dwi.doc

25
Scenario A Blok 24 Tahun 2015 Wili, anak laki-laki usia 18 bulan, dibawa ibunya ke rumah sakit tipe D karena bengkak seluruh tubuh dan BAB cair sejak 7 hari yang lalu 4- 5x/hari @ 1-2 sendok makan, kuning, tidak ada lendir dan tidak ada darah. Tidak ada muntah. Wili sebelumnya juga pernah menderita diare hampir setiap bulan. Wili lahir aterm, spontan, cukup bulan ditolong bidan dengan berat badan lahir 2400 gram, panjang lahir tidak diukur. Wili sebelumnya sudah bisa berjalan tapi sejak sakit ini dia tidak bisa duduk dan hanya bisa terbaring saja. Riwayat nutrisi sebelum sakit: ASI usia 0 hari sampai sekarang, sejak lahir sampai usia 3 bulan susu formula standar merk S 3-4 kali sehari @ 1 sendok takar dicampur dengan air panas sampai 60 ml. Sejak usia 6 bulan, Wili diberi bubur bayi beras merah merk P 3 kali sehari @ 2 sendok makan (80 kalori). Kadang-kadang ibu membuat bubur saring sendiri yang terdiri dari tepung beras, kentang, wortel, bayam, dan kaldu. Menurut ibunya, cara membuat campuran susu formula sudah benar. Wili sudah pernah mendapat imunisasi BCG, DPT 2x, hepatitis B 2x, dan polio 1x. Wili dilahirkan dari keluarga: ayah usia 35 tahun tidak tamat SD dan tukang becak, ibu usia 32 tahun, tidak tamat SD ibu rumah tangga, jumlah saudara 3 orang (usia 7 tahun, 5 tahun, dan 3 tahun). Rumah masih menyewa, 3m x 7m, ventilasi jendela cukup, lantai semen, sumber air minum sumur gali, jarak sumur dengan MCK 6 meter. Pemeriksaan fisik: kelihatan gemuk, kulit mengkilat, bercak-bercak putih atau merah muda dengan tepi hitam di beberapa tempat terutama di daerah yang mendapat tekanan, kesadaran kompos mentis, denyut nadi 140x/menit, isi dan tegangan cukup, pernapasan 30x/menit, suhu 35,0 o C. Hasil pengukuran antropometri: berat badan 7000 gram, panjang badan 74 cm, lingkar kepala 46 cm, wajah membulat, tidak ada dismorfik, pada mata terdapat bercak seperti busa sabun, ada edema di seluruh tubuh, tidak ada iga gambang, perut membuncit, lengan dan tungkai edema, dan terdapat ‘baggy pants’. Klarifikasi istilah 1. Rumah sakit tipe D: merupakan rumah sakit yang hanya bersifat transisi dengan hanya memiliki kemampuan untuk memberikan

Upload: dwi-lestari

Post on 17-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

tutorial

TRANSCRIPT

Scenario A Blok 24 Tahun 2015Wili, anak laki-laki usia 18 bulan, dibawa ibunya ke rumah sakit tipe D karena bengkak seluruh tubuh dan BAB cair sejak 7 hari yang lalu 4-5x/hari @ 1-2 sendok makan, kuning, tidak ada lendir dan tidak ada darah. Tidak ada muntah. Wili sebelumnya juga pernah menderita diare hampir setiap bulan. Wili lahir aterm, spontan, cukup bulan ditolong bidan dengan berat badan lahir 2400 gram, panjang lahir tidak diukur. Wili sebelumnya sudah bisa berjalan tapi sejak sakit ini dia tidak bisa duduk dan hanya bisa terbaring saja.

Riwayat nutrisi sebelum sakit: ASI usia 0 hari sampai sekarang, sejak lahir sampai usia 3 bulan susu formula standar merk S 3-4 kali sehari @ 1 sendok takar dicampur dengan air panas sampai 60 ml. Sejak usia 6 bulan, Wili diberi bubur bayi beras merah merk P 3 kali sehari @ 2 sendok makan (80 kalori). Kadang-kadang ibu membuat bubur saring sendiri yang terdiri dari tepung beras, kentang, wortel, bayam, dan kaldu. Menurut ibunya, cara membuat campuran susu formula sudah benar.Wili sudah pernah mendapat imunisasi BCG, DPT 2x, hepatitis B 2x, dan polio 1x.Wili dilahirkan dari keluarga: ayah usia 35 tahun tidak tamat SD dan tukang becak, ibu usia 32 tahun, tidak tamat SD ibu rumah tangga, jumlah saudara 3 orang (usia 7 tahun, 5 tahun, dan 3 tahun). Rumah masih menyewa, 3m x 7m, ventilasi jendela cukup, lantai semen, sumber air minum sumur gali, jarak sumur dengan MCK 6 meter.

Pemeriksaan fisik: kelihatan gemuk, kulit mengkilat, bercak-bercak putih atau merah muda dengan tepi hitam di beberapa tempat terutama di daerah yang mendapat tekanan, kesadaran kompos mentis, denyut nadi 140x/menit, isi dan tegangan cukup, pernapasan 30x/menit, suhu 35,0oC. Hasil pengukuran antropometri: berat badan 7000 gram, panjang badan 74 cm, lingkar kepala 46 cm, wajah membulat, tidak ada dismorfik, pada mata terdapat bercak seperti busa sabun, ada edema di seluruh tubuh, tidak ada iga gambang, perut membuncit, lengan dan tungkai edema, dan terdapat baggy pants.Klarifikasi istilah

1. Rumah sakit tipe D: merupakan rumah sakit yang hanya bersifat transisi dengan hanya memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan kedokteran umum dan gigi. Rumah sakit ini mampu menampung rujukan yang berasal dari puskesmas.2. Diare: pengeluaran tinja berair berkali-kali yang tidak normal.3. Susu formula: susu yang dibuat dari susu sapi atau susu buatan yang diubah komposisinya hingga dapat dipakai sebagai pengganti ASI.4. Imunisasi: proses membuat subjek menjadi imun, atau menjadi imun. Ada yang aktif, ada yang pasif.5. Imunisasi BCG: vaksinasi kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis.6. Imunisasi DPT: imunisasi kombinasi terhadap batuk pertussis, difteri, dan tetanus.

7. Bercak-bercak putih atau merah muda dengan tepi hitam di daerah yang mendapat tekanan (crazy pavement dermatosis): 8. Pengukuran antropometri: ilmu pengukuran yang berkenaan dengan pengukuran ukuran, berat jenis, proporsi badan manusia.9. Bercak seperti busa sabun pada mata (bercak bitot): berbentuk segitiga dibagian temporal yang terjadi akibat proses metaplasia sel-sel epitel, sehingga kelenjar tidak memproduksi carian yang dapat menyebabkan serosis konjungtiva.10. Dismorfik: adanya kelainan perkembangan morfologis.11. Iga gambang: tulang rusuk yang menonjol (iga piano).12. Baggy pants: bentuk dari bokong dan paha yang menyerupai celana baggy/longgar.13. Edema: pengumpulan cairan secara abnormal di ruang interseluler tubuh.Identifikasi masalah

1. Wili, anak laki-laki usia 18 bulan, dibawa ibunya ke rumah sakit tipe D karena bengkak seluruh tubuh.2. Dengan keluhan tambahan BAB cair sejak 7 hari yang lalu 4-5x/hari @ 1-2 sendok makan, kuning, tidak ada lendir dan tidak ada darah. Tidak ada muntah. 3. Riwayat perjalanan penyakit sebelumnya juga pernah menderita diare hampir setiap bulan.4. Wili sebelumnya sudah bisa berjalan tapi sejak sakit ini dia tidak bisa duduk dan hanya bisa terbaring saja.

5. Wili lahir dengan berat badan lahir 2400 gram.

6. Riwayat nutrisi sebelum sakit: ASI usia 0 hari sampai sekarang, sejak lahir sampai usia 3 bulan susu formula standar merk S 3-4 kali sehari @ 1 sendok takar dicampur dengan air panas sampai 60 ml.

7. Sejak usia 6 bulan, Wili diberi bubur bayi beras merah merk P 3 kali sehari @ 2 sendok makan (80 kalori). Kadang-kadang ibu membuat bubur saring sendiri yang terdiri dari tepung beras, kentang, wortel, bayam, dan kaldu. Menurut ibunya, cara membuat campuran susu formula sudah benar.8. Wili sudah pernah mendapat imunisasi BCG, DPT 2x, hepatitis B 2x, dan polio 1x.

9. Wili dilahirkan dari keluarga: ayah usia 35 tahun tidak tamat SD dan tukang becak, ibu usia 32 tahun, tidak tamat SD ibu rumah tangga, jumlah saudara 3 orang (usia 7 tahun, 5 tahun, dan 3 tahun). Rumah masih menyewa, 3m x 7m, ventilasi jendela cukup, lantai semen, sumber air minum sumur gali, jarak sumur dengan MCK 6 meter.

10. Pemeriksaan fisik: kelihatan gemuk, kulit mengkilat, bercak-bercak putih atau merah muda dengan tepi hitam di beberapa tempat terutama di daerah yang mendapat tekanan, kesadaran kompos mentis, denyut nadi 140x/menit, isi dan tegangan cukup, pernapasan 30x/menit, suhu 35,0oC.11. Hasil pengukuran antropometri: berat badan 7000 gram, panjang badan 74 cm, lingkar kepala 46 cm, wajah membulat, tidak ada dismorfik, pada mata terdapat bercak seperti busa sabun, ada edema di seluruh tubuh, tidak ada iga gambang, perut membuncit, lengan dan tungkai edema, dan terdapat baggy pants.

Analisis masalah

Wili, anak laki-laki usia 18 bulan, dibawa ibunya ke rumah sakit tipe D karena bengkak seluruh tubuh.

1. Etiologi dari bengkak seluruh tubuh 1,2,32. Patofisiologi dari bengkak seluruh tubuh 4,5,6Dengan keluhan tambahan BAB cair sejak 7 hari yang lalu 4-5x/hari @ 1-2 sendok makan, kuning, tidak ada lendir dan tidak ada darah. Tidak ada muntah.

1. Etiologi dari BAB cair cair sejak 7 hari yang lalu 4-5x/hari @ 1-2 sendok makan, kuning, tidak ada lendir dan tidak ada darah 7,8,9Jawab:

1) Faktor infeksi

a. Infeksi enteral, yaitu infeksi pada saluran pencernaan yang meliputi :

Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella Shigella, Campylobacter, Yersinia, Acromonas, dsb.

Infeksi Virus : Enterovirus (Coxsackie, Polieomyelitis), adenovirus, Rotavirus, astrovirus, dll.

Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides) , Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamlia, Trichomonas hominis), jamur(Candida albicans).

b. Infeksi parenteral, yaitu infeksi di bagisn tubuh lain di luar alat pencernaan, misalnya:Otilis Media Akut, Tonsilofaringitis,Bronkopneumonia, ensefalitis dsb.

2) Faktor malabsorbsi

a. Malabsorpsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glikosa, fructosa, dan galaktosa)

b. Malabsorpsi lemak

c. Malabsorpsi protein

3) Faktor makanan

Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan tertentu.

4) Faktor psikologis (rasa takut dan cemas)

3.1.1 Etiologi Diare AkutMenurut Soeparto, 1990, diare akut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

- Virus : Rotavirus, Norwalk-like virus, Astrovirus, Calcivirus

- E. Coli : Enteropathogenic E. Coli ( EPEC ), Enterotoxogenic E. Coli ( ETEC), Enteroinvasive E. Coli ( EIEC ), Enterohemorrhagic E. Coli ( EHEC ).

- Salmonela : S. Entereditis, S. Thypi, S. Choleraesuis

- Shigella : S. Dysentriae ( paling berat ), S. Flexneri, S. Boydi, S. Sonnei ( paling ringan ).

- Vibrio : V. Cholerae, Vibrio nan-aglutinasi

- Clostridium Difficile

3.1.2 Etiologi Diare kronikMenurut Soeparto, 1999 diare kronik dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

Intractable diarrhea of infacy (IDI)

Istilah ini digunakan untuk menggambarkan bayi-bayi dengan diare yang dihubungkan dengan kerusakan mukosa yang difus yang timbul sebelum bayi berusia 6, berlangsung lebi dari 2 minggu,disertai malabsorpsi dan malnutrisi, dan tidak dapat ditangani dengan tindakan konvensional. Mikroorganisme yang dapat menyebabkan kerusakan mukosa usus adalah E.Coli, Rotavirus, Giardia Enteritis oleh infeksi yang berkepanjangan

Entero patogen yang banyak berperan dalam kejadian diare persisten adalah Shigella, E.Coli, Salmonella enteriditis, Entamoeba histolytica Intoleransi protein susu sapi dan protein kedelai

Enteropati autoimun, defisiensi imunnogeik

Tumor

Inflammatory Bowel Disease

Chron Disease

Ulceratif Colitis

2. Patofisiologi dari BAB cair cair sejak 7 hari yang lalu 4-5x/hari @ 1-2 sendok makan, kuning, tidak ada lendir dan tidak ada darah 10,11,123. Apa dampak dari diare yang terjadi? 13,1,24. Klasifikasi dari diare 3,4,55. Bagaimana hubungan diare dengan bengkak seluruh tubuh? 6,7,8Riwayat perjalanan penyakit sebelumnya juga pernah menderita diare hampir setiap bulan.

1. Makna klinis dari pernah menderita diare hampir setiap bulan 9,10,11Wili sebelumnya sudah bisa berjalan tapi sejak sakit ini dia tidak bisa duduk dan hanya bisa terbaring saja.

1. Bagaimana hubungan dia tidak bisa duduk dan hanya bisa terbaring saja dengan keluhan yang dialami 12,13,1Wili lahir dengan berat badan lahir 2400 gram.

1. Klasifikasi berat badan lahir bayi aterm 2,3,42. Bagaimana dampak BBLR dengan keluhan yang dialami dengan sekarang5,6,7Riwayat nutrisi sebelum sakit: ASI usia 0 hari sampai sekarang, sejak lahir sampai usia 3 bulan susu formula standar merk S 3-4 kali sehari @ 1 sendok takar dicampur dengan air panas sampai 60 ml.1. Bagaimana cara membuat susu formula yang benar sesuai dengan usia?8,9,10Jawab:

Mencuci tangan dengan bersih Mencuci dan mensterilkan botol susu dan dot Memilih susu yang sesuai dengan anak Mengikuti petunjuk pembuatan dalam kemasan susu formula Mengatur suhu air dengan mencampur air dingin dengan air panas dengan takaran sesuai petunjuk Menggunakan sendok takar yang disediakan agar kekentalan sesuai Menghangatkan susu dengan merendam botol menggunakan air hangat Tidak mencampur berbagai merk susu Menyiapkan susu formula paling lama 2 jam sebelum digunakan Tidak mencampur susu sisa pembuatan yang lalu dengan susu yang baru dibuat.

Susu formula diberikan sebanyak 60 ml per kg berat badan per hari pada minggu pertama dan 150 ml per kg berat badan per hari setelahnya. Frekuensi pemberian setiap 3-4 jam atau bila bayi merasa lapar.

2. Apa dampak pemberian ASI sampai sekarang dengan susu formula sampai usia 3 bulan?11,12,13Sejak usia 6 bulan, Wili diberi bubur bayi beras merah merk P 3 kali sehari @ 2 sendok makan (80 kalori). Kadang-kadang ibu membuat bubur saring sendiri yang terdiri dari tepung beras, kentang, wortel, bayam, dan kaldu. Menurut ibunya, cara membuat campuran susu formula sudah benar.

1. Bagaimana cara pemberian makan pendamping ASI yang baik sesuai usia?1,2,32. Apakah pemberian bubur saring sendiri yang terdiri dari tepung beras, kentang, wortel, bayam, dan kaldu sudah mencukupi asupan gizi Wili?4,5,6Wili sudah pernah mendapat imunisasi BCG, DPT 2x, hepatitis B 2x, dan polio 1x.

1. Apa saja imunisasi yang harus dilakukan pada bayi sampai usia 18 bulan (frekuensi, waktu pemberian)7,8,9Jawab:Berikut ini adalah jadwal imunisasi anak rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Periode 2004 (revisi September 2003):VaksinUmur pemberian imunisasi

Bulan

Lahir123456912

Program Pengembangan Imunisasi (PPI, diwajibkan)

BCG

Hepatitis B123

Polio0123

DTP123

Campak1

Program Pengembangan Imunisasi Non PPI (non PPI, dianjurkan)

Hib123

MMR

Tifoid

Hepatitis A

Varisela

UmurVaksinKeterangan

Saat lahirHepatitis B-11. HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari.

Polio-0Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virusvaksin kepada bayi lain)

1 bulanHepatitis B-2 Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan.

0-2 bulanBCGa. BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCGakan diberikan pada umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.

2 bulanDTP-1a. DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat dipergunakan DTwp atau DTap. DTP-1 diberikan secara kombinasi dengan Hib-1 (PRP-T)

Hib-1 Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan. Hib-1 dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-1.

Polio-1 Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1

4 bulanDTP-2 DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T).

Hib-2 Hib-2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-2

Polio-2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2

6 bulanDTP-3 DTP-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-T).

Hib-3 Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur 6 bulan tidak perlu diberikan.

Polio-3 Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3

Hepatitis B-3 HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapatkan respons imun optimal, interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.

9 bulanCampak-1 Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2 merupakan program BIAS pada SD kelas 1, umur 6 tahun. Apabila telah mendapatkan MMR pada umur 15 bulan, campak-2 tidak perlu diberikan.

15-18 bulanMMR Apabila sampai umur 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan.

Hib-4 Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau PRP-OMP).

18 bulanDTP-4 DTP-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun setelah DTP-3.

Polio-4 Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4.

Wili dilahirkan dari keluarga: ayah usia 35 tahun tidak tamat SD dan tukang becak, ibu usia 32 tahun, tidak tamat SD ibu rumah tangga, jumlah saudara 3 orang (usia 7 tahun, 5 tahun, dan 3 tahun). Rumah masih menyewa, 3m x 7m, ventilasi jendela cukup, lantai semen, sumber air minum sumur gali, jarak sumur dengan MCK 6 meter.

1. Bagaimana hubungan sosial ekonomi keluarga dengan keluhan yang dialami Wili?10,11,122. Bagaimana hubungan lingkungan hidup dengan keluhan yang dialami Wili?13,1,2Pemeriksaan fisik: kelihatan gemuk, kulit mengkilat, bercak-bercak putih atau merah muda dengan tepi hitam di beberapa tempat terutama di daerah yang mendapat tekanan, kesadaran kompos mentis, denyut nadi 140x/menit, isi dan tegangan cukup, pernapasan 30x/menit, suhu 35,0oC.

1. Interpretasi dan mekanisme abnormala. kelihatan gemuk3,4b. kulit mengkilat5,6c. bercak-bercak putih atau merah muda dengan tepi hitam di beberapa tempat terutama di daerah yang mendapat tekanan7,8d. denyut nadi 140x/menit, isi dan tegangan cukup11,12e. pernapasan 30x/menit9,10Jawab:

Normal: 25-35Interpretasi: normal

f. suhu 35,0oC.13,1Hasil pengukuran antropometri: berat badan 7000 gram, panjang badan 74 cm, lingkar kepala 46 cm, wajah membulat, tidak ada dismorfik, pada mata terdapat bercak seperti busa sabun, ada edema di seluruh tubuh, tidak ada iga gambang, perut membuncit, lengan dan tungkai edema, dan terdapat baggy pants.

1. Interpretasi dan mekanisme abnormala. berat badan 7000 gram, 2,3b. panjang badan 74 cm, 4,5c. lingkar kepala 46 cm, 6,7d. wajah membulat, 8,9Jawab:

Gambaran klinis kwashiorkor (edema). Defisit protein --> hipoalbuminemia --> tekanan onkotik plasma turun --> cairan pindah ke interstitiale. pada mata terdapat bercak seperti busa sabun,10,11f. ada edema di seluruh tubuh, 12,13g. perut membuncit, 1,2h. lengan dan tungkai edema3,4i. terdapat baggy pants.5,62. Bagaimana cara pemeriksaan antropometri? 7,8,9Jawab:

1. Berat BadanBerat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting karena dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur.

Pada usia beberapa hari, berat badan akan mengalami penurunan yang sifatnya normal, yaitu sekitar !0% dari berat badan lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya mekonium dan air seni yang belum diimbangi asupan yang mencukupimisalnya produksi ASI yang belum lancar. Umumnya berat badan akan kembali mencapai berat badan lahir pada hari kesepuluh.

Pada bayi sehat, kenaikkan berat badan normal pada triwulan I adalah sekitar 700 1000 gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500 600 gram/bulan, pada triwulan III sekitar 350 450 gram/bulan dan pada triwulan IV sekitar 250 350 gram/bulan.

Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia 6 bulan pertama berat badan akan bertambah sekitar 1 kg/bulan, sementara pada 6 bulanberikutnya hanya + 0,5 kg/bulan. Pada tahun kedua, kenaikannya adalah + 0,25 kg/bulan. Setelah 2 tahun, kenaikkan berat badan tidak tentu, yaitu sekitar 2,3 kg/tahun. Pada tahap adolesensia(remaja) akan terjadi pertambahan berat badan secara cepat ( growth spurt)

Cara pengukuran berat badan anak adalah :1. Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan anak saat pengukuran. Apabila perlu, cukup pakaian dalam saja.2. Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila menggunakan timbangan dacin, masukkan anak dalam gendongan, lalu kaitkan gendongan ke timbangan. Sedangkan apabila dengan berdiri, ajak anak untuk berdiri diatas timbangan injak tanpa dipegangi.3. Ketika minmbang berat badan bayi, tempatkan tangan petugas diatas tubuh bayi (tidak menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat ditimbang.4. Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang berat badannya lebih dulu, kemudian anak digendong oleh ibu dan ditimbangSelisih antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan ibu sendiri menjadi berat badan anak. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat rumus berikut :BB anak = (Berat badan ibu dan anak) BB ibu5. Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum penunjuk pada timbangan.6. Selanjutnya, tentukan posisi berat badan anak sesuai dengan standar yang berlaku, yaitu apakah status gizi anak normal, kurang atau buruk. Untuk menentukan berat badan ini juga dapat dilakukan dengan melihat pada kurva KMS, apakah berada berat badan anak berada pada kurva berwarna hijau, kuning atau merah.2. Tinggi Badan ( Panjang badan)Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang badan. Pada bayi baru lahir, panjang badan rata-rata adalah sebesar + 50 cm. Pada tahun pertama, pertambahannya adalah 1,25 cm/bulan ( 1,5 X panjang badan lahir). Penambahan tersebut akan berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Baru pada masa pubertas ada peningkatan pertumbuhan tinggi badan yang cukup pesat, yaitu 5 25 cm/tahun pada wanita, sedangkan pada laki-laki peningkatannya sekitar 10 30 cm/tahun. Pertambahan tinggi badan akan berhenti pada usia 18 20 tahun.Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan rumus dari Behram (1992), yaitu :

a. Perkiraan panjang lahir : 50 cm

b. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 Panjang Badan Lahirc. Perkiraan panjang badan usia 4 tahun = 2 x panjang badan lahird. Perkiraan panjang badan usia 6 tahun = 1,5 x panjang badan usia 1 tahune. Usia 13 tahun = 3 x panjang badan lahirf. Dewasa = 3,5 x panjang badan lahir atau 2 x panjang badan 2 tahun

Atau dapat digunakan rumus Behrman (1992):a. Lahir : 50 cm

b. Umur 1 tahun : 75 cm

c. 2 12 tahun ; umur (tahun) x 6 + 77

Cara pengukuran tinggi badan anak adalah :a. Usia kurang dari 2 tahun :1.) Siapkan papan atau meja pengukur. Apabila tidak ada, dapat digunakan pita pengukur (meteran)2.) Baringkan anak telentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut sampai menempel pada meja (posisi ekstensi)3.) Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki (telapak kaki tegak lurus dengan meja pengukur) lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.4.) Apabila tidak ada papan pengukur, hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi tanda pada tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar) berupa garis atau titik pada bagian puncak kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur jarak antara kedua tanda tersebut dengan pita pengukur. Untuk lebih jelasnya. Lihat gambar 1

b. Usia 2 tahun atau lebih :1.) Tinggi badan diukur dengan posisi berdiri tegak, sehingga tumit rapat, sedangkan bokong, punggung dan bagian belakang kepala berada dalam satu garis vertikal dan menempel pada alat pengukur.

2.) Tentukan bagian atas kepala dan bagian kaki menggunakan sebilah papan dengan posisi horizontal dengan bagian kaki, lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2.3. Lingkar kepalaSecara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif konstan dan tidak dipengaruhi oleh factor ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala normalnya adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sebesar + 0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi + 44 cm. Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah + 10 cm.

Adapun cara pengukuran lingkar kepala adalah :a. Siapkan pita pengukur (meteran)

b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau supra orbita bagian anterior menuju oksiput pada bagian posterior. Kemudian tentukan hasilnya (lihat Gambar 1)

c. Cantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala

4. Lingkar Lengan Atas (Lila)Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, lingkar lengan atas sekitar 11 cm dan pada tahun pertama, lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjutnya ukuran tersebut tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun.

Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk menilai keadaan gizi dan pertumbuhan anak prasekolah.

Cara pengukuran lingkar lengan atas sebagai berikut :

a. Tentukan lokasi lengan yang diukur. Pengukuran dilakukan pada lengan bagian kiri, yaitu pertengahan pangkal lengan dan siku. Pemilihan lengan kiri tersebut dengan pertimbangan bahwa aktivitas lengan kiri lebih pasif dibandingkan dengan lengan kanan sehingga ukurannya lebih stabil. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3.

b. Lingkarkan alar pengukur pada lengan bagian atas seperti pada gambar ( dapat digunakan pita pengukur). Hindari penekanan pada lengan yang diukur saat pengukuran.

c. Tentukan besar lingkar lengan sesuai dengan angka yang tertera pada pita pengukurd. Catat hasil pada KMS

5. Lingkar DadaSebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarangdilakukan. Pengukurannya dilakukan pada saat bernapas biasa ( mid respirasi ) pada tulang Xifoidius( insicura substernalis). Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada anak yang lebih besar, sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring. Cara pengukuran lingkar dada adalah :a. Siapkan pita pengukur

b. Lingkarkan pita pengukur pada daerah dada seperti pada gambar 1

c. Catat hasil pengukuran pada KMS6. Kurva Pertumbuhan Kurva BB, TBWHO untuk balita, menggunakan Mean dan SD

NCHS, CDC, untuk > 5 tahun, menggunakan persentil, P50 sebagai 100 %

KurvaLingkaran kepala

Nellhaus, menggunakan mean dan SD Hipotesis

Wili, anak laki-laki usia 18 bulan, dengan keluhan bengkak seluruh tubuh dan BAB cair diduga menderita gizi buruk tipe kwasiokor.

Template

1. How to diagnose (+pemeriksaan penunjang)10,11,12,132. Differential diagnose1,2,33. Working diagnose4,5,64. Epidemiologi7,8,9Jawab:

Gizi buruk (malnutrisi) merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan, khususnya di berbagai negara berkembang (WHO, 2004). The United Nations Childrens Fund (UNICEF) pada tanggal 12 September 2008, menyatakan malnutrisi sebagai penyebab lebih dari 1/3 dari 9,2 juta kematian pada anak-anak dibawah usia 5 tahun di dunia. UNICEF juga memberitakan tentang terdapatnya kemunduran signifikan dalam kematian anak secara global di tahun 2007, tetapi tetap terdapat rentang yang sangat jauh antara negara-negara kaya dan miskin, khususnya di Afrika dan Asia Tenggara(CWS, 2008). Berdasarkan perkembangan masalah gizi, pada tahun 2005 sekitar 5 juta anak balita menderita gizi kurang (berat badan menurut umur), 1,5 juta diantaranya menderita gizi buruk. Dari anak yang menderita gizi buruk tersebut ada 150.000 menderita gizi buruk tingkat berat. Prevalensi nasional Gizi Buruk pada Balita pada tahun 2007 yang diukur berdasarkan BB/U adalah 5,4%, dan Gizi Kurang pada Balita adalah 13,0%. Prevalensi nasional untuk gizi buruk dan kurang adalah 18,4%. Bila dibandingkan dengan target pencapaian program perbaikan gizi pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2015 sebesar 20% dan target MDG untuk Indonesia sebesar 18,5%, maka secara nasional target-target tersebut sudah terlampaui. Namun pencapaian tersebut belum merata di 33 provinsi. Sebanyak 19 provinsi mempunyai prevalensi Gizi Buruk dan Gizi Kurang diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam (26,5%), Sumatera Utara (22,7%), Sumatera Barat (20,2%), Riau (21,4%), Jambi (18,9%), Nusa Tenggara Barat (24,8%), Nusa Tenggara Timur (33,6), Kalimantan Barat (22,5%), Kalimantan Tengah (24,2%), Kalimantan Selatan (26,6%), Kalimantan Timur (19,2%), Sulawesi Tengah (27,6%), Sulawesi Tenggara (22,7%), Gorontalo (25,4%), Sulawesi Barat (16,4%), Maluku (27,8%), Maluku Utara (22,8%), Papua Barat (23,2%)dan Papua (21,2).Secara nasional, 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Gizi Buruk dan Gizi Kurang pada Balita tertinggi berturut-turut adalah Aceh Tenggara (48,7%), Rote Ndao (40,8%), Kepulauan Aru (40,2%), Timor Tengah Selatan (40,2%), Simeulue (39,7%), Aceh Barat Daya (39,1%), Mamuju Utara (39,1%), Tapanuli Utara (38,3%), Kupang (38,0%), dan Buru (37,6%). Sedangkan 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Gizi Buruk dan Gizi Kurang pada Balita terendah adalah Kota Tomohon (4,8%), Minahasa (6,0%), Kota Madiun (6,8%), Gianyar (6,8%), Tabanan (7,1%), Bantul(7,4%), Badung (7,5%), Kota Magelang (8,2%), Kota Jakarta Selatan (8,3%), dan Bondowoso (8,7%).5. Tata laksana dan edukasi 10,11,126. Komplikasi13,1,27. Prognosis3,4,58. KDU6,7,8Learning issue

1. Pola asupan nutrisi pada bayi 8,9,10,11,12,13Jawab:

2. Status gizi pada anak 1,2,3,4,5,6,73. Malnutrisi 1,2,3,4,5,6,74. Imunisasi 8,9,10,11,12,13Jawab:

5. Diare pada anak1,2,3,4,5,6,7Kumpul jam 18.00-19.00 hari selasa 24 maret 2015 ke

[email protected]. Bima

2. Ramzie

3. Nio

4. Elzan

5. Niko

6. Bagus

7. Ihsan

8. Galih

9. Dwi

10. Satria

11. Opik

12. Osi

13. Shulakshana