bab i - staff official site...

79
KETERAMPILAN MENULIS DAN KARYA TULIS ILMIAH (Pertemuan ke 1 - 2) SASARAN BELAJAR Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa dapat : 1. menjelaskan perbedaan pengertian keterampilan menulis dalam arti sempit dan dalam arti luas. 2. menulis di papan tulis dan di buku dengan tulisan tangan secara benar. 3. menganalisis kesulitan menulis dengan tulisan tangan di papan tulis dan di buku 4. menjelaskan perlunya guru memiliki keterampilan menulis karya ilmiah kaitannya dengan pengembangan profesi guru SD PENDAHULUAN Sesuai dengan namanya, mata kuliah ini sangat menekankan dimilikinya keterampilan nyata oleh mahasiswa PGSD dalam menulis, baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Pada bab ini mahasiswa dilatih agar memiliki keterampilan menulis dalam arti sempit, yaitu mulai dari terampil menuliskan huruf- huruf secara benar di buku atau di papan tulis, sampai terampil menuangkan pikirannya dalam bahasa tulis sesuai EYD. Maka target kompetensi yang perlu dimiliki oleh setiap mahasiswa PGSD adalah agar dapat

Upload: dinhdieu

Post on 30-Jan-2018

218 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

KETERAMPILAN MENULIS DAN KARYA TULIS ILMIAH

(Pertemuan ke 1 - 2)

SASARAN BELAJAR

Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa dapat :

1. menjelaskan perbedaan pengertian keterampilan menulis dalam arti sempit

dan dalam arti luas.

2. menulis di papan tulis dan di buku dengan tulisan tangan secara benar.

3. menganalisis kesulitan menulis dengan tulisan tangan di papan tulis dan di

buku

4. menjelaskan perlunya guru memiliki keterampilan menulis karya ilmiah

kaitannya dengan pengembangan profesi guru SD

PENDAHULUAN

Sesuai dengan namanya, mata kuliah ini sangat menekankan dimilikinya

keterampilan nyata oleh mahasiswa PGSD dalam menulis, baik dalam arti

sempit maupun dalam arti luas. Pada bab ini mahasiswa dilatih agar memiliki

keterampilan menulis dalam arti sempit, yaitu mulai dari terampil menuliskan

huruf-huruf secara benar di buku atau di papan tulis, sampai terampil

menuangkan pikirannya dalam bahasa tulis sesuai EYD. Maka target

kompetensi yang perlu dimiliki oleh setiap mahasiswa PGSD adalah agar dapat

memiliki tulisan yang baik dan benar dan dapat mengajarkan kepada siswa

tentang cara menulis yang baik dan benar. Sebagai pedoman baku dalam

berlatih menulis, mahasiswa agar mengacu kepada buku “Belajar Membaca dan

Menulis Permulaan”

1. Membuat Karya Tulis Ilmiah, Tidak Sulit

Page 2: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

Jika disebutkan ‘keterampilan menulis’, bukan berarti hanya berhubungan

dengan cara atau teknik yang digunakan untuk melakukan pekerjaan menulis

agar diperoleh bentuk tulisan yang rapih. Dalam pengertian sempit

‘keterampilan menulis’ hanya berarti kecakapan yang perlu dimiliki

seseorang untuk dapat menulis huruf-huruf atau angka yang benar, rapih, dan

indah dengan menggunakan pena, kapur, atau alat tulis lainnya. Sedangkan

dalam pengertian yang luas, ‘keterampilan menulis’ bukan sekedar

kecakapan menuliskan huruf atau angka secara indah. Keterampilan menulis

agar mencakup kemampuan (1) sekedar menuangkan buah pikirannya dan

isi hatinya ke dalam tulisan yang baik dan benar; dan (2) melakukan karya

tulis ilmiah, dapat berupa artikel, hasil penelitian ilmiah, kajian ilmiah, atau

karya tulis ilmiah lainnya.

Banyak orang mengatakan bahwa menulis atau membuat tulisan dalam arti

yang memiliki kadar ilmiah, yaitu yang dapat dipertanggung jawabkan secara

ilmiah, adalah sulit. Sebenarnya tidak demikian, jika kita memiliki jiwa yang

optimistis, bukan pesimistis. Mari kita ikuti motto yang mengatakan bahwa

orang optimis akan memandang sesuatu itu sulit tetapi sangat mungkin untuk

dapat dilakukan, tentunya jika mau berusaha mempelajari, menanyakan jika

belum paham, melakukan latihan agar dapat melakukannya. Jangan diikuti

kata orang pesimistis yang mengatakan bahwa sesuatu itu mungkin dapat

dilakukan, tetapi sangat sulit, lalu enggan bertanya, tidak mau mencoba dan

melakukan latihannya, apalagi terbawa oleh perasaan malas yang

berkepanjangan.

Memang pada awalnya sering muncul pertanyaan-pertanyaan dari dalam diri

sendiri, yang nadanya menyurutkan motivasi (dorongan) dan kemauan yang

Page 3: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

mulai timbul. Berbagai pertanyaan itu, misalnya “kapan saya akan mulai

menulis”, dapatkah saya menulis yang baik, bahan-bahan apa dan bagaimana

saya mengumpulkannya?”, dan pertanyaan-pertanyaan lain yang senada.

Menulis tidak dimonopoli oleh mereka yang mempunyai bakat menulis saja,

mereka yang tidak mempunyai bakatpun jika mau berlatih, dapat saja hasil

tulisannya lebih baik daripada yang berbakat tetapi tidak dikembangkan.

Untuk memberi dorongan kepada mereka yang masih ragu-ragu untuk

memulai menulis, Imam Syafe’i memberikan dorongan seperti berikut :

“Menulis adalah keterampilan yang dapat dipelajari. Berbakat menulis saja, tanpa mau berusaha belajar tentu tidak menjamin seseorang akan menjadi penulis yang baik. Seseorang yang berbakat menulis atau tidak berbakat menulis sama-sama mempunyai kesempatan untuk menjadi penulis. Tinggallah kesungguh-sungguhannya dalam belajar menulis yang lebih banyak menentukan keberhasilannya menjadi seorang penulis”

2. Apakah guru perlu memiliki keterampilan menulis ?

Untuk mulai melangkah berlatih menulis, mari kita coba dengan menjawab

pertanyaan-pertanyaan seperti ini. Guru sebagai agen pembaharuan, perlu

menyiapkan anak didiknya untuk siap bersaing secara ketat di era globalisasi.

Guna memenuhi tuntutan ini guru sebagai sumber daya manusia, agar dapat

ditingkatkan dan meningkatkan kemampuan di bidang tugas profesionalnya.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah dengan memiliki kemampuan

membuat karya tulis. Membiasakan diri membuat karya tulis ilmiah berarti

terjadi proses belajar melakukan pengkajian, meneliti dan melaporkan

tentang hal-hal yang berkaitan dengan bidang tugasnya, selalu mencari cara-

cara terbaik agar hasil belajar terus meningkat kualitasnya.

Di samping itu, untuk memenuhi persyaratan kenaikan pangkat jabatan guru,

untuk menduduki jabatan Guru Pembina Tk.I (IV/b) sampai dengan Guru

Page 4: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

Utama (IV/e) diwajibkan memperoleh angka kredit dari bidang

pengembangan profesi. Pada petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional guru

dan angka kreditnya dikemukakan bahwa standar prestasi kerja Guru

Pembina sampai Guru Utama selain diperoleh dari bidang proses belajar-

mengajar juga agar ditambah dengan angka kredit dari bidang pengembangan

profesi (Depdikbud, 1993:6). Ketentuan secara rinci seperti dikemukakan

dalam petunjuk pelaksanaannya seperti pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Jenjang Jabatan, Pangkat, Golongan-Ruang dan Persyaratan Angkat Kreditnya

No. Jabatan Fungsional Guru Pangkat Golongan/

RuangAngka Kredit

Minimal1. Guru Pratama Pengatur Muda II/a 252. Guru Pratama Tingkat I Pengatur Muda Tingkat

III/b 40

3. Guru Muda Pengatur II/c 604. Guru Muda Tingkat I Pengatur Tingkat I II/d 805. Guru Madya Penata Muda III/a 1006. Guru Madya Tingkat I Penata Muda Tingkat I III/b 1507. Guru Dewasa Penata III/c 2008. Guru Dewasa Tingkat I Penata Tingkat I III/d 3009. Guru Pembina Pembina IV/a 400

10. Guru Pembina Tingkat I Pembina Tingkat I IV/b 55011. Guru Utama Muda Pembina Utama Muda IV/c 70012. Guru Utama Madya Pembina Utama Madya IV/d 85013. Guru Utama Pembina Utama IV/e 1.000

Sumber: Keputusan Mendikbud No. 25/1995 tgl.8-3-95 (Depdikbud, 1995:14)

Selanjutnya perlu dikemukakan sebaran angka kredit yang perlu

dikumpulkan untuk menduduki setiap golongan/ruang tertentu, dan

perhatikan jumlah angka kredit yang diperlukan untuk menduduki

golongan/ruang IV/b dan seterusnya, tabelnya seperti berikut.

Page 5: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

Tabel 2. Jumlah Angka Kredit Komulatif Minimal untuk Kenaikan Pangkat Jabatan Guru Golongan-Ruang IV/a sampai dengan IV/e

Unsur Kegiatan Persentase Golongan Ruang dan Angka KreditIV/a IV/b IV/c IV/d IV/e

Unsur UtamaI. PendidikanII. Proses Belajar Mengajar

(PBM) atau Bimbingan III. Pengembangan Profesi

80%-

320-

-

42812

-

53624

-

64436

-

75248

Unsur Penunjang IV. Penunjang PBM atau Bimbingan

20% 80 110 140 170 200

Jumlah 100% 400 550 700 850 1000

Sumber: Lamp.II Keputusan Menpan No.84/1993 tgl.24-12-1993 (Depdikbud,1993:79)

Memperhatikan tabel di atas, terlihat bahwa sekalipun perolehan angka kredit

dari unsur utama A (Pendidikan), B (Proses Belajar Mengajar) dan unsur D

(Penunjang PBM dan Bimbingan) telah terpenuhi, tetapi jika unsur utama C

(Pengembangan Profesi) belum diperoleh angka kredit minimal 12, maka

persyaratan kenaikan pangkat ke golongan-ruang IV/b belum terpenuhi.

Selanjutnya untuk menduduki golongan-ruang IV/c diperlukan angka kredit

pengembangan profesi sebesar 24, ke IV/d dan IV/e masing-masing

diperlukan 36 dan 48.

3. Mengapa kita tidak mulai berlatih menulis sejak sekarang juga ?

Salah satu penyakit yang sering hinggap dan akan menghambat kemajuan

adalah sering mengulur-ulur waktu, menunda-nunda pekerjaan. Untuk jenis

penyakit atau kebiasaan buruk ini agar ditangkal dengan tindakan

lakukan/selesaikan sesuatu itu hari ini juga jika memang dapat, jangan

tunggu hari esok, karena besok mungkin akan datang sesuatu lain yang juga

Page 6: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

perlu diselesaikan. Jangan tunggu sampai semua orang sudah pandai

menulis, mulailah belajar menulis dari hari ini juga, jika masih ada kesalahan

adalah hal yang wajar, sebab tidak akan pandai jika takut akan datangnya

kesalahan, asalkan kesalahan itu tak disengaja.

4. Dari mana saya harus memulai menulis ?

Prinsip-prinsip belajar antara lain mengatakan bahwa mulailah belajar dari

yang mudah baru mengarah kepada yang sulit-sulit, mulailah dari yang

sederhana menuju ke arah yang rumit. Dapat saja dimulai dari membuat

karangan sebelum membuat artikel. Berikutnya membuat makalah hasil

penelitian atau suatu ulasan, dan yang kadarnya lebih sulit membuat karya

tulis ilmiah hasil penelitian. Pada bab-bab berikut akan dibahas secara rinci

bagaimana guru harus membuat karya tulis ilmiah dalam kaitannya dengan

pengembangan kemampuan profesinya.

5. Penulis perlu memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar

Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan dinyatakan mulai berlaku sejak

tanggal 17 Agustus 1972. Tetapi diberbagai media cetak ternyata masih

sering dijumpai kesalahan penggunaan bahasa Indonesia, umumnya

dikarenakan penulis yang kurang cermat, seperti penggunaan istilah yang

kurang tepat, pemenggalan kata yang tidak mengindahkan kaidahnya, dan

sebagainya. Kondisi ini masih sering mengundang datangnya kritik yang

ditujukan kepada para penulis, juga kepada para guru di sekolah.

Kemampuan guru dalam membuat karya tulis ilmiah saat ini masih rendah,

ini antara lain terlihat masih sangat sedikitnya karya guru yang dimuat di

mass media cetak, baik terbitan ibukota atau daerah. Pada mahasiswa PGSD

Page 7: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

baik mahasiswa pra jabatan maupun penyetaraan, masih sering dijumpai

kurang tepatnya penulisan kata-kata tertentu, misalnya terimakasih atau

terima kasih, fisik atau pisik, aktivitas atau aktifitas, dan sebagainya. Upaya

untuk meningkatkannya juga harus dimulai dengan meningkatkan terus

kemampuan menggunakan bahasa Indonesia dalam bahasa tulis. Tanpa

adanya kemauan berlatih yang tinggi, sulit kemampuan menulis yang baik

dapat dimiliki guru.

RINGKASAN

Setiap orang yang mengaku dirinya sebagai guru, perlu memiliki keterampilan

menulis secara baik dan benar, baik di buku maupun di papan tulis. Tidaklah

pantas, jika ada guru tulisannya jelek. Di samping itu mereka agar dapat

mengajarkan cara menulis yang baik dan benar kepada para siswanya. Untuk

pengembangan profesinya, para guru juga dituntut agar dapat membuat karya

tulis ilmiah.

TUGAS LATIHAN

1. Mahasiswa mendiskusikan dalam kelompok masing-masing tentang :

a. pengertian keterampilan menulis dalam arti sempit dan luas, dan

b. teknik menulis di papan tulis/di buku agar diperoleh tulisan yang baik

dan benar.

2. Berlatih menulis di papan tulis dan di buku dengan tulisan tangan di luar jam

tatap muka, lalu menganalisis kesulitan dan kesalahan yang masih sering

terjadi pada guru atau murid.

3. Mendiskusikan perlunya guru memiliki keterampilan dan kebiasaan menulis

karya ilmiah, kaitannya dengan pengembangan profesi guru SD.

Page 8: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

BAB II

KARYA TULIS ILMIAH UNTUK JABATAN GURU

(Pertemuan ke 3 - 5)

SASARAN BELAJAR

Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa dapat :

1. Menjelaskan tata tulis dalam penulisan karya ilmiah dalam segi ukuran

kertas (paper size), jenis huruf, spasi (line spacing), margin, dan penomoran

halaman dan bab/sub bab.

2. Menjelaskan format halaman sampul (cover), daftar isi, daftar tabel, dan

daftar gambar, serta cara penulisan kutipan, penyajian tabel-tabel dan

gambar-gambar dalam penulisan diktat.

3. Membuat kutipan dari berbagai buku sumber dalam penulisan diktat, dan

menuliskan daftar pustaka dengan benar.

4. Menjelaskan ruang lingkup karya tulis ilmiah dalam bentuk buku dan

penghargaan angka kreditnya.

5. Menulis diktat mata pelajaran di SD

6. Membuat out line buku pelajaran, modul, dan karya terjemahan.

PENDAHULUAN

Sebagai prasyarat dalam penyusunan karya tulis ilmiah, penulis perlu terlebih

dahulu memiliki wawasan dan keterampilan dalam tata tulis. Hal ini mencakup

pemahaman tentang ukuran kertas dan pengetikan dengan komputer. Bisa saja

seorang penulis tidak memiliki keterampilan menulis dengan komputer, hanya

terkadang menjadi sangat tergantung dengan orang lain. Maka alangkah baiknya

jika penulisan secara komputerisasi dapat dikuasai oleh setiap penulis, sebab

jika demikian konsep dan perbaikan akan dapat dilakukan secara cepat.

Page 9: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

1. Ketentuan Umum Pengetikan

a. Ukuran kertas

Penggunaan kertas untuk penulisan karya ilmiah antara lain dengan

ketentuan sebagai berikut,

1) ukuran kertas A4 : 8,27” x 11,69”

2) jenis kertas: HVS 80 gram, dan kertas sampul: buffalo, dan

3) warna kertas: putih, kecuali untuk sampul sesuai ketentuan khusus

b. Jenis huruf

1) Pengetikan dengan mesin ketik, untuk naskah dapat menggunakan

huruf pika (kapasitas 10 huruf per inci), dan untuk pengetikan tabel

atau keterangan gambar dapat digunakan huruf elit (kapasitas 12

huruf per inci) atau huruf mini (kapasitas 14 huruf per inci).

2) Pengetikan dengan komputer pemilihan huruf dapat dilakukan secara

lebih rinci, untuk naskah dapat menggunakan huruf times new

roman, atau Courier New ukuran 10 untuk program Word Star dan

ukuran 12 untuk program Windows. Keunggulan pengetikan dengan

komputer antara lain dapat dilakukan pengetikan miring (Italic),

tebal (Bold), dan simbol-simbol matematik, dan masih banyak

variasi dan kemudahan lainnya.

c. Margin dan Spasi

1) Margin adalah jarak antara huruf dengan tepi kertas. Biasanya

digunakan pola 4-3-3-3, artinya margin kiri 4 cm, sedangkan margin

atas, bawah dan kanan 3 cm. Judul bab diketik berjarak 6 cm dari

tepi atas kertas. Untuk memudahkan pengontrolan margin,

pengetikan dengan mesin ketik agar menggunakan pola yang

diletakkan pada lembar kedua.

Page 10: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

2) Spasi, pengaturannya sebagai berikutt :

- satu spasi untuk penulisan tabel, kutipan, judul, judul tabel/gambar,

bibliografi, abstrak, dan daftar pustaka.

- dua spasi untuk pengetikan naskah secara umum.

- tiga spasi untuk pengetikan antara naskah dengan tabel atau

gambar, antar tabel atau antar gambar.

- empat spasi untuk pengetikan antara nama penulis pada abstrak

dengan baris pertama naskah, antara kata “daftar tabel” dengan

baris pertama judul tabel, antara kata “daftar gambar” dengan baris

pertama judul gambar, antara judul bab atau sub bab dengan

naskah.

Penyetelan spasi, selain melihat petunjuk angka spasi, cekingnya

adalah jika rol mesin ketik diputar dua klek artinya satu spasi, tiga

klek adalah satu setengah spasi, dan seterusnya.

d. Penomoran halaman, bab dan bagian-bagiannya

1) Secara umum nomor halaman ditulis di sudut kanan atas tanpa diapit

dengan tanda apapun, berjarak 1 spasi di atas margin atas dan 3 cm

dari tepi kanan kertas.

2) Halaman bab baru tidak diberi nomor halaman, tetapi dihitung.

3) Mulai halaman pendahuluan sampai daftar pustaka diberi nomor

halaman dengan angka 1 dan seterusnya, sebelum halaman penda-

huluan diberi nomor angka Romawi kecil mulai dari angka i dan

seterusnya.

Penomoran Bab dan bagian-bagiannya dapat menggunakan satu jenis

pola di antara dua alternatif berikut, seperti :

Page 11: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

BAB I

A. ...............

1 ...............

a. ...............

1) ...............

a) ...............

(1) ...............

(a) ...............

atau dapat menggunakan pola seperti berikut ini,

1. ...............

1.1 ...............

1.1.1 ...............

1.1.1.1 ...............

a. ...............

b. ............... (setelah lebih dari empat angka,

penomoran agar menggunakan huruf)

Penulis dapat memilih satu diantara keduanya, yang terpenting agar

konsisten (taat azas atau ajek) dalam menggunakannya. Masih banyak

ketentuan lain yang mengatur tentang tata-tulis dalam penulisan karya tulis

ilmiah, pembaca disarankan agar mempelajari hal tersebut dari buku-buku

sumber lainnya.

2. Ruang Lingkup Karya Tulis Ilmiah Jabatan Guru

Terlebih dahulu perlu dipahami, apakah yang dimaksud dengan

pengembangan profesi jabatan guru? Dalam buku Pedoman Penyusunan

Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dikemukakan seperti berikut :

Page 12: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

Pengembangan Profesi adalah kegiatan guru dalam rangka pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi dan keterampilan untuk meningkatkan mutu baik bagi proses belajar-mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya maupun dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan dan kebudayaan (Depdikbud, 1997:2).

Ruang lingkup karya tulis ilmiah di bidang pendidikan dalam pengembangan

profesi jabatan guru dikelompokkan menjadi:

1. Karya (tulis) ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survey, dan atau evaluasi di bidang pendidikan.

2. Karya tulis atau makalah yang berisi tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidanag pendidikan.

3. Tulisan ilmiah populer di bidang pendidikan dan kebudayaan yang disebar luaskan melalui media massa.

4. Prasaran yang berupa tinjauan, gagasan atau ulasan ilmiah yang disampaikan dalam pertemuan ilmiah.

5. Buku pelajaran atau modul. 6. Diktat pelajaran. 7. Karya penerjemahan buku pelajaran/karya ilmiah yang bermanfaat bagi

pendidikan (Depdikbud, 1997:4).

Perlu kita pahami bahwa besarnya angka kredit yang diberikan terhadap

karya tulis ilmiah seperti terlihat pada Tabel 3 di halaman berikut.

Page 13: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

Tabel 3. Jenis Karya Tulis Ilmiah dan Angka Kreditnya

Unsur : Pengembangan ProfesiSub Unsur : Melaksanakan Kegiatan Karya Tulis/ Karya Ilmiah di Bidang PendidikanButir :

Ukuran Penilaian AngkaKredit

a. Karya Ilmiah hasil penelitian, pengkajian survey dan atau evaluasi di bidang pendidikan yang dipu-blikasikan1) Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan

diedarkan secara nasional2) Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh departe-

men yang bersangkutan

setiap karya 12,5

6

b. Karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survey dan atau evaluasi di bidang pendidikan yang tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpus-takaan sekolah1) Dalam bentuk buku2) Dalam bentuk makalah

setiap karya 84

c. Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang pendidikan yang dipublikasikan1) Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan

diedarkan secara nasional2) Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh

departemen yang bersangkutan

setiap karya 8

4d. Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil

gagasan sendiri dalam bidang pendidikan yang tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan sekolah1) Dalam bentuk buku2) Dalam bentuk makalah

setiap buku 73,5

e. Tulisan ilmiah populer di bidang pendidikan dan kebudayaan yang disebarluaskan melalui media massa

setiap tulisan yang merupakan satu-kesatuan 2

f. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan, gagasan, atau ulasan ilmiah dalam pertemuan ilmiah

setiap kali2,5

g. Buku peljaran atau modul1) Bertaraf nasional2) Bertaraf propinsi

setiap buku 53

h. Diktat pelajaran setiap diktat 1i. Mengalihbahasakan buku pelajaran/karya ilmiah yang

bermanfaat bagi pendidikanSetiap buku/karya ilmiah 2,5

Sumber : Lampiran VIII Keputusan Mendikbud No. 25/1995 tgl.8-3-95 (Depdikbud, 1995:186-188)

Memperhatikan ruang lingkup karya ilmiah di bidang pendidikan di atas,

antara jenis satu dengan lainnya mempunyai tingkatan berbeda. Sebaiknya

Page 14: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

guru agar memulai berlatih membuat karya tulis dari yang lebih mudah

(sederhana) menuju kepada yang lebih sulit. Misalnya, guru dapat berlatih

membuat diktat pelajaran terlebih dahulu, terus meningkat membuat tulisan

ilmiah populer (artikel) yang dapat dimuat di media massa, baru dilanjutkan

dengan membuat prasaran (makalah). Tahap berikutnya dapat berlatih

melakukan penelitian sederhana yang dilaporkan dalam bentuk karya tulis

ilmiah hasil penelitian, atau bagi yang menguasai bahasa asing dapat

menerjemahkan buku pelajaran dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia.

Berikut ini akan dikemukakan ketentuan pembuatan karya tulis ilmiah secara

satu-persatu.

3. Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah Jabatan Guru

a. Karya ilmiah dalam bentuk buku

Karya tulis ilmiah dalam bentuk buku dapat berupa diktat, buku pelajaran,

modul, dan karya terjemahan. Agar karya tulis tersebut dapat diberikan

penghargaan angka kredit sesuai dengan Tabel 2 di atas, penulisannya agar

mengacu kepada kriteria penilaian yang telah ditentukan. Dalam buku

Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan

(Depdikbud, 1997:63-63) dikemukakan sebagai berikut

1) Diktat Pelajaran

Diktat adalah catatan tertulis suatu mata pelajaran yang dipersiapkan

guru untuk mempermudah atau memperkaya materi yang disampaikan

dalam proses belajar-mengajar. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam

penyusunan diktat pelajaran adalah agar isinya berhubungan dengan

tugas guru yang bersangkutan, sesuai dengan kurikulum, dan telah

disetujui serta disahkan oleh kepala sekolahnya. Guru SD sebagai guru

Page 15: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

kelas, dapat membuat diktat pelajaran sejumlah mata pelajaran yang

diajarkan, dan setiap diktat memperoleh angka kredit masing-masing 1

poin.

Rambu-rambu yang perlu dipedomani dalam menyusun diktat ialah,a) biasanya diktat disusun untuk keperluan mengajarnya sendiri,b) jika diperbanyak, hanya diedarkan secara terbatas,c) ruang lingkup isi diktat terbatas hanya untuk beberapa kali

pertemuan (bila buku minimal mencakup satu catur wulan, dan d) kumpulan diktat setelah disempurnakan, dapat disusun dalam bentuk

buku pelajaran (Depdikbud, 1995:43)

Penyusunan diktat pelajaran minimal memuat hal-hal seperti berikut.

Bagian Pendahuluan meliputi:- Daftar isi- Kata pengantar, berupa penjelasan tentang tujuan diktat tersebut

Bagian isi memuat:- Judul Bab atau topik bahasan- Tujuan pembahasan topik bahasan- Uraian isi pelajaran- Penjelasan teori- Sajian contoh-contoh- Tugas atau soal latihan

Bagian Penunjang:- Daftar Pustaka

2) Buku pelajaran atau modul

Isi buku atau modul agar asli (bukan bajakan), dan sesuai dengan

kurikulum yang berlaku. Buku pelajaran yang bertaraf nasional agar

disetujui dan disahkan oleh Direktorat Sarana Pendidikan Ditjen

Dikdasmen, Depdikbud. Sedangkan buku pelajaran atau modul yang

bertaraf propinsi agar disetujui dan disahkan oleh Kepala Kanwil

Page 16: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

Depdikbud di propinsinya, serta digunakan di seluruh sekolah pada

propinsi yang bersangkutan. Jika guru telah sampai kemampuannya

pada menyusun buku pelajaran, perlu dipahami bagaimana penguasaan

teknik penyusunannya, agar karya karya yang dihasilkan ‘benar’ dan

bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas hasil belajar. Juga perlu

memenuhi persyaratan untuk memperoleh angka kredit bidang pengem-

bangan profesi guru. Kerangkanya, minimal memuat hal-hal seperti

berikut:

Bagian Pendahuluan:- Kata Pengantar (memuat penjelasan tujuan buku pelajaran)- Daftar Isi- Petunjuk penggunaan buku

Bagian Isi:- Judul Bab dan topik bahasan - Tujuan Pembelajaran Khusus- Uraian isi pelajaran dan penjelasan teori- Sajian contoh-contoh- Ringkasan isi pelajaran- Soal latihan

Bagian Penunjang:- Daftar Pustaka- Lampiran-lampiran

3) Karya Terjemahan

Karya terjemahan ialah mengalih bahasakan buku pelajaran atau karya

ilmiah yang sesuai dengan kurikulum atau bermanfat bagi pendidikan,

dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia atau sebaliknya, dan dari

bahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia dan sebaliknya. Karya ilmiah

ini agar disahkan kebenarannya oleh organisasi profesi atau sekurang-

kurangnya di tingkat kabupaten/kota.

Page 17: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

RINGKASAN

TUGAS LATIHAN

1. Diskusi kelas tentang ruang lingkup karya tulis ilmiah dalam bentuk buku

dan penghargaan angka kreditnya.

2. Dalam kelompok, mahasiswa membuat diktat untuk mata pelajaran yang

sesuai dengan pembagian masing-masing, lalu didiskusikan dalam kelas.

3. Membuat out line buku pelajaran, modul, dan karya terjemahan.

Page 18: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

BAB III

KARYA TULIS ILMIAH POPULER

(Pertemuan ke 6 - 7)

SASARAN BELAJAR

Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa dapat :

1. membedakan berbagai jenis karya tulis ilmiah populer.

2. menjelaskan dan membuat out line karya tulis ilmiah populer.

3. membuat karya tulis ilmiah populer (dalam kerja kelompok) dan mendis-

kusikannya dalam kelas.

4. memproses karya tulis ilmiah populer yang layak muat untuk diusulkan di

mass media daerah atau ibukota.

5. menjelaskan jenis-jenis penelitian dan menyusun proposal penelitian.

PENDAHULUAN

1. Pengertian Tulisan Ilmiah Populer

Karya tulis ilmiah dalam bentuk tulisan ilmiah populer di bidang pendidikan

yang disebar luaskan melalui media massa, juga sering disebut artikel.

Apakah yang dimaksud dengan artikel? Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI), artikel ialah karya tulis lengkap di majalah, surat kabar,

dan sebagainya (Depdikbud, 1990:49). Ditinjau dari isinya, tulisan ilmiah

populer ada berbagai jenis, misalnya tentang ekonomi, teknik, elektronika,

pendidikan dan sebagainya. Kadar ilmiah dari setiap jenis tulisan ilmiah

populer banyak ditentukan oleh latar belakang pendidikan, wawasan dan

tentunya pengalaman menulis dari setiap penulisnya. Misalnya, tulisan ilmiah

populer di bidang pendidikan selayaknya banyak ditulis oleh guru atau

Page 19: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

pendidik, karena merekalah orang-orang yang memiliki wawasan luas dan

mempunyai banyak pengalaman tentang proses pendidikan di lapangan.

Pada tingkatan ini (menulis artikel) penulis dituntut agar dapat mengerahkan

kemampuan menulis yang lebih baik dibandingkan dengan menyusun diktat

pelajaran. Namun Among Kurnia Ebo (1995:13) memberi dorongan kepada

penulis seperti berikut:

Sebenarnya setiap orang terpelajar (termasuk guru), bisa menulis artikel atau tulisan ilmiah populer. Tetapi kenyataannya, mengapa tidak semua orang terpelajar, bahkan sarjana sekalipun, bisa menulis artikel? Jawabannya sangat sederhana, karena tidak semua orang terpelajar memiliki kebiasaan menulis artikel atau tidak memiliki kebiasan menulis. Berapa ratuspun teori teknis menulis artikel dipelajari, ia takkan pernah bisa menulis artikel jika tak pernah memaksa diri secara terus-menerus untuk menulis.

2. Teknik Menulis Karya Tulis Ilmiah Populer

Slamet Soeseno dalam buku Teknik Penulisan Ilmiah Populer dalam Among

Kurnia Ebo (1995:17) mengemukakan lima langkah pokok penulisan artikel,

yaitu penelaahan tema, memilih pola penggarapan, pengumpulan petunjuk

literatur (daftar pustaka), pengumpulan informasi paling aktual, dan

pembuatan catatan, barulah mulai menulis. Among Kurnia Ebo (1995:17)

mengemukakan langkah-langkah yang lebih sederhana dan rinci, yang

intinya seperti berikut:

Pertama, memilih topik, artinya memilih pokok permasalahan yang akan

disoroti, seperti tentang agama, pendidikan, politik, budaya, ekonomi, dan

sebagainya. Agar dipilih satu topik saja untuk satu artikel.

Kedua, menentukan tema. Setelah topik dipilih, lalu diteruskan dengan

menetapkan tema, karena tema adalah penyempitan dari topik. Tema

Page 20: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

merupakan pikiran dasar, landasan cerita yang langsung menunjuk kepada

aspek-aspek permasalahan, yang dijabarkan ke dalam pembahasan dari awal

sampai akhir. Pembahasan agar jangan menyimpang dari tema sebagai

relnya. Contoh, tema yang dapat dikembangkan oleh guru SD, yaitu tentang:

IKIP, PGRI, dan Kesejahteraan Guru. (Suparlan, Republika: 25

Nopember 1995).

Nasib Guru. (M. Amien Rais, Republika: 28 Nopember 1996).

Bagaimana Seharusnya Menafsirkan NEM. (Ngadimun Hd, Lampung

Post: 4 Agustus 1997).

Guru Masa Depan. (Sunanto, Buletin Dinas P dan K Tk.I Lampung:

Februari 1998).

Upaya meningkatkan gairah belajar siswa menjelang Ebtanas. Belum

dibuat

Ketiga, mengumpulkan bahan, artinya sebelum kita mulai menulis terlebih

dahulu perlu dilakukan pengumpulan bahan-bahan, data atau keterangan

yang diperlukan sebagai bahan atau data pendukung tulisan yang akan

disusun. Bahan-bahan yang perlu dikumpulkan berkaitan dengan tema di

atas, misalnya buku-buku tentang kiat belajar, keterangan-keterangan

orang tua siswa, data yang menggambarkan ketatnya persaingan merebut

bangku di SLTP Negeri.

Keempat, membuat kalimat judul. Setelah topik, tema ditelaah secara jelas,

sambil mengumpulkan bahan-bahan, sebelum memulai membuat outline

(draf tulisan) sebaiknya ditetapkan terlebih dahulu kalimat judul. Ini akan

digunakan sebagai pedoman dalam melakukan langkah-langkah

berikutnya. Namun dapat saja setelah penulisan berakhir, kalimat judulnya

perlu dirubah.

Page 21: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

Kelima, memilih pola penggarapan, artinya model pembahasan yang

digunakan dalam menulis artikel. Menurut Slamet Soeseno dalam Among

Kurnia Ebo (1995:19) mengemukakan lima pola artikel, yang intinya

sebagai berikt.

a. pola mengatasi masalah, artinya penulis mengemukakan saran

pemecahan atau alternatif pemecahan suatu permasalahan,

b. pola pendapat dan alasan pemikiran, artinya pendapat-pendapat dan

pemikiran penulis tentang suatu hal yang memerlukan pendapat publik,

c. pola kronologis, yaitu tulisan tentang jalannya peristiwa yang dikemu-

kakan secara kronologis (runtut) menurut waktu kejadian,

d. pola pembandingan, artinya penulis membanding-bandingkan antara

dua atau lebih hal, dengan tujuan untuk diketahui aspek untung-rugi-

nya, atau baik-buruknya, dan

e. pola abstraksi-deskripsi, artinya penulis mengabstraksikan dan meng-

gambarkan suatu peristiwa yang dituangkan ke dalam bentuk tabel,

grafik-grafik yang disertai penjelasan-penjelasan, dengan tujuan agar

pembaca mudah memahami tentang sesuatu.

Penulis dimungkinkan menggunakan lebih dari satu pola sekaligus, jika

memang diperlukan untuk membuat lebih menarik atau lebih meyakinkan

kadar ilmiah dari suatu karya tulis.

Keenam, membuat garis besar atau kerangka karangan (outline). Garis

besar atau kerangka karangan dibuat agar dapat digunakan sebagai

pedoman tentang aspek-aspek apa saja yang akan dibahas. Apa-apa yang

perlu dikemukakan dan bagaimana menyusun kalimat-kalimat pendahu-

luan, agar pembaca tertarik ingin mengetahui isi artikel. Pada bagian isi

Page 22: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

hal apa dulu yang perlu dikemukakan, dilanjutkan dengan hal-hal apa dan

akhirnya apa-apa yang perlu dikemukakan pada bagian penutup. Bagi

orang yang telah terbiasa menulis, outline hanya dibuat sekedarnya saja,

bahkan ada yang langsung menulis. Sekedar contoh, outline dengan tema

‘Bagaimana Seharusnya Menafsirkan NEM’, seperti berikut ini :

Bagaimana Seharusnya Menafsirkan NEM Judul

Pendahuluan- Isu di masyarakat tentang pembicaraan NEM di awal tahun ajaran Pendahuluan- Pengertian NEM

Bagaimana seharusnya menafsirkan NEM ?- Oleh Kepala Sekolah, Guru, dan Instansi terkait- Orangtua-pun perlu tahu menafsirkan NEM

Upaya peningkatan kualitas tamatan SD- Perlu program yang jelas- Ditentukan oleh usaha bersama dan terpadu

Beberapa pihak yang menentukan akan sejauh mana kualitas murid tamatan SD - Pengawas Isi- Kepala Sekolah- Guru kelas- Orang tua siswa

Kesimpulan - Kesimpulan pembahasan di atas, dan penekanan dengan kata-kata kunci Kesimpulan

Ketujuh, memulai atau membuka karangan. Bagi penulis pemula, sering

mengalami kesulitan saat memulai mengarang. Memang hanya untuk

membuka karangan sering dilakukan sampai berjam-jam, bingung apa-apa

yang akan ditulis terlebih dahulu, yaitu yang enak dan dapat menarik

perhatian pembaca. Untuk mengatasi hal ini Among Kurnia Ebo (1995:19-

20) memberi alternatif bahwa beberapa jenis intro (pembuka) tulisan yang

dapat digunakan antara lain intro statemen, intro abstraksi, intro analogi,

intro narasi, intro deskripsi, intro cuplikan kata mutiara atau karya sastra,

Page 23: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

intro sapaan langsung, atau intro pertanyaan. Tinggal memilih mana yang

disukai dan sesuai dengan tema tulisan.

Kedelapan, membangun dan menutup karangan. Setelah penulis berhasil

membuka suatu tulisan, selanjutnya gagasan-gagasan berikutnya mudah

terus mengalir. Penulis tinggal menyusun dari kalimat ke kalimat dalam

satu alenia, dan dari alenia ke alenia, tentunya jika dapat tetap berpedoman

kepada outline. Dimungkinkan setelah penulisan berjalan, penulis perlu

merubah outline karena ternyata ada yang tidak sesuai. Dalam menutup

tulisan, pembaca diajak kepada kesimpulan dari semua yang dikemukakan

dalam pembahasan sehingga setelah selesai membaca suatu tulisan,

pembaca dapat memperoleh kesan atau memahami inti permasalahannya.

Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa tulisan ilmiah populer (artikel)

yang kita susun agar tidak keluar dari spesialisasi keahlian kita masing-

masing. Satu contoh, guru SD tulisannya dengan topik seputar pendidikan

sekolah dasar, yang berpendidikan S1 Bahasa Indonesia agar selalu

memilih topik seputar bahasa Indonesia. Sebab jika menyimpang,

resikonya tidak akan dapat diperhitungkan untuk memperoleh angka kredit

di bidang pembinaan profesi. Mass media cetak siap menampung tulisan

kita, baik itu surat kabar, majalah atau buletin-buletin. Jika diperlukan,

dalam buku Kiat Menembus Kolom dan Rubrik Media Massa (Among

Kurnia Ebo, 1995:74-75) dimuat 49 alamat lengkap surat kabar dan

tabloid yang terbit di Indonesia.

RINGKASAN

Page 24: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

TUGAS LATIHAN

1. Mahasiswa berlatih membuat out line karya tulis ilmiah populer.

2. Dalam kelompok, mahasiswa membuat karya tulis ilmiah populer dan

mendiskusikannya dalam kelas.

3. Mahasiswa memproses karya tulis ilmiah populer yang layak muat untuk

diusulkan di mass media cetak daerah atau ibukota.

Page 25: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

BAB IV

TEKNIK PENELITIAN SEDERHANA BAGI JABATAN GURU

(Pertemuan ke 8 - 12)

SASARAN BELAJAR

Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa dapat :

1. membedakan antara pengertian penelitian tindakan kelas, penelitian

deskriptif, dan penelitian evaluasi.

2. menjelaskan karakteristik penelitian tindakan kelas, penelitian deskriptif,

dan penelitian evaluasi.

3. menyusun satu proposal secara kelompok dengan jenis penelitian sesuai

tugas masing-masing kelompok.

4. memperbaiki proposal masing-masing kelompok berdasarkan masukan

dalam diskusi kelas.

1. Jenis-jenis Penelitian Ilmiah

Terlebih dahulu perlu dikemukakan apakah yang dimaksud dengan

‘penelitian ilmiah’ itu. Terlalu banyak hal dan banyak aspek yang perlu

dipelajari, jika kita ingin memiliki kemampuan untuk dapat memahami seluk-

beluk dan melakukan penelitian ilmiah. Dalam uraian berikut ini

dikemukakan Menurut Kerlinger (1990:17) penelitian ilmiah adalah

penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis, tentang fenomen-

fenomen alami, dengan dipandu oleh teori dan hipotesis-hipotesis tentang

hubungan yang dikira terdapat antara fenomen-fenomen itu. Batasan lain

mengemukakan bahwa penelitian merupakan suatu kegiatan pengkajian

terhadap suatu permasalahan yang dilakukan berdasarkan metode ilmiah,

Page 26: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

bertujuan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dari hal yang

dipermasalahkan (Depdikbud, 1995:12). Memperhatikan batasan di atas,

disimpulkan bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan dengan

menggunakan metode ilmiah, untuk memcari jawaban atas suatu

permasalahan.

Jenis penelitian apakah yang dapat dilakukan guru SD? Dalam buku

Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (Depdikbud, 1995:70-71) dikemu-

kakan bahwa jenis penelitian seperti penelitian historis, penelitian deskriptif,

penelitian pengembangan, penelitian kasus dan penelitian lapangan,

penelitian korelasi, penelitian sebab-akibat, penelitian eksperimen

sungguhan, penelitian eksperimen, dan penelitian tindakan kelas (PTK).

Memperhatikan kemampuan guru SD dalam membuat karya ilmiah,

diprediksikan belum dapat melaksanakan semua jenis penelitian tersebut di

atas. Mengingat kepentingannya untuk meningkatkan output tamatan SD,

agar diprioritaskan pada jenis penelitian tindakan kelas dan penelitian

deskriptif. Perlu dipahami bahwa langkah kerja penelitian untuk memperoleh

angka kredit pengembangan bagi jabatan guru perlu mendapat bimbingan dan

penilaian dari ahli di bidang penelitian pendidikan. Banyak buku-buku

penelitian yang dapat dijadikan acuan dalam melakukan pekerjaan penelitian,

seperti Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang pendidikan dan

Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru oleh Depdikbud, Prosedur

Penelitian, dan Manajemen Penelitian keduanya oleh Suharsismi Arikunto.

Untuk penelitian behavioral dapat merujuk buku Asas-asas Penelitian

Behavioral oleh Kerlinger Fred N (terjemahan), Pedoman Pelaksanaan

Penelitian Tindakan Kelas Buku I-IV masing-masing disusun oleh Suyanto,

Sudarsono, F.X., Sumarno, dan Noeng Muhajir, dan masih banyak lagi

Page 27: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

lainnya. Jika mau mempelajari berbagai buku yang memberikan tuntunan

cara melakukan penelitian, mendiskusikannya bersama teman sejawat, dan

tidak segan-segan bertanya kepada para ahli di bidang penelitian serta mau

melakukan latihan-latihan, maka guru SD-pun dapat memiliki keterampilan

meneliti yang memadai. Penelitian yang dianjurkan bagi guru untuk

pengembangan profesinya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

Classroom Action Research (CAR).

2. Penelitian Tindakan Kelas

Dikemukakan oleh Wardani, dkk. (2003:1.4-1.6) bahwa yang dimaksud

dengan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan guru di

dalam kelasnya melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerjanya agar hasil belajar siswa meningkat. Adapun karakteristik PTK

paling tidak terlihat adanya ciri-ciri sebagai berikut.

a. Guru menyadari bahwa praktik pembelajaran yang selama ini dilakukan

di kelas ada yang perlu diperbaiki atau dicari pemecahannya. Misalnya,

metode pembelajaran yang kurang tepat, tidak menggunakan alat bantu

mengajar, pemberian tugas yang kurang efektif, dan sebagainya.

b. Guru menemukan sendiri permasalahan itu melalui refleksi diri (self-

refelctive inquiry). Dalam melakukan refleksi diri, guru disarankan

mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri tentang:

1) Apakah penjelasan saya terlalu cepat atau bahkan hanya sedikit

2) Apakah saya sudah memberi contoh secara jelas?

3) Apakah saya sudah memberi tugas latihan dan memberi umpan

balik secara rutin? Dan sebagainya.

c. PTK hanya terfokus pada penelitian perilaku guru dan siswa dalam

interaksi pembelajaran di kelas.

Page 28: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

d. PTK untuk memperbaiki mutu pembelajaran di kelas, dengan tujuan agar

prestasi dan hasil belajar siswa meningkat secara bertahap melalui

beberapa siklus.

e. Sistematika PTK minimal agar mencakup hal-hal seperti berikut.

BAB I

A. Judul Penelitian :B. Bidang Ilmu : Ilmu PendidikanC. Latar Belakang MasalahD. Rumusan Masalah -------- BAB IE. Tujuan Penelitian F. Manfaat PenelitianG. Kerangka Konseptual (Kajian Pustaka) ------------------------------- BAB II H. Metode Penelitian, memuat:

1. Waktu dan Tempat Penelitian 2. Populasi dan Sampel3. Perencanaan Tindakan dan Cara Melaksanakannya4. Jadwal Kegiatan ------- BAB III5. Personalia (Tim Peneliti)6. Biaya Penelitian

I. Hasil Penelitian dan Pembahasan -------------------------------------- BAB IVJ. Simpulan dan Saran ------------------------------------------------------ BAB V

A. Judul Penelitian

Dengan membaca kalimat judul, pembaca dapat memperoleh gambaran

umum tentang suatu penelitian. Penulisan kalimat judul agar memuat:

1. sifat atau jenis penelitian,

2. objek yang diteliti,

3. subjek penelitian,

4. tempat atau daerah penelitian, dan

5. waktu penelitian.

6. Bentuk tindakan.

Page 29: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

Judul suatu penelitian: “Peningkatan Penguasaan Konsep Ilmu Pengeta-

huan Sosial untuk Memperbaiki Prestasi Belajar Siswa Kelas VI SD

Sukamaju Kecamatan Sukamakmur Tahun Pelajaran 2001/2002”. Judul

tersebut apakah telah memuat unsur yang perlu ada, kita lihat dengan

menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

1. Bentuk tindakan? Peningkatan Penguasaan Konsep2. Konsep apa? Ilmu Pengetahuan Sosial

3. Oleh siapa? oleh Siswa Kelas VI

4. Untuk memperbaiki apa? Prestasi belajar siswa

5. Tempatnya dimana? di SD Sukamaju Kecamatan Sukamak-

mur

6. Kapan waktunya? Tahun Pelajaran 2001/2002

B. BIDANG ILMU

Tentang bidang ilmu cukup ditulis bidang ilmu peneliti, untuk guru SD

adalah “Ilmu Pendidikan”

Page 30: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

C. Latar Belakang Masalah

Maksud latar belakang masalah adalah hal-hal yang melatar-belakangi

perlunya dilakukan suatu penelitian. Uraian pada latar belakang masalah

agar memuat hal-hal seperti berikut.

1. Issu yang sedang berkembang di lembaga pendidikan sekolah dasar,

misalnya: penguasaan konsep ilmu pengetahuan sosial rendah, kemam-

puan membaca siswa SD rendah, keterampilan menulis siswa SD perlu

diperbaiki, motivasi belajar siswa, dan sebagainya.

2. Data pendukung pentingnya suatu penelitian perlu dilakukan. Untuk

memperoleh data pendukung, terlebih dahulu perlu dilakukan studi

pendahuluan, misalnya:

a. Rerata nilai Ebtanas IPS selama lima tahun terakhir lebih rendah

daripada mata pelajaran lainnya, maka perlu dilakukan PTK dengan

merubah cara belajar, metode mengajar, dan atau melengkapi alat

bantu;

b. Setelah dilakukan penilaian dalam praktik membaca ternyata kemam-

puan membaca siswa rendah atau umumnya lambat, maka agar dicari

cara untuk meningkatkan keterampilan mebaca. Atas dasar ini perlu

dilakukan penelitian tindakan kelas.

3. Pentingnya suatu penelitian dilakukan. Pemecahan masalah harus benar-

benar penting bagi guru kelas/guru mata pelajaran serta bermakna dan

bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran, yang pada akhirnya

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Peneliti mengemukakan issu

yang berkembang dan didukung data lapangan yang objektif maka

peneliti dapat mengusulkan agar dilakukan suatu penelitian untuk meme-

cahkan masalah tersebut. Penelitian tersebut diharapkan akan dapat

Page 31: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

menguak penyebab terjadinya suatu masalah dan merencanakan bentuk

tindakan yang perlu dilakukan, lalu dilaksanakanlah PTK.

D. Rumusan Masalah

Atas dasar latar belakang masalah, yang perlu ditulis dalam rumusan masalah

adalah identifikasi masalah, lalu dilakukan perumusan masalah poin demi

poin secara jelas. Dalam melakukan identifikasi masalah, perlu dikemukakan

enam pertanyaan (FX. Sudarsono:1996), yaitu seperti berikut.

1. Masalah apa yang menjadi keprihatinan Anda? (guru, KS, pengawas);2. Mengapa Anda memprihatinkan masalah itu?;3. Menurut pikiran Anda, apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah?;4. Bukti-bukti apa yang dapat dikumpulkan agar dapat membantu membuat

penilaian tentang masalah yang terjadi? studi pendahuluan;5. Bagaimana Anda mengumpulkan bukti-bukti tersebut?6. Bagaimana Anda melakukan pengecekan terhadap kebenaran dan

keakuratan tentang apa yang terjadi?

Sekedar contoh, misalnya identifikasi suatu masalah seperti berikut.

1. Rendahnya nilai ujian apakah disebabkan oleh metode mengajar yang

digunakan guru selama ini hanya berkisar penggunaan metode ceramah,

siswa diberi tugas rumah tetapi tindak lanjutnya masih belum efektif. Ini

ditandai dengan belum dilibatkannya orang tua atau wali siswa dalam

penyelesaian pekerjaan rumah siswa, pekerjaan rumah tidak diperiksa dan

tidak diberi umpan balik.

2. Motivasi belajar sebagian siswa dalam menghafal dan memahami konsep

IPS terlihat rendah. Apakah penyebabnya karena siswa banyak yang senang

bermain play station, juga pengawasan orang tua yang banyak terlihat masih

lemah untuk menangkal penyebab rendahnya motivasi belajar siswa. Atau

rendahnya nilai ujian disebabkan oleh alat bantu yang kurang memadai,

Page 32: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

bahkan guru tidak pernah menggunakan alat bantu dalam menyelenggarakan

pembelajaran di kelas.

Maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah rendahnya nilai ujian mata pelajaran IPS disebabkan oleh

penggunaan metode mengajar yang digunakan guru kurang efektif?

(identifikasi masalah nomor 1)

2. Apakah rendahnya nilai ujian mata pelajaran IPS disebabkan oleh

rendahnya motivasi belajar? (identifikasi masalah nomor 2)

E. Tujuan Penelitian

Pada tujuan penelitian memuat rumusan singkat dengan menggunakan

kalimat operasional tentang tujuan-tujuan yang hendak dicapai atau temuan

yang akan diperoleh dengan dilakukannya penelitian ini. Rumusan tujuan

terkait erat dengan rumusan masalah karena tujuan penelitian pada dasarnya

akan mencari pemecahan masalah yang ada. Pada rumusan tujuan penelitian,

dapat diawali dengan kalimat seperti berikut. Tujuan penelitian tindakan

kelas ini adalah:

1. untuk memperoleh data sejauhmana kontribusi penggunaan metode

mengajar yang diperbaiki terhadap peningkatan prestasi belajar siswa

dalam mata pelajaran IPS di kelas …

2. untuk memperoleh data sejauhmana peranan peningkatan motivasi

belajar terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPS

di kelas …

Page 33: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

F. Manfaat Penelitian

Yang dimaksud dengan manfaat penelitian adalah jika penelitian ini sudah

selesai dilakukan, apakah manfaat yang dapat dirasakan oleh berbagai pihak,

misalnya bagi siswa, guru, pengawas atau bagi dinas pendidikan. Juga perlu

dijelaskan manfaat apa yang akan didapat oleh masing-masing pihak. Dalam

penyusunan usulan (proposal) penelitian, uraian azas manfaat yang tegas dan

jelas memperoleh bobot penilaian yang tinggi. Ini dengan pertimbangan,

jangan suatu penelitian hanya berakhir pada selesainya penyusunan laporan

saja. Seharusnya hasil penelitian benar-benar bermanfaat bagi pemecahan

suatu masalah dan juga benar-benar bermanfaat bagi pihak-pihak lain.

Sekedar contoh penulisan manfaat penelitian, yaitu seperti berikut. Hasil

penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Siswa kelas …. , yang akan dapat memperoleh kesempatan melakukan

belajar secara sistematis, akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar

mereka;

2. Guru kelas, dapat digunakan sebagai bekal dasar untuk mengembangkan

kompetensi profesionalnya;

3. Kepala sekolah, digunakan sebagai dasar melakukan pembinaan kepada

guru-guru lain yang belum melakukan peningkatan mutu pembelajaran di

kelasnya;

4. Pengawas, merupakan masukan yang dapat digunakan sebagai dasar

melakukan supervisi kelas.

Page 34: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

2. Penyusunan Proposal

Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam pekerjaan penelitian

adalah menyusun proposal penelitian, yang terdiri dari: bab I memuat latar

belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

bab II memuat kajian pustaka, dan bab III memuat metode penelitian.

Untuk memperoleh koreksi dan masukan atas proposal yang disusun, perlu

diseminarkan yang dihadiri para ahli di bidang ilmu yang dibahas.

Selanjutnya, pengumpulan data dilakukan, dan diakhiri dengan

penyusunan laporan hasil penelitian.

Proposal penelitian mempunyai fungsi sangat penting, karena merupakan

perencanaan kerja penelitian yang mencakup tentang apa-apa dan

bagaimana melakukan kerja penelitian dari awal sampai akhir.

Sehubungan dengan hal ini Suharsimi Arikunto (1993:10) mengemukakan

bahwa proposal yang sudah mengandung isi sistimatika penelitian yang

akan dilakukan sebagai “cermin” dari kualitas penelitian yang akan

dilakukan. Tentang penyusunan proposal penelitian, beberapa pakar pene-

litian mengemukakan hal-hal yang relatif sama, seperti oleh Sanapiah

Faisal (1982:45-75), Suharsismi Arikunto (1993:9-25), dan Ruseffendi

(1994:10-26). Mereka kemukakan, secara umum proposal penelitian agar

berisi latar belakang dan rumusan permasalahan, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, dan metode penelitian.

Bagaimana menyusun proposal yang baik, dapat dilihat dengan menjawab

kata-kata kunci berikut (Suryanto,1991:11-13).

(1) Rumusan judul: apakah mencerminkan masalah yang akan dipecahkan?, (2) latar belakang: apakah memuat penjelasan, pentingnya penelitian itu dilakukan?, (3) rumusan masalah: apakah telah

Page 35: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

dirumuskan dengan singkat dan spesifik berdasarkan adanya kesen-jangan, (4) rumusan tujuan: apakah telah dirumuskan dengan jelas?, (5) kajian pustaka: apakah cukup relevan dengan masalahnya?, (6) kerangka teoritis: apakah hipotesis telah di dasari dengan kerangka teoritis yang nalar?, (7) hipotesis: apakah telah dirumuskan sesuai dengan masalah penilitian?, (8) rancangan penelitian: apakah terinci jelas dan sesuai dengan masalah penelitian?, (9) responden: apakah ditentukan dengan prosedur yang jelas dan tepat?, (10) instrumen dan pengumpulan data: apakah cara pengumpulan data direncanakan dengan rinci?, (11) tehnik analisis data: apakah telah dipilih sesuai dengan skala pengukuran?.

Pekerjaan pengumpulan data, pengolahan, dan analisis data agar dilakukan

secara konsisten dengan perencanaan yang telah dituangkan dalam

proposal. Hasil penelitian disusun secara cermat, sistematis, memenuhi

kaidah yang ditentukan, dan ditulis dalam bentuk laporan hasil penelitian.

Berikut ini dikemukakan penjelasan setiap komponen proposal dan

penulisan laporan hasil penelitian tindakan kelas.

a. Isi bab I : Pendahuluan

Dalam bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, dan manfaat penelitian.

1) Latar Belakang Masalah

Hal-hal yang perlu dikemukakan dalam latar belakang masalah

adalah menjelaskan mengapa permasalahan itu perlu diteliti, apa

pentingnya permasalahan itu diteliti, atau kesenjangan apakah yang

terjadi terhadap sesuatu sehingga perlu diteliti. Tentang kesenjangan,

pengertiannya ‘adanya perbedaan antara keadaan yang ideal atau

yang seharusnya terjadi dengan kenyataan yang ada.

Page 36: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

Suatu contoh, Matematika dianggap pelajaran sulit oleh siswa,

karena pelajaran ini didominasi oleh lambang-lambang sehingga

tingkat abstraksinya lebih tinggi dibandingkan pelajaran lainnya.

Salah satu cara untuk mengantisipasi kesulitannya adalah dengan

mengkonkritkan pokok bahasan melalui alat peraga. Untuk keperluan

ini diperlukan belajar melalui berbuat sendiri, sehingga pemahaman

siswa terhadap matematika akan lebih baik. Dengan adanya alat

peraga dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa terhadap

pelajaran yang diberikan, dapat mengetahui sesuatu konsep secara

nyata serta dapat menghindarkan pengajaran verbalisme. Ada guru

saat mengajar di kelas rendah belum menggunakan alat peraga yang

tepat. Di samping belum terbiasa menggunakannya, karena keterba-

tasan waktu dan fasilitas serta keberadaan guru itu sendiri. Guru SD

adalah guru kelas yang mengajar semua mata pelajaran, ini suatu hal

yang tidak dapat diabaikan. Berdasarkan hasil pengamatan dan

wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah dan guru-guru di

SD ..........., diperoleh informasi tentang masih kurangnya usaha

memberikan perhatian dan dorongan kreativitas siswa dalam

penggunaan alat peraga. Memperhatikan gejala-gejala tersebut, ini

merupakan permasalahan yang perlu dicari jawabannya melalui

kegiatan penelitian tindakan kelas yang berjudul "Upaya guru

menggunakan alat peraga untuk meningkatkan kreativitas siswa

dalam proses belajar mengajar matematika di kelas II

SD ............................ tahun 1997".

Page 37: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

2) Rumusan Masalah

Sebelum berbicara tentang bagaimana menuliskan rumusan masalah,

terlebih dahulu perlu dipahami apakah ciri-ciri masalah yang baik.

Ruseffendi (1994:14) mengemukakan bahwa masalah dikatakan baik

jika memiliki ciri-ciri (a) dapat diteliti, artinya masalah itu dapat

dipecahkan atau diperoleh jawabannya melalui pengumpulan dan

pengolahan data; (b) memberikan kontribusi bagi pengembangan

ilmu pengetahuan; (c) sesuai dengan kemampuan peneliti, juga

ditinjau dari waktu, biaya, dan ruang lingkupnya; dan (d) ada teori

yang mendukung. Adapun rumusan masalah umumnya dikemukakan

dalam bentuk kalimat pertanyaan, tetapi ada juga dalam bentuk

pernyataan. Rumusan masalah dapat lebih dari satu, jika memang

sesuai dengan ruang lingkupnya. Sesuai topik di atas, contoh

rumusan masalahnya jika dalam bentuk kalimat pertanyaan, sebagai

berikut.

Sejauhmana upaya guru untuk meningkatkan kreativitas siswa

melalui penggunaan alat peraga dalam proses belajar-mengajar

matematika di kelas II SD ...................... ?

Jika dalam bentuk kalimat pernyataan, rumusan masalah tersebut

sebagai berikut.

Penelitian ini akan mencari jawaban tentang sejauhmana upaya guru

untuk meningkatkan kreativitas siswa melalui penggunaan alat

peraga dalam proses belajar-mengajar matematika di kelas II SD .....

Page 38: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

3) Tujuan Penelitian

Rumusan tujuan penelitian tidak perlu uraian, tuliskan saja secara

poin per poin yang menjadi tujuan dilakukannya suatu penelitian.

Suatu contoh, seperti berikut.

Penelitian ini bertujuan untuk, melihat sejauhmana upaya guru dalam PBM Matematika di kelas II; dan melihat sejauhmana manfaat upaya guru dalam menggunakan alat peraga dapat memotivasi, mendorong kegiatan berfikir, dan mengembangkan bakat siswa dalam PBM Matematika.

4) Manfaat Penelitian

Sebutkan secara rinci pihak-pihak yang dapat mengambil manfaat

terhadap hasil penelitian yang dilakukan, dan bentuk manfaat yang

diperolahnya. Contohnya:

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi,

a) semua guru SD dalam usaha meningkatkan kreativitas siswa

melalui alat peraga, dalam pelaksanaan PBM Matematika;

b) semua siswa SD, terbantu dalam memahami mata pelajaran

Matematika,

c) kepala sekolah, digunakan sebagai masukan dalam membina dan

mengembangkan kemampuan guru dalam mengajar Matematika.

b. Isi Bab II : Kajian Pustaka

Hal-hal yang perlu diuraikan dalam kajian pustaka atau kajian

teori ini ialah kerangka acuan teori yang berkaitan dengan

permasalahan, atau ringkasan dan tinjauan teori-teori dari berbagai buku

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Uraian kajian teori

dibuat secara sistematis, paling tidak memuat hal-hal sebagai berikut.

Page 39: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

a) Membahas teori-teori yang berhubungan dengan variabel-variabel

penelitian, disertai pendapat peneliti berdasarkan analisis berbagai

teori tersebut;

b) Pengkajian hasil penelitian sejenis yang telah dilakukan terdahulu

oleh berbagai peneliti (jika ada), dikaitkan dengan variabel dan

masalah penelitian yang sedang dilakukan; dan

c) Hipotesis penelitian, rumusannya diperoleh berdasarkan kesimpulan

pemikiran deduksi dari uraian kajian pustaka. Istilah ‘hipotesis’

merupakan gabungan dari kata ‘hipo’ artinya ‘di bawah’ dan ‘tesis’

artinya ‘kebenaran’ Secara keseluruhan ‘hipotesis’ berarti ‘di bawah

kebenaran’, kebenaran yang masih berada pada tingkat bawah

(belum tentu benar) dan menjadi kebenaran jika telah dibuktikan

melalui hasil penelitian (Suharsimi, 1993:57).

Pendapat lain mengatakan kriteria hipotesis yang baik agar (a)

menyatakan hubungan antar dua variabel atau lebih, (b) dirumuskan

berdasarkan landasan teori yang relevan, (c) dapat diuji, dan

variabelnya dapat diukur, dan (d) rumusannya singkat dan jelas (Borg

dan Gall dalam Daramiyati Zuchdi (1996:5). Hipotesis dapat juga

diartikan sebagai suatu ‘kesimpulan sementara’ dari seorang peneliti,

yang dirumuskan berdasarkan analisis berbagai teori dan temuan dari

hasil penelitian. Dengan pertimbangan untuk memudahkan (tidak

membebani) guru SD dalam memahami prosedur penelitian pada tahap

pertama, berikut ini hanya akan dikemukakan contoh rumusan hipotesis

penelitian tindakan kelas

Sekedar contoh draf tinjauan pustaka dengan topik di atas adalah berikut,

Page 40: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

A. Kreativitas berfikir

1. Kreativitas berfikir merupakan pola berfikir atau ide-ide,

2. Kreativitas berfikir siswa merupakan hal yang perlu diperhatikan

guru (Conny S, 1984): kreativitas merupakan proses berfikir dimana

siswa berusaha menemukan hubungan-hubungan baru, mendapatkan

jawaban, metode baru dalam memecahkan masalah.

3. Upaya Meningkatkan Kreativitas

a. Menghubungkan pelajaran dengan kehidupan nyata,

b. Menggunakan alat bantu dalam mengajar,

c. Menggunakan variasi dalam mengajar, dan

d. Melibatkan siswa dalam PBM

B. Fungsi Alat Peraga

1. Jika menggunakan alat peraga

Pelajaran menjadi lebih konkrit, mendorong siswa belajar lebih baik;

dan menciptakan situasi belajar yang bervariasi dan menyenangkan.

2. Upaya Mengembangkan Kreativitas guru

a. Membuat alat peraga yang dapat dimanipulatif;

b. Membuat alat peraga yang menarik perhatian;

c. Menumbuhkan pemikiran siswa teratur dan kontinue , dan

d. Mendorong belajar lebih giat

C. Kerangka Pikir

Guru dituntut meningkatkan kreativitas siswa dalam PBM. Jika tidak

berusaha dengan baik, maka tujuan yang diharapkan tidak tercapai.

D. Hipotesis

Page 41: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

"Jika guru mau berupaya meningkatkan kreativitas siswa (melalui alat

peraga), maka hasil belajar dalam PBM Matematika dapat

ditingkatkan".

c. Isi Bab III : Metode Penelitian

Isi bab ini memuat metode dan prosedur penelitian. Pada jenis

penelitian pada umumnya terdiri dari beberapa sub bab yaitu,

1) model penelitian,

2) daerah dan waktu penelitian,

3) populasi dan sampel penelitian,

4) instrumen (alat) yang digunakan untuk mengumpulkan data dise-

suaikan dengan jenis datanya, dan

5) analisis data.

Isi Bab III ini (Depdikbud, 1995:26) mengemukakan sebagai berikut.

1. Tujuan khusus (atau tujuan operasional) penelitian yang menjabarkan tujuan umum penelitian menjadi tujuan yang lebih operasional guna mengarahkan pelaksanaan penelitian.

2. Metode dan rancangan penelitian, berisi uraian tentang metode pelaksanaan penelitian dan rancangan pelaksanaannya. Rancangan penelitian juga mengemukakan gambaran umum cara dan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pengamatan dan pengukuran agar dapat diperoleh data dengan kesalahan yang sekecil-kecilnya.

3. Populasi dan sampel, yang membahas karakteristik populasi, besar dan cara pengambilan sampel, serta upaya-upaya lain yang dilakukan penetapan dan pengambilan sampel.

4. Instrumen penelitian, memaparkan macam, bentuk serta cara penggunaan instrumen yang akan dipakai pada pelaksanaan pengumpulan data. (Jenis-jenis metode pengumpulan data misalnya dengan angket, checklist, observasi, field note, dokumentasi, tes, dan lainnya). Diuraikan pula tingkat kesahihan dan keterpercayan instrumen yang dipakai.

5. Pengumpulan dan analisis data, menguraikan jadual, personil, cara, dan hasil-hasil lain sehubungan dengan pengumpulan dan analisis

Page 42: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

data. Uraian teknik anailsis yang belum terlalu umum, perlu dijelaskan pada sub bab ini.

Khusus pada penelitian tindakan kelas, pada Bab III ini di tambahkan

dengan mengemukakan langkah-langkah atau siklus atau putaran yang

digunakan dalam pelaksanaan penelitian. Sekedar contoh, dikemukakan

seperti berikut.

1) Rancangan

PTK dilakukan 3 putaran , setiap putaran menggunakan alat peraga

yang ditetapkan disetiap putaran dan bentuk-bentuk modifikasinya.

Tindakan yang dilakukan guru dalam mengajarkan pokok bahasan

pecahan menggunakan alat peraga (batang kuesionaire, benda modi-

fikasi kartu domino, bangun geometris, benda-benda konkrit) yang

dimanipulatif oleh siswa kelas II. Hasil tindakan setiap putaran

diobservasi, dipantau sejauhmana pemahaman setelah belajar dengan

alat peraga yang berbeda disetiap putaran dan hasil refleksinya.

Refleksi setiap putaran dalam PTK ini merupakn kegiatan tindak lanjut

dari putaran sebelumnya. Kegiatan kelompok yang diperkecil jumlah-

nya dapat memperbaiki hasil belajar.

2) Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan terikat, yang

menjadi variabel bebas yaitu PBM matematika, dan yang menjadi

variabel terikat yaitu kreativitas siswa yang muncul melalui alat peraga.

3) Populasi dan Sampel

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

II SD ................. berjumlah ....... orang. Semua anggota populasi

dijadikan sampel (sampel total), maka tidak diperlukan teknik pengam-

bilan sampel.

Page 43: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

4) Insrumen alat pengumpul data

Instrumen dalam PTK ini adalah pedoman wawancara, observasi, alat

pemantauan implementasi di lokasi dan di kelas, dan soal tes hasil

belajar yang digunakan ditiap putaran Tes dalam bentuk soal yang akan

digunakan, diuji cobakan terlebih dahulu kepada siswa kelas II di kelas

lainnya.

5) Teknik pengumpulan data dan analisis

Data dalam PTK ini dikumpulkan melalui wawancara, observasi,

diskusi, tanya jawab, dan nilai hasil belajar matematika di kelas II.

Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi, hasil belajar. Untuk

melihat keberhasilan PTK ini, guru membuat soal sesuai dengan putaran

yang dilakukan. Setelah nilai hasil belajar diperoleh, maka nilai akan

dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif.

6) Cara Penafsiran dan Penyimpulan

Cara penafsiran hasil penelitian ini adalah pencapaian hasil belajar yang

dapat melampaui rerata ideal disetiap putaran dihitung dengan

prosentase dan melihat hasil rerata kelas disetiap putaran. Penyimpulan

hasil PTK dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif,

menyimpulkan berdasarkan jumlah siswa yang mendapat nilai di atas

rerata ideal disebut penyimpulan secara kuantitatif. Penyimpulan

berdasarkan kemajuan hasil belajar berdasarkan rerata kelas disetiap

putaran disebut penyimpulan secara kualitatif

TUGAS LATIHAN

1. Diskusi kelas tentang perbedaan pengertian penelitian tindakan kelas,

penelitian deskriptif, dan penelitian evaluasi.

Page 44: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

2. Mahasiiswa menyusun satu proposal secara kelompok dengan jenis

penelitian sesuai tugas masing-masing kelompok.

3. Mahasiswa memperbaiki proposal masing-masing kelompok berdasarkan

masukan dalam diskusi kelas.

Page 45: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

BAB V

LAPORAN HASIL PENELITIAN

(Pertemuan ke 13 - 16)

SASARAN BELAJAR

Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa dapat :1. menyusun dan melakukan uji coba alat pengumpul

data

2. melakukan pengumpulan data

3. melakukan analisis data.

4. menyusun laporan hasil penelitian berdasarkan hasil analisis

PENDAHULUAN

1. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Data yang terkumpul dari setiap variabel disajikan dalam bentuk tabel-tabel

atau grafik-grafik. Pada buku Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

(Depdikbud, 1995:26-27) isi Bab IV ini dikemukakan sebagai berikut.

a. Jabaran variabel penelitian, yang berupa penulisan kembali variabel-variabel penelitian guna mengarahkan pemaparan hasil penelitian.

b. Hasil penelitian yang berupa pengungkapan dan pemaparan semua hasil pengamatan besaran-besaran variabel dalam berbagai bebtuk seperti tabulasi data dan bentuk lainnya. Namun hanya tabel-tabel penting saja dimasukkan dalam sub bab ini, tabel-tabel pendukung sajikan pada lampiran.

c. Pengujian hipotesis, dituliskan bila memang penelitian anda bertujuan untuk menguji hipotesis. Di sini (bila diperlukan) dipaparkan

Page 46: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

perhitungan yang dilakukan dalam usaha menguji hipotesis, serta jelaskan hasilnya.

d. Diskusi (pembahasan) hasil penelitian, mengungkapkan pandangan peneliti tentang hasil penelitian yang didapatnya. Dalam mendis-kusikan, umumnya mengacu atau berlandaskan hal-hal yang diungkapkan pada bab permasalahan (Bab I). Uraian diskusi ini selanjutnya akan merupakan argumentasi dari kesimpulan dan saran hasil penelitian.

Contoh sebagian isi Bab IV hasil PTK seperti berikut.

a. Penelitian putaran I, penetapan konsep alat peraga yang akan digunakan

untuk pengenalan konsep pecahan. Alat peraga yang digunakan adalah

batang kuesionaire. Kegiatan yang dilakukan adalah pemahaman,

penggunaan, dan memanipulatif alat peraga. Pembelajaran yang

dilakukan adalah pembelajaran makro. (Kemukakan nilai prestasi hasil

belajar, setelah dilakukan evaluasi dan berikan pembahasan/ulasannya).

Refleksi dilakukan untuk menganalisis kelemahan yang ditemui, lalu

merencanakan penggunaan alat peraga pada kegiatan belajar berikutnya,

yaitu dengan: memodifikasi, dan menambah jumlahnya, siswa pandai

membantu yang kurang pandai).

b. Putaran II, melihat gejala yang muncul setelah putaran I dilakukan,

maka pada putaran ini alat peraga yang dibuat guru dan siswa perlu

memodifikasi, dan akan digunakan dalam kegiatan belajar kelompok.

Alat peraga dibuat dari kertas karton berwarna putih, merah, hijau

muda, dan ungu. Kegiatan belajar kelompok bertujuan agar setiap siswa

yang mampu, dapat membantu siswa lain yang kurang. (Kemukakan

peningkatan hasil belajar siswa secara kuantitaif dan atau secara

kualitatif, uraikan pembahasan/ ulasannya). Setelah diamati dan refleksi

dari hasil kegiatan belajar dalam putaran ini, kalau belum semua siswa

aktif menggunakan alat peraga, maka diperlukan perbaikan bentuk

Page 47: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

kegiatan belajar pada putaran III. Bentuk modifikasi alat praga pada

putaran ini adalah kartu model domino.

c. Penelitian putaran III, siswa diberi tugas membuat alat peraga di rumah

masing-masing yang akan digunakan pada kegiatan belajar berikutnya.

Alat peraga yang dibuat misalnya, model-model bangun geometris

berbentuk persegi panjang, persegi, dan lingkaran. Kegiatan siswa untuk

memahami penjumlahan dan pengurangan pecahan yang berpenyebut

sama seperti satu per dua, satu per tiga, dan satu perempat, siswa

menggunakan alat peraga yang bisa dimanipulatif di kelompok-

kelompok kecil. Alat peraga terbuat dari kertas atau kertas karton

manila yang dipetak-petakkan dengan ukuran setiap petak 5 X 5 Cm.

Ternyata hasil belajar pada putaran ini dapat ditingkatkan karena dalam

proses pembelajaran menggunakan alat peraga yang dibuat siswa

sendiri, sehingga timbul kesan siswa senang memanipulatifnya

(kemukakan data dan uraikan pembahasannya).

Sekedar contoh hasil penelitian di salah satu SD di Kodya Bandar

Lampung, data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kuantitatif,

hasilnya seperti berikut.

Page 48: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

Tabel 4. Kesimpulan Deskripsi Nilai pada Setiap Putaran

No Alat Peraga Rerata

Simpanga

n

Baku

Nilai Siswa ( % )

Jumlah> Rerata < Rerata

1. Sebelum menggunakan alat peraga 4,3 1,9 44,44 % 56,56 % 100 %

2. Batang kuesionaire 5,6 2,1 58,33 % 41,67 % 100 %3. Modifikasi alat peraga 6,1 1,8 50,00 % 50,00 % 100 %4. Benda Geometris 6,3 1,9 41,67 % 58,33 % 100 %

Berikut ini dikemukakan contoh suatu pembahasan hasil penelitian.

Sebelum PTK dilaksanakan nilai matematika diambil, yang mendapat

nilai di atas rerata kelas 44,44% atau 16 orang dan di bawah rerata kelas

55,56% (20 orang). Sedangkan nilai rerata kelasnya adalah 4,3. Hasil

belajar matematika sebelum PTK ini dilakukan, diperoleh nilai rerata

kelas di bawah rerata ideal, yaitu 0,7. Sedangkan siswa yang mendapat

nilai di atas rerata ideal ada 27,78% (10 orang), dan yang mendapat

nilai di bawah rerata ideal ada 72,22%. Karena hasil belajar siswa di

bawah rerata ideal jumlahnya lebih besar jika dibandingkan dengan nilai

di atas rerata ideal, maka perlu dilakukan perbaikan pengajaran di kelas

II ini.

Pada akhir putaran pertama, nilai rerata kelas dapat ditingkatkan dari

4,3 menjadi 5,6 berarti naik sebesar 1,3. Siswa yang memperoleh nilai

di atas rerata kelas ada 58,33 % (21 orang), sedang yang mendapat nilai

di bawah rerata kelas ada 41,67% (15 orang). Kalau dilihat pencapaian

nilai di atas, yang mendapat nilai di atas rerata ideal ekuivalen dengan

pencapaian nilai di atas rerata kelas. Kalau dilihat perkembangan

sebelum menggunakan alat peraga, yang mendapat nilai di atas rerata

Page 49: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

ideal ada 10 orang, setelah putaran pertama, meningkat menjadi 21

orang atau bertambah 11 orang. Kemajuan hasil belajar ini meningkat

sebesar 35,11 %.

Pada putaran kedua, menggunakan modifikasi batang kuesionaire dan

model kartu domino. Hasilnya, nilai tujuh ke atas ada 50% (18 orang),

sedangkan di bawah rerata kelas ada 50% (18 orang). Nilai di atas rerata

ideal ada 75% (27 orang). Ini berarti penggunaan alat peraga tersebut,

dapat meningkatkan hasil belajar sejumlah 16,67% (9 orang). Melihat

peningkatan hasil belajar ini, semakin dapat dipahami bahwa dengan

penggunaan alat peraga yang dimodifikasi, diperoleh hasil belajar yang

lebih baik. Kalau dilihat dari rerata sebelum putaran kedua dilakukan,

rerata kelas dalam pembelajaran dengan menggunakan alat peraga

batang kuesionaire yang dimodifikasi dan kartu model domino, naik

sebesar 0,5.

Pada putaran ketiga, alat peraga yang digunakan adalah bangun-bangun

geometris dan benda-benda nyata di sekitarnya. Yang mendapat nilai di

atas rerata kelas adalah 41,67% (15 orang), di atas rerata ideal 69,44%

(25 orang). Ini berarti penggunaan alat peraga pada putaran ini, siswa

yang dapat meningkat hasil belajarnya sejumlah 27,77% (10 orang).

Melihat peningkatan hasil belajar tesebut, maka semakin dapat

dipahami bahwa dengan penggunaan alat peraga yang lebih konkrit,

dapat diperoleh hasil belajar lebih baik. Kalau dilihat dari rerata

sebelum PTK putaran ketiga, rerata kelas dalam pembelajaran dengan

alat peraga bangun geometris dan benda-benda konkrit di sekitarnya,

naik sebesar 0,2.

Page 50: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

Setelah penelitian tindakan kelas dilakukan tiga putaran, ternyata

penggunaan alat peraga cukup efektif atau diperoleh peningkatan

sebesar 47,44%. Kalau dilihat peningkatannya, sebelum putaran

pertama sampai dengan putaran ketiga, diperoleh peningkatan rerata

kelas sebesar 2,04.

2. Isi Bab V : Simpulan dan Saran

Rumusan kesimpulan agar disusun dengan kalimat yang efisien (tidak masih

berupa uraian panjang-lebar). Dengan membaca simpulan, pembaca agar

dapat memahami tentang hasil penelitian yang dilakukan seorang peneliti.

Saran atau rekomendasi sangat diperlukan untuk perbaikan berbagai pihak,

dan peneliti yang mempunyai perhatian dengan masalah yang penelitiannya

telah dilakukan sebelumnya. Secara ringkas bagaimana merumuskan

simpulan dan saran dikemukakan pada halaman berikut.

a. Simpulan yang merangkum semua hasil penelitian, yang diuraikan pada Bab IV. Disarankan sajian ini berurutan yang merupakan urutan jawaban dari rumusan masalah yang diajukan.

b. Saran-saran, diungkapkan agar berdasarkan atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Satu saran agar didahului dengan uraian yang merupakan argumentasi dari saran yang diajukan. saran tersebut dapat ditujukan kepada pemerintah atau lembaga atau kelompok masyarakat, dan dapat berupa saran penelitian lanjutan, anjuran penggunaan hasil penelitian, peninjauan peraturan sehubungan dengan hasil penelitian, atau lainnya (Depdikbud, 1995: 27).

Page 51: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

Contoh simpulan hasil suatu penelitian.

SIMPULAN DAN SARAN/REKOMENDASI

1. Kesimpulan Temuan-temuan PTK

Penggunaan alat peraga untuk setiap putaran PTK dapat memberikan

kontribusi terhadap kreativitas siswa dengan naiknya rerata nilai hasil

belajar matematika di kelas II secara bertahap disetiap putaran. Pada

putaran pertama, alat peraga yang digunakan adalah batang kuesionaire

dan modifikasi bentuk batang dengan garis pembatas warna hitam, terjadi

peningkatan rerata kelas sebesar 1,3. Putaran kedua, alat peraga yang

digunakan adalah modifikasi batang kuesionaire dibuat dari kertas karton

yang dipetak-petakkan dan kartu model domino ,rerata kelas naik 0,5 , dan

putaran ketiga, alat peraga yang digunakan adalah bangun geometris dan

benda-benda konkrit, rerata kelas naik 0,24.

2. Kesimpulan hasil pembahasan

Dalam PTK ini dapat memperkecil jumlah siswa yang sangat kurang

pemahamannya menjadi kurang disetiap putaran. Dilihat peningkatan

rerata kelas selama tiga putaran, PTK ini ternyata rerata hasil belajar

matematika naik sebesar 2,04. Keefektivan penggunaan alat peraga dari

putaran pertama sampai ketiga adalah 47,44%.

3. Rekomendasi

a. Rekomendasi untuk kebijakan kepada:

(1) Guru kelas, meliputi (a) PTK dapat dipakai menjadi wahana

pengembangan profesional guru. Gurulah yang paling memahami

realitas kelas dan cara-cara menghadapinya, dengan mengkaji resep-

Page 52: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

resep dari luar secara kritis, (b) melaku-kan dokumentasi kelas dan

siswa, tentang akademik maupun non akademik. Bahan-bahan ini

sangat membantu dalam memahami setiap permasalahan yang

timbul. Mereka perlu diajak bermusyawarah tentang penggunaan

alat peraga yang sesuai dengan tingkatan kelas dan pokok

bahasannya. Setiap tahapan penggunaan alat peraga perlu dicermati,

agar dapat memberikan informasi akurat, dan (c) kegiatan perbaik-

annya dapat dilakukan dalam arena PTK.

(2) Kepala Sekolah, meliputi (a) ia dapat menjadikan dirinya sebagai

motor penggerak perbaikan di sekolahnya secara nyata. Program

sekolah dan kegiatan guru dapat dikembangkan dengan pola PTK

secara kolaboratif partisipatoris, meminta dukungan orang tua secara

kolaboratif dalam konteks belajar tertentu, dan (b) Kepala SD agar

melakukan pemantauan kegiatan guru untuk melihat kemungkinan

kesulitan di kelas, mendiskusikannya dengan kolega untuk ditangani

bersama.

(3) PGSD: (a) pengajar di PGSD perlu dibekali kemampuan mengenali

fenomena di SD dan kecenderungannya, yang positif atau negatif.

Pengaruh masyarakat sekitar dan kemungkinan dampaknya bagi

perilaku belajar siswa, perlu dikuasai, dan (b) mahasiswa praktikan

perlu dibekali kemampuan keguruan yang cukup, seperti

menemukan masalah di kelas, cara mengatasi dan memprediksi

hasilnya.

(4) Jajaran Kanwil Depdikbud meliputi, (a) Kanwil dalam penyusunan

daftar usulan kegiatan, perlu mencantumkan kegiatan PTK, agar

kepala SD dan guru dapat melaksanakan kegiatan PTK secara efektif

Page 53: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

untuk mewujudkan peningkatan mutu pendidikan, (b) Kandep

Dikbud kecamatan, perlu mengambil langkah nyata untuk

mendorong kegiatan perbaikan pengajaran oleh guru-guru dan

kepala sekolah secara kolaboratif. (c) perlu disediakan media

komunikasi untuk menyampaikan pengalaman guru, dengan

mengefektifkan forum KKG atau KKKS. Penyampai makalah

tentang inovasi metodologi pengajaran, dapat memperoleh kredit

poin kenaikan pangkat, dan (d) perlu disusun peta sekolah, berisi

informasi tentang SD-SD yang memiliki kemampuan memanipulatif

alat peraga matematika, menuliskan gagasan baru, dan kemampuan

melakukan penelitian tindakan kelas. Akhirnya PTK dapat dilakukan

secara lancar dan berkesinambungan.

b. Rekomendasi untuk Penelitian Lebih Lanjut

Untuk penelitian lebih lanjut dapat dilakukan penelitian

(1) Dengan jumlah sekolah yang lebih banyak, agar dapat membuat

generalisasi lebih luas.

(2) Dengan melihat kreativitas siswa lebih jauh, seperti motivasi,

meningkatkan minat dan perhatian di kelas tinggi.

Satu kalimat kunci yang perlu diperhatikan dalam memupuk kemauan dan

kemampuan membuat karya tulis ilmiah adalah memupuk ‘rasa tanggap’

terhadap kesenjangan dan ‘mengungkap’ untuk mencari jawabnya dalam

latihan kegiatan penelitian. Bagi peneliti pemula tidak usah khawatir berbuat

salah (asal usaha maksimal telah dilakukan), karena bukan efektivitas hasil

penelitian yang menjadi tujuan utama, tetapi yang diutamakan adalah berlatih

memenuhi prosedur kegiatan penelitian penelitian ilmiah. Diharapkan dari

Page 54: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

waktu-kewaktu peneliti pemula di bidang pendidikan akan menjadi peneliti

yang baik, dalam arti dari hasil penelitiannya dapat memberikan kontribusi

(sumbangan positif) bagi dunia pendidikan.

TUGAS LATIHAN

1. Mahasiswa berlatih dalam kelompok menyusun dan melakukan uji coba alat

pengumpul data

2. Mahasiswa berlatih menganalisis hasil uji coba alat pengumpul data

3. Mahasiswa berlatih menyusun laporan hasil penelitian berdasarkan hasil

analisis data.

Page 55: BAB I - Staff Official Site Unilastaff.unila.ac.id/.../files/2013/06/Bk-Ajar-Keterampilan-Menulis.docx · Web viewDalam bentuk makalah. ... seperti tentang agama, pendidikan ... untuk

DAFTAR PUSTAKA

Among Kurnia Ebo. (1995). Kiat Menembus Kolom dan Rubrik Media Massa. Yogyakarta: Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia UGM.

Depdikbud. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

-------------. (1991). Penjelasan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Angka Kredit Bagi Jabatan Guru Dalam Lingkungan Depdikbud. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

-------------. (1993). Keputusan Bersama Mendikbud dan Kepala BAKN Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

-------------. (1995). Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

IKIP Yogyakarta. (1996). Materi Pelatihan Pemula Bagi Guru-guru SD, SLTP, SMU, dan SMK se-DIY. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.

Imam Syafi’ie. (1988). Retorika dalam Menulis. Jakarta: Dirjen Dikti.

Ruseffendi. (1994). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Semarang: IKIP Semarang Press.

Sanapiah Faisal. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Soedarsono, F.X. (1996). Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, Buku II. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Suharsimi Arikunto. (1991). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

------------------. (1993). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukamto. (1996). Materi Semiloka Penulisan Artikel dalam Jurnal. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.

Sumarno. (1996). Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, Buku III. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Suryanto, dkk. (1991). Kesalahan-kesalahan Umum dalam Usulan Penelitian Dosen IKIP Yogyakarta. Yogyakarta: Pusat Penelitian IKIP Yogyakarta.

Suwarsih Madya. (1994). Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.

Suyanto. (1996). Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, Buku I. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Wardani I.G.A.K, Wihardit Kuswaya, dan Nasoetion Noehi. (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.