proposal skripsi yogi

21
PERENCANAAN LAJUR KHUSUS SEPEDA UNTUK MERANGANGSANG……… I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Perkembangan sistem transportasi yang diiringi dengan perkembangan iptek yang semakin pesat, sangat besar perananya dalam membawa perubahan di berbagai aspek kehidupan, hal ini terlihat sangat jelas terlihat pengaruhnya pada bidang perekonomian, politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan yang secara langsung dipengaruhi oleh dampak perkembangan sistem transportasi. Pembangunan sektor ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah daerah sangat terkait dengan penyelenggaraan pembangunan dibidang transportasi. Transportasi merupakan salah satu unsur yang menentukan laju pertumbuhan ekonomi dan social suatu wilayah,serta mempengaruhi mobilitas informasi dan penduduk antar wilayah.sektor transportasi memegang peranan vital dalam pembangunan dan perekonomian sebuah Negara,terlebih lagi Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia Pembangunan transportasi di Kota Surakarta diarahkan pada peningkatan ketersediaan dan kualitas pelayanan agar tercapai suatu sistem transportasi yang baik serta menciptakan sistem transportasi yang sustainable. skripsiku 1

Upload: firman-prayogex

Post on 25-Jul-2015

201 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Skripsi Yogi

PERENCANAAN LAJUR KHUSUS SEPEDA UNTUK

MERANGANGSANG………

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perkembangan sistem transportasi yang diiringi dengan

perkembangan iptek yang semakin pesat, sangat besar perananya

dalam membawa perubahan di berbagai aspek kehidupan, hal ini

terlihat sangat jelas terlihat pengaruhnya pada bidang

perekonomian, politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan

yang secara langsung dipengaruhi oleh dampak perkembangan

sistem transportasi.

Pembangunan sektor ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah

daerah sangat terkait dengan penyelenggaraan pembangunan

dibidang transportasi. Transportasi merupakan salah satu

unsur yang menentukan laju pertumbuhan ekonomi dan social

suatu wilayah,serta mempengaruhi mobilitas informasi dan

penduduk antar wilayah.sektor transportasi memegang

peranan vital dalam pembangunan dan perekonomian sebuah

Negara,terlebih lagi Negara yang sedang berkembang seperti

Indonesia Pembangunan transportasi di Kota Surakarta

diarahkan pada peningkatan ketersediaan dan kualitas

pelayanan agar tercapai suatu sistem transportasi yang baik

serta menciptakan sistem transportasi yang sustainable.

Hal ini tercantum dalam “Grand Design” perencanaan

pengembangan system transportasi kota Surakarta, dalam

pengembangan sustainable transport system, dimana salah

satu program utamanya adalah pengembangan angkutan

umum masal dan penerapan unmotorized transport.

skripsiku 1

Page 2: Proposal Skripsi Yogi

Saat ini kota Surakarta telah melucurkan berbagai program

dalam mengembangkan angkutan umum masal yang saling

terintegrasi antaralain pengoperasian Batik Solo Trans, kereta

api prameks, Rail Bus, dan peningkatan prasarana pendukung

angkutan masal. Namun saat ini belum ada upaya yang

memfasilitasi terwujudnya program unmotorized

transportation.

Secara historis, masyarakat Surakarta pada awalnya banyak

menggunakan sepeda dalam melakukan kegiatan transportasi

karena selain luas wilayahnya yang kecil sehingga bisa sangat

mudah dijangkau dengan menggunakan sepeda, , namun

seiring dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya jumlah

pengguna kendaraan bermotorPembangunan jalur khusus

untuk sepeda merupakan salah satu usaha yang dilakukan

pemerintah untuk menanggulangi kemacetan yang ada di Solo.

Pemerintah pada saat ini juga sedang memikirkan bagaimana

membuat jalur khusus yang efektif dan efisien.

Pada saat ini pengguna sepeda seperti di daerah Solo

jumlahnya sudah semakin banyak.inilah saatnya pemerintah

memikirkan jalur yang aman dan nyaman bagi pengguna

sepeda agar semakin banyak yang beralih menggunakan

sepeda dengan demikian Solo bisa menjadi contoh bagi daerah

lainnya untuk jadi lebih baik.karena sepeda juga tidak

menghasilkan gas-gas yang berbahaya yang mengakibatkan

polusi udara beracun selain itu sepeda merupakan salah satu

budaya sejak zaman dulu.

1. Identifikasi masalah

2. Ruang Lingkup Penelitian

a. Batasan Masalah

b. Rumusan Masalah

skripsiku 2

Page 3: Proposal Skripsi Yogi

B. Tujuan Dan manfaat

Tujuan dari pembuatan penelitian ini adalah :

1. perencanaan ini dapat menjawab permasalahan yang

tercantum pada identifikasi masalah.

C. Tinjauan Pustaka

Untuk menunjang penelitian ini, maka diperlukan kajian secara

landasan hokum dan teoritis yang berhubungan dengan penulisan

skripsi ini. Adapun aspek landasan hokum yang digunakan :

1. Landasan Hukum

a. Undang-Undang No. 22 tahun 2009 Tentang Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan

1). Bab X Pasal 137 ayat (2) :

“ Angkutan orang yang menggunakan kendaraan

bermotor berupa sepeda motor, mobil penumpang,

atau bus.”

2). Pasal 138 ayat :

a) Angkutan umum diselenggarakan dalam upaya

memenuhi kebutuhan angkutan yang selamat, aman,

nyaman dan terjangkau.

b) Pemerintah bertanggung jawab atas

penyelenggaraan angkutan umum sebagaimana

dimaksud pada ayat (1).

3). Pasal 139

a) ayat (3) :

“Pemerintah Daerah kabupaten/kota wajib menjamin

tersedianya angkutan umum untuk jasa angkutan

orang dan/atau barang dalam wilayah

kabupaten/kota”.

skripsiku 3

Page 4: Proposal Skripsi Yogi

b) Ayat (4) :

“Penyediaan jasa angkutan umum dilaksanakan oleh

badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah,

dan/atau badan hukum lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan”.

4). Pasal 141 ayat (1) :

“Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar

pelayanan minimal yang meliputi :

a) Keamanan;

b) Keselamatan;

c) Kenyamanan;

d) Keterjangkauan;

e) Kesetaraan; dan

f) Keteraturan”.

5). Pasal 143 :

“Kriteria pelayanan angkutan orang dengan kendaraan

bermotor umum dalam trayek sebagaimana dimaksud

dalam pasal 140 huruf a harus :

a) memiliki rute tetap dan teratur;

b) terjadwal, berawal, berakhir, dan menaikan atau

menurunkan penumpang di terminal untuk

angkutan antarkota dan lintas batas negara; dan

c) menaikan dan menurunkan penumpang pada

tempat yang di tentukan untuk angkutan perkotaan

dan perdesaaan.

b. Peraturan pemerintah Nomor 41Tahun 1993 Tentang

Angkutan Jalan.

1). Pasal 6 dan butir (c)

skripsiku 4

Page 5: Proposal Skripsi Yogi

Berkaitan dengan pelayanan angkutan orang dengan

kendaraan umum dalam trayek tetap dan teratur,

dilakukan dalam jaringan trayek kota, yaitu trayek yang

seluruhnya berada dalam satu wilayah Kotamadya

Daerah Tingkat II atau dalam Daerah Khusus Ibukota

Jakarta.

2). Pasal 8 butir (3)

Trayek Kota terdiri dari :

a) Trayek ranting diselenggarakan dengan ciri – ciri

pelayanan:

(1) Melayani angkutan dalam kawasan pemukiman

(2) Dilayani dengan mobil bus umum dan atau mobil

penumpang umum

(3) Pelayanan lambat

(4) Jarak pendek

(5) Melalui tempat – tempat yang telah ditetapkan

hanya untuk menaikan dan menurunkan

penumpang.

3) Pasal 28 ayat (1)

Pembukaan trayek baru dilakukan dengan ketentuan

sebagai berikut :

a) Adanya permintaan angkutan yang potensial, dengan

perkiraan factor muatan diatas 70% ( tujuh puluh

persen ) kecuali angkutan perintis

b) Tersedianya fasilitas terminal yang sesuai.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993

1) Pasal 14 :

skripsiku 5

Page 6: Proposal Skripsi Yogi

Jaringan trayek ditetapkan dengan memperhatikan faktor-faktor

berikut :

a) Kebutuhan trayek angkutan; jumlah permintaan yang

membutuhkan kendaraan umum harus diperkirakan dengan

teliti agar dapat dilayani dengan jumlah kendaraan dan

moda yang sesuai.

b) Kelas jalan yang sama dan/atau lebih tinggi; pemahaman

kelas jalan pada jaringan jalan yang ada sangat diperlukan

dalam menentukan jenis pelayanan dan moda yang

melayani.

c) Tipe terminal yang sama dan/atau lebih; keterpaduan

fasilitas terminal sesuai dengan fungsinya harus diperhatikan

dalam penentuan lintasan trayek.

d) Tingkat pelayanan jalan; penentuan lintasan trayek harus

memperhatikan tingkat pelayanan jalan agar tidak terjadi

penurunan kinerja operasional dan pelayanan jaringan.

e) Jenis pelayanan angkutan; pelayanan angkutan berkaitan

dengan moda yang melayani pada lintasan tertentu.

f) Rencana umum tata ruang; perencanaan jaringan trayek

harus memperhatikan rencana tata ruang guna menciptakan

tingkat kemudahan pelayanan yang memadai sesuai dengan

kondisi tata ruang yang ada yang akan berkembang.

g) Kelestarian lingkungan; kebijakan dan rencana

pengoperasian kendaraan umum sedapat mungkin tidak

mengakibatkan gangguan terhadap lingkungan.

a. Keputusan Mentri Perhubungan No.KM.35 Tahun 2003

Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan

dengan Kendaraan Umum.

1) Pasal 2 :

Kegiatan perencanaan kebutuhan angkutan meliputi :

skripsiku 6

Page 7: Proposal Skripsi Yogi

a) penetapan jaringan trayek kebutuhan trayek dan

kebutuhan kendaraan;

b) penetapan wilayah operasi taxi

c) penetapan kebutuhan kendaraan tidak dalam trayek

d) komposisi pelayanan angkutan

2) Pasal 3

Penetapan jaringan trayek sebagaimana dimaksud dalam

pasal 2 huruf a dilakukan berdasarkan jaringan

transportasi jalan dengan mempertimbangkan :

a) bangkitan dan tarikan perjalanan pada daerah asal

dan tujuan;

b) jenis pelayanan angkutan;

c) hirarki kelas jalan yang sama dan/ atau yang lebih

tinggi sesuai ketentuan kelas jalan yang berlaku

d) tipe terminal yang sesuai dengan jenis pelayanan dan

simpul transportasi lainya, yang meliputi Bandar

udara, pelabuhan, dan stasiun kereta api;

e) tingkat pelayanan jalan yang berupa perbandingan

antara kapasitas jalan dan volume lalu lintas.

3) Pasal 4

Kriteria penetapan jaringan trayek sebagaimana

dimaksud dalam pasal 3, meliputi :

a. titik asal dan tujuan merupakan titik terjauh;

b. berawal dan berakhir pada tipe terminal yang sesuai

dengan jenis pelayananya

c. lintasan yang dilalui tetap dan sesuai dengan kelas

jalan.

skripsiku 7

Page 8: Proposal Skripsi Yogi

4) Pasal 5

Tahapan kegiatan yang dilaksanakan untuk penetapan

jaringan trayek dan kebutuhan kendaraan sebagaiman

dimaksud dalam Pasal 3huruf a, sekurang – kurangnya

meliputi :

a) melaskukan penelitian asal dan tujuan perjalanan

orang menurut zona jenis pelayanan angkutan;

b) menentukan variable yang berpengaruh terhadap

bangkitan dan tarikan perjalanan;

c) menghitung bangkitan dan tarikan perjalan untuk

kondisi sekarang dan tahun perencanaan

d) menentukan model distribusi perjalann

e) menghitung distribusi perjalanan untuk kondisi

sekarang dan tahun perencanaan

f) menentukan model perhitungan pembebanan

perjalanan / jalan – jalan yang dilalui;

g) menghitung pembebabanan perjalanan utnuk

kondisi sekarang dan tahun perencananaan.

h) konversi jumlah perjalanan orang menjadi jumlah

kendaraan, dengan mempertimbangkan :

i) jumlah frekwensi;

j) factor muatan 70%;

k) kapasitas kendaraan yang akan melayani.

5) Pasal 6

(1) Untuk menjaga keseimbangan pelayanan angkutan,

mengantisipasi pertumbuhan jumlah penduduk dan

perkembangan wilayah, dilakuakn evaluasi

kebutuhan penambahan kendaraan pada tiap – tiap

trayek.

skripsiku 8

Page 9: Proposal Skripsi Yogi

(2) evaluasi kebutuhan penambahan kendaraan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan

kegitanan untuk menentukan jumlah kendaraan

pada trayek yang terbuka atau tertutup untuk

penambahan kendaraan pada setiap trayek.

(3) evaluasi kebutuhan penambahan kendaraan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan

dengan mempertimbangkan :

(a) jumlah perjalanan pergi pulang per hari rata –

rata dan tertinggi;

(b) jumlah rata – rata tempat duduk kendaraan

(c) laporan reliasasi factor muatan;

(d) factor muatan 70%

(e) tersedianya fasilitas terminal yang sesuai;

(f) tingkat pelayanan jalan.

6) Pasal 7

Penetapan jaringan trayek, kebutuhan kendaraan dan

evaluasi kebutuhan penambahan kendaraan utnuk

pelayanan angkutan dalam trayek sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 6,

dilakukan oleh :

a) Menteri Perhubungan atau pejabat yang ditunjuk,

untuk jaringan trayek lintas batas negate sesuai

dengan perjanjian antar Negara;

b) Direktur Jenderal, untuk jaringan trayek yang melalui

lebih dari satu daerah propinsi;

c) Gubernur, untuk jaringan trayek yang melalui antar

daerah Kabupaten/Kota dalam satu daerah propinsi;

d) Bupati, untuk jaringan trayek yang seluruhnya

berada dalam daerah kabupaten;

skripsiku 9

Page 10: Proposal Skripsi Yogi

e) Walikota, utuk jaringan taryek yang seluruhnya

berada dalam daerah Kota.

2. Landasan Teori

a. Kinerja angkutan Kota

Iskandar Abubakar,MSc (1995) menyatakan bahwa konsep

kinerja mencakup dua arti, yaitu efektivitas dan efisiensi.

Efektivitas meliputi penilaian terhadap hasil dari suatu

sistem pelayanan, sedangkan efisiensi merupakan ukuran

penilaian terhadap cara/alat untuk mencapai hasil tersebut.

Ukuran efektivitas digunakan untuk membandingkan hasil

akhir dan dampak pelayanan terhadap obyektif yang telah

ditetapkan. Sedangkan ukuran efisiensi digunakan untuk

mengevaluasi suatu sistem dengan cara membandingkan

hasil dengan usaha yang dilakukan untuk memperoleh hasil

tersebut. Pada dasarnya peningkatan efisiensi dapat

diartikan sebagai cara untuk meminimasi biaya.

Dalam mengevaluasi kinerja angkutan kota disamping

pemenuhan standard pelayanan minimal secara teknis juga

dibutuhkan indikator kinerja yang berfungsi sebagai alat

untuk menunjukkan kualitas objek yang akan dievaluasi.

b. Trayek Angkutan Kota

Hutchinson dalam Lall & Khisty (2006:111) telah

mengklasifikasikan kebutuhan akan perjalanan menjadi lima

kategori utama, yaitu sebagai berikut :

a) Perjalanan di sepanjang rute melingkar yang difokuskan di

kawasan perdagangan utama (CBD),

b) Perjalanan di sepanjang rute melingkar,

c) Perjalanan di antara di dalam kawasan setempat,

skripsiku 10

Page 11: Proposal Skripsi Yogi

d) Perjalanan di dalam CBD,

e) Perjalanan yang menghubungkan pusat kegiatan utama.

Berbagai kebutuhan perjalanan tersebut mendorong

dibentuknya suatu jaringan rute angkutan kota sehingga

masyarakat dapat memenuhi kebutuhan perjalanannya

dengan baik. Berdasarkan jenis pelayanannya, rute dapat

terbagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu sebagai berikut :

a) Rute tetap

Rute tetap (tidak ada penyimpangan) digunakan apabila

pelayanannya tetap, baik itu dalam hal waktu maupun ruang

dan apabila dibutuhkan kapasitas tinggi. Rute-rute tetap

dengan penyimpangan keperluan khusus digunakan apabila

pengemudi diperbolehkan menyimpang untuk menjemput

kelompok penumpang tertentu, seperti lansia dan

penyandang cacat. Penyimpangan tidak diperbolehkan

selama jam-jam sibuk.

b) Rute berdasarkan permintaan

Rute berdasarkan permintaan (penyimpangan penuh) dapat

dilayani apabila tidak ada tugas untuk menjalani rute resmi,

pengemudi dapat menanggapi permintaan ini di sepanjang

lintasannya. Penggunaan kendaraan yang rendah dan biaya

yang tinggi merupakan salah satu ciri dari rute jenis ini.

(Khisty & Lall, 2006:135)

D. Gambaran umum

1. Kondisi letak Geografis

Secara geografis kota Surakarta terletak pada posisi 1100 46'

49"–1100 51' 30" Bujur Timur dan antara 70 31' 43"–70 35' 28"

Lintang Selatan. Luas daerah administrasi kurang lebih 44,06 km.

skripsiku 11

Page 12: Proposal Skripsi Yogi

Kota Surakarta merupakan salah satu kota di pulau Jawa yang

memiliki aktifitas sangat tinggi. Dengan statusnya sebagai kota

Budaya dan kota Pelajar, surakarta menjadi salah satu pusat

tarikan bagi daerah lainya terutama yang berada di Pulau Jawa.

Batas-batas administrasi dari wilayah kota Surakarta dan

sekitarnya :

- Sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten

Boyolali

- Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten

Sukoharjo

- Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo

- Sebelah Barat : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten

SukoharjoKota

2. Kondisi Angkutan Umum

Kota Surakarta saat ini memiliki beberapa fasilitas transportasi

sesuai dengan jenis kendaraan/angkutan yang ada, meliputi:

Terminal bis yang berada di kelurahan Tirtonadi;

Terminal angkutan kota yang berada di kawasan Pasar

Klewer;

Stasiun Kereta Api yang meliputi Stasiun Surakarta

Balapan, Stasiun Purwosari, Stasiun Surakarta Jebres dan

Stasiun Surakarta Kota;

Tempat pemberhentian bis antar kota;

Tempat pemberhentian angkutan dalam kota.

Rencana pengembangan fasilitas transportasi Kota Surakarta

menurut RTRW Kota Surakarta 2007-2026 adalah sebagai berikut:

skripsiku 12

Page 13: Proposal Skripsi Yogi

Terminal bis ; dalam jangka pendek masih tetap

dipertahankan di Tirtonadi, dalam jangka panjang perlu

adanya pemindahan terminal ke pinggiran kota untuk

menghindarkan lalu lintas antar kota bercampur dengan

lalu lintas dalam kota.

Tempat pemberhentian bus antar kota; Berdasarkan

karakteristik pola jaringan jalanyang ada, tempat

pemberhentian bus antar kota direncanakan beradapada

simpul - simpul jalan yang berada di pinggiran kota dari

empat arah, yaitu: Pertigaan Kerten, Pertigaan Palur,

kawasan Kelurahan Joyosuran/Danukusuman, dan

Kelurahan Kadipiro.

3. Kondisi Jalan Di Kota Surakarta

Jalan di Kota Surakarta memiliki kondisi yang cukup baik, karena

hampir di setiap jalan telah diperkeras ( diaspal). Dan juga

volume kendaraan yang melewati ruas jalan Kota Surakarta dapat

di tampung oleh ruas jalan yang ada.

E. Metodologi penelitian

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka langkah- langkah

yang dilakukan adalah :

1. Studi Literatur

Mengumpulkan bahan-bahan dan teori-teori serta data-data

yang dapat menunjang perencanaan yang akan dibuat. Dalam

hal ini penulisan melakukan penelaahan buku-buku dan

literature yang ada hubungannya dengan angkutan jalan, guna

memperoleh data yang diperlukan dan bahan referensi sebagai

landasan berpikir dalam menganalisa permasalahan.

skripsiku 13

Page 14: Proposal Skripsi Yogi

2. Survey Pendahuluan

Survey pendahuluan dilakukan dalam rangka menetapkan

rencana pelaksanaan survey yang berkaitan dengan lokasi

maupun waktu pelaksanaan.

3. Pengumpulan Data Primer

Pada pendekatan ini, penulis melakukan pengumpulan data yang

diperoleh dari hasi survey dan pengamatan di lapangan serta

mengadakan Tanya jawab langsung kepada pihak yang terkait.

4. Pengumpulan Data Sekunder

Dalam hal ini penulis melakukan pengumpulan data yang ada

kaitannya dengan objek penulisan, melalui laporan- laporan dan

data yang diperoleh dari berbagai instansi, kemudian meringkas,

mengolah, mengkaji, dan menjabarkan data tersebut menjadi

suatu data yang baku.

skripsiku 14

Page 15: Proposal Skripsi Yogi

F. BAGAN ALIR

PERENCANAAN KORIDOR 2 & 3 SEBAGAI PENGEMBANGAN JARINGAN PELAYANAN BATIK SOLO TRANS

skripsiku 15

PEMECAHAN MASALAHPenambahan rute pelayanan BSTPemilihan jenis dan jumlah moda yang tepatManajemen pengoperasian yang tepat

PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMERData Home Interview, meliputi:

Hasil Penelitian asal tujuan perjalanan di Kota Surakarta

Frekuensi Angkutan Kota

Jumlah Kendaraan Operasi

Load Factor Angkot

Rata-Rata Panjang Perjalanan Penumpang

Waktu Tempuh Perjalanan

Survey wawancara penumpang

DATA SEKUNDERData Jaringan Jalan

Kota surakarta

Data Jaringan Trayek

Data Trayek Angkutan Kota

IDENTIFIKASI PERMASALAHANPelayanan Angkutan umum yang buruk

Hanya tersedia satu koridor pelayanan BST sebagai angkutan umum yang dapat di andalkan.

Perlu penambahan pelayanan pada koridor baru yang saling terintegrasi

ANALISA DATA

KOMPILASI DATA

Matriks asal tujuan perjalanan

Garis keinginan perjalanan orang

Potensi demand penumpang

Menentukan wilayah bangkitan dan

tarikan

Kodifikasi jaringan jalan

PEMBEBANAN RUAS JALAN DENGAN SOFTWARE CONTRAM/TRANPLAN

Penentuan Koridor

Jumlah Armada

ANALISA

REKOMENDASI DAN APLIKASI

Jenis armada

Page 16: Proposal Skripsi Yogi

G. Sistematika penulisan laporan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini mencakup pembahasan mengenai latar belakang

penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan mengenai teori-teori yang digunakan dalam

menganalisa baik secara teknis maupun legalitasnya.

BAB III GAMBARAN UMUM

Bab ini menguraikan mengenai daerah studi, diantaranya mencakup

kondisi sekarang seperti geografis, kondisi tata guna lahan sosio

ekonomi daerah studi dan gambaran umum pusat kegiatan yang ada.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan mengenai cara penulis mengumpulkan data primer

maupun sekunder serta alur pikir penelitian.

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

Dalam bab kelima melakukan analisis data terhadap tingkat

pemahaman pejalan kaki berdasarkan data-data yang ada.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab keenam yang merupakan penutup ini akan menyimpulkan

pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya dan

memberikan saran pemecahanya yang sebaiknya dilakukan.

skripsiku 16

Page 17: Proposal Skripsi Yogi

skripsiku 17