efektifitas dan peranan pengadilan...

87
EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN DALAM MEWUJUDKAN PROSES MEDIASI Disusun oleh : UBAIDILLAH 106044201479 KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Upload: trinhdieu

Post on 09-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN DALAM

MEWUJUDKAN PROSES MEDIASI

Disusun oleh :

UBAIDILLAH

106044201479

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria
Page 3: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria
Page 4: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria
Page 5: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria
Page 6: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria
Page 7: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria
Page 8: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

DAFTAR ISI

OUT LINE

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Batasan dan Rumusan Masalah

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

D. Metode Penelitian

E. Review Studi Terdahulu

F. Sistematika Penulisan

BAB II EKSISTENSI PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN

A. Sejarah singkat berdirinya Pengadilan Agama dan lokasinya

B. Struktur dan job descripton

C. Susunan Badan Pengadilan Agama

D. Tugas dan Wewenang Pengadilan Agama

E. Perkara yang masuk dan ditanda tangani oleh Pengadilan sejak dua tahu terahir

BAB III UPAYA MEWUJUDKAN PERDAMAIAN

A. Definisi dan pengertian Mediasi ditingkat Pengadilan

B. Ruang lingkup mediasi

C. Macam-macam Mediasi

D. Tujuan dan manfaat mediasi

E. Proses Mediasi di Pengadilan

F. Mediasi diluar Pengadilan dengan akta perdamaian

Page 9: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

BAB IV PERAN PENGADILAN AGAMA DALAM MEWUJUDKAN PERDAMAIAN

A. Upaya para hakim dalam mendamaikan

B. Hambatan para Hakim dalam usaha mendamaikan

C. Tingkat keberhasilan Pengadilan Agama dalam usaha mendamaikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan adalah gerbang menuju masa depan. Dalam islam perkawinan

adalah suatu ibadah juga salah satu kaidah bagi pembentukan keluarga dan untuk

melahirkan keturunan. Apabila dilihat dari sisi historis hukum yang paling pertama

muncul adalah hukum keluarga khususnya hukum perkawinan yang ditandai dengan

perkawinan adam dan hawa manusia meyakini benar bahwa Adam a.s adalah

manusia yang pertama dan anak istri serta anak-anaknyayang hidup sejaman dengan

Adam as dipandang sebagai generasi pertama, maka disutulah hukum dimulai yaitu

dari generasi adam dan kelurganya.1

Perkwinan bukan saja bertujuan untuk berkembang biak tetapi pada dasarnya

adalah membentuk keluarga bahagia dan kekal. Sesuai dengan pasal 1 Undang-

Undang No . 1 Tahun 1974 Tentang perkawinan menegaskan:

“ Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang wanita dan seoarangpria sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( rumahtangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa”

Untuk mewujudkan kebahagiaan tersebut maka sangat diperlukan sekali

kasih sayang antara dua orang tesebut yang berbeda latar belakang dari segala sisi

1 M. Amin Suma, Hukum kelurga Islam Di Dunia. (Jakarta, PT. Grafindo Persada, 2004), cet-1., h.3-4

Page 11: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

2

dengan kasih sayang dan cinta yang ditanamkan Allah SWT. Maka akan tebentuk

keluarga sakinah mawaddahwarohmah.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa untuk mempertahankan mahligai rumah

selamanya sungguh sangat berat dan penuh perjuangan, tanpa adanya prinsip diatas

tak ayal lagi mahligai rumah tangga dapat berhenti dan putus ditengah jalan

.kenyataan membuktikan bahwa banyak percerayan yang terjadi dari tahun ke tahun

yang tercatat di PA di masing masing daerah . putusnya perkawinan dapat terjadi

karena berbagai alasan dan berbgai hal, baik karena meninggal dunia atau karena

faktor biologi,ekonomi dan psikologis, seperti salah satu pihak melalaikan

kewajibanya, atau terjadi peselisihan yang tidak pernah padam, atau adanya

intervensi pihak ketigaseperti orang tua dan sebagainya. Namun tidak saja hal-hal

yang bersifat materi atau seperti yang disebut diatasyang bisa menjadi sebab terjadi

percerayan, ada pula semata-mata terjadi karena terbentur kebutuhan dan sikap

sehari-hari dan masing-masing pihak maunya menang sendiri2

Sesuai dengan salah satu tujuan perkawinan adalah mendapatkan keturunan

dan berkembang biak agar kehidupan kita berlanjut, serta untuk menciptakan

ketenangan dan kedamaian dalam hidup maka disamping cinta yang diberikan oleh

Allah SWT pada manusia, harus ada prinsip bahwa perkawinan adalah suatu ikatan

yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu

2 Satria Effendi M. Zein, Prolematika Hukum Islam Kontemporer (Analisis DenganPendekatan Ushuliah), Jakarta, Prenada

Page 12: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

3

perkawinan harus dilandasi atas dasar kerelaan dan keiklasan hati sehingga tujuan

perkawinan yang langgeng dapat terwujud.3

Pada dasarnya benturan-benturan dalam rumah tangga sangat mudah untuk

dihindari dan dapat mudah pula untuk ditangani seandainya terjadi, semua berawal

dari prinsip prinsip saling mengerti dan memahami satu sama lain kekurangan

maupun kelebihan masing-masing.

Namun apabila hal-hal diatas dapat terselesaikan maka pasangan suami istri

dapat mempertahankan mahligai rumah tangganya, namun sebaliknya apabila tidak

dapat di diselesaikan maka yang akan timbul adalah percerayan sebagai jalan

keluarnaya. Percerian adalah sebuah jalan terahir dalam sebuah penyelesainya

kemelut rumah tangga, setelah sebelumnya dilakukan upaya preventif dari pihak

masing-masing keluarga.

Percerayan menurut islam pada prinsipnya dilarang, hal itu dapat dilihat dan

ditegaskan oleh Rosullah SAW dalam sabdahnya bahwa perceraian adalah sesuatu

yang halal akan tetapi sangat dibenci Allah SWT.

Dari Ibnu Umar R.A. berkata. Bahwasanya Nabi SAW bersabda:

4ابغض احلال ل الئ ا الطلال ق (ر وا ه ابو داود وابن ماز و احلا كم)

“ sesuatu perbuatan yang halal yang paling dibenci oleh Allah adalah talak(percerayan) “ (Riwayat Abu Daud, ibnu majah dan al-hakim dari ibnuumar)

3 Abdurrahman Ghazali, Fiqh Munakahat (Jakarta, Prenada Media,2003,) edisi ke-2 h. 364 Sunnah Abu Daud, Abu Daud Sulaeman Sajastani : Tahqiq, Ahma Saad Ali Kairo:

Musthafa Al-Babi Al-Jalabi Juz 1, 1952, h. 503

Page 13: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

4

Islam memberikan hak talak kepada suami untuk menceraikan istrinya dan

hak khulu kepada istri untuk menceraikan suaminya dan fasakh untuk kedua-duanya.

Dengan demikian yang memutuskan perkawinan dan menyebabkan percerayan

antara suami dan istri adalah:

a) Kematian

b) Thalak

c) Khulu’

d) Fasakh5

Seandainya terjadi percerian maka bukan berarrti persoalan-persoalan rumah

tangga akan berahir begitu saja, justru dengan adanya percerayan maka akan timbul

berbagai permasalahan yang akan diselesaikan oleh suami istri, selain permasalahan

anak,nafkah anak, istri juga yang tak kalah rumitnya adalah permasalahan harta

bersama serta pengurusanya.

Menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 tentang

perkawianan di Indonesia yang merupakan objek harta bersama adalah harta yang

didapat dari selama dalam perkawinan.

Pasal 35 ayat 1Tentang .

“Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama”

Hukum islam “AL-Qur’an dan As-Sunnah “ tidak mengenal harta bersama,

namun menurut pandangan Yahya Harahap harta bersama tidak bertentangan secara

diametral dengan hukum islam. Sekalipun secara teori fiqh islam tidak mengenal

5 Mahmud Yunus, Perkawinan Dalam Islam, (Jakarta pt. Hidayakarya, 1996)

Page 14: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

5

harta bersama hal itu tidak menghalangi terciptanya lembaga hukum itu dalam

keluarga islam apabila dalam kenyataan kehidupan mereka, isrti selama membantu

suami dalam pekerjaan dengan sendirinnya secara diam-diam terwujudlah harta

bersama:

عن انس رضي ا عنه ان نفرا من اصحاب النيب صلي ا عليه وسلم سالوا ازواج النيب ا وسلم عن عمله يف السر فقال بعضهم الاتزوج النساء وقال بعضهم: الاكل اللحم وقال بعضهم : الانام علي

وانام واصوم وافطر فراشز فحمد ا واثنى عليه فقال : مابال اقوام قوام قالوا كداوكدالكين اصلي 6واتزوج النساء فمن رغب عن سنيت فليس مين (روامهسلم)

Artinya : Dari Anas RA, bahwa sekelompok orang dari sahabat Nabi SAWbertanya kepada istri-istri Nabi tentang amalan beliau yang tersenbunyi, lalu sebagiansahabat berkata, “Aku tidak akan menikahi perempuan, “ sebagian lain berkata, “akutidak akan makan daging” , sebagian lain mengatakan, “Aku tidak akan tidur di ataskasur” Mendengar semua itu, Rasulullah SAW mengucapkan pujian kepada Allah,lalu bersabda, “mengapa orang-orang mengatakan begini dan begitu, padahal akushalat dan juga tidur, berpuasa dan berbuka, dan aku juga menikahi perempuan.Jadi barang siapa membenci ajaranku dia bukan termasuk golonganku.(HRMuslimin)

Banyak diantara mereka benar-benar sungguh-sungguh dalam melaksanakan

keinginannya untuk membina dan mempertahankan rukun damai dan serasi diantar

mereka dan banyak dari mereka melakukan usaha kearah terwujudnya situasi yang di

idam-idamkan itu,walaupun usaha tersebut dilakukan tanpa rencana, tanpa ilmu dan

tanpa pengalaman. Walaupun usaha dan keinginan itu serius, namun dalam

6 Muhammad Nasihin Al-Albni, Ringkasan shahih Muslim, (Jakarta pustaka Azzam),h.558.

Page 15: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

6

kenyataannya kerukunan dan keharmonisan itu kadang-kadang tidak berhasil

diciptakan dan sering mengalami gangguan-gangguan.gangguan-gangguan ini

ditimbulkan oleh perbedaan-perbedaan yang muncul atau menampakkan diri. Dengan

demikian terjadilah ketegangan yang akhirnya menjadi persengketaan atau konflik.

Penyelesaian suatu perselisihan atau konflik yang terbaik adalah dengan cara

perdamaian atau mediasi. Hokum islam mementingkan penyelesaian perselisihan

dengan cara perdamaian , sebelum dengan cara putusan Pengadilan, karena putusan

pengadilan dapat menimbulkan dendam yang mendalam, terutama bagi pihak yang

terkalahkan. Untuk itu sebelum diperiksa hakim wajib berusaha mendamaikan kedua

belah pihak terlebih dahulu, apabila hal ini belum dilakukan oleh hakim bisa

berakibat bahwa putusan yang dijatuhkan batal demi hokum.7

Sebagian besar dari konflik-konflik itu tidak sampai menghasilkan

perceraian, tetapi bukan berarti persengkataan tersebut telah selesai. Bukan tidak

mungkinhal tersebut nantinya akan menjadi pemicu yang kuat untuk terjadinya

perceraian.8

Jika terjadi perceraian, maka hal pertama yang akan dilakukan pihak yang

ingin bercerai adalah mengajukan permohonan kepada pengadilan agama (khusus

yang beragama islam). Dipengadilan itu sendiri, pada sidang pertama hakim akan

menganjurkan kepada pihak untuk menganjurkan mediasi yang mana hal ini bersifat

7 Jaenal arifin, Pengadilan Agama dalam Bingkai Reformasi Hukum di Indonesia.( Jakarta,Kencana prenada Media Group, 2008), h.351

8 Departemen Agama RI, Pedoman Konseling Keluarga Sakinah (Jakarta : DepartemenAgama RI,2004), h.135.

Page 16: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

7

wajib/mutlak dilakukan dan dicantumkan dalam Berita Acara Sidang. Meskipun

dalam sidang selanjutnya upaya damai masih dapat diupayakan.9

Hakim agama mengemban fungsi mendamaikan. Oleh karena penyelesaian

perkara dengan jalan damai akan mengurangi rasa permusuhan antara kedua belah

pihak yang berperkara. Peran hakim pengadilan Agama dalam proses persidangan

pertama dan utama ialah mendamaikan para pihak yang berperkara, karena

mendamaikan adalah prioritas utama yang terutama dalam proses penyelesaian dalam

pembagian harta bersama, sedang kan fungsi mengadili merupakan kegiatan tindak

lanjut atas kegagalan upaya mendamaikan. Hal ini sesuai dengan pasal 28 ayat (4)

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, “selama perkara belum diputuskan , usaha

mendamaikan dapat dilakukan pada setiap sidang pemeriksaan”.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka sangat menarik untuk mengkaji dan

mengadakan penelitian terhadap pengadilan Agama Jakarta selatan dalam bentuk

karya ilmiah atau sekripsi yang bejudul “EFEKTIFITAS DAN PERANAN

PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN DALAM MEWUJUDKAN

PROSES MEDIASI”

B. Perumusan Dan Pembatasan Masalah

Pangadilan merupakan lembaga yang diberi kewenangan untuk memutus

perkawinan disamping itu Pengadilan memilik kewajiban untuk mengusahakan

terjadi perdamaian dan mempersulit percerayan dan perselisihan.Untuk lebih

9 Roihan A Rasyid, Hukum Acara Peradialn Agama (Jakarta: rajawali press. 2002), h.97-98.

Page 17: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

8

memperjelas dan memberi arah yang tepat dalam pembahasan sekripsi ini, penulis

memberi batasan sesuai dengan judul yang ada sebagai berikut:

a) Bahwa lembaga Pengadilan Agama yang menjadi studi analisis dalam sekripsi ini

adalah lembaga Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

b) Penelitian ini realita yang terjadi dilapangan yaitu hasil dari mediasi yg

dikarjakan olah Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Adapun masalah yang dapat penulis rumuskan adalah Banyaknya ketentuan

Undang-Undang teristimewa Al-Quran, Hadis dan berbagai kitan Fiqh yang

membuka pintu baik bentuk anjuran ataupun perintah kearah perdamain, namun

dalam kenyataanya justru percraian dan perselisihan antara pihak semakin hari

semakin marak walaupun telah diusahakn secara maksimal oleh mediator. Dari

batasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan dalam kerangka pertanyaan sebagai

berikut:

1) Bagaimana proses mediasi yang dilakukan diPengadialan Agama Jakarta Selatan?

2) Apakah proses mediasi tersebut efektif atau tidak?

3) Dari sejumlah kasus yang diajukan ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan berapa

perkara yang berhasil didamaikan?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menjawab permasalahan tentang bagaimana proses, efektifitas dan

keberhasilan Pengadilan Agama dalam menyelesaikan mediasi tersebut.

Page 18: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

9

2. Sebagai syarat mendapatkan gelar S.sy di Fakultas Sya’riah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Jakarta

Adapun manfaat penelitian

a) Secara teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini adalah dalam rangka untuk

pengembangan wawasan ilmu khususnya hukum perdata yang berlaku di

lingkungan peradilan Agama.

b) Secara praktis

Secara praktis dari hasil penelitian ini adalah untuk memperluas

pengetahuan diri penulis dan sebagai bahan bacaan serta informasi bagi

masyarakat yang ingin mengetahui percerayain dan akibat hukumnya terhadap

benda yang diperoleh selama perkawinan yang diselesaikan dengan

perdamaian di luar sidang serta untuk memenuhi syarat akademis dalam

rangka memperoleh gelar sarjan hukum pada Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif hidayatullah.

D. Review Study Terdahulu

Sejauh ini penulis belum menemukan sekripsi yang secara khusus membahas

judul yang sama seperti judul yang penulis ajukanatau yang serupa khususnya di

fakultas syariah dan hokum UIN Syarif hidayatullah Jakarta dan fakultas hokum

Universitas lain pada umumnya.

Page 19: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

10

Hemat penulis, ada beberapa karya tulis lain yang berhubungan dengan

sekripsi ini khususnya di Fakultas syariah dan hukum tetapi hanya sekedar membahas

sekedar harta bersamanya diantaranya.

No Identitas Terdahulu Subtansi Perbedaan

1 Proses pembagian harta

bersama melalui

perdamain didepan sidang,

di Pengadilan Agama

Jakarta Timur (analisa

putusan PAJT Nomor :

1585/Pdt.G/2007/PA.JT).

Siti mushofa

Hanya membahas

perdamain di depan

sidang, tidak

membahas diluar

sidang.

Membahas semua

perkara yang perlu

dimediasi.

Kewarisan,perceraian

dan kasus-kasus yang

masuk diterima

Pengadilan Agama

Jakarta Selatan.

2 Peranan pengadilan dalam

mewujudkan perdamain

dipengadilan Agama

Jakarta Timur.

Mutia rahmadani

Hanya membahas

secara umum tidak

membahas langsung

ke putusan-putusan

yangtelah diputuskan

Membahas realita

yang terjadi di

masyarakat di

wilayah jakrta

selatan

Dengan demikian sekripsi ini berbeda dengan penelitian terdahulu.Oleh

karena itu pula penulis merasa perlu mengangkat judul dan pembahasan yang

diangkat dalam sekripsi ini

Page 20: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

11

E. Metode Penelitian

Metode yang diguanakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

analitis yang dilakukan melalui pendekatan kualitatif.Metode deskriptif analitis

adalah metode yang menggambarkan dan memberikan analisa terhadap kenyataan

dilapangan.Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian yang menggunakn

pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis dari orang-orang atau prilaku yang diamati.10

Jenis penelitian dilakukan dengan mengadakan penelitian hukum kepustakaan

(library research) penelitian hukum kepustakaan adalah penelitian hukum yang

dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka. Dalam hal

ini data sekunder diperoleh dari hasil kajian hukum terhadap buku-buku, majalah-

majalah, dan Undang-Undang yang ada relevensinya dengan tema sekripsi ini.

Seperti undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan, Peraturan

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1974 tentang penjelasan atas Undang-undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang perkawinan, peraturan pemerintah nomor 9 Tahun 1974 tentang

penjelsan atas Undang-unadng no 1 tahun 1974, unadang-undang no 7 tahun 1989

yang sudah diamandemen oleh undang-undang no 3 tahun 2006 tentang peradilan

agama, intruksi persiden nomor 1 tahun 1991 (Kompilasi Hukum Islam), kitab

Undang-Undang hukum perdata (BW) dan RIB/HIR. sedang data primernya

dihasilkan dari data wawancara dengan hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

10 Lexy j. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT, Remaja Rosda Karya, 2004),h 3.

Page 21: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

12

a. Alat Pengumpul Data

Data dalam penelitian ini dihasilkan dengan menggunakan alat pengumpul

data sebagai berikut :

1) Bahan hukum, yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dalam hal ini berupa

berkas-berkas Akta perdamain di Pengadilan Agama Jakarta selatan yang

berkekuatan hukum tetap ( BHT) . peraturan perundang-Undangan.

Sedeangkan bahan hukum sekundernya adalah buku-buku hukum lain yang

mendukung yang memperjelas bahan hukum sekunder.

2) Wawancara, Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung

yaitu antara pewawancara dengan TAMAH,SH. Sebagai Koordinator mediasi

di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. yang bertujuan untuk mendapatkan

data dari tangan pertama (primer). Sedang alat pengumpul data yang

digunakan dalam wawancara ini adalah pedoman wawancara.

b. Alat Analisis Data

Data yang dikumpulkan kemudian diolah, dan diberikan interpretasi untuk

dapat menjawab permasalahan yang dirumuskan data yang diperoleh dari hasil

kajian hukum, dalam kaitan ini berupa berkas akta perdamaian dipengadilan

Agama Jakarta Selatan yang berkekuatan hukum tetap (BHT) laporan perkara

tahunan pengadilan Agama Jakarta Selatan tahun 2010 serta peraturan

perundang-undangan, akan ditinjau lebih jauh untuk mendapatkan hasil yang

Page 22: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

13

diinginkan dengan didukung oleh referensi-referensi yang memperkuat data yang

diperoleh dari bahan hukum diatas.

Kajian terhadap hukum-hukum tersebut bertujuan untuk memperoleh data-

data yang diperlukan, sehingga dapat menjwab rumusan maslah dalam penulisan

ini.

Sedang pengolahan data yang diperoleh dari hasil wawancara dilakukan dengan

cara :

Pertama : mengedit (editing)data yaitu memeriksa data yang terkumpul apakah

jawaban-jawaban dan pertanyaan yang diajukan dalam wawancara sudah

sesuai belum dengan yang dibutuhkan, jawaban yang dianggap lengkap

dan yang belum atau tidak menjawab dipisahkan.

Kedua : mengklasifikasikan data yaitu mengkelompokkan data berdasrkan

masing-masing permaslahan yang masing-masing dirumuskan.

Setelah pengolahan data kemudian dilanjutkan dengan menginterpretasikan

data. Analisis data dilakukan dengan cara mendeskripsikan data-data tersebut secara

jelas, kemudian menginterpretasikannya menggunakan bahasa penulis sendiri, dengan

demikian akan nampak jelas rincian atas jawaban atas permasalahan yang diteliti.

G. Sistematika Penulisan

Agar pembahasan sekripsi ini lebih sistematis maka, untuk itu penyusun

membagi menjadi lima bagian yang akan dipaparkan sebagai berikut :

Page 23: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

14

Bab Pertama : Yang berisikan pendahuluan , yang mencakup latar belakang

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, reviw study terdahulu, metode penelitian,

serta sistematika penulisan.

Bab Kedua : eksistensi peradilan Agama, terdiri dari sejarah singkat berdirinya

Pengadilan Agama Jakarta Selatan samapi lokasinya,struktur organisasi dan Struktur

Organiasasi Tata Kerja Pengadilan Agama Jakarta Selatan, tugas dan wewenang

Pengadilan Agama.

Bab Ketiga :upaya mewujudkan Mediasi, terdiri dari pengertian Mediasi ditingkat

pengadilan, macam-macam Mediasi, tujuan dan manfaat mediasi, proses mediasi di

Pengadilan.

Bab Keempat: Peranan Pengadilan Agama dalam mewujudkan perdamaian terdiri

dari upaya para Hakim dalam Mediasi, hambatan-hambatan para Hakim dalam usaha

Mediasi dan tingkat keberhasilan dalam upaya Mediasi

Bab Kelima : penutupan yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

Page 24: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

15

BAB II

EKSISTENSI PERADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN

1. Sejarah singkat dan Dasar Hukum Pembentukan Pengadilan Agama

Jakarta Selatan

Pengadilan Agama Jakarta Selatan sebagai salah satu instansi yang

melaksanakan tugasnya memiliki dasar hukum dan landasan kerja sebagai berikut :

1. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 24 ;

2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 ;

3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 ;

4. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 ;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 ;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 ;

7. Peraturan/instruksi/Edaran Mahkamah Agung RI ;

8. Intruksi Dirjen Bimas Islam/ Bimbingan Islam ;

9. Keputusan Menetri Agama Agama RI. Nomor 69 Tahun 1963, tentang

Pembentukan Pengadilan Agama Jakarta Selatan ;

10. Peraturan-peraturan lain yang berhubungan dengan tata Kerja dan Wewenang

Pengadilan Agama. 11

2. Sejarah Pembentukan Pengadilan Agama Jakarta Selatan

11 Sejarah pengadilan Agama Jakarta Sealatan di akses pada 20 januari 2011 darI www.PAjaksel.co.id

15

Page 25: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

16

Pengadilan Agama Jakarta selatan dibentuk berdasarkan surat keputusan

Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1963.

Pada mulanya Pengadilan Agama di wilayah DKI Jakarta hanya terdapat

tiga kantor yang dinamakan Kantor Cabang yaitu :

1. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Utara ;

2. Kantor Pengadilan Agama Jakarta Tengah ;

3. Pengadilan Agama Istimewa Jakarta Raya sebagai Induk ;

4. Semua Pengadilan Agama tersebut diatas termasuk Wilayah Hukum Cabang

Mahkamah Islam Tinggi Surakarta. Kemudian setelah berdirinya Cabang

Mahkamah Islam Tinggi Bandung berdasarkan surat keputusan Menteri Agama

Nomor 71 tahun 1976 tangga;l 16 Desember 1976. semua Pengadilan Agama di

Propinsi Jawa Barat termasuk Pengadilan Agama yang berada di Daerah Ibu

Kota Jakarta Raya berada dalam Wilayah Hukum Mahkamah Islam Tinggi

Cabang Bandung. Dalam perkembangan selanjutnya istilah Mahkamah Islam

Tinggi menjadi Pengadilan Tinggi Agama (PTA).12

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor

61 tahun 1985 Pengadilan Tinggi Agama Surakarta di pindah di Jakarta, akan tetapi

realisasinya baru terlaksana pada tanggal 30 Oktober 1987 dan secara otomatis

Wilayah Hukum Pengadilan Agama diwilayah DKI Jakarta adalah menjadi Wilayah

Hukum Pengadilan Tinggi Agama Jakarta

12 Ibid

Page 26: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

17

3. Perkembangan dari masa ke masa :

A. PA. Jakarta Selatan Berkantor Di Serambi Masjid (1967- 1979)

Terbentuknya kantor Pengadilan Agama Jakarta Selatan merupakan

jawaban dari perkembangan masyarakat Jakarta, yang ketika itu pada tahun 1967

merupakan cabang dari Pengadilan Agama Istimewa Jakarta Raya yang berkantor di

jalan Otista Raya Jakarta Timur.13

Sebutan pada waktu itu adalah cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Kantor cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan dibentuk sesuai dengan banyaknya

jumlah penduduk dan bertambahnya pemahaman penduduk serta tuntutan

masyarakat Jakarta Selatan yang diwilayahnya cukup luas. Untuk itu keadaan kantor

ketika itu masih masih dalam keadaan darurat yaitu menempati gedung bekas Kantor

Kecamatan Pasar Minggu disuatu gang kecil yang sampai saat ini dikenal dengan

gang Pengadilan Agama Pasar Minggu Jakarta Selatan pimpinan kantor di pegang

oleh. H. POLANA.14

Penanganan kasus-kasus hanya berkisar perceraian kalaupun ada tentang

warisan masuk kepada Komparisi itu pun dimulai tahun 1969 kerjasama dengan

Pengadilan Negeri yang ketika itu dipimpin oleh Bapak BISMAR SIREGAR, SH.

13 ibid14 Ibid

Page 27: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

18

Sebelum tahun 1969 pernah pula membuat fatwa waris akan tetapi hal itu di

tentang oleh pihak keamanan karena bertepatan dengan kewenangan karena

bertentangan dengan kewenangannya sehingga sempat beberapa orang termasuk Pak

HASAN MUGHNI di tahan karena Penetapan Fatwa Waris sehingga sejak itu Fatwa

Waris di tambah dengan kalimat “Jika ada harta peninggalan”.15

Pada tahun 1976 gedung Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan

pindah ke Blok D Kebayoran baru Jakarta Selatan dengan menempati serambi

Masjid Syarief dan sebutan Kantor Cabang pun dihilangkan menjadi Pengadilan

Agama Jakarta Selatan dan pada masa itu diangkat pula beberapa Hakim honorer

yang diantaranya adalah Bapak H. ICHTIJANTO, SA, SH16

Penunjukan tempat tersebut atas inisiatif Kepala Kandepag Jakarta Selatan

yang waktu itu di jabat oleh Bapak Drs. H. MUHDI YASIN. Seiring dengan

perkembangan tersebut diangkat pula 8 karyawan untuk menangani tugas – tugas

kepaniteraan yaitu ILYAS HASBULLAH, HASAN JAUHARI, SUKANDI,

SAIMIN, TUWON HARYANTO, FATHULLAH AN, HASAN MUGHNI, dan

IMRON, keadaan penempatan Kantor di serambi Masjid tersebut bertahan sampai

pada tahun 1979.17

B. PA. Jakarta Selatan Berkantor Di Gedung Sendiri

15 ibid16 ibid17 ibid

Page 28: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

19

1) Pada bulan September 1979 kantor Pengadilan Agama Jakarta Selatan pindah ke

gedung Baru di. Jl. Ciputat Raya Pondok Pinang dengan menempati gedung

Baru dengan tanah yang masih menumpang pada areal tanah PGAN Pondok

Pinang dan pada tahun 1979 pada saat Pengadilan Agama Jakarta Selatan

dipimpin oleh Bapak H. ALIM BA diangkat pula Hakim-Hakim honorer untuk

menangani perkara-perkara yang masuk, mereka diantaranya KH, YA’KUB, KH.

MUHDATS YUSUF, HAMIM QARIB, RASYID ABDULLAH, ALI IMRAN,

Drs. H. NOER CHAZIN.18

2) Pada perkembangan selanjutnya yaitu semasa berkepimpinan Drs. H.

DJABIR MANSHUR, SH, Kantor Pengadilan Agama Jakarta Selatan pindah ke

Jalan Rambutan VII No. 48 Pejaten Barat Pasar Minggu Jakarta Selatan dengan

menempati gedung baru. Digedung baru ini meskipun tidak memenuhi syarat

untuk sebuah kantor Pemerintah setingkat walikota, karena gedungnya berada

ditengah-tengah penduduk dan jalan masuk dengan kelas jalan III C. Namun

sudah lebih baik ketimbang masih di Pondok Pinang, pembenahan – pembenahan

fisik terus dilakukan terutama pada masa kepemimpinan Bapak Drs. H.

JAYUSMAN, SH. Begitu pula pembenahan – pembenahan administrasi terutama

pada masa kepemimpinan Bapak Drs. H. AHMAD KAMIL, SH pada masa ini

pula Pengadilan Agama Jakarta Selatan mulai mengenal computer walaupun

18 ibid

Page 29: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

20

hanya sebatas pengetikan dan ini terus ditingkatkan pada masa kepemimpinan

Bapak Drs. RIF’AT YUSUF.19

3) Pada masa perkembangannya selanjutnya Tahun 2000 ketika kepemimpinan

dijabat oleh Bapak Drs. H. ZAINUDDIN FAJARI, SH pembenahan-pembenahan

semua bidang, baik fisik maupun non fisik diadakan sistim komputerisasi dengan

online Komputer, dan ini terus dibenahi sampai sekarang oleh Ketua Pengadilan

Agama Bapak Drs. H. Syed Usman, SH. Yang tujuannya adalah untuk

meningkatkan pelayan kepada masyarakat pencari keadilan dan menciptakan

peradilan yang mandiri dan beribawa.

4) Perkembangannya selanjutnya Tahun 2007-2008 ketika kepemimpinan dijabat

oleh Bapak Drs. H. A. CHOIRI, SH, MH pembenahan-pembenahan semua

bidang, baik fisik maupun non fisik sudah terintegrasi dengan online Komputer,

pada periode ini juga Pengadilan agama Jakarta Selatan berhasil pengadaan tanah

untuk bangunan gedung baru seluas + 6000 m2 yang terletak di Jl. Harsono RM,

Ragunan, JakSel. 20

5) Selanjutnya sejak Tahun 2008 telah dibangun gedung baru yang sesuai dengan

prototype Mahkamah Agung RI. Pembangunan dilaksanakan 2 tahap, tahap

pertama tahun 2008 dan tahap kedua tahun 2009 pada saat itu Pengadilan Agama

Jakarta Selatan di Ketuai oleh Bapak Drs. H. PAHLAWAN HARAHAP, SH,

MA.

19 ibid20 ibid

Page 30: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

21

6) Selanjutnya pada akhir April 2010 Gedung baru Pengadilan Agma Jakarta

Selatan diresmikan bersama-sama dengan gedung-gedung baru lainnya di

Pontianak (Kalimantan Barat) oleh Ketua Mahkamah Agung RI. Kemudian pada

awal Mei 2010 diadakan tasyakuran dan sekaligus dimulainya aktifitas

perkantoran di gedung baru tersebut, pada saat itu Ketua Pengadilan Agama

Jakarta Selatan dijabat oleh Drs. H. AHSIN.A.HAMID, SH.

7) Sejak menempati gedung baru yang cukup megah dan representatif tersebut di

Pengadilan Agama Jakarta Selatan dilakukan pembenahan dalam segala hal, baik

dalam hal pelayanan terhadap pencari keadilan maupun dalam hal peningkatkan

IT yang sudah semakin canggih disertai dengan program-program yang

menunjang pelaksanaan tugas pokok, seperti program SIADPA yg sudah berjalan

dan terintegrasi dengan TV Media Center, Touch Screen (KIOS-K) serta

beberapa fitur tambahan dari WEBSITE pa-jakartaselatan.go.id.21

C. Data Dan Keterangan Wilayah Hukum Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Secara geografis, Pengadilan Agama Jakarta Selatan terletak di Kotamadya

Jakarta Selatan, luas wilayah Kotamadya Jakarta Selatan adalah seluas 145,73

Kilometer persegi (Km2) dan secara astronomis wilayah kotamadya Jakarta Selatan

terletak dan berada pada posisi 06’15’40,8’ Lintang Selatan dan 106’45/0,00’Bujur

Timur, dan berada pada kemiringan 26,2 meter diatas permukaan laut. Jakarta

Selatan bercirikan daerah yang beriklim khas Tropis dengan temperature udara

sekitar 27,7’ celcius dan kelembaban udara rata-rata 75 % yang disapu angin dengan

21 ibid

Page 31: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

22

kecepatan sekitar 0,2 knot sepanjang tahun. Curah hujan mencapai ketinggian

2,596,7 mm setahun atau rata – rata sekitar 85,8 mm perhari yang terjadi selama 182

hari dalam setahun. Curah hujan tertinggi terjadi dalam bulan Januari (737,5 mm)

dan Februari (425,3 mm) Didaerah Jakarta Selatan terdapat Rawa / setu ( Setu

Babakan) wilayah ini cocok digunakan sebagai daerah resapan air, dengan iklimnya

yang sejuk sehingga ideal dikembangkan sebagai wilayah penduduk. 22

Didaerah Jakarta Selatan juga banyak terdapat kegiatan usaha dan

perkantoran.

a. Pembagian Wilayah :

Secara administratif, wilayah ini terbagi menjadi 10 Kecamatan dan 65

Kelurahan dengan luas keseluruhan mencapai, 145,73 Km2.23

1. KECAMATAN TEBET :

KELURAHAN LUAS(Km2) KK RT RW

Manggarai 0.95 8,885 164 12

Manggarai Selatan 0.51 6,245 131 10

Bukit Duri 1.08 8,958 151 12

22 Ibid23 Sejarah PA Jaksel, diakses pada 20 januari 2011 dari wwwPAjaksel.com.

Page 32: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

23

Menteng Dalam 2.58 10,087 139 14

Tebet Timur 1.39 5,876 110 11

Tebet Barat 1.72 7,721 102 8

Kebon Baru 1.30 9,248 153 14

TOTAL 9.53 57,020 950 81

2. KECAMATAN SETIA BUDI 24

KELURAHAN LUAS(Km2) KK RT RW

Setiabudi 0.94 369 16 3

Karet 0.94 3,170 59 7

Karet Semanggi 0.90 765 17 3

Karet Kuningan 1.79 5,863 79 6

Menteng Atas 0.90 8,160 145 11

Kuningan Timur 2.15 1,606 30 5

Pasar Manggis 0.78 5,961 142 12

Guntur 0.65 893 23 2

24 ibid

Page 33: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

24

TOTAL 9.05 26,787 511 49

3. KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN :25

KELURAHAN LUAS(Km2) KK RT RW

Kuningan Barat 0.98 2,400 46 5

Mampang Prapatan 0.78 3,211 71 6

Pela Mampang 1.62 8,919 150 13

Tegal Parang 1.06 4,290 64 6

Bangka 3.30 4,375 65 5

TOTAL 7.74 23,195 396 35

4. KECAMATAN PASAR MINGGU :26

KELURAHAN LUAS(Km2) KK RT RW

Pejaten Barat 2.90 8,122 100 8

25 ibid26 ibid

Page 34: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

25

Pasar Minggu 2.79 5,045 111 10

Jatipadang 2.50 5,161 101 10

Ragunan 5.05 7,471 111 11

Cilandak Timur 3.53 6,065 68 7

Kebagusan 2.26 9,678 87 8

Pejaten Timur 2.88 8,145 145 11

TOTAL 21.91 49,687 723 65

5. KECAMATAN KEBAYORAN LAMA27 :

KELURAHAN LUAS(Km2) KK RT RW

Grogol Utara 3.33 7,165 156 14

Grogol Selatan 2.85 5,042 114 10

Cipulir 1.94 7,075 140 11

Kebayoran Lama Utara 1.78 10,138 104 10

Pondok Pinang 6.84 11,548 186 17

Kebayoran Lama 2.57 5,779 139 12

27 ibid

Page 35: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

26

Selatan

TOTAL 19.31 46,747 839 74

6. KECAMATAN CILANDAK :

KELURAHAN LUAS(Km2) KK RT RW

Gandaria Selatan 1.76 4,344 74 7

Cipete Selatan 2.37 7,099 75 7

Cilandak Barat 6.05 9,709 144 12

Lebak Bulus 4.41 6,161 72 8

Pondok Labu 3.61 7,455 96 10

TOTAL 18.20 34,768 461 4

7. KECAMATAN KEBAYORAN BARU : 28

KELURAHAN LUAS(Km2) KK RT RW

Senayan 1.53 1,288 27 5

Rawa Barat 0.69 794 44 7

28 ibid

Page 36: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

27

Selong 1.40 1,110 39 6

Gunung 1.32 2,625 68 8

Kramat Pela 1.23 3,665 84 10

Melawai 1.26 673 43 9

Petogogan 0.86 4,535 79 6

Pulo 1.27 2,681 48 8

Gandaria Utara 1.52 6,751 147 15

Cipete Utara 1.83 4,977 104 11

TOTAL 12.91 29,099 683 85

8. KECAMATAN PANCORAN 29 :

KELURAHAN LUAS(Km2) KK RT RW

Pancoran 1.24 4,585 58 5

Duren Tiga 2.45 6,325 76 7

Kalibata 2.20 6,760 116 9

Cikoko 0.72 2,450 42 5

29 ibid

Page 37: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

28

Pengadegan 0.95 4,199 84 8

Rawajati 0.67 3,880 80 8

TOTAL 8.23 28,199 456 42

9. KECAMATAN JAGAKARSA 30:

KELURAHAN LUAS(Km2) KK RT RW

Tanjung Barat 3.65 6,120 66 6

Jagakarsa 4.85 8,491 80 7

Lenteng Agung 2.28 9,892 114 10

Srengseng Sawah 6.75 10,502 156 19

Ciganjur 3.61 5,233 61 6

Cipedak 4.24 4,161 60 6

TOTAL 25.38 44,399 537 54

10. KECAMATAN PESANGGRAHAN :

KELURAHAN LUAS(Km2) KK RT RW

30 ibid

Page 38: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

29

Petukangan Utara 2.99 5,075 119 11

Petukangan Selatan 2.11 3,364 83 7

Ulujami 1.71 5,480 88 8

Pesanggrahan 2.10 3,092 84 8

Bintaro 4.56 6,429 135 14

TOTAL 13.47 23,440 509 48

b. Pengurus Pengadilan Agama Jakarta Selatan31

KETUA: : Drs. H. Ahsin A. Hamid ,SH

WAKIL KETUA : Drs. Yasardin, SH.MH

HAKIM : Dra. H. Noor Jannah Aziz, SH. MH

: Dra. Ai Zainab, SH

: Hj. Shafwah, SH.MH

: H. Muh.Kaelani, SH, MH

: Dra. H. Farchanah, M. HUM

: Dra. Muhayah. SH

: Drs. Nurafizal. SH

: Drs. Muaslim. SH. MHI

: Tamah. SH

: Dra. Hj. Tuty Uluwiyah. SH

: Dra. Hj. Ida Nursaadah, SH.MH

: Drs. Sohel, MH

31 ibid

Page 39: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

30

PANITERA : Drs. Ach. Jufry, SH

WAKIL PANITERA : Ghiar fau’ah. SH

PANITERA MUDA PEMOHON : Dra. Ida Fitriani,

PANITERA MUDA HUKUM : Drs. Taufiki, SH

PANITERA MUDA GUGATAN : Mohammad Hambali, SH

KASUB. BAG. KEPEGAWAIAN : Yuni Winarti, SHI

PANITERA PENGGANTI : Teguh maghzan, SH

: Ahmad Irfan, SH

: Rahmi, SH

: Nurhayati, SH

: Ikrimawatiningsih, S.Ag

: Eva Zulhaefah, SH

: Ahlan, SH

: Siti Faradilah. Aps.SH

: Rita Syuriah, SH

: M.Yasin.MH

: Nur aini,SHI

: Ratu Ayu Rahmi, Shi

: Tohir, SH

JURU SITA : Wardono

JURU SITA PENGGANTI : Ombang Hasyim Ashari, S.Ag

: Sudiono

: M Zamrun najib, SE

: Wisno Widjaya, SE

: Ahmad Furqoni, SE

: Fa’ilatun

Page 40: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

31

: Nining Widiawati32

: Nurdiansyah, SH

: Mely Yonda, SH

: Nur holia

: Adji Juanda Racmad

: Kunthi septianti, A.Md

: Ustiana Putri Utami. A.Md

STAF : Sujiati

: M Shahid

: Nurhasan

CALON HAKIM : Harisman, SHi

CALON PANITERA : Muhammad Yunus, SHi

CALON JURUSITA : Nanang Wahyudi, AMd

32 ibid

Page 41: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

32

Page 42: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

33

C. Tugas Dan Wewenang Pengadilan Agama

Kata “kekuasaan” sering disebut “kompetensi” yang berasal dari bahasa

Belanda “competentie”, yang kadang-kadang diterjemahkan dengan “kewenangan”

dan terkadang dengan “kekuasaan”.33

Penyelenggaraan kekuasaan kehakiman (yudicial power) di Indonesia

dilaksanakan oleh pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Agama,

Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara yang berpuncak pada Mahkamah

Agung sebagai Pengadilan Negara Tertinggi. Pengadilan pada keempat lingkungan

Peradilan itu memiliki cakupan dan batasan kekuasaan masing-masing. Cakupan dan

batasan pemberian kekuasaan untuk mengadili (attributie van rechtmacht) itu,

ditentukan oleh bidang yuridiksi yang dilimpahkan undang-undang kepadanya.34

Berkenaan dengan hal itu, terdapat atribusi cakupan dan batasan kekuasaan

masing-masing badan peradilan Kekuasaan pengadilan dalam lingkungan

Peradilan Umum di bidang pidana umum, perdata adat, dan perdata Barat minus

perkara pidana militer dan tindak pidana yang dilakukan oleh anggota tentara dan

polisi Kekuasaan pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama di bidang perdata

tertentu di kalangan orang-orang yang beragama Islam, yang dilakukan berdasarkan

hukum Islam. Kekuasaan pengadilan dalam lingkungan Peradilan Militer di bidang

pidana militer dan pidana umum yang dilakukan oleh anggota tentara dan polisi.

33 DJalil, Peradilan Agama di Indonesia, h. 137.34 M. Yahya Harahap. Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama: Undang-

Undang No.7 Tahun 1989 (Jakarta: Pustaka Kartini, 1990), h.89.

Page 43: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

34

Kekuasaan pengadilan dalam lingkungan Pengadilan Tata Usaha Negara di bidang

sengketa tata usaha Negara.35

Kekuasaan pengadilan pada masing-masing lingkungan terdiri atas

kekuasaan relatif (relative competentie) dan kekuasaan mutlak (absolute

competentie).36

1. Kekuasaan relatif (relative competentie)

Kekuasaan relatif berhubungan dengan daerah hukum suatu pengadilan,

baik pengadilan tingkat pertama maupun pengadilan tingkat banding. Artinva.

cakupan dan batasan kekuasaan relative pengadilan ialah meliputi daerah

hukumnya berdasarkan peraturan perundang-undangan.37

Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa daerah hukum Pengadilan

Agama, sebagaimana Pengadilan Agama, sebagaimana Pengadilan Negeri,

meliputi daerah kota atau kabupaten. Sedangkan daerah hukum Pengadilan Tinggi

Agama, sebagaimana Pengadilan Tinggi, meliputi wilayah propinsi Namun

demikian, dalam penjelasan pasal 4 ayat (1) dinyatakan, "Pada dasarnya tempat

kedudukan Pengadilan Agama ada di kotamadva atau di ibukota kabupaten, yang

daerah hukumnya meliputi wilavah kotamadva atau kabupaten, tetapi tidak

tertutup kemungkinan adanya kekecualian”.38

35 Cik Hasan Bisri, Peradilan Agama di Indonesia (Jakarta: Rajawali Press. 2003) h.21736 Ibid., h.21837 Ibid38 Ibid

Page 44: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

35

“Adanya kekecualian” itu banyak sekali ditemukan, oleh karena proses

pemecahan daerah kota dan kabupaten terjadi terus menerus seiring dengan

pertumbuhan dan penyebaran penduduk, selain proses perubahan dari kawasan

pedesaan menuju kawasan perkotaan (ubanisasi) Di samping itu, pembentukan

pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama (PA dan PTA) dilakukan secara

terus menerus. Hal itu untuk memenuhi tuntutan kebutuhan karena beban perkara

semakin besar; dan untuk melakukan penyesuaian dengan pengembangan

pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum (PN dan PT). Dengan sendirinya

terjadi “pembagian” daerah yuridiksi antara pengadilan yang terlebih dahulu

dibentuk dengan “saudaranya” atau “tetangganya” yang baru dibentuk.39

Pembentukan pengadilan dalam suatu kawasan pengembangan, khususnya

kawasan pemukiman penduduk memiliki arti yang sangat penting karena terdapat

korelasi positif antara jumlah penduduk, terutama yang beragama Islam, di dalam

daerah hukum Pengadilan (PA dan PTA) dengan jumlah perkara yang diajukan ke

pengadilan itu Sedangkan secara teknis efektivitas kekuasaaan relatif pengadilan

tergantung kepada para pihak yang bertempat tinggal di daerah hukum

pengadilan. Dengan kata lain, Pengadilnn Agama memiliki kekuasaan untuk

memeriksa dan memutus perkara di daerah hukumnya.40

39 Ibid., h. 21940 Ibid,. h 220

Page 45: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

36

2. Kekuasaan mutlak (absolute competentie)

Kekuasaan mutlak Pengadilan berkenaan dengan jenis perkara dan

sengketa kekuasaan pengadilan Misalnya ;

Pengadilan Agama berkuasa atas perkara perkawinan bagi mereka yang

beragama Islam sedangkan bagi yang selain Islam menjadi kekuasaan Peradilan

Umum. Pengadilan Agamalah yang berkuasa memeriksa dan mengadili perkara

dalam tingkat pertama, tidak boleh langsung berperkara di Pengadilan Tinggi

Agama atau di Mahkamah Agung. Banding dari Pengadilan Agama diajukan ke

Pengadilan Agama, tidak boleh diajukan ke Pengadilan Tinggi. Terhadap

kekuasaan absolut ini, Pengadilan Agama diharuskan untuk meneliti perkara yang

diajukan kepadanya apakah termasuk kekuasaan absolutnya atau bukan. Kalau

jelas-jelas tidak termasuk kekuasaan absolutnya. Pengadilan Agama dilarang

menerimanya. Jika Pengadilan Agama menerimanva juga maka pihak tergugat

dapat mengajukan keberatan yang disebut "eksepsi absolut" dan jenis eksepsi ini

boleh diajukan sejak tergugat menjawab pertama gugatan bahkan boleh diajukan

kapan saja, bahkan sampai di tingkat banding atau kasasi Pada tingkat kasasi,

eksepsi absolut ini termasuk salah satu di antara tiga alasan yang

memperbolehkan orang memohon kasasi dan dapat dijadikan alasan oleh

Mahkamah Agung untuk membatalkan putusan Pengadilan Agama yang telah

melampa'ui batas kekuasaan absolutnya.41

41 Rasyid. Hukum Acara Peradilan Agama. h.27-28.

Page 46: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

37

Adapun kekuasaan absolut Peradilan Agama disebut dalam Pasal 49 dan

50 UU No 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diamandemen

dengan UU No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU No 7 Tahun 1989

tentang Pengadilan Agama yang berbunyi42 :

Pasal 49 tentang Pengadilan Agama.

Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus. dan

menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang

beragama Islam di bidang :

a. Perkawinan

b. Waris

c. Wasiat

d. Hibah

e. Wakaf

f. Zakat

g. Infak

h. Sedekah

i. Ekonomi islam

Pasal 50 tentang peradilan Agama,

1) Dalam hal terjadi sengketa mengenai hak milik atau sengketa lain dalam

perkara-perkara sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 29, khusus objek

42 Djalil, peradilan Agama diindonesia, h.141.

Page 47: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

38

sengketa tersebut harus diputus lebih dahulu oleh Pengadilan dan lingkungan

Peradilan Umum.

2) Apabila terjadi sengketa hak milik sebagaimana dimaksud pada Ayat (I) yang

subjek hukumnya antara orang-orang yang beragama Islam. Objek sengketa

tersebut diputuskan oleh Pengadilan Agama bersama perkara yang dimaksud

dalam Pasal 4943

43 Lihat UUNo. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dan UU No. 3 Tahun 2006 tentangPerubahan atas UU No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.

Page 48: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

39

BAB III

UPAYA MEWUJUDKAN PERDAMAIAN

A. Pengertian Mediasi

Perdamaian secara etimologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

penghentian permusuhan44. Sedang dalam bahsa arab, perdamaian berasal dari

terjemahan kata yang merupakan masdar dari صلحا یصلح صلح yang artinya :

الصلح فى اللغة اسم من املصاحلة وهي الساملة بعد املنازعة ويف الشريعة عقد يرفع النزاع

Ash-Shulhu (perdamain) merupakan suatu nama dari mushalamah yang

artinya saling menyerah setelah adanya pertikaian. Dan didalam syariat ash-Shulhu

berarti suatu akad yang dapat menghilangkan pertikaian .

ا على األخرى فقاتلوا اليت تبغي حتى وإن طائفتان من املؤمنني اقتتلوا فأصلحوا بينهما فإن بغت إحدامهتفيئ إىل أمر ا فإن فاءت فأصلحوا بينهما بالعدل وأقسطوا إن ا حيب املقسطني.

Artinya: dan jika ada dua golongan dari dari orang-orang mu’min berperang makadamaikanlah antara keduanya. Jika dari salah satu golongan itu berbuat aniayaterhadap golongan lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehinggagolongan itu Kn kembali kejalan Allah: jika golongan itu kembali (kepada perintah

44 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta : balaipustaka, 1988)

38

Page 49: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

40

Allah) maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”. (al-Hujurot ayat: 9)

Mediasi dalam literatur hukum islam bisa disamakan dengan konsep

“Tahkim” kata tahkim berasal dari bahasa arab yang artinya adalah menyerahkan

putusan pada seseorang dan menerima itu, yang secara etimologis berarti menjadikan

sesorang atau pihak ketiga atau yang disebut “hakam” sebagai penengah suatu

sengketa.

Tahkim digunakan sebagai istilah bagi orang atau kelompok yang ditunjuk

unutk mendamaikan sengketa yang terjadi diantara kedua belah pihak. Tahkim

dimaksud sebagai upaya untuk menyelesaikan sengketa dimana para pihak yang

terlibat dalam sengketa diberi kebebasan untuk memilih seseorang Hakam (mediator)

sebagai penengah atau yang dianggap netral yang dianggap mampu mendamaikan

keuda belah pihak yang bersengketa.

Tahkim sebagaimana dimaksud telah dipraktekkan sejak masa awal islam

Ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup.ketika itu Nabi Muhammad SAW juga

telah menrima putusan Sa’ad Ibnu Mu’adz mengenai bani quraidhah. Demikian juga

pertengkaran antar Umar bin Khattab ra dengan Ubay bin ka’ab tentang kebun kurma,

perkara ditahkimkan oleh Zaid bin Tsabit, semua sahabat sepakat menerima

keputusan hakam dan membenarkannya45.

45 Siti Juwariah, “Potret Mediasi Dalam Islam”, Artikel diakses pada 26 februari 2009 darihttp://badilag.net/2009/02/potret-mediasi-dalam-islam.html,

Page 50: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

41

Menurut Rahmadi Usman, menyimpulkan bahwa mediasi adalah cara

penyelesaian sengketa diluar pengadilan melalui perundingan yang melibatkan pihak

ketiga yang bersikap netral (non intervensi) dan tidak berpihak (imparsial) kepada

pihak-pihak yang bersengketa. Pihak ketiga tersebut disebut “mediator” atau

“penengah” yang tugasnya hanya membantu pihak-pihak yang bersengketa dalam

menyelesaikan masalahnya dan tidak mempunyai kewenangan untuk mengambil

keputusan. Dengan perkataan lain, mediator disini hanya bertindak sebagai fasilitator

saja. Dengan mediasi diharapkan dicapai titik temu penyelesaian masalah atau

sengketa yang dihadapi para pihak, yang selanjutnya akan dituangkan sebagai

kesepakatan bersama. Pengambilan keputusan tidak berada ditangan mediator, tapi

ditangan para pihak yang bersengketa.

Mediasi dan negoisasi bukanlah dua proses yang terpisah namun lebih

mengarah kepada negoisasi yang difasilitasi oleh pihak ketiga yang netral. Meskipun

secara subtansi negoisasi berbeda dengan mediasi, namun sering kali dikatakan bila

tidak ada negoisasi tidak ada mediasi. Oleh karena negoisasi merupakan nilai penting

dalam mediasi, maka tawaran pihak pertama dan harga konsensi akan sangat

menetukan pada hasil akhir egoisasi (mediasi).46

Adapun dalam pasal 1851 KUHPerdata dikemukakan bahwa yang dimaksud

dengan perdamain adalah suatu perstujuan dimana keduah belah pihak dengan

menyerahkan, menjanjikan atau menahan suatu barang, mengakhiri suatu perkara

46 Rachmadi Usman, Pilihan Sengketa Diluar Pengadilan (Bandung: PT Aditiya Bakti,2003), h.82

Page 51: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

42

yang sedang begantung atau mencegah timbulnya suatu perkara. Pertujuan

perdamain tidak sah melainkan harus dibuat secara tertulis. Kemudian dalam pasal

130 HIR dan Pasal 154 R.Bg dikemukakan bahwa jika pada hari persidangan, maka

Ketua Majlis Hakim berusaha mendamaikan pihak-pihak yang bersengketa tersebut.

Jika dicapai perdamain maka persidangan hari itu juga dibuat putusan perdamain dan

kedua pihak dihukum untuk mentaati perstujuan yang telah disepakati itu. Putusan

Hakim yang dubuat muka sidang itu mempunyai hukum tetap dan dapat dilaksanakan

eksekusi sebagaimana layaknya putusan biasa yang memepunyai kekuatan hukum

tetap. Terhadap putusan perdamaian ini tidak dapat diajukan banding kepengadilan

tinggakat banding.

B. Ruang Lingkup Mediasi

Konflik atau sengketa yang terjadi antara manusia cukup luas dimensi dan

ruang lingkupnya. Konflik dan persengketaan dapat saja terjadi dalam wilayah publik

maupun wilayah privat. Konflik dalam wilayah konflik publik berkait erat dengan

kepentingan umum, dimana negara berkepentingan untuk mempertahankan

kepentingan umum tersebut. Kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan seseorang

harus diselesaikan secar hukum melalui penegakan aturan penegakan pidana

dipengadilan. Dalam kasus pidana, pelaku kejahatan atau pelanggaran tidak dapat

melakukan tawar-menawar (bargaining)dengan negara sebagai penjelma dan dan

penjaga kepentingan umum. Dalam dimensi ini, seorang pelaku kejahatan berkonflik

Page 52: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

43

atau bersengketa dengan negara, dan ia tidak dapat menyelesaikan sengketanya

melalui kesepakatan atau konpensasi kepada negara.47

Mediasi sebagai salah satu bentuk penyelesaian sengketa memiliki ruang

lingkup utama berupa wilayah privat/perdata. Sengketa-sengketa perdata berupa

sengketa keluarga, waris, kekayaan, kontrak, perbankan, bisnis, lingkukngan hidup

dan berbagai jenis sengketa perdata lainya dapat diselsaikan melauli jalur mediasi.

Dalam perundang-undangan Indonesia ditegaskan ruang lingkup sengketa yang dapat

dijalankan kegiatan mediasi.48

Dalam perundang-undangan Indonesia ditegaskan ruang lingkup sengketa

yang dapat dijalankan kegiatan mediasi. Dalam UU No. 30 Tahun 2000 tentang

arbitrase dan alternatif penyelsaian sengketa disebutkan bahwa sengketa atau beda

pendapat perdata dapat diselesaikan oelh para pihak melalui alternatif penyelesaian

sengketa yang didasarkan dengan oiktikad baik dengan menympingkan penyelesaian

secara litigasi dipengadilan Negeri dan pengadilan Agama.

Ditegaskan dalam Peraturan Mahkamah Agung (Perma) RI No.1 Tahun

2008 tentang Prosedur mediasi diPengadilan pasal 2 disbutkan bahwa semua perkara

perdata yang diajukan kePengadilan tingkat pertama wajib terlebih dahulu

diselesaikan melalui perdamain dengn bantuan mediator. Ketentuan pasal ini

menggambarkan bahwa ruang lingkup sengketa yang dapat di mediasi adalah seluruh

47 Abbas, Mediasi Dalam Perspekrif Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional.).h21

48Abbas, Mediasi Dalam Perapektif Hukum Syariah, Hukum Adat,dan HukumNasional,h.22.

Page 53: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

44

perkara perdata yang menjadi kewenangan perdilan umum dan peradilan agama pada

tingkat pertama. Kewenangan perasdilan agama meliputi perkara perkawinan,

kewarisan wakaf, hibah, sedekah, wasiat dan ekonomi islam.

C. Macam-macam Mediasi

1. Perdamaian dalam perkara perdata pada umumnya

Perdamaian dalam perkara perdata pada umumnya, diataur dalam pasal

1851 KUHPerdata, 130 HIR / pasal 154 R.Bg dan pasal 14 ayat (2) UU No. 14

Tahun 1970 tenteng Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman.

Pada setiap permulaan sidang, sebelum pemeriksaan perkara hakim

diwjibkan mengusahakan perdamaian antara pihak-pihak yang bersengketa. Jika

usaha perdamain berhasil maka dibuatlah akta perdamaian ( Acta van Vergelijk)

yang isinya menghukum kedua belah pihak untuk memenuhi isi perdamain yang

telah dibuat antara mereka.49

Dalam pasal 1851 KUHPerdata dikemukakan bahwa semua putusan

perdamaian yang dibuat dalam sidang Majlis Hakim mempunyai kekuatan hukum

tetap seperti putusan Pengadilan lainya dalam tingkat penghabisan. Dalam pasal

130 ayat (2) HIR dikemukakan pula bahwa jika perdamain dapat dicapai, maka

pada waktu itu pula dalam persidangan dibuat putusan perdamaian dengan

49 Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata: Dilingkungan Peradilan Agama(Jakarta: Prenada, 2005), h.159.

Page 54: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

45

menghukum para pihak untuk mematuhi perstejuan damai yang telah mereka

buat. Pututsan perdamain itu berkekuatan hukum tetap dan dapat dijalankan

sebagai putusan biasa lainya.50

Melihat peraturan perundang-undangan diatas, maka dapat diketahui bahwa

putusan perdamain yang dibuat dalam persidangan Majlis Hakim sama

kedudukanya dengan pengadilan lainya yang telah mempunyai kekuatan hukum

(in kracht van gewijsda). Putusan perdamain dapat dibatalkan jika dalam

perjanjian itu sudah terjadi kekhilafan mengenai orangnya atau mengenai pokok

perselisihan, atau juga karena adanya penipuan atau paksaan dalam

membuatnya.51

Apabila telah dikeluarkan putusan perdamaian, maka hal itu bersifat pasti

dan tidak ada penafsiran lagi, langsung dapat dijalankan oleh pihak-pihak yang

melaksanakan perdamain karena sudah tertutupnya upaya banding da kasasi

atanya. Satu-satunya upaya hukum yang dapat dipergunakan oleh pihak yang

merasa dirugikan dengan adanya putusan perdamaian itu adalah mengadakan

perlawanan terhadap putusan perdamain itu. Perlawanan itu bisa berbentuk

derden verset atau bisa berbentuk partai verset. Jika yang menjadi objek putusan

perdamain itu bukan menjadi milik orang lain, dalam hal seperti itu, bagi pihak

yang merasa dirugikan dapat mengajukan denden verset. Karena barang yang

dicantumkan dalam putusan perdamain adalah miliknya. Mengajukan derden

50 Lihat KUHAPerdata dan HIR.51 Ibid.,h.160.

Page 55: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

46

verzet ini dapat juga dilaksanakan dengan alasan diatas barang yang menjadi

objek putusan perdamaian telah diletakan conservatoir beslag atau sita eksekusi

untuk kepentingan pelawan.

Perlawanan dapat juga diajukan dalam bentuk partai verset terhadap

putusan perdamaian. Adapun alasan yang dipergunakan dalam mengjukan

perlawanan itu adalah cacat formal atau cacat materil yang melekat pada putusan

perdamain itu tidak berdasarkan kesepakatan bersama, atau putusan tidak

mengakhiri keseluruhan sengketa karena masih ada hal-hal lain yang tidak

diselesaikan, atau isi putusan perdamaian itu menyimpang dari kesepakatan, atau

juga putusan perdamain telah dilaksanakan dengna suka rela, atau permintaan

eksekusi mesih temperatur.52

Putusan perdamaian yang dibuat dalam persidangan Majlis Hakim

mempunyai kekuatan hukum mengikat, mempunyai kekuatan hukum eksekusi

dan mempunyai nilai pembuktian. Dikatan mempunyai hukum mengikat para

pihak yang membuatnya, juga mengikat pihak luar atau orang-orang yang

mendapat hak dan manfaat dari padanya. Putusan perdamain juga mempunyai

kekuatan eksekusi apabila pihak-pihak yang merasa dirugikan karena tidak ditaati

persetujuan perdamaian itu dapat meminta pengadilan yang membuat putusan

perdamaian untuk melaksanakan eksekusi. Eksekusi yang dimintakan itu dapat

berupa sejumlah uang, hal ini sangat tergantung dari apa yang dapat disepakati

dalam perjanjian damai yang telah dibuat oleh mereka. Adapun tata cara eksekusi

52 Ibid., h.162.

Page 56: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

47

putusan perdamain adalah sama dengan eksekusi putusan pengadilan lainya yang

telah mempunyai kekuatan hukum tetap. 53

Pada putusan pembuktian terdapat tiga kekuatan pembuktian, yaitu

a) Kekuatan pembuktian formal, yaitu pembuktian anatar para pihak yang telah

mereka terangkan sebagaimana yang tertulis dalam akta perdamaian tersebut.

b) Kekuatan pembuktian materiil, yakni disbutkan bahwa dalam akta ini harus

sudah berkhir benar apa yang terjadi itu semuanya terdapat dalam akta

perdamaian yang sudah dijadikan putusan perdamaian itu dibuat dinuka

pejabat yang berwenang.

Untuk menghindari hal-hal yang mengakibatkan putusan perdamaian itu

cacat hukum sehingga tidak dapat dieksekusi oleh pihak pengadilan, maka para

pihak yang membuat akta perdamaian itu dituntut adanya iktikad baik dan

kejujuran dalam membuatnya. Apabila para pihak tidak mau melaksanakan isi

perjanjian perdamaian yang mereka buat itu, pengadilan dapat memaksa para

pihak yang tidak mau melaksanakan isi kesepakatan itudengan cara melaksanakan

eksekusi sesuai dengan tata aturan yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan

eksekusi terhadap putusan perdamaian pengadilan yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap berlaku sepenuhnya ketentuan eksekusi sebagaimana

dalam dalam perkara/kasus yang lain. Jika putusan perdamaian mengandung

eksekusi riil, maka berlaku sepenuhnya ketentuan yang tersebut dalam pasal 200

ayat (11) HIR dan pasal 1033 Rv. Jika putusan perdamaian itu menyangkut

53 Ibid

Page 57: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

48

eksekusi pembayaran sejumlah uang maka berlaku ketentuan sebagaimana yang

diatur dalam pasal 195 sampai dengan pasal 200 HIR. Jika eksekusi mengandung

pelaksanaan suatu perbuatan maka berlaku sepenuhnya ketentuan eksekusi yang

diatur dalam pasal 225 HIR.54

2. Perdamaian dalam perkara perceraian

Dalam hal sengketa perceraian karena aiasan percekcokan dan pertengkaran

secara terus menerus, peranan hakim sangat diharapkan untuk mencari faktor-

faktor penyebab dari perselisihan dan pertengkaran itu Apabila hal ini sudah

diketahui oleh para hakim, maka dengan mudah para hakim tersebut mcngajak

dan mengarahkan para pihak yang berselisih itu untuk berdamai dan rukun

kembali sepertt sediakala. Sehubung dengan hal ini, hakim terpanggil hati

nuraninya secara optimal untuk mengusahakan perdamaian, tidak hanya terjebak

pada usaha mencari fakta kualitas perselisihan itu sendiri sedangkan ia tidak

mengetahui faktor apa yang melatarbelakangi pertengkaran itu.

Apalagi kalau para hakim dalam mengusahakan perdamaian itu dilakukan

hanya sepintas lalu saja yang hanya memakan waktu beberapa menit, sudah

barang tentu upaya perdamaian yang demikian itu tidak akan mendatangkan hasil

yang bermanfaat kepada kedua belah pihak yang bersengketa.55

54 Ibid., h.16355 Ibid .,h.164

Page 58: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

49

Khusus dalam sengketa perkara perceraian, asas mendamaikan para pihak

bersifat imperatif. Usaha mendamaikan para pihak adalah beban yang diwajibkan

oleh hukum kepada para hakim dalam setiap memeriksa, mengadili, dam

memutuskan perkara perceraian. Oleh karena itu, upaya mendamaikan dalam

perkara perceraian atas dasar perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus

haruslah dilakukan oleh para hakim secara optimal. Sedangkan dalam hal perkara

perceraian karena alasan lain seperti zina, cacat badan atau sakit jiwa yang

berakibat tidak dapat melaksanakan kewajibannya, sifat usaha perdamaian yang

dilakukan oleh hakim tetap dilaksanakan karena hal itu merupakan suatu

kewajiban tetapi tidak dituntut secara optimal sebagaimana dalam hal perceraian

karena alasan percekcokan dan pertengkaran yang terus menerus. Begitu juga

kasus perceraian atas alasan kekejaman dan penganiayaan upaya perdamaian

tersebut dilakukan dengan moralitas yang tinggi dari hakim, sehingga sifatnya

tidak merupakan kewajiban hukum tapi menjadi kewajiban moral. Hal ini

sebagaimana rumusan pasal 82 ayat 4 UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama yang telah diamandemen oleh UU No 3 Tahun 2006 tentang Perubahan

atas UU No 7 Tahun 1989 tentang Peradiian agama maupun pasai 31 PP No. 9

Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU No. I tahun 1974 tentang terkawinan tidak

mencantumkan kata 'wajib' akan tetapi kata "dapat' yang dicantumkan yakni

"usaha mendamaikan dapat dilakukau pada setiap sidang pemeriksaan”56

56 Harahap, Kedudukan Kewenangan Dan Acara Peeradilan Agama, h.51

Page 59: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

50

Bertitik tolak dari hal tersebut di atas, maka setiap perkara perceraian atas

alasan perselisihan dan percekcokan secara terus menems yang diperiksa oleh

hakim dan hakim tersebut belum mengadakan usaha perdamaian secata optimal,

maka putusan yang dijaluhkan oleh hakim dalam petkara tersebut adalah batal

demi hukum dan atau dapat dibatalkan Hal ini karena hakim belum memenuhi

tata tertib beracara dan tidak memenuhi ketentuan aturan perundang-undangan

yang berlaku. Dalam upaya hakim melaksanakan upaya perdamaian secara

optimal, maka hakim dapat meminta bantuan kepada pihak lain atau lembaga lain

yang dianggap perlu Hal ini sesuai dengan maksud Pasal 31 ayat (2) Peraturan

Pemerintah Nomor 9 Tahun I975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan beserta penjelasannya, di mana dikemukakan

bahwa perkara belum diputus usaha perdamaian para pihak yang beperkara dapat

dilakukan pada setiap sidang pemeriksaan

Dalam sengketa yang berkaitan dengan status seseorang (perceraian) maka

tindakan hakim dalam mendamaikan pihak-pihak yang bersengketa unluk

menghentikan persengketaannya ialah mengupayakan tidak terjadinya

perceraian.57

Apabila berhasil dilaksanakan oleh hakim yang menyidangkan perkara

tersebut, maka gugatan perceraian yang diajukan ke pengadilan oleh para pihak

itu dengan sendirinya harus dicabut. Terhadap ketentuan ini tidak dibuat akta

perdamaian karena tidaklah mungkin dibuat suatu ketentuan yang melarang

57 Arto, Praktek Perkara Perdata, h, 93.

Page 60: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

51

seseorang melakukan perbuatan tertentu misalnya melarang salah satu pihak

meninggalkan tempat tinggal bersama, melarang salah satu pihak melakukan

penganiayaan dan sebagainya.

Apabila terjadi perdamaian dalam perkara perceraian maka perkara

perceraian itu dicabut. Terhadap hal ini ada dua pendapat dalam praktik Peradilan

Agama, yaitu:

1) Pencabutan tersebut cukup dicatat dalam berita acara sidang dan perkara

tersebut dicoret dari daftar perkara yang ada di pengadiian Agama

2) Pencabutan acara tersebut tidak cukup dengan dicatat dalam berita acara

sidang tetapi harus dibuat produk berupa penetapan atau putusan agar dapat

diketahui adanya nebis in idem dan ada kaitannya pula dengan kepastian

besarnya biaya yang harus dibayar oleh pemohon/penggugat dalam perkara

yang dicabut itu.58

Meskipun ada sementara ahli hukum yang berpendapai bahwa tidak ada

nebis in idem dalam hukum perdata, yang ada hanya dalam bidang hukum pidana,

tetapi dalam hal yang berkaitan dengan produk pengadilan berupa

putusan/penetapan adalah merupakan suatu hal yang sangat penting.produk

pengadilan dalam bidang hukum perdata yang berupa putusan/penetapan itu dapat

dipergunakan sebagai alat bukti bahwa perkara perkara yang terjadi sudah pernah

diputus di Pengadilan Agama. Khusus yang berkenaan dengan putusan atau

penetapan yang dibuat oleh Pengadilan Agama dengan adanva pencabutan

58 Manan, Penerapan Hokum Acara Perdata, h.166.

Page 61: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

52

perkara gugatan cerai mengandung konsekuensi apabila salah satu pihak

mengajukan gugatan cerai lagi dengan alasan yang sama, maka putusan atau

penetapan itu dapat dijadikan dasar tidak diterimanya perkara tersebut untuk

disidangkan di Pengadilan Agama Hal ini sesuai dengan maksud perkara tersebut

untuk disidangkan di Pengadilan Agama Hal ini sesuai dengan maksud Pasal 32

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975.59

Hal yang berkaitan dengan biaya perkara yang harus dibayar oleh pemohon

atau penggugat adalah sebagaimana yang telah ditentukan dalam Pasal 89 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah

diamandemen oleh UU No 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU No 7 Tahun

1989 tentang Peradilan Agama yang berbunyi biaya perkara dalam bidang

pcrkawinan dibebankan kepada penggugat atau pemohon. Jumlah biaya perkara

tersebut harus dibuat dalam amar putusan atau penetapan sebagaimana yangdiatur

dalam pasal 91 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama yang telah diamandemen oleh UU No 3 Tahun 2006 tentang Perubahan

atas UU No. 7 Tahun 1989 temang Peradilan Agama. Selain itu. segala biaya

yang dipergunakan dalam mengadili dan memutuskan perkara tersebut harus

dirinci secara jelas pada kaki putusan atau penetapan sebagai pertanggungjawaban

Pengadiian Agama kepada pihak-pihak yang beperkara Berdasarkan putusan atau

59 Ibid.

Page 62: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

53

penetapan itu pula kasir mengeluarkan biaya perkara yang lelah digunakan dalam

menyidangkan perkara tersebut sampai terwujudnya perdamaian.60

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendapat yang kedua adalah

lebih rasional. Yakni Pengadilan Agama dalam hal terjadinya perdamaian di

dalam pemeriksaan perkara perceraian haruslah dibuat produk putusan atau

penetapan, tidak cukup hanya dicatat dalam berita acara sidang dan dikeluarkan

dan register perkara Pendapat yang mengharuskan perlunya dibuat produk

putusan atau penetapan adalah sejalan dengan yurisprudensi Mahkamah Agung

RI Nomor 216 K/sip/1953 tanggal 21 Agustus 1953 yang menyatakan apabila

antara suami istri telah terjadi perdamaian dan apabila ditolah harus dibuat produk

hukum berupa putusan atau penetapan sesuai dengan ketentuan yang beilaku.61

3. Perkara perdamaian pada tingkat banding atau kasasi

Banding lalah permohonan pemeriksaan kembali terhadap putusan atau

penetapan Pengadilan tingkat pertama (Pengadilan Agama) karena merasa tidak

puas atas putusan atau penetapan tersebut, ke pengadilan tingkat banding

(Pengadilan Tinggi Agama) yang mewilayahiPengadilan tingkai penama yang

bersangkutan, melaui Pengadilan tingkatpertama yang memutus tersebut, dalam

tenggang waklu tertentu dan dengan syarat-syarat tertentu Adapun tenggang

waktunya adalah :

60 ibid61 ibid

Page 63: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

54

a. Bagi pihak yang bertempat kediaman di daerah hukuni Pengadilan Agama

yang puiusannya dimohonkan banding tersebut maka masa bandingnya ialah

14 hari tehitung mulai hari berikutnya dari hari pengumuman putusan kepada

yang bersangkutan.

b. Bagi pihak yang bertempat kediaman di luar daerah liukum Pengadilan

Agama yang putusannya dimohonkan banding tersebut, maka masa

bandingnva ialah 30 hari terhitung mulai berikutnya dari hari pengumuman

putusan kepada yang bersangkutan.

c. Dalam hal permohonan banding dengan prodeo, maka masa banding dihitung

mulai hari berikutnya dari hari pemberitahuan putusan Pengadilan Tinggi

Agama tentang ijin berperkara prodeo tersebut diberitahukan kepada yang

bersangkutan oleh Pengadilan Agama.

Dan syarat-syaratnya adalah :

a Diajukan oleh pihak-pihak dalam perkara.

b Diajukan masih dalam masa tenggang waktu banding.

c Putusan tersebut, menurut hukum, boleh dimintakan banding

d Membayar panjar biaya banding, kecuali dalam hal prodeo

e. Menghadap di Kepaniteraan Pengadilan Agama yang putusannya

dimohonkan banding. Pemohon banding disebut Pembanding dan lawannya

disebut Terbanding. Mungkin saja pihak-pihak sarna-sama memohon banding dan

ketika itu hanya ada pembanding, tidak ada terbanding.

Page 64: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

55

Kasasi artinya mohon pembatalan terhadap pulusan/penetapan Pengadilan

tingkat pertama (Pengadilan Agama) atau terhadap putusan Pengadilan tingkat

banding (Pengadilan Tinggi Agama) ke Mahkamah Agung di Jakarta, melalui

Pengadilan tingkat pertama (Pengadilan Agama) yang dahulunya memutus,

karena adanya alasan tertentu, dalam waktu tertentu dan dengan syarat-syarat

tertentu. Adapun waktunya adalah 14 hari sesudah putusan atau penetapan

pengadilan diberitahukan kepada yang bersangkutan. Dan syarat-syaratnya

adalah:

a. Diajukan oleh pihak yang berhak mengajukan kasasi.

b. Diajukan masih dalam tenggang waktu kasasi.

c. Putusan atau penetapan menurut hukum dapat dimintakan kasasi.

d. Membuat memori kasasi.

e. Membayar panjar biaya kasasi.

f. Mengahadap di Kepaniteraan Pengadilan Agama yang bersangkutan.

Pemohon kasasi lawannya termohon kasasi. Dalam hal kedua belah pihak

sama-sama memohon kasasi, berarti hanya ada pemohon, tidak ada termohon

kasasi. Upaya hukum kasasi baru bisa digunakan kalau sudah

mempergunakan upaya hukum banding.

Dalam perkara yang menyangkut hukum kebendaan. apabila terjadi

perdamaian maka dibuat putusan perdamaian sedangkan dalam perkara perceraian

apabila terjadi perdamaian maka perkara dicabut, atas pencabutan itu dibuat

putusan atau penetapan sebagai produk pengadilan Dalam hal pencabutan perkara

Page 65: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

56

apabila terjadi perdamaian dalam bidang perkara perceraian akan menimbulkan

masalah apabila perkara sudah diputus oleh Pengadilan Tinggi Agama karena

salah satu pihak banding Dalam proses banding mereka rukun kembali dalam satu

rumah tangga, mereka tidak menghendaki terjadinya perceraian di antara mereka.

Dalam kasus ini kalau Penggugat atau Tergugat mencabut perkara bandingnya

berarti putusan Pengadilan Agama akan memperoleh kekuatan hukum tetap dan

ini berarti tujuan dan maksud mulia dari pihak-pihak yang beperkara untuk rukun

kembali dalam satu ruman tangga tanpa terjadinya perceraian akan menjadi sia-

sia belaka, kecuali mereka rujuk/kawin lagi Cara sepeiti ini umumnya paling tidak

disenangi oleh pihak-pihak yang beperkara, mereka menghendaki berakhirnya

perselisihan yang terjadi dengan perdamaian, akan berakhir pula perselisihan

mereka. dan tidak terjadi perceraian.

Menghadapi masalah tersebut. Pengadilan Agama menyarankan kepada

pihak-pihak yang beperkara agar perkara banding yang telab dikirim ke

Pengadilan Tinggi Agama tidak perlu dicabut dan tetap disidangkan dalam tingkat

banding meskipun telah terjadi perdamaian hanya saja Pengadilan Agama yang

menyidangkan perkara perceraian itu segera memberitahukan kepada Pengadilan

Tinggi Agama bahwa sudah terjadi perdamaian dan sudah rukun kembali seperti

sediakala. Surat pemberitahuan Pengadilan Agama yang sudah dikirim ke

Pengadilan Tinggi Agama kalau perlu dilampirkan surat pernyataan dari pihak-

pihak yang beperkara bahwa mereka sudah rukun kembali. Atas dasar ini Mejelis

Hakim Pengadilan Tinggi Agama yang dimintakan banding itu dengan mengadili

Page 66: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

57

tersendiri menjatuhkan putusan tidak menerima permohonan banding para pihak

tersebut. Dengan pembatalan itu, putusan Pengadilan Agama yang belum

mempunyai kekuatan hukum tetap itu telah terangkat dan dianggap tidak ada,

para pihak dapat kembali rukun atau dalam rumah tangga seperti sediakala tanpa

harus bercerai lebih dahulu atau dengan cara mengadakan pernikahan kembali.62

Cara seperti ini telah banyak dipraktekkan oleh Pengadilan Tinggi Agama

sesuai dengan tehnis yustisial Mahkamah Agung RI dalam Rapat Kerja Nasional

di Bandung tahun 1994 yang lalu. Sebelumnya telah pula telah pula dilakukan

oleh Pengadilan Tinggi Agama padang dengan putusanya Nomor 37 Tahun 1992

tanggal 16 Mei 1992.63

D. Tujuan dan Manfaat Mediasi

Mediasi merupakan salah satu bentuk dari alternatif penyelesaian sengketa

diluar pengadilan. Tujuan dilakukan mediasi adalah menyelesaikan sengketa antara

para pihak dengan melibatkan pihak ketiga yang netral dan imparsial. Mediasi dapt

membawa para pihak pada perwujudan kesepakatan damai yang permanen dan

lestari, mengingat penyelesaian sengketa melalui mediasi menempatkan keudua belah

pihak pada posisi yang sama, tidak ada pihak yang dimenangkan atau pihak yang

62 Ibid.63 Ibid

Page 67: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

58

dikalahkan (win-win solution) dalam mediasi para yang pihak bersengketa proaktif

dan memiliki kewenangan penuh dalam pengambilan keputusan. Mediator tidak

memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan, tetapi ia hanya membantu para

pihak dalam menjaga proses mediasi guna mewujudkan kesepakatan damai mereka.

Penyelesain sengketa melalui mediasi sangat dirasakan manfaatnya karena para pihak

telah mencapai kesepakayan yang mengakhiri persengketaan mereka secra adil dan

saling menguntungkan. Bahkan dalam medisi yang gagalpun dimana para pihak

belum mencapai kesepakatan, sebnarnya juga telah dirasakan manfaatnya. Kesediaan

para pihak bertemu dalam suatu proses mediasi, paling tidak telah mampu

mengklarifikasikan akar persengketaan dan mempersempit perselisihan diantara

mereka. Hal ini menunjukan adanya keinginan para pihak untuk menyelesaikan

sengketa.64

Modal utama untuk penyelesaian sengketa adalaah keinginan dan iktikad

baik para pihak dalam mengakhiri persengketaan mereka. Keinginan dan iktikad baik

ini, kadang-kadang memerlukan bantuan pihak ketiga dalam perwujudanya. Mediasi

merupakan solah satu bentuk penyelesain yang melibatkan pihak ketiga.

1) Media diharapkan dapat menyelesaikan sengketa secara cepat dan relatif murah

dibanding dengan membawa perselisihan tersebut kepengadilan atau lembaga

arbitrase.

64 Abbas, Mediasi dalam Perspektif Hukum Syari’ah Hukum Adat dan Hukum Nasional. H.24

Page 68: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

59

2) Mediasi kakan memfokuskan perhatian para pihak pada kepentingan mereka

secara nyata dan pada dan pada kebutuhan emosi atau psikologi mereka, sehingga

mediasi bukan hanya tertuju pada hak-hak hkumnya.

3) Mediasi memberikan kesempatan para pihak untuk berpartisipasi secara langsung

dan secara informal dalam menyelesaikan perselisihan mereka.

4) Mediasi memberikan para pihak kemampuian untuk melakukan kontrol terhadap

proses dan hasilnya.

5) Mediasi dapat mengubah hasil, yang dalam litigasi dan arbitrase sulit

diprediksikan, dengan suatu kepastian melalui konsensus.

6) Mediasi memberikan hasil yang tahan uji dan akan mampu menciptakan saling

pengertian yang lebih baik antara pihak yang bersengketa karena mereka sendiri

yang memutuskannya.

7) Mediasi mampu menghilangkan konflik atau permusuhan yang hampir selalu

mengiringi setiap putusan yang bersifat memaksa yang dijatuhkan oleh hakim

dipengadilan atau arbiter pada lembaga arbitrasi.65

Perbedaan kekuatan diantara para pihak merupakan kenyataan yang ada

dibalik banyak konflik atau persengketaan. Hal ini harus dipahami oleh mediator,

bahwa hampir seluruh proses penyelesaian sengketa menghadapi kesulitan yang sama

berupa ketidak berimbangnya kekuatan tawar dari para pihak, dan kadang-kadang

mediator juga mengalami kesulitan untuk menangani perbedaan tersebut. Namun

65 Syahrizal Abbas, Mediasi Dalam Persepektif HukumSyariah dan Hukum Adat, HukumNasional, h,26

Page 69: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

60

demikian, penyelesaian sengketa dengan cara mediasi diharapkan dapatmembuat

ketidak seimbangan posisi kekuatan para pihak kurang dirasakan, dari pada

penyelesaian sengketa dipengadilan atau arbitrase.66

Mengatasi perbedaan kekuatan dari para pihak dapat melalui cara-cara

sebagai berikut:

a) Menyediakan suasana yang tidak mengancam.

b) Memberikan setiap pihak kesempatan untuk berbicara dan didengarkan oleh pihak

lainya secara lebih leluasa.

c) Meminimalkan perbedaan diantara mereka dengan menciptakan situasi informal.

d) Perilaku mediator yang netral dan tidak memihak, sehingga memberikan

kenyamanan tersendiri.

e) Tidak menekan para pihak.

Pertemuan secara terpisah dengan para pihak dapat lebih meyakinkan pihak

yang lemah akan posisi mereka, sehingga mediator dapat berupaya mengatasinya

melalui saran dan pendekatan yang dapat melancarkan proses penyelesaian sengketa.

Proses mediasi dan keahlian mediator menjadi sangat penting dalam kaintannya

dengan pencegahan dan penyalahgunaan kekuasaan. Nilai yang menjadi tujuan akhir

sengketa, antara lain: nilai kemuliaan, keadilan sosial, rahmah, ihsan, persaudaraan,

dan martabat kemanusiaan.67

66 Ibid, h,2767 Ibid.

Page 70: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

61

E. Proses mediasi

Proses mediasi dibagi menjadi tiga tahap:

a) Tahap pramediasi

Tahap pramediasi adalah tahap awal diman mediator menyusun sejumlah

langkah dan persiapan sebelum mediasi bener-bener dimulai. Tahap pramediasi

merupakan tahap yang amat penting, karena akan menentukan berjalan tidaknya

proses mediasi selanjutnya. Pada tahap ini mediator melakukan beberapa langkah

antara lain; membangun kepercayaan diri, menghubungi para pihak, menggali

dan memberikan informasi awal mediasi, fokus pada masa depan,

mengoordinasikan pihak yang bertikai, mewaspadai perbadaan budaya,

menetukan siapa yang hadir menentukan tujuan pertemuan, kesepakatan waktu

dan tempat, dan menciptakan rasa aman bagi kedua belah pihak untuk bertemu

dan membicarakan perselisihan mereka.68

Komitmen dan kepercayaan diri merupakan modal bagi calon mediator

dalam menghubungi para pihak yang bersengketa. Tujuan menghubungi para

pihak adalah menyampaikan keinginan menjadi mediator dengan memahami

kedua belah pihak. Dalam menginginkannya, seorang mediator jangan sampai

terkesan menggurui para pihak , dan menggiring mereka untuk memilih mediasi

sebagai jalan menyelesaian sengketa. Seorang mediator harus mampu

menampilkan dirinya benar-benar orang yang belajar memahami keinginan para

pihak, mendengarkan , den mengungkapkan kembali keinginan para pihak untuk

68 Ibid.h.37

Page 71: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

62

didiskusikan lebih lanjut. Baru kemudian para pihak bisa menerima keberadaan

pihak ketiga ini, sebagai mediator yang akan membantu penyelesaian sengketa

mereka. Mediator harus menggali sejumlah informasi awal tentang persoalan

utama yang menjadi sumber sengketa. Informasi yang diinginkan mediator

bersifat menyeluruh dan tidak parsial, sehingga memudahkan bagi dirinya untuk

menyusun strategi dan memosisikan persoalan tersebut dalam penyelsaian

konfkil melalui jalur mediasi. Persoalan pokok yang disengketakan dan pola-pola

penyelesaian melalui mediasi perlu disampaikan kepad kedua belah pihak,

sehingga mereka bisa mempertimbangkan menggunakan jalur tersebut untuk

menyelesaikan sengketa. Mediator harus menginformasikan sejelas mungkin

tentang mediasi, manfaat mediasi, menjelaskan situasi yang dialami para pihak

bila menggunakan mediasi oleh beberapa pihak lain.69

Dalam tahap pra mediasi ini, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh

mediator adalah memformulasikan sejumlah pertanyaan yang cesra tidak

langsung mengajak para pihak untuk memikirkan masa depan mereka, dan tidak

larut memikirkan faktor-faktor yang menyebabkan mereka terseret dalam konflik

dan persengketaan. Mediator harus mamapu mengarahkan mereka untuk

mengambil sikap, untuk sama-sama menuju masa depan yang baik dan damai.70

Dalam tahap pramediasi ini, mediator jugs patut menghubungi para tokoh

yang mempunyai kedudukan strategis dan memiliki strategis yang dan memilki

69 Ibid.3970 Ibid

Page 72: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

63

strata sosial dalam masyarakat, dimana dia dihormati dan disegani sehingga

mediasi yang akan dilakukan diketahui oleh tokoh tersebut. Bila konflik atau

persengketaan yang tejadi didalam suatu organisasi, maka yang patut dihubungi

adalah tokoh organisasi. Bila salah satu pihak yang dihubugi adalah pimpinan

tokoh top dalam organisasi, maka maka dari pihak lain juga harus dihubungi

pihak yang stara dengan pihak yang pertama.

Mediator dalam pramediasi juga harus mempetimbangkan dan waspada

terhadap perbedaan buadaya, karena perbedaan budaya sangat sensitif dan dapat

berdampak negatif terhadap proses mediasi, bila tidak diperhatikan dengan benar

sebagai pertimbangan dalam suatu proses mediasi, bila tidak diperhatikan dengan

bnar dalam suatu proses mediasi

Page 73: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

64

BAB IV

PERAN PENGADILAN DALAM MEWUJUDKAN MEDIASI

A. Upaya Para Hakim Dalam Mediasi

Dalam pasal 130 HIR, yang mana pengadilan dengan perantara Ketua sidang

berusaha mendamaikan kedua belah pihak. Oleh karena itu hakim diharapkan dapat

mendamaikan kedua belah pihak Adapun upaya damai yang dilakukan hakim agama

sebagaimana yang diutarakan oleh ibu TAMAH,SH71 selaku ketua koordinator

mediasi di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, yaitu :

1. Menasehati dan memberikan saran-saran kepada kedua belah pihak

Disini majelis diharapkan dapat mendamaikan kedua belah pihak dalam

upaya damai Diharapkan pula agar hakim dapat mengetahui duduk perkara guna

meniaksimalkan upaya damai yang dilakukan hakim,dan dalam penggunaan tata

bahasapun hakim diharapkan mempergunakan kata-kata yang menyentuh agar

dapat membuat kedua belah pihak mengurungkan niat meneruskan perceraian

tersebut dan kembali membina rumah tangga dengan baik dan damai disini peran

aktif hakim sangat diharpkan guna upaya mencegah terjadinya perceraian namun

walau begitu hakim hanya sebatas memberikan saran-saran dan dilarang untuk

memaksakan kehendaknya

71 Wawancara Pribadi dengan TAMAH, SH. Jakarta 25 februari 2011.

62

Page 74: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

65

2. Menghadirkan Hakam

Hakam (juru damai) digunakan guna memberdayakan asas perdamaian

yang dianut pengadilan. Adapun unsur-unsur yang dapat mendorong keefektifan

hakam. adalah ada kemauan dari para pihak untuk menyelesaikan sengketa secara

baik-baik, sikap dari para pihak yang tidak menginginkan posisi menang atau

kalah, adanya kesadaran para pihak untuk mengikutsertakan pihak ketiga

(hakam). Adapun pihak-pihak yang menjadi hakam (juru damai) biasanya adalah

dari kalangan keluarga maupun kedua belah pihak karena biasanya mereka lebih

mengetahui duduk perkara secara lebih gamblang mengingat kedekatan secara

fisik maupun psikologi. Oleh karena itu peran merekapun sangat diharapkan guna

menciptakan perdamaian antara kedua belah pihak hal ini sebagaimana firman

Allah :

إنوفتمقاقخاشهمنيثوابعافابكمحنمهلاأهكمحونامهلأهاإنريدايلاحفقإصويالله.خبرياعليماكاناللهإنبينهما

Artinya : Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Makakirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluargaperempuan. jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan,niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri ilu. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Maha Mengetahui. (an-Nisa : 35)

3. Melalui mediasi

Mediasi yang dilakukan oleh pengadilan berpedoman kepada

a. Sural Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No I tahun 2008 :

Page 75: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

66

1). Bahwa upaya perdamaian hendaklah dilakukan dengan sungguh-sungguh

dan optimal, tidak sekedar formalitas.

2) Melibatkan hakim yang ditunjuk dan dapat bertindak sebagai fasilitator dan

atau mediator, tetapi bukan hakim majelis.

3) Apabila upaya damai ini membutuhkan waktu lama, maka pemeriksaan

perkara dapat melampaui waktu maksimal yaitu ditambah 14 hari

sebagaimana diatur dalam PERMA No. 1 tahun 2008.

4) Persetujuan perdamaian dibuat dalam bentuk Akta Perdamaian (Dading)

dan para pihak dihukum untuk mentaati apa yang disepalati.

5) Apablia tidak berhasil, hakim yang bersangkutan harus melaporkan kepada

ketua Pengadilan / Ketua Majelis dan pemerikasaan perkara dilanjutkan

6) Fasilitator / mediator harus nertal dan imparsial, tidak boleh terpengaruh

secara internal maupun ekternal, tidak berperan sebagai hakim yang

menentukan salah satu benar, bukan sebagai penasehat.

7) Keberhasilan penyelesaian perkara melalui perdamaian dapat dijadikan

bahan penilaian (reward) bagi hakim yang menjadi fasilitator / mediator.

b. Peraturan Mahkamah Agung Rl Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur

Mediasi guna menyempurnakan Surat Edaran Mahkamah Agung Rl Nomor 1

Tahun 2002 tentang Mediasi yang dirasa kurang sempurna. Dengan adanya

PERMA Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi, menjadikan mediasi

sebagai bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari proses beracara di

Pengadilan dan diharapkan dapat menjadi instrumen efektif mengatasi

Page 76: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

67

penumpukan perkara di Pengadilan. Lembaga damai (mediasi) ini dibentuk di

luar Pengadilan (persidangan) yang difasilitasi oleh hakim sebagai mediator

dan hakim ini ditunjuk majelis hakim. Jadi antara hakim majelis dan hakim

sebagai mediator adalah berbeda. Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan

meskipun tugas mendamaikan itu kewajiban seorang hakim pengadilan,

namun tidak menutup kemungkinan dalam proses pemeriksaannya terdapat

banyak pihak yang membantu terciptanya perdamaian.

Adapun cara pelaksanaan mengenai proses pelaksanaan mediasi adalah

sebagai berikut :

1). Sambutan mediator, berisi :

a) Meyakinkan para pihak yang masih ragu tentang manfaat mediasi

b) Menerangkan peran mediator dan para pihak

c) Menerangkan tata tertib mediasi.

d) Menegaskan bahwa para pihak tersebut mempunyai kewenangan untuk

mengambil keputusan.

e) Menegaskan bahwa mediator tidak berpihak kepada salah satu peserta

mediasi

f) Mengajak para pihak untuk taat pada tata tertib mediasi dalam sambutan,

seorang mediator harus menghindari sikap-sikap yang menunjukkan

keberpihakan, menghina atau menyatakan ketidakseiujuan terhadap salah

satu piliak.

Page 77: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

68

2). Presentasi para pihak

Para pihak mempresentasikan concern mereka terhadap mediasi.

Presentasi ini biasanya dimulai oleh penggugat, akan tetapi ini bukan harga

mati dalam kondisi tertentu dapat dibalik dalam presentasi ini biasanya para

pihak langsung mengemukakan konsep mereka tentang perdamaian

3) Identifikasi masalah

Dalam mengidentifikasikan masalah. perlu diingat untuk masalah yang

telah disepakati sebaiknya tidak perlu didiskusikan lagi untuk masaiah-

masalah yang belum disepakati, masalah tersebut didefinisikan dan diurutkan

sehingga tersusun suatu daftar persoalan yang masih diperselisihkan untuk

menjadi agenda perundingan selanjutnya.

4) Negosiasi

Dalam negosiasi ini ada dua model yang dapat diterpkan. Pertama,

para pihak bicara langsung satu sama lain. Disini mediator hanya berperan

untuk menjaga urutan bicara, mencatat kesepahaman dan sesekali

mengintervensi dan membantu proses komunikasi.

Kedua, mediator mengatur suluruh arah pembicaraan, mengatur

pertanyaan kepada para pihak dan terkadang memberi tawaran solusi.

5) Pertemuan terpisah

Pertemuan terpisah ini biasanya diadakan untuk menggali hal-hal yang

belum diungkapkan terhadap point-point yang belum disepakati atau menemui

jalan buntu sehingga apa yang menjadi alasan dan kekhawatiran masing-

Page 78: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

69

masing dapat digali untuk dicarikan jalan keluarnya sampai tercapai suatu

kesepakatan.

6) Membuat kesepakatan

Setelah mengadakan pertemuan terpisah, kedua belah pihak

dikumpulkan kembali untuk mengadakan negosiasi akhir dan menyelesaikan

kesepakatan tersebut dituangkan dalam akta yang ditandatangani pihak-pihak

vang berperkara.

7) Penutup

Dalam sesi ini biasanya mediator memberikan komentar kepada para

pihak atas apa yang telah mereka capai, meyakinkan mereka bahwa hasil

tersebut merupakan keputusan terbaik mereka dan menyarankan untuk

melaksanakan kesepakatan dengan baik.

Setelah itu ditandatangani, mediator melapor kepada majelis hakim

dan maje'is hakim menetapkan persidangan untuk membacakan putusan yang

menghukum para pihak untuk menaati kesepakatan tersebut.

Adapun peranan hakim disini menjadi penting jika kita memaknainya

sebagai seorang mediator yang mana tentunya hakim berada di tengah-tengah

pihak yang bermasalah ia tidak memihak dan tidak mewakili satu di antara

mereka. Terkadang pihak yang bermasalah sudah sulit didamaikan hal ini

diperparah lagi dengan tipikal masyarakat kita sebagai "masyarakat pencari

kemenangan bukan keadilan". Oleh karena itu hakim selaku mediator

memiliki peran yang sangat penting dengan kemampuan profesionalnya

Page 79: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

70

ditunjang lagi kewibawaannya yang timbul dari sifat arif dan bijaksana selaku

seorang hakim diharapkan akan akan membawa para pihak pada suatu alam

penyadaran baliau masalah sebuah perlarungan untuk dimenangkan akan

tetapi untuk diselesaikan

4. Penundaan sidang

Penundaan persidangan dilakukan guna memberikan waktu kepada para

pihak yang berperkara agar dapat memikirkan kembali mengenai gugatan yang

mereka ajukan Meskipun penundaan sidang ini bertentangan dengan asas

Pengadilan Agama yaitu asas cepat dan biaya ringan, namun hal seperti ini

dilakukan hakim dalan upaya menciptakan perdamaian sebagaimana pasal 130

HIR.

B. Hambatan-Hambatan Para Hakim Dalam UsAha Mendama1kan

Peradilan Agama merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman

bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Isiam mengenai perkara tenentu

sebagaimana di maksud dalam undang-undang.72 Pengadilan agama, melalui hakim

bertugas menyelesaikan perkara-perkara yang menjadi kewenangannya namun

diharapkan pengadilan tidak melupakan perannya dalam upaya perdamaian

sebagaimana tersebut dalam pasal 130 HIR.

72 Lihat UU No. 2 Tahun 2006 tentang perubahan atas UU No.7 Tahun 1989 tentangperadilan Agama.

Page 80: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

71

Meskipun hakim telah berupaya maksimal dalam upaya perdamaian seperti

dengan menasehati dan memberikan saran-saran kepada para pihak, mempergunakan

metode hakam, mempergunakan metode mediasi, dan juga dengan penundaan sidang

namun seringkali upaya tersebut tidak berhasil.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah penulis lakukan, penulis

mendapatkan factor dasar yang menghambat terjadinya perdamaian yaitu adanya

keinginan kuat dari para pihak untuk mengakhiri pernikahan dan menguasai harta

benda yang mereka hasilkan bersama

. Pendapat ini sebagaimana yang kemukakan oieh Tamah. SH73 (Ketua

coordinator mediasi Pengadilan Agama Jakarta Selatan). Dan faktor lain yang tidak

kalah pentingnya adalah:

1. Durasi waktu mediasi, yakni 40 hari yang bisa ditambah 12 hari.

Kurang adanya inisiatif dari PA jaksel untuk memaksimalkan waktu dari proses

mediasi . karena dengan pemaksimalan waktu maka akan semakin numpuk

jumlah perkara yang tersisa dan akan memakan biaya yang lebih banyak.

2. Biaya

Dalam pasal 10 ayat 1 perma no 1 tahun 2008 tentang prosedur mediasi

dipengadilan mengenai honorarium mediator disebutkan bahwa penggunaan jasa

mediator hakim tidak dipungut biaya justru biasa menjadi kendala dan panyebab

pedulinya hakim mediator, sehingga ia kurnag memaksimalkan upaya

perdamaian.

73 Wawancara pribadi dengan TAMAH, SH, Jakarta 25 februari 2011.

Page 81: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

72

3. Kurang keseragaman format mediasi.

Tidak adanya keseragaman format acara kadang terjadi tidak berimbang antara

perkara yang satu dengan yang lainnya. Bahkan kadang para pihak yang

berperkara tidak dipanggil/diundang untuk acara mediasi.

4. Hakim yang bersertifikat mediator

Kurangnya jumlah hakim mediator yang bersertifikat sedikit banyak

mempengaruhi hasil dari keberhasilan mediasi, karena bila seseorang hakim telah

memilki srtifikat tersebut, maka ia dianggap layak serta menguasai trik dan

strategi dalam proses perdamaian.

5. Pesimistis hakim

Hakim terkadang lebih dulu pesimis ketika mendapatkan map kuning alias tugas

mendamaikan masalah perceraaian ketimbang masalah yang lainya.

6. Jumlah hakim terbatas

Jumlah hakim yang terbatas dengan perkara yang sangat banyak.

Page 82: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

73

TINGKAT KEBERHASILAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN

DALAM UPAYA PERDAMAIAN

Lihat tabel di bawah ini:

No. BulanJumlah Perkara

YangDiterima

Jumlah Perkara YangDicabut (Damai)

1 Januari 266 20

2 Februari 274 23

3 Maret 255 24

4 April 293 22

5 Mei 235 ' 26

6 Juni 224 24

7 Juli 234 21

8 Agustus 177 22

9 Septembe 171 7

10 Oktober 225 18

11 November 250 22

12 Desember 229 17

JUMLAH 2806 246

Page 83: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis mengkaji dan membahas sekripsi ini maka dari hasil

penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa:

5. Pengadilan agama Jakarta Selatan secara prinsip telah melaksanakan mediasi

sesuai dengan PERMA No 1 Tahun 2008 tentang prosedur mediasi di pengadilan,

menjadikan perma tersebut sebagai acuan dalam mengaplikasikan mediasi.

6. Tingkat keefektifan mediasi dipengadilan Agama Jakarta Selatanl masih kurang

maksimal, mengingat prosentase keberhasilan pada tahun 2010 yang tidak

mencapai 5% dalam perkara perceraian sedang dalam hal kebendaan sangat

signifikan.

7. Faktor-faktor yang menghamabat keberhasilan mediasi dipengadilan agama jaksel

diantaranya adalah kurang pemaksimalan waktu, bi aya, tidak adanya

keseragaman dalam acara mediasi serta kurangnya hakim mediator yang

bersertifikat yang bisa berakibat pada mutu dan proses perdamaian itu sendiri.

Juga honorarium bagi mediator non hakim yg tidak sesuai dengan kerjaanya serta

terbatasnya hakim mediator dengan perkara yang banyak.

72

Page 84: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

75

B. Saran

Setelah melihat kenyataan yang sudah diuraikan diatas maka saran penulis

dapat disampaikan sebagai berikut.

1. Agar ada satu lembaga diluar pengadilan yang mengurusi tentang mediasi yang

tidak bisa dicampuri oleh pihak pengadilan manapun

2. Kepada Pengadulan Agama Jakarta Selatan dalam menerima dan memeriksa,

memutuskan perkara, harus tetap mempertimbangkan peraturan perundang-

undanganyang berlaku baik secara materil maupun formildengan sosialisai dan

pelatihan-pelatihan terhadap hakim.

3. Dengan banyaknya jumlah perkara yang masuk ke Pengadilan Agama Jakarta

Selatan maka agar jumlah hakim bisa ditambahkan terutama hakim mediator.

4. Untuk akademisi hokum dan penegak hokum agar terus mensosialisasikan

pentingnya mediasi dalam sebuah perselisihan.

Page 85: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

76

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran Al-Karim dan Terjemahanya, : Departemen Agama RI,A 1998

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta : kademika Resindo, 1993) .

Abdurrahman , Himpuna peraturan perundang-undangan No. 1 Tahun 1974 tentangPerkawinan, ( Jakarta Akademika Presindo), 1986, cet-1

Abdurrahman Ghazali, Fiqh Munakahat(Jakarta : Prenada Media, 2003) edisi ke-2h.36

Amir, Nurdin dan Azhari Akamal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia,Jakarta Prenada Media, 2004, cet. Ke-2

Ali Bin Muhammad al-zarzani, at-ta’rifat, (Jeddah, Al-Haramain,)

Arifin, Jaenal. Peradilan Agama dalam Bingkai Reformasi Hukum di Indonesia,Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008.

Arto, Mukri, Praktek Perkara Perdata Pada Perdilan Agama, Yogyakarta : PustakaPelajar,1996, cet. Ke-1.

Bisri, Cik Hasan (et.al). kompilasi hukum islam dan peradilan agama dalamsistemhukum nasional, Jakarta logos wacana Ilmu, 1999.

Basik djalil, Peradilan Agama diindonesia, ( Jakarta : Kencana Prenada MediaGroup, 2006)

Departemen Agama RI, Pedoman Konseling Keluarga Sakinah (Jakarta :DepartemenAgama RI,2004), h.135.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka. 1988)

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT, Remaja Rosda Karya,2004), h 3.

M. Amin Suma, Hukum kelurga Islam didunia ( Jakarta, PT . Grafindo persada.2004) cet-1.,

Page 86: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

77

Mahmud Yunus, Perkawinan Dalam Islam, (Jakarta pt. Hidayakarya, )

Manna, Abdul, Penerapan Hukum Acara Perdata Di Llingkungan PeradilanAgama,Jakarta: Pencana, 2006, cet.ke-4.

M.Harahap, hukum perkawinan berdasarkan Undang-Undang No.1 Tahun 1974peraturan pemerintah NO.9 Tahun 1975, (Medan CV .Zahir trading co,cet-1

M.Yahay.Harahap. Kedudukan kwarganegaraan dan acara pengadilan Agama.:(Jakarta Pustaka Kartini 1999.

Muhammad nashirudin Al-Albni, Ringkasan Shahih muslim, (Jakarta:pustakaAzzam),h.558.

Roihan A Rasyid, hukum acara peradialn agama (Jakarta: rajawali press. 2002),h.97-98.

Rofiq, ahmad, hukum islam di Indonesia. Jakarta : raja grafindo persada, 1998,cet.Ke-3.

Satria Effendi M. Zein, Prolematika Hukum Islam Kontemporer(analisis dengan pendekatan ushuliah), (jakarta, prenada)

Sunnah Abu Daud, Abu Daud Sulaeman Sajastani :Tahqiq, Ahmah Saad MusthafaAl-Babi Al-Halabi juz 1, 1952,

Syahrizal Abbas, Mediasi dalam perspektif hokum syariah, hokum Adat dan hokumNasional. ( Jakarta: Kencana Prenada Media group. 2009)

WWW. BADILAG. NET

www.pajaksel.com

Page 87: EFEKTIFITAS DAN PERANAN PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5741/...yang kuat dan selamanya, bukan hanya dalam waktu tertentu saja, oleh karena itu 2 Satria

78

LAMPIRAN-LAMPIRAN.

1. Lembar pengesahan2. Surat permohonan data / Wawancara dengan Hakim mediasi PA JAK-SEL.3. Ermohonan menjadi pembimbing Sekripsi4. Keteranagn melakukan wawancara dengan Hakim mediasi5. Laporan tahunan tenyang perkara yang diterima.6. Hasil wawancara.7. Akta perdamaian