dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

96
TESIS PENGARUH PROMOSI PENJUALAN UNTUK MENINGKATKAN OMZET WARUNG TRADISIONAL (STUDI DI AREA KERJA KANTOR PT.HM SAMPOERNA DIVISI SALES BALI) REZA MARDIAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011

Upload: duongthuy

Post on 30-Dec-2016

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

TESIS

PENGARUH PROMOSI PENJUALAN UNTUK

MENINGKATKAN OMZET WARUNG TRADISIONAL

(STUDI DI AREA KERJA KANTOR PT.HM SAMPOERNA DIVISI SALES BALI)

REZA MARDIAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2011

Page 2: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

TESIS

PENGARUH PROMOSI PENJUALAN UNTUK

MENINGKATKAN OMZET WARUNG TRADISIONAL

(STUDI DI AREA KERJA KANTOR PT.HM SAMPOERNA DIVISI SALES BALI)

REZA MARDIAN

NIM : 0790662007

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2011

Page 3: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

PENGARUH PROMOSI PENJUALAN UNTUK

MENINGKATKAN OMZET WARUNG TRADISIONAL

(STUDI DI AREA KERJA KANTOR PT.HM SAMPOERNA DIVISI SALES BALI)

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

Pada Program Magister, Program Studi, Manajemen

Program Pascasarjana Universitas Udayana

REZA MARDIAN

NIM : 0790662007

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2011

Page 4: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI

TANGGAL 15 AGUSTUS 2011

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. Ni Wayan Sri Suprapti, SE, MSi Drs. Nyoman Dayuh Rimbawan, MM

NIP 19610601 198503 2 003 NIP 19480502 197602 1 002

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Direktur

Program Pascasarjana Program Pascasarjana

Universitas Udayana, Universitas Udayana,

Dr. I. B. A. Purbawangsa, SE, MM Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp. S(K)

NIP 19620922 198702 1 002 NIP 19590215 198510 2 001

PENETAPAN PANITIA PENGUJI

Page 5: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

Tesis Ini Telah Diuji Pada

Tanggal 01 Agustus 2011

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Program Pascasarjana Universitas

Udayana, No.: 1026 / H14.4 / HK / 11, Tanggal : 23 Mei 2011

Ketua : Prof. Dr. Ni Wayan Sri Suprapti, SE, MSi

Anggota :

1. Drs. Nyoman Dayuh Rimbawan, MM

2. Prof. Dr. Made Wardana, SE, MP

3. Dr. I. P. G. Sukaatmadja, SE., MP

4. Drs. Abdullah Jawas, MM

PERNYATAAN

Page 6: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

ORISINALITAS TESIS

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan

saya, di dalam naskah TESIS dengan judul :

“PENGARUH PROMOSI PENJUALAN UNTUK MENINGKATKAN OMZET

WARUNG TRADISIONAL (STUDI DI AREA KERJA PT. HM SAMPOERNA

DIVISI SALES BALI “

tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh

gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

dikutip dalam naskah ini disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata didalam naskah TESIS ini dapat dibuktikan terdapat unsur-

unsur PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini digugurkan dan gelar akademik yang telah

saya peroleh (MAGISTER MANAJEMEN) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. (UU NO. 20 Tahun 2003, Pasal 25 ayat

2 dan Pasal 70).

Denpasar,

Mahasiswa,

Nama : Reza Mardian

NIM : 0790662007

PS : Magister Manajemen

PSFEUNUD

Materai

6000

Page 7: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur

kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas kurnia-Nya, tesis ini dapat

diselesaikan.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Ni Wyn. Sri Suprapti, SE, MSi , sebagai

pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan,

semangat, bimbingan, dan saran selama proses mengikuti Program Magister

Manajemen, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya

pula penulis sampaikan kepada Drs. Nyoman Dayuh Rimbawan, MM, selaku

pembimbing pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah

memberikan bimbingan dan saran dalam penulisan tesis ini.

Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana atas

kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima

kasih juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana

yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp. S(K), atas kesempatan yang

diberikan untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana

Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr.

Wayan Ramantha, SE, MM, Ak.CPA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Udayana atas kesempatan menjadi mahasiswa Program Magister pada Program

Pascasarjana Universitas Udayana. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan

rasa terima kasih kepada Dr. I. B. A. Purbawangsa, SE, MM, sebagai Ketua Program

Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Udayana. Ungkapan

terima kasih penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis, yaitu : Prof. Dr. Made

Wardana, SE, MP, Dr. I. P. G. Sukaatmadja, SE, MP, Drs. Abdullah Jawas, MM yang

Page 8: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

telah memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat

terwujud seperti ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima yang tulus kepada

Papa dan Mama yang telah mengasuh dan membesarkan dengan rasa cinta dan kasih

sayang, istri tercinta yang dengan penuh rasa sayang selalu memberikan motivasi

untuk menyelesaikan tesis ini, ketiga adik ku yang penuh semangat selalu

memberikan motivasi untuk menyelesaikan tesis ini dan teman-teman Magister

Manajemen Angkatan XIX atas dukungan, dan kebersamaan dalam penyelelesaian

tesis ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada

semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini.

Page 9: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

ABSTRAK

PENGARUH PROMOSI PENJUALAN UNTUK MENINGKATKAN OMZET

WARUNG TRADISIONAL

(STUDI DI AREA KERJA KANTOR PT HM SAMPOERNA DIVISI SALES BALI)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tentang

pengaruh promosi penjualan untuk meningkatkan omzet warung tradisional, studi ini

dilakukan di area kerja kantor PT HM Sampoerna divisi sales Bali.

Penelitian ini dilakukan di area kerja kantor PT HM Sampoerna divisi sales

Bali dengan mengambil sampel sebanyak 20, 10 warung tradisional yang

mendapatkan perlakuan dan 10 warung tradisional yang tidak mendapatkan

perlakuan. Responden diminta untuk menjawab kuisioner tentang omzet penjualan

warung tradisional. Teknis analisis data yang digunakan adalah kausalitas dengan

memberikan treatment (perlakuan) kepada warung tradisional berupa 5 pcs t shirt.

Hasil penelitian menujukkan bahwa pemberian 5 pcs T Shirt pada kelompok

experiment untuk kelompok klasifikasi keseluruhan dan klasifikasi tiga tidak

berpengaruh secara significant terhadap omzet penjualan warung tradisional tetapi

pemberian 5 pcs T Shirt ini berpengaruh signifant terhadap omzet penjualan

klasifikasi dua. Ini ditunjukkan dari hasil analisis Independent sample T Test bahwa

Ho ditolak karena t tabel (2,132) > t hitung (10,616), artinya rata-rata penjualan

sesudah perlakuan mengalami kenaikan dibandingkan penjualan sebelum perlakuan.

Sedangkan untuk omzet penjualan warung tradisional kelompok control yang tidak

mendapatkan treatment (perlakuan), omzet penjualan juga mengalami peningkatan.

Implikasi dari hasil penelitian ini adalah untuk meningkatkan omzet warung

tradisional klasifikasi dua treatmentnya masih bisa dengan memberikan T Shirt tetapi

untuk klasifikasi keseluruhan dan tiga sebaiknya menggunakan treatment yang

lainnya seperti pemberian hadiah elektronik atau uang. Selain itu tidak signifikannya

peningkatan omzet penjualan di kelompok experiment lebih dikarenakan keterbatasan

penelitian yang dilakukan dengan jangka waktu yang sangat singkat yaitu satu

minggu. Seharusnya penelitian dilakukan minimal dengan jangka waktu dua bulan.

Kata Kunci : Promosi Penjualan dan Omzet Penjualan

Page 10: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine and analyze the effects of sales

promotions to increase the turnover of traditional shops, the study was conducted in

the work area office sales division of PT HM Sampoerna Bali.

The research was conducted in the work area office sales division of PT HM

Sampoerna Bali by taking a sample of 20, 10 traditional shops that get the treatment

and 10 traditional stalls that do not get treatment. Respondents were asked to answer

questionnaires about the turnover of sales of traditional stalls. Technical analysis of

the data used is the causality to provide treatment (treatment) to the traditional cafes

of 5 pcs t shirt.

The results showed that administration of 5 pcs T Shirt in the experiment for

the overall classification and the classification of three does not affect significantly to

the turnover of traditional stalls selling but giving this 5 pcs T Shirt signifant effect

on the turnover of the two classifications. This is shown from the results of the

Independent Sample T Test analysis that Ho is rejected because the t table (2.132)> t

count (10.616), meaning the average sales increased after treatment compared to sales

prior to treatment. As for the turnover of stalls selling traditional control group who

did not get the treatment (treatment), sales turnover also increased.

The implications of this research is to increase the turnover of the traditional

classification of two treatmentnya shop can still give T Shirt but for the overall

classification and the three others should be using a treatment such as giving gifts or

money electronically. In addition no significant increase in group sales turnover is

more due to limitations of the research experiment is performed with a very short

period of one week. Research should be done at least a period of two months.

Key Words : Sales Promotion and Sales Turnover

Page 11: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ............................................................................................ i

PRASYARAT GELAR ..................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI .................................................................. iv

PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS ........................................................ v

UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. vi

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

ABSTRACT ....................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 8

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 9

1.4 Manfaat Hasil Penelitian ................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 11

2.1 Bauran Pemasaran ............................................................................. 11

2.2 Bauran Promosi. ................................................................................ 13

2.3 Promosi Penjualan. ........................................................................... 20

2.4 Perilaku Konsumen ........................................................................... 26

2.4.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen............27

2.4.2 Jenis Perilaku Pembelian ........................................................ 29

2.5 Proses Keputusan Pembelian Kosumen ............................................ 31

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

PENELITIAN…………………………………………………............. 34

3.1 Kerangka Konseptual ........................................................................ 34

Page 12: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

3.2 Hipotesis Penelitian .......................................................................... 40

BAB IV METODE PENELITIAN ..................................................................... 41

4.1 Rancangan Penelitian ........................................................................ 41

4.2 Lokasi Penelitian .............................................................................. 41

4.3 Obyek Penelitian .............................................................................. 42

4.4 Variabel Penelitian ........................................................................... 42

4.5 Populasi ............................................................................................ 43

4.6 Ukuran dan Teknik Sampling .......................................................... 45

4.7 Perlakuan .......................................................................................... 46

4.8 Jenis dan Metode Pengumpulan Data ............................................. 47

4.8.1 Jenis Data Berdasarkan Sifatnya ............................................. 47

4.8.2 Jenis Data Berdasarkan Sumbernya ........................................ 48

4.8.3 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data ............................. 48

4.9 Rancangan Pengujian ....................................................................... 49

4.10 Mekanisme Treatment (Perlakuan) ................................................ 50

4.11 Teknis Analisis ................................................................................ 51

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 53

5.1 Gambaran Umum PT HM Sampoerna .............................................. 53

5.1.1 Sejarah Perusahaan ................................................................. 53

5.1.2 Struktur Organisasi ................................................................. 55

5.2 Karakteristik Responden ................................................................... 56

5.3 Omzet Penjualan ............................................................................... 57

5.3.1 Experiment Group (EG) .......................................................... 57

5.3.2 Control Group (CG) ................................................................ 58

5.4 Dampak Perlakuan dan Uji Hipotesis ............................................... 59

5.4.1 Keselurahan Sampel (Klasifikasi II dan III) ........................... 59

5.4.2 Sampel Klasifikasi III ............................................................. 61

5.4.3 Sampel Klasifikasi II ............................................................... 62

Page 13: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

5.4.4 Uji Hipotesis (Dampak Perlakuan) ......................................... 64

5.4.5 Implikasi Penelitian ................................................................ 67

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 69

6.1 Simpulan ........................................................................................... 69

6.2 Saran ................................................................................................. 70

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 71

KUESIONER PENELITIAN ............................................................................. 73

Page 14: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Jumlah outlet kunjungan salesman Sampoerna ........................................... 4

1.2 Biaya promosi penjualan PT HM Sampoerna divisi sales di Bali

(periode 2006 - 2009) ............................................................................. 6

1.3 Pangsa pasar perusahaan rokok di Bali Periode 2009 .................................. 7

4.1 Populasi warung tradisional Bali, per kabupaten/kota 2009 ........................ 42

4.2 Populasi warung tradisional di kota Denpasar 2009 ................................... 44

4.3 Jumlah warung tradisional yang sudah dan belum mengikuti program

promosi penjualan PT HM Sampoerna periode jan - mei 2011 ................... 45

4.4 Ukuran populasi untuk setiap sub populasi ................................................. 46

4.5 Jumlah sampel tanpa dan dengan perlakuan ............................................... 47

5.1 Distribusi responden berdasarkan variabel demografis ............................... 56

5.2a Omzet penjualan warung tradisional kelompok EG sebelum dan

sesudah perlakuan ....................................................................................... 57

5.2b Omzet penjualan warung tradisional kelompok CG sebelum dan

sesudah perlakuan ...................................................................................... 59

5.3 Rekapitulasi omzet penjualan seluruh sampel sebelum dan sesudah

perlakuan menurut kelompok sampel .......................................................... 60

5.4 Rekapitulasi omzet penjualan sampel klasifikasi 3 sebelum dan sesudah

perlakuan ..................................................................................................... 61

5.5 Penggunaan 5 pcs T Shirt oleh warung tradisional klasifikasi keseluruhan

(2 & 3) dan klasifikasi 3 ................................................................................. 62

5.6 Rekapitulasi omzet penjualan sampel klasifikasi 2 sebelum dan sesudah

perlakuan ..................................................................................................... 62

5.7 Penggunaan 5 pcs T Shirt oleh warung tradisional klasifikasi 2 ............... 63

Page 15: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Alur distribusi PT HM Sampoerna ............................................................... 5

2.1 Bauran Pemasaran ......................................................................................... 12

2.2 Tahap-tahap proses pengambilan keputusan ................................................ 31

3.1 Konsep penelitian ......................................................................................... 39

4.1 Pengajuan satu sisi ....................................................................................... 51

5.1 Struktur organisasi PT HM Sampoerna divisi sales ..................................... 55

Page 16: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Hasil Pengujian Klasifikasi II Experiment Group ...................................... 73

2 Hasil Pengujian Klasifikasi II Control Group ............................................ 74

Page 17: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dengan semakin bertumbuhnya perekonomian suatu negara, tingkat

persaingan didunia industri juga semakin ketat, termasuk di industri rokok. Agar bisa

bertahan di pasar, produsen harus bisa mendistribusikan produknya hingga mampu

menjangkau ke tempat yang paling dekat dengan konsumen agar produk tersebut

dapat dinikmati secara cepat. Namun distribusi bukan merupakan jawaban produsen

satu–satunya dalam hal memenuhi tantangan. Dalam persaingan yang ketat,

konsumen terus ditawarkan oleh banyak produk yang sejenis sehingga pilihan atas

keputusan membeli suatu produk menjadi perhatian yang serius bagi suatu

perusahaan untuk meningkatkan penguasaan pangsa pasar.

Pemasaran dan promosi yang dilakukan untuk suatu produk merupakan

komponen bauran pemasaran yang tidak dapat dipisahkan secara parsial dalam

membangun kinerja pemasaran untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik saham.

Kotler (2007:4) mendefinisikan Pemasaran yaitu suatu proses sosial yang di dalam

individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptkan, menawarkan dan secara bebas memperkirakan produk yang bernilai

dengan pihak lain. Sedangkan menurut Morissan (2007:18) Promosi didefinisikan

sebagai koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun

Page 18: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau

memperkenalkan suatu gagasan.

Tetapi produsen sering mengalami dilema mengenai penetrasi produk di

saluran distribusi yang sudah 100% namun produk belum seluruhnya terserap di

pasar. Kondisi demikian sering terjadi pada produk yang masuk dalam klasifikasi

produk penjualan lambat. Eksistensi suatu produk di pasar oleh perusahaan sering

dibedakan menjadi dua klasifikasi yaitu produk penjualan lambat dan produk

penjualan cepat. Produk penjualan lambat adalah produk dari perusahaan yang

permintaan konsumen terhadap produk tersebut belum terlalu tinggi sedangkan

produk penjualan cepat adalah produk dari suatu perusahaan yang sangat diminati

oleh konsumen sehingga permintaan terhadap produk ini sangat tinggi (lancar).

Media promosi menurut Kotler (2005:98) pada umunya ada lima yaitu :

periklanan, personal selling, publisitas, promosi penjualan, dan pemasaran langsung.

Kelima media promosi tersebut merupakan media yang digunakan oleh produsen

dalam meningkatkan komunikasi suatu produk untuk merebut hati konsumen. Media

promosi yang paling sering digunakan oleh divisi sales PT HM Sampoerna adalah

dengan menggunakan promosi penjualan, menurut Kotler (2007:30) promosi

penjualan adalah berbagai kumpulan alat-alat intensif yang sebagian besar berjangkan

pendek yang dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu

dengan lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang. Periklanan,

personal selling, publisitas, dan pemasaran langsung merupakan media promosi yang

Page 19: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

hanya dilakukan di luar warung tradisional saja kepada konsumen sehingga juga

diperlukan media promosi penjualan yang dilakukan didalam outlet.

Promosi yang dilakukan diluar outlet pada umumnya hanya menciptakan

awareness dan belum dapat secara langsung membuat hati konsumen mengambil

keputusan membeli suatu produk, sehingga diperlukan juga media promosi didalam

ruangan seperti promosi penjualan, contohnya yaitu seperti kontes display, pemberian

hadiah, dan potongan harga. Promosi didalam outlet yang dilakukan oleh PT HM

Sampoerna dilakukan di tiga channel yaitu grosir outlet, modern trade outlet dan

warung tradisional.

1). Grosir outlet adalah outlet dengan konsep warung tradisional yang menjual

produknya kepada konsumen retail dengan harga grosir/murah,

2). Modern trade outlet adalah outlet dengan konsep modern yaitu outlet yang

memiliki mesin kasir didalam melakukan aktivitasnya dan konsumennya adalah

konsumen akhir,

3). Warung tradisional adalah outlet yang menjual produknya kepada konsumen

akhir dan bisnis yang dijalankan masih secara tradisional. Jumlah outlet terbanyak

dari ketiga channel tersebut yang dikunjungi oleh salesman Sampoerna adalah

warung tradisional sehingga sangat penting bagi PT HM Sampoerna untuk lebih

fokus melakukan promosi di warung tradisional.

Page 20: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

Tabel. 1.1 Jumlah Outlet Kunjungan Salesman Sampoerna

Sumber : Data Internal HM Sampoerna Bali, 2010

Menurut pengertian PT HM Sampoerna untuk warung tradisional adalah

outlet yang menjual produk-produk consumer goods yang dijual kepada konsumen

akhir dan usaha yang dijalankan saat ini masih menggunakan sistem tradisional yaitu

outlet tidak menggunakan mesin kasir dalam setiap transaksi penjualannya. Promosi

penjualan PT H.M Sampoerna yang dilakukan di dalam () warung tradisional

dilakukan dengan pemberian hadiah (T Shirt) kepada pemilik warung tradisional.

Tujuannya adalah untuk memacu semangat pemilik warung tradisional didalam

menawarkan rokok Sampoerna kepada konsumen sehingga diharapkan penjualan

rokok Sampoerna dapat meningkat.

PT. HM Sampoerna terbagi menjadi 2 (dua) divisi yaitu divisi sales

(penjualan) dan divisi marketing (pemasaran). Di PT HM Sampoerna, divisi sales

bukan merupakan bagian dari marketing tetapi secara organisasi divisi sales sejajar

dengan divisi marketing dan kedua divisi tersebut mempunyai kedudukan yang sama

dalam melakukan proses promosi. Tugas divisi sales lebih fokus kepada distribusi

produk, meski juga melakukan aktivitas marketing yaitu melakukan promosi yang

ditujukan kepada warung tradisional, sedangkan tugas dari divisi marketing adalah

Page 21: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

melakukan aktivitas promosi yang ditujukan bagi unit-unit penjualan di luar warung

tradisional.

Untuk mendukung posisi pangsa pasar PT HM Sampoerna, peran divisi Sales

sangat strategis dalam penyebaran dan pemerataan produk di warung tradisional.

Berikut alur distribusi PT HM Sampoerna:

Gambar 1.1 Alur Distribusi PT HM Sampoerna Sumber : Struktur Distribusi PT HM Sampoerna di Warung Tradisional,tahun 2008

Tujuan perusahaan melakukan beberapa aktivitas promosi di warung

tradisional adalah agar konsumen yang berada di sekitar warung tradisional dapat

dengan mudah mengetahui keberadaan produk PT. HM Sampoerna dan konsumen

mengambil keputusan untuk melakukan pembelian rokok Sampoerna. Promosi

penjualan pada saluran distribusi seperti di warung tradisional ini merupakan suatu

upaya untuk mendongkrak penjualan produk PT HM Sampoerna baik itu untuk

produk yang penjualannya lancar (fast moving) maupun produk yang penjualannya

lambat (slow moving).

Divisi Sales

Warung Tradisional

Konsumen

Page 22: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

Selama empat tahun terakhir, jumlah anggaran promosi dan realisasi

penjualan produk PT HM Sampoerna melalui warung tradisional disajikan pada

Tabel 1.2

Tabel 1.2 Biaya Promosi Penjualan PT HM Sampoerna Divisi Sales di

Bali (periode 2007 – 2010)

Tahun

Anggaran Promosi Penjualan (Rupiah)

Pertumbuhan Anggaran (%) Penjualan

(Batang)

Pertumbuhan penjualan (%)

2007 346.634.400 - 602.876.232 -

2008 412.660.000 19 689.254.708 8

2009 439.000.000 6 741.124.128 14

2010 510.000.000 16 990.512.368 20

Sumber : Data Internal HM Sampoerna Bali, tahun 2010

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa biaya promosi penjualan yang

dikeluarkan oleh PT. HM Sampoerna tiap tahunnya terus meningkat dan peningkatan

biaya promosi penjualan yang dilakukan oleh PT HM Sampoerna ini dapat

meningkatkan penjualan produk PT HM Sampoerna di warung tradisional setiap

tahunnya. Meskipun peningkatan budget promosi penjualan PT HM Sampoerna tahun

2009 tidak begitu besar yaitu hanya 6% jika dibandingkan peningkatan anggaran

budget promosi penjualan PT HM Sampoerna di tahun 2008 dan 2010 tetapi aktivitas

promosi penjualan tersebut masih dapat meningkatkan penjualan sebesar 14%.

Dikarenakan divisi sales dan marketing di PT HM Sampoerna memang

merupakan suatu divisi yang berbeda satu sama lainnya maka parameter kesuksesan

untuk keduanya juga berbeda. Parameter kesuksesan dari divisi sales adalah dengan

meningkatnya budget promosi penjualan yang dianggarkan dapat meningkatkan

Page 23: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

penjualan rokok Sampoerna setiap tahunnya dan untuk parameter kesuksesan divisi

marketing adalah meningkatnya share of market.

Memang tidak juga dapat dipungkiri bahwa terjadinya peningkatan penjualan

dari suatu produk tidak hanya dilakukan dengan promosi penjualan saja tetapi juga

dengan melakukan aktivitas promosi lainnya baik itu dengan periklanan atau yang

lainnya.

Tabel 1.3 Pangsa Pasar Perusahaan Rokok di Bali Periode 2009

Source : Data Ac Nielsen Nov 2009

Jika melihat data pangsa pasar rokok yang ada di bali berdasarkan tabel 1.3

diatas terlihat jelas bahwa PT HM Sampoerna menguasai pangsa rokok di Bali

sebesar 43%.

Divisi sales juga merupakan distributor dari produk-produk PT HM

Sampoerna yang mempunyai tugas untuk melakukan pendistribusian rokok kepada

seluruh oulet rekanan PT HM Sampoerna. Sebagai distributor produk

PT HM Sampoerna, divisi sales dengan armada salesmannya melakukan distribusi

produk rokok PT HM Sampoerna ke warung tradisional. Diharapkan dengan

100Total

7Others

3PT Bentoel

9PT Nojorono

14PT Djarum

24PT Gudang Garam

43PT HM Sampoerna

Pangsa Pasar

(%)Nama Perusahaan Rokok

100Total

7Others

3PT Bentoel

9PT Nojorono

14PT Djarum

24PT Gudang Garam

43PT HM Sampoerna

Pangsa Pasar

(%)Nama Perusahaan Rokok

Page 24: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

ketersediannya produk PT HM Sampoerna di warung tradisonal dapat dengan mudah

dijangkau dan dibeli oleh konsumen.

Promosi yang dilakukan oleh PT HM Sampoerna di warung tradisional adalah

dengan melakukan promosi penjualan. Namun selama ini belum ada penelitian

mengenai peran promosi penjualan produk rokok dalam meningkatkan omzet warung

tradisional. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka cukup menarik untuk melihat

Pengaruh Promosi Penjualan PT. HM Sampoerna Untuk meningkatkan omzet warung

tradisional.

Ada banyak hal yang mempengaruhi kegiatan promosi khususnya pada

produk PT.H.M.Sampoerna di warung tradisional. Dikarenakan pengaruh promosi

akan sangat bermanfaat untuk memacu penjualan rokok di warung tradisional maka

dirasa sangat tepat untuk mempromosikan brand rokok PT HM Sampoerna yang

mempunyai klasifikasi rokok fast moving (lancar) contoh produknya adalah A

Mild16, DSS12, MBR dan MBL dan klasifikasi rokok slow moving (lambat) contoh

produknya adalah NDF, U Mild, Vegas dan Flava click mint. Dengan pertimbangan

tersebut maka penelitian ini hanya terbatas pada Pengaruh Promosi Penjualan PT.

HM Sampoerna Tbk untuk meningkatkan Omzet Warung tradisional.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : ”Apakah promosi

Page 25: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

penjualan yang dilakukan oleh divisi sales berpengaruh nyata terhadap peningkatkan

omzet penjualan warung tradisional pada berbagai klasifikasi?”

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum berdasarkan latar belakang mempunyai tujuan

yaitu: ”Untuk mengetahui pengaruh promosi penjualan yang dilakukan oleh divisi

sales terhadap peningkatan omzet penjualan warung tradisional pada berbagai

klasifikasi.”

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan penelitian

kepada beberapa pihak terkait antara lain :

1). Kegunaan Teoritis

a) Penelitian ini berguna untuk mengaplikasikan teori yang didapat di

bangku perkuliahan dengan kenyataan dilapangan terutama berkaitan

dengan promosi penjualan rokok slow moving dan fast moving untuk

meningkatkan omzet warung tradisional.

b) Sebagai bahan bacaan ilmiah di perpustakaan dan juga dapat dipakai

sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti lebih

lanjut terhadap masalah yang sejenis.

Page 26: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

2). Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada

Perusahaan dalam pengambilan keputusan serta penetapan kebijakan yang

perlu, khususnya mengenai hal-hal yang berkaitan promosi penjualan

sebagai usaha untuk meningkatkan omzet warung tradisional.

Page 27: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Bauran Pemasaran

Tugas pemasar adalah menyusun program atau rencana pemasaran untuk dan

merakit program pemasaran yang sepenuhnya terpadu untuk menciptakan,

mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai bagi konsumen. Program pemasaran

terdiri dari sejumlah keputusan tentang kegiatan pemasaran yang meningkatkan nilai

untuk digunakan. Menurut Kotler (2005:17) bauran pemasaran adalah seperangkat

alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan

pemasarannya dipasar sasaran.

Bauran pemasaran menurut Lupiyoadi (2008;70) merupakan alat bagi

pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu

dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning ditetapkan

dapat berjalan sukses.

Konsep pemasaran berangkat dari premis: kunci untuk mencapai tujuan

organisasi secara lebih efektif dibandingkan pesaing adalah menemukan kebutuhan

dan keinginan konsumen, serta menciptakan, menyampaikan, dan mengomunikasikan

sejumlah nilai (values) pada pasar sasaran tertentu/konsumen terpilih yang berpotensi

(chosen target market) sebagaimana konsep lain, terdapat asumsi dasar yang

Page 28: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

melandasi konsep ini. Variable pemasaran tertentu dari masing-masing P ditunjukkan

dalam Gambar 2.1 sebagai berikut:

Gambar 2.1 Bauran Pemasaran Sumber : Mc Corthey,dalam Kotler (2007:23)

Konsep pemasaran berangkat dari premis: kunci untuk mencapai tujuan

organisasi secara lebih efektif dibandingkan pesaing adalah menemukan kebutuhan

dan keinginan konsumen, serta menciptakan, menyampaikan, dan mengomunikasikan

sejumlah nilai (values) pada pasar sasaran tertentu/konsumen terpilih yang berpotensi

(chosen target market) sebagaimana konsep lain, terdapat asumsi dasar yang

Bauran Pemasaran

Produk

Keragaman produk

Kualitas

Design

Ciri

Nama merek

Kemasan

Ukuran

Pelayanan

Garansi

Imbalan

Pasar Sasaran

Place

Saluran

pemasaran

Cakupan pasar

Pengelompokan

Lokasi

Persediaan

Transportasi

Price

Daftar harga

Diskon

Pot. Harga khusus

Periode pembayaran

Syarat kredit

Promosi

Promosi penjualan

Periklanan

Tenaga penjualan

Public relation

Pemasaran langsung

Page 29: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

melandasi konsep ini. Asumsi tersebut menerangkan bahwa produk diciptakan dari

penemuan sejumlah kebutuhan dan keinginan konsumen yang tersembunyi (latent

needs & wants).

Konsep ini berbanding terbalik dengan konsep penjualan. Konsep ini

mendorong pelaku bisnis menciptakan, menawarkan produk yang merupakan

kristalisasi kebutuhan dan keinginan konsumen. Selain itu pasar tidak diklasifikasikan

bernilai sama, berdimensi luas atau homogen namun diklasifikasisasikan dalam

wujud segmentasi dan pengelompokan pasar ( market segmentation & clustering).

Setiap konsumen dipandang memiliki keberagaman hal yang unik (diversity),

sehingga setiap keberagaman memerlukan pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang

berbeda pula. Asumsi-asumsi dasar tersebut kemudian mendorong terbentuknya

sistem penciptaan dan penawaran produk yang terpadu antar divisi dalam perusahaan.

Keterpaduan ini mendorong pencapaian peningkatan penjualan dan tingkat laba yang

tinggi. Dengan demikian, dari asumsi tersebut maka dibangunlah pondasi-pondasi

utama dari pemasaran yakni: target market, customer need and want, integrated

marketing, dan profitability. Pondasi-pondasi tersebut sekaligus menunjukkan

rangkaian langkah yang harus dilakukan oleh pelaku bisnis dalam menawarkan

produk.

2.2 Bauran Promosi

Promosi merupakan salah satu variabel yang terdapat dalam bauran

pemasaran yang memiliki peranan penting untuk mengkomunikasikan keberadaan

Page 30: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

dan nilai produk kepada calon pelanggan. Dalam merancang strategi pemasaran,

perusahaan harus selalu berorientasi kepada konsumen mulai dari menemukan

produk yang diinginkan oleh konsumen, motif dan kebiasaan membeli serta

menentukan harga sesuai dengan daya beli konsumen, menentukan saluran distribusi

dan akhirnya menentukan program promosi dalam usaha meningkatkan penjualan.

Menurut Kotler, (2005:264), bauran promosi adalah kombinasi lima alat

utama yang terdiri dari periklanan, personal selling, publisitas, promosi penjualan

dan pemasaran langsung. Bauran promosi merupakan kombinasi strategi paling baik

dari variabel-variabel promosi terdiri atas periklanan, personal selling, publisitas,

promosi penjualan dan pemasaran langsung yang digunakan dalam komunikasi

persuasif dan direncanakan untuk mencapai program penjualan. Masing – masing

variabel dijelaskan pada bagian berikut :

1). Periklanan

Periklanan merupakan semua penyajian non personal, promosi ide-ide,

promosi produk atau jasa yang dilakukan sponsor tertentu yang dibayar (Kotler,

2005:267). Seperti pendapat para ahli tersebut dapat dikatakan bahwa periklanan

adalah salah satu strategi dalam perusahaan yang dilakukan melalui berbagai media

massa baik dari media cetak maupun media elektronik untuk mempengaruhi

keputusan konsumen dalam pembelian produk yang ditawarkan oleh perusahaan.

Page 31: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

Menurut Swastha (2000:246) periklanan memiliki beberapa fungsi antara lain:

a). Memberikan informasi

Iklan digunakan untuk memberitahu konsumen tentang penyediaan produk

tertentu pada lokasi tertentu. Iklan dapat memberikan informasi lebih banyak dari

yang lainnya baik tentang harga maupun informasi lain yang mempunyai kegunaan

bagi konsumen. Dapat pula iklan dipasang oleh konsumen untuk mencari barang-

barang yang diperlukan dan produsen memasang iklan untuk memasarkan produknya.

Dengan demikian periklanan adalah sarana bagi penjualan dan pembelian untuk

memberitahu pihak lain tentang kebutuhan dan keinginan terpenuhi dengan

mengadakan pertukaran yang memuaskan.

b). Membujuk dan mempengaruhi

Periklanan disamping bersifat memberitahu juga sering bersifat membujuk

terutama kepada pembeli potensial demngan menyatakan suatu produk adalah lebih

baik dari pada produk lainnya.

c). Menciptakan kesan (image)

Melalui iklan, orang akan mempunyai suatu kesan tertentu tentang apa yang

diiklankan. Dalam hal ini iklan berusaha menciptakan iklan sebaik-baiknya, misalkan

dengan menggunakan warna, ilustrasi, bentuk dan lay-out yang menarik. Kadang

pembelian sebuah barang tidak dilakukan secara rasional atau memperhatikan nilai

ekonomisnya, tetapi lebih terdorong untuk mempertahankan atau meningkatkan

Page 32: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

gengsi. Dari segi lain periklanan juga dapat menciptakan kesan kepada masyarakat

untuk melakukan pembelian rasional dan ekonomis.

d). Memuaskan keinginan

Periklanan digunakan oleh produsen untuk membujuk konsumen dengan

menyatakan bahwa suatu produk lebih baik dari pada produk-produk lainnya.

Periklanan juga digunakan oleh penjual maupun pembeli untuk memberitahu kepada

pihak lain tentang kebutuhan dan keinginan mereka. Jadi periklanan merupakan suatu

alat yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan dan tujuan itu berupa pertukaran yang

saling memuaskan.

e). Periklanan merupakan alat komunikasi

Periklanan adalah suatu alat untuk memberikan komunikasi dua arah antara

penjual dan pembeli sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi. Dalam hal ini

komunikasi dapat menunjukkan cara-cara untuk mengadakan pertukaran yang saling

memuaskan.

2). Personal selling

Personal selling adalah interaksi langsung dengan calon pembeli untuk

melakukan suatu presentasi, menjawab langsung dan menerima pesanan

(Kotler,2005:282). Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara

penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon

pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka

kemudian akan mencoba dan membelinya (Tjiptono, 2002:224). Personal selling

Page 33: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan para calon

konsumennya.

Dilihat dari definisi tersebut, personal selling merupakan komunikasi secara

individual. Dengan cara ini perusahaan dapat mengadakan kontak dengan konsumen

melalui salesmannya. Ini disebabkan oleh tenaga-tenaga penjual tersebut secara

langsung dapat mengetahui keinginan, motif, dan perilaku konsumen sehingga

mereka dapat mengadakan penyesuaian seperlunya. Tenaga penjualan ini juga dapat

membantu manajemen dalam memberikan informasi, misalkan tentang penjualan

kredit, sikap konsumen dan juga sebagai petugas dalam penelitian pemasaran.

Personal selling memiliki beberapa fungsi yaitu (Tjiptono,2002:225):

a) Prospecting, yaitu mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan

mereka.

b) Allocating, yaitu menentukan pelanggan yang akan dituju.

c) Communicating, yaitu memberi informasi mengenai produk perusahaan

kepada pelanggan.

d) Selling, yaitu mendekati, mempresentasikan dan mendemontrasikan,

mengatasi penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan.

e) Servicing, yaitu memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada

pelanggan.

f) Targetting, yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu penjualan demi

pembeli.

Page 34: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

Personal selling merupakan komunikasi orang secara individual, lain halnya

dengan periklanan yang komunikasinya bersifat massa. Dalam operasinya personal

selling lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan alat-alat promosi yang lain. Hal

ini disebabkan karena tenaga-tenaga penjual secara langsung dapat mengetahui

keinginan, motif dan perilaku konsumen.

3). Promosi Penjualan

Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian

atau penjualan suatu produk atau jasa (Kotler,2005:276). Jika periklanan

dilaksanakan dengan media dan diawasi oleh badan lain, sementara promosi

penjualan mencoba untuk memasuki dan membujuk konsumen dengan alat serta

metode yang diawasi oleh perusahaan sendiri maka umumnya biaya yang dikeluarkan

lebih sedikit dan hasilnya bisa dinikmati lebih cepat. Secara luas fungsi promosi

penjualan adalah menghubungkan antara periklanan, personal selling dan alat

promosi yang lain serta melengkapi dan mengkoordinir beberapa bidang tersebut

sehingga tujuan bisa tercapai. Beberapa contoh yang populer dari kegiatan promosi

penjualan akhir-akhir ini adalah : pameran, pemberian diskon, kupon berhadiah dan

mensponsori kegiatan olah raga.

Menurut Alma (2004:188) secara umum tujuan promosi penjualan, yaitu :

a) Menarik para pembeli baru

b) Memberi hadiah/penghargaan kepada konsumen/langganan lama

c) Meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama

Page 35: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

d) Menghindarkan konsumen lari ke merek lain

e) Mempopulerkan merek/meningkatkan loyalitas

f) Meningkatkan volume penjualan jangka pendek dalam rangka

memperluas market share jangka panjang.

4) Publisitas

Publisitas merupakan berbagai program untuk mempromosikan dan/atau

melindungi citra perusahaan atau produk individualnya (Kotler,2005:283). Publisitas

adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa secara non personal

selling yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar

(Tjiptono, 2002:228).

Publisitas merupakan hubungan masyarakat yang meliputi usaha-usaha untuk

mempertahankan dan menciptakan hubungan yang menguntungkan antara organisasi

dan masyarakat termasuk pemilik perusahaan, karyawan, lembaga pemerintah,

penyalur, serikat buruh serta calon pembeli. Komunikasi semacam ini akan

mempengaruhi kesan atas barang atau jasa yang ditawarkan, sehingga sangat

membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dalam publisitas komunikasi yang

disampaikan berupa berita, bukan iklan sehingga biaya yang diperlukan relatif lebih

murah dibandingkan dengan jenis promosi yang lainnya.

5) Direct marketing

Direct marketing merupakan penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail dan

alat penghubung non personal lain berbagai program untuk mempromosikan dan/atau

Page 36: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

melindungi citra perusahaan atau produk individualnya (Kotler,2005:283). Menurut

Tjiptono, (2002:232) Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat

interaktif yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan

respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi.

2.3 Promosi penjualan

1). Pengertian Promosi Penjualan

Menurut Kotler and Keller (2007:266) ”Promosi penjualan adalah berbagai

kumpulan alat-alat insentif yang sebagian besar berjangka pendek, yang dirancang

untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih

besar oleh konsumen atau pedagang”.

2). Alat-alat Promosi Penjualan

Menurut Kotler and Keller (2007:684), alat-alat promosi penjualan yang

utama sesuai dengan situasi dan tujuannya adalah :

a. Alat promosi konsumen

1. Sampel

Tawaran sejumlah produk atau jasa gratis yang dikirimkan dari rumah

ke rumah, dikirim melalui pos, diambil di toko, disertakan pada produk lain,

atau ditampilkan dalam suatu tawaran iklan.

2. Kupon

Sertifikat yang memberi hak kepada pemegangnya atas potongan

harga yang telah ditetapkan untuk produk tertentu : dikirim lewat pos,

Page 37: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

dimasukan dalam produk lain atau dilampirkan atau disisipkan dalam majalah

atau koran.

3. Tawaran Uang Kembali (rabat)

Memberikan pengurangan harga setelah pembelian bukan pada saat di

toko eceran; konsumen mengirim ”bukti pembelian” tertentu kepada produsen

yang ”mengembalikan uang” sebagian dari harga beli melalui pos.

4. Paket Harga (Transaksi potongan harga)

Menawarkan kepada konsumen penghematan dari harga biasa suatu

produk yang dikurangkan pada label atau kemasan.

a). Reduce price pack (Paket pengurangan harga), satu kemasan yang dijual

dengan pengurangan harga (seperti beli satu dapat dua).

b). Banded Pack (paket gabungan) yaitu dua produk yang terkait digabungkan

bersama (seperti sikat gigi dan pasta gigi).

5. Premium (hadiah pemberian)

Barang yang ditawarkan dengan harga yang relatif rendah atau

diberikan secara gratis sebagai insentif untuk membeli produk tertentu.

a). With Pack Premium (Premium bersama kemasan), diberikan bersama

produk tersebut di dalam atau pada kemasannya.

b). Free In The Mall Premium (Premi pos gratis) dikirimkan melalui pos

kepada konsumen yang telah mengirimkan bukti pembelian seperti tutup atas

kotak atau UPC.

Page 38: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

c). Self Liquidating Premium (Premium yang diuangkan sendiri) dijual di

bawah harga eceran normalnya kepada konsumen yang memintanya.

6. Program frekuensi

Program yang memberikan imbalan yang terkait dengan frekuensi dan

intesitas konsumen membeli produk atau jasa perusahaan tersebut.

7. Hadiah (kontes, undian, permainan)

a). Hadiah adalah tawaran kesempatan untuk memenangkan uang tunai,

perjalanan, atau barang karena membeli sesuatu

b). Kontes mengharuskan menyerahkan masukan untuk dipelajari sekelompok

juri yang akan memilih masukan terbaik.

c). Undian meminta konsumen untuk menyerahkan nama mereka ke dalam

penarikan undian.

d). Permainan memberikan sesuatu kepada konsumen setiap kali mereka

membeli, nomor bingo, huruf yang hilang yang memungkinkan konsumen

memenangkan hadiah.

8. Imbalan berlangganan

Nilai dalam bentuk tunai atau bentuk lain yang sebanding dengan

loyalitas berlangganan penjual atau sekelompok penjual tertentu.

9. Pengujian Gratis

Mengundang calon pembeli untuk menguji coba produk tanpa biaya

dengan harapan mereka akan membeli.

Page 39: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

10. Garansi Produk

Janji eksplisit atau implisit penjual bahwa produk tersebut akan bekerja

sebagaimana telah ditentukan atau kalau tidak penjual tersebut akan

memperbaikinya atau mengembalikan uang pelanggan tadi selama kurun

waktu yang telah ditetapkan.

11. Promosi Gabungan

Dua atau lebih merek atau perusahaan bekerja sama dalam

kupon,pengembalian uang, dan kontes untuk meningkatkan daya tarik.

12. Promosi Silang

Menggunakan suatu merek untuk mengiklankan merek lain yang tidak

bersaing.

13. Point of purchase POP (Pajangan dan demontrasi di tempat

pembelian) pajangan dan peragaan di tempat pembelian berlangsung di

tempat-tempat pembelian atau penjualan.

b. Alat Promosi Perdagangan Utama

1. Potongan Harga (dari harga faktur atau dari harga buku) diskon

langsung dari harga buku untuk masing-masing bungkus yang dibeli selama

kurun waktu yang telah disebut.

2. Tunjangan dana Sejumlah uang yang ditawarkan sebagai imbalan bagi

pengecer yang setuju menampilkan produk-produk produsen tersebut dengan

cara tertentu.

Page 40: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

a). Tunjangan dana iklan, mengganti uang pengecer untuk mengiklankan

produk produk produsen tersebut.

b). Tunjangan dana pajangan, mengganti uang pengecer untuk memasang

pajangan produk khusus.

3. Barang gratis, Menawarkan beberapa bungkus barang ekstra kepada

perantara yang membeli dalam jumlah tertentu atau yang menampilkan rasa

atau ukuran tertentu.

c. Alat Promosi Bisnis

Alat-alat yang digunakan adalah:

1. Pameran dagang dan konvensi

Asosiasi-asosiasi industri menyelenggarakan pameran dagang dan konvensi

tahunan.

2. Kontes penjualan

Ditujukam untuk mendorong tenaga penjualan atau penyalur meningkatkan

hasil penjualan mereka dalam kurun waktu yang telah ditetapkan, dan hadiah (

uang, penjualan, pemberian atau poin ) diberikan kepada orang-orang yang

berhasil.

3. Iklan khusus

Terdiri atas barang yang berguna, dan berbiaya rendah yang berisikan nama

dan alamat perusahaan tersebut dan kadang-kadang pesan iklan yang

diberikan wiraniaga kepada calon pelanggan atau pelanggan lama.

Page 41: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

3. Kekuatan dan Kelemahan Promosi Penjualan

Menurut Stanley (2003:199) kekuatan dari promosi penjualan adalah :

a) Promosi penjualan dapat menimbulkan perasaan pada diri konsumen dan

perantara bahwa mereka mendapatkan suatu keuntungan tambahan dengan sedikit

pengorbanan yang sama atau dapat juga mendapatkan barang secara cuma-cuma.

b) Promosi penjualan merupakan bujukan langsung kepada konsumen dan

pedagang perantara yang dapat membuat mereka cenderung bertindak pada saat

sekarang tanpa menunda-menunda lagi dalam melakukan pembelian suatu produk

yang sama. Apalagi berhasil, maka hal ini dapat meningkatkan penjualan yang cepat.

c) Promosi penjualan sangat fleksibel di mana promosi penjualan dapat

digunakan untuk memperkenalkan produk yang baru dan juga dapat dipergunakan

untuk penjualan pribadi.

d) Promosi penjualan dapat memberikan tambahan rangsangan yang dapat

mendorong atau membuat konsumen dan pedagang perantara mau membeli produk

yang ditawarkan.

Sedangkan kelemahan dari promosi penjualan itu sendiri adalah :

a) Promosi penjualan bersifat sementara dan berjangka waktu pendek.

b) Promosi penjualan tidak dapat digunakan sendiri saja karena hasilnya tidak

akan optimal sehingga akan mempengaruhi hasil yang akan diperoleh dan promosi

penjualan harus digunakan bersama-sama yaitu dengan salah satu atau lebih dari alat

promosi lainnya.

Page 42: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

c) Promosi penjualan tidak dapat terus menerus diulang dengan cara yang sama

dan untuk hal yang sama, karena hal tersebut tidak akan mempunyai daya tarik lagi

bagi konsumen dan lainnya.

d) Terlalu banyak promosi penjualan untuk produk yang sudah mapan, akan dapat

mengundang suatu anggapan yang kurang baik bagi perusahaan maupun bagi produk

yang dipromosikannya.

2.4 Perilaku Konsumen

Tujuan dari kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli agar bersedia

membeli barang dan jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Untuk dapat

memenuhi tujuan tersebut tidaklah mudah, seringkali perusahaan mengalami

kesulitan dalam mengenal konsumennya.

Menurut Swasta dan Handoko (2000:10), perilaku konsumen dapat

didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu untuk secara langsung terlibat dalam

mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di

dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-

kegiatan tersebut. Sedangkan menurut Kotler (2005:201) perilaku konsumen

didefinisikan sebagai perilaku yang mempelajari cara individu, kelompok dan

organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan

atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.

Pemasar dituntut untuk dapat memahami reaksi konsumen terhadap beberapa

rangsangan yang diterima, seperti produksi, harga, daya tarik iklan, perekonomian,

Page 43: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

teknologi dan sebagainya. Dengan demikian pemasar dapat memilih keuntungan yang

melebihi para pesaing dalam hal merencanakan (membangun strategi marketing

mereka).

2.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Menurut Kotler (2005:183), faktor utama yang mempengaruhi perilaku

konsumen :

1) Faktor Budaya

Faktor budaya memiliki pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku

peran budaya dan sosial pembeli sangatlah penting.

2) Faktor Sosial

Sebagai tambahan atas faktor budaya, perilaku seorang konsumen di

pengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta

peran dan status.

3) Faktor Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.

Karakteristik tersebut adalah usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan

ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri.

a). Usia dan tahap siklus hidup.

b). Pekerjaan-pekerjaan seseorang juga dapat mempengaruhi pola

konsumennya.

Page 44: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

c). Kelompok ekonomi. Pemilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan

ekonomi seseorang.

d). Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan

dalam aktifitas, minat dan opini.

e). Kepribadian dan konsep diri. Kepribadian dapat diartikan sebagai

karakteristik psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan

tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap

lingkungannya.

4) Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama

meliputi motivasi, prestasi, pengetahuan serta keyakinan dan pendirian.

a) Motivasi suatu kebutuhan yang dimiliki seseorang yang cukup kuat untuk

mendorong orang tersebut agar mencari pemuasan terhadap kebutuhan.

b) Persepsi adalah bagaimana seseorang individu memilih,

mengoragnisasikan, dan menginterpretasikan masukan ”informasi untuk

menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti”.

c) Pembelajaran meliputi perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul

dari pengalaman.

d) Keyakinan dan sikap. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dianut

seseorang tentang suatu hal yang dapat membentuk citra terhadap suatu

merek atau produk tertentu. Sikap adalah perasaan emosional dan

Page 45: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

kecenderungan tindakan yang menguntungkan dan bertahan lama dari

seseorang terhadap obyek atau gagasan.

Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen tersebut dapat memberikan

gambaran umum perusahaan untuk dapat memahami kebutuhan dan keinginan dari

konsumen akan produknya. Untuk perilaku pembelian konsumen terhadap produk

rokok lebih dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor pribadi dan faktor sosial.

Untuk faktor pribadi, konsumen sangat dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi dan

gaya hidup, jika konsumen mempunyai kemampuan ekonomi dan gaya hidup yang

tinggi maka konsumen tersebut akan membeli produk rokok yang fast moving dan

mempunyai brand equity yang kuat. Sedangkan pengaruh faktor sosial bagi

konsumen rokok cukup sangat mempengaruhi seorang konsumen dalam menentukan

rokok mana yang akan dibeli sebagai contoh jika kelompoknya membeli rokok

dengan brand Marlboro maka seorang konsumen yang berada di kelompok tersebut

akan mudah terpengaruh untuk merokok Marlboro dan merokok Marlboro bagi

seorang konsumen adalah aspirasi yang menunjukkan bahwa konsumen tersebut

merupakan suatu bagian dari kelompok tersebut karena selera memilih rokoknya

telah sama.

2.4.2 Jenis Perilaku Pembelian

Terdapat 4 jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat

keterlibatan pembeli dan tingkat diferensiasi mereka menurut (Kotler, 2005:221-222),

yaitu :

Page 46: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

a) Perilaku pembelian yang rumit. Konsumen terlibat dalam perilaku pembelian

yang rumit bila mereka sangat terlibat dalam pembelian dan sadar akan

adanya ”perbedaan” yang signifikan diantara berbagai merek, dimana kasus

ini terjadi bila produknya mahal, jarang dibeli, beresiko, dan sangat

mengekspresikan kepribadian.

b) Perilaku pembelian pengurang ketidaknyaman . keterlibatan yang tinggi

didasari oleh fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan dan

beresiko. Dalam kasus ini, pembeli akan berbelanja dengan berkeliling untuk

mempelajari merek yang tersedia. Jika konsumen menemukan perbedaan

mutu antar merek tersebut, dia mungkin akan memilih harga yang lebih

tinggi. Jika konsumen menemukan perbedaan kecil dia mungkin akan

membeli semata-mata berdasarkan harga dan kenyamanan. Setelah pembelian

tersebut konsumen mungkin mengalami disonasi / ketidaknyaman yang

muncul setelah merasakan adanya fitur yang tidak mengenakkan atau

mendengar kabar yang menyenangkan mengenai merek lain, dan akan siaga

terhadap informasi yang mendukung keputusannya.

c) Perilaku pembelian karena kebiasaan. Banyak produk dibeli pada kondisi

rendahnya keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedaan antar merek

yang signifikan. Para konsumen memiliki sedikit keterlibatan pada jenis

produk itu. Mereka pergi ke toko dan mengambil merek tertentu. Jika mereka

tetap mengambil merek yang sama, hal itu karena kebiasaan, bukan karena

Page 47: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

kesetiaan yang kuat terhadap merek. Perilaku konsumen dalam kasus produk

dengan keterlibatan rendah tidak melalui urutan umum keyakinan, sikap dan

perilaku. Konsumen tidak secara luas mencari informasi tentang merek,

mengevaluasi karakteristik merek dan memutuskan merek apa yang akan

dibeli. Melainkan konsumen menjadi penerima informasi pasif melalui

menonton televisi atau melihat iklan di media cetak.

d) Perilaku pembelian yang mencari variasi. Beberapa situasi pembelian ditandai

oleh keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan antar merek

signifikan. Dalam situasi ini konsumen sering melakukan peralihan merek.

Peralihan merek terjadi karena konsumen yang ingin mencari variasi dan

bukannya karena ketidakpuasan.

2.5 Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut konsep proses keputusan pembelian konsumen yaitu model yang

dikemukakan oleh Kotler (2002:204), terdapat lima tahapan konsumen dalam

mengambil keputusan pembelian produk, yaitu :

Gambar 2.2 Tahap-tahap proses pengambilan keputusan Sumber : Philip Kotler (2002:204)

Pengenalan masalah

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku pasca pembelian

Page 48: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

a) Pengenalan Masalah. Merupakan tahap awal dimulainya proses pembelian.

Pada tahap ini pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan

aktualnya dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan itu dapat ditimbulkan

oleh rangsangan eksternal maupun internal dari pembeli yang kemudian

menjadi dorongan untuk mencari pemuasan terhadap kebutuhan tersebut.

b) Pencarian informasi. Pada tahap ini konsumen yang tergugah kebutuhannya

akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak lagi baik secara

aktif maupun tidak. Melalui pengumpulan informasi, konsumen akan

mengatasi tentang merek-merek yang bersaing dan keistimewaan merek

tersebut, dan dengan informasi yang lebih banyak lagi akan mengantarkan

konsumen kepada keputusan akhir mereka.

c) Evaluasi alternatif. Pada tahap ini konsumen akan dihadapkan kepada

beberapa alternatif pilihan merek yang tersedia. Tidak ada proses evaluasi

tunggal yang sederhana bagi konsumen dalam situasi pembelian. Terdapat

beberapa proses evaluasi keputusan yang berorientasi kognitif, yaitu

menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk terutama sadar dan

rasional.

d) Keputusan pembelian. Dalam tahap ini, konsumen akan membentuk prefrensi

atas merek-merek dalam kumpulan pilihan, dimana konsumen juga mungkin

membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Namun, ada dua

Page 49: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

faktor yang berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian yaitu

sikap orang lain dan faktor situasi yang tidak terantisipasi.

e) Perilaku pasca pembelian. Setelah membeli suatu produk, konsumen akan

mengalami tingkat kepuasaan atau ketidakpuasan tertentu yang akan

mempengaruhi perilaku pembelian berikutnya. Konsumen yang puas

cenderung akan menjadi sarana yang baik dalam mempromosikan produk

tersebut kepada orang lain.

Dengan memahami perilaku konsumen dalam proses pembeliannya, pemasar

dapat membuat suatu kebijakan yang efektif dalam menawarkan produknya ke pasar

sasaran.Tetapi, untuk produk rokok perilaku konsumen dalam pengambilan

keputusan pembelian bersifat terbatas yaitu meliputi pencarian informasi secara

internal maupun eksternal terbatas (limited external), sedikit alternatif, aturan

pengambilan keputusan sederhana atas sejumlah kecil atribut, dan evaluasi purna

pembelian yang rendah. Tipe ini berada di antara dua titik ekstrim. Yaitu,

pengambilan keputusan nominal dan pengambilan keputusan diperluas.

Secara umum, pengambilan keputusan terbatas meliputi kesadaran masalah

yang disertai oleh beberapa pemecahan masalah yang tersedia. Ada pencarian

informasi internal, selain eksternal yang terbatas. Alternatif yang tersedia sedikit.

Evaluasi dilakukan pada sejumlah kecil dimensi dengan aturan sederhana. Pembelian

dan penggunaan produk memang dievaluasi, tetapi kedalamannya terbatas. Itu pun,

kalau ada masalah pada produk.

Page 50: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep

Promosi penjualan didefinisikan sebagai berbagai kumpulan alat-alat intensif

yang sebagian besar berjangka pendek, yang dirancang untuk merangsang pembelian

produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau

pedagang. Banyak perusahaan yang menawarkan produk tetapi masing-masing

perusahaan mempunyai cara yang berbeda dalam melakukan kegiatan program

promosi secara tepat, sehingga akan mencapai efisiensi dan efektifitas dalam

peningkatan penjualan. (Kotler dan Keller 2007:266).

Rajagopal (2008) yang meneliti tentang Point of Promotion and Buying

Stimulation in Retail Stores. Studi ini menjelaskan tentang effektivitas promosi

penjualan dan pelayanan pelanggan sebagai alat untuk mendapatkan keunggulan

kompetitif dalam bisnis retail. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelanggan setia

tertarik dengan merek toko selama menawarkan promosi sementara pembeli baru

sangat sensitive terhadap harga dan tertarik oleh suasana toko karena adanya promosi

dan diskon.

Dos (2009) yang meneliti tentang Impact of Sales Promotion on Buyers

Behaviour. Studi ini menjelaskan bahwa konsumen berada dalam posisi untuk

mempengaruhi produsen atau pemasar tentang ukuran, kualitas dan isi produk, harga,

Page 51: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

dan layanan purnajual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak promosi

penjualan terhadap perilaku konsumen belum tentu ke pengecer.

Walters (2000) yang meneliti tentang Retail Promotions and Retail Store

Performance. Studi ini menjelaskan bahwa promosi penjualan eceran atau khusus

dirancang untuk meningkatkan lalu lintas menyimpan dan penjualan agar toko

mendapatkan keuntungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek substitusi yang

dibuat oleh promosi yang lebih kuat daripada pengaruh promosi pada barang

komplementer dan lalu lintas toko memainkan peran penting dalam menentukan

apakah suatu promosi akan efektif dalam meningkatkan keuntungan pengecer.

Leone (2001) yang meneliti tentang Measuring the Effect of Retail Store

Promotions on Brand and Store Substitution. Studi ini menjelaskan bahwa promosi di

toko ritel dapat menyebabkan substitusi merek dan toko. Hasil ini menunjukkan

bahwa peningkatan harga, dan kegiatan yang menampilkan display yang dipilih oleh

sebuah toko untuk merek tertentu dapat mengakibatkan peningkatan penjualan untuk

merek tersebut di dalam toko. Peningkatan ini dapat disebabkan oleh dua faktor.

pertama, peningkatan ini disebabkan oleh substitusi merek di dalam toko terutama

yang dihasilkan dari promosi harga dan kedua yang lebih penting untuk pengecer

adalah kenaikan tersebut disebabkan konsumen di toko melakukan pembelian sebagai

akibat dari harga promosi yang ditawarkan.

Banerjee (2009) yang meneliti tentang Effect of Product Category on

Promotional Choice Comparative Study of Discount and Freebies. Studi ini

Page 52: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

menjelaskan bahwa jenis promosi dapat mempengaruhi laju peningkatan permintaan

pasar dan klasifikasi produk. Penawaran promosi dapat dikonversi kedalam istilah

moneter lebih disukai untuk jangka panjang, Diskon di pengecer lebih disukai

dibandingkan diskon yang diiklankan.

Odunlami (2011) yang meneliti tentang Effect of Sales Promotion as a tool on

Organizational Performance. Studi ini menjelaskan bahwa teknik promosi penjualan

yang akan diadopsi pada waktu tertentu mempengaruhi volume penjualan perusahaan

dan juga untuk melihat pengaruh promosi penjualan terhadap kinerja organisasi.

Organisasi harus mengambil penuh keuntungan dengan mengembangkan kampanye

promosi penjualan yang efektif dan efisien yang dapat membangkitkan konsumen

kesadaran sehingga mengarah untuk membeli yang lebih besar dari produk mereka.

Raghubir (2004) yang meneliti tentang Free Gift with Purchase Promoting or

Discounting the Brand. Studi ini menjelaskan bahwa proses promosi hadiah gratis

berfungsi sebagai sumber informasi tentang nilai yang mendasari produk yang

ditawarkan sebagai hadiah gratis. Kondisi yang menghambat efek nilai diskon

termasuk adanya alternative harga informasi untuk membuat penilaian tentang nilai

haidah dan informasi tentang nilai merek dipromosikan.

Mandel (2001) yang meneliti tentang Sales Promotion and Sources of

Consumer Based Brand Equity on Industrial Goods. Studi ini menjelaskan bahwa

promosi penjualan sebagai alat pemasaran telah menghasilkan bunga yang cukup

besar dalam persepsi harga konsumen, pilihan merek, perilaku switching, ekuitas

Page 53: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

merek dan persepsi merek. Dengan promosi penjualan, pemasar akan mendapatkan

respon yang cepat dari konsumen sehingga penjualan yang tinggi akan didapat dan

juga dapat meningkatkan equitas dari suatu produk.

Dana (2000) yang meneliti tentang An Investigation of Consumer Response to

Sales Promotions in Developing Markets. Studi ini menjelaskan bahwa pentingnya

promosi penjualan konsumen dalam bauran pemasaran produk-produk konsumen

diseluruh dunia. Penelitian ini mengembangkan dan menguji model sikap

menjelaskan konsumen terhadap dan penggunaan kupon (promosi harga) dan undian

(promosi non harga).

Laroche (2003) yang meneliti tentang A Model of Consumer Response to Two

Retail Sales Promotion Techniques. Studi ini menjelaskan bahwa terjadinya pilihan

teknik yang tepat untuk promosi penjualan adalah keputusan yang penting untuk

pengecer. Hal ini penting bagi mereka untuk menangkap mekanisme yang terlibat di

tingkat konsumen tentang promosi penjualan. Model ini didasarkan pada dua alat

promosi yang berbeda kupon dan dua untuk satu promosi yangseharusnya untuk

memicu respon promosi yang berbeda.

Purbasari (1997) yang meneliti tentang Strategi Pemasaran Dalam

Meningkatkan Volume Penjualan Pada Perusahaan Rokok PT Djarum Kudus, Hasil

studi mengungkapkan bahwa penjualan rokok Djarum Super 12 dan rokok Djarum

Super 16 mengalami penurunan sehingga diperlukan strategy pemasaran untuk

mengatasi masalah tersebut yaitu dengan promosi yang lebih gencar dan melakukan

Page 54: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

pertumbuhan dengan implementasi mengembangkan pasar dan menambah pangsa

pasar.

Setiyowati (2008) yang meneliti tentang Daya Tarik Iklan Produk Gudang

Garam Merah di Media Televisi, hasil studi mengungkapkan bahwa besarnya

pengaruh daya tarik iklan produk rokok Gudang Garam Merah di media televisi serta

mengetahui atribut produk yang paling dominant mempengaruhi daya tarik iklan

produk rokok Gudang Garam Merah di media televisi dan konsumen memiliki

motivasi yang tinggi terhadap promosi yang dilakukan oleh Gudang Garam Merah di

televisi.

Imaduddin (2005) yang meneliti tentang analisis efektivitas promosi PT.

BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor, hasil studi mengungkapkan promosi yang

dilakukan dari segi dimensi empati, persuasi dan komunikasi berada dalam rentang

skala efektif. Sementara dari segi dampak, promosi ynag dilakukan berada dalam

rentang skala cukup efektif. Hal ini berarti promosi yang dilakukan telah terbukti

efektif dalam menjaga keberlangsungan nasabah yang dimilikinya serta

meningkatkan kualitas dari nasabah tersebut.

Nadyati (2007) yang meneliti tentang analisis efektivitas bauran promosi pada

Giant Hypermarket Botani Square Bogor. Hasil studi mengungkapkan bahwa

promosi yang dilakukan dari segi dimensi empati, persuasi dan komunikasi berada

dalam rentang skala efektif. Sementara dari segi dampak, promosi yang dilakukan

berada dalam rentang skala cukup efektif. Hal ini berarti promosi yang dilakukan

Page 55: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

ternyata efektif untuk menarik konsumen datang berbelanja. Selain untuk menarik

konsumen, promosi disarankan untuk mempertahankan konsumen. Penelitian ini

memberikan implikasi bahwa perusahaan mampu mencapai tujuan yang diinginkan

baik dalam hal memperluas pangsa pasar yang ada maupun memperkecil

kemungkinan konsumen untuk beralih kepada toko lain.

Kurniawati (2009) yang meneliti tentang analisis efektivitas bauran promosi

pada Rita Pasaraya Wonosobo. Hasil studi mengungkapkan bahwa promosi yang

dilakukan Rita Pasaraya Wonosobo dari segi dimensi empati dan persuasi berada

dalam rentang skala cukup efektif. Sementara dari segi dampak dan komunikasi

promosi yang dilakukan berada dalam rentang skala efektif. Hal ini berarti secara

keseluruhan promosi yang dilakukan Rita Pasaraya Wonosobo cukup efektif tetapi

kinerjanya belum maksimal.

Setiawati (2006) yang meneliti tentang pengaruh dan promosi terhadap

keputusan pembelian kerupuk Rambak ”Dwijoyo” di desa Penanggulan Kendal. Hasil

studi mengungkapkan bahwa ada pengaruh positif antara kualitas produk dan promosi

terhadap keputusan pembelian kerupuk rambak “DWIJOYO”. Selain itu perusahaan

harus lebih meningkatkan program promosi agar kegiatan promosi yang dilakukan lebih

efektif, karena promosi berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan kesukaan konsumen

dalam memilih produk, serta untuk memotivasi konsumen dalam mengambil tindakan

positif yaitu melakukan keputusan pembelian terhadap produk yang ditawarkan .

Nugraha (2008) yang meneliti tentang “Pengaruh Promosi Penjualan Air

Minum Dalam Kemasan BMC Terhadap Keputusan Pembelian pada PT. Agronesia Di

Page 56: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

Bandung”. Hasil studi mengungkapkan bahwa tujuan dari pelaksanaan promosi

penjualan adalah untuk menarik perhatian para konsumen sehingga konsumen dapat

membeli produk air minum dalam kemasan BMC. Oleh sebab itu PT. Agronesia agar

dapat lebih meningkatkan promosi penjualannya.

Noor (2008) yang meneliti tentang “Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap

Keputusan Pembelian Konsumen pada D’loops Clothing di Bandung”. Hasil studi

mengungkapkan bahwa tujuan dari pelaksanaan promosi penjualan adalah untuk

mengetahui promosi penjualan yang dilaksanakan pada produk D’loops clothing , untuk

mengetahui tanggapan konsumen mengenai promosi penjualan dalam melakukan

pembelian produk D’loops clothing, untuk mengetahui tanggapan konsumen mengenai

keputusan pembelian dalam melakukan pembelian produk D’loops clothing, dan untuk

mengetahui pengaruh promosi penjualan terhadap keputusan pembelian konsumen dalam

melakukan pembelian produk D’loops clothing.

Bertolak dari kerangka berpikir kemudian dilanjutkan dengan membentuk

konsep penelitian untuk menfokuskan penelitian pada variabel-variabel yang akan

diteliti, maka adapun konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1. Konsep Penelitian

Page 57: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

Variable Dalam penelitian ini dapat dijelaskan yaitu sebagai Pengaruh

promosi penjualan terhadap peningkatan omzet di warung tradisional.

Variabel (X) ditentukan oleh promosi penjualan yaitu : pemberian hadiah (T

Shirt) kepada warung tradisional. Pemberian hadiah (T Shirt) ini kepada warung

tradisional merupakan promosi penjualan yang dilakukan kepada warung tradisional

yang diharapkan warung tradisional dapat meningkatkan omzet penjualan.

Variabel (Y) ditentukan sebagai peningkatan omzet warung tradisional sebagai

akibat dari promosi penjualan yang dilakukan PT H.M Sampoerna kepada warung

tradisional.

3.2. Hipotesis

Berdasarkan masalah dan kerangka pemikiran yang berbasis pada teori

relevan maka dapatlah diajukan hipotesis untuk diuji lebih lanjut, yaitu “Promosi

penjualan berpengaruh positif pada peningkatan omzet warung tradisional”.

Page 58: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausal untuk melihat pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen di mana variabel independennya diberikan

perlakuan. Penelitian ini disebut dengan penelitian eksperimental, yaitu penelitian

yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variabel atau

lebih. Penelitian ini dilaksanakan dengan memberikan perlakuan (treatment) terhadap

variabel bebas secara sengaja dan kemudahan diukur pengaruhnya terhadap variabel

terikat.

4.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Denpasar, dengan pertimbangan,

(1). Kota Denpasar dianggap sebagai barometer perekonomian di Bali dan (2). Kota

Denpasar memiliki komposisi jumlah warung tradisional dengan penjualan rokok

Sampoerna terbanyak di bandingkan kota lainnya di Bali.

Page 59: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

Tabel 4.1. Populasi Warung Tradisional, per Kabupaten/Kota di Bali Tahun 2009

Sumber : Data internal PT HM Sampoerna, tahun 2009

4.3 Obyek Penelitian

Obyek penelitiannya adalah promosi penjualan dan omzet penjualan produk

HM Sampoerna diwarung tradisional. Warung tradisional adalah outlet yang menjual

produk-produk consumer goods yang dijual kepada konsumen akhir dan usaha yang

dijalankan saat ini masih menggunakan sistem tradisional yaitu outlet tidak

menggunakan mesin kasir dalam setiap transaksi penjualannya.

4.4 Variabel Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan dan hipotesis yang diajukan, variabel-

variabel dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua yaitu :

100,01.739.687100,07.440Total

9,8171.19910,3768Tabanan9

2,746.8685,1376Klungkung8

4,272.6137,3546

Karang

Asem7

4,577.4386,7500Jembrana6

10,2176.96610,8803Gianyar5

36,0626.95024,71.835Denpasar4

10,7185.45613,41.000Buleleng3

3,968.2385,7424Bangli2

18,0313.95916,01.188Badung1

%

Penjualan total pack rokok

Sampoerna/minggu%

Jumlah warung

tradisional (unit)KabupatenNo

100,01.739.687100,07.440Total

9,8171.19910,3768Tabanan9

2,746.8685,1376Klungkung8

4,272.6137,3546

Karang

Asem7

4,577.4386,7500Jembrana6

10,2176.96610,8803Gianyar5

36,0626.95024,71.835Denpasar4

10,7185.45613,41.000Buleleng3

3,968.2385,7424Bangli2

18,0313.95916,01.188Badung1

%

Penjualan total pack rokok

Sampoerna/minggu%

Jumlah warung

tradisional (unit)KabupatenNo

Page 60: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

a). Variabel Dependent (Y)

Sesuai dengan kerangka konseptual penelitian dan pemetaan teori yang

digambarkan sebelumnya, variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini,

adalah omzet penjualan.

b). Variabel Independent (X)

Variabel bebas (independent variable) yang diteliti dalam penelitian ini,

adalah promosi penjualan yaitu pemberian T Shirt kepada sepuluh warung tradisional

yang mendapatkan perlakuan (treatment). Kesepuluh Warung tradicional ini

mendapatkan masing-masing T Shirt sebanyak 5 pcs.

4.5 Populasi

Populasi adalah sekumpulan orang atau obyek yang memiliki kesamaan

dalam satu atau beberapa hal dan membentuk masalah pokok dalam satu riset khusus

(Santoso, 2001). Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik warung tradisional di

Kota Denpasar yang menjual produk PT. HM. Sampoerna.

Populasi warung tradisional di Bali sebanyak 7.440 unit dan berada di

sembilan kabupaten/kota Bali. Kabupaten/Kota yang akan dipilih sebagai wilayah

penelitian adalah Kota Denpasar, pertimbangannya karena Kota Denpasar memiliki

jumlah warung tradisional terbanyak dibandingkan kabupaten lainnya.

Populasi warung tradisional di Kota Denpasar sebanyak 1.835 unit yang

terbagi menjadi empat yaitu satu, dua, tiga dan empat. Seperti yang ditunjukkan

Page 61: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

pada Tabel 4.2, pembagian warung tradisional menjadi kalsifikasi satu, dua, tiga

dan empat didasarkan pada omzet penjualan.

1). Warung tradisional klasifikasi I adalah warung yang omzet penjualan rokoknya

>750 pack/minggu.

2). Warung tradisional klasifikasi II adalah warung tradisional yang omzet penjualan

rokoknya dalam periode satu minggu sebanyak 351 – 750 pack.

3). Warung tradisional III adalah warung tradisional yang omzet penjualan rokoknya

dalam periode satu minggu kurang dari 151 - 350 pack dan

4). Warung tradisional IV adalah warung tradisional yang omzet penjualan rokoknya

kepada konsumen dalam periode satu minggu kurang dari 150 pack.

Tabel 4.2. Populasi warung tradisional di kota Denpasar, tahun 2009

Sumber : Data internal PT HM Sampoerna, tahun 2009

Tabel 4.2 memperlihatkan penelitian yang dilakukan pada populasi yang

termasuk klasifikasi II dan III. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan karena :

Unit % Pack %

I 183 9,9 135.634 21,6

II 472 25,7 345.401 55,1

III 1021 55,8 142.293 22,7

IV 159 8,6 3.622 0,6

Total 1.835 100,0 626.950 100,0

Jumlah warung tradisionalPenjualan pack per

mingguKlasifikasi

warung

tradisional

Page 62: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

1). Kedua klasifikasi warung tradisional tersebut jumlahnya lebih banyak.

2). Kedua klasifikasi warung tradisional tersebut juga mempunyai penjualan pack

terbesar.

3). Selain itu, Untuk pemilihan sampel warung tradisional di kota Denpasar ini

didasarkan pada warung tradisional yang selama tiga bulan terakhir yaitu dari bulan

Juli hingga bulan Agustus 2010 belum pernah mengikuti promosi apapun dari PT HM

Sampoerna.

Tabel 4.3. Jumlah Warung Tradisional yang Sudah dan Belum Mengikuti

Program Promosi Penjualan PT HM Sampoerna Periode

Jan – Mei 2011

Sumber : Data internal PT HM Sampoerna, tahun 2010

4.6 Ukuran Sample dan Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2004) sampel adalah merupakan bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dengan kata lain sampel adalah

sebagian kecil dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki. Dalam

penelitian ini ukuran sampel ditentukan sebanyak 20 unit warung tradisional. Alasan

ditentukannya 20 warung tradisional sebagai sampel, karena keterbatasan biaya dari

peneliti untuk memberikan hadiah (treatment) kepada warung tradisional yang

terpilih sebagai sampel.

I 183 65 118

II 472 187 285

III 1021 350 671

IV 159 20 139

Total 1.835 622 1.213

Belum mengikuti program promosi penjualan PT

HM Sampoerna di bulan Jan - Mei 2011

Klasifikasi warung

tradisional

Jumlah

(Unit)

Sudah mengikuti program promosi penjualan PT

HM Sampoerna di bulan Jan - Mei 2011

Page 63: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

Ukuran sampel tersebut diatas didistribusikan secara proporsional menurut

klasifikasi warung tradisional seperti disajikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Ukuran Populasi Untuk Setiap Sub Populasi

Pemilihan sampel pada masing-masing sub populasi dilakukan dengan

pendekatan proporsional random sampling dengan prosedur undian sebagai berikut :

a) Memberi kode nomor urut pada semua elemen sub populasi pada lembar

kertas-kertas kecil.

b) Menggulung lembar kertas-kertas kecil kemudian memasukkannya ke dalam

kotak,

c) Kotak dikocok dengan rata dan mengambil secara bebas, satu gulungan kertas

yang terambil adalah sebagai satu anggota sampel. Tindakan ini dilakukan

sampai memperoleh 20 gulungan kertas sehingga mencapai 20 sampel.

4.7 Perlakuan (treatment)

Dalam penelitian ini perlakuan (treatment) dilakukan dalam bentuk promosi

yaitu memberikan hadiah T Shirt lima pcs kepada warung tradisional yang terpilih

sebagai sampel.T Shirt lima pcs ini diberikan pada saat sebelum dilakukan penelitian.

Perlakuan (treatment) hanya dilakukan terhadap sepuluh warung tradisional dari 20

II 472 32% 6 30%

III 1.021 68% 14 70%

Total 1.493 100% 20 100%

%Klasifikasi warung

tradisionalSub populasi (Unit)

Ukuran sampel

(Unit)%

Page 64: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

sampel terpilih (Tabel 4.5). Pemilihan sampel yang diberi perlakuan dipilih secara

acak.

Tabel 4.5. Jumlah Sampel Tanpa dan dengan Perlakuan

Sampel warung tradisional sebanyak 20 unit ini mendapatkan perlakuan yang

berbeda. Pertama adalah kelompok yang mendapatkan perlakuan, terdiri dari tiga

warung tradisional klasifikasi dua dan tujuh warung tradisional klasifikasi tiga.

Kedua yaitu kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan yang berfungsi sebagai

kelompok kontrol. Kelompok kontrol ini terdiri dari tiga warung tradisional

klasifikasi II dan tujuh warung tradisonal klasifikasi III.

Pemilihan warung tradisional yang mendapatkan treatment dan yang tidak

mendapatkan treatment didasarkan pada kemampuan jual produk HM Sampoerna di

warung tersebut dalam satu minggu jika warung tradisional tersebut penjualannya

rokoknya lancar maka tidak akan diberikan treatment tetapi jika penjualannya masih

kurang lancar maka warung tradisional tersebut yang diberikan treatment.

4.8 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

4.8.1 Jenis data berdasarkan sifatnya

a). Data Kualitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka atau

dengan kata lain data tersebut bukan berupa angka-angka seperti gambaran objek

Kelompok

perlakuan

Kelompok

kontrolII 3 3 6

III 7 7 14

Total 10 10 20

TotalKlasifikasi sampel

Jumlah sampel

Page 65: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

penelitian, data hasil kuisioner berupa jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan

status perkawinan.

b). Data kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka-

angka seperti jumlah warung tradisional, omzet penjualan, dan promosi

penjualan.

4.8.2 Jenis data berdasarkan sumbernya

a) Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung melalui observasi dan

pencatatan dilapangan seperti jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan status

perkawinan.

b). Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari publikasi PT.HM Sampoerna

seperti omzet warung tradisional, jumlah warung tradisional, dan pangsa

pasar.

4.8.3 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data

a). Angket yaitu dengan memberikan daftar pertanyaan kepada pemilik warung

tradisional yang terpilih sebagai sampel. Pertanyaannya menyangkut aspek

sosial, demografi seperti jenis kelamin, status perkawinan, umur, dan

pendidikan.. Disamping itu, juga ditanyakan penggunaan t shirt yang

diberikan sebagai instrumen untuk perlakuan (treatment).

Penelitian ini menggunakan kuesioner terbuka yaitu untuk mengetahui hasil

treatment yang dilakukan oleh PT HM Sampoerna berupa pemberian T Shirt

terhadap peningkatan omzet warung tradisional. Daftar pertanyaan untuk

Page 66: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

kuisiner terbuka ini ditujukan kepada warung tradisional dengan beberapa

pertanyaan. Daftar pertanyaan dapat di lihat di Lampiran III.

b). Dokumentasi yaitu pencatatan data omzet warung tradisional yang terpilih

sebagai sampel. Pencatatan ini dilakukan di pusat database PT HM

Sampoerna.

4.9 Rancangan Pengujian

Rancangan pengujian dalam riset kausal ini menggunakan pendekatan

rancangan kelompok kendali uji awal – uji akhir. Rancangan ini disimbolkan sebagai

berikut :

EG : R O1 X O2

CG : R O3 O4

Keterangan :

1). (EG) Experiment Group adalah kelompok sampel yang diberikan perlakuan

(treatment).

2). (CG) Control Group adalah kelompok sampel yang bertindak sebagai kontrol.

Kelompok sampel ini tidak diberikan perlakuan.

3). (R) Random adalah pemilihan sampel baik untuk kelompok EG ataupun CG

dilakukan secara random / acak. Cara acak ini dilakukan dalam upaya untuk

mengurangi pengaruh faktor diluar perlakuan terhadap variabel dependent.

4). (O1) Adalah omzet penjualan sebelum perlakuan dari kelompok sampel yang

dikenakan perlakuan (treatment).

Page 67: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

5). (O3) Adalah omzet penjualan dari kelompok sampel yang tidak mendapatkan

perlakuan. Pencatatan O3 waktunya bersamaan dengan pencatatan O1.

6). (X) Adalah perlakuan (treatment) yang diberikan kepada kelompok EG. Bentuk

perlakuan berupa pemberian T Shirt sebanyak 5 pcs kepada masing-masing anggota

kelompok sampel EG.

7). (O2) adalah omzet penjualan dari kelompok sampel EG setelah diberikan

perlakuan.

8). (O4) adalah omzet penjualan dari kelompok sampel CG. Pencatatan O4 waktunya

bersamaan dengan O3.

Dampak perlakuan (TE) diukur dengan membandingkan antara hasil

(O2 – O1) dengan (O4 – O3). Jika (O2 – O1) > (O4 – O3) maka perlakuan berdampak

positif terhadap omzet penjualan, sebaliknya jika (O2 – O1) ≤ (O4 – O3) maka

perlakuan tidak berdampak positif terhadap omzet penjualan.

4.10 Mekanisme Treatment (Perlakuan)

Perlakuan yang diberikan kepada warung tradisional dilakukan dengan

memberikan masing-masing 5 pcs T Shirt kepada kesepuluh warung tradisional yang

masuk kedalam kelompok experiment group (EG) dan selama dua minggu dilakukan

observasi mengenai promosi penjualan dengan pemberian T Shirt. Observasi

dilakukan untuk melihat apakah pemberian T Shirt kepada warung tradisional dapat

meningkatkan omzet penjualannya atau tidak.

Page 68: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

4.11 Teknik Analisis

Untuk mengetahui apakah (O2-O1) dan (O4-O3) berbeda secara significan

maka digunakan Independent Sample T Test. Independent Sample T Test yang sering

disebut T Test digunakan untuk menguji 2 sample independent. Sample ini bisa

berasal dari populasi yang mempunyai mean yang sama atau berbeda. Jika terdapat

perbedaan apakah disebabkan karena faktor kebetulan atau memang signifikans.

Karena itu perlu dilakukan pengujian terhadap dua mean yang berbeda itu dengan uji

T Test.

Pengujian melalui langkah-langkah berikut :

1. Merumuskan H0 dan H1

Ho : X1 = X2, artinya rata-rata omzet penjualan sebelum dan sesudah

perlakuan tidak berubah.

Hi : X2 > X1, Rata-rata omzet penjualan sesudah perlakuan lebih besar

dibandingkan dengan sebelum perlakuan.

2. Menentukan level of significance () = 0,05, dengan derajat

kebebasan (df) : n1 + n2 – 2. Bentuk test, test satu sisi, sisi kanan.

3. Menentukan batas-batas penerimaan dan penolakan HO

Gambar 4.1. Pengujian Satu Sisi

Page 69: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

Ho diterima bila : t hitung ≤ t(α;n1 + n2 – 2)

Ho ditolak bila : t hitung > t(α;n1 + n2 – 2)

4. Dari data sampel yang diambil, dihitung nilai t dengan rumus :

Keterangan :

Dimana X1 = rata-rata omzet penjualan sebelum perlakuan

X2 = rata-rata omzet penjualan sesudah perlakuan

S12

= Variance omzet penjualan sebelum perlakuan

S22

= Variance omzet penjualan sesudah perlakuan

Di mana, Si2

= ∑ (Xi – X)2

( n – 1)

5. Kesimpulan

Ho diterima atau Ho ditolak

Page 70: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum PT HM Sampoerna

5.1.1 Sejarah Perusahaan

Sejarah dan keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk. ("Sampoerna") tidak

terpisahkan dari sejarah keluarga Sampoerna sebagai pendirinya. Pada tahun 1913,

Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, mulai membuat dan menjual rokok

kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia. Perusahaan kecilnya

tersebut merupakan salah satu perusahaan pertama yang memproduksi dan

memasarkan rokok kretek maupun rokok putih.

Popularitas rokok kretek tumbuh dengan pesat. Pada awal 1930-an, Liem

Seeng Tee mengganti nama keluarga sekaligus nama perusahaannya menjadi

Sampoerna, yang berarti ”kesempurnaan”. Setelah usahanya berkembang cukup

mapan, Liem Seeng Tee memindahkan tempat tinggal keluarga dan pabriknya ke

sebuah kompleks bangunan yang terbengkalai di Surabaya yang kemudian direnovasi

olehnya. Bangunan tersebut kemudian juga dijadikan tempat tinggal keluarganya, dan

hingga kini, bangunan yang dikenal sebagai Taman Sampoerna tersebut masih

memproduksi kretek linting tangan. Bangunan tersebut kini juga meliputi sebuah

museum yang mencatat sejarah keluarga Sampoerna dan usahanya, serta merupakan

salah satu tujuan wisata utama di Surabaya.

Page 71: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

Generasi ketiga keluarga Sampoerna, Putera Sampoerna, mengambil alih

kemudi perusahaan pada tahun 1978. Di bawah kendalinya, Sampoerna berkembang

pesat dan menjadi perseroan publik pada tahun 1990 dengan struktur usaha modern,

dan memulai masa investasi dan ekspansi. Selanjutnya Sampoerna berhasil

memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan rokok terkemuka di Indonesia.

Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian Philip Morris International Inc.

(“PMI”), salah satu perusahaan rokok terkemuka di dunia. Akhirnya pada bulan Mei

2005, PT Philip Morris Indonesia, afiliasi dari PMI, mengakuisisi kepemilikan

mayoritas atas Sampoerna. Jajaran direksi dan manajemen baru yang terdiri dari

gabungan profesional Sampoerna dan PMI meneruskan kepemimpinan Perseroan

dengan menciptakan sinergi operasional dengan PMI, sekaligus tetap menjaga tradisi

dan warisan budaya Indonesia yang telah dimilikinya sejak hampir seabad lalu.

5.1.2 Struktur Organisasi

PT HM Sampoerna divisi penjualan dipimpin oleh seorang Direktur yang

bernama I Wayan Mertasana. Direktur bertugas untuk memimpin divisi penjualan

untuk melakukan distribusi rokok Sampoerna keseluruh Indonesia dan mencapai

target penjualan yang ditetapkan oleh perusahaan. Seorang Direktur mempunyai tiga

Head of sales operation yaitu east, central dan west. Area sales Denpasar berada

dibawah kepempinan Head of sales operation east. Area sales Denpasar dipimpin

oleh seorang area sales manager dan dibantu oleh supervisor yang bertugas untuk

Page 72: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

memastikan distribusi rokok Sampoerna oleh Salesman ke warung tardisonal dapat

berjalan dengan baik.

Organisasi PT HM Sampoerna dapat dituangkan dalam sebuah bagan struktur

organisasi seperti disajikan pada gambar 5.1

Gambar 5.1 : Struktur Organisasi PT HM Sampoerna, 2010

Page 73: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

5.2 Karakteristik Responden

Gambaran tentang karakteristik responden dilihat dari, jenis kelamin, usia,

pendidikan terakhir yang ditamatkan, status perkawinan dan penghasilan setiap bulan.

Untuk penelitian ini responden merupakan pemilik warung tradisional. Uraian

identifikasi responden berdasarkan data menurut masing-masing variabel disajikan

pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Demografis

Sumber : Survei 20 responden warung tradisional, tahun 2010

Jenis kelamin terbanyak yang menjadi responden di warung tradisional adalah

perempuan sebanyak 60% responden dan status perkawinan yang sudah menikah

Page 74: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

paling banyak sebesar 70% responden. Untuk usia, terdapat 50% responden yang

berusia 31 – 40 tahun menjalankan usaha warung tradisional dan pendidikan

terbanyak yang menjalankan usaha ini untuk tamatan SMA dan omzet penjualan

setiap bulannya di bawah 5 juta juga ada 50% responden.

5.3 Omzet Penjualan

5.3.1 Experiment Group (EG)

EG adalah kelompok sampel yang akan diberikan perlakuan (Treatment.)

Perlakuannya dalam bentuk pemberian masing-masing lima T Shirt kepada 10

warung tradisional yang terpilih sebagai sampel. Pemberian T Shirt kepada warung

tradisional yang termasuk experiment group dimaksudkan untuk melihat apakah

pemberian T Shirt tersebut dapat meningkatkan omzet penjualan dari warung

tradisional tersebut. Data omzet penjualan dari kelompok EG, sebelum (O1) dan

sesudah (O2) perlakuan disajikan pada Tabel 5.2a

Tabel 5.2a

Omzet Penjualan Warung Tradisional Kelompok EG Sebelum dan

Sesudah Perlakuan

Selisih

(Pack)%

1 Warung Ayu II 242 269 27 10,9

2 Gede II 420 339 -81 -19,3

3 Sari Dewi II 455 534 79 17,4

4 Rafi Pratama III 124 129 5 4,3

5 Ari III 39 33 -6 -16,4

6 Pande III 80 94 14 18,1

7 Jero III 86 60 -26 -30,1

8 Pojok Manis III 154 158 4 2,7

9 Dewi III 59 64 5 8,5

10 Maya III 40 46 6 13,8

1.699 1.726 27 1,7Jumlah

Total O1

(Pack)

Total O2

(Pack)

Perubahan Omzet Penjualan

NoNama Warung

Tradisional

Klasifikasi

Warung

Tradisional

Page 75: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

Data diatas Tabel 5.2a menunjukkan bahwa setelah diberikannya T Shirt

kepada warung tradisional yang menjadi objek penelitian, ternyata penjualannya

mengalami perubahan. Total penjualan (O1) di sepuluh warung tradisional selama

dua minggu yang sebelumnya hanya 1.699 pack setelah diberikan perlakuan,

penjualannya (O2) meningkat 1.726 pack (naik sebesar 1,7%). Tetapi jika dilihat

menurut sampel, ternyata tidak semua warung tradisional pada kelompok EG

mengalami peningkatan penjualan. Satu warung tradisional yang termasuk klasifikasi

dua yaitu Warung Gede omzet penjualannya menurun hampir 20%. Selain itu,

warung tradisional klasifikasi tiga yang omzet penjualannya menurun adalah Warung

Ari dan Warung Jero yaitu 16,4% dan 30,1%. Warung-warung tradisional yang

omzetnya meningkat, peningkatannya sangat bervariasi yaitu antara 2,7% - 18,1%.

5.3.2 Control Group (CG)

CG adalah kelompok sampel yang bertindak sebagai control. Kelompok

sampel ini tidak diberikan perlakuan. T Shirt tidak diberikan kepada warung

tradisional yang termasuk sebagai control group. Omzet penjualan pada kelompok

CG juga dicatat selama dua minggu sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan

kepada kelompok sampel EG. Hasil pencatatan omzet penjualan dari CG ini akan

dipakai sebagai pembanding untuk melihat apakah perlakuan berpengaruh atau tidak

meningkatkan omzet penjualan. Omzet penjualan warung tradisional kelompok CG

disajikan pada Tabel 5.2b

Page 76: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

Tabel 5.2b

Omzet penjualan warung tradisional kelompok CG sebelum dan sesudah perlakuan

Data pada Tabel 5.2b menunjukkan bahwa total penjualan di sepuluh warung

tradisional sebelum mendapatkan perlakuan (O3) adalah 814 pack dan penjualan

setelah diberikan perlakuan (O4) adalah 887 pack (naik sebesar 9%). Tetapi jika

dilihat menurut sampel, ternyata tidak semua warung tradisional kelompok CG omzet

penjualannya meningkat. Satu warung tradisional yang termasuk klasifikasi dua yaitu

Sonia, omzet penjualannya menurun hampir 21,9%. Selain itu, warung tradisional

klasifikasi tiga yang omzet penjualannya menurun adalah Agung Rani, Ariani dan

Toko Anita yaitu menurun 0,8%, 4,2%, dan 36,2%. Warung-warung tradisional yang

omzetnya meningkat, peningkatannya sangat bervariasi yaitu antara 6,2% - 56,5%.

5.4. Dampak Perlakuan dan Uji Hipotesis

5.4.1 Keseluruhan Sampel (Klasifikasi II dan III)

Seperti disebutkan pada Bab IV dampak perlakuan (TE) diukur dengan

membandingkan antara hasil (O1-O2) dengan hasil (O4-O3). Jika (O1-O2) > (O4-O3)

Selisih

(Pack)%

1 Kadek II 251 271 20 8,0

2 Agung Putri II 121 143 22 18,4

3 Sonia II 137 107 -30 -21,9

4 Agung Rani III 45 44 0 -0,8

5 Ayam Betutu Lina III 73 101 28 38,2

6 Ais Mart III 35 44 9 25,6

7 Ariani III 22 21 -1 -4,2

8 Muliati III 65 69 4 6,2

9 TK Anita III 18 11 -6 -36,2

10 Nyoman III 49 76 27 56,5

814 887 73 9,0

Perubahan Omzet Penjualan

Jumlah

Total O3

(Pack)

Total O4

(Pack)No

Nama Warung

Tradisional

Klasifikasi

Warung

Tradisional

Page 77: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

maka dikatakan perlakuan berdampak positif, tetapi jika (O1-O2) ≤ (O4-O3) maka

perlakuan dikatakan tidak berdampak positif terhadap omzet penjualan.

Tabel 5.3

Rekapitulasi omzet penjualan seluruh sampel sebelum dan sesudah perlakuan

menurut kelompok sampel

Sumber : Tabel 5.2a dan 5.2b

Tabel 5.3 memperlihatkan kelompok sampel EG omzet penjualannya

meningkat 27 pack atau 1,7 persen, sedangkan kelompok sampel CG kenaikannya

mencapai 73 pack,- atau 9,0 persen, ini berarti kenaikan omzet penjualan kelompok

CG lebih besar dibandingkan dengan kelompok EG. Kondisi ini menunjukkan bahwa

perlakuan (treatment) dalam bentuk pemberian 5 pcs T Shirt tidak begitu memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan omzet penjualan.

Sehingga diperlukan pengujian juga atas pemberian sampel T Shirt ini

dimasing-masing klasifikasi yaitu baik diklasifikasi II dan klasifikasi III yang

bertujuan untuk melihat apakah pemberian T Shirt ini dapat memberikan pengaruh

yang significant terhadap omzet warung tradisional.

1). Warung tradisional yang masuk kategori klasifikasi II adalah warung tradisional

yang omzet penjualan rokoknya dalam periode satu minggu sebanyak 351 – 750 pack

dan

Sebelum Sesudah Pack %

Experiment group (EG) 1.699 1.726 27 1,7

Control group (CG) 814 887 73 9,0

Kelompok sampelOmzet penjualan Kenaikan

Page 78: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

2). Warung tradisional yang masuk klasifikasi III adalah warung tradisional yang

omzet penjualan rokoknya dalam periode satu minggu kurang dari 151 – 350 pack.

5.4.2 Sampel Klasifikasi III

Tabel 5.4

Rekapitulasi omzet penjualan sampel klasifikasi III sebelum dan sesudah perlakuan

Sumber : Tabel 5.2a dan 5.2b

Tabel 5.4 menunjukkan kelompok sampel EG omzet penjualannya meningkat

tiga pack atau 0,5 persen. Sedangkan kelompok sampel CG kenaikannya mencapai 60

pack atau 19,7 persen, ini berarti kenaikan omzet penjualan kelompok EG lebih kecil

dibandingkan dengan kelompok CG. Kondisi ini menunjukkan bahwa perlakuan

(treatment) dalam bentuk pemberian lima pcs T Shirt tidak berpengaruh terhadap

peningkatan omzet penjualan.

Dengan melihat hasil omzet penjualan warung tradisional kelompok sampel

experiment group (EG) yang kenaikannya lebih kecil dibandingkan dengan omzet

penjualan warung tradisional di control group (CG), maka sampel klasifikasi

keseluruhan (klasifikasi II dan III) dan sampel klasifikasi III tidak perlu dilakukan uji

hipotesis. Tidak terjadinya peningkatan omzet penjualan di warung tradisional sampel

experiment group, hal ini disebabkan penggunaan T Shirt yang diberikan hanya

digunakan oleh pemilik warung tradisional dan tidak diberikan kepada konsumennya,

O1 O2 Pack %

Experiment group (EG) 581 584 3 0.5%

Control group (CG) 305 365 60 19.7%

Kelompok sampelOmzet penjualan Kenaikan

Page 79: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

sehingga hal inilah yang menyebabkan tidak adanya rangsangan bagi konsumen

untuk membeli rokok Sampoerna di warung tersebut dengan jumlah yang banyak.

Untuk penggunaan T Shirt oleh warung tradisional klasifikasi keseluruhan (II

dan III) sebanyak 80% menggunakannya sendiri dan hanya 20% yang dibagikan

kepada konsumennya dan untuk klasifikasi III untuk T Shirt nya 100% digunakan

sendiri oleh pemilik warung tradisional. Lebih detailnya data penggunaan 5 pcs T

Shirt disajikan pada tabel 5.5 sebagai berikut :

Tabel 5.5 Penggunaan 5 pcs T Shirt oleh warung tradisional klasifikasi

keseluruhan (II dan III) dan klasifikasi III

5.4.3 Sampel Klasifikasi II

Tabel 5.6

Rekapitulasi omzet penjualan sampel klasifikasi II sebelum dan sesudah perlakuan

Sumber : Tabel 5.2a dan 5.2b

Dari Tabel 5.6 terlihat kelompok sampel EG omzet penjualannya meningkat

24 pack atau 2,21 persen. Sedangkan kelompok sampel CG kenaikannya mencapai 17

pack atau 3,43 persen, ini berarti kenaikan omzet penjualan kelompok EG jika dilihat

O1 O2 Pack %

Experiment group (EG) 1.118 1.142 24 2,21

Control group (CG) 504 521 17 3,43

Kelompok sampelOmzet penjualan Kenaikan

Penggunaan 5 pcs T Shirt

Klasifikasi

keseluruhan

(II dan III)

%Klasifikasi

III%

Digunakan sendiri oleh pemilik

warung tradisional 8 80

7 100

Dibagikan kepada konsumen

warung tradisional 2 20

-

Total 10 100 7 100

Page 80: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

dari kenaikan jumlah packnya lebih besar dibandingkan CG. Kenaikan jumlah pack

pada sampel experiment group sudah cukup besar, hal ini dapat dilihat dari angka

dasar omzet penjualan experiment group yang memang besar yaitu 1.118 jika

dibandingkan omzet penjualan control group yaitu 504. Kondisi ini menunjukkan

bahwa perlakuan (treatment) dalam bentuk pemberian 5 pcs T Shirt berpengaruh

positif terhadap peningkatan omzet penjualan. Peningkatan omzet penjualan dari

warung tradisional dapat terealisasi karena adanya usaha dari warung tradisional

dengan memberikan T Shirt kepada konsumennya yang mau membeli lebih banyak

jumlah packnya dari pembelian normalnya sebagai contoh konsumen yang biasa

membeli satu pack jika mau membeli dua pack mendapatkan satu pcs T Shirt. Untuk

klasifikasi 2, dua warung tradisional memberikan T Shirt nya kepada konsumen dan

hanya satu warung tradisional yang menggunakannya sendiri. Lebih detailnya data

penggunaan 5 pcs T Shirt disajikan pada tabel 5.7 sebagai berikut :

Tabel 5.7 Penggunaan 5 pcs T Shirt oleh warung tradisional klasifikasi

keseluruhan Klasifikasi II

Penggunaan 5 pcs T ShirtKlasifikasi

keseluruhan II %

Digunakan sendiri oleh pemilik

warung tradisional 1 33

Dibagikan kepada konsumen

warung tradisional 2 67

Total 3 100

Page 81: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

5.4.4 Uji Hipotesis (Dampak Perlakuan)

Berdasarkan uraian diatas terungkap bahwa dampak perlakuan hanya

berdampak positif untuk kelompok sampel klasifikasi II. Sedangkan untuk kelompok

sampel klasifikasi III dan keseluruhan, perlakuan tidak berdampak signifikan

terhadap omzet penjualan. Oleh karenanya uji hanya dilakukan untuk kelompok

sample klasifikasi II, sedangkan untuk dua kelompok yang lain tidak perlu diuji lagi.

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah perlakuan mampu meningkatkan

omzet penjualan secara signifikan atau tidak.

Langkah-langkah Pengujian :

1. Merumuskan H0 dan H1

Ho : X1 = X2, artinya rata-rata omzet penjualan sebelum dan sesudah

perlakuan tidak berubah

Hi : X2 > X1, Rata-rata omzet penjualan sesudah perlakuan lebih besar

dibandingkan dengan sebelum perlakuan

2. Menentukan level of significance () = 0,05, dengan derajat kebebasan (df) :

n1 + n2 – 2. Bentuk test, test satu sisi, sisi kanan.

n1 (Ukuran sampel sebelum perlakuan) = 3

n2 (Ukuran sampel setelah perlakuan) = 3

Sehingga nilai t tabel yang diperoleh adalah 2,132

Page 82: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

3. Menentukan batas-batas penerimaan dan penolakan HO

\-=Ho diterima bila : t hitung ≤ t(α;n1 + n2 – 2)

Ho ditolak bila : t hitung > t(α;n1 + n2 – 2)

4. Dari data sampel yang diambil, dihitung nilai t dengan rumus :

Keterangan :

Di mana X1 = rata-rata omzet penjualan sebelum perlakuan

X2 = rata-rata omzet penjualan sesudah perlakuan

S12

= Variance omzet penjualan sebelum perlakuan

S22

= Variance omzet penjualan sesudah perlakuan

Di mana, Si2

= ∑ (Xi – X)2

( n – 1)

Sehingga t hitung yang diperoleh adalah sebesar 10,616 ini berarti t

hitung berada pada daerah penolakan Ho.

Page 83: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

5. Hasil Pengujian yaitu : berdasarkan uraian diatas terungkap bahwa dampak

perlakuan hanya berdampak positif untuk kelompok sampel klasifikasi II. Sedangkan

untuk kelompok sampel klasifikasi III dan keseluruhan, perlakuan tidak berdampak

signifikan terhadap omzet penjualan. Hal ini dapat dilihat dari omzet penjualan

warung tradisional klasifikasi keseluruhan dan tiga experiment group lebih kecil

dibandingkan control group. Oleh karenanya uji hanya dilakukan untuk kelompok

sample klasifikasi II, sedangkan untuk dua kelompok yang lain tidak perlu diuji lagi.

Lebih kecilnya omzet penjualan warung tradisional klasifikasi keseluruhan

dan tiga di kelompok experiment group dibandingkan kelompok control group

dikarenakan pemilik warung tradisonal tersebut tidak menggunakan 5 pcs T Shirt

yang diberikan dengan optimal untuk diberikan kepada konsumen rokok Sampoerna

di warung mereka yang mau meningkatkan pembelian.

Hasil analisis dampak perlakuan (treatment) diperoleh kesimpulan bahwa

promosi penjualan dengan pemberian 5 pcs T shirt kepada warung tradisional

klasifikasi 2 dapat meningkatkan omzet penjualan. Ini ditujukkan dari analisis

Independent sample T Test bahwa Ho ditolak, karena t tabel (2,132) > t hitung

(10,616) artinya rata-rata penjualan sesudah perlakuan mengalami kenaikan

dibandingkan penjualan sebelum perlakuan. Hal ini menujukkan promosi berupa

pemberian T Shirt berpengaruh significant terhadap peningkatan omzet penjualan.

Warung tradisional klasifikasi dua omzet penjualannya dapat meningkat hal

ini disebabkan karena warung tradisional tersebut juga memberikan T Shirt yang

Page 84: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

diberikan kepada konsumen dengan syarat konsumen mau membeli rokok Sampoerna

lebih banyak dari pembelian sebelumnya. Sehingga pemberian T Shirt untuk

meningkatkan omzet penjualan diklasifikasi dua dapat diteruskan dilakukan.

Selain pemberian T Shirt kepada konsumen oleh warung tradisional untuk

meningkatkan omzet penjualan, ada beberapa aktivitas yang juga harus dilakukan

yaitu melakukan pemajangan (display) produk Sampoerna agar produk lebih terlihat

oleh mata konsumen dan suggestive selling, pemilik warung tradisional aktif

menawarkan rokok Sampoerna kepada konsumen.

5.4.5 Implikasi Penelitian

Adapun implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pemberian 5 pcs T shirt sebagai perlakuan (treatment) tidak dapat

meningkatkan omzet warung tradisional di klasifikasi keseluruhan (klasifikasi II dan

III). Sebaiknya untuk promosi penjualan berikutnya warung tradisional klasifikasi

keseluruhan dapat lebih diberikan hal yang lebih menarik lagi seperti alat elektronik

atau uang. Untuk meningkatkan omzet penjualan warung tradisional di klasifikasi

keseluruhan sebaiknya digunakan treatment yang lain seperti dengan memberikan

hadiah elektronik atau uang agar pemilik warung tradisional termotivasi untuk

meningkatkan omzet penjualannya.

2. Pemberian 5 pcs T shirt sebagai perlakuan (treatment) tidak dapat

meningkatkan omzet warung tradisional di klasifikasi III, sebaiknya untuk promosi

penjualan berikutnya warung tradisional klasifikasi III dapat lebih diberikan hal yang

lebih menarik lagi seperti alat elektronik atau uang. Untuk meningkatkan omzet

Page 85: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

penjualan warung tradisional di klasifikasi III sebaiknya digunakan treatment yang

lain seperti dengan memberikan hadiah elektronik atau uang agar pemilik warung

tradisional termotivasi untuk meningkatkan omzet penjualannya.

3. Pemberian 5 pcs T shirt sebagai perlakuan (treatment) dapat meningkatkan

omzet warung tradisional di klasifikasi II, sehingga untuk promosi penjualan dengan

pemberian 5 pcs T Shirt tersebut dapat terus dilakukan untuk meningkatkan omzet

warung tradisional.

Page 86: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

1. Berdasarkan pembahasan terhadap hasil penelitian, dapat disimpulkan

beberapa hal sebagai berikut:

a) Promosi penjualan PT HM Sampoerna dengan pemberian T Shirt tidak

berpengaruh terhadap peningkatan omzet penjualan di kelompok

klasifikasi keseluruhan (II dan III).

b) Promosi penjualan PT HM Sampoerna dengan pemberian T Shirt

berpengaruh terhadap peningkatan omzet penjualan di warung

tradisional klasifikasi II.

c) Promosi penjualan PT HM Sampoerna dengan pemberian T Shirt tidak

berpengaruh terhadap peningkatan omzet penjualan di warung

tradisional klasifikasi III.

d) Omzet penjualan warung tradisional di kelompok control group (non

treatment) mengalami peningkatan

e) Penggunaan T Shirt oleh warung tradisional klasifikasi keseluruhan (II

dan III) sebanyak 80% menggunakannya sendiri dan hanya 20% yang

dibagikan kepada konsumennya dan untuk klasifikasi III untuk T Shirt

nya 100% digunakan sendiri oleh pemilik warung tradsional.

Penggunaan T Shirt oleh warung tradisional klasifikasi II, dua warung

Page 87: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

tradisional memberikan T Shirt nya kepada konsumen dan hanya satu

warung tradisional yang menggunakannya sendiri.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disarankan beberapa hal

sebagai berikut:

1. Promosi penjualan PT HM Sampoerna dengan memberikan T Shirt kepada

warung tradisional klasifikasi 2 dapat terus dilakukan untuk meningkatkan

omzet penjualan warung tradisional.

2. Promosi penjualan PT HM Sampoerna dengan memberikan T Shirt kepada

warung tradisional klasifikasi 3 sebaiknya jangan dilakukan lagi, hal ini

dikarenakan promosi penjualan tersebut tidak efektif untuk meningkatkan

omzet penjualan.

3. Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disampaikan

adanya keterbatasan penelitian sebagai berikut :

“ Dalam penelitian ini hanya dilakukan sekali saja perlakuan (treatment) yaitu

pemberian 5 pcs T Shirt kepada warung tradisional dengan jangka waktu yang

sangat singkat yaitu 2 minggu sehingga sulit untuk menentukan kondisi

kemampuan keuangan pemilik warung tradisional pada saat itu sehingga

sebaiknya penelitian ini dilakukan minimal dua bulan dan hadiah T Shirt

minimal 15 Pcs”

Page 88: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

DAFTAR PUSTAKA

Banerjee. 2009. Effect of Product Category on Promotional Choice Comparative

Study of Discount and Freebies. Tesis. Institute of Business Management

Janpur University.

Buchari, Alma. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Cetakan

Keenam, Bandung:Alfabeta.

Dana, Alden, 2000. An Investigation of Consumer Response to Sales Promotion

effect of Sales Promotion in Developing Markets. Journal of Advertising

Research. 6 (1): 124-130; ISSN

Fandy, Tjiptono. 2002. Bauran Pemasaran Jasa. Jawa Timur:Bayu Media.

F.Stanley, Richard. 2003. Promotion. Jakarta:Djaslim Saladin.

Gopal, Dos. 2009. Impact Of Sales Promotions On Buyers Behaviour. Tesis. Kolkota:

NSHM Business School Kolkata.

Imanuddin. 2008. Analisis Efektivitas Promosi PT BPRS Amanah Ummah

Leuwilian. Tesis. Bogor , Universitas Pakuan.

Kotler, Phillip. 2005, Marketing Management Elevent Edition, New Jersey : Prentice

Hall Inc.

Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane.2007. Manajemen Pemasaran. Edisi

Keduabelas. Jilid Kesatu, Jakarta:Erlangga.

Kurniawati, Desi. 2008. Analisis Efektivitas Bauran Promosi pada Rita

Pasaraya.Tesis. Wonosobo :Universitas Muhammadiyah.

Laroche, Michel, 2003. A Model of Consumer Response to Two Retail Sales

Promotion Techniques. Journal of Business Research. 56 (2003): 513-

522; Elsevier Science Inc.

Leone, Robert, P. 2001. Measuring The Effect of Retail Store Promotions on Brand

and Store Substitution. Journal of Marketing Research. May 1988;25,2;

ABI/INFORM

Page 89: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

Mandel, James, 2001. Sales Promotion and Sources of Consumer Based Brand

Equity on Industrial Goods. Journal of Business Research.. 56,513-522;

ISSN: 2001-774x

Morissan. 2007. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Ramdina Prakarsa,

Jakarta.

Nadyati, Silvy. 2007. Analisis Efektivitas Bauran Promosi pada Giant Hypermarket

Botani Square. Tesis. Bogor ; Universitas Nusa Bangsa.

Noor, Maesa, 2008. Pengaruh Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

pada D’Loops Clothing. Tesis. Bandung ; Universitas Widyatama.

Nugraha, Aditya, 2008. Pengaruh Promosi Penjualan Air Minum dalam Kemasan

BMC Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada PT Agronesia.

Tesis. Bandung ; Universitas Widyatama.

Odunlami, Ibojo, 2011. Effect of Sales Promotion as a Tool on Organizational

Performnace. Journal of Emerging Trends in Economics and Management

Sciences (JETEMS). 2 (1): 9-13; ISSN: 2141-7024

Purbasari, Triasgani. 1997. Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Volume

Penjualan pada Perusahaan Rokok PT Djarum Kudus. Tesis. Semarang :

Universitas Diponegoro.

Rajagopal. 2008. Point of Sales Promotion and Buying Stimulation in Retail Stores.

Tesis. Mexico:Mexico City Campus.

Raghubir, Priya, 2004. Free Gift with Purchase Promoting or Discounting the Brand.

Journal of Consumer Psychology. 14 (1&2), 181-185; Lawrence Erlbaulm

associates

Setiyowati, Novia. 2008. Daya Tarik Iklan Produk Gudang Garam Merah di Media

Televisi. Tesis. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Setiawati, Bekti. 2006. Pengaruh Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Keputusan

Pembelian Kerupuk Rembak “Dwijoyo”. Tesis. Kendal: Universitas

Negeri Semarang.

Swasta, Basu. 2000. Management Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen. Edisi

Ketiga, Yogyakarta; BPFE.

Page 90: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

Swasta, Basu. 2005. Management Pemasaran Modern. Edisi Kedua Belas,

Yogyakarta; Liberty.

Walters, Rockney G. 2000. Retail Promotions and Retail Store Performance.Tesis.

Indiana :School of Business Indiana University.

Page 91: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

LAMPIRAN III

KUESIONER

A. Identitas Responden

1. Nama :

2. Alamat :

3. Jenis Kelamin :

a. Laki-laki

b. Perempuan

4. Apakah status perkawinan anda saat ini ?

a. Menikah

b. Belum Menikah

c. Duda/Janda

5. Berapakah Usia anda saat ini ?

a. Di bawah 20 tahun

b. 20 – 30 tahun

c. 31 – 40 tahun

d. 41 – 50 tahun

e. Di atas 50 tahun

6. Apakah jenjang pendidikan yang anda miliki ?

a. SMP

b. SMU/Sederajat

Page 92: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

c. Diploma – S1

7. Omzet penjualan (Pack) / minggu sebelum diberikan 5 pcs T Shirt ?

8. Omzet penjualan (Pack) / minggu setelah diberikan 5 pcs T Shirt ?

9. T Shirt yang diberikan kepada anda, digunakan untuk apa ?

Page 93: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

LAMPIRAN 1

Peningkatan rata-rata / minggu omzet warung tradisional di Experiment Group (EG)

klasifikasi II

Mencari standar deviasi,

S12

= ∑ (Xi – X)2

( n – 1)

S12

= (27-8)2

+ (-81-8)

2 +

(79-8)

2

2

S12

= 361 + 7.921 + 5.041

2

S12

= 13.323

2

S12

= 6.662

Page 94: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

LAMPIRAN 2

Peningkatan rata-rata / minggu omzet warung tradisional di Control Group (CG)

klasifikasi II

Mencari standar deviasi,

S22

= ∑ (Xi – X)2

( n – 1)

S22

= (20-4)2

+ (22-4)

2 +

(-30-4)

2

2

S22

= 256 + 324 + 1.156

2

S22

= 1.736

2

S22

= 868

Maka t hitung adalah sebagai berikut :

Page 95: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan

1 2

2 2

1 2

1 2 1 2

1 1 1 1

2

X Xt

n S n S

n n n n

t = 10,6

Page 96: Dijelaskan bahwa pemasaran merupakan salaah satu dari kegiatan