documentary talkshow aiman kompas...
TRANSCRIPT
ANALISIS FRAMING PADA PEMBERITAAN “MUSUH
DALAM SELIMUT DI KPK ”DALAM PROGRAM
DOCUMENTARY TALKSHOW AIMAN KOMPAS TV
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Wilda Hayatun Nufus
NIM: 11140510000167
JURUSAN JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/ 2019 M
i
ABSTRAK
Wilda Hayatun Nufus. Analisis Framing Pada Pemberitaan “Musuh dalam
Selimut di KPK” dalam Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
Aktor utama penanganan kasus korupsi di Indonesia adalah Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebagai lembaga yang memerangi praktik kotor,
harusnya tudingan suap di internal KPK tidak terjadi di lembaga yang justru
mengedepankan prinsip integritas dan independen. Pada kasus KTP Elektronik,
KPK dihadapkan pada tantangan dari dalam yaitu tudingan pengkhianatan di
tubuh internal KPK oleh penyidik KPK yang kemudian dibingkai dan
dikonstruksi oleh Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV dan
menjadikannya sebagai judul dalam sebuah episode Musuh dalam Selimut di
KPK.Tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat saat ini lebih terpengaruh terhadap
judul yang dimuat oleh awak media.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis ingin mengetahui
bagaimana Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV membingkai dan
mengonstruksi pemberitaan musuh dalam selimut di KPK dan mengapa Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV membingkai isu pemberitaan Komisi
Pemberantasan Korupsi dalam episode musuh dalam selimut di KPK.
Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian konstruktivis dengan
analisis data kualitatif. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
analisis framing model Gamson dan A. Modigliani dengan menggunakan
perangkat framing dan perangkat penalaran. Perangkat framing terdiri atas
Methapors, Catchphrases, Exemplaar, Depiction dan Visual Images. Sedangkan
perangkat penalaran terdiri atas Roots, Appeals to Principle dan
Consequenses.Penelitian ini juga menggunakan teori konstruksi sosial media
massa dari Peter L. Berger dan Thomas Luckmanserta teori pembentukan citra.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam mengemas pemberitaan,
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV berhasil mengkonstruksi
khalayak untuk berfikir kritis sesuai dengan visi Program. Dimana pemberitaan
mengenai penyidik KPK yang menemui anggota DPR untuk membocorkan
informasi terkait kasus korupsi KTP Elektronik dianggap sebagai ujian integritas
ditengah kasus yang ditangani, sehingga sanksi etik bahkan sanksi hukum harus
dilakukan. Seperti yang dikatakan Aiman Witjaksono bahwa Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV menyayangkan tudingan yang
dialamatkan kepada KPK yang harusnya mengusut tuntas nama-nama yang masuk
dalam lingkaran korupsi KTP Elektronik, akan tetapi penyidik KPK malah
mendapatkan tudingan bertemu dengan anggota DPR.
Kata Kunci: KPK, Penyidik KPK, Framing Gamson & A. Modigliani
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu‟alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Alhamdulillahirabbil‟alamin, Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Framing Pada Pemberitaan“Musuh
dalam Selimut di KPK” dalam Program Documentary Talkshow Aiman Kompas
TV” sebagai syarat mencapai gelar Sarjana Sosial (S.Sos). Shalawat serta salam
tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,
para sahabatnya, juga kepada kita selaku pengikutnya sampai akhir zaman.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang disusun demi memenuhi salah satu
syarat dalam memperoleh gelar Strata 1 (S1) pada Jurusan Jurnalistik di Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr.
Amany Umar Burhanuddin Lubis, MA.
2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Suparto, M.Ed Ph.D, Wakil Dekan I Bidang
Akademik, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Wakil
Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
3. Ketua Jurusan Jurnalistik, Kholis Ridho M.Si dan Sekertaris Jurusan
Jurnalistik, Dra. Hj. Musfirah Nurlaily M.A, yang telah membantu
penulis selama masa perkuliahan.
4. Dosen Pembimbing Skripsi, Fita Fathurokhmah M.Si yang telah
memberikan arahan dan mengajarkan dengan tulus apa yang penulis
tidak tahu sampai menjadi tahu dan mengerti. Tidak bosan dan terus
iii
sabar membimbing hingga penulis sampai kepada tahap penyelesaian
skripsi dengan lancar dan baik.
5. Dosen Pembimbing Akademik, Ade Masturi, M.A yang telah
memberikan masukan awal untuk skripsi penulis.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi atas ilmu
yang sangat berharga yang telah diberikan kepada penulis selama masa
perkuliahan.
7. Kedua orangtua tercinta, Ayahanda Holik Abdul Sholih dan Ibunda
Unay Unaesih, terimakasih untuk selalu berada di garda terdepan
dalam menyemangati penulis meraih gelar sarjana dan menggapai cita-
cita. Terimakasih untuk kekuatan doa-doa yang selalu dipanjatkan dan
kasih sayang yang tak pernah usai. Adik tercinta Zulham El Raihan dan
Ardi Halwan El Sya’ban yang selalu memberikan warna optimis dan
semangat kepada penulis.
8. Segenap jajaran redaksi Kompas TV terutama Program Documentary
Talkshow Aiman yang telah bersedia untuk meluangkan waktunya
melakukan wawancara dengan penulis terkhusus Produser Eksekutif,
Aiman Witjaksono.
9. Keluarga Besar Umi Nana dan Alm. Bapak Ugo, terimakasih kepada
Para Uwa, Paman dan Bibi yang selalu membantu dan memberikan
nasehat kepada penulis untuk terus menggapai cita-cita yang
diharapkan oleh penulis.
10. Keluarga Besar Alm. Bapak M. Syafei, Para Uwa dan Sepupu yang
senantiasa memberikan bantuan kepada penulis dan memberikan
semangat yang tiada henti sampai penulis bisa menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
11. Teman terbaik dari masa pengenalan akademik sampai penyusunan
skripsi, Ma’rifah Istiqomah, Siti Maulida F, Nikmatul Fikriyah A,
Amimatul Iklilah, Fiqi Agustiansyah, Nadia Karimah, Desi Eliska,
Wazakah Savas, Khairunisa, Luciana Amanda, Nabilla PM, Siti Afifah,
Isrojah Muniroh, Terimakasih selalu ada disetiap keluh kesah penulis
dan bersedia bertahan sampai perjuangan penulisan skripsi.
iv
12. Teman-teman Jurnalistik 2014, khususnya Jurnalistik kelas A.
Terimakasih sudah menjadi keluarga yang hangat dan penuh canda
dengan kisah-kisah yang berbeda di setiap harinya.
13. Roommate Darwin Kost, Nayla, Nisa, Ain, Ikot, Tenri. Terimakasih
sudah menjadi keluarga kedua penulis yang senantiasa memberikan
beberapa kata-kata bijak agar penulis termotivasi untuk segera
menyelesaikan penulisan skripsi.
14. Teman-teman KKN Qalbu terimakasih sudah memberikan pengalaman
yang berharga di hidup penulis dalam waktu satu bulan.
15. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian
skripsi ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, namun
tidak mengurangi rasa hormat dan ucapan terimakasih.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan
hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi banyak
pihak, atas segala perhatian penulis ucapkan terimakasih.
Ciputat, 04April 2019
Wilda Hayatun Nufus
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
BAB IPENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 5
C. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................................................ 5
D. Tujuan Penelitian.............................................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian............................................................................................ 6
F. Metodologi Penelitian ...................................................................................... 7
G. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 13
H. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 14
BAB IIKAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 16
A. Framing William Gamson dan Andre Modigliani .......................................... 16
B. Teori Konstruksi Sosial Media Massa Peter L Berger .................................... 20
C. Konsep Berita ................................................................................................. 23
1. Jenis Berita ............................................................................................. 23
2. Unsur Berita............................................................................................ 24
D. Konseptualisasi Media Massa ........................................................................ 26
1. Definisi Media Massa ............................................................................. 26
2. Fungsi Media Massa ............................................................................... 27
3. Media Televisi ........................................................................................ 28
E. Profesionalisme Wartawan ............................................................................. 29
F. Ayat Al-Qur’an Tentang Korupsi ................................................................... 30
BAB IIIGAMBARAN UMUM........................................................................... 32
A. Sejarah Singkat Perkembangan Kompas TV .................................................. 32
B. Visi Misi Kompas TV .................................................................................... 33
C. Program-Program Kompas TV ....................................................................... 33
D. Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV ................................... 35
E. Episode Musuh dalam Selimut di KPK Pada tanggal 28 Agustus 2017 ......... 37
vi
BAB IVTEMUAN DATA ................................................................................... 38
Segmen 1. ............................................................................................................ 38
Segmen 2 ............................................................................................................. 40
Segmen 3 ............................................................................................................. 41
Segmen 4 ............................................................................................................. 43
TRANSKRIP WAWANCARA BERSAMA AIMAN WITJAKSONO .............. 44
BAB VANALISIS DATA ................................................................................... 50
A. Konstruksi Realitas Episode Musuh dalam Selimut di KPK Pada Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV ....................................................... 52
1. Menyiapkan Materi Konstruksi .............................................................. 52
2. Sebaran Konstruksi ................................................................................. 53
B. Analisis Framing Episode Musuh dalam Selimut di KPK Pada Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV ....................................................... 58
Segmen 1 ............................................................................................................. 62
Segmen 2 ............................................................................................................. 68
Segmen 3 ............................................................................................................. 71
Segmen 4 ............................................................................................................. 76
C. Episode Musuh dalam Selimut di KPK Pada Program Documentary Talkshow
Aiman Kompas TV .............................................................................................. 81
BAB VI PENUTUP ............................................................................................. 86
A. Kesimpulan .................................................................................................... 86
B. Saran .............................................................................................................. 88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perangkat framing yang dikemukakan oleh Gamson dan Modigliani .. 17
Tabel 3.1 Program-Program Kompas TV ............................................................. 33
Tabel 3.2 Struktur Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV............ 36
Tabel 4.1 Pembahasan Segmen Program Documentary Talkshow Aiman Kompas
TV ........................................................................................................................ 38
Tabel 4.2 Pembahasan Segmen 1 .......................................................................... 38
Tabel 4.3 Pembahasan Segmen 2 .......................................................................... 40
Tabel 4.4 Pembahasan Segmen 3 .......................................................................... 42
Tabel 4.5 Pembahasan Segmen 4 .......................................................................... 43
Tabel 5.1 Pembahasan Segmen Program Documentary Talkshow Aiman Kompas
TV ......................................................................................................................... 59
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 ............................................................................................................ 36
Gambar 5.1 ............................................................................................................ 55
Gambar 5.2 ............................................................................................................ 56
Gambar 5.3 ............................................................................................................ 56
Gambar 5.4 ............................................................................................................ 57
Gambar 5.5 ............................................................................................................ 57
Gambar 5.6 ............................................................................................................ 57
Gambar 5.7 ............................................................................................................ 67
Gambar 5.8 ............................................................................................................ 67
Gambar 5.9 ............................................................................................................ 67
Gambar 5.10 .......................................................................................................... 68
Gambar 5.11 .......................................................................................................... 68
Gambar 5.12 .......................................................................................................... 71
Gambar 5.13 .......................................................................................................... 71
Gambar 5.14 .......................................................................................................... 75
Gambar 5.15 .......................................................................................................... 75
Gambar 5.16 .......................................................................................................... 80
Gambar 5.17 .......................................................................................................... 80
Gambar 5.18 .......................................................................................................... 84
Gambar 5.19 .......................................................................................................... 85
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mega korupsi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Elektronik yang terjadi
di Indonesia menyimpan banyak cerita. Selain kerugian yang mencapai
Rp.2,3 Triliun, kasus korupsi ini menyeret nama para petinggi negara mulai
dari lembaga kementrian, anggota sampai pimpinan legislatif ikut masuk
kedalam daftar orang yang menerima aliran dana. Korupsi KTP Elektronik
dikategorikan sebagai korupsi terbesar sepanjang sejarah di Indonesia dengan
kerugian yang luar biasa dan melibatkan orang-orang yang luar biasa.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dituntut untuk bekerja lebih
keras agar kasus ini diusut tuntas dari hulu ke hilir tanpa adanya intervensi
dari pihak manapun. KPK sebagai satu-satunya institusi lembaga anti korupsi
yang memiliki peran penting dalam penindakan korupsi juga bertanggung
jawab dalam penegakan hukum. Persoalan kasus-kasus besar korupsi yang
sedang terjadi di Indonesia menyita perhatian publik sehingga hal ini
menambah daftar pekerjaan rumah lembaga anti korupsi agar bersikap
independen dan mengedepankan pemberantasan korupsi.
Aktor utama penanganan kasus mega proyek KTP Elektronik adalah
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Lembaga anti korupsi ini merupakan
badan yang memiliki tujuan besar untuk memberantas korupsi; memiliki
organisasi yang teratur; terpisah dari departemen pemerintahan; dan
melakukan langkah-langkah pencegahan terhadap peluang korupsi. 1 Tentu
bukan tidak mungkin pemberantasan korupsi mendapat tantangan yang besar
karena kasus yang dihadapi menyeret para petinggi negara.
Dalam menghadapi korupsi KTP Elektronik, lembaga anti korupsi
KPK tidak luput dari tantangan yang harus dihadapi. Berbagai tantangan
datang dari kasus teror terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan,
Panitia Khusus Hak Angket KPK di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
1 Rizki Febari, Politik Pemberantasan Korupsi; Strategi ICAC Hong Kong dan KPK
Indonesia, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015), h.33.
2
meninggalnya saksi kunci KTP Elektronik Johanes Marliem dan yang terbaru
adanya penyidik di KPK yang meminta uang kepada salah satu tersangka
korupsi KTP Elektronik. Isu ini muncul ketika video rekaman pemeriksaan
yang ditayangkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) di persidangan tersangka
Miryam Haryani yang menyatakan bahwa ada penyidik di KPK yang berkali-
kali menemui anggota DPR.
Munculnya dugaan yang datang dari internal KPK menjadi babak baru
lanjutan dari korupsi KTP Elektronik. Lembaga anti korupsi yang merupakan
lembaga terdepan dalam pemberantasan korupsi, kini menjadi sorotan media
massa, salah satunya Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
karena pernyataan salah satu tersangka korupsi KTP Elektronik tersebut.
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV merupakan
program yang menggabungkan antara dokumenter dan talkshow.2
Pembahasannya mengenai peristiwa yang terjadi lebih mendalam dan
membongkar misteri dari berbagai isu terkini di tengah masyarakat. Salah
satunya pembahasan “Musuh dalam Selimut di KPK” dalam Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV. Episode “Musuh dalam Selimut
di KPK” membahas adanya tudingan penyidik KPK yang menemui anggota
DPR dan meminta sejumlah uang dalam kasus KTP Elektronik.
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV melihat kasus
KTP Elektronik dari sisi lembaga anti korupsi KPK. Muncul tantangan dari
internal KPK yang akhirnya diberitakan oleh Program Documentary
Talkshow Aiman Kompas TV menarik penulis untuk mengkaji episode
“Musuh dalam Selimut di KPK”. Dalam episode tersebut, Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV mengupas peristiwa yang
menimpa institusi KPK melalui liputan dan dialog. Program Documentary
Talkshow Aiman Kompas TV melihat bahwa apa yang terjadi merupakan
2 Wawancara pribadi dengan Aiman Witjaksono, Produser Eksekutif Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV, Tanggal 27 November 2018 di Studio Orange
Kompas TV, Pukul 15:30 WIB
3
sebuah ujian integritas di tubuh KPK sehingga perlu mendapatkan sanksi etik
dan sanksi hukum.3
Media massa memiliki kekuatan yang tak terbantahkan lagi di era
informasi saat ini yakni kekuatan dalam mengkonstruksi realitas. Artinya,
kekuatan dalam mengemas berbagai isu yang ada, sehingga menonjol ke
permukaan dan akhirnya menjadi perbincangan publik.4 Pemberitaan media
massa adalah hasil dari realitas sosial yang dikonstruksi dengan makna
tertentu. Peristiwa dimaknai dengan bentukan tertentu.5
Menurut Charotte Ryan, media massa merupakan ajang kompetisi
dimana pihak-pihak yang saling berkepentingan mengajukan pemaknaan
terhadap suatu peristiwa agar lebih menarik dan menyita perhatian khalayak.
Sehingga masing-masing pihak menonjolkan berbagai penafsiran, klaim dan
argumentasi terkait persoalan yang diberitakan.6 Berita merupakan informasi
yang ditulis di surat kabar, disiarkan di radio dan ditayangkan di televisi.
Berita juga merupakan laporan mengenai ide-ide terbaru dan fakta yang
benar, menarik dan penting bagi sebagian khalayak melalui media surat
kabar, radio, televisi dan media cyber.7
Dari ketiga jenis media tersebut, penulis memilih media elektronik
televisi. Alasan penulis memilih media televisi karena televisi merupakan
media yang paling banyak diminati oleh khalayak, sebab televisi bisa berada
di ruang paling pribadi sekalipun. Sehingga khalayak dapat menerima pesan
yang disampaikan secara simultan dalam waktu bersamaan meski di tempat
yang berbeda. Televisi dapat dimanfaatkan mulai dari hal yang positif hingga
hal yang negatif sebagaimana dampak yang ditimbulkan.8 Program televisi
3 Wawancara pribadi dengan Aiman Witjaksono, Produser Eksekutif Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV, Tanggal 27 November 2018 di Studio Orange
Kompas TV, Pukul 15:30 WIB 4 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era IndustriCitra, (Jakarta: PT Lasswell
Visitama 2010), h.85. 5 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, Politik Media, (Yogyakarta: LKiS,
2008), h.3. 6 Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Indonesia, (Bandung: Rosdakarya,2008) h.47.
7 Haris Sumandiria, Jurnalistik Indonesia „Menulis Berita dan Feature‟,(Bandung: PT
Remaja Rosda Karya Offset, 2008), h.65. 8 Herry Efendi, Industri Pertelevisian Indonesia,(Jakarta: Erlangga, 2008), h.65.
4
yang dipilih oleh penulis adalah Program Documentary Talkshow Aiman
Kompas TV.
Penulis memilih episode tersebut karena judul episode tersebut
menarik perhatian khalayak tentang musuh dalam Sselimut yang diarahkan
kepada lembaga yang dipercaya masyarakat dalam penegakan kasus korupsi
yaitu KPK. KPK merupakan role model penegakan integritas dengan
mengedepankan asas independen yang tinggi, tentu tudingan yang
dihadapkan menurut Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
sudah selayaknya dilakukan proses pengawasan internal dan hasilnya
diumumkan secara transparan. Program Documentary Talkshow Aiman
Kompas TV memandang bahwa tudingan tersebut dapat menciderai integritas
KPK. Proses penayangan isu yang dilakukan sesuai dengan kajian
pembingkaian berita atau yang sering disebut dengan framing.
Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif
atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan
menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu yang akhirnya akan
menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan, dan
dihilangkan dan hendak dibawa kemana berita itu.9 Untuk itu penulis ingin
melihat bagaimana konstruksi peristiwa tersebut direfleksikan oleh Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV.
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV mengonstruksi
pemberitaan episode “Musuh dalam Selimut di KPK”dengan menayangkan
rekaman tersangka KPK dari pihak DPR dan mewawancarai narasumber yang
dianggap paling mengetahui secara eksklusif. Media dalam Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV melihat kasus korupsi KTP
Elektronik dari sisi lembaga pemberantasan korupsi dimana penyidik KPK
diduga menemui anggota DPR dan meminta sejumlah uang.
Apa yang terjadi dengan teknologi media televisi saat ini bahwa media
mampu menciptakan realitas sosial yang menyerupai realitas sebenarnya di
9 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, Politik Media, (Yogyakarta: LkiS,
2002), h.261.
5
masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh Simon During bahwa hampir tidak
ada lagi perbedaan antara kehidupan nyata dan dunia yang digambarkan
dalam televisi yang dirancang menggunakan efek suara dengan tingkat ilusi
yang sempurna sehingga tak terkesan imaginator.10
Tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat tertarik pada berita yang
dihadirkan melalui judul yang menarik dengan kemasan tersusun yang
menciptakan konstruksi realitas. Berdasarkan latar belakang di atas,
disusunlah skripsi dengan judul Analisis Framing Pada Pemberitaan
“Musuh dalam Selimut di KPK” dalam Program Documentary Talkshow
Aiman Kompas TV.
B. Identifikasi Masalah
1. Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV menayangkan
episode “Musuh dalam Selimut di KPK”
2. Dalam episode “Musuh dalam Selimut di KPK”, Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV mengemas pembingkaian
adanya tudingan pertemuan penyidik KPK dengan anggota DPR untuk
membocorkan informasi terkait kasus KTP Elektronik.
3. Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV merupakan satu-
satunya media televisi yang mengangkat isu ini dengan mendalam.
C. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar fokus pada masalah penelitian, penulis membatasi permasalahan
episode “Musuh dalam Selimut di KPK” yang ditayangkan pada 28
Agustus 2017. Penulis mengambil berita tersebut karena penulis
memandang bahwa pemberitaan dalam episode tersebut merupakan
pemberitaan yang seharusnya tidak menimpa lembaga yang merupakan
aktor penanganan kasus korupsi.
2. Rumusan Masalah
Mengacu pada pembatasan masalah, rumusan masalahnya yaitu:
10
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media Massa,
Iklan Televisi dan Keputusan Konsumen serta Kritik Terhadap Peter L. Berger & Thomas
Luckmann, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h.42.
6
a. Bagaimana pembingkaian dan konstruksi dalam Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV episode “Musuh
dalam Selimut di KPK”?
b. Mengapa Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
membingkai isu pemberitaan KPK dalam episode “Musuh
dalam Selimut di KPK”?
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pembingkaian dan konstruksi Kompas TV
dalam Program Documentary Talkshow Aiman pada episode “Musuh
dalam Selimut di KPK” sehingga akan terlihat alasan mengapa
membingkai isu tersebut.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN Jakarta) khususnya
mahasiswa Fakultas Ilmu Dawah dan Ilmu Komunikasi. Penelitian ini
diharapkan juga dapat memberikan kontribusi positif bagi
perkembangan konstruksi citra yang dilakukan oleh media massa
tentang peristiwa sosial komunikasi yang terjadi di sekitar kita.
Perhatian yang luput dari ingatan dan hilang dari pemberitaan.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
bagi praktisi media seperti wartawan, mahasiswa Jurnalistik dan
umumnya kepada pembaca. Penelitian ini pun dapat bermanfaat bagi
berbagai lapisan masyarakat peminat program talkshow dengan
jangkauan luas. Sehingga praktisi media harus mengedepankan
kepentingan masyarakat dan memahami bagaimana pemberitaan
dibingkai dan dikonstruksi oleh media massa.
7
F. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma
konstruktivis, dimana realitas itu ada karena dihadirkan oleh konsep
subjektif wartawan. Realitas tergantung pada bagaimana ia dilihat dan
bagaimana fakta tersebut dikonstruksi.11
Peter L. Berger menyebut
bahwa paradigma ini memiliki posisi serta pandangan tersendiri
terhadap media dan teks berita yang dihasilkan.12
Paradigma ini memandang realitas kehidupan sosial bukanlah
realitas yang natural, melainkan hasil dari konstruksi. Oleh karena itu
paradigma konstruktivis konsen kepada bagaimana menemukan
peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi, dengan cara apa
konstruksi itu dibentuk.13
Analisis dalam pandangan konstruktivis
menemukan bahwa pengetahuan merupakan konstruksi manusia.
Realitas selalu terkait dengan nilai jadi tidak mungkin bebas nilai dan
pengetahuan hasil konstruksi manusia itu tidak bersifat tetap tetapi
berkembang terus. 14
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan
penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subyek penelitian, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain,
secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah.15
Penelitian kualitatif menghasilkan prosedur analisis yang tidak
menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi
11
Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h.21. 12
Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h.13. 13
Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h.43. 14
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013), h.48-49. 15
Lexy J. Moaleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), h.6.
8
lainnya.16
Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman bersifat umum yang diperoleh setelah melakukan analisis
terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian, kemudian
ditarik kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-
kenyataan tersebut.17
Penelitian dengan metode ini dilakukan lebih mendalam (in depth)
dengan menelaah suatu makna, konteks dan suatu pendekatan secara
holistik terhadap fenomena.18
Penelitian kualitatif ini dapat
memberikan peluang untuk lebih memahami fenomena yang dikaji
dalam penelitian ini yaitu terkait pembingkaian dan konstruksi
pemberitaan dalam episode “Musuh dalam Selimut di KPK”.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan analisis wacana dengan teori framing.
Bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai.19
Analisis framing
adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara
pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan
menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu yang pada akhirmya
akan menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang
ditonjolkan dan dihilangkan serta hendak dibawa kemana berita
tersebut.20
Penelitian ini menggunakan analisis framing William Gamson dan
A. Modigliani yang memandang bahwa frame sebagai cara bercerita
(story line) yang tersusun sedemikian rupa dan menghadirkan
konstruksi makna dari peristiwa yang berkaitan dengan suatu wacana.
Gamson menyebut cara pandang itu sebagai package (kemasan).
Kemasan (Package) adalah rangkaian ide-ide yang menunjukan isu
16
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), Cetakan ke-22 h. 6. 17
Rosady Ruslan, Metodologi Penelitian Publik Relation dan Komunikasi, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada,2003), hal. 215. 18
Deddy Mulyana & Solatun, Metode Penelitian Komunikasi:Contoh-Contoh Penelitian
Kualitatif dengan Pendekatan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2008), h.5-6. 19
Eriyanto, Analisis Framing, (Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara, 2005), hal. 10. 20
Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006),
Cet. 1, hal.92.
9
apa yang dibicarakan dan peristiwa mana yang relevan. Kemasan
merupakan skema atau struktur pengemasan.21
Kemasan (Package) terlihat dari adanya gagasan sentral yang
kemudian didukung oleh perangkat-perangkat wacana seperti kata,
kalimat, pemakaian gambar atau grafik tertentu, proposisi, dan
sebagainya. Semua elemen dan struktur wacana tersebut mengarah
pada ide tertentu dan mendukung ide sentral dari suatu berita.22
Alasan penulis menggunakan teori framing William A. Gamson
adalah karena dalam teori ini, Gamson mencoba mengembangkan
suatu isu dan peristiwa dengan bagaimana media mengemas dan
menyajikan suatu isu dengan perangkat bingkai yang terdapat
didalamnya. Sebab hal ini dapat menentukan bagaimana khalayak
memahami dan mengerti suatu isu.23
4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Kompas TV dalam Program
Documentary Talkshow Aiman. Objek penelitiannya adalah berita
tentang adanya tudingan penyidik KPK yang menemui anggota DPR
dan meminta uang dalam episode “Musuh dalam Selimut di KPK”
Pada Tanggal 28 Agustus 2017.
5. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Studio Orange Kompas TV Network
Building, Palmerah Selatan No.1 RT 02/02 Gelora, Tanah Abang Kota,
Jakarta Pusat 10270. Telepon: 021-53654898/53654899. Fax: 021-
53654907 Pada 27 November 2018 Pukul 15:30 WIB.
21
Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h.261-262. 22
Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h.262. 23
Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h.53.
10
6. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi didefinisikan memerhatikan dan mengikuti
dalam artian mengamati dengan teliti dan sistematis.24
Jenis
metode observasi penelitian ini adalah observasi non-partisipan.
Penulis melakukan pengamatan langsung untuk memperoleh data
yang diperlukan. Observasi adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui panca
indera.25
Tindakan lebih lanjut yang dilakukan dengan mengadakan
kunjungan ke Kompas TV dan melakukan observasi tayangan pada
episode “Musuh dalam Selimut di KPK” Program Documentary
Talkshow Aiman Kompas TV.
b. Wawancara Mendalam (Depth Interview)
Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan
data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan
informan agar mendapatkan data yang lengkap. Dalam riset
kualitatif disebut sebagai wawancara intensif dan kebanyakan tak
berstruktur yang bertujuan untuk mendapatkan data yang
mendalam.26
Wawancara/interview adalah sebuah proses dalam
memperoleh keterangan atau informasi dari pihak yang
bersangkutan dan dianggap memahami masalah atau suatu
peristiwa dan fenomena tertentu untuk tujuan penelitian dengan
proses tanya jawab antara pewawancara dengan yang
diwawancarai.27
Dalam penelitian ini penulis melakukan
wawancara kepada narasumber Produser Eksekutif sekaligus Host
dalam Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV yaitu
Aiman Witjaksono.
24
Harris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), Cet ke-3 h. 131. 25
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2006),
h. 134. 26
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Prenada Media
Gorup, 2006), h. 100-102. 27
Moh.Nazim, Metodologi Penelitian, (Bandung: Ghalia Indonesia, 1999), h.234.
11
C. Dokumentasi
Dokumentasi adalah instrumen pengumpulan data yang
sering digunakan dalam berbagai metode pengumpulan data yang
bertujuan untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis
dan interpretasi data.28
Penulis mengumpulkan data-data mengenai
hal-hal yang akan penulis bahas yang berhubungan dengan objek
yang akan dikaji yaitu teks, video, dan salinan/ copy tayangan
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV dalam
episode “Musuh dalam Selimut di KPK”. Pengumpulan melalui
lembaga/ institusi/buku/internet.
7. Teknik Analisis Data
Pada tahap ini, penulis menganalisis teks, video dan
percakapan dalam naskah berita dan naskah pengantar pada
episode “Musuh dalam Selimut di KPK” dalam Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV yang kemudian
ditafsirkan oleh penulis sesuai dengan teori analisis framing
Gamson dan Modigliani.
William A. Gamson dan Andre Modigliani membagi model
teorinya sebagai berikut:29
a. Frame (Media Package): yaitu seperangkat gagasan atau ide
sentral ketika seseorang atau media memahami dan
memaknai suatu isu (central organizing idea for making
sense of relevant events, suggesting what is at issues).
Frame ini akan didukung oleh perangkat wacana lain seperti
kalimat, kata dan sebagainya. Dalam hal ini penulis melihat
gagasan sentral yang dimunculkan pada episode “Musuh
dalam Selimut di KPK” dalam Program
DocumentaryTalkshow Aiman Kompas TV dengan didukung
oleh wacana lain agar menjadi saling mendukung. Secara
28
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h.120. 29
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h.260.
12
umum, perangkat ide sentral ini dikelompokkan menjadi
dua, yaitu Framing devices dan Reasoning devices.
b. Framing Device (Perangkat Framing): Perangkat framing ini
berkaitan langsung dengan ide sentral atau bingkai yang
ditekankan dalam teks berita. Perangkat ini antara lain:
pemakaian kata, kalimat, grafik/gambar dan metafora
tertentu. Perangkat framing terbagi menjadi lima bagian
yaitu: Methapors (perumpamaan atau pengandaian),
Catchphrases (yang berarti frase yang menarik, kontras,
menonjol dalam suatu wacana yang umumnya berupa jargon
atau slogan), Exemplaar (mengaitkan bingkai dengan contoh
atau uraian yang bisa dengan teori ataupun perbandingan
yang memperjelas bingkai), Depiction (penggambaran atau
pelukisan suatu isu yang bersifat konotatif umumnya berupa
kosata, leksikon untuk melabeli sesuatu dan terakhir Visual
Images (berupa gambar, grafik, citra yang mendukung
bingkai secara keseluruhan. Bisa berupa foto, kartun atau
grafik untuk menekankan dan mendukung pesan yang ingin
disampaikan). Dalam hal ini penulis mengaitkan perangkat
bingkai dengan temuan di 4 segmen yang dikupas dalam
episode “Musuh dalam Selimut di KPK” Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV.
c. Reasoning Devices (Perangkat Penalaran): Yaitu
berhubungan dengan kohesi dan koherensi dari teks yang
merujuk pada gagasan tertentu. Ini berarti bahwa ada dasar
pembenar dan penalaran alasan tertentu sehingga membuat
gagasan yang disampaikan media atau seseorang tampak
benar, alamiah dan wajar. Perangkat penalaran ini terbagi
menjadi tiga bagian: Roots (Analisis kausal atau sebab
akibat), Appeals to Principle (Premis dasar, klaim-klaim
moral) dan Consequences (efek atau konsekuensi yang
didapat). Dalam hal ini, penulis melihat pernyataan dan
13
klaim-klaim moral serta konsekuensi dari pembingkaian 4
segmen episode “Musuh dalam Selimut di KPK” yang
ditayangkan Program Documentary Talkshow Aiman
Kompas TV.
8. Pedoman Penulisan
Penulisan dalam penelitian ini mengacu pada buku Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) berdasarkan
Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 507
Tahun 2017.
G. Tinjauan Pustaka
Sebelum menulis skripsi lebih lanjut, penulis terlebih dahulu
menelusuri penelitian-penelitian dan skripsi-skripsi yang sudah dilakukan
di Fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi (FIDIKOM) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan dari perpustakaan agar penelitian yang diajukan
tidak sama dengan skripsi sebelumnya dan ada pemetaan perkembangan.
Beberapa tinjauan pustaka tersebut yaitu:
1. Skripsi Karya Annisa Putri Hariyanti, Mahasiswi Konsentrasi
Jurnalistik Fakultas Ilmu dawah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM)
UIN Jakarta yang lulus pada tahun 2014 dengan judul “Konstruksi
Realitas Sosial Berita Korupsi Di Metro TV (Analisis Framing
Pemberitaan “Skandal Akil Mochtar” dalam Primetime News)”.
Perbedaan skripsi ini terletak pada subjek dan objek penelitian.
persamaannya adalah menggunakan metode yang sama yaitu teori
analisis framing William A.Gamson dan Andre Modigliani.
2. Skripsi Karya Devi Suhailiah Mahasiswi Jurnalistik Fakultas Ilmu
Dawah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM) UIN Jakarta yang lulus
pada tahun 2015 dengan judul “Konstruksi Pemberitaan Citra
Sutan Bhatoegana di Republika Online (ROL)”. Perbedaan skripsi
ini terletak pada subjek dan objek penelitian. Persamaan skripsi ini
yaitu menggunakan teori analisis yang sama framing Gamson dan
A.Modigliani.
14
3. Skripsi Karya Abdurachman Mahasiswa Jurnalistik Fakultas Ilmu
Dawah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM) UIN Jakarta yang lulus
pada tahun 2013 dengan judul “Polemik isu Pemberantasan Korupsi
KPK versus DPR Analisis Framing Headline Koran Tempo
tentang Pembangunan Gedung baru KPK”. Perbedaan skripsi ini
terletak pada subjek dan objek penelitian. Persamaan skripsi ini yaitu
menggunakan teori analisis framing Gamson A.Modigliani.
H. Sistematika Penulisan
Agar lebih memahami secara sistematis dan mudah dalam memahami
penelitian ini, penulis membagi ke dalam enam bab yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas latar belakang rumusan dan batasan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORITIS
Membahas mengenai analisis framing Gamson dan A.
Modigliani, Konstruksi Sosial Peter L. Berger, Konsep
Media Massa, Fungsi Media Massa, Konsep Berita,
Profesionalisme Wartawan.
BAB III GAMBARAN UMUM
Memaparkan profil Kompas TV, mulai dari sejarah, visi
misi dan juga memaparkan profil Program Documentary
Talkshow Aiman Kompas TV serta redaksi didalamnya.
BAB IV TEMUAN DATA
Bab ini berisikan temuan data pada Program Documentary
Talkshow Aiman Kompas TV episode Musuh dalam Selimut
di KPK.
BAB V ANALISIS DATA
Pada bab ini, penjelasan analisis data dari hasil temuan
yang sudah dibahas pada bab empat. Analisis data yang
dijelaskan terdapat pada Program Documentary Talkshow
15
Aiman Kompas TV dalam episode Musuh dalam Selimut di
KPK.
BAB VI PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Framing William Gamson dan Andre Modigliani
1. Konsep framing
Frame Gamson dan Modigliani dipandang sebagai cara bercerita
(story line) atau gugusan ide yang tersusun sedemikian rupa dan
menghadirkan konstruksi makna dari peristiwa yang berkaitan dengan
suatu wacana. Gamson melihat wacana media (khususnya berita) terdiri
atas sejumlah kemasan (package) melalui mana konstruksi atas suatu
peristiwa dibentuk. Kemasan itu merupakan skema atau struktur
pemahaman yang dipakai oleh seseorang ketika mengkonstruksi pesan-
pesan yang dia sampaikan dan menafsirkan pesan yang dia terima.1
Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana
perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika
menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada
akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang
ditonjolkan dan dihilangkan, dan hendak dibawa kemana berita tersebut.
Gamson dan Modigliani menyebut cara pandang itu sebagai
kemasan (package). Kemasan (package) adalah rangkaian ide-ide yang
menunjukan isu apa yang dibicarakan dan peristiwa mana yang relevan.
Package adalah semacam skema atau struktur pemahaman yang
digunakan individu untuk mengkonstruksi makna pesan-pesan yang ia
sampaikan, serta untuk menafsirkan makna pesan-pesan yang ia terima.2
2. Perangkat Framing
Kemasan (package) tersebut dibayangkan sebagai wadah atau
struktur data yang mengorganisir sejumlah informasi yang menunjukan
posisi atau kecenderungan politikdan yang membantu komunikator untuk
menjelaskan muatan-muatan di balik suatu isu dan peristiwa. Keberadaan
dari suatu package terlihat dari adanya gagasan sentral yang kemudian
1 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: Lkis
Yogyakarta, 2002), h. 260 -261. 2 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 261-262.
17
didukung oleh perangkat-perangkat wacana seperti kata, kalimat,
pemakaian gambar atau grafik tertentu, proposisi, dan sebagainya. Semua
elemen dan struktur wacana tersebut mengarah pada ide tertentu dan
mendukung ide sentral dari suatu berita. Perangkat framing yang
dikemukakan oleh Gamson dan Modigliani sebagai berikut:3
Frame central organizing idea for making sense of relevant events,
suggesting.
Tabel 2.1
Framing devices (perangkat
framing)
Reasoning devices (perangkat
penalaran)
Methapors: Perumpamaan/
pengandaian.
Roots: Analisis kausal atau
sebab akibat.
Catchphrases: Frase yang
menarik, kontras, menojol berupa
jargon atau slogan.
Appeals to principle:Premis
dasar/ klaim-klaim moral.
Exemplaar: Mengaitkan bingkai
dengan contoh, uraian (bisa teori,
perbandingan) yang memperjelas
bingkai.
Consequences: Efek atau
konsekuensi yang didapat dari
bingkai.
Depiction: Penggambaran atau
pelukisan suatu isu yang bersifat
konotatif. Depiction ini umumnya
berupa kosa kata, leksikon untuk
melabeli sesuatu.
Visual images: Gambar, grafik,
citra yang mendukung bingkai
secara keseluruhan. Bisa berupa
foto, kartun ataupun grafik untuk
menekankan dan mendukung pesan
yang ingin disampaikan.
Dalam pandangan Gamson, framing dipahami sebagai
seperangkat gagasan atau ide sentral ketika seseorang atau media
memahami dan memaknai suatu isu. Ide sentral ini akan didukung oleh
3 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 262-263.
18
perangkat wacana lain sehingga antara satu bagian wacana dan bagian
lain saling kohesif (saling mendukung).4
Ada dua perangkat bagaimana ide sentral ini diterjemahkan dalam
teks berita. Pertama, framing device (perangkat framing). Perangkat ini
berhubungan dan berkaitan langsung dengan ide sentral atau bingkai
yang ditekankan dalam teks berita. Perangkat framing ini ditandai dengan
pemakaian kata, kalimat, grafik/gambar, dan metafora tertentu. Semua
elemen tersebut dapat ditemukan dan ditandai serta merujuk pada
gagasan atau ide sentral tertentu.
Kedua, reasoning devices (perangkat penalaran). Jika yang
pertama berhubungan dengan pemakaian kata, kalimat atau metafora
tertentu yang menunjuk pada gagasan tertentu maka perangkat penalaran
berhubungan dengan kohesi dan koherensi dari teks tersebut yang
merujuk pada gagasan tertentu.
Dasar pembenar dan penalaran tersebut bukan hanya meneguhkan
suatu gagasan atau pandangan, melainkan lebih jauh membuat pendapat
atau gagasan tampak benar, absah, dan demikian adanya. Lewat aspek
penalaran tersebut, khalayak akan menerima pesan itu sehingga tampak
sebagai kebenaran, alamiah, dan wajar. Sebaliknya, jika dalam suatu teks
tidak terdapat elemen penalaran demikian, gagasan akan tampak aneh,
tidak beralasan, dan orang dengan mudah mempertanyakan pesan atau
gagasan tersebut.5
Teks berita pada dasarnya adalah cara bercerita. Teks berita berisi
tentang gagasan atau kemasan tertentu dari suatu peristiwa. Kemasan itu
bukan hanya gagasan kosong, teks tentu saja juga didukung dengan
pemakaian perangkat tertentu agar gagasan yang disajikan itu tampak
bukan hanya wajar, melainkan juga meyakinkan. Agar gagasan atau
bingkai tersebut tampak meyakinkan, teks didukung dengan perangkat
framing (framing devices) ditandai dengan kata, kalimat, gambar,
metafora, atau ilustrasi tertentu untuk menekankan gagasan tertentu.
4 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 263.
5 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 263-264.
19
Sedangkan agar tujuan gagasan itu tampak wajar atau benar, teks
berita itu didukung dengan perangkat penalaran (reasoning devices),
supaya gagasan yang terjadi tampak beralasan, tidak mengada-ada, benar,
alamiah dan memang demikian adanya. Ini misalnya dilakukan dalam
teks berita dengan mengaitkan sebab akibat, fakta satu sebagai dasar
fakta lain, dan sebagainya. Model Gamson dan Modigliani ini bisa dibaca
dari atas bisa juga dibaca dari bawah.
Darimanapun kita membacanya, model ini merupakan satu
kesatuan arti: satu bagian menjadi dasar atau petunjuk bagian lain. Inti
dari gagasan ini adalah ada gagasan utama yang didukung oleh elemen
dan perangkat wacana yang saling berkaitan satu sama lain, yang
mendukung atau mengarah pada gagasan utama.6
3. Efek framing
Efek framing yang mendasar adalah realitas sosial yang
kompleks, penuh dimensi dan tidak beraturan disajikan dalam berita
sebagai suatu yang sederhana, beraturan dan memenuhi logika tertentu.
Framing menyediakan alat bagaimana peristiwa dibentuk dan dikemas
dalam kategori yang dikenal khalayak. Karenanya, framing menolong
khalayak untuk memproses informasi kedalam kategori yang dikenal,
kata-kata kunci dan citra tertentu.
Teori framing menunjukan bagaimana jurnalis membuat
simplikasi, prioritas dan struktur tertentu dari peristiwa. Karenanya,
framing menyediakan kunci bagaimana peristiwa dipahami oleh media
dan ditafsirkan kedalam bentuk berita. Media cenderung melihat realitas
sebagai sesuatu yang sederhana. Khalayak bukan disajikan informasi
yang rumit, melainkan informasi yang tinggal ambil, konstektual, berarti
bagi dirinya dan dikenal dalam benak mereka.7
6 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 266.
7 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 165-166.
20
B. Teori Konstruksi Sosial Media Massa Peter L Berger
Peter L. Berger dan Thomas Luckman, menjelaskan melalui bukunya
“The Social Construction of Reality” (1966). Mereka menjabarkan bahwa
konstruksi sosial atas realitas diklasifikasikan menurut teori dan
pendekatannya meliputi tiga proses yang harus dilalui yaitu eksternalisasi,
obyektivasi dan internalisasi. Proses simultan ini berlangsung secara alami
dan terjadi antara individu satu dengan lainnya di dalam masyarakat.8
Teori konstruksi sosial atas realitas tidak berjalan lancar dan
membutuhkan waktu yang tidak sedikit sebab teori ini bergantung pada waktu
dan ruang. Teori konstruksi sosial atas realitas seakan tidak mampu
menjawab perubahan zaman dari masyarakat transisi modern menjadi
masyarakat modern dan postmodern. Akibat kemandulan dan ketajaman teori
“konstruksi sosial atas realitas” maka, teori ini telah diperbaiki dengan
menggunakan variabel atau fenomena media massa yang menjadi dasar dalam
proses eksternalisasi, internalisasi, dan subjektivasi.
Teori konstruksi sosial atas realitas yang berjalan secara lamban telah
direvisi dengan melihat sifat dan kelebihan yang dimiliki media massa.
Kelebihan dari teori “konstruksi sosial media massa” meliputi persebaran
informasi yang berjalan dengan sangat cepat dan luas sehingga informasi
yang disampaikan dapat berlangsung secara menyeluruh. Proses terbentuknya
konstruksi sosial media massa melalui empat tahap penting yaitu:
1. Tahap Menyiapkan Materi
Dalam tahap menyiapkan materi, tidak semua peristiwa dapat dijadikan
sebuah berita. Hanya peristiwa yang mengandung isu-isu penting yang
menjadi fokus media massa. Isu terpenting yang kerap kali disorot oleh media
massa adalah persoalan yang menyangkut tiga hal yaitu mengenai harta,
kedudukan (tahta) dan wanita. Untuk menyiapkan materi konstruksi ada tiga
hal penting dalam penyiapan materi konstruksi sosial yaitu, pertama,
keberpihakan media massa kepada kapitalisme. Keberpihakan media massa
terhadap kapitalisme merupakan hal yang tidak bisa dihindari, karena tanpa
adanya sang pemilik modal media tidak akan bisa berjalan dengan baik. Oleh
8 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana, 2006), h.206.
21
sebab itu dalam praktiknya, media massa kerap kali dijadikan sebagai alat
untuk meraih keuntungan besar oleh para kapitalis.
Kedua, keberpihakan semu pada masyarakat merupakan cara media
untuk menaikan rating penjualan demi kepentingan para pemilik modal.
Keberpihakan pada masyarakat dibangun dalam bentuk empati, simpati, dan
berbagai partisipasi lainnya kepada masyarakat. Hal ini bertujuan untuk
memengaruhi pikiran khalayak bahwa sebenarnya media ada untuk membela
dan mendukung rakyat. Namun kenyataannya keberpihakan yang ditonjolkan
oleh media mempunyai maksud dan tujuan tertentu.
Ketiga, keberpihakan pada kepentingan umum. Kepentingan umum
merupakan hal yang harus diperjuangkan, terutama oleh media massa yang
berfungsi sebagai penyambung lidah rakyat. Akan tetapi, keberpihakan media
massa pada kepentingan umum tidak akan pernah terjadi apabila tidak
mendatangkan keuntungan yang besar untuk kantung kapitalis.9
Pada
dasarnya, pekerjaan media massa adalah mengonstruksikan realitas,
sedangkan isi media adalah hasil para pekerja media mengonstruksikan
berbagai realitas yang dipilihnya.10
2. Tahap Sebaran Konstruksi
Sebaran konstruksi media massa antara satu media dengan media lainnya
masing-masing berbeda, setiap media massa memiliki strateginya sendiri
dalam melakukan sebaran konstruksi. Pada dasarnya prinsip utama sebaran
konstruksi media massa adalah Real time. Real time ialah prinsip aktualitas
media massa dalam memberitakan suatu peristiwa, dimana khalayak merasa
tepat waktu mengonsumsi informasi yang disajikan oleh media massa.
Prinsip dasar sebaran konstruksi media massa adalah seluruh informasi
harus sampai pada pembaca secepatnya berdasarkan pada agenda media. Apa
yang dianggap penting oleh media, menjadi penting pula bagi khalayak. Pada
dasarnya sebaran konstruksi media massa hanya menggunakan metode satu
arah. Media massa menyajikan berbagai informasi kehadapan khalayak dan
khalayak hanya bisa mengonsumsi informasi tersebut tanpa ada pilihan lain.
9Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana, 2006), h.209. 10
Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.166.
22
3. Tahap Pembentukan Konstruksi
a. Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas
Pada tahap ini pemberitaan telah sampai kepada khalayak dan
selanjutnya terjadi pembentukan konstruksi di masyarakat melalui 3 tahap.
Tahap pertama, konstruksi pembenaran, merupakan tahap dimana khalayak
melihat media massa sebagai sebuah kebenaran yang mutlak dan tidak bisa
diganggu gugat. Pada tahap ini pikiran masyarakat secara otomatis telah
terkonstruksi oleh realitas yang disajikan oleh media massa. Masyarakat
memiliki kecenderungan untuk membenarkan semua hal yang dikatakan oleh
media massa tanpa berpikir ulang. Tahap kedua, kesediaan dikonstruksi oleh
media massa, dengan mengonsumsi berbagai informasi yang disajikan oleh
media, menunjukkan bahwa seseorang telah bersedia pemikirannya
dikonstruksi oleh media massa. Tahap ketiga, adalah menjadikan media
massa sebagai pilihan konsumtif, hal ini terjadi pada seseorang yang memiliki
ketergantungan pada media massa, bahkan pada tingkat tertentu, seseorang
merasa tidak mampu beraktivitas apabila belum mengonsumsi berita atau
informasi yang disajikan media massa.
b. Pembentukan Konstruksi Citra
Pembentukan konstruksi citra yang dibangun media massa terbentuk
dalam dua model yaitu modelgood news dan model bad news. Model good
news adalah sebuah strategi yang cenderung mengonstruksi sebuah
pemberitaan dari sisi baiknya saja. Pada model ini objek pemberitaan
dikonstruksi sebagai sesuatu yang memiliki citra baik sehingga terkesan lebih
baik dan lebih bagus dari yang sesungguhnya. Sedangkan model bad news
adalah sebuah konstruksi yang cenderung mengonstruksi sebuah keburukan
atau cenderung memberi citra buruk pada objek pemberitaan, Sehingga objek
yang dikonstruksi terkesan lebih buruk, lebih jelek, lebih jahat dari yang
sebenarnya.
4. Tahap Konfirmasi
Pada tahap ini khalayak dan media massa dituntut untuk memberikan
alasan atas pilihannya ikut terlibat dalam tahap pembentukan konstruksi.
Media menganggap tahapan ini penting karena pada tahap ini dapat
23
menjelaskan atas dasar apa media mengonstruksi suatu peristiwa. Sedangkan
bagi khalayak, tahapan ini juga dianggap penting untuk memberikan alasan
mengapa khalayak bersedia untuk dikonstruksi pemikirannya.11
C. Konsep Berita
1. Jenis Berita
Program informasi di televisi, sesuai dengan namanya,
memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu
penonton terhadap sesuatu hal. Program informasi adalah segala jenis
siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan
(informasi) kepada khalayak. Dengan demikian, program informasi
tidak hanya melulu presenter atau penyiarberitanya dengan
membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk
juga talkshow (Perbincangan). Program informasi dapat dibagi
menjadi dua bagian besar yaitu berita keras (hard news) dan berita
lunak (Soft News).12
Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting
atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena
sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak
dengan secepatnya. Peran televisi sebagai sumber utama hard news
bagi masyarakat cenderung untuk terus meningkat. Media penyiaran
adalah media yang paling cepat dalam menyiarkan berita kepada
masyarakat. Dalam hal ini berita keras dibagi menjadi beberapa
bentuk berita antara lain straight news, features, dan infotainment.13
Straight news berarti berita “langsung” yang artinya berita
tersebut merupakanberita yang singkat dengan menyajikan informasi
terpenting saja yang mencakup 5W+1H (what, where, when, why dan
how) dengan jenis berita yang terikat waktu deadline. Sedangkan
11
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana, 2006), h.209-216. 12
Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h.25. 13
Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, h.25.
24
features merupakan program berita yang menampilkan berita-berita
ringan namun menarik, unik dan menimbulkan kekaguman.14
Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang
penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth)
namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk
kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri di luar program
berita. Program yang masuk kategori ini adalah: magazine, current
affairs, dokumenter, dan talkshow.15
Current affairs adalah program yang menyajikan informasi
yang terkait dengan sutau berita penting yang muncul sebelumnya
namun dibuat secara lengkap dan mendalam. Isu yang dibahas masih
mendapat perhatian khalayak dan disajikan. Magazine adalah program
yang menampilkan informasi ringan namun dengan mendalam dan
cenderung berita ringan yang panjang.
Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk
pendidikan namun disajikan dengan menarik. Talkshow atau
perbincangan adalah program yang menampilkan satu atau beberapa
orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang
pembawa acara (host). Narasumber yang diundang merupakan orang-
orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topik yang
diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang sedang
dibahas.16
2. Unsur Berita
Dalam Kode Etik Jurnalistik pasal 5 dijelaskan bahwa,
“wartawan Indonesia menyajikan berita secara berimbang dan adil,
mengutamakan kecermatan dan ketepatan, serta tidak mencampurkan
fakta dan opini sendiri. Tulisan berisi interpretasi dan opini wartawan
disajikan dengan nama gelar penulisnya.” Dari ketentuan kode etik
14
Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, h.26. 15
Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, h.27. 16
Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, h.28.
25
jurnalistik tersebut bahwa terdapat unsur-unsur yang membuat suatu
berita layak untuk dimuat yaitu:
Pertama, berita harus akurat. Wartawan harus memiliki
kehati-hatian yang sangat tinggi dalam melakukan suatu pekerjaan
mengingat berita yang dibuat oleh wartawan menimbulkan dampak
yang amat luas. Kredibilitas sebuah media sangat ditentukan oleh
akurasi beritanya yang dijadikan sebagai konsekuensi dari kehati-
hatian para wartawan dalam membuat sebuah berita. Betapa
pentingnya unsur akurasi dalam berita, Joseph Pulitzer
mengungkapkan bahwa, “perlindungan terbaik bagi wartawan adalah
kewaspadaan yang disertai kesabaran. Buatlah catatan-catatan yang
dapat dibaca tentang setiap fakta. Jangan mengandalkan ingatan yang
jarang akurat, terutama dengan hal-hal yang mendetail.”
Kedua, berita harus adil dan berimbang, yang dimaksud
dengan sikap adil dan berimbang adalah bahwa seorang wartawan
harus melaporkan apa sesungguhnya yang terjadi. Unsur adil dan
berimbang mungkin sama sulitnya dengan memperoleh keakuratan
dalam menulis berita. Selaku wakil dari pembaca atau pendengar
berita, seorang wartawan harus senantiasa berusaha untuk
menempatkan setiap fakta atau kumpulan fakta-fakta menurut
porsinya yang wajar, serta membangun segi pentingnya dengan berita
secara keseluruhan. Artinya, dalam melihat suatu peristiwa seorang
wartawan harus berimbang dalam memberitakan peristiwa, dan tidak
hanya mengambil faktor-faktor tertentu untuk kepentingan pribadi.
Ketiga, berita harus objektif, artinya berita yang dibuat oleh
wartawan harus selaras dengan fakta atau kenyataan yang ada, tidak
berat sebelah dan bebas dari prasangka. Lawan dari objektif berarti
subjektif, yaitu sikap yang diwarnai oleh prasangka pribadi. Sebagai
wartawan yang ingin menghasilkan karya yang bermutu dan
terpercaya, setidaknya ia harus dapat menjaga netralitas dan tidak
memihak dalam menulis berita. Dalam pengertian objektif ini,
termasuk pula keharusan wartawan menulis dalam konteks peristiwa
26
secara keseluruhan, tidak dipotong-potong oleh kecenderungan
subjektif.
Keempat, berita harus ringkas dan jelas. Menurut Mitchel V.
Charnley berita yang disajikan haruslah mudah dicerna dengan cepat.
Ini artinya suatu tulisan yang ringkas, jelas, sederhana. Tulisan berita
tidak menggunakan banyak kata-kata, harus langsung dan padu.
Penulisan berita yang efektif memberikan efek mengalir dan memiliki
warna alami tanpa berelok-elok atau tanpa kepandaian bertutur kata.
Berita harus dibuat secara ringkas, terarah, tepat, menggugah. Inilah
kandungan-kandungan kualitas yang harus dikejar oleh setiap penulis
berita.
Kelima, berita harus hangat, Berita merupakan suatu
peristiwa yang baru terjadi atau hangat. Peristiwa bersifat tidak kekal,
apa yang nampak benar hari ini belum tentu benar esok hari. Media
sangat memerhatikan faktor-faktor waktu, bahwa berita yang mereka
sajikan adalah yang terhangat.17
D. Konseptualisasi Media Massa
1. Definisi Media Massa
Media massa merupakan media komunikasi dan informasi yang
melakukan penyebaran informasi secara menyeluruh sehingga
informasi yang disajikan dapat diakses secara merata oleh
masyarakat.18
Sedangkan menurut Charlotte Ryan, media adalah alat
yang digunakan oleh pihak-pihak tertentu yang memiliki kepentingan
dan masing-masing pihak berupaya menonjolkan makna tertentu dalam
suatu peristiwa, yang diperkuat oleh berbagai argumentasi
pendukung.19
Media massa mempunyai beberapa karakteristik yaitu, pesan atau
isinya disebarluaskan kepada khalayak (publish), bersifat umum
17
Hikmat Kusumaningrat, Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik: Teori dan Praktik,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.47-57. 18
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana, 2006), h.72. 19
Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Indonesia, (Bandung: Rosdakarya, 2008),
h.47.
27
(universal), tetap atau berkala (periode), berkesinambungan (continue),
mengandung unsur kebaruan (actual). Media massa terbagi menjadi
beberapa jenis yaitu, media cetak, media elektornik dan media
online.20
2. Fungsi Media Massa
Fungsi media secara garis besar mencakup empat hal, yaitu:21
a. Fungsi Memberi Informasi (inform);
Media massa berfungsi untuk memenuhi kebutuhan informasi.
Informasi tidak hanya disadari sebagai kebutuhan masyarakat di
negara berkembang, melainkan terlebih juga bagi masyarakat
negara maju sebagai upaya mempertahankan keunggulan serta
memperkokoh pengaruh dan hegemoni di era persaingan global
yang semakin tajam.
b. Fungsi Mendidik (to educate)
Informasi itu disampaikan secara edukatif atau mendidik. Berita
yang bertebaran di media massa sangat kaya dengan informasi
yang mendidik karena mampu meningkatkan kecerdasan dan
pekerti masyarakat. Selain berita-berita langsung (straight news),
informasi yang lebih kaya lagi dapat diperoleh dari ulasan-ulasan
berita atau laporan yang mendalam (depth news atau interpretative
reporting), tajuk rencana, artikel opini dan kolom.
c. Fungsi Menghibur (to entertain)
Fungsi hiburan jurnalisme atau media massa tampak jelas dari isi
(content) medianya yang mencakup berita, laporan, foto, dan
artikel mengenai gaya hidup, cerita bersambung, cerpen, konser
musik. Selain itu dalam surat kabar atau majalah yang dikenal
serius sekalipun tidak jarang dijumpai tulisan atau karangan yang
20
Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Penerbit Ghia Indonesia,
2008), Cet Ke-1, h.12. 21
Sedia Willing Barus, Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita, (Jakarta: Erlangga,
2010), h. 16-17.
28
ditulis oleh orang yang selera humornya tinggi sehingga enak
dibaca, ringan, reflektif, segar, penuh warna, lucu, dan penting
untuk diketahui. Kemuliaan peran media massa yang utama justru
terletak pada kemampuannya menyajikan hiburan yang sekaligus
mendidik sehingga dapat mengembangkan kebudayaan.
d. Fungsi Kontrol Sosial
Fungsi pokok media atau pers di negara-negara demokrasi adalah
mengadakan fungsi kontrol sosial atau pengawasan masyarakat.
Demikian besar pengaruhnya dalam masyarakat di suatu negara
sehingga pers dalam melaksanakan fungsi kontrolnya itu sering
disebut sebagai kekuatan keempat (the fourth estate). Hal ini
diambil dari tiga pilar kekuasaan negara, yaitu Eksekutif
(Pemerintahan), Legislatif (Parlemen), dan Yudikatif (Peradilan).
Wartawan didalam menjalankan profesinya juga harus terikat dan
dibatasi oleh setidak-tidaknya empat hal, yaitu teori jurnalistik,
nilai-nilai sosial yang hidup dalam masyarakat, kode etik
jurnalistik, dan berbagai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku (hukum positif).
3. Media Televisi
Sejak munculnya media televisi, penyiaran berita
menimbulkan keterkejutan di kalangan media cetak dan radio. Media
televisi sebagai fenomena baru dalam dunia jurnalisme tampil sebagai
media yang menawan. Ada yang mengatakan, jika dulu orang
berhamburan ke luar rumah mencari surat kabar kalau ada suatu
peristiwa genting, kini orang buru-buru masuk rumah menyalakan
pesawat televisi.22
Berita adalah informasi tapi tidak semua informasi
adalah berita. Berita adalah informasi yang penting dan/atau menarik
bagi khalayak audien.23
Berita televisi terdiri atas:
22
Sedia Wiiling Barus, Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita, (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2010), h.9. 23
Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, h.9.
29
1. Gambar
2. Naskah
3. Audio/suara
Gabungan ketiga unsur itulah yang membedakan berita televisi
dengan berita radio dan media cetak, seperti surat kabar dan majalah.
Berita radio hanya berupa naskah dan audio atau suara tanpa gambar.
Sedangkan berita media cetak, boleh dikatakan hanya berupa naskah
tanpa gambar dan audio. Berita media cetak memang kadang disertai
dengan foto atau gambar, tetapi foto itu hanya menggambarkan satu
momen suatu peristiwa dan tidak memerlihatkan seluruh kejadian,
seperti dalam berita televisi.
E. Profesionalisme Wartawan
Profesionalisme wartawan dalam menulis pemberitaan terutama di
bidang hukum harus sesuai dengan aturan yang harus diikuti. Aturan
tersebut sudah tercantum dalam kode etik jurnalistik PWI pasal 7 yang
menyebutkan bahwa “Wartawan Indonesia dalam memberitakan peristiwa
yang diduga menyangkut pelanggaran hukum dan proses peradilan harus
menghormati asas praduga tak bersalah prinsip adil, jujur, dan penyajian
yang berimbang.”
Asas praduga tak bersalah dapat juga dipahami dari pasal 8, UU No.14
tahun 1970, yang menyatakan bahwa, “setiap orang yang disangka,
ditangkap, ditahan, dituntut, atau dihadapkan ke depan pengadilan wajib
dianggap tidak bersalah sebelum adanya putusan pengadilan yang
menyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum yang tetap.”24
Penerapan asas praduga tak bersalah yang diatur dalam Kode Etik
Jurnalistik bertujuan untuk memberikan batasan-batasan kepada pers agar
tidak menghakimi seseorang atau sekelompok orang yang sedang dalam
proses peradilan. Larangan membuat berita yang menghakimi dalam pers
tidak hanya berlaku pada pemberitaan yang menyangkut proses hukum dan
peradilan, akan tetapi mencakup semua pemberitaan.
24
Hikmat Kusumaningrat, Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik: Teori dan Praktik,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.117.
30
Arti asas praduga tak bersalah bukan sekedar menyatakan seseorang
bersalah atau tidak bersalah dalam suatu proses hukum dan peradilan akan
tetapi suatu kaidah atau larangan terhadap penghakiman pada semua
pemberitaan yang kebenarannya belum terbukti. Pers tidak memiliki hak
dan wewenang untuk menghakimi seseorang walaupun pengadilan telah
menyatakan kesalahannya, tugas pers hanya menyampaikan fakta tanpa ikut
menghakimi tersangka, terdakwa atau pelaku yang menjadi objek
pemberitaan yang akan menjurus pada trial by press.25
F. Ayat Al-Qur’an
Firman Allah SWT:
Q. S An-Nisaa (4): 29 yang berbunyi:
أوفسكم تقتهىا ول مىكم تزاض عه تجارة تكىن أن إل بانباطم بيىكم أمىانكم تأكهىا ل آمىىا انذيه أيها يا
إن ا بكم كان للا (92) رحيم
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan harta-harta
kalian di antara kalian dengan cara yang batil, kecuali dengan perdagangan
yang kalian saling ridha. Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian,
sesungguhnya Allah itu Maha Kasih Sayang kepada kalian. (Q.S. An-Nisa
(4):29)
Penjelasan firman Allah SWT dalam Q.S An-Nisaa menjelaskan bahwa
Allah SWT sudah memperingatkan kepada manusia agar tidak memakan harta
dengan cara-cara yang keji sehingga Allah menjadi tidak ridha dan akhirnya
tidak ada keberkahan dalam harta tersebut. Harta dari hasil cara memperoleh
yang bathil maka akan berujung pada sifat dzolim yang bukan hanya
merugikan orang lain tapi juga diri sendiri karena konsekuensi yang didapat di
dunia maupun di akhirat kelak.
25
Wina Armada Sukardi, Kajian Tuntas 350 Tanya Jawab, (Jakarta: Dewan Pers, 2012),
h.128.
31
Melalui ayat ini, Allah SWT mengingatkan: Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu memakan yakni memperoleh harta yang merupakan
sarana kehidupan kamu diantara kamu dengan jalan yang bathil, yakni tidak
sesuai dengan tuntutan syariat, tetapi hendaklah kamu peroleh itu dengan jalan
perniagaan yang berdasar kerelaan diantara kamu. Kerelaan yang tidak
melanggaran ketentuan agama.26
Harta benda mempunyai kedudukan dibawah nyawa, bahkan terkadang
nyawa dipertaruhkan untuk memperoleh atau mempertahankannya, maka pesan
ayat ini selanjutnya adalah dan janganlah kamu membunuh diri kamu sendiri,
atau membunuh orang lain secara tidak hak karena orang lain adalah sama
dengan kamu, dan bila kamu membunuhnya, maka kamupun terancam
membunuh karena sesungguhnyaAllah terhadap kamu Maha Penyayang.
“Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang
bathil,” ia berkata, “hendaklah sebagian kalian kalian tidak memakan harta
sebagian yang lain dengan cara yang haram, diantaranya riba, judi, dan semua
perkara yang telah Allah haramkan atas kalian kecuali dengan jalan
perniagaan.”
Ayat tersebut semakin menjelaskan bahwa suap, korupsi, judi bahkan
penipuan sangat dilarang oleh agama. Selain mendapatkan kerugian di dunia,
hal tersebut juga merugikan di akhirat karena dosa yang akan diterima nanti.
26
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran, h.391
32
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Singkat Perkembangan Kompas TV
Industri media mengalami perubahan dalam satu dasawarsa
terakhir. Perubahan menimbulkan tantangan sekaligus peluang bagi
Kompas Gramedia. Pengalaman Kompas Gramedia selama 50 tahun
menjadi tuntutan berharga bagi kami untuk dapat beradaptasi dan
mengelola setiap perubahan.
Media dan teknologi akan menjadi paduan penting pada
perkembangan media selanjutnya. Televisi dan media digital akan semakin
berperan penting di masyarakat. Kompas Gramedia menyadari tren
perubahan ini dan memperkuat kehadirannya melalui media televisi dan
media digital.
Menjawab kebutuhan masyarakat akan informasi melalui media
televisi, Kompas TV hadir sebagai televisi berita sebagai wujud komitmen
untuk meneruskan cita-cita para pendiri Kompas Gramedia yang
mendukung dan membangun masyarakat bangsa Indonesia. Kompas TV
juga akan menjadi media terdepan pilihan masyarakat. Dukungan dan
kerjasama semua pihak sangat diharapkan untuk menjadi kunci
keberhasilan Kompas TV di Indonesia.
Perdana di 9 kota besar, hingga saat ini Kompas TV sudah bisa
dinikmati lebih dari 100 kota di Indonesia dengan kualitas yang prima.
Dimulai pada bulan September 2011, Kompas TV menunjukan komitmen
untuk menjadi media terdepan yang inovatif, kreatif, dan inspiratif tak
hanya menghadirkan informasi aktual, tapi juga berkualitas.1
Kemajuan teknologi informasi yang begitu pesat memberi dampak
bagi perilaku masyarakat Indonesia, terutama untuk penikmat layar kaca
dan Kompas TV. Menjawab tantangan ini, Kompas TV hadir menyapa
pemirsa setia dalam bentuk digital di berbagai platform mulai dari televisi
1 https://www.kompas.tv/ diakses pada tanggal 26 November 2018 Pukul 12:27 WIB
33
berbayar dengan kualitas high definition,free streaming, hingga menjadi
yang terdepan di berbagai media sosial.
Pertumbuhan followers Kompas TV di sosial media meningkat
hingga 700%, maka tidak sedikit program dan pembahasan di KompasTV
menjadi trending topic di Indonesia bahkan dunia. Kompas TV terus
mengembangkan jaringan siaran Kompas TV di seluruh
IndonesiaKomitmen Kompas TV menjadi media terpercaya untuk
memberikan yang terbaik bagi bagi pemirsa dengan slogan “Independen
Terpercaya”.2
B. Visi Misi Kompas TV
“To be the most creative organization in southest asia to enlight people‟s
live with programmes and services that inform, education and entertaint
and to engange our audiences with an independent, distinctive and
appeling mix of programming and content, delivered via multiplatform
service.”3
C. Program-Program Kompas TV4
Tabel 3.1
Nama Kategori
Berita 1. Berita Kompas TV
2. Aiman
3. Singkap
4. Target
5. News or Hoax
6. Kompas Dunia
7. Sapa Indonesia
8. Gelar Perkara
2https://www.kompas.tv/ diakses pada tanggal 26 November 2018 Pukul 12:27 WIB
3http://www.Kompas.tv/index,php/front/profil diakses pada tanggal 26 November 2018
Pukul 12:30 WIB 4https://www.Kompas.tv/content/program diakases pada tanggal 26 November 2018
Pukul 13:00 WIB
34
9. Berkas Kompas TV
10. Jejak Kasus
Talkshow 11. Talk with Timothy
12. Opini
13. The Interview With Tukul
14. Dua Arah
15. Rosi
16. Kata Kita
17. Satu Meja
18. Apa Kata Hukum
Feature 19. Cerita Militer
20. Hidden Paradise
21. Doctors Go Wild
22. 100 Hari Keliling Indonesia
23. Food Story
24. Inspirasi Ramadhan
25. Explore Indonesia
26. Ekspedisi Gunung Agung
27. Jalur Rempah
28. Urban Cook
29. Kuliner Nusantara
Olahraga 30. Kompas Sport
Komedi 31. Stand Up Comedy Indonesia
Kompas TV merupakan sebuah perusahaan media yang
menyajikan konten tayangan televisi inspiratif dan menghibur untuk
keluarga Indonesia. Sesuai dengan visi misi yang diusung, Kompas TV
mengemas program tayangan news, adventure & knowledge,
entertainment yang mengedepankan kualitas. Konten program tayangan
35
KompasTV menekankan pada eksplorasi Indonesia baik kekayaan alam,
khazanah budaya, Indonesia kini, hingga talenta berprestasi.5
Tidak hanya berhenti pada program tayangan televisi, tersedia pula
produksi film layar lebar dengan jalan cerita menarik dan didukung talenta
seni berbakat Indonesia. Kompas TV juga menyediakan kanal televisi
berbayar pertama di Indonesia yang memiliki kualitas High Definition
(HD). Kualitas High Definition menyajikan gambar dengan resolusi tinggi
sehingga pemirsa dapat menikmati detail gambar dengan kontur jelas dan
warna yang lebih tajam.
Kompas TV sebagai pionir kualitas High Definition juga tengah
mengarah pada sistem televisi digital sesuai standar yang lazim digunakan
secara internasional. Sebagai bagian dari Kompas Gramedia Group yang
memiliki motto Enlightening People, Kompas TV didukung dengan
komposisi karyawan berkualitas dan berdedikasi tinggi yangsenantiasa
berusaha menyalurkan informasi yang akan menjadi Inspirasi Indonesia.6
D. Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
Gambar 3.1
5https://id.linkedin.com/company/kompas-tv di akses 06 Januari 2019 pukul 12:47
6https://id.linkedin.com/company/kompas-tv di akses 06 Januari 2019 pukul 12:47
36
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV merupakan
Program yang menggabungkan antara dokumenter dan talkshow yang
menyampaikan isu publik dengan mengungkap fakta dan menelisik akar
permasalahan secara kritis dan independen dibalik setiap peristiwa.
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV tayang satu minggu
sekali yaitu pada setiap Senin pukul 20:00 WIB.
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV melihat
adanya keterbatasan dari penyampaian sebuah isu dipublik, sehingga
penyampaian informasi yang dilakukan oleh program ini adalah dengan
terjun ke lapangan kemudian mengambil angle dari sebuah peristiwa dan
kemudian mengangkatnya ke layar kaca secara mendalam dan kritis.7
Tujuan Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
adalah agar pemirsa atau viewers Kompas TV menjadi kritis, karena
program ini mempunyai kewajiban untuk menggerakkan civil society atau
komunitas civil masyarakat, agar pemirsa sadar literasi media, literasi
budaya, literasi politik, agar ketika ada ketidakberesan di pemerintah
bahkan dilingkungan pemerintahan yang terkecil misalnya, mereka bisa
bersuara dan mereka berani bersuara.8
Struktur Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
Tabel 3.2
Pemimpin Redaksi Rosiana Silalahi
Wakil Pemimpin Redaksi Yogi Nugraha
Penanggung Jawab Program Zaenal Bhakti
Produser Eksekutif & Host Aiman Witjaksono
Produser Metalia Rasyid
7 Wawancara pribadi dengan Aiman Witjaksono, Produser Eksekutif Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV, Tanggal 27 November 2018 di Studio Orange
Kompas TV, Pukul 15:30 WIB 8 Wawancara pribadi dengan Aiman Witjaksono, Produser Eksekutif Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV, Tanggal 27 November 2018 di Studio Orange
Kompas TV, Pukul 15:30 WIB.
37
Chandra Kriftanigtyas
Reporter Rurin Rulianti
Febi Dwi Azanti
E. Episode Musuh dalam Selimut di KPK Pada tanggal 28 Agustus 2017
Tayangan Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV episode
“Musuh dalam Selimut di KPK” mengungkap tentang adanya isu penyidik
KPK yang menemui anggota DPR dalam kasus KTP Elektronik sekaligus
meminta sejumlah uang. Isu ini mencuat ke publik dari salah satu pernyataan
tersangka KPK, Miryam Haryani yang merasa bahwa dirinya mendapat
tekanan dari penyidik KPK karena menyebutkan beberapa nama anggota
DPR. Lalu kemudian isu selanjutnya bahwa penyidik KPK meminta uang 2
miliar rupiah agar kasusnya lepas dari jeratan hukum.
38
BAB IV
TEMUAN DATA
Episode “Musuh dalam Selimut di KPK” Program Documentary Talkshow
Aiman Kompas TV
Tabel 4.1
Segmen Pertama Membahas Miryam Haryani (Tersangka
KPK Kasus Korupsi KTP Elektronik)
Segmen Kedua Wawancara Bersama Elsa Syarif
(Pengacara Tersangka KPK Miryam
Haryani)
Segmen Ketiga Membahas Penyelidikan terhadap
penyidik KPK
Segmen Keempat Wawancara Bersama Saut Situmorang
(Pimpinan Komisi Pemberantasan
Korupsi)
Berdasarkan pembahasan di atas, penulis akan menguraikan perangkat
bingkai dari teori framing Gamson dan A. Modigliani yang terdapat pada 4
segmen Episode “Musuh dalam Selimut di KPK” Program Documentary
Talkshow Aiman Kompas TV. Berikut temuan data yang penulis uraikan dengan
perangkat bingkai Gamson dan A.Modigliani :
Segmen 1: Membahas Miryam Haryani (Tersangka KPK Kasus Korupsi
KTP Elektronik).
Miryam Haryani merupakan orang yang mengungkap pertama kali adanya
penyidik KPK yang selalu mendatangi anggota DPR di setiap kasus korupsi.
Dalam Kasus KTP Elektronik, Miryam Haryani mengungkapkan bahwa penyidik
KPK mendatanginya dan meminta uang 2 miliar rupiah agar kasus ia aman.
Tabel 4.2
Frame (Media Package)
Framing devices (Perangkat
Framing)
Reasoning devices (Perangkat
Penalaran)
Methapors:
Pembusuk dari dalam KPK
Roots: Fakta terungkap saat
pengadilan memutar video
39
benarkah ada? Mulai tercium dari
pernyataan seorang tersangkanya.
rekaman pemeriksaan Miryam
Haryani pekan lalu. Kala itu,
Miryam mengungkap adanya
petinggi KPK yang selalu
mendatangi komisi III DPR.
Uang pelicin juga disebut
Miryam dimintakan agar
kasusnya aman alias lepas dari
jeratan. Jumlahnya pun fantastis,
2 miliar rupiah.
Catchphrases:
Miryam Haryani menjadi salah
satu nama yang paling disorot
sejak awal kasus korupsi E-KTP
bergulir. Miryam Haryani
dihadirkan dalam sidang korupsi
E-KTP dengan terdakwa Irman dan
Sugiharto, dua pejabat
Kemendagri. Namun pada saat itu
pula, ia mencabut keterangannya di
Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
Miryam mengaku mendapat
tekanan dari penyidik KPK.
Appeals to principle: Febri Diansyah (Juru bicara
KPK): “Kami membuka
rekaman itu apa adanya
meskipun didalam rekaman itu,
Miryam juga mengatakan dari
pembicaraan dia pada salah
seorang di DPR. Dari
pembicaraan ia disana,
kemudian ia mendengar atau
dapat informasi, ada tujuh nama
seperti yang disebutkan tadi.
Karena itu tadi terkait dengan
internal KPK, meskipun itu bisa
jadi tidak benar atau bisa jadi
juga benar, maka proses
pemeriksaan internal tentu akan
kita lakukan.”
Exemplaar:
Miryam mengaku tak kenal orang
itu.Lalu Miryam menunjukan
sebuah catatan ke penyidik
KPK,Novel Baswedan yang
memeriksanya. Novel pun lantas
mengenal dan tahu bahwa pejabat
yang dimaksud adalah direktur
penyidikan KPK yang kini dijabat
oleh Brigjen Polisi Aris Budiman.
Consequences:
Aliran dana E-KTP yang di
korupsi masih menyimpan
banyak sekali misteri. Korupsi
besar triliunan rupiah, bak
sebuah drama yang berisi
ancaman bahkan serangan
sejumlah pihak kepada penegak
hukum. Tujuannya satu,
menjegal kasus ini agar terhenti,
tak semua pejabat yang terjerat.
Mulai pansus hak angket KPK,
serangan keji terhadap mata penyidik KPK, Novel
Baswedan, kemudian tewasnya
saksi kunci Johanes Marliem
yang diduga memiliki rekaman
lengkap pembagian aliran dana
40
korupsi hingga terbongkarnya
dugaan musuh dalam selimut,
justru di lembaga anti korupsi
KPK. Semuanya tertuju satu hal,
membuat lemah dan runtuhnya
integritas KPK memberantas
korupsi negeri ini.
Depiction: Miryam mengungkap
adanya petinggi KPK yang selalu
mendatangi komisi III DPR dalam
setiap kasus korupsi yang sedang
ditangani KPK.
Visual images:
Dalam hal ini, Program
Documentary Talkshow Aiman
Kompas TV menampilkan gambar
berupa cuplikan video pemeriksaan
rekaman Miryam Haryani oleh
Novel Baswedan dan Ambarita
Damanik.
Segmen 2: Mewawancarai Pengacara Elsa Syarief
Elsa Syarief merupakan pengacara tersangka Miryam Haryani yang
menyebut ada penyidik KPK yang meminta uang. Elsa Syarief juga membenarkan
bahwa penyidik KPK menemui Miryam ketika malam hari.
Tabel 4.3
Frame (Media Package)
Framing devices (perangkat
framing)
Reasoning devices (perangkat
penalaran)
Methapors: Kantor ini adalah
saksi yang merekam pada waktu
pertemuan antara Ibu Elsa Syarif
dengan Miryam Haryani.
Miryamberkeluh kesah terkait
pemerasan oleh penyidik KPK.
Roots: Elsa Syarief: “Nah, kali
ini datang Yani tuh dalam posisi
agak tertekan, agak sedih dan
agak marah, emosi lah. Dia
merasa diposisi dia sebagai
anggota DPR jadi tertekan,
merasa terisolir, merasa jadi pengkhianat, merasa dibenci
semua orangkarena menyebut
beberapa nama.”
Catchphrases: Appeals to principle:
41
Elsa Syarief: “Sebelum sidang
pengadilan, malamnya datang
penyidik KPK menemui Miryam
Haryani, padahal waktu itu sudah
di Berita Acara Pemeriksaan
(BAP).”
Elsa Syarief: “Yang jelas saya
dapat dengar dari pengacaranya
Yani, dia bilang gini “ibu gatau
kan? Ibu tau gak? itukan
penyidik KPK itu pada sehari
sebelum ini yang membuat
bingung Yani, sehari sebelum
dia memberi keterangan,
penyidik-penyidik KPK tuh
datang menekan dia.”
Exemplaar: Elsa Syarif
menganggap bahwa kasus KTP
Elektronik ini kasus yang luar
biasa. “Waktu Hambalang gak ada
yang berani nyentuh saya.”
Consequences:
Elsa Syarief: “Saat ini saya
merasa gak nyaman. Dan saya
kalau misalnya harus mundur
bagusnya saya tidak terlibat deh
dengan kasus ini.”
Depiction:
Elsa Syarief: “Luar biasanya bukan
soal duitnya ya, orang-orangnya ya
yang mungkin sudah terbiasa
canggih.”
Visual images:
Elsa Syarief menangis di kantornya
karena ikut menjadi saksi dalam
kasus korupsi KTP Elektronik
terkait pernyataan Miryam Haryani
yang mengungkap adanya penyidik
KPK yang menemui DPR
Sehingga membuatnya tidak
nyaman karena mendapatkan
sejumlah ancaman.
Segmen 3: Membahas Penyelidikan terhadap Penyidik KPK
Tudingan terhadap penyidik KPK menurut Program Documentary Talkshow
Aiman Kompas TV harus diselesaikan di pengawasan internal dengan sanksi etik
yang berlaku di KPK. Dalam segmen 3, Program Documentary Talkshow Aiman
Kompas TV memunculkan peraturan KPK terkait masalah di internal yang harus
diselesaikan dengan prosedur yang transparan.
42
Tabel 4.4
Frame (Media Package)
Framing Devices (Perangkat
Framing)
Reasoning Devices (Perangkat
Penalaran)
Methapors: Drama, ancaman,
hingga serangan mewarnai
pengusutan kasus KTP Elektronik.
Roots: Terakhir soal kesaksian
Miryam saat diperiksa dua
penyidik KPK, Novel Baswedan
dan Ambarita Damanik.
Rekamannya diputar lengkap
pekan lalu pada sidang
pengadilan. Pertama, soal
pertemuan penyidik KPK
dengan anggota DPR yang
membocorkan informasi dari
KPK. Kedua, soal permintaan
uang pelicin 2 miliar rupiah agar
kasus Miryam lepas dari jeratan.
Catchphrases: Ada yang janggal,
hasil dari pernyataan Miryam yang
sudah diketahui sejak Desember
2016, sampai detik ini belum ada
penjelasan terkait penyelidikan
terhadap dugaan penyidik KPK
yang disebut Miryam.
Appeals to principle:
Sejumlah pihak pun
menyayangkan KPK tak
melakukan penyidikan kasus
secara transparan, tak membuka
terang-terangan.
Exemplaar: Cederanya,
penegakan hukum oleh KPK
sempat terjadi empat tahun lalu
saat surat perintah penyidikan
(sprindik) terhadap Anas
Urbaningrum dalam kasus
Hambalang bocor ke publik.
Belakangan diketahui sprindik
Anas dibocorkan oleh Sekretaris
Ketua KPK Abraham
Samad,Wiwin Suwandi. Kasus ini
pun dipecahkan dengan tepat dan
transparan oleh KPK.
Consequences: Abraham samad
dan Adnan Pandu Praja,
keduanya adalah pimpinan KPK
dan mendapat sanksi etik karena
kelalaian dan tidak hati-hati
hingga menyebabkan bocornya
surat rahasia.
Depiction: KPK yang kini tengah
menjadi sorotan, harus
menunjukan diri sebagai lembaga
yang independen. Tidak bekerja
atas tekanan dari siapapun, karena
KPK bukan hanya lembaga
pemberantas korupsi tapi contoh
43
dari perjuangan penegakan
perilaku dan integritas pribadi.
Visual images:.
Program Documentary Talkshow
Aiman Kompas TV menayangkan
gambar sanksi etik untuk pegawai
KPK yang melakukan pelanggaran.
Segmen 4: Mewawancarai Saut Situmorang, Pimpinan KPK
Tudingan yang menimpa internal KPK tidak luput dari sanksi etik yang harus
di putuskan oleh Pimpinan KPK. Dalam hal ini, pimpinan KPK mempunyai
wewenang untuk mengusut tuntas secara transparan dan memiliki andil dalam
pemberian sanksi etik jika ada pegawainya yang melanggar.
Tabel 4.5
Frame (Media Package)
Framing devices (perangkat
framing)
Reasoning devices (perangkat
penalaran)
Methapors: Permasalahan
ditengah apresiasi terhadap KPK
yang telah melakukan Operasi
Tangkap Tangan (OTT) terbesar
sepanjang sejarah berdirinya
Komisi Pemberantasan Korupsi, 20
miliar rupiah lebih, saat ini juga
ada tudingan, usuh dalam selimut
di KPK.
Roots: Saut Situmorang:
“Percayalah kami tidak akan
mati. Musuh dalam Selimut di
KPK. itu ya bisa jadi riak-riak.”
Catchphrases:
Meskipun saya katakan lambat
karena belum melakukan
pemeriksaan atas orang-orang yang
disebutkan oleh Miryam Haryani
yang mengatakan penyidik KPK
menemui dirinya.
Appeals to Principle:Saut
Situmorang: “Tidak ada yang
bebas dari pemeriksaan. Saya
pribadi percaya bahwa penyidik-
penyidik KPK itu orang-orang
yang berintegritas. Mereka lewat
tes yang cukup selektif kok. Dan
itu nama-namanya juga masih
belum jelas kan ya jadi artinya
ini keyakinan kita. Ini bagian
dari yang flame-flame tadi yang
mungkin akan membakar kita
menjadi bikin kita jadi goyah tapi sebenarnya kita tidak akan
surut. Kita akan maju terus.”
44
Exemplaar: Saut Situmorang: “Ya
kalau putusannya kan waktu itu
komisi etiknya bekerja hasil
pemeriksaan pengawas internalnya
disampaikan ke komisi etik.
Komisi etik mengatakan
pelanggaran yang ringan segala
macam dikasih teguran. Jadi tidak
ada yang kebal atas pemeriksaan di
KPK.”
Consequences: Saut
Situmorang: “Yang baru kita
meminta klarifikasi, baru
direkturnya saja dan dia sudah
menjelaskan dia tidak mengerti
apa yang dimaksud oleh Miryam
tersebut. Kita belum tahu kan
namanya siapa-siapa kita belum
tahu belum mengerti.”
Depiction: Saut Situmorang:
“KPK sudah punya bentuk
organisasi yang memori
organisasinya cukup kuat diganti
siapapun KPK ini sudah punya
format, ruh organisasinya itu sudah
tumbuh. Kecuali sistem itu rusak
dari dalam.”
Visual images:
Dalam Segmen 4 ini, Program
Documentary Talkshow Aiman
Kompas TV menayangkan gambar
berupa video demonstrasi massa
HMI terkait dengan penekanan
pesan bahwa jangan sampai isu ini
memancing emosi massa untuk
dapat melakukan pengawalan jika
petinggi di KPK tidak melakukan
pemeriksaan atau bergerak cepat.
TRANSKRIP WAWANCARA BERSAMA AIMAN WITJAKSONO
Narasumber : Aiman Witjaksono
Jabatan : Produser Eksekutif & Host Program Documentary Talkshow
AimanKompas TV
Waktu : 27 November 2018 Pukul 15:30 WIB
Tempat : Gedung Orange Kompas TV, Palmerah, Jakarta Pusat
1. Sebenarnya Program Aiman ini tergolong berita apa?
Aiman adalah program yang belum pernah ada sebelumnya di Indonesia
dan sekarang sudah mulai tumbuh ya diantaranya TVOne itu fakta dan di
45
Metro TV. Meskipun NSA ada sebelum Aiman, tapi sekarang agak mirip
dengan Aiman itu dia buat. Jadi Program Aiman adalah Program
Documentary Talkshow. Dia gabungan antara dokumenter dan talkshow.
2. Apa yang mendasari adanya program Documentary Talkshow Aiman
Kompas TV? Apakah dari keresahan atas isu-isu yang terjadi di indonesia?
Karena begini, ada keterbatasan dari penyampaian sebuah isu dipublik.
Kalau dengan talkshow dia hanya ada di studio kalau dengan berita biasa
harian, dia juga hanya di studio terus kemudian menyampaikan informasi.
Tidak ada kemudian wartawansenior yang terjun ke lapangan yang
kemudian mengambil angle dari sebuah peristiwadan kemudian
mengangkatnya ke layar kaca dengan kritis. Kalau seandainya di gunakan
metode reporter yang pemula maka akan memiliki pendekatan yang
berbeda.
3. Berarti itu sudah termasuk kelebihan Program Dokumentary
TalkshowAiman ya pak?
Saya pikir kalau kelebihan atau tidak, bisa diserahkan kepada publik yang
menilainya tapi kalau saya menyampaikan sesuatu yang berkembang di
masyarakat dengan optimal dan dengan pesan yang independen,
bermanfaat dan solutif.
4. Packaging yang dilakukan oleh Program Dokumentary Talkshow Aiman
Kompas TV seperti apa?
Data bagi produk jurnalistik adalah sebuah hal yang mutlak. Grafik kan
data sehingga apapun bentuknya apakah itu grafik, apakah itu potongan
dari pernyataan pihak lain, ataukah itu dokumen media sosial atau itu buku
dan lain sebagainya, itu wajib saya sampaikan sebagai konstruksi dalam
membangun sebuah alur pemberitaan yang kredible.
5. Pengharapan bagi masyarakat yang menonton Program Documentary
Talkshow Aiman Kompas TV?
Mendapat manfaat dan independensi yang sama. Program Documentary
Talkshow Aiman dalam menyampaikan programnya selalu memiliki
konsep yang independen. Tidak memihak apakah itu partai politik atau
kubu politik tertentu ataukah capres tertentu. Institusi tertentu juga tidak.
46
Apa yang disampaikan oleh Program Documentary Talkshow Aiman
Kompas TV adalah program yang independen dengan itu diharapkan
pemirsaatau publik yang menjadi konsumen dari Program Documentary
Talkshow Aiman mendapatkan manfaat yang maksimal karena di
sampaikan dengan jujur, dengan independen, tidak memihak dan tanpa ada
kepentingan. Apa harapannya? Supaya pemirsa, viewers Kompas TV
menjadi kritis karena kita punya kewajiban untuk menggerakkan civil
society atau komunitas civil masyarakat supaya mereka sadar literasi
media, literasi budaya, literasi politik, supaya mereka ketika ada.
Tujuannya ini, ketika ada ketidakberesan di pemerintah bahkan
dilingkungan pemerintahan yang terkecil misalnya di RT, itu mereka bisa
bersuara dan mereka berani bersuara itu salah satu tujuan dari Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV. Kita mengajak masyarakat,
kita mengedukasi masyarakat untuk berani. Oleh karena itu, maka
Program Documentary Talkshow Aiman terkesan orang banyak yang
bilang “kok berani banget” karena kami ingin mengajak ayo berani. Ketika
melawan ketidakadilan, ketidakbenaran, suarakan dengan data yang kuat.
Karenanya, Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV selalu
menggunakan data yang kuat.
6. Program Documentary Talkshow Aiman ditayangkan berapa kali?
Satu minggu sekali setiap Senin pukul 20:00 WIB.
7. Setiap episode melalui rapat redaksi?
Dua kali dalam satu minggu dan bisa lebih dari itu karena kita tidak selalu
bertemu, bisa lewat online.
8. Bagaimana Program Documentary Talkshow Aiman memilih suatu
peristiwa atau isu untuk ditayangkan?
Yang menjadi pembicaraan ditengah masyarakat dan mempunyai manfaat.
9. Dalam memilih narasumber apakah pemilihan itu didasarkan pada apa
yang ingin disampaikan oleh Program Documentary Talkshow Aiman apa
terkait dengan isu?
Kita gabungan antara apa yang ingin dikehendaki oleh publik karena kita
juga punya data ya dan apa yang bermanfaat. Dalam artian gini, ketika ada
47
yang dikehendaki oleh public, belum tentu yang dibutuhkan oleh publik
tapi yang dibutuhkan oleh public, belum tentu yang di ingini oleh publik.
Sehingga kita mencari jalan tengah diantara kebutuhan dan keinginan
publik.
10. Berarti berdasarkan dua-duanya?
Kita ingin publik juga menikmati, karena percuma publik butuh tapi tidak
bisa menikmati. Dia gakseneng lihatnya kan percuma. Pesan kita gak
sampai juga. Oleh karena itu jalan tengah memutuskan antara kebutuhan
dan keinginan publik akan sebuah informasi menjadi seni tersendiri.
11. Pada episode Musuh dalam Selimut di KPK mengapa Program
Documentary Talkshow Aiman melihat kasus KTP Elektronik dari sisi
lembaga KPK?
Karena pada waktu itu yang berkembang informasinya adalah ada
sejumlah anggota penyidik KPK yang bertemu dengan anggota DPR.
Sehingga itu menjadi suatu hal yang menarik untuk diangkat. Selain
berpotensi untuk melanggar etikadari KPK, juga memunculkan
konsekuensi hukum bagi siapapun yang bertemu karena itu sedang ada
proses penegakan hukum dari sebuah kasus yang sangat besar KTP
Elektronik. Pada saat itu, Program Documentary Talkshow Aiman melihat
disitu ya cukup jeli pada waktu itu adalah hal yang harus diungkap ke
publik dan kita mewawancarai narasumber yang memang dianggap paling
mengetahui dan kita mendapatkan eksklusif dari situ.
12. Makna apa yang ingin disampaikan lewat peribahasa “Musuh dalam
Selimut”?
Karena ada anggota KPK yang bertemu dengan anggota DPR. Harusnya
KPK mengusut terkait dengan KTP Elektronik di DPR, tetapi malah
bertemu sebelumnya nah itukan musuh dalam selimut dalam tanda kutip.
Meskipun kita pakai tanda tanya yah tolong digaris bawahi.
13. Sebenarnya apa yang ingin dikonstruksi oleh Program Documentary
Talkshow Aiman Kompas TV terkait dengan episode “Musuh dalam
Selimut di KPK”?
48
Kita ingin membongkar apakah benar bahwa pertemuan itu ada. Kedua,
kalau seandainya pertemuan itu ada, apa yang dibicarakan dan sejauh
mana konsekuensi etik akan itu bahkan konsekuensi hukum. Jika tidak
ada, maka harus dibuktikan oleh Miryam Haryani yang mengatakan pada
waktu itu apa tujuannya untuk melakukan kebohongan itu. Jadi kita dalam
posisi tengah-tengah, netral. Kita tidak mengatakan kita tidak
menyimpulkan bahwa itu pasti ada kita tidak menyimpulkan bahwa itu
tidak ada. Justru kita ingin mencoba untuk mencari apakah hal tersebut
benar adanya atau tidak.
14. Program Documentary Talkshow Aiman melihat kasus KTP Elektronik
seperti apa?
Ya besar karena melibatkan pimpinan lembaga tinggi negara kan ketua
DPR pada waktu itu Setya Novanto terlibat.Ada juga kemudian nama-
nama besar yang kemudian disebut dan sebagian sudah menjadi tersangka
yang sebagian lain tidak terbukti sama sekali saat ini dan proses itu masih
berlangsung yang dilakukan oleh KPK.
15. Termasuk lembaga KPK tersebut?
Iya
16. Mengapa memilih fakta video rekaman Miryam Haryani tentang penyidik
KPK?
Karena itu tadi,ada konsekuensi etik dan konsekuensi hukum.
17. Apakah pertanyaan yang diajukan untuk narasumber sudah diberitahukan
sebelumnya?
Oh tidak, kami mewawancarainya secara eksklusif.
18. Apakah KPK kurang transparan?
Ketika benar ada pertemuan itu maka harus ada penegakan etik
dilingkungan internal KPK ketika tidak ada pertemuan itu maka juga harus
ada penegakan hukum terhadap Miryam Haryani yang melakukan
kebohongan.
19. Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV mempunyai akun
media sosial tidak?
Tidak, kami pakai Kompas TV.
49
20. Kalau ada saran?
Bisa langsung ke saya.
21. Mengapa Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
Membandingan kasus ini dengan sprindik KPK pada waktu itu?
Spridik KPK terjadi karena ada kebocoran. Sehingga ditegakkan komite
etik atas itu. Nah sekarang kalo memang benar juga ditegakkan komite
etik, sampai sekarang gak terbukti tuh siapa dan sampai sekarang masih
menggantung. Jangankan soal itu, soal perobekan kertas hasil penyidikan
aliran dana korupsi impor sapi Basuki Hariman itu juga sampai sekarang
kan gajelas di KPK dan itu menjadi pertanyaan. Apakah memang benar,
bagaimana proses nya harus lebih transparan. Kalau saya boleh sarankan
kepada KPK ya harus lebih transparan soal itu.
22. Pesan yang ingin disampaikan terkait citra KPK akan isu ini?
KPK masih aktif dalam melakukan kerjanya ya Operasi Tangkap Tangan
misalnya. Bahwa ada pertanyaan pertanyaan yang masih menggantung di
KPK itu sebuah fakta dan bisa jadi citranya menjadi tidak baik.
50
BAB V
ANALISIS DATA
Isu anggota penyidik KPK yang menemui anggota DPR menarik Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV untuk mengupas dan mengungkap
kebenaran isu tersebut. Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
melihat sisi lain kasus korupsi KTP Elektronik justru dari lembaga KPK yang
menjadi role model pencegahan korupsi. Sebagai Program yang menggabungkan
antara dokumenter dan talkshow, program ini mampu memberikan cara pandang
realitas yang terlihat nyata karena didukung oleh perangkat-perangkat bingkai.
Episode yang dihadirkan bertujuan mengungkap fakta & menelisik akar
permasalahan secara kritis & independen dibalik peristiwa musuh dalam selimut
di KPK. Dalam hal ini Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
menggunakan teras berita gabungan antara teras berita bertanya (question lead)
dan teras berita kontras (contrast lead). Teras berita bertanya dipilih dengan
pertimbangan unsur pertanyaan yang dilontarkan narasumber atau pelaku
peristiwa yang dinilai lebih menarik daripada unsur lainnya. Teras berita kontras
(Contrast Lead) yang merupakan suatu peristiwa yang berlawanan dengan yang
seharusnya terjadi. Cara termudah untuk mengenalinya adalah dengan
memperhatikan isinya, apakah terdapat kata atau perilaku yang berlawanan
dengan yang seharusnya dilakukan oleh si pelaku peristiwa. Teras berita kontras
umumnya lebih banyak terjadi pada peristiwa yang bersifat negatif. 1
Teras berita bertanya dan kontras yang digunakan oleh Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV mengandung unsur ketidakberesan di
lembaga anti korupsi. Lembaga yang bersih dan memegang teguh prinsip
kejujuran ternyata tidak luput dari tudingan pengkhianat di tubuh institusi KPK.
Sehingga lead yang muncul berupa pengandaian Musuh dalam Selimut.
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV mengangkat isu ini
karena menarik perhatian khalayak, ketika salah satu kesaksian Tersangka KPK
1 Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis
Jurnalis Profesional, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h.129-146.
51
Miryam Haryani menginformasikan bahwa penyidik KPK menemui anggota DPR
dan meminta sejumlah uang. Sehingga hal itu menjadi suatu yang menarik untuk
diangkat.
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV melihat jeli proses
ini sehingga selain berpotensi untuk melanggar etika dari KPK juga memunculkan
konsekuensi hukum bagi siapapun yang bertemu, karena pada saat itu sedang ada
proses penegakan hukum dari sebuah kasus yang sangat besar yaitu KTP
Elektronik. Hal ini menurut Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
harus diungkap ke publik dengan mewawancarai narasumber secara eksklusif
yang memang dianggap paling mengetahui.
Musuh dalam Selimut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai
arti musuh yang amat dekat di lingkungan keluarga sendiri. Musuh dalam selimut
pelakunya kerap kali disebut pembusuk atau pengkhianat karena tingkah dan
perilakunya yang dianggap menyimpang dari ketentuan sehingga dapat
menciderai integritas.
Video pengantar yang ditampilkan oleh Program Documentary Talkshow
Aiman Kompas TV dalam episode “Musuh dalam Selimut di KPK” menunjukan
bahwa apa yang disedang dihadapi oleh lembaga KPK merupakan sebuah ujian
integritas. Lembaga yang memegang teguh prinsip independen, kini mendapat
tudingan yang dapat menodai jalannya kasus korupsi.
Pemilihan narasumber pada episode “Musuh dalam Selimut di KPK”
didasarkan pada apa yang ingin disampaikan oleh Program Documentary
Talkshow Aiman Kompas TV.
“Ketika ada yang dikehendaki oleh publik belum tentu yang dibutuhkan
oleh publik, tapi yang dibutuhkan oleh publik belum tentu yang diingini
oleh publik. Sehingga kita mencari jalan tengah diantara kebutuhan dan
keinginan publik. Kita ingin publik juga menikmati, karena percuma
publik butuh tapi tidak bisa menikmati. Dia gak seneng lihatnya kan
percuma, pesan kita gak sampai juga. Oleh karena itu jalan tengah
52
memutuskan antara kebutuhan dan keinginan publik akan sebuah
informasi menjadi seni tersendiri.”2
Konstruksi citra yang dibangun oleh Program Documentary Talkshow
Aiman Kompas TV episode Musuh dalam Selimut di KPK terkait pemberitaan
penyidik KPK merupakan sebuah citra yang tidak baik. Pertemuan antara
penyidik KPK yang menemui anggota DPR dan membocorkan informasi terkait
kasus korupsi bisa merusak tubuh lembaga KPK yang didalamnya terdapat sebuah
harapan bagi masyarakat sebagai lembaga satu-satunya yang tidak akan
melakukan penyimpangan seperti korupsi. Permintaan uang 2 miliar rupiah
kepada salah satu tersangka KPK, Miryam Haryani, menambah daftar
ketidakpercayaan masyarakat yang dikonstruk oleh Program Documentary
Talkshow Aiman Kompas TV atas beberapa pernyataan-pernyataan yang
membenarkan sehingga mampu melemahkan KPK.
A. Konstruksi Realitas Episode Musuh dalam Selimut di KPK Pada
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV ingin membongkar,
pertama, apakah benar pertemuan itu antara penyidik KPK dengan anggota DPR
terkait kasus korupsi KTP elektronik. Kedua, jika seandainya pertemuan itu ada,
apa yang dibicarakan dan sejauh mana konsekuensi etik akan itu bahkan
konsekuensi hukum.3
Tahapan-tahapan Konstruksi Pemberitaan citra KPK episode “Musuh
dalam Selimut di KPK” sebagai berikut:
1. Menyiapkan Materi Konstruksi
Isu yang menimpa lembaga pemberantasan korupsi (KPK) menarik
perhatian pemirsa atau masyarakat. Kasus ini berkaitan dengan penyidik
KPK yang menemui anggota DPR terkait kasus KTP Elektronik dan
meminta uang 2 miliar rupiah. Seperti yang diketahui publik, bahwa
2 Wawancara pribadi dengan Aiman Witjaksono, Produser Eksekutif Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV, Tanggal 27 November 2018 di Studio Orange
Kompas TV Pukul 15:30 WIB 3Wawancara pribadi dengan Aiman Witjaksono, Produser Eksekutif Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV, Tanggal 27 November 2018 di Studio Orange
Kompas TV Pukul 15:30 WIB
53
lembaga pemberantasan korupsi merupakan lembaga yang bersih dan
memegang teguh kejujuran. Artinya, ketika ada isu tersebut tentu
membuat banyak orang tersentak, benarkah ada penyidik yang
mengkhianati institusinya sendiri sehingga dapat merusak citra KPK
yang merupakan pegangan masyarakat untuk selalu percaya dalam
memberantas kasus korupsi yang merugikan rakyat.
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV episode
“Musuh dalam Selimut di KPK”, berpihak pada kepentingan masyarakat.
Karenanya, Program Documentary Talkshow Aiman ingin mengedukasi
pemirsa atau masyarakat agar berani menyuarakan ketidakadilan dengan
data yang kuat.4
2. Sebaran Konstruksi
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV menganggap
bahwa isu ini layak untuk diberitakan dan diketahui dengan cepat kepada
publik. Pemilihan isu atau peristiwa yang ditayangkan dalam satu
minggu sekali, tentu dengan proses bagaimana isu tersebut sedang
menjadi tanda tanya besar yang harus diungkapkan. Tudingan yang
menimpa institusi anti korupsi membuat media harus mengupas isu dari
akar dan mendalam sehingga masyarakat mengetahui isu yang sedang
hangat dalam peristiwa jangka waktu satu minggu.
1. Pembentukan Konstruksi realitas
Tahap-tahap dalam pembentukan konstruksi realitas antara lain:
a. Tahap pembentukan realitas
Setelah tahap dimana pemberitaan telah sampai kepada
masyarakat, selanjutnya yaitu pembentukan konstruksi
pada masyarakat. Terdapat tiga tahap yang terjadi.
Pertama, konstruksi realitas pembenaran yang terlihat
bahwa pemberitaan itu benar-benar sedang terjadi. Maka
4Wawancara pribadi dengan Aiman Witjaksono, Produser Eksekutif Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV, Tanggal 27 November 2018 di Studio Orange
Kompas TV Pukul 15:30 WIB
54
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
menekankan peristiwa ini kepada pemirsa agar apa yang
sedang mereka saksikan merupakan sesuatu yang dialami.
Kedua, kesediaan dikonstruksi oleh media. Setelah
pemirsa teryakini oleh pemberitaan yang disiarkan oleh
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
merupakan sesuatu yang apa adanya, maka pemirsa
secara tidak langsung akan dikonstruksi karena di dalam
pemberitaan tersebut didukung oleh pernyataan-
pernyataan narasumber yang dianggap paling mengetahui
yaitu Elsa Syarief dan Saut Situmorang.
Ketiga, pilihan konsumtif. Tahap ini merupakan salah
satu tahapan yang menentukan apakah pemirsa akan terus
menjadi konsumen program tersebut sehingga setelah
terjadi melewati tahapan yang disebutkan. Selanjutnya,
pemirsa akan merasa mendapatkan manfaat dan
pemberitaan yang jujur dari peristiwa yang disiarkan
dalam Program Documentary Talkshow Aiman Kompas
TV yang kemudian menjadi pilihan konsumtif yang harus
ditonton oleh pemirsa karena proses konstruksi sudah
terjadi.
b. Pembentukan Konstruksi Citra
Menurut Program Documentary Talkshow Aiman
Kompas TV, berita mengenai penyidik KPK merupakan
berita yang dapat menciderai integritas KPK. Sebagai
lembaga yang merupakan role model pencegahan korupsi,
isu ini seharusnya tidak sampai ke telinga publik sehingga
menurut Program Documentary Talkshow Aiman,
tudingan terhadap penyidik KPK yang dianggap rakyat
sebagai pejuang integritas ternodai oleh isu negatif dan
akan berakibat buruk bagi tubuh KPK.
55
2. Konfirmasi
Reaksi dari masyarakat kepada pemberitaan Musuh dalam Selimut
di KPK terdapat dalam kolom komentar yang tersedia di unggahan
akun milik Aiman Witjaksono dan akun resmi Kompas TV.
Masyarakat dalam komentarnya mengungkapkan bahwa media
harus terus mengawal kasus korupsi dan mengawal institusi negara
sekalipun itu adalah institusi yang dipercaya oleh masyarakat.
Dalam hal ini, Program Documentary Talkshow Aiman Kompas
TV tidak memiliki akun sosial media tapi setiap episode yang
ditayangkan di unggah atau diberitahukan di media sosial oleh host
yang membawakan acara yaitu Aiman Witjaksono.
Gambar 5.1
56
Gambar 5.2
Gambar 5.3
57
Gambar 5.4
Gambar 5.5
Gambar 5.6
58
B. Analisis Framing Episode Musuh dalam Selimut di KPK Pada
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
Dalam pemberitaan episode “Musuh dalam Selimut di KPK”,
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV kontra terhadap isu
yang sedang terjadi di tubuh instritusi lembaga anti korupsi KPK yaitu
ketika ada tudingan anggota penyidik dan seorang direktur KPK yang
menemui anggota DPR terkait kasus KTP Elektronik. Karenanya, Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV ingin ada sanksi etik dan
sanksi hukum jika memang isu tersebut benar. Maka KPK perlu transparan
kepada awak media terkait penyelidikan terhadap penyidik KPK yang
melakukan pelanggaran.
“Selain berpotensi untuk melanggar etika dari KPK, juga
memunculkan konsekuensi hukum bagi siapapun yang bertemu
karena saat itu sedang ada proses penegakan hukum dari sebuah
kasus yang sangat besar yaitu KTP Elektronik. Program
Documentary Talkshow Aiman melihat disitu ya cukup jeli pada
waktu itu adalah hal yang harus diungkap ke publik.”5
Penulis dalam membahas masalah ini menggunakan teori framing
William Gamson dan A. Modigliani untuk mengungkap bagaimana
perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika
menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang itu kemudian
menentukan fakta mana yang akan diambil bagian mana yang ditonjolkan
dan ke arah mana berita tersebut. Gamson dan A.Modigliani menyebut
cara pandang itu sebagai kemasan (package). Package merupakan
rangkaian ide yang menunjukan isu apa yang dibicarakan dan peristiwa
mana yang relevan.6
5 Wawancara pribadi dengan Aiman Witjaksono, Produser Eksekutif Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV, Tanggal 27 November 2018 di Studio Orange
Kompas TV Pukul 15:30 WIB 6Rachmat Kriyantono, Teknis Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada
Group, 2006), h. 259.
59
Packaging yang dilakukan Program Documentary Talkshow Aiman
Kompas TV meliputi 5 segmen dan satu diantaranya yaitu untuk closing.
Penulis akan membahas 4 segmen yang dikemas oleh Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV yang merupakan kumpulan
dari ide-ide sehingga program ini mampu mengonstruksi pemirsa lewat
episode Musuh dalam Selimut di KPK. Berikut beberapa pembahasannya:
Tabel 5.1
Segmen Pertama Membahas Miryam Haryani (Tersangka
KPK Kasus Korupsi KTP Elektronik)
Segmen Kedua Wawancara Bersama Elsa Syarif
(Pengacara Tersangka KPK Miryam
Haryani)
Segmen Ketiga Membahas Penyelidikan terhadap
Penyidik KPK
Segmen Keempat Wawancara Bersama Saut Situmorang
(Pimpinan Komisi Pemberantasan
Korupsi)
Dari 4 segmen tersebut, penulis menganalisis dengan
menggunakan teori Gamson dan A.Modigliani untuk menghadirkan
konstruksi makna dari peristiwa yang berkaitan dengan wacana. Sehingga
dengan begitu, akan menghadirkan cara pandang dari program tersebut
terhadap kasus yang sedang dibahas yaitu tentang penyidik KPK yang
menemui anggota DPR terkait kasus KTP Elektronik. Cara pandang
tersebut dirangkai melalui packaging atau kemasan berupa rangkaian-
rangkaian seperti pendapat maupun peristiwa yang relevan untuk
mendukung bingkai yang akan diungkapkan oleh program tersebut.
Identifikasi masalah berdasarkan framing William Gamson dan
Andre Modigliani yaitu:7
a. Media Package
Media Package merupakan kumpulan makna yang diambil dari
asumsi suatu berita. Media kontra terhadap kasus yang menimpa
7 Alex Sobur, Analisis teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), h.178.
60
lembaga KPK meskipun dalam wawancara bersama Aiman Witjaksono,
ia tidak menceritakan secara terbuka soal sikapnya terhadap isu
tersebut, namun dapat dilihat dari judul episode tersebut yaitu “Musuh
dalam Selimut di KPK”. Program Documentary Talkshow Aiman
Kompas TV memaknai peristiwa KTP Elektronik dari sisi lembaga
KPK. Untuk mendukung gagasan, Program DocumentaryTalkshow
Aiman Kompas TV menaruh perhatian pada pernyataan tersangka KPK,
Miryam Haryani dengan membuka rekaman pemeriksaan oleh penyidik
KPK pada saat itu Novel Baswedan dan Ambarita Damanik.
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
menggunakan slogan peribahasa dengan judul “Musuh dalam Selimut”
untuk menanggapi isu yang beredar di tubuh institusi pemberantasan
korupsi.
“Karena ada anggota KPK yang bertemu dengan anggota DPR.
Harusnya KPK mengusut terkait dengan KTP Elektronik di DPR,
tetapi malah bertemu sebelumnya nah itukan musuh dalam selimut
dalam tanda kutip.”8
b. Core Frame
Core frame pada hakikatnya berisi elemen-elemen inti untuk
memberikan pengertian yang relevan terhadap peristiwa dan
mengarahkan makna pada isu yang dibangun berdasarkan perspektif.
Core frame dalam Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
yang diperoleh baik dari video pengantar berita maupun dari pernyataan
dan pertanyaan saat sesi dialog dimulai yaitu:
Video pengantar merupakan video pemeriksaan pernyataan
Miryam Haryani tersangka KPK dalam kasus KTP Elektronik yang
mengejutkan publik. Pernyataan itu menerangkan bahwa penyidik KPK
sering kali menemui anggota DPR dari setiap kasus korupsi yang
terjadi. Pada kasus yang menimpanya, penyidik KPK meminta uang 2
miliar rupiah agar kasus yang dihadapi Miryam lepas dari jeratan.
8 Wawancara pribadi dengan Aiman Witjaksono, Produser Eksekutif Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV, Tanggal 27 November 2018 di Studio Orange
Kompas TV, Pukul 15:30 WIB
61
Pernyataan Miryam Haryani tersebut didukung oleh pengacaranya
Elsa Syarief, yang membenarkan bahwa penyidik KPK menemui
anggota DPR termasuk Miryam Haryani, hingga membuatnya tertekan.
Selanjutnya pernyataan dari Pimpinan KPK, Saut Situmorang yang
membenarkan bahwa penyidik KPK yang berkhianat itu bisa jadi benar.
c. Condesing Symbol
Condesing Symbol adalah hasil pencermatan terhadap framing
devices dan reasoning devices sebagai dasarnya digunakan perspektif.
Sikap kontra terhadap KPK dapat dilihat dari judul yang ditayangkan
dalam Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV yang
berjudul “Musuh dalam Selimut di KPK”. Secara tersirat, judul tersebut
langsung melabeli institusi pemberantasan korupsi dan terkait citranya
sebagai lembaga yang memegang teguh prinsip independen dan
integritas.
Judul “Musuh dalam Selimut di KPK” jika dipahami sarat akan
kandungan makna negatif. Setiap pemilihan kata yang dipakai
menandakan bahwa terdapat tanda-tanda yang meyakini isu
pengkhianatan di tubuh KPK dan semestinya dilakukan sanksi. Pada
pemberitaan ini, Program Documentary Talkshow Aiman ingin
menunjukan bahwa lembaga anti korupsi pun harus dikawal bersama-
sama meskipun lembaga tersebut merupakan lembaga yang selama ini
mendapat kepercayaan penuh di hati masyarakat.
“Kalo saya boleh sarankan ke KPK, ya harus lebih transparan soal
itu.”9
Kutipan wawancara di atas menunjukan bahwa tudingan-tudingan
miring bisa mengenai siapa saja termasuk lembaga anti korupsi
sekalipun, sehingga jika prosesnya tidak transparan, maka pertanyaan-
pertanyaan besar terhadap KPK tidak akan terpecahkan.
9Wawancara pribadi dengan Aiman Witjaksono, Produser Eksekutif Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV, Tanggal 27 November 2018 di Studio Orange
Kompas TV Pukul 15:30 WIB
62
Segmen 1: Miryam Haryani (Tersangka KPK Kasus Korupsi KTP
Elektronik)
Penjelasan pada Segmen 1 tentang Pernyataan Miryam Haryani Tersangka
KPK dalam Kasus KTP Elektronik
Pada Segmen 1, Program DocumentaryTalkshow Aiman Kompas TV
membuka episode ini dengan memunculkan video pengantar rekaman
pemeriksaan Miryam Haryani saat menjadi tersangka KPK. Rekaman tersebut
merupakan gambar yang diambil saat Miryam Haryani diperiksa oleh Novel
Baswedan dan Ambarita Damanik. Kemudian video tersebut diberikan subtitle
agar masyarakat mengetahui apa yang sedang dibicarakan. Berikut isi percakapan
Miryam Haryani dengan Novel Baswedan dan Ambarita Damanik yang kala itu
memeriksanya.
Miryam haryani: “Ndak ada bamsut pak, ngga ada bamsut waktu.”
Miryam haryani: “Apalagi bang? Iya pasti tadi lo panggilkan,KPK.”
Miryam haryani: “Gue udah ketemu penyidik tujuh orang dengan pegawainya.”
Miryam haryani: “Terus ketemu pak, dengan yang namanya ini pak.”
Novel baswedan: “Siapa namanya?”
Miryam haryani: “Gak kenal.”
Novel baswedan: “Hmm?”
Miryam haryani: “Nih coba nih (menunjukan kertas).”
Novel baswedan: “Hmm..”
Miryam haryani: “Ini pak nih.”
Novel baswedan: “Hmm.. Pak direktur.”
Ambarita damanik: “Mereka minta berapa bu?”
63
Miryam: “Dua miliar pak! Terus saya nggak ngomong, saya nggak ngomong.”
Ambarita damanik: (batuk)10
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV menggunakan
perangkat bingkai methapors untuk membuka gagasan atau ide-ide yang akan
diungkapkan dengan sebutan “pembusuk” hal ini dijelaskan bahwa kata dari
pembusuk merupakan orang yang berbuat jahat didalam ruang lingkupnya sendiri.
Pernyataan tersebut kemudian diperjelas oleh seorang tersangka KPK Miryam
Haryani dalam sidang korupsi KTP Elektronik. Program Documentary Talkshow
Aiman Kompas TV kemudian menambahkan methapors dengan kata “mulai
tercium” agar isu ini pun harus diyakini keadaannya. “Mulai Tercium” disini
diartikan sebagai isu yang sudah bisa dirasakan tentang penyidik KPK yang sering
kali menemui anggota komisi III DPR.
Perangkat penalaran roots pada segmen 1 Program Documentary
Talkshow Aiman Kompas TV berupa penegasan kata “uang pelicin” yang berarti
uang untuk meloloskan jeratan kasus. Dalam kasus penyidik KPK, Miryam
mengungkapkan bahwa dirinya dimintakan uang pelicin sebesar 2 miliar rupiah
agar kasus yang menimpanya bebas dari jeratan.
Perangkat bingkai yang digunakan selanjutnya pada segmen 1 yaitu
catchphrases yang melihat tentang frase yang menarik atau kontras. Nama
Miryam Haryani merupakan nama yang paling disorot dalam kasus KTP
elektronik. Ini dikarenakan pada waktu itu, Miryam dihadirkan atas dua terdakwa
pejabat Kemendagri Irman dan Sugiharto dalam kasus KTP Elektronik. Namun
yang menarik pada saat itu adalah Miryam Haryani mencabut Berita Acara
Pemeriksaan (BAP). Miryam beralasan bahwa dirinya mendapat tekanan dari
penyidik KPK.
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV lalu mengambil
pernyataan Miryam karena memang keberadaannya yang muncul saat menjadi
saksi dua petinggi Kemendagri. Pada saat itu Miryam Haryani adalah orang satu-
10
Transkrip Episode Musuh dalam Selimut di KPK Program Documentary Talkshow
Aiman Kompas TV
64
satunya di DPR yang membongkar sendiri siapa saja dan menerima apa dalam
kasus KTP Elektronik dan yang terbaru soal pernyataannya yang mengungkapkan
ada 7 penyidik KPK yang menemui anggota DPR dan meminta uang.
Terkait hal itu, dalam segmen 1 Program Documentary Talkshow Aiman
Kompas TV menghadirkan pernyataan juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK), Febridiansyah, untuk menerangkan terkait isu yang menimpa lembaga
pencegahan korupsi ini yang juga termasuk kedalam perangkat bingkai Appeals to
Principle (Klaim-klaim moral).
Febridiansyah mengungkapkan bahwa berdasarkan pernyatan Miryam
Haryani tersebut, KPK akan melakukan proses internal meskipun isu ini bisa jadi
tidak benar. Dengan menampilkan pernyataan juru bicara KPK tersebut, Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV menekankan pada proses internal
yang akan dilakukan KPK setelah isu ini beredar ke masyarakat. Maka dengan
menampilkan klaim dari Febridiansyah sebagai juru bicara KPK, masyarakat
dikonstruk untuk dapat juga mengawal kasus yang menimpa lembaga anti korupsi
ini.
“Program Documentary Talkshow Aiman terkesan orang banyak yang
bilang “kok berani banget” karena kami ingin mengajak ayo berani ketika
melawan ketidakadilan, ketidakbenaran, suarakan dengan data yang kuat,
karena Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV selalu
menggunakan data yang kuat.”11
Perangkat bingkai selanjutnya yaitu exemplaar. Dalam Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV, perangkat bingkai exemplaar
terdapat pada bagaimana Miryam Haryani tidak mengenal nama penyidik KPK
tersebut. Untuk meyakinkan perangkat bingkai dengan contoh, Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV menayangkan kembali cuplikan video
pemeriksaan Miryam Haryani yang membawa sebuah catatan terkait orang yang
menemuinya. Pada saat itu, Novel Baswedan pun langsung menjawab bahwa
orang yang dimaksud merupakan direktur penyidik KPK.
11
Wawancara pribadi dengan Aiman Witjaksono, Produser Eksekutif Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV, Tanggal 27 November 2018 di Studio Orange
Kompas TV Pukul 15:30 WIB
65
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV kemudian
memperjelas siapa yang menjabat sebagai direktur penyidik KPK, yaitu Brigjen
Polisi Aris Budiman. Padahal dalam kode etik jurnalistik disebutkan dalam pasal
7 bahwa, “Wartawan Indonesia dalam memberitakan peristiwa yang diduga
menyangkut pelanggaran hukum dan proses peradilan harus menghormati asas
praduga tak bersalah, prinsip, adil, jujur dan penyajian yang berimbang.”12
Itu
artinya bahwa pers dituntut untuk memegang teguh asas praduga tak bersalah
karena hal itu terkait dengan profesionalisme wartawan. Pers tidak boleh
menyimpulkan sendiri apa yang terjadi termasuk kasus korupsi yang belum
melalui proses hukum.
Penerapan asas praduga tak bersalah yang diatur dalam Kode Etik
Jurnalistik bertujuan untuk memberikan batasan-batasan kepada pers agar tidak
menghakimi seseorang atau sekelompok orang yang sedang dalam proses
peradilan. Larangan membuat berita yang menghakimi dalam pers tidak hanya
berlaku pada pemberitaan yang menyangkut proses hukum dan peradilan, akan
tetapi mencakup semua pemberitaan. Arti asas praduga tak bersalah bukan
sekedar menyatakan seseorang bersalah atau tidak bersalah dalam suatu proses
hukum dan peradilan, akan tetapi suatu kaidah atau larangan terhadap
penghakiman pada semua pemberitaan yang kebenarannya belum terbukti.13
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV dalam segmen 1,
menekankan perangkat bingkai consequenses terhadap kasus yang mengungkap
penyidik KPK. Konsekuensi atau consequenses ini ternyata akibat dari kasus KTP
Elektronik yang menyimpan banyak sekali rahasia dan misteri. Tidak heran jika
Miryam Haryani bercerita kepada pengacara sekaligus sahabatnya terkait
serangan dan ancaman yang dialaminya.
Penutup segmen 1 dengan memperjelas konstruksi kepada masyarakat
menggunakan kata-kata bahwa kasus ini “tidak biasa” yang artinya kasus penyidik
KPK ini merupakan kasus yang tidak bisa ditangkap nalar karena melibatkan
12
Hikmat Kusumaningrat, Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik: Teori dan Praktik,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.117. 13
Wina Armada Sukardi, Kajian Tuntas 350 Tanya Jawab, (Jakarta: Dewan Pers, 2012),
h.128.
66
lembaga yang justru terbiasa dengan pencegahan kasus korupsi dan bukan malah
sebaliknya. Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV juga
menegaskan bahwa kasus yang menimpa lembaga anti korupsi ini adalah upaya
untuk melemahkan KPK.
“Terbongkarnya dugaan Musuh dalam Selimut justru di lembaga anti
korupsi KPK. Semuanya tertuju satu hal membuat lemah dan runtuhnya
integritas KPK memberantas korupsi negeri ini.”14
Perangkat bingkai selanjutnya yaitu depiction atau penggambaran untuk
melabeli sesuatu. Dalam segmen 1, Program Documentary Talkshow Aiman
Kompas TV melabeli peristiwa ini dengan menerangkan bahwa ternyata petinggi
KPK selalu mendatangi DPR atas setiap kasus yang ditangani. Ini berarti bahwa
dalam episode “Musuh dalam Selimut di KPK” yang terdapat pada segmen 1
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV, mencoba
menginformasikan sebagai pers yang memiliki fungsi informasi kepada khalayak,
bahwa setiap kasus korupsi, penyidik KPK selalu datang menemui DPR. Fakta
tersebut diambil dari pernyataan Miryam.
Visual Image yang ditampilkan Program Documentary Talkshow Aiman
Kompas TV untuk mendukung citra yang akan dikontruksi adalah dengan
menampilkan video pemeriksaan Miryam Haryani yang sedang diperiksa kala itu
oleh penyidik KPK Novel Baswedan dan Ambarita Damanik. Video inilah yang
merupakan sebuah rangkaian tentang cara pandang Program Documentary
Talkshow Aiman Kompas TV dalam segmen 1 terhadap penyidik KPK sehingga
video tersebut terus diputar kembali agar masyarakat memahami isu yang sedang
dihadapi.
14
Transkrip Episode Musuh dalam Selimut di KPK Program Docuemntary Talkshow
Aiman Kompas TV
67
68
69
masyarakat dengan meruntut segala informasi dan menggalinya agar mendukung
pesan yang ingin disampaikan lewat episode “Musuh dalam Selimut di KPK”.
Perangkat bingkai Methapors dalam segmen 2, terdapat pada bagaimana
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV mengandaikan kantor
pengacara Elsa Syarief sebagai “saksi” karena menjadi tempat bercerita Miryam
Haryani. Saksi disini diumpakan sebagai salah satu bukti bahwa Kantor Elsa
Syarief pernah menjadi tempat curahan hati Miryam Haryani yang mengaku
mendapat pemerasan uang 2 miliar rupiah oleh penyidik KPK. Perangkat bingkai
roots atau sebab akibat dari maksud kedatangan Miryam ke Kantor Elsa Syarif
adalah karena dirinya ada di posisi tertekan dan emosi serta merasa dibenci oleh
semua orang karena menyebutkan beberapa nama anggota DPR. Selain itu juga
Miryam Haryani yang merupakan tersangka KPK, mendapat tekanan dari
penyidik KPK sehingga dirasanya perlu untuk menceritakan hal ini kepada
pengacara dan sekaligus sahabatnya, Elsa Syarief.
Perangkat bingkai selanjutnya yaitu catchphrases yang berarti apa yang
menarik. Pada segmen 2 episode “Musuh dalam Selimut di KPK”, perangkat
catchphrases Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV adalah ketika
Elsa Syarief menceritakan tentang Pengacara Miryam Haryani yang juga
membenarkan terkait penyidik KPK yang menemui Miryam. Sebelum sidang
pengadilan, penyidik KPK mendatangi Miryam Haryani pada malam hari dan
melakukan penekanan terhadap tersangkanya. Sedangkan pada saat itu, Berita
Acara Pemeriksaan (BAP) sudah dibuatnya.
Klaim-klaim moral atau appeals to principle dari pengacara Miryam
Haryani adalah dengan menjelaskan bahwa dirinya merasa kebingungan terhadap
perilaku penyidik KPK yang mendatangi Miryam Haryani sehari sebelum
pengadilan dilaksanakan. Keheranan Pengacara Miryam Haryani pun
diungkapkan oleh Elsa Syarief sehingga pernyataan ini mendukung dan
membenarkan apa yang sudah terjadi kepada Miryam Haryani.
70
“Dia bilang gini “ibu gatau kan? Ibu tau gak? itukan penyidik KPK itu
pada sehari sebelum ini yang membuat bingung Yani, sehari sebelum dia
memberi keterangan, penyidik-penyidik KPK tuh datang menekan dia.”15
Selanjutnya perangkat bingkai Exemplaar yang terdapat pada segmen 2,
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV sangat menekan pernyataan
Elsa Syarief dengan menganggap bahwa kasus KTP Elektronik ini sangat menarik
karena kasus ini kepentingannya sangat luar biasa. Kemudian Elsa Syarief
membandingkan kasus ini dengan kasus Hambalang yang merugikan triliunan
rupiah tapi tidak ada satu orang pun yang melibatkan dirinya dalam kasus
tersebut. Dirinya terlibat dalam kasus KTP Elektronik karena menyangkut
pengakuan Miryam Haryani terhadap penyidik KPK.
Pada segmen 2 Program Documentary Talkshow Aiman Kompas
TV,perangkat bingkai consequenses atau konsekuensi terdapat pada ancaman
yang didapat oleh dari Elsa Syarief sehingga membuatnya merasa tidak nyaman
karena mendapat berbagai ancaman, mulai dari kantornya yang akan ditutup dan
ancaman bahwa dirinya akan di pidana. Selanjutnya ia menjelaskan bahwa jika
boleh memilih, ia sangat tidak ingin masuk kedalam kisaran carut marut korupsi
KTP Elektronik.
Perangkat bingkai depiction dalam segmen 2 Program Documentary
Talkshow Aiman Kompas TV menaruh perhatian dan melabeli orang yang terlibat
dalam kasus korupsi KTP Elektronik merupakan orang yang canggih. Artinya,
orang canggih yang dimaksud adalah orang-orang yang sudah terbiasa bermain
dengan level tingkat atas sehingga permainan korupsi bisa saja tidak terlihat.
Pesan yang ingin disampaikan pada segmen 2 adalah bahwa ancaman bagi
siapapun yang membongkar kasus KTP Elektronik sangat nyata. Hingga
gambaran saat Elsa Syarief mendapat ancaman dan mengeluarkan airmata itu
ditayangkan di awal pembuka segmen 2 sebelum disiarkan wawancara/dialog.
15
Transkrip Episode Musuh dalam Selimut di KPK dalam Program Documentary
Talkshow Aiman Kompas TV
71
72
KPK yang turut menjadi warna buruk bagi institusi pemberantasan korupsi terkait
kasus KTP Elektronik.
Penalaran dalam perangkat bingkai roots bahwa ruang lingkup korupsi
KTP Elektronik juga ikut diwarnai isu tidak baik, karena adanya pertemuan
penyidik KPK dengan anggota DPR yang membocorkan informasi dari KPK dan
soal permintaan uang pelicin 2 miliar rupiah agar kasus Miryam lepas dari jeratan.
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV menggunakan kata “pelicin”
yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai arti uang untuk
untuk memperlancar kasus. Pernyataan dari Miryam Haryani dijadikan sebagai
penalaran dari salah satu drama pengusutan yang mewarnai kasus KTP
Elektronik.
Perangkai bingkai Catchphrases dalam segmen 3 terkait dengan
penyelidikan terhadap penyidik KPK. Menariknya, Program Documentary
Talkshow Aiman Kompas TV menarasikan bahwa sejak Desember 2016,
penjelasan tentang isu penyidik KPK yang menemui DPR tak kunjung
diselesaikan dan dibuka secara terbuka dan transparan. Sehingga untuk
mendukung penalaran, Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
menggunakan perangkat appeals to principle dengan berpihak kepada
kepentingan umum. Narasi yang disampaikan berbunyi bahwa sejumlah pihak
sangat menyayangkan lembaga anti korupsi tersebut tidak melaksanakan
pemeriksaan maupun penyelidikan terhadap penyidik terkait. Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV menggunakan kata “sejumlah pihak”
untuk mendukung cara pandang yang akan diungkapkan berdasarkan dari suara
masyarakat.
Dalam Kode Etik Jurnalistik, wartawan indonesia menyadari akan
tanggung jawab sosialnya sebagai pers. Wartawan indonesia menghormati asas
praduga tak bersalah, tidak mencampuradukkan fakta dan opini, berimbang dan
selalu meneliti kebenaran informasi.16
Dalam segmen 3, Program Documentary
Talkshow Aiman Kompas TV tidak menjelaskan pihak mana yang dimaksud.
16
Sedia Willing Barus, Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita, h. 253.
73
Namun belakangan diketahui melalui wawancara dengan Host sekaligus Produser
Eksekutif, Aiman Witjaksono, bahwa pihak tersebut merupakan masyarakat.
Untuk mendukung bingkai dengan contoh pada segmen 3, Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV membandingkan kasus yang pernah
terjadi kepada KPK, 4 tahun silam. Kasus saat itu adalah tentang bocornya surat
perintah penyidikan terhadap Anas Urbaningrum oleh Sekretaris Ketua KPK
Abraham Samad, Wiwin Suwandi. Dalam narasinya, Program Documentary
Talkshow Aiman Kompas TV menjabarkan bahwa kasus ini diselesaikan secara
tepat dan transparan yang kemudian diklasifikasikan dalam perangkai bingkai
Exemplaar. Tidak cukup disitu, perangkat bingkai consequenses yang dijabarkan
oleh Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV terkait dengan kasus
Abraham Samad yang notabene sebagai pimpinan KPK ternyata tidak luput dari
sanksi etik.
“Kasus Surat Perintah Penyidikan (Spridik) KPK terjadi karena ada
kebocoran. Sehingga ditegakkan komite etik atas itu. Nah sekarang kalo
memang benar juga ditegakkan komite etik. Nah sampai sekarang gak
terbukti tuh siapa dan sampai sekarang masih menggantung. Jangankan
soal itu, soal perobekan kertas hasil penyidikan aliran dana korupsi impor
sapi, Basuki Hariman, itu juga sampai sekarang kan gak jelas di KPK dan
itu menjadi pertanyaan.”17
Perangkat bingkai pendukung lainnya yaitu depiction yang mencoba
memaparkan bagaimana KPK sebagai lembaga yang independen harus
memberantas korupsi meskipun isu korupsi tersebut datangnya dari dalam KPK.
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV memberikan penamaan yang
mampu mengonstruk pemirsa untuk dapat mengawal kasus korupsi dan
membantu KPK. Dalam Segmen 3 ini, Program Documentary Talkshow Aiman
Kompas TV melabeli KPK dengan penegasan bahwa institusi pemberantasan
korupsi merupakan lembaga yang dibangun dengan perjuangan penegakan
perilaku dan kejujuran.
17
Wawancara pribadi dengan Aiman Witjaksono, Produser Eksekutif Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV, Tanggal 27 November 2018 di Studio Orange
Kompas TV Pukul 15:30 WIB
74
Dalam Segmen 4, Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
menjalankan fungsi pers kontrol sosial. Fungsi pokok media atau pers di negara-
negara demokrasi adalah mengadakan fungsi kontrol sosial atau pengawasan
masyarakat. Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV mengajak
pemirsa untuk berpikir kritis terkait peristiwa yang menimpa lembaga independen
ini dan mengajak masyarakat untuk menyuarakan jika terjadi penyimpangan di
institusi lembaga pencegahan korupsi yang merupakan aset milik bangsa.
“Karena kita punya kewajiban untuk menggerakkan civil society atau
komunitas civil, Supaya pemirsa, viewers Kompas TV menjadi kritis.”18
Untuk mendukung pesan yang akan disampaikan, Program Documentary
Talkshow Aiman Kompas TV menampilkan Pelanggaran terhadap Penyidik KPK
yang diambil dari peraturan KPK nomor 11 tahun 2013 agar publik ikut berpikir
kritis dan mengawal pelanggaran terhadap penyidik KPK. Pelanggaran
diselesaikan oleh DPP (Dewan Pertimbangan Pegawai) di rekomendasi kepada
pimpinan KPK agar memberikan sanksi jika terbukti melanggar kode etik. Ini
semata-mata agar lembaga korupsi di Indonesia merupakan lembaga yang bersih
dan masyarakat harus senantiasa menjaga aset negara yang merupakan hasil dari
perjuangan penegakan integritas.
18
Wawancara pribadi dengan Aiman Witjaksono, Produser Eksekutif Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV, Tanggal 27 November 2018 di Studio Orange
Kompas TV Pukul 15:30 WIB
75
Gambar 5.14
Gambar 5.15
76
Segmen 4: Membahas Wawancara bersama Pimpinan KPK, Saut
Situmorang
Penjelasan Pada Segmen 4 (Wawancara bersama Pimpinan KPK, Saut
Situmorang) Membahas Tentang Proses Penegakan Hukum dan Sanksi Etik
terhadap Penyidik KPK
Dalam segmen 4, Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
mengandaikan kembali tudingan musuh dalam selimut justru di dalam lembaga
pemberantasan korupsi. Isu ini muncul tepat disaat KPK justru mendapatkan
penghargaan karena telah melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terbesar
sepanjang berdirinya lembaga ini. Dalam hal tersebut, Program Documentary
Talkshow Aiman Kompas TV mencoba mengungkapkan kembali perumpamaan
musuh dalam selimut di KPK kepada pimpinan KPK agar isu tersebut dijawab
langsung dari pihak pimpinan, Saut Situmorang. Ide ini muncul karena
pelanggaran etik direkomendasikan dari pimpinan KPK.
Saut Situmorang selaku pimpinan KPK menjawab isu tersebut. Meskipun
ada musuh dalam selimut di KPK, tapi ia meyakinkan publik dengan
pernyataannya bahwa KPK tidak akan mati karena isu ini. Lalu kemudian
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV bertanya kembali mengenai
isu ini, sehingga pertanyaan-pertanyaan memojokan pun sempat dilontarkan agar
jawaban yang diterima merupakan pesan yang akan disampaikan kepada publik.
“Kita gabungan antara apa yang ingin dikehendaki oleh publik karena kita
juga punya data ya dan apa yang bermanfaat. Dalam artian gini, ketika ada
yang dikehendaki oleh public belum tentu yang dibutuhkan oleh publik
tapi yang dibutuhkan oleh publik belum tentu yang di ingini oleh
publik.”19
19
Wawancara pribadi dengan Aiman Witjaksono, Produser Eksekutif Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV, Tanggal 27 November 2018 di Studio Orange
Kompas TV Pukul 15:30 WIB
77
Akhirnya setelah mengajukan pertanyaan berkali-kali dengan cepat oleh
host pada segmen 4 Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV,
Pimpinan KPK Saut Situmorang akhirnya meyakini bahwa pengkhianat di ruang
lingkup KPK itu bisa jadi sebuah “riak-riak”. Riakan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) diartikan sebagai sesuatu yang berarti adanya gerak-gerik
perbuatan negatif yang tidak dianjurkan. Dalam hal ini di alamatkan kepada
penyidik yang ada di institusi KPK.
Perangkat bingkai selanjutnya Catchphrases, dalam hal ini Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV menegaskan saat wawancara dengan
Saut Situmorang pimpinan KPK bahwa kasus ini berjalan lamban dan tidak ada
kemajuan soal siapa saja penyidik yang disebutkan Miryam dan sudah sejauh
mana penyidikan KPK terhadap kasus tersebut. Program Documentary Talkshow
Aiman Kompas TV juga melihat bahwa kasus ini seperti tenggelam bahkan publik
mengetahui telah dilakukannya pemeriksaan justru ketika Program Documentary
Talkshow Aiman mewawancarai eksklusif pimpinan KPK.
Penulis melihat bahwa sebenarnya terdapat percampuran fakta dan opini
dalam segmen 4. Dalam sebuah kode etik wartawan, wartawan diharapkan untuk
tidak mencampuradukkan fakta dan opini karena sebuah fakta memiliki nilai
keakuratan yang tinggi dibandingkan dengan opini. Dalam hal ini, wartawan
berkomentar dan beropini menggunakan kata “saya mengatakan lambat” padahal
wartawan bisa menggantinya dengan sebutan dan mengatasnamakan rakyat jika
memang ingin membuat itu seolah-olah berasal dari pikiran rakyat.
“Itu kan kemudian menjadi pertanyaan. Apakah memang itu benar,
bagaimana proses nya, KPK harus lebih transparan. Kalau saya boleh
sarankan kepada KPK ya harus lebih transparan soal itu.”20
Klaim-klaim moral yang dijawab oleh Saut situmorang menegaskan
bahwa tidak ada satu orang pun penyidik KPK yang bebas dari pemeriksaan
sekalipun itu pimpinan KPK. Semua tidak luput dari pemeriksaan. Ia pun
meyakini bahwa penyidik KPK merupakan kumpulan orang-orang yang
20Wawancara pribadi dengan Aiman Witjaksono, Produser Eksekutif Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV, Tanggal 27 November 2018 di Studio Orange
Kompas TV Pukul 15:30 WIB
78
berintegritas dalam hal ini mempunyai kejujuran yang tinggi. Sehingga ia
mengklaim bahwa nama-nama yang disebutkan Miryam Haryani itu tidak jelas
dan pernyataan tersebut didasarkan pada keyakinan Saut situmorang.
Saut menggambarkan kasus ini seperti api yang mampu membakar tubuh
KPK. Ia berkeyakinan akan terus maju sebagai lembaga pencegahan korupsi.
Dalam hal ini pula, Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
menyanggah karena klaim moral yang dinyatakan oleh Pimpinan KPK, bersifat
prematur dengan hanya berdasarkan keyakinan. Masyarakat membutuhkan
kepastian pemeriksaan dari lembaga yang menjunjung tinggi sikap jujur dan
transparan mengingat isu ini terkait kasus besar korupsi KTP Elektronik.
“Bapak secara prematur mengatakan tidak, padahal belum melakukan
pemeriksaan.”21
Perangkat bingkai yang membandingkan contoh atau Exemplaar dalam
segmen 4 ini menggambarkan bahwa putusan terhadap kasus yang pernah terjadi
pada waktu itu kepada pimpinan KPK, komisi etiknya sangat berjalan. Terutama
pengawas internal yang bekerja untuk mengawas dan menyampaikan ke komisi
etik. Pada kasus yang menimpa KPK tentang bocornya informasi surat perintah
penyidikan, komisi etik memberikan teguran kepada pimpinan KPK, Abraham
Samad. Tetapi dalam kasus KTP Elektronik yang kepentingannya begitu besar,
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV mencoba menyuarakan
terkait pemeriksaan penyidik KPK. Dalam hal ini, Saut Situmorang menegaskan
kembali bahwa dalam institusi KPK tidak ada yang kebal hukum, semua diposisi
yang sama ketika melanggar sesuatu dan karena itupun komisi etik akan bekerja
sesuai laporan.
“KPK masih aktif dalam melakukan kerjanya ya OTT misalnya. Akan
tetapi bahwa ada pertanyaan-pertanyaan yang masih menggantung di
KPK, itu sebuah fakta.”22
21
Transkrip Episode Musuh dalam Selimut, Program Documentary Talkshow Aiman
Kompas TV 22
Wawancarapribadi dengan Aiman Witjaksono, Produser Eksekutif Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV, Tanggal 27 November 2018 di Studio Orange
Kompas TV Pukul 15:30 WIB
79
Perangkat penalaran consequences pada segmen 4 semakin menjelaskan
bahwa lambannya kerja KPK memeriksa isu ini, karena sebetulnya KPK sendiri
tidak tahu siapa penyidik yang dimaksud oleh Miryam Haryani. Saut Situmorang
pun menyebutkan bahwa ternyata direktur penyidik KPK pun ikut disebutkan, dan
terkait ini direktur penyidik KPK sudah mengklarifikasi bahwa dirinya tidak
terlibat. Tetapi Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV merasa
bahwa tidak ada pengumuman yang transparan dari pihak KPK kepada publik
khususnya media terkait pemeriksaan yang sudah dilakukan terhadap direktur
penyidik KPK maupun penyidik KPK.
Perangkat bingkai deciption pada segmen 4, menempatkan KPK dalam
segmen 4 ini sebagai lembaga yang mempunyai memori organisasi yang kuat
dalam artian bahwa siapapun nanti yang menduduki jabatan apapun di KPK,
lembaga ini sudah mempunyai format tersendiri dalam menentukan pola
pelanggaran. Saut Situmorang juga menjelaskan bahwa spirit dan semangat atau
yang disebut dalam video tersebut sebagai “ruh”, KPK sebetulnya sudah
mempunyai itu. Saut Situmorang mencoba meyakini masyarakat bahwa semangat
dalam berorganisasi sudah tertanam dalam diri para pegawai. Tetapi kemudian
dipatahkan oleh Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV bertanya
kembali agar bisa mendukung pesan yang ingin dikaitkan.
Pertanyaan yang dimaksud mengenai segala sesuatu tindakan dan
solidaritas bisa hancur jika sistemnya rusak dari dalam. Kemudian Saut
Situmorang menggangguk dan mengatakan “Iya, kecuali sistem itu rusak dari
dalam.” Dalam hal ini, Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV ingin
menegaskan bahwa semua kekuatan dibangun dari dalam, jika ada pengkhianatan
dari tubuh KPK ini akan meruntuhkan ruh organisasi dan integritas KPK semakin
menjadi sebuah tanda tanya yang besar karena proses transparan yang kurang
terhadap publik.
Visual Image yang ditampilkan untuk mendukung pesan yang ingin
disampaikan dalam segmen 4, Program Documentary Talkshow Aiman Kompas
TV menayangkan gambar berupa video demonstrasi massa HMI terkait dengan
penekanan isu yang bisa jadi memancing emosi massa untuk dapat melakukan
80
81
C. Episode Musuh dalam Selimut di KPK Pada Program Documentary
Talkshow Aiman Kompas TV
Dengan menggunakan perangkat framing William A. Gamsondan A.
Modigliani, dapat terlihat bagaimana Program Documentary Talkshow Aiman
Kompas TV mengkonstruk realitas. Proses konstruksi realitas tentu tidak bisa
dilepaskan dari proses editing dan bagian yang melibatkan struktur organisasi
yang ada dalam program tersebut. Proses pembingkaian memang tidak bisa lepas
dari pemberitaan di media.23
Menurut Gamson dan Modigliani yang merupakan tokoh penganut
paradigma konstruktivis, media menentukan cara pandang sendiri dalam
mengkonstruk realitas lewat kemasan atau yang disebut dengan package.
Pemberitaan mengenai episode “Musuh dalam Selimut di KPK” yang dikemas
oleh Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV semenarik mungkin
dan dirangkai sedemikian rupa agar pemirsa atau khalayak mengerti tentang isu
yang dibahas.
Sebelumnya KPK dikenal sebagai lembaga yang independen dengan
kekuatan dari para pejuang integritas yaitu penyidik KPK. Keterlibatan penyidik
KPK dalam kasus KTP Elektronik membuat pemberitaan miring terhadap KPK
menjadi sorotan publik dan dikemas menjadi sebuah tayangan dalam Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV.
Bukan hanya kebiasaan KPK yang selalu terbuka kepada wartawan
mengenai persoalan-persoalan yang terjadi, tetapi kebiasaannya juga yang selalu
membuktikan kasus korupsi yang sedang ditangani dengan konferensi pers kepada
awak media secara transparan. Sejak kasus KTP Elektronik yang ditangani, KPK
mengalami berbagai macam tantangan dan yang terbaru adanya tudingan penyidik
KPK yang menemui anggota DPR agar tidak banyak nama yang disebut dalam
kasus KTP Elektronik. Selain itu juga ada dugaan permintaan uang 2 milyar
rupiah agar kasus aman dari jeratan.
23
Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: Lkis
Yogyakarta, 2002), h.261.
82
Seperti yang ditayangkan oleh Program Documentary Talkshow Aiman
Kompas TV episode “Musuh dalam Selimut di KPK” pada segmen 1, Program
Documentary Talkshow Aiman menayangkan kembali kesaksian dari tersangka
KPK kasus KTP Elektronik yang mengungkap adanya seorang direktur dan
penyidik KPK yang menemui anggota DPR terkait kasus korupsi KTP Elektronik.
Kesaksian itu ditayangkan dalam sebuah rekaman di persidangan yang menurut
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV merupakan sebuah fakta
persidangan.
Selanjutnya pada segmen 2 episode “Musuh dalam Selimut di KPK”,
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV menghadirkan saksi KTP
Elektronik yang juga sekaligus pengacara tersangka KPK yang mengungkap
pertama kali dugaan bocornya informasi ke DPR oleh sekumpulan penyidik KPK.
Narasumber yang dihadirkan yaitu Elsa Syarief yang mengungkapkan bahwa
penyidik KPK datang pada malam hari kepada tersangka KPK, Miryam Haryani,
agar mencabut nama-nama yang ada di Berita Acara Pemeriksaan (BAP) sehingga
bisa terlepas dari jeratan. Dalam tayangan tersebut, begitu jelas digambarkan
bagaimana Elsa Syarief menangis karena ikut menjadi saksi atas pernyataan
tersangka KPK dan aspek-aspek pembenaran yang coba diterangkannya terkait
penyidik KPK.
Begitupun pada segmen 3 episode “Musuh dalam Selimut di KPK”,
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV menayangkan bagaimana
kasus di internal KPK pernah terjadi empat tahun lalu, saat surat perintah
penyidikan bocor ke publik. Pada saat itu prosesnya terbuka ke publik sehingga
muncul konsekuensi etik. Dalam tayangan ini, Program Documentary Talkshow
Aiman Kompas TV menyayangkan proses penyelidikan tentang penyidik KPK
yang terjadi pada kasus ini tidak dilakukan secara transparan kepada media dan
tidak ada penjelasan terkait siapa saja nama penyidik KPK tersebut.
Segmen 4 pada episode “Musuh dalam Selimut di KPK”, Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV mewawancarai Pimpinan KPK, Saut
83
Situmorang untuk menjawab isu yang tengah menghampiri KPK. Saut
menanggapi isu tersebut dan membantah bahwa penyidik KPK melakukan hal
tersebut. Ia percaya bahwa penyidik KPK merupakan orang-orang yang
berintegritas dan nama-nama yang disebutkan belum jelas. Tapi dalam wawancara
eksklusif tersebut, Pimpinan KPK akhirnya meyakini bahwa musuh dalam selimut
di tubuh internal KPK bisa jadi sebuah riakan yang artinya ada gerak gerik
perbuatan negatif.
Dari 4 segmen yang di tayangkan oleh Program Documentary Talkshow
Aiman Kompas TV dapat mengkonstruksi persepsi individu dan kelompok atau
lembaga yang terkait dengan perannya terhadap masyarakat. KPK, sangat
disayangkan mendapat tudingan pengkhianatan dalam kasus KTP Elektronik
dengan menemui anggota DPR untuk membocorkan informasi dan meminta
sejumlah uang agar tidak semua nama tersebut dan lolos dari jeratan hukum.
“Karena ada anggota KPK yang bertemu dengan anggota DPR. Harusnya
KPK mengusut terkait dengan KTP Elektronik di DPR, tetapi malah
bertemu.”24
Dari pernyataan yang disampaikan di atas, sejumlah pihak menyayangkan
KPK tidak membuka kasus ini secara terang-terangan bila kenyataannya penyidik
KPK melakukan pertemuan dengan pihak DPR dengan membocorkan informasi
dan meminta uang 2 miliar rupiah. KPK dikenal sebagai lembaga yang
independen, bersih dari kasus dan memegang asas integritas tentu tudingan
tersebut harusnya tidak sampai ke telinga publik. Khalayak dapat mengkonstruksi
bagaimana citra KPK saat ini, seperti yang dikenal pubik bahwa KPK dapat
melakukan penyelidikan terhadap kasus yang dihadapi dan prosesnya selalu
dilakukan secara transparan. Sehingga pertanyaan-pertanyaan besar yang belum
terjawab di KPK dipertanyakan integritasnya dalam menangani kasus di internal
KPK ini. KPK mempunyai roh organisasi yang kuat akan tetapi semua akan
24
Wawancara pribadi dengan Aiman Witjaksono, Produser Eksekutif Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV, Tanggal 27 November 2018 di Studio Orange
Kompas TV Pukul 15:30 WIB
84
menjadi lemah jika sistem tersebut rusak dari dalam. Begitulah perubahan citra
KPK seiring berjalannya waktu.
Yang menarik adalah Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
dalam episode “Musuh dalam Selimut di KPK” memposisikan berada di pihak
masyarakat yang menyayangkan KPK tidak mengusut dan membuka ke publik
terkait isu ini. Padahal KPK merupakan role model pencegahan kasus korupsi
yang harusnya isu terkait penyidik KPK menemui anggota DPR agar tidak semua
nama terjerat kasus korupsi KTP Elektronik tidak sampai ke telinga publik.
Gambar 5.18
85
Gambar 5.19
86
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian pada Program Documentary Talkshow Aiman
Kompas TV episode “Musuh dalam Selimut di KPK”, penulis menemukan
beberapa temuan-temuan yang menyita perhatian publik pada bingkai
yang di konstruksi oleh Program Documentary Talkshow Aiman Kompas
TV dengan kemasan yang menarik yang ditampilkan dalam tayangan
tersebut.
1. Pembingkaian yang dilakukan oleh Program Documentary Talkshow
Aiman Kompas TV terkait dengan pemberitaan penyidik KPK yang
menemui anggota DPR dan meminta uang 2 miliar rupiah, Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV tidak memihak pada
Komisi Pemberantasan Korupsi atau kontra terhadap KPK. Hal tersebut
terlihat dari konstruksi yang dibangun dari pemilihan judul yang
diangkat untuk ditayangkan dan disiarkan kepada publik yang
memberikan kesan negatif terhadap KPK dan juga video pemeriksaan
yang ditonjolkan terus menerus untuk menerangkan bahwa ada
penyidik KPK menemui anggota DPR.
Narasumber yang diwawancarai dalam episode “Musuh dalam
Selimut di KPK” memberikan keterangan dan kesan bahwa pembusuk
didalam KPK diyakini keadaaannya terkait pemberitaan penyidik KPK
yang menemui anggota DPR untuk membocorkan informasi kasus KTP
Elektronik.
Konstruksi yang dilakukan oleh Program Documentary Talkshow
Aiman Kompas TV merupakan bentuk hal yang kontra terhadap KPK.
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV memberikan
alasan bahwa konstruksi yang dilakukannya bukan semata-mata karena
media akan tetapi berangkat dari kepentingan publik, media hanya
melakukan packaging atau kemasan sehingga pemberitaan
87
tersebutdapat disaksikan oleh publik sebagai sesuatu yang benar-benar
terjadi. Packaging yang dilakukan oleh Program Documentary
Talkshow Aiman Kompas TV dikemas dengan mudah agar masyarakat
dapat memahami dan berfikir kritis. Program Documentary Talskhow
Aiman menerangkan bahwa apa yang ditayangkan merupakan isu yang
beredar di masyarakat kala itu.
Pada pemberitaan ini, wartawan juga dituntut untuk sejalan dengan
visi misi program dalam penayangannya. Program Documentary
Talkshow Aiman Kompas TV memiliki visi menciptakan masyarakat
atau pemirsa yang menonton program ini menjadi kritis agar jika ada
ketidakberesan dalam lingkungan pemerintah, pemirsa bisa
menyuarakan pendapatnya. Penyidik KPK yang melakukan pertemuan
dan membocorkan informasi bahkan meminta uang agar kasus lolos
dari jeratan merupakan tindakan yang tidak sesuai dengan integritas
KPK sehingga publik menyuarakan agar diberikan sanksi etik dan
sanksi hukum.
Konstruksi yang dibangun oleh Program Documentary Talkshow
Aiman Kompas TV berhasil mendapatkan respon seperti yang
diharapkan untuk memengaruhi persepsi khalayak. Dari hasil konstruksi
tersebut khalayak mendapat pandangan negatif karena pertemuan
penyidik KPK dengan anggota DPR seharusnya tidak terjadi ditengah
pengusutan kasus KTP Elektronik.
2. Kasus-kasus korupsi yang ditangani KPK selalu diungkap secara
transparan tetapi semenjak ada tudingan penyidik KPK membocorkan
informasi dan meminta uang kepada anggota DPR agar lolos dari jeratan,
hal tersebut tidak diungkap ke publik sampai saat ini. Hal tersebut
akhirnya dapat menciderai tubuh KPK sehingga menjadi sebuah ujian
integritas dan pengkhianatan. Program Documentary Talkshow Aiman
Kompas TV melihat hal tersebut harus disiarkan kepada publik dengan
tayangan yang mendalam.
Dalam wawancara bersama Produser Eksekutif sekaligus Host
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV, menyayangkan
88
tentang tudingan miring yang di alamatkan kepada institusi KPK bahwa
seharusnya KPK menjadi lembaga yang mengusut tuntas nama-nama yang
masuk lingkaran korupsi akan tetapi malah bertemu untuk dan
membocorkan informasi agar tidak semua nama terseret. Pertemuan
tersebut seharusnya tidak terjadi karena kasus KTP Elektronik merupakan
kasus yang besar sehingga KPK harusnya menjadi lembaga yang
independen dan integritas.
B. Saran
1. Dalam memberitakan peristiwa atau isu, hendaknya media tidak
menggunakan kata-kata yang bisa menggiring opini publik ke arah
yang negatif sebelum adanya klarifikasi dari pihak terkait.
2. Media seharusnya tidak menyebutkan nama atau identitas yang diduga
karena media harus memegang asas praduga tak bersalah sehingga pers
tidak mempunyai kewajiban memojokan siapapun.
3. Kualitas fakta akan lebih terealisasi jika media mampu mewawancarai
orang yang terkait dalam pemberitaan ini yaitu penyidik KPK maupun
direktur penyidik KPK yang disebutkan dalam episode “Musuh dalam
Selimut di KPK”.
DAFTAR PUSTAKA
Armada Sukardi, Wina. Kajian Tuntas 350 Tanya Jawab. Jakarta: Dewan Pers,
2012.
Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo,
2006.
Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media
Massa, Iklan Televisi dan Keputusan Konsumen serta Kritik Terhadap Peter
L. Berger & Thomas Luckmann. Jakarta: Prenada Media Group, 2008.
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: Kencana, 2006.
Efendi, Herry. Industri Pertelevisian Indonesia. Jakarta: Erlangga, 2008.
Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, Politik Media. Yogyakarta:
LKiS, 2008.
Febari, Rizki. Politik Pemberantasan Korupsi; Strategi ICAC Hong kong dan
KPK Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2013.
Harahap, Arifin S. Jurnalistik Televisi Teknik Memburu dan Menulis Berita.
Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia, 2006.
Herdiansyah, Harris. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika, 2012.
Heryanto, Gun Gun. Komunikasi Politik di Era IndustriCitra. Jakarta: PT
Lasswell Visitama, 2010.
Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press,
2006.
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media
Gorup, 2006.
Kusumaningrat, Hikmat & Purnama Kusumaningrat. Jurnalistik: Teori dan
Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.
Moaleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006.
Mondry. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Penerbit Ghia
Indonesia, 2008.
Morrisan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Prenada Media Group, 2008.
Mulyana, Deddy & Solatun, Metode Penelitian Komunikasi:Contoh-Contoh
Penelitian Kualitatif dengan Pendekatan Praktis. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2008.
Nazim, Moh. Metodologi Penelitian. Bandung: Ghalia Indonesia, 1999.
Ruslan, Rosady. Metodologi Penelitian Publik Relation dan Komunikasi. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2003.
Saeful Muhtadi, Asep. Komunikasi Politik Indonesia. Bandung: Rosdakarya,
2008.
Saeful Muhtadi, Asep. Komunikasi Politik Indonesia. Bandung: Rosdakarya,
2008.
Shihab, Quraish. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran
Sobur, Alex. Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.
Sumaridia, Haris. Jurnalistik Indonesia „Menulis Berita dan Feature. Bandung:
PT Remaja Rosda Karya Offset, 2008.
Willing Barus, Sedia. Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta:
Erlangga, 2010.
Sumber Data Narasumber:
Data: HRD Kompas TV
Transkrip Episode Musuh dalam Selimut di KPK dalam Program Documentary
Talkshow Aiman Kompas TV.
Wawancara pribadi dengan Aiman Witjaksono, Producer Eksekutif Program
Documentary Talkshow Aiman Kompas TV, 27 November 2018 di Studio
Orange Kompas TV.
Sumber Data Internet:
http://www.Kompas.tv/index,php/front/profil diakses pada tanggal 26 November
2018 Pukul 12:30 WIB.
https://www.Kompas.tv/content/program diakases pada tanggal 26 November
2018 Pukul 13:00 WIB.
https://id.linkedin.com/company/kompas-tv di akses 06 Januari 2019 pukul 12:47
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Transkrip Musuh Dalam Selimut di KPK
Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
SEGMEN 1
Video Rekaman Miryam Haryani:
Miryam Haryani: ndak ada bamsut pak, ngga ada bamsut waktu
Miryam Haryani: apalagi bang? Iya pasti tadi lo panggilkan,KPK
Miryam Haryani: gue udah ketemu penyidik tujuh orang dengan pegawainya
Miryam Haryani: terus ketemu pak, dengan yang namanya ini pak
Novel baswedan: siapa namanya?
Miryam Haryani: gak kenal.
Novel baswedan: hmm?
Miryam Haryani: nih coba nih (menunjukan kertas)
Novel baswedan: hmm..
Miryam Haryani: ini pak nih
Novel baswedan: hmm.. Pak direktur
Muncul Artikel
Judul artikel: Miryam sebut ada pertemuan 7 penyidik KPK dengan komisi
III DPR
Video rekaman Miryam Haryani:
Ambarita damanik: Mereka minta berapa Bu?.
Miryam: Dua milyar Pak! Terus saya nggak ngomong, saya nggak ngomong.
Ambarita damanik: (batuk)
Muncul Artikel
Judul Artikel: Miryam sebut oknum penyidik dan direktur penyidik KPK
minta duit Rp. 2 M?
Pembusuk dari dalam KPK benarkah ada? Mulai tercium dari pernyataan seorang
tersangkanya.
Saudara, ada sebuah gedung di Menteng, Jakarta Pusat, disinilah Miryam Haryani
pertama kali sebelum ke pengadilan dan mencabut BAPnya, bercerita kepada
sahabatnya. Disinilah Miryam Haryani bercerita terkait BAP siapa saja yang
menerima apa dari proyek e-KTP dan dikorupsi oleh sejumlah politisi di DPR
apakah Miryam Haryani juga bercerita terkait pemerasan Milyaran Rupiah yang
dialaminya?
Aiman: Jadi benar Pak ada musuh dalam selimut di KPK?
Saut Situmorang (Pimpinan KPK): Ya bisa jadi itu riak riak
Aiman: Jadi betul Pak?
Saut Situmorang (Pimpinan KPK): (menjawab dengan mengangguk)
Aiman: Novel Baswedan pernah disetujui untuk menjadi direktur pengawas
internal KPK termasuk juga yang menyidik yang mengawasi penyidik internal di
KPK, tapi kemudian dibatalkan oleh pimpinan KPK. Betul berita ini pak?.
Saut Situmorang (Pimpinan KPK): Itu hanya proses ya.
Aiman: Jadi betul pada waktu itu sudah diseutuji tapi kemudian digagalkan oleh
pimpinan KPK?
Opening
Pembusuk dari dalam KPK, benarkah ada? Mulai tercium dari pernyataan seorang
tersangkanya, Miryam Haryani namanya, dimintai uang 2 Milyar Rupiah oleh
sekumpulan penyidik. Segala bocoran informasi juga akan diberikan segera.
Sebuah peristiwa yang tak bisa dianggap biasa saudara. Apa yang terjadi
sesungguhnya? Benarkah sebuah fakta atau sekadar karangan belaka. Saudara
saya Aiman witjaksono, saya akan mencoba untuk mencari jawaban, Musuh
dalam Selimut di KPK.
Video
Ditampilkan video rekaman persidangan Miryam Haryani
Miryam Haryani: Ndak ada bamsut pak, ndak ada bamsut waktu..
Miryam Haryani: Apalagi bang? Iya pasti tadi lo ambil kan? KPK.. Gue udah
ketemu penyidik tujuh orang dan pegawainya
Miryam Haryani: Terus ketemu pak dengan ini pak
Novel baswedan: Siapa namanya?
Miryam haryan: Gak kenal
Novel baswedan: Hmm?
Miryam Haryani: Nih coba nih (menunjukan kertas)
Novel baswedan: Hmm..
Miryam Haryani: Ini pak nih
Novel baswedan: Hmm.. Pak direktur
Ambarita damanik: Mereka minta berapa Bu?
Miryam Haryani: Dua milyar pak! Terus saya ngomong, saya nggak ngomong
Ambarita damanik: (batuk)
Narator
Kasus korupsi yang semakin hari semakin panas, KTP elektronik alias e-KTP
memasuki babak baru. Musuh dalam selimut di KPK membuat banyak orang
tersentak. Benarkah ada?
Fakta terungkap saat pengadilan memutar video rekaman pemeriksaan Miryam
Haryani pekan lalu. Kala itu, Miryam mengungkap adanya petinggi KPK yang
selalu mendatangi komisi III DPR dalam setiap kasus korupsi yang sedang
ditangani KPK. Miryam mengaku tak kenal orang itu, lalu Miryam menunjukan
sebuah catatan ke penyidik KPK, Novel Baswedan yang memeriksanya. Novel
pun lantas mengenal dan tahu bahwa pejabat yang dimaksud adalah direktur
penyidikan KPK yang kini dijabat oleh Brigjen Polisi Aris Budiman.
Tak cukup disini, uang pelicin juga disebut Miryam dimintakan agar kasusnya
aman alias lepas dari jeratan. Jumlahnya pun fantastis, 2 Milyar Rupiah.
Video
Jejak Miryam dengan menggunakan info grafik
1 Desember 2016 KPK periksa Miryam sebagai saksi
Narrator: Miryam Haryani menjadi salah satu nama yang paling disorot sejak
awal kasus korupsi e-KTP bergulir. Miryam diperiksa KPK sebagai saksi korupsi
e-KTP pada 1 Desember tahun lalu.
Awal Maret 2017 Miryam temui Elsa Syarief
Narrator: Awal Maret 2017 Miryam Haryani dan pengacara Anton Taufiq
menemui pengacara Elsa Syarief dikantornya sebanyak tiga kali. Miryam
menceritakan dan berkeluh kesah atas kasus korupsi yang tengah menimpanya
kepada Elsa.
23 Maret 2017 Miryam mencabut BAP
Narator: Pada 23 Maret, Miryam Haryani dihadirkan dalam sidang korupsi e-
KTP dengan terdakwa Irman dan Sugiharto, dua pejabat kemendagri. Namun pada
saat itu pula ia mencabut keterangannya di Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
Miryam mengaku mendapat tekanan dari penyidik KPK.
5 April 2017 KPK tetapkan Miryam Haryani tersangka (Pemberi
Keterangan Tidak Benar)
Narator: Sepekan kemudian didatangkan dua penyidik yang memeriksa Miryam,
Novel Baswedan dan Ambarita Damanik. Diputar pula rekaman yang
menunjukan, sama sekali tidak ada tekanan saat pemeriksaan.
14 Agustus 2017 pengadilan membuka rekaman video pemeriksaan Miryam.
Terungkap dugaan bocornya informasi KPK & pemerasan RP. 2 Milyar
Narator: Tiga bulan berselang, 14 Agustus lalu pengadilan tindak pidana korupsi
membuka lengkap rekaman video pemeriksaan Miryam saat diperiksa penyidik
KPK, Novel dan Ambarita. Dalam rekaman video inilah, Miryam menyebutkan
adanya tujuh penyidik KPK yang mengadakan pertemuan dengan anggota komisi
III DPR dan ada permintaan uang pelicin Rp. 2 Milyar Rupiah agar kasusnya
aman juga oleh penyidik KPK.
Wawancara
Febri Diansyah (juru bicara KPK): kami membuka rekaman itu apa adanya
meskipun didalam rekaman itu, Miryam juga mengatakan dari pembicaraan dia
pada salah seorang di DPR. Dari pembicaraan dia disana kemudian dia mendengar
atau dapat informasi ada tujuh nama ada seperti yang disebutkan tadi. Nah, karena
itu tadi terkait dengan internal KPK. Meskipun itu bisa jadi tidak benar atau bisa
jadi juga benar. Maka proses pemeriksaan internal tentu akan kita lakukan.
Narator
Pasca tersandung kasus e-KTP, Miryam beberapa kali menyampaikan sejumlah
cerita kepada Elsa Syarif di kantornya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
(menunjukan Gedung Advokat Elsa Syarif) disinilah Miryam bertemu dengan
pengacara Anton Taufiq yang belakangan diketahui orang yang diduga
memengaruhi Miryam untuk mencabut keterangannya di BAP berdasarkan
permintaan salah satu tersangka korupsi e-KTP Markus Narim.
Video
Video yang diputar merupakan video persidangan Miryam Haryani dengan
saksi Elsa Syarief
Hakim: Begini saya bacakan, apakah benar atau tidak keterangan Ibu ini ya. Yang
melakukan penekanan dan meminta agar Miryam Haryani mencabut semua
keterangan adalah Setya Novanto (ini keterangan Ibu ya), Harimun Harahap,
Akbar Faisal, Markus Nari, Jamal Aziz, dimana pada waktu itu Setya Novanto
menunjukan kepada Miryam Haryani salinan BAP dan surat dakwaan yang
menyebabkan merasa terpojok dan merasa dan seterusnya. Benar gak ada
keterangan seperti ini ada keterangan Miryam pada saat dia konsultasi dengan Ibu?
Elsa Syarief: Cerita bahwa ada menjelaskan BAP itu Miryam tahu dari BAP
bahwa BAP itu ada itu benar. Tetapi masalah siapa mencabut itu rasanya saya
ragu-ragu dengan itu. Karena waktu itu apa, karena dalam Bap-Bapnya Yani kalau
bapak baca semua itu semua ada kaitanya dengan Hairun Harahap, Setya
Novanto, Jamal Aziz, terlalu banyak itu karena kita waktu itu membahas nama-
nama itu didalam BAPnya yang asli yang sebelumnya belum dicabut. Nah
sehingga saya jadi rancu.
Hakim: Begini ya Bu ya, kita perkecil saja. Saya hanya ingin menanya kepada
Ibu apakah keterangan yang Ibu berikan ini benar atau tidak bahwasanya kalau
yang saya baca, penekanan dan meminta agar Miryam mencabut itu adalah Setya
Novanto, Hairun Harahap Akbar Faisal dan lain sebagainya.
Elsa Syarief: sebagian itu benar sebagian saya ragu-ragu
Video WawancaraElsa Syarief
Elsa Syarief: Apakah saya simpan dimana itu terselip atau dimana waktu ditanya
KPK BAP yang itu kan saya inget banget yang itu yang masalah keterangan
bahwa saya menerima uang dari Markus Nari melalui Pak Faisal Akbar dan Jamal
Aziz itu memang diatas. Sehingga kalau Anton Taufiq bilang di stabilo diatas
yang saya lihat bukan diatas saya lihat dibawah cuman saya kan gatau siapa yang
mencoret. Jadi tadi diselimurkan dengan berita-berita di televisi, di koran atau
sehubungan. Saya bilang saya ga pernah ga pernah saya mengatakan bahwa
Anton Taufiq nyelonong datang terus menarik terus dia tuh bilang ada tenaga ahli
namanya Akbar.
Narator: Aliran dana e-KTP yang di korupsi masih menyimpan banyak sekali
misteri. Korupsi besar triliyunan Rupiah baksebuah drama yang berisi ancaman,
bahkan serangan sejumlah pihak kepada penegak hukum. Tujuannya satu,
menjegal kasus ini agar terhenti tak semua pejabat yang terjerat. Mulai pansus hak
angket KPK, serangan keji terhadap mata penyidik KPK Novel Baswedan,
kemudian tewasnya saksi kunci Johanes Marliem yang diduga memiliki rekaman
lengkap pembagian aliran dana korupsi. Hingga terbongkarnya dugaan musuh
dalam selimut justru di lembaga anti korupsi KPK. Semuanya tertuju satu hal
membuat lemah dan runtuhnya integritas KPK memberantas korupsi negeri ini.
SEGMEN 2
Narator:
Saudara ada sebuah gedung di Menteng, Jakarta Pusat, inilah Miryam Haryani
pertama kali sebelum ke pengadilan dan mencabut BAPnya bercerita kepada
sahabatnya. Disinilah Miryam Haryani bercerita terkait dengan BAP siapa saja
yang menerima apa di proyek e-KTP dan di korupsi oleh sejumlah politisi di
Dewan Perwakilan Rakyat. Apakah Miryam Haryani juga bercerita terkait
pemerasan Milyaran Rupiah yang dialaminya? Saya akan masuk mencari tahu
dari keluh kesah Miryam Haryani pada waktu itu.
Wawancara dengan Elsa Syarief di Kantor Advokat Elsa Syarief, Menteng,
Jakarta Pusat
Aiman: Bu Elsa Syarief. Aiman Kompas TV Bu
Elsa Syarief: Selamat datang.
Aiman: Terimakasih Bu. Di kantor Ibu ya. Dan kantor ini menjadi saksi bisu
pertemuan antara Ibu dengan Miryam Haryani betul ya Bu ya. Luar biasa Ibu juga
menjadi saksi kunci kasus e-KTP kalo begitu Bu?
Elsa Syarief: Tapi tidak menyenangkan.
Aiman: Tidak menyenangkan Bu, Bu saya mohon maaf Bu kalau harus bertanya
kepada Ibu terkait dengan hal yang tidak menyenangkan tadi yang Ibu katakan.
Tapi bagaimanapun juga kantor ini adalah saksi yang merekam pada waktu itu
adalah pertemuan Ibu dengan Miryam Haryani. Di kantor ini dan apa yang
dibicarakan Miryam Haryani termasuk rekaman pemeriksaan dia dan termasuk
pemerasan kepada Miryam Haryani 2 Milyar Rupiah dari penyidik KPK.Saya
ingin tahu soal itu. Boleh saya diajak Ibu keliling ke kantor. Saya ingin tahu
dimana pertama kali Miryam Haryani bertemu Ibu dan cerita apa ke Ibu, cuhat
apa ke Ibu. Boleh ya Bu ya.
Elsa Syarief: Silahkan.
Aiman: Terima Kasih Bu.
Aiman: Ibu merasa terancam?
Elsa Syarief: Gak usah saya sebutin kok. Gak enak deh saya dari kasus yang
pertama kali 2013 itu. Pertama ya, karena saya sebagai lawyers diancam mau
dipidana lah diancam cabut izin saya.
Aiman: Oleh siapa Bu?
Elsa syarif: Oleh banyak orang.
Aiman: Dan saudara saya sudah berada diruangan kantor advokat Elsa Syarief.
Disini Bu jadi saksi bisu pada waktu itu pertama kali Miryam Haryani datang
kesini.
Aiman: Duduk dimana Bu?
Elsa Syarief: Jadi saya duduk disini, yani disini, disini kakak sepupunya
(menunjukan tempat duduk)
Aiman: Hanya bertiga pada waktu itu?
Elsa Syarief: Iya hanya bertiga
Aiman: Untuk apa Miryam Haryani datang ke Ibu? Sudah di BAP waktu itu oleh
KPK?
Elsa Syarief: Sudah.
Aiman: Dan setelah itu kemudian ditarik BAP nya Bukan karena Ibu?
Elsa Syarief: Oh Bukan.
Aiman: Sama sekali Ibu tidak menyarankan itu?
Elsa Syarief: Tidak.
Aiman: Jadi apa yang dia datang pada waktu itu pertama kali setelah di BAP oleh
KPK, dia datang ke Ibu, dia curhat padahal Ibu bukan pengacaranya?
Elsa Syarief: Bukan, saya sebagai teman.
Aiman: Apa yang dia sampaikan dan kenapa ke Ibu?
Elsa Syarief: Ya memang yani itu dekat sama saya. Jadi waktu campaign di
Cirebon saya yang suka bantu ikut campaign saya yang suka bantu ikut campaign
bersama-sama.
Aiman: Di Partai Hanura Bu?
Elsa Syarief: Iya di Partai Hanura.
Aiman: Ibu juga sama-sama di Partai Hanura?
Elsa Syarief: Iya, nah kali ini datang Yani tuh dalam posisi agak tertekan, agak
sedih dan agak marah, emosi lah.
Aiman: Kenapa?
Elsa Syarief: Karena dia merasa KPK membocorkan BAP dia sebelum dia
memberikan kesaksian.
Aiman: Belakang diketahui panitera pengadilan membocorkan itu Bu? Bukan
KPK?
Elsa Syarief: Iya betul
Aiman: Apa yang disampaikan pada waktu itu Bu? Kekhawatiran dia karena
BAPnya bocor apa yang dikhawatirkan terkait itu?
Elsa Syarief: Ya dia merasa diposisi dia sebagai anggota DPR jadi tertekan,
merasa terisolir, merasa jadi pengkhianat, merasa dibenci semua orang.
Aiman: Karena menyebut beberapa nama?
Elsa Syarief: Betul. Di dalam BAP tuh orang udah bisa baca nama-nama itu jadi
orang bilangnya kalau berkumpul gitu ya kan karena banyak, saya juga dia sebut
namapun saya gak inget ya. Berkumpul itu mereka bilang begini “Yani kenapa
kamu bikin BAP begini, kamu tahu gak, hanya kamu sendiri yang ngaku terima
uang yang lain semua gak ada yang ngaku terima uang” itu saya ingat benar kata-
kata itu.
Aiman: Oleh karena itu di pengadilan berikutnya pada saat dia ditanyakan
BAPnya dia tidak mengakui sama sekali?
Elsa Syarief: Seluruhnya. Waktu itu memang saya lihat dia ada gejala karena dia
takut, dia mungkin konsultasi bagaimana dia mencabut. Tapi, saya udah cegah
saya bilang kasus kamu ini berapa sih yang terima uang. Cuman dikit 30 Juta
sama 15 Juta cuman tuh kasusnya kecil sekali dan kamu bagusnya jadi justice
collaborator.
Aiman: Jadi akui saja?
Elsa Syarief: Bukan akui saja, orang dalam BAP sudah ada itu beritanya.
Aiman: Saya boleh simpulkan, di dalam BAP itu benar adanya meskipun ada
beberapa yang tidak sesuai dengan apa yang di akui oleh Miryam Haryani?
Elsa Syarief: Tapi substansinya sama.
Aiman: Substansi nya benar apa yang disampaikan Miryam, jadi kalau sampai
ada kemudian Miryam Haryani ini menarik BAP. Ada sesuatu?
Elsa Syarief: Jadi ganjil gitu
Aiman: Jadi ganjil. Ibu pada waktu itu Miryam Haryani datang kesini yang
disampaikan jujur oleh Miryam Haryani adalah seperti apa yang di BAP?
Elsa Syarief: Betul.
Aiman: Meskipun ada beberapa revisi?
Elsa Syarief: Paket itu di bilang seolah-olah dia tahu sebetulnya dia tahunya
belakangan.
Aiman: Paket apa itu?
Elsa Syarief: Uang
Aiman: Isi berapa?
Elsa Syarief: Saya gak ingat. Saya gak nanya.
Aiman: Paket isi uang itu?
Elsa Syarief: Jadi dibungkus kertas coklat tulisan didalamnya ada tulisan komisi
II sehingga begitu diterima sama pembantu, malam hari, terus disitu Miryam
gatau. Besok paginya waktu dia makan, baru pembantu ngasih. Waktu ditanya
siapa, pembantu biasanya gak ingat ya namanya yaudah kan tapi ada komisi II
diambil tuh uangnya, paketnya, dia bawa diserahkan ke pak Khairuman
Harahap,katanya dibuka itu uang barulah dia tahu terus dia tuh katanya Pak
Khairumanbilang ya silahkan aja dibagi-bagi uang itu seluruhnya.
Aiman: Ke komisi II pada waktu itu?
Elsa Syarief: Terus saya tanya seluruhnya terima uang? Terima, yang 15 juta dan
30 juta semua terima.
Aiman: Seluruh anggota komisi II pada waktu itu?
Elsa Syarief: Ya.
Aiman: Menurut Miryam?
Elsa Syarief: Menurut Miryam.
Aiman: Dan itu ada di BAP Miryam yang kemudian ditariknya?
Elsa Syarief: Ada, iya.
Video
Video pembacaan dakwaan jaksa, nama anggota DPR terima suap e-KTP
Jaksa Penuntut Umum (JPU): Sedangkan sisanya sebesar 49% atau sejumlah 2
triliun 558 Milyar Rupiah akan dibagi-bagikan. Ganjar Pranowo, Aris Wibowo,
Mustokko Meni, Lindoko, Zajuli Juwaeni, Agun Gunanjar Sudarsa, Ignatius
Mulyono, Miryam S Haryani, Nu’man Abdul Hakim, Abdul Malik Haramain,
Jamal Aziz, Markus Nari, Yasonna Laoly, dan 37 anggota komisi II DPR lainnya
Wawancara
Elsa Syarief: Kemudian terjadi memang, keliatan kakaknya juga bilang iya.
“Udahlah gapapa saya ikhlas. Benar Demi Allah.”
Aiman: Ikhlas untuk?
Elsa Syarief: Ikhlas kalau memang saya harus dihukum tapi semuanya harus
dihukum dong Bu, adil.
Aiman: Bu, saya tanyakan ke Ibu pada waktu itu Ibu sempat baca BAP nya
Miryam?
Elsa Syarief: Baca
Aiman: Baca detail ya Bu ya. Saya ingin bertanya Bu, pada waktu itu juga
Miryam cerita soal ada penyidik KPK yang datang kepada dirinya dan meminta
uang Dua Milyar Rupiah?
Elsa Syarief: Miryam ngga ngomong gitu ya. Yang jelas saya dapat dengar dari
pengacaranya Yani Pak Agakan, dia bilang gini “Ibu gatau kan? Ibu tau gak?”
Saya bilang apa yang mesti saya tahu? “Itukan penyidik KPK itu pada sehari
sebelum ini yang membuat bingung Yani, sehari sebelum dia memberi
keterangan, penyidik-penyidik KPK tuh datang menekan dia.
Aiman: Sebelum di BAP?
Elsa Syarief: Sebelum sidang pengadilan.
Aiman: Oh sudah di BAP?
Elsa Syarief: Sudah.
Aiman: Sudah di BAP sebelum pengadilan. Datang penyidik KPK?
Elsa Syarief: Malamnya.
Aiman: Malamnya datang penyidik KPK, apa yang dilakukan?
Elsa Syarief: Ya, menekan dia. Tapi karena saya gak percaya saya gamau dengar
gamau nanya.
Aiman: Termasuk meminta uang disebutkan juga pada waktu itu?
Elsa Syarief: Meminta uang, tapi jumlahnya gatau.
Aiman: Berapa orang? Siapa?
Elsa Syarief: Ngga ga dikasih tau. Coba ini gimana ini KPK nya. Jadi klien saya
harus berbuat apa. Aduh saya kalau gitu saya ngga tau deh, gatau saya harus beri
nasihat apa saya bilang gitu.
Aiman: Dari semua kejadian ini, Ibu termasuk salah satu saksi kunci dari kasus
besar ini, e-KTP. Penyidiknya terkena serangan Novel Baswedan, saksi kuncinya
mati mendadak yang kemudian tidak diketahui penyebabnya apa dan ada drama
pansus KPK dan sebagainya, Ibu akan terus dipanggil sebagai saksi di sidang-
sidang pengadilan kasus e-KTP. Ibu merasa terancam?
Elsa Syarief: Ya gak nyaman saya. Saat ini saya merasa gak nyaman. Dan saya
kalau misalnya harus mundur, bagusnya saya tidak terlibat deh dengan kasus ini.
Aiman: Kenapa Bu?
Elsa Syarief: Gak menyenangkan. Orang bisa bilang saya sok mau terkenal, gua
udah terkenal gausah lagi kita pake kasus-kasus beginian untuk bikin terkenal
saya. Saya pokonya gak enak lah. Saya kalau mau ulangin kadang suka nyeselin,
ngapain lu cabut berita acara itu bikin jadi gua susah. Jadi kan saya harus bela
diri. Kalau misalnya saya gak menyatakan sebenarnya kan terbukti saya yang
ngajarin dia untuk cabut itu. Dan orang-orang tuh kayanya merekayasa saya jadi
kaya orang yang bersalah.
Aiman: Ada ancaman buat Ibu?
Elsa Syarief: Gausah saya sebutin . Gak enak deh saya dari pertama kali 2013 itu
pertama ya karena saya sebagai lawyers gitu ternyata diancam mau dipidana lah
diancam mau cabut izin saya.
Aiman: Oleh siapa? Banyak orang Bu?
Elsa Syarief: Banyak orang.
Aiman: Banyak orang yang memusuhi Ibu sekarang?
Elsa Syarief: Iya.
Aiman: Ibu minta perlindungan LPS?
Elsa Syarief: Saya sedang mempertimbangkan itu.
Aiman: Karena saya melihat Ibu mungkin nanti setiap sidang e-KTP, Ibu akan
menjadi saksi dalam persidangan itu.
Elsa Syarief: Iya sebetulnya gak enak lah.
Aiman: Ibu banyak tahu terkait dengan e- KTP?
Elsa Syarief: Emang enak? Didalam persidangan itu kan banyak yang
ketidakcocokan cerita jadi mereka tuh bikin drama seolah saya jadi orang yang
udah tua, pikun, gak fokus, lupa-lupa karena gak sama. Tapi saya ngomong yang
sebenarnya.
Aiman: Untuk menafikan keterangan Ibu?
Elsa Syarief: Iya betul.
Aiman: Padahal tidak demikian. Ibu catat semua apa yang Ibu tahu?
Elsa Syarief: Iya.
Aiman: Ibu menganggap bahwa kasus ini kasus e-KTP kasus yang luar biasa?
Elsa Syarief: Iya. Waktu kasus Hambalang ngga deh.
Aiman: Hambalang pun besar Triliunan Rupiah kerugiannya tapi tidak seperti
ini?
Elsa Syarief: Ga pernah ada yang menyentuh saya.
Aiman: Tapi kasus e-KTP kepentingannya begitu dahsyat, begitu luar biasa.
Elsa Syarief: Betul.
Aiman: Siapapun bisa menyerang siapa termasuk Ibu pun, ancaman dan lain
sebagainya Ibu rasakan itu?
Elsa Syarief: Iya.
Aiman: Dan semua ini ada banyak luar biasa yang belum terungkap dalam kasus
e-KTP ini?
Elsa Syarief: Belum.
Aiman: Banyak Bu ya?
Elsa Syarief: Masih banyak. Saya gak tau nanti ada cerita apa lagi.
Aiman: Naluri Ibu sebagai praktisi hukum mengatakan itu karena kasus e-KTP
adalah kasus yang sangat luar biasa?
Elsa Syarief: Betul. Luar biasanya Bukan soal duitnya ya , orang-orang nya ya
yang mungkin sudah terbiasa canggih.
Aiman: Mengatur ambisi dan sebagainya?
Elsa Syarief: Iya. Sehingga akhirnya mereka merasa kalau ada kaya begini ada
ada di ring tani.
Aiman: Tapi tetap bersedia ketika nanti di minta datang ke setiap sidang
pengadilan di KPK?
Elsa Syarief: Ya, saya akan berusaha sebaik mungkin sebagai warga negara yang
baik.
Aiman: Terima kasih Bu Elsa Syarief. Pengacara senior yang telah memberikan
informasi di Program Aiman. Terima kasih Bu.
SEGMEN 3
Saudara saya berada di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan saya
akan menanyakan terkait dengan betulkah ada musuh dalam selimut di KPK?
Ikuti saya saudara.
Dimunculkan Video Rekaman Miryam Haryani
Miryam Haryani: Ndak ada bamsut pak, ndak ada bamsut waktu..
Miryam Haryani: Apalagi bang? Iya pasti tadi lo ambil kan? KPK.. Gue udah
ketemu penyidik tujuh orang dan pegawainya
Miryam Haryani: Terus ketemu pak dengan ini pak
Novel baswedan: Siapa namanya?
Miryam haryan: Gak kenal
Novel baswedan: Hmm?
Miryam Haryani: Nih coba nih (menunjukan kertas)
Novel baswedan: Hmm..
Miryam Haryani: Ini pak nih
Novel baswedan: Hmm.. Pak direktur
Ambarita damanik: Mereka minta berapa Bu?
Miryam Haryani: Dua milyar pak! Terus saya ngomong, saya nggak ngomong
Ambarita damanik: (batuk)
Dimunculkan artikel berita: Negara Rugi RP. 2,3 Triliun di Proyek e-KTP,
KPK Yakin Hanya Setengahnya
Korupsi proyek e-KTP merupakan salah satu korupsi besar di Indonesia. 2,3
Triliun Rupiah di korupsi dari total nilai proyek 5,8 Triliun Rupiah. Drama,
ancaman, hingga serangan mewarnai pengusutan. Terakhir soal kesaksian Miryam
saat diperiksa dua penyidik KPK Novel Baswedan dan Ambarita Damanik.
Rekamannya diputar lengkap pekan lalu pada sidang pengadilan.
Pertama, soal pertemuan penyidik dengan anggota DPR yang membocorkan
informasi dari KPK. Kedua, soal permintaan uang pelicin, Dua Miliar Rupiah agar
kasus Miryam lepas dari jeratan. Namun ada yang janggal, hasil dari pernyataan
Miryam yang sudah diketahui sejak desember 2016 sampai detik ini belum ada
penjelasan terkait penyelidikan terhadap dugaan penyidik KPK yang disebut
Miryam.
Sejumlah pihak pun menyayangkan KPK tak melakukan penyidikan kasus secara
transparan tak membuka terang-terangan.
Muncul artikel: Kasus sprindik, ketua KPK langgar kode etik
Cideranya penegakan hukum oleh KPK sempat terjadi empat tahun lalu saat Surat
Perintah Penyidikan (sprindik) terhadap Anas Urbaningrum dalam kasus
Hambalang bocor ke publik. Belakangan diketahui sprindik anas dibocorkan oleh
sekretaris ketua KPK Abraham Samad, Wiwin Suwandi. Kasus ini pun
dipecahkan dengan tepat dan transparan oleh KPK.
Muncul artikel: Bocornya sprindik Anas harus jadi pelajaran bagi Abraham
CS
Abraham Samad dan Adnan Pandu Praja, keduanya adalah pimpinan dan
mendapat sanksi etik karena kelalaian dan tidak hati-hati hingga menyebabkan
bocornya surat rahasia.
Muncul info grafik:
Pelanggaran penyidik KPK
-Dugaan pelanggaran penyidik KPK diselesaikan lewat sidang dewan
pertimbangan pegawai (DPP)
-DPP memeriksa penyidik yang melanggar disiplin berat
-DPP memberi rekomendasi sanksi kepada pimpinan KPK
(sumber pengaturan KPK nomor 11 tahun 2012)
Dugaan pelanggaran yang dilakukan pegawai atau penyidik KPK harus
diselesaikan oleh sidang dewan pertimbangan pegawai (DPP) KPK. DPP
bersidang yang kemudian merekomendasikan sanksi hasil sidang kepada
pimpinan KPK.
KPK yang kini tengah menjadi sorotan, harus menunjukan diri sebagai lembaga
yang independen. Tidak bekerja atas tekanan dari siapapun karena KPK Bukan
hanya lembaga pemberantas korupsi tapi contoh dari perjuangan penegakan
perilaku dan integritas pribadi.
Saudara saya berada di gedung komisi pemberantasan korupsi (KPK) dan saya
akan menanyakan terkait dengan, betulkah ada musuh dalam selimut di KPK?
Ikuti saya saudara.
Video potongan wawancara
Aiman: Jadi benar pak ada musuh dalam selimut di KPK?
Saut Situmorang: Ya, bisa jadi riak riak.
Aiman: Ada betul pak?
SEGMEN 4
Saudara saya sudah bersama dengan pimpinan KPK Saut Situmorang
Aiman: Terima kasih Pak Saut sudah bersedia di wawancara dalam Program
Aiman.
Aiman: Pak Saut, luar biasa saya harus menyampaikan apresiasi selamat kepada
KPK yang telah melakukan operasi tangkap tangan terbesar sepanjang sejarah
berdirinya Komisi Pemberantasan Korupsi, 20 Miliar Rupiah lebih. Luar biasa
pak.
Saut Situmorang: Iya mudah-mudahan itu yang terakhir kali itu kan tujuannya
menghentikan.
Aiman: Bukan mencari terus?
Sauut situmorang: Bukan mencari terus.
Aiman: Permasalahan ditengah apresiasi terhadap KPK saat ini juga ada tudingan
pak, musuh dalam selimut di KPK.
Saut Situmorang: Saya pikir ketika sesuatu saya mengatakan itu, lagu nya kan
begitu. Ketika ada keinginan pasti akan ada flame. Flame itu mungkin akan
membakar kita tapi percayalah kami tidak akan mati.
Aiman: Jadi benar pak ada musuh dalam selimut di KPK?
Saut Situmorang: Ya, bisa jadi itu riak-riak.
Aiman: Ada betul pak?
Saut Situmorang: riak-riak
Aiman: Saya bacakan pak, ini berdasarkan pernyataan dari salah satu tersangka
pemberi keterangan tidak benar, Miryam Haryani. Setiap ada kasus Komisi III
memanggil anggota DPR dan bisa mengetahui jadwal pemanggilan, dari mana?
Itu pertanyaan pertama. Yang kedua, soal permintaan uang 2 Miliar Rupiah oleh
penyidik KPK agar Miryam lepas dari kasus nya. Itu betul kejadiannya?
Saut Situmorang: Jadi itu semua kita sudah klarifikasi kepada yang bersangkutan
yang jadi potensi namanya disebut.
Aiman: Ada nama direktur penyidik KPK?
Saut Situmorang: Ada.
Aiman: Brigjen Aris Budiman?
Saut Situmorang: Ya sudah dibantah.
Aiman: Pak Aris membantah?
Saut Situmorang: Ya, yang bersangkutan malah minta di periksa duluan.
Aiman: Sudah diperiksa pak?
Saut Situmorang: Ya sudah dan sesudah habis diperiksa itu ketemu dengan kita
terus yang bersangkutan menjelaskan tidak kenal, tidak mengerti kemudian kalau
dalam perspektif hukum itu testimodium diaudietu yang artinya apa Miryam itu
mendengar mendengar mendengar, bukan dia mengalami sendiri dan itu masih
difitible.
Aiman: Dalam rekamannya, dia menyatakan mendengar sendiri dan bertemu
dengan 7 penyidik KPK beserta direkturnya waktu itu?
Saut Situmorang: Oh ngga itu gak ada . Kita udah klarifikasi bahwa sebenarnya
apa yang dia sebutkan itu tidak seperti yang dijelaskan dan kita itu .
Aiman: Tidak seperti apa yang dijelaskan pada waktu diperiksa oleh Novel
Baswedan?
Saut Situmorang: Ya.
Aiman: Brigjen Polisi Aris Budiman, Direktur penyidikan KPK telah membantah
itu?
Saut Situmorang: Ya sudah membantah itu. Saya pribadi percaya bahwa
penyidik-penyidik KPK itu orang-orang yang berintegritas. Mereka lewat test
yang cukup selektif kok.
Aiman: Jadi direktur penyidikan tidak termasuk 7 penyidik lainnya juga
dikatakan bertemu dengan Miryam juga tidak benar?
Saut Situmorang: Ya tidak. Dan itu nama-namanya juga masih belum jelas kan
ya jadi artinya ini keyakinan kita. Ini bagian dari yang saya katakan tadi flame-
flame tadi yang mungkin akan membakar kita menjadi bikin kita jadi goyah tapi
sebenarnya kita gaakan surut. Kita akan maju terus.
Aiman: Kenapa jawabannya keyakinan pak? Kenapa jawabannya bukan hasil
pemeriksaan artinya pimpinan KPK tidak melakukan pemeriksaan terhadap
semuanya?
Saut Situmorang: Ya karena sudah dilakukan pemeriksaan tetapi klarifikasi
menunjukan tidak ada fakta fakta seperti itu.
Aiman: Dan pemeriksaan tidak dilanjutkan?
Saut Situmorang: Nanti, proses tidak akan berhenti.
Aiman: Dan selama mereka mengatakan tidak. Pimpinan KPK, KPK percaya
bahwa mereka tidak melakukan itu?
Saut Situmorang: Ya.
Aiman : Maka tidak ada pemeriksaan lagi?
Saut Situmorang: Ya keyakinan. Itu keyakinan dan makanya oleh sebab itu
proses apakah nanti akan ada pemeriksaan lebih lanjut itu kan tergantung dari
hasil dari yang sudah dimintakan oleh pengawas internal kita.
Aiman; Bukankah janggal pak? Karena biasanya KPK punya kebiasaan yang
transparan setiap ada segala sesuatu yang tudingan dan lain sebagainya di proses
dan kemudian di umumkan secara transparan. Saya ambil contoh pada waktu
KPK kasus bocornya sprindik Wiwin Suwandi yang terkait dengan ketua KPK
saat itu Abraham Samad, kemudian dilakukan sanksi etik terhadap Abraham
Samad dan itu dilakukan prosesnya transparan yang sekarang saya mengatakan
bapak secara prematur mengatakan tidak padahal belum melakukan pemeriksaan
atau pemeriksaan belum dituntaskan?
Saut situmorang: Pemeriksaan sudah jalan dan sementara saya menyimpulkan
seperti itu dan itu belum berhenti tentunya, jadi keyakinan kita. Karena oleh sebab
itu, saya katakan kembali lagi keyakinan kita seperti itu dan apakah itu akan
berlanjut dan kita lihat kan. Pengawas internal kita kan lagi bekerja. Gaada yang
boleh tidak di cek and balance saya juga di cek and balance
Aiman: artinya masih di fifty fifty bisa iya bisa tidak?
Saut Situmorang: Iya proses itu masih berlanjut.
Aiman: KPK selain lembaga pemberantas korupsi juga role model penegakan
integritas kenapa proses ini kemudian tidak diumumkan secara transparan pak?
Saut Situmorang: KPK itu didalam undang-undang sudah mengatakan apa yang
dia lakukan saja dia harus teruka ke publik jadi ini juga nanti kita akan buka.
Aiman: Setelah tapi proses pemeriksaan setelah dilakukan pemeriksaan rasanya
belum banyak di ungkap oleh pimpinan KPK?
Saut Situmorang: Ya karena memang prosesnya baru minggu lalu. Belum ada
Aiman: Tidak ada yang ditutup-tutupi pak?
Saut Situmorang:Ngga-ngga kok. Gabisa ditutupi.
Aiman: Bapak keberatan jika saya tanya seluruh penyidik ini berasal dari instansi
mana?
Saut Situmorang: Yang sekarang?
Aiman: Yang disebutkan oleh Miryam Haryani.
Saut Situmorang:Oh saya belum tahu nama-namanya soalnya . Kita belum tau
ya namanya asalnya dari mana dan mungkin itu nama yang disebut jumlah itu kan
gatau abcde nya kan, kita gatau belum tau cuman ada disebut nama direktur
waktu itu. Walaupun sebenarnya waktu ditunjukan itu katanya ada nama itu yang
ditunjukan itu adalah surat perintah pemanggilan . Surat perintah pemanggilan itu
yang memang penerbangan nya direktur.
Aiman: Apakah penyidik-penyidik itu penyidik yang baru atau sudah lama
bekerja di KPK?
Saut Situmorang : Itu yang kita belum tau.
Aiman: Yang diperiksa sekarang pak?
Saut Situmorang: Karena kan kita kan harus tau dulu siapa-siapa orangnya. Kita
belum sampai kesana.
Aiman: Bapak belum tau siapa yang diperiksa sampai saat ini?
Saut Situmorang: Yang baru kita meminta klarifikasi kan, baru direkturnya saja
dan dia sudah menjelaskan dia tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Miryam
tersebut.
Aiman: Sisanya tujuh penyidik lainnya belum diperiksa?
Saut Situmorang: Kita belum tau kan namanya siapa-siapa kita belum tau belum
mengerti.
Aiman: Belum pemeriksaan juga?
Saut Situmorang: Belum.
Aiman: Kenapa begitu lama Pak?
Saut Situmorang: Bukan soal lama, ya kita harus dapat data awal dulu siapa
yang harus dipanggil kan gitu.
Aiman: Saya mendapatkan informasi juga bahwa Novel Baswedan ini kan terkait
dengan pengawasan internal . Novel Baswedan pernah disetujui untuk menjadi
Direktur Pengawas Internal KPK termasuk yang menyidik yang mengawasi
penyidik KPK tapi kemudian dibatalkan oleh pimpinan KPK. Betul berita itu pak?
Saut Situmorang: Itu hanya proses ya kemudian itu ada proses tes segala macam
ada namanya proses psikotes dan selanjutnya.
Aiman: Apakah sudah lulus semua?
Saut Situmorang: Itu udah kita klarifikasi siapa yang sebenarnya wajar untuk
ditaruh disitu terus kemudian ya pimpinan belum memutuskan. Kami berlima
mempunyai hak mempunyai veto untuk memutuskan yang bersangkutan masuk
atau tidak.
Aimana: Kenapa pimpinan menilai bahwa termasuk bapak waktu itu Novel
Baswedan tidak cocok di pengawasan internal?
Saut Situmorang: Karena naluri nya emang di penyelidikan dia, nalurinya disitu.
Nanti kalau pengawasan, dia hanya mengawsai orang-orang didalam.
Aiman: Termasuk penyidik-penyidik yang memeriksa Miryam?
Saut Situmorang: Ya jadi, lebih efisien sebenarnya dia cocok menjadi direktur
penyelidikan sebenarnya.
Aiman: Jadi betul pada waktu itu, ini kemudian sudah disetjui dapi kemudian di
gagalkan oleh pimpinan KPK?
Saut Situmorang: Bukan gagal, kita belum memutuskan karena kami berlima
berhak memutuskan kan? Putusan terakhir kan di kita.
Aiman: Bukan karena takut nanti kemudian pengawasan internal menjadi
semakin seperti harimau macan?
Saut Situmorang: Tidak, pengawasan internal jalan, saya juga kan pernah
dipanggil hampir di pecat juga kan.
Aiman: Masa? Kapan tuh pak?
Saut Situmorang: Iya dong. Waktu salah ngomong itu kan . Gaada yang bebas
dari pemeriksaan.
Aiman: Bapak seorang pimpinan KPK Saut Situmorang sempat mau dipecat?
Saut Situmorang: Iya saya waktu itu kan diperiksa
Aiman: Dan ada ancaman pemecatan kalau ?
Muncul video demo massa HMI di Gedung KPK
Saut Situmorang: Ya kalau putusannya kan waktu itu komisi etiknya bekerja
hasil pemeriksaan pengawas internal nya disampaikan ke komisi etik. Komisi etik
mengatakan pelanggaran yang ringan segala macem dikasih teguran. Jadi gaada
yang kebal atas pemeriksaan di KPK.
Aiman: Meskipun saya katakan lambat karena belum melakukan pemeriksaan
atas orang-orang yang disebutkan oleh Miryam Haryani, yang Miryam Haryani
sendiri mengatakan menemui orang-orang tersebut, penyidik KPK maksudnya.
Saut Situmorang: Kita perlu waktu untuk itu
Aiman: Ini jangan-jangan memang betul untuk melemahkan KPK?
Saut Situmorang: Ya tapi sebenarnya kalaupun ada upaya itu kayanya gak
mempan deh.
Aiman: Kenapa tidak mempan pak?
Saut Situmorang: Ya, kita KPK tuh sudah punya bentuk organisasi yang memori
organisasi nya itu cukup kuat.
Aiman: Kecuali sistem itu rusak dari dalam?
Saut Situmorang: Ya bisa jadi. Bisa jadi seperti itu
Aiman: Pak saut, drama, gonjang ganjing, serangan, ancaman, terkait dengan e-
KTP luar biasa. Bapak merasakan hal yang sama di KPK?
Saut Situmorang: Sebenarnya gak sih ya.
Aiman: Ngga?
Saut Situmorang:Ngga saya.
Aiman: Biasa saja pak?
Saut Situmorang:: Biasa saja. Saya merasa tuh biasa saja . Biasa kita waktu rapat
putuskan terus kemudian siapa yang tersangka berikutnya itukan lewat proses.
Aiman: Saksi kunci di Smerika Serikat, meskipun KPK menolak mengatakan
saksi kunci itu tewas tiba-tiba. Salah satu saksi kunci yang di indonesia juga Bu
Elsa Syarief menangis karena ada tekanan yang luar biasa.
Saut Situmorang: Ya ini makanya khusus untuk Elsa Syarief kita sudah
memberi perhatian khusus untuk Ibu Elsa. Kita memberikan perhatian khusus dan
mudah mudahan beliau keliatannya memang beliau ada sedikit yang i‟m schure
dan kita harus memang memberikan.
Aiman: Ada ancamannya terhadap dirinya pak.
Saut Situmorang: Ya saya dengar begitu.
Aiman: Saya sampaikan tapi pak di DPR sana pelemahan KPK begitu nyata .
Revisi UU KPK di depan mata. Apa yang bisa didengarkan . Harapan dari seorang
pimpinan KPK Saut Situmorang terkait dengan ancaman itu?
Saut Situmorang: Ya, bagi saya sebenarnya kalau mereka mau membuat cek and
balance supaya KPK ini lebih prudent, supaya KPK ini lebih besar, kemudian
indeks persepsi korupsinya kita bisa naik dari 37 menjadi 50 itu ngga apa-apa.
Tapi kalau saya lebih cenderung begini, kita gausah bicara Undang-Undang KPK
. Undang-undang tipikornya aja dulu dibenerin, daripada mereka bicara hak
angket, undang-undang KPK. Undang undang KPK. Undang-Undang tipikornya
kita benerin dulu.
Aiman: Salah alamat mereka pak?
Saut Situmorang: Salah alamat sebenarnya. Jadi ada tiga yang harus kita
bereskan dulu mula dari percenter , ilisitraisment , influence intreding.
Aiman: Itu ada di UU Tipikor?
Saut Situmorang: Iya, itukan sudah kita tanda tangani Piagam PBB nya tapi kan
belum kita sesuain dengan implementasikan undang-undang.
Aiman: Jadi kemudian UU Tipikornya tidak di apa-apakan, tapi kemudian UU
KPK nya yang kemudian di utak atik ada sesuatu disitu?
Saut Situmorang:: Ya jelas. Jadi kan kita tidak optimal untuk kemudian kita bisa
membuat negara ini jadi lebih bersih. Bayangin aja sekarang itu apa kemiskinan.
Tingkat kemiskinan gini rasio segala macem tidak ditindak dengan cepat. Ini KPK
masuk disitu. Ya jadi artinya, kenapa rakyat kita miskin itu kan semua karena
korupsi juga. Oleh sebab itu, saya lebih cenderung kalau memang mau di UU
Tipikornya kita benahi daripada UU KPK. UU KPK sekarang ini udahlah
dibiarkan dulu . Kalau memang kami perlu di cek and balance lewat komisi III
kita sering dengan komisi III kita cek and balance, ditanya di apa segala macem
untuk kemudian kita bisa lebih prudent lagi dalam menangani kasus.
Aiman: Jadi bapak merasakan bahwa itu salah alamat? Dan merasa bahwa ini
jangan-jangan memang betul untuk melemahkan KPK?
Saut Situmorang: Ya tapi sebenarnya kalo pun ada upaya itu kayanya ga
mempan deh.
Aiman: Kenapa gak mempan pak?
Saut Situmorang: Ya kita sudah punya, KPK tuh sudah punya bentuk organisasi
yang memori organisasinya tuh cukup kuat. Di ganti siapapun KPK ini, siapapun
masuk ini sudah punya format. Ruh organisasinya itu sudah tumbuh.
Aiman: Kecuali sistem itu rusak dari dalam?
Saut Situmorang: Ya bisa jadi.
Aiman: Oleh karena kita tetap akan menunggu pak bagaimana hasil dari proses
penyelidikan terkait dengan pernyataan Miryam Haryani yang menyatakan bahwa
penyidik KPK menemui dan meminta uang.
Saut Situmorang: Percayalah itu akan berlanjut sampai itu clear siapa
sebenarnya yang berbohong dalam cerita ini .
Aiman: Dan akan diumumkan hasilnya?
Saut Situmorang: Iya
Aiman: Iya terimakasih Saut Situmorang, pimpinan KPK, telah memberikan
informasi dalam Program Aiman Kompas TV. Terima kasih pak.
Saut Situmorang:Thank you.
SEGMEN 5
Gonjang ganjing, drama, apapun namanya. Ancaman, serangan, apapun
bentuknya, KPK tetap harus menjadi lokomotif pemberantasan korupsi dan
pejuang integritas. Setiap kasus tak layak jika ada tudingan tak diselesaikan
dengan cara transparan. Proses penyelesaiannya tidak terbuka. Selamatkan KPK .
Aset berharga milik bangsa.
Jika tidak saudara maka pertaruhannya kasus korupsi akan diselesaikan di ruang
sepi dan banyak suap yang akan mewarnai. Saudara saya Aiman witjaksono.
Salam
Dokumentasi Foto Penulis dengan Aiman Witjaksono Selaku Produser
Eksekutif & Host Program Documentary Talkshow Aiman Kompas TV
Setelah Melakukan Wawancara Pada 27 November 2018