diplozoon dll

Upload: irasetyowati

Post on 01-Mar-2016

484 views

Category:

Documents


30 download

DESCRIPTION

Diplozoon

TRANSCRIPT

MAKALAH PARASIT DAN PENYAKIT IKAN

Diplozoon sp., Diplectanum sp., dan Benedenia sp.Disusun OlehKelompok 9/ Perikanan ALeni Maryani

230110130013Ira Setyowati

230110130022

Debora Romaito H230110130033Silfi Nur Aulia Ulfa230110130056

M. Yogi Andika230110130058

Ilham Patriot

230110130073

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI PERIKANANJATINANGOR2015KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Parasit dan Penyakit Ikan yang berjudul Diplozoon, Diplectanum dan Benedenia. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Parasit dan Penyakit Ikan.Proses penyelesaian tugas ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini. Semoga bantuan, kebaikan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis selama penyelesaian tugas ini mendapat balasan yang tiada terkira dari Tuhan Yang Maha Esa.Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan sangat jauh dari kata sempurna. Akhir kata, kami penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jatinangor, 2 Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISIKATA PENGANTARi

DAFTAR ISI iiBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang11.2 Tujuan21.3 Rumusan Masalah2BAB II PEMBAHASAN

2.1 Diplozoon3

2.1.1 Morfologi32.1.2 Klasifikasi42.1.3 Siklus Hidup42.1.4 Gejala Klinis52.1.5 Pencegahan52.2 Diplectanum52.2.1 Morfologi52.2.2 Klasifikasi62.2.3 Siklus Hidup62.2.4 Gejala Klinis62.2.5 Pencegahan72.3 Benedenia72.3.1 Morfologi72.3.2 Klasifikasi72.3.3 Suklus Hidup82.3.4 Gejala Klinis82.3.5 Pencegahan9BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan103.2 Saran 10DAFTAR PUSTAKA11BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Trematoda berasal dari bahasa yunani Trematodaes yang berarti punya lobang,bentuk tubuh pipih dorso ventral sperti daun.Umumnya semua organ tubuh tak punya ronggat tubuh dan mempunyai Sucker atau kait untuk menempel pada parasit ini di luar atau di organ dalam induk semang. Saluran pencernaaan mempunyai mulut, pharink, usus bercabang cabang. tapi tak punya anus.Sistem eksretori bercabang- cabang, mempunyai flame cell yaitu kantong eksretori yang punya lubang lubang di posterior. Hermaprodit, kecuali famili Schistosomatidae. Siklus hidup ada secara langsung (Monogenea) dan tak langsung (Digenea).

Trematoda atau cacing pipih yang berparasit pada hewan dapat dibagi menjadi tiga sub klas yaitu Monogenea, Turbelaria, dan Digenea. Pada hewan jumlah jenis dan macam cacing pipih ini jauh lebih besar dari pada yang terdapat pada manusia, karena pada hewan sub-klas ini dapat dijumpai.

Trematoda disebut sebagai cacing isap karena cacing ini memiliki alat pengisap. Alat penghisap terdapat pada mulut di bagian anterior. Alat hisap (Sucker) ini untuk menempel pada tubuh inangnya makanya disebut pula cacing hisap.

Pada saat menempel cacing ini mengisap makanan berupa jaringan ataucairan tubuh inangnya. Dengan demikian maka Trematoda merupakan hewan parasit karena merugikan dengan hidup di tubuh organisme hidupdan mendapatkan makanan tersedia di tubuh inangnya. Trematoda dewasa pada umumnya hidup di dalam hati,usus,paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah vertebrata, ternak, ikan, manusia Trematoda. Trematoda berlindung di dalam inangnya dengan melapisi permukaan tubuhnya dengan kutikula permukaaan tubuhnya karena tidak memiliki silia.

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana morfologi, klasifikasi, siklus hidup dan pencegahan oleh Diplozoon sp.?

2. Bagaimana morfologi, klasifikasi, siklus hidup dan pencegahan oleh Diplectanum sp.?

3. Bagaimana morfologi, klasifikasi, siklus hidup dan pencegahan oleh Benedenia sp.?

1.3 Tujuan1. Mengetahui morfologi, klasifikasi, siklus hidup dan pencegahan oleh Diplozoon sp.

2. Mengetahui morfologi, klasifikasi, siklus hidup dan pencegahan oleh Diplectanum sp.

3. Mengetahui morfologi, klasifikasi, siklus hidup dan pencegahan oleh Benedenia sp.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Diplozoon

2.1.1 Morfologi

Bentuk tubuh cacing ini adalah bentu X yang berkepala dua dan di bagian posteriornya. Ukuran tubuhnya antara 4-11 mm, sehingga terlihat tanpa mikroskop. Cacing tersebut hermaprodit dan menempelkan diri dengan pengisap dan clamp serta bercotylofor. Tubuhnya pipih dan cacing tersebut sebenarnya terdiri dari dua ekor cacing dewasa yang bersatu sehingga juga di kenal sebagai Twin Worm atau cacing kembar siam. Fertilisasi terjadi secara cross fertilization (Fertilisasi Silang). Telur berekor panjang seperti benang dan larva dewasa di sebut diporpa, jika tidak mendapatkan pasangannya akan mati. Habitatnya pada ikan air tawar. Diploozoon paradoxum adalahmonogenoidea yang ditemukan di ikan air tawar di Asia dan Eropa yang diketahui telah lengkap monogaminya. Parasit ini biasanya ditemukan pada insang ikan Cyprinid Eropa. Parasit ini adalah Platyhemith dan memiliki beberapa kait pada mulutnya yang akan digunakan untuk meraih ke insang ikan. Kait tersebut berguna untuk memakan darah dari Cyprinid. Ikan Cyprinid adalah ikan kecil yang mencakup ikan mas. Mereka (Diplozoon Paradoxum) memiliki simetri bilateral. Mereka menunjukkan variasi musiman yang kuat dalam kegiatan reproduksi mereka. Tidak seperti kebanyakan parasit yang menghasilkan gamet sepanjang tahun, gamet paradoxum di produksi terutama selama musim semi, dengan produksi tertinggi dari Mei hingga Juni dan terus melalui sisa musim panas. Telur dari paradoxum Diplozoon yang diletakkan di dalam insang ikan air tawar itu. Telur menetas menjadi larva tahap (diporpa). Ini akan tetap dalam tahap yang kecuali dua larva datang bersama-sama. Kemudian larva dua akan mengalami metamorfosis dan menjadi menyatu bersama-sama.

2.2.2 Klasifikasi

Filum

: Helminthes

Subfilum: Platyhelminthes

Kelas

: Trematoda

Ordo

: Monogenea

Famili

: Microcotylidae

Genus

: Diplozoon

Spesies: Diplozoon paradoxum Gambar 1. Anatomi Diplozoon sp.

(Sumber : Praktikum Parasitologi)2.2.3 Siklus Hidup Diplozoon Paradoxum terdiri dari dua kepala adalah karena mereka monogami. Monogami mengacu pada ketika dua organisme tetap eksklusif seksual satu sama lain tanpa pasangan luar. Diplozoon Paradoxum dewasa sebenarnya terdiri dari dua larves. Siklus hidup Diplozoon Paradoxum dimulai ketika meletakkan telur pada insang ikan dari Cyprinid. Larve akhirnya akan menetas dan diporpa lahir. Diporpa muda bisa hidup selama beberapa bulan, tetapi dapat mengembangkan lebih lanjut sampai bertemu diporpa lain, kecualijika hal ini tidak terjadi, diporpa biasanya akan mati. Ketika satu diporpa menemukan diporpa yang lain, masing-masing menempelkan pengisap terhadap papilla punggung yang lain. Ini dimulai dalam situasi yang paling intim dari kedua-dua individu tersebut. Sekarang dua cacing sepenuhnya, tanpa jejak partisi memisahkan mereka fusi yang merangsang pematangan. Gonad muncul, duktus genital laki-laki satu berakhir di dekat saluran kelamin betina, pemupukan lainnya memungkinkan lintas. Dua pasangan dari klem berkembang diopisthaptor masing-masing.

Gambar 2. Siklus Hidup Diplozoon sp.(Sumber : google.com)2.2.4 Gejala Klinis

Timbul bintil pada insang dengan warna abu-abu kecil

Berbahaya dan dapat membunuh ikan

2.2.5 Pencegahan

Perawatan khusus untuk menghilangkan cacing siam tidak diketahui pada saat ini, tapi mungkin ini hanya karena parasit jenis ini tidak sering ditemukan di akuarium. Dapat disimpulkan dari pengalaman dengan cacing lain bahwa perawatannya dengan menggunakan asam picric, metilen biru pada perendaman ikan yang terinfeksi. 2.2 Diplectanum

2.2.1 Morfologi

Jenis ektoparasit yang biasa menyerang di lamella insang ikan laut (krapu, kakap, napoleon, bawal). Parasit Diplectanum termasuk Ordo Dactylogyridea, Famili Diplectanidae karena sering ditemui menyerang insang parasit ini juga sering disebut sebagai cacing insang. Pada beberapa kasus serangan parasit insang bisa menyebabkan kematian pada ikan yang cukup banyak, ikan yang terserang akan mengalami gangguan dalam proses pernafasan, selain itu luka yang ditimbulkan bisa menyebabkan terjadinya infeksi sekunder oleh bakteri.Beberapa jenis parasit insang dapat menyebabkan kematian yang cukup serius pada ikan yang dibudidaya. Parasit Diplectanum mempunyai kekhasan yang membedakannya dari spesies lain dalam Ordo Dactylogyridea yaitu mempunyai squamodisc (satu di ventral dan satu di dorsal), dan sepasang jangkar yang terletak berjauhan (Zafran et al., 1997).

2.2.2 Kalsifikasi

Filum

: Helminthes

Subfilum: Platyhelmintes

Kelas

: Trematoda

Ordo

: Dactylogyridea

Famili

: Diplectanidae Genus

: Diplectanum

Spesies: Diplectanum sp.

Gambar 3. Diplectanum sp.(Sumber : google.com)2.2.3 Siklus Hidup

Cacing ini mempunyai siklus hidup langsung, artinya tidak memerluka inang perantara. Bila kondisi mendukung untuk perkembangannya maka parasit jenis ini akan dapat berkembang dengan cepat. Cacing ini banyak di temukan pada kulit, sirip dan insang ikan. 2.2.4 Gejala Klinis

Ikan kerapu yang terinfeksi Diplectanum sp. terlihat bernapas lebih cepat dengan tutup insang yang selalu terbuka. Infeksi Diplectanum mempunyai hubungan erat dengan penyakit sistemik seperti vibriosis. Insang yang terinfeksi biasanya berwarna pucat dan produksi lendirnya berlebihan (Chong & Chao, 1986). Ikan tingkah laku berenang yang abnormal pada permukaan air, warna tubuh berubah menjadi pucat. Serangan berat dari parasit ini dapat merusak filamen insang dan kadang-kadang dapat menimbulkan kematian karena adanya gangguan pernapasan. Warna insang ikan kerapu yang terinfeksi terlihat pucat.

2.2.5 Pencegahan

Untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh parasit jenis ini maka bisa dilakukan merendamnya dalam larutan formalin 200 ppm selama 30 menit. Selama pengobatan diberi aerasi yang cukup. Pengobatan di ulang tiga hari berturut-turut. Dapat juga dilakukan pengobatan dengan perendaman formali 25 ppm yang dicampur dengan 0,15 ppm malacite green selama satu malam. Selain itu dapat juga direndam dengan larutan acriflavin 10 ppm selama 60 menit atau dicelupkan dalam 100 ppm selama 100 menit. 2.3 Benedenia

2.3.1 Morfologi

Benedenia spp. merupakan jenis organisme ektoparasit yang sekaligus penyebab benedeniasis pada ikan kerapu (hospes definitive). Organisme ini hidup menginfeksi bagian kulit, mata, rongga hidung, dan insang ikan kerapu. Akan tetapi, bagian utama dari ikan kerapu yang sering diinfeksi adalah bagian insang dan permukaan tubuh ikan Ciri-cir

HYPERLINK "http://www.sfi4.com/12095947/FREE" i Benedenia spp. panjang 1,4-2,7 mm, bentuk pipih agak oval, bagian anterior terdapat sepasang alat penempel, sedangkan pada bagian posterior terdapat haptor yang dilengkapi dengan sepasang alat pengait.2.3.2 Klasifikasi

Filum

: Helminthes

Subfilum: Platyhelminthes

Kelas

: Trematoda Subkelas: MonogeneaFamili

: CapsalidaeGenus

: BenedeniaSpesies: Benedenia sp.

Gambar 4. Anatomi Benedenia sp.

(Sumber : google.com)

2.3.3 Siklus Hidup

Telur hasil fertilisasi dikeluarkan oleh Benedenia spp betina di perairan. Lalu siklus hidup dmulai saat telur parasit menetas dalam waktu 4-7 hari menjadi oncomiracidium. Oncomiracidium merupakan tahap larvaBenedeniaspp yang memiliki cilia sebagai alat gerak. Larva oncomiracidium berenang di perairan, di perairan larva tersebut akan berkembang menjadiBenedeniaspp dewasa. Saat menjadiBenedeniaspp dewasa barulah parasit ini menginfekasi bagian permukaan kulit dan insang Kerapu.2.3.4 Gejala Klinis

Parasit ini berwarna transparan dan aktif bergerak, berwarna putih dan meninggalkan inang ikan jika ikan direndam dalam air tawar. Gejala klinis ikan yang terserang parasit ini menunjukkan abnormalitas dalam berenang baik didasar atau permukaan bak dan KJA, nafsu makan berkurang, luka pada kulit dan kerusakan pada epitel insang yang pada akhirnya mempengaruhi respirasi ikan. Infeksi yang parah menyebabkan luka atau ulcer (cairan seperti nanah) kulit yang akhirnya akan menyebabkan infeksi sekunder oleh bakteri dan jamur. Infeksi oleh parasit dan infeksi sekunder oleh bakteri dan jamur dapat menyebabkan kebutaan pada ikan kerapu.Gambar 5. Benedenia sp. menginfeksi ikan Kerapu

(Sumber : koleksi Laboratorium BBAP Ujung Batee, 2009)

2.3.5 Pencegahan

Kepadatan tebar harus diperhatikan

Pemberian pakan harus cukup memadai

Perendaman dengan air tawar selama 5 - 10 menit, 3 hari berturut-turut

Perendaman dengan hydrohen peroxida 150 ppm selama 30 menit dilakukan sebanyak 2-3 kali dengan interval waktu 7 hari

Perendaman ikan dengan larutan formalin 250 ppm selama 1 jam. Selama pengobatan di beri aerasi yang kuat. Pengobatan di ulang sampai 3 hari berturut-turut. BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Trematoda disebut juga cacing hisap. Dalam klasifikasinya terbagi menjadi 3 ordo yaitu Turbelaria, Monogenea dan Digenea. Monogenea umumnya bersifat ektoparasit. Biasanya menyerang pada kulit dan insang pada ikan. Pada spesies monogenea yaitu Diplozoon sp, Diplectanum sp dan Benedenia sp merupakan beberapa contoh ektoparasit pada ikan. Ketiga jenis spesies parasit tersebut menyerang pada insang secara umum. Ikan yang terserang akan mengalami gejala klinis seperti produksi lendir berlebih, warna ikan pucat dan pergerakan napasnya terhambat. Jika terjadi infeksi maka terdapat pencegahanpengobatan yang dapat dilakukan, apabila ikan terserang parasit Diplozoon maka diberi asam picric, metilen biru pada perendaman ikan yang terinfeksi. Apabila terinfeksi Diplectanum maka merendamnya dalam larutan formalin 200 ppm selama 30 menit. Selama pengobatan diberi aerasi yang cukup. Pengobatan di ulang tiga hari berturut-turut. Dapat juga dilakukan pengobatan dengan perendaman formali 25 ppm yang dicampur dengan 0,15 ppm malacite green selama satu malam. Sedangkan untuk infeksi Benedenia maka Perendaman ikan dengan larutan formalin 250 ppm selama 1 jam. Selama pengobatan di beri aerasi yang kuat. Pengobatan di ulang sampai 3 hari berturut-turut. 3.2 SaranDisarankan dalam pembuatan makalah ini mahasiswa dapat mengumpulkan referensi lebih banyak agar dalam pelaksanaan pembuatan makalah tidak terjadi kurang referensi yang ada. Diharapkan hasil dari makalah ini dapat di gunakan untuk bahan referensi mahasiswa Perikanan. DAFTAR PUSTAKAAlviana, Andrian Deri.2013.Parasit Ikan.www.andrian-deri-alviana.blogspot.com (Diakses tanggal 2 Maret 2015 pukul 19.30 WIB)Anonim.2011.Diplozoon.www.spektrum.de (Diakses tanggal 2 Maret 2015 pukul 20.00 WIB)Novriadi, Romi. 2014. patogen dan kualitas lingkungan pada budidaya perikanan laut.http://www.academia.edu (Diakses tanggal 2 Maret 2015 pukul 19.00 WIB)Rahman.2012.Parasit Ikan. http://perikananummks.blogspot.com (Diakses tanggal 2 Maret 2015 pukul 20.00 WIB)4