lapkas luka tusuk

38
LAPORAN KASUS LUKA TUSUK DAN PEMBUNUHAN Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter (PPPD) Bagian Ilmu Kedokteran Kehakiman Oleh : Citta Arunika Risyudhanti (01.210.6112) Erani Sukmawati (01.210.6148) Radit H. Mayangkara (01.207.5412) Pembimbing : dr. Sofwan Dahlan, Sp.F (K) KEPANITRAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KEHAKIMAN DAN MEDIKOLEGAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Upload: cittaarunika

Post on 10-Dec-2015

76 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPKAS luka tusuk

LAPORAN KASUS

LUKA TUSUK DAN PEMBUNUHAN

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh

Program Pendidikan Profesi Dokter (PPPD)

Bagian Ilmu Kedokteran Kehakiman

Oleh :

Citta Arunika Risyudhanti (01.210.6112)

Erani Sukmawati (01.210.6148)

Radit H. Mayangkara (01.207.5412)

Pembimbing :

dr. Sofwan Dahlan, Sp.F (K)

KEPANITRAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KEHAKIMAN DAN MEDIKOLEGAL

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2015

Page 2: LAPKAS luka tusuk

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

LUKA TUSUK DAN PEMBUNUHAN

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh

Program Pendidikan Profesi Dokter (PPPD)

Bagian Ilmu Kedokteran Kehakiman

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Citta Arunika Risyudhanti (01.210.6112)

Erani Sukmawati (01.210.6148)

Radit H. Mayangkara (01.207.5412)

Telah diajukan dan disahkan pada tanggal Februari 2015

Pembimbing

dr. Sofwan Dahlan, Sp.F (K)

ii

Page 3: LAPKAS luka tusuk

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 3

BAB III LAPORAN KASUS ..................................................................................... 11

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................... 17

BAB V KESIMPULAN .............................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 20

iii

Page 4: LAPKAS luka tusuk

BAB I

PENDAHULUAN

Kasus pembunuhan sekarang ini semakin meningkat. Aksi pembunuhan belakangan

ini mencapai tingkatan yang nyaris tak lagi bisa ditoleransi. Urat cemas masyarakat sudah

sedemikian tegang setiap menyimak berita tentang nyawa yang mati akibat pembunuhan.9

Nyawa seolah-olah telah menjadi sesuatu yang tidak ada harganya. Bahkan, ada beberapa

manusia yang mulai kehilangan naluri kemanusiaan. Hal ini terbukti dengan maraknya kasus

pembunuhan yang dilakukan oleh sesama manusia. Sungguh ironis, manusia yang diberi akal

dan pikiran sepatunya mampu memanfaatkan kelebihan itu untuk melakukan hal positif.

Sayangnya, manusia seolah sudah kehilangan akal sehatnya sehingga tega menghabisi nyawa

sesama9

Maraknya kasus pembunuhan ini dapat disebabkan karena tekanan ekonomi yang

terjai saat ini. Sehingga mendorong manusia menghalalkan segala cara untuk memenuhi

kebutuhannya. Ketegangan – ketegangan hidup yang semakin hari semakin menggila ini

membuat manusia cenderung berpikir pendek, “Saya yang mati atau dia yang mati.”

Akhirnya pembunuhan menjadi mudah terjadi, bahkan dengan alasan – alasan yang sepele.

Selain itu ada gangguan psikis yang mudah terjadi pada masyarakat kita. Mereka mudah

marah dan tidak dapat mengendalikan emosi. Keadaan ini dinamakan impulsif atau kehendak

yang tidak dapat dikontrol. Sehingga pembunuhan sangat gampang dilakukan dan banyak

orang merasa pembunuhan adalah jalan paling aman menuntaskan sakit.10 Terutama

pembunuhan yang dilakukan oleh anggota keluarga biasanya bersifat konfliktual dan

akumulatif, artinya adanya konflik besar atau kecil yang berkepanjangan dalam keluarga dan

terakumulasi sehigga menimbulkan rasa marah, dendam atau sakit hati jika terpicu oleh hal-

hal yang sepele atau sederhana. Tindak pidana yang dilakukan oleh anggota keluarga adalah

suatu perbuatan yang keji, karena si pelaku tega membunuh orang yang telah menyayangi

dan disayanginya. Kebanyakan kasus – kasus tersebut dilakukan dengan alasan yang

sederhana seperti cemburu, maslah warisan, keinginannya tidak terpenuhi, selingkuh dan lain

– lain, yang sebenarnya alasan – alasan tersebut dapat diselesaikan secara kekeluargaan.9

Data dari Bareskrim Mabes Polri menunjukkan bahwa pada Januari – Mei tahun

2013, pembunuhan di Indonesia secara kuatitatif menunjukkan tren tertinggi, yaitu sudah

mencapai 559 kasus. Sementara disepanjang tahun 2012, terjadi 941 kasus pembunuhan.

1

Page 5: LAPKAS luka tusuk

Dengan demikian dalam lima bulan di tahun 2013, jumlah kejadian pembunuhann sudah

melampaui 50 persen jumlah di tahun 2012. Dari data yang dikeluarkan mabes polri,

kematian akibat pembunuhan, biasanya pelaku melakukan pembunuhan dengan senjata tajam

. senjata tajam dapat berupa pisau dapur, gunting, golok, celurit, obeng.

Tindakan pembunuhan ini merupakan tindakan pidana dan sudah diatur oleh undang –

undang Hukum Pidana (KUHP). Dalam hal ini pembunuhan diatur dalam Bab XIX Buku II

pasal 338-350 KUHP tentang kejahatan terhadap nyawa. Pembunuhan disini bermacam –

macam antara lain pembunuhan biasa, pembunuhan terkualifikasi, pembunuhan berencana

(moord), pembunuhan bayi, pembunuhan atas permintaan korban, penganjuran dan

pertolongan bunuh diri dan pengguguran kandungan. Kejahatan pembunuhan ini juga diatur

dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU

KDRT), walaupun hanya sebatas pada kejadian-kejadian kekerasan, termasuk pembunuhan

terhadap anggota keluarga yang tinggal di rumah yang sama, diatur dalam pasal 44 ayat (4)

yaitu matinya korban, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun atau

denda paling banyak Rp 45.000.000,-00 (empat puluh lima juta rupiah ).9

Kita tidak bisa menekan pembunuhan menjadi tidak ada sama sekali. Maka yang bisa

dilakukan adalah memperkuat fungsi sosial, memperkuat peradilan pidana, dan yang terakhir

adalh memperkuat sistem hukum. Agar walaupun masih ada, dapat ditekan seminimal.10

2

Page 6: LAPKAS luka tusuk

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi

Luka tusuk merupakan trauma yang diakibatkan benda tajam (trauma tajam).1 Luka

tusuk ini terjadi akibat tusukan benda tajam dengan arah kurang lebih tegak lurus terhadap

kulit.5 Lebar luka yang ditimbulkan pada kulit jarang sekali memberikan gambaran dari

kedalaman luka tusuk. Luka tusuk diakibatkan oleh suatu gerakan aktif maju yang cepat atau

suatu dorongan pada tubuh dengan sebuah alat yang ujungnya tajam.6

1.2 Epidemiologi

Kasus pembunuhan di Eropa lebih sering terjadi dengan senjata tajam daripada kasus

pembunuhan di Amerika Serikat yang biasa menggunakan senjata api. Pada penelitian di

Dallas, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa dari 630 kematian akibat trauma benda tajam

90 % adalah kasus pembunuhan, 7,5 % karena bunuh diri dan 3,5 % karena kecelakaan. Di

Jerman 376 kematian akibat trauma tajam yang terjadi menunjukkan bahwa 80% merupakan

kasus pembunuhan, 17% bunuh diri dan 3% diantaranya adalah kecelakaan.12 Di Indonesia

khususnya di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, menurut laporan Direktorat Reserse Kriminal

Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya selama tahun 2012 terjadi sekitar 690 kasus

pembunuhan.11

2.3 Karakteristik luka tusuk

a) Kedalaman luka

Pemakaian istilah ‘luka penetrasi’ ditunjukkan untuk menjelaskan dimana

kedalaman luka yang diakibatkan oleh benda itu melebihi lebar luka yang tampak pada

permukaan kulit.12,2 Dalamnya luka sulit ditentukan pada daerah tanpa tulang seperti di

daerah abdomen oleh karena elastisitas dinding perut tersebut.5

Panjang saluran luka atau kedalaman luka dapat mengindikasikan panjang

minimun dari senjata yang digunakan. Umumnya dalam luka lebih pendek dari panjang

senjata, karena jarang ditusukan sampai kepangkal senjata.4

b) Lebar luka

Kebanyakan luka tusuk akan menganga, bukan karena sifat benda yang masuk

tetapi sebagai akibat elastisitas dari kulit.12 Pada bagian tertentu pada tubuh, dimana

3

Page 7: LAPKAS luka tusuk

terdapat dasar berupa tulang atau serat otot, luka itu mungkin nampak berbentuk seperti

kurva. Lebar luka sangat penting diukur dengan cara merapatkan kedua tepi luka sebab

itu akan mewakili lebar alat. Lebar luka di permukaan kulit tampak lebih kecil dari lebar

alat, apalagi bila luka melintang terhadap otot.4

Bila luka masuk dan keluar melalui alur yang sama maka lebar luka sama

dengan lebar alat. Tetapi sering yang terjadi lebar luka melebihi lebar alat kerena tarikan

ke samping waktu menusuk dan waktu menarik. Demikian juga bila alat/pisau yang

masuk kejaringan dengan posisi yang miring. 4

c) Bentuk luka

Bentuk luka merupakan gambaran yang penting dari luka tusuk karena karena

hal itu akan sangat membantu dalam membedakan berbagai jenis senjata yang mungkin

telah dikumpulkan oleh polisi dan dibawa untuk diperiksa. Pinggir luka dapat

menunjukan bagian yang tajam (sudut lancip) dan tumpul (sudut tumpul) dari pisau

berpinggir tajam satu sisi. Pisau dengan kedua sisi tajam akan menghasilkan luka dengan

dua pinggir tajam 4

Gambar 2.1. Pisau bermata satu yang ditusukan dengan kedalaman yang berbeda–beda)7

Perlu diingat bahwa benda lain yang dapat menembus tubuh, seperti pahat,

obeng atau gunting, akan menyebabkan perbedaan bentuk luka yang kadang-kadang

berbentuk segi empat atau, yang lebih jarang, berbentuk satelit seperti ditunjukkan pada

gambar berikut.

4

Page 8: LAPKAS luka tusuk

Gambar 2.2. Menunjukan gambaran tusukan berbagai jenis obeng

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk luka tusuk, salah satunya

adalah reaksi korban saat ditusuk atau saat pisau keluar, hal tersebut dapat

menyebabkan lukanya menjadi tidak begitu khas. Manipulasi yang dilakukan pada saat

penusukan juga akan mempengaruhi bentuk lukanya. Beberapa pola luka yang dapat

ditemukan :

1.   Tusukan masuk, yang kemudian dikeluarkan sebagian, dan kemudian ditusukkan

kembali melalui saluran yang berbeda. Pada keadaan tersebut luka tidak sesuai

dengan gambaran biasanya dan lebih dari satu saluran dapat ditemui pada jaringan

yang lebih dalam maupun pada organ.

2.   Tusukan masuk kemudian dikeluarkan dengan mengarahkan ke salah satu sudut,

sehingga luka yang terbentuk lebih lebar dan memberikan luka pada permukaan

kulit seperti ekor.

3.   Tusukan masuk kemuadian saat masih di dalam ditusukkan ke arah lain, sehingga

saluran luka menjadi lebih luas. Luka luar yang terlihat juga lebih luas dibandingkan

dengan lebar senjata yang digunakan.

4.   Tusukan masuk yang kemudian dikeluarkan dengan mengggunakan titik terdalam

sebagai landasan, sehingga saluran luka sempit pada titik terdalam dan terlebar pada

bagian superfisial. Sehingga luka luar lebih besar dibandingkan lebar senjata yang

digunakan.

5.   Tusukan diputar saat masuk, keluar, maupun keduanya. Sudut luka berbentuk

ireguler dan besar.

5

Page 9: LAPKAS luka tusuk

Harus diingat bahwa posisi tubuh korban saat ditusuk berbeda dengan pada

saat autopsi. Posisi membungkuk, berputar, dan mengangkat tangan dapat disebabkan

oleh senjata yang lebih pendek dibandingkan apa yang didapatkan pada saat autopsi.

Manipulasi tubuh untuk memperlihatkan posisi saat ditusuk sulit atau bahkan tidak

mungkin mengingat berat dan adanya kaku mayat. Poin lain yang perlu

dipertimbangkan adalah adanya kompresi dari beberapa anggota tubuh pada saat

penusukan. Pemeriksa yang sudah berpengalaman biasanya ragu-ragu untuk

menentukan jenis senjata yang digunakan.

2.4. Pemeriksaan luka tusuk

Pada pemeriksaan luka ada dua tipe luka oleh karena instrumen yang tajam

yang perlu diperhatikan dengan baik dan memiliki ciri yang dapat dikenali dari aksi

korban yaitu tanda percobaan dan luka perlawanan. Keduanya mempunyai bentuk,

letak dan medikolegal.

1. Luka percobaan adalah insisi dangkal, luka tusuk dibuat sebelum luka yang fatal oleh

individu yang berencana bunuh diri. Luka percobaan tersebut seringkali terletak paralel

dan terletak dekat dengan luka dalam di daerah pergelangan tangan atau leher. Bentuk

lainnya antara lain luka tusuk dangkal didekat luka tusuk dalam dan mematikan.

Meskipun jarang sekali dilaporkan.12,4

Gambar 2.3. Luka percobaan.

2. Luka perlawanan, bentuk lain dari luka oleh karena instrumen yang tajam. Luka jenis

ini dapat ditemukan di jari-jari, tangan, dan lengan bawah (jarang ditempat lain) dari

korban karena ia berusaha melindungi dirinya dari ayunan senjata, contohnya dengan

menggenggam bilah dari instrumen tajam.12

6

Page 10: LAPKAS luka tusuk

Gambar 3. Luka perlawanan.

Dalam pemeriksaan, interpretasi luka harus berdasarkan penemuan dan tidak

boleh dipengaruhi oleh keterangan pasien atau keluarga. Pemeriksaan ditujukan untuk

menentukan:

a.  Jumlah luka

b.  Lokasi luka

c.  Arah luka

d.  Ukuran luka (panjang, lebar dan dalam)

e.   Memperkirakan luka sebagai penyebab kematian korban atau bukan.

f.   Memperkirakan cara terjadinya luka apakah kasus pembunuhan, bunuh diri, atau

kecelakaan.

Lokasi luka dijelaskan dengan menghubungkan daerah–daerah yang

berdekatan dengan garis anatomi tubuh dan posisi jaringan tertentu, misalnya garis

tengah tubuh, ketiak, puting susu, pusat, persendian dan lain – lain.4

Bentuk luka sebaiknya dibuat dalam bentuk sketsa atau difoto untuk

menggambarkan kerusakan permukaan kulit, jaringan dibawahnya, dan bila perlu organ

dalam (viseral). Diukur secara tepat (dalam ukuran millimeter atau centimeter) tidak

boleh dalam ukuran kira–kira saja.4

2.5 Kualifikasi luka

Dalam membuat kesimpulan luka sebaiknya dokter juga menentukan derajat

keparahan luka yang dialami korban atau disebut juga derajat kualifikasi luka. Yang

7

Page 11: LAPKAS luka tusuk

diharapkan dari dokter untuk dapat membantu kalangan hukum dalam menilai berat

ringannya luka yang dialami korban pada waktu atau selama perawatan dilakukannya.4

Kualifikasi luka yang dapat dibuat oleh dokter adalah menyatakan pasien

mengalami luka ringan, luka sedang atau luka berat.

1. Luka ringan

Luka ringan adalah luka yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan dalam

menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencahariannya.

2. Luka sedang

Luka sedang adalah luka yang mengakibatkan penyakit atau halangan dalam

menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencahariannya untuk sementara waktu.

3. Luka berat

Luka berat adalah luka yang sebagaimana diuraikan di dalam pasal 90 KUHP, yang

terdiri atas1 :

a)  Luka atau penyakit yang tidak dapat diharapkan akan sembuh dengan sempurna.

b)  Luka yang dapat mendatangkan bahaya maut.

c)   Luka yang menimbulkan rintangan tetap dalam menjalankan pekerjaan jabatan atau

mata pencahariannya.

d)  Kehilangan salah satu dari panca indera.

e)  Cacat besar atau kudung.

f)   Lumpuh.

g)  Gangguan daya pikir lebih dari 4 minggu lamanya.

h) Keguguran atau kematian janin seorang perempuan.

Kualifikasi di atas secara terperinci dapat di bagi dalam empat kualifikasi derajat luka,

yaitu : 5

1.  Orang yang bersangkutan tidak menjadi sakit atau tidak mendapat halangan dalam

melakukan pekerjaan atau jabatan.

2.   Orang yang bersangkutan menjadi sakit dan tidak ada halangan untuk melakukan

pekerjaan atau jabatannya

3.   Orang yang bersangkutan menjadi sakit dan berhalangan untuk melakukan pekerjaan

atau jabatannya.

4.  Orang yang bersangkutan mengalami luka berat yang sebagaimana diuraikan di dalam

pasal 90 KUHP.

Hal ini perlu dipahami oleh dokter karena ini merupakan jembatan untuk

menyampaikan derajat kualifikasi luka dari sudut pandang medik untuk penegak hukum.4

8

Page 12: LAPKAS luka tusuk

Penerapan penyampaian pendapat dokter dalam VeR tentang luka yang

menimbulkan bahaya maut, misalnya bila seorang korban mendapat luka di perut yang

mengenai hati, yang menyebabkan perdarahan hebat sehingga dapat mengacam jiwa.

Walaupun pasien akhirnya sembuh tetapi di dalam VeR dokter dapat menggambarkan

keadaan ini dalam kata – kata, “ korban mengalami luka tusuk di perut mengenai jaringan

hati yang menyebabkan perdarahan banyak yang dapat mengancam jiwa pasien”.

Ungkapan ini akan mengingatkan para penegak hukum bahwa korban telah mengalami

luka berat.4

2.6 Penyebab kematian

Penyebab kematian dapat terjadi segera atau langsung, tetapi perlukaan dapat juga

menyebabkan kematian secara tidak langsung. Penyebab kematian langsung dapat

berupa:4

1.   Perdarahan luas (syok hipovolemik)12,4 dan banyak dapat terjadi di dalam rongga tubuh

atau di luar rongga tubuh. Volume darah ada kira – kira 7 -10 % atau 1/13 berat badan.

Kehilangan 1/3 bagian dari volume darah tubuh secara tiba- tiba dapat menyebabkan

kematian. Kehilangan darah yang demikian ini mengakibatkan syok dan meninggal

bila tidak dilakukan penanganan yang tepat dan cepat, sedangkan kehilangan darah

secara perlahan - lahan tidak begitu membahayakan oleh karena tubuh dapat

mengkompensasinya. Perdarahan di dalam rongga tubuh dapat kita jumpai pada luka

tusuk yang mengenai organ – organ dalam seperti jantung, paru – paru, hati dan limpa.

kalau dijumpai lebih dari satu luka, maka harus ditentukan yang mana yang

menyebabkan kematian korban.4

2.  Luka pada organ vital. Bila yang terluka adalah organ vital, seperti jantung, paru,

limpa, hati, ginjal, pembuluh darah besar akan menyebabkan kematian lebih cepat.

Perdarahan pada kantung pericardium sebanyak 300- 400 cc telah dapat menyebabkan

kematian karena terjadi tamponade jantung. Demikian juga darah sejumlah 200 – 300

cc yang menyumbat saluran pernafasan dapat menyebabkan kematian karena

asfiksia.12,4

Kematian yang timbul dalam jangka waktu yang lama, yang bukan primer

oleh karena lukanya, disebut penyebab kematian secara tidak langsung. Yang termasuk

hal – hal ini adalah :12,4

1.  Inflamasi dari organ – organ dalam tubuh, seperti meningitis, encephalitis, pleuritis

dan peritonitis.

9

Page 13: LAPKAS luka tusuk

2.  Infeksi sepsis dari luka yang dapat mengakibatkan septikemia dari luka lama yang

tidak sembuh dan luka ini bisa primer ataupun sekunder.

3.   Gangren atau nekrosis sebagai akibat kerusakan jaringan – jaringan dan pembuluh

darah.

4.   Trombosis pada pembuluh darah vena dan emboli yang terjadi akibat immobilisasi.

2.7 Aspek medikolegal

Dalam  melakukan  pemeriksaan  terhadap  korban  hidup  atau  meninggal  yang

menderita  luka akibat  kekerasan,  pada  hakikatnya  dokter  diwajibkan  untuk  dapat

memberikan kejelasan mengenai jenis luka yang terjadi, jenis

kekerasan/senjata atau benda yang menyebabkan luka, dan derajat luka.8

Pada penentuan luka secara medikolegal seperti pada tindakan bunuh diri,

pembunuhan atau kecelakaan dapat ditentukan dengan mengumpulkan semua data

pemeriksaan korban. Aspek yang harus diperhatikan dalam kasus bunuh diri dan

pembunuhan :4

a) Bunuh diri

Pada pemeriksaan luka dengan teliti sering didapatkan satu atau lebih luka lebih

dangkal dan berjalan sejajar disekitar luka utama, luka tersebut adalah “luka percobaan.”

Selain dada dalam hal ini daerah jantung maka pada daerah perut yang biasanya di

daerah lambung, adalah merupakan daerah – daerah yang sering dipilih korban untuk

kasus – kasus bunuh diri. Dengan adanya senjata yang tergenggam erat “cadaveric

spasm” hampir dapat ditentukan dengan pastikan bahwa korban telah melakukan bunuh

diri.8

b) Pembunuhan

Jumlah luka umumnya lebih dari satu, tidak mempunyai lokasi atau tempat khusus,

seringkali didapati luka-luka yang didapat sewaktu korban mengadakan perlawanan -

“luka perlawanan”.8

BAB III

10

Page 14: LAPKAS luka tusuk

LAPORAN KASUS

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG

PRO JUSTITIA

VISUM ET REPERTUMNomor : R/43/VIII/2011/DOKPOL

Atas permintaan tertulis dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Jawa Tengah Resort Semarang, melalui suratnya tanggal 20 Januari 2015, Nomor Polisi :R/39/XI/2014/Reskrim, yang ditandatangani oleh , Hadi Rochsetyo, pangkat Ajun Komisaris Polisi, NRP 72070297, dan diterima tanggal 20 Januari 2015, pukul 12.30 WIB, maka dengan ini saya dr F. sebagai dokter yang bekerja pada Rumah Sakit Bhayangkara Semarang, menerangkan bahwa telah dilakukan pemeriksaan luar dan dalam pada tanggal 20 Januari 2015 pukul 14.30 WIB di Kamar Jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Semarang , atas jenazah, yang berdasarkan surat permintaan tersebut di atas nama Agus bin Suleman, umur 34 tahun, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan sopir truk, alamat.........Kabupaten Temanggung. Jenazah tersebut ditemukan di Jalan…………………………., Banyumanik Semarang, diduga meninggal dunia akibat pembunuhan.............................................................

HASIL PEMERIKSAANDari pemeriksaan luar dan dalam atas tubuh jenazah tersebut di atas ditemukan fakta-

fakta sebagai berikut:A. FAKTA YANG BERKAITAN DENGAN IDENTITAS JENAZAH :

1. Identitas Umum Jenazah :a. Jenis kelamin : Laki-laki.......................................................................................b. Umur : tiga puluh empat tahun..............................................................................................................c. Berat badan : tujuh puluh kilogram…………………………………………………………d. Panjang badan : Seratus enam puluh lima sentimeter................................................e. Warna kulit : Sawo matang...................................................................................f. Ciri rambut : Warna hitam, lurus, pendek ...................................................................................................g. Keadaan gizi : Gizi cukup..........................................................................................................................

2. Identitas Khusus Jenazah

11

Page 15: LAPKAS luka tusuk

a. Penutup jenazah : kain berwarna putih tanpa merk........................................... b. Pakaian: kemeja levis

merah........................................................................................................................c. Tato : Tidak terdapat tato...................................................................................d. Jaringan parut : Tidak ada................................................................................e. Tahi lalat : Tidak ada.............................................................................................f. Tanda lahir : Tidak ada.............................................................................................g. Cacat fisik : Tidak ada......................................................................................

B. FAKTA YANG BERKAITAN DENGAN WAKTU TERJADINYA KEMATIAN1. Lebam mayat : Minimal ................................................................................................2. Kaku mayat : lengkap ................................................................................................3. Pembusukan : Tidak ada ..........................................................................................................................

C. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN LUAR 1. Permukaan kulit tubuh :

a. Kepala:- Daerah berambut : tidak ada tanda-tanda kekerasan........................................- Bentuk kepala: lonjong, tidak ada kelainan....................................................- Wajah: Terdapat sebuah memar pada pelipis kiri berwarna hitam dengan

diameter nol koma lima sentimeter dan terletak tiga sentimeter dari sudut mata kanan……………............................................................................

b. Leher : tidak ada tanda-tanda kekerasan.....………………....................................c. Bahu :

- Bahu kanan : Tidak ada tanda-tanda kekerasan..............................................- Bahu kiri : Tidak ada tanda-tanda kekerasan..................................................

d. Dada : - Dada Kanan : Terdapat luka terbuka pada dada kanan berjumlah tiga

buah……………………………………………………………………………- Luka pertama terletak sepuluh sentimeter sebelah kanan garis tengah

tubuh dan lima sentimeter dari garis mendatar yang melewati kedua puting susu. Luka berbentuk seperti celah dan ketika dirapatkan membentuk garis lurus dengan arah miring. Ukuran luka sesudah dirapatkan panjangnya empat sentimeter. Dalamnya luka belum bisa ditentukan karena luka menembus dinding dada. Disekitar luka tidak ada memar. Garis batas luka teratur berupa garis. Tepi luka rata. Sudut luka terlihat runcing. Tebing luka rata terdiri atas jaringan kulit, jaringan ikat, jaringan lemak dan jaringan otot. Tidak ditemukan jembatan jaringan. Dasar luka tidak dapat ditentukan dari pemeriksaan. …………………………………………………………………………..

- Luka kedua berbentuk seperti celah dan ketika dirapatkan membentuk garis lurus dengan arah miring. Ukuran luka sesudah dirapatkan panjangnya empat sentimeter. Luka terletak sebelas koma lima sentimeter sebelah kanan garis tengah tubuh dan sembilan sentimeter dari garis mendatar yang melewati kedua puting susu. Disekitar luka tidak ada memar. Garis batas luka teratur berupa garis. Tepi luka rata. Sudut luka

12

Page 16: LAPKAS luka tusuk

terlihat runcing. Tebing luka rata terdiri atas jaringan kulit, jaringan ikat, jaringan lemak dan jaringan otot. Tidak ditemukan jembatan jaringan. Dasar luka tidak dapat ditentukan dari pemeriksaan. Dalamnya luka belum bisa ditentukan karena luka menembus dinding dada………………………………………………..

- Luka ketiga berbentuk seperti celah dan ketika dirapatkan membentuk garis lurus dengan arah miring. Ukuran luka sesudah dirapatkan panjangnya empat sentimeter. Luka terletak tujuh belas sentimeter sebelah kanan garis tengah tubuh dan dua belas sentimeter dari garis mendatar yang melewati kedua puting susu. Disekitar luka tidak ada memar. Garis batas luka teratur berupa garis. Tepi luka rata. Sudut luka terlihat runcing. Tebing luka rata terdiri atas jaringan kulit, jaringan ikat, jaringan lemak dan jaringan otot. Tidak ditemukan jembatan jaringan. Dasar luka tidak dapat ditentukan dari pemeriksaan. Dalamnya luka belum bisa ditentukan karena luka menembus dinding dada………………………………………………..

- Dada Kiri : Terdapat satu buah luka terbuka pada dada kiri berbentuk seperti celah dan ketika dirapatkan membentuk garis lurus dengan arah miring. Ukuran sesudah dirapatkan panjangnya tiga koma lima sentimeter. Luka terletak enam koma lima sentimeter sebelah kiri garis tengah tubuh dan dua sentimeter disebelah atas garis mendatar yang melewati kedua puting susu. Disekitar luka tidak ada memar. Garis batas luka teratur berupa garis. Tepi luka rata. Sudut luka terlihat runcing. Tebing luka rata terdiri atas jaringan kulit, jaringan ikat, jaringan lemak dan jaringan otot. Tidak ditemukan jembatan jaringan. Dasar luka tidak dapat ditentukan dari pemeriksaan. Dalamnya luka belum bisa ditentukan karena luka menembus dinding dada.

e. Punggung : Tidak ada tanda-tanda kekerasan....................................................................................f. Bokong :

- Bokong kanan: Tidak ada tanda-tanda kekerasan....................................................................- Bokong kiri: Tidak ada tanda-tanda kekerasan..................................................................................

g. Dubur :- Lingkar dubur : Tidak ada tanda-tanda kekerasan..........................................- Liang dubur : Tidak ada tanda-tanda kekerasan..........................................................................

h. Anggota gerak - Anggota gerak atas :

Kanan : Tidak ada tanda-tanda kekerasan, jaringan di bawah kuku-kuku jari tangan tampak pucat......................................................................................Kiri : Tidak ada tanda-tanda kekerasan, jaringan di bawah kuku-kuku jari tangan tampak pucat.............................................................................

- Anggota gerak bawah :Kanan : Tidak ada tanda-tanda kekerasan, jaringan di bawah kuku-kuku jari kaki tampak pucat .........................................................................................Kiri : Tidak ada tanda-tanda kekerasan, jaringan di bawah kuku-kuku jari kaki tampak pucat .........................................................................................

13

Page 17: LAPKAS luka tusuk

BAGIAN TUBUH TERTENTU1. Mata :

- Alis mata : Warna hitam, tidak ada kelainan......................................................- Bulu mata : Warna hitam, tidak ada kelainan..............................................................................- Kelopak mata : Tidak menutup sempurna, terdapat memar di kelopak mata kiri

bawah bagian luar, warna kehitaman............................................................- Selaput kelopak mata : Pucat……………………………………......................- Selaput biji mata : Jernih…………………………………….............................- Selaput bening mata : Jernih……………...........................................................- Pupil mata : Bentuk bulat, Diameter pupil kanan dan kiri sama.......................- Pelangi mata : Warna cokelat tua......................................................................

2. Hidung :- Permukaan kulit hidung : Terdapat memar pada batang hidung.........................- Bentuk hidung : Tidak ada kelainan..................................................................- Lubang hidung : Tidak ada kelainan...............................................................

3. Telinga :- Bentuk telinga : Tidak ada kelainan....................................................................- Permukaan daun telinga : Tidak ada kelainan.....................................................- Lubang telinga : Tidak ada kelainan.............................................................

4. Mulut :- Bibir atas : Berwarna kebiruan.....................................................................- Bibir bawah : Berwarna kebiruan................................................................................................- Selaput lendir mulut : Tidak ada kelainan……………....................................- Lidah : Tidak ada kelainan……..........................................................................

5. Gigi geligi :- Gigi rahang atas: Tidak ada kelainan..................................................................- Gigi rahang bawah: Tidak ada kelainan..............................................................- Langit-langit mulut : Tidak ada kelainan............................................................

6. Alat kelamin:………………………………………………………………………………- Pelir : Sudah disunat. Tidak ada kelainan......................................................- Kantung buah pelir : Terdapat dua buah biji pelir. Tidak ada kelainan..............

TULANG-TULANG1. Tulang tengkorak : tidak ada kelainan.................................................................2. Tulang wajah : tidak ada kelainan......................................................................3. Tulang belakang : tidak ada kelainan......................................................................4. Tulang-tulang dada : tidak ada kelainan.............................................................5. Tulang-tulang punggung : tidak ada kelainan.....................................................6. Tulang-tulang panggul : tidak ada kelainan........................................................7. Tulang anggota gerak : tidak ada kelainan............................................................

D. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN DALAM1. Kepala bagian dalam:

a. Kulit kepala bagian dalam : Terdapat tiga resapan darah. Resapan darah pertama

14

Page 18: LAPKAS luka tusuk

berukuran dua kali dua sentimeter. Resapan darah kedua berukuran dua kali dua setengah setimeter. Resapan darah ketiga berukuran dua kali satu setengah sentimeter..................................................................................................................

b. Tulang Tengkorak : tidak ada kelainan..............................................................c. Selaput keras otak : tidak ada kelainan....................................................................d. Selaput lunak otak : tidak ada kelainan....................................................................e. Otak besar : tidak ada kelainan....................................................................f. Otak kecil :panjang tidak ada kelainan....................................................................g. Dasar tengkorak : tidak ada kelainan.................................................................

2. Leher bagian dalam:a. Lidah : tidak ada kelainan.........................................................................................b. Kulit leher bagian dalam : tidak terdapat resapan darah..................................c. Kerongkongan : tidak ada kelainan..................................................................d. Tulang pangkal lidah : tulang rawan cincin, tulang rawan gondok : tidak ada

kelainan.....................................................................................................................

3. Rongga dada: Ditemukan darah sebanyak kurang lebih dua setengah liter dirongga dada……a. Kulit bagian dalam : Tidak ada kelainan............................................................b. Otot dinding dada : Tidak ada resapan darah......................................................c. Tulang dada : Tidak ada kelainan.............................................................................d. Tulang-tulang Iga :

- Tulang iga kanan : Terdapat tiga buah luka robek pada bagian depan dada yang menembus tulang iga sebelah kanan. Luka pertama menembus iga keempat. Luka kedua menembus iga ketiga. Luka ketiga menembus iga kedua …………………….............

- Tulang iga kiri : Terdapat satu buah luka robek pada bagian depan dada kiri yang menembus sela iga kedua sebelah kiri……………………………………

e. Paru kanan : terdiri dari tiga bagian, terdapat bercak-bercak hitam, terdapat satu buah luka robek pada bagian depan dada kanan yang menembus tulang iga hingga menembus paru dengan panjang empat sentimeter dan dalam luka nol koma lima sentimeter..................................................................................

f. Paru kiri : terdiri dari dua bagian, terdapat bercak-bercak hitam, terdapat satu buah luka robek pada bagian depan dada kiri yang menembus tulang iga hingga menembus paru dengan panjang empat sentimeter. Dalam luka belum bisa diketahui karena luka menembus paru......................................................................

g. Jantung : Terdapat satu buah luka sobek pada serambi kiri jantung sepanjang empat sentimeter sampai menembus belakang serambi kiri jantung. Luka sobek di bagian belakang serambi kiri jantung berukuran satu sentimeter.................................

4. Rongga perut:a. Kulit perut bagian dalam : tidak ada kelainan......................................................b. Tirai usus menutupi sebagian besar usus..............................................................................................c. Rongga perut: Tidak ada perlengketan................................................................

15

Page 19: LAPKAS luka tusuk

d. Lambung:tak ada kelainan.......................................................................................e. Usus : Usus besar dan usus kecil tidak ada kelainan..........................................................................f. Hati :

- Hati kanan : tidak terdapat kelainan……………………………………………….- Hati kiri : tidak terdapat kelainan…………………………………………………

g. Limpa : tidak ada kelainan........................................................................................h. Ginjal kanan : tidak ada kelainan.............................................................................i. Ginjal Kiri : tidak ada kelainan.................................................................................

5. Rongga panggul:a. Kandung kemih kosong, tidak ada kelainan.............................................................

Prostat tidak ada kelainan..........................................................................................

KESIMPULAN

Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dari pemeriksaan atas jenazah tersebut, maka

saya simpulkan bahwa telah diperiksa jenazah seorang laki-laki, berumur tiga puluh empat

tahun, warna kulit sawo matang, kesan gizi cukup. Dari hasil pemeriksaan luar dan dalam

didapatkan luka akibat kekerasan benda tajam. Berupa satu luka tusuk masuk di dada kiri

menembus serambi kiri jantung dan tiga luka tusuk masuk di dada kanan. Didapatkan adanya

perdarahan hebat sebanyak dua setengah liter. Sebab kematian perdarahan hebat akibat luka

tusuk pada dada kiri yang menembus jantung…......................................………. ………..

PENUTUPDemikianlah keterangan tertulis ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan mengingat

sumpah pada waktu menerima jabatan sebagai dokter.

Semarang, 20 Januari 2015Dokter Yang Memeriksa,

dr F, Sp.F

BAB IV

16

Page 20: LAPKAS luka tusuk

PEMBAHASAN

A. Pemeriksaan Post Mortem

1. Pemeriksaan Luar

Pada pemeriksaan luar didapatkan hasil lebam mayat minimal berwarna

kehitaman pada permukaan tubuh bagian bawah.

Pada wajah ditemukan memar pada pelipis kiri dengan diameter 0,5 cm dan

terletak 3 cm dari sudut mata kiri, kelopak mata tampak pucat. Pada dada kanan

terdapat luka terbuka berjumlah 3 buah. Pada dada kiri terdapat satu buah luka

terbuka. Pada jaringan di bawah kuku jari tampak pucat. Hampir semua luka pada

korban memiliki ujung lancip pada kedua sudut luka terbuka yang mengarahkan

bahwa kematian korban dikarenakan luka tusuk.

2. Pemeriksaan Dalam

Pada pemeriksaan dalam didapatkan pada rongga dada terdapat perdarahan

sebanyak kurang lebih 2500 cc di rongga dada. Pada dada kanan terdapat tiga

buah luka robek pada bagian depan dada yang menembus tulang iga sebelah

kanan. Luka pertama menembus iga keempat. Luka kedua menembus iga ketiga.

Luka ketiga menembus iga kedua. Pada dada kiri terdapat satu buah luka robek

yang menembus sela iga kedua. Pada paru – paru kanan tampak bercak kehitaman

dan terdapat sebuah lubang dengan panjang 4 cm dan dalam luka 0,5 cm. Pada

paru-paru kiri terdapat bercak kehitaman dan terdapat sebuah lubang dengan

panjang 4 cm. Terdapat satu buah luka sobek pada serambi kiri jantung sepanjang

4 cm sampai menembus belakang serambi kiri jantung. Luka sobek di bagian

belakang serambi kiri jantung berukuran 1 cm. Pada rongga perut tidak terdapat

perdarahan

.

3. Umur

Berdasarkan identitas yang didapatkan, korban berusia 34 tahun.

4. Waktu Perkiraan Kematian berdasar Kaku Mayat

Berdasar teori, kaku mayat lengkap didapatkan 6 jam setelah kematian dan

berlangsung selama 36 – 48 jam. Sesudah itu tubuh mayat akan mengalami

relaksasi kembali sebagai akibat dari proses degenerasi dan pembusukan. Pada

17

Page 21: LAPKAS luka tusuk

korban telah didapatkan kaku mayat lengkap, sehingga perkiraan waktu kematian

adalah antara 6 – 24 jam (Dahlan, 2000).

B. Sebab dan Mekanisme Kematian

Segala bentuk trauma pada bagian thorak dan abdomen dapat menyebabkan

kematian. Kematian disebabkan oleh trauma yang mengenai organ – organ vital

di dalamnya. Pada bagian thorak terjadi trauma tajam yang tembus hingga

mengenai jantung dan paru – paru. Kematian dapat terjadi akibat perdarahan

hebat yang diakibatkan luka tusuk yang mengenai jantung.

BAB V

KESIMPULAN

18

Page 22: LAPKAS luka tusuk

1. Kematian karena luka tusuk yang menembus organ vital, terutama jantung sehingga

terjadi perdarahan hebat.

2. Dari fakta – fakta yang ditemukan saat pemeriksaan, bahwa telah diperiksa jenazah

laki – laki, umur tiga puluh empat tahun, panjang badan seratus enam puluh lima

centimeter, kulit sawo matang, kesan gizi cukup. Dari pemeriksaan luar dan dalam

disimpulkan korban meninggal akibat luka tusuk yang menembus ke organ vital,

terutama jantung sehingga terjadi perdarahan hebat.

\

DAFTAR PUSTAKA

19

Page 23: LAPKAS luka tusuk

1. Shkrum MJ, Ramsay DA. Penetrating Trauma, Sharp-Force Injuries In Forensic

Pathology of Trauma Common Proplems for Pathologist. Humana Press. 2007 p 357 -

397

2. James-payne J, Vanezis P. Sharp and cutting Edge Wounds. Encyclopedia of Forensic

and Legal Medicine; Elsevier academic Press. 2005: p 123 – 129

3.  Apuranto, Hariadi. Luka tajam [online]. 2010. Available at :

www.fk.uwks.ac.id/elib/.../luka%20akibat%20benda%20tajam.pdf [cited : Juli 2011]

4. Amir, Amri. Trauma Mekanik. Dalam. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Kedua

Medan: Percetakan Ramadhan. 2005; IV: 72 - 90.

5.  Amir, Amri. Traumatologi. Dalam. Ilmu Kapita Selekta Ilmu Kedokteran Forensik.

Medan:. 2000;: 107 – 109.

6. Dix J, Calaluce R. Guide to Forensic Pathology. New York: CRC Press. 1999; 71 - 76

7. Anonim. Assessing Stab Wounds - Type of Weapon Involved. Available from : URL:

http://www. forensicmed.co.uk [cited : Juni 2011]

8. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa Aksara,

1997; 85-129.

9. Anonim, 2009, Tren Pembunuhan, http://radarlampung.co.id/read/opini/tajuk/1065-

tren-pembunuhan, diunduh pada tanggal 16 november 2014.

10. Anonim, Pelaku Pembunuhan Berantai Paling Kejam di Dunia, 2010,

http://forum.vivanews.com/aneh-dan-lucu/198893-10-pelaku-pembunuhan-berantai-

paling-kejam-di-dunia.html, diunduh pada tanggal 12 Desember 2012.

20