dna (recovered)
DESCRIPTION
fdaTRANSCRIPT
Bab I
Latar Belakang
DNA sebagai materi genetik yang selalu mengalami berbagai reaksi kimia dan
selalu melakukan kopi DNA. Perubahan struktur DNA ini disebut mutasi DNA yang
dapat terjadi pada saat proses replikasi DNA. Untuk menstabilkan hal tersebut maka
DNA memiliki kemampuan untuk memperbaiki (repair) kesalahan yang terjadi pada
dirinya sendiri. Jika mutasi DNA yang terjadi cukup banyak dan DNA tidak sempat
untuk memperbaiki (repair) dirinya sendiri maka akan terjadi kelainan ekspresi
genetic bahkan menyebabkan terjadinya penyakit genetik. Konsumsi makanan yang
bergizi serta istirahat yang cukup memungkinkan tubuh untuk dapat melakukan repair
DNA.
Pemeliharaan integritas informasi di dalam molekul DNA sangat penting bagi
kelangsungan hidup organisme serta kelangsungan hidup spesies. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa spesies yang bertahan hidup berhasil mengembangkan mekanisme
untuk memperbaiki kerusakan DNA-nya yang terjadi akibat kesalahan replikasi atau
gangguan dari lingkungan.
Ketepatan suatu replikasi ditentukan oleh pembentukan pasangan spesifik
basa-basa nukleoitida. Pembentukan pasangan DNA yang benar memerlukan
tautomer yang sesuai untuk nukleotida purin dan pirimidin, tetapi kesetimbangan
dengan satu tautomer yang lebih stabil dibanding tautomer lainnya hanyalah sekitar
104 atau 105 lebih besar pada tautomer yang stabilitasnya lebih baik. Meskipun hal ini
kurang memadai untuk menjamin ketepatan yang diperlukan, memilih tautomer yang
disukai dan dengan demikian pembentukan pasangan basa yangn sesuai dapat
dipastikan dengan memantau pembentukan pasangan basa dua kali. Kesalahan
replikasi, bahkan dengan sistem perbaikan yang sangat efisien, menyebabkan
akumulasi mutasi.
Bab II
Isi
A. Definisi
DNA repair merupakan suatu mekanisme perbaikan DNA yang mengalami
kerusakan / kesalahan yang diakibatkan oleh proses metabolisme yang tidak normal,
radiasi dengan sinar UV, radiasi ion, radiasi dengan bahan kimia, atau karena adanya
kesalahan dalam replikasi DNA. Mekanisme perbaikan yang terdapat ditingkat
selular secara garis besar disesuaikan dengan jenis kerusakan yang tentu saja terkait
erat dengan jenis factor penyebabnya. Sel-sel menggunakan mekanisme-mekanisme
perbaikan DNA untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan pada sekuens basa molekul
DNA. Kesalahan dapat terjadi saat aktivitas selular normal, ataupun dinduksi. DNA
merupakan sasaran untuk berbagai kerusakan: baik eksternal agent maupun secara
spontan.
Apabila ada kesalahan / kerusakan DNA, sel mempunyai dua pilihan :
1. Kesalahan tersebut diperbaiki dengan cara mengaktifkan DNA repair. Namun
apabila kesalahan yang ada sudah tidak mampu lagi ditanggulangi, sel
memutuskan untuk beralih ke pilihan kedua.
2. Apabila DNA tidak mampu diperbaiki lagi, akibat dari adanya kesalahan yang
fatal maka akan dimatikan daripada hidup membawa pengaruh yang buruk bagi
lingkungan sekelilingnya. Kemudian sel dengan DNA yang normal akan
meneruskan perjalanan untuk melengkapi siklus yang tersisa yaitu S (sintesis) G2
(Gap 2) dan M (Mitosis).
B. Komponen yang terlibat dalam proses DNA repair
Proses perbaikan DNA itu harus melibatkan berbagai macam komponen, yang
sangat berperan penting dalam mekanisme perbaikan DNA tersebut. Komponen-
komponen yang terlibat dalam mekanisme perbaikan DNA dapat dijelaskan secara
rinci pada penjelasan berikut ini.
Komponen yang Terlibat dalam Proses DNA Repair
Repair
system
Enzim/protein Repair
sistem
Enzim/protein
Base
excision
DNA glycosylase
mismatch
Dam metilase
AP Endonuklease MutS,MutL,MutH
DNA Polymerase I Exonuclease
DNA ligase DNA Helicase II
Nucleotid
exicion
UVrA,UVrB,UVrC SSB Protein
DNA polymerase IDNA plomerase
III
DNA Ligase DNA Ligase
C. Mekanisme DNA repair
Jenis kerusakan DNA
1. Perubahan satu basa
a) A.Depurinasi
b) B.Deaminasi sitosin menjadi urasil
c) C.Deaminasi adenin menjadi hipoxantin
d) D.Alkilasi basa
e) E.Insersi atau delesi nukleotida
f) F.Penyertaan analog basa
2. Perubahan dua basa
a) Dimer antartimin (pirimidin ) yang diinduksi oleh sinar UV
b) Ikatan silang agen pengalkil bifungsional
3. Pemutusan rantai
a) Radisai pengion
b) Disintegrasi elemen rangka ( tulang punggung) oleh radioaktivis
c) Pembentukan radikal bebas oksidatif
4. Ikatan silang
a) Antara basa di untai yang sama atau berlawanan
b) Antara DNA dan molekul protein (mis, histon).
Mekanisme perbaikan DNA
Mekanisme Masalah Solusi
Mismatch repair
( perbaikan
ketidakcocokan)
Kesalahpenyalinan
(lengkung tak
berpasangan dengan
dua sampai lima
basa atau satu basa)
Pemotongan untai yang
diarahkan oleh metil,
pencernaan oleh eksonuklease,
dan penggantian
Base excision repair
( perbaikan dengan
memotong basa)
Kerusakan satu basa
yang timbul spontan
akibat bahan kimia
atau radiasi
Pengeluaran basa oleh N-
glikosilase pengeluaran gula
tanpa basa penggantian
Nucleotide excision
repair ( perbaikan
dengan memotong
nukleotida
Kerusakan suatu
segmen DNA secara
spontan akibat bahan
kimia atau radiasi
Pengeluaran oligomer sekitar 30
nukleotida dan penggantian
Double strand break
repair (perbaikan
kerusakan untai
ganda)
Radiasi pengion,
kemotrapi, radikal
bebas oksidatif
Sinapsis,penguraian,penyusunan
, dan ligasi.
Pada dasarnya perbaikan DNA dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1. Demage reversal : penggantian secara langsung, photoreactivation merupakan
cara perbaikan DNA dengan melibatkan pembuangan atau pembalikan DNA
yang rusak oleh sebuah enzim tunggal yang tergantung oleh cahaya. Pada bakteri
E. Coli enzim itu dikodekan oleh gen phr. Adanya kerusakan pada suatu segmen
pirimidin (timin dan sitosin) yang telah berpasangan (dimer) pada suatu struktur
DNA, akan mengaktifkan suatu proses perbaikan dimana suatu kompleks protein
enzim fotoreaktif akan memutuskan ikatan hydrogen tetapi tanpa memutuskan
ikatan fosfodiester antar nukleotida. Perubahan urutan akan diperbaiki dengan
pergantian sesame nukleotida dengan basa pirimidin, dan akan diikuti proses
penangkupan kembali celah yang semula tercipta.
2. Demage removal : proses ini lebih kompleks karena melibatkan replacing atau
penggantian dengan dipotong-potong. Pada excision repair diawali dengan proses
pengidentifikasian ketidaksesuaian sekuen / urutan DNA dalam suatu proses
pengawasan yang dilakukan oleh endonuklease perbaikan DNA. Kompleks enzim
tersebut akan menginisiasi proses pemisahan DNA heliks utas ganda menjadi
suatu segmen utas tunggal. Proses ini akan diakhiri dengan pertautan kembali
antara dua utas tunggal tersebut untuk kembali menjadi bagian dari heliks utas
ganda, dengan perantaraan enzim DNA ligase.
3. Demage tolerance : Mentoleransi kesalahan.Hal ini dilakukan bila kesalahan tidak
dapat diperbaiki sehingga kesalahan terpaksa ditoleransi dan yang terotong adalah
kedua strand. Mekanisme ini adalah sebentuk replikasi rawan kesalahan (error-
phone) yang memprbaiki kerusakan-kerusakan pada DNA tanpa mengembalikan
sekuens basa awal. Tipe perbaikan ini bisa dipicu oleh kerusakan DNA dalam
tingkat tinggi. Pada bakteri E. Coli, system tersebut diatur oleh gen-gen recA dan
umu yang dihipotesiskan mengubah fidelitas (ketepatan) polymerase DNA
setempat. Dalam rose situ, polymerase melakukan replikasi melewati kerusakan
DNA, sehingga memungkinkan sel untuk bertahan hidup atau sintas. Jika sel
tersebut berhasil sintas melalui seluruh kerusakan DNA, besar kemungkinan sel
itu mengandung satu atau lebih mutasi.
D. Tipe demage removal
Ada 3 tipe demage removal yaitu :
1. Mismatch repair memperbaiki kesalahan yang dibuat ketika DNA disalin.
Contohnya, C dapat terselip berhadapan dengan A, atau polimerase dapat
“tergelincir” atau “tersendat” dan menyisipkan dua sampai lima basa tambahan
yang tak-berpasangan. Protein-protein spesifik memindai DNA yang baru
dibentuk menggunakan metilasi adenin di dalam sekuens GATC sebagai titik
referensi. Untai cetakan mengalami metilasi, dan untai yang baru dibentuk tidak
demikian. Perbedaan ini memungkinkan enzim perbaikan mengidentifikasi untai
yang mengandung kesalahan nukleotida dan memerlukan penggantian.
Pada tahap ini yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi ketika
DNA disalin. Selama replikasi DNA, DNA polymerase sendirilah yang
melakukan perbaikan salah pasang. Polimerase ini mengoreksi setiap nukleotida
terhadap cetakannya begitu nukleotida ditambahkan pada untaian. Dalam rangka
mencari nukleotida yang pasangannya tidak benar, polymerase memindahkan
nukleotida tersebut kemudian melanjutkan kembali sintesis, (tindakan ini mirip
dengan mengoreksi kesalahan pada pengolah kata dengan menggunakan tombol
“delete” dan kemudian menuliskan kata yang benar). Protein-protein lain selain
DNA polymerase juga melakukan perbaikan salah pasang. Para peneliti
mempertegas pentingnya protein-protein tersebut ketika mereka menemukan
bahwa suatu cacat herediter pada salah satu dari protein-protein ini terkait dengan
salah satu bentuk dari kanker usus besar. Rupanya cacat ini mengakibatkan
kesalahan penyebab kanker yang berakumulasi di dalam DNA. Pada intinya
mekanisme perbaikan mismatch ini mendeteksi terlebih dahulu pasangan basa
yang tidak “cocok (matched)” atau tidak berpasangan dengan benar. Kesalahan
berpasangan basa atau mismatch dapat terjadi saat replikasi ataupun rekombinasi
DNA, dimana untuk memperbaiki basa yang tidak berpasangan, terlebih dahulu
harus diketahui pasangan basa mana yang mengalami kesalahan basa pada untai
DNA. Caranya segmen DNA yang membawa basa yang salah dibuang, sehingga
terdapat celah (gap) di dalam untai DNA. Selanjutnya dengan bantuan enzim
polymerase celah ini akan diisi oleh segmen baru yang membawa basa yang telah
diperbaiki, yang kemudian dilekatkan dengan bantuan enzim ligase.
2. Perbaikan dengan Eksisi Basa
Depurinasi DNA, yang terjadi secara spontan karena labilitas termal ikatan
N-glikosida purin, terjadi dengan kecepatan 5.000-10.000/sel/hari pada suhu
37OC. Enzim- enzim spesifikmengenali bagian yang mengalami depurinasi dan
menggantikannya dengan purin yang sesuai secara langsung, tanpa interupsi pada
tulang-punggung fosfodiester.
Basa sitosin, adenin, dan guanin di DNA secara spontan membentuk ,
masing-masing, urasil, hipoxantin, atau xantin. Karena tidak ada satupun dari
ketiga basa tersebut yang terdapat di DNA pada keadaan normal, tidaklah
mengherankan jika N-glikosilase spesifik dapat mengenali basa-basa abnormal
ini dan mengeluarkan sendiri basa dari DNA. Pengeluaran ini menandai letak
kecacatan dan memungkinkan endonuklease apurinik atau apirimidinik
memotong gula tanpa basa-basa ini. Basa yang sesuai kemudian dipasang oleh
DNA polimerase, dan ligase mengembalikan DNA ke keadaannya semula.
Rangkaian kejadian ini disebut base excision repair (perbaikan dengan memotong
basa). Dengan rangkaian langkah serupa yang mula-mula melibatkan pengenalan
defek, basa teralkilasi dan analog basa dapat dikeluarkan dari DNA dan DNA
dipulihkan ke bentuknya semula. Mekanisme ini cocok untuk megantikan basa
tunggal, tetapi tidak efektif untuk meganti regio DNA yang rusak.
3. Perbaikan dengan Eksisi Nukleotida
Mekanisme ini digunakan untuk megantikan suatu regio DNA dengan
panjang hingga 30 bp yang mengalami kerusakan. Penyebab umum kerusakan
DNA semacam ini adalah sinar ultraviolet (uv), yang memicu pembentukan
dimer antarpirimidin siklobutan, dan merokok, yang menyebabkan pembentukan
adduct (addition product) benzo[a] piren-guanin. Radiasi pengion, obat
kemoterapi kanker, dan berbagai bahan kimia yang terdapat di lingkungan dapat
menyebabkan modifikasi basa, putusnya untai, ikatan silang antara basa di untai
yang berhadapan atau antara DNA dan protein, dan berbagai defek lain. Cacat-
cacat ini diperbaiki oleh suatu proses yang disebut perbaikan dengan eksisi
nukleotida.
4. Perbaikan Kerusakan Untai – Ganda
Perbaikan kerusakan untai-ganda merupakan bagian dari proses fisiologis
tata-ulang gen imunoglobin. Perbaikan ini merupakan mekanisme penting untuk
memperbaiki DNA yang rusak, seperti yang terjadi akibat radiasi pengion atau
pembentukan radikal bebas oksidatif. Sebagian obat kemoterapi merusak sel
dengan cara merusak untai-ganda atau mencegah perbaikannya.
Mula-mula terdapat dua protein yang berperan dalam penyatuan-kembali
nonhomolog suatu kerusakan untaiganda. Ku, suatu heterodimer subunit 70 kDa
dan 86 kDa, berikatan dengan ujung-ujung bebas DNA dan memiliki aktivitas
helikase dependen-ATP laten. Heterodimer Ku yang berikatan dengan DNA
merekrut suatu protein kinase unik, protein kinase dependen-DNA (DNA-PK).
DNA-PK memiliki satu tempat ikatan bagi ujung-ujung bebas DNA dan satu
tempat ikatan untuk dsDNA tepat di bagian dalam ujung-ujung ini. Karena itu,
enzim ini memungkinkan aproksimasi kedua ujung yang terpisah. Ujung bebas
kompleks DNA-Ku-DNA-PK membangkitkan aktivitas kinase pada ujung-ujung
yang terpisah. DNA-PK secara timbal balik memfosforilasi Ku dan molekul
DNA-PK lain, di untai yang berlawanan, di trans. DNA-PK kemudian terlepas
dari DNA dan KU, menyebabkan aktivasi Ku helikase. Hal ini menyebabkan
penguraian kedua ujung DNA. DNA yang telah diurai dan sudah diaproksimasi
kemudian membentuk pasangan basa; kelebihan ekor nukleotida dibuang oleh
suatu eksonuklease; dan celah yang ada diisi dan ditutup oleh DNA ligase.