dikusi nightguard yogi
DESCRIPTION
DiskusiTRANSCRIPT
STATUS PERIODONSIA
DISKUSI KASUS NIGHTGUARD
Yogi Wiguna
NPM: 160110070083
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2014
BRUXISM DAN NIGHTGUARD (OCCLUSAL SPLINT)
1. Definisi bruxism
Aktivitas parafungsional merupakan suatu keadaan aktifnya otot-otot secara fisiologis
sehingga menghasilkan kebiasaan-kebiasaan tanpa tujuan fungsional dan biasanya berpotensi
menyebabkan kerusakan. Contoh kebiasaan parafungsional adalah bruxism (grinding &
clenching), menghisap ibu jari, dan posisi rahang yang tidak benar.
Bruxism adalah aktivitas parafungsi oklusal. Fenomena bruxism yang merujuk pada
keadaan yaitu mengerotkan gigi-gigi (grinding) atau mengatupkan dengan keras rahang atas
dan bawah (clenching). Definisi bruxism menurut The Academy of Prosthodontics, 2005
yaitu parafunsional grinding dari gigi-gigi, suatu kebiasaan yang tanpa disadari dan berulang
atau tidak beraturan (spasmodik), non fungsional grinding atau clenching, selain dari gerakan
pengunyahan mandibula yang akan mengarah ke trauma oklusal, situasi ini disebut pula
sebagai neurosis oklusal5. Sedangkan definisi bruxsim menurut American Academy of
Orofacial Pain, 2008 bruxism adalah diurnal or nocturnal parafunctional activity that
includes clenching, bracing, gnashing and grinding of teeth. Bruxism pada saat tidur berbeda
pada saat bangun yaitu tanpa keinginannya melakukan clencing gigi-gigi merupakan reaksi
terhadap rangsang tertentu, umumnya tanpa grinding, keadaan ini biasanya berhubungan
dengan kebiasaan atau tic. Hal ini ditandai dengan :
1. Terjadinya kerusakan jaringan keras gigi (tooth wear) berupa atrisi, abfraksi, dan pit
oklusal, sehingga menyebabkan hipersensitivitas pada gigi (dapat berlanjut hingga
terjadinya kelainan pulpa)
2. Kerusakan jaringan periodontal, kegoyangan gigi, terbentuknya bony ridges, iritasi pada
mukosa bukal, dan adanya penampakan scalloped tongue
3. Perubahan dimensi vertikal oklusi
4. Nyeri pada otot-otot sistem pengunyahan, hipertrofi otot masseter dua sisi (pada bruxers
kronis), hingga terjadinya sakit kepala / temporal headache (terutama saat bangun tidur)
5. Kelainan pada sendi Temporomandibula (TMJ), seperti pembukaan mulut terbatas,
kliking, krepitasi, dan locking pada rahang.
6. Dapat merusak protesa cekat ataupun restorasi lainnya di dalam mulut.
2. Etiologi
Adapun beberapa etiologi atau faktor penyebab terjadinya bruxism adalah stres
emosional atau psikologis, ketidakharmonisan oklusi (adanya gigi hilang yang tidak diganti
atau restorasi berlebih / overhang atau jenis restorasi keramik / porselen), dan adanya
kelainan pada sendi TMJ.
Hubungan antara bruxisme dengan tidur telah diteliti dengan menggunakan
polysomnografi yang dapat merekam kegiatan motorik otot pengunyahan, parameter
otonomik dan aktifitas kistrik otak (EEG) selama tidur. Dalam suatu penelitian dilaporkan
bahwa bruxisme yang memperlihatkan peningkatan aktifitas EMG otot-otot pengunyahan,
merupakan akibat timbulnya respons atau perubahan tiba-tiba pada kedalaman tidur yang saat
itu terjadi peralihan dari tidur yang dalam menjadi tidur yang ringan. Meskipun bruxisme
dapat terjadi dalam semua tingkatan tidur, ia lebih sering terjadi selama tahap 1 dan 2 dari
tidur non-rapid eye movement (NREM) dan selama tidur rapid eye movement (REM).
Berbagai penelitian neurofisiologik menunjukkan bahwa bruxisme waktu tidur (sleep
bruxism/SB) merupakan kejadian peningkatan aktivitas yang sangat kuat berkaitan dengan
susunan saraf pusat dan susunan saraf otonom pada waktu tidur. Di samping itu faktor stres
psikososial turut berperan. Menejemen kognitif dan perilaku, termasuk menejemen stres dan
perubahan pola hidup dapat sangat membantu.
3. Nighguard (occlusal splint)
Nightguard (Occlusal Splint) didefinisikan sebagai suatu splint akrilik, baik pada
rahang atas atau bawah, yang membantu kondilus rahang untuk mencapai posisi paling
anterior superior dalam fossanya (keadaan relasi sentrik), sehingga otot-otot masseter berada
dalam keadaan relaksasi. Alat ini juga dinamakan splint relasi sentrik dan orthotik.
Splint oklusal adalah alat yang dilepas meliputi beberapa atau semua
permukaanoklusal gigi di lengkungan rahang atas atau mandibula.
Nightguard berfungsi dalam menanggulangi pola aktivitas otot yang abnormal,
melindungi gigi dari kerusakan, melindungi otot-otot pengunyahan, serta dapat memperbaiki
ketidakharmonisan oklusi. Penggunaannya selama ini adalah sebagai alat pelindung untuk
mencegah terjadinya kerusakan gigi dan jaringan periodontal pada penderita bruxisme yang
melakukan ‘grinding’ pada waktu tidur. Selain itu, alat ini juga menghilangkan bruxisme
karena meniadakan interferensi oklusi. Akan tetapi, pendapat ini sudah tidak disetujui lagi,
sebab pada penelitian oleh Bailey dan Rugh, penyesuaian oklusi (occlusal adjustment) tidak
menghilangkan bruxisme waktu tidur.
Demikian juga pada pemberian interferensi oklusi secara eksperimental oleh Rugh
dkk., malah mengurangi dan tidak menggiatkan kontraksi otot pengunyahan pada waktu
tidur. Penelitian oleh Hiyama dkk., dengan menggunakan alat interoklusal dan
elektromiografi otot temporalis anterior dan masseter , menunjukkan bahwa pada pemakaian
alat interoklusal, aktivitas otot pengunyahan pada malam hari menurun dan alat tersebut
dapat membantu relaksasi otot-otot pengunyahan. Penelitian oleh Savabi dkk. dengan
memeriksa EMG otot-otot masseter dan temporalis pada orang percobaan yang sehat yang
memakai ‘oral splint’ selama clenching maksimum menunjukkan tidak ada efek yang
bermakna pada aktivitas kedua otot tersebut.
Penggunaan ‘oral splint’ antara lain adalah pada gangguan sendi rahang ( nyeri otot
wajah, gangguan perpindahan discus); sakit kepala/ migren; gangguan motorik dan tidur
(bruxisme waktu tidur, apnea waktu tidur, penyakit Parkinson); rehabilitasi oklusal (dalam
perawatan ortodontik, periodontik, prostodontik); pencegahan trauma jaringan dan kebiasaan
(bruxisme diurnal, dalam olahraga, menggigit kuku). Sinonim istilah ‘oral splint’ pada
perawatan gangguan sendi rahang dan bruxisme yang sering digunakan antara lain ialah
anterior repositioning splint, bite splint, mandibular repositioning splint, Michigan occlusal
splint, night guard, occlusal correcting splint dan stabilization splint.
Berikut adalah beberapa fungsi penggunaan nightguard :
a. Untuk melindungi gigi pada pasien bruxism.
b. Untuk melindungi pipi dan / atau lidah pada pasien dengan parafungsi oral.
c. Untuk menstabilkan oklusi yang tidak stabil.
d. Untuk mendukung relaksasi otot rahang pada pasien dengan stres terkait gejala
sakit seperti ketegangan sakit kepala dan sakit leher yang berasal dari otot.
e. Untuk menguji pengaruh perubahan oklusi pada TMJ dan fungsi otot rahang
sebelum perawatan restoratif yang ekstensif.
f. Untuk menghilangkan efek interferensi oklusal.
Potongan dari arah sagital melalui satu TMJ dengan disk dalam posisi normal (kiri) dan satu lagi sendi
dengan diskusyang berpindah ke anterior (kanan) .Jadi disebut splints reposisi adalah untuk sementara sering
digunakan dalam upaya untuk membantu diskus kembali dan berada dalam posisi normal.
4. Pertimbangan dalam membuat nightguard rahang atas atau rahang bawah
Pertimbangan dalam membuat nightguard rahang atas atau rahang bawah :
Keadaan / Hal Rahang Atas Rahang Bawah
Jumlah / banyaknya gigi yang mengalami atrisi 9 gigi 16 gigi
Malposisi gigi (gigi berjejal atau rotasi) - bukoversi gigi 35
Bentuk lengkung gigi Baik Baik
Adanya gigi hilang yang tidak diganti - -
Oral hygiene Baik Baik
Pilihan Nightguard
Desain pembuatan nightguard rahang bawah (konvensional) :
1. Dimulai dari distal 37 hingga distal 47
2. Ketebalan tidak melebihi 2 mm (free way space)
3. Perluasan ke facial hingga 1/3 incisal / oklusal
4. Perluasan ke lingual hingga 1/3 incisal /oklusal
5. Permukaan incisal dan oklusal gigi I, P merupakan bidang halus, rata, dan semua gigi
RA berkontak dengan nightguard
6. Menggunakan artikulator
Cara pemeriksaan :
1. Oklusi : dimensi vertikal sebelum dan sesudah pemakaian nightguard
2. Stabilisasi : nightguard tidak terangkat pada salah satu sisi jika sisi berlawanannya
ditekan
3. Adaptasi : semua permukaan nightguard menyentuh permukaan incisal/oklusal gigi
4. Retensi : bila ditarik dengan tekanan ringan tidak terlepas
5. Semua gigi-gigi RA berkontak dengan permukaan nightguard dan tidak ada sangkutan
(interference) pada saat gerakan lateral ke kiri dan kanan serta anterior-posterior
Pemeriksaan saat uji coba pola lilin:
1. Adaptasi : beradaptasi pada semua permukaan, tidak ada bagian yang menekan jaringan,
semua permukaan nightguard menyentuh permukaan incisal/oklusal gigi.
2. Dimensi vertikal : adalah ukuran vertikal antara RA dan RB
Free way space = DV saat rest position – DV saat oklusi sentrik
= 70 mm – 67 mm = 3 mm
3. Oklusi : tidak melebihi batas freeway space
Tahap Polishing:
1. Mengurangi daerah kontak premature dengan batu gerinda
2. Permukaan nightguard mengkilap dan licin
Pemeriksaan saat insersi:
1. Adaptasi : beradaptasi pada semua permukaan, tidak ada bagian yang tajam/menekan
jaringan, semua permukaan nightguard menyentuh incisal dan oklusal gigi, permukaan
halus, mengkilap dan licin.
2. Retensi : tidak terlepas pada saat pasien pada posisi oklusi sentrik dan eksentrik. Jika
nightguard ditarik dengan tekanan ringan tidak terlepas.
3. Stabilisasi : tidak goyang pada saat pasien pada posisi oklusi sentrik dan eksentrik. Jika
nightguard ditekan pada salah satu sisi dengan alat yang tumpul, maka sisi lawannya
tidak terangkat.
4. Oklusi : tidak melebihi batas freeway space dan tidak terdapat prematur kontak.
5. Dimensi vertikal
DV = FRP - FWS
FWS = FRP – DV
6. Semua gigi-gigi RA berkontak dengan permukaan nighrguard dan tidak ada sangkutan
(interference) pada saat gerakan lateral ke kiri dan kanan serta anterior-posterior
Pemeriksaan saat kontrol:
1. Keluhan pasien
2. Kondisi jaringan sekitar
3. OHI
4. Adaptasi : semua permukaan nightguard menyentuh incisal dan oklusal gigi
5. Retensi : jika ditarik dengan tekanan ringan tidak terlepas.
6. Stabilisasi : jika nightguard ditekan pada salah satu sisi dengan alat yang tumpul, maka
sisi lawannya tidak terangkat.
7. Oklusi : DV sebelum dan sesudah memakai nightguard
8. Semua gigi-gigi RA berkontak dengan permukaan nightguard dan tidak ada sangkutan
(interference) pada saat gerakan lateral ke kiri dan kanan serta anterior-posterior
RENCANA PERAWATAN NIGHTGUARD
Konvensional (RA)
Kontak oklusal antara splint dan ujung cusp bukal gigi geligi mandibula ditandai dengan warna merah dan
guidance pathways untuk guiding kaninus mandibula ditunjukan dengan warna hijau.
Menyetujui,
drg. Ira Komara, Sp. Perio. (K).
TAHAPAN PEKERJAAN PEMBUATAN NIGHTGUARD RAHANG BAWAH
(KONVENSIONAL)
Nama Mahasiswa : Yogi Wiguna
NPM : 1601 1007 0083
No. Tanggal Pekerjaan / Tahap Paraf
1 Diskusi Kasus Nightguard
2 Pola Lilin
3 Uji Coba Pola Lilin
4 Pemolesan
5 Insersi
6 Kontrol 1 Minggu
7 Kontrol 1 Bulan
Daftar Pustaka
Carranza FA. 2006. Clinical Periodontology. St. Louis, Missouri : Saunders Elsevier
Dian, Herpika, Ayu Permata S. dan Maria Sandika P. 2013. Perbandingan Oklusal Splint Tipe Keras dengan Oklusal Splint Tipe Lunak. (Available online at http://www.academia.edu/4363220/Perbandingan_Oklusal_Splint_Tipe_Keras_dengan_Oklusal_Splint_Tipe_Lunak)
Klaus H, Rateitschak E M, Wolf H F, Hassel T M. 1989. Color Atlas of Dental Medicine Periodontology. New York : Thieme Medical Publisher
Shilpa, Shetty, Varun Pitti, C. L. Satish Babu, G. P. Surendra Kumar, and B. C. Deepthi. 2010. Bruxism: A Literature Review. J Indian Prosthodont Soc : 10(3): 141–148 (Available online at http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3081266/)
Sven E Widmalm, DDS, PhD. Bite Splints in General Dental Practice
Hartono, Sri Wendari A., Nunung Rusminah dan Aprillia Adenan. 2011. Bruxism. Pustaka Universitas Padjadjaran. (Available online at : http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/08/Bruxism-makalah.doc.)
Tanzil, Antonia. 2008. Peran ‘Oral Splint’ pada Bruxisme. Indonesian Journal of Dentistry ; 15 (1 ): 36-43