dosen pengampu: ifat fatimah zahro,...

19
HANDOUT BAHASA DAERAH UNTUK ANAK USIA DINI Dosen Pengampu: Ifat Fatimah Zahro, M.Pd. PROGRAM S-1 PG.PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG

Upload: ngodung

Post on 01-Feb-2018

246 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dosen Pengampu: Ifat Fatimah Zahro, M.Pd.ifat-fatimah-zahro.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2016/08/... · menyampaikan pikiran, pendapat dan perasaan kepada orang lain melalui media

HANDOUT

BAHASA DAERAH UNTUK ANAK USIA DINI

Dosen Pengampu: Ifat Fatimah Zahro, M.Pd.

PROGRAM S-1 PG.PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG

Page 2: Dosen Pengampu: Ifat Fatimah Zahro, M.Pd.ifat-fatimah-zahro.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2016/08/... · menyampaikan pikiran, pendapat dan perasaan kepada orang lain melalui media

BAB 1 KONSEP DASAR BAHASA

A. KETERAMPILAN BERBAHASA

Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek keterampilan, yaitu menyimak,

berbicara, membaca dan menulis. Aspek yang satu berhubungan erat dan memerlukan

keterlibatan aspek yang lain-tidak dapat dipisahkan. Sehingga sering disebut catur tunggal

keterampilan berbahasa atau empat serangkai keterampilan berbahasa. Artinya seseorang

dapat dikatakan terampil berbahasa dengan baik, apabila orang itu terampil menyimak,

terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis.

1. Menyimak

Menyimak merupakan keterampilan yang pertama kali dipelajari manusia. Bahkan sejak

dalam kandungan sang ibu, kita sudah mulai belajar menyimak. Seiring dengan perjalanan

waktu dan proses menyimak yang terus menerus, akhirnya kita mulai meniru berbicara.

Seseorang dapat dikatakan terampil menyimak apabila dia dapat menyerap-menangkap

gagasan/pikiran yang disimaknya atau yang disampaikan orang lain kepadanya secara lisan,

dengan tepat: benar, akurat dan lengkap.

2. Berbicara

Secara alamiah merupakan proses latihan-belajar menyimak. Berbicara merupakan

kemampuan seseorang untuk mengungkapkan gagasan-pikiran-perasaan secara lisan kepada

orang lain. Seseorang dapat dikatakan terampil berbicara apabila mampu menyampaikan

gagasan-pikiran-perasaan secara lisan kepada orang lain, sehingga orang lain paham betul

apa yang disampaikan.

3. Membaca

Membaca dan menyimak merupakan aktivitas kunci dalam menguasai informasi yang

disebut kemampuan berbahasa pasif. Semakin banyak informasi melalui membaca dan

menyimak semakin banyak informasi yang kita kuasai. Terampil membaca yakni apabila

seseorang mampu dengan benar, akurat dan lengkap menyerap-menangkap-menguasai

informasi dari suatu bacaan.

4. Menulis

Menulis merupakan keterampilan berbahasa aktif dan keterampilan yang sangat

kompleks. Juga merupakan media untuk melestarikan dan menyebarluaskan informasi dan

ilmu pengetahuan. Dapat dikatakan terampil menulis apabila seseorang mampu

Page 3: Dosen Pengampu: Ifat Fatimah Zahro, M.Pd.ifat-fatimah-zahro.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2016/08/... · menyampaikan pikiran, pendapat dan perasaan kepada orang lain melalui media

menyampaikan pikiran, pendapat dan perasaan kepada orang lain melalui media tulisan,

sehingga orang lain membacanya dapat menangkap gagasan-pikiran yang dituliskannya itu

secara benar, akurat dan lengkap

B. PERKEMBANGAN BAHASA

Anak-anak dengan sistem neurologi yang utuh, yang dibesasrkan oleh orang-orang

dewasa dalam komunitas tutur, secara tanpa usaha memperoleh bahasa lisan dari komunitas

tersebut, memperlihatkan kemampuan-kemampuan dalam domain fonologi, morfologi,

sintaks, semantik, pragmatik dan kosa kata.

Namun, mengetahui suatu bahasa, tidak mengharuskan kesadaran akan beragam

sistem yang terlibat dalam bahasa tersebut, dan juga tidak mengharuskan kemampuan untuk

mengartikulasikan prinsip-prinsip dasar atau komponen-komponen dari sistem. Namun,

pengetahuan-pengetahuan metalinguistik mengenai beberapa domain-domain bahasa secara

khusus muncul pada tahun-tahun pra sekolah.

Dari lahir, bayi dapat membedakan semua bunyi dari beberapa bahasa manusia, dan

dalam waktu singkat kemampuan perseptual mereka menjadi cenderung pada bahasa asli,

walaupun repertoir produktif mereka tetap terbatas pada bunyi-bunyi bukan tutur dan

gumaman untuk banyak tahun pertama kehidupan. Perkembangan fonologi berlanjut

dengan baik diluar tahun pertama dan kemungkinan terus diperhalus bahkan dalam tahun-

tahun sekolah awal.

Pemahaman akan kata-kata muncul sebelum kemampuan untuk menghasilkan kata-

kata, pada saat anak berumur sekitar satu tahun, dan banyak anak memperlihatkan

peningkatan yang tajam dalam ukuran kosa-kosa kata mereka yang bekerja selama tahun

kedua kehidupan. Kosa kata berkembang dengan cepat sepanjang tahun-tahun pra sekolah

dan sekolah, dan sangat bervariasi antar anak. Walaupun telah ada banyak usaha untuk

memperkirakan ukuran kosa kata anak-anak, masalah-masalah muncul karena definisi

(misalnya apa yang dimaksud dengan mengetahui suatu kata) dan perbedaan-perbedaan

dalam prosedur-prosedur yang digunakan untuk memperkirakan ukuran kosa kata.

Kecanggihan bahasa yang meningkat pada anak-anak memungkinkan mereka untuk

sebagai alat untuk terlibat dalam pertukaran informasi yang lebih komplek dengan orang

dewasa dan anak-anak yang lebih tua. Kemampuan anak untuk menghasilkan dan

memahami kalimat-kalimat komplek (dengan kosa kata yang tepat dan pengucapan yang

akurat) kemudian memungkinkannya untuk mendiskusikan gagasan-gagasan abstrak, objek-

objek yang tidak ada dan peristiwa-peristiwa di masa lalu.

Page 4: Dosen Pengampu: Ifat Fatimah Zahro, M.Pd.ifat-fatimah-zahro.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2016/08/... · menyampaikan pikiran, pendapat dan perasaan kepada orang lain melalui media

Sepanjang periode pra sekolah dan masuk ke. masa dewasa, orang-orang

mempelajari pragmatik dari bahasa mereka, yaitu bagaimana untuk menggunakan bahasa

secara tepat dan efektif dalam konteks sosial. Selama tahun-tahun pra sekolah,

perkembangan kemampuan-kemampuan ini terjadi dalam tiga domain: (1) produksi

tindakan-tindakan bertutur konvensional, seperti meminta, memperoleh perhatian, dan

menggambarkan; (2) penggunaan keterampilan-keterampilan percakapan, termasuk

mengambil giliran, kontingensi topik, dan pengembangan topik; dan (3) produksi

percakapan-percakapan otonom seperti naratif, penjelasan, definisi dan genre-genre sosial

lainnya.

Ketika kemampuan dalam bentuk dan fungsi bahasa berkembang, maka anak-anak

juga memperoleh keterampilan-keterampilan “metalinguistik.” Ini termasuk kemampuan

bukan hanya menggunakan bahasa tetapi untuk berpikir tentangnya, bermain dengannya,

berbicara mengenainya, menganalisanya secara komponen dan membuat penyesuaian-

penyesuaian tentang bentuk-bentuk yang dapat diterima versus tidak benar. Pengetahuan

metalinguistik diterapkan dalam semua domain bahasa (fonologi, sintaks, semantik,

pragmatik), dimana pengucapan, penggunaan kata, dan kalimat serta bentuk-bentuk teks

dapat semuanya dipikirkan dalam cara baru oleh anak.

Salah satu perkembangan metalinguistik yang menarik adalah pemahaman anak yang

berkembang mengenai apakah kata itu. Walaupun anak-anak yang sangat kecil pun

memahami gagasan bahwa hal-hal itu memiliki “nama”, konsep yang semakin abstrak

sebagai elemen dasar dari frasa dan kalimat, hanya diperoleh secara berangsur-angsur

selama tahun-tahun pra sekolah. Studi-studi ini mengungkapkan bahwa anak-anak kecil

pada awalnya tidak dapat membuat perbedaan antara kata itu sendiri dan objek atau

tindakan yang diacunya dan tidak dapat menguraikan kalimat-kalimat kedalam kata-kata

komponen.

Aspek lainnya dari perkembangan metalinguistik adalah kemampuan anak untuk

memahami dan menganalisa struktur fonologi internal dari kata-kata lisan.

Kesadaran Fonologi

Untuk anak-anak yang sedang mempelajari bahasa abjad, seperti bahasa Inggris, ada sebuah

unsur tambahan yang penting: kesadaran fonologis dan khususnya kesadaran fonemis.

Simbol-simbol tertulis (huruf) secara sistematis menggambarkan bunyi-bunyi komponen

dari bahasa. Memahami prinsip abjad dasar mengharuskan kesadaran bahwa bahasa lisan

dapat dianalisa kedalam untaian-untaian kata-kata yang dapat dipisahkan dan kata-kata,

nantinya, kedalam rangkaian suku kata dan fonem dalam suku kata.

Page 5: Dosen Pengampu: Ifat Fatimah Zahro, M.Pd.ifat-fatimah-zahro.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2016/08/... · menyampaikan pikiran, pendapat dan perasaan kepada orang lain melalui media

Penilaian terhadap kesadaran fonemik biasanya melibatkan tugas-tugas yang

mengharuskan siswa untuk memisahkan atau membagi-bagi fonem dari suatu kata lisan,

mencampur atau menggabungkan rangkaian fonem-fonem terpisah kedalam suatu kata, atau

memanipulasi fonem-fonem kedalam suatu kata (misalnya menambahkan, mengurangi, atau

mengatur kembali fonem-fonem dari satu kata untuk membuat kata yang berbeda).

Kata-kata lisan dapat secara fonologis dibagi kembali pada beberapa level analisa

yang berbeda. Ini termasuk suku kata; rime dalam suka kata; dan fonem-fonem itu sendiri.

Istilah kesadaran fonologi mengacu pada pemahaman umum terhadap bunyi-bunyi tutur

sebagai sesuatu yang berbeda dari maknanya. Ketika pengetahuan tersebut termasuk

pemahaman bahwa kata-kata dapat dibagi kedalam rangkaian fonem, maka kepekaan yang

lebih halus ini diistilahkan sebagai kesadaran fonemik.

Untuk kebanyakan anak-anak, kesadaran akan struktur fonologi dari tutur umumnya

berkembang secara berangsur-angsur selama tahun-tahun pra sekolah. Diantara tanda-

tanda pertama kesadaran bahwa kata-kata lisan mengandung komponen-komponen yang

lebih kecil adalah memantau dan mengoreksi kesalahan-kesalahan tutur dan “bermain”

dengan bunyi-bunyi, bahkan anak-anak usia 3 hingga 4 tahun telah diamati melakukan hal

tersebut dalam latar percakapan alami.

Chaney (1992) mengamati bahwa kinerja pada tugas-tugas kesadaran fonologis oleh

anak-anak pra sekolah sangat berkorelasi dengan kemampuan bahasa umum. Terlebih, ini

adalah ukuran-ukuran keterampilan-keterampilan semantik dan sintaksis, daripada

diskriminasi tutur dan artikulasi, yang memprediksikan perbedaan-perbedaan kesadaran

fonologis. Temuan-temuan ini menunjukan bahwa perkembangan kesadaran fonologi (dan

keterampilan-keterampilan metalinguistik lainnya) secara erat saling berhubungan dengan

perkembangan dalam kecakapan dasar bahasa selama tahun-tahun pra sekolah.

Bagaimana Anak Belajar Bahasa ?

Menurut Bashear (1988) dalam B.Musthafa (2008), penelitian mengenai pemerolehan

literasi terbagi ke dalam dua kategori umum : perkembangan literasi dini dan pelatihan

literasi formal. Perkembangan literasi dini merupakan proses belajar membaca dan menulis

secara informal dalam keluarga yang berupa demonstrasi baca tulis kerjasama antara

orangtua dan anak, berbasis pada kebutuhan sehari-hari dan dengan cara pengajaran yang

minimal tetapi langsung. Pelatihan literasi formal merujuk pada pengajaran yang terjadi

dalam beragam situasi formal yang telah dirancang secara spesifik dengan tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya.

Dalam konteks situasi sosial anak belajar serangkaian kompleks sikap, harapan, perasaan,

perilaku, dan keterampilan berkomunikasi melalui penggunaan cara represenrasi lisan dan

tertulis. Karena bahasa dan komunikasi tidak pernah terjadi dalam ruang kosong, maka

Page 6: Dosen Pengampu: Ifat Fatimah Zahro, M.Pd.ifat-fatimah-zahro.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2016/08/... · menyampaikan pikiran, pendapat dan perasaan kepada orang lain melalui media

beragam pengalaman pada setiap area literasi yang mempengaruhi semua fungsi lainnya

(Brashear, 1988 dalam B.Musthafa, 2008).

Pada saat anak belajar berkomunikasi melalui penggunaan bahasa lisan, mereka juga

membaca lingkungan sekitar mereka. Misalnya papan iklan, teks pada layar TV, beragam logo

dan label makanan dan mainan favorit mereka dan lainnya. Anak-anak dari semua lapisan

kehidupan dalam lingkungan kaya bacaan di negara ini dikellilingi oleh bacaan lingkungan

terkontekstualisasikan, bacaan yang ditemukan pada lingkungan terdekat anak menjadi

berarti bagi mereka dari keterjadian (occurrence) konteksnya (Kir kland, dkk., 1991 dalam B.

Musthafa, 2008).

Menurut pendapat Hurlock (1980:85) bahwa pada masa kanak-kanak umumnya

merupakan saat berkembang pesatnya penguasaan tugas-tugas pokok dalam belajar

berbicara yaitu menambah kosakata, menguasai pengucapan kata-kata dan menggabungkan

kata menjadi kalimat yang dimengerti oleh orang lain.

Page 7: Dosen Pengampu: Ifat Fatimah Zahro, M.Pd.ifat-fatimah-zahro.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2016/08/... · menyampaikan pikiran, pendapat dan perasaan kepada orang lain melalui media

BAB 2 BAHASA SUNDA UNTUK ANAK USIA DINI

A. STANDAR KOMPETENSI

Standar Kompetensi Lulusan PAUD dalam berbahasa sunda adalah sebagai berikut:

1. Mampu bermain dengan menggunakan bahasa sunda

2. Mampu mengenal dan mengucapkan kosakata bahasa sunda sederhana yang

berkaitan dengan lingkungan kehidupan dirinya.

B. ASPEK PENGEMBANGAN BAHASA SUNDA DI PAUD

Mencakup empat keterampilan berbahasa secara sederhana, yaitu:

1. Menyimak (ngaregepkeun)

Mendengarkan dan memahami berbagai bentuk wacana lisan

2. Berbicara (Nyarita)

Mampu mengungkapkan pesan dalam bentuk wacana lisan di berbagai kesempatan

berbicara

3. Membaca (maca)

Mampu membaca dan memahami berbagai simbol bahasa atau gambar tulisan, cuaca,

situasi, ekspresi, dsb.

4. Menulis (nulis)

Mampu menggoreskan pensil untuk mengungkapkan pesan dan kreativitas bahasa

seperti menggambar, membentuk berbagai goresan/garis dan simbol sederhana.

BAHASA SUNDA Kelompok A dan Kelompok B

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

1. Mampu menyimak, berbicara, memiliki kosakata, dan mengenal simbol-simbol bahasa yang melambangkannya

1.1. Menyimak dan

membedakan bunyi

suara, bunyi bahasa

sunda, dan

mengucapkannya

(mendengarkan).

1.1.1. Menyebutkan berbagai

bunyi/suara tertentu.

1.1.2. Menirukan kembali 3-4

urutan kata.

1.1.3. Menyebutkan kata-kata

yang bersuku kata awal

sama, misalnya: buuk-

bubur.

1.1.4. Menyebutkan kata-kata

Page 8: Dosen Pengampu: Ifat Fatimah Zahro, M.Pd.ifat-fatimah-zahro.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2016/08/... · menyampaikan pikiran, pendapat dan perasaan kepada orang lain melalui media

yang bersuku kata akhir

sama, misalnya: suku-

kuku.

1.2. Menyimak dan memahami kata dan kalimat sederhana (mendengarkan).

1.2.1. Melakukan 2-3 perintah

sederhana

1.2.2. Mendengarkan cerita

sederhana.

1.2.3. Menceritakan kembali

cerita secara sederhana

1.3. Berbicara tentang jatidiri, pengalaman, dan menjawab pertanyaan sederhana (berbicara).

1.3.1. Menyebut nama dari jenis

kelamin, orangtua, nama

saudara, alamat rumah

secara sederhana.

1.3.2. Menceritakan pengalaman

1.3.3. Menjawab pertanyaan

sederhana.

1.1. Memperkaya kosakata sehari-hari yang berkaitan dengan kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dan kata keterangan.

1.1.1. Bercerita menggunakan kata abdi, kuring.

1.1.2. Menunjuk kata gerakan-gerakan, misalnya: diuk, nagog, nangtung.

1.1.3. Menunjuk keterangan tempat: dijero, di hareup, diluar, di tukang, di luhur, di handap, dst.

1.2. Mengenal simbol-simbol sederhana.

1.2.1. Meniru gambar dan

coretan (tulisan

sederhana).

1.2.2. Membuat berbagai

macam coretan.

1.2.3. Membuat gambar dan

coretan (tulisan sederhana)

tentang gambar yang

dibuatnya.

1.3. Menyebutkan gambar sederhana (pra membaca)

1.3.1. Menyebutkan gambar yang disediakan.

1.3.2. Menceritakan gambar yang disediakan atau dibuat sendiri.

1.3.3. Mengurutkan isi gambar seri sederhana (3-4 gambar).

1.3.4. Menghubungkan gambar / benda dengan kata.

1.4. Menghubungkan 1.4.1. Membaca gambar yang

Page 9: Dosen Pengampu: Ifat Fatimah Zahro, M.Pd.ifat-fatimah-zahro.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2016/08/... · menyampaikan pikiran, pendapat dan perasaan kepada orang lain melalui media

bahasa lisan dan bahasa tulisan.

memiliki kata.

1.4.2. Menceritakan bacaan

meskipun tidak sama

tulisan dengan cerita yang

diungkap.

1.4.3. Menghubungkan tulisan

sederhana dengan simbol

yang melambangkannya.

1.5. Mengucapkan salam

dan berperilaku sopan

(bercerita).

1.5.1. Mengucapkan salam:

wilujeng sumping.

1.5.2. Menjawab salam

1.5.3. Berterima kasih jika diberi

sesuatu, misalnya: hatur

nuhun.

1.6. Menyanyikan rumpaka lagu kawih (mendengarkan)

1.6.1. Menceritakan kembali isi cerita atau lagu

1.6.2. Mengekspresikan gerakan sesuai cerita atau syair lagu.

1.6.3. Mengucapkan syair lagu sambil diiringi senandung lagunya.

2. Mampu menyimak, berbicara, memiliki kosakata, dan mengenal simbol-simbol bahasa yang melambangkannya untuk persiapan membaca dan menulis

2.1. Mampu menyimak dan membedakan bunyi suara, bunyi bahasa sunda, dan mengucapkannya.

2.1.1. Menyimak bunyi suara

atau bunyi bahasa yang

diucapkan guru.

2.1.2. Menirukan bunyi suara

atau bunyi bahasa yang

diucapkan guru.

2.1.3. Mengucapkan bunyi suara

atau bunyi bahasa yang

ditulis.

2.1.4. Membedakan kata-kata

yang bersuku kata awal

sama, misalnya: buuk-

bubur.

2.1.5. Membedakan kata-kata

yang bersuku kata akhir

sama, misalnya: suku-buku.

2.2. Menyimak dan memahami kata dan kalimat sederhana dan mengucapkannya dengan lafal yang benar.

2.2.1. Menyimak kata atau

kalimat yang diucapkan

guru.

2.2.2. Meniru kata atau kalimat

Page 10: Dosen Pengampu: Ifat Fatimah Zahro, M.Pd.ifat-fatimah-zahro.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2016/08/... · menyampaikan pikiran, pendapat dan perasaan kepada orang lain melalui media

yang diucapkan guru.

2.2.3. Mengucapkan kata atau

kalimat yang diucapkan

guru

2.3. Berbicara dengan lancar dan benar tentang jatidiri, pengalaman, dan sesuatu hal (berbicara/nyarita)

2.3.1. Menyebutkan nama dari

jenis kelamin, orangtua,

saudara, alamat rumah

dengan lengkap.

2.3.2. Menceritakan

pengalaman/kejadian

secara sederhana.dan

berurut.

2.3.3. Memberikan keterangan

tentang sesuatu.

2.4. Memperkaya dan mengucapkan kosakata sehari-hari yang berkaitan dengan lingkungan sekitar (berbicara/nyarita).

2.4.1. Menggunakan kata abdi,

anjeun, anjeuna

2.4.2. Menunjuk dan menyebut

gerakan: diuk, nagog,

nangtung.

2.4.3. Menunjuk keterangan

tempat: di jero, di luar, di

hareup, di tukang, di gigir,

di luhur, di handap, dst

2.5. Mengenal bentuk symbol-simbol sederhana dan menuliskannya (pra menulis/nulis)

2.5.1. Meniru symbol huruf atau aksara.

2.5.2. Mengucapkan simbol huruf atau aksara

2.6. Menyebutkan gambar dengan lengkap (pra membaca/maca)

2.6.1. Menceritakan gambar yang

disediakan

2.6.2. Menceritakan gambar yang

dibuat sendiri.

2.6.3. Menceritakan isi gambar

seri (3-4 gambar)

2.7. Menghubungkan bahasa lisan dan bahasa tulis dengan membacakan kelompok kata dan kalimat sederhana (pra membaca)

2.7.1. Membaca buku cerita

bergambar.

2.7.2. Menceritakan isi buku

cerita bergambar.

2.7.3. Menyebutkan tulisan

sederhana dengan symbol

yang melambangkannya.

2.7.4. Mengelompokkan kata

yang sama.

Page 11: Dosen Pengampu: Ifat Fatimah Zahro, M.Pd.ifat-fatimah-zahro.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2016/08/... · menyampaikan pikiran, pendapat dan perasaan kepada orang lain melalui media

2.8. Berbahasa santun dan berperilaku ramah (tata karma Sunda).

2.8.1. Mengikuti model dalam

berperilaku ramah

2.8.2. Mengikuti ucapan yang

santun

2.8.3. Berbicara (bertanya, menjawab dengan santun)

2.9. Menyanyikan rumpaka lagu kawih Sunda dengan benar (mendengarkan / ngaregepkeun).

2.9.1. Mendengarkan nyanyian

lagu kawih.

2.9.2. Menyanyikan rumpaka

lagu kawih.

2.10. Menampilkan sajak Sunda yang sederhana dengan gaya

2.10.1. Menyimak pembacaan

sajak sederhana.

2.10.2. Mengucapkan sajak

sederhana

2.10.3. Membuat sajak

sederhana

2.11. Mengekspresikan cerita dan lagu dalam gerakan/bermain peran.

2.11.1. Mengikuti gerakan

model sesuai cerita atau

syair lagu.

2.11.2. Mengekspresikan

gerakan sesuai dengan

cerita atau syair lagu.

2.11.3. Mengucapkan syair lagu

sambil diiringi senandung

lagunya.

C. BAHASA PENGANTAR PEMBELAJARAN

Bahasa pengantar yang digunakan dalam pembelajaran adalah bahasa sunda. Di

sekolah yang mengalami kesulitan dapat menggunakan sebagian bahasa Indonesia, akan

tetapi disertai usaha untuk secara berangsur-angsur bisa memahami petunjuk dalam bahasa

sunda.

D. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN

Pembelajaran bahasa sunda dipusatkan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa

sunda serta kemampuan memperluas wawasan budaya sunda.

Agar anak mampu berkomunikasi, pembelajaran bahasa sunda diarahkan pada kegiatan

untuk membekali anak terampil berbahasa lisan dan berbahasa tulis. Anak dilatih lebih

banyak menggunakan bahasa daripada pengetahuan tentang bahasa. Dalam pengembangan

kemampuan berbahasa sunda dapat digunakan pendekatan kontekstual dengan berbagai

media dan sumber belajar. Juga digunakan pendekatan tematik.

Page 12: Dosen Pengampu: Ifat Fatimah Zahro, M.Pd.ifat-fatimah-zahro.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2016/08/... · menyampaikan pikiran, pendapat dan perasaan kepada orang lain melalui media

Pendekatan tematik merupakan bentuk implementasi dari konsep bahasa

menyeluruh (whole language approach) yang dikemas dalam tema tertentu.

Anak harus diberi kesempatan yang sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya untuk

memperoleh pengalaman berbahasa sunda melalui kegiatan reseptif dan kegiatan produktif.

Dalam pelaksanaannya, metode pembelajaran yang digunakan, antara lain: Bercerita,

Bernyanyi, Permainan bahasa, Sandiwara boneka, Bercakap-cakap, Tanya jawab,

Mengucapkan syair, Bermain peran, dan Karya wisata.

E. PRINSIP PEMBELAJARAN

Pelaksanaan pembelajaran di PAUD berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Bahan latihan/kegiatan percakapan diambil dari lingkungan anak atau tema tertentu.

2. Kegiatan berorientasi pada kompetensi dasar dan indikator yang dikaitkan dengan

tema.

3. Anak diberi kebebasan dalam menyatakan pikiran dan perasaan serta ditekankan

pada spontanitas. Perkembangan bahasa anak berkaitan erat dengan perkembangan

mental dan perilakunya. Apabila dibiasakan berbahasa dengan baik dan santun, maka

anak akan tumbuh dan berkembang untuk berkomunikasi secara baik dan santun

juga.

4. Guru menguasai metode/teknik pengajaran bahasa sunda.

5. Komunikasi antara guru dan anak dilakukan dengan akrab.

6. Guru memberi contoh dalam cara menggunakan bahasa.

7. Bahan mengandung isi untuk pengembangan intelektual, emosional serta sesuai

dengan taraf perkembangan anak dan lingkungannya.

8. Tidak diberikan pelajaran membaca dan menulis seperti di SD.

Page 13: Dosen Pengampu: Ifat Fatimah Zahro, M.Pd.ifat-fatimah-zahro.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2016/08/... · menyampaikan pikiran, pendapat dan perasaan kepada orang lain melalui media

BAB 3 CONTOH PEMBELAJARAN BAHASA SUNDA

UNTUK ANAK USIA DINI

Pengetahuan tentang hakikat perkembangan bahasa anak, perkembangan bahasa

lisan dan bahasa tulis yang terjadi pada anak, dan perbedaan individual dalam pemerolehan

bahasa sangat penting bagi pelaksanaan pembelajaran bahasa anak bahasa sunda saat ini.

1. CONTOH KALIMAT PERINTAH, AJAKAN DAN PUJIAN:

Cobi Teguh = Coba Tebak

Leres pisan = Betul sekali

Barudak anu calakan, ayeuna tingal gambar...

Sampurasun, wilujeng enjing barudak...anu palinteur balageur... salingeur sareng

calakan..dinten ieu urang diajar basa sunda. (Bahasa pengantar)

Hideup = kalian

Mangga urang buka kaca 1= mari kita buka halaman 1

Waler patarosanana= Jawab pertanyaannya

Prak geura warnaan sing sae=Beri warna yang bagus

Prak geura kandelan garisna

Prak geura lengkepan gambarna

Tos rengse teu acan? = Sudah selesai belum?

Lengkepan aksara anu teu aya = Lengkapi dengan huruf

Ayeuna prak urang ngawitan = Sekarang kita mulai

Seratkeun wilanganana = Tulis angka

Salajeungna = selanjutnya

2. CONTOH LAGU PENGANTAR BASA SUNDA:

Ani..Rani sareng budi, oge siti (nama anak)

Sosobatan dalit pisan...dalit pisan

Ameng sasarengan..Emam sasarengan

Ka sakola oge sasarengan

Page 14: Dosen Pengampu: Ifat Fatimah Zahro, M.Pd.ifat-fatimah-zahro.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2016/08/... · menyampaikan pikiran, pendapat dan perasaan kepada orang lain melalui media

3. CONTOH KEGIATAN PENGENALAN KOSAKATA BASA SUNDA SESUAI TEMA

1. TEMA DIRI SENDIRI

Yu urang nyebatan babagean awak..

Mastaka = Kepala Sampean = kaki

Buuk = Rambut Soca = Mata

Patuangan = Perut Pangambung = Hidung

Panangan = tangan Cepil = Telinga

Lambey = Bibir Ilat = Lidah

Istri = Perempuan Pameugeut = Laki-laki

Wawanohan = Kenalan Nami = Nama

Yuswa = Usia Rorompok = Bumi/Alamat

Taar = Jidat Rema = Jari

Halis = Alis Pingping = Paha

Damis = Pipi Bitis = Betis

Dampal panangan = telapak tangan Jempol = Ibu Jari

Curuk = Telunjuk Jajangkung = Jari tengan

Jariji = Jari Manis Cingir = Kelingking

Galing = Keriting Jocong = Lurus

Galing muntang = Ikal Diuntun = dikepang

Kempot = lesung pipi Begang = kurus

Pendek = pendek Jangkung = tinggi

Gumujeung = Senyum Someah = ramah

Raray = Muka

Katuangan sehat = Makanan sehat Bayem = Bayam

Sosin = sawi hijau Pecai = sawi putih

Bonteng = mentimun ceplok endok = telur ceplok

Jagong = jagung kulub jagong = Jagung rebus

Kotokeun = Tidak bisa melihat saat senja (kekurangan Vitamin A)

Kawih: ABDI

Abdi gaduh panangan sareng remana

Rema teu kakantun oge dampal panangana..anggo keprok prok...prok

Sampean pingping bitis ... damis halis

Mastaka Rambut taar Cepil patuangan . dung..dung..dung...2x

Dipaparin ku gusti nu maha agung

Page 15: Dosen Pengampu: Ifat Fatimah Zahro, M.Pd.ifat-fatimah-zahro.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2016/08/... · menyampaikan pikiran, pendapat dan perasaan kepada orang lain melalui media

Kawih: PANCA INDERA

Soca kanggo ningali

Cepil kanggo ngadangu

Ngaraosan ku letah

Ngambeuan ku pangambung

Rarampa ku kulit

Lima Indera pamasihan nu kawasa

Kawih: RAMO

Ieu namina jempol rema 2x

Ceuk jempol teh 2x urang kdah gararetol

Ieu namina curuk rema 2x

Ceuk curuk teh 2x kedah nurut kana piwuruk

Ieu namina Jajangkung rema 2x

Ceuk jajangkung 2x urang kedah silih tulung

Ieu namina jariji rema 2x

Ceuk jariji 2x urang teh kedah ngahiji

Ieu namina cingir rema 2x

Ceuk cingir teh 2x urang teh ulah sok

rema

2. KEGEMARANKU

Kaulinan = Permainan

Maen bal = Main Bola

Sasapedahan = Main Sepeda

Langlayangan = Main layang-layang

Anyang-anyangan = Main Masak-masakan

Kareta mesin/sapedah = Sepeda

Kosakata dalam basa sunda dan lawan katanya:

Jorok >< apik (merawat barang dengan baik)

Ipis (tipis) >< Kandel (tebal)

Kotor >< beresih (bersih)

Balatak (berantakan) >< Rapih (rapi)

Gurunggusuh (terburu-buru) >< lalaunan (pelan-pelan)

Page 16: Dosen Pengampu: Ifat Fatimah Zahro, M.Pd.ifat-fatimah-zahro.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2016/08/... · menyampaikan pikiran, pendapat dan perasaan kepada orang lain melalui media

Kawih: KARETA MESIN

Kareta mesin lucu make gorolong tilu

Ban karet na haripu

Kring kring kring terus maju

Tumpak kareta mesin

Diboseh hampang pisan

Bisa make boncengan

Kring kring kring bari ulin

Beureum = merah Hideung = Hitam

Hejo = Hijau Bulao = Biru

Koneng = kuning

Ungu = Ungu

3. KEGIATANKU

Mantuan = membantu Ngumbah = mencuci

Dielapan = dilap Herang = Mengkilap

Ngetang = Menghitung Ngadamel = Membuat

Pamaen = pemain Tangkal = pohon

Jalmi = manusia

Petunjuk arah/posisi: Katuhu = kanan; kenca = kiri; payun = depan; pengker =

belakang; gigir = samping; handap = bawah; luhur = atas

Gorejat = cepat bangun Ibak = mandi

Sapatu = sepatu Bobolokot = belepotan

Leutak = lumpur

Nyaba = Angkat tebih Tumpak delman = Naik delman

Naek beus Kareta api mobil nyalira

Kawih:

Isuk-isuk teh kudu gorejat

Tong talangke tong kukuliatan

Kudu inget kana kawajiban

Piceun adat pamalesan

Lamun geus hudang

Gebrus geura mandi

Ulah murungkut, tong sieun ku cai

Lamun geus mandi

Urang geura sayagi

Page 17: Dosen Pengampu: Ifat Fatimah Zahro, M.Pd.ifat-fatimah-zahro.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2016/08/... · menyampaikan pikiran, pendapat dan perasaan kepada orang lain melalui media

Babantu bebeureusih

Konsep waktu: ayeuna (sekarang); kamari (kemarin); mangkukna (lusa); pageto;

enjing (besok) . Mis: Dinten ayeuna Rebo

Kamari Salasa

Mangkukna Senen

Enjing Kemis

Pageto Jumat

Nama hari: senen, salasa, rebo, kemis, jumaah, saptu, minggu

Kawih: NAMI DINTEN

Senen salasa rebo kemis jumaah saptu minggu

Nami-nami dinten

Senen salasa rebo kemis jumaah saptu minggu

Seueurna tujuh dinten

KEPROK KUE BOLU

Tarigu prok..prok..prok...

Gula bodas prok..prok..prok...

Mantega prok..prok..prok...

Sareng endog prok..prok..prok...

Kocok-kocok prok..prok..prok...

Aduk-aduk prok..prok..prok...

Dilebetkeun prok..prok..prok...

Kana loyang prok..prok..prok...

Pasang oven prok..prok..prok...

Bakar prok..prok..prok...

Raosan prok..prok..prok...

Nyam-nyam-nyam

Raos pisan

4. KELUARGAKU

Uwa = kakak ayah atau ibu Emang = adik laki2 ayah atau ibu

Bibi = adik perempuan ayah atau ibu Aki = Kakek Nini, enin = nenek

Rai = adik Damang = sehat Mulih = pulang Lungse = lemas, lemah

Dipangkon = dipangku Dipapag = dijemput Bingah = senang

Page 18: Dosen Pengampu: Ifat Fatimah Zahro, M.Pd.ifat-fatimah-zahro.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2016/08/... · menyampaikan pikiran, pendapat dan perasaan kepada orang lain melalui media

Kawih: POE MINGGU

Poe minggu isuk-isuk bade ngiring sareng ibu

Ka pasar, balanja resep pisan

Poe minggu poe pere bade ngiring sareng bapa

ka kota jalan-jalan, bingah pisan

Poe minggu anu tangtu bade wangsul

Ka lembur rek ngarumpul

ngariung sadudulur

5. PANGALAMAN

Ajak anak bercerita dengan menggunakan bahasa yang santun mengenai pengalaman

yang paling berkesan..

Bantu anak bercerita dengan memberikan pertanyaan: iraha, sareng saha, ka mana,

kumaha resep teu, naon wae kagiatan basa jalan-jalan teh, dll.

Rengse = selesai Hararese = lamban Dongkap = datang

Sareged = siap-siap Ngantosan = menunggu gigireun = di sebelah

Tarucing: BUAH

Yu urang teteguhan ngaran-ngaran bungbuahan

Saha nu bisa neguh pasti budak calakan

Aya buah cucukan nu ageungna samastaka eusina raos pisan buah naon namina

Aya buah nu buluan di agengna sami perep eusina bodas nyacas buah naon namina

6. BENDA, BINATANG & TANAMAN

- Tanya jawab tentang ciri-ciri binatang (sato). Mis: Beo naon warnana ?

Jangjangna aya sabaraha ? Kumaha pamatukna ? naon parabna ?, dll.

- Bacakan dongeng dengan tokoh binatang, mis: bangkong jeung tutut, dll. Tujuan

untuk menambah wawasan mengenai binatang tersebut tentang: dimana

hirupna?

- Tanya jawab mengenai beberapa jenis tumbuhan; kumaha daunna ? aya

kembangan teu? Aya buahan teu? Buahna tiasa diemam teu?

- Tanya jawab mengenai manfaat tumbuhan. Tanamkan kepada anak untuk

merawat dan menjaga tumbuhan dilingkungan sekitar.

- Mengenal alat transportasi di darat, udara, dan laut

Page 19: Dosen Pengampu: Ifat Fatimah Zahro, M.Pd.ifat-fatimah-zahro.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/files/2016/08/... · menyampaikan pikiran, pendapat dan perasaan kepada orang lain melalui media