surat kabar kampus ganto unp edisi 179

24
Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014 ISSN: 1412-890X

Upload: skk-ganto

Post on 12-Mar-2016

368 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Surat Kabar Kampus Ganto UNP Edisi 179. #SKKGanto179

TRANSCRIPT

Page 1: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

ISSN: 1412-890X

Page 2: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

Surat Kabar Kampus Univers i tas Neger i Padang STT No. 519 SKK/DITJEN PPG/STT/1979, International Standard Ser ial Number ( ISSN) : 1412-890X,Pelindung: Rektor UNP: Prof. Dr. Phil Yanuar Kiram, Penasehat: Pembantu Rektor III UNP: Dr. Syahrial Bakhtiar, M.Pd., Penanggung Jawab : Prof. Dr. Ermanto, M.Hum.,Dewan Ahli : Aai Syafitri, Faeza Rezi S, Mardho Tilla, Wezia Prima Zolla, Ismeirita, Rahmi Jaerman, Winda Yevita Dewi, Ariyanti Staf Ahli: Konsultasi Psikologi : NikenHartati, S.Psi., M.A., Konsultasi Agama : Dr. Ahmad Kosasih, M.A., Konsultasi Kesehatan : dr. Pudia M. Indika, Kritik Cerpen: M. Ismail Nasution, S.S., M.A., KritikPuis i: Zulfadhli, S.S., M.A., Pemimpin Umum : Jefri Rajif, Pemimpin Redaksi : Meri Susanti, Pemimpin Usaha : Novi Yenti, Bendahara Umum : Gumala Resti Halin,Kepala Penelitian dan Pengembangan : Liza Roza Lina, Sekretaris : Juliana Murti, Redaktur Pelaksana : Wahida Nia Elfiza, Redaktur Berita : Media Rahmi, FitriAziza, Redaktur Tulisan : Ranti Maretna Huri, Redaktur Bahasa Sastra dan Budaya : Yola Sastra, Redaktur Artistik dan Online : Edo Febrianto, Layouter : DoniFahrizal, Fotografer : Ratmiati, Reporter : Fidia Oktarisa, Wici Elvinda Rahmaddina, Redda Wanti, Novarina Tamril, Staf Penelitian dan Pengembangan : SriGusmurdiah, Sirkulasi dan Percetakan : Sonya Putri, Kesekretariatan dan Perlengkapan: Khadijah Ramadhanti, Iklan: Suci Larassaty Penerbit: SKK Ganto UNP,Alamat: Gedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri Padang , Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar. Kode pos 25131. Laman web : http://ganto.or.id, Post-el: [email protected] , Percetakan: Unit Percetakan PT. Genta Singgalang Press (Isi di luar pertanggungjawaban percetakan), Tarif iklan: Rp1.500,- (permilimeterkolom-hitam putih), Rp3.000,- (permilimeter kolom full colour), 1/4 halaman belakang Rp1.000.000,- (full colour), Iklan Baris Rp 1.000,- (perbaris). Redaksi menerima tulisanberupa artikel, esei, feature, cerpen, resensi buku, puisi, dan bentuk tulisan kritis lainnya dari sivitas akademika UNP. Redaksi berhak menyunting tulisan tanpa mengubahesensinya. Tulisan yang masuk menjadi hak redaksi dan yang tidak dimuat akan dikembalikan atau menjadi bahan edisi berikutnya. Setiap tulisan yang dimuat akan diberiimbalan/uang lelah semestinya.

KarenaKita Berbeda(?)

makalah sosialisasi.Pembaca, pembahasan utama Ganto

dalam laporan edisi ini akan dibahasmengenai Kampus Cabang UNP. Selainitu, pada rubrik Teropong akan dibahasmengenai permasalahan Uang KuliahTunggal yang masih menjadi polemikdi kalangan mahasiswa, ketegasan aturanbagi penerima beasiswa Bidikmisi dantentang pengangkatan dosen baru. Jugaberita kegiatan yang diadakan olehKampus, Fakultas dan Unit KegiatanMahasiswa bisa dibaca pada rubrik In-ter. Sebagian pemberitaan kegiatan jugakami terbitkan secara online melaluiportal berita http://www.ganto.or.id.

Jangan lupa, pada rubrik Artikel,Ganto kali ini memuat tulisan mengenaisebuah musik yang memiliki pengaruhakan perpolitikan di dunia. Dapatkan

juga cerita tentang perjalanan teman kita dari JurusanBahasa ketika mengikuti kegiatan ILMIBSI di Univer-sitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur dalamrubrik Ragam. Juga, resensi buku-buku terbaru koleksiperpustakaan Ganto, Cerpen, dan Puisi pada rubrikSastra dan Budaya.

Pembaca, Mei nanti usia Ganto kembali bertambah.Ganto akan memasuki usia perak, 25 tahun. Untukmemeriahkan peringatan ulang tahun ini, Ganto akanmengadakan beberapa rangkaian acara, yaitu PelatihanKeterampilan Jurnalistik Tingkat Dasar, Lomba PenulisanCerpen, Lomba Fotografi, serta Diskusi Publik. Salurkanbakat pembaca melalui acara yang Ganto angkatkanini. Silakan datang ke sekretariat untuk mendapatkaninformasi lebih lanjut.

Terakhir, seiring bertambahnya usia Ganto, kritikdan saran membangun dari pembaca selalu ditunggu,agar tidak hanya mapan di usia, dari isi pun Gantoharus bisa memapankan diri. Selamat membaca.

Scripta Manent, Verba Volant.Salam Pers Mahasiswa!

Perhatian Kita terhadapKampus-kampus UNP

Bagi sivitas akademika yang melaksanakan aktivitasdi Kampus Universitas Negeri Padang (UNP), mungkinsaja kita belum memiliki wawasan kampus secarautuh. Perhatian kita terhadap kampus UNP mungkinsaja terbatas pada kampus yang berada di Air TawarPadang. Kita bisa saja belum memiliki wawasan dankepekaan terhadap kampus-kampus UNP yang terdapatdi beberapa wilayah seperti Kampus UNP di LubukBuaya Padang, Kampus UNP di Bandar Buat Padang,Kampus UNP di Limau Manih Padang, dan KampusUNP di Bukittinggi. Oleh karena itu, sivitas akademikayang melaksanakan aktivitas di Kampus UNP AirTawar Padang perlu memandang kampus-kampus UNPsebagai suatu kesatuan yang utuh.

Perhatian dan wawasan sivitas akademika secarautuh terhadap kampus-kampus UNP harus disosiali-sasikan oleh pimpinan fakultas yang memiliki kampustersebut. Selain itu, pimpinan universitas juga dapatmempublikasikan dan mempromosikan keberadaankampus-kampus tersebut secara utuh melalui papanpromosi di luar ruang, kalender, brosur, web univer-sitas, dan lain-lain. Pimpinan universitas juga dapatmempublikasikan penyebutan kampus seperti kampusI, kampus II, kampus III, kampus IV, dan kampus Vkepada sivitas akademika. Dengan penyebutan sepertiitu, kita dapat mengembangkan wawasan kampussebagai satu kesatuan yang utuh. Kita semestinya

menghindari penyebutan kampus pusat dan kampuscabang. Penyebutan kampus pusat dan kampus cabangtentulah kurang mendukung pengembangan wawasankampus UNP secara utuh.

Untuk memasyarakatkan wawasan kampus secarautuh, Humas UNP dapat berperan menyosialisasikannyakepada sivitas akademika di dalam kampus danmasyarakat di luar kampus. Jika diperlukan, padasemua gerbang utama kelima kampus UNP tersebutterdapat kalimat Selamat Datang di Kampus I Univer-sitas Negeri Padang, dan seterusnya. Semua sivitasakademika harus mengetahui dan memaklumi kelimakampus tersebut. Ketika kita berada di Kampus IUNP, perhatian dan pikiran juga memaklumi adanyakampus-kampus UNP yang lain.

Selain hal di atas, tentunya pula perhatian yangsangat penting terhadap kampus-kampus UNP selaindi Air Tawar adalah melalui pengembangan fisik danpengembangan kegiatan kemahasiswaan di setiapkampus tersebut. Pembangunan dan rehab gedungtentulah diperlukan sebagai bentuk perhatian pimpinanuniversitas terhadap kampus-kampus tersebut. Dibidang kemahasiswaan, perhatian yang perlu dilakukanadalah pengembangan berbagai kegiatan kema-hasiswaan di setiap kampus tersebut. Jika diperlukan,pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan dapat dilakukansecara silang antarkampus. Eto

Assalamualaikum Wr. Wb.“Kadang, letih pun tak salah. Dia menjadi pengingat

ketika tubuh tak lagi sanggup. Meski semangat masihbergelora.”

Siapa yang tidak akan letih tubuhnya ketika dibawaterus menerus bekerja? Bahkan robot pun akan ausmesinnya jika dipaksakan bekerja terus menerus, butuhperawatan tinggi supaya performa robot tetap berjalanbaik. Begitu juga dengan Kru Ganto. Perkuliahanyang menjadi tuntutan utama sebagai mahasiswa harusdipenuhi di samping kewajiban menyampaikan Gantoke tangan pembaca. Tak jarang membuat tubuh danmulut menggambarkan dan mengeluarkan letih. Apalagidi tengah penggarapan edisi 179 ini, kru Ganto jugamenghadapi Ujian Tengah Semester. Tetapi, semangatuntuk menyampaikan Ganto ke tangan pembaca takboleh pudar. Hingga letih yang dirasa terbayar denganterbacanya tulisan ini oleh pembaca.

Disamping itu, pertengahan Maret lalu, proseskaderisasi untuk pergantian generasi kepengurusanGanto telah dimulai dan telah masuk tahap presentasi

2

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

+ Melirik Probelma Kampus Cabang- Lirik-lirik se nyoh?

+ UKT: Tak Ada Lagi Penurunan- Kalau Kenaikan baa?

+ Rencana Strategis UNP 2014-2018- Semoga semakin... dan semakin...

Perbedaan selalu menjadi alasan bagi kita untuk salingbertengkar, bahkan Si Saling Tak Mengerti sering menjadipemicu pergulatan emosi antara si pemilik konflik. Dankita sering lupa ketika perbedaan pernah bisa menjadialasan untuk kita saling berdamai. Bila dianalogikan padapembentukan sebuah keadaan, kita akan merasa terasingkanoleh perbedaan yang menghempas antara cemburu danrasa ingin memiliki.

Adalah sebuah kedamaian ritme kehidupan yang selalumemunculkan problema dalam ikatannya. Seakan sebuahkemesraan yang tak mau melepaskan diri dari peraduannya,cerita ini akan selalu mengabadi dari rentang waktu yangterus melaju. Pernah menjadi sejarah, dan sekarang tinggalmengulang cerita tentang pendeskriminasian atas namaterabaikan.

Bila cerita ini hanya akan hadir sebagai kenangan,maka adalah sebuah kesia-siaan bila pekik mereka tiadapernah kita perdengarkan secara seksama. Tentang merekayang sebenarnya ingin larut dalam perhelatan “kehidupansentosa kita” yang terlihat oleh kacamata mereka. Memang,tak bisa dipungkiri, bila kita telah berkorban sama, lalukita ditakdirkan untuk berbeda, adalah sebuah kewajaranhati untuk terbakar cemburu oleh mereka yang mendapat-kan lebih, apalagi jika mereka yang kita lihat terlihatseolah tak bersyukur.

Begitu pula halnya dengan cabang-cabang yang seolahterabaikan keberadaannya. Padahal kita tahu, salah satupersendian kehidupan kita berlangsung karena sumbangsihmetabolisme yang dilakukannya. Lalu dengan pongahkita mengangap hal ini sebagai dinamika kehidupan yanghanya perlu bersabar untuk sebuah kesejajaran dalamkeadilan.

Dikisahkan dengan data yang memang ditemukan ber-keseliweran di sana, tentang mereka yang sering terabaikanoleh jarak dan waktu. Bahkan kematian dalam berkreati-vitas harus mereka tanggungkan oleh sebab “kita berbeda”.

Namun, kita sebagai orang yang sedang tak terzalimioleh keadaan, tak pernah tahu tentang upaya yang telahmereka lakukan untuk mengapungkan eksistensi diri. Mere-ka berdiri untuk dapat dilihat dan dianggap sejajar. Merekaberusaha untuk sebuah pengakuan, mereka berupaya demikesejajaran, dan mereka berjuang untuk sebuah keadilan.

Lantas, apa yang mampu kita lakukan sebagai pihakyang diharapakan? Apa yang akan kita lakukan ketikadianggap sempurna? Apa yang akan kita lakukan ketikamereka ingin kita untuk menoleh, melihat, lalu mem-perhatikannya?

Sejauh ini, selama kita, Universitas Negeri Padangyang berlamatkan Air Tawar Padang, masih dianggapsebagai orang yang tak hanya menoleh, tak hanya melihat,tak hanya mengamati.

Namun ketika harapan mereka membumbung tinggiakan perhatian kita untuk mereka yang memang merasaterabaikan oleh kita, oleh waktu, dan oleh jarak yangmembentang.

Lantas, apa yang akan kita lakukan untuk mereka?

Foto Bersama: Usai melaksanakan ujian presentasi makalah sosialisasi,anggota magang angkatan ke-19 foto bersama Kru di Sekretariatan SKKGanto, Minggu (27/3). f/Jefri

Page 3: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

Mahasiswa Autis

3

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

Di dunia serba modern ini,penyandang keterbatasan fisik ataumental tidak hanya ditemukanpada kalangan disabilitas. Bahkan,manusia normal pun dapat dika-tegorikan kepada golongan ter-sebut, karena mengidapgangguan atau bermasalah pa-da fungsi dan struktur tubuh,keterbatasan aktivitas, danpembatasan partisipasi. Se-perti autis, remaja sekarangkerap menyandang gejala ini,khususnya mahasiswa.

Autis bermula dari kataautisme, dari bahasa Yunaniyang berarti keadaan diri sendiri.Serupa gejala menutup diri secaratotal, kecendrungan menyendiri,tidak mau berhubungan denganorang lain dan asyik dengan dunia-nya sendiri. Autis pada umumnyadibawa oleh anak sejak lahir ka-rena hormon yang tidak berfung-si dengan baik dan ketidak-mampuan berkomunikasi.

Namun kenyataannya sekarang,mahasiswalah yang banyak mengi-dap autis. Bukan bentuk fisik atauketidakmampuan berkomunikasidan menyesuaikan diri, melainkanmelupakan hal-hal berbau sosialdan lebih suka menyibukkan dirisendiri. Sikap dan cara bertingkahlaku mahasiswa sebagai makhluksosial seolah sudah terlupa.

Seperti halnya lingkungankampus, mahasiswa sibuk dengandiri sendiri tanpa memperhatikansekitar. Apatis terhadap organisasikampus, tidak peka dengan situasidan kondisi yang ada, bahkanbudaya senyum, salam dan sapa,sudah mulai pudar di kalanganmahasiswa. Hal ini tentulahberbahaya, apalagi jika dibiarkanberlarut-larut, akan menjadi kebia-

saan yang sulit dirubah.Padahal mahasiswa salah satu

golongan yang mengobarkan se-mangat nasionalisme yang tinggipada masa dahulunya. Hingga ke-mudian lahirlah organisasi-orga-nisasi pergerakan pada tahun 1908

yang dikenal dengan Budi Utomosebagai organisasi pelajar. Orga-nisasi ini mengawali semangatmunculnya organisasi pergerakanlain seperti Serikat Islam, IndichePartij, organisasi Kristen, Muham-madiyah, NU, dan PNI.

Gerakan lainnya dari pemudaIndonesia tahun 1928, yaitu memun-culkan Sumpah Pemuda dan mam-pu mengetarkan jiwa pemuda Indo-nesia untuk mencapai kemerde-kaan yang sebenarnya. Kesatuanbahasa dan bangsa Indonesia yangmenjadi semangat untuk melawankolonialisme. Tak hanya sampaidi situ, pada zaman fasisme Jepang,golongan muda pulalah yangmenggerakkan golongan tua, ke-mudian melarikan Soekarno danHatta ke Rengasdengklok gunamempercepat proklamasi. Hinggaakhirnya kemerdekaan Indonesiadiproklamasikan pada 17 Agustus1945.

Masihkah ada pemuda Indone-sia serupa pendahulunya pada era

sekarang? Padahal mahasiswa me-rupakan insan akademis cerdasyang akan melanjutan kehidupanIndonesia ke depannya. Seharus-nya mahasiswa sebagai agent ofchange, agent control, dan ironstock, memainkan peran sesuai ka-rakter. Bukan malah terjebakdengan kondisi autis, danmelupakan tugas sesungguhnya.

Di tengah membanjirnya in-formasi dan teknologi, maha-siswa seharusnya bisa me-ngendalikan. Menempatkandan memanfaatkan teknolo-gi sebagaimana seharusnya.Bukan malah diperbudakdan hanyut oleh derasnya.Hal inilah yang justru men-jadi pemicu autis tersebut.

Mahasiswa terlena oleh glo-balisasi, terkungkung teknologi

yang justru semakin menjauh-kannya dari sekitar. Mengham-bat keterampilan sosialisasi, berko-munikasi lisan, kerja sama yangsolid, serta kemampuan problemsolving.

Sebenarnya, peduli terhadaplingkungan sekitar dapat mence-gah autis sebelum mengakar. Sejati-nya mahasiswa, pemuda, sertapelajar merupakan pemegang ken-dali selanjutnya. Berani mengam-bil keputusan dan bertindak bijak-sana merupakan tuntutan seorangpemuda, guna membebaskan bang-sa ini dari penjajah modern yangmelumpuhkan generasi penerus.

Mari cahayakan kembali peranmahasiswa yang sudah mulai re-dup. Karena mahasiswa mempu-nyai andil yang besar untuk negeri.Jangan sampai bangsa ini mempu-nyai generasi cacat mental. Segalasesuatu mesti dibenahi dari dalamdiri. Serupa kutipan yang dide-ngungkan oleh Samuel Smiles.Menabur pikiran, menuai tindakan.Menabur tindakan, menuaikebiasaan. Menabur kebiasaan,menuai karakter. Menaburkarakter, menuai takdir.

SKK Ganto menerima surat pembaca baik berupa keluhan,kritikan, saran, dan permasalahan tentang lingkungan sekitarUNP. Surat pembaca dapat dikirimkan melalui email:[email protected] atau dapat diantar ke redaksiSKK Ganto, Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa RuangG65 UNP dengan dilampirkan kartu identitas: KTP atauKTM.

Rawan Helm

Dua bulan belakangan, helm saya hilang di parkiran FISdepan FE. Sebelum helm saya hilang, teman saya juga mengalamihal serupa, kira-kira seminggu sebelum saya kehilangan helm.Pada saat bersamaan bukan hanya teman saya yang kehilangan,tetapi ada dua orang mahasiswa lain yang juga kehilangan helm.Saya harap petugas keamanan (security) bisa bekerja lebih opti-mal agar hal serupa tidak terjadi lagi.

Rama, Mahasiswa Bimbingan Konseling

Perpustakaan FT

Ketika saya mengunjungi perpustakaan FT, saya melihat koleksibuku-buku di perpustakaan FT tidak lengkap. Buku-buku yangsering saya butuhkan sering tidak ada. Alangkah baiknya, kalaukoleksi buku-bukunya ditambah agar mahasiswa menjadi lebihrajin mengunjungi perpustakaan FT.

Fauzana, Mahasiswa FT UNP

Prasarana Kampus

Saya merasa prasarana kampus, seperti halnya di ruang kuliahJurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNP tidak dipergunakandengan efektif. Misalnya penggunaan AC yang tidak maksimal.Ruangan ber-AC tapi tidak bisa dihidupkan karena daya teganganlistrik fakultas tidak mendukung. Seharusnya hal tersebut disikapidengan bijak, supaya AC tersebut dapat dipergunakan demimendukung kenyamanan belajar. Misalnya dengan menambahdaya tegangan listrik. Terima kasih.

Nofrahadi, Mahasiswa FBS UNP

Pemulung Masuk Kampus

Mewujudkan kampus yang bersih, nyaman, dan indah tentunyadambaan semua orang. Saya terganggu dengan banyaknya pemulungdi lingkungan kampus. Menurut saya mengganggu kenyamandan keindahan kampus. Saya harap ada kebijakan UNP menanggapipersoalan tersebut.

Mellisa Riza, Mahasiswa UNP

Keamanan Musala FBS

Sudah beberapa kali terjadi kehilangan barang-barang sepertitas, laptop, dan barang berharga lainnya di Musala Amanah FBS.Menanggapi itu ada baiknya ada kebijakan dari pihak FBS untukmemasang CCTV seperti di Masjid Al-azhar. Menurut saya kejadianyang sudah berkali-kali terjadi itu terjadi karena ada kesempatandan kurangnya keamanan.

Rosi Arnis Saputri, Mahasiswa FBS

Oleh Rettu Fitria Nita

Mahasiswa Pendidikan SejarahTM 2011

Sejatinya mahasiswa adalahpengendali, penggerak

bangsa, supaya bisa bang-kit dari keterpurukannya.

Bukan hadir sebagaiseorang individualis,

apatis, dan autis di tengahmembanjirnya informasidan semakin majunya

teknologi.

Page 4: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

4

Melirik ProblemaKampus Cabang“Fasilitas menjadi problema dalam meningkatkan efektivitas proses perkuliahan.”

Oleh Wahida Nia Elfiza dan Meri Susanti

Laporan

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

Jam tangan Meri Rahmayati menunjukkan pukul 07.30 WIB. Pagi ituMeri akan mengikuti proses

perkuliahan dengan mata kuliah IlmuPengetahuan Alam (IPA). Sesampainya dikampus tempatnya menggali ilmu, Merisegera bergabung dengan teman-temannyayang juga ikut mengambil mata kuliahIPA dengan dosen yang sama. Lalu merekapun menuju ruangan perkuliahan. Ketikasampai di depan lokal kuliah yangdimaksud, Meri beserta teman-temannyabingung dan terkejut. Pasalnya lokal kuliahyang dituju telah terisi oleh kelas lainyang sama-sama masuk pada jam tersebut.Akhirnya Meri beserta teman-temannyamemutuskan untuk mencari lokal yangkosong. Namun harapan mereka tidakbersambut, lokal kosong yang diharapkantidak didapatkan. Menghadapi permasa-lahan tersebut akhirnya Meri beserta rom-bongan belajar di laboratorium. Meri ada-lah mahasiswa Pendidikan Guru SekolahDasar (PGSD) TM 2012. Menurut Meri,problema perebutan lokal kuliah sudahsering terjadi di Kampus Unit PembantuPusat (UPP) III Bandar Buat. Hal ini dise-babkan jumlah mahasiswa yang bertambahbanyak tidak diiringi dengan penambahanjumlah lokal kuliah. Sehingga menyebabkanruang laboratorium menjadi alternatif tem-pat pelaksanaan proses perkuliahan. “Se-harusnya bukan laboratorium tempatnya,”ujar Meri, Jumat (4/4).

Senada dengan Meri, Nara Putri maha-siswa PGSD TM 2011 Cabang UPP III BandarBuat lainnya juga pernah mengalami halyang serupa. Nara dan teman satu kelasnyajuga pernah memanfaatkan laboratoriumuntuk kuliah. Biasanya, salah seorangperwakilan dari kelas Nara akan mencarilokal kosong terlebih dahulu untuk kuliah.Jika tidak ada maka perwakilan itu akan

pergi ke laboratorium untuk melihat sua-sana dan kondisi laboratorium. Jika labo-ratorium kosong, maka perwakilan kelasakan menelepon dosen yang bersangkutan.Lalu Nara dan teman-tamannya terpaksabelajar di ruang laboratorium. “Manfaatkanapa yang ada,” ujar Nara sambil tersenyum,Jumat (4/4).

Tidak hanya ruang kuliah saja yangdiperebutkan, infocus pun menjadi sasaran.Menurut sepengetahuan Nara, jumlah info-cus yang ada di Kampus PGSD CabangUPP III Bandar Buat sudah lebih dari cukupalias banyak. Namun hanya satu buahyang berfungsi. Sehingga antara lokal yangsatu dengan lokal lainnya harus berebutinfocus. “Jumlah banyak tapi tidakberfungsi dan tidak diperbaiki,” ujarnyalagi.

Perihal infocus, Darmawan salah seo-rang pegawai Tata Usaha PGSD cabangUPP III Bandar Buat membenarkan haltersebut. Berdasarkan pantauan Darmawandari 8 jumlah infocus yang tersedia, me-mang hanya satu unit infocus yang bisadigunakan. Selain infocus, Darmawan jugamengatakan bahwa ketidaklengkapan alattulis kantor (ATK) juga menjadi kendala,contohnya saja tinta spidol. “Terkadangada dosen yang mengajar tidak menggu-nakan spidol,” ungkapnya, Jumat (4/4).

Selain terkendala fasilitas vital dalamproses perkuliahan, fasilitas pendukungyang dibutuhkan mahasiswa namun tidakterpenuhi adalah ketersediaan jaringan Wi-Fi. Hal ini diungkapkan oleh Novi, ma-hasiswa PGSD Cabang UPP III Bandar BuatTM 2012. Menurut Novi, ketersediaan Wi-Fi di kampus ini masih kurang membantudan butuh perbaikan ke depannya. PasalnyaWi-Fi yang ada di Kampus PGSD ini sangatlambat dan tidak tersebar secara meratadi wilayah kampus. Akhirnya, banyak ma-

hasiswa harus pergi ke warung internet(warnet) serta memanfaatkan modem yangada untuk mencari tugas kuliah. “Padahalkami sangat butuh Wi-Fi untuk perkem-bangan informasi,” jelasnya, Jumat (4/4).

Bicara mengenai perkembanganinformasi, Novi juga mengeluhkan keter-lambatan informasi yang datang keKampus PGSD Cabang UPP III BandarBuat. Ia mengatakan bahwa mahasiswa disini sangat butuh informasi yang cepatdan sama dengan mahasiswa yang beradakampus pusat, salah satunya informasimengenai beasiswa. Namun, fakta yangterjadi mahasiswa kampus cabang selaluketinggalan informasi. “Kalau pendaftaranbeasiswa hampir tutup, informasi tersebutbaru sampai ke sini,” keluhnya.

Lebih lanjut, Novi mengatakan hendak-nya pembangunan di kampus cabang initidak sekedar memperbaiki bagian luarsaja seperti pebaikan gerbang masuk kam-pus. Tetapi juga memperbaiki kelengkapansarana penting dalam perkuliahan sertapelayanan informasi bagi mahasiswa. “Tidakhanya perbaikan eksternal kampus, tetapijuga internal kampus,” harap Novi.

Persoalan informasi beasiswa yangkurang update di Kampus PGSD CabangUPP III Bandar Buat juga dirasakan olehmahasiswa yang menimba ilmu di KampusV UNP Bukittinggi, hal ini diutarakanoleh Intan Azura mahasiswa Psikologi TM2010. Sedangkan untuk kendala lain, Intanmemaparkan perihal fasilitas kampus yangtelah rusak seperti bangku-bangku perku-liahan yang tidak layak pakai, toilet yangkurang memadai serta ketersediaan airyang sering menjadi masalah. “Saya berha-rap semua ini mulai diperbaiki,” ujar Intan.

Harapan yang terucap dari MahasiswaKampus V UNP Bukittinggi Prodi Psikologiini juga menjadi keinginan yang kuat dari

para mahasiswa yangtengah menuntut ilmu diKampus II UNP LubukBuaya. Para mahasiswasangat menginginkankelengkapan dan ketepa-tan informasi di kampuscabang. Hal ini diung-kapkan oleh salah satuMahasiswa PendidikanOlahraga TM 2011, Rob-ert Irwanda. Ia menga-takan bahwa sulit sekalimenemukan informasi dikampus cabang ini. salahsatu faktor yang diung-kapkan Robert adalah ke-tiadaan organisasi maha-siswa PO yang berkiprahdi Kampus Cabang LubukBuaya, sehingga menye-babkan mahasiswa kehi-langan arah untuktempat bertanya perihalinformasi penting yangdiinginkan. “Susah rasa-nya dapat informasi yangtepat,” ungkapnya.

Selain itu, ia jugamenambahkan bahwaKampus PendidikanOlahraga Cabang LubukBuaya belum mempuyaiWi-Fi. Padahal fasilitas

ini sangat dibutuhkan oleh mahasiswaterlebih pada perkembangan zamansekarang. “Jika keadaan seperti ini, kamiingin kuliah di kampus pusat saja,” ujarnyalagi.

Senada dengan Robert, MuhammadReza, Mahasiswa Pendidikan OlahragaTM 2011 juga mengeluhkan hal yangsama. Selama Reza kuliah di KampusPO Lubuk Buaya, ia tidak pernahmenikmati fasilitas Wi-Fi seperti yangdidapatkan oleh mahasiswa kampus pusat(Air Tawar). “Bagaimana menikmatinya,fasilitasnya saja belum ada,” ungkapnya.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwaperpustakaan yang diharapkan menjadialternatif bagi mahasiswa untuk menda-patkan sumber ilmu (buku) malahan jarangsekali dibuka. “Perpustakaan di kampuscabang ini belum menjalankan peranannyasebagaimana mestinya,” ujarnya. Lebihlanjut Reza berharap semoga peningkatansarana dan prasarana di Kampus PO LubukBuaya dapat segera diwujudkan.

Peningkatan sarana dan prasarana da-lam proses perkuliahan juga menjadi ba-gian harapan mahasiswa pendidikan luarbiasa (PLB) yang berlokasi di Limau Manih.Kekurangan tersebut sangat dirasakan olehmahasiswa yang membutuhkan peralatankhusus dalam belajar atau mahasiswadisabilitas. Seperti belum tersedianya mejabelajar bagi mahasiswa tunanetra, jalankhusus untuk mahasiswa turnanetra danturnadaksa, serta belum tersedianya buku-buku pelajaran untuk mendukung perku-liahan mahasiswa berkebutuhan khusustersebut. Ririn Sianipar, salah satunya Ma-hasiswa PLB TM 2012 ini sering memintatolong kepada temannya untuk memba-cakan materi perkuliahan dari buku-bukuyang digunakan mahasiswa normal saja,setelah itu Ririn yang menuliskannya.“Karena saya kesulitan menggunakan bukuyang ada,” ujarnya, Senin (24/3).

Tidak berbeda jauh dengan yangdialami Ririn, Hendra Wijaya mahasiswaPLB yang mengalami gangguan padapenglihatannya ini mengaku sangat mem-butuhkan fasilitas yang mendukung ke-giatan perkuliahannya. Dalam hal ini iaberharap tersedianya fasilitas talkingbook untuk mengatasi permasalahan yangdialaminya. “Alangkah lebih baiknya adafasilitas seperti itu,” harapnya Hendra.

Laporan Kru SKK Ganto

Sarana dan Prasarana: Sekretariat Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Luar Biasa FIP UNP Padang yang berlokasi di Limau Manis Padang, Selasa(20/3). f/Nia

Page 5: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

5

Kampus Cabang Menuju Perbaikan“Walaupun kekuranganmasih dirasakan, usahaperbaikan sudah dilakukandan diupayakan, hanya sajaharus menunggu.”

Oleh Wahida Nia Elfiza dan Meri Susanti

Laporan

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

Bukittinggi masih terasa dinginket ika Reporter Gantomenginjakkan kakinya di sekitar

Jalan Batang Masang, Kelurahan BelakangBalok, Bukittinggi. Sebelah kanan biladatang dari arah Jam Gadang tampakdengan megah sebuah gerbang bertuliskan“Universitas Negeri Padang”. Adalah bagiandari kampus Universitas Negeri Padang(UNP), atau yang lebih dikenal denganKampus V UNP Bukittinggi. Aktivitas pagiKota Bukittinggi ini diramaikan oleh lalu-lalang mahasiswa yang mempuyai tujuantempat yang berbeda. Ada yang menujuruang perkuliahan, parkiran, kafe, danwarung fotokopi.

Kampus V merupakan salah satu kampuscabang UNP yang ditempati oleh MahasiswaProgram Studi (Prodi) Psikologi, JurusanPendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) danProdi Manajemen Perhotelan TM 2013.Menurut Koordinator Tata Usaha M. Sawir,S.Pd., semenjak tahun 1991, kampus cabangini telah ditempati oleh Jurusan PGSD, yangdahulunya PGSD bernama SekolahPendidikan Guru (SPG). Lalu seiring denganperubahan tersebut Institut Keguruan IlmuPendidikan (IKIP) Padang juga berubahmenjadi sebuah universitas, yakninya Universitas Negeri Padang (UNP). Pada intinyaperubahan tersebut berbanding lurus denganpenambahan jurusan dan prodi, salah satunyadibuka Prodi Psikologi yang bertujuan untukmemperluas Jurusan Bimbingan Konseling(BK) oleh Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP).Kebijakan FIP jualah yang mengantarkanProdi Psikologi ditempatkan di kampus VUNP menyusul Jurusan PGSD yang terlebihdahalu berada di sana. Terakhir, tahun 2013lalu Prodi Manajemen Perhotelan juga turutbergabung di kampus yang terletak di KotaBukittinggi tersebut. “Salah satu alasanpenempatannya karena Bukittinggimerupakan lokasi yang strategis,” ujarnya.

Sebagai koordinator TU yang telah 26tahun bekerja di Kampus V BukittinggiUNP ini, Sawir tahu betul perkembanganKampus V dari waktu ke waktu. Menilikperkembangan sarana dan prasarana, iamengatakan bahwa hampir tiap tahun

perbaikan dan pembaharuan kampus inidilakukan seperti pembangunan kantorkepala Unit Pembantu Pusat (UPP), kantorProdi Psikologi, perbaikan perpustakaan,dan pembangunan. Pembangunan yangakhir-akhir ini dilakukan adalahpembangunan gerbang utama didepan kampus. Sedangkan untukfasilitas pendukung prosespembelajaran seperti alat tuliskantor terkadang tidak mencu-kupi . Hal in i disebabkanpengadaan alat tersebut harusberkoordinasi terlebih dahuludengan pihak fakultas, karenajurusan tidak berhak melakukanpengadaan barang begitu sajatanpa sepengetahuan pihakfakultas. Untuk fasilitas pendu-kung lainnya di Kampus V UNPseperti ruangan kelas memangterbilang mencukupi dan layakdigunakan, tetapi dalam hal iniSawir menyampaikan perlurenovasi beberapa ruangan kelaskarena dari segi estetika ruangankelas tersebut sudah tidak enakdipandang mata. “Contohnya kacadi ruangan kelas sudah banyakyang pecah,” ungkap Sawir.

Namun di balik hal tersebut,menurut Sawir, pihak UPP tidakbisa memperbaiki begitu saja,karena semua alat dan bahan berasal daripusat. Pihak UPP cuma bisa merencanakanperbaikan serta mengajukannya ke pihakfakultas yang berada di kampus pusat. “Kamitelah mengajukan perbaikan, tetapi belumturun keputusannya,” ungkap Sawir lagi.

Selain Kampus V yang berada diBukitinggi, UNP juga mempunyai kampuscabang yang masih berada dalam lingkupKota Padang, yaitu Kampus UPP IV LimauManih. Kampus ini ditempati oleh Maha-siswa Pendidikan Luar Biasa (PLB). MenurutFatmawati, M.Pd, PLB UNP adalah satu-satunya jurusan yang terdapat di Sumatra.Pada tahun 1987, PLB bernama SekolahGuru Pendidikan Luar Biasa Diploma 3(SGPLB D3) yang berada di bawah naungan

dinas dengan bangunan yang berasal darisumbangan Bank Dunia. Namun padatanggal 1 Juli 1995 SGPLB berintegrasi keIKIP (sekarang UNP) dengan tamatan S1.Semenjak berintegrasi dengan IKIP Tahun

1995, Pendidikan Luar Biasa juga sudahmenerima mahasiswa melalui jalur SeleksiPenerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).“Begitulah sekilas kisah PLB UNP,” ungkapFatmawati

Fatmawati merupakan dosen yang telahmengabdikan dirinya selama lebih kurang20 tahun di PLB. Sebagai dosen yang terbi-lang cukup lama mengajar, Fatma menga-mati pekembangan kampus cabang,contohnya dari segi sarana dan prasarana.Menurut Fatma sarana dan prasarana dikampus PLB masih kurang memadai bagimahasiswa, terutama bagi mahasiswadisabilitas. Sebagaimana layaknya bangunanperkuliahan, PLB sebaiknya disesuaikandengan keadaan dan kondisi mahasiswa

Kampus Cabang: Kampus Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang yang berda di Lubuk Buaya Padang, Rabu (21/3). f/Ratmiati

yang ada. Seperti halnya di PLB terdapatbeberapa mahasiswa dengan katergotiAnak Berkebutuhan Khusus (ABK) padasetiap angkatan. “Setiap mahasiswa ABKjuga membutuhkan sarana dan prasaranayang sama bagi proses perkuliahanmereka,” ungkap Fatma, Kamis (27/2).

Tidak jauh berbeda dengan yangdiungkapkan oleh Fatma, sarana danprasarana yang tersedia di laboratoriumPLB Limau Manih masih terbilang kuranglengkap. Hal ini diungkapkan oleh Dra.Kasiyati, M.Pd. Ia mengatakan bahwa alat-alat yang tersedia di laboratoriummerupakan hibah dari SGPLB dan sekarangini banyak alat-alat tersebut yangmengalami kerusakan dan tidak dapatdipakai lagi. Sebagai solusi untukmengatasi hal tersebut, pihak PLB telahmengajukan surat permintaan peralatan-peralatan yang dibutuhkan ke kampuspusat, tetapi hasil dari pengajuan surattersebut belum diketahui hasilnya samasekali. “Namun yang jelas Rektor UNPtelah berjanji akan memenuhinya,” ujarnya.Kamis (10/4).

Sedangkan untuk kampus II UNP LubukBuaya, kelengkapan sarana dan prasaranatidak terlalu menjadi kendala. Hal inidiungkapkan oleh Drs. Qalbi Amra, M.Pd.

yang telah 25 tahun mengajar di JurusanPendidikan Olahraga.

Ia mengatakan bahwa sarana danprasarana di Kampus II UNP lumayanmencukupi, seperti ruangan belajar, media,dan peralatan olahraga. Jika peralatan tidakada maka bisa meminjam dan menggunakanperalatan yang berada di kampus pusat.Hal ini dilakukan dengan cara mengkomu-nikasikan kekurangan tersebut kepadaperlengkapan yang ada di kampus pusatsehari sebelum perkuliahan dilakukan.“Dengan demikian peralatan yang dibutuhkanakan disediakan dan boleh di bawa kekampus cabang,” ujarnya. Selasa (8/4).

Laporan Kru SKK Ganto

Pembangunan: PGSD UPP III Bandar Buat FIP UNP tengah berusaha meningkatkan sarana dan prasaranayang dapat menunjang kegiatan mahasiswa, salah satunya dengan membangun kelas Baru di sampingAsrama Mahasiswa, Jumat (4/4). f/doc

Page 6: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

6 Laporan

Kooperatif dalam Satu Visi

“Persoalan dana dan partisipasi mahasiswa turut mempe-ngaruhi pengembangan kreativitas mahasiswa kampuscabang.”

Oleh Wahida Nia Elfiza dan Meri Susanti

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

Sore itu, Kampus Pendidikan LuarBiasa (PLB) masih tampak ramai.Teriakan beberapa orang mahasis-

wa menjadi hiasan tersendiri di kampusyang terletak di daerah Limau Manih itu.Sesekali bola voli melayang di udara, laluturun, melayang lagi dan jatuh. Seketikaterdengar teriakan yang diiringi tepuk tangandari penonton yang berada di pinggirlapangan. Begitulah sekilas keramaian soreitu. Sore yang dimanfaatkan para pengurusHimpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) PLBuntuk meningkatkan keakraban antar sesa-ma anggota. Hasbi Mursida, ketua HMJ PLBmengatakan kegiatan ini dilakukan untukmendekatkan antarpengurus sekaligus untukmengusir kebosanan dan stres yang melanda.“Ini hanya sekedar hiburan,” ujarnya, Kamis(20/3).

Hasbi, ketua HMJ yang terpilih padaNovember 2013 lalu mengatakan bahwaselama lima bulan kepengurusannya bebe-

rapa acara kemahasiswaan telah berhasildiselenggarakan seperti Bakti Sosial Maha-siswa (BSM), Hari Disabilitas Internasional(HDI), dan lainnya. Menurut Hasbi, penye-lenggaraan suatu acara oleh HMJ PLB meru-pakan wujud dari animo mahasiswa KampusUnit Pembantu Pusat (UPP) IV Limau Manihyang sangat antusias mendukung pengadaansuatu kegiatan. Namun di balik respon maha-siswa yang tinggi bukan berarti panitia ber-jalan tanpa banyak tantangan. Hasbimengatakan dalam mengangkat suatu acaradi PLB, kekurangan dana masih menjadipermasalahan utama. Walaupun demikianHasbi beserta anggota tidak pernah putusakal. Demi terwujudnya aspirasi mahasiswamengenai penyelenggaraan acara di kampuscabang, ia pun menetapkan insert kepadamahasiswa PLB. Selain itu, untuk danatambahan ia berusaha mencari sponsor dariluar untuk mendukung acara yangdiadakannya. Sisa dana dimasukan ke kas

HMJ dan dijadikan modal untuk acaraselanjutnya. “Berpandai-pandai dalammanajemen dana,” ungkapnya sambilmemainkan kunci motor yang sedari tadiberada di tangannya.

Tidak berbeda jauh dengan yang dialamiHMJ PLB, HMJ Pendidikan Guru SekolahDasar (PGSD) Cabang UPP III Bandar Buatmerasakan kesulitan dalam mengajukan danapengadaan kegiatan. Sekretaris HMJ, NurulHalimah mengatakan jika ingin mendapat-kan dana, pihaknya harus mengantar pro-posal terlebih dahulu ke kampus pusatdengan melewati tahap yang panjang danproses yang lama.

Selain kendala dari segi pendanaan, Nu-rul juga merasakan kurangnya partispasi darimahasiswa terhadap kegiatan yang diadakan.Namun, untuk mengatasi permasalahantersebut, Nurul beserta panitia lainnyamelakukan sosialisasi kepada mahasiswa.

Usaha Nurul beserta panitia lainnya ber-sambut, pasalnya mahasiswa kampus PGSDcabang UPP III Bandar Buat ikutmenyukseskan kegiatan tersebut. MeriRahmayati, mahasiswa PGSD TM 2011 merasamenikmati semua kegiatan yang pernah adadi kampus cabang. Meri berharap semogakegiatan di kampus cabang semakinbertambah. “Semoga ini bisa diwujudkan,”harapnya, Jumat (4/4).

Bicara mengenai kreativitas, MahasiswaKampus V UNP Bukittinggi Prodi Psikologijuga tidak mau ketinggalan. Hal ini terlihatdari terbentuknya komunitas baru di kam-pus yang terletak di Kota Bukittinggi, salah

satunya klub fotografi. Selain itu komunitasyang sempat vakum seperti komunitas katarsisdan perkusi sudah mulai aktif kembali, halini diungkapkan oleh ketua Himpunanmahasiswa (HMJ) Psikologi, Yulianto HadiPramono. “Semoga lahirnya komunitas kreatifdi sini semakin menguatkan respon positifdi kampus ini,” ujarnya. Rabu (5/4).

Namun keikutsertaan serta sikap antusiasmahasiswa dalam berkreativitas menjadi sa-lah satu kendala bagi mahasiswa yangberkuliah di Kampus II UNP Lubuk buaya.Pasalnya sekretariat kampus pendidikanOlahraga itu telah pindah ke Kampus PusatUNP Air tawar, sehingga menyebabkanmahasiswa yang berkegiatan di Lubuk Buayatidak merasakan lagi aktivitas HMJ. Hal inidiungkapkan oleh Muhammad Reza, maha-siswa Pendidikan Olahraga TM 2011. Menu-rut Reza, Ia tidak pernah melihat penyeleng-garaan sebuah acara semenjak masuk keKampus PO Lubuk Buaya. “Saya tidak pernahmelihat sekalipun,” ujarnya.

Menanggapi hal ini, Mauluddin selakuketua HMJ PO mengatakan bahwa sebenar-nya kegiatan mahasiswa di kampus PO cukupbanyak. Mauluddin mengeluhkan kurangnyaminat mahasiswa Pendidikan Olahraga dalamberoganisasi serta menyampaikan berbagaiaspirasinya kepada HMJ. “Padahal HMJ siapmenampung banyak aspirasi mahasiswa,”keluhnya. Sabtu (5/4). Lebih lanjut Mauluddinberharap agar mahasiswa PO bisa menyadariakan pentingnya sebuah organisasi.

Laporan Kru SKK Ganto

Sebagai salah satu institusi perguruantinggi negeri di Sumbar, Universitas Negeri Padang (UNP) memiliki

beberapa kampus cabang yang tersebar dibeberapa daerah di Sumatra Barat, sepertiLimau Manih, Bandar Buat, Lubuk Buaya,

Bukittinggi, dan Sawahlunto. Terfokuspada kampus cabang UNP yang terdapatdi Sawahlunto, kampus tersebut berdiridilatarbelakangi oleh bentuk kerja samaPemerintahan Daerah (PEMDA) Sawah-lunto yang dilakukan dengan UNP.Bagaimana koordinasi UNP khususnyaFakultas Teknik (FT) terhadap kampuscabang yang berada di Sawahlunto ter-

sebut? Ikuti wawancara reporterGanto, Novarina Tamril dan

Sri Gusmurdiah bersamaDekan Fakultas Teknik,

Prof. Dr. Ganefri,M.Pd. Ph.D.

Apa yang me-latarbelakangikampus cabangS a w a h l u n t odidirikan?

Kampus cabangyang terdapat diSawahlunto meru-

pakan salah satu syarat untuk mendirikanAkademi Komunitas (AK) yang bernamaProgram Studi di Luar Domisili (PDD).PDD berdiri dilatarbelakangi oleh kerjasama PEMDA dengan UNP. PDD tersebutmerupakan program studi diploma.

Apa tujuan didirikannya PDD ?Tujuan didirikannya PDD adalah untuk

membantu masyarakat agar tidak putussekolah setelah SMA. Dengan adanyaPDD, masyarakat dapat kuliah satu tahunsebelum mereka bekerja. Jadi, PDD diran-cang khusus untuk mempersiapkan gene-rasi yang siap menghadapi dunia kerja.Saat ini PDD kita ada di Sawahlunto danPariaman. Di Sawahlunto ada jurusanTeknik Pertambangan dan Otomototif,dengan jumlah mahasiswa sekitar 60orang. Sedangkan di Pariaman ada jurusanPerhotelan dan Rekayasa Perangkat Lunakdengan jumlah mahasiswa sebanyak 80orang.

Seperti apa jalinan koordinasi antarakampus pusat dengan kampus cabang?

Koordinasi yang dilakukan berupapemberian kepercayaan kepada ketuakoordinasi. Yang mana kepengurusannyadibedakan dari kampus pusat (FT).Tujuannya agar tidak mengganggukegiatan di kampus pusat. Selain itubentuk koordinasi yang dilakukan berupapengiriman tenaga dosennya dari kampuspusat ke PDD. Sedangkan untuk tenagadosen dari PEMDA juga dilibatkan dalamkegiatan ini.

Upaya di Balik KreativitasMahasiswa Kampus Cabang

Bahasa Isyarat: Ketua Tutor PLB beserta siswa dari SLB Wacana Asih tengah mempraktikkanabjad kepada peserta Kuliah Umum Bahasa Isyarat yang diselenggarakan di Auditorium Prof.Kamaluddin FE UNP, Selasa (22/4). f/ Ratmiati

Bagaimana dengan kelengkapansarana dan prasarana di sana?

Mahasiswa yang berada dalam PDD inimemiliki bantuan dana yang cukup besardari PEMDA sehingga mereka membayaruang kuliah lebih murah. Mereka memilikifasilitas yang memadai, mereka memilikilabor bawah tanah sendiri. Bahkan mahasiswaJurusan Pertambangan FT UNP untukmelakukan praktek datang ke sana. Selainitu mahasiswa PDD juga memiliki unitkegiatan mahasiswa sendiri sehingga segalakegiatan diusahakan full di sana.

Jika ada pihak lain yang mengatakanmahasiswa PDD kekurangan sarana danprasarana, saya kira justru kebalikannya.Malahan mahasiswa PDD memiliki saranadan prasarana yang melebihi kampus pusat(FT). Untuk Pembangunan sarana danprasarana untuk kampus PDD tergantungpada bantuan dana dari PEMDA Sawahluntoitu sendiri.

Harapan terhadap mahasiswa ProgramStudi di Luar Domisili (PDD)?

Saya berharap agar mahasiswa ProgramStudi di Luar Domisili ini mendapat dukungandari PEMDA setempat. Kita sebagai lembagapendidikan harus sama-sama menjaga kualitasagar mendapatkan input yang lebih baik.

Prof. Dr. Ganefri, M.Pd. Ph.D.

Page 7: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

7

Kreativitas dalam Realitas

Antara Kampus Cabang dan Kampus PusatRuang perkuliahan menjadi masalah utama yang dirasakan

oleh mahasiswa di Kampus Cabang PGSD. Infocus dan Wi-Fipada semester ini sering rusak. Selain itu, jarakyang jauh antara kampus cabang dengan kampuspusat membuat mahasiswa kewalahan untukmenuangkan bakat yang dimilikinya. Dikampus ini kami hanya memilki HMJ sebagaiwadah berkarya dan berkreativitas. Bahkankurangnya dana juga sering menjadipenghalang bagi kami dalam berorganisasi.“Padahal kami mengadakan acara denganmembawa nama UNP,” keluhnya.

Kami akan tetap berusaha, setidaknya kami berusaha untuktetap menuangkan bakat-bakat yang kami miliki.

Heri Prabowo, S.T., M.T.Dosen Teknik

PertambanganKampus Cabang

MauluddinKetua HMJ

PendidikanOlahraga

(PO) FIKKampus IIFIK Lubuk

Buaya

Lingkungan di Padang tentu berbe-da dengan lingkungan di Sawah-lunto. Dari segi update infor-masi pun lebih update infor-masi yang ada di Padang.Namun ada juga mahasiswayang masih tinggal di sanakarena ada sebagian mahasis-wa di sana yang berkerja.Sebenarnya, mahasiswa terse-but ingin kuliah di Padangataupun di Sawahlunto adalahpilihan mereka. “Yang memilihbukan pihak jurusan, tetapi merupakanpilihan mereka,” ungkapnya. Kendala bagidosen tentu transportasi, untuk pergi kekampus cabang khususnya Sawahlunto, bia-sanya menggunakan travel. Terkadang travelterlambat sampai di Sawahlunto. Solusinya,mengirim pesan via sms ke mahasiswadengan tujuan mahasiswanya nanti tidakmenunggu. Namun sering juga terjadi maha-siswa menunggu dosen sampai di kampus.Dan tidak bisa juga dipungkiri terkadangdosen yang menunggu mahasiswa.

Jika dilihat dari sarana dan prasarana,untuk saat ini lebih memadai di kampus

Laporan

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

“Kebebasan individu dan kesaling-tergantungan keduanya penting dalam hidupbermasyarakat.” (Mahatma Gandhi)

“Kami yang jauh kami yang terlupakan.”Ungkapan tersebut menjadi menarik, karenaperasaan-perasaan serupa ini sering muncultatkala seseorang atau sekelompok orangmerasa tidak mendapatkan perhatian lebih.Kalimat serupa ini sering ditemukan padaanak-anak, orang-orang pedalaman di daerahpelosok Indonesia.

Pada tabiatnya, seseorang yang cenderunglebih dekat memang akan mendapat perhatiancukup, dibandingkan yang jauh. Tak jauhberbeda dengan itu, dari kenyataan yangada di masyarakat tersebut pulalah kitaberanjak pada persoalan kampus cabang dankampus pusat. Sebagian besar institusipendidikan di Indonesia pasti memilikikampus cabang, baik yang berstatus negerimaupun swasta. Seperti Universitas Indone-sia, Universitas Brawijaya, Universitas GadjahMada, Universitas Airlangga, UniversitasTrisakti, dan lainnya. Tentu saja semua institusipendidikan yang memiliki kampus cabangtersebut memiliki berbagai tujuanpendiriannya.

Seperti pendirian kampus cabang Uni-

versitas Airlangga di Banyuwangi yangsempat menuai penolakan dari Universitas17 Banyuwangi karena dianggap bertentangandengan Peraturan Menteri PendidikanNasional Nomor 20 Tahun 2011 tentangpenyelenggaraan program studi di luardomisili perguruan tinggi. Padahal tujuandari pendirian kampus cabang tersebutuntuk memenuhi kuota program studi yangbelum terpenuhi di perguruan tinggi asal.Selain itu alasan didirikannya kampus cabangadalah untuk menjangkau pendidikan didaerah-daerah. Pendirian kampus cabang jugamerupakan kebijakan di Indonesia untukmemenuhi tuntutan perkembanganpendidikan di tanah air.

Seperti kampus cabang yang ada dibeberapa universitas di Indonesia, Uni-versitas Negeri Padang (UNP)merupakan satu dari sekian uni-versitas yang juga memilikikampus cabang. Ada 6kampus cabang milik UNPyang terletak di berbagaidaerah di Sumatera Barat.Kampus Cabang JurusanPsikologi di Bukittinggi,Pendidikan Guru Sekolah Dasar(PGSD) Cabang UPP III BandarBuat, Kampus Cabang JurusanPendidikan Luar Biasa di LimauManih Padang, dan Kampus II UNPLubuk Buaya.

Pada dasarnya, dalam berkreativitastidak ada batasan, sekalipunterkendalaoleh jarak.Namun,keterba-tasan sara-na berupa fasilitaspendukung, dapat menghambatide kreatif tadi. Seperti halnyapada mahasiswa yang berada dikampus cabang. Mereka punya berbagai caradalam berkreasi dan berkarya. Sayangnyaterhambat dengan keterbatasan dan kurangperhatian. Kreativitas mahasiswa tentu menjadisebuah hal yang penting. Maka antarakreativitas dan sokongan dari universitasharuslah berkesinambungan.

Pernah suatu hari, mahasiswa yangberkuliah di kampus cabang UNPmengeluhkan tentang kurangnya fasilitasuntuk berkarya. “Apa harus menunggu ketikakreativitas yang ingin kami kembangkanterbunuh perlahan lalu mati?”

Seperti seseorang yang hiperaktif dikurungpada sebuah ruang kosong, gelap tanpa apa-apa. Seseorang tersebut akan mati dengansendirinya. Seperti itu pulalah sebuah karyatanpa disokong oleh fasilitas dan penikmat.Ia akan terkikis dan terhunus oleh waktu.

Mahasiswa adalah makhluk intelektualyang kebanyakan dari mereka sedangmenjajaki masa pencarian jati diri. Hal yanglumrah jika mereka acap kali ingin menonjol-

kan dirinya dengan menun-

jukkan eksistensi kepada orang-orang disekelilingnya. Namun ketika apa yang inginia capai tidak terpenuhi, maka tak jarangkekecewaan yang bertubi-tubi terkadangmenjadi momok yang menakutkan.

Kreativitas adalah wujud nyata darisebuah ekspresi diri setiap manusia. Jikadalam berkarya ada pembatasan dari luar,

tentu saja akan menjadi sebuah permasalahan.Pembatasan potensi pada diri manusia akanberdampak buruk bagi dirinya sendiri dantentunya orang lain. Pembatasan itu jugamenyebabkan tidak berkembangnya potensidalam diri seseorang. Atau yang lebihmirisnya akan mati dalam berkarya.

Mahasiswa-mahasiwa kampus cabangmemiliki kreativitas yang tinggi dalamberkarya. Banyak hal mereka inginkan untukditonjolkan. Mereka ingin dikenal dandiketahui oleh sivitas akademika UNP. Sepertikreativitas seni tari Saman milik anakPendidikan Luar Biasa di Kampus CabangLimau Manih yang tampak eksis karenamengisi berbagai acara setiap kegiatan.

Berbagai hal yang ada di lapanganmenjadikan mereka harus lebih cekatan dalammengembangkan segala kreativitas dan

potensi yang mereka miliki. Sepertiuntuk mengikuti segala organisasikemahasiswaan yang ada dikampus pusat, mereka yang beradadi kampus cabang harus melaluiberbagai tantangan baik dari segijarak maupun waktu. Banyakdari mahasiswa yang mundurmengikuti segala kegiatankemahasiswaan yang ada dikampus pusat karena jarak yangjauh dan tidak mampu membagi

waktu. Begitulah, jarak memangterkadang kejam terhadap sebuah potensi.

Dengan begitu, terciptalahmahasiswa-mahasiswayang hanya berkegiatan“kuliah-pulang kuliah-pulang”.

Padahal jika ditilikkembali , mahasiswa-

mahasiswa tersebut memilikipotensi yang sangat tinggi. Entah

karena kemalasan dan tidak maunyamereka untuk berusaha lebih atau pasrahdengan keadaan yang mereka miliki. Karenapada dasarnya kembali lagi pada individudan pemikiran masing-masing. Dan tentunyakeyakinan akan sebuah kata pamungkas“Tiada usaha yang beroleh sia-sia, karenasemua usaha sudah ditakdirkan untuk menuaisebuah pembelajaran.”

Mahasiswa FIK di Kampus Cabang Lubuk Buayacukup berkembang karena banyak mahasiswayang kuliah dan menetap berkegiatan di sana,tanpa harus ke kampus pusat.

Seharusnya mahasiswa tahun pertama dankedua paham bahwa kalau tinggal di kampuscabang lebih bagus. Di kampus cabang tidakada bercampur baur dengan fakultas lain. Hanyaada Fakultas Ilmu Keolahragaan saja, sehinggakegiatan di kampus cabang lebih efektif dari pada di kampuspusat. Sedangkan kampus pusat hiruk pikuk oleh kehadiranaktivitas mahasiswa fakultas lain.

Ayu SafiraMahasiswaPendidikan

GuruSekolah

Dasar TM2012

pusat. Dulu sewak-tu bekerjasama de-

ngan Balai DiklatTambang Bawah Tanah

Sawahlunto, alat-alat laborpenunjang pratikum di kampus

Sawahlunto lebih memadai dan lebihlengkap dari pada kampus Pusat. Namunkarena kerjasama sudah berakhirmaka untuk praktikum ,seperti praktikumsurvei, mahasiswa harus ke Padang untukmelakukan praktik. Selain itu, kelebihanmahasiswa yang ada di KampusSawahlunto pada praktik lapangan. Karenalokasi yang dekat dengan lapanganIndustri Pertambangan, tentu akanlebih bagus mahasiswa yang berada dikampus Sawahlunto dari pada kampusPusat.

Suci LarassatyIklan 2014

Duri,13 Januari 1995Fb: Suci Larassaty

Twitter: @Larassaty_suciEmail: [email protected]

Page 8: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

8

Grafis: Edo Febrianto

Jika Anda mengalami masalah kesehatan, silakanmanfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat tentang masalahAnda kepada pengasuh rubrik ini ke email Ganto,[email protected] atau Gedung PKM UNP RuangG 65 UNP. Setiap pertanyaan harap dilengkapi denganidentitas.

Bukan Hanya Kartini

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

Dispepsia

Assalamualaikum Wr.Wb.Saya mengidap penyakit maag sejak berusia 14 tahun.

Ketika saya banyak pikiran karena beban pekerjaan yangterlalu berat, saya sering mengalami pusing, mual, kembung,bahkan diare. Awalnya saya mengira itu biasa saja, tetapilama-kelamaan setiap saya banyak pikiran, saya seringmengalami gejala seperti di atas. Yang ingin saya tanyakanadalah apakah beban pikiran atau stres tersebut termasuksalah satu faktor penyebab maag? Kalau ia, bagaimana caramengatasinya? Dari gejala tersebut, apakah penyakit maag itusudah kronis? Saya menunggu jawabannya. Terima kasih.

Nila Oktami,Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2012 

Waalaikumsalam Wr.Wb.Sakit maag (secara medis : dispepsia) adalah rasa nyeri

atau tidak nyaman di sekitar ulu hati, bahkan ditambahkeluhan seperti rasa mual bahkan sampai muntah. Keluhanlainnya seperti kembung, cepat kenyang, nafsu makan yangberkurang, dan sering sendawa. Sehingga sakit maag merupakansalah satu masalah kesehatan yang sering membawa seseoranguntuk datang ke dokter. Secara garis besar dispepsiadikelompokkan menjadi dispepsia organik dan dispepsiafungsional. Pembagian ini dilakukan setelah melaluipemeriksaan terutama pemeriksaan endoskopi atau teropongsaluran cerna.

Dispepsia organik apabila dalam pemeriksaan endoskopiditemukanannya luka pada kerongkongan, ditemukan adanyatukak pada lambung dan usus dua belas jari. Selain ituadanya polip atau tumor ganas. Dispespsia fungsional ditetap-kan jika dengan pemeriksaan baik secara endoskopi, peme-riksaan ultrasonografi dan pemeriksaan laboratorium tidakditemukan penyebab lain. Dispepsia fungsional adalah sese-orang yang mempunyai masalah dengan lambungnya berupanyeri atau rasa panas di daerah ulu hati, rasa penuh atautidak nyaman setelah makan dan rasa cepat kenyang yangtelah berlangsung minimal selama 3 bulan dalam rentangwaktu 6 bulan. Dispepsia fungsional ini memang sangatberhubungan  erat dengan faktor psikis. Berbagai penelitianmemang telah membuktikan hubungan antara faktor fungsionaldengan faktor stres yang dialami seseorang terutama faktorkecemasan (ansietas).

Penyebab terjadinya dispepsia, antara lain: (1) Mengkonsumsiobat penghilang rasa nyeri, dapat mengakibatkan iritasi padalambung. (2) Alkohol, lambung akan sangat rentan dan dalamkondisi yang rapuh dan akan menjadi sarang bagi bakteripenyebab penyakit maag. (3) Stres juga terbukti bisa mengubahkeadaan dalam tubuh sehingga membuat lebih rentan terhadapberbagai penyakit termasuk maag. (4) Penyebab penyakitmaag juga bisa disebabkan oleh makanan berminyak danberlemak secara berlebihan. (5) Faktor umur juga menjadisalah satu penyebab penyakit maag. Bila kita berusia lanjut,dinding lambung kita akan menipis sehingga jauh lebihrentan dibanding orang berusia muda.

Cara mencegah munculnya maag, antara lain adalah: (1)Membiasakan pola makan teratur dan jangan menunda-nundamakan walaupun sangat sibuk, tetap sempatkan untuk mengisiperut meski hanya sedikit atau sepotong roti dan kue. (2)Menghindari dan kurangi makanan yang dapat memperburukkeadaan anda, seperti makanan pedas, asam, dan berlemak (3)Jangan segera berbaring setelah makan, tunggu setidaknyahingga 1 jam agar sebagian besar makanan sudah ke lambungmenuju usus. (4)Hindari makan yang terlalu berlebihan agarlambung tidak terlalu penuh. Makanlah sering dengan porsisedikit daripada makan sekaligus dalam jumlah besar. (5)Kurangi makanan yang menghasilkan gas yang cukup banyakdi saluran pencernaan. (6) Kurangi atau hindari minumanbersoda. (7) Berhentilah merokok.

Dan biarpun saya tiada beruntung sampai keujung jalan itu, meskipun patah di tengah jalan, sayaakan mati dengan merasa berbahagia, karena jalannyasudah terbuka dan saya ada turut membantumengadakan jalan yang menuju ke tempat perempuanBumiputra merdeka dan berdiri sendiri. –R. A. Kartini.(Habis Gelap Terbitlah Terang Hal. 59).

Telah hampir satu setengah abad bangsa iniditinggalkan oleh Pahlawan wanita Indonesia RadenAjeng Kartini. Meski telah sekian lama tiada, namanyamasih tetap harum bagi masyarakat Indonesia. Terbuktidengan meriahnya seremonial yang digelar pada setiaptanggal 21 April sebagai peringatan atas hari lahirnyaKartini. Semua orang merasa perlu turut ambil bagianuntuk mengenang Kartini. Pada hari itu, kita akanmenemukan sajak-sajak bijak untuk Kartini bertebarandi mana-mana, mulai dari akun jejaring sosial, hinggaiklan dan acara telivisi. Tidak hanya masyarakatbiasa, lembaga pendidikan resmi pun juga ikut mera-yakan tanggal 21 April ini, seperti acara-acara kampusdan perlombaan-perlombaan yang diadakan di sekolah.Bahkan pada sebagian sekolah tingkat dasar pembe-lajaran tatap muka ditiadakan demi mengikutiperayaan seperti perlombaan berbusana kebaya ataupawai pakaian tradisional daerahlainnya.

Euforia ini diang-gap pantas jika mengi-ngat perjuangan Kar-tini yang bahkantidak dapat dibayar de-ngan cara apapun. Pemi-kiran-pemikirannya me-lalui surat-surat yang iatulis kepada sahabatpenanya di Belanda, diketa-hui menjadi cikal bakal lahir-nya emansipasi wanita. Disebut-sebut sebagai pelopor tokohkaum feminimisme dalam memperjuangkanhak-hak wanita, kesetaraan gender dalamkehidupan sosial, menghapus paham-paham tradisional yang membatasi wanitadalam berkarya dan mengenyam pendi-dikan. Meski ia tidak sempat menikmatibuah pikirannya karena ide-idenya baruterlaksana setelah ia tiada.

Namun sayang, bagai terhanyut dalamsebuah seremoni, kita seakan-akan lupasuatu kenyataan bahwa bangsa ini tidakhanya memiliki satu orang pahlawanwanita saja. Jika ditilik lagi ke belakang,ada begitu banyak nama yang terlu-pakan bahkan jasanya tidak diketahuisama sekali oleh generasi penerus bang-sa masa kini. Ironisnya, sejarah mencatatsebagian dari pejuang wanita yang nyaristerabaikan jasanya ini hidup pada zamanyang sama dengan Kartini. Bahkan ketikaKartini memperjuangkan hak-hak wanitamelalui korespondensi surat-menyurat dengan sahabatkompeninya, sebagian pahlawan wanita negeri initelah lebih dulu memulai aksi nyatanya di lapangan.

Adalah Rohana Kudus (1884-1972) salah satunya.Dilahirkan di Koto Gadang, Sumatera Barat denganusia lebih muda lima tahun dari Kartini. Ia tercatatsebagai jurnalis wanita pertama Indonesia sekaliguspendiri surat kabar perempuan pertama di negeri ini.Ia menyebarkan ide-ide perjuangan melalui suratkabar yang ia terbitkan sendiri seperti Sunting Melayu(Koto Gadang, 1912), Wanita Bergerak (Padang), Ra-dio (Padang) hingga Cahaya Sumatera (Medan). Padazamannya, Rohana juga telah lebih dulu mendirikansekolah yang bernama Sekolah Kerajinan Amai Setia(1911) dan Rohana School (1916).

Tidak hanya Rohana Kudus di Koto Gadang, adalagi pahlawan wanita patriotik lainnya yang berasaldari Bandung, Jawa Barat. Ia bernama Raden DewiSartika (1884-1947). Pada tahun 1904 yang bertepatandengan wafatnya Kartini, Dewi Sartika mendirikansekolah bernama Sakola Istri yang berati SekolahPerempuan di Bandung. Sekolah ini merupakan sekolahperempuan pertama se-Hindia Belanda. Pada tahun1914 Sakola Istri berganti nama menjadi Sakola

Kautamaan Istri (Seko-lah Keutamaan Perem-puan) dan pada tahun1929 di usianya yangke-25 tahun bergantinama lagi menjadiSakola Raden Dewi.Karena jumlah muridyang semakin bertam-bah, belakangan Sako-la Raden Dewi initersebar keluar Ban-dung bahkan sampaikeluar pulau Jawa.

Pada belahan ti-mur Indonesia tepat-nya Sulawesi Selatan,Siti Aisyah We TenriOlle juga telah mela-kukan hal yang sama. Tenri Olle adalah Ratu dariKerajaan Tanete yang memiliki masa kepemimpinanyang cukup panjang hingga 55 tahun lamanya (1855-1910). Tenri Olle adalah wanita yang terkenal cerdasdan cakap dalam pemerintahan. Untuk pertama kalinya,Tenri Olle berhasil mendirikan sekolah tanpadiskriminasi ekonomi, gender maupun sosial padamasyarakat Sulawesi Selatan kala itu.

Pada masa kepemimpinannya, Tenri Olle jugaberpartisipasi besar dalam menyelamatkan salah satusastra warisan dunia, epos I La Galigo. Ia menerjemah-

kan epos I La Galigo yang ditulis dalam bahasaBugis kuno yang tidak banyakdipahami oleh masyarakat ke-dalam Bahasa Bugis umum.Menurut Serba Sejarah. com,I La Galigo adalah sajak ma-ha besar yang mencakup le-

bih dari 6.000 halaman folio.Setiap halaman naskah tersebut

terdiri dari 10-15 suku kata, yangberarti cerita I La Galigo ditulissekitar 300.000 baris panjangnya.Satu setengah kali lebih panjangdari epos terbesar Anak BenuaIndia, Mahabharata yang hanyaterdiri dari 160.000-200.000 baris.

Lain di timur, lain pula ceritayang datang dari belahan barat

bumi pertiwi. Pahlawan wanitaAceh memiliki cara yang berbeda

dalam mewujudkan sikap cinta tanahairnya. Sebut saja Cut Nyak Dien (1850-1908), aksi heroiknya langsung turunbergerilya masuk dan keluar hutanbelantara melawan penjajah sungguhpatut dibanggakan. Tak hanya Cut Nyak

Dien, beberapa orang Pahlawan wanita lainnyadari Aceh seperti Tjoet Meutia (1870-1910),Tengku Fakinah, Pocut Baren, Pocut MeurahIntan, Cutpo Fatimah, Sultanah Seri Ratu TajulSafiatuddin Johan dan masih banyak lagi

lainnya yang kini hanya tinggal nama.Fakta bahwa Kartini lebih dikenang daripada pahla-

wan wanita lain negeri ini tidak dapat ditampik begitusaja. Kumpulan surat-surat Kartini yang belakangandibukukan oleh seorang Belanda, J.H Abendanon mem-buat usaha Kartini dalam mengupayakan pendidikanbagi perempuan semakin dikenal banyak orang. Lainhalnya dengan pejuang wanita lain yang jangankanperjuangannya, namanya saja tidak begitu banyak diketa-hui.

Terlepas dari segala perjuangan Kartini yang lebihdiekspos sementara pejuang wanita lainnya ‘kalahpamor’, sebagai generasi penerus bangsa sudahsepatutnya kita menghargai jasa para pahlawan tanpamembeda-bedakannya. Meski selama ini hanya adahari Kartini, namun dedikasikanlah perayaan-perayaantersebut untuk mengenang para pahlawan wanita lainyang telah tiada. Merujuk pada sebuah kalimat yangpernah disampaikan Ir. Soekarno dalam pidatonyapada Hari Pahlawan 10 November 1961, bahwa, Bangsayang besar adalah bangsa yang menghormati jasapahlawannya. Kenanglah mereka dalam hati, wujudkandengan tindakan bermakna demi kehidupan bangsayang lebih baik.

Diasuh oleh:Dr. Pudia M. Indika

Novarina TamrilMahasiswa Administrasi

Pendidikan TM 2012Email:[email protected]

Fb: Novarina TamrilTwitter: @ Novarina_Tamril

Page 9: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

9

Grafis: Edo Febrianto

Diasuh oleh:Niken Hartati, S.Psi., M.A. Apakah Saya Fobia Ketinggian?

Jika Anda mengalami masalah Psikologi, silahkan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat tentang masalah Anda kepadapengasuh rubrik ini ke email Ganto, [email protected] atau Gedung PKM UNP Ruang G 65 UNP. Setiappertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.

Krisis Moralitas Dunia Pendidikan

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

Selamat siang Ibu Niken.Terima kasih sebelumnya karena telah

bersedia menjawab pertanyaan saya.Begini Bu, ketika saya berjalan diketinggian, misal dari lantai 2 menujulantai 1, tubuh saya akan menggigil sertapucat mengeluarkan keringat dingin dandegup jantung saya menjadi cepat secaratiba-tiba. Juga, untuk melihat ke bawah,saya tidak sanggup, cenderung lebihmemilih untuk menutup mata atau tetapmenjaga pandangan lurus ke depan.Apakah gejala ini menunjukkan sayamempunyai fobia atau ketakutan akanketinggian? Padahal sebelumnya saya tidakpernah mengalami kejadian buruk yangberhubungan dengan ketinggian. Salam.

Maisuri HardaniMahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia

TM 2012

Selamat siang AnandaSebelumnya saya mendoakan semoga

nanda selalu berada dalam keadaan sehat.Adapun mengenai keluhan yang nanda

sebutkan memang telah memenuhi kriteriakecemasan karena terjadi reaksi fisiologisyang meningkat seperti jantung berdeguplebih cepat dan keluar keringat dingin.

Mengingat faktor pemicunya adalahtangga (apalagi hanya di lantai 2) yangpada dasarnya aman. Dengan begitu Ibumenyimpulkan bahwa nanda mengalamigejala fobia yaitu ketakutan yang irasionalpada suatu objek yang secara umum tidakberbahaya.  

Adapun penyebabnya tidak harus beru-pa peristiwa traumatis yang dialami sendiri,melainkan juga peristiwa yang pernah nandalihat atau dengar dari orang lain. Saatnanda melihat orang lain mengalamikonsekuensi negatif yang berhubungandengan tangga atau kecelakaan di tangga.Secara tidak disadari nanda belajar untukmenghubungkan kegiatan naik turun tanggadengan rasa takut.  

Fobia juga bisa disebabkan kesalahan

dalam menginterpretasikan realitastentang tangga. Misalnya melebih-lebih-kan bahaya yang mungkin timbul akibatjatuh dari tangga tanpa mempertim-bangkan sarana keamanan yang mengi-r ingi keberadaan tangga sepert ipegangan/handle tangga. Apalagi jikananda menggunakan alas kaki licin yangmembuat langkah nanda menjadi gamangdan meningkatkan ketakutan nanda saatmenuruni tangga.

Setelah mengetahui kemungkinanpenyebab fobia “tangga” nanda, terdapatbeberapa langkah yang harus nanda laku-kan. Pertama, yakinkan diri nanda bahwananda memiliki kemampuan mengen-dalikan diri nanda sendiri dan gangguantersebut dapat diatasi.

Kedua, cek dan tuliskan segala pikirannanda tentang bahaya yang nandaperkirakan terjadi di tangga seperti:terpeleset, terjerembab, dan lainnya.Kemudian gunakan kemampuan analisisnanda untuk menyusun strategi yang bisa

digunakan untuk mengantisipasi bahayatersebut, misalnya memakai alas kakiyang kesat, hindari pemakaian rok yangberpotensi menyangkut/terpijak kaki,berjalan sambil berpegangan dankonsentrasi pada setiap langkah(bukannya memejamkan mata atau lurusmenatap ke depan).

Ketiga, menguji coba strategi yangnanda susun sendiri tadi. Tentu bukansekali dua kali, tetapi berulang-ulangsampai pikiran nanda menerima bukti-bukti nyata bahwa nanda bisa menganti-sipasi bahaya di tangga. Latihan terusmenerus juga membantu nandamembiasakan tubuh nanda melakukankegiatan naik turun tangga. Danmulailah dengan tangga yang tidakterlalu tinggi terlebih dahulu dan jikaternyata reaksi fisiologis nanda mening-kat, berhenti dahulu lalu lihat catatanstrategi nanda sambil menenangkan diridan ulangi lagi.

Semoga bermanfaat.

“Guru itu digugu dan ditiru: Ia pengajarilmu dan penuntun laku.” (Ki HadjarDewantara)

Di tengah hingar-bingar pesta politikdengan berbagai polemiknya, berbagai kasuspelecehan asusila yang berujung padakerusakan moral pun kembali merebak.Tak mau kalah, seolah berpacu menuaikebinasaan dengan menorehkan titik-titikhitam pada negeri Indonesia ini. Serupakorupsi, fenomena-fenomena pengrusakanmoral bangsa ini seolah mengakar, hilangtimbul di antara modernisasi, serta sukardihapuskan.

Maraknya berbagai kasus demikian yangmenitik kepada satu kenyataan bahwamoralitas negeri ini sedang dilanda krisisberat. Krisis moralitas yang juga merambahpada ranah pendidikan, menyeret kalanganpendidik juga menjalar pada siswa. Sangatironis. Bukan hanya tenaga pendidik saja,bahkan yang dididik pun sudah ketularanberbagai perilaku yang melanggar susila.

Seperti yang ditetapkan dalam kodeetik tenaga pendidik yang menyatakanbahwa, “Guru tidak boleh menggunakanhubungan dan tindakan profesionalnyakepada peserta didik dengan cara-cara yangmelanggar norma sosial, kebudayaan, moral,dan agama.” Namun kenyataannya, banyaksekali tindak pelanggaran yang menyim-pang dari kode etik ini.

Seperti yang telah dilansir olehslidegossip.com bahwasannya seorang gurutelah disinyalir melakukan tindakan asusilaterhadap muridnya, dengan dalih tidak akanmeluluskan si murid apabila tidak maumenuruti keinginannya.

Lain kasus, lain pula motifnya. Denganiming-iming akan memberikan beasiswa,P seorang dosen di salah satu universitasdi kota Jember tega menggoda DN (maha-siswi) agar mau mengikuti hasrat sek-sualnya. Hal ini tentu ditolak oleh sangmahasiswi. Seperti yang dilansir olehsurabaya.okezone.com, bahwasannya kasusini telah ditangani oleh pihak HumasUniversitas Negeri Jember, Agus Purwanto.

Hal demikian merupakan salah satutindakan yang mengarah kepada krisis

moralitas yang menerpa tenaga pendidikdi negara kita. Mungkin saja di luar sanalebih banyak kasus tindakan asusila yangdilakukan oleh tenaga pendidik, namunsengaja ditutup-tutupi dengan dalih menjaganama baik institusi-institusi tertentu. Initelah menjadi cermin, bahwa moralitastenaga pendidik saat ini telah mengalamikrisis. Tenaga pendidik tidak lagimementingkan moralitas, namun lebih

mementingkan hasrat dan keinginan semata.Bagaimana negeri ini akan melahirkan gene-rasi yang bermoral, sedangkan sang pendi-dik saja banyak yang melakukan tindakantidak bermoral.

Seperti yang telah dikatakan sebelum-nya, bukan hanya tenaga pendidik yangmelakukan tindakan tidak bermoral, punyang dididik tidak mau kalah. Berbagaimacam kasus yang berkaitan dengantindakan tidak bermoral marak disiarkan.Tawuran pelajar, tindak kriminal yang dila-kukan oleh pelajar, kasus penyimpanganyang banyak terjadi di kalangan pelajar.Keadaan tersebut sudah mengindikasikanbahwa moralitas para pelajar sudah menga-lami krisis. Fenomena ini sudah lama kitasimak, dan sudah pantas kita menyebutnyakrisis moralitas pelajar yang berke-panjangan.

Perubahan sistem pendidikan sudahdibenahi. Peraturan pemerintah pun sudahbanyak dicetuskan. Dari Undang-undangperlindungan anak, Undang-undang tindakkriminal, semuanya mengarah pada perbai-kan moral. Semuanya dilakukan denganharapan pendidikan Indonesia dapat mela-

hirkan generasi muda yang bermoral. Kenya-taannya tetap saja kebobrokan moral masihmenjadi momok bagi negeri ini.

Tenaga pendidik tidak hanya membe-rikan layanan, namun juga tidak malu untukmeminta “layanan”. Dan pelajar pun bukanhanya menerima, namun juga “mencaritahu” serta “meniru” apa yang mereka lihat,sehingga terjadilah tindak kekerasan,kriminalitas, bahkan pelecehan seksual.

Mendelik pada sepak terjang tena-ga pendidik pada zaman dahu-

lu. Tenaga pendidik padamasa kolonia-lisme mampumelahirkan ge-

nerasi beradabdan menjunjung

moralitas dan keju-juran. Terbukti dengan lahirnya

generasi emas Indonesia, sepertiIr. Soekarno, Moh. Hatta, Moh. Ya-min, serta tokoh hebat lainnya,mampu membuat indonesia meraih

kemerdekaan. Itu semua tanpa teknologiyang mendukung. Hanya buku dan papantulis kapur yang digunakan oleh guru untukmendidik siswa mereka, belum ada internet,alat komunikasi yang canggih. Kenyataan-nya pendidikan kala itu mampu melahirkangenerasi yang sampai sekarang menjadisejarah penting bagi pendidikan di Indo-nesia.

Dibandingkan zaman sekarang. Pesatnyaglobalisasi, berkembangnya teknologi, danberbagai macam hal yang berkaitan denganpendidikan. Baik riset ilmu pengetahuan,riset teknologi, pengembangan teknologi dibidang pendidikan, semuanya masih belummampu membentuk generasi muda yangbermoral dan menjunjung keberadaban.

Apabila moral tidak lagi diindahkan, makaberbagai kekacauan dan permasalahan bangsaakan senantiasa muncul. Ketika moral telahdiabaikan, akan dapat dipastikan yang adahanya kebobrokan di segala bidang dan sisikehidupan.

Sejatinya, moral merupakan sesuatuyang sangat berpengaruh dalam kehidupan,terutama dalam dunia pendidikan. Dalamera globalisasi saat ini, pendidikan

merupakan kebutuhan penting bagi suatubangsa. Faktor utama untuk menghasilkanmanusia yang berkualitas dan mampubersaing, di samping memiliki budi pekertiyang luhur serta moral yang baik.

Dari sinilah peran tenaga pendidikdilirik. Membenahi moral diri, sebelumberanjak pada pembentukan moralitas anakdidik. Kurikulum Pendidikan Karakter yangsaat ini tengah dijalankan juga telahmelagukan, bahwa dalam pendidikan takhanya mengedepankan aspek kognitif dankecerdasan semata. Namun mampumenghadirkan generasi muda dengankecerdasan intelektual, serta berkarakterkuat. Sehingga, moral anak bangsa ini tidaklagi mengalami krisis ataupun degradasi.Maka dari itu, melalui pendidikan denganmoralitas diharapkan cikal bakal Indone-sia dapat memajukan negeri ini, serta dapatmengubah pandangan negatif negara lain.

Sudah saatnya bagi bangsa inimenunjukkan kepada dunia bahwa bangsakita adalah bangsa yang bermoral, beradabdan beretika. Namun, jika tenaga pendidiksaja tidak mampu untuk membimbing siswaagar menjadi generasi bermoral. Lalu, siapalagi yang akan diharapkan?

Mahasiswa Teknik Sipil 2013Fb: Muhammad Hanif

(Qie Han Zhuo )Twitter: @baronmaggot

Kompasiana: www.kompasiana.com//baronmaggot

“Jangan cuma diam menonton.Bergeraklah!!”

Muhammad Hanif

Page 10: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

10 Feature

Menjaring Rezeki dari Laut

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

HantuVredeburg Peduli Jogja

Memang benar, di zamansekarang jika tidak ada usahadan kerja keras, kemiskinan

bisa saja menjadi sahabatsejati, bahkan sampai mati.

Mereka berkostum serambukan untuk menakuti,

tapi mengajak untukpeduli.

Langit begitu cerah memamerkanpesonanya. Awan bergerakmenghiasi birunya dengan berba-

gai macam bentuk. Matahari pun belumsepenuhnya berada tepat di atas kepala.Laut membentang luas sejauh mata me-mandang. Aktivitas nelayan hari itu tampaknyata dengan ikan-ikan segar yang meng-geliat seakan enggan dibawa. Sembari me-nikmati sepoi angin yang berhembus disela-sela dedaunan, kaki melangkah dengansigap menyusuri pantai menuju salah saturumah pengolahan teri di Nagari KotoTaratak, Kecamatan Sutera, Pesisir Selatan.

Janawir dengan istrinya, Salmianti yangberusia 34 tahun menyambut kedatangankami di rumahnya. Rumah sederhana ber-dinding papan kayu yang mulai mengu-sang. Bagian depan rumah sengaja dibiarkanterbuka tanpa ada yang melindungi. Didepan rumah inilah, Janawir bersama istrimulai merintis usahanya semenjak empattahun lalu.

Saat fajar mulai menyingsing, Janawirbersama tiga orang nelayan lainnya me-langkah menuju pantai. Dengan satu tujuantentang sebuah pengharapan kehidupan:membawa banyak hasil tangkapan. Perahu

mulai berlayar. Mereka bersiapmelepas jala ke laut dan me-nunggu ikan-ikan terperangkap.Tanpa merusak ekosistem laut,proses penangkapan masih diles-tarikan dengan cara tradisional.

Sebanyak satu baskom de-ngan berbagai jenis ikan kecilberhasil ditangkap Janawir ber-sama nelayan lainnya pada hariitu. Proses pengolahan teri pundimulai. Ikan-ikan yang masihsegar dibersihkan dengan air bia-sa. Dimasukkan ke dalam bebe-rapa keranjang kecil hingga me-menuhi setengah keranjang. Sal-mianti kemudian merebus ikantersebut dalam air mendidih se-lama kurang lebih lima menit.Sebelumnya, Salmianti mencam-pur air rebusan dengan garamdan cuka sesuai takaran yangsudah ditentukan. Seusai perebu-san, teri pun siap diangkat danditiriskan. “Memang tidak terlalusulit, asalkan sudah terbiasa,proses menjadi lebih mudah,” ungkapSalmianti sambil tersenyum.

Salmianti kemudian menjemur ikan-ikan tersebut di balek kurang lebih selamaempat jam di bawah terik matahari. Balekadalah tempat penjemuran ikan yang ter-buat dari nilon dan disusun sehingga ber-bentuk ayakan. Beruntung, saat itu mataharibersinar cerah. Karena lamanya waktu pen-jemuran tergantung pada cuaca.

Setelah menunggu cukup lama, akhir-nya ikan-ikan tersebut kering. Saatnya un-tuk mengarai ikan. Proses mengarai inilahyang paling lama dan cukup membosankandari proses-proses yang ada. Sebab, ikan-

ikan kecil yang bercampur tersebut harusdipilah dan disatukan dengan jenis yangsama. Pengaraian selesai. Ikan-ikan punsiap dibawa ke gudang untuk dipasarkan.“Terkadang ada warga sekitar yanglangsung membeli ke sini dengan hargayang sedikit lebih murah,” terang Salmiantisambil membersihkan balek.

Hasil yang diperoleh Janawir dan istri-nya pun tak menentu. Banyaknya teri yangdijual tergantung pada hasil tangkapandari laut. Jika ikan sedang banyak, makahasil yang diperoleh bisa mencapai sepuluhsampai tiga puluh baskom ikan. Satubaskom teri seharga Rp450.000,00. Pernah

Hujan baru saja usaimengguyur kawasanMalioboro. Gelap malam

mulai menjelang. Lampu-lampu jalanpun sudah dinyalakan. Pada rerema-ngan cahaya lampu terbiaskan gena-ngan sisa-sisa hujan. Sepintas kawa-san tersebut tampak lengang hinggake Titik Nol Km Yogyakarta. Tam-paklah sekumpulan sosok serupa han-tu bermukim di bawah Tropic Ef-fect. Di sebelah mereka terdapat se-buah tong sampah yang telah dimo-difikasi menyerupai batu nisan, dantertulis Hantu Vredeburg.

Adalah mereka: Komunitas Face Paint-ing Jogja. Terdiri dari sekelompok orangberkostum layaknya hantu. Mereka adalahorang-orang yang peduli terhadap keber-sihan lingkungan, khususnya kawasan Ma-lioboro. Bermodalkan tempat sampah ber-konsep horor-unik, para hantu ini menga-jak orang-orang yang berlalu-lalang untukmembuang sampah pada tempatnya.Mereka juga diperbolehkan berfoto denganhantu-hantu ini, kemudian meninggalkanuang seikhlasnya pada tempat sampah tadi.

Komunitas ini lahir pada Desember

2012 lalu. Berawal dari ketertarikan SonySapitri dan tiga orang temannya terhadaphoror dan hobi make over. Hingga saatini, anggota Komunitas Face Painting ber-jumlah sembilan orang yang berasal dariberbagai kalangan. “Ada yang berprofesisebagai dosen, mahasiswa, seniman, danmasih banyak lagi,” terang Sony yangkala itu berkostum zombie.

Walaupun memiliki anggota yang bera-sal dari latar belakang berbeda, komunitasini solid seperti keluarga. Mereka jugamelakukan pertemuan rutin sekali seming-

gu. Mendiskusikan perlengkapan yang akandibutuhkan, misalnya kostum dan tempatsampah. Me-refresh ide-ide baru, sepertimencoba karakter hantu baru. “Kami akanterus berkarya dan berbagi dari hati,” ujarSony.

Hantu Vredeburg beraksi hampir setiaphari di tempat yang sama. Seusai magrib,mereka mulai menjalankan aksi hinggapukul sembilan atau sepuluh malam. Karak-ter hantu yang mereka gunakan biasanyabervariasi. Terkadang memakai hantu luarnegeri, seperti zombie, vampir, drakula,

juga selama tiga bulan berturut-turutmereka tidak mendapat ikan sama sekali.

Walaupun hidup sederhana, namunJanawir dan istrinya tidak menjadikan halitu sebagai alasan untuk tidak membantuorang lain. Terkadang mereka jugamengupah ibu-ibu dan anak-anak untukmengarai ikan. Hal itu dilakukan untukmembantu belanja dapur ibu-ibu yang tidakbekerja, dan menambah uang jajan anak-anak yang sekolah. Selain itu, dengan usahaini, mereka dapat mencukupi kebutuhanhidup sehari-hari, menyekolahkan keempatanak, dan sedikitnya dapat membantu paratetangga yang sedang kesulitan.

dan lainnya. Namun tak jarang jugakarakter hantu dalam negeri, sepertisuster ngesot, pocong, kuntilanak, atausejenisnya.

Tidak hanya di Titik Nol. Komunitasini kadang juga beraksi di tempat lain,seperti, di Jalan Abu Bakar Ali.“Penampakan” para hantu ini menjadihal menarik bagi orang sekitar.Terutama saat liburan ataupun malamMinggu. Mereka bukan menakut-nakuti,tapi justru mengajak untuk peduliterhadap kebersihan. Memfasilitasipengunjung yang tidak tahu di manamereka harus membuang sampah.

Tak hanya itu, mereka juga seringdiundang untuk menghadiri acara, se-perti Halloween, Party Horror, dan PraWedding. Komunitas ini juga pernahmenggelar acara bakti sosial bertajukHantu Berbagi pada September 2013lalu yang juga bertempat di Titik NolKM. Pada acara ini, mereka melakukanpenggalangan dana. Kemudian uangyang terkumpul digunakan untuk mem-beli alat tulis dan pakaian untuk disum-

bangkan. “Kita tak hanya sekadar menghi-bur dengan berfoto-foto, tapi juga berbagidan berkarya,” ujar Soni.

Rintik demi rintik hujan kembali mem-basahi Titik Nol KM. Namun di tengahrerintik basah yang kian membesar, mere-ka tetap mengajak orang untuk membuangsampah pada tempatnya, dan melayaniorang yang ingin berfoto. Di balik posedan ekspresi seram yang mereka tunjukkan,terbaca niat tulus: bukan untuk memperkayadiri, namun mengajak untuk berbagi danpeduli.

Oleh Khadijah Ramadhanti

Merebus Ikan: Salmianti merebus ikan teri hasil tangkapan nelayan daerah tempat tinggalnya dalamair mendidih, Sabtu (19/4). f/Khadijah

Oleh Ranti Maretna Huri

Face Painting: Para Hantu Vredeburg, komunitas Face Painting Jogja berfoto dengan pengunjung di TitikNol Km Jogja, Selasa (28/1). f/Doc.

Page 11: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

11

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

Panggung Sporadis dalam Teater

LKS KPAI: Membebaskan Diri dari Belenggu Kemiskinan

“Panggung yang sporadisdapat menjawab keresahan

pegiat teater akan kebutuhansebuah panggung”- Robby W.

Riyodi

“Anak Jalanan (Anjal) bukanberandal yang menjadi sundal

kehidupan, mereka jangandipukul tapi dirangkul. Jika

Negara belum bisamengayomi dengan dasar

Oleh Novi Yenti

Matahari hampir menyamai titikubun-ubun. Sesosok tubuhmasih meringkuk di antara

pelataran tempat duduk Rumah Gadangdepan lapangan Imam Bonjol Padang.Celana levis dan atasan baju kaos denganwarna sudah didominasi coklat kumuh,lusuh. “Nama saya Farel kak,” ujarnyasaat Nurreskika Martinah, salah seoranganggota kantor Lembaga KesejahteraanSosial Komunitas Peduli Anak Indonesia(LKS KPAI) Sumatera Barat bertanya.Mendata anak jalanan, begitu Riskamenjelaskan kegiatan yang dilakukannya.

Dibantu oleh Dinas Sosial dalam rangkamengayomi anak jalanan (Anjal) LKS KPAIyang didirikan oleh Yalmadri ini berdirisejak 2006. Tak hanya anak jalananmasyarakat miskin, dan kaum perempuanjuga menjadi bahan perhatian LKS KPAI.

“Melahirkan SDM yang mampumemberi sumbangsih nyata di duniapendidikan dan bangsa dalam mengurangiangka kemiskinan”, sekiranya demikianvisi LKS KPAI yang dilontarkan

Nurrezkika Martinah. Tak hanya visi, mottobertuliskan “Menggali potensi diri bebasdari belenggu kemiskinan dalam mencapaiaktualisasi diri”, juga tertera pada spandukyang terpampang di luar kantor LKS KPAI.

Bentuk sumbangsih pihak LKS KPAIdalam mewujudkan visinya bermacam.LKS KPAI menyediakan pelatihan profesikeahlian selama 6 bulan untuk guru TK/PAUD dan konsultan, pelatihan dosen,trainer dan motivator, pelatihan ujiannasional program paket, pelatihan untukanak dengan kecacatan, dan anakmembutuhkan perlindungan khusus.

Berbeda dengan fungsi melatih anak

cacat dan anak yang membutuhkanperlindungan khusus. Anak-anak ini dibinasecara gratis. Seperti yang dituturkanNurrezkika Martinah, tidak ada batasanuntuk didikan yang diberikan LKS KPAI,termasuk untuk anak yang baru sajadidatanya. “Asalkan si anak memilikikemauan,” tuturnya.

Ruko seluas 4X3 meter dengan sebuahpapan tulis putih, dua buah lemaripenyimpanan dan tiga buah meja besertabeberapa kursi plastik berwarna merahmerupakan inventaris ruangan yangsekaligus menjadi kelas belajar.

Bimbingan yang diberikan pihak LKS

KPAI kepada Anjal dimulai denganmelakukan survey sebelumnya. Kunjunganrumah Si Anjal diadakan untukmengkategorikan apakah Anjal tersebutberhak mendapat bimbingan atau tidak.Dari survey yang dilakukan, anakdigolongkan dalam dua jenis yaitu anakyang benar-benar hidup di jalanan dantidak. Banyak ditemukan anak-anak yangkabur dari rumah akibat broken homedalam keluarganya dan tak jarang anak-anak yang pergi dari rumah untuk sesaatdan kembali lagi setelah puas dijalanan.

Lebih kurang sekitar 130 Anjal sudahdidata LKS KPAI. Proses pendataan dimulaidengan mengarahkan staf pendidik turunke lapangan. Staf pendidik yang umumnyaadalah mahasiswa dari berbagai perguruantinggi Kota Padang disebar pada beberapatitik yang diperkirakan menjadi ladangberkumpul Anjal. Merangkul Anjal merekalakukan melalui pendekatan.

Pendidikan yang diberikan tidakterfokus pada pendidikan formal saja, tapijuga pendidikan nonformal. Peserta didikdapat belajar keterampilan menjahit,menggambar dan banyak hal lainnyasebagai bekal jika mereka merambah umurdewasa. Sementara anak-anak yang putussekolah akan diberikan pendidikan dengangratis dan diikutsertakan dalam ujiankesetaraan SMP dan SMA.

Terkait dana untuk lembaga, NofraWinardi mengatakan dana berasal darilembaga-lembaga dan donatur-donaturpenyumbang dana. “Nanti kita arahkanuntuk pengembangan dan kemajuanlembaga,” tutup Nofra.

Hari itu, ada yang berbeda dengankeadaan di Aula Panti AsuhanAisyiah, Nanggalo, Sawah Liek,

Minggu (30/3). Tikar sajadah digulung,kursi, sofa, dan meja dikesampingkan.Ruangan dibuat kosong di bagiantengahnya. Anak-anak panti asuhan dudukmembentuk setengah lingkaran memenuhibagian belakang ruangan. Sesekali merekaberbisik-bisik, menduga-duga apa yangakan berlangsung di sana. Di hadapanmereka sudah ada beberapa orang yangsepertinya akan melakukan pertunjukan.

Benar, siang itu akan ada penampilanteater dari Ruang Kreativitas (RK) SerunaiLaut. Penampilan ini merupakan salah satuacara yang diselenggarakan gunamemperingati hari Teater Sedunia ke-53yang jatuh pada tanggal 27 Maret olehseluruh pegiat teater.

RK Serunai Laut mementaskan teaterdengan judul “Dalam Kurung”, yangdisutradarai oleh Robby Wahyu Riyodi.Pementasan diwakili oleh empat aktor,yaitu seorang pria dewasa yang berperan

sebagai pembawa acara dalam sebuahtelevisi dan memandu penonton selamapertunjukan teater, wanita dewasa sebagaiibu rumah tangga, serta seorang gadis,dan lelaki sebagai anaknya.

Pertunjukan teater ini menceritakan

fenomena kehidupan sebuahkeluarga yang dikurung dalamsebuah acara televisi. Keluargayang kurang harmonis antaraibu dan anaknya. Anak laki-laki yang sibuk bermalas-malasan dengan menontonacara televisi dan banyakmenghabiskan waktu untuktidur. Anak perempuan, sibukdengan laptop dan jejaringsosialnya. Mereka berdua le-bih mengutamakan kesibukanyang tidak berguna dibanding-kan menolong pekerjaan o-rang tuanya. Hal ini membuatsang ibu marah dan kesal.Namun semua itu hanya terja-di ketika mereka ada dalamkurungan sebuah televisi. Ke-tika kurungan itu dilepaskan,masing-masing aktor tadikembali ke kehidupan nyatamereka.

Kali ini, Robby memilihtempat yang berbeda untukpanggung pementasannya.Bukan sebuah panggungmegah. Melainkan panggungsederhana di aula sebuah pantiasuhan. Melalui pertunjukandrama “dalam kurung” yangberarti semiotika akan sebuahkeluarga ini, Robby ingin

memotivasi anak-anak Panti AsuhanAisyiah agar belajar lebih giat lagi. Karenadari riset kecil-kecilan yang ia lakukansebelum pertunjukan, ia menemukan bahwaanak-anak panti di sana sedang kekuranganmotivasi dalam belajar dan bekerja.

Oleh Jefri Rajif

Tidak hanya panti asuhan, sekolah jugamenjadi pilihan sebagai panggung pemen-tasan dalam rangka memperingati hariteater ini. Teater OASE dari Unit KegiatanKesenian Universitas Negeri Padang (UNP)mementaskan teater “Beranak Anjing” diSMA Pembangunan UNP yang berisikantentang isu berburu dalam masyarakatminangkabau.

Selain pementasan teater, juga diseleng-garakan pelatihan keteateran bersama, kri-tik teater, ota hari teater, bedah bukuDramaturgi Sandiwara, dan pertunjukanteater milik Dede Pramaeza, staf pengajarISI Padang Panjang. Acara ini berlangsungdi Sekretariat Kelompok Studi Sastra danTeater Noktah, sehari sebelum hariperingatan teater.

Sebagai acara puncak dari kegiatanini, komunitas Salingka Teater Padangmengadakan acara penutupan di Medannan Balinduang Fakultas Ilmu BudayaUniversitas Andalas (Unand) pada Minggumalam (30/3). Ada penampilan MusikalisasiPuisi, aksi pantomim dan pertunjukan tea-ter oleh Teater Langkah dari Sastra Unandyang membawakan naskah “Bak”. “Bak”di sini memiliki dua pemaknaan, yaitusebagai tempat penampungan danperumpamaan, perumpamaan atau andai-andai akan menjadi apa seseorang setelahia keluar dari bak penampungan itu.

Pementasan teater yang diadakan olehRobby dan rekannya di tempat sepertisekolah dan panti asuhan merupakan salahsatu upaya agar pementasan teater tidakterpusat pada satu set panggung mewah.“Panggung yang sporadis dapat menjawabkeresahan pegiat teater akan keberadaansebuah panggung,” tutup Robby.

Totalitas : Aktor pementasan teater “Dalam Kurung” olehRumah Kreativitas Serunai Laut di Panti Asuhan Aisyiah,Koto Liek, Nanggalo, dalam rangkaian peringatan Hari TeaterSedunia, Minggu (30/3). f/doc.

Belajar di Taman: Salah seorang staf pengajar LKS KPAI Padang mengajar Anak Jalanandidikannya belajar di Taman Lapangan Imam Bonjol, Sabtu (14/12). f/Doc. istimewa

Page 12: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

Fokus

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

12

Mengemis adalah Hidup

Tongkat Kayu: Usai menunaikan salat Zuhur di Mesjid Al-Azhar Universitas Negeri Padang,bapak ini dibantu dengan sebuah tongkat kayu yang selalu setia menemaninya berkelilingUNP untuk mengais rezeki, Kamis (23/4). f/Ratmiati

Kotak Amal: Dengan keadaan tanpa cacat fisik, seorang ibu paruh baya bermodalkan sebuah kotakamal masjid tanpa identitas yang jelas, berjalan mengais rezeki jauh-jauh dari Pariaman mengitariUNP dan sekitarnya, Rabu (22/4). f/Ratmiati

Foto & Teks Foto: RatmiatiDesain & Tata Letak: Edo Febrianto, Doni Fahrizal

“Ada yang bilang hidup ini berawal dari B dan berakhirdengan huruf D. B adalah Birth (lahir) dan D adalah Death(meninggal). Tetapi di antara huruf B dan D ada huruf C

yang harus kita lalui. C adalah Choise (pilihan) pilihanhidup. Dan setiap pilihan tersimpan konsekuensi. Mautidak mau manusia harus memilih.” Untuk menentukanpilihan dalam hidup yang beragam tentu memiliki carayang beragam pula, salah satunya pilihan hidup untuk

mencari nafkah. Tak semua orang memiliki penghidupanyang layak sesuai dengan keinginan mereka, ada yanghidup mewah dan ada juga yang hidup sederhana sertaserba kekurangan. Mereka yang berada dalam kondisi

sederhana dan kekurangan itu, hari ini tak sedikit yangmemilih jalan mencari nafkah dengan meminta-minta

(mengemis) kepada orang lain. FotograferGantomengabadikan pilihan hidup mereka yang meminta-minta

di area Universitas Negeri Padang.

Mengharap: Dua orang peminta-minta berkeliling Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padangmengharap belas-kasihan mahasiswa. Selain di pasar, perempatan jalan, dan rumah makan merekajuga memasuk area kampus untuk mencari peruntungan, Kamis (23/4). f/Ratmiati

Pilihan: Di usianya yang ke-55 tahun, Uyun menetapkan pilihan sebagai peminta-mintadi Masjid Al-Azhar Universitas Negeri Padang. Ia menjadikan lokasi ini sebagai lahannyauntuk mencari karena merasa UNP adalah lokasi yang tepat baginya untuk mencaripenyambung hidup, Senin (21/4). f/Ratmiati

Katarak: Emi telah menjadi peminta-minta selama 4 tahun semenjak matanyaterjangkit katarak dan ia tak memiliki biaya yang cukup untuk pengobatan.Rata-rata setiap hari ia mengumpulkan uang Rp35.000,00. Emi melakukanpekerjaan ini setiap hari hingga matahari terbenam, Rabu (22/4). f/Ratmiati

Page 13: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

13

UKT: Tak Ada LagiPenurunan

UNP FAIR2014

Pasca pemberlakuan sistem UangKuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswabaru program S1 dan D3 Universitas NegeriPadang (UNP) di awal tahun ajaran 2013/2014 lalu menimbulkan beberapa perma-salahan. Salah satunya, yaitu munculnyapengaduan-pengaduan dari mahasiswakarena beban UKT tidak sesuai denganpenghasilan orang tua mereka.

Berdasarkan data yang didapatkan dariBadan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNPyang merupakan posko pengaduan penu-runan UKT, diketahui sebanyak 1066 maha-siswa mengajukan berkas permohonanpenurunan pembayaran UKT. Berkas inikemudian dilaporkan kepada pihak kam-pus melalui Biro Administrasi Akademikdan Kemahasiswaan (BAAK) untuk dipro-ses lebih lanjut, sehingga menghasilkan101 mahasiswa yang mendapatkan penu-runan UKT yang berstatus sebagai maha-siswa reguler dan berdomisili di wilayahSumatera Barat (Sumbar).

Menurut penjelasan Menteri Kesejah-teraan Mahasiswa BEM UNP Gina Mustika,berkas-berkas yang telah terkumpul terse-but diseleksi dalam beberapa tahap. Per-tama, dari 1.066 berkas diseleksi menjadi494 berkas berdasarkan tingkat pemba-yaran UKT yaitu di atas Rp4 Juta. Kemudi-an 494 berkas ini diseleksi kembali sehing-ga terpilih 117 berkas berdasarkan pekerja-an orang tua, jalur masuk, dan daerahasal. Mahasiswa yang pekerjaan orangtuanya Pegawai Negeri Sipil golongan

III ke atas, jalur masukmandiri dan transfer,dan berasal dari luarSumbar tidak di prosespenurunannya.

BAAK kemudian me-nerima berkas tersebutuntuk diproses dalam ta-hap survei. Survei dila-kukan oleh tim yang di-bentuk Pembantu Rektor(PR) II UNP Dr. Aliza-mar, M. Pd., Kons. mela-lui Surat Tugas Nomor034/UN35/PP/2014. Didalam surat ini tercan-tum daerah-daerah yangdisurvei dan anggota tim

survei pada masing-masing daerah.Dari hasil survei tersebut, ternyata

tidak semua berkas yang disetujui untukpenurunannya. Tercatat dari 117 berkasyang disurvei, sebanyak 19 permohonanditolak. Hal ini disebabkan karena adanyaketidakcocokan data yang dilampirkandengan keadaan sebenarnya di lapangan.

Menanggapi perihal penurunan UKTini, Alizamar menjelaskan bahwa alasanmahasiswa yang berdomisili di wilayahSumbar yang mendapat penurunan karenaproses survei ulang bisa cepat dilakukandan tidak memakan biaya besar jika diban-dingkan ketika melakukan survei kedaerah-daerah di luar Sumbar. Hal initerkait permasalahan dana survei yanghanya berasal dari keuangan pribadi UNP.

Namun, pihak kampus telah berupayameninjau permohonan penurunan darimahasiswa yang berasal dari luar Sumbardengan cara menelepon dan memintayang bersangkutan mengirimkan fotorumah mereka.

Lebih lanjut Alizamar menjelaskanbahwa menurut peraturan DIKTI, setiapuniversitas diberi kuota 5% untuk level1 dan 2. Namun di UNP mahasiswa yangberada pada level 1 telah mencapai 15%.Dan saat ini UNP hanya mendapat 25miliar dari pemerintah. Jika semua penu-runan dilayani, universitas akan keku-rangan dana untuk menutupi permintaanmahasiswa. “Jadi, tidak ada lagi penurunanUKT,” tegasnya. Doni

Setelah 4 tahun berlalu,Badan Eksekutif Mahasis-wa (BEM) Universitas Ne-geri Padang (UNP) kem-bali mengadakan UNPFair sebagai ajang akbarUNP untuk kedua kalinya.Merupakan salah satu Pro-gram Kerja (Proker) dariKementrian Dalam Ne-geri.

UNP Fair 2014 mengu-sung tema “Melihat BetapaBesarnya Keluarga Kita”dengan tujuan merangkulseluruh Organisasi Maha-siswa (Ormawa) seling-kungan UNP berpartisipasi. Baik itu dariHimpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), BEMFakultas, maupun Unit Kegiatan Mahasiswa(UKM). Kepanitiaan acara ini melibatkanmahasiswa UNP di luar kepengurusan BEMUNP dengan mengadakan Open Recruit-ment, sebanyak 150 orang.

Kali ini, UNP Fair 2014 menyelenggara-kan 12 kegiatan yang bertemakan tematik(Pendidikan, Teknologi, dan Religius), dima-na empat kegiatan di antaranya meru-pakan bagian dari Proker empat KementrianBEM UNP lainnya. Acara Car free dayadalah Proker dari Kementrian PengabdianMasyarakat, Pesta Rakyat dari KementrianMinat Bakat, BEM UNP Award dari Kesejah-teraan Masyarakat, dan Latihan Kepemim-pinan dan Manajemen Siswa dari Pengem-bangan Pendidikan Sumber Daya Manusia(PPSDM).

Kerja sama tersebut diselaraskan dengantema tematik yang diangkatkan. Sepertitema pendidikan bekerjasama denganFakultas Ilmu Pendidikan, teknologi denganFakultas Teknik (FT) dan religius denganUnit Kegiatan Kerohanian (UKK). Beberapabentuk kerja sama itu di antaranya, KuliahUmum Bahasa Isyarat bekerja sama denganHMJ Pendidikan Luar Biasa (PLB), Lombamerancang Bangunan Aman Gempa denganBEM FT, dan Back to Alquran denganUKK. Ardian Perkasa Mawan selaku ketuaumum UKK mengharapkan agar kerjasamaini dapat terus berjalan dari tahun ketahun.

Menilik dari kegiatan yang diadakan,

Parkir: Sebuah mobil bergambar kandidat, nomor, serta lengkap dengan nama partai sedangparkir di pelataran parkir Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang, Rabu (2/4).f/Ratmiati

Asal Parkir: Sebuah mobil parkir di badan jalan depan Ruang Serba Guna (RSG) FakultasTeknik. Padahal di dekat mobil tersebut telah terpampang rambu- rambu dilarang Parkir,Kamis (27/3). f/Ratmiati

Diskusi UKT: Suasana diskusi UKT yang diadakan oleh BEMUNP dihadiri oleh perwakilan BEM tiap fakultas dan Ormawadi Ruang Sidang Senat, Jumat (14/3). f/Ratmiati

UNP Fair: Kepala BAAK UNP Azhari Suwir, S.E. mengunjugisalah satu stand dan melihat koleksi foto-foto kegiatan MPLAHUNP, Senin (21/4). f/Redda

pelaksanaan UNP Fair 2014 mengalamipeningkatan jika dibandingkan UNP Fair2010. Tujuannya hampir sama dengan UNPFair 2014, hanya saja pada tahun 2010 semuakegiatan yang diselenggarakan merupakantanggung jawab dari pengurus BEM itusendiri.

Selain itu, antusias mahasiswa tahunini juga sangat bagus. Hal ini terbukti darikeberadaan stand-stand Bazar UNP dalamrangkaian acara UNP Fair yang selalu ramaidikunjungi mahasiswa. Sebagaimana yangdiungkapkan oleh Rizal Lisamora selakuKetua Pelaksana bahwa pada awalnyamereka tidak percaya acara tersebut bisaberjalan sukses. “Ternyata animo mahasiswakali ini sangat bagus di bandingkan tahun2010 lalu,” ucapnya, Senin (28/4).

Adnan Arafani selaku PresidenMahasiswa mengharapkan melalui kegiatanini, keharmonisan antar mahasiswa danOrmawa bisa terjalin dengan baik. “SemogaUNP semakin besar dan jaya,” tutupnya,Senin (21/4).

Kepala Biro Administrasi Akademik danKemahasiswaan (BAAK) UNP Azhari Suwir,S.E., juga menyambut baik pelaksanaan UNPFair ini. Dalam sambutannya iamengharapkan acara ini dapat terselenggarasecara berkelanjutan dan tidak hanya untukmenyelenggarakan program kerja semata,tapi juga memang untuk mengajakmahasiswa dan seluruh sivitas akademikauntuk ikut berpartisipasi. “Sebagai ajangmeningkatkan kreativitas mahasiswa,”ujarnya, Senin (21/4). Redda

Page 14: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

Diasuh oleh:Dr. Ahmad Kosasih, M.A.

Jika Anda mengalami masalah keagamaan, silahkanmanfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat tentang masalahAnda kepada pengasuh rubrik ini ke email Ganto,[email protected] atau Gedung PKM UNP RuangG 65 UNP. Setiap pertanyaan harap dilengkapi denganidentitas.

Kesalahan MembacaAlquran

Assalammualaikum Pak.Saya mau bertanya kepada Bapak pengasuh rubrik Kon-

sultasi Agama SKK Ganto. Saya pernah mendengar bahwajika kita salah membaca tajwid atau panjang pendek hurufdalam Alquran, maknanya juga akan salah. Apakah kitaberdosa jika salah dalam membaca tajwid dan panjang ataupendek huruf dalam Alquran sementara maknanya sudahberbeda? Lalu bagaimana kita menyikapi hal tersebut? Terimakasih Pak.

Fitri AzizaMahasiswa FMIPA UNP

Ananda Fitri Aziza! Ada dua kategori kesalahan dalammembaca atau melafalkan ayat-ayat suci Alquran. Pertama,kesalahan yang dapat mengubah makna ayat seperti tertukarhuruf, misalnya kata qalbu dengan huruf awalnya huruf qafartinya adalah hati, tetapi bila dibaca kalbu dengan hurufawalnya huruf kaf, maka artinya adalah anjing. Katasyakara dengan huruf awalnya syin artinya bersyukur, tapiapabila kita baca sakara dengan huruf awalnya sin makaartinya adalah mabuk. Demikian pula dengan kesalahanbaris (harakat) dapat menimbulkan kesalahan fatal padamakna ayat karena baris huruf terakhir pada sebuah katabenda dalam satu kalimat menunjukkan posisi serta perankata itu dalam kalimat dimaksud. Kesalahan semacam ini didalam ilmu baca Alquran (tajwid) lazim disebut dengankesalahan Jali/nyata (al-khath‘u al-jali).

Kedua, kesalahan yang tidak berpengaruh kepada maknaayat seperti kekurangan dengung (ghunnah) pada huruf-huruf yang harus didengungkan atau kurangnya mad(pemanjangan bunyi) pada huruf-huruf yang memakai tandamad. Kesalahan semacam ini tidak berpengaruh kepadamakna ayat namun tetap dianggap sebuah kesalahan dalamkaidah Ilmu Tajwid yang disebut dengan kesalahan khafi/tersembunyi (al-khath‘ul khafi).

Lalu apakah kita akan berdosa akibat dari kesalahandalam bidang tajwid tersebut? Persoalan berdosa atau tidakakibat dari kesalahan yang diperbuat seseorang tentu jugatergantung pada niatnya, termasuk dalam membaca Alquran.Apabila kesalahan itu tanpa kesengajaan, misal orang-orangyang cadel atau lidahnya kelu padahal ia telah berusahasebisa mungkin, maka dalam hal tersebut kita berpegangkepada firman Allah: Laa yukalifullahu nafsan illa wus’ahaaartinya: “Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuaidengan kemampuannya”.

Sebaliknya, apabila kita sengaja memutarbalikkan lafal-lafal Alquran atau membaca dengan acak-acakan saja padahalkita mampu membacanya dengan benar, jelas hal itu meru-pakan sebuah kesalahan yang akan menimbulkan dosa.Sebagaimana firman Allah berkenaan dengan perilakuYahudi: ...mereka suka merubah kalam Allah dari posisinyadan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yangdiperingatkan kepada mereka dan kamu (Muhammad)senantiasa akan melihat orang yang berkhianat di antaramereka... (Al-Maidah: 13). Memang ada sebagian ulama yangmengatakan bahwa membaca Alquran tanpa tajwid merupakandosa. Misalnya Imam Ibnu Al-Jazari dalam sya’irnya berkata:Wal akhdzu bit tajwidi hatmu laazimun, man lam yujawwidilQur`aana aatsimun. Artinya: Membaca Alquran dengan bertaj-wid adalah satu kemestian, siapa yang membaca Alqurantanpa tajwid adalah berdosa. Pernyataan Imam Al-Jazari inidapat dipahami sebagai kehati-hatian dan motivasi agar kitaharus bisa membaca Alquran dengan baik dan benar.

Oleh karena itu, kita harus mempelajarinya terus menerussampai pandai. Apalagi ayat Alquran itu menjadi bagiandari ibadah salat kita. Nabi bersabda: “Sebaik-baik kamuadalah orang yang mempelajari Alquran dan mengajarkannyakepada orang lain.Wallau a’lam bishshawab!

Pakaian IntelektualKampus Religius

14

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

Pakaian atau busana adalah bagian yang tidakterpisahkan dari kehidupan manusia. Bahkan, pakaianmerupakan salah satu persoalan pokok yangmenyangkut peradaban manusia, yakni kebutuhanakan sandang di samping kebutuhan pokok lainnya.Selain itu pakaian juga merupakan ciri khususkehidupan manusia dibandingkan dengan mahklukhidup lain. Cara berpakaian termasuk kebudayaanyang menentukan nilai kepribadian seseorang dalamkeluarga, masyarakat, lembaga bahkan suatu negara.

Identitas seseorang dan pola berpikir, serta statusnyaakan dapat diketahui dari pakaian. Seorang anak akanberbeda pakaiannya dengan orang tuanya karenamemang pola pikirnya juga berbeda. Selain itu pakaianseseorang bahkan dapat memengaruhi tingkah lakudan emosinya. Orang tua yang memakai pakaiananak muda mengalir dalam dirinya jiwa anak muda.Begitu juga halnya dengan seorang guru atau dosen,tentu ia akan menyesuaikan pakaiannya dengan profesiyang melekat pada dirinya. Dapat dikatakan, bilaseseorang memakai pakaian yang baik dan sopanmaka ia akan berusaha berlaku demikian, begitu jugasebaliknya.

Sebuah lembaga, kelompok bahkan sebuah negaramenentukan, memaksakan dan melarang “apa,bagaimana, bentuk, warna, bahkan aksesoris atauatribut yang harus ada pada pakaianmereka”. Sejarah mencatat bagaimananegara Turki di bawah pimpinan diktatorKemal Attarurk melarang pemakaianTarbusy. Ia menilai bahwa Tarbusy(sejenis tutup kepala bagi pria) tersebutadalah bagian dari tradisi danpemikiran kolot yang menghambatkemajuan pemikiran dan kebudayaanbangsa Turki. Untuk itu harus digantidengan topi ala barat yangberpikiran lebih maju dan modern.

Pakaian tidak saja tampak padatataran nilai-nilai etika dan estetika,tetapi juga pada pola pikir, ting-kah laku dan keterampilan yangakan dibentuk, diinginkan dandihasilkan oleh lembaga se-buah lembaga yang nantinyamenunjukkan identitas seseo-rang dalam lembaga terse-but. Misalnya, UniversitasNegeri Padang (UNP)dengan motto “KampusIntelektual Relegius”, tentusudah memiliki gagasantentang bagaimana semuaunsur sivitas akademikanyaberpakaian sesuai dengan motto yangdidengungkan.

Sayangnya, kesadaran akan suatu kekeliruanmengenai pentingnya berpakaian sesuai motto tersebut-lah yang sudah tak lagi tampak dari masyarakat UNPsekarang, khususnya mahasiswa. Terlebih, jika tuntunandan petunjuk-petunjuk demikian telah disinggung olehadat Minangkabau yang berfalsafahkan, adat basandisyara’, syara’ basandi kitabullah, syara’ mangato adatmamakai, alam takambang jadi guru.

UNP sebagai lembaga yang tidak hanya berisikanpara intelektual, namun juga memproduksi parapendidik intelektual religius, di samping menghasilkanpara ilmuwan di berbagai disiplin ilmu. Alangkahbaiknya keintelektualan tersebut mencerminkan dariagama yang diyakini, dianut, dan diamalkan. Semisalnyaagama Islam, penganutnya (intelektual UNP) harusmenutup aurat.

Misalnya mahasiswa, akan sangat asing melihatcalon guru, pendidik, intelektual yang religiusberpakaian ala aktor, artis, bintang film yang sedangshow. Berpakaian seenaknya saja, celana yang ketat,baju yang sempit atau kedodoran. Pakaian dengangambar-gambar yang tidak karuan, bahkan jorok.Ditambah dengan penampilan rambut yang tidakterurus, berwarna-warni, pakai anting, bagi wanitaantingnya lebih dari 4, tidak saja di telinga tetapi

juga di hidung ataudi mulut, ditambahlagi dengan berba-gai macam gambartato di tubuhnya.

SesungguhnyaAlquran telah berbi-cara tentang masa-lah berpakaian khu-susnya bagi kaumperempuan (musli-mah) intelektual. Ada tiga fungsi pakaian yangdisinggung oleh Alquran. Pertama, memeliharapemakainya dari sengatan panas dan dingin sertasegala sesuatu yang dapat mengganggu jasmani. “DanAllah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apayang telah dia ciptakan, dan dia jadikan bagimutempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan diajadikan bagimu pakaian yang memeliharamu daripanas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamudalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakannikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya)”. (QS: Al Nahl: 81)

Kedua, menunjukan identitas, sehingga pemakainyadapat dipelihara dari gangguan usilan. “Hai nabi,katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak

perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka”. Yang demikian itusupaya mereka lebih mudah untuk dikenal.Karena itu mereka tidak di ganggu. DanAllah adalah Maha Pengampun lagi MahaPenyayang”. (QS: Al Ahzab: 59)

Pakaian jilbab yang dimaksud ayat iniyakni sejenis selendang yang lebar danlapang yang dapat menutup kepala, muka,dan dada. Bukan sekadar kerudung yangdikenakan di kepala, kemudian dililitasalan-asalan saja di leher dipakaioleh kaum muslimah saat ini. Bukanjilbab yang dikombinasikandengan model dan gaya penam-pilan yang seksi, ketat, ditambahdengan semerbak parfum yangmenyengat, berlipstik tebaldengan beraneka ragammake up yang tak lumrahbagi muslimah intelektual.

Ketiga, menutupi yangtidak wajar kelihatan(aurat) serta menambahkeindahan pemakainya.

“Hai anak Adam, sesungguh-nya kami telah menurunkankepadamu pakaian untuk

menutup auratmu dan Pakaian indah untukperhiasan. Dan pakaian taqwa. Itulah yang palingbaik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selaluingat”. (QS: Al ‘Araaf: 26)

Dari ayat ini tampak bahwa salah satu fungsipakaian bagi seorang muslimah intelektual adalahuntuk menutup aurat. Aurat yang dimaksud tidakhanya sekadar tertutupi, namun tidak memperlihatkanbentuk dan lekuk tubuh. Bagaimana mungkin bisadikatakan menutup aurat jika orang yang melihattahu bagaimana kondisi ukuran, bahkan warna pakaiandalam yang dikenakan.

Ketiga fungsi pakaian di atas hendaknya dapatmenyatu pada busana yang dikenakan, apalagiseorang intelektual religius. Jangan sampai dalamkeadaan beraktivitas mencari ilmu untuk menjadiseorang intelektual religius, malah terjebak olehpropaganda orang-orang kafir atau sekuler yangingin menghancurkan peradaban umat islam. Tanpadisadari sebenarnya para intelektual sudah terkecoh,mereka beranggapan sudah berpakaian sesuai dengantuntunan agama, tetapi malah sebaliknya berpakaianmenurut gaya barat nan identik dengan fashionyang hanya menuruti hawa nafsu bertopengkankeindahan.

Edi Saputra, M.Pd.

Dosen PKn MKUUniversitas Negeri Padang

Page 15: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

harmoni di dalam ketatanegaraan, takterpisahkan dengan konsensus danharmonisasi di dalam musik.” Tampak betulkalau Phytagoras memang sudah melangkahlebih jauh. Masa pergolakan Yunani kunosebagai patokan sejarah yang bermula, kebe-radaan musik universum mengaitkan alampolitik dengan musik adalah sebuah fantasitentang keindahan yang menakjubkan,sekaligus bahaya besar yang tidak terduga.

Memang sejak mula musik tak dapatdipisahkan dari perang-perang besar dalamsejarah besar dunia. Sebab musik telah

mengawali, menye-mangati, danme r ayak ankemenanganp e r a n g .

Hitler yang dalam sejarah besarnya padatahun 1940 telah menguasai sebagian besarEropa, masa mudanya ia adalah seorangyang sangat suka mendengarkan musik karyaWagner, seorang revolusioner yang juga telahmenulis Mars dan Overture untuk demokrasipopulistik Amerika. Pada masa terjadinyapemberontakan fasis pasukan terjun payungPerancis diiringi oleh lagu Pias je ne regrette rien (Aku, pantang mengeluh).Kemudian di Amerika Dixie Musik menjadisemacam panggilan bagi pertemuan kaumkonfederalis yang sampai kini pun belumbisa menerima kekalahan mereka.

Semenjak abad ke-17 musik berperanbesar dalam menumbuhkan civil society.Namun, di Indonesia, musik sebagai saranapencerdasan kehidupan bangsa tidak bisadiwujudkan. Miris sekali memang, malahyang pernah terwujudkan adalah musik

Grafis: Edo Febrianto

15

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

Dunia karangan, tidak berupa kara-ngan ilmiah semata. Banyak karangannonilmiah yang begitu digemari, bahkansangat populer di semua kalangan. Salahsatunya yaitu novel. Sebuah karanganprosa panjang mengandung rangkaiancerita kehidupan seseorang denganorang di sekelilingnya dengan menon-jolkan watak dan sifat setiap pelaku ialahnovel (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Novel umumnya berupa karangandengan balutan fiksi prosa yang imajinatifdan ditulis secara naratif, namun ada

Murasaki Shikibu:Pencetus Novel Pertama di Duniapula dilatarbelakangi kisah nyata. Dewasaini jumlah novel di dunia tak lagi terhitung,ditulis oleh jutaan penulis. Namun, siapakahpemilik ide kreatif yang pertama kalimencetuskan novel?

Adalah Murasaki Shikibu, seorangwanita Jepang penulis novel pertama kali.Murasaki lahir sekitar tahun 973, darikeluarga yang cukup terpandang di Jepang,yaitu keturunan bupati pertama di Fujiwara.Ia dikenal sebagai perempuan yang cerdas.Dia dibesarkan di rumah keluarga ayahnya,tempatnya belajar membaca dan menulisaksara Tionghoa yang menurut tradisi waktuitu tidak diajarkan kepada perempuan.Aksara Tionghoa adalah bahasa tulis dikantor-kantor pemerintah.

Tahun 998 dia menikah, kemudianmemiliki anak perempuan bernama Kenshi(Kataiko). Berselang tak lama, tepatnyatahun 1001, suaminya Nobutaka meninggaldunia akibat epidemi kolera. Beruntung,karena kemampuan menulisnya danpemikirannya yang cerdas, ia bekerjasebagai dayang di istana kekaisaran padazaman Heian, sepeninggal suaminya.

Sejarawan memperkirakan bahwa namaaslinya adalah Fujiwara Takako, sepertitertulis dalam nama pelayan istana denganpangkat shôji pada tanggal 29 bulan 1tahun 4 Kankô (19 Februari 1007).

Fakta dalam buku harian pribadinyayang berjudul Buku Harian MurasakiShikibu juga menunjukkan bahwa namapanggilannya di istana adalah Murasaki,seperti nama tokoh dalam novel HikayatGenji yang ditulisnya. “Shikibu” merujukkepada pangkat ayahnya di Biro ProtokolerIstana (Shikibu-shô).

Selama bekerja di istana, dia terus menu-lis dan terus menambahkan peristiwa-peris-tiwa yang terjadi selama dia bekerja diistana ke dalam karyanya. Setelah limaatau enam tahun mengabdi, dia meninggal-kan istana untuk pensiun bersama permai-suri Shôshi ke sekitar Danau Biwa.

Tentang kematiannya, sebagian besardi antara pada cendikianwan sepakatMurasaki Shikibu meninggal tahun 1014,namun sebagian lain memperkirakannyamasih hidup hingga tahun 1025.

Novel yang ia tulis sendiri berjudul

Genji Monogatari, yang dalam bahasaInggris berarti The Tales of Genji dandalam bahasa Indonesia “Hikayat Genji”.Novel ini memiliki 54 bab dengan total1000 halaman. Sesuai judulnya, novel inimenceritakan tentang kisah Pangeran Genji.

Novel ini ditulis dengan tata bahasayang cukup rumit, bahkan bagi orangJepang sekalipun. Pada zaman itu karyasastra tidak diperbolehkan mencantumkannama dalam ceritanya, sehingga harusmenggunakan nama sebutan atau gelar.Hal ini membuat para ahli bahasa harusmempelajari tata bahasa yang digunakandalam novel tersebut.

The Tales of Genji merupakan novelpertama. The Tales of Genji ini jugamerupakan novel bergenre roman pertamadi dunia. Saat ini, “Genji Monogatari”sudah diterjemahkan ke dalam berbagaibahasa dan juga dipentaskan di berbagaikesempatan. Namun, berkat karyanya,bermunculan novel-novel lain denganberbagai genre yang dinikmati seluruhpecinta novel di dunia. Sonya Putri (dariberbagai sumber)

Politisi dan musisi bagaikan koin bersisidua dalam kehidupan politik. Sama sekaliberbeda, namun tidak bisa dipisahkan.Begitupun, hal ini tentulah tidak menjadirahasia lagi, hingga nama besar merekamengagumkan di mata orang banyak. Jikaditanyakan betul, barangkali mereka akanmengelak dan tidak mau terang-terangandengan hal itu. Barangkali juga merekamemang tidak terlalu tertarik menceritakandetail dari perjalanan hidup dan pemikiranmereka dan musik sebagai latar bela-kangnya. Atau sebagian mereka memangsengaja ingin memancing orang-orangsupaya mempertanyakan itu, kemudianmencari dan membaca sejarah mereka.Sebuah anggapan yang utopisbarangkali.

Namun jika benar ini adalah peren-canaan yang masif untuk generasimuda sebagai pembaca politik dansejarah. Begitu banyak ditemukan buktibahwa politisi dan musisi telah“menipu” kita dengan berba-gai cara mereka, bahkandalam kehidupannyayang tidak diketahui itumereka terlalu banyakmain belakang dan berkedokdiam. Pun, fakta sejarah berbicara danmengakhiri anggapan-anggapan tersebut.“Saya tidak boleh lagi mendengarkanAppasionata gubahan Bethoven. Alunanmusiknya membuat kau terlena inginmembelai kepala anak-anak, bukannyamelumat kepala musuh”. Dalam ucapantokoh marxisme ini, Lenin dan ideologipemikirannya yang kokoh dan sangat kuatitu telah mempengaruhi banyak pergerakandi seluruh dunia. Dari ucapan tersebutdapat dilihat betapa intimnya hubunganantara politik dengan musik. Betapa sepinyamereka tanpa seni yang telah “menulikan”banyak telinga itu.

Dalam sebuah buku mengenai RefleksiPemikiran, Perilaku, dan Etika Politik In-donesia, terdapat kutipan yang menye-butkan sebuah ide filosofis yang sangatterkenal dari Phytagoras, “Konsensus dan

Universum Politik dan Musiksebagai alat politik. Musik secara univer-sal menjadi dalang untuk penguasamewujudkan ideologinya, sepertipembatasan pemikiran atau cuci otak. Padapemerintahan Soekarno yang dipandangoleh kaum intelektual sebagai ratu Jawayang berpeci, pemimpin tradisional dalambentuk modern sangat tidak senang melihatanak muda yang terpengaruh gaya barat.Sebaliknya, Soekarno menegaskan bahwaanak muda Indonesia harus mencerminkanadat ketimurannya.

Pada 1970, ketika seluruh duniadimabukan oleh lagu-lagu The Beatles,Indonesia, dan pemudanya juga ikut dalampengaruhnya. Namun, bagi Soekarno lagu-lagu The Beatles hanya membuat utopispemuda Indonesia dengan lirik lagu yang

dianggap hanya berisikan cinta sertagaya hidup yang hippies. Musik ngakngik ngok begitulah Soekarnomenamakan karena saking tidak

senangnya pada The Beatles. Banyak jugaband lokal Indonesia yang ditahan olehpemerintah, salah satunya Koes Bersaudara,karena meyanyikan lagu The Beatles dalamsebuah acara hajatan petinggi militer didaerah Petamburan Jakarta. Begitulahmesranya hubungan antara pemimpindengan musisi.

Sepanjang masa Orde Baru kembalipembatasan pemikiran dilakukan olehSoeharto. Sebagai presiden yang begitu cintapada Jawa, Soeharto memang banyakmengusung kultur Jawa dalam pidato-pidatokebijakannya, “Mikul dhuwur mendhem jero”yang disalahartikan dalam praktiknya,sehingga bertentangan dengan prisnsip-prinsip tranparansi dalam birokrasi modern.Melakukan pemberdayaan terhadap karya-karya musik, yang bisa menyanjung tinggicitra kepemimpinan seumur hidupnya.Soeharto dan rezim Orde Baru melegitimasikekuasannya lewat bantuan musisi. Mungkinsebagai luapan rasa kurang senang atashegemoni penguasa banyak lagu resmi yangkemudian diplintir, diplesetkan ataudinyayikan dengan nada-nada yang sumbangdan lirik yang terpotong-potong. Kritik

terhadap pemerintah pun banyak disuarakanmelalui lagu-lagu yang berisikan lirik-lirikrevolusioner. Iwan Fals salah satunya, musisiyang begitu “mesra” dengan Orde Baru dalamsejarah perjalannya menjadikan lagu sebagaibahan kritik terhadap ketidakstabilan politikIndonesia semenjak 1970. Sebab perkemba-ngan politik dalam sebuah negeri tentu sajaikut mempengaruhi perkembangan sebuahscene dan iklim bermusik para musisi dinegeri tersebut.

Begitu mesranya politisi dan musisi. Darisekian banyak peristiwa-peritiwa politik,segitu pula musik menjadi satu sisi tokohdan peristiwa-peristiwa politik dunia dannegara kita sendiri. Musik universummengaitkan alam politik dengan musik adalahsebuah fantasi tentang keindahan yangmenakjubkan, sekaligus bahaya besar yangtidak terduga. Sampai sekarang musikmemiliki peran sendiri dalam politik. Padatahun politik ini, musik dangdut misalnyamenjadi patner dalam kampanye-kompanyepartai politik, dan beberapa strategi politikyang juga tidak jauh dari musik. Bahkanmusik terkesan menjadi alat untuk politik,atau juga sebaliknya, politik adalah alat bagimusik.

Robby W. RiyodiMahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia

TM 2009.Email: [email protected]

Fb: Robby Wahyu RiyodiTwitter: @obeSerunaiLaut

Motto: Apa itu motto?

Page 16: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

16 Teropong

Penerimaan DosenTetap Non-PNS

UNPDua dari Empat Gedung Sekolah

Laboratorium Ditempati

Gerakan 1.001 PKM

Beasiswa dan BBP PPA UNP 2014

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

Dua dari empat gedung Sekolah Labora-torium Universitas Negeri Padang (UNP) telahselesai dibangun. Siswa Sekolah MenengahPertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas(SMA) yang dulunya melangsungkan prosesbelajar dan mengajar di gedung Mata KuliahUmum (MKU) lama, sekarang sudah pindahke gedung baru tersebut. Terhitung sejak Senin,17 Februari 2014 kedua gedung tersebutditempati.

Untuk gedung SMA, sampaisaat ini sebanyak 21 kelas telahdigunakan. Di samping itu,fas i l i tas la in yang jugamenunjang pembelajaran sepertiperpustakaan dan laboratoriumjuga sudah siap pakai, kendatidemikian masih perlu pembe-nahan. “Kami hanya mengelola,pihak UNP yang menyedia-kannya,” ujar Drs. Almasri, sela-ku Kepala Sekolah SMA Labora-torium UNP, Selasa (25/2).

Dua gedung ini tak hanyadigunakan oleh siswa SMP danSMA Laboratorium saja. Prayitno

mengatakan bahwa kemungkinan gedungini nantinya juga akan digunakan olehmahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS).Hal ini lantaran FIS akan dibenahi, danruang kelas MKU lama yang semuladijadikan tempat kuliah sementara jugatidak mencukupi. “Diharapkan paramahasiswa dapat menjaga fasilitas yangada dan memberikan contoh yang baikuntuk adik-adiknya di sekolah,” ujar Prof.

Dr. Prayitno. M. Sc, Ed. Direktur Se-kolah Laboratorium UNP, Kamis (3/4).

Terkait dua gedung lagi yang belumrampung, Prayitno mengatakan bahwaUNP mempersiapkannya untuk siswaSMK, SD, dan TK. Ketertinggalan pemba-ngunan kedua gedung ini disebabkanwaktu yang terlalu singkat bagi pekerjauntuk menyelesaikan pembangunan.Sedangkan batas akhir penyelesaian sudahhabis yaitu pada tahun 2013. “Waktunyasudah mepet, pemborong takut tidak bisamenyelesaikannya,” terangnya.

Sedangkan, untuk dana pembangunan,pihak UNP telah menyediakannya.Namun, kendala waktu yang tidakterkejar tadi menyebabkan terhambatnyapembangunan kedua gedung lainnya.Akibatnya, dana untuk pembangunankedua gedung tersebut ditarik kembali,dan ditangguhkan sampai proyekpembangunan dibuka kembali. “Pem-bangunan akan segera dilanjutkan padatahun ini, dana untuk kedua gedungtersebut juga sudah turun,” tutup Prayitno.Ranti

Dirjen Pendidikan Tinggi KementerianPendidikan dan Kebudayaan (DIKTI) mengubahistilah Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik(PPA) dan Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM)menjadi Beasiswa dan Bantuan Biaya Pendi-dikan Peningkatan Prestasi Akademik (Beasiswadan BPP PPA), hal ini disesuaikan denganistilah yang sejalan dengan ketentuan perun-dang-undangan.

Seiring perubahan tersebut, pada tahun 2014ini DIKTI kembali memberikan beasiswa terse-but. Pemberitahuan Beasiswa dan BBP PPA inidikeluarkan oleh pihak UNP melalui SuratKeputusan Pembantu Rektor III No. 551/UN35/KM/2014 Perihal Permintaan Penerima Beasiswadan BBP PPA pada Rabu 12 Maret 2014 lalu.Namun berbeda dengan tahun sebelumnya,penerima Beasiswa dari Dirjen DIKTI ini tidakhanya di peruntukan bagi mahasiswa Reguler(R) saja tetapi juga mahasiswa Regular Mandiri(RM).

Lerian Nisa, mahasiswa RM mengaku senangdengan pemberitahuan terbaru mengenai calonpenerima beasiswa ini. Lerian merasa tidak

ada lagi perbedaan antara mahasiswa Rdan RM. Dia mengatakan bahwa jikamelihat dari segi prestasi mahasiswaRM juga tidak kalah jauh berprestasinyadengan mahasiswa R. “Jadi RM jugaberhak untuk menerima beasiswa,” lanjutLerian, Mahasiswa Jurusan TeknikPertambangan TM 2011 ini, Sabtu (22/3).

Senada dengan Lerian, Husni DwiSyaputri, mahasiswa R juga menyambutbaik perihal penerima Beasiswa dan BBPPPA ini sekarang dibuka untuk maha-siswa RM. Walaupun Husni merasa takutkarena saingannya bertambah, namunHusni juga sependapat dengan Lerianbahwasanya mahasiswa berprestasi tidakhanya mahasiswa R saja. “Hal ini lebihke keadilan saja bagi setiap mahasiswa,”tambah Husni, Mahasiswa PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia TM 2011,Rabu (2/4).

Kepala Bidang KemahasiswaaanBAAK Drs. Sudiro Sembiring juga mem-berikan penegasan bahwa pada tahun

ini RM juga diperbolehkan untukmenerima beasiswa dari Dirjen DIKTIini. Lebih lanjut Sudiro menjelaskanbahwa hal ini dilatarbelakangi oleh tidakadanya peraturan khusus yang melarangmahasiswa RM sebagai penerima beasiswa.Namun persentasi penerima beasiswatetap dibedakan antara mahasiswa Rdengan RM yaitu 40% mahasiswa RMdan 60% mahasiswa R. “Hal inidikarenakan mahasiswa RM dilatarbe-lakangi oleh status mandiri yang disan-dangnya,” jelasnya, Senin (24/3).

Sudiro juga menjelaskan perihal pene-rima Beasiswa dan BBP PPA ini. Sudiromengatakan bahwa pada tahun ini terjadipengurangan kuota penerima beasiswa.Tahun sebelumnya mencapai 2000 lebih,sedangkan sekarang 1800. Dari penerimabeasiswa PPA 70% dan BBP PPA 30%.“Karena telah dianggap bahwa mahasiswakurang mampu telah diambil olehBidikmisi, sehingga lebih diprioritaskanuntuk penerima PPA,” jelasnya. Edo

Pembantu Rektor (PR) III Universitas NegeriPadang (UNP) Dr. Syahrial Bakhtiar, M.Pd.menargetkan 1.001 PKM dari UNP di tahun2014. Hal ini didasari oleh rendahnya minatmahasiswa terhadap Program Kreativitas Ma-hasiswa (PKM) serta juga bertujuan mewu-judkan mahasiswa kompetitif serta berdayasaing tinggi. Seperti yang dikatakan oleh PRIII bahwa saat ini jumlah PKM UNP masihtertinggal jauh jika dibandingkan dengan Uni-versitas lain yang jumlahnya mencapai ribuan.

Berdasarkan data yang didapatkan dari PusatPengembangan Ilmiah dan Penelitian Mahasis-wa (PPIPM), diketahui bahwa jumlah judulPKM yang diajukan tahun ini sebanyak 106judul. Jumlah ini meningkat dari tahun sebe-lumnya yang hanya berjumlah 44 judul. Jikadipersentasekan, meningkat sekitar 118%.

Sebagai langkah awal dalam mewujudkantarget tersebut, PR III telah mengadakan perte-muan dengan Pembantu Dekan III, Ketua BadanEksekutif Mahasiswa (BEM) dan Ketua Himpu-nan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dari masing-

masing fakultas dengan agendamenjadwalkan lokakarya PKM. Selainitu, beliau juga mencantumkan proposalPKM sebagai salah satu syarat wajibuntuk mengajukan beasiswa PeningkatanPrestasi Akademik (PPA). Hal ini dilaku-kan agar mahasiswa semakin terpacuuntuk membuat PKM.

Untuk memberikan kemudahankepada mahasiswa, PPIPM juga ikut andilmembantu dalam mengurus dan mengi-rim PKM. Dalam prosedur pengajuan,mahasiswa yang hendak mengajukan pro-posal meminta username kepada PIPPMterlebih dahulu. Username tersebut yangakan digunakan untuk mengupload PKM.

PPIPM sebagai fasilitator akanmenginformasikan mulai dari bagaimanasistematika pengusulan, deadline pengiri-man, hingga penulisan. Bagi mahasiswayang baru pertama kali menguploadPKM akan dibimbing, bahkan PPIPMjuga membantu mahasiswa yang terken-

dala dalam meminta persetujuan PR III.“Halaman pengesahan akan dikumpulkandan kita akan bantu untuk meminta tandatangan PR III,” terang Ketua Umum PPIPMAndika Putra, Jumat (4/4).

Menurut Andika, banyak mahasiswayang beranggapan bahwa menulis PKMitu sulit. Sebab PKM merupakan tulisanilmiah yang membutuhkan data-data realdari berbagai referensi terpercaya untukmenyelesaikan suatu permasalahan yangdiangkatkan. Tidak banyak mahasiswayang mengetahui tata cara penulisan il-miah ini. “Tugas kita untuk menyosialisa-sikannya,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, PR IIIberharap agar ke depannya terjalinkerjasama yang lebih baik antara PPIPM,BEM, dan HMJ masing-masing fakultasuntuk menyosialisasikan PKM sehinggatercipta karya yang berkualitas. “Semuapihak harus bekerja sama,” tegasnya,Selasa (8/4). Nova

Untuk menyeimbangkan jumlah rasiodosen dan mahasiswa, Universitas NegeriPadang (UNP) menyelenggarakan seleksipenerimaan dosen tetap non-Pegawai NegeriSipil (PNS) untuk semua jurusan yang adadi UNP. Seleksi ini dilakukan untuk men-dapatkan Nomor Induk Dosen Nasional(NIDN) bagi dosen tetap non-PNS. Penye-lenggaraan ini sesuai dengan PeraturanMenteri Pendidikan No. 84 Tahun 2013tentang pengangkatan dosen tetap non-PNS pada perguruan tinggi negeri dandosen tetap pada perguruan tinggi swasta.

Seleksi pengangkatan dosen tetap non-PNS ini diikuti sebanyak 206 peserta. Limabelas orang di antaranya merupakan alumnimahasiswa Beasiswa Unggulan yang sudahpasti diterima, mengikuti tes hanya untukmendapatkan NIDN. Sisanya 191 orangmerupakan tenaga pengajar honorer UNPserta peserta umum, baik itu peserta yangberasal dari dalam maupun luar UNP. Dari191 orang tersebut, sebanyak 39 orang lulusseleksi pertama. Selanjutnya mereka harusmengikuti tes wawancara di program studimasing-masing. Jika telah lulus teswawancara, barulah mereka bisa men-dapatkan NIDN untuk menjadi dosen tetapnon-PNS.

Salah seorang peserta seleksi yang lulusseleksi tahap pertama, Adek Cerah KurniaAzis, S.Pd., M.Pd., mengatakan bahwa antaradosen PNS dan dosen tetap non-PNS me-miliki hak yang sama. Yang menjadi pem-beda hanyalah tunjangan pensiunnya saja.“Dosen PNS mendapatkan tunjangan setelahpensiun, sedangkan dosen tetap non-PNStidak,” jelasnya, Rabu (23/4).

Proses seleksi diadakan di LaboratoriumComputer Assisted Language Learning(CALL) Jurusan Bahasa dan Sastra InggrisFakultas Bahasa dan Seni UNP selama 4hari, yaitu pada 15 sampai 18 Maret lalu.Pada seleksi ini, peserta mengikuti Test ofOral English Proficiency (TOEP) dan TesKemampuan Dasar Akademik (TKDA) seca-ra online. Pelaksanaan tes dibagi menjadi2 sesi dengan masing-masing sesi sebanyak25 orang.

Pengadaan tes TOEP dan TKDA jugatelah disesuaikan dengan surat edaranDirektur Direktorat Pendidik & TenagaKependidikan (Diktendik) No. 2210/E4.1/2013 dan surat edaran No. 239/E4.1/2014.Pengadaan tes ini bekerja sama denganPusat Layanan Tes Indonesia (PLTI). Selamates berlangsung, PLTI dan Biro AdministrasiPerencanaan dan Sistem Informasi UNPbertindak sebagai tim pengawas ujian.

Pamela Mikaresti, peserta seleksi dosentetap non-PNS menyambut baik tes TOEPdan TKDA yang menggunakan mediaonline. Menurutnya kejujuran dan keadilanserta proses seleksi lebih terlihat jikadibandingkan dengan tes tertulis. “Sehinggatidak ada kecurangan dalam tes,” ujarnya,Senin (7/4).

Menanggapi hal ini, Pembantu RektorI Prof. Dr. Agus Irianto mengatakanbahwasanya rangkaian tes tersebut dilaku-kan agar dalam penerimaan dosen tidakhanya mengandalkan indeks prestasi saja,tapi juga sikap. Oleh karena itu, juga dila-kukan tes wawancara untuk menilai sikappeserta sebagai calon dosen. “Jika diapandai tapi sikapnya jelek apa mau kitapakai?” ujarnya, Rabu (2/4).

Lebih lanjut PR I memaparkan denganadanya seleksi dosen tetap non-PNS inihendaknya dapat memacu kreativitas semuadosen dalam mengajar dan mendongkrakrasio tenaga pengajar di UNP yang saatini tidak sebanding dengan jumlah maha-siswa yang terus bertambah. Suci

Bangunan Baru: Pembangunan Sekolah Laboratorium yangberlokasi di kompleks UNP telah rampung dua dari empatunit yang direncanakan, Minggu(19/2). f/Rat

Page 17: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

17Teropong

Sosialisasi MawapresMasih Minim

Rencana Strategis UNP2014-2018

UNP dan UNNESJalin Kerjasama

Pemberhentian BeasiswaBidikmisi

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

Beberapa mahasiswa Universitas Negeri Pa-dang (UNP) mempertanyakan tindakan tegaspihak kampus terhadap mahasiswa penerimabeasiswa Bidikmisi yang bermasalah. Sepenge-tahuan mereka, kriteria penerima beasiswa iniadalah mahasiswa yang berprestasi di bidangakademik dengan Indeks Prestasi (IP) di atas2,75 dan berasal dari keluarga tidak mampu.Namun dalam penerapannya, ada mahasiswayang tidak memenuhi kriteria, tetapi tetapmenerima beasiswa.

Seperti yang dipertanyakan oleh Astuti me-ngenai mahasiswa penerima Bidikmisi yangIP-nya selalu di bawah 2,75, tetapi masih tetapmenerima beasiswa. Selain itu, ada beberapamahasiswa penerima Bidikmisi yang berasaldari keluarga mampu. “Motornya saja Vixion,”ujarnya, Sabtu (26/4).

Hal senada juga disampaikan oleh Yunita,bahwa ada beberapa mahasiswa penerimaBidikmisi yang berasal dari keluarga mampu.“Hal itu terlihat dari penampilan dan barang-barang mewah yang mereka pakai,” ungkapnyaMinggu (20/4).

Selain itu, mahasiswa UNP berinisial SMISpada rubrik Surat Pembaca Surat Kabar KampusGanto edisi 178 juga mempertanyakan hal serupa.Ia menyampaikan ada beberapa mahasiswayang IP-nya tidak mencapai standar, tapi tetapmenerima beasiswa.

Menanggapi hal tersebut, Kepala BagianKemahasiswaan BAAK Drs. Sudiro Sembiringmengatakan bahwa pihak birokrat telah ber-tindak. Hal ini terbukti dengan pencabutanterhadap 74 mahasiswa dari 2.988 mahasiswayang terdaftar sebagai penerima Bidikmisi.

Lebih lanjut, Sudiro menjelaskan bahwapencabutan beasiswa Bidikmisi dilakukanmelalui beberapa tahap dan pertimbangan sesuaidengan ketentuan yang berlaku. “Beasiswa tidakbisa diberhentikan begitu saja,” ujarnya, Kamis(27/3).

Seperti yang tertulis pada Pedoman Penye-lenggaraan Bantuan Biaya Pendidikan BidikmisiTahun 2014. Pemberian bantuan dihentikan apa-bila mahasiswa penerima tersebut cuti karenasakit, di-skorsing minimal satu semester, didrop out, nonaktif atau tidak mengikuti kegiatanakademik, dan karena hal-hal khusus sepertimemberikan data yang tidak benar, mengun-durkan diri, meninggal dunia, dan lainnya.

Berkaitan dengan IP, Kepala Bagian Kemaha-siswaan BAAK UNP mengatakan bahwa tidakada peraturan baku dari Dirjen DIKTI mengenaiIP minimal yang boleh diperoleh mahasiswaBidikmisi. Hal tersebut tergantung padaPembantu Dekan III selaku pengelola di masing-masing fakultas. Jika ada mahasiswa yang IP-nya bermasalah, maka mahasiswa tersebut akandiberi teguran atau surat peringatan. Selanjutnyadiberi konseling jika masih belum ada pening-katan. Dan jika masih tetap seperti itu, makabeasiswanya akan dicabut.

Selanjutnya, Sudiro menyatakan bahwa ma-hasiswa penerima Bidikmisi yang tergolongmampu, akan dicabut beasiswanya bila memanghal tersebut terbukti. Atau jika ada mahasiswalain yang mengetahui ada mahasiswa penerimaBidikmisi berasal dari keluarga mampu, makamereka boleh melaporkan kepada pihak penge-lola Bidikmisi. “Kami akan menindak-lanjutinya,” tegasnya. Sri

Pada pertengahan April lalu, Uni-versitas Negeri Padang (UNP) telahmelakukan seleksi calon MahasiswaBerprestasi (Mawapres) 2014. Seleksiini dilaksanakan berdasarkan suratedaran Direktorat Jenderal PendidikanTinggi Kementerian Pendidikandan Kebudayaan tentang PemilihanMawapres Tingkat Nasional. PemilihanMawapres ini telah menjadi agendatahunan UNP dan universitas-univer-sitas lainnya terhitung sejak tahun 2004lalu.

Walaupun telah menjadi agendatahunan, sosialisasi pemil ihanMawapres UNP masih minim terhadapmahasiswa. Putri Oviolanda Irianto,salah satu peserta seleksi pemilihanMawapres menyayangkan banyaknyamahasiswa yang tidak mengetahuipemilihan Mawapres ini. “Padahalbanyak mahasiswa yang berpotensi,”terang mahasiswa Jurusan Bahasa danSastra Indonesia dan Daerah TahunMasuk (TM) 2011 ini, Selasa (15/4).

Hal senada juga diungkapkan olehAldeva Ilhami, Mahasiswa JurusanBiologi TM 2011 yang berhasil mewakilifakultasnya ke tingkat universitas.Hampir tidak ada sosialisasi yangtampak olehnya yang digiatkan olehpihak universitas, fakultas, maupunjurusan. “Nggak ada sosialisasi darifakultas. Jadi, calon peserta Mawapresmemiliki waktu singkat untukmempersiapkan berkas yang diperlu-kan,” ungkapnya, Selasa (22/4).

Menanggapi hal tersebut, Dr.Ngusman Abdul Manaf, M.Hum.

selaku Ketua Jurusan Bahasa dan SastraIndonesia dan Daerah menjelaskanbahwa sosialisasi yang dilakukan olehpihak Jurusan Bahasa dan Sastra In-donesia dan Daerah adalah melaluiHimpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)dan penginformasian lewat televisijurusan. “Sosialisasi setiap jurusan tentuberbeda-beda. Cara kami ya sepertiini,” jelasnya, Rabu (23/4).

Ketua Jurusan Bahasa dan SastraIndonesia dan Daerah ini jugamenambahkan bahwa ketika sudahtidak ada lagi yang mencalonkan diri,maka pihak jurusan akan turun tanganlangsung memilih mahasiswa. Iaberharap agar mahasiswa UNP lebihmeningkatkan semangat berkompetisiuntuk mengikuti Mawapres tahundepan.

Pembantu Dekan (PD) III FakultasBahasa dan Seni Drs. Esy Maestro,M.Sn., juga mengatakan hal yang samaterkait sosialisasi. “Informasi telahdisebar melalui media elektronik,”ujarnya. Mengenai teknis pelaksanaan,Esy menjelaskan bahwa seleksi dimulaipada tingkat jurusan. Calon Mawapresyang mewakili jurusan selanjutnyadiseleksi lagi di tingkat fakultas untukkemudian mengikuti seleksi tingkatuniversitas. Mahasiswa yang terpilihsebagai Mawapres UNP 2014 akandiumumkan pada 2 Mei mendatangpada upacara peringatan HariPendidikan Nasional. “Semoga tahunini, kita dapat diundang ke Jakartamenjadi mahasiswa berprestasi tingkatnasional,” harapnya, Rabu (23/4). Ana

Delegasi Universitas Negeri Semarang(UNNES) yang diwakili langsung oleh Rektor-nya, Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum.,beserta jajarannya tiba di UNP, Kamis (24/4).Kedatangan rombongan UNNES disambutlangsung oleh Pembantu Rektor (PR) I, Prof.Dr. H. Agus Irianto di Ruang Sidang Rektormewakili Rektor UNP yang tidak bisa hadirkarena mengikuti agenda lain yang tidak bisaditinggalkan. Adapun kunjungan ini dalamrangka penandatanganan Nota KesepahamanBersama serta audiensi mengenai Kredit PoinMahasiswa dan Pelaksanaan Tridharma Pergu-ruan Tinggi. Dalam sambutannya, Agus Iriantomengucapkan selamat datang di kampus UNPdan mengapresiasi kerja sama yang akan dibinatersebut. Ia berharap dengan adanya kerja samaini, akan ada nantinya hubungan timbal balikyang saling menguntungkan. “Seperti pertu-karan mahasiswa dan dosen dalam hal studi,

Melanjutkan Rencana Strategi (Rens-tra) Universitas Negeri Padang (UNP)2011-2014, UNP kembali menyusunRenstra UNP 2014-2018 dan sekarangsudah dalam tahap final. Renstra initelah diajukan oleh rektor kepada senatdan senat universitas telah menye-tujui untuk diajukan ke KementerianPendidikan dan Kebudayaan.

Isi dari Renstra UNP 2014-2018 inidi antaranya 80% tenaga pendidik mela-kukan pembaharuan pembelajaran, 75%lulusan bekerja di bidang keahliannya,50% mahasiswa harus aktif berorganisa-si, 15% mahasiswa memperoleh beasis-wa, 80% Indeks Prestasi Komulatifmahasiswa minimal 3.30, minimal 10mahasiswa UNP mengikuti pertukaranmahasiswa di tingkat internasional,25% dosen UNP harus S3, 60% mahasis-wa S1 minimal harus memiliki nilaiTest of English as Foreign Language(TOEFL) 425, untuk S2 memiliki nilai450, sedangkan 475 untuk S3. Takhanya itu, target terbesar yang ingindicapai UNP adalah masuk dalam 150Universitas terbaik di Association ofSoutheast Asian Nations (ASEAN).

Renstra ini juga sangat berkaitanerat dengan rencana pengembanganUNP menuju World Class University(Road Map 2010-2025). Untuk menun-jang itu semua diperlukan mahasiswayang memiliki nilai TOEFL tinggi,yang termasuk dalam salah satu tar-get dari Renstra UNP 2014-2018.

Untuk mencapai semua target yangtertulis dalam Renstra tersebut,Pembantu Rektor (PR) III Dr. SyahrialBahktiar, M.Pd., mengatakan bahwasemua pihak di UNP harus ikut ber-tanggung jawab dan terlibat aktif se-hingga Renstra dapat dicapai. Baikmahasiswa, dosen, maupun pegawaiharus berkontribusi dalam meningkatkualitas akademik dan nonakademikUNP.

PR III juga menambahkan upayayang dapat dilakukan untuk mencapaiRenstra tersebut, yaitu semua UnitKegiatan Mahasiswa (UKM) dan Orga-nisasi Mahasiswa (Ormawa) harus me-ningkatkan program dan menyosiali-sasikan kegiatan-kegiatannya, sehinggaanggotanya bertambah banyak. Jikaanggota UKM dan Ormawa bertambahbanyak, maka Renstra untuk 50% ma-hasiswa UNP harus aktif berorganisasidapat tercapai. Karena saat ini jumlahmahasiswa yang aktif berorganisasimasih sangat rendah. “Sekarang hanya3%,” ungkapnya, Selasa (8/4).

Tidak hanya itu, mahasiswa UNPjuga harus rajin belajar dan meman-faatkan semua fasilitas yang telah dise-diakan kampus. Syahrial mengharap-kan semua pihak dapat bekerja samadan bekerja keras untuk mencapai apayang sudah direncanakan. “Masing-masing unit harus menjalankantugasnya semaksimal mungkin,”tutupnya, Selasa (8/4). Wici

penerbitan jurnal, dan penelitian(research),” jelas Agus. Perte-muan ini dihadiri oleh PR I, PRII, PR III, PR IV, Dekan seling-kup UNP, Ketua LembagaPenelitian, dan Staf AhliPembantu Rektor.

Diwawancarai di tempat ter-pisah, PR IV Dr. Ardipal, M.Hum., menjelaskan lebih lanjutmengenai kerja sama ini. Berda-sarkan penjelasannya, antaraUNP dan UNNES saling belajar,belajar apa saja kegiatan ung-gulan masing-masing universi-tas, baik dari kegiatan dosenataupun mahasiswa. Mengenaisistem kredit poin, UNNES se-dang mempelajari sistem yang

telah diterapkan di Fakultas Teknik. Peng-hargaan berupa poin yang diberikan terhadapmahasiswa atas kegiatan-kegiatan yang merekalakukan, baik itu kegiatan organisasi di ling-kungan kampus, mengikuti seminar, dan ber-bagai kegiatan lainnya. Nanti akumulasi daripoin tersebut menjadi pelengkap persyaratanadministrasi, misal dalam pengajuan beasiswa,bahkan wisuda.

Selain itu, Ardipal juga menjelaskankemungkinan-kemungkinan kegiatan bersamayang dapat dilakukan, seperti join dalam pener-bi tan jurnal . “Jurnal mereka sudahterakreditasi,” ujar Ardipal, Selasa (29/4) diruangan kerjanya. Kedua universitas juga bisabergabung terkait kurikulum. Program studiyang dimiliki kedua universitas ada yang sama,tentu kurikulum yang digunakan bisa samadan cocok. “Kalau cocok, kita adakan kuliahbersama,” tutupnya. Jefri

MoU : PR I UNP dan Rektor UNNES saat menandatangani NotaKesepahaman Bersama tentang Sistem Kredit Point Mahasiswa danPelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi di Ruang Sidang Rektor,Kamis (24/4). f/Jefri

Page 18: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

18 Inter

Pelantikan DPH

MPALH UNP

WP2SOSPOL UNP FT UNP

PelantikanPengurus

PameranPersembahan

BEM FT

Berikan yangTerbaik

HIMAFI HMTP UNP BEM FIK

LombaFisika

Mining Fair2014

Coaching ClinicUNP

Himpunan Mahasiswa Fisika

(Himafi) FMIPA UNP mengada-

kan Lomba Fisika Tingkat SMA

dan SMP se-Sumatera Barat

(Sumbar), Riau, dan Jambi di GOR

UNP, Sabtu (22/3). Mengangkat

tema Melalui Lomba Fisika Ting-

kat SMA XVIII dan SMP X KitaTingkatkan Minat, Kreativitas, danDaya Saing Siswa dalam Bidang

Fisika, diikuti oleh 378 siswa SMP

dan sekitar 400 siswa SMA. Sekitar

30% peserta SMP dan 10% peserta

SMA berasal dari luar Sumbar.

Selaku ketua pelaksana, Rahmat

Hidayat menyampaikan tujuan

acara ini untuk mempererat

hubungan antara pihak kampus

dan pihak sekolah-sekolah yang

bertanding. “Nantinya, peringkat

1, 2, dan 3 tingkat SMA akan

diterima sebagai mahasiswa

undangan di UNP,” ungkapnya,

Sabtu (22/3). Doni

Himpunan Mahasiswa Teknik

Pertambangan (HMTP) FT UNP

mengadakan acara Mining Fair

2014, Selasa-Jumat (1-4/4). MiningFair ini diadakan dalam rangka

memperingati hari jadi HMTP.

Pada hari pertama Mining Fairdiadakan Seminar Nasional Per-

tambangan Indonesia. Presentasi

karya tulis tingkat mahasiswa se-

Indonesia diadakan pada hari

kedua. Hari selanjutnya diadakan

Fieldtrip ke Sawahlunto.

Pada malam puncak, CultureNight Mining Fair 2014, menam-

pilkan ciri khas kebudayaan dae-

rah masing-masing serta pengu-

muman pemenang Lomba Karya

Tulis. “Kami mendukung kegiatan

ini sebagai agenda tahunan

HMTP,” ungkap Drs. Bambang He-

riyadi, M.T. selaku Ketua Jurusan

Teknik Pertambangan FT UNP,

Jumat (4/4). Edo, Redda

Bersama BEM FT, BEM FIK

UNP mengadakan Coaching Clinicdi Ruang Teater Tertutup FBS

UNP. Menghadirkan Mantan Pe-

latih Timnas Indonesia sekaligus

Pelatih Semen Padang, Nil Maizar

S.E., sebagai pemateri, Minggu (16/

3).

Acara yang bertema Mening-katkan Semangat Berolahraga

untuk Integritas Generasi Muda initerdiri dari dua sesi yaitu indoordan outdoor.

Pada acara indoor, Nil Maizar

menyajikan materi-materi serta

teknik-teknik yang dilakukannya

sebagai seorang pelatih. Sedangkan

untuk acara outdoor dilaksanakanpada sore hari di lapangan FIK.

“Sebanyak 283 peserta dan 67

undangan dari Organisasi Ma-

hasiswa Universitas se-Kota Padang

turut hadir,” jelas Rahmad Al Hadi

selaku Ketua Pelaksana. Redda

UKKPK UNP Bahasa Jepang HMJ AP

PelantikanAnggota

BunkasaiPerdana UNP

DiklatsarHMJ

Unit Kegiatan Komunikasi dan

Penyiaran Kampus (UKKPK) UNP

menyelenggarakan acara pelan-

tikan terhadap 103 anggota muda

dan 46 anggota biasa, Sabtu-Ming-

gu (29-30/4). Pelantikan dilakukan

oleh Staf PR III, Drs. Adria Catri

Tamsin, M.Pd. dan Pegawai BAAK,

Zulkarnain di Korong Kampung

Koto, Nagari Ulakan Tapakis, Kab.

Padang Pariaman. Kegiatan yang

diadakan yaitu berbagai macam

lomba, penampilan minat bakat,

perkenalan senior, perkenalan tiga

bidang di UKKPK, api unggun,

dan upacara pelantikan.

Andi Hermansyah, Kepala Bi-

dang Radio dan Penyiaran UKK-

PK, mengatakan bahwa pelantikan

anggota muda tahun ini adalah

yang terbanyak. “Dengan banyak

yang dilantik diharapkan makin

banyak pula prestasi yang diraih

ke depannya,” ujarnya. Sastra

Memasuki tahun kedua, Prodi

Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas

Bahasa dan Seni (FBS) UNP meng-

gelar Bunkasai untuk pertama kali-

nya selama dua hari (1-2/3) di

Pendopo FBS. Bunkasai ini diha-diri oleh siswa Sekolah Menengah

Atas dan mahasiswa yang berasal

dari dalam dan luar Sumatera Ba-

rat (Sumbar).

Terdapat berbagai perlombaan

dalam Bunkasai ini, di antaranya

menulis huruf Kanji, Singing Con-test, Idol Group, Speech Contest,

Cosplay, dsb. Bertemakan DenganBunkasai Kita Jalin PersaudaraanAntar Budaya, mahasiswa Pendi-

dikan Bahasa Jepang menyediakan

18 stand yang menyediakan pernak-

pernik dan makanan khas Jepang.

“Semoga selanjutnya bisa lebih

meriah lagi,” harap Joni Kur-

niawan selaku ketua pelaksana,

Selasa (4/3). Redda

Pramuka UNP BEM UNP BEM FIS

Kursus MahirTingkat Dasar

StopNyontek

SeminarInternasional

Unit Kegiatan Pramuka UNP

gelar acara pembukaan Kursus

Mahir Tingkat Dasar, Jumat (28/

3). Acara berlangsung di ruangan

NA204 Mata Kuliah Umum UNP

dan dihadiri oleh 40 peserta.

Selaku ketua pelaksana,

Mukhlas, mengatakan bahwa acara

pelatihan akan diselenggarakan se-

lama sembilan hari. Penyampaian

materi diadakan pada 29 Maret-3

April, sedangkan untuk praktik

di lapangan pada 4-6 April. “Kita

mengupayakan agar pelatihan ini

seimbang dan tidak hanya sekedar

teori,” jelasnya.

Selain itu, Mukhlas juga

mengatakan bahwa acara ini

bertujuan untuk melatih anggota

pramuka agar bisa mempersiapkan

diri menjadi pembina nantinya.

“Baik itu sebagai pembina untuk

siaga, penggalang, maupun

penegak,” ujar Mukhlas. Sri

Bertema Pesan Freemason Un-tuk Dunia, BEM FIS mengadakan

seminar internasional di Aula Prof.

Kamaluddin FE, Sabtu (22/3). Aca-

ra yang diikuti sebanyak 350

peserta ini mengundang seorang

mantan Angkatan Udara Amerika

Serikat dan juga penulis buku bestseller Jerry D. Gray.

Pada kesempatan ini Jerry me-

ngupas berbagai polemik pada u-

mat islam saat ini yang jauh dari

Alquran dan Hadis. Ia juga mem-

bongkar kejahatan-kejahatan Ame-

rika terhadap negara-negara Is-

lam di dunia, serta tokoh dunia

yang merupakan tokoh Iluminati.

Hengki, Mahasiswa Teknik Si-

pil 2013 yang hadir sebagai peserta

mengatakan seminar internasional

ini sangat bermanfaat. “Acara

membuat saya ingin lebih menge-

tahui seluk beluk dunia luar,”

tutupnya. Suci

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

Sebanyak 125 mahasiswa Ju-

rusan Administrasi Pendidikan

(AP) FIP UNP angkatan 2013 me-

ngikuti Pendidikan dan Latihan

Dasar Organisasi (Diklatsar) yang

diadakan HMJ AP FIP UNP, Sabtu-

Minggu (22-23/3). Pada hari perta-

ma Diklatsar diadakan acara pem-

bukaan dan penyampaian materi

di Aula FIP. Sedangkan pada hari

kedua dilakukan kegiatan outbonddi Pantai Caroline Padang

Pariaman.

Ketua Pelaksana Diklatsar, Sari

Mawarni, mengatakan Diklatsar

bertujuan untuk mempersiapkan

pengurus HMJ untuk periode

selanjutnya. Selain itu juga untuk

membentuk karakter pribadi

mahasiswa. “Diharapkan dengan

adanya acara ini bisa menciptakan

mahasiswa dengan pribadi kreatif,

berpendidikan, dan berkarakter,”

ujarnya, Sabtu (22/3). Sastra

Sebanyak 51 orang anggota

pengurus Wadah Pengkajian dan

Pengembangan Sosial Politik

(WP2SOSPOL) UNP dilantik di

Ruang Sidang Senat UNP, Jumat

(11/4).

Pelantikan ini dihadiri oleh

Pembantu Rektor III Dr. Syahrial

Bakhtiar, M.Pd., Kepala Biro Aka-

demik dan Kemahasiswaan (BAAK)

Azhari Suwir, S.E., Kepala Bagian

Kemahasiswaan Drs. Sudiro Sem-

biring serta perwakilan Unit Kegia-

tan Mahasiswa (UKM) selingkup

UNP.

Ketua umum terpilih WP2SOS-

POL, Fajri Yusel Perdana menga-

takan bahwa semua agenda dalam

satu tahun ke depan sudah diran-

cang. Dalam waktu dekat akan

diadakan acara Upgrading, Road-

show serta Silaturahmi Ormawa

Selingkup UNP. “Semoga ke de-

pannya WP2SOSPOL selalu ber-

karya,” harapnya. Suci

Dalam rangka ujian Mata

Kuliah Seminar, Mahasiswa

Manajemen Perhotelan TM 2011

menyelenggarakan seminar

bertema Hitam Putih di BalikPelaksanaan Praktik LapanganIndustri di Berbagai Hotel di In-

donesia, Sabtu (12/4). Bertempat

di Auditorium Prof. Kamaluddin

FE UNP. Seminar yang diadakan

untuk ketiga kalinya ini dihadiri

oleh 290 Mahasiswa Manajemen

Perhotelan dari Kampus Pusat

UNP, Kampus Cabang Bukittinggi

dan Padang Pariaman.

Ketua pelaksana, Latif Arafat

dalam sambutannya mengatakan

seminar ini bertujuan untuk mem-

perkenalkan gambaran departe-

men yang bisa dipilih saat Praktik

Lapangan Industri (PLI) kepada

mahasiswa TM 2012 dan 2013.

“Sebagai bekal untuk menghadapi

masalah yang muncul ketika PLI,”

ujarnya. Nova, Khadijah

Bertujuan menghimbau maha-

siswa berlaku jujur dalam kehidu-

pan sehari-hari demi bangsa In-

donesia yang lebih baik, BEM UNP

mengadakan seminar dan work-shop di Aula Prof. Kamaluddin

FE, Sabtu (29/3). Bertema Menjun-

jung Tinggi Nilai Integritas, DemiKualitas Bangsa Lebih Baik, acara

dihadiri sekitar 380 peserta.

Acara dibuka oleh Pembantu

Rektor III UNP Dr. Syahrial Bakh-

tiar, M.Pd.. Menghadirkan Wuryono

Prakoso, bagian Hubungan Masya-

rakat dan Pendidikan KPK RI dan

Dr. Riska Ahmad, M.Pd. dari Unit

Pelayanan BK UNP sebagai pe-

materi.

Presiden BEM Adnan Arafani,

mengatakan salah satu poin pen-

ting dari integritas adalah kejuju-

ran dan hendaknya dimulai sejak

dini. “Salah satunya dengan gera-

kan stop nyontek,” ujarnya. Nova

Setelah pelantikan kepe-

ngurusan pada 9 Desember 2013

lalu, beberapa program kerja dan

kegiatan telah berhasil dilaksa-

nakan. Seperti Seminar Nasional

Dunia Kerja, melakukan peng-

galangan dana

dan secara lang-

sung mengun-

jungi korban

letusan Gunung

Sinabung serta

baru-baru ini

Coaching Clinicyang bekerja

sama dengan

BEM FIK.

Selain Krida,

PKKMB, KBM,

dan Open Re-cruitment yang

merupakan program kerja rutin

tiap tahunnya yang juga telah

berhasil dilaksanakan, masih ada

beberapa program kerja BEM FT

yang telah direncanakan. Seperti

Public Speaking yang akan

diadakan pada 2 Mei mendatang

serta FT Expo atau alek gadangFT yang merupakan program kerja

terbesarkepengurusan 2014-2015.

Selain itu, BEM FT juga per-

nah memperoleh beberapa peng-

hargaan. Seperti penghargaan de-

bat Ketua BEM se-UNP 2013 dari

MPM UNP, penghargaan

Konsol idas i Organisas i

Mahasiswa FT 2014 dari Formis

FT, dan penghargaan kerja sama

seminar beasiswa 2014 dari PT.

Sabri Berkah.

BEM FT me-

miliki delapan

Departemen Inter-

nal, dan dua De-

partemen Ekster-

nal. Tiap departe-

men memiliki

program kerja

masing-masing.

Pengurus berjum-

lah 128 orang de-

ngan Dewan Pe-

ngurus Harian

berjumlah enam

orang.

Ketua BEM FT Desva Wandi

mengatakan bahwa BEM FT telah

berusaha melaksanakan tugas

sesuai dengan visi dan misi yang

telah ditetapkan. Kita harus

bekerja jujur, ikhlas, dan tuntas,”

harapnya.

Walaupun masih terdapat

kendala, seperti anggota yang

pasif, ia masih mengharapkan

BEM FT dapat memberikan yang

terbaik untuk FT. Wici

MPALH UNP mengadakan

Pelantikan Dewan Pengurus

Harian (DPH) Periode 2014 di

Ruang Sidang PKM, Jumat (25/

4). Pelantikan ini dilaksanakan

berdasarkan Surat Keputusan

Rektor No.1059/UN35/KM/2014

mengenai pemberhentian kepe-

ngurusan periode 2013 dan

pengangkatan kepengurusan

periode 2014.

Ketua Pelaksana Jeifil Esa,

menjelaskan ada lima DPH yang

dilantik, yaitu Ketua Umum,

Sekretaris Umum, Bendahara

Umum, Kepala Bidang I, dan

Kepala Bidang II. Pada periode

ini, anggota MPALH berjumlah

70 orang. “Terdiri atas anggota

muda dan anggota aktif,”

jelasnya.

Dalam sambutannya, Kepala

Bagian Kemahasiswaan BAAK

UNP Drs. Sudiro Sembiring

mengharapkan kedepannya

MPALH lebih baik lagi. Ia juga

berpesan agar MPALH mening-

katkan relasi dengan pihak luar.

“Perbanyaklah link di luar,”

ujarnya. Ana

Page 19: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

19Seputar Mahasiswa

Tirani Politik UangHai pembaca setia Ganto!Pemilihan Umum (pemilu) legislatif 2014 yang dilangsungkan pada 9 April lalu

meninggalkan cerita politik tersendiri. Banyak hal yang terjadi, misalnya menjelangpencoblosan. Waktu itu seharusnya digunakan pemilih untuk meneliti calon yangkredibel berdasarkan gagasan, ide, dan visi. Namun, menjelang perhelatan pemiluyang harusnya menjadi masa tenang, ruang-ruang demokrasi malah disesaki dengannegosiasi dan transaksi politik uang.

Tindakan kecurangan tersebut lebih banyak dilakukan tim sukses dan aparatpemerintah. Dalam data Indonesia Corruption Watch (ICW), 85% kecurangan danpolitik uang dilakukan kandidat dari unsur yang sedang memerintah. Itu berarti partaipolitik dan kandidat masih menjadikan praktik politik uang dan penyalahgunaanfasilitas negara serta jabatan sebagai “jembatan” untuk membangun keterpilihanmereka. Negeri ini teramat mahal hanya untuk “digadaikan” dengan lembaran uangyang terlihat mengenakkan dalam waktu sesaat, tetapi berakibat fatal untuk jangkapanjang.

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

“Kebajikan tidaklah datang dari uang.Tetapi dari kebajikanlah uang dan hal baiklainnya datang kepada manusia, baikkepada individu maupun negara.” (Socrates)

Indonesia Corruption Watch (ICW)bersama jaringan di daerahmelakukan pemantauan di 15

provinsi sejak masa kampanye. Mulai dariminggu tenang hingga hari pencoblosan.Hasil final pemantauan setidaknyamenemukan 313 bentuk pelanggaran.

ICW menggambarkan realita yang terja-di di masyarakat begitu miris. Pasalnya,masih banyak kandidat calon legislatif(caleg) yang melakukan politik uang.Berdasarkan catatan ICW, tren politik uangdari pemilu pascareformasi hinggasekarang meningkat drastis. Pada Pemilu1999 ditemukan sebanyak 62 kasus, Pemilu2004 sebanyak 113 kasus, Pemilu 2009sebanyak 150 kasus, dan Pemilu 2014sebanyak 313 kasus.

Berdasarkan data ICW, 85% kecurangandan politik uang dilakukan oleh kandidatdari unsur yang sedang memerintah. Ituberarti partai politik dan kandidat masihmenjadikan praktik politik uang dan penya-lahgunaan fasilitas negara serta jabatansebagai ‘jembatan’ untuk membangun keter-pilihan mereka.

Temuan ICW tersebut diyakini hanyamemotret sebagian kecil dari praktik poli-tik transaksional yang sudah akut. Temuanitu boleh jadi barulah puncak gunung esyang amat mungkin memiliki ‘cabang-cabang’ di bawahnya yang tertimbun rapi.

Untuk melengkapi puncak gunung espolitik uang di masa kampanye itu, akan

muncul politik uang saat subuh di haripencoblosan yang lazim disebut “seranganfajar”. Banjir uang yang mengalir ke duniapolitik Indonesia belakangan ini telah mem-bawa polusi pada demokrasi. Hampir segalanilai dalam politik dikonversikan denganuang. Hingga merasuki kebanyakan calonpenerus pemimpin bumi Indonesia. Menja-dikan uang segalanya, dengan uang, menu-rut mereka, apapun bisa dinyatakan.

Akal sehat sebagai panduan untukmemilah dan memilih para elite berdasarkanintegritas, gagasan, dan kompetensi pundirusak hanya dengan beberapa lembaruang. Pada titik itu, hajatan demokrasiberupa pemilu yang telah menghabiskantriliunan rupiah uang negara menjadi nyaristidak punya makna penting bagi tumbuhkembangnya demokrasi di negeri ini.

Karena itu, pengawas pemilu mestinyalebih aktif dan giat menangkap gejalatersebut. Politik uang yang terus terjadidan menjadi lingkaran setan, gagal diputuskarena belum ada kisah sukses penegakansanksi yang tegas dari pengawas pemilu.Kalaupun ada yang dikenai sanksi, jumlahdan kualitas hukumannya pun kecil danringan.

Negeri ini teramat mahal hanya untuk“digadaikan” dengan lembaran uang yangterlihat mengenakkan dalam waktu sesaat,tetapi berakibat fatal untuk jangka panjang.

Selain itu, Polri mencatat pidana pemilusejak awal kampanye terbuka hingga pascapencoblosan Pemilu Legislatif 9 April 2014didominasi oleh pelanggaran money poli-tics atau politik uang. Setidaknya ada 57kasus.

Sehubungan dengan hal tersebut, subdi-

visi Penelitian dan Pengembangan (Litbang)Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Surat KabarKampus Ganto Universitas Negeri Padang(UNP) mengadakan polling untuk menge-tahui bagaimana tanggapan dan penilaianmahasiswa UNP terkait politik uang (moneypolitics). Polling ini menggunakan metoderandom sampling dengan menyebarkan ang-ket ke-7 fakultas yang ada di UNP. Poll-ing ini bersifat menjelaskan dan mendes-kripsikan fenomena yang diteliti denganpengumpulan data melalui angket. Angketterdiri dari 5 pertanyaan. Sedangkanresponden diambil secara accidental.

Berdasarkan latar belakang seseorangmelibatkan diri dalam politik uangmenjelang pemilu, ditemukan bahwamayoritas tidak adanya aturan yang tegasmengenai larangan untuk melakukan politikuang. 42,14% responden menjawab tidakadanya aturan yang tegas mengenailarangan untuk melakukan politik uang.31,57% responden menyatakan hasrat inginmenyukseskan calon yang bersangkutanyang sangat besar. Selain itu, 25% respon-den menjawab karena faktor ekonomi.Sisanya malah menyatakan 1,28% karenafaktor keluarga.

Sebanyak 77,14% koresponden belumpernah ditawarkan bergabung ke dalampolitik uang. Sementara 15,14% respondenmenyatakan 2 kali ditawarkan bergabungdalam politik uang. Dan 2,57% respondenmenyatakan 4 kali ditawarkan bergabungdalam politik uang. Mirisnya, 5,14% respon-den menjawab 6 kali ditawarkan untukbergabung kedalam politik uang.

Hampir setiap partai menggunakan

politik uang (Money Politic). Sebanyak 25%koresponden menyatakan 25% partai meng-gunakan politik uang. 10,30% respondenmenjawab 50% partai menggunakan politikuang. 53,72% responden menyatakan 75%partai menggunakan politik uang. 29,16%koresponden menjawab 100% partaimenggunakan politik uang.

Adapun solusi yang tepat untuk membe-rantas politik uang ini, sebanyak 42,71%responden menyatakan pemerintah harusmembuat aturan yang tegas mengenailarangan untuk melakukan politik uang.7,42% responden menjawab perlu adanyasosialisasi sebelum pemilu. 27,57% respon-den menjawab menjadi pemilih yang cerdas.22,28% responden menyatakan adanyaaturan yang tegas terhadap pelanggaran.

Dilihat dari bentuk kontribusi respondendalam memberantas politik uang sebanyak31,48% tidak menerima tawaran saat dita-warkan. 20,09% responden menjawab untukmelaporkan ke polisi. 34,65% respondenmenjawab tidak memilih calon yang ber-sangkutan. 13,76% responden memilih gol-put.

Berdasarkan penyebaran polling LitbangSKK Ganto, terbukti di Sumatera Baratpada khususnya dan di Indonesia padaumumnya memang sedang mewabah “ke-berperanan uang” sebagai salah satu jalanmenuju sukses dalam pemilihan. Selainmenjadikan rakyat Indonesia pemilih cerdas,memang harus ada aturan tegas ataupunpemberlakuan sanksi dari pemerintah untukmengatasi perpolitikan berbasis uang terse-but. Demi baik dan berkualitasnya generasipenerus pemimpin masa depan. Semoga!

4. Menurut Anda apa solusi yang tepat untuk memberantas politik uang? A. pemerintah harus membuat aturan tegas mengenai larangan untukmelakukan politik uang B. perlu adanya sosialisasi kepada sebelum pemilu C. menjadi pemilih yang cerdas D. adanya aturan yang tegas terhadap pelanggaran

5. Apa bentuk kontribusi Anda dalam memberantas politik uang ini? A. tidak menerima tawaran saat ditawarkan B. melaporkan kepada pihak yang berwajib C. tidak memilih calon yang bersangkutan D. memilih golput

1. Menurut Anda, apa yang melatarbelakangi seseorang melibatkan diri denganpolitik uang menjelang pemilu?A. tidak adanya aturan tegas mengenai larangan untuk melakukan potilik uang

B. hasrat ingin menyukseskan calon yang bersangkutan yang sangat besarC. faktor ekonomi

D. faktor keluarga42.14%

1.28%

25%

31.57%

2. Berapa kali Anda ditawari untuk bergabung dalam politik uang? A. belum pernah B. < 2 kali C. < 4 kali D. > 6 kali

77.14%

15.14%

2.57% 5.14%

3. Jika Anda memberikan penilaian, berapakah persentase partai yangmenggunakan politik uang? A. 25 % B. 50 % C. 75% D. 100%

6.81%10.3%

53.72%

29.16%

42.71%

7.42%

27.57%

22.28%

31.48%

20.09%

34.65%

13.76%

Page 20: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

20 Resensi

Mengulik SejarahMengulik SejarahMengulik SejarahMengulik SejarahMengulik SejarahLekraLekraLekraLekraLekra

Berita Tidak Berimbang dan Penyebabnya

Pragmatisme KehidupanZaman Kolonial

Resensiator: Media Rahmi

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris

TM 2011

Resensiator: Fitri Aziza

Mahasiswa Pendidikan Biologi

TM 2011

Resensiator: Liza Roza Lina

Mahasiswa Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia TM 2010

“Lekra lahir atas keprihatinan seniman

terhadap Indonesia yang pada saat itubelum lepas sepenuhnya dari penjajah.

Menarik garis antara “Kami dan Mereka”,ide seni untuk rakyat berubah menjadikonflik terbuka, yang bukan Lekra

diganyang. Sebaliknya ketika zamanberubah, yang Lekra dihabisi.

Inilah cerita tentang cita-cita,polemik, pengkhianatan, darah,dan kematian.” (Seno Joko

Suyono, Redaktur Pelaksana

Majalah Tempo)

Pada 17 Agustus 1950, di

Jakarta, sejumlah seniman dan

politikus membentuk Lembaga

Kebudayaan Rakyat (Lekra).

Melalui konsep seni untuk rak-

yat, Lekra mengajak para pekerja

kebudayaan mengabdikan diri

untuk revolusi Indonesia.

Lekra mengusung sebuah

gagasan baru bagi kaum seni

di tanah air. Lekra bukan

sekadar media hiburan rakyat. Tapi

lebih dari itu. Lekra adalah gelora

kecintaan terhadap karya seni dan negeri.

Tak ayal Lekra begitu dicinta. Seniman

dari berbagai kelas berduyun-duyun berga-

bung. Konsep seni yang pro rakyat menjadi

magnet tersendiri dan lantas menjadikan

Lekra naik pamor dalam waktu singkat.

Namun kabar kedekatannya dengan

Partai Komunis Indonesia (PKI) membuat

Lekra dicap sebagai underbouw partai bera-

liran kiri itu. Terbentuknya Lekra memang

atas inisiatif pemimpin PKI, D.N. Aidit.

Tapi sebenarnya banyak anggota Lekra yang

menolak lembaga kesenian itu disebut

sebagai bagian dari PKI.

Meski demikian, tampaknya pikiran

masyarakat terlanjur diracuni oleh anggapan

miring tersebut. Kondisinya diperparah lagi

dengan adanya pemberontakan yang dilaku-

kan PKI. Serta propaganda pihak-pihak yang

ingin meggulingkan pemerintahan Sukarno.

Sehingga membuat citra Lekra semakin

buruk. Hal ini pun terbukti. Setelah hancur-

nya kejayaan Orde Lama dan PKI, masa

keemasan Lekra pun

turut hancur. Semua

orang yang berhu-

bungan dengan Le-

kra diringkus—sama

dengan yang terjadi

pada anggota PKI. Ada

yang dibuang ke pulau

terpencil, bahkan tak

jarang pula yang dibu-

nuh.

Karya-karya seniman

Lekra pun dimusnahkan,

hingga nyaris tak berbe-

kas. Lekra seakan dihapus

dari catatan sejarah, bak

aib yang harus ditutupi

rapat-rapat. Hal inilah yang

membuat minimnya infor-

masi tentang Lekra. Yang

tersisa hanya informasi-infor-

masi miring yang mendis-

kreditkan Lekra.

Dengan rangkuman hasil

laporan khusus ini Tempo mencoba

meluruskan sejarah. Mengumpulkan keping

demi keping informasi. Mengulik informasi

dari bekas-bekas anggota Lekra yang masih

tersisa, dan memaparkan fakta-fakta

terbaru tentang Lekra kepada publik.

Dengan demikian dapat mengubah

pandangan masyarakat yang terlanjur

terkontaminasi oleh informasi-informasi

yang sarat dengan pemutarbalikan sejarah.

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

Judul : Malaikat Lereng Tidar

Penulis : Remy Sylado

Penerbit : Kompas

Cetakan : I, Maret 2014

Tebal : 544 halaman

Hanya ada dua pilihan bagi laki-laki

Indonesia semasa penjajahan kolonial Belan-

da, menjadi pahlawan atau menjadi peng-

khianat. Bagi yang punya harga diri dan

penghormatan terhadap bangsa, maka akan

menjadi pahlawan. Sedangkan bagi penge-

cut, tak punya harga diri, dan bergaya

hidup pragmatis, maka akan memilih hidup

sebagai pengkhianat.

Menjadi pahlawan berarti secara terang-

terangan memusuhi dan memerangi Belan-

da. Hidup akan gelisah karena selalu diintai

dan terancam. Tapi meskipun akhirnya

kematian mendatangi, mereka akan mati

dengan penuh kebanggaan. Sedangkan

menjadi pengkhianat berarti menjadi antek-

antek penjajah. Memang kehidupan akan

terjamin, namun apa gunanya bila tidak

ada harga diri.

Salah satu peran untuk pengkhianat

negara saat itu adalah menjadi korps polisi

militer atau dikenal juga dengan istilah

marsose. Para marsose itu dilatih untuk

menjadi tentara yang tangguh untuk me-

numpas para gerilyawan Indonesia. Meski

termasuk pekerjaan hina, tapi tidak sedikit

pemuda Indonesia yang memilih menjadi

marsose. Salah seorang dari mereka adalah

Jehezkiel.

Jehezkiel atau Jez adalah seorang pemu-

da kelahiran Minahasa, Sulawesi Utara. Jez

rela meninggalkan kampung halamannya

untuk mengikuti pelatihan marsose di Pulau

Jawa. Motif Jez untuk menjadi seorang

marsose sederhana saja. Ia hanya ingin

menjadi orang berpangkat dan terlihat ga-

gah di hadapan pujaan hatinya, Naomi.

Tawaran untuk hidup lebih sejahtera pun

telah membutakan mata hati Jez. Gaya

hidupnya yang pragmatis membuatnya rela

memerangi tanah airnya sendiri.

Tapi meski demikian, pilihan Jez bukan-

nya tanpa alasan. Kalau diibaratkan, menjadi

marsose sama dengan menjadi PNS pada

zaman sekarang.

Semua kebu-

tuhan keluarga

ditanggung oleh

p e m e r i n t a h

Belanda. Bahkan

bila si tentara ter-

sebut tewas dalam

peperangan, keluarganya

tetap mendapatkan santunan dari

pemerintahan kolonial. Hal ini tentunya

sangat menguntungkan. Tak ayal banyak

pribumi yang berbondong-bondong menjadi

marsose meski akhirnya kehilangan harga

diri dan dimusuhi bangsa sendiri—seperti

masyarakat sekarang yang berlomba-lomba

menjadi PNS dengan segala cara.

Namun kiprah pengkhianat dalam novel

ini tak berakhir seperti kisah drama kolosal

yang membuat tokoh jahatnya berakhir

dengan kesengsaraan. Remy Sylado lebih

memilih menempatkan Jez sebagai seorang

protagonis. Setelah berhasil membantu Be-

landa dalam mengatasi pemberontakan para

gerilyawan Indonesia di Aceh, Jez justru

mendapat penghargaan dan akhirnya hidup

bahagia hingga akhir hayat. Sungguh akhir

kisah yang sangat disayangkan.

Novel ini merupakan representasi dan

sindiran terhadap kehidupan masyarakat

Indonesia zaman penjajahan. Pragmatisme

telah menutup mata hati masyarakat Indo-

nesia, sehingga rela menggadaikan harga

diri demi mendapatkan keuntungan sesaat.

Kisah ini mengingatkan kembali kepada

kita, bahwa gaya hidup pragmatis telah

menghancurkan kesolidan bangsa Indone-

sia, sehingga dengan mudah bisa dijajah

dalam waktu yang sangat lama.

Judul : 50 Tanya-jawab Tentang Pers

Penulis : Agus Sudibyo

Penerbit : PT Gramedia

Cetakan : I, Desember 2013

Tebal : 206 Halaman

Beberapa bulan lalu masyarakat dibuat

geger oleh salah satu media online diIndonesia yang memuat berita berjudul

“Ustaz Solmed Dinilai Sebagai Da’i Matre”.

Berita ini dikutip oleh media online tersebut

dari sebuah surat kabar lokal Hong Kong

berbahasa Indonesia. Di dalam surat kabar

itu diberitakan bahwa Ustaz Solmed mem-

batalkan sepihak jadwal ceramah di Hong

Kong, minta kenaikan tarif ceramah dari

Rp6 juta jadi Rp10 juta, minta bagian hasil

penjualan tiket dan “surban keliling”, serta

minta penginapan berbintang dan mobil

jemputan pribadi selama berada di Hong

Kong. Berita tersebut hanya bersumber pada

satu pihak saja. Tak ada satu pun pernyataan

atau konfirmasi dari pihak Ustaz Solmed

dalam berita itu. Nah, kasus ini dapat

dikategorikan sebagai pemberitaan yang

tidak berimbang.

Beberapa tahun belakangan ini Dewan

Pers banyak mendapatkan pengaduan ten-

tang ketidak-

berimbangan

b e r i t a .

Pemberitaan

yang mun-

cul di me-

d i a—ba ik

itu media

cetak, elektro-

nik, maupun online—sering mengandung

penilaian atau komentar tentang suatu pihak

tanpa adanya konfirmasi. Atau terkadang

porsi kutipan pernyataan antara dua pihak

yang bertikai tidak sebanding, sehingga

menyebabkan berita menjadi tidak berim-

bang. Hal itu terlihat dari data penyelesaian

kasus-kasus pengaduan pers di Dewan Pers

tahun 2011 dan 2012 yang menempatkan

ketidakberimbangan berita sebagai posisi

pertama pelanggaran Kode Etik Jurnalistik.

Tidak berimbangnya sebuah berita dise-

babkan karena berkembangnya kecenderu-

ngan media untuk menampilkan liputan

satu sisi pada berita-berita yang mengan-

dung penilaian atau tuduhan terhadap sub-

jek berita. Media hanya mementingkan

aktualitas tanpa memperhitungkan keberim-

bangan beritanya.

Selain itu ada lima penyebab munculnya

berita yang tidak berimbang. Pertama, per-

saingan sengit antara media untuk menjadi

yang paling cepat dalam menyampaikan

berita membuat media lalai terhadap aspek

keberimbangan dan verifikasi. Kedua, sum-

ber berita menutup diri atau sulit diakses

oleh media, sementara media selalu dikejar

tenggat waktu pembuatan berita. Ketiga,

rendahnya tingkat penghargaan media atau

wartawan terhadap etika dan profesionalis-

me media. Keempat, beban kerja yangsangat berat membuat wartawan kurang

maksimal atau kurang teliti dalam

menyiapkan berita. Kelima, ketidakberim-

bangan berita juga lazim terjadi karena

media-media memang partisan secara

ekonomi atau politik (Hal. 28).

Masalah tentang ketidakberimbangan

berita ini dibahas secara tuntas di dalam

buku ini. Tidak hanya tentang ketidak-

berimbangan berita, masalah lain dalam

dunia jurnalistik seperti berita negatif,

wartawan amplop, verifikasi data, berita

yang menghakimi, tanggung jawab media,

jurnalisme warga, dan banyak lainnya juga

dibahas dalam buku yang berjudul 50 Tanya-Jawab Tentang Pers ini. Semuanya dijelaskan

secara jelas dan lugas.

Buku ini sederhana, tapi mengena. Buku

tidak dibuka dengan kalimat-kalimat pe-

ngantar yang panjang dan penuh dengan

narasi, tapi langsung membahas ke titik

permasalahan. Sesuai dengan judul, buku

ini memang dikemas dalam bentuk tanya-

jawab. Sehingga pembaca lebih mudah me-

mahami persoalan nyata yang terjadi di

lapangan.

Baik pelaku pers maupun masyarakat

umum diharapkan dapat memahami jurna-

listik secara menyeluruh. Bagi jurnalis diha-

rapkan mampu menjalankan tugasnya secara

baik dan benar, sesuai dengan kode etik

jurnalistik. Sedangkan bagi masyarakat

umum diharapkan bisa memahami seluk

beluk kegiatan jurnalistik, sehingga dapat

bekerja sama dengan jurnalis dalam upaya

menghasilkan berita yang akurat.

Judul : Seri Buku Tempo: Lekra dan Geger 1965

Pengarang : Tempo

Penerbit : PT Gramedia

Cetakan : I, Januari 2014

Tebal : 150 halaman

Page 21: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

21

Grafis

: Edo Fe

brianto

Cerpen

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

“KUA-nya sudah datang!” sorak Janangdari ruang tengah. Pengantin laki-lakisudah duduk di atas kapuk lusuh berlapiskain panjang. Kupiah hitam berendamelingkar di kepalanya. Bukan untukmenutupi uban, namun karena tuntutanadat. Selain itu juga terpasang songket,kemeja putih, jas, dan lokak . Setelan mudabenar gayanya.

“Angku sudah siap?” tanya bujang 25tahun pada si pengantin laki-laki yangdipanggilnya Angku.

“Sudah,” jawabnya setengah berbisik.Lalu seorang Bundo Kanduang masuk

ke dalam ruangan kamar. Dengan berjalansedikit membungkuk perempuan setengahabad itu memasuki kamar yang sedikitdihias. Kamar berada tepat di sampingpintu masuk utama.

“Marapulai dan KUA sudah siap.Bagaimana denganmu Supik?” tanyanyadengan nada rendah.

“Sudah Tek, insyaallah,” Wati menjawabmanis. Seakan takut lipstik merah dibibirnya belepotan. Wati berdiri dari tempatduduknya lambat-lambat. Merapikan kebayaputih yang manik-maniknya mulai terjuraibeserta songket yang mulai bersilang akibatterlalu lama duduk.

“Kali keempatnya kamu memakaikebaya ini. Tetap masih muat,” ujarnyasembari memandang Wati. Wati hanyamembalas dengan senyum kecil.

Wati keluar dari kamar. Orang-or-ang dalam ruangan bergegasmenggeser posisi duduknya. Memberijalan perempuan itu untuk menujumempelai pria.

“Dapat kita mulai?” tanya PakKUA pada para hadirin.

“Sudah,” jawab para tamu yanghadir serempak. Kemudian Pak KUAmenjabat tangan mempelai laki-laki.

***Setahun yang lalu, tepat di bulan April,

Wati bertemu dengan Zainuddin. Laki-lakiyang kembali membujang setelah ditinggalmati oleh istrinya. Pertemuannya tak manismemang. Kala itu Wati bersitegang denganZainuddin. Masalahnya sepele saja.Zainuddin tak sengaja meyenggol sepedaWati yang diparkir di samping kedainya.Sepeda yang kala itu berisi penuh daganganikan Wati, tumpah dan berserakan.

Selagi Zainuddin membersihkan ikan-ikan yang berserakan, tiba-tiba Wati datangdan berteriak. Ia syok melihat dagangannyayang berserakan. Kemudian ia mencacimaki Zainuddin. Zainuddin meminta maaf.Namun maaf tak mampu menghapuskanumpatan-umpatan kesal yang keluar darimulut Wati.

“Berapa ganti ruginya, Diak? Biar Udaganti,” Zainuddin coba berdiplomasi. Tapigayung tak bersambut. Ganti rugi yangditawarkan tak juga mampu menghilangkanamarah di dalam hati Wati. Perempuan itumalah menatap tajam mata Zainuddin.Kemudian kembali mengumpat. Sebelumakhirnya mengayuh sepedanya cepat-cepatmeninggalkan pasar. Tinggalah Zainuddinyang geleng-geleng kepala dengan tingkahWati.

“Sabar saja. Maklum suaminya barumeninggal. Sedangkan anakanya harussekolah pula,” ucap pedagang lain yangmenyaksikan keributan Wati danZainuddin.

“Iya. Anaknya banyak pula,” sambungpedagang lainnya.

Zainuddin mengiyakan. Meskipun habis-

Jodoh Keempathabisan dicerca, tapi tak sedikitpun amarahdi dalam hatinya. Malahan ia penasarandengan sosok Wati ini. “Menarik,”gumamnya.

Keesokan harinya, Zainuddin sengajapergi ke tempat itu lagi. Jelas tujuannyauntuk bertemu lagi dengan Wati. Namunsampai senja berlalu, Zainuddin tak bertemudengan orang yang ditungguinya.

***Dua hari sudah Wati tak berjualan. Dia

berkeliling di sekitar rumah. Sibuk mencaripinjaman ke sana ke mari untuk modalberdagang. Insiden dua hari lalu membuatdagangannya tak laku. Ia rugi besar. Dansekarang belum punya modal untukkembali melanjutkan usahanya.

“Bagaimana kalau ambo jual saja cincinini, Mak?” adu Wati pada ibunya suatusore.

“Tak bisakah kita cari pinjaman dulu,Ti? Cincin itu kan peniggalan terakhirMalik. Kasihan almarhum laki kau, belumlagi kering tanah kuburannya sudahseperti ini,” ucap perempuan itudengan mata berkaca-kaca.Agaknya dia iba melihatkondisi Wati.

“Lalu kita bisa apalagi, Mak?” tanyaWati sambil me-m a l i n g k a nwajahnya yangmulai dibasa-hi air mata.

“Kau bisameminjam dulukain-kain bawaantamu undanganbaralek adikmu dulu, Ti,”

“Tidak Mak, habis betul yangengkau miliki nanti Mak,” jawab Wati.

“Tak apa Ti,” bujuk ibunya lagi.“Tidak Mak. Aku tak ingin merasa

semakin berdosa dan durhaka pada Amak,”badannya terhoyak. Tangisnya mulai mem-buat sesegukan.

“Jika cincin ini kujual, uangnya akanmembantu membeli beras dan ongkos seko-lah anak-anak mak, dan aku bisa berdagangkembali,” lanjut Wati.

Sang ibu pun kehabisan pikir mende-ngarkan aduan Wati. Kemudian berkata,“Jika memang tak ada solusi lain, lakukanlahapa yang menurutmu benar, Nak,” lanjutsang ibu beranjak dari tempat duduknya.

“Maafkan ambo uda. Cincin ini terpaksaambo jual. Jangan takut uda. Uda akanselalu ada dalam hatiku.” Wati pun terisaksepeninggal ibunya. Bicara sendiri padacicin emas yang melingkari jari manis ditangan kirinya.

“Sudahlah Wati, lebih baik kau ke la-dang. Kulihat tadi sudah banyak rumputliar di sana,” sorak ibunya dari dapur.

Wati segera menyeka air mata. Kemu-dian bergegas menuruti saran sang ibu.Itu lebih baik daripada dia harus berlama-lama meratapi nasib.

Ladang Wati memang tak jauh dari

rumah. Melewati rumpun bambu dan sebuahjembatan bambu yang membentang disebuah sungai, sampailah ia di ladang.Jangan tanya apa yang ditanami di ladangitu. Sulit menjelaskannya. Di sana adakunyit, serai, ruku-ruku, bunga-bungaan,cabe, tomat, kacang panjang, labu, danmasih banyak tanaman lainnya. Yang jelas,semuanya adalah kebutuhan sehari-hari.Tapi meski demikian hasilnya bukanlahsemata-mata untuk isi dapur Wati. Kadang-kadang hasil ladang juga dijual padatetangga. Hal ini dilakukannya untukmenambah uang belanjanya.

Setiba di ladang Wati mulai mencabutirumput liar di ladangnya. Tangan kasarnyamengkilap disinari matahari. Watitersenyum sendiri melihat tangannya yangpecah-pecah dimakan kutu air. “Apa yangdinikmati laki-laki dari aku yang sepertiini?” gumam Wati.

Sejenak pikirannya melayang ke masalalu. Wajah bang Deri, Incim, dan

Malik tiba-tibamelayang

di kepala-nya. Ketiga-

nya adalah laki-laki yang pernah hidup

ber samadengan Wati.

Sama-sama menikmatisuka dukanya kehidupan.Bang Deri, suami pertama-

nya meninggal dalam kecelakaanpulang bekerja. Kecelakaan yang jauh darikampung halaman menyulitkan jenazahdikebumikan di pandam pekuburan kaum.Hingga almarhum ditanam sekitarpemakaman umum dekat tepat tinggal Watidi perantauan dulu.

Selang setahun, Wati dilamar laki-lakiyang biasa dipanggil Incim. Alasannyamenikahi Wati yang kala itu beranak tigaadalah cinta terpendam semasa SMA. Manismemang, Wati kembali merajut bahterarumah tangga dengan Incim. Aldi, Reyza,dan Vinda lahir dari cinta Wati dan Incim.Keluarga Wati baik-baik saja. Sampaiakhirnya Incim meninggal dunia akibatpenyakit liver yang dideritanya sejak lama.

Wati bisa terima jika kejadiannya satudua kali saja. Mungkin takdir untuk Watidan anak-anaknya. Tapi bagaimana kalauuntuk ketiga kalinya?

Ya, meninggalnya Malik dalamperjalanan pulang dari ladang membuatWati benar-benar terpukul. Dia merasasangat hina. Laki-laki yang bersamanyaselalu berakhir kematian.

Bisik-bisik tetangga pun bermunculan.Rasa simpatik, bahkan fitnah menggaungdengan seketika di kampungnya. Seakan-akan Wati adalah pencari tumbal, yangmenghadiahkan suaminya pada sosok gaib.Hal demikianlah yang membuat Wati tak

Oleh Novi Yenti(Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2011)

kuasa. Kalau hanya dia yang menanggungtak apa. Tapi bagaimana dengan mentalanak-anaknya nanti.

“Terkadang orang dekatlah yangmembunuh karakter kita, Nak,” ujarseorang tetangga saat membesuk Watiyang sakit setelah meninggalnya Malik,suami ketiganya.

Berita meninggalnya Malik memangmenjadi topik gosip dan fitnah palingempuk untuk Wati. Setelah tiga kalimenikah dan keadaannya masih samaseperti sebelum menikah, kualitas ekonomiyang tetap di bawah rata-rata, kesehatanyang masih sering bermasalah, menikahtak memberi Wati setingkat kejayaan.Bahkan masalah tambah menggelayutihidup Wati. Dari setiap pernikahan, selalumenghadirkan penerus baru di rumahWati. Hingga kini Wati tinggal bersamadelapan orang anak yang lahir berjaraksetahun dua tahun.

Keinginan memiliki belahan jiwajualah yang menguatkan Wati untukkembali menerima pinangan Malik.

Dikiranya Malik tak akan mening-galkan dunia dan membiarkan Watisendiri lagi. Tapi ternyata ituperkiraan yang terpelincir. Malikjuga menyusul dua suami

sebelumnya. Hanya saja,kematian Malik menjadi lecutanluar biasa bagi Wati. Pasalnya,tak ada lagi nasihat penyemangat.Melainkan hanya rutukan danasumsi negatif luar biasa untuk

dirinya.Hendak mengapa, bahkan penjaga

warung dekat rumahnya selalu mengang-kat semua tentang dirinya menjadi topikgosip. Seakan takdir buruk dan hina me-mang sudah dipakukan dalam tubuh Wati.Tak mengapa jika yang menjadi korbancuap-cuap tanpa verifikasi itu hanya diri-nya seorang. Namun kadang anak-anaknyajuga menerima sodoran gunjingan berbisapara tetangga. Tak jarang si sulung mena-ngis dan menceracau geram usaimendengar bisik-bisik tetangga.

Pengalaman buruk yang dialaminyamembuat Wati trauma untuk berkeluarga.Takut suami selanjutnya akan bernasibsama dengan kasus-kasus sebelumnya. Diapun berkomitmen untuk tak lagi mencarisuami. Hidup menjanda selamanya. Tapilaki-laki yang dimarahinya dua hari lalumulai menggoyahkan tekadnya.

***“Subhanarabbika rabbi izzati amma

yasifuun wasalamualalmursalin, walham-dulillahi rabbil alamiin.”

Semua orang yang hadir menyapukantelapak tangan ke wajah, pertanda doadan akad usai sudah. Baik yang samaduduk bersila dan bersimpuh di ruanganakad, maupun di dapur. Wati bukan jandaditinggal mati lagi. Kini dia istri Zainuddin.Meski hingga pengunjung terakhir masihsaja terdengar bisik-bisik ketakutan akannasib Zainuddin. Wati mencoba hanyadiam dan menikmati.

Zainuddin masih saja tenang, seakansudah dipekakkan oleh bisik dibelakangtamu undangan. Sesekali diliriknya Wati,wanita berkerudung putih bermanik-manik itu sudah sah menjadi mahramnya.“Katakan padaku apa yang harus kula-kukan untuk melindungimu Istriku?” pikirZainuddin. Kemudian digenggamnyatangan Wati, diarahkan ke kening perem-puannya itu. Wati paham, disalami imambarunya dan sejenak tangan legam Zainud-din diciuminya.

“Jika kau memang jodohku, makakawanilah aku sampai liang kuburku Uda,”bisik Wati di telinga Zainuddin.

Page 22: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

Sastra Budaya

Padi

22

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

Sajak

Padi tumbuh tak berisik. (Tan Malaka)Ia sedang tumbuh, bergerak menuju

perkembangan. Menikmati proses dari ke-sejajaran sebuah peradaban maju. Tumbuhdan berkembangnya manusia bagai sebuahtanaman padi. Sebuah proses yang matanguntuk mencapai tujuan tertentu. Tak me-nimbulkan keresahan bagi orang lain.

Begitulah halnya yang terjadi padapadi, tumbuh sangat tenang, terus berisi,dan terus pula merunduk. Padi terustumbuh dengan bulir-bulir beras yangada. Akan selalu merendah dengan bijakseiring dengan tanggungan bulir yangmulai berat.

Begitu istimewa padi dengan pertum-buhan yang tenang. Diam dan tak pernahberisik. Bagi penikmat kehidupan, akan

mengetahui betapa padi sangat berhargadi Bumi Pertiwi. Jayanya Indonesia adalahsatu oleh karenanya.

Dan tak kalah penting dengan eksistensipadi sebagai tanaman yang paling pentingdi negeri ini, dapat diselaraskan denganarti penting seorang pemimpin yang jugaturut andil dalam memakmurkan rakyatIndonesia.

Sama halnya dengan padi, yang di-harapkan dari pemimpin bangsa adalahisi yang telah diseimbangkan dan disempur-nakan, hendaknya dapat disesuaikan denganbudi yang dinyatakan dalam seni memim-pin di Indonesia. Tak banyak bicara danhanya perlu menyelaraskan antara perkataandan perbuatan. Mengupayakan keseim-bangan dan berusaha agar keseimbangan

tercipta.Pemimpin yang seperti tumbuhan padi,

semakin berisi tak berisik. Karena padi itutumbuhnya tidak berisik. Namun harapanini seolah hanya akan menjadi ilusi yangtak akan pernah ada di Indonesia. Hampirsemua calon pemimpin Indonesia yangakan mengaktulisasikan diri sebagaiorang yang akan bertanggung jawab adalahbekas dari orang-orang yang pernah menge-cewakan hati rakyat. Mereka berdaulat ting-gi hanya pada maha tingginya sebuah jaba-tan. Bukan karena nurani kepemimpinanyang benar-benar sejati demi makmurnyaIndonesia. Mereka adalah deretan calonpemimpin bangsa yang rela berkhianat.

Hal ini terbukti dengan deretan paracalon pemilik kuasa terhadap negeri ini.Adalah sebuah catatan hitam tentang calonpemimpin yang akan menggerakkan rodapemerintahan. Misalnya calon kandidiatdari partai politik. Sudah hampir dari se-mua partai politik yang ada di Indonesiamemiliki riwayat tersangkut kasus korupsi.

Bahkan dengan catatan hitam tersebut,mereka masih bangga ikut dan sibukmenyoraki diri sebagai yang terbaik sertamenuding yang lain dalam ketidak-pantasan. Mereka mengapungkan dirisebagai satu-satunya kandidat terbaik.Dalam kredibilitas diri, para calon pemim-pin bangsa selalu risau dan ikut membuatkehiruk-pikukan di Indonesia semakinmenjadi-jadi.

Mereka berteriak nyaring mengenaijanji-janji politik yang akan dinyatakandi masa depan bila dirinya terpilih kelak.Berebut perhatian, bahkan dalamketidakpercayaan diri, keberisikan merekaciptakan untuk menarik perhatian rakyatIndonesia. Berkampanye sana-sini.Memajang foto diri di sepanjang jalandan tempat umum yang dianggap strategis.

Ini tentang luka dan gugurnya politikbermartabat. Bukan lagi menjadi sebuahideologi bangsa. Kata mereka, padi yangberisi memang harus berisik agar diketahuibanyak orang. Miris!

Oleh Meri Susanti(Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2011)

Rumah Tua Kita

Rumah ini rumah kitaRumah kau, rumahku, rumah tuaTak ada lagi tebar harum kenangan, tergantikelopak kamboja

Rumah kita rumah tuaTak ada canda, berwarna kelabu dukarumah tua rumah kitakita di rumah kita tuakita tua di rumah tuapulanglah ke rumah tua orang tuaagar kelak kita tua bersama di rumah tuaorang tua kita

RisnawatiMahasiswi Akuntansi

TM 2011

Guru Mati

Laksana merah di cakrawalaTajam dan jahatGelap mata mengharap purnama di langit siangIa melangkah, berisik, cepat, dan beratMenapak ubin dengan sepucuk api

“Dor”Satu jatuh

Kesakitan, lalu matiYang lain memekik dan berlari

“Dor”Satu wanita jatuh, bersimbah darah, tak berdenyut

Dia mati,Mereka yang lain matiAku sendiriMenantiIa hujamkan api di ujung tengkorakkuLangit ku mendadak putihAku di surga

Melihat guru menembak dirinyaDan matiTapi ia di Jahannam

Doni FahrizalMahasiswa Akuntansi

TM 2011

Ruang-ruang yang Beda

Di sana bungkukDi sini berserakDi sana merangkakRuang-ruang yang beda

Didengar tak bersuara, tapi menjawabDilihat tak tampak, tapi berkedip

Di sini mengemisDi sana meringisDi sini pucatDi sana loncat-loncatRuang-ruang yang beda

Kenapa?Karena di sana penguasa semakin berkuasa, dan pengikutsemakin mengikutPembesar bertambah besar, yang kecil bertambah kerdil

Di lorong ini si kumuh meminta-mintaDi gedung sana si Rakus meringkusRuang-ruang yang beda.

Vera Yani Okta MartikaMahasiswa Sastra IndonesiaTM 2012

Surat untuk Tuhan

Tubuh terikat untuk siapa?Hati ini terikat untuk siapa?Apa harus kupersembahkan untuknya?Semua atau separuh untuk Dia

Masih ‘ku bingung berkain putihTanya surga, semua milikMu kah?Neraka menjerit, dia mau bagianHampir separuh berdarah setan

Aku payah, tak bisa untukMu semuaAku tahu, Kau penciptaku, garis lainSeparuhlah milikMu TuhanSeperempat, milik keluargaku TuhanSeperempat lagi, milik kau hawa, kau ciptakan

Tuhan, aku virusMu

Evan SaputraMahasiswa Teknik Sipil dan Bangunan

TM 2013

Bulan Sabitdi Wajahnya

Suara lonceng kudengar senduKaki mungil mendekat ke arahnyaDia seolah ingin berceritaMengisyaratkan pesan penuh makna

Dia datang membawa ceriaGadis kecilku yang manjaAda hal yang tak pernah luput darinyaBulan sabit di wajahnya.

Ermiati HarahapMahasiswa Pendidikan Kimia

TM 2013

Page 23: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

Mahaga Budaya Indonesia

Seni BerpolitikMahasiswa Berawal dari Titik Nol

Muhammad Rezky, mahasiswa JurusanPendidikan Teknik Informatika TM 2011ini berkeyakinan ketika lahir posisi setiaporang adalah nol, ketika mereka tumbuhdan dewasa maka posisi mereka menujusatu. Nol menuju satu.

Pria kelahiran Padang 21 tahun silamini selalu fokus pada setiap hal yangdilakukan serta tidak pernah berbuat

setengah-setengah dalammenjalani kehidupan.

Pria asal PadangPanjang

ini juga ber-komitmen,selain memilikiprinsip hidupyang pasti, seseorangjuga harus memilikisesuatu yang dapat dibang-gakan dalam hidupnya. Ko-mitmen ini dibuktikanbungsu dari enambersaudara inidenganmengikuti berbagai lomba.

Juara 1 lomba menulis karya ilmiahtingkat nasional yang diselenggarakan olehPusat Pengembangan Ilmiah dan PenelitianMahasiswa (PPIPM) Universitas NegeriPadang (UNP), finalis lomba menulis karyailmiah tingkat nasional yang dise-lenggarakan oleh EXIST Universitas Jambi,Khafilah UNP dalam acara MusabaqahTilawatil Quran tingkat nasional yangdilaksanakan di UNP dan UniversitasAndalas, dan peserta dalam lomba PekanIlmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yangdiselenggarakan oleh Dirjen Dikti,

merupakan beberapa rentetan prestasi yangpernah dikantonginya.

Tak hanya itu, putra dari pasangan AbdulMulud dan Rosnidar ini, baru-baru ini jugamengikuti pertukaran mahasiswa ke NegeriSakura, Jepang. Acara yang diadakan olehkedutaan besar Jepang yang berada di In-donesia melalui JICE (Japan InternationalCoorpetarion Center) dan bekerjasamadengan Pusat Pengkajian Islam

dan Masyarakat(PPIM) UIN Sya-rif Hidaya-

tullah Ja-karta. Maha-

siswa pencintadesain grafis dan

programing inimerupakan salah satuperwakilan dari 96peserta yang diberang-katkan pada 23 Feb-ruari-4 Maret lalu.

Meskipun terkadang jadwal kuliahnyabentrok dengan kegiatan organisasinya, tapiRezky tetap bisa meng-handle-nya dengancara mengatur waktu sebaik mungkin, walautak jarang dia harus begadang untukmenyelesaikan berbagai tugasnya.

Pengurus PPIPM UNP ini juga sangatmenekankan, bahwa tidak ada yang tidakmungkin dalam hidup ini. Usaha dankesungguhan serta totalitas dapat me-ngantarkan seseorang kepada keberhasilan.Walaupun semua keberhasilan itu tidakbisa diraih dengan mudah dan harusdimulai dari nol. Sri Gusmurdiah

23

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

universitas, agenda pertama kami pada hariitu adalah menyaksikan berbagai penampi-lan seni kebudayaan, salah satunya penam-pilan suku dayak. Alangkah mengagumkanpenampilan seni tersebut. Tak hanya kamiyang terpikat oleh penampilan kekayaankebudayaan Indonesia ini, mahasiswa-mahasiswa Universitas Mulawarman selakutuan rumah juga terpesona dengan penam-pilan seni tersebut. Seusai penampilan seni,seminar bahasa dan budaya menjadi agendakami selanjutnya.

Memasuki hari kedua, kami tiba padaagenda terpenting kongres ke-VI ILMIBSIini yang bertema Mahaga Budaya yang

Tak semua berkesempatan mengancahdunia politik. Termasuk di dalamnyaberpolitik di dunia kampus. Politik dikalangan mahasiswa terkadang hanya bisadirasakan oleh kelompok atau individuyang memiliki kepentingan tertentu.

Perpolitikan mahasiswa biasanya be-rada dalam ranah organisasi. Namun padakenyataannya, mahasiswa yang aktif da-lam organisasi lebih sedikit daripada ma-hasiswa yang tidak berorganisasi Maha-siswa yang tidak berorganisasi sering dija-dikan sebagai “ladang” suara oleh suatukelompok mahasiswa untuk memperolehkursi organisasi di kampusnya.

Dalam hal ini, akan terjadi suatu perangantarkelompok mahasiswa dalam mem-peroleh simpatisan atau pendukung untukbisa memajukan calon mereka agar bisaduduk di kursi keorganisasian. Perangini biasanya tidak berupa adu fisik, namunlebih kepada perang pemikiran.

Dapat kita ambil contoh ketika pestademokrasi di sebuah universitas yangsering disebut dengan Pemilihan UmumRaya Mahasiswa (Pemira). Pemira untukmemilih ketua Badan Eksekutif Mahasiswa(BEM) merupakan awal dari pendidikanpolitik bagi mahasiswa. Dengan terlibatdalam proses pelaksanaan Pemira, diha-rapkan para mahasiswa akan mendapatkanpengalaman langsung bagaimana sela-yaknya seorang mahasiswa berkiprah da-lam miniatur sebuah sistem demokrasi.

Pemira adalah suatu proses pergantian

kepemimpinan yang sesuai denganperaturan perundang-undangan yang ber-laku bagi lembaga kemahasiswaan danmenjadi kegiatan pembuktian tegaknyademokrasi mahasiswa di dalam sebuahkampus. Maka, mahasiswa akan menda-patkan pendidikan politik praktis dandiharapkan efektif sejak dini dari Pemira.

Bagi mahasiswa, berpolitik juga meru-pakan proses yang memberikan dinamisasikarakter, kedewasaan, wacana, dan intelek-tualitas. Dari politik, mahasiswa bisa bela-jar bagaimana menghimpun suatu kekuat-an agar dapat terpilih. Politik pulalahyang mengajarkan ketatnya persaingandalam sebuah pemilihan, baik itu setingkatuniversitas maupun setingkat negara.

Mahasiswa yang terjun ke dalam ranahpersaingan itu harus memiliki manajemenkonflik yang baik, berpikir positif dantidak gegabah dalam bertindak.

Mahasiswa yang berpolitik di kampustentu tidak ingin pertikaian-pertikaiantersebut terjadi dalam pemilihan. Karenahal itu akan menimbulkan perpecahanantarsivitas nantinya. Baik itu pertikaianantarpendukung atau pertikaianantargolongan. Untuk itu, berpolitik yangbersih dan sehat adalah salah satu carauntuk menghindari berbagai konflik yangkemungkinan terjadi. Belajarlah berpolitikbersih. Baik bersih dari praktikkecurangan-kecurangan seperti peng-gandaan suara, money politic maupunpraktik keji lainnya.

Berjanji akan menjaga dan melestarikanbudaya disetiap ribuan kebudayaan yangada di Indonesia melalui ILMIBSI. Itulahikrar kami.

Ini adalah perjalanan jutaan kilometersaya dan Nita Yeni Asmara selama limahari disebuah Universitas di KalimantanTimur. Diawali dengan keberangkatan ka-mi meninggalkan Sumatera Barat, perjalanandinas ini sungguh mengesankan. Menempuh4 jam perjalanan udara selanjutnyaperjalanan darat selama 3 jam hinggaakhirnya kami bisa menapakkan kaki diPulau Kalimantan demi misi kebudayaan.

Saat siang menyapa kami tiba dibandara Sepinggang, Balikpapan. Meng-hubungi panitia Ikatan Lembaga MahasiswaIlmu Budaya dan Sastra se-Indonesia(ILMIBSI) dari Universitas Mulawarmanmerupakan langkah pertama sesaat setelahkami sampai bandara. Kami disambuthangat dan dibimbing menuju kota Sama-rinda yang nantinya akan menjadi tempatpelaksanaan Kongres ILMIBSI ke-VI.Perasaan harus luar biasa merasuki kamitatkala mahasiswa dari universitas lain diIndonesia turut menyambut kedatangankami. Di bawah sebuah payung bernamaILMIBSI, kami dari Sumatera, Jawa, danKalimantan dipersatukan.

Mengemban tugas mulia sebagai delegasiBadan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari 10

Oleh SuryadiMahasiswa Sastra Indonesia TM 2012

dalam bahasa Kutai berarti menjaga budaya.Tak peduli berapa jam yang telah kamihabiskan, tujuan kami hanya satu yaknimenyelesaikan pembahasan AD/ART danGBHK untuk kengurusan periode selan-jutnya. Kami juga berhasil memilih KetuaKoordinator Pusat (Korpus) dan Wakil Ke-tua Koordinator Pusat (Wakorpus) periode2014. Dengan terpilihnya BEM UGM sebagaiKorpus dan Senat UNIMED sebagai Wakor-pus, bersama kami akan melakukan yangterbaik demi menjaga dan melestarikankebudayaan Indonesia.

Khusus bagi UNP, mengikuti agendaILMIBSI ini bukanlah kali yang pertama.

Muhammad Rezky

Oleh Husni Dwi Syafutri(Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2011)

Jauh sebelumnya kedua lembaga FakultasBahasa dan Seni, BEM dan Badan PerwakilanMahasiswa (BPM), telah bergabung menjadianggota ILMIBSI. Bahkan BEM FBS UNPditunjuk sebagai koordinator wilayah Iselama dua tahun berturut-turut.

Mendekati penghujung kongres, seluruhpeserta berkunjung ke kampung Pampang.Kampung ini merupakan pusat perkampu-ngan asli suku Dayak. Masyarakat di sinimemelihara kebudayaan dan tradisi merekadengan sangat baik. Banyak orang yangbertelinga panjang serta anak-anak yangmemakai seragam kebudayaan Dayak disini. Rumah adat Dayak yang masih origi-nal juga akan menghiasi pemandanganselama penjelajahan ke kampung itu.

Matahari berangsur tenggelam, kamimelanjutkan perjalanan ke Islamic CenterSamarinda, dan menaiki menara tersebutsampai kelantai lima belas. Dari sinilahkami mulai menikmati kota Samarinda,melihat dengan kedua bola mata mungilyang berbinar seolah-olah menyimpanharapan dan cerita tentang keindahan disetiap sudut-sudut kota yang dipenuhidengan hutan yang masih alami danbongkahan batu bara yang siap digarap.

Akhirnya kami harus meninggalkan Ko-ta Samarinda. Tak terasa kami sudah limahari berada di kota yang kaya akan batubara dan kayu ini. Satu keyakinan kamiketika itu bahwa perpisahan tersebutbukanlah akhir dari perjalanan untukmenyuarakan kebudayaan Indonesia.Melainkan awal untuk menjaga setiapgugusan anugrah Tuhan yang diwujudkandalam bentuk seni budaya yang ada.

Foto Bersama: Seluruh peserta ILMIBSI foto bersama usai melaksanakan kongres , Kalimantan,Senin-Minggu (17-23/3). f/Doc.

Page 24: Surat kabar kampus ganto unp edisi 179

Edisi No. 179/Tahun XXIV/Maret-April 2014

Iklan24