edit luka tusuk fix.docx

21
LUKA IRIS DAN LUKA TUSUK I. PENDAHULUAN Setiap bentuk kekerasan yang dapat menyebabkan luka pada seseorang dari aspek medikolegal disebut cedera. Sementara itu luka adalah kerusakan atau kehilangan kontinuitas jaringan tubuh akibat cedera. Menurut tipe cedera penyebabnya luka dikelompokkan menjadi luka mekanik (benda tajam, tumpul, dan senjata api), luka fisik (luka bakar, frosbite, luka listrik, luka akibat petir, sinar x, bahan radioaktif, dan lain- lain), dan luka kimiawi (asam, basa, logam berat korosif 1,2 . Luka akibat gaya mekanistik benda berpermukaan tumpul berbentuk luka memar, luka lecet, dan luka robek. Sedangkan luka iris, luka tusuk, dan luka bacok merupakan kelompok luka akibat benda tajam. Tulisan ini akan membahas perlukaan akibat benda tajam khususnya luka iris dan luka tusuk. Perlukaan benda tajam ditandai oleh bentuk yang beraturan, tepi luka rata, tidak ada jembatan jaringan (tissue bridging), dan dasar luka berbentuk titik atau garis 2,3,4,5 . Studi oleh sebuah pusat trauma selama 11 tahun (1994-2005) melaporkan mortalitas akibat kekerasan benda tajam (terutama luka tusuk) mencapai 11%, 1

Upload: icha-marissa-sofyan

Post on 02-Jan-2016

171 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Edit Luka Tusuk Fix.docx

LUKA IRIS DAN LUKA TUSUK

I. PENDAHULUAN

Setiap bentuk kekerasan yang dapat menyebabkan luka pada seseorang

dari aspek medikolegal disebut cedera. Sementara itu luka adalah kerusakan atau

kehilangan kontinuitas jaringan tubuh akibat cedera. Menurut tipe cedera

penyebabnya luka dikelompokkan menjadi luka mekanik (benda tajam, tumpul,

dan senjata api), luka fisik (luka bakar, frosbite, luka listrik, luka akibat petir,

sinar x, bahan radioaktif, dan lain-lain), dan luka kimiawi (asam, basa, logam

berat korosif1,2.

Luka akibat gaya mekanistik benda berpermukaan tumpul berbentuk

luka memar, luka lecet, dan luka robek. Sedangkan luka iris, luka tusuk, dan luka

bacok merupakan kelompok luka akibat benda tajam. Tulisan ini akan membahas

perlukaan akibat benda tajam khususnya luka iris dan luka tusuk. Perlukaan benda

tajam ditandai oleh bentuk yang beraturan, tepi luka rata, tidak ada jembatan

jaringan (tissue bridging), dan dasar luka berbentuk titik atau garis2,3,4,5.

Studi oleh sebuah pusat trauma selama 11 tahun (1994-2005) melaporkan

mortalitas akibat kekerasan benda tajam (terutama luka tusuk) mencapai 11%,

dibanding luka tembak (56%), terjatuh (11%), dan kecelakaan lalu lintas (9%).

Studi Center for Disease Control terhadap 16 negara bagian (di Amerika Serikat)

menunjukkan bahwa sekitar 1,7% kasus bunuh diri menggunakan benda tajam

(selainnya menggunakan senjata api 51,3%, gantung diri/strangulasi/sufokasi

22,1%, dan menenggak racun 18,4%). Pada kasus pembunuhan, 12,1%

merupakan akibat kekerasan benda tajam, 65,8% akibat kekerasan senjata api, dan

4,6% akibat kekerasan benda tumpul3.

Adanya luka memastikan tindak kekerasan telah terjadi. Sebaliknya

kekerasan tidak selalu harus menimbulkan bekas atau luka. Kenyataan tersebut

disebabkan oleh berbagai faktor antara lain bila luas permukaan tubuh yang

bersentuhan dengan benda cukup besar maka tekanan yang dihasilkan berpotensi

lebih kecil menimbulkan luka, demikian pula sebaliknya. Seiring berjalannya

1

Page 2: Edit Luka Tusuk Fix.docx

waktu maka suatu luka akan mengalami penyembuhan dan tidak ditemukan saat

pemeriksaan1.

Dalam menghadapi kasus perlukaan, dokter akan bertindak selaku klinisi

yang bertugas memberikan pertolongan medis sekaligus sebagai petugas forensik

yang sewaktu-waktu dapat dimintai keterangannya baik secara tertulis maupun

lisan. Dari segi medikolegal, orientasi pemeriksaan perlukaan adalah membantu

rekonstruksi peristiwa dan menentukan derajat keparahan luka. Pemeriksaan yang

kadang dianggap tidak perlu untuk tujuan terapi misalnya lokasi luka, tepi luka

dan sebagainya sebaliknya penting secara medikolegal. Derajat keparahan luka

sendiri memiliki konsekuensi pidana yang berbeda bagi pelakunya1,6.

II. LUKA IRIS

II.1. Definisi

Luka iris adalah luka superfisial akibat permukaan benda tajam yang

ditekankan ringan sambil digeser secara tangensial pada permukaan kulit. Luka

iris dapat disebabkan oleh pisau dapur, pisau cukur, pemotong kardus atau benda

bertepi tajam lain misalnya beling dan kaleng. Bahkan pinggiran kertas atau

rumput yang tajam dapat menimbulkan luka iris3,7,8,9.

Gambar 1. Tekanan ringan benda tajam (pisau) sambil digeser pada permukaan

kulit menghasilkan luka iris (dikutip dari kepustakaan no. 7)

2

Page 3: Edit Luka Tusuk Fix.docx

II.2. Karakteristik Luka Iris

Karakteristik utama luka iris dibanding luka akibat benda tajam lainnya

adalah dalamnya tidak melebihi panjangnya dengan kedua ujung yang lancip

sebab terjadi akibat tekanan ringan benda tajam sewaktu digeserkan pada

permukaan kulit, seperti pada gambar di bawah ini. Sudut luka yang lancip dapat

berulang pada tempat yang berdekatan akibat pergeseran senjata sewaktu ditarik

atau akibat gerakan korban. Gerakan korban juga mengakibatkan bentuk luka

menjadi garis yang tidak lurus4,7,8.

Gambar 2. Luka iris pada wajah, tampak panjang luka melebihi kedalamannya

(dikutip dari kepustakaan no. 3)

Panjang dan dalam luka iris sama sekali tidak menginformasikan ukuran

benda tajam penyebab. Luka iris berukuran 3 cm bisa saja diakibatkan oleh pisau

dapur berukuran 6 cm, pisau cukur berukuran 2 cm, atau bahkan sepotong

pecahan kaca7,8.

Ujung luka iris seringkali superfisial, kemudian agak dalam di tengah,

dan kembali superfisial pada ujung lainnya. Arah irisan tidak selalu mudah

ditentukan, tetapi biasanya luka yang lebih dalam menunjukkan dari arah itu luka

ditekankan pertama kali. Benda tajam yang mengenai kulit secara oblik akan

membentuk bevel luka. Jika sudutnya jauh lebih ekstrim maka luka akan memiliki

flap. Bila irisan benda tajam mengenai permukaan kulit yang tidak rata maka

3

Page 4: Edit Luka Tusuk Fix.docx

dengan sekali geser akan terbentuk banyak luka dengan tepi terputus-putus

disebut wrinkle wound7,9.

Gambar 3. Wrinkle wound, pisau tergeser pada permukaan kulit yang tidak rata

(dikutip dari kepustakaan no. 7)

Luka iris menyerupai laserasi (luka robek), sehingga kerap sulit

dibedakan. Luka robek yang merupakan luka akibat kekerasan benda tumpul

umumnya bertepi tidak rata dan memiliki jembatan jaringan disertai abrasi atau

kontusio di sekitarnya. Sebaliknya, luka iris tepinya teratur, sekelilingnya bersih

dan tidak memiliki jembatan jaringan. Akan tetapi luka iris oleh permukaan yang

tidak terlalu tajam dan ireguler kadang menghasilkan luka yang juga disertai

abrasi dan kontusio, walaupun memang tidak ditemukan jembatan jaringan7,9.

Gambar 4. Bandingkan luka iris (A) dan luka robek (B). Adanya jembatan

jaringan (tanda panah) membantu membedakan keduanya (dikutip dari

kepustakaan no. 3 dan 7)

Luka iris umumnya terjadi pada bagian tubuh yang mudah terpapar

misalnya kepala, leher, dan lengan. Pada kasus bunuh diri atau percobaan bunuh

diri, luka iris umumnya ditemukan pada area fatal dan mudah dijangkau misalnya

4

Page 5: Edit Luka Tusuk Fix.docx

permukaan radial pergelangan tangan kontralateral. Sedangkan pada kasus

pembunuhan umumnya di daerah leher2,7.

Luka iris pada leher umumnya merupakan akibat upaya pembunuhan.

Sangat jarang akibat kecelakaan atau bunuh diri. Ada dua gambaran luka iris pada

kasus pembunuhan, bergantung dari arah mana pelaku melukai. Umumnya, leher

korban diiris dari arah belakang, kepala dipegang, leher dipaparkan, lalu pisau

diiriskan melintang hingga mencapai tenggorokan. Luka iris bisa mencapai tepi

bawah telinga hingga ke sisi sebelah7.

Gambar 5. Luka iris leher pada sebuah kasus pembunuhan dari arah belakang. A.

Irisan bermula dari tepi bawah telinga menuju ke bawah hingga mencapai midline

leher, lalu kembali ke sisi leher sebelah. B. Tepi terminal luka terletak lebih

rendah dibanding tepi awal (dikutip dari kepustakaan no. 7)

Luka iris pada kasus pembunuhan dari arah depan umumnya pendek dan

membentuk sudut tertentu. Bila pelaku menggunakan tangan kanan maka luka iris

5

Page 6: Edit Luka Tusuk Fix.docx

umumnya di sisi kiri leher korban, bila luka juga terjadi pada sisi kanan maka

biasanya jumlahnya lebih sedikit. Luka melintang cenderung teletak medial dan

mengalami sedikit perluasan ke kiri atau ke kanan 7.

Gambar 6. Luka iris leher pada sebuah kasus pembunuhan dari arah depan

(dikutip dari kepustakaan no. 7)

Usia luka potong bisa diperkirakan sebagai berikut: masih segar (terdapat

hematom), 2 jam (pinggiran luka merah, bengkak serta ada perlengketan darah

dan cairan limfe), 24 jam (lapisan epidermis kulit menutupi permukaan luka, di

atasnya terdapat krusta yang merupakan bekuan darah), 36 jam (mulai terbentuk

jaringan kapiler), 48-72 jam (sel epidermis makin tumbuh ke dalam luka yang

nantinya akan membentuk jaringan penyambung), 3-5 hari bersamaan dengna

pembuluh darah baru juga terbentuk jaringan fibrin, pembuluh darah yang

terbentuk menunjukkan penebalan dan obliterasi), 1-2 minggu (jaringan parut

mulai terbantuk)2.

II.3. Luka Iris Khusus

6

Page 7: Edit Luka Tusuk Fix.docx

Hesitation wound (luka percobaan) merupakan luka iris yang mengawali

perlukaan yang lebih fatal pada upaya bunuh diri, biasanya akibat rangsangan

nyeri, timbul keraguan selama upaya tersebut, atau sehubungan dengan kondisi

kejiwaan korban. Pada pemeriksaan yang lebih teliti luka percobaan sering

ditemukan lebih dangkal dan berjalan sejajar dengan luka utama, berulang, sangat

superfisial bahkan menyerupai ketebalan selembar kertas1,4,7.

Gambar 7. Tampak luka percobaan di sekeliling luka iris utama pada upaya bunuh

diri (dikutip dari kepustakaan no. 7)

Defense wound (luka tangkis) adalah luka iris akibat upaya perlawanan

korban terhadap pelaku bersenjata tajam. Tangkisan dilakukan korban untuk

melindungi area vitalnya. Luka tangkis umumnya berlokasi di telapak tangan

akibat upaya menggenggam senjata penyerang, atau di lengan atas dan sisi ulnar

lengan bawah akibat menangkis serangan pelaku. Pada kasus tertentu luka tangkis

dapat ditemukan di kaki atau tungkai akibat upaya korban menendang saat

diserang7,9.

7

Page 8: Edit Luka Tusuk Fix.docx

Gambar 8. Luka tangkis pada telapak tangan akibat upaya menggenggam senjata

tajam (dikutip dari kepustakaan no. 7)

III. LUKA TUSUK

III.1. Definisi

Luka tusuk adalah luka akibat benda berujung runcing atau tajam yang

ditusukkan dengan arah tegak lurus atau hampir tegak lurus permukaan kulit.

Luka tusuk ditimbulkan umumnya oleh pisau dapur. Benda lain dengan ujung

runcing atau tajam misalnya garpu, gunting, obeng, anak panah, pecahan kaca,

pensil, pulpen, dan sebagainya juga dapat menyebabkan luka tusuk3,7.

8

Page 9: Edit Luka Tusuk Fix.docx

Gambar 9. Luka tusuk dengan pisau bermata satu (dikutip dari kepustakaan no. 7)

III.2. Karakteristik Luka Tusuk

Bentuk dan ukuran luka tusuk bergantung pada model benda tajam

penusuknya, arah penusukan, gerakan pisau selama penusukan, gerakan individu,

serta tegangan dan regangan kulit yang ditusuk7,9.

Ciri utama luka tusuk dibanding luka akibat benda tajam lainnya adalah

kedalamannya melebihi panjangnya. Besarnya gaya yang dibutuhkan untuk

melukai jaringan bergantung pada ketajaman ujung benda. Semakin runcing dan

tajam ujung benda maka perforasi jaringan semakin mudah terjadi. Sekali kulit

mengalami berhasil tertusuk maka bilah pisau akan lebih mudah terdorong lebih

dalam sepanjang tidak terhalang oleh struktur keras. Sehingga tidak berarti bahwa

pisau yang tertancap seluruhnya membutuhkan gaya yang lebih besar. Secara

klinis, kedalaman tusukan akan membedakan keparahan luka khususnya potensi

kerusakan struktur internal tubuh misalnya jantung, hati, atau pembuluh darah

besar 7,9.

9

Page 10: Edit Luka Tusuk Fix.docx

Gambar 5. Mengukur panjang luka tusuk A. sebelum dirapatkan. B. setelah

dirapatkan (dikutip dari no. 10)

Panjang luka tusuk bisa saja lebih pendek, lebih panjang atau sama

dengan lebar pisau. Bila pisau yang menembus kulit ditarik pada arah sisi

tajamnya maka pisau akan mengiris jaringan yang dilewatinya, sehingga luka

akan meluas. Sebaliknya, elastisitas kulit akan mengubah dimensi luka beberapa

milimeter lebih pendek dibanding lebar pisau penyebabnya7.

Gambar 10. Luka tusuk multipel menggunakan gunting (dikutip dari kepustakaan

no. 7)

Ketajaman benda penusuk akan membedakan kerapian dan regularitas

tepi luka dan ada atau tidaknya memar dan abrasi di sekitarnya. Luka tusuk yang

sejajar dengan garis Langer menghasilkan celah yang sempit, sebaliknya luka

tampak menganga bila melintang garis tersebut7.

10

Page 11: Edit Luka Tusuk Fix.docx

Pisau bermata dua akan menghasilkan dua tepi luka yang runcing.

Sebaliknya pisau bermata satu akan menghasilkan sebuah tepi luka yang runcing

dan sebuah tepi luka tumpul. Akan tetapi banyak luka bertepi runcing bilateral

ternyata disebabkan oleh pisau bermata satu, penjelasannya adalah dua tepi

runcing dibentuk ketika sisi tajam pisau menembus kulit sementara sisi tumpulnya

tidak berkontak dengan kulit, atau salah satu sisi runcing terbentuk saat pisau

ditarik keluar, sisi tajamnya menyenggol bagian tersebut1,2,7.

Gambar 11. Luka tusuk oleh pisau bermata satu (kanan) dan pisau bermata dua

(kiri) (dikutip dari kepustakaan no. 7)

Bentuk luka yang ireguler kemungkinan disebabkan oleh gerakan korban

ketika ditusuk, atau perubahan arah masuk dan keluar pisau itu sendiri ketika

ditarik. Bentuk khas juga ditemukan pada penusukan dengan benda selain pisau.

Penusukan menggunakan garpu akan menampilkan sejumlah luka tusuk dalam

kluster bergantung pada jumplah gigi garpu. Penusukan dengan pensil, pulpen,

tongkat bola sodok yang telah dipatahkan, biasanya dilakukan di leher. Penusukan

dengan gunting pada posisi tertutup akan menimbulkan luka linear dengan abrasi

di sekelilingnya. Penusukan dengan obeng juga memilki ciri khusus yaitu bentuk

sirkuler dengan tepi abrasi7.

11

Page 12: Edit Luka Tusuk Fix.docx

Gambar 12. Luka akibat tusukan garpu (dikutip dari kepustakaan no. 7)

III.3. Cara Kematian Pada Luka Tusuk

Umumnya kematian pada luka tusuk terjadi karena pembunuhan. Pada

pembunuhan ditemukan luka multipel yang tersebar pada lokasi berdekatan. Luka

yang tidak berpenetrasi dalam umumnya tidak berbahaya. sebaliknya luka yang

mengenai dada dan perut seringkali mengancam jiwa. Kematian umumnya terjadi

akibat kegagalan sirkulasi7,8.

Bunuh diri dengan luka tusuk relatif jarang. Ketika individu memutuskan

bunuh diri maka pakaian yang dikenakan akan disibakkan untuk memaparkan

lokasi yang akan mereka tusuk. Luka tusuk pada bunuh diri ukuran dan

kedalamannya bervariasi dan biasanya terletak di dada tengah atau agak ke kiri.

Terkadang ditemukan luka percobaan. Pada beberapa kasus seringkali ditemukan

pisaunya masih tetancap pada tubuh korban7,10.

IV. MEKANISME KEMATIAN

12

Page 13: Edit Luka Tusuk Fix.docx

Secara umum luka iris tidak terlalu berbahaya dibanding luka tusuk,

kecuali mengenai arteri-arteri utama di tungkai atau leher, maka dapat

menyebabkan kematian segera8.

Gambar 0. Luka tusuk yang mengenai jantung (dikutip dari kepustakaan no. 10)

Luka iris dan luka tusuk merupakan cedera berkecepatan rendah, dan

konsekuensinya terbatas pada jalur luka. Jalur luka harus di eksplorasi untuk

menentukan penyebab kematian berdasarkan lokasi luka dan perdarahan yang

terjadi. Mekanisme kematian akibat kedua luka tersebut meliputi syok akibat

perdarahan masif, embolisme udara (biasanya pada luka yang melibatkan struktur

leher, trakea, atau arteri vertebralis), tamponade jantung, hemothoraks,

pneumothoraks, cedera medulla spinalis, atau komplikasi lanjutan misalnya

infeksi, komplikasi pembedahan, dan sebagainya.2,10

V. ASPEK MEDIKOLEGAL

Dalam melakukan pemeriksaan terhadap orang yang menderita luka

akibat kekerasan pada hakekatnya dokter diwajibkan untuk dapat memberikan

13

Page 14: Edit Luka Tusuk Fix.docx

kejelasan terhadap jenis luka apakah yang ditemui, jenis kekerasan atau senjata

apakah yang menyebabkan luka, dan bagaimanakah kualifikasi dari luka itu1,5.

Pengertian kualifikasi luka di sini semata-mata pengertian ilmu

kedokteran forensik, yang hanya baru dipahami setelah mempelajari pasal-pasal

dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, yang bersangkutan dengan

penganiayaan, terutama pasal 315 dan pasal 352 dan tentang arti beberapa istilah

yang dipakai dalam kitab undang-undang dalam pasal 901.

Salah satu yang harus diungkapkan dalam kesimpulan sebuah VeR

perlukaan adalah derajat luka atau kualifikasi luka. Dari aspek hukum, VeR

dikatakan baik apabila substansi yang terdapat dalam VeR tersebut dapat

memenuhi delik rumusan dalam KUHP. Penentuan derajat luka sangat tergantung

pada latar belakang individual dokter seperti pengalaman, keterampilan,

keikutsertaan dalam pendidikan kedokteran berkelanjutan dan sebagainya. Suatu

perlukaan dapat menimbulkan dampak pada korban dari segi fisik, psikis, sosial

dan pekerjaan, yang dapat timbul segera, dalam jangka pendek, ataupun jangka

panjang. Dampak perlukaan tersebut memegang peranan penting bagi hakim

dalam menentukan beratnya sanksi pidana yang harus dijatuhkan sesuai dengan

rasa keadilan. Hukum pidana Indonesia mengenal delik penganiayaan yang terdiri

dari tiga tingkatan dengan hukuman yang berbeda yaitu penganiayaan ringan

(pidana maksimum 3 bulan penjara), penganiayaan (pidana maksimum 2 tahun 8

bulan), dan penganiayaan yang menimbulkan luka berat (pidana maksimum 5

tahun). Ketiga tingkatan penganiayaan tersebut diatur dalam pasal 352 (1) KUHP

untuk penganiayaan ringan, pasal 351 (1) KUHP untuk penganiayaan, dan pasal

352 (2) KUHP untuk penganiayaan yang menimbulkan luka berat. Setiap

kecederaan harus dikaitkan dengan ketiga pasal tersebut. Untuk hal tersebut

seorang dokter yang memeriksa cedera harus menyimpulkan dengan

menggunakan bahasa awam, termasuk pasal mana kecederaan korban yang

bersangkutan. Rumusan hukum tentang penganiayaan ringan sebagaimana diatur

dalam pasal 352 (1) KUHP menyatakan bahwa “penganiayaan yang tidak

menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau

14

Page 15: Edit Luka Tusuk Fix.docx

pencarian, diancam, sebagai penganiayaan ringan”. Jadi bila luka pada seorang

korban diharapkan dapat sembuh sempurna dan tidak menimbulkan penyakit atau

komplikasinya, maka luka tersebut dimasukkan ke dalam kategori tersebut.

Selanjutnya rumusan hukum tentang penganiayaan(sedang) sebagaimana diatur

dalam pasal 351 (1) KUHP tidak menyatakan apapun tentang penyakit. Sehingga

bila kita memeriksa seorang korban dan didapati “penyakit” akibat kekerasan

tersebut, maka korban dimasukkan ke dalam kategori tersebut1,2,6.

Akhirnya, rumusan hukum tentang penganiayaan yang menimbulkan

luka berat diatur dalam pasal 351 (2) KUHP yang menyatakan bahwa Jika

perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana

penjara paling lama lima tahun. Luka berat itu sendiri telah diatur dalam pasal 90

KUHP secara limitatif. Sehingga bila kita memeriksa seorang korban dan didapati

salah satu luka sebagaimana dicantumkan dalam pasal 90 KUHP, maka korban

tersebut dimasukkan dalam kategori tersebut. Luka berat menurut pasal 90 KUHP

adalah : jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh

sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut; tidak mampu terus-menerus

untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencarian; kehilangan salah satu

panca indera, mendapat cacat berat (verminking); menderita sakit lumpuh;

terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih; atau gugur atau matinya

kandungan seorang perempuan6.

Sebagai seorang dokter, ia tidak mengenal istilah penganiayaan. Jadi

istilah tersebut tidak boleh dicantumkan dalam Visum et Repertum. Akan tetapi

dokter tidak boleh mengabaikan luka sekecil apa pun. Sebagai misalnya luka lecet

yang akan sembuh sendiri dalam satu-dua hari secara sempurna dan tidak

mempunyai arti medis, tetapi sebaliknya sangat berarti dari kacamata hukum2,5.

15