dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek skripsilib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf ·...

83
KEEFEKTIFAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING TIPE ROUND TABLE DAN TIPE SEQUENCE CHAINS DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 KEDU, TEMANGGUNG SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Nama : Hana Amalia NIM : 2101412172 Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: vucong

Post on 28-Aug-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

KEEFEKTIFAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING

TIPE ROUND TABLE DAN TIPE SEQUENCE CHAINS

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK

PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 KEDU, TEMANGGUNG

SKRIPSI

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Nama : Hana Amalia

NIM : 2101412172

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

ii

Page 3: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

iii

Page 4: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

iv

Page 5: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

1. “Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhan itu untuk

dirinya sendiri‖. (Al-Ankabut: 6)

2. ―Bertakwalah pada Allah maka Allah akan mengajarimu. Sesungguhnya

Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.‖ (Al-Baqarah: 282)

3. ―Wahai anakku! Dunia ini bagaikan samudera tempat banyak ciptaan-

ciptaan-Nya yang tenggelam. Maka jelajahilah dunia ini dengan menyebut

nama Allah. Jadikan ketakutanmu pada Allah sebagai kapal-kapal yang

menyelamatkanmu. Kembangkanlah keimanan sebagai layarmu, logika

sebagai pendayung kapalmu, ilmu pengetahuan sebagai nahkoda

perjalananmu, dan kesabaran sebagai jangkar dalam setiap badai cobaan.‖

(Ali bin Abi Tholib ra.)

Persembahan

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan dan mendukung peneliti.

2. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia tercinta.

3. Almamater, Universitas Negeri Semarang

Page 6: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt., yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Salawat serta

salam senantiasa tercurahkan pada Nabi Muhammad Saw. beserta keluarga dan

para sahabatnya. Dengan berucap syukur penulis akhirnya dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul ―Keefektifan Model Collaborative Learning Tipe Round

Table dan Tipe Sequence Chains dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita

Pendek pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Kedu, Temanggung‖.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tersusun bukan atas kemampuan dan

usaha penulis sendiri. Usaha dan kerja keras dari peneliti tidak lepas dari

dorongan serta bimbingan dari dosen pembimbing I, Sumartini, S.S., M.A. yang

telah sabar, tulus, ikhlas, berkenan meluangkan waktu untuk membimbing

peneliti. Begitu juga dengan dorongan serta bimbingan dari dosen pembimbing II,

Wati Istanti, S. Pd., M. Pd. yang dengan senang hati, sabar, rela meluangkan

waktu untuk membimbing peneliti, memberikan saran serta solusi terbaik dalam

proses penyelesaian penelitian ini.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan, serta

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberi kesempatan

pada penulis untuk belajar di Universitas Negeri Semarang;

Page 7: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

vii

2. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan izin dan

kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini;

3. Dr. Haryadi, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

memberikan izin serta arahan pada penulis selama proses penelitian;

4. Semua Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

memberikan bekal ilmu dan pengetahuan sehingga penulis mampu

menyelesaikan penyusunan skripsi ini;

5. Dra. Tri Marwanti, Kepala SMP Negeri 3 Kedu, Temanggung yang telah

memberikan izin penelitian;

6. Lis Wahyu Hidayatun, S.Pd., guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3

Kedu yang senantiasa memberikan bimbingan pada penulis selama proses

penelitian;

7. Bapak dan Ibu guru beserta seluruh Staf karyawan di SMP Negeri 3 Kedu

yang berkenenan membantu penulis dalam penelitian;

8. Seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Kedu, Temanggung yang bersedia

membantu penulis selama penelitian;

9. Kedua orang tua penulis yang selalu mendoakan, memberikan dukungan,

semangat, dan motivasi.

Page 8: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

viii

10. Sahabat serta teman-teman yang selalu memberikan semangat, dukungan,

dan dorongan pada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini;

11. Semua pihak yang telah membantu selama proses dan penyelesaian skripsi

yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis tidak bisa membalas kebaikan-kebaikan dan berbagai pihak yang

telah membantu penulis. Penulis hanya bisa mendoakan agar kebaikan-kebaikan

tersebut dicatat Tuhan sebagai amal baik dan dibalas amal baiknya dengan pahala

yang berlipat ganda. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca untuk

menambah khasanah cakrawala keilmuannya.

Semarang, April 2017

Hana Amalia

Page 9: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

ix

SARI

Amalia, Hana. 2017. ―Keefektifan Model Collaborative Learning Tipe Round

Table dan Tipe Sequence Chains dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita

Pendek pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Kedu‖. Skripsi. Jurusan Bahasa

dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri

Semarang. Pembimbing I: Sumartini, S.S., M.A. Pembimbing II: Wati

Istanti, S. Pd., M. Pd.

Kata Kunci : Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek, Model kolaboratif tipe

Round Table, Model Kolaboratif Tipe Sequence Chains

Pembelajaran sastra di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) saat ini

sudah diarahkan pada kegiatan apresiasi sastra. Siswa dituntut untuk tidak sekadar

menikmati karya sastra dengan membaca tetapi diharapkan mampu menghasilkan

karya sastra. Salah satu jenis karya sastra yang diajarkan pada siswa tingkat

menengah pertama (SMP) yaitu pembelajaran teks cerita pendek. Berdasarkan

hasil observasi yang peneliti lakukan di SMP Negeri 3 Kedu, Temanggung

diperoleh informasi bahwa kemampuan siswa dalam penulisan karya sastra masih

kurang karena siswa belum terbiasa mengungkapkan ide atau gagasan secara

tertulis. Kurang bervariasinya model pembelajaran yang diterapkan pendidik

dalam mengajarkan materi menulis teks cerpen menjadi salah satu faktor

penghambat siswa dalam menulis. Siswa menjadi bosan dan kurang antusias saat

proses belajar berlangsung sehingga hasil belajar yang diperoleh kurang

maksimal. Oleh sebab itu, peneliti ingin melakukan penelitian dengan

menerapkan model kolaboratif tipe Round Table dan tipe Sequence Chains untuk

mengatasi permasalahan siswa dalam menulis teks cerpen serta meningkatkan

keterampilan menulis siswa. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui

keefektifan model kolaboratif tipe Round Table dalam pembelajaran menulis teks

cerita pendek pada siswa kelas VII SMP, (2) mengetahui keefektifan model

kolaboratif tipe Sequence Chains dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek

pada siswa kelas VII SMP, (3) mengetahui perbandingan keefektifan model

pembelajaran kolaboratif tipe Round Table dan tipe Sequence Chains dalam

pembelajaran menulis teks cerita pendek siswa kelas VII SMP.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen (Experiment Research)

dengan desain quasi experimental (pretest – posttest two experimental group

design). Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan

dengan teknik Cluster random sampling yaitu mengambil tiga kelas secara acak

pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Kedu dengan ditetapkannya kelas VII A

(kelas kontrol), kelas VII B (kelas eksperimen I), dan kelas VII C (kelas

eksperimen II). Kelas eksperimen I yang berjumlah 23 siswa diberi perlakuan

dengan model kolaboratif tipe Round Table, kelas eksperimen II yang berjumlah

24 siswa diberi perlakuan dengan model kolaboratif tipe Sequence Chains, dan

kelas kontrol yang berjumlah 24 siswa tidak diberi perlakuan apapun. Sebelum

diberi perlakuan siswa diminta mengerjakan soal pretest untuk mengetahui

kemampuan awal siswa dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek.

Page 10: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

x

Selanjutnya diberi perlakuan dan di akhir pembelajaran siswa diminta

mengerjakan soal posttest untuk mengetahui hasil akhir keterampilan siswa dalam

menulis teks cerita pendek.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa (1) model

pembelajaran kolaboratif tipe Round Table efektif digunakan dalam pembelajaran

menulis teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMP, (2) model pembelajaran

kolaboratif tipe Sequence Chains efektif digunakan dalam pembelajaran menulis

teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMP, dan (3) tidak ada perbedaan hasil

belajar siswa yang signifikan penerapan model kolaboratif tipe Round Table dan

tipe Sequence Chains dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek pada siswa

kelas VII SMP karena kedua tipe model pembelajaran tersebut sama-sama belajar

dengan cara berdiskusi kelompok. Tetapi kedua model pembelajaran kolaboratif

tersebut lebih efektif diterapkan pada proses pembelajaran menulis teks cerita

pendek dibandingkan dengan penerapan model pembelajaran yang digunakan

guru.

Saran dari peneliti terkait dengan penerapan model pembelajaran kolaboratif

tipe Round Table dan tipe Sequence Chains adalah guru hendaknya memberikan

batasan waktu yang lebih lama pada saat proses pembelajaran dengan model

kolaboratif tipe Round Table berlangsung agar hasil menulis teks cerita pendek

siswa menjadi maksimal. Selain itu penggunaan media pembelajaran yang kreatif,

inovatif, dan menarik sangat membantu saat proses pembelajaran berlangsung.

Siswa akan terbantu dalam menuangkan ide, mengembangkan alur,

mendeskripsikan tokoh dan penokohan, mengembangkan latar, serta menyusun

kalimat menjadi teks cerita pendek yang utuh dan padu. Sebaiknya guru juga

memilih tema pembelajaran yang mudah dan menarik agar siswa tidak cepat

bosan selama proses pembelajaran. Hendaknya guru memiliki tips dan trik dalam

mensiasati siswa yang jenuh saat proses pembelajaran berlangsung misalnya

dengan memberikan ice-breaking di tengah proses pembelajaran, menayangkan

tayangan video motivasi atau menceritakan kisah pengalaman yang lucu dan

menarik.

Page 11: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

xi

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iii

PERNYATAAN ............................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. v

PRAKATA ............................................................ vi

SARI ............................................................ ix

DAFTAR ISI ............................................................ xi

DAFTAR TABEL ............................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................ xvii

DAFTAR DIAGRAM ............................................................ xviii

DAFTAR BAGAN ............................................................ xix

DAFTAR TEKS ............................................................ xx

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................ xxi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah .............................................................. 7

1.3 Pembatasan Masalah .............................................................. 8

1.4 Rumusan Masalah ............................................................. 9

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................. 9

1.6 Manfaat Penelitian ............................................................. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKAN DAN LANDASAN TEORITIS

2.1 Kajian Pustaka .............................................................. 13

2.2 Landasan Teori .............................................................. 19

2.2.1 Hakikat Menulis .............................................................. 19

Page 12: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

xii

2.2.2 Hakikat Teks Cerita Pendek ............................................................ 26

2.2.2.1 Struktur Teks Cerita Pendek ............................................................ 28

2.2.2.2 Unsur-Unsur Teks Cerita Pendek ................................................ 28

2.2.2.3 Langkah-Langkah Menulis Cerpen ................................................ 33

2.2.3 Hakikat Model Pembelajaran Kolaboratif .................................... 36

2.2.3.1 Hakikat Model Kolaboratif Tipe Round Table ........................ 41

2.2.3.2 Hakikat Model Kolaboratif Tipe Sequence Chains ........................ 47

2.2.4 Keefektifan Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek dengan Model

Kolaboratif Tipe Round Table dan Tipe Sequence Chains ............ 49

2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................ 51

2.4 Hipotesis Tindakan ........................................................................ 53

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ....................................................................... 56

3.2 Popolasi dan Sampel ....................................................................... 59

3.2.1 Populasi ....................................................................... 59

3.2.2 Sampel ....................................................................... 59

3.3 Variabel Penelitian ....................................................................... 60

3.3.1 Variabel Terikat ....................................................................... 60

3.3.2 Variabel Bebas ...................................................................... 61

3.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian .................................. 62

3.4.1 Tempat Penelitian .......................................................... 62

3.4.2 Waktu Penelitian .......................................................... 63

3.5 Instrumen Penelitian .......................................................... 63

3.5.1 Instrumen Tes .......................................................... 63

3.5.2 Instrumen Penilaian .......................................................... 64

Page 13: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

xiii

3.5.3 Instrumen Perlakuan ............................................................ 70

3.5.4 Instrumen Observasi ........................................................... 79

3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 80

3.6.1 Teknik Tes ............................................................ 81

3.6.2 Observasi ............................................................ 81

3.6.3 Dokumentasi ............................................................ 81

3.7 Teknik Analisis Data ............................................................ 82

3.7.1 Analisis Data Awal ............................................................ 82

3.7.1.1 Uji Normalitas ............................................................ 82

3.7.1.2 Uji Homogenitas ............................................................ 83

3.7.1.3 Uji Varians Klasifikasi Tunggal ................................................ 85

3.7.2 Analisis Data Akhir .............................................................. 88

3.7.2.1 Uji Normalitas .............................................................. 88

3.7.2.2 Uji Homogenitas .............................................................. 89

3.7.2.3 Uji Varians Klasifikasi Tunggal .................................................. 92

3.7.2.4 Uji – t .............................................................. 94

3.7.2.5 Uji Eksperimen (Uji – t Dua Pihak) .................................................. 99

3.8 Prosedur Penelitian ............................................................. 101

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Keefektifan Model Kolaboratif Tipe Round Table dalam Pembelajaran

Menulis Teks Cerpen ......................................................................... 104

4.1.1 Proses Pembelajaran Menulis Teks Cerpen dengan Model Kolaboratif

Tipe Round Table ............................................................. 105

4.1.2 Hasil Tes Awal Kelas Eksperimen I (Model Kolaboratif Tipe

Round Table) ............................................................. 116

Page 14: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

xiv

4.1.3 Hasil Tes Akhir Kelas Eksperimen 1 ................................................. 118

4.1.4 Perbandingan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Eksperimen 1 .... 120

4.1.5 Pembahasan Hasil Pembelajaran Menulis Teks Cerpen dengan Model

Kolaboratif Tipe Round Table ................................................. 125

4.2 Keefektifan Model Kolaboratif Tipe Sequence Chains

dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerpen ............................................. 131

4.2.1 Proses Pembelajaran Menulis Teks Cerpen dengan

Model Kolaboratif Tipe Sequence Chains ............................................... 132

4.2.1 Hasil Tes Awal Kelas Eksperimen 2 ...................................................... 137

4.2.3 Hasil Tes Akhir Kelas Eksperimen 2 ..................................................... 139

4.2.4 Perbandingan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Eksperimen 2 ..... 141

4.2.5 Pembahasan Hasil Pembelajaran Menulis Teks Cerpen

Kelas Eksperimen 2 ................................................................................ 147

4.3 Proses Pembelajaran Menulis Teks Cerpen dengan

Model yang Digunakan Guru ............................................................. 152

4.3.1 Hasil Tes Awal Kelas Kontrol ............................................................. 156

4.3.2 Hasil Tes Akhir di Kelas Kontrol ................................................. 158

4.3.3 Perbandingan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Kontrol ............. 160

4.4 Uji Persyaratan Analisis ........................................................................ 162

4.4.1 Uji Normalitas Sebaran ........................................................................ 162

4.4.2 Uji Homogenitas Varian .......................................................................163

4.4.3 Uji Anava Satu Arah ............................................................................. 164

4.4.4 Uji – t satu pihak model Round Table dengan

Model yang Digunakan Guru ............................................................... 165

4.4.5 Uji – t pihak Model Sequence Chains dengan

Model yang digunakan guru ..................................................................166

4.4.6 Uji – t Dua Pihak Model Kolaboratif Round Table

dan Model Kolaboratif Tipe Sequence Chains ............................166

Page 15: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

xv

4.5 Pembahasan ............................................................................................. 167

4.5.1 Hipotesis 1 Keefektifan Model Round Table dengan Model

Pembelajaran Guru pada Pembelajaran Menulis Cerpen ................. 168

4.5.2 Hipotesis 2 Keefektifan Model Sequence Chains dengan

Model Pembelajaran Guru pada Pembelajaran Menulis Cerpen ....... 169

4.5.3 Hipotesis 3 Perbedaan Keefektifan Model Round Table dan

Model Sequence Chains pada Pembelajaran Menulis Cerpen ......... 171

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan .......................................................................... 174

5.2 Saran .......................................................................... 175

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 177

LAMPIRAN ......................................................................... 180

Page 16: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian ........................................................... 58

Tabel 3.2 Aspek Penilaian Menulis Cerita Pendek ....................... 65

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Menulis Cerita Pendek ................ . 66

Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Menulis Cerpen ................................. 69

Tabel 3.5 Standar Penilaian Menulis Cerita Pendek .............................. 69

Tabel 3.6 Uji Bartlett ...................................................................... 84

Tabel 3.7 Ringkasan Anova untuk menguji Hipotesis k sampel ... 87

Tabel 3.8 Uji Bartlett ...................................................... 90

Tabel 3.9 Ringkasan Anova untuk menguji Hipotesis k sampel ........... 94

Tabel 4.1 Sintakmatik Model Kolaboratif tipe Round Table .....

108

Tabel 4.2 Hasil Observasi Kelas Eksperimen 1

(Model Kolaboratif Tipe Round Table) ............................... 112

Tabel 4.3 Peningkatan Rata-Rata Aspek Pengetahuan

Kelas Eksperimen 1 .............................................................. 115

Tabel 4.4 Hasil Belajar Awal Kelas Eksperimen 1 ................... 116

Tabel 4.5 Hasil Tes Akhir Kelas Eksperimen 1 ................................... 119

Tabel 4.6 Kriteria Penilaian Menulis Teks Cerpen .................... 121

Tabel 4.7 Hasil Belajar Awal Kelas Eksperimen 2 ............................... 137

Tabel 4.8 Hasil Tes Akhir Kelas Eksperimen 2 ................................... 141

Tabel 4.9 Aspek Penilaian Menulis Teks Cerpen ............................... 142

Tabel 4.10 Kriteria Penilaian Menulis Teks Cerpen ............................ 143

Tabel 4.11 Hasil Penilaian ................................................................... 130

Tabel 4.12 Hasil Tes Awal Kelas Kontrol 2 ....................................... 157

Page 17: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

xvii

Tabel 4.13 HasilTes Akhir Kelas Kontrol ............................................ 159

Tabel 4.15 Hasil Penilaian .................................................................. 150

Tabel 4.16 Uji Normalitas Data Awal .................................................. 163

Tabel 4.17 Uji Homogenitas Awal ....................................................... 164

Tabel 4.18 Analisis Awal Uji Anava ................................................... 165

Page 18: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

xviii

DAFTAR DOKUMENTASI GAMBAR

Dokumentasi gambar 4.1 aspek spiritual siswa ............................... 113

Dokumentasi gambar 4.2 Aspek sosial percaya diri ....................... 114

Dokumentasi gambar 4.3 Aspek sikap sosial bertanggung jawab .. ..... 114

Dokumentasi gambar 4.4 Aspek sikap sosial percaya diri siswa ........... 136

Dokumentasi gambar 4.5 aspek sikap bertanggung jawab ........... 136

Dokumentasi gambar 4.6 Guru Menjelaskan Materi Teks Cerpen

di Kelas Kontrol ........................................................................ 153

Dokumentasi Gambar 4.7 Guru Membimbing Siswa Menulis

Teks Cerita Pendek di Kelas Kontrol ........................................ 154

Page 19: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

xix

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Struktur Isi Teks Cerita Pendek Menurut Kemendikbud ..... 28

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................... 53

Page 20: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

xx

DAFTAR DIAGRAM

Gambar 4.1 Diagram Hasil Tes Awal Kelas Eksperimen I

(Model Kolaboratif Tipe Round Table) .............................. 117

Gambar 4.2 Diagram Rata-Rata Nilai Tes Awal

dan Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen 1 ............................. 125

Gambar 4.3 Diagram Hasil Tes Awal Kelas Eksperimen 2 ............ 138

Gambar 4.4 Diagram Rata-Rata Nilai Tes Awal

dan Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen 2.............................. 146

Gambar 4.5 Diagram Hasil Tes Awal Kelas Kontrol ...................... 158

Gambar 4.6 Diagram Rata-Rata Nilai Tes Awal (Pretest)

dan Nilai Tes Akhir (Posttest) Kelas Kontrol ...................... 160

Page 21: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

xxi

DAFTAR TEKS

Teks Cerpen (Terjebak di Lift) ................................................... 124

Teks Cerpen (Cinta Sejati) ................................................... 137

Page 22: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ....................................... 180

Lampiran 2 Daftar Siswa Kelas Eksperimen I ....................................... 181

Lampiran 3 Daftar Siswa Kelas Eksperimen II ....................................... 182

Lampiran 4 Silabus ....................................................................................... 183

Lampiran 5 RPP Kelas Eksperimen I ................................................... 187

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa .............................................................. 198

Lampiran 7 Materi Teks Cerpen .................................................................... 203

Lampiran 8 RPP Kelas Eksperimen II ............................................... 205

Lampiran 9 RPP Kelas Kontrol ............................................... 209

Lampiran 10 Pedoman Penskoran Kompetensi Pengetahuan ......................... 210

Lampiran 11 Pedoman Penilaian Aspek Keterampilan ........................... 212

Lampiran 12 Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen I ............... 214

Lampiran 13 Lembar Kerja Siswa Individu ....................................... 215

Lampiran 14 Lembar Kerja Kelompok Eksperimen II ............................. 216

Lampiran 15 Lembar Soal Pengetahuan ................................................... 217

Lampiran 16 Daftar Nilai Perilaku Awal Kelas Eksperimen I .............. 223

Lampiran 17 Daftar Nilai Perilaku Akhir Kelas Eksperimen I ............... 224

Lampiran 18 Daftar Nilai Perilaku Awal Kelas Eksperimen II ............... 225

Lampiran 19 Daftar Nilai Perilaku Akhir Kelas Eksperimen II ............... 226

Lampiran 20 Daftar Nilai Pengetahuan Kelas Eksperimen 1 ............... 227

Lampiran 21 Daftar Nilai Pengetahuan Tes Awal Kelas Eksperimen 2 ......... 228

Page 23: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

xxiii

Lampiran 22 Daftar Nilai Keterampilan Tes Awal Kelas Eksperimen 1 ....... 229

Lampiran 23 Daftar Nilai Keterampilan Tes Awal Kelas Eksperimen II ....... 230

Lampiran 24 Daftar Nilai Keterampilan Tes Awal Kelas Kontrol .............. 231

Lampiran 25 Uji Normalitas Data Awal Kelas Eksperimen I .............. 232

Lampiran 26 Uji Normalitas Data Awal Kelas Eksperimen II .............. 233

Lampiran 27 Uji Normalitas Data Awal Kelas Kontrol .......................... 234

Lampiran 28 Daftar Nilai Keterampilan Tes Akhir Kelas Eksperimen 1 ...... 235

Lampiran 29 Uji Normalitas Data Akhir Kelas Eksperimen 1 .............. 236

Lampiran 30 Daftar Nilai Keterampilan Tes Akhir Kelas Eksperimen 2 ...... 237

Lampiran 31 Uji Normalitas Data Akhir Kelas Eksperimen 2 ............. 238

Lampiran 32 Daftar Nilai Keterampilan Tes Data Akhir Kelas Kontrol ....... 239

Lampiran 33 Uji Normalitas Data Akhir Kelas Kontrol .......................... 240

Lampiran 34 Hipotesis 2 Uji T Satu Pihak .................................................. 241

Lampiran 35 Hipotesis 3 Uji Satu Pihak .................................................. 242

Lampiran 36 Hipotesis 4 Uji T Dua Pihak .................................................. 243

Lampiran 37 Uji Anava Satu Arah Akhir .................................................. 244

Lampiran 38 Dokumentasi Gambar di Kelas Kontrol ..................................... 245

Lampiran 39 Dokumentasi Gambar di Kelas Eksperimen 1 ........................... 246

Lampiran 40 Dokumentasi Gambar di Kelas Eksperimen 2 ........................... 248

Lampiran 41 Hasil Belajar Siswa .............................................................. 250

Lampiran 42 Surat Penelitian .......................................................................... 253

Page 24: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran sastra di tingkat SMP / MTs saat ini sudah diarahkan pada

kegiatan apresiasi dan ekspresi sastra. Peserta didik langsung dihadapkan dengan

karya sastra yang tidak hanya dinikmati dengan cara dibaca, tetapi peserta didik

diarahkan untuk lebih mendalaminya. Menurut Oemarjati (dalam Rohmadi dan

Slamet Subiyantoro, 2011:69) yang menyatakan bahwa pembelajaran apresiasi

sastra mengemban misi efektif, yaitu memperkaya pengalaman peserta didik dan

menjadikannya tanggap terhadap peristiwa sekelilingnya. Tujuan akhirnya adalah

menumbuhkan, menanamkan, mengembangkan kepekaan terhadap masalah

manusiawi, dan mengenalkan rasa hormat terhadap tata nilai baik dalam konteks

individual maupun sosial. Selain mengapresiasi karya sastra, peserta didik juga

diarahkan pada kegiatan ekspresi sastra baik secara lisan maupun tulis. Kegiatan

ekspresi sastra secara tertulis dalam pembelajaran sastra di sekolah seperti

pembelajaran menulis sastra.

Tujuan pembelajaran sastra dalam kurikulum 2013 untuk SMP dan SMA

harus mencakup tiga ranah kompetensi yaitu pengetahuan (kognitif), sikap

(afektif), dan keterampilan (psikomotor). Pada kurikulum ini, peserta didik

dibiasakan membaca dan memahami makna teks, meringkas, serta menyaji ulang

dengan bahasa sendiri. Selain itu peserta didik dibiasakan menyusun teks yang

sistematis, logis, dan efektif melalui latihan-latihan penyususnan teks.

Page 25: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

2

Peserta didik juga diperkenalkan dengan aturan-aturan teks yang sesuai dengan

ketentuan.

Salah satu jenis karya sastra yang diajarkan pada peserta didik tingkat

mengengah pertama (SMP) yaitu cerita pendek (cerpen). Cerpen merupakan teks

yang mengisahkan penggalan kehidupan tokoh dengan segala permasalahan-

permasalahan hidup yang dialami oleh tokoh tersebut. Meskipun cerpen

merupakan cerita rekaan yang disampaikan pengarang dengan tujuan untuk

menghibur pembaca, tetapi didalam cerita tersebut terkandung nilai-nilai

kehidupan yang dapat dijadikan cermin refleksi bagi pembaca. Cerpen dibuat

berdasarkan imajinasi tiap individu berdasarkan pengalaman pribadi, rekaan

ataupun hasil lainnya yang dapat menunjang penulisan sebuah cerita pendek.

Menulis cerpen merupakan proses kreatif yang harus dilatih secara terus-

menerus. Kurang bervariasinya model pembelajaran yang dilakukan pendidik

dalam mengajarkan menulis cerpen menjadi salah satu faktor penghambat peserta

didik untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen. Penggunaan model

pembelajaran yang kurang inovatif membuat peserta didik merasa bosan saat

proses pembelajaran berlangsung. Perasaan bosan tersebut membuat peserta didik

menjadi kurang antusias dalam belajar sehingga menyebabkan hasil belajar pun

kurang maksimal. Oleh sebab itu, peneliti ingin melakukan penelitian

menggunakan model pembelajaran kolaboratif tipe Round Table dan model

pembelajaran kolaboratif tipe Sequence Chains dalam mengatasi permasalahan

tersebut. Peneliti ingin membuktikan apakah model pembelajaran kolaboratif tipe

Page 26: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

3

Round Table (meja bundar) dan model pembelajaran kolaboratif tipe Sequence

Chains (rantai sekuen) efektif digunakan pada pembelajaran menulis cerpen.

Tipe Round Table merupakan salah satu jenis model pembelajaran

kolaboratif (collaborativelearning) yang ditulis oleh Barley, dkk, dalam bukunya

yang berjudul 30 Collaborative Learning Techniques. Model pembelajaran

kolaboratif tipe Round Table merupakan model pembelajaran yang mengharuskan

peserta didik merespon pengarah secara bergiliran dengan menuliskan satu atau

dua kata atau frase sebelum menyerahkan kertas kepada peserta didik lain yang

melakukan hal sama. Respon bergiliran yang terdapat dalam model kolaboratif

tipe Round Table diharapkan mampu memotivasi peserta didik untuk berfikir

lebih cepat dengan stimulus dari peserta didik lain yang sudah mendapatkan

giliran untuk menuliskan kata atau frase sebelumnya. (Barkley, 2012:357)

Tipe Sequence Chains (rantai sekuen) merupakan jenis model pembelajaran

kolaboratif lain yang mengharuskan peserta didik membuat peta visual dari logika

yang terdapat dalam suatu rangkaian. Peserta didik mengidentifikasi poin-poin

tertentu dalam suatu rangkaian kemudian mengaplikasikan pengetahuan dan

penalaran untuk menyusun poin tersebut secara sistematis dan koheren. Model

pembelajaran ini dapat membatu mendorong kemampuan berpikir logis, kritis,

dan skuensial. (Barkley, 2012:333)

Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik yaitu faktor

internal dan eksternal. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar,

salah satunya prestasi belajar dipengaruhi oleh proses pembelajaran di kelas yang

Page 27: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

4

dilaksanakan oleh pendidik (guru). Pembelajaran menulis teks cerita pendek yang

diterapkan disekolah masih bersifat konvensional (berpusat pada guru). Padahal

pendidik seharusnya menjadi fasilitator yang memfasilitasi siswa untuk

memperoleh pengetahuannya sendiri dalam pembelajaran. Untuk memberikan

fasilitas yang memadai bagi peserta didik, salah satu tugas pendidik adalah

mencari model pembelajaran yang tepat untuk digunakan. Model pembelajaran

merupakan salah satu jembatan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam memilih model pembelajaran, pendidik harus mempertimbangkan

beberapa hal, diantaranya yaitu materi yang akan diaplikasikan dalam model

tersebut, kondisi kelas, serta sarana dan prasarana yang ada. Pendidik tidak bisa

secara acak memilih model pembelajaran yang akan digunakan di dalam kelas.

Apabila model pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan materi, maka

materi tersebut pun tidak bisa tersampaikan kepada peserta didik. Model

pembelajaran yang baik juga harus didukung dengan sarana prasarana yang baik

pula karena, jika tidak ada sarana dan prasarana yang mendukung, materi pun

tidak bisa tersampaikan secara maksimal. Pembelajaran yang kurang menarik dan

cenderung membosankan dapat mempengaruhi kondisi psikologi peserta didik

saat belajar. Sebuah model pembelajaran terkadang bisa diterapkan tidak hanya

untuk satu materi tetapi bisa digunakan untuk beberapa materi. Model

pembelajaran yang cocok untuk materi pembelajaran menulis adalah model yang

bisa memicu peserta didik untuk aktif dalam kelas. Hal tersebut dikarenakan

menulis merupakan proses produksi, dimana hasil akhirnya merupakan sebuah

produk atau karya. Model pembelajaran kolaboratif (collaborative learning)

Page 28: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

5

merupakan salah satu alternatif pencarian solusi dalam mencapai tujuan

pembelajaran tersebut.

Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa model pembelajaran

kolaboratif tipe Round Table efektif digunakan dalam proses pembelajaran,

terutama dalam aspek keterampilan menulis. Irna Nurul Fatonah (2014)

melakukan penelitian dalam jurnal yang berjudul Efektivitas Teknik Meja Bundar

(Round Table) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek. Penelitian tersebut

bertujuan untuk menguji keefektifan teknik Round Table dalam pembelajaran

menulis cerpen dibandingkan dengan penggunaan model pembelajaran

konvensional. Selain itu, tujuan lain dari penelitian tersebut yakni mengubah

paradigma peserta didik tentang susahnya menulis teks cerpen. Populasi dari

penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII MTs Assobandiyyah

Sukabumi dengan sample kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VII A

sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik meja bundar

(Round Table) efektif untuk diterapkan dalam pembelajran menulis cerita pendek

daripada penggunaan model pembelajaran konvensional di kelas kontrol karena

teknik Round Table lebih memberikan pengaruh positif pada siswa saat proses

pembelajaran berlangsung.

Model pembelajaran kolaboratif tipe Sequence Chains dapat di terapkan

dalam proses pembelajaran yang menekankan kontinuitas atau koneksi. Barkley,

dkk, dalam bukunya Collaborative Learning Techniques(2012:334) menjelaskan

bahwa Profesor Wes T.Ward menggunakan model Sequence Chains untuk

menjelaskan dan menguatkan pemahaman peserta didik tentang kronologi

Page 29: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

6

peristiwa sejarah penting. Selain itu, model pembelajaran ini juga pernah

digunakan oleh Profesor Ward dalam proses pembelajaran karya-karya besar

sastra Rusia abad sembilan belas yang bertujuan membantu peserta didik melacak

dan memahami berbagai perkembangan kompleks karya Tolstoy, War and Peace

dengan melakukan sumbang saran dan membuat daftar peristiwa-peristiwa

penting dalam novel tersebut. kemudian, peserta didik menyusun peristiwa

tersebut secara skuensial, dan mengidentifikasi keterkaitan antar satu peristiwa

dengan peristiwa lain. (Barkley, dkk., 2012:337)

Dari penjelasan di atas, dapat dibuktikan bahwa model Round Table dan

model Sequence Chains dalam pembelajaran kolaboratif sesuai untuk digunakan

pada pembelajaran keterampilan menulis. Peneliti tertarik menguji dan

membandingkan keefektifan model pembelajaran kolaboratif tipe Round Table

dan tipe Sequence Chains pada pembelajaran menulis teks cerpen karena kedua

model tersebut pernah diterapkan dalam pembelajaran sastra. Round Table dan

Sequence Chains merupakan jenis model pembelajaran kolaboratif yang memiliki

manfaat bagi perkembangan diri peserta didik seperti merangsang siswa untuk

lebih aktif dalam pembelajaran, melatih siswa berpikir kritis, dan kreatif. Selain

itu, pembelajaran kolaboratif menekankan pada nilai interaksi teman sebaya

sehingga tidsk hanya keterampilan berpikir peserta didik saja yang terasah namun

jiwa sosial mereka pun juga dapat berkembang. Oleh karena itu, peneliti tertarik

untuk meneliti model kolaboratif tipe Round Table dan model kolaboratif tipe

Sequence Chains di SMP Negeri 3 Kedu, dalam mengajarkan materi pelajaran

Bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran menulis cerpen karena kedua tipe

Page 30: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

7

pembelajaran tersebut belum pernah diterapkan oleh pendidik di SMP tersebut

melalui judul ―KEEFEKTIFAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING TIPE

ROUND TABLE DAN SEQUENCE CHAINS TERHADAP PEMBELAJARAN

MENULIS TEKS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3

KEDU‖. Selain itu, penelitian ini berguna untuk mengetahui keefektifan model

pembelajaran kolaboratif tipe Round Table dan model pembelajaran kolaboratif

tipe Sequence Chains serta perbandingan keefektifan kedua tipe model

permbelajaran tersebut dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang mendasari penelitian ini, dapat

diidentifikasikan beberapa faktor permasalahan yang muncul. Ada dua faktor

permasalahan yang mempengaruhi kemampuan menulis teks cerita pendek siswa

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut dapat teratasi

dengan pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Faktor internal merupakan faktor penghambat yang berasal dari dalam diri

siswa seperti: siswa belum terbiasa menulis, siswa kesulitan menentukan topik

menulis cerpen, siswa kesulitan dalam merangkai cerita, mengembangkan alur,

konflik, klimaks, penyelesaian, amanat, dan kurangnya minat baca siswa sehingga

perbendaharaan kata yang dimiliki kurang variatif dan kurang sesuai dengan

kaidah kebahsaaan (EBI).

Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri

siswa. Faktor eksternal tersebut seperti: penyampaian materi ajar yang kurang

Page 31: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

8

bervariasi, model pembelajaran yang kurang cocok untuk meningkatkan keaktifan

siswa, suasana pembelajaran yang kurang kondusif sehingga siswa merasa bosan

dan kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, belum diadakan kegiatan

umpan balik antara guru dengan siswa saat proses pembelajaran berlangsung.

Pembelajaran menulis teks cerita pendek akan efektif jika model yang diterapkan

guru saat proses pembelajaran tersebut sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga

siswa merasa antusias saat mengikuti pelajaran.

Model pembelajaran kolaboratif tipe Round Table dan tipe Sequence Chains

memiliki kelebihan dan kekurangan. Kedua tipe model pembelajaran ini sudah

terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran keterampilan menulis. Oleh karena

itu, perlu dilakukan perbandingan untuk mengetahui tingkat keefektifan kedua

tipe model pembelajaran tersebut untuk mengatasi permasalahan yang dialami

siswa dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMP.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan uraian identifikasi masalah tersebut,

diperlukan adanya pembatasan masalah. Peneliti memberikan batasan masalah

yaitu lebih efektif model pembelajaran kolaboratif tipe Round Table atau model

pembelajaran kolaboratif tipe Sequence Chains jika digunakan dalam

pembelajaran menyususn teks cerita pendek bagi siswa kelas VII SMP.

Keefektifan ini diperoleh berdasarkan proses dan hasil belajar. Aspek yang

menjadi pedoman keefektifan dari segi proses pembelajaran yaitu terlaksananya

langkah-langkah pembelajaran dan sikap siswa selama proses pembelajaran

Page 32: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

9

tersebut berlangsung, sedangkan jika ditinjau dari segi hasil belajar maka dapat

dilihat dari perolehan rata-rata nilai siswa berdasarkan kriteria ketuntasan minimal

(KKM) yaitu 75 pada pembelajaran menulis cerita pendek. Penerapan kedua tipe

model pembelajaran tersebut bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran

tipe manakah yang lebih efektif untuk digunakan dalam pembelejaran menulis

cerita pendek.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah keefektifan model Collaborative Learning tipe Round Table

dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMP

Negeri 3 Kedu?

2. Bagaimanakah keefektifan model Collaborative Learning tipe Sequence

Chains dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek pada siswa kelas VII

SMP Negeri 3 Kedu?

3. Model manakah yang lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis

teks cerita pendek antara model kolaboratif tipe Round Table dan model

kolaboratif tipe Sequence Chains?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian ini adalah:

Page 33: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

10

1. Menguji keefektifan pembelajaran menulis cerita pendek dengan model

Collaborative Learning tipe Round Table pada siswa kelas VII SMP Negeri

3 Kedu, Temanggung.

2. Mendeskripsikan bagaimana keefektifan pembelajaran menulis cerita

pendek dengan model Collaborative Learning tipe Sequence Chains pada

siswa kelas VII SMP Negeri 3 Kedu.

3. Mengetahui perbedaan keefektifan model pembelajaran kolaboratif tipe

Round Table dan tipe Sequence Chains dalam pembelajaran menulis teks

cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 3 Kedu, Temanggung.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ―Keefektifan Model Collaboratif Learning Tipe Round Table dan

Tipe Sequence Chains dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Pendek pada

Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Kedu, Temanggung‖ diharapkan dapat

memberikan manfaat secara teoretis dan praktis.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan

penelitian dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek pada siswa kelas VII

SMP dengan model pembelajaran kolaboratif tipe Round Table dan tipe

Sequence Chains sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain

itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penelitian terkait

Page 34: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

11

pengembangan model pembelajaran kolaboratif tipe Round Table dan tipe

Sequence Chains.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peserta didik

Secara umum, penelitian ini akan membuat siswa memperoleh

pengalaman baru dalam mengikuti proses pembelajaran menulis teks cerita

pendek dengan model kolaboratif tipe Round Table dan tipe Sequence

Chains. Secara spesifik, penelitian ini diharapkan mampu: 1) mengarahkan

peserta didik lebih terampil dalam menulis teks cerita pendek; 2)

mempermudah peserta didik dalam proses pembelajaran menulis teks cerita

pendek; 3) membuat peserta didik menjadi lebih aktif, kreatif, dan inovatif

dalam menuangkan ide terkait pembelajaran menulis teks cerita pendek.

b. Bagi Guru

Dengan dilaksanakannya penelitian ini guru dapat mengetahui variasi

model pembelajaran dalam menunjang proses belajar mengajar sehingga

menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan saat

mengajarkan materi pembelajaran bahasa Indonesia. Model pembelajaran ini

membuat siswa lebih termotivasi belajar khususnya dalam pembelajaran

menulis cerita pendek.

Page 35: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

12

c. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan bagi

sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, hasil penelitian

ini dapat dijadikan penunjang sarana pembelajaran.

Temuan untuk kegunaan praktis diharapkan dapat memberikan sumbangan

substansial, khususnya kepada pendidik sehingga pendidik dapat menerapkan,

menguji, dan mengembangkan model pembelajaran kolaboratif ini lebih lanjut.

Page 36: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.1 Kajian Pustaka

Suatu penelitian dilakukan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya sebagai pedoman dalam melakukan tindakan. Penelitian tersebut pada

dasarnya belum sempurna, sehingga perlu diadakannya kajian ulang untuk

melengkapi, memvariasi, serta menyempurnakan hasil penelitian yang telah

dilakukan. Dalam pembelajaran menulis cerita pendek telah banyak dilakukan

penelitian dengan menggunakan berbagai model maupun metode pembelajaran.

Akan tetapi, hal tersebut masih menarik untuk diadakan penelitian lebih lanjut

karena penelitian-penelitian yang sudah ada belum tentu sempurna.

Adapun beberapa penelitian yang relevan dan dapat dijadikan kajian

pustaka dalam penelitian ini, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Irna Nurul

Fatonah (2014), Winda Dwi Suprihantini (2013), Agnes Reswari, dkk. (2012),

Amalia Zulvia Widyaningrum, dkk. (2015), dan Prof. Jette Stenlev, Ph. D dan

Prof. Peter Sie mund, Ph.D (2011)

Penelitian skripsi Irna Nurul Fatonah (2014) yang berjudul Efektivitas

Teknik Meja Bundar (Round Table) Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek

dapat disimpulkan bahwa teknik round table terbukti efektif diterapkan dalam

pembelajaran menulis cerpen di kelas VII Mts Assobandiyyah Sukabumi.

Berdasarkan perhitungan uji t hipotesis yang dilakukan dalam penelitian tersebut,

diperoleh hasil t hitung (6,36) > t table (2,02) pada taraf signifkansi 0,05 dan db

Page 37: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

14

39. Kesimpulan dari data tersebut perbedaan nilai rata-rata pretest dan posttest

terbukti signifikan karena thitung > ttabel dengan Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan peneliti

terletak pada bidang kajiannya yaitu sama-sama menguji keefektifan teknik

Round Table (meja bundar). Irma Nurul Fatonah telah membuktikan bahwa teknik

meja bundar (Round Table) efektif digunakan dalam pembelajaran menulis cerita

pendek. Sedangkan perbedaannya terletak pada dalam penelitian tersebut hanya

menggunakan satu variabel bebas, sedangkan peneliti menggunakan 2 variabel

bebas. Oleh karena itu hasil yang akan diperoleh peneliti tidak seperti penelitian

yang dilakukan Irna Nurul Fatonah bahwa teknik Round Table berpengaruh

signifikan dalam pembelajaran menulis cerita pendek, melainkan model

pembelajaran manakah antara tipe Round Table dan tipe Sequnce Chains yang

lebih efektif digunakan pada pembelajaran menulis cerita pendek.

Penelitian skripsi Winda Dwi Suprihantini (2013) dengan judul

Peningkatan Kemampuan Menulis Deskripsi Dengan Model Kooperatif Tipe

Round Table Pada Siswa Kelas X AK 2 SMK Muhammadiyah 1 Wonosobo Tahun

Ajaran 2013/2014. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mendeskripsikan

penerapan model kooperatif tipe Round Table dapat meningkatkan kreativitas

proses pembelajaran menulis deskripsi dan dapat meningkatkan kemampuan

menulis deskripsi siswa kelas X AK 2 SMK Muhammadiyah 1 Wonosobo. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan model kooperatif tipe Round

Page 38: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

15

Table dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran deskripsi. Hal ini terbukti

dengan meningkatnya presentase keantusiasan, perhatian, dan keaktifan dengan

perolehan prosentase prasiklus 36,9%, pada siklus I 65,7%, pada siklus II 76,3%.

Penerapan model kooperatif tipe Round Table juga dapat meningkatkan kualitas

hasil pembelajaran menulis deskripsi. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan

nilai pembelajaran menulis deskripsi siswa. Pada prasiklus diperoleh rerata 64, 68,

20 dari 38 siswa atau 52, 63%, pada siklus I diperoleh rerata 73,54, 34 dari 38

siswa atau 89,46%, dan pada siklus II diperoleh rerata 79,63, 38 siswa mencapai

KKM semua.

Relevansi dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu pada penerapan

model pembelajaran Round Table dalam pembelajaran menulis. Perbedaan dari

penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah jenis

penelitian yang dilakukan. Penelitian tersebut menggunakan penelitian tindakan

kelas, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian

eksperimen dengan membandingkan keefektifan dua jenis model pembelajaran

kolaboratif tipe Round Table dan tipe Sequence Chains pada pembelajaran

menulis cerpen.

Penelitian yang dilakukan Agnes Reswari dengan judul Eksperimentasi

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Dan

Round Table Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Aktualisasi

Diri Siswa SMP Negeri di Kabupaten Magelang. Penelitian ini merupakan

penelitian eksperimental semu dengan desain faktorial 3 x 3. Penelitian ini

menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Pengambilan sampel

Page 39: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

16

dilakukan menggunakan teknik Stratified Cluster Random Sampling, dengan

mengambil sampel sebanyak 281 siswa. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

bahwa peserta didik yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe Round Table

lebih berhasil dalam prestasi belajar matematika dibandingkan dengan peserta

didik yang diajar dengan model kooperatif tipe NHT dan konvensional. Selain

prestasi belajar siswa meningkat, model pembelajaran kooperatif tipe Round

Table juga membuat siswa memiliki tingkat aktualisasi diri yang tinggi bila

dibandingkan dengan peserta didik yang diajar dengan metode konvensional dan

NHT.

Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti terletak pada bidang kajiannya yaitu sama-sama menguji keefektifan

model Round Table dalam pembelajaran di kelas. Perbedaannya yaitu pada

penerapan model Round Table. Penelitian ini menguji keefektifan model

kolaboratif tipe Round Table dan model kolaboratif tipe Sequnce Chains pada

pembelajaran menulis teks cerita pendek, sedangkan penelitian yang dilakukan

oleh Agnes adalah menguji keefektifan teknik Round Table dan NHT dalam

pembelajaran matematika.

Penelitian yang dilakukan oleh Amalia Zulvia Widyaningrum, dkk. (2015)

yang berjudul Eksperimentasi Model Pembelajaran Roundtable (RT) dan

Question Student Have (QSH) Dengan Pendekatan Saintifik pada Materi Operasi

Bentuk Aljabar Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa Kelas VIII SMP Se-Kota Metro

Lampung Tahun Pelajaran 2014/1015. Penelitian ini merupakan penelitian

eksperimental semu dengan desain faktorial 3x3. Adapun populasi dalam

Page 40: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

17

penelitian ini adalah seluruh siswa SMP di Kota Metro. Setelah dilakukan

sampling diperoleh SMPN 2 Metro mewakili kelompok tinggi, SMPN 9 Metro

mewakili kelompok sedang dan SMPN 5 Metro mewakili kelompok rendah.

Berdasarkan analisis data dari penelitian tersebut diperoleh simpulan

bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Round Table (RT) menghasilkan

prestasi belajar lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe QSH,

model pembelajaran kooperatif tipe RT menghasilkan prestasi belajar lebih baik

daripada model pembelajaran Klasikal, dan model pembelajaran QSH

menghasilkan prestasi belajar lebih baik daripada model pembelajaran Klasikal.

Relevansi penelitian yang dilakukan oleh Amalia Zulvia, dkk. (2015)

dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah penggunaan Model Pembelajaran

Round Table dalam proses pembelajaran. Penelitian tersebut sama-sama

membandingkan keefektifan dua jenis model pembelajaran. Sedangkan perbedaan

antara penelitian tersebut dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti terletak pada

materi pembelajaran. Amalia Zulvia meneliti keefektifan dua jenis model

pembelajaran yaitu Round Table dan Question Student Have dalam pembelajaran

Operasi Bentuk Aljabar, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan adalah

menguji keefektifan model kolaboratif tipe Round Table dan tipe Sequence

Chains dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek.

Dalam artikel berjudul Roundtable As Cooperative Learning Technique

yang ditulis oleh Prof. Jette Stenlev, Ph. D dan Prof. Peter Sie mund, Ph.D yang

dimuat dalam jurnal English Language and Linguistics / Volume 18 / Issue 01 /

March 2011, pp 40 – 45 dijelaskan tentang pengertian, kelebihan, dan kelemahan

Page 41: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

18

Model Pembelajaran Kooperatif tipe Round Table yang dapat membantu pendidik

dalam proses pembelajaran. Kedua Prof. tersebut menyimpulkan bahwa Round

table is a conference or discussion involving several participants in which one of

cooperative learning technique that can be used by the teacher as the appropriate

technique for improving student’s writing skill. It is generally defined that

roundtable is a technique useful for brainstorming, reviewing, or practical skill.

Persamaan artikel yang ditulis oleh Prof. Jette Stenlev, Ph.D dan Prof.

Peter Sie mund, Ph.D dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah

sama-sama mengkaji tentang keefektifan model kolaboratif tipe Round table

dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian tersebut dapat diperoleh kesimpulan

bahwa model Round Table efektif digunakan dalam proses pembelajaran menulis

karena didalam teknik tersebut terdapat sistem brainstorming (sumbang saran).

Seluruh judul penelitian tersebut membuktikan bahwa penelitian tentang

penggunaan model kolaboratif tipe Round Table dan tipe Sequence Chains pernah

digunakan dalam meneliti kemampuan menulis siswa. Hasil dari penelitian-

penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa meningkat

setelah diterapkannya model kolaboratif tipe Round Table dan Sequence Chains

dalam proses pembelajaran.

Peneliti ingin membuktikan keefektifan model pembelajaran kolaboratif

tipe Round Table dan tipe Sequence Chains dalam pembelajaran menulis cerita

pendek karena kedua model pembelajaran tersebut masih jarang digunakan oleh

guru dalam mengajarkan materi pelajaran. Kedua tipe modelpembelajaran

kolaboratif tersebut diharapkan dapat menjadi inovasi baru dalam dunia

Page 42: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

19

pendidikan sehingga tumbuhlah ketertarikan, rasa senang, motivasi, dan

antusiasme dalam diri siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Selain itu,

model kolaboratif tipe Round Table dan model kolaboratif tipe Sequence Chains

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa, mengembangkan

kemampuan berpikir kititis, kreatif, imajinatif, dan mengasah keterampilan

bersosialisasi siswa.

2.2 Landasan Teori

Landasan teori merupakan bagian penting dalam penelitian. Bagian ini

berisi uraian tentang teori-teori penelitian yang digunakan para ahli berdasarkan

buku, jurnal, maupun informasi terkait yang menjadi acuan dalam melakukan

penelitian. Bahan kajian yang digunakan sebagai landasan teoretis dalam

penelitian ini meliputi menulis hakikat menulis, ciri-ciri tulisan yang baik, tujuan

serta manfaat menulis), cerita pendek (pengertian cerita pendek, struktur teks

cerita pendek, unsur-unsur cerita pendek, pembelajaran menulis cerita pendek,

langkah-langkah menulis cerpen, hal-hal yang dinilai dalam menulis cerita

pendek), model Collaborative Learning (pengetian pembelajaran kolaboratif, ciri-

ciri pembelajaran kolaboratif, tujuan dan manfaat pembelajaran kolaboratif),

model pembelajaran kolaboratif tipe Round Table (pengertian, manfaat,

penerapan), dan model pembelajaran kolaboratif tipe Sequence Chains

(pengertian, manfaat, dan penerapan).

Page 43: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

20

2.2.1 Hakikat menulis

Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan bahasa yang

memiliki tingkat kesulitan paling tinggi diantara jenis keterampilan berbahasa

lain. Dikatakan sulit, karena menulis tidak sekadar menyalin kata, frase, maupun

kalimat; melainkan juga mengolah, menambah, mengembangkan, dan

menuangkan gagasan-gagasan dalam satu kesatuan yang padu. Menulis dapat

diartikan sebagai proses kegiatan belajar siswa di dalam sebuah pembelajaran

untuk menuangkan ide, gagasan ataupun lainnya. Pengertian tersebut serupa

dengan pernyataan (Tarigan, 1986:15), bahwa menulis merupakan kegiatan

menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media

penyampai.

Menulis adalah suatu proses yang bersifat kompleks karena kemampuan

menulis merupakan integrasi dari berbagai kemampuan, seperti persepsi visual-

motor dan kemampuan konseptual yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan

kognitif. Prof. Dr Martini Jamaris, M.Sc.Ed., (2014:154) mengemukakan bahwa

kemampuan menulis berhubungan erat dengan kemampuan membaca. Di dalam

menulis dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang fonem,

kemampuan dalam menentukan tanda baca, kemampuan dalam menggunakan

huruf besar dan huruf kecil, kemampuan dalam mengkoordinasikan gerakan

visual motor, dan lain-lain. Selain itu, kemampuan menulis juga berhubungan erat

dengan kemampuan mengarang, yaitu kemampuan dalam mengekspresikan

pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan.

Page 44: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

21

Selama proses menulis, seseorang perlu serangkaian aktifitas yang

melibatkan beberapa fase. Fase-fase tersebut antara lain: (1) prapenulisan

(persiapan untuk menulis). (2) penulisan (pengembangan isi karangan) dan (3)

pascapenulisan merupakan tahap penulisan dan penyempurnaan tulisan kasar yang

dihasilkan.

Dari pendapat serta penjelasan tersebut dapat disimpulkan, menulis

merupakan kegiatan menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk frase, kata,

maupun kalimat yang tekah diolah, ditambah, disusun, serta dikembangkan dalam

bentuk gagasasan –gagasan yang padu. Menulis juga berhubungan erat dengan

keterampilan motorik lain seperti kemampuan membaca dan mengarang.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan kompleks yang perlu dilatih

secara rutin dan dipraktikkan secara teratur, berulang, serta berkesinambungan

agar dihasilkan sebuah tulisan yang baik.

a. Ciri-ciri tulisan yang baik

Pada dasarnya tulisan yang baik adalah tulisan yang dapat berkomunikasi

langsung terhadap pembacanya, sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat

dimengerti oleh pembacanya. Menurut Alton C. Morris dalam Tarigan (1985:7),

tulisan yang baik merupakan komunikasi pikiran dan perasaan yang efektif.

Semua komunikasi tulis adalah efektif atau tepat guna. Adapun ciri-cirinya

adalah sebagai berikut:

a. Informasi yang terkandung dalam tulisan tersebut jujur (apa adanya, bukan

rekaan)

Page 45: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

22

b. Singkat, padat, dan jelas

c. Beragam

b. Tujuan menulis

Tujuan menulis adalah respon yang diharapkan penulis dapat diterima

oleh pembaca. Oleh karena itu sebelum membuat tulisan, seorang penulis harus

menentukan terlebih dahulu tujuan apa yang hendak ia capai dalam tulisannya.

Tujuan penulisan yang dikemukakan Hugo Harting ditulis oleh Tarigan

(1994:24) adalah:

a. Tujuan penugasan (Assignment Purpose). Penulisan dilakukan karena

ditugaskan, bukan karena kemauan sendiri.

b. Tujuan altruistik (Altruistik Purpose). Penulis bertujuan untuk

menyenangkan dan menolong para pembaca untuk memahami, menghargai

perasaan dan penalarannya dengan karyanya tersebut.

c. Tujuan persuasif (Persuasive Purpose). Penulisan bertujuan untuk

menyakinkan para pembaca terhadap gagasan yang diuraikan.

d. Tujuan informasional atau penerapan (Informational Purpose). Penulisan

bertujuan untuk memberikan informasi atau penerangan kepada pembaca.

e. Tujuan pernyataan diri (Self-Expresive Purpose). Penulisan bertujuan untuk

memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada pembaca.

f. Tujuan kreatif (Creative Purpose). Penulisan yang bertujuan untuk

mencapai nilai-nilai artistik atau nilai-nilai kesenian.

Page 46: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

23

g. Tujuan pemecahan masalah (Problem-Solving Purpose). Dalam tulisan

seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin

menjelaskan, menjernihkan serta menjelajahi dan menelitik secara cermat

pikiran dan gagasan sendiri agar dapat dimengerti dan diterima pembaca.

Menurut Suriamiharja (1997:10), tujuan dari menulis adalah agar tulisan

yang dibuat dapat dibaca dan dipahami dengan benar oleh orang lain yang

mempunyai kesamaan pengertian terhadap bahasa yang dipergunakan. Sedangkan

menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2008:3.7), tujuan yang ingin dicapai

seseorang penulis bermacam – macam sebagai berikut.

a. Menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar.

b. Membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan.

c. Menjadikan pembaca beropini.

d. Menjadikan pembaca mengerti.

e. Membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan.

f. Membuat pembaca senang dengan menghayati nilai – nilai yang

dikemukakan seperti nilai kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan, nilai

sosial, nilai moral, nilai kemanusiaan dan nilai estetika.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan

menulis adalah agar pembaca mengetahui, mengerti dan memahami nilai – nilai

dalam sebuah tulisan sehingga pembaca ikut berpikir, berpendapat atau

melakukan sesuatu yang behubungan dengan isi tulisan.

Page 47: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

24

c. Manfaat menulis

Kegiatan menulis mempunyai maanfaat yang besar, khususnya dalam proses

pembelajaran, seperti yang diungkapkan oleh Kast (1999:20) sebagai berikut:

a. Menulis merupakan suatu kebutuhan berkomunikasi

b. Menulis karena kebutuhan pembelajaran

c. Menulis atas dasar pertimbangan psikologi pembelajaran

d. Menulis merupakan alat bantu penyusunan keilmuan.

Selain itu, Akhadiah (1993:2) mengemukakan bahwa dengan menulis

seseorang dapat mengenali potensi diri, mengembangkan gagasan, menguasai

informasi, mengorganisasikan gagasan, menilai gagasan secara objektif,

mendorong seseorang belajar aktif, serta membiasakan diri berpikir dan berbahasa

secara tertib.

Sedangkan menurut Sabarti dkk, 1988:2 manfaat menulis ada delapan,

diantaraya:

a. Mengetahui kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan tentang topik

yang dipilihnya. Dengan mengembangkan topik tersebut kemampuan

berpikir, menggali pengetahuan, dan pengalaman yang tersimpan dibawah

sadar terlatih.

b. Dengan mengembangkan berbagai gagasan kita terbiasa bernalar,

menghubung-hubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang ada.

c. Dengan menulis maka otak lebih banyak menyerap, mencari, serta

menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis sehingga dapat

memperluas wawasan.

Page 48: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

25

d. Menulis berarti mengorganisasi gagasan secara sistematik serta

mengungkapkannya secara tersurat. Dengan demikian, permasalahan yang

pemula masih samar menjadi lebih jelas.

e. Melalui tulisan kita dapat menilai gagasan secara objektif, lebih mudah

mencari solusi, dan menganalisis permasalahan secara terperinci.

f. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita untuk berpikir dan

berbahasa secara sistematis.

Ada enam manfaat kegiatan menulis menurut Bernard (dalam Gie 2002:21-

22). Manfaat tersebut antara lain:

a. Sarana pengungkapan diri (a tool for self-expression), yaitu suatu sarana

untuk mengungkapkan perasaan seseorang.

b. Sarana pemahaman (a tool for understanding), yaitu sewaktu mengarang

seseorang merenungkan gagasan serta menyempurnakan pendapatnya

terhadap sesuatu hal sehingga ia dapat memperoleh pemahaman baru atau

yang lebih mendalam tentang hal yang ditulisnya tersebut.

c. Sarana untuk mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan perasaan

harga diri (a tool to help developing personal satisfaction, pride, and feeling

of self-worth), artinya rasa bangga, puas, dan harga diri dapat

membangkitkan kepercayaan terhadap kemampuan sendiri

untuk menciptakan karya-karya tulis lainnya.

d. Sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan terhadap lingkungan

sekeliling seseorang (a tool for increasing awareness and perception of

one’s environment), maksudnya dengan sering mengarang seseorang

Page 49: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

26

meninggikan kesiagaan inderawinya dan mengembangkan daya serapnya

pada tingkat kejasmaniahan, tingkat perasaan maupun tingkat kerohaniahan.

e. Sarana untuk meningkatkan rasa (a tool for active involvement, not passive

acceptance), artinya dengan mengarang, seseorang dapat mengemukakan

gagasan, menciptakan suatu, dan secara aktif melibatkan diri dengan

ciptaannya.

f. Sarana untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan berbahasa (a

tool for developing an understanding of and ability to use the language),

artinya kegiatan mengarang bermanfat membantu tercapainya kemampuan

membaca dan mengerti apa yang ditulis.

2.2.2 Hakikat Cerita Pendek

Cerita pendek merupakan jenis karya sastra berupa kisah atau cerita tentang

manusia dan seluk beluknya lewat tulisan pendek (Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2013:143). Cerpen merupakan salah satu karya sastra yang

berbentuk prosa. Seperti pengertian jenis karya sastra yang lain, masih belum ada

pengertian pasti tentang cerpen. Beberapa ahli mencoba mengemukakan

pendapatnya mengenai pengertian cerpen seperti A. Bakar Hamid dalam tulisan

―Pengertian Cerpen‖ berpendapat bahwa cerita pendek itu harus dilihat dari

kuantitas, yaitu banyak perkataan yang dipakai antara 500-20.000 kata, adanya

satu plot, adanya satu watak, dan adanya satu kesan.

Rahmanto dan Hariyanto (1998:1.29) berpendapat bahwa suatu karya sastra

dapat digolongkan cerita pendek apabila kisah dalam cerita pendek tersebur

Page 50: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

27

memberikan kesan tunggal yang dominan, memusatkan diri pada satu tokoh atau

beberapa tokoh dalam satu situasi dan rentan waktu tertentu. Kriteria cerpen

bukan berdasarkan panjang atau pendeknya halaman tetapi pada peristiwa atau

alur cerita yang dikisahkan dalam cerpen tersebut merupakan alur tunggal.

Menurut Rampan (2009:2), cerpen ialah: (1) hanya melukiskan kejadian

atau peristiwa, (2) waktu berlangsungnya kejadian tidak terlalu lama, (3) tempat

kejadian berkisar antara satu sampai tiga tempat, (4) jumlah pelaku paling banyak

lima orang, (5) watak pelaku tidak dilukiskan secara mendalam.

Yudiono (dalam Rampan 1995:10) mengemukakan bahwa yang disebut

cerita pendek itu adalah cerita yang bersumber pada suatu persoalan kehidupan,

suatu nilai kehidupan, yang menjadi tema cerita. Oleh karena adanya perosalan

dan nilai kehidupan itu, maka terjadilah serangkaian peristiwa. Peristiwa itu

haruslah ada yang mendukung atau yang mengalaminya, harus ada tokohnya.

Selanjutnya peristiwa tersebut diungkapkan melalui bahasa. Untuk

mengungkapkan bermacam-macam latar, watak, dan kejadian, diperlukan gaya

bahasa yang beraneka ragam. Penggunaan gaya bahasa yang hidup, kuat, dan

memikat dalam cerpen akan berbeda dengan cerita iseng.

Dibutuhkan keterampilan khusus dalam menulis cerpen. Cerita yang ditulis

dalam cerpen harus mampu meyakinkan atau mempengaruhi pembaca bahwa

cerita tersebut benar adanya, bukan suatu rekaan. Seperti pendapat Muryanto

(2008:4), cerita pendek harus menimbulkan kesan yang selesai, tidak lagi

mengusik dan menggoda karena ceritanya seperti masih berlanjut.

Page 51: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

28

2.2.2.1 Struktur Teks Cerita Pendek

Secara umum, struktur isi cerita pendek terdiri dari orientasi, komplikasi,

dan resolusi. Orientasi merupakan bagian awal yang berisi pengenalan tokoh, latar

tempat dan waktu, dan awalan masuk ke tahap berikutnya. Komplikasi merupakan

permasalahan yang muncul dalam cerita. Pada bagian ini tokoh utama mengalami

konflik atau permasalahan baik itu konflik dalam diri maupun dari luar diri tokoh.

Resolusi merupakan bagian dari pemecahan masalah.

Gambaran struktur isi teks cerita pendek dapat dilihat dalam bagan berikut

ini.

Bagan 2.1 Struktur Isi Teks Cerita Pendek Menurut Kemendikbud

2.2.2.2 Unsur-Unsur Teks Cerita Pendek

Karya sastra, fiksi maupun puisi, menurut kaum strukturalisme dibangun

secara koherensif oleh berbagai unsur (pembangun). Adapun cerpen sebagai salah

Orientasi

Komplikasi

Resolusi

Page 52: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

29

satu karya fiksi dibangun atas dua unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Berikut pemaparan unsur intrinsik teks cerita pendek.

A. Plot atau alur

Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa

sehingga menjalin sebuah cerita yang utuh. Menurut Aminuddin (1984:94)

tahapan peristiwa adalam suatu cerita terdiri atas pengenalan, konflik,

komplikasi, klimaks, peleraian, dan penyelesaian. Pengenalan adalah tahap

peristiwa dalam suatu cerita rekaan atau drama yang memeperkenalkan tokoh

atau latar cerita. Konflik atau tikaian adalah ketegangan atau pertentangan antara

dua kepentingan dalam cerita. Pertentangan ini dapat terjadi dalam diri satu

tokoh, antara dua tokoh, antara tokoh dan masyarakat atau lingkungannya, antara

tokoh dan alam, serta antara tokoh dan Tuhan. Konflik dibagi menjadi dua yaitu

konflik lahir dan konflik batin. Komplikasi adalah bagian alur cerita rekaan yang

mengembangkan konflik. Pada tahapan ini, konflik yang terjadi semakin tajam

karena berbagai permasalahan muncul dari masing-masing tokoh. Klimaks adalah

puncak permasalahan dalam cerita. Leraian adalah bagian struktur alur sesudah

ter-capai klimaks. Selesaian adalah tahap akhir cerita rekaan (penutup cerita).

B. Tokoh, Watak, dan Penokohan

Tokoh adalah pelaku yang mengalami peristiwa dalam cerita. Sedangkan

penokohan atau perwatakan menurut Suharianto (2005:20) adalah pelukisan

mengenai tokoh cerita; baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat

berupa pandangan hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat-istiadatnya, dan

sebagainya.

Page 53: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

30

Nurgiyantoro (2000:176) membedakan tokoh berdasarkan peranan atau

tingkat pentingnya tokoh dalam cerita sebagai tokoh utama dan tokoh tambahan.

Tokoh utama senantiasa ada dalam setiap peristiwa di dalam cerita. Adapun

kriteria tokoh utama antara lain (1) tokoh yang paling banyak berhibungan

dengan tokoh lain, (2) tokoh yang paling sering dikisahkan oleh pengarang, dan

(3) tokoh yang paling banyak terlibat dalam tema cerita.

Kenney (dalam Rahmanto dan Hariyanto, 1998:213) mengklasifikasikan

tokoh berdasarkan kualitasnya sebagai the simple or flat characters (tokoh

sederhana atau tokoh yang berwatak datar) dan the complete or round characters

(tokoh kompleks atau tokoh yang berwatak bulat). Tokoh berwatak datar artinya

tokoh yang hanya ditonjolkan satu sisi kehidupan saja, sedangkan tokoh berwatak

bulat adalah tokoh yang dapat dilihat dari semua sisi kehidupannya.

Menurut Kenney (dalam Rahmanto dan Hariyanto, 1998:213) cara

pengarang menggambarkan atau menyajikan watak tokoh dapat melalui empat

macam, yaitu metode diskursif, dramatik, kontekstual, dan campuran (diskursif-

dramatik-kontekstual). Metode diskursif adalah cara pengarang menceritakan

perwatakan tokoh cerita dengan memaparkan secara langsung kepada pembaca.

Metode dramatik merupakan cara pengarang menggambarkan tokoh dan watak

tokoh secara tidak langsung dengan membiarkan para tokoh cerita menyatakan

diri mereka sendiri lewat kata-kata, dialog, jalan pikiran tokoh, perasaan tokoh,

perbuatan, sikap, gambaran fisik, dan lain sebagainya. Metode kontekstual adalah

cara menyatakan watak tokoh melalui konteks verbal misalnya menggambarakan

watak tokoh dengan cara mendeskripsikan lingkungan di sekitar tokoh.

Page 54: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

31

C. Latar atau Setting

Para ahli mengemukakan pendapatanya tentang latar cerita. Stanton

(2007:35) menyatakan bahwa latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah

peristiwa dalam cerita. Menurut Abrams (1981:173) latar cerita adalah tempat

umum (general local), waktu kesejarahan (historical time), dan kebiasaan

msyarakat (social circumtances) dalam setiap episode atau bagian-bagian tempat.

Aminuddin (1984:62) memberi batasan latar sebagai latar peristiwa dalam karya

fiksi baik berupa tempat, waktu, maupun peristiwa, serta memiliki fungsi fisikal

dan fungsi psikologis.

Latar cerita berfungsi untuk (1) melukiskan dan meyakinkan pembaca

tentang gerak dan tindakan tokoh, (2) membantu mengetahui keseluruhan arti

dari sebuah cerita, dan (3) menciptakan atmosfir yang bermanfaat dalam

menghidupkan peristiwa (Tarigan, 1984:136).

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa latar

merupakan lingkungan cerita yang berkaitan dengan masalah tempat dan waktu

terjadinya peristiwa, lingkungan sosial, dan lingkungan alam yang digambarkan

guna menghidupkan peristiwa.

D. Sudut Pandang

Menurut Stanton (dalam Rahmanto dan Hariyanto, 1998:216) sudut

pandang merupakan posisi pengarang terhadap peristiwa-peristiwa dalam cerita.

Sudut pandang merupakan cara atau pandangan yang digunakan pengarang

sebagai sarana menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang

membentuk cerita dalam karya fiksi (Nurgiyantoro, 2000:248).

Page 55: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

32

E. Gaya

Gaya berkaitan dengan nada cerita (Rahmanto dan Hariyanto, 1998:217).

Gaya merupakan cara pemakaian bahasa yang spesifik dari pengarang. Gaya

merupakan sarana yang digunakan pengarang dalam menyampaikan nada cerita.

Menganalisis gaya dalam cerita rekaan berarti menganalisis bentuk verbal cerita

tersebut seperti bagaimana pengarang memilih diksi, imajinasi, dan susunan tata

kalimat (Rahmanto dan Hariyanto, 1998:217).

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan gaya merupakan

penggunaan diksi, imaji, dan susunan kata atau kalimat dalam karya sastra yang

menggambarakan ciri khas pengarang dalam menceritakan kisah.

F. Tema

Menurut Rahmanto dan Hariyanto (1998:220) tema adalah makna cerita,

gagasan utama, atau dasar cerita. Sedangkan menurut Nurgiyantoro (2000:68)

tema merupakan gagasan dasar yang menopang karya sastra. Tema adalah sesuatu

yang diciptakan pengarang sehubungan dengan pengalaman yang

diekspresikannya.

Tema merupakan unsur yang harus ada dalam cerpen baik secara implisit

maupun eksplisit, seperti yang diungkapkan Tarigan (1985:125) sebagai berikut:

1) Setiap fiksi harus mempunyai dasar atau tema yang mempunyai tujuan;

2) Tema adalah dasar atau makna cerita;

3) Tema adalah pandangan hidup atau perasaan tertentu yang membentuk

gagasan dalam karya sastra;

Page 56: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

33

Menurut Sumardjo dan Saini K.M. (1994:56) tema dalam cerpen tidak

dikemukakan secara definitif. Pengarang menggunakan dialog antar tokoh, alur

cerita, gambaran pikiran serta perasaan tokoh, kejadian-kejadian serta setting

cerita untuk menyimpulkan isi tema cerita.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tentang tema cerita, dapat

disimpulkan bahwa tema merupakan ide yang mendasari cerita.

G. Amanat

Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang dalam cerita.

Amanat dapat diartikan juga sebagai gagasan yang mendasari karya sastra.

Amanat yang disampaikan pengarang melalui karya sastra biasanya berupa ajaran

moral atau pesan didaktis.

2.2.2.3 Langkah-Langkah Menulis Cerpen

Cerita yang menarik tergantung pada cara penulis memilih objek yang

menarik dan unik. Keunikan tersebut berupa cara pandang hal-hal yang bisa

menjadi hal-hal yang baru. Untuk menulis sebuah cerpen kita dituntut untuk bisa

mnghayal dan berimajinasi dengan sempurna.

Banyak cara yang dilakukan dalam menulis cerita pendek. Adapun langkah-

langkah menulis cerpen secara umum ada 2 yaitu menentukan tema dan merinci

tema. Penerapan kedua langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Melakukan observasi

Cerpen dapat dibuat berdasarkan pengalaman seseorang. Sebelum

menulis cerpen kegiatan observasi (pengamatan, penelitian, dan pengungkapan

Page 57: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

34

pengalaman) dapat kita lakukan terlebih dahulu dengan cara melihat peristiwa,

mendengarkan kisah orang lain, atau cerita tersebut berasal dari pengalaman

pribadi.

2. Menentukan tema

Tema merupakan topik yang akan diceritakan dalam cerpen. Tema dapat

diperoleh dari kegiatan observasi, misalnya cerita tentang ketuhanan, kasih

sayang, kesedihan, dan lain-lain.

3. Menentukan latar, tokoh, sudut pandang, serta konflik cerita

Setelah menentukan tema, kegiatan selanjutnya adalah menentukan latar,

tokoh, sudut pandang, dan konflik cerita. Penentuan unsur-unsur tersebut dapat

diperoleh berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh pengarang.

4. Menyusun peristiwa

Dalam penyusunan peristiwa terdapat alur penceritaan. Alur tersebut

memuat konflik atau permasalahan yang dialami tokoh dalam cerita. Alur cerita

harus disusun secara sistematis (berurutan) dan logis.

5. Memilih kata (diksi)

Peristiwa dalam alur pembuatan cerpen dapat dikembangkan dengan

pemilihan kosa kata (diksi) yang baik, variatif, dan sesuai dengan genre (jenis)

cerpen yang diceritakan. Apabila jenis cerpen yang akan disusun merupakan

cerpen anak-anak maka pemilihan kata disesuaikan dengan dunia anak-anak

(penggunaan kosa kata yang sederhana)

Page 58: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

35

Indah (2008), menjelaskan tahap-tahap dalam menulis cerpen adalah

sebagai berikut:

a. Pilih judul yang menarik

Judul memiliki peran penting dalam menarik minat seseorang untuk

membaca cerpen. Oleh karena itu, pilihlah judul yang menarik dan tentu

saja berhubungan dengan isi cerpen.

b. Tentukan pokok pikiran

Buat beberapa pokok pikiran dalam setiap paragraf. Dari pokok pikiran

yang telah ditentukan tersebut, kita bisa mengembangkan isi cerpen

sehingga tidak melenceng dari tema cerpen yang akan ditulis.

c. Tentukan alur cerita

Penentuan alur cerita berhubungan dengan tema dan pokok pikiran. Sebuah

cerpen yang baik adalah cerpen yang memiliki alur cerita yang runtut

dengan menempatkan inti cerita di bagian awal, tengah, maupun akhir.

d. Penentuan tokoh dan watak

Tokoh dan watak dari setiap tokoh harus sesuai dengan isi cerita. Tentukan

tokoh utama, tokoh pembantu, dan beberapa tokoh figuran lainnya untuk

meramaikan isi cerita dalam cerpen.

e. Penggunaan tatabahasa

Dalam menulis cerpen, kita harus menggunakan tata bahasa yang baik dan

benar sehingga isi cerpen yang kita buat mudah dicerna dan dipahami oleh

pembaca.

Page 59: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

36

2.2.3 Hakikat Model Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning)

Pembelajaran kolaboratif diambil dari bahasa Latin Collaborate yang

berarti bekerja sama. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, berkolaborasi berarti

bekerja bersama-sama dengan orang lain.pembelajaran kolaboratif dapat

diartikan sebagai belajar secara berpasangan atau dalam kelompok kecil untuk

mencapai tujuan bersama.

Pembelajaran kolaboratif didasarkan pada asumsi epistemologis yang

berbeda dan berasal dari konstruktivisme sosial. Pembelajaran kolaboratif dapat

terjadi jika ada kerjasama antara pengajar dan pembelajar dalam menciptakan

pengetahuan. (Matthews, 1996:101). Dalam pembelajaran kolaboratif,

pengetahuan merupakan produk sosial yang dihasilkan berdasarkan konsensus

bersama diantara para sejawat yang berpengetahuan. Pengetahuan adalah sesuatu

yang dibangun manusia melalui dialog dan kesepakatan. (Bruffee, 1993:3). Atas

dasar asumsinya tersebut, Bruffee berpendapat bahwa pengajar tidak boleh

hanya menjadi pemantau proses belajar, tetapi pengajar juga harus mampu

menjadi anggota, seperti pelajar, dari sebuah komunitas yang tengah mencari

pengetahuan.

Pembelajaran kolaboratif dapat didefinisikan sebagai filsafat pembelajaran

yang memudahkan siswa dalam bekerjasama, saling membina, belajar, berubah,

dan maju bersama.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1994), kolaboratif dan kooperatif

diartikan sama yaitu kerjasama. Tetapi karena kata kolaboratif dan kooperatif

diambil dari bahasa Inggris, maka maknanya berbeda. Dalam kamus bahasa

Page 60: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

37

Inggris, kata cooperative diartikan involving the join activity of two or more;

done with or working with others for a common purpose or benefit, sedangkan

collaborative diartikan act of working jointly: “they worked either on

collaboration or independently.” Collaboration bersinonim dengan coaction (n),

quislingism (n). Dari segi bahasa, keduanya memiliki persamaan dalam sisi

berkelompok, tetapi perbedaan keduanya terletak pada inisiatif sebagai bentukan

sendiri bukan suatu hasil rekayasa orang lain untuk bekerjasama.

John Myers (1991) merujuk pada kamus untuk menjelaskan definisi

collaboration yang berasal dari akar kata Latin dengan makna yang

menitikberatkan proses kerja sama, sedangkan cooperation berfokus pada

produk kerjasama itu.

Dengan demikian, pembelajaran kolaboratif dapat didefinisikan sebagai

filsafat pembelajaran yang memudahkan siswa bekerjasama, saling membina,

belajar dan berubah bersama, serta maju bersama pula. Pembelajaran kolaboratif

lebih dari pembelajaran kooperatif. Jika pembelajaran kooperatif merupakan

teknik untuk mencapai hasil tertentu secara lebih cepat, lebih baik, setiap orang

mengerjakan bagian yang lebih sedikit dibandingkan jika semua dikerjakannya

sendiri, maka pembelajaran kolaboratif mencakup keseluruhan proses

pembelajaran, siswa saling mengajar sesamanya. Bahkan bukan tidak mungkin,

ada kalanya siswa mengajar gurunya juga. Pembelajaran kolaboratif

memudahkan siswa dalam belajar dan bekerja bersama, saling menyumbangkan

pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara

kelompok maupun individual.

Page 61: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

38

a. Ciri-ciri pembelajaran kolaboratif

Dalam pembelajaran kolaboratif, pengajar tidak hanya mengetahui materi

yang akan disampaikan, tetapi mereka juga harus tahu bagaimana cara membuat

peserta didik menjadi lebih aktif saat pembelajaran berlangsung. Dalam

pembelajaran kolaboratif, peserta didik diberi tanggung jawab untuk menyusun

tugas-tugas pembelajaran, sedangkan pendidik bertugas mengarahkan,

memonitor, dan mengintervensi setiap kelompok. Selain itu dalam pembelajaran

kolaboratif, peserta didik sudah memiliki kemampuan bekerjasama dan sosial.

Peserta didik membangun kemampuannya itu dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Aktivitas kelompok tidak dipantau oleh pendidik. Apabila

terdapat permasalahan, maka peserta didik mencari solusi atas permasalahan

tersebut secara berkelompok. Pendidik hanya membimbing peserta didik ke arah

pencarian solusi. Peserta didik juga diminta untuk menilai prestasi individu dan

kelompok tanpa dibimbing oleh pendidik.

Menurut pendapat Nelson dalam Thobroni (2015: 255) karakteristik

pembelajaran kolaboratif antara lain:

1. Melibatkan peserta didik dalam pertukaran gagasan dan informasi.

2. Memungkinkan peserta didik mengeksplorasi gagasan dan mencobakan

berbagai pendekatan dalam pengerjaan tugas.

3. Menata-ulang kurikulum serta menyesuaikan keadaan sekitar dan suasana

kelas untuk mendukung kerja kelompok.

4. Menyediakan cukup waktu, ruang, dan sumber untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan belajar bersama.

Page 62: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

39

5. Menyediakan sebanyak mungkin proses belajar yang bertolak dari kegiatan

pemecahan masalah atau penyelesaian proyek.

b. Tujuan pembelajaran kolaboratif

Tujuan pembelajaran kolaboratif adalah mengasah kepekaan sosial,

ketajaman berpikir,membentuk kemandirian, meningkatkan rasa tanggung jawab

terhadap resiko pengambilan keputusan, mengembangkan aspek potensi melalui

proses belajar yang terus menerus, serta mampu melakukan kolaborasi dalam

memecahkan masalah.

c. Manfaat pembelajaran kolaboratif

Adapun manfaat pembelajaran kolaboratif sebagai berikut:

a. Dapat membantu peserta didik membina pengetahuan yang lebih bermakna

jika dibandingkan dengan pembelajaran individual.

b. Mengasah kemampuan komunikasi peserta didik

c. Secara psikologis, pembelajaran kolaboratif dapat mengasah kemampuan

sosial peserta didik untuk berkompetisi secara sehat, melatih kerja sama antar

individu dalam kelompok, mengasah pesaan peka dan peduli dengan orang

lain.

Nelson dalam Trobroni (2015: 255) merinci manfaat pembelajaran

kolaboratif berdasarkan nilai-nilai pendidikan yang dapat diperoleh oleh siswa

meliputi:

Page 63: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

40

a. Memaksimalkan proses kerja sama yang berlangsung secara alamiah antar

siswa.

b. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa,

kontekstual, terintegrasi, dan bersuasana kerjasama.

c. Menghargai pentingnya keaslian, kontribusi, dan pengalaman siswa dalam

kaitannya dengan bahan pelajaran dan proses belajar.

d. Memberi kesempatan pada siswa untuk aktif.

e. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dan keterampilan

memecahkan masalah.

f. Mendorong eksplorasi bahan pelajaran dari berbagai sudut pandang.

g. Menghargai pentingnya konteks sosial dalam pembelajaran.

h. Menumbuhkan rasa saling menghargai dan mendukung antar teman dan

guru.

i. Membangun semangat belajar sepanjang hayat.

d. Kelebihan Model Pembelajaran Kolaboratif

Ada beberapa kelebihan yang dapat diperoleh melalui pembelajaran

kolaboratif. Keunggulan-keunggulan model pembelajaran tersebut menurut Hill

& Hill (1993) berkenaan dengan: 1) prestasi belajar lebih tinggi; 2) pemahaman

lebih mendalam; 3) belajar lebih menyenangkan; 4) mengembangkan

keterampilan kepemimpinan; 5) meningkatkan sikap positif; 6) meningkatkan

harga diri; 7) belajar secara inklusif; 8) merasa saling memiliki; dan 9)

mengembangkan keterampilan masa depan.

Page 64: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

41

Kegiatan pembelajaran kolaboratif diarahkan untuk menanamkan

kebiasaan—kebiasaan (habits) untuk memahami apa yang dipelajari, sikap ingin

melakukan sesuatu, dan keterampilan bagaimana melakukan sesuatu. Hal ini

sejalan dengan pandangan (Covey, dalam Medsker & Holdworth, 2001) yang

menyatakan bahwa sikap mencakup tiga hal pokok, yaitu: 1) pengetahuan atau

knowledge (the what, where, when, and why), 2) sikap (attitude), dan 3)

keterampilan (skill).

e. Kekurangan Model Pembelajaran Kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif memiliki sejumlah kelebihan, tetapi juga

memiliki keterbatasan-keterbatasan. Adapun keterbatasan-keterbatasan tersebut

antara lain:

a. Setiap individu dalam anggota kelompok pembelajaran kolaboratif memiliki

tanggung jawab terhadap kelompoknya, terkadang, ada beberapa siswa yang

kurang memiliki rasa tanggung jawab tersebut sehingga muncullah sikap

individualisme.

b. Tidak semua anggota kelompok dalam model pembelajaran kolaboratif

yang rajin dalam melaksanakan tugas.

c. Munculnya sikap ketergantungan antar anggota kelompok.

2.2.3.1 Hakikat Model Pembelajaran Kolaboratif Tipe Round Table

Model pembelajaran kolaboratif memiliki beragam tipe, salah satunya

tipe Round Table. Pembelajaran Round table adalah secara bergiliran siswa

Page 65: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

42

merespons pengarah dengan menuliskan satu atau dua kata atau frase sebelum

menyerahkan kertas kepada siswa lain yang melakukan hal yang sama (Barkley,

dkk., 2013:357). Menuliskan gagasan-gagasan dibanding mengucapkannya akan

membantu memfokuskan perhatian, memberi waktu tenang untuk memikirkan

respon terbaiknya. Selain itu model ini menjamin terjadinya partisipasi yang

setara di antara anggota kelompok sehingga dapat mencegah adanya dominasi

dari salah satu anggota kelompok.

Pendapat yang senada diungkapkan oleh Mccafferty (2006: 191) bahwa

pembelajaran Round Table merupakan teknik menulis yang menerapkan

pembelajaran dengan menunjuk tiap-tiap anggota kelompok untuk berpartisipasi

secara bergiliran dalam kelompoknya dengan membentuk meja bundar atau

duduk melingkar. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran

kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 3 – 4 orang dengan kemampuan

yang berbeda-beda. Setiap kelompok mendapatkan kesempatan untuk

berkontribusi menyumbangkan sudut pandang dan gagasannya melalui tulisan.

Model pembelajaran Round Table juga memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mempraktikkan keterampilan-keterampilan khusus. Selain itu,

model ini juga melatih adanya teambuilding dan partisipasi seluruh anggota

kelompok (Huda, 2013: 159; Kagan, 1990: 14).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa pengertian Model Pembelajaran Kolaboratif Tipe Round Table adalah

aktivitas belajar kelompok untuk melatih siswa berpikir secara alternatif dalam

mengungkapkan gagasan dengan kalimatnya sendiri secara bergiliran. Berpikir

Page 66: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

43

alternatif dapat pula diartikan berpikir efektif dan efisien, maksudnya siswa

dituntut untuk dapat menulis cerita pendek dengan tepat dalam waktu yang telah

ditentukan.

a. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kolaboratif Tipe Round Table

Model pembelajaran Kolaboratif Tipe Round Table dapat memberikan

manfaat dalam pembelajaran apabila dilakukan sesuai dengan langkah-

langkahnya. Menurut Barkley, dkk (2012: 357) Ada dua tahap dalam

menerapkan model pembelajaran Round table (meja bundar). Tahap tersebut

adalah tahap persiapan dan prosedur. Dalam tahap persiapan, peneliti

menyiapkan sebuah pengarah yang nantinya akan direspon oleh peserta didik

dengan beberapa kata atau kalimat. pengarah tersebut ditulis pada selembar

kertas bagian atas. Sedangkan pada tahap prosedur, peserta didik membentuk

kelompok yang terdiri atas 3 – 4 orang. Pendidik menyampaikan pengarahnya

atau membagikannya dalam bentuk selebaran. Peserta didik menentukan anggota

kelompok yang akan memulai terlebih dahulu untuk mengedarkan kertas

tersebut searah jarum jam. Peserta didik menuliskan kata, frase, atau kalimat

secepat mungkin lalu bacakan respon tersebut dengan keras agar peserta didik

lain punya kesempatan untuk mempersiapkan respon. Peserta didik

menyerahkan kertas yang ditelah ditulis ke peserta didik lain untuk merespons

kertas tersebut. kegiatan tersebut akan selesai dalam batas waktu yang telah

ditentukan oleh pendidik, dan dalam batas waktu tertentu itu, setiap anggota

kelompok sudah harus merespon kertas secara bergantian.

Page 67: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

44

Pendapat yang relevan disampaikan oleh Lie (2000: 62) bahwa langkah-

langkah belajar kolaboratif tipe Round Table adalah: 1) Salah satu siswa dalam

tiap kelompok memulai dengan memberikan pandangan dan pemikirannya

mengenai tugas yang sedang dikerjakan, 2) siswa berikutnya juga ikut

memberikan kontribusi, dan 3) giliran bicara bisa dilakukan menurut arah jarum

jam.

Pendapat yang relevan juga diungkapkan oleh Kessler (1992: 88),

langkah-langkah pembelajaran Round Table adalah: a) there is one piece of

paper and one pen for each team (siapkan satu lembar kertas dan sebuah

bolpoin untuk setiap kelompok); b) one student makes a contribution and passes

the paper and pen to the student on his or her left (satu siswa membuat

kontribusi dan menyerahkan kertas dan bolpoin kepada anggota kelompok di sisi

kirinya); c) each student makes contribution in turn (setiap siswa membuat

kontribusi sesuai gilirannya).

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa langkah-langkah Model Pembelajaran Kolaboratif Tipe

Round Table adalah: a) siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, tiap

kelompok terdiri atas 4-5 orang; b) persiapkan satu kertas dan satu bolpoin untuk

tiap kelompok; c) guru membacakan deskripsi tugas atau pertanyaan; d) setiap

anggota kelompok bergantian menuliskan jawaban di kertas tersebut dalam

rentan waktu yang telah ditentukan dan diserahkan kepada anggota tim yang

lain.

Page 68: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

45

Adapun kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Kolaboratif Tipe

Round Table sebagai berikut.

1. Kelebihan Penggunaan Model Pembelajaran Kolaboratif Tipe Round

Table

Kelebihan dari model pembelajaran kolaboratif tipe Round Table antara

lain:

a. Mengembangkan serta menggunakan keterampilan berfikir kritis dan

kerjasama kelompok.

b. Adanya saling ketergantungan yang positif

c. Adanya tanggung jawab pribadi dimana setiap anggota kelompok harus

memiliki konstribusi aktif dalam bekerja sama.

2. Kekurangan Penggunaan Model Pembelajaran Kolaboratif Tipe Round

Table

Kekurangan penggunaan model pembelajaran kolaboratif tipe Round Table

sebagai berikut:

a. Sejumlah siswa mungkin bingung karena belum terbiasa dengan perlakuan

seperti ini.

b. Guru pada permulaan akan membuat kesalahan-kesalahan dalam pengelolaan

kelas. Akan tetapi usaha yang sungguh-sungguh dan terus-menerus akan

dapat terampil menerapkan model ini.

Berdasarkan uraian tentang teori model pembelajaran kolaboratif tipe

Round Table (meja bundar) di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model

Page 69: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

46

pembelajaran ini merupakan model pembelajaran kelompok, masing-masing

kelompok terdiri atas 3 – 4 orang. Adapun proses pembelajaran dengan model

ini yakni dengan menunjuk tiap-tiap anggota kelompok untuk berpartisipasi

secara bergiliran dalam kelompoknya dengan membentuk meja bundar atau

duduk melingkar.

Model pembelajaran ini memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihannya yaitu dapat mengembangkan serta menggunakan keterampilan

berfikir kritis siswa dan kerjasama kelompok. Selain itu, sikap tanggung jawab

dalam diri siswa dapat terasah dimana setiap anggota kelompok berkontribusi

aktif dalam kerja sama tim. Sedangkan kekurangan dalam model pembelajaran

ini yaitu siswa mungkin bingung dengan diterapkannya model pembelajaran

baru didalam kelas, serta diperlukan persiapan yang matang dalam pengelolaan

kelas saat proses pembelajaran berlangsung.

Dampak Instruksional dan Pengiring

Model pembelajaran kolaboratif tipe Round Table memiliki nilai

instruksional dan pengiring. Adapun nilai instruksional dari model pembelajaran

ini antara lain:

1. Kohesi dan produktivitas kelompok meningkat

2. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan metaforis

3. Melatih kemampuan sosial siswa

4. Kapabilitas dalam memecahkan masalah

Dampak pengiring dari model kolaboratif tipe round table antara lain:

Page 70: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

47

1. Pencapaian materi

2. Mengaktifkan suasana pembelajaran

3. Memotivasi peserta didik

2.2.3.2 Hakikat Model Kolaboratif Tipe Sequence Chains

Sequence Chains merupakan salah satu tipe model pembelajaran

kolaboratif. Dalam pembelajaran ini, setiap siswa yang tergabung dalam

kelompok bertugas menganalisis dan menggambarkan urutan rangkaian suatu

kejadian, tindakan, peran, atau keputusan. Model pembelajaran kolaboratif tipe

Sequence Chains (rantai sekuen) mengharuskan siswa membuat peta visual dari

suatu rangkaian peristiwa dengan cara mengidentifikasi terlebih dahulu poin-

poin penting, mengaplikasikan pengetahuan dan penalaran untuk menyususn

poin-poin terssebut secara sistematis dan koheren. ini model pembelajaran ini

bermanfaat untuk melatih kemampuan berpikir logis siswa. (Barkley, 2012: 333)

a. Penerapan Model Pembelajaran Kolaboratif Tipe Sequence Chains

Tahap persiapan:

Pilih informasi atau tema yang akan digunakan dalam pembelajaran. Selain

tema, tentukan pula langkah atau strategi pembelajaran yang akan digunakan.

Tahap pelaksanaan:

1. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri atas 4-5

orang.

2. Setelah berkelompok, siswa diberi tema pembelajaran serta batas waktu

penyelesaian.

Page 71: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

48

3. Siswa berdiskusi kelompok untuk menyelesaikan tugas, hasil dari diskusi

kelompok ditulis pada selembar kertas dengan cara dibuat sekuen. Hasil dari

pembuatan sekuens akan ditempel di ruang kelas.

4. Kelompok lain menilai hasil diskusi kelompok lain dengan cara berkeliling.

Dampak instruksional dan pengiring model kolaboratif tipe Sequence Chains

Model kolaboratif tipe Sequence Chains memiliki nila instruksional dan

pengiring. Adapun nilai instruksional model ini antara lain:

1. Meningkatkan tanggung jawab individual dan interdependensi positif

kelompok

2. Mengembangkan kemampuan berfikir kreatif dan visual siswa

3. Melatih kemampuan berfikir logis dan sistematis

4. Mengembangkan jiwa sosial siswa

Dampak pengiring dari model kolaboratif tipe sequence chains antara lain:

1. Memotivasi peserta didik

2. Mengaktifan suasana pembelajaran

3. Pencapaian materi

2.2.4 Keefektifan Pembelajaran Menulis Cerita Pendek dengan

Menggunakan Model Kolaboratif Tipe Round Table dan Tipe Sequence

Chains

Model kolaboratif tipe Round Table dan tipe Sequence Chains

merupakan model pembelajaran kelompok yang dapat membantu dan

Page 72: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

49

mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Kedua model pembelajaran

ini menekankan aspek kontinuitas atau koneksi antar anggota kelompok dengan

cara brainstorming (sumbang saran). Dalam proses diskusi kelompok, siswa

diminta mengembangkan ide atau gagasan yang telah ditentukan oleh guru

dengan cara merespon secara bergiliran hingga menjadi kesatuan cerita pendek

yang padu. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran adalah sebagai

berikut:

A. Kelas A (menggunakan model pembelajaran kolaboratif tipe Round Table)

1. Siswa membentuk kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri atas

4-5 orang.

2. Siswa diminta membuat cerita pendek dengan topik yang telah ditentukan

oleh guru yaitu kejadian yang pernah dialami siswa dalam kehidupan sehari-

hari (pengalaman pribadi yang mengesankan).

3. Siswa dibantu guru mendefinisikan tugas belajar terkait dengan

permasalahannya dalam waktu yang telah ditentukan.

4. Siswa dalam masing-masing kelompok mengembangkan garis besar

kerangka/alur cerpen secara bergiliran searah jarum jam.

5. Siswa menulis pembuka cerpen (orientasi/perkenalan tokoh dan

peristiwanya) dengan bergiliran searah jarum jam.

6. Siswa membuat konflik cerita (komplikasi) secara bergiliran searah jarum

jam.

7. Siswa menulis penyelesaian cerpen (resolusi) secara bergiliran searah jarum

jam.

Page 73: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

50

8. Siswa dibantu guru menunjuk salah satu anggota kelompok untuk

mengomunikasikan hasil diskusi kelompok (membaca cerpen) didepan

kelas.

9. Siswa dibantu guru melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar

yang telah dilaksanakan dan memberikan motivasi kepada siswa.

B. Kelas B (menggunakan model pembelajaran kolaboratif tipe Sequence

Chains)

1. Siswa membentuk kelompok, dengan masing-masing kelompok terdiri atas

4-5 orang.

2. Guru memberikan tema penulisan cerpen kepada peserta didik berupa

pengalaman pribadi.

3. Guru memberikan kertas karton serta spidol kepada setiap kelompok.

4. Siswa dalam masing-masing kelompok menuliskan kerangka karangan

cerpen dalam kertas karton tersebut

5. Siswa secara berkelompok membuat kerangka karangan cerpen dalam

bentuk rantai sekuen (bagan) sesuai dengan struktur cerpen yaitu orientasi,

komplikasi, dan resolusi

6. Setiap rantai sekuen (bagan) siswa secara berkelompok mengembangkan

kerangka karangan tersebut menjadi cerita utuh dan padu.

7. Hasil diskusi kelompok berupa karangan cerpen yang utuh ditempelkan di

dinding kelas.

8. Perwakilan kelompok berkeliling menilai hasil diskusi kelompok lain.

Page 74: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

51

9. Siswa dibantu guru melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar

yang telah dilaksanakan serta memberikan motivasi kepada siswa.

2.3 Kerangka Berpikir

Menulis cerita pendek merupakan salah satu kompetensi yang harus

dikuasai oleh siswa. Akan tetapi, fakta di lapangan menunjukan banyak siswa

yang mengalami kesulitan dalam menulis cerpen. Siswa kesulitan menuangkan

ide, kesulitan dalam menyusun paragraf, dan mengembangkan plot atau alur

cerita. Selain itu, banyak siswa yang merasa bosan saat proses pembelajaran

menulis cerpen berlangsung dikarenakan guru masih menggunakan model

pembelajaran konvensional oleh karena itu, dibutuhkan suatu model pembelajaran

yang inovatif dalam pembelajaran menulis cerita pendek agar meningkatkan

kemampuan menulis siswa.

Penelitian ini akan menguji keefektifan penggunaan dua model

pembelajaran kolaboratif tipe Round Table dan Sequence Chains dalam

pembelajaran menulis cerita pendek. Penerapan model pembelajaran kolaboratif

tipe Round Table dan model kolaboratif tipe Sequence Chains diharapkan dapat

memberi nuansa baru dalam proses pembelajaran, melatih proses perpikir kritis

siswa, mengembangkan kepribadian sosial, serta dapat mengaktifkan siswa saat

proses pembelajaran menulis cerpen berlangsung.

Model pembelajaran kolaboratif tipe Round Table dan model kolaboratif

tipe Sequence Chains dipilih dengan mempertimbangkan hal-hal yang sudah

dikemukakan sebelumnya. Kedua model pembelajaran ini masing-masing

Page 75: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

52

memiliki kelebihan dan kekurangan. Selain itu, penerapan kedua model tersebut

masih jarang digunakan, peneliti ingin membuktikan keefektifan model

pembelajaran tersebut sebagai model pembelajaran menulis cerpen dengan

penelitian eksperimen.

Tahapan yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi 3 tahap.

Pertama, siswa diberikan pretest sebagai langkah penilaian awal. Pretest

mengharuskan siswa untuk melakukan tahap penilaian menulis teks cerpen secara

individu. Kedua, pelaksanaan penelitian. Siswa kelas eksperimen I mengikuti

pembelajaran menulis cerita pendek dengan model pembelajaran kolaboratif tipe

Round Table, sedangkan siswa di kelas eksperimen II mengikuti pembelajaran

menulis cerita pendek dengan model pembelajaran kolaboratif tipe Sequence

Chains, dan siswa di kelas kontrol tidak mendapat perlakuan apapun

(menggunakan model pembelajaran yang digunakan guru). Ketiga, siswa

diberikan postest. Postest dilakukan untuk mendapatkan hasil akhir dari

pembelajaran dengan menggunakan dua model tersebut. berdasarkan kerangka

berpikir tersebut kemudian dapat dibuat paradigma berpikir sebagai berikut.

Page 76: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

53

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir

2.4. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian dimana masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan (Sugiyono, 2013:96). Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka

berpikir di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

1. Ha1 : terdapat perbedaan prestasi belajar pembelajaran menulis teks cerpen

antara siswa yang mendapat model pembelajaran kolaboratif tipe Round

Materi pembelajaran menulis cerpen

Pembelajaran

Pretest Pretest

Kelas Eksperimen I

Pembelajaran menulis

cerita pendek (model

kolaboratif tipe Round

Table)

KelasEksperimen II

Pembelajaran menulis

cerita pendek (model

kolaboratif tipe

Sequence Chains)

Postest Postest

Hasil belajar Hasil belajar

Pembelajaran yang

lebih efektif

Kelas Kontrol

Pembelajaran menulis

cerpen (model

pembelajaran yang

digunakan guru)

Page 77: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

54

Table, model pembelajatan kolaboratif tipe Sequence Chains, dan model

pembelajaran yang digunakan guru.

Ha2 : prestasi belajar pembelajaran menulis teks cerita pendek siswa yang

diajar dengan model pembelajaran kolaboratif tipe Round Table lebih

efektif daripada siswa yang diajar dengan model pembelajaran yang

digunakan guru.

Ha3 : prestasi belajar pembelajaran menulis teks cerita pendek siswa yang

diajar dengan model pembelajaran kolaboratif tipe Sequence Chains lebih

baik daripada siswa yang diajar dengan model pembelajaran yang

digunakan guru.

2. Untuk uji statistik :

Ho1 : tidak terdapat perbedaan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran

menulis teks cerita pendek antara siswa yang mendapat model

pembelajaran kolaboratif tipe Round Table , model pembelajaran

kolaboratif tipe Sequence Chains, dan modeel pembelajaran yang

digunakan guru.

Ho2 : prestasi belajar siswa siswa pada pembelajaran menulis teks cerita

pendek yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran kolaboratif tipe

Round Table lebih efektif daripada siswa yang diberi perlakuan dengan

model pembelajaran yang digunakan guru.

Ho3 : prestasi belajar siswa pada pembelajaran menulis teks cerita pendek

siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran kolaboratif tipe

Page 78: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

55

Sequence Chains lebih efektif daripada siswa yang diberi perlakuan

dengan model pembelajaran yang digunakan guru.

3. Untuk kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II :

Ho4 : tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa pada pembelajaran

menulis teks cerita pendek antara siswa yang diberi perlakuan dengan

model pembelajaran kolaboratif tipe Round Table dan model pembelajaran

kolaboratif tipe Sequence Chains.

Page 79: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

174

174

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka peneliti dapat

menarik beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran kolaboratif tipe Round Table dalam

pembelajaran menulis teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMP

memenuhi kriteria keefektifan. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t (T –

test ) dan uji ketuntasan belajar. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu

Ho ditolak jika thitung < ttabel, berdasarkan data yang diperoleh thitung =

0,118861 < ttable = 0,184744, sehingga dapat disimpulkan terdapat

perbedaan yang signifikan antara tes awal dan tes akhir kelas eksperimen

1. Hasil rata-rata tes akhir siswa sebesar kelas eksperimen 1 80 lebih baik

dibandingkan hasil rerata tes awal sebesar 68,52174. Hasil tes akhir siswa

telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75.

2. Penerapan Model pembelajaran kolaboratif tipe Sequence Chains dalam

pembelajaran menulis teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMP

memenuhi kriteria keefektifan. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t (T –

test) dan uji ketuntasan belajar. Berdasarkan uji ketuntasan belajar siswa

kelas VII C sebagai kelas eksperimen II diketahui rata-rata nilai tes akhir

siswa 81,08333 lebih baik dibandingkan nilai tes awal 66,75, dengan thitung

0,093167 < ttabel 0,180854, sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas

Page 80: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

175

3. tersebut telah mencapai nilai ketuntasan belajar individu dengan nilai lebih

dari KKM yang ditetapkan sebesar 75.

4. Tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa antara penerapan menggunakan

model pembelajaran kolaboratif tipe Round Table dan model pembelajaran

kolaboratif tipe Sequence Chains pada pembelajaran menulis teks cerita

pendek kelas VII semester 2, SMP Negeri 3 Kedu, Temanggung. Kedua

model pembelajaran kolaboratif tersebut sama-sama efektif digunakan

dalam pembelajarn menulis teks cerita pendek karena setiap kelas sama-

sama belajar dengan berdiskusi kelompok meskipun dengan cara yang

berbeda. Adanya teknik sumbang saran (brainstorming) pada model

pembelajaran kolaboratif tipe Round Table dan pembuatan peta konsep

atau rantai sekuens pada model pembelajaran kolaboratif tipe Sequence

Chains sama-sama efektif digunakan untuk meningkatkan keterampilan

menulis teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMP dibandingkan

dengan penerapan model pembelajaran yang digunakan guru.

5.2 Saran

Berdasarakan hasil penelitian yang telah dipaparkan, peneliti

mengemukakan beberapa saran berikut.

1. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia hendaknya guru menggunakan model

pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

Page 81: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

176

2. Guru bahasa Indonesia harus lebih kreatif dan inovatif dalam

mengembangkan media pembelajaran yang mendukung proses belajar

mengajar agar pembelajaran lebih menarik, tidak bosan, dan dapat

memotivasi siswa.

3. Model pembelajaran kolaboratif tipe Round Table dan tipe Sequnece

Chains dapat menjadi model pembelajaran alternative yang dapat

digunakan guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan materi bahasa

Indonesia khususnya pada aspek menulis, karena kedua model tersebut

sudah teruji tingkat keefektifannya.

4. Sekolah dapat mengembangkan kembali model pembelajaran kolaboratif

tipe Round Table dan Tipe Sequence Chains pada materi pembelajaran

lain agar dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

5. Peneliti lain diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran

kolaboratif tipe Round Table dan Sequence Chains untuk dapat

meningkatkan variabel yang lain.

Page 82: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

180

DAFTAR PUSTAKA

Akhdiah, Sabarti dkk. 1993. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:

Erlangga.

Amandangi, Dewi Prajnaparamitha. 2016. Perbandingan Media Gambar Berantai dan

Media Lirik Lagu dalam Pembelajaran Menyusun Teks Cerita Pendek Menggunakan

Model DSI-PK (Desain Sistem Intruksional-Pencapaian Kompetensi) Bagi Siswa

Kelas VII SMP. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Aminuddin. 2010. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Alegsindo.

Arends, Richard, I. 1997. Classroom Instruction and Management. Boston: McGraw-Hill.

Ariadinata, Joni. 2106. Aku Bisa Menulis Fiksi. Yogyakarta: DIVA Press.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Aneka Cipta: Jakarta.

B. Rahmanto. 1998. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Bruffee, Kenneth. 1993. Collaborative Learning. Baltimore: The Johns Hopkins

University Press. pp 28 – 51.

Combs, Bill. 2001. ―Cooperatif Learning‖, di dalam Keren L. Medsker dan Kristina M.

Holdsworth, Models and Strategies for Training Design. Pp.287 – 296. Silver

Spring: International Society for Performance Improvement.

Djago Tarigan, H.G. Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Penerbit Angkasa.

E. Barkley, Elizabert, dkk. 2012. Collaborative Learning Technique: Teknik – Teknik

Pembelajaran Kolaboratif. Bandung: Nusa Media.

Fatonah, Irna Nurul. 2014. Efektivitas Teknik Meja Bundar (Round Table) dalam

Pembelajaran Menulis Cerita Pendek (Studi Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa

Kelas VII MTs Assobandiyyah Sukabumi. Skripsi. Universitas Pendidikan

Indonesia.

Hadi, Amirul. 2008. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamid, Hasan. 1993. Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial. Bandung: Jurusan Sejarah FIPS IKIP

Bandung.

Ingkansari, Agnes Reswari, dkk. 2012. Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Roundtable Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Ditinjau dari Aktualisasi Diri Siswa SMP Negeri di Kabupaten

Magelang. Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Istiqomah. 2015. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Model

Round Table dengna Media Buku Zig – Zag pada Siswa Kelas IV A SDN

Pudakpayung. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Kast, Bernd. 1999. Fertigkeit Schreiben. Munchen: Goethe Institute.

Kagan, Spencer. 2009. Cooperative Learning. San Clemente: Kagan Publishing.

Page 83: DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SKRIPSIlib.unnes.ac.id/30143/1/2101412172.pdf · keefektifan model collaborative learning . tipe round table dan tipe sequence chains

181

Kementrian Pendidikan dan kebudayaan. 2013. Bahasa Indonesia Wahana

Pengetahuan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning: Memperaktikkan Cooperative Learning di

Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Matthews, J.R. J.M Bowen, and R.W. Matthews. 1996. Successful scientific writing: A

step-by-step guide for biological and medical sciences. Cambridge University Press,

Cambridge, UK. 256 page.

Mccafferty, Steven G., dkk. 2006. Cooperatuve Learning and Second Language Teaching.

New York: Cambridge University Press.

Mustika, Tito Nur. 2015. EfektivitasModel Pembelajaran Make A Match dan Model

Pembelajaran Open-Ended dengan Menggunakan Teori Belajar Konstruktivistik

Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Skripsi. Universitas PGRI Semarang.

Oemarjati, Boen S. 2011. Dengan Sastra Mencerdaskan Siswa: Memperkaya Pengalaman

dan Pengetahuan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Pratama, Aditya. 2015. Keefektifan Strategi Double Entry Journal dalam Pembelajaran

Menulis Cerpen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Piyungan Bantul DIY. Skripsi.

Universitas Negeri Yogyakarta.

Rahmanto, R. 2004. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius

Rampan, Korrie Layun. 2009. Apresiasi Cerpen Indonesia Mutakhir. Jakarta: Bukupop.

Rohmadi, Muhammad dan Slamet Subiyantoro. 2011. Bunga Rampai: Model-Model

Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Seni. Surakarta: Yuma Pustaka.

Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research and Practice. Second

Edition. Boston: Allyn and Bacon Publishers.

Stenlev, Jette dan Siemund Peter. 2011. ―RoundTable As Cooperative Learning

Technique‖. English Language and Linguistics. Vol 18/Issue01/March 2011, pp40-

45.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sudijono, Anas. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suparno dan M. Yunus. 2008. Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Suprihantini, Winda Dwi. 2013. Peningkatan Kemampuan Menulis Deskripsi dengan

Model Kooperatif Tipe Round Table pada Siswa Kelas X AK 2 SMK

Mumammadiyah 1 Wonosobo Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

Suriamiharja. 1997. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.