efektifitas senam lansia terhadap penurunan … · sleman yang telah memberikan ijin dan arahan...

78
i EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN SINDROM DEPRESI DI PERSATUAN WREDATAMA REPUBLIK INDONESIA (PWRI) KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Disusun Oleh : SASMITA ST. 14054 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016

Upload: vutruc

Post on 11-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

i

EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN SINDROM

DEPRESI DI PERSATUAN WREDATAMA REPUBLIK INDONESIA

(PWRI) KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Disusun Oleh :

SASMITA

ST. 14054

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 2: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

ii

Page 3: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : SASMITA

NIM : ST.14054

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada

Surakarta maupun di Perguruan Tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan Tim

Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat

penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh

karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku

diperguruan tinggi ini.

Surakarta, Maret 2016

Yang membuat pernyataan

SASMITA

NIM. ST. 14054

Page 4: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul

“Efektifitas senam lansia terhadap penurunan sindrom depresi di Persatuan

Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kecamatan Moyudan Sleman

Yogyakarta”. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Keperawatan pada Program Studi S-1 Keperawatan STIkes Kusuma Husada

Surakarta.

Selama penyusunan Skripsi ini, peneliti banyak mendapat bimbingan,

arahan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti dalam kesempatan ini

menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat :

1. Ns. Wahyu Rima Agustin, M.Kep., selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ns. Atiek Murharyati, M.Kep., Selaku Ketua Program Studi S-1 Keperawatan

STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ns. S. Dwi Sulisetyawati, M.Kep., selaku Pembimbing Utama yang telah

banyak memberikan bimbingan dan arahan baik materi dan motivasi selama

penyusunan Skripsi ini.

4. Ns. Ika Subekti Wulandari, M.Kep., selaku pembimbing pendamping yang

telah memberikan bimbingan dan arahan secara teknis selama penyusunan

Skripsi ini.

5. Ns. Aria Nurahman HK, M.Kep., selaku penguji dan sekaligus memberikan

bimbingan dan arahan kepada peneliti dalam menyelesaikan Skripsi ini.

6. Dosen dan Staf kepegawaian STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah

memberikan segenap ilmu dan pengalaman kepada peneliti, sehingga peneliti

dapat menyelesaikan Skripsi ini.

7. Drs. Abdul Rahman, selaku Ketua Pengurus PWRI Kecamatan Moyudan

Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama

penyusunan Skripsi ini.

Page 5: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

v

8. Anggota PWRI Kecamatan Moyudan Sleman yang bersedia menjadi

responden.

9. Teman-teman seperjuangan Program Studi S-1 Keperawatan angkatan II

2014 khususnya kelompok 7, yang selalu kompak dan memberikan semangat

selama ini.

10. Kedua Orang Tua atas doa dan dukungan moral selama mengikuti

pendidikan.

11. Suami tercinta dan anak-anakku tersayang yang telah memberikan dukungan

kasih sayang.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan

dorongan dan bantuan moral selama penyusunan Skripsi ini.

Peneliti menyadari perlunya masukan, demi kesempurnaan Skripsi ini.

Untuk itu peneliti sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran demi

perbaikan Skripsi ini. Besar harapan kami semoga Skripsi ini dapat dijadikan

pedoman dalam melakukan penelitian Skripsi dan bermanfaat bagi perawatan

depresi pada lansia dan perkembangan ilmu keperawatan.

Surakarta, Maret 2016

Peneliti

Page 6: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

ABSTRAK ...................................................................................................... xi

ABSTRACK.......................................................................................... .......... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang 1

1.2 Perumusan Masalah 8

1.3 Tujuan Penelitian 8

1.4 Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori .................................................................... 10

2.2 Keaslian Penelitian ............................................................. 37

2.3 Kerangka Teori................................................................... 38

2.4 Kerangka Konsep ............................................................... 39

2.5 Hipotesis ............................................................................. 39

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................... 40

3.2 Populasi Dan Sampel ......................................................... 41

3.3 Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................... 41

3.4 Variabel, Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran ..... 42

3.5 Alat Penelitian Dan Cara Pengumpulan Data .................... 43

3.6 Teknik Pengolahan Dan Analisa Data ............................... 46

3.7 Etika Penelitian............................... ................................... 49

Page 7: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Univariat (Uji Deskriptif)...................................... 50

4.2 Analisa Bivariat (Uji Hipotesis) .......................................... 54

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden ..................................................... 56

5.2 Tingkat Depresi Lansia ....................................................... 58

5.3 Efektifitas Senam Lansia dalam Penurunan Sindrom

Depresi Lansia.......................................................... .......... 59

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan .......................................................................... 62

6.2 Saran ..................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1 Standar Operating Procedure Senam Lansia ............................ 21

Tabel 2.2 Keaslian Penelitian .................................................................. 37

Tabel 3.1 Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ............ 42

Tabel 4.1 Distribusi Umur Responden di PWRI Kecamatan Moyudan

November 2015 ........................................................................ 50

Tabel 4.2 Distribusi Jenis Kelamin Responden di PWRI Kecamatan

Moyudan November 2015 ....................................................... 51

Tabel 4.3 Distribusi Pendidikan Responden di PWRI Kecamatan

Moyudan November 2015 ....................................................... 52

Tabel 4.4 Distribusi Pekerjaan Responden di PWRI Kecamatan

Moyudan November 2015 ........................................................ 52

Tabel 4.5 Distribusi Status Pernikahan Responden di PWRI Kecamatan

Moyudan November 2015 ........................................................ 53

Tabel 4.6 Distribusi Tingkat Depresi Responden Sebelum Senam

Lansia di PWRI Kecamatan Moyudan November 2015 ......... 53

Tabel 4.7 Distribusi Tingkat Depresi Responden Sesudah Senam

Lansia di PWRI Kecamatan Moyudan November 2015 .......... 54

Tabel 4.8 Hasil Uji Wilcoxon ................................................................... 55

Page 9: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

Gambar

2.1 Gerakan Senam Lansia Tahap Pemanasan 25

2.2 Gerakan Senam Lansia Tahap Inti 28

2.3 Gerakan Senam Lansia Tahap Penenangan 31

2.4 Kerangka Teori 38

2.5 Kerangka Konsep 39

3.1 Desain Penelitian 40

Page 10: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan

Lampiran

1 Surat Ijin Studi Pendahuluan

2 Surat Permohonan Ijin Penelitian

3 Surat Rekomendasi Penelitian dari Kesbang Kabupaten

Sleman

4 Surat Permohonan Ijin dari Bappeda Kabupaten Sleman

5 Permohonan Ijin Menjadi Responden

6 Surat Persetujuan Menjadi Responden

7 Kuesioner Pengukuran Depresi

8 Dokumentasi Penelitian

9 Hasil SPSS

10 Lembar Konsultasi

11 Jadwal Penelitian

Page 11: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

xi

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

Sasmita

EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN

SINDROM DEPRESI DI PERSATUAN WREDATAMA REPUBLIK

INDONESIA (PWRI) KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN

YOGYAKARTA

Abstrak

Latar belakang: Penurunan kondisi fisik lansia menjadi tidak mampu lagi

melakukan kegiatan yang dianggap penting, merupakan faktor yang signifikan

untuk menjadi depresi. Di PWRI lansia mengeluh sakit dibagian ekstremitas

bawah dan pinggang sehingga menyebabkan lansia merasa tidak berdaya lagi.

Perubahan tingkat aktifitas, lansia merasa keletihan tidak banyak beraktifitas,

lambat berjalan. Kecanduan obat, obat yang tidak melalui resep dokter seperti

membeli ditoko obat, lansia merasa mampu mengatasi sakit pinggang. Lansia

merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin, maka muncul marah terhadap

anggota keluarganya yang menyuruh minum obat dan ketakutan jika mempunyai

efek samping. Juga susah tidur karena selalu memikirkan pasangan yang

meninggal karena sakit, sehingga merasa menyalahkan diri sendiri, rasa bersalah,

ketakutan dan kesepian. Tujuan: Untuk mengetahui efektifitas senam lansia

terhadap penurunan sindrom depresi pada lansia di PWRI Moyudan.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment. Sampel

penelitian adalah lansia yang aktif mengikuti senam di PWRI Moyudan sejumlah 31

orang. Pengambilan sampel berdasarkan teknik total sampling. Alat ukur yang

digunakan adalah kuesioner GDS dengan 15 pernyataan. Uji analisis statistik

menggunakan uji Wilcoxon, dengan asumsi data yang dianalisis berdistribusi tidak

normal.

Hasil: Sebelum dilakukannya senam, mayoritas lansia memiliki tingkatan

depresi ringan (71%) dan setelah dilakukan senam, bertambah menjadi 90,3%

depresi ringan. Hasil uji wilcoxon menunjukkan nilai sig p sebesar 0,083.

Kesimpulan: Senam lansia tidak efektif menurunkan sindrom depresi pada

lansia di PWRI Moyudan karena tidak ditemukannya perbedaan tingkat depresi

sebelum dan sesudah senam.

Kata Kunci : Efektifitas, Tingkat Depresi, Senam Lansia

Daftar pustaka : 31 (2003-2015)

Page 12: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

xii

BACHELOR OF NURSING PROGRAM

SCHOOL OF HEALTH SCIENCES OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

Sasmita

The Effectiveness of Gymnastics for the Elderly on Reduction in Depression at

Indonesian Retirees Association of Moyudan District in Sleman Yogyakarta

Abstract

Disability to do important activities due to physical decline leads to

depression. The elderly at Indonesian Retirees Association easily feel exhausted

although in fact they do not do any activities and they walk very slowly. Also,

they often find their lower extremity and waist so painful that they cannot endure.

In order to relieve the pain, they get pills from pharmacy without a doctor’s

prescription. When they are tired of taking the pills and consequently deny it, they

will get angry to their family members and be afraid of the pills’ side effects.

Moreover, they will get difficulty in sleeping since they continuously think about

their spouse, who passed away due to sickness, and as a result they blame

themselves, and even feelings of guilt, fear, and loneliness arise. The present

study seeks to find out the effectiveness of gymnastics for the elderly at

Indonesian Retirees Association of Moyudan on reduction in depression.

The study belongs to quasi-experimental research. Samples of 31 elderly

who actively participate in gymnastics for elderly at Indonesian Retirees

Association of Moyudan were taken using total sampling technique. The research

instrument includes 15-item Geriatric Depression Scale. To perform statistical

test, Wilcoxon signed-rank test is used, assuming that the data set is not

normally distributed.

Prior to the implementation of the gymnastics, most of the elderly have

low level of depression (71%). After doing the gymnastics, the number of elderly

having low level of depression rises (90.3%). Wilcoxon signed-rank test results in

p-value of 0.083.

In conclusion, gymnastics for the elderly are not proven to be effective in

reducing depression experienced by the elderly at Indonesia Retirees Association

of Moyudan since no difference in levels of depression before and after doing

gymnastics is found.

Keywords : Effectiveness, levels of depression, gymnastics for elderly

Bibliography : 31 (2003-2015)

Page 13: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak

hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi sejak permulaan kehidupan.

Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui

tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini

berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti

mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan

kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran

kurang jelas, pengelihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan figure

tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2012).

Secara sederhana lansia adalah fase dimana organisme telah mencapai

kematangan dan telah mengalami tahap akhir perkembangan dari daur

kehidupan manusia dalam ukuran fungsi dan ukuran waktu. Lansia adalah

masa dimana proses produktivitas berfikir, mengingat, menangkap dan

merespon sesuatu sudah mulai mengalami penurunan secara berkala

(Nadjamuddin, 2010).

Usia lanjut bukan merupakan suatu penyakit. Usia lanjut adalah tahap

akhir dari siklus hidup manusia, merupakan proses dari kehidupan yang

tidak dapat dihindari dan akan dialami oleh setiap individu. Pada tahap ini

individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun secara

Page 14: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

2

mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan

yang pernah dimilikinya (Kaplan & Sadock, 2010).

WHO dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan

lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun

adalah usia permulaan tua. Menua bukan merupakan suatu penyakit, tetapi

merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang

kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam

menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan

kematian. Pada orang-orang usia lanjut, degenerasi organ seperti otot,

tulang, jantung, pembuluh darah, dan sistem saraf mengalami penurunan

keseimbangan. Penurunan tersebut membuat tubuh mudah jatuh sakit, pikun

dan frustasi (Nugroho, 2012).

Data United Nations Department of Economic and Social Affairs

(UNDESA) bahwa hampir setengah jumlah penduduk lansia di dunia hidup

di Asia yang proporsi populasi lansianya pada tahun 2006 sebesar (9%) dan

tahun 2050 diperkirakan (24%). Indonesia adalah salah satu negara berkembang

di Asia yang menempati posisi ke – 4 setelah Cina, India dan Jepang yang

memiliki populasi lansia terbanyak (Komnas Lansia, 2011). Dari data USA

Bureau of The Cencus, Indonesia diperkirakan akan mengalami pertambahan

warga lansia terbesar seluruh dunia, antara tahun 1990 - 2025, yaitu sebesar

414 % (Kinsella & Tauber, 1993 dalam Martono, 2011).

Sampai sekarang ini penduduk di 11 negara anggota WHO kawasan

Asia Tenggara yang berusia diatas 60 tahun berjumlah 124 juta orang dan

diperkirakan akan terus meningkat sehingga tiga kali lipat di tahun 2050.

Page 15: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

3

Pada hari kesehatan sedunia tanggal 3 April 2012, WHO mengajak negara-

negara untuk menjadikan penuaan sebagai prioritas penting mulai dari

sekarang rata-rata usia harapan hidup di negara-negara kawasan Asia

Tenggara adala 70 tahun sedangkan usia harapan hidup di Indonesia sendiri

cukup tinggi yaitu 71 tahun, berdasarkan profil data kesehatan Indonesia

tahun 2011 (WHO, 2012).

Indonesia adalah termasuk Negara yang memasuki era penduduk

berstruktur lanjut usia atau Aging Struktured Population karena jumlah

penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18%. Jumlah penduduk

lansia di Indonesia pada tahun 2006 sebesar ± 19 jt dengan usia harapan

hidup 66,2 tahun. Pada tahun 2010 jumlah lansia sebanyak 14. 439.967 jiwa

(7,18%) dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 23.992.553

jiwa (9,77%) sementara tahun 2011 jumlah lansia sebesar 20 juta jiwa

(9,51%) dengan usia lansia harapan hidup 67,4 tahun dan pada tahun 2020

diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%) dengan usia harapan hidup 71 tahun

(Riskesda, 2013).

Peningkatan usia harapan hidup tentunya berdampak lebih banyak

terjadi gangguan atau penyakit pada lansia, salah satunya ialah depresi.

Gangguan mental yang sering diderita para lanjut usia adalah gangguan

depresi, gangguan kognitif, fobia dan gangguan pemakaian alkohol (Kaplan

& Sadock, 2010). Depresi menjadi salah satu problem gangguan mental

yang sering ditemukan pada lanjut usia. Oleh karenanya, peningkatan

jumlah lansia tersebut juga harus diiringi dengan peningkatan kesehatan diri

agar tetap sehat dan produktif di usia tua. Jika semua lansia dapat lebih

Page 16: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

4

produktif di usia tuanya, masalah kesehatan terkait dengan penumpukan

jumlah lansia yang sakit-sakitan akan berkurang.

Penurunan kondisi fisik lansia berpengaruh pada kondisi psikologis,

perubahan penampilan serta menurunnya fungsi panca indera menyebabkan

lansia rendah diri, mudah tersinggung, dan merasa tidak berguna lagi.

Kehilangan fungsi fisik atau menjadi tidak mampu lagi melakukan kegiatan

yang dianggap penting, merupakan faktor yang signifikan untuk menjadi

depresi (Sundberg dkk, 2007).

Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama dewasa ini.

Hal ini penting karena orang dengan depresi produktivitasnya akan

menurun. Depresi adalah salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam

perasaan (affective/mood disorder) yang ditandai dengan kemurungan

kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna dan putus asa

(Hawari, 2011).

Depresi merupakan penyebab beban global nomor empat sedunia, dan

diperkirakan seperempat dari lansia menderita depresi atau mengalami

simtom-simtom depresif. Depresi merupakan gangguan psikiatrik yang

sangat sering terjadi pada lansia. Pada lansia, gangguan mood akan

menyebabkan penderitaan pada pasien dan keluarga, memperberat penyakit

medis, mengakibatkan disabilitas dan membutuhkan sistem pendukung yang

luas. Depresi pada lansia harus diwaspadai dan dideteksi sedini mungkin

karena dapat mempengaruhi perjalanan penyakit fisik dan kualitas hidup

pasien.

Page 17: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

5

Prevalensi depresi pada lansia berdasarkan penelitian kesehatan

Universitas Indonesia dan Oxford Institute of Aging menunjukkan bahwa

30% dari jumlah lansia di Indonesia mengalami depresi (Komnas Lansia,

2011). Pada tahun 2020 depresi akan menduduki urutan teratas menggantikan

penyakit-penyakit infeksi di negara berkembang terutama Indonesia.

Terjadinya depresi pada usia lanjut selalu merupakan interaksi antara faktor

biologik, fisik, psikologik dan sosial (Ibrahim, 2011).

Upaya-upaya untuk mempertahankan kesehatan pada lansia dapat

dilakukan dengan berbagai cara: preventif (pencegahan penyakit seperti

pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu atau puskesmas), kuratif

(pengobatan pada lansia yang mempunyai penyakit seperti stroke dan

diabetes militus), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan setelah sembuh dari

sakit atau cacat). Selain itu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara

promotif, yaitu dengan cara peningkatan kesehatan pada lansia yang salah

satunya dapat dilakukan dengan olahraga atau senam secara teratur (Maryam,

2011). Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah

serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan

maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga (Santoso dalam Munir,

2010).

Senam lansia merupakan salah satu alternatif yang positif untuk membina

kesehatan jasmani dan memelihara kebugaran. Senam lansia selain memiliki

dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh

dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur.

Senam lansia sendiri mempunyai banyak manfaat bagi lansia. Manfaat dari

Page 18: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

6

aktivitas olahraga ini akan membantu tubuh tetap bugar dan segar karena

melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal, dan membantu

menghilangkan radikal bebas yang ada di dalam tubuh (Depkes, 2008).

Penelitian Luh Mea Tegawati dkk (2009), menujukkan adanya

perbedaan skor pretest dan postest baik pada kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol, meskipun nilai tersebut tidak signifikan. Hal ini berarti

bahwa ada penurunan tingkat depresi pada lansia yang melakukan senam

lansia meskipun nilainya sangat minim. Penelitian Dianingtyas dan Sarah

(2008), juga memperoleh kesimpulan bahwa Senam bugar lansia yang

dilakukan 6 x 30 menit setiap 2 hari dapat menurunkan tingkat depresi pada

66,7% responden. Dari uji hipotesis membuktikan bahwa terdapat perbedaan

tingkat depresi yang bermakna antara sebelum dan sesudah perlakuan. Dari

kedua penelitian tersebut, diperoleh hasil bahwa senam lansia dapat

menurunkan tingkat depresi namun nilai signifikansinya berbeda.

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 4

Juli 2015 di PWRI Moyudan Sleman diperoleh informasi dari ketua PWRI

yang menyebutkan bahwa total jumlah lansia yang tergabung dalam PWRI

Moyudan ada 63 lansia. Rata-rata usia anggota PWRI Moyudan berkisar 65

tahun. Hal ini berarti secara metodologi PWRI Moyudan Sleman layak

dijadikan lokasi penelitian sesuai tujuan peneliti. Selain karena jumlah

sampel yang cukup, di PWRI Moyudan juga belum pernah dilakukan penelitian

yang sama dan peneliti telah mengenal karakteristik PWRI Moyudan sebelum

dilakukan penelitian. Selain itu, berdasarkan informasi yang didapat dari

wawancara enam orang anggota PWRI, yang mana tiga diantaranya

Page 19: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

7

mengeluh sakit dibagian ekstremitas bawah dan pinggang sehingga

menyebabkan ketidak berdayaan dimana lansia merasa tidak berdaya lagi

sehingga membuat anggota keluarganya merasa terbebani oleh penyakitnya.

Perubahan tingkat aktifitas, lansia merasa keletihan dimana sudah tidak

banyak beraktifitas karena agak lambat berjalan. Kecanduan obat, obat yang

rutin bahkan tidak melalui resep dokter seperti langsung membeli ditoko

obat, jamu, dll lansia merasa mampu mengatasi sakit pinggang. Sedangkan

tiga lansia lainnya mengeluh merasa bosan dan susah tidur. Bosan yaitu

penolakan terhadap pengbatan yang rutin, sehingga muncul marah terhadap

anggota keluarganya yang selalu menyuruh minum obat dan juga ketakutan

jika obat tersebut mempunyai efek samping terhadap anggota tubuh lainnya.

Lansia susah tidur dikarenakan selalu memikirkan pasangan yang sudah

meninggal karena sakit dan terlambat dibawa ke Rumah Sakit, sehingga

Lansia merasa selalu menyalahkan diri sendiri, rasa bersalah, ketakutan dan

juga kesepian. Dan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap lansia

anggota PWRI yang mengikuti senam mereka akan terlihat lebih segar,

bersemangat dan ceria setelah mengikuti senam.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti merasa tertarik

untuk meneliti efektifitas senam lansia terhadap penurunan sindrom depresi

pada lansia. Penelitian ini diharapkan akan dapat membantu lansia yang

sudah mengalami depresi untuk ikut serta dalam kegiatan senam lansia.

Page 20: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

8

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan dalam

penelitian ini adalah apakah senam lansia efektif dapat menurunkan sindrom

depresi pada lansia di PWRI Moyudan Sleman.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah:

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui efektifitas senam lansia terhadap penurunan sindrom depresi

pada lansia di PWRI Moyudan Sleman.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik lansia di PWRI Moyudan Sleman seperti

umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan status pernikahan.

2. Mengetahui tingkat depresi lansia sebelum dilakukannya senam

lansia di PWRI Moyudan Sleman.

3. Mengetahui tingkat depresi lansia sesudah dilakukannya senam

lansia di PWRI Moyudan Sleman.

4. Menganalisis efektifitas senam lansia terhadap penurunan tingkat

depresi lansia di PWRI Moyudan Sleman.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Bagi Lansia

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang senam

lansia dan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi lansia agar ikut

Page 21: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

9

serta aktif dalam kegiatan senam lansia sehingga dapat meminimalisir

gangguan depresi.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan informasi, dokumentasi dan tambahan kepustakaan

dalam khasana ilmu bidang kesehatan, sehingga dapat membantu

kegiatan proses belajar mengajar tentang keperawatan gerontik terutama

yang berkaitan dengan efektifitas senam lansia dalam menurunkan

tingkat depresi pada lansia.

1.4.3 Bagi Institusi Kesehatan

Diharapkan dapat dijadikan bahan masukkan bagi institusi kesehatan

dan unit-unit dibawahnya agar secara aktif memberikan edukasi dan

penyuluhan terkait manfaat dan kegunaan senam pada lansia.

1.4.4 Bagi Peneliti Lain

Diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi dan

bahan perbandingan sehingga dapat dikembangkan dalam penelitian

selanjutnya. Tentu dengan mempertimbangkan faktor kelemahan dan

keterbatasan dari penelitian ini.

1.4.5 Bagi Peneliti

Dapat dijadikan media pembelajaran dan memberikan pengalaman nyata

dalam penelitian serta menambah pengetahuan tentang senam lansia dan

depresi pada lansia dengan menerapkan ilmu yang telah didapat selama

mengikuti pendidikan ilmu keperawatan di STIKES Kusuma Husada

Surakarta.

Page 22: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Lanjut Usia

1. Definisi

Menurut UU No. 13 tahun 1998 Pasal 1 Ayat 2 tentang

Kesejahteraan Lanjut Usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah

seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Sedangkan

menurut Notoatmodjo (2007), Usia lanjut adalah kelompok orang

yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang bertahap

dalam jangka waktu dekade.

Menjadi tua (menua) adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang

hidup yang tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi

dimulai sejak permulaan kehidupan (Nugroho, 2012). Menjadi tua

merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui

tahap-tahap kehidupannya, yaitu neonatus, toodler, pra school, school,

remaja, dewasa dan lansia. Tahap berbeda ini dimulai baik secara

biologis maupun psikologis. Menua bukanlah suatu penyakit, akan

tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan

perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya

tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar

tubuh yang berakhir dengan kematian (Padila, 2013).

Page 23: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

11

Menurunnya fungsi tubuh akibat proses menua menyebabkan

perubahan-perubahan pada lansia. Perubahan-perubahan tersebut

meliputi aspek anatomi dan fisiologis, sosial, lingkungan dan sebagainya.

Secara umum perubahan anatomi dan fisiologis tubuh meliputi

(Fatmah, 2010):

a. Penglihatan

Terjadinya degenerasi struktur jaringan lensa mata, iris,

pupil dan retina menyebabkan kemampuan penglihatan pada lansia

menurun dan menimbulkan berbagai penyakit seperti katarak dan

glaukoma. Bentuk bola mata lebih cekung sedangkan bentuk

kelopak mata menjadi cembung disebabkan karena terjadinya

penyusutan lemak periorbital.

b. Pendengaran

Perubahan fungsi pendengaran bukan hanya menjadi masalah

fisiologis tetapi juga berdampak pada kehidupan sosial lansia.

Menurut Bocklehurst-Allen yang dikutip oleh Fatmah, pada

beberapa penelitian di Negara Barat isolasi sosial yang diakibatkan

oleh gangguan pendengaran lebih besar dibandingkan yang

diakibatkan oleh gangguan penglihatan. Dilihat dari segi fisiologis,

65-70% lansia menunjukkan kemunduran pendengaran secara

fungsional (tuli fungsional) setelah berusia 80 tahun dan 5% dari

populasi usia di atas 65 tahun.

Page 24: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

12

c. Kulit

Jaringan lemak, lapisan epitel, serat kolagen dan kelembapan

kulit yang berkurang saat proses menua menyebabkan kulit

menjadi lebih mengerut dan kaku.

d. Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Lansia yang melakukan olahraga secara teratur tidak

mengalami kehilangan massa otot dan tulang sebanyak lansia

yang inaktif. Kekuatan dan ukuran serat otot yang mengalami

pengurangan sebanding dengan penurunan massa otot. Pertambahan

usia menyebabkan proses pembentukan tulang menjadi lambat

karena adanya penurunan aktivitas fisik dan hormonhormon

dalam tubuh. Salah satu penyakit yang sering menyerang sistem

muskuloskeletal pada lansia adalah osteoporosis.

e. Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Proses menua menyebabkan jantung mengecil, katup jantung

menjadi kaku dan menebal dan kekuatan kontraksi otot jantung

menurun sehingga kemampuan memompa darah berkurang.

Penurunan tersebut dapat terjadi secara signifikan jika lansia

mengalami stres fisik seperti olahraga berlebihan.

f. Perubahan Sistem Pencernaan

Berkurangnya kekuatan otot rahang, penurunan fungsi dan

sensitifitas saraf indera pengecap, gerakan peristaltik esofagus

dan asam lambung menyebabkan lansia mengalami penurunan

nafsu makan. Selain itu juga terjadi penurunan sekresi pankreatik

Page 25: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

13

yang biasanya terjadi setelah usia 40 tahun. Konstipasi yang

terjadi pada lansia disebabkan karena melemahnya kemampuan

peristaltik usus. Apabila kondisi tersebut berlangsung dalam

waktu lama maka akan terjadi kekurangan gizi pada lansia.

g. Perubahan Sistem Perkemihan

Proses menua dapat menimbulkan perubahan yang signifikan

pada sistem perkemihan. Menurut Potter dan Perry yang dikutip

oleh Fatmah, pada pria usia lanjut sering terjadi retensi urin yang

disebabkan pembesaran prostat dan penurunan otot perineum

pada wanita usia lanjut. Aliran darah ginjal berangsung-angsur

mengalami penurunan mulai usia 40 tahun, terutama aliran darah

pada korteks ginjal yang akan mengalami penurunan sekitar 10%

per 10 tahun.

Selain perubahan anatomi dan fisiologis yang telah diuraikan

diatas, perceraian, ditinggal mati pasangan hidup, kemiskinan dan

berkurangnya interaksi sosial merupakan bentuk perubahan kehidupan

sosial yang dapat mempengaruhi terjadinya depresi pada lansia.

2. Batasan Lanjut Usia

Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan dunia (WHO)

lanjut usia meliputi (Notoatmodjo, 2007):

a. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59

tahun.

b. Lanjut usia (elderly) = antara 60 sampai 74 tahun.

c. Lanjut usia tua (old) = antara 75 sampai 90 tahun.

Page 26: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

14

d. Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun.

Menurut Setyonegoro, dalam Padila (2013):

a. Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25 tahun.

b. Usia dewasa penuh (medlle years) atau maturitas usia 25-60/65

tahun.

c. Lanjut usia (geriatric age) usia > 65/70 tahun, terbagi atas:

1) Young old (usia 70-75).

2) Old (usia 75-80).

3) Very old (usia >80 tahun).

Menurut Bee (1996) dalam Padila (2013), bahwa tahapan masa

dewasa adalah sebagai berikut:

a. Masa dewasa muda (usia 18-25 tahun).

b. Masa dewasa awal (usia 26-40 tahun).

c. Masa dewasa tengah (usia 41-65 tahun).

d. Masa dewasa lanjut (usia 66-75 tahun).

e. Masa dewasa sangat lanjut (usia > 75 tahun).

3. Teori Lanjut Usia

Teori-teori tentang penuaan sudah banyak yang dikemukakan,

namun tidak semuanya bisa diterima. Teori-teori itu dapat digolongkan

dalam dua kelompok, yaitu yang termasuk kelompok teori biologis

dan teori psikososial (Padila, 2013).

a. Teori Biologis

1) Teori jam genetik (genetic clock)

Page 27: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

15

Menjelaskan bahwa proses menua telah terprogram secara

genetik untuk spesies-spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai

didalam nukleus (inti sel) nya suatu jam genetik yang telah

diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan

menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak

diputar. Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam

genetik ini meski hanya untuk beberapa waktu dengan pengaruh-

pengaruh dari luar, berupa peningkatan kesehatan, pencegahan

penyakit dengan obat-obat atau tindakan-tindakan tertentu.

Konsep genetik clock didukung oleh kenyataan bahwa ini

merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa spesies

terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata (Darmojo,

2009).

2) Teori cross-linkage (rantai silang)

Kolagen yang merupakan usur penyusunan tulang diantaranya

susunan molekular, lama kelamaan akan meningkat kekakuanya

(tidak elastis). Hal ini disebabkan oleh karena sel-sel yang

sudah tua dan reaksi kimianya menyebabkan jaringan yang

sangat kuat (Padila, 2013).

3) Teori radikal bebas

Radikal bebas merusak membran sel yang menyebabkan

kerusakan dan kemunduran secara fisik (Padila, 2013). Radikal

bebas dapat terbentuk di alam bebas, di dalam tubuh jika

fagosit pecah dan sebagai produk sampingan di dalam rantai

Page 28: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

16

pernafasan dan di dalam mitokondria. Untuk organisme aerobik,

radikal bebas terutama terbentuk pada waktu respirasi (aerob)

di dalam mitokondria, karena 90% oksigen yang diambil utuh,

masuk ke dalam mitokondria. Pada saat terjadi proses respirasi

tersebut oksigen dilibatkan dalam mengubah bahan bakar menjadi

ATP, melalui enzim-enzim respirasi di dalam mitokondria,

maka radikal bebas akan dihasilkan sebagai zat antara. Radikal

bebas yang terbentuk tersebut adalah: superoksida (O ), radikal

hidroksil (OH), dan juga peroksida hydrogen (H O ). Radikal

bebas bersifat merusak, karena sangat reaktif sehingga dapat

bereaksi dengan DNA, protein, asam lemak tak jenuh, seperti

dalam membran sel, dan dengan gugus SH (Darmojo, 2009).

4) Teori imunologi

a) Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat di produksi

suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak

dapat tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh

menjadi lemah.

b) Sistem immune menjadi kurang efektif dalam mempertahankan

diri, regulasi dan responsibilitas (Padila, 2013).

5) Teori stress-adaptasi

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasanya

digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan

kestabilan lingkungan internal kelebihan usaha dan stress

menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai (Padila, 2013).

Page 29: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

17

6) Teori wear and tear (pemakaian dan rusak)

Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh

lelah (terpakai) (Padila, 2013).

b. Teori Psikososial

1) Teori integritas ego

Teori perkembangan ini mengidentifikasi tugas-tugas

yang harus dicapai dalam tiap tahap pekembangan. Tugas

perkembangan terakhir merefleksikan kehidupan seseorang dan

pencapaiannya. Hasil akhir dari penyelesaian konflik antara

integritas ego dan keputusasaan adalah kebebasan (Padila, 2013).

2) Teori stabilitas personal

Kepribadian seseorang terbentuk pada masa kanak-kanak

dan tetap bertahan secara stabil. Perubahan yang radikal pada

usia tua bisa jadi mengindikasikan penyakit otak (Padila, 2013).

c. Teori Sosiokultural

Teori yang merupakan teori sosiokultural adalah sebagai

berikut:

1) Teori pembebasan (disengagement theory)

Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia,

seseorang berangsuran-angsur mulai melepaskan diri dari

kehidupan sosialnya, atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya.

Hal ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun,

sehingga sering terjadi kehilangan ganda meliputi:

a) Kehilangan peran

b) Hambatan kontak sosial

c) Berkurangnya komitmen.

2) Teori aktifitas

Page 30: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

18

Teori ini menyatakan bahwa penuaan yang sukses tergantung

dari bagaimana seorang lanjut usia merasakan kepuasan dalam

beraktifitas dan mempertahankan aktifitas tersebut selama

mungkin. Adapun kualitas aktifitas tersebut lebih penting

dibandingkan kuantitas aktifitas yang dilakukan (Padila, 2013).

d. Teori Konsekuensi Fungsional

Teori yang merupakan teori fungsional adalah sebagai berikut:

1) Teori ini mengatakan tentang konsekuensi fungsional usia

lanjut yang behubungan dengan perubahan-perubahan karena

usia dan faktor resiko bertambah.

2) Tanpa intervensi maka beberapa konsekuensi fungsional akan

negatif, dengan intervensi menjadi positif (Padila, 2013).

4. Perubahan-perubahan yang terjadi pada Lanjut Usia

Perubahan-perubahan fisik pada lansia menurut (Maryam, 2011):

a. Sel

Jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh menurun, dan

cairan intraseluler menurun.

b. Kardiovaskuler

Katup jantung menebal dan kaku, kemampuan memompa darah

menurun (menurunnya kontraksi dan volume), elastisitas pembuluh

darah menurun, serta meningkatnya resistensi pembuluh darah

perifer sehingga tekanan darah meningkat.

c. Respirasi

Otot-otot pernafasan kekuatannya menurun dan kaku, elastisitas

paru menurun, kapasitas residu meningkat sehingga menarik napas

Page 31: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

19

lebih berat, alveoli melebar dan jumlahnya menurun, kemampuan

batuk menurun, serta terjadi penyempitan pada bronkus.

d. Persarafan

Saraf panca indra mengecil sehingga fungsinya menurun serta

lambat dalam merespon dan waktu bereaksi khususnya yang

berhubungan dengan stress. Berkurang atau hilangnya lapisan

myelin akson, sehingga menyebabkan kurangnya respon motorik

dan reflek.

e. Muskuloskeletal

Cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh, bungkuk, persendian

membesar dan menjadi kaku, kram, tremor, dan tendon mengerut

dan mengalami sklerosis (Maryam, 2011).

f. Gastrointestinal

Esophagus melebar, asam lambung menurun, lapar menurun dan

peristaltik menurun sehingga daya absorbsi juga ikut menurun.

Ukuran lambung mengecil serta fungsi organ aksesori menurun

sehingga menyebabkan berkurangnya produksi hormone dan

enzim pencernaan.

g. Pendengaran

Membrane timpani atrofi sehingga terjadi gangguan pendengaran.

Tulang-tulang pendengaran mengalami kekakuan.

h. Penglihatan

Respon terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap gelap menurun,

akomodasi menurun, lapang pandang menurun, dan katarak.

i. Kulit

Keriput serta kulit kepala dan rambut menipis. Rambut dalam

hidung dan telinga menebal. Elastisitas menurun, vaskularisasi

Page 32: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

20

menurun, rambut memutih (uban), kelenjar keringat menurun,

kuku keras dan rapuh, serta kuku kaki tumbuh berlebihan seperti

tanduk (Maryam, 2011).

2.1.2 Senam Lansia

1. Definisi

Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan

terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang

dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional

raga untuk mencapai tujuan tersebut (Santoso dalam Munir, 2010).

2. Manfaat Senam Lansia

Menurut Maryam (2011), manfaat melakukan senam secara

teratur dan benar dalam jangka waktu yang cukup adalah sebagai

berikut:

a. Mempertahankan atau meningkatkan taraf kesegaran jasmani

yang baik.

b. Memperlambat proses degenerasi karena perubahan usia.

c. Daya tahan tubuh meningkat.

d. Membentuk kondisi fisik (kekuatan otot, kelenturan, keseimbangan,

ketahanan, keluwesan, dan kecepatan).

e. Membentuk berbagai sikap kejiwaan (membentuk keberanian,

kepercayaan diri, kesiapan diri, dan kesanggupan bekerja sama).

f. Meningkatkan kesehatan mental, mengurangi ketegangan dan stres.

g. Memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendri dan

masyarakat.

h. Memberikan rangsangan bagi saraf-saraf yang lemah.

Page 33: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

21

3. Jenis-jenis senam lansia

Menurut Sumosardjuno (2008), jenis-jenis senam lansia yang biasa

diterapkan, meliputi:

a. Senam kebugaran lansia

b. Senam otak

c. Senam osteoporosis

d. Senam hipertensi

e. Senam diabetes mellitus

f. Olahraga rekreatif/jalan santai.

4. Standard Operating Procedure (SOP) Senam Lansia

Tabel 2.1 Standard Operating Procedure Senam Lansia

JUDUL SENAM LANSIA

PENGERTIAN Salah satu jenis terapi modalitas fisik untuk lansia

TUJUAN

Terapi agar tubuh orang yang lanjut usia tetap

bugar dan terhindar dari berbagai jenis penyakit

yang berhubungan dengan proses menua, bersifat

menyeluruh dengan gerakan yang melibatkan

sebagian besar otot tubuh, serasi sesuai dengam

kebutuhan, setara dengan kondisi, luwes, anatomis,

enak dikerjakan.

PROSEDUR

1. Persiapan lingkunan

Kegiatan dilakukan di PWRI Moyudan

2. Persiapan Klien

a. Persiapan Alat

b. Laptop

c. Infocus

d. Daftar hadir

e. CD senam Lansia

f. Terminal

g. Kursi

h. Meja

i. Snack

j. Door prize

k. Speeker (pengeras suara)

Page 34: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

22

3. Langkah-langkah

a. Pemanasan (warming up), gerakan umum,

yang melibatkan otot dan sendi, dilakukan

secara lambat dan hati-hati. Pemanasan

dilakukan bersama dengan peregangan

lamanya kira-kira 8-10 menit. Pada 5 menit

terakhir pemanasan dilakukan lebih cepat,

pemanasan dilakukan dengan tujuan untuk

mengurangi cedera dan mempersiapkan sel-

sel tubuh agar dapat turut serta dalam proses

metabolisme yang meningkat.

b. Latihan/gerakan inti senam lansia dilakukan

10-20 menit, gerakannya meliputi :

1) Jalan ditempat sambil mengatur napas

2) Kaki bergantian ke depan dan tangan

diangkat setinggi bahu

3) Melangkah kesamping dua langkah,

posisi tangan seperti mendorong

4) Ulangi gerakan diatas 4 set

5) Jalan ditempat sambil mengatur napas

6) Maju dengan mengangkat lutut sejajar

paha dan kedua siku diayun didepan

dada

7) Melangkah ke samping satu langkah

dan tangan didorong ke atas dengan

mengepal

8) Ulangi gerakan 5,6,7 selama 4 set

9) Jalan ditempat sambil mengatur napas

10) Mengangkat lutut serong dan siku

seolah-olah menyentuh lutut

11) Mengankat kaki ke depan dan

mengangkat tangan ke pinggang

12) Ulangi gerakan 9,10,11 selama 4 set

13) Jalan ditempat sambil mengatur napas

14) Kaki maju dan mundur 2 langkah dan

tangan mengepal diluruskan kedepan

15) Kaki dibuka jinjit kesamping dan

tangan bertepuk dan dibuka

16) Ulangi latihan 13,14,15 selama 4 set

17) Jalan ditempat sambil mengatur napas

18) Melangkah ke samping 2 langkah

Page 35: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

23

sambil merentangkan lengan sejajar

bahu

19) Menghadap kesamping, ujung kaki

dibuka-tutup sambil tangan didorong ke

atas

20) Ulangi 17,18,19 selama 4 set

21) Jalan ditempat sambil mengatur napas

22) Mengayun tangan diatas sampai sejajar

bahu

23) Mengayun tangan dibawah sampai

sejajar bahu

24) Bertepuk tangan

c. Pendinginan (cooling down), dilakukan

secara aktif artinya, setelah latihan inti perlu

gerakan umum yang ringan sampai suhu

tubuh kembali normal yang ditandai dengan

pulihnya denyut nadi dan terhentinya

keringat. Pendinginan dilakukan seperti pada

pemanasan yaitu selama 8-10 menit.

5. Gerakan Senam Lansia

Tahapan latihan kebugaran jasmani adalah rangkaian proses

dalam setiap latihan, meliputi pemanasan, kondisioning (inti), dan

penenangan (pendinginan) (Sumintarsih, 2006).

a. Pemanasan

Pemanasan dilakukan sebelum latihan. Pemanasan bertujuan

menyiapkan fungsi organ tubuh agar mampu menerima pembebanan

yang lebih berat pada saat latihan sebenarnya. Penanda bahwa

tubuh siap menerima pembebanan antara lain detak jantung telah

mencapai 60% detak jantung maksimal, suhu tubuh naik 1ºC -

2ºC dan badan berkeringat. Pemanasan yang dilakukan dengan

benar akan mengurangi cidera atau kelelahan.

Page 36: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

24

Gerakan pemanasan pada senam lansia dapat dilihat seperti

gambar berikut:

Sikap permulaan: berdiri tegak, menghadap ke depan.

1) Jalan di tempat dengan hitungan 4x8 hitungan.

2) Jalan maju, mundur, gerakkan kepala menengok samping,

miringkan kepala, menundukkan kepala 8x8 hitungan.

3) Melangkahkan satu langkah ke samping dengan menggerakkan

bahu 8x8 hitungan.

Page 37: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

25

4) Dorong tumit kanan ke depan bergantian dengan tumit kiri,

angkat kaki, tekuk lengan 8x8 hitungan.

5) Peregangan dinamis dengan jalan di tempat 8x8 hitungan.

6) Gerakan peregangan dinamis dan statis 8x8 hitungan.

Gambar 2.1 Gerakan Senam Lansia Tahap Pemanasan

b. Kondisioning/Inti

Setelah pemansan cukup dilanjutkan tahap kondisioning atau

gerakan inti yakni melakukan berbagai rangkaian gerak dengan

model latihan yang sesuai dengan tujuan program latihan.

Page 38: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

26

1) Dimulai dengan gerakan peralihan: jalan, tepuk dan goyang

tangan 2x8 hitungan.

2) Jalan maju dan mundur melatih koordinasi lengan dan tungkai

2x8 hitungan.

3) Melangkah ke samping dengan mengayun lengan ke depan,

menguatkan otot lengan 2x8 hitungan.

4) Melangkah ke samping dengan mengayun lengan ke samping,

menguatkan lengan atas dan bawah 2x8 hitungan.

Page 39: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

27

5) Kaki bertumpu pada tumit, tekuk lengan koordinasi gerakan

kaki dengan lengan 2x8 hitungan.

6) Mendorong kaki ke belakang dengan lengan ke belakang, 2x8

hitungan.

7) Gerakan mendorong ke samping dengan lengan mendorong ke

atas, 2x8 hitungan.

8) Mengangkat lutut ke depan dengan tangan lurus ke atas,

koordinasi dan menguatkan otot tungkai, 2x8 hitungan.

Page 40: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

28

9) Mengangkat kaki dengan tangan menggulung 2x8 hitungan.

10) Mengangkat kaki ke depan serong dengan tangan tekuk lurus

2x8 hitungan.

11) Gerakan mambo 1x8 hitungan, melangkah ke samping 2

langkah ke kanan tangan diayun ke samping 1x8 hitungan,

gerakan sebaliknya juga sama 2x8 hitungan.

Gambar 2.2 Gerakan Senam Lansia Tahap Inti

c. Penenangan

Penenangan merupakan periode yang sangat penting dan

esensial. Tahap ini bertujuan mengembalikan kodisi tubuh seperti

sebelum berlatih dengan melakukan serangkaian gerakan berupa

stretching. Tahapan ini ditandai dengan menurunnya frekuensi

detak jantung, menurunnya suhu tubuh, dan semakin berkurangnya

keringat. Tahap ini juga bertujuan mengembalikan darah ke jantung

Page 41: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

29

untuk reoksigenasi sehingga mencegah genangan darah diotot

kaki dan tangan.

1) Peregangan dinamis dengan mengangkat lengan bergantian

2x8 hiitungan.

2) Peregangan dinamis dengan mengangkat lengan keduanya 2x8

hitungan.

3) Buka kaki kanan, tekuk lutut kanan sambil mengangkat tangan

kanan ke atas, tangan kiri ke samping badan, 2x8 hitungan.

4) Kaki terbuka, tekuk lutut kanan sambil mengangkat tangan

kanan ke atas melalui samping, tangan kiri disamping badan

2x8 hitungan.

Page 42: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

30

5) Peregangan dinamis dan statis dengan memutar badan dan

memindahkan kedua ujung kaki 4x8 hitungan ke kanan, dan

4x8 hitungan ke kiri.

6) Gerakan pernapasan dengan membuka kaki selebar bahu

tangan mendorong ke samping kanan dan kiri 2x8 hitungan.

7) Gerakan pernapasan dengan lutut ditekuk tangan mendorong

ke bawah 2x8 hitungan.

8) Gerakan pernapasan dengan lutut ditekuk tangan mendorong

ke depan 2x8 hitungan.

9) Gerakan pernapasan kaki terbuka selebar bahu tangan diangkat

keatas membentuk huruf V 2x8 hitungan.

Gambar 2.3 Gambar Gerakan Lansia Tahap Penenangan

Page 43: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

31

2.1.3 Depresi

1. Definisi

Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia

yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala

penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan,

psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan

tidak berdaya, serta bunuh diri. depresi merupakan salah satu

gangguan mood yang ditandai oleh hilangnya perasaan kendali dan

pengalaman subjektif adanya penderitaan berat. Mood adalah keadaan

emosional internal yang meresapdari seseorang, dan bukan afek,

yaitu ekspresi dari isi emosional saat itu (Kaplan et al, 2010). Menurut

Hawari (2011), depresif adalah salah satu bentuk gangguan kejiwaan

pada alam perasaan (affective/mood disorder), yang diatandai dengan

kemurungan, kelesuan, ketidak gairahan hidup, perasaan tidak berguna,

dan putus asa.

2. Ciri-ciri Umum Depresi

Menurut Nevid dkk, (2003), ciri-ciri umum dari depresi adalah:

a. Perubahan pada Kondisi Emosional

Perubahan pada kondisi mood (periode terus menerus dari

perasaan terpuruk, depresi, sedih atau muram). Penuh dengan air mata

atau menangis serta meningkatnya iritabilitas (mudah tersinggung),

kegelisahan atau kehilangan kesadaran.

b. Perubahan dalam Motivasi

Perasaan tidak termotivasi atau memiliki kesulitan untuk

memulai (kegiatan) di pagi hari atau bahkan sulit bangun dari

Page 44: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

32

tempat tidur. Menurunya tingkat partisipasi sosial atau minat pada

aktivitas sosial. Kehilangan kenikmatan atau minat dalam aktivitas

yang menyenangkan. Menurunnya minat pada seks serta gagal

untuk berespon pada pujian atau reward.

c. Perubahan dalam Fungsi dan Perilaku Motorik

Gejala-gejala motorik yang dominan dan penting dalam

depresi adalah retardasi motor yakni tingkah laku motorik yang

berkurang atau lambat, bergerak atau berbicara dengan lebih

perlahan dari biasanya. Perubahan dalam kebiasaan tidur (tidur

terlalu banyak atau terlalu sedikit, bangun lebih awal dari biasanya

dan merasa kesulitan untuk tidur kembali). Perubahan dalam

selera makan (makan terlalu banyak atau terlalu sedikit). Perubahan

dalam berat badan (bertambah atau kehilangan berat badan).

Kurang efektif atau energik dalam beraktivitas dari pada biasanya,

orang-orang yang menderita depresi sering duduk dengan sikap

yang terkulai dan tatapan yang kosong tanpa ekspresi.

d. Perubahan Kognitif

Kesulitan berkonsentrasi atau berpikir jernih. Berpikir negatif

mengenai diri sendiri dan masa depan. Perasaan bersalah atau

menyesal mengenai kesalahan dimasa lalu. Kurangnya self-esteem

atau merasa tidak adekuat. Berpikir kematian atau bunuh diri.

3. Faktor Penyebab Depresi

Menurut Nevid dkk. (2003), faktor-faktor yang meningkatkan

resiko seseorang untuk terjadi depresi meliputi:

Page 45: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

33

a. Usia

Depresi mampu menjadi kronis apabila depresi muncul untuk

pertama kalinya pada usia 60 tahun keatas. Berdasarkan hasil

studi pasien lanjut usia yang mengalami depresi diikuti selama 6

tahun, kira-kira 80% tidak sembuh namun terus mangalami depresi

atau mengalami depresi pasang surut.

b. Status Sosioekonomi

Orang dengan taraf sosioekonomi yang lebih rendah memiliki

resiko depresi yang lebih besar dibanding mereka dengan taraf

yang lebih baik.

c. Status Pernikahan

Berlangsungnya pernikahan membawa manfaat yang baik

bagi kesehatan mental laki-laki dan perempuan. Pernikahan tak

hanya melegalkan hubungan asmara antara laki-laki dan perempuan,

karena ikatan suami-istri ini juga dipercaya dapat mengurangi

risiko mengalami depresi dan kecemasan. Namun, bagi pasangan

suami istri yang gagal membina hubungan pernikahan atau

ditinggalkan pasangan karena meninggal, justru akan memicu

terjadinya depresi.

d. Jenis Kelamin

Prevalensi gangguan depresi berat pada perempuan dua kali

lebih besar dibandingkan laki-laki. Alasannya adalah karena adanya

perbedaan hormonal dan perbedaan stressor psikososial bagi

perempuan dan laki-laki.

Page 46: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

34

4. Tanda dan Gejala Depresi

Menurut Kelliat dalam Azizah (2011), perilaku yang berhubungan

dengan depresi meliputi beberapa aspek seperti:

a. Afektif

Kemarahan, kekesalan, penyangkalan perasaan, kemurungan, rasa

bersalah, ketidakberdayaan, kesepian, kesedihan.

b. Fisiologik

Nyeri abdomen, sakit punggung, pusing, keletihan, insomnia.

c. Kognitif

Kebingungan, ketidakmampuan berkonsentrasi, menyalahkan diri

sendiri, pesimis.

d. Perilaku

Agresif, perubahan tingkat aktivitas, kecanduan obat, mudah

tersinggung, kurang spontanitas, sangat tergantung, mudah

menangis.

Menurut Maslim (2003), dalam PPDGJ-III (Pedoman Penggolongan

Diagnostik Gangguan Jiwa III), tingkatan depresi ada 3 berdasarkan

gejala-gejalanya yaitu:

a. Depresi Ringan

Gejala:

1) Kehilangan minat dan kegembiraan.

2) Berkurang energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah

lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan

menurunnya aktivitas.

3) Konsentrasi dan perhatian yang kurang.

4) Harga diri dan kepercayaan diri yang kurang.

Page 47: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

35

5) Lamanya gejala tersebut berlangsung sekurang-kurangnya 2

minggu.

6) Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial

yang biasa dilakukan.

b. Depresi Sedang

Gejala :

1) Kehilangan minat dan kegembiraan.

2) Berkurang energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah

lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan

menurunnya aktivitas.

3) Konsentrasi dan perhatian yang kurang.

4) Harga diri dan kepercayaan diri yang kurang.

5) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna.

6) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis.

7) Lamanya gejala tersebut berlangsung minimum 2 minggu.

8) Mengadaptasi kesulitan untuk meneruskan kegiatan sosial,

pekerjaan dan urusan rumah tangga.

c. Depresi Berat

Gejala:

1) Mood depresif.

2) Kehilangan minat dan kegembiraan.

3) Berkurang energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah

lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan

menurunnya aktivitas.

4) Konsentrasi dan perhatian yang kurang.

Page 48: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

36

5) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna.

6) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis.

7) Perbuatan yang membahayakan dirinya sendiri atau bunuh diri.

8) Tidur terganggu.

9) Disertai waham, halusinasi.

10) Lamanya gejala tersebut berlangsung selama 2 minggu.

5. Penilaian/Alat Ukur Depresi

Depresi pada lansia memiliki karakteristik yang berbeda,

sehingga untuk menilai diperlukan instrument yang khusus. Secara

umum dikenal beberapa alat ukur depresi antara lain: Geriatric

Depression Sacale (GDS), the Zung Scale, the Hamilton Rtaing

Scale, Comprehensive Psychopatological Rating Scale-Depression.

Dari uji perbandingan yang dilakukan terhadap alat ukur tersebut

GDS dan Zung Scale memiliki tingkat prediksi positif terbaik (93%).

GDS sangat tepat digunakan untuk melakukan skrening depresi pada

lansia di komunitas dan Nursing Home (Montorio dan Izal, dalam

Suardana 2011). GDS ada dua bentuk, yakni bentuk panjang terdiri

dari 30 pernyataan dan bentuk pendek yang terdiri dari 15

pernyataan. Dari hasil uji yang dilakukan terhadap GDS bentuk

panjang dan pendek pada populasi lansia di nursing home ditemukan

bahwa GDS bentuk pendek yang terdiri dari 15 pernyataan hasilnya

lebih konsisten (Aikman dan Ochlert, dalam Suardana 2011).

GDS dikembangkan oleh Yesavage et al sejak 1983 dan telah

digunakan secara intensif untuk melakukan penilaian depresi pada

Page 49: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

37

lansia. GDS sangat baik digunakan untuk menilai depresi pada lansia

yang sehat, dalam kondisi sakit dan lansia dengan gangguan kognitif

ringan hingga sedang. Tingkat sensitivitas GDS sebesar 92% dan

spesifitas 89% yang dibandingkan dengan penilaian diagnostic

klinik. Nilai ini telah memenuhi standar validitas dan reliabilitas baik

digunakan dalam praktek klinik maupun penelitian (Kurlowicz dan

Greenberg, dalam Suardana 2011). Kelemahan dari GDS ini hanya

tidak mampu memprediksi terjadinya bunuh diri.

2.2 Keaslian Penelitian

Tabel 2.2 Keaslian Penelitian

Penulis/

Tahun Judul Penelitian Variabel

Metode

Penelitian

Cara

Pengukuran Hasil

Luh Mea

Tegawati, Suci

Murti Karini,

Rin Widya

Agustin 2009

Pengaruh Senam

Lansia Terhadap

Penurunan Tingkat

Depresi Pada Orang

Lanjut Usia

Senam Lansia

(variabel bebas)

Tingkat Depresi

(variabel terikat)

Quasi

Experimental

dengan desain

nonrandomized

pretest-posttest control group

design

GDS (Gerriatric

Depression Scale)

Ada perbedaan

mean pretest dan

posttest pada

masing-masing

kelompok

eksperimen dan

control, akan tetapi

secara statistik tidak

signifikan (p value

> 0,05)

Dianingtyas

Agustin,

Sarah Ulliya,

2008

Perbedaan Tingkat

Depresi Pada Lansia

Sebelum Dan Sesudah

Dilakukan Senam

Bugar Lansia Di Panti

Wredha Wening

Wardoyo Ungaran

Senam Bugar

Lansia (variabel

bebas)

Tingkat Depresi

(variabel terikat)

Kuantitatif

dengan desain

pre – post test

one group,

menggunakan

pendekatan

cross sectional

dan purposive

sampling

methode

Observasi, dan

Short Portable Mental Status

Questionnaire

(SPMSQ) untuk

mendeteksi adanya

kerusakan

intelektual

Terdapat perbedaan

tingkat depresi pada

lansia antara

sebelum dan

sesudah dilakukan

senam bugar lansia

dimana Z = -3,276

dan p value =

0,001 (p < 0,05).

Jumlah keseluruhan

lansia yang

mengalami

penurunan depresi

adalah 66,7 % dan

diklasifikasikan

sebagai depresi

fisiologis.

Page 50: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

38

2.3 Kerangka Teori

Secara umum kerangka teori penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 2.4 Kerangka teori

(Berdasarkan Modifikasi Fatmah, 2010)

Perubahan

pada lansia

Perubahan anatomi

dan fisik:

- Penglihatan

- Pendengaran

- Kulit

- Sistem

Muskuloskeletal

- Sistem

Kardiovaskuler

- Sistem

pencernaan

- Sistem

perkemihan

Perubahan

Psikis

Depresi Penatalaksanaan :

1. Terapi fisik

- Obat

- Elektrokon

vulsif

(ECT)

2. Terapi

psikologik

- Psikoterapi

- Kognitif

- Keluarga

- Penanganan

ansietas

(relaksasi)

Status

Depresi

Lansia

Page 51: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

39

2.4 Kerangka Konsep

Adapun kerangka konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 2.5 Kerangka Konsep

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

: Menyatakan ada pengaruh atau hubungan

2.5 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011), hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian

telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena

jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan

atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah

yang dirumuskan. Hipotesis dari rencana penelitian ini adalah:

H0 : Tidak ada perbedaan tingkat depresi lansia sebelum dan sesudah senam

lansia di PWRI Moyudan.

Ha : Ada perbedaan tingkat depresi lansia sebelum dan sesudah senam lansia

di PWRI Moyudan.

Tingkat depresi pre Tingkat depresi post

Senam lansia

Page 52: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

40

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Quasi Experiment

(Eksperimen Semu) yaitu penelitian yang memberikan keleluasaan kebebasan

penelitian untuk melakukan modifikasi atau intervensi (Sulistyaningsih,

2011). Desain penelitian menggunakan one group pretest-posttest design,

dimana tidak menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding. Pada

desain ini terdapat pre-test sebelum senam dan post-test setelah senam. Sehingga

hasil perlakuan akan dapat diketahui dengan akurat dari membandingkan

keadaan sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Dalam

penelitian ini perlakuan digunakan untuk mengetahui efektifitas senam lansia

dalam menurunkan sindrom depresi. Menurut Sugiyono (2011), pola desain

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Pretest Intervensi Posttest

Q1 X Q2

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan :

Q1 : tingkat depresi sebelum dilakukan senam lansia

X : senam lansia

Q2 : tingkat depresi sesudah dilakukan senam lansia

Page 53: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

41

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau

subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

diterapkan peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2011). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 63 orang

lansia yang aktif mengikuti senam lansia di PWRI Moyudan.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari

populasi itu (Sugiyono, 2011). Teknik pengambilan sampel pada

penelitian ini menggunakan total sampling dimana jumlah sampel sama

dengan jumlah populasi yaitu sebanyak 63 orang. Namun dalam

parakteknya, saat dilakukan penelitian jumlah lansia yang hadir

mengikuti kegiatan senam di PWRI hanya sebanyak 31. Dengan

demikian, yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak

31 orang.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PWRI Kecamatan Moyudan

Kabupaten Sleman Yogyakarta.

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan November-Desember 2015.

Page 54: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

42

3.4 Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran

Tabel 3.1 Variabel, Definisi Operasional dan S kala Pengukuran

Variabel

Penelitian

Definisi

Operasional

Cara dan

Alat Ukur

Hasil Ukur Skala

Variabel

Bebas: Senam

Lansia

Merupakan

terapi yang

digunakan

untuk

membantu

menurunkan

tingkat depresi

pada lansia,

berupa

gerakan-

gerakan yang

sistematis

yang

dilakukan oleh

lansia dengan

tujuan

menjaga

kebugaran

serta

meningkatkan

kemampuan

fungsionalnya

Melakukan

aktivitas

senam

Dilakukan

Tidak dilakukan

Nominal

Variabel

Terikat:

Depresi

Perasaan

tertekan yang

dirasakan

lansia dalam

kurun 2

minggu

terakhir yang

diukur

berdasarkan

keseluruhan

skor Geriatric

Depression

Scale Short

Form

Menggunakan

skala

Guttman,

dengan

pilihan

jawaban YA

bernilai 1 jika

pertanyaan

berbentuk

favourable,

dan 0 jika

unfavouable.

Jika jawaban

TIDAK

bernilai 1

pada

pertanyaan

berbentuk

unfavourable

Skor penilaian:

- Normal, jika skor

GDS = 0

- Depresi ringan,

jika skor GDS

antara 1-5

- Depresi sedang,

jika skor: GDS

antara 6-10

- Depresi berat,

jika skor GDS

antara 11-15

Ordinal

Page 55: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

43

dan nilai 0

jika

berbentuk

favourable.

Alat ukur:

kuesioner

GDS short

form.

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1 Alat/Instrumen Penelitian

Alat atau Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya

lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan

sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto. 2010). Alat yang

digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini berupa

kuesioner tentang penilaian depresi, yaitu GDS short form yang berisi

15 pernyataan. Tingkat sensitivitas GDS sebesar 92% dan spesifitas

89% yang dibandingkan dengan penilaian diagnostic klinik. Nilai ini

telah memenuhi standar validitas dan reliabilitas baik digunakan dalam

praktek klinik maupun penelitian (Kurlowicz dan Greenberg, dalam

Suardana 2011). Tiap jawaban Ya diberikan nilai 1 dan jawaban Tidak

diberi nilai 0 untuk setiap pernyataan favourable pada nomor

1,5,8,9,10,13,14,15. Sebaliknya, tiap jawaban Ya diberi nilai 0 dan nilai

1 untuk jawaban Tidak untuk setiap pernyataan unfavourable pada

nomor 2,3,4,6,7,11,12. Cara atau teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah dengan cara membagikan kuesioner. Data yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer, yakni data

langsung diambil dari responden yang telah mendapat lembar kuesioner.

Page 56: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

44

Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara pengisian kuesioner diisi

sendiri oleh responden selanjutnya dikumpulkan kembali kepada

peneliti. Selanjutnya akan dilakukan pengolahan dan analisis data.

3.5.2 Cara Pengumpulan Data

Cara awal pengumpulan data penelitian dari lembaga terkait

sebagai berikut :

1. Peneliti mendapatkan Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Penelitian dari STIkes Kusuma Husada Surakarta ke Ketua PWRI

Kecamatan Moyudan Sleman.

2. Peneliti mendapatkan ijin penelitian dari Ketua PWRI Kecamatan

Moyudan Sleman.

3. Peneliti mendapatkan Surat Permohonan Ijin Penelitian dari STIKes

Kusuma Husada Surakarta ke Kantor Kesatuan Bangsa Pemerintah

Kabupaten Sleman.

4. Peneliti mendapatkan Surat Rekomendasi Penelitian dari Kantor

Kesatuan Bangsa Pemerintah Kabupaten Sleman ke Kantor Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman.

5. Peneliti mendapatkan Surat Ijin tentang penelitian dari Kantor

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten

Sleman yang kemudian diserahkan ke beberapa Tembusan.

Pengumpulan data pada penelitian ini yang didapatkan melalui

responden dengan tahapan sebagai berikut:

Page 57: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

45

1. Pre test, Peneliti memberikan informed consent (lembar persetujuan)

kepada responden yang akan diteliti. Selanjutnya peneliti membagikan

kuesioner kepada responden. Sebelum responden mengisi kuesioner,

peneliti memberikan penjelasan tentang cara pengisian kepada

responden. Lembar kuesioner diisi sendiri oleh responden pada saat itu

juga, setelah lembar kuesioner diisi dengan lengkap, kemudian

diserahkan kembali kepada peneliti.

2. Mengumpulkan lembar kuesioner yang telah dijawab oleh responden dan

memberikan skor pada lembar jawaban kuesioner.

3. Responden mengikuti senam lansia. Senam dilakukan dua minggu

sekali selama 30 menit dengan total 6 minggu.

4. Post test, peneliti kembali membagikan kuesioner yang sama kepada

responden. Kuesioner dibagikan kepada responden setelah responden

beristirahat kurang lebih 10 menit sambil menikmati makanan ringan.

5. Melakukan tabulasi data.

6. Melakukan pengolahan tabulasi data master.

7. Merangkum hasil penelitian.

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1 Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisa, diteliti ulang dan

diperiksa ketepatan atau kesesuaian jawaban serta kelengkapannya. Menurut

Notoatmodjo (2010), proses pengolahan data dapat melalui tahap-tahap

sebagai berikut:

Page 58: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

46

1. Editing

Peneliti melakukan kegiatan pengecekan terhadap kelengkapan

data, kesinambungan data dan keseragaman data. Pemeriksaan tersebut

menyangkut kelengkapan pengisian instrumen penelitian secara

menyeluruh. Penyuntingan dilakukan ditempat pengumpulan data

sehingga bila terjadi kesalahan atau kekurangan dapat segera dilakukan

perbaikan.

2. Coding

Peneliti memberikan kode diikuti nomor urut responden, untuk

setiap responden. Peneliti juga mengubah data berbentuk huruf menjadi

data berbentuk angka atau bilangan berupa skor jawaban responden

untuk mempermudah analisis. Dalam penelitian ini pengolahan data

pertanyaan kuesioner GDS yang favourable diwakili dengan pengkodean

1 jika jawaban responden ya dan kode 0 jika jawaban responden tidak

atau tidak dijawab. Sedangkan pertanyaan unfavourable diwakili dengan

pengkodean 1 jika responden menjawab tidak dan kode 0 jika responden

menjawab ya atau tidak dijawab. Sementara itu, pengolahan data tingkat

depresi di kode 0 untuk normal, 1 untuk depresi ringan, dan 2 untuk

depresi sedang. Kategori jenis kelamin, kode 0 diberikan jika responden

berjenis kelamin perempuan dan 1 jika laki-laki. Pada kategori umur, di

kode 0 jika responden berumur 60-64 tahun, 1 jika berumur 65-69 tahun,

2 jika berumur 70-74 tahun, 3 jika berumur 75-79 tahun, dan 4 jika

responden berumur 80-84 tahun. Pada kategori pendidikan, kode 0 untuk

dasar (SD dan SMP), kode 1 untuk menengah (SMA/SMK), dan 2 untuk

Page 59: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

47

tinggi (D3/S1). Pada kategori pekerjaan, kode 0 untuk IRT, 1 untuk

swasta, 2 untuk pensiunan dan 3 untuk tani. Sedangkan untuk status

perkawinan dikode 0 jika statusnya menikah, dan 1 jika berstatus janda

atau duda.

3. Processing/Entry

Yaitu memasukkan data hasil coding kedalam tabel rekapitulasi

secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. Tabulasi dapat

mempermudah peneliti dalam mengelompokkan jawaban yang serupa

dengan teliti kedalam suatu data tertentu menurut sifat yang dimiliki

sesuai dengan tujuan penelitian. Tabulasi data dilakukan dengan bantuan

program Microsoft Office Excel, agar jika ada data untuk suatu variabel

yang merupakan hasil penjumlahan dari beberapa poin pertanyaan

yang diajukan dapat lebih mudah dan cepat prosesnya, kemudian

data tabulasi disalin ke program SPSS v. 18.00 untuk dianalisa

secara statistik.

4. Clearing

Peneliti melakukan pengecekan kembali data yang telah di-

entry. Setelah dipastikan tidak ada kesalahan, dilakukan tahap analisis

data sesuai jenis data.

3.6.2 Analisis Data

1. Analisi Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti,

berupa distribusi frekuensi dan persentase dari umur, jenis kelamin,

pendidikan serta tingkat depresi baik sebelum dan setelah dilakukannya

Page 60: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

48

senam lansia. Jawaban dipersentasekan dengan menggunakan rumus:

F

P = X 100%

N

Keterangan:

P : Persentase

F : Frekuensi

N : Jumlah responden (Sugiyono, 2011).

Setelah persentasenya diketahui, kemudian dimasukkan ke dalam

dummy tabel sesuai dengan variabel dan kriterianya.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan untuk melihat

komparasi atau kedua variabel yang meliputi variabel bebas yaitu

senam lansia dan variabel terikatnya yaitu depresi.

Untuk uji statistik yang dilakukan pada analisis bivariat

menggunakan uji Wilcoxon. Uji beda ini digunakan untuk menguji

hipotesis komparatif (uji beda) bila datanya berskala ordinal

(ranking) pada dua sampel berhubungan (related) dengan asumsi

data yang dianalisis berdistribusi tidak normal. (Sugiyono,2015).

Rumus yang digunakan adalah:

Taraf signifikan yang digunakan adalah 0,05 selanjutnya hasil t

hitung dibandingkan dengan t tabel. Apabila t hitung > t tabel atau

( )

( )12n1)n(n24

1

1nn4

1-T

z

++

+

=

Page 61: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

49

nilai p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima (Riwidikdo, 2013).

3.7 Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2007), dalam melakukan penelitian, peneliti

berkewajiban memperhatikan dan tunduk pada etika penelitian yang meliputi:

1. Informed Consent

Polit dan Hungler (dalam Suardana, 2011), mengatakan bahwa

informed consent diartikan sebagai kondisi dimana responden sudah

mempunyai informasi yang cukup terkait penelitian yang akan dilakukan,

memahami informasi, memiliki kekuasaan untuk sukarela memilih terlibat

atau menolak ikut dalam penelitian. Informed consent (lembar persetujuan)

diberikan kepada responden yang akan diteliti. Peneliti menjelaskan maksud

dan tujuan penelitian yang dilakukan kepada responden. Jika responden

bersedia untuk diteliti, maka responden diminta untuk menandatangani

lembar persetujuan tersebut. Jika responden menolak untuk diteliti, maka

peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.

2. Anonimity

Untuk menjaga kerahasiaaan, bagi responden yang tidak bersedia

disebutkan namanya, peneliti tidak mencantumkan namanya pada lembar

pengumpulan data (kuesioner), cukup dengan memberi kode atau nomor

tertentu pada lembar kuesioner tersebut.

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan disajikan atau dilaporkan

sebagai hasil riset dan tidak akan disampaikan kepada pihak lain yang

tidak terkait dalam penelitian.

Page 62: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Univariat (Uji Deskriptif)

Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan distribusi dari

masing-masing variabel yang diukur. Gambaran yang dimaksud dinyatakan

dalam bentuk persentase. Dari jumlah populasi sebanyak 63 lansia, diperoleh

sebanyak 31 lansia saja yang hadir pada saat dilakukannya penelitian dan

bersedia menjadi responden. Dengan demikian penelitian ini dilakukan

terhadap 31 orang lansia di PWRI Kecamatan Moyudan pada November-

Desember 2015. Adapun hasil analisis univariat penelitian ini dapat diuraikan

sebagai berikut:

4.1.1. Karakteristik Berdasarkan Umur

Umur yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lamanya

responden hidup dihitung dari tahun lahirnya sampai dengan ulang

tahunnya yang terakhir saat diadakannya penelitian. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan terhadap 31 responden, diketahui distribusi

dan persentase umur responden sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Umur Responden di Persatuan Wredatama Republik Indonesia Kecamatan Moyudan November 2015

Umur Frekuensi

Persentase (%)

60-64 tahun 9 29 9 65-69 tahun 6 19,4 6 70-74 tahun 10 32,3 10 75-79 tahun 5 16,1 5 80-84 tahun 1 3,2 1

Total 100 31

Page 63: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

51

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar responden

berusia antara 70-74 tahun dengan persentase sebesar 32,3%.

Sedangkan umur paling sedikit yaitu kisaran 80-84 tahun sebanyak

3,2%.

4.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin yang dimaksud adalah indentitas diri atau jenis

seksual responden sejak dilahirkan. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan terhadap 31 responden, diketahui distribusi dan persentase

jenis kelamin responden sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Jenis Kelamin Responden di Persatuan Wredatama Republik Indonesia Kecamatan Moyudan November 2015

Jenis Kelamin Frekuensi

Persentase (%)

Laki-laki 15 48,4 15 Perempuan 16 51,6 16

Total 100 31

Berdasarkan jenis kelaminnya diketahui bahwa lansia dengan

jenis kelamin perempuan sebesar 51,6% dan lansia laki-laki sebesar

48,4%.

4.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkatan

ijazah terakhir yang dimiliki responden dalam menyelesaikan

pendidikan formal yang pernah dilalui responden. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan terhadap 31 responden, diketahui distribusi

dan persentase jenis kelamin responden sebagai berikut:

Page 64: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

52

Tabel 4.3 Distribusi Pendidikan Responden di Persatuan Wredatama Republik Indonesia Kecamatan Moyudan November 2015

Pendidikan Frekuensi

Persentase (%)

Dasar (SD/SMP) 9 29 9 Menengah (SMA/SMK) 6 19,4 6 Tinggi (D3/PT) 16 51,6 16

Total 100 31

Menurut tingkat pendidikannya, mayoritas 51,6% lansia di PWRI

Kecamatan Moyudan berpendidikan tinggi yaitu setingkat diploma dan

sarjana. Sedangkan selebihnya berpendidikan dasar dan menengah

sebanyak 48,4%.

4.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenis

pekerjaan yang dilakukan oleh responden dalam melayani keluarga dan

mencari nafkah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 31

responden, diketahui distribusi dan persentase jenis kelamin responden

sebagai berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Pekerjaan Responden di Persatuan Wredatama Republik Indonesia Kecamatan Moyudan November 2015

Pekerjaan Frekuensi

Persentase (%)

IRT 6 19,4 6 Swasta 2 6,5 2 Pensiunan 18 58,1 18 Tani 5 16,1 5

Total 100 31

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa pekerjaan mayoritas

responden (58,1%) adalah pensiunan. Hanya 6,5% responden berprofesi

sebagai Ibu Rumah Tangga.

Page 65: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

53

4.1.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Status pernikahan adalah kedudukan seseorang dalam hal

pernikahan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 31

responden, diketahui distribusi karakteristik sebagai berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Status Pernikahan Responden di Persatuan Wredatama Republik Indonesia Kecamatan Moyudan November 2015

Status Pernikahan Frekuensi Persentase

(%) ∑

Menikah 26 83,9 26 Janda/Duda 5 16,1 5

Total 100 31

Berdasarkan status pernikahan responden diketahui bahwa

mayoritas (83,9%) responden menikah atau masih mempunyai

pasangan hidup. Sedangkan sisanya (5%) berstatus janda/duda.

4.1.6. Tingkat Depresi Responden Sebelum Senam Lansia

Tingkat depresi responden yang dimaksud oleh peneliti adalah suatu

keadaan yang dirasakan oleh responden dalam kurun waktu 2 minggu

terakhir. Berdasarkan analisis deskriptif, tingkat depresi responden

sebelum melakukan senam lansia dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 4.6 Distribusi Tingkat Depresi Responden Sebelum Senam Lansia di PWRI Kecamatan Moyudan November 2015

Tingkat Depresi Frekuensi Persentase

Normal 1 3,2 Depresi ringan 22 71 Depresi sedang 8 25,8

Total 31 100

Berdasarkan tingkat depresinya, mayoritas (71%) lansia di PWRI

Kecamatan Moyudan sebelum dilakukannya senam lansia mengalami

Page 66: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

54

depresi ringan dan hanya 8 orang (25,8%) saja lansia yang merasakan

depresi sedang.

4.1.7. Tingkat Depresi Responden Sesudah Senam Lansia

Berdasarkan analisis deskriptif, distribusi tingkat depresi responden

sesudah melakukan senam lansia dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 4.7 Distribusi Tingkat Depresi Responden Sesudah Senam Lansia di PWRI Kecamatan Moyudan November 2015

Tingkat Depresi Frekuensi Persentase

Normal 1 3,2

Depresi ringan 28 90,3

Depresi sedang 2 6,5

Total 31 100

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa setelah responden

melakukan senam lansia, jumlah lansia yang mengalami depresi sedang

berkurang menjadi hanya 6,5% dan lansia yang mengalami depresi

ringan menjadi 90,3%.

4.2 Analisis Bivariat (Uji Hipotesis)

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

bermakna antara tingkat depresi lansia sebelum dan sesudah melakukan senam

lansia di Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kecamatan Moyudan.

Analisis penelitian ini berdasar pada uji komparatif dengan uji hipotesis

mengacu pada rumus wilcoxon.

4.2.1 Perbedaan Tingkat Depresi pada lansia sebelum dan sesudah

melakukan senam lansia

Kaidah pengambilan keputusan analisis ini adalah jika sig p >

0,05 maka tidak ada perbedaan tingkat depresi lansia sebelum dan

Page 67: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

55

sesudah melakukan senam lansia, sebaliknya bila sig p < 0,05 maka ada

perbedaan tingkat depresi lansia sebelum dan sesudah melakukan

senam lansia. Adapun hasil analisis uji beda penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Uji Wilcoxon

Variabel Nilai t ρ sig (2-tailed)

Depresi -1,732 0,083

Oleh karena hasil nilai sig p 0,083 dimana nilai sig p > 0,05 maka

kesimpulannya H0 diterima, artinya bahwa tidak ada perbedaan tingkat

depresi pada lansia sebelum dan setelah senam lansia di PWRI

Kecamatan Moyudan. Meskipun pada tingkatan depresi sedang terjadi

penurunan jumlahnya, yakni dari 8 responden (25,8%) sebelum senam

menjadi 2 responden (6,5%) saja setelah senam. Namun secara statistik

perubahan tersebut tidak signifikan atau tidak bermakna.

Page 68: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

56

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

1. Umur

Mayoritas responden berusia 70-74 tahun (32,3%). Menurut WHO,

batasan usia tersebut masuk dalam kategori lanjut usia (elderly). Usia ini

adalah usia awal dari lansia dimana lansia secara umum mulai mengalami

kemunduran dari berbagai segi yaitu fisik, psikologis, ekonomi dan sosial.

Masa ini merupakan masa awal lansia beradaptasi dengan berbagai

perubahan. Hasil penelitian Suardana (2011), menyebutkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara usia dengan kejadian depresi dengan nilai

x2

sebesar 6,67 dan p value sebesar 0,001, dimana lansia yang berumur >

65 tahun berpeluang mengalami depresi 2,69 kali dibanding lansia yang

berumur 60-65 tahun. Semakin tua, keadaan fisik dan fungsional lansia

akan menurun dan hal ini akan menambah risiko depresi ketika terpapar

oleh penyebab dan faktor risiko depresi lainnya.

2. Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, nampak jumlah lansia perempuan lebih

dari jumlah lansia laki-laki meskipun hanya terpaut sedikit. Hal ini

menunjukkan bahwa lansia perempuan secara umum memiliki usia

harapan hidup lebih besar daripada laki-laki. Penyebab mengapa

perempuan lebih banyak yang menderita depresi daripada laki-laki belum

dipastikan, namun diperkirakan faktor hormonal ikut berperan terhadap hal

Page 69: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

57

ini. Hasil penelitian sebelumnya oleh Suardana (2011), .menyebutkan

bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan

kejadian depresi. Penelitian Agustin (2008) menyebutkan hasil lain, yakni

bahwa keterbatasan senam bugar lansia menghilangkan gejala depresi

secara total berhubungan dengan jenis kelamin responden. Laki-laki

memiliki peluang lebih besar mengalami depresi dan perasaan terisolasi

dari keluarga membuat gejala depresi sulit dihilangkan.

3. Pendidikan

Menurut latar belakang pendidikannya, mayoritas responden

(51,6%) di PWRI Kecamatan Moyudan berpendidikan tinggi yakni

setingkat diploma dan sarjana. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang

dalam menerima informasi, gaya hidup, perilaku, dan kemampuan

menyelesaikan masalah. Hasil penelitian Suardana (2011) juga

menyebutkan bahwa status pendidikan berhubungan dengan kejadian

depresi. Berdasarkan pendidikannya, Suardana (2011) mengklasifikasikan

responden menjadi dua yakni responden yang bersekolah dan yang tidak

bersekolah. Kesimpulan penelitiannya adalah lansia yang tidak pernah

bersekolah berpeluang 7 kali lebih banyak untuk menderita depresi

dibandingkan dengan yang pernah bersekolah.

4. Pekerjaan

Sebagian besar lansia yang menjadi responden dalam penelitian ini

adalah pensiunan. Hal ini dikarenakan pada awalnya, PWRI merupakan

organisasi kemasyarakatan tempat berhimpunnya para pensiunan pegawai

Page 70: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

58

negeri sipil (PNS). Penelitian Suardana (2011), menyebutkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara status bekerja dan kejadian depresi.

5. Status Pernikahan

Mayoritas lansia di PWRI Kecamatan Moyudan (83,9%), memiliki

status menikah. Suardana (2011) menyebutkan bahwa ada hubungan yang

sangat signifikan antara status pernikahan dengan kejadian depresi lansia.

Lansia yang tidak memiliki pasangan hidup berpeluang lebih menderita

depresi dibandingkan dengan yang masih memiliki pasangan hidup.

Menjadi sendiri lagi setelah bercerai atau kematian pasangan di usia senja

akan berdampak besar pada psikologis lansia karena kehilangan dukungan

baik emosional, penghargaan, informasi, dan instrumental. Hal tersebut

juga diperparah jika lansia tidak memiliki dukungan keluarga maupum

status ekonomi menengah ke bawah.

5.2 Tingkat Depresi Lansia

1. Tingkat Depresi sebelum senam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

sebelum senam mengalami depresi ringan. Lansia dikatakan menderita

depresi ringan ketika hanya memiliki gejala-gejala depresi yang lebih sedikit

daripada pada penderita depresi berat. Meski demikian, tidak tertutup

kemungkinan jika depresi ringan akan berkembang menjadi depresi sedang

bahkan berat jika kondisi lansia tidak segera ditangani. Hawari (2011),

mendefinisikan depresi sebagai salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada

alam perasaan (affective/mood disorder), yang diatandai dengan kemurungan,

kelesuan, ketidak gairahan hidup, perasaan tidak berguna, dan putus asa.

Page 71: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

59

Sebelum dilakukannya senam, terlihat bahwa responden yang mengalami

depresi sedang sebesar 25,8% sedangkan setelah dilakukannya senam,

angka tersebut turun menjadi 6,5%. Secara statistik hal tersebut tidak

signifikan (tidak bermakna).

2. Tingkat Depresi setelah senam

Tingkat depresi responden lansia setelah melakukan senam

sebagian besar adalah ringan 90,3%. Persentase tersebut secara kuantitas

meningkat dibandingkan sebelum senam, namun secara statistik tidak

signifikan. Banyak faktor lain yang mempengaruhi hasil penelitian ini

diantaranya dalam hal pengisian kuesioner dan dalam pelaksanaan senam.

Dalam mengisi kuesioner, peneliti tidak bisa memastikan satu per satu

responden bersungguh-sungguh dalam menjawab pernyataan yang ada

sehingga masih ada responden yang mengosongkan kolom jawaban yang

seharusnya di isi.

5.3 Efektifitas Senam Lansia dalam Penurunan Sindrom Depresi Lansia

Berdasarkan hasil uji wilcoxon didapatkan nilai sig p sebesar 0,083 (>

0,05) yang artinya bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara depresi

pada lansia di PWRI Kecamatan Moyudan sebelum dan sesudah

dilakukannya senam lansia. Hasil tersebut dimungkinkan karena lokasi yang

menjadi tempat penelitian adalah di PWRI, dimana PWRI sendiri merupakan

tempat berkumpulnya para pensiunan pegawai negeri. Dengan menjadi

anggota PWRI, berarti lansia turut aktif dalam berbagai kegiatan yang

diadakan di dalamnya diantaranya adalah Setiap tanggal 10 diadakan arisan

dan rapat yang membahas simpan pinjam, pendapatan ART, dan informasi

Page 72: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

60

yang berkelanjutan, mengadakan rekreasi sekali setiap tahunnya, mengadakan

upacara hari ulang tahun PWRI, mengikuti upacara nasional yang diadakan

oleh pemerintah, mengadakan pengajian tiap 2 bulan sekali, melakukan

pembinaan kesehatan di puskesmas tiap 2 bulan sekali, mengadakan senam

seminggu sekali dan karawitan. Aktif di lingkungan sosial dan tidak menutup

diri dapat meminimalisir faktor penyebab depresi. Tidak adanya perbedaan

depresi sebelum dan sesudah dilakukannya senam lansia didukung oleh

karakteristik responden diantaranya dari latar belakang pendidikan yang telah

ditempuh. Pendidikan yang tinggi berkorelasi positif dengan cara seseorang

atau mekanisme koping dalam menghadapi permasalahan. Dengan demikian,

responden dapat meminimalkan tingkatan depresi dan mampu mengatasinya

tanpa harus melakukan senam terlebih dahulu. Hal ini berarti senam bukan

satu-satunya cara untuk dapat mengurangi depresi.

Faktor lain yang mungkin dapat menyebabkan tidak adanya perbedaan

depresi sebelum dan sesudah senam adalah adanya dukungan dan hubungan

yang baik dengan suami/istri, anak-anak dan anggota keluarga lainnya

sehingga responden tetap merasa bahagia, berarti, dicintai dan masih merasa

dibutuhkan oleh keluarganya. Hal ini sebagaimana diketahui dari karakteristik

responden yang mayoritas (83,9%) masih berstatus menikah dan memiliki

pasangan yang masih hidup.

Hasil penelitian yang mendukung ditunjukkan oleh Cahyono (2014)

yang menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan kualitas tidur lansia sebelum

dan sesudah diberikan senam lansia pada kelompok kontrol, dengan nilai t

hitung sebesar 1,000 dan nilai p value sebesar 0,332 (α=0,05). Penelitian

Page 73: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

61

Arundhati dkk (2013) juga menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan

signifikan pada penurunan nyeri lutut sebelum dan sesudah dilakukan

intervensi senam Tai Chi. Tidak adanya penurunan nyeri lutut sebelum dan

sesudah dilakukan intervensi ini disebabkan karena selama enam minggu

intervensi senam Tai Chi hanya dilakukan dua belas kali atau dengan kata

lain senam hanya dilakukan dua kali dalam seminggu, sedangkan untuk

mendapatkan hasil yang efektif senam Tai Chi harus dilakukan setiap hari

selama dua belas minggu sebagaimana penelitian yang dilakukan Wang.

Page 74: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

62

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang efektifitas senam lansia terhadap

penurunan sindrom depresi di PWRI Kecamatan Moyudan dapat

disimpulkan bahwa:

1. Sebagian besar responden berusia 70-74 tahun (32,3%), berjenis kelamin

perempuan (51,6%), berpendidikan tinggi yakni setingkat diploma dan

sarjana (51,6%), umumnya mereka adalah pensiunan (58,1%) dan masih

berstatus menikah (83,9%).

2. Sebelum dilakukannya senam, mayoritas lansia (71%) mengalami

depresi ringan.

3. Setelah dilakukannya senam, mayoritas lansia (90,3%) mengalami

depresi ringan.

4. Berdasarkan hasil uji wilcoxon didapatkan nilai sig p sebesar 0,083 (> 0,05)

yang artinya bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara depresi pada

lansia di PWRI Kecamatan Moyudan sebelum dan sesudah dilakukannya

senam lansia.

6.2. Saran

1. Bagi Lansia

Hendaknya lansia di PWRI Kecamatan Moyudan agar senantiasa

mengikuti aktifitas senam maupun aktifitas lainnya dalam mengisi waktu di

usia lanjut sehingga dapat terhindar dari perasaan sepi dan tidak percaya diri

yang dapat memicu munculnya depresi.

Page 75: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

63

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini hendaknya dapat menjadi tambahan informasi

bahwa terapi senam tidak selamanya efektif untuk menurunkan depresi,

sehingga perlu penatalaksanaan lain dalam mengatasi depresi pada lansia.

Misalnya; terapi biologis seperti pemberian antidepressant dan terapi

psikologis seperti kepribadian maladaptif, distorsi pola pikir, mekanisme

koping yang efektif dan dukungan keluarga dalam hubungan interpersonal

serta perubahan peran sosial-kultural.

3. Bagi Institusi Kesehatan

Hendaknya dapat lebih mengintensifkan penyuluhan-penyuluhan

tentang penanganan depresi pada lansia selain senam lansia seperti

menanamkan pikiran untuk berani beradaptasi dengan perubahan yang

ada. Menganggap masa tua adalah kesempatan untuk melakukan hal-hal

yang sebelumnya ketika masih muda tidak dapat dilakukan karena

kesibukan pekerjaan dan lain sebagainya.

4. Bagi Peneliti Lain

Hendaknya menambah variabel lain yang diduga berpengaruh pada

penurunan depresi lansia serta menambah cakupan sampel. Variabel lain yang

dimaksud seperti terapi tertawa, terapi musik dan lain sebagainya.

5. Bagi Peneliti

Hendaknya lebih memperluas wawasan dan pengetahuan khususnya

mengenai senam dan depresi pada lansia. Menerapkan terapi depresi yang

positif dan terukur selain senam lansia seperti mengatasi masalah hubungan

interpersonal lansia terhadap dukungan keluarganya.

Page 76: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

64

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, D. Ulliya, S. 2008. “Perbedaan Tingkat Depresi Pada Lansia Sebelum

Dan Sesudah Dilakukan Senam Bugar Lansia Di Panti Wredha Wening

Wardoyo Ungaran”. Media Ners, Volume 2., Nomor 1., Mei 2008 hal. 1-44.

Arundhati dkk. 2013. Pengaruh Senam Tai Chi dan Senam Biasa Terhadap

Reduksi Nyeri Osteoartritis Lutut pada Lansia di Panti Sosial Tresna

Werdha “Gau Mabaji” Gowa Tahun 2013. Jurnal Masyarakat

Epidemiologi Indonesia Volume 2 No. 2

Azizah. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Cahyono, K.H. 2014. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Pada

Lansia Di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten

Semarang. Skripsi. Ungaran: STIKes Ngudi Waluyo

Darmojo, B. 2009. Geriatri : Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Balai Penerbit

FK UI.

Departemen Kesehatan RI, 2008, Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut

Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.

Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut: Kebutuhan Zat Gizi. Jakarta: Erlangga.

Hawari. 2011. Psikiatri Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI.

Hidayat. A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisa Data.

Jakarta: Salemba Medika

Ibrahim, A.S., 2011. Gangguan Alam Perasaan: Manik Depresi. Tangerang:

Jelajah Nusa.

Kaplan, H.I., Sadock, B.J., and Grebb, J.A., 2010. Sinopsis Psikiatri : Ilmu

Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jilid Satu. Editor : Dr. I. Made

Wiguna S. Jakarta : Bina Rupa Aksara.

Komnas Lansia., 2011. Perlindungan bagi Lansia di Indonesia. Paper disajikan

pada Kongres Nasional API – 4 tanggal 9-11 April 2011. Makasar.

Maryam, R. Siti., Ekasari, Mia Fatma., Rosidawati., Jubaedi . A., Batubara. I. 2011.

Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

Page 77: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

65

Martono, H., Pranaka, K. 2011. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta:

FKUI.

Maslim, R. 2003. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III.

Jakarta: PT Nuh Jaya.

Nadjamuddin, M. 2010. Kesehatan Harian untuk Lansia. Yogyakarta: Tunas

Publishing.

Nevid, J.S., Rathus, S.A., Greene, B. 2003. Psikologi Abnormal (Terjemahan:

Tim Fakultas Psikologi UI). Edisi 5 Jilid 2.Jakarta : Penerbit Erlangga.

Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta

Nugroho.,W. 2012. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC.

Padila, 2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.

Riskesdas. 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan.

Riwidikdo, H. 2013. Statistika Kesehatan dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur

Penelitian. Yogyakarta: Rohima Press.

Suardana, I. W. 2011. Hubungan Faktor Sosiodemografi, Dukungan Sosial dan Status

Kesehatan dengan Tingkat Depresi pada Agregat Lanjut Usia di Kecamatan

Karangasem, Kabupaten Karangasem, Bali. Tesis. Depok: Universitas

Indonesia.

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfa Beta

Sulistyaningsih. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sumintarsih. 2006. Kebugaran Jasmani Untuk Lanjut Usia. Majalah Olahraga.

Volume 12, Agustus 2006, TH XII NO 2

Sumosardjuno, S. 2008. Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga.

Jakarta: PT. Gramedia Cipta Utama

Page 78: EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN … · Sleman yang telah memberikan ijin dan arahan secara teknis selama penyusunan ... merasa bosan yaitu penolakan pengobatan rutin,

66

Sundberg, N.D., Winebarger, A.A., Taplin, J.R. 2007. Psikologi Klinis. Edisi ke-

4. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Tegawati, L.M. dkk. 2009. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan Tingkat

Depresi Pada Orang Lanjut Usia. Surakarta: Prodi Fak Psikologi.