pengaruh luka tusuk terhadap kinerja usus

23
Pengaruh Luka Tusuk Terhadap Kinerja Usus Ani Ratna Juwita / 102011136 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jln. Terusan Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510 Tel. (021) 56942061 E-mail: [email protected] Pendahuluan Makan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Dengan makan maka seseorang mendapatkan energi yang berpindah dari makanan ke dalam tubuhnya sehingga ia dapat melakukan aktivitas. Unutk mengolah makanan yang dikonsumsi oleh manusia, dalam tubuh manusia berlaku suatu sistem pencernaan atau digestifus, dimana sistem ini berfungsi memindahkan zat gizi atau nutrien yang telah dimodifikasi, air dan elektrolit. Sistem ini pada dasarnya terdiri atas 4 tahap yang memproses makanan sehingga dapat digunakan di dalam tubuh dalam bentuk atau molekul yang sesuai, tahap itu terdiri dari motilitas, sekresi, pencernaan, dan penyerapan. Dalam melakukan 4 tahapan itu sistem pencernaan memiliki salurannya sendiri yang disebut sebagai traktus digestifus. Apabila proses pencernaan maupun saluran pencernaan mengalami gangguan maka, kerja oprtimal unutk memanfaatkan makanan yang masuk dan menghasilkan ATP sebagai energi dalam tubuh tidak dapat berjalan sempurna, dan dapat mengganggu kerja sistem yang lain dalam tubuh. Sehingga apabila seseorang mengalami gangguan sistem pencernaan maka perlu ditinjau tentang bagaimana proses pencernaan ataupun kondisi saluran pencernaannya, hingga

Upload: joanadechantallaiyan

Post on 02-Oct-2015

234 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

makalah gastrointestinal

TRANSCRIPT

Pengaruh Luka Tusuk Terhadap Kinerja UsusAni Ratna Juwita / 102011136Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJln. Terusan Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510 Tel. (021) 56942061E-mail: [email protected] adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Dengan makan maka seseorang mendapatkan energi yang berpindah dari makanan ke dalam tubuhnya sehingga ia dapat melakukan aktivitas. Unutk mengolah makanan yang dikonsumsi oleh manusia, dalam tubuh manusia berlaku suatu sistem pencernaan atau digestifus, dimana sistem ini berfungsi memindahkan zat gizi atau nutrien yang telah dimodifikasi, air dan elektrolit. Sistem ini pada dasarnya terdiri atas 4 tahap yang memproses makanan sehingga dapat digunakan di dalam tubuh dalam bentukatau molekul yang sesuai, tahap itu terdiri dari motilitas, sekresi, pencernaan, dan penyerapan. Dalam melakukan 4 tahapan itu sistem pencernaan memiliki salurannya sendiri yang disebut sebagai traktus digestifus. Apabila proses pencernaan maupun saluran pencernaan mengalami gangguan maka, kerja oprtimal unutk memanfaatkan makanan yang masuk dan menghasilkan ATP sebagai energi dalam tubuh tidak dapat berjalan sempurna, dan dapat mengganggu kerja sistem yang lain dalam tubuh. Sehingga apabila seseorang mengalami gangguan sistem pencernaan maka perlu ditinjau tentang bagaimana proses pencernaan ataupun kondisi saluran pencernaannya, hingga penangan terhadap gangguan tersebut dapat diberikan dengan tepat dan tidak lebih lanjut merugikan kesehatan seseorang.Skenario Seorang laki-laki berusia 20 tahun dibawa ke IGD RS karena menderita luka tusuk sejak 30 menit yang lalu. Dari pemeriksaan didapatkan luka tusuk berada di perut kuadran kanan bawah yang kemungkinan mengenai usus.

A. Region AbdomenAbdomen terbagi menjadi beberapa region oleh 2 bidang horizontal dan 2 bidang sagital:1. Bidang horizontal:1a. Bidang transpyloric: Bidang yang melewati garis horizontal yang melewati pertengahan dari angulus suprasternalis sampai symphysis pubis. Menyilang tepi caudal 2 cartilago costae IX disisi anterior dan tepi inferior vertebra lumbal I disisi posterior.b. Bidang transtubercularis: Bidang yang melewati garis horizontal yang melalui pertengahan antara bidang transpylorisca dan symphysis pubus. Bidang transtubularis melalui garis horizontal yang menghubungkan tuberculum iliaca dextra-sinistra, kira-kira setinggi vertebra lumbalis ke V (sisi posterior)2. Bidang verticalMidsagital: Yaitu 2 bidang sagital kanan dan kiri yang masing-masing melalui garis vertical pertengahan clavicula (linea medioclavicula).Dengan kedua garis horizontal dan sagital maka pada abdomen terdapat 9 regio, yaitu: regio epigastrica, regio hypocondrica dextra, regio hypocondrica sinistra, umbilikalis, lumbalis dextra, lumbalis sinistra, regio hypogastrica, inguinalis dextra, inguinalis sinistra.B. Dinding AbdomenDinding abdomen terdiri atas beberapa lapisan jaringan berturut-turut dari superficial ke profunda: cutis, subkutis, fascia superfisialis, muskuli abdominis dan tulang, fascia profunda, dan jaringan ekstraperitoneal.1C. Musculi Abdominis1. Muskulus oblikus eksternus abdominis: muskulus ini merupakan otot paling suerfisialis dari kelompok otot anterolateral dinding abdomen . serabut ototnya berjalan kearah caudomedial membentuk gambaran huruf V, kemudian berlanjut sebagai aponeurosis yang ikut membentuk vagina muskuli recti.Origo: pada facies eksternus costa V-XII. Pada 4 costa terbawah, otot ini berinterdigitasi dengan m.latisimus dorsi sedangkan pada 4 costa (8,7,6 dan 5) berinterdigitasi dengan m.serratus anterior dan m.pectoralis mayor.Insertio: serabut-serabut otot bagian posteriornya berinsertio pada labium eksternacrista iliaca. Pada SIAS serabut ini mengalami aponeurotic. Aponeurosis m.abliqus eksternus abdomisis dibagian caudal menebal yang terbentang dari Spina Iliaca Anterior Superior (SIAS) sampai tuberculum pubicum disebut Ligamentum Inguinale.Aponeurosis m.obloqus abdominis eksternus dan m.obliqus abdominis internus disebelah cranial abdomen bersatu pada tepi lateral m rectus abdominis, sedangkan makin kearah caudal persatuan ini makin mendekati linea alba sehingga membentuk garis lengkung kearah medial/linea alba yang disebut Linea Semilunaris Spigeli. Margo medial m.obliqud abdominis externus dibatsi oleh sisi lateral suatu bangunan segitiga yang dikenal sebagai Trigonum Lumabale. Trigonum lumbale banyak dilalui pembuluh darah dan merupakan lokus minoris resistensiae Hernia Lumbalis. Batas-batas trigonum lumbale: sisi medial berbatasan dengan tepi lateral m.latissimus dorsi, caudal berbatasan dengan crista iliaca dan sisi dasarn berbatasan dengan m.obliqus abdominis internus.2. Muskulus oblikus internus abdominis: otot ini berada tepat disebelah profundal m.obliqus abdominis eksternus. Serabut-serabutnya berjalan dari laterocaudal ke craniomedial, dan arah serabutnya berbentuk huruf A.Origo: bagian lateral yang arahnya lebih vertical melekat pada fascia lumbalis. Bagian intermedial melekat pada dua pertigaanterior crista iliaca. Bagian medial melekat pada dua pertiga permukaan dalam lig.inguinale lateral.Insertion: serabut bagian cranial/lateralberjalan sepanjang margo costalis untuk melekat pada permukaan dalam dan costa X-XII, linea alba dan yang melekat pada linea intermedia crista iliaca.3. Musculus transversus abdominis: serabut ini arahnya horizontal dan berada sebelah profunda m.abdominis internus.Origo: fascies internuscostalis VII-XII, Labium internum crista iliaca, Fascia thoracolumbalis, dan bagian lateral ligamentum inguinal.Insertion: aponeurosis otot ini sebelum melarut pada linea alba membentuk tiga perempat bagian cranial vagina musculi recti. Serabut-serabut bagian lateral membentuk lig.interfoveolar yang melekat dengan ramus superior pubicum. serabut otot bagian cranial berjalan hampir horizontal sedang serabut bagian caudal arahnya pararel dengan m.obliqus abd int. Serabut ototnya berakhir sebagai aponeurosis yang ikut membentuk vagiana musculi recti. Bagian aponeurosis bagian caudal melekat pada crista pubica dan bagian medial linea pectinea. Aponeurosis bagian caudal bersama aponeurosis m.obliqus abd int membentuk Conjoined Tendon4. Fascia transversa: Fascia ini lebih nyata dibandingkan dengan fascia yang lain yang ada diantara otot-otot abdomen . fascia transversa melapisi peritoneum parietale dalam cavum abdominis dan di pisahkan dari nperitoneum parietale oleh suatu jaringan ikat longgar yang disebut jaringan ekstraperitoneal. Fascia ini pada dinding anterior abdomen berlanjut sebagai pelapis dinding dorsal m.rectus abdominis dan vagina musculi recti. Sedangkan kearah cranial menjadi fascia diaphragmatica. Disebelah dorsal melapisi permukaan dalam dari musculus: m.quadratus, m.psoas mayor dan m.psoas minor. Kearah caudodorsal melanjut sebagai fascia illiopsoasica dan kearah medial ikut membentuk annulus femoralis externa dan vagina femoralis. Setelah melekat pada linea arcuata, fascia transversa melanjutkan sebagai fascia obturatoria dan fascia diaphragma pelvis superior.5. Musculus rectus abdominis: musculus ini hanya terdapat pada dinding medioanterior, serabut ototnya berjalan lurus dengan tiga buah jaringan aponeurosis yang melintang yang disebut Intersectionis Tendinea, terletak di: setinggi procecus xiphoideus, umbilicus dan pertengahan antara procecus xiphoideus dan umbilicus. Pada intersection tendinea melekat lamina anterior vagina musculi recti.Origo: dilekatkan melalui 2 buah tendoyaitu pars lateral yang melekat pada crista pubica dan pars medial yang melekat pada ligamentum symphysis pubis.Insertio: cartilage costae 5-7.6. Otot ini berbentuk segitiga yang diantara m.rektus dan lamina anterior vagina musculi. Basis segitiganya merupakan bagian origo dan apek di cranial sebagai insertionya. Otot ini bisa ada bisa tidak.Origo: margo superior corpus ossis pubisInsertion: linea alba (setinggi pertengahan umbilicus dan symphysis pubis.7. Vagina musculi recti: merupakan semacam sarung yang membungkus m.rectus abdominis yang terdiri dari lamina anterior dan lamina posterior. Vagina musculi recti ini dibentuk oleh aponeurosis dari tiga musculus yaitu: m.obliqus abdominis eksterna, m.obliqus abdominis interna dan m. transversa abdominis.Linea alba: merupakan suatu garis yang terbentang dari ujung procecus xiphoideus sampai symphysis pubis. Dibentuk oleh aponeurosis m.obliqus abdominis ekternus interdigitasi dengan m.obliqus abdominus internus dan m transverses abdominis.D. Canalis InguinalisMerupakan suatu saluran yang terletak didinding abdomen pada region inguinalis dan region pubica, terbentang dari annulus inguinalis interna ke annulus inguinalis eksterna.E. Innervasi Dinding AbdomenDinding abdomen diinnervasi oleh serabut saraf yang keluar dari cabang nervus vertebralis yaitu: ramus ventralis nervus thoracicus VII-XII dan ramus ventralis nervus lumbalis I, kemudian bercabang menjadi 2 yaitu n.illiohypogastrica dan illioinguinalis. Kedua ramus ventralis menuju dinding anterior abdomen berada diantara m. obliqus abdomen internal dan m. transverses abdominis yang kemudian berakhir sebagai ramus cutaneus untuk mempersarafi kulit abdomen. Distribusi persarafan pada kulit yaitu: N. Th VII dan IX mempersarafi kulit diatas umbilicus. N Th X mempersarafi kulit region umbilicus. N Th XI, XII dan N L I mempersarafi kulit dibawah umbilicus.F. Vaskularisasi Dinding AbdomenDinding abdomen mendapatkan vaskularisasi dari: a. epigastrica superior, a.musculophrenica, a.epigastrika inferior, a.circumflexa ilium profunda, arteri subcostalis, a.lumbalis, a.intercostalis posterior.Arteri epigastrica superior dan a. musculophrenica dicabangkan dari a.mamaria interna serta kedua arteri ini memperdarahi abdomen bagian cranial, sedangka abdomen bagian caudal diperdarahi oleh a.epigastrica inferior dan a.circumflexa yang keduanya cabang dari a.iliaca externa.G. Sistem Vena dan Limfe Dinding AbdomenAliran VenaSistem vena dinding abdomen umumya lebih bervariasi. Pada dinding abdomen dibedakan menjadi: vena-vena superfisialis dan vena-vena profunda.1. Vena-vena superfisialis: vena-vena pada permukaan superfisialisdinding abdomen anterior bagian cranial akan bermuara ke vena thoracoepigastrica, sedangkan bagian caudal akan bermuara pada vena epigastrika superficialis. Batas antara bagian cranial dan caudal adalah setinggi umbilicus. Vena-vena subcutan disekitar umbilicus beranastomosis dengan vena porta melalui vena-vena dalam lig.teres hepatic. Anastomosis ini dapat membesar bila terjadi sumbatan pada vena porta . gambaran vena yang membesar dapat terlihat didinding anterior abdomen sebagai Caput Medussae.2. Vena-vena profunda: vena-vena yang terdapat di cranial umbilicus bermuara pada v. thoracica interna selanjutnya bermuara ke vena subclavia dan yang caudal bermuara pada v. epigastrica inferior untuk melanjut ke v. illiaca externa.Aliran limfeUmumya mengikuti aliran vena.H. PeritoneumPeritoneum merupakan membrane serosa yang terdiri atas peritoneum parietal dan peritoneum visceral. Peritoneum parietam melapisi permukakan dalam cavum abdominis. Sementara peritoneum viseralis merupakan reflaksi atau lanjutan peritoneum parietalis yang membungkus atau melapisi berbagai organ, vasa, nervus, dan saluran lymphe. Peritoneum visceral sebagai refleksi di berinama sesuai dengan nama organ dimana peritoneum tersebut melekat yaitu: mesenterium (pada yeyunum dan ileum), mesocolon (pada colon), mesogastrium (pada gaster), ligamentum hapatogastrium, ligamentum falciforme hepatic atau plica umbilicalis (di antra organ dan dinding abdomen), dan omentum mayus dan omentum minus (diantara organ dan dinding abdomen, refleksi peritoneum yang melebar dan luasIntestinum Minor (Usus Halus)1Usus halus panjangnya sekitar 6 m dan terdiri dari duodenum, jejenum, dan ileum. Area permukaan dalam yang luas di sepanjang usus halus membantu absorpsi produk-produk pencernaan. Usus halus menggantung dari dinding pesterior abdomen ditahan oleh mesenterium yang mengandung pembuluh darah mesenterika seperior, pembuluh limfe, dan saraf otonom. Mesenterika memiliki panjang sekitar 15 cm dan berjalan dari fleksura duodenojejunalis sampai sendi sakroiliaka dekstra. Batas distalnya memiliki panjang yang jelas sama dengan panjang usus. DuodenumDuodenum merupakan bagian teratas usus halus. Panjangnya sekitar 25 cm dan berliku-liku di sekitar kaput pankreas. Fungsi utamanya adalah absorpsi produk-produk pencernaan. Pada jarak 10 cm dari pilorus, di duodenum terdapat papila vateri yang merupakan tempat muaranya duktus koledokus dan saluran pankreas berbentuk menonjol ke dalam lumen duodenum. Duodenum terletak di regio epigastrica dan umbilicalis. Walaupun ukurannya relatif pendek, area permukaannya sangat deperluas karena mukosanya berlipat-lipat dengan vili yang hanya terlihat secara mikroskopik. Dengan pengecualian 2,5 cm pertama, yang seluruhnya dilapisi peritoneum, duodenum merupakan struktur retroperitoneal. Secara umum dibagi dalam empat bagian: 2,3 Pars superior duodeni ( 5 cm ) terletak setinggi vertebra L1 dan merupakan bagian yang bergerak paling bebas. Hubungan pars superior duodeni : kedepan dengan peritoneum (omentum minus), lobus quadratus dan dexter hepar, dan collum vesica fellea, kebelakang dengan bursa omentalis, ductus choledocus, v.porta hepatis, v.cava inferior, aa.gastroduodenalis, keatas dengan collum vesica fellea dan foramen omentalis, serta kebawah dengan caput dan collum pancreas.4 Pars descendens duodeni ( 10 cm ) berjlaan vertikal ke bawah sepanjang pinggir kanan vertebra L1 L3 di depan hilum renalis. Pylorus masuk dengan miring muara dari ampulla hepatopancreatis vateri (gabungan ductus choledocus dan ductus pancreaticus). Pada muara ini terdapat tonjolan, disebut papilla duodeni major (vateri) dan mempunyai sphincter oddi yang berfungsi mengatur pengeluaran cairan empedu can pancreas. Sedikit diatasnya, terdapat papilla duodeni minor (santorini), tempat muara ductus pancreaticus accessorius.4 Pars inferior (horizontalis) duodeni ( 7,5 cm ) berjalan horizontalis kekiri menyilang garis tengah setinggi vertebra L3 pada bidang subcostalis. Bagian ini di sebelah anterior dilewati oleh pangkal mesenterium dan pembuluh darah mesenterika seperior.4 Pars ascendens duodeni ( 5 cm ) berjalan ke arah kiri atas sampai setinggi vertebra L2 dan beralih menjadi jejenum dengan suatu lekukan yang disebut flexura duodenojejunalis. Ujung bawah duodenum ditandai oleh lipatan peritoneal yang merenggang dari sambungan ke kruris dekstra diafragma yang melapisi legamentum suspensorium treitz. Bagian terminal dari v. Mesenterika inferior terletak di sebelah sambungan duodenojejunal dan berfungsi sebagai penanda.2,4Pasokan darah Aa. Pankreatikoduodenalis superior cabang a.gastroduodenalis dan inferior memasok darah ke duodenum dan berjalan di antara duodenum dan kaput pankreas. Arteri superior berasal dari aksis seliaka dan arteri inferior dari a. Mesenterika superior.2 Dan dipendarahi oleh a. Gastroduodenalis yang merupakan cabang a. Hepatica communis. Kemudian darah dari v.pancreaticoduodenalis superior dialirkan ke v.porta, sedangkan yang inferior dialirkan ke v.mesenterica superior ke v.porta.

Jejenum dan IleumJejenum dan Ileum mempunyai panjang + 6 meter dan terdiri atas : jejenum (dengan panjang + 2-3 meter), dan ileum (dengan panjang + 4-5 meter). Batas sambungan antara jejenum dan ileum tidak tegas. Jejenum mengisi bagian atas kiri rongga abdomen dan ileum mengisi bagian kanan bawah rongga abdomen dan rongga pelvis. Sedangkan ujung bawah ileum berhubungan dengan sekum dengan perantara lubang yang dinamakan orifisium ileosekalis. Orifisium ini diperkuat oleh sfingter ileoseikalis dan dilengkapi dengan katup valvula seikalis atau disebut juga valvula baukini. Fungsi valvula ini adalah mencegah cairan atau isis kolon ascendens tidak kembali ke ileum. Tidak ada perbedaan yang tajam antara jejunum dan ileum, namun demikian, ciri-ciri tertentu membantu membedakan keduannya:1,3 Selain duodenum, dua perlima proksimal usus halus merupakan jejunum, sedangkan tiga perlima distal sisanya meruapakan ileum. Lingkaran-lingkaran jejunum cenderung mengisi regio umbilikalis sedangkan ileum mengisi bagian bawah abdomen dan pelvis. Mukosa usus halus memiliki lipatan sirkular valvula koniventes. Lipatan ini lebih jelas pada jejenum dibandingkan pada ileum. Diameter jejunum cenderung lebih besar daripada ileum. Mesenterium jejunum cenderung lebih tebal daripada ileum. Pembuluh darah mesenterika superior berjalan sepanjang bagian ketiga duodenum dan memasuki pangkal mesenterium serta berjalan ke arah regio iliaka dekstra di dinding posterior abdomen. Cabang-cabang jejunal dan ileal terpisah dan beranastomosis kembali dalam mesenterium sehingga membentuk gang beratap ( arcade ). Pembuluh arteri ujung keluar dari gang beratap dan memasok darah ke dinding usus. Pasokan darah jejunum terdiri dari beberapa gang beratap dan sedikit cabang terminal sedangkan pembuluh pada ileum memiliki banyak gang beratap dan lebih banyak cabang terminal berupa arteri ujung yang melewati dinding usus.Darah dari jejenum dan ileum dialirkan ke dalam v.mesenterica superior, berakhir dibelakang collum pancreatis, bersama-sama v.lienalis masuk ke dalam v.porta.Intestinum Mayor (Usus Besar)3Organ tubuh berupa usus besar ini disebut juga kolon, panjangnya mencapai kira-kira 150 cm dan lebarnya 5-6 cm yang dimulai di papilla ilialis. Fungsi usus besar atau kolon ini sebagai tempat menampung sisa makanan (feses) yang telah diabsorpsi usus halus, menyerap air dari sisa makanan, dan tempat tinggal bakteri F.coli. colon terbentang mengelilingi jejenum dan ileum. Susunan usus besar dari atas kebawah adalah sekum, kolon ascendens, kolon transversum, kolon descendens, kolon sigmoid, rektum serta anus.Sekum (caecum) adalah bermuaranya sisa makanan yang telah diserap usus halus melalui valvula baukini. Terletak di abdomen sebelah kanan bawah dan di bawah sekum terdapat apendiks vermiformis yang berbentuk seperti cacing sehingga disebut umbai cacing dengan panjangnya + 6 cm.3 Bagian depan berbatasan dengan dinding perut, dan belakang dengan M.psoas. Sekum diperdarahi oleh a.ileocolica dan a.coecalis anterior dan posterior.Kolon asendens, bagian kolon ini terdapat di abdomen sebelah kanan membujur ke atas dari ileum menuju ke bawah hepar dan melengkung ke arah kiri menuju kolon transversum. Lengkungan ini biasa disebut fleksura hepatika. Panjang kolon ini dapat mencapai 13 cm.3 Berbatasan dengan Intesinum tenue pada bagian depan, sedangkan bagian belakang berbatasan dengan m.iliacus, m.psoas, m.quadratus lumborum, m.transversus abdominis, dan ren dexter. Kolon ini diperdarahi oleh a.colica dextra cabang dari a.mesenterica superior.Kolon transversum, kolon ini membujur dari abdomen sebelah kanan kolon ascendens ke abdomen sebelah kiri kolon descendens di bawah hepar dan lambung. Atau sebelah kanan terdapat fleksura hepatika dan sebelah kiri terdapat fleksura lienalis. Panjangnya dapat mencapai + 38 cm dan bentuk lumen kolon transversum ini khas membentuk segitiga. Pada bagian kolon ini berbatasan dengan dinding depan perut, belakang berbatasan dengan pars descendens duodeni dan pancreas, bagian atas dengan curvatura major ventriculi melalui lig. Gastrocolicum, serta pada bagian bawah berbatasan dengan jejenum dan ileum. Kolon ini diperdarahi oleh a.colica media cab. a.mesenterica superior dan a.colica sinistra cab. a.mesenterica inferior.Kolon descendens, kolon ini panjangnya + 25 cm. Letaknya terdapat pada fleksura lienalis membujur dari atas ke bawah abdomen sebelah kiri sampai kedepan ileum kiri kemudian menyambung dengan kolon sigmoid.3 Pada bagian depan berbatasan dengan jejenum dan bagian belakang atas berbatasan dengan m.transversus abdominis dan m.quadratus lumborun , serta belakang bawah berbatasan dengan m.psoas dan m.iliacus. kolon ini diperdarahi oleh a.coli sinistra cab. a.mesenterica inferior.Kolon sigmoid, merupakan kelanjutan dari kolon descendens, terletak miring di dalam abdomen bawah tepatnya pelvis sebelah kiri membentuk huruf S dan ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.3 Kolon ini berbatasan dengan vesica urinaria, uterus, dan ileum pada bagian depan, serta vasa iliaca externa dan m.pyriformis sinistra pada bagian belakang. Selain itu, kolon sigmoid ini diperdarahi oleh aa.sigmoidae (2-4 buah) yg merupakan cab. a.mesenterica inferior.Rektum (rectum), merupakan kelanjutan dari kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor (usus besar atau kolon) dengan anus. Letaknya dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os coccygius.Anus, adalah saluran pencernaan makanan yang paling akhir serta yang menghubungkan intestinum mayor dengan dunia luar. Letaknya di abdomen bawah bagian tengah di dasar pelvis setelah rektum. Dinding otot anus diperkuat oleh tiga sfingter yakni, sfingter ani internus (tidak mengikuti keinginan), sfingter levator ani (tidak mengikuti keinginan) dan sfingter ani eksternus (mengikuti keinginan).Struktur MikroskopisUsus Halus (Intestinum Tenue)Usus halus disebut juga dengan intestine atau intestinum tenue. Terdiri dari 3 daerah yaitu duodenum, jejenum dan ileum. Seperti halnya lambung, histologi usus halus juga terdiri dari 4 lapisan yaitu tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muscularis, dan tunika serosa. Permukaan dalam usus juga diperluas dengan adanya tonjolan-tonjolan dalam sirkuler (plica sirkulares). Tonjolan ini memiliki jonjot halus yang disebut villus (jamak: villi). Satu villus mengandung percabangan halus pembuluh darah dan pembuluh limfa. Tunika mukosa pada usus halus terdiri dari sel goblet dan sel batang. Sel goblet berbentuk bulat gembung seperti kendi atau lonceng, menggetahkan lendir tanpa mengandung enzim. Sel batang bermikrovilli, yang berfungsi untuk mengasorpsi makanan. Tunika submukosa tersusun atas serat kolagen, elastis dan retikulosa, banyak mengandung pembuluh darah dan simpul saraf Meissner. Pada lapisan ini, pada daerah dinding dalam duodenum terdapat kelenjar Bunner. Tunika muscularis terdiri dari dua lapisan otot polos. Sebelah luar letaknya longitudinal, sebelah dalam sirkuler. Diantara kedua lapisan ini terdapat simpul Auerbach. Tunika serosa terdiri dari mesothelium serta jaringan ikat, sebagai penerusan lapisan perithoneum.5 Daerah duodenum, villi membentuk daun menjari yang berlapis-lapis. Di daerah jejenum, villi lebih pendek daripada di daerah duodenum. Pada ileum villi paling pendek dan membentuk jari. Pada bagian ini terdapat banyak nodul limfa dan membentuk kelompok yang disebut bercak Peyer.Usus BesarDinding usus besar terdiri dari empat lapis, yaitu T.mukosa, T.submukosa, T.muscularis dan T.serosa. pada T.mukosa terdapat lipatan mukosa yang disebut plica semilunares yang dibentuk oleh seluruh lapisan dinding, kecuali t.muskularis longitudinalis. Jaringan penyusun usus besar terdiri dari Tunika mucosa yang tidak memiliki villi. Jaringan epitel terdiri atas sel-sel batang yang pada puncaknya terdapat banyak microvilli. Membran sel ke arah lumen diselaputi oleh kutikula. Kelenjar yang terdapat pada usus besar yaitu kelenjar Lieberkuhn. Kelenjar ini berbentuk panjang dan banyak mengandung sel goblet. Kelenjar pada usus besar mengandung sel goblet, sel Paneth, dan sel APUD. Namun yang dominan adalah sel goblet. Sel Paneth sukar ditemukan. Sedangkan sel APUD terdapat cukup banyak. Pada usus besar, terdapat banyak lamina propia yang mengandung nodul limfa dan menerobos masuk menuju ke tunika submukosa.5T.submukosa terdiri atas jar.ikat longgar dan mengandung pembuluh darah. Absorbsi air terbanyak terjadi pada lapisan ini. T.muskularis dibedakan menjadi dua, circular yang letaknya didalam dan longitudinal lebih pendek dan mengelompok membentuk pita disebut taenia. Taenia muscularis longitudinal lebih pendek dari sircular, sehingga terjadi gelembung-gelembung yang disebut haustra coli, sedangkan lekukan diantara gelembung-gelembung disebut plica semilunaris. Selain itu, T.serosa mempunyai kantung-kantung peritoneum sepanjang taenia dan berisi jar.lemak, dikenal sebagai appendices epiploica.Enzim pencernaanPencernaan makanan secara kimiawi terjadi dengan bantuan zat kimia tertentu. Enzim pencernaan merupakan zat kimia yang berfungsi memecahkan molekul bahan makanan yang kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana dan kecil. Molekul yang sederhana ini memungkinkan darah dan cairan getah bening (limfe) mengangkut ke seluruh sel yang membutuhkan.Secara umum enzim memiliki sifat : bekerja pada substrat tertentu, memerlukan suhu tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula. Suatu enzim tidak dapat bekerja pada substrat lain. Molekul enzim juga akan rusak oleh suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Demikian pula enzim yang bekerja pada keadaan asam tidak akan bekerja pada suasana basa dan sebaliknya. Macam-macam enzim pencernaan yaitu antara lain sebagai berikut:6Enzim pencernaan dalam usus6Berasal dari cairan empedu:1. Enzim tripsin: Enzim tripsin dihasilkan oleh sel-sel pancreas dalam bentuk molekul tripsinogen yang tidak aktif. Tripsinogen diaktifkan menjadi tripsin oleh enterokinase, suatu enzim yang dihasilkan dalam usus. Cara kerja enzim tripsin yaitu : Asam amino memiliki molekul yang lebih sederhana jika dibanding molekul pepton. Molekul asam amino inilah yang diangkut darah dan dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan. Selanjutnya sel akan merakit kembali asam amino-asam amino membentuk protein untuk berbagai kebutuhan sel. Tripsin bekerja spesifik untuk ikatan peptida asam amino dasar. 2. Enzim kimotripsin: Kimotripsin adalah suatu enzim yang berfungsi sebagai katalis dalam proses hidrolisis protein. Enzim ini dihasilkan oleh pankreas dalam bentuk kimotripsinogen. Kimotripsinogen diubah menjadi kimotripsin oleh adanya tripsin. 3. Enzim peptidase: Hasil hidrolisis protein, pepton, protease oleh enzim tripsin dan kimotripsin adalah polipeptida. Polipeptida ini kemudian dihidrolisis lebih lanjut oleh enzim-enzim peptidase. 4. Enzim Lipase: Enzim lipase dalam cairan pankreas mempunyai fungsi sebagai katalis dalam proses hidrolisis lemak menjadi asam lemak, gliserol, monoasilgliserol dan diasilgliserol. Oleh karena lemak adalah suatu trigliserida, maka diasilgliserol adalah digliserida dan monoasilgliserol adalah monogliserida. 5. Enzim amilase: Amilase yang terdapat dalam cairan pankreas ini sama dengan amilase dalam saliva, yaitu berfungsi sebagai katalis dalam proses hidrolisis amilum, dekstrin, dan glikogen menjadi maltosa. 6. Nukleodepolimerase: Enzim ini berfungsi untuk memecah nukleat menjadi mononukleotida. Berasal dari cairan usus61. Karbokhidrase: Enzim pemecah karbohidrat. Enzim yang terdapat cairan usus ini adalah enzim maltase, sukrase, dan laktase. Maltase adalah enzim memecah maltosa menjadi glukosa, sukrase memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, sedangkan laktase memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.2. Peptidase: Enzim pemecah ikatan peptida. Enzim yang penting dalam cairan usus ialah amino peptidase, yaitu enzim yang memecah ikatan peptide pada ujung yang mempunyai gugus NH2. Di samping itu terdapat juga tripeptidase yang memecah molekul tripeptida dan dipeptidase yang memecah molekul dipeptidaPencernaan usus halus7Pencernaan di lumen usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pankreas, dengan pencernaan lemak ditingkatkan oleh sekresi empedu. Akibat aktivitas enzim-enzim pankreas, lemak di reduksi secara sempurna menjadi unit-unit monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat diserap. Protein diuraikan menjadi fragmen-fragmen peptida kecil dan beberapa asam amino. Karbohidrat diubah menjadi disakarida dan beberapa monosakarida. Karena itu, pencernaan lemak telah selesai di dalam lumen usus halus, tetapi pencernaan karbohidrat dan protein belum tuntas.Nantinya, pencernaan karbohidrat dan protein akan dituntaskan dibrush borderyang mengandung tiga kategori enzim yang melekat ke membran. Yaitu: enterokinase (mengaktifkan enzim pankreas tripsinogen), disakaridase meliputi maltase-sukrase-laktase (menuntaskan pencernaan karbohidrat), dan aminopeptidase (menghidrolisis fragmen-fragmen peptida kecil menjadi komponen asam aminonya).Penyerapan usus halus6Semua produk pencernaan karbohidrat, lemak dan protein, serta sebagain besar elektrolit, vitamin, dan air, normalnya diserap oleh usus halus tanpa pandang bulu. Hanya penyerapan kalsium dan bsi yang biasnya disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Karena itu semakin banyak makanan yang dikonsumsi, semakin banyak ayang akan dicerna dan diserap. Penyerapan sebagaian besar berlangsung di duodenum dan jejunum. 50% bagian dari usus halus dapat diangkat tanpa menyebabkan gangguan penyerapan, namun jika ileum terminal diangkat, maka akan terjadi gangguan penyerapan vitamin B12dan garam empedu.Pencernaan usus besar6Dalam usus besar tidak terjadi pencernaan karena tidak terdapat enzim pencernaan. Bakteri kolon mampu mencerna sebagain selulosa namun untuk kepentingan metabolisme mereka sendiri.Penyerpan usus besar6Kolon dalam keadaan normal menyerap garam dan H2O. Natrium diserap secara aktif, Cl-mengikuti secara pasif menuruni gradien listrik, dan H2O mengikuti secara osmotis. Kolon menyerap sejumlah elektrolit lain serta vitamin K yang disintesis oleh bakteri kolon. Melalui penyerapan garam dan H2O terbentuk massa tinja yang padat.Tinja atau feses merupakan hasil akhir dari sistem pencernaan. Dimana feses terdiri dari 100gr H2O, 50gr bahan padat meliputi selulosa-bilirubin-bakteri-sejumlah kecil garam, dan residu makanan yang tidak diserap. Selain mengeluarkan feses, terdapat pula gas yang turut dikeluarkan yang disebut flatus.Kesimpulan Sistem pencernaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari proses motilitas, sekresi, pencernaan , dan penyerapan. Usus halus, usus besar merupakan bagian dari saluran pencernaan. Semua organ tersebut menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari molekul kompleks menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas tubuh manusia. Oleh sebab itu apabila ada yang mengalami gangguan pasti kesehatan kita terganggu.Daftar Pustaka 1. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta : Erlangga;2004.h.35-7. 2. Sumardjo D. Pengantar kimia : buku panduan kulah mahasiswa kedokteran dan program strata I fakultas bioeksakta. Jakarta : EGC;2008.h.20-2. 3. Priyanto A, Lestari S. Endoskopi gastrointestinal. Jakarta : Salemba Medika;2008.h.7-11.4. Widjaja IH. Anatomi abdomen. Jakarta : EGC;2008.h.59-64.5. Marieb, E. H. 2004. Human Anatomy and Physiology. Pearson Education Inc: San Francisco. 6. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi 27. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h. 497-5037. Fiore, D. Mariano, S.H. Atlas histology manusia. Jakarta : EGC. 2003.h.109 117.