edisi 179 november 2014

Upload: informatika-icmi-kairo

Post on 02-Jun-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Edisi 179 November 2014

    1/16

  • 8/10/2019 Edisi 179 November 2014

    2/16

    Edisi: 179/November 2014

    Editorial

    2

    B

    udaya yang berkembang

    di lingkungan hidup

    seseorang, merupakan

    salah satu faktor terbesar yang akanmempengaruhi karakternya. Mereka yang

    berada dalam lingkungan yang pesimistis

    maka sulit baginya untuk berkembang

    dengan pola pikir seperti itu, begitupun jika

    lingkungannya merupakan orang-orang

    sukses, maka hal tersebut berlaku se-

    baliknya.

    Begitupun budaya masuk kuliah.

    Tidak adanya absen dan kewajiban untuk

    masuk kuliah, rumah yang jauh dari kam-

    pus, ruang kuliah yang tidak kondusif me-

    mang beberapa faktor yang menyebabkanseseorang malas untuk pergi kuliah. Na-

    mun, ada yang lebih daripada faktor-faktor

    tersebut. Ya budaya yang telah mengakar

    lama merupakan faktor terbesar, maka

    tradisi masuk kuliah perlu dibudayakan

    kembali terutama oleh para senior, sehing-

    ga masuk kuliah bukan hanya milik anak-

    anak yang baru datang, dan selanjutnya

    sama saja. Kami menyoroti bahwa hal ini

    sangat terjadi di kalangan Mahasiswa.

    Berbeda dengan mahasiswi yang memang

    mayoritas menomorsatukan bangkukuliah.

    Dilain sisi, budaya dialog merupa-

    kan hal yang sangat penting dilakukan dan

    dibudayakan sebagai seorang akademisi.

    Maka, seseorang yang terbiasa hidup da-

    lam budaya anti dialog, ketika dihadapkan

    pada permasalahan yang dia tidak setujui,

    kemungkinan besar dia akan menolak dan

    bersikukuh pada pendapatnya walaupun

    mungkin itu salah. Hal-hal seperti inilah

    yang kadang menimbulkan percikan-

    percikan konflik.

    Oleh karena itu, isu yang berkem-

    bang terhadap Atdik akhir-akhir ini meru-

    pakan bagian dari minimnya dialog yang

    dilakukan. Maka kami sangat mengapre-siasi sekali PPMI sebagai induk organisasi

    masisir, jika berkenan mengadakan dialog

    terbuka langsung dengan pihak terkait

    guna mengverifikasi permasalahan yang

    terjadi dan membincang masa depan pen-

    didikan masisir.

    Dua hal diatas merupakan pem-

    bahasan utama kami yang terangkum da-

    lam rubrik Suara Mayoritas (SM) dan So-

    rot. Selain itu, Kedatangan anak baru

    merupakan hal selalu menarik untuk diba-

    has, karena anak baru merupakan lahanbasah yang siapapun ingin menyebur

    didalamnya. Bahkan tahun ini, broker-

    broker baru bermunculan, menandakan

    teori lahan basah itu sangat benar adan-

    ya. Pembahasan ini dapat dibaca pada

    rubrik Lapsus kami.

    Begitupun tulisan-tulisan lainnya

    yang tidak kalah menarik. Seperti pemba-

    hasan tentang pencurian yang kembali

    marak terjadi, bahkan salah satu ter-

    sangkanya merupakan teman dekat dari

    mesir yang sering berkunjung ke rumah.

    Maka hal tersebut dapat menjadi

    peringatan agar lebih berhati-hati memba-

    wa orang asing ke rumah. Begitupun lipu-

    tan kami tentang bisnis dan pertukaran

    pelajar yang sangat menarik untuk dibaca.

    Akhirnya, selamat membaca,

    semoga berkenan dan mendapatkan hal-

    hal yang baik. Jika ada masukan atau

    kritikan yang membangun kami terima

    dengan tangan terbuka. Kami juga meneri-

    ma karya tulis dari pembaca sekalian.

    Budaya dan Dialog

    Email:

    [email protected]

    Telp / Mobile:01157926958/01128872152

    Alamat Redaksi:Wisma Nusantara, 8Wahran St. Rabea el-Adawea , Nasr City, Cairo, Egypt.

    Web Master:Lukmanul Hakim

    Distributor dan Periklanan:Khoirun Nisa: +201158328145Fatimah NK: +201128016755

    Layouter & Ilustrator:

    Al-Khawarizmi

    Editor:Sifrul Akhyar, Ahwazy Anhar, AchmadFawatih, Fakhry Emil Habib, Fitra Yuzarni.

    Reporter:Moch Hammam, Maulana Abdul Aziz, IrfanMuhammad Ali, Muhammad Fahmi, NawaSyarif, Laela Nurhidayah, Shofuriya, Nurul

    Aini Azizah, Wasliyah J, Rifatud Darojah.

    Redaktur Ahli:Ahmad Satriawan Hariadi, Lc., FajarPradika, Lc., Hilmy Mubarok, Lc. SayyidZuhdi, S.S., Nurul Azizah, Lc. Ayu Rizki

    Amalia, Lc.

    Penanggungjawab:Koordinator Departemen Media danKomunikasi ICMI Orsat Kairo

    Pengarah:Drs. Ahmad Isrona

    Bitoh Purnomo, Lc.

    Indra Gunawan, Lc.

    Pelindung:Ketua Umum ICMI Orsat Kairo

    Informatika

    Dewan Redaksi:Raidah Sekar Harani, Suhardi Junaidi, NurFitria Qurrotu Aini, Nashirat Zimam al-Husna, Abdi Zakaria, Rabbani Rizki Fadhi-la, Pangeran Arsyad, Assadullah Rouf,Miftakhudin

    Sekretaris Redaksi:Aisyah Ummu Fadhilah, Ikhwan HakimRangkuti, Durratul Azkiya

    Pemimpin Redaksi:Miftah Firdaus

    Pemimpin Usaha:Fatimah Nurul Khoiriyah

    Pemimpin Umum:

    Hielya Abdurrahman

  • 8/10/2019 Edisi 179 November 2014

    3/16

    Edisi: 179/November 2014 3

    Selengkapnya...Hal 8

    Suara Mayoritas

    Jam sudahmenunjukanpukul 08:30 pagi,

    namun SS masih nyamanmenggeliat dibawah selimutbiru dan kasur tebal bermerkTaki kesayangannya,Enggak kuliah? tanya AMteman sekamarnya mem-bangunkan. Malas ah! ramebanget, nggak kondusif, kanyang penting bisa menjawabujian nanti, jawabnya ketus.Sabtu, 11 Oktober 2014,kegiatan perkuliahan untuktahun ajaran baru 2014-2015telah resmi dimulai. Namun

    seperti biasa, prosentasemahasiswa Indonesia yangdatang ke perkuliahan gunamengikuti muhadharah tern-yata tetap minim, terkecualiuntuk urusan administrasiperpanjangan visa yang bi-asanya habis pada Septem-ber-November.

    Menurut MuhammadArief, banyak faktor yangmenyebabkan mahasiswaIndonesia malas untukmengikuti kegiatan perkulia-

    han. Seperti jarak kampusyang jauh bagi yang tinggal di

    Asyir, kurang kondusifnyaruang perkuliahan, dosenyang memakai bahasa am-miyah, tidak adanya absen,administrasi yang terkadangmenyebalkan, dan banyaknyakegiatan yang bertabrakandengan waktu perkuliahan.Hal tersebut menyebabkanmahasiswa kita disini jadijarang untuk mengikutikegiatan perkuliahan, tuturmahasiswa yang baru sajamenyelesaikan jenjang stratasatunya tersebut.

    Senada dengandiatas, Mujaddid mahasiswa

    Fakultas Syariah tingkat tigamenambahkan, bahwa ling-kungan kampus, lingkunganorang-orang terdekat, meru-pakan faktor terbesarmalasnya mahasiswa untukdatang ke kampus,Ditambah kegiatan organ-isasi yang terpisah dengankampus, buat acara seenak-nya, semaunya, tanpamelihat jadwal kampus, yangakhirnya jadi kebiasaan,tuturnya menyesalkan. Kalo

    saya pribadi masuk kuliah itutanggung jawab, sudah jadi

    mahasiswa, kuliah murah,tinggal masuk saja gak ber-syukur. Walaupun di kelastidak paham dengan bahasaamiyah, minimal kita dapatberkah, tambahnya.

    Mahasiswi aktivisMawar ICMI, Vita juga menu-turkan pandangannyamengenai antusiasme maha-siswi Indonesia khususnyapada tahun ini. "Masih ter-bilang minim dalam memasu-ki perkuliahan. Mungkindisebabkan kondisi kuliahsaat ini yang terlalu eksklusifsehingga memaksa para ma-

    hasiswinya untuk mengantripanjang agar dapat memasu-ki lingkungan kampus. Dansejauh ini kesiapan untukkembali aktif kuliah belumdikatakan 100%."

    Lain halnya denganIkrima Sofyan, ketuaWIHDAH periode 2014-2015.Ia beranggapan bahwa untuktahun ajaran baru ini, khu-susnya mahasiswi Indonesiasangat antusias dalammemasuki perkuliahan.

    Diantaranya adalah

    Sorot

    Siapa Rajin Kuliah?

    Pengorbanan yang adapada kasih sayang,memiliki posisi penting

    pada zaman sekarang ini. Bukanpengorbanan seorang kekasih yangdimaksud, akan tetapi pengorbanan yangmenggambarkan ketulusan hakiki sorangibu tanpa pamrih.

    Ya, seorang ibu rela

    mengorbankan apapun yang ada padadirinya demi buah hatinya. Pengorbanantulus sebagai fitrah seorang ibumenggambarkan kepahlawanan paling

    utama pada diri perempuan. Ketulusan ibuuntuk jauh dengan anak demi pendidikansang buah hati merupakan salah satupotret kepahlawanan ibu di saat ibulainnya dapat bersua dengan anaknyasetiap saat.

    Akan tetapi, sikap kepahlawananseorang ibu terkadang dikotori olehberbagai pemahaman rusak. Pemahamanrusak itu tidak jarang memalingkan sifatmulia ibu ke tempat lain sehingga salahdalam penggunaannya.

    Dalam hal ini, sebut saja seorangibu yang berupaya mengeluarkan anaknyadari penjara duniawi tanpa pernah pedulibahwa anaknya terjerumus ke dalamgelimang dosa dan mendapat adzab diakhirat nanti. Dengan demikian, iamenyalahi fitrah yang seharusnyamenjadikan anaknya sebagai tabungan diakhirat, akan tetapi justru menjadikananaknya sebagai yang menggugatnya diakhirat kelak.

    Namun jika ibu menyelamatkananaknya dari adzab akhirat dengan kasih

    sayang hakiki yang ia berikan denganbenar, maka semua amal baik anaknyaakan tercatat sebagai lembaran amalseorang ibu. Pada hakikatnya, hal ini

    karena ibu merupakan sekolah dan gurupertama bagi setiap anak. Said Nursidalam bukunya Risalah Nur,mengatakan bahwa pelajaran Sang ibumembekas kuat dalam fitrahnya sekaligusmenjadi benih-benih selama masahidupnya yang hampir berusia 80 tahunini.

    Salah satu bukti lainkepahlawanan ibu yaitu pengorbanantanpa pamrih dan tanpa sikap ria yaitumengorbankan jiwa demi anaknya.Analogi seorang induk ayam betina yangberani melindungi anaknya dari serangansinga, salah satu bukti pengorbanan Sangibu bagi anaknya. Dalam pendidikanIslam, paling penting dalam hal ini yaitusebuah keikhlasan. Kasih sayang hakikidari seorang ibu mencerminkankeikhlasan yang tidak akan mampudibalas oleh seorang anak dalam bentuk

    apapun. Wallahu alam.

    Media Sosial Masisir kem-bali ramai akhir-akhir ini,foto salah satu pejabat

    KBRI yang diberi kata-kata khasmeme menjadi sorotan. Foto ter-sebut merupakan bapak AtasePendidikan saat ini. Sebenarnyaapa yang sedang terjadi? Apa sihyang Masisir rasakan dengankinerja Atdik sekarang? Apa haltersebut hanya provokasi sebagiansebagian pihak?

    Berikut kami sajikan be-

    berapa komentar Masisir yang

    cukup vokal terhadap dinamika

    kemasisiran:

    Mahasiswa harus lebihobjektif. Akan lebih baik jika diada-kan dialog terbuka. Kita mau trans-paransi. Jangan hanya berani ngo-mong di belakang. Hal tersebuttidak akan menyelesaikan masa-lah, dan Hanya akan memperlihat-kan bahwa kita tidak mampumerumuskan permasalahandengan diskusi yang baik. Semuaorang berbicara seenaknya, kalautidak tahu katakan tidak tahu, jan-gan sok tahu dan hanya menjadi

    Desas-Desus Atdik

    Oleh:Nur Fitria Qurrotu Aini*

    Gerbang

    Pahlawan Kasih

    Sayang

    Selengkapnya... Hal 4 Selengkapnya... Hal 7

    *Keluarga Informatika

    Aku bersumpah dengan nama Allah

    bahwa pelajaran kuat yang pernah

    kuterima dan seolah-olah selalu baru

    adalah pelajaran yang berasal dari

    ibuku. (Badiuzzaman Said Nursi)

  • 8/10/2019 Edisi 179 November 2014

    4/16

    Edisi: 179/November 2014

    munculnya wajah-wajah baru di arenakampus yaitu salah satunya adik-adik yangtelah berhasil menyelesaikan studi dimarkas bahasa tahun lalu.

    Rahmawati, seorang mahasiswibaru lulusan Ma'had al-Azhar yangmendapat predikat Mumtaz beberapa bulanlalu juga ikut angkat suara. Duta satu-satunya yang berhasil mengharumkan na-ma bangsa Indonesia di Ma'had inimengindikasikan bahwa persiapannya un-tuk masuk kuliah dengan berusaha memini-malisir kegiatan yang ada. Karena kitasemua tahu aktivitas Masisir yang se-gudang tiada henti-hentinya. "Antusias dariMasisir pun sudah dikatakan cukup, teruta-

    ma pelajar Daurah Lughah yang kini telahresmi menjadi mahasiswa/i tingkat satu.Rasa ingin tahu mereka seakan begitumembara. Hal senada juga terlihat padamahasiswa/i lama yang mulai sibuk melihatjadwal serta memburu diktat kuliah," ujarn-ya.

    Mahasiswi yang menjadi trainerpelatihan mawaris di HMM beberapaminggu lalu ini menggambarkan perasaansenangnya hingga dapat duduk di bangkuperkuliahan. Suasana kontras ia dapatiketika awal masuk kuliah yang begitu ramaidipadati penuntut ilmu dari berbagai negara

    dengan gaya bahasa dosen bertutur me-makai Amiyah. Berbeda sekali denganMa'had yang dulu sangat memperhatikankualitas guru dan peserta didiknya.

    Sama halnya dengan pemaparansalah satu mahasiswi peraih imtiyaz darifakultas lughah, Nashirat zimam Al-Husna.Ia menuturkan bahwa kelas-kelas sudahmulai penuh, kawan-kawan sangat beran-tusias hadir sejak hari pertama kuliah.Karena biasanya beberapa dosenmenyampaikan manhajmengajarnya dihariitu, walau memang kelas tak sesesak hari-hari menjelang ujian. Sebagian mahasiswimasih disibukkan dengan keperluan admin-

    istrasi dan sebagainya. Atau beberapaalasan belum tersedianya diktat membuatkegiatan belajar mengajar belum efektif.Tapi di tahun ajaran baru ini, ia merasakan

    bahwa selain banyak perubahan di ling-kungan kuliah, jumlah mahasiswi jugameningkat, kelihatannya. Kuliah lebih pa-dat, walau kelas takhasusnya makin long-gar

    Kampus perkuliahan para Maha-siswi menjadi salah satu bukti besarnyasemangat juang para pelajar di BumiKinanah ini. Bagaimana tidak, setiap pagi,para Mahasiswi diharuskan mengantridengan berjubel-jubelan hanya untuk bisamemasuki gerbang perkuliahan. Merekarela berdesak-desakan dengan orang-orang Mesir yang badannya pun jauh diatas rata-rata orang Asia ukurannya. "Ya itumerupakan tantangan bagi kita. Anggap

    saja sensasi sebelum masuk kuliah danjuga ujian bagi kita, apakah kita tetap isti-kAmah atau malah sebaliknya?," tambahNK yang tidak inigin disebutkan namanyaini menegaskan.

    Dengan kondisi seperti itu, dit-ambah kebiasaan yang sudah mengakar,menurut Arief menyebabkan banyak maha-siswa yang mencari jalan lain guna mengisipundi-pundi keilmuannya, seperti membacabuku di rumah, hafalan, dan talaqqi.Sebenarnya memang sistem yang adamenyebabkan Mahasiswa disini kurangaktif dalam perkuliahan, kecuali ujian. Na-

    mun, bukan berarti mereka tidak belajar,banyak kok yang mengisi waktunya untukmembaca, hafalan, talaqqi,tahsindan lain-lain. Namun, memang banyak juga yangterlena dengan keadaan, seperti hanyabermain dan bermalas-malasan, jelas,Aktivis NUN Center ini.

    Bahkan menurutnya, ada yangmendapatkan lebih banyak di talaqqidibandingkan dengan bangku perkuliahan,sehingga dia lebih memilih mengikutitalaqqi, walaupun waktunya bertabrakandengan jadwal kuliah. Namun memangyang penting bagaimana mahasiswa inimempersiapkan diri untuk terjun ke

    masyarakat, tambah Arief mengakhiri pem-bicaraan.

    Disisi lain, terkadang Masisir san-gat disibukkan untuk berorganisasi sebagai

    ilmu tambahan yang bersifat non formalkarena menyangkut pelatihan berinteraksidengan sosial. Hal ini menimbulkanpengaruh bagi para mahasiswa/i untukdapat mengambil ilmu dari para dosensecara optimal, bahkan sampai ada be-berapa Masisir yang masuk hanya ketika

    ujian. Ikrima, dara asal Betawi yangsekarang berada pada jenjang FakultasHadis tingkat akhir ini menyimpulkan bahwaia tidak terlalu mengkhawatirkan dengankondisi seperti itu sebab ia yakin meskikuliahnya jarang namun talaqqi tetap ber-jalan. Idealnya sebagai mahasiswa/i harusrajin kuliah, tapi kembali kepada pribadimasing-masing yang terpenting mampumempertahankan atau meningkatkan pres-tasi.

    Mahasiswi yang lebih akrab dis-apa ka kima ini juga turut memberikan pe-san untuk tetap jaga semangat berjuang,kenali kemampuan diri dan jangan sampaiterlena oleh kebebasan al-Azhar tercintakarena ia mendidik kita dengan kebebasan.Bebas berfikir, bersikap, dan berpendirian."Tidak akan lelah jika lillah," ucapnyamengakhiri perbincangan dengan salahsatu kru Informatika.

    Ketika disinggung masalahbeberapa Masisir yang terkadang masukkuliah hanya pada masa ujian sajamenimbulkan pandangan yang berbedadari seorang mahasiswi asal ponorogo ini.Beda orang, beda cara. Jadi penyebabnyapun juga bermacam-macam. Sebagianorang memiliki aktivitas dan tanggungjawab

    yang kebetulan bersamaan dengan jamkuliah. Mungkin sebagian lainnya lebihmemilih jalan lain yang menurut merekalebih efektif, seperti talaqqi, membaca bukudengan mandiri, dan lain sebagainya. Ataukemungkinan lain, yang dengan begitumereka rasa cukup. Entahlah. Tapi kalaualasannya karena malas dan bla bla bla takjelas, itu beda urusan, sahut wanita yanglebih akrab dipanggil Zia itu.

    Paham ga paham ikuti dulu, in-

    syaallah dapat barakah majelis ilmu, dapat

    barakah para guru. Satu nasehat ini ia

    jadikan senjata pembasmi kemalasan. Ka-

    rena tak dipungkiri, rasa shocksedikit ban-yak turut menyambut dihari-hari awal

    mengikuti perkuliahan. Terlebih bagi kawan

    -kawan mahasiswa baru, bisa jadi banyak

    yang lebih memilih bimbel untuk dijadikan

    andalan dari pada penjelasan dosen. Pa-

    dahal bimbel hanya sarana untuk bertanya

    dan konsultasi seputar kesulitan-kesulitan

    yang dialami dalam proses belajar. Bertan-

    ya langsung pada dosen, atau meminta

    penjelasan ulang pada kawan pribumi pun

    bisa dijadikan solusi ketika kita belum me-

    mahami muhadharah.(Hielya Abd, Fatimah

    NK, Miftah Firdaus)

    4

    kuliah Halaman 3

    Mahasiswi Indonesia mayoritas menomorsatukan

    bangku kuliah, sehingga prestasi akademisnya lebih baik

    dari mahasiswa yang bisa dibilang prosentasenya san-

    gat minim untuk yang rajin kuliah.

    Doc. informatika

  • 8/10/2019 Edisi 179 November 2014

    5/16

    Edisi: 179/November 2014

    S

    orot salah satu mataCamaba mulai berkerut.Beberapa mereka mulai

    menyadari dunia kemediatoran. Mulai dariperbedaan yang besar dalam masalah da-na sampai pada perbedaan fasilitas yangdiberikan. Kita tidak tahu-menahu masalahseperti ini. Kita hanya mengikuti saran darikakak kelas. Yang ada akhirnya kita mulaimengerti baru-baru ini, ungkap salah satuCamaba dengan nada pasrah.

    Sehubungan dengankeberangkatan Camaba tahun ini, nampakwajah-wajah mediator baru. Bahkan tahunini Mediator pemberangkatan mencapai 17macam, di antaranya Rehlata, Mumtaza,IKPM, IKPDN, al-Taqwa, PAAM JABAR,

    KMKM, IKRH, Arzil, al-Risalah, al-Makki,Faishal, Danil Arrayah, Keif, Islah, KPLN.Setiap mediator minimal memberangkatkanrombongan Camaba di bawah sepuluhorang, maksimal lebih dari 50 orang dantidak melebihi 60orang.

    Beda halnya IAAI, yang memilikiwewenang memberangkatkan lebih dariketentuan yang diberlakukan kepada tiapmediator. Ada sekitar 90 Camaba yangpenanganan keberangkatannya ditanganilangsung oleh Ikatan Alumni Al-AzharIndonesia (IAAI). Adapun untuk kepenguru-san tempat tinggal dan berkas masuk

    perkuliahan 90 Camaba ini, diserahkanoleh kekeluargaan yang memiliki asrama,seperti KMJ, KMM, KMA.

    Meskipun banyak mediator barubermunculan, tidak sedikit dari merakayang mengandalkan kepengurusanCamaba pada alumni tahun sebelumnya dimediator yang telah ada lebih dahulu.Sebagai mediator baru, kita mengandalkanalumni al-Azhar di Indonesia yang dulunyamempunyai pengalaman mengurusiCamaba di mediator lain, sehingga banyakmengerti manajemen pengurusan tiket, dansebagainya. Jika kami yang di Kairo, kamibanyak belajar dari pengalaman pengel-olaan mediator yang ada terlebih dahulu,khususnya mediator saya tahun lalu. Ketikakami dipertemukan dengan organisasikekeluargaan, akhirnya kami sinkron untukmenjadi mitra dalam pengurusan pember-angkatan Camaba tahun ini, tutur YudaMeilana selaku penanggung jawab PAAMJABAR (Paguyuban Alumni Al-Azhar MesirJawa Barat).

    Alasan pada umumnya, ke-hadiran mediator itu untuk memudahkananak-anak dalam proses pemberangkatanke al-Azhar, yaitu masalah tiket, visa danmasa pemberangkatan. Khususnya, untuk

    kedepannya kita dapat merangkul orang-orang Jawa Barat sedini mungkin, danmemberikan bimbingan agar tetap solid,tambahnya.

    Setiap broker pemberangkatanmempunyai alasan masing-masing. Sepertihalnya broker IKPM, Niat pertama kamiadalah silaturahmi, tidak orientasi keun-tungan. Broker IKPM terbuka, di atas danuntuk semua golongan. Memang mayoritasalumni pondok, tapi banyak juga yangbukan alumni, intinya kami siap membantusiapa saja yang bergabung dengan media-tor IKPM. tutur Faiz Taufiq.

    Di sini kita hanya panitia pen-jemputan, mengenai alasan hadirnya medi-ator Mumtaza, saya kira sama seperti bro-ker yang lain. Masalah jumlah dana pem-bayaran, itu semua di tangan Mumtazapusat di Indonesia. Kita disini hanyaberkhidmah sebagaimana kakak senior

    menyambut kedatangan kita dulu, ujarNajmuddin Rasyad, ketua panitia pen-jemputan Mumtaza.

    Lahan basah mediator memangmenjadi hal yang mampu menarik minatbanyak pihak. Sehingga tidak menutupkemungkinan di tahun berikutnya, akanmuncul lagi mediator baru yang mena-warkan jasanya untuk pemberangkatanCamaba Indonesia ke Mesir. Berdasarkaninformasi yang diterima dari pihak KPPMABA, sebenarnya tidak ada syarat atauketentuan khusus untuk mendirikan media-tor. Bukan berarti bersifat seenaknya, yang

    terpenting mediator harus memenuhi hak-hak Camaba dan membayar iuran mediatoryang ditentukan IAAI. Seperti halnya tahunini, IAAI menetapkan kepada setiap media-tor untuk membayar iuran sebesar 250USD untuk tiap Camaba.

    Adapun prosedur kedatanganCamaba melalui jasa mediator,sebagaimana yang diungkapkan oleh pihakKPP MABA, dengan mendaftarkan Camabake IAAI dan membayar iuran sebesar 250USD tiap kepala Camaba, danmemberangkatkan Camaba yang lolosseleksi. Setelah tibanya di Mesir, KPPMABA memberikan 110 USD -diambil dariiuran wajib 250USD

    -kepada tiap mediator

    untuk penjemputan, serta pembayaranrumah dan tamin untuk satu bulanpertama, dan KPP MABA beranjakmengurus birokrasi memasuki kuliah.

    Belajar dari carut marutnya pengu-rusan Camaba tahun lalu, kali ini KPPMABA mengambil sikap yang lebih tegasdalam pengurusan Camaba secara admin-istratif. KPP MABA secara tegas mem-berikan aturan-aturan, diantaranya membu-at aturan tertulis untuk setiap mediator se-bagai kontrak kesiapan mediator dalammengurus pemberangkatan Camaba,

    mengawasi agar fasilitas yang diberikanoleh mediator harus memiliki standar kuali-tas yang baik untuk Camaba, seperti kese-diaan rumah layak huni dan nyaman, me-

    wajibkan mediator untuk membuat suratperjanjian antara Camaba dan mediator,surat perjanjian antara mediator dan mitramediator, serta laporan rincian pengelolaandana yang telah dibayar Camaba kepadamediator. Semua ini agar ada transparansidana untuk menghindari kecurangan atau-pun pengelolaan dana yang tidak seha-rusnya terjadi.

    Saya rasa penetapan dana ituada untuk tahun ini, hanya nominalnya sajayang belum bisa ditentukan, karena belumada keputusan dari IAAI. Semestinya pem-batasan itu harus ada sejak awal, kalaupembatasan dana setelah Camaba me-nyetorkan uang, sama saja itu, paparNajmuddin Rasyad.

    Sampai sekarang, berlaku tid-aknya undang-undang batasan dana masihmenjadi pertanyaan bagi sebagian broker.Sampai saat ini saya belum tahu berlakuatau tidaknya undang-undang batasan da-na maksimal. Dulu memang pernah adakesepakatan batasan dana, tapi untuk bro-ker yang di Indonesia ke Mesir, sekitar 15juta, ujar Muhammad Hanif Ilyas, ketuaMumtaza tahun ini.

    Pada dasarnya, baik IAAI, KPPMABA, maupun BPA PPMI, tidak mematokbatasan dana maksimal kepengurusanpemberangkatan dan pemberkasan yang

    harus ditanggung Camaba kepada media-tor. Itu semua tergantung fasilitas dan pela-yanan yang diberikan, seperti tempat ting-gal di Indonesia, kualitas pembekalan,tenaga pembimbing, pengarahan dan lainsebagainya. Pihak dari KPP MABAmengaku untuk sementara ini belummengetahui berapa dana maksimal yangditentukan IAAI untuk pemberangkatanCamaba, karena penetapan dana maksimalmasih belum diputuskan IAAI untuk di-umumkan. Sebenarnya penetapan danamaksimal harus ada konsultasi antara IAAI,perwakilan mediator Indonesia dan per-wakilan mediator di Mesir. Namun, se-bagaimana yang terjadi sebelum-sebelumnya komunikasi antara perwakilanmediator di Indonesia dengan yang di Mesirserta KPP MABA sangat minim sehinggamembuat kepengurusan agak terhambat,ujar Darul selaku ketua panitia KPP MABA.

    Berdasarkan yang dilaksanakanantara KPP MABA dengan para mediatorpada Rabu (8/10) di aula Griya KSW, BPAPPMI secara tegas menyediakan sanksihukuman bilamana ditemukan ada mediatoryang dinilai nakal dalam pengurusanCamaba. Antara lain, mediator tersebutakan dimasukkan ke dalam daftar hitam,

    sehingga tidak bisa lagi menawarkanjasanya ditahun berikutnya. (Shofuriya,

    Nawa Syarif, Maulana Abdul Aziz)

    Lapsus

    5

    Lahan Basah Broker

  • 8/10/2019 Edisi 179 November 2014

    6/16

    Edisi: 179/November 2014

    Air Mata AgungKeislaman

    6

    Oleh: : Irfan Muhammad Ali*

    Dalam kultur mana pun

    menangis jika dilakukanoleh orang dewasaadalah ekspresi negatif yang kurang bisaditerima bila dibandingkan dengan untaiankata-kata baik, teratur, dan terjaga.Ancaman stigma anak cengengmenghalangi seorang anak untuk impulsifmengutarakan keletihan ataukekecewaannya dengan air mata. Air matamemang selalu dididik untuk tidak bernilaiumum atau murah. Namun tak jarang jugaorang menilainya sebagai sebuah tandakelemahan dan ketidakberdayaan. Konon,ada masyarakat etnik tertentu di AmerikaSelatan yang bahkan melarang airmata menetes sekalipun dalamupacara kematian sanakkeluarganya sendiri.

    Tetapi tidak ada yangmenolak bahwa salah satukeindahan tertinggi dari kehidupanberagama justru ketika seseorangtelah menangis karena Tuhan.Beberapa tradisi spiritualpenyucian diri seringkalimendorong orang-orang yangterlibat untuk menangis.Kelembutan hati ditakar dengankemudahan untuk menyesali

    kesalahan dan kelemahan masalalu sampai berurai air mata,karena air mata dianggap sebagai tandaketerlibatan seluruh perasaan.

    Konsekuensi logisnya, hanyaorang-orang keras hatinyalah yang tidakpeka oleh hadirnya kebenaran di dalamhati, kehilangan rasa terancam atau bahkanlupa semua gelap perbuatannya hinggasulit baginya untuk menangis. Karenanya,berbagai upacara hingga kondisi psikisseringkali diadakan untuk menemukan airmata ini.

    Saya tidak tahu apakah kondisi itu

    kemudian dapat menjadikan semuapesertanya menjadi anggota cukupkompeten lagi sadar dari pergelaran agungtasbih alam kepada Khaliknya, tentu sajahal ini hanya diketahui oleh-Nya. Minimal,seseorang sudah dapat lebih rendah hatiuntuk mengakui bahwa dirinya lemah dihadapan-Nya. Entah karena rekayasa puisi,ruangan lampu dimatikan, atau lagu-lagureligius terlantunkan. Upaya kultural sudahdilakukan untuk menghadirkan permisalandari indahnya menangis hanya kepada-Nya. Tetapi air mata yang bernilai palingtinggi dihadapan Tuhan, sudah tentu hanyabisa ditemukan melalui benturan-benturan

    dengan kenyataan sebenarnya, tidakdirekayasa untuk maksud itu, apalagididuga, tapi datangnya murni dari dalamdirinya sendiri karena rasa takut yang

    berlebihan kepada sang Pencipta hakiki.

    Semua orang selalu berusaha untukmencari kebahagiaan dalam hidupnya,bahkan tidak ada suatu aktifitas danrutinitas pun yang ia kerjaan melainkansemata-mata untuk mendatangkankebahagiaan. Namun kebanyakan orangtidak pernah mendapatkan apa yangselama ini mereka cari, gemerlapan duniamereka peroleh justru membuatnyasemakin jauh dari tujuan awal yang menjadiprioritas utama, yaitu kebahagiaan. Padahalcukup hanya dengan menangis bersimpuhpenuh takut di hadapan Tuhan Yang MahaEsa akan mendatangkan apa yang mereka

    dambakan, karena hal tersebut merupakanlambang kesempurnaan pengakuankelemahan diri dan kekerdilan seoranghamba di hadapan sang Pencipta, sehinggaakan membuatnya semakin giat untukmelaksanakan perintah Tuhan. Sementarakebahagiaan bagi umat beragama adalahkedekatkan diri kepada Tuhan denganmenjalankan semua perintah-Nya. Tentusaja mengamalkan semua hal itu tidaksemudah yang dibayangkan.

    Bagi orang-orang dewasa,

    menangis kepada-Nya bukan persoalanmudah. Karena hal itu bukanlah sesuatu

    yang bisa dibuat-buat atau denganbersandiwara. Tapi jika seseorang telahsampai ke derajat ini, maka di saat itulahdia telah merasakan kebahagiaan hakiki.kebahagiaan yang datang dari aplikasi imantertanam kuat di dalam hatinya, bukankarena ia memiliki harta banyak, bukan pulakarena kedudukan terhormat telah ia raih.Bahkan semua itu dalam pandangannya taklebih dari sekedar titipan Allah yang bisamendekatkannya kepada surga jika iabersyukur, atau justru menjerumuskanyakedalam neraka jika ia kufur.

    Allah SWT berfirman, Sesungguhnyaorang-orang yang beriman itu adalahmereka yang apabila disebut nama Allahgemetarlah hati mereka dan apabila

    dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya,

    bertambahlah iman mereka karenanya danhanya kepada Rabb mereka, merekabertawakkal, (QS.Al-Anfal: 2)

    Menangis karena persoalan-persoalan fana hanya akan menyisakankeletihan, menangis kepada-Nyamenjanjikan transformasi. Bermunajat ditengah kesunyian malam seraya memanggilnama-Nya penuh harap dengan bercucuranair mata, mengakui semua kesalahan dankekhilafan yang pernah kita lakukan akanmemunculkan sebuah kebahagiaan luarbiasa yang tidak bisa digambarkan tapidapat dirasakan oleh mereka yang

    melakukannya. Bahkan melebihikebahagiaan seseorang yangmendapatkan suatu keinginan yangsudah lama didambakan. Walaupunkeinganan itu sempat terlupakan,karena merasa hal tersebut mustahilia dapat, sehingga ia tidak beraniuntuk berharap.

    Ternyata mengucurkan airmata karena Allah SWT merupakansebuah amalan besar disisi-Nya. Haltersebut akan selalu mendorongseseorang untuk istikamah di jalankebenaran dan air mata ini akanmenjadi perisai dari api neraka. Nabi

    Muhammad SAW pernah bersabda, Ada dua mata yang tidak akan

    tersentuh oleh api neraka, mata yangmenangis karena merasa takut kepadaAllah, dan mata yang berjaga-jaga di malamhari karena menjaga pertahanan kaummuslimin dalam (jihad) di jalan Allah. Makatidak heran jika para sahabat dan orang-orang shaleh terdahulu sering menangissaat merenungi ayat-ayat Allah SWT yangberkaitan dengan azab, karena takut akanmenimpa dirinya juga ayat-ayat yangberkaitan dengan surga dan kenikmatannyakarena khawatir tidak akan memasukinya.

    Seorang sahabat, Abdullah binUmar pernah berkata, Demi Allah SWT,

    menangis dan air mataku mengalir

    membasahi jakunku karena (takut kepada)

    Allah SWT lebih aku sukai dari pada

    bersedekah dengan seribu dirham. Air

    mata agung seperti itu sungguh sebuah

    anugerah. Jika di berbagai TPA, anak-anak

    diajarkan untuk menghafal berbagai doa

    tentu itu belum menjamin kelak mereka

    akan menjadi ahli munajat yang tegar di

    hadapan manusia, tetapi begitu rapuh

    bersimbah air mata ketika berhadapan

    dengan-Nya.

    Doc.apakabardunia

    *Kru Informatika

  • 8/10/2019 Edisi 179 November 2014

    7/16

    Edisi: 179/November 2014

    pengekor opini orang, Akibatnya hanyaakan memunculkan spekulasi-spekulasiyang tidak bertanggung jawab.(Hayyun Ulfa, Aktivis NUN Center.)

    Program-program yang di-

    canangkan Atdik untuk mensupportpendidi-kan Masisir saya lihat cukup berhasil. Sep-erti seminar entrepreneur yang diadakanakhir tahun lalu, campus expo, dan bebera-pa kegiatan Masisir yang langsung dihadirioleh oleh bapak Atdik. Namun di sisi lain,perlu adanya komunikasi lebih dekat di an-tara keduanya, agar hubungan yang adatidak sekedar coversaja.(Maulidatul Hifdhiyah Malik, Mahasiswi

    terbaik tingkat satu versi PPMI Award)

    Bapak Fahmy Lukman kadangsalah menempatkan dirinya: antara menjadi

    pejabat dan menjadi guru, keduanyabercampur aduk. Wataknya sebagai gurukadang terbawa ketika dia sedang menjadipejabat, yang dalam hal ini adalah Atdik.Pejabat itu kan tugasnya melayani, tapipelayanannya ini kurang baik, gara-garawatak gurunya itu terbawa. Akibatnya: diasuka sekali menggurui bahkan memarahikita seenaknya; meremehkan kita dengankata-katanya yang sinis dan asal-asalanketika melakukan hal yang menurutnya itumenasehati. Semestinya dia tahu diri, da-lam artian bisa membedakan posisi dirinya:antara menjadi pejabat yang bertugas me-

    layani mahasiswa disini, dan menjadi guruyang mendidik murid-muridnya di tempat-nya mengajar.(Muhammad Bakri, Aktivis Mahasiswa

    Indonesia di Mesir)

    Atdik terkesan mengambil jarakdengan al-Azhar. Sampai-sampai beliautidak mengetahui siapa nama reckor al-Azhar. Di saat yang sama, beliau justrumeneruskan kebijakan Atdik sebelumnya:menjalin kerjasama dengan kampus yangsebenarnya kurang terkenal dan sekaligustidak memiliki relasi apa-apa dengan

    Masisir. Adakah Masisir yang belajar diCanal Suez? Tidak ada.Yang lebih kontroversial adalah

    lebih memilih turut mendanai acara Yallayang dilihat dari sisi apapun minim manfaat,daripada pendanaan jurnal Himmah danOrmaba. Alasan penolakan beliau pun agaksulit dipahami. Yang kita harapkan adalahbeliau meletakkan Masisir pada prioritasprogram-program beliau, itu saja.(Romal Mujaddedi Ahla, Mantan Ketua

    Senat Bahasa Arab).

    Jika permasalahannya adalah

    tentang dukungan Atdik tentang pendidikanMasisir, menurut ana mungkin ada baiknyakita kembali kepada maksud dari pendidi-kan Masisir disini. Menurut ana istilah terse-

    but dapat dibagi menjadi dua kategori, yaituformal dan non formal. Untuk yang formal,selama saya disini, Atdik kita dari tahun ketahun Alhamdulillah baik. Tidak ada sesua-tu yang krusial yang benar-benar meng-hambat lalu lintas akademis Masisir secaraformal.

    Adapun yang non formal, seperti

    program organisasi-organisasi, kajian-kajian, yang menunjang pendidikan Masisir

    diluar kampus, menurut saya mungkin Atdiksekarang lebih selektif, terutama yangberkaitan dengan pendanaan. Kajian/organisasi yang biasa selalu mendapat tem-pat di KBRI, kali ini mungkin dipangkas ataunihil sama sekali.

    Menurut saya alasannya bisa jadiberagam, diantaranya mungkin berkaitandengan program yang kurang ada keterkai-

    tannya dengan dunia akademis, dalam pan-dangan Atdik. Atau mungkin jugakeselektifan Atdik kali ini karenamenginginkan organisasi-organisasi diMasisir agar lebih mandiri dan kreatif dalammenghidupkan organisasinya masing-masing. Seperti wihdah yang saya tahu,disamping mengajukan proposal untukmengadakan suatu acara, DP Wihdah peri-ode ini sigap sekali dalam hal pendanaan,seperti catering , koperasi dll. Tapi jikadilihat dari program nyata menunjang duniapendidikan, seperti simposium PPI Dunia,Atdik kita bahkan tidak ragu-ragu mengi-

    rimkan dua orang sekaligus disaat Atdikdari Negara lain ada yang membatalkann-ya. Dan setahu saya, Atdik sekarang se-dang selalu berusaha mencarikan donatur

    yang berkenan memberikan beasiswa untukmensejahterakan kehidupan Masisir disini,agar tidak ada lagi kendala untuk fokusdibangku kuliah, seperti Dompet Dhuafa.

    Jadi insyaAllah hampir tidak adamasalah. Hanya saja menurut saya, hal inimenjadi memanas karena dibesar-besarkan, dibumbu-bumbui. Dunia kita

    (baca: masisir) tidak harus sekasar itu untukmeng-ishlah, jika ada yang keberatan, tidakberkenan bisa disampaikan dengan sopanlayaknya insan akademika, dan juga belajaragama. Jika merasa tidak perlu menghor-mati sebagai pejabat yang berbeda pan-dangan dengan kita, mereka berhakmendapat penghormatan dari kita sebagaisosok yang lebih tua. Saya tidak menga-takan menghormati berarti membenarkansemua laku, tapi setidaknya dengan lebihhormat dan santun.(Qoriatul Hasanah, Mantan wakil ketua

    Wihdah)

    Hemat saya kurang baik jika men-justifikasi Atdik bahwa beliau salah. Mung-kin saya akan menggunakan bahasa lebihhalus kurang tepat. Kurang tepat yangsaya maksud adalah bahwa beliau saat inisebagai pejabat publik, pelayan masyara-kat, bukan lagi seorang dosen. Maka gayakepemimpinan, sikap, tutur kata, danlainnya harus menyesuaikan dan menc-erminkan seorang pengayom dan pelayan,bukan pendikte! Kalau dilihat saat ini, yangsaya lihat Atdik masih bersikap ala dosen,merasa benar sendiri, hehe. Ini pendapat

    saya loh, bisa jadi menurut Atdik pendapatsaya salah. Ko bisa, kenapa? Wajar beliaukan pejabat yang bergaya dosen. Gampangmenyalahkan dan mencoret.

    Yang harus dilakukan Atdik ban-yak. Mereka sudah tahu tugasnya. Kalaubeum tahu, keterlaluan, masa sudah men-jabat tidak tahu apa yang harus dilakukan.Tapi kalau saya boleh berharap dan sarankepada beliau, mohon menyesuaikan diridengan jabatan yang diemban, simpan dulugaya dosennya.(Abdul Ghofur Mahmudin, Mantan ketua

    MPA PPMI)

    Keterbukaan dan kemanusiaan.Dua faktor ini yang terlihat paling kurangdari Atdik. Kawan-kawan bisa dengan mu-dah menangkap yang saya maksud in-syaAllah.

    Yang harus dilakukan adalahpeka. Bapak-bapak atasan itu seharusnyamengingat kembali masa-masa dahulumenjadi mahasiswa dan segala problemat-ikanya. Coba rasakan apa yang dirasakanMasisir saat ini. Jangan selalu berpikir, Kitaatasan, mereka cuma bawahan.(M Nova Burhanuddin, Aktivis PCINU

    Mesir).

    7

    Halaman 3

    Selengkapnya... Hal 14

    Salah satu photo Atdik yang

    tersebar di media sosial. Sebenarnya

    hal yang tidak etis ini tidak perlu ter-jadi, dan menunjukan bahwa mahsiswa

    belum mampu merumuskan permasala-

    han dengan dialog yang baik.

  • 8/10/2019 Edisi 179 November 2014

    8/16

    Edisi: 179/November 2014

    Kata siapa kuliah sambil kerjaitu keren? Andi (bukan namasebenarnya) balik bertanya

    sembil terkekeh. Aku bingung. Keren darimananya ya?, ujarnya. Andai bolehmemilih, ia ingin benar-benar konsentrasikuliah. Merasakan penuh proses belajarsambil membaca buku sebanyak-banyaknya, dapat tenang mengerjakantugas, bisa bermain-main di perpustakaandan mempunyai banyak waktu untukmenghafal ataupun berdiskusi denganbanyak kawan serta punya banyakkesempatan untuk aktualisasi diri.

    Memang sudah tidak asing lagibagi Masisir, bahwa sebagian mereka adayang kuliah sambil bekerja atau berbisnisuntuk mencukupi biaya hidup dankebutuhan kuliah seperti bayar administrasi,

    muqorror, dan lain sebagainya.Hal ini, Menurut Ahmad Hujaj Nu-

    rohim, disebabkan oleh al-Azhar yangmemberikan kebebasan kepada maha-siswanya untuk hadir ataupun tidak padasaat muhadarah berlangsung. Dengankelonggaran universitas Al Azhar dalamperkuliahan, Masisir tentu sangat mungkinuntuk membagi waktunya untuk kuliahsambil bekerja dengan maksimal. Bahkantidak menutup kemungkinan untuk bisa aktifdi dunia akademis seperti organisasi-organisasi atau kajian masisir yang ada,ujar pebisnis ini.

    Menurut cerita yang beredar dikalangan Masisir, ujar Wapres PPMI inimelanjutkan, bahwa sebab awal terjadinyafenomena mahasiswa al-Azhar terjun kedunia kerja dan bisnis karena merekasudah tidak bisa lagi keluar masuk Mesirdengan mudah. Entah itu untuk sekedarliburan keluar negeri dari Mesir ataumemang punya tujuan murni mencari kerjaseperti ke Arab Saudi dan negara lainya.

    Bahkan kabarnya, dulu pada saatliburan kuliah al-Azhar, Almarhum Gus Durpernah ke Eropa untuk bekerja sebagaipencuci kapal, ujar pria yang berpasangandengan Agussusanto saat pilpres lalu.

    Karena tuntutan kebutuhan biayahidup dan kuliah yang mendesak sertasudah tidak bisa lagi mencari rezeki di luarMesir, akhirnya Masisir terpaksa mulai

    merintis bisnis sendiri atau mencari kerjakepada orang Mesir. Seperti bisnis industritempe yang mana menurut cerita dari

    Ahmad Hujaj dirintis pertama kali olehMuhammad Azhar, mahasiswa al-Azharyang akhirnya menginspirasiHabuburrahman El-Shirazy untuk menulisnovel Ketika Cinta Bertasbih. Lalu seiringberjalannya waktu, bisnis-bisnis lainnya punturut dirintis dan berkembang sampaisekarang.

    Latar belakang dan alasan darikebanyakan masisir yang terjun ke duniabisnis dan kerja, adalah karena sudah tidakmendapatkan kiriman uang lagi dari orangtua di Indonesia. Sehingga mereka harusbisa survive selama di Mesir. Dan merekajuga ingin lepas dari tanggungan bebanorang tua, karena mereka menganggapsudah dewasa dan harus bisa mandiri.

    Sebagian mereka berdalih bahwakerja adalah meringankan beban orang tua.Walaupun pada kenyataannya, kebanyakanmereka bekerja karena tidak lagi mendapat-kan kiriman dari orang tua atau karena tidakcukup. Mau tidak mau, mereka harus beker-ja untuk bertahan hidup, ujar Sutanto, pen-gusaha laundry.

    Senada dengan Sutanto, bahwaalasan lain sebagian Masisir harus terpaksakuliah sambil kerja kata Ahmad Hujajadalah karena mereka tidak mendapatkan

    beasiswa apapun. Di sisi lain, mereka harusmembeli keperluan kuliah seperti diktat ataukitab-kitab untuk Talaqqidi masjid al-Azhar.

    Namun, ternyata tidak sedikit darimereka yang terjun ke dunia kerja danbisnis membuat kuliahnya terbengkalai.Ada yang sampai 6 atau 9 tahun belumjuga lulus S1 di al-Azhar. Karena terlalusibuk bekerja akhirnya kuliah merekaterlalaikan. Bahkan ada yang sengajameninggalkan kuliah dan ujian agar tidaklulus, sehingga bisa lebih lama untukbekerja atau bisnis di Mesir, ujar Sutanto.

    Padahal menurutnya, mereka yang

    kuliah sambil bekerja dan berbisnis tidakseharusnya melupakan orientasi merekauntuk tetap belajar di kampus atau talaqqidi masjid al-Azhar sampai menyelesaikanstudi mereka dengan lancar.

    Lantas, apa tanggapan para karya-wan yang tentunya pekerjaan mereka jauhlebih keras dan lebih ekstra daripada bospememilik usaha?.

    Kuliah sambil bekerja, menurutM.s. Arifin, mahasiswa jurusan DirasahIslamiyah ini, sebenarnya adalah tentangketangkasan membagi waktu. Sebab kuliahsambil bekerja pasti sangat menguraswaktu dan tenaga.Seandainya ada pilihan untuk tidak kerja,saya akan lakukan itu, tutup karyawanRumah Makan Baraya itu.

    Lain halnya dengan Syamsul Fa-

    jeri, menurut mahasiswa Pascasarjana al-Azhar ini, kuliah sambil bekerja adalah halyang mengasyikkan. Meski ia tidak

    memungkiri bahwa ada banyak tenaga danwaktu terkuras, juga ada waktu belajaryang berkurang karena harus membagiwaktu dengan pekerjaan.

    Boleh dibilang (kuliah sambil kerjaitu) banyak sukanya. Karena sayamenikmati. Memang badan terasa capek,tapi setelah gajihan, rasanya tuh sesuatu,ujarnya meniru gaya anak alay zamansekarang sambil tertawa.

    Menurut pria yang menjadi Imamdi Masjid Australia Ramadhan lalu ini, mam-pu menyeimbangkan kuliah dengan bekerjaadalah keunggulan tersendiri bagi seorangAzhary. Mahasiswa al-Azhar yang pandaimembaca al-Quran, menguasai berbagaibidang keilmuan itu wajar, bahkan memangseharusnya begitu. Tapi, jika mahasiswapintar masak, cerdas berbisnis, bisadiandalkan di banyak bidang, multi talent,itu baru keren, ujarnya.

    Meskipun demikian, mahasiswajurusan Hadis ini menghimbau agar teman-teman yang memilih kuliah sambil bekerjatetap fokus pada tujuan awal tanpamenganggap enteng pentingnnya hidupmandiri. Kita belajar sambil bekerja itusama dengan keberadaan kita di dunia.Tujuan utamanya untuk mengenal Tuhan,

    tapi kita butuh asupan dan bekal untukmerealisasikan tujuan itu, ujarnyaberfilosofi.

    Jadi kesimpulannya, menurutnyabekerja itu penting, akan tetapi karena kitamahasiswa maka fokus belajar jauh lebihpenting. Buktikan dengan bekerja kita bisaberprestasi lebih. Bukan sebaliknya hanyadijadikan alasan kegagalan. Jadilahteladan. The Favorite student, tutupnya.

    Seperti halnya Syamsul Fajeri,kuliah di universitas al-Azhar bagi Daniadalah prioritas penting. Bahkan dia jugamencoba untuk fokus persiapan ujian

    dengan menghentikan aktifitas bisnisnya.Begitu juga dengan Sutanto, mendekatiwaktu ujian, maka dia akan berhenti danfokus persiapan ujian dengan cara belajarbersama dan menghadiri kuliah.

    sebagian orang yangmenganggap negatif ialah Masisir yangkuliah sambil bekerja dan berbisnis. Merekaberanggapan bahwa kuliah sambil bekerjaadalah faktor yang membuat studiterabaikan sehinga tidak lulus tepat waktu.Tentu tidaklah etis karena merekamempunyai alasan dan latar belakangberbeda dengan mereka yang tercukupiuntuk kuliah. Harusnya Masisir menghargaimereka yang bekerja, tentunya semuaorang punya kebutuhan dan latar belakangyang berbeda-beda, tutup Sutanto. (Moch

    Hammam, Muhammad Fahmi)

    8

    Lapsus

    Ketika Bisnis Merupakan Jalan Terakhir

  • 8/10/2019 Edisi 179 November 2014

    9/16

    Edisi: 179/November 2014 9

    P

    agi cerah dan udara sejukmasih terasa di MasjidAsyraf, Muqattam. Seorang

    ulama al-Azhar nampak bersemangatmemberikan wejangan dan ilmu hadiskepada murid yang haus akan ilmu. Tiappagi di masjid itu memang berkumpul parapenuntut ilmu untuk membahas penafsiranbeberapa ayat al-Quran dan kitab al-Sahihal-Muslim. Setelah mengajar, tepat pukul09.00 beliau mempersiapkan diri menujurumah sakit tempat beliau praktek. Waktuperjalanan menuju rumah sakit, beliauhabiskan dengan melantunkan Ayat suci al-Quran. Adalah Syekh Yusri Rusydi, terlahirdari keluarga religius dan termasuk AhlulBait al-Hasani yang mana garis keturun-annya sampai pada Rasulullah SAW.

    Menuntut ilmu di Universitas Kairojurusan kedokteran bukanlah penghalangbagi Syekh Yusri untuk belajar ilmu agama,beliau tidak pernah absen dalam kuliah dipagi hari kemudian belajar ilmu agama pa-da sore harinya. Untuk mempelajari ilmuagama, beliau berguru pada Syekh Abdul-lah Shidiq al-Ghumari seorang Ahli Hadisdari Maghrib . Selain menjadi muridnya,Syekh Yusri juga berperan sebagai supirpribadi gurunya tersebut. Dengan adanyakesempatan ini, beliau pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mendekatkandiri dengan gurunya itu. Mulazamah terse-

    but menjadikan sikap dan karakter sangguru berbekas di kehidupannya. Temandekat beliau ketika kuliah adalah Syekh AliJumah. Meski usianya terpaut dua tahun dibawah Syekh Ali Jumah dan jurusan yangdiambil pun berbeda, keduanyaselalu berbagi dan mendiskusikanilmu, terutama ilmu agama.

    Pada umur 21 tahun be-liau menikahi seorang wanita cantikyang juga satu garis keturunandengan Rasulullah SAW, yaitu dariketurunan al-Husaini. Meski meni-kah pada usia muda, tidak men-

    gurungkan niatnya untuk terusmeneruskan perjuangan untukmenuntut ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu agama. Di samping menuntutilmu, beliau juga menghafalkan al-

    Quran dan mengkhatamkannya dalam

    kurung waktu 5 tahun. Jadwal yang padattidak membuat beliau lalai akankewajibannya dalam mengulang hafalan,sampai sekarang beliau selalu mengulanghafalannya ketika salat dan menyetir mobil,sehingga dapat mengkhatamkan al-Qurandalam jangka waktu dua minggu, tidak adawaktu sedetik pun yang terbuang.

    Mertua dari Syekh Usamah SayyidAzhari ini meneruskan pendidikannya dijurusan kedokteran sampai doktoral. Belumpuas dengan gelar doktoralnya, beliau punmasuk Universitas al-Azhar jurusan SyariahIslam pada tahun 1992, dengan niat me-

    mantapkan ilmu agama. Setelah men-guasai ilmu agama, beliau berkeinginanuntuk membagi ilmu-ilmunya di ruwaq mas-jid al-Azhar. Karena syarat kebolehanmengajar di masjid al-Azhar haruslah lu-lusan Universitas al-Azhar serta berkompe-ten dalam bidangnya. Selama mengecapkuliah di al-Azhar, beliau selalu mendapat-kan predikat Jayyid Jiddan tiap tahunnya.Predikat di bangku al-Azhar itu beliau raihdengan diiringi menjadi dokter ahli bedah ditiga rumah sakit, salah satunya adalah ru-mah sakit Ahmad Maher di Atabah. Selainpraktek di rumah sakit umum, beliau jugamembuka praktek di klinik pribadinya didaerah Muqattam.

    Selain seorang ahli Hadis, beliaujuga ahli dalam bidang Tasawuf dan Fiqhkhusunya Fiqh Syafii. Kitab pertama yangbeliau ajarkan adalah -Syamail Muham-madiyah di salah satu masjid di Almennial.Tiga tahun terakhir ini, beliau istiqomahmengajar setiap hari setelah salat subuhberjamaah dan pada hari jumat setelahsalat jumat. Pernah suatu hari, hanya be-berapa murid yang datang pada majlisnya,tetapi itu tidak mengurangi keikhlasan be-liau mengajar dan membacakan kitab tu-rast, karena keberkahan pagi tidak akan

    terlewat begitu saja.

    Dokter ahli bedah ini adalahseorang yang istiqomah dalam melakukansegala sesuatu, seperti membaca buku danmenghafal al-Quran. Hasil konsistensi ter-

    sebut terbukti, bahwasanya beliau sudah

    mensyarahkan kitab hadis Shahih Muslimsebanyak empat kali. Tidak hanya kitab ini,semua Kutubu Tisah sudah habis beliaujelaskan. Rahasia di balik keberhasilanmengajar ini adalah ( intidari sebuah ke-istiqomah-an adalahkaromah). Karomahitu tidak dicari, namunia akan datang dengan sendirinya ketikaseseorang ---istiqomah melakukan amalperbuatan baik, ujar ustadz Agus yangmerupakan salah satu murid beliau, denganmengutip kata-kata Syekh Yusri ketikaTalaqqi. Beliau juga berkata

    , kata-kata inilah yang

    sering beliau utarakan ketika mengajar.Memang benar adanya, sampai sekarangbeliau masih aktif praktek di tiga RumahSakit dan klinik pribadi, pun aktif mengajardi masjid al-Azhar dan masjid Asyraf diMuqattam, beliau juga tak lupa mengulanghafalannya ketika salat dan waktusenggang.

    Banyak sekali nasehat yang beliauutarakan kepada murid-muridnya. Sayaaktif ikut talaqqi dengan beliau sejak tigatahun terkhir ini, seakan-akan tiga tahun inimembuat saya merasa hidup bersamaRasulullah SAW, meskipun saya tidak tahubagaimana perasaan para sahabat ketikahidup dengan Rasulullah SAW, yang sayarasakan benar-benar tenang. Beliau sayajadikan panutan untuk kehidupan di duniadan akhirat. Darinya saya mendapatkansiraman-siraman rohani yang berasal dariRasulullah SAW, ujar ustad Agus Salimyang sedang menempuh S2 tersebut.

    Sungguh waktu sangat cepat bela-lu, jika tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya maka waktu itu akan terbuang sia-sia. Kewajiban seorang penuntut ilmu ada-lah belajar, membaca, memahami danmengingat. Janganlah seorang penuntutilmu berpaling dari tujuan awalnya

    petuah ini yang selalu disampaikanSyaikh Yusri kepada murid-muridnya. Ber-geraklah dalam organisasi, akan tetapi jan-gan sampai melalaikan tujuan awal untukbelajar. Sekilas tentang sosok Syekh yang

    sangat istiqamah di atas, makakita sebagai seorang pelajar yangjauh dari kampung halaman,marilah kita selalu memperba-harui niat agar selalu ingat bahwakita membawa cita-cita yang ha-rus diwujudkan untuk orang tua,negara dan agama dan marilahberusaha untuk memanfaatkan

    waktu setelah subuh untuk hal-halyang bermanfaat.

    Syeikh Yusri RusydiTokoh

    Oleh: Rifatud Darojah*

    *Kru Informatika

    Doc.muslimmedia

    Doc.erwinsyahbudi

  • 8/10/2019 Edisi 179 November 2014

    10/16

    Edisi: 179/November 2014 10

    Diana, sudah siap belum? Bisatelat sekolah loh,

    Suara laki- laki berkumis tipis itumengingatkan Diana untuk yang ketiga kali-nya.Iya Ayah, udahsiap kok,

    Diana hanya tersenyum lebar ser-aya meminum susu. Ayah Diana hanyaberdehem kecil lalu beranjak keluar.Pak Tejo, mobilnya sudah siap? tanya

    ayah Diana kepada supir pribadinya. Paktejo hanya mengangguk. Mereka masuk kemobil dan pergi meninggalkan rumah.Kebiasaan deh pakai antar-jemput kayakgini, Di kan sudah besar, Yah, Dianamanyun.Anak gadis itu tidak boleh kemana-manasendiri, rawan sekali di kota besar sepertiBandung ini, belum lagi bla bla bla,

    Diana selalu hafal ceramahayahnya tentang masalah ini.Mengerti Diana? ayahnya bertanya meya-kinkan. Dia hanya mengangguk pasrah.

    ***

    Siang 10 juli.Halo Ayah? Diana menelepon ayahnya.Diana izin telat ya, Yah. Makan-makansamateman, suntuk nih, pintanya.Oke, kalau udah selesai, Diana ke kantorayah ya,Oke, thanks, Diana menutup ponsel dantersenyum lebar kepada teman-temannya.Gimana kata anginmu? Boleh, kan?tanya Putri, temannya.Ayahku?Iyalah. Angin yang membawamu ke hidupyang bahagia,

    Diana hanya menganggukmengiyakan.Di, fotomu sudah dimuat di Tabloid mingguini loh, Dion mengabarkan tentang pemo-tretan Diana satu bulan yang lalu.

    Masa? Serius kamu, Yon? ujar Dianadengan nada kaget. Dion mengangguk se-mangat.Tuhkan apa aku bilang Di, kamu berbakatmenjadi model, Putri menepuk-nepuk pun-dak Diana.Oke, sebagai rasa thanks aku ke kalian,aku traktir kalian makan-makan, ajak Di-ana.Okeprincess! Jawab Dion dengan tatapan

    khasnya.Ehem, Putri menggoda tingkah Dion.Apaan sih Put? Diana mengelak godaanPutri.***Pagi, 11 Juli.Prang!

    Suara pecahan piring menandakankemarahan seorang lelaki kurus.Sudah ayah peringatkan, jangan terlalusering bersama manusia itu! ia menekan-nekan kepalanya.Satu lagi, jauhi cita- cita bodoh kamu itu!Memalukan, lanjut ayah Diana dengan

    mata merah.

    Gadis itu tetap tertunduk, wajahyang pucat pasi menandakan jika ia begituketakutan. Ayahnya yang biasanya begitulembut, bijaksana dan penyabar, kali inimarah besar.

    Diana merapikan kepingan-kepingan piring itu, tanpa bisa menangis.Ia teringat perbincangan dua hari yang lalu.Ponsel tuh bermanfaat banget ya Di?Iya jelas lah, Yah,

    Diana menjawab dengan mengge-bu-gebu, sampai hampir ponselnya lepasdari genggaman.Hem, gimana tuh manfaatnya?

    Kali ini suara ayahnya sedikit di-naikan, seakan-akan tertarik dengan jawa-ban yang akan dikatakan anak gadisnya.Ayah bayangin deh, gimana susahnya kita

    komunikasi dengan bunda di Palembangsana, jauh sekali kan? Mana bisa Dianakangen- kangenan sama bunda tanpaponsel,

    Jawabannya dengan senyummerekah.Ooooh, ayahnya mengangguk-angguk.Awas loh jangan terjun di dunia model!Apalagi yang ngajak laki-laki,Hening.

    Iya, ia menjawab dengan nada rendah.Sial! Kena deh,Diana tersenyum kecut mengingat itu.Besok, ayah pergi keluar kota,

    ***Pesan singkat ia terima usai mera-

    pikan kepingan itu.Iya, Ayah. Maafkan Diana, Dianamenekan tombol send.

    Diana masuk ke kamar danmerebahkan tubuhnya. Jam menujukan01:00 pagi, ternyata ia pulang larut malamtadi. Ia mengambil ponsel berwarna pink disakunya.

    Praaaak!

    Diana tiba- tiba membantingponselnya dengan penuh kemarahan. Iamulai menangis, mengabaikan keadaanponsel yang kini pecah menjadi dua bagian.Ia bangun dan duduk di atas ranjangnya,menekuk kakinya dan menyembunyikanwajahnya.Tok tok!

    Dengan cepat Diana merebahkanbadannya dan menutup diri dengan selimut,seakan sudah terlelap lama sekali.

    Ayah Diana membuka pintu danmasuk. Masih dengan seragam kantornyaia meletakan tumpukan gambar diatas mejabelajar Diana.Tadi ayah meneleponmu, kok nomornyagakaktif ya Di?Upps ponselnya aku banting yah, sorry. Ia

    Angin Jangan Kau PergiSastra

    Oleh: : Wasliyah J*

  • 8/10/2019 Edisi 179 November 2014

    11/16

    Edisi: 179/November 2014

    menjawab dalam hatinya.Ayah pergi jam 7 pagi, jaga dirimu baik-baik.

    Diana masih mendengar jelassuara ayahnya.10 menit berlalu, tak adasuara lagi. Matanya mulai mengintipmelihat apa yang sebenarnya terjadi. Saatini, ayahnya terduduk di ujung ranjangnya,dengan tangan meremas-remas rambut.Ada isakan kecil yang Diana dengar.Gumaman yang perlahan semakin tidakjelas gadis itu dengar. Kali ini Diana melihatdengan jelas bagaimana kecewanya laki-laki itu.Ayah bahagia bisa menemani anak gadisayah sampai sebesar ini,

    Ayahnya tertawa kecil lalu mera-pikan baju kantornya dan beranjak pergitanpa melihat Diana yang langsung terpe-jam.Kriiiing!

    Suara jam beker membangunkan

    Diana yang tertidur pulas. Dia mulai mem-buka selimut, matanya melihat denganjelas tumpukan gambar yang semalamdiletakkan ayahnya.Aku sudah tau ayah. Iaberanjak menghampiri jendela kamartidurnya. Dengan tangan membawa satugambar ditabloid itu. Bagaimana bisa akumelakukan ini. Matanya menyipit ketikacahaya mentari menyapanya. Ia meletakantabloid itu kembali dan duduk di atasranjang. Memutar memori kemarin soreyang suram bersama kejadian yang me-malukan ayahnya.

    ***

    Sore 2 Desember.Bram, salah satu staf ayah Dianamenghampiri dengan tergopoh-gopoh, me-letakkan setumpuk gambar, semacam tab-loid harian yang biasa Diana bawa ke-rumah. Bram juga termasuk staf yangmendapat kepercayaan untuk menjagakegiatan Diana.Lihat pak, dengan nada penuh kebang-gaan.Apa ini? jawab ayahDiana dengan heran.Buka sajalah,

    Ayah Diana tidakmenjawab lagi, ia sudahdikagetkan dengan gam-bar pertama di tumpukankertas- kertas itu. Tern-yata anak gadisnyalahyang menjadi model.Astagfirullah! laki- lakiitu mengelus dada prihat-in.

    Tangan pak In-dra gemetar melihat gam-bar anak gadisnya. Bajuyang dikenakan Diana takberlengan, semacamtangtop sehingga men-

    ampak kan bentuktubuhnya. Celana pendekmenambah penampilantidak sewajarnya. Pak

    Indra melihat dari halaman pertama sampaiterakhir, penuh dengan gambar diana yangseperti itu.Bapak kenapa? Bangga kan Diana masuktabloid? ucap laki-laki bertubuh besar itu. Bangga?!! pak indra menjawab dengannada tinggi.Diana masih anak remaja, dia harus fokusdengan sekolahnya. Astagfirullah! Dia su-dah berani mengenakan baju seperti itu,Hening.Bruuuuukk! Pak Indra melempar tumpukantabloid itu.Siapa? suaranya lebih terdengar kecewa.Siapa?!Dion pak,Sudah saya duga.Geram Pak Indra.Perlu diberi pelajaran itu anak,

    ***Seusai makan bersama teman-

    temannya Diana terbengong menyaksikan

    kejadian didepannya. Gadis itu berlari men-jauh dari kantor. Sampai didepan mobilnya.Kenapa Neng? Kok balik lagi? Pak Tejobertanya terheran-heran.Sudah Pak, cepat pulang kerumah! Dianamasuk kedalam mobil dan membukaponselnya dengan cepat. Mana sih no-mornya?Nah ini dia! Dion!

    Ia melihat sekilas ke arah PakTejo yang sedang mengemudi dengan san-tai.Cepat dikit dong Pak! pintanya kepadaPak Tejo. Pak Tejo hanya tersenyum.Mungkin sudah memaklumi sikap anak

    majikannya itu.Halo Yon! Kamu dimana sekarang?Iya udah, kamu di rumah Rian saja!

    Ia langsung menutup teleponnyadan meliahat jalanan yang mulai gelap di-makan malam.

    ***Neng, bapak neng! suara khawatir itumenghentikan ingatan Diana sore kemarin.

    Iya Pak Tejo, kenapa dengan ayah? di-ana berlari menghampiri pintu kamar.Tadi mas Dion telepon, bapak pingsan dijalan dekat rumahnya Rian,

    Tangan Diana tidak bisa bergerak.Kakinya kaku.Bukannya pergi keluar kota? Diana ber-tanya keheranan.Anu, bapak bertanya keberadaan Dionsama saya neng,

    Diana ingat kemarin sore perb-incangan dengan Dion di ponselnya.Secara tidak sadar dia memberitahukeberadaan Dion pada Pak Tejo.Maaf neng, lanjut Pak Tejo.

    Gadis itu langsung berlari meng-hampiri mobil dan melesat begitu saja.

    Berarti Ayah berbohong. Tapi,terima kasih Ayah sudah menyayangi Di-ana dengan semua cara Ayah, meski asa-ku kau halangi tapi, Di tetap sayang Ayah.Gadis itu menangis selama perjalanan ke

    rumah Rian.

    ***Dion dan Rian keluar rumah untuk

    pergi sekolah. Masih asyik dengan gurauanmereka, tiba-tiba.Buuuk!

    Satu pukulan mengenai hidungpemuda berseragam SMA itu.Buk! Buk!Dua pukulan mengenai perut danpunggungnya.Maaf Om Indra, bukan saya,Ujar pemuda itu berbohong dengan men-gusap darah segar dihidungnya.

    Pak Indra menatap pemuda itu.Kamu pantas mendapatkan ini Dion,Pak Indra pergi meninggalkan

    Dion. Dengan langkah goyah, pundaknyaterasa ada yang memukul. Benda panjangmengenai lehernya. Saat itu kepalanyamulai berat. Matanya mulai tidak bisamelihat cahaya. Apa yang terjadi? Pikirnyasebelum kesadarannya benar-benar hilang.

    ***Ayah, bangun!!

    Dianamenggoyangkan tubuhayahnya yang terbaringdi kamar rumah Rian.Kamu apakan ayahku?dia melirik Diondengan air mata yangmulai mengalir.Bukan aku Di, elak-nya berbohong.

    Diana hanyamenangis. Mengusapkepala ayahnya. An-ginku jangan pergi,biarkan asaku saja

    yang pergi.

    11

    *Kru InformatikaDoc.Ayah

  • 8/10/2019 Edisi 179 November 2014

    12/16

    Edisi: 179/November 2014

    Shalat Jumat Keramat

    M

    usuh dalam selimut,peribahasa itulahyang paling tepat

    untuk menggambarkan kasus pencurianyang terjadi pada rumah Masisir di kawasanSuq Madrasah, Hay `syir. Pelaku pencuri-an tersebut tak lain adalah teman yang bi-asa berkunjung ke rumah mereka.

    Pelakunya satu kelas dengansaya, dia selalu dapat nilai mumtaz, bahkandarajah khassah,sering ikut talaqqidengansyekh Yusri juga, jelas Ismail, salahseorang korban pencurian ketika ditanyatentang identitas pelaku.

    Peristiwa tersebut terjadi ketikapara penghuni rumah sedang

    melaksanakan shalat Jumat di masjid. Pa-dahal sebelum berangkat, mereka telahmengunci semua pintu dan jendela yangada. 4 buah laptop, 1 buah handponeblack-berry dan uang tunai senilai 215 Le raibdigondol pelaku setelah ia berhasil me-masuki rumah menggunakan kunci duplikatyang telah ia duplikat tanpa sepengetahuanpenghuni rumah.

    Berselang 3 bulan setelah kejadiantersebut, pelaku tertangkap. Bermula darikeinginan pelaku untuk menjual laptop hasilcuriannya kepada mahasiswa Kazakhastanbernama Nur (nama laki-laki), Nur merasa

    curiga lantaran harga yang ditawarkanpelaku sangat murah, padahal kondisi lap-top masih bagus. Pada akhirnya kecurigaanNur terbukti ketika ia menggunakan aplikasipengembalian data untuk melihat pemilikasli laptop. Sebelumnya ia meyakinkanpelaku untuk meninggalkan laptop tersebutdi rumahnya selama beberapa hari untukmengetahui keadaan laptop.

    Mahasiswa asal Kazakstan ini punlangsung menghubungi kenalannya orangIndonesia dan memintanya untuk mencaritahu siapa pemilik laptop yangsesungguhnya dengan mengirimkan foto-foto orang Indonesia yang ada di dalamlaptop tersebut. Tak butuh waktu lama,pemilik laptop yang sesungguhnya punditemukan. Namun Nur tak lantas mem-berikan laptop kepada pemilik aslinya. Iasengaja memancing pelaku agarmengeluarkan laptop-laptop yang laindengan dalih ada temannya yang jugaberminat membeli, dan menyuruh pelakuuntuk datang lagi ke rumahnya pada waktuyang telah mereka sepakati. Tak lupa pulaNur merekam semua pembicaraannyadengan pelaku untuk dijadikan sebagai ba-rang bukti.

    Hari itu pun tiba, dengan memba-

    wa beberapa laptop lain hasil curiannya,pelaku datang ke rumah Nur tanpa menge-tahui bahwa di dalam sebuah kamar di ru-mah tersebut telah berkumpul beberapaorang mahasiswa Indonesia yang menjadi

    korban pencurian. Sedangkan satu orangkorban yang lain telah berada di kantor poli-si untuk melaporkan kasus tersebutsekaligus mengajak beberapa orang polisiuntuk ikut bersamanya menuju rumah Nur,menangkap basah pelaku.

    Sandiwara pelaku pun akhirnyaterbongkar ketika para korban yang tak lainadalah teman-teman pelaku sendiri keluardari persembunyian mereka danmenangkap pelaku, lalu menyerahkannyakepada polisi yang datang tak lama setelahitu.

    Berbeda dengan M. AanAmiruddin, masisir yang tinggal di kawasanGamik ini tidak tahu persis siapa pelakunya,

    namun yang jelas pelaku sudahmerencanakan pencuriaan jauh-jauh hari.Hal tersebut ditandai dengan hilangnyabarang yang cukup banyak oleh pelakusekitar 10 menit pada waktu shalat Jumat.Kurang lebih 10 menit kami meninggalkanrumah, dan semua barang kami hilangtanpa sisa. jelasnya.

    Barang berupa 3 laptop, 7 hand-phone dan 1 tab telah dibawa pelakumenggunakan tas yang naasnya berisiuang. Karena mereka tidak mengira akanterjadi pencurian, maka mereka meninggal-kan rumah dalam keadaan barang berharga

    tidak tersimpan dengan baik. Kebetulanbarang tidak kami simpan di tempattersembunyi, tambahnya.

    Pencurian tersebut terjadi ketikamereka melakukan shalat Jumat. Pada mu-lanya, penghuni yang berjumlah 7 orangtersebut meninggalkan rumah untukmelaksanakan shalat Jumat di masjidbawah rumah mereka, dan yang terakhirkeluar rumah adalah Lendy. Sekitar 10menit mereka kembali dan meihat pintusudah terbuka, barang-barang tersebut punsudah tidak ada. Sepertinya pintudidobrak, ujar mahasiswa Syari`ah itu viafacebook.

    Hal demikian diamini oleh ImaHikmawati, ia juga menghimbau kepadaseluruh Masisir terhusus perempuan untukmenjaga barang-barangnya ketika bepergi-aan. Bagaimana pun juga, setiap pribadilahyang bertanggung jawab atas keselamatandiri sendiri. Lucu sekali, ketika sayamelaporkan penjambretan kepada syurtoh(polisi-red) Mesir, mereka malah menyuruhuntuk datang kembali bukroh (besok-red),bukannya syurtoh itu 24 jam melayanirakyat. paparnya ketika kru Informatikameminta keterangan mengenai tindak lanjutpenjambretan yang dia alami. Menurutnya

    juga kurang terjalinnya hubungan baik anta-ra kepolisian dengan mahasiswa asingmenjadi kendala terhambatnya pengurusanini.

    Kejadiannya sewaktu saya hen-

    dak pergi ke Wisma Nusantara untuk tugasacara PPMI Award. Saat itu tas beradadisebelah kiri dan saya mendengar jelassekali suara motor dari arah belakang. Tid-ak lama kemudian, tas dijambret oleh duaorang yang satu mengambil tas saya danyang lainnya mengemudi, jelasnya. Tasyang berisi paspor, uang sebesar 500 Le, 2buah jam tangan, dan Al-Quran pun raib.

    Mahasiswi fakultas bahasa arab inijuga memohon kepada pihak KBRI Kairoselaku orang tua Masisir untuk mengambilsikap tegas atas tindakan kriminal yangsering terjadi terhadap Masisir.

    Saya berharap pihak yangbertanggung jawab seperti syurtoh dan

    KBRI terus memantau keadaan, agarMasisir tetap merasa tenang, ucapmahasiswa berinisial LZ mengomentaritindak lanjut tentang masalah pencurianyang ahir-ahir ini marak terjadi.

    Ahmad Baihaqi, ketua DKKMmenjelaskan telah melakukan tindakan un-tuk memecahkan masalah tersebut, di an-taranya adalah dengan melaporkan parapelaku yang telah tertangkap kepada pihakyang berwajib. Dia juga menyampaikanbahwa setiap kekeluargaan akan mengutusmasing-masing dua orang sebagai anggotaDKKM. Jadi nanti dari setiap kekeluargaan

    ada utusan dua orang untuk menjadi ang-gota DKKM yang akan diberikan daftar na-ma seluruh anggota kekeluargaan mereka,dan mereka akan bertanggung jawab atasanggota mereka masing-masing, terangAhmad Baihaqi. Ia juga menghimbaukepada seluruh masisir agar lebih berhati-hati, tidak meninggalkan rumah dalamkeadaan kosong, dan jangan pernahmengajak orang Mesir memasuki rumah.

    Ketua DKKM yang baru terpilih itu

    mengaku masih ada beberapa kendala

    yang sedang dihadapi oleh pihaknya

    sehingga bisa menghambat kinerja DKKM

    terutama masalah anggaran dana. Terakhirsaya menghimbau kepada seluruh Masisir

    agar sudi kiranya menyumbang 1 Le untuk

    DKKM demi keamanan kita bersama, onepound for DKKM, tutupnya. (Wasliyah J,

    Irfan Muhammad Ali)

    Lapsus

    12

  • 8/10/2019 Edisi 179 November 2014

    13/16

    Edisi: 179/November 2014

    Akuberangkat ke Mesirbulan ini teriak AA(nama inisial) keti-ka melihat naman-ya berada di dere-tan nama-namayang lulus seleksiujian student ex-change. Tahun iniadalah tahun ke-empat di manaUniversitas Padja-jaran menunjukkankehebatan maha-siswanya berkiprahdalam bidang pen-

    didikan. Tahun2014 kesempatanuntuk merasakanpengalaman studiinternasional kem-bali terbuka seperti halnya tahun-tahunsebelumnya. Dalam kesempatan emas iniada dua jalur pemberangkatan, jalurbeasiswa dan jalur mandiri.

    Beberapa mahasiswa harusmenghela napas dan menerima denganlapang dada, ketika namanya tidak tercan-tum dalam deretan nama-nama yang lulusujian tersebut. No saying die! tutur salah

    satu mahasiswa UNPAD yang kurangberuntung dalam seleksi. Hidup adalahpilihan, jadi saya memilih tetap meneruskanprogram ini walau dengan biaya sendiri.Karena uang bisa dicari tapi pengalamandan adanya kesempatan susah dicari,tukasnya Aisyah salah satu peserta dengantegas.

    4 September lalu, rombongan pro-gram sandwich (S2) dan rintisan doubledegree(S1) dari berbagai Universitas Indo-nesia sampai di bandara Kairo, pesertaberjumlah 34 peserta dari UGM, UNNES,UNPAD, UNS, UNJ, dan UPI. Merekaterdiri dari 7 program pasca sarjana yangsemuanya dari UGM, dan sisanya programsarjana yaitu 10 pelajar dari UGM, 2 dariUNNES, 9 dari UNPAD dan sisanya dariUNS, UNJ,dan UPI.

    Sampai di bandara paramahasiswa dijemput pak Mukhlason.Kemudian setelah sampai di Ismailiyah,Amirul Yaqin selaku koordinator lapanganmengatakan bahwa mereka tinggal pada 4distrik dekat Canal Suez University, tepat-nya dekat dengan kampus yang merekatempati untuk menuntut ilmu, 2 distrik untukperempuan dan 2 distrik untuk laki-laki,karena kebetulan jumlah laki-laki dan per-

    empuan sama, yang terdiri dari 17 maha-siswa.

    Selain sebagai koordinator, AmirulYaqin juga merupakan salah satu pesertarintisan double degree. Menurutnya, ada

    dua tahap dalam mengkoordinir pesertasandwichdan rintisan double degree, yaitutahap pra keberangkatan dan setelah sam-pai di Mesir. Amirul yaqin mengkoordinasa-kan program tersebut dengan mandat gurubesar sastra arab UGM, Prof. Dr. SangiduM.Hum.

    Hal-hal yang harus diurus oleh siekoordinator memang lumayan banyak,

    selain belajar seperti teman-teman yanglain, Amirul Yaqin juga harus mengkoordinir

    pembayaran tempat tinggal dan kuliah,kemudian mengkonsultasikannya denganpihak ATDIKBUD. Selain itu Amirul jugadisibukkan dengan diktat materi kuliah danpenugasan yang diatasi langsung olehdosen mereka, juga bekerja sama denganmusyrif dari salah satu dosen Canal SuezUniversity yang mengurusi semua kegiatanpeserta dan membantu kebutuhan sertakeluhan peserta.

    Sevi, mahasiswa pasca sarjanaUGM mangatakan bahwa menurutnya re-cruitment program sandwich tidak jauhbeda antara S1 dan S2. Bedanya jika S1perlu seleksi lebih ketat, karena jumlah ma-hasiswa S1 dan S2 berbeda jauh dan prior-itas S1 jelas untuk mendalami bahasa Arab,selain itu ada transfer kredit kuliah, sedangS2 prioritasnya penelitian untuk tesis. Sele-ksi program rintisan doble degree untuk S1memang agak lebih ketat dan setiap univer-sitas juga memiliki sistem penyeleksiantersendiri. Mela , mahasiswi UNPAD sastraarab semester 5 mengatakan bahwa peser-ta yang mengikuti program ini dilihat dariIPK 3,5 keatas, kemudian di tes secaralisan mengenai budaya Mesir dan seputar

    negara Arab. Dari 27 mahasiswa UNPADyang ikut tes, hanya 3 orang pilihan yangmendapatkan beasiswa. Namun karena adakesepakatan dari pihak jurusan, makabeasiswa untuk 3 orang itu dibagi menjadi 2

    bagian, jadibeasiswadiberikan untuk6 orang.Kemudian 3orang lagi me-makai biayapribadi. Bedadengan UN-NES, Mayyamahasiswi UN-NES pendidi-kan bahasaArab menga-takan bahwapeserta yangmengikuti tes

    justru hanyadua orang,sehingga tanpadites merekabisa mengikuti

    program ini dengan beasiswa yangsebenarnya untuk satu orang dibagi men-jadi dua. Menurutnya dana awal yang cukupbesar harus dikeluarkan karena tiket pe-sawat bukan termasuk beasiswa. Bedadengan Ika, mahasiswi UGM ini mendapat-kan bantuan dari fakultas untuk tiket pe-sawat.

    Bicara tentang beasiswa, Amirul

    yaqin selaku koordinator lapangan menga-takan bahwa yang mendapat beasiswaunggulan dari dikti ada 15 orang, dan tiaporang mendapat 3000 dolar. Beasiswasebesar itu sudah termasuk: tiket pulang-pergi, kuliah, tempat tinggal dan kebutuhanlainnya; lalu sisanya yang 19 orang me-makai biaya pribadi. Tapi setiap unversitasmemiliki kebijakan masing-masing, sehing-ga beasiswa ada yang dibagi dua, ada jugayang dari fakultas, universitas, dan sponsor.

    Beralih pada mata pelajaran yangdipelajari peserta. Pelajaran yang dipelajaridi Canal Suez University sama dengan ma-ta kuliah yang diambil di Indonesia, dannilainya akan ditransfer ke sana. Merekabelajar kurang lebih 4 bulan di Ismailiyah,tepatnya mereka akan pulang ke tanah airpada 7 Januari 2015.

    Manfaat mengikuti program inikarena nanti ketika pulang kita akan naik kesemester 6, tanpa mengulang semester 5lagi, ungkap (ketika ditanya mengapamengikuti program rintisan doble degree,selain itu ia juga mengatakan bahwa pro-gram ini merupakan program mendapatkan2 ijazah, namun ini masih rintisan, jadi kalauingin mendapat dua sertifikat maka tahundepan harus mengikuti program ini lagi

    dengan seleksi. (Nurul Aini Azizah, LaelaNurhidayah)

    13

    Ajang Pertukaran Pelajar

    Lapsus

    Para peserta program pertukaran pelajar dari

    berbagai perguruan tinggi di Indonesia dengan Ca-

    nal Suez University berpose bersama.

    Doc.Pribadi

  • 8/10/2019 Edisi 179 November 2014

    14/16

    Edisi: 179/November 2014

    Pertama, Atdik yang terhormatsenantiasa mendaku sebagai pelayan ma-hasiswa. Tapi faktanya boro-boro menjadipelayan, proposal yang diajukan oleh ka-wan-kawan juga banyak ditolak, denganalasan yang berbagai macam. Saya -

    secara pribadi- selalu risih denganpengakuan semacam itu. Kalau betul diamau menjadi pelayan, mestinya pahamidong kehendak dan aspirasi mahasiswa,Jangan hanya mengobral idealisme-nyasaja. Pelayan sejati itu siap ditegur, terbukadengan kritik dan mau memenuhi kebu-tuhan yang dilayaninya. Bukan rajin me-nolak. Kalau suka menolak, dikritik ter-singgung, suka mempersulit, itu namanyabukan pelayan, tapi juragan!

    Kedua, Atdik yang sekarang itutidak kreatif, bisanya hanya mengobralidealisme tapi tidak bisa memahami nalarpublik (baca:Masisir). Saya masih ingatbetul celotehan salah seorang senior saya.kalau diskusi dengan beliau, itu ujungnya

    pasti beliau yang menentukan juga, dasarmemang tabiat dosen! ini kan artinya be-liau tidak terbuka dan kreatif.

    (Nana Supriatna, Pemred Majalah Him-

    mah)

    Untuk isu yang sempat berkem-

    bang akhir-akhir ini, tim Informatika menco-

    ba menelusuri asal muasal isu tersebut.

    Untuk masalah pembayaran Lo, yang sem-

    pat terkatung-katung dan menjadi pembic-

    araan Masisir. AM, salah satu Lo yang tid-

    ak mau disebutkan namanya tersebut,

    mengatakan bahwa para Lo telah resmi

    diberikan dana, bahkan diluar perkiraan dia

    yaitu 1000 Le. Sebenarnya kami tidak

    mempermasalahkan dibayar atau tidak, toh

    pengalaman yang kami dapat sangat ber-

    harga, namun memang ada saja yang

    peduli atau sok peduli dengan kami, dan

    alhamdulillah telah keluar, kalau menurutistilah Pak Fahmi dana apresiasi, ter-

    angnya santai.

    Untuk isu yang menyatakan bah-

    wa Atdik tidak diundang ketika pembukaan

    Ormaba, ternyata telah diverifikasi lang-

    sung oleh Paniitia Ormaba melalui akun

    resmi, bahwa beliau telah diundang secara

    resmi. Namun memang untuk masalah

    dukungan untuk acara tersebut kurang,

    karena beliau melihat acara tersebut ber-langsung lima hari. .

    Untuk isu-isu lain, kami kesulitan

    mengindentifikasi asal muasalnya, seperti

    isu wisuda pakeis dan sulitnya turunny da-

    na. Sehingga kami berpegang kepada pen-

    dapat-pendapat yang ada. Sehingga jika

    Atdik berkenan membaca ini, semoga ada

    jawaban dari mereka dan ada verifikasi

    langsung dari pihak-pihak yang terkait.

    14

    Aktualita

    Informatika, Kairo Kegiatan orientasi ma-hasiswa baru (Ormaba) yang dilaksanakanpada 26-30 Oktober telah berjalan denganlancar. Pasalnya kegiatan ini sudah diper-siapan beberapa minggu sebelumnya olehpanitia. Namun memang ada sedikit ken-dala mengenai ketepatan waktu. Kendalautama yaitu ngaret-nya waktu pelaksa-naan Ormaba, namun hal tersebut bukankarena ketelodaran panitia, melainkansarana transportasi yang kadang susah

    untuk dijangkau, tutur salah seorang pani-tia.

    Hari pertama pelaksanaan orma-ba (26/10) bertempat di gedung Ushulud-din kampus Al-Azhar banin, Darassah ,diawali dengan sambutan dan salamhangat dari rektor Al-Azhar. Kemudianberlanjut tentang penuturan kemesirandan keazharan yang disampaikan lang-sung oleh Syeikh Abdul Fata Abdul Gani.Sambutan dari ketua KBRI, PPMI,

    WIHDAH, serta pengenalan ketua senatmasing- masing fakultas juga turutmenghiasi berjalannya acara Ormaba ter-sebut.

    Dari acara ini saya dapat me-metik sebuah hikmah seperti yangdikatakan oleh ust Aep Saepullah, bahwabelajar di Mesir ini merupakan sebuahkenikmatan yang amat besar, walaupundengan kondisi yang kita tahu, bahwakeadaan di sini serba susah. kata-katabeliau menjadikan saya lebih semangatuntuk menimba ilmu di negeri kinanah ini,tutur Claudya Mega Rani, mahasiswa baruasal jambi kepada kru Informatika.

    Pemilhan ketua dan namaangkatan dilaksanakan di hari keduaormaba 2014. Berakhir dengan terpilihnya

    Muhammad Fatih al-Haq dan Sofiyah ser-ta Imtiyaz sebagai nama marhalah,

    Dengan nama Imtiyaz, kami berharapdapat menjadi mahasiswa yang mumtaz.Amin, Tutur ketua angkatan Imtiyaz opti-mis.

    Hari ketiga (28/10) pelaksanaan

    Ormaba dengan kekeluargaan masing-

    masing, dan disusul hari keempat dengan

    almamater. Puncak acara ormaba dil-

    aksanakan pada hari Kamis, (30/10),

    Dengan tujuan Makam sayyidah Aisyah

    dan diakhiri di Hadiqah Azhar. Permainan-

    permainan ringan mengenalkan mereka

    satu sama lain. Disinilah berakhirnya

    rentetan acara Ormaba tersebut. (Nurul

    Aini Azizah)

    Ormaba Kenalkan Mahasiswa Baru Perihal Mesir

    Doc.Ppmi Mesir

    Suasana Ormaba yang berlangsung di Gedung

    Ushuluddin, kampus Banin, Darrasah.

    Atdik Halaman 3

  • 8/10/2019 Edisi 179 November 2014

    15/16

    Edisi: 179/November 2014

    KolomKeajaiban Otak Manusia dan Peta Pikiran

    Oleh: Ahmad Satriawan Hariadi

    Oleh: M Izdiyan Muttaqin*

    Dalam al-Quran,

    Allah menyuruhkita untuk berfikir.Allah Swt. menggunakan berbagaisusunan kata dan berbagai gayauntuk mengingatkan manusia agarmenggunakan otaknya, afala taqi-lun (al-Baqarah ayat 44). Dalamayat ini Allah mengingatkan para ahlikitab yang mengingatkan orang lainuntuk berbuat baik, sedangkanmereka melupakan diri merekasendiri, dan tidak melakukan ke-baikan yang mereka anjurkan. Da-lam ayat lain terdapat juga kata-kataafala tatafakkarun (al-Anam ayat 50),yang mana Allah mengajak kita berfikir,bahwa sesungguh Nabi Muhammad adalahmanusia biasa yang diutus Allah dan yangdiberikan wahyu, serta sesungguhnyaseseorang yang bisa melihat (yangmendapatkan wahyu) tidak akan samadengan yang tidak melihat (yang tidakmendapatkan wahyu), apakah kalian tidakberfikir?.

    Otak adalah salah satu organ vitaldalam tubuh kita. Otak memainkan peran-an yang sangat penting dalam kehidupanmanusia. Dalam ayat-ayat di atas Allahmerangsang otak manusia untuk berfikir,

    rangsangan tersebut dilakukan berulang-ulang, karena Allah tahu bahwa manusiamemang sudah dilengkapi dengan otakyang paling encer di muka bumi.

    Otak manusia ketika lahir kuranglebih telah memiliki sekitar 100 milyar selotak. Jumlah tersebut adalah yang palingbanyak di antara seluruh makhluk hidupyang ada di muka bumi. Hewan yang pal-ing cerdas menurut para ilmuwan adalahmonyet, monyet sendiri hanya memiliki 10milyar sel otak, kecerdasannya masih jauhdi bawah manusia. Inilah salah satu keajai-ban otak kita, secara perangkat atau hard-

    ware, otak kita adalah yang tercanggih diantara semua makhluk hidup yang ada dimuka bumi.

    Karena otak merupakan sebuahperangkat keras yang sangat canggih,maka semua manusia yang dilahirkan nor-mal, pada dasarnya adalah makhluk-makhluk yang cerdas dan memiliki potensiyang sama, karena otak mereka diciptakandengan bentuk dan potensi yang sama.Imam syafii, Imam al-Ghozali, BuyaHamka, Habibie, Einstein, orang-orangjenius tersebut memiliki otak yang ben-tuknya sama dengan kita. Maka kita patutbersyukur bahwa sesungguhnya otak kita

    pun memiliki potensi yang sangat besaruntuk bisa menyamai kejeniusan mereka.

    Lalu pertanyaannya, bagaimanak-ah cara menggunakan otak kita? Se-

    bagaimana kita ketahui, alat-alat canggihyang ada di dunia, seperti mobil, tv, kulkas,atau mungkin radio, biasanya memiliki bu-ku panduan yang memudahkan kita untukmenggunakan alat-alat tersebut. Dan ken-yataan yang menarik adalah, setelah seki-tar 6000-7000 tahun peradaban manusiadibangun (menurut sebagian sejarawan),buku yang membahas tentang caramenggunakan otak kita baru berhasil ditulispada tahun 1970-an oleh Tony Buzan Dia-lah yang pertama kali membuat konseptentang peta pikiran, dan menuangkannyadalam buku-buku best seller yang berisikanpedoman dan cara menggunakan kedua

    belah otak kita, yang kiri dan kanan.Saat menemukan sebuah konsep

    bernama peta pikiran, Tony Buzan adalahseorang mahasiswa yang nilainya makinhancur dari semester ke semester. Diasudah belajar keras, namun ternyata hal itutidak membantunya untuk mendapatkannilai yang baik di kampus. Dia stress,kemudian melangkah ke perpustakaan. Diperpustakaan dia pun bertanya kepada sipustakawan, saya butuh buku tentangcara menggunakan otak saya. Dan sipustakawan menjawab dengan enteng,buku tentang kedokteran ada di sebelah

    sana. Tony makin bertambah bingung,saya bukan mau membedah otak saya,saya mau tau bagaimana caramenggunakan otak saya agar lebih mudahdalam belajar!, dan sang pustakawanlantas menjawab, oh, kalau buku sepertiitu tidak ada.

    Sejak saat itu Tony Buzan berek-sperimen sendiri tentang bagaimana caraterbaik menggunakan otaknya, dia punakhirnya mencapai sebuah kesimpulanbahwa catatan yang selama ini dia buatbenar-benar membuang waktu dan tidakefektif. Secara intuitif dan tanpa direncana-kan, dia pun mengubah catatannya ke da-

    lam bentuk gambar yang memiliki cabang-cabang, menghubungkan kata-kata pentingyang ada dalam buku wajibnya, dan darisitulah konsep peta pikiran dibuat. Peta

    pikiran pun memecahkan ke-

    buntuhan dalam hidup TonyBuzan, dia bisa menghafal pela-jaran begitu mudahnya. Kini diaadalah seorang professor, telahmenulis lebih dari 120 buku,menjadi pelatih olimpiade kecer-dasan, menyelesaikan sabukhitam aikido, dan menjadi pen-asehat pemerintahan di berbagaiNegara termasuk Inggris danIndonesia.

    Peta pikiran menurutsaya adalah sebuah penemuanyang mencerahkan manusia.

    Penemuan lain yang juga penting dalamperjalanan manusia memahami otaknyaadalah penemuan yang dilakukan olehRoger Mory yang dengan penemuan iniberhasil mendapatkan hadiah nobel. Diamenemukan fakta bahwa otak manusiaterbagi dua, yaitu otak kiri dan kanan, mas-ing-masing otak memiliki fungsi dan ke-cenderungan yang berbeda. Otak kiri bertu-gas untuk berfikir logis, membaca, menulis,memahami kata dan kalimat, menghitung,dan hal-hal sejenisnya. Otak kanan bertu-gas untuk berimajinasi, berkhayal,berkreasi, berintuisi, menginspirasi, danberbagai hal-hal yang sejenisnya. Hal pent-

    ing yang juga merupakan fakta yang men-gagumkan, otak memiliki bahasa sendiri.Dan bahasa yang digunakan oleh otak adadua, gambar dan asosiasi atau hubungan.Dua bahasa inilah yang menyatukan kitasebagai umat manusia, apa pun bahasakita, kita selalu memiliki gambaran yangsama di kepala kita tentang apa itu ma-tahari, apa itu buah, apa itu langit, dan lainsebagainya. Maka cara terbaik untuk me-nyimpan data dalam otak kita adalah dalambentuk gambar dan cabang-cabang, yangsemua itu terangkum dalam peta pikiran.Dan seperti yang dikatakan Tony Buzan,

    peta pikiran akan membuat otak kita mekardan merekah seperti bunga, menarik bukanPotensi otak manusia begitu be-

    sar, dan ini menurut saya adalah salah satu

    anugerah yang paling besar. Dengannya

    kita bisa belajar, menyimpan memori-

    memori yang penting dalam hidup kita,

    berkreasi, menciptakan hal-hal baru yang

    indah, yang bisa menambah manfaat dan

    kebaikan bagi kita sendiri dan generasi

    yang akan datang. Mari kita syukuri nikmat

    Allah berupa otak dan pikiran kita, dan kita

    gunakan demi kemanfaatan yang besar

    bagi alam semesta.

    15

    Doc.salaamministries

    *Sekjen PPMI 2012-2013

  • 8/10/2019 Edisi 179 November 2014

    16/16