perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pelaksanaan ...... · perpustakaan.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PELAKSANAAN PERJANJIAN SIARAN ANTARA RADIO IMMANUEL
DENGAN PERSEKUTUAN KRISTEN ANTAR UNIVERSITAS
(PERKANTAS) DI SURAKARTA
Penulisan Hukum
(Skripsi)
Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
APRIADI RIZAL S.
NIM: E0005099
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Penulisan Hukum (Skripsi)
PELAKSANAAN PERJANJIAN SIARAN ANTARA RADIO IMMANUEL
DENGAN PERSEKUTUAN KRISTEN ANTAR UNIVERSITAS
(PERKANTAS) DI SURAKARTA
Oleh :
APRIADI RIZAL S.
NIM E0005099
Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum
(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Januari 2010
Dosen Pembimbing
Tuhana, S.,H, MSi.
NIP: 19690322 199702 1001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN PENGUJI
Penulisan Hukum (Skripsi)
PELAKSANAAN PERJANJIAN SIARAN ANTARA RADIO IMMANUEL
DENGAN PERSEKUTUAN KRISTEN ANTAR UNIVERSITAS
(PERKANTAS) DI SURAKARTA
Oleh:
APRIADI RIZAL S.
NIM: E0005099
Telah diterima dan disahkan oleh Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada :
Hari :
Tanggal :
DEWAN PENGUJI
1. (………………………………….)
2. (………………………………...)
3. Tuhana S.H.,M.Si (………………………………...)
NIP. 19690322 199702 1001
Anggota
MENGETAHUI
Dekan,
Moh. Jamin, S.H. M.Hum
NIP. 1961093019861101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN
Nama : Apriadi Rizal S.
NIM : E0005099
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Penulisan Hukum (Skripsi) berjudul :
Pelaksanaan Perjanjian Siaran Antara Radio Immanuel Dengan Persekutuan
Kristen Antar Universitas (Perkantas) Di Surakarta adalah betul-betul karya
sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam Penulisan Hukum (Skripsi) ini
diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian
hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi
akademik berupa pencabutan Penulisan Hukum (Skripsi) dan gelar yang saya
peroleh dari Penulisan Hukum (Skripsi) ini.
Surakarta, Januari 2010
Yang membuat pernyataan
Apriadi Rizal S.
NIM. E0005099
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Apriadi Rizal Simangunsong. E0005099. PELAKSANAN PERJANJIAN SIARAN ANTARA RADIO IMMANUEL DENGAN PERSEKUTUAN KRISTEN ANTAR UNIVERSITAS (PERKANTAS) DI SURAKARTA. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.UNS.
Penelitian dalam rangka penulisan hukum (skripsi)ini bertujuan untuk mengetahui isi perjanjian sairan radio antara Radio Immanuel, hak dan kewajiban masing- masing pihak yang ada dalam perjanjian, hambatan dalam pelaksanaan dan solusi yang diambil.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari Wakil Direktur Radio Immanuel dan Sekertaris Perkantas Surakarta/ Solo,dengan sumber data adalah data sekunder yang diperoleh dari buku- buku yang menunjang.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perjanjian siaran radio antara Radio Immanuel dengan Perkantas dibuat dalam bentuk tertulis dengan nama Media Order dan menggunakan Bahasa Indonesia. Surat perjanjian ini berisi tentang detail order dan beberapa kesepakatan disertai tanda tangan kedua belah pihak. Pembuatan perjanjian dilakukan oleh kedua belah pihak sehingga hak dan kewajiban yang timbul diantara keduanya adalah seimbang. Pelaksanaan perjanjian ini tidak sederhana dan perealisasian prestasi dari perjanjian tersebut terlaksana dengan baik sebagaimana diharapkan oleh para pihak tentunya. Pelaksanaan perjanjian terdapat beberapa hambatan yang sifatnya teknis, namun selama ini hambatan- hambatan tersebut dapat dicarikan solusinya sehingga dalam pelaksanaan siaran tersebut bisa dikatakan berjalan lancar dan baik. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa terjadi kerja sama yang baik di antara kedua belah pihak dikarenakan terdapat kesamaan visi-misi. Banyak respon yang baik dari siaran yang dibawakan Perkantas di stasiun Radio Immanuel. Dan Perkantas sudah menambah kontraknya selama satu tahun lagi dikarenakan terdapat respon baik dari para pendengar.
Penelitian ini diharapkan akan member manfaat berupa bahan masukan dan referensi bagi para pihak yang berkepentingan langsung dengan penelitian ini dan memberikan sumbangan pemikiran yuridis di bidang hukum khususnya hukum perdata. Serta dapat memberi informasi kepada masyarakat mengenai pelaksanaan perjanjian terkhususnya perjanjian siaran radio.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala
kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua
bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan
Anak dan Roh Kudus,dan ajarlah mereka melakukan segala
sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa
sampai kepada akhir zaman.
Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan,
melainkan yang tak kelihatan,
karena yang kelihatan adalah sementara,
sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Orang bodoh dikalahkan dengan orang pintar
Orang pintar dikalahkan dengan orang jenius
Orang jenius kalah dengan orang tekun
Orang tekun kalah dengan orang yang punya KEBENARAN
Jika kita terang, dimanakah cahaya itu
Jika kamu garam, dimanakah asin itu
Untuk apa hidup jika tidak jadi pengaruh untuk sekitar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Karya yang jauh dari sempurna ini, dipersembahkan untuk:
JALAN, KEBENARAN, dan HIDUP Yang terus menginspirasikan dan mengajarkan banyak hal
Dialah Yesus Kristus Ajarkan tujuanMu didalam hidupku ini.
Kepada bangsaku, yaitu Bangsa Indonesia Bangsa terindah dan terbaik yang pernah ada
Semoga bisa berguna untuk kemajuan
Kepada kedua orang tua Karmin Simangunsong dan Tionarli Purba
( Tidak ada yang sepertimu, sungguh menginspirasikan)
Kepada saudara: Novika Hartati Simangunsong dan Ramot Ridho Simangunsong
( Salah satu kebangganku ialah hidup ditengah keluarga ini)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Terpujilah Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya-lah yang
telah menyertai dalam proses dan penyelesaian penulisan hukum (skripsi) ini yang
jauh dari sempurna ini yang berjudul “PELAKSANAAN PERJANJIAN
SIARAN ANTARA RADIO IMMANUEL DENGAN PERSEKUTUAN
KRISTEN ANTAR UNIVERSITAS (PERKANTAS) DI SURAKARTA”
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam proses dan penyelesaian penulisan hukum
ini tidak terlepas dari bantuan, support, dorongan, bimbingan dari banyak pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini izinkanlah saya menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih serta pengharagaan yang sebesar- besarnya kepada:
1. Bapak Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai otoritas
tertinggi di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Mohammad Jamin S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Tuhana S.H., Msi selaku pembimbing yang dengan keramahan dan
keiklasan serta kehangatannya dalam membimbing penulis dalam
menyelesaikan penulisan hukum ini.
4. Bapak Bambang Sakri sebagai Wakil Direktur Radio Immanuel yang tulus
dan antusias memberikan informasi yang dibutuhkan penulis dan segenap
jajaran Radio Immanuel yang ramah.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah membekali penulis dalam keilmuan di bagian hukum
dan seluruh karyawan kemahasiswaan, pendidikan, petugas kemanan,
petugas dapur, petugas parkir, yang tidak pernah menyerah bekerja demi
lancarnya kehidupan di Fakultas.
6. Bapak Karmin Simangunsong dan Ibu Tionarli Purba yang selalu berharap
agar kehidupan anak-anaknya lebih baik dari mereka dan berguna di masa
depan. Kebanggaanku saat memikirkan kerja keras kalian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7. Saudaraku terkasih ayuk dan ido. Ayo kita berjuang untuk masa depan
yang lebih baik dari sebelumnya, dan tidak menyerah dengan apapun.
8. Keluargaku di Kota Solo di GBIS Generasi Pilihan Pucang Sawit yang
menjadi keluarga kedua di kota yang unik ini.Terbanglah dengan kedua
sayapmu, lebih tinggi, dan semakin. Menjadi gereja yang berkenan di hati
Tuhan.
9. Keluarga Besar PMK FH UNS. PMK merupakan fellowship/ persekutuan
bukan suatu organisasi. Lanjutkan perjuangan para pendahulu yang sudah
memperjuangkan kehidupan yang lebih baik di hari yang akan datang.
Hiduplah dengan visi yang ada, karena visi itu bukan berasal dari
keinginan manusia. Raihlah kemenangan.
Surakarta, Oktober 2009
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................... i
PERSETUJUAN.............................................................. ……... ii
PENGESAHAN................................................................................ iii
MOTTO............................................................................................ iv
PERSEMBAHAN............................................................................ v
KATA PENGANTAR....................................................... ……... vi
DAFTAR ISI.............................................................................. ix
ABSRTAK........................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN.................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah..................................... 1
B. Perumusan Masalah............................................ 3
C. Tujuan Penelitian................................................ 4
D. Manfaat Penelitian.............................................. 5
E. Metode Penelitan................................................ 5
F. Sistematika Penulisan Hukum (Skripsi)............. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................ 13
A. Kerangka Teori................................................... 13
1. Tinjauan Umum Perjanjian.......................... 13
a. Pengertian Perjanjian............................. 13
b. Syarat Sahya Perjanjian......................... 14
c. Terjadinya Perjanjian.............................. 19
d. Akibat Hukum Perjanjian yang Sah...... 19
e. Asas- Asas dalam Perjanjian.................. 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
f. Prestasi, Wanprestasi dan Akibatnya...... 22
2. Tinjauan Umum Penyiaran............................ 24
a. Pengertian Siaran dan Penyiaran............ 24
b. Tujuan dan Fungsi Penyiaran................. 24
c. Penyelenggaraan Penyiaran.................... 25
d. Pelaksanaan Siaran.................................. 26
3. Tinjauan Umum Tentang Siaran Radio....... 28
a. Pengertian Radio Siaran.......................... 28
b. Arah dari Radio Siaran ........................... 29
B. Kerangka Pemikiran............................................. 31
BAB III HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN........ 33
A. Gambaran Umum Radio Immanuel Surakarta..... 33
1. Sejarah Pembentukan dan Beberapa
Perkembangan Radio Immanuel di
Surakarta....................................................... 33
2. Status dan Tugas Radio Immanuel................ 37
3. Struktur Organisasi Radio Immanuel............ 40
B. Gambaran Umum Perkantas............................... 43
1. Berdirinya Perkantas di Indonesia................ 43
2. Visi- Misi, dalam Pelayanan
Perkantas...................................................... 47
3. Kekhususan dalam Pelayanan Perkantas...... 49
4. Pola dalam Pelayanan Perkantas.................. 51
5. Perkantas di Surakarta/ Solo........................ 49
C. Alasan- alasan yang melatar belakangi
Pelaksanaan Perjanjian Siaran Antara Radio
Immanuel dengan Perkantas di Surakarta......... 53
1. Isi Perjanjian Siaran Radio antara Radio Immanuel
dengan Perkantas di Surakarta..................... 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Prosedur Penyiaran Siaran Radio di Radio Immanuel
dengan Pihak Perkantas................................ 59
3. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian
Siaran Radio .................................................... 61
4. Realisasi Isi Perjanjian Siaran Radio...... 63
5. Wanprestasi yang Dilakukan Para Pihak serta
Penyelesaiannya .............................................. 65
6. Hambatan yang Dihadapi Para Pihak serta
Cara Penyelesaiannya.................................... 66
BAB IV PENUTUP................................................................. 70
A. Kesimpulan.......................................... .............. 70
B. Saran.................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA.
Dari Buku
Abdulkadir Muhammad. 1990. Hukum Perikatan Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti.
Bachsan Mustafa. 1989. Sistem Hukum Komunikasi Massa Indonesia.
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Burhan Bungin. (ed).2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:PT.
Raja Grafindo Persada.\
Badrulzaman Mariam Daruz.1994. Aneka Hukum Bisnis. Bandung:
Alumni
Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kuslitatif Bagian II. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
RM Suryodiningratan.1982. Azas-Azas Hukum Perikatan. Bandung:
Tarsito.
Satrio J.1980. Hukum Perjanjian Menurut Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata Indonesia. Purwokerto: Harsa.
Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI-Press.
-----------------------. 2008. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI-Press.
Subekti. 1995. Kitab Undang- Undang Hukum Perdata. Jakarta; PT.
Pradnya Paramita.
--------- 2001. Hukum Perjanjian. Jakarta: PT.Intermasa.
Setiawan R. 1999. Pokok- Pokok Hukum Perikatan. Bandung: Putra
Abardin.
Kitab Undang- Undang Hukum Perdata.
Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang- Undang Republik Indonesia No.32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30 TAHUN PSMKS
Makalah mengenai Radio Immanuel
Dari Jurnal
http://perpustakaan.uns.ac.id/jurnal/index.php?act=view&id=1_la&aid=45
jam10.43, Tanggal 20-01-2 010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia merupakan negara hukum, yang mengakibatkan semua
kehidupan dalam masyarakat diatur dalam hukum positif negara Indonesia. Di
dalam Pasal 28 Undang- Undang Dasar Republik Indonesia 1945 amandemen ke-
IV dinyatakan bahwa ”Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-
Undang”. Pasal ini menerangkan bahwa terdapat kepastian hukum dalam
menyampaikan pikiran atau pendapat, yaitu mengeluarkan pikiran secara lisan dan
tulisan.
Menyampaikan pikiran secara lisan maupun secara tulisan maksudnya
menyampaikan pesan, ide, gagasan, wacana, kreativitas ataupun berita dari
seseorang komunikator kepada massa, atau khalayak ramai. Proses komunikasi
dapat berjalan dengan lancar dan tidak berbenturan dengan sistem lainnya maka
penggunaan media massa sebagai saluran komunikasi harus diatur oleh hukum
dengan berdasarkan pada sistem hukum komunikasi massa.
Sistem hukum komunikasi massa adalah seperangkat komponen baik yang
termasuk komponen sistem, berupa peraturan- peraturan hukum maupun
komponen- komponen yang tidak termasuk sistem disebut lingkungan, berupa
orang- orang yang terlibat dalam kegiatan komunikasi massa, berita, pemerintah
dan media massa, baik media elektronik maupun media cetak sebagai alat untuk
menyampaikan pesan, pikiran, gagasan, ide, perasaan, maupun berita kepada
massa, umum, atau khalayak luas (Bachsan Mustafa, 1989:35). Keterangan
tersebut memberikan penjelasan bahwa ada dua media yaitu media elektronik
untuk menyampaikan pikiran, gagasan, ide, pesan, perasaan, maupun berita secara
lisan, dan media cetak untuk menyampaikan secara tulisan. Media radio termasuk
dalam media elektronik yang juga memiliki kelebihan dan kekurangan dibanding
media elektronik lainnya. Internet yang merupakan hasil perkembangan teknologi
dan terus berkembang setiap waktunya, namun kecanggihan internet juga
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
membutuhkan pengeluaran yang cukup besar dibanding dengan radio. Internet
juga sangat jarang masuk sampai kepedesaan karena kebanyakan berada dikota,
sedangkan radio sudah sangat merakyat dimana- mana bahkan ada dikota dan
dipedesaan. Radio sanggup memenuhi keinginan masyarakat untuk mendapatkan
informasi dari kalangan bawah sampai kalangan atas tanpa harus memenuhi biaya
tertentu.
Berdasarkan Pasal 1 Undang- Undang No. 32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran, lembaga penyiaran radio di Indonesia dapat dibedakan menjadi 4
(empat), yaitu:
1. Lembaga Penyiaran Publik,
2. Lembaga Penyiaran Swasta,
3. Lembaga Penyiaran Komunitas
4. Lembaga Penyiaran Berlangganan
Radio siaran radio swasta yang satu dengan lainnya memiliki angaran
dasar dan anggaran rumah tangga yang berbeda- beda dan biasanya hanya
diketahui kalangan tertentu saja, tetapi mempunyai persamaan, yaitu sebagai alat
pendidikan dan pengajaran dan sebagai alat hiburan.
Dalam menjalankan fungsinya radio siaran tidak berdiri sendiri tetapi
mempunyai link atau kerja sama dengan pihak lain. Contohnya pihak radio
bekerjasama dengan toko roti yang sedang baru memulai usahanya, bentuk
kerjasama lainnya ialah pihak radio bekerja sama dengan penerbit tertentu agar
pihak penerbit bisa menyiarkan kepada publik mengenai akan diadakannya
pameran buku.
Radio Immanuel sebagai salah satu radio swasta yang juga melakukan
kerja sama dengan pihak lain dalam menjalankan fungsinya. Salah satunya adalah
kerjasama siaran dengan Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas).
Perkantas yang merupakan Persekutuan Kristen Antar Universitas yang
bergerak dalam bidang kerohanian. Pelayanan yang dilakukan adalah melayani
mulai dari siswa, mahasiswa, pekerja dan alumni. Perkantas ini juga sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
berkembang secara nasional karena sudah ada perwakilan disetiap kota, walaupun
belum semuanya terjamah.
Those sector should be managed systematically and consistenly, supported
by available protectable norms, and prepared human developmentas business
actor in which global business oriented for national purposes.
Terjemahannya: sektor- sektor tersebut di atur dengan sistematis dan
stabil, didukung dengan perlindungan hukum, dan persiapan manusia dalam
pengembangan pelaku dagang di dalam perkembangan dagang dunia guna
kepentingan bangsa.(Jurnal hukum perpustakaan UNS).
Dalam hal ini Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) Surakarta
dengan Radio Immanuel mengikatkan perjanjian untuk menyiarkan suatu acara
yang telah disepakati dalam perjanjian. Perjanjian tersebut menjadi undang-
undang bagi kedua belah pihak dan harus dijalankan sesuai ketentuan yang
berlaku. Dengan demikain terciptanya payung hukum dan kepastian hukum bagi
pihak yang ada mengenai hak dan kewajiban. Akibatnya yaitu bila ada salah satu
pihak yang tidak melaksanakan isi perjanjian atau melanggar sesuatu dan
langsung bergesekan dengan hak pihak lain, maka maka pihak yang dirugikan
dapat meminta pertanggungjawaban. Dalam pelaksanaan perjanjian ada banyak
faktor yang mempengaruhinya, sehingga penulis ingin mengetahui lebih lengkap
dan jelas bagaimana pelaksanaan perjanjian tersebut. Oleh karena itu penulis akan
mengadakan suatu penelitian dengan judul: “PELAKSANAAN PERJANJIAN
SIARAN ANTARA RADIO IMMANUEL DENGAN PERSEKUTUAN
KRISTEN ANTAR UNIVERSITAS (PERKANTAS) DI SURAKARTA”
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan hal yang dibuat untuk memecahkan
masalah pokok yang diteliti sehingga ditemukan penyelesaian yang tepat dan
mencapai tujuan dan sasaran yang jelas serta memperoleh jawaban sesuai
dengan yang diharapkan. Berdasarkan uraian diatas dan latar belakang, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
1. Apa yang melatarbelakangi terjadinya perjanjian siaran antara Radio
Immanuel dengan Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas)?
2. Bagaimana hak dan kewajiban para pihak dalam penyelenggaraan siaran
radio antara Radio Immanuel dengan Persekutuan Kristen Antar
Universitas (Perkantas)?
3. Permasalahan apa yang timbul dalam pelaksanaan penyiaran dan cara
penyelesaiannya?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan suatu target yang hendak dicapai dalam
suatu penelitian. Tujuan penelitian berkaitan dengan masalah pelaksanaan
perjanjian siaran radio antara Rado Immanuel dengan Persekutuan Kristen
Antar Universitas (Perkantas) adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Obyektif
a. Untuk mengetahui latar belakang terjadinya perjanjian siaran antara
Radio Immanuel dengan Perkantas.
b. Untuk mengetahui hak dan kewajiban masing- masing pihak di dalam
siaran radio antara Radio Immanuel dengan Perkantas.
c. Untuk mengetahui permasalahan yang yang timbul dalam perjanjian
siaran radio antara Radio Immanuel dengan Perkantas dan mengetahui
solusinya.
2. Tujuan Subyektif
a. Untuk menambah, dan memperlengkapi penyusun dalam bidang
Hukum Perdata, khususnya dalam bidang hukum perjanjian dan
mengetahui praktek di lapangan yang sangat berarti bagi penyusun.
b. Untuk memperoleh data- data sebagai bahan dalam penyusunan skripsi
sebagai persyaratan wajib bagi setiap mahasiswa dalam mencapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
derajat kesarjanaan (S-1) di Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritik
a. Dapat memberi sumbangan pemikiran di bidang Hukum Perdata
terutama dalam hal pelaksanaan perjanjian siaran radio.
b. Dapat dipergunakan sebagai bahan masukan dan referensi bagi
pihak- pihak yang berkepentingan langsung dengan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk memberi bahan masukan berupa kajian yuridis yang
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk lebih
menyempurnakan dalam pelaksanaan perjanjian siaran radio.
b. Untuk mengembangkan pengetahuan yang diperoleh selama
perkuliahan dan membandingkan dengan kenyataan yang ada di
lapangan,
c. Sebagai praktek dari teori dalam bidang hukum dan dalam
pembuatan karya ilmiah dengan suatu metode ilmiah.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Soerjono Soekanto adalah:
1. Suatu tipe pemikiran yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian.
2. Suatu tehnik yang umum bagi ilmu pengetahuan.
3. Cara tertentu untuk melaksanakan suatu prosedur. ( Soerjono Soekanto,
1986:5).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Suatu laporan akan disebut ilmiah dan dapat dipercaya kebenarannya
apabila disusun dengan metode penelitian yang tepat. Menurut Soerjono
Soekanto, penelitian dimulai seseorang berusaha untuk memecahkan masalah
yang dihadapi secara sistematis dengan metode- metode dan tehnik- tehnik
tertentu yang bersifat ilmiah. Artinya bahwa metode atau tehnik yang
digunakan tersebut bertujuan untuk satu atau beberapa gejala dengan jalan
menganalisanya dan dengan mengadakan pemeriksaan yang mendalam
terhadap fakta tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas
masalah yang ditimbulkan oleh faktor- faktor tersebut. (Soerjono Soekanto,
1986:12).
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa metode merupakan unsur yang
harus mutlak harus ada dalam penelitian. Beberapa hal yang menjadi bagian
dari metode dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis penelitian.
Mengacu pada perumusan masalah, maka penelitian ini termasuk
dalam jenis penelitian hukum empiris atau non doktrinal. Dalam hal ini
peneliti akan memberikan gambaran dan menguraikan tentang latar
belakang, penyelengaraan dan masalah serta solusi dalam perjanjian antara
Radio Immanel dengan Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas).
2. Lokasi penelitian.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi penelitian di Radio
Immanuel Surakata dan Rumah Persekutuan Kristen Antar Universitas
(Perkantas) di daerah Kepatihan Surakarta.
3. Sifat penelitian.
Penelitian yang dilakukan penulis besifat deskriptif. Menurut
Soerjono Soekanto, penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk memberikan data seteliti mungkin tentang manusia,
keadaan atau gejala- gejala lainnya. Maksud dari penelitian deskriptif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
adalah terutama untuk mempertegas hipotesa- hipotesa agar dapat
membantu memperkuat teori- teori baru. (Soerjono Soekanto, 1986:10).
4. Jenis data.
Data adalah hasil dari penelitian, baik berupa fakta- fakta atau
angka- angka yang dapat dijadikan bahan suatu sumber informasi,
sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu
keperluan. Jenis data yang dipergunakan penulis dalam penelitian ini
adalah:
a. Data primer.
Data primer adalah data atau fakta atau keterangan yang
diperoleh secara langsung dari sumber pertama, atau melalui penelitian
lapangan, yaitu berupa hasil wawancara Wakil Direktur Radio
Immanuel dan Sekretaris Persekutuan Kristen Antar Universitas
(Perkantas) Surakarta.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data atau fakta atau keterangan yang
digunakan oleh seseorang yang secara tidak langsung dari lapangan,
antara lain studi kepustakaan yang meliputi buku- buku dan peraturan
perundangan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
5. Sumber Data.
Adapun yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini
adalah subyek dimana data diperoleh. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan sumber data sebagai berikut:
a. Sumber data primer, merupakan sumber data yang berupa keterangan-
keterangan dari pihak-pihak yang terkait secara langsung dengan
permasalahan yang diteliti. Pihak- pihak tersebut meliputi karyawan
atau pimpinan di lingkungan Persekutuan Kristen Antar Universitas
(Perkantas)Surakarta dan pihak- pihak di Radio Immanuel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
b. Sumber data sekunder, merupakan sumber data yang secara tidak
langsung memberikan keterangan yang bersifat mendukung sumber
data primer. Dalam hal ini terdiri dari surat perjanjian antara pihak
Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) dengan Radio
Immanuel, Kitab Undang- Undang Hukum Perdata, dan literatur-
literatur yang mendukung seperti buku 30 TAHUN PSMKS dan
Makalah Radio Immanuel.
6. Teknik Pengumpulan Data
Merupakan cara untuk mengumpulkan data dari salah satu atau
beberapa sumber data yang ditentukan. Untuk memperoleh data yang
lengkap dan relevan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
a. Wawancara
Merupakan cara memperoleh data dengan jalan melakukan tanya
jawab secara mendalam dengan sumber data primer, yaitu pihak- pihak
yang berkompeten di Radio Immanuel yaitu Wakil Direktur yang
bernama Bambang Sakri dan dari Sekertaris Persekutuan Kristen Antar
Universitas yang bernama Sinta(Perkantas)Surakarta
Jenis wawancara yang akan dipergunakan penulis dalam
penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu wawancara
yang dilakukan dengan mempersiapkan pokok- pokok permasalahan
terlebih dahulu yang kemudian dikembangkan dalam wawancara,
kemudian responden akan menjawab secara bebas sesuai dengan
permasalahan yang diajukan sehingga kebekuan dan kekakuan proses
wawancara dapat terkontrol (Sutrisno Hadi, 2001:2007).
b. Studi Kepustakaan.
Suatu tehnik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan
dokumen- dokumen, buku- buku, dan bahan pustaka lainnya yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
berkaitan dengan pembahasan penelitian. Dalam hal ini penulis akan
mengumpulkan data- data dengan mempelajari:
1). Dokumen- dokumen atau berkas- berkas lainnya yang diperoleh dari
Radio Immanuel dan Perkantas Surakarta
2). Buku- buku atau pustaka lainnya yang berkaitan dengan pokok-
pokok bahasan penelitian.
Menurut Soerjono Soekanto, studi kepustakaan adalah studi
dokumen yang merupakan suatu alat pengumpul data yang dilakukan
melaui data tertulis dengan mempergunakan “content analysis” atau
yang biasa disebut dengan analisis muatan (Soejono Soekanto,
1986:21).
7. Teknik analisis data dan model analisis.
Langkah yang dilakukan setelah memperoleh data ialah
menganalisis data tersebut. Analisis data mempunyai kedudukan penting
dalam penelitian untuk mencapai tujuan penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah dengan analisis
isi (content analysis). Adapun model analisa yang digunakan adalah
analisa kualitatif model interaktif (interactive model of analysis) yaitu
dilakukan dengan cara interaksi, baik antara komponennya, maupun degan
proses pengumulan data, dalam proses yang berbentuk siklus. Dalam
bentuk ini, peneliti tetap bergerak diantara tiga komponen analisis dengan
proses pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung.
Sesudah pengumpulan data berakhir, peneliti bergerak diantara tiga
komponen analisisnya dengan menggunakan waktu yang masih tersisa
bagi penelitiannya (H.B. Sutopo, 2002:94-95).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Untuk lebih jelasnya, teknik analisa data kualitatif dengan model
interaktif dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut:
Gambar I: Interactive Model of Analysis
Keterangan:
a. Reduksi data.
Merupakan bagian dari proses analisis yang mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang hal- hal yang tidak
penting dan mengatur data sedemikan rupa sehingga kesimpulan
penelitian dapat dilakukan.
b. Penyajian data
Merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam
bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat
dilakukan. Sajian data harus mengacu pada rumusan masalah sehingga
dapat menjawab permasalahan- permasalahan yang akan diteliti.
c. Penarikan kesimpulan
Dari awal pengumpulan data, peneliti harus sudah memahami
apa arti dari berbagai hal yang ia temui dengan melakukan pencatatan
Pengumpulan
data
Reduksi
data
Penyajian
data
Penarikan
kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
peraturan- peraturan dan pola- pola, pernyataan- pernyataan dan
konfiguasi yang mungkin, arahan, sebab akibat, dan berbagai proporsi,
kesimpulan perlu diversifikasi agar cukup mantap dan benar- benar
bisa dipertangungjawabkan.
F. Sistematika Penulisan Hukum (Skripsi)
Untuk membeberkan gambaran secara menyeluruh mengenai sistematika
penulisan hukum yang sesuai dengan aturan baru dalam penulisan hukum, maka
penulis menyiapkan suatu sistematika penulisan hukum. Adapun sistematika ini
terdiri dari 4 (empat) bab, yang tiap- tiap bab terbagi dalam sub- sub bagian yang
dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan hasil
penelitian ini. Sistematika penulisan hukum tersebut adalah sebagai berikut;
BAB I PENDAHULUAN: dalam bab ini memuat latar belakang,
perumusan masalah, tujuan peneltian, manfaat penelitian, metode
penelitian, dan sistematika peneletian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA: dalam bab ini memuat kerangka teori,
kerangka pemikiran
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN: memuat latar
belakang terjadinya perjanjian siaran antara Radio Immanuel
dengan Perkantas,hak dan kewajiban paraS pihak dalam
penyelenggaraan radio antara Radio Immanuel dengan Perkantas,
hambatan dalam pelaksanaan penyiaran dan solusinya.
BAB IV PENUTUP: memuat kesimpulan dan saran.
Merupakan bagian akhir dari penulisan hukum (skripsi)
yang berisi kesimpulan dan saran berdasarkan pembahasan yang
telah diuraikan dalam bab sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori.
1. Tinjauan Umum tentang Perjanjian.
a. Pengertian Perjanjian
Peraturan yang berlaku bagi perjanjian diatur dalam dalam Buku
Ketiga KUHPerdata yang berjudul ”Tentang Perikatan”. Pengertian
perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata disebutkan sebagai berikut:
suatu persetujuan adalah perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya pada satu orang atau lebih.
Menurut para ahli, batasan perjanjian dalam pasal tersebut kurang
lengkap dan banyak mempunyai kelemahan, antara lain:
a. Hukum tidak ada sangkut pautnya dengan setiap perikatan, dan
demikian pula tidak ada sangkut pautnya dengan setiap sumber
perikatan. Sebab apabila penafsiran dilakukan secara luas, maka setiap
janji adalah persetujuan. Tidak dijelaskan maksud dari kata
“perbuatan”, karena mempunyai akibat hukum adalah perbuatan
hukum. (RM. Suryodiningrat, 1982:78).
b. Definisi dalam Pasal 1313 KUHPerdata hanya mengenai persetujuan
sepihak (unilateral), satu pihak saja yang berprestasi, sedangkan [ihak
lainnya tidak berprestasi. (RM. Surydiningrat, 1982:78).
c. Pasal 1313 KUHPerdata hanya mengenai persetujuan yang
menimbulkan perikatan yang disebut perjanjian obligatoir (memberi
hak dan kewajiban kepada kedua belah pihak) dan tidak berlaku bagi
persetujuan jenis lainnya. (RM. Suryodiningrat, 1982:78).
d. Kata perbuatan mencakup juga tanpa konsensus. Dalam pengertian
“perbuatan” termasuk juga tindakan melaksanakan tugas tanpa kuasa
(zaakwaarneming), tindakan melawan hukum (onrechtmatig daad)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
yang tidak mengandung suatu konsensus. Seharusnya dipakai kata
“persetujuan”. (Abdulkadir Muhammad ,1990:78).
e. Penertian perjanjian terlalu luas, karena mencakup juga perlangsungan
perkawinan, janji kawin yang diatur dalam lapangan hukum keluarga.
Padahal yang dimaksud adalah hubungan antara debitur dan kreditur
dalam lapangan kekayaan saja. Perjanjian yang dikehendaki oleh buku
III KUHPerdata sebenarnya hanyalah perjanjian yang bersifat
kebendaan bukan perjanjian yang bersifat personal (Abdulkadir
Muhammad 1990:78).
Secara yuridis terdapat perbedaan antara perikatan (verbintenis)
dengan perjanjian (overenkomst). Perikatan memiliki pengertian yang
lebih luas dari perjanjian, dikarenakan perjanjian merupakan bagian dari
perikatan itu sendiri. Apabila dua orang mengadakan suatu perjanjian,
maka mereka bermaksud untuk mengikatkan diri dengan suatu perikatan.
Perikatan juga dilahirkan oleh undang- undang dan oleh persetujuan para
pihak, sedangkan perjanjian lahir oleh persetujuan dari para pihak dan
tidak dilahirkan oleh undang- undang.
b. Syarat Sahnya Perjanjian
Syarat sahnya perjanjian dapat ditemukan dalam pasal 1320
KUHPerdata menyebutkan syarat terjadinya perjanjian yang sah, perlu
dipenuhi empat syarat;
1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3. Suatu pokok persoalan tertentu;
4. Suatu sebab yang tidak terlarang.
Syarat pertama dan kedua disebut sebagai syarat subyektif
dikarenakan syarat tersebut menyangkut pihak- pihak yang terikat dalam
perjanjian, sedangkan syarat ketiga disebut sebagai syarat obyektif karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
syarat tersebut menyangkut unsur- unsur yang berhubungan langsung
dengan perjanjian. Tidak dipenuhinya salah satu syarat dari keempat unsur
tersebut maka menyebabkan cacat dalam perjanjian dan dalam perjanjian
tersebut diancam dengan pembatalan jika pelanggaran terhadap unsur
subyektif yaitu kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya dan
kecakapan untuk membuat suatu perikatan, maupun batal demi hukum jika
pelanggaran terhadap unsur obyektif yaitu suatu hal tertentu dan sebab
yang halal.
a) Syarat Subyektif
Syarat ini meliputi hal- hal yang terkait dengan pribadi para
pihak, dalam hal ini syarat- syarat subyektif tersebut bersumber murni
dari pihak yang terkait dengan perjanjian, sehingga kehadiran syarat
subyekti tidak dapat digantikan.
1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya.
Kesepakatan ini merupakan perwujudan dari asas
konsensualisme, yang secara tidak langsung tersirat dalam pasal
1321 KUHPerdata. Menurut Pasal 1320 (1) KUHPerdata
“Kesepakatan adalah persesuaian pernyataan kehendak antara satu
orang atau lebih dengan pihak lainnya, dimana yang sesuai itu
adalah pernyataanya karena kehendak itu sendiri tidak dapat dilihat
atau diketahui orang lain”
Menurut R. Subekti bahwa “Kesepakatan berarti
persesuaian kehendak namun kehendak atau keinginan tersebut
harus dinyatakan. Kehendak atau keinginan yang disimpan di dalam
hati tidak mungkin diketahui pihak lainnya karena tidak mungkin
melahirkan sepakat yang diperlukan untuk melahirkan suatu
perjanjian” ( R. Subekti, 1986:6)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
Kecakapan bertindak adalah cakap dalam melakukan
perbuatan hukum. Perbuatan hukum adalah perbuatan yang akan
menimbulkan akibat hukum. Orang- orang yang akan melakukan
perjanjian haruslah orang- orang yang cakap dan wenang untuk
melakukan perbuatan hukum, sebagaimana ditentukan oleh undang-
undang. Kecakapan bertindak berkaitan dengan masalah
kedewasaan dari orang yang melakukan suatu tindakan hukum,
sedang wenang terkait dengan kapasitas orang yang bertindak atau
berbuat hukum.
Pada pasal 330 KUHPerdata menentukan siapa saja yang
dinyatakan tidak cakap tidak cakap membuat suatu perjanjian, yaitu:
a). Orang- orang yang belum dewasa
Menurut Pasal 330 KUHPerdata memberikan
pengertian belum dewasa adalah belum mencapai usia 21 tahun
dan tidak lebih dulu kawin, namun Undang- Undang No. 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan menentukan berbeda dari Pasal
330 KUHPerdata. Usia kedewasaan menurut Undang- Undang
Perkawinan adalah 18 tahun atau telah menikah. Pengaturan
yang terbaru terdapat dalam Undang- Undang No. 30 Tahun
2004 Tentang Jabatan Notaris terdapat pada Pasal 39 ayat (1)
butir a menentukan bahwa untuk menghadap notaris paling
sedikit harus berumur 18 tahun atau sudah menikah, sehingga
menurut Undang- Undang tersebut batas dewasa adalah usia 18
tahun atau sudah menikah, oleh karena itu perlu digunakan asas
lex posteriori derogat legi priori yaitu peraturan yang baru
menggantikan Undang- Undang yang lama, dengan demikian
ukuran kedewasaan yang berlaku saat ini adalah sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
ketentuan Undang- Undang No. 30 Tahun 2004 yakni 18 tahun
atau telah menikah.
b). Mereka yang ditaruh dibawah pengampuan.
Orang yang ditaruh dibawah pengampuan diatur dalam Pasal
433 KUHPerdata, orang- orang yang ditaruh dibawah
pengampuan dapat disebabkan:
- Gila
- Lemah otak, dan
- Boros
c). Orang- orang perempuan dalam hal- hal yang ditenttukan
Undang- Undang
Berdasarkan Pasal 108 KUHPerdata bahwa perempuan
yang telah bersuami untuk melakukan perbuatan hukum
tertentu harus didampingi atau mendapat ijin dari suaminya,
namun dalam perkembangannya pasal tersebut tidak berlaku
lagi karena telah dicabut oleh ketentua Pasal 31 sub 2 Undang-
Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang berbunyi
seorang wanita yang telah bersuami dapat melakukan
perbuatan hukum.
b). Syarat obyektif
Syarat obyektif yaitu unsure- unsur pokok lain yang
berhubungan langsung dengan perjanjian, yang terdiri
1). Suatu pokok persoalan tertentu
Suatu pokok persoalan tertentu adalah obyek perjanjian
(Onderweep deer overnskomst) yang diatur dalam Pasal 1332-
1334 KUHPerdata, sedangkan yang menjadi obyek perjanjian
adalah prestasi (pokok perjanjian). Prestasi adalah apa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
menjadi kewajiban debitur dan apa yang menjadi hak kreditur.
Prestasi ini dapat perbuatan positif dan perbuatan negatif.
Bentuk- bentuk prestasi antara lain:
a. Memberikan sesuatu
b. Berbuat sesuatu
c. Tidak berbuat sesuatu
2). Suatu sebab yang halal
Suatu sebab yang tidak dilarang atau halal dalam literatur
disebut causa yang halal (geoorloofde orzaak), dalam Pasal 1320
KUHPerdata tidak dijelaskan pengertian orzaak (causa yang halal).
Di dalam Pasal 1337 KUHPerdata hanya disebutkan causa yang
terlarangnya. Suatu sebab adalah terlarang dengan undang-
undang, kesusilaan dan ketertiban umum. Hoge Raad sejak 1927
mengartikan Orzaak sebagi sesuatu yang menjadi tujuan para
pihak.
Dilihat dari syarat- syaratnya , perjanjian dapat dibedakan menjadi
beberapa bagian, yaitu:
a. Bagian inti (wanzenlijke oordeel)
Bagian inti (esensialia), merupakan sifat yang harus ada dalam
perjanjian
b. Sub bagian inti (esensialia)
c. Bagian yang bukan inti:
- Naturalia merupakan sifat bawaan (natuur) perjanjian sehingga
secara diam- diam melekat pada perjanjian
- Aksidentalia merupakan sifat yang melekat pada perjanjian
yang secara tegas dinyatakan oleh para pihak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
c. Terjadinya Perjanjian
Ada beberapa teori tentang terjadinya perjanjian antara para pihak,
yaitu:
a. Teori kehendak (wilstheorie) mengajarkan bahwa kesepakatan
terjadi pada saat kehendak pihak penerima dinyatakan.
b. Teori pengiriman (verzendtheorie) mengajarkan bahwa
kesepakatan terjadi pada saat kehendak yang dinyatakan itu
dikirim oleh pihak yang menerima penawaran.
c. Teori pengetahuan (vernemingstheorie) mengajarkan bahwa
pihak yang menawarkan, seharusnya sudah megetahui bahwa
tawarannya diterima.
d. Teori kepercayaan (vertrowenstherie) mengajarkan bahwa
kesepakatan itu terjadi pada saat penyertaan kehendak dianggap
layak diterima oleh pihak yang menawarkan. (Mariam Darus
Badrulzaman, 1994:24).
d. Akibat Hukum Perjanjian Yang Sah
Apabila suatu perjanjian telah memenuhi syarat sahnya perjanjian
sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata, maka perjanjian itu
sudah sah dan memiliki akibat hukum sebagaimana diatur dalam Pasal
1338 KUHPerdata bahwa:
“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebgai undang-
undang bagi mereka yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat
ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena
alasan- alasan yang oleh undang- udang dinyatakan cukup untuk itu.
Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.”
Berdasarkan Pasal 1338 ayat (2) KUHPerdata dapat disimpulkan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
1). Perjanjian berlaku sebagai undang- undang.
Artinya pihak- pihak harus menaati perjanjian itu sama
dengan menaati undang- undang. Jika ada yang melanggar
perjanjian yang mereka buat, ia dianggap sama dengan melangar
undang- undang yang juga mempunyai akibat yaitu sanksi hukum.
2). Perjanjian tidak bisa ditarik kembali secara sepihak
Jika salah satu pihak ingin menarik kembali atau
membatalkan harus memperoleh persetujuan pihak lainnya atau
ada alasan- alasan yang cukup menurut undang- undang.
3). Perjanjian dilaksanakan dengan itikad baik.
Artinya perjanjian itu dilaksanakan dengan mengindahkan
norma- norma kepatutan atau kesusilaan. Dan semua orang yang
ingin membuat perjanjian diangap mempunyai itikad baik yang
berarti kejujuran. Pengertian itikad baik ada dua macam yaitu:
a. Itikad baik secara subyektif, merupakan kejujuran seseorang
dalam melakukan suatu perbuatan hukum, yaitu apa yang
terletak pada sikap batin seseorang pada waktu diadakannya
perbuatan hukum.
b. Itikad baik secara obyektif maksudnya dalam pelaksanaan
suatu perjanjian itu harus didasarkan pada norma kepatutan,
yaitu suatu hal yang dirasa patut oleh masyarakat.
e. Asas- Asas Dalam Perjanjian
a). Asas kebebasan berkontrak
Berdasarkan ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata yang
menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai undang- undang bagi mereka yang membuatnya. Dari hal
tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa setiap orang bebas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
untuk membuat perjanjian apa saja, baik perjanjian itu sudah diatur
maupun belum diatur dalam undang- undang.
b). Asas konsensualisme
Artinya perjanjian tersebut terjadi atau ada sejak saat
tercapainya kata sepakat antara para pihak yang membuat
perjanjian. Asas ini secara tegas dinyatakan dalam Pasal 1320
KUHPerdata yaitu bahwa untuk adanya persetujuan harus adanya
kesepakatan antara para pihak.
c). Asas Pacta Sunt Servanda ( undang- undang bagi para pihak)
Asas ini mengandung arti bahwa perjanjian yang dibuat
oleh para pihak secara sah mengikat atau berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka dan memberi kepastian hukum bagi para pihak
yang membuatnya. Asas ini secara tegas diatur dalam Pasal 1339
KUHPerdata yaitu: “Perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal yang
dengan tegas dinyatakan didalamnya, tetapi juga untuk segala
sesuatu yang menurut sifat perjanjian diharuskan oleh kepatutan,
kebiasaan atau undang- undang.” (Mariam D.B, 1994:42)
d). Asas Itikad Baik
Mengandung arti kejujuran seseorang yang terletak pada
sikap batinnya pada waktu melakukan perbuatan hukum dan
melaksanakan perjanjian berdasarkan norma kepatutan.
e). Asas Personalia
Pada Pasal 1315KUHPerdata menyebutkan pada umumnya
seseorang tidak dapat mengadakan pengikatan atau perjanjian selain
untuk dirinya sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
f. Prestasi, Wanprestasi dan Akibatnya
a. Prestasi
Prestasi adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh debitur
dalam setiap perikatan. Menurut ketentuan Pasal 1234 KUHPerdata,
setiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat
sesuatu, atau untuk untuk tidak berbuat sesuatu.
Perikatan untuk memberikan sesuatu sebagaimana diatur
dalam Pasal 1235 KUHPerdata ayat (1) KUHPerdata, pengertian
“memberikan” dalam perikatan ini adalah menyerahkan kekuasaan
nyata atas benda dari debitur kepada kreditur. Jadi dalam pengertian
“memberikan” itu menunjukan pada penyerahan nyata dan
penyerahan yuridis.
Perikatan untuk berbuat sesuatu artinya melakukan
perbuatan seperti yang ditetapkan dalam perikatan. Jadi wujud dari
prestasi disini adalah melakukan sesuatu perbuatan tertentu.
Perikatan untuk tidak berbuat sesuatu artinya tidak
melakukan perbuatan yang telah diperjanjiakn. Jika ada pihak yang
berbuat dan berlawanan dengan perikatan ini, ia bertangggungjawab
atas akibatnya.
b. Wanprestasi
Siberhutang dikatakan wanprestasi adalah jika debitur tidak
melakukan apa yang dijanjikannya atau tidak melakukan
kewajibannya sebagaimana telah ditetapkan dalam perikatan, tidak
dipenuhinya kewajiban itu ada dua kemungkinan alasan, yaitu:
a). Karena kesalahan debitur, baik karena kesengajaan maupun
karena kesalahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
b). Karena keadaan memaksa, yaitu suatu keadaan yang diluar
kemampuan debitur dan debitur tidak bersalah.
Wanprestasi (kelalaian atau kealpaan) seorang debitur dapat
dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
a). Debitur tidak memenuhi sama sekali.
b).Debitur memenuhi prestasi, tetapi tidak sebagaimana yang
dijanjikannya.
c). Debitur memenuhi prestasi tetapi terlambat
d). Debitur melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh
dilakukannya. (Subekti, 2001:45)
Akibat terhadap seorang debitur yang wanprestasi dapat
dilakukan tindakan berupa:
a). Diharuskan membayarkan kerugian yang telah diderita oleh
kreditur, sebagiamana diatur dalam Pasal 1243 KUHPerdata.
Ganti rugi ini meliputi tiga unsur yaitu biaya, rugi, dan bunga.
b). Dalam perjanjian timbal balik (bilateral), wanprestasi dari salah
satu pihak memberikan hak kepada pihak lainnya untuk
membatalkan perjanjian lewat hakim, sebagaimana diatur dalam
Pasal 1226 KUHPerdata.
c). Resiko beralih kepada kreditur sejak saat terjadinya wanprestasi,
sebagaimana diatur dalam Pasal 1237 ayat (2) KUHPerdata.
d). Mambayar biaya perkara apabila diperkarakan di muka
pengadilan, sebagaimana diatur dalam pasal 181 ayat 1 HIR.
e) Memenuhi perjanjian apabila masih dapat dilakukan, atau
pembatalan perjanjian serta pembayaran ganti rugi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2. Tinjauan Umum Penyiaran
a. Pengertian Siaran dan Penyiaran
Menurut Pasal 1 ayat (1) dan (2) Undang- Undang No. 32 tahun
2002 tentang Penyiaran , siaran adalah . Siaran adalah pesan atau
rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau
yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun
tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran, sedangkan
penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana
pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa
dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel,
dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan
bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.
b. Tujuan dan Fungsi Penyiaran
Berdasarkan Pasal 3 Undang- Undang No. 32 tahun 2002 tujuan
penyiaran adalah:
a. Untuk memperkukuh integrasi nasional,
b. Terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa,
mencerdaskan kehidupan bangsa,
c. Memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun
masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera,
d. Serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia.
Menurut Pasal 4 Undang- Undang NO. 32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran, Penyiaran mempunyai fungsi sebagai kegiatan komunikasi
massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan
yang sehat, kontrol dan perekat sosial. Dalam menjalankan fungsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), penyiaran juga mempunyai fungsi
ekonomi dan kebudayaan.
c. Penyelenggaraan Penyiaran
Menurut Pasal 6 Undang- Undang NO. 32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran, penyelenggaraan penyiaran yaitu:
1. Penyiaran diselenggarakan dalam satu sistem penyiaran nasional.
2. Dalam sistem penyiaran nasional sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), Negara menguasai spektrum frekuensi radio yang digunakan
untuk penyelenggaraan penyiaran guna sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
3. Dalam sistem penyiaran nasional terdapat lembaga penyiaran dan
pola jaringan yang adil dan terpadu yang dikembangkan dengan
membentuk stasiun jaringan dan stasiun lokal.
4. Untuk penyelenggaraan penyiaran, dibentuk sebuah komisi
penyiaran. Komisi penyiaran ini disebut Komisi Penyiaran
Indonesia.
Menurut Pasal 8 Undang- Undang No. 32 tahun 2002 ayat (2), dalam
menjalankan fungsinya Komosi Penyiaran Indonesia (KPI)
mempunyai wewenang, yaitu:
a. Menetapkan standar program siaran.
b. Menyusun peraturan dan menetapkan pedoman perilaku
penyiaran;
c. Mengawasi pelaksanaan peraturan dan pedoman perilaku
penyiaran serta standar program siaran;
d. Memberikan sanksi terhadap pelanggaran peraturan dan pedoman
perilaku penyiaran serta standar program siaran;
e. Melakukan koordinasi dan/atau kerjasama dengan Pemerintah,
lembaga penyiaran, dan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mempunyai tugas dan kewajiban,
antara lain adalah:
a. Menjamin masyarakat untuk memperoleh informasi yang layak
dan benar sesuai dengan hak asasi manusia;
b. Ikut membantu pengaturan infrastruktur bidang penyiaran;
c. Ikut membangun iklim persaingan yang sehat antar lembaga
penyiaran dan industri terkait;
d. Memelihara tatanan informasi nasional yang adil, merata, dan
seimbang;
e. Menampung, meneliti, dan menindaklanjuti aduan, sanggahan,
serta kritik dan apresiasi masyarakat terhadap penyelenggaraan
penyiaran dan
f. Menyusun perencanaan pengembangan sumber daya manusia
yang menjamin profesionalitas di bidang penyiaran.
d. Pelaksanaan Siaran
A. Bagian pertama yaitu mengenai isi Siaran :
1. Isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan,
dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral,
kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan,
serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia.
2. Isi siaran dari jasa penyiaran televisi, yang diselenggarakan oleh
Lembaga Penyiaran Swasta dan Lembaga Penyiaran Publik,
wajib memuat sekurang-kurangnya 60% (enam puluh per
seratus) mata acara yang berasal dari dalam negeri.
3. Isi siaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan
kepada khalayak khusus, yaitu anak-anak dan remaja, dengan
menyiarkan mata acara pada waktu yang tepat, dan lembaga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
penyiaran wajib mencantumkan dan/atau menyebutkan
klasifikasi khalayak sesuai dengan isi siaran.
4. Isi siaran wajib dijaga netralitasnya dan tidak boleh
mengutamakan kepentingan golongan tertentu ( Pasal 36
Undang- Undang No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran)
Isi siaran dilarang :
a. Bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan dan/atau bohong.
b. Menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian, penyalah-
gunaan narkotika dan obat terlarang.
c. Mempertentangkan suku, agama, ras, dan antargolongan.
d. Isi siaran dilarang memperolokkan, merendahkan, melecehkan
dan/atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia
Indonesia, atau merusak hubungan internasional (Pasal 36
Undang- Undang No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran)
B. Bagian Kedua mengenai Bahasa Siaran
Bahasa pengantar utama dalam penyelenggaraan program siaran
harus Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah:
1. Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam
penyelenggaraan program siaran muatan lokal dan, apabila
diperlukan, untuk mendukung mata acara tertentu.
2. Bahasa asing hanya dapat digunakan sebagai bahasa pengantar
sesuai dengan keperluan suatu mata acara siaran.
3. Mata acara siaran berbahasa asing dapat disiarkan dalam bahasa
aslinya dan khusus untuk jasa penyiaran televisi harus diberi
teks.
4. Bahasa Indonesia atau secara selektif disulihsuarakan ke dalam
Bahasa Indonesia sesuai dengan keperluan mata acara tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
5. Sulih suara bahasa asing ke dalam Bahasa Indonesia dibatasi
paling banyak 30% (tiga puluh per seratus) dari jumlah mata
acara berbahasa asing yang disiarkan.
6. Bahasa isyarat dapat digunakan dalam mata acara tertentu untuk
khalayak tunarungu (Pasal 37 Undang- Undang No. 32 tahun
2002 tentang Penyiaran)
C. Pedoman Perilaku Penyiaran
Berdasarkan Pasal 36 Undang- Undang No. 32 tahun 2002 tentang
Penyiaran, pedoman perilaku penyiaran menentukan standar isi
siaran yang sekurang-kurangnya berkaitan dengan:
a. Rasa hormat terhadap pandangan keagamaan.
b. Rasa hormat terhadap hal pribadi.
c. Kesopanan dan kesusilaan
d. Pembatasan adegan seks, kekerasan, dan sadisme
e. Perlindungan terhadap anak-anak, remaja, dan perempuan
f. Penggolongan program dilakukan menurut usia khalayak
g. Penyiaran program dalam bahasa asing
h. Ketepatan dan kenetralan program berita
i. Siaran langsung
j. Siaran iklan.
3. Tinjauan Umum Tentang Siaran Radio
a. Pengertian Radio Siaran.
Radio siaran (radio broadcast) merupakan suatu aspek dari
komunikasi. Dalam aspek komunikasi, khususnya media massa, radio
siaran mempunyai ciri yang berbeda dengan media massa yang lain.
Salah satu perbedaan yang sangat nyata adalah radio siaran bersifat
auditif. Dibandingkan dengan media lainnya seperti televisi, media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
televisi ini bersifat audio visual. Didalam penyampaian pesan dalam
media radio ini menggunakan bahasa lisan.
Keuntungan dari sifat radio siaran yang auditif adalah lebih mudah
dalam menyampaikan pesan dalam bentuk acara yang menarik
dibandingkan dengan media massa lainnya. Kelemahan dari radio siaran
yang merupakan komunikasi satu arah (one way traffic communication)
adalah komunikasi hanya dari komunikator kepada komunikan namun
komunikator tidak tahu tanggapan dari komunikan sendiri. Dan
kelemahan lainnya yaitu pesan dari radio siaran adalah “sekilas dengar”,
maksudnya pesan yang sampai kepada masyarakat hanya sekilas saja dan
mudah untuk dilupakan.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 1970 tentang Radio
Siaran Non Pemerintah, Radio Siaran adalah pancaran radio yang
langsung ditujukan kepada umum dalam bentuk suara dan
mempergunakan gelombang radio sebagai media atau transmisi suara
secara teleponi radio untuk pemerintah langsung oleh umum.
b. Arah Dari Radio Siaran.
Dalam diselengarakannya radio siaran diarahkan untuk:
a. Menjunjung tinggi pelaksanaan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Menjaga dan meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama serta jati
diri bangsa.
c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
d. Menjaga dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.
e. Meningkatkan kesadaran ketaatan hukum dan disiplin nasional.
f. Menyalurkan pendapat umum serta mendorong peran aktif
masyarakat dalam pembangunan nasional dan daerah serta
melestarikan lingkungan hidup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
g. Mencegah monopoli kepemilikan dan mendukung persaingan yang
sehat di bidang penyiaran.
h. Mendorong peningkatan kemampuan perekonomian rakyat,
mewujudkan pemerataan, dan memperkuat daya saing bangsa dalam
era globalisasi.
i. Memberikan informasi yang benar, seimbang, dan bertanggung
jawab.
j. Memajukan kebudayaan nasional.
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
B. Kerangka Pemikiran.
Persekutuan Kristen Antar Universitas
(Perkantas)
Radio
Immanuel
Perjanjian Siaran
- Apa yang melatarbelakangi - Kewajiban dan hak para pihak - Permasalahan dan solusinya
Perjanjian jual beli jasa
Perjanjian siaran
radio
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Keterangan dari gambar tersebut:
Konstitusi Republik Indonesia 1945 menjelaskan bahwa ada
kepastian hukum bagi seluruh warga Indoneisa untuk mengeluarkan
pikiran secara lisan maupun tulisan. Berdasarkan pada pasal ini juga
pemerintah memberikan payung hukum bagi pelaksanaan komunikasi di
Indonesia.
Pelaksanaan komunikasi yang terjadi dalam wilayah Indonesia
termasuk dalam wilayah hukum perdata yang diatur dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata atau KUHPer. Bagian peraturan ini mengatur
hubungan antara anggota negara yang satu dengan angggota negara yang
lain, bukan seperti hukum pidana yang mengatur hubungan anggota
Negara dengan pemerintah.
Dalam hubungan anggota negara yang satu dengan anggota negara
yang lain ini, pemerintah membentuk suatu undang- undang yang
mengatur dan menjamin setiap warga negaranya melakukan kegiatan
hukum. Kegiatan hukum ini termasuk didalamnya adalah perjanjian.
Perjanjian merupakan suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya pada satu orang atau lebih. Dalam hal ini pihak yang
mengikatkan dirinya dengan pihak lain yaitu Radio Immanuel dengan
Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas). Bentuk perjanjian
diantara kedua pihak merupakan perjanjian jual beli jasa.
Dalam ikatan perjanjian antara kedua belah pihak ini, terjadi
persetujuan untuk mengadakan siaran radio yang dibawakan atau diisi
dari pihak Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) dan
disiarkan oleh Radio Immanuel Surakarta. Didalam perjanjian tersebut
terdapat latar belakang terjadinya perjanjian, hak dan kewajiban masing-
masing pihak dan permasalahan dalam perjanjian dan bagaimana solusi
yang dipakai terhadap hambatan- hambatan tadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Radio Immanuel.
Pada bagian ini penulis akan menjelaskan mengenai sejarah
terbentuknya Radio Immanuel, status dan fungsi Radio Immanuel serta
struktur organisasi Radio Immanuel.
1. Sejarah Pembentukan dan Beberapa Perkembangan Radio Immenuel Di
Surakarta.
Diawali pada tahun 1960, ada beberapa tokoh gereja di Surakarta
yaitu Pdt. Tandya Widakno dari Gereja Kristen Indonesia Coyudan, Pdt.
Rekso Darmodjo dari Gereja Kristen Jawa Margoyudan, dan Pdt. Petrus
Iman Santoso dari Gereja Utusan Pantekosta Pasar Legi memiliki ide dan
kerinduan untuk adanya media elektronik yang digunakan untuk
mengabarkan/ menyebarluaskan injil dan menyatukan umat dari bebagai
gereja di Kota Surakarta.
Kemudian ide itu dijalankan dengan menggunakan siaran radio
percobaan pada tahun 1966. Pada saat itu siaran uji coba itu dilakukan
dengan peralatan seadanya melalui pemancar radio dengan frekuensi 864
AM. Dan dari siaran itu didapati respon yang cukup baik dari para
pendengarnya yang kebanyakan adalah masyarakat nasrani.
Kemudian pada tahun 1967, beberapa toko gereja yang tergabung
dalam pengurus Badan Antar Gereja- Gereja Di Surakarta (BAGKS)
mempunyai kesepakatan untuk mengembangkan siaran radio Immanuel
ini dengan lebih berkualitas dan profesional yang juga didukung dengan
peralatan canggih untuk mendukung visi itu. Kesepakatan itu
direalisasikan dengan melaksanakan siaran percobaan yang kedua
kalinya. Tentunya dengan peralatan dan persiapan yang lebih matang.
Pelaksanaan tersebut dilaksanakan pada tanggal 25 Desember 1967 yang
bersamaan dengan perayaan Hari Natal. Hal inilah yang mendasari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
pengurus BAGKS memberi nama pada stasiun radio ini menjadi Radio
Immanuel.
Stasiun Radio Immanuel ini pada awalnya adalah sebuah yayasan,
disebabkan Radio Immanuel merupakan bagian dari Badan Antar Gereja-
Gereja Di Surakarta (BAGKS) itu sendiri. Namun dalam
perkembangannya, pada tahun 1970 Pemerintah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah No. 55 Tahun 1970 tentang Radio Siaran Non Pemerintah
yang tercantum dalam pasal 2 ayat (3) menyebutkan bahwa “untuk
mengadakan usaha Radio Siaran harus mendirikan Badan Penyelenggara
Radio Siaran yang berbentuk badan hukum”. Hal ini mengakibatkan
Radio Immanuel berubah status menjadi Badan Hukum Perseroan
Terbatas. Hal ini didasarkan pada Akta Notaris No. 23 tertanggal 23
November 1971, dengan nama PT. RIMMA BAGKS.
Pemberian nama “RIMMA” sendiri berasal dari singkatan “Radio
Immanuel”, sedangkan Badan Antar Gereja- Gereja Di Surakarta
(BAGKS) diambil dari yayasan yang merupakan pemilik dari Radio
Immanuel tersebut. Dengan status hukum tersebut berimplikasi
kepengurusan Radio Immanuel terlepas dari kepengurusan Badan Antar
Gereja- Gereja Di Surakarta (BAGKS), namun kepemilikannya tetap
dibawah naungan Badan Antar Gereja- Gereja Di Surakarta (BAGKS).
Radio Immanuel juga dikenal dengan gospel stasiun yang
berkedudukan di Jalan D.I. Panjaitan Nomor III Banjarsari Surakarta.
Gospel Stasiun yang berarti stasiun penginjilan memiliki visi misi yang
berbeda dengan kegiatan radio pada umumnya, bahkan berbeda dengan
stasiun radio swasta pada khususnya. Sebagai radio yang memiliki
karakteristik rohani, Radio Immanuel mempunyai visi dan misi sebagai
berikut:
a. Radio Immanuel menjadi mimbar diudara. Arti menjadi mimbar
diudara mempunyai arti;
1. Pekabaran Injil (Berita sukacita/ damai terbesar) melalui udara.
2. Pembinaan umat melalui udara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
3. Pemeliharaan iman melalui udara.
4. Penghiburan dan penguatan iman melalui udara.
b. Radio Immanuel menjadi wadah informasi, komunikasi dan alat
pemersatu gereja- gereja di Surakarta.
Pada awal mengudaranya, radio Immanuel mempunyai format
yang mengikuti ketentuan baku siaran radio pada umumnya. Seperti
pendidikan, informasi dan hiburan. Namun bila berangkat dari visinya
yaitu Gospel Station, maka Radio Immanuel merubah acaranya
kedalam bentuk siaran rohani. Dalam situasi dulu, Radio Immanuel
dianggap cukup berhasil dalam mencapai visi misinya. Namun
keberhasilan ini dianggap belum sampai maksimal dikarenakan
kurangnya siaran rohani yang disajikan.
Dalam perkembangannya sekitar tahun 1996 sampai 1997,
Radio Immanuel memulai untuk membuka diri dengan mengadakan
kerja sama kepada bidang periklanan. Alasan yang mendasarinya
adalah Radio Immanuel yang merupakan milik gabungan beberapa
gereja di Surakarta kurang mendapat dukungan. Pihak gereja hanya
memikirkan sebagian saja dari kebutuhan Radio Immanuel,
seharusnya Radio Immanuel mendapat dukungan yang penuh yang
tidak partial ( sebagian saja).
Dukungan yang kurang diperhatikan adalah pada bagian
keuangan/ finansial. Namun untuk sumbangan pemikiran dan respon
yang positif tetap diterima dari pihak gereja. Untuk bagian keuangan
yang kurang support dari gereja, hal ini dimaklumi karena kondisi
gereja saat itu membutuhkan banyak dana dalam menjalankan
kegiatan- kegiatan vitalnya masing- masing. Dengan adanya kerja
sama dibidang periklanan ini, diharapkan dapat menambah pemasukan
keuangan untuk mempertahankan jalannya siaran Radio Immanuel.
Pemasukan keuangan ini dirasa sangat membantu Radio
Immanuel, karena segala kebutuhan operasional Radio Immanuel
dibiayai oleh periklanan. Dibiayai dimulai dari manajemen siaran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
administrasi hingga sumber daya manusianya dikendalikan oleh pihak
periklanan. Keadaan seperti inilah yang mengakibatkan kurangnya
kinerja Radio Immanuel ditandai dengan:
1. Gereja- gereja mulai tidak percaya dan memilih meninggalkan.
2. Format acara berorientasi keuntungan semata/ profitoriented.
3. Karakteristik Radio Immanuel berubah menjadi radio swasta
sekuler.
Keadaan ini menunjukan bahwa Radio Immanuel mulai kehilangan
visi misi dalam kegiatan mengudaranya.
Pada tahun 1998 beberapa tokoh BAGKS melakukan
perombakan tajam dengan menghentikan kerja sama dengan pihak
periklanan serta perombakan terhadap stuktur serta perombakan dalam
berbagai bidang seperti: budaya kerja, motivasi kerja, disiplin kerja,
manajemen keuangan, siaran adminstrasi dan peralatan siaran.
Perombakan ini dilakukan untuk mengembalikan visi misi utama
Radio Immanuel yaitu Staion Gospel.
Tahun 2000 Radio Immanuel kembali kepada visi misi awalnya.
Kebebasan pers yang merupakan salah satu hasil dari reformasi
memacu Radio Immanuel sebagai radio rohani untuk semakin
mengatur siaran rohani dengan porsi yang lebih banyak dalam
siarannya. Pengaturannya ialah 90 % terdiri dari lagu rohani, hiburan,
dan pendidikan dan sisanya yang 10 % digunakan untuk ruang
informasi dan beberapa iklan.
Dalam perjalanannya Radio Immanuel mempunyai harapan
beralih dari frekuensi siaran AM menjadi FM. Alasannya ialah dengan
frekuensi siaran FM akan mendukung jangkauan siarannya serta
memiliki kualitas suara yang lebih baik daripada siaran AM. Yang
dengan keadaan itu berdampak bertambahnya masyarakat yang
menjadi pendengar sementara atau setia dan diharapkan juga
pendengarnya terdiri dari semua lapisan masyarakat. Semangat yang
tidak pernah kendur membuat ide mulia ini tercapai karena pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
tangal 25 Desember 2002 Radio Immanuel mengudara dengan
frekuensi siaran 91,3 FM.
Akhirnya Radio Immanuel kembali diterima dengan baik karena
sudah sesuai dengan visinya kembali oleh masyarakat nasrani di
Surakarta dan beberapa daerah disekitarnya. Bahkan dalam
perkembangannya yang menjadi pendengar Radio Immanuel menjadi
luas dengan ditandai pendengarnya tidak hanya orang nasrani saja.
Hal ini diketahui melalui siaran acara yang melibatkan pendengarnya
bisa berinteraksi, misalnya memberikan pendapat mengenai suatu
topik yang diangkat dalam sebuah siaran.
Respon dari masyarakat luaspun semakin berkembang
dikarenakan siaran Radio Immanuel lebih berfokus pada nlai- nilai
yang berkembang dalam masyarakat saat itu dan banyak pesan- pesan
moralitas yang dibagikan, mengurangi hal- hal yang bersifat dangkal
serta siarannya menunjukan pluralisme yang berkaitan dengan Suku,
Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA). Hal ini menggambarkan
bahwa Radio Immanuel menjaga keseimbangan masyarakat yang
menjadi tempat persinggahan antarbudaya dan sebagainya.
2. Status dan Tugas Radio Immanuel
Pada awalnya status dari Radio Immanuel adalah sebuah
yayasan yang berada dibawah Badan Antar Gereja- Gereja Di
Surakarta (BAGKS), namun dengan adanya Peraturan Pemerintah NO
55 Tahun 1970 yang mengakibatkan semua siaran radio non
pemerintah harus berbentuk badan hukum maka pada tanggal 23
November 1971 status Radio Immanuel berubah menjadi Badan
Hukum Perseroan Terbatas. Status hukum itu berdasarkan Akta
Notaris Nomor 23 tertanggal 23 November 1971.
Sebagai Perseroan Terbatas, maka Radio Immanuel termasuk
badan hukum privat yang bertindak melalui perantaraan pengurus-
pengurusnya. Radio Immanuel juga memiliki hak dan kewajiban yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
diatur dan diakui oleh hukum yang berlaku. Semua jajaran pengurus
yang bertanggungjawab kepada komisaris yang diangkat pengurus
BAGKS, selanjutnya komisaris ini melaporkan
pertanggungjawabannya kepada BAGKS dalam pleno BAGKS.
Pertanggungjawaban akhir seperti ini disebabkan karena sebenarnya
Radio Immanuel merupakan stasiun radio dibawah payung hukum
BAGKS. Komisaris hanya dipercaya untuk memegang saham Radio
Immanuel dengan ketentuan bahwa saham tersebut bukan milik
pribadi perorangan komisaris melainkan harta kekayaan BAGKS.
Radio Immanuel yang merupakan bagian dari BAGKS memiliki
tugas yang berhubungan dengan visi dan misi dari BAGKS sendiri.
Tugas Radio Immanuel sesuai dengan visi dan misinya yaitu sebagai
gospel station adalah sebagai berikut:
a. Sebagai alat pemersatu yaitu Radio Immanuel bertugas
menyatukan umat nasrani di Surakarta yang berasal dari berbagai
denominasi, namun memiliki satu asas yang berfokus pada injil itu
sendiri.
b. Sebagai alat informasi yaitu Radio Immanuel bertugas untuk
memberikan informasi yang diperlukan, serta sebagai wadah
interaksi umat kristiani di Surakarta dan sekitarnya untuk menjalin
komunikasi.
Dalam menjalankan tugasnya diatas, Radio Immanuel dalam setiap
siarannya harus mengandung unsur- unsur yang telah ditentukan oleh
pemerintah, yaitu:
a. Unsur Pendidikan
Mempunyai fungsi untuk mendidik, yaitu memberi pengetahuan
bagi masyarakat dan memberikan pengajaran kepada masyarakat
agar memiliki pengetahuan sebagai bekal untuk menciptakan
sumber daya manusia yang handal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
b. Unsur berita atau penerangan
Mempunyai fungsi memberikan keterangan tentang suatu peristiwa
atau kejadian yang nyata dengan sebenar- benarnya kepada
masyarakat agar mengetahui perubahan dan fenomena yang terjadi
didalam masyarakat itu sendiri.
c. Unsur hiburan
Mempunyai fungsi untuk memberikan hiburan, dalam rangka
menyenangkan, menyegarkan, dan mendamaikan hati serta
perasaan para pendengarnya.
Siaran yang dilaksankan oleh Radio Immanuel selama ini telah
memenuhi materi dari unsur siaran yang telah ditentukan oleh
pemerintah. Dalam menyiarkan acaranya yang mengandung segmen
pendidikan, Radio Immanuel membuat acaranya menjadi beberapa
bagian, yaitu pendidikan orang tua pendidikan anak- anak dan
pendidikan untuk khalayak umum. Untuk unsur berita maupun
penerangan, maka \Radio Immanuel menyajikan siaran program acara/
informasi lainnya yang diperoleh dari berbagai sumber. Antara lain
dari pemerintah, dan dari berbagai gereja yang ada di Surakarta dan
daerah sekitarnya. Pengemasan unsur hiburan, Radio Immanuel
mengemasnya dalam bentuk siaran lagu- lagu. Persentasi siaran lagu-
lagu ini dibedakan menjadi dua, yaitu lagu rohani dengan skala 70%
dan sisanya yang 30% disediakan untuk lagu- lagu Indonesia, lagu luar
negeri dan lagu daerah.
Berdasarkan penjelasan diatas menunjukan Radio Immanuel
dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan visi misinya sebagai gospel
station sekaligus sebagai media massa pada umumnya secara baik dan
efektif.
Radio Immanuel juga diharapkan mempertahankan keadaan ini
dengan tetap berpedoman pada norma yang berlaku yang ada di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Tidak boleh ada ketentuan
atau siaran yang bertentangan dengan norma, yang jelas akan
menghambat kemajuan Radio Immanuel. Radio Immanuel juga
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin
berkembang dan dapat memotivasi masyarakat untuk berperan aktif
dalam mewujudkan dan meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
3. Struktur Organisasi Radio Immanuel
Gambar Struktur Organisasi Radio Immanuel
Dewan Komisaris
Direktur
Wakil Direktur
Divisi
Marketing
Divisi
Siar
Divisi
Keuangan
Accounting
Divisi
Teknik
Staf Keuangan & Administrasi
Staf Marketing
Staf
Teknik
Bagian
Produksi
Bagian Siaran Kata
Penyiar Bagian Siaran Musik
Staf
Akunting
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Keterangan rincian kerja dari struktur organisasi:
A. Dewan Komisaris
Sebagai orang yang dipercaya dari pihak untuk melaporkan
pertanggungjawaban ke BAGKS. Dan sebagai pemegang saham Radio
Immanuel sebagai milik BAGKS.
B. Direktur dan Wakil Direktur
Sebagai pengarah dan penentu kebijakan dan nilai- nilai perusahaan.
C. Divisi siar
1. Menentukan operasional siaran harian.
2. Menegakan nilai- nilai dan aturan penyiaran
3. Mewakili direksi dalam menjalin kerja sama dan berhubungan
dengan pihak luar yang berkaitan dengan penyiaran
4. Mengadakan evaluasi dan penelitian atas kinerja personil bagian
siar
D. Bagian siaran kata
1. Bertanggungjawab atas pemberitaan dan perbincangan.
2. Membuat perencanaan bulanan untuk materi pemberitaan dan
perbincangan.
3. Membuat perencanaan liputan dan atau perbincangan.
4. Menjaga ketepatan waktu siar.
5. Menjalin kerja sama dengan pihak eksternal berkaitan dengan
pemberitaan dan perbincangan.
E. Bagian siaran Musik
1. Bertanggung jawab atas ketersediaan musik pendukung untuk
semua siaran.
2. Membuat play list musik berdasarkan format yang telah ditentukan
perusahaan.
F. Bagian Produksi
1. Bertanggung jawab atas produksi iklan dan siaran non-berita
ataupun musik.
2. Membuat perencaan untuk materi produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
3. Mengevaluasi hasil produksi.
G. Penyiar
1. Menyampaikan materi siar dari bagian siaran kata.
2. Menyampaikan/ memutar lagu berdasarkan play list yang tersedia.
3. Membuat run down siaran.
H. Divisi Teknik dan staf
1. Melakukan perawatan dan perbaikan semua peralatan teknis.
2. Bertanggungjawab untuk melaksanakan operasional peralatan dan
kesiapan studio untuk keperluan siar.
3. Membantu kesiapan teknik semua bagian dalam memproduksi atau
membuat rekaman.
I. Divisi Marketing
1. Melaksanakan instruksi dari Direktur di bidang pemasaran on-air
dan off-air.
2. Bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan kerja sama
pemasaran yang telah terjalin.
3. Mengatur kelancaran kegiatan di divisi bisnis.
4. Mengatur seluruh personil di divisi bisnis.
5. Melakukan pembagian account untuk staf marketing.
J. Staf Marketing
1. Memasarkan seluruh produk on-air dan off-air.
2. Bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan kerja sama yang
sudah terjalin.
K. Divisi Keuangan dan Admisnistrasi
1. Mempersiapkan tagihan iklan yang telah habis masa tayang dan
dokumen yang berkaitan dengan proses pembayaran iklan.
2. Pengajuan budget dari bagian lain.
3. Mempersiapkan kontrak kerja sama karyawan.
4. Fasilitator antara perusahaan dengan klien untuk kerja sama
penggunaan aset perusahaan oleh pihak luar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
5. Mempersiapkan dokumen- dokumen perusahaan untuk proses kerja
sama penggunaan aset perusahaan oleh pihak luar.
L. Akunting dan staf
1. Merekap kas harian, pendapatan, utang- piutang dan pengeluaran.
2. Merekap buku bank.
3. Merekap gaji/ honor dan bonus untuk tim pemasaran.
4. Mempersiapkan laporan keuangan bulanan.
B. Gambaran Umum tentang Perkantas
1. Berdirinya Perkantas di Indonesia (Allah yang membuat Sejarah)
Berbicara mengenai pelayanan mahasiswa di Indonesia, khususnya
Perkantas, maka tidak lepas dari salah satu universitas di Inggris yaitu
Universitas Cambridge. Melalui pergumulan sekelompok mahasiswa
Kristen di kampus ini, lahirlah Gerakan Pelayanan Mahasiswa Injili di
seluruh dunia, yaitu International Felowship of Evangelical Students
(IFES) pada tahun 1947. Persekutuan mahasiswa ini kemudian
menghasilkan misionaris- misionaris yang sangat terkenal didunia dan
memenangkan berjuta- juta orang bagi Kristus.
Gerakan Pelayaan Mahasiswa Injili di Universitas Cambridge mulai
berkembang pada zaman Charles Simeon (1759-1836). Hamba Tuhan
yang setia dan sungguh- sunguh mengasihi Tuhan ini dengan tekun
melayani para mahasiswa. Tekanan pelayanan tersebut adalah doa
bersama, mempelajari Alkitab bersama, menyaksikan Yesus Kristus
kepada mereka yang belum percaya, dan mengambil bagian atau bahkan
memotori gerakan misi dunia. Dimulainya pelayanan mahasiswa injili
ini,juga tidak terlepas dari pengaruh David Livingstone, Hudson Taylor,
dan John Wesley.
Setelah ,memulai pergumulan berpuluhan tahun, akhirnya tahun
1877 tepatnya bulan Maret, dimulailah Persekutuan Mahasiswa Kristen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
(PMK) di Universitas Cambridge secara resmi. Inilah persekutuan kampus
injili pertama di dunia yang tercatat dalam sejarah International
Felowship of Evangelical Students (IFES).
Perjalanan terus berkembang. Mereka semakin diberkati Tuhan
ditengah- tengah pergulatan yang hebat, khususnya melawan ajaran-
ajaran teologia liberal yang cukup kuat mempengaruhi pikiran mahasiswa-
mahasiswa Kristen. Pengaruh teologia liberal ini mengakibatkan
perpecahan dalam tubuh persekutuan. Dari perpecahan ini, ada segelintir
mahasiswa yang masih berpegang teguh pada Firman Allah. Mereka
kembali memulai pelayanan mahasiswa injili dengan satu kelompok kecil.
Seorang tokoh mahasiswa injili, Robert Wilter, kemudian menulis
surat kepada temannya yang ragu- ragu terhadap ajaran liberal, ”Hal- hal
yang paling memprihatinkan saya, hal- hal untuk mana saya hidup dan
kalau perlu mati adalah hal- hal yang tidak terlalu berarti bagimu. Engkau
tidak menolak mereka, tetapi juga tidak meyakini ajaran mereka”.
Walaupun mereka banyak mengalami pergumulan yang berat,
mereka tetap berpegang teguh pada misi semula, yaitu untuk mencapai
jiwa- jiwa terhilang di Inggris dan bagian dunia lain. Tidak heran, melalui
persekutuan ini terjadi gerakan misi dunia yang luar biasa. Banyak
mahasiswa terbaik dari universitas ini menyerahkan diri menjadi
misionaris. Salah satu kelompok yang terkenal saat itu adalah The
Cambridge Seven (Kelompok 7 Cambridge).
Persekutuan kampus ini kemudian mempengaruhi kampus- kampus
lain di Inggris. Bersama dengan persekutuan kampus Oxford dan beberapa
persekutuan kampus lainnya, mereka mendirikan Inter-varsity Fellowship
Inggris yang kemudian berubah nama menjadi Universitas and Colleges
Christian Felowship (UCCF) atau Perkantas Inggris pada tahun 1928.
Universitas and Colleges Christian Felowship (UCCF kemudian
mengutus seorang hamba Tuhan, Howard Guinness untuk merintis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
pelayanan mahasiswa injili ke Kanada. Beberapa tahun setelah itu, dia
pergi ke Australia dan Selandia Baru untuk merintis hal yang sama.
Kemudian pada tahun 1936, Australia Fellowship of Evangelical Students
(AFES) atau Perkantas Australia secara resmi berdiri.
Inilah kuasa Allah, Dia telah memulai pekerjaan ini di kalangan
mahasiswa. Allah telah membuat sejarah pelayanan mahasiswa, dan Dia
pulalah yang terus- menerus mengatur jalannya sejarah, termasuk sejarah
kehidupan seseorang.
Perkembangan di Australia, Fellowship of Evangelical Students
(AFES) kemudian membentuk satu persekutuan khusus untuk mahasiswa-
mahasiswa yang datang dari luar negeri, yang diberi nama Overseas
Christian Fellowship (OCF). Kehadirannya sungguh menjadi berkat bagi
kita sekarang, karena di Universitas and Colleges Christian Felowship
(UCCF inilah beberapa mahasiswa Indonesia ikut ambil bagian. Dari
sinilah pelayanan Perkantas di Indonesia dimulai dalam doa.
Bulan Desember 1963, Jonathan Parapak ketika masih mahasiswa
tingkat II Fakultas Teknik Elektro Universitas Hobart, bertemu dengan Ir.
Soen Siregar seorang Sarjana Teknik Sipil dan Mesin lulusan Universitas
Adelaide, Melbourne, Australia. Pertemuan ini merupakan titik permulaan
pelayanan mereka melalui Perkantas di Indonesia. Pada kesempatan itu
mereka berdoa bersama untuk pelayanan mahasiswa di Indonesia.
Kerinduan itu semakin besar karena mereka telah merasakan banyak sekali
berkat yang mereka terima melalui kelompok- kelompok Pemahaman
Alkitab (PA) dan Persekutuan Doa (PD) di kampus masing-masing.
Perkembangan di Indonesia yaitu pada tahun 1964, Ir. Soen kembali
ke Indonesia dam mulai merintis pelayanan melalui persekutuan yang
dipimpinnya dan memberikan pembinaan di gerejanya. Kembalinya Soen
ke Indonesia tidak berarti hubungan antaranya dengan Jonathan berhenti.
Korespondensi/ komunikasi terus berjalan, saling menguatkan, saling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
mendoakan, dan saling menceritakan pengalaman bersama Tuhan.
Jonathan terus aktif di persekutuan kampusnya yang kemudian
menghasilkan Jimmy Kuswadi yang ketika itu ada di Australia dalam
rangka tugas belajar.
Pada tahun 1967, Chua Wee Hian, pada masa itu menjabat General
Secretary , Australia Fellowship of Evangelical Students (AFES)
Singapore dan tahun 1985 ia mengunjungi Indonesia. Bersama dengan
Soen Siregar mulai merintis pelayanan diantara mahasiswa teologia di
Jakarta. Persekutuan ini melibatkan beberapa (Sekolah Teologi) ST
Jakarta, dan salah satunya adalah Charles Christiano yang memenangkan
Linda Gondowinata.
Pada tahun 1969, Ada Lun yang menjabat sebagai Staf IFES
datang mengunjungi Indonesia beberapa bulan. Dalam kunjungan inilah,
pelayanan mahasiswa Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas)
semakin mendekati kenyataannya. Pada tahun yang sama, Jonathan
kembali ke Indonesia dan mereka mulai merealisasikan apa yang sudah
mereka rencanakan dan doakan bersama pada tahun 1963. Mereka mulai
bersekutu ditambah dengan Alma, istri dari Ir. Soen dan Ir. David Wang,
seorang alumnus dari Amerika yang selalu setia mengikuti dalam setiap
pertemuan mereka.
Ketiga alumni ini mulai mencari mahasiswa yang mau dilibatkan
dalam persekutuan mereka, terutama dari Gerakan Mahasiswa Kristen
Indonesia (GMKI). Dalam usaha pencarian ini, mereka melayani melalui
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Mereka memakai
organisasi ini sebagai jalur pelayanan, sebab mereka tidak ingin
membentuk organisasi lain di luar organisasi Kristen yang sudah ada. Tapi
ternyata usaha ini juga tidak mewujudkan harapan yang diinginkan.
Sementara itu hubungan dengan Jimy Kuswadi yang ketika itu baru
menyelesaikan studinya, mengalami perkembangan baru. Jimmy
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
terpanggil untuk melayani fulltime. Sebagai seorang yang sejak kecil
bercita- cita menjadi insinyur elektro, hal ini cukup berat baginya. Baru
saja ia menyelesaikan studinya, Tuhan memanggil dia untuk tugas lain.
Jimmy terpanggil untuk memberikan sepersepuluh dari masa kerjanya
secara penuh kepada Tuhan, yaitu tiga tahun. Bulan September tahun 1970
mulai bekerja di pelayanan mahasiswa ini.
Dan pada akhirnya pada tangal 29 Juni 1971, keempat alumni ini
yaitu Ir. Soen Siregar, Ir. Jonathan Parapak, Ir. David Wang dan Ir. Jimmy
Kuswadi membentuk “Yayasan Persekutuan Antar Universitas” atau
Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) dengan Ir.Soen sebagai
ketuanya.
2. Visi- Misi, Pelayanan Perkantas
VISI
1. Mahasiswa dan siswa bisa mengenal Kristus, bertumbuh menjadi
murid Tuhan yang setia, taat, dewasa, tangguh dan menjadi teladan,
sehingga menjadi berkat yang nyata bagi keluarga, gereja, dan
masyarakat.
2. Indonesia di masa depan diperbaharui oleh kehadiran mahasiswa
dan alumni yang mempunyai nilai- nilai moral yang mulia, oleh
karena cinta kasih mereka kepada Tuhan dan sesama.
3. Adanya duta- duta Kristus yang dihasilkan dalam pelayanan
pembinaan dan pemuridan mahasiswa dan siswa untuk
memberitakan kabar keselamatan ke seluruh penjuru dunia.
MISI
Misi pelayanan Perkantas adalah upaya yang dilakukan untuk
mewujudkan visi, seperti telah disebutkan diatas, strategi yang dikenal
dengan istilah 4P yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
1. P1 adalah Penginjilan (Kis. 2:38)
Untuk mewujudnyatakan visi yang sudah disebutkan diatas,
maka pelayanan mahasiswa diatas, maka pelayanan mahasiswa telah
dan melakukan program penginjilan terpadu, yaitu Pemberitaan Injil
melalui pendekatan Pribadi (PIP), Pemberitaan Injil melalui Kelompok
Kecil (PIPA), Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR), dll.
Tujuan penginjilan adalah agar mereka tertarik pada
kekristenan, mau mendengarkan dan mempelajari isi Alkitab,
menyadari dirinya sebagai manusia yang berdosa, mau bertobat dan
menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruslamatnya secara
pribadi.
2. P2 adalah Pembinaan dan Pemuridan (2 Pet 2:2)
Orang yang sudah diinjili tersebut diatas membutuhkan
bimbingan lanjutan, sehingga orang itu dapat bertumbuh menjadi
dewasa. Untuk itu dilakukan berbagai metode dan program, seperti
konseling pribadi, kelompok kecil, persekutuan mingguan, seminar,
retreat, lokakarya- lokakarya. Metode yang paling efektif di dalam
melakukan pemuridan itu adalah melalui Kelompok Kecil (KK),
karena melalui Kelompok Kecil ini banyak sekali kegiatan yang
mendukung proses pembinaan itu dan lebih dapat
dipertanggungjawabkan.
Tujuan pembinaan adalah agar bertumbuh di dalam iman,
karakter, pengetahuan, nilai- nilai Kristen, dan ketrampilan; makin
mengenal Tuhan dan FirmanNya, bertumbuh dalam persekutuan
dengan Tuhan dan sesama, hidup semakin serupa dengan Kristus.
3. P3 adalah Pelipatgandaan (2Tim 2:2)
Orang yang sudah dibina diatas membutuhkan berbagai macam
persiapan dan pelatihan lagi, sampai akhirnya ia dapat diberikan
kesempatan, kepercayaan dan tanggung jawab untuk mengembangkan
karunianya masing- masing. Misalnya orang yang sudah dibina
melalui KK selama lebih kurang 1,5 tahun sudah dapat diberikan tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
dan tanggungjawab untuk menjadi pemimpin KK, sementara ia tetap
menjadi anggota di KK-nya yang lama.
Tujuan pelipatgandaan adalah melatih dan memotivasi agar
setiap orang yang telah dibina rindu untuk melayani, diperlengkapi
dengan prinsip dan ketrampilan melayani serta kepemimpinan rohani,
melatih dan memotivasi agar terlibat melayani dalam kepengurusan
atau tim pelayanan.
4. P4 yaitu Pengutusan (Mar 16: 15)
Mahasiswa pada suatu hari kelak harus meninggalkan statusnya
sebagai mahasiswa dan kembali ke tengah- tengah masyarakat dari
mana mahasiswa itu datang, sebagai abdi masyarakat. Ketika hal itu
terjadi, maka sekaligus terjadi jugalah proses pengutusan mahasiswa
yang sudah dibina itu sebagai utusan injil. Dengan kata lain dia dapat
melakukan tugasnya sebagai seorang murid Kristus, ditengah- tengah
masyarakat.
Tujuan pengutusan adalah menolong mereka mengetahui
panggilan dan kehendak Allah bagi pekerjaan ataupun pelayanan
mereka setelah lulus nanti, membina mereka agar lebih siap
menghadapi kondisi nyata di dalam kehidupan sebagai pemuda,
sebagai orang yang nantinya akan bekerja, bermasyarakat dan
berbangsa.
3. Kekhususan/ Keunikan dalam Pelayanan Perkantas
Beberapa hal yang menjadi kekhususan atau keunikan pelayanan
Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) adalah:
1. Pelayanan dan persekutuan yang berpusat pada Kristus (Christ
Oriented)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Dia adalah Kepala dan yang mempunyai pelayanan Perkantas.
Karena itu Perkantas menekankan pola kepemimpinan yang melayani
(servanthood leadership) dan kehidupan yang mengutamakan
Ketuhanan Kristus.
2. Persekutuan yang mendasarkan diri pada Allah (Bible-based
movement)
Kegiatan PA induktif, eksposisi Alkitab, dan pengajaran yang
berdasarkan Alkitab menjadi program utama pelayanan.
3. Pelayanan yang mengutamakan doa (Prayer movement)
Perkantas merupakan hubungan dan persekutuan dengan Tuhan
melalui kehidupan doa. Selain itu Perkantas juga percaya bahwa
pelayanan adalah suatu peperangan rohani dimana doa merupakan
salah satu pelayanan yang paling penting.
4. Penekanan pada prakarsa dan tanggung jawab mahasiswa dan siswa
(Students intiative and responsibility)
Pelayanan Perkantas bukanlah pelayanan staf/ pembina, tetapi
merupakan pelayanan oleh mahasiswa, untuk mahasiswa dan
pelayanan oleh siswa dan untuk siswa. Peranan staf/ pembina dan
alumni adalah memperlengkapi mereka dalam melakukan pekerjaan
pelayanan, dengan tujuan mahasiswa dan siswa itu sendiri menjadi
pemimpin/ pelayan kreatif dan berkualitas.
5. Bersifat antar aliran gereja (interdenominasi)
Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) semua orang
percaya adalah saudara seiman, sekalipun mereka berasal dari gereja
yang berbeda. Kekhususan interdenominasi ini adalah untuk
membangun kesatuan orang percaya di negara kita dan dunia kita.
6. Pelayanan yang menekankan pembinaan dan pelayanan melalui
kelompok kecil (Small group movement)
Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) melakukan
pelayanan yang bersifat masal dan pribadi, namun betuk pelayanan ini
merupakan bagian utama dalam pembinaan pemuridan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
7. Pelayanan yang menekankan persekutuan dan persahabatan
(fellowship and friendship)
Sekalipun Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas)
memiliki organisasi untuk ketertiban dan keteraturan namun lembaga
ini bersifat organisme dan merupakan persekutuan saudara- saudara
seiman di dalam Kristus yang saling melayani dan bahu- membahu
melayani mahasiswa, siswa, medis dan alumni. Perkantas juga
merupakan wadah pelayanan dari semua mahasiswa, siswa, dan
alumni yang memiliki panggilan, visi, misi, dan kekhususan (ethos/
cores values) yang sama dengan Pelayanan Perkantas.
8. Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) bukanlah gereja,
tetapi merupakan perpanjangan tangan dari pelayanan geraja diantara
mahasiswa dan siswa.
Pelayanan Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas)
merupakan pelayanan dari tubuh Kristus yang bertujuan untuk
membangun tubuh Kristus. Karena itu Perkantas melibatkan para
pendeta dan pengajar dari berbagai gereja dan seminari. Perkantas
juga akan membangun jaringan lainnya dalam mencapai visi dan misi
Perkantas.
4. Pola dalam Pelayanan.Perkantas
a. Pembinaan melalui kelompok- kelompok kecil, seperti: Kelompok
Tumbuh Bersama (KTB), Kelompok Pembinaan Dasar (KPD),
Kelompok Kecil (KK), Pekabaran Injil melalui Pemahaman Alkitab
(PIPA), dan Kelompok Pemahaman Alkitab (KPA).
b. Pelayanan melalui literatur, seperti: bahan Pemahaman Alkitab (PA)
atau Kelompok Tumbuh Bersama (KTB) atau Pekabaran Injil melalui
PIPA dan buku bacaan.
c. Pelayanan pembinaan atau pembantu Pembina atau Pembina khusus
atau pembimbing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
d. Bentuk- bentuk sarana pelayanan lainnya seperti: kamp, retreat,
training, dan eksposisi.
5. Perkantas Di Kota Surakarta/ Solo
Pelayanan siswa di Solo diawali dengan bertobatnya seorang
mahasiswa Sanata Dharma Yogyakarta bernama Inawati Kosasih pada
tahun 1978. Sejak pertobatan itu, Inawati terlibat dalam pelayanan
Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Yogyakarta. Dari situ muncullah
beban untuk melayani siswa- siswi di Solo mengalami seperti yang ia
alami di Yogyakarta.
Beban itu makin diperkuat ketika Inawati mengikuti Kamp
Kepemimpinan Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) di
Lembang. Dalam kamp ini Inawati dibukakan mengenai pentingnya peran
siswa dan mahasiswa bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sepulang dari kamp tersebut dibagikanlah beban itu kepada
beberapa siswa dan 6 siswa yang meresponinya. Sebagai buahnya
dimulailah persekutuan siswa Kristen Surakarta pada tangal 13 Juli 1979.
Pelayanan antar siswa di kota Solo dilakukan dengan persekutuan dan
pembinaan dalam kelompok kecil.
Ketika pelayanan terus berjalan ternyata ditemui berbagai hambatan.
Kelompok Tumbuh Bersama (KTB) dibentuk tapi tidak segera berjalan.
Orang- orang yang terkumpul dalam persekutuan juga cepat pergi.
Akibatnya tidak tampak perkembangan yang berarti. Hal ini kadang-
kadang membuat Inawati patah semangat. Padahal waktu itu ia harus
pulang pergi Solo- Yogyakarta dua kali dalam satu minggunya.
Anugerah Tuhan dinyatakan ketika pada tahun 1982 Tuhan
mempertemukan dengan Bapak Aquila Setiawan. Ia menekankan
pentingnya pelayanan pribadi- pribadi dan bagaimana menjadi orang
Kristen yang dewasa. Materi yang dibagikan tersebut sangat menolong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Inawati sehingga mengerti apa yang harus dilakukan dalam melayani
siswa- siswa. Pada saat itu juga Inawati diteguhkan dengan Firman
Yesaya 2:1-5, yang meyakinkan bahwa PSK akan dipakai untuk
menolong siswa- siswa mengenal Allah. Isi dari Firman kitab Yesaya itu
adalah:” Firman yang dinyatakan kepada Yesaya bin Amos tentang
Yehuda dan Yerusalem. Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung
tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan
menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun
ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita
naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita
tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab
dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi
banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya
menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas;
bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka
tidak akan lagi belajar perang. Hai kaum keturunan Yakub, mari kita
berjalan di dalam terang TUHAN!.” Segera sesudah itu PSK Solo mulai
memfokuskan pelayanan pribadi- pribadi melalui KPA dan pemuridan.
Sebagai buah pelayanan kelompok kecil mulai berkembang ke
sekolah- sekolah khususnya sekolah- sekolah negeri dan banyak siswa
mengalami pengenalan kepada Allah dan bertumbuh menjadi orang
Kristen sejati dan bertumbuh menjadi orang Kristen yang dewasa.
C. Alasan – alasan yang melatarbelakangi Perjanjian dan Pelaksanaan
Perjanjian Siaran Radio Antara Radio Immanuel dengan Perkantas di
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Alasan- alasan yang melatar belakangi perjanjian siaren antara Radio
Immanuel dengan Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) adalah
sebagai berikut:
1. Adanya kesamaan visi- misi diantara kedua pihak. Radio Immanuel yang
mempunyai visi- misi menjadi Gospel Station/ Radio Penginjilan dan
Pihak Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) yang visi-
misinya bergerak dalam penginjilan, pemuridan, pelipatgandaan dan
pengutusan.
2. Kerja sama diantara keduanya diharapkan menjadi satu kesatuan yang
menghasilkan sinergi lebih baik lagi dari pada sebelumnya. Lebih baik
berdua dari pada seorang diri dalam bekerja sama. Kerja sama ini juga
diharapkan menjadi sarana memperluas kinerja para pihak dalam skala
lokal dan nasional bahkan internasional.
3. Memberikan informasi yang lebih banyak lagi kepada masyarakat nasrani
pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya, sehingga
meningkatkan pengetahuan dan pendidikan masyarakat. Menjadi sarana
pendidikan, hiburan dan mempererat kesatuan dan persatuan masyarakat.
Dari hasil penelitian lapangan yang dilakukan di Radio Immanuel maka
pada kesempatan ini penulis akan menjelaskan mengenai pelaksanaan
perjanjian siaran radio antara Radio Immanuel dengan Persekutuan Kristen
Antar Universitas (Perkantas) yang ada di Surakarta. Hal- hal pokok yang
dicermati oleh penulis adalah mengenai realisasi perjanjian itu sendiri.
1. Isi Perjanjian Siaran Radio Antara Radio Immanuel dengan Perkantas di
Surakarta.
Perjanjian Siaran Radio Antara Radio Immanuel dengan
Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) di Surakarta dibuat
dalam bentuk tertulis dan menggunakan Bahasa Indonesia. Tidak ada
bentuk baku atau standar dari surat perjanjian siaran radio ini, sehingga
perjanjian ini termasuk perjanjian yang tidak baku. Perjanjian ini tidak
disahkan oleh pihak yang berwenang seperti notaris, melainkan hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
ditandatangani oleh masing- masing pihak sebagai tanda disepakatinya isi
dari perjanjian tersebut. Tanda tangan kedua belah pihak ini tidak
dibubuhi dengan materai. Menurut bentuknya, perjanjian siaran radio ini
merupakan akta dibawah tangan karena perjanjian ini tidak dibuat
dihadapan pejabat berwenang yang dalam hal ini notaris. Namun akta
dibawah tangan ini tetap memilki kekuatan hukum pembuktian yang sama
di mata hukum dengan akta otentik, jika syaratnya kedua belah pihak
mengakui tanda tangannya dalam surat perjanjian tersebut. (Sudikno
Mertokusumo, 1998:132-133).
Perjanjian siaran radio antara Radio Immanuel dengan Persekutuan
Kristen Antar Universitas (Perkantas) Surakarta ini termasuk perjanjian
jual beli jasa yang dibuat dalam bentuk Media Order. Dimana satu pihak
Radio Immanuel menjual jam sairnya kemudian pihak Perkantas yang
membayar sejumlah uang. Media Order ini memiliki nomor:
985/F.909/MO/RIMMA/IX/2008. Perjanjian ini dibuat dua rangkap, dan
dipegang oleh masing- masing pihak, yaitu satu untuk pihak Radio
Immanuel dan satu lagi untuk pihak Perkantas Surakarta. Dari perjanjian
ini didapati objek perjanjiannya adalah penyiaran program acara
Perkantas yang disiarkan oleh Radio Immanuel. Dari keterangan secara
tersirat didapati bahwa perjanjian ini termasuk perjanjian untuk
melakukan sesuatu, yaitu melakukan siaran dari pihak Perkantas
bekerjasama dengan pihak Radio Immanuel.
Berdasarkan UU No.32 tahun 2002 tentang Penyiaran, mengenai
pelaksanaan penyiaran yaitu isi siaran wajib mengandung informasi,
pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas,
watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan
kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia.
Maka siaran yang dilakukan antara Radio Immanuel dengan Persekutuan
Kristen Antar Universitas (Perkantas) sudah sejalan dengan aturan
bakunya, karena didalam siarannya terdapat unsur pendidikan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
pembentukan intelektualitas, watak, moral, menjaga kesatuan dan
persatuan bangsa.
Isi dari perjanjian ini dibuat secara bersama oleh kedua belah
pihak. Maksudnya, hal- hal yang dituangkan dalam perjanjian tersebut
merupakan hasil kesepakatan berdasarkan bertemunya asas kebebasan
berkontrak dari kedua pihak, yang kemudian mengikatkan diri dalam
suatu hukum yang diatur dalam suatu perundangan. Perjanjian antara
Radio Immauel dengan pihak Perkantas ini bisa diuraikan menjadi:
1. Nomor perjanjian antara Radio Immanuel dengan Persekutuan Kristen
Antar Universitas (Perkantas). Nomor perjanjian ini adalah No.
985/F.909/MO/RIMMA/IX/2008. Perjanjian yang sering digunakan
pihak Radio Immanuel saat mengikatkan dirinya dengan pihak lain
yang ingin menyiarkan acaranya di stasiun ini diberi nama Media
Order. Media Order ini merupakan perjanjian yang bentuknya sangat
sederhana, yaitu hanya satu lembar saja, tidak sampai berlembar-
berlembar seperti perjanjian pada umumnya. Hal ini disebabkan
karena Media Order merupakan penuangan kesepakatan yang hanya
berkaitan dengan air time atau jam siar. Bila dilaur air time biasanya
Radio Immanuel memakai bentuk perjanjian pada umumnya.
2. Keterangan atau identitas dari pihak kedua. Yang terdiri dari: klien,
nama orang yang menandatangani, alamat klien, dan telepon. Dalam
media order ini hanya tertulis satu pihak saja, yaitu pihak kedua dalam
hal ini adalah dari pihak Persekutuan Kristen Antar Universitas
(Perkantas), atas nama Sabda Wahyudi. Keterangan atau identitas
pihak pertama tidak tertulis secara gamblang. Karena dalam media
order pada perjanjian ini, pihak pertama dalam hal ini adalah pihak
Radio Immanuel bertugas sebagai yang menerbitkan Media Order ini.
Ditunjukkan dengan lambang Radio Immanuel yang berada diatas
pojok kanan media order ini dan di bagian paling bawah, tertulis
alamat, telepon, fax, dan email dari Radio Immanuel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
3. Detail Order atau dengan kata lain sebagai klausul substansional.
Klausul substansional ini menjelaskan bagian perjanjian yang
mengarah pada substansi, atau isian dari objek perjanjian. Detail
Order ini terdiri dari: harga, periode, slot air time yang terdiri dari
hari, jam siar dan durasi siaran.
Detail Ordernya ialah sebagai berikut:
a. Harga : Rp. 1.000.000, 00 (satu juta rupiah) / 4x tayang
b. Periode : 12 Bulan: 15 September 2008- 14 September 2008
c. Slot Air Time : Non Blocking Time
Hari : SENIN
Jam siar : 20.00 – 21.00 WIB
Durasi : 60 menit
4. Berisi ketentuan dari perjanjian, atau disebut sebagai klausul
antisipatif. Klausul antisipatif ini menjelaskan mengenai keadaan yang
mencegah terjadinya suatu pelanggaran, dan beberapa keterangan lain
yang berguna. Isinya yaitu sebagai berikut:
a. Kesepakatan ini bukan merupakan bukti pembayaran.
b. Harga tersebut diatas telah disepakati kedua belah pihak.
c. Harga dapat berubah sewaktu- waktu.
d. Tagihan akan disampaikan setelah 4X tayang.
e. Pembayaran maksimal 7 (tujuh) hari setelah tanggal penagihan.
5. Bagian terakhir mengenai tanggal dan nama serta tanda tangan orang
yang mewakili kedua belah pihak. Pada bagian ini tanggalnya
menunjuk pada tangal 15 September 2007. Dan nama orang yang
mewakili adalah Bambang Sakri dari pihak Radio Immanuel dan
Sabda Wahyudi dari pihak Perkantas.
Dalam surat perjanjian ini Radio Immanuel sebagai pihak
pertama diwakili oleh Bambang Sakri yang menjabat sebagai Wakil
Direktur Radio Immanuel dan pihak keduanya adalah Persekutuan
Kristen Antar Universitas (Perkantas) Surakarta dalam hal ini diwakili
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
oleh Sabda Wahyudi. Surat perjanjian ini ditandatangani oleh kedua
belah pihak tanpa dibubuhi materai.
Secara keseluruhan, perjanjian antara Radio Immanuel dengan
Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) telah memenuhi
syarat- syarat sahnya suatu perjanjian, yaitu:
a. Mereka sepakat untuk mengikatkan dirinya, yang berarti kedua belah
pihak menghendaki menerima satu sama lain. Diawali dengan adanya
kebebasan berkehendak atau berkontrak dengan pihak manapun yang
sesuai dengan keinginan mereka. Pihak dalam kesepakatan ini adalah
pihak Radio Immanuel dan pihak Persekutuan Kristen Antar
Universitas (Perkantas). Ditandai proses pengajuan kerja sama dari
pihak satu ke pihak lainnya. Dalam hal ini pihak Perkantas yang
mengajukan kerja sama yaitu untuk menyiarkan sebagian kecil dari
kegiatan mereka di stasiun Radio Immanuel. Dan ide tersebut
disambut baik Radio Immanuel, dkarenakan adanya kesamaan visi
diantara keduanya. Pada waktu kedua belah menyatakan
kesepakatannya maka sejak saat itu juga perjanjian itu mengikat kedua
belah pihak.
Kesepakatan ini juga tidak dilahirkan dari kekhilafan atau dari
paksaan atau penipuan (Pasal 1321 KUHPerdata). Karena apabila
kesepakatan itu berdasar kekhilafan maka akibat hukumnya adalah
batalnya suatu batalnya suatu persetujuan tidak saja apabila dilakukan
terhadap salah satu pihak yang membuat persetujuannya, tetapi juga
tehadap suami istri atau sanak saudaranya dalam garis keatas maupun
kebawah (Pasal 1325 KUPerdata).
b. Kecakapan para pihak yang berbuat. KUHPerdata tidak mengatur
rinci siapa yang cakap dalam membuat perjanjian, tetapi KUHPerdata
yaitu pasal dalam Pasal 1330 KUHPerdata mengatur mengenai siapa
yang tidak cakap dalam membuat perjanjian. Mereka adalah orang
yang belum dewasa, mereka yang masih berada dibawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
pengampuan, dan orang perempuan dalam hal ini ditetapkan oleh
undang- undang dan pada umumnya semua orang kepada siapa
undang- undang telah melarang membuat persetujuan tertentu. Dalam
perjanjian ini pihak Radio Immanuel dan Perkantas tidak termasuk
didalam pihak yang belum cakap dalam membuat perjanjian, dan
implikasinya adalah mereka dikatakan cakap dalam membuat
perjanjian.
c. Mengenai hal tertentu. KUHPerdata menjelaskan bahwa hanya
barang- barang yang dapat diperdagangkan yang dapat menjadi pokok
persetujuan. Hal tertentu dalam perjanjian ini adalah siaran yang
dibawakan pihak Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas)
tetapi menggunakan stasiun Radio Immanuel. Tidak menjadi halangan
bahwa jumlah barang tidak tentu, asal saja jumlah itu terkemudian
dapat ditentukan atau dihitung (pasal 1333 KUHPerdata). Siaran radio
ini secara kasat mata tidak dapat dihitung karena jenisnya agak
berbeda dengan hal tertentu lainnya seperti benda nyata, misalnya
rumah, kendaraan. Dalam perjanjian ini hal tertentunya berjenis
gelombang yang disiarkan Radio Immanuel.
d. Sebab yang halal. Sebab dalam perjanjian ini bukan sebab yang
dilarang dalam KUHPerdata yaitu sebab yang palsu atau terlarang
yang berdampak pada tidak perjanjian tersebut tidak mempunyai
kekuatan (pasal 1336 KUHPerdata). Sebab yang mendorong kedua
pihak melakukan perjanjian adalah kesamaan visi dan misi diantara
keduanya. Dari pihak Radio Immanuel mau menjadi mimbar diudara
atau juga disebut Gospel Station dan dari pihak Perkantas yang mau
menginjili, memuridkan, melipatgandakan dan mengutus murid
Kristus.
2. Prosedur Penyiaran Siaran Radio di Radio Immanuel dengan pihak
Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Untuk melaksanakan siaran di dalam stasiun Radio Immanuel ada
beberapa aturan yang harus dipenuhi sebelumnya. Aturan- aturan itu
sudah ditetapkan oleh pihak Radio Immanuel secara sendiri. Adapun
persyaratan yang harus dijalankan sebagai berikut:
a. Pihak yang berencana menyirakan suatu acara tertentu di stasiun
Radio Immanuel terlebih dahulu mengajukan proposal kepada
Direktur Radio Immanuel. Format proposal ini dibuat menggunakan
format proposal pada umumnya. Proposal yang diajukan kepada Radio
Immanuel setidaknya berisi dasar pemikiran atau visi misi untuk
menyiarkan program acara tersebut, bentuk dan teknis pelaksanaan
acara, asal sumber dana dalam pelaksanaan dan hal- hal lain yang
dianggap perlu dilampirkan dalam proposal tersebut. Proposal yang
diberikan bertujuan untuk memberi informasi atau gambaran tentang
program acara kepada pihak Radio Immanuel untuk selanjutnya
dipertimbangkan apakah program acara tersebut dapat disiarkan atau
tidak.
b. Proposal yang telah diajukan kepada Radio Immanuel selanjutnya
dipelajari oleh Direktur Immanuel dengan dibantu divisi lainnya, yaitu
divisi siaran. Tahap ini dilakukan pengkajian yang selanjutnya
dilakukan penilaian terhadap program acara tersebut. Jika program
tersebut dinilai baik dan memiliki prospek bagus, dalam arti
diprediksikan akan banyak pendengar yang menikmati siaran tersebut
dan menyukai program tersebut dan akan menunjang tercapainya
tujuan Radio Immanuel sebagai Gospel Station, maka akhirnya pihak
Radio Immanuel akan sampai kesimpulan acara tersebut disetujui
untuk dapat disiarkan oleh Radio Immanuel. Pada dasar pemikirannya
pihak Radio Immanuel tidak pernah membatasi pihak manapun
menyiarkan program acaranya selama memiliki kesamaan visi misi
dan tentunya tidak bertentangan aturan- aturan yang berlaku di Negara
Kesatuan Repulik Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
c. Jika ada kata sepakat terhadap hal- hal yang disebutkan diatas,
selanjutnya hasil tersebut dituangkan dalam Surat Perjanjian Radio.
Surat perjanjian ini memuat kewajiban dan hak masing- masing dan
ditandatangani oleh masing- masing pihak. Dalam proses
penandatangan ini tidak dibubuhi materai dan tidak dibuat didepan
pejabat yang berwenang, dalam hal ini adalah notaris.
d. Setelah penandatanganan surat perjanjian ini selesai, maka surat
perjanjian tersebut dibuat rangkap. Masing- masing pihak memegang
satu salinan surat perjanjian tersebut. Yang pada akhirnya akan
dilakukan prestasi sesuai dengan isi surat perjanjian tersebut.
3. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Siaran Radio antara
Radio Immanuel dengan Persekutuan Kristen Antar Universitas
(Perkantas) di Surakarta
Suatu hubungan hukum perjanjian, didalamnya pasti terdapat suatu
prestasi dan kontraprestasi antara pihak yang satu dengan pihak lainnya.
Maksudnya ialah segala hak dan kewajiban masing- masing pihak
diberikan mengikat diantara keduanya. Kewajiban merupakan kewenangan
yang diberikan seseorang oleh hukum sedangkan hak merupakan
kepentingan yang diberikan seseorang oleh hukum.
Perjanjian siaran radio antara Radio Immanuel dengan Persekutuan
Kristen Antar Universitas (Perkantas) tercakup kewajiban dan hak
didalamnya. Hak Radio Immanuel merupakan kewajiban dari pihak
Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas), demikian sebaliknya
kewajiban dari pihak Radio Immanuel merupakan hak untuk pihak
Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas). Keduanya saling
berhubungan satu dengan lainnya. Tidak ada yang paling menonjol dari
kedua belah pihak ini, tetapi saling mempengaruhi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Surat perjanjian siaran radio antara Radio Immanuel dengan
Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) menyebutkan hak dan
kewajiban dari masing- masing pihak. Tetapi ada juga kesepakatan yang
tidak harus dicantumkan dikarenakan sudah menjadi kebiasaan dari pihak
Radio Immanuel disetiap kerja sama dengan pihak lain terkhususnya
dalam hal siaran. Dalam wawancara dengan narasumber didapati hak dan
kewajiban kedua belah pihak adalah sebagai berikut:
a. Hak dan kewajiban dari pihak Radio Immanuel.
Hak Radio Immanuel:
1. Menerima CD kosong untuk mentransfer hasil siaran dari
Perkantas.
2. Mendapatkan biaya operasional sebesar Rp.1.000.000,00 ( satu juta
rupiah) setiap bulannya.
Kewajiban Radio Immanuel:
1. Menyediakan ruang siar bagi Persekutuan Kristen Antar
Universitas (Perkantas) untuk mengadakan acaranya setiap hari
Senin setiap minggunya.
2. Menyediakan jam siar setiap hari Senin pada pukul 20.00-21.00
WIB dalam acara Menjadi Murid Kristus Yang Sejati.
3. Menyediakan ruang rekaman dan tenaga penyiar untuk mendukung
kelancaran penyiaran.
4. Mentransfer siaran Perkantas ke dalam CD kosong.
b. Hak dan kewajiban pihak Persekutuan Kristen Antar Universitas
(Perkantas)
Hak pihak Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas):
1. Menggunakan ruang siar setiap hari Senin setiap minggunya untuk
mengadakan acara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
2. Menggunakan jam siar Radio Immanuel setiap hari Senin pada
pukul 20.00-21.00 WIB.
3. Bisa menggunakan ruang rekaman dan mendapat dukungan dari
penyiar yang disediakan Radio Immanuel.
4. Mengambil hasil siaran yang sudah dilakukan pihak Perkantas.
Kewajiban Pihak Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas)
1. Memberi CD kosong kepada Radio Immanuel supaya hasil siaran
Perkantas ditranser ke CD kosong itu.
2. Membayar biaya operasional sebesar Rp.1.000.000,00 ( satu juta
rupiah) setiap bulannya.
4. Realisasi Isi Perjanjian Siaran antara Radio Immanuel dengan
Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) di Surakarta.
Tahap ini mengandung arti realisasi hak dan kewajiban masing-
masing pihak dalam perjanjian siaran radio antara Radio Immanuel dengan
Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas). Perjanjian ini mulai
sah diantara keduanya disaat dilakukannya penandatangan diatas kedua
kertas dari kedua belah pihak dan ini sifatnya mengikat bagi keduanya
tanpa terkecuali. Dari segi bentuk dan isinya, perjanjian ini bukanlah
perjanjian baku yang ada pada umunya. Perjanjian ini merupakan
perjanjian jual beli sederhana dengan nama Media Order, dimana pihak
yang satu menawarkan jasa kerja sama dan pihak lainnya menyetujuinya
dengan beberapa persyaratan (termasuk pembayaran) yang ada dan sudah
dipenuhi oleh pihak yang mengajukan diri tadi sebelumnya.
Setelah Radio Immanuel dengan Persekutuan Kristen Antar
Universitas (Perkantas) merumuskan dan menyetujui isi dari perumusan
tersebut dan sampai pada tahap penandatanganan, maka pada hari yang
ditetapkan maka Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) bisa
menyiarkan acaranya dengan lancar tanpa gangguan secara material,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
dengan kata lain acara Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas)
bisa mulai mengudara dan didengar luas oleh masyarakat umum.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, wujud realisasi dari hak dan
kewajiban masing- masing pihak adalah sebagai berikut:
a. Radio Immanuel berkewajiban menyediakan ruang siar untuk pihak
Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) mengadakan
siarannya dalam setiap satu minggu sekali, yaitu setiap hari Senin pada
pukul 20.00- 21.00 WIB. Ruang yang dipakai oleh Perkantas saat
mengudara ialah ruang siar yang pada umumnya dipakai oleh semua
penyiar ataupun pihak lain yang mengudara di stasiun Radio Immanuel
tersebut. Jadi tidak ada ruang khusus yang disediakan pihak Radio
Immanuel diluar ruang yang biasanya dipakai seperti biasanya. Pada
tahun ini tema yang diangkat oleh Perkantas adalah Menjadi Murid
Kristus yang Sejati.
Berdasarkan pelaksanaannya, Radio Immanuel menyediakan waktu
satu jam seperti yang tertera dalam perjanjian yaitu jam siar dan dari
pihak Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) selalu
menggunakan waktu dengan baik dengan kedatangannya yang lebih
awal. Hal ini menandakan pihak Persekutuan Kristen Antar
Universitas (Perkantas) menggunakan haknya dengan baik dan
mendukung lancarnya pelaksanaan perjanjian.
b. Radio menyiarkan atau memberikan jam siar untuk acara Menjadi
Murid Kristus Yang Sejati setiap hari Senin pada pukul 20.00-21.00
WIB. Pada bagian ini Radio Immanuel memberikan iklan hanya pada
bagian awal acara, tidak ada iklan pada saat siaran. Hal ini dilakukan
supaya tidak mengganggu siaran Persekutuan Kristen Antar
Universitas (Perkantas), dan tidak mengambil hak yang dipunyai
Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas).
Pada saat siara dilakukan, pada tiga puluh menit pertama diisi dengan
pembangian materi yang dibawakan narasumber dan tiga puluh menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
selanjutnya digunakan untuk tanya-jawab kepada pendengarnya. Pada
pertengahan atau jeda antara pembagian materi dengan sesi tanya-
jawab biasanya diselingi dengan beberapa lagu. Hal ini dilakukan
untuk mendukung jalannya acara. Misalnya memberi waktu istirahat
sejenak kepada narasumber yang membagikan materi dan biasanya
pemilihan lagunya berdasarkan tema malam itu yang akan mendukung
suasana hati pendengarnya.
c. Radio Immanuel menyediakan ruang rekaman dan tenaga penyiar
untuk kelancaran siaran yang dilakukan pihak Persekutuan Kristen
Antar Universitas (Perkantas). Semua hal yang dibicarakan pada siaran
itu akan direkam pada komputer. Pada ruang siar ini terdapat line/
sambungan dengan dua ruang rekaman yang berada pada lantai dasar
dan atas Radio Immanuel. Biasanya transfer data dari komputer ke CD
kosong dilakuakan satu hari setelah siaran oleh Radio Immanuel. Pihak
Radio Immanuel menyediakan tenaga penyiar karena mereka sudah
membuat jadwal siaran bagi para penyiarnya. Selama ini tenaga
penyiar melakukan tugasnya dengan baik. Biasa mereka lakukan
adalah membantu bila ada gangguan teknis diseputar siaran, membantu
menerima pesan yang masuk.
5. Wanprestasi yang Dilakukan Para Pihak serta Penyelesaiannya dalam
Pelaksanaan Perjanjian Siaran Radio antara Radio Immanuel dengan
Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas)
Dalam pelaksanaan kerjasama antara Radio Immanuel dengan
pihak Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) terkandung
adanya prestasi yang harus dilakukan. Prestasi ini dijabarkan dalam hak
dan kewajiban masing- masing pihak. Saat prestasi dilakukan maka terjadi
jugalah suatu kontraprestasi sebagai suatu hubungan timbal balik
didalamnya. Jika dalam perjalanan perjanjian ini terdapat pihak yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
karena suatu keadaan tidak melakukan prestasi yang sebagaimana
mestinya, maka pihak yang melanggar kesepakatan ini dikatakan
melakukan suatu wanprestasi atau melakukan ingkar janji dalam suatu
perjanjian.
Seseorang dapat dikatakan melakukan wanprestasi bila didapati
kriteria sebagai berikut:
a. Salah satu pihak melakukan apa yang telah disepakati untuk
dilaksanakan.
b. Salah satu pihak melaksanakan apa yang dijanjikanya, tetapi tidak
sebagaimana mestinya.
c. Salah satu pihak melakukan prestasinya tetapi terlambat.
d. Salah satu pihak melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak
boleh dilakukannya
Berdasarkan wawancara dilapangan dan analisa penulis terhadap
pelaksanaan perjanjian ini dapat diketahui bahwa kedua pihak
menjalankan prestasinya dengan baik atau dengan kata lain tidak
diketemukannya wanprestasi.
Hal ini disebabkan karena kedua belah pihak tetap berpegang teguh
pada perjanjian yang dibuatnya, dan sama- sama mendukung terjadinya
kelancaran acara tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
penulis, didapati bahwa pihak Persekutuan Kristen Antar Universitas
(Perkantas) tidak pernah terlambat dalam hadir dalam setiap siaran,
bahkan didapati mereka datang lebih awal. Hal ini dilakukan karena
mereka memegang nilai- nilai yang mulia dalam setiap tindakan dan
memang mereka sering mengadakan latihan- latihan sebelum siaran
dimulai.
6. Hambatan yang Dihadapi Para PIhak serta Solusinya di dalam
Pelaksanaan Perjanjian Siaran Radio antara Radio Immanuel dengan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Dalam pelaksanaan perjanjian siaran radio ini, penulis hanya
menemui sedikit sekali hambatannya. Hambatan yang terdapat dalam
pelaksanaan perjanjian adalah sebagai berikut:
a. Adanya keadaan mati lampu pada saat pelaksanaan siaran radio yang
dibawakan Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas). Selama
kurang lebih satu tahun ini baru satu kali terjadi mati lampu saat
pelaksanaan siaran. Keadaan mati lampu ini merupakan hambatan
secara teknis, yang bukan berasal dari diri kedua belah pihak dalam
perjalanan perjanjian ini. Keadaan mati lampu ini bisa disebabkan
adanya hubungan teknis diantara rangkaian listrik (korsleting listrik)
yang ada di stasiun Radio Immanuel sendiri atau memang terjadi
pemadaman listrik oleh pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN)
dengan alasan tersendiri.
Cara penyelesaiannya adalah dengan keadaan mati lampu ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengecek ruang pemancar dengan membawa senter sebagai alat
penerangan. Tujuan pengecekan ini adalah untuk mengetahui
apakah terdapat suatu yang lain yang terjadi di ruang pemancar.
Seperti apakah ada asap atau bau yang mencurigakan yang
disebabkan hubungan singkat listrik, bila benar maka langkah yang
dilakukan adalah dengan menghubungi teknisi yang akan segera
memperbaikinya.
2. Bila mati lampu, segera melihat tetangga listrik apakah mengalami
hal yang sama atau tidak. Bila benar terjadi mati lampu yang bukan
disebabkan gangguan teknis Radio Immanuel maka langkah yang
diambil selanjutnya adalah segera menyimpan data komputer.
Hal ini bisa diatasi dengan menyalakan genset/ diesel sebagai
pembangkit listrik sementara bila yang mau dinyalakan gelombang
AM dan untuk gelombang FM, maka langkah yang dilakukan
adalah menunggu listrik sampai menyala. Karena dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
perjalanannya Radio Immanuel masih menggunakan dua
gelombang, gelombang yang lama dan baru. Gelombang yang lama
adalah 486 AM dan gelombang yang baru adalah 91,3 FM.
b. Dengan adanya frekuensi gelombang Radio Immanuel 91,3 FM yang
berdekatan dengan frekuensi gelombang lainnya (misalnya pernah
bertabrakan dengan Pas FM dan Elshaday FM) mengakibatkan adanya
gangguan kecil pada saat siaran. Gangguan ini ditandai dengan
beralihnya gelombang Radio Immanuel ke gelombang sebelumnya
atau sesudahnya. Tetapi gangguan semacam ini tidak terlalu sering
terjadi. Hubungan dekat antara gelombang- gelombang yang ada
dengan gelombang Radio Immanuel ini sudah sewajarnya terjadi.
Berbeda bila sedikitnya frekuensi gelombang yang berada dekat
gelombang radio Immanuel. Hal ini disebabkan karena pemancar yang
lemah dikarenakan peralatan yang kurang mendukung bila
dibandingkan dengan radio yang lain tadi, juga disebabkan radio yang
lain melewati batas daerah siarnya.
Pada hambatan ini, pihak Immanuel masih merencakan untuk
menambah atau mengganti peralatan mereka dengan peralatan yang
lebih baik, tapi belum terlaksana. Karena dengan peralatan yang
canggih maka gangguan yang seperti ini tidak akan terjadi lagi. Radio
Immanuel yang merupakan radio tertua di Surakarta dengan segala
perlengkapannya mungkin masih menggunakan beberapa peralatan
yang lama itu sampai sekarang. Radio Immanuel belum merealisasikan
mengganti peralatannya disebabkan ada hal yang lebih penting dari
kebutuhan ini. Tapi bila saatnya tiba dan didukung dengan dana yang
memadai maka maka ide itu akan segera dijalankan dan akan akan
menunjang kinerja Radio Immanuel tentunya.
c. Gangguan teknis berupa kurang lancarnya telepon on-air saat siaran
berlangsung. Didalam pelaksanaan siaran Perkantas yang disiarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Radio Immanuel terdapat sesi tanya-jawab antara narasumber yang
mengudara dengan pihak pendengar. Dalam proses tanya jawab ini,
pernah terjadi putusnya hubungan sementara antara penyiar dengan
pendengar disebabkan kurang lancarnya telepon on-air yang ada dari
pihak Radio Immanuel.
Cara penyelesaiannya adalah adalah dengan penyiar dari pihak
Immanuel yang turut serta dalam siaran mencari penyebab gangguan
itu dan segera memperbaikinya. Biasanya penyiar itu sudah
dijadwalkan setiap harinya, siapa yang akan mendampingi pihak lain
yang melakuka siaran. Bila tidak bila tidak bisa diatasi oleh penyiar
maka langkah yang dlakukan adalah mengalihkan sesi tanya- jawab itu
ke via Short Message Service (SMS) yang akan dijawab beberapa saat
kemudian. Keesokan harinya maka bagian teknislah yang akan segera
memperbaiki telpon on-air yang mengalami gangguan tadi. Hal ini
dilakukan keesokan harinya dikarenakan bagian teknis bertugas pada
jam kerja saja, berarti tidak ikut mendampingi siaran yang di malam
hari. Karena faktanya Persekutuan Kristen Antar Universitas
(Perkantas) melakukan siaran pada malam hari yaitu pukul 20.00-
21.00 WIB pada hari Senin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pelaksanaan
program perjanjian radio antara Radio Immanuel dengan Persekutuan Kristen
Antar Universitas (Perkantas) di Surakarta, maka penulis mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Latar belakang yang menyebabkan terjadinya perjanjian antara Radio
Immanuel dengan Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) adalah
adanya kesamaan visi-misi diantara keduanya, sinergi yang lebih baik dan
memberikan informasi yang lebih banyak kepada masyarakat.
2. Hak dan kewajiban kedua pihak yaitu pihak Radio Immanuel dan pihak
Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) tertuang di dalam
perjanjian yang diberi nama Media Order.
3. Permasalahan yang terjadi pada saat pelaksanaan siaran yang dilakukan
Perkantas di stasiun Radio Immanuel adalah sebagai berikut:
a. Adanya keadaan mati lampu
b. Beralihnya gelombang Radio Immanuel ke gelombang lain
c. Kurang lancarnya telepon on-air saat siaran berlangsung
Cara penyelesaiannya adalah dengan:
a. Mengecek ke ruang pemancar dan memperbaiki kerusakannya.
b. Belum ada, tetapi Radio Immanuel berenca mengganti peralatannya dengan
yang lebih canggih dan memadai.
c. Penyiar yang dijadwalkan untuk mendampingi siaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
B. Saran
Dari hasil pembahasan dan penelitian yang sudah dilakukan penulis
disertai dengan kesimpulan yang dibuat, maka penulis mempunyai saran untuk
pelaksanaan perjanjian yang sudah dilaksanakan oleh Radio Immanuel dengan
Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas):
1. Dalam pembuatan perjanjian sebaiknya para pihak memaparkan hak dan
kewajibannya masing- masing dengan terperinci atau detail. Ini dimaksudkan
agar tidak terjadi tumpang tindih kepentingan, siapa yang harus melakukan ini
dan siapa yang harus bertanggungjawab bila terjadi sesuatu pelanggaran
kesepakatan
2. Pihak Radio Immanuel bisa saling mendukung jalannya siaran yang dibawakan
Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) setiap hari Senin jam 20.00-
21.00 WIB dengan menambah peralatan yang baik sesuai keadaan sekarang.
Dengan ditambah atau digantinya peralatan yang baik dan canggih di stasiun
Radio Immanuel bukan saja mendukung siaran yang dibawakan semakin berjaya
diudara dan semakin banyak orang yang mendengar “Kabar Baik”..