collaborative documentary project a story from kendeng

13
COLLABORATIVE DOCUMENTARY PROJECT A STORY FROM KENDENG, PATI Latar Belakang Temu komunitas yang digagas oleh CRI (Combine Resource Institute) adalah awal aktivitas bersama untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Berdasarkan pertemuan itu pula ada kebutuhan antar komunitas untuk saling berbagi melalui aktivitas yang lebih kongkrit sesuai kebutuhan bersama disepakati akan diadakannya program strategis berpedoman pada RTL (Rencana Tindak Lanjut). Fokus dari rangkaian kegiatan ini adalah berbagi dan beraktivitas bersama untuk menghasilkan pengetahuan dan pengalaman kolektif. Dengan mengoptimalkan kemampuan jaringan yang terlibat, kegiatan ini diharapkan menjadi pioner kerja-kerja kolaboratif antar komunitas yang bergerak di media alternatif. Hal yang lebih penting lagi adalah hasil dari rangkaian kegiatan ini mampu membekali komunitas dengan kemampuan pengelolaan media alternatif untuk kepentingan komunitas. Kapan dan Siapa? Diadakan pada tanggal 17-19 Januari 2014 ini akan menjadi kerja kolaborasi antar beberapa lembaga, antara lain: CRI, Desantara Foundation, Festival Dokumenter (FFD), Omah Kendeng/JM-PPK, Angkringan, Rakom Sadewa dan beberapa komunitas lain. Dimana? Sebuah balai pertemuan yang dibangun bersama oleh warga di Sukolilo, Pati Selatan, Jateng. Bangunan tersebut disebut Omah Kendeng. Sebuah bangunan dengan arsitektur jawa yang berdiri di atas tanah yang cukup luas. Tempat ini merupakan ruang pertemuan bagi para petani, perempuan, pemuda di wilayah sukolilo. Rumahnya begitu asri dengan arsitektur dan ukiran jawa yang sangat artistik. Di ruang tamunya terpampang lukisan Samin Surosentiko, pendiri ajaran Samin yang pengikutnya hingga kini disebut Wong Sedulur Sikep. Dan di sela jendela

Upload: combine-resource-institution

Post on 24-Mar-2016

231 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Temu komunitas yang digagas oleh CRI (Combine Resource Institute) adalah awal aktivitas bersama untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Berdasarkan pertemuan itu pula ada kebutuhan antar komunitas untuk saling berbagi melalui aktivitas yang lebih kongkrit sesuai kebutuhan bersama disepakati akan diadakannya program strategis berpedoman pada RTL (Rencana Tindak Lanjut). Fokus dari rangkaian kegiatan ini adalah berbagi dan beraktivitas bersama untuk menghasilkan pengetahuan dan pengalaman kolektif. Dengan mengoptimalkan kemampuan jaringan yang terlibat, kegiatan ini diharapkan menjadi pioner kerja-kerja kolaboratif antar komunitas yang bergerak di media alternatif. Hal yang lebih penting lagi adalah hasil dari rangkaian kegiatan ini mampu membekali komunitas dengan kemampuan pengelolaan media alternatif untuk kepentingan komunitas. Kapan dan Siapa? Diadakan pada tanggal 17-19 Januari 2014 ini akan menjadi kerja kolaborasi antar beberapa lembaga, antara lain: CRI, Desantara Foundation

TRANSCRIPT

Page 1: Collaborative documentary project a story from kendeng

COLLABORATIVE DOCUMENTARY PROJECT A STORY FROM KENDENG, PATI Latar Belakang

Temu komunitas yang digagas oleh CRI (Combine Resource Institute) adalah awal aktivitas bersama untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Berdasarkan pertemuan itu pula ada kebutuhan antar komunitas untuk saling berbagi melalui aktivitas yang lebih kongkrit sesuai kebutuhan bersama disepakati akan diadakannya program strategis berpedoman pada RTL (Rencana Tindak Lanjut).

Fokus dari rangkaian kegiatan ini adalah berbagi dan beraktivitas bersama untuk menghasilkan pengetahuan dan pengalaman kolektif. Dengan mengoptimalkan kemampuan jaringan yang terlibat, kegiatan ini diharapkan menjadi pioner kerja-kerja kolaboratif antar komunitas yang bergerak di media alternatif. Hal yang lebih penting lagi adalah hasil dari rangkaian kegiatan ini mampu membekali komunitas dengan kemampuan pengelolaan media alternatif untuk kepentingan komunitas. Kapan dan Siapa? Diadakan pada tanggal 17-19 Januari 2014 ini akan menjadi kerja kolaborasi antar beberapa lembaga, antara lain: CRI, Desantara Foundation, Festival Dokumenter (FFD), Omah Kendeng/JM-PPK, Angkringan, Rakom Sadewa dan beberapa komunitas lain. Dimana?

Sebuah balai pertemuan yang dibangun bersama oleh warga di Sukolilo, Pati Selatan, Jateng. Bangunan tersebut disebut Omah Kendeng. Sebuah bangunan dengan arsitektur jawa yang berdiri di atas tanah yang cukup luas. Tempat ini merupakan ruang pertemuan bagi para petani, perempuan, pemuda di wilayah sukolilo. Rumahnya begitu asri dengan arsitektur dan ukiran jawa yang

sangat artistik. Di ruang tamunya terpampang lukisan Samin Surosentiko, pendiri ajaran Samin yang pengikutnya hingga kini disebut Wong Sedulur Sikep. Dan di sela jendela

Page 2: Collaborative documentary project a story from kendeng

terdapat ratusan kendi berisi air yang diambil dari seluruh mata air di seputar pegunungan Kendeng sebagai pendokumentasian untuk pelestarian mata air alami.

Peserta JM-PPK Pati, JM-PPK Rembang, JM-PPK Blora, JM-PPK Grobogan, Komunitas Karst Kebumen, Komunitas Karst Wonogiri, Jaringan Masyarakat Peduli Pati Utara (JM-PPU), Rakom Sadewa, Kanal Korban Lumpur, dan LBH Semarang. Proses Kegiatan 1. Workshop fotografi dasar

Workshop fotografi bertujuan untuk

memperkenalkan komunitas yang terlibat pada praktek fotografi yang berguna untuk menceritakan persoalan komunitas. Selain teknis fotografi, dalam kegiatan ini juga akan diberikan pemahaman mengenai cara pengelolaan dan distribusi dokumen foto untuk kegiatan advokasi.

Diajarkan juga cara menggunakan kamera dan penggunaan fotografi sebagai alat investigasi, dan fotografi sebagai alat komunikasi.

2. Field Trip Pemetaan Partisipatif (Kegiatan Praktek Fotografi dan Penggunaan GPS untuk Pemetaan Sumber Mata Air di Kawasan Karst) Pemahaman akan potensi Sumber Daya Alam sekitar menjadi satu faktor penting yang mempengaruhi kepedulian komunitas terhadap lingkungannya. Kegiatan field trip ini mengajak komunitas Omah Kendeng beserta jaringan untuk mendokumentasikan potensi alam Pegunungan Kendeng Utara. Hasil pendokumentasian ini kemudian akan diintegrasikan dengan produk pengetahuan lainnya dalam beberapa media populer agar dapat diakses oleh publik. Yang paling kusuka adalah kegiatan survey ini adalah explorasi dan pemetaan dengan menggunakan media fotografi dan GPS untuk menentukan titik-titik koordinat sumber

Page 3: Collaborative documentary project a story from kendeng

mata air di kawasan pegunungan karst. Selain itu, melakukan pendeskripsian vegetasi, topografi, dan tipe lokasinya. Pembagian kelompok di bagi menjadi 4 kelompok dan disebar diberbagai daerah, diantaranya: 1. Kelompok 1 di tempatkan di Desa Maitan, Tambakromo, Pati. 2. Kelompok 2 di tempatkan di Desa Maitan, Tambakromo, Pati. 3. Kelompok 3 di tempatkan di Desa Gares dan Gayam Wukirsari, Tambakromo, Pati. 4. Kelompok 2 di tempatkan di Desa Larangan, Tambakromo, Pati.

Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk

mengkampanyekan tentang besarnya potensi air di kawasan karst Sukolilo yang merupakan hal sangat penting bagi warga sekitar kawasan karst. Potensi air ini akan terancam hilang jika kemudian kawasan kars mengalami kerusakan akibat aktivitas penambangan.

3. Menonton dan Apresiasi Film Dokumenter Pengalaman dari banyak komunitas yang dideskripsikan melalui medium film akan menjadi satu pengalaman yang menarik. Untuk itu menonton film dokumenter dirasakan penting untuk menjadi bagian dari rangkaian kegiatan ini. Tujuan lainnya komunitas yang menonton film dokumenter akan bergerak untuk memproduksi karya dokumenter lainnya.

4. Web dokumenter Hal yang paling memungkinkan mengokomadasi berbagai macam format dokumen baik tulisan, data grafis, suara, fotodan video adalah Dokumenter yang berbasis Web-Based atau sering disebut sebagai Web Documentary. Web Dokumenter adalah bentuk documenter secara khusus dimuat untuk web dan disiarkan secara online.

5. Pelatihan SMS gateway Media menjadi hal penting untuk membangun soliditas kelompok. Melalui penyampaian pesan yang konsisten, diharapkan komunitas akan memiliki pola pikir progresif dan kritis dalam menyikapi persoalan komunitas. Diantara sekian media yang dikembangkan oleh komunitas, pesan singkat (SMS) masih menjadi media yang cukup efektif bagi sirkulasi informasi di komunitas. Untuk memperkuat pemahaman komunitas dalam mengelola informasi melalui SMS, dalam rangkaian kegiatan ini juga akan diadakan pelatihan SMS gateway yang difasilitasi oleh komunitas Angkringan.

6. Penerbitan buku Rangkaian kegitan ini akan menjadi pengalaman bagi beberapa komunitas yang terlibat. Tak hanya pengalaman dalam memahami persoalan di komunitas masing-masing, tetapi juga pengalaman praktek menggunakan media-media alternatif semacam photo story, web dokumenter dan SMS gateway. Sebagai bagian dari upaya untuk memberikan informasi pada publik tentang praktek kolaboratif semacam ini, maka penerbitan sebuah buku dokumentasi kegiatan menjadi hal yang teramat penting.

Page 4: Collaborative documentary project a story from kendeng

Sharing is Caring

Sebetulnya saya kurang begitu memahami acara saat ditugaskan untuk membuntuti kegiatan ini, tetapi sesuai mandat Aris saat itu hanya mengikuti acara dan mendokumentasikan saja, jadi karena tugasku tidak berat, berangkatlah saya. Kerjaanku disana hanya makan, foto-foto, merekam proses walau tidak mencatatnya secara detil dan tidur saja. Tetapi acara tersebut tergolong menarik dikarekan

sesuai dengan jiwa dan hati nurani saya untuk berpetualang dan mengambil seluruh pelajaran yang kudapatkan dari hasil “membolang” ini. Seperti pepatah jawa "If you reject the food, ignore the customs, fear the religion and avoid the people, you might better stay at home..., Don't tell me how educated you are, tell me how much you have travelled, The world is a book, and those who do not travel read only one page”; dari pepatah itu, saya ingin membagi apa yang saya dapatkan dari perjalanan kegiatan Suara Komunitas ini, salah satu divisi yang fenomenal dan aktual di Combine. Pelajaran kami dapatkan adalah media menjadi hal yang utama dan sangat dahsyat pengaruhnya, komunitas menjadi kekuatan super besar sebagai penggerak media tersebut, alam dan kultur masyarakat sebagai pendorong keseimbangan kehidupan jika selalu lestari dan hidup berdampingan diantaranya. Kondisi Geografis Daerah Sukolilo, Pati, Jateng

Sukolilo adalah desa di kecamatan Sukolilo, Pati, Jawa Tengah, Indonesia. Desa yang terletak di pegunungan Kapur Utara ini merupakan ibu kota dari kecamatan Sukolilo. Tepat di tengah-tengah desa di belah oleh jalan raya yang menghubungkan Kabupaten Pati dengan Kabupaten Grobogan. Jalan ini sekaligus menjadi jalan alternatif untuk menuju Semarang maupun Yogyakarta.

Perbukitan di bagian selatan Kabupaten Pati yaitu di Kecamatan Sukolilo, terbentuk oleh sebaran batu gamping, memanjang dari Prawata di bagian barat hingga di bagian timur Sukolilo. Perbukitan batu gamping ini membentuk suatu morfologi khas yang dikenal sebagai karst. Proses pelarutan oleh air pada batu gamping telah membentuk suatu fenomena karst yang menarik antara lain bentukan lapies, gua-gua, stalagtit, stalagmit, sinkhole, uvala, dolina dan sungai bawah tanah.

Page 5: Collaborative documentary project a story from kendeng

Masyarakat lebih mengenal sebagai Pegunungan Kendeng Utara. Pegunungan Kendeng Utara tersebut merupakan hamparan perbukitan batukapur yang telah mengalami proses-proses alamiah dalam batasan ruang dan waktu geologi. Produk dari dinamika bumi yang berlangsung dari masa lalu hingga saat ini telah menghasilkan suatu fenomena alam yang unik. Kita mengenalnya dengan istilah Bentang Alam Karst. Fenomena bentang alam Karst Kendeng Utara tercermin melalui banyaknya bukit-bukit kapur kerucut, munculnya mata air-mata air pada rekahan batuan, mengalirnya sungai-sungai bawah tanah dengan lorong gua sebagai koridornya. Rencana Pembangunan Pabrik Semen di Sukolilo, Pati

Tahun 2005 – 2008 Rencana PT Semen Gresik untuk memperluas wilayah industrinya di kawasan Karst Kendeng dari Tuban hingga ke Pati memberikan tawaran kepada pemerintah Kabupaten Pati untuk membangun pabrik semen di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati. Perusahaan ini akan menambang batugamping di kawasan Karst Kendeng Utara. Bahan

baku pabrik semen tersebut adalah batugamping / batu kapur yang berasal dari kawasan perbukitan Karst di Kecamatan Sukolilo. Pada tahun 2008 PT. Semen Gresik akan membangun pabrik semen dengan kapasitas 2,5 juta ton/tahun yang memerlukan sekitar 2000 ha lahan yang akan digunakan untuk penambangan batu kapur, tanah liat dan bangunan pabrik. Menurut penjelasan pihak PT Semen Gresik dalam sosialisasi di Kecamatan Kayen pada tanggal 16 Nopember 2008, PT. Semen Gresik membutuhkan beberapa hal penting untuk menjalankan operasinya. Dengan investasi yang ditanam sebesar 3,5 trilyun, seluruh proses pendirian pabrik semen memerlukan tenaga kerja sebanyak 3.000 orang, dengan rincian 2.000 orang dipekerjakan dalam tahap konstruksi dan 1.000 orang dipekerjakan untuk tahap operasional. Jumlah ini termasuk pekerja internal dari PT. Semen Gresik. Sementara pihak pemerintah, khususnya Pemda kabupaten Pati dan Propinsi Jawa Tengah, beranggapan bahwa rencana pembangunan Pabrik semen di Pati selain untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik yang terus meningkat, adanya pabrik semen ini juga dapat menjadi sumber untuk meningkatkan pedapatan daerah. Pelanggaran Mengutip slogannya Boim “pelanggaran”, didapat informasi tentang beberapa pelanggaran berkaitan dengan rencana pendirin pabrik semen ini.

Page 6: Collaborative documentary project a story from kendeng

Pertama, rencana pembangunan Semen Gresik tidak berdasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Pati tentang Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah (RTRW) karena Rancangan Perda RTRW 2008- 2009 Kabupaten Pati masih dalam proses persetujuan Pemerintah Pusat. Perda RTRW Kabupaten Pati periode 2006-2007 telah kadaluarsa. Kondisi ini pastinya dipahami oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pati, tetapi yang menjadi ganjil adalah ketika Bupati Pati mengeluarkan Surat Bupati Pati No. 131/1814/2008 tanggal 17 April 2008 untuk dijadikan rujukan dalam menilai kesesuaian rencana kegiatan dengan tata ruang kabupaten dan membuat Semen Gresik dapat merealisasikan rencananya untuk membangun Semen Gresik di Kecamatan Sukolilo, Pati. Kedua, penetapan pegunungan Kendeng sebagai kawasan Karst jenis I, II, ataupun III belum memiliki dasar hukum. Semen Gresik hanya mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan, Departemen ESDM bekerjasama dengan Semen Gresik tentang kawasan karst Sukolilo tahun 2005. Namun demikian, di dalam KA ANDAL tersebut, hasil penelitian tersebut tidak menyebutkan golongan karst dari pegunungan Kendeng. Sementara hasil penelitian dari Pusat Studi Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta (Bapak Eko Teguh Paripurno), Acintyacunyata Speleological Club (ASC), Yogyakarta (Dikky Mesah, AB Rodialfallah, Rikky Raimon, dkk), dan juga Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM tentang kajian potensi Kars Kawasan Sukolilo, Pati menyimpulkan bahwa kawasan Kars Pati–kawasan kars Grobogan masuk dalam klasifikasi kars I menurut Kepmen ESDM no. 1456/K/20/MEM/2000 pasal 12. Selain itu perbukitan kawasan Kars Sukolilo berfungsi sebagai daerah resapan dan penyimpan air untuk mata air-mata air yang mengalir di pemukiman, baik di bagian Utara maupun bagian Selatan kawasan ini yang meliputi Pati dan Grobogan, sehingga Pemerintah di dua kabupaten ini seharusnya menetapkan kawasan ini sebagai kawasan Kars yang dilindungi agar fungsinya tetap terjaga sehingga resiko bencana kekeringan bagi 8000 kepala keluarga dan 4000 ha lahan pertanian di kemudian hari dapat dihindari. Penolakan dari Masyarakat Penolakan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap pendirian pabrik semen dan penambangan pabrik semen disebabkan karan masyarakat meyakini dampak besar yang akan terjadi di masa yang akan datang adalah (1) kerusakan lingkungan kawasan karst; (2) hilangnya sumber-sumber air dan sungai-sungai bawah permukaan yang ada di kawasan Karst Kendeng Utara sehingga mempengaruhi suplay air untuk penghidupan dan pertanian masyarakat; (3) potensi banjir yang sudah ada akan menjadi lebih besar dan lebih lama karna hilangnya fungsi penyerap air yang memicu meningkatnya aliran permukaan pada saat musim hujan; (4) hilangnya fungsi ekologis sebagai pengontrol keanekaragaman hayati di kawasan karst Kendeng Utara; (5) perubahan bentuk lahan yang sangat cepat; (6) dampak kesehatan masyarakat yang berada di sekitar pabrik dan kawasan penambangan; (7) hilangnya sumbermata pencarian masyarakat petani karena perubahan lahan pertanian menjadi lahan pertambangan.

Dampak Yang Ditimbulkan

Dengan 2000 hektar lahan yang akan digunakan untuk pabrik Semen Gresik, jelas akan memunculkan dampak pada lingkungan maupun masyarakat sekitar. Dampak dari akan

Page 7: Collaborative documentary project a story from kendeng

dikeprasnya pegunungan kapur dan diambilnya tanah liat untuk bahan baku semen akan mengakibatkan beberapa dampak sebagai berikut: • Hilangnya mata air di pegunungan Kendeng berarti hilangnya sumber irigasi/pengairan

yang dimanfaatkan oleh warga Sukolilo dan kecamatan lain baik untuk kegiatan produktif maupun konsumsi rumah tangga.

• Kerusakan lingkungan pegunungan Kendeng akibat Tambang Semen akan merubah produktivitas dan aktivitas produksi masyarakat setempat.

• Kerusakan terhadap Pegunungan Kendeng akan mempengaruhi kerusakan pada kekayaan keanekaragaman hayati yang selama ini tersimpan lestari di pegunungan Kendeng, meningkatkan polusi udara, polusi suara, zat-zat beracun dalam limbah pabrik, dan perubahan suhu udara.

• Perubahan fungsi lahan-lahan pertanian menjadi daerah hunian dan berbagai macam bangunan.

• Perubahan fungsi lahan perikanan menjadi daerah industri dengan tingkat kepadatan yang tinggi. Selain dampak lingkungan, industrialisasi akan membawa dampak sosial bagi masyarakat sekitar, antara lain: Perpindahan tempat tinggal yang berarti tergusurnya masyarakat lokal dan

digantikan oleh masyarakat pendatang yang memiliki modal lebih besar. Hilangnya mata pencaharian sebagian besar masyarakat wilayah Pati Selatan yang

menggantungkan hidupnya pada keberadaan lahan pertanian. Hilangnya semangat kebersamaan dikarenakan tenaga kerja yang diserap oleh

industri semen jelas tidak akan menampung seluruh tenaga kerja yang telah kehilangan lahan pertanian. Kondisi ini jelas akan memicu persaingan yang menjurus pada konflik pada masyarakat sekitar lokasi pabrik semen.

Rusaknya tatanan sosial dan budaya karena proses industrialisasi jelas akan memunculkan banyaknya tempat-tempat hiburan yang cenderung menuju ke arah kemaksiatan.

Dengan adanya bukti banyaknya bencana alam seperti banjir, kekeringan, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, lumpur Lapindo, dan lain-lain satu-satunya jalan untuk mengurangi bencana tersebut hanyalah menghijaukan kembali Pegunungan Kendeng menjadi kawasan lindung. Hal ini telah diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Pasal 53 Ayat 1 dan 3dan Pasal 60 Ayat 2 huruf ( c) dan ( F ). Industrialisasi berupa pembangunan pabrik semen akan membawa kerugian yang lebih besar dibandingkan dengan kemanfaatan yang didapat. Kelestarian pegunungan kendeng jelas menjadi jaminan bagi kelangsungan kehidupan generasi mendatang. Selamatkan pegunungan kendeng.

Berdasarkan pendataan dan wawancara di masyarakat, menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap dampak lingkungan sangat tinggi serta tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kawasan karst menjadi semakin tinggi di semua kawasan Karst Kendeng Utara terutama di wilayah Pati, karena ada peninggkatan pemahaman masyaakat pasca adanya rencana investasi PT Semen Gresik dari tahun 2005 – 2008. Berdasarkat penjaringan dan pendataan beberapa yang menjadi dasar-dasar masyarakat untuk menolak adanya investasi antara lain

1. Berdasarkan penelitian Acintyacunyata Speleological Club (ASC) Yogyakarta yang dilakukan di Kawasan Pegunungan Kendeng pada tahun 1994, 2006 dan 2008

Page 8: Collaborative documentary project a story from kendeng

meliputi Kabupaten Pati, Grobogan telah ditemukan 156 sumberair yang berada di semua level ketinggian 5 – 450 mdpl dan 71 goa yang sebagian besar adalah gua berair. Berdasarkan penelitian ini dinyatakan bahwa kawasan karst Kendeng Utara adalah Kawasan Karst Aktif yang masih mengalami proses karstifikasi dan memiliki sistem hidrologi yang berfungsi sebagai pengontrol ekologi di kawasan Karst Kendeng Utara.

2. Kawasan perbukitan batugamping di pegunungan Kendeng Utara merupakan kawasan karst yang harus di lindungi karena merupakan perbukitan yang berfungsi sebagai “Tandon Air” dari mataair-mataair yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar air baku dan pengairan lahan pertanian masyarakat

3. Mata air dan sistem sungai bawah tanah di Kawasan Karst Kendeng Utara bersifat perennial (mengalir sepanjang musim).

4. Pola aliran (sistem hidrologi) yang berkembang adalah pola pengaliran paralel yang dikontrol oleh struktur geologi yang ada di kawasan tersebut. Penjajaran mata air karst pada bagian Utara dan Selatan perbukitan karst Kendeng Utara, muncul pada ketinggian kisaran 5 -350 mdpl radius 1 – 2 km dari perbukitan karst Kendeng Utara. Mataair dan sistem sungai bawah tanah di Kawasan Karst Sukolilo bersifat perennial (mengalir sepanjang musim).

5. Fungsi hidrologi di kawasan ini merupakan pengontrol utama sistem ekologi yang meliputi hubungan antara-komponen-komponen abiotik (tanah, batuan, sungai, air, dll), biotik (biota-biota gua serta flora dan fauna yang ada di kawasan karst), dan budaya (lingkungan sosial, masyarakat, kebudayaan, dan adat istiadat) yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya membentuk suatu ekosistem dimana karst sebagai kontrol utamanya.

6. Perbukitan Kawasan Karst Kendeng Utara berfungsi sebagai daerah resapan dan penyimpan air untuk mataair–mataair yang mengalir di permukiman, baik di bagian Utara maupun bagian Selatan Kawasan ini. Komplek perguaan kawasan Karst Kendeng Utara memiliki potensi sumber daya air untuk kebutuhan dasar lebih dari 8.000 rumah tangga serta lebih dari 4.000 ha lahan pertaniaan sebagai sumber penghidupan mereka. Pola permukiman di kawasan tersebut semuanya mendekati pemunculan mata air-mata air, terutama pada bagian-bagian atas.

7. Kawasan Karst Kendeng Utara merupakan pengontrol fungsi sistem hidrogeologis pegunungan Kendeng Utara

8. Kawasan Karst Kendeng Utara merupakan peninggalan cagar geologi yang berfungsi sebagai laboratorium alam. Bukti tersebut dikuatkan dengan banyaknya gua-gua yang berkembang baik. Gua-gua tersebut sebagian besar merupakan sungai bawah tanah aktif

9. Terdapat biota-biota yang hidup dikawasan karst Kendeng Utara, permukaan maupun bawah permukaan yang berfungsi sebagai pengontrol keseimbangan ekosistem kawasan Karst Sukolilo dan sekitar, seperti kelelawar penghuni gua sebagai pengontrol hama, penyebar benih tanaman dan membantu penyerbukan. Terdapat juga biota yang masuk kategori satwa dilindungi, seperti Burung Merak.

10. Rencana penambangan batugamping di Kawasan karst Kendeng Utara Kecamatan Kayen dan Tambakromo dipastikan akan melanggar hukum dan perundangan yang berlaku di Indonesia

11. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Sumber Data Mineral Nomer 398 K/40/MEM/2005 tentang Penetapan Kawasan Karst Sukolilo “Kecamatan Kayen,

Page 9: Collaborative documentary project a story from kendeng

Kecamatan Tambakromo, di Kabupaten Pati, Kecamatan Brati, Kecamatan Grobogan, Kecamatan Tawangharjo, Kecamatan Wirosari dan Kecamatan Ngaringan di Kabupaten Grobogan, Kecamatan Todanan di Kabupaten Blora, Propinsi Jawa Tengah, sebagai Kawasan Karst Sukolilo”.

12. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah menyatakan bahwa kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan karst adalah termasuk dalam kawasan lindung geologi sesuai dengan pasal 60 ayat 2 pint c sebagai kawasan bentang alam goa dan point f sebagai kawasan bentang alam karst dikategorikan sebagai kawasan lindung geologi.

Tentang Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK)

Dalam beberapa tahun belakangan pemberitaan tentang Pegunungan Kendeng santer diangkat di media massa karena bergolaknya kasus perlawanan warga terhadap proyek besar penambangan Pegunungan Kendeng untuk pembangunan pabrik semen. Dari banyaknya pihak yang mencoba ingin mengeksploitasi kekayaan alam pegunungan ini, menimbulkan polemic diantara banyaknya masyarakat Pati. Mulai tahun 2005 hingga

sekarang ini belum selesai polemik yang menyelimuti rakyat Pati. Bagi mereka yang peduli dengan pegunungan ini mendirikan gerakan Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK), gerakan inilah yang melopori penolakan atas penambangan pegunungan tersebut, serta masyarakat penghuni pegunungan tersebut yang menolak mentah mentahan, masyarakat tersebut terkenal dengan nama sedulur sikep. Proyek penambangan batu kapur dalam skala besar untuk kepentingan pabrik semen yang diinisiasi oleh pemerintah mendapat perlawanan dari gerakan petani yang mengorganisisr diri dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK). Yang menjadikan tempat pencaharian pangan mereka semua di pegunungan ini.

Keberhasilan ini menunjukkan bahwa gerakan warga untuk melindungi alam memiliki harapan untuk terus berkembang ditengah kepungan sistem ekonomi industrial. Kemampuan warga untuk mengorganisir diri ini tak lepas dari keberadaan ruang bersama untuk mendiskusikan berbagai hal yang berhubungan dengan isu lingkungan dan politik terkini untuk dapat merumuskan strategi ke depan. Omah Kendeng, sebuah rumah joglo yang didirikan oleh Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK) dan Desantara Foundation, selama ini telah menjadi modal penting untuk terus menjaga soliditas gerakan sekaligus memperluas jaringan.

Page 10: Collaborative documentary project a story from kendeng

Selain itu, di Omah Kendeng ini pula warga Pegunungan Kendeng bersama Desantara Foundation mengembangkan berbagai kegiatan yang berorientasi menumbuhkan semangat kemandirian ekonomi dan politik bagi petani di sekitar Pegunungan Kendeng.

Sasaran yang akan dicapai adalah: a. Inventarisasi dan pemetaan potensi sumber daya geologi yang mencakup bentang

alam unik, bahan galian dan sumber daya air bawah tanah serta bahaya geologi pada kawasan karst.

b. Menyusun pengembangan dan penataan ruang kawasan karst dengan mempertimbangkan faktor utama klasifikasi kawasan karst dan aspek geologi lingkungan menjadi kawasan lindung dan kawasan budi daya yang disajikan pada Foto dan Video.

c. Fungsi kontrol sosial. Dalam teks-teks akademik, sebagai lembaga sosial, media (film/foto) menjelma menjadi lembaga yang memiliki kekuatan dengan menjalankan fungsi-fungsi selain sarana informasi dan hiburan juga menjalankan fungsi persuasi, transmisi budaya, kohesi sosial, dan control sosial. Fungsi control sosial dalam kaitannya dengan kehidupan politik pemerintahan, menjelma menjadi fungsi dalam melawan kekuasaan dan kekuatan represif. Kontrol sosial bekerja melalui pesan-pesan yang tersebar menembus ruang yang dikemas sedemikian rupa sehingga mempengaruhi persepsi publik. Persepsi publik sebagai inti dari komunikasi menjelma menjadi opini publik. Opini inilah yang menjadi kekuatan pendorong terjadinya control sosial. Bentuk control sosial media menjadi control sosial masyarakat.

Manfaat yang diharapkan dari hasil pemetaan ini adalah :

a. Memberikan informasi potensi dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya geologi sebagai faktor pendukung dan bahaya geologi sebagai faktor kendala pada kawasan karst.

b. Dalam konteks pemanfaatan media untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat dalam keberlangsungan hidupnya yang masih menggantungkan dengan mata air alami dari perbukitan Kendeng, khususnya dalam advokasi pelestarian alam di perbukitan karts terhadap korporasi besar yang akan mengexploitasinya, jelaslah bahwa media ini menjalankan peran utama berupa penyebaran informasi, mendidik (memberi pembelajaran), menyampaikan kritik sosial (terutama terhadap kondisi ketimpangan dan ketertindasan. Media juga berusaha mempengaruhi agar dilakukan perubahan kebijakan, ke arah perbaikan kondisi kehidupan.

Kearifan Lokal Ajaran Samin Kami disuguhi pentas seni budaya dalam memperingati wafatnya Seniman Budaya Besar Bapak Slamet Gundono dalam acara Gerilya Budaya. Dalam acara tersebut dihadiri dari berbagai daerah oleh banyak orang di wilayah Jateng, dengan diawali dengan Tahlilan, Wayang Sampah, Dialog Kamar mandi, dan berbagai teater serta ketoprak.

Page 11: Collaborative documentary project a story from kendeng

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan kegiatan ini

menggunakan paradigma

konstruktivisme yaitu untuk mengungkap argumen serta bukti-bukti melalui eksplarasi foto dan film terhadap realitas sosial bentuk

perlawanan masyarakat adat Sikep berbasis kearifan lokal.

Yaitu masyarakat dengan kearifan lokal yang selalu menjaga keselarasan dan keseimbangan dengan masyarakat dan alam yang senantiasa dipelihara melalui tradisi lisan melalui keyakinan bertahun-tahun, yang dibawa oleh Samin Surosentiko, melalui kejujuran nurani sedulur (memandang orang lain adalah keluarga). Prinsip hidup masyarakat sikep “wong sikep sekolahe karo pacul” (orang sikep sekolahnya dengan cangkul), masyarakat sikep dilarang bisnis (nilai yang terkandung bisnis cenderung curang). Masyarakat yang tekun dalam petani dan pantang melakukan bisnis. Komunitas Sedulur Sikep dan perwakilan dari tujuh desa yang bakal terkena dampak langsung pembangunan pabrik semen. Desa-desa itu diantaranya Desa Kedumulyo, Gadudero, Sukolilo, Baturejo, Sumbersoko, dan Tompe. Pegunungan Kendeng merupakan kawasan karst yang menyimpan mata air yang mengalir serta memberi kehidupan bagi warga sekitar, baik sebagai air baku maupun air irigasi. Tidak seperti warga lain yang biasanya menyukai bila tanah miliknya dibeli pemodal besar karena akan dihargai mahal, warga setempat anehnya menolak. Konon, penolakan warga ini dilatarbelakangi oleh sebuah pandangan hidup yang kita kenal dengan Ajaran Samin. Ini berkaitan dengan keinginan warga Sedulur Sikep agar apa yang ada selama ini tidak berubah termasuk pola hidup sederhana yang sudah turun temurun termasuk keseimbangan ekologis yang sudah terjaga. Masih banyak keunikan lain apabila kita menyelami pola pikir dan pandangan hidup mereka. Dulu, jaman kolonial, para Sedulur Sikep dicap sebagai subversif oleh Pemerintah Kolonial karena menolak membayar pajak dan sistem pendidikan Belanda. Mereka mengembangkan siasat linguistik yang khas untuk melawan sehingga diolok-olok dengan julukan Wong Samin. Padahal para Sedulur Sikep Komunitas Samin ini adalah perintis siasat perlawanan active non violence orisinil yang khas Indonesia melawan penjajahan. Selain itu pegunungan kapur tersebut juga memiliki makna budaya dan sejarah bagi masyarakat sedulur sikep yang memiliki ekologi kulturalnya sangat berelasi dengan lingkungan (gunung). Peran pegunungan secara kultural bagi masyarakat Sedulur Sikep dan masyarakat lokal lainnya di wilayah Sukolilo, Pati, memiliki ikatan kesadaran simbolis yang terdapat dalam situs-situs kebudayaan yang banyak terdapat di pegunungan Kendeng.

Page 12: Collaborative documentary project a story from kendeng

Kesadaran masyarakat lokal di wilayah Sukolilo yang mengikat dengan pegunungan Kendengan diantaranya Watu Payung yang merupakan simbolisasi dari sejarah pewayangan Dewi Kunti, dimana beberapa situs narasi pewayangan tersebut terartikulasikan dalam beberapa relief alam yang terdapat di pegunungan Kendeng. Kesemua kisah mitologi lokal diatas sangat memiliki basis material pada wilayah pegunungan Kendeng di wilayah Sukolilo Pati. Sebagai proses antara yang natural dengan yang kultural, mitologi lokal ini memang berasal dari tradisi tutur (lisan) yang memiliki kekuatan identitas bagi banyak entitas masyarakat. Dalam prespektif ekologi sosial, mitologi lokal tersebut mereduksi alam menjadi bahasa masyarakat (kebudayaan) yang berbasis lokalitas. sehingga menjadikan lingkungan (pegunungan) bukan saja memiliki kekuatan ekologi pertanian (mata pencaharian), namun juga terdapat kekuatan budaya yang menyatu dengan kehidupan masyarakat. Sedulur Sikep dari bahasa Jawa berarti Sahabat Sikep adalah kelompok masyarakat yang berusaha menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran Samin. Komunitas masyarakat yang disebut Sedulur Sikep ini terbanyak ditemukan di daerah daerah dan kota antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tanah bagi mereka ibarat ibu sendiri, artinya tanah memberi penghidupan kepada mereka. Sebagai petani tradisional maka tanah mereka perlakukan sebaik-baiknya.Dalam pengolahan lahan (tumbuhan apa yang akan ditanam) mereka hanya berdasarkan musim saja yaitu penghujan dan kemarau. Masyarakat Samin menyadari isi dan kekayaan alam habis atau tidak tergantung pada pemakainya. Rekomendasi

1. Perlu terlibat untuk mendukung penolakan terhadap rencana pembangunan pabrik semen Gresik di daerah Pati Selatan/Sukolilo karena tidak asipratif dan berlawanan dengan spirit petani yang ingin melestarikan kawasan Pegunungan Kendeng.

2. Perlu Menghimbau kepada seluruh masyarakat Pati, untuk bersama-sama melestarikan fungsi ekologi Pegunungan Kendeng sebagai sumber kekuatan ekonomi, sosial dan budaya dan tidak perlu terprovokasi dengan segala bujukan untuk menyetujui pembangunan Pabrik Semen di Pati Selatan

3. Perlu menghimbau kepada pemerintah daerah/pusat berkonsentrasi melindungi kawasan pegunungan Kendeng, dan menciptakan industrialisasi pertanian, karena selain tidak merusak lingkungan, industrialisasi berbasis pertanian memiliki kemampuan lebih besar menyerap tenaga kerja yang bisa mensejahterahkan masyarakat Pati, khususnya Pati di bagian selatan (Sukolilo dan sekitarnya). Pemerintah juga perlu dihimbau untuk tidak gegabah melakukan pembangunan di bidang pertambangan, karena selain merusak lingkungan di masa mendatang, pemerintah Indonesia saat ini menjadi sorotan dunia karena keterlibatannya yang aktif dalam usaha mengurangi emisi karbon untuk pengurangan/kampanye global warming.

Rencana Tindak Lanjut Grup Blora

Page 13: Collaborative documentary project a story from kendeng

1. Dokumentasi visual berupa foto untuk mendokumentasikan lingkungan sekitar seperti rumah, kegiatan masyarakat, sawah, dll dengan kesadaran sebagai pusat arsip dan data sewaktu – waktu jika ada permasalahan

2. Yang akan dilakukan, mendorong atau menumbuhkan niat menulis tentang apa yang terjadi di lingkungan sekitar dengan perspektif aku sebagai warga

3. Pemetaaan sumber mata air, situs, dan goa di wilayah Kendeng Utara, Kabupaten Blora

4. Bersolidaritas terhadap kasus perampasan tanah yang dilakukan oleh Perhutani terhadap 12 warga di Desa Tanggel, Kec. Randublatung, Kab. Blora, melakukan pemetaan lahan

5. Mengkampanyekan isu-isu lokal kepada warga melalui kesenian sebagai media perlawanan dan membangun kesolidaritasan sesama warga

6. Membentuk perserikatan tukang sablon otonom Grup Grobogan untuk Grobogan :

- Menularkan ilmu yang telah didapat kepada komunitas yang ada di wilayah Grobogan

Untuk hari ini : - Jaringan yang ada jangan sampai selesai setelah ini - Ada baiknya untuk memberikan kontak untuk tetap berjejaring

Grup Pati

1. Melakukan dokumentasi semua peristiwa terkait ancaman Kendeng 2. Melakukan pemetaan terkait potensi SDA di Pegunungan Kendeng 3. Mengajak pemuda dan anak-anak ikut serta dalam upaya menjaga kelestarian alam

dan lingkungan di Pegunungan Kendeng 4. Mempertahankan LP2B (Lahan Pangan Pertanian Berkelanjutan) 5. Ciptakan agro industri di Kendeng Utara 6. Konservasi lahan hijau di Pati Selatan 7. Membagi ilmu yang kita dapat berupa kreativitas pemuda di pedesaan melalui seni

budaya 8. Mencari tahu dan menjaga sejarah yang telah lama hilang

Grup Rembang

1. Pelatihan pemetaan / inventarisasi karst 2. Pemetaan / inventarisasi karst oleh warga sekitar tambang 3. Pelatihan Speleologi :

- Iventarisasi karst - Pendataan fauna - Pengukuran debit air

4. Jurnalistik (pelatihan) 5. Pelatihan advokasi 6. Membangun media komunitas sebagai media komunikasi