efektifitas e-learning dan collaborative learning …eprints.ums.ac.id/73591/14/naskah...
TRANSCRIPT
1
EFEKTIFITAS E-LEARNING DAN COLLABORATIVE LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN COMMUNICATION SKILL PADA MATA PELAJARAN
KOMPUTER DAN JARINGAN DASAR
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh :
FIRDA AYU ADILA
NIM. A710150087
PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
2
3
4
5
EFEKTIFITAS E-LEARNING DAN COLLABORATIVE LEARNING
UNTUK MENIGKATKAN COMMUNICATION SKILL PADA MATA
PELAJARAN KOMPUTER DAN JARINGAN DASAR
Abstrak
Proses belajar dan mengajar yang ada di SMK haruslah distandarkan dengan
kebutuhan. Model, Metode dan Media pembelajaran harus mendukung penguasaan
keterampilan berkomunikasi (Communication Skill). Penelitian bertujuan Untuk
mengetahui berapa efektifitas penggunaan E-learning dan Collaborative Learning
untuk meningkatkan Communication Skill pada mata pelajaran Komputer dan
Jaringan Dasar. Metode yang digunakan Resaerch and Development (R&D).
Validasi media dikategorikan sangat layak dengan rata-rata 82%. Validasi materi
dikategorikan sangat layak dengan rata-rata 100%. Validasi soal dikategorikan valid
atau layak digunakan dengan kelemahan terdapat banyak soal menggunakan tipe C2.
Uji linieritas disimpulkan bahwa ada hubungan linear secara signifikan antara
masing-masing variable bebas (Penggunaan E-front dan Collaborative Learning)
dengan Peningkatan Communication Skill. Uji normalitas mendapatkan hasil data
penelitian tidak berdistribusi normal, sehingga data termasuk ke dalam statistic non-
parametrik dan menggunkan uji Mann-Whitney U mendapatkan hasil bahwa antara
kelas penelitian dan kelas kontrol ada perbedaan hasil belajar mata pelajaran
Komputer dan Jaringan dasar. Uji regresi ganda diperoleh persamaan regresi ganda
Y = 129,778 - 0,075 X1 - 0,432 X2. Hasil Uji F tidak ada korelasi yang signifikan
antara dua variabel bebas (Penggunaan E-front dan Collaborative Learning) secara
bersama-sama tehadap peningkatan Communication Skill. Hasil Uji –t tidak ada
korelasi yang signifikan antara Penggunaan E-front terhadap peningkatan
Communicatio Skill. Dan ada korelasi yang signifikan antara Collaborative Learning
terhadap peningkatan, Communicatio Skill. Sumbangan Efektif (SE) Penggunaan E-
front adalah 1% Collaborative Learning adalah 16,9% dan Sumbangan Relatif (SR)
adalah 6% Collaborative Learning adalah 94%.
Kata Kunci : Colaborative Learning, Communication Skill, E-learning
Abstract
The process of learning and teaching in vocational schools must be standardized to
the needs. Learning models, methods and media must support mastery of
communication skills (Communication Skill). The aim of this research is to find out
how effective the use of E-learning and Collaborative Learning is to improve
Communication Skill on Basic Computer and Network subjects. The method used is
Resaerch and Development (R & D). Media validation is categorized as very feasible
with an average of 82%. Material validation is categorized as very feasible with an
average of 100%. Validation of questions is categorized as valid or feasible to use
with weaknesses there are many questions using type C2. Linearity test concluded
that there is a significant linear relationship between each independent variable (Use
of E-front and Collaborative Learning) with Improved Communication Skill. The
normality test to get the results of the research data is not normally distributed, so the
data is included in non-parametric statistics and uses the Mann-Whitney U test to get
1
6
results that between the research class and the control class there are differences in
learning outcomes in basic Computer and Network subjects. Multiple regression test
obtained multiple regression equation Y = 129,778 - 0,075 X1 - 0,432 X2. The F
Test results have no significant correlation between the two independent variables
(Use of E-front and Collaborative Learning) together towards the improvement of
Communication Skill. The t-test results have no significant correlation between the
use of E-fronts to increase Communicatio Skill. And there is a significant correlation
between Collaborative Learning towards improvement, Communicatio Skill.
Effective Contribution (SE) The use of E-fronts is 1% Collaborative Learning is
16.9% and Relative Contribution (SR) is 6% Collaborative Learning is 94%.
Kata Kunci : Colaborative Learning, Communication Skill, E-learning
1. PENDAHULUAN
Dunia pendidikan terutama Sekolah Menengan Kejuruan (SMK) sebagai
salah satu instansi yang mempersiapkan tenaga siap pakai harus berbenah dan
mengejar ketinggalan dengan dunia industri sebagai pemakian outcome atau
lulusan SMK. Abad ini adalah abad 21 dengan revolusi industri yang berlari
kencang membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang relevan.
Proses belajar dan mengajar yang ada di SMK haruslah distandarkan
dengan kebutuhan. Model, Metode dan Media pembelajaran harus
mendukung penguasaan keterampilan berkomunikasi (Communication Skill).
Communicatio Skill merupakan keterampilan yang harus dimiliki siswa
sesuai tuntutan dunia usaha dan dunia industri. Tujuan komunikasi adalah
untuk mengungkapkan keinginan, mengekspresikan perasaan dan bertukar
informasi. Communication Skill harus dilatih dan dibiasakan oleh siswa
dalam pembelajaran, siswa tidak hanya sebagai penerima materi tapi harus
aktif dalam pembelajaran. Siswa diberikan kesempatan untuk menggunakan
kemampuannya dalam mengutarakan ide yang mereka miliki. Pada kenyataan
di lapangan bahwa siswa hanya mendengarkan dan cenderung pasif pada saat
belajar mengajar berlangsung. Pembelajaran dengan media pembelajaran E-
learning dan metode pembelajaran PBL sangat diperukan karena siswa lebih
mudah menangkap pelajaran dengan cara mengeksplor materi secara
langsung dan mendiskusikan dengan siswa yang lain. Dengan ini peneliti
2 2
7
akan menerapkan E-learnng dan Collaborative Learning untuk
meningkatkan Communication Skill pada mata pelajaran Komputer dan
Jaringan Dasar.
Menurut Budi Sutedjo (2012) E-learning merupakan sebuah strategi
proses belajar yang efektif dengan mengkombinasikan teknologi digital
sebagai layanan untuk mentransfer konten pendukung pembelajaran. Delisle
dalam Abidin (2014 : 159) menyatakan bahwa model PBL merupakan model
pembelajaran yang dilakukan untuk membantu guru mengembangkan
kemampuan berfikir dan keterampilan memecahkan masalah pada siswa
selama mereka mempelajari materi pembelajaran. Hal ini juga sejalan dengan
tujuan pendidikan nasional menurut UU. 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional yang menyatakan bahwa : “Pendidikan nasional
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.
Dalam penelitian Suharyanto dan Adel B. L. Mailangkay, (2016) e-
learning berpengaruh positif dan signifikan terhadap mutu belajar siswa.
Pengaruh tersebut berada dalam kategori yang kuat. Sementara intensif e-
learning dimanfaatkan, maka mutu belajar siswa akan semakin meningkat
pula. Pemanfaatan web e-learning akan meningkatkan hasil belajar secara
tidak langsung. Tujuan digunakannya e-learning dalam system pembelajaran
adalah untuk memperluas akses pendidikan kemasyarakat luas, serta dalam
rangka meningkatkan mutu belajar.
Dalam penelitian Liesbeth De Paepe (2018), menunjukkan bahwa
tingkat kesalahpahaman dalam pembelajaran menurun. Siswa menganggap
interaksi dengan tutor sebagai faktor motivasi utama untuk melanjutkan
pembelajaran dan mengurangi kecemasan untuk berbicara dalam menguasai
bahasa. Temuan ini memberikan kesan wawasan yang dapat berguna saat
3
8
merancang dan menerapkan pembelajaran bahasa online. Saran utama untuk
para professional bekerja dalam sector pembelajaran online (bahasa), adalah
berinvestasi dalam interaksi mahasiswa, terutama di bagian pertama khusus /
modul online.
Dari uraian diatas, peneliti bermaksud untuk membuat media
pembelajaran yang bertujuan Untuk mengetahui berapa efektifitas
penggunaan E-learning dan Collaborative Learning untuk meningkatkan
Communication Skill pada mata pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar.
2. METODE
Metode penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah Resaerch
and Development (R&D), karena penelitian ini bermaksud menggambarkan
sifat atau keadaan yang mereka sedang berjalan dan berusaha
mengembangkan sejauh mana hubungan variable satu dengan variable
lainnya.
Model pengembangan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan model pengembangan ADDIE. Menurut Benny A. Pribadi
(2009:125) model pengembangan ADDIE terdiri dari 5 langkah pokok, yaitu
Analysis, Design, Development, Implementasion, dan Evaluation.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa SMK
Muhammadiyah 3 Surakarta tahun pelajaran 2018/2019 sebanyak 385 siswa.
Sedangkan yang menjadi sampel adalah siswa SMK Muhammadiyah 3
Surakarta kelas X tahun pelajaran 2018/2019 sebanyak 59 siswa. Dan yang
menjadi sampling adalah siswa SMK Muhammadiyah 3 Surakarta kelas X
jurusan Teknik Komputer dan Jaringan tahun pelajaran 2018/2019 sebanyak
29 siswa.
Teknik pengumpulan data awal menggunkan observasi dan
wawancara kepada guru dan siswa untuk mengetahui permasalahan yang ada.
Untuk mengetahui kelayakan produk menggunakan uji validasi meteri,
media, dan soal. Sedangkan untuk mengetahui keefektifan produk
menggunakan Uji Linieritas, Uji Normalitas, Uji Mann-Whitney U, Uji
4
9
Analisis Regresi Ganda, Uji Secara Serempak (Uji F), Uji Parsial (Uji –t),
Sumbangan Efektif (SE) dan Sumbangan Relatif (SR).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Rancangan Sistem alur penggunaan media pembelajaran.
Gambar 1 : Flowchart.
3.2 Hasil Pengembangan E-learning
Halaman depan dari media pembelajaran dengan menggunakan E-front.
pada halaman awal terdapat menu login yang digunakan untuk akses
masuk media pembelajaran dan ada beberapa menu yang lain seperti mata
pelajaran dan materi pelajaran yang akan digunakan untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar.
6 5
10
Gambar 2 Halaman Depan.
Pada halaman admin hanya menggunakan beberapa menu. Menu user
disini digunakan untuk membuat akun baru baik itu guru maupun siswa.
Menu categories digunakan untuk membuat kelas atau mata pelajaran
yang akan digunakan. Menu system setting digunakan untuk setting
tampilan E-front seperti logo dan lain-lain.
Gambar 3 Halaman Admin.
Pada halaman guru terdapat berbagai menu yang bisa digunakan akan
tetapi pada penelitian ini hanya dibatasi guru hanya menggunakan menu
lessons untuk memberikan materi dan soal ulangan.
Gambar 4 Halaman Guru.
6
11
Pada penelitian kali ini untuk siswa hanya dibatasi hanya untuk
mengakses materi pembelajaran dan melaksanakan ulangan.
Gambar 5 Halaman Siswa.
Pada halaman materi berisi materi yang akan dipelajari oleh siswa.
Gambar 6 Halaman Materi.
Pada halaman ulangan terdapat sebuah informasi mengenai berapa
waktu ulangan yang diberikan, jumlah soal yang diberikan dan langkah-
langkah cara megerjakan soal ulangan. Untuk memasuki halaman soal
ulangan siswa perlu menekan tombol Proceed to test secara otomatis
waktu yang diberikan sudah langsung berjalan dan siswa menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru, setelah selesai mengerjakan maka
siswa harus menekan tombol submit test pada akhir soal.
7
12
Gambar 7 Halaman Soal.
3.3 Hasil Validasi Media
Pada tahap ini data diperoleh dengan cara mengisi instrument penilaian
oleh ahli media.
Gambar 8 Hasil Validasi Ahli Media.
Presentasi kelayakan media pembelajaran yang dibuat, pada aspek
efisien mendapatkan rata-rata 93%, pada aspek tampilan mendapatkan
rata-rata 87%, aspek kualitas teknik mendapatkan rata-rata 80%, dan
aspek perangkat lunak 67%. Adapun total dari aspek yang dinilai adalah
82%, sehinga dapat disimpulkan bahwa media pemblajaran tersebut
dikategorikan sangat layak untuk digunakan.
3.4 Hasil Validasi Materi
Pada tahap ini data diperoleh dengan cara mengisi instrument penilaian
oleh ahli materi.
8
13
Gambar 9 Hasil Validasi Ahli Materi.
Presentasi hasil kelayakan uji media berdasarkan aspek pembelajaran
mendapatkan rata-rata 100% dan Aspek isi mendapatkan rata-rata 100%
dan nilai validasi adalah 100%, dengan begitu dapat disimpulkan bahwa
materi pembelajaran pada penelitian ini sangat layak untuk digunakan.
3.5 Hasil Validasi Soal
Pada tahap ini dilukukan uji validasi untuk mengetahui apakah soal yang
digunakan untuk penelitian dapat dikatakan valid atau tidak. Penelitian
melibatkan 2 penelaah yang akan melakukan penelaahan dari masing-
masing soal sesuai aspek yang dinilai yaitu Materi, Konstruksi, bahasa,
dan mendapatkan hasil bahwa semua soal dikatakan valid atau layak
digunakan. Akan tetapi masih ada kekurangan pada soal yaitu masih
banyak menggunakan tipe soal C2. Analisis kesesuaian dilakukan
berdasarkan Taksonomi Bloom. Ander son,L.W & Karthwohl, D.R
(Krathwol, 2002:218) merevisi taksonomi bloom yang lama, sehingga
membagi tingkatannya antara lain mengingat (C1), memahami (C2),
mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan
menciptakan (C6).
3.6 Hasil Uji Linieritas
Uji linieritas adalah suatu pengujian untuk mengetahui apakah antara
setiap variable bebas dan variable terikat bersifat linier atau tidak.
9
14
Tabel 1 Hasil Uji Linieritas X1 terhadap Y
Dari hasil diatas, nilai Deviation From Linearity Sig. adalah 0,763
lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan linear
secara signifikan antara Penggunaan E-front (X1) dengan Peningkatan
Communication Skill (Y).
Tabel 2 Hasil Uji Linieritas X2 terhadap Y
Dari hasil diatas, didapat nilai Deviation From Linearity Sig. sebesar
0,061 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
linear secara signifikan antara Collaborative Learning (X2) dengan
Peningkatan Communication Skill (Y).
3.7 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang akan
dianalisis berbentuk sebaran normal atau tidak, dengan kata lain sampel
dari populasi yang berbentuk data berdistribusi normal atau tidak.
Tabel.3 Hasil Uji Normalitas.
Dari hasil table diatas, didapat nilai Sig. kelas penelitian adalah 0,014
dan kelas kontrol adalah 0,000. Karena nilai signifikansi (Sig) lebih kecil
dari 0,05. Maka data penelitian tidak berdistribusi normal. Sehingga dari
10
15
hasil tersebut statistic yang digunakan adalah statistik non-parametrik
menggunakan Mann-Whitney U.
3.8 Hasil Uji Mann-Whitney U
Hipotesis “ada perbedaan hasil belajar Komputer dan Jaringan Dasar
antara Kelas Penelitian dan Kelas Kontrol”.
Tabel 4 Hasil Uji Mann-Whitney U
Dari hasil table diatas didapat niali Asym. Sig. (2-tailed) sebesar 0,000
kurang dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar
Komputer dan Jaringan Dasar pada Kelas Penelitian dan Kelas Kontrol,
sehingga karena ada perbedaan maka dapat dikatakan bahwa ada
pengaruh penggunaan media pembelajaran dengan metode PBL terhadap
hasil belajar Komputer dan Jaringan Dasar.
3.9 Hasil Analisis Regresi Ganda
Analisis regresi ganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh variable yang satu (peningkatan Communication Skill)
disebabkan oleh variable lain (Penggunaan E-front dan Collaborative
Learning). Dari hasil uji regresi ganda sehingga diperoleh persamaan
regresi linier ganda sebagai berikut : Y = 129,778 - 0,075 X1 - 0,432 X2
Jadi dapat ditafsirkan bahwa konstanta ini berarti jika variabel bebas
(Penggunaan E-front dan Collaborative Learning) memiliki nilai (0)
maka variabel terikat (Communication Skill) sebesar 129,778. Nilai
koefisien Penggunaan E-front (X1) sebesar 0,075 dan bertanda negatif,
hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan Penggunaan E-front (X1)
satu satuan maka variabel Communication Skill (Y) akan turun sebesar
11
16
0,071 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi
adalah tetap. Nilai koefisien Collaborative Learning (X2) sebesar 0,432
dan bertanda negatif, hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan
Collaborative Learning (X2) satu satuan maka variabel Communication
Skill (Y) akan turun sebesar 0,432 dengan asumsi bahwa variabel bebas
yang lain dari model regresi adalah tetap.
3.10 Hasil Uji Secara Serempak (Uji F)
Digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh antara dua variable
bebas (Penggunaan E-front dan Collaborative Learning) secara bersama-
sama terhadap peningkatan Communication Skill. Perhitungan Ftabel
dengan rumus , dengan Level of significan %5
(0,05).
Tabel 5 Hasil Uji F
Fhitung Ftabel
2,787 3,37
Dari hasil perhitungan tidak ada korelasi yang signifikan antara dua
variabel bebas (Penggunaan E-front dan Collaborative Learning) secara
bersama-sama tehadap peningkatan Communication Skill, karena pada
tahap penelitian ada salah satu variabel yang hanya digunakan sebagai
media pembelajaran bukan sebagai metode pembelajaran yaitu
penggunaan E-front sebagai media pembelajaran dan Collaborative
Learning sebagai metode pembelajaran dengan menggunakan metode
PBL. Fhitung < Ftabel yang artinya Ho diterima dan menolak Ha.
3.11 Hasil Uji Parsial (Uji –t)
Digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh masing-masing
variable bebas (penggunaan E-front dan Collaborative Learning terhadap
peningkatan Communication Skill) secara sendiri-sendiri. Perhitungan
ttabel dengan rumus t = n – k – 1, dengan Level of significan %5
(0,05).
12
17
Tabel 6 Uji Parsial (Uji-t) Penggunaan E-front terhadap
Peningkatan Communication Skill
thitung ttabel
-0,297 2,055
Seperti yang sudah dibahas pada uji secara serempak bahwa
penggunaan E-front hanya sebagai media pembelajaran yaitu tempat
siswa mengakses materi dan melakukan ujian. Maka nilai dari hasil
analisis data yang didapat adalah thitung 0,297 dengan ttabel 2,055, thitung <
ttabel yang artinya Ho diterima dan menolah Ha. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara Penggunaan
E-front terhadap peningkatan Communicatio Skill. Nilai t negatif
menunjukkan bahwa X1 mempunyai hubungan yang berlawanan arah
dengan Y.
Tabel 7 Uji Parsial (Uji-t) Collaborative Learning terhadap
peningkatan Communication Skill.
thitung ttabel
-2,157 2,055
Seperti yang sudah dibahas pada uji secara serempak bahwa
Collaborative Learning merupakan metode pembelajaran yang digunakan
pada penelitian yaitu dengan metode PBL, dimana siswa diajarkan untuk
melakukan belajar berbicara baik diskusi dengan kelompok kecil maupun
memaparkan hasil diskusi terhadap semua siswa. Tidak hanya itu siswa
diberikan kesempatan untuk menanyakan masalah yang sedang mereka
hadapi pada kelompok yang bersangkutan sesuai materi yang dibahas,
dengan seperti itu akan menimbulkan semangat siswa untuk saling
berargumentasi mengenai pendapat masing-masing. Sehingga nilai dari
hasil analisis data yang didapat adalah thitung 2,157 dengan ttabel 2,055,
thitung > ttabel yang artinya Ho ditolak dan menerima Ha. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ada korelasi yang signifikan antara
Collaborative Learning terhadap peningkatan Communicatio Skill. Nilai t
13
18
negatif menunjukkan bahwa X2 mempunyai hubungan yang berlawanan
arah dengan Y.
3.12 Hasil Perhitungan Sumbangan Efektif (SE) dan Sumbangan
Relatif (SR)
Setelah melakukan uji secara serempak dan uji persial disini akan
diketahui berapa sumbangan masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikat. Dari hasil perhitungan bahwa Sumbangan Efektif (SE)
Penggunaan E-front adalah 1% dan Sumbangan Relatif (SR) adalah 6%,
sedangkan Sumbangan Efektif (SE) Collaborative Learning adalah 16,9%
dan Sumbangan Relatif (SR) adalah 94%.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil pembahasan mengenai efektifitas penggunaan E-Learning
dan Collaborative Learning untuk meningkatkan Communication Skill pada
mata pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar dapat disimpulkan bahwa Uji
kelayakan produk dilakukan dengan menguji kelayakan materi, media, dan
soal. Untuk kelayakan materi mendaptakan nilai rata-rata 100%, kelayakan
media dengan rata-rata 82%. Untuk hasil validasi soal didapat bahwa semua
soal dinyatakan valid dengan kekurangan masih banyak menggunakan tipe
soal C2. Uji efektifitas produk dilakukan dengan berbagai macam pengujian
agar mendapatkan hasil yang akurat. Uji linieritas anatar variabel bebas dan
variabel terikat mendapatkan hasil bahwa antara Penggunaan Efront dengan
peningkatan Collaborative Learning ada hubungan linier secara signifikan.
Uji normalitas mendapatkan hasil data penelitian tidak berdistribusi normal,
sehingga data termasuk ke dalam statistic non-parametrik dan menggunkan
uji Mann-Whitney U untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar
mengunakan metode PBL dan metode ceramah. Dari hasil penelitian yang
didapat bahwa antara kelas penelitian dan kelas kontrol ada perbedaan hasil
belajar mata pelajaran Komputer dan Jaringan dasar. Uji Analisis Regresi
Ganda, hasil table pada uji regresi ganda diperoleh rumus regresi linier ganda
14
19
sebagai berikut Y = 129,778 - 0,075 X1 - 0,432 X2. Uji Secara Serempak
(Uji F), dari hasil perhitungan tidak ada korelasi yang signifikan antara dua
variabel bebas (Penggunaan E-front dan Collaborative Learning) secara
bersama-sama tehadap peningkatan Communication Skill. Uji Parsial (Uji –t),
Penggunaan E-front terhadap Peningkatan Communication Skill tidak ada
korelasi yang signifikan. Collaborative Learning terhadap Peningkatan
Communication Skill ada korelasi yang signifikansi. Dari hasil perhitungan
bahwa Sumbangan Efektif (SE) Penggunaan E-front adalah 1% dan
Sumbangan Relatif (SR) adalah 6%, sedangkan Sumbangan Efektif (SE)
Collaborative Learning adalah 16,9% dan Sumbangan Relatif (SR) adalah
94%.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson dan Krathwohl. 2002. Revisi Taksonomi Bloom. Jakarta : Rineka Cipta.
Benny A Probadi. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : PT. Dian
Rakyat.
Bondy, Andy & Frost, Lori, (2002). PECS and Other Visual Communication Strategi
in Autism. First Edition. Woodbin House : Library of Congress Cataloging
in Publication Data.
Budi, Brian Nurj ayanti. PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN
ONLINE BERBASIS E-LEARNING (STUDI KASUS MATA KULIAH
BAHASA PEMROGRAMAN). Jurnal Sains Terapan Edisi II Vol-2 (1 ): 1
03 – 11 3. 201 2.
Delisle, R.1997.How to Use Problem-Based Learning in The Classroom.dalam
Abidin.2014.Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum
2013.(hal.159).Bandung:Refika Aditama.
Liesbeth De Paepe, Chang Zhu, And Koen Depryck. (2018). DROP-OUT,
RETENTION, SATISFACTION AND ATTAINMENT OF ONLINE
LEARNERS OF DUTCH IN ADULT EDUCATION. International Jl. on
E-Learning (2018) 17(3), 303-323
15
20
Suharyanto dan Adele B. L. Mailangkay. (2016). PENERAPAN E-LEARNING
SEBAGAI ALAT BANTU MENGAJAR DALAM DUNIA PENDIDIKAN. Jurnal
ilmiah widya volume 3 nomor.4
Undang-Undang (2003) Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional
16