Karakter Peduli Sosial ....................................................... 83
Lampiran 5 Tabulsi data penelitian Pretest ...............................................................
Lampiran 6 Tabulsi data penelitian Posttest ..............................................................
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Layanan ........................................................... 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan
masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
definisi operasional penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Pada dewasa ini, situasi sosial dan kultural dalam masyarakat modern dan
heterogen menjadi salah satu yang sangat fenomenal dalam hal kepedulian sosial.
Kepedulian sosial merupakan suatu sikap yang memiliki keterhubungan dengan
kehidupan sosial manusia atau masyarakat dalam membangun suatu komunitas
yang peduli terhadap sesamanya.
Menurut Thomas (2012) kepedulian sosial adalah suatu kondisi alamiah
manusia beserta dengan perangkatnya yang dapat mengikat masyarakat secara
bersama–sama, sehingga kepedulian sosial adalah minat atau ketertarikan kita
untuk membantu orang lain. Pada dasarnya, kepedulian sosial dapat terbentuk
apabila lingkungan sekitar ikut mendukung.
Dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, guru perlu menanamkan karakter
peduli sosial kepada setiap peserta didik melalui experiential learning. Hal ini
bertujuan agar para peserta didik dapat memahami situasi dan kondisi lingkungan
sosial yang ada disekitarnya, serta mengajak para peserta didik un-tuk
menciptakan kepribadian dirinya sendiri terhadap sosialnya secara utuh.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Hal–hal yang perlu diberikan kepada para peserta didik dalam membangun
suatu karakter pribadi sosial yang paling utama melalui experiential learning,
yaitu mengelola diri sendiri. Pada hakikatnya, mengelola diri sendiri merupakan
suatu metode yang sangat kompleks dalam membangun seluruh aspek yang
terdapat dalam diri seseorang, terkhususnya dalam membangun karakter peduli
sosial.
Mengelola diri sendiri dapat dikatakan kompleks karena berkaitan dengan
stimulus–respons yang timbul dalam diri seseorang, baik secara rasional maupun
irasional, sehingga hal ini perlu dipahami terlebih dahulu dari segi konteks asal
atau awal dari kehidupan seseorang, baik agama, ras, budaya, etnis, dan
bahasanya serta tindakan dan perkataannya yang tertanam sejak kecil secara
turun–temurun. Namun demikian, hal ini bukanlah hal yang mudah untuk
diterapkan oleh para peserta didik karena tingkat emosional dan irasional dari
setiap peserta didik sangat tinggi, serta rendahnya kesadaran para peserta didik
dalam membangun suatu komunitas peduli sosial yang terintegrasi.
Hal ini tentu membutuhkan peran serta dari lingkungan sekitarnya, yaitu
keluarga terdekat, tetangga, dan masyarakat luas, serta media, baik media cetak
(koran, majalah, tabloid, komik, dan buku–buku pelajaran) maupun media
elektronik (televisi dan internet), sehingga para peserta dapat diberikan suatu
pembelajaran, pemahaman, dan pengetahuan tentang berbagai karakter yang
harus dimiliki dalam menciptakan suatu kehidupan yang peduli sosial. Namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
demikian, lingkungan sekitar juga dapat mempengaruhi nilai dan pola pemben-
tukan karakter peduli sosial para peserta didik secara positif maupun negatif.
Positif dan negatifnya suatu nilai dan pola pembentukan karakter peduli sosial
dapat terlihat dari cara pandang, berpikir, bertindak, dan bertutur kata yang
ditampilkan dan ditunjukkan oleh lingkungan sekitar terhadap seseorang. Hal ini
dapat memberikan efek pada pribadi seseorang yang sedang mengalami kesulitan
dalam membangun karakter pribadi sosialnya.
Efek yang diberikan oleh lingkungan sekitar terbagi atas dua sifat, yaitu efek
yang bersifat menguntungkan dan merugikan. Lingkungan sekitar dapat disebut
sebagai efek yang menguntungkan apabila lingkungan sekitar mampu
memberikan karakter yang mencerminkan suatu karakter yang peduli terhadap
sosial, sehingga dapat menjadi motivasi tersendiri bagi pribadi seseorang untuk
membangun suatu karakter yang peduli terhadap sosial, seperti mengajak
seseorang untuk saling menghormati dan menghargai sesama dari berbagai
agama, ras, suku, budaya, etnis, dan bahasa serta tindakan.
Namun pada kenyataannya, lingkungan sekitar seringkali menunjukkan
perilaku dan tutur kata yang akan menimbulkan efek yang merugikan dan ti-dak
mencerminkan karakter peduli sosial bagi diri seseorang, sehingga hal ini dapat
menimbulkan konflik dan perpecahan, contohnya munculnya isu SARA dalam
masyarakat yang disebabkan oleh suatu pengajaran yang menganut paham
rasisme dan radikalisme, baik dalam lingkungan keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Beranjak dari pengalaman peneliti ketika mengikuti kegiatan Penelitian BK di
SMP Negeri 13 Yogyakarta, peneliti menemukan kurangnya kemampuan
penyesuaian sosial yang baik dengan teman-teman misalnya perasaan rendah diri,
ketergantungan pada kawan, iri hati, cemburu, curiga, persaingan, perkelahian,
permusuhan, terbentuknya klik dan sebagainya merupakan permasalahan
penyesuaian dengan dengan teman-teman.
Sedangkan permasalahan penyesuaian sosial anak atau peserta didik dengan
guru misalnya, anak tidak menyenangi guru, tergantung pada guru, tidak ada
gairah belajar atau masalah lainnya yang berhubungan dengan kedisiplinan.
Gejala perilaku diatas muncul sebagai akibat adanya salah asuh dalam keluarga,
atau adanya penyimpangan kepribadian anak. Dari pihak sekolah mungkin
permasalahan ini muncil sebagai akibat kesalahan atau kelemahan guru dalam
memperlakukan anak, baik perlakuan pilih kasih, tidak konsisten, atau
penampilan guru yang kadang-kadang kurang pada tempatnya.
Perlu diketahui bersama bahwa di SMP Negeri 13 Yogyakarta, sistem
pembagian kelasnya berdasarkan tingkatan kepintaran atau prestasi siswa serta
tingkat kedisiplinan siswa. Artinya bahwa siswa/siswi yang tergolong mempunyai
karakter baik dan kemampuan intelektualnya bagus maka akan ditempatkan pada
kelas sendiri yaitu di kelas VIII A.
Peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri 13 Yogyakarta, dengan
memberikan layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning untuk meningkatkan karakter peduli sosial yang terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
bahwa kelas yang menjadi tempat penelitian adalah kelas VIII A yang tergolong
mempunyai karakter peduli sosial yang baik.
Nilai-nilai yang tertanam itulah yang nanti akan menjadi suara hati kita untuk
selalu membantu dan menjaga sesama. Kepedulian sosial yang dimaksud
bukanlah untuk mencampuri urusan orang lain, tetapi lebih pada membantu
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi orang lain dengan tujuan kebaikan
dan perdamaian.
Permasalahannya adalah pendidikan karakter di sekolah, khususnya di SMP di
seluruh tanah air selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma
atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam
kehidupan sehari-hari (Suyanto, 2010). Perlu dilakukan evaluasi komprehensif
tentang keterlaksanaan, hambatan-hambatan, dan efektivitas pendidikan karakter
yang telah berlangsung dengan sistem terintegrasi di SMP. Permasalahan
pendidikan karakter yang selama ini ada di SMP perlu segera dikaji dan dicari
alternatif-alternatif solusinya serta perlu dikembangkan suatu model
pelaksanaannya secara lebih operasional dan efektif sehingga mudah
diimplementasikan di sekolah. Sekolah-sekolah yang selama ini telah berhasil
melaksanakan pendidikan karakter dengan baik dapat dijadikan sebagai best
practices, yang menjadi contoh untuk disebarluaskan ke sekolah-sekolah lainnya.
Untuk itu pendampingan ini menawarkan sebuah model pendidikan karakter
di SMP, terutama dengan mengoptimalkan keterlibatan konselor (guru BK)
sebagai tenaga kependidikan yang berbekal khusus keilmuan profesional di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
bidang helping profession yang kompeten dalam mendesain dan melaksanakan
program pengembangan diri bidang-bidang pribadi, sosial, belajar, dan karier,
termasuk di dalamnya kemahiran dalam mendisain dan melaksanakan pendidikan
nilai-nilai atau pendidikan karakter melalui layanan bimbingan klasikal yang
penyajiannya dilakukan secara kolaboratif (antara konselor/guru BK dengan guru
mata pelajaran) dengan mengaplikasikan pendekatan experiential learning.
Lingkungan merupakan bagian yang sangat penting untuk menerapkan
karakter peduli sosial. Nilai karakter peduli sosial ini dapat ditemukan melalui
proses belajar dari pengalaman (experiential learning). Garis besar dari belajar
dari pengalaman (experiential learning) adalah memiliki sifat keterbukaan
terhadap dirinya sendiri dan lingkungan sosial yang ada di sekitarnya.
Keterbukaan yang dimaksud adalah mampu menerima dirinya sendiri dan orang
lain, serta lingkungan secara menyeluruh, baik positif maupun negatif.
Berdasarkan hal di atas, maka peneliti bergabung dalam penelitian StraNas
(Strategi Nasional) untuk mengimplementasikan modul dengan topik karakter
peduli sosial peserta didik yang berjudul “Efektivitas Pendidikan Karakter
Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning Untuk Meningkatkan Karakter Peduli Sosial”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
B. Identifikasi Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah di atas, terkait dengan efektivitas
implementasi pendidikan karakter peduli sosial berbasis layanan bimbingan
klasikal kolaboratif dengan metode experiential learning penulis dapat
mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut.
1. Penerapan Pendidikan Karakter Peduli Sosial di SMP Negeri 13 Yogyakarta
belum menunjukan perubahan/peningkatan karakter peduli sosial atau dengan
kata lain belum optimal.
2. Pendidikan karakter peduli sosial khususnya di SMP Negeri 13 Yogyakarta
masih belum pada ranah efektif atau belum berhasil dijalankan.
3. Kurangnya pemahaman peserta didik terkait karakter peduli sosial di dunia
pendidikan
C. Batasan Masalah
Fokus kajian penelitian diarahkan pada karakter peduli sosial di
sekolah, khususnya di SMP Negeri 13 Yogyakarta. Pendidikan karakter
belum sampai ranah efektif terutama karakter peduli sosial di SMP Negeri 13
Yogyakarta belum menunjukan hasil perubahan karakter atau dengan kata lain
belum maksimal dan belum adanya peningkatan karakter peduli sosial yang
optimal di SMP Negeri 13 Yogyakarta. Maka penulis melakukan penelitian
yang berfokus pada “Efektivitas Pendidikan Karakter Berbasis Layanan
Bimbingan Klasikal Kolaboratif Dengan Pendekatan Experiential
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Learning untuk Meningkatkan Karakter Peduli Sosial pada Siswa Kelas
VIII A di SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun ajaran 2014/2015”
D. Rumusan Masalah
Dari identifikasi yang telah penulis jabarkan di atas, dapat dirumuskan
beberapa rumusan masalah sebagai berikut
1. Bagaimana gambaran tingkat karakter Peduli Sosial peserta didik kelas VII
SMP Negeri 13 Yogyakarta sebelum dan sesudah mendapat layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pedekatan Experiential Learning?
2. Seberapa efektif layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
Experiential Learning meningkatkan karakter peduli sosial diberikan pada
peserta didik SMP Negeri 13 Yogyakarta kelas VIII A?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui gambaran tingkat karakter Peduli Sosial peserta didik kelas VII
SMP Negeri 13 Yogyakarta sebelum dan sesudah mendapat layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pedekatan Experiential Learning
2. Mengetahui efektif layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan
pendekatan Experiential Learning meningkatkan karakter peduli sosial
diberikan pada peserta didik SMP Negeri 13 Yogyakarta kelas VIII A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian terbagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis
dan praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang Bimbingan dan Konseling terutama
tentang efektivitas implementasi penanaman nilai karakter peduli sosial
berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi kepala sekolah
Penelitian ini kiranya menjadi tolak ukur atau acuan keberhasilan
pendidikan karakter peduli sosial di sekolah serta dapat menjadi sarana
untuk meningkatkan kerja sama professional antar sesama pendidik
karakter.
b. Bagi pendidik karakter (Guru BK dan guru mata pelajaran)
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber inspirasi untuk melaksanakan
bimbingan klasikal kolaboratif secara lebih inovatif, komprehensif, dan
terpadu.
c. Bagi siswa
Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada para peserta didik
SMP Negeri 13 Yogyakarta akan pentingnya manfaat, pengetahuan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dan bimbingan bagi pengolahan diri siswa terkait karakter peduli sosial
melalui bimbingan klasikal.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan pengalaman dan keterampilan baru untuk
lebih kreatif dalam memberikan sebuah bimbingan klasikal kolaboratif.
Hasil penelitian ini juga menambah wawasan baru mengenai
implementasi model bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning.
G. Definisi Operasional Variabel
1. Experiential learning merupakan pendekatan pembelajaran yang berbasis
pada pengalaman pelajar yang membangun pengetahuan serta nilai-nilai dari
pengalaman langsung.
2. Karakter peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
3. Layanan bimbingan klasikal kolaboratif adalah layanan atau bimbingan dan
konseling yang diberikan oleh guru Bimbingan Konseling (Guru BK) atau
konselor sekolah kepada sejumlah siswa/siswinya dalam rangka memperoleh
data tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya) secara
tatap muka dan berada pada ruang kelas, serta dirancang bersama dengan
pihak lain, seperti guru mata pelajaran atau tenaga ahli untuk melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kontak langsung dengan para peserta didik dikelas secara terjadwal yang hasilnya
dapat diamati dan dinilai bersama-sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dipaparkan hakikat pendidikan karakter, hakikat karakter
peduli sosial, hakikat metode experiential learning, hakikat layanan bimbingan
klasikal kolaboratif dan hakekat remaja sebagai pelajar
A. Hakikat Pendidikan Karakter
a. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter memiliki kaitan dengan sikap dan perilaku dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, keluarga,
masyarakat, dan bangsa, serta alam yang ada disekitarnya (Pupuh, 2013:
18). Kata karakter itu sendiri dimaknai sebagai sifat kejiwaan, akhlak
dan/atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, baik
dari segi tabiat maupun watak (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:
623).
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia
(Pupuh, 2013: 17) menjelaskan bahwa karakter adalah bawaan, hati, jiwa,
kepribadian, karakter dan akhlak mulia, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,
temperamen, dan watak. Adapun berkarakter adalah berkepribadian,
berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Individu yang berkarakter
baik adalah seseorang yang berusaha melakukan hal–hal yang terbaik
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirinya sendiri, sesama, lingkungan,
bangsa dan negara serta dunia internasional pada umumnya dengan
mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya yang disertai dengan
kesadaran, emosi, dan motivasinya (perasaannya).
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Sunaryo (Kurniawan, 2013: 30) menjelaskan bahwa pendidikan
karakter terkait dengan bakat, harkat, dan martabat. Bakat merupakan
potensi dasar alami yang dimiliki manusia sejak lahir. Harkat merupakan
derajat manusia berdasarkan penguasaan ilmu dan teknologi. Sedangkan
martabat merupakan harga diri manusia berdasarkan etika dan moral.
Sementara itu, Raharjo (Kurniawan, 2013: 30) mendefinisikan
pendidikan karakter sebagai suatu proses pendidikan holistik yang
menghubungkan dimensi moral dengan sosial dalam kehidupan peserta
didik sebagai fondasi terbentuknya suatu generasi yang berkualitas,
mampu hidup mandiri, dan memiliki prinsip kebenaran yang dapat
dipertanggungjawabkan. Elkind dan Sweet dalam (Pupuh, dkk, 2013: 15)
mendefinisikan pendidikan karakter sebagai usaha yang sungguh–sungguh
untuk membantu individu memahami, peduli, dan bertindak berdasarkan
nilai–nilai etika inti.
Selain itu, Ryan dan Bohlin (Pupuh, dkk, 2013: 17) memberikan
definisi yang serupa dengan Elkind dan Sweet, yaitu pendidikan karakter
adalah upaya sungguh–sungguh untuk membantu seseorang memahami,
peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai–nilai etis. Berdasarkan
dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pendidikan karakter adalah suatu proses pendidikan holistik yang
menghubungkan dimensi moral dengan sosial dalam kehidupan peserta
didik sebagai fondasi terbentuknya suatu generasi yang berkualitas,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
mampu hidup mandiri, dan memiliki prinsip kebenaran yang dapat
dipertanggungjawabkan serta mempunyai perilaku dalam hubungannya
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, keluarga, masyarakat dan
bangsa, serta alam yang ada disekitarnya.
b. Tujuan Pendidikan Karakter
Tujuan dari pendidikan karakter adalah agar manusia berada dalam
kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan yang telah
digariskan oleh sebuah sebuah lembaga atau instansi maupun yang berasal
dari Tuhan. Karakter seseorang akan dianggap mulia jika perbuatannya
mencerminkan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam diri individu
tersebut.
Berikut ini adalah beberapa hal-hal yang termasuk karakter mulia
menurut (Pupuh, 2013:98):
a. Mencintai semua orang. Ini tercermin lewat perkataan dan perbuatan
b. Toleran dan memberi kemudahan kepada sesama dalam semua urusan
dan transaksi, seperti jual beli dan sebagainya.
c. Menunaikan hak-hak keluarga, kerabat, dan tetangga tanpa harus
diminta terlebih dahulu.
d. Menghindari diri dari sikap tamak, pelit, pemarah, dan semua sifat
tersela.
e. Tidak memutuskan hubungan silaturahmi dengan sesama
f. Tidak kaku dan bersikap keras dalam berinteraksi dengan orang lain,
dan mempunyai sifat-sifat terpuji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Dengan adanya hal-hal di atas, maka akan tercapainya karakter
bagi seseorang Sebagai aspek kepribadian, karakter merupakan cerminan
dari kepribadian secara utuh dari seseorang: mentalitas, sikap dan perilaku.
Pendidikan karakter semacam ini lebih tepat sebagai pendidikan budi
pekerti. Pembelajaran tentang tata krama, sopan santun, dan adat istiadat
tersebut menjadikan pendidikan karakter semacam ini lebih menekankan
kepada perilaku-perilaku aktual bagaimana seseorang dapat disebut
berkepribadian baik atau tidak baik berdasarkan norma-norma yang
bersifat kontekstual dan aktual.
Pentingnya pendidikan karakter untuk dikembangkan dan
diinternalisasikan baik dalam dunia pendidikan formal maupun dalam
pendidikan non formal. Pendidikan karakter bukan hanya tanggung jawab
pendidikan formal tetapi semua jenjang pendidikan harus terlibat dalam
rangka mengembangkan pendidikan karakter.
Tujian pendidikan karakter menurut Dharma dkk (Pupuh, 2013:98)
adalah memfasilitasi pengetahuan dan pengembangan nilai-nilai tertentu
sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah
maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah). Pengetahuan
dan pengembangan memiliki makna bahwa pendidik dalam seting sekolah
buka suatu dogmatisasi nilai kepada peserta didik untuk memahami dan
merefleksikan bagaimana suatu nilai menjadi penting untuk diwujudkan
dalam perilaku keseharian manusia, termasuk bagi anak. Pengetahuan juga
mengarahkan proses pendidikan pada proses pembiasaan yang disertai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
oleh logika dan refleksi terhadap proses dan dampak dari proses
pembiasaan yang dilakukan oleh sekolah baik dalam seting kelas maupun
sekolah.
c. Nilai–nilai Pendidikan Karakter
Nilai–nilai pendidikan karakter mengarah pada nilai-nilai
religiusitas, nilai–nilai yang terkandung dalam UUD 1945, dan nilai–nilai
hidup serta nilai–nilai yang tumbuh dan berkembang dalam adat istiadat
masyarakat yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Secara kurikuler, nilai–nilai
pendidikan karakter pada dasarnya terdiri atas: (1) nilai–nilai esensial
karakter dan (2) wahana pendidikan karakter yang merupakan substansi
dan proses pendidikan mata pelajaran yang relevan (Pupuh, 2013: 121).
Nilai–nilai esensial karakter adalah sejumlah konsep nilai dan
perilaku yang secara substansi dinilai sebagai substansi utama pendidikan
karakter (Pupuh, 2013: 121). Namun demikian, nilai–nilai esensial
karakter perlu dikaji terlebih dahulu dan melakukan rekosenptualisasi
secara mendalam. Hasil kajian dan rekonseptualisasi nilai–nilai esensial
karakter dirumuskan dalam dua kategori nilai pendidikan karakter, yaitu
nilai pendidikan karakter kategori positif dan nilai pendidikan karakter
kategori negatif.
Nilai pendidikan karakter kategori positif dirumuskan dalam 88 butir
(Pupuh 2013: 19), yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tabel 2. 1 Nilai–nilai Pendidikan Karakter Kategori Positif
1. Adil 2. Amanah 3. Amal Saleh 4. Antisipatif 5. Beriman dan Bertaqwa 6. Berani Memikul Resiko 7. Berdisiplin 8. Bekerja Keras 9. Berhati Lembut 10. Berinisiatif 11. Berpikit Matang 12. Berpikir Jauh ke Depan 13. Bersahaja 14. Bersemangat 15. Bersikap Konstruktif 16. Bersyukur 17. Bertanggung Jawab 18. Bijaksana 19. Berkemauna Keras 20. Bertenggang Rasa 21. Beradap 22. Baik Sangka 23. Berani Berbuat Benar 24. Berkepribadian 25. Cerdas 26. Cermat 27. Dinamis 28. Demokrasi 29. Efisien 30. Empati 31. Gigih 32. Hemat 33.Ikhlas 34. Jujur 35. Kreatif 36.Kukuh Hati 37. Kesatria 38. Komitmen 39. Koperatif 40. Kosmopolita (Mendunia) 41. Lugas 42. Lapang Dada 43. Lembut Hati
46. Menghargai Karya Orang Lain 47. Menghargai Kesehatan 48. Menghargai Waktu 49. Mengharhai Pendapat Orang Lain 50. Manusiawi 51. Mencintai Ilmu 52. Pemaaf 53. Pemurah 54. Pengabdian 55. Pengendalian Diri 56. Produktyif 57. patriot 58. Rasa Keterikatan 59. Rajin 60. RamahRamah 61. Rasa Kasih Sayang 62. Rasa Percaya Diri 63. Rela Berkorban 64. Rendah Hati 65. Rasa indah 66. Rasa Memiliki 67. Rasa Malu 68. Sabar 69. Setia 70. Sikpa Adil 71. Sikap Hormat 72. Sikap Tertib 73. Sopan Sntun 74. Sportif 75. Susila 76. Sikap Nalar 77. Sikap Mental 78. Kebersamaan 79. Tangguh 80. Tegas 81. Tekun 82. Tegar 83. Terbuka 84. Taat Asas 85. Tepat Janji 86. Takut Bersakah 87. Tawakal 88. Ulet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
44. Mandiri 45. Mawas Diri
Sedangkan, nilai pendidikan karakter kategori negatif dirumuskan
dalam 60 butir, yaitu:
Tabel 2. 2 Nilai–nilai Pendidikan Karakter Kategori Negatif
1. Anti 2. Boros 3. Bohong 4. Buruk Sangka 5. Biadab 6. Curang 7. Ceroboh 8. Cengeng 9. Dengki 10. Egois 11. Fitnah 12. Feodalistik 13. Gila Kekuasaan 14. Iri 15. ingkar janji 16. Jorok 17. Keras Kepala 18. Khianat 19. Kedaerahan 20. Kikir 21. Kufur 22. Konsumtif 23. Kasar 24. Kesukuan 25. Licik 26. Lupa Diri 27. Lalai 28. Munafik 20. Malas 30. Menggampangkan
31. Materialistik 32. Mudah Percaya 33. Mementingkan Golongan 34. Mudah Terpengaruh 35. Mudah Tergoda 36. Merendakan Diri 37. Meremehkan 38. Melecehkan 39. Menyalahgunakan 40. Menggunjing 41. Masa Bodoh 42. Otoriter 43. Pemarah 44. Pendendam 45. Pembenci 46. Pesimis 47. Pengecut 48. Pencemooh 49. Perusak 50. Provokatif 51. Putus Asa 52. Ria 53. Rendah Diri 54. Sombong 55. Serakah 56. Sekuler 57. Takabur 58.Tertutup 59.Tergesa-gesa 60. Tergantung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
d. Prinsip–prinsip Pendidikan Karakter
Prinsip–prinsip dari pendidikan karakter menurut Pupuh, 2013:93
adalah
a. Berkelanjutan
Prinsip pendidikan karakter ini memiliki makna bahwa proses
pengembangan nilai–nilai karakter merupakan sebuah proses panjang.
Hal ini harus dilakukan dimulai dari awal peserta didik masuk sampai
dengan selesai dari suatu satuan pendidikan.
b. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya satuan
pendidikan
Prinsip pendidikan karakter ini mensyaratkan bahwa proses
pengembangan karakter dilakukan melalui setiap mata pelajaran, dan
dalam setiap kegiatan kurikuler, ekstra kurikuler, dan kokurikuler.
Pengembangan nilai–nilai ini melalui keempat jalur pengembangan
karakter melalui berbagai mata pelajaran yang telah ditetapkan dalam
standar isi.
c. Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan melalui proses belajar
Prinsip pendidikan karakter ini dikemukakan oleh Herman (1972)
(Pupuh, 2013:93) yang mengandung makna bahwa materi nilai–nilai
karakter bukanlah bahan ajar biasa. Tidak semata–mata dapat
ditangkap sendiri atau diajarkan, tetapi lebih jauh diinternalisasikan
melalui proses belajar. Artinya, nilai–nilai tersebut tidak dijadikan
pokok bahasan yang dikemukakan ketika mengajarkan suatu konsep,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
teori, prosedur, ataupun fakta seperti dalam mata pelajaran atau mata
kuliah. Materi pelajaran biasa digunakan sebagai bahan atau media
untuk mengembangkan nilai-nilai karakter peserta didik. Oleh karena
itu, pendidik tidak perlu mengubah pokok bahasan yang sudah ada
tetapi menggunakan materi pokok bahasan itu untuk mengembangkan
nilai–nilai karakter. Selain itu, pendidik tidak harus mengembangkan
proses belajar khusus untuk pengem-bangan nilai. Suatu hal yang harus
selalu diingat bahwa satu aktivitas belajar dapat digunakan untuk
mengembangkan kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, konatif,
dan psikomotor. Konsekuensi dari prinsip ini nilai–nilai karakter tidak
ditanyakan dalam ulangan ataupun ujian. Namun demikian, peserta
didik perlu mengetahui pengertian dari suatu nilai yang sedang mereka
tumbuhkan pada diri peserta didik.
d. Proses pendidikan dilakukan oleh peserta didik secara aktif dan
menyenangkan prinsip pendidikan karakter ini menyatakan bahwa
proses pendidikan karakter bukan dilakukan oleh pendidik, melainkan
dilakukan oleh peserta didik itu sendiri. Pendidik hanya menerapkan
prinsip Tut Wuri Handayani dalam setiap perilaku yang ditunjukkan
peserta didik. Prinsip ini juga menyatakan bahwa proses pendidikan
dilakukan dalam suasana belajar yang menimbulkan perasaan senang
dan tidak indoktrinatif. Diawali dengan perkenalan terhadap pengertian
nilai yang dikembangkan, maka pendidik menuntun peserta didik agar
proaktif menumbuhkan nilai–nilai karakter pada diri peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
B. Hakikat Experiential Learning
1. Pengertian Pendekatan Experiential Learning
Salah satu pendekatan pelaksanaan program bimbingan adalah
experiential learning. Konsep experiential learning pertama kali
dicetuskan oleh Kolb (1984). Kolb mengatakan: “experiential learning:
experience as the source of learning and development”. Dalam
pernyataan tersebut, makna pengalaman nyata peserta didik. Peserta
didik berperan secara aktif mengeksplorasi, dan membuat catatan tentang
peristiwa yang terjadi. Experiential learning adalah suatu model proses
belajar mengajar yang mengaktifkan pembelajaran untuk membangun
pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman secara langsung
dengan menggunakan pengalaman sebagai katalisator untuk mendorong
pembelajar mengembangkan kapasitas dan kemampuannya dalam proses
pembelajaran.
Experiential learning adalah suatu proses siswa mengkonstruksi
atau menyusun pengetahuan keterampilan dan nilai dari pengalaman
langsung. Dengan kata lain experiential learning merupakan metode
pembelajaran yang memperhatikan atau menitik beratkan pada
pengalaman yang akan dialami siswa. Siswa terlibat langsung dalam
proses belajar dan siswa mengkonstruksi sendiri pengalaman-
pengalaman yang didapat sehingga menjadi suatu pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Pengalaman yang dialami secara langsung oleh siswa dalam proses
belajar akan mengalami perubahan guna meningkatkan efektifitas hasil
belajar.
2. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Experiential Learning
Metode experiential learning memiliki kelebihan yakni dapat
meningkatkan semangat dan gairah belajar, membantu terciptanya
suasana belajar yang kondusif, memunculkan kegembiraan dalam proses
belajar, mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif, dan
mendorong siswa untuk melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda.
Selain beberapa kelebihan yang telah disebutkan, terdapat pula
kekurangan dari metode experiential learning, yakni dibutuhkannya
alokasi waktu yang relatif lama dalam proses pembelajaran (Sinaga
2013).
Dari kelebihan dan kekurangan yang ada pada metode experiential
learning tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan experiential
learning dapat efektif apabila diberikan kepada peserta didik dengan
memperhatikan materi yang akan diberikan, persiapan, strategi yang
akan digunakan dan alokasi waktu yang disediakan. Dengan begitu
pembelajaran dengan pendekatan experiential learning dapat efektif
diberikan kepada peserta didik sehingga tercapailah tujuan dari
pendekatan experiential learning yakni; mengubah struktur kognitif
siswa, mengubah sikap siswa, dan memperluas keterampilan-
keterampilan siswa yang telah ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
3. Prosedur Pendekatan Experiential Learning
Kualitas belajar experiential learning mencakup: keterlibatan siswa
secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri dan adanya efek
yang membekas pada siswa. David Kolb (1984) menyampaikan
pendekatan Experiential learning adalah sebuah proses yang melingkar
dan terdiri dari empat fase sebagai berikut:
a. Concrete Experience
Merupakan fase menggunakan pengalaman yang sudah dilalui peserta
atau pengalaman yang disediakan untuk pembelajaran yang lebih
lanjut.
b. Reflective Observation
Merupakan fase mendiskusikan pengalaman para peserta yang telah
dilalui atau saling berbagi reaksi dan observasi yang telah dilalui.
c. Abstract Conceptualization
Merupakan fase dimana proses menemukan tren yang umum dan
kebenaran dalam pengalaman yang telah dilalui peserta atau
membentuk reaksi pada pengalaman yang baru menjadi sebuah
kesimpulan atau konsep yang baru.
d. Active Experimentation
Merupakan fase modifikasi perilaku lama dan mempraktikkan pada
situasi keseharian para peserta.
Efektivitas proses pembelajaran experiential learning akan
terdukung apabila peserta didik memiliki kemampuan mengikuti proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dari masing-masing fase tersebut. Keempat fase tersebut divisualisasikan
seperti pada gambar di bawah ini.
Concrete Experience (1)
Active
experimentation (4)Reflective
Observation (2)
Abstract
Conceptualization (3)
Gambar 2.3 Fase Pendekatan Experiential Learning Kolb
4. Metode Pembelajaran Experiential Learning
Sejalan dengan pendapat David Kolb tersebut, Pfeiffer & Jones,
(Supratikya, 2011,) juga mengatakan bahwa dalam belajar experiential
learning peserta didik memiliki pengalaman yang bertahap yakni:
a. Mengalami
Peserta didik terlibat atau dilibatkan dalam kegiatan tertentu, seperti
melakukan tugas tertentu atau mengamati objek atau rekaman kejadian
tertentu, entah secara sendiri-sendiri atau bersama satu atau lebih
peserta atau anggota kelompok lain.
b. Membagikan pengalaman
Peserta didik membagikan hasil pelaksanaan tugas atau hasil
pengamatannya terhadap objek atau kejadian tertentu pada tahap
sebelumnya termasuk reaksi pribadianya baik berupa tanggapan
pikiran maupun tanggapan perasaannya, kepada peserta lain baik
dalam kelompok-kelompok kecil maupun kepada seluruh peserta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
c. Memroses pengalaman
Peserta mengolah data yang baru dibagikan dengan cara
mendiskusikan atau memikirkannya bersama, memaknai atau
menafsirkannya, membandingkan tanggapan peserta yang satu dengan
peserta yang lain, menemukan hubungan antar makna atau tanggapan
yang muncul, dan sebagainya.
d. Merumuskan kesimpulan
Peserta didik diajak dan dibantu untuk menyimpulkan prinsip-prinsip,
merumuskan hipotesis-hipotesis, dan merumuskan hikmat-manfaat
untuk didiskusikan atau dipikirkan bersama.
e. Menerapkan
Peserta didik sungguh-sungguh menangkap relevansi atau makna-
manfaat dari pelatihan atau bimbingan yang baru dijalaninya, serta
memiliki tekad untuk menerapkan hasil belajarnya dalam kehidupan
sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
C. Hakikat Karakter Peduli Sosial
1. Pengertian Karakter Peduli Sosial
Manusia hidup di dunia ini pasti membutuhkan manusia lain untuk
melangsungkan kehidupannya, karena pada dasarnya manusia merupakan
makhluk sosial. Menurut Buchari Alma, dkk (2010: 201) makhluk sosial
berarti bahwa hidup menyendiri tetapi sebagian besar hidupnya saling
ketergantungan, yang pada akhirnya akan tercapai keseimbangan relatif.
Maka dari itu, seharusnya manusia memiliki kepedulian sosial terhadap
sesama agar tercipta keseimbangan dalam kehidupan.
Darmiyati Zuchdi (2011: 170) menjelaskan bahwa, peduli sosial
merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada
masyarakat yang membutuhkan. Berbicara masalah peduli sosial maka tak
lepas dari kesadaran sosial. Kesadaran sosial merupakan kemampuan untuk
mamahami arti dari situasi sosial (Hera Lestari Malik dkk, 2008: 4.23). Hal
tersebut sangat tergantung dari bagaimana empati terhadap orang lain.
Berdasarkan bererapa pendapat yang tertera diatas dapat disimpulkan bahwa,
peduli sosial merupakan sikap selalu ingin membantu orang lain yang
membutuhkan dan dilandasi oleh rasa kesadaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2. Faktor-faktor pembentuk pedul sosial
Bentuk-betuk pedul sosial dapat dibedakan berdasarkan lingkungan.
Lingkungan yang dimaksud merupakan lingkungan dimana seseorang hidup
dan berinteraksi dengan orang lain yang biasa disebut lingkungan sosial.
Menurut Elly M. Setiadi, dkk (2012: 66), lingkungan sosial merujuk pada
lingkungan dimana seseorang melakukan interaksi sosial, baik dengan
anggota keluarga, teman, dan kelompok sosial lain yang lebih besar. Buchari
Alma, dkk (2010: 205-208) membagi bentuk-bentuk pedulian berdasarkan
lingkungannya, yaitu:
a. lingkungan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan sosial terkecil yang dialami oleh
seorang manusia. Lingkungan inilah yang pertama kali mengajarkan
manusia bagaimana berinteraksi. Abu Ahmadi &Uhbiyati (2001: 278)
menjelaskan bahwa interaksi tersebut dapat diwujudkan dengan air muka,
gerak-gerik dan suara. Anak belajar memahami gerak-gerik dan air muka
orang lain. Hal ini penting sekali artinya, lebih-lebih untuk perkembangan
anak selanjutnya, karena dengan belajar memahami gerak-gerik dan air
muka seseorang maka anak tersebut telah belajar memahami keadaan
orang lain.
Hal yang paling penting diketahui bahwa lingkungan rumah itu akan
membawa perkembangan perasaan sosial yang pertama (Abu Ahmadi&
Uhbiyati, 2001: 278). Misalnya perasaan simpati anak kepada orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dewasa (orang tua) akan muncul ketika anak merasakan simpati karena
telah diurus dan dirawat dengan sebaik-baiknya. Dari perasaan simpati
itu, tumbuhlah rasa cinta dan kasih sayang anak kepada orang tua dan
anggota keluarga yang lain, sehingga akan timbul sikap saling peduli
Fenomena lunturnya nilai-nilai kepedulian sesama anggota keluarga
dapat dilihat dari maraknya aksi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
yang sering terungkap di media-media. Sebenarnya, sikap saling peduli
terhadap sesama anggota keluarga dapat dipelihara dengan cara saling
mengingatkan, mengajak pada hal-hal yang baik, seperti: mengajak
beribadah, makan bersama, membersihkan rumah, berolahraga, dan hal-
hal lain yang dapat memupuk rasa persaudaraan dalam keluarga.Keluarga
yang merupakan lingkungan sosial terkecil seharusnya dipelihara
keharmonisannya. Keharmonisan dalam keluarga menjadi menjadi sangat
vital dalam pembentukan sikap peduli sosial karena akansangat
mendukung pada tingkatan masyarakat yang lebih luas termasuk
dampaknya bagi negara.
b. lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat pedesaaan yang masih memiliki tradisi
yang kuat masih tertanam sikap kepedulian sosial yang sangat erat.
Ketika ada suatu kegiatan yang dilakukan oleh satu keluarga, maka
keluarga lain dengan tanpa imbalan akan segera membantu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
berbagai cara Misalnya saat mau mendirikan rumah, anggota keluarga
yang lain menyempatkan diri untuk berusaha membantunya.
Situasi yang berbeda dapat dirasakan pada lingkungan masyarakat
perkotaan. Jarang sekali kita lihat pemandangan yang menggambarkan
kepedulian sosial antar warga.Sikap individualisme lebih ditonjolkan
dibandingkan dengan sikap sosialnya.Menurut Buchari Alma, dkk
(2010:206) beberapa hal yang menggambarkan lunturnya kepedulian
sosial diantaranya: Menjadi penonton saat terjadi bencana, Sikap acuh tak
acuh pada tetangga, dan Tidak ikut serta dalam kegiatan di masyarakat.
Sebenarnya di dalam masyarakat tumbuh berbagai macam
kelompok sosial. Menurut Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati (2007: 186),
kelompok sosial merupakan unsur-unsur pelaku atau pelaksana asas
pendidikan yang secara sengaja dan sadar membawa masyarakat kepada
kedewasaan, baik secara jasmani maupun rohaniyang tercermin pada
perbuatan dan sikap kepribadian warga masyarakat. Contoh kelompok
sosial itu adalah karang taruna, remaja masjid, PKK dan sebagainya.
c. lingkungan sekolah
Sekolah tidak hanya sebagai tempat untuk belajar meningkatkan
kemampuan intelektual, akan tetapi juga membantu anak untuk dapat
mengembangkan emosi, berbudaya, bermoral, bermasyarakat, dan
kemampuan fisiknya (Tim Dosen Jurusan Filasafat dan Sosiologi
Pendidikan, 2000: IV-9). Young Pai dalam Arif Rohman (2009: 201)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
berpendapat bahwa sekolah memiliki dua fungsi utama yaitu, sebagai
instrumen untuk mentramsmisikan nilai-nilai sosial masyarakat (to
transmit sociental values) dan sebagai agen untuk transformasi sosial (to
be the agent of social transform).
Sedangkan Abu Ahmadi & Uhbiyati (2001: 265) menjelaskan
bahwa, fungsi sekolah sebagai lembaga sosial adalah membentuk
manusia sosial yang dapat bergaul dengan sesama manusia secara serasi
walaupun terdapat unsur perbedaan tingkat soaial ekonominya, perbedaan
agama, ras, peradaban, bahasa dan lain sebagainya. Menurut pernyataan
diatas dapat dikatakan bahwa, sekolah bukan hanya tempat untuk belajar
meningkatkan kemampuan intelektual, akan tetapi juga mengembangkan
dan memperluas pengalaman sosial anak agar dapat bergaul dengan orang
lain di dalam masyarakat.
Selain sebagi tempat mengembangkan dan memperluas
pengalaman sosial anak, sekolah dapat juga membantu memecahkan
masalah-masalah sosial. Seperti pendapat Ary H. Gunawan (2000: 68)
yang menyatakan bahwa, dengan pendidikan diharapkan berbagai
masalah sosial yang dihadapi siswa dapat diatasi dengan pemikiran-
pemikiran tingkat intelektual yang tinggi melalui analisis akademis.Fuad
Ihsan (2003: 83) juga berpendapat bahwa, di sekolah tugas pendidik
adalah memperbaiki sikap siswa yang cenderung kurang dalam
pergaulannya dan mengarahkannya pada pergaulan sosial. Di sekolah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
anak dapat berinteraksi dengan guru beserta bahan-bahan pendidikan dan
pengajaran, teman-teman peserta didik lainnya, serta pegawai-pegawai
tata usaha.Selain itu, siswa memperoleh pendidikan formal di sekolah
berupa pembentukan nilai-nilaipengetahuan, ketrampilan dan sikap
terhadap bidang studi/mata pelajaran (Ary H. Gunawan, 2000: 57).
Berinteraksi dan bergaul dengan orang lain dapat ditunjukkan
dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menunjukkan sikap
peduli terhadap sesama. Di dalam lingkup persekolahan, sikap kepedulian
siswa dapat ditunjukkan melalui peduli terhadap siswa lain, guru, dan
lingkungan yang berada di sekitar sekolah. Rasa peduli sosial di
lingkungan sekolah dapat ditunjukkan dengan perilaku saling membantu,
saling menyapa, dan saling menghormati antar warga sekolah. Perilaku
ini tidak sebatas pada siswa dengan siswa, atau guru dengan guru,
melainkan harus ditunjukkan oleh semua warga sekolah yang termasuk di
dalamnya.
3. Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya Pedul Sosial
Menutut Buchari Alma, dkk (2010, 209), faktor yang menyebabkan
turunnya kepedulian sosial adalah karena kemajuan teknologi. Teknologi
tersebut diantaranya:
a. Internet
Dunia maya yang sangat transparan dalam mencari suatu informasi malah
menjadi sarana yang menyebabkan lunturnya kepedulian sosial.Manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
menjadi lupa waktu karena terlalu asyik menjelajah dunia maya.Tanpa
disadari mereka lupa dan tidak menghiraukan lingkungan masyarakat
sekitar, sehingga rasa peduli terhadap lingkungan sekitar kalah oleh sikap
individualisme yang terbentuk dari kegiatan tersebut.
b. Sarana hiburan
Seiring dengan kemajuan teknologi maka dunia hiburan akan turut
berkembang. Karakter anak-anak yang suka bermain akan menjadikan
anak sebagai korban dalam perkembangan sarana hiburan. Anak yang
terlalu lama bermain game akan mempengaruhi kepedulannya terhadap
sesama. Mereka tidak berhubungan langsung dengan sesamanya. Hal
tersebut mengharuskan orang tua untukmeningkatkan pengawasan
terhadap anak-anaknya.
c. Tayangan TV
Televisi merupakan salah satu sarana untuk mencari hiburan dan
memperoleh informasi terbaru, namun sekaran ini banyak tayangan di TV
yang tidak mendidik anak-anak. Diantaranya adalah acaragosip dan
sinetron. Secara tidak langsung penonton diajari berbohong, memfitnah
orang lain, menghardik orang tua, dan tayangannya jauh dari realita
kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
d. Masuknya budaya barat
Pengaruh budaya barat yang bersifat immaterial dan cenderung
berseberangan dengan budaya timur akan mengakibatkan norma-norma
dan tata nilai kepedulian yang semakin berkurang. Masyarakat yang
kehilangan rasa kepedulian akan menjadi tidak peka terhadap lingkungan
sosialnya, dan akhirnya dapat menghasilkan sistem sosial yang apatis.
Pendapat lain dikemukakan Hera Lestari Malik, dkk (2008: 4.17) yang
menyatakan bahwa, tingkat sosialisasi individu yang rendah disebabkan oleh
kegagalan pada salah satu proses sosialisasi. Proses sosialisasi tersebut adalah
berikut ini:
a. Belajar untuk bertingkah laku sesuai dengan cara/ norma yang berlaku.
Setiap kelompok sosial memiliki dasar mengenai tingkah laku yang
perlu dimiliki anggotanya.Untuk bersosialisasi, anak tidak hanya
mengerti apakah tingkah laku ini diterima, tetapi juga memberi contoh
tingkah laku mereka selama masih dapat diterima kelompok.
b. Bermain sesuai dengan peran sosial yang diharapkanSetiap kelompok
sosial memiliki pola sendiri yang dapat diterima oleh kelompoknya.
Anak pun belajar mempunyai peran dan memahami peran-peran yang
ada di lingkungan sekitarnya, diharapkan ada peran sosial yang baik
untuk orang tua dan anak maupun guru dan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
4. Upaya meningkatkan Peduli sosial
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepedulian sosial
menurut Buchari Alma, dkk (2010, 210-211) adalah:
a. Pembelajaran di rumah
Peranan keluarga terutama orang tua dalam mendidik sangat
berpengaruh terhadap tingkah laku anak.Keluarga merupakan lingkungan
pendidikan yang pertama dan utama.Dikatakan sebagai pendidikan yang
pertama karena pertama kali anak mendapatkan pengaruh pendidikan dari
dan di dalam keluarganya.Sedangkan dikatakan sebagai pendidikan yang
utama karena sekalipun anak mendapatkan pendidikan dari sekolah dan
masyarakatnya, namun tanggung jawab kodrati pendidikan terletak pada
orang tuanya (Dinn Wahyudin dkk, 2008: 3.7).Merujuk pada pendapat
diatas, dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan lingkungan pertama
yang mengajarkan berbagai hal kepada seorang anak dan memiliki tangung
jawab yang utama untuk mendidik anak tersebut.
Anak-anak biasanya akan meniru setiap tingkah laku orang tuanya.
Seperti apa yang dijelaskan oleh Mulyani Sumantri & Syaodih (2008:
2.39), anak semenjak usia balita suka meniru apa saja yang dia lihat, dari
tindak tanduk orang tua, cara bergaul orang tua, cara berbicara atau
berinteraksi di lingkungan sekitar, cara orang tua menghadapi teman, tamu
dan sebagainya. Oleh karena itu, orang tua harus menjadi contoh tauladan
bagi anak-anaknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
b. Pembelajaran di lingkungan
Belajar berorganisasi menjadi sangat penting peranannya dalam
memaksimalkan perkembangan sosial manusia.Banyak sekali organisasi-
organisasi di masyarakat yang dapat diikuti dalam rangka mengasah
kepedulian sosial.Salah satunya adalah karang taruna yang anggotanya
terdiri dari para pemuda pada umumnya. Berbagai macam karakter
manusia yang terdapat dalam organisasi-organisasi tersebut dapat melatih
kita untuk saling memahamisatu sama lain.
c. Pembelajaran di sekolah
Sekolah sebagai penyelenggara pendidikanmemiliki potensi untuk
memberikan pendidikan nilai kepedulian sosial melalui guru dan seluruh
penyangga kepentingan sekolah.Penanaman nilai dapat diintegrasikan pada
setiap mata pelajaran supaya nilai benar-benar terinternalisasi pada siswa.
Guru menjadi faktor utama dalam pengintegrasian nilai-nilai di sekolah.
Selain itu sekolah juga memiliki berbagai macam kegiatan baik yang
berhubungan dengan di dalam maupun di luar sekolah dengan melibatkan
warga sekitar yang dapat menumbuhkan sikap kepedulian sosial, misalnya
kegiatan pesantren kilat, infak, kerja bakti dengan warga sekitar sekolah
dan lain-lain yang merupakan wadah bagi siswa ntuk meningkatkan rasa
kepedulian, baik sesama warga sekolah maupun masyarakat luas. Kegiatan
dengan melibatkan pihak luar sekolah ini sesuai dengan yang dikatakan
Maman Rachman (1997: 176-183) bahwa sekolah perlu mengadakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
hubungan baik dan kerjasama dengan komunitas lingkungan
sekitar.Masyarakat diharapkan dapat membantu dan bekerjasama dengan
sekolah agar program sekolah dapat berjalan dengan lancar dan oleh sebab
itu hubungan yang saling menguntungkan antara sekolah dan masyarakat
perlu dibina secara harmonis.
D. Hakikat Layanan Bimbingan Klasikal
1. Pengertian Layanan Bimbingan Klasikal
Makhrifah & Nuryono, (2014:1) mengemukakan bimbingan klasikal
merupakan suatu layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada
peserta didik oleh guru bimbingan dan konseling (Guru BK) atau konselor
kepada sejumlah peserta didik dalam satuan kelas yang dilaksanakan di
dalam kelas. Menurut Dirjen Pendidikan Dasar (2014:19) bimbingan klasikal
merupakan format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
sejumlah peserta didik dalam rombongan belajar satu kelas.
Kebutuhan dan masalah yang bersifat umum, dihadapi oleh seluruh
atau sebagian besar peserta didik, dan tidak terlalu bersifat pribadi, dapat
dibantu dengan layanan bantuan secara klasikal atau kelompok besar.
Layanan klasikal atau kelompok besar biasanya bersifat informatif, sehingga
dapat segera diberikan oleh konselor atau guru BK (Sukmadinata, 2007:116
& 118).
Winkel dan Hastuti (2004) menjelaskan bimbingan klasikal
merupakan istilah yang khusus digunakan di institusi pendidikan sekolah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
menunjuk pada sejumlah siswa yang dikumpulkan bersama untuk kegiatan
bimbingan. Pengertian lain menyebutkan bahwa bimbingan klasikal adalah
bimbingan yang berorientasi pada kelompok siswa dalam jumlah yang cukup
besar antara 30-40 orang siswa (satu kelas). Bimbingan klasikal dirancang
menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan peserta didik di
kelas.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian layanan bimbingan klasikal adalah kegiatan bimbingan yang
diberikan untuk membantu siswa yang memiliki kebutuhan serta masalah
yang bersifat umum, dihadapi oleh seluruh atau sebagian besar siswa dalam
satuan kelas.
2. Tujuan Layanan Bimbingan Klasikal
Menurut Makhrifah & Nuryono, (2014:2) strategi layanan bimbingan
klasikal sebagai salah satu srategi dalam pelayanan bimbingan dan konseling
memiliki tujuan untuk meluncurkan aktivitas-aktivitas pelayanan yang
mengembangkan potensi siswa atau mencapai tugas-tugas perkembangannya
sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan.
Suciati (2005) mengungkapkan bahwa bimbingan klasikal diklasifikasi
dalam beberapa tujuan sebagai berikut:
a. Tujuan bimbingan klasikal pada aspek kognitif berorientasi pada
kemampuan berpikir mencakup kemampuan intelektual sederhana yakni
mengingat sampai kemampuan memecahkan masalah. Secara hirarkis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
tujuan bimbingan klasikal pada aspek kognitif dari tingkatan paling
rendah meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis,
dan evaluasi.
b. Tujuan bimbingan klasikal pada aspek afektif berorientasi dengan
perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap yang menunjukkan penerimaan
atau penolakan terhadap sesuatu. Secara hirarkis tujuan bimbingan
klasikal pada aspek afektif dari tingkatan paling rendah meliputi:
penerimaan, partisipasi, penentuan sikap, pembentukan organisasi sistem
nilai dan pembentukan pola hidup.
c. Tujuan bimbingan klasikal pada aspek psikomotor berorientasi kepada
keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau
tindakan yang memerlukan koordinasi syaraf dan otot. Secara hirarkis
tujuan bimbingan klasikal pada aspek psikomotor dari tingkatan paling
rendah meliputi: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa,
gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.
3. Bidang Bimbingan Klasikal
Makhrifah & Nuryono, (2014:1-2) menyatakan berdasarkan model
ASCA (Asosiasinya konselor sekolah di Amerika), bimbingan klasikal
merupakan bentuk kegiatan yang termasuk ke dalam komponen layanan
dasar (guidance curriculum). Komponen layanan dasar bersifat
developmental, sistematik, terstruktur, dan disusun untuk meningkatkan
kompetensi belajar, pribadi, sosial dan karir. Layanan dasar (guidance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
curriculum) merupakan layanan yang terstruktur untuk semua peserta didik
(guidance for all), tanpa mengenal perbedaan gender, ras, atau agama mulai
taman kanak-kanak sampai tingkat SLTA disajikan melalui kegiatan kelas
untuk memenuhi kebutuhan perkembangan dalam bidang belajar, pribadi,
sosial dan karir peserta didik.
Gambar 2.4 Proses Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal
Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning (Hartati, 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
4. Bimbingan Klasikal Kolaborasi
Depdiknas (2008:25) mengemukakan program bimbingan akan
berjalan secara efektif apabila didukung oleh semua pihak, yang dalam hal ini
khususnya para guru mata pelajaran atau wali kelas. Konselor atau guru BK
berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh
informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya),
membantu memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek
bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran.
Berdasarkan definisi di atas dapat diartikan bahwa bimbingan klasikal
kolaboratif merupakan bimbingan klasikal yang direncanakan, disusun dan
dilaksanakan secara kerjasama antara konselor/guru BK dan guru mata
pelajaran untuk membantu peserta didik sesuai dengan kebutuhannya demi
perkembangan secara optimal baik dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan
karier.
Adapun aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata
pelajaran adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan sekolah dengan iklim sosioemosional kelas yang kondusif
bagi belajar siswa
b. Memahami karakteristik siswa yang unik dan beragam
c. Menandai siswa yang diduga bermasalah
d. Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui program
remedial teaching
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
e. Mereferal (mengalihtangankan) siswa yang memerlukan layanan
bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing
f. Memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja
yang diminati siswa
g. Memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat
memberikan informasi yang luas kepada siswa tentang dunia kerja
(tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja, dan prospek
kerja)
h. Menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial,
maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena guru merupakan “figur
central” bagi siswa)
i. Memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang
diberikannya secara efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
E. Hakikat Remaja sebagai Pelajar SMP
1. Pengertian Remaja sebagai Pelajar
Remaja berasal dari kata Latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas
lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock,
1992: 206). Pasa masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas
karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau
tua.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon (Monks, dkk 1994) dalam
(Hurlock, 1992: 207) masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi
atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi
memiliki status anak. Rumini dan Sundari (2004: 53) dalam Hurlock, 1992
masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang
mengalami perkembangan semua aspek
2. Ciri–Ciri Remaja Sebagai Pelajar
a. Masa remaja sebagai periode yang penting
Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya
perkembangan mental yang cepat, terutama pada awal masa remaja.
Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental
dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
b. Masa remaja sebagai periode peralihan
Peralihan tidak berarti terputus dengan atau beruba dari apa yang telah
terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah peralihan dari satu
tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Artinya, apa yang telah terjadi
sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang
dan yang akan datang. Bila anak-anak beralih dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa, anak-anak harus ‘meninggalkan segala sesuatu yang
bersifat kekanak-kanakan’ dan juga harus mempelajari pola perilaku dan
sikap baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah
ditinggalkan.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar
dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketika
perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga
berlangsung pesat. Kalau perubahan fisik menurun maka perubahan
sikap dan perilaku menurun juga.
d. Masa remajah sebagai usia bermasalah
Setiap periode mempunyai masalahnya sendiri-sendiri namun masalah
masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak
laki-laki maupun anak perempuan. Terdapat dua alasan bagi kesulitan
itu. Pertama, sepanjang masa kanak-kanak, masalah anak-anak sebagian
diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakan remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
tidak berpengalaman dalam mengatasi masalahnya sendiri, menolak
bantuan orang tua dan guru-guru.
e. Masa remaja sebagai masa mencari indentitas
Sepanjang usia geng pada akhir masa kanak-kanak, menyesuaian diri
dengan standar kelompok adalah jauh lebih penting bagi anak yang lebih
besar dari pada individualitas. Seperti telah ditunjukkan, dalam hal
pakaian, berbicara dan perilaku anak yang lebih besar ingin lebih cepat
seperti teman-teman gengnya. Tiap penyimpangan dari standar
kelompok dapat mengancam keanggotaannya dalam kelompok
f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak
rapi, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak dan berperilaku
merusak, menyebapkan orang dewasa yang harus membimbing dan
mengawasi kehidupan remaja muda takut bertanggung jawab dan
bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.
Stereotip populer juga mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja
terhadap dirinya sendiri. Menerima stereotip ini dan adanya keyakinan
bahwa orang dewasa mempunyai pandangan yang buruk tentang remaja,
membuat peralihan ke masa dewasa menjadi sulit. Hal ini menimbulkan
banyak pertentangan dengan orangtua dan antara orangtua dan anak
terjadi jarak yang menghalang anak untuk meminta bantuan orangtua
untuk mengatasi berbagai masalahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis
Remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia
inginkan dan buka sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita.
Cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi
juga bagi keluarga dan teman-temannya, menyebabkan meningginya
emosi yang merupakan ciri dari awal masa remaja. Semakin tidak
realistik cita-citanya semakin ia menjadi marah. Remaja akan sakit hati
dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak
berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri.
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Dengan semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja
menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan untuk
memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan
bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena
itu, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan
dengan status dewasa, misalnya merokok, minum minuman keras,
menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks. Mereka
menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan cita yang mereka
inginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja sebagai Pelajar
Menurut Havighurts, definisi Adam & Gullota, 1983 (Yusuf:2015:65)
tugas perkembangan adalah suatu tugas yang muncul pada periode tertentu
dalam kehidupan seseorang, yang kesuksesan penyelesaiannya akan
mengantarkan orang tersebut ke keadaan bahagia, dan kegagalan
penyelesaiannya akan menyebapkan orang tersebut tidak bahagia, tidak
diterima oleh masyarakat, dan mengalami kesulitan dalam menjalani tugas–
tugas perkembangan berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan tersusun menurut suatu pola tertentu dan
secara keseluruhan saling terkait. Tugas–tugas perkembangan tersebut
dibentuk oleh unsur–unsur biologis, psikologis, dan kultural yang ada pada
diri dan lingkungan individu. Selengkapnya tugas–tugas perkembangan
manusai pada masa remaja (12–18 tahun)
a. Mencapai hubungan–hubungan yang baru dan lebih matang dengan
teman sebaya antar jenis kelamin yang sama dan berbeda.
b. Mencapai peranan sosial sebagai pria dan wanita.
c. Menerima kesatuan tubuh sebagaimana adanya dan menggunakannya
secara efektif.
d. Mencapai kemerdekaan emosional terhadap orang tua dan orang dewasa
lainnya.
e. Mencapai keadaan dimilikinya jaminan untuk kemerdekaan ekonomi.
f. Memilih dam mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
g. Mempersiapkan diri untuk pernikahan dan kehidupan berkeluarga.
h. Mengembangan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang perlu
untuk kehidupan sebagai warga negara.
i. Mengembangkan hasrat dan mencapai kemampuan bertingkah laku yang
dapat dipertimbangkan secara sisial.
j. Menguasai seperangkat nilai dan sistem etika sebagai nilai.
Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar
dalam sikap dan pola perilaku anak. Akibatnya, hanya sedikit anak laki–
lakilah dan anak perempuan yang dapat diharapkan untuk menguasai tugas-
tugas tersebut selama awal masa remaja, apalagi mereka yang matangnya
terlambat. Kebanyakan harapan tumpukan pada hal ini adalah bahwa remaja
muda akan meletakan dasar–dasar bagi pembentukan sikap dan pola perilaku.
Penelitian singkat mengenai tugas-tugas perkembangan masa remaja
yang penting akan menggambarkan seberapa jauh perubahan yang harus
dilakukan dan masalah yang timbul dari perubahan itu sendiri. Pada
dasarnya, pentingnya menguasai tugas-tugas perkembangan dalam waktu
yang relatif singkat yang dimiliki oleh remaja Amerika sebagai akibat
perubahan usai kematangan yang sah menjadi delapan belas tahun,
menyebapkan banyak tekanan yang mengganggu para remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1. Kebutuhan-kebutuhan remaja sebagai pelajar
a. Sosialisasi
Dalam kehidupan bermasyarakat remaja akhir dituntut
bersosialisai. Sejak anak-anak telah memasuki peer group bahkan
sebenarnya sejak usia empat tahun, anak telah merasakan
kebutuhan/kehausan sosial atau social hunger. Pada masa menjelang
remaja, peer group cenderung terdiri atas satu jenis kelamin yang
sama karena secara fisik mempunyai ciri yang berbeda. Pada masa
remaja awal anak pria maupun wanita timbul kesadaran terhadap
dirinya.
Persepsi terhadap dirinya disebut physical self atau body
image; misalnya seorang gadis merasa cukup cantik atau tidak
cantik, mempunyai mata yang indah, mempunyai rambut yang ikal
atau yang lurus, panjang dan sebagainya. Anak pria sadar dengan
bentuk badannya yang tinggi atau yang pendek, yang gagah atau
tidak gagah. Kemudian pulah dapat menilai teman–temannya yang
tergolong tampak cantik yang sering dijadikan pembicaraan dengan
kata-kata good looks.
b. Penyesuaian diri
Menurut Andi Mapplere (1982:68) menyebut remaja awal
sering memiliki citra diri yang lebih tinggi atau rendah dari yang
semestinya. Menurut H. Sunarto dan Ny. B Agung Hartono
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
(1994;184) menyebutkan ada dua penyesuaian remaja yaitu
penyesuaian diri yang positif dan penyesuaian diri yang negatif,
seperti diuraikan dibawa ini:
c. Penyesuaian diri yang positif
Tidak menujukkan adanya ketegangan emosional, tidak
menunjukan adanya mekanisme psikologis, tidak adanya frustrasi
pribadi, memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri,
maupun dalam belajar, menghargai pengalaman dan bersikap
realistis dan obyektif.
d. Penyesuaian diri yang salah
Penyesuaian diri yang salah yang akan dipaparkan adalah
penyesuaian diri yang salah, taraf berat. Bagi taraf sedang dan
ringan mungkin hanya terjadi kecenderungannya saja. Penyesuaian
diri yang salah terdiri atas bentuk reaksi bertahan, reaksi menyerang,
dan reaksi melarikan diri.
1) Reaksi bertahan diri atau defense reaction; suatu usaha bahwa
dirinya tidak mengalami kegagalan, meskipun sebenarnya
mengalami kegagalan atau kekecewaan. Bentuk reaksi bertahan
ini antara lain: Rasionalisasi; suatu usaha bertahan dengan
mencari alasan yang masuk akal. Represi; suatu usaha menekan
atau melupakan hal yang tidak menyenangkan. Proyeksi; suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
usaha memantulkan ke pihak lain dengan alasan yang dapat
diterima.
2) Reaksi penyerangan atau agressive reaction, suatu usaha untuk
menutupi kegagalan atau tidak mau menyadari kegagalan
dengan tingkah laku yang bersifat menyerang. Reaksi yang
muncul antara lain berupa: senang membenarkan diri sendiri,
senang mengganggun orang lain, menggertak dengan ucapan
atau perbuatan, menunjukan sikap permusuhan secara terbuka,
menunjukan sikap merusak, keras kepala, balas dendam, dan
marah secara sadis.
3) Reaksi melarikan diri tau escape reaction, usaha melarikan diri
dari situasi yang menimbulkan kegagalan, reaksi itu menampak
dalam bentuk mereaksikan keinginan yang tidak dicapai, reaksi
itu antara lain berupa: banyak tidur, minum-minuman keras,
pecandu ganja, narkotika, dan Regresi/kembali pada tingkat
perkembangan yang lain.
Agar terhindar dari penyesuaian diri yang salah perlu
ditanamkan sejak dini cara menghadapi problema kehidupan diri
yang sederhana hingga yang kompleks secara realistis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
F. Kerangka Berpikir
Pendidikan karakter merupakan bagian integral dari tujuan pendidikan
nasional memiliki banyak orientasi yang masih sering keliru untuk ditafsirkan.
Cakupan dari pendidikan karakter yang begitu luas membuat setiap penelitian
terkait, harus pandai dalam membatasi klasifikasi serta paradigma nilai
karakter yang akan dikupas.
Guru serta pihak sekolah telah berupaya menyiapkan metode bimbingan
yang layak di gunakan oleh pihak sekolah seperti variatif dan inovasi namun
dalam kenyataannya belum bisa meningkatkan nilai karakter peduli sosial
siswa di sekolah. Perspektif psikologi memiliki peranan besar dalam kontrol
masalah karakter, hal ini tentu tidak lepas dari berbagai kolaborasi yang
dilakukan oleh peneliti, atau pendidik dalam memecahkan masalah karakter
peduli sosial ini di institusi pendidikan. Experiential learning kemudian
menjadi salah satu pendekatan yang bagus ketika digunakan untuk
memecahkan masalah pendidikan karakter yang pada praktiknya masih sulit
untuk diterapkan oleh guru-guru mata pelajaran di sekolah terkait
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan maka hipotesis tindakan
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Hi : Pendidikan karakter berbasis bimbingan klasikal kolaboratif secara
signifikan tidak efektif meningkatkan karakter peduli sosial di SMP
Negeri 13 Yogyakarta kelas VIII A
Ho: Pendidikan karakter berbasis bimbingan klasikal kolaboratif secara
signifikan efektif meningkatkan karakter peduli sosial di SMP Negeri 13
Yogyakarta kelas VIII A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini memuat beberapa hal yang akan diteliti meliputi: jenis penelitian
tempat dan waktu penelitian, subjek dan sampel penelitian, variabel penelitian, teknik
dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen dan teknik
analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan pra-experimental dengan penggunakan one-group pretest-posttest
design. Menurut Sugiyono (2013:109) dikatakan pra-experimental design karena
desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Dikatakan demikian
karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya
variabel dependen hasil penelitian pra-experimen merupakan variabel dependen.
Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih
secara random. Desain ini merupakan teknik untuk mengetahui efek sebelum dan
sesudah perlakuan. Maka dalam penelitian ini sebelum perlakuan subyek
penelitian terlebih dahulu diberikan pretest (tes awal), dan diakhir perlakuan
diberi posttest (tes akhir). Tujuan dari penggunaan desain ini adalah mengetahui
gambaran umum tingkat karakter peduli sosial siswa kelas VIII A SMP Negeri 13
Yogyakarta sebelum dan sesudah mendapatkan pendidikan karakter berbasis
layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tahun ajaran 2014/2015, dan mengetahui efektivitas pendidikan karakter berbasis
layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning
untuk meningkatkan karakter peduli sosial siswa kelas VIII A di SMP Negeri 13
Yogyakarta Tahun Ajaran 2014-2015. Secara sederhana, desain penelitian yang
digunakan dapat digambarkan dalam tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Tabel Desain Penelitian One Group Pretest Posttest Design
Pretest Treatment Posttest
O1 X O2
Keterangan:
O1 : tes awal (pretest) sebelum perlakuan diberikan
O2 : tes akhir (posttest)setelah perlakuan diberikan
X : treatment/perlakuan (layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan
pendekatan experiential learning)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 13 Yogyakarta. Terdiri dari
pemberian tiga topik bimbingan dalam tiga kali pertemuan. Desain atau
setingngan pemberian tiga topik bimbingan terdapat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Waktu Penelitian
No WAKTU TEMPAT AGENDA KETERANGAN 1 15 Mei 2015 SMP Negeri
13 Yogyakarta
Layanan ini diberikan dengan pre-test sebelum diberikan treatment
Terlaksana
2 23 Mei 2015 SMP Negeri 13 Yogyakarta
Terlaksana
3 28 mei 2015 SMP Negeri 13 Yogyakarta
Layanan ini diberikan dengan post-test sesudah diberikan treatment
Terlaksana
C. Subjek Penelitian
Sugiyono (2013: 117) wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa/siswi kelas VIII A SMP Negeri
13 Yogyakarta Tahun ajaran 2014/2015. Jumlah subyek penelitian sebanyak 32
orang. Berikut rincian subyek penelitian yang digambarkan pada Tabel 3.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 3.3 Jumlah Siswadi SMP Negeri 13 Yogyakarta yang Mengikuti Layanan
Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Karakter Peduli Sosial
NO JENIS KELAMIN JUMLAH 1 Laki-laki 18 2 Perempuan 16
TOTAL 34
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2006:175) teknik pengumpulan data adalah cara yang
digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner yang disebarkan dalam bentuk
pilihan ganda dengan alternatif jawaban bergradasi mulai dari 1–4 dan dari
keempat alternatif jawaban tersebut mengandung nilai kebenaran. Skor 4
diberikan untuk alternatif jawaban yang sungguh mewakili penerapan nilai
karakter bertanggung jawab. Sedangkan skor 1 untuk mewakili alternatif jawaban
yang sangat kurang mewakili nilai karakter bertanggung jawab. Instrumen yang
berupa kuesioner disusun oleh peneliti sendiri dengan arahan dosen pembimbimg
dalam tim penelitian Stranas (Strategi Nasional).
Menurut Umar H. (1998:49), teknik kuesioner merupakan suatu pengumpulan
data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada
responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.
Dalam penelitian ini kuesioner memuat pernyataan-pernyataan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
mengungkapkan nilai-nilai karakter peduli sosial sebagai peserta didik. Kuesioner
yang telah disusun oleh peneliti ini bersifat tertutup karena alternatif-alternatif
jawaban sudah disediakan, sehingga peserta didik tinggal memilih alternatif
jawaban yang sesuai.
Kuesioner berbentuk soal tes dengan ragam pilihan ganda diberikan pada awal
dan akhir perlakuan. Diberikan sebelum perlakuan/pretest dimaksudkan untuk
mengetahui gambaran umum tingkat karakter peduli sosial siswa. Sedangkan
kuesioner berbentuk soal tes dengan ragam pilihan ganda yang diberikan pada
akhir setelah perlakuan/posttest, bertujuan untuk mencari data yang diperlukan
untuk mengetahui keefektivitasan pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk
meningkatkan karakter peduli sosial siswa kelas VIII A SMP Negeri 13
Yogyakarta. Dalam membuat soal tes peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi
dengan menentukan aspek-aspek karakter peduli sosial dan indikator siswa yang
memiliki karakter peduli sosial yang divisualisasikan dalam tabel 3.4 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Table 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Karakter Peduli Sosial
No Aspek Indikator Item Jumlah
1. Demokratis Cara berpikir, bersikap dan
bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain
1, 2, 3, 4, 5
5
2. Memiliki disiplin diri
Memiliki kesedian untuk melakukan perilaku tertentu secara teratur
6, 7, 8, 9, 10
5
3. Disiplin Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
11, 12, 13, 14, 15
5
4. Tanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan karakter)
16, 17, 18, 19 20
5
E. Validitas, Reliabilitas, dan Uji Normalitas
1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau
instrumen pengukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat yang
bersangkutan menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang
sesuai dengan maksud pengukuran. Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar
mampu mengungkapkan data yang tepat akan tetapi juga harus memberikan
gambaran yang cermat mengenai data tersebut (Azwar, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.
Validitas isi tidak dapat dinyatakan dengan angka, namun pengesahannya perlu
melalui tahap pengujian terhadap isi alat ukur dengan kesepakatan penilaian dari
penilai yang kompeten (expert judgement) (Azwar,2009). Pada penelitian ini,
instrumen penelitian dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dan
selanjutnya dikonsultasikan pada beberapa ahli dalam bidangnya. Ahli-ahli
tersebut antara lain: Tim Dosen Penelitian Strategi Nasional dan Dosen
Pembimbing, dalam hal ini yang berperan Dr. Gendon Barus, M.Si, Dr. M.M. Sri
Hastuti, M.Si, dan Juster Donal Sinaga, M.Pd.
2. Relibilitas
Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran
(Azwar, 2009). Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang
mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel (Azwar,
2009). Sukardi (2003) mengatakan bahwa pengukuran yang menggunakan
instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila
alat ukur yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur apa yang
hendak diukur.
Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan
penekanan koefisien Alpha Crinbach (α). Adapun rumus koefisien reliabilitas
Alpha Cronbach (α) adalah sebagai berikut:
α = 2[1- ] 2S
S 2S + 2
x
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Keterangan rumus :
S12 dan S2
2 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
Sx2 : varians skor skala
Hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria
Guilford (Masidjo,1995)
Tabel 3.5 Kriteria Guilford
No Koefisien Korelasi Kualifikasi 1 0,91 – 1,00 Sangat tinggi 2 0,71 – 0,90 Tinggi 3 0,41 – 0,70 Cukup 4 0,21 – 0,40 Rendah 5 negatif – 0,20 Sangat Rendah
Melalui kriteria tersebut, hasil reliabilitas Kuesioner Karakter Peduli Sosial
tersaji dalam tabel 3.6
Tabel 3.6 Hasil Reliabilitas Kuesioner Karakter Peduli Sosial
Reliability Statistics Kesimpulan
0,503 Cukup
Dari hasil empirik yang diberikan kepada siswa-siswi kelas VIII A
SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 pada tanggal 10, 23, 28
2015 dengan jumlah subjek (N) 34 siswa di peroleh perhitungan koefisien
reliabilitas Alpha Cronbach senilai 0.503. Berdasarkan peninjauan terhadap
hasil perhitungan koefisien reliabilitas pada kriteria Guilford, dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas instrumen masuk dalam kriteria
cukup.
3. Uji Normalitas
Menurut Nurgiyantoro dkk (2002:110) uji normalitas adalah salah satu
bagian dari uji prasyarat analisis data, artinya sebelum melakukan analisis data
yang sesungguhnya, data penelitian tersebut harus di uji kenormalan
distribusinya. Adapun tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah
data dalam variabel yang akan dianalisis berdistribusi normal.
Kriteria keputusan dalam uji normalitas pada SPSS adalah jika
signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.
Sebaliknya, jika signifikansi kurang dari 0,05 maka data tersebut tidak normal.
Setelah dilakukan uji normalitas menurut Kolmogorov-Smirnov data yang
diperoleh peneliti teruji berdistribusi normal.
Tabel 3.7 Tabel Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Postest .125 34 .193 .965 34 .339
Pretest .160 34 .028 .946 34 .095
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Pada tabel 3.7 hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov menunjukan
bahwa nilai signifikansi 0,028>0,05 dengan demikian sampel peneliti berasal
dari populasi yang berdistribusi normal. Jika ditinjau dari hasil uji normalitas
Shapiro-Wilk menunjukkan nilai signifikansi 0,095>0,05 hal ini pun berarti
sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
F. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2011: 207) mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan
mengelompokan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan
data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab
rumusan masalah. Berikut merupakan langkah-langkah yang ditempuh penulis
untuk menganalisis data penelitian tentang karakter peduli sosial di SMP Negeri
13 Yogyakarta
1. Menentukan skor dari masing–masing alternatif jawaban yang sudah
diberikan oleh responden dan membuat tabulasi skor dari masing-masing
butir skala item. Langkah selanjutnya menghitung total skor masing-masing
subjek penelitian dan total skor tiap item pernyataan. Melakukan skoring
dengan bantuan Microsoft Excel dan SPSS versi 16,0.
2. Membuat kategorisasi sikap subjek pebelitian secara umum berdasarkan
model distribusi normal dengan karegorisasi jenjang, untuk menepatkan
subjek penelitian ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara
berjenjang menurut suatu kontinum berdasar pada atribut yang diukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Kontinum jenjang ini berpedoman pada Azwar (2007:108) yang
mengelompokkan tingkat kemampuan peduli sosial siswa Smp Negeri 13
Yogyakarta. Adapun norma kategorisasinya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8 Norma Kategorisasi Subyek Tingkat Peduli Sosial
Normal/Kriteria Skor Kategori
+1,8σ < μ Sangat Tinggi +0,6σ < μ ≤ +1,8σ Tinggi -0,6σ < μ ≤ 0,6σ Sedang -1,8σ < μ ≤ -0,6σ Rendah
μ ≤ -1,8σ Sangat Rendah Keterangan:
Skor maksimal teoretik : Skor tertinggi yang mungkin diperoleh subjek peneliti dalam skala
Skor minimum teoretik : Skor terendah yang mungkin diperoleh subjek peneliti dalam skala
Standar deviasi (σ/sd) : Luas jarak rentangan yang dibagi menjadi 6 satuan deviasi standar
µ (Mean teoretik) : Rata-rata teoretis dari skor maksimal dan minimum
kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi
rendah tingkat karakter peduli sosial dengan jumlah item 20 diperoleh unsur
perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut.
Tingkat karakter peduli sosial
Skor maksimum teoritik : 4 x 20 = 80
Skor minimum teoritik : 1 x 20 = 20
Luas jarak : 80 – 20 = 60
Standar deviasi ((σ/sd) : 60 : 6 = 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
μ (mean teoritik) : (80 + 20) : 2 = 50
Hasil perhitungan analisis data skor subjek disajikan dalam norma
kategorisasi tingkat karakter peduli sosial siswa/i kelas VIII A SMP Negeri 13
Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 sebagai berikut
Tabel 3.9 Tabel Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Peduli Sosial Siswa/i Kelas VIII A
SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015
Normal/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori
+1,8σ < μ >68 Sangat Tinggi
+0,6σ < μ ≤ +1,8σ 56-68 Tinggi
-0,6σ < μ ≤ 0,6σ 44-55 Sedang
-1,8σ < μ ≤ -0,6σ 32-43 Rendah
μ ≤ -1,8σ <32 Sangat Rendah
Sesuai dengan rumusan masalah yang kedua dalam penelitian ini
yakni efektivitas pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal
kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan
karakter peduli sosial siswa kelas VIII di SMP Negeri 13 Tahun Ajaran
2014/2015 dilakukan dengan teknik statistik uji t. Uji t paired sample test
digunakan untuk menganalisis perbedaan antara pretest dan posttest pada
siswa kelas VIII di SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
yang mengikuti pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal
kolaboratif dengan pendekatan experiential learning. Uji t paered sampel
test dilakukan dengan menggunakan SSPS versi 16.0. Dimana data sudah
diuji kenormalitasannya, sehingga data selanjutnya dapat dianalisis
menggunakan uji t paered sampel test. Hasil uji normalitas dan uji t
terlampir pada lampiran.
Mendukung hasil uji t digunakan data validasi program yang
dianalisis secara deskriptif dan hasil dari validasi siswa adalah sebagai
berikut dilakukan pembuktikan dengan adanya dua (2) aspek penilaian
seluruh siswa (100%) dan delapan belas (18) aspek penilaian seluruh siswa
lebih dari (90%) artinya bahwa implementasi model ini sangat efektif antara
lain untuk berani berpendapat, berani mencoba, keinginan untuk menolong
orang lain, kesediaan bekerja sama, dan mendorong siswa lebih disiplin.
Artinya, model implementasi pendidikan karakter ini sangat efektif
digunakan untuk meningkatkan karakter siswa.
Ditinjau dari rata-rata skor karakter peduli sosial sebelum dan
sesudah diberikan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal
kolaboratif dengan pendekatan experiential learning terdapat mean 66,2353
pada pretest menjadi mean 67,9706 maka terjadi peningkatan sebesar
1,7353 Jika ditinjau dari standar deviasi terjadi penurunan senilai 0,52591.
Penurunan standar deviasi atau standar eror rata-rata menunjukkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
data yang dimiliki tidak terlalu jauh dari mean atau dengan kata lain efektif
meningkatkan karakter peduli sosial.
Data validasi siswa dianalisis menggunakan persentasi, acuan
persentasi menggunakan patokan seperti tabel dibawa ini
Tabel 4.5 Penilaian Siswa terhadap Efektivitas Layanan
No Dalam kegiatan bimbingan karakter ini, saya mengalami/ memperoleh/ merasa : Ya %
1. Semangat untuk mengikuti kegiatan 30 88,23 2. Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu 31 91,17 3. Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan 33 97,05 4. Berani berpendapat 31 91,17 5. Lebih kreatif 31 91,17 6. Berani mencoba melakukan sesuatu 32 94,11 7. Takut salah dalam melakukan permainan * 11 32,35 8. Malu dalam permainan kelompok * 8 23,52 9. Dihargai oleh teman-teman 29 85,29 10. Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan 26 76,47 11. Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan 32 94,11 12. Manfaat bagi perbaikan perilaku 33 97,05 13. Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi 32 94,11 14. Keinginan untuk menolong orang lain 34 100 15. Puas terhadap bimbingan yang diberikan 29 85,29 16. Tertantang untuk mencoba 28 82,35 17. Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan * 6 17,64 18. Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti 31 91,17 19. Terdorong untuk terlibat aktif 33 97,05 20. Berani bertanggung jawab 32 94,11 21. Menghargai teman 34 100 22. Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim 30 88,23 23. Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan 33 97,05 24. Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk 32 94,11 25. Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang 33 97,05 26. Membangun kepedulian/kesetiakawanan 32 94,11 27. Peningkatan keingintahuan siswa 33 97,05 28. Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri 32 94,11 29. Mendorong siswa lebih disiplin 33 97,05 30. Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat 30 88,23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Tingkat Karakter Peduli Sosial Siswa Kelas VIII A SMP
Negeri 13 Yogyakarta Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Layanan
Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential
Learning Tahun Ajaran 2014/2015
Berdasarkan data pretest dan posttest tentang karakter peduli sosial
dan dianalisis dengan teknik kategorisasi model distribusi normal, gambaran
tingkat karakter peduli sosial siswa kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2014/2015 ditampilkan dalam tabel 4.1
Tabel 4.1
Tingkat Karakter Peduli Sosial Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 Sebelum (pretest) Dan Sesudah
(posttest) Mendapatkan Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif Dengan Pendekatan Experiential Learning
Rumus Rentang Skor
Kategorisasi Pretest Postest F % F %
>68 Sangat Tinggi 18
52,94 21
61,76
56-68 Tinggi 15 44,11 12 35,29 44-55 Sedang 1 2,94 1 2,94 32-43 Rendah 0 0 0 0 <32 Sangat Rendah 0 0 0 0
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Data pada tabel di atas ditampilkan dalam bentuk grafik berikut ini:
0
5
10
15
20
25
Sangat Tinggi
Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Pretest
Postest
Gambar 4.1 Tingkat Karakter Peduli Sosial Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2014/2015 Sebelum (pretest) Dan Sesudah (postest) Mendapatkan Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif Dengan Pendekatan Experiential
Learning
Tingkat karakter peduli sosial siswa kelas VIII A SMP Negeri 13
Yogyakarta Tahun Ajaran 2014-2015 sebelum mendapatkan pendidikan
karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning (pretest) pada tabel 4.1 dan grafik 4.1 menunjukkan
bahwa:
a. Ada 18 (52,92%) siswa kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta yang
memiliki karakter peduli sosial pada kategori sangat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
b. Ada 15 (44,1%) siswa kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta yang
memiliki karakter peduli sosial pada kategori tinggi.
c. Ada 1 (2,94) siswa kelas VIII ASMP Negeri 13 Yogyakarta yang
memiliki karakter peduli sosial pada kategori sedang.
d. Tidak ada 0 (0%) siswa kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta dalam
yang memiliki karakter peduli sosial pada kategori rendah dan sangat
rendah.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang berada pada
kategori sangat tinggi belum sampai optimal atau hanya berada pada 18
(52,92%).
Tingkat karakter peduli sosial siswa kelas VIII A SMP Negeri 13
Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 sesudah mendapatkan pendidikan
karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning (posttest) pada tabel 4.1 dan grafik 4.1 menunjukkan
bahwa:
a. Ada 21 (61,76%) siswa kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta yang
memiliki karakter peduli sosial pada kategori sangat tinggi.
b. Ada 12 (35,29%) siswa kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta yang
memiliki karakter peduli sosial pada kategori tinggi.
c. Ada 1 (2,94%) siswa kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta yang
memiliki karakter peduli sosial pada kategori sedang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
d. tidak ada 0 (0%) siswa kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta yang
memiliki karakter peduli sosial pada kategori rendah, dan sangat rendah.
2. Efektivitas Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Peduli Sosial Siswa
Kelas VIII A di SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014-2015
Efektivitas pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal
kolaboratif dengan pendekatan experiential learning dianalisis dengan
menggunakan uji t paired sampel test. Hasil uji t sampel berpasangan untuk
mengetahui efektivitas pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning dalam
meningkatkan karakter peduli sosial siswa kelas VIII A SMP Negeri 13
Yogyakarta Tahun Ajaran 2014-2015 tampak pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Uji t Sampel Berpasangan Pretest dan Posttest Siswa Kelas VIII
A SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014-2015 Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair
1
Pretest 66.2353 34 5.30899 .91048
Postest 67.9706 34 4.78308 .82029
Tabel Paired Samples Statistics di atas menunjukkan bahwa ditinjau
dari rata-rata skor karakter peduli sosial sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan
pendekatan experiential learning terjadi peningkatan sebesar 1,7353 Jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
ditinjau dari standar deviasi terjadi penurunan senilai 0,52591. Penurunan
standar deviasi atau standar eror rata-rata menunjukkan bahwa data yang
dimiliki tidak terlalu jauh dari mean
Tabel 4.3 Uji t Sampel Berpasangan Pretest dan posttest Siswa Kelas VIII
A SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014-2015
B
e
r
d
B
Berdasarkan tabel data Paired Samples Test di atas tampak
nilai Sig. (2-tailed) (0,112) > (0.05) dan nilai t hitung (1,632) < t tabel
(32;0.05) adalah 2.042, maka Ho ditolak. Jadi secara statistik pendidikan
karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning untuk meningkatkan karakter peduli sosial siswa kelas
VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta sebelum dan sesudah treatment tidak
signifikan. Artinya, pendektan experiential learning efektif untuk
meningkatkan karakter peduli sosial siswa kelas VIII A SMP Negeri 13
Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015, namun tidak signifikan.
Paired Samples Test
Paired Differences
T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
pretest –
postest
-
1.7352
9
6.20024 1.06333 -3.89866 .42807 -1.632 33 .112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Peningkatan karakter peduli sosial siswa kelas VIII A di SMP
Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 dalam setiap kategori
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning
nampak pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Peningkatan Karakter Peduli Sosial Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 13
Yogyakarta Tahun Ajaran 2014-2015 antara Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan
Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning
D
Rumus Rentang Skor
a
t
Kategorisasi Pretest Postest Selisih F % F % ∑
%
>68 Sangat Tinggi 18 52,92 21 61,76 3 8,84 56-68 Tinggi 15 44,1 12 35,29 -3 8,81 44-55 Sedang 1 2,94 1 2,94 1 2,94 32-43 Rendah 0 0 0 0 0 0 <32 Sangat Rendah 0 0 0 0 0 0 a pada skor peningkatan sesudah mendapatkan perlakuan pendidikan
karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning nampak bahwa, pada kategori sangat tinggi terjadi
peningkatan karakter peduli sosial sebanyak 3 (8,84%) pada siswa kelas
VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta, dari 18 menjadi 21 siswa. Sementara
pada kategori tinggi terjadi penurunan karakter peduli sosial sebanyak -3
(8,81%) pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta, dari 15
menjadi 12 . Sementara pada kategori sedang tidak ada perubahan karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
peduli sosial sebanyak 1 (2,94%) pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 13
Yogyakarta, dari 1 menjadi 1 siswa.
Pada akhir kegiatan implemntasi, siswa diberikan kesempatan untuk
memberikan penilaian terkait dengan efektivitas model layanan. Terdapat 30
butir pernyataan dan siswa diminta untuk mencentang kolom ya (artinya
setuju terhadap isi pernyataan) atau mencentang kolom tidak (artinya menolak
isi pernyataan) atau kolom tidak tahu (artinya tidak dapat memberi pendapat
atas nilai efektivitas yang tertuang dalam pernyataan. Hasil dari penilaian
siswa tertuang dalam tabel 4.5
Tabel 4.5 Penilaian Siswa terhadap Efektivitas Layanan
No Dalam kegiatan bimbingan karakter ini, saya mengalami/ memperoleh/ merasa : Ya %
1. Semangat untuk mengikuti kegiatan 30 88,23 2. Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu 31 91,17 3. Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan 33 97,05 4. Berani berpendapat 31 91,17 5. Lebih kreatif 31 91,17 6. Berani mencoba melakukan sesuatu 32 94,11 7. Takut salah dalam melakukan permainan * 11 32,35 8. Malu dalam permainan kelompok * 8 23,52 9. Dihargai oleh teman-teman 29 85,29 10. Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan 26 76,47 11. Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan 32 94,11 12. Manfaat bagi perbaikan perilaku 33 97,05 13. Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi 32 94,11 14. Keinginan untuk menolong orang lain 34 100 15. Puas terhadap bimbingan yang diberikan 29 85,29 16. Tertantang untuk mencoba 28 82,35 17. Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan * 6 17,64 18. Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti 31 91,17 19. Terdorong untuk terlibat aktif 33 97,05 20. Berani bertanggung jawab 32 94,11 21. Menghargai teman 34 100 22. Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim 30 88,23 23. Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan 33 97,05 24. Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk 32 94,11 25. Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang 33 97,05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
26. Membangun kepedulian/kesetiakawanan 32 94,11 27. Peningkatan keingintahuan siswa 33 97,05 28. Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri 32 94,11 29. Mendorong siswa lebih disiplin 33 97,05 30. Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat 30 88,23
Evektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk
meningkatkan karakter peduli sosial jika dilihat berdasarkan hasil analisis di
atas adalah model ini mampu membuat siswa mengalami perasaan positif
setelah mengikuti layanan. Hal ini dibuktikan dengan adanya dua (2)
pernyataan dari 30 pernyataan yang oleh semua siswa (100%) dan delapan
belas (18) pernyataan dari 30 pernyataan yang oleh semua siswa lebih dari
(90%) artinya bahwa implementasi model ini sangat efektif antara lain untuk
berani berpendapat, berani mencoba, keinginan untuk menolong orang lain,
kesediaan bekerja sama, dan mendorong siswa lebih disiplin. Artinya, model
implementasi pendidikan karakter ini sangat efektif digunakan untuk
meningkatkan karakter siswa.
Data tes diatas menunjukan bahwa dua (2) pernyataan pencapai 100%
artinya seluruh subyek mendapatkan pengalaman positif dengan pendidikan
karakter peduli sosial pada dua (2) pernyataan tersebut. Dua pernyataan
tersebut yaitu keinginan untuk menolong orang lain dan menghargai teman.
Selain itu ditemukan juga 18 pernyataan mencapai lebih dari 90%, artinya
hampir semua siswa mendapatkan pengalaman positif dengan pendidikan
karakter peduli sosial pada 18 pernyataan tersebut. Delapan belas pernyataan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
tersebut yaitu keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu, gembira/senang
dalam melaksanakan kegiatan, berani berpendapat, lebih kreatif, berani
mencoba melakukan sesuatu, kemudahan bagi siswa dalam mengikuti
kegiatan, manfaat bagi perbaikan perilaku, kemudahan bagi siswa dalam
menangkap materi, berkesan terhadap kegiatan yang diikuti, terdorong untuk
terlibat aktif, berani bertanggung jawab, mempererat rasa
persaudaraan/persahabatan, ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk,
motivasi siswa untuk berusaha/daya juang, membangun
kepedulian/kesetiakawanan, peningkatan keingin tahuan siswa, peningkatan
kesadaran siswa memperbaiki diri, dan mendorong siswa lebih disiplin. Gari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter peduli sosial
memberikan dampak positif bagi siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
B. Pembahasan
1. Gambaran Tingkat Karakter Peduli Sosial Siswa Kelas VIII A
SMP Negeri 13 Yogyakarta Sebelum dan Sesudah Mendapatkan
Pendidikan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning Tahun Ajaran 2014/2015
Gambaran secara umum tingkat karakter peduli sosial siswa
kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta sebelum dan sesudah
mendapatkan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal
kolaboratif dengan pendekatan experiential learning Tahun Ajaran
2014/2015 adalah sebagian besar siswa-siswi memiliki karakter peduli
sosial yang sangat tinggi dan tinggi. Siswa-siswi yang memilki tingkat
karakter sangat tinggi dan tinggi diduga telah memperoleh pendidikan
karakter yang cukup, baik dalam keluarga, sekolah, maupun
masyarakat, sehingga mereka mampu memiliki sikap peduli sosial
yang baik dalam peranannya sebagai peserta didik.
Karakter tidak terbentuk begitu saja dalam diri siswa-siswi,
karakter siswa-siswi dapat terbentuk melalui interaksi dengan pihak
lain. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembentukan karakter peduli
sosial mereka adalah diri sendiri (interen) dan dari pihak keluarga,
sekolah, teman sebaya, dan masyarakat (eksteren). Karakter peduli
sosial dapat dimiliki oleh siswa-siswi apabila mereka mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
melaksanakan tugas perkembangannya dengan baik dan mampu
melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik sesuai dengan
peranannya sebagai peserta didik. Selain itu terdapat pula dukungan
dari pihak eksternal yang semakin mengembangkan siswa-siswi
menjadi pribadi yang bertanggung jawab sesuai dengan peranannya.
Hal ini tersebut dikarenakan siswa-siswi di sekolah
tersebut telah memiliki pemahaman dasar akan peduli, solider, dan rela
berbagi dengan mereka yang lemah (melayani), miskin, menderita,
(jasmani-rohani) dan tersisih tanpa membeda-bedakan sebagai sesama
ciptaan Allah. Hal ini dapat terbentuk dengan sangat baik karena
lingkungan sekolah sangat mendukung terkait nilai karakter peduli
sosial sejak pertama kali siswa-siswi masuk sekolah tersebut. Pada
kategori ini seseorang dengan sangat baik memahami, merasakan,
meyakini, menanamkan dalam dirinya, dan mengaplikasikan bentuk
karakter peduli sosial dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2. Efektivitas Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan
Pendekatan Experiential Learning dengan Meningkatkan karakter
Peduli Sosial Tahun Ajaran 2014/2015
Berdasarkan tabel data Paired Samples Test di atas tampak
nilai Sig. (2-tailed) (0,112) > (0.05) dan nilai t hitung (1,632) < t tabel
(32;0.05) adalah 2.042, maka Ho ditolak. Jadi secara statistik
pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif
dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter
peduli sosial siswa kelas VIII A SMPNegeri 13 Yogyakarta sebelum
dan sesudah treatment tidak signifikan, artinya pendekatan
experiential learning tidak efektif untuk meningkatkan karakter peduli
sosial siswa kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran
2014/2015.
Depdiknas (2008:25) mengemukakan program bimbingan akan
berjalan secara efektif apabila didukung oleh semua pihak, dalam hal
ini khususnya para guru mata pelajaran atau wali kelas. Konselor atau
guru BK berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka
memperoleh informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar,
kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah siswa,
dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan
oleh guru mata pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Kemudian bimbingan klasikal kolaboratif dilengkapi dengan
pendekatatan experiential learning, dimana pendekatan experiential
learning adalah sebuah pendekatan dalam penyelengaraan bimbingan
kelompok, dengan menggunakan dinamika kelompok yang efektif.
Suatu dinamika kelompok dikatakan efektif ketika dapat
menghadirkan suasana kejiwaan yang sehat diantara peserta kegiatan,
meningkatkan spontanitas, munculnya perasaan positif (seperti senang,
rileks, gembira, menikmati, dan bangga), meningkatkan minat atau
gairah untuk lebih terlibat dalam proses kegiatan, memungkinkan
terjadinya katarsis, serta meningkatnya pengetahuan dan keterampilan
sosial. (Prayitno, dkk, 1998:90). Sejalan dengan pendapat Prayitno
tersebut peneliti menggunakan dinamika kelompok dengan permainan-
permainan yang mendukung topik bimbingan, sehingga peserta didik
dapat mengalami secara langsung, merefleksikan pengalaman dalam
berdinamika, dan merelevankan dengan pengamalan hidup sehari-hari
sebagai peserta didik yang peduli sosial serta memaknai nilai-nilai
yang dapat diambil untuk dipraktekkan dalam kehidupan nyata.
Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal
kolaboratif dengan pendekatan experiential learning, telah disusun
dalam tema besar yaitu, “Pendidikan Karakter Peduli Sosial sebagai
Peserta Didik” dengan tiga topik bimbingan yakni Aku Taat pada
Norma, Tertib Berlalu Lintas dan Senang Membantu OrangTua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential
learning ini merupakan model bimbingan yang dilakukan secara kerja
sama antara peneliti dengan konselor/guru BK dan mitra kolaboratif
dalam hal ini guru mata pelajaran dan wali kelas dengan tujuan untuk
membantu mengoptimalkan proses belajar siswa-siswi dalam
mengenal, memahami, dan menginternalisasikan nilai-nilai karakter
khususnya karakter peduli sosial sebagai peserta didik yang ditemukan
selama mengikuti pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
klasikal dengan pendekatan experiential learning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini dipaparkan kesimpulan, keterbatasan, dan saran
terhadap hasil penelitian
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dapat
disimpulkan menjadi dua hal yaitu:
1. Tingkat karakter peduli sosial siswa kelas VIII A SMP Negeri 13
Yogyakarta Tahun Ajaran 2014-2015 sebelum mendapatkan pendidikan
karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan
pendekatan experiential learning (pretest) pada tabel 4.1 dan grafik 4.1
menunjukkan bahwa:
a. Ada 18 (52,92%) siswa kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta
yang memiliki karakter peduli sosial pada kategori sangat tinggi.
b. Ada 15 (44,1%) siswa kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta yang
memiliki karakter peduli sosial pada kategori tinggi.
c. Ada 1 (2,94) siswa kelas VIII ASMP Negeri 13 Yogyakarta yang
memiliki karakter peduli sosial pada kategori sedang.
d. Tidak ada 0 (0%) siswa kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta
dalam yang memiliki karakter peduli sosial pada kategori rendah dan
sangat rendah.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang berada pada
kategori sangat tinggi belum sampai optimal atau hanya berada pada 18
(52,92
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tingkat karakter peduli sosial siswa kelas VIII A SMP Negeri 13
Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 sesudah mendapatkan pendidikan
karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan
pendekatan experiential learning (posttest) pada tabel 4.1 dan grafik 4.1
menunjukkan bahwa:
a. Ada 21 (61,76%) siswa kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta
yang memiliki karakter peduli sosial pada kategori sangat tinggi.
b. Ada 12 (35,29%) siswa kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta
yang memiliki karakter peduli sosial pada kategori tinggi.
c. Ada 1 (2,94%) siswa kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta yang
memiliki karakter peduli sosial pada kategori sedang.
d. tidak ada 0 (0%) siswa kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta
yang memiliki karakter peduli sosial pada kategori rendah, dan
sangat rendah.
2. Layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential
learning meningkatkan karakter peduli sosial siswa kelas VIII A SMP
Negeri 13 Yogyakarta tetapi secara statistika tidak signifikan artinya
tidak meningkatkan karakter penuli sosial. Tidak efektif di sini bahwa
karakter peduli sosial tidak mengubah peduli sosial di SMP Negeri 13
Yogyakarta khususnya kelas VIII A. Ketidak efektifan layanan ini,
dipengaruhi oleh faktor kolaborasi yang kurang baik dan faktor
pendekatan experiential learning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
B. Keterbatasan Penelitian Pelaksanaaan penelitian pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk
meningkatkan karakter peduli sosial siswa kelas VIII A di SMP Negeri 13
Yogyakarta Tahun Ajaran 2014-2015 telah dirancang secara konseptual,
sistematik dan prosedur bersama tim Stranas untuk mencapai tujuan yang
optimal. Akan tetapi, dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan-kekurangan
yang dapat diperbaiki dan ditingkatkan bagi peneliti selanjutnya. Yang menjadi
catatan evaluasi bagi peneliti meliputi:
1. Instrumen Penelitian
Alat instrumen yang digunakan dalam penelitian ini belum dilakukan
uji coba terlebih dahulu, sebelum digunakan sebagai alat untuk
memperoleh data. Sehingga hasil reliabilitas yang diperoleh termasuk
dalam kategori cukup.
2. Hasil Validasi siswa
Peneliti melakukan perbandingan hasil uji t dan hasil validasi siswa
dimana pada hasil uji t menunjukan bahwa tidak signifikan tingkat peduli
sosial di SMP Negeri 13 Yogyakarta sedangkan hasil validasi siswa
menunjukkan bahwa layanan ini efektif diberikan di SMP Negeri 13
Yogyakarta dengan kategorisasi sangat tinggi 25 (73,52%) dan kategori
Tinggi 9 (26,47). Penyebabnya adalah lingkungan sekolah yang kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
mendukung seperti kurang pekanya siswa akan kebersihan kelas dan tidak
peduli akan adanya guru yang memberikan layanan di depan kelas.
3. Pelaksanaan Layanan
Ketercapaian pelaksanaan layanan di SMP Negeri 13 Yogyakarta bagi
peneliti sudah cukup memuaskan, tapi adanya beberapa faktor yang
menjadi kendala adalah kurangnya koordinasi antara guru BK bersama
Kepala Sekolah serta lingkungan sekolah yang kurang mendukung seperti
siswa tidak peka akan kebersihan kelas saat layanan berlangsung bahkan
tidur didalam keals.
C. Saran
Beberapa saran yang dapat peneliti paparkan guna lebih
mengoptimalkan dan mengembangkan keefektivitasan layanan bimbingan untuk
meningkatkan pendidikan karakter sehingga dapat membantu peserta didik untuk
menginternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
1. Bagi Kepala Sekolah
Program pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning efektif untuk meningkatkan karakter
peduli sosial siswa, maka hal ini juga dimungkinkan dapat digunakan
untuk meningkatkan karakter-karakter yang lain sesuai kebutuhan siswa.
Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memberikan perhatian khusus dan
menggunakan pendekatan ini untuk membentuk karakter siswa secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
komperhensif dengan memberdayakan guru bimbingan dan konseling
berkolaborasi dengan guru-guru mata pelajaran. Dan memberikan
kebijakan untuk mendukung program-program yang akan dilaksanakan.
2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Pembimbing yang memilki kompeten untuk mengetahui kebutuhan-
kebutuhan pesera didik melalui need assessment akan membantu dalam
memberikan layanan bimbingan dengan topik layanan yang sesuai
kebutuhan dan sasaran yang akan diberi layanan. Penelitian ini diberikan
kepada siswa-siswi kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta, dimana
siswa-siswi tersebut tergolong kategori memiliki karakter peduli sosial
yang baik, dan program ini terbukti efektif. Maka bagi guru bimbingan
dan konseling dapat menggunakan pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning
pada siswa-siswi yang tergolong kategori rendah atau rendah sekali, untuk
meningkatkan karakter peduli sosial maupun karakter-karakter lain yang
dibutuhkan.
3. Bagi para Peneliti Lain
Peneliti lain diharapkan memperhatikan instrumen yang digunakan saat
penelitian, karena instrumen yang digunakan ketika penelitian
menentukan hasil penelitian yang nantinya akan diteliti. Peneliti lain
diharapkan untuk dapat mengembangkan kuesioner dan pemahaman akan
tempat penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Pustaka
Azwar, Saifuddin. 2009. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI.
Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati. (2001). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta AryH. Gunawan. (2000). Sosiologi Pendididkan.Jakarta: Rineka Cipta. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Dirjen Pendidikan Dasar. 2014.
Panduan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Buchari Alma, dkk. (2010). Pembelajaran Studi Sosial. Bandung: Alfabeta Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Elly M. Setiadi, Kama A. Hakam, Ridwan Effendi. (2012). Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar.Jakarta: Kencana Hurlock, E. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hera Lestari Malik, Agus Taufik & Puji Lestari Prianti. (2008). Pendidikan Anak
SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Husein Umar. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Raja GrafindoPersada. Kolb. 1984. Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and
Development. New Jersey: Prentice Hall. Kurniawan, syamsul. 2013. Pendidikan Karakter: Konsep dan implementasi secara
terpadu di lingkungan keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 623
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lickona Thomas.2012. Mendidik untuk Membentuk Karakter. Cetakan Ketiga :PT
Bumi Aksara. LN Yusuf.2015. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Cetakan
kelimabelas.Bandung:PR Remaja Rosdakarya Marcus J.Borg.1994 Kali Pertama Jumpa dengan Yesus Kembali.Jakarta:BPK
Gunung Mulia Mulyani Sumantri & Nana Syaodih.(2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Universitas Terbuka Maman Rachman.(1997). Manajemen Kelas. Semarang:Pendidikan Dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta:
Kanisiu
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Makrifah, Fanistika Lailatul & Wiryo Nuryono. 2014. Pengembangan Paket
Peminatan dalam Layanan Bimbingan Klasikal untuk Siswa di SMP. Jurnal BK, Vol. 04, No. 3, 1-8.
Nurgiyantoro, dkk. 2002. Statistik Terapan (Untuk Penelirian Ilmu-Ilmu Sosial).
Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Prayitno H dkk, 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, PT Rineka Cipta,
Cetakan Kedua September 2004 Prayitno, dkk. 1998. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar (Buku I).
Jakarta: Penebar Ak Fuad Ihsan. (2003). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pupuh Dkk. 2013. Pengembangan pendidikan karakter. Cetakan Kesatu.Bandung :PT Rafika Aditama. Rafika Aditama , cetakan pertama mei 2013 Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya). Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sunarto dan Hartono. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sukmadita, Nana Syaodih & Sunaryo Kartadinata. 2007. Bimbingan dan Konseling dalam Praktek. Bandung: Maestro.
Sinaga, J.D. 2013. Widya Dharma Jurnal Kependidikan. Efektivitas Program
Bimbingan Pribadi-Sosial Berbasis Experiential Learning Untuk Meningkatkan Karakter Humanis Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, Vol. 25, No.1, Oktober 2013.
Sundari Siti dkk, 2004. Perkembangan Anak dan Remaja.Cetakan Pertama : Rineka
Cipta. Supratikya. 2011. Merancang Program dan Modul Psikoedukai. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta Suciati. 2005. PEKERTI. Mengajar di Perguruan Tinggi. Buku 1.07. Taksonomi
Tujuan Instruksional. Jakarta: Pusat antar Universitas untuk peningkatan dan PengembanganAktivitas Instruksional Derektorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdiknas.
Fathurrohman Pupuh H dkk, .2013. Pengembangan Pendidikan Karakter : PT
Refika Aditama Suyanto. 2010. Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama,
Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP, Ditjenmandikdasmen.
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Winkel, WS., Hastuti, Sri. (2004) Bimbingan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abad
http://www.slideshare.net/wurdiyantiyulia/pendidikan-karakter-peduli-terhadap-
sesama
http://belajarpsikologi.com/pengertian‐remaja/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1
Tabel 3.7 Tabel Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Postest .125 34 .193 .965 34 .339
Pretest .160 34 .028 .946 34 .095
a. Lilliefors Significance Correction
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2
Tabel 4.2 Uji t Sampel Berpasangan Pretest dan Posttest Siswa Kelas
VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014-2015 Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair
1
pretest 66.2353 34 5.30899 .91048
postest 67.9706 34 4.78308 .82029
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3
Tabel 4.3 Uji t Sampel Berpasangan Pretest dan Posttest Siswa Kelas
VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014-2015
Paired Samples Test
Paired Differences
T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
pretest –
postest
-
1.7352
9
6.20024 1.06333 -3.89866 .42807 -1.632 33 .112
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4 Petunjuk pengisian:
1. Bacalah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan teliti
2. Isilah sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya
3. Tidak ada jawaban yang paling benar atau salah
4. Jawablah di lembar jawaban yang telah disediakan oleh pembimbing
1. Jika saya terlambat ke sekolah, yang saya lakukan adalah
a. Minta ijin kepada orang tua, supaya diijinkan tidak masuk sekolah
b. Saya membolos jam pertama agar tidak menggangu kelas tetapi masuk
pada jam kedua pada saat pergantian guru
c. Saya memilih absen saja supaya tidak dimarahi guru
d. Saya masuk kelas dan meminta maaf kepada guru yang telah masuk kelas
2. Perilaku mana yang menjunjung tinggi norma?
a. Siswa bermain hp saat mengendarai kendaraan
b. Setiap berangkat sekolah saya mencium tangan orang tua
c. Menghargai teman yang beda agama dengan saya
d. Menghargai pendapat orang lain walau dengan terpaksa
3. Apa yang kamu lakukan ketika melihat temanmu terjatuh?
a. Segera menolongnya meskipun tidak ada teman lain
b. Mengajak teman lain untuk membawa ke UKS
c. Membantunya berdiri lagi dan menanyakan keadaannya
d. Menanyakan keadaannya dan memperingatkan agar hati-hati
4. Apa yang kamu lakukan ketika melewati orang yang lebih tua, namun tidak
kamu kenal?
a. Memberi salam dan mengajaknya berkenalan
b. Mengucapkan kata “Permisi, maaf numpang lewat”, sambil
membungkuk
c. Saya akan membungkukkan badan dan mendahuluinya
d. Memberikan senyuman
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Ketika teman mu lain agama sedang berdoa, apa yang harus kamu lakukan
a. Menunggunya dengan tenang dan tidak ramai
b. Menegur teman yang ribut
c. Mematikan musik yang ribut
d. Meninggalkannya agar ia tenang berdoa
6. Ketika ada teman yang datang ke rumah, apa yang harus kita lakukan?
a. Dengan ramah mempersilahkannya untuk masuk kedalam ruang tamu
b. Mempersilakannya untuk segera dudukdi ruang tamu
c. Menyapa dengan senyum hangat dan mengajaknya ke kamar pribadi
d. Memberi salam yang santun dan hangat, serta mengajaknya ngobrol
sebentar di luar rumah
7. Apa yang kamu lakukan ketika terlambat ke sekolah?
a. Saya harus menerima segala resikonya
b. Saya meminta maaf dan ijin masuk kelas pada guru piket
c. Saya berjanji dalam hati untuk tidak akan mengulanginya lagi
d. Saya minta ijin kepada orangtua untuk tidak berangkat ke sekolah
8. Bagaimana sikap mu ketika berbicara dengan orang yang lebih tua?
a. Berbicara sedikit saja dengan bersikap ramah
b. Berbicara seperlunya dengan santun dan ramah
c. Berbicara dengan pelan dan keras karena dia sudah tua
d. Berbicara sedikit saja dan lebih banyak mendegarkan
9. Bagaimana sikap mu dalam mengutarakan pendapat?
a. Saya mengangkat tangan terlebih dahulu dan minta waktu yang cukup
untuk bicara
b. Berbicara sesedikit mungkin ketika sudah diberi waktu
c. Minta ijin, dan berbicara yang penting-penting dan seperlunya saja
d. Sesudah diijinkan, saya mengutarakan pendapat dengan baikdan santun
sesuai waktu yang diberikan
10. Apa yang kamu lakukan saat kamu bepergian jauh dengan menggunakan
motor?
a. Berkendaraan dengan menaati aturan rambu-rambu lalulintas
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Menjaga tubuh agar tetap sehat, pelan-pelan,dan berhati-hati ketika
berkendaraan
c. Pastikan bahwa saya dalam keadaan tidak ngantuk, dan melaju dengan
cepat agar cepat sampai tujuan
d. Beristirahat ketika sudah berasa capek dan selalu waspada di jalanan
11. Apa yang kamu lakukan saat kamu dibonceng temanmu yang ngebut di jalan?
a. Mengingatkan bahwa ngebut itu berbahaya
b. Memintanya untuk pelan, waspada dan hati-hati
c. Mengingatkan dengan nada yang keras dan ketakutan
d. Memintanya untuk berhenti, sehingga saya bisa turun dari kendaraan
12. Ban motor mu telah rusak (gundul), apa yang kamu lakukan?
a. Saya segera membawanya ke bengkeldan menanyakan perlu diganti atau
tidak
b. Terus menggunakan ban motor itu dan berharap akan baik-baik saja
c. Membeli dan mengganti ban motor yang baru
d. Masih menggunakannya dengan berhati-hati selalu saat mengendarai
motor di jalan raya
13. Bagaimana sikap mu saat sedang mengendarai motor di jalan?
a. Menaati segala peraturan tertib berlalu lintas
b. Ngebut di jalan, apabila jalanan sepi
c. Menggunakan hp saat mengendarai motor dengan pelan
d. Mengendarai kendaraan bermotor dengan pelan-pelan karena belum
punya SIM
14. Kewajiban saya sebagai warga negara yang taat peraturan saat mengendarai
kendaraan bermotor adalah....
a. Menggunakan helm dan sarung tangan saat mengendarai motor
b. Berhenti pada saat lampu merah menyala
c. Harus mempunyai SIM
d. Saya harus selalu pelan-pelan dan menghargai para pejalan kaki
15. Apa yang kamu lakukan bila kamu ditilang karena belum memiliki SIM?
a. Bersedia membayar uang sogok kepada polisi
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Bersedia datang menghadiri sidang pelanggaran
c. Saya melapor kepada orang tua bahwa saya ditilang oleh polisi
d. Berani mengakui kesalahan bahwa saya belum memiliki SIM dan
bersedia didenda
16. Melihat ibu sedang mencuci piring,yang harus saya lakukan adalah...
a. Menawarkan diri dengan berkata, “Sini Bu, saya saja yang cuci”
b. Membantu merapikan piring yang sudah dicuci
c. Membantu ibu membilas piring
d. Meletakkan piring kotor di tempat cucian
17. Ibu atau ayah saya jatuh sakit makayang harus saya lakukan adalah....
a. Mengantarkan kedokter
b. Mengingatkan ibu atau ayah untuk periksa ke dokter
c. Menyuapi ibu atau ayah makan
d. Menunggui dan menghibur ibu atau ayah yang lagi sakit
18. Jika saya melihat rumah dalam keadaan kotor yang saya lakukan adalah...
a. Saya segera membersihkan
b. Meminta tolong dengan sopan kepada orang lain untuk
membersihkannya
c. Dengan senang hati membersihkan
d. Saya menunggu perintah orangtua untuk membersihkannya
19. Ibu atau ayah meminta saya belanja di pasar, maka....
a. Dengan senang hati dan ikhlas saya segera pergi ke pasar
b. Pergi ke pasar dan membeli sesuai dengan yang diminta ibu atau ayah
c. Saya mau pergi belanja ke pasar setelah PR selesai
d. Saya mau pergi ke pasar dan meminta sisa uang belanja untuk uang saku
20. Cara yang saya lakukan untuk membantu orang tua saya adalah....
a. Membantu menyetrika baju apabila sudah menumpuk
b. Membantu membersihkan rumah setiap hari
c. Mau membantu orangtua apabila tidak ada tugas sekolah
d. Saya mencuci baju dan membersihkan kamar sendir
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5
TABULASI DATA PENELITIAN PRESTEST
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 4 4 3 1 1 4 4 1 4 1 3 1 2 4 1 1 3 4 2 4 522 4 4 4 1 1 2 4 3 3 2 4 4 4 3 1 2 4 4 4 1 593 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 1 4 2 4 3 4 3 694 4 3 2 4 1 4 4 4 1 2 4 4 4 3 1 4 4 3 4 4 645 4 3 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 3 706 4 4 3 4 2 3 3 3 1 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 647 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 1 3 4 4 668 4 3 3 4 2 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 699 4 3 3 4 3 3 3 1 4 2 4 4 4 2 3 3 4 1 3 3 611 0 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 1 3 4 1 681 1 4 4 3 4 2 4 4 4 1 4 2 2 4 3 4 2 4 3 3 4 651 2 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 721 3 4 4 3 4 4 4 3 4 1 4 4 2 4 2 4 4 4 3 3 4 691 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 1 3 4 4 701 5 2 2 3 1 1 4 4 3 1 4 4 4 4 2 1 4 4 3 4 3 581 6 1 3 3 4 2 4 4 4 1 4 1 1 1 2 3 4 4 4 2 4 561 7 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 721 8 4 4 4 4 2 4 4 4 1 2 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 691 9 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 3 4 1 672 0 4 4 3 4 2 4 3 3 1 4 3 2 4 1 3 4 4 3 4 1 612 1 4 4 3 4 4 4 4 2 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 712 2 4 4 4 4 2 4 4 4 1 2 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 682 3 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 2 3 4 4 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 4 4 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 3 702 5 4 4 3 4 2 4 1 4 1 4 2 2 4 3 4 2 4 3 4 4 632 6 4 3 3 4 2 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 682 7 4 4 3 2 2 4 3 3 1 4 3 2 4 1 3 4 4 3 4 1 592 8 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 3 732 9 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 3 4 4 3 1 4 4 3 4 4 703 0 4 2 4 4 2 4 4 4 1 2 3 2 4 3 4 4 4 3 4 3 653 1 4 4 2 4 2 4 4 3 1 1 3 4 4 4 4 4 3 3 4 1 633 2 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 753 3 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 3 2 1 1 4 3 643 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 72
131 119 106 122 83 131 124 121 75 108 119 112 130 93 110 119 117 106 124 102 2252
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6
TABULASI DATA PENELITIAN POSTTEST
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 4 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 72
2 4 4 3 4 2 4 4 3 2 4 3 1 3 3 1 2 4 3 4 4 62
3 4 3 3 1 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 70
4 4 2 4 4 2 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 71
5 4 3 3 4 2 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 72
6 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 77
7 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 76
8 4 3 3 4 2 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 67
9 4 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 2 4 3 4 4 69
10 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 2 4 3 4 2 4 3 1 1 64
11 4 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 3 4 4 70
12 4 4 3 4 2 3 4 2 4 2 3 4 4 1 4 4 4 4 3 3 66
13 4 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3 70
14 4 3 3 4 2 4 4 4 1 2 4 4 4 3 4 2 1 3 4 1 61
15 4 3 1 2 2 2 4 2 4 2 4 2 3 2 4 2 4 2 3 3 55
16 4 4 3 3 2 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 68
17 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18 4 3 4 3 2 4 2 4 4 2 4 2 3 3 4 2 1 3 3 4 61
19 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 74
20 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 2 4 1 4 4 1 3 3 1 61
21 4 3 3 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 3 1 4 3 4 69
22 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 72
23 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 2 70
24 4 3 3 4 2 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 68
25 4 4 3 4 2 3 4 4 1 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 2 67
26 4 3 3 4 2 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 70
27 4 3 3 4 1 4 2 4 1 4 3 4 4 3 4 2 4 3 2 4 63
28 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 73
29 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 3 4 1 68
30 4 3 4 4 2 4 4 4 4 2 3 2 4 3 4 4 1 4 4 1 65
31 4 4 1 4 2 4 4 3 3 4 3 2 4 1 3 4 3 4 4 1 62
32 4 3 3 4 2 4 4 4 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 67
33 4 4 3 4 1 3 4 4 3 4 4 2 4 3 4 1 4 4 4 4 68
34 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 1 4 3 4 4 71
136 113 106 127 81 126 129 128 100 110 127 110 133 103 130 106 111 113 123 99 2311
4,9 4 3,8 4,54 2,9 4,5 4,6 4,6 3,6 3,9 4,54 3,9 4,8 3,7 4,6 3,8 4 4 4,4 3,5 82,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7
No Keterangan1 Topik Aku Taat pada Norma2 Tugas
perkembangan Mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
3 Bidang bimbingan Pribadi‐Sosial4 Jenis layanan Bimbingan kelas/kelompok5 Fungsi Bimbingan Pemahaman dan pengembangan6 Sasaran Siswa SMP VIII7 Standar Kompetensi
Peserta didik dapat mengaplikasikan dan mempraktikkan ketaatannya pada norma yang berlaku
8 Kompetensi Dasar Peserta didik mampu memahami dan mengembangkan kemampuan untuk menaati norma yang berlaku
9 Indikator a. Siswa dapat mendefinisikan pengertian Taat pada Norma
b. Siswa dapat mengidentifikasi macam‐macam norma
c. Siswa dapat menyebutkan beberapa manfaat dari menaati norma
d. Mengidentifikasi karakteristik perilaku mentaati norma dari bahan‐bahan bimbingan yang diberikan
e. Siswa menunjukkan perilaku mentaati norma melalui pengalaman berdinamika kelompok
10 Materi a. Pengertian norma b. Macam‐macam norma c. Manfaat mematuhi norma d. Karakteristik perilaku siswa yang mentaati
norma
A. RANCANGAN PELAYANAN BIMBINGAN
AKU TAAT PADA NORMA
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Praktek perilaku mentati norma dalam berinteraksi dengan kelompok
11 Metode Tanya jawab, sharing, dan diskusi antar siswa, pemutaran video inspiratif
12 Waktu 2x40’13 Tempat Ruang Kelas atau aula 14 Media Alat tulis, kertas, LCD, laptop15 Mitra Kolaboratif Guru Mapel Agama dan PKn16 Prosedur Ikuti skenario layanan18 Rencana Tindak
Lanjut A. siswa diminta mewawancarai ortunya
tentang alasan‐alasan mengapa kita harus taat pada norma
B. mewawancarai 5 siswa yg sering melanggar norma dan bagaimana cara mengatasinya ?
19 Sumber Pustaka http://www.artikelsiana.com/2014/08/perngertian‐dan‐penjelasan‐norma.html#_ https://nurdinkhan.wordpress.com/2012/05/30/angket‐kedisiplinan‐siswa/ https://www.youtube.com/watch?v=A3Vrv2Gs76845 Tokoh inspiratif sebagai Media Pelayanan Bimbingan dan Konseling, Triyono, S.Pd. M.Pd
No Kegiatan Guru Siswa Durasi1 Salam dan
doa pembuka a. Membuka pertemuan
dengan memberi salam yang hangat dan bersamangat kepada siswa
b. Meminta dan mempersilakan salah satu siswa untuk memimpin doa pembuka
a. Menyambut salam dari guru dengan bersiap dan semangat untuk menerima materi bimbingan dari guru
b. Salah satu siswa diminta untuk memimpin doa pembuka
5’
2 Ice breaking Making melodies dan game Ketaatan (Menyeberang Sungai)
Memperhatikan dan bernyanyi sesuai dengan lagu Making Melodies dan game Ketaatan
5’
B. SKENARIO KEGIATAN PELAYANAN
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Menyeberang Sungai) 3 Self‐
Assessment /Kuesioner “Aku taat pada norma”
a. Membagikan lembar self‐assessment/ kuesioner Aku taat pada norma kepada seluruh siswa
b. Memberikan arahan dan penjelasan pengisianself‐assessment/kuesioner kepada siswa
a. Menerima lembarself‐assessment/kuesioner Aku taat pada norma kepada seluruh siswa
b. Mendengarkan arahan dan penjelasan pengisian self‐assessment/kuesioner dari guru
c. Mengisi lembar self‐assessment/ kuesioner Aku taat pada norma
5‘
3 Penjelasan materi
Menjelaskan materi “Aku Taat Pada Norma”, yaitu:
a. Siswa di minta untuk menyebutkan macam‐macam norma dalam kehidupan sehari‐hari
b. Memotivasi siswa untuk dapat menggali nilai‐nilai karakter dalam topik bimbingan Taat pada norma
c. Mendaftarkan kebiasaan‐kebiasaan menaati norma siswa dalam aktivitas pembelajaran siswa maupun dalam memecahkan masalah sehari‐hari di sekolah
Memperhatikan penjelasan materi “ Aku Taat Pada Norma ” yang diberikan oleh guru
10’
5 Dinamika kelompok
Mempersiapkan dan menjelaskan prosedur dinamika kelompok kepada siswa dengan topik aku taat
Memperhatikan dan mengikuti arahan guru dalam dinamika kelompok Melaksanakan dinamika
20’
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada norma. kelompok 6 Refleksi
dinamika kelompok
Memandu siswa untuk merefleksikan nilai‐nilai karakter yang termuat dalam pengalaman dinamika kelompok
Merefleksikan dinamikakelompok yang telah dilakukan bersama‐sama
5’
7 Sharingdinamika kelompok
Mempersilakan dan meminta siwa untuk men‐sharing‐kan apa yang telah siswa refleksikan mengenai pengalaman berdinamika kelompok
Men‐sharing‐kan apa yang telah direfleksikan mengenai dinamka kelompok
5’
8 Menonton video inspiratif
Guru mengajak siswa untuk menonton video singkat bermuatan karakter menjunjung norma sosial.
Menyaksikan video inspiratif siswa menjawab pertanyaan‐pertanyaan refleksi atau isi muatan karakter video tersebut
5‘
9 Percikankisah inspiratif
Memberikan arahan danmempersilakan siswa membaca percikan kisah inspiratif
Membaca dan menggali nilai‐nilai karakter yang termuat dalam isi percikan kisah inspiratif inspiratif
5‘
10 Refleksi individu dan sharing singkat sebagai arah menuju kesimpulan
a. Memberikan pertanyaan refleksi pada siswa mengenai manfaat yang didapat dari keseluruhan kegiatan bimbingan
b. Memberi waktu kepada siswa untuk menjawab pertanyaan refleksi
c. Mempersilahkan dan meminta siswa untuk
a. Menjawab pertanyaan mengenai hikmah yang didapat dari keseluruhan kegiatan bimbingan
b. Men‐sharing‐kan hasil refleksi dirinya
10‘
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
men‐sharing‐kan hasil refleksi dirinya
11 Penutup Kesimpulan
Memberikan penegasan mengenai materi dan memberikan dukungan serta meyakinkan siswa agar selalu menaati norma yang berlaku demi keselamatan diri dan orang lain. Memberi salam penutup pada siswa
a. Mencamkan pesan‐pesan guru pembimbing bagar selalu mentaati norma yang berlaku dalam kehidupan
b. Menyambut salam dari guru dengan bersemangat
5’
C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK
MENYEBERANG SUNGAI
Tujuan Permainan: 1. Mengenalkan kepada siswa tentang pentingnya taat pada norma 2. Siswa diharapkan untuk saling menghargai satu sama lain 3. Siswa diharapkan untuk menerapkan norma pada kehidupan sehari‐
harinya 4. Siswa diharapkan untuk saling mendengarkan dan menghargai pendapat
temannya
Bahan : Potongan Kardus, Karpet sebagai padding, Alat pijakan kaki
Prosedur :
1. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota yang
sama
2. Fasilitator membagi potongan kardus sesuai jumlah anggota kelompok di
tambah 1 buah padding ekstra
3. Tugas masing‐masing kelompok adalah bergerak dari titik START sampai
FINISH secepat mungkin dan jarak antara kedua titik itu diumpamakan
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebagai sungai yang aliran airnya sangat deras. Peserta hanya bisa berdiri
di atas padding yang diibaratkan sebagai perahu
4. Setelah seluruh anggota kelompok berdiri di atas paddingnya masing‐
masing, maka tersisa satu padding ekstra di belakang di belakang peserta
terakhi. Tigas peserta terakhir adalah mengambil padding tersebut
kemudian mengoperkannya kedepan sampai peserta pertama bisa
menggunakannya sebagai pijakan di depannya.
5. Padding harus tetap diinjak atau di pegang oleh peserta ketika diletakan
di tanah agar tidak terbawa arus sungai. Jika ada peserta yang lalai atau
tidak memegang atau menginjak padding, fasilitator dipersilakan
mengambilnya sehingga perjalanan kelompok tersebut semakin susah.
D. HAND OUT/MATERI 1. Pengertian Norma
Norma adalah aturan, yang mengandung nilai tertentu yang harus dipatuhi masyarakat dalam berbuat dan bertingkah laku sehingga terbentuk masyarakat yang tertib, teratur dan aman.
2. Macam‐macam norma a. Norma agama/religi,yaitu peraturan hidup yang berasal dari Tuhan (Allah
) yang diberlakukan bagi manusia ciptaan‐nya melalui perantara utusan‐
nya
b. Norma adat/ kesopanan yaitu norma yang timbul dari kebiasaan
pergaulan sehari‐hari untuk suatu daerah tertentu. Misalnya, orang yang
lebih muda harus menghormati yang tua, memberikan tempat duduk,
cara bersalaman dan lain‐lain
c. Norma hukum yaitu norma peraturan yang timbul dari hukum yang
berlaku. Norma hukum bertujuan untuk mengatur kepentingan manusia
dalam masyarakat agar memperoleh kehidupan yang tertib.
3. Kegunaan norma
Norma memiliki kegunaan disetiap kita berada, kegunaan norma adalah
sebagai berikut:
a. Sebagai pedoman atau panduan berbuat dan bertingkah laku
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. sebagai tola ukur dalam mengevaluasi perbuatan seseorang dalam bertingkah laku.
4. Manfaat taat pada norma a. lebih bisa menghargai diri sendiri b. membut kita paham mana yang baik dan mana yang buruk c. mengerti akan arti sebuah kesalahan d. kita bisa menjaga diri kita dari hal hal yang tidak baik e. tidak mudah terjerumus di dalam masalah masalah hukum dan negara
karena kita menaati norma E. PERCIKAN INSPIRASI
PENGGOSIP Di sebuah desa kecil, tinggallah seorang pria yang tiap harinya gemar
menggosip, dia selalu saja menggosipkan tetangga‐tetangganya meskipun dia tak mengenal siapa mereka. Namun karena ingin berubah, suatu hari dia mendatangi seorang tua bijak untuk meminta saran. Pria bijak ini memerintahkannya untuk membeli ayam segar di pasar dan membawakan untuknya sesegera mungkin. Dan ayam itu harus ia cabuti bulu‐bulunya sementara ia berlari, tak boleh sehelai bulu pun tersisa. Si penggosip ini menuruti semua, dia mencabuti bulu‐bulu ayam sementara ia berlari kembali ke rumah pria bijak itu.
Sesampainya disana ia menyerahkan ayam tersebut, namun pria bijak lagi‐lagi memintanya untuk pergi mengumpulkan semua helai bulu yang sudah dia cabuti dan membawanya kembali. Si penggosip ini tentu saja protes, hal itu tidak masuk akal untuk dilakukan. Angin pasti sudah menerbangkan bulu ayam itu ke segala penjuru dan dia takkan pernah bisa mengumpulkannya lagi. Pria bijak kembali berkata, "Hal itu benar. Dan begitu pulalah halnya dengan gosip. satu gosip dapat terbang ke segala sudut, lalu bagaimana kamu akan mengembalikannya? Jadi sebaiknya jangan pernah memulainya dari awal." Tokoh Inspiratif
Nick Vujicic lahir di sebuah rumah sakit di Kota Melbourne, Australia pada 4 Desember 1982. Orang tua Nick sangat terkejut ketika mendapati putra mereka lahir tanpa dua lengan dan dua kaki. Menurut dokter yang menanganginya, Nick menderita penyakit Tetra‐amelia yang sangat langka. Kondisi ini membuat ayah Nick (seorang pemuka agama dan programmer komputer) dan ibu Nick (seorang perawat) bertanya‐tanya dalam hati, kesalahan apa yang telah mereka perbuat hingga melahirkan putra tanpa lengan.
Meskipun mengalami cacat tubuh, Nick tetap tumbuh kuat, sehat, dan ceria sama seperti anak‐anak lainnya. Nick kecil terlihat begitu tampan serta menggemaskan, matatanya sangat indah. Maka lambat
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
laun kedua orang tuanya mulai bisa menerima dirinya, mensyukuri keberadaannya, dan segera mengajarinya untuk hidup mandiri.
Nick memiliki sebuah telapak kaki kecil di dekat pinggul kirinya. Sang ayah membimbingnya untuk berdiri, menyeimbangkan tubuh, dan berenang sejak usia18 bulan. Menginjak usia 6 tahun, Nick mulai belajar menggunakan jari‐jari kakinya untuk menulis, mengambil barang, dan mengetik. Kini, Nick menyebut telapak kakinya yang berharga itu sebagai “my chicken drumstick.”
Ibu Nick memasukkan putranya ke sekolah biasa. Nick menyadari bahwa dirinya sangat berbeda dengan anak‐anak lainnya. Ia juga mengalami berbagai penolakan, ejekan, dan gertakan dari teman‐teman sekolahnya. Hal ini membuatnya begitu sedih dan putus asa. Pada usia 8 tahun, Nick sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Namun, kasih dan dukungan orangtuanya, serta hiburan dari para sahabatnya, mampu membuat Nick menyingkirkan pikiran negatif tersebut.
Untuk meraih mimpinya, Nick belajar dengan giat. Otak yang cerdas membantunya untuk meraih gelar Sarjana bidang Ekonomi Akuntansi dan Perencanaan Keuangan pada usia 21 tahun. Setelah itu, ia mengembangkan lembaga non‐profit ‘Life Without Limbs’ (Hidup Tanpa Anggota‐Anggota Tubuh), yang Ia dirikan pada usia 17 tahun.
Kini, Nick Vujicic adalah seorang motivator dan pembicara internasional yang sangat gemilang. Ia sudah berkeliling ke lebih dari 24 negara di empat benua (termasuk Indonesia), untuk memotivasi lebih dari 2 juta orang, khususnya kaum muda. Berkali‐kali, ia diwawancarai oleh stasiun televisi dengan jangkauan internasional, seperti ABC (pada 28 Maret 2008). Produknya yang terkenal adalah DVD motivasi “Life’s Greater Purpose”, “No Arms, No Legs, No Worries”, serta film “The Butterfly Circus.
Sumber: 45 Tokoh Inspiratif, Triyono, S.Pd, M.Pd.
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. KIBAR
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. EVALUASI
Guru boleh memilih beberapa pertanyaan yang sesuai diantara daftar berikut! 1. Panduan Pertanyaan Kegiatan No KEGIATAN PERTANYAAN 1. Setelah menonton video 1. Setelah menonton video, apa isi
dari video tersebut? 2. Apakah sudah terlihat norma
sosial dalam video singkat tadi? 3. Bentuk norma sosial apa yang
sudah tampak dalam video ini 2. Setelah bermain “ketaatan
(Menyeberang Sungai)” 1. Setelah bermain, bagaimana
perasaan kalian? 2. Apakah ada teman kelompok
yang melanggar prosedur permainannya?
3. Apakah kalian sudah dapat saling mendengarkan dan menghargai satu dengan yang lain?
4. Apa makna dari permainan ini? 3. Setelah menyimak cerita 1. Apa isi dari cerita tersebut?
2. Apa yang kamu dapatkan setelah membaca cerita tersebut
2. Refleksi
PERNYATAAN HASIL BELAJAR Setelah saya mengikuti kegiatan bimbingan hari ini, saya menjadi tahu bahwa: ........................................................................................................................................................................................................................................................................................................ NIATKU
Setelah saya mengikuti bimbinga ndengan tema “Aku Taat pada Norma” saya
berniat untuk atau saya akan:
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
H. PESAN MORAL
Kita mungkin akan meneyelam lebih dalam kedasar lautan, maka persiapkan kakimu untuk mengayuh lebih kuat dan mengela nafas lebih lama karena mutiara yang kita cari ternyata tidak perna ada di laut dangkal
Tuhan sering menggunakan pengalaman‐pengalaman pahit untuk menjadikan kita pribadi yang lebih kuat
Jika kamu ditolak, TERIMA. Jika kamu merasa tidak dicintai, LEPASKAN Jika mereka memilih seseorang atau sesuatu dari pada kamu, CARI YANG LAIN INGAT. ‘’Dalam setiap PENOLAKAN ada PENERIMAAN dari seseorang yang jauh lebih baik..’’
Orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masalalu, orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan.
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NO KETERANGAN
1 Topik Tertib Lalu Lintas2 Tugas perkembangan Mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab3 Bidang bimbingan Pribadi‐Sosial4 Jenis layanan Bimbingan kelas/kelompok5 Fungsi Bimbingan Pemahaman dan pengembangan 6 Sasaran Siswa SMP VIII7 Standar Kompetensi Peserta didik dapat mengaplikasikan dan mempraktikkan
cara berlalu lintas yang baik 8 Kompetensi Dasar Peserta didik mampu memahami dan mengembangkan
kemampuan mematuhi peraturan lalu lintas 9 Indikator a. Siswa dapat mendefinisikan pengertian tata tertib lalu
lintas b. Siswa dapat menyebutkan beberapa manfaat dari
mematuhi tata tertib lalu lintas c. Mengidentifikasi karakteristik perilaku tertib berlalu
lintas dari bahan‐bahan layanan yang diberikan d. Siswa dapat menunjukan perilaku yang tepat dalam
berlalulintas 10 Materi a. Peraturan tata tertib lalu lintas
b. Manfaat mematuhi tata tertib lalu lintas c. Mengkritisi pengalaman tokoh inspiratif d. Penggalian nilai‐nilai karakter
11 Metode Tanya jawab, sharing, dan diskusi antar siswa, menonton video pendek.
12 Waktu 2x40’13 Tempat Ruang Kelas/aula 14 Media Alat tulis, kertas, LCD, laptop15 Mitra Kolaboratif Guru Mapel PKn, Bahasa Indonesia.
TERTIB LALU LINTAS
A. RANCANGAN PELAYANAN BIMBINGAN
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16 Prosedur Ikuti skenario layanan18 Rencana Tindak Lanjut a. Siswa dapat mewawancarai polisi/pihak yang berwajib
tentang alasan mengapa kita harus tertib dalam berlalulintas
b. Siswa diminta untuk mewawancarai 2 orang temannya yang sering melanggaran peraturan lalu lintas dan cara mengatasinya
19 Sumber Pustaka Kasno dan Sa’adon. 2010. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Yudhistira http://disiplinlalulintas.blogspot.com/ http://artikel.okeschool.com/artikel/lainnya/462/penjelasan‐tata‐tertib‐lalu‐lintas.html
NO KEGIATAN GURU SISWA DURASI
1 Salam dan doa pembuka
a. Membuka pertemuandengan memberisalam yang hangat dan bersamangat kepada siswa
b. Meminta dan mempersilahkan salah satu siswa untuk memimpin doa pembuka
a. Menyambut salam dariguru dengan bersiap dan semangat untuk menerima materi bimbingan dari guru
b. Alah satu siswa diminta untuk memimpin doa pembuka
5’
2 Ice breaking Menyanyikan lagu tertib lalulintas dan menari bersama
Memperhatikan danbernyanyi dan menri sesuai dengan lagu tertib lalulintas
5’
3 Self‐Assessment /Kuesioner “ Tertib Lalu lintas”
a. Membagikanlembarself‐assessment/ kuesionerTertib lalu lintaskepadaseluruhsiswa
b. Memberikan arahan dan penjelasan
a. Menerimalembar self‐assessment/kuesionerTertib lalu lintas kepada seluruh siswa
b. Mendengarkan arahan dan penjelasan pengisian self‐
5‘
B. SKENARIO KEGIATAN LAYANAN
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengisian self‐assessment/kuesionerkepada siswa
assessment/kuesionerdari guru
c. Mengisi lembar self‐assessment/ kuesioner tertib lalu lintas
4 Penjelasan materi Menjelaskanmateri “Tertib Lalu Lintas”, yaitu: a. Siswa dapat
menyebutkan pengertian dari Tertib berlalulintas
b. Siswa dapat menyebutkan manfaat dari Taat pada norma
Memperhatikan penjelasan materi “Tertib Lalu Lintas” yang diberikan oleh guru.
10’
5 Dinamika kelompok
Siswa mengelompokan diri menjadi beberapa kelompok dengan ketentuan setiap kelompok 5 orang, mulai menempelkan lambang‐lambang tertib berlalulintas pada ketas yang sudah disiapkan
Memperhatikan danmengikuti arahan guru dalam dinamika kelompok
20’
6 Refleksi dinamika kelompok
Mengarahkan siswauntuk berefleksi mengenai dinamika kelompok yang telah dilakukan bersama‐sama.
Merefleksikan dinamikakelompok yang telah dilakukan bersama‐sama.
5’
7 Sharing dinamika kelompok
Memandu siswa untuk merefleksikan nilai‐nilai karakter yang terkandung dalam pengalaman dinamika kelompok
Mereflekiskan dinamika kelompok setelah dilakukan secara bersama‐sama
5’
8 Menonton video Guru mengajak siswa Menyaksikan video 5‘
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
inspiratif untuk menonton video inspiratif.
inspiratif. Siswa menjawab pertanyaan‐pertanyaan refleksi atau isi muatan karakter video tersebut
9 Percikan dan kisah inspiratif
Memberikan arahan danmempersilakan siswa membaca percikan dan kisah inspiratif.
Membaca dan mengamatisecara mendalam isi dan makna dari percikan serta kisah inspiratif.
5‘
10 Refleksi dan sharing singkat sebagai arah menuju kesimpulan
a. Memberikanpertanyaan refleksi pada siswa mengenai manfaat yang didapat dari keseluruhan kegiatan bimbingan
b. Memberi waktu kepada siswa untuk menjawab pertanyaan refleksi
c. Mempersilahkan dan meminta siswa untuk men‐sharing‐kan hasil refleksi dirinya
a. Menjawab pertanyaanmengenai manfaat yang didapat dari keseluruhan kegiatan bimbingan
b. Men‐sharing‐kan hasil refleksi dirinya
10‘
11 Penutup Kesimpulan
Memberikan peneguhan mengenai materi dan memberikan dukungan serta meyakinkan siswa agar selalu tertib berlalu lintas yang berlaku demi keselamatan diri dan orang lain. Memberi salam penutup pada siswa
a. Menghayati pesan‐pesan guru pembimbing agar selalu mentaati norma yang berlaku dalam kehidupan
b. Menyambut salam dari guru dengan bersemangat
5’
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. DESKRIPSI DINAMIKA
Tujuan permainan
1. Mengenalkan kepada siswa akan pentingnya berlalulintas
2. Siswa diharapkan untuk menegenali tanta‐tanda/ larangan dalam berlalu
lintas
3. Siswa diharapkan untuk menerapkan tertib berlalu lintas dalam kehidupan
sehari‐hari
4. Agar siswa mampu mematuhi tata tertib berlalu lintas
Bahan : Amplop, lem/selotip, kertas manila, gambar peraturan berlalu
lintas
Prosedur :
1. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota yang
sama
2. Fasilitator memegang 4 amplop yang berisi gambar‐gambar tertib
berlalulintas
3. Tugas masing‐masing kelompok adalah mengutus satu perwakilan untuk
mengambil amplop dari tangan fasilitator
4. Semua peserta kembali ke kelompoknya masing‐masing dan mulai
menempelkan gambar‐gambar tertib berlalulintas pada kertas manila yang
sudah dibagikan.
Sumber: Sebastianus Armedy Mario Universitas Sanata Dharma
D. HAND OUT/MATERI
1. Pengertian lalu lintas
Manusia adalah makhluk sosial dan pasti butuh berhubungan dengan
orang lain. Hubungan antar manusia bisa dikemukakan bahwa manusia
berinteraksi dengan manusia lain. Di dalam berinteraksi manusia tentu
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berpindah tempat dari satu tempat ke tempat yang lain. Kemudian muncullah
istilah “Transportasi” yaitu perpindahan manusia atau barang dari suatu tempat
ke tempat yang lain dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan
manusia atau mesin. Seiring perkembangan zaman manusia dapat menciptakan
kendaraan bermotor untuk memudahkan manusia dalam bertransportasi.
Dalam bertransportasi kemudian dikenal istilah “Lalu Lintas”. Di dalam
Undang‐Undang No. 22 Tahun 2009 Lalu Lintas didefinisikan sebagai gerak
kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan. Jadi pergerakan kita dari suatu
tempat ke tempat tujuan dengan menggunakan alat transportasi melalui ruang
jalan bisa dikatakan sebagai lalu lintas.
2. Hubungan antara etika dengan berkendara di jalan raya.
Dalam penggunaan fasilitas jalan tidak sendirian, namun bersama dengan
banyak orang karena kita hidup bermasyarakat. Cakupan masyarakat tentu
sangat luas, dan pasti memiliki pemikiran yang berbeda‐beda dan cenderung
memikirkan kepentingannya masing‐masing. Tanpa adanya Etika Berlalu Lintas
mungkin kita tidak bisa membayangkan, pasti sering terjadi kecelakaan di jalan
raya. Kejadfian ini disebabkan kurangnya tenggang rasa antar pengguna jalan,
pengemudi cenderung egois ingin cepat sampai. Jika ini dibiarkan terus‐menerus
maka angka kecelakaan akan semakin meningkat. Oleh karena itu perlua danya
pemahaman dan pelaksanaan Etika Berlalu Lintas.
Etika Berlalu Lintas yaitu pedoman sikap atau aturan yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia lain di dalam berlalu lintas. Etika tidak hanya
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari‐hari saja, namun etika juga sangat
penting diterapkan dalan berlalu lintas. Prinsi petika yang diterapkan yang
diterapkan dalam kehidupan sehari‐hari dengan etika berlalulintas hampir sama
yaitu tenggang rasa dan saling menghargai. Dalam berlalu lintas kita harus
tenggang rasa dengan pengguna jalan lain dan jangan mementingkan egois.
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Manfaat dan tujuandibuatEtikaBerlaluLintasantaralain
a. Dapat mengatur individu dalam menggunakan jalan sehingga tidak
seenaknya sendiri.
b. Tercipta kelancaran, keteraturan, keselamatan, serta ketertiban.
c. Dapat mengurangi angka kecelakaan.
4. Persyaratan yang harus di lengkapi dalam berlalu lintas
a. STNK
b. SIM
c. Penggunaan HELM
d. Kelengkapan kendaraan
e. Penggunaan sabuk pengaman
f. Kelengkapan teknis
E. PERCIKAN INSPIRASI
Mengajarkan sopan santun berlalu lintas sejak dini memang sangat perlu,
tetapi yang sangat perlu diatasi adalah perilaku pengguna jalan raya pada saat
ini, termasuk juga pejalan kaki.
Inilahkenapamembangunbudayadisiplinberlalulintasharusdimulaidengansatucata
tanbesar, hukumharusdiberigigi.
Artinya,dimampukan untuk berani menggigit tanpa pandang bulu.
Percayalah, disiplin merupakan sarana untuk menyelesaikan semua masalah
kehidupan.
Berdisiplin berarti orang memikul tiga pokok nilai kehidupan: Menerima
tanggung jawab, menjunjung tinggi kebenaran, dan menunda kepuasan. Upaya
menegakkan disiplin berlalu lintas menjadi sangat penting lantaran seperti kata
orang bijak, budaya suatu bangsa dapat dilihat dari cara mereka berlalu lintas.
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. EVALUASI
Guru boleh memilih beberapa pertanyaan yang sesuai diantara daftar berikut! 1. Panduan Pertanyaan Kegiatan No KEGIATAN PERYANYAAN
1. Setelah menonton video 1. Setelah menonton video, apa isi video tersebut?
2. Apakah pengemudi kendaraan sudah mematuhi peraturan berlalulintas?
2. Setelah berdinamika kelompok menempel lambang terib berlalulintas
1. Setelah bermain, bagaimana perasaan kalian?
2. Apakah ada teman kelompok yang melanggar prosedur permainana?
3. Apakah kalin sudah saling mendengarkan satu dengan yang lainnya?
4. Apa makna dari permainan ini? 2. Refleksi
PERNYATAAN HASIL BELAJAR Setelah saya mengikuti kegiatan bimbingan hari ini, saya menjadi tahu bahwa:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................
NIATKU
Setelah aku mengikuti bimbingan dengan tema “Tertib Berlalu Lintas” aku
berniat untuk atau aku akan:
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
AKU SENANG MEMBANTU ORANG
NO KETERANGAN
1 Topik Membantu Orang Tua itu Menyenangkan 2 Tugas perkembangan Mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab3 Bidang bimbingan Bimbingan Karier4 Jenis layanan Bimbingan kelas/kelompok5 Fungsi Bimbingan Pemahaman dan pengembangan 6 Sasaran Siswa SMP VIII7 Standar Kompetensi Peserta didik dapat mengaplikasikan dan melatih diri
untuk lebih baik dalam mengerjakan sesuatu 8 Kompetensi Dasar Peserta didik mampuuntuk membantu pekerjaan orang
tua sehari‐hari di rumah 9 Indikator a. Siswa dapat mendefinisikan pengertian
Membantu Orang Tua b. Siswa dapat menyebutkan beberapa manfaat dari
Membantu Orang Tua c. Siswa dapat menyebutkan beberapa
pekerjaanorang tua di rumah yang dapat mereka lakukan
d. Siswa dapat menunjukan perilaku yang tepat dalam Membantu Orang Tua
10 Materi a. Pengertian Membantu Orang Tua b. Manfaat Membantu Orang Tua c. Pekerjaan rumah yang harus dikerjakan d. Mengkritisi pengalaman tokoh inspiratif e. Penggalian nilai‐nilai karakter
11 Metode Tanya jawab, sharing, dan diskusi antar siswa, menonton video
12 Waktu 2x40 menit13 Tempat Ruang Kelas/aula 14 Media Alat tulis, kertas, LCD, laptop15 Mitra Kolaboratif Guru Mapel PKn, Bahasa Indonesia.
A. RANCANGAN PELAYANAN BIMBINGAN
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16 Prosedur Ikuti skenario layanan18 Rencana Tindak Lanjut a. Siswa dapat mewawancarai OrangTua mereka
masing‐masing b. Siswa diminta mewawancarai dua orang
temannya, terkait pentingnya membantu orang tua
19 Sumber Pustaka http://dedi‐smk.blogspot.com/2013/06/manfaat‐membantu‐orang‐tua.html
NO KEGIATAN GURU SISWA DURASI
1 Salam dan doa pembuka
a. Membuka pertemuandengan member salam yang hangat dan bersemangat kepada siswa
b. Meminta dan mempersilahkan salah satu siswa untuk memimpin doa pembuka
a. Menyambut salam dari guru dengan bersiap dan semangat untuk menerima materi bimbingan dari guru
b. Salah satu siswa diminta untuk memimpin doa pembuka
5’
2 Ice breaking Tepuk kupu‐kupu dan menari bersama
Memperhatikan dan mengikuti arahan dari guru
5’
3 Self‐Assessment /Kuesioner “ Aku Senang Membantu OrangTua Ku”
a. Membagikanlembarself‐assessment/ kuesioner Aku Senang Membantu OrangTua Ku kepada seluruh siswa
b. Memberikan arahan dan penjelasan pengisian self‐assessment/kuesionerkepadasiswa
a. Menerima lembar self‐assessment/kuesionerAku Senang Membantu Orang Tua Ku kepada seluruh siswa
b. Mendengarkan arahan dan penjelasan pengisian self‐assessment/kuesionerdari guru
c. Mengis ile mbar self‐assessment/ kuesioner
5‘
B. SKENARIO KEGIATAN LAYANAN
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aku Senang Membantu Orang Tua Ku
4 Penjelasan materi Menjelaskan materi “Aku Senang Membantu Orang Tua Ku”, yaitu: a. Siswa dapat
menyebutkan pengertian dari Senang Membantu Orang Tua
b. Siswa dapat menyebutkan manfaat dari Membantu Orang Tua
c. Pekerjaan rumah yang harus dikerjakan
Memperhatikan penjelasan materi “Aku Senang Membantu Orang Tua Ku” yang diberikanoleh guru.
10’
5 Dinamika kelompok
Siswa mengelompokan diri menjadi beberapa kelompok dengan ketentuan setiap kelompok 5 orang,
Memperhatikan danmengikuti arahan guru dalam dinamika kelompok
20’
6 Refleksi dinamika kelompok
Mengarahkan siswauntuk berefleksi mengenai dinamika kelompok yang telah dilakukan bersama‐sama.
Merefleksikan dinamikakelompok yang telah dilakukan bersama‐sama.
5’
7 Sharing dinamika kelompok
Memandu siswa untuk merefleksikan nilai‐nilai karakter yang terkandung dalam pengalaman dinamika kelompok
Mereflekiskan dinamika kelompok setelah dilakukan secara bersama‐sama
5’
8 Menonton video inspiratif
Guru mengajak siswa untuk menonton video inspiratif.
Menyaksikan video inspiratif. Siswa menjawab
5‘
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pertanyaan‐pertanyaan refleksi atau isi muatan karakter video tersebut
9 Percikan dan kisah inspiratif
Memberikan arahan danmempersilakan siswa membaca percikan dan kisah inspiratif.
Membaca dan mengamatisecara mendalam isi dan makna dari percikan serta kisah inspiratif.
5‘
10 Refleksi dan sharing singkat sebagai arah menuju kesimpulan
a. Memberikanpertanyaan refleksi pada siswa mengenai manfaat yang didapat dari keseluruhan kegiatan bimbingan
b. Memberi waktu kepada siswa untuk menjawa pertanyaan refleksi
c. Mempersilahkan dan meminta siswa untuk men‐sharing‐kan hasil refleks idirinya
a. Menjawab pertanyaanmengenai manfaat yang didapat dari keseluruhan kegiatan bimbingan
b. Men‐sharing‐kan hasil refleksi dirinya
10‘
11 Penutup Kesimpulan
Memberikan peneguhan mengenai materi dan memberikan dukungan serta meyakinkan siswa agar selalu tertib berlalu lintas yang berlaku demi keselamatan diri dan orang lain. Memberi salam penutup pada siswa
c. Menghayati pesan‐pesan guru pembimbing agar selalu mentaati norma yang berlaku dalam kehidupan
d. Menyambut salam dari guru dengan bersemangat
5’
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK
Tujuan permainan
5. Mengenalkan kepada siswabemacam‐macam pekerjaan rumah
6. Siswa diharapkan untuk dapa membantu pekerjaan orang tuanya
7. Siswa diharapkan untuk menerapkan macam‐macam pekerjaan rumah
dalam kehidupan sehari‐hari
Bahan : Amplop, lem/selotip, kertas manila, gambar pekerjaan Rumah
Prosedur :
5. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota yang
sama
6. Fasilitator memegang 4 amplop yang berisi gambar‐gambar Pekerjaan
Rumah
7. Tugas masing‐masing kelompok adalah mengutus satu perwakilan untuk
mengambil amplop dari tangan fasilitator
8. Semua peserta kembali ke kelompoknya masing‐masing dan mulai
menempelkan gambar‐gambar Pekerjaan Rumah pada kertas manila yang
suda dibagikan.
Sumber: Sebastianus Armedy Mario Universitas Sanata Dharma
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Pengertian Aku Senang Membantu Orang Tua Ku
D. HAND OUT/MATERI
Aku Senang Membantu Orang Tua Ku adalah: Suatu pekerjaan yang
terpujih dan dapat meringankan beban dari orang tua. Pasti kamu sudah di
latih oleh orangtuamu untuk mengerjakan beberapa pekerjaan di rumah.
Meskipun tugas‐tugas yang dilakukan seringkali tidaklah mencapai hasil
yang sempurna, namun dengan tekun berlatih melakukan pekerjaan‐
pekerjaan yang sederhana, kamu pasti akan semakin terampil. Peran orang
tua disini yaitu melatih anak untuk terbiasa melakukan tugas yang ada di
rumah.
Adapun tugas‐tugas yang dapat kamu lakukan di rumah antara lain ialah:
Mengepel lantai, Membersihkan meja belajar, Membereskan tempat tidur,
Mengelap kaca, Mengelap piring, Membereskan mainan, Membuang
sampah, menyapu lantai, mencuci
2. Manfaat dari membantu Orang Tua
a. Memunculkan suasana gembira.
b. Menjalin kedekatan dengan orangtua.
c. Melatih kebersihan dan kerapihan.
d. Melatih kemandirian.
E. PERCIKAN INSPIRASI
Dahulu kala di sebuah kolam yan luas tinggalah seekor anak katak hijau dan
ibunya. Anak katak tersebut sangat nakal dan tidak pernah mengindahkan
kata‐kata ibunya. Jika ibunya menyuruhnya ke gunung, dia akan pergi ke
laut. Jika ibunya menyuruhnya pergi ke timur, dia akan pergi ke barat.
Pokoknya apapun yang diperintahkan ibunya, dia akan melakukan yang
sebaliknya.
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Apa yang harus kulalukan pada anak ini” pikir ibu katak. “Kenapa dia tidak
seperti anak‐anak katak lain yang selalu menuruti kata orang tua mereka.”
Suatu hari si ibu berkata, “Nak, jangan pergi keluar rumah karena di luar
sedang hujan deras. Nanti kau hanyut terbawa arus.”
Belum selelsai ibunya berbicara, anak katak tersebut sudah melompat keluar
sambil tertawa gembira,”hore…banjir aku akan bermain sepuasnya!”
Setiap hari ibu katak menasehati anaknya namun kelakuan anak katak itu
bahkan semakin nakal saja. Hal itu membuat ibu katak murung dan sedih
sehingga dia pun jatuh sakit. Semakin hari sakitnya semakin parah.
Suatu hari ketika dia merasa tubuhnya semakin lemah, ibu katak memanggil
anaknya,”Anakku, kurasa hidupku tidak akan lama lagi. Jika aku mati, jangan
kuburkan aku di atas gunung, kuburkanlah aku di tepi sungai.”
Ibu katak sebenarnya ingin dikubur di atas gunung, namun karena anaknya
selalu melakukan yang sebaliknya, maka dia pun berpesan yang sebaliknya.
Akhirnya ibu katak pun meninggal. Anak katak itu menangis dan menangis
menyesali kelakuannya, “Ibuku yang malang. Kenapa aku tidak pernah mau
mendengarkan kata‐katanya. Sekarang dia telah tiada, aku sudah
membunuhnya.”
Anak katak tersebut lalu teringat pesan terakhir ibunya. “Aku selalu
melakukan apapun yang dilarang ibuku. Sekarang untuk menebus
kesalahanku, aku akan melakukan apa yang dipesan oleh ibu dengan sebaik‐
baiknya.”
Maka anak katak itu menguburkan ibunya di tepi sungai.
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Beberapa minggu kemudian hujan turun dengan lebatnya, sehingga air
sungai dimana anak katak itu menguburkan ibunya meluap. Si anak katak
begitu khawatir kuburan ibunya akan tersapu oleh air sungai. Akhirnya dia
memutuskan untuk pergi ke sungai dan mengawasinya.
Di tengah hujan yang lebat dia menangis dan menangis. “Kwong‐kwong‐
kwong. Wahai sungai jangan bawa ibuku pergi!”
Dan anak katak hijau itu akan selalu pergi ke sungai dan menagis setiap
hujan datang. Sejak itulah kenapa sampai saat ini kita selalu mendengar
katak hijau menangis setiap hujan turun.
TOKOH INSPIRASI
Zhang Da, KisahSeorangAnakTeladandarinegeri China
Seorang anak di China pada 27 Januari 2006 mendapat penghargaan tinggi
dari pemerintahnya karena dinyatakan telah melakukan “Perbuatan Luar
Biasa”. Diantara 9 orang peraih penghargaan itu, ia merupakan satu‐satunya
anak kecil yang terpilih dari 1,4 milyar penduduk China.
Yang membuatnya dianggap luar biasa ternyata adalah perhatian dan
pengabdian pada ayahnya, senantiasa kerja keras dan pantang menyerah,
serta perilaku dan ucapannya yang menimbulkan rasa simpati.
Sejak ia berusia 10 tahun (tahun 2001) anak ini ditinggal pergi oleh ibunya
yang sudah tidak tahan lagi hidup bersama suaminya yang sakit keras dan
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
miskin. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak
bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit‐sakitan.
Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap
10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus
sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia
juga harus memikirkan obat‐obat yang yang pasti tidak murah untuk dia.
Dalamkondisi yang sepertiinilahkisahluarbiasa Zhang Da dimulai.
Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan
pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima
kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Tetapi yang membuat Zhang Da
berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.
Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan,
melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan
Papanya. Demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan
pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya.
Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari
rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam
perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji‐bijian dan
buah‐buahan yang ia temui.
Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba
memakannya. Dari mencoba‐coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih
bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan.
Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung
dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu‐batu besar dan
memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia
gunakan untuk membeli beras dan obat‐obatan untuk papanya.
Hidup seperti ini ia jalani selama 5 tahun tetapi badannya tetap sehat,
segar dan kuat. Zhang Da merawat Papanya yang sakit sejak umur 10 tahun,
ia mulai tanggungjawab untuk merawat papanya.
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali‐sekali
memandikan papanya, ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala
urusan papanya, semua dia kerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih.
Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari‐hari.
Zhang Da menyuntik sendiri papanya. Obat yang mahal dan jauhnya
tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik
untuk mengatasi semua ini. Sejak umur sepuluh tahun ia mulai belajar
tentang obat‐obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli.
Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster
memberikan injeksi / suntikan kepada pasiennya. Setelah ia rasa mampu, ia
nekat untuk menyuntik papanya sendiri. Sekarang pekerjaan menyuntik
papanya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun, maka Zhang Da
sudah terampil dan ahli menyuntik Sumber:
http://www.apakabardunia.com/2011/06/zhang‐da‐kisah‐seorang‐anak‐
teladan.html
G. EVALUASI
Guru boleh memilih beberapa pertanyaan yang sesuai diantara daftar berikut!
1. Panduan Pertanyaan Kegiatan
NO KEGIATAN PERYANYAAN 1. Setelah menonton video 3. Setelah menonton video, apa isi video
tersebut? 4. Apakah pengemudi kendaraan sudah
mematuhi peraturan berlalulintas? 2. Setelah berdinamika kelompok
menempel dan mengenal bermacam‐macam Pekerjaan Rumah
5. Setelah bermain, bagaimana perasaan kalian?
6. Apakah ada teman kelompok yang melanggar prosedur permainana?
7. Apakah kalin sudah saling mendengarkan satu dengan yang lainnya?
8. Apa makna dari permainan ini?
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Refleksi PERNYATAAN HASIL BELAJAR
Setelah saya mengikuti kegiatan bimbingan hari ini, saya menjadi tahu bahwa:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................
NIATKU
Setelah aku mengikuti bimbingan dengan tema “Tertib Berlalu Lintas” aku
berminat untuk atau aku akan:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
..................................
Ayah Bunda, kau adalah pelita, di kegelapan hidupku. Cahaya yang selalu menerangi jalanku. Semangat yang
membuatku kuat untuk terus melangkah.
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI